21
JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVRSITAS AIRLANGGA Page 1 PERKAWINAN CAMPURAN ANTARA ETNIS TIONGHOA DAN ETNIS JAWA Disusun oleh APRILIANTO BAYU SAPUTRO 071311433083 PROGRAM STUDI S1 SOSIOLOGI DEPARTEMEN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA Semester Genap 2018

PERKAWINAN CAMPURAN ANTARA ETNIS TIONGHOA DAN …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-kmnts208ed01986full.pdf · budaya Jawa dan Tionghoa tidak semudah menyandingkan kedua kebudayaan

  • Upload
    tranthu

  • View
    228

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERKAWINAN CAMPURAN ANTARA ETNIS TIONGHOA DAN …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-kmnts208ed01986full.pdf · budaya Jawa dan Tionghoa tidak semudah menyandingkan kedua kebudayaan

JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVRSITAS AIRLANGGA Page 1

PERKAWINAN CAMPURAN ANTARA ETNIS TIONGHOA DAN ETNIS

JAWA

Disusun oleh

APRILIANTO BAYU SAPUTRO

071311433083

PROGRAM STUDI S1 SOSIOLOGI

DEPARTEMEN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Semester Genap 2018

Page 2: PERKAWINAN CAMPURAN ANTARA ETNIS TIONGHOA DAN …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-kmnts208ed01986full.pdf · budaya Jawa dan Tionghoa tidak semudah menyandingkan kedua kebudayaan

JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVRSITAS AIRLANGGA Page 2

PERKAWINAN CAMPURAN ANTARA ETNIS TIONGHOA DAN ETNIS

JAWA

Aprilianto Bayu Saputro

NIM :071311433083

Departemen Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Airlangga

Email : [email protected]

ABSTRAK

Perkawinan antara etnis yang berbeda yang merupakan salah satu akibat

dari adanya hubungan sosial yang tidak terlepas dari adanya proses sosial dalam

bentuk interaksi antara satu etnis dengan etnis lainnya. Perkawinan antar etnis

masih terjadi di Jl. Kembang Jepun Bongkaran Pabean Cantikan Surabaya salah

satunya adalah etnis Tionghoa dan etnis Jawa. Proses interaksi inilah yang timbul

menjadi assimilasi yang terjadi di dalam perkawinan campuran antar etnis dan

proses mempertahankan identitas didalam perkawinan campuran.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori proses sosial Gilin

dan Gilin dan teori identitas budaya Aloliliweri. Paradigma yang digunakan

adalah definisi sosial dengan menggunakan data kualitatif. Penelitian ini

dilakukan di desa Bongkaran Pabean Surabaya dengan informan sebanyak

sembilan orang. Dipilih dengan menggunakan teknik purposive pada masyarakat

yang telah melakukan perkawinan campuran antara etnis Tionghoa dan etnis

Jawa.

Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa dengan melakukan interaksi

sosial secara terus menurus, masyarakat yang telah melakukan perkawinan akan

membentuk proses sosial asosiatif dan disosiatif. Etnis Tionghoa banyak

melakukan asosiatif terhadap etnis Jawa dan etnis Jawa banyak melakukan

disosiatif terhadap etnis Tionghoa.. Bentuk asimilasi budaya dari perkawinan

campuran antara etnis Tionghoa dan etnis Jawa adalah adat istiadat, bahasa,

perilaku, nama keturunan anak serta kesenian budaya.

Kata Kunci : perkawinan campuran, proses sosial, asimilasi, identitas budaya

Page 3: PERKAWINAN CAMPURAN ANTARA ETNIS TIONGHOA DAN …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-kmnts208ed01986full.pdf · budaya Jawa dan Tionghoa tidak semudah menyandingkan kedua kebudayaan

JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVRSITAS AIRLANGGA Page 3

ABSTRACK

Marriage between different ethnicities which is one result of social

relationships is inseparable from the existence of social processes in the form of

interaction between one ethnic with another ethnic. Inter-ethnic marriages still

occur on Jl. Kembang Jepun Bongkaran Pabean Cantikan Surabaya one of them is

ethnic Chinese and ethnic Javanese. This interaction process arises as an

assimilation occurring within inter-ethnic mixed marriages and the process of

maintaining identity within mixed marriages.

The theory used in this research is the theory of social process of Gilin

and Gilin and the theory of cultural identity of Aloliliweri. The paradigm used is a

social definition using qualitative data. This research was conducted in Bongkaran

Pabean Surabaya village with informants as many as nine people. Selected by

using purposive technique on the society that has done mixed marriage between

ethnic Chinese and Javanese ethnic.

The results of this study found that by continuing social interaction, the

people who have engaged in marriage will form an associative and dissociative

social process. The ethnic Chinese do a lot of associative to ethnic Javanese and

ethnic Javanese do a lot of dissociative against ethnic Chinese .. The form of

cultural assimilation of mixed marriage between ethnic Chinese and Javanese

ethnic is the customs, language, behavior, the name of child descent as well as

cultural arts.

Keywords: mixed marriage, social process, assimilation, cultural identity

A. Pendahuluan

Perkawinan merupakan hal

yang dilakukan dengan tujuan

melegalkan hubungan antara pria dan

wanita yang sudah memenuhi syarat

secara hukum serta agama yang

berlaku. Menurut kamus besar

bahasa indonesia kata nikah adalah

ikatan (akad) perkawinan yang

dilakukan sesuai dengan ketentuan

Page 4: PERKAWINAN CAMPURAN ANTARA ETNIS TIONGHOA DAN …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-kmnts208ed01986full.pdf · budaya Jawa dan Tionghoa tidak semudah menyandingkan kedua kebudayaan

JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVRSITAS AIRLANGGA Page 4

hukum dan ajaran agama . (KBBI

online diakses 19 november 2017,

pukul 19.45 WIB) Hal tersebut juga

dijelaskan dalam Undang-undang

Negara republic Indonesia nomor 1

tahun 1974 tentang perkawinan,

perkawinan ialah ikatan lahir bathin

antara seorang pria dengan seorang

wanita sebagai suami isteri dengan

tujuan membentuk keluarga (rumah

tangga) yang bahagia dan kekal

berdasarkan ketuhanan Yang Maha

Esa.

Dimana masyarakat di Jl.

Kembang Jepun Bongkaran Pabean

Cantikan Surabaya terdiri dari

bermacam-macam etnis. Interaksi

sosial yang timbul dari kedua etnis

yaitu etnis Tionghoa dan etnis Jawa

sangat menarik dikarenakan pada

masing-masing etnis tersebut

mempunyai identitas bahasa dan

tradisi budaya yang berbeda. Etnis

Tionghoa yang biasanya memakai

bahasa Tionghoa atau bahasa asli

Cina, dan etnis Jawa yang biasanya

melaksanakan tradisi Jawa dan

menggunakan bahasa Jawa.

Proses pembauran antara

budaya Jawa dan Tionghoa tidak

semudah menyandingkan kedua

kebudayaan itu, melainkan perlu

diciptakan sebuah subkultur baru. Di

dalam subkultur itu, budaya Jawa

yang selama ini terfokus pada

budaya keraton yang penuh tata

krama dan santun harus

didekonstruksi agar bisa menerima

nilai-nilai budaya lain. Bila tidak,

proses pembauran itu akan sulit

terjadi (kompas, 2 September 2012).

Salah satu bentuk asimilasi adalah

asimilasi perkawinan. Menurut

Cohen (dalam Hariyono, 1994: 102)

perkawinan campur adalah

perkawinan yang berlangsung antara

Page 5: PERKAWINAN CAMPURAN ANTARA ETNIS TIONGHOA DAN …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-kmnts208ed01986full.pdf · budaya Jawa dan Tionghoa tidak semudah menyandingkan kedua kebudayaan

JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVRSITAS AIRLANGGA Page 5

individu dari kelompok etnis yang

berbeda. Asimilasi perkawinan

memberi pengertian bersatunya jiwa,

kepribadian, sifat, dan perilaku dari

dua insan (yang bereda jenis

kelaminnya) yang berbeda etnis.

Segala sesuatu yang ada pada

pasangan hidup dengan segala latar

belakang yang berbeda dapat

diterima untuk kemudian berjalan

bersama-sama secara serasi menjadi

ternan hidup untuk selamanya dalam

satu wadah yang sama

Budaya ini juga

menyebabkan asimilasi perkawinan

antara etnis Jawa dengan etnis

Tionghoa itu sulit teijadi, karena

etnis Tionghoa beranggapan bahwa

jika mereka menikah dengan etnis

yang berbeda dengan etnisnya (

dalam hal ini etnis Jawa), mereka

akan kehilangan muka sehingga

menjadi hal yang sangat memalukan

karena mereka tidak dapat menjaga

nama baik. Selain itu pada etnis

Tionghoa, perkawinan dianggap

untuk melanjutkan kelangsungan

hidup Clan atau Marga, keluarga

lebih banyak terlibat dalam

pemilihan calon pasangan.

Penghormatan anak terhadap orang

tua memegang kunci kewajiban anak

terhadap orang tua merupakan

sumber seluruh kebajikan, karena

ajaran-ajaran tersebut maka etnis

Tionghoa dikenal sangat loyal

terhadap keluarganya (Hariyono,

1994: 19).

Di dalam perkawinan juga

disatukan dua budaya yang berbeda,

latar belakang yang berbeda, suku

yang berbeda. Perkawinan antar etnis

masih terjadi di Jl. Kembang Jepun

Bongkaran Pabean Cantikan

Surabaya salah satunya adalah etnis

Tionghoa dan etnis Jawa. Sebelum

Page 6: PERKAWINAN CAMPURAN ANTARA ETNIS TIONGHOA DAN …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-kmnts208ed01986full.pdf · budaya Jawa dan Tionghoa tidak semudah menyandingkan kedua kebudayaan

JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVRSITAS AIRLANGGA Page 6

terjadi perkawainan antar etnis,

terdapat perbedaan budaya yang

menonjol antara etnis Tionghoa dan

etnis Jawa. Budaya/tradisi tionghoa

mementingkan keuletan saat bekerja,

keberanian, dan harga-diri.

Sementara budaya atau kebiasaan-

kebiasaan hidup masyarakat daerah

Surabaya atau etnis Jawa yang saat

ini masih mempertahankan nilai-nilai

leluhur yang berlaku di dalam

masyarakat adalah kebiasaan-

kebiasaan hidup dalam masyarakat

yang terus dipelihara. Budaya/tradisi

etnis Jawa ramah tamah kepada

tamu, gotong royong dan kebranian.

B. Fokus Penelitian

Dalam fokus penelitian

mengenai “perkawinan campuran

antara Etnis Tionghoa dan Etnis

Jawa", dengan permasalahan sebagai

berikut:

1. Bagaimana proses

mempertahankan identitas

dalam perkawinan campuran

etnis Tionghoa dan etnis

Jawa didalam perkawinan

campuran ?

2. Bagaimana proses

asimiliasi etnis Tionghoa dan

etnis Jawa pasca melakukan

perkawinan ?

C. Kerangka Teori

Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan teori proses sosial dari

Gilin dan Gilin. Menurut Gilin dan

Gilin menjelaskan bahwa ada dua

golongan proses sosial yang

merupakan akibat interaksi sosial,

yaitu proses Asosiatif dan Disosiatif.

(soerjono soekanto, sosiologi suatu

pengantar hal 77-105)

1) Proses Sosial Asosiatif.

Page 7: PERKAWINAN CAMPURAN ANTARA ETNIS TIONGHOA DAN …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-kmnts208ed01986full.pdf · budaya Jawa dan Tionghoa tidak semudah menyandingkan kedua kebudayaan

JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVRSITAS AIRLANGGA Page 7

Proses sosial bisa disebut asosiatif

apabila proses itu mengindikasikan

adanya “gerak pendekatan atau

penyatuan”. Berikut ini adalah empat

bentuk khusus proses sosial yang

asosiatif, yakni:

a. Kooperasi, berasal dari dua

kata latin, co yang berarti bersama-

sama, dan operani yang berarti

bekerja. Kooperasi, dengan

demikian, berarti kerja sama.

Kooperasi merupakan perwujudan

minat dan perhatian orang untuk

bekerja bersama- sama dalam suatu

kesepahaman, sekalipun motifnya

sering dan bisa tertuju pada

kepentingan diri sendiri.

b. Akomodasi, adalah suatu

proses ke arah tercapainya

kesepakatan sementara yang dapat

diterima kedua belah pihak yang

tengah bersengketa. Akomodasi ini

terjadi pada orangorang atau

kelompok-kelompok yang mau tak

mau harus bekerja sama, sekalipun

dalam kenyataannya mereka

masingmasing selalu memiliki

paham yang berbeda dan

bertentangan. Tanpa akomodasi dan

kesediaan berakomodasi, dua pihak

yang berselisih paham tak akan

mungkin bekerja sama untuk selama-

lamanya. Akomodasi sering terjadi

di dalam masyarakat, sehingga

betapa pun seriusnya perbedaan

pendapat sepasang suami-istri,

misalnya, masih tetap saja mereka

bisa bertahan hidup dan tinggal

bersama dalam satu rumah (atau

bahkan satu ranjang) sampai akhir

hayatnya.

c. Asimilasi, merupakan

proses yang lebih berlanjut apabila

dibandingkan dengan proses

akomodasi. Pada proses asimilasi

terjadi proses peleburan kebudayaan,

Page 8: PERKAWINAN CAMPURAN ANTARA ETNIS TIONGHOA DAN …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-kmnts208ed01986full.pdf · budaya Jawa dan Tionghoa tidak semudah menyandingkan kedua kebudayaan

JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVRSITAS AIRLANGGA Page 8

sehingga pihak-pihak atau warga-

warga dari dua-tiga kelompok yang

tengah berasimilasi akan merasakan

adanya kebudayaan tunggal yang

dirasakan sebagai milik bersama.

2. Proses Sosial Disosiatif

Proses sosial Disosiatif dapat

ditemukan pada setiap masyarakat.

Bentuk dan coraknya tentu saja akan

bervariasi, tergantung dari keadaan

budaya masyarakat yang

bersangkutan. Proses sosial

disasosiatif dapat diuraikan menjadi

tiga bentuk, yakni :

a. Konflik.

Konflik sebagai suatu proses

ternyata dipraktikkan juga secara

luas di dalam masyarakat. Berbeda

hal dengan kompetisi yang selalu

berlangsung di dalam suasana

“damai”, konflik adalah suatu proses

sosial yang berlangsung dengan

melibatkan orang-orang atau

kelompok-kelompok yang saling

menentang dengan ancaman

kekerasan. Dalam bentuknya yang

ekstrem, konflik itu dilangsungkan

tidak hanya sekedar untuk

mempertahankan hidup dan

eksistensi (jadi bersifat defensif),

akan tetapi juga bertujuan sampai ke

taraf pembinasaan eksistensi orang

atau kelompok lain yang dipandang

sebagai lawan atau saingannya.

b. Kontravensi.

Kontravensi berasal dari kata

latin, conta dan venire, yang berarti

menghalangi atau menantang. Dalam

kontravensi dikandung usaha untuk

merintangi pihak lain mencapai

tujuan. Yang diutamakan dalam

kontravensi adalah menggagalkan

tercapainya tujuan pihak lain. Hal ini

didasari olehrasa tidak senang karena

keberhasilan pihak lain yang dirasa

Page 9: PERKAWINAN CAMPURAN ANTARA ETNIS TIONGHOA DAN …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-kmnts208ed01986full.pdf · budaya Jawa dan Tionghoa tidak semudah menyandingkan kedua kebudayaan

JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVRSITAS AIRLANGGA Page 9

merugikan, walaupun demikian tidak

terdapat maksud untuk

menghancurkan pihak lain.

Penelitian ini juga

menggunakan teori identitas budaya

yang dikemumakakan oleh Alo

Liliweri karena untuk mengetahui

proses mempertahankan identitas

budaya dalam perkawinan campuran

yaitu etnis Tionghoa dan etnis Jawa.

Identitas budaya terbentuk melalui

struktur kebudayaan suatu

masyarakat. Struktur budaya adalah

pola-pola persepsi, berpikir dan

perasaan.

Dalam praktik komunikasi,

identitas tidak hanya memberikan

makna tentang pribadi seseorang,

tetapi lebih dari itu, menjadi ciri khas

sebuah kebudayaan yang

melatarbelakanginya. Ketika

manusia itu hidup dalam masyarakat

yang multdaya, maka di sanalah

identitas budaya itu diperlukan.

Identitas budaya merupakan

ciri yang ditunjukkan seseorang

karena orang itu merupakan anggota

dari sebuah kelompok etnik tertentu.

Itu meliputi pembelajaran tentang

dan penerimaan tradisi, sifat bawaan,

bahasa, agama, keturunan dari suatu

kebudayaan (Liliweri, 2004: 87).

b) Pembentukan Identitas

Budaya

Liliweri (2003: 35-46)

menjelaskan bahwa identitas

kebudayaan dikembangkan melalui

proses yang meliputi beberapa tahap,

yaitu:

a) Identitas Budaya yang Tak

Disengaja Pada tahap ini,

identitas budaya terbentuk

secara tidak disengaja atau

tidak disadari. Identitas

Page 10: PERKAWINAN CAMPURAN ANTARA ETNIS TIONGHOA DAN …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-kmnts208ed01986full.pdf · budaya Jawa dan Tionghoa tidak semudah menyandingkan kedua kebudayaan

JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVRSITAS AIRLANGGA Page 10

budaya ini terbentuk karena

adanya pengaruh tampilan

budaya yang lebih dominan,

sehingga orang akan ikut-

ikutan untuk membentuk

identitas baru. Banyak

identitas budaya yang

dimiliki oleh suatu suku

bangsa diperoleh secara tidak

teruji, tidak disengaja bahkan

tidak disadari.

b) Pencarian Identitas

Budaya Pencarian identitas

meliputi sebuah proses

penjajakan, bertanya dan uji

coba atas sebuah identitas

lain, orang harus terus

mencari dan belajar tentang

itu. Pencarian ini bisa

dilakukan melalui penelitian

lebih mendalam atau

bertanya kepada keluarga,

teman-teman, atau

melacaknya secara ilmiah.

c) Identitas Budaya yang

Diperoleh Sebuah bentuk

identitas yang dicirikan oleh

kejelasan dan keyakinan

terhadap penerimaan diri kita

melalui sebuah internalisasi

kebudayaan yang kemudian

membentuk indentitas kita.

D. Metode penelitian

Penelitian dengan judul

“perkawinan campuran antar etnis

Tionghoa dan etnis Jawa”

menggunakan data kualitatif dengan

melakukan pengamatan terhadap

subyek penelitian dalam lingkungan

hidupnya, berinteraksi dengan

mereka, berusaha memahami bahasa,

dan tafsiran mereka tentang dunia

disekitarnya. Diperlukan pemahaman

yang mendalam dalam mendapatkan

Page 11: PERKAWINAN CAMPURAN ANTARA ETNIS TIONGHOA DAN …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-kmnts208ed01986full.pdf · budaya Jawa dan Tionghoa tidak semudah menyandingkan kedua kebudayaan

JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVRSITAS AIRLANGGA Page 11

dan menggali aspek subyektif,

sehingga peneliti mampu memahami

suatu penelitian dapat bermakna bagi

hidup seseorang. Maka peneliti

menggunakan teknik wawancara

mendalam dan observasi.

Penelitian ini dilakukan di

JL. Kembang Jepun Bongkaran

Pabean Cantikan Surabaya (kya-

kya). Lokasi tersebut merupakan

kampung Tionghoa yang ada di

Surabaya, mayoritas masyarakat

Tionghoa yang tinggal disana adalah

berdagang, tidak hanya etnis

Tionghoa saja akan tetapi banyak

etnis yaitu etnis Jawa, Madura yang

tinggal di Pabean Cantikan

Surabaya. Peneliti sengaja memilih

lokasi tersebut karena faktanya ada

yang melakukan perkawinan

campuran antar etnis Jawa dan

Tionghoa.

Penelitian ini menggunakan

paradigma definisi sosial yakni

menjelaskan makna subyektif yang

diberikan individu terhadap tindakan

mereka. Manusia dipandang sebagai

orang yang aktif menciptakan

kehidupan sosialnya sendiri sehingga

paradigma ini lebih mengarahkan

perhatian kepada cara manusia

mengartikan kehidupan sosialnya.

Paradigma ini juga menjelaskan

proses sosial yang mengalir dari

pendefinisian sosial oleh individu

(Ritzer,2003.:38)

Metode pemilihan informan

pada penelitian ini menggunakan

metode pemilihan informan

purposive, yang merupakan tekhnik

dengan sengaja atas tujuan dari

penelitian tersebut dengan

memperhatikan karakteristik-

karakteristik yang relavan dengan

permasalahan dan tujuan penelitian.

Page 12: PERKAWINAN CAMPURAN ANTARA ETNIS TIONGHOA DAN …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-kmnts208ed01986full.pdf · budaya Jawa dan Tionghoa tidak semudah menyandingkan kedua kebudayaan

JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVRSITAS AIRLANGGA Page 12

Penentuan informan dalam

penelitian ini yakni peneliti memiliki

kenalan pasangan suami istri yang

melakukan perkawinan campuran

antar etnis Jawa dan etnis Tionghoa

di Pabean Surabaya dan selebihnya

peneliti mencari informan melalui

kelurahan yang ada di Bongkaran

Paeban Cantikan Surbaya.

Hasil dan Pembahasan

1. Mempertahankan Identitas

Budaya

Didalam perkawinan

campuran antara etnis Jawa dan etnis

Tionghoa tidak harus saling bisa

mempertahankan identitasnya

masing-masing, apakah didalam

perkawinan campuran ini budaya

etnis Tionghoa yang melebur dan

mengikuti budaya Jawa, dan apakah

budaya Jawa yang melebur dan

mengikuti budaya Tionghoa atau

didalam perkawinan campuran ini

dapat mempertahankan identitas

budaya nya masing-masing.

Dalam hal ini faktor

kebudayaan mengambil peran

penting karena kebudayaan

dipandang sebagai suatu faktor yang

paling penting untuk menunjuk

identitas masyarakat. Sehingga suatu

masyarakat agar dapat

mempertahankan identitasnya harus

dapat pula mempertahankan

kebudayaannya yaitu dengan cara

mewariskan dari generasi ke generasi

berikutnya melalui suatu proses yang

disebut dengan proses sosialisasi.

Tanpa melalui proses sosialisasi

maka kebudayaan suatu masyarakat

akan hilang sehingga identitasnya

sebagai masyarakat yang memiliki

kebudayaan tertentu akan hilang.

Berikut penjelasan mengenai

Page 13: PERKAWINAN CAMPURAN ANTARA ETNIS TIONGHOA DAN …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-kmnts208ed01986full.pdf · budaya Jawa dan Tionghoa tidak semudah menyandingkan kedua kebudayaan

JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVRSITAS AIRLANGGA Page 13

mempertahankan identitas budaya

dalam perkawinan campuran.

Perkawinan yang dilakukan

oleh pasangan yang berbeda

kebudayaan tidaklah gampang dan

berjalan mulus, banyak tantangan

yang harus mereka hadapai ketika

mereka memutuskan untuk menikah.

Kemesraan hubungan pertemanan

dapat menjadi awal perkawinan

campuran. Kaum perempuan

memilih menikah dengan pasangan

campuran karena merasa memiliki

minat yang sama dengan

pasangannya. Ketertarikan fisik,

kesukaan akan hobi yang sama dan

bahkan kesamaan sosial ekonomi

juga merupakan alasan pemilihan

pasangan. Dalam hal ini alasan apa

yang mendasari informan bisa

menerima perbedaan etnis didalam

pekawinan campuran.

. Dalam Menjalani kehidupan

sebagai golongan yang minoritas

ditengah-tengah masyarakat yang

mayoritas tidak selamanya akan

mendapatkan perlakuan yang sama

akan apa yang dilakukan sesuai

dengan aturan yang dipegang, hal

tersebut juga terjadi pada informan

dalam penelitian ini. Dalam

kebiasaan yang sudah terstruktur

sejak lama di dalam kepercayaan

golongannya akan mendapat respon

positif atau bahkan negatif dari

masyarakat, pernah adanya omongan

tidak mengenakan dalam keputusan

melakukan perkawinan campuran.

2. Proses Asimilasi Etnis Tionghoa

Dan Jawa Pasca Melakukan

Perkawinan

Asimilasi atau assimilation

adalah proses sosial yang timbul bila

ada golongan-golongan manusia

dengan latar belakang kebudayaan

Page 14: PERKAWINAN CAMPURAN ANTARA ETNIS TIONGHOA DAN …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-kmnts208ed01986full.pdf · budaya Jawa dan Tionghoa tidak semudah menyandingkan kedua kebudayaan

JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVRSITAS AIRLANGGA Page 14

yang berbeda-beda yang saling

bergaul langsung secara intensif

untuk waktu yang lama, sehingga

kebudayaan-kebudayaan golongan

yang sifatnya khas, dan unsur-

unsurnya masing-masing berubah

menjadi unsur-unsur kebudayaan

campuran (soerjono soekanto, hal

77-105). Golongan yang biasanya

mengalami proses asimilasi adalah

golongan mayoritas dan beberapa

golongan minoritas. Dalam hal ini

etnis Jawa termasuk dalam golongan

minoritas karena di kampung Cina

Surabaya mayoritas orang Tionghoa

sehingga lambat laun kebudayaan

minoritas tersebut kehilangan

kepribadian kebudayaannya dan

masuk ke dalam kebudayaan

mayoritas. Akan tetapi tidak sedikit

juga ada yang tetap mempertahankan

kebudayaannya meskipun berada

ditengah-tengah kelompok

mayoritas.

Proses asimilasi pasca

melakukan perkawinan campuran

etnis Tionghoa dan etnis Jawa terjadi

perubahan dalam hal bahasa, serta

terdapat perubahan yang signifikan

dan juga dalam kepercayaan.

Sembilan pasangan responden saya

memiliki perbedaan waktu dalam

menikah, dari awal menikah,

menengah sampai sudah lama

menikah. berdasarkan hal ini kita

mengetahui bahwa yang telah lama

menikah sekitar 20 tahun ke atas

lebih paham mengenai bahasa dan

adat yang berlaku di desa Pabean

Cantikan Surabaya, sedangkan yang

menengah kisaran menikah sudah

10-15 tahun menikah sudah mengerti

bahasa dan fasih menggunakan

bahasa Tionghoa bagi etnis Jawa dan

menggunakan bahasa Jawa bagi etnis

Page 15: PERKAWINAN CAMPURAN ANTARA ETNIS TIONGHOA DAN …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-kmnts208ed01986full.pdf · budaya Jawa dan Tionghoa tidak semudah menyandingkan kedua kebudayaan

JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVRSITAS AIRLANGGA Page 15

Tionghoa. Sedangkan yang awal

menikah atau barusan menikah

sekitar 2-5 tahun belum fasih atau

belum mengerti bahasa dari

pasangannya dan masih

membiasakan diri dengan adat yang

berlaku disekitarnya.

Kesimpulan

Proses mempertahankan

identitas budaya didalam perkawinan

campuran antara etnis Tionghoa dan

etnis Jawa, yaitu dengan

menumbuhkan sikap akomodasi

dalam bentuk toleransi, sikap

kerjasama dan sikap saling terbuka

satu sama lain. Tidak hanya itu

proses mempertahankan identitas

budaya didalam perkawinan

campuran adalah karena didalam diri

individu sudah tertanam kuat

identitas asli yang sudah dibawa

sejak kecil. Berbeda lagi dengan

proses yang sudah tidak lagi

mempertahankan identitas asli

budayanya didalam perkawinan

campuran karena pertama faktor

lingkungan yang kebanyakan etnis

mayoritas merubah bentuk etnis

minoritas dan karena faktor sering

terjadinya konflik yang

menyebabkan salah satu individu

melunturkan identitas aslinya dan

menerapkan atau melaksanakan

identitas budaya baru.

Terkait proses asimilasi pasca

melakukan perkawinan campuran

anatara etnis Tionghoa dan etnis

Jawa yaitu berlangsung secara

bertahap, karena dengan melakukan

interaksi didalam perkawinan

campuran dengan terus menurus

akan mengalami asimilasi budaya.

Tidak hanya itu, proses asimilasi

didalam perkawinan campuran etnis

Tionghoa dan etnis Jawa

dikarenakan faktor sikap toleransi

Page 16: PERKAWINAN CAMPURAN ANTARA ETNIS TIONGHOA DAN …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-kmnts208ed01986full.pdf · budaya Jawa dan Tionghoa tidak semudah menyandingkan kedua kebudayaan

JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVRSITAS AIRLANGGA Page 16

dan sikap terbuka terhadap

kebudayaan lain. Adapun bentuk

asimilasi perkawinan campuran

antara etnis Tionghoa dan etnis Jawa

yaitu pertama adat perkawian, adat

budaya, bahasa, perilaku, nama

keturunan anak serta kesenian

budaya.

Proses sosial asosiatif dan

disosiatif didalam perkawinan

campuran banyak dilakukan oleh

etnis Tionghoa dan etnis Jawa. etnis

Tionghoa banyak melakukan

asosiatif terhadap etnis Jawa yaitu

dengan melakukan pendeketan dan

penyatuan karena berbagai macam

faktor seperti ketertarikan fisik dan

ingin mempunyai garis keturunan

yang berbeda sedangkan etnis Jawa

banyak melakukan disosiatif

terhadap etnis Tionghoa karena

didalam perkawinan campuran etnis

Jawa banyak menuntut etnis

Tionghoa untuk melakukan

kebudayaannya.

Saran

Saran kepada masyarakat luas

terutama pada pembaca penelitian ini

masyarakat untuk turut serta

memahami bahwa di dalam

lingkungan kehidupan sehari-hari

masih terdapat keberagaman tradisi

budaya dari berbagai etnis, terutama

tradisi perkawinan campuran antara

etnis Tionghoa dan etnis Jawa

sehingga masyarakat memahami

perbedaan dan keragaman budaya

yang ada di lingkungan sekitar

dengan tidak memojokkan atau

memandang sebelah mata mengenai

perkawinan campuran.

Saran kepada peneliti selanjutnya

yang mengambil tema serupa dengan

penelitian Ini, Di dalam penelitian ini

tentunya masih sangat banyak

Page 17: PERKAWINAN CAMPURAN ANTARA ETNIS TIONGHOA DAN …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-kmnts208ed01986full.pdf · budaya Jawa dan Tionghoa tidak semudah menyandingkan kedua kebudayaan

JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVRSITAS AIRLANGGA Page 17

kekurangan terutama jumlah

informan, pada etnis Tionghoa yang

melakukan perkawinan campuran

dengan etnis Jawa yang bertempat

tinggal di dasa Bongkaran Paeban

Surabaya karena minimnya

informasi serta data, sehingga untuk

peneliti selanjutnya agar

menambahkan kekurangan-

kekurangan serta hal-hal yang

kurang rinci dalam penjelasan

penelitian ini.

Daftar Pustaka

Artikel, Jurnal, dan Skripsi :

Anindita Widita (2014), Sosiologi

UGM. (Stereotype Antar

Etnis Dalam Memaknai

Pernikahan Campur (studi

pada etnis Jawa dan etnis

Tionghoa di kotamadya

Yogyakarta).

Andjarwati Noordjanah (2013),”

Komunitas Tionghoa di Surabaya”

Isti Murfia(2014). “Negoisasi

Identitas Kultural Tionghoa

Muslim Dan Kelompok

Etnisnya Dalam Interkasi

Antarbudaya”.

Nunung Indahyati (2014), Sosiologi

UIN Sunan Ampel Surabaya.

“Pernikahan Antar Etnis

Arab Dan Jawa Di

Kelurahan Ampel Kecamatan

Semampir Kota Surabaya”.

Putri Cellia (2014), UIN. “Peran

Teater Lenong Betawi Dalam

Pembentukan Identitas

Budaya Masyarakat Betawi”

Rahardjo, Turnomo. (2004).

Kebijakan Pemerintah

Tentang Etnis Cina :

Disertasi Mindfulness Dalam

Komunikasi Antar Budaya,

Page 18: PERKAWINAN CAMPURAN ANTARA ETNIS TIONGHOA DAN …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-kmnts208ed01986full.pdf · budaya Jawa dan Tionghoa tidak semudah menyandingkan kedua kebudayaan

JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVRSITAS AIRLANGGA Page 18

dipertahankan pada Sidang

Senat Terbuka Universitas

Indonesia tanggal 15 Januari

2004.

Romadoni Huda F. Asimilasi Budaya

Tionghoa dan Budaya Jawa

di Surakarta Pada Tahun

1966-1998 Dan Relevansi

Bagi Pendidikan

Multikultural.

Sri Noor Hasanah (2008) UIN

Yogyakarta “Asimilasi

Dikalangan Masyarakat

Syarif Golongan Keturunan

Etnis Arab”.

Tan, G. M. (2008). Etnis Tionghoa di

Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia

Wahyu Eka (2017), Sosiologi

UNAIR. “Pembentukan

Identitas Kelompok Pada

Grup Music Keroncong Liwet

Di Kota Surabaya”.

_____ ((2002). Negara dan Etnis

Tionghoa Kasus Indonesia. Jakarta:

LP3ES)

_____( (1996). Sastra Peranakan

Tionghoa di Indonesia. Jakarta: PT.

Grasindo

Buku :

Haji Muhammad ekspedisi

laksamana Cheng Hoo (1405- 1433).

Liem, Yusiu. Prasangka Terhadap

Etnis Cina. Jakarta: Djambatan 2000.

Lubis, M. Rajab. Prmi Di Mata

Orang Cina. Medan : Pustaka

Widyasaran. 1995.

Liliweri, Alo. Komunikasi Antar

Budaya. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2001

Page 19: PERKAWINAN CAMPURAN ANTARA ETNIS TIONGHOA DAN …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-kmnts208ed01986full.pdf · budaya Jawa dan Tionghoa tidak semudah menyandingkan kedua kebudayaan

JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVRSITAS AIRLANGGA Page 19

Liliweri, Alo. Makna Budaya Dalam

Komunikasi Antar Budaya.

Yogyakarta: Lkis, 2007

Miles, Matthew dan Huberman, A.

Michael. Analisis Data

Kualitatif : Buku Sumber

Tentang Metode-Metode

Baru. Jakarta: UI Press.

1992.

Pramoedya A. Toer, Hoakiau di

Indonesia (Jakarta: Graha Budaya,

1998), 143-144)

Ritzer, George dan Douglas J.

Goodman. Teori Sosilogi

Modern. Jakarta:Pranada

Media. 2014.

Silalahi, Ulber. Metode Penelitian

Sosial. Bandung: PT. Refika

Aditama, 2009

Siahaan, Hotman. Pengantar Ke

Arah Sejarah Dan Teori

Sosiologi, Jakarta:Penerbit

Erlangga, 1986

Soerjono Soekanto. Sosiologi Suatu

Pengantar. Edisi Baru

Keempat. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Prasada. 1990.

Suryadinata, L. Politik Tionghoa

Peranakan di Jawa. Jakarta: Pustaka

Sinar Harapan, 1986.

Tan Mely G. Golongan Etnis

Tionghoa di Indonesia, Jakarta: PT

Gramedia, 1981

Website :

Data Agregat Sensus Penduduk

Tahun 2010 Provinsi Jawa Timur.

Diterbitkan oleh Badan Pusat

Statistik

https://www.kondisigeografis

dandemografisetnistionghoadisuraba

ya.com diakses pada tanggal 15

desember 2017 pukul:1915 WIB.

Page 20: PERKAWINAN CAMPURAN ANTARA ETNIS TIONGHOA DAN …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-kmnts208ed01986full.pdf · budaya Jawa dan Tionghoa tidak semudah menyandingkan kedua kebudayaan

JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVRSITAS AIRLANGGA Page 20

Kedatangan etnis Tionghoa

di Indonesia ,

https://www.kedatanganetnist

ionghoadiindonesia.comKong

Yuanzhi, Muslim Tionghoa

Cheng Ho Misteri Perjalanan

Muhibah di Nusantara.

Jakarta: Pustaka Populer

Obor, 2007diakses pada

tanggal 15 desember 2017

pukul: 19.00 WIB.

Proses pembauran etnis

www.kompas.com/2012/11pe

mbauran budaya Jawa dan

Tonghoa diakses pada

tanggal 11 desember 2017

pukul; 16.00 WIB.

Perkembangan etnis cina di

Surabaya

https://helmiairan.wordpress.

com/2012/02/19/perkembang

an-etnis-cina-di-surabaya-

utara diakses pada tanggal 15

desember 2017 pukul 20.00

WIB.

Pengertian identitas budaya

https://commbro.word

press.com/2013/03/10/identit

as-budaya/ diakses pada

tanggal 24 april 2018 pukul

19.00 WIB.

Page 21: PERKAWINAN CAMPURAN ANTARA ETNIS TIONGHOA DAN …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-kmnts208ed01986full.pdf · budaya Jawa dan Tionghoa tidak semudah menyandingkan kedua kebudayaan

JURNAL S1 SOSIOLOGI UNIVRSITAS AIRLANGGA Page 21