68
PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA ( Study Kasus di Masyarakat Cina Penganut Agama Khonghucu di Tangerang ) Skripsi Universitas Islam Negeri SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Disusun Oleh : GUNAWAN SAIDI NIM. 104032100985 JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UIN SYARIF HIDAYATULLAH

PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA

PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA

( Study Kasus di Masyarakat Cina Penganut Agama Khonghucu di Tangerang

)

Skripsi

Universitas Islam Negeri

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Disusun Oleh :

GUNAWAN SAIDI

NIM. 104032100985

JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Page 2: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

JAKARATA

2009

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, segala puji bagi Allah SWT penulis panjatkan sebagai

ungkapkan rasa syukur atas segala limpahan hidayah, rahmat dan nikmatNya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam

semoga Allah SWT limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah

membimbing umat manusia untuk mengikuti petunjuk dengan risalahnya yakni

Agama Islam, yang akan menyelamatkan dan menghantarkan pemeluknya menuju

kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Penulis sadari bahwa tidak ada manusia di bumi ini dapat melakukan sesuatu

tanpa bantuan manusia lainnya termasuk penulis dalam menyelesaikan penulisan

skripsi ini. Banyak pihak yang membimbing dan membantu dalam proses penulisan

skripsi ini. Oleh karena itu ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis

sampaikan kepada pihak-pihak tersebut, terutama kepada :

1. Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Dr. M. Amin Nurdin, MA; Ketua

Jurusan Perbandingan Agama, Dra. Ida Rosyida, Ma; Sekretaris Jurusan,

Maulana, MA; serta seluruh civitas akademika Fakultas Ushuluddin dan

Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Prof. Dr. Ihksan Tanggok, Ma sebagai pembimbing dalam penulisan skripsi

ini yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaganya serta kesabaran

Page 3: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis sehingga membuka

cakrawala berpikir dan nuasa keilmuan yang baru.

3. Bapak Asyuntapura selaku ketua MATAKIN serta Ibu Lili, Ceng Eng, Kak

Rudiguna, Victor, Andri dan masyarakat umat Khonghucu yang telah

memberikan banyak sumber utama skripsi ini serta meluangkan waktunya

kepada penulis utnuk dapat berdiskusi secara langsung, sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan.

4. Pimpinan Perpustakaan Utama dan FUF UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

yang dalam penulisan skripsi ini memberikan andil dalam hal penyediaan

bahan pustaka dan sumber-sumber bacaan untuk kelancaran penulisan skripsi

ini.

5. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang dengan cinta dan kasih sayangnya telah

membesarkan dan mendidik penulisa hingga sekarang ini. Munajat doanya di

setiap waktu telah memberikan kekuatan lahir dan batin dalam mengarungi

bahtera kehidupan.

6. Kakanda Samini, Saidah, Saminah, Sahwan, Jamaludin, Dika, Aji, Husein,

Ahmad, Ilyas, Nenih, Sar, Nadil yang telah memberikan dorongan waktu

kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Keluarga Besar Beo Tek Bio yang selalu mendorong penulis untuk selalu

mencintai, mencari dan manambah ilmu sampai akhir hayat.

8. Teman-teman mahasiswa Jurusan PA anggkatan 2004 (Ray, CIci, Sofyan,

Dyah, Boim, Breh, Liha, Hesty, Iwenk, Hasby, Putra, Dely, Rina, Oby, Aji,

Ahmad, Oji, Ayat, Aya, dll)

Page 4: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

9. Keluarga besar kepala sekolah SDN Perigi Baru II beserta para staf dan guru-

guru yang selalu memberikan motivasi dalam penulisan skripsi ini.

10. Habib Taufik SPd, Ibu Tuti, Ibu Nenty, M. Nafis, Antala’lai dan Istri, Ika dan

Atika, serta Rohim yang telah membantu penulis untuk berbagi pendapat dan

tenaganya berkaitan dengan penulisan skripsi ini.

11. Pihak-pihak lain yang mungkin belum penulis sebutkan.

Akhirnya penulis hanya bisa berdoa semoga dukungan, bimbingan, perhatian, dan

motivasi dari semua pihak kepada penulis selama perkuliahan sampai selesainya

skripsi ini menjadi amal ibadah dan bisa memberikan manfaat pada penulis

khususnya dan para pembaca karya ini pada umumnya. Amin.

Jakarta, Februari 2009 M

Rabi’ul Awal 1430 H

Penulis

Page 5: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Indonesia adalah Negara kesatuan yang terdiri dari beribu-

ribu pulau dengan ke anekaragaman suku bangsa, bahasa, sosial

budaya dan agama yang senantiasa menjunjung tinggi serta

menghargai akan adanya perbedaan tersebut.Semboyang bangsa

Indonesia “Bhineke Tunggal Ika” yang harus dihargai dan dihayati oleh

segenap masyarakat Indonesia, dengan demikian terujudlah kedaulatan

dan kesatuan bangsa Indonesia yang meliputi seluruh wilayah Indonesia.

Kehidupan beragama di Indonesia secara konstitusi ditegasan dalam

rumusan pancasila pada pembukaan dan Undang-undang Dasar 1945

pasal 29, bahwa Negara Republik Indonesia yang bekedaulatan rakyat

berdasarkan pada ketuhanan yang maha Esa, kemanusian yang adil

dan beeadab, persatuan Indonesia dan kerakyataan yang dipimpin

oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta

dengan mewujudkansuatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kenyataan sisial dan budaya menunjukkan bahwa bangsa Indonesia

adalah bangsa yang riligius, bangsa yang agamis,bangsa yang percaya

pada tuhan Maha Esa. Kehidupan Bangsa Indonesia tidak dapat di

pisahkan dari kehadiran dan perkembangan agama-agama

Page 6: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

besar.Islam, Kristen, Hindu, dan Buddha. Agama Khonghucu adalah

salah satu agama besar di Indonesia yang memiliki umat tidak sedikit

jumlahnya di berbagai peloksok dan pusat-pusat kota seperti halnya di

Tangerang1

Ajaran-ajaran Khonghucu ternyata berpengaruh terhadap

masyarakat luas dari daratan Cina. Rakyat Cina sudah sejak lama telah

melakukan imigrasi ke berbagai tempat dengan membawa budaya dan

kepercayaannya termasuk ajaran-ajaran Khonghucu. Indonesia termasuk

menjadi negara dengan warga pendatang Cina di berbagai wilayah

Nusantara ini. Mereka tetap melaksanakan ajaran-ajaran Khonghucu

dengan penuh khidmat.

Pemerintah Orde Baru mengeluarkan Inpres No. 14 tahun 1967 yang

menghendaki agar adat, budaya dan kepercayaan yang bercirikan Cina

dibatasi atau dipersempit ruang geraknya, sehingga agama Khonghucu

tidak berkembang. Selain itu, pemerintah menghapus mata pelajaran

agama Khonghucu dalam kurikulum pendidikan Sekolah Dasar yang

mengakibatkan para siswa anak-anak Khonghucu pada tahun 1977 dipaksa

mengikuti pelajaran pendidikan agama lain demi memenuhi tuntunan

kurikulum yang berlaku. Umat Khonghucu sering mengakui beragama lain

dengan alasan bahwa pada saat itu Khonghucu bukan agama yang

diakui, sehingga umat Khonghucu tidak diijinkan merayakan hari-hari

1 Wawancara peribadi dengan Ws Asyuntapura ( ketua Majlis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia)

Tangerang 16 Maret 2009

Page 7: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

sucinya di depan masyarakat umum. Umat Khonghucu tidak dibenarkan

dan tidak diijinkan menyebut dirinya beragama Khonghucu tetapi harus

mengakui beragama lain yang formal dan tercantum dalam daftar isian

kartu tanda penduduk hanya diberi tanda (“ ”).

Namun jiwa umat Khonghucu begitu semangat walaupun banyak

rintangan yang perlu dihadapinya. Hal itu bukan masalah bagi umat

Khonghucu sehingga mereka tidak mudah menyerah. Umat Khonghucu

semakin semangat dengan adanya larangan kegiatan tersebut, sehingga

timbul dalam pikiran mereka untuk menciptakan misi dan perkembangan

agama Khonghucu.

Keinginan tersebut terwujud pada masa reformasi, dan akhirnya

semua kegiatan diperbolehkan berkat pemerintahan Presiden

Abdurrahman Wahid. Pada masa ini dikeluarkan Inpres No. 27 tahun 1998

dan Kepres No. 6 tahun 2000. Inpres No. 14 tahun 1967 dinyatakan dicabut

dan semua ketentuan pelaksanaan yang ada akibat Inpres tersebut

dinyatakan tidak berlaku lagi. Dewan Pengurus Majelis Tinggi Agama

Khonghucu Indonesia (DP. Matakin) melaksanakan arahan presiden tersebut

dengan Surat Nomor 171/MATAKIN/SUI/0505 tanggal 3 Mei 2005 ditambah

dengan surat Komnas HAM Nomor 090/TUA/II/2006 tanggal 26 Februari 2006

yang ditujukan kepada presiden sebagai berikut:

“Dalam masalah hak-hak sipil umat agama Khonghucu, kami telah

mengirim surat kepada Menteri Dalam Negeri, Menteri Hukum dan HAM,

Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Agama (Surat Nomor 398/M.

Seneg/6/2006 tanggal 27 Juni 2005 terlampir) untuk menyampaikan

Page 8: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

arahan Presiden pada perayaan Tahun Baru Imlek 2556 tanggal 13

Februari 2005 antara lain mengemukakan bahwa dalam memasuki era

baru, era reformasi, pemerintah telah mencabut berbagai peraturan

yang mengandung unsur ketidaksetaraan antar warga negara.

Pemerintah meminta segenap peraturan Pemerintah dari pusat hingga ke

daerah-daerah agar dengan konsisten menjalankan kebijakan

kesetaraan dan menegakkan keadilan yang sebenar-benarnya terhadap

pemeluk agama Khonghucu. Presiden menegaskan bahwa pemerintah

menjamin kemerdekaan pemeluk agama tersebut untuk menjalankan

ibadah agamanya. 2

Hal tersebut telah membawa angin segar dan memberikan

semangat baru bagi masyarakat Cina di Indonesia yang merupakan salah

satu kelompok etnis yang mempunyai hak sama-sama sebagaimana

kelompok etnis lainnya. Indonesia merupakan negara yang plural dalam

berbagai hal; suku, etnis, golongan, budaya, dan agama. Pluralitas ini

sangat disadari sepenuhnya oleh para pendiri bangsa, sehingga muncul

semboyan 'Bhineka Tunggal Ika' yang artinya meski berbeda-beda namun

tetap satu jua yaitu sebagai bangsa Indonesia.

Seperti halnya yang terjadi di berbagai negara yang pluralisik,

masalah pluraltistas biasanya menjadi pisau bermata ganda; di satu sisi bisa

dimanfaatkan untuk menambah daya saing atau kekuatan bangsa itu,

laksana indahnya irama orkes simfoni yang terdiri atas berbagai alat musik.

Sedangkan di sisi lain bisa menjadi alat pemecahan belah yang sangat

ampuh. Demikian juga dengan agama, apabila agama digunakan oleh

2 Yuzril Ihza Mahendra, Menteri Sekretaris Negara, No. B229/M. Sesneg; 3/2006, Hak-Hak

Sipil Umat Agama Khonghucu, (Jakarta: 29 Maret 2006), h. 1.

Page 9: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

orang yang mempunyai tujuan negatif, ia bisa menjadi alat pemecah

belah. Namun apabila agama benar dipelajari, dihayati, diamalkan dan

diimani oleh para pemeluknya, maka agama merupakan sesuatu yang

sangat ampuh untuk menyuburkan cinta kasih antara sesama umat manusia

menuju persaudaraan sejati.

Negara Indonesia merupakan negara beragama yang memberikan

legitimasi kepada agama-agama yang berkembang di Indonesia melalui

Undang-Undang Dasar 1945 dan telah menjamin secara konstitusi bagi

agama yang berkembang. Jaminan itu dapat dilihat pada pasal 29 UUD

1945 yang berbunyi :

Ayat ( 1 ) ; Negara berdasar atas ke -Tuhan Yang Maha Esa

Ayat ( 2 ) ; Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk

memeluk agamanya dan untuk beribadah menurut agama dan

kepercayaannya.

Agama yang dianut oleh penduduk di Indonesia ialah: Islam, Kristen,

Hindu, Katholik, Budha, dan Khonghuchu. Hal ini dapat dibuktikan dalam

sejarah perkembangan agama–agama Indonesia karena ( 6 ) agama ini

adalah agama yang dipeluk hampir seluruh penduduk Indonesia.

Pada kenyataannya, agama Khonghucu yang dianut oleh minoritas

masyarakat Cina Indonesia mengalami problematika yang membutuhkan

dukungan dan rasa simpatik dari para ilmuwan khususnya ilmuwan

Page 10: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

Perbandingan Agama, serta para penganut agama-agama lainnya untuk

mengembangkan sikap toleransi dan kerukunan beragama.

Problematika tersebut sudah menjadi rahasia umum yang terjadi

pada umat Konghuchu dan aliran dan kepercayaan yang berkembang

Indonesia di masa Orde Baru. Di era Reformasi, Khonghucu sebagai sebuah

agama, tentunya mempunyai hak untuk berkembang dan menjalankan

ibadah menurut kepercayaannya.

Untuk itu sesuai dengan latar belakang yang telah diungkapkan

diatas, penulis ingin mengembangkan kajian lebih mendalam melalui

sebuah penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul : "Perkembangan

Agama Khonghucu di Indonesia Pada Masa Reformasi( 1998-2007) (Studi

Kasus pada Masyarakat China Penganut Agama Khonghucu di Tangerang)".

B. Perumusan Masalah

Di era Reformasi semua kegiatan keagamaan yang dilaksanakan

oleh umat Khongcu diperbolehkan dan diakui di Departemen Agama,

sehingga umat Khonghucu berkeinginan untuk mengembangkan misi

Agama Khonghucu. Walaupun di masa Orde Baru umat Khonghucu tidak

merasa nyaman, akan tetapi di masa reformasi merasa nyaman. Semangat

ingin mengembangkan misi Agama Khonghucu terutama di Tangerang

tetap tidak pudar.

Dari latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi satu

permasalaan pokok yang akan penulis bahas melalui pertanyaan penelitian

Page 11: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

di berikut ini: Bagaimana perkembangan umat dan misi agama Khonghucu

di Tangerang pada masa Reformasi ?

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

analitis, yakni sebuah metode yang menjelaskan masalah-masalah yang

terjadi dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang

hubungan kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta

proses-proses yang sedang berlangsung, dan pengaruh-pengaruh dari

suatu fenomena. Penulis dalam hal ini akan menjelaskan dan

menggambarkan serta menganalisa perkembangan agama Khonghucu di

Indonesia khususnya di Tangerang pada masa Reformasi.

Untuk mempermudah penelitian ini, Penulis menggunakan

pendekatan historis (sejarah). Pendekatan historis adalah sebuah

pendekatan yang mengambil latar dari suatu peristiwa masa lalu yang

merupakan sebuah fakta, perubahan dan perkembangannya, sehingga

dengan sejarah dapat diketahui asal usul pemikiran, pendapat tertentu dari

seorang tokoh. 3

Adapun data yang penulis peroleh adalah dari data di lapangan

dan kepustakaan. Dalam penelitian lapangan penulis mendapatkan data

melalui wawancara dan pengamatan langsung untuk memadukan atau

3Imam Suprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial Agama (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2003), h. 65.

Page 12: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

mencari informasi mengenai perkembangan Agama Khonghucu pada

masa Reformasi. Sedangkan data kepustakaan, penulis peroleh dari

beberapa buku primer yang membicarakan sejarah dan perkembangan

agama Khonghucu di Indonesia pada umumnya dan di Tangerang secara

khusus.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan buku "Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta" yang diterbitkan CeQDA (Center For Quality Development and

Assurance) (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian analisis empirik yang bertujuan untuk

Memberikan gambaran tentang perkembangan umat dan misi Agama

Khonghuchu di Tangerang pada masa reformasi

1. Mencari jawaban dan memberikan gambaran yang rasional dan

empirik (ilmiah) tentang analisis terhadap perkembangan Agama

Khonghuchu di Tangerang pada masa Reformasi.

E. Sistematika Penulisan

Skripsi ini penulis bagi menjadi empat Bab yaitu:

Page 13: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

Bab I Pendahuluan berisi latar belakang, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, dan sistematika

penulisan.

Bab II Pembahasan Teoritis, Sejarah Agama Khonghucu; Sejarah

Lahirnya Agama Khonghucu, Sejarah Perkembangan Agama Khonghucu,

Sejarah Agama Khonghucu di Tangerang..

Bab III Perkembangan agama Khonghucu di Inddonesia pada masa

repormasi, Pengertian reformasi dan kebebasan beragama di Indonesia,

Kebijaan politik tentang agama dan Perkembangan Agama Khonghucu

pada Masa Reformasi.

Bab IV Penutup berisi Kesimpulan dan Saran.

Page 14: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

BAB II

PEMBAHASAN TEORITIS

A. Sejarah Agama Khonghucu

1. Sejarah Lahirnya Agama Khonghucu

a. Sebelum Khonghucu lahir

Sejarah memberikan gambaran atau lukisan keadaan

perkembangan agama, bangsa, dan masyarakat, lembaga atau

seseorang pada suatu zaman, yang dapat memahami sejarah,

mengetahui tentang masa lampau dan perkembangannya.

Kita tidak dapat mengetahui seperti apa alam pikiran Cina

sebelum Khonghucu lahir. Kesulitan tersebut karena tidak ada tanda

bukti atau peninggalan secara tertulis yang menceritakan kondisi pada

saat itu. Oleh karena itu, kita hanya dapat meraba-raba alam pikiran

orang Cina sebelum Khonghucu lahir.

Banyak yang telah diketahui mengenai manusia zaman batu

yang hidup di Cina, akan tetapi pengetahuan mengenai peradaban

dan alam pikiran Bangsa Cina tidak begitu banyak diketahui oleh

kebanyakan ilmuwan terutama pada periode kuno.

Pada pusat kota pemerintahan raja-raja Shang sekitar 1.400 SM

terdapat peninggalan inskrip-inskrip singkat tulang dan batu-batuan.

Page 15: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

Kota ini merupakan pusat dari suatu peradaban yang cukup maju dan

besar. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya bangunan-bangunan

yang besar, bejana perunggu yang indah, kain sutra yang ditenun

sempurna, dan banyak lainnya. Mereka merupakan bangsa yang

berbudaya tinggi, namun banyak kitab telah musnah, sehingga

memberi sedikit pengetahuan mengenai upacara-upacara

keagamaan bangsa Cina yang berliku-liku selain organisasi politik yang

luas. Akan tetapi tidak cukup untuk memperoleh banyak pengetahuan

tentang filsafat mereka.4

Tidak banyak yang diketahui mengenai peradaban Bangsa Cina

abad Neolitik/Mitikal (2000 SM) dan abad Dinasti Hsia (abad perunggu

2000-1600 SM). Hal ini sebagaimana yang telah dikemukakan Creel

bahwa tulisan-tulisan mengenai bangsa Cina sekarang ini berasal dari

kota-kota pusat pemerintahan raja-raja Dinasti Shang (1550-1030

SM/1766-1122 SM), dengan ibu kota Anyang sekitar 1.400 SM. Kota ini

merupakan pusat peradaban yang sudah maju. Keadaan di zaman itu

sangat makmur dan tentram serta menjadi buah tutur dan kenangan

manis bagi generasi-generasi belakangan serta diwariskan secara lisan

dari generasi-generasi, sampai kepada masa Khonghucu 551 SM.5

4 H.G.Creel, Alam Pikiran Cina, Terj. Soemargono (Yogyakarta: Tiara Wancana 1990), h.

11. 5 M. Ikhsan Tanggok, Mengenal Lebih Dekat Agama Konghucu di Indoensia (Jakarta: Pelita

Kebajikan, 2005), h. 24.

Page 16: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

Rakyat Shang yang berbudaya tinggi ditaklukan (pada tahun

1122 SM menurut penanggalan tradisional) oleh suku liar yang berasal

dari Cina Barat. Para penakluknya ini dipimpin oleh suatu kelompok

yang dikenal dengan nama Chou yang mendirikan Dinasti Chau yang

termasyhur. Mereka tidak mengalami kesulitan dalam menaklukkan

rakyat Shang dengan kekuatan militer, namun mereka banyak

mengalami hambatan ketika akan mempertahankan wilayahnya.

Beberapa tahun setelah terjadinya penaklukan tersebut, Raja

Chou meninggal. Putranya dinobatkan sebagai penggantinya, namun

kondisi kerajaan menjadi lain. Ia terlampau muda untuk dapat

memerintah secara tegas sesuai dengan yang dibutuhkan oleh

keadaan, maka kemaharajaan mulai terpecah-pecah. Akan tetapi

kondisi yang tidak mengutungkan ini terselamatkan setelah diambil

kekuasaannya oleh pamannya. Semula raja yang masih muda mengira

bahwa dirinya akan dibunuh, tetapi rasa kehawatiran itu tidak

terlaksana karena pamannya masih menaruh perhatian. Setelah

kerajaan Chou kembali pada posisi normal, wali raja ini kembali lunak

dan ia belaku arif serta mau diajak damai. Setelah tujuh tahun ia

memerintah, ia mengembalikan kekuasaanya pada raja yang masih

muda untuk memimpin kerajaan Chou.6

Meskipun kerajan Chou hidup berabab-abad sebelum

Khonghucu, namun bangsa Cina sangat menghormatinya. Tidak hanya

6 Tanggok, Mengenal Lebih Dekat., h. 1-2.

Page 17: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

itu, sebagian orang Cina memandangnya lebih tinggi dari Khonghucu.

Pada masa raja-raja Shang dan Chou kebudayaan mempunyai

peranan penting dalam kehidupan suku bangsa Cina.7

Suasana kemelut, kesewenangan pihak penguasa, kehidupan

yang pahit, keamanan diri yang tidak terjamin di masa sesudah Dinasti

Chou membuat orang mengenang kembali akan zaman silam yang

aman dan makmur itu. Nilai-nilai yang berkembang pada zaman itu

dipandang sebagai kebenaran-kebenaran yang mutlak yang harus

dipulihkan. Kaum Bangsawan saling bersaing dan berbuat sekehendak

hati mereka sendiri sehingga timbullah keadaan yang persis sama

dengan keadaan di Palestina sewaktu zaman para hakim tidak ada

raja di Israil dan setiap orang melakukan apa yang dipandangnya

baik.8

Pada masa berkuasanya Dinasti Chou dan Shang, hampir setiap

kehidupan dikuasai oleh kaum ningrat secara turun menurun. Menurut

keluarga kerajaan, raja-raja Chou merupakan keturunan dari leluhur

yang bernama Hoi Chi. Secara harfiah kata tersebut dapat diartikan

sebagai "Miller Ruler" atau lebih tepat seorang dewa pertanian. Cerita

rakyat Shang dan Chou yang menarik ini bukan hanya cerita tentang

dewa pertanian, namun mereka menganggap bahwa setelah

meninggal, para ningrat yang agung dipandang kembali ke surga dan

7 Joesoef Sou'yb, Agama-agama Besar Di Dunia (Jakarta: PT. Al Husna Zikra, 1996), Cet-ke

3, h. 175 8 Huston Smith, Agama-agama Manusia (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia 1990), h. 194.

Page 18: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

dari sini mereka dapat mengawasi perjalanan anak cucu mereka di

dunia. Tidak hanya itu, mereka juga dipandang dapat memberi

kemakmuran dan kemenangan dalam peperangan. Dengan demikian

bangsa Cina sebelum lahirnya Khonghucu sudah mengenal

kepercayaan kepada Ti (Tuhan atau Dewa tertinggi).

Ti bagi masyarakat Cina pada waktu itu merupakan suatu

kekuatan yang dapat menyatu dengan manusia yakni para kaisar

(Raja). Dalam hal ini, Raja sangat dihormati dan bahkan ditakuti oleh

rakyat sebab diyakini sebagai wakil Tuhan di Bumi. Pada akhirnya raja-

raja purba sebelum lahirnya Khonghucu dianggap sebagai penguasa

serta pembawa ajaran Tuhan. Tampak jelas kiranya bahwa sebelum

lahirnya Khonghucu telah ada nabi-nabi atau raja-raja suci purba yang

diturunkan oleh Tuhan untuk menjaga hubungan harmonis antara

sesama manusia dan Tuhan. Di samping itu, mereka juga mencegah

terjadinya penyelewengan yang menyebabkan tidak ada kedamaian

dan menimbulkan stres serta menurunnya moralitas dan etika.

Khonghucu lahir di kota Tsou, di negeri Lu. Menurut Yoesoef

Soe'yb, lima belas tahun setelah peristiwa di negeri Lu, Khonghucu

bersama muridnya terus mengembara untuk mengajarkan moral,

namun tidak diterima di negeri manapun.

Khonghucu merupakan seorang yang bermoral dan sangat

menjujung tinggi nilai-nilai moral. Jika ia melihat seseorang yang tingkah

lakunya melanggar norma-norma moral, maka ia tidak segan-segan

Page 19: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

untuk ikut memperbaikinya. Khonghucu sangat prihatin melihat

kehidupan masa itu, dimana mereka banyak yang senang berfoya-

foya dan bermabuk-mabukan.

Khonghucu adalah nabi besar dan tokoh yang

menyempurnakan ajaran leluhur Cina sebelumnya. Dia tidak sekedar

membawa ajarannya sendiri, melainkan agama yang telah diturunkan

Thian (Tuhan Yang Maha Esa). Setelah ia puas dengan kehidupan

mengembara dan menyebarkan ajarannya, Konghucu wafat pada 479

SM. Ajarannya dilanjutkan oleh cucunya,Tzu-Szu serta tokoh-tokoh yang

lain seperti Meng Tze (372-289). Meng Tze adalah seorang komentator

pada masa itu. Dua setengah abad sepeningal Kung Fu Tze terbentuk

dinasti Chin (221-207 SM), dengan ibu kota Hsien dan yang berkuasa

adalah kaisar Shin Hwang Ti (221-210 SM) yang membangun tembok

besar Cina (Geat Wall). Karena ia ingin melenyapkan kenangan

kepada kebesaran masa silam dan memulai sejarah kebesaran

Tiongkok, ia pun memerintahkan untuk mengumpulkan dan membakar

seluruh karya Khonghucu pada setiap penjuru Tionghoa. Ia memerintah

dengan tangan besi serta dengan kekuasaanya, ia menuruti ajaran

legalitas di bawah pimpinan Li Szu. Dari dinasti Chin itulah bermula lahir

sebutan: Cina (China).

Sepeninggal dinasti Chin, ajaran Khonghucu berkembang

kembali di seluruh Tiongkok yang disebarkan oleh Men Tze. Men Tze

menjabarkan lima asas susila berikut ini :

Page 20: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

a. Jen (bersikap asih) yaitu hasrat untuk melakukan hal-

hal yang membawa kebajikan bagi bawahan.

b. /. (bersikap adil) yakni jangan melakukan perbuatan

yang tidak disenangi bawahan atau untuk orang lain melainkan diri

sendiri.

c. /.i (bersikap ramah terhadap bawahan), yakni

jangan bersikap angkuh sombong dan congkak.

d. Chin (berikap bijaksana), yakni menetapkan sesuatu

keputusan berdasarkan atas pengetahuan dan hikmah.

e. Hsin, bersikap jujur, karena tanpa kejujuran pihak

yang berkuasa akan rusak.9

Sedangkan di dalam buku Mengenal Lebih Dekat Agama

Khonghocu di Indonesia, Wu Chang (lima sifat yang mulia) terdiri dari:

a. Ren/Jin: cinta kasih, rasa kebenaran,

kebajikan, tahu diri, halus budi pekerti (sopan santun) rasa tepo seliro

serta dapat menyelami kebenaran.

b. I / Gi, yaitu; rasa solidaritas, senasib,

sepenanggungan dan rasa menyelami kebenaran.

c. Li atau Lee: yaitu sopan santun, tata karma,

dan budi pekerti.

d. Ce atau Ti, yaitu: Bijaksana atau

kebijaksanaan (wisdom), pengertian dan kearifan.

9 Sou'yb, Agama-agama Besar di Dunia, h. 177.

Page 21: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

e. Sin: kepercayaan, rasa untuk dapat

dipercaya oleh orang lain serta dapat memegang janji.10

Walaupun Khonghucu telah meninggal, ajarannya masih

berkembang dan dirasakan masyarakat Cina hingga sekarang.

Namanya dikenal didunia dan ajarannya pun tetap dipraktekkan. Ia

adalah seorang guru yang bijaksana yang mengajarkan kepada

murid-muridnya tentang arti kehidupan, serta mampu merubah pola

pikir masyarakat Cina. Dalam hidupnya, ia lebih menekankan belajar,

karena dengan belajar seseorang akan mendapatkan pengetahuan

yang banyak dan bisa mengikuti perkembangan zaman.11 Bagi

Khonghucu, keberhasilan seorang pemimpin bukan diukur dari

kekuasaan tetapi yang lebih penting adalah akhlak yang mulia.

2. Sejarah Perkembangan Agama Khonghucu di

Indonesia

Pendekatan sejarah kiranya merupakan pendekatan terbaik

untuk membicarakan serta menyoroti "masalah Cina", karena

menempatkannya pada tempat serta proporsi yang sebenarnya.

Dengan melihat masa lampau dimana masalah ini timbul dan

10 Tanggok, Mengenal lebih Dekat, h. 68. 11

Tanggok, Mengenal lebih Dekat, h. 21-24.

Page 22: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

berkembang kepada masa yang akan datang, masalah ini sudah harus

diselesaikan sesuai dengan cita-cita tentang kebangsaan, yaitu

kesatuan dan persatuan bangsa yang bersifat Bhineka Tunggal Ika

berdasarkan Pancasila.

Para sarjana menemukan bahwa pada zaman akhir pra sejarah

terdapat sejenis bangsa Melayu purba di Indo Cina (300 M). Bangsa

tersebut berkebudayaan Neolithicum. Inilah yang kemudian

dikembangkan mereka hingga menjadi satu kebudayaan sendiri, yang

oleh para ahli prasejarah dinamakan kebudayaan Dongson

(Thongson/Tengswa).

Di Indonesia kedatangan agama Khonghucu diperkirakan sejak

zaman akhir prasejarah dengan diketemukannya benda prasejarah

seperti kapak sepatu yang terdapat di Indo Cina, dan tidak terdapat di

Indonesia dan Asia kecil. Hal ini menunjukan telah terjadi hubungan

antara kerajaan-kerajaan yang terdapat di daratan yang kini disebut

Tiongkok dengan Indonesia. Namun dengan proses akulturasi yang

terjadi dengan lancar menunjukan bahwa kedatangan bangsa

Tiongkok dapat diterima tanpa hambatan.

Di Tiongkok sejak tahun 136 SM, Khonghucu ditetapkan di

sebagai agama resmi, maka dengan demikian orang-orang Tionghoa

datang ke Indonesia membawa sistem dan nilai-nilai religius agama

Khonghucu yang mempunyai arti : yang taat yang lembut hatinya. Di

Indonesia kita menyebut ji, dikarenakan mengikuti istilah yang

Page 23: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

digunakan para sajana barat. Pada abad ke -17 sebutan resmi bagi

agama Kong Fu ji adalah agama Ru (Ru jiao). Kong Fu Zi diambil dari

ejaan pin yin yang merupakan ejaan baku bahasa Mandarin. Agama

Kong Fu Ji atau Khonghucu sangat dikenal di Indonesia yang diambil

dari dialek Hokkian (Fujian). Dialek Hokkian berkembang di kalangan

orang Indonesia yang keturunan Cina di pulau Jawa.

Agama Khonghucu pernah diakui sebagai salah satu agama

yang diikuti oleh penduduk bangsa Indonesia sebagaimana

pemerintah nyatakan. Kondisi politik pada saat itu tidak

menguntungkan bagi orang Cina, karena kuatnya pemerintah pada

masa Orde Baru. Keluarnya surat Edaran Menteri dalam Negeri No.

477/74054/BA.2/4683/95 tanggal 18 November 1978 mengakibatkan

agama Khonghucu tidak jelas statusnya di Indonesia. Banyak penganut

Khonghucu pindah ke agama lain seperti Kristen, Katolik dan Buddha,

padahal kedatangan orang-orang Tionghoa di Indonesia tidak

menimbulkan kesukaran fisik dan mental.12 Telah terjadi proses tukar

menukar nilai-nilai budaya, sehingga tercapai satu tingkat akulturasi

yang sempurna. Selain itu telah terjadi peraturan dan penyesuaian

unsur-unsur religius dan aspek-aspek seremoni di antara agama.

Dari masa ke masa sebelum masa Orde Baru, ajaran Khonghucu

tumbuh dan berkembang dengan berdirinya tempat peribadan

agama Khonghucu, seperti rumah abu untuk menghormati arwah

12 Tanggok, Mengenal Lebih Dekat., h. 1.

Page 24: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

leluhur dan kelenteng-kelenteng yang terdapat di berbagai penjuru

tanah air. Hal ini memberi bukti adanya perkembangan Khonghucu di

Indonesia sejak tahun 1688. Kelenteng Thian Ho Kiong dibangun di

Ujung Pandang pada tahun 1819 dan kelenteng Ban Hing Kiong

didirikan di Manado. Sedangkan rumah abu Kong Tik Su di Manado

didirikan pada 1839. Kelenteng tua lainnya antara lain terdapat di

Ancol Jakarta, Tuban, Rembang dan Lasem. Pada 1883 di Surabaya

dibangun klenteng Khonghucu dan dibina oleh Majelis Agama

Khonghucu Indonesia (Makin) Surabaya.

Kurang lebih tahun 1729 terdapat pula sebuah lembaga

Khonghucu yaitu semacam pesantren yang terletak di Jakarta dengan

nama Bing Sing Su Wan, artinya kitab/ Taman pendidikan. Kemudian

pada tahun 1886 di Jakarta diterbitkan Kitab Hikayat Khonghucu yang

disusun oleh Lie Kim Hok. Pada tahun 1900 di Sukabumi diterbitkan Kitab

Thay Hak (ajaran Besar) dan Tiong Yong (tegak sempurna) yang disusun

oleh Tan Bing Tiong. Kedua kitab tersebut dicetak dalam bahasa lama

(orang Belanda menyebutnya waktu itu 'Bahasa Melayoe'). Buku ini

adalah upaya pertama dalam memperkenalkan Khonghucu di

kalangan para pembaca bahasa Melayu. Bahkan yang lebih tua lagi

adalah pada tahun 1897 di Ambon, Maluku, telah dicetak kitab Suci

Thai Hak, Tiong Yong dan Ziaojing (kitab Haww King) yang

diterjemahkan dalam bahasa Melayu.

Page 25: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

Dalam perkembangan lebih lanjut, untuk mengokohkan

organisasi yang bersifat lembaga agama, maka didirikan Khong Khauw

Hwee-Khong Khauw Hwee atau Majelis-majelis Agama Khonghucu. Di

Solo diresmikan pada tahun 1918, juga di tempat-tempat lain seperti

Bandung, Bogor, Malang, Ciamis dan lain-lain. Kemudian pada Tanggal

12 April tahun 1923 diselenggarakan Kongres di Yogyakarta, pada saat

itulah diadakan musyawarah dalam rangka membentuk Badan pusat

Khong Kauw Hwee di Bandung.

Pada tanggal 25 September 1924 di Bandung, diadakan kongres

dengan tujuan untuk menyempurnakan tata agama dan peribadatan

yang dahulu pernah dirintis Tiong Hwa Hwee Koan. Kegiatan Khong

Khauw Tjong Hwee menjadi beku, baru pada zaman pendudukan

Jepang peranan Khong Khauw Tjong Hwee sebagai pusat lembaga

agama Khonghucu bangkit kembali pada tahun 50-an dan lahir

kembali dengan wajah baru pada konferensi di Solo pada tanggal 16

April 1955 dengan nama perserikatan Khonghucu Chiao Hui Indonesia.

Sejak tahun 1967 sampai kini berganti nama menjadi MATAKIN atau

Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia. Kemudian pada tanggal 20-

23 diadakan Konferensi di Tangerang untuk membicarakan mengenai

tata agama, tata cara ibadah dan merealisasikan UU perkawinan.

Pada saat itu ketua Matakin di Tangerang, Suryo Utomo.13

13 Wawancara Pribadi dengan Ws. Asyuntapura (Ketua Majelis Tinggi Agama Khonghucu

Indonesia) Tangerang, 25 September 2008.

Page 26: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

Pada tanggal 25 September 1938 di Solo diadakan konferensi

pengembangan Khong Kauw Hwee di seluruh Jawa. Dua bulan setelah

diadakan konferensi Khong Kauw Hwee di Solo pada tanggal 1939,

diadakan perayaan bersama dalam rangka ulang tahun Khong Kauw

Hwee di Jawa. Pada tanggal 24 April 1940 kembali digelar konferensi

dan menghasilkan beberapa kesepakatan, di antaranya: pertama

harus berdasarkan kitab suci dan semua murid di sekolah Khong Kauw

Hwee supaya diberikan pelajaran agama dari kitab suci; kedua, hal-hal

yang berhubungan dengan upacara perkawinan dan kematian agar

disesuaikan dengan budaya Indonesia.

Ada sebagian orang yang kurang mendorong perkembangan

agama Khonghucu di Indonesia antara lain adalah, pertama orang

Cina tidak mampu bahasa Cina. Kedua, gerakan Islam mengalami

kemajuan di kalangan warga keturunan Cina. Ketiga, orang Cina totok

kurang tertarik dengan ajaran Khonghucu. Keempat, iklim politik di

Indonesia kurang menguntungkan bagi perkembangan agama

Khonghucu. Kelima, orang Cina tidak dapat memperoleh pendidikan di

sekolah, karena sekolah Cina ditutup pada saat itu. Pemerintah

terpaksa tidak mengakui agama Khonghucu sebagai agama pada

tanggal 27 Januari 1979 dan pernyataan ini diperkuat dengan ucapan

H. Tarmizi Taher.14 Namun pada zaman reformasi tampaknya agama

Khonghucu mempunyai peluang yang lebih baik, bahkan Departemen

14 Mely G. Tan, Etnis Tionghoa Di Indonesia (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), h.

202-203.

Page 27: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

Agama mengakui 6 agama, yaitu agama Islam, Katolik, Protestan,

Hindu, Budha, dan Khonghucu.15 Kemudian diadakan seminar yang

menyangkut keberadaan Khonghucu di Indonesia terutama di IAIN

pada pada tahun 1998 di Jakarta.

Pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid

(Gusdur), Agama Khonghucu mulai mendapat angin segar. Hal ini

dapat dilihat dari pertemuan Gusdur dengan tokoh-tokoh agama di

Bali (Oktober 1999), dan dalam pertemuannya dengan Masyarakat

Cina di Beijing (November 1999). Khususnya di kota Tangerang, semua

kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik, seperti Kompetisi Barongsai

ASEAN di Junction, BSD City yang diikuti oleh beberapa negara di

antaranya Malaysia, Indonesia, dan Hongkong. Jadi sudah jelas bahwa

pada masa Reformasi sudah tidak ada larangan dari pihak manapun.16

Angin segar bagi agama Khonghucu ini tidak pernah dijumpai pada

masa Orde Baru, namun pada masa Reformasi umat Khonghucu dapat

memanfaatkan hak-haknya hingga sekarang.

Satu hal yang membuat umat Khonghucu di Indonesia ini

mempunyai harapan besar terhadap masa depan agamanya adalah

dengan dicabut Instruksi Presiden (Inpres) No. 14 Tahun 1967 oleh

pemerintah Gusdur yang pada akhirnya umat Khonghucu berlega hati.

Sebelum pencabutan Inpres tersebut, umat Khonghucu tidak

15 Seri Prisma, Agama Dan Tantangan Zaman ( Jakarta: LP3ES, 1985), h. 113-115.

13

“ Kompetisi Barongsai, '' Radar Serpong, Rabu,10 Desember 2008, h. 3.

Page 28: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

merayakan tahun baru Imlek secara terbuka dan hanya diperbolehkan

di rumah atau lingkungan masing-masing. Namun ketika Inpres tersebut

dicabut umat Khonghucu di Indonesia dengan lega dapat merasakan

tahun baru Imlek secara terbuka dan tidak ada batasan dalam

lingkungan sendiri.17

Setelah dicabut Inpres No. 14 tahun 1967 (pada bulan Februari

2000), Menteri Dalam Negeri mencabut Surat Edaran tahun 1978

tentang agama yang lima, sehingga tidak ada lagi dokumen resmi

pemerintah yang mengatakan agama yang diakui hanya lima. Oleh

karena itu pemerintah sudah mengakui 6 Agama yaitu: Islam, Kristen,

Katolik, Buddha, Hindu, Khonghucu. Setelah dicabutnya surat Edaran

Menteri Dalam Negeri ini, maka pemerintah tidak mempunyai

kewenangan apapun untuk menentukan mana agama yang resmi dan

mana yang tidak resmi.18

Pada perayaan Tahun baru Imlek Nasional 2557 di Jakarta

Convention Center, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam

sambutannya telah menegaskan bahwa bangsa Indonesia saat ini

tidak ingin bersikap diskriminasi. Oleh karena itu presiden dalam

sambutannya mengingatkan kembali penetapan Presiden No 1 Tahun

1965 yang diundang-undangkan melalui undang-undang Nomor 5

17 Wawancara Pribadi dengan Ws, Asyuntapura, (Ketua Majelis Tinggi Agama Khonghucu

Indonesia) Tangerang, 29 September 2008. 18

Chandra Setiwan, “Hak-Hak Sipil Pengalaman Agama Khonghucu,” dalam Martin L

Sinaga (ed.), Bincang Agama di Udara, Fundamentalisme, Pluralisme, Peran Publik Agama (Jakarta:

Radio Pelita Kasih, 2005), h. 277.

Page 29: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

Tahun 1969 bahwa agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan

Khonghucu merupakan agama yang dipeluk penduduk Indonesia.

Dengan perkembangan ini warga Tionghoa penganut Khonghucu

menyambut gembira. Umat Khonghucu menyatakan kegembiraannya

dengan memasang iklan ucapan terima kasih di beberapa koran. Umat

Khonghucu sudah bosan dengan aneka bentuk diskriminasi dan

merindukan sebuah harmoni sehingga semua etnis di negeri ini bisa

hidup rukun, saling menghormati keberadaan masing-masing dan

bebas memeluk agama yang dianut. Selain itu yang lebih penting

adalah permintaan Presiden kepada kantor catatan sipil di Indonesia

untuk mencatat perkawinan bagi pemeluk Khonghucu seperti

pencatatan perkawinan agama lainnya.

3. Sejarah Agama Khonghucu di Tangerang

Presiden sudah menetapkan No. 01/1965 yang dengan jelas

menyatakan bahwa agama yang dianut oleh penduduk Indonesia

adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu. Tetapi

pada kenyataannya Agama Khonghucu yang dianut oleh minoritas

masyarakat Cina mengalami problematika. Pada saat itu sangat

membutuhkan perhatian dan rasa simpatik dari para ilmuan, namun

setelah masuk masa reformasi, keinginan untuk mengembangkan

agama Khonghucu tercapai dengan adanya mahasiswa, khususnya

Page 30: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

Jurusan Perbandingan Agama yang sangat membantu Perkembangan

Agama yaitu Khonghucu.

Menurut Dewan Kerohanian Matakin, hampir tiga puluh dua

tahun umat Khonghucu Indonesia merasa terbuang dari saudara-

saudaranya pemeluk agama lain. Sejak tiga puluh dua tahun umat

Khonghucu harus mengalami berbagai kenyataan pahit yang sangat

memperihatinkan pada saat itu. Di antaranya peristiwa pengapusan

mata pelajaran agama Khonghucu sejak dikeluarkannya kurikulum

pendidikan Sekolah Dasar. Peristiwa ini mengakibatkan para siswa

dipaksa mengikuti pelajaran pendidikan agama lain demi memenuhi

tuntutan kurikulum yang berlaku, bahkan sering dipaksa mengaku

beragama lain dengan alasan bahwa Khonghucu bukan agama atau

agama yang tidak diakui atau agama tidak resmi dan sebagainya.

Agama Khonghucu dikait-kaitkan dengan Inpres No.14/1967 yang pada

akhirnya tidak diijinkan merayakan hari-hari sucinya di depan

masyarakat umum. Lembaga atau majelis-majelis agama Khonghucu

tidak dibenarkan dan tidak diizinkan menyelenggarakan kegiatan yang

bersifat formal.

Penyelenggaraan kongres atau konferensi dan pertemuan yang

sejenispun dibatalkan izinnya atau tidak diberi izin sama sekali. Di dalam

Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang berfungsi sebagai identitas diri. Umat

Khonghucu tidak dibenarkan dan tidak diizinkan menyebutkan dirinya

beragama Khonghucu tetapi diharuskan mengaku beragama lain yang

Page 31: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

formal dan tercantum dalam daftar isian permohonan kartu penduduk,

atau hanya diberi tanda ("_") seolah-olah tidak memeluk sesuatu

agama. Bahkan ada salah satu perguruan tinggi yang memaksa

seorang calon dokter yang memeluk agama Khonghucu agar bersedia

melakukan sumpah jabatannya dengan memilih salah satu agama

yang dianggap resmi. Untungnya tidak semua, bahkan sebagian besar

perguruan tinggi tidak berbuat hal demikian.

Hal yang lebih memprihatinkan adalah bahwa Kantor Catatan

Sipil yang bertugas mencatat perkawinan sebagaimana yang

ditentukan dalam Undang–undang RI No. 01/1974 tentang perkawinan,

ternyata tidak bersedia dan menolak mencatat perkawinan menurut

tata cara/hukum bagi umat Khonghucu. Kalau tidak bersedia

melakukannya maka dikategorikan "kumpul kebo" atau melanggar

undang-undang perkawinan. Maka untuk mendapatkan pelayanan di

Kantor Catatan Sipil, mereka harus bersedia mengaku beragama lain

dan menikah menurut agama yang formal atau resmi, atau mohon

belas 'kasihan' lembaga agama yang resmi agar mau menerangkan

bahwa kedua mempelai tersebut sudah melakukan perkawinan

menurut agama tersebut. Terakhir yang tidak kurang memperhatikan

bagi umat Khonghucu adalah mereka yang masih berstatus asing bila

Page 32: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

ingin mengikuti kemudahan kewarganegaraannya, diwajibkan

mengaku beragama salah satu agama yang dianggap formal.19

Agama Khonghucu telah memasuki babak baru dalam

kehidupan ini dengan penuh harapan. Akan tetapi kebahagiaan ini

agak terusik dengan penolakan Kantor Catatan Sipil (KCS) untuk

mencatat perkawinan yang telah sah menurut Agama Khonghucu

sesuai dengan syarat dalam UU perkawinan No. 01/1974. Hal ini

diketahui saat mendaftarkan pernikahan dengan membawa surat-surat

yang telah disyaratkan pada tanggal 1 Agustus 1995. Penolakan ini

dengan alasan bahwa agama Khonghucu dianggap bukan agama

yang diakui dan dibina Departmen Agama. KCS mengajukan dua

alternatif yaitu mengganti surat nikah dengan agama lain dan

mengaku beragama salah satu agama "resmi" pemerintah. Alternatif ini

ditolak oleh umat Khonghucu mengingat harus mengikuti dan

mengulangi lagi ritual agama lain yang tidak dimengerti dan diyakini

sama sekali. Sedangkan anjuran kedua adalah MAKIN (Majelis Agama

Khonghucu) mengeluarkan surat agar menghilangkan kata "Agama"

dalam stempel MAKIN dan supaya tertulis "Majelis Khonghucu

Indonesia" tanpa agama di depan kata “Khonghucu”, jadi stempel dan

kop surat nikah harus diganti.20

19 Wawancara pribadi dengan Andri (umat Khonghucu), Tangerang, 9 Februari 2009. 20

Wawancara Pribadi dengan Ws, Asyuntapura.

Page 33: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

Untuk memberi gambaran mengenai sejarah agama Khonghucu

di Tangerang, pada tahun 1910, di Solo didirikan Khong Kaw Hwee

sebagai lembaga Agama Khonghucu pertama. Pada tanggal 12 April

tahun 1923, diadakan kongres pertama Khong Kaw Hwee (lembaga

pusat Agama Khonghucu) di Yogyakarta dengan kesepakatan memilih

kota Bandung sebagai pusat kegiatan seluruh umat Khonghucu

Indonesia pra-kemerdekaan. Pada tanggal 25-26 September 1924, di

Bandung diadakan kongres kedua yang membahas tentang

penyeragaman tata agama Khonghucu di seluruh nusantara. Pada

tanggal 16 April, di Solo diadakan kongres ketiga. Pada saat itu

lembaga Khong Kaw Hwee berubah namanya menjadi MATAKIN,

kemudian pada Tahun 1963 diselenggarakan kongres yang keempat di

Ciamis yang membahas tentang kerohaniwan, namun pada saat itu

belum ada keputusan tentang kerohaniwan, sehingga baru ada pada

tanggal 5-6 Desember pada tahun 1964 dan diresmikan di Tasikmalaya.

Pada tanggal 20-23 Desember pada tahun 1975 diadakan MUKERSIN

(Musyawarah kerja Nasional seluruh Indonesia) di Tangerang yang

membahas mengenai kerohaniwan dengan tujuan menyempurnakan

tata agama, tata cara ibadah, mengatur mengenai keimanan dan

pengajaran Khonghucu, kebatinan dan tentang perealisasian

perkawinan.21

21 Wawancara Pribadi dengan Ws, Asyuntapura.

Page 34: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

Jelaslah bahwa keberadaan Agama Khonghucu di Tangerang,

jauh sebelum bangsa Indonesia merdeka. Akan tetapi perkembangan

Agama Khonghucu resmi melembaga di Tangerang baru terbentuk

pada tanggal 20 Desember tahun 1975, dengan nama MAKIN (Majelis

Agama Khonghucu) sebagai penggantian nama lembaga pusat

agama Khonghucu dan sekarang menjadi MATAKIN (Majelis Tinggi

Agama Khonghucu Indonesia).

Tanggal 20 Desember 1975 adalah tanggal yang bermakna

ganda bagi umat Khonghucu di kota Tangerang yang berarti ajaran

Khonghucu tidak abstrak dan berpencar-pencar. Tanggal ini adalah

rentan waktu 35 tahun yang memiliki bobot istimewa dan sarat prestasi

(kendati organisasi agama Khonghucu di Tangerang tidak terlepas

Kong kauw Hwee). Bukan hanya tanggal yang bermakna ganda

namun tiap tokoh yang berkecimpung dalam kelembagaan ini

diperingatkan bahwa peranan adalah ambivalensi antara kepentingan

sosial verus keluarga yang merupakan tanggung jawab pribadi.22

Lepas dari masalah pribadi, Jl. Kisamaun No. 145 Tangerang

adalah panggung sejarah semua rasa pahit, getir, dan manis. Di sinilah

tokoh-tokoh lahir kembali, generasi satu hilang namun generasi

berikutnya datang sehingga sekarang banyak generasi pemuda yang

belajar tentang agama Khonghucu. Bagi umat Khonghucu, Gusdur

dianggap sebagai Dewa penyalamat karena mencabut Instruksi

22 Wawancara Pribadi dengan Victor (driver), Tangerang, 10 Februari 2009.

Page 35: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

Presiden No. 14 Tahun 1967 tentang agama, kepercayaan, dan adat

istiadat Cina. Penyelenggaraan kegiatan keagamaan, kepercayaan,

dan adat istiadat Cina dilaksanakan tanpa memerlukan izin hingga

berlangsung sampai masa sekarang. Hal ini ditetapkan di Jakarta pada

tanggal 17 Januari 2000. Kemudian Amin Rais, pada saat penutupan

sidang umum MPR 1999, telah mengajak semua umat beragama

termasuk yang beragama Khonghucu untuk berdoa atas keselamatan

bangsa Indonesia.

Umat Khonghucu telah merasakan hak-haknya setelah masuk

masa Reformasi hingga sekarang. Namun umat Khonghucu tidak

pernah merasakan hak-hak sipilnya pada masa Orde baru, oleh karena

itu umat Khonghucu menganggap Gusdur sebagai Dewa penyalamat

bagi umat Khonghucu.

Pada masa Reformasi tidak ada diskriminasi di pemerintah pusat

atau daerah, karena elemen masyarakat dan pemerintah sudah

mengakui agama Khonghucu di Indonesia. Pada tahun 70-an ada

peraturan yang menimbulkan diskriminasi tentang agama, terutama

agama Khonghucu yaitu dengan munculnya Inpres Nomor 14 Tanun

1967. Bagi umat Khonghucu inilah akar masalahnya. Sebetulnya dalam

Inpres itu tidak ada satu kata pun mengenai Khonghucu, tetapi

implementasinya pada akhirnya penekan ditujukan kepada umat

Khonghucu. Oleh karena itu bagi umat Khonghucu Gusdur sebagai

dewa penyelamat, karena mencabut Inpres tersebut. Pada masa

Page 36: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

pemerintahan Gusdur hingga sekarang, umat Khonghucu khususnya di

Tangerang merasa berlega hati dan semua kegiatan diperbolehkan

dari masa Reformasi hingga sekarang.23

Pemerintah Tangerang sudah mencatat pernikahan pemeluk

agama Khonghucu yang berdasarkan undang-undang Nomor 5 Tahun

1965 yang diperkuat oleh peraturan Presiden Tahun 1969 bahwa

agama Khonghucu merupakan salah satu agama yang diakui oleh

pemerintah hingga sekarang. Menurut Asyuntapura, di dalam kartu

keluarga dan kartu pendudukpun agama Khonghucu sudah

dicantumkan oleh warga Tangerang.24

B. Agama Khonghucu Pada Masa Reformasi

1. Pengertian Reformasi

Reformasi secara bahasa adalah perubahan pada proses

bergulirnya sejarah perpolitikan Indonesia. Masa reformasi di Indonesia

terjadi setelah bergulirnya pemerintahan Orde Baru oleh Presiden

Suharto. Presiden Suharto telah memimpin bangsa Indonesia selama 32

tahun dan telah banyak mengeluarkan keputusan yang sangat

menyakitkan bagi warga etnis Tionghoa. Setelah masa pemerintahan

Suharto, Orde Baru berubah menjadi masa Reformasi. Masa ini mulai

23Wawancara Pribadi dengan Ws, Asyuntapura, (Ketua Majelis Tinggi Agama Khonghucu

Indonesia) Tangerang, 25 September 2008 24 Wawancara Pribadi dengan Ceng Eng (Pengamat Budaya Tangerang) Tangerang, 26

Desember 2008.

Page 37: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

dipimpin oleh Presiden B.J. Habibie dan diteruskan oleh Abdurrahman

Wahid, Megawati Soekarno Putri, dan yang sekarang Susilo Bambang

Yudhoyono.

Sebutan Khonghucu merupakan istilah pengikut ajaran Kong Fu

Tse di Indonesia terutama orang-orang Tionghoa yang telah melakukan

migrasi keluar Negara Cina. Tapi di negara barat dikenal dengan istilah

Confucianisme yang berarti faham yang mengikuti ajaran Kun Fu Tse.

Tapi kalau dilihat dari aspek teologi ternyata ajaran yang dibawa oleh

Kong Fu Tse belum bisa dikategorikan sebagai agama, karena tokohnya

tidak banyak mengungkap masalah ketuhanan, melainkan fokus pada

misi moralnya yakni masalah budi perkerti tentang tata susila atau tata

krama dalam kehidupan sosial.25

Ajaran Khonghucu sangat diterima oleh penduduk Indonesia. Hal

ini dibuktikan dengan banyaknya mitologi dan tata cara peribadatan

kelompok keagamaan yang dilengkapi para pengikutnya. Menurut

Asyuntapura, ajarannya menyangkut mempercayai terhadap hal gaib,

yakni mempercayai nenek moyang/leluhur dan sangat menjujung tinggi

etika serta upacara dalam hidup masyarakat, serta sangat

mementingkan kehidupan mental. Hal ini selaras dengan ajaran etika

dalam setiap agama.

25 Bahri Ghajali, Studi Agama-Agama Dunia Bagian Agama Non Semitik (Jakarta: CV.

Pedoman Ilmu Jaya, 1994), h. 60.

Page 38: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

Masa reformasi memberikan keberanian umat Khonghucu untuk

mengembangkan diri. Surat edaran yang mencabut Inpres No 14 Tahun

1967 membuat umat Khonghucu berlega hati. Pemerintah daerah,

Kantor Catatan Sipil sejak dari kecamatan, mulai timbul keberanian. KTP

dan perkawinan sudah berstatus Khonghucu. Di samping itu,

Departemen Agama setempat kooperatif, dalam arti, mereka sudah

diakui keberadaannya bahkan mereka ikut membina forum komunikasi

antar umat beragama yang berjumlah enam agama.26

Namun hal ini berbeda dengan Orde Baru yang mana semua

kegiatan umat Khonghucu terbatas seperti kita ketahui bahwa pada

tahun 1967 muncul Inpres Nomor 14 Tahun 1967. Inpres ini menurut umat

Khonghucu yang menjadi akar masalahnya.

Walaupun begitu peninggalan bersejarah seperti bangunan kuno

masih yang berarsitek Cina yang sudah berusia 400 tahun bisa dijumpai

di Tangerang. Meski sangat tua, namun bangunan ini masih berdiri kokoh

di atas lahan seluas 2,5 hektar dengan luas satu hektar. Di sekeliling

bangunan itu berdiri rumah-rumah kopel atau asrama mantan tentara

komando Distrik militer. Pada zaman dulu rumah itu dimiliki oleh Jho Peng,

seorang mandor keturunan Cina yang mendapatkan kepercayaan

26 Wawancara Pribadi dengan Ceng Eng (Pengamat Budaya) Kamis 24 September 2008.

Page 39: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

penuh mengurusi pabrik dan pohon karet oleh pemerintah, dan kini diisi

oleh keluarga Jho Peng27,

Pada masa Orde Baru masyarakat keturunan Tionghoa lebih suka

berwiraswasta dibandingkan menjadi birokrat. Menurut pemerhati

kebudayaan Tionghoa di Tangerang Oey Tjin Eng, selama ini masyarakat

Tionghoa tidak mempunyai kesempatan untuk bergabung ke dalam

Birokrasi, mulai dari pemerintahan sampai kepolisian. Kondisi ini jauh

berbeda ketika sebelum Orde Baru, karena banyak warga keturunan

yang ikut kegiatan birokrasi, seperti menjadi polisi hingga sampai duduk

di pemerintahan bisa diperkirakan 50 persen. Sekarang hampir tidak ada

satupun warga keturunan Tionghoa yang ikut kegiatan birokrasi.28

Pada tanggal 21 Mei 1998, akhirnya sang penguasa otoriter Orde

Baru yaitu Presiden Suharo berhasil dipaksa lengser.29 Dengan lengsernya

Soeharto itu pula, maka sejarah bangsa Indonesia pun bergerak menuju

proses perubahan dengan keluarnya kepres No. 6 Tahun 2000 yang

mencabut Inpres 14 tahun 1967. Menteri dalam Negeri sendiri mencabut

surat edaran tahun 1978 tentang agama yang lima, sehingga tidak ada

lagi dokumen resmi pemerintah yang mengatakan agama yang diakui

hanya lima. Oleh karena itu pemerintah sudah mengakui 6 agama yaitu:

Islam, Kristen, Katolik Buddha, Hindu, dan Khonghucu. Setelah

27 Metro, Tangerang Tribun, Senin, 28 Juni 2008, h. 2.

28 "Pilih Usaha Tangerang Jadi Birokrat" Tangerang Tribun, Rabu, 30 Juni 2008, h. 2.

29 Abdul Wahib Situmorang, Gerakan Sosial Studi Kasus Beberapa Perlawanan

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 59.

Page 40: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

dicabutnya surat Edaran Menteri dalam Negeri ini, maka pemerintah

tidak mempunyai kewenangan apapun untuk menentukan mana

agama yang resmi dan mana yang tidak resmi.

Di era Reformasi, pemerintah dibawah kepemimpinan Prof. Dr. Ing

Burhanuddin Joesoef Habibi, telah mengeluarkan Instruksi Presiden nomor

26 tahun 1998 yang berisi bahwa pemerintah akan memberikan

perlakuan dan layanan yang sama kepada seluruh warga negara

Indonesia, dan meniadakan perbedaan dalam segala bentuk, baik ras,

suku, agama, maupun asal usul. Dalam penyelenggaraan layanan

tesebut, tidak ada diskriminasi. Harus dijaga sebaik-baiknya agar jangan

ada sebagian atau sekelompok umat beragama yang merasa

diperlakukan tidak wajar sudah dirasakan bagi umat Khonghucu dan

menyambut gembira penyataan tersebut.

Kemudian pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

diadakan Kongres Nasional oleh FKUB I yang dibuka secara langsung

oleh Menteri Agama M. Mafftuh Basuni yang membicarakan tentang

keberadaan agama Khonghucu di Indonesia pada tanggal 6 s/d 10

Desember 2007 di Hotel Delaga biru, Cipanas, Jawa Barat. Kongres ini

sejalan dengan visi dan misi agama yaitu terwujudnya masyarakat

Indonesia yang taat beragama, maju, sejahtera, cerdas serta saling

menghormati sesama pemeluk agama sebangsa dan senegara dalam

persatuan Republik Indonesia. Umat Khonghucu merasa lega dengan

diadakan kongres tersebut, karena diakui hingga sekarang. Bahkan

Page 41: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

Presiden menegaskan kembali untuk tidak lagi bersifat diskriminasi

khususnya status agama Khonghucu di Indonesia.

Ada beberapa isu yang berkembang akhir-akhir ini yang

senantiasa dapat memicu konflik di antara umat beragama, oleh karena

itu perlu diwaspadai dan direspon secara arif. Maka, forum kerukunan

umat beragama selaku wadah pembina dan pemelihara kerukunan

umat beragama melakukan pendekatkan sebagai berikut:

a. Pendekatkan sosiologis dalam menangani konflik secara tuntas

dalam kehidupan masyarakat.

b. Pendekatan Theologis-Elitis artinya para pembuka agama jangan

memposisikan diri sebagai kaum elit, tetapi harus menunjukan

keteladanan secara aqidah pengamanan ajaran agama secara

baik benar

c. Pendekatan sosialnya harus mempunyai jiwa semangat juang

tinggi sekalipun harus banyak pengorbankan energi.

Tujuan dari kongres FKUB adalah untuk melakukan silaturahmi

nasional antara pengurus forum umat agama dan para tokoh antar

umat beragama. Hal ini dilakukan untuk menyamakan persepsi dan

merespon persoalan yang tengah dihadapi agama, menciptakan

suasana konduksif dalam rangka pemeliharaan kerukunan dan

pemberdayaan umat beragama, merumuskan agenda dan program

Page 42: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

bersama forum kerukunan umat beragama, serta merespon positif

terhadap persoalan-persoalan umat beragama.30

2. Kebebasan beragama Di Indonesia

Indonesia sebagai negara yang pluralis agama dan etnik, dalam

konstitusinya telah mengatur secara tegas kebebasan beragama.

Dengan berdasarkan kepada ketuhanan, maka Indonesia mengakui

dan percaya kepada adanya Tuhan. Sila ketuhanan yang Maha Esa

mengandung pengertian bahwa bangsa Indonesia percaya dan takwa

terhadap Tuhan yang Maha Esa. Hal ini tergambar dalam pembukaan

Undang-Undang Dasar 1945 alenia ketiga yang berbunyi: ''Atas berkat

rahmat yang Maha Kuasa dan dengan didorong keinginan luhur, supaya

berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia dengan

ini menyatakan kemerdekaannya''.

Dilihat dari undang-undang sudah ada kebebasan,31 tetapi sila

Ketuhanan Yang maha Esa, dapat dijabarkan mengandung makna 4

(empat) butir nilai luhur yang terdiri atas :

a. Percaya dan taqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa

sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut

dasar kemanusian yang adil dan beradab.

30 Jimmy J. Ranpengan, Memelihara Kerukunan Dan Memberdayakan Umat beragama

FKUB'', diakses Tanggal 23 Desember 2008 Dari http:/www.kekuskupanbogor.org/mekar/1-

2008/news7.htm 31

Yunianto, Pendidikan Kewarganagaraan (Bojonegoro: CV Pustaka Manggala, 2006), h. 3.

Page 43: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

b. Hormat-menghormati dan berkerja sama antara

pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda

sehingga terbina kerukunan hidup.

c. Saling menghormati kebebasan menjalankan

ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.

Dalam perjalanan sejarah agama-agama besar di dunia,

terutama Islam dan Kristen, maupun berbagai ajaran Buddha, Hindu,

Shinto, Taoisme, Zarathustra dan Confucianisme, setiap negara mengatur

dan menjamin hak dan kebebabasan beragama yang dicantumkan

dalam konstitusinya.

Indonesia sebagai bangsa pluralis, dalam konstitusinya mengatur

masalah kehidupan beragama. Dengan rumusan sila ketuhanan atau

suatu kepercayaan yang Maha Esa bahwa negara tidak memaksa

agama atau suatu kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa.

Sebab kepercayaan dan agama itu berdasarkan keyakinan, jadi tidak

dapat dipaksakan dan memang kepercayaan dan agama terhadap

Tuhan yang Maha Esa itu sendiri tidak memaksa manusia untuk

memeluknya.

Pancasila dan UUD 1945 pasal 29 ayat 1 dan 2 menjamin

kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-

masing dan beribadat menurut agama dan kepercayaan itu dan

perjuangan bangsa Indonesia menuju cita-cita nasional terus berjalan.

Hasil-hasil perjuangan satu persatu tercapai di berbagai sektor

Page 44: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

kehidupan. Pada masa Orde Baru lahirlah Penetapan Presiden No. 01

tahun 1965 yang menjadi undang-undang No. 01 tahun 1969 yang

merupakan satu produk di sektor hukum. Di dalam undang-undang

tersebut pemerintah menjamin ketertiban dan kelancaran rumah ibadah

agama oleh pemeluknya. Namun pada perayaan Imlek Presiden Susilo

Bambang Yodono kembali menegaskan untuk memberikan hak pemeluk

agama Khonghucu untuk mencatatkan identitas agamanya pada KTP

dan mengakui perkawinan, sebagai perkawinan yang sah dan berhak

untuk dicatat kantor catatan sipil. Selain itu Menteri Dalam Negeri,

Muhammad Ma’arup melalui surat edarannya ke seluruh daerah di

Indonesia yang memantau Kantor Catatan Sipil menambahkan

keterangan agama Khonghucu pada dokumen administrasi

kependudukan umat beragama.32

Penjelasan penetapan presiden ini dengan jelas mengatakan:

''Agama yang dipeluk oleh penduduk Indonesia ialah: Islam, Katolik,

Hindu, Buddha, Kristen dan Khonghucu”. Undangan-undang ini berlaku

di era reformasi pada tahun 2000. Warga Indonesia yang beragama

Khonghucu khususunya di Banten berjumlah 90.053 ada1ah, 11%.33

Kebebasan beragama merupakan salah satu hak yang paling asasi di

antara hak asasi manusia, karena kebebasan beragama itu bersumber

langsung kepada martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan.

32 Jimmy J. Ranpengan, “Memelihara Kerukunan Dan Memberdayakan Umat beragama

FKUB.'' 33 Leo Suryadinata, Penduduk Indonesia Etis Dan Agama Dalam Era Perubahan Politik

(Jakarta: LP3ES, 2003), h. 23.

Page 45: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

Akan tetapi kebebasan beragama bukan pemberian negara atau

bukan pemberian golongan.34

Bagi kerukunan antar agama, kita harus sadar bahwa agama dan

kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa adalah menyangkut

hubungan pribadi dengan Tuhan yang Maha Esa yang dipercayai dan

diyakininya, maka dikembangankanlah sikap saling menghormati

kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan

kepercayaannya dan tidak memaksakan suatu agama dan

kepercayaannya itu kepada orang lain Agama adalah masalah

keyakinan dan tidak ada satu kekuasaan duniawi yang mampu dah

berhak mencampuri keyakinan hati seseorang. Apa yang harus kita

lakukan adalah melayani hajat kehidupan beragama bangsa kita

dengan sebaik-sebaiknya dan seadil-adilnya.

Kita ingin kebebasan beragama benar-benar dilaksanakan

sehingga tidak ada golongan agama betapapun kecil jumlah mereka

terdiskriminasi. Hal ini secara jelas diungkapkan Presiden Soeharto yang

menyetujui tentang hak kebebasan beragama di Indonesia. Secara jelas

pula beliau menyatakan bahwa "Agama adalah masalah keyakinan,

dan tidak satu kekuasan duniawi yang mampu berhak mencampuri

keyakinan hati seseorang".

34 Depertamen Agama RI, Kompilasi Peraturan Perundangan-Undang Kerukunan hidup

Umat Agama ( Jakarta: Depag 2003), h. 7-11.

Page 46: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

Kebebasan kehidupan beragama dalam Undang-Undang Dasar

45 pasal 29 adalah jaminan konstitusional yang humanistik terhadap

kehidupan beragama di Indonesia. Patut disayangkan jaminan

konstitusional yang humanistik tersebut pada pelaksanaan bertolak

belakang. Jika keyakinan seorang kita arahkan untuk memilih agama

yang dikehendaki oleh pemerintah, berarti kita telah melanggar hak

kebebasan seorang untuk memeluk agama yang sesuai dengan nilai

Pancasila dan UUD 1945.

Pada masa Reformasi agama Khonghucu lebih berkembang di

tengah-tengah masyarakat di Indonesia, karena hak mereka sudah bisa

difungsikan dan UUD 1945 sudah dirasakan hingga sekarang. Umat

Khonghucu di Indonesia sudah dapat memanfaatkan hak-haknya yang

selama Orde Baru dibatasi.

Semua sudah dialami oleh umat Khonghucu seperti kepahitan

selama orde baru, namun masa reformasi membawa rasa gembira

karena sistem pendidikan serta perkawinan sudah dicatat di Kator

Catatan Sipil yang berdasarkan UU No 1/1974 tentang perkawinan.

Departemen Agama juga akan memfasilitas penyediaan guru agama

Khonghucu untuk mengajarkan agamanya.35

35 Tomy Su, Koordinatot Masyarakat Pencita Indonesia diakses tanggal 22 Desember 2008

dari Http://www2.kopas.com/kompas-cetak/0602/24/opini/2441409.htm

Page 47: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

BAB III

PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA MASA REFORMASI

Agama-agama yang dipeluk oleh penduduk Indonesia ialah Islam,

Kristen Katolik, Hindu, Budha, dan Khonghucu (Confucius). Hal ini dapat

dibuktikan, dalam sejarah perkembangan agama-agama di Indonesia.

Karena 6 macam agama ini adalah agama-agama yang dipeluk hampir

seluruh penduduk Indonesia,36 maka tanpa kecuali mereka dapat jaminan

yang diberikan oleh Undang-Undang Dasar pasal 29 ayat 2. selain itu

mereka mendapat bantuan-bantuan dan perlindungan seperti yang

diberikan oleh pasal ini.37

Sebagian peraturan pemerintah mengenai agama, kepercayaan,

dan adat istiadat Cina sangatlah memojokkan mereka (Etinis Cina) yang

merasa terbuang dari saudara-saudarnya pemeluk agama lain. Oleh sebab

itu berbagai fenomenapun muncul dan menjadi sebuah kajian terhadap

peraturan pemerintah yang berkaitan dengan umat Khonghucu mengenai

pengakuan kebebasan beragama serta masalah sosial yang ditimbulkan.

Hal ini berlaku tidak hanya di Tangerang melainkan seluruh Indonesia.

Seperti digambarkan WS Asyuntapura, umat Khonghucu harus mengalami

berbagai kenyatan pahit yang sangat memprihatikan, di antaranya

36 Prisma, Agama Dan Tantangan Zaman (Jakarta: LP3ES, 1985), h. 113.

37 Muhaimin, Damai Di Dunia Damai Untuk Semua, Prespektif Berbagai Agama (Jakarta:

Pengkajian kerukunan Hidup Umat Beragama, 2004), h. 19.

Page 48: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

peristiwa penghapusan mata pelajaran agama Khonghucu di sekolah-

sekolah sejak dikeluarkannya kurikulum sekolah dasar pada tahun 1975.

Peristiwa ini mengakibatkan para siswa dari anak-anak umat Khonghucu

pada 1977 dipaksa mengikuti pendidikan agama lain untuk memenuhi

tuntunan agama yang berlaku, bahkan sering dipaksa mengaku beragama

lain dengan alasan Khonghucu bukan agama yang diakui dan tidak resmi.38

Inpres No. 14 tahun 1967 menyebutkan bahwa umat Khonghucu tidak

diijinkan merayakan hari-hari sucinya di depan masyarakat umum. Lembaga

atau majelis-majelis agama Khonghucu tidak dibenarkan dan tidak diijinkan

menyelenggarakan kegiatan apapun yang bersifat formal.

Penyelenggaraan kongres dan pertemuan yang sejenis dibatalkan ijinnya

atau tidak atau tidak diberi ijin sama sekali.39 Namun menurut Asyuntapura

(Bungsu), kegiatan tetap berjalan secara intern dengan sangat sederhana,

dan dilaksanakan di tempat yang sederhana. Walaupun demikian, untuk

sementara ini yang terpenting adalah makna dari berbagai kegiatan

keagamaan itu sendiri.40

Di dalam Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang berfungsi sebagai

identitas diri, umat Khonghucu tidak dibenarkan dan tidak diijinkan

menyebut dirinya agama Khonghucu tetapi terus mengaku beragama lain

yang formal. Pencantuman ini juga termasuk dalam daftar isian

38 Wawancara Pribadi dengan WS. Asyuntapura, (Ketua Majelis Tinggi Agama Khonghucu

Indonesia), Tangerang, 29 September 2008. 39

Wawancara Pribadi dengan Rudi Guna Wijaya (Sekretaris MAKIN), Tangerang, 10

Februari 2009. 40

Wawancara Pribadi dengan WS. Asyuntapura, Tangerang, 29 September 2009.

Page 49: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

permohonan kartu penduduk. Hal yang paling memperhatinkan adalah

pencatatan perkawinan umat Khonghucu, sebagaimana yang sudah

ditentukan dalam undang-undang Republik Indonesia nomor 1 tahun 1974

tentang perkawinan. Ternyata Kantor Catatan Sipil yang bertugas mencatat

perkawinan tidak bersedia dan menolak pencatatan perkawinan mempelai

umat Khonghucu sekalipun telah melakukan perkawinan menurut tata

cara/hukum agama dan lembaga agamanya. Bila tidak bersedia

melakukannya, maka dikatakan ‘kumpul kebo’ atau melanggar undang-

undang perkawinan. Untuk mendapat pelayanan di kantor catatan sipil,

mereka harus bersedia mengaku beragama lain dan mau menikah menurut

agama yang formal atau resmi. Jika tidak, mereka harus mohon belas kasih

lembaga agama yang resmi agar mau menerangkan bahwa mempelai

tersebut sudah melakukan perkawinan menurut agama tersebut. Terakhir

yang tidak kurang memperhatinkan, umat Khonghucu yang masih berstatus

asing bila ingin mengikuti kemudahan kewarganegaraannya, wajib

mengakui beragama salah satu agama yang dianggap formal. Kemudian

Keputusan Presiden Kabinet Republik Indonesia Nomor 127/u/Kep/12/1996

tentang peraturan ganti nama bagi WNI yang memakai nama Cina terjadi

pula bagi umat Khonghucu di Tangerang.41

Pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid (Gusdur),

agama Khonghucu mulai mendapat angin segar. Karena mempunyai

harapan besar terhadap masa depan agamanya di Indonesia, dengan

41 Wawancara Pribadi dengan Lili (TU MAKIN), Tangerang, 10 Februari 2009.

Page 50: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

dicabut Instruksi Presiden (Inpres) No. 14 Tahun 1967 oleh pemerintah Gusdur,

umat Khonghucu boleh berlega hati. Sebelum pencabutan Inpres tersebut,

umat Khonghucu tidak merayakan tahun baru Imlek secara terbuka dan

hanya diperbolehkan di rumah atau lingkungan masing-masing. Namun

ketika Inpres tersebut dicabut umat Khonghucu di Indonesia dengan lega

dapat merayakan tahun baru Imlek secara terbuka dan tidak ada batasan

dalam lingkungan sendiri.42

Seteleh dicabut Inpres No. 14 tahun 1967 (pada bulan Februari 2000).

Menteri dalam Negeri sendiri mencabut Surat Edaran tahun 1978 tentang

agama yang lima, sehingga tidak ada lagi dokumen resmi pemerintah yang

mengatakan agama yang diakui hanya lima.

A. Kebijakan Politik Tentang Agama

Beberapa kebijakan politik tentang agama Khonghucu (etnis

Tionghoa) di Indonesia selama masa Orde Baru adalah sebagai berikut :

1. Undang-Undang No. I/pn.Ps/1965 tentang pencegahan dan

penyalagunakan dan/atau penodaan agama Pasal 1 bahwa setiap

orang dilarang dengan sengaja di muka umum menceritakan,

menganjurkan atau mengusahakan dukungan umum untuk

melakukan penafsiran tentang suatu agama yang dianut di

Indonesia atau melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan yang

42 Wawancara Pribadi dengan Budi (Masyarakat Tionghoa) Tangerang, 29 September 2008.

Page 51: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

menyerupai keagamaan dari agama itu dan penafsiran yang

menyimpang dari pokok-pokok agama itu.

2. Resolusi MPRS No. III/RES/MPRS/1966. yang pada pokoknya

menandaskan: percepatan proses integrasi melalui asimilasi warga

negara keturunan asing dengan menghapuskan segala hambatan

yang tidak harmonis dengan warga asli.

3. Keputusan Presidium Kabinet Republik Indonesia No.

127/U/Kep/12/1966, tentang peraturan ganti nama bagi WNI yang

memakai nama Cina.

4. Intruksi Presiden No. 14 tahun 1967 tentang agama, kepercayaan dan

adat istiadat Cina.

5. Undang-undang Republik Indonesia No. 01 tahun 1974 tentang

perkawinan, adanya penolakan pencatatan perkawinan umat

Khonghucu oleh petugas Kantor Catatan Sipil.

6. Dikeluarkannya Kurikulum pendidikan Sekolah Dasar dan Lanjutan

tahun 1975, tentang penghapusan mata pelajaran agama

Khonghucu, mengakibatkan para siswa anak-anak umat agama

Khonghucu mulai tahun 1977 dipaksa mengikuti pendidikan agama

lain.

7. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No. 477/74054 tanggal 18

November 1978 yang menyatakan bahwa hanya ada 5 agama di

Indonesia.

Beberapa kebijakan politik tentang agama di Indonesia selama masa

reformasi adalah sebagai berikut:

Page 52: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

1. Intruksi Presiden Nomor 26 tahun 1998 tentang pengapusan istilah

pribumi dan non pribumi.

2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2000 tentang

pencabutan Inpres Nomor 14/1967 tentang agama, kepercayaan

dan adat istiadat China.

3. Keputusan Menteri Agama Nomor 13 tahun 2001, tentang penetapan

Imlek sebagai hari libur fakultatif dan diteruskan dengan pencabutan

larangan penggunaan bahasa Tionghoa baik lisan maupun tulisan.

4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2002 tentang

ditetapkannya hari tahun baru Imlek sebagai hari Nasional.

5. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang

sistem pendidikan Nasional, dan Departemen Agama memfasilitasi

penyediaan guru agama Khonghucu.

6. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 dan 9 tahun 2006

tentang pedoman pelaksanaan tugas Kepala Daerah dalam

memelihara kerukunan umat beragama.

7. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor MA/12/2006

tanggal 25 Januari 2006 tentang penjelasan mengenai status

Perkawinan umat Khonghucu.

8. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 55 tahun 2007 tentang

pendidikan agama dan pendidikan keagamaan.

9. Keputusan Menteri dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 470/336/sj

tanggal 24 Februari 2006 tentang Pelayanaan Administrasi

Kependudukan penganut Agama khonghucu.

Page 53: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

10. Surat keputusan Departeman Agama Dalam Negeri Republik

Indonesia Nomor 470/3553/M tanggal 30 Agustus 2007 tentang daftar

isian penduduk.43

B. Trauma Politik dan Perkembangan Agama

Ketika bangsa Indonesa memasuki gerbang kemerdekaan,

segalanya tidak lagi dimulai dari awal. Dengan kata lain mereka sama sekali

tidak berada dalam situasi vakum, melainkan telah mewarisi situasi sosial

yang telah tercipta sebelumnya. Polarisasi antara pribumi dan warga asing -

khususnya keturunan Cina- misalnya telah tercipta ratusan tahun

sebelumnya.44 Perbedaan orientasi ideologis, agama, politik, sosial dan

budayanya juga telah terbentuk jauh sebelum masyarakat Indonesia

memproklamasikan diri sebagai sebuah bangsa. Akibatnya, selain

disebabkan oleh kekurangan pengalaman bangsa Indonesia menghadapi

berbagai kesulitan dalam menyatukan misi, bangsa Indonesia harus mencari

kerangka berpikir yang mampu mengatasi perbedaan-perbedaan tersebut.

Demikian, dalam situasi yang serba sulit itu bangsa Indonesia ternyata

mampu mengatasi beberapa agenda kebangsaan yang paling mendasar

setelah melalui liku-liku panjang serta perdebatan sengit, mereka sepakat

untuk bersama-sama berada dalam suatu negara dan indetitas bangsa.

Mereka berhasil merumuskan Pancasila dan UUD 1945 yang dipandang

43 Depertamen Agama RI, Kompilasi Peraturan Perundangan-Undang Kerukunan hidup

Umat Agama ( Jakarta: Depag 2003), h. 191-196. 44 Tarmizi Tahir, Masyarakat Cina Ketahanan Nasional Dan Integrasi Bangsa Di Indonesia

(Jakarta: Pusat kajian Islam Masyarakat, 1997), h. 7.

Page 54: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

dapat menjadi acuan kehidupan bersama. Sayangnya, semangat dan

ketulusan tersebut tidak serta merta menjamin kelancaran proses

implementasi cita-cita kemerdekaan.

Sistem kehidupan politik yang kemudian muncul misalnya, belum

sanggup mengakomodasikan keinginan-keinginan dan tuntunan-tuntunan

berbagai kelompok dan golongan. Setiap golongan menawarkan konsep

ideal dan berusaha memenuhi kepentingannya masing-masing. Akibatnya,

situasi sosial di masa Orde Lama lebih banyak diwarnai oleh proses negosiasi,

tawar menawar, friksi dan konflik antara kelompok. Ada kalanya perbedaan

tersebut dapat diatasi dengan baik sebagaimana yang tercermin dalam

perumusan dan ideologi dan landasan negara, tetapi tidak jarang

perbedaan itu berkembang menjadi konflik yang kemudian menyebabkan

munculnya fraksi dan perpecahan.

Kecenderungan ini akhirnya memuncak ketika Partai Komunis

Indonesia (PKI) yang melancarkan kudeta tahun 1965 yang sekaligus

mengakhiri pemerintahan Orde Lama. Kudeta yang dilancarkan PKI,

memaksa pemerintah Orde Lama untuk menyerahkan kekuasaan penuh

kepada kekuatan baru yang menamakan diri "Orde Baru". Orde baru tampil

di panggung kepemimpinan nasional dalam situasi politik bangsa Indonesia

terancam ambruk. Maka tugas utama pemerintahan Orde Baru adalah

memulihkan stabilitas keamanan nasional.

Dalam perkembangan selanjutnya, pemerintahan Orde Baru mulai

menata masalah-masalah sosial budaya dan keagamaan. Perkembangan

Page 55: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

Etnis Cina yang notabene beragama Khonghucu mulai mendapat sorotan

negatif pemerintah, karena selalu dijadikan kambing hitam dan korban

diskriminasi rasial. Ini berhubungan dengan Cina di Indonesia yang pantas

menjadi sasaran amarah dan kebencian. Mereka dicap buruk : tidak

patriotis, eksklusif, tidak sosial, memupuk kekayaan, pemakan babi, dan

selalu berorientasi ke negeri Cina. Untuk mengatasinya pemerintah

mengeluarkan Inpres No. 14 tahun 1967 mengenai agama, kepercayaan

dan adat istiadat Cina. Dengan dikeluarkannya kebijakan pemerintah

tersebut, maka perkembangan Etnis Cina (umat agama Khonghucu) resmi

dipasung oleh kebijakan pemerintah Orde Baru.45

Akibat gencarnya penekanan terhadap keturunan Cina berimbas

pada perkembangan agama Khonghucu. Jangankan untuk menambah

kualitas, bahkan umat yang telah adapun berbondong-bondong pindah ke

agama lain, dengan alasan agar tidak menghadapi masalah-masalah

sosial kemasyarakatan yang sangat singnifikan. Semua agama di Indonesia

sudah disetarakan setelah zaman reformasi, Khonghucu sudah mulai

mendapatkan pengakuannya kembali oleh pemerintah pada tahun 2000

yang diawali oleh Presiden Abdurrahman Wahid.46

C. Perkembagan Agama Khonghucu Pada masa Reformasi

45 Wawacara Pribadi dengan Ws. Asyuntapura. 46

Budi Santoso Tanuwibowo, Genta Harmoni (Surakarta 2006), h. 7.

Page 56: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

Semenjak bergulirnya masa reformasi, perkembangan agama

Konghucu mulai mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan dicabutnya

Inpres No. 14 Tahun 1967, sehingga segala sesuatu yang berhubungan

dengan agama Khonghucu diberi hak yang sama dengan masyarakat

pribumi yang berbeda-beda agama, ras, dan adat istiadat.

Warga Tionghoa khususnya di Tangerang menyambut gembira dan

merasakan nafas kebebasan yang terpasung selama 32 Tahun. Kegiatan

keagamaan umat Khonghucu menyambut kebebasan yang diraihnya

diawali dengan penyelenggaraan hari besar keagamaan umat Khonghucu,

yaitu peringatan hari lahir Khonghucu di Tangerang yang merupakan

kegiatan keagamaan pertama di muka umum dan terbuka bagi seluruh

elemen masyarakat. Peringatan ini diiringi pula dengan hadirnya budaya

bernuansa Cina yaitu tarian barongsai, yang di masa Orde Baru dilarang.

Penyelenggaran kegiatan keagamaan dan peringatan hari-hari

besar keagamaan yang dulu dilaksanakan hanya di lingkungan sendiri dan

bersifat tertutup serta harus memperoleh ijin dari Mabes POLRI, kini dapat

dilaksanakan secara terbuka. Contohnya adalah perayaan Imlek yang

diselenggarakan pada tahun 2001 dan tahun 2009. Umat Khonghucu

diberikan kebebasan oleh pemerintah hingga sekarang dan menjadikan

tahun baru Imlek sebagai hari libur. Presiden Republik Indonesia Megawati

Soekarno Putri, yang menghadiri peringatan Tahun Imlek di Jakarta pada 17

Febuari 2002, menetapkan tahun baru Imlek sebagai libur nasional

menjelang tahun 2003.

Page 57: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

Pada saat orde baru, proses mengenai pengajaran agama

Khonghucu di sekolah dasar dan lanjutkan yang dibekukan sejak tahun

1977, kini mulai diajukan dan menunggu proses dari Depertamen Agama

dan Pendidikan Nasional. Dalam sambutan Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono tentang perayaan Tahun Baru Imlek Nasional 2557 di Jakarta

Convention Center berapa waktu lalu, beliau menegaskan bahwa bangsa

Indonesia saat ini tidak ada diskriminasi. Depertemen Agama juga akan

memfasilitas penyediaan guru agama Khonghucu untuk mengajarkan

agamanya.

Hal diatas menunjukkan bahwa perkembangan agama Konghucu di

era reformasi sedang melalui proses perbaikan yang dilandasi ketulusan,

sikap rendah hati, lebih bersemangat dan saling berbagi. perkembangan ini

dibangun di atas norma-norma luhur, kebijaksanaan, cinta kasih dan

keberanian. Selain perbaikan kualitas umat, peningkatanpun sudah mulai

dirasakan pada kuantitas umat di Tangerang.

Terkait pada pasal 12 A UU No 20/2003 tentang sistem pendidikan

nasional, Departemen Pendidikan memfasilitasi penyediaan guru agama

Khonghucu untuk mengajarkan agama Khonghucu bagi murid-muridnya

yang menganutnya.47 Masyarakat Tionghoa Tangerang menyambut

gembira tentang undang-undang tersebut, dan pada akhirnya mereka

memperkenalkan kembali dan mengajarkan agama Khonghucu kepada

47 Tomy Su, “Presiden, Khonghucu, dan Diskriminasi”, diakses tanggal 24 Desember 2008

dari http://wwwr.kompas.com/kompas-cetak/0602/24/opini/2441409.htm

Page 58: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

anak-anaknya setelah reformasi. Pada umumnya tujuan ajaran Khonghucu

adalah mengembangkan manusia, untuk itu umat Khonghucu menekankan

tentang pentingnya pendidikan dan belajar di Tangerang.

Belajar dikonsepsikan oleh penganut Khonghucu sebagai proses yang

holistik dari upaya membangun karakter agar terwujud umat yang

menegakkan firman Thian di muka bumi. Selain itu, belajar bagi mereka

adalah untuk menggemilangkan kebajikan yang bercahaya yaitu berprilaku

cinta kasih, teguh pendirian dan menjunjung tinggi keadilan, mempunyai

keberanian yang dilandasi kebenaran dan harmoni, mempunyai kepekaan

dan kepedulian sosial yang tinggi, hidup penuh dengan kesusilaan,

menjunjung tinggi moral etika, serta bijaksana dan selalu dapat dipercaya

dalam hidup dan kehidupan sehari-hari.

Selain masalah pendidikan, hal yang sangat penting adalah

pencantuman agama Khonghucu bagi masyarakat Tionghoa yang

beragama Khonghucu. Kepala Pemerintah Daerah khususnya Tangerang

Wahidin Halim menegaskan kepada penduduk Tionghoa (Khonghucu)

untuk mencantumkan agamanya. Jika masyarakat Tionghoa yang masih

merasa didiskriminasi soal KTP serta kegiatan sosial, kebudayaan dan

keagamaannya dilarang, maka mereka bisa melapor kepada kepala

daerahnya. Kepala daerah itu akan memberikan sanksi kepada pejabat

yang bersangkutan.

Aktivitas-aktivitas agama Khonghucu berkembang sangat pesat,

seperti kegiatan donor darah, santunan, pentas seni serta perkawinan dan

Page 59: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

-10

10

30

50

70

90

110

130

150

1998-2002 2003-2005 2006-2009

pendidikan. Semuanya sudah diakui oleh pemerintah daerah maupun

pusat. Menurut Asyuntapura, negara berkewajiban melayani hajat

beragama warganya secara adil tanpa diskriminasi, harus dijaga sebaik-

baiknya agar jangan ada sebagian atau sekolompok umat beragama yang

merasa diperlakukan tidak wajar dan tidak adil.

"Kami bersyukur ke hadirat Thian, Tuhan yang Maha Esa, atas

bimbingan Nabi Khonghucu kami dapat melalui hal tersulit dalam

pengembangan agama Khonghucu. Ini terbukti dengan dicabutnya Inpres

No 14 Tahun 1967 oleh Keputusan Presiden No. 6 Tahun 2000 yang

berdampak baik bagi kualitas dan kuantitas umat Khonghucu di Tangerang

yang mengalami peningkatan 60% atau 50 menjadi 73 dari jumlah yang

aktif sekarang.”48

Tabel perkembangan agama Khonghucu di MAKIN Tangerang

48 Wawancara pribadi dengan WS. Asyuntapura

Page 60: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

Patut disyukuri, hak asasi manusia di era reformasi mulai membaik

hingga sekarang. Seiring dengan itu, menurut Asyuntapura agama

Khonghucu di Tangerang mulai ditata kembali. Perbaikan-perbaikan di

segala bidang yang ditindaklanjuti dengan mempersiapkan kader-kader

handal untuk mewujudkan misi-misi perdamaian. Di Tangerang ada

beberapa misi program kerja menyambut pencabutan Inpres No. 14 Tahun

1967 oleh Keppres Nomor tahun 2000 :

1. Membimbing, membina dan memberikan penyuluhan kepada umat

Khonghucu agar dapat hidup dalam jalan suci, biasanya dilakukan

pada malam Jumat dan Minggu pagi yang mengajarkan kasih

sayang terhadap manusia.

2. Membina umat Khonghucu mengamalkan ‘Susi’ (kitab Kempat), dan

‘Ngo King’ (Kitab yang Lima); agar senantiasa dapat menjadi insan

pembaharu yang selalu tanggap dan senantiasa ikut serta aktif

dalam memberikan kontribusi nyata dan positif pada setiap dinamika

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

3. Membimbing dan membina umat Khonghucu agar selalu

menghormati orang tua, bersikap dapat dipercaya oleh kawan dan

sahabat, mencintai dan membimbing generasi muda dan senantiasa

menjadi warga masyarakat dan warga negara yang baik dan

berwawasan kebangsaan.

Program kerja yang selama ini dilakukan oleh umat Khonghucu di

Tangerang diantaranya adalah:

Page 61: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

1. Memberdayakan rohaniawan agama Khonghucu dalam rangka

memperkuat pondasi keimanan umat Khonghucu menuju

terciptanya, dialog spiritual yang lebih intens dan kokoh antara umat

Khonghucu dengan Tuhan yang Maha Esa.

2. Memberdayakan umat lewat penanaman dan pengembangan nilai

agama Khonghucu pada setiap individu, sehingga dapat tercapai

dialog internal dalam diri setiap umat, dalam rangka meningkatkan

daya tahan keimanan setiap umat Khonghucu, yang pada akhirnya

mampu membangun jatidiri yang sejati.

3. Meningkatkan dialog institusional dan saling pengertian yang lebih

mendalam dengan semua institusi formal, informal, sosial keagamaan

dan kemasyarakatan; lewat berbagai teknik dan media komunikasi,

dengan tujuan akhir terwujudnya legalitas institusi dalam artian

maupun praktis.

4. Memberdayakan umat Khonghucu di setiap lapisan dan setara

masyarakat agar dapat menjadi insan Khonghucu yang bermoral

dan mampu memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, sehingga

dapat menciptakan dialog sosial yang nyata dan inklusif.

5. Secara sitematis, terencana dan terus menerus melakukan berbagai

kegiatan publikatif, dengan tujuan utama untuk menanamkan

pemahaman yang lebih mendalam akan hakikat dan nilai

Page 62: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

Khonghucu, sehingga dapat terjadi dialog kultural yang efektif

dengan seluruh lapisan dan anggota masyarakat.49

Selama ini, program kerja tersebut telah dijalankan dengan baik dan

terus menerus oleh umat Khonghucu di Tangerang.

49 Wawancara Pribadi dengan Ws. Asyuntapura

Page 63: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perkembangan agama Khonghucu di Tangerang pada masa

reformasi tidak terlepas dari peranan umat dan misi ajaran Khonghucu.

Dalam perkembanganya agama Khonghucu meliputi kualitas dan

kuantititas umat Khonghucu yang tidak dibatasi oleh peraturan pemerintah.

Dalam pada itu, umat Khonghucu sangat berterima kasih kepada

pemerintah karena perkembangan kualitas serta kuantitas berkembang

serta penyebaran dan pembinaan agama Khonghucu dilakukan secara

umum. Pemerintah tidak membatasi ruang gerak umat Khonghucu pada

masa reformasi yang terjadi di Tangerang, sebagaimana yang terjadi pada

masa Orde Baru.

Beberapa peraturan pada masa Orde Baru merupakan pelarangan,

serta pembatasan beragama bagi umat Khonghucu yang pada akhirnya

memicu diskriminasi terhadap agama. Hal ini menyebabkan pemerintah

tidak konsisten terhadap pelaksanaan hukum yang telah ditetapkan. Akan

tetapi peraturan itu sudah tidak berlaku di era reformasi.

Keadaan umat Khonghucu di masa reformasi sangat membaik dan

berkembangan. Mulai ada proses perbaikan yang dilandasi ketulusan, sikap

Page 64: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

rendah hati dan semangat untuk saling membagi yang dibangun diatas

nilai-nilai kebijaksanaan, cinta kasih dan keberanian.

Keadaan ini diawali dengan keputusan Presiden No.6 tahun 2000 dan

diteruskan oleh Menteri dalam Negeri tanggal 31 Maret 2000 mengenai

pencabutan Intruksi presiden Nomor 14 tahun 1967 tentang agama,

kepercayaan, dan istiadat Cina. Dengan sekejap kualitas umat Khonghucu

di Tangerang bahkan seluruh Indonesia berkembang.

Umat Khonghucu di Tangerang sudah merasakan angin segar dan

tidak lagi diskriminasi. Presiden Megawati mengumumkan mulai tanggal

2003 Imlek sebagai hari Raya Ethis Tionghua menjadi hari nasional.

Kemudian, Presiden Sosilo Bambang Yudhoyono pada perayaan Imlek

Nasional di Jakarta Convention Center menegaskan kepada bangsa

Indonesia saat ini tidak ingin adanya diskriminasi. Departemen Agama telah

mencatatkan perkawinan bagi pemeluk umat Khonghucu serta memberi

fasilitas penyediaan guru agama Khonghucu untuk mengajarkan

agamanya kepada murid-murid yang menganutnya. Beberapa peraturan

di masa reformasi tersebut benar-benar dijalankan di Tangerang.

Kehidupan keberagamaan umat Khonghucu di Tangerang banyak

mengalami kebebasan terutama kegiatan yang berbau keagamaan.

MAKIN Tangerang merupakan pusat penggerak lembaga keagamaan

umat Khonghucu.

Page 65: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

Menurut pandangan penulis, umat Khonghucu di Tangerang sudah

dapat memanfaatkan hak-haknya, sehingga mereka merasakan nyaman,

lega hati dan tidak ada rasa kekhawatiran. Pemerintah Tangerang telah

menginstruksikan pada seluruh dinas kependudukan agar umat Khonghucu

mencantumkan agamanya di KTP. Berdasarkan keputusan Surat Edaran

Menteri Agama tanggal 26 Januari 2006 yang berdasarkan Undang-Undang

No. 5 tahun 1965 yang diperkuat oleh peraturan Presiden tahun 1969 bahwa

agama Khonghucu merupakan salah satu agama yang diakui oleh

Pemerintah Indonesia, sehingga masalah perkawinan dan pendidikan bagi

umat Khonghucu dimudahkan.

Dalam kartu kelurga dan kartu penduduk agama Khonghucu

dicamtumkan agama yang dipeluk oleh warga Tangerang. Pemerintah

Tangerang melaksanakan keputusan yang dikeluarkan oleh presiden

Megawati tersebut. Selain itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

menegaskan kembali tidak ada diskriminasi, sehingga umat Khonghucu di

Tangerang berkembang. Etnis Tionghoa Tangerang merasa bebas dari

penjara yang selama ini mengurungnya.

Dengan demikian umat Khonghucu di Tangerang dapat

melaksanakan kegiatan pemberian sembako, donor darah, pengobatan

garatis yang dilaksanakan seminggu sebelum Imlek, bahkan berbagai

festival-festival Cina di Tangerang. Hal tersebut membuat lega hati warga

Khonghucu di Tangerang maupun di tingkat atas dan bawah, karena arti

sesungguhnya reformasi dilaksanakan oleh pemerintah.

Page 66: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

Menurut analisis penulis di Tangerang tidak ada lagi diskriminasi dari

kalangan bawah dan atas. Sehingga segala bentuk kegiatan di Tangerang

dapat dilaksanakan seperti hal tersebut di atas.

B. Saran-saran

Semua agama berasal dari Tuhan, dan manusia yang plural itu pun

adalah umat manusia yang satu juga, karena berasal dari satu sejarah dan

keturunan yang sama. penulis berharap kepada rekan-rekan mahasiswa,

khususnya yang mendalami Ilmu Perbandingan Agama, untuk

meningkatkan kajian tentang agama-agama di dunia. Metode efektif untuk

mempelajari agama-agama adalah dengan cara melakukan dialog antara

umat beragama, dengan maksud menghindari adanya penelitian dan

pemahaman–pemahaman yang keliru disebabkan adanya kesenjangan

hubungan antara umat beragama.

Page 67: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

DAFTAR PUSTAKA

“Pilih Usaha Tangerang Jadi Birokrat.” Tangerang Tribun, Rabu, 30 Juni 2008.

“Kompetisi Barongsai,” Radar Serpong, Rabu, 10 Desember 2008.

Cahyawan, Pajar. Pendidikan Pancasila dan Kewargangeraan. Jakarta: Depdikbud, 1999

Departemen Agama RI. Kompilasi Peraturan Perundang-undangan Kerukunan

Hidup Umat Agama. Jakarta: Depag 2003.

Ghajali, Bahri. Studi Agama-Agama Dunia Bagian Agama Non Semitik. Jakarta: CV.

Pedoman Ilmu Jaya, 1994.

Mahendra, Yuzril Ihza Menteri. Sekretaris Negara, No. B229M. Sesneg; 3/2006,

“Hak-Hak Sipil Umat Agama Khonghucu”. Jakarta: 29 Maret 2006.

Metro, Tangerang Tribun, Senin, 28 Juni 2008.

Muhaimin. Damai Di Dunia Damai Untuk Semua, Prespektif Berbagai Agama.

Jakarta: Pengkajian Kerukunan Hidup Umat Beragama, 2004.

Prisma, Agama Dan Tantangan Zaman. Jakarta: LP3ES, 1985.

Ranpengan, Jimmy J. Memelihara Kerukunan Dan Memberdayakan Umat

Beragama FKUB.” Diakses Tanggal 23 Desember 2008 Dari http:/www.kekuskupanbogor.org/mekar/1-2008/news7.htm.

Setiawan, Chandra. “Hak-Hak Sipil Pengalaman Agama Khonghucu.” Dalam Martin

L Sinaga (ed), Bincang Agama di Udara, Fundamentalisme, Pluralisme,

Peran Publik Agama, Jakarta: Radio pelita kasih, 2005.

Situmorang, Abdul Wahib. Gerakan Sosial Studi Kasus Beberapa Perlawanan

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.

Smith, Huston. Agama-agama Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1999.

Sou’yb, Joesoef. Agama-agama Besar di Dunia. Jakarta: PT. Al Husna Zikra, 1996.

Su, Tomy. “Koordinator Mayarakat Pecinta Indonesia.” Diakses tanggal 22 Desember 2008 dari Http:/www2.Kopas.com/Kompas-

cetak/0602/24/opini/2441409.htm.

Page 68: PERKEMBANGAN AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19226/1/GUNAWAN... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ... konstitusi ditegasan dalam

Suprayogo, Imam dan tobroni, Metodologi Penelitian Agama. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2003

Suryadinata, Leo, Penduduk Indonesia Etis dan Agama dlam Era Perubahan politk. Jakarta: LP3ES, 2003.

Tahir, Tarmizi. Masyarakat Cina Ketahanan Nasional dan Integrasi Bangsa di

Indonesia (Jakarta: Pusat Kajian Islam Masyarakat, 1997).

Tan, mely G. Etnis Tionghoa di Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008.

Tanggok, M. Ikhsan. Mengenal Lebih Dekat Agama Khonghucu di Indonesia

Jakarta: pelita Kebajikan, 2005.

Tanuwibo, Budi Santoso. Genta Harmoni. Surakarta: 2006.

Wawancara Pribadi dengan Ws. Asuntapura (Ketua Majelis Tiggi Agama

Khonghucu Indonesia) Tangerang, tanggal 25 September 2008.

Wawancara Pribadi dengan Eng Eng (Penganut Budaya Tangerang) Tangerang,

Tanggal 26 Desember 2008.

Wawancara Pribadi dengan Rudi Guna Wijaya (Sekretaris MAKIN), Tangerang, 10

Februari 2009.

Wawancara Pribadi dengan lili (TU MAKIN), Tangerang, 10 februari 2009.

Wawancara Pribadi dengan Budi (Masyarakat Tionghoa) Tangerang, 29 September.

Wawancara Pribadi dengan Andri (Umat Khonghucu), Tangerang, 9 Februari 2009.

Wawancara Pribadi dengan Victor (driver), Tangerang, 10 Februari 2009.

Yunianto. Pendidikan Kewarganegaraan. Bojonegoro: CV Pustaka Manggala,

2006.