24
PERKEMBANGAN AKUNTANSI SYARI’AH PERKEMBANGAN AKUNTANSI SYARI’AH A. Sejarah Munculnya Akuntansi Syariah A. Sejarah Munculnya Akuntansi Syariah Menurut sejarah, awal munculnya istilah Menurut sejarah, awal munculnya istilah akuntansi yang berawal dari sistem pembukuan akuntansi yang berawal dari sistem pembukuan “double entry” yang muncul di Italia pada “double entry” yang muncul di Italia pada abad ke-13 yang lahir dari tangan seorang abad ke-13 yang lahir dari tangan seorang Pendeta Italia bernama Luca Pacioli. Beliau Pendeta Italia bernama Luca Pacioli. Beliau menulis buku “Summa de Arithmatica Geometria menulis buku “Summa de Arithmatica Geometria et Propotionalita” dengan memuat satu bab et Propotionalita” dengan memuat satu bab mengenai “Double Entry Accounting System”. mengenai “Double Entry Accounting System”.

PERKEMBANGAN AKUNTANSI SYARI’AH

Embed Size (px)

DESCRIPTION

menjelaskan tentang berbagai perkembangan tentang akuntansi syariah

Citation preview

PERKEMBANGAN AKUNTANSI SYARI’AHPERKEMBANGAN AKUNTANSI SYARI’AH

A. Sejarah Munculnya Akuntansi SyariahA. Sejarah Munculnya Akuntansi Syariah

Menurut sejarah, awal munculnya istilah akuntansi Menurut sejarah, awal munculnya istilah akuntansi yang berawal dari sistem pembukuan “double entry” yang yang berawal dari sistem pembukuan “double entry” yang muncul di Italia pada abad ke-13 yang lahir dari tangan muncul di Italia pada abad ke-13 yang lahir dari tangan seorang Pendeta Italia bernama Luca Pacioli. Beliau seorang Pendeta Italia bernama Luca Pacioli. Beliau menulis buku “Summa de Arithmatica Geometria et menulis buku “Summa de Arithmatica Geometria et Propotionalita” dengan memuat satu bab mengenai “Double Propotionalita” dengan memuat satu bab mengenai “Double

Entry Accounting System”.Entry Accounting System”.

Sedangkan istilah akuntansi syari’ah dapat kita temukan apabila kita merefresh kembali sejarah islam, setelah munculnya islam di Semananjung Arab di bawah pimpinan Rasulullah SAW dan terbentuknya Daulah Islamiah di Madinah yang kemudian di lanjutkan oleh para Khulafaur Rasyidin terdapat undang-undang akuntansi yang diterapkan untuk perorangan, perserikatan (syarikah) atau perusahaan, akuntansi wakaf, hak-hak pelarangan penggunaan harta (hijr), dan anggaran negara.

Sebagai orang islam kita patut bangga karena Al Quran sebagai kitab suci umat Islam menganggap masalah akuntansi sebagai suatu masalah serius dengan diturunkannya surah Al-Baqarah ayat 282 yang menjelaskan tentang prinsip-prinsip akuntansi syariah,

Berikut ini adalah prinsip-prinsip yang terdapat dalam surat Al-Baqarah:282:

1.prinsip pertanggungjawaban

prinsip pertanggungjawaban/akuntabilitas merupakan konsep yang selalu berkaitan dengan konsep amanah. Implikasi dalam bisnis dan akuntansi adalah bahwa individu yang terlibat dalam praktik bisnis harus selalu melakukan pertanggungjawaban apa yang telah diamanatkan dan diperbuat kepada pihak-pihak yang terikat.

2. Prinsip keadilan

prinsip keadilan ini tidak saja merupakan nilai yang sangat penting dalam etika kehidupan sosial dan bisnis, tetapi juga merupakan nilai yang secara inheren melekat dalam fitrah manusia. Dengan demikian, kata keadilan dalam konteks aplikasi akuntansi mengandung 2 pengertian, yaitu: pertama, berkaitan dengan praktik moral, yaitu kejujuran yang merupakan faktor yang sangat dominan. Kedua, kata adil bersifat lebih fundamental yang merupakan sebagai pendorong untuk melakukan upaya-upaya dekonstruksi terhadap bangun akuntansi modern menuju pada bangun akuntansi yang lebih baik.

3. Prinsip kebenaranprinsip kebenaran ini tidak dapat dilepaskan dengan prinsip keadilan. aktivitas ini dapat dilakukan dengan baik apabila dilandaskan pada nilai kebenaran. Kebenaran ini akan dapat menciptakan keadilan dalam mengakui, mengukur, dan melaporkan transaksi-transaksi ekonomi.

Sebagaimana pada awal ayat tersebut menyatakan

وليكتب فاكتبوه مسمى أجل إلى بدين ينتم تدا إذا امنو الذين ايها يابالعدل تب كا بينكم

الله علمه كما يكتب أن تب كا يأب وال“Hai, orang-orang yang beriman apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya”.

Pada masa negara islam, buku catatan pertama dikenal dengan nama “jaridah”. Dari sini tampak garis hubungan antara buku pacioli yang terbit pada tahun 1494 M dan sumber rajukan buku tersebut, karena pada sebagian yang disebutkan terdapat banyak kesamaan dengan apa yang digunakan pada masa negara islam.

Dengan demikian, dapat kita saksikan dari sejarah, bahwa ternyata Islam lebih dahulu mengenal system akuntansi, karena Al Quran telah diturunkan pada tahun 610 M, yakni 800 tahun lebih dahulu dari Luca Pacioli yang menerbitkan bukunya pada tahun 1494 M.

Perkembangan pemikiran akuntansi syariah telah mengalami proses timbul tenggelam. Hingga saat ini model akuntansi konvensional masih mengakar dalam praktik perusahaan. Beberapa rtikel nasional dan internasional yang ditulis oleh para ahli akuntansi telah membahas dan membenarkan adanya akuntansi syariah.

Beberapa pembahasan yang dilakukan oleh para pakar akuntansi secara internasional adalh:

1. E.S. Hendriksen (1982), meskipun tidak menyinggung secara ekspilisit tentang akuntansi islam, ia mengakui bahwa penggunaan angka arab sangat banyak peranannya dalam perkembangan akuntansi.

2. Robert Arnold Russel (1986), bahwa sebelum sistem pembukuan berpasangan dikenal oleh pacioli, sudah ada sistem pembukuan berpasangan arab yang lebih canggih yang merupakan dasar kemajuan bisnis.

3. T.E. Gambling dan R.A.A. Karim (1986), bahwa dalam islam mengenal zakat sebagai upaya menyelesaikan masalah sosial & akuntansi islam sangat menekankan pada aspek sosial bukan kepentingan investor atau pemilik modal saja.

4. Mueller (1991), bahwa ada beberapa model akuntansi: model akuntansi islam dengan fokus pada kesesuaian syariah dan model standar ak.internasional yang fokus pada kesesuaian PSAK.

5. Sabri & Jabar (1992), membahas masalah bisnis dan etika akuntansi dalam islam

6. Muhammad Khir (1992), bahwa akuntansi islam memiliki peran yang sangat penting karena menekankan pada aspek keadilan & kebenaran.

7. Muhammad Akram Khan (1992), bahwa tujuan akuntansi islam adalah mengikuti syariat islam, menilai efisiensi manajemen, keterikatan pada keadilan dan kebenaran.

8. Shaari Hamid, Russel Craig, dan Frank Clarke (1993), bahwa ak.islam akan lebih cepat menjadi standar internasional karena sifat islam yang “borderless” yang tidak melihat batas negara (ak.Islam yang universal)

9. Ahmed R. Belkaoui (1995), ia yang mengemukakan dalam merumuskan model akuntansi di berbagai Negara antara lain: akuntansi islam.

10. D.R.Scott (1995), pelopor perumusan akuntansi berdasarkan pada aspek keadilan, kebenaran dan etika.

11. Toshikabu Hayashi (1995), ia yang membahas tentang ak.kapitalis, konsep ak.islam, perhitungan zakat, danpraktik bisni di arab Saudi.

12. Gusein Shagata (2001), yang berbicara tentang kaidah-kaidah ak.islam.

Pada wilayah nasional juga telah berkembang pemikiran dan penggalian konsep teori ak.syariah, diantaranya:

1. Sofyan Syafri Harahap (1991-1992), yang melihat nilai-nilai islam dalam konsep ak.kapitalis.

2. Iwan Triyuwono (1997), yang berpikir tentang landasan filosofi ak.syariah.

3. M.Akhyar Adnan (1997), yang melakukan penelitian tentang akuntansi di bank syariah.

4. Hartanto Widodo, dkk. (1997), yang menggagas tentang panduan ak.syariah untuk lembaga keuangan

syariah.

5. Muhammad (1999), yang melakukan penelitian tentang ak.syariah dilihat dari aspek ak.sosial dan pertanggung jawaban.

6. Iwan Triyuwono dan Moh.As’udi (2001), yang mencoba memformulasikan konsep zakat dalam konteks

metafora zakat dalam ak.syariah.

B. Persamaan dan perbedaan antara akuntansi konvensional dan akuntansi syari’ah

Persamaan kaidah Akuntansi Syariah dengan Akuntansi Konvensional terdapat pada hal-hal sebagai berikut:1. Prinsip pemisahan jaminan keuangan dengan prinsip unit ekonomi.2. Prinsip penahunan (hauliyah) dengan prinsip periode waktu atau tahun

pembukuan keuangan

3. Prinsip pembukuan langsung dengan pencatatan bertanggal.

4. Prinsip kesaksian dalam pembukuan dengan prinsip penentuan barang;

5. Prinsip perbandingan (muqabalah) dengan prinsip perbandingan income dengan cost (biaya).

6. Prinsip kontinuitas (istimrariah) dengan kesinambungan perusahaan.

7. Prinsip keterangan (idhah) dengan penjelasan atau pemberitahuan.

Sedangkan perbedaannya, menurut Husein Syahatah, dalam buku Pokok-Pokok Pikiran Akuntansi Islam, antara lain, terdapat pada hal-hal sebagai berikut:

* Para ahli akuntansi modern berbeda pendapat dalam cara menentukan nilai atau harga untuk

melindungi modal pokok, dan juga hingga saat ini apa yang dimaksud dengan modal pokok (kapital) belum ditentukan.

* Sedangkan konsep Islam menerapkan konsep penilaian berdasarkan nilai tukar yang berlaku, dengan tujuan melindungi modal pokok dari segi kemampuan produksi di masa yang akan datang dalam ruang lingkup perusahaan.

Konsep konvensional mempraktekan teori pencadangan dan ketelitian dari menanggung semua kerugian dalam perhitungan, serta mengenyampingkan laba yang bersifat mungkin, sedangkan konsep Islam sangat memperhatikan hal itu dengan cara penentuan nilai atau harga dengan berdasarkan nilai tukar yang berlaku serta membentuk cadangan untuk kemungkinan bahaya dan resiko.

Ada sejumlah argumentasi yang diajukan, mengapa Akuntansi Syari'ah harus berbeda dengan akuntansi konvensional. Diantaranya adalah karena faktor-faktor tujuan. Siapapun yang bertransaksi dengan cara Islam, harus diasumsikan bahwa tujuannya adalah dalam rangka mematuhi perintah Allah dan sekaligus ridha-Nya. Ini tentu sangat berbeda dengan tujuan yang biasa ingin dicapai akuntansi konvensional, yang biasanya hanya sarat dengan nilai-nilai keduniawian, tetapi kering dari nilai-nilai ukhrawi.

Secara lebih spesifik, dengan merujuk pada Statement of Financial Accounting (SFA) No. 1, alasan yang dipakai menyusun tujuan yang berbeda untuk Akuntansi Syari'ah adalah karena:

*) Islamic banks must comply with the principles and rules of Shari'a in all their financial and other dealings

*) The functions of Islamic banks are significantly different from those of traditional banks who have adopted the Western model of banking

*) The relatioship between Islamic banks and the parties that deal with them differs from the relatioship of those who deal with the traditional banks. Unlike traditional banks, Islamic banks do not use interest in their investment and financing transactions,

whereas traditional banks borrow and lend money on the basis of interest....

Pendapat di atas rasanya cukup jelas dan masuk akal, bila kemudian disimpulkan bahwa wajar jika akuntansi syari'ah tidak sama dengan akuntansi konvensional. Disamping itu kalau seseorang mencoba memahami hakekat keberadaan akuntansi sebagai alat yang tidak bebas nilai, dan bahkan penuh kompromi untuk berbagai kepentingan pihak tertentu.

Dapat disimpulkan, bahwa konsep Akuntansi Islam jauh lebih dahulu dari konsep Akuntansi Konvensional, dan bahkan Islam telah membuat serangkaian kaidah yang belum terpikirkan oleh pakar-pakar Akuntansi Konvensional. Sebagaimana yang terjadi juga pada berbagai ilmu pengetahuan lainnya, yang ternyata sudah diindikasikan melalui wahyu Allah dalam Al Qur’an.

وبشرى ورحمة وهدا شئ لكل تبيانا الكتاب عليك نزلنا و للمسلمين

“…Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (QS.An-Nahl/ 16:89)

c. Akuntansi syari’ah antara aliran pragmatis dan idealis

1.Akuntansi Syariah Aliran PragmatisMenurut mulawarman,Aliran akuntansi pragmatis

menganggap beberapa konsep dan teori akuntansi konvensional dapat digunakan dengan beberapa modifikasi Modifikasi dilakukan untuk kepentingan pragmatis seperti penggunaan akuntansi dalam perusahaan Islami yang memerlukan legitimasi pelaporan berdasarkan nilai-nilai Islam dan tujuan syari’ah.

2.Akuntansi Syari’ah Aliran IdealisAliran Akuntansi Syari’ah Idealis ini melihat akomodasi

yang terlalu “terbuka dan longgar” jelas-jelas tidak dapat diterima. Beberapa alasan yang diajukan misalnya, landasan filosofis akuntansi konvensional merupakan representasi pandangan dunia Barat yang kapitalis, sekuler dan liberal serta didominasi kepentingan laba. Landasan filosofis seperti itu jelas berpengaruh terhadap konsep dasar teoritis sampai bentuk teknologinya,

Konsep dasar teoritis akuntansi yang dekat dengan nilai dan tujuan syari’ah menurut aliran idealis adalah Enterprise Theory, karena menekankan akuntabilitas yang lebih luas. Meskipun, dari sudut pandang syari’ah, konsep ini belum mengakui adanya partisipasi lain yang secara tidak langsung memberikan kontribusi ekonomi.

3.Komparasi Antara Aliran Idealis dan Pragmatis

Kesimpulan yang dapat ditarik dari perbincangan mengenai perbedaan antara aliran akuntansi syari’ah pragmatis dan idealis di atas adalah,

pertama, akuntansi syari’ah pragmatis memilih melakukan adopsi konsep dasar teoritis akuntansi berbasis entity theory. Konsekuensi teknologisnya adalah digunakannya bentuk laporan keuangan seperti neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas dengan modifikasi pragmatis.

Kedua, akuntansi syari’ah idealis memilih melakukan perubahan-perubahan konsep dasar teoritis berbasis shari’ate E.T. Konsekuensi teknologisnya adalah penolakan terhadap bentuk laporan keuangan yang ada; sehingga diperlukan perumusan laporan keuangan yang sesuai dengan konsep dasar teoritisnya.