Upload
widicahyaadi
View
212
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/16/2019 Perkembangan Dan Permasalahan Kurikulum Dari Waktu Ke Waktu
1/14
RESUME MATERI 1
“Perkembangan dan Permasalahan Kurikulum dari Waktu ke Waktu”
Nama : Widi Cahya Adi
NIM : 150341805884
Mata Kuliah : Problematika Pendidikan Bidang Studi
Kelas : A
Waktu Pertemuan : Senin, 25 Januari 2016
A. RESUME
Kurikulum merupakan suatu rencana yang berfungsi sebagai pedoman
atau acuan dalam proses belajar mengajar. Kurikulum juga diartikan sebagai
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelanggaraan kegiatan
pembelajaran. Kurikulum dalam dunia pendidikan dapat berubah sesuai dengan
tujuan pendidikan yang ingin dicapai, oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa
kurikulum bersifat dinamis karena harus disesuaikan dengan tuntutan dan
perubahan yang terjadi di masyarakat. Indonesia merupakan salah satu negara
yang mengalami perubahan kurikulumdari waktu ke waktu, namun semua
kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila
danUUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta
pendekatan dalam merealisasikannya. Berikut perubahan dan permasalahan
kurikulum di Indonesia dari waktu ke waktu.
1) Kurikulum 1947Kurikulum 1947 merupakan kurikulum pertama di Indonesia setelah
kemerdekaan, kurikulum pendidikan di Indonesia pada masa ini masih
dipengaruhi sistem pendidikan kolonial Belanda dan Jepang, sehingga hanya
meneruskan yang pernah digunakan sebelumnya. Rentjana Pelajaran 1947
boleh dikatakan sebagai pengganti sistem pendidikan kolonial Belanda.
Karena suasana kehidupan berbangsa saat itu masih dalam semangat juang
merebut kemerdekaan maka pendidikan sebagai development conformism
8/16/2019 Perkembangan Dan Permasalahan Kurikulum Dari Waktu Ke Waktu
2/14
lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia yang
merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain.Rencana pelajaran
1947 memuat dua hal pokok yakni: daftar mata pelajaran dan jam
pengajarannya, garis-garis besar pengajaran (GBP)
Rencana Pelajaran 1947 memiliki karakteristik yakni mengurangi
pendidikan pikiran dalam arti kognitif, dan mengutamakan pendidikan watak
atau perilaku, meliputi: kesadaran bernegara dan bermasyarakat, materi
pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, Perhatian terhadap
kesenian dan pendidikan jasmani
Dengan demikian, kurikulum 1947 lebih menekankan pada pembentukan
karakter manusia yang berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain, namun
permasalahannya adalah kurikulum pendidikan di Indonesia masih
dipengaruhi sistem pendidikan kolonial Belanda dan Jepang.
2) Kurikulum 1952
Tahun 1952 terdapat penyempurnaan kurikulum sebelumnya yakni
kurikulum 1947 “Rencana Pelajaran” diubah menjadi “Rencana Pelajaran
terurai” (kurikulum 1952). Kurikulum ini menekankan bahwa setiap pelajaran
harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan
sehari-hari. Fokusnya pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan
moral (Pancawardhana). Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima
kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/ artistik, keprigelan
(keterampilan), dan jasmaniah. Berdasarkan hal tersebut dapat dinyatakan
bahwa kurikulum 1952 merupakan kurikulum yang sudah mengarah pada
suatu sistem pendidikan nasional. Permasalahan yang dihadapi pada
implementasi kurikulum 1952 adalah kurangnya tenanga pengajar dan tidak
didukung dengan fasilitas yang memadai.
3) Kurikulum 1964
Tahun 1964 Indonesia kembali menyempurnakan kurikulumnya yakni
menjadi “Rencana Pendidikan 1964”, kurikulum tersebut memiliki konsep
pembelajaran yang bersifat aktif, kreatif, dan produktif. Konsep pembelajaran
ini mewajibkan sekolah membimbing anak agar mampu memikirkan sendiri
8/16/2019 Perkembangan Dan Permasalahan Kurikulum Dari Waktu Ke Waktu
3/14
8/16/2019 Perkembangan Dan Permasalahan Kurikulum Dari Waktu Ke Waktu
4/14
8/16/2019 Perkembangan Dan Permasalahan Kurikulum Dari Waktu Ke Waktu
5/14
secara terus menerus sesuai dengan kondisi dan perkembangan masyarakat.
Kurikulum 1984 memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
- Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar
siswa aktif (CBSA). CBSA adalah pendekatan pengajaran yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat secara fisik,
mental, intelektual, dan emosional dengan harapan siswa memperoleh
pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektif,
maupun psikomotor.
- Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan pendekatan spiral. Spiral
adalah pendekatan yang digunakan dalam pengemasan bahan ajar
berdasarkan kedalaman dan keluasan materi pelajaran. Semakin tinggi
kelas dan jenjang sekolah, semakin dalam dan luas materi pelajaran yang
diberikan.
- Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan.
Dengan demikian maka Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar,
selain itu banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA, yang terlihat
adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana sini
ada tempelan gambar, dan yang terlihat guru tak lagi mengajaar model
berceramah sehingga pembelajaran kurang memperhatian muatan (isi)
pelajaran.
7) Kurikulum 1994
Pada kurikulum 1984, proses pembelajaran menekankan pada pola
pengajaran yang berorientasi pada teori belajar mengajar dengan kurang
memperhatikan muatan (isi) pelajaran. Hal ini terjadi karena berkesesuaian
suasan pendidikan di LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan)
pun lebih mengutamakan teori tentang proses belajar mengajar. Akibatnya,
pada saat itu dibentuklah Tim Basic Science yang salah satu tugasnya ikut
mengembangkan kurikulum di sekolah. Tim ini memandang bahwa materi
(isi) pelajaran harus diberikan cukup banyak kepada siswa, sehingga siswa
selesai mengikuti pelajaran pada periode tertentu akan mendapatkan materi
pelajaran yang cukup banyak.
8/16/2019 Perkembangan Dan Permasalahan Kurikulum Dari Waktu Ke Waktu
6/14
Adanya kurikulum 1994 sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 ini maka
akan memicu penggunaan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar,
baik secara mental, fisik, dan social, selain itu pengajaran dari hal yang
konkret ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit, dari hal
yang sederhana ke hal yang kompleks. Kekurangan dari kurikulum 1994 ini
adalah aspek yang di kedepankan dalam kurikulum 1994 terlalu padat,
konsep pengajaran satu arah, dari guru ke murid, beban belajar siswa terlalu
berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya materi/ substansi
setiap mata pelajaran, materi pelajaran yang dianggap terlalu sukar karena
kurang relevan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa, dan kurang
bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi kehidupan sehari-hari,
pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk
pemantapan pemahaman.
8) Kurikulum 2004 (KBK)
Perkembangan kurikulum (1975-1994) berorientasi pada pencapaian
tujuan dan berimpilkasi pada penguasaan kognitif lebih dominan namun
kurang dalam penguasaan keterampilan (skill). Sehingga lulusan pendidikan
kita tidak memiliki kemampuan yang memadai terutama yang bersifat
aplikatif, sehingga diperlukan kurikulum yang berorientasi pada penguasaan
kompetensi secara holistik. Oleh sebab itu pada tahun 2004 dilakukan
oenyempurnaan kurikulum yakni menjadi Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK).
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dapat diartikan sebagai suatu
konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan
melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu,
sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan
terhadap seperangkat kompetensi tertentu. KBK diarahkan untuk
mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan
minat peserta didik, agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk keahlian,
ketepatan dan keberhasilan dengan penuh tanggung jawab. KBK tidak lagi
mempersoalkan proses belajar, proses pembelajaran dipandang merupakan
8/16/2019 Perkembangan Dan Permasalahan Kurikulum Dari Waktu Ke Waktu
7/14
8/16/2019 Perkembangan Dan Permasalahan Kurikulum Dari Waktu Ke Waktu
8/14
pendidikan yang dikembangkan di tingkat satuan pendidikan, dan kalender
pendidikan.
SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan
peserta didik dari satuan pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh
mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran. Kompetensi lulusan merupakan
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.
Secara umum, tujuan memberlakukan KTSP pada setiap jenjang
pendidikan adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan
pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga
pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan
secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum. KTSP merupakan
kurikulum yang menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa, baik
secara individual, maupun klasikal, selain itu kurikulum ini berorientasi pada
hasil belajar (learning out comes) dan keberagaman, penyampaian dalam
pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi. Sumber
belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi
unsure edukatif, Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam
upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi. Dengan demikian
seorang guru harus benar-benar digerakkan menjadi manusia yang
professional yang menuntut kekereatifitasan. Permasalahan yang dihadapi
pada KTSP ini adalah minimnya sosialisasi dan kesiapan sarana dan
prasarana pendukung pendidikan dan terutama sekali kesiapan guru dan
sekolah untuk menyusun dan mengembangkan kurikulum sendiri.
10) Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum terbaru di Indonesia yang
merupakan penyempurnaan dari kurikulum KTSP namun dalam
pelaksanaanya masih terkendala hingga saat ini. Prinsip pengembangan
Kurikulum 2013 adalah menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam
pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah
(scientific appoach ) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi
8/16/2019 Perkembangan Dan Permasalahan Kurikulum Dari Waktu Ke Waktu
9/14
mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan
mencipta untuk semua mata pelajaran.
Kegiatan pembelajaran dalam kurikulumn 2013 meliputi tiga kegiatan
pokok, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Kegiatan pendahuluan bertujuan untuk menciptakan suasana awal
pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa dapat mengikuti proses
pembelajaran dengan baik. Kegiatan inti merupakan kegiatan utama dalam
proses pembelajaran atau dalam proses penguasaan pengalaman belajar
(learning experience ) siswa. Kegiatan penutup ditujukan untuk validasi
terhadap konsep, hukum atau prinsip yang telah dikonstruk oleh siswa dan
pengayaan materi pelajaran oleh siswa
Pada kurikulum KTSP pembelajaran mengacu pada dengan mengacu pada
Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), namun pada
kurikulum 2013 dikembankan kembali menjadi Standar Nasional Pendidikan
(SKL, SI, Standar Proses, Standar Penilaian), yakni:
- Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari kebutuhan.
- Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan melalui
Kompetensi Inti yang bebas mata pelajaran, Semua mata pelajaran harus
berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan. Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin
dicapai. Semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti (tiap kelas).
- Standar Proses dikembangkan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan
dan Standar Isi. Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Kurikulum 2013 tataran proses pembelajaran adalah dengan
pendekatan ilmiah ( scientific ), tematik terpadu (tematik antarmata
pelajaran), dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) akan mengupayakan
8/16/2019 Perkembangan Dan Permasalahan Kurikulum Dari Waktu Ke Waktu
10/14
agar para guru mampu menerapkan pembelajaran berbasis
penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning)
- Standar Penilaian kurikulum 2013 berdsarkan pada mengukur tingkat
berfikir siswa mulai dari rendah sampai tinggi, menekankan pada
pertanyaan yang membutuhkan pemikran mendalam (bukan hanya sekedar
hafalan), mengukur proses kerja siswa (bukan hanya hasil kerja siswa),
menggunakan portofolio pembelajaran siswa.
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum terbaru yang merupakan
penyempurnaan dari kurikulum-kurikulum tahun sebelumnya, namun
kurikulum ini memiliki banyak permasalahan yakni:
- Tidak ada kajian terhadap penerapan Kurikulum 2006 yang berujung pada
kesimpulan urgensi perpindahan kepada Kurikulum 2013.
- Tidak ada evaluasi menyeluruh terhadap uji coba penerapan Kurikulum
2013 setelah setahun penerapan di sekolah-sekolah yang ditunjuk.
- Penjelasan poin ini adalah, Pada Pasal 2 ayat 2 dalam Peraturan Menteri
nomor 159 Tahun 2014 itu menyebutkan bahwa Evaluasi Kurikulum
untuk mendapatkan informasi mengenai: Kesesuaian antara Ide Kurikulum
dan Desain Kurikulum; Kesesuaian antara Desain Kurikulum dan
Dokumen Kurikulum; Kesesuaian antara Dokumen Kurikulum dan
Implementasi Kurikulum; dan Kesesuaian antara Ide Kurikulum, Hasil
Kurikulum, dan Dampak Kurikulum.
- Kenyataannya, Kurikulum 2013 diterapkan di seluruh sekolah sebelum
dievaluasi kesesuaian antara ide, desain, dokumen hingga dampak
kurikulum. - Penyeragaman tema di seluruh kelas, sampai metode, isi pembelajaran dan
buku yang bersifat wajib sehingga terindikasi bertentangan dengan UU
Sisdiknas.
- Penyusunan konten Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang tidak
seksama sehingga menyebabkan ketidakselarasan.
8/16/2019 Perkembangan Dan Permasalahan Kurikulum Dari Waktu Ke Waktu
11/14
- Kompetensi Spiritual dan Sikap terlalu dipaksakan sehingga menganggu
substansi keilmuan dan menimbulkan kebingungan dan beban
administratif berlebihan bagi para guru.
- Metode penilaian sangat kompleks dan menyita waktu sehingga
membingungkan guru dan mengalihkan fokus dari memberi perhatian
sepenuhnya pada siswa.
- Ketidaksiapan guru menerapkan metode pembelajaran pada Kurikulum
2013 yang menyebabkan beban juga tertumpuk pada siswa sehingga
menghabiskan waktu siswa di sekolah dan di luar sekolah.
- Ketergesa-gesaan penerapan menyebabkan ketidaksiapan penulisan,
pencetakan dan peredaran buku sehingga menyebabkan berbagai
permasalahan di ribuan sekolah akibat keterlambatan atau ketiadaan buku.
- Berganti-gantinya regulasi kementerian akibat revisi yang berulang.
B. PERTANYAAN YANG MUNCUL
1) Aspek-aspek apasajakah yang diperhatikan dari perkembangan kurikulum
di Indonesia?
2) Bagaimanakah cara untuk mengevaluasi sebuah kurikulum yang diterapkan
di Indonesia?
3) Siapakah yang harus benar-benar dilibatkan dalam pembuatan kurikulum
dalam rangka penyempurnaan kurikulum sehingga terhindar dari
permasalahan-permasalahan?
4) Fenomena yang terjadi saat ini adalah beberapa sekolah ada yang
menerapkan KTSP dan ada pula yang menerapkan Kurikulum 2013?
Bagaimana dampak yang dapat ditimbulkan dari perbedaan kurikulum
tersebut bagi dunia pendidikan di Indonesia?
5) Bagaimanakah kurikulum yang benar-benar cocok diterapkan di Indonesia?
C. REFLEKSI DIRI DAN PERNYATAAN SIKAP
Resume terkait perkembangan kurikulum di Indonesia dari waktu ke
waktu ini membuat saya kembali lagi untuk membaca sejarah tentang
8/16/2019 Perkembangan Dan Permasalahan Kurikulum Dari Waktu Ke Waktu
12/14
kurikulum yang pernah ada di Indonesia, saya menjadi tahu bagaimana
perkembangannya yakni dari awal kemeredekaan (kurikulum 1947) hingga
kurikulum yang telah dikembangkan saat ini (kurikulum 2013), kurikulum-
kurikulum yang telah dikembangkan memiliki karakteristik atau ciri masing-
masing dan juga memiliki kelemahan dan kelebihan. Kurikulum selalu
mengalami perubahan sehingga kurikulum bersifat dinamis karena harus
disesuaikan dengan tuntutan jaman. Perkembangan kurikulum setiap waktunya
memiliki permasalahan-permasalahan sehingga sampai saat ini terus dilakukan
evaluasi dan penyempurnaan dari kurikulum yang diterapkan sehingga
Indonesia memiliki kurikulum yang cocok untuk diterapkan di Indonesia itu
sendiri. Berdasarkan hal tersebut saya ingin mempelajari kembali tentang
tujuan pemerintah untuk menerapkan kurikulum yang berlaku di Indonesia,
sebagai seorang pendidik saya harus tahu tujuan dari penerapan kurikulum
yang sebenarnya, sebagai seorang pendidik juga harus dapat menjalankan apa
yang telah diatur dalam sebuah kurikulum sehingga tujuan dari kurikulum
tersebut juga dapat tercapai, seorang pendidik tidak boleh hanya mengkritisi
namun juga memberikan solusi jika kurikulum yang diterapkan dirasa memiliki
kekurangan yang harus diperbaiki.
DAFTAR RUJUKAN
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. 2006. Sejarah Perkembangan Kurikulum di Indonesia . Online. http://kuliahdaring.dikti.go.id/materiterbuka/open/dikti/Revisi_Bahan_Ajar_Cetak/BAC_Pengkur_SD/UNIT4_PERKEMBANGA
N_KURIKULUM.pdf
Direktorat Tenaga Kependidikan. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) . Departemen Pendidikan Nasional
Ilham, Waris. 2014. Standar Proses Pendidikan Nasional dan Penerapannyadalam Sistem Pendidikan di Sekolah (online): httphttp://www.kompasiana.com/arits.ilham/standar-proses-pendidikan-nasional-dan-penerapannya-dalam-sistem-pendidikan-di-sekolah_54f73fffa33311590f8b47ab (diakses tanggal 22 Januari 2016)
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Paparan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI: Implementasi Kurikulum 2013
8/16/2019 Perkembangan Dan Permasalahan Kurikulum Dari Waktu Ke Waktu
13/14
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Permasalahan Implementasi
Kurikulum 2013. Online. http://news.okezone.com/read/2014/12/11/65/1077829/10-masalah-utama-kurikulum-2013 (diakses tanggal 22Januari 2016)
Kesumawardani, Pipit. 2015. Perkembangan Kurikulum di Indonesia, Kelemahandan Kelebihannya . Online. https://www.academia.edu/8105736/Perkembangan_Kurikulum_di_Indonesia_kelemahan_dan_kelebihannya(diakses tanggal 22 Januari 2016)
Marsudi. 2014. Hakekat Kurikulum dan Prinsip-Prinsip PengembanganKurikulum (Online). http:/www.p4tk-jogja.com/hakekat-kurikulum-dan-
prinsip-prinsip-pengembangan-kurikulum (diakses tanggal 22 Januari 2016)
Sukmadinata, Nana S. 2008. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek .Bandung: Remaja Rosdakarya
Wirianto, Dicky. 2014. Perspektif Historis Transformasi Kurikulum di Indonesia. Islamic Studies Journal Vol. 2 No.1
8/16/2019 Perkembangan Dan Permasalahan Kurikulum Dari Waktu Ke Waktu
14/14
KRITERIA PENILAIAN RESUMEMATAKULIAH PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN
BIOLOGISEMESTER GENAP 2015/2016
No. Elemen SkorMaks
Penilaian
I. Identitas Resume Kawan Dosen1 Judul resume 22 Nama penulis resume 13 Tempat dan waktu penulisan resume 2
II. Isi Resume4 Topik/subtopik bahasan relevan dengan
materi yang akan dibahas10
5 Pembahasan dilakukan secara singkat, padat,dan jelas
10
6 Pokok-pokok pikiran yang dipaparkanrepresentatif untuk menggambarkankeseluruhan isi materi yang akan dibahas
25
7 Mengidentifikasi permasalahan/pertanyaanyang mengindi-kasikan pemahamannyaterhadap materi yang dipelajari (palingsedikit 5 buah)
25
8 Daftar rujukan dicantumkan dengan jelasdan benar
10
9 Ada pernyataan yang ingindilakukan/mempengaruhi sikap mahasiswaterhadap hasil resume
10
10 Resume terorganisasi dengan baik danlengkap
5
J u m l a h S k o r M a k s i m a l 100
Instrumen penilaian dikembangkan oleh Indriwati, S.E. (2012)