99
LAPORAN TRIWULANAN PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN PROVINSI MALUKU UTARA BANK INDONESIA TERNATE Jl. Jos Sudarso No.1 Tenate Telp. 62-921-21217, 21218, Fax : 24017

PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

LAPORAN TRIWULANAN

PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN

SISTEM PEMBAYARAN PROVINSI MALUKU UTARA

BANK INDONESIA TERNATE Jl. Jos Sudarso No.1 Tenate

Telp. 62-921-21217, 21218, Fax : 24017

Page 2: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

LAPORAN TRIWULANAN

PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN

SISTEM PEMBAYARAN PROVINSI MALUKU UTARA

BANK INDONESIA TERNATE Jl. Jos Sudarso No.1 Tenate

Telp. 62-921-21217, 21218, Fax : 24017

TRIWULAN III-2008

Page 3: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

VISI BANK INDONESIA

“Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis

yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil”

MISI BANK INDONESIA

“Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan

stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang negara Indonesia yang berkesinambungan”

TUGAS BANK INDONESIA (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999)

Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter,

Mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran, Mengatur dan mengawasi bank.

Kritik, saran dan komentar dapat disampaikan kepada : Redaksi : Kelompok Kajian, Statistik, Survey dan Pengawasan Bank Kantor Bank Indonesia Ternate Jl. Jos Sudarso No. 1, Ternate Telp : (0921) 21217, 21218 Fax : (0921) 24017

Page 4: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

i

KATA PENGANTAR

Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia

sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan dan

melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran serta

mengatur dan mengawasi bank dalam rangka mencapai dan memelihara kestabilan nilai

rupiah.

Sejalan dengan undang-undang tersebut, keberadaan Kantor Bank Indonesia di daerah

merupakan bagian dari jaringan kerja Kantor Pusat Bank Indonesia yang berperan sebagai

pelaksana kebijakan Bank Indonesia dan tugas-tugas pendukung lainnya di daerah.

Sebagai jaringan kerja Kantor Pusat Bank Indonesia di bidang ekonomi dan moneter,

Bank Indonesia Ternate berperan memberikan masukan dengan menyusun dan menerbitkan

suatu produk yaitu Laporan Perkembangan Ekonomi, Kinerja Perbankan dan Sistem

Pembayaran Provinsi Maluku Utara. Laporan ini diolah berdasarkan data dan informasi di

daerah untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan kebijakan moneter Bank Indonesia dan

diharapkan dapat menjadi salah satu bahan informasi bagi penentu kebijakan di daerah.

Laporan Triwulan ini meliputi perkembangan inflasi regional; ekonomi, moneter dan

Perbankan; sistem pembayaran dan prospek ekonomi.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih menemui beberapa

kendala. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami senantiasa mengharapkan kritik

dan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini menjadi lebih

baik di waktu yang akan datang.

Akhirnya, kepada pihak-pihak yang membantu tersusunnya laporan ini, kami

sampaikan penghargaan dan ucapkan terima kasih.

Ternate, November 2008 BANK INDONESIA TERNATE

Endih santosa Pemimpin

Page 5: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

ii

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK vi INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN KBI TERNATE vii RINGKASAN EKSEKUTIF viii BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO 1 1.1 Gambaran Umum …………………………………………………………. 1 1.2 Perkembangan PDRB dari Sisi Lapangan Usaha..................................... 4 1.3 Perkembangan Ekonomi dari Sisi Permintaan........................................ 11 BOKS 1 Pengembangan Perkebunan di Halmahera Utara 16 BAB II PERKEMBANGAN INFLASI REGIONAL 20 2.1 Gambaran Umum………………………………………………………….. 20 2.2 Inflasi Menurut Berdasarkan Kelompok Komoditas …........................... 21 2.3 Inflasi Berdasarkan Sub Kelompok Komoditas …………………………... 22 BAB III PERKEMBANGAN MONETER DAN PERBANKAN ................................... 27 3.1 Perkembangan Moneter …………………………………………………... 28 3.2 Perkembangan Perbankan ……………………………….……………….. 29 a. Perkembangan Aset Bank Umum ………………………………..... 31 b. Penghimpunan Dana Bank Umum ..……………………………... 33 c. Penyaluran Kredit ……………………...…………………………… 36 c.1. Penyaluran Kredit Berdasarkan Bank Pelapor …................. 36 c.2 Persetujuan Kredit Baru ..………………………………….... 39 d. Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Umum …………..…….……… 41 e. Non Performing Loans (NPLs) Bank Umum …………..…….……. 42 BAB IV PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH …………………………………... 45 4.1 Pendapatan Daerah ……………………………………............................ 46 4.2 Belanja Daerah ..................................................................................... 47 4.3 Surplus (Defisit) …………….………………………...………………….… 48 BAB V PERKENBANGAN SISTEM PEMBAYARAN ……………….….……………… 50 5.1 Aliran Uang Kartal ( outflow / inflow) ..................………………………. 52 5.2 Pemusnahan Uang Kartal ..................................................................... 56 5.3 Perkembangan Kliring Lokal ................................................................. 58 5.4 Uang Palsu …………………………………………………………………. 59 5.5 Perkembangan Transaksi RTGS ………………………………................. 60 Boks II Program “Maitaraku” Bank Indonesia Ternate ……………………………… 61 BAB VI PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH ………………………… 65 6.1 Kondisi Umum…................ …………………………………………........ 65 6.2 Angkatan Kerja Dan Pengangguran........................................................ 67 6.3 Lapangan Pekerjaan Utama................................................................... 70

Page 6: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

iii

6.4 Status Pekerjaan Utama ........................................................................ 72 BAB VII PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH................................................ 74 7.1 Kondisi Umum...................................................................................... 74 7.2 Prospek Pertumbuhan Ekonomi............................................................. 74 7.3 Prosoek Inflasi Daerah........................................................................... 75 Boks III Dampak Krisis Finansial Global Terhadap Perekonomian Maluku Utara.. 76

Page 7: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

iv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 PDRB Maluku Utara Sektor Pertanian ................................................... 5

Tabel 1.2 Perubahan No. Telepon di Wilayah Maluku Utara ................................. 9

Tabel 1.3 PDRB Sektoral maluku Utara ADHK 2000 ............................................ 11

Tabel 1.4 PDRB Penggunaan Maluku Utara ADHK 2000 ...................................... 15

Tabel 2.1 Inflasi Kelompok Komoditas .…………………….................................. 21

Tabel 2.2 Ranking Inflasi Sub Kelompok Komoditas Triwulan III-2008 .................. 22

Tabel 2.3 Laju Inflasi Terendah Berdasarkan Sub Kelompok Komoditas ................ 23

Tabel 2.4 IHK dan Perkembangan Inflasi Kelompok Bahan makanan ................... 23

Tabel 2.5 IHK dan Perkembangan Inflasi Kelompok Makanan Jadi, Rokok dan Tembakau ...........................................................................................

24

Tabel 2.6 IHK dan Perkembangan Inflasi Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar ……………………………………………. ...................

24

Tabel 2.7 IHK dan Perkembangan Inflasi Kelompok Sandang ……….................... 24

Tabel 2.8 IHK dan Perkembangan Inflasi Kelompok Kesehatan ............................ 25

Tabel 2.9 IHK dan Perkembangan Inflasi Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga ............................................................................................

25

Tabel 2.10 IHK dan Perkembangan Inflasi Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan .....................................................................................

26

Tabel 3.1 Indikator Perbankan di Maluku Utara ……............................................ 28

Tabel 3.2 Perkembangan Indikator Perbankan di Wilayah BI Ternate ……………. 29

Tabel 3.3 Perkembangan Perbankan di Wilayah Kerja KBI Ternate ……………… 30

Tabel 3.4 Komposisi Kepemilikan Aset Perbankan di Maluku Utara………..….... 33

Tabel 3.5 Perkembangan DPK Perbankan …………………................................ 35

Tabel 3.6 Perkembangan Kredit Perbankan …………………................................ 39

Tabel 3.7 Perkembangan Kredit Bermasalah Pada Perbankan Daerah …………. 44

Tabel 4.1 Realisasi APBD Tahun 2008 .................................................................. 46

Tabel 4.2 Komposisi Penerimaan Daerah ............................................................. 47

Tabel 5.1 Perkembangan DPK dan Kredit Perbankan di Provinsi Maluku Utara .... 53

Tabel 5.2 Perkembangan Penukaran Uang Kecil di Bank Indonesia Ternate …….. 53

Tabel 5.3 Realisasi RDU Tahun 2008 ………………………………………………... 56

Tabel 5.4 Jumlah Peracikan Uang Kertas di BI Ternate ......................................... 56

Tabel 5.5 Perbandingan Penemuan Uang Palsu di KKBI ....................................... 60

Page 8: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

v

Tabel 6.1 Penduduk MU Usia 15 tahun keatas Menurut Kegiatan ....................... 65

Tabel 6.2 Perkembangan garis Kemiskinan Provinsi Maluku Utara ....................... 66

Tabel 6.3 Jumlah dan Presentase Penduduk Miskin di Maluku Utara .................... 67

Tabel 6.4 Penduduk MU Usia 15 tahun keatas Menurut Lap. Pekerjaan Utama .... 71

Tabel 6.5 Penduduk MU Usia 15 tahun keatas Menurut Status Pekerjaan Utama . 73

Page 9: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

vi

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Maluku Utara …………………………………………. 2

Grafik 1.2 Perkembangan Sektor Ekonomi Terhadap PDRB di Maluku Utara ................. 3

Grafik 1.3 Proporsi Sektor ekonomi Terhadap Perekonomian Daerah ............................ 4

Grafik 1.4 Perkembangan PDRB Penggunaan Triwulan III-2008 ..................................... 11

Grafik 2.1 Perkembangan Inflasi Tahunan Kota Ternate dan Nasional ........................... 20

Grafik 3.1 Perkembangan Besaran Moneter di Maluku Utara ………........…….............. 29

Grafik 3.2 Perkembangan Aset Perbankan Maluku Utara .......….............………………. 32

Grafik 3.3 Proporsi DPK Perbankan Berdasarkan Produk Bank .......................………..... 34

Grafik 3.4 Proporsi DPK Perbankan Berdasarkan Golongan Debitur ...............………..... 34

Grafik 3.5 Proporsi Pemberian Kredit Baru Triwulan III-2008 ......................................... 41

Grafik 3.6 Perkembangan LDR Bank Umum .................................................................. 42

Grafik 3.7 Perkembangan NPL’s Perbankan ………..................................…………...... 43

Grafik 4.1 Perkembangan APBD Maluku Utara ……...........…………............................ 45

Grafik 5.1 Perkembangan Aliran Kas di KBI Ternate …..……...………………………….. 51

Grafik 5.2 Perkembangan Penukaran Uang Kecil di Bank Indonesia Ternate .................. 54

Grafik 5.3 Perbandingan Jml. Kas Keliling dengan Uang Masuk Ke BI Ternate ………… 55

Grafik 5.4 Perkembangan Peracikan Uang di BI Ternate .….............…………………….. 57

Grafik 5.5 Perkembangan Kegiatan Kliring .................................................................... 59

Grafik 6.1 Perbandingan Penduduk Bekerja dan Menganggur .…………….............….. 70

Grafik 6.2 Lapangan Kerja Utama Penduduk Malut .…….................................……….. 72

Page 10: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

vii

Trw. I Trw. II Trw. III

Besaran Moneter (miliar Rp) -54.91% 127.93% -1.34%

- Uang Giral 910.69 1016.178 955.34 919.08

- Uang Kuasi 1,709.37 1,650.77 1,737.06 1,737.31

Jumlah Bank dan Kantor Bank

- Jumlah Bank Umum 8 8 9 9

- Jumlah Kantor Bank Umum (tdk termasuk BRI Unit)20 20 36 36

- Jumlah BPR 1 1 1 1

- Jumlah Kantor BPR 1 1 1 1

Asset Bank Umum (Miliar Rp) 2,747.14 2743.878 2793.594 2818.853

Dana Pihak Ketiga (miliar Rp) -54.91% 127.93% -1.34%

- Giro 910.69 1,016.18 955.34 919.08

- Tabungan 1,296.38 120.02 1,272.13 1,247.26

- Deposito 412.99 45.05 464.93 490.05

- Total 2,620.06 1,181.26 2,692.40 2,656.39

y-o-y -45.91% 25.35% 20.19%

Kredit q-t-q 6.16% 14.65%

- Kredit (miliar Rp) 865.08 918.34 1,052.83 1,187.04

- KUK (% Kredit) 16.13% 20.09% 14.50% 0.00%

- NPL Gross (%) 3.38% 3.73% 3.47% 3.41%

- Rasio Kredit thd DPK (LDR) 33.02 77.74 39.10 44.69

Cash Flow KBI (miliar Rp)

- Posisi Kas 109.02 216.60 198.42 357.95

- Inflow 200.27 95.86 22.63 25.19

- Outflow 1,034.71 134.06 233.28 321.47

Net Inflow (+)/Net Outflow (-) (834.45) (38.20) (210.65) (296.28)

- MRUK 140.41 30.28 28.89 28.09

Rasio MRUK dgn Inflow (%) -416.67% 31.59% 127.65% 111.51%

- Jumlah Uang Palsu (lbr) - - - -

Kliring (rata-rata harian)

- Jumlah Warkat (lembar) 34 48.81 47.7 48.6

- Nominal Kliring (miliar Rp) 1.61 1.92 2.43 2.1

- Jumlah Cek/BG ditolak dgn Alasan Kosong (lembar)0.20 0.68 0.41 0.51

- Nominal Cek/BG ditolak dgn Alasan Kosong (juta Rp)17.51 14.84 484.47 36.33

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (miliar Rp)

- Penerimaan

- Belanja

PDRB (Harga Konstan, dlm juta Rp) *) *) **)

- Nilai (juta $) 2501.175 637.896 655.304 680.08

6.01% -0.69% 2.73% 3.78%

Kliring

- Jumlah Warkat (lembar) 8,448 3.026 3.005 3.063

- Nominal Kliring (miliar Rp) 404.36 118.76 152.93 132.33

- Jumlah Cek/BG ditolak dgn Alasan Kosong (lembar)49 42 26 32

- Nominal Cek/BG ditolak dgn Alasan Kosong (juta Rp)4,396 920.24 30,521.42 2,288.88

- Jumlah Hari Kliring 251 62 63 63

Catt.: Data perbankan termasuk Bank Syariah

2007

501.72

2008I N D I K A T O R

516.71621.47

636.47

Page 11: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Ringkasan Eksekutif viii

Ringkasan Eksekutif

GAMBARAN UMUM

Kinerja perekonomian Maluku Utara pada triwulan III-

2008 yang tergambar pada PDRB atas dasar harga konstan

tahun 2000 menunjukkan perkembangan positif sebesar

3,78% (q-t-q)1 bila dibandingkan dengan kinerja

perekonomian pada triwulan II-2008. Bila dihitung secara

nominal pada triwulan laporan aktivitas ekonomi sebesar

Rp680,08 miliar.

Pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada triwulan III-

2008 diikuti oleh peningkatan harga barang dan jasa. Secara

tahunan, pada bulan September 2008 inflasi di Kota Ternate

sebagai kota di Maluku Utara yang disurvey oleh Badan

Pusast Statistik (BPS) menunjukkan terjadinya inflasi tahunan

sebesar 16,63% (y-o-y). Tingkat inflasi tersebut lebih tinggi

bila dibandingkan dengan inflasi Nasional yang tercatat

sebesar 12,14 % (y-o-y).

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO

Pertumbuhan ekonomi daerah tercermin dari

peningkatan sebagian besar sektor ekonomi. Seiring dengan

membaiknya situasi kemananan di Maluku Utara serta

peningkatan aktivitas masyarakat dalam menyambut HUT

kemerdekaan RI serta bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri

memberikan kontribusi yang positif terhadap perkembangan

beberapa sektor ekonomi. Lesunya perekonomian global

tidak memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap aktifitas

Pertumbuhan ekonomi daerah tercermin dari peningkatan kinerja sebagian besar sektor ekonomi ...

Perekonomian Provinsi Maluku Utara pada triwulan II-2008 tumbuh sebesar 3,78% (q-t-q) ...

Tingkat inflasi di Ternate sebesar 16,63% (y-o-y) lebih tinggi dibandingkan tingkat inflasi nasional ...

Page 12: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Ringkasan Eksekutif ix

ekonomi masyarakat. Hal ini terkait dengan aktivitas

masyarakat Maluku Utara yang didominasi oleh ekonomi

Mikro, kecil dan menengah. Kebutuhan masyarakat sebagian

besar dipasok oleh daerah di sekitar Maluku Utara, hanya

sektor pertambangan yang memiliki keterkaitan langsung

dengan dunia internasional.

Terjadinya dinamika pertumbuhan secara sektoral

pada triwulan III-2008 belum mampu menggeser komposisi

sektor ekonomi yang mendominasi perekonomian daerah.

Sektor ekonomi unggulan (leading sector) di Provinsi Maluku

Utara antara lain: sektor pertanian; perdagangan, hotel dan

restoran; serta pengangkutan dan komunikasi masih

mendominasi aktivitas masyarakat.

Ditinjau dari sisi permintaan (penggunaan),

pertumbuhan ekonomi di Provinsi Maluku Utara ditopang

oleh aktivitas internal Maluku Utara. Kegiatan konsumsi

masih mendominasi aktivitas masyarakat dengan tingkat

pertumbuhan tertinggi terjadi pada konsumsi rumah tangga.

Disamping itu kegiatan investasi di wilayah Maluku Utara

juga memberikan kontribusi positif terhaap pertumbuhan

triwulan laporan. Kegiatan ekonomi yang melibatkan pelaku

ekonoi dari daerah lain seperti rkspor dan impor justru

mengalami penurunan. Pada kedua kategori tersebut, hanya

sub kategori ekspor antar pulau yang mengalami

peningkatan. Meskipun demikian penurunan pada beberapa

sub sektor yang lain tidak mampu dibendung oleh

peningkatan tersebut.

Perkembangan ekonomi tahunan Maluku Utara

memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi bila kita

mengamati dan melakukan perbandingan data secara

tahunan. Pada triwulan III-2008 perekonomian Maluku Utara

mengalami pertumbuhan sebesar 6,94% bila dibandingkan

dengan kondisi perekonomian pada triwulan III-2007.

1 Suber: BPS, 22 Juli 2008, data sangat sementara

Sektor pertanian, PHR dan pengangkutan dan komunikasi masih mendominasi ...

Pertumbuhan ekonomi Maluku Utara secara tahunan tahunan sebesar 6,94% ...

Secara umum kegiatan konsumsi masih menjadi mesin pertumbuhan ...

Page 13: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Ringkasan Eksekutif x

Pertumbuhan ini merupakan pertumbuhan tertinggi sejak

tahun 2007.

INFLASI REGIONAL

Mulai tanggal 1 Juli 2008, perhitungan Indeks Harga

Konsumen (IHK) menggunakan tahun dasar 2007 = 100

(sebelumnya 2002 = 100) yang didasarkan pada hasil Survey

Biaya Hidup (SBH) 2007. Perubahan tersebut berdampak

pada bertambahnya cakupan kota dari 45 kota menjadi 66

kota, peningkatan keranjang/paket komoditas yang disurvey

dari 744 pada tahun 2002 menjadi 774 pada tahun 2007.

Pada Triwulan III 2008 inflasi tahunan (y.o.y) kota

Ternate mencapai 16,63% lebih tinggi dibandingkan periode

yang sama tahun lalu yang hanya tercatat sebesar 6,78% dan

inflasi yang dicatat triwulan II 2008 sebesar 12,25%.

Pada triwulan laporan secara tahunan semua

kelompok barang dan jasa mengalami inflasi terutama

didominasi oleh kelompok bahan makanan, kelompok

transpor, komunikasi dan jasa keuangan, dan kelompok

makanan jadi yang rata-rata mengalami laju inflasi diatas

10%. Laju pertumbuhan inflasi tertinggi di daerah terjadi

pada kelompok bahan makanan baik secara tahunan,

kumulatif, triwulanan maupun bulanan yang masing-masing

mencatat angka 35,41% (y.o.y), 37,24% (y.t.d), 15,20%

(q.t.q), 3,25% (m.t.m).

PERKEMBANGAN MONETER DAN PERBANKAN

Pertumbuhan ekonomi triwulanan yang terjadi di

daerah Maluku Utara pada triwulan III-2008 yang tercatat

sebesar 3,78% (q-t-q) diiringi oleh perbaikan beberapa

indikator utama kinerja perbankan daerah. Secara triwulanan

jumlah uang beredar secara total menunjukkan adanya

penurunan sebesar minus 1,34%. Total uang beredar dalam

Inflasi tahunan daerah Maluku Utara sebesar 16,63% ...

Kelompok bahan makanan mengalami inflasi tertinggi ...

Jumlah uang beredar di daerah mengalami penurunan sebesar 1,34% ...

Page 14: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Ringkasan Eksekutif xi

perekonomian daerah pada triwulan laporan tercatat sebesar

Rp2,66 trilyun.

Pada Triwulan III-2008, kinerja perbankan di daerah

Maluku Utara terus menunjukkan peningkatan. Membaiknya

kinerja perbankan tersebut dapat dilihat dari membaiknya

kemampuan bank dalam menyalurkan dana kepada

masyarakat dalam bentuk kredit, peningkatan asset

perbankan serta kualitas kredit yang diberikan. Stau-satunya

indikator perbankan yang mengalami penurunan adalah dana

masyarakat yang dikelola perbankan (DPK).

Total asset perbankan di Provinsi Maluku Utara

pada akhir Triwulan III-2008 tercatat sebesar Rp2,82 trilyun

atau mengalami peningkatan sebesar 0,90% (q-t-q).

Penyebaran asset bank umum masih didominasi di Kota

Ternate dengan porsi aset sebesar 73,53%, diikuti oleh

Halmahera Tengah sebesar 16,24% sedangkan sisanya

(10,23%) terdapat didaerah lain di daerah Maluku Utara.

Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun perbankan

di Maluku Utara selama Triwulan III-2008 mengalami

penurunan sebesar minus 1,34% (q-t-q). Berdasarkan pada

kelompok bank, Kontribusi DPK pada triwulan laporan,

didominasi oleh bank pemerintah sebesar 86,72%,

sedangkan bank swasta nasional mempunyai porsi mencapai

13,28%.

Kegiatan penyaluran dana kepada masyarakat dalam

bentuk kredit perbankan di Provinsi Maluku Utara pada

Triwulan III-2008 mengalami kenaikan sebesar 12,75% (q-t-

q). Pertemuan antara pihak perbankan dengan pelaku usaha

di Maluku Utara yang semakin intensif baik melalui forum

Semiloka, penyelenggaraan bantuan tenis kepada pelaku

usaha oleh Bank Indonesia yang melibatkan pihak perbankan

dan kegiatan ekspo produk UKM diperkirakan menjadi

pemicu meningkatnya kredit perbankan terhadap UKM di

daerah. Disamping itu budaya sebagian masyarakat Maluku

Pertumbuhan ekonomi daerah diiringi perbaikan indikator perbankan ...

Asset perbankan tumbuh sebesar 0,9% (q-t-q) ...

DPK perbankan turun sebesar minus 1,34% (q-t-q) ...

Kredit perbankan meningkat sebesar 12,75% (q-t-q) ...

Page 15: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Ringkasan Eksekutif xii

Utara yang merasa malu/tidak enak hati bila memiliki

tunggakan kepada perbankan turut mempengaruhi

membaiknya kualitas penyaluran kredit di daerah.

LDR perbankan Provinsi Maluku Utara pada Triwulan

III-2008 mengalami pertumbuhan dari 39,10% pada triwulan

II-2008 menjadi 44,69%. Rasio kredit bermasalah (NPL’s)

pada triwulam III-2008 mengalami penurunan dari 3,47%

pada triwulan II-2008 menjadi 3,41% pada triwulan laporan.

KEUANGAN DAERAH

Dalam susunan APBD Provinsi Maluku Utara pada

tahun 20082 dapat diketahui bahwa pendapatan daerah

Provinsi Maluku Utara ditargetkan sebesar Rp621,47 miliar

sedangkan belanja daerah dianggarkan sebesar Rp636,47

miliar. Dengan demikian anggaran pembangunan daerah

pada tahun 2008 mengalami dfisit sebesar Rp15 miliar. Baik

pendapatan maupun belanja daerah pada tahun 2008

mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan dana

yang dianggarkan pada tahun sebelumnya dengan

pendapatan diperkirakan akan mengalami kenaikan sebesar

23,87% sedangkan belanja daerah mengalami kenaikan

sebesar 34,70%.

Dalam APBD tahun 2008, pendapatan daerah provinsi

Maluku Utara diperkirakan mengalami peningkatan sebesar

23,87% dari pendapatan daerah pada tahun 2007 yang

tercatat sebesar Rp501,72 miliar. Peningkatan pendapatan

tersebut didominasi oleh penerimaan yang bersumber dari

dana perimbangan pemerintah pusat dibandingkan dengan

sumber pendapatan yang berasal dari PAD Maluku Utara.

Share dana perimbangan terhadap total penerimaan daerah

sebesar 90,57%.

2 Sumber: Biro Keuangan Provinsi

Realisasi APBD sampai triwulan III-2008 masih rendah ...

LDR perbankan meningkat diikuti penurunan NPL’s...

Page 16: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Ringkasan Eksekutif xiii

Realisasi belanja daerah tahun 2008 cukup

memprihatinkan. Sampai bulan Mei 2008 tingkat realisasinya

baru mencapai 21,52% dari target tahun 2008. Realisasi

anggaran belanja sebesar Rp136,989 miliar menurut

informasi yang diterima oleh Bank Indonesia Ternate

merupakan belanja pemerintah untuk pegawai/pembayaran

gaji. Kondisi ini tentu sangt merugikan bagi masyarakat

daerah karena kegiatan belanja modal pemerintah daera

yang notabene memiliki efek bergulir yang leibih besar bagi

masyarakat justru masih sangat minim.

SISTEM PEMBAYARAN

Pada triwulan III-2008 secara umum sistem

pembayaran di wilayah Maluku Utara mengalami

peningkatan. Sistem pembayaran tunai mengalami

peningkatan baik dalam jumlah uang yang masuk maupun

keluar dari kas Bank Indonesia Ternate bila dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya. Sementara itu meskipun secara

nominal mengalami sedikit penurunan tetapi volume

transaksi non-tunai mengalami peningkatan.

Pada triwulan III-2008, total aliran uang kartal keluar

dan masuk ke Bank Indonesia tercatat sebesar Rp346,66

miliar atau mengalami kenaikan sebesar 35,46% bila

dibandingkan dengan kondisi pada triwulan sebelumnya

yang tercatat sebesar 255,91 miliar. Pada triwulan laporan,

aliran uang kartal yang masuk ke Bank Indonesia Ternate

(inflow) sebesar Rp25,19 miliar, sedangkan aliran uang kartal

keluar (outflow) dari Bank Indonesia pada Triwulan III-2008

sebesar Rp321,47 miliar. Pada triwulan III-2008,

perbandingan antara nilai nominal uang yang masuk dan

yang keluar dari Bank Indonesia Ternate adalah 1 : 13.

Sampai dengan akhir triwulan laporan tidak terdapat

pengaduan ditemukannya uang palsu yang beredar di

masyarakat. Dengan demikian selama triwulan III-2008 di

Sistem pembayaran mengalami peningkatan ...

Penemuan dan pelaporan uang palsu nihil ...

Aliran uang kartal mengalami net outflow ...

Page 17: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Ringkasan Eksekutif xiv

wilayah kerja Bank Indonesia Ternate tidak ditemukan kasus

uang palsu. Kondisi tersebut memperpanjang catatan tidak

adanya penemuan maupun pengaduan mengenai uang palsu

sejak tahun 2006 yang lalu.

TENAGA KERJA

Kondisi ketenagakerjaan di Maluku Utara sampai

bulan Februari 2008 diperkirakan mengalami perbaikan.

Kondisi tersebut terlihat dari beberapa indikasi

ketenagakerjaan, misalnya jumlah angkatan kerja di daerah

sampai bulan Februari 2008 mencapai 417,45 ribu orang

mengalami kenaikan sebanyak 12,65 ribu orang

dibandingkan dengan data bulan Februari 2007; jumlah

penduduk yang bekerja mengalami peningkatan sebanyak

17,08 ribu orang sedangkan jumlah pengangguran

mengalami penurunan sebanyak 4,43ribu orang.

Dalam kurun waktu satu tahun terakhir (Februari

2007 – Februari 2008) peningkatan jumlah angkatan kerja

laki-laki jauh lebih besar dibandingkan peningkatan jumlah

angkatan kerja penduduk perempuan. Angkatan kerja

berjenis kelamin laki-laki pada Februari tercatat sebesar 258,9

ribu orang, mengalami peningkatan sebesar 3,40% (y-o-y)

sedangkan angkatan kerja perempuan berjumlah 158,55 ribu

orang atau mengalami peningkatan sebesar 2,67% (y-o-y).

Tingkat pengangguran terbuka di Maluku Utara pada

Februari 2008 sebesar 7,03% atau mengalami penurunan

bila dibandingkan dengan tingkat pengangguran terbuka

pada Februari 2007 yang tercatat sebesar 8,34%. Meskipun

sama-sama mengalami penurunan, tingkat pengangguran

terbuka penduduk perempuan di Maluku Utara lebih tinggi

bila dibandingkan dengan tingkat pengangguran terbuka

laki-laki. Tingkat pengangguran terbuka kaum laki-laki

sebesar 5,72% sedangkan kaum perempuan tercatat sebesar

9,16%.

Terjadi peningkatan angkatan kerja diiringi penurunan pengangguran ...

Page 18: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Ringkasan Eksekutif xv

Lapangan pekerjaan utama yang digeluti oleh

penduduk di wilayah Maluku Utara adalah pertanian,

perdagangan dan jasa kemasyarakatan. Data bulan Februari

2008 menunjukkan bahwa sebanyak 60,44% penduduk

Maluku Utara menggeluti pekerjaan di sektor pertanian,

12,56% bekerja di sektor perdagangan dan 10,68%

menggeluti pekerjaan di sektor jasa.

PROSPEK EKONOMI REGIONAL

Perekonomian Maluku Utara pada triwulan IV-2008

diperkirakan masih akan mengalami pertumbuhan yang

positif dan diperkirakan akan mengalami pertumbuhan

sebesar 1,75 ± 0,5% (q-t-q). Beberapa event yang

diperkirakan akan mampu menjadi pemicu pertumbuhan

ekonomi daerah antara lain penyelenggaraan lPOPWIL

Sulampua, kegiatan bazar UMKM dalam rangka menyambut

HUT Kota Ternate serta liburan pada masa pergantian tahun

baru. Disamping itu penetapan Gubernur Definitif di Provinsi

Maluku Utara diharapkan mampu menjadi pemicu bagi

peningkatan kinerja perekonomian daerah

Tingkat harga barang dan jasa di Maluku Utara pada

triwulan IV-2008 diperkirakan akan mengalami kenaikan

yang melambat dan berada pada kisaran 4,37 ± 0,5% (q-t-q).

Bahan makanan dperkirakan masih akan mengalami

pertumbuhan inflasi tertinggi disusul kenaikan harga pada

transportasi dan komunikasi.

Beberapa faktor yang dapat memperlambat laju inflasi

daerah diantaranya: penurunan harga komoditas pertanian

seiring dengan pelaksanaan panen raya, semakin gencarnya

perang tarif murah antar operator telepon seluler sehingga

biaya percakapan maupun pengiriman pesan akan semakin

murah, serta isu positif seputar penurunan harga BBM.

Lapangan kerja utama yang ditekuni tenaga kerja lokal adalah sektor pertanian ...

Perekonomian daerah diperkirakan tetap tumbuh...

Tingkat harga akan tumbuh melambat ...

Page 19: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Ekonomi Makro 1

Perkembangan Ekonomi Makro

1.1 Gambaran Umum

Di tengah kelesuan peekonomian global akibat kasus sub prime mortgage,

geliat perekonomian di daerah masih terus berlangsung. Kinerja perekonomian

Maluku Utara pada triwulan III-2008 yang tergambar pada PDRB atas dasar harga

konstan tahun 2000 menunjukkan perkembangan positif sebesar 3,78% (q-t-q)1

bila dibandingkan dengan kinerja perekonomian pada triwulan II-2008. Bila dihitung

secara nominal pada triwulan laporan aktivitas ekonomi masyarakat sebesar

Rp680,08 miliar. Perkembangan yang terjadi pada kegiatan ekonomi riil seiring

dengan membaiknya perkembangan yang terjadi pada perbankan daerah. Dengan

demikian dua motor utama penggerak perekonomian daerah dapat saling bersinergi

dalam menciptakan pertumbuhan yang berkesinambungan.

Pertumbuhan ekonomi daerah tercermin dari peningkatan sebagian besar

sektor ekonomi. Seiring dengan membaiknya situasi kemananan di Maluku Utara

serta peningkatan aktivitas masyarakat dalam menyambut HUT kemerdekaan RI

serta bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri memberikan kontribusi yang positif

terhadap perkembangan beberapa sektor ekonomi. Lesunya perekonomian global

tidak memiliki pengaruh yang siginikan terhadap aktivitas ekonomi masyarakat. Hal

ini terkait dengan aktivitas masyarakat Maluku Utara yang didominasi oleh ekonomi

mikro, kecil dan menengah. Kebutuhan masyarakat sebagian besar dipasok dari

daerah di wilayah Maluku Utara dan sekitarnya, hanya sektor pertambangan dan

sebagian kecil pertanian yang memiliki keterkaitan langsung dengan dunia

internasional.

Sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian utama masyarakat

Maluku Utara mengalami pertumbuhan tertinggi dibandingkan dengan sektor

ekonomi lainnya. Sementara sektor pertambangan dan penggalian serta bangunan;

sektor dengan tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap perekonomian di luar

daerah mengalami pertumbuhan yang negatif. Disamping aktivitas pertambangan

Bab I

Page 20: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Ekonomi Makro 2

dan pembangunan infrastruktur yang relatif lebih rendah menjelang perayaan HUT

kemerdekaan dan bulan Ramadhan, penurunan kinerja juga dipengaruhi oleh

berkurangnya pelaku yang bergerak dalam sektor tersebut.

Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Maluku Utara

0

1

2

3

4

5

6

7

8

560,000

580,000

600,000

620,000

640,000

660,000

680,000

700,000

I II III IV I II III

2007 2008

PDRB (kiri) q-t-q (kanan)Rp. juta %

Terjadinya dinamika pertumbuhan secara sektoral pada triwulan III-2008

belum mampu menggeser komposisi sektor ekonomi yang mendominasi

perekonomian daerah. Sektor ekonomi unggulan (leading sector) di Provinsi Maluku

Utara antara lain: sektor pertanian; perdagangan, hotel dan restoran; serta

pengangkutan dan komunikasi masih mendominasi aktivitas masyarakat.

Ditinjau dari sisi permintaan ekonomi (penggunaan), pertumbuhan

ekonomi di Provinsi Maluku Utara ditopang oleh aktivitas internal Maluku Utara.

Kegiatan konsumsi masih mendominasi aktivitas masyarakat dengan tingkat

pertumbuhan tertinggi terjadi pada konsumsi rumah tangga. Disamping itu kegiatan

investasi di wilayah Maluku Utara juga memberikan kontribusi positif terhaap

pertumbuhan triwulan laporan. Kegiatan ekonomi yang melibatkan pelaku ekonomi

1 Sumber: BPS, 20 Oktober 2008, data sangat sementara

Page 21: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Ekonomi Makro 3

dari daerah lain seperti ekspor dan impor justru mengalami penurunan. Pada kedua

kategori tersebut, hanya sub kategori ekspor antar pulau yang mengalami

peningkatan. Meskipun demikian penurunan pada beberapa sub sektor yang lain

tidak mampu dibendung oleh peningkatan tersebut.

Perkembangan ekonomi tahunan Maluku Utara memiliki tingkat

pertumbuhan yang lebih tinggi bila kita mengamati dan melakukan perbandingan

data secara tahunan. Pada triwulan III-2008, perekonomian Maluku Utara

mengalami pertumbuhan sebesar 6,94% (y-o-y) bila dibandingkan dengan kondisi

perekonomian pada triwulan III-2007. Pertumbuhan ini merupakan pertumbuhan

tertinggi sejak tahun 2007. Bila diamati secara tahunan, semua sisi permintaan

ekonomi daerah mengalami pertumbuhan positif. Kegiatan konsumsi pemerintah

mengalami pertumbuhan tahunan tertinggi sedangkan pertumbuhan terendah

dialami oleh konsumsi swasta. Sementara dari sisi penawaran pertumbuhan

tertinggi dialami oleh sektor angkutan dan komunikasi serta pertumbuhan terendah

dialami oleh sektor industri pengolahan.

Grafik 1.2 Perkembangan Sektor Ekonomi Maluku Utara

Triwulan III-2008

-15

-10

-5

0

5

10

15

20y-o-y q-t-q%

Page 22: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Ekonomi Makro 4

1.2 Perkembangan PDRB dari Sisi Lapangan Usaha

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan laporan ditandai oleh meningkatnya

kinerja sebagian besar sektor ekonomi di Maluku Utara. Akan tetapi bila

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sektor ekonomi yang mengalami

pertumbuhan yang minus lebih banyak. Pertumbuhan sebagian besar sektor

ekonomi yang ada didorong oleh peningkatan aktivitas masyarakat menghadapi

peringatan HUT kemerdekaan Indonesia serta pelaksanaan ibadah bulan Ramadhan

dan persiapan menjelang Idul Fitri. Adapaun penurunan kinerja pada beberapa

sektor ekonomi disebabkan oleh dampak kelesuan ekonomi dunia, kendala

transportasi antar daerah serta preferensi musiman masyarakat.

Pada triwulan III-2008 pertumbuhan ekonomi di Maluku Utara didorong

oleh sektor unggulan di daerah, yaitu sektor pertanian, perdagangan, hotel dan

restoran serta sektor angkutan dan komunikasi. Ketiga sektor ekonomi tersebut

memberikan kontribusi terhadap perekonomian di daerah sebesar 70,26%. Seiring

dengan kontribusi yang diberikan, pertumbuhan ketiga sektor ekonomi tersebut

relatif terjaga dari periode ke periode laporan.

Grafik 1.3 Proporsi Sektor Ekonomi Terhadap Perekonomian Daerah

37%

4%12%1%2%

26%

8%3%

7%

Pertan ian Pertambangan Industri Pengolahan

Listrik, Gas & Air Bangunan PHR

Pengangkutan & Komunikasi Keuangan Jasa-jasa

Page 23: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Ekonomi Makro 5

a. Sektor Pertanian

Seperti periode-periode sebelumnya, sektor pertanian masih memberikan

kontribusi terbesar bagi perkembangan perekonomian di Maluku Utara, yaitu

sebesar 36,83%. Kondisi ini didukung oleh fakta bahwa wilayah Maluku Utara

sudah sejak zaman dahulu dikenal sebagai penghasil rempah-rempah yang nota

bene merupakan salah satu produk sektor pertanian. Sampai periode laporan,

sektor pertanian masih merupakan sektor unggulan di Maluku Utara.

Sub sektor tanaman perkebunan merupakan sub sektor yang paling

dominan dengan share terhadap kinerja sektoral sebesar 48,68%, sementara sub

sektor peternakan dan hasil-hasilnya memiliki share terendah dalam sektor

pertanian, yaitu sebesar 3,61%. Kondisi tersebut tidak bisa dilepaskan dari visi dan

misi beberapa daerah yang ada di Maluku Utara yang ingin menjadikan daerahnya

sebagai sentra produksi pertanian, khusunya perkebunan. Misalnya Kabupaten

Halmahera Utara sebagai kabupaten kelapa. Masyarakat Maluku Utara juga kurang

memiliki ketertarikan dengan usaha peternakan, kalaupun ada sebagian besar masih

bersifat sub sistem. Hal ini didukung oleh isu yang berkembang di masyarakat

bahwa kegiatan peternakan lebih merepotkan dan membutuhkan perhatian dan

tenaga yang lebih besar dibandingkan dengan kegiatan berkebun.

Sektor pertanian mengalami pertumbuhan sebesar 7,38% (q-t-q) bila

dibandingkan dengan kondisi pada triwulan II-2008. pertumbuhan di sektor

pertanian merupakan pertumbuhan tertinggi diantara sembilan sektor ekonomi.

Pertumbuhan tertinggi dialami oleh sub sektor kehutanan sebesar 22,50% (q-t-q)

diikuti oleh sub sektor tanaman bahan makanan sebesar 20,53% (q-t-q). Meskipun

memiliki share terbesar, pertumbuhan sub sektor perkebunan sebesar 0,45% (q-t-q)

merupakan pertumbuhan terendah diantara seluruh sub sektor pertanian.

Pertumbuhan sektor pertanian diperkirakan dipengaruhi oleh musim panen

yang mulai dilaksanakan di beberapa daerah di Maluku Utara. Hal tersebut

tercermin dari nilai kredit perbankan kepada sektor pertanian yang pada periode

yang sama mengalami penurunan sebesar minus 3,28% (q-t-q).

Tabel 1.1

PDRB Maluku Utara Sektor Pertanian

III IV I II III 1. PERTANIAN 224,699.07 222,555.83 222,898.37 233,269.07 250,479.30 a. Tanaman Bahan Makanan 54,299.70 56,957.73 55,650.13 62,305.23 75,098.69 b. Tanaman Perkebunan 115,778.70 114,651.84 115,996.09 121,390.12 121,932.85 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 8,431.78 8,576.82 8,603.75 8,742.95 9,046.46 d. Kehutanan 14,619.62 13,468.55 13,824.46 11,073.42 13,565.09 e. Perikanan 31,569.27 28,900.90 28,823.95 29,757.36 30,836.21

2007 2008LAPANGAN USAHA

Page 24: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Ekonomi Makro 6

Sementara secara tahunan pertumbuhan sektor pertanian pada triwulan III-

2008 tercatat sebesar 11,47% (y-o-y). Pertumbuhan tertinggi dialami oleh sub

sektor tanaman bahan makanan (38,30%). Sementara sub sektor kehutanan dan

perikanan justru mengalami pertumbuhan minus sebesar minus 7,21% dan minus

2,32%. Penurunan tersebut disebabkan menurunnya jumlah perusahaan yang

bergerak di sub sektor kehutanan dibandingkan dengan periode triwulan III-2007

dan menurunnya aktivitas penangkapan dan hasil tangkapan ikan oleh nelayan

b. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Pertumbuhan Sektor Pertambangan & Penggalian pada triwulan III-2008

tercatat mengalami perlambatan sebesar minus 10,36% (q-t-q). Penurunan kinerja

tersebut tercermin dari penurunan kinerja sub sektor yang ada, yaitu sub sektor

pertambangan sebesar minus 10,25% dan sub sektor penggalian sebesar minus

11,45%. Penurunan tersebut terkait dengan penutupan perusahaan tambang PT.

Kemakmuran serta penurunan aktivitas penggalian pada saat pelaksanaan puasa

Ramadhan.

Sementara jika diamati secara tahunan, sektor pertambangan dan

penggalian mengalami pertumbuhan negatif yang lebih rendah, yaitu sebesar minus

2,54%. Penurunan kinerja sektor pertambangan dan penggalian juga terjadi pada

seluruh sub sektor yang ada.

c. Sektor Industri Pengolahan

Setelah mengalami pertumbuhan yang negatif pada triwulan sebelumnya,

pada triwulan laporan sektor industri pengolahan mengalami pertumbuhan

triwulanan sebesar 4,09% (q-t-q). Hal ini disebabkan oleh naiknya produksi di sub

sektor industri tanpa migas menjelang hari besar yaitu bulan puasa dan lebaran

demikian pula dibagian makanan, minuman dan tembakau mengalami kenaikan

sebesar 5,26%. Hal ini dipengaruhi oleh kenaikan jumlah kebutuhan aneka pangan

menjelang hari raya Idul Fitri 1429 H, sementara komoditi barang, kayu dan hasil

hutan lainnya mengalami pertumbuhan sebesar 3,68%.

Pertumbuhan yang positif pada sektor industri pengolahan secara dominan

dipengaruhi oleh perbaikan kinerja sub sektor kayu dan hasil hutan lainnya yang

pada triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar minus 13,315 (q-t-q)

peningkatan tersebut dipengaruhi oleh mogok kerja para sopir truk angkutan di

Page 25: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Ekonomi Makro 7

pulau Halmahera sudah tidak terjadi lagi pada triwulan laporan sehingga

transportasi kayu dan hasil hutan yang sebagian besar berada di pulau Halmahera

menjadi lebih lancar.

d. Sektor Listrik, Gas & Air bersih

Pemadaman listrik masih menjadi kejadian harian bagi sebagian besar

masyarakat di Maluku Utara. Demikian pula dengan pelayanan air bersih dari PDAM

setempat yang masih sering mengalami kemacetan. Meskipun demikian bila

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, sektor listrik, gas dan air bersih

mengalami pertumbuhan sebesar 3,01% (q-t-q).

Peningkatan tersebut didorong oleh peningkatan kinerja PLN di daerah

dibandingkan kinerja triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar minus

0,72% menjadi 3,04% (q-t-q) pada kondisi tersebut dipengaruhi oleh perbaikan

beberapa pembangkit listrik yang sudah mulai terasa manfaatnya, disamping

penambahan pembangkit listrik baru, seperti pembangkit listrik tenaga hibrid (surya

dan diesel) di Pulau Meti, Halmahera Utara. Sementara kinerja sub sektor air bersih

relatif stabil pada kisaran 2 – 3 % (q-t-q).

e.Sektor Bangunan

Sektor bangunan pada periode laporan mengalami kontraksi sebesar minus

10,21% (q-t-q). Penurunan tersebut sejalan dengan penurunan kinerja sektor

pertambangan dan penggalian yang merupakan sektor terkait. Beberapa faktor

yang diduga turut menurunkan kinerja sektor konstruksi adalah meningkatnya

harga bahan bangunan, meningkatnya biaya transportasi/pengiriman barang, serta

aktivitas pembangunan oleh pemerintah maupun swasta dan rumah tangga pada

saat pelaksanaan ibadah puasa dan hari raya.

Peningkatan harga bahan bangunan dapat diamati dengan peningkatan

kredit perbankan kepada sektor tersebut sedangkan kinerja sektor pada periode

yang sama justru mengalami kontraksi. Secara triwulanan kredit konstruksi

mengalami peningkatan sebesar 52,44% (q-t-q).

e. Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran

Selama triwulan III-2008 mengalami pertumbuhan positif sebesar 4,69% (q-

t-q). Pertumbuhan yang terjadi diikuti oleh pertumbuihan seluruh sub sektor yang

Page 26: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Ekonomi Makro 8

ada. Perdagangan besar dan eceran mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar

4,73% diikuti oleh pertumbuhan sub sektor hotel dan restoran masing-masing

sebesar 2,98% dan 1,35%. Membaiknya kinerja di sektor perdagangan, hotel dan

restoran diduga terkait dengan peningkatan kinerja di sektor pertanian serta

membaiknya kinerja angkutan dan komunikasi di daerah.

Peningkatan kinerja di sektor perdagangan tercermin pula dalam

peningkatan kegiatan konsumsi masyarakat secara umum, kegiatan ekspor antar

pulau di Maluku Utara serta transportasi di daerah.

f. Sektor Pengangkutan dan komunikasi

Pertumbuhan Sektor Pengangkutan & Komunikasi pada triwulan III-2008

sebesar 4,92%(q-t-q). Peningkatan kinerja tersebut tercermin dari peningkatan

seluruh sub sektor yang ada. Sub sektor pengangkutan memiliki nilai pertumbuhan

sebesar 4,28% sedangkan sub sektor pos dan telekomunikasi sebesar 6,25%.

Seluruh sarana angkutan yang ada juga mengalami pertumbuhan dengan

pertumbuhan tertinggi terjadi pada moda angkutan sungai, danau dan

penyeberangan sebesar 20,33% dan pertumbuhan terendah terjadi pada angkutan

jalan raya yang tercatat hanya mengalami pertumbuhan sebesar 1,79%.

Peningkatan kinerja seluruh angkutan transpotasi yang ada diperkirakan terjadi

akibat kenaikan permintaan terutama karena datangnya waktu liburan sekolah pada

saat bulan puasa dan hari raya Idul Fitri serta dibukanya jalur baru kapal fery dengan

rute pelayanan Daruba - Tobelo.

Disisi lain, sub sektor komunikasi mencatatkan pertumbuhan sebesar 6,25%

(q-t-q). Semakin gencarnya promosi tarif murah baik untuk pengiriman pesan

singkat (sms) maupun biaya percakapan telepon serta semakin maraknya merk alat

komunikasi dan sarana pendukung turut menjadi pemicu meningkatnya permintaan

masyarakat terhadap telepon seluler. Beroperasinya telepon tetap yang mobile

(flexy) diwilayah kotamadya Ternate semakin menarik minat masyarakat untuk

menggunakan sarana telepon tersebut. Peningkatan kinerja pos dan telekomunikasi

juga dipengaruhi oleh peningkatan pengiriman melalui jasa posindo serta

meningkatnya silaturahmi melalui sarana komunikasi baik melalui pesan singkat

maupun sambungan langsung.

Sehubungan dengan Peraturan Pemerintah; Menteri Komunikasi dan

Informatika No. 06/M.KOMINFO/5/2005 bahwa nomor telepon di Maluku Utara

Page 27: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Ekonomi Makro 9

selain kode area harus terdiri dari 7 angka (digit), maka PT. Telkom melakukan

perubahan semua nomor telepon yang berlaku mulai tanggal 1 November 2008.

Tabel 1.2 Perubahan Nomor Telepon di Wilayah Maluku Utara

Lokasi Nomor Lama Nomor Baru

Ternate 21.xxx

22.xxx

23.xxx

24.xxx

25.xxx

326.xxx

327.xxx

328.xxx

3121.xxx

3122.xxx

3123.xxx

3124.xxx

3125.xxx

3126.xxx

3127.xxx

3128.xxx

Soa Siu 61.xxx

62.xxx

3161.xxx

3162.xxx

Jailolo 21.xxx 2221.xxx

Morotai 21.xxx 2221.xxx

Tobelo 21.xxx 2621.xxx

Galela 611.xxx 2611.xxx

Labuha 21.xxx

22.xxx

2321.xxx

2322.xxx

Sanana 21.xxx 2221.xxx

Mangole 61.xxx 2261.xxx

Sumber: PT. Telkom cabang Ternate

g. Sektor Keuangan

Pada triwulan III-2008 sektor keuangan mengalami pertumbuhan sebesar

2,62% (q-t-q) atau mengalami penurunan bila dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yang tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 5,34%. Meskipun

pertumbuhan yang terjadi di sektor keuangan cukup moderat, tetapi sektor ini

mampu menjaga trend kenaikan yang sudah terjadi dari awal tahun 2007.

Pertumbuhan tersebut ditopang oleh pertumbuhan sub sektor perbankan

sebesar 6,02% dan lembaga keuangan non bank sebesar 6,20%. Peningkatan

jumlah kantor layanan nasabah maupun sarana transkasi keuangan yang ada di

Page 28: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Ekonomi Makro 10

Maluku Utara semakin mendekatkan dunia perbankan kepada masyarakat. Dengan

demikian masyarakat akan lebih merasakan manfaat dari produk dan jasa layanan

yang disediakan oleh perbankan. Kondisi ini juga sejalan dengan membaiknya

beberapa indikator utama kinerja perbankan seperti tingkat kredit, aktiva perbankan

serta kualitas kredit yang disalurkan. Sementara kehadiran beberapa lembaga

asuransi baru di wilayah Maluku Utara turut mendongkrak kinerja lembaga

keuangan non bank.

Pertumbuhan terendah dialami oleh sub sektor sewa bangunan sebesar

1,14% (q-t-q). Kondisi tersebut sejalan dengan penurunan kinerja di sektor

bangunan sehingga harga sewa bangunan menjadi relatif lebih mahal. Disamping

itu semakin banyaknya hotel yang beroperasi di wilayah Maluku Utara membuat

harga sewa kamar yang ditawarkan menjadi semakin kompetitif.

h. Sektor Jasa-jasa

Sektor jasa-jasa meliputi jasa pemerintahan, jasa hiburan, jasa sosial

kemasyarakatan dan jasa swasta termasuk jasa perorangan. Pada triwulan III-2008

sektor ini mengalami kontraksi tingkat pertumbuhan sebesar minus 3,96% (q-t-q).

Penurunan tersebut dipengaruhi oleh penurunan kinerja jasa administrasi

pemerintahan dan pertahanan sebesar minus 6,55% (q-t-q). Beberapa faktor yang

diduga menurunkan kinerja pemerintahan umum adalah berakhirnya tugas aparat

BKO dari jakarta sebagai penambahan pengamanan di Maluku Utara, kondisi

keamanan di daerah yang relatih terkendali serta menurunnya aktivitas pelayanan

administrasi pemerintahan selama bulan puasa.

Di sisi lain kinerja jasa-jasa swasta justru mengalami peningkatan sebesar

3,31% (q-t-q). Jasa perorangan dan rumah tangga mendominasi pertumbuhan jasa

swasta sebesar 5,08%.

Page 29: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Ekonomi Makro 11

Tabel 1.3 PDRB Sektoral Maluku Utara

Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000

I II III IV I II III 1. PERTANIAN 210,638.09 212,298.67 224,699.07 222,555.83 222,898.37 233,269.07 250,479.30 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 29,323.07 31,890.69 31,089.36 31,105.75 32,762.13 33,801.59 30,298.50 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 92,959.86 92,287.22 92,814.57 93,419.29 90,272.95 81,173.75 84,496.83 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 3,112.98 3,140.80 3,171.91 3,199.79 3,157.16 3,176.49 3,272.15 5. BANGUNAN 9,522.63 9,885.55 10,591.71 10,704.06 10,084.06 11,526.55 10,349.63 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 148,972.46 151,570.57 157,031.85 161,714.46 158,838.76 165,951.24 173,735.71 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 44,749.03 45,455.24 46,698.22 48,734.98 49,125.14 51,102.31 53,618.60 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 20,507.71 20,636.84 20,994.91 21,555.82 21,760.73 22,923.25 23,524.17 9. JASA-JASA 47,404.00 48,540.08 48,831.71 49,366.35 48,996.66 52,379.84 50,304.79 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 607,189.83 615,705.67 635,923.31 642,356.32 637,895.95 655,304.09 680,079.67

2007 2008LAPANGAN USAHA

1.3 Perkembangan Ekonomi dari Sisi Permintaan

Dilihat dari sisi permintaan terhadap barang dan jasa, pertumbuhan

ekonomi daerah pada triwulan III-2008 sebesar 3,78% (q-t-q) tercermin dari

peningkatan interaksi antar pelaku ekonomi di daerah. Pertumbuhan tertinggi

dialami oleh konsumsi rumah tangga yang tercatat sebesar 4,79%. Peningkatan

kinerja beberapa komponen permintaan di masyarakat sedikit tertahan dengan

penurunan kinerja pelaku ekonomi antar daerah. kontraksi terbesar dialami oleh

kegiatan ekspor barang dan jasa sebesar minus 3,79% (q-t-q).

Grafik 1.4 Perkembangan PDRB Penggunaan

Triwulan III-2008

-5

0

5

10

15

20

Kons. RT Kon. SWS Kons. Pemth Invest Ekspor Impor Inventory

y-o-y q-t-q%

Rp juta

Page 30: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Ekonomi Makro 12

a. Konsumsi Rumah Tangga

Konsumsi rumah tangga selama triwulan III-2008 mengalami peningkatan

sebesar 4,79% (q-t-q) sehingga pada triwulan laporan secara nominal tercatat

sebesar Rp520,49 miliar. Konsumsi masyarakat terhadap barang makanan dan non

makanan mengalami peningkatan dengan besaran masing-masing 4,97% dan

4,51%. Peningkatan konsumsi masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara

lain peningkatan kinerja sektor pertanian yang merupakan sumber pendapatan

utama sebagian besar penduduk Maluku Utara, peningkatan kebutuhan masyarakat

menjelang hari raya Idul Fitri, relatif lancarnya distribusi barang dengan perbaikan

kinerja transportasi di daerah serta peningkatan kredit konsumsi perbankan.

Konsumsi rumah tangga memiliki porsi sebesar 76,53% dari total

penggunaan sumber daya pada triwulan laporan. Bila diamati lebih mendalam

meskipun tingkat pertumbuhan kedua komponen konsumsi hampir sama besar

akan tetapi konsumsi masyarakat terhadap barang makanan memiliki porsi sebesar

61,60% dari total konsumsi rumah tangga. Hal ini mengindikasikan bahwa

masyarakat Maluku Utara masih memiliki orientasi utama pada pemenuhan

kebutuhan pokok.

b. Pengeluaran Pemerintah dan Lembaga Swasta Nirlaba

Nilai konsumsi pemerintah pada triwulan III-2008 menunjukkan peningkatan

sebesar 4,57% (q-t-q) sedangkan konsumsi lembaga swasta hanya mengalami

kenaikan sebesar 1,97%(q-t-q). Peningkatan konsumsi pemerintah selain didukung

oleh peningkatan anggaran belanja dalam APBD 2008 juga didukung oleh kenaikan

gaji pegawai negeri sipil, penerimaan CPNS serta pembayaran gaji ke-13 yang

dibayarkan di tengah triwulan laporan. Pelaksanaan beberapa proyek pembangunan

yang sempat tertunda pada triwulan sebelumnya juga turut mendongkrak kinerja

konsumsi pemerintah.

Lembaga swasta nirlaba yang tercatat di kantor BPS Provinsi Maluku Utara

sampai akhir triwulan laporan masih belum mengalami perubahan, yaitu berjumlah

137 buah. Akan tetapi pada kenyataanya tidak semua lembaga yang tercatat

tersebut memiliki aktivitas yang rutin (intensitas kegiatanya tidak terjaga). Bebrapa

lembaga tersebut menggantungkan kegiatan yang dilaksanakan pada

pengalokasian dana sumbangan dari pemerintah daerah ataupun dari instansi lain.

Page 31: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Ekonomi Makro 13

Dengan tingkat kemandirian finansial yang masih rendah maka perkembangan

konsumsi lembaga swasta tersebut juga relatif rendah.

Secara tahunan konsumsi pemerintah daerah mengalami pertumbuhan

sebesar 10,18% sementara konsumsi lembaga swasta hanya tumbuh sebesar

1,64%. Kondisi ini menunjukkan agresifitas pengembangan lembaga swasta masih

belum banyak mengalami perubahan bila dibandingkan tahun sebelumnya. Disisi

lain peningkatan konsumsi pemerintah yang cukup tinggi perlu memdapatkan

perhatian serius. Apalagi di era reformasi sekarang banyak temuan kasus korupsi di

lembaga pemerintahan.

c. Investasi

Kegiatan investasi di daerah yang tergambar dari nilai pembentukan modal

tetap bruto pada triwulan III-2008 mengalami peningkatan sebesar 3,54% atau

secara nominal tercatat sebesar Rp39,82 miliar. Meskipun sektor pertambangan dan

penggalaian pada periode yang sama mengalami penurunan kinerja, pertumbuhan

investasi di sektor lainnya masih mampu mendorong peningkatan investasi daerah.

Secara triwulanan kredit perbankan daerah guna membiayai kegiatan

investasi pada triwulan III-2008 juga mengalami peningkatan. Disamping biaya

investasi yang semakin meningkat peningkatan nilai kredit tersebut juga

mengindikasikan terjadinya investasi baru di daerah.

Secara tahunan kegiatan investasi di daerah pada triwulan III-2008

mengalami pertumbuhan sebesar 9,23% bila dibandingkan dengan kegiatan

investasi pada triwulan yang sama tahun sebelumnya. Kepastian hukum yang

semakin ditingkatkan baik ditingkat nasional maupun daerah, pelayanan

pengurusan izin investasi di daerah yang semakin cepat dengan dilaksanakannya

program pelayanan satu atap (Sintap) serta meningkatnya kepercayaan masyarakat

dan kalangan pengusaha terhadap prospek perekonoian Maluku Utara diperkirakan

menjadi penggerak pertumbuhan investasi tahunan.

d. Ekspor dan Impor

Pada triwulan III-2008 kinerja ekspor dan impor Provinsi Maluku Utara secara

umum menunjukkan adanya penurunan. Kondisi tersebut sedikit berbeda dengan

pertumbuhan yang terjadi pada sektor pengangkutan, perdagangan, hotel dan

restoran serta pertanian.

Page 32: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Ekonomi Makro 14

Pada triwulan laporan kegiatan ekspor secara umum mengalami kontraksi

sebesar minus 3,79% (q-t-q). Penurunan kinerja ekspor tersebut dipicu oleh

kegiatan ekspor ke luar negeri yang tercatat mengalami kontraksi sebesar minus

4,94% sementara kegiatan ekspor antar pulau justru mengalami peningkatan

sebesar 1,37%. Penurunan ekspor ke luar negeri dipengaruhi oleh penurunan

permintaan terhadap barang tambang sebagai komoditas yang mendominasi kinerja

ekspor daerah. hal ini sejalan dengan penurunan kinerja sektor pertambangan dan

penggalian pada periode yang sama.

Secara tahunan ekspor Maluku Utara mengalami kenaikan sebesar 6,12%

(y-o-y). Berbeda dengan perkembangan triwulanan, ekspor luar negeri secara

tahunan justru mengalami peningkatan sedangkan ekspor antar pulau yang

mengalami penurunan.

Kegiatan impor yang dilakukan pelaku ekonomi di daerah pada triwulan

laporan mengalami kontraksi sebesar minus 2,33% (q-t-q). Penurunan kinerja impor

terjadi pada semua sub kegiatan impor yang ada. Penurunan tertinggi dialami oleh

kegiatan impor luar negeri, yaitu sebesar minus 4,67% sedangkan impor antar

pulau hanya mengalami kontraksi sebesar minus 2,06%. Kelesuan di sektor

bangunan memberikan andil besar terhadap penurunan kegiatan impor antar

daerah karena sebagian besar bahan bangunan didatangkan dari luar daerah.

Berdasarkan data BPS Maluku Utara, Ekspor Maluku Utara pada Triwulan III-

2008 mencapai sebesar Rp251,04 miliar, sedangkan nilai impor mencapai sebesar

Rp154,23 miliar sehingga terjadi net ekspor sebesar Rp96,82 miliar. Kondisi net

ekspor ini dipengaruhi oleh komoditas ekspor utama Maluku Utara yang berupa

barang tambang (nikel dan emas) sementara kegiatan impor yang dilakukan

sebagian besar hanya mendatangkan barang kebutuhan pokok yang secara

ekonomis nilainya jauh dibawah komoditas ekspor tersebut.

Page 33: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Ekonomi Makro 15

Tabel 1.4 PDRB Penggunaan Maluku Utara

Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000

I II III IV I II IIIKons. RT 458,720.61 464,018.46 473,969.00 494,149.55 489,736.35 496,693.68 520,491.48 Kon. SWS 6,027.18 6,056.68 6,078.59 6,047.98 5,986.47 6,058.68 6,178.22 Kons. Pemth 138,075.00 140,498.57 156,848.78 160,237.89 147,216.88 165,256.56 172,815.47 Invest 32,586.19 32,983.94 36,458.16 37,357.25 35,267.89 38,464.28 39,824.61 Ekspor 238,339.67 240,167.20 236,573.43 242,142.89 247,033.91 260,927.59 251,041.33 Impor 136,093.82 138,340.60 140,256.90 148,442.22 148,746.97 157,913.14 154,226.20 Inventory (130,465.00) (129,678.57) (133,747.75) (149,137.02) (138,598.58) (154,183.56) (156,045.24) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 607,189.83 615,705.67 635,923.31 642,356.32 637,895.95 655,304.09 680,079.67

PENGGUNAAN2007 2008

Rp JUTA

Page 34: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

16

BOX 1

PENGEMBANGAN PERKEBUNAN DI HALMAHERA UTARA

Halmahera Utara merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Maluku

Utara yang dimekarkan pada tanggal 31 Mei 2003. Kabupaten Halmahera Utara

terdiri dari 9 kecamatan dan 173 desa dengan Tobelo sebagai ibukota kabupaten.

Secara geografis Kabupaten Halmahera Utara terdiri dari sebagian Halmahera

bagian utara dan beberapa pulau besar dan kecil disekitarnya seperti Kao, Galela,

Morotai Utara, Morotai Selatan, Loloda dan Malifut.

Meskipun tergolong kabupaten yang baru, Halmahera Utara sudah

memiliki pandangan ke depan mengenai perekonomian daerah. Halmahera Utara

memiliki visi untuk menjadi kabupaten kelapa di Indonesia, dengan misi

mewujudkan Halmahera Utara sejahtera dan berbudaya. Penetapan visi dan misi

tersebut didukung oleh ketersediaan lahan pertanian di daerah serta besarnya

produksi dari masing-masing komoditas.

Tabel 1.5 Perbandingan Luas Areal dan Produksi

Beberapa Komoditas Perkebunan Di Halmahera Utara

Komoditas Luas Areal (Ha)

Produksi (Ton)

kelapa 55,764 71,324 kakao 6,465 299 pala 2,582 958 cengkeh 3,180 367 kopi 507 94 lada 16 2 panili 273 3

Page 35: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

17

Penetapan visi dan misi Kabupaten Halmahera Utara sebagai kabupaten

kelapa tidak menutup kemungkinan untuk mengembangkan komoditas lain di

wilayah Halmahera Utara. Ir. Hein Namotemo MSP selaku Bupati Halmahera Utara

memandang bahwa pengembangan komoditas lain sebagai komoditas

pendamping sangat mungkin dikembangakan. Salah satu komoditas yang saat ini

mulai dikembangkan adalah jagung.

Pada tahun 2008 pemerintah daerah menargetkan realisasi penanaman

jagung seluas 2500 Ha. Pada rencana musim tanam I ditergetkan seluas 382 Ha

dengan luas panen tahap I diprediksikan mencapai 187,5 Ha di daerah Kusuri,

kemudian disusul pelaksanaan panen di tiga kecamatan yaitu: Malifut seluas 20

Ha, Kao seluas 10 Ha dan Galela seluas 33 Ha. Dengan perkiraan sementara

bahwa produktivitas per hektar mencapai 8 ton jagung kering pipil dan harga jual

mencapai Rp1.250/kg maka petani akan memperoleh pendapatan kotor sebesar

Rp10.000.000/hektar. Pada panen perdana di daerah Kusuri bulan Juli 2008

produktivitas jagung ternyata melebihi perkiraan semula. Sesuai penjelasan dari Ir.

Johni Banne selaku Kepala Dinas Pertanian Halut bahwa produktivitas panen

jagung di Kususri mencapai 11,34 ton/Ha.

Selain mendapat dukungan dari pemerintah daerah, hal lain yang tak

kalah menggembirakan adalah PT. Comexindo International, Jakarta yang

merupakan pembeli berkunjung ke Halmahera Utara. Lebih jauh lagi panen

jagung di wilayah Halmahera Utara dinilai memiliki produktivitas tertinggi di

wilayah Indonesia.

Page 36: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

18

Kebijakan pengembangan jagung di Halmahera Utara mengedepankan

pengembangan pembangunan sistem dan usaha agrobisnis yang berdaya saing,

berkerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi. Sampai saat ini telah terdapat

beberapa sentra produksi di wilayah Halmahera Utara, diantaranya sentra produksi

Tobelo dengan pusat pengembangan Kususri; sentra produksi Kao dengan pusat

pengembangan HTI Gamlaha; sentra produksi Malifut dengan pusat

pengembangan KM 9 Desa Tafasoho; sentra produksi Galela dengan pusat

pengembangan Global Ngidiho dan sentra produksi Morotai Selatan dengan pusat

pengembangan KM 4 Desa Daruba.

Dengan program pengembangan jagung sebagai pendamping komoditas

kelapa, masyarakat diharapkan bisa memanfaatkan dan meningkatkan

kesejahteraannya terutama para petani.

Grafik 1.5

Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Di wilayah Maluku Utara

Tahun 2008

91

92

93

94

95

96

97

98

99

Jan Feb mar Apr May Jun Jul

%

Page 37: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

19

Upaya peningkatan sub sektor tanaman perkebunan turut meningkatkan

kinerja sektor pertanian daerah. Kondisi tersebut tergambar dari peningkatan

kinerja sektor pertanian dalam PDRB Maluku Utara dari triwulan ke triwulan.

Akan tetapi upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui

pengembangan pertanian tersebut masih mengalami beberapa kendala.

Pengembangan pemasaran produk pertanian, proses pengeringan jagung yang

sebagian besar masih tergantung pada sinar matahari (ketergantungan terhadap

cuaca), semangat petani di daerah yang relatif labil serta penanganan pasca

produksi guna meningkatkan nilai ekonomis produk masih perlu ditingkatkan.

Page 38: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

20

Perkembangan Inflasi Regional

2.1 Gambaran Umum

Tekanan inflasi kota Ternate pada Triwulan III 2008 mengalami

peningkatan dibandingkan dengan triwulan II 2008 maupun periode yang

sama pada tahun 2007. Kondisi tersebut terjadi sebagai akumulasi kenaikan harga

komoditas dunia, kenaikan harga BBM, buruknya jalur distribusi dari daerah

pasokan serta buruknya cuaca yang terjadi di dua triwulan terakhir. Laju inflasi

tahunan yang dicatat kota Ternate pada dua triwulan terakhir lebih tinggi

dibandingkan dengan laju inflasi Nasional. Hal ini berbeda dengan laju inflasi yang

dicatat pada periode tahun 2007 yang rata-rata masih dibawah nasional. Kondisi ini

menunjukan bahwa pengaruh shock gejolak harga secara global dan nasional

mempunyai dampak yang lebih besar terhadap inflasi karena faktor-faktor

pembentuk harga di kota Ternate yang lebih variatif dibandingkan dengan daerah

lainnya di Indonesia terutama permasalahan biaya distribusi.

Grafik 2.1

Pada Triwulan III 2008 inflasi tahunan (y.o.y) kota Ternate mencapai 16,63%

lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu hanya tercatat sebesar

6,78% dan inflasi yang dicatat triwulan II 2008 sebesar 12,25%. Dengan tingginya

Bab II

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9

2004 2005 2006 2007 2008

YoY Nas

YOY Ternate

PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN KOTA TERNATE DAN NASIONAL

Page 39: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

21

tekanan terhadap inflasi dari sisi eksternal berupa kenaikan harga-harga komoditas

dan dari sisi internal berupa kegagalan panen komoditas tanaman bahan makanan

seperti sayur-sayuran dan rendahnya produksi ikan tangkap perlu mendapatkan

perhatian pemerintah daerah. Meskipun sangat sulit mencapai besaran inflasi dalam

kisaran 6% ±1% hingga akhir tahun sebagaimana yang terjadi pada tahun 2007

diharapkan dalam waktu 3 bulan kedepan diharapkan inflasi dapat ditekan pada

kisaran 15% ±1%. Hal ini mungkin saja terjadi melihat kondisi musim yang sudah

mulai kondusif sehingga diharapkan akan terjadi peningkatan produksi komoditas

sayur-sayuran dan ikan segar sehingga dapat menekan laju inflasi pada akhir tahun.

2.2 Inflasi Berdasarkan Kelompok Komoditas

Pada triwulan laporan secara tahunan semua kelompok barang dan jasa

mengalami inflasi terutama didominasi oleh kelompok bahan makanan, kelompok

transpor, komunikasi dan jasa keuangan, serta kelompok makanan jadi yang rata-

rata mengalami laju inflasi diatas 10%.

Tabel 2.1 Inflasi Kelompok Komoditas

Kelompok Pengeluaran m-t-m q-t-q y-t-d y-o-y

UMUM 1.55 4.30 12.29 16.63Bahan makanan 3.85 7.48 21.55 38.73Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 1.31 4.54 9.18 9.95Perumahan, listrik, gas, air, dan bahan bakar 0.90 1.83 12.47 13.78Sandang 1.81 2.15 4.18 5.41Kesehatan -1.13 0.16 1.04 -0.57Pendidikan, Rekreasi dan olah raga 0.03 13.40 12.93 12.72Transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0.01 2.02 6.01 6.73

Laju pertumbuhan inflasi tertinggi di daerah terjadi pada kelompok bahan

makanan baik secara tahunan, kumulatif, triwulanan maupun bulanan yang masing-

masing mencatat angka 38,73% (y.o.y), 21,55% (y.t.d), 7,48% (q.t.q), 3,85%

(m.t.m). Tingginya laju inflasi pada kelompok ini terjadi lebih diutamakan oleh

buruknya musim akibat hujan yang terjadi sepanjang triwulan laporan sehingga

menyebabkan penurunan produksi ikan tangkap dan tanaman bahan makanan

terutama sub kelompok sayur-sayuran dan kacang-kacangan ditambah oleh

terganggunya jalur distribusi di Trans Halmahera sebagai pemasok utama

Page 40: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

22

kebutuhan komoditas sayur-sayuran kota Ternate. Kelompok selanjutnya yang

mengalami laju inflasi tertinggi setelah kelompok bahan makanan adalah kelompok

transpor, komunikasi dan jasa keuangan yang mencatat laju inflasi sebesar

16,32%(y.o.y). Laju inflasi pada kelompok ini terjadi karena kenaikan harga BBM

bersubsidi pada bulan Mei 2008 yang sangat berpengaruh pada sub kelompok

transpor yang pada bulan September 2008 mencatat laju inflasi sebesar 29,16%

(y.o.y) sedikit mengalami penurunan bila dibandingkan dengan yang dicatat pada

bulan Juni dan Juli 2008 sebesar 29,19%.

2.3 Inflasi Berdasarkan Sub Kelompok Komoditas

Berdasarkan sub kelompok, komoditas sayur-sayuran mencatat laju

pertumbuhan tertinggi secara tahunan (y.o.y) yakni sebesar 87,55%. Tingginya

inflasi pada sub kelompok komoditas ini terjadi karena buruknya cuaca sehingga

mengakibatkan gagal panen dari daerah pemasok komoditas tersebut di kota

Ternate.

Tabel 2.2

Ranking Inflasi Sub kelompok Komoditas Triwulan III 2008

Sub Kelompok Komoditas YOY SubKelompok Komoditas YTD

Sayur-sayuran 87.55 Perawatan Jasmani dan Kosmetika 158.74Ikan Segar 78.90 Sayur-sayuran 44.16Kacang - kacangan 44.09 Ikan Diawetkan 43.09Ikan Diawetkan 40.20 Kacang - kacangan 40.98Buah - buahan 30.95 Ikan Segar 34.98Daging dan Hasil-hasilnya 30.48 Buah - buahan 28.93Pendidikan 24.02 Pendidikan 24.02Lemak dan Minyak 22.65 Daging dan Hasil-hasilnya 17.39Bumbu - bumbuan 20.17 Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 16.77Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 17.46 Transpor 15.26Transpor 16.28 Biaya Tempat Tinggal 14.29Biaya Tempat Tinggal 15.29 Lemak dan Minyak 12.20Sarana dan Penunjang Transpor 13.80 Makanan Jadi 11.77Makanan Jadi 13.54 Penyelenggaraan Rumahtangga 11.49Bahan Bakar, Penerangan dan Air 13.17 Sarana dan Penunjang Transpor 10.19Penyelenggaraan Rumahtangga 9.43 Bahan Bakar, Penerangan dan Air 10.16Sandang Laki-laki 8.14 Tembakau dan Minuman Beralkohol 8.19Tembakau dan Minuman Beralkohol 8.07 Kursus-kursus / Pelatihan 7.01Barang Pribadi dan Sandang Lain 7.34 Perlengkapan Rumahtangga 5.30Perlengkapan Rumahtangga 7.26 Sandang Laki-laki 5.23Sumber: BPS

Sub kelompok ikan segar selanjutnya mencatat laju pertumbuhan tertinggi

(y.o.y) dengan laju pertumbuhan sebesar 78,90%.

Page 41: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

23

Pada Sub kelompok transpor yang terkena dampak kenaikan Bahan Bakar

Minyak (BBM) bersubsidi pada triwulan laporan mencatat pertumbuhan laju inflasi

sebesar 16,28% (y.o.y) dan 15,26% (y.t.d).

Sub kelompok komoditas komunikasi dan pengiriman adalah sub kelompok

yang mengalami pertumbuhan terendah baik secara tahunan maupun secara

kumulatif yakni tercatat sebesar minus14,34%(y.o.y) dan minus 14,34% (y.t.d).

Perang tarif komunikasi antara operator penyelenggara GSM yang terjadi saat ini

menjadi penyebab rendahnya laju inflasi pada sub kelompok komunikasi.

Tabel 2.3

Laju inflasi terendah berdasarkan Sub kelompok Komoditas Triwulan III 2008

Pada kelompok komoditas bahan makanan tercatat inflasi sebesar 38,73%

(y.o.y) dengan sub kelompok sayur-sayuran dan ikan segar mencatat pertumbuhan

tertinggi.

Tabel 2.4

IHK dan Perkembangan Inflasi Kelompok Bahan Makanan

m-t-m q-t-q y-t-d y-o-yPadi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 0.10 -0.04 3.82 6.10Daging dan Hasil-hasilnya 9.82 15.32 17.39 30.48Ikan Segar 5.60 12.65 34.98 78.90Ikan Diawetkan 14.48 17.86 43.09 40.20Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 1.92 6.21 16.77 17.46Sayur-sayuran 10.66 16.85 44.16 87.55Kacang - kacangan -2.57 2.53 40.98 44.09Buah - buahan 5.67 9.06 28.93 30.95Bumbu - bumbuan -2.15 0.72 3.27 20.17Lemak dan Minyak -3.04 -6.07 12.20 22.65Bahan Makanan Lainnya -0.23 0.37 0.99 5.03Bahan Makanan 3.85 7.48 21.55 38.73Sumber: BPS

Sub Kelompok September 2008

Sub Kelompok Komoditas YOY SubKelompok Komoditas YTDKomunikasi Dan Pengiriman -14.34 Komunikasi Dan Pengiriman -14.34Olahraga -11.08 Olahraga -3.25Obat-obatan -4.66 Jasa Kesehatan -1.14Jasa Kesehatan -3.65 Jasa Perawatan Jasmani -0.76Jasa Perawatan Jasmani -1.87 Obat-obatan 0.07Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 0.64 Bahan Makanan Lainnya 0.99Sumber: BPS

Page 42: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

24

Pada kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau

sub kelompok makanan jadi mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 13,54%.

Tabel 2.5

IHK dan Perkembangan Inflasi Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

m-t-m q-t-q y-t-d y-o-yMakanan Jadi 2.22 4.52 11.77 13.54Minuman yang Tidak Beralkohol 1.08 2.96 3.02 2.62Tembakau dan Minuman Beralkohol 0.00 5.28 8.19 8.07Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 1.31 4.54 9.18 9.95Sumber: BPS

Sub Kelompok September 2008

Pada kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sub kelompok

biaya tempat tinggal mencatat pertumbuhan tertinggi yakni sebesar 15,29% (y.o.y).

Tabel 2.6 IHK dan Perkembangan Inflasi

Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

m-t-m q-t-q y-t-d y-o-yBiaya Tempat Tinggal 1.05 2.39 14.29 15.29Bahan Bakar, Penerangan dan Air 0.05 0.00 10.16 13.17Perlengkapan Rumahtangga 1.33 1.24 5.30 7.26Penyelenggaraan Rumahtangga 1.52 2.39 11.49 9.43Perumahan, Listrik Air, Gas & BB 0.90 1.83 12.47 13.78Sumber: BPS

Kelompok September 2008

Pada Kelompok sandang sub kelompok barang pribadi dan sandang laki-laki

mencatat pertumbuhan tertinggi yakni sebesar 8,14% (y.o.y).

Tabel 2.7 IHK dan Perkembangan Inflasi

Kelompok Sandang

m-t-m q-t-q y-t-d y-o-ySandang Laki-laki 1.25 1.80 5.23 8.14Sandang Wanita 3.43 3.84 4.73 1.80Sandang Anak-anak 1.87 3.50 2.99 4.04Barang Pribadi dan Sandang Lain 0.49 -1.08 2.69 7.34Sandang 1.81 2.15 4.18 5.41Sumber: BPS

Kelompok September 2008

Page 43: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

25

Pada kelompok kesehatan semua sub kelompok mengalami deflasi, sub

kelompok obat-obatan mencatat deflasi terendah yaitu sebesar minus 4,66%

(y.o.y).

Tabel 2.8 IHK dan Perkembangan Inflasi

Kelompok Kesehatan

m-t-m q-t-q y-t-d y-o-yJasa Kesehatan 0.00 -1.06 -1.14 -3.65Obat-obatan -5.37 -1.23 0.07 -4.66Jasa Perawatan Jasmani 0.00 -0.38 -0.76 -1.87Kesehatan -1.13 0.16 1.04 -0.57Sumber: BPS

Kelompok September 2008

Pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sub kelompok pendidikan

mencatat pertumbuhan tertinggi yakni sebesar 24,02% (y.o.y).

Tabel 2.9 IHK dan Perkembangan Inflasi

Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

m-t-m q-t-q y-t-d y-o-yPendidikan 0.00 24.01 24.02 24.02Kursus-kursus / Pelatihan 2.56 7.01 7.01 7.00Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 0.00 0.33 1.14 0.64Rekreasi 0.00 4.89 3.01 3.19Olahraga 0.00 -5.20 -3.25 -11.08Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga 0.03 13.40 12.93 12.72Sumber: BPS

Kelompok September 2008

Pada kelompok transpor, komunikasi dan Jasa Keuangan mencatat inflasi

tahunan sebesar 6,73%(y-o-y). Sub kelompok transport mencatat pertumbuhan

tertinggi yakni sebesar 16,28% (y.o.y) dan 15,26% (y.t.d). Tingginya laju inflasi

pada kelompok ini dapat ditekan oleh deflasi pada sub kelompok komunikasi dan

pengiriman mencatat pertumbuhan terendah yakni sebesar minus 14,63% (y.o.y)

dan minus 14,34% (y.t.d). Rendahnya inflasi pada sub kelompok ini disebabkan

oleh penurunan permintaan terhadap fixed telephone dan rendahnya tarif

telephone selular terutama GSM akibat persaingan tarif antar operator.

Page 44: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

26

Tabel 2.10 IHK dan Perkembangan Inflasi

Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan

m-t-m q-t-q y-t-d y-o-yTranspor 0.02 2.84 15.26 16.28Komunikasi Dan Pengiriman 0.00 0.00 -14.34 -14.34Sarana dan Penunjang Transpor 0.00 0.00 10.19 13.80Jasa Keuangan 0.00 2.55 5.17 5.17Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 0.01 2.02 6.01 6.73Sumber: BPS

Kelompok September 2008

Page 45: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Moneter dan Perbankan 27

Perkembangan Moneter dan Perbankan

Pertumbuhan ekonomi triwulanan yang terjadi di daerah Maluku Utara pada

triwulan III-2008 yang tercatat sebesar 3,78% (q-t-q) diiringi adanya perbaikan

beberapa indikator utama kinerja perbankan daerah. Secara triwulanan jumlah uang

beredar secara total menunjukkan adanya penurunan, akan tetapi bila dilihat lebih

rinci melalui pendekatan uang giral dan uang kuasi terjadi pertumbuhan yang lebih

bervariasi. Pada triwulan laporan uang giral menunjukkan adanya pertumbuhan

yang negatif sementara uang kuasi mengalami pertumbuhan yang positif.

Kinerja perbankan daerah (Bank umum konvensional dan Syariah serta BPR)

secara umum juga menunjukkan pertumbuhan yang cukup menggembirakan. Nilai

aset perbankan, nilai intermediasi perbankan (penyaluran kredit) serta kualitas kredit

(NPL’s) mengalami perbaikan meskipun dana pihak ketiga yang dikelola oleh

perbankan mengalami penurunan. Pertumbuhan kredit yang lebih besar dari

pertumbuhan penghimpunan dana tercermin dari rasio kredit terhadap dana

masyarakat yang berhasil diterima oleh pihak perbankan atau LDR (loan to Deposit

Ratio) pada triwulan laporan mengalami peningkatan. Perkembangan penyaluran

kredit oleh perbankan juga diiringi dengan membaiknya kualitas pendanaan yang

dilakukan. Kondisi tersebut tercermin dari rasio NPL’s (Non Performing Loans)

perbankan secara umum yang menunjukkan adanya penurunan.

Penggunaan jasa perbankan oleh masyarakat guna menyelesaikan transaksi

ekonomi baik secara tunai maupun non tunai juga mengalami peningkatan. Salah

satu indikatornya adalah meningkatnya nilai kliring perbankan melalui sistem kliring

nasional yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia serta aliran uang kartal melalui

perbankan. Kondisi tersebut cukup realistis mengingat pertumbuhan ekonomi

daerah juga mengalami peningkatan sehingga dapat diasosiasikan dengan

peningkatan nilai transaksi keuangan. Meskipun demikian, penyelesaian transaksi

keuangan melalui perbankan di wilayah Maluku Utara juga menunjukkan kualitas

transaksi yang cukup baik. Hal ini tercermin dari tidak adanya laporan/temuan

transaksi ekonomi yang menggunakan uang palsu di wilayah Maluku Utara selama

Bab III

Page 46: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Moneter dan Perbankan 28

beberapa tahun terakhir. Penemuan penyelesaian transaksi tunai dengan

menggunakan uang palsu terakhir kali ditemukan di Provinsi Maluku Utara pada

tahun 2005.

Tabel 3.1 Indikator Perbankan di Maluku Utara

DPK (Rp.Triliun) Kredit LDR NPL's

I 2.15 0.70 32.44% 4.29%II 2.21 0.78 35.17% 4.15%III 2.29 0.84 36.73% 3.51%IV 2.62 0.86 32.89% 3.38%I 2.67 0.92 34.43% 3.73%II 2.69 1.05 39.10% 3.47%III 2.66 1.19 44.69% 3.41%

S umber: Bank Indones ia

2007

2008

Periode

3.1 Perkembangan Moneter

Perkembangan moneter di wilayah Maluku Utara pada triwulan III-2008

dapat diamati dengan melihat indikator jumlah uang beredar dalam perekonomian

setempat yang dapat dihitung dengan menggunakan pendekatan uang giral dan

uang kuasi. Secara keseluruhan, jumlah uang beredar di Provinsi Maluku Utara

secara triwulan (q-t-q) mengalami penurunan sebesar minus 1,34%. Total uang

beredar dalam perekonomian daerah pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp2,66

trilyun.

Pada triwulan III-2008 jumlah uang giral mengalami penurunan sebesar

minus 3,80% (q-t-q) atau mengalami penurunan sebesar Rp36,26 miliar.semenara

jumlah uang kuasi pada triulan laporan mengalami peningkatan sebesar 0,01%

atau sebesar Rp0,25 miliar. Pertumbuhan ekonomi yang terjadi selama triwulan

laporan tidak tercermin dalam perkembangan uang giral dan kuasi di wilayah

Maluku Utara. Penurunan jumlah uang beredar (uang giral dan uang kuasi) secara

keseluruhan dipengaruhi oleh preferensi masyarakat lebih menyukai pembayaran

secara tunai (menggunakan uang kartal).

Pembayaran gaji ke 13 pada triwulan III-2008 tidak mampu mendongkrak

jumlah besaran moneter. Menigkatnya kebutuhan uang tunai menjelang perayaan

Page 47: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Moneter dan Perbankan 29

ibadah puasa maupun hari raya Idul Fitri yang terjadi pada triwulan laporan serta

pembayaran dana kompensasi BBM yang dilakukan secara tunai kepada masyarakat

turut mempegaruhi perkembangan besaran moneter pada triwulan laporan.

Grafik 3.1 Perkembangan Besaran Moneter Daerah

-200 400 600 800

1,000 1,200 1,400 1,600 1,800 2,000

I II III IV I II III

2007 2008

Uang Giral Uang KuasiRp. Miliar

3.2 Perkembangan Perbankan

Pada Triwulan III-2008, kinerja perbankan di daerah Maluku Utara terus

menunjukkan peningkatan. Membaiknya kinerja perbankan tersebut dapat dilihat

dari membaiknya kemampuan bank dalam menyalurkan dana kepada masyarakat

dalam bentuk kredit, peningkatan asset perbankan serta kualitas kredit yang

diberikan. Satu-satunya indikator perbankan yang mengalami penurunan adalah

dana masyarakat yang dikelola perbankan (DPK).

Tabel 3.2

Perkembangan Indikator Utama Perbankan Di Wilayah Kerja Bank Indonesia Ternate

Indikator Satuan TW III-2008

Aset Miliar 2,818.85 0.90%

DPK Miliar 2,656.39 -1.34%

Kredit Miliar 1,187.04 12.75%

LDR % 44.69 14.28%

NPL's % 3.41 -1.67%

qtq

Page 48: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Moneter dan Perbankan 30

Selama Triwulan III-2008 terdapat penambahan jumlah kantor pelayanan

bank umum yang beroperasi di Maluku Utara khusunya kota Halteng. Tetapi

kemungkinan terjadinya penambahan pada triwulan mendatang sangat besar

karena masih ada beberapa bank yang masih dalam proses permohonan izin dari

Bank Indonesia baik penambahan bank baru maupun penambahan kantor

pelayanan nasabah. Data yang dimiliki Bank Indonesia Ternate menunjukkan bahwa

sampai dengan Bulan September 2008 terdapat sebanyak 9 (sembilan) bank umum

(konvensional dan syariah) dan 1 (satu) bank BPR yang beroperasi di wilayah Maluku

Utara. Dari seluruh Bank yang ada di Maluku Utara, pelayanan kepada nasabah

dilakukan oleh perbankan melalui 48 kantor bank umum termasuk BRI Unit dan

Kantor Kas / Setara Kas dan 1 BPR, serta beberapa ATM dan payment point yang

masih terpusat kota Ternate.

Tabel 3.3

Perkembangan Perbankan Di Wilayah Kerja Bank Indonesia Ternate

September

Ternate Tidore Kep

Halut Halbar Halteng Haltim Halsel Kep. Sula

1 PT.B.Mandiri (persero) KC 1 - - - - - - - 1KCP - - - - - 1 - - 1

KK 1 - - - - - - - 12 PT.BNI (persero) Tbk KC 1 - - - - - - - 1

KCP - 1 1 - - - - - 2KK - - - - - - - - -

3 PT.BRI (persero) KC 1 1 - - - - - - 2KCP - - 1 - - - - - 1Unit 3 2 2 1 1 2 1 1 13KK - - - - - - - - -

4 PT.BPDM KC 1 - 1 - - - 1 1 4KCP - 1 - 1 - - - - 2KK 1 - - - - - - - 1

5 PT.BDI KC 1 - - - - - - - 16 PT.Bank Artha Graha KC 1 - - - - - - - 17 PT. Bank Tabungan Negara KC 1 - - - - - - - 1

KK 3 1 2 2 2 2 1 1 148 PT. Bank Muamalat Ind. KC 1 - - - - - - - 19 PT. Bank Mega Tbk. KC 1 - - - - - - - 1

KC 9 1 1 - - - 1 1 13KCP - 2 2 1 - 1 - - 6KK 5 1 2 2 2 2 1 1 16Unit 3 2 2 1 1.00 2 1 1 13

Jumlah 17 6 7 4 3 5 3 3 48

1 PT.BPR Malifut Danatama KP 1 - - - - - - - 1

TOTAL 18 6 7 4 3 5 3 3 49

Status KantorNo Nama Bank

Kotamadya KabupatenTotal

Page 49: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Moneter dan Perbankan 31

Dari 9 Bank umum yang beroperasi di Maluku Utara, sebanyak 69,23%

kantor cabangnya beroperasi di wilayah kota Ternate mengalami peningkatan dari

triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 66,67%. Dengan persebaran perbankan

yang demikian, perkembangan sektor keuangan dalam menopang kegiatan

ekonomi masyarakat masih didominasi di Kota Ternate. Bila rencana kepindahan

ibukota Provinsi maluku Utara ke Sofifi pada awal tahun 2009 maka persebaran

perbankan diperkirakan akan menjadi lebih merata ke wilayah Halmahera dan

Tidore Kepulauan.

a. Perkembangan Aset Bank Umum

Total asset perbankan (bank umum) di Provinsi Maluku Utara selama

Triwulan III-2008 tercatat sebesar Rp2,82 trilyun atau mengalami peningkatan

sebesar 0,90% (q-t-q) bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat

sebesar Rp2,79 trilyun. Peningkatan asset perbankan di Maluku Utara dialami oleh

perbankan swasta sebesar 8,64% sedangkan asset bank pemerintah justru

mengalami penurunan sebesar minus 0,15% (q-t-q). Hal ini dipengaruhi oleh

keberadaan bank swasta yang relatif baru yang sedang berkembang sedangkan

perbankan pemerintah relatif tetap. Bila dilihat dari denominasi asset, maka asset

perbankan dalam valas mengalami kenaikan yang signifikan bila dibandingkan asset

yang berdenominasi rupiah. Secara umum asset valas perbankan mengalami

pertumbuhan triwulanan sebesar 85,62% (q-t-q) sementara asset dalam rupiah

hanya mengalami pertumbuhan sebesar 0,32% (q-t-q). meskipun demikian, asset

perbankan didominasi oleh mata uang rupiah sebesar 98,75 dari total asset

perbankan.

Secara tahunan (y-o-y) asset perbankan masih mengalami pertumbuhan

sebesar 18,02% dari Rp2,39 trilyun pada triwulan III-2007. Pertumbuhan aset bank

swasta sebesar 37,97% (y-o-y) lebih tinggi bila dibandingkan dengan pertumbuhan

aset bank pemerintah yang tercatat sebesar 15,55% (y-o-y). Bila dilihat

denominasinya, aset dalam mata uang rupiah mengalami kenaikan sebesar 18,55%

sedangkan aset dalam valas mengalami penurunan sebesar minus 12,82% (y-o-y).

Penurunan asset perbankan dalam valas tersebut dipengaruhi oleh penurunan

aktivitas ekspor daerah dan ketatnya likuiditas perbankan akibat krisis keuangan

global.

Page 50: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Moneter dan Perbankan 32

Seiring dengan penurunan asset perbankan pemerintah, dominasi

kepemilikan asset bank pemerintah juga mengalami penurunan, yaitu dari sebesar

88,04% menjadi 87,12% pada triwulan laporan.

Grafik 3.2 Perkembangan Aset Perbankan di Maluku Utara

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

I II III IV I II III

2007 2008

Rp miliar

TOTAL ASSET GROWTH (q-t-q)

Penyebaran asset bank umum masih didominasi di Kota Ternate dengan

porsi aset sebesar 73,53%, diikuti oleh Halmahera Tengah sebesar 16,24%

sedangkan sisanya (10,23%) terdapat didaerah lain di daerah Maluku Utara.

Pembagian daerah tersebut masih mengikuti pembagian yang lama karena kondisi

riil saat ini di Maluku Utara terbagi atas 9 (delapan) Dati II yaitu 2 (dua) kotamadya

dan 7 (enam) Kabupaten. Kondisi ini dipengaruhi oleh persebaran perbankan yang

tidak merata dalam artian di suatu Dati II ada yang baru terdapat 1 (satu) buah bank

sehingga tidak dapat dilakukan eksposure data perbankan secara detail.

Ditinjau per Dati II, pertumbuhan aset tertinggi terjadi di luar kota Ternate

dan Halmahera Tengah dengan tingkat pertumbuhan mencapai 13,48% (q-t-q) dari

Rp488,54 miliar pada triwulan II-2008 menjadi Rp288,24 miliar pada triwulan

laporan. Aset perbankan di wilayah Halmahera Tengah justru mengalami penurunan

sebesar minus 6,27% (q-t-q). Penurunan tersebut seiring dengan penurunan jumlah

DPK yang dihimpun di wilayah tersebut sebesar minus 7,27% (q-t-q).

Page 51: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Moneter dan Perbankan 33

Tabel 3.4 Komposisi Kepemilikan Aset Perbankan

Di Maluku Utara

Rp miliar

I II III IV I II IIIJenis Bank 2,211.25 2,291.93 2,388.48 2,747.14 2,743.88 2,793.59 2,818.85 Bank Pemerintah 1,978.06 2,030.88 2,125.45 2,414.41 2,452.78 2,459.54 2,455.95 Bank Swasta 233.19 261.05 263.03 332.73 291.10 334.05 362.91 Jenis Valuta 2,139.76 2,291.93 2,388.48 2,747.14 2,743.88 2,793.59 2,818.85 Rupiah 71.49 2,228.84 2,347.93 2,702.60 2,641.28 2,774.55 2,783.50 Valas 71.49 63.10 40.55 44.54 102.60 19.05 35.36 Sumber data : LBU diolah

2007KETERANGAN 2008

b. Penghimpunan Dana Bank Umum

Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun perbankan di Maluku Utara

selama Triwulan III-2008 mengalami penurunan sebesar minus 1,34% (q-t-q) bila

dibandingkan dengan dana masyarakat yang berhasil dihimpun oleh perbankan

pada triwulan sebelumnya yaitu sebesar Rp2,69 trilyun menjadi Rp2,66 trilyun.

Penurunan tersebut terkat dengan kebutuhan masyarakat akan uang tunai yang

mengalami peningkatan dalam ranga perayaan HUT Kemerdekaan RI, pelaksanaan

ibadah puasa dan perayaan hari raya Idul Fitri. Akan tetapi secara tahunan DPK bank

umum masih mengalami kenaikan sebesar 16,01% (y-o-y) dibandingkan posisi

triwulan III-2007 yang tercatat sebesar Rp2,29 triliun.

Berdasarkan pada kelompok bank, Kontribusi DPK selama triwulan

laporan, didominasi oleh bank pemerintah sebesar 86,72%, sedangkan bank swasta

nasional mempunyai porsi mencapai 13,28%. Produk perbankan yang relatif

diminati masyarakat daerah adalah tabungan. Produk tersebut menjadi sumber

utama pengumpulan dana dari masyarakat dengan proporsi sebesar 46,95%

sementara giro dan deposito masing-masing hanya memiliki proporsi sebesar

34,60% dan 18,45% terhadap total DPK. Jika dilihat dari golongan debitur

perbankan maka debitur perorangan memiliki porsi terbesar yaitu 72,14% disusul

pemerintah daerah sebesar 19,04%.

Page 52: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Moneter dan Perbankan 34

Grafik 3.3 Proporsi DPK Perbankan Triwulan III-2008

Berdasarkan Produk Bank

34.60

46.95

18.45

Giro

Tabungan

Deposito

Grafik 3.4 Proporsi DPK Perbankan Triwulan III-2008

Berdasarkan Golongan Debitur

19%2%

72%

7%

Pemda Bdn/Lemb. Pemerintah

Perorangan Lainnya

Page 53: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Moneter dan Perbankan 35

Peningkatan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) mencapai 9,5%

belum berpengaruh secara signifikan terhadap penarikan dana nasabah di daerah.

Dengan kondisi keamanan di Maluku Utara yang realtif lebih baik; berkurangnya

aktivitas demonstrasi serta dimulainya masa kepemimpinan Guberbur yang baru

diharapkan dapat menjadi stimulus peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat

termasuk kegiatan perbankan di daerah.

Secara tahunan seluruh komponen DPK mengalami perkembangan posistif

dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada produk tabungan sebesar 23,48% (y-o-

y) sedangkan giro mencatatkan pertumbuhan terendah yaitu tercatat sebesar

4,24% (y-o-y). Secara keseluruhan DPK perbankan mengalami pertumbuhan secara

tahunan sebesar 16,01% (y-o-y).

Berdasarkan daerah penghimpunan DPK, Kota Ternate masih menjadi

penghimpun DPK perbankan terbesar dengan nilai nominal sebesar Rp1,96 trilyun

atau sebesar 73,8% dari total dana yang dihimpun perbankan. Kabupaten

Halmahera Tengah menduduki peringkat kedua dengan nilai Rp448,15 miliar

(16,87%), sisanya tersebar di Kabupaten lainnya di Maluku Utara dengan proporsi

terhadap total DPK sebesar 9,33%. Kondisi tersebut cukup rasional karena sesuai

dengan kegiatan perekonomian dan perputaran uang di provinsi Maluku Utara yang

masih terpusat di kota Ternate. Pembagian Dati II di Maluku Utara tersebut masih

berpedoman pada pembagian yang lama karena persebaran bank yang belum

merata di seluruh Kota/Kab yang sekarang ada (di beberapa kabupaten baru

terdapat 1 bank sehingga datanya tidak dapat dieksposure secara individu).

Tabel 3.5 Perkembangan DPK Perbankan

(Rp. Miliar)

I II III IV I II IIIKomponen 2,147.88 2,210.20 2,289.77 2,620.06 1,181.26 2,692.40 2,656.39 Giro 880.96 866.55 881.71 910.69 1,016.18 955.34 919.08 Tabungan 858.75 928.86 1,010.11 1,296.38 120.02 1,272.13 1,247.26 Deposito 408.17 414.79 397.95 412.99 45.05 464.93 490.05165.08 1,737.06

Dati II 2,147.88 2,210.20 2,289.77 2,620.06 2,666.95 2,692.40 2,656.39 Kota Ternate 1,634.44 1,645.33 1,672.16 1,968.46 1,983.78 2,006.43 1,960.40 Kab. Maluku Utara 231.78 239.95 266.32 215.02 241.36 202.67 247.84 Kab. Halteng 281.66 324.92 351.30 436.57 441.81 483.30 448.15 Kab/Kota LainnyaJenis Bank 2,147.88 2,210.20 2,289.77 2,620.06 2,666.95 2,692.40 2,656.39 Bank Pemerintah 1,917.76 1,959.85 2,036.70 2,299.32 2,380.93 2,365.97 2,303.75 Bank Swasta 230.13 250.36 253.08 320.74 286.02 326.42 352.64Jenis Valuta 2,147.88 2,210.20 22,513.67 2,620.06 2,666.95 2,692.40 2,656.39 Rupiah 2,075.83 2,146.37 22,471.00 2,575.11 2,561.17 2,667.65 2,614.19 Valas 72.05 63.84 42.67 44.95 105.78 24.75 42.20

2007 2008Keterangan

Page 54: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Moneter dan Perbankan 36

Penghimpunan dana pihak ketiga oleh perbankan dalam bentuk rupiah di

Maluku Utara secara triwulan mengalami penurunan sebesar minus 2,00% (q-t-q)

menjadi Rp2,61 trilyun atau memiliki porsi sebesar 98,41% dari total DPK. Kondisi

DPK perbankan dalam valas pada triwulan laporan mengalami perkembangan yang

signifikan yaitu sebesar 70,50% (q-t-q) sehingga share terhadap total DPK naik

menjadi sebesar 1,59%.

c. Penyaluran Kredit

c.1.Penyaluran Kredit Berdasarkan Bank Pelapor

Kegiatan penyaluran dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit

perbankan di Provinsi Maluku Utara pada Triwulan III-2008 mengalami kenaikan

sebesar 12,75% dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp1,05

triliun. Pertumbuhan yang terjadi pada sisi pemberian kredit secara keseluruhan

diikuti dengan pertumbuhan kredit perbankan kepada usaha kecil di daerah

(UMKM) baik yang tergolong dalam KUK maupun non KUK sebesar 12,29% (q-t-q)

sehingga pada triwulan laporan tercacat sebesar 1,11 triliun atau memiliki porsi

sebesar 93,40% dari total kredit yang disalurkan perbankan. Besarnya proporsi

pembiayaan perbakan daerah terhadap usaha rakyat UMKM merupakan dukungan

nyata perbankan terhadap usaha pembangunan ekonomi daerah yang berbasis

kerakyatan, disamping jumlah pengusaha besar di Maluku Utara yang relatif sedikit

dan wewenang memberikan kredit oleh pimpinan perbankan daerah yang relatif

kecil. Meskipun penyaluran kredit didominasi oleh sektor UKM akan tetapi kualitas

kredit yang diberikan dapat dipertahankan, bahkan mengalami perbaikan dari

triwulan sebelumnya.

Pertemuan antara pihak perbankan dengan pelaku usaha di Maluku Utara

yang semakin intensif baik melalui forum Semiloka, penyelenggaraan bantuan tenis

kepada pelaku usaha oleh Bank Indonesia yang melibatkan pihak perbankan dan

kegiatan ekspo produk UKM diperkirakan menjadi pemicu meningkatnya kredit

perbankan terhadap UKM di daerah. Disamping itu budaya sebagian masyarakat

Maluku Utara yang merasa malu bila memiliki tunggakan kepada perbankan turut

mempengaruhi membaiknya kualitas penyaluran kredit di daerah.

Secara tahunan, intermediasi perbankan di wilayah Maluku Utara tumbuh

sebesar 41,19% (y-o-y) bila dibandingkan dengan posisi pada triwulan yang sama

tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp840,74 miliar. Sejalan dengan

Page 55: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Moneter dan Perbankan 37

pertumbuhan kredit (total) secara tahunan, kredit kepada sektor UKM juga

mengalami pertumbuhan sebesar 42,59% (y-o-y). Pertumbuhan kredit tersebut

secara langsung maupun tidak turut mendorong peningkatan ekonomi masyarakat

pada periode laporan. Kondisi tersebut memberikan gambaran bahwa perbankan di

Maluku Utara tetap konsisten dalam memajukan sektor riil di daerah. Mengutip

pernyataan Gubernur Bank Indonesia dalam acara Banker’s Dinner tahun 2008

bahwa ”Meningkatnya kegiatan sektor moneter/perbankan dan sektor riil

diibaratkan sebagai sinergi positif dari dua mesin pertumbuhan ekonomi”.

Peningkatan penyaluran kredit oleh perbankan pada triwulan laporan tetap

mengindahkan kaidah kehati-hatian. Disamping itu penerapan managemen kredit

yang lebih baik juga ditunjukkan oleh perbankan di Maluku Utara pada periode

laporan yang mana kondisi politik dan keamanan relatif membaik turut mendukung

perbaikan kualitas kredit perbankan daerah. Kondisi tersebut tercermin dari nilai

kredit perbankan yang semakin besar ternyata diikuti dengan penurunan rasio kredit

bermasalah (NPL’s) perbankan menjadi 3,41% pada periode laporan dari 3,47%

pada triwulan sebelumnya. Kredit lancar perbankan mengalami kenaikan sebesar

12,75% (q-t-q) sedangkan kredit dalam kategori macet mengalami penurunan

sebesar minus 1,64% (q-t-q). Akan tetapi seiring dengan kondisi perekonomian

dunia yang mengalami kelesuan akibat krisis global, perbankan di daerah perlu

meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan meningkatnya kredit macet.

Hal ini terlihat dari peningkatan kredit perbankan daerah yang masuk dalam

kategori kurang lancar dan diragukan pada triwulan laporan yang besarnya

mencapai lebih dari 50% dari triwulan sebelumnya.

Bila ditinjau dari sisi penggunaan kredit, proporsi penyaluran kredit masih

menunjukkan trend yang sama. Kredit Konsumsi masih mendominasi intermediasi

perbankan di triwulan laporan dengan proporsi sebesar 57,21% dari total kredit

yang disalurkan, disusul oleh kredit modal kerja dan investasi dengan porsi masing-

masing sebesar 33,56% dan 9,23%. Meskipun demikian pertumbuhan kredit

investasi pada triwulan III-2008 tercatat memeiliki nilai tertinggi bila dibandingkan

jenis penggunaan kredit lainnya. Kredit investasi tumbuh sebesar 62,37% (q-t-q)

kredit konsumsi tumbuh sebesar 16,02% sedangkan kredit modal kerja tumbuh

sebesar 4,62%. Dengan perbandingan pertumbuhan kredit tersebut, kita bisa

berharap perekonomian ke depan akan lebih baik karena kegiatan investasi akan

Page 56: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Moneter dan Perbankan 38

memiliki efek berganda dalam perekonomian (antara lain: pendapatan pekerja,

produksi, pajak daerah).

Secara sektoral, pada triwulan III-2008 Pertumbuhan pembiayaan/ kredit

perbankan tertinggi terjadi pada sektor konstruksi yaitu sebesar 52,44% (q-t-q)

kemudian diikuti oleh sektor jasa-jasa dunia usaha dengan pertumbuhan sebesar

42,96%. Tingginya kredit kepada sektor konstruksi dipengaruhi oleh tingginya

harga barang-barang bangunan seperti semen, pasir dan cat tembok karena

kebutuhan domestik hampir seluruhnya didatangkan dari luar Provinsi Maluku

Utara. Disamping itu budaya sebagian masyarakat daerah yang berupaya untuk

melakukan renovasi/perbaikan menjelang peringatan HUT Kemerdekaan RI maupun

dalam menyambut hari raya Idul Fitri membuat lonjakan permintaan bahan

bangunan semakin tinggi sedangkan ketersediaan barang relatif tetap atau bahkan

berkurang dengan terganggunya sistem transportasi antar wilayah di Maluku Utara.

Kondisi ini tercermin dari pertumbuhan sektor bangunan dalam struktur PDRB

Maluku Utara pada triwulan laporan yang mengalami penurunan.

Pemberian kredit oleh perbankan daerah kepada sektor pertanian dan

industri pada triwulan laporan justru mengalami penurunan masing-masing sebesar

minus 3,28% (q-t-q) dan minus 22,67% (q-t-q). Penurunan kredit pada kedua

sektor tersebut dipengaruhi oleh masa tanam di sektor pertanian yang sudah

berlangsung pada triwulan sebelumnya bahkan sudah memasuki musim panen,

antisipasi peningkatan kebutuhan pangan masyarakat yang sudah diantisipasi oleh

pemerintah beserta pihak terkait, maraknya industri makanan yang bermodal sendiri

pada saat bulan Ramadhan serta demonstrasi supir angkutan (truk) di Halmahera

yang sudah berakhir membuat transportasi hasil hutan menjadi relatif lebih lancar

dibandingkan triwulan sebelumnya. Dengan demikian meskipun kredit perbankan

mengalami penurunan, kinerja kedua sektor dalam PDRB maluku Utara justru

mengalami peningkatan.

Page 57: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Moneter dan Perbankan 39

Tabel 3.6 Perkembangan Kredit Perbankan

(Miliar rupiah)

I II III IV I II IIIJenis Penggunaan 710.75 777.40 840.74 865.08 918.34 1,052.83 1,187.04 Modal Kerja 249.44 282.54 316.42 317.04 336.65 380.82 398.41 Investasi 54.06 61.23 67.47 67.85 68.71 86.68 109.55 Konsumsi 407.25 433.64 456.85 480.19 512.98 585.33 679.08Golongan Kredit (jt) 710.75 777.40 840.74 865.08 918.34 1,052.83 1,187.04 UKM - KUK (inc. PKT) 138.73 171.24 156.32 154.24 167.24 199.00 192.44 UKM - Non KUK 525.02 555.96 621.21 639.80 68.24 788.37 916.26 Non UKM 47.00 50.20 63.21 71.04 68.69 65.46 78.33Jenis Bank (jt) 710.75 777.40 840.74 865.08 918.34 1,052.83 1,187.04 Bank Pemerintah 649.74 703.76 765.06 788.71 841.11 968.45 1,095.49 Bank Swasta 61.02 73.64 75.68 76.37 77.23 84.38 91.55Sektor Ekonomi (jt) 710.75 777.40 840.74 865.08 918.34 1,052.83 1,187.04 Pertanian 44.92 52.15 56.18 55.62 58.08 61.69 59.66 Pertambangan Perindustrian 2.79 3.74 0.77 6.16 1.67 1.75 1.35 Listrik, Gas, Air 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 Konstruksi 16.25 22.03 25.72 23.20 31.90 58.18 88.69 Perdag, Resto & Hotel 202.31 223.04 254.39 261.62 274.51 305.00 313.11

Pengaktan, Pergud & Kom 15.14 15.84 15.59 13.79 14.31 12.85 13.47 Jasa-jasa Dunia Usaha 4.46 8.33 6.14 7.35 7.49 7.80 11.14 Jasa-jasa Sos/Masyarakat 15.94 16.95 15.85 15.13 15.65 17.40 17.58 Lain-lain 408.92 435.31 459.11 482.18 514.69 588.14 682.00

2007Keterangan 2008

Sedikit berbeda dengan tingkat pertumbuhan kredit, share penyaluran kredit

tertinggi justru dimiliki oleh sektor lain-lain (diluar sembilan sektor ekonomi) sebesar

57,45%. Dari sembilan sektor ekonomi yang ada, sektor perdagangan, hotel dan

restoran memiliki share tertinggi yaitu sebesar 26,38% sedangkan sektor jasa-jasa

dunia usaha yang notabene mengalami pertumbuhan kredit triwulanan tertinggi

hanya memiliki share sebesar 0,94% dari total kredit perbankan. Kondisi tersebut

secara dominan dipengaruhi oleh relatif lebih mahalnya kegiatan investasi di sektor

PHR dibandingkan sektor lainnya. Sementara kredit kepada sektor pertambangan

nilai kreditnya nol karena para investor di sektor ini sebagian besar menggunakan

dana dari luar Maluku Utara karena keterbatasan wewenang kantor cabang

perbankan yang ada di Maluku Utara dalam memberikan kredit kepada nasabah.

c.2 Persetujuan Kredit Baru

Nilai persetujuan kredit baru pada triwulan III-2008 tercatat sebesar Rp79,35

miliar atau secara triwulanan mengalami penurunan sebesar minus 63,75% (q-t-q)

dibandingkan total persetujuan kredit baru pada triwulan sebelumnya.

Memburuknya perekonomian global, penyelesaian / penetapan pemenang Pilkada

Maluku Utara yang baru dilaksanakan pada akhir triwulan III-2008 mempengaruhi

Page 58: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Moneter dan Perbankan 40

persepsi masyarakat dalam mencari sumber pembiayaan serta kalangan perbankan

lebih cenderung berhati-hati dalam menyalurkan kreditn. Sejalan dengan

penyebaran bank yang masih terkonsentrasi di Kota Ternate, penurunan

persetujuan kredit baru didominasi di Kota Ternate.

Penurunan tersebut didorong oleh penurunan persetujuan kredit konsumsi

dan investasi masing-masing sebesar minus 72,90% dan minus 47,19%. Sementara

kredit modal kerja masih menunjukkan penigkatan sebesar 24,07% (q-t-q). Dilihat

dari jenis bank pemberi kredit, bank swasta mengalami penurunan yang tajam

sebesar minus 95,94%. Penurunan kredit baru perbankan daerah sedikit tertahan

dengan kinerja pemberian kredit baru oleh bank pemerintah yang tercatat

mengalami peningkatan sebesar 9,94% (q-t-q). Berdasarkan pengamatan yang

dilakukan oleh Bank Indonesia, petugas (Account officer) bank milik pemerintah

lebih intensif dalam mengikuti kegiatan pertemuan dengan pelaku usaha UKM, baik

dalam bentuk seminar, dengar pendapat maupun program bantuan teknis yang

dilaksanakan oleh Bank Indonesia. Dalam kegiatan tersebut dihadirkan pelaku usaha

(UKM) yang belum memperoleh kredit dari perbankan. Setelah berlangsungnya

kegiatan beberapa UKM langsung ditinjau oleh petugas bank dan tidak jarang yang

akhirnya memperoleh fasilitas kredit.

Penurunan persetujuan kredit baru tidak terjadi bila kita melakukan

perbandingan secara tahunan. Nilai persetujuan kredit baru mengalami

pertumbuhan yang sangat signifikan yaitu sebesar 113,08% (y-o-y). Hal ini

mengindikasikan bahwa masyarakat semakin bank minded dari tahun ke tahun.

Disamping itu peningkatan ini juga memberikan gambaran bahwa kebutuhan

masyarakat akan sumber dana di luar pendapatan semakin meningkat, baik untuk

kegiatan ekonomi produktif maupu konsumtif. Dana perbankan yang diberikan

untuk kredit konsumsi mengalami pertumbuhan terendah, dengn tingkat

pertumbuhan sebesar 90,10% sementara kredit investasi meningkat dengan laju

sebesar 453,19%. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi pada periode yang

akan datang diharapkan mengalami pergeseran dari pertumbuhan karena konsumsi

menuju ke pertumbuhan investasi.

Page 59: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Moneter dan Perbankan 41

Grafik 3.5 Proporsi Pemberian Kredit Baru

Triwulan III-2008

27%

8%

65%

Modal Kerja Investasi Konsumsi

d. Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Umum

LDR perbankan Provinsi Maluku Utara pada Triwulan III-2008 mengalami

pertumbuhan dari sebesar 39,10% pada triwulan II-2008 menjadi 44,69%. Bila

diperbandingkan secara tahunan, rasio LDR perbankan menunjukkan peningkatan

yang lebih besar, yaitu dari sebesar 36,72% pada triwulan III-2007. Peningkatan

rasio tersebut menandakan ekspansi kredit yang dilakukan oleh pihak perbankan

melebihi dana yang berhasil diserap perbankan. Tingkat inflasi di daerah yang lebih

tinggi bila dibandingkan dengan peningkatan pendapatan masyarakat maka untuk

memenuhi kebutuhan yang sama masyarakat membutuhkan dana yang lebih besar.

Salah satu sumber dana yang menjadi pilihan adalah perbankan, disamping

lembaga keuangan non bank maupun para pemberi pinjaman uang informal di

masyarakat.

Page 60: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Moneter dan Perbankan 42

Grafik 3.6 Perkembangan LDR Bank Umum

Di maluku Utara

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

50%

0

1

1

2

2

3

3

I II III IV I II III

2007 2008

TriliunRp DPK Kredit LDR

Peningkatan rasio LDR pada triwulan laporan ditopang oleh kenaikan rasio

LDR yang terjadi pada bank pemerintah, sementara itu LDR pada bank swasta relatif

stagnan. Pada triwulan III-2008, rasio LDR bank pemerintah sebesar 47,55%

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 40,93%.

sementara bank swasta mencatat nilai LDR sebesar 25,96% sedikit lebih tinggi bila

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 25,85%. Kondisi

tersebut searah dengan tingginya persetujuan kredit baru yang dilakukan oleh

perbankan.

e. Non Performing Loans (NPL’s) Bank Umum

Jumlah kredit bermasalah (yaitu kredit dengan kategori kolektibilitas kurang

lancar, diragukan dan macet) pada perbankan Maluku Utara di Triwulan III-2008

menunjukkan terjadinya peningkatan sebesar minus 10,86% dari triwulan

sebelunya sehingga pada triwulan III-2008 tercatat sebesar Rp40,52 miliar.

Sementara jumlah kredit yang tergolong lancar mengalami peningkatan sebesar

11,52% (q-t-q) sehingga pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp1,06 triliun.

Dengan kondisi yang demikian maka rasio kredit bermasalah (NPL’s) pada triwulam

III-2008 mengalami penurunan dari sebesar 3,47% pada triwulan II-2008 menjadi

3,41% pada triwulan laporan.

Page 61: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Moneter dan Perbankan 43

Grafik 3.7 Perkembangan NPL’s Perbankan Daerah

0.00%

1.00%

2.00%

3.00%

4.00%

5.00%

I II III IV I II III

NPL's

Peningkatan kualitas kredit tersebut ikut dipengaruhi oleh membaiknya

kondisi keamanan dan politik di daerah dan perkembangan perekonomian daerah

pada umumnya. Disamping itu penerapan prinsip kehati-hatian perbankan melalui

kebijakan KYC (know your customer’s) serta pemeliharaan/pemantauan nasabah

turut meningkatkan kualitas pengembalian kredit perbankan.

Secara tahunan (y-o-y), NPL’s masih menunjukkan penurunan dengan nilai

NPL’s pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 3,51%. Kultur masyarakat

Maluku utara yang masih menjunjung tinggi kejujuran dan budaya malu bila tidak

menepati janji (cicilan kredit) yang masih kuat serta kesadaran bahwa kredit

merupakan suatu kewajiban bukan pemberian cuma-cuma yang semakin meningkat

membuat penyaluran kredit semakin membaik meskipun nilai kreditnya juga

mengalami peningkatan.

Secara triwulanan komponen kredit bermasalah yang mengalami

peningkatan hanya terjadi pada kredit modal kerja sebesar 24,07%. Sedangkan bila

dilihat dari jenis bank, komponen kredit bermasalah didominasi oleh bank

pemerintah sebesar 84,53%. Kondisi tersebut cukup rasional karena jumlah

keseluruhan kredit sebagian besar juga disumbangkan oleh perbankan milik

pemerintah.

Page 62: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Moneter dan Perbankan 44

Table 3.7 Perkembangan Kredit Bermasalah

Pada Perbankan Daerah Tahun 2008

Rp jutaKeterangan TW I TW II TWIII

Jenis Penggunaan 34,209 36,548 40,517 Modal Kerja 19,479 20,209 25,074 Investasi 5,447 7,273 6,860 Konsumsi 9,283 9,066 8,583Jenis Bank 34,209 36,548 40,517 Bank Pemerintah 28,739 30,623 34,251 Bank Swasta 5,470 5,925 6,266

Page 63: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Keuangan Daerah 45

Perkembangan Keuangan Daerah

Pembahasan perkembangan keuangan derah dapat dilakukan dengan

menggunakan pendekatan analisa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD). Pelaksanaan anggaran di Maluku Utara pada tahun 2008 mengikuti sistem

anggaran defisit. Dalam susunan APBD Provinsi Maluku Utara pada tahun 20081

dapat diketahui bahwa pendapatan daerah Provinsi Maluku Utara ditargetkan

sebesar Rp621,47 miliar sedangkan belanja daerah dianggarkan sebesar Rp636,47

miliar. Dengan demikian anggaran pembangunan daerah pada tahun 2008

mengalami defisit sebesar Rp15 miliar. Baik pendapatan maupun belanja daerah

pada tahun 2008 mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan dana yang

dianggarkan pada tahun sebelumnya dengan pendapatan diperkirakan akan

mengalami kenaikan sebesar 23,87% sedangkan belanja daerah mengalami

kenaikan sebesar 34,70%.

Grafik 4.1 Perkembangan APBD Maluku Utara

(40.000)(20.000)-20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 120.000

-100.000 200.000 300.000 400.000 500.000 600.000 700.000

2005 2006 2007 2008Pendapatan Belanja Surplus/Defisit

miliar miliar

1 Sumber: Biro Keuangan Provinsi

Bab IV

Page 64: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Keuangan Daerah 46

Peningkatan nilai APBD tersebut merupakan sinyal awal bahwa pemerintah

daerah siap mendukung perkembangan kegiatan ekonomi masyarakat. Akan tetapi

peningkatan anggaran tersebut perlu diiringi dengan peningkatan efektifitas

pelaksanaan/realisasi anggaran sehingga diharapkan dapat memberikan dorongan

pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Disamping itu, transparansi data mengenai

realisasi anggaran secara berkala (misalnya triwulanan) perlu dilakukan guna

melakukan evaluasi kinerja yang telah dicapai terhadap target tahunan.

Tabel 4.1 Realisasi APBD Tahun 2008

Provinsi Maluku Utara

TW II* %I Pendapatan Daerah 621.473 247.473 39,82

I.1 Pendapatan Asli Daerah 58.612 21.732 37,08 I.2 Dana Perimbangan 562.861 225.741 40,11 I.3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah - -

II Belanja daerah 636.473 136.989 21,52 Surplus/Defisit (15.000) 110.484

* data sampai Mei 2008

Rp Juta

Sumber: Biro Ekonomi Provinsi Maluku Utara

Realisasi AnggaranUraianNo.

4.1 Pendapatan Daerah

Dalam APBD tahun 2008, pendapatan daerah provinsi Maluku Utara

diperkirakan mengalami peningkatan sebesar 23,87% dari pendapatan daerah pada

tahun 2007 yang tercatat sebesar Rp501,72 miliar. Peningkatan pendapatan

tersebut didominasi oleh penerimaan yang bersumber dari dana perimbangan

pemerintah pusat dibandingkan dengan sumber pendapatan yang berasal dari PAD

Maluku Utara. Share dana perimbangan terhadap total penerimaan daerah sebesar

90,57% sedikit mengalami penurunan bila dibandingkan share pada tahun 2007

tercatat sebesar 91,01% dari total penerimaan daerah Maluku Utara. Pendapatan

Asli Daerah di Maluku Utara pada tahun 2008 diperkirakan mengalami

pertumbuhan sebesar 29,95% sehingga menjadi Rp58,61 miliar yang didominasi

oleh pendapatan dari pajak dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Kedua

sumber pendapatan asli daerah tersebutmemerikan sumbangan sebesar 81,12%

dari total pendapatan asli daerah yang ditargetkan selama tahun 2008 sebesar

Rp47,54 miliar.

Page 65: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Keuangan Daerah 47

Tabel 4.2 Komposisi Penerimaan Daerah

(RP juta)

sumber: Biro Keuangan Provinsi, diolah

Pelaksanaan anggaran daerah yang tepat dan sesuai dengan perencanaan

dapat memicu perkembangan ekonomi masyarakat dengan transfer dana maupun

lapangan pekerjaan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

Pelaksanaan APBD Maluku Utara tahun 2008 terkesan tidak dimaksimalkan oleh

pemerintah daerah. Salah satu indikasinya adalah tingkat realisasi penerimaan

daerah sampai bulan Mei 2008 baru mencapai sebesar 39,82% sedangkan tingkat

penggunaan APBD yang dilaksanakan baru mencapai 21,52%. Tingkat realisasi

pendapatan daerah yang baru mencapai 37,08% dari targt yang ditetapkan dalam

APBD sebesar Rp21,732 miliar. Sumber pendapatan asli daerah tertinggi

disumbagkan oleh pajak daerah yaitu sebesar Rp12,358 miliar meskipun tingkat

realisasinya baru mencapai 36,46% dari target tahun 2008. Disisi lain, pendapatan

daerah yang berasal dari dana perimbangan baru mencapai sebesar 40,11% atau

nominal Rp225,74 miliar. Sejumlah pendapatan tersebut seluruhnya berasal dari

50% realisasi dana alokasi umum sedangkan Dana Bagi Hasil dan Dana Alokasi

Khusus belum direalisasikan.

4.2 Belanja Daerah

Guna mendukung perekonomian daerah yang memiliki trend positif dalam

beberapa triwulan terakhir, pemerintah menetapkan dana untuk kegiatan belanja

daerah sebesar Rp636,47miliar pada tahun 2008. Anggaran untuk belanja

pemerintah daerah tersebut mengalami peningkatan sebesar 34,7% bila

dibandingkan dengan anggaran pada pos yang sama pada tahun 2007. Efektifitas

DBH DAU DAK Total Dana Perimbangan

Total Penerimaan Daerah

SHARE THD PENERIMAAN DERAH

PAD

36,126 224,000 - 260,126 383,278 68 20,953 55,990 338,605 - 394,595 426,598 92.50 32,002 70,893 370,724 15,000 456,617 501,719 91.01 45,103

2008 74,928 451,481 36,452 562,861 621,473 90.57 58,612

2007

Th

2005

2006

Page 66: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Keuangan Daerah 48

peggunaan dana belanja daerah sangat diharapkan oleh masyarakat sehingga

keberadaan/peranan pemerintah semakin dirasakan manfaatnya.

Tingkat realisasi belanja daerah tahun 2008 cukup memprihatinkan. Sampai

bulan Mei 2008 tingkat realisasinya baru mencapai sebesar 1,52% dari target tahun

2008. Realisasi anggaran belanja sebesar Rp136,989 miliar menurut informasi yang

diterima oleh Bank Indonesia Ternate merupakan belanja pemerintah untuk

pegawai/pembayaran gaji. Kondisi ini tentu sangat merugikan bagi masyarakat

daerah karena kegiatan belanja modal pemerintah daerah yang notabene memiliki

efek bergulir yang leibih besar bagi masyarakat justru masih sangat minim.

Kondisi APBD yang masih minim tersebut akan mempengaruhi pencapaian

realisasi anggaran tahunan. Bila pemerintah daerah hanya mengejar realisasi pada

akhir tahun maka ada kemungkinan pelaksanaan kegiatan/proyek pembangunan

yang dianggarkan terkesan asal jalan atau peningkatan peluang terjadinya

pelanggaran, misalnya terjadinya beberapa proyek fiktif, pencairan anggaran yang

sudah mencapai sebesar 100% tetapi realisasi pembangunan belum selesai

dikerjakan ataupun realisasi anggaran yang jauh berada dibawah nilai yang

dianggarkan. Pendapat berbagai kalangan mengenai berbagai faktor yang menjadi

penyebab rendahnya tingkat realisasi anggaran daerah antara lain belum

ditetapkannya pemenang Pemilihan Kepala Daerah (Gubernur Definitif) yang

mempengaruhi tingkat realisasi proyek/kegiatan yang sifatnya strategis dan jangka

panjang, kondisi keamanan daerah yang akhir-akhir ini menjadi sorotan masyarakat

baik di daerah maupun di tingkat nasional seiring seringnya demonstrasi yang

berjalan kurang simpatik serta kurang efektifnya kegiatan penyelenggara

pemerintahan yang ada serta minimnya sarana pendukung dan infrastruktur di

daerah.

4.3 Surplus (Defisit)

Baik sisi penerimaan maupun belanja daerah Maluku Utara pada tahun 2008

mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan anggaran tahun sebelumnya.

Disamping prosentase peningkatan belanja yang lebih besar dari peningkatan

penerimaan daerah, nilai nominal belanja pemerintah daerah yang dianggarkan

dalam APBD 2008 juga melebihi nilai pendapatan yang direncanakan. Dengan

demikian pada tahun 2008 Pemerintah menganut sistem anggaran yang defisit

dengan nilai sebesar Rp15 milair.

Page 67: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Keuangan Daerah 49

Penyelenggaraan anggaran yang defisit menuntut pemerintah daerah

sebagai unsur penyelanggara anggaran untuk lebih berhati-hati dalam

menggunakan anggaran dan lebih kreatif dala mencari sumber-sumber pendapatan

daerah yang sah guna menutupi tingkat defisit yang direncanakan. Bila hal itu tidak

dijlankan dengan baik maka akibat terburuknya adalah pemerintah daerah tidak

mampu mendanai pengeluarannya dalam beberapa tahun mendatang. Hal ini akan

menggiring pemerintah masuk dalam jebakan hutang (debt trap) ataupun

ketergantungan yang tinggi terhadap kucuran dana dari pemerintah pusat.

Page 68: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Sistem Pembayaran 50

Perkembangan Sistem Pembayaran

Sistem Pembayaran dapat didefinisikan sebagai sistem yang

mencakup seperangkat aturan, lembaga, dan mekanisme yang dipakai

untuk melaksanakan pemindahan dana guna memenuhi suatu kewajiban

yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi1. Perkembangan ekonomi dan

peradaban manusia membuat kebutuhan akan alat pembayaran semakin meningkat

dan kompleks. Pada zaman pra modern, masyarakat mengakui dan melaksanakan

pertukaran antar barang (barter) sebagai alat pembayaran. Alat pembayaran

selanjutnya berkembang menjadi satuan tertentu yang memiliki nilai pembayaran

(uang). Perkembangan selanjutnya adalah penggunaan alat pembayaran tanpa

mengunakan uang secara langsung (non cash). Penggunaan uang (cash based)

sebagai alat pembayaran masih mendominasi kegiatan ekonomi di masyarakat

dibandingkan alat pembayaran non tunai (paper based, card based, digital).

Sesuai dengan Undang-Undang Bank Indonesia, salah satu tugas pokok

Bank Indonesia adalah mengatur dan menjaga kelancaran sistem

pembayaran. Secara umum, kebijakan Bank Indonesia dalam mendukung sistem

pembayaran tunai adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan uang kartal di

masyarakat baik secara nominal, jenis pecahan yang sesuai, ketepatan waktu

distribusi dan kondisi fisik uang yang layak edar (clean money policy). Sementara

kebijakan dalam sistem pembayaran non tunai diarahkan untuk menyediakan sistem

pembayaran yang efektif, efisien, handal dengan tetap memperhatikan aspek

perlindungan terhadap konsumen.

Sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia, penyelesaian transaksi

tunai dilakukan dengan menggunakan alat pembayaran yang sah (uang kartal,

dalam hal ini uang rupiah untuk Indonesia) sedangkan penyelesaian transaksi non

tunai dapat dilakukan menggunakan cek, giro, kartu kredit, dll. Pemantauan

perkembangan penyelesaian transaksi pembayaran tunai dapat dilakukan dengan

mengamati aliran uang yang masuk dan keluar dari kas Bank Indonesia, sedangkan

1 www.bi.go.id

Bab V

Page 69: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Sistem Pembayaran 51

untuk transaksi pembayaran non tunai dipantau melalui kegiatan kliring dan RTGS

(Real Time Gross Settlement).

Pada triwulan III-2008 secara umum sistem pembayaran di wilayah Maluku

Utara mengalami peningkatan. Sistem pembayaran tunai mengalami peningkatan

baik dalam jumlah uang yang masuk maupun keluar dari kas Bank Indonesia

Ternate bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Aliran uang tunai pada

triwulan laporan mengalami nilai tertinggi sejak awal tahun 2008. Kondisi tersebut

terkait dengan perayaan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia, menjelang bulan

puasa dan perayaan Idul fitri serta pencairan dana kompensasi kenaikan BBM (BLT)

dan pembayaran gaji ke 13 kepada pegawai negeri sipil. Sementara itu meskipun

secara nominal mengalami sedikit penurunan tetapi volume transaksi non-tunai

mengalami peningkatan. Hal ini terkait dengan budaya dan preferensi masyarakat

yang masih lebih menyukai melaksanakan transaksi secara tunai bila dibandingkan

dengan transaksi non tunai. Disamping itu ketersediaan dan distribusi sarana

pendukung pembayaran non tunai (ATM, EDC, dll) relatif lebih minim bila

dibandingkan dengan sarana tunai.

Grafik 5.1 Perkembangan Aliran Kas Bank Indonesia Ternate

(600)

(400)

(200)

-

200

400

600

I II III IV I II III IV I II III

2006 2007 2008

Miliar Rp

Inflow Outflow Net (inflow/outflow)

Page 70: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Sistem Pembayaran 52

5.1. Aliran Uang Kartal (Outflow / Inflow)

Berdasarkan Undang-undang No. 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia

sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No.3 Tahun 2004, BI

menyelenggarakan pelayanan perkasan di setiap satuan kerja kas Kantor Bank

Indonesia. Selain itu BI memberikan pelayanan kas di luar kantor berupa kas keliling,

kas titipan dan kerjasama penukaran dengan pihak ketiga.

Aliran uang kartal di Bank Indonesia pada triwulan III-2008 mengalami

peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Kondisi tersebut

menggambarkan kebutuhan uang masyarakat Maluku Utara mengalami

peningkatan guna penyelesaian transaksi ekonomi yang dilakukan secara tunai (cash

based). Pada triwulan III-2008, total aliran uang kartal keluar dan masuk ke Bank

Indonesia tercatat sebesar Rp346,66 miliar atau mengalami kenaikan sebesar

35,46% bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar

255,91 miliar.

Pada triwulan laporan, aliran uang kartal yang masuk ke Bank Indonesia

Ternate (inflow) sebesar Rp25,19 miliar atau mengalami peningkatan sebesar

11,34% (q-t-q) dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp22,63 miliar. Disisi

lain, aliran uang kartal keluar (outflow) dari Bank Indonesia pada Triwulan III-2008

sebesar Rp321,47 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 37,80% (q-t-q) dari

triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp233,28 miliar. Dengan demikian,

aliran uang kartal secara keseluruhan masih terjadi net outflow. Kondisi net

outflow terjadi di setiap bulan di triwulan III-2008. Pada triwulan III-2008,

perbandingan antara nilai nominal uang yang masuk dan yang keluar dari Bank

Indonesia Ternate adalah 1 : 13.

Bila diamati secara tahunan (y-o-y) kegiatan perkasan di bank indonesia

Ternate pada triwulan laporan mengalami peningkatan sebesar 18,36% (y-o-y) atau

sebesar Rp 53,77 miliar bila dibandingkan dengan kondisi pada triwulan yang sama

tahun lalu yang tercatat sebesar Rp292,89 miliar.

Secara triwulanan, lebih dari 90% data aliran uang kartal di Bank Indonesia

Ternate menunjukkan terjadinya net outflow. Relatif lebih tingginya nilai outflow

bila dibandingkan dengan nilai inflow di Bank Indonesia Ternate kemungkinan

disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: terjadinya perkembangan kegiatan

ekonomi yang membutuhkan dana langsung/tunai lebih tinggi; kenaikan tingkat

inflasi; daya jangkau perbankan di daerah yang tidak merata (terkonsentrasi di pulau

Page 71: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Sistem Pembayaran 53

Ternate); tingkat kelusuhan uang di masyarakat yang relatif lama serta pengetahuan

masyarakat tehadap perbankan yang masih rendah sehingga menimbulkan

keengganan untuk melakukan transaki uang lusuh dengan perbankan.

Perkembangan kegiatan perkasan di Bank Indonesia juga terkait dengan

aktivitas masyarakat terhadap perbankan secara umum. Pada triwulan laporan,

kenaikan kredit perbankan jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan pertumbuhan

DPK perbankan. Dengan demikian aliran dana masyarakat ke bank lebih kecil

dibandingkan dengan aliran dana perbankan ke masyarakat atau inflow perbankan

lebih rendah bila dibandingkan dengan outflow dana perbankan.

Tabel 5.1 Perkembangan DPK dan Kredit Perbankan

Di Provinsi Maluku Utara

Keterangan 2007:I 2007:II 2007:III 2007:IV 2008:I 2008:II 2008:IIIDPK Total 2,147,882 2,210,204 2,289,774 2,620,055 2,666,948 2,692,396 2,656,388Kredit Total 710,752 777,404 840,739 865,082 918,336 1,052,831 1,187,038

Pada saat bulan September, aliran uang di Bank Indonesia mencapai nilai

tertinggi. Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya aktivitas umat muslim selama

bulan Ramadha dan persiapan perayaan hari raya Idul Fitri. Kegiatan penukaran

uang pecahan kecil2 di Bank Indonesa selama bulan Septemer mencapai Rp6,28

miliar. Secara nominal, penukaran uang pecahan kecil oleh masyarakat tertinggi

adalah pecahan Rp5.000,00 sebesar Rp2miliar. Sedangkan bila dilihat dari

volumenya, penukaran uang pecahan kecil oleh masyarakat didominasi oleh

pecahan Rp1.000,00 sebanyak 1,68 juta lembar.

Tabel 5.2

Perkembangan Penukaran Uang Kecil Di Bank Indonesia Ternate

Bulan September 2008

Pecahan TE Nominal (Rp Juta)

volume (lembar)

20,000 2004 1,080 54,00010,000 2005 1,520 1,520

5,000 2001 1,995 399,0001,000 2000 1,684 1,684,000

2 Uang pecahan kecil berdenominasi antara Rp1.000,00 – Rp20.000,00

Rp Juta

Page 72: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Sistem Pembayaran 54

Grafik 5.2 Perkembangan Penukaran Uang Pecahan Kecil

Di Bank Indonesia Ternate Bulan September 2008

Disamping membuka penukaran uang pecahan kecil secara langsung

kepada masyarakat melalui Kantor Bank Indonesia, Bank Indonesia juga

melaksanakan kas keliling ke berbagai daerah yang dianggap strategis bagi kegiatan

ekonomi masyarakat, seperti pasar-pasar dan kawasan pemukiman yang relatif

padat penduduk. Sampai akhir triwulan III-2008 telah dilaksanakan kas keliling di

wilayah Maluku Utara sebanyak 3 (tiga) kali berbagai pecahan kecil dengan jumlah

total sebanyak Rp3,70 miliar.

0

50

100

150

200

250

300

1 4 8 11 15 16 17 18 19 22 23 24 25 26 29

20,000 10,000 5,000 1,000

Rp Juta

Tgl.

Page 73: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Sistem Pembayaran 55

Grafik 5.3 Perbandingan Jumlah Kas Keliling Dengan Uang Yang Masuk Ke BI

-

20

40

60

80

100

120

0

1

2

3

4

5

6

7

I II III IV I II III

2007 2008

Jml. Kas Keliling inflow (kanan)

Miliar Rpsatuan

Guna memenuhi kebutuhan uang tunai di daerah, Kantor Bank Indonesia

Ternate juga berkoordinasi dengan Kantor Bank Indonesia lainnya. Salah satu

bentuk kerjasamanya adalah dengan dilaksanakannya pengiriman uang cetakan

sempurna (HCS) dari/ke Kantor Bank Indonesia Ternate. Sejak triwulan II-2006

Kantor Bank Indonesia Ternate selalu mendapat pengiriman uang dari Bank

Indonesia Manado, dalam artian Bank Indonesia Ternate tidak lagi mengambil

sejumlah uang yang dibutuhkan sendiri. Hal ini terkait erat dengan ketersediaan

sumber daya manusia yang masih belum memenuhi seluruh struktur jabatan yang

ada di Bank Indonesia Ternate. Pada triwulan III-2008, Bank Indonesia Ternate

mendapat pasokan uang HCS sebesar Rp264,28 miliar atau mengalami kenaikan

bila dibandingkan dengan triwulan II-2008 yang tercatat sebesar Rp220,47 miliar.

Secara keseluruhan, realisasi kegiatan remise Kantor Bank Indonesia Ternate

telah mencapai 100%. Hal ini disebabkan realisasi remise triwulan IV-2008 telah

dilaksanakan pada Bulan September 2008 dengan nilai sebesar Rp219,62 miliar.

Dengan demikian selama tahun 2008 telah dilaksanakan kegiatan remise sebesar

Rp881,31 miliar atau mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yang tercatat

sebesar Rp971,62 miliar.

Page 74: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Sistem Pembayaran 56

Tabel 5.3 Realisasi RDU Tahun 2008

Kantor Bank Indonesia Tenate

Uang Uang J umlahKartal Logam Total

Triwulan I 176,900 50 176,950

Triwulan II 220,300 166 220,466 Triwulan III 264,200 76 264,276

Triwulan IV 219,400 219 219,619

Tahun 2008 880,800 511 881,311

(R p J uta)

Keterangan

5.2. Pemusnahan Uang Kartal

Sistem pembayaran yang baik didukung oleh kelayakan alat pembayaran

yang dipakai selain ketersediaan alat dan sarana penunjang pembayaran itu sendiri.

Oleh karena itu, sebagai lembaga yang bertindak sebagai Otoritas Moneter di

wilayah NKRI, Bank indonesia senantiasa menjaga uang yang beredar di masyarakat

berada dalam kondisi yang layak edar (fit for circulation). Uang yang sudah tidak

layak edar (UTLE) akan dihancurkan/diracik dengan menggunakan mesin racik uang

kertas (MRUK).

Tabel 5.4

Jumlah Pemusnahan Uang Kertas dan Persentase Pemusnahan Terhadap Uang Masuk

Jumlah uang kartal yang sudah tidak layak edar di Maluku Utara bersumber

dari setoran dari perbankan, dari counter penukaran uang dan kegiatan kas di luar

kantor (kas keliling) di beberapa tempat seperti pasar-pasar baik di wilayah

Nomial (miliar) %

I 78.65 40.06 50.94II 35.38 37.74 106.66III 34.17 36.97 108.21IV 52.07 25.64 49.25I 95.86 30.28 31.59II 22.63 28.89 127.67III 25.19 28.09 111.48

Sumber : Bank Indonesia

Pemusnahan UangInflow

2008

TRIWULAN

2007

Page 75: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Sistem Pembayaran 57

kotamadya Ternate maupun dibeberapa kota lain di Maluku Utara. Dengan

diberlakukannya kebijakan setoran bayaran (uji coba cash centre) kepada perbankan

di Maluku Utara maka bank hanya menyetorkan uang dengan kategori tidak layak

edar, sementara uang yang masih masuk dalam kategori layak edar harus diedarkan

kembali kepada nasabahnya.

Jumlah uang yang dimusnahkan di Bank Indonesia tidak harus sama dengan

jumlah uang yang masuk ke kas BI. Hal ini disebabkan karena uang tidak layak edar

tidak serta merta dimusnahkan di BI akan tetapi masuk dahulu dalam kas 014

(UTLE). Pada triwulan laporan, jumlah uang yang diracik di Bank Indonesia Ternate

sebesar Rp28,09 miliar lebih besar dibandingkan dengan inflow yang terjadi pada

triwulan yang sama sebesar Rp25,19 miliar. Secara triwulanan (q-t-q) jumlah uang

yang dimusnahkan mengalami penurunan dari Rp28,89 miliar pada triwulan

sebelumnya.

Pada triwulan laporan, rasio jumlah peracikan uang dibandingkan dengan

jumlah inflow uang kartal sebesar 111,48%, mengalami penurunan dari rasio pada

triwulan II-2008 yang tercatat hanya sebesar 127,67%. Dengan jumlah inflow

mengalami kenaikan sedangkan jumlah uang tidak layak edar pada kas 014 yang

lebih rendah dari triwulan sebelumnya membuat perbandingan uang yang

dimusnahkan terhadap uang yang masuk kas BI mengalami penurunan. Disamping

itu, selama bulan Juli - September 2008 Bank Indonesia Ternate hanya

melaksanakan pemusnahan uang kertas sebanyak 8 kali atau dua kali lebih sedikit

bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Grafik 5.4

Perkembangan Pemusnahan Uang Di Bank Indonesia Ternate

-

20

40

60

80

100

120

I II III IV I II III

2007 2008

miliar Rp

0

20

40

60

80

100

120

140%

Inflow Pemusnahan Uang (nominal) Pemusnahan Uang (%)

Page 76: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Sistem Pembayaran 58

5.3. Perkembangan Kliring Lokal

Salah satu sarana penyelesaian transaksi non tunai yang diselenggarakan

oleh Bank Indonesia adalah kliring. Secara triwulanan, kegiatan perbankan dalam

mengikuti sistem kliring (SKN BI) di Maluku Utara pada Triwulan III-2008 megalami

peningkatan dari sisi jumlah transaksi namun mengalami penurunan bila dilihat dari

sisi nimonal. Pada triwulan laporan tercatat nilai nominal transaksi kliring sebesar

Rp132,33 miliar atau mengalami penurunan sebesar minus 13,47% bila

dibandingkan dengan nilai nimonal transaksi yang tercatat pada triwulan

sebelumnya, yaitu sebesar Rp152,93 miliar. Sementara itu, volume kliring pada

triwulan laporan tercatat sebanyak 3.065 lembar atau mengalami peningkatan

sebesar 19,30% dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebanyak 3.005 lembar.

Bila diamati lebih teliti, peningkatan volume kliring hanya terjadi pada sarana

pembayaran berupa cek sedangkan bilyet giro mengalami penurunan baik dari sisi

jumlah maupun nominal. Kegiatan kliring dengan bilyet giro tercatat sebesar

Rp65,79 miliar atau mengalami penurunan sebesar minus 2,02% (q-t-q) dengan

jumlah bilyet sebanyak 1.942 lembar sedangkan cek mengalami penurunan yang

lebih besar yaitu 22,32% (q-t-q) atau mengalami penurunan sebesar Rp19,12 miliar

dengan jumlah cek yang dipakai sebanyak 1.121 lembar. Kegiatan ekonomi

masyarakat yang masih didominasi oleh kegiatan yang bersfat lokal dan preferensi

serta sarana pendukung pembayaran tunai yang lebh baik merupakan beberapa

penyebab masih rendahnya penggunaan sarana pembayaran non unai.

Kondisi yang terjadi pada perputaran kliring juga tercermin dari rata-rata

harian perputaran kliring pada triwulan III-2008. Volume rata-rata perputaran

warkat kliring per hari pada triwulan laporan mengalami peningktan sedangkan

secara nominal rata-rata perputaran warkat kliring per hari mengalami penurunan.

Page 77: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Sistem Pembayaran 59

Grafik 5.5 Perkembangan Kegiatan Kliring

Bank Indonesia Ternate

-80

-60

-40

-20

0

20

40

-

5

10

15

20

25

30

35 %

ribu Rp

Lbr q-t-q y-o-y

-100-50050100150200250300

020406080

100120140160180

I II III IV I II III

2007 2008%

Miliar Rp

Nom q-t-q y-o-y

5.4. Uang palsu

Sejalan dengan kebijakan yang diterapkan oleh Kantor Pusat Bank Indonesia

dalam menjaga kualitas uang beredar, maka Kantor Bank Indonesia Ternate

berupaya menerapkan kebijakan clean money policy serta pemberantasan uang

palsu di masyarakat. Atas dasar laporan yang masuk di Bank Indonesia dan pihak

berwajib, sampai dengan akhir triwulan laporan tidak terdapat pengaduan

ditemukannya uang palsu yang beredar di masyarakat. Dengan demikian selama

triwulan III-2008 di wilayah kerja Bank Indonesia Ternate tidak ditemukan kasus

uang palsu. Kondisi tersebut memperpanjang catatan tidak adanya penemuan

maupun pengaduan mengenai uang palsu sejak tahun 2006 yang lalu.

Bank Indonesia Ternate tetap berupaya melakukan pencegahan terhadap

peredaran uang palsu dengan melakukan sosialisasi mengenai ciri-ciri keaslian uang

rupiah berbagai pecahan dan edisi kepada masyarakat, baik masyarakat umum,

pegawai pemerintahan maupun kalangan akademisi.

Page 78: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Sistem Pembayaran 60

Tabel 5.5 Perbandingan Persentase Penemuan Uang Palsu

di KKBI Seluruh Indonesia

Kantor Pusat

KKBI Medan

KKBI Padang

KKBI Bandung

KKBI Semarang

KKBI Surabaya

KKBI Banjarmasin

KKBI Makasar

(%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)

I 33.59 2.91 0.56 6.04 11.25 29.35 2.13 14.16II 45.05 0.1 0.6 5.15 14.53 33.94 0.13 0.5III 61.04 0 0.19 6.5 1.13 22.76 6.32 2.06IV 20.97 4.57 0 6.56 18.92 48.26 0.61 0.11I 67.99 0 0.38 0.94 0.88 27.8 2.01 0II 57.74 0.31 0.64 3.99 15.69 19.82 1.37 0.46

Jul-08 22.36 1.69 0.8 50.79 12.59 11.34 0.36 0.07Aug-08 41.85 0.66 8.15 15.46 11.26 21.79 0.1 0.73

Keterangan:KKBI = Kantor Koordinator Bank Indonesia

20082007

Periode

Dari tabel di atas, kita dapat melihat bahwa persentase penemuan atau

pelaporan kasus uang palsu di wilayah Sulampua relatif rendah, bahkan pada

triwulan I-2008 presentase penemuan uang palsu di Sulampua 0%. Pada awal

triwulan III-2008 penemuan uang palsu di Sulampua hanya mencapai 0,07% yang

merupakan tingkat terendah bila dibandingkan dengan KKBI lainnya. Akan tetapi

dengan kondisi geografis wilayah yang didominasi oleh kepulauan, tingkat akses

dengan perekonomian internasional yang relatif lebih mudah, tingkat pendidikan

masyarakat yang relatif rendah, kontrol pemerintah yang relatif rendah serta

persiapan menjelang pemilu maka kewaspadaan terhadap kemungkinan

penggunaan uang palsu perlu ditingkatkan. Kegiatan edukasi perbankan sebagai

langkah awal edukasi system keuangan kepada masyarakat perlu ditingkatkan.

5.5. Perkembangan Transaksi RTGS (Real Time Gross Settlement)

Analisa mengenai perkembangan penyelesaian transaksi ekonomi melalui

sarana RTGS di Bank Indonesia untuk triwulan III-2008 tidak dapat disajikan secara

menyeluruh karena ketersediaan data yang tidak lengkap.

Page 79: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

61

BOX 2

PROGRAM “MAITARAKU” BANK INDONESIA TERNATE

Dewasa ini sistem pembayaran non tunai menunjukkan perkembangan

yang cepat seiring dengan perkembangan teknologi dan inovasi di pasar uang.

Namun demikian, keberadaan uang kertas dan uang logam yang disebut dengan

uang kartal masih memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia.

Uang kartal masih merupakan alat pembayaran yang efisien khususnya untuk

transaksi yang bersifat retail dan bernilai nominal relatif kecil.

Sebagai Otoritas Moneter, salah satu tugas yang dilaksanakan oleh Bank

Indonesia adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan sarana

pembayaran. Disamping itu Bank Indonesia juga melaksanakan tugas memberikan

edukasi kepada masyarakat. Salah satu bentuk edukasinya adalah sosialisasi

keaslian uang rupiah. Salah satu tujuan program tersebut adalah meningkatkan

kepedulian masyarakat terhadap pemberantasan uang palsu dan meminimalisir

kemungkinan masyarakat menjadi korban peredaran uang palsu.

Pada tahun 2008, kegiatan sosialisasi keaslian uang rupiah Bank Indonesia

Ternate dikemas dengan nama “Maitaraku”. Salah satu alasan yang mendasari

pengambilan nama tersebut adalah Pulau Maitara sebagai salah satu aset Maluku

Utara telah diabadikan dalam uang kertas pecahan seribu rupiah memberikan

kebanggaan tersendiri bagi masyarakat pulau Maitara khususnya dan seluruh

masyarakat Maluku Utara.

Page 80: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

62

Sebagai program kegiatan yang berkesinambungan, Bank Indonesia

Ternate menargetkan melaksanakan sosialisasi keaslian uang rupiah minimal 2

(dua) kali dalam satu tahun. Adapun target utama daripelaksanaan kegiatan

tersebut adalah masyarakat umum dengan asumsi pengatahuan mereka terhadap

keaslian rupiah masih minim dan sebagian besar korban peredaran uang palsu

adalah masyarakat melalui transaksi retail. Akan tetapi dalam pelaksanaannya

tidak menutup kemungkinan komponen masyarakat lain seperti pegawai, pelajar,

maupun unsure pemerintahan untuk mengikuti kegiatan tersebut.

Idealnya pelaksanaan sosialisasi dilaksanakan di seluruh daerah yang

masuk dalam wilayah kerja Bank Indonesia Ternate. Akan tetapi dengan berbagai

keterbatasan dan hambatan/tantangan yang dihadapi, sampai tahun 2008 belum

seuruh wilayah kerja BITernate disosialisasikan. Beberapa faktor tersebut antara

lain: keterbatasan sumber daya manusia, anggaran pelaksanaan setia tahun,

kondisi geigrafis di Maluku Utara serta prioritas pelaksanaan tugas yang ada.

Pelaksanaan kegiatan sosialisasi keaslian uang rupiah KBI Ternate tahun 2008

telah dilaksanakan sebanyak 2 (dua) kali yakni:

1. Di kota Labuha Kabupaten Halmahera Selatan pada tanggal 5 Juli

2008 dengan jumlah peserta ± 70 Orang.

2. Di Pulau Maitara Kota Tidore Kepulauan pada tanggal 30 Agustus

2008 dengan jumlah peserta 112 Orang.

Page 81: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

63

Pada saat pelaksanaan kegiatan sosialisasi, Bank Indonesia dan masyarakat

menjadikan moment tersebut untuk dapat berinteraksi dan saling bertukar

informasi mengenai peran dari uang rupiah di masyarakat. Terjadi dialog dan

diskusi menarik yang tentunya sangat bermanfaat bagi Bank Indonesia untuk

dapat menerima berbagai masukan, tanggapan dan informasi-informasi penting

lainnya dari masyarakat secara langsung.

Dalam 2 (dua) tahun terakhir ini, jika melihat tingkat peredaran uang palsu

di Maluku Utara dari sisi penemuan maupun pengaduan dari masyarakat dan

perbankan baik kepada Bank Indonesia maupun kepada aparat penegak hukum

masih sangat minim serta belum memberikan dampak negatif yang signifikan

terhadap perekonomian di Maluku Utara.

Grafik 5.6 Perkembangan Penemuan Uang Palsu

di KKBI Makassar

Page 82: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

64

Dengan demikian perekonomian Maluku Utara menjadi bumper atau

peredam perkebangan penemuan uang palsu di wilayah kerja Kantor Koordinator

Bank Indonesia Makassar (wilayah Sulampua; Sulawesi, Maluku dan Papua).

Meskipun demikian kewaspadaan pelaku ekonomi di daerah terhadap

kemungkinan peredaran uang palsu tidak boleh berkurang. Salah satu yang

mendasarinya adalah wilayah geografis Maluku Utara yang merupakan daerah

kepulauan, akses terhadap perekonomian dari luar provinsi maupun luar negeri

yang cukup terbuka serta tingkat pendidikan masyarakat daerah yang relatif

rendah.

Page 83: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Ketenagakerjaan Daerah 65

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah

6.1 Kondisi Umum

Perkembangan penduduk di suatu daerah merupakan fenomena yang

menarik untuk dibicarakan dan ditelaah lebih lanjut baik dari sisi Pemerintah

maupun ketenagakerjaan. Bagi pemerintah perkembangan jumlah penduduk akan

mempengaruhi kebijakan yang akan diambil, misalnya kebijakan subsidi, kebijakan

penyediaan sarana pendidikan dan kesehatan, pengembangan wilayah maupun

kebijakan pengendalian populasi penduduk. Sementara dari kalangan akademisi

dinamika kependudukan memberikan beberapa topik yang menarik untuk dipelajari

lebih lanjut, misalnya masalah pengangguran, tingkat melek huruf, pemerataan

pendapatan dan fenomena sosial lainnya. Kondisi ketenagakerjaan di Povinsi

Maluku Utara diwarnai dengan perubahan beberpa indikator utama.ke arah yang

lebih baik.

Tabel 6.1 Penduduk Maluku Utara

Usia 15 tahun keatas Menurut Kegiatan (ribu orang)

Februari Februari Februari573,43 583,03 624,44

405,83 404,79 417,45

Bekerja 371,18 371,03 388,11

Penganggur 34,65 33,77 29,34

167,59 178,23 206,99

75,80% 69,43% 66,85%

8,50% 8,34% 7,03%

2007 2008

Angkatan kerja

Bukan angkatan kerja

Tingkat partisipasi angkatan kerja

Tingkat pengangguran terbuka

2006Kegatan Utama

Penduduk usia 15 tahun ke atas

Jumlah penduduk di Provinsi Maluku Utara pada tahun 2006 berdasarkan

data hasil proyeksi SUPAS 2005 sebesar 919,16 ribu jiwa. Berdasarkan publikasi

data statistika Indonesia, penduduk di Maluku Utara pada tahun 2007 berjumlah

Bab VI

Page 84: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Ketenagakerjaan Daerah 66

922,2 ribu jiwa atau mengalami pertumbuhan sebesar 0,33% dibandingkan data

tahun 2006. Sementara pada tahun 2008 diperkirakan pertumbuhan penduduk di

Provinsi Maluku Utara sebesar 1,47% sehingga pada akhir tahun 2008 jumlah total

penduduk diperkirakan sebesar 935,80 ribu jiwa. Lapangan pekerjaan utama

penduduk di Maluku Utara diperkirakan masih belum mengalami perubahan yang

drastis. Sebagian besar penduduk Maluku Utara bekerja di sektor pertanian serta

perdagangan dan jasa-jasa. Dari data pada tahun 2007, jumlah penduduk yang

berjenis kelamin laki-laki lebih masih lebih besar dibandingkan dengan jumlah

penduduk perempuan di Maluku Utara. Kondisi ini tercermin dari angka sex ratio

antara penduduk laki-laki dan perempuan yang nilainya lebih dari 1.

Penentuan penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh kriteria yang

ditetapkan sebagai pedoman pembatas penduduk misklin (garis kemiskinan). Secara

umum penduduk miskin didefinisikan sebagai penduduk yang memiliki rata-rata

pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Dari periode Maret

2007 sampai dengan Maret 2008, garis kemiskinan di Provinsi Maluku Utara

mengalami peningkatan sebesar 13,71%. Dengan kenaikan tersebut pada tahun

2008 garis kemiskinan di daerah ditetapkan sebesar Rp187.671,00 per kapita per

bulan.

Tabel 6.2 Perkembangan garis Kemiskinan

Provinsi Maluku Utara

MakananBukan

MakananTotal Jml (rb) %

Perkotaan

140.30 51.99 192.29 11.70 4.29

72.96% 27.04% 100.00%

157.07 56.43 213.51 9.00 3.27

73.57% 26.43% 100.00%

122.88 30.64 153.53 98.20 15.22

80.04% 19.96% 100.00%

142.37 34.39 176.76 96.00 14.67

80.54% 19.46% 100.00%

128.06 36.98 165.04 109.90 11.97

77.59% 22.41% 100.00%

146.73 40.94 187.67 105.00 11.28

78.19% 21.81% 100.00%

Sumber: Diolah dari data Susenas, Panel Maret 2007 dan Panel Maret 2008.

Penduduk MiskinGaris Kemiskinan (Rp/Kapita/Bln)

Maret 2008

Perkotaan

Perdesaan

Kota+Desa

Maret 2008

Maret 2007

Maret 2007

Maret 2008

Maret 2007

Daerah/ Tahun

Page 85: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Ketenagakerjaan Daerah 67

Sementra itu, jumlah maupun presentase penduduk miskin di Maluku

Utara pada periode 2005 – 2008 terus mengalami penurunan. Selama tiga tahun

terakhir jumlah penduduk miskin berkurang sebanyak 13,5 ribu orang. Pada tahun

2008 telah terjadi penurunan sebesar 11,28% meskipun belum berakhir satu tahun.

Pengurangan kemiskinan yang terjadi tidak merata di seluruh wilayah aik

kota maupun desa. Selama periode tahun 2005-2008, jumlah dan persentase

penduduk miskin di daerah perkotaan terus mengalami penurunan yaitu dari 29,3

ribu orang (10.99 persen) pada tahun 2005 menjadi 9.0 ribu orang (3,27 persen)

pada tahun 2008. Sedangkan daerah perdesaan menunjukkan kenaikan dari 89.3

ribu orang (14,17 persen) pada tahun 2005 menjadi 96.0 ribu orang (14.67 persen)

pada tahun 2008. Kondisi tersebut dipengaruhi tingkat pendidikan, persebaran

lapangan pekerjaan serta fasilitas dan infrastruktur yang jauh berbeda antara kota

dan desa.

Table 6.3 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin

Di Maluku Utara Tahun 2005 – 2008

K D K+D K D K+D K D K+D2005 29.30 89.30 118.60 24.70 75.30 100.00 10.99 14.17 13.23

2006 20.70 96.10 116.80 17.72 82.28 100.00 7.53 14.95 12.732007 11.70 98.20 109.90 10.65 89.35 100.00 4.29 15.22 11.97

2008 9.00 96.00 105.00 8.57 91.43 100.00 3.27 14.67 11.28

Sumber: BPS Provisi Maluku Utara

Ket: K = perkotaan; D = perdesaan; K+D = Perkotaan + Perdesaan

Tahun

Persentase Penduduk Miskin (%)

Keberadaan / Posisi Penduduk Miskin (%)

Jumlah Penduduk Miskin (rb)

6.2 Angkatan Kerja dan Pengangguran

Kondisi ketenagakerjaan di Maluku Utara sampai bulan Februari 2008

diperkirakan mengalami perbaikan. Kondisi tersebut terlihat dari beberapa indikasi

ketenagakerjaan, misalnya jumlah angkatan kerja di daerah sampai bulan Februari

2008 mencapai 417,45 ribu orang mengalami kenaikan sebanyak 12,65 ribu orang

dibandingkan dengan data bulan Februari 2007; jumlah penduduk yang bekerja

mengalami peningkatan sebanyak 17,08 ribu orang sedangkan jumlah

pengangguran mengalami penurunan sebanyak 4,43ribu orang.

Page 86: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Ketenagakerjaan Daerah 68

Dalam kurun waktu satu tahun terakhir (Februari 2007 – Februari 2008)

peningkatan jumlah angkatan kerja laki-laki jauh lebih besar dibandingkan

peningkatan jumlah angkatan kerja penduduk perempuan. Angkatan kerja berjenis

kelamin laki-laki pada Februari tercatat sebesar 258,9 ribu orang atau mengalami

peningkatan sebesar 3,40% (y-o-y) sedangkan angkatan kerja perempuan

berjumlah 158,55 ribu orang atau mengalami peningkatan sebesar 2,67% (y-o-y).

Meskipun demikian, dari sejumlah angkatan kerja tersebut jumlah penduduk

perempuan yang bekerja mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan

jumlah angkatan kerja laki-laki yang bekerja. Jumlah angkatan kerja perempuan

yang bekerja mengalami peningkatan sebesar 5,25% (y-o-y) sehingga pada Februari

2008 tercatat sebanyak 144,03 ribu orang sedangkan jumlah angkatan kerja laki-

laki yang bekerja hanya mengalami peningkatan sebesar 4,23% (y-o-y) sehingga

pada periode yang sama tercatat sebesar 244,08 ribu orang. Fenomena tersebut

diperkirakan didukung oleh semakin terbukanya kesempatan kerja di berbagai

sektor yang banyak menampung tenaga kerja perempuan di Maluku Utara seperti

pertanian, pertambangan, andustri, keuangan dan jasa perusahaan. Adanya

penerimaan pegawai pada beberapa sektor usaha yang berkomitmen menggunakan

dan memajukan tenaga kerja perempuan di daerah turut memicu peningkatan

jumlah wanita yang bekerja di daerah. Disamping itu, kondisi ekonomi yang

semakin sulit membuat kaum perempuan merasa terpanggil untuk dapat

membantu menambah penghasilan keluargaguna menjaga kelangsungan

perekonomian keluarga.

Dengan mengatahui data angkatan kerja dan penduduk usia kerja (usia 15

tahun keatas) maka kita dapat mengatahui tingkat pertisipasi angkatan kerja. Secara

umum, tingkat partisipasi angkatan kerja di Maluku Utara pada bulan Februari 2008

sebesar 66,85% atau mengalami penurunan sebesar 3,71% bila dibandingkan

dengan kondisi setahun yang lalu. Kondisi tersebut mengindikasikan pertumbuhan

lapangan pekerjaan di daerah yang lebih rendah dari tingkat pertambahan angkatan

kerja. Hal ini semakin diperburuk dengan kerusuhan-kerusuhan antar pendukung

yang mewarnai proses pemilihan kepala daerah di Maluku Utara serta kondisi

ekonomi secara global yang mengalami perlambatan pertumbuhan. Bila diamati

secara lebih detail, tingkat partisipasi kaum laki-laki masih lebih besar dibandingkan

dengan tingkat partisipasi perempuan. Data bulan Februari 2008 menunjukkan

Page 87: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Ketenagakerjaan Daerah 69

tingkat partisipasi angkatan kerja laki-laki sebesar 81,62% sedangkan TPAK kaum

perempuan baru mencapai 51,61%.

Dari sejumlah angkatan kerja yang terdapat di Maluku Utara tidak semuanya

memiliki kesempatan untuk dapat menikmati pekerjaan atau yang sering kita sebut

dengan golongan pengangguran. Jumlah penduduk angkatan kerja yang masuk

kategori menganggur pada Februari 2008 tercatat sebanyak 29,34 ribu orang.

Secara tahunan jumlah penganggur di Maluku Utara mengalami penurunan sebesar

13,12%. Kondisi tersebut sesuai dengan pertumbuhan ekonomi yang terjadi di

Maluku Utara yang terus mengalami pertumbuhan secara tahunan. Dengan

demikian terjadi peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat di daerah yang

membuka peluang usaha baru yang membutuhkan tenag kerja tambahan. Secara

tahunan penurunan jumlah penganggur perempuan lebih besar dibandingkan

penurunan jumlah penganggur berjenis kelamin laki-laki. Penganggur perempuan

pada Februari 2008 tercatat sebanyak 14,52 ribu orang atau mengalami penurunan

sebesar 17,36% (y-o-y) sedangkan jumlah penganggur laki-laki berjumlah 14,82

ribu orang atau mengalami penurunan sebesar 8,52 (y-o-y).

Dengan membandingkan jumlah penganggur yang ada dengan jumlah

angkatan kerjanya kita dapat mengetahui tingkat pengangguran terbuka selama

periode tertentu. Dengan membandingkan data tersebut dapat diketahui bahwa

tingkat pengangguran terbuka di Maluku Utara pada Februari 2008 sebesar 7,03%

atau mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tingkat pengangguran

terbuka pada Februari 2007 yang tercatat sebesar 8,34%. Meskipun sama-sama

mengalami penurunan, tingkat pengangguran terbuka penduduk perempuan di

Maluku Utara lebih tinggi bila dibandingkan dengan tingkat pengangguran terbuka

laki-laki. Tingkat pengangguran terbuka kaum laki-laki sebesar 5,72% sedangkan

kaum perempuan tercatat sebesar 9,16%.

Page 88: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Ketenagakerjaan Daerah 70

Grafik 6.1 Perbandingan Penduduk Bekerja dan Menganggur

0

50

100

150

200

250

agustus februari agustus februari

2006 2007 2008

laki-laki bekerja laki-laki penganggur wanita bekerja wanita penganggur

6.3 Lapangan Pekerjaan Utama

Pertambahan jumlah angkatan kerja dan jumlah penduduk yang bekerja di

wilayah Maluku Utara pada bulan Februari 2008 sampai saat ini tidak mengubah

lapangan pekerjaan utama di daerah. Dari tahun 2004 hingga tahun 2008,

lapangan pekerjaan utama yang digeluti oleh penduduk di wilayah Maluku Utara

adalah pertanian, perdagangan dan jasa kemasyarakatan. Data bulan Februari 2008

menunjukkan bahwa sebanyak 60,44% penduduk Maluku Utara menggeluti

pekerjaan di sektor pertanian, 12,56% bekerja di sektor perdagangan dan 10,68%

menggeluti pekerjaan di sektor jasa. Dominasi ketiga sektor ekonomi tersebut

diperkirakan masih akan terjadi sampai akhir triwulan II-2008. Lapangan pekerjaan

di sektor listrik, gas dan air memiliki porsi tenaga kerja yang terendah dengan porsi

0,11% dari total penduduk yang bekerja diikuti oleh sektor keuangan dan jasa

sebesar 0,58%. Kondisi tersebut sejalan dengan tingkat pendidikian yang relatif

masih rendah di wilayah Maluku Utara dan sejarah yang ada bahwa Maluku Utara

termasyur dengan hasil rempah-rempahnya.

Page 89: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Ketenagakerjaan Daerah 71

Tabel 6.4 Penduduk Usia 15 tahun keatas

Menurut Lapangan Pekerjaan Utama (ribu orang)

februari februari februaripertanian 263,67 228,56 234,57pertambangan 0,22 9,45 7,84industri 5,63 16,13 16,70listrik, gas, air 0,33 0,75 0,43bangunan 13,29 14,62 12,78perdagangan 48,50 50,01 48,76angkutan & pergudangan 16,83 22,69 23,36keuangan dan jasa perusahaan 0,62 0,30 2,23jasa kemasyarakatan 22,10 28,52 41,45

371,19 371,03 388,12

lapanga pekerjaan

total

200820072006

Bila ditinjau dari lapangan pekerjaannya, selama setahun terakhir

peningkatan jumlah penduduk yang bekerja tertinggi terjadi pada sektor keuangan

dan jasa perusahaan sebesar 643,33% (y-o-y) dari 0,3 ribu orang pada Februari

tahun 2007 menjadi 2,23 ribu orang pada Februari 2008. Pertumbuhan di sektor ini

dipengaruhi oleh beroperasinya beberapa bank baru dan pembukaan kantor

layanan nasabah di wilayah Maluku Utara. Preferensi masyarakat untuk bekerja di

sektor jasa kemasyarakatan juga mengalami peningkatan dalam setahun terahkhir.

Hal ini tercermin dari peningkatan jumlah penduduk yang bekerja di sektor tersebut

sebesar 45,34% (y-o-y) sehingga pada Februari2008 tercatat sebesar 41,45 ribu

orang. Perkembangan jumlah tenaga kerja di beberapa sektor ekonomi justru

mengalami penurunan. Penurunan jumlah tenaga kerja terbesar terjadi di sektor

listrik, gas dan air yaitu sebesar 42,67% (y-o-y) diikuti sektor pertambangan dan

bangunan masing-masing sebesar 17,04% dan 12,58%. Meskipun demikian bila

dikaitkan dengan kinerja perekonomian, ketiga sektor yang mengalami penurunan

tenaga kerja tersebut kinerja tahunannya tetap mengalami peningkatan.

Page 90: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Ketenagakerjaan Daerah 72

Grafik 6.2 Lapangan Kerja Utama Penduduk Maluku Utara

6.4 Status Pekerjaan Utama

Dari seluruh penduduk usia kerja yang bekerja di sektor ekonomi tertentu

secara umum dapat dibedakan menjadi tujuh kategori status pekerjaan. Ketujuh

kategori tersebut adalah: usaha sendiri, usaha dibantu buruh tidak tetap, usaha

dibantu buruh tetap, buruh/karyawan, pekerja bebas di pertanian, pekerja bebas di

non pertanian, dan pekerja yang tak dibayar (relawan). Dari ketujuh kategori

tersebut dapat diklasifikasikan lagi menjadi dua yaitu pekerjaan formal dan non

formal. Pekerjaan formal terdiri dari kelompok pekerjaan dengan status berusaha

dibantu buruh tetap dan buruh/karyawan, sedangkan lima status pekerjaan lainnya

masuk dalam kategori pekerjaan non formal.

Berdasarkan kategori pekerjaannya, jumlah penduduk usia kerja yang

bekerja di sektor formal sebanyak 17,44% atau sejumlah 67,68 ribu orang

sementara sisanya sebesar 82,56% atau sebanyak 320,43 ribu orang menggeluti

pekerjaan dengan kategori non formal. Pekerja di sektor formal didominasi oleh

pekerja dengan status sebagai buruh/karyawan sebanyak 57,8 ribu orang

sedangkan pekerja pada usaha yang dibantu buruh tetap sebanyak 9,88 ribu orang.

Sementara pekerjaan di sektor non formal didominasi oleh pekerja dengan status

usaha dibantu buruh tidak tetap sebanyak 111,39 ribu orang diikuti oleh pekerja

yang tak dibayar serta pekerja yang memiliki usaha sendiri masing-masing sebanyak

60%

1%

4%4%

14%

7%9%

1%

pertanian

pertambangan

industri

bangunan

perdagangan

angkutan & pergudangan

jasa

lainnya (listrik & keuangan)

Page 91: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Ketenagakerjaan Daerah 73

94,44 ribu orang dan 89,08 ribu orang. Persebaran pekerja di daerah sesuai dengan

status pekerjaan tersebut secara dominan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan

pekerja di daerah yang rata-rata memeliki pendidikan yang rendah, sedangkan

tuntutan pekerjaan sektor formal memiliki beban tugas dan tuntutan pekerjaan

yang tinggi guna memenangi persaingan yang semakin tinggi, disamping itu budaya

daerah dan sejarah juga turut mempengaruhi preferensi masyarakat dalam memilih

bidang pekerjaan yang ditekuni.

Pereknomian yang semakin global membuat persaingan usaha dengan

pelaku usaha sejenis dari daerah lain semakin sulit untuk dihindari. Disamping itu

kekuatan modal dalam menjalankan usaha cukup mendominasi kelangsungan

usaha ditengah harga barang dan jasa yang terus mengalami peningkatan. Kondisi

tersebut tercermin dari jumlah pekerja yang menjalankan usaha sendiri secara

tahunan mengalami penurunan sebesar 15,43% (y-o-y). Demikian pula

perkembangan jumlah pekerja bebas non pertanian juga mengalami penurunan

dengan tingkat penurunan sebesar 1,15% (y-o-y) yang pada Februari 2008 tercatat

sebanyak 8,23 ribu orang. Sementara pekerja bebas di pertanian jumlahnya justru

mengalami lonjakan yang cukup tajam yaitu sebesar 77,17% (y-o-y) . jumlah

pekerja yang tak dibayar secara tahunan juga mengalami peningkatan sebesar

12,24% pada Februari 2008 yang tercatat sebanyak 94,44 ribu orang.

Tabel 6.5 Penduduk Usia 15 tahun keatas

Menurut Status Pekerjaan Utama (ribu orang)

2008

februari agustus februari agustus februariusaha sendiri 111,7 140,65 105,33 98,31 89,08usaha dibantu buruh tidak tetap 101,4 86,77 105,7 83,12 111,39usaha dibantu buruh tetap 12,13 9,53 7,96 11,99 9,88buruh/karyawan 36,37 50,39 47,74 73,45 57,8pekerja bebas di pertanian 8,68 14,88 7,14 14,65 12,65pekerja bebas di non pertanian 9,41 8,05 13,02 8,23 12,87pekeja tak dibayar 91,5 79 84,14 82,59 94,44

371,18 389,28 371,03 372,34 388,11

status pekerjaan

total

20072006

Page 92: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Prospek Perekonomian Daerah 74

Prospek Perekonomian Daerah

7.1 Kondisi Umum

Perkembangan ekonomi di Maluku Utara yang terjadi pada triwulan III-2008

memiliki arah sesuai dengan yang perkiraan pada triwulan II-2008. Akan tetapi,

pertumbuhan sebesar 3,78% (q-t-q) melebihi perkiraan sebelumnya sekitar 1,6 ± 0,5% (q-t-q). Pertumbuhan tersebut memberikan harapan baru akan kondisi

ekonomi daerah pada periode yang akan datang. Dari sisi penawaran (sektoral),

sebagian besar sektor ekonomi pada triwulan laporan menunjukkan pertumbuhan

yang positif meskipun ada beberapa sub sektor yang mengalami perlambatan

pertumbuhan. Demikian pula dari sisi permintaan/penggunaan sumber daya

ekonomi di daerah.

Pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada triwulan III-2008 diikuti oleh

peningkatan harga barang dan jasa. Secara tahunan, pada bulan September 2008

inflasi di Kota Ternate sebagai kota di Maluku Utara yang disurvey oleh BPS

menunjukkan terjadinya inflasi tahunan sebesar 16,63% (y-o-y). Tingkat inflasi

tersebut lebih tinggi bila dibandingkan dengan inflasi Nasional yang tercatat sebesar

12,14 % (y-o-y).

Inflasi yang terjadi di Maluku Utara didominasi oleh kenaikan tingkat harga

pada kelompok bahan makanan. Fluktuasi harga pada kelompok bahan makanan

tergolong cukup besar di kota Ternate. Sebagian besar kebutuhan bahan makanan

masyarakat kota Ternate didatangkan dari luar daerah seperti padi dari Wasile dan

Subaim, pisang dari Tobelo, sayur-sayuran dari Tidore dan Jailolo. Tidak hanya itu,

sebagian bahan makanan juga didatangkan dari Gorontalo, Manado dan Makassar.

7.2 Prospek Pertumbuhan Ekonomi

Berdasarkan kondisi ekonomi dan politik serta keamanan yang terjadi pada

triwulan III-2008, perekonomian Maluku Utara pada triwulan IV-2008 diperkirakan

masih akan mengalami pertumbuhan yang positif dan diperkirakan akan mengalami

pertumbuhan sebesar 1,75 ± 0,5% (q-t-q). Beberapa event yang diperkirakan akan

Bab VII

Page 93: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

Prospek Perekonomian Daerah 75

mampu menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi daerah antara lain penyelenggaraan

POPWIL Sulampua, kegiatan bazar UMKM dalam rangka menyambut HUT Kota

Ternate serta liburan pada masa pergantian tahun baru. Disamping itu penetapan

Gubernur Definitif di Provinsi Maluku Utara diharapkan mampu menjadi pemicu

bagi peningkatan kinerja perekonomian daerah

Secara sektoral, pertumbuhan ekonomi pada triwulan mendatang

diperkirakan masih akan didorong oleh pertumbuhan produksi terutama di sektor

pertanian, perdagangan hotel & restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi

sebagai sektor unggulan daerah. pasokan energi listrik dan air bersih pada akhir

tahun juga akan mengalami peningkatan seiring selesainya pemeliharaan pada

beberapa pembangkit yang ada.

Dari sisi pengeluaran, kegiatan konsumsi diperkirakan masih akan menjadi

motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi daerah. Konsumsi pemerintah

diperkirakan akan mengalami kenaikan seiring dengan realisasi target pelaksanaan

APBD tahun 2008.

7.3 Prospek Inflasi Daerah

Tingkat harga barang dan jasa di Maluku Utara pada triwulan IV-2008

diperkirakan akan mengalami kenaikan yang melambat dan berada pada kisaran

4,37 ± 0,5% (q-t-q). Bahan makanan dperkirakan masih akan mengalami

pertumbuhan inflasi tertinggi disusul kenaikan harga pada transportasi dan

komunikasi.

Beberapa faktor yang dapat memperlambat laju inflasi daerah diantaranya:

penurunan harga komoditas pertanian seiring dengan pelaksanaan panen raya,

semakin gencarnya perang tarif murah antar operator telepon seluler sehingga biaya

percakapan maupun pengiriman pesan akan semakin murah, serta isu positif

seputar penurunan harga BBM.

Sedangkan beberapa faktor yang diprediksi dapat meningkatkan tingkat

inflasi daerah antar lain cuaca yang relatif kurang stabil menjelang pergantian

musim akan mengganggu kelancaran transportasi barang dan jasa, peningkatan

konsumsi dan mobilitas masyarakat menjelang pergantian tahun serta penerimaan

CPNS pada akhir tahun yang dapat meningkatkan kemampuan / daya beli

masyarakat.

Page 94: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BOX 3

DAMPAK KRISIS FINANSIAL GLOBAL TERHADAP

PEREKONOMIAN MALUKU UTARA

Krisis ekonomi yang terjadi di USA akan berdampak pada dua hal secara

umum pada kinerja perekonomian nasional, yakni pengeringan likuiditas dan

pelambatan ekonomi global. Seretnya likuiditas global dapat berpengaruh pada

kondisi neraca pembayaran Indonesia. Akibatnya volatilitas nilai tukar Rupiah

akan lebih tinggi. Tingginya volatilitas nilai tukar Rupiah ini diperkirakan akan

berlangsung selama enam bulan. Sementara pemulihan ekonomi global akibat

krisis diperkirakan akan memerlukan waktu selama dua tahun. Selama bulan

November 2008 kurs rupiah masih berada diatas nilai psikologis Rp.10.000/USD

yaitu diatas Rp.11.000,-/USD.

76

Page 95: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pada indikator inflasi secara nasional, krisis ekonomi juga turut mengerek inflasi menjadi 11,77% (y-o-y) posisi Oktober 2008, dimana hal ini diakibatkan oleh faktor ketidakpastian harga komoditas dunia yang berimbas pada proyeksi inflasi di dalam negeri.

Indikator inflasi di Maluku Utara sendiri pada bulan Oktober 2008 tercatat

minus 0,64% (m-t-m) atau mengalami deflasi yang dominan disumbang oleh

bahan makanan (bumbu-bumbuan, ikan segar, sayur-mayur dan daging) sebesar

minus 2,97% dimana hal ini disebabkan oleh mulainya masa panen hasil bumi

sehingga pasokan melimpah. Laju inflasi tahun 2008 (y-t-d) tercatat 11,57%.

77

Page 96: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Secara umum inflasi di Maluku Utara dominan dipengaruhi oleh volatile

food yang bersifat seasonal. Dampak krisis finansial global yang berimbas pada

perlambatan ekonomi termasuk penurunan harga komoditi telah dirasakan oleh

Maluku Utara. Lihat saja beberapa komoditi unggulan berbasis rempah dan

pertanian telah mengalami kemerosotan harga jual antara lain Kakao dan Kopra.

Pada indikator kinerja Ekspor-impor di Maluku Utara, berdasarkan data KPBC terjadi penurunan kinerja ekspor sebesar minus -51,33% (posisi Juli 2008 = USD 26.770 ribu). Penurunan ini dipicu oleh menurunnya permintaan komoditi ekspor oleh beberapa Negara (USA, Korea, Taiwan, dan beberapa Negara Eropa), namun kontinuitas permintaan masih ditunjukkan oleh Jepang dan RRC.

 

78

Page 97: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kinerja Ekspor-impor Maluku Utara masih menunjukkan net export, dimana komoditi

ekspor masih didominasi oleh hasil mineral / penggalian (nikel) sedangkan hasil /

produk hewani (ikan) terjadi penurunan permintaan. Selain itu pada komoditi kayu

dan olahannya sudah tidak terdapat permintaan ekspor sejak awal tahun 2008

dimana hal ini ditenggarai oleh tutupnya sejumlah industri pengolahan kayu (PT.

Mangoli Timber dan PT. Taiwi).

-10,000

0

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

70,000

80,000

90,000

100,000

Dec Ja

nFe

bM

arA

prM

ay Jun

Jul

Aug

Sep Oct

Nov

Dec Ja

nFe

bM

arA

prM

ay Jun

Jul

2006 2007 2008

USD

(rib

u)

MineralHew ani/perikanankayu

 

79

Page 98: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kinerja perbankan menunjukkan gejala yang sama dengan kondisi nasional, dimana

terjadi penurunan DPK (posisi September 2008) sebesar minus 1,34% (q-t-q), dimana

penurunan DPK perbankan Maluku Utara lebih didominasi oleh isu lokal seperti

kebutuhan masyarakat menjelang Lebaran, realisasi APBD, realisasi program sosial

(BLT Tahap I dan Tahap II) dan biaya menjelang kampanye PEMILU 2009 (biaya

iklan/poster). Perbankan Maluku Utara tidak mengalami pengeringan likuiditas dalam

denominasi valas karena motif spekulasi dan instrumen derivatif masih sangat minim.

Dari sisi kredit terus terjadi peningkatan intermediasi perbankan kepada sektor

ekonomi unggulan (pertanian/perikanan, PHR, konstruksi dan Jasa usaha & lainya).

Peningkatan kinerja intermediasi tercatat 12,75% yaitu menjadi Rp.1,18 trilyun (posisi

September 2008). Salah satu pendorong meningkatnya intermediasi adalah minat

sektor riil yang tinggi dan makin bankable sektor usaha yang akan dibiayai serta

program-program pemerintah yang mendukung intermediasi perbankan seperti KUR,

Sertifikasi tanah UMK oleh BPN dan dana bergulir lainnya dengan chanelling melalui

perbankan. Dari sisi manajemen resiko kredit yaitu indikator NPLs menunjukkan

rentang yang aman (dibawah 5%) yaitu terjadi penurunan kredit non lancar sebesar -

1,67% sehingga NPLs perbankan Maluku Utara yaitu 3,41%.

Berdasarkan survey Bank Indonesia Ternate kepada perbankan terkait dampak

krisis finansial global di Maluku Utara terdapat beberapa poin kondisi terkini menurut

persepsi perbankan, yaitu :

80

Page 99: PERKEMBANGAN EKONOMI, KINERJA PERBANKAN DAN · PDF filedan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini ... 4.3 Surplus (Defisit) ... Tabel 4.1 Realisasi

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1. Aktivitas (kinerja) perbankan di daerah belum merasakan dampak krisi global

yang terjadi (pengaruhnya tidak signifikan).

2. Kredit perbankan masih menunjukkan trend peningkatan, dengan kualitas

kredit yang relatif lebih baik (Rasio NPL’s perbankan masih mengalami

penurunan).

3. Penurunan DPK perbankan terutama disebabkan oleh penarikan giro

pemerintah cukup dominan, sementara DPK masyarakat masih menunjukkan

peningkatan.

4. Beberapa upaya menghadapi krisis keuangan global yang dilaksanakan oleh

perbankan daerah antara lain:

a. Menginformasikan kepada nasabah bahwa perekonomian dan perbankan

daerah maupun nasional masih cukup kuat dalam menghadapi krisis yang

terjadi.

b. Menginformasikan kepada nasabah mengenai kebijakan yang telah

ditempuh baik oleh pemerintah, otoritas moneter maupun lembaga

terkait guna menjaga kepercayaan masyarakat terhadap keamanan

asetnya di perbankan

c. Meningkatkan monitoring terhadap debitur-debitur yang potensial

d. Melakukan upaya efisiensi biaya maupun waktu serta peningkatan

pelayanan terhadap nasabah dan diharapkan langkah serupa juga

dilakukan oleh Pemda dengan mendukung sektor riil – UMKM melalui

relaksasi fiskal (kemudahan perizinan dan keringanan pajak).

e. Menanggapi keluhan nasabah dengan lebih arif guna meminimalisir isu

negatif yang mungkin timbul.

Disamping itu perbankan di daerah menyatakan kesiapannya untuk meningkatkan

koordinasi dengan Bank Indonesia setempat. Selain itu, di tingkat pusat antisipasi

dampak krisis terus ditingkatkan oleh Bank Indonesia dengan tetap berkoordinasi

dengan Pemerintah dalam memilih kebijakan moneter. Bank Indonesia di daerah juga

akan senantiasa berkoordinasi dengan Pemerintah daerah untuk memberikan

informasi dan advisory langkah-langkah meminimalisir dampak krisis finansial global

di daerah.

81