Perkembangan Industri Petrokimia Berbasis Bahan Baku Lokal (M. Sugandi Ratu/angi) PERKEMBANGAN INDUSTRI PETROKIMIA BERBASIS BAHAN BAKU LOKAL M. Sugandi-Ratulangi daDKun Harimurti S & A Petrokimia JI. Cempaka Putih Jakarta ABSTRAK PERKEMBANGAN INDUSTRI PETROKIMIA BERBASIS BAHAN BAKU LOKAL. Kertas kerja ini berusaha menjelaskan keterkaitan yang ada antara industri migas, industri J.letrokimia dan sektor manufaktur, khususnya berkenaan dengan produksi dan pemanfaatan bahan polimer sintetis.Ciri-ciri pelbagai industri dijelaskan dan diberikan gambaran mengenai situasi di Indonesia untuk industri-industri ini. Atas dasar data statistik diperlihatkan bahwa kinerja keseluruhan industri ini tidak optimal, sehingga memberikan indikasi kerapuhan yang terbukti dari data setelah krisis ekonomLOiberikan usul agar para peneliti dapat menyumbangkan karya objektip daD netral untuk membantu upaya kearah perbaikan dibidang ini. ABSTRACT DEVELOPMENT OF PETROCHEMICAL INDUSTRY THAT ROW MATERIAL LOCAL BASE. This paper describes the links between the oil & gas industry, petrochemical industry and the manufacturing sector, with special reference to the production and application of synthetic polymeric materials. The specific characteristics of the respective industries were discussed in order to be able to give a picture ofthe situation there of in Indonesia. Based on statistical data it was shown that the overall performance of these industries could not reach its optimum, and therefore show indications of fragility, which was proven by the effect of the latest economic crisis. It is suggested that it might be possible for researchers to give objective and neutral contribution to assist in improvement in this field. PENDAHULUAN Sebagaimana alam telah menentukan polimer biologis sebagai bahan pilihannya, maka juga manusia menentukan bahan polimer sebagai bahan pilihannya. Sejarahmanusia telah melampauipelbagai tahap : zaman barn, zaman perunggu, zaman besi daD zaman baja sampailahkitakinipadazamanpolimer,yaknizamanpada mana polimer sintetikmerupakanbahan pilihan manusia. Dimasa depan yang dekat bahan polimer berpotensi untuk memenuhi pelbagai bidang-bidang aplikasiyang barn. Misalnyatelah dikembangkanpolimer yang mampu mengalirkan daDmenyimpantenaga listrik, panas daDcahaya. polimer yang mampumenyimpan daD mengolah informasi secara molekular, komposit molekular, membran pemisahan yang unik, yang memungkinkan cara-cara barn yang revolusioner dibidang pengolahan daD pengemasan pangan, juga dibidang kesehatan, perumahan daDtransportasi.Pendek kalapolimerakanmemainkanperanyangsemakinpenting dalam semua aspek kehidupan manusia. Banyaknya jenis aplikasi bagi polimer, baik sekarang maupun dimasa depan temyata memerlukan sejumlah yang besar akan tenaga yang terampil daD dididik secara khusus dibidang ilmu pengetahuan daD teknologipolimer [1]. INDUSTRI MINY AK DAN GAS BUMI Jumlah terbesar dari polimer sintetik berasal dari bahan baku hidrokarbon, yakni bersumber dari minyak daDgas bumi. Minyak daDgas bumi yang diproduksikan (dihasilkan) dari perot bumi diolah dalam kilang-kilang minyak (refineries), dimana produk-produk pengolahannya dahulu sebenamya digunakan terutama untuk transportasi daDenergi. Untuk semakin optimalkan penghasilan sesuatutu kilang maka disamping proses destilasi langsung pelbagai proses-proses kimiawi dikembangkan, seperti misalnya hydrocracking, thermal cracking, catalytic cracking, catalytic reforming, alkylation dlsb.nya yang terus menerus disempurnakan. Perkembangan- perkembangan barn misalnya dapat dibaca pada : Hydrocarbon Processing's, Refining Processes '98 (Majalah Hydrocarbon Processing Edisi Nopember 1998,halaman53dstnya). Pemilik-pemilikproses-proses ini adalah perusahaan-perusahaan yang bemama seperti Kellog Brown & Root, Bechtel, ABB Lummus, Amoco, Asahi Chemical Industry Co. Ltd., Chevron dB. Mereka adalah termasuk, atau tergolong bersama, perusahaan yang juga mengoperasikan industri pengilangan daD petrokimia(pada umumnya) daDtelah menginvestasikan sejumlah besar dana daD pengalaman dalam teknologi perminyakandan petrokimia.Dana ini tentu diperolehnya 1
PERKEMBANGAN INDUSTRI PETROKIMIA BERBASIS BAHAN BAKU LOKAL
M. Sugandi-Ratulangi daDKun Harimurti S & A Petrokimia JI.
Cempaka Putih Jakarta
ABSTRAK
PERKEMBANGAN INDUSTRI PETROKIMIA BERBASIS BAHAN BAKU LOKAL. Kertas
kerja ini berusaha menjelaskan keterkaitan yang ada antara industri
migas, industri J.letrokimia dan sektor manufaktur, khususnya
berkenaan dengan produksi dan pemanfaatan bahan polimer
sintetis.Ciri-ciri pelbagai industri dijelaskan dan diberikan
gambaran mengenai situasi di Indonesia untuk industri-industri ini.
Atas dasar data statistik diperlihatkan bahwa kinerja keseluruhan
industri ini tidak optimal, sehingga memberikan indikasi kerapuhan
yang terbukti dari data setelah krisis ekonomLOiberikan usul agar
para peneliti dapat menyumbangkan karya objektip daD netral untuk
membantu upaya kearah perbaikan dibidang ini.
ABSTRACT
DEVELOPMENT OF PETROCHEMICAL INDUSTRY THAT ROW MATERIAL LOCAL BASE.
This paper describes the links between the oil & gas industry,
petrochemical industry and the manufacturing sector, with special
reference to the production and application of synthetic polymeric
materials. The specific characteristics of the respective
industries were discussed in order to be able to give a picture
ofthe situation there of in Indonesia. Based on statistical data it
was shown that the overall performance of these industries could
not reach its optimum, and therefore show indications of fragility,
which was proven by the effect of the latest economic crisis. It is
suggested that it might be possible for researchers to give
objective and neutral contribution to assist in improvement in this
field.
PENDAHULUAN
Dimasa depan yang dekat bahan polimer berpotensi untuk memenuhi
pelbagai bidang-bidang aplikasiyangbarn.
Misalnyatelahdikembangkanpolimer yang mampumengalirkan
daDmenyimpantenaga listrik, panas daDcahaya. polimer yang
mampumenyimpan daD mengolah informasi secara molekular, komposit
molekular, membran pemisahan yang unik, yang memungkinkan cara-cara
barn yang revolusioner dibidang pengolahan daD pengemasan pangan,
juga dibidang kesehatan, perumahandaDtransportasi.Pendek
kalapolimerakanmemainkanperanyangsemakinpenting dalam semua aspek
kehidupan manusia.
Banyaknya jenis aplikasi bagi polimer, baik sekarang maupun dimasa
depan temyata memerlukan sejumlah yang besar akan tenaga yang
terampil daD dididik secara khusus dibidang ilmu pengetahuan daD
teknologipolimer [1].
INDUSTRI MINYAK DAN GAS BUMI
Jumlah terbesar dari polimer sintetik berasal dari bahan baku
hidrokarbon, yakni bersumber dari minyak daDgasbumi. Minyak
daDgasbumi yang diproduksikan (dihasilkan) dari perot bumi diolah
dalam kilang-kilang minyak (refineries), dimana produk-produk
pengolahannya dahulu sebenamya digunakan terutama untuk
transportasi daDenergi.
Untuk semakinoptimalkanpenghasilansesuatutu kilang maka disamping
proses destilasi langsung pelbagai proses-proses kimiawi
dikembangkan, seperti misalnya hydrocracking, thermal cracking,
catalytic cracking, catalytic reforming, alkylation dlsb.nya yang
terus menerus disempurnakan. Perkembangan- perkembangan barn
misalnya dapat dibaca pada : Hydrocarbon Processing's, Refining
Processes '98 (Majalah Hydrocarbon Processing Edisi Nopember
1998,halaman53dstnya). Pemilik-pemilikproses-proses ini adalah
perusahaan-perusahaan yang bemama seperti Kellog Brown & Root,
Bechtel, ABB Lummus, Amoco, Asahi Chemical Industry Co. Ltd.,
Chevron dB.Mereka adalah termasuk, atau tergolong bersama,
perusahaan yang juga mengoperasikan industri pengilangan daD
petrokimia(pada umumnya) daDtelah menginvestasikan sejumlah besar
dana daDpengalaman dalam teknologi perminyakandanpetrokimia.Dana
ini tentudiperolehnya
1
Prosiding Pertemuan Ilm/ah limu Pengetahuan dan Teknologi Bahan '99
Serpong, 19 -20 Oktober 1999 ISSN 1411-2213
kembali daTi/icensingfee yang dikenakan kepada para pemakai
proses-proses mereka.
Hal yang sarnaberlangsung pada pengolahan gas bumi . Gas bumi yang
keluar daTidalam bumi diolah dengan pelbagai proses
fisisdaDkimiawi, sesuaidengan kebutuhan dan spesiftkasiproduk yang
akan dipasarkan. Juga proses-proses ini senantiasa disempumakan daD
dapat dibaea misalnya pada Hydrocarbon Processing 's, Gas Processes
'98 (Majalah Hydrocarbon Processing Edisi April 1998,halarnan87
dstnya).
INDUSTRI PETROKIMIA
C FuelS ptOd~
bpd. 211 pllU1\12 EtI1yI8.,. Nap""" rf'f~ Atm.G.. - Bu\adien.
011 Sbt
Gambar 1
Maka lahirlah industri petrokimia yang menggunakan pelbagai
proses-proses kimia yang terns menems ditingkatkan efisiensi nya.
Perkembangan terakhir dibidang ini dapat dibaea misalnya pada
Hydrocarbon Processing's, Petrochemical Processes '99
(MajalahHydrocarbonProcessingEdisi Maret 1999, halaman 87
dstnya).
Jadijelaslahdisinieirikhasdariindustripetrokimia: ia lahirdaTiupaya
untukmengoptimalkankinerjaoperasi pemanfaatan minyak daDgas bumi
demi untuk mengisi pelbagai kebutuhan manusia. Hal ini berarti
bahwa industri petrokimia terkait dengan industri pengilangan
seperti aDakterkait dengan ibunya. Proses-proses yang
dikembangkanbaik disektorpengilanganmaupun dsektor petrokimia pada
hakekatnya didasarkan atas suatu operasi yang terintegrasi satu
dengan yang lain. Kita nanti akan lihat bahwa jika prinsip ini
diabaikan maka sangat sulit untuk meneapai suatu tingkat kinerja
yang wajar,yangmemungkinkanoperasi denganefisiensiyang eukup untuk
dapat bersaing dipasaran intemasional.
PadaGarnbarI kita dapatmelihatbahwa ada trend dalam perkembangan
keterkaitan pemanfaatan bahan
C,.~.
Cool
..~~ 350,000
=-~:::::::::::::::::::::::::::lIftid.r.o.,n"sl.bpd.................
- f.O"('~s~bpd.................Low5.r.oke,TIP ...
[rhyt<ne.B;u,I~.................... ~'.~IbI".:::::::::::::::::'
~~hij :::::::::::::::::::::::.::TID..........................
-lir.t.OOO /58,000 lto.DOG 48.DOG
1.000 7GO
Perkembangan IndulIn Petrokimia Berbasis Bahan Baku Lokal (M.
Sugandi Ratulangi)
baku sepanjang masa, sebagaimana pemah diprognose ditahun
tujuhpuluhan untuk masa depan (yang telah menjadi masakini
sekarang).Temyata prognosatersebut
tidakseluruhnyamenjadikenyataansekarangini.Namun, tetap dapat
diantisipasikan bahwa masalah diversifikasi bahanbakuperlu
dipertimbangkansebagaifaktorpenting dimasa depan. Hal ini bagi
Indonesia penting sehubungan dengan jumlah penduduk yang semakin
besar yang membutuhkan semakin banyak Sandang- Pangan-Papan dihari
nanti. Disisi lain ketersediaan pelbagaijenis somber clara alam
hidrokarbon maka hal somber clarayang tepatuntuk membangunsuatu
industri petrokimia yang optimalperlu dikajidati sekarang.
Gambar 2 memperlihatkan sebagian dari skema sesuatu komplek terpadu
Petroleum Refinery & Petrochemical Complex. Dimana pada gambar
diutamakan tampilan produk-produk petrokimia yang dihasilkan, yang
kesemuanya merupakan basic petrohemicals.
Untuk sekedar memberikan gambaran mengenai
POLIMER DAN PERPLASTlKAN
Polimer buatan telah mulai dikenal clandipelajari mulai sekitarawal
abad ke-19. Kini,memasuki milenium ketiga maka industri polimer
temyata telah lebih besar dati padajumlah besarnya industri
aluminium, tembaga clanbaja bersama-sama.
Bidang aplikasi bahan polimer telah melampaui rentang aplikasi
bahan-bahan yang pemah digunakan manusia. Misalnya penggunaannya
meluas dari adhesive, coating, foam, clanbahan pengemas sampai ke
bahan tekstil clanserat industrial, clanjuga kepada structural
plastics. Polimer juga digunakan pada
HYDROGEN
penggunaan bahan-bahan petrokimia dasar clanbobot pemanfaatannya,
maka ini disajikanpada Gambar3,4,5 clan6. Dalambentuk pie-chart
digambarkanpenggunaan masing-masing bahan petrokimia dasar, seperti
untuk ethylene,propylene, toluene, clanbenzene. Tentu uraian disini
tidak dapat dianggap lengkap, karena hanya dimaksud sebagai
pengantar berkaitan dengan polimer danjuga sebagai acuan untuk
permasalahanpokok yang akan dibahas dibawah nanti.
POLlMER DAN CIRI-CIRI INDUSTRI
Mungkin saja telah terbit pertanyaan: bagaimana pelbagai polimer
sintetik itu digolongkan?
Ada 4 macam tara klasifikasi dapat dikenakan terhadappolimer
[5]halaman 162: 1. Berdasarkantipedarimonomer.Misalnya
:poliolefm,
poliester,poliamida 2 Berdasarkan tipe reaksi pembentukan
polimer.
Misalnyapolimerisasikondensasi, polimerisasi adisi
Prosiding Pertemuan llmiah llmu Pengetahuan don Teknolog; Bahan '99
Serpong, 19-200ktober 1999 ISSN Ull-2213
EthylbenzenOt
~ ::;: 8%
Gambar 3a. Typical ethylene use pattern (%)
Butyraldehyd 8%
AcrylonitrUe 15%
Source: (5) page 148
Source: (5) 140
UnsatPolyest er 7%
3. Berdasarkan tipe proses yang digunakan pada sintesapolimer.
Misalnyaproses bulk, proses larutao, proses suspensi, proses
emulsi
4. Berdasarkan penggunaan (polymer processing characteristics.
Misalnya termoset, termoplas serat,
Ethanol
sunacmnm~ ..
Gambar 3b. Typical ethylene oxide use pattern (%)
Other 15%
A"op. GIyCOI
f) ethane
Cumene 15%
Typical Phenol Use Pattern (0/"
(]her 18%
engineering plastics, dB. Adapun klasifikasiyang akan dipakai
tergantung
daripada jenis permasalahan yang dihadapi daD cara pendekatan yang
ditempuh. Dalam uraian yang berikut kami lebih condong menggunakan
klasifIkasi 4. Yang
4
p-Xylene
10% "\ Toluene
menggunakan dasar "penggunaan" atau dapat pula dikatakan alas dasar
polymer processing characteristics. Atas dasar ini kanJidapat
menjabarkan keterkaitan industri polimer baik dengan industri yang
mensuplainya dengan bahan baku, yakni industrimigas clanpetrokimia
(dimana yang pertamatergolong industri migas sedangkanyang
terakhirtergolong industrikimia), maupun dengan industri yang
menggunakan produk- produknya yakni industri perplastikan yang
tergolong industrimanufaktur.
Menurut sumber [7] maka pembagian semacam ini
menghasilkanklasifikasi sbb.. Commodity thermoplastics and
fibers
contoh bagi commoditythermoplastics..polyolefines, Vinyl Polymers
clan thermoplastic polyesters, sedangkan untuk fibers.. natural and
synthetic fibers, cellulosics etc.
. Network polymers ..elastomers and thermosets contoh bagi kelompok
elastomer: diene and non diene elastomers and thermoplastic
elastomers, sedangkan contoh thermosets adalah seperti : epoxy
resins, unsaturated polyesters and formaldehyde resins
. Enf!ineerinf! and specialty polymers contoh bagi engineering
thermoplastics adalah : polyamides, ABS, polycarbonates, modified
poly(phenylene oxide), acetal, polysulfones, polyphenylene sulfide,
engineering polyesters atau fluoro polymers, cedangkan contoh bagi
specialty polymers misalnya : polyimides, ionic polymers,
po/yarylether ketones, inorganic polymers, liquid crystal polymers,
conductive polymers, high performance fibers etc.
Polimer-polimer yang disebut diatas semuanya telah digunakan dalarn
bahan clanbarang-barang yang kita pakai sehari-hari. Mulai dari
pemakaiannya yang paling sederhana sampai kepada pemanfaatan yang
tergolong canggih clan high-tech polimer-polimer tersebut sudah
digunakan di industribaik diluar maupun didalarnDegen.Jelasbahwa
semakin"maju" penggunaan semacarn polimer semakin tinggi pula
harganya. Dapat dikatakan bahwa kecanggihan tarafteknologi produksi
manufaktur sesuatu negara dapat dinilai dari besar- kecilnya
penggunaan engineering and specialty polymers di negara itu.
Dengan demikian maka pemanfaatan plastik komoditi tergolong "low-
tech", pemakaianengineering plastics tergolong "intermediate-tech"
sedangkan penggunaan specialty polymers tergolong "high-tech".
Sebelumkrisisekonomimaka Indonesiasedangbergerak akan memasuki rasa
dimana penggunaan engineering polymers semakin besar sehingga mulai
memberi justifikasi untuk membangun industri produksi
engineeringpolymers didalam negeri.
Catalan : Didalam lanjutan kertas kerja ini maka istilah "polimer"
sering ditukar pakai dengan istilah "plastik", sebabnya adalah
bahwa dalam kalangan
praktisi di industri clanbisnis serta per~agangan istilah terakhir
lebihdikenal,walaupun kita ketahui bahwa pada hakekatnya kedua
istilahtidak ekwivalen.
INDUSTRI-INDUSTRI POLIMERI PERPLASTIKAN DI INDONESIA
Ciri-ciriindustrihilirperplastikan(yangdimaksud disini adalah
industri yang mengolah bahan plastik menjadi pelbagai produk atau
part) di Indonesia pacta umumnya masihtergolong :"low- tech"
clanhigh labour intensive. Sebelum krisis ekonomi, industri
perplastikan Indonesia sebenarnya sedang bergerak dalam
pertumbuhannyamemasukikepada "intermediatetech". Hal
inidapatterIihatdaTisemakinbanyak adanya industri
perplastikanyangmenggunakanperalatan yang canggih. Penyebab
peningkatan ini adalah karena sebagai akibat dari kenaikan
tarafhidup masyarakat (pada waktu itu) terjadi peningkatan
kebutuhan akan pelbagai peralatan rumah tangga. peralatan
transportasi clan sebagainya. Hal ini berakibat memicu kebutuhan,
akan pembuatan bermacarn-macam komponen plastik didalam negeri.
Seperti disebut diatas kecenderungan ini pacta gilirannya .
mulaimenumbuhkanminatinvestoruntukmulaimembuat pelbagai jenis
engineering plastics di Indonesia.
Pactahalaman 9 tertera suatu skema umum yang menggambarkan
keterkaitan antara pelbagai sektor industri daTihulu ke kehilir
(upstream ke downstream), sampaikepadamanufaktur.Suatualiranyang
lancarakan mengakibatkan suatu kinerja yang efisien clan kokoh.
Namun keadaan di Indonesia ternyata tidak menggambarkan arus yang
mutus akan tetapi sebagai akibat daTipelbagai situasi clan kondisi
ditahun-tahun belakanganinimengalamidistorsiyang kanJigambarkan
secara skematispactaGambar 10.
pelbagai data-data yang relatip bam yang sempat terkumpul
pactasaatpenyusunan laporan adalah sebagai berikut.
It:.
Proslding Pertemuan Ilm/ah limu Pengetahuan don Teknologl Bahan '99
Serpong, 19-200ktober 1999 ISSN 1411-2213
Tabel1. Produksi pelbagai Produk PERTAMINAr) (Oil & Gas
Producers and Processors)
(*)Sumber: Ikhtisar Laporan Tahunan 1996 - 1997 PERTAMINA, Hal.
1
Tabe! J. Produksi Metanol di Indonesia(')
Tabe! 2. Industri Metanol di Indonesia (')
(Petrochemical Producer)
Tabe! 4. Produksi clan Konsumsi Bilhan Dasar Petrokimia (1995 -
1998) (')
(Upstream Petrochemical Industry) (ton / tahun)
* Somber : Majalah Indochemical No.261 Hal. 38 Bahan baku holD
industri Petrokimia yaitu C2, C3 sebagian diproduksi oleh PT.
Chandra Asri Petrochemical Company (CAPe) clan C4 seluruhnya masih
impor.
Tabel 5. Produsen Poliolefin and Polimer Vinyl di Indonesia
(1996)(') (1996 Polyolefin and Vinyl Polymer Producers in
Indonesia)
* Sum~er : Majalah Indochemical No. 246 Hal. 31
r.
PRODUK SATUAN 1996 -1997 1995-1996 Minyak dan Kondensat JutaBarrel
578,20 590,32
GasBumi MilyarKakiKubik 3.133,16 3.048,78 LNG JutaTon 26,12 26,50
LPG JutaTon 2,74 2,65
Metanol RibuTon 162 212 Paraxylene RibuTon 239 107 Benzene RibuTon
101 95
Tahun Produksi Ekspor Impor Suplai 1993 219.831 60 144.736 364.507
1994 216.587 25 168.558 385.120 1995 185.762 1500 232.800 417.062
1996 200.455 0 228.200 428.655 1997 213.445 1700 154.540
366.285
KAPASITAS
2. I PT. KALTIM METANOL 660.000 Ton
Produk 1995 1996 1997 1998 Produksi 143.000 410.000 243.000 380.000
Impor 354.809 198.430 333.063 245.936
ETILEN Ekspor 53.500 39.010 38.960 93.400 Konsumsi 444.309 569.420
537.103 532.536 Produksi 151.661 336.897 324.024 390.000
PROPILEN Impor 130.000 50.880 58.624 3.594 Ekspor 19.921 1.437
1.829 39.800 Konsumsi 261.740 386.340 380.819 353.794 Produksi - -
- -
BUTADIEN Impor 3.298 6.605 13.084 19.606 Ekspor - - 0 0 Konsumsi
3.298 6.605 13.084 19.606
No, Nama Perusahaan Jenis Produk Kapasitas (Ton / Thn)
1. PT. Tri Polyta Indonesia Polypropylene 340.000 2. PT. Chandra
Asri Polyethylene 300.000 3. PT. Petrokimia Nusantara Interindo
(PENI) Polyethylene 450.000 4. PT. Polytama Propindo Polypropylene
100.000 5. PT. Standar Toyo Polymer PVC Resin 82.000 6. PT. Eastern
Polymer PVC Resin 36.000 7. PT. Pacific Indomas Plastic Polystyrene
30.000 8. PN. PERTAMINA Polypropylene 40.000 9. PT. Polychem Indo
Inc. Polystyrene 30.500
10. PT. Impack Pratama PVC Compound 25.000
II. PT. Chandra Markono n.a. 4.800
12. PT. Maspion Polystyrene Polystyrene 3.600
13. PT. Asahimas Subentra PVC Resin 220.000
Perkembangan Industri Petrokimia Berbasis Bahan Baku Lokal (M.
Sugandi Ratulangi)
Tabel6. Pertumbuhan Kebutuhan Bahan Antara Petrokimia (1995 - 1998)
(O)
(Demand of Intermediate Petrochemicals in Indonesia) (ton /
tahun)
*) Sumber : Majalah Indochemical No. 261 Hal. 41, (1998 =
prognosa)
Oil & gas producers
Oil & gas processors
~
Sejarah pembangunan industri petrokimia di Indonesia dimulai lebih
daTi35 tabun lalu. Gagasan- gagasan kearah ini pada awalnya dimulai
di Biro Industrialisasi daTiDepartemen PerindustrianDasardan
Pertambangan khususnya untuk pendirian industri
pupuk(PUSRI).Pemikiran-pemikirankearahpemanfaatan minyak bumi (gas
bumi belum diketahui bahwa dapat pula dimanfaatkan untuk ini)
sebagaibahan dasar untuk produksi olefin daD aromatik diakhir tahun
60-an dicetuskanolehkelompokyangberadadi PERTAMINA. Namun di
Direktorat Jenderal Industri Kimia Dasar,
Upstream petrochemical
industry . Intermediate
petrochemical industry.
Polymer production
industry ~ Downstream
petrochemical industry
Sejak perkembangan ditabun 70-an dan 80-an diamati bahwa ada
persaingan antara dua pihak: PERTAMINAdisatu sisi dan Departemen
Perindustrian disisi lain mengenai kewenangan untuk sektor ini,
(sedangkanperan DepartemenPertambangandan Enersi
belumterlihatdenganjelas) Sebagaimanaseringdinegara kita waktu itu
permasalahan petrokimia diselesaikan dengan suatu powergame, suatu
permainan yang, sebagaimanakita ketabui semua, selalumahal
harganya.
Apalagiketikamulaipertengahantabun 80-anada kelompok interes barn
yang sangat kuat mulai turun kelapangan bola petrokimia. Dalam
segala kemelut
.,
Produk 1995 1996 1997 1998
Ethylene Produksi 283.400 298.349 288.041 310.000 Dichloride Impor
28 5 1.951 0
(EDC) Ekspor 87.340 96.753 98.400 145.670 Konsumsi 196.088 201.601
191.592 164.330
Vinyl Chloride Produksi 131.360 135.100 142.785 320.000 Monomer
Impor 108.313 162.523 138.835 8.770
(VCM) Ekspor - - 1.515 122.583 Konsumsi 239.673 297.623 280.105
206.187 Produksi - - - -
Ethylene Impor 2.669 337 668 636 Oxide(EO) Ekspor - - 0 0
Konsumsi 2.669 337 668 636 Produksi 81.200 116.000 95.509
205.000
Ethylene Impor 226.014 252.301 283.531 352.504
Glycol (EG) Ekspor 17.841 2.522 7.000 4.000 Konsumsi 289.373
365.779 372.040 553.504. Produksi - - - -
Acrylonitrile Impor 5.177 4.966 4.238 3.142 Ekspor - - 0 0
Konsumsi 5.177 4.966 4.238 3.142 Produksi - - - -
Propylene Impor 30.327 17.215 30.666 7.898 Oxide(PO) Ekspor - - 0
0
Konsumsi 30.327 17.215 30.666 7.898 Produksi - - - -
Propylene Impor 11.504 13.811 13.716 2.864 Glycol(PG) Ekspor - - 0
0
Konsumsi 11.504 13.811 13.716 2.864
Prosiding Pertel11llanIlmiah III11llPengetahuan don Teknologi
Bahan'99 Serpong, 19 -20 Oktober 1999 ISSN 1411-2213
persaingan jenis catch as catch can ini dibangunlah pelbagai
industri hulu clan hilir sesuai dengan adanya pemenang-pemenang
dalam permainan bola petrokimia catch as catch can diakhir tahun
80-an clan90-an. Hasil akhimya adalah pelbagai sentra petrokimia
seperti yang dapat dilihat pada peta di Gambar 11 yang terdapat
dilampiran. Keadaan ini adalah yang dihadapi oleh ekonomi (termasuk
perbankan) kita di Indonesia.
Jikalau kita amati Gambar 7 clan8 yang masing- masing
memperlihatkan volum produksi migas clannilai ekspor migas selama
10 tahun terakhir ini maka hanya untuk produksi gas bumi terlihat
adanya pertumbuhan. Sedangkanuntukminyakbumi, baikproduksinyamaupun
kemampuanmenghasilkan devisarelatifkonstan. Apalagi jikalaukita
lihatGambar9,dimanadigambarkanpersentase dari nilai ekspor migas
terhadap nilai ekspor semua komoditi, maka dapat disimpulkan bahwa
peran yang dimainkanolehekspormigassemakinkeeildalamekonomi kita.
Trend ini jelas karena berlangsung selama rentang waktu yang eukup
lama.
Dan hal ini sebenarnya baik, karenamembuktikan bahwa agaknya ada
sektor industri lain (yang melibatkan
3500
3000
500
0
lebih banyak tenaga kerja) yang menjadi panghasil devisa. Sektor
ini adalah sektor manufaktur. Jika kita melihat Tabel 7. , clan
menganggap bahwa industri petrokimia mendukung subsektor : tekstil,
kayu, kertas clan kimia, maka pada tabel itu kelihatan suatu
peningkatan dari produktivitas pekerja (worker productivity).
Disamping itu pada Tabel 8. untuk sub
50
40
10
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Year 1988-1998 (1-11) Suntler();Jta: BPS
Gambar 9, Percentage value of hydrocarbon exports to total
exports
1990 1991' 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998*) Jan-Ju
Note: gas in tscf Sumber Data: BPS
Gambar 7. Petroleum, natural gas and condensate production
7,000.00
6,000.00
5,000.00
1,000.00
0.00
II O'ude01 t'P'P .::.~'P~ ~~~ .::.~~'::' ~~rv .::.~~'? .::.~ct
.::.~~<P.::.~~rp~cr Cb~<?:m.JuI. 01A'cx:luct SUrrberI:Bta:
BPS"
aGes J Gambar 8. Value of hydrocarbon exports
Perkembangan Industri Petrokimia Berbusis Bahan Baku Lokal (M.
Sugandi Ratulangi)
Tubel 7. Worker productivity, 1994-1998 (million rupiahs) Tubel B.
Value added by subsector, 1994-1998 (billion rupiahs)
sektor yang sarna juga kelihatan peningkatan nUai tambah yang cukup
meyakinkan. Jadi agaknya ekspor sektor migas sudahbukan primadona
lagidan tidakperlu di"sakral"kanlast Denganperkataanlain:
eksporminyak daDgas bumi harus ditinjauulang karenasebaiknyaperlu
diberikan prioritas kepada penggunaan sebagai bahan baku petrokimia
demi dapat menunjang pertumbuhan tersebut diatas, ia dapat menjadi
pemasok bahan baku manufaktur, yang lebih padat karya daD mampu
untuk industri manufaktur dalam negeri sehingga memberikan nUai
tambah. Memang agaknya saDist manufakturdapat menjadi kuat karena
disamping alasan convenient untuk menjadi penjual migas.keluar
n.eger~ yang disebut diatas, pasaran yang cukup besar sebentar
untuk menghasilkan quick money, apalagl dalam Sltuasl lagiakan
bangkit last daDkondisi semasa orde baru. Schab, cobs kits samak
Tabel 8, betapa
Menurut hemat kami reformasi pula perlu basi terpuruknya kini
sektor manufaktur, antara lain karena seluruh industri petrokimia
di Indonesia baik dari hulu kits tidak mandiri dalam penyediaan
bahan baku yang sampai ke bilir. Hal ini perlu dilaksanakan agar,
seperti diperlukanoleh sektormanufaktur.Sektorinimasih perin
Tubel9. Export of non-oil-and-gas by sector and commodities,
Indonesia, 1997-1998
Other
Total
38.3 48.5 9.4 0.0 9\.8 532.7
-755,9 18,910.6 2,704.4 1,307.4 , ,346.4 27.4 o:r 9F 0:0 13.5
2IT
-80.6 -3,670.1 -466.1 -189.9 -138.8 -10.9 47T -0.4 0:0 -78.3
-'5082
-85.:J :§SA
(Million USD) 1997 1998 ABSOLUTE GA.
3,272.0 3,653.4 38 \.4 1\.7 503.5 578.9 75.4 15.0
1,008.0 1,007.2 -0.8 -0.1 230.2 277.7 47.5 20.6 84.4 108.4 24.0
28.4
424.2 389.9 -34.3 -0.1 295.0 382.6 -87.6 29.7 726.7 908.7 182.0
25.0
34,845.8 34,593.2 -252.6 -0.7
Producer( s)
Processors ~ I Intennediate Petrochemical Manufacturing
Petrochemical T-..1..""":_-
~ ~ ~ ~ ~~~ I
.~ dlkembangkan I Gambar10 I
~~ ~ ~ § §; ~~.... \Q~ I ~~!\> C~ ~~c::.:: ~~ ~ ~. ~§. \Q~
~ ~ ~ ~Q~I:: § ~:: ~ ~c::. 1S' ~ b= §. § 'C5\Q
~ ~ .... ~....I ~.... I.,
(!'--- t!!II!.!!:Il,-- eUJD :
': "'II'~ ~rJllKllWt '1-- ,
I~' .111' i!'N8L-- ,": ~.
~ .-r.'ii;;;.r~ ~ .'- 00-- -.-. 1'1: II"A """""" "1' I 1If..,.
('I".zI1 lirA--- 1'1: ,.N"- "I: ,.......... 1ft' '. 81- ~ ,~~M.
~'L.:..!!.!!. . Mr. Ir---
:--'~=====ji\'!f"'." 'l!.!.:"'~ M". ,
1\'.. '" If "' ,r_"'" - .t .",:,.. (11 - &.., I~;' :::: :::
1
&- I~"'" ,t', I't I.' Of.
1~"i:~1I' '", I. ~1- L": toIJ ..",-- "I:" 1(1&. C "1" KI, ..
:'1" ICI"~ en III. ".
1 .,. 110 18 ~,~.t, ,~" II. ." m , ," ..
~ ... ~: t'.. .... E. ('I: II. <"
1
luo' '"-- c',ioU ", l~:~a ~::
I)
I=,::.."~ !_IIU"I'II' I~::=~; "u,.. ,~-~"-..
E: ~~'~e1.!!!1801~\':- III:».."'4... ,q: '~111'4.n m. ".""-- II.
.0014-.-, : .*...., I~: ,..- ~"_Lq "~I' I.- In ...oerA- L~ -
&.. I : (,-~ :'- 1'1': 1'6~.III'.. :: ..., 'kl:: i
!~..,~ ... 'IU~
~-.., ~.;r-.,
'
" , ,
- ,~' -'~,"--"-
- .. - -
. I
i CoO
1 ~ ~ S- ~~
Prosiding Pertemuan llmiah llmu Pengetahuan don Teknologi Bahan '99
Serpong, 19 -20 Oktober 1999 ISSN 1411-2213
mengimpor pelbagai bahan (petrokimia) yang sebenamya, jika dahulu
direncanakan dengan baik, sudah lama dapat kita produksi
sendiri.
Kiranya yang tersebut diatas ini adalah pesan utamadarikertas kerja
ini. Tetapibagaimanakahmaksud yang sungguh ideal ini dapat
terlaksana? Mungkin para peneliti yang berada di pelbagai lembaga
yang telah ada dapat mengumpulkan data untuk suatu studi yang jelas
bersifat makro ini. Dan nanti pada gilirannya studi
semacaminidapatmerangsangdilaksanakannyapelbagai studi-studi yang
lebih terbatas scope-nya, sehingga setelah dipecahkan lagi
memerlukan lagi membutuhkan penelitian-penelitian yang bersifat
teknis atau ilmiah.
Mungkin pula disamping lembagayang bemama PTPMGB"Lemigas" yang
mempelajariselukbeluk per-
migas-an,diperlukansatuLembagaPetrokimiaIndonesia, yang dapat
bermanfaat dalam penyusunan program optimasidisektor
industripetrokimiasecara objektipclan netral. Sebagai referensi
kita dapat melirik kepada Universitas Chulalangkom di Bangkok,
Thailand yang sekitar 15 tahun lalu telah mendirikan satu institusi
khususuntukpetrokimia,kendatiThailandtidakmemiliki minyak bumi,
hanya gas burnt
KESIMPULAN DAN PENUTUP
Dari materi yang tertera diatas clanpembahasan mengenai keadaan di
Indonesia disektor petrokimia dapat disimpulkan bahwa ada satu
peran penting yang diharapkan dari para peneliti di
Indonesia.
Untuk memainkan peran ini kiranya pandangan hams diarahkan
kecakrawala jauh memasuki milenium ketiga, dengan suatu rentang
pandangan yang lebar yangrnencakupi banyak
sektorekonominegarakitapula.
Atas kesempatanyangdiberikandiucapkanterima kasih kepada panitia
penyelenggara.
1"
[1]. http://matsel.mse.uiuc.edul-tw/overview.html [2]. Hydrocarbon
Processing Edisi Nopember 1998,
halaman 53 dst.nya [3]. HydrocarbonProcessingEdisi April
1998,halaman
87 dst.nya) [4]. Hydrocarbon Processing Edisi Maret 1999,
halaman 87 dst.nya). [5]. "From Hydrocarbons to Petrochemicals",
Hatch,
L.M. and Sami Matar, Gulf Publishing Company,
BookDivision,Houston,LondonParis,Tokyo, 1981, page 162.
[6]. http: Ilwww.bps.go.idl [7]. "Polymer Science and Technology",
Fried,
J.R,Prentice HallPTR,New Jersey, 1995,Chapters 8, 9 and 10.
DAFTAR ISI
Abstrak
Pendahuluan
Industri Petrokimia
Daftar Acuan dan Sumber Internet
Kesimpulan dan Penutup