188
i PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK KUDUS (1908 1964) SKRIPSI Disusun Oleh : IMANIAR PURBASARI K.4406026 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

i

PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK

KUDUS (1908 – 1964)

SKRIPSI

Disusun Oleh :

IMANIAR PURBASARI

K.4406026

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

ii

PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK

KUDUS (1908 – 1964)

Oleh :

IMANIAR PURBASARI

K4406026

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Pendidikan Sejarah

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pembimbing,

Pembimbing I

Drs. Leo Agung S, M.Pd.

NIP.195605151982031005

Pembimbing II

Drs. Djono, M.Pd

NIP. 196307021990031005

Page 4: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta dan telah diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan.

Pada Hari : Senin

Tanggal : 01 Febuari 2010

Tim Penguji Skripsi :

Ketua : Drs. Hermanu Joebagyo, M. Pd .................................

Sekretaris : Musa Pelu, S. Pd, M. Pd .................................

Anggota I : Drs. Leo Agung S, M.Pd ..................................

Anggota II : Drs. Djono, M.Pd ..................................

Disahkan oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP. 19621126 198103 1 001

Page 5: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

v

ABSTRAK

Imaniar Purbasari.PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK

KUDUS (1908-1964). Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2010.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) sejarah pendirian

industri rokok kretek Kudus, (2) kondisi industri rokok kretek Kudus awal dekade

1900-an, (3) sistem pemasaran rokok kretek Kudus dekade 1900-an, (4)

perubahan manajemen industri rokok kretek Kudus sejak 1920-an.

Penelitian ini menggunakan metode historis, dengan langkah-langkah : (1)

heuristik, (2) kritik, (3) interpretasi dan (4) historiografi. Sumber data yang

digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sumber primer, sumber sekunder

dan wawancara. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi

kepustakaan dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik

analisis historis yang mengutamakan ketajaman dalam menginterpretasi data

sejarah.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan, bahwa : (1) Industri rokok

kretek Kudus berdiri sejak tahun 1908. Rokok kretek Kudus ditemukan oleh Haji

Jamahri dan Mbok Nasilah. Nitisemito sebagai pendiri industri rokok kretek

pertama di Kudus. Tahun 1914, Nitisemito membangun pabrik di desa Jati Kudus

dengan nama pabrik Bal Tiga; (2) Bahan baku industri rokok kretek Kudus harus

didatangkan dari luar daerah bahkan diimpor karena Kudus bukan merupakan

penghasil bahan baku rokok kretek. Sistem produksi masih sangat sederhana

dengan sistem abon. Sejak 1930, mulai diterapkan sistem pabrik; (3) Sistem

pemasaran yang digunakan industri rokok kretek Kudus telah menerapkan sistem

promosi modern dan sistem agen; (4) Pengusaha Tionghoa juga merambah

industri rokok kretek Kudus mengikuti pengusaha pribumi. Kuatnya pengusaha

Tionghoa industri rokok kretek Kudus, melemahkan posisi pengusaha pribumi.

Kelangsungan usaha Tionghoa ini didukung oleh pemerintah dengan salah satu

faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan

negara. Dengan demikian, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa dari tahun

1908-1964 industri rokok kretek Kudus mengalami masa pasang surut dari

pengusaha pribumi ke pengusaha Tionghoa.

Page 6: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

vi

ABSTRACT

Imaniar Purbasari. THE DEVELOPMENT OF THE KRETEK CIGARETTE

INDUSTRY IN KUDUS (1908-1964). Skripsi, Surakarta : Faculty of Teacher

Training and Education. Sebelas March Surakarta University, January 2010.

The purpose of this study is to determine : (1) history of the establishment

of the kretek cigarette industry in Kudus, (2) the condition of the kretek cigarette

industry in Kudus early decade of the 1900’s, (3) the marketing system of kretek

cigarette in decade of 1900’s, (4) the change in industrial management of kretek

cigarettes industry since 1920’s.

This study use the historical methode, with the following steps : (1)

heuristic, (2) critics, (3) interpretation, (4) historiography. The source of data were

primary and secondary data, and interview. The technique of collecting data was

literature study. The technique of analisys data was historycal analysis which

focus in argumentation and interpreting of historical data.

Based on this research the results can be concluded : (1) The kretek

cigarette industry in Kudus established since 1908. The kretek cigarettes was

found by Haji Jamahri and Mbok Nasilah. Nitisemito was the founder of the first

kretek cigarette industry in Kudus. In 1914, Nitisemito built a factory in the Jati

village in Kudus with the name of Bal Tiga; (2) The materials of kretek cigarette

kretek industry might be imported from the outside of Kudus. The system of

production was simple with the abon system. Since 1930’s, the factory began to

be applied; (3) The system of marketing that had been used by the kretek cigarette

industry had been implemented the systems of modern campaigns and agents; (4)

The Tionghoa penetrated into the kretek cigarette industry in Kudus followed the

native entrepreneurs. The power of Tionghoa enterpreneurs weakened the position

of native enterpreuners. The existence of Tionghoa Industry was supported by the

government since the industry gave a huge tax income to the country. Thus, it

could be concluded that from 1908-1964, Kudus Kretek Cigarette Industry had

undergone power shift from native to Tionghoa enterpreneur.

Page 7: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

vii

MOTTO

Sejarah adalah sebagai saksi dari Sang waktu, Obor daripada kebenaran,

nyawa daripada ingatan, Sang Guru dari pada kehidupan, dan pembawa

pesan daripada masa lampau.

(Cicero)

Setiap orang punya jalan kehidupan masing-masing, selalu semangat

berusaha, melakukan yang terbaik, berdoa dan mensyukuri nikmatNya,

karena Allah mengerti apa yang terbaik untuk kita.

(Penulis)

Page 8: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

viii

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan

Kepada:

1. Ayah dan Ibuku tercinta.

2. Adikku tersayang.

3. Ery Syarif Hidayat.

4. Almamaterku.

5. Teman-teman seperjuangan Pendidikan

Sejarah 2006.

6. Sahabat dan Keluarga Besarku.

7. Pembaca

Page 9: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah yang Maha Kuasa, karena

atas rahmat dan hidayah-Nya skipsi ini akhirnya dapat diselesaikan, untuk

memenuhi sebagai persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.

Banyak hambatan dalam penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari

berbagai pihak dapat teratasi. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan

terimakasih kepada :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian untuk penyusunan skripsi

ini.

2. Ketua Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian

untuk penyusunan skripsi ini.

3. Ketua Program Pendidikan Sejarah yang telah memberikan ijin penelitian

untuk penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Leo Agung S, M.Pd, Pembimbing I yang dengan sabar telah

memberikan pengarahan, bimbingan, dan motivasi sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan.

5. Bapak Drs. Djono, M.Pd, Pembimbing II yang dengan sabar telah

memberikan pengarahan, bimbingan, dan motivasi sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan.

6. Segenap Bapak/ Ibu Dosen Prodi Sejarah yang telah memberikan bekal

ilmu pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

7. Pihak PPRK yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian dan

memberikan sumber-sumber yang saya butuhkan dalam penelitian ini.

8. Bapak Afif Masluri yang telah membantu kelancaran dalam penelitian ini.

9. Bapak Hardi Cahyana dan Bapak Masturi yang telah membantu

kelancaran dalam penelitian ini.

Page 10: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

x

10. Pihak Museum Kretek Kudus, Arsip Nasional Jawa Tengah, dan

Perpustakaan Daerah Kudus yang telah membantu kelancaran dalam

penelitian ini.

11. Almamater Sejarah angkatan 2006 yang telah memberikan motivasi untuk

meyelesaikan skripsi ini.

12. Semua pihak yang telah membantu penulis untuk kelancaran penulisan

skripsi ini.

Penyusunan skripsi ini telah berusaha semaksimal mungkin, namun

penulis menyadari masih ada banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk

menyempurnakannya. Penulis berharap semoga semoga skripsi ini bermanfaat

bagi perkembangan ilmu pendidikan khususnya pendidikan sejarah.

Surakarta, 12 Januari 2010

Penulis

Page 11: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................. ................................................................................................

HALAMAN PENGAJUAN ......................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................

HALAMAN ABSTRAK ..........................................................................

HALAMAN MOTTO ...............................................................................

HALAMAN PERSEMBAHAN ...............................................................

KATA PENGANTAR ...............................................................................

DAFTAR ISI .............................................................................................

DAFTAR TABEL ......................................................................................

DAFTAR GAMBAR .................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................

B. Rumusan Masalah ..........................................................................

C. Tujuan Penelitian ...........................................................................

D. Manfaat Penelitian .........................................................................

BAB II KAJIAN TEORITIK

A. Tinjauan Pustaka ...............................................................................

1. Industrialisasi ............................................................................

2. Manajemen ................................................................................

3. Modernisasi Ekonomi ...............................................................

4. Perubahan Sosial ......................................................................

B. Kerangka Berpikir .............................................................................

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................

B. Metode Penelitian ................................................................................

i

ii

iii

iv

v

vii

viii

ix

xi

xiv

xv

xvi

1

8

8

8

10

10

13

17

20

23

28

29

Page 12: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

xii

C. Sumber Data ........................................................................................

D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................

E. Teknik Analisis Data ...........................................................................

F. Prosedur Penelitian ..............................................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Wilayah Kota Kudus ...........................................................

1. Letak dan Keadaan Geografis .........................................................

2. Kondisi Demografis Kudus .............................................................

B. Deskripsi Rokok Kretek ......................................................................

1. Pengertian Rokok Kretek ................................................................

C. Sejarah Awal Pembentulkan Industri Rokok Kretek Kudus ...............

1. Penemu Rokok Kretek Kudus Versi Haji Jamahri ..........................

2. Penemu Rokok Kretek Kudus Versi Mbok Nasilah ........................

3. Golongan Pribumi Pendiri Industri Rokok Kretek Kudus ..............

D. Kondisi Industri Rokok Kretek Kudus Awal Dekade 1900-an ...........

1. Awal Mula Sumber Bahan Baku Industri Rokok Kretek Kudus ....

2. Pengadaan Bahan Baku Industri Rokok Kretek Kudus ...................

3. Produksi Rokok Kretek Kudus ........................................................

4. Tantangan Industri Rokok Kretek Kudus masa Penjajahan ............

5. Munculnya Aneka Pabrik Rokok Kretek Kudus .............................

E. Sistem Pemasaran Rokok Kretek Industri Rokok

Kretek Kudus Dekade 1900-an ...........................................................

1. Sistem Pemasaran Rokok Kretek Kudus Awal Dekade 1900-an ....

F. Perubahan Manajemen Industri Rokok Kretek

Kudus Awal Dekade 1920-an .............................................................

1. Latar Belakang Masuknya Golongan Tionghoa

dalam Industri Rokok Kretek Kudus ...............................................

2. Kerusuhan 1918 di Kudus ...............................................................

3. Lahir dan Berkembangnya Industri Rokok Kterek Kudus Milik

Tionghoa .........................................................................................

4. Ambruknya Industri Rokok Kretek Kudus Milik Pribumi ..............

32

34

36

37

42

42

45

48

48

57

57

58

60

67

67

70

78

85

88

93

93

98

98

100

102

104

xii

Page 13: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

xiii

5. Manajemen Kelompok Tionghoa dalam Industri

Rokok Kretek Kudus .......................................................................

G. Perubahan Sosial Akibat Industri Rokok Kretek Kudus ......................

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan ....................................................................................

B. Implikasi ........................................................................................

C. Saran ..............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

LAMPIRAN ...............................................................................................

107

109

113

115

116

118

122

xiii

Page 14: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Letak Geografis Kabupaten Dati II Kudus .......................

2. Luas Daerah Kabupaten Dati II Kudus Menurut

Kecamatan .......................................................................

3. Banyaknya Penduduk Kabupaten Dati II Kudus, 1905-

1964 .................................................................................

4. Peningkatan Jumlah Perusahaan Industri Rokok Kretek

Kudus, 1914-1931 ...........................................................

5. Daerah Penghasil Tembakau Rakyat ...............................

6. Impor Cengkeh dan Produksi Kretek, 1921-1940 ...........

7. Impor Cengkeh dan Produksi Kretek, 1949 - 1963 .........

8. Konsumsi Tembakau untuk Firma-firma Kretek Daerah

Kudus, 1963 ....................................................................

9. Produksi Rokok Kretek, 1929 - 1934 .............................

10. Produksi Kretek dari Karisidenan-karisidenan, 1934 -

1961 ...............................................................................

11. Produsen-produsen Kretek di Daerah Kudus, 1963 .......

122

123

124

124

125

125

126

126

127

127

128

Page 15: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kota Kudus .....................................................................

2. Kudus dan Kota-kota yang Berdekatan di Jawa Timur

dan Jawa Tengah .............................................................

3. Peta Persebaran Industri Besar dan Sedang Kabupaten

Kudus .............................................................................

4. Perusahaan Rokok Kretek Bal Tiga Nitisemito (1914)

dan Perusahaan Rokok Kretek Milik H M Muslich .........

5. Almarhum Nitisemito ......................................................

6. Istana Kembar Nitisemito ................................................

7. Abon dari Desa-desa di Kudus .........................................

8. Peralatan Tradisional Industri Rokok Kretek Kudus .......

9. Makam Sunan Kedu, tokoh pengenal tembakau di

Kudus ...............................................................................

10. Bahan Baku Industri Rokok Kretek Kudus ......................

11. Proses Pengerjaan Rokok Klobot Tradisional .................

12. Bentuk-bentuk Promosi Tradisional Pabrik Rokok Bal

Tiga ..................................................................................

13. Barang-barang Promosi/Reward Pabrik Rokok Bal Tiga

14. Bentuk-bentuk Produksi Rokok Klobot dan Rokok

Kretek Industri Rokok di Kudus.......................................

15. Pabrik-Pabrik Rokok Kretek Kudus ................................

16. Kantor PPRK 1943-sekarang ...........................................

17. Perusahaan Rokok Kretek Milik Tionghoa, Nojorono

dan Perusahaan Kertas yang didirikan GAPRI dan

Pemerintah Kudus.............................................................

120

130

131

132

133

134

135

137

139

140

146

147

151

152

154

155

157

Page 16: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

xvi

LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat ijin berusaha dari pemerintah Jepang. Gunseikan

Zamubutyo. No. 10421/F di Jakarta 19 Oktober 2603 ......

2. Balasan keputusan Gunseikan Zamubutyo. No.

TAI/16/19 di Jakarta 19 Oktober 2603 .............................

3. Surat ijin berusaha dari pemerintah Belanda. No. 619/TA

di Jakrta 31 Mei 2603 ........................................................

4. Surat Pemberitahuan tentang tjap dan boengkoes etjeran

rokok kretek No 3/drie/26/149 di Kudus 1949 ..................

5. Surat laporan adanya pendapatan uang rokok Bulan

Oktober 1934 di Kudus oleh M Karmaen ..........................

6. Artikel M Nitisemito yang disarikan dari buku Der

Kretek Koening ..................................................................

7. Artikel tentang Peroesahaan Rokok Kretek di Koedoes ...

8. Artikel tentang Asal-Usul Tembakau ...............................

9. Artikel tentang Almarhum Nitisemito ..............................

10. Artikel tentang Asal Mula Rokok .....................................

11. Artikel tentang Museum Kretek ing Kudus ......................

12. Keanggotaan Nitisemito dalam OPS Rokok Kretek ..........

13. Keanggotaan Nitisemito dalam GAPPRI ...........................

14. Keanggotaan Nitisemito dalam PPRK ...............................

15. Keanggotaan Nitisemito dalam Pati Syu Tabako Seizo

Kumiai (T.S.K.) .................................................................

16. Surat Permintaan Rokok Kretek Bal Tiga dari Djambi,

1949 ...................................................................................

17. Surat Pemberitahuan dari Perusahaan Rokok Kretek Bal

Tiga Kepada Konsumen di Palembang ..............................

158

159

160

161

162

163

164

166

167

168

169

175

176

176

176

177

178

Page 17: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kebiasaan merokok bagi sebagian orang Indonesia telah menjadikan

masyarakat adicted untuk menghisap rokok. Banyak orang berpendapat, kalau

tidak menghisap rokok badan jadi kurang enak, bahkan pikiran sering terasa

semrawut. Rokok terutama rokok kretek agaknya telah menjadi sebuah kebutuhan

bagi bangsa ini. Sebagai dampaknya, meluasnya pasaran rokok kretek di

Indonesia. Tetapi masih sedikit sekali orang yang mengetahui maupun

memperhatikan sumbernya.

Kudus merupakan satu kota kecil di sebelah Timur kota Semarang, yang

mempunyai produk andalan dengan ciri khas dan keunikan yang tidak dimiliki

daerah lain. Di mana produk tersebut : mempunyai daya saing handal dan dapat

memberikan peluang kesempatan kerja kepada masyarakat lokal, mampu

meningkatkan pendapatan dan kemampuan sumber daya lokal dan kontribusi

terhadap pemerintah, dan mempunyai pasar lokal regional maupun internasional.

Komoditi produk yang mampu menyumbangkan devisa yang cukup besar tersebut

adalah rokok. Produk andalan unggulan sektor industri sedang dan besar

Kabupaten Kudus dipegang produk rokok kretek (Pemerintah Kabupaten Kudus :

2004, 78). Munculnya industri rokok kretek di wilayah Kudus mungkin

diragukan, karena wilayah ini tidak mempunyai komoditi untuk menghasilkan

bahan pembuat rokok kretek. Berkat kemampuan meramu bahan rokok kretek

yang telah tersedia, maka tersohorlah nama Kudus menjadi daerah sentra produksi

rokok kretek.

Menurut Lance Castle (1982 : 60), pada abad 19 Kudus menjadi salah satu

wilayah jalur perdagangan di pantai utara Jawa. Tahun 1880-an sampai 1980-an

industri rokok kretek di Kudus mulai berkembang. Ditemukannya tembakau

berakibat kepada semakin meningkatnya kegemaran orang mengkonsumsi

tembakau. Perkembangan ini menumbuhkan kemampuan masyarakat Kudus

untuk membuat rokok tradisional. Rokok klobot merupakan jenis rokok pertama

Page 18: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

2

yang umum dinikmati masyarakat Kudus. Baru pada tahun 1880 ditemukanlah

rokok kretek sebagai pembaharuan rokok klobot. Bunyi kretek-kretek yang

ditimbulkan dari pembakaran klobot ini membawa perubahan sebutan rokok

klobot menjadi rokok kretek. Maksud awal pembuatan rokok kretek ini hanya

sebagai obat, namun karena menjadi sumber manfaat dan membawa kenikmatan

bagi masyarakat. Permintaan yang membludak dari masyarakat ini memaksa

penemu rokok kretek, Hj. Djamahri untuk mendirikan sebuah usaha rokok kecil-

kecilan tanpa label dengan metode membuat rokok tingwe (linting dhewe) dan

wujudnya lancip disalah satu ujungnya dengan pembungkus daun klobot (daun

jagung kering), sehingga cukup sulit untuk membuat rokok ini dengan mesin

butuh ketrampilan tangan yang ulet.

Munculnya industri rokok kretek Kudus pertama oleh pengusaha kretek

pribumi, secara otomatis membawa perubahan bagi masyarakat Kudus yang

semula bertani menjadi buruh pabrik. Keberadaan perusahaan rokok kretek Kudus

tersebut telah memperbaiki kesejahteraan penduduk sekitar Kudus. Industri pabrik

kretek merupakan industri padat karya, yang awalnya mempekerjakan pekerja di

sekitar district Kudus yang disebut dengan abone yang bertugas menerima jatah

bahan baku pembuat rokok kretek untuk dibagikan kepada para buruh rumahan

dan mengumpulkan serta menyetorkan rokok kretek yang telah jadi ke pabrik

pemesan (Amen Budiman & Onghokham : 1987, 112).

Suatu keajaiban tercermin bahwa segala bahan-bahan untuk membuat

rokok kretek seperti : tembakau, cengkeh dan daun klobot tidak terdapat dan

ditanam di daerah Kudus sendiri melainkan didatangkan dari wilayah luar Kudus.

Asal mula industri rokok kretek Kudus dapat dipahami melalui peranan bakat

dagang penduduk Kudus, termasuk kedudukan mereka sebagai perantara dengan

pasaran luar baik di Jawa Tengah maupun di Jawa Timur sebagai daerah

penghasil tembakau. Didatangkannya bahan pembuat rokok kretek dari wilayah

luar Kudus, bertujuan untuk mendapatkan kualitas terbaik dari produksi rokok

kretek Kudus (Marcel Bennhoff : 1983, 240).

Industri rokok kretek Kudus yang mayoritas dipegang oleh pribumi mulai

tahun 1880 tersebut merupakan kebanggan bagi pengusaha pabrik kretek pribumi

Page 19: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

3

dan kota Kudus. Pengusaha pabrik kretek pribumi adalah orang-orang yang

mampu memajukan dirinya sendiri, orang yang tadinya tidak berharta, tidak

mempunyai bekal ilmu pengetahuan yang memadai, tetapi berkat keuletan kerja,

dengan perasaan dagangnya yang cerdik dan tajam mereka mampu

mengumpulkan kekayaan dengan mendirikan pabrik besar yang dijaga dan

dipeliharanya dari kecil. Semangat mempertahankan apa yang telah dibangun oleh

pengusaha pribumi sangatlah kuat dan telah tertanam kuat dalam sanubari mereka

(Amen Budiman & Onghokham : 1987, 107). Berkat penciptaan pengusaha pabrik

kretek pribumi mengenai perataan pemakaian cengkeh dan penentuan syarat-

syarat pembuatannya, pengusaha rokok kretek pribumi telah memberi rasa khas

kepada jenis produksi rokok kretek Kudus. Dengan variasi tertentu dan sesuai

dengan bahan dan kadar campuran yang tepat, terutama komposisi sausnya untuk

pembasah tembakau, rahasia rokok kretek dijaga ketat oleh masing-masing

pembuatnya pengusaha pribumi pabrik rokok kretek Kudus (Marcel Bennoff :

1983, 240).

Tidaklah menjadi sesuatu yang berlebihan jika para pengusaha pabrik

kretek pribumi tersebut mendapatkan tempat yang layak dihadapan penguasa pada

waktu itu, karena keberhasilannya di bidang ekonomi. Sayangnya, kondisi

tersebut tidak terjadi entah karena pengaruh kedudukan pribumi yang selalu

ditempatkan pada struktur sosial terendah, para pengusaha pabrik kretek pribumi

ini harus tunduk pada penguasa dan golongan yang ada diatasnya. Perjuangan

untuk memperbaiki kondisi pengusaha pabrik kretek pribumi ini sebagai seorang

usahawan besar nampaknya masih mengalami kesulitan. Walaupun demikian

semangat pengusaha pabrik kretek pribumi untuk mengembangkan industri rokok

kretek Kudus tetap berkobar kuat di dalam sanubari mereka.

Tahun 1908, perjuangan pengusaha pabrik kretek pribumi dalam

mengembangkan industri rokok kretek Kudus mulai menampakkan hasil yang

gemilang. Ditandai dengan berdirinya pabrik rokok kretek yang tergolong jenis

industri besar milik Nitisemito dengan merk produksi Bal Tiga. Pabrik rokok

kretek Bal Tiga berkembang menjadi satu-satunya industri rokok kretek terbesar

di Kudus pada masa itu. Pengusaha pabrik kretek pribumi asli Kudus, pada

Page 20: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

4

masanya membawa industri rokok kretek Kudus ke arah kemajuan dengan

berbagai strategi perpabrikan yang sudah mapan. Secara umum pengusaha pabrik

kretek pribumi pada waktu itu telah berhasil menggerakkan orang-orang

memasuki industri rokok kretek. Dalam waktu yang singkat, Kudus memiliki

hampir dua ratus pabrik rokok kretek berukuran kecil.

Nasib baik para pengusaha pabrik kretek pribumi pada waktu itu

memunculkan kepercayaan orang untuk beradu nasib di bidang industri rokok

kretek. Keberhasilan pengusaha pabrik kretek pribumi tersebut menarik golongan

lain di luar pribumi yaitu etnis Tionghoa untuk beradu nasib pada industri rokok

kretek. Akibat kesulitan fiskal (baik sebelum maupun sesudah kemerdekaan),

kesukaran untuk mendapatkan cengkeh yang sebagian besar didatangkan dari

daerah luar, serta persaingan dengan pusat-pusat produksi rokok kretek di luar

wilayah Kudus menjadi penyebab kegagalan pabrik kecil milik pengusaha

pribumi dan menguntungkan munculnya perusahaan bermodal besar. Dalam

waktu yang relatif singkat, pengusaha pabrik kretek Tionghoa berusaha mengikuti

jejak keberhasilan pengusaha kretek pribumi. Keuntungan golongan Tionghoa

yang telah terkenal dengan stereotip kemapanan manajemen ekonominya

membawa mereka melesat bagaikan roket dalam berbagai bidang ekonomi. Selain

itu, sejak pemerintahan kolonial dalam struktur sosial mereka ditempatkan pada

golongan kedua yang memungkinkan mereka menjadi kekuatan ekonomi

penghubung antara kolonial dan rakyat pribumi. Ditambah lagi dengan ciri khas

etnis Tionghoa yang cenderung mengeksklusifkan diri, memandang rendah

golongan pribumi asli, dan hanya mementingkan kepentingan kelompoknya

sendiri khususnya kepentingan ekonomi (Charles A Coppel : 1994, 39).

Sekitar tahun 1920-an, masyarakat Tionghoa di Hindia Belanda sempat

kehilangan sejumlah hak istemewanya dalam usaha perdagangan (monopoli candu

dan usaha penggadaian). Namun, hal itu tidak berlangsung lama. Keputusan yang

menguntungkan mereka seperti : dihapuskannya pembatasan tempat tinggal,

ruang gerak dan pendidikan, memberikan keleluasaan bagi mereka dan akan

mengubah bidang usaha mereka dari yang lama ke yang baru. Salah satu di

antaranya adalah usaha penyediaan barang mentah bagi kaum pribumi.

Page 21: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

5

Berdirinya industri rokok kretek milik Tionghoa, secara tidak langsung

berdampak negatif terhadap industri rokok kretek pribumi. Persaingan antara

kedua pihak berlangsung dalam kondisi yang cukup berat. Industri rokok kretek

pribumi banyak mengalami kerugian secara ekonomi, karena kekuatan modal

Tionghoa yang dirasa cukup berat untuk diimbangi oleh pengusaha pribumi yang

hanya mengandalkan modal kecil.

Pada tahun 1918, persaingan pengusaha pabrik kretek pribumi dan

pengusaha pabrik kretek Tionghoa mencapai puncaknya, hingga menjadi salah

satu faktor penting penyebab munculnya kerusuhan hebat yang meledak di Kudus

pada tanggal 31 Oktober tahun itu juga. Diperkirakan hal tersebut terjadi akibat

adanya suatu prosesi keagamaan warga Tionghoa yang berbaris di depan Menara

Kudus, ketika umat Islam sedang melakukan ibadah. Hal tersebut dianggap telah

menghina Nabi dan Islam secara terbuka. Yang akhirnya mendorong para santri

dengan pimpinan kiai dari wilayah sekitar kompleks makam Sunan Kudus.

Korban berjatuhan di antara kedua belah pihak, sejumlah rumah dan pabrik

terbakar. Pengusaha-pengusaha pribumi yang dicurigai berperan terhadap aksi

tersebut (sebagian pengusaha pribumi seorang Islam reformis) diajukan ke muka

pengadilan dan dijatuhi hukuman. Kondisi tersebut semakin memperburuk

kedudukan pengusaha kretek pribumi yang telah kalang kabut dibuat karena

kekuatan pengusaha pabrik kretek Tionghoa, hingga harus mengalami

kemunduran. Berlawanan dengan kondisi pengusaha kretek pribumi, pengusaha

kretek Tionghoa berhasil memperkuat posisi mereka dalam industri rokok kretek

Kudus akibat peristiwa tersebut (Lance Castle : 1982, 103).

Industri rokok kretek ini bisa maju berkat melimpahnya tenaga sumber

daya manusia di wilayah ini, industri ini menyerap sedikit demi sedikit tenaga

kerja yang sebagian besar terdiri dari kaum perempuan, gadis desa tanpa keahlian.

Mereka dibayar rendah, sesuai dengan hasil pekerjaan mereka tiap harinya dan

mulai dibangun suatu jaminan kerja. Penggunaan tenaga ini tetap dilestarikan

pengusaha Tionghoa industri rokok kretek Kudus, demi menjaga kesempatan

kerja dan keseimbangan sosial diseluruh wilayah Kudus (Marcel Bennoff : 1983,

241).

Page 22: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

6

Pasar perdagangan industri rokok kretek Kudus dari masa ke masa

berkembang dikalangan para agen, warung, dan pedagang asongan. Di setiap

kampung dan desa sudah terdapat banyak penjual rokok. Di kota khususnya

penjual rokok tersebar di berbagai penjuru, mulai dari kios-kios kecil penjual

rokok, warung penjual barang kelontong, sampai kedai nasi dimana biasanya para

konsumen rokok sering membeli rokok sebatang sebagai pelengkap setelah makan

nasi. Selama perkembangannya tahun 1950-an, pasar perdagangan industri rokok

kretek Kudus tidak hanya terbatas dalam negeri, tapi juga meluas ke berbagai

negara. Ekspor hasil produksi rokok kretek Kudus telah sampai ke Amerika

Serikat, Kanada, Belanda, Saudi Arabia, Thailand, Malaysia, Singapura, Jepang,

dan Filipina (Amen Budiman & Onghokham : 1987, 196).

Ambruknya perusahaan rokok kretek pribumi, termasuk Bal Tiga disusul

kemajuan pabrik rokok kretek Tionghoa. Tahun 1930 berdiri pabrik rokok kretek

Minak Djinggo milik Tionghoa Kho Djie Siong. Minak Djinggo melesat jauh

disusul dengan kemajuan pabrik rokok kretek lain Djamboe Bol, Nojorono,

Sukun, Djarum. Dengan berbagai sistem perpabrikan modern mereka berhasil

mengembangkan industri rokok kretek Kudus, hingga mampu bersaing dengan

industri rokok kretek di daerah lain. Djarum yang berdiri tahun 1950 oleh Oei Wie

Gwan menjadi pabrik rokok kretek Kudus terbesar dan terkemuka di Indonesia,

bahkan di mancanegara. Pabrik rokok Djarum milik pengusaha pabrik kretek

Tionghoa ini berkembang pesat sampai dengan pewarisan industri ini oleh

generasi kedua tahun 1964, dengan mengembangkan kombinasi kerja padat karya

yang mempekerjakan ratusan tenaga kerja dan padat modal yang dioperasikan

tenaga profesional. Dalam pengolahan limbah, Djarum berhasil membangun

saluran limbah ramah lingkungan. Dalam upaya mengembangkan usaha,

peningkatan kesejahteraan pekerja, dan peningkatan kinerja, Djarum merekrut

tenaga profesional dan terus melakukan pelatihan rutin pada mereka. Djarum juga

menyediakan jasa transportasi untuk sarana antar jemput buruh. Penetapan standar

upah bagi pekerja disesuaikan dengan kemampuan dan kepentingan seluruh

anggota. Djarum juga memberikan perlindungan terhadap keselamatan dan

kesehatan buruhnya. Sukses sistem pabrik kretek milik Tionghoa dengan

Page 23: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

7

kemantapan sistem perpabrikan membawa pengusaha pabrik rokok kretek

Tionghoa berada kekayaan tertinggi warga Kudus (Arin Astuti : 2003, 42).

Keadaan ini, memang cukup miris bagi usahawan pribumi bila diketahui

sejarah pepabrikan rokok kretek Kudus yang mulanya adalah hasil penciptaan

mereka. Walaupun dapat dikatakan bahwa pribumi juga mendukung keberhasilan

industri rokok kretek Kudus milik Tionghoa. Dengan alasan dari buruh, pemegang

pembukuan, mandor dipegang oleh orang-orang pribumi. Orang Cina sebagai

golongan minoritas di tanah air ini, dalam penguasaan industrinya masih sangat

bergantung pada kemurahan hati pelindung pribumi yang memegang kekuasaan di

bidang politik dan pemerintahan. Keberhasilan pengusaha Tionghoa disatu sisi

memang membuka peluang bagi rakyat pribumi dan membawa kemajuan bagi

industri rokok kretek di Kudus. Namun, disisi lain di bidang ekonomi pengusaha

Tionghoa sedikit menutup pertumbuhan yang lebih baik bagi industri milik

golongan menengah milik pribumi di Kudus. Kelompok Tionghoa memang

banyak menarik keuntungan dari sistem kolonial yang diterapkan masa lalu,

terutama dalam persaingan dengan pengusaha pribumi dalam pembuatan rokok

kretek spesialisasi Kudus.

Akibat generasi muda pribumi yang berbeda sekali dengan kaum

Tionghoa, dalam hal ini menjadi saingan mereka. Sedari awal mereka tidak

pernah dibimbing dalam teknik perdagangan yang sesuai dengan tuntutan pasaran

yang semakin kompleks, serta tidak tersedianya modal yang mencukupi untuk

mereka mengadakan resesi sementara waktu. Lain halnya dengan orang-orang

Tionghoa mempunyai jiwa semangat pembaharuan yang kuat sesuai dengan cara

yang telah diterapkan kelompok mereka. Keberhasilan mereka terletak pada

kemampuan mereka yang sangat tinggi untuk menyesuaikan diri dengan

konjungtur yang ada, berkat kemampuan keuangan, diikuti dengan mekanisme

solidaritas yang bersifat kekerabatan dan turun-temurun tersebut. Pada

kenyataannya struktur sosial masyarakat Jawa kurang memberi kesempatan

begerak menurut kesadaran kelas. Kedudukan para pedagang dan pengusaha

kurang begitu berarti dan tidak mendapatkan pengakuan yang selayaknya. Dengan

majunya pendidikan yang diterima masyarakat pribumi pasca kemerdakaan,

Page 24: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

8

menjadikan posisi pegawai negari menjadi kedudukan yang paling diagungkan

dan dicitakan (Marcel Bonneff : 1983, 243).

Pengusaha pribumi sebagai pihak yang lebih lemah butuh bimbingan dan

contoh yang baik dalam pengembangan usaha demi tercapainya pembangunan

ekonomi nasional yang baik dan tercapainya kesejahteraan bagi seluruh rakyat

Indonesia. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka diambil judul

”Perkembangan Industri Rokok Kretek Kudus 1908-1964”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat

dirumuskan beberapa masalah antara lain :

1. Bagaimana pembentukan industri rokok kretek Kudus?

2. Bagaimana kondisi industri rokok kretek Kudus awal dekade 1900?

3. Bagaimana sistem pemasaran rokok industri rokok kretek Kudus dekade

1900?

4. Bagaimana perubahan manajemen industri rokok kretek Kudus sejak

1920-an?

C. Tujuan Penelitian

Dalam hubungannya dengan rumusan masalah yang dikemukakan, maka

penelitian ini bertujuan :

a. Menjelaskan pembentukan industri rokok kretek Kudus.

b. Menjelaskan kondisi industri rokok kretek Kudus awal dekade 1900.

c. Menjelaskan sistem perdagangan rokok industri rokok kretek Kudus

dekade 1900.

d. Menjelaskan perubahan manajemen industri rokok kretek Kudus sejak

1920-an.

Page 25: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

9

D. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapakan dapat bermanfaat :

1. Memberi tambahan pengetahuan ilmiah yang berguna dalam

pengembangan ilmu sejarah khususnya yang berkaitan dengan

perkembangan industri rokok kretek Kudus 1908-1964.

2. Menambah khasanah pustaka mengenai rokok kretek dan industri

rokok kretek Kudus.

3. Memberikan sumbangan wawasan ilmu pengetahuan tentang

perkembangan industri rokok kretek di Kudus.

b. Manfaat Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :

1. Memperoleh gelar sarjana pendidikan di FKIP UNS.

2. Memanfaatkan pengalaman masa lalu sebagai pegangan dalam

menghadapi permasalahan di masa sekarang.

3. Diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi

pemerintah dalam mengambil kebijakan bagi perkembangan

industri rokok kretek yang ada di Indonesia dan di Kudus pada

khususnya.

4. Dapat memberikan informasi tentang perkembangan industri rokok

kretek Kudus 1908-1964.

Page 26: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

10

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Tinjauan Pustaka

1. Industrialisasi

Sektor industri merupakan salah satu sektor yang diyakini mampu membawa

kemajuan dalam perekonomian suatu negara. Sektor industri memiliki variasi

produk yang beraneka ragam dan mampu memberikan manfaat kepada

pemakainya, memberikan keuntungan yang lebih menggiurkan, serta

pengendaliannya cenderung lebih mudah karena tidak bergantung pada alam.

Keungggulan sektor industri inilah yang menjadi arah pembangunan bangsa

Indonesia di samping memajukan sektor lain sebagai penyeimbang selarasnya

proses pembangunan bangsa seutuhnya.

Industrialisasi merupakan proses peralihan susunan masyarakat yang mampu

mengubah kedudukannya dari masyarakat agraris menjadi masyarakat yang

menyediakan bahan baku ataupun barang jadi. Dalam implementasinya ada empat

argumentasi atau basis teori yang melandasi kebijakan industrialisasi. Teori yang

dimaksud adalah (1) keunggulan komparatif yaitu pengembangan industri

berdasar pada keunggulan komparatif yang dimiliki; (2) argumentasi keterkaitan

industrial yaitu mengaitkan pengembangan industri satu dengan sektor lain agar

terjadi perkembangan yang maksimal; (3) penciptaan tenaga kerja yaitu

memprioritaskan pengembangan industri yang banyak menyerap tenaga kerja; (4)

loncatan teknologi yaitu pengembangan industri dengan pemanfaatan kemajuan

teknologi yang tinggi (Dumairy, 1996 : 228).

Menurut Bintarto, dalam Arin Astuti (2003 : 17), bahwa dalam suatu

industrialisasi harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu :

a. Tersedia bahan baku.

b. Tersedia sumber tenaga kerja, baik alam maupun manusia.

c. Tersedia tenaga kerja yang berpengalaman dan ahli untuk mengolah

sumber-sumber yang tersedia.

d. Tersedia modal.

Page 27: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

11

e. Organisasi yang baik untuk melancarkan dan mengatur segala sesuatu

dalam bidang industri.

f. Keinsyafan dan kejujuran untuk melancarkan dan mengatur segala sesuatu

dalam bidang industri.

g. Mengubah agraris menjadi industri.

Proses industrialisasi bukan saja bergeser dari sektor pertanian ke sektor

industri, melainkan mencakup pergeseran struktur industri dari waktu ke waktu

sehubungan dengan dimilikinya keunggulan komparatif dan akibat pergeseran

dari kegiatan produksi yang bersifat padat karya dan berteknologi rendah kearah

kegiatan yang padat modal dan berteknologi tinggi.

Dalam Ensiklopedia Indonesia (1996 : 1442), industri mengandung arti bagian

dari proses produksi yang tidak secara langsung mengambil atau mendapatkan

barang-barang dari alam, akan tetapi pekerjaan bahan dasar atau bahan baku

secara mekanis atau kimiawi sehingga menjadikannya lebih berharga untuk

digunakan manusia. Menurut Dumairy (1996 : 27), istilah industri mempunyai

dua arti yaitu : (a) himpunan-himpunan perusahaan sejenis, dan (b) sektor

ekonomi yang di dalamnya terdapat kegiatan produktif yang mengolah bahan

mentah menjadi barang jadi.

Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa industri merupakan

suatu proses produksi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, dan barang

setengah jadi, menjadi barang jadi dengan nilai yang lebih tinggi dibanding

dengan asalnya sekaligus menambah daya guna suatu barang.

Menurut Aryad Lincoln dalam Arin Astuti (2003 : 18), industri nasional dapat

dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu :

1) Industri dasar meliputi : industri mesin dan logam dasar dan kelompok

industri kimia dasar. Industri ini diharapkan mampu meningkatkan

pertumbuhan ekonomi, membantu penjualan struktur industri, bersifat

padat modal, berteknologi tinggi dan dapat mendorong terciptanya

lapangan kerja baru dan kegiatan ekonomi lainnya.

2) Industri kecil yang meliputi : industri pangan, industri sandang dan kulit,

industri kimia dan bahan baku, industri galian bukan logam, industri

Page 28: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

12

logam. Industri kecil ini diharapkan dapat memeratakan teknologi, usaha

padat karya yang menyerap banyak tenaga kerja, meningkatkan nilai

tambah dengan memanfaatkan pasar di dalam dan di luar negeri.

3) Industri hilir meliputi industri pengolahan sumber daya alam. Industri

hilir diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

memperluas kesempatan kerja, dan memeratakan teknologi.

Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan per unit usaha, industri

dapat dikelompokkan menjadi empat lapisan, yaitu :

a) Industri besar jika mempekerjakan 100 orang atau lebih

b) Industri sedang jika mempekerjakan 99 sampai 20 orang

c) Industri kecil jika mempekerjakan 19 sampai 5 orang

d) Industri rumah tangga jika mempekarjakan kurang dari 3 orang (Dumairy,

1996 : 232).

Menurut Mubyarto (1987 : 206), industri kecil adalah industri yang

diusahakan terutama untuk menambah pendapatan keluarga. Menurut Lance

Castle (1982 : 162), industri besar adalah industri yang mempekerjakan paling

sedikit 50 orang buruh atau dengan kapasitas 5 tenaga kuda atau lebih.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan, bahwa dalam proses industrialisasi

terjadi pergeseran dari sektor pertanian ke sektor industri. Industrialisasi di

negara-negara berkembang termasuk Indonesia, menjadi obat untuk mengatasi

masalah pembangunan ekonomi. Dengan memperhatikan berbagai faktor seperti :

kondisi ketersediaan bahan mentah, ketersediaan teknologi, kecakapan tenaga

kerja, dan kecukupan modal, maka proses industrialisasi akan mencapai

keseimbangan yang didukung pengembangan sektor lain. Kelancaran

industrialisasi dapat tercapai apabila didukung sektor-sektor lain, seperti : surplus

tenaga kerja di sektor pertanian dapat ditarik dalam sektor industri, dan kebutuhan

sektor pertanian dapat dicukupi oleh sektor industri. Sehingga dalam kondisi

nyata terjadi pembangunan ekonomi negara yang tidak berat sebelah.

Proses industrialisasi yang terjadi dalam penelitian ini merupakan proses

muncul dan berkembangnya industri rokok kretek Kudus. Munculnya industri

rokok kretek Kudus menarik suatu perubahan dalam masyarakat yang mulanya

Page 29: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

13

seorang petani menjadi buruh pabrik rokok kretek. Industri rokok kretek Kudus

menyerap banyak tenaga kerja dari daerah-daerah atau district di sekitar Kudus,

terjadi pergeseran dari produksi barang mentah menjadi barang jadi yang

mempunyai nilai guna lebih tinggi dari bahan asalnya, dan berusaha

memperkenalkan sekaligus menerapkan teknologi bagi buruh dan pekerjanya,

serta terjadi peningkatan kualitas hidup akibat tingkat pendapatan yang semakin

tinggi dan stabil. Proses industrialisasi merupakan pengharapan bagi negara-

negara berkembang untuk menjadi salah satu solusi perbaikan dan perkembangan

perekonomian negara.

2. Manajemen

Setiap orang selalu berusaha mencapai hasil yang terbaik dalam masa

hidupnya. Untuk mencapainya, maka perlu adanya manajemen dalam diri masing-

masing. Manajemen terdapat hampir dalam semua aktivitas manusia. Begitu juga

dengan suatu perusahaan atau usaha, perkembangan keberhasilan atau kegagalan

suatu industri tidak dapat terlepas dari pelaksanaan manajemen. Kekuatan

manajemen yang dijalankan akan bertanggung jawab atas keberhasilan atau

kegagalan suatu perusahaan berdasarkan pada strategi yang dijalankan. Untuk

mencapai sasaran, hasil, dan tujuan yang diinginkan perlu adanya suatu

perencanaan dan pertimbangan. Melalui manajemen kita mampu mengarahkan

segala sumber daya yang ada.

Manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-

tindakan perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan yang dilakukan untuk

menentukan serta mencapai sasaran yang ditetapkan melalui sumber daya

manusia dan sumber daya lain (George R Terry, 1979 : 4). Manajemen menurut

Stoner dalam T. Hani Handoko (2003 : 8), mendefinisikan bahwa manajemen

merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan

usaha-usaha para anggota organisasi dan pengguna sumber daya organisasi

lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan. Menurut Horold Koontz

dan Cyril O'donnel (http://www.geocities.com : 14/7/2009), manajemen adalah

usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Menurut

Luis Gulick dalam T.Hani Handoko (2003 : 11), manajemen merupakan ilmu

Page 30: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

14

pengetahuan yang berusaha secara sistematis untuk memahami sistem kerja demi

mencapai tujuan dan menjadikan sistem bermanfaat bagi kemanusiaan.

Kesimpulan yang dapat diambil adalah manajemen selalu melibatkan pencapaian

tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Langkah penting yang dapat dilakukan dalam menejemen perusahaan yaitu

mengidentifikasi sasaran yang akan dicapai dan melaksanakan pencapaian sasaran

itu dengan sebaik-baiknya. Untuk mencapai sasarannya diperlukan kerjasama

semua komponen yang ada. Planning atau perencanaan menjadi langkah awal

penetapan arah dan susunan apa yang akan dilakukan dan menjadi kewajiban

masing-masing komponen sesuai dengan kemampuan agar dihasilkan kerja yang

maksimal. Organizing atau pengorganisasian menjadi langkah kedua dalam

mengorganisasikan kerja komponen menjadi suatu gerak kerja yang terarah

menuju pencapaian sasaran. Actuating, menggerakkan masing-masing komponen

agar dapat diadaptasikan pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan sasaran yang

diinginkan. Controlling atau pengawasan merupakan suatu usaha mengawasi

gerak kerja agar kegiatan tetap berjalan menuju ke arah sasaran ataupun

memperbaiki kondisi agar sasaran yang diperoleh lebih maksimal (G. Terry, 1986

: 35). Dengan langkah-langkah manajemen di atas, maka diharapkan usaha dan

perusahaan dapat mencapai sasaran yang diinginkan yaitu kemajuan dan tetap

bertahannya perusahaan di era globalisasi dan persaingan yang semakin ketat.

Manajemen menyebabkan kesadaran terhadap kemampuan kita, memberi arah

pelaksanaan pekerjaan yang lebih baik, dan mengurangi hambatan yang mungkin

dihadapi, serta mencapai tujuan yang dikehendaki sesuai rencana. Kebanyakan

perusahaan dan usaha dapat mencapai kesuksesan dengan mendayagunakan

manajemen secara efektif.

Manajemen dalam suatu perusahaan atau usaha dapat dibedakan menjadi lima

macam, yaitu :

a. Manajemen keuangan, merupakan sistem pengaturan dan

pengelolaan uang dalam suatu organisasi, serta proses pengambilan

suatu keputusan dengan menggunakan informasi akuntansi untuk

membantu pengelolaan organisasi dalam mencapai tujuan usaha atau

Page 31: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

15

perusahaan. Dengan adanya manajemen keuangan maka aktivitas dan

fungsi keuangan perusahaan sehari-hari dapat berjalan dengan optimal.

(Sarwoko & Abdul Hakim, 1989 : 1)

b. Manajemen operasional atau lebih sering disebut manajemen

produksi. Manajemen produksi merupakan segala pengaturan

perusahaan yang berhubungan dengan semua kegiatan dari pembuatan

rencana-rencana produksi, proses produksi, sampai dengan hasil

produksi yang siap dijual. (Moekijat, 1989 : 29)

c. Manajemen strategi adalah sejumlah keputusan dan tindakan yang

mengarah pada penyusunan suatu strategi yang efektif untuk

membantu mencapai sasaran perusahaan (Lawrence R. Jauch, 1997 :

6). Cara yang ditempuh dalam manajemen strategi dapat dilakukan

dengan proses perencanaan strategi sebelum menentukan sasaran dan

mengambil keputusan. Dalam prosesnya perlu memperhatikan

kesesuaian yang layak antara sasaran, sumber daya perusahaan, dan

peluang pasar yang terus berubah. Dengan memperhatikan hal tersebut

maka suatu perusahaan akan mempertajam kemampuan bisnis dan

memperlancar produksi perusahaan, sehingga menghasilkan laba dan

pertumbuhan usaha yang memuaskan. (Philip Kotler, 1994 : 44)

d. Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM), merupakan suatu

pengaturan mengenai peranan manusia dalam mewujudkan tujuan

yang diinginkan. MSDM adalah ilmu atau seni yang mengatur

hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien dalam

membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat

(Malayu P. Hasibuan, 1996 : 1). Sedang menurut T. Hani Handoko

(1996 : 4), MSDM meliputi kegiatan penarikan, seleksi,

pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia

untuk mencapai tujuan indibidu dan organisasi.

e. Manajemen pemasaran, merupakan pelaksanaan kegiatan perusahaan

yang mengarahkan aliran barang dan jasa dari produsen kepada

konsumen untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan sebaik-

Page 32: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

16

baiknya dan tujuan perusahaan dapat tercapai. Aktivitas ini termasuk

pembelian, penjualan, transportasi, keuangan, penelitian pemasaran,

dan pengambilan resiko. (Moekijat, 1981 : 51)

Dalam pelaksanaan manajemen suatu perusahaan, banyak dijumpai pandangan

atau konsep yang berbeda mengenai teori manajemen yang ada. Setiap pandangan

dimungkinkan berguna bagi berbagai masalah yang berbeda satu sama lain. Teori

manajemen sebagai acuan pelaksanaan manajemen dapat dibedakan menjadi tiga

aliran, yaitu :

1) Menggunakan teori manajemen organisasi klasik. Dengan teori Fayol

yang mengemukakan teori dan teknik-teknik administrasi sebagai

pedoman bagi pengelolaan organisasi yang kompleks. Mooney,

mengungkapkan bahwa manajemen merupakan sebuah organisasi

kelompok yang tergabung untuk tujuan tertentu, sehingga perlu

dibentuk suatu aturan kelompok untuk mencapai tujuan tersebut.

Follet, mendefinisikan manajemen dengan metode psikologi

perusahaan, industri dan pemerintah. Barnard menggunakan

pendekatan sistem dalam manajemen industri (T. Hani Handoko, 2003

: 45).

2) Menggunakan teori manajemen hubungan manusiawi sebagai akibat

munculnya ketidakpuasan teori sebelumnya dalam menghasilkan

efisiensi produksi dan keharmonisan kerja. Tokohnya : Mayo dan

Hugo yang lebih menekankan pada psikologi industri, hubungan

manusiawi dalam manajemen industri untuk meningkatkan

produktivitas dari sumber daya industri yaitu tenaga manusia. (T. Hani

Handoko, 2003 : 49)

3) Menggunakan teori manajemen modern. Di mana berkembang dengan

memadukan teori manajemen hubungan manusia dengan manajemen

ilmiah, yang meliputi operation research, manajemen sciense dan

management operasi. (T. Hani Handoko, 2003 : 53).

Perubahan manajemen dalam dunia industri sifatnya biasa, ada yang bersifat

evolusioner dan revolusioner. Perubahan dalam manajemen suatu industri dapat

Page 33: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

17

terjadi karena faktor internal (modernisasi sistem perpabrikan) maupun faktor

eksternal (perubahan kepemilikan). Faktor internal dan eksternal saling

berhubungan satu sama lain. Perubahan yang disebabkan oleh faktor internal

maupun faktor eksternal, berdampak positif terhadap kemajuan dan berdampak

negatif terhadap penolakan masyarakat. Penolakan terutama mengenai kecepatan

perubahan. Pengetahuan memperlihatkan manusia siap menghadapi perubahan

dan menerima konsekuensi dari perubahan tersebut. Secara manusiawi manusia

tidak menolak perubahan itu sendiri, yang mereka tentang justru perubahan yang

mengancam kepastian mereka (T. Hani Handoko, 2003 : 318).

Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan manajemen yang digunakan

dalam industri rokok kretek Kudus sudah cukup sesuai dengan langkah yang

harus dikerjakan dalam manajemen suatu industri. Industri rokok kretek Kudus

juga telah menggunakan tiga metode pengembangan manajemen industri tersebut

sebagai penyeimbang jalannya usaha. Dalam proses perubahannya industri rokok

kretek Kudus menggunakan prinsip manajemen modern sehingga mengalami

perkembangan industri ke arah yang maju dan mampu mempertahankan eksistensi

industrinya dengan mendayagunakan secara tepat segala komponen dan sumber

daya yang ada. Penolakan atas perubahan manajemen yang terjadi berupa

persaingan usaha antar pengusaha pribumi dan Tionghoa merupakan sebuah

reaksi yang wajar yang didorong oleh keanekaragaman bangsa yang seringkali

menimbulkan perbedaan kepentingan baik itu ras, agama, maupun budaya.

3. Modernisasi Ekonomi

Desa merupakan wilayah yang memiliki Sumber Daya Alam (SDA) dan

Sumber Daya Manusia (SDM) yang cukup besar, tetapi kompetensi tersebut

kurang diusahakan untuk meningkatkan potensi masyarakat secara berarti.

Berkembangnya teknologi dan kemjuan globalisasi menyebabkan usaha besar di

wilayah perkotaan semakin maju. Berlawanan dengan desa yang pada akhirnya

harus mengalami ketidakberdayaan dalam mengikuti perkembangan bila tidak

didukung dengan perkembangan teknologi. Pada akhirnya para petani mengubah

Page 34: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

18

penghidupannya menjadi buruh pabrik. Perubahan masyarakat agraris menjadi

masyarakat modern melalui beberapa proses yaitu :

a. Dalam bidang teknologi, suatu masyarakat yang sedang

berkembang baru mengenal dan belajar dalam proses perubahan

dengan penggunaan teknik-teknik sederhana dan tradisional ke

arah penggunaan pengetahuan ilmiah.

b. Dalam bidang pertanian, masyarakat yang sedang berkembang

beralih dari pertanian sederhana ke arah produksi hasil pertanian

untuk pasaran.

c. Dalam bidang industri, masyarakat sedang bekembang mengalami

suatu peralihan dari penggunaan tenaga kerja manusia dan binatang

ke industrialisasi yang sebenarnya.

d. Dalam susunan ekologinya, terjadi perubahan dari masyarakat

sawah atau ladang dan desa ke arah pemusatan kota. (Myron

Weiner, 1989 : 47)

Soerjono Soekanto (2006 : 347), menyebutkan modernisasi adalah suatu

bentuk perubahan sosial yang terarah meliputi berbagai bidang. Sedang menurut

Schoolar dalam Soerjono Soekanto (1980 : 1), menyebutkan modernisasi adalah

suatu proses transformasi, suatu perubahan masyarakat dalam segala aspeknya

atau dapat dikatakan suatu proses perubahan untuk membentuk suatu sistem

sosial, ekonomi dan politik. Menurut Myron Weiner (1989 : 5), modernisasi

adalah penerapan teknologi oleh manusia untuk menguasai sumber alam demi

menciptakan peningkatan nyata dalam penyeimbangan pertumbuhan penduduk.

Schermerhorn (1987 : 56), mendifinisikan modernisasi sebagai pola loncatan dari

tipe masyarakat tertentu ke tipe masyarakat lainnya yang lebih kompleks.

Kesimpulannya, modernisasi adalah proses menjadi modern atau proses ke arah

kemajuan, proses perubahan dari tradisional ke arah modern.

Di bidang ekonomi, modernisasi diwujudkan dalam bentuk proses

industrialisasi. Industrialisasi terkait erat dengan perubahan sektor agraris.

Perubahan sektor agraris akan membawa dampak pengiring, menyangkut

produksi pertanian dan mobilisasi tenaga kerja yang kesemuanya dipengaruhi

Page 35: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

19

IPTEK. Modernisasi di bidang ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses

perubahan dalam struktur ekonomi yang menyangkut aspek-aspek dalam bidang

ekonomi, dalam rangka memperbaiki kehidupan perekonomian.

Modernisasi ekonomi menurut Francois Abraham dalam Arin Astuti (2003 :

9), merupakan perkembangan atau kemajuan ekonomi yang ditandai oleh

tingginya tingkat konsumsi dan standar hidup, revolusi teknologi, birokrasi

rasional. Modernisasi ekonomi mencakup : pembangunan sistem moneter,

peningkatan skill melalui modernisasi teknologi, otomasi dan perpindahan tenaga

kerja, perhitungan biaya rasional, spesialasi fungsional, pola tabungan dan

investasi, alat transportasi dan komukasi yang semakin canggih, sehingga

menghasilkan kemudahan dalam teknologi pemasaran, mobilitas tenaga kerja,

distribusi barang dan perubahan pola konsumsi. Aspek-aspek modernisasi

ekonomi menurut Hendra Esmara (1987 : 39), antara lain : perkembangan IPTEK,

pembentukan modal dengan spesialisasi ekonomi yang cukup bahan mentah,

barang produksi dan konsumsi, SDM, SDA, stabilisasi ekonomi.

Keberhasilan proses modernisasi ekonomi ditandai dengan adanya tingkat

pertumbuhan dan pendapatan suatu negara yang lebih tinggi dari tingkat

pertumbuhan penduduknya. Pelaksanaan modernisasi ekonomi hendaknya

berusaha untuk meningkatkan kemakmuran rakyat dalam pertumbuhan ekonomi

artinya mampu mempengaruhi keseluruhan struktur sosial, politik, dan budaya

masyarakat.

Modernisasi ekonomi mempunyai ciri khas, menggambarkan proses

pertumbuhan ekonomi untuk peningkatan kuantitas dan kualitas produksi industri.

Pada umumnya, modernisasi ekonomi ditandai dengan dibangunnya kawasan

industri maupun penggunaan teknologi. Dengan adanya pembangunan tersebut,

akan berdampak pada perkembangan sosial masyarakat yaitu berubahnya

karakter yang dimiliki masyarakat.

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa Indonesia sebagai negara

berkembang meski telah berusaha menciptakan kelas pengusaha dan mendukung

berdirinya industri, namun belumlah mencapai modernisasi ekonomi yang

sesungguhnya. Beragamnya karakter masyarakat Indonesia dengan keunikannya

Page 36: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

20

dan dengan culture yang masih cenderung bergantung pada penguasa dan

cenderung lemah, mengakibatkan gaya hidup yang dianut tidak dapat sepenuhnya

mencerminkan manusia modern yang seutuhnya. Dalam industri rokok kretek

Kudus modernisasi ekonomi dapat dilihat dalam langkah perkembangan IPTEK

dan stabilisasi ekonomi sehingga membawa dampak positif bagi semua pihak.

4. Perubahan Sosial

Kehidupan yang lebih baik pasti menjadi tujuan dari setiap manusia. Menurut

Selo Soemardjan (1962 : 379), menyatakan bahwa perubahan sosial adalah segala

perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat,

yang mempengaruhi sistem sosial termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap dan pola

perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Menurut Gillin & Gillin

dalam Soerjono Soekanto (2006 : 304), mengemukakan bahwa perubahan sosial

adalah suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena

perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi pendidikan,

ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam

mayarakat. Wilbert Moore, mendefinisikan perubahan sosial merupakan

signifikasi dari struktur sosial yang merupakan pola interaksi dan aktivitas sosial.

Struktur sosial tersebut adalah nilai, norma, dan budaya

(http://roykesiahainenia.i8.com/materi_sospol/materi_5.html : 14/7/2009).

Kesimpulannya, perubahan sosial dapat didefinisikan sebagai segala perubahan

pada lembaga kemasyarakatan tentang sistem sosial (nilai, sikap, pola perilaku)

masyarakat.

Perubahan sosial dalam masyarakat dapat dikategorikan menjadi beberapa

bentuk perubahan, yaitu : (a) cepat dan lambat, (b) besar dan kecil, (c) alami dan

terencana (Soerjono Soekanto, 1990 : 311). Perubahan sosial yang terjadi dapat

disebabkan oleh faktor internalistik maupun ekternalistik. Perubahan sosial yang

bersumber dalam masyarakat itu sendiri : jumlah penduduk, invention, revolusi.

Perubahan sosial yang bersumber dari luar masyarakat : alam, konflik, masuknya

budaya lain (Soerjono Soekanto, 2006 : 317).

Page 37: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

21

Perubahan sosial akan cepat terjadi bila dipengaruhi adanya kontak dan

komunikasi dengan unsur budaya lain atau budaya dari luar, sehingga masyarakat

menemukan suatu yang baru yang dianggap lebih baik. Disamping itu kemajuan

pendidikan dan teknologi saat ini mendorong kemampuan berpikir sesorang

menjadi lebih maju. Teknologi mempunyai pengaruh paling luas dalam perubahan

sosial masyarakat, penemuan teknologi berupa kebendaan akan membawa

perubahan lebih berarti bagi kemudahan pelaksanaan aktivitas kehidupan sehari-

hari masyarakat.

Menurut Rogers dalam buku Studi Masyarakat Indonesia (1998 : 43),

perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat dipengaruhi oleh faktor yang

datang dari dalam maupun dari luar. Ada tiga kategori perubahan sosial : (1)

Immanent change : perubahan sosial yang berasal dari dalam sistem itu sendiri,

(2) Selective contact change : orang luar secara tidak sadar dan spontan membawa

ide-ide baru pada anggota-anggota dari suatu sistem sosial, (3) Directed contact

change : bila ide baru atau cara baru dibawa dengan sengaja oleh orang lain.

Dari ketiga kategori tersebut, maka dalam kenyataan hanya nomor tiga yang

banyak dijumpai dan mempengaruhi masyarakat. Disamping faktor penyebab

perubahan sosial yang bersumber dari dalam maupun dari luar, juga terdapat

faktor-faktor penunjang untuk mempermudah jalannya perubahan sosial :

a) Berkembangnya ilmu pengetahuan yang dapat menambah

pemecahan mengenai berbagai masalah yang dihadapi

b) Jiwa yang terbuka terhadap perubahan

c) Timbulnya keinginan baru

d) Bertambahnya penduduk

e) Penemuan baru di sektor sosial dan budaya tertentu

f) Kemajuan teknologi (Hendro Puspito, 1989 : 127)

Perubahan sosial yang diikuti dari penyebaran dan adobsi teknologi

menyebabkan terjadinya perubahan gaya hidup yang membawa pengaruh pada

persepsi, sikap dan perilaku manusia. Teknologi dalam hal ini merupakan suatu

yang dianggap baru oleh masyarakat. Tujuannya dengan penemuan teknologi baru

dapat menghasilkan suatu produk dengan tenaga, biaya, dan waktu yang hemat,

Page 38: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

22

efektif dan efisien. Sehingga dapat memudahkan kehidupan masyarakat ke arah

kemajuan.

Perubahan sosial membutuhkan saluran perubahan yang ada dalam

masyarakat dan berfungsi untuk mengatur jalannya kehidupan masyarakat.

Saluran-saluran perubahan sosial yang ada adalah lembaga kemasyarakatan dalam

bidang pemerintahan , ekonomi, agama, pendidikan, politik, dan hukum. Lembaga

kemasyarakatan pada waktu tertentu akan mendapat penilaian tertinggi dari

masyarakat, akan menjadi saluran utama perubahan sosial. Perubahan suatu

lembaga kemasyarakatan akan berpengaruh pada lembaga kemasyarakatan

lainnya. Suatu perubahan sosial masyarakat ke arah positif merupakan perubahan

yang dikehendaki dan direncanakan, tetapi perubahan sosial masyarakat yang

negatif tidak dapat dihindari dampaknya.

Terjadinya suatu proses perubahan sosial dalam masyarakat akan dipengaruhi

oleh beberapa faktor, antara lain :

a. Kontak dengan kebudayaan lain

b. Sistem pendidikan formal yang maju

c. Sikap menghargai hasil karya seseorang

d. Adanya keinginan untuk maju

e. Toleransi

f. Sistem terbuka lapisan masyarakat

g. Penduduk yang heterogen

h. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang kehidupan tertentu

i. Orientasi masa depan (Soerjono Soekanto, 2006 : 326)

Perkembangan yang dialami oleh masyarakat akibat adanya faktor-faktor

tersebut, mendorong terjadi perubahan dalam kehidupan masyarakat. Sistem

pertanian yang semula mengandalkan sistem kekerabatan dalam pembagian

kerjanya, melaksanakan proses produksi secara bersama dalam suatu tempat yang

sama pula dirasa sangat sulit untuk menerima suatu perubahan. Perkembangan

industri mulai dari industri tradisional yang menerapkan sistem produksi dalam

unit rumah tangga, sehingga mengakibatkan differensiasi dan spesifikasi

masyarakat. Seiring dengan pesatnya perkembangan industri, sistem produksi

Page 39: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

23

dalam satu tempat atau dalam suatu pabrik dirasa lebih ekonomis, efektif dan

efisien, serta mempermudah pengontrolan aktivitas produksi dan karyawan.

Perubahan masyarakat dari tradisional petani ke masyarakat industri tradisional,

hingga akhirnya menuju masyarakat industri modern dengan penerapan teknologi

yang mulai dikuasai mengakibatkan perubahan sosial masyarakat ke arah

peningkatan adaptivitas kehidupan ke sistem yang lebih maju dan modern sesuai

dengan perubahan jaman.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial merupakan

perubahan yang terjadi dalam pola kehidupan manusia yang berkaitan dengan

nilai, norma, pola tingkah laku, dan lapisan sosial dalam masyarakat. Perubahan

yang terjadi dalam masyarakat diharapkan mampu membawa kemajuan dan

kesejahteraan terhadap masyarakat. Dalam perkembangan industri rokok kretek

Kudus, membawa perubahan sosial terhadap pengusaha, pekerja, masyarakat dan

pemerintah menuju masyarakat yang berusaha memperlajari penerapan teknologi,

perbaikan kehidupan sosial ekonomi, serta menuju masyarakat yang modern.

B. Kerangka Berpikir

Kondisi Sosial

Ekonomi Masyarakat

Pengusaha Rokok Kretek

Pribumi Kudus

Industri Rokok Kretek Kudus

Perkembangan Industri

Rokok Kretek Kudus

Pengusaha Tionghoa

Kemajuan Industri Rokok

Kretek Kudus

Perubahan Sosial

Masyarakat Kudus

Manajemen

Industri

Page 40: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

24

Keterangan :

Pergeseran dalam suatu masyarakat, secara langsung maupun tidak langsung

akan diikuti oleh berbagai permasalahan sosial. Desa sebagai wilayah yang

seharusnya kaya akan sumber daya alam dan sumber daya manusia, tetapi

kompetensi yang dimiliki tersebut kurang dimanfaatkan secara optimal. Berbagai

keterbatasan yang dimiliki desa, mengakibatkan desa mengalami

ketidakberdayaan sebagai masyarakat yang mengandalkan sektor agraris yang

terdesak oleh kemajuan jaman. Masyarakat agraris yang sebagian besar

menggantungkan kehidupannya pada alam dan mengandalkan tenaga manusia,

sukar untuk menerima perubahan dari luar komunitasnya. Kehidupan masyarakat

yang sedemikian, dirasakan kurang mendukung usaha perkembangan

perekonomian ke arah yang lebih maju.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kedudukan desa

dan masyarakat agraris terdesak. Permasalahan dalam masyarakat agraris, seperti :

semakin pesatnya pertumbuhan penduduk mengakibatkan surplus tenaga kerja,

sedangkan lahan pertanian yang digarap semakin sempit. Pengangguran

meningkat di wilayah pedesaan. Kebutuhan sehari-hari sulit dipenuhi karena

pendapatan yang diperoleh dari hasil pertanian tidak menentu. Kondisi ini

memaksa petani mencari sumber pendapatan lain di samping sumber hasil

pertanian.

Sistem perdagangan yang dikuasai oleh pedagang juga masih belum dapat

memperbaiki kondisi perekonomian rakyat. Perdagangan yang berkembang masih

dikuasai oleh golongan bermodal besar, terutama pihak swasta dan asing.

Pedagang-pedagang pribumi cenderung lemah, dengan penguasaan sistem kelola

dagang yang kurang matang. Asal barang yang mereka perdagangkan laku di

pasaran, mendapatkan banyak keuntungan, dan dapat memenuhi kebutuhan

kemewahan mereka dirasa sudah cukup tanpa memandang ke depan akan

kelangsungan usahanya.

Permasalahan tersebut dapat teratasi jika ada upaya dari masyarakat untuk

mencari sumber penghasilan yang mampu menjamin tercukupinya kebutuhan

sehari-hari masyarakat. Salah satu ide pembaharuan adalah dengan adanya proses

Page 41: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

25

industrialisasi. Sektor industri dengan keunggulannya menjadi obat yang

diharapkan dapat memperbaiki perekonomian. Sektor industri dapat : (a)

menyerap banyak tenaga kerja, (b) tingkat pendapatan sebagai buruh relatif

terjamin, konstan serta dapat diandalkan, (c) pemanfaatan teknologi mulai

diperkenalkan dan diterapkan dalam proses produksi, (d) mengajarkan masyarakat

lebih berpikir maju dengan menghasilkan barang yang mempunyai nilai guna

lebih tinggi bagi masyarakat, dan sebagainya. Sektor industri mendorong

perkembangan ke arah masyarakat yang modern.

Proses industrialisasi membawa dampak positif bagi masyarakat dan

perekonomian negara, apabila tetap memperhatikan kelancaran jalannya sektor-

sektor di luar sektor industri. Kemajuan yang menjadi salah satu dampak

pengiring industrialisasi, menandakan munculnya ciri modernisasi ekonomi.

Modernisasi yang terjadi nampak pada : pembangunan kawasan industri,

penggunaan teknologi, peningkatan pendapatan yang berarti kesejahteraan

penduduk, serta pemikiran masyarakat mulai jauh ke depan dengan mampu

menghasilkan produk yang mempunyai nilai guna tinggi. Meskipun ciri

kehidupan masyarakat modern yang sesungguhnya belum tercermin dalam

kehidupan masyarakat Indonesia secara menyeluruh.

Merintis dan mngembangkan suatu usaha memerlukan pengaturan yang

matang. Perkembangan suatu industri ke arah kemajuan tidak luput dari

keberhasilan sistem manajemen yang diterapkan. Tanggung jawab sistem

manajemen yaitu dengan kekuatannya menentukan berhasil atau tidaknya suatu

industri dan menjamin eksistensi suatu industri. Untuk mencapai sasaran yang

diinginkan dalam suatu usaha, maka diperlukan manajemen yang mampu

mengarahkan semua sumber daya yang ada sesuai dengan fungsi dan kompetensi

masing-masing. Langkah-langkah manajemen yang tepat (planning, organizing,

actuating, controlling) mampu mengarahkan pada keberhasilan industri dan

eksistensi industri. Manajemen yang mantap merupakan tameng sekaligus senjata

ampuh untuk menghadapi pasang surut dunia industri.

Adanya industrialisasi yang didukung sistem manajemen yang baik akan

menghantarkan proses industrialisasi yang lancar dan didukung oleh masyarakat.

Page 42: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

26

Keunggulan industrialisasi mendorong munculnya kelas-kelas pengusaha. Dalam

penelitian ini, pengusaha pribumi rokok kretek Kudus berusaha muncul dengan

kekuatan sendiri di tengah kondisi penjajahan yang membelenggu Indonesia.

Pengusaha pribumi dengan segala keterbatasannya, mencoba mandiri dan

memberanikan diri mengelola industri dengan modal tekat, kerja keras, keuletan,

dan kejujuran. Dengan modal seadanya didukung permintaan masyarakat yang

meningkat, menghantarkan pengusaha pribumi industri rokok kretek Kudus ke

puncak raja-raja rokok kretek terkemuka. Perkembangan industri rokok kretek

Kudus, bagaikan angin segar untuk mendobrak perekonomian negara yang lemah

oleh penjajahan dan keadaan.

Keberhasilan pengusaha rokok kretek pribumi membawa perubahan bagi

sebagian besar masyarakat di sekitar wilayah Kudus. Para wanita yang tadinya

bertani menjadi buruh pabrik rokok, sehingga membawa perubahan bagi

pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Setelah keberhasilan pengusaha pribumi,

muncul pengusaha Tionghoa yang berusaha mengadu nasib dalam industri rokok

kretek Kudus. Pengusaha Tionghoa rokok kretek Kudus mulai merambah industri

rokok kretek dengan modal yang lebih besar serta sistem manajemen perusahaan

yang lebih matang. Orang Cina yang terkenal ahli mengelola ekonomi dengan

keuletan, kerja keras, dan sistem kekerabatan dalam kelompoknya menjadikan

usaha industri rokok kretek yang dirintis berkembang pesat. Industri rokok kretek

milik Tionghoa bersaing dengan pengusaha pribumi menciptakan produksi rokok

yang terbaik bagi masing-masing konsumennya.

Kemajuan industri rokok kretek Kudus yang dicapai membawa suatu

perubahan sosial bagi pengusaha, pekerja, masyarakat dan negara. Pengusaha

dengan menanamkan sistem perpabrikan yang mapan telah berhasil memperoleh

banyak keuntungan dengan hasil kekayaan pribadi tertinggi seperti : kepemilikan

rumah-rumah mewah, banyaknya gudang usaha yang dibangun disertai

banyaknya mempekerjakan tenaga kerja, dan sebagainya. Pekerja yang sebagian

besar merupakan rakyat pribumi pendukung industri rokok kretek Kudus, telah

berhasil mengubah nasibnya dari seorang petani menjadi seorang buruh yang

notabennya buruh akan memperoleh gaji tetap setiap bulannya. Dengan tingkat

Page 43: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

27

penghasilan yang menentu mampu meningkatkan kondisi sosial ekonomi. Pekerja

mampu mencukupi kebutuhan sehari-harinya, membangun rumah sederhana, dan

menyekolahkan anak mereka sampai jenjang yang tinggi. Masyarakat dan

pemerintah daerah Kudus sendiri juga dapat ikut merasakan kemajuan kota dan

pemenuhan sarana-prasarana kota yang ikut disokong oleh industri rokok kretek

Kudus. Negara juga tidak kalah merasakan keuntungan dari hasil industri rokok

kretek ini, karena cukai rokok merupakan salah satu income terbesar negara untuk

berbagai kemanfaatan rakyat. Tercapainya masyarakat yang modern, sejahtera,

makmur, mampu memanfaatkan teknologi, berorientasi ke depan yang tercermin

dalam kehidupan masyarakat merupakan akibat adanya industri rokok kretek di

wilayah Kudus. Dengan suatu konsekuensi bahwa akibat dari konsumsi rokok

sendiri akan merugikan individu yang menghisap rokok dan orang-orang yang ada

disekitarnya.

Page 44: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam rangka penyusunan skripsi yang berjudul

”Perkembangan Industri Rokok Kretek Kudus 1908-1964” yang dilakukan dengan

cara studi pustaka. Adapun perpustakaan yang digunakan sebagai tempat

memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian, antara lain perpustakaan :

a. Program Pendidikan Sejarah FKIP UNS

b. FKIP UNS

c. Pusat UNS

d. Kolese St. Ignasius Yogyakarta

e. Pusat UGM

f. Propinsi Jawa Tengah

g. Arsip dan Perpustakaan Jawa Tengah

h. Daerah Kabupaten Kudus

i. Nasional Jakarta

j. Persatuan Perusahaan Rokok Kudus

2. Waktu Penelitian

Rencana waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah sejak proposal

disetujui pembimbing yaitu bulan April 2009 sampai dengan Januari 2010

(sepuluh bulan). Adapun kegiatan yang dilakukan dalam jangka waktu tersebut

diantaranya adalah mengumpulkan sumber, melakukan kritik untuk menyelidiki

keabsahan sumber, menetapkan makna yang saling berhubungan dari fakta-fakta

yang diperoleh dan terakhir menyusun laporan hasil penelitian.

Page 45: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

29

Dengan jadwal penelitian, sebagai berikut :

Jadwal Kegiatan Penelitian

No Jenis Kegiatan

Tahun 2009

April

Mei Juni

Juli-

Agustus

September-

Desember

Januari

2010

1. Pengajuan Judul

2. Penyusunan

Proposal

3. Pengajuan Surat

Ijin

4. Pengumpulan Data

5. Analisis Data

6. Laporan Penelitian

B. Metode Penelitian

Menurut kamus Webster’s, Third New International Dictionary of the

English Language, yang dimaksud dengan metode adalah :

1. Suatu prosedur atau proses untuk mendapatkan suatu obyek.

2. Suatu disiplin atau sistem yang acapkali dianggap sebagai cabang

logika yang berhubungan dengan prinsip-prinsip yang dapat diterapkan

untuk penyidikan ke dalam atau eksposisi dari beberapa subyek.

3. suatu prosedur, teknik, dan cara melakukan penyelidikan sistematis.

(Helius Sjamsuddin, 2007 : 12)

Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu ”Methodos” yang artinya cara

atau jalan. Karena berhubungan dengan cara ilmiah, maka yang dimaksud dengan

metode adalah cara kerja untuk dapat memahami obyek yang menjadi sasaran

ilmu penelitian yang sistematis mengacu pada aturan baku yang sesuai dengan

permasalahan ilmiah yang bersangkutan dan hasilnya dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah (Koentjaraningrat, 1983 : 72). Menurut

kamus The New Lexicon, metode adalah suatu cara untuk membuat sesuatu, suatu

Page 46: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

30

prosedur untuk mengerjakan sesuatu, keteraturan dalam berbuat, berencana, dan

suatu susunan atau sistem yang teratur (Helius Sjamsuddin, 2007 : 13).

Menurut Mardalis (2002 : 24), metode diartikan sebagai suatu cara atau

teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Metode dapat diartikan jalan, cara,

atau petunjuk pelaksanaan atau merupakan petunjuk teknis (Dudung

Abdurrahman, 1999 : 43). Metode dapat diartikan tata cara bagaimana suatu

penelitian dilaksanakan, yang melingkupi prosedur penelitian dan teknik

penelitian (Iqbal Hasan, 2002 : 21).

Dari beberapa pengertian di atas, maka metode dapat didefinisikan sebagai

cara, jalan, dan teknik yang ditempuh sehubungan dengan penelitian yang

dilakukan, yang memiliki langkah-langkah yang sistematis. Berdasarkan

permasalahan yang hendak dikaji serta tujuan yang akan dicapai, maka metode

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis. Pemilihan metode

historis didasarkan pada pokok permasalahan yang dikaji yaitu peristiwa masa

lampau, untuk direkonstruksikan menjadi cerita sejarah melalui langkah atau

metode historis.

Menurut Kuntowijoyo (1994 : 24), metode sejarah didefinisikan sebagai

petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis tentang bahan, kritik, interpretasi dan

penyajian sejarah. Menurut Gilbert J. Garraghan dalam Dudung Abdurrahman

(1999 : 43), metode sejarah adalah seperangkat aturan dan prinsip yang sistematis

yang digunakan secara efektif untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah,

menilainya secara kritis, dan mengajukan sintesis dari hasil-hasil yang dicapai

dalam bentuk tertulis. Menurut Sartono Kartodirdjo (1992 : 4), metode sejarah

adalah bagaimana memperoleh pengetahuan sejarah atau bagaimana mengetahui

sejarah.

Metode penelitian historis menurut Louis Gottschalk dalam Dudung

Abdurrahman (1999 : 44) adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis

rekaman dan penilaian masa lampau. Rekonstruksi yang imajinatif daripada masa

lampau berdasarkan data yang diperoleh dengan menempuh proses yang disebut

dengan historiografi. Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisis

secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau (Helius Sjamsuddin, 1996 :

Page 47: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

31

17). Metode sejarah bertujuan untuk memastikan dan menyatakan kembali fakta-

fakta masa lampau, dan penulisan sejarah merupakan cara untuk merekonstruksi

gambaran masa lampau berdasarkan bukti-bukti dan data yang diperoleh dari

peninggalan masa lampau.

Metode historis bertujuan merekonstruksi masa lalu secara sistematis dan

obyektif dengan mengumpulkan, menilai, memverifikasi dan mensintesiskan

bukti untuk menempatkan fakta sejarah dan mencapai konklusi yang dapat

dipertahankan. Penelitian dengan metode historis merupakan metode kritis

terhadap keadaaan-keadaan dan perkembangan, serta pengalaman masa lampau

dan menimbang secara teliti hati-hati terhadap validitas sumber-sumber sejarah

agar fakta yang diperoleh bersifat obyektif.

Berdasarkan penjelasan tentang metode historis di atas, maka metode

historis dipergunakan dengan alasan penelitian ini bertujuan untuk merekonstruksi

peristiwa yang terjadi di Kudus, yaitu : ”Perkembangan Industri Rokok Kretek

Kudus 1908-1964”. Sedangkan obyek penelitian dan waktu terjadinya peristiwa

yang diteliti adalah awal mula pendirian industri rokok kretek Kudus,

perkembangan industri rokok kretek Kudus awal dekade 1900an, dan sistem

pemasaran, serta perubahan manajemen industri rokok kretek Kudus dekade

1900-an. Di tengah kesulitan pra-kemerdekaan, pengusaha rokok kretek pribumi

berusaha muncul dengan kekuatan sendiri hingga akhirnya mendulang

keberhasilan dalam industri rokok kretek. Perkembangan industri rokok kretek

Kudus oleh pengusaha pribumi telah menarik perhatian pengusaha Tionghoa

untuk ikut serta dalam pengembangan usaha industri rokok kretek Kudus. Terjadi

persaingan yang cukup hebat antara pengusaha pribumi dan pengusaha Tionghoa,

hingga mencapai suatu titik perusuhan di Kudus. Persaingan usaha dan

kesalahpahaman kepentingan etnis menjadi pemicu terjadinya perubahan

kekuatan usaha industri rokok kretek di Kudus. Keadaan tersebut membawa

dampak menguatnya pengusaha Tionghoa dalam industri rokok kretek Kudus, dan

sebaliknya semakin melemahnya pengusaha pribumi. Kondisi tersebut berlanjut

dengan kepemilikan perusahaan rokok kretek besar milik Tionghoa, diikuti

dengan meningkatkan kesejahteraan rakyat pribumi masyarakat Kudus sebagai

Page 48: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

32

komponen pekerja pabrik rokok kretek Kudus. Dalam perkembangannya industri

rokok kretek Kudus membawa kemajuan pada pengusaha, pekerja, masyarakat

Kudus, Pemerintah Daerah Kabupaten Kudus, serta keberhasilan pembangunan

negara.

C. Sumber Data

Sumber data yang merupakan sumber sejarah adalah segala sesuatu yang

dapat digunakan sebagai penulisan peristiwa sejarah, merupakan suatu hasil

penyelidikan untuk mendapatkan data apa saja yang ditinggalkan manusia pada

masa lampau. Menurut Sidi Gazalba (1981 : 105) sumber sejarah dapat

diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu : (1) sumber tertulis yang mempunyai

fungsi mutlak dalam sejarah, (2) sumber lisan, yaitu sumber tradisional dalam

pengertian luas, (3) sumber visual atau benda, yaitu semua warisan masa lalu yang

berbentuk dan berupa seperti candi dan prasasti. Sumber sejarah merupakan bahan

mentah yang mencakup segala macam bukti yang ditinggalkan manusia yang

menunjukkan segala aktivitas manusia masa lalu baik tertulis, lisan maupun

benda. Sumber sejarah sebagai produk dari kegiatan manusia baik sengaja

maupun tidak yang mampu memberikan informasi pada generasi berikutnya.

Menurut Helius Sjamsuddin (1996 : 62), sumber sejarah dapat diklasifikasikan

menjadi : (1) sumber dokumenter, berupa bahan sejarah dalam bentuk tulisan; (2)

sumber korporal, berwujud benda; dan (3) sumber lisan, berupa cerita sejarah

lisan oleh subyek sejarah baik yang mengalaminya langsung maupun saksi mata.

Sumber sejarah merupakan bahan yang dapat digunakan untuk mengumpulkan

informasi sebenar-benarnya tentang peristiwa yang terjadi pada masa lampau.

Jadi, sumber sejarah merupakan sesuatu yang dapat menceritakan tentang

kenyataan pada masa lalu yang diperoleh dari peninggalan dan data pada masa

lalu.

Sumber sejarah merupakan peninggalan masa lampau yang kejadiannya

telah terjadi, maka terdapat keterbatasan dalam pengungkapan peristiwa karena

tidak semua peristiwa mendapat perhatian secara menyeluruh. Hanya sebagian

peristiwa sejarah yang mampu direkam dalam ingatan manusia, maka informasi

Page 49: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

33

yang diperoleh dari sumber sejarah serba kurang lengkap sehingga sumber sejarah

perlu dihimpun untuk mendapatkan kebenaran informasi sejarah. Sumber sejarah

yang asli atau sumber saksi mata disebut sumber primer. Sumber berupa

pencitraan atau garapan terhadap sumber asli dinamakan sumber sekunder.(Helius

Sjamsuddin, 1996 : 65)

Menurut Louis Gottschalk (1975 : 35), sumber primer adalah kesaksian

dari seorang saksi mata dengan mata kepala sendiri atau saksi dari panca indera

yang lain, yakni orang atau alat yang hadir pada peristiwa yang diceritakannya.

Sedangkan sumber sekunder merupakan kesaksian dari siapapun yang bukan

merupakan saksi mata yakni dari seseorang yang tidak hadir pada peristiwa yang

dikisahkan.

Sumber sejarah dapat diklasifikasikan menjadi beberapa cara yaitu : (1)

kontemporer (contemporary) dan lama (remote), (2) formal (resmi) dan informal

(tidak resmi), (3) pembagian menurut asalnya (dari mana asalnya), (4) isi

(mengenai apa), (5) tujuan (untuk apa) yang masing-masing dibagi lagi lebih

lanjut menurut waktu, tempat dan cara atau produknya. Sumber sejarah secara

garis besar dibedakan menjadi peninggalan-peninggalan (relics atau remains) dan

catatan-catatan. (Helius Sjamsudin, 2007 : 96).

Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber tertulis primer maupun

sekunder. Sumber primer dalam penelitian ini adalah beberapa arsip perusahaan

rokok kretek Kudus milik Nitisemito yang dibuat saat perusahaan tersebut masih

beroperasi, arsip pemerintahan Jepang dan Belanda mengenai kebijakan terhadap

industri rokok kretek Kudus, dan wawancara, misalnya : (1) Sumber subyek

wawancara : (a) Bp. Masturi penjaga makam Sunan Kedu yang mengetahui

proses dan peranan Sunan Kedu dalam memperkenalkan tembakau sebagai bahan

baku rokok kretek Kudus, (b) Bp. Afif Masluri, sejarawan industri rokok kretek

Kudus yang banyak mengetahui sejarah dan perkembangan industri rokok kretek

Kudus baik oleh pengusaha pribumi maupun pengusaha Tionghoa, (2) Arsip

Belanda Betreffende Eene Behouden Enquete naar de Arbeids Toestanden in de

Industrie van Strootjes en inheemsche Sigaretten op Java, (3) Arsip Propinsi Jawa

Tengah tentang surat ijin berusaha dari pemerintah Jepang, Gunseikan Zamubutyo

Page 50: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

34

No. 10421/F di Jakarta 19 Oktober 2603, (4) Arsip Propinsi Jawa Tengah tentang

surat balasan keputusan Gunseikan Zamubutyo No. TAI/16/19 di Jakarta 19

Oktober 2603, (5) Arsip Propinsi Jawa Tengah tentang surat ijin berusaha dari

pemerintah Belanda. No. 619/TA di Jakrta 13 Mei 2603, (6) Arsip Propinsi Jawa

Tengah tentang Surat Pemberitahuan tentang tjap dan boengkoes etjeran rokok

kretek No 3/drie/26/149 di Kudus 1949, (7) Arsip Propinsi Jawa Tengah tentang

surat laporan adanya pendapatan uang rokok Bulan Oktober 1934 di Kudus oleh

M. Karmaen, (8) Arsip Propinsi Jawa Tengah tentang M. Nitisemito yang

disarikan dari buku Der Kretek Koening, (9) Arsip Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia tentang Peroesahaan Rokok Kretek di Koedoes , (10) Arsip

PPRK yatiu artikel Asal-Usul Tembakau, artikel Almarhum Nitisemito, artikel

tentang Asal Mula Rokok.

Sumber sekunder yang digunakan adalah buku-buku literatur yang relevan

dengan penelitian ini. Adapun buku-buku literatur yang relevan, antara lain : (1)

Buku karangan Lance Castle yang berjudul Tingkah Laku Agama, Politik dan

Ekonomi di Jawa : Industri Rokok Kudus yang menguraikan tentang sejarah dan

persoalan-persoalan industri kretek Kudus serta fakta lingkungan Kudus dalam

persoalan pembangunan di Indonesia, (2) Buku Rokok Kretek Lintasan Sejarah

dan Artinya Bagi Pembangunan Bangsa dan Negara karangan Amen Budiman dan

Onghokham menguraikan tentang penemuan rokok kretek di Kudus, lahirnya

industri rokok kretek di Kudus, perkembangan industri rokok kretek di Kudus dari

tahun ke tahun dilihat dari sisi : pengusaha, buruh, inovasi produksi dari rokok

kretek, (3) Sumber subyek wawancara : pihak PPRK (Persatuan Perusahaan

Rokok Kudus) Bapak Dhani yang mengetahui sejarah dan perkembangan industri

rokok kretek Kudus (4) ”Indonesia Sekarang” karangan Parada Harahap, (5)

”Kudus dan Kekunoan Islam” karangan Solichin Salam, (6) John Multiplysite (13

Maret 2008), (7) ”Museum Kretek Ing Kudus” karangan Suharyanto BP 1991

dalam Djoko Lodang 1009, (8) ”Kudus dan Sejarah Rokok Kretek” karangan

Solichin Salam, (9) ”Islam di Jawa Dilihat dari Kudus” karangan Marcel Bonneff,

(10) ”Kretek The Culture and Heritage of Indonesia Clove Cigarretes” karangan

Mark Hanuzs, serta buku-buku lain yang relevan terhadap penelitian ini.

Page 51: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

35

Pengumpulan data berdasarkan sumber data yang ditetapkan yaitu teknik

studi pustaka, yaitu melakukan pengumpulan data tertulis menggali data dari

buku-buku dan bentuk pustaka lainnya. Sumber-sumber ini diperoleh melalui

kunjungan pustaka, analisis dan lain-lain.

D. Teknik Pegumpulan Data

Dalam penelitian historis, pengumpulan data dinamakan heruistik. Teknik

pengumpulan data adalah ketrampilan mencari, menemukan, mengumpulkan,

menganalisa dan mengklarifikasikan data. Dalam penelitian ini digunakan teknik

kepustakaan atau studi pustaka. Menurut Koentjaraningrat (1986 : 36),

keuntungan dari studi pustaka ini ada empat hal, yaitu : (1) memperdalam

kerangka teoritis yang digunakan sebagai landasan pemikiran, (2) memperdalam

pengetahuan akan masalah yang diteliti, (3) mempertajam konsep yang digunakan

sehingga mempermudah dalam perumusan, (4) menghindari terjadinya

pengulangan suatu penelitian. Pengumpulan data atau heruistik dapat dilakukan

dengan membaca bibliografi mengenai topik penelitian. Melalui bacaan tersebut

dapat dikumpulkan sebagian data, dapat membaca sumber-sumber terkait yang

dipergunakan dalam karya-karya terdahulu, dan dapat menjaring sebanyak

mungkin jejak atau data sejarah yang sesuai dengan obyek kajian. Dalam

pengumpulan data harus mencari sumber primer maupun sumber sekunder yang

berguna untuk mengungkapkan fakta sejarah.

Menurut Dudung Abdurrahman (1999 : 56) mengutip pendapat Florence

M.A. Hillbish, mengemukakan bahwa catatan-catatan dalam pengumpulan data

ada tiga bentuk, yaitu : (1) quation (kutipan langsung), (2) citation atau indirect

quation (kutipan tidak langsung), (3) summary (ringkasan) dan comment

(komentar).

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data melalui studi pustaka

dilakukan terhadap buku dan subyek yang berkaitan dengan obyek penelitian,

juga terhadap buku-buku literatur yang berkaitan dengan obyek penelitian.

Berkaitan dengan buku primer yang digunakan, pengumpulan sumber dilakukan

di Kolese St. Igansius Yogyakarta, Badan Arsip dan Perpusatakaan Jawa Tengah,

Page 52: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

36

Persatuan Perusahaan Rokok Kudus, Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah,

Perpustakaan Daerah Kabupaten Kudus, Perpustakaan Pusat UNS. Untuk

mencarinya, peneliti terlebih dahulu membaca katalog, mencatat nomor kode

buku maupun arsip dan menyerahkan pada petugas, yang kemudian akan

membantu mengambilkan data yang dibutuhkan oleh peneliti. Dengan

membandingkan sumber yang satu dengan sumber yang lain peneliti berusaha

untuk memahami isi dan peristiwa sebenarnya yang terjadi di dalam obyek

penelitian. Peneliti membaca, mencatat atau membuat catatan ringkas, meminjam,

dan memfoto copi bagian buku-buku literatur yang dianggap penting dan sesuai

dengan tema penelitian yang tersimpan di perpustakaan-perpustakaan yang ada di

Surakarta, Kudus, Semarang, Yogyakarta.

E. Teknik Analisis Data

Sumber data baik sumber primer maupun sumber sekunder yang telah

terkumpul, kemudian dianalisis. Analisis dalam proses penelitian sangat penting

karena dengan analisis data akan nampak manfaatnya baik dalam pemecahan

masalah penelitian dan pencapaian tujuan akhir penelitian. Proses analisis data

dilakukan setelah melalui proses klasifikasi data yang telah diperoleh.

Di dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik

analisis historis yang mengutamakan ketajaman dalam menginterpretasi data

sejarah. Interpretasi diperlukan mengingat fakta sejarah tidak mungkin berbicara

sendiri. Kategori fakta-fakta sejarah mempunyai sifat yang sangat kompleks,

sehingga suatu fakta tidak dapat dimengerti atau dilukiskan oleh fakta itu sendiri.

Fakta merupakan bahan utama yang dijadikan para sejarawan sebagai bahan

menyusun cerita sejarah. Fakta sejarah merupakan suatu unsur yang dijabarkan

secara langsung atau tidak langsung dari dokumen sejarah dan dianggap kredibel

setelah pengujian yang saksama sesuai dengan hukum metode sejarah (Louis

Gottschalk, 1975 : 96). Pengkajian fakta sejarah tidak dapat dilepaskan dari unsur

subyektivitas sejarawan, sehingga tidak diperlukan konsep-konsep dan teori

sebagai kriteria penyeleksi dan pengklasifikasian fakta sejarah (Sartono

Kartodirdjo, 1992 : 85).

Page 53: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

37

Penulisan sejarah yang dapat dipercaya memerlukan analisis data sejarah

yang obyektif, sehingga unsur-unsur subyektivitas dalam menganalisis data

sejarah dapat diminimalisir. Dalam proses analisis data harus diperhatikan unsur-

unsur yang sesuai dengan sumber data sejarah dan kredibilitas unsur tersebut.

Unsur yang kredibel, maksudnya apabila unsur tersebut paling dekat dengan

peristiwa-peristiwa yang sebenarnya terjadi. Unsur tersebut dapat diketahui

kredibelnya berdasarkan penyelidikan kritis terhadap sumber data sejarah yang

ada (Louis Gottschalk, 1975 : 95).

Analisa data dapat dilakukan dengan aturan-aturan : fakta sejarah harus

diseleksi, disusun, diberi atau dikurangi tekanannya (tempat atau bahasanya) dan

ditempatkan dalam urutan kausal. Dari keempat aturan menyusun fakta tersebut,

seleksi merupakan masalah penting sehingga peneliti harus mampu memilih dan

memilah fakta mana yang lebih relevan dari sejumlah data (Dudung Abdurahman,

1999 : 25).

Interpretasi dilakukan karena fakta sejarah merupakan bukti-bukti sejarah

yang masih berdiri sendiri-sendiri sehingga perlu dirangkaikan menjadi fakta yang

terkait sebelum ditulis dalam rangkaian hasil penelitian. Berdasarkan sintesa fakta

muncullah interpretasi yang tidak dapat terlepas dari unsur subyektivitas, sehingga

dalam melakukan interpretasi diperlukan pengetahuan konsep teori dan

metodologi yang tepat guna memfokuskan pada posisi tertentu yang menjadi

obyek penelitian serta meningkatkan unsur obyektivitas dalam historiografi

sejarah.

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan mengklasifikasikan

sumber data yang telah terkumpul yaitu sumber primer dan sumber sekunder.

Langkah selanjutnya adalah kritik sumber, baik kritik intern maupun kritik

ekstern. Sumber data tersebut kemudian dibandingkan dengan sumber data yang

lain guna memperoleh kredibilitas sumber data.

Dalam penelitian ini analisa dilakukan setelah kegiatan pengumpulan dan

pengklasifikasian data. Analisa dimulai dengan menyeleksi dan membandingkan

data kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan berbagai keterangan lengkap

mengenai data yang dijadikan fakta sejarah. Mengacu pada kajian teori, fakta

Page 54: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

38

diberi keterangan baik yang mendukung atau menolak sampai tersusun fakta yang

saling menunjukkan hubungan yang relevan diinterpretasikan guna mendapatkan

hasil penelitian yang utuh untuk sebuah karya ilmiah.

F. Prosedur Penelitian

Sebelum melakukan penelitian perlu dibuat suatu prosedur penelitian

karena dapat mempermudah cara kerja dan memperlancar jalannya penelitian.

Menentukan tema yang akan diteliti merupakan langkah awal sebelum membuat

suatu rencana kerja dari persiapan membuat proposal sampai dengan penulisan

hasil penelitian. Untuk mempermudah penelitian langkah yang perlu dijalankan

guna mendapatkan hasil penelitian yang optimal diperlukan adanya prosedur yang

digambarkan dalam bagan persiapan. Bagan persiapan tersebut berisi langkah

sistematis yang menggambarkan kegiatan dari awal perncanaan sampai dengan

pembuatan laporan hasil penelitian. Karena penelitian ini merupakan penelitian

historis maka skema dalam metode historis digambarkan sebagai berikut :

Keterangan :

1. Heruistik

Heruistik adalah kegiatan menghimpun jejak-jejak masa lampau dengan

cara mengumpulkan bahan-bahan tertulis, tercetak atau sumber lain yang relevan

dengan penelitian ini. Menurut G.J. Reiner dalam Dudung Abdurrahman (1999 :

55), heruistik adalah suatu teknik, suatu seni, dan bukan suatu ilmu. Menurut Sidi

Gazalba (1981 : 15) heruistik adalah kegiatan mencari bahan atau menyelidiki

sumber sejarah untuk mendapatkan bahan penelitian. Menurut Ernest Berschen

dalam Helius Sjamsuddin (2007 : 19), heruistik adalah proses mencari,

menemukan, dan mengumpulkan sumber-sumber sejarah.

Heuristik Kritik Interpretasi Historiografi

Fakta Sejarah

Page 55: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

39

Pada tahap ini peneliti berusaha mencari dan menemukan sumber-sumber

tertulis berupa buku-buku serta bentuk kepustakaan lain yang relevan dengan

tema penelitian. Sumber berupa buku-buku literatur diperoleh dari beberapa

perpustakaan diantaranya Perpustakaan Program Studi Pendidikan Sejarah

Universitas Sebelas Maret Surakarta, Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas

Maret Surakarta, Perpustakaan Daerah Kabupaten Kudus, Perpustakaan Propinsi

Jawa Tengah, Badan Arsip dan Perpustakaan Jawa Tengah, Perpustakaan Kolese

St Ignasius Yogyakarta, Persatuan Perusahaan Rokok Kudus, dan lain-lain.

2. Kritik

Kritik merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menyelidiki jejak-jejak

sejarah yang telah dikumpulkan, yaitu yang menyangkut apakah jejak-jejak

sejarah itu dapat dipercaya atau tidak, kegiatan menganalisis secara kritis sumber

sejarah yang telah terkumpul. Kritik terbagi menjadi dua macam yaitu kritik

intern dan kritik ekstern. Kritik intern berhubungan dengan kredibilitas dan

reabilitas isi dari suatu sumber sejarah. Kritik intern merupakan suatu analisis atas

isi dokumen dan suatu pengujian positif maupun negatif mengenai apa yang

ditulis penulis. Kritik ini bertujuan untuk menguji apakah isi, fakta dan cerita dari

suatu sumber sejarah dapat dipercaya dan dapat memberikan informasi yang

diperlukan. Kritik ekstern yaitu kritik terhadap keaslian sumber (otensitas) yang

berkenaan dengan keberadaan sumber apakah masih asli atau sudah turunan.

Kriritk ekstern berusaha untuk menegakkan kembali teks yang benar, menetapkan

di mana dan kapan, serta oleh siapa dokumen ditulis. Kritik ini dilakukan dengan

meneliti bahan yang dipakai, jenis tulisan, gaya bahasa, dan lain-lain. Hal tersebut

dapat diuji berdasarkan pertanyaan yaitu dimana sumber itu dibuat dan kapan

sumber itu dibuat.

Dalam penelitian ini, pada tahap kritik intern dilakukan dengan melihat

kredibilitas dan reliabilitas isi dari sumber sejarah yang terkumpul. Kritik intern

dilakukan dengan menganalisis isi sumber sejarah, antara lain : (1) Sumber

subyek wawancara : (a) Bp. Masturi penjaga makam Sunan Kedu yang

mengetahui proses dan peranan Sunan Kedu dalam memperkenalkan tembakau

sebagai bahan baku rokok kretek Kudus, (b) Bp. Afif Masluri, sejarawan industri

Page 56: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

40

rokok kretek Kudus yang banyak mengetahui sejarah dan perkembangan industri

rokok kretek Kudus baik oleh pengusaha pribumi maupun pengusaha Tionghoa,

(2) Arsip Belanda Betreffende Eene Behouden Enquete naar de Arbeids

Toestanden in de Industrie van Strootjes en inheemsche Sigaretten op Java, (3)

Arsip Propinsi Jawa Tengah tentang surat ijin berusaha dari pemerintah Jepang,

Gunseikan Zamubutyo No. 10421/F di Jakarta 19 Oktober 2603, (4) Arsip

Propinsi Jawa Tengah tentang surat balasan keputusan Gunseikan Zamubutyo No.

TAI/16/19 di Jakarta 19 Oktober 2603, (5) Arsip Propinsi Jawa Tengah tentang

surat ijin berusaha dari pemerintah Belanda. No. 619/TA di Jakrta 13 Mei 2603,

(6) Arsip Propinsi Jawa Tengah tentang Surat Pemberitahuan tentang tjap dan

boengkoes etjeran rokok kretek No 3/drie/26/149 di Kudus 1949, (7) Arsip

Propinsi Jawa Tengah tentang surat laporan adanya pendapatan uang rokok Bulan

Oktober 1934 di Kudus oleh M. Karmaen, (8) Arsip Propinsi Jawa Tengah

tentang M. Nitisemito yang disarikan dari buku Der Kretek Koening, (9) Arsip

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia tentang Peroesahaan Rokok Kretek di

Koedoes , (10) Arsip PPRK yatiu artikel Asal-Usul Tembakau, artikel Almarhum

Nitisemito, artikel tentang Asal Mula Rokok. Dengan kritik intern ini dapat

diketahui fakta sejarah yang terpercaya dan diperoleh informasi yang mendukung

dalam penelitian ini, yaitu mengenai : sejarah industri rokok kretek Kudus,

kondisi awal dan sistem pemasaran industri rokok kretek Kudus awal dekade

1900, serta perubahan manajemen industri rokok kretek Kudus sejak 1920-an.

Pada tahap kritik ekstern dilakukan dengan melihat penulis atau pengarang

tentang hasil karyanya sesuai dengan keahliannya atau tidak, sehingga diketahui

keasliannya dan sikap untuk menerima atau menolak sumber tersebut. Dalam

penelitian ini menggunakan sumber yang berasal dari karya : Lance Castle, Amen

Budiman, Ong Hok Ham, dan Solichin Salam yang sekiranya diketahui hasil

karyanya sesuai dengan keahliannya dan fakta yang diungkapkan dalam hasil

karyanya tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Pada langkah kritik ekstern yang

berkenaan dengan isi sumber dilakukan dengan melihat apakah keaslian sumber

tersebut dari pengarangnya asli atau turunan karya orang lain dari tahap ini akan

didapatkan validitas data. Beberapa arsip yang digunakan dalam penelitian ini

Page 57: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

41

merupakan arsip perusahaan rokok kretek Kudus milik Nitisemito merupakan

sumber asli yang dibuat langsung oleh pelaku sejarah, arsip pemerintahan Jepang

dan Belanda mengenai kebijakan terhadap industri rokok kretek Kudus juga

merupakan sumber asli yang dikeluarkan oleh pemerintah Jepang dan Belanda.

Beberapa sumber buku lain yang digunakan sebagian merupakan turunan karya

maupun hasil penelitian penulis. Berkenaan dengan waktu dan tempat pembuatan

sumber sejarah dibuat, maka kritik ekstern dilakukan dengan melihat jenis tulisan

dan gaya bahasa yang dipakai oleh penulis sejarah seperti berberapa tulisan lepas

dan arsip perusahaan rokok kretek Kudus milik Nitisemito yang menggunakan

ejaan lama sesuai dengan tahun pembuatannya.

3. Interpretasi

Interpretasi atau penafsiran sejarah sering disebut dengan analisis sejarah.

Analisis sejarah bertujuan melakukan sintesis atas sejumlah fakta yang diperoleh

dari sumber-sumber sejarah dan bersama-sama dengan teori disusunlah fakta ke

dalam suatu interpretasi yang menyeluruh. Interpretasi dapat dilakukan dengan

membandingkan data guna mengungkapkan kronologi peristiwa sejarah. Dalam

penelitian ini peneliti berusaha untuk menafsirkan data yang diperoleh, kemudian

mencari kaitan antara data yang satu dengan data yang lainnya. Setelah itu data

yang saling berkaitan dihubungkan sehingga akan diperoleh gambaran yang jelas

dan menyeluruh.

4. Historiografi

Tahap historiografi merupakan langkah terakhir dalam prosedur penelitian

sejarah. Historiografi merupakan karya sejarah dari hasil penelitian, dipaparkan

dengan bahasa ilmiah dan seni yang khas untuk menjelaskan apa yang telah

ditemukan beserta argumentasi secara sistematis. Historiografi merupakan

langkah merangkai fakta sejarah menjadi cerita sejarah yang memberikan

gambaran sejarah yang terjadi pada masa lampau. Dalam penelitian ini

historiografi diwujudkan dalam bentuk karya ilmiah berupa skripsi dengan judul

”Perkembangan Industri Rokok Kretek Kudus 1908-1964”.

Kegiatan historiografi dalam penelitian ini dilakukan dengan memaparkan

hasil interpretasi penulis terhadap sumber-sumber sejarah yang telah dikumpulkan

Page 58: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

42

pada tahap heruistik dan telah diverifikasi pada tahap kritik. Dalam penulisan

penelitian ini penulis berusaha memaparkan hasil penelitian yang obyektif

berdasarkan data sumber-sumber sejarah yang telah melalui tahap heruistik, kritik,

interpretasi, sehingga apa yang dituliskan merupakan data yang dapat

dipertanggungjawabkan validitasnya sesuai dengan permasalahan yang dikaji.

Dalam penelitian ini tempo atau waktu masalah yang dikaji adalah masa lalu,

maka dalam kegiatan historiografinya penelitian ini lebih berdasarkan sumber

fakta sejarah masa lalu untuk kemudian diungkap dan dirangkaikan oleh penulis

menjadi gambaran atau cerita sejarah mengenai perkembangan industri rokok

kretek Kudus yang mengalami masa pasang surut dari tahun ke tahun hingga

berkembang menjadi suatu industri rokok kretek Kudus yang besar.

Page 59: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Wilayah Kota Kudus

1. Letak dan Keadaan Geografis

Kudus adalah sebuah kota kecil yang berstatus Daerah Tingkat

II/Kabupaten, dan terletak 51 Km sebelah Utara kota Semarang. Kudus terletak di

Pantai Utara Jawa Tengah, selama berada di bawah penguasaan kolonial Belanda

sampai tahun 1924, Kudus termasuk dalam Karesidenan Jepara-Rembang (Lance

Castle, 1982 : 139). Letak kota Kudus sangat strategis, karena berbatasan dengan

kota Jepara di sebelah Utara; kota Pati, Juwana, Rembang, Lasem, Blora dan

Cepu di sebelah Timur; Kota Grobogan di sebelah Selatan; serta kota Demak dan

Semarang di sebelah Barat. Luasnya 425,16 Km2 dan sampai tahun 1964

berpenduduk sekitar 395.202 jiwa (Solichin Salam, 1988 : 3).

Kota Kudus terletak di pantai Utara Jawa Tengah, dari Semarang berjarak

51 Km, dari Demak berjarak 25 Km, dari Jepara berjarak 38 Km, dan dari Pati

berjarak 24 Km (Solichin Salam, 1983 : 7). Kudus merupakan Kabupaten kecil di

Jawa Tengah yang terbagi dalam 9 Kecamatan yaitu Kecamatan Kota Kudus,

Kecamatan Jati, Kecamatan Bae, Kecamatan Dawe, Kecamatan Undaan,

Kecamatan Gebog, Kecamatan Kaliwungu, Kecamatan Jekulo, dan Kecamatan

Mejobo (Aristasius Sugiya, 2001 : 126). Letaknya yang strategis antara jalur

Semarang-Surabaya mengakibatkan Kudus mempunyai prospek bagus di bidang

industri dan perdagangan.

Letak geografis Kudus yang strategis memudahkan hubungan arus lalu

lintas dari wilayah Barat ke Timur Pulau Jawa, ataupun sebaliknya. Hal ini sangat

mendukung perkembangan kota Kudus sebagai kota yang mengembangkan

industri rokok kretek. Kendaraan distribusi hasil produksi rokok kretek maupun

pengangkut bahan baku rokok kretek dapat dengan mudah menjangkau wilayah

tujuan pendukung industri rokok kretek Kudus (Sofia, 1992 : 25).

Page 60: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

44

Nama kota Kudus diberikan oleh Sunan Kudus, dari asal kata bahasa Arab

: Al Quds atau Qudus yang berarti Suci. Nama itu diambil dari nama sebuah batu

peringatan yang terletak di mihrab Masjid Menara Kudus, yang bertuliskan dalam

huruf dan bahasa Arab. Batu tersebut konon dibawa oleh Sunan Kudus dari Baitul

Makdis (Al Quds), sebagai oleh-oleh atau hadiah ketika beliau dahulu pergi haji

dan kemudian singgah ke Baitul Makdis untuk memperdalam ilmu agamanya.

Kota ini kemudian diberi nama “Kudus” oleh Sunan Ja’far Shadiq atau Sunan

Kudus.

Dengan diketemukannya bekas bangunan suci serta berbagai arca Hindu di

daerah Kudus seperti : (1) bangunan Menara Kudus yang mirip dengan candi

Hindu, (2) gapura sebagai pintu masuk ke kompleks makam Sunan Kudus,

Menara Kudus, dan Masjid Menara Kudus yang bentuknya mirip candi bentar

merupakan bentuk akulturasi budaya Hindu dan Islam (Solichin Salam, 1977 :

38). Di samping itu adanya legenda yang hidup dikalangan masyarakat setempat,

dan dongeng-dongeng yang menyebutkan masyarakat Kudus tidak pernah

menyembelih sapi karena dahulu Sunan Kudus pernah merasa dahaga kemudian

ditolong seorang pendeta Hindu dengan diberi air susu sapi. Sebagai rasa

terimakasih dan rasa hormat terhadap masyarakat yang baru memeluk Islam

dengan keyakinan agama lama mereka yang mempercayai sapi sebagai binatang

suci dan dimuliakan, maka Sunan Kudus mengkeramatkan hewan sapi untuk

disembelih. Hal tersebut merupakan petunjuk atau indikator yang kuat bahwa

daerah kota Kudus sebelum kedatangan Islam merupakan salah satu pusat agama

Hindu dan dipandang sebagai “Kota Suci” (Solichin Salam, 1988 : 6-7).

Kudus memiliki tata letak kota yang hampir sama dengan tata letak kota di

Indonesia pada umumnya. Pusat kota atau alun-alun menjadi batas sebutan Kudus

Kulon dan Kudus Wetan. Masjid Agung berada di sebelah Barat alun-alun, pusat

pemerintahan berada di sebelah Selatan alun-alun, dan pusat perekonomian berada

di sebelah Timur alun-alun. Titik percabangan jalan raya yang mengitari pusat

kota tersebut ada tujuh, maka sering disebut dengan simpang tujuh.

Ditilik dari segi histories, kota Kudus mulai tampil dalam panggung

sejarah pada abad ke-16 Masehi yaitu ketika Sunan Kudus menyebarkan ajaran

Page 61: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

45

agama Islam dan mendirikan Masjid Menara Kudus pada tahun 956 Hijriyah atau

1549 Masehi. Kota Kudus dikenal dalam sejarah masa silam maupun dewasa ini

karena perkembangannya ke arah kemajuan. Selain nilai sejarah yang

ditinggalkannya, perkembangan Kota Kudus dari tahun ke tahun hingga era global

seperti sekarang ini terus berkembang dan mengalami kemajuan sesuai dengan

tuntutan zaman. Sesungguhnya, Kudus dapat diberi julukan : Kota Wali, Kota

Wisata, Kota Budaya, Kota Sejarah dan Kota Kretek (Solichin Salam, 1988 : 3).

Kudus merupakan sebuah kota tua yang mempunyai warisan budaya dan

sejarah yang kaya. Dikatakan bersejarah karena di Kudus banyak peninggalan

sejarah masa lampau, bangunan monumental yang unik dan spesifik. Kota Kudus

memiliki sejarah masa lampau kewalian tempat penyebaran agama Islam oleh

Sunan Kudus dan Sunan Muria, sehingga Kudus mendapat julukan salah satu

Kota Wali. Peninggalan bersejarah seperti Menara Kudus, Masjid Menara Kudus,

Makam Sunan Kudus, Makam Sunan Muria, dan Museum Kretek merupakan

bukti bahwa Kudus merupakan kota bersejarah. Kudus juga mencatat sejarah

besar mengenai industri rokok kretek (Solichin Salam, 1988 : 3). Kudus juga telah

melahirkan Raja Kretek sebagai pioneer wirausahawan pribumi. Perusahaan

rokok kretek baik besar maupun kecil berhasil menopang kesejahteraan rakyat

Kudus. Kudus mencapai tingkat kesejahteraaan tertinggi di Jawa Tengah yang

ditopang dari industri rokok kretek yang telah lahir sejak tahun 1890.

Perkembangan industri rokok kretek Kudus maju pesat, di mana industri rokok

kretek ini mampu memberikan kontribusi ekonomi mencapai 40% terhadap

pemerintah (Aristasius Sugiya, 2001 : 128).

Secara administratif, penggunaan tanah di Kudus dimanfaatkan sebagai :

tempat tinggal, lahan pertanian, jalan, bangunan, dan lain-lain. Pada mulanya

lahan pertanian di kota Kudus cukup luas dan dimanfaatkan untuk penanaman

tanaman pangan. Sebagian besar penduduk Kudus bermatapencaharian sebagai

petani dan pedagang. Seiring dengan perkembangan jaman, bertambahnya jumlah

penduduk dan berkembangnya industri di daerah pedesaan menyebabkan lahan

pertanian semakin lama semakin sempit. Penduduk desa yang sebagian besar

bermatapencaharian sebagai petani, memerlukan tanah untuk tempat tinggal dan

Page 62: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

46

tempat menggantungkan hidup bagi perekonomian keluarga. Karena tanah

pertanian semakin sempit, maka penduduk mencari penghasilan tambahan lain

yang dapat menopang perekonomian keluarga. Masuknya industri di Kudus yaitu

industri rokok kretek menarik para wanita dari desa-desa menjadi buruh industri

rokok kretek tersebut (James C Scoot, 1983 : 115).

2. Kondisi Demografis Kudus

Pembahasan mengenai penduduk di wilayah Kudus tidak lepas dari

kondisi geografis kota Kudus. Kudus memiliki kontur tanah datar dan berhawa

panas (sejuk), sehingga lahan di kota Kudus cocok dimanfaatkan untuk

penanaman tanaman pangan. Selain itu, pengaruh agama Islam di Kudus juga

memungkinkan munculnya jiwa dagang masyarakat Kudus. Penduduk desa

sebagian besar memanfaatkan lahan pertanian dengan bertani tanaman pangan dan

tebu. Penduduk di sekitar Kudus Kulon memanfaatkan pengaruh agama Islam

dengan berdagang ke luar daerah Kudus. Penduduk memegang peranan penting

dalam pembangunan, sesuai dengan potensi alam (pemanfaatan lahan) dan potensi

sumber daya manusia daerah tersebut.

Penduduk Kudus terdiri dari berbagai macam etnis dan keturunan.

Penduduk kota Kudus terdiri dari : orang pribumi, bangsa Arab, dan etnis

Tionghoa. Sebagian besar penduduk Kudus memeluk agama Islam. Kaum

Tionghoa sebagian besar tinggal di sekitar pusat kota, seperti di wilayah : Kramat,

Panjunan, Wergu, Demaan. Orang-orang keturunan Arab sebagian tinggal di

sekitar kompleks Sunan Kudus. Orang-orang pribumi menyebar ke seluruh

penjuru kota Kudus. Kebanyakan dari penduduk Kudus dahulunya berprofesi

sebagai pedagang, petani, perajin, atau petugas agama. Pedagang pergi membeli

maupun menjual dagangannya, menjajakan dagangannya ke berbagai penjuru dan

kembali ke daerah asalnya untuk berapa lama dan kemudian melakukan aktivitas

dagangnya kembali. Perdagangan merupakan salah satu sumber utama

kemakmuran kota Kudus sampai munculnya industri rokok kretek Kudus (Lance

Castle, 1982 : 82-83). Penduduk Kudus juga mempunyai ciri dialek khas bahasa

Page 63: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

47

Jawa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari yang membedakan dengan

daerah lain (Solichin Salam, 1984 : 3).

Perkembangan kota Kudus dari tahun 1900 sampai 1964, dilihat dari

berbagai sisi kehidupan baik itu pembangunan fisik, kependudukan, maupun

industri secara wajar mengalami masa pasang surut. Ada kalanya berada pada

keberhasilan dan ada kalanya mengalami masa-masa suram. Sejarah kota Kudus

dilihat dari garis dinamikanya menunjukkan ke arah kemajuan atau perkembangan

sesuai dengan data yang diperoleh dari BPS tahun 1905-1961:

a. Tahun 1905 berpenduduk sebanyak 90.000 jiwa

b. Tahun 1915 berpenduduk sebanyak 278.000 jiwa

c. Tahun 1930 berpenduduk sebanyak 280.294 jiwa

d. Tahun 1953 berpenduduk sebanyak 309.273 jiwa

e. Tahun 1958 berpenduduk sebanyak 329.696 jiwa

f. Tahun 1961 berpenduduk sebanyak 373.598 jiwa (Solichin Salam,

1983 : 8).

Pertumbuhan penduduk yang terjadi di Kudus (lihat atas) mengakibatkan

seluruh aspek masyarakat maupun pemerintah berusaha mengupayakan suatu cara

untuk bisa tetap menjamin kesejahteraan masyarakat secara merata. Perubahan

dari satu sektor, nantinya akan mempengaruhi sektor-sektor lainnya. Pertumbuhan

penduduk wanita secara nyata jumlahnya lebih banyak dibanding dengan jumlah

pertumbuhan penduduk laki-laki. Untuk mengatasi pertambahan penduduk di

wilayah Kudus dan semakin sempitnya lahan pertanian, maka diusahakan satu

sektor di luar pertanian yaitu industri. Adanya industrialisasi, terutama industri

rokok kretek Kudus membawa kemajuan yang berarti bagi kota Kudus. Di bidang

industri, aneka perusahaan rokok kretek mulai dibangun dari usaha kecil. Tercatat

62 perusahaan rokok kretek berkembang di kota Kudus (Solichin Salam, 1983 :

8).

Keterkaitan antara pemenuhan kesejahteraan masyarakat dengan

penyempitan lahan pertanian, mendorong sebagian penduduk wanita untuk

bekerja dalam sektor industri rokok kretek Kudus. Buruh wanita lebih banyak

dibutuhkan dalam industri rokok kretek Kudus, karena pengerjaan produksi rokok

Page 64: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

48

kretek Kudus memerlukan kesabaran, ketelitian, keuletan, dan kerapian. Upah

buruh wanita juga lebih murah jika dibandingkan dengan buruh pria.

Industrialisasi mengakibatkan kesejahteraan keluarga dari buruh wanita lebih

terjamin, daripada mereka hanya menggantungkan hidupnya dari hasil tani yang

tidak memberikan harapan hidup secara pasti (Sofia, 1992 : 30).

Kondisi kota Kudus cukup luar biasa dalam beberapa hal. Hampir

disepanjang jalan baik di kota maupun di pinggir kota dapat dijumpai pabrik

rokok kretek baik besar maupun kecil. Bau saus campuran cengkeh dan tembakau

mengisi lapisan udara di sepanjang jalan yang berderet gudang atau brak pabrik

rokok kretek. Salah satu fenomena yang menarik di Kudus adalah pada waktu

pagi-pagi buta wanita-wanita dari berbagai district di sekitar Kudus beramai-

ramai memasuki pintu gerbang pabrik rokok kretek bagaikan arak-arakan semut.

Kendaraan distribusi rokok kretek terlihat sering melintas menghantarkan

kebutuhan konsumen. Pada sore hari mereka berbondong-bondong keluar dari

brak pabrik rokok tempat mereka bekerja, dan menjalani kebiasaan para ibu-ibu

yaitu berbelanja bahan makanan di depan pabrik yang telah siap dijajakan oleh

para penjual insidental (Lance Castle, 1982 : 72).

Kudus merupakan daerah industri dan perdagangan, di mana sektor ini

mampu menyerap banyak tenaga kerja dan memberikan kontribusi yang besar

terhadap PDRB (Produk Domestic Regional Bruto). Jiwa dan semangat wirausaha

masyarakat Kudus diakui ulet, semboyan jigang (ngaji dagang) yang dimiliki

masyarakat mengungkapkan karakter, bahwa dalam menjalankan usaha ekonomi

juga menggunakan dasar ilmu agama. Kudus merupakan daerah yang dibentuk

oleh Sunan Kudus dengan etos kerja yang baik. Sunan Kudus sendiri merupakan

seorang pedagang. Bagi Sunan, orang saleh adalah orang yang menyeimbangkan

niat dengan usaha, ibadah menjadi sumber energi dan pendorong gairah kerja.

Masyarakat Kudus yang menyimpan jiwa dagang dan etos kerja tinggi mampu

mandiri di bidang perekonomian. Etos kerja yang tinggi muncul akibat adanya

berbagai tantangan dan harapan. Kerja keras yang tekun merupakan jawaban

waktu terhadap kesuksesan pengusaha industri rokok kretek (Suharso, 1994 : 154-

155).

Page 65: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

49

Kudus tergolong unggul dalam bidang industri, pabrik gula terdapat di

pinggir kota, pabrik kertas terdapat di berbagai penjuru, dan hampir di setiap jalan

di kota Kudus rupanya terdapat pabrik kretek besar ataupun kecil. Orang-orang

Kudus dahulunya memang terkenal dengan kehidupannya yang tidak jauh

bergelut dengan perdagangan dan industri kecil. Pekerjaan sebagai pedagang

menjadikan orang-orang Kudus terbiasa mengadakan usaha ke daerah-daerah lain

untuk menguatkan jaringan distribusi hasil produksinya, termasuk rokok kretek.

Selama abad ke-19 Kudus menjadi pusat sejenis perdagangan khas, pedagang

menjajakan barang dagangannya ke berbagai penjuru, kembali ke kota Kudus

sementara waktu, dan kemudian menjalani aktivitas berdagang kembali ke

berbagai wilayah. Modal yang rendah, transaksi perdagangan minim, dan

munculnya saingan pedagang Cina mengakibatkan pedagang pribumi harus

pandai-pandai menyiasati persaingan perdagangan.

Potensi ekonomi Kabupaten Kudus terdiri dari sumber daya manusia,

sumber daya alam dan sumber daya buatan, serta kondisi geografis yang

mendukung menjadikan Kudus sebagai wilayah yang berpotensi tinggi

mengembangkan sistem industri terutama industri rokok kretek. Untuk dapat

memanfaatkannya maka diperlukan perencanaan, inovasi dari sumber daya

manusianya, serta dukungan dari aspek ekonomi agar pengembangan kota Kudus

sesuai dengan kondisi masyarakatnya. Sejak ditemukan rokok kretek Kudus dan

berkembangnya industri rokok kretek Kudus, potensi ekonomi baik itu sumber

daya manusia, sumber daya alam dan sumber daya buatan di daerah Kudus serta

sumber daya dari daerah luar penghasil bahan baku rokok kretek Kudus dapat

dimanfaatkan dengan efektif.

B. Deskripsi Rokok Kretek

1. Pengertian Rokok Kretek

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120

mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi

daun-daun tembakau yang telah dirajang. Nama rokok sendiri mulanya berasal

Page 66: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

50

dari bahasa Spanyol “cigar”, “cigaret”, atau “cigarrel” artinya kebun. Rokok

dinamakan demikian karena tembakau yang dipakai untuk rokok ditanam sebagai

tanaman pemeliharaan orang-orang berharta di Spanyol (Solichin Salam, 1983 :

13).

Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku

bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh.

Pada abad ke-15 ketika bangsa Eropa Columbus beserta rombongannya

menemukan benua Amerika untuk pertama kalinya mereka melihat penduduk asli

orang Indian membungkus semacam rempah-rempah yang telah dikeringkan

dengan potongan daun jagung kering, sehingga terbentuk gulungan silinder dan

penggunaannya dibakar salah satu ujungnya serta menghisap asap dari ujung yang

lain. Perbuatan seperti itu dipercaya dapat menimbulkan kenikmatan pada anggota

tubuh, dapat membuat mereka mabuk, dan mengurangi kelelahan atau kepenatan

(Amen Budiman & Onghokham, 1987 : 1). Kebiasaan menghisap tersebut

sesungguhnya merupakan kebiasaan merokok yang sejak dulu telah mereka

lakukan, walaupun belum diketahui kapan pastinya. Sebagian dari para penjelajah

Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian membawa

tembakau ke Eropa. Orang-orang Eropa membawa pulang rokok ini dengan

sebutan cigarro atau cerutu. Kebiasaan merokok kemudian mulai muncul di

kalangan bangsawan Eropa, terutama cerutu karena menghisap cerutu dianggap

sebagai perlambangan kekayaan. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang

merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan

semata-mata (Arsip PPRK : Asal Mula Rokok).

Kalau cerutu dikenal dengan kemewahannya, maka rokok justru dikenal

secara primitif oleh suku Indian. Bentuk rokok yakni tembakau yang dijejalkan

dalam buluh atau batang tebu yang dikeringkan. Bentuk lainnya yaitu tembakau

kering yang dimasukkan dalam batang gandum kering atau sejenis sayuran lain

yang sudah dikeringkan. Rokok hanya dihisap oleh penduduk miskin yang

kantongnya tipis, mereka bahkan memungut puntung cerutu milik orang kaya

untuk dihisap. Kondisi menghisap cerutu sisa yang telah pendek tersebut disebut

Page 67: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

51

oleh masyarakat umum sebagai “rokok si miskin” (Arsip PPRK : Asal Mula

Rokok).

Abad 17 dari Amerika Selatan kebiasaan merokok menyebar ke berbagai

negara di Eropa, seperti : Spanyol, Portugal, Inggris, Perancis, Jerman, Swedia,

Swiss, Turki, dan seluruh daratan Eropa. Kebiasaan merokok akhirnya masuk ke

Turki dan saat itu pula kebiasaan merokok mulai masuk ke negara-negara Islam.

Di Indonesia kebiasaan merokok sulit diketahui kapan pastinya mulai

berkembang. Bagi masyarakat Indonesia budaya merokok diperkirakan dimulai

dengan budaya mengunyah sirih, injet dan gambir atau mengunyah buah pinang

yang ada sejak dahulu kala warisan nenek moyang kita. Bahan baku rokok,

tembakau bukan merupakan tanaman asli Indonesia. Dimana Portugislah bangsa

yang pertama kali memasukkan tembakau dan budaya merokok ke Indonesia.

Dari orang jaman dahulu, tanaman tembakau dipakai untuk kepentingan

pengobatan. Pada awal abad ke-17 merokok tembakau dan menghisap madat telah

dikenal di Pulau Jawa. Pembesar-pembesar Jawa juga telah diketahui gemar

mengkonsumsi rokok. Abad ke-18 merokok telah menjadi salah satu kebutuhan

hidup primer kalangan masyarakat Jawa, tidak ubahnya dengan makan sirih. Hal

ini dapat dideteksi dari besarnya jumlah uang yang dikeluarkan untuk membeli

rokok dibandingkan untuk memenuhi kebutuhan hidup lainnya. Pekerjaan yang

sangat sederhana tidak menghalangi mereka untuk menikmati hidup dalam

ketentraman dan kenyamanan. Seorang bujangan bisa hidup dengan dua belas

duit sehari, tanpa memikirkan makan makanan yang bergizi bagi tubuhnya. Jika

dapat diumpamakan dua belas duit tadi digunakan untuk : tiga duit untuk membeli

tembakau sebagai bahan merokok yang dibungkus dengan selembar kulit jagung

kering/klobot, tiga duit untuk membeli nasi dan garam/tempe, enam duit untuk

membeli beras (Amen Budiman & Onghokham, 1987 : 87).

Merokok tidak hanya merupakan kesenangan pribadi, namun juga

menjadi hidangan penting yang disajikan kepada para tamu. Rokok dalam

kepercayaan tradisional mempunyai arti sebagai barang dagangan sekaligus

sebagai salah satu komponen upacara sesajen serta sebagai pelengkap berbagai

macam kepentingan dan ditaruh di berbagai macam tempat. Rokok kadang juga

Page 68: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

52

dipercaya sebagai salah satu alat pembayaran bagi jasa dukun di daerah pesisir

utara Jawa (Amen Budiman & Onghokham, 1987 : 99-100).

Orang-orang Indonesia mempunyai cara tersendiri untuk membuat rokok

sendiri yang akan dihisapnya. Cara yang digunakan amat sederhana, baik susunan

maupun bentuknya. Pada umumnya tembakau dan campuran rempah digulung

menggunakan daun jagung kering atau yang lebih biasa disebut klobot, kemudian

digulung atau dilinting dengan bentuk lancip pada salah satu ujungnya, dan ujung

untuk menghisap ditali menggunakan jinggo. Oleh sebab itu, rokok yang dibuat

sendiri penduduk asli Indonesia pada awal penemuannya belum merupakan

barang dagangan yang menarik (Solichin Salam, 1983 : 16).

Tahun 1880-an, setelah adanya usaha untuk mencampur tembakau dan

rempah-rempah terbaik seperti cengkeh, bentuk kesederhanaan rokok mulai

beralih ke arah barang yang lebih berarti dan menguntungkan untuk

diperdagangkan. Pencampuran tembakau dan cengkeh oleh orang Indonesia

merupakan penemuan rokok yang tergolong paling enak, paling tua, dan paling

terkenal di berbagai penjuru. Rokok yang terbuat dari campuran tembakau dan

cengkeh, serta dibungkus dengan daun jagung kering terkenal dengan nama rokok

kretek. Bunyi kretek-kretek akibat pembakaran cengkeh waktu rokok itu dihisap,

menjadikan nama rokok tersebut terkenal dengan sebutan rokok kretek.

Pada umumnya rokok dapat dibedakan menjadi beberapa jenis.

Pembedaan ini dapat didasarkan atas : bahan pembungkus rokok, bahan baku atau

isi rokok, proses pembuatan rokok, dan penggunaan filter pada rokok.

Rokok berdasarkan bahan pembungkus.

a) Klobot : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung.

b) Kawung : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.

c) Sigaret : rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas

d) Cerutu : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun

tembakau (Solichin Salam, 1983 : 18).

Page 69: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

53

Rokok berdasarkan bahan baku atau isi :

a) Rokok Putih : rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun

tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma

tertentu.

b) Rokok Kretek : rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun

tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek

rasa dan aroma tertentu.

c) Rokok Klembak : rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun

tembakau, cengkeh, dan menyan yang diberi saus untuk

mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu (Solichin Salam, 1983 :

18).

Rokok berdasarkan proses pembuatannya :

a) Sigaret Kretek Tangan (SKT) : rokok yang proses pembuatannya

dengan cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan dan

atau alat bantu sederhana.

b) Sigaret Kretek Mesin (SKM) : rokok yang proses pembuatannya

menggunakan mesin. Sederhananya, material rokok dimasukkan ke

dalam mesin pembuat rokok. Keluaran yang dihasilkan mesin

pembuat rokok berupa rokok batangan. Hasil keluaran sekitar enam

ribu sampai delapan ribu batang rokok per menit. Mesin pembuat

rokok, biasanya, dihubungkan dengan mesin pembungkus rokok

sehingga keluaran yang dihasilkan telah dalam bentuk pak ataupun

dalam bentuk pres (Amen Budiman & Onghokham, 1987 : 182).

Rokok berdasarkan penggunaan filter :

a) Rokok Filter (RF) : rokok yang pada bagian pangkalnya

terdapat gabus.

b) Rokok Non Filter (RNF) : rokok yang pada bagian pangkalnya

tidak terdapat gabus (www.demirtas.com

: 11/3/09 ).

Rokok kretek pada umumnya diproduksi tanpa menggunakan filter seperti

rokok-rokok lainnya. Minat rokok kretek adalah kecenderungan seseorang

Page 70: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

54

terhadap rokok kretek yang menetap terhadap diri sendiri sehingga timbul

kepuasan bagi individu tersebut. Dapat juga diartikan sebagai rangsangan

terhadap sesuatu yang memberi pengaruh dalam diri.

Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang terhadap minat rokok kretek

adalah :

a) Rasa yang berbeda dengan rokok filter

b) Kemurnian pada komposisi rokok kretek dibandingkan dengan

rokok filter yang memiliki komposisi cengkeh dan tembakaunya

yang sedikit.

c) Faktor prestise yang didapat oleh individu yang mengkonsumsinya.

d) Harga yang lebih mahal menjadikannya tingkat faktor yang cukup

diperhatikan dan memberi kepuasan tersendiri bagi individu yang

mengkonsumsi.

e) Individu tersebut tidak pernah mengkonsumsi rokok lain selain

rokok kretek.

f) Usia peminat rokok kretek lebih dewasa (telah menginjak usia > 23

tahun) (www.demirtas.com : 11/3/09 ).

Semakin lama dari waktu ke waktu rokok kretek tidaklah lagi milik dari

orang-orang yang sudah dewasa dan tua. Namun sekarang para remaja sudah

mulai banyak yang mengkonsumsi rokok kretek. Tidak lepas dari pantas-tidak

pantasnya rokok kretek dikonsumsi oleh anak remaja, tapi ini mengenai selera dan

gaya hidup remaja saat ini.

Bisa dikatakan rokok dapat memberi efek santai dan sugesti merasa lebih

jantan. Merokok biasanya dilakukan dengan membakar salah satu ujungnya dan

membiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.

Semakin keras, semakin lama, dan semakin dalam seseorang menghisap asap

rokok, maka semakin besar kebutuhan adiktif terhadap rokok tersebut. Rokok di

Indonesia saat ini biasanya diperdagangkan dalam bentuk bungkusan kotak kertas

berisi sekitar 12 batang. Kemasan kertas rokok didesign dalam kotak kecil agar

dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Dalam bungkusan-

bungkusan rokok tersebut umumnya telah disertai pesan kesehatan yang

Page 71: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

55

merupakan aturan yang ditetapkan dunia internasional pada semua perusahaan

rokok di dunia. Dimana pesan tersebut memperingatkan perokok akan bahaya

kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau

serangan jantung, kecanduan, penyakit pernapasan, penyakit pencernaan, efek

buruk bagi kelahiran, dan emfisema. Pesan kesehatan ini sejak awal merupakan

hasil penelitian mengenai rokok oleh Amerika, bahwa rokok menjadi penyebab

berbagai macam penyakit terutama kanker pau-paru. Setelah hasil penelitian ini

disebarluaskan penjualan rokok merosot tapi cerutu dalam penelitian tersebut

memiliki kandungan bahaya yang lebih kecil. Orang-orang kembali keranjingan

mengkonsumsi rokok. Segala macam peringatan, slogan, pamflet bahaya merokok

tampak sia-sia belaka. Pada kenyataannya pesan kesehatan itu lebih berfungsi

sebagai hiasan semata karena banyak masyarakat yang kurang peduli akan

dampak negatif dan sulit untuk meninggalkan budaya merokok yang telah

mengakar kuat di keseharian hidup masyarakatnya (Arsip PPRK : Asal-Usul

Tembakau).

Merokok dilakukan dengan berbagai alasan, antara lain :

a.) Pengaruh lingkungan, ajakan teman, dan sebagainya

b.) Rasa ingin tahu dan coba-coba, yang berujung pada ketagihan

c.) Agar lebih terlihat jantan

d.) Keadaan ekonomi yang semakin sulit, mendorong semakin banyak

orang mengalami stress sehingga dengan merokok diharapkan stress

yang mendera dapat hilang sesaat

e.) Tingkat aktivitas sosial yang tinggi, juga mendorong orang untuk

sedikit melepas penat dengan merokok

f.) Tingkat sosial yang tinggi yang memungkinkan orang dapat membeli

rokok, untuk alasan mendapatkan suatu kenikmatan rasa

(www.wikipedia/rokok_kretek:11/3/2009).

Pada rokok setidaknya terdapat beberapa zat yang dapat merugikan

kesehatan tubuh, antara lain : tar, nikotin, dan karbonmonoksida

(www.wikipedia/rokok_kretek:11/3/2009). Di balik kegunaan atau manfaat rokok

Page 72: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

56

seperti : sebagai obat, penghilang stres, dsb terkandung kerugian yang cukup

besar bagi orang yang merokok (tanpa menyadari kekuatan diri dalam

mengkonsumsi rokok yang berlebihan) maupun orang di sekitar perokok yang

bukan perokok :

a.) Perokok pasif secara tidak langsung dirugikan dengan menghisap

asap rokok dari perokok aktif yang bahayanya hampir sama dengan

perokok aktif.

b.) Seseorang yang mencoba merokok biasanya akan ketagihan karena

rokok bersifat candu yang sulit dilepaskan dalam kondisi apapun.

Seorang perokok berat akan memilih merokok daripada makan jika

uang yang dimilikinya terbatas.

c.) Harga rokok yang mahal akan sangat memberatkan orang yang

tergolong miskin, sehingga dana kesejahteraan dan kesehatan

keluarganya sering dialihkan untuk membeli rokok.

d.) Sebagian perokok biasanya akan mengajak orang lain yang belum

merokok untuk merokok agar dapat menyesuaikan dengan

lingkungan tempat ia bersosialisasi. Sehingga orang lain ikut

merasakan enaknya atau menderitanya dalam menghisap asap rokok

(www.wikipedia/rokok_kretek:11/3/2009).

Perubahan akibat timbulnya sarana baru yang menunjang kehidupan

masyarakat seperti industri rokok kretek Kudus ini sangat besar. Industri rokok

kretek Kudus mengakibatkan : (1) pertumbuhan masyarakat di suatu daerah, (2)

adanya suatu proses pertumbuhan atau kemunduran di bidang sosial ekonomi

serta kesejahteraan masyarakat Kudus. Bagi pemerintah rokok yang diproduksi

oleh perusahaan rokok merupakan sumber pendapatan yang sangat penting

artinya. Berbagai macam pajak dapat ditarik dari industri ini. Mulai dari cukai

tembakau, pajak perseroan, pajak reklame, pajak pekerja, dsb. Selama bertahun-

tahun jelas dapat dilihat dukungan pemerintah untuk selalu meningkatkan hasil

produksi rokok. Industri rokok memberi kesempatan kerja yang begitu luas

terhadap ribuan masyarakat kelas bawah. Mulai dari pekerja kasar pembuat rokok,

para pedagang besar/kecil yang menjual rokok, para petani tembakau yang

Page 73: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

57

mendukung produksi rokok. Perusahaan rokok kretek Kudus juga mempengaruhi

perkembangan pertanian di daerah lain, seperti : di daerah Temanggung, Kedu,

Madura, Bojonegoro, Muntilan, Weleri, dan Magelang. Karena hubungan industri

rokok kretek Kudus tidak dapat dipisahkan dengan petani di daerah tersebut,

khususnya petani tembakau dan petani cengkeh yang menghasilkan bahan baku

utama rokok kretek. Perusahaan rokok kretek Kudus juga memberikan pengaruh

terhadap kesejahteraan masyarakat di pedesaan di daerah Kudus dan sekitarnya.

Wilayah pedesaan sangat berpengaruh, pembangunan di berbagai sektor untuk

mendukung kelancaran sektor produksi dan pemasaran. Daerah penghasil bahan

baku rokok kretek dan daerah asal buruh rokok kretek juga menikmati hasilnya,

terutama naiknya taraf hidup petani bahan baku rokok kretek Kudus serta

keberhasilan daerahnya karena barang hasil pertaniannya dibutuhkan industri

rokok kretek Kudus (wawancara Bapak Afif Masluri : 12 Oktober 2009).

Peran industri rokok tehadap kebanggaan bangsa berupa keberhasilan

mencetak para atlet bulu tangkis yang handal yang membawa harum nama

Indonesia di kancah dunia Internasioal. Di bidang seni industri rokok mendukung

kreativitas musik Indonesia hingga menjadi sangat maju dan bervariasi seperti

saat ini. Di bidang lingkungan, industri rokok berpartisipasi menghijaukan

sekaligus menerangi fasilitas jalan-jalan raya dibeberapa tempat. Perkembangan

industri rokok kretek didukung dengan permintaan konsumen rokok dari golongan

masyarakat kelas bawah semakin meningkat, karena desakan kebutuhan hidup

yang begitu sulit sehingga mengakibatkan stress dan dilampiaskan dengan

merokok untuk sedikit menenangkan pikiran (Amen Budiman & Onghokham,

1987 : 192-201).

Pengaruh positif maupun pengaruh negatif yang merupakan dampak dari

setiap penemuan. Di satu sisi keuntungan besar yang didapat berbagai pihak,

namun di sisi lain kerugian juga menghantui akibat aktivitas merokok. Tuhan

menciptakan segala sesuatu dengan fungsi tertentu, salah satu diantaranya adalah

tembakau yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan rokok.

Sungguh, bila manusia dapat memanfaatkan karunia Tuhan dengan penuh

Page 74: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

58

kebijaksanaan maka hal tersebut sangat bermanfaat dan akan memberikan

manfaat bagi tubuh dan manfaat yang terbaik bagi semua pihak dapat diperoleh.

C. Sejarah Awal Pembentukan Industri Rokok Kretek Kudus

1. Penemu Rokok Kretek Kudus Versi Haji Jamahri

Lahirnya industri rokok kretek di Kudus bermula setelah penemuan rokok

kretek oleh Haji Jamahri, seorang warga masyarakat di Kudus. Mulanya Haji

Jamahri menderita penyakit dada. Untuk mengobati penyakitnya yang telah lama

menderanya, Haji Jamahri mencoba memakai minyak cengkeh untuk digosokkan

ke bagian dada dan punggungnya. Usahanya kurang membawa kesembuhan yang

maksimal bagi penyakit dada yang diderita Haji Jamahri. Haji Jamahri mencoba

mengunyah cengkeh, hingga diperoleh suatu kesembuhan yang lebih baik.

Terlintas dalam pikiran Haji Jamahri untuk memakai cengkeh sebagai bahan obat.

Cengkeh dirajang halus, kemudian dicampurkan pada tembakau yang dipakai Haji

Jamahri untuk merokok. Haji Jamahri menghisap asap dari pembakaran rokok

dalam-dalam, sampai masuk ke dalam paru-paru (Solicihin Salam, 1987 : 16).

Hasilnya dipercaya diluar dugaan, karena penyakit dada yang diderita

sembuh secara total. Dari mulut ke mulut pengobatan dengan cara ini menyebar

ke sekitar tempat tinggal Haji Jamahri. Masyarakat sekitar mulai meminta rokok

mujarab yang dipercaya menyembuhkan penyakit dada itu. Masyarakat justru

merasakan suatu kenikmatan yang luar biasa. Rokok yang membawa manfaat dan

dapat memberi kenikmatan pada sebagian orang ini memaksa Haji Jamahri untuk

memproduksi rokok dalam jumlah besar dan mendirikan usaha rokok kecil-

kecilan (Amen Budiman & Onghokham, 198 : 105-106).

Keberhasilan usaha Haji Jamahri mengakibatkan banyak orang berusaha

mengikuti jejak beliau. Penemuan rokok kretek di akhir abad ke-19 membuka

pintu keberhasilan masyarakat Kudus untuk muncul menjadi pengusaha rokok

kretek. Pada mulanya, jenis rokok temuan Haji Jamahri ini biasa disebut dengan

rokok cengkeh. Lantaran ketika dihisap efek yang ditimbulkan dari pembakaran

rokok yang terbuat dari klobot jagung dan cengkeh ini memunculkan bunyi

Page 75: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

59

kretek-kretek atau kumretek dalam bahasa Jawa mengakibatkan orang

menyebutnya dengan rokok kretek (Lance Castle, 1982 : 61).

Secara umum, kebanyakan masyarakat Kudus bermata pencaharian

sebagai pedagang dan petani. Para pedagang biasanya berdagang ke luar kota,

seperti : Semarang, Solo, Jogya, Kediri, Bojonegoro, Surabaya, Malang, Jombang,

dan daerah sekitarnya. Rokok kretek mula-mula hanya menjadi kegemaran

masyarakat Kudus saja. Akan tetapi, lambat laun rokok kretek diminati di daerah-

daerah lain, akibat para pedagang Kudus jika pergi berdagang ke luar kota sambil

membawa bekal rokok kretek untuk dijual secara eceran ke wilayah tempat

berdagangnya (Solichin Salam, 1983 : 22). Kegiatan ini berlangsung lama. Jiwa

dagang masyarakat Kudus diturunkan oleh Sunan Kudus, beliau adalah pedagang

ulung yang berdagang antar benua. Dalam bekerja Sunan Kudus

menyeimbangkan antara agama dan usaha. Niat yang disertai usaha dan

memaknai kerja itu sebagai suatu ibadah, maka ketiganya merupakan sumber

energi atau pendorong gairah kerja tinggi. Dengan berlandaskan semangat kerja

tinggi dan diseimbangkan dengan ilmu agama, diyakini akan membawa kebaikan

duniawi dan mencapai surgawi dengan indahnya (Suharso, 1994 : 154).

Jasa para pedagang Kudus menjadikan rokok kretek akhirnya kian dikenal.

Namun tidak begitu dengan Haji Jamahri yang diketahui meninggal pada 1890.

Siapa dan bagaimana asal-usul Haji Jamahri masih remang-remang. Hanya

temuan rokok kretek Haji Jamahri yang terus berkembang. Beberapa sumber

mengatakan penemu rokok kretek Kudus adalah Haji Jamahri, namun beberapa

cerita sejarah lisan mengatakan bahwa Haji Jamahri hanya membuat ramuan

rokok untuk obat tidak sepenuhnya rokok kretek seperti yang dikenal dihisap

untuk mendapatkan suatu kenikmatan.

2. Penemu Rokok Kretek Kudus Versi Mbok Nasilah

Penemu rokok oleh beberapa cerita sejarah lisan dipercaya masyarakat

ditemukan oleh Mbok Nasilah. Mbok Nasilah adalah janda kusir delman Kardi.

Sepeninggal suaminya Kardi, Mbok Nasilah berwiraswasta membuka sebuah

warung. Mbok Nasilah, yang juga dianggap sebagai penemu pertama rokok

Page 76: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

60

kretek, menemukan rokok kretek untuk menggantikan kebiasaan nginang pada

sekitar tahun 1870. Di warung Mbok Nasilah, yang kini menjadi toko kain

Fahrida di Jalan Sunan Kudus 120, Mbok Nasilah menyuguhkan rokok

temuannya untuk para kusir yang sering mengunjungi warung milik Mbok

Nasilah. Kebiasaan nginang yang sering dilakukan para kusir mengakibatkan

kotor warung Mbok Nasilah, dengan menyuguhkan rokok Mbok Nasilah berusaha

agar warungnya tidak kotor (http://bluedayax.multiply.com/journal/item/177 :

13/3/2009).

Pada awalnya Mbok Nasilah mencoba meracik rokok dengan

menambahkan cengkeh ke tembakau. Campuran ini kemudian dibungkus dengan

klobot atau daun jagung kering dan diikat dengan benang. Rokok tersebut biasa

disebut dengan rokok klobot. Rokok klobot racikan Mbok Nasilah disukai oleh

para kusir dokar dan pedagang keliling. Salah satu penggemar rokok kretek Mbok

Nasilah adalah Nitisemito yang saat itu menjadi kusir (wawancara Bapak Afif

Masluri : 12 Oktober 2009).

Sampai saat ini, beberapa referensi mengacu pada penemuan rokok kretek

Kudus oleh Haji Jamahri. Tapi Mbok Nasilah sendiri oleh sebagian sumber lisan

juga disebutkan sebagai orang yang dapat dan mahir meracik rokok kretek. Usaha

industri yang dirintis oleh Nitisemito berawal dari perkenalan dengan Mbok

Nasilah yang telah menjual rokok kretek hasil racikan Mbok Nasilah sendiri di

warung miliknya. Dari hasil racikan rokok kretek milik Mbok Nasilah, akhirnya

Nitisemito tertarik dan terus mengembangkan usaha rokok kretek menjadi industri

besar.

Usaha Nitisemito belum dapat dikaitkan dengan jelas bila dihubungkan

dengan penemuan rokok kretek oleh Haji Jamahri. Jika ditilik dari tahun

penemuan rokok kretek, Mbok Nasilah terlebih dahulu meracik rokok kretek

tahun 1870 dan kemudian baru Haji Jamahri menemukan rokok kretek sebagai

obat penyakit dadanya pada tahun 1880. Terjadi selisih waktu dan terlihat Mbok

Nasilah yang terlebih dahulu menemukan rokok kretek.

Bagaimanapun penemuan rokok kretek oleh Mbok Nasilah dan Haji

Jamahri, mereka berdua sangat berperan dalam perkembangan industri rokok

Page 77: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

61

kretek di Kudus. Penemuan rokok kretek telah menimbulkan kemajuan pesat bagi

perkembangan daerah industri di Kudus.

3. Golongan Pribumi Pendiri Industri Rokok Kretek Kudus

Akhir abad ke-19 masyarakat pribumi tanah air telah mengenal istilah

”rokok”, setelah munculnya penemuan rokok. Menghisap rokok telah menjadi

salah satu kebiasaan masyarakat Indonesia. Kalau tidak menghisap rokok badan

rasanya kurang enak, bahkan pikiran sering tidak jalan atau kalut. Rokok kretek

telah menjadi kebutuhan di negara kita Indonesia. Secara otomatis, pasar rokok

kretek telah meluas. Harga rokok kretek yang masih terjangkau oleh konsumen

baik itu kalangan atas, menengah, maupun kalangan bawah, sehingga dengan

mudah masyarakat dapat menemukan rokok kretek di seluruh pelosok negeri.

Tidak banyak yang mengetahui bagaimana sejarah penemuan rokok kretek yang

setiap hari dihisap oleh para perokok, mungkin perokok hanya tahu merk

rokoknya, cita rasa rokoknya, bahan pembuatan rokok kretek, dan sedikit bahaya

merokok atau hanya kenikmatan saat menghisap rokok saja. Rokok kretek yang

telah menjadi salah satu barang kebutuhan negeri ini, memiliki sejarah awal

pembentukan industri rokok kretek yang salah satunya terdapat di Kudus.

Pada masa kolonial tembakau menjadi hal penting bagi usaha perkebunan

yang diusahakan Belanda di Jawa dan Sumatra. Tanaman tembakau hasil

perkebunan awalnya dikhususkan untuk pembuatan cerutu yang hasilnya diekspor

ke Eropa. Pada waktu yang sama produsen yang ada di Indonesia menanam

tembakau yang khusus dikonsumsi dalam negeri. Tembakau dilinting sendiri oleh

para perokok dengan di bungkus daun jagung kering atau selaput sayuran lain.

Tembakau di Jawa Tengah dicampur dengan bermacam rempah-rempah sesuai

dengan selera perokok (Lance Castle, 1982 : 59).

Perokok yang menggulung campuran bahan rokoknya sendiri dengan cara

seperti ini disebut dengan rokok tingwe (linting dhewe). Meluasnya kebiasaan

merokok tersebut, mengakibatkan tembakau mulai menjadi barang yang dicari

dan diusahakan di pasaran (Lance Castle, 1982 : 60).

Page 78: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

62

Awal abad ke-20 merupakan fajar menyingsing dunia industri rokok

kretek Kudus. Tahun 1904 setelah penemuan rokok kretek, H.M. Ilyas telah

memproduksi rokok kretek secara masal. Langkah ini diikuti oleh pengusaha

rokok kretek pribumi yang lain. Penemuan rokok kretek awalnya menjadi

dagangan memikat di tangan Nitisemito sebagai perintis industri rokok kretek

pertama di Kudus dari golongan pribumi (Solichin Salam, 1983 : 22).

Tahun 1908, perjuangan pengusaha pabrik kretek pribumi dalam

mengembangkan industri rokok kretek Kudus mulai menampakkan hasil yang

gemilang. Ditandai dengan berdirinya pabrik rokok kretek yang tergolong jenis

industri besar milik Nitisemito dengan merk produksi Bal Tiga. Pabrik rokok

kretek Bal Tiga berkembang menjadi satu-satunya industri rokok kretek terbesar

di Kudus. Pengusaha pabrik kretek pribumi asli Kudus membawa industri rokok

kretek Kudus ke arah kemajuan dengan berbagai strategi perpabrikan yang sudah

mapan. Secara umum pengusaha pabrik kretek pribumi telah berhasil

menggerakkan orang-orang memasuki dunia industri (http://bluedayax.

multiply.com/journal/item/177 : 13/3/2009).

Bisnis rokok dimulai oleh Nitisemito pada 1906 dan pada 1908 usahanya

resmi terdaftar dengan merek "Tjap Bal Tiga". Bisa dikatakan langkah Nitisemito

itu menjadi tonggak tumbuhnya industri rokok kretek di Kudus. Beberapa babad

dan legenda yang beredar di Jawa, dicatatkan rokok sudah dikenal sudah sejak

lama bahkan sebelum Haji Jamahri dan Nitisemito merintisnya. Tercatat dalam

Kisah Roro Mendut, yang menggambarkan seorang putri dari Pati yang dijadikan

istri oleh Tumenggung Wiroguno, salah seorang panglima perang kepercayaan

Sultan Agung menjual rokok "klobot" (rokok kretek dengan bungkus daun

jangung kering) yang disukai pembeli terutama kaum laki-laki karena rokok yang

dijajakan telah direkatkan dengan ludah Roro Mendut yang amat cantik jelita

(Amen Budiman & Onghokham, 1987 : 93-94).

Nitisemito sendiri seorang buta huruf, dilahirkan dari rahim Ibu Markamah

dan ayah H. Sulaiman di desa Janggalan dengan nama kecil Rusdi pada tahun

1874 (Arsip PPRK : Almarhum Nitisemito). Ayahnya, Haji Sulaiman adalah

kepala desa Janggalan. Semasa hidupnya Nitisemito tidak pernah mendapatkan

Page 79: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

63

pendidikan formal di sekolah. Nitisemito adalah seorang yang cerdas, ulet, dan

religius. Sebagian masa hidup Nitisemito digunakan untuk berdagang. Semasa

muda Nitisemito telah memiliki banyak pengalaman dagang. Beberapa tahun

menjadi carik Kampung Jagalan, kemudian berniaga ke Mojokerto tapi usaha

Nitisemito mengalami kegagalan. Pada usia 17 tahun, Rusdi mengubah namanya

menjadi Nitisemito (Arsip Propinsi Jawa Tengah : M Nitisemito).

Pada usia 17 tahun itu juga, Nitisemito merantau ke Malang, Jawa Timur

untuk bekerja sebagai buruh jahit pakaian. Usaha ini berkembang, hingga

Nitisemito mampu menjadi pengusaha konfeksi. Beberapa tahun kemudian, usaha

tersebut kandas karena terlilit hutang. Nitisemito pulang kampung dan memulai

usaha baru membuat minyak kelapa dengan alasan banyak masyarakat Kudus dan

sekitarnya sering menggunakan minyak kelapa untuk penerangan rumah dan

menggoreng. Kembali usaha Nitisemito mengalami kegagalan, ternyata

masyarakat Kudus lebih senang membuat minyak kelapa sendiri daripada

membeli. Nitisemito bangkit kembali dengan berdagang kerbau karena sapi

dikeramatkan disembelih di daerah Kudus, namun gagal (Amen Budiman &

Onghokham, 1987 : 128).

Awal terbukanya jalan Nitisemito dalam usaha dagangnya, ketika

Nitisemito bekerja menjadi kusir dokar sambil berdagang tembakau. Saat itulah

Nitisemito berkenalan dengan Mbok Nasilah, pedagang rokok klobot di Kudus.

Mbok Nasilah, yang juga dianggap sebagai penemu pertama rokok kretek,

menemukan rokok kretek untuk menggantikan kebiasaan nginang pada sekitar

tahun 1870. Di warung Mbok Nasilah, yang kini menjadi toko kain Fahrida di

Jalan Sunan Kudus 120, Mbok Nasilah menyuguhkan rokok temuannya untuk

para kusir yang sering mengunjungi warungnya. Kebiasaan nginang yang sering

dilakukan para kusir mengakibatkan kotor warung Mbok Nasilah, sehingga

dengan menyuguhkan rokok, Mbok Nasilah berusaha agar warungnya tidak kotor.

Pada awalnya Mbok Nasilah mencoba meracik rokok. Salah satunya

dengan menambahkan cengkeh ke tembakau. Campuran tersebut kemudian

dibungkus dengan klobot atau daun jagung kering dan diikat dengan benang.

Rokok racikan Mbok Nasilah ternyata disukai oleh para kusir dokar dan pedagang

Page 80: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

64

keliling. Salah satu penggemar rokok racikan Mbok Nasilah adalah Nitisemito

yang saat itu bekerja sebagai kusir. Karena sering menyambangi warung Mbok

Nasilah, Nitisemito terbiasa dan menganggap keluarga Mbok Nasilah sebagai

keluarga (Arsip Propinsi Jawa Tengah : M Nitisemito).

Nitisemito lantas menikahi Mbok Nasilah tahun 1894 dan

mengembangkan usaha rokok kreteknya menjadi dagangan utama. Di warung

milik bersama Mbok Nasilah dan Nitisemito menyediakan barang kebutuhan

hidup sehari-hari, warung kopi, menjual rokok kretek eceran, dan bahan baku

rokok kretek, seperti : tembakau, cengkeh, klobot, dan jinggo (benang). Tahun

1905, rokok kretek buatan Mbok Nasilah diusahakan oleh Nitisemito dan

rokoknya terkenal sangat enak. Tamu-tamu yang berkunjung dirumah Nitisemito

sangat menggemari rokok kretek buatan Mbok Nasilah. Atas saran sahabat-

sahabat Nitisemito, rokok klobot diusahakan dan dibuat bungkus bercap

pemiliknya. Rokok klobot yang diperdagangkan diberi nama rokok klobot

Nitisemito. Usaha rokok kretek Nitisemito tumbuh menjadi industri kecil yang

dikelola sendiri oleh Nitisemito, Mbok Nasilah, dan kedua putrinya masing-

masing Nahari dan Nafi’ah (Arsip Propinsi Jawa Tengah : M Nitisemito).

Mulailah Nitisemito membuat rokok klobot berdasarkan pesanan sahabat-

sahabat. Usaha ini maju pesat, Nitisemito tidak sekedar membuat rokok klobot

berdasarkan pesanan dari sahabat-sahabatnya tapi sudah khusus menjaul rokok

klobot di warungnya. Untuk pertama kalinya rokok klobot dijual tanpa bungkus

dengan harga 2,5 sen seikat untuk 25 batang ukuran kecil dan 3 sen seikat untuk

25 batang ukuran besar. Dari dijajakan eceran di pinggir jalan, dibawa

(dicangking) ketika berdagang di pasar, sampai akhirnya rokok klobot

berkembang di jual ke luar kota : Semarang dan Kendal tapi masih dalam bentuk

eceran. Rokok klobot yang dijual Nitisemito hanya dibungkus pakai kertas koran.

Setiap satu bendel berisi 250 batang. Tahun 1908, industri kecil milik Nitisemito

tersebut berkembang menjadi industri mapan (Arsip Propinsi Jawa Tengah : M

Nitisemito).

Rokok klobot yang diusahakan Nitisemito kemudian diberi bungkus kertas

polos dan dilekati merk ”Tumpeng Segitiga”, ”Sawer”, ”Soempil”, ganti dengan

Page 81: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

65

”Djeroek”. Kemudian Nitisemito memberi label rokoknya "Rokok Tjap Kodok

Mangan Ulo" (Rokok Cap Kodok makan Ular). Nama ini tidak membawa hoki

malah menjadi bahan tertawaan. Nitisemito lalu mengganti dengan Tjap Bulatan

Tiga di bawahnya diberi nama Nitisemito. Lantaran gambar bulatan dalam

kemasan mirip bola, merek ini kerap disebut Bal Tiga. Julukan ini akhirnya

menjadi merek resmi dengan tambahan Nitisemito (Tjap Bal Tiga H.M.

Nitisemito). Mulanya timbul ide untuk menggunakan cap Bal Tiga adalah

berdasarkan pertimbangan, bahwa Nitisemito gemar bermain bola ”Bal” dan

”Tiga” melambangkan dirinya serta kedua orang menantunya Karmain dan

Oemarsaid (Solichin Salam, 1983 : 25-26).

Bal Tiga resmi berdiri pada 1914 di Desa Jati, Kudus dan menjadi industri

rokok kretek raksasa dengan ribuan tenaga kerja. Munculnya industri rokok kretek

Kudus pertama oleh pengusaha kretek pribumi, secara otomatis membawa

perubahan bagi masyarakat Kudus yang semula bertani menjadi buruh pabrik.

Keberadaan perusahaan rokok kretek Kudus tersebut telah memperbaiki

kesejahteraan penduduk sekitar Kudus (Solichin Salam, 1983 : 25).

Bertindak sebagai pemimpin perusahaan Bal Tiga milik Nitisemito adalah

H. Akwan dan M. Karmain, tapi sang pengatur rasa berada di bawah kuasa

Nitisemito. Usaha rokok kretek bercap Bal Tiga makin berkembang tahun 1924

dengan bungkus (longsong) yang menarik, dimana tiap longsong berisi 25 batang.

Setelah 10 tahun beroperasi, Nitisemito mampu membangun pabrik besar

diatas lahan 6 hektar di Desa jati. Ketika itu, di Kudus telah berdiri 12 perusahaan

rokok besar, 16 perusahaan menengah, dan tujuh pabrik rokok kecil (gurem).

Diantara pabrik besar itu adalah milik M. Atmowidjojo (merk Goenoeng Kedoe),

H.M Muslich (merk Delima), H. Ali Asikin (merk Djangkar), Tjoa Khang Hay

(merk Trio), dan M. Sirin (merk Garbis & Manggis) (http://bluedayax.

multiply.cm/journal/item/177 : 13/3/2009).

Jiwa semangat wiraswasta telah membakar masyarakat pribumi nasional di

daerah Kudus untuk tampil dan maju ke depan dibidang industri rokok kretek

Kudus. Aneka rokok kretek dengan berbagai merk telah bermunculan. Menurut

catatan statistik Kabupaten Kudus dalam tahun 1930, di Kudus terdapat 70

Page 82: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

66

perusahaan rokok kretek yang terdiri dari : 14 buah perusahaan besar, dan 56

perusahaan kecil. Tahun 1932 meningkat jumlahnya menjadi 165 buah. Tahun

1933 menjadi 175 buah. Tahun 1934 turun menjadi 152 buah. Dalam

perkembanagannya, industri rokok kretek Kudus dari waktu ke waktu mengalami

masa pasang surut, sesuai dengan pergolakan dan perubahan zaman (Solichin

Salam, 1983 : 17).

Tahun 1930-an produksi rokok kretek mencapai 3 – 10 juta per hari,

dengan jumlah buruh mencapai 10 ribu orang. Pabrik rokok kretek yang dibangun

di Jati mengubah sistem pengerjaan rokok kretek yang diborongkan kepada abon

menjadi sistem buruh pabrik. Upah buruh batil, linting rokok per seribu buah

adalah sebesar 20 sen. Sedang buruh nyontong memasukkan 4-8 batang rokok

kretek ke longsong mendapat upah 1 sen. Etiket rokok kretek milik Nitisemito

awalnya dicetak di Drukkerij “Nimef” Malang, dan berubah dicetak di Drukkerij

“Masman” Semarang (Solichin Salam, 1983 : 26).

Keberuntungan Nitisemito semakin melonjak disertai dengan kelahiran

putra keempatnya M. Soemadji Nitisemito, rokok kreteknya laris luar biasa.

Nitisemito menarik menantunya M. Karmain untuk membantu mengelola industri.

Industri rokok kretek milik Nitisemito ini membawanya menjadi salah satu raja

kretek. Usaha yang dikelola Nitisemito menyerap ribuan buruh pabrik rokok

kretek (Arsip Propinsi Jawa Tengah : M. Nitisemito).

Nitisemito yang tak pernah mengenyam pendidikan formal, tidak berarti

dia terbelakang. Sebagai seorang pedagang yang tangguh, penuh dengan ide-ide

baru, kreatif, inovatif Nitisemito berhasil merintis dan mengelola perusahaan

rokok kretek pertama di Indonesia yang paling besar dan modern milik pribumi.

Semangat kerja yang tinggi dan diimbangi dengan ketaatan beribadah

menjadikan pribumi Kudus menjadi orang-orang yang mandiri di bidang

perekonomian. Berbagai tantangan, harapan dan keinginan menjadikan pengusaha

pribumi industri rokok kretek Kudus semakin semangat untuk memajukan industri

dalam kondisi masih dalam belenggu penjajahan. Kerja keras, tekun, ulet menjadi

jawaban waktu terhadap kesuksesan Nitisemito dan kawan-kawan dalam menata

industri rokok kretek milik pribumi. Munculnya enterpreuner baru dari golongan

Page 83: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

67

pribumi menjadi salah satu tonggak penguat bagi kelas menengah untuk terus

berusaha dan sadar akan kemampuan pengusaha pribumi, bahwa pengusaha dari

golongan pribumi bisa menjadi yang terbaik.

Jiwa enterpreuner yang dimiliki Nitisemito seperti : mampu membina

kepercayaan relasi, memiliki semangat dan daya kerja tinggi, memahami makna

laba dalam bentuk uang, bekerja keras, dan mengembangkan naluri bisinisnya.

Kesemuanya itu dalam perkembangannya mengalami pergeseran-pergeseran

membawa kemajuan dalam manajemen perusahaan Nitisemito (Suharso, 1994 :

155).

Sedikit demi sedikit makna kerja dari pribumi mengalami banyak

pergeseran dari penggunaan alat tradisional ke sistem pabrik yang lebih modern.

Para pengusaha pribumi rokok kretek ini mulai menggunakan manajemen modern

untuk mengembangkan usahanya. Untuk mengembangkan usahanya Nitisemito

menyewa tenaga pembukuan asal Belanda untuk membantu menerapkan sistem

manajemen handal dalam usahanya. Pasaran produknya cukup luas, mencakup

kota-kota di Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan bahkan ke Negeri Belanda

sendiri. Nitisemito dengan ide M Karmain kreatif memasarkan produknya,

misalnya dengan menyewa pesawat terbang Fokker seharga 200 gulden saat itu

untuk mempromosikan rokoknya ke Bandung dan Jakarta. Setiap ada pameran di

berbagai wilayah produk rokok kretek Nitisemito ikut serta meramaikan stand-

stand yang ada, hingga meluaslah kabar produksi rokok kretek. Dalam promosi

rokoknya Nitisemito juga menyediakan barang-barang pecah belah sebagai

reward kepada para konsumen rokoknya (Solichin Salam, 1983 : 26).

Industri rokok kretek Kudus yang mayoritas dipegang oleh pribumi mulai

tahun 1880 tersebut merupakan kebanggan bagi pengusaha pabrik kretek pribumi

dan kota Kudus. Pengusaha pabrik kretek pribumi adalah orang-orang yang

mampu memajukan dirinya sendiri, orang yang tadinya tidak berharta, tidak

mempunyai bekal ilmu pengetahuan yang memadai, tetapi berkat keuletan kerja,

dengan perasaan dagangnya yang cerdik dan tajam mereka mampu

mengumpulkan kekayaan dengan mendirikan pabrik besar yang dijaga dan

dipeliharanya dari nol. Semangat mempertahankan apa yang telah dibangun oleh

Page 84: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

68

pengusaha pribumi sangatlah kuat dan telah tertanam kuat dalam sanubari mereka

(Amen Budiman & Onghokham, 1987 : 107).

Sektor industri merupakan sektor yang paling strategis bagi perekonomian

Kudus, produk unggulan Kudus untuk industri besar atau sedang yaitu industri

rokok kretek. Komoditas industri rokok kretek Kudus memiliki potensi untuk

berkembang, tercermin bahwa industri rokok kretek Kudus : memiliki keunggulan

kompetitif, bahan baku yang cukup, sumber tenaga kerja yang memadai,

tersedianya modal yang cukup, mampu menyerap tenaga kerja terutama tenaga

kerja lokal setempat, memberi kontribusi terhadap perekonomian daerah dan

nasional, mempunyai jaminan mutu produksi yang baik, mampu meningkatkan

pendapatan dan kemampuan sumber daya masyarakat setempat, dan tersedianya

teknik industri yang tidak merusak budaya setempat. Rokok kretek buatan industri

rokok kretek Kudus mampu bersaing, nilai permintaannya tinggi baik bagi

pemasok maupun bagi pembeli, jangkauan pasarnya luas dan memiliki

keunggulan bila disaingkan dengan produk lain. Usaha rokok kretek Kudus juga

dalam perkembangannya mengalami pasang surut produksi, produktivitas tenaga

kerja, dan provitabilitas. Sayangnya, industri rokok kretek Kudus memiliki

kelemahan : bahan baku rokok kretek masih didatangkan dari luar daerah,

permodalan industri kecil kurang, limbah industri merajalela dan menggangu,

persaingan pasar yang ketat. Untuk mengatasi kelemahan industri rokok kretek

Kudus tersebut diperlukan kerjasama antara pemerintah, pejabat pemerintah,

pengusaha, dan lingkungan dunia usaha mengembangkan industri rokok kretek

dan perekonomian daerah Kudus, atau dengan meningkatkan basis industri dan

meningkatkan kemandirian industri (Pemkab Kudus, 2004 : 90-110).

D. Kondisi Industri Rokok Kretek di Kudus awal Dekade 1900-an

1. Awal Mula Sumber Bahan Baku Industri Rokok Kretek Kudus

Bahan baku rokok kretek Kudus utamanya adalah tembakau dan cengkeh.

Satu hal yang luar biasa, bahwa Kudus bukan merupakan wilayah penghasil bahan

Page 85: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

69

baku rokok kretek tersebut, bahkan tanahnya tidak cocok untuk ditanami bahan

baku tembakau ataupun cengkeh.

Dikenalnya tembakau oleh masyarakat Kudus ternyata memiliki hubungan

historis dengan Sunan Kudus. Menurut oral history dari masyarakat Kudus dan

adanya makam atau petilasan Sunan Kedu di desa Gribig, Kecamatan Gebog,

Kabupaten Kudus yang terletak di dekat gudang pabrik-pabrik rokok kretek

Kudus, menyatakan bahwa tembakau diperkenalkan kepada masyarakat Kudus

oleh Sunan Kedu. Hingga akhirnya dapat dimanfaatkan dengan menjadi

penemuan rokok kretek.

Sunan Kedu lahir di Paraan Kabupaten Temanggung (daerah sentra

tembakau). Semasa kecil bernama Abdul Hakim dan menginjak dewasa belajar ke

Mekkah untuk memperdalam ilmu agama dan setelah kembali dari Mekkah diberi

gelar Sunan Kedu atau Syeikh Abdul Basyir (setingkat wali). Sunan Kedu sangat

gigih dalam menjalankan syiar Islam dan pemerintahan. Sunan Kedu datang ke

Kudus terutama ke daerah Gribig sekitar tahun 1576 M. Sunan Kedu datang ke

wilayah Kudus dengan tujuan untuk nyantri di Mbah Sunan Kudus untuk

menjalankan syiar Islam di Kudus dan sekitarnya dan di Gribig pada khususnya.

Selama nyantri di Sunan Kudus, dikalangan santri Sunan Kedu adalah santri yang

berpengetahuan agama Islam sangat luas. Sunan Kedu yang berasal dari

Temanggung diam-diam memiliki keahlian sebagai seorang petani tembakau yang

handal. Keahlian ini yang dibawa Sunan Kedu memperkenalkan tembakau pada

gurunya Sunan Kudus yang seorang pedagang untuk mengusahakan tembakau

sebagai tanaman perdagangan (wawancara bapak Hardi Cahyana : 31 Desember

2009).

Kisah pewayangan tentang peranan Sunan Kedu terhadap penemuan

tembakau dan rokok kretek di Kudus menceritakan suatu kisah yang berbeda.

Kisah Sunan Kedu di Kudus yang berhubungan dengan tembakau dan penemuan

rokok kretek diusahakan untuk menarik dan mempermudah ingatan masyarakat

tentang munculnya tembakau dan pengusahaan rokok kretek Kudus masa

penyebaran Islam. Ketika masa penyebaran Islam, Sunan Kedu dari Magelang

berniat sowan (berkunjung) kepada Sunan Muria. Di tengah perjalanannya, sudah

Page 86: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

70

menjadi kebiasaaan masyarakat jaman dahulu untuk saling mengadu kesaktian

yang dimiliki. Sunan Kedu ingin mengadu kesaktiannya dengan Sunan Kudus.

Sunan Kedu bersenjata tampah yang diterbangkan ke wilayah Menara melewati

puncak Menara Kudus dengan tujuan untuk berusaha memancing kemarahan

Sunan Kudus. Kejadian tersebut menjadikan Sunan Kudus merasa tertantang dan

meminta Sunan Kedu untuk adu ayam. Adu ayam jago terjadi di daerah Gunung

Pati Ayam, perbatasan Kudus-Pati. Sunan Kedu menggunakan ayam jago

andalannya dan Sunan Kudus dengan kesaktiannya mengubah gaman kapak

menjadi ayam jago. Perjanjian antara Sunan Kedu dan Sunan Kudus, adalah siapa

yang kalah harus bergantung pada yang menang. Dalam pertarungannya Sunan

Kedu kalah. Sunan Kudus meminta Sunan Kedu membawa bibit tembakau dari

Magelang untuk ditanam. Atas keputusan para Sunan, bibit tembakau harus

ditanam Sunan Kedu di Magelang dan hasilnya dibawa ke Kudus. Tembakau hasil

tanam Sunan Kedu digunakan Sunan Kudus untuk nginang. Ketika itu banyak

masyarakat Kudus Kulon yang berguru kepada Sunan Kudus, maka dari itu

tembakau diupayakan oleh warga di Kudus sebagai salah satu barang dagangan

dan sampai akhirnya dikembangkan menjadi temuan rokok klobot.

Kesaktian Sunan Kudus dalam bahasa Jawa kesedik wali, semua ucapan

Sunan Kudus yang menyatakan bahwa siapa yang kalah harus bergantung kepada

yang menang dalam tradisi lisan masyarakat Kudus ini ada benarnya. Tembakau

Kedu yang dihasilkan wilayah Kedu (Sunan Kedu) hanya dapat digunakan untuk

membuat rokok kretek oleh industri rokok kretek di wilayah Kudus saja, di

wilayah lain tidak dapat digunakan.

Sunan Kedu wafat sekitar tahun 1612 M, di desa Gribig Kecamatan Gebog

Kabupaten Kudus. Beliau dimakamkan di desa Gribig. Dari tembakau yang

dibawa Sunan Kedu menjadi awal perkembangan perdagangan tembakau di

Kudus, sampai akhirnya tercipta rokok klobot. Rokok klobot yang diminati warga

Kudus berkembang pesat menjadi usaha kecil, dan oleh pengusaha pribumi terus

mengembangkannya menjadi suatu industri rokok kretek Kudus yang terkemuka

di dalam maupun di luar negeri. Perusahaan-perusahaan rokok kretek Kudus

masih melestarikan budaya khaul terhadap Sunan Kedu. Setiap tanggal 13 bulan

Page 87: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

71

Syuro diadakan penyembelihan kerbau untuk acara khaul yang dikelola

masyarakat sekitar dan dikunjungi masyarakat dari seluruh penjuru Kudus atau

dari sekitar daerah Kudus (wawancara Bapak Masturi : 26 Oktober 2009).

2. Pengadaan Bahan Baku Industri Rokok Kretek Kudus

Penemuan rokok kretek di Kudus oleh Haji Jamahri dan Mbok Nasilah

sekitar tahun 1880-an, membuat banyak orang mengikuti jejak Mbok Nasilah

hingga lahirlah industri rokok kretek di Kudus. Pada mulanya, segala sesuatu

tentang industri rokok kretek dalam pengerjaan dan penjualan produk rokok

kreteknya masih sangat sederhana bahkan belum nampak adanya suatu lapangan

usaha yang menjanjikan. Tahun 1880-an sampai 1980-an industri rokok kretek di

Kudus mulai berkembang. Ditemukannya tembakau berakibat kepada semakin

meningkatnya kegemaran orang mengkonsumsi tembakau. Basic pedagang yang

dikuasai oleh masyarakat Kudus ditambah dengan perkembangan kegemaran

orang mengkonsumsi tembakau menumbuhkan kemampuan masyarakat Kudus

untuk membuat dan memasarkan rokok tradisional atau rokok klobot (Marcel

Boneff, 1990 : 240). Rokok klobot merupakan jenis rokok pertama yang umum

dinikmati masyarakat Kudus. Baru pada tahun 1880 ditemukanlah rokok kretek

sebagai pembaharuan rokok klobot. Bunyi kretek-kretek yang ditimbulkan dari

pembakaran klobot ini membawa perubahan sebutan rokok klobot menjadi rokok

kretek. Pada awal kelahiran rokok kretek di Kudus, perdagangan dan pemenuhan

permintaan rokok kretek hanya terbatas di Kudus saja. Dalam waktu yang sangat

singkat, rokok kretek juga disenangi di daerah lain di luar kota Kudus. Sedikit

demi sedikit pemasaran rokok kretek mengalami peningkatan yang luar biasa.

Apalagi setelah munculnya Nitisemito sebagai pioneer wiraswastawan pribumi

yang sukses mengelola industri rokok kretek miliknya.

Berkat keahlian para pengusaha rokok kretek pribumi dalam perataan

pemakaian cengkeh dan tembakau, serta penentuan syarat-syarat pembuatan

rokok kretek, pengusaha rokok kretek memberi rasa khas terhadap produksi rokok

kreteknya. Apalagi dengan variasi bahan, kadar campuran, dan komposisi saus

Page 88: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

72

membuat rokok kretek memiliki rasa khas yang dapat memuaskan permintaan

konsumennya (wawancara Bapak Afif Masluri : 12 Oktober 2009).

Bahan baku utama untuk membuat rokok kretek ada dua macam, yaitu

tembakau dan cengkeh.

a. Tembakau

Pada tahun 1863, Nien Huys pegawai bangsa Belanda mencoba

menanam jenis tanaman baru di daerah Deli. Tanaman ini disebut

dengan tembakau, dan berhasil tumbuh menjadi tanaman komoditi

pembuatan cerutu (Antonie Rieth, 1987 : 98). Tanpa tembakau rokok

tidak dapat diproduksi. Seluruh perusahaan rokok kretek yang ada di

pulau Jawa biasanya menggunakan tembakau yang dihasilkan dari

wilayah pulau Jawa sendiri. Umumnya, perusahaan rokok kretek dari

suatu daerah tertentu belum tentu menggunakan tembakau yang

dihasilkan dari daerahnya sendiri sebab perusahaan rokok kretek tidak

hanya mendatangkan satu jenis tembakau saja untuk produksi rokok

kreteknya.

Dataran Kudus tidak cocok untuk menanam jenis tanaman

tembakau, kalaupun dapat ditanam tembakau yang dihasilkan dari

daerah Kudus rasanya terlalu pahit dan aromanya tidak begitu harum.

Sedang untuk menghasilkan rokok kretek dibutuhkan tembakau yang

mempunyai rasa gurih dan mempunyai aroma harum. Kebutuhan

tembakau untuk perusahaan rokok kretek Kudus didatangkan dari

daerah : Kedu, Weleri, Bojonegoro, Mojokerto, Madura, dan

Temanggung. Tembakau bisa sangat mempengaruhi rokok kretek yang

akan dibuat sesuai dengan rasa dan kaulitas tembakaunya. Rasa dan

kualitas rokok kretek tertentu, juga membutuhkan rasa dan kualitas

tembakau tertentu pula. Rasa dan kualitas tembakau dipengaruhi oleh

iklim dan letak geografi daerah tanam tembakau. Hal inilah yang

menyebabkan adanya perdagangan tembakau, dari daerah-daerah

menuju ke Kudus (Mark Hanusz, 2000 : 78-82).

Page 89: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

73

Sebagian besar pengusaha rokok kretek sangat merahasiakan

pembelian dan jumlah penggunaan tembakau, hal ini dilakukan untuk

menghindari ramuannya tidak diketahui oleh pihak lain. Cara

perusahaan rokok kretek Kudus menciptakan tembakau dengan

mengangkat seorang agen atau perwakilan perusahaan rokok

kreteknya. Jika tidak, pengusaha rokok kretek di Kudus berusaha

mencari tembakau di daerah-daerah penghasil tembakau yang

dibutuhkan oleh perusahaannya.

Bentuk penjualan tembakau dari petani secara langsung kepada

agen atau pengusaha rokok kretek, antara lain :

1.) Dijual secara bebas, yaitu tembakau dijual oleh petani

kecil kepada agen pada waktu tembakau masih belum

dipanen. Cara pembelian seperti ini biasanya berlaku

untuk jenis tembakau Virginia dan tembakau Weleri.

2.) Menjual rajangan kepada tengkulak-tengkulak kecil yaitu

tembakau dipanen kemudian tembakau dikeringkan dan

dirajang, baru kemudian dijual kepada agen atau langsung

kepada pengusaha rokok kretek.

3.) Tengkulak kecil menjual tembakau kepada tengkulak

besar. Prosesnya sama dengan atas, bedanya tembakau

tersebut diserahkan langsung oleh tengkulak besar kepada

pengusaha rokok kretek tanpa melalui agen.

4.) Tengkulak menjual langsung kepada pengusaha rokok

kretek dengan mendapat komisi langsung dari pengusaha

rokok kretek di perusahaan. Tengkulak macam ini biasa

disebut dengan makelar tembakau (wawancara Bapak

Afif Masluri : 25 Oktober 2009).

Perbedaan kualitas tembakau ditentukan oleh faktor alam dan

faktor perawatan. Faktor perawatan meliputi : perajangan dan

penyimpanan tembakau yang nantinya sangat mempengaruhi harga

tembakau bila hasilnya baik (Mark Hanusz, 2000 : 87-88).

Page 90: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

74

Tembakau yang dijual di daerah Kudus biasanya diambil dari

nama daerah asalnya, seperti : tembakau Temanggung dan tembakau

Madura. Pengusaha rokok kretek Kudus banyak menggunakan

tembakau dari daerah Madura, Temanggung, Weleri, Magelang,

Mojokerto, Muntilan dan Bojonegoro. Jenis tembakau Virginia

terutama tembakau krosok Bojonegoro mempunyai mutu paling baik

untuk membuat rokok kretek. Tembakau krosok juga dihasilkan dari

daerah Wonosobo, Besuki, Lumajang, dan Bojonegoro (wawancara

bapak Afif Masluri : 12 Oktober 2009).

Perusahaan rokok kretek Kudus lebih senang menggunakan

tembakau dari daerah Kedu, hal ini disebabkan tembakau yang

dihasilkan dari daerah Kedu juga sangat cocok untuk memproduksi

rokok kretek. Daerah Kedu menghasilkan tembakau garangan dan

tembakau pepean, jenis tembakau kuning dan rasanya ringan. Harga

tembakau dari Kedu cukup terjangkau dan kualitasnya cukup bagus.

Menurut RJL Kussendrager dalam Amen Budiman & Ong Hok Ham (

1987 : 89) juga menyebutkan ketinggian mutu tembakau dari Kedu :

“tembakau Kedu sangat disukai benar yang dipandang sebagai

tembakau yang paling baik di seluruh Pulau Jawa”. Orang Belanda

juga memakai tembakau Kedu sebagai bahan pembuatan cerutu

mereka.

Biasanya tembakau yang digunakan dalam rokok kretek lebih

bernilai bila disimpan lebih lama. Beberapa perusahaan rokok kretek

menyimpan tembakau selama lima tahun. Kulaitas rokok yang bagus

akan diperoleh jika tembakau disimpan lebih lama dahulu di dalam

gudang. Rokok buatan pabrik kecil yang murah biasanya cukup

membutuhkan waktu simpan selama tiga bulan. Semakin baik kualitas

tembakau maka terjadi perbaikan mutu hasil produksi rokok kretek.

Agar memperoleh tembakau dengan harga murah biasanya pengusaha

membeli tembakau saat panen sehingga harganya murah. Tembakau

Page 91: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

75

untuk rokok klobot perlu disimpan selama enam bulan (Lance Castle,

1982 : 48).

b. Cengkeh

Cengkeh yang digunakan ada dua macam, yaitu :

a) Cengkeh impor dari Zanzibar dan Madagaskar

b) Cengkeh hasil produksi dalam negeri dari daerah Manado,

Maluku, Ambon, Jawa Barat, Jawa Tengah (Mark Hanusz,

2000 : 64).

Perusahaan rokok kretek Kudus lebih senang menggunakan

cengkeh impor daripada menggunakan cengkeh hasil dalam negeri,

sebab kualitas cengkeh impor jauh lebih baik, kadar minyaknya lebih

banyak, rasanya gurih, lebih banyak mengkreteknya (mengeluarkan

suara kretek-kretek) dan rasanya lebih ringan.

Untuk penggunaan cengkeh impor pemerintah mengusahakan

pembagian cengkeh bagi pengusaha rokok kretek di Jawa agar

cengkeh tidak menjadi obyek spekulasi pengusaha rokok kretek.

Pembagian cengkeh impor diatur berdasarkan besar kecilnya

perusahaan rokok kretek dalam membayar pajak pita cukai. Untuk

penggunaan cengkeh dalam negeri tidak diadakan sistem pembagian

sebab harganya jauh lebih murah, rasanya keras (nyegrak), tidak ada

rasa gurihnya, dan kurang mengkreteknya (Mark Hanusz, 2000 : 69).

Semakin banyak penggunaan cengkeh dalam suatu perusahaan

rokok kretek, menunjukkan semakin banyak produksi rokok kretek.

Naik turunnya penggunaan cengkeh di perusahaan rokok kretek

dipengaruhi oleh jumlah impornya. Kondisi negara yang tidak stabil

juga mempengaruhi pasokan impor cengkeh ke Indonesia. Ketika

kondisi negara sedang tidak stabil masa 1950-an, maka terjadi

pembatasan impor cengkeh. Hal ini memaksa pengusaha untuk

berupaya menutup kebutuhan cengkeh pabrik rokok kreteknya dengan

penggunaan cengkeh yang diusahakan di dalam negeri.

Page 92: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

76

Harga cengkeh yang selalu mengalami fluktuasi dari tahun ke

tahun, menjadi salah satu persoalan yang sulit bagi pabrik rokok

kretek. Untuk mengatasi masalah harga cengkeh yang melambung

tinggi, pengusaha rokok kretek pernah tergoda untuk :

mempergunakan tembakau atau cengkeh yang lebih murah, atau

dengan penggunaan campuran dengan takaran atau perbandingan

campuran cengkeh yang lebih rendah dibanding dengan tembakau,

atau mengurangi upah para abon (Lance Castle, 1982 : 63-64).

Langkah-langkah tersebut dilakukan dengan harapan dapat

menekan biaya, sehingga harga jual rokok dapat dipenuhi oleh para

konsumen yang kebanyakan golongan menengah ke bawah. Mutu dan

campuran tembakau dengan cengkeh merupakan hal yang sangat

penting dalam pabrik kretek.

Untuk cengkeh tidak perlu disimpan dalam waktu lama untuk

mendapatkan aroma khas, tetapi karena naik turunnya harga dan

kadang terjadi perhentian penawaran serta kesulitan pembagian dari

pemerintah kolonial maka perusahaan rokok kretek sebaiknya

mempunyai persediaan cengkeh yang cukup (Lance Castle, 1982 : 48).

Bahan baku pendukung untuk memproduksi rokok kretek dan rokok

klobot, antara lain :

a. Daun Jagung atau klobot sebagai pembungkus rokok klobot

Klobot yang digunakan dalam industri rokok kretek masa itu,

digunakan istilah ”ombyok, uter, ontong”. Setiap satu ombyok klobot

terdiri dari 20 buah ontong jagung, tiap 25 ombyok berisi 500 ontong

dan disebut satu uter. Dan setiap satu ontong klobot dapat dijadikan

kira-kira sebanyak 5 batang rokok. Kira-kira satu uter klobot dapat

dijadikan 2500 buah batang rokok (Solichin Salam, 1983 : 18).

Biasanya klobot yang digunakan dalam industri rokok kretek

Kudus berasal dari daerah Undaan (pinggiran kota Kudus yang

berbatasan dengan Grobogan, Purwodadi). Kualitas klobot jagung dari

daerah Undaan tersebut baik, tapi kwantitas atau jumlah pemenuhan

Page 93: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

77

bahan produksinya tidak mencukupi. Untuk menutupi kekurangan

kebutuhan bahan baku klobot industri rokok kretek Kudus

mempergunakan klobot dari daerah Purwodadi (dari desa Plendungan

dan Kuwu), memang kualitasnya tidak sebagus klobot dari daerah

Undaan tapi kwantitasnya mencukupi (Solichin Salam, 1983 : 18).

b. Tali pengikat atau jinggo, untuk mengikat rokok klobot

c. Saus, bahan pewangi rokok kretek.

Saus digunakan sebagai bahan pemberi rasa khas pada aroma

rokok kretek yang membedakan rokok yang satu dengan yang lain.

Rasa atau aroma dari rokok kretek tiap perusahaan berbeda-beda.

Penggunaan saus sangat mempengaruhi rasa rokok kretek. Hal ini

mengakibatkan saus sebagai bahan misterius dalam mengahasilkan

rokok kretek. Perusahaan rokok kretek besar biasanya menggunakan

saus yang didatangkan dari Inggris dan Amerika. Tiap daerah biasanya

memiliki permintaan berbeda-beda terhadap rasa atau aroma rokok

kretek : di Jawa Barat lebih menyukai rasa pedas, di Jawa Tengah

lebih menyukai rasa manis, dan di Jawa Timur menyukai rasa asin

(Mark Hanusz, 2000 : 90-96).

d. Lem dari tepung aci, untuk mengelem kertas sigaret kretek dan kertas

kemasan luar (kertas selop luar)

e. Kertas

Kegunaan kertas pada industri rokok kretek Kudus, ada beberapa

macam :

a) pembungkus rokok (kertas papir)

b) pengepak terdiri dari jenis kertas cassing, HVS, syllovan, dan

kertas minyak.

c) mencetak pita cukai

d) pengepres dan pembungkus luar (selop)

e) pembuatan merk luar (wawancara Bapak Afif Masluri : 25 Oktober

2009).

Page 94: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

78

Jumlah penduduk yang kian bertambah dan jumlah perusahaan

yang menggunakan kertas bertambah mengakibatkan kelangkaan

kertas. Kelangkaan kertas sering mengakibatkan kerugian besar bagi

industri rokok kretek Kudus. Apabila kekurangan jenis kertas pita

cukai yang dibuat oleh pemerintah, pengusaha rokok kretek Kudus

mengalami kerugian yang tidak sedikit. Rokok yang sudah dibungkus

tidak dapat dipasarkan, kondisi tersebut dapat menghentikan

perputaran modal dan bahkan dapat mengakibatkan rokok kretek yang

telah jadi dan disimpan digudang akan rusak dimakan ulat atau terkena

udara lembab, sehingga tidak dapat dipasarkan lagi.

Kebutuhan kertas tidak dapat dipenuhi hanya dari dalam negeri,

produksi kertas Padalarang dan Leces tidak dapat memenuhi hampir

semua jenis kertas kebutuhan perusahaan rokok kretek Kudus hanya

kertas pengepak jenis pembungkus luar yang dapat dipenuhi.

Sedangkan kebutuhan kertas yang lain, seperti : kertas pita cukai yang

dicetak pemerintah, kertas papir, kertas pembungkus selop luar, harus

didatangkan dari Inggris dan Jerman.

Kebutuhan kertas perusahaan rokok kretek Kudus memunculkan

ide pembuatan industri kertas di Kudus. Tahun 1952 pemerintah dan

panitia pengelola rencana pembuatan kertas industri rokok kretek

Kudus telah berhasil mengupayakan penanaman pohon pinus di Jawa

sebagai bahan pembuatan kertas. Tahun 1958, perusahaan kertas

didirikan di Kudus. Mulai tahun 1960, kebutuhan kertas industri rokok

kretek Kudus sudah dapat dipenuhi oleh perusahaan kertas yang telah

didirikan di Kudus dan tidak lagi mengimpor kertas dari luar negeri.

Penyediaan bahan baku rokok kretek bagi industri rokok kretek Kudus

masih sangat bergantung dari daerah lain di luar kota Kudus, bahkan dari luar

negeri. Diperlukan hubungan timbal balik dan interaksi yang baik dengan daerah-

daerah penunjang bahan baku industri rokok kretek Kudus. Agar proses

pendistribusian bahan baku rokok kretek dari daerah-daerah tersebut ke Kudus

berjalan dengan lancar.

Page 95: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

79

3. Produksi Rokok Kretek Kudus

Pada awal pembentukan indstri rokok kretek Kudus cara produksi yang

diterapkan masih sangat tradisional, yaitu : klobot dibesut (dihaluskan), kemudian

campuran tembakau dan cengkeh dibungkus dengan klobot secara hati-hati agar

klobot tidak sobek oleh batang cengkeh. Salah satu ujung rokok klobot diikat

dengan tali atau serat, terakhir rokok klobot dijajakan di warung, kampung-

kampung, dan dipasar-pasar. Kemajuan industri rokok kretek Kudus

memungkinkan munculnya sejumlah merk Indonesia yang pemiliknya dikenal

sebagai raja kretek. Hal ini merupakan teladan yang baik bagi penduduk pribumi

untuk menunjukkan kekuatan diri pada masa kolonial Belanda. Masa Kolonial, di

Kudus telah berdiri 12 perusahaan rokok besar, 16 perusahaan menengah, dan

tujuh pabrik rokok kecil (gurem) (Lance Castle, 1982 : 46).

Pada tahun 1920-an, rokok kretek yang beredar adalah rokok kretek yang

masih sederhana sistem pengerjaannya belum ada mesin modern hanya perlu

keahlian khusus dari para buruhnya. Pengusaha rokok kretek memperoleh

tembakau dan cengkeh dengan kualitas super dari berbagai daerah penyuplai

tembakau dan cengkeh. Pihak pabrik mencampurkan sendiri tembakau, cengkeh,

serta saus rahasia yang menjamin mutu produksi rokok kreteknya. Kegiatan

mencampur bahan pembuat rokok kretek dilakukan di dalam pabrik oleh

pengusaha sendiri untuk menjamin rahasia kenikmatan khas dari masing-masing

rokok kretek yang dibuat, agar tidak sering merubah aturan dalam

pencampurannya. Pengusaha rokok kretek harus benar-benar memikirkan

produksi rokok kreteknya. Rasa dan perbandingan bahan harus benar-benar

dipikirkan untuk menjaga kepercayaan konsumen. Cengkeh dan tembakau terdiri

dari beraneka jenis, masing-masing memiliki keistimewaan dan rasa yang khas.

Seorang pengusaha rokok kretek harus mempunyai pengalaman luas di bidang

pertembakauan, serta percampuran cengkeh dan saus. Pengusaha yang

berpengalaman dapat meramu tembakau dan melakukan pencampuran dengan

komposisi yang tepat sehingga menjadi rokok kretek sesuai yang diinginkan untuk

konsumen. Ahli mencampur bahan rokok kretek tersebut dinamakan ”master”.

Masing-masing kemampuan atau selera pengusaha memberikan ciri tersendiri

Page 96: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

80

pada jenis rokok kretek yang dihasilkan. Pengolahan bahan rokok kretek Kudus

sebagai kunci rahasia dari masing-masing perusahaan, jangan sampai diketahui

perusahaan lain bahkan diketahui umum (wawancara Bapak Afif Masluri : 25

Oktober 2009).

Berhubung dengan bentuk rokok yang diproduksi yang lancip di salah satu

ujungnya pada waktu itu, dan bungkus yang digunakan untuk membungkus

tembakau dan cengkeh dari daun klobot, maka butuh ketrampilan khusus dalam

membuat lintingan rokok kretek. Membesut klobot tidak mudah, apalagi dengan

campuran tembakau dan cengkeh harus diusahakan agar rajangan cengkeh

tersebut tidak merusak atau merobek klobot pembungkusnya. Ribuan tangan

terampil dibutuhkan untuk memenuhi permintaan rokok kretek Kudus. Pekerja

rokok kretek selain bekerja di pabrik biasanya mengerjakan pekerjaan di rumah-

rumah. Pekerja yang rumahnya jauh tidak perlu meninggalkan rumah,

menghabiskan uang transport, dan tetap bisa melaksanakan kegiatan rumah

tangga, serta pekerjaannya dapat dibantu oleh seisi rumah (Arsip PNRI :

Peroesahaan Rokok Kretek di Koedoes).

Pekerja yang bekerja di pabrik biasanya bagian sortir (bagian pemilah),

pembungkus rokok kretek dalam pack, dan pengirim hasil produksi untuk

didistribusikan pada agen dan pemesan rokok kretek. Sebagian besar kegiatan

melinting rokok dilakukan di rumah-rumah. Bahan-bahan pembuat rokok kretek

dibagikan dari pabrik kepada para abon yaitu orang yang menjadi perantara antara

majikan dalam pabrik dengan buruh-buruh. Bahan-bahan pembuat rokok biasanya

diambil secara keseluruhan terlebih dahulu oleh para abon pada salah satu pabrik

rokok kretek Kudus, kemudian abon membagi-bagikan bahan-bahan tersebut

kepada buruh atau kornet. Jumlah abon ditaksir sekitar 30.000orang lebih.

Abon ini berasal dari lingkungan kampung sekitar district Kudus yang

datang ke pabrik rokok kretek, dan meminta campuran bahan rokok kretek yang

telah siap dari para pengusaha untuk diedarkan kepada para buruh linting rokok

rumahan dan dilinting di rumah mereka masing-masing yang disebut kornet.

Rokok kretek yang telah dilinting oleh para kornet diserahkan kembali kepada

para abon untuk dikumpulkan. Setelah terkumpul dalam jangka waktu seminggu,

Page 97: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

81

para abon mengembalikan rokok kretek yang telah jadi kepada pengusaha pabrik

dan mereka mendapatkan upah sesuai jumlah yang telah mereka kerjakan (Lance

Castle, 1982 : 61-63).

Para abon harus menjaga dengan baik hasil produksi rokok selama dalam

pengangkutan dengan menggunakan gerobak kuda dari desa-desa disekitar Kudus

ke pabriknya, dan biaya keseluruhan dari produksi dan pengangkutan ditanggung

oleh perusahaan. Biasanya para abon menerima pekerjaan dari seorang pengusaha

dan menerima dari pengusaha yang bersangkutan semacam abonnemen rokok

yang mereka hasilkan. Oleh karena itu, mereka disebut sebagai abonne yang

artinya langganan (Amen Budiman & Ong Hok Ham, 1987 : 113).

Sistem abon diterapkan berdasar pada beberapa pertimbangan, masa

kelahiran industri rokok kretek Kudus telah mendapatkan buruh pelinting rokok

dari kota Kudus sendiri. Untuk mencapai tingkat produksi yang mereka inginkan,

pengusaha rokok kretek kemudian mengambil pekerja-pekerja baru dari daerah di

sekitar kota Kudus. Untuk mendatangkan pekerja yang letaknya jauh dari pabrik,

butuh biaya transportasi yang banyak. Biaya transportasi tidak mungkin

dibebankan terhadap harga jual kepada konsumen, karena konsumen yang

sebagian rakyat berpenghasilan rendah tidak mungkin harga jual rokok dinaikkan.

Masalah lain adalah tempat bagi ribuan pekerja ketika itu belum memungkinkan,

biaya pembangunan pabrik masih sangat mahal. Oleh karena itu, digunakan

sistem abon agar produksi rokok yang diinginkan terpenuhi tanpa harus repot

memikirkan biaya transport yang harus dikeluarkan bagi pekerja yang jauh, dan

tempat bagi pekerja untuk memproduksi rokok kretek (Amen Budiman & Ong

Hok Ham, 1987 : 112).

Umumnya pengusaha besar pabrik rokok kretek mempunyai sekitar 100

abon. Abon memiliki anak buah atau buruh-buruhnya sendiri dalam kampungnya

yang disebut kornet sekitar delapan sampai sepuluh kornet. Sistem abon ini

merupakan sistem yang masih tradisional, di mana pekerja mengerjakan produksi

rokok kretek di rumah masing-masing. Biasanya dalam satu rumah satu keluarga

dapat ikut membantu mengerjakan produksi rokok kretek. Selain itu, produksi

rokok kretek ini dapat dikerjakan pada waktu luang setelah pekerjaan rumah

Page 98: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

82

selesai dikerjakan. Jadi buruh rokok ini masih dapat melakukan aktivitas sehari-

harinya tanpa harus keluar jauh dari rumah.

Selama sepuluh sampai lima belas tahun sebelum pendudukan Jepang,

sistem abon digantikan dengan sistem pabrik. Alasan utama penggantian sistem

ini adalah untuk memenuhi kebutuhan penguasaan yang lebih besar karena

industri rokok kretek mengalami persaingan menghadapi tantangan baru dari

tahun 1925 sampai 1933. Karena mutu rokok kretek sangat ditentukan oleh

campuran tembakau dan cengkeh, maka pengadaan bahan baku menjadi satu hal

yang cukup penting bagi usaha rokok kretek. Untuk mendapatkan kualitas rokok

kretek yang baik maka perlu diimpor cengkeh dari Zanzibar. Harga cengkeh

sendiri selalu mengalami fluktuasi harga, tahun 1928 harga cengkeh melambung

tinggi hingga begitu menyulitkan industri rokok kretek. Karena sebagian besar

perokok adalah golongan miskin maka beberapa kebijakan harus dikeluarkan oleh

para pengusaha rokok kretek. Pengusaha rokok kretek tergoda untuk

menggunakan tembakau atau cengkeh yang lebih murah atau perbandingan

tembakau dan cengkeh dikurangi, atau mungkin mengurangi jumlah tenaga abon.

Dengan tujuan untuk menekan biaya, sehingga konsumen tidak lekas kabur

(Lance Castle, 1982 : 63-64).

Kebijakan mengurangi upah para abon, mendapat respon negatif dari para

abon. Abon yang membenci kebijakan tersebut membalas dendam dengan

memalsukan cengkeh yang rendah mutunya ke dalam campuran tembakau saat

menggulung rokok tersebut. Tahun 1930-an pengusaha rokok kretek mulai

membangun pabrik-pabrik dan meninggalkan kebiasaan memborongkan

pekerjaan menggulung kepada para abon. Dibukanya pabrik, secara otomatis

modal kerja dapat dihemat dalam satu lingkungan kerja. Biaya produksi yang

melambung dapat ditutup dengan masuknya modal kerja yang diperoleh, sehingga

pengusaha rokok kretek masih bisa menguasai merk kesetiaan bagi konsumennya

(Lance Castle, 1982 : 64).

Pekerjaan membuat rokok kretek ini membutuhkan kesabaran, tenaga

buruh rokok kretek mendapat gaji borongan sesuai dengan berapa banyak dia

menghasilkan rokok kretek hari itu pula. Sebagian besar pekerjaan membuat

Page 99: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

83

rokok kretek ini dilakukan oleh wanita. Wanita-wanita Jawa agaknya sudah

terbiasa mencari pekerjaan di luar rumah. Daerah Jawa sendiri notabennya sudah

kelebihan jumlah penduduk, produksi rokok kretek telah menarik penduduknya

menjadi buruh industri rokok kretek. Banyak dari pekerja merupakan wanita,

mereka bekerja untuk menambah penghasilan suami atau keluarga mereka yang

kebanyakan hanya sebagai petani dan pengrajin. Upah buruh rokok dahulu masih

kecil, maka sumber penghidupan harus ditutupi dengan pertanian yang dahulu

mereka miliki. (Lance Castle, 1982 : 52)

Mayoritas buruh memang merupakan wanita yang berasal dari kampung-

kampung, namun di dalam satu pabrik besar ada sejumlah karyawan yang digaji

besar dengan kedudukan tertentu. Karyawan yang digaji besar biasanya

berkedudukan sebagai juru tulis atau pengawas. Kehidupan karyawan lebih terikat

pada pabrik sebagai sumber penghasilan utama. Karyawan yang mendapat hak

istimewa ini paling sedikit merupakan anggota kultural yang sama atau keluarga

dari pemilik pabrik (Lance Castle, 1982 : 92).

Industri rokok kretek secara teknis memang sederhana, tapi di dalamya

banyak kerumitan. Pengusaha dan mereka yang bekerja di dalam perusahaan

harus pandai-pandai membeli bahan baku, menjalankan proses produksi dan

pengawasan proses produksi dan memasarkan hasil produksi haruslah

mempergunakan ketrampilan yang sungguh-sungguh untuk mendapatkan laba dan

mempertahankan kepercayaan konsumen, serta kelangsungan usaha rokok kretek.

Proses produksi rokok kretek Kudus secara garis besar dibagi menjadi tiga

bagian :

a. Proses Pengerjaan

Beberapa jenis tembakau rajangan dicampur menjadi satu dengan

perbandingan tertentu. Campuran tersebut dimasukkan dalam mesin

pencampuran untuk dibersihkan dari tanah dan kotoran. Cengkeh

direndam dalam air supaya minyaknya hilang, agar rasanya tidak terlalu

pedas. Cengkeh yang sudah direndam dimasukkan dalam mesin

perajang cengkeh. Kemudian tembakau dan cengkeh yang sudah siap

dicampur menjadi satu dalam perbandingan tertentu kira-kira dua

Page 100: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

84

banding satu. Dua untuk tembakau dan satu untuk cengkeh. Setelah

selesai baru diberi saus atau biang wangi-wangian yang biasanya

diimpor. Agar perbandingan bahan-bahan tersebut meresap ke dalam

tembakau, campuran tersebut disimpan dalam waktu satu sampai dua

malam (wawancara bapak Afif Masluri : 25 Oktober 2009). Setiap

pabrik biasanya mempunyai rahasia campuran jenis-jenis tembakau,

cengkeh, dan saus. Hal ini bertujuan untuk menjaga kesetiaan konsumen

rokoknya dan berusaha mempertahankan rasa yang khas dari masing-

masing produksi pabrik rokok kretek. (Lance Castle, 1982 : 45)

b. Proses pembuatan

Rokok yang dihasilkan ada dua macam, yaitu rokok klobot dan

sigaret kretek.

1.) Rokok Klobot

Seperti yang telah diterakan diatas, pembuatan rokok

klobot masih sangat sederhana. Pengerjaannya hanya butuh

keahlian tangan buruhnya. Tembakau dan cengkeh dicampur

dengan perbandingan rata-rata dua (tembakau) banding satu

(cengkeh). Klobot dibesut (dihaluskan) dengan setrika, formula

yang telah jadi dimasukkan dan dilinting, diikat dengan benang

(jinggo) (Lance Castle, 1982 : 42).

Proses penggulungan rokok klobot benar-benar

membutuhkan ketrampilan dan keahlian tangan pembuatnya,

dalam sehari pembuatam rokok klobot hanya mampu mencapai

2000 batang. Untuk membesut klobot biasanya buruh membawa

pulang seikat klobot ke rumah untuk disetrika, sebagai bekal

besok membuat rokok klobot berikutnya (Lance Castle, 1982 :

46).

2.) Sigaret Kretek

Setelah proses pengerjaan, formula yang sudah jadi

dibagikan kepada buruh penggulung. Buruh duduk menghadap

mesin penggulung. Mesin penggulung terdiri dari kayu, kain,

Page 101: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

85

dan logam. Buruh penggulung yang jumlahnya banyak

berkumpul dalam satu ruangan, tidak ada usaha diantara mereka

saling membantu ataupun berbicara pada saat bekerja. Setiap

buruh berusaha mengejar target produksi sebanyak mungkin,

karena upah yang diterimanya tergantung dari besar kecilnya

buruh menggulung rokok kretek. Pembuatan sigaret kretek

memerlukan gerakan berbeda pada setiap penggulung

membentangkan formula dengan jumlah tertentu di atas kain,

kemudian membubuhi kertas papir dengan sedikit lem yang

telah ada barulah buruh penggulung menggerakkan tuas logam

mesin yang menghasilkan sigaret kretek. Sisa tembakau yang

mencuat keluar dari ujung sigaret kretek, dipindahkan dari buruh

penggulung kepada buruh mbatil untuk dirapikan (Lance Castle,

1982 : 45-46).

Untuk dua orang buruh penggulung diperlukan satu orang

buruh mbatil. Rokok kretek yang telah dirapikan, kemudian

diikat dengan benang sebanyak 25 buah setiap ikat. Rokok yang

sudah dibendel, dikeringkan dengan sinar matahari. Setelah

kering, dicelup ke dalam air yang telah dicampur dengan

campuran sakarin agar salah satu ujung rokok terasa manis.

Setelah selesai, bisa dibungkus dengan pembungkus luar

(selop) dan diberi nama sesuai pemilik pabrik, dan diberi pita

cukai dengan tujuan agar terlihat pajak cukai rokok kretek telah

dibayar lunas oleh perusahaan rokok kretek Kudus (Lance

Castel, 1982 : 45-46).

c. Proses Pembungkusan

Satu bungkus atau satu pack berisi beberapa batang rokok kretek

banyaknya tergantung dari permintaan konsumen dan kebijaksanaan

pengusaha. Satu bungkus bisa berisi 8, 10, 12, 16 batang rokok kretek,

dan sebagainya.

Page 102: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

86

Beberapa pack rokok kretek, biasanya dibungkus satu pres.

Biasanya satu pres berisi 20 unit dan proses pembungkusannya

dikerjakan dengan cetakan yang terbuat dari kayu. Setiap 10 pres dapat

dikemas kembali menjadi satu bos rokok kretek. Ukuran kemasan bos

biasanya digunakan untuk memenuhi pesanan rokok di daerah sekitar

Pulau Jawa. Setiap 10 bos bisa dikemas kembali menjadi satu peti.

Biasanya kemasan peti digunakan untuk pesanan dalam jumlah besar di

daerah luar Jawa (wawancara Bapak Afif Masluri : 25 Oktober 2009).

Dapat kita lihat segala aktivitas produksi rokok kretek mulai dari :

mencampur tembakau, menggiling cengkeh, menggulung rokok, sortir,

memasang banderolnya, membungkus serta memasukkan dalam

bungkusan besar untuk dikirim kepada seluruh agen semuanya

dikerjakan oleh pribumi. Dari tuan sampai kuli rokok kretek di pegang

oleh pribumi. Sebenarnya bangsa kita bangsa yang besar, seharusnya

dapat berkembang sama dengan bangsa-bangsa yang lainnya (Parada

Harahap, 1952 : 240).

Proses produksi rokok kretek Kudus mulai dari yang tradisional sampai

yang modern, kesemuanya membutuhkan tenaga manusia atau buruh dalam

menunjang proses produksi. Pengusaha industri rokok kretek Kudus

membutuhkan tenaga kerja sebagai pendukung produksi terbaik rokok kreteknya.

Buruh yang bekerja juga mendapatkan kesejahteraan yang lebih terjamin selama

bekerja pada industri rokok kretek Kudus. Personalia dari pengusaha hendaknya

memahami kebutuhan pekerjanya. Sedangkan, pekerja yang mendapat jaminan

kesejahteraan akan memberikan loyalitas kerja yang tinggi bagi industri rokok

kretek Kudus yang mereka jadikan gantungan hidup.

4. Tantangan Industri Rokok Kretek Kudus Masa Penjajahan

Dari tahun ke tahun perkembangan perusahaan rokok kretek Kudus

semakin mengalami kemajuan yang pesat. Ketika masa kolonial perusahaan-

perusahaan rokok kretek di Kudus diwajibkan membuat ijin usaha sehingga dapat

diketahui jenis usaha, pengusaha, dan tempat usaha. Hal ini dilakukan agar

Page 103: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

87

kolonial mengetahui dengan pasti jumlah pabrik rokok yang beroperasi terutama

di wilayah Kudus. Pemerintah kolonial memberlakukan ijin usaha dengan cukup

ketat. Ijin usaha dalam jangka waktu tertentu wajib lapor. Bagi perusahaan yang

belum lapor akan mendapatkan surat peringatan dan apabila surat peringatan

tersebut tidak mendapat respon dari pengusaha maka ijin usahanya dianggap tidak

ada atau dicabut. Pemerintah kolonial akan memberhentikan perusahaan yang

beroperasi. Bila pengusaha rokok kretek ingin melanjutkan usahanya, harus

mengurus kembali ijin dari awal (Arsip Propinsi Jawa Tengah : Surat ijin

berusaha dari pemerintah Belanda. No. 619/TA di Jakrta 13 Mei 2603).

Kedudukan orang pribumi yang masih diletakkan pada strata paling bawah

mengakibatkan mereka harus tunduk pada kekuasaan kolonial, sekalipun pribumi

itu adalah seorang pengusaha yang telah menghidupi ribuan buruh dan

menyumbangkan income yang banyak bagi kas kolonial. Kedudukan para

pengusaha pribumi industri rokok kretek Kudus di depan penguasa sama sekali

tidak sesuai dengan sumbangan mereka dalam bidang perekonomian. Pengusaha

rokok kretek bila ada keperluan atau diundang datang ke rumah Regent masih

disuruh duduk di lantai (Parada Harahap, 1952 : 144).

Tidaklah menjadi sesuatu yang berlebihan jika para pengusaha pabrik

kretek pribumi tersebut sudah seharusnya mendapatkan tempat yang layak

dihadapan penguasa pada waktu itu (kolonial), karena keberhasilannya di bidang

ekonomi. Sayangnya, kondisi tersebut tidak terjadi entah karena pengaruh

kedudukan pribumi yang selalu ditempatkan pada struktur sosial terendah, para

pengusaha pabrik kretek pribumi ini harus tunduk pada penguasa dan golongan

yang ada diatasnya. Perjuangan untuk memperbaiki kondisi pengusaha pabrik

kretek pribumi ini sebagai seorang usahawan besar nampaknya masih mengalami

kesulitan. Walaupun demikian, semangat pengusaha pabrik kretek pribumi untuk

mengembangkan industri rokok kretek Kudus tetap berkobar kuat didalam

sanubari mereka.

Kesalutan terhadap usaha pengusaha pribumi dapat terlihat dalam

besarnya pabrik dan rumah pemilik pabrik. Kemewahan yang terlihat dari luar

menunjukkan banyaknya keuntungan yang didapat dari penjualan rokok, sehingga

Page 104: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

88

menumpukkan pundi-pundi harta. Pribumi harusnya merasa bangga dengan

contoh yang dilihat di depan mata tersebut. Pabrik rokok milik bangsa sendiri,

dari kuli sampai pembukuan, dari mandor sampai direktur semuanya terdiri dari

golongan pribumi. Masing-masing pembagian pekerjaan tersebut dapat berjalan

dengan baik. Apa yang diperoleh individu pribumi terutama pengusaha industri

rokok kretek telah ditujukan bagi kesejahteraan dan kemajuan bangsa Indonesia.

Apabila orang-orang pribumi mau bekerja dan berusaha dengan keras tidak

mustahil, kesuksesan setara dengan orang Eropa akan tercapai.

Tahun 1932 pemerintah kolonial menetapkan pemungutan pajak

tembakau, banyak pengusaha rokok kretek Kudus memutuskan mundur sejenak.

Akibatnya banyak para abon yang tidak bekerja. Sebagian dari mereka

mendirikan perusahaan rokok kecil. Pengaruh malaise juga mengakibatkan

penurunan pendapatan pengusaha rokok kretek. Pabrik rokok kretek kecil dirasa

dapat memberikan tambahan pendapatan, maka dari itu ketika terjadi malaise

banyak pabrik rokok kecil bermunculan (Amen Budiman & Ong Hok Ham, 1987

: 137).

Kehidupan perusahaan rokok kretek pada masa pendudukan Jepang

mengalami kesulitan yang cukup parah. Penanaman tembakau dibatasi oleh bala

tentara Jepang, karena lahan pertanian digunakan untuk menanam tumbuhan jarak

sebagai kebutuhan permesinan dan transportasi mereka. Cengkeh susah didapat,

impor dibatasi dan cengkeh dalam negeri susah didapat. Kesulitan mendapatkan

bahan baku pengusaha rokok kretek menutup perusahaan rokok mereka. Armada

angkutan perusahaan rokok kretek dirampas tentara Jepang, gudang penyimpanan

tembakau dijadikan tempat latihan militer dan asrama tentara Jepang (Amen

Budiman & Ong Hok Ham, 1987 : 175-176).

Sama halnya dengan pemerintah kolonial pihak Jepang juga mewajibkan

pengusaha pribumi untuk mendaftarkan ijin usahanya. Menurut pasal 22 P.P 1932

No.517 Jepang memberikan ijin bagi para pengusaha untuk menjalankan

perusahaan atau pabrik dari hasil tembakau. Surat ijin berusaha dari pemerintah

Jepang (Arsip Propinsi Jawa Tengah : Gunseikan Zamubutyo. No. 10421/F di

Jakarta 19 Oktober 2603).

Page 105: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

89

Selain mewajibkan mengurus ijin usaha para pengusaha pabrik rokok

kretek pribumi juga diwajibkan melaporkan penggunaan cap/merk dan bungkus

rokok kretek untuk masing-masing pabrik rokok kretek. Dalam ijin tersebut

diterakan merk/cap, jenis rokok, dan isi masing-masing bungkus eceran serta

beberapa gambar pengajuan atau sample bungkus rokok. Sample atau cap rokok

akan diseleksi dan dicap sebagai tanda persetujuan dari pemerintah kolonial.

Laporan persetujuan kemudian ditembusi kepada masing-masing pengusaha untuk

kemudian dijalankan dalam usahanya. Pajak perang yang dipungut oleh

pemerintah kolonial juga memberatkan pengusaha pribumi (Arsip Propinsi Jawa

Tengah : Surat Pemberitahuan tentang tjap dan boengkoes etjeran rokok kretek

No 3/drie/26/149 di Kudus 1949).

Tahun 1932 semua bungkus rokok harus disegel dengan kertas “bandrol”

yang menunjukkan harga eceran, bandrol ini harus diperoleh sebelumnya dari

Dinas Bea dan Cukai Jakarta dengan proporsi pembayaran sesuai pajak.

Penetapan peraturan ini menyebabkan ketakutan bagi para pengusaha rokok

kretek. Pemungutan pajak yang lebih rendah terjadi pada rokok buatan tangan

tangan daripada rokok buatan mesin. Pada tahun 1935, pemerintah juga

menetapkan harga eceran minimum rokok putih (Lance Castle, 1982 : 65).

Di masa revolusi fisik industri rokok kretek Kudus tetap bertahan dan

bermunculan, sekalipun dalam ukuran kecil. Sesudah pengakuan kedaulatan, masa

berproduksi rokok-rokok cap Nojorono, Jambu Bol, Gunung, dan Delima. Masa

ini bermunculan new comers, seperti rokok cap : Anggur, Sukun dan Djarum. Di

masa orde lama, rokok besar tercatat 6 buah, yaitu : Nojorono, Anggur, Djambu

Bol, Djarum, Sukun, Sri Hesti (Solichin Salam, 1983 : 31).

5. Munculnya Aneka Pabrik Rokok Kretek Kudus

Awal abad ke-20 merupakan fajar Kebangkitan Nasional, lahirnya

berbagai organisasi pergerakan nasional mempengaruhi semangat masyarakat

Indonesia termasuk di kota Kudus. Para pribumi merasakan adanya angin segar

dan semangat nasionalisme mendorong mereka untuk berani tampil ke depan

berusaha dengan jiwa dan semangat percaya pada kekuatan sendiri. Jiwa

Page 106: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

90

semangat wiraswasta telah membakar semangat masyarakat pribumi terutama di

daerah Kudus untuk tampil dan maju ke depan dibidang industri rokok kretek.

Pembangunan ekonomi memerlukan kelompok pengusaha yang kompetitif

dan otonom. Golongan pengusaha belum nampak terbentuk masa kebangkitan

nasional sampai pasca kemerdekaan. Selama masa penjajahan Belanda struktur

perekonomian didominasi oleh perusahaan asing Belanda dan para pedagang

Cina. Perusahaan besar berada di tangan orang-orang Belanda dan orang-orang

Cina bergerak disektor menengah. Orang-orang Cina sebagai perantara antara

orang Asing dengan orang pribumi. Kebijaksanaan kolonial Belanda telah

memberikan orang-orang Cina kedudukan penting dalam perekonomian.

Pedagang Cina menguasai industri kecil, menampung hasil para petani kecil dan

menguasai sebagian besar lalu lintas pedagang kecil. Orang-orang pribumi berada

pada lapisan paling bawah yang bergerak hanya pada sektor pertanian substitusi

dan perdagangan kecil. Sedikit sekali orang pribumi yang terlibat dalam kegiatan

kewiraswastaan atau dunia bisnis. Karena alasan historis menjadikan orang

Indonesia pada waktu itu tidak memiliki jiwa wiraswasta (Yahya Muhaimin, 1990

: 2-3).

Kondisi Kudus menunjukkan setelah keberhasilan Nitisemito, mendorong

kelompok pengusaha pribumi lain mengadu nasib dalam industri rokok kretek

Kudus. Beberapa industri rokok kretek yang bermunculan di kota Kudus :

a. H.M. Muslich

H.M. Muslich seorang pedagang yang selalu melewati kota

Kudus, selama perjalanan selalu dibekali istrinya dengan rokok kretek

buatan istrinya sendiri. Lambat laun, rokok buatannya dititipkan pada

pedagang Cina (pedagang es keliling) untuk dijualkan ternyata

rokoknya laku keras. Menerima pesanan dan akhirnya membuat rokok

kretek dalam jumlah besar. Tahun 1914 membuka pabrik rokok kretek

dengan merk ”De Klauw”, beberapa tahun kemudian diganti menjadi

cap ”Tebu dan Tjengkeh”. Dimasa kolonial tercatat pernah memiliki

buruh tetap/lepas sebanyak 4000 orang. Rata-rata tiap orang

memproduksi 500 batang rokok klobot tiap harinya. Pemasaran

Page 107: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

91

rokoknya sampai ke : Jawa Timur, Madura, Gorontalo, Banjarmasin,

pontianak, Balikpapan, Ambon, Lombok, Sabang, Medan, Bengkulu,

dan Palembang.

b. H.M. Ma’roef

H.M. Ma’Roef memulai usaha rokok kecil-kecilan tahun 1937,

dengan bermodal kemauan dan kejujuran (manajemen tradisional).

Modal awal sekitar f.125,-- gulden. Cap rokok yang mula-mula dipakai

adalah cap ”Sawo”, kemudian diganti menjadi cap ”Djambu Bol” dan

pada tahun 1937 mendirikan pabrik di desa Ngembal Rejo Kudus.

Jenis produksi rokoknya adalah rokok klobot, dengan buruh awal

sebanyak 15 orang. Daerah pemasarannya, antara lain : Semarang,

Tegal, Pekalongan, Batang, Rembang, Jepara, Surabaya dan Kudus.

Selama 8 tahun berdiri Djambu Bol belum begitu stabil. Baru ketika

tahun 1949, Djambu Bol memproduksi rokok kretek, tanpa

meninggalkan rokok klobot. Tahun 1950-an pemasaran rokok Djambu

Bol melebar sampai ke Lampung. Buruh rokoknya pun kian

meningkat, bahkan terspesifikasi menjadi : buruh borongan tetap,

buruh borongan lepas, dan staf kantor. Jiwa sosial H.M. Ma’roef

sangat besar terbukti dalam pengalokasian dana keuntungan usahanya

untuk pendirian masjid dan sekolah di berbagai daerah di sekitar

Kudus yang diakui sangat bermanfaat (Solichin Salam, 1983 : 33).

c. Atmowidjojo

Atmowidjojo mendirikan pabrik rokok kretek dengan merk

”Goenoeng Kedoe”. Tercatat pabriknya pernah memiliki buruh

sebanyak 6000 orang, produksinya tergolong besar dan ternama di

bawah Niitisemito.

d. H.M. Ashadi

H.M. Ashadi, tahun 1918 mendirikan pabrik rokok kretek dengan

cap ”Delima”. Produksinya juga cukup besar, memiliki sekitar 5000

orang buruh pabrik. Pemasaran rokok klobotnya sampai ke daerah

Jember, Banyuwangi, dan Kudus. Sedang rokok sigaret kreteknya

Page 108: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

92

sampai ke Jepara dan daerah lain disekitar Kudus. Rokok klobot dan

sigaretnya sampai ke Semarang, Jakarta, dan Lampung.

e. Rusjdi

Pabrik rokok kretek cap Sogo merupakan pecahan rokok cap

Gunung Kedu milik Atmowidjojo. Tahun 1938 Rusjdi mendirikan

pabrik rokok kretek cap Sogo. Pemasaran rokok kretek Sogo meliputi

daerah Pati, Lasem, Tuban, Surabaya, Sidoarjo, Bangil, Pasuruan,

Lumajang, Malang dan Mojokerto. Mengalami masa kejayaan ketika

tahun 1942 dan mengalami penurunan produksi mulai tahun 1943

sampai dengan 1946.

f. Mabruri

Mabruri melanjutkan usaha ayahnya H M Djoefrij pengusaha

rokok klobot merk ”Sepeda Motor”. Tahun 1923 membuat rokok

klobot dengan cap ”Bola Dunia”, 1924 diganti menjadi rokok klobot

cap ”Mustafa Kemal”, kemudian cap ”Autosedan” dan ”Lampoe Magic

Tiga”. Produksi rokok klobotnya cukup pesat tahun 1935. Bahan

pembuat rokok klobotnya, seperti tembakau diambil dari daerah

Muntilan, Magelang dan Temanggung. Sedang cengkehnya diimpor

dari Zanzibar. Buruh rokok klobotnya ada 100 orang dan produksinya

sebanyak 500.000 per hari. Daerah pemasarannya, meliputi :

Kertosono, Jombang, Pare, Malang, Surabaya, Pasuruan, Probolinggo,

Banyuwangi, Balikpapan, Samarinda, Lahat, Palembang, Gorontalo.

g. Mc. Wartono

Mc. Wartono mendirikan pabrik rokok ”Siyem” tahun 1947 di

desa Gondosari Gebog. Ketika itu buruh yang dimiliki baru 10 orang.

Produksi rokok klobotnya per hari mencapai 6000 batang. Tahun 1949,

berganti merk menjadi rokok cap ”Sukun”. Produksi rokoknya

dipasarkan di daerah Gebog dan sekitarnya. Produksi rokok kretek

menyusul dibuatnya, pembuatannya menggunakan tangan (tenaga

kerja manusia). Bahan baku tembakau yang digunakan berasal dari

daerah Temanggung, Muntilan, Weleri, Bojonegoro, dan Madura.

Page 109: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

93

Cengkeh dari Purwokerto, Lampung, Padang, Ambon, dan Menado,

serta sebagian kecil dari Zanzibar. Pemasaran rokok kreteknya sampai

ke daerah Jawa Tengah, Jawa Timur, Jakarta, Sumatra Utara, Sumatra

Timur, Lampung dan Bali. Jiwa sosial Mc. Wartono terhadap

masyarakat sekitar juga cukup besar, terbukti andilnya memberikan

bantuan pada pembangunan dan kemajuan daerah sekitar (Solichin

Salam, 1983 : 30-35).

Aneka rokok kretek dengan berbagai merk mulai bermunculan. Sekian

banyak perusahaan rokok kretek Kudus berdiri, selang 1908-1964 tercatat 11

tokoh pembesar industri rokok kretek Kudus, yaitu :

1. M Nitisemito (PR Bal Tiga)

2. M Atmowijoyo (PR Goenoeng Kedoe)

3. H M Muslich (PR Teboe & Tjengkeh)

4. Tjoa Kong Hay (PR Tiro)

5. H M Ashadi (PR Delima)

6. H Ali Asikin (PR Djangkar)

7. M Sirin (PR Garbis & PR Manggis)

8. H A Ma’ruf (PR Djambu Bol)

9. Koe Djie Siong (PR Nojorono)

10. Oei Wie Gwan (PR Djarum)

11. Mc Wartono (PR Sukun) (Arsip Museum Kretek Kudus).

Setelah Belanda mengakui kedaulatan RI, sekitar tahun 1950-an diadakan

perbaikan perekonomian dengan cara merubah sistem perekonomian dari

perekonomian kolonial menjadi perekonomian nasional. Hasrat untuk memegang

peranan perekonomian mulai dimiliki oleh kalangan pribumi. Idealnya

perekonomian nasional merupakan perekonomian yang stabil dan beraneka,

berkembang dan makmur, pemilikan pengawasan dan pengelolaan ekonomi

berada di tangan pribumi dan pemerintahan nasional. Namun, keinginan

memegang peranan perekonomian rakyat pribumi mendapat beberapa kendala.

Sumber daya manusia yaitu orang-orang terlatih yang sudah berpengalaman

dalam dunia usaha masih sangat sedikit. Selain ketrampilan yang masih terbatas,

Page 110: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

94

modal menjadi faktor utama mengembangkan usaha juga masih sangat kecil.

Orang-orang pribumi hanya bisa menguasai sektor ekonomi tradisional, dan

orang-orang Belanda serta Cina menguasai ekonomi modern. Belum ada

perubahan besar dalam pengambilalihan perekonomian nasional. Apalagi

ditambah adanya pertentangan dalam pemerintah yang menginginkan lepas dari

ketergantungan asing dan di lain pihak menganggap bahwa bangsa kita dalam

mengembangkan perekonomiannya tidak dapat lepas dari pengaruh asing. Dalam

perkembangannya perekonomian asing dapat masuk dengan aturan yang cukup

ketat (Yahya Muhaimin, 1990 : 4-6).

Pemerintah dengan program Bentengnya berusaha mengembangkan dan

melindungi golongan pengusaha pribumi, menekan persaingan dengan pihak

asing dan Cina, memperkecil ketergantungan pengusaha pribumi terhadap

pengusaha asing dan pedagang Cina. Pembentukan modal besar yang diusahakan

oleh pemerintah belum berhasil, justru praktek jual beli kemudahan kebijakan

dalam birokrasi mendominasi. Para pengusaha pribumi yang ingin berusaha

mandiri kesulitan untuk mengembangkan diri karena pejabat birokrasinya telah

membuat berbagai rencana dan kebijaksanaan yang tidak semata untuk

mendorong kewiraswastaan (Yahya Muhaimin, 1990 : 5).

Industri besar menjadi determinan terhadap industri kecil, usaha

menggalakkan pengusaha mampu mengadakan impor barang telah gagal. Kendala

semula yang telah dihadapi, ditambah dengan kondisi pemerintah yang

mengalami keterpurukan keuangan mengakibatkan sangat sulitnya membentuk

usahawan pribumi.

E. Sistem Pemasaran Rokok Kretek Industri Rokok Kretek Kudus awal

Dekade 1900-an

1. Sistem Pemasaran Rokok Kretek Kudus awal Dekade 1900-an

Laku tidaknya suatu produk, tidak hanya bergantung pada kualitas produk

tersebut tetapi juga ditentukan oleh strategi pemasaran yang diterapkan agar dapat

menjaring konsumennya. Dalam perkembangan industri rokok kretek Kudus,

Page 111: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

95

tercatat bahwa Nitisemito sebagai pelopor sistem pemasaran modern industri

rokok kretek di Kudus. Perkembangan perusahaannya kian maju karena

Nitisemito mengadakan sistem promosi berhadiah sejak 1930. Pada setiap

bungkus rokok kretek Bal Tiga di belakangnya diberi keterangan : setiap bungkus

rokok kretek harus disimpan setelah mencapai jumlah tertentu dapat ditukar

dengan hadiah menarik. Hadiahnya, antara lain : sepeda, arloji, gelas, piring, T-

shirt. Semua barang hadiah diberi cap rokok kretek Bal Tiga. Untuk menunjang

promosi ini perusahaan mempunyai bus khusus yang berkeliling dari kota ke kota

yang lain untuk membawa contoh-contoh hadiah. Bus ini dibuat khusus dengan

kaca lebar, hadiah digantungkan dalam jendela kaca tersebut sehingga dapat

terlihat dengan jelas benda promosi itu dari luar. Selain itu, orang-orang dapat

menukarkan hadiah di bus tersebut (Arsip foto dan benda-benda promosi milik

perusahaan Bal Tiga di Museum Kretek Kudus).

Setiap ada pekan raya, pasar malam, Sekatenan, rokok kretek cap Bal Tiga

membuka stand dengan mempergunakan sistem hadiah atau loterij. Hadiahnya

bahkan kadang berupa mobil sedan baru dan hadiah lain yang menarik. Penjualan

ketika mengikuti pasar malam bisa mencapai 500.000 batang habis (Solichin

Salam, 1983 : 26).

Sistem hadiah dapat diberlakukan karena : (1) jika pembelian melalui

agen tentu ada korting bila membeli dalam jumlah banyak, (2) jika rokok kretek

dijual eceran berarti ada extra profit, (3) dan dari keuntungan yang diperoleh

inilah dipergunakan sebagai hadiah oleh pabrik rokok kretek Bal Tiga (wawancara

Bapak Afif Masluri : 25 Oktober 2009).

Setiap tahun diadakan pasar malam di Surabaya (Jaarmarkt), Solo

(Sekatenan), dan di Semarang pabrik rokok kretek Nitisemito selalu ikut serta

membuat stand untuk mempromosikan dan menjual rokok kreteknya. Selain itu,

sistem periklanan melalui reklame juga telah dilakukan oleh perusahaan rokok

kretek milik Nitisemito. Di Jakarta dan Bandung rokok kretek Bal Tiga

menyebarkan selebaran melalui udara dengan menyewa pesawat jenis Fokker

baling-baling seharga 150-200 Gulden. Untuk menarik perhatian pembeli

Page 112: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

96

digunakan banyak taktik. Rokok menggunakan jinggo hijau diganti menjadi

jinggo merah (Solichin Salam, 1983 : 26).

Sandiwara keliling juga dibentuk dalam rangka menjalankan promosi.

Sandiwara keliling biasanya mendatangkan lakon terkenal. Industri rokok kretek

sebagai sponsor, ikut membentangkan spanduk atau reklame promosi perusahaan

rokok kretek. Penonton sandiwara keliling biasanya tidak dipungut biaya karcis,

cukup dengan menukar bekas pembungkus rokok kretek Bal Tiga Nitisemito

untuk dapat menyaksikan sandiwara keliling tersebut (wawancara Bapak Afif

Masluri : 25 Oktober 2009).

Ketika tahun 1937 rokok kretek Bal Tiga mendirikan R.V.K ”Radio

Vereniging Koedoes”. Sekalipun zender radio ini tidak boleh secara resmi

digunakan sebagai reklame pabrik. Tapi setiap siaran disebutkan radio Bal Tiga

Kudus maka dengan sendirinya rokok Bal Tiga dikenal dimana-mana (Solichin

Salam, 1983 : 26).

Pemasaran rokok kretek melalui berbagai pedagang perantara, antar lain :

asongan, kaki lima, toko kelontong, pedagang keliling sebagai media promosi,

setiap ada pameran di berbagai daerah selalu mendirikan stand rokok kretek,

media penyebaran melalui kumpul-kumpul para pesepeda ontel, ngopi-ngopi,

malalui seni (pementasan drama, musik, teatrical) (Arsip foto Propinsi Jawa

Tengah : promosi pabrik Bal Tiga Nitisemitos).

Pasar perdagangan industri rokok kretek Kudus masa 1900-an berkembang

dikalangan para agen, warung, pedagang asongan. Masa 1920-an, disetiap

kampung/desa ataupun dikota sudah terdapat banyak penjual rokok. Di kota

khususnya penjual rokok tersebar di berbagai penjuru, mulai dari kios-kios kecil

penjual rokok, warung penjual barang kelontong, sampai kedai nasi dimana

biasanya para konsumen rokok sering membeli rokok sebatang sebagai pelengkap

setelah makan nasi.

Pemasaran rokok kretek Kudus tidak hanya terbatas di wilayah pulau Jawa

saja, tapi sampai keluar Jawa. Pada masa jayanya rokok kretek milik Nitisemito,

hampir tersebar ke seluruh Jawa bahkan sampai Lampung. Berdasarkan kondisi

geografis, adat istiadat, dan minat, setiap daerah pemasaran rokok kretek Kudus

Page 113: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

97

memiliki perbedaan permintaan konsumsi rokok kretek. Pemasaran rokok klobot

di daerah Jawa Barat sepi, karena masyarakat Jawa Barat tidak menyukai rokok

yang dibungkus dengan daun jagung kering (klobot masih asing) dan mereka

lebih menyukai daun kawung. Masyarakat Jawa Barat lebih menyukai sigaret

kretek karena telah terbiasa menghisap rokok putih yang diproduksi daerah

tersebut. Untuk daerah Jawa Tengah, daya beli masyarakat terhadap rokok klobot

dan rokok kretek seimbang. Rokok klobot telah membudaya di masyarakat

lingkungan keraton sampai pedesaan. Rokok kretek biasanya digemari masyarakat

daerah perkotaan. Untuk pasaran Jawa Timur masyarakatnya menyukai jenis

rokok keras, seperti : rokok siong, rokok klembak, rokok klobot. Konsumen rokok

kretek untuk daerah Jawa Timur hanya terbatas bagi yang berusia muda dan

tinggal di daerah perkotaan (wawancara Bapak Afif Masluri : 25 Oktober 2009).

Pemasaran rokok kretek di Pulau Sumatra karena sebagian masyarakatnya

terdiri atas transmigran dari Pulau Jawa, maka hampir sama dengan minat rokok

kretek terutama Jawa Barat. Daerah pemasarannya terbatas sekitar propinsi

Sumatra Selatan, Sumatra Barat, Sumatra Utara, dan Lampung. Hal ini tidak jauh

beda dengan wilayah pemasaran di Kalimantan dan Nusa Tenggara (Arsip

Propinsi Jawa Tengah : surat permintaan dan tembusan rokok kretek Bal Tiga

Nitisemito).

Ramai tidaknya pasaran hasil produksi rokok kretek Kudus dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

(1) Musim

Konsumen rokok kretek Kudus yang masa itu para petani

mempengaruhi ramai tidaknya pasaran rokok kretek Kudus. Adanya

musim dalam dunia pertanian sangat mempengaruhi ramai tidaknya

pemasaran produksi rokok kretek Kudus. Kalau musim sesudah

panen, pemasaran rokok kretek Kudus sangat ramai. Kantong para

petani setelah panenan juga masih tebal. Bila musim hujan tiba

pemasaran rokok kretek Kudus menjadi sepi. Banyak petani musim

hujan kembali bekerja ke sawah. Bila musim tandur seperti itu,

Page 114: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

98

kebanyakan petani lebih senang membuat rokok kretek sendiri atau

tingwe karena biayanya lebih murah.

(2) Bulan Besar

Pada bulan Besar banyak masyarakat yang menyelenggarakan

pesta sunatan dan perkawinan. Rokok kretek sangat dibutuhkan

sebagai suguhan bagi para tamu undangan dan orang-ornag yang

membantu dalam penyelenggaraan hajat tersebut (Wawancara Bapak

Afif Masluri : 25 Oktober 2009).

Selama perkembangannya 1970-an, pasar perdagangan industri rokok

kretek Kudus tidak hanya terbatas dalam negeri dan baru meluas ke berbagai

negara (Amen Budiman & Onghokham : 1987, 196). Sistem pemasaran hasil

produksi rokok kretek Kudus dari perusahaan ke perantara adalah dengan

mengangkat agen-agen penjualan di berbagai daerah. Agen-agen tersebut

bertanggung jawab terhadap kelancaran penjualan rokok kretek. Agen perusahaan

rokok kretek diangkat langsung oleh pengusaha rokok kretek. Agen-agen dalam

memperoleh hasil produksi rokok kretek tidak langsung dari pusat, tapi harus

melalui Tempat Pemasaran Rokok (TPR). Kalau daerah tempat agen berada tidak

ada TPR maka agen dapat memperoleh rokok langsung dari pusat.

TPR didirikan oleh pengusaha rokok kretek dengan tujuan untuk

memudahkan pengontrolan pemasaran di daerah-daerah yang jauh dari pusat

perusahaan. TPR diberi wewenang penuh oleh perusahaan rokok kretek untuk

mengangkaat pegawai, membeli alat inventaris, dan mengatur jalannya pemasaran

dengan mengkoordinir agen-agen di wilayah kekuasaannya. TPR diberi komisi

2% oleh perusahaan dari rokok kretek yang terjual. Sedangkan, agen mendapat

komisi langsung dari perusahaan rokok kretek.

Kunci keberhasilan pemasaran rokok kretek terletak pada kecakapan

pegawai TPR dan agen perusahaan. Peran agen dan TPR diberbagai daerah amat

penting bagi kelangsungan perusahaan. TPR dan agen dapat menjatuhkan

perusahaan rokok kretek dengan menjual hasil produksi yang telah rusak ke

pasaran bebas. Hubungan baik antara perusahaan rokok kretek, TPR, dan agen

Page 115: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

99

harus dijaga dengan baik agar tidak terjadi kejatuhan perusahaan (wawancara

Bapak Afif Masluri : 25 Oktober 2009).

Pada dasarnya, pemasangan iklan dan promosi perusahaan rokok kretek

terutama perusahaan besar sangat efektif dilakukan dan akan semakin

berkembang berkat adanya penyebarluasan dari satu orang ke orang lain secara

lisan. Pembicaraan demi pembicaraan dimana rokok kretek tersebut terkenal di

suatu daerah secara tidak langsung akan menyebarluaskan kualitas rokok kretek

dan merk rokok kretek secara lisan akan menarik konsumen satu ke konsumen

yang lain (Lance Castle, 1982 : 47).

F. Perubahan Manajemen Industri Rokok Kretek Kudus Dekade 1920-an

1. Latar Belakang Masuknya Golongan Tionghoa dalam

Industri Rokok Kretek Kudus

Pada awalnya industri rokok kretek di Kudus berada di tangan pengusaha

pribumi dan mengalami kemajuan yang pesat. Banyak para pengusaha

memperoleh keuntungan yang berlimpah, prospek usaha yang ditawarkan industri

rokok kretek Kudus sangat bagus. Nasib baik para pengusaha pabrik kretek

pribumi pada waktu itu memunculkan kepercayaan orang untuk beradu nasib di

bidang industri rokok kretek. Keberhasilan pengusaha pabrik kretek pribumi

tersebut menarik golongan lain di luar pribumi yaitu etnis Tionghoa untuk beradu

nasib pada industri rokok kretek. Akibat kesulitan fiskal (baik sebelum maupun

sesudah kemerdekaan), kesukaran untuk mendapatkan cengkeh yang sebagian

besar didatangkan dari daerah luar, serta persaingan dengan pusat-pusat produksi

rokok kretek di luar wilayah Kudus menjadi penyebab kegagalan pabrik kecil

milik pengusaha pribumi dan menguntungkan munculnya perusahaan bermodal

besar. Dalam waktu yang relatif singkat, pengusaha pabrik kretek Tionghoa

berusaha mengikuti jejak keberhasilan pengusaha kretek pribumi. (Charles A

Coppel : 1994, 39).

Golongan Tionghoa dengan kelebihannya, mengikuti jejak pengusaha

pribumi dalam industri rokok kretek tersebut. Di Kudus, kelompok Tionghoa

Page 116: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

100

menunjukkan keunggulan dalam usahanya ketimbang pribumi. Masyarakat

keturunan Tionghoa di Kudus yang mempunyai modal, tidak mau kalah terhadap

masyarakat pribumi Kudus dalam mendirikan perusahaan rokok kretek.

Keuntungan golongan Tionghoa yang telah terkenal dengan stereotip kemapanan

manajemen ekonominya membawa mereka melesat bagaikan roket dalam

berbagai bidang ekonomi. Selain itu, sejak pemerintahan kolonial dalam struktur

sosial mereka ditempatkan pada golongan kedua yang memungkinkan mereka

menjadi kekuatan ekonomi dominan. Etnis Tionghoa dengan kekhasannya yang

cenderung mengeksklusifkan diri, memandang rendah golongan pribumi asli,

hanya mementingkan kepentingan kelompoknya sendiri khususnya kepentingan

ekonomi (Charles A Coppel : 1994, 39).

Pada masa kolonial jelas masyarakat digolongkan menjadi tiga yaitu : (1)

golongan priyayi atau pegawai, seperti : guru, dokter, dsb; (2) golongan pedagang;

(3) golongan wong cilik, termasuk buruh, pelayan rumah tangga, dsb. Golongan

orang Cina merupakan saatu golongan berbeda dalam fungsi ekonomi sama

dengan wong dagang, tetapi secara kultural perbedaannya sangat menyolok

(Lance Castle, 1982 : 88).

Berdirinya industri rokok kretek milik Tionghoa, secara tidak langsung

berdampak negatif terhadap industri rokok kretek pribumi. Persaingan antara

kedua pihak berlangsung dalam kondisi yang cukup berat. Industri rokok kretek

pribumi banyak mengalami kerugian secara ekonomi, karena kekuatan modal

Tionghoa yang dirasa cukup berat untuk diimbangi oleh pengusaha pribumi yang

hanya mengandalkan modal kecil.

Munculnya industri rokok kretek milik Tionghoa mengakibatkan industri

rokok kretek pribumi di Kudus mengalami kemunduran. Sebaliknya pengusaha

Tionghoa industri rokok kretek Kudus berhasil memperkuat posisinya.

Kebanyakan diantara mereka berhasil membangun pabrik-pabrik yang lebih besar

daripada setiap pabrik milik pribumi yang pernah dibangun sebelumnya.

Permodalan yang dimiliki pengusaha Tionghoapun lebih besar daripada milik

pengusaha pribumi.

Page 117: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

101

Dalam bidang perdagangan dan perusahaan, pribumi harus menghadapi

kekuatan usaha Tionghoa yang lebih banyak jumlahnya dan berkedudukan kuat.

Kelompok Tionghoa banyak menarik keuntungan dari sistem kolonial, ketika itu

di Kudus pesaing usahanya adalah kelompok pengusaha pribumi terutama dalam

persaingan pembuatan rokok kretek spesialisasi Kudus.

2. Kerusuhan 1918 di Kudus

Berdirinya industri rokok kretek milik Tionghoa, secara tidak langsung

berdampak negatif terhadap industri rokok kretek pribumi. Persaingan antara

kedua pihak berlangsung dalam kondisi yang cukup berat. Industri rokok kretek

pribumi banyak mengalami kerugian secara ekonomi, karena kekuatan modal

Tionghoa yang cukup berat untuk diimbangi oleh pengusaha pribumi yang hanya

mengandalkan modal kecil.

Pada tahun 1918, persaingan pengusaha pabrik kretek pribumi dan

pengusaha pabrik kretek Tionghoa mencapai puncaknya, hingga menjadi salah

satu faktor penting penyebab munculnya kerusuhan hebat yang meledak di Kudus

pada tanggal 31 Oktober 1918. Korban berjatuhan di antara kedua belah pihak,

sejumlah rumah dan pabrik terbakar. Sekitar 50 rumah dihancurkan, 8 orang

Tionghoa dibunuh dan sebagian besar mati karena dibakar, kira-kira 2000 orang

Tionghoa di Kudus melarikan diri ke Semarang. Polisi dan tentara dikerahkan

untuk menindak para perusuhnya. Dua orang perusuh meninggal dan 60 lainnya

luka-luka. Sejumlah 75 orang ditangkap dan diinterogasi, kemudian 61 orang

dijatuhi hukuman 9 bulan sampai 15 tahun. Laporan dari kedua pihak pribumi dan

Tionghoa mengenai penyebab perusuhan sangat kontras. Laporan dari pihak

pribumi mengatakan bahwa perusuhan terjadi karena orang Tionghoa memancing

kemarahan karena membawa naga arak-arakan mereka melewati masjid Sunan

ketika masjid dalam proses renovasi dan cara-cara Tionghoa lain yang dianggap

pribumi menghina Nabi dan agama Islam. Selain itu alasan dari pihak Tionghoa,

bahwa munculnya industri rokok kretek Tionghoa diduga memancing huru-hara

karena pengusaha rokok kretek pribumi mengalami kerugian besar dalam

pengusaha rokok kretek Tionghoa. Laporan dari pihak Tionghoa tersebut

Page 118: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

102

menduga keras perusuhan tersebut didalangi oleh pengusaha rokok kretek pribumi

(Lance Castle, 1982 : 103-104).

Pengusaha-pengusaha pribumi yang dicurigai berperan terhadap aksi

tersebut diajukan ke muka pengadilan dan dijatuhi hukuman. Kondisi tersebut

semakin memperburuk kedudukan pengusaha kretek pribumi yang telah kalang

kabut dibuat karena kekuatan pengusaha pabrik kretek Tionghoa, hingga harus

mengalami kemunduran. Berlawanan dengan kondisi pengusaha kretek pribumi,

pengusaha kretek Tionghoa berhasil memperkuat posisi mereka dalam industri

rokok kretek Kudus akibat peristiwa tersebut (Lance Castle : 1982, 103).

Terjadi ketidakseimbangan antara jumlah pengusaha dan jenis usaha yang

dimiliki antara pribumi dan Tionghoa dalam industri rokok kretek Kudus.

Pengusaha rokok kretek pribumi yang jumlahnya banyak memiliki perusahaan

kecil dan menengah. Sedangkan pengusaha Tionghoa yang jumlahnya sedikit

mempunyai perusahaan besar.

Perusahaan rokok kretek Kudus milik pribumi tidak mampu menyaingi

perusahaan Tionghoa dalam kemajuan perusahaannya. Generasi muda pribumi

jauh berbeda dengan golongan Tionghoa. Generasi muda pribumi tidak penah

dibimbing dalam teknik perdagangan sesuai dengan tuntutan pasar yang semakin

kompleks. Modal yang dimiliki pribumi masih kecil. Ketika pengusaha pribumi

mencapai keberhasilan, mereka lebih memilih memboroskan harta merek auntuk

kepentingan prestise semata (Marcell Bonneff, 1983 : 242).

Bagi golongan Tionghoa, semangat pembaharuan mereka tinggi.

Kemampuan mereka untuk menyesuaikan diri dengan keadaan terkontrol berkat

kemampuan mengelola keuangannya. Hubungan kekerabatan amat solid,

kekerabatan secara turun-temurun bila ada saudaranya yang kesusahan maka akan

saling bantu (Marcel Bonneff, 1983 : 243).

Keunggulan yang dimiliki golongan Tionghoa dan ketertarikan melihat

keberhasilan golongan pribumi menarik mereka untuk ikut beradu nasib dalam

industri rokok kretek Kudus.

Page 119: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

103

2. Lahir dan Berkembangnya Industri Rokok Kretek Kudus Milik Tionghoa

Perusahaan rokok kretek pertama milik Tionghoa tahun 1930 yang

didirikan di Pati adalah pabrik rokok kretek Minak Djinggo milik Tionghoa Kho

Djie Siong. Kho Djie Siong lahir di Kudus tahun 1910. Kho Djie Siong adalah

anak seorang pedagang keliling Cina. Ketika usianya 15 tahun, Kho Djie Siong

sudah bekerja kepada orang tuanya. Kho Djie Siong adalah pemuda cerdas

terbukti usaha ayahnya maju pesat ketika Kho Djie Siong ikut mengelola usaha

ayahnya. Namun, usahan ayah Kho Djie Siong mengalami ganjalan karena

usahanya tertangkap oleh polisi rahasia Belanda yang mencium ketidakberesan

toko yang dimilikinya (toko candu ilegal). Usaha toko milik keluarga Kho Djie

Siong kemudian ditutup dan kekayaannya disita oleh Belanda (wawancara bapak

Afif Masluri : 25 Oktober 2009).

Pada masa-masa itu Kho Djie Siong menganggur, dan akhirnya berkenalan

dengan Karmaen yang pada waktu itu bekerja di perusahaan rokok kretek Bal

Tiga milik mertuanya Nitisemito. Kho Djie Siong dan Karmaen adalah teman

lama, ketika mereka masih sama-sama sekolah di HIS Semarang. Melihat nasib

sahabat lamanya yang tak menentu, Karmaen mengajaknya untuk ikut bekerja di

perusahaan rokok kretek Nitisemito (http://bluedayax.multiply.com/journal/item :

13/3/2009).

Pekerjaan pertamanya di perusahaan rokok kretek Bal Tiga adalah sebagai

petugas pengontrol pemasaran rokok kretek di berbagai daerah di seluruh Jawa.

Pekerjaan tersebut dikerjakan dengan tekun dan jujur selama 2 tahun. Ketekunan

Kho Djie Siong membuatnya diangkat sebagai agen perusahaan rokok kretek di

daerah Pati. Jabatan kepercayaan ini digunakan, Kho Djie Siong sebagai titik

tolaknya untuk menjalin kerjasama dengan sesama rekannya agen di seluruh Jawa

Tengah untuk berusaha mendatangkan tembakau dan cengkih untuk dijual kepada

perusahaan rokok kretek Bal Tiga melalui Karmaen.

Jabatan yang dipegang Kho Djie Siong sebagai agen secara resmi,

merangkap pedagang tembakau di perusahaan rokok kretek Bal Tiga dan

hubungannya semakin baik dengan Karmaen menumbuhkan keinginan untuk

membunjuk Karmaen agar mau memberi bocoran mengenai seluk beluk

Page 120: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

104

pembuatan rokok kretek beserta sistem pemasarannya. Rahasia berupa keterangan

dari Karmaen diketahui oleh Nitisemito, yang berakibat dipecatnya Kho Djie

Siong oleh Nitisemito (http://bluedayax.multiply.com/journal/item : 13/3/2009).

Tahun 1929, Kho Djie Siong memutuskan kembali ke Pati untuk

membuka kembali usaha ayahnya. Atas saran dari rekan-rekan agen rokok kretek

Bal Tiga, Kho Djie Siong diminta untuk mencoba membuat perusahaan rokok

kretek di daerah Pati dengan bekal rahasia pembuatan rokok kretek Bal Tiga yang

telah diperoleh Kho Djie Siong dari Karmaen.

Akhirnya, perusahaan rokok kretek Kho Djie Siong berdiri 1930 di Pati

yang diberi cap Minak Jinggo. Berdasar dari kesenangannya terhadap satriya dari

Blambangan Minakjinggo dan asal daerah istrinya dari Blambangan, maka Kho

Djie Siong memberikan label Minak Jinggo pada produksi rokok kreteknya. Jenis

produksi rokok klobot dengan cap : Auto Sedan, Kimar, Cabang (Trisula). Jumlah

tenaga kerjanya baru sekitar 50 orang. Pemasarannya masih terbatas ke daerah :

Jawa Tengah dan Jawa Barat (Solichin Salam, 1983 : 33).

Tahun 1932, perusahaan rokok kretek Minak Jinggo dipindah ke Kudus

jalan A.B.C (jalan dondong), karena tenaga kerja susah didapat di daerah Pati.

Selain memproduksi rokok klobot, usahanya mulai memproduksi rokok jenis

sigaret kretek. Masyarakatnya lebih tertarik untuk bekerja membatik, upah buruh

cukup tinggi, biaya transportasi mahal. Alasan tersebut dipilih untuk memindah

perusahaan rokok kretek Minak Jinggo ke Kudus untuk menghindari kerugian

yang makin besar pada perusahaan yang baru saja berdiri (Solichin Salam, 1983 :

33).

Tahun 1932, perusahaan rokok kretek Bal Tiga mengalami perselisihan

mengenai rencana penghibahan perusahaan rokok kretek kepada Sumadji

Nitisemito, putra ke-empat Nitisemito yang ditentang oleh Karmaen menantu

Nitisemito yang telah banyak memberikan sumbangsih. Kondisi yang memanas

dalam tubuh intern keluarga Nitisemito ini, dimanfaatkan oleh Kho Djie Siong

untuk memproduksi rokok kretek Minak Jinggo sebanyak mungkin untuk mengisi

kekosongan stok rokok kretek Bal Tiga yang produksinya semakin menurun.

Politik Kho Djie Siong memanfaatkan kondisi berhasil dengan baik, berkat

Page 121: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

105

dukungan Karmaen dan dukungan sebagian rekan-rekan Kho Djie Siong yang

masih menjadi agen rokok kretek Bal Tiga. Rokok kretek Minak Jinggo dengan

cepat menguasai pasaran karena harganya lebih murah dan rasanya sama dengan

rokok kretek Bal Tiga. Rahasia sistem pencampuran tembakau dan cengkeh

diperoleh dari Karmaen, dengan alasan agar perusahaan rokok kretek Bal Tiga

tidak jatuh ke tangan Sumadji. Karmaen adalah seorang yang ahli pula

mencampur bahan tembakau dan cengkeh di perusahaan rokok kretek Bal Tiga

selain Nitisemito (wawancara bapak Afif Masluri : 25 Oktober 2009).

Tahun 1935, perusahaan rokok kretek Minak Jinggo pindah lokasi di Jalan

Nganguk No.11 Kudus. Sampai tahun 1940, pemasaran hasil produksi rokok

kretek Bal Tiga mendapat saingan rokok kretek Minak Jinggo. Tahun 1940,

perusahaan rokok kretek Minak Jinggo mengalami perkembangan pesat, dan

mengeluarkan produksi baru yang dikenal dengan nama Nojorono. Tahun 1960,

perusahaan rokok kretek Minak Jinggo terus berkembang menjadi salah satu

perusahaan rokok kretek terbesar di Kudus. Pemasaran rokok klobotnya

melingkupi pulau Jawa, bahkan luar Jawa (Solichin Salam, 1983 : 34).

3. Ambruknya Industri Rokok Kretek Kudus Milik Pribumi ”Bal Tiga”

Pasang surut dalam dunia industri rokok kretek merupakan suatu hal yang

lazim terjadi dalam industri rokok kretek Kudus baik pribumi maupun Tionghoa.

Khusus untuk perusahaan rokok kretek Bal Tiga konflik keluarga sangat

mencolok. Ketika masa kolonial Hindia Belanda, akibat perselisihan hebat

akhirnya diketahui bahwa perusahaan rokok kretek Bal Tiga memiliki pembukuan

ganda. Hal ini sebenarnya dikatakan sudah lazim dikalangan pengusaha rokok

kretek baik pribumi maupun non-pribumi. Pemerintah Hindia Belanda menuduh

perusahaan rokok kretek Bal Tiga milik Nitisemito ini belum membayar pajak

yang harus disetorkan kepada pemerintah kolonial. Rumah dan mobil Nitisemito

disita. Kebaikan hati penguasa kolonial, melihat jasa Nitisemito yang telah banyak

membayar pajak kepada pemerintah sehingga sangat membantu keuangan

pemerintah, maka perusahaan rokok kretek Bal Tiga diperbolehkan beroperasi

kembali. Keputusan penguasa ini diambil dengan persetujuan dan pertimbangan

Page 122: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

106

bahwa apabila pabrik diberikan kelonggaran beroperasi maka hutang pajak yang

ditanggung mereka akan terbayar dan ribuan buruh tetap bisa menggantungkan

kehidupannya pada industri rokok kretek Kudus. Setelah mengalami vakum

beberapa saat industri rokok kretek Nitisemito harus memulai dari awal lagi

membangun, karena banyak agen rokok kretek yang sudah beralih ke perusahaan

rokok kretek yang lain (Amen Budiman & Ong Hok Ham, 1987 : 130).

Terjadinya perselisihan intern antar anggota keluarga Nitisemito semakin

memanas ketika Nitisemito yang sudah sepuh berniat menghibahkan

perusahaannya kepada salah satu anggota keluarganya. Perselisihan intern

keluarga harus dibayar mahal dengan kerugian perusahaan dan hancurnya

perusahaan rokok kretek Bal Tiga Nitisemito. Ahwan Markum cucu Nitisemito

yang diberi jabatan sebagai direktur perusahaan; Sumaji Nitisemito anak laki-laki

(anak nomer empat) Nitisemito diberi jabatan kasir; M Karmaen menantu

Nitisemito yang diberi jabatan kepala kantor. Ketiga orang ini adalah orang

kepercayaan Nitisemito untuk mengelola perusahaan rokok kretek Bal Tiga milik

Nitisemito (Arsip Propinsi Jawa Tengah : M Nitisemito).

Nitisemito berencana menghibahkan perusahaan rokok kretek Bal Tiga

miliknya kepada anak laki-lakinya Sumaji Nitisemito. Sumaji dianggap telah

mampu dan lebih menonjol dibanding dua orang kepercayaannya yang lain.

Sumaji telah menamatkan sekolah MULO-nya di Belanda. Alasan ini yang

memantapkan keputusan Nitisemito menghibahkan perusahaan kepada Sumaji

Nitisemito. Terlalu percaya kepada diploma Handelsschool, Nitisemito

menyerahkan kekuasaaan kepada Sumaji Niitsemito. Ahwan Markum dan M

Karmaen hanya boleh bantu-bantu saja di dalam perusahaan (wawancara Bapak

Afif Masluri : 25 Oktober 2009).

Ahwan Markum dan M Karmaen tidak menyetujui keputusan tersebut

karena mengetahui bahwa Sumaji Nitisemito, belum berpengalaman sama sekali

untuk mengelola perusahaan sebesar Bal Tiga. Dilihat dari pengalaman memang

M Karmaenlah yang sudah sangat berpengalaman dalam mengelola perusahaan.

Semua ide kemajuan perusahaan Bal Tiga, seperti : manajemen hadiah,

pemasaran, master peracik bahan baku rokok kretek, hubungan dengan agen

Page 123: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

107

rokok kretek juga telah dikuasai. Sebelum menjadi mantu Nitisemito Karmaen

juga telah bekerja lama dalam perusahaan rokok kretek Bal Tiga milik Nitisemito

(Solichin Salam, 1983 : 26). Dikeluarkannya surat hibah perusahaan kepada

Sumaji Nitisemito, mengakibatkan dipecatnya M Karmaen dan Ahwan Markum

dari perusahan rokok kretek Bal Tiga. Keluarnya dua orang berpengalaman ini,

diikuti oleh banyaknya buruh yang mengundurkan diri, bahkan buruh bagian

promosi keliling, buruh pemasaran, dan sebagian agen perusahaan rokok kretek

Bal Tiga dari beberapa daerah ikut mengundurkan diri. Mundurnya buruh-buruh

penting yang memegang peran maju tidaknya industri rokok kretek Bal Tiga, akan

membawa dampak buruk bagi perusahaan. Sumaji dianggap kurang cakap

mengelola perusahaan dalam memberantas kasus pemalsuan hasil produksi rokok

kretek Bal Tiga di pasaran (wawancara bapak Afif Masluri : 25 Oktober 2009).

Omset pemasaran hasil produksi perusahaan rokok kretek Bal Tiga di

berbagai daerah selain disebabkan oleh faktor di atas, juga disebabkan banyaknya

rokok kretek hasil produksi yang sudah lama di agen dijual lagi karena agen telah

mengalami kesukaran untuk meminta kiriman rokok kretek baru. Keadaan

semakin memburuk ketika bangsa ini berada di bawah jajahan Jepang, banyak

aset perusahaan rokok kretek Bal Tiga disita oleh Jepang untuk memenuhi

keperluan perang dan penjajahan mereka (http://bluedayax.multiply.

com/journal/item/177 : 13/3/2009).

Ambruknya perusahaan rokok kretek Bal Tiga dipercepat dengan

meninggalnya Nitisemito tahun 1952. Sumaji terbukti kurang cakap dalam

mengelola perusahaan warisan orang tuanya, sebagai langkah selanjutnya karena

sudah tidak ada keluarga yang cakap yang mampu mengelola perusahaan rokok

kretek, maka harta yang tersisa dibagi rata kepada seluruh keluarga tahun 1955.

Hasil sekolah tinggi saja tidak menjadikan garansi seseorang cakap memimpin

suatu, terutama dalam hal ini perusahaan rokok kretek (Arsip Propinsi Jawa

Tengah : pembagian aset keluarga Nitisemito).

Page 124: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

108

4. Manajemen Kelompok Tionghoa dalam Industri Rokok Kretek Kudus

Dalam mengelola perusahaan rokok kretek pengusaha rokok kretek

Tionghoa, selalu memberi prioritas kepada kelompok masyarakat keturunan

Tionghoa di sekitar mereka untuk bekerja di perusahaan yang dikelolanya. Ikatan

kelompok yang begitu kuat antara kelompok Tionghoa, usaha pengusaha rokok

kretek Tionghoa mendapat tanggapan yang baik dari masyarakat Tionghoa. Tidak

hanya keturunan Tionghoa dari daerah Kudus tapi meluas ke daerah lainnya. Hal

ini terbukti dengan adanya buruh-buruh keturunan Tionghoa dari daerah

Semarang, Pekalongan, Magelang, Surabaya yang bekerja pada perusahaan rokok

kretek Minak Jinggo.

Sistem kekeluargaan juga diterapkan di kalangan masyarakat Tionghoa di

daerah Kudus. Caranya dilakukan suatu sistem peminjaman modal kepada

masyarakat Tionghoa atau pegawai perusahaan khususnya keturunan Tionghoa

yang ingin mendirikan usaha rokok kretek. Pinjaman modal ini biasanya diberikan

kepada buruh keturunan Tionghoa yang sudah duduk sebagai staf ahli. Sistem

pengembalian pinjaman modal diatur berdasarkan sistem bagi hasil dan menjual

hasil produksi rokok kretek ke perusahaan tempat ia dipinjami modal. Atau modal

pinjaman dikembalikan bila perusahaannya telah sukses meraup keuntungan dari

pemasaran rokok kretek yang telah diproduksi. Seandainya usaha yang dipinjami

modal itu gagal, maka pihak yang mendapat pinjaman modal dapat kembali

bekerja dalam perusahaan rokok kretek tempat semula ia bekerja.

Sistem tersebut berkembang dengan baik, terbukti bermunculan beberapa

perusahaan rokok kretek Kudus milik keturunan Tionghoa. Beberapa perusahaan

rokok kretek Kudus milik Tionghoa yang berhasil berdiri karena sistem ini, antara

lain : perusahaan rokok kretek Gentong Gotri (1940) oleh Kho Ciang Hai,

perusahaan rokok kretek Laras Hati (1940) oleh Lim Siong Hong, perusahaan

rokok kretek Dami (1942) oleh Ngo Tik San.

Minak Djinggo melesat jauh disusul dengan kemajuan pabrik rokok kretek

Tionghoa yang didirikan masyarakat Tionghoa dengan modal sendiri, antara lain :

(1) perusahaan rokok kretek Kaki Tiga (1948) oleh Ong Tik San, (2) perusahaan

rokok kretek Muria (1948) milik Sam Ling Tho, (3) perusahaan rokok kretek

Page 125: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

109

Pompa (1950) oleh Ngo Tik San, (4) perusahaan rokok kretek Sri Hesti (1950)

oleh Lim Sin Hong, (5) perusahaan rokok kretek Jarum (1951) oleh Oei Wie

Gwan, (6) perusahaan rokok kretek Supiah (1952) oleh Kim Liong Wan

(wawancara bapak Afif Masluri : 25 Oktober 2009).

Keberhasilan pengusaha Tionghoa dalam persaingan industri rokok kretek

Kudus dengan golongan pribumi, disebabkan oleh beberapa faktor :

a) Orang Cina mempunyai bekal ilmu perusahaan yang lebih banyak.

b) Orang Cina lebih mampu untuk membaca pasar rokok kretek.

c) Orang Cina dalam mengadakan hubungan kerja berprinsip pada

rasa saling percaya.

d) Orang Cina lebih terikat pada usaha sebagai cara hidupnya.

e) Orang Cina punya kekuatan modal yang besar.

f) Orang Cina lebih suka menerapkan sistem usaha kooperatif

daripada sistem kekeluargaan agar mencegah perbuatan harta kelak

nantinya.

g) Orang Cina lebih menguasai teknik yang lebih maju dalam industri

rokok kretek Kudus (Lance Castle, 1982 : 143-144).

Dengan berbagai sistem pabrik modern mereka berhasil mengembangkan

industri rokok kretek Kudus, hingga mampu bersaing dengan industri rokok

kretek daerah lain. Djarum yang berdiri 1950 oleh Oei Wie Gwan menjadi pabrik

rokok kretek Kudus terbesar dan terkemuka di Indonesia, bahkan di mancanegara.

Pabrik rokok Djarum milik pengusaha pabrik kretek Tionghoa ini berkembang

pesat sampai dengan pewarisan industri ini oleh generasi kedua tahun 1964,

dengan mengembangkan kombinasi kerja padat karya yang mempekerjakan

ratusan tenaga kerja dan padat modal yang dioperasikan tenaga profesional.

Dalam pengolahan limbah, Djarum berhasil membangun saluran limbah ramah

lingkungan. Dalam upaya mengembangkan usaha, peningkatan kesejahteraan

pekerja, dan peningkatan kinerja, Djarum merekrut tenaga profesional dan terus

melakukan pelatihan rutin pada mereka. Djarum juga menyediakan jasa

transportasi untuk sarana antar jemput buruh. Penetapan standar upah bagi pekerja

disesuaikan dengan kemampuan dan kepentingan seluruh anggota. Djarum juga

Page 126: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

110

memberikan perlindungan terhadap keselamatan dan kesehatan buruhnya. Sukses

sistem pabrik kretek milik Tionghoa dengan kemantapan sistem perpabrikan

membawa pengusaha pabrik rokok kretek Tionghoa berada kekayaan tertinggi

warga Kudus (Arin Astuti : 2003, 42).

Keberhasilan sistem managerial modern industri rokok kretek Kudus dapat

dikatakan bahwa pribumi banyak mendukung keberhasilan industri rokok kretek

Kudus milik Tionghoa. Semua jabatan dari buruh, pemegang pembukuan, mandor

dipegang oleh orang-orang pribumi. Orang Cina sebagai golongan minoritas di

tanah air ini, dalam penguasaan industrinya masih sangat bergantung pada

kemurahan hati pelindung pribumi yang memegang kekuasaan di bidang politik

dan pemerintahan. Keberhasilan pengusaha Tionghoa disatu sisi membuka

peluang bagi rakyat pribumi dan membawa kemajuan bagi industri rokok kretek

di Kudus. Namun, disisi lain di bidang ekonomi pengusaha Tionghoa sedikit

menutup pertumbuhan yang lebih baik bagi industri milik golongan menengah

milik pribumi di Kudus. Industri rokok kretek kecil milik pengusaha pribumi pada

akhirnya harus puas melayani konsumsi suatu daerah atau menyokong usaha

Tionghoa dalam menyuplai produk, sedangkan Tionghoa berhasil memperoleh

keuntungan yang lebih dominan ketimbang pengusaha pribumi. Kelemahan

pengusaha rokok kretek pribumi adalah terlalu menjaga kerahasiaan perusahaan,

rahasia pencampuran tembakau baik itu kepada keluarga, atau kepada siapapun.

Akibatnya, ketika pengusaha yang menguasai rahasia perusahaan tersebut telah

meninggal, maka habis pulalah perusahaan rokok kretek yang dikelolanya. Tidak

ada generasi penerus yang diwarisi keahlian mengelola industri perusahaan secara

utuh. Generasi penerus tidak cakap, mengakibatkan ambruknya perusahaan rokok

kretek Kudus milik pribumi

G. Perubahan Sosial Akibat Industri Rokok Kretek Kudus

Kudus sebagai sentral industri membentuk ekonomi kapitalis. Daerah di

sekitar Kudus penyedia buruh tenaga kerja menjadi daerah semi peri-peri. Begitu

Page 127: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

111

pula dengan daerah penghasil bahan baku rokok kretek Kudus menjadi daerah

periferal atau daerah peri-peri.

Kudus menjadi daerah agen setelah penemuan industri rokok kretek

Kudus. Perusahaan rokok kretek berkembang menjadi perusahaan besar, banyak

sekali menyerap tenaga kerja. Pencarian buruh tenaga kerja pabrik rokok kretek

Kudus, biasanya menyerap tenaga petani dari daerah pedesaan. Petani-petani

meninggalkan mata pencahariannya, karena pertimbangan resiko bekerja di

perusahaan lebih kecil ketimbang resiko yang akan diterima bila menjadi petani.

Penghasilan dari bertani (petani penggarap) sangat kecil, dibanding upah yang

akan diterima bila bekerja di perusahaan besar. Di samping itu fasilitas kesehatan,

pendidikan, dan jaminan sosial disediakan perusahaan bila mereka bekerja di

perusahaan tersebut. Apalagi lahan peetanian makin sempit akibat jumlah

penduduk yang terus meningkat.

Perusahaan rokok kretek menyerap banyak buruh yang berasal dari

pedesaan. Perusahaan rokok kretek meluaskan perusahaannya ke wilayah pelosok

pedesaan, alasannya perusahaan rokok kretek Kudus mencari tenaga kerja yang

murah dan produktif, dan memperoleh lokasi tanah untuk didirikan perusahaan

baru yang harga tanahnya masih murah. Hal ini mengakibatkan menyempitnya

lahan persawahan di pedesaan. Tempat di mana perusahaan rokok kretek

meluaskan usahanya biasanya mendapat kompensasi khusus dari perusahaan

rokok kretek kepada masyarakat sekitar ataupun pemerintahan daerah tersebut.

Sektor pertanian tembakau di beberapa wilayah mendapat pengaruh besar

dengan berkembangnya perusahaan rokok kretek Kudus. Rakyat di daerah

pertanian tembakau Kedu, Magelang, Temanggung, Madura, Parakan, Weleri, dan

Bojonegoro justru berkembang dengan pesat. Hal ini dikarenakan, petani

tembakau hidupnya sangat tergantung dari perusahaan rokok kretek Kudus.

Alasan petani menanam tanaman tembakau di daerah tersebut karena : (1)

tanaman tembakau panennya lebih sering, (2) daerah tersebut beriklim dingin dan

mendapat sedikit sinar matahari yang sangat cocok untuk tanaman tembakau, (3)

harga tembakau jauh lebih mahal dibanding dengan tanaman jenis lain.

Berkembangnya perusahaan rokok kretek di Kudus mengakibatkan perbaikan

Page 128: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

112

nasib petani tembakau. Petani-petani tembakau dari daerah-derah tersebut dapat

menunaikan ibadah haji dan menyekolahkan anak-anaknya sampai ke perguruan

tinggi (wawancara Bapak Dhani PPRK : 13 September 2009).

Sturktur masyarakat di daerah pedesaan meningkat, baik itu di wilayah

sekitar Kudus maupun di luar Kudus. Daerah-daerah penghasil tembakau di luar

kota Kudus dapat membangun fasilitas pendukung usaha dan kehidupan sehari-

hari mereka. Dari hasil penjualan tembakau, swadana petani tembakau berhasil

membangun fasilitas, seperti : jalan raya, irigasi, masjid dan sarana pendidikan.

Permintaan tembakau yang kian pesat dari perusahaan rokok kretek, mendukung

perubahan daerah-daerah tersebut terutama pembangunan jalan yang

menghubungkan desa-desa penghasil tembakau dengan pusat kota. Perusahaan

rokok kretek Kudus beserta sebagian petani tembakau di daerah-daerah tersebut

berusaha membangun infrastruktur transportasi. Hal ini dilakukan untuk

memudahkan pengangkutan hasil tembakau dari pedesaan ke agen-agen tembakau

di pusat kota. Sarana jalan ini juga digunakan masyarakat untuk kelancaran arus

perekonomian sehari-hari mereka.

Ekonomi daerahnya maju, maka muncul pedagang yang menawarkan

barang penunjang usaha pertanian, barang elektronik, bahan bangunan dan

sebagainya. Adanya listrik masuk desa, karena perusahaan rokok kretek Kudus

banyak yang mendirikan gudang penyimpanan tembakau di wilayah pedesaan

tersebut. Perusahaan atau daerah luar negeri yang menyuplai cengkeh dan sos ke

perusahaan rokok kretek di Kudus, dapat melebarkan sayap usahanya sampai di

Indonesia yang bertempat di ibu kota negara.

Kesadaran masyarakat juga meningkat akan pentingnya pendidikan.

Kebiasaan menikahkan anak pada usia muda mulai berkurang, sarana kesehatan

dan fasilitas keagamaan semakin diperhatikan dan ditingkatkan. Perluasan

perusahaan di wilayah pedesaan sekitar Kudus disebut dengan brak. Brak adalah

gudang tempat produksi atau gudang yang berfungsi sebagai pencampur

tembakau. Lokasi pembangunan brak mengambil daerah tanah pertanian subur.

Daerah subur banyak dihuni penduduk, maka akan mudah mencari tenaga kerja.

Untuk mendukung produktivitas brak biasanya akan dibangun fasilitas

Page 129: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

113

penerangan dan transportasi, fasilitas pendidikan dan fasilitas kesehatan

(wawancara Bapak Afif Mulari : 25 Oktober 2009).

Pemerintah juga memperoleh keuntungan besar dengan adanya perusahaan

rokok kretek. Adanya pajak cukai, menjadikan pemasukan besar bagi pemerintah

pusat. Pembangunan daerah juga tercukupi, pemasukan terhadap pemerintah

daerah juga ada. Partisipasi pengusaha rokok kretek dapat dilihat dari sumbangan-

sumbangan di lingkungan sekitar lokasi tempat perusahaan berada. Lampu jalan

disekitar kota Kudus, penghijauan kota Kudus, pembangunan infrastruktur

modern, bantuan pendidikan, bantuan terhadap olahraga, pagelaran musik, dan

sebagainya merupakan andil besar swasta termasuk pabrik-pabrik rokok kretek

Kudus dalam memajukan kualitas bangsa.

Page 130: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

114

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian tentang Perkembangan Industri Rokok Kretek Kudus

1908-1964, dapat diambil kesimpulan :

1. Pembentukan industri rokok kretek Kudus diawali dengan penemuan rokok

kretek Kudus oleh Haji Jamahri dan Mbok Nasilah sekitar tahun 1880-an.

Industri rokok kretek Kudus berdiri sejak 1908. Nitisemito, pioneer pengusaha

pribumi yang membangun industri rokok kretek Kudus dengan mendirikan

pabrik rokok kretek Bal Tiga. Usaha rokok kretek yang dikelola Nitisemito

berkembang pesat.

Tahun 1914, usaha rokok kretek Nitisemito telah mampu mendirikan

sebuah pabrik rokok kretek besar di desa Jati Kudus. Semangat dagang dan

keberhasilan Nitisemito mengelola perusahaan rokok kretek Bal Tiga menarik

warga pribumi untuk ikut beradu nasib dalam usaha rokok kretek.

2. Kudus bukan merupakan wilayah penghasil bahan baku rokok kretek, tapi

mampu untuk menghasilkan produksi rokok kretek. Tembakau menjadi

barang dagangan industri rokok kretek Kudus karena diperkenalkan oleh

Sunan Kedu. Bahan baku produksi rokok kretek Kudus, terdiri dari : (1)

tembakau didatangkan dari wilayah : Kedu, Weleri, Bojonegoro, Mojokerto,

Madura, Temanggung; (2) cengkeh diimpor dari Zanzibar, Madagaskar; (3)

Klobot didatangkan dari wilayah Undaan (Kudus) dan Purwodadi (Grobogan);

(4) saus didatangkan dari Amerika dan Inggris yang memberikan aroma khas

masing-masing produksi rokok kretek Kudus.

Proses produksi industri rokok kretek Kudus tahun 1900-an, masih sangat

sederhana. Industri rokok kretek Kudus menerapkan sistem abon. Proses

pengerjaan rokok klobot masih sangat sederhana, campuran cengkeh dan

tembakau dilinting dalam daun jagung kering (klobot). Tahun 1930-an sistem

abon dihapuskan dan diganti dengan sistem pabrik untuk menghemat produksi

Page 131: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

115

dan memudahkan pengawasan. Proses pengerjaan rokok kretek berkembang

menggunakan alat produksi tradisional.

3. Perkembangan industri rokok kretek Kudus didukung oleh sistem pemasaran

yang modern. Nitisemito dan menantunya M. Karmaen telah berhasil

membuat inovasi sistem pemasaran dengan promosi, iklan, pendirian stand

dalam setiap event di berbagai daerah, memasarkan rokok kretek lewat seni

dan pemberian hadiah. Industri rokok kretek Kudus menerapkan sistem agen

dalam mendistribusikan produksi rokok kretek ke berbagai wilayah. Agen

mendistribusikan rokok kretek kepada pedagang besar. Pedagang besar

menjual rokok kretek kepada pedagang asongan, pedagang kelontong,

warung, sampai kedai nasi. Kenikmatan rokok kretek Kudus tersebar luas ke

berbagai wilayah, permintaanpun berdatangan dari berbagai wilayah di

seluruh pelosok negeri.

4. Keberhasilan pengusaha pabrik kretek pribumi menarik etnis Tionghoa untuk

beradu nasib pada industri rokok kretek. Pada tahun 1918, terjadi persaingan

pengusaha pabrik kretek pribumi dan pengusaha pabrik kretek Tionghoa,

hingga menjadi salah satu faktor penting penyebab munculnya kerusuhan di

Kudus pada tanggal 31 Oktober 1918. Perubahan kepemilikan industri rokok

kretek Kudus pribumi, bermula ambruknya pasaran Bal Tiga yang mendapat

saingan rokok Minak Djinggo milik Tionghoa. Kho Djie Siong mendirikan

pabrik rokok kretek milik Tionghoa yang pertama kali pada tahun 1930, yang

diberi nama Minak Djinggo. Keberhasilan industri rokok kretek milik

Tionghoa, melemahkan posisi pengusaha pribumi dalam industri rokok kretek

Kudus. Industri rokok kretek Kudus memberikan pengaruh besar tehadap

perubahan sosial dan ekonomi masyarakat yang mendukung industri rokok

kretek Kudus.

Page 132: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

116

B. Implikasi

1. Teoritis

Secara teoritis implikasi dari hasil penelitian tentang Perkembangan

Industri Rokok Kretek Kudus 1908-1964 adalah penemuan rokok kretek Kudus

mendukung berdirinya industri rokok kretek Kudus. Terbentuknya industri rokok

kretek Kudus, mengakibatkan terjadi pergeseran dari masyarakat agraris ke

masyarakat modern. Pergeseran dari masyarakat petani ke masyarakat industri di

daerah Kudus dan di sekitar Kudus terutama para petani penghasil bahan baku

rokok kretek di luar wilayah Kudus. Adanya industri mengakibatkan kemakmuran

dan kesejahteraan bagi masyarakat. Pembangunan di wilayah kota Kudus dan di

sekitar penghasil bahan baku rokok kretek mengalami kemajuan pesat.

Pemerintah mendapatkan keuntungan dengan pemungutan pajak cukai rokok,

pajak sebagai income terbesar pemerintah pusat dalam pembangunan bangsa salah

satunya berasal dari industri rokok kretek Kudus. Selain itu, industri rokok kretek

Kudus mendukung berkembangnya kemajuan di berbagai bidang dengan peran

swasta seperti : olahraga, seni, teknik, otomotif, pendidikan, dan sebagainya.

Perkembangan industri rokok kretek Kudus oleh pengusaha pribumi maupun

pengusaha Tionghoa telah menunjukkan pengaruh positif bagi kemajuan

masyarakat.

2. Praktis

Implikasi praktis dari hasil penelitian tentang “Perkembangan Industri

Rokok Kretek Kudus 1908-1964” adalah adanya kemajuan kehidupan ekonomi.

Adanya industri rokok kretek Kudus memberikan nilai positif bagi pengusaha,

pemerintah, dan rakyat. Secara tidak langsung kemajuan kehidupan ekonomi

berdampak luas bagi semua aspek kehidupan masyarakat.

Implikasi praktis dari hasil penelitian ini terhadap pendidikan adalah

memperkaya khasanah sejarah nasional yang bidang kajiannya multidimensional.

Sejarah lokal dari Kudus ini dapat memberikan pengetahuan asal mula dan sejarah

Page 133: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

117

rokok kretek yang selama ini telah membudaya pada masyarakat Indonesia dan

mengambil manfaat positif dari fakta sejarah rokok kretek Kudus.

3. Metodologis

Sesuai dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

historis. Pemilihan metode historis didasarkan pada pokok-pokok permasalahan

yang dikaji yaitu peristiwa masa lalu untuk direkonstruksikan menjadi cerita

sejarah berdasarkan fakta sejarah yang didapatkan. Pengumpulan bahan

menggunakan arsip, dokumen/buku perpus, dan wawancara.

Kesulitan yang dihadapi dalam pengumpulan data adalah data yang

tersebar di beberapa kota mengakibatkan ekstra tenaga khusus untuk mencari di

berbagai kota. Beberapa sumber berbahasa Belanda dan Inggris mengakibatkan

penulis harus menelaah data dengan seksama agar tidak terjadi penyelewengan

fakta.

C. Saran

1. Pemerintah

Pemerintah sebagai pihak penguasa yang ikut andil dalam pengaturan

usaha terutama industri rokok kretek Kudus hendaknya bersikap bijaksana.

Pemerintah sebagai penerima income terbesar hasil pembayaran cukai rokok

diharapkan dapat bertindak adil dalam pembagian hasil dengan daerah lokal

industri rokok kretek Kudus. Kerjasama yang baik antara pemerintah daerah

Kabupaten Kudus, pengusaha rokok kretek Kudus, masyarakat Kudus dan

pemerintah pusat akan mewujudkan pembangunan daerah Kudus dan

pembangunan bangsa yang seutuhnya. Ribuan buruh, puluhan petani tembakau

dan cengkeh menggantungkan hidupnya pada industri rokok kretek Kudus.

Keberlangsungan dan kemajuan industri rokok kretek Kudus bergantung pada

kemantapan pengelolaan seluruh aspek pendukung industri rokok kretek Kudus

yang didukung kebijakan pemerintah. Kerjasama antara pemerintah dan

Page 134: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

118

pengusaha yang baik, akan menjamin kesejahteraan masyarakat dan kemajuan

perekonomian bangsa.

2. Pengusaha

Pengusaha sebagai produsen rokok kretek yang memproduksi dan

memperoleh banyak keuntungan dari usaha merokok hendaknya memperhatikan

para pendukung berlangsung lancarnya industri rokok kretek Kudus. Tidak hanya

pengaruh negatif saja yang diambil dari barang yang diproduksi oleh mereka tapi

pengaruh positif bagi masyarakat harus terus mereka ciptakan untuk memajukan

sumber daya manusia Indonesia yang handal.

Kesejahteraan buruh, para agen rokok, para konsumen, masyarakat sekitar

tempat produksi harus diperhatikan dengan baik. Dukungan swasta terhadap

kemajuan bangsa harus terus ditingkatkan, demi mencapai masyarakat Indonesia

yang berkompetensi global. Lingkungan juga membutuhkan perhatian pengusaha,

di mana industri yang baik adalah industri yang dapat memelihara kelestarian

lingkungannya.

3. Masyarakat

Masyarakat sebagai konsumen rokok kretek hendaknya mampu

mengambil manfaat sebaik mungkin dari hasil ciptaan rokok kretek tersebut.

Budaya merokok boleh saja, asal kita tahu kekuatan diri sejauh mana diri kita

mampu menghisap asap rokok tersebut dan jangan sampai dari kegiatan merokok

tersebut menimbulkan kerugian besar pada diri sendiri atau bahkan kepada orang

lain.

Budaya merokok masyarakat Indonesia sudah merambah berbagai

golongan, hendaknya kontrol terhadap generasi penerus bangsa diperketat.

Kesadaran terhadap konsumsi rokok yang berbahaya bagi kesehatan hendaknya

menjadi perhatian bagi masyarakat, demi terciptanya generasi baru Indonesia

yang lebih baik.

Page 135: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

119

DAFTAR PUSTAKA

Amen Budiman dan Onghokham. 1987. Rokok Kretek Lintasan Sejarah dan

Artinya Bagi Pembangunan Bangsa dan Negara. Kudus : PT Djarum

Arin Astuti. 2003. Eksistensi Industri Rokok Kretek PT Djarum Kudus dan

Pengaruhnya Terhadap Perubahan Sosial Ekonomi Penduduk Desa

Gribig, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus. Uns

Aritasius Sugiya. 2001. Profil Daerah Kabupaten dan Kota Jilid I. Kompas

Astrid Susanto. 1999. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Bandung :

Putra A Bardin

Bonneff, Marcel. 1983. Islam di Jawa dilihat dari Kudus. Jakarta

Castle, Lance. 1982. Tingkah Laku Agama, Politik dan Ekonomi di Jawa :

Industri Rokok Kudus. Jakarta : Sinar Harapan

Charles A Coppel. 1994. Tionghoa Indonesia Dalam Krisis. Jakarta : Pustaka

Sinar Harapan

Dudung Abdurrahman. 1999. Metodologi Penelitian Sejarah. Jakarta : Logos

Wacana Ilmu

Dumairy. 1997. Perekonomian Indonesia. Jakarta : Erlangga

Ensiklopedia Nasional Indonesia. Jilid III. 1998

Gottschalk, Louis. 1975. Mengerti Sejarah. Jakarta : UI Press

Hanuzs, Mark. 2000. Kretek The Culture and Heritage of Indonesia Clove

Cigarretes. Jakarta : Equinox Publishing (Asia) Pte Ltd

Helius Sjamsudin. 1996. Metodologi Sejarah. Jakarta : Pakarti

______________. 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta : Ombak

Hendriyani M.M. 2002. Akulturasi Kebudayaan Jawa dan Tionghoa. Uns

Jamuin Ma’arif. 2001. Memupus Silang Sengkarut Relasi Jawa-Tionghoa :

Panduan Advokasi Untuk Membangun Rekonsiliasi. Surakarta : Ciscore

Koentjaraningrat. 1983. Metodologi Penelitian Sejarah. Jakarta : Gramedia

Kotler, Phillip. 1994. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Erlangga

Kuntowijoyo. 1994. Metodologi Sejarah. Yogyakarta : PT Tiara Wacana

Yogyakarta

Lawrence R Jauch & William F G. 1997. Manajemen Strategi dan Kebijaksanaan

Perusahaan. Jakarta : Gelora Aksara Pratama

Litbanglahtasibda Kabupaten Kudus. 2004. Indentifikasi Produk Andalan

Unggulan Kabupaten Kudus. Kudus : Pemkab Kudus

Lukas Setiatmaja. 1994. Manajemen Keuangan. Jakarta : Andi

Page 136: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

120

M Iqbal Hasan. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasi.

Jakarta : GI

Malayu P Hasibuan. 1996. Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan

Produktivitas. Jakarta : Bumi Aksara

Mardalis. 2002. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta : Bumi

Aksara

Moekijat. 1989. Dasar-dasar adminidtrasi dan Manajemen Perusahaan. Bandung

: Mandar Maju

Mubyarto. 1987. Peluang Kerja dan Berusaha di Pedesaan. Yogyakarta : BPFE

Parada Harahap. 1952. Indonesia Sekarang. Jakarta : Bulan Bintang

Polak, Mayor. 1966. Sosiologi Suatu Buku Pengantar Ringkas. Jakarta : Ikhtiar

R Bintarto. 1993. Interaksi Desa Kota. Jakarta : Ghalia Indonesia

Ried, Anthony. 1987. Perjuangan Rakyat : Revolusi dan Hancurnya Kerajaan

Islam. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan

Sartono Kartodirdjo. 1992. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah.

Jakarta : Gramedia

Sarwoko & Abdul Hakim. 1989. Manajemen Keuangan. Yogyakarta : BPFE

Schermerhorn. 1987. Masyarakat dan Kekuasaan. Jakarta : Rajawali Press

Scoot, James C. 1983. Moral Ekonomi Petani. Jakarta : LP3ES

Sidi Gazalba. 1981. Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu. Jakarta : Bathara

Selo Soemardjan. 1964. Setangkai Bunga Sosiologi. Yogyakarta : UGM Press

Soerjono Soekanto. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada

_______________. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali

Sofia. 1992. Pengaruh Perusahaan Rokok Kretek Djarum Terhadap Sosial

Ekonomi Masyarakat di Kudus Tahun 1960-1985. Semarang : UNDIP

Solichin Salam. 1983. Kudus dan Sejarah Rokok Kretek. Kudus : PPRK

_____________. 1977. Kudus Purbakala dalam Perjuangan Islam. Kudus :

Menara

_____________. 1988. Sunan Kudus-Menara Kudus-Kudus. Kudus : Menara

R Suharso. 1994. Masyarakat Kudus Kulon dalam Pembangunan Ekonomi.

Jakarta : IKIP Jakarta

Weiner, Myron. 1989. Modernisasi Dinamika Pertumbuhan. Yogyakarta : UGM

Press

Yahya Muhaimin. 1990. Bisnis dan Politik. Jakarta : LP3ES

Page 137: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

121

T Hani Handoko. 2003. Manajemen. Yogyakarta : UGM

Terry, George R. 1986. Asas-asas Menejemen. Bandung : Alumni

Majalah :

Suharyanto BP. “Museum Kretek Ing Kudus”. Djoko Lodang. No.1009. Januari.

1991. hal : 36

Arsip :

1. Arsip Propinsi Jawa Tengah :

Surat ijin berusaha dari pemerintah Jepang. Gunseikan Zamubutyo. No.

10421/F di Jakarta 19 Oktober 2603

Balasan keputusan Gunseikan Zamubutyo. No. TAI/16/19 di Jakarta 19

Oktober 2603

Surat ijin berusaha dari pemerintah Belanda. No. 619/TA di Jakrta 13 Mei 2603

Surat Pemberitahuan tentang tjap dan boengkoes etjeran rokok kretek No

3/drie/26/149 di Kudus 1949

Surat laporan adanya pendapatan uang rokok Bulan Oktober 1934 di Kudus

oleh M Karmaen

Artikel M Nitisemito yanmg disarikan dari buku Der Kretek Koening

2. Arsip PNRI :

Artikel tentang Peroesahaan Rokok Kretek di Koedoes

Rapport Van der Reijden. 1935. Betreffende Eene Gehouden Enquete Naar De

Arbeids to Estanden in de Industrie Van Stroojes en inheemsche Sigaretten of

Java. Bandung : Dukkerij Stragevangenis Soekamiskin

3. Arsip PPRK :

Artikel tentang Asal-Usul Tembakau

Artikel tentang Almarhum Nitisemito

Artikel tentang Asal Mula Rokok

Internet :

http://bluedayax.multiply.com/journal/item/177 : 13/3/2009

www.demirtas.com : 11/3/09

www.wikipedia/rokok_kretek : 11/3/2009

http://roykesiahainenia.i8.com/materi_sospol/materi_5.html : 14/7/2009.

Page 138: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

122

http://www.geocities.com : 14/7/2009

http://roykesiahainenia.18.com/materi_sospol/materi-5.html : 14/7/2009

Page 139: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

123

Daftar Informan

1. Nama : Bapak Dani

Pekerjaan : Humas PPRK

Usia : 35 tahun

Alamat : Demaan, Kudus

Informasi : Sejarah dan perkembangan industri rokok kretek Kudus

Tanggal : 22 Agustus 2009

2. Nama : Bapak Afif Masluri

Pekerjaan : Pemerhati/Sejarawan Industri Rokok Kretek Kudus

Usia : 50 tahun

Alamat : Kedung paso, Kudus

Informasi : Sejarah industri rokok kretek Kudus dari pemilikan pribumi

sampai pemilikan Tionghoa

Tanggal : 25 Oktober 2009

3. Nama : Bapak Nawang

Pekerjaan : Kepala Museum Kretek Kudus

Usia : 49 tahun

Alamat : Pedawang, Kudus

Informasi : Manajemen pengusaha pribumi dan pengusaha Tionghoa

industri rokok kretek Kudus

Tanggal : 20 Agustus 2009

4. Nama : Bapak Masturi

Pekerjaan : Juru Kunci Makam Sunan Kedu

Usia : 73 tahun

Alamat : Gribig, Kudus

Informasi : Sejarah Sunan Kedu memperkenalkan tembakau ke Kudus

sebagai bahan baku rokok kretek Kudus

Tanggal : 26 Oktober 2009

Page 140: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

124

5. Nama : Bapak Hardi Cahyana

Pekerjaan : Ketua Pengurus Makam Sunan Kedu dan Pubilc Affairs

Officer PT Djarum Kudus

Usia : 35 tahun

Alamat : Gribig, Kudus

Infromasi : Riwayat hidup Sunan Kedu dan perjalanan hidup Sunan

Kedu yang dikenal jago bertani tembakau

Tanggal : 12 Desember 2009

Page 141: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

125

Page 142: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

126

Letak Geografis Dati II Kudus

No Kondisi/Keadaan Uraian

(1) (2)

1 Letak Kabupaten Dati II Kudus terletak diantara 3,50’ dan

4,20’BT serta 6,30’ dan 7,00’ LS (disebelah Selatan

Gunung Muria, disuatu dataran rendah bukan pantai)

2 Batas Sebelah Utara : Kabupaten Dati II Jepara dan Kabupaten

Dati II Pati

Sebelah Timur : Kabupaten Dati II Pati

Sebelah Selatan : Kabupaten Dati II Grobogan dan

Kabupaten Dati II Pati

Sebalah Barat : Kabupaten Dati II Demak dan

Kabupaten Dati II Jepara

3 Tinggi Sekitar 55 m dari permukaan air laut

4 Iklim Tropis dan bertemperatur sedang

5 Hujan Relatif rendah

Rata-rata di awah 3000 mm/th

Per hari hujan rata-rata di bawah 150mm/th

Sumber Data : KSS.Kabupaten Dati II Kudus

Jarak

1.) Jarak Terjauh daerah Kudus

1.1 Dari Barat ke Timur : 22,50 Km

1.2 Dari Utara ke Selatan : 39,00 Km

2.) Jarak dari Kudus

2.1 Ke Kota-Kota

Jakarta : 536 Km

Bandung : 418 Km

Cirebon : 288 Km

Semarang : 51 Km

Surakarta : 153 Km

Purwokerto : 262 Km

Yogyakarta : 170 Km

Surabaya : 261 Km

2.2 Ke Ibu Kota Kecamatan

Kaliwungu : 6 Km

Kota : 2 Km

Jati : 4 Km

Undaan : 13 Km

Mejobo : 7 Km

Jekulo : 8 Km

Bae : 5 Km

Gebog : 12 Km

Page 143: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

127

Dawe : 9 Km

3.) Jarak dari Pusat Pemerintah Dati II Kudus ke Obyek Wisata :

3.1 Peninggalan Sejarah

Menara Kudus : 1,5 Km

Makam Sunan Muria : 18 Km

3.2 Peristirahatan

Colo : 18 Km

Sumber : KSS Kabupaten Dati II Kudus

Luas Daerah Kabupaten Dati II Kudus Menurut Kecamatan

No Kecamatan Luas Wilayah

(Km2)

Prosentase Luas

Kecamatan (%)

(1) (2) (3)

1 Kaliwungu 32,66 7,73

2 Kecamatan Kota 10,34 2,45

3 Jati 26,16 6,20

4 Undaan 71,01 16,82

5 Mejobo 36,01 8,53

6 Jekulo 84,91 20,11

7 Bae 22,67 5,37

8 Gebog 57,62 13,65

9 Dawe 80,83 19,14

Jumlah 422,21 100,00

Sumber : KSS Dati II Kudus

Page 144: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

128

Grafik Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Kudus 1905-1964

90,000

278,294

309,273329,696

373,598 383,706 392,752 395,202410,203

0

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

300,000

350,000

400,000

450,000

1905 1915 1930 1953 1958 1961 1962 1963 1964

(Tahun)

Ju

mla

h P

en

du

du

k (

rib

u)

(Sumber : BPS Kabupaten Kudus tahun 1961-1964 dan Solichin Salam, 1983 : 8

dari tahun 1905-1958)

Grafik Peningkatan Jumlah Perusahaan Industri Rokok Kretek Kudus

(1914-1934)

35

70

165175

156

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

1914-1924 1930 1932 1933 1934

(Tahun)

(Ju

mla

h P

eru

sah

aan

besar

/kecil

)

(Sumber : Solichin Salam, 1983 : 7)

Page 145: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

129

Daerah Penghasil Tembakau Rakyat

(seribu hektar)

Daerah 1939 1958

Priangan 6,1 12,5

Semua Jawa Barat (8,0) (15,7)

Pekalongan 3,8 3,3

Banyumas 8,4 6,6

Kedu 31,2 24,7

Semarang 7,0 6,8

Jepara-Rembang 2,1 2,5

Solo 5,0 10,9

Yogyakarta 5,8 4,2

Semua Jawa Tengah (63,8) (59,0)

Madiun 7,2 4,4

Kediri 7,3 7,9

Bojonegoro 20,1 28,9

Surabaya 1,3 8,2

Malang 5,6 4,3

Besuki 12,3 16,0

Madura 12,8 6,0

Seluruh Jawa Timur (67,5) (75,6)

Seluruhnya Jawa dan

Madura

139,2 150,2

(Sumber : Lance Castle, 1982 : 166)

Impor Cengkeh dan Produksi Kretek 1921-1940

Tahun Impor Cengkeh Produksi Kretek

Sebenarnya

Perkiraan

Produksi Kretek

Tahunan

(Seribu ton

metrik)

(Juta) (Juta)

1921 0,48 1.145

1922 0,60

1923 0,57

1924 0,82 1.929

1925 1,33

1926 1,95

1927 3,03 5,724

1928 3,11

1929 2,27 7.111

1930 3,08 7.271 7.110

1931 5,19 6.949

Page 146: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

130

1932 2,07 6.082

1933 3,56 8.428 8.677

1934 5,05 11.468

1935 4,36

1936 5,43 10.049

1937 4,42

1938 5,70

1939 8,66 15.137

1940 7,06

(Sumber : Lance Castle, 1982 : 168)

Cengkeh Impor dan Produksi ; Produksi Kretek, Tahun 1949-1963

Tahun Impor Cengkeh Kretek

Produksi Impor dan

Produksi

Produksi

sebenarnya

Perkiraan

produksi

tahunan

Seribu ton metrik Seribu rokok

1949 7,7 ? 8,7 16.102

1950 11,0 ? 12,0

1951 14,4 1,2 15,6

1952 6,2 6,1 12,3

1953 3,3 3,2 6,5 14,637

1954 7,7 6,5 14,2

1955 6,8 2,5 9,3 17.356

1956 12,7 4,0 16,7

1957 7,2 5,1 12,3 18.293

1958 8,3 3,8 12,2

1959 6,3 5,6 11,9 21.218

1960 6,9 7,3 14,1 21.356

1961 9,0 7,4 16,4 20,222

1962 5,0 7,6 12,6 19.300

1963 4,0 20,711

(Sumber : Lance Castle, 1982 : 171)

Konsumsi Tembakau untuk Firma-firma Kretek Daerah Kudus, 1963

Persen

Firma Besar Cina (25) 45

Firma Besar Pribumi (6) 26

Arab dan Gabungan 6

Total Firma Besar (77)

Firma Kecil Cina, Diperkirakan (25) 8

Firma Kecil Pribumi, Diperkirakan 15

Page 147: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

131

(165)

100

Total Firma Pribumi 41

Total Firma Nonpribumi dan Gabungan 59

(Sumber : Lance Castle, 1982 : 181)

Produksi Rokok Kretek, 1929 – 1934

1929 1930 1931 1932 1933 1934

Karesidenan

Jepara-

Rembang

(terutama

Kudus)

3.675 3.495 2.875 2.165 3.500 5.300

Karesidenan

Kediri

(Lembah

Brantas)

2.100 2.310 2.560 2.500 2.730 3.715

Seluruhnya

Jawa

7.111 7.271 6.949 6.082 8.482 11.468

(Sumber : Lance Castle, 1982 : 168)

Produksi Kretek dari Karisidenan-karisidenan, 1934 -1961

(juta)

Karesidenan 1934 1961

Jepara-Rembang

(termasuk Kudus)

5.300 5.755

Kediri 3.715 3.148

Semarang 510 2.116

Surabaya 395 1.427

Kedu 400 306

Pekalongan 317 277

Yogyakarta dan Solo 310 893

Madiun 208 1.340

Bojonegoro 125 204

Malang 105 3.020

Sumatra Timur ? 630

Bali dan Lombok ? 979

Total Nasional 11.468 20.222

(Sumber : Lance Castle, 1982 : 170)

Page 148: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

132

Produsen-produsen Kretek di Daerah Kudus, 1963

Merek Golongan (Etnis) Jumlah Buruh Tembakau yang

dipergunakan

Desember 1963 (ton metrik)

Sedan (Noyorono) Cina 1.653 877

Jambu Pribumi 1.755 592

Srihesti Pribumi 1.021 480

Gentong Cina 815 438

Jarum Cina 1.230 398

Pompa Cina 700 387

Anggur Pribumi 622 344

Pak Tani Cina 376 262

SAB Arab 640 233

Sukun Pribumi 1.432 184

Supiah Gabungan 296 184

Larasati Cina 279 152

Tapel Kuda Cina 351 144

Delima Pribumi 315 139

Kale Pribumi 311 119

Trisno Cina 569 117

Dami Cina 290 114

Djoharmanik Cina 300 112

Tapen Cina 192 106

Kakitiga Cina 362 105

(Sumber : Lance Castle, 1982 : 180)

Page 149: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

133

Page 150: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

134

Page 151: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

135

Page 152: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

136

Page 153: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

137

Page 154: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

138

Page 155: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

139

Page 156: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

140

Peralatan Tradisional Industri Rokok Kretek Kudus

Page 157: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

141

Page 158: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

142

(Sumber : Foto-foto Museum Kretek Kudus)

Page 159: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

143

Makam Sunan Kedu sebagai tokoh yang memperkenalkan tembakau di Kudus

(Sumber Dokumentasi Pribadi Penulis)

Page 160: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

144

Bahan Baku Industri Rokok Kretek Kudus

1. Macam-macam Tembakau

2. Macam-macam Cengkeh

Page 161: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

145

3. Klobot

(Sumber : Foto-foto Museum Kretek Kudus)

Page 162: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

146

Page 163: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

147

Page 164: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

148

Page 165: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

149

Proses Pengerjaan Rokok Klobot secara Tradisional

(Sumber : Foto-foto Museum Kretek Kudus)

Page 166: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

150

Sistem Promosi Pemasaran Tradisional Industri Rokok Kretek Kudus

Sistem Pemasaran melalui agen sistem pemasaran melalui pameran

Sistem promosi melalui drama sistem promosi melalui stand pameran

Sistem promosi melalui pesawat Fokker untuk wilayah Bandung dan Jakarta

(Sumber : Foto-foto Museum Kretek Kudus)

Page 167: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

151

Page 168: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

152

Page 169: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

153

Barang-barang Hadiah Promosi Industri Rokok Kretek Kudus

(Sumber : Foto-foto Museum Kretek Kudus)

Page 170: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

154

Bentuk-bentuk Produksi Rokok Klobot dan Rokok Kretek Industri Rokok di

Kudus

(Sumber : Foto-foto Museum Kretek Kudus)

Page 171: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

155

Pabrik-Pabrik Rokok Kretek Kudus

Page 172: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

156

(Sumber : Foto Museum Kretek Kudus dan Dokumentasi Pribadi Penulis)

Page 173: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

157

Page 174: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

158

Page 175: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

159

Page 176: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

160

Page 177: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

161

Page 178: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

162

Page 179: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

163

Page 180: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

164

Page 181: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

165

Page 182: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

166

Page 183: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

167

Page 184: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

168

Page 185: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

169

Page 186: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

170

Page 187: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

171

Page 188: PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK - digilib.uns.ac.id... · PERKEMBANGAN INDUSTRI ROKOK KRETEK ... faktor, usaha Tionghoa memberikan pemasukan pajak yang besar bagi pendapatan negara

172