11
Rahmad Syarif (19) Riki Mairohmawan (20) Yunita Vira Setia (32) Yunita Ayu Anggraini (31)

Perkembangan permukaan bumi

Embed Size (px)

Citation preview

• Rahmad Syarif (19)

• Riki Mairohmawan (20)

• Yunita Vira Setia (32)

• Yunita Ayu Anggraini (31)

Teori Konveksi

Teori konveksi mengemukakan bahwa terjadi aliran konveksi

ke arah vertikal di dalam lapisan astenosfer yang agak kental.

Aliran tersebut berpengaruh sampai ke kerak bumi yang ada di

atasya. Aliran konveksi yang menghambat ke dalam kerak bumi

menyebabkan batuan kerak bumi menjadi lunak. Gerak aliran

dari dalam mengakibatkan permukaan bumi menjadi tidak rata.

Salah seorang pegikut teori konveksi adalah Harry H.Hess dari

Princention University. Pada tahun 1962 dalam bukunya History

of the Ocean Basin, Hess mengemukakan pendapatnya tentang

alirankonveksi yang sampai ke permukaan bumi di mid oceanic

ridge (punggung tengah laut). Di puncak mid oceanic ridge

tersebut lava mengalir terus dari dalam kemudian tersebar kekedua sisinya dan membeku membentuk kerak bumi baru.

Teori pergeseran dasar laut

Robert Diesz, seorang Ahli Geologi dasar laut

Amerik Serikat mengembangkan teori konveksi

yang dikemukakan Hess. Penelitian topografi

dasar laut yang dilakukannya menemukan bukti-

bukti baru tentang terjadinya pergeseran dasar

laut dari arah punggung dasar laut ke kedua

sisinya.

Penyelidikan umur sedimen dasar laut

mendukung teori tersebut, yaitu mekin jauh dari

punggung dasr laut umurnya makin tua. Hal itu

berarti ada gerakan yang arahnya dari punggung

dasar laut. Beberapa contoh punggung dasar laut

adalah East Pacific Rise, Mid Atlantic Ridge,

Atlantic Indian Ridge, dan Pacific Atlantic Ridge.

Teori lempeng tektonik dikemukakanoleh ahli geofisika inggris, Mc Kenzie danRobert Parker. Kedua ahli itu menyampaikan

teori yang menyempurnakan teori-teorisebelumnya, seperti pergeseran dunia,pergeseran dasar laut, dan teori konveksisebagai salah satu kesatuan konsep yangsangat berharga dan diterima oleh para ahligeologi.

Teori Tektonik Lempeng (Plate Tectonics Theory) adalah teori dalam bidanggeologi yang dikembangkan untuk memberi penjelasan terhadap adanya bukti-buktipergerakan skala besar yang dilakukan oleh litosfer bumi. Teori ini telah mencakupdan juga menggantikan Teori Pergeseran Benua yang lebih dahulu dikemukakan padaparuh pertama abad ke-20 dan konsep seafloor spreading yang dikembangkan padatahun 1960-an.

Bagian terluar dari interior bumi terbentuk dari dua lapisan. Di bagian atasterdapat litosfer yang terdiri atas kerak dan bagian teratas mantel bumi yang kakudan padat. Di bawah lapisan litosfer terdapat astenosfer yang berbentuk padat tetapibisa mengalir seperti cairan dengan sangat lambat dan dalam skala waktu geologisyang sangat lama karena viskositas dan kekuatan geser (shear strength) yang rendah.Lebih dalam lagi, bagian mantel di bawah astenosfer sifatnya menjadi lebih kaku lagi.Penyebabnya bukanlah suhu yang lebih dingin, melainkan tekanan yang tinggi.

TEORI

LEMPENG

TEKTONIK

lempeng-lempeng tektonik (tectonic plates).Di bumi, terdapat tujuh lempeng utama danbanyak lempeng-lempeng yang lebih kecil.Lempeng- lempeng litosfer ini menumpang diatas astenosfer. Mereka bergerak relatif satudengan yang lainnya di batas-bataslempeng, baik divergen (menjauh), konvergen(bertumbukan), ataupun transform(menyamping). Gempa bumi, aktivitasvulkanik, pembentukan gunung, danpembentukan palung samudera semuanyaumumnya terjadi di daerah sepanjang bataslempeng. Pergerakan lateral lempeng lazimnyaberkecepatan 50-100 mm/a.

1. Batas Sesar MendatarBatas sesar mendatar terjadi karena adanya

pergeseran dua lempeng dengan aarah berlawanan. Pergeseran it u tidak menimbulkan penghilangan atau pemunculankerak bumi, tetapi disepanjang jalan itu ditandai adanya keretakan. Gerakan lempeng tektonik menyebabkan terjadinya gempa bumi dan pembentukan gunung.

Gunung atau pegunungan terbentuk apabila dua lempeng tektonik bertabrakan dan salah satu lempeng itu menusuk bagian bawah lempeng yang lain. Daerah perbatasan kedua lempeng yang bertabrakan itu menjadi tempat terbentuknya gunung dan pegunungan.

2. Batas divergen/konstruktif(divergent/constructive boundaries) terjadiketika dua lempeng bergerak menjauh satusama lain. Mid-oceanic ridge dan zona retakan(rifting) yang aktif adalah contoh batas divergen

• 3. Batas konvergen/destruktif (convergent/destructive boundaries) terjadi jika dua lempeng bergesekan mendekati satu sama lain sehingga membentuk zona subduksi jika salah satu lempeng bergerak di bawah yang lain, atau tabrakan benua (continental collision) jika kedua lempeng mengandung kerak benua. Palung laut yang dalam biasanya berada di zona subduksi, di mana potongan lempeng yang terhunjam mengandung banyak bersifat hidrat (mengandung air), sehingga kandungan air ini dilepaskan saat pemanasan terjadi bercampur dengan mantel dan menyebabkan pencairan sehingga menyebabkan aktivitas vulkanik. Contoh kasus ini dapat kita lihat di Pegunungan Andes di Amerika Selatan dan busur pulau Jepang (Japanese island arc

SEKIAN DAN TERIMA KASIH