Upload
miiranti-mink-febiantika
View
248
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
Pengertian Teleskop atau Teropong
Teleskop atau teropong adalah instrumen pengamatan yang berfungsi mengumpulkan
radiasi elektromagnetik dan sekaligus membentuk citra dari benda yang diamati[1]. Teleskop
merupakan alat paling penting dalam pengamatan astronomi. Jenis teleskop (biasanya optik)
yang dipakai untuk maksud bukan astronomis antara lain adalah transit, monokular,
binokular, lensa kamera, atau keker. Teleskop memperbesar ukuran sudut benda, dan juga
kecerahannya.
Sejarah Teloskop atau Teropong
Hans Lippershey dikenal juga Johann Lippershey atau Lipperhey, adalah seorang
pembuat lensa berdarah Jerman-Belanda. Ia dilahirkan di Wesel, Jerman Barat. Kemudian ia
menetap di Middelburg, Belanda pada 1594, serta menikah pada tahun yang sama, dan
menjadi warganegara Belanda pada 1602. Ia tinggal Middelburg sampai kematiannya.
Teleskop Galileo, bukanlah teleskop pertama yang ditemukan. Sebelum Galileo, banyak
peneliti yang mengklaim bahwa dirinya adalah penemu teleskop. Meskipun begitu, teleskop
Galileo adalah suatu alat yang lebih baik dari modifikasi teleskop refraksi yang dibuat oleh
orang berkebangsaaan Belanda, Hans Lippershey.
Teleskop kemungkinan telah banyak diciptakan lebih awal, dan masih menjadi
perdebatan tentang penemu yang sebenarnya. Tetapi Lippershey dipercaya sebagai orang
pertama mendapat suatu hak paten untuk desainnya dan membuatnya untuk digunakan secara
umum pada 1608. Namun, pada pada kenyataanya ia gagal menerima suatu hak paten untuk
teleskop temuannya itu. Tetapi akhirnya ia dihadiahi oleh pemerintah Belanda atas duplikat
dari desainnya. ” The Dutch Perspective Glass “, Teropong bintang yang Lippershey temukan
hanya bisa memperbesar tiga kali pembesaran. Inisiatif awal untuk memperoleh hak paten
dari temuannya diajukan pada bagian akhir laporannya ke Kedutaan Belanda dari Kerajaan
Siam yang dipimpin oleh Raja Ekathotsarot. Laporan diplomatik segera disebarkan ke Eropa,
dan mendorong eksperimen oleh ilmuwan lain seperti Paolo Sarpi Italia, yang menerima
laporannya pada bulan November, atau Thomas Harriot dari Inggris pada 1609, dan Galileo
Galilei yang segera memodifikasi teleskop Lippershey. Hans Lippershey memegang sebuah
lensa di depan lensa lain untuk memperbesar jarak objek. Dengan memasang dua lensa di
dalam tabung yang terbuat dari kayu, Lippershey membuat teleskop yang pertama.
Teknik membuat kaca baru diperkenalkan oleh orang Italia di 1590-an, dan mungkin
beberapa gagasan tentang pengkombinasian lensa ini telah munculkan komunitas pembuat
kaca. Walaupun orang-orang mengklaim bahwa penemuan yang teleskop dan perangkatnya
mustahil untuk dijaga kerahasiaannya, catatan awal telah ditemukannya suatu perangkat
(seperti teleskop) tercantum pada surat pemerintah Zeeland ke delegasi nya di Serikat
Belanda, tanggal 25 September 1608, yang berisi “siapakah orang yang menemukan
penemuan baru yang dapat melihat benda pada jarak jauh akan menjadi seolah-olah dekat”.
Setelah itu, juga ada petisi dari Jacob Metius dari Alkmaar, sebuah kota di utara Belanda,
yang juga mengklaim dirinya sebagai penemu teleskop. Klaim ketiga juga muncul dari
Sacharias Janssen, dan juga menjadi bahan pembicaraan di Middelburg, yang muncul
beberapa dekade kemudian. Catatan yang ada tidak cukup memadai untuk menentukan siapa
yang sebenarnya penemu dari teleskop. Semua dapat kita katakan bahwa hak paten
Lippershey adalah awal dari sebuah catatan ditemukannya teleskop.
Galileo diakui menjadi yang pertama dalam menggunakan teleskop untuk maksud
astronomis. Pada awalnya teleskop dibuat hanya dalam rentang panjang gelombang tampak
saja (seperti yang dibuat oleh Galileo, Newton, Foucault, Hale, Meinel, dan lainnya),
kemudian berkembang ke panjang gelombang radio setelah tahun 1945, dan kini teleskop
meliput seluruh spektrum elektromagnetik setelah makin majunya penjelajahan angkasa
setelah tahun 1960.
Penemuan atau prediksi akan adanya pembawa informasi lain (gelombang gravitasi
dan neutrino) membuka spekulasi untuk membangun sistem deteksi bentuk energi tersebut
dengan peranan yang sama dengan teleskop klasik. Kini sudah umum untuk menyebut
teleskop gelombang gravitasi atau pun teleskop partikel berenergi tinggi.
Manfaat Teleskop atau Teropong
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pengamatan pada lima abad lalu
membawa manusia untuk memahami benda-benda langit terbebas dari selubung mitologi.
Galileo Galilei (1564-1642) dengan teleskop refraktornya mampu menjadikan mata manusia
"lebih tajam" dalam mengamati benda langit yang tidak bisa diamati melalui mata bugil.
Karena teleskop Galileo bisa mengamati lebih tajam, ia bisa melihat berbagai
perubahan bentuk penampakan Venus, seperti Venus Sabit atau Venus Purnama sebagai
akibat perubahan posisi Venus terhadap Matahari. Teleskop Galileo terus disempurnakan
oleh ilmuwan lain seperti Christian Huygens (1629-1695) yang menemukan Titan, satelit
Saturnus, yang berada hampir 2 kali jarak orbit Bumi-Yupiter.
Perkembangan teleskop juga diimbangi pula dengan perkembangan perhitungan gerak
benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang lain melalui Johannes Kepler (1571-
1630) dengan Hukum Kepler. Dan puncaknya, Sir Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum
gravitasi. Dengan dua teori perhitungan inilah yang memungkinkan pencarian dan
perhitungan benda-benda langit selanjutnya.
Teropong Hubble
Keberadaan akan Teleskop Hubble terwujud dari sebuah impian manusia untuk
menempatkan Teleskop di ruang angkasa. Permasalahan dengan atmosfer yang selama ini
muncul bisa terselesaikan dengan adanya Teleskop Hubble dan pastinya pandangan dari mata
Teleskop Hubble jauh lebih bersih dan baik. Pada waktu itu proyek ini dianggap konyol dan
buang biaya. Sebagian Komunitas astronomi menolak atas kehadiran Teleskop Hubble
tersebut. Seiring waktu berjalan semuanya telah berubah, kontribusi Teleskop Hubble tak
ayal menjadi tumpuan para astronom. 20 tahun lebih bukan waktu yang singkat untuk
teleskop Hubble, namun 20 tahun lebih itu manusia mendapatkan kesempatan untuk melihat
indahnya dan megahnya alam semesta nan luas dari mata Teleskop Hubble.
Sejarah Hubble
Pada tahun 1962, Akademi Sains Nasional Amerika atau National Academies of
Science merekomendasikan untuk membangun sebuh teleskop angkasa raksasa. Tiga tahun
kemudian, tepatnya pada tahun 1977, kongres mulai menugumpulkan dana untuk proyek
tersebut. Pada tahun yang sama pula, pembuatan teleskop angkasa Hubble segera dimulai.
Selama lebih dari 12 tahun para penggagas Teleskop landas angkasa ini bergerilya
mencari kucuran dana dari para pendana NASA. Respon yang didapat, jauh lebih baik
membangun 20 teleskop landas Bumi daripada membangun teleksop ruang angkasa yang
hanya akan menimbulkan masalah dan hanya impian para penggemar fiksi sains. Tak ada
yang mau berpikir tentang keuntungan sebuah teleskop landas angkasa yang bisa
memecahkan masalah atmosfer.
Setelah melalui perjalanan panjang, dana berhasil didapatkan. The Independent Space
telescope Science Institute dibentuk di Baltimore tahun 1983 untuk menjalankan operasi
penelitian ilmiahnya sekaligus untuk mendapatkan data bagi para peneliti. Konstruksi
teleskop Hubble, berhasil diselesaikan pada tahun 1985. Hubble di’angkasakan’ untuk
pertamakalinya pada tanggal 25 April 1990. Padahal, Hubble direncanakan untuk mulai
dioperasikan pada tahun 1986. Hubble mengirim gambar yang buram dan tidak jelas. Pada
akhirnya NASA menemukan bahwa lensa pada teleskop tersebut bergeser sebanyak 1/50
ketebalan rambut manusia! Pada bulan Desember 1993, Pesawat Ulang-Alik Endeavor,
dikirim untuk memodifikasi Hubble dengan menambahkan kamera baru untuk memperbaiki
kesalahan pada lensa primernya.
Ukuran Teleskop Hubble
Teleskop: Ketebalan mencapai 13.1 meter (43.5 kaki), berdiameter 4.27 meter (14.0
kaki) dan memiliki berat 11,000 kilogram. Ukuran Hubble hampir sama dengan sebuah bus
sekolah. Juga, perhatikanlah tabung oranye yang ada pada teleskop. Ini adalah sumber tenaga
Hubble. Lensa: Lensa primer teleskop Hubble, berdiameter 2.4 m (8 kaki), dan beratnya
mencapai 826 kilogram. Lensa ini terbuat dari kaca silika yang dilapisi oleh lapisan tipis
aluminum murni untuk merefleksikan cahaya. Selain lapisan aluminum, lensanya juga
memiliki lapisan magnesium fluorida yang berguna untuk mencegah oksidasi dan sinar
ultraviolet (UV) dari matahari agar lensa tidak cepat rusak.
Cara Kerja
Pertama-tama, Hubble menangkap gambar, setelah diterima oleh teleskop, gambar
tersebut akan diubah manjadi kode digital dan diradiasikan ke bumi dengan menggunakan
antena yang mamiliki kemampuan mengirimkan data 1 juta bit per detik. Setelah kode digital
diterima oleh stasiun di bumi, kode itu akan diubah menjadi foto dan spektrograf (sebuah
instrumen yang digunakan untuk mencatat spektrum astronomikal).
Teleskop ini dapat berjalan 5 mil per detik. Hubble dapat berkeliling lebih dari 150 juta mil
per tahun (± 241 juta kilometer).
Pengendalian dan Pengoperasian Teleskop Hubble
Teleskop ini dikendalikan dari Goddard Space Flight Center di Greenbelt, Md.
Masalah baru pun muncul pada cermin yang bentuknya tidak pas dengan sisi tepiannya
sehingga citra pertama Hubble terlihat kabur. Berhasil diluncurkan tak berarti Teleskop Baru
ini langsung sukses. Walaupun citra tersebut masih jauh lebih baik dari hasil pemotretan dari
Bumi, namun kaburnya citra menyebabkan hanya 20% citra di bagian tengah yang terfokus.
Algoritma pun dibuat untuk memecahkan masalah tersebut, namun masalah lain pun muncul
dari angin matahari saat teleskop Hubble mengorbit dari sisi terang ke sisi gelap dalam setiap
orbitnya. Akibatnya, media pun cepat bereaksi dengan menyatakan kalau instrumen tersebut
hanyalah “techno-tukey”.
Manfaat atau Pengaruh Teleskop Hubble
Kemampuan Teleskop Hubble untuk memandang jauh ke masa lalu sejarah alam
semesta dan melihat evolusinya merupakan pengetahuan yang sangat mendasar yang
diberikan Hubble bagi sejarah manusia. Teleskop Hubble jugalah yang menunjukkan untuk
pertama kalinya wajah alam semesta yang berbeda dari alam semesta dekat (di sekitar kita
yang telrihat dari Bumi) yang kita kenal selama ini. Teleskop Hubble berhasil memberi bukti
alam semesta berkembang sangat cepat yang mengubah paradigma berpikir para ilmuwan
bahwa alam semesta mengembang perlahan. Bukti ini datang dari pengamatan supernova,
ledakan akhir dari bintang besar yang akan mengakhiri hidupnya.
Cahaya dari supernova tersebut ditangkap Teleskop Hubble datang dari jarak yang
sangat jauh yag tak pernah diprediksi sebelumnya. Dan inilah yang menjadi bukti adanya
percepatan dalam pengembangan alam semesta. Bahkan penemuan ini menjadi penemuan
besar dalam fisika semenjak fisika kuantum dan relativitas umum. Di tahun 2006, Hubble
kembali membuktikan keberadaan materi gelap dan Teleskop landas angkasa ini juga
digunakan untuk menunjukan adanya hubungan antara ukuran lubang hitam dan ukuran
galaksi yang menjadi lokasi si lubang hitam tersebut.
Teleskop Hubble juga digunakan dalam proyek yang ditujukan untuk melihat dari
dekat bintang-bintang , yang diamati adalah nebula Orion dan area pembentukan planet di
sekeliling bintang muda. Bahkan protoplanet di sekitar bintang muda tersebut, berhasi di
tangkap oleh Teleskp Hubble. Citra yang diambil dengan resolusi yang luar biasa yang tak
akan bisa dihasilkan oleh teleskop landas Bumi. Hubble bersama teleskop luar angkasa
lainnya seperti Chandra X-ray observatory dan the Spitzer space telescope yang bekerja pada
panjang gelombang infra merah, mereka saling melengkapi dan menghasilkan fot dengan
efek dan warna yang luar biasa indah.
Masa depan Teleskop Hubble
Teleskop Hubble pada kurun 2003 hingga 2006 sempat mengalami masa
ketidakpastian akan masa depannya. Misi perbaikan terakhir di tahun 2004 dibatalkan oleh
administrator NASA, Sean O’Keefe. Misi kembali dijalankan ke Hubble saat penerus
O’Keefe, Mike Griffin menggantikannya pada tahun 2006. Dan servis pun dilakukan pada
bulan Mei 2009.
Disamping semua perjalanan Teleskop Hubble, hasil yang diberikan Hubble tak bisa
diabaikan begitu saja. Teleskop Hubble justru membawa kesuksesan besar dalam dunia
astronomi untuk membuka sisi alam semesta dan berbagai proses yang ada di dalamnya.
Teleskop Hubble merupakan teleskop terpenting lainnya dalam sejarah setelah teleskop
pertama Galileo 400 tahun lalu.
Masa depan Teleskop Hubble pun sudah ditentukan sampai dengan akhir April 2013.
Atau dengan kata lain Teleskop Hubble masih akan beroperasi setidaknya 3 tahun lagi.
Setelah itu tidak akan ada lagi misi untuk melakukan servis dan secara berkala batere, panel
matahari dan mesin pointing telskop akan mulai melemah dan gagal bekerja. Hingga 2013,
Teleskop Hubble dan seluruh instrumennya (the Advanced Camera for Surveys, Cosmic
Origins Spectrograph, Fine Guidance Sensors, Near Infrared Camera and Multi Object
Spectrometer, Space Telescope Imaging Spectrograph dan Wide Field Camera) akan tetap
berada dalam kondisi yang baik.
Seluruh instrumen tersebut masih akan bekerja dengan baik setidaknya 5 tahun lagi.
Dan ketika nasib Teleskop Hubble akan mendekati masa akhir tugasnya, ia masih akan tetap
menggunakan sisa masa kerjanya dengan kemampuan maksimal memberikan informasi yang
mengungkap misteri alam semesta dalam citra indah yang ia rekam. Tugas Hubble akan
diteruskan oleh James Webb Space Telescope yang akan diluncurkan pada tahun 2014.
Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Teleskop
http://akimlinovsisa.wordpress.com/2011/07/09/penemu-teleskop/
http://teropong.co.id/mengenal-teleskop-hubble/
Tugas Makalah Konsep Teknologi
Perkembangan Teknologi Teleskop (Teropong)
Nama : Miranti Febiantika
NRP : 10.K40017
Group : K-1
Dosen : Sajinu Agus Priyono, S.Teks.,MSi
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL
BANDUNG
2012