15
BAB III PELAKSANAAN 3.1 Gambaran Umum Proyek Pekerjaan Pelebaran Jalan Isimu-Paguyaman (Rigid Pavement) dapat ditempuh dengan waktu 60 menit dari Ibu Kota Provinsi Gorontalo. Pekerjaan jalan ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan kondisi jalan, sehingga transportasi darat lebih lancar. Dengan semakin lancarnya transportasi maka aktivitas kegiatan masyarakat dapat lebih meningkat. 3.2 Struktur Organisasi Proyek. Proyek ini dikerjakan oleh Team work Profesional yang dikendalikan oleh General Superintendent dengan dibantu oleh staff proyek. General Superintendent memimpin dan mengkoordinasi pelaksanaan proyek agar dapat berjalan ssuai dengan rencana baik menyangkut biaya, mutu, dan waktu. General Superintendent juga akan memantau seluruh aktifitas keseluruhan dalam proyek ini termasuk pengadministrasian, engineering, dan pelaksanaan kerja di lapangan, serta menangani segala permasalahan teknis maupun sosial yang terkait dengan lokasi pekerjaan. Bertanggung jawab atas komunikasi yang dapat menghambat 5

Perkerasan Rigid

Embed Size (px)

DESCRIPTION

gambaran umum proyek

Citation preview

Page 1: Perkerasan Rigid

BAB III

PELAKSANAAN

3.1 Gambaran Umum Proyek

Pekerjaan Pelebaran Jalan Isimu-Paguyaman (Rigid Pavement) dapat

ditempuh dengan waktu 60 menit dari Ibu Kota Provinsi Gorontalo. Pekerjaan

jalan ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan kondisi jalan, sehingga

transportasi darat lebih lancar. Dengan semakin lancarnya transportasi maka

aktivitas kegiatan masyarakat dapat lebih meningkat.

3.2 Struktur Organisasi Proyek.

Proyek ini dikerjakan oleh Team work Profesional yang dikendalikan oleh

General Superintendent dengan dibantu oleh staff proyek. General Superintendent

memimpin dan mengkoordinasi pelaksanaan proyek agar dapat berjalan ssuai

dengan rencana baik menyangkut biaya, mutu, dan waktu.

General Superintendent juga akan memantau seluruh aktifitas keseluruhan

dalam proyek ini termasuk pengadministrasian, engineering, dan pelaksanaan

kerja di lapangan, serta menangani segala permasalahan teknis maupun sosial

yang terkait dengan lokasi pekerjaan. Bertanggung jawab atas komunikasi yang

dapat menghambat setiap kegiatan selama periode kerja, serta memperlancar

kegiatan di lapangan.

Sangat diperlukan koordinasi di dalam suatu pertemuan rutin yang

membahas masalah-masalah yang ada bersama-sama dengan direksi. Adapun hal-

hal yang perlu dibahas pada pertemuan tersebut adalah:

1. Membuat program kerja ke depan dan mengevaluasi,

2. Membahas menu kerja harian,

3. Membicarakan tindakan koreksi terhadap segala penyimpangan yang terjadi

termasuk solusinya, dan

4. Mengantisipasi penyediaan sumber daya untuk semua aktifitas kritis maupun

non kritis.

5

Page 2: Perkerasan Rigid

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Karunia Jaya Sejati

Sebelum pekerjaan survey dimulai, maka gambar asli yang ada dipelajari

dengan benar untuk dikonsultasikan dengan Direksi Pekerjaan, dan harus

memastikan dan memperbaiki setiap pekerjaan atau perbedaan yang terjadi.

3.3 Lingkup Pekerjaan.

Lokasi proyek pelebaran jalan ini terletak di desa Isimu Raya Kec. Tibawa

Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo yang merupakan urat nadi

perekonomian masyarakat dan akses penghubung utama antara provinsi Sulawesi

Tengah menuju Provinsi Gorontalo. Pelebaran jalan ini mencakup pembongkaran

6

Page 3: Perkerasan Rigid

jalan lama yang ada dengan lebar badan jalan 4,5 m, dilanjutkan dengan pekerjaan

lapis pondasi agregat kelas B dan kemudian selanjutnya pekerjaan pembetonan

yang terdiri atas 2 lapisan yaitu lapis pondasi bawah beton kurus kemudian

dilanjutkan dengan perkerasan beton semen dengan lebar jalan rencana 7 m.

3.4 Gambaran Umum Proyek

Kegiatan pelebaran jalan Isimu-Paguyaman (Rigid Pavement) terletak pada

Km 33+000 (STA 0+000) sampai dengan Km 36+600 (STA 3+100) yang berada

di Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo. Proyek ini mencakup kegiatan fisik

konstruksi dengan pekerjaan sebagai berikut :

3.4.1 Pekerjaan persiapan

1. Mobilisasi tenaga, peralatan dan bahan yang diperlukan.

Peralatan utama yang akan digunakan seluruhnya sudah berada dilokasi

proyek antara lain : Batching Plant (1 unit), Stone Cruhser (1 unit), Excavator (1

unit), Wheel Loader (2 unit), Truck Mixer (4 unit), Dump Truck (9 unit), Stamper,

Concrete Paver, dll

2. Pengukuran dan penggambaran

Berdasarkan data-data Benck Mark, patok-patok bantu dan gambar-gambar

kontrak telah disediakan penyedia jasa dan konsultan pengawas, maka diadakan

penelusuran dan pengukuran kembali pada seluruh area kerja.

Pengukuran terdiri dari pengukuran melintang dan memanjang. Setiap 50

m akan dibuat potongan melintang dengan beberapa titik pengamatan yang

mencakup elevasi jalan inspeksi dan titik lain yang diperlukan.

Pengukuran akan dilakukan dengan menggunakan 1 tim pengukuran

dengan menggunakan 2 set alat terdiri dari 2 unit lengkap waterpass dan 1 set

lengkap lengkap theodolit yang telah dikalibrasi.

Setiap melaksanakan pengukuran selalu didampingi konsultan pengawas

dan didahului dengan pengajuan ijin permohonan pelaksanaan pekerjaan

(Request). Ijin ini diajukan juga untuk setiap pekerjaan yang akan dimulai.

7

Page 4: Perkerasan Rigid

Setelah diperoleh data-data pengukuran, diajukan ke konsultan pengawas

dan penyedia jasa untuk diperiksa dan disetujui sebagai bahan penyusunan

gambar kerja dan sebagai dasar untuk menghitung volume pekerjaan yang akan

dan telah dikerjakan.

3. Pengadaan direksi keet

Direksi keet dilengkapi instalasi lampu dan air bersih. Perlengkapan pada

direksi keet terdiri dari meja, 1 set kursi tamu, 1 set meja rapat, papan tulis white

board, file kabinet buah, rak-rak buku, gambar rencana, time schedule, grafik

cuaca, buku tamu, dan buku harian mingguan standar, jaringan telepon.

4. Pengadaan alat-alat monitoring proyek dan kontrol kualitas

Pengajuan terhadap type dan merk dari masing-masing alat diajukan dulu

ke konsultan pengawas dan penyedia jasa untuk mendapatkan persetujuan.

5. Fasilitas keselamatan kerja, penerangan, komunikasi dan air bersih

Terdiri dari penyediaan operasional tenaga listrik dan jaringannya, alat

komunikasi berupa SSB dan HT, penyediaan tabung pemadam kebakaran.

Fasilitas tersebut disediakan selama pelaksanaan proyek.

6. Papan nama proyek

Papan nama proyek berukuran 120x80 Cm yang terbuat dari triplek dengan

rangka kayu kaso.

3.4.2 Pekerjaan Tanah

Pekerjaan ini meliputi :

1. Pekerjaan galian biasa yang mencakup galian tanah untuk timbunan dan galian

tanah sebagai bahan buangan.

2. Pekerjaan galian perkerasan beraspal tanpa Cold Milling Machine (Mesin

pengupas perkerasan beraspal tanpa pemanasan).

3.4.3 Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan

Setelah pekerjaan galian aspal pada permukaan jalan lama selesai

dilaksanakan selanjutnya dilakukan pekerjaan seperti uraian dibawah ini :

1. Pengecekan elevasi di center line dan di pinggir.

8

Page 5: Perkerasan Rigid

2. Pemberian tanda dipatok dengan cat untuk ketinggian di tepi dan di center line.

3. Pekerjaan timbunan biasa yang mencakup

4. Pekerjaan galian untuk selokan drainase dan saluran air.

5. Pekerjaan pasangan batu Mortar untuk membuat bangunan saluran air

6. Pembentukan/perataan permukaan urugan dan pembentukan kemiringan

(crown) urugan dengan menggunakan motor greder.

7. Pemadatan permukaan dengan Vibro Roller.

8. Pemadatan lapangan, hasil pemadatan ditest sand cone dan CBR serta

pengecekan kemiringan dan kerataan permukaan.

3.4.4 Pekerjaan Penghamparan Material Kelas B

Pekerjaan ini meliputi pemprosesan, penyediaan, pengangkutan,

penggelaran dan pemadatan material kelas B untuk konstuksi perkerasan di atas

perkerasan jalan lama yang telah digaruk aspalnya.

1. Proses pembuatan material Kelas B

a. Material kelas B diproduksi dengan menyaring sirtu dan memasukan sirtu

ke dalam Stone Crusher dan dicampur.

b. Sirtu diambil dari quarry dari Sungai Buhu, batu pecah 2/3 Gentuma

c. Pencampuran material hasil Crusher dan sirtu menggunakan wheel loader.

d. Pengujian material kelas B di laboratorium meliputi test gradasi, analisa

saringan, test plastisitas dan indeks platisitas, test kepadatan, CBR dan

Abrasi.

2. Urutan pelaksanaan pekerjaan

a. Pembuatan proporsi campuran (job mix formula) material kelas B diajukan

dan disetujui oleh konsultan pengawas dan penyedia jasa.

b. Penyerahan contoh bahan mateial kelas B ke konsultan pengawas dan

penyedia jasa.

c. Pemasangan patok elevasi dan batas hamparan kelas B

d. Pengukuran dan penggambaran shop drawing.

e. Pengangkutan material kelas B ke lokasi poyek dengan menggunakan Dump

Truck, droping material jaraknya diatur sesuai dengan kebutuhan.

9

Page 6: Perkerasan Rigid

f. Pengecekan kesiapan badan jalan.

g. Penggelaran material kelas B dengan menggunakan Motor Greder, tebal

maksimum hamparan padat 15 cm.

h. Pemadatan dilaksanakan dengan menggunakan Vibro Roller – pemadatan

dimulai dari bagian tepi ke arah bagian tengah dan pada super elevasi dari

tempat yang lebih rendah ke tempat yang lebih tinggi.

i. Selama proses penggelaran dan pemadatan kadar air harus selalu di kontrol

berada dalam batas -3% s/d 1% dengan kadar air optimum. Bila material

kelas B terlalu basah, dijemur dahulu dengan diratakan dengan Motor

Grader. Bila bahan terlalu kering, disiram dengan menggunakan Water

Tank. Pada saat hujan tidak dilakukan penggelaran dan pemadatan material

kelas B.

j. Pengujian lapangan

Tahapan material kelas B yang telah dihampar dan dipadatkan dilakukan

pengujian mutu.

3.4.5 Pekejaan Penghamparan Beton

Pekerjaan ini meliputi penyediaan, pancampuran, penghamparan dan

pemadatan aggregate, semen dan air sehubungan dengan persyaratan dalam

spesifikasi ini dan harus sesuai dengan dimensi dan potongan melintang yang

tertera dalam gambar serta garis dan kemiringan yang ditentukan oleh pejabat

pembuat komitmen.

1. Tahapan pelaksanaan

a. Pabrikasi pembesian.

b. Pekerjaan Wet Lean Concrete

c. Pemasangan/setting bekisting/Form Work Wet Lean Concrete setelah

elevasi dan kerataan Sub Base maksimal dan dipasang sesuai dengan lebar

badan jalan rencana yang ditambah 20 cm setiap sisi badan jalan yang

berguna sebagai dudukan begisting/Formwork Rigid supaya elevasi dan

kerapihan pada sisi permukaan beton Rigid Pavement maksimal/baik.

10

Page 7: Perkerasan Rigid

d. Penyiraman air pada permukaan Sub Base sampai jenuh sedang maksimal

supaya mengurangi proses penyerapan air beton WLC sehingga

meminimalkan keretakan yang terjadi pada permukaan Wet Lean

Concrete.

e. Pengecoran Wet Lean Concrete dilaksanakan dengan beton dituang

langsung ke dalam area yang telah dipasang formwork dan telah di set

elevasinya dan diratakan secara manual oleh pekerja, setelah itu untuk

menghasilkan kondisi permukaan WLC yang rata/flat, permukaan beton

digesek dengan menggunakan jidar Holo/Aluminium.

f. Setelah permukaan beton rata/flat kemudian permukaan tersebut di

finishing dengan cara digosok menggunakan roskam PVC untuk kerataan

dan kehalusan permukaan Wet Lean Concrete.

g. Pemasangan Geotextile dan disiram dengan air untuk memperlambat

proses pengeringan beton dan mengurangi keretakan beton yang terjadi

diakibatkan karena penguapan yang terlalu cepat dikarenakan cuaca/suhu

di lokasi pekerjaan.

2. Pekejaan pengecoran Rigid Pavement

a. Pembersihan lokasi pekerjaan/permukaan Wet Lean Concrete.

b. Pemasangan begisting/formwork mengikuti setting elevasi, kemiringan

jalan dan lebar badan jalan sesuai dengan rencana.

c. Setting concrete paver/concrete screed sesuai dengan elevasi rencana/di

atas permukaan begisting setinggi 2 mm – 4 mm mengikuti permukaan

bekisting dan pemasangan rel alat concrete paver/concrete screed secara

rata dan lurus sesuai badan jalan.

d. Pemasangan plastik cor yang menutup seluruh bagian badan jalan

eksisting dan begisting/formwork dengan overlap sambungan tengah

(bila mana plastik kurang) minimal 10 cm dan diikat rapat sehingga

meminimalisasi tumpah/meresapnya air beton ke luar

begisting/agregat/wic yang akan mengurangi kandungan air beton dalam

proses pengikatan dan pengerasan beton awal selama 7 hari.

11

Page 8: Perkerasan Rigid

e. Pemasangan pembesian besi dowel, tie bar, duduka dowel, dudukan tei

bar di lapangan sesuai dengan shop drawing dan bahan yang telah

disediakan dengan jarak pemasangan yang telah ditetukan.

f. Proses selanjutnya adalah penulangan beton dari Mixer Truck ke lahan

pengecoran, penuangan beton diatur sedemikian rupa sehingga tidak

menumpuk berlebihan dan diratakan oleh pekerja dengan ketinggian dari

permukaan begisting 1 cm dan dipadatkan dengan menggunakan vibrator

engine/electric secara merata sehingga tidak ada bagian beton yang

keropos, kemudiam diratakan dengan menggunakan alat Concrete

Paver/Concrete Screed (nilai slump beton dalam penggunaan alat

tersebut 8±2) ketepatan nilai slump beton mempengaruhi hasil

permukaan setelah diratakan dan di setting elevasi alat Concrete

Paver/Concrete Screed.

g. Untuk meratakan permukaan yang dihasilkan oleh alat Concrete

Paver/Concrete Screed, permukaan beton diratakan / digesek kembali

menggunakan mistar aluminium sesuai dengan permukaan begisting

sehingga beton yang mengembang pada saat pemadatan oleh vibrator

dan Concrete Screed tidak mempengaruhi/merubah elevasi dan kerataan

permukaan beton.

h. Penghalusan permukaan beton/finishing dilakukan dengan menggunakan

Roskam dari PVC dilakukan tiga tahapan yaitu pemadatan dan perbaikan

permukaan, slump beton diatas 10 mengakibatkan proses penghalusan

permukaan menjadi lebih lambat dikarenakan air beton naik berlebihan

ke permukaan yang bisa menimbulkan retak rambut pada parmukaan

beton nantinya.

i. Setelah penghalusan permukaan beton selesai, selanjutnya adalah

pembuatan tekstur pada permukaan.

j. Penyemprotan Curring Compound secara merata pada permukaan beton

yang berguna dalam proses pengikatan beton dan pengeringan

permukaan beton, sehingga permukaan beton (expose) tidak mudah aus,

12

Page 9: Perkerasan Rigid

mengurangi keretakan yang terjadi akibat proses penguapan air beton

yang terlalu cepat dikarenakan suhu dan temperature di lokasi.

3. Pekerjaan Perawatan Beton

a. Penutupan permukaan beton menggunakan geotextile (±3-4 jam setelah

curring compound) dan dibasahi/disiram air sehingga suhu dan

kelembaban beton tetap rendah sampai umur beton 7 hari.

b. Pemotongan beton dengan menggunakan concrete cutter dengan

kedalaman 2-5 cm dari permukaan beton sesuai dengan segmen beton

yang telah ditentukan setelah 8 jam selesai pengecoran, pemotongan

beton dimaksudkan untuk memberikan perlemahan pada beton sehingga

akan terjadi keretakan pada perlemahan yang dipotong tersebut.

c. Proses berikutnya adalah pengecoran joint sealent pada alur potongan

concrete saw tiap segmen, spesifikasi material joint sealent sesuai dengan

yang telah disetujui dengan kadar titik leleh tinggi sehingga kerapihan

permukaan dan kekuatan joint sealent dapat maksimal, maksud

penutupan ini adalah untuk menghidari resapan air melalui keretakan

beton yang telah diratakan di tiap segmen sehingga bisa menimbulkan

karat pada besi dowel yang terpasang yang mengakibatkan tidak

berfungsinya dowel sebagaimana mestinya atau bahkan patah, selain dari

pada itu bocornya penutup joint sealent bisa menjadikan sub base tidak

kedap air yang bisa mengakibatkan penurunan/placement pada badan

jalan.

3.4.6 Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas S

Pekerjaan ini mencakup penghamparan dan pemadatan agregat S untuk

bahu jalan. Pekerjaan ini dilakukan setelah pekerjaan perkerasan beton semen

selesai.

13

Page 10: Perkerasan Rigid

3.5 Laporan dan Foto

Untuk laporan perkembangan hasil pekerjaan yang dilaksanakan

dicantumkan dalam Laporan Harian dan Laporan Mingguan yang ditandatangani

oleh kontraktor dan pengawas dari Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo.

Dalam pengambilan foto/dokumentasi kami melihat baik dari pihak

kontraktor dan pihak konsultan melakukan pengambilan foto/ dokumentasi setiap

ada pekerjaan baru.

14