93
PERKIRAAN PERHITUNGAN NILAI PENYELAMATAN PADA MUSIBAH KECELAKAAN KAPAL (STUDI KASUS : KECELAKAAN KAPAL DI INDONESIA) ZULVIKAR AFFI FADHILAH N.R.P. 4106 100 060 Dosen Pembimbing Dr. Ing. Setyo Nugroho

PERKIRAAN PERHITUNGAN NILAI …€¢ DUKS : PT. Bogasari, PT. Pertamina, PT. Aneka Kimia Raya PELABUHAN TANJUNG PERAK PELABUHAN TANJUNG PERAK Saling Ketergantungan Sarana dan Prasarana

Embed Size (px)

Citation preview

PERKIRAAN PERHITUNGAN NILAI PENYELAMATAN PADA MUSIBAH KECELAKAAN KAPAL

(STUDI KASUS : KECELAKAAN KAPAL DI INDONESIA)

ZULVIKAR AFFI FADHILAHN.R.P. 4106 100 060Dosen Pembimbing

Dr. Ing. Setyo Nugroho

Latar Belakang

• Program revitalisasi Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) yaitu pendalaman dan pelebaran alur hingga tahun 2010 masih terus berlangsung

• Akan dibangunnya pelabuhan Teluk Lamong yang direncanakan mulai beroperasi tahun 2013

• Pipa gas Kodeco yang hingga akhir tahun 2010 belum dipindahkan

• Sejumlah kerangka kapal di perairan Pelabuhan Tanjung Perak ada 27 (dua puluh tujuh) unit

Gambar Lokasi beberapa kerangka kapal di dekat dermaga PT TPS

lokasi beberapa kerangkakapal

Perumusan Masalah

• Bagaimanakah proses pengangkatan kerangkakapal yang merupakan bagian daripenyelamtan kapal (salvage)?

• Apakah faktor penentu utama nilaipenyelamatan pada kecelakaan kapal?

• Bagaimanakan menentukan formula untukmenghitung nilai penyelamatan kapal ?

Batasan Masalah

• Profil pelabuhan secara umum, pelabuhan ideal (tidak ada kerangka kapal), serta profil umum pelabuhan Tanjung Perak.

• Batasan waktu penelitian adalah pengangkatan kapal yang terjadi antara tahun 2009 hingga 2010

• Aspek externalitas biaya yang dinumerikkan adalah dari sudut pandang pelabuhan Tanjung Perak, faktor lainnya dianggap ceteris paribus.

• Perhitungan perkiraan metode dan biaya yang dilakukan adalah berdasarkan korelasi antara kejadian kecelakaan kapal antara tahun 2007-2009

• Untuk kompetitor perusahaan salvage di kota-kota yang dianggap sebagaikota asal kapal salvage tidak diperhitungkan, karena yang dihitung darisegi biaya operasionalnya saja tidak sampaike prospek pengembanganbisnisnya.

Maksud dan Tujuan

• Melakukan investigasi mengenai prosespengangkatan kerangka kapal.

• Melakukan analisis faktor utama apakah yang menentukan nilai penyelamatan padakecelakaan kapal.

• Merumuskan formula untuk menghitung nilaipenyelamatan kapal.

Manfaat

• Bahan evaluasi dan pertimbangan dalam proyek revitalisasi APBS dari segi biaya

• Mengetahui dampak dari pengangkatan kerangka

• Mengetahui segmentasi pasar dan kemungkinan asal kapal salvage di indonesia

Metode Penelitian

Pengumpulan data langsung (primer)Pengumpulan data seperti ini dilakukan peneliti dengan dua cara, yaitu: Wawancara langsung dengan narasumber pihak perusahaan pelayaran,

perusahaan penyelamat kapal, pelabuhan dan administrator pelabuhan. Karena studi yang dilakukan terkait dengan kondisi dan lokasi terjadinya musibah kapal atau proyek pengangkatan kapal.

Survey kondisi lapangan dalam hal ini APBS dan pelabuhan Tanjung Perak.

Pengumpulan data secara tidak langsung (sekunder) Pengumpulan data seperti ini dilakukan peneliti dengan mengambil data

dari internet, artikel-artikel yang berhubungan dengan musibah kapal, penyelamatan dan pengangkatan kapal atau kerangkanya.

DIAGRAM ALIR METODOLOGI PENELITIAN ANALISIS BIAYA MANFAAT PENGANGKATAN BANGKAI KAPAL DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA

(APBS)

TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Metode Kelayakan Proyek

sebelum mengambil keputusan untuk melakukan investasiterhadap suatu proyek, salah satu syarat terpenting adalahmelakukan kajian/analisis terhadap dua aspek:

• finansial

• ekonomi.

TINJAUAN PUSTAKA

• Analisis Aspek Finansial

TINJAUAN PUSTAKA

• Depresiasi dan Pajak, Metode Depresiasi:

1. Merata selama periode aktiva masih berfungsi, metode ini disebut metode garis lurus (straight line depreciation – SL).

2. Tidak merata, dalam arti jumlahnya lebih besardi tahun – tahun awal. Terdapat tiga jenis yaitu:

Sum of the Year digit – SY

Double declining balance- DDB

Accelerated cost recovery system-ACRS

TINJAUAN PUSTAKA

• Rumus depresiasi:

TINJAUAN PUSTAKA

• Jenis proyek dilihat dari tersediannya dana

TINJAUAN PUSTAKA

• Kriteria seleksi proyek yang mandiriKriteria seleksi yang telah lazim digunakan dalam proyek jenis ini

adalah:• Kriteria yang tidak dapat memperhitungkan nilai waktu dari uang.• Periode pengembalian (payback period)• Pengembalian atas investasi (return on Investment- ROI)• Kriteria yang memperhitungkan nilai waktu dari uang.• Perhitungan nilai sekarang bersih ( Net Present Value – NPV)• Internal Rate of Return – IRR• Indeks profitabilitas• Benefit cost ratio• Annual capital change

TINJAUAN PUSTAKA

• Periode Pengembalian

di mana,

Cf = biaya pertama

A = arus kas bersih per tahun.

TINJAUAN PUSTAKA

• Return on Investment (ROI)

TINJAUAN PUSTAKA

• Nilai sekarang bersih (Net Present Value-NPV)

Di mana,• NPV = Nilai sekarang bersih

• (C )t = Arus kas masuk tahun ke-t

• (Co)t = Arus kas keluar tahun ke-t

• n=umur unit usaha hasil investasi.

• i= Arus pengembalian (rate of return)

• t= waktu

TINJAUAN PUSTAKA

• Profil NPV

TINJAUAN PUSTAKA

• Tingkat pengembalian internal (internal rate of return-IRR)

Di mana,• (C)t = Arus kas masuk pada tahun t

• (Co)t = Arus kas keluar pada tahun t

• i= tingkat pengembalian (diskonto)

• n= tahun

TINJAUAN PUSTAKA

• Indeks Profitabilitas

TINJAUAN PUSTAKA

• Rasio Manfaat- Biaya (Benefit Cost Ratio)

TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA

• Statistika dan Pengolahan Data

Menurut Webster’s World Dictionary, data berarti sesuatu yang diketahui atau dinggap penting. Dengan demikian, data dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaaan atau persoalan. Data tentang sesuatu umumnya dikaitkan dengan tempat dan waktu.

TINJAUAN PUSTAKA

Kegunaan data pada dasarnya adalah:

Dasar suatu perencanaan agar perencanaan sesuai dengan kemampuan (personil, pembiayaan, maupun material).

Alat pengendali terhadap pelaksanaan atau implementasi perencanaan tersebut sehingga menghindari kesalahan atau penyimpangan.

Dasar evaluasi hasil kerja akhir.

TINJAUAN PUSTAKA

• Analisis Korelasi dan Regresi Linier

• Korelasi merupakan istilah yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antar vaiabel.

• Sedangkan analisis korelasi adalah cara untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan tersebut.

TINJAUAN PUSTAKA

Korelasi yang terjadi antara dua variabel dapat dibedakan menjadi:

• Korelasi positif; r > 0

• Korelasi negatif; r < 0

• Tidak ada korelasi; r = 0

• Korelasi sempurna; r = ± 1

TINJAUAN PUSTAKA

• koefisien korelasi Pearson ( r )

Dengan keterangan sebagai berikut

• N = jumlah responden/ sample/ data

• X = Pertanyaan atau kuesioner/ variabel

• Y = Pertanyaan atau kuesioner/ variabel

TINJAUAN PUSTAKA

• Regresi Linier, merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk menggambarkan ada atau tidak adanya korelasi antar variabel

Marine Insurance

Marine insurance merupakan salah satu asuransiyang cukup lama usianya. Berawal sejak Edward Lloyds membuka cofe house tahun 1688 di bawahLondon Bridge dan kemudian pindah ke Lombard Street 16 tahun 1691 yang merupakan tempatberkumpulnya para Nahkoda, Pedagang, danBankir. Dari metode pertanggungan yang sederhana kelas asuransi ini berkembang menjadisuatu sindikasi asuransi yang besar, yaitu Lloyd’s Corporation.

Marine Insurance

Physical Hazard

• Konstruksi

• Classed/ Un-classed vessel

• Built year and rebuilt year of vessel

• Tonnage of vessel

• Sistem penggerak kapal

• Jenis kapal

PROFIL OPERASI PENYELAMATAN KAPAL(SALVAGE)

Klasifikasi Salvage

• Penyelamatan Lepas Pantai (Offshore salvage)

• Penyelamatan Kapal di Perairan Terlindung (Harbor Salvage)

• Penyelamatan Muatan (Cargo and Equipment Salvage)

• Pengangkatan Kerangka Kapal (Wreck Removal)

• Pengapungan Kembali (Afloat salvage)

• Pembersihan Kapal (Clearance Salvage)

PROFIL OPERASI PENYELAMATAN KAPAL(SALVAGE)

Pola Operasi Salvage,Pola pekerjaannya yang mirip dengan pola pelayaran tramper ini menjadikan pembagian bisnis penyelamatan kapal (Salvage) menjadi 3 bentuk utama:

1. Penyelamat penuh / sesuai kontrak (full-time professional Salvor),

2. Penyelamat luar kontrak / tidak terikat (Independent Salvor)

3. Kontraktor Umum Kelautan (General marine contractor)

PROFIL OPERASI PENYELAMATAN KAPAL(SALVAGE)

• Tahapan Umum Operasi Penyelamatan Kapal1. Peninjauan secara langsung ke lapangan / lokasi.2. Perencanaan dan perhitungan tenaga yang diperlukan

untuk penyelamatan kapal hingga penyerahan kembali.3. Pemeriksaan Stabilitas kapal pada semua tahapan.4. Analisa struktural terhadap kerusakan badan kapal.5. Proses pengapungan atau penyelamatan.6. Perancangan kebutuhan khusus untuk operasi selama

operasi penyelamatan kapal.7. Pendampingan saat penyelamatan kapal berlansung

hingga ke tempat tujuan.

PELABUHAN TANJUNG PERAK

Profil Pelabuhan Tanjung Perak• Alamat pelabuhan : Jl. Tanjung Perak Timur No. 620• Kelurahan : Perak Timur• Kecamatan : Pabean Cantian• Kabupaten : Surabaya• Propinsi : Jawa Timur• Kode Pos : 60165• Posisi : 112º 44'100” - 112º32'40” BT ,7º11'50” - 70º13'20”LS • Status Pelabuhan : Pelabuhan komersial• Jenis Pelabuhan : Umum• Telepon : (031) 3291992-96• Faximile : (031) 3293994• S S B : Nama Stasiun: Satsiun Pandu Surabaya• Frequensi (KHz/MHz) : 156.600 KHz / Ch.12• Kelas pelabuhan : Utama• Kepanduan : Wajib Pandu• Pelabuhan Wilayah Kerja (Wilker) : Tidak ada• Anak Perusahaan Pelabuhan : Tidak ada• DUKS : PT. Bogasari, PT. Pertamina, PT. Aneka Kimia Raya

PELABUHAN TANJUNG PERAK

PELABUHAN TANJUNG PERAK

Saling Ketergantungan Sarana dan Prasarana Perhubungan Laut

Saling Ketergantungan Sarana dan Prasarana Perhubungan Laut

Beberapa kendala yang terdapat di Pelabuhan Tanjung Perak yang menyebabkan keterlambatan antara lain:

1. Gosong pasir;2. Keberadaaan ranjau laut sisa peninggalan perang kemerdekaan

dan penjajahan Jepang (tahun 1942 -1945);3. Keberadaan kerangka kapal sisa penjajahan Jepang (tahun 1942-

1945), dimana pada saat itu sejumlah kapal milik pemerintah Hindia-Belanda ditenggelamkan di sekitar pelabuhan Tanjung Perak dan APBS, dengan tujuan menghalaingi kapal-kapal tentara Sekutu merapat di pelabuhan Tanjung Perak.

4. Keberadaan Kerangka kapal baru akibat kecelakaan dan musibah di APBS.

5. Keberadaan pipa Kodeco yang belum dipindahkan hingga bulan Oktober 2010, sedangkan batas akhir pendalaman Juli 2010.

Kondisi Alur APBS

Kondisi Alur APBS saat Penelitian

Keterlambatan Kapal di Pelabuhan Tanjung Perak

11.98

24.38

18.15

9.07

5.24

-

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

Kapal Petikemas Kapal General Cargo Kapal Curah Kering Kapal Curah Cair Kapal Penumpang

JAM

JENIS KAPAL

RATA-RATA KETERLAMBATAN KAPAL DALAM NEGERI TH 2009

RATA-RATA KETERLAMBATAN

Keterlambatan Kapal di Pelabuhan Tanjung Perak

4.36

14.89

6.64

7.70

-

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

16.00

Kapal Petikemas Kapal General Cargo Kapal Curah Kering Kapal Curah Cair

JAM

JENIS KAPAL

RATA-RATA KETERLAMBATAN KAPAL LUAR NEGERI TH 2009

RATA-RATA KETERLAMBATAN

PENGANGKATAN KERANGKA KAPAL DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA (APBS)

• Pekerjaan Survey pada Lokasi Keberadaan Kerangka Kapal, dilakukandengan menggunakan tenaga penyelam antara lain untuk mengetahui :

1. Untuk mengetahui letak koordinat lokasi/posisi keberadaan kerangka kapal. 2. Kondisi dan keadaan kerangka kapal di dasar laut. 3. Dimensi dari kerangka kapal. 4. Kedalaman air di lokasi kerangka kapal. 5. Kecepatan arus pasang surut di lokasi kerangka kapal. 6. Untuk mengetahui kondisi/keadaan/dimensi dari kerangka kapal dilakukan secara

manual yaitu dengan penyelaman, dimana penyelam akan mengukur dimensi darikerangka kapal, mengukur badan kerangka kapal yang diatas dasar laut/sea bed, mengukur kedalaman kerangka kapal dari permukaan air laut, memeriksa tingkatkorosi dari kerangka kapal.

7. Untuk mengetahui koordinat letak dari kerangka kapal dicek dengan menggunakan GPS. 8. Untuk mengetahui kecepatan arus pasang surut di lokasi kerangka kapal dilakukan

secara manual sambil mencocokkan dengan tabel arus pasang surut untuk alurpelayaran barat Surabaya yang dikeluarkan oleh Jawatan Hidro - Oseanograf / JANHIDROS TNI AL. (Hal ini diperlukan untuk mengetahui keadaan air tenang/tanpaarus dimana para penyelam dapat bekerja untuk setiap harinya).

PERHITUNGAN BIAYA PENGANGKATAN KERANGKA KAPAL BERDASARKAN PENGGUNAAN ALAT KERJA, PERSONIL DAN

WAKTU PELAKSANAAN SERTA BIAYA - BIAYA LAIN

no uraian jumlah

biaya

(Rp/hari)

hari

kerja total

1 Manajer Proyek 1 750.000 70 52.500.000

2 Manajer Lokasi 1 500.000 70 35.000.000

3 Penyelam 6 500.000 70 210.000.000

4 Asisten penyelam 4 200.000 70 56.000.000

5

Personil

pendukung 6 125.000 70 52.500.000

6 mekanik 3 150.000 70 31.500.000

total biaya personil 437.500.000

PERHITUNGAN BIAYA PENGANGKATAN KERANGKA KAPAL BERDASARKAN PENGGUNAAN ALAT KERJA, PERSONIL DAN

WAKTU PELAKSANAAN SERTA BIAYA - BIAYA LAIN

• Biaya tongkang kerja (work barge), kendaraan dan motor boat

no uraian jumlah

harga

(Rp/hari) hari total

1

tongkang

kerja 1 8.000.000 70

560.000.00

0

2 kendaraan 1 500.000 70 35.000.000

3 motor boat 1 750.000 70 52.500.000

total biaya tongkang dan alat transportasi

647.500.00

0

PERHITUNGAN BIAYA PENGANGKATAN KERANGKA KAPAL BERDASARKAN PENGGUNAAN ALAT KERJA, PERSONIL DAN

WAKTU PELAKSANAAN SERTA BIAYA - BIAYA LAIN

n

o uraian pekerjaan biaya (Rp)

1 survey pendahuluan 25.600.000

2 personil pelaksana 437.500.000

3 tongkang kerja dan alat transportasi 647.500.000

4 krane apung 1.365.000.000

5 biaya pelabuhan dan lain – lain 25.000.000

total biaya pengangkatan 1 kerangka kapal 2.500.600.000

ANALISIS BIAYA PENGANGKATAN KERANGKA KAPAL DI APBS

• Biaya

• perkiraan biaya untuk masing- masing kapal adalah 2,5 Milyar Rupiah. Sedangkan jumlah kerangka kapal jika APBS benar-benar bersih dari kerangka kapal adalah 27 buah kerangka kapal. Karena itu total biaya yang dikeluarkan untuk pembersihan seluruh kerangka kapal adalah sekitar 67,5 Trilyun Rupiah.

ANALISIS BIAYA PENGANGKATAN KERANGKA KAPAL DI APBS

• ManfaatUntuk perhitungan manfaat, penulis menghitungnya dari

total revenue rata-rata pertahun,dari tahun 1999 hingga tahun 2009. Total revenue ini didapatkan dari tarif pelabuhan terhadap total GRT kapal yang dilayani tiap tahun. Tarif yang dihitung antara lain tunda, pandu, labuh, tambat. Namun yang dimasukkan sebagai faktor manfaat adalah dari sisi pandu dan labuh, karena kedua faktor ini erat hubungannya dengan olah gerak kapal dan penempatan kapal di alur dan kolam labuh. Hasil yang diperoleh nilai rata-rata selama sepuluh tahun 12.842.745.886,- rupiah per tahun.

ANALISIS BIAYA PENGANGKATAN KERANGKA KAPAL DI APBS

• Biaya Manfaat

Rasio Manfaat-Biaya = Total Manfaat/ Total Biaya = 12,8 M / (4 kapal x 2,5 M) = 12,8 / 10

= 1,28

• Dapat dilihat bahwa pengangkatan kerangka kapal ini memiliki nilai manfaat sebesar 28 % terhadap keseluruhan aspek di APBS. Jadi keputusan untuk melakukan pengangkatan sejumlah kerangka kapal di APBS mempunyai nilai dampak yang tidak terlalu signifikan.

ANALISIS BIAYA PENGANGKATAN KERANGKA KAPAL DI APBS

y = 54595x + 6E+07R² = 0.198

20,000,000

25,000,000

30,000,000

35,000,000

40,000,000

45,000,000

50,000,000

55,000,000

60,000,000

65,000,000

70,000,000

1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

GT/

tah

un

tahun

Jumlah Kapal yang Masuk Pelabuhan Tanjung Perak (GT)

produktivitas pelabuhan

Linear (produktivitas pelabuhan)

PENYELAMATAN KAPAL (SALVAGE) DI INDONESIA

analisis korelasi atau hubungan komponen-komponen yang ada dalam bisnis ini, antara lain:

• Pengelompokan bisnis salvage dilihat dari jenis atau bidang pekerjaan yang dikerjakan.

• Pengelompokan menurut lokasi pekerjaan yang pernah dilakukan (berdasarkan pengolahan dari data salah satu perusahaan salvage antara tahun 2002 sampai 2009).

• Pengelompokan berdasarkan Klasifikasi, untuk mengetahui pasar bisnis salvage di Indonesia dan permasalahan persaingan usahanya, serta permasalahan di dalamnya.

• Nilai uang dari pekerjaan salvage yang sudah dilakukan (berdasarkan pengolahan dari data salah satu perusahaan salvage antara tahun 2002 sampai 2009).

• Untuk mengetahui letak pusat bisnis salvage yang sesuai untuk dikembangkan di Indonesia, maka peneliti melakukan analisis korelasi antara jarak, kemungkinan biaya dan kemungkinan metode yang digunakan.

Salvage Dilihat dari Jenis Pekerjaan

Bisnis salvage dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bidang antara lain:

• Rancang bangun

• Penyelamatan

• Offshore

Grafik pengelompokkan kegiatan bisnis salvage di Indonesia

TOTAL PENYELAMATAN36%

TOTAL OFFSHORE39%

TOTAL RANCANG BANGUN25%

JENIS PEKERJAAN SALVAGE

Salvage Dilihat dari Lokasi Pekerjaan di Indonesia

36%

5%

55%

3%

1%

PENGELOMPOKAN SALVAGE BERDASARKAN LOKASI KEJADIAN

KALIMANTAN

SUMATERA

JAWA

BALI & NUSA TENGGARA

MALUKU & INDONESIA TIMUR

Pengelompokan Salvage Berdasarkan Klasifikasi

ABS16%

BKI21%

BV2%

DNV13%

GL48%

PENGELOMPOKAN SALVAGE BERDASARKAN KLASIFIKASI MENURUT FREKUENSI KEJADIAN DI INDONESIA

Nilai dari Bisnis salvage

nilai penyelamatan58%

nilai offshore34%

nilai rancang bangun8%

PERSENTASE NILAI PEKERJAAN SALAH SATU PERUSAHAAN SALVAGE [persen rupiah] (2002-2009)

Salvage di Indonesia

Dari lokasi pekerjaan secara umum tersebut disusun kembali analisis korelasi atau analisis hubungan beberapa kasus kecelakaan laut (data kecelakaan laut tahun 2007 hingga tahun 2009) dengan beberapa kota sebagai pembanding, antara lain:

• Singapura• Jakarta• Surabaya• Banjarmasin

Salvage di Indonesia

Variabel-variabel untuk yang dijadikan analisis hubungan antara lain:

• Jenis kecelakaan

• Jumlah kapal yang terlibat

• Lokasi kecelakaan

• Jarak terhadap kota yang dipilih

• Kemungkinan metode yang dipakai

• Kebutuhan (requirement) akan metode pekerjaan yang dipakai.

Salvage di Indonesia

0

500

1000

1500

2000

2500

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

JAR

AK

(N

M)

NOMOR KASUS

JARAK KECELAKAAN TERHADAP SINGAPORE

JARAK TERHADAP SINGAPORE

Salvage di Indonesia

0

200

400

600

800

1000

1200

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

JAR

AK

(N

M)

NOMOR KASUS

JARAK KECELAKAAN TERHADAP JAKARTA

JARAK TERHADAP JAKARTA

Salvage di Indonesia

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

JAR

AK

(N

M)

NOMOR KASUS

JARAK KECELAKAAN TERHADAP SURABAYA

JARAK TERHADAP SURABAYA

Salvage di Indonesia

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

JAR

AK

(N

M)

NOMOR KASUS

JARAK KECELAKAAN TERHADAP BANJARMASIN

JARAK TERHADAP BANJARMASIN

Salvage di Indonesia

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

JAR

AK

(n

m)

RENTANG JARAK KECELAKAAN KAPAL SELAMA 2007-2009 TERHADAP BEBERAPA DAERAH POTENSI BISNIS SALVAGE

SINGAPURA

JAKARTA

SURABAYA

BANJARMASIN

Salvage di Indonesia

0

200,000,000,000

400,000,000,000

600,000,000,000

800,000,000,000

1,000,000,000,000

1,200,000,000,000

1,400,000,000,000

BIA

YA

(R

P)

RENTANG PERBANDINGAN BIAYA SALVAGE MENURUT LOKASINYA (2007-2009)

SINGAPURA

JAKARTA

SURABAYA

BANJARMASIN

PERKIRAAN PERHITUNGAN BIAYA KECELAKAAN KAPAL DI INDONESIA

• Analisis Korelasi

y = 8E+06x2 - 2E+07x + 5E+07R² = 0.971

0

20,000,000

40,000,000

60,000,000

80,000,000

100,000,000

120,000,000

140,000,000

160,000,000

30 49.92 51 87.84 150.47

BIA

YA

(R

P)

PANJANG KAPAL (M)

HUBUNGAN ANTARA PANJANG KAPAL KANDAS DENGAN BIAYA SALVAGE

KANDAS

Poly. (KANDAS)

y = 4E+07x2 - 1E+08x + 2E+08R² = 1

0

20,000,000

40,000,000

60,000,000

80,000,000

100,000,000

120,000,000

140,000,000

160,000,000

180,000,000

200,000,000

62.91 68 136

BIA

YA

(Rp

)

PANJANG KAPAL (M)

HUBUNGAN ANTARA PANJANG KAPAL TERBAKAR DENGAN BIAYA PEKERJAAN SALVAGE

BIAYA PEKERJAAN

Poly. (BIAYA PEKERJAAN)

y = 3E+07x2 - 2E+08x + 1E+09R² = 0.957

0

1,000,000,000

2,000,000,000

3,000,000,000

4,000,000,000

5,000,000,000

6,000,000,000

7,000,000,000

bia

ya (

Rp

)

panjang kapal (m)

HUBUNGAN ANTARA PANJANG KAPAL TENGGELAM DENGAN BIAYA PEKERJAAN SALVAGE

BIAYA PEKERJAAN

Poly. (BIAYA PEKERJAAN)

y = 38010x2 - 14798x + 3E+07R² = 0.988

0

50,000,000

100,000,000

150,000,000

200,000,000

250,000,000

300,000,000

BIA

YA

(R

p)

PANJANG KAPAL (M)

HUBUNGAN ANTARA PANJANG KAPAL TUBRUKAN DENGAN BIAYA PEKERJAAN SALVAGE

BIAYA PEKERJAAN

Poly. (BIAYA PEKERJAAN)

REKAP ANALISIS KORELASI DIMENSI KAPAL TERADAP BIAYA PADA KECELAKAAN KAPAL TENGGELAM

KORELASI DIMENSI-DIMENSI KAPAL TERHADAP BIAYA

tubrukan r R (%) jenis korelasi

Dwt - Biaya -0.0113 -1.13 negatif

L-Biaya 0.7554 75.54 positif

B-Biaya 0.6591 65.91 positif

T-Biaya 0.6675 66.75 positif

Cb-Biaya 0.2468 24.68 positif

GRAFIK DUGAAN AWAL GRAFIK PANJANG KAPAL VS BIAYA

Grafik Regresi L- Biaya

R² = 0.016

0

1,000,000,000

2,000,000,000

3,000,000,000

4,000,000,000

5,000,000,000

6,000,000,000

7,000,000,000

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Bia

ya(R

p)

L (m)

Regresi L-Biaya semua Kecelakaan

l- biaya

Poly. (l- biaya)

R² = 0.952

0

10,000,000

20,000,000

30,000,000

40,000,000

50,000,000

60,000,000

0 50 100 150

Bia

ya (

Rp

)

L (m)

Regresi L-Biaya Pada Kecelakaan Kecil

Regresi L-Biaya Pada Kecelakaan Kecil

Poly. (Regresi L-Biaya Pada Kecelakaan Kecil)

R² = 0.974

0

500,000,000

1,000,000,000

1,500,000,000

2,000,000,000

2,500,000,000

3,000,000,000

3,500,000,000

4,000,000,000

0 20 40 60 80 100 120 140

Bia

ya (

Rp

)

L (m)

Regresi L-Biaya pada Kecelakaan Besar

Regresi L-Biaya pada Kecelakaan Besar

Poly. (Regresi L-Biaya pada Kecelakaan Besar)

y = 2,599,959.41x - 61,147,435.29R² = 0.86

0

20,000,000

40,000,000

60,000,000

80,000,000

100,000,000

120,000,000

140,000,000

160,000,000

20 30 40 50 60 70 80

Bia

ya (

Ru

pia

h)

L ( m )

Regresi L -Biaya Pada Kecelakaan Kapal Kandas

L-Biaya

Linear (L-Biaya)

y = 29,568,814.35xR² = 0.83

0

1,000,000,000

2,000,000,000

3,000,000,000

4,000,000,000

5,000,000,000

6,000,000,000

7,000,000,000

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180

Bia

ya(R

up

iah

)

L (m)

Regresi L-Biaya pada Kecelakaan Kapal Tenggelam

L-Biaya

Linear (L-Biaya)

y = 72942xR² = 0.886

0

20,000,000

40,000,000

60,000,000

80,000,000

100,000,000

120,000,000

140,000,000

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180

Bia

ya (

Ru

pia

h)

L (m)

Regresi L-Biaya pada Kecelakaan Kapal Tubrukan

L-Biaya

Linear (L-Biaya)

JENIS KECELAKAAN DAN PERKIRAAAN METODE PENYLAMATANNYA

NO KECELAKAAN PERKIRAAN PEKERJAAN

1 KANDAS pekerjaan bawah air dan pengapungan

kembali (refloating)

2

TENGGELAM pengangkatan kerangka kapal (wreck removal)

3 TUBRUKAN pekerjaan bawah air, perbaikan kerusakan dan

penarikan kapal (rescue towing) ke dok atau

bengkel.

4

TERBAKAR pemadaman dan penarikan kapal (rescue

towing) ke dok atau bengkel.

Perhitungan Perkiraan Biaya Penyelamatan Kapal

• Perumusan Formula untuk Biaya Operasi Salvage

• Untuk kecelakaan kapal kandas, persamaan yang didapatkan adalah sebagai berikut:

Dimana: y = biaya penyelamatan kapal kandas[rupiah]

x = Panjang kapal (L) [m],

persamaan mempunyai intercept (a) di (0,0)

Perhitungan Perkiraan Biaya Penyelamatan Kapal

• Untuk kecelakaan kapaltenggelam, persamaan yang didapatkanadalah sebagai berikut:

Dimana: y = biaya penyelamatan kapal kandas[rupiah]

x = Panjang kapal (L) [m],

• persamaan mempunyai intercept (a) di (0,0).

Perhitungan Perkiraan Biaya Penyelamatan Kapal

• Untuk kecelakaan kapal tubrukan, persamaanyang didapatkan adalah sebagai berikut:

Dimana: y = biaya penyelamatan kapal kandas[rupiah]

x = Panjang kapal (L) [m],

persamaan mempunyai intercept (a) di (0,0).

Perhitungan Perkiraan Biaya Penyelamatan Kapal

• Komponen Jenis Kapal Dimana pada kondisi tingkat kesulitan dan risiko

tidak diperhitungkan adalah biaya dikalikan 1 (satu) dalam kurs mata uang yang digunakan, sedangkan jika tingkat kesulitandimasukkan, maka biaya yang diperhitungkandikalikan dengan (1+a) dalam kurs mata uangyang digunakan, di mana (a) adalah konversi nilairisiko dan tingkat kesulitan. Angka 1 (satu)berasal dari standar normal pekerjaan yang paling mudah, yaitu barge dan kapal kayu.

TINGKAT KESULITAN DAN FAKTOR KONVERSINYA TERHADAP BIAYA

JENIS KAPALTINGKAT KESULITAN & KONVERSI RISIKO

(1+ a)

TUG BOAT 1.1

BARGE 1

FERRY 1.3

PASSENGER/ RO-RO 1.3

YATCH 1.2

OIL TANKER 1.5

CHEMICAL TANKER 1.6

LPG CARRIER 1.7

CARGO VESSEL 1.2

WOODEN BOAT 1

CONTAINER 1.2

KOMPONEN LOKASI KECELAKAN KAPAL DAN LOKASI KAPAL SALVAGE

• Lokasi kecelakaan kapal dan lokasi kapal salvage sangat menentukan besarnya biaya, ter utama dari segi bahan bakar dan upah buruh setempat. Dimana jarak antara kedua lokasi tersebut akan memunculkan perhitungan biaya bahan bakar dan menentukan lamanya biaya sewa (charter hire) dari tug boat, serta crew boatdan alat-alat berat (semacam floating crane, working barge, mobile crane, kendaraan, fire figting boat, dan lain-lain).

• Sehingga urut-urutan perhitungan yang didapatkan adalah sebagai berikut:Variable fungsi, antara lain: • Lokasi kecelakaan kapal• Lokasi kapal salvageAkan menghasilkan jarak lokasi kecelakaan terhadap kapal salvage,Dari jarak lokasi

tersebut dapat dihitung perkiraan waktu ketersediaan, didapatkan dari perhitungan waktu perjalanan (mob and demob) dari lokasi kapal salvage menuju lokasi kecelakaan. Selain itu diperhitungkan pula dari waktu mob and demobadalah biaya sewa (charter hire) semua alat berat, juga diperhitungkan biaya bahanbakardan provision selama di lokasi dan selama mob and demob

KOMPONEN KLASIFIKASI KAPAL DAN ASURANSI

• Jenis klasifikasi kapal dan asuransi menentukan apakah sebuah kapal diasuransikan atau tidak, atau apakah kapal sudah memenuhi persyataran Klasifikasi dimana kapal tersebut di daftarkan. Asuransi menjadi sangat penting kaitannya dengan pengerjaan salvage yang akan dilaksanakan terhadap sebuah kapal, karena ini menyangkut biaya tertanggung yang harus dibayar atas penyelamatan kapal.

• Formula Akhir Pendekatan Perhitungan Nilai Penyelamatan pada Kecelakaan Kapal di Indonesia

• Dimana: Kp = Jenis Kapal

• Type = Jenis Kecelakaan

• L = Panjang Kapal

• Or = Asal Kapal Salvage ( Origin)

• Des = Tujuan/ Lokasi Kecelakaan Kapal (Destination)

• Q = Klasifikasi

• Fungsi tersebut kemudian dijabarkan sebagai berikut:

KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

Berdasarkan investigasi yang telah dilakukan maka didapatkan penjelasan tentang pengangkatan kerangka kapal (wreck removal). Yaitu salah satu cabang pekerjaan penyelamatan kapal ( salvage). Dimana urutan pekerjaannya secara umum adalah sebagai berikut:

• Survey lokasi kerangka kapal serta perencanaan metode, perhitungan requirement, serta perhitungan awak dan waktu kerja, penetapan lokasi base/ markas dan lokasi tujuan kerangka kapal,

• Persiapan perbekalan (provision), kru dan peralatan berat, kapal dan kebutuhan lainnya

• Mobilisasi ke lokasi (destination),

• Pekerjaan pengangkatan,

• Pengiriman ke lokasi tujuan hasil pengangkatan,

• Demobilisasi ke tempat asal (Origin).

KESIMPULAN

Metode paling murah dan sering digunakan untuk pengangkatan kerangka kapal adalah memotong-motong kerangka kapal untuk kemudian diangkat. Keuntungannya adalah beban angkat tidak besar, sehingga meminimalkan pemakaian peralatan berat, terutama untuk mengurangi kapasitas Floating Crane. Salah satu metode yang dikenal adalah metode pemotongan kerangka kapal menggunakan rantai ( chain sawing)

KESIMPULAN

Faktor penentu utama untuk perhitungan nilai penyelamatan pada musibah kecelakaan kapal adalah panjang kapal (L). Hal ini didapatkan setelah proses analisis berupa uji korelasi antara dimensi kapal dengan biaya. Panjang kapal memiliki korelasi hubungan yang paling tinggi terhadap biaya dibandingkan dengan Koefisien Blok (Cb), DWT, lebar kapal (B), maupun sarat kapal (T).

KESIMPULAN

Saran

Saran yang dapat penulis berikan berkaitan dengan penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

• Tema penyelamatan merupakan tema yang cakupannya luas dan dapat dikembangakan sub bahasan di dalamnya. Misalnya untuk bidang offshore dan rancang bangun.

• Pendataan untuk musibah kecelakaan kapal di Indonesia belum terstruktur, hal ini mempersulit proses identifikasi kecelakaan dan penanganan kecelakaan di Indonesia cenderung lambat, perlu adanya perbaikan sistem informasi untuk musibah kecelakaan kapal di Indonesia agar lebih kompak dan terstruktur.

• Untuk formula perhitungan masih kasar karena keterbatasan data, hal ini membuka peluang untuk pembaca yang tertarik untuk melakukan studi lebih lanjut tentang tema ini untuk memperbaiki dan menambahkan data-datanya , sehingga hasil analisis lebih akurat.

• Untuk program perhitungan yang telah dibuat di microsoft Visual Basic dapat dikembangkan dan disesuaikan untuk memenuhi permintaan industri salvage dan industri pelayaran.

• Kendala yang diahadapi oleh perusahaan-perusahaan salvage di Indonesia adalah pada birokrasi untuk perijinan operasi salvage, karena itu perusahaan salvage dalam negeri kalah dalam persaingan bisnisnya. Saran penulis adalah mempermudah sistem perijinan dan birokrasi untuk perusahaan salvage, sehingga perusahaan dalam negeri dapat bersaing dengan perusahaan dari luar negeri.

• Pengangkatan kerangka kapal di APBS terkait revitalisasi alur sebaiknya dilakukan di lokasi yang benar-benar memiliki dampak besar terhadap kinerja pelabuhan, sebagai contoh di lokasi rawan di APBS (buoy 2, buoy 5, buoy 7, buoy 8, buoy 9), namun perhitungan biaya-manfaat pengangkatan kerangka kapal perlu dianalisis lebih dalam agar mendapatkan hasil optimal.

• Hasil program perhitungan nilai penyelamatan dalam studi ini adalah gambaran umum dari analisis pada kecelakaan yang terjadi tahun 2007-2009 dan bersifat ceteris paribus.

• Akhirnya penulis mohon maaf jika dalam penelitian ini ada kesalahan. Semoga penelitian ini berguna bagi parapembacanya.

Zulvikar Affi FadhilahSekian danTerima Kasih4106100060

Bidang Studi Transportasi Laut danLogistik

Jurusan Teknik Perkapalan

Fakultas Teknologi Kelautan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember