Upload
ricohamzah
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf
1/30
8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf
2/30
3
8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf
3/30
2
Mengingat : Perubahan kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 28
Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa
Konstruksi (Lembaran Negara RI Tahun 2010 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 157);
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
10/PRTM/2010 sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
24/PRT/M/2010 tentang Tata Cara Pemilihan
Pengurus, Masa Bakti, Tugas Pokok dan Fungsi, serta
Mekanisme Kerja Lembaga Pengembangan Jasa
Konstruksi;
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
223/KPTS/M/2011 tentang Penetapan Organisasi dan
Pengurus Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi
Tingkat Nasional Periode 2011 – 2015;
5. Peraturan Lembaga Nomor 06 Tahun 2011 tentang
Struktur Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja
Badan Pelaksana Lembaga Pengembangan Jasa
Konstruksi Nasional.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASAKONSTRUKSI NASIONAL TENTANG PERATURANKEPEGAWAIAN BADAN PELAKSANA NASIONAL
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :
(1) Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi yang selanjutnya
disebut Lembaga adalah organisasi sebagaimana dimaksud
8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf
4/30
3
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2010 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000
tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi.
(2) Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi, selanjutnya disebut LPJK,adalah Lembaga yang independen dan mandiri sebagaimana dimaksud
dalam pasal 31 ayat (3) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang
Jasa Konstruksi.
(3) Badan Pelaksana LPJK Nasional, selanjutnya disebut BAPELNAS, adalah
satuan kerja tetap di LPJK Nasional yang bertugas melaksanakan
Kesekretariatan Lembaga sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 10/PRTM/2010.(4) Pegawai, adalah personil BAPELNAS yang bekerja penuh waktu pada
Badan Pelaksana Tingkat Nasional, bertanggung jawab kepada Pengurus
LPJK Nasional dan diangkat serta diberhentikan sesuai hirarki.
(5) Gaji, adalah suatu penerimaan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari
LPJK kepada pegawai untuk suatu pekerjaan/jasa yang telah dilakukan, dan
dibayarkan atas dasar Surat Keputusan dan atau suatu perjanjian kerja.
(6) Upah lembur, adalah imbalan yang dibayarkan kepada pegawai sebagai
kompensasi dari kerja lembur yang dilakukan oleh pegawai tersebut, yang
besarnya sesuai dengan perhitungan yang telah diatur di dalam peraturan
perundangan yang berlaku.
Pasal 2
Ruang lingkup peraturan kepegawaian ini mengatur tentang hubungan kerja
antara LPJK Nasional dengan pegawai yang meliputi status, hak, dan kewajiban
pegawai, syarat-syarat kerja, tata tertib, penghargaan, dan sanksi.
Pasal 3
(1) Maksud ditetapkannya peraturan ini agar terjalin hubungan kerja yang jelas,
dinamis, dan harmonis serta mengetahui hak dan kewajiban masing-masing
pihak antara Pengurus LPJK Nasional dengan BAPELNAS.
8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf
5/30
4
(2) Tujuan ditetapkannya peraturan ini untuk memberikan kepastian tentang hak
dan kewajiban pegawai serta mengetahui dengan jelas kedudukan masing-
masing pegawai dalam hubungan ketenagakerjaan, sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB II
STATUS, PENERIMAAN DAN PENGANGKATAN PEGAWAI
Bagian Kesatu
Status Pegawai
Pasal 4
(1) Status Pegawai BAPELNAS LPJK terdiri atas :
a. Pegawai Tetap
b. Pegawai Yang Diperbantukan
c. Pegawai Honorer
d. Pegawai Harian
(2) Pegawai Tetap sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a merupakan pegawai
yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh LPJK Nasional,
diterima, dipekerjakan, dan mendapat gaji secara bulanan serta terikat
dalam hubungan kerja dengan LPJK sebagai pegawai tetap.
(3) Pegawai yang Diperbantukan sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf b
adalah pegawai Negeri Sipil yang ditugaskan/dipekerjakan diLPJK.
(4) Pegawai Honorer sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf c adalah pegawai
yang diangkat dengan suatu perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu.
(5) Pegawai Harian sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf d merupakan
pegawai yang diangkat dengan perjanjian kerja dengan status pegawai
harian dan memperoleh upah harian berdasarkan kehadiran pegawai
tersebut.
Pasal 5
(1) Pegawai BAPELNAS terdiri dari unsur Direksi dan unsur Staf.
8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf
6/30
5
(2) Unsur Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas 1 (satu)
orang Direktur Eksekutif dan 3 (tiga) orang Direktur, yang diangkat dan
diberhentikan oleh Pengurus LPJK.
(3) Unsur Staf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas Kepala Divisi,
Kepala Kepala Sub Divisi beserta jajarannya yang diangkat dan
diberhentikan oleh Direktur Eksekutif BAPELNAS atas usulan Direktur yang
menangani kepegawaian.
Bagian Kedua
Penerimaan Pegawai
Pasal 6
Penerimaan pegawai didasarkan pada kebutuhan / formasi pegawai.
Pasal 7
(1) Setiap orang yang mengajukan lamaran pekerjaan, harus :
a. Warga Negara Indonesia (yang dibuktikan dengan KTP)
b. Berusia antara 18–
35 tahun pada saat penerimaan, kecualidiperlukan oleh LPJK dapat melebihi batas tertinggi usia tersebut.
c. Bagi wanita pada saat penerimaan, tidak dalam keadaan hamil.
(2) Setiap orang yang mengajukan lamaran pekerjaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat diterima apabila memenuhi :
a. Persyaratan administrasi
b. Lulus dalam test mengenai sikap (attitude) dan kemampuan teknis
yang meliputi keahlian dan atau keterampilan sesuai bidang tugas
yang akan diberikan.
d. Bersedia mentaati peraturan kepegawaian.
(3) Persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf a, meliputi :
a. Mengajukan surat lamaran pekerjaan; dan
b. Melampirkan :
1) Daftar riwayat hidup (Curiculum Vitae)
2) Photocopy ijazah yang telah dilegalisasi
8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf
7/30
6
3) Surat Keterangan Kesehatan dari Rumah Sakit (bagi wanita
melampirkan surat keterangan tidak hamil)
4) Pasphoto berwarna ukuran 4x6 sebanyak 4 (empat) lembar
(4) Seleksi kemampuan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b
dilakukan melalui uji tulis dan wawancara;
(5) Pelaksanaan penerimaan pegawai sebagaimana dimaksud ayat (1), ayat
(2), ayat (3), dan ayat (4) dilakukan oleh Direktur yang menangani
kepegawaian.
(6)
Pasal 8
Setiap pelamar yang telah memenuhi persyaratan penerimaan pegawai
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dapat diangkat sebagai calon pegawai.
Bagian Ketiga
Pengangkatan Pegawai
Pasal 9
(1) Calon pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 diberikan masapercobaan selama 3 (tiga) bulan dengan menandatangani Surat Perjanjian
Pegawai Percobaan;
(2) Calon pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang telah melampaui
masa percobaan diwajibkan menjalani test kesehatan pada Rumah Sakit
yang ditunjuk.
(3) Calon pegawai yang lulus test kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) diangkat sebagai pegawai tetap.
Pasal 10
(1) Sebelum diangkat sebagai pegawai tetap, calon pegawai harus
menandatangani Surat Perjanjian Kerja;
(2) Pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditempatkan sesuai dengan
formasi yang dibutuhkan.
8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf
8/30
7
(3) Pengangkatan pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan
dengan Surat Keputusan Direktur Eksekutif BAPELNAS.
Pasal 11
(1) Dalam hal LPJK Nasional memerlukan tenaga kerja untuk suatu pekerjaan
yang membutuhkan keahlian tertentu atau untuk jangka waktu tertentu,
Direktur Eksekutif BAPELNAS dengan seizin Pengurus LPJK Nasional
dapat menerima pegawai dengan status pegawai honorer atau pegawai
harian.
(2) Penerimaan pegawai honorer atau pegawai harian dilakukan dengan
wawancara.
(3) Penerimaan pegawai honorer atau pegawai harian dituangkan dalam Surat
Perjanjian Kerja, yang ditandatangani oleh Direktur Eksekutif.
Pasal 12
(1) Pegawai yang telah diangkat sebagai pegawai tetap akan diberikan tugas
pekerjaan sesuai dengan kebutuhan formasi yang diperuntukan.(2) Untuk pendayagunaan pegawai dan untuk mencapai tujuan operasional
setiap pegawai dapat dipindahkan / mutasi dari unit kerja yang satu ke unit
kerja yang lain.
BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN PEGAWAI
Bagian KesatuHak Pegawai
Pasal 13
(1) Pegawai Tetap mempunyai hak :
a. Gaji, tunjangan dan lembur serta bonus akhir tahun
b. Cuti
c. Asuransi
d. Pesangon
8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf
9/30
8
e. Pendidikan dan Pelatihan yang dapat menunjang pekerjaan.
(2) Skala gaji, jenis dan besar tunjangan serta pesangon ditetapkan
sebagaimana pada Lampiran Peraturan ini.
Bagian Kedua
Kewajiban Pegawai
Pasal 14
Kewajiban Pegawai meliputi :
a. Mematuhi jam kerja, mengisi daftar hadir, dan mengenakan tanda pengenal;
b. Melaksanakan semua pekerjaan dan tugas yang menjadi tanggung
jawabnya dan mematuhi semua petunjuk dan instruksi kerja dari atasannya;
c. Mentaati peraturan dan tata tertib kepegawaian;
d. Menjaga, menyimpan, dan tidak menyebarluaskan semua keterangan dan
dokumen yang bersifat rahasia;
e. Memelihara dan melindungi dengan baik semua peralatan kerja dan barang
yang menjadi tanggung jawabnya;
f. Menjaga kesehatan, kebersihan, dan kerapihan tempat kerja dan
lingkungan;
g. Berpakaian dan bersikap sopan, baik tutur kata maupun tindakannya;
h. Menjaga nama baik LPJK;
i. Setiap pegawai wajib melaporkan apabila ada perubahan atas status dirinya
maupun alamat rumahnya dan hal-hal lain yang patut diketahui;
j. Setiap pegawai wajib segera melaporkan kepada atasannya apabila
mengetahui adanya hal-hal yang dapat menimbulkan bahaya yang dapat
mengakibatkan kerugian bagi LPJK.
Pasal 15
Hak dan kewajiban pegawai honorer atau pegawai harian sesuai yang tercantum
dalam Perjanjian Kerja masing-masing.
8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf
10/30
9
BAB IV
HARI KERJA, JAM KERJA DAN HARI LIBUR
Pasal 16
(1) Hari kerja ditetapkan hari Senin sampai dengan hari Jumat, kecuali harilibur;
(2) Jumlah jam kerja 8 (delapan) jam dalam 1 (satu) hari atau 40 (empat puluh)
jam dalam 1 (satu) minggu;
(3) Jam Kerja :
a. Hari Senin s.d. Kamis : Jam 08.00 s.d. 17.00
b. Hari Jumat : Jam 08.00 s.d. 17.30
c. Istirahat Senin s.d. Kamis : Jam 12.00 s.d. 13.00d. Istirahat Jumat : Jam 11.30 s.d. 13.00
Bagian Kedua
Kerja Lembur
Pasal 17
(1) Kerja Lembur dilakukan di luar jam kerja sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 16 ayat (3) atau hari libur;
(2) Kerja Lembur dilakukan apabila terdapat pekerjaan yang harus diselesaikan
dengan segera dan dilaksanakan berdasarkan Surat Perintah Kerja Lembur.
Pasal 18
(1) Besar upah kerja lembur ditetapkan sebagai berikut :
a. Untuk pegawai tetap = 1/173 x gaji pokokb. Untuk pegawai honorer = 3/20 x upah sehari
c. Untuk pegawai harian = 1/7 x upah rata-rata sehari.
(2) Besar upah kerja lembur untuk tiap jam kerja lembur diatur :
a. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari kerja :
Untuk jam lembur pertama dibayar sebesar 1 ½ x upah sejam untuk
lembur, selebihnya dibayar 2 x upah sejam.
8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf
11/30
8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf
12/30
8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf
13/30
12
(2) Pegawai wanita yang keguguran kandungan berhak atas cuti sesuai
rekomendasi/surat keterangan dokter dan diberikan paling lama 2 (dua)
bulan.
(3) Cuti melahirkan dan cuti keguguran kandungan harus dilengkapi dengan
surat keterangan dokter.
Bagian Ketiga
Cuti Alasan Penting
Pasal 23
(1) Pegawai yang menunaikan ibadah haji / umroh atau ritual keagamaan
diberikan cuti paling lama 40 (empat puluh) hari yang akan diperhitungkan
dengan hak cuti besarnya.
(2) Pegawai yang mendapat tugas belajar singkat (short course ) di luar
tanggungan LPJK diberikan cuti khusus paling lama 1 (satu) bulan yang
diperhitungkan dengan hak cuti besarnya.
Bagian Keempat
Izin
Pasal 24
(1) Pegawai yang :
a. Melangsungkan pernikahan, menikahkan anaknya atau mengkhitankan
anaknya;
b. Isteri/suami, anak, orang tua/mertua, menantu atau garis keturunan
meninggal dunia;
c. Isteri/suami, anak, orang tua/mertua, menantu atau garis keturunan
terkena musibah;
Diberikan izin selama 2 (dua) hari kerja.
(2) Pegawai yang tidak masuk bekerja karena sakit dan memberitahukan
kepada atasan langsungnya diberikian izin selama 1 (satu) hari dan apabila
lebih dari 2 (dua) hari harus dengan surat keterangan dokter.
8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf
14/30
13
(3) Izin dapat diberikan setelah pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengajukan permohonan secara tertulis kepada atasan langsungnya.
Pasal 25
(1) Pegawai yang tidak masuk bekerja tanpa alasan yang jelas dan tidak
memberitahukan kepada atasan langsungnya maka pegawai tersebut
dianggap mangkir.
(2) Apabila pegawai mangkir selama 10 (sepuluh) hari kerja berturut-turut dan
telah dipanggil secara tertulis namun pegawai tersebut tidak menanggapi,
maka pegawai tersebut dianggap telah mengundurkan diri.
BAB VI
PENGGAJIAN
Bagian Kesatu
Struktur Gaji
Pasal 26
(1) Struktur Penggajian terdiri dari gaji pokok dan tunjangan
(2) Gaji pokok ditetapkan berdasarkan skala gaji sesuai dengan pangkat dan
golongan pegawai, yang diatur lebih lanjut oleh Direktur Eksekutif atas
usulan Direktur yang menangani kepegawaian dengan persetujuan
Pengurus LPJK Nasional.
(3) Gaji Pegawai Honorer dan Pegawai Harian diatur tersendiri berdasarkan
jenis pekerjaan dan jumlah waktu yang diberikan dan dituangkan dalamsurat perjanjian kerja yang disepakati bersama.
Pasal 27
(1) Gaji minimum pegawai tidak lebih rendah dari Upah Minimum Provinsi
(UMP)
8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf
15/30
14
(2) Gaji pokok pegawai ditinjau secara berkala setiap 2 (dua) tahun sekali
berdasarkan daftar penilaian prestasi kerja yang dibuat oleh atasan
langsung.
(3) Pegawai yang memperoleh hasil penilaian dengan predikat kurang, tidak
mendapatkan kenaikan gaji.
(4) Daftar penilaian prestasi kerja berisi unsur yang dinilai dan nilai setiap
unsur ditetapkan sebagai berikut :
a. Unsur :
1) Loyalitas
2) Prestasi
3) Disiplin
4) Kejujuran
5) Kepemimpinan/ kerjasama
b. Nilai :
1) Memuaskan : 91 - 100
2) Sangat Baik : 81 - 90
3) Baik : 71 - 80
4) Cukup : 61 - 70
5) Kurang : 60 ke bawah
Bagian Kedua
Tunjangan
Pasal 28
(1) Tunjangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1) terdiri atas :
a. Tunjangan Kompensasi Kerja
b. Tunjangan Kesejahteraan
c. Tunjangan Prestasi
d. Tunjangan Jabatan
(2) Besaran nilai tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
tersendiri oleh Direktur Eksekutif atas usulan Direktur yang menangani
kepegawaian dengan persetujuan Pengurus LPJK Nasional.
8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf
16/30
15
Pasal 29
Pegawai diberikan tunjangan Hari Raya , tunjangan lainnya dan bonus akhir
tahun berdasarkan persetujuan Pengurus LPJK Nasional.
BAB VI
PENGEMBANGAN DAN KESEJAHTERAAN PEGAWAI
Bagian Kesatu
Pengembangan Pegawai
Pasal 30
Pengembangan pegawai dilakukan melalui :
a. Pendidikan dan Pelatihan
b. Promosi
c. Mutasi
Pasal 31
(1) Pendidikan dan pelatihan dilakukan untuk :a. Meningkatkan kompetensi pegawai
b. Menambah wawasan dan pengalaman pegawai
c. Pengembangan karier pegawai
(2) Program pendidikan dan pelatihan disusun dengan memperhatikan
kebutuhan pegawai yang secara kualitatif dan kuantitatif memenuhi tugas
dan jabatan yang dipersyaratkan.
(3) Program pendidikan dan pelatihan dilakukan agar pegawai dapat memenuhi
kualifikasi jabatan yang dipersyaratkan
(4) Program pendidikan dan pelatihan teridiri dari :
a. Pendidikan formal
b. Kursus (short course) dan magang
c. Seminar dan lokakarya.
8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf
17/30
16
Pasal 32
(1) Program pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31
ayat (4) didasarkan pada :
a. Ketersediaan biaya;b. Kebutuhan pekerjaan tertentu;
c. Kemampuan pegawai;
d. Penilaian kinerja
(2) Pegawai yang telah mengikuti program pendidikan dan pelatihan wajib
membuat laporan dan melakukan presentasi apabila diperlukan.
(3) Untuk pendidikan formal pegawai wajib memberikan laporan secara berkala
yang berkaitan dengan kemajuan pendidikannya.
Pasal 33
(1) Pegawai dapat dipromosikan pada jabatan yang lebih tinggi apabila :
a. Formasi jabatan tersedia;
b. Kualifikasi pegawai memenuhi persyaratan jabatan yang diperlukan;
c. Penilaian kinerja minimal Baik dalam tiga tahun terakhir.
(2) Promosi pegawai diusulkan oleh atasan langsung dan diputuskan oleh
Direktur Eksekutif BAPELNAS
Pasal 34
(1) Pegawai dapat dimutasikan pada posisi atau jabatan lain baik pada unit
kerja yang sama maupun pada unit kerja lain.
(2) Mutasi pegawai dilakukan berdasarkan pengisian formasi yang diperlukan.
(3) Mutasi pegawai diusulkan oleh atasan langsung dan diputuskan oleh
Direktur Eksekutif.
8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf
18/30
8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf
19/30
18
Pasal 39
(1) Asuransi jaminan hari tua sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1)
merupakan jaminan pensiun bagi pegawai.
(2) Besaran pertanggungan dan tata cara pembayaran kepada pegawai yang
menjalani pensiun dilakukan sesuai perjanjian antara LPJK Nasional
dengan pihak asuransi
Pasal 40
LPJK Nasional memberikan sumbangan berupa :
a. Sumbangan pernikahan
b. Sumbangan kedukaan.
Pasal 41
(1) Sumbangan pernikahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 huruf a
diberikan kepada pegawai yang menikah dan telah bekerja di LPJK Nasionalsekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan.
(2) Sumbangan pernikahan diberikan untuk pernikahan yang pertama.
(3) Besaran sumbangan pernikahan ditetapkan oleh Direktur Eksekutif .
Pasal 42
(1) Sumbangan kedukaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 huruf b
diberikan kepada pegawai yang isteri / suami, anak, orang tua, dan mertuameninggal dunia.
(2) Besaran sumbangan kedukaan ditetapkan oleh Direktur Eksekutif.
BAB VII
PELANGGARAN DAN SANKSI
Pasal 43
Jenis Pelanggaran yang dilakukan pegawai dikelompokkan dalam :
8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf
20/30
19
a. Pelanggaran ringan
b. Pelanggaran sedang
c. Pelanggaran berat
Pasal 44
Sanksi untuk pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 dikenakan
dengan mempertimbangkan :
a. Jenis Pelanggaran
b. Frekuensi (keseringan/pengulangan) pelanggaran
c. Berat/ringannya pelanggaran
Pasal 45
(1) Pelanggaran yang dikategorikan sebagai pelanggaran ringan :
a. Keterlambatan masuk kerja tanpa alasan yang jelas sebanyak 2 (dua)
kali dalam 1 (satu) bulan;
b. Pulang kerja atau meninggalkan pekerjaan lebih awal tanpa seijin
atasannya sebanyak 2 (dua) kali dalam 1 (satu) bulan;
c. Terlambat masuk kembali setelah jam istirahat sebanyak 3 (tiga) kali
dalam 1 (satu) bulan;
d. Tidak memelihara dan melindungi dengan baik semua peralatan kerja
dan barang yang menjadi tanggung jawabnya;
e. Tidak memakai seragam dan atau tidak mengenakan tanda pengenal 3
(tiga) kali tanpa alasan yang jelas.
(2) Pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan sanksi
berupa Surat Peringatan I(3) Pelanggaran yang dikategorikan sebagai pelanggaran sedang :
a. Pegawai mengulangi pelanggaran ringan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meskipun telah diberi peringatan secara tertulis;
b. Keterlambatan masuk kerja tanpa alasan yang jelas lebih dari 2 (dua)
kali dalam 1 (satu) bulan;
c. Pulang kerja atau meninggalkan pekerjaan lebih awal tanpa seijin
atasannya lebih dari 2 (dua) kali dalam 1 (satu) bulan;
8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf
21/30
8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf
22/30
21
(1) Peringatan Pertama diberikan oleh Direktur yang menangani kepegawaian
atas usulan atasan langsung pegawai yang bersangkutan dengan masa laku
selama 6 (enam) bulan;
(2) Peringatan Kedua diberikan oleh Direktur yang menangani kepegawaian
atas usulan atasan langsung pegawai yang bersangkutan dengan masa laku
selama 6 (enam) bulan.
(3) Pemutusan Hubungan Kerja diberikan oleh Direktur Eksekutif atas usulan
Direktur yang menangani kepegawaian.
Pasal 47
(1) Apabila terdapat laporan bahwa pegawai telah melakukan pelanggaran atau
kemungkinan telah melakukan pelanggaran, maka Direktur Eksekutif dapat
membentuk Tim Pemeriksa Pegawai yang akan memeriksa
permasalahannya dan memberikan rekomendasi penyelesaiannya.
(2) Apabila diperlukan perpanjangan waktu dalam pemeriksaan tersebut,
Direktur Eksekutif dapat memberhentikan untuk sementara pegawai yang
terlibat dan apabila hasil pemeriksaan membuktikan bahwa pegawai
tersebut bersalah, maka yang bersangkutan akan dipanggil dan dengan
bukti yang ada dan atau keterangan saksi-saksi yang dapat dipercaya sudah
cukup dijadikan dasar sebagai pengenaan sanksi/tindakan disiplin.
(3) Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud ayat (2) berlaku selama
3 (tiga) bulan dan dalam pemberhentian sementara tersebut kepada
pegawai diberikan gaji pokok tanpa tunjangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 28 ayat (1) dan setelah 3 (tiga) bulan pembayaran gaji pokok
tersebut dihentikan.
(4) Apabila hasil pemeriksaan membuktikan bahwa pegawai yang bersangkutan
tidak bersalah, maka semua pihak yang berhubungan dengan urusan ini
akan diberitahu dan pegawai tersebut akan diijinkan untuk bekerja kembali.
Semua gaji dan atau pendapatan lain (jika ada) yang ditanggungkan
pembayarannya akan dibayarkan kepada pegawai yang bersangkutan.
8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf
23/30
22
BAB VIII
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DAN PESANGON
Bagian Kesatu
Pemutusan Hubungan Kerja
Pasal 48
Pemutusan hubungan kerja dapat disebabkan hal-hal sebagai berikut :
a. Pegawai meninggal dunia;
b. Pegawai mengundurkan diri;
c. Berakhirnya masa kerja;
d. Mencapai batas usia pensiun;
e. Ketidakmampuan bekerja oleh karena alasan kesehatan;
f. Terkena sanksi atas pelanggaran berat.
Pasal 49
Pegawai yang meninggal dunia hubungan kerjanya secara otomatis terputus
pada tanggal pegawai meninggal dunia.
Pasal 50
(1) Pegawai yang mengundurkan diri :
a. Mengajukan permohonan pengunduran diri secara tertulis
b. Pengunduran diri dapat disetujui apabila pegawai telah menyerahkan
tugas dan tanggung jawabnya kepada pegawai yang ditunjuk.
(2) Pegawai yang diberhentikan dengan hormat mendapatkan haknya sesuai
dengan peraturan ini.
(3) Pegawai yang mengundurkan diri sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak
diberikan uang pesangon.
8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf
24/30
23
Pasal 51
(1) Pegawai honorer dan pegawai harian yang telah berakhir masa kerja sesuai
dengan perjanjiannya dan tidak diperpanjang lagi dinyatakan telah putus
hubungan kerjanya.(2) Pegawai honorer sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan haknya
sesuai yang tercantum dalam perjanjian kerja.
Pasal 52
(1) Pegawai yang telah mencapai batas usia pensiun diberhentikan dengan
hormat.
(2) Batas usia pensiun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan :
a. Direksi dan KepalaDivisi : 65 tahun
b. Kepala Sub Divisi dan Staf : 60 tahun
(3) Pegawai yang mencapai batas usia pensiun mendapatkan haknya sesuai
peraturan ini.
(4) Dalam hal pegawai telah mencapai batas usia pensiun namun karena
keahlian / keterampilannya masih diperlukan dalam menunjang tugas-tugas
LPJK maka batas usia pensiun pegawai tersebut dapat diperpanjang selama
2 (dua) tahun berdasarkan Keputusan Pengurus LPJK Nasional.
(5) Pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat bekerja kembali
dengan mendapatkan hak-haknya sebagai pegawai tetap LPJK sesuai
Peraturan ini.
Pasal 53
(1) Pegawai yang menderita sakit terus menerus akan menerima gaji tanpa
tunjangan selama masa sakit dengan ketentuan sebagai berikut :
MASA SAKIT GAJI / BULAN
4 bulan pertama 100 %
4 bulan kedua 75 %
4 bulan ketiga 50 %
8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf
25/30
8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf
26/30
25
Pasal 56
(1) Pegawai yang mencapai batas usia pensiun sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 52 disamping menerima uang pesangon sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 55 ayat (2) diberikan juga uang penghargaan.
(2) Besar uang penghargaan ditetapkan sebagai berikut :a. Masa Kerja 3 tahun - kurang dari 6 tahun : 2 bulan gaji pokok
b. Masa Kerja 6 tahun - kurang dari 9 tahun : 3 bulan gaji pokok
c. Masa Kerja 9 tahun - kurang dari 12 tahun : 4 bulan gaji pokok
d. Masa Kerja 12 tahun - kurang dari 15 tahun : 5 bulan gaji pokok
e. Masa Kerja 15 tahun - kurang dari 18 tahun : 6 bulan gaji pokok
f. Masa Kerja 18 tahun - kurang dari 21 tahun : 7 bulan gaji pokok
g. Masa Kerja 21 tahun - kurang dari 24 tahun : 8 bulan gaji pokok
h. Masa Kerja 24 tahun atau lebih :10 bulan gaji pokok
Pasal 57
Pegawai yang mengalami sakit berkepanjangan atau mengalami cacat akibat
kecelakaan kerja dan tidak dapat melakukan pekerjaannya setelah melampaui
batas 12 (dua belas) bulan dapat mengajukan pemutusan hubungan kerja dan
diberikan uang pesangon 2 (dua) kali ketentuan Pasal 55 ayat (2).
BAB IX
Pemutusan Hubungan Kerja Massal
Pasal 58
(1) Pemutusan Hubungan Kerja Massal dilakukan karena :
a. Efisiensi LPJK Nasional.
b. Pembubaran LPJK Nasional.
(2) Pelaksanaan pemutusan hubungan kerja massal sebagaimana dimaksudayat (1) dilakukan atas kesepakatan antara Pegawai dengan LPJK Nasional.
(3) LPJK Nasional dapat memberhentikan dengan hormat Pegawai yang
bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.
(4) Pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan pesangon sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf
27/30
26
BAB X
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 59
(1) Sehubungan dengan pemutusan hubungan kerja antara pegawai dengan
LPJK Nasional maka utang pegawai kepada LPJK Nasional dengan bukti
yang sah akan diperhitungkan sekaligus dari uang pesangon atas nama
pegawai atau dari sumber dana lain atas nama pegawai yang bersangkutan.
(2) Dalam hal uang pesangon tidak cukup menutup utang pegawai yang
bersangkutan maka tidak secara otomatis membebaskan pegawai tersebutdari sisa utang-utangnya kepada LPJK Nasional.
BAB XI
ATURAN PERALIHAN
Pasal 60
Dengan berlakunya Peraturan Kepegawaian ini maka peraturan atau ketentuanyang telah ada tetap berlaku sepanjang belum diganti berdasarkan Peraturan ini
dan tidak bertentangan dengan Peraturan ini.
8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf
28/30
27
8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf
29/30
8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf
30/30
27