9
PERLEMAKAN HATI a) Defenisi Perlemakan hati adalah penumpukan lemak yang berlebihan dalam sel hati. Batasan penumpukan lemak adalah jika jumlah lemak melebihi 5% dari total berat hati normal atau jika lebih dari 30% sel hati dalam lobulus hati terdapat penumpukan lemak. Perlemakan hati bervariasi mulai dari perlemakan hati saja (steatosis) dan perlemakan hati dengan inflamasi (steatohepatitis) (Patel dan Tushar 2001). Perlemakan hati berati adanya pengumpulan lemak yang berlebihan di dalam sel-sel hati kita. Pada kondisi ini, hati mengandung lemak yang berlebihan dan sebagian jaringan normal hatire diganti dengan lemak yang tidak sehat. Dalam hal ini, sel-sel hati dan ruang di hati diisi dengan lemak sehingga hati menjadi sedikit membesar dan lebih berat. Hati menjadi berminyak dan berwarna kekuningan. Kondisi ini membuat keluhan yang tidak enak di daerah organ hati, yang terasa dibagian perut kanan atas. Mungkin juga didalam hati terdapat batu empedu, yang tersusun dari kolesterol dan garam empedu. Kelebihan lemak di hati ini bisa dilihat dengan USG. Mungkin juga pada kondisi ini terjadi peningkatan enzim hati. Disfungsi hati sangat sering terjadi dan merupakan masalah yang terus meningkat. b) Faktor resiko Faktor risiko yang memiliki hubungan dengan perlemakan hati adalah : umur, hiperlipidemia, diabetes melitus dan kegemukan, sedangkan jenis kelamin, pola konsumsi makan, aktivitas fisik dan olahraga tidak berhubungan dengan

PERLEMAKAN HATI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERLEMAKAN HATI

PERLEMAKAN HATI

a) Defenisi

Perlemakan hati adalah penumpukan lemak yang berlebihan dalam sel hati.

Batasan penumpukan lemak adalah jika jumlah lemak melebihi 5% dari total berat hati

normal atau jika lebih dari 30% sel hati dalam lobulus hati terdapat penumpukan lemak.

Perlemakan hati bervariasi mulai dari perlemakan hati saja (steatosis) dan perlemakan

hati dengan inflamasi (steatohepatitis) (Patel dan Tushar 2001). Perlemakan hati berati

adanya pengumpulan lemak yang berlebihan di dalam sel-sel hati kita. Pada kondisi ini,

hati mengandung lemak yang berlebihan dan sebagian jaringan normal hatire diganti

dengan lemak yang tidak sehat. Dalam hal ini, sel-sel hati dan ruang di hati diisi dengan

lemak sehingga hati menjadi sedikit membesar dan lebih berat. Hati menjadi berminyak

dan berwarna kekuningan. Kondisi ini membuat keluhan yang tidak enak di daerah organ

hati, yang terasa dibagian perut kanan atas. Mungkin juga didalam hati terdapat batu

empedu, yang tersusun dari kolesterol dan garam empedu. Kelebihan lemak di hati ini

bisa dilihat dengan USG. Mungkin juga pada kondisi ini terjadi peningkatan enzim hati.

Disfungsi hati sangat sering terjadi dan merupakan masalah yang terus meningkat.

b) Faktor resiko

Faktor risiko yang memiliki hubungan dengan perlemakan hati adalah : umur,

hiperlipidemia, diabetes melitus dan kegemukan, sedangkan jenis kelamin, pola

konsumsi makan, aktivitas fisik dan olahraga tidak berhubungan dengan kejadian

perlemakan hati. Faktor yang paling dominan dan berisiko paling tinggi pada kejadian

perlemakan hati adalah kegemukan (Patel dan Tushar 2001). sangat umum dijumpai pada

mereka yang mengalami kegemukan, dan banyak di jumpai pada umur diatas 30 tahun.

c) Penyebab

Perlemakan hati secara garis besar dibagi 2, yaitu penyakit perlemakan hati

alkoholik dan penyakit perlemakan hati non alkoholik. Penyakit hati alkoholik

berkembang karena kelebihan minum alkohol. Di sisi lain, perlemakan hati non alkohol

dihubungkan dengan kelebihan berat badan atau kegemukan yang disebabkan karena

terlalu sering makan makanan berlemak tinggi dan berkalori tinggi.

Penyebab-penyebab dari fatty liver adalah sebagai berikut:

Kegemukan (obesitas)

Kencing manis (diabetes)

Page 2: PERLEMAKAN HATI

Bahan kimia dan obat-obatan (contohnya alkohol, kortikosteroid,

tetrasiklin, asam valproat, metotreksat, karbon tetraklorid, fosfor kuning)

Kurang gizi dan diet rendah protein

Kehamilan

Keracunan vitamin A

Operasi bypass pada usus kecil

Fibrosis kistik (bersamaan dengan kurang gizi)

Kelainan bawaan pada metabolisme glikogen, galaktose, tirosin atau

homosistin

d) Tanda dan gejala

Fatty liver umumnya tidak bergejala. Orang baru mengetahuinya saat melakukan tes

kesehatan (pemeriksaan fisik), dan selanjutnya dipastikan dengan menjalani tes darah (Lab

Darah lengkap, SGOT/SGPT, bilirubin, kolesterol) atau pemeriksaan USG bila hati

membesar.

Tetapi kadang bisa menimbulkan sakit kuning (jaundice), mual, muntah, kembung 

dan yang paling sering terjadi yaitu  nyeri tumpul di perut kanan atas (cenut-cenut,

kemeng, terasa panas di kulit perut), terutama hal ini saat kecapekan dan habis makan

terlalu banyak. Jika pemeriksaan fisik belum menunjukkan pembesaran hati, maka perlu

diagnosis penjunjang yaitu dengan pemeriksaan SGOT/SGPT, Bilirubin, kolesterol (TG,

LDL, HDL) dan USG Abdomen. Gambaran  USG Abdomen dari fatty liver menunjukkan

echoparenkim hepar yang meningkat (hepar terlihat lebih gelap), dan dari sini bisa

ditentukan derajat keparahan dari fatty liver.

e) Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang yang berkaitan dengan penggunaan alkohol adalah

peningkatan glutamil meriksaan penunjang transpeptidase (GGT), pada pasien non

alcoholic fatty liver dieases dapat ditemukan hiperlipidemia dan peningkatan trigliserida.

Selain itu terdapat peningkatan AST dan ALT. Apabila rasio antara AST dan ALT lebih

dari 2 maka pasien dicurigai pengguna alkohol, apabila kurang dari satu maka dikatakan

non alcoholic steatohepatitis.

Page 3: PERLEMAKAN HATI

f) Diagnosis

Pemeriksaan fisik belum menunjukkan pembesaran hati, maka perlu diagnosis

penjunjang yaitu dengan pemeriksaan SGOT/SGPT, Bilirubin, kolesterol (TG, LDL,

HDL) dan USG Abdomen. Gambaran  USG Abdomen dari fatty liver menunjukkan

echoparenkim hepar yang meningkat (hepar terlihat lebih gelap), dan dari sini bisa

ditentukan derajat keparahan dari fatty liver.

g) Patogenesis

NAFLD (non-alcoholic fatty liver disease) merupakan suatu kondisi medis dari

penyakit hati yang mempunyai spectrum sangat luas, mulai dari perlemakan hati yang

bersifat ringan (steatosis) tanpa adanya bukti kelainan biokimia atau histologi akibat dari

peradangan hati ataupun fibrosis, sampai perlemakan hati yang disertai adanya

nekroinflamasi dengan atau tanpa fibrosis (steatohepatitis) dapat juga berkembang

menjadi fibrosis hati yang berat bahkan sirosis. Sedangkan NASH (Non alcoholic steato

hepatitis) adalah merupakan bagian dari spektrum NAFLD (EKM 2009).

Mekanisme terjadinya NALFD tersebut berdasarkan teori “2 – Hits Hypothesis”.

Hit pertama adalah terjadinya steatosis (akumulasi lemak intraseluler) yang dipengaruhi

oleh banyak kondisi, sedangkan hit kedua adalah kerusakan sel hati yang disebabkan

oleh adanya radikal bebas akibat peningkatan B-oksidasi pada mitokondria (EKM 2009).

Perlemakan hati disebabkan karena kelebihan jaringan lemak di hati. Secara

teoritis dapat dijelaskan bahwa terdapat sel-sel lemak yang infiltrasi atau masuk ke dalam

hati. Hal ini diduga disebabkan oleh adanya peningkatan pengiriman lemak atau asam

lemak dari makanan ke hati, serta adanya gangguan pengeluaran jenis lemak trigliserida

keluar dari sel hati. Gangguan pengeluaran lemak trigliserida tersebut akan menyebabkan

sel-sel lemak menetap di hati.

h) Penatalaksanaan

Sampai saat ini belum ada pengobatan NALFD yang baku, namun dengan

diketahuinya patogenesis dan beberapa kondisi yang meningkatkan terjadinya perlemakan

hati maka pendekatan multikondisi dilakukan untuk penatalaksaan perlemakan hati.

Manajemen Berat Badan, Perbaikan Resistensi Insulin, Penurunan hiperlipidemia,

Page 4: PERLEMAKAN HATI

Pemberian obat-obat hepatoprotektor (betaine, vitamin E, UDCA, lechitine, B-carotene,

dan selenium). Betaine (trimethylglycine) merupakan asam amino hasil metabolisme

choline, yang berguna dalam proses transmetilasi proses fisiologis di dalam tubuh

manusia, dan mempunyai potensi sebagai: a. Lipotrofik, Efek lipotrofik ini disebabkan

adanya kemampuan donor metil (CH3) dari betaine dengan bantuan enzim Betaine

homocystein methyl transferase (BHMT) yang akan merubah homosistein menjadi

methionine, dan selanjutnya menjadi SAM-e, yang merupakan donor metil untuk berbagai

proses dalam tubuh, misalnya: sintesa protein, fosfolipid, hormon, DNA, dsb. Konsumsi

betaine akan meningkatkan proses sekresi VLDL dengan cara metilasi fosfatidiletanolamin

menjadi fosfatidilkolin yang merupakan komponen pembentuk apoprotein yang berikatan

dengan trigiserida membentuk VLDL, sehingga betaine mempunyai potensi sebagai

lipotrofik yang dapat digunakan untuk mencegah dan menurunkan akumulasi lemak dalam

sel hati. b. osmolit, sebagai osmolit betaine berfungsi mengatur kadar air dalam sel

sehingga fungsi sel optimal, melindungi sel terhadap stresor dari luar (stres osmotik,

misalnya: kadar air yang rendah, kadar garam yang tinggi, temperatur yang ekstrem, dsb).

Betaine juga mempunyai potensi untuk melindungi “denaturasi protein” dan sering disebut

sebagai bahan kimia pengawal (chemical chaperone) (EKM 2009).

i) Penanganan

Perlemakan pada hati umumnya tidak menampakkan gejala. Dokter dpat

memperkirakan adanya perlemakan hati melalui tes darah atau jika tampak adanya

pembesaran hati. Pada pemeriksaan laboratorium misalnya menunjukkan kelainan fungsi

hati (SG07 dan SGPT). Untuk memastikannya mungkin dokter akan menyarankan

pemeriksaan darah lebih lanjut, ultrasound, CT-scan, atau MRI. Untuk makin memastikan

apakah itu NASH, harus dilakukan pengambilan jaringan hati melalui biopsy (Anonim

2007).

Pola hidup sehat dapat menjadi suatu cara dalam mencegah atau menangani penyakit

perlemakan hati. Pola makan yang digunakan sehari-hari harus diperhatikan dengan labih

seksama. Pencegahan dan penanganan penderita fatty liver dapat dilakukan dengan

menghindari konsumsi makanan hewani terutama yang berlemak, menghindari gorengan

dan makanan proses, mengurangi konsumsi karbohidrat yang sudah direfined misalnya

gula putih, roti putih, nasi putih, mie, kue-kue, biskuit, pudding dll, menghindari produk

susu seperti susu sapi, cheese, cream atau butter, menghindari semua margarine dan

sejenisnya, menghindari semua makanan dan minuman manis-manis,  menghindari

pemanis buatan, mem Perbanyak makan buah-buahan dan sayuran mentah, dan dianjurkan

Page 5: PERLEMAKAN HATI

untuk Minum paling sedikit 2 liter air sehari. Menurut Prof. Zhang (2010), penanganan

apabila sudah terkena perlemakan hati adalah dengan : Pertama, perlu mencari penyebab

penyakit dan mengambil langkah yang bersasaran. Pengarak dianjurkan menghentikan

kebiasaan minum arak. Penderita kencing manis yang juga mengidap perlemakan hati

harus aktif dan efektif mengontrol gula darah. Penderita perlemakan hati yang malagizi

selayaknya menambah penyerapan gizi, khususnya penyerapan protein dan vitamin.

Singkat kata, menghilangkan patogeni terlebih dahulu baru dapat mengobati perlemakan

hati.

Kedua, harus mengatur dengan baik struktur makan dan minum, memprakarsai

konsumsi makanan yang tinggi protein, tinggi vitamin dan rendah gula dan lemak.

Profesor Zhang (2010) menunjukkan, bagi orang gemuk yang menderita perlemakan hati

harus dengan layak menambah rutinitas olahraga dalam rangka merangsang pengausan

lemak badan. Profesor Zhang (2010) khusus memperingatkan orang setengah baya dan

lanjut usia. Dikatakannya," Ketika mengadakan latihan jasmani, perlu memperhatikan

rutinitas, cara dan waktu kesinambungannya. Setiap hari berolahraga dua kali selama

setengah jam, sampai keluar keringat sedikit. Jika dapat mempertahankan tiga hingga lima

kali sepekan. Cara yang demikian dapat mencegah timbulnya perlemakan hati."

Ketiga, Profesor Zhang dengan khusus memperingatkan para penderita untuk tidak

sembarangan mengkonsumsi suplemen, karena dapat menambah beban hati jika

mengkonsumsi secara berlebih.

j) Komplikasi

Komplikasi dari fatty liver yaitu sirosis dan kanker hati utama atau primary liver cancer

(hepatocellular carcinoma, HCC).

Page 6: PERLEMAKAN HATI

DAFTAR PUSTAKA

Syam Ari Fahrial. 2007. Lemak Membuat Hati Meradang. http://cybermed.cbn.

net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?x=Health+News&y=cybermed%7C0% 4 maret 2012

perlemakan-hati-fatty-liver_16.html, 4 maret 2012

Gejala Perlemakan Hati (Fatty Liver) _ Purba Kuncara.htm

Patel, Tushar, 2001. Fatty Liver, eMedicine journal, August 31, vol 2, number 8.