148
PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME KARYA TULIS DI PERGURUAN TINGGI TESIS Oleh SERE BEATRIX EUGENIE SIMANJUNTAK 127011089 / M.Kn FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018 Universitas Sumatera Utara

PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP

TINDAK PLAGIARISME KARYA TULIS DI

PERGURUAN TINGGI

TESIS

Oleh

SERE BEATRIX EUGENIE SIMANJUNTAK

127011089 / M.Kn

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2018

Universitas Sumatera Utara

Page 2: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP

TINDAK PLAGIARISME KARYA TULIS DI

PERGURUAN TINGGI

TESIS

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada

Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara

Oleh

SERE BEATRIX EUGENIE SIMANJUNTAK

127011089 / M.Kn

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2018

Universitas Sumatera Utara

Page 3: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

Universitas Sumatera Utara

Page 4: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

Telah diuji pada :

Tanggal : 14 November 2018

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Runtung, SH., M.Hum

Anggota : 1. Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH., MS., CN

2. Dr. T. Keizerina Devi Azwar SH.,CN., MHum

3. Prof. Dr. Saidin. SH. M.Hum

4. Dr. Dedi Harianto., SH., M.Hum

Universitas Sumatera Utara

Page 5: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

i

ABSTRAK

Plagiarisme adalah suatu tindakan penjiplakan yang melanggar hak cipta,

tindakan atau perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau

mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip

sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai

karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai menurut

aturan penulisan karya ilmiah. Plagiarisme terhadap Karya tulis sering terjadi di di

Perguruan Tinggi. Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 mengatur tentang Hak

Cipta salah satu cakupannya adalah Karya Tulis, Undang-Undang Hak Cipta

Mengatur tentang ketentuan apabila terjadi pelanggaran hak moral dan hak

ekonomi terhadap hak cipta namun secara spesifik tidak mengatur tentang

plagiarisme di dalamnya. Tesis ini akan membahas bagaimana perlindungan hak

cipta terhadap Plagiarisme Karya Tulis, bagaimana bentuk Plagiarisme Hak Cipta

Karya Tulis, Bagaimana Upaya Pemerintah untuk mencegah terjadinya

Plagiarisme Karya Tulis di Perguruan Tinggi, dan Bagaimana Perlindungan

Hukum yang diberikan pemerintah apabila terjadi tindak plagiarisme karya tulis di

perguruan tinggi.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian hukum dengan metode

pendekatan yuridis normatif, yang bersifat deskriptif analisis. Penelitian ini

termasuk ruang lingkup penelitian yang menggambarkan, menelaah dan

menjelaskan serta menganalisa teori hukum yang bersifat umum dan peraturan

perundang-undangan mengenai perlindungan hak cipta terhadap tindak

plagiarisme karya tulis di perguruan tinggi.

Secara umumnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah

bentuk-bentuk tindakan plagiarisme yang dilakukan oleh mahasiswa dalam

menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan, apakah faktor-faktor penyebab timbulnya

perilaku plagiarisme di Perguruan Tinggi dan bagaimana peran Pemerintah dalam

menanggulanginya. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa Pemerintah

melakukan upaya berupa tindakan represif dan tindakan preventif terhadap tindak

Plagiarisme karya tulis di perguruan tinggi, yang dituangkan di dalam Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.17 tahun 2010 pada pasal 6

dan 7 berupa upaya pencegahan plagiat di perguruan tinggi, dan Tindakan

Represif yang dilakukan pemerintah dituangkan dalam Undang-Undang No. 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 70.

Kata Kunci: Hak Cipta, Plagiarisme, Karya Tulis, Perguruan Tinggi.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

ii

ABSTRACT

Plagiarism is an action of copying which violates copyright. It is one’s

intentional or unintentional action done to obtain credit or value for scientific

papers, by quoting a part or all of other people’s work and/or scientific paper,

which he claims as his work, without stating the source precisely and adequately

in accordance with the rules of writing scientific papers. It frequently occurs in

scientific papers in College. Law No. 28/2014 regulates Copyright and its

coverage is Scientific Paper. Law on Copyright regulates the provisions if there is

any violation to moral and economic rights of copyrights, yet it does not

specifically regulate plagiarism therein. This thesis discusses how the form of

copyright plagiarism in scientific papers, how the government make efforts to

prevent plagiarism in scientific papers in colleges, and how the legal protection is

provided by the government in case of plagiarism in scientific papers in colleges.

This is a legal research using normative juridical approach, with

descriptive analysis. It describes, studies, explains, and analyzes the general legal

theory as well as laws and regulations on copyright protection from plagiarism in

scientific papers in colleges.

Generally, the objective of the research is to discover the forms of

plagiarism performed by college students to accomplish their college

assignments, the factors that cause plagiarism behavior at colleges, and the role

of the Government to overcome it. The result of the research demonstrates that the

Government makes some efforts such as repressive and preventive actions to deal

with plagiarism in scientific papers in colleges, which is stated in Articles 6 and 7

of the Regulation of the Ministry of National Education of the Republic of

Indonesia No. 17/2010 containing preventive efforts against plagiarism in

colleges, and the Repressive Action done by the Government is stipulated in

Article 70 of Law No. 20/2003 on National Education System.

Keywords: Copyright, Plagiarism, Scientific Paper, College.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala

berkat, rahmat dan kasih karuniaNya telah memberikan kekuatan jasmani dan

rohani serta inspirasi yang terbaik sehingga penulis mampu menyelesaikan

penulisan tesis ini tepat pada waktunya. Tesis ini berjudul “PERLINDUNGAN

HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME

KARYA TULIS DI PERGURUAN TINGGI”. Penulisan tesis ini

merupakan suatu persyaratan yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar

Magister Kenotariatan (M.Kn.) pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera

Utara.

Selama penyusunan tesis ini, penulis mendapatkan banyak dukungan,

semangat, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak. Untuk itu pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH., M.Hum., selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas yang

terbaik dalam menyelesaikan pendidikan di Fakultas Hukum, Program Studi

Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara kepada penulis dan juga

Ketua Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan saran kepada

penulis dalam penyelesaian tesis.

2. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, SH., M.Hum., selaku Dekan Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, S.H, M.S., C.N., selaku dosen

pembimbing kedua saya, yang telah sangat banyak membantu saya dan

memberikan masukan dalam penyelesaian penulisan tesis tersebut.

4. Ibu Dr. T. Keizerina Devi Azwar, SH, CN, M.Hum., selaku Ketua

Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara sekaligus

dosen Pembimbing ketiga saya yang telah memberikan masukan kepada

penulis dalam menyelesaikan tesis;

5. Bapak Dr. Edy Ikhsan, SH., MA., selaku Sekretaris Program Studi

Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara,;

Universitas Sumatera Utara

Page 8: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

iv

6. Para Bapak dan Ibu Guru Besar juga segenap Dosen Pengajar yang ada di

Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

seluruhnya atas jasa-jasanya yang telah membimbing dan membagikan

ilmunya selama masa perkuliahan kepada penulis;

7. Seluruh Pegawai pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara, yang telah banyak memberikan

bantuan kepada penulis selama menjalani pendidikan;

8. Teristimewakan pada Almarhum Bapak saya tercinta serta Ibunda, dan

seluruh keluarga saya terima kasih atas cinta dan kasih sayang yang telah

diberikan juga doa dan motivasi dalam keseharian hidup penulis;

9. Suami saya terkasih, Yohannes Siahaan dan anak saya Iris Niana Gauri,

yang senantiasa memberikan dan menjadi semangat dan membantu penulis

dalam setiap proses penyelesaian tesis ini;

10. Seluruh teman-teman seperjuangan di Pascasarjana Kenotariatan Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan dukungan dan

motivasi kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini;

11. Semua pihak-pihak yang tidak disebutkan, terima kasih atas dukungan dan

motivasi yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan masa

perkuliahan dan penulisan tesis ini.

Demikianlah yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata atas segala

perhatian yang telah diberikan sekali lagi penulis mengucapkan terima kasih.

Semoga tesis ini juga bermanfaat bagi kita semua.

Medan, November 2018

Penulis,

Sere Beatrix Eugenie

Universitas Sumatera Utara

Page 9: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

NAMA : Sere Beatrix Eugenie Simanjuntak

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 20 Mei 1991

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Sriwijaya No.68A, Medan

II. KELUARGA

Ayah : (Alm) Nerson Diapari Simanjuntak

Ibu : Magdalena Singarimbun

Saudara Kandung : Sarah Ursula Vivani Simanjuntak, S.Sos. M.M

III. PENDIDIKAN

Sekolah Dasar : SD. Methodist 1 Medan

(1996-2002)

Sekolah Menengah Pertama : SMP. Methodist 1, Medan

(2002-2005)

Sekolah Menegah Atas : SMA Negeri 1, Medan,

(2005-2008)

Strata I : UNIVERSITAS SUMATERA

UTARA, Fakultas Hukum

(2008-2012)

Strata II : UNIVERSITAS SUMATERA

UTARA, Magister Kenotariatan

(2012-2018)

Universitas Sumatera Utara

Page 10: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

vi

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ..................................................................................................... i

ABSTRACT .................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................... 12

C. Tujuan Penelitian ................................................................... 12

D. Manfaat Penelitian ................................................................. 13

E. Keaslian Penulisan ................................................................. 13

F. Kerangka Teori dan Konsepsi ................................................ 14

1. Kerangka Teori ............................................................. 14

2. Konsepsi ....................................................................... 19

G. Metode Penelitian................................................................... 21

1. Jenis dan Sifat Penelitian ................................................ 21

2. Sumber Data Penelitian ................................................... 24

3. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data ............................. 25

4. Analisis Data .................................................................. 25

BAB II BENTUK-BENTUK PLAGIARISME KARYA TULIS

DI PERGURUAN TINGGI ........................................................ 28

A. Tinjauan Umum Hak Cipta ................................................... 28

1. Pengertian Hak Cipta ..................................................... 28

2. Ruang Lingkup Hak Cipta .............................................. 34

3. Perlindungan Hak Cipta ................................................. 38

B. Tinjauan Umum Karya Tulis ................................................. 47

1. Pengertian Karya Tulis.................................................... 47

2. Jenis-Jenis Karya Tulis .................................................. 51

Universitas Sumatera Utara

Page 11: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

vii

C. Tinjauan Umum Tentang Plagiarisme ................................... 54

1. Pengertian Plagiarisme .................................................... 54

2. Jenis-jenis Plagiarisme ................................................... 58

3. Faktor-faktor Terjadinya Plagiarisme ............................ 61

D. Kasus Pelanggaran Hak Cipta Berupa Karya Tulis di

Perguruan Tinggi .................................................................... 66

BAB III UPAYA PEMERINTAH UNTUK MENGANTISIPASI

TERJADINYA PLAGIARISME HAK CIPTA KARYA

TULIS DI PERGURUAN TINGGI ........................................... 69

A. Plagiarisme Sebagai Pelanggaran Etika ................................. 69

B. Plagiarisme Sebagai Pelanggaran Hukum ............................. 74

C. Upaya Pemerintah Untuk Mengantisipasi Terjadinya

Plagiarisme Hak Cipta Karya Tulis Di Perguruan Tinggi ..... 77

1. Upaya preventif yang dilakukan pemerintah untuk

mencegah tindak plagiarisme .......................................... 79

BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TINDAK

PLAGIARISME ATAS HAK CIPTA KARYA TULIS DI

PERGURUAN TINGGI ............................................................. 95

A. Plagiarisme Sebagai Pelanggaran Undang-Undang Hak

Cipta ...................................................................................... 95

B. Perlindungan Hukum Terhadap Tindak Plagiarisme Atas

Hak Cipta Karya Tulis Di Perguruan Tinggi ......................... 106

1. Penerapan Tindakan Hukum Represif terhadap pelaku

Plagiarisme di Perguruan Tinggi..................................... 109

2. Penerapan Tindakan Hukum Represif Terhadap Tindak

Plagiarisme Yang Dilakukan Dosen ............................... 111

3. Penerapan Tindakan Hukum Represif terhadap Tindak

Plagiarisme yang dilakukan Mahasiswa ......................... 117

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 124

A. Kesimpulan ........................................................................... 124

B. Saran ...................................................................................... 126

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 127

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

Page 12: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zaman yang modern ini manusia dituntut untuk selalu bergerak cepat

untuk menghasilkan sesuatu. Begitu juga dengan mahasiswa yang selalu dituntut

cepat dalam menyelesaikan tugas dan kewajibannya. Keberadaan teknologi yang

sangat canggih menjadikan semua hal begitu memungkinkan untuk dilakukan

dengan cepat. Mahasiswa seringkali diberi waktu yang hanya sedikit untuk bisa

menyelesaikan tugas-tugasnya sehingga seringkali mahasiswa menyelesaikan

tugas-tugasnya dengan cara instan. Mahasiswa seringkali melakukan

penyalahgunaan teknologi untuk kemudahan kepentingan-kepentingannya.

Adanya internet sering sekali dijadikan cara instan oleh mahasiswa dalam

mencari, mendapatkan, dan mengolah informasi atau data sebagai salah satu

kebutuhannya.1

Seseorang yang menciptakan sesuatu yang merupakan hasil karya ciptanya

pada umumnya selain untuk digunakan sendiri, juga kemudian diperbanyak untuk

dapat dimanfaatkan kepada orang lain, sebagai contoh apabila kita melihat sebuah

karya tulis seseorang berupa “paper” biasanya seseorang memberi komentar

karena jumlah halamannya yang cuma beberapa lembar saja, tetapi untuk

membuat karya tulis tersebut bukan pekerjaan mudah, karena harus dapat

menyajikan hal apa yang akan ditulis di dalam karya tulis tersebut kemudian judul

1 Laili Alfiatih Imamah, “Kultur Plagiarisme: Kejahatan Akademis di Kalangan

Mahasiswa”, http://lailialfiati.blogspot.com/2013/12/kultur-plagiarisme-kejahatan-akademis.html,

diakses tanggal 14 Maret 2015.

1

Universitas Sumatera Utara

Page 13: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

2

apa yang dipilih karena judul tulisan harus dapat menggambarkan isinya secara

keseluruhan.2

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang

Pendidikan Tinggi menjelaskan di Pasal 1 Ayat 3 bahwa Ilmu Pengetahuan adalah

rangkaian pengetahuan yang digali, disusun, dan dikembangkan secara sistemastis

dengan menggunakan pendekatan tertentu, yang dilandasi metodologi ilmiah

untuk menerangkan gejala alam dan/atau kemasyarakatan tertentu.3 Pada Pasal 1

ayat 4 dijelaskan bahwa Teknologi adalah penerapan dan pemanfaatan berbagai

cabang ilmu pengetahuan yang menghasilkan nilai bagi pemenuhan kebutuhan

dan kelangsungan hidup, serta peningkatan mutu.4

Dunia Akademik dapat kita lihat kenyataannya bahwa kemajuan teknologi

mengakibatkan mudahnya pembajakan dan plagiasi terhadap ilmu pengetahuan

seperti suatu karya ilmiah sehingga dapat pula berimplikasi terhadap melemahnya

denyut jantung kehidupan ilmiah karena melemahnya aktivitas pengkajian,

penelaahan, dan penelitian dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Hal inilah

yang sebenarnya telah menjadi rahasia umum dalam dunia perkuliahan yang

dikatakan sebagai masyarakat ilmiah dan intelektual. Dengan PC, Internet, dan

sejenisnya, para subjek keilmuan itu tanpa sadar memiliki kebiasaan untuk

melakukan copy-paste terhadap karya orang lain untuk di claim menjadi karya

miliknya.5

Dunia Akademik kita ketahui bahwa menciptakan sesuatu karya cipta

bukan sesuatu hal mudah dilakukan seseorang, oleh karena itu, orang lain

2 Gatot Supromono, Hak Cipta dan Aspek-Aspek Hukumnya, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), hal 2.

3 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi

Pasal 1 Ayat 3. 4 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi

Pasal 1 Ayat 4. 5Yola Ginting, “Pekan Ilmiah Geografi Regional Sumatera Utara”,

http://gienting.yolasite.com/pekan-ilmiah-geografi.php, diakses terakhir tanggal 9 April 2015.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

3

diwajibkan menghormatinya dalam dan hal ini merupakan kebutuhan yang tidak

boleh diabaikan begitu saja. Orang lain sudah pasti mengetahui sebuah karya cipta

pasti ada penciptanya sehingga tidak dapat dengan mudahnya mengatakan itu

sebagai karyanya. Apabila hendak memperbanyak ada etika yang harus dipatuhi

yaitu meminta izin lebih dahulu kepada pemiliknya. Sebaliknya bagi orang yang

menciptakan (pencipta) memiliki hak yang timbul atas ciptaan dan mengawasi

karya cipta miliknya yang beredar di masyarakat. Pencipta berhak melarang orang

lain yang menggunakan ciptaanya tanpa izin dengannya, dan berhak pula

menuntut orang yang bersangkutan secara hukum. Hal ini menunjukkan

keberadaan pencipta diperlukan sebuah pengakuan baik oleh masyarakat maupun

hukum.6

Dosen Filsafat Universitas Gadjah Mada, Agus Wahyudi menyatakan

tindakan plagiarisme sebagai kejahatan akademik yang serius. Plagiarisme

menurut Agus, didefenisikan sebagai tindakan mencuri gagasan, kata-kata,

kalimat atau hasil penelitian orang lain dan menjadikan seolah-olah sebagai karya

ciptaanya sendiri. Mengkategorikan Plagiarisme sebagai kejahatan akademik

tampaknya tidak terlalu berlebihan dan dapat dipahami. Sebab tindakan seperti itu

sesungguhnya bukan hanya merupakan tindakan pelanggaran hukum, tetapi juga

pengabaian terhadap etika penghormatan atau hak-hak yang lebih bersifat

personal.7

Dunia akademik juga mengenal istilah Auto Plagiarisme, Auto plagiarisme

(penipuan daur ulang) adalah perbuatan dengan menggunakan kembali sebagian

6 Gatot Supramono, Op. Cit., hal 2.

7 Henry Soelistyo, Plagiarisme : Pelanggaran Hak Cipta Dan Etika, (Yogyakarta,

Penerbit Kanisius, 2011), hal 32.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

4

atau seluruh karya ilmiah sendiri tanpa menyebutkan bahwa karya tersebut sudah

pernah dipublikasikan. Secara etika keilmuan tidak menyalahi apabila hak cipta

dari karya sebelumnya masih sama penulis daur ulang yang bersangkutan,

dianggap ilegal (melanggar) apabila hak cipta dari karya sebelumnya sudah

dialihkan ke pihak lain. Biasanya sebuah artikel yang separuh isinya mengambil

dari karya yang sudah pernah dipublikasikan bila ketahuan akan ditolak penerbit.

Para mitra bestari (peer review) juga selalu berusaha mengecek unsur “daur

ulang” sebelum suatu karya ilmiah atau hasil penelitian diloloskan dan mereka

memiliki takaran penilaian sampai berapa persen masih diizinkan (lazimnya tak

lebih 10%). Contoh autoplagiat: satu hasil penelitian dipublikasikan di dua Iacara

seminar yang berbeda.8

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang

Pendidikan Tinggi menyatakan bahwa pendidikan tinggi adalah jenjang

pendidikan setelah pendidikan menegah yang mencakup program diploma,

program sarjana, program magister, program doktor, dan program profesi, serta

program spesialis, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi berdasarkan

kebudyaan bangsa indonesia9 sedangkan perguruan tinggi adalah satuan

pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi.10

Kehidupan akademik memiliki track record yang amat panjang sebagai

lingkungan yang memiliki aturan tersendiri, bersifat independen, dan tidak

8 Seputar Plagiat dan Autoplagiat, http://www.kopertis12.or.id/2011/09/23/seputar-

plagiat-dan-autoplagiat.html, di unduh pada 5 juni 2015. 9 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi

Pasal 1 Ayat 2 10

Undang-Undang Republik Indoneisa Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan

Tinggi Pasal 4 Ayat 6.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

5

memihak. Ilmu pengetahuan hanya dapat tumbuh subur dan berkembang apabila

karakteristik dasar tersebut dipertahankan. Dalam upaya mempertahankan hal

tersebut, maka pengembangan ilmu pengetahuan dan kehidupan akademik secara

umum memiliki etika dan aturan tertentu yang harus bebas dengan kepentingan

sesaat. Nilai-nilai etika dan moral sudah selayaknya mendominasi dalam

kehidupan akademik mahasiswa. Mahasiswa sudah semestinya mempunyai etika

dan moral akademik yang kokoh untuk dapat membentuk karakter yang kuat.11

Dalam dunia akademik, karya tulis merupakan media penyampaian konsep

yang berisi idea tau gagasan. Gagasan seperti itu dikomunikasikan dalam bentuk

tulisan untuk dipahami, diuji, ditanggapi atau dimengerti layaknya sebagai

informasi bagi masyarakat yang berkepentingan. Oleh karena itu, tulisan harus

dirancang dan diarahkan sesuai dengan minat pembaca yang jadi sasarannya.

Dalam Konteks yang lebih personal, tulisan adalah sarana dialog antara penulis

dengan pembaca. Itu yang harus disadari dan mengharuskan perlunya segmen

pembaca ditentukan sesuai dengan topik karya tulisnya.12

Undang-Undang Republik Indonesia No. 12 Tahun 2012 tentang

Pendidikan Tinggi menjelaskan bahwa penelitian adalah kegiatan yang dilakukan

menurut kaidah dan metode ilmiah secara sistematis untuk memperoleh informasi,

data, dan keterangan yang berkaitan dengan pemahaman dan/atau pengujian suatu

cabang ilmu pengetahuan dan teknologi13

, sehingga dalam pengerjaan suatu karya

11

Suwarjo, dkk, Makalah Identifikasi Bentuk Plagiat Pada Skripsi Mahasiswa Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogya, hal 2. 12

Henry Soelistyo, Op.cit, hal 29. 13

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi

Pasal 1 Ayat 10.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

6

ilmiah perlu dilakukan penelitian yang mendalam terhadap objek yang akan

diteliti nantinya.

Sejak Indonesia merdeka, karya ilmiah seseorang khususnya di dunia

pendidik adalah suatu hal yang wajib dan merupakan bukti keilmuan seseorang.

Dunia pendidikan memperkenalkan dunia riset, yang berunsurkan analisa dan

data. Dalam melakukan riset, tidak hanya mengamati dan mendata, tetapi terdapat

pula usaha pengembangan data. Tetapi dalam penulisan karya ilmiah, tak jarang

terjadi suatu tindakan dimana ide-ide yang dituang dalam karya ilmiah bukan

merupakan hasil riset yang telah dilaksanakan. Mengutip karya tulis atau ide

orang lain menjadi salah satu cara instant peletakan ide dan konsep maupun

analisa dalam karya tulis ilmiah. Disinilah sering terjadi suatu permasalahan

manakala kutipan yang diambil dari suatu karya tertentu tidak memberikan

penjelasan darimana asal ide tersebut. Hal ini yang kemudian dikenal dengan

sebutan tindakan plagiarisme.14

Meminimalkan plagiat dan meningkatkan kualitas penelitian juga dapat

dilakukan dengan digitalisasi skripsi, tesis atau disertasi dan mempublikasikannya

di portal perpustakaan (perpustakaan online), namun demikian kurangnya

kompetensi petugas perpustakaan dalam pengarsipan dan publikasi elektronik

skripsi, tesis atau disertasi menjadi masalah yang rumit dan ruwet. Oleh karena

itu, diperlukan pedoman penulisan skripsi, tesis atau disertasi yang mengatur

secara teknis tata cara penulisan yang terhindar dari plagiat. Menanggapi

kebijakan Direktorat Pendidikan Tinggi yang mewajibkan mahasiswa S1, S2, dan

14

Hayatullah Khumaini, “Plagiat Kejahatan Akademik”, http://www.acehinstitute.org/

en/public-corner/education/item/105-plagiat-kejahatan akademik.html, diakses terakhir 9 April

2015.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

7

S3 memiliki publikasi ilmiah sebelum selesai kuliah adalah tepat. Bisa saja,

artikel disimpulkan dari skrispi, tesis atau disertasi sehingga sesuai dengan format

artikel yang bisa dimuat di jurnal sehingga mahasiswa dapat memiliki publikasi

ilmiah sebelum menyelesaikan kuliahnya.15

Sejumlah aturan atau undang-undang tentang plagiat memang sudah ada,

seperti dalam Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi

salah satunya tertuang dalam pasal 42 (3) mengenai plagiarisme, Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi, Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, dan Undang-

Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kendatipun

Undang-undang yang mengatur plagiat memang sudah ada, namun pada

kenyataannya tindakan plagiat masih marak dan sering terjadi di kalangan

akademisi. Secara tidak langsung hal ini menunjukkan bahwa aturan atau undang-

undang tentang plagiat tersebut belum mempunyai kekuatan hukum yang kokoh

dan perlu pemikiran kreatif lain sebagai solusi mencegah terjadinya plagiat.16

Selain itu plagiarisme karya tulis juga tercakup dalam ruang lingkup haki

dimana sebuah karya tulis memiliki hak ciptanya sendiri. Hak cipta karya ilmiah

termasuk dalam ruang lingkup HKI (Hak Kekayaan Intelektual). Istilah ini

merupakan terjemahan dari “Intellectual Property Right” (IPR). Kata kuncinya

adalah “hak”, “kekayaan”, dan “intelektual”. Kekayaan merupakan abstraksi yang

15

Andi Anto Patak, “ Problematika Plagiat Skripsi, Thesis dan Disertasi”,

http://edukasi.kompasiana.com/2012/06/15/problematika-plagiat-skripsi-thesisdisertasi-

470061.html, diakses terakhir 9 April 2015. 16

Dr. Suwarjo, Dkk, Op.Cit, hal 2.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

8

dapat dimiliki, dialihkan, dibeli, maupun dijual, sedangkan “kekayaan intelektual”

merupakan kekayaan atas segala hasil produksi kecerdasan daya pikir, seperti

teknologi, pengetahuan, seni, sastra, gubahan lagu, karya tulis,karikatur, dan

sebagainya.17

Berbicara mengenai hak milik intelektual, sebenarnya berbicara tentang

pelaksanaan dari sebuah hukum. Secara hukum, Hak atas Kekayaan Intelektual

(untuk selanjutnya disebut sebagai HKI)18

dibagi menjadi dua bagian, yaitu : hak

cipta (copyrights) dan hak kekayaan industri (industrial property rights). HKI

pada dasarnya adalah hak privat (perdata), dalam arti seseorang bebas untuk

mengajukan permohonan bagi pendaftaran dan perlindungan atas HKI-nya. Jika

tidak dilakukan ia tidak akan dituntut apa-apa, tetapi ia akan rugi sendiri kalau

orang lain seenaknya memanfaatkan, atau bahkan mengaku-aku karya ciptaannya.

Dengan adanya HKI diharapkan kreatifitas manusia juga akan terdokumentasi

dengan baik sehingga terhindar dari pembajakan, penyalahgunaan, dan

perampasan.19

HKI pada umumnya berhubungan dengan perlindungan penerapan ide

dan informasi yang memiliki nilai komersil. HKI adalah kekayaan pribadi yang

17

Mulyana, Jurnal ilmiah Pencegahan Tindak Plagiarisme Dalam Penulisan Skripsi:

Upaya Memperkuat Pembentukan Karakter Di Dunia Akademik, Universitas Negeri Yogya, hal 5. 18

Sebelum istilah “Hak Kekayaan Intelektual” (yang disingkat HKI) resmi dipergunakan,

maka dahulu lebih umum dikenal istilah “Hak atas Kekayaan Intelektual” (yang disingkat HAKI).

Namun istilah HAKI sudah tidak dipakai lagi berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan

Perundang-undangan RI No.M.03.PR.07.10 Tahun 2000, telah ditetapkan secara resmi

penggunaan istilah “Hak Kekayaan Intelektual” (tanpa kata “atas”) atau yang disingkat HKI. Lihat

lebih lanjut Ahmad Zen Umar Purba, “Pokok Kebijakan Pembangunan Sistem HKI Nasional”,

Jurnal Hukum Bisnis, Vol.13, April 2001, Hal.8. 19

Haris Munandar dan Sally sitanggang, Mengenal HAKI Hak Kekayaan Intelektual Hak

Cipta, Paten, Merek, dan Seluk-beluknya, (Jakarta : Erlangga, 2008) hal 3.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

9

dapat dimiliki dan diperlakukan sama dengan bentuk-bentuk kekayaan lainnya.20

Pelanggaran bidang hak cipta berupa perbuatan mengambil mengutip, merekam,

memperbanyak, dan mengumumkan Ciptaan orang lain, baik sebagian atau

seluruhnya tanpa izin pencipta/pemegang hak cipta atau bertentangan dengan

undang-undang hak cipta atau perjanjian. Bertentangan artinya tidak sesuai

dengan, atau melanggar ketentuan undang-undang hak cipta, misalnya :21

1. Diperbolehkan, memfotokopi bab tertentu tanpa izin pencipta untuk

kepentingan pendidikan, tetapi fotokopi itu diperjualbelikan (dikomersialkan)

2. Mengutip ciptaan orang lain dimasukkan ke dalam ciptaan sendiri tanpa

menyebutkan sumbernya (plagiat)

3. Mengambil ciptaan orang lain untuk diperbanyak dan diumumkan

sebagaimana aslinya tanpa mengubah bentuk, isi, pencipt, penerbit/perekam.

4. Melampaui jumlah eksampler, penerbitan yang disepakati dalam perjanjian

misalnya 2.000 (dua ribu) eksampler diterbitkan 4000 (empat ribu)

eksampler.

Terdapat beberapa pengecualian dalam penggunaan hak cipta, diantaranya,

tidak dianggap sebagai pelanggaran hak cipta apabila :22

1. Pengumumam dan/atau perbanyakan lambang negara dan lagu kebangsaan

menurut sifatnya yang asli:

20

Tim Lindsey, dkk, Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar, (Bandung, Alumni,

2011) hal 3. 21

Abdulkadir Muhammad, Kajian Hukum Ekonomi Hak Kekayaan Intelektual, (Bandung,

PT Citra Aditya Bakti, 2001), hal 150.

22

Yusran Isnaini, Buku Pintar Haki, Tanya Jawab Seputar Hak Kekayaan Intelektual,

(Bogor, Ghalia Indonesia, 2010), Hal 17.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

10

2. Pengumuman dan/atau perbanyakan segala sesuatu yang diumumkan

dan/atau diperbanyak oleh atau atas nama pemerintah, kecuali apabila hak

cipta itu dinyatakan dilindungi, baik dengan peraturan perundang-undangan

maupun dengan pernyataan pada ciptaan itu sendiri atau ketika ciptaan itu

diumumkan dan/atau diperbanyak; atau

3. Pengambilan berita aktual baik seluruhnya maupun sebagian dari kantor

berita, lembaga penyiaran , dan surat kabar atau sumber sejenis lain, dengan

ketentuan sumbernya harus disebutkan secara lengkap.

Kemajuan teknologi di bidang informasi telah menantang hukum positif

hak cipta dan penegakannya. Hukum hak cipta bahkan mendapat tantangan-

tantangan baru akibat begitu semaraknya kegiatan penelitian dan pengembangan

yang akan menghasilkan teknologi informasi baru di masa mendatang. Penemuan

mesin fotokopi misalnya telah membuat para pengguna informasi begitu

mudahnya dapat memproduksi bahan-bahan hasil karya intelektual orang lain.23

Disatu sisi hadirnya mesin fotokopi memberikan kemudahan kepada para

pengguna informasi dengan menyediakan informasi secara cepat dan biaya ringan.

Akan tetapi, pada sisi yang lain kemajuan ini telah memungkinkan manusia untuk

lebih mudah melakukan pelanggaran hak cipta, yaitu memproduksi tanpa izin

karya intelektual orang lain. Akibat adanya mesin fotokopi ini membuat proses

reproduksi bahan-bahan yang telah diberikan hak cipta sulit untuk dideteksi oleh

pemegang hak ciptanya sehingga hukum hak cipta sulit untuk ditegakkan.24

23

Sanusi Bintang, Hukum Dan Hak Cipta, (Bandung, Citra Aditya, 1998), Hal 10. 24

Ibid.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

11

Seperti Kasus percetakan ulang secara tidak sah untuk keuntungan

komersil. Terdapat beberapa penerbit pembajak di Indonesia, sebagian besar

usaha-usaha keluarga kecil-kecilan, yang memilih buku-buku yang laku dan

mencetaknya kembali dalam jumlah cukup untuk dijual melalui took-toko buku,

atau langsung kepada profesional atau akademis. Dari pengalaman dapat dilihat

bahwa jenis pembajakan ini khususnya banyak terdapat dalam pasaran buku-buku

pelajaran tingkat universitas.25

Pada 15 April 2011 kasus plagiarisme terjadi di Institut Teknologi

Bandung (ITB). Pelakunya tidak lain adalah alumninya bernama Dr. M.

Zuliansyah. Kasus ini terungkap setelah makalahnya berjudul “3D Topological

Relations for 3D Spatial Analysis” terbukti menjiplak makalah berjudul “On 3D

Topological Relationship” karya Siyka Zlatanova yang diterbitkan di Jurnal

IEEE.26

Walau tidak terpublikasi ke masyarakat, sejumlah pimpinan perguruan

tinggi yang memiliki komitmen tinggi menegakkan etika akademik juga sudah

banyak melakukan tindakan tegas kepada para mahasiswa, alumni dan dosennya

yang terbukti melakukan plagiasi. Misalnya, terpaksa mencabut gelar sarjana

kepada para alumni yang terbukti melakukan plagiasi karya orang lain dalam

penulisan disertasi. Sejumlah dosen yang terbukti melakukan pelanggaran etika

ilmiah akademik juga diberikan sanksi tegas sesuai dengan kadar dan tingkat

pelanggarannya.27

25

Widyopramono, Tindak Pidana Hak Cipta Analisis dan Penyelesaiannya, (Jakarta,

Sinar Grafika, 1992), hal 23. 26

Hermansyah Kahir, Dosen Plagiat?,

https://literaraindonesiacom.wordpress.com/2016/03/25/dosen-plagiat/, diakses tanggal 23 maret

2018. 27

Ibid.

Universitas Sumatera Utara

Page 23: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

12

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka perlu dikaji

lebih jauh “Perlindungan Hukum Hak Cipta Terhadap Tindak Plagiarisme Karya

Tulis Di Perguruan Tinggi”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka pembahasan

akan dibatasi dalam beberapa permasalahan, yaitu :

1. Bagaimanakan bentuk-bentuk plagiarisme terhadap hak cipta berupa karya

tulis yang terjadi di Perguruan Tinggi?

2. Bagaimanakah upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengantisipasi

terjadinya plagiarisme atas hak cipta karya tulis di perguruan tinggi?

3. Bagaimanakah upaya perlindungan hukum yang dilakukan pemerintah

terhadap tindak plagiarisme atas hak cipta karya tulis di perguruan tinggi?

C. Tujuan Penelitian

Dari latar belakang dan permasalahan yang ada di atas, maka yang

menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis bentuk-bentuk plagiarisme atas hak cipta karya tulis di

perguruan tinggi.

2. Untuk menganalisis upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi

plagiarisme atas hak cipta karya tulis di perguruan tinggi

3. Untuk mengetahui perlindungan hukum apa dilakukan pemerintah terhadap

tindakan plagiarisme atas hak cipta karya tulis di perguruan tinggi.

Universitas Sumatera Utara

Page 24: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

13

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara

teoritis maupun secara praktis, adalah sebagai berikut :

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manffaat teoritis

berupa sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu hukum khususnya

yang berkaitan dengan Hak Kekayaan Intelektual (untuk selanjutnya disebut

dengan HKI), khususnya pada bidang hak cipta dan juga menjadi dasar bagi

penelitian pada bidang yang sama serta memberikan pemahaman dan

pandangan yang baru mengenai Hak Kekayaan Intelektual di bidang hak

cipta.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

sumbangan pemikiran bagi masyarakat umum dan pihak- pihak terkait

dengan Hak Kekayaan Intelektual khususnya masalah perlindungan hak cipta

pada tindak plagiarisme karya tulis di perguruan tinggi dan sebagai sumber

informasi bagi masyarakat umum, khususnya bagi Perguruan Tinggi.

E. Keaslian Penulisan

Berdasarkan hasil penelusuran pustaka di lingkungan Universitas

Sumatera Utara, khususnya di lingkungan pasca sarjana Universitas Sumatera

Utara menunjukkan bahwa penelitian dengan judul : “Perlindungan Hukum Hak

Cipta Terhadap Tindak Plagiarisme Karya Tulis Di Perguruan Tinggi.” Ini belum

pernah dilakukan dalam pendekatan dan perumusan masalah yang sama,

walaupun ada beberapa topik yang mirip, namun jelas berbeda dengan penelitian

ini.

Universitas Sumatera Utara

Page 25: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

14

Ada ditemukan penelitian sebelumnya tentang hak kekayaan intelektual

mengenai hak cipta, namun topik permasalahan dan bidang kajiannya berbeda

dengan penelitian ini, peneliti tersebut antara lain :

1. Amran ( 07370036), Fakultas Hukum Universitas Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta, dengan judul “ Plagiat Di Perguruan Tinggi Indonesia Prespektif

Islam”, adapaun permasalahannya yang dibahas dalam penelitian tersebut

adalah :

1) Mengapa plagiat banyak terjadi di perguruan tinggi di Indonesia?

2) Bagaimana pandangan islam terhadap plagiat di perguruan tinggi?

F. Kerangka Teori dan Konsepsi

1. Kerangka Teori

Perkembangan ilmu hukum tidak terlepas dari teori hukum sebagai

landasannya dan tugas teori hukum adalah untuk menjelaskan nilai-nilai hukum

dan postulat-postulatnya hingga dasar-dasar filsafatnya yang paling dalam.

Sehingga penelitian ini tidak terlepas dari teori-teori ahli hukum yang dibahas

dalam bahasa dan sistem pemikiran para ahli hukum sendiri.28

Menurut Pendapat Sudikno Martukusumo kata teori berasal dari kata

theoria yang atau wawasan, artinya pandangan atau wawasan, kata teori

mempunyai banyak arti dan biasanya diartikan sebagai pengetahuan yang hanya

ada dalam alam pikiran tanpa dihubungkan dengan kegiatan yang bersifat

praktis.29

Teori adalah untuk menerangkan atau menjelaskan mengapa gejala

28

Jujun S. Suryasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta:Pustaka

Sinar Harapan, 1997), hal. 237. 29

Sudikno Martokusumo, Teori Hukum, (Yogyakarta : Cahaya Atma Pusaka,2012), hal 4

Universitas Sumatera Utara

Page 26: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

15

spesifik atau proses tertentu terjadi.30

Teori mempunyai kedudukan dan peranan

yang sangat penting dalam pengembangan ilmu karena teori dapat memberikan

kegunaan dan kemanfaatan, baik bagi pengembangan ilmu pengetahuan maupun

untuk hal-hal yang bersifat praktis.31

Kerangka teori merupakan landasan dari teori atau dukungan teori dalam

membangun atau memperkuat kebenaran dari permasalahan yang dianalisis.

Kerangka teori atau landasan teori dimaksud adalah kerangka pemikiran atau

butir-butir pendapat teori, tesis mengenai sesuatu kasus atau permasalahan yang

bagi si pembaca menjadi bahan perbandingan, pegangan teoritis yang mungkin

disetujui atau tidak disetujui, yang dijadikan masukan eksternal dalam membuat

kerangka berpikir dalam penulisan.32

Menurut H.R. Otje Salman dan Anthon F. Susanto, teori berasal dari kata

theoria dalam bahasa latin yang berarti perenungan yang pada gilirannya berasal

dari kata thea dalam bahasa yunani yang secara hakiki menyiratkan sesuatu yang

disebut realitas. Dalam banyak literature beberapa ahli menggunakan kata ini

untuk menunjukkan bangunan berpikir yang tersusun secara sistematis, logis

(rasional), empiris (kenyataannya), juga simbolis.33

Tugas teori hukum ialah memberikan suatu analisis tentang pengertian

hukum dan tentang pengertian-pengertian lain yang dalam hubungan ini relevan,

kemudian menjelaskan hubungan antara hukum dan logika dan selanjutnya

30

JJ. M. Wuisman, Penelitian Ilmu-lmu Sosial, Asas-asas, (Jakarta : Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia, Penyunting M. Hisyam, 1996), Hal. 203. 31

H. Salim, HS. Perkembangan Teori Dalam Ilmu Hukum, (Jakarta, PT. Raja Grafindo

Persada, 2010), hal 16. 32

M. Solly Lubis, Filsafat ilmu dan Penelitian, (Bandung : Mandar Madju, 1994), hal 80

33

H.R Otje Salman S dan Anthon F. Susanto, Teori Hukum, Mengingat, Mengumpulkan.

Dan Membuka kembali. (Bandung : PT. Refika Aditama, 2010), Hal 21.

Universitas Sumatera Utara

Page 27: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

16

memberikan suatu filsafat ilmu dari ilmu hukum dan suatu ajaran metode untuk

praktek hukum.34

Teori berguna untuk menerangkan atau menjelaskan mengapa gejala

spesifik atau proses tertentu terjadi.35

Menurut Soejono Soekanto bahwa

“Kontinuitas perkembangan ilmu hukum, selain bergantung pada metodologi,

aktivitas penelitian dan imajinasi sosial sangat ditentukan oleh teori”.36

Kerangka

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori perlindungan hukum yang

dikemukakan oleh Philipus M Hadjon perlindungan hukum artinya ”suatu

perlindungan yang diberikan oleh perangkat hukum baik yang bersifat preventif

maupun yang bersifat represif, baik melalui hukum tertulis maupun hukum tidak

tertulis yang diberikan terhadap subjek hukum dengan tujuan memberikan suatu

rasa aman, damai, tertib, dan pasti dalam kehidupan sehari-hari subjek hukum.”37

Perlindungan hukum preventif merupakan sebuah bentuk perlindungan

yang mengarah pada tindakan yang bersifat pencegahan. Tujuannya adalah

meminimalisasi peluang terjadinya pelanggaran hak cipta. Langkah ini difokuskan

pada perlindungan terhadap hak eksklusif pemilik dan pemegang hak atas hak

cipta. Perlindungan hukum represif yang dilakukan untuk menyelesaikan atau

menanggulangi suatu peristiwa atau kejadian yang telah terjadi yaitu berupa

pelanggaran hak atas hak cipta. Tentunya dengan demikian peranan lebih besar

berada pada lembaga peradilan dan penegakan hukum.38

34

B. Arief Sidharta, Meuwissen, Tentang Pengembanan Hukum, Ilmu Hukum, Teori

Hukum Dan Filsafat Hukum, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), Hal 31. 35

S. Matayaborbir, SIstem Hukum Pengurusan Piutang Negara, (Jakarta : Pustaka

Bangsa Press, 2004), Hal. 13. 36

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta : Universitas Indonesia (UI

Press), 1986),Hal 6. 37

Otje Salman, Teori Hukum (Suatu Pencarian/Penelahaan), (Jakarta : Grenada Media,

2007) , Hal 19. 38

Y Sri Pudyatmoko, Penegakan dan Perlindungan Hukum, (Jakarta : Salemba Empat,

2007) hal 155-160.

Universitas Sumatera Utara

Page 28: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

17

HKI sebagai suatu sistem perlindungan hukum juga mempunyai dua jenis

perlindungan sebagaimana yang diungkapkan oleh Hadjon, HKI mengenal adanya

sistem pendaftaran yang cenderung kepada perlindungan hukum secara preventif

dan sistem pidana untuk perlindungan secara represif, mengingat pidana pada

asasnya adalah satu tindakan terakhir untuk menegakkan hukum.39

Perlindungan HKI pada dasarnya dibangun atas asumsi dasar bahwa suatu

ciptaan atau penemuan merupakan hasil daya olah pikir dan olah kreativitas

manusia yang tidak sedikit mengeluarkan pengorbanan, sehingga pencipta atau

penemu tersebut berhak untuk mendapatkan penghargaan atas satu karya yang

telah dihasilkannya, mengingat karya tersebut juga bermanfaat bagi kehidupan

manusia.40

Hukum juga memberikan perlindungan terhadap hak yang dimilki oleh

manusia. Sanusi Bintang dalam bukunya yang berjudul hak cipta mengartikan hak

cipta sebagai kewenangan yang diberikan kepada seseorang untuk dipergunakan

secara bebas.41

Menurut Sajipto Raharjo Hak tidak saja berarti kewenangan yang

dilindungi hukum namun juga menekanankan pada pengakuan atas wewenang

dari hak tersebut.42

Diantara hak-hak yang diakui oleh masyarakat global yang harus

mendapat perlindungan adalah intellectual Property Rights atau disebut juga hak

kekayaan intelektual, hak yang secara khusul diperuntukkan bagi perlindungan

hasil karya atau pikiran manusia. Beberapa penulis hukum adapula yang

39

Riswandi, Budi Agus dan Shabhi Mahmashani, Dinamika Hak Kekayaan Intelektual

dalam Masyarakat Kreatif , (Yogyakarta, Total media , 2009), Hal 12. 40

ibid. 41

Sanusi Bintang, Op.Cit, hal 1. 42

Sajipto Raharjo, Ilmu Hukum, (Bandung, Citra Aditya, 1996), hal 54.

Universitas Sumatera Utara

Page 29: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

18

menggunakan istilah hak milik Intelektual. Hak Milik Intelektual tersebut

meliputi:

a. Hak milik hasil pemikiran (intelektual) melekat pada pemiliknya, bersifat

tetap dan eksklusif

b. Hak yang diperoleh pihak lain atas izin dari pemilik, bersifat sementara.43

Hak Cipta pertama kali mendapat perlindungan di tingkat internasional

pada tanggal 9 September 1886 melalui Berne Convention for The Protection of

Literary and Artistic Works. Indonesia telah meratifikasi konvensi internasional

dalam bidang hak cipta yaitu Bern Convention for the Protection of Artistic and

Literary Works (Konvensi Bern tentang Perlindungan Karya Seni dan Sastra)

melalui Keppres No.18 tahun 1997 dan World Intellectual Property Organization

Treaty (Perjanjian Hak Cipta WIPO) melalui Keppres No.6 tahun 1997.

Perjanjian-perjanjian yang terkandung dalam WIPO lebih bersifat spesifik di

bidang-bidang HAKI tertentu. Hal ini berbeda dengan TRIPs yang justru

mengatur persoalan-persoalan HAKI secara lebih komprehensif.44

Hak Cipta harus memberikan perlindungan bagi pencipta dalam hubungan

pribadi dan intelektual dari ciptaanya dan juga untuk memanfaatkan ciptaanya.

Hal ini berarti perlindungan hak cipta berdimensi hak moral (moral right) yang

ditimbulkan dari hubungan pribadi dan intelektual pencipta dengan ciptaanya, dan

dimensi Hak Ekonomi (economic right) terkait dengan pemanfaatan atau

pengeksploitasian ciptaanya.45

43

Abdulkadir Muhammad, Op.Cit, hal 1. 44

Ahmad M. Ramli dan Fathurahman P.Ng.J, Film Independen (Dalam Perspektif Hukum

Hak Cipta dan Hukum Perfilman Indonesia), (Ghalia Indonesia, Bogor, 2005), hal. 16. 45

Rahmi Jened Parinduri Nasution, , Interface Hukum Kekayaan Intelektual dan Hukum

persaingan ( Penyalahgunaan HKI), (PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2013), hal 105.

Universitas Sumatera Utara

Page 30: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

19

Perlindungan hak cipta di Indonesia sebenarnya telah dikenal sejak jaman

penjajahan Belanda dengan sebutan Auteurswet 1912 (Undang-Undang hak

Pengarang 1912), Reglement Industriele Eigendom kolonien 1912 (Peraturan Hak

milik Industrial Kolonial 1912) dan octrooiwet 1910 (Undang-Undang Paten

1910).46

Peraturan ini terus diberlakukan menurut Undang-undang Dasar 1945

sambil menunggu Peraturan Perundangan Indonesia diberlakukan.47

Kemudian Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1987 dirubah lagi menjadi

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1997. Hal ini disebakan karena perkembangan

dibidang perdagangan dan industri telah berubah sedemikian pesatnya, sehingga

diperlukan perlindungan bagi pencipta dan pemilik hak terkait. Maka untuk

menjawab perkembangan tersebut dan untuk memenuhi kebutuhan setiap warga

negara Indonesia untuk melindungi ciptaannya diperlukan perubahan kembali

peraturan tersebut menjadi Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak

Cipta (untuk selanjutnya disebut sebagai UU Hak Cipta).48

2. Konsepsi

Konsepsi adalah bagian yang terpenting dari sebuah teori. Konsepsi dalam

bahasa latin disebut Conceptio (di dalam bahasa Belanda: begrip) atau pengertian

merupakan hal yang dimengerti. Definisi tersebut berarti perumusan (di dalam

bahasa Belanda: omschrijving) yang pada hakikatnya merupakan suatu bentuk

ungkapan pengertian disamping aneka bentuk lain yang dikenal dalam

epistemologi atau teori ilmu pengetahuan.49

46

Adrian Sutedi, Hak Atas Kekayaan Intelektual, (Jakarta:Sinar Grafika, 2009), hal.1 47

Heri, Sosialisasi HAKI dan Penegakannya Menuju Bisnis Beretika,

(Yogyakarta:Aggregator Batik News, 2007), hal.1. 48

Djamal, Hukum Acara Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia, (Bandung:Pustaka Reka

Cipta, 2009), hal.6. 49

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan

Singkat,Cet. 4,( Rajawali Pers, Jakarta, 1995), hal. 6

Universitas Sumatera Utara

Page 31: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

20

Dalam penelitian hukum sebagai suatu penelitian deskriptif yang sering

kali lebih bersifat normatif atau doctrinal. Adanya kerangka konsepsional dan

landasan atau kerangka teoritis menjadi syarat yang sangat penting agar penelitian

itu menjadi tak biasa. Konsepsi yang dipergunakan dalam penelitan ini adala

a. Perlindungan Hukum adalah Perlindungan Hukum terhadap hak-hak

eksklusif dari pencipta atau pemegang Hak Cipta atas suatu Karya, dalam hal

ini adalah karya cipta tulisan.

b. Hak Cipta menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang No.28 Tahun 2014

tentang Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis

berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk

nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan

c. Plagiarisme adalah penjiplakan yg melanggar hak cipta,50

tindakan atau

perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba

memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip

sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui

sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai

menurut aturan penulisan karya ilmiah.51

d. Auto Plagiarisme (self plagiarism) didefenisikan sebagai plagiarisme dalam

bentuk yang lain, yang dilakukan oleh seseorang penulis yang menulis

kembali karyanya, baik secara keseluruhan maupun menggunakan kembali

50

Arti kata Plagiarisme, http://kbbi.web.id/plagiarisme ,diakses terakhir tanggal 15

januari 2015. 51

Ermis Suryana, Self Efficaccy dan Plagiarisme di Perguruan tinggi”, Vol II No 2,

2016, hal 5.

Universitas Sumatera Utara

Page 32: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

21

beberapa bagian dari tulisannya, yang pernah ditulis sebelumnya, untuk

kemudian dijadikan sebagai sebuah karya yang baru.52

e. Karya tulis ilmiah merupakan suatu karangan atau tulisan yang diperoleh

sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan,

peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode

tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya. Salah satu bentuk

karya tulis ilmiah adalah: makalah, tesis, dan disertasi.

G. Metode Penelitian

Metode (Inggris: method, Latin; methodus, Yunani: methodos–meta berarti

sesudah, di atas, sedangkan hodos, berarti suatu jalan, suatu cara). Mula-mula

metode diartikan secara harafiah sebagai suatu jalan yang harus ditempuh,

menjadi penyelidikan atau penelitian berlangsung menurut suatu rencana tertentu.

Metode penelitian secara harfiah menggambarkan jalan atau cara penelitian

tersebut dicapai atau dibangun.53

Metodologi penelitian merupakan penelitian

yang menyajikan bagaimana cara atau prosedur, maupun langkah-langkah yang

harus diambil dalam suatu penelitian secara sistematis dan logis sehingga dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya.54

1. Jenis dan Sifat Penelitian

Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada

metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari

52

Yeffry Handoko, plagairisme dan jurnal ilmiah, Bandung, Universitas Komputer

Indonesia, 2015, hal 11

53

Jhoni Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normative, (malang : Bayu

Media Publishing, 2008) hal, 25-26.

54

Sutrisno Hadi, Metodologi Riset Nasional, (Magelang : Akmil, 1987) hal 8.

Universitas Sumatera Utara

Page 33: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

22

satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisany.55

Dalam

penelitian ini menggunakan jenis penelitian hukum yuridis normatif, yang

disebabkan karena penelitian ini merupakan penelitian hukum doktriner yang

disebut juga penelitian hukum kepustakaan atau studi dokumen yang dilakukan

atau ditujukan hanya pada peraturan-peraturan yang tertulis atau badan hukum

lain.56

Penelitian hukum yuridis normatif adalah penelitian hukum yang

menggunakan sumber data sekunder atau data yang diperoleh melalui bahan-

bahan pustaka dengan meneliti sumber-sumber bacaan yang relevan dengan tema

penelitian, meliputi penelitian terhadap azas-azas hukum, sumber-sumber hukum,

teori hukum, buku-buku, peraturan perundangan yang bersifat teoritis ilmiah serta

dapat menganalisa permasalahan yang dibahas.57

Penelitian hukum normatif atau penelitian hukum doktrinal dikonsepkan

sebagai apa yang tertulis di dalam peraturan perundang-undangan (law in the

books) atau hukum yang dikonsepkan sebagai kaidah atau norma yang merupakan

patokan berperilaku manusia yang dianggap pantas.58

Peraturan tersebut

dikumpulkan dengan cara mengoleksi publikasi-publikasi dan dokumen-dokumen

yang mengandung peraturan-peraturan hukum positif. Setelah bahan-bahan

tersebut terkumpul, kemudian diklasifikasikan secara sistemastis untuk melakukan

investarisasi data sebagai bahan perpustakaan saat melakukan penelitian serta

55

Soerjono Soekanto, Op Cit,Pengantar Penelitian Hukum, cetakan ke tiga, UI Press,

Jakarta, 1986. Hal. 43. 56

Bambang Waluyo, Metode Penelitian Hukum, (Semarang:Ghalia Indonesia 1996), hal 13. 57

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Peneltian Hukum Normatif Suatu Tinjauan

Singkat, (Jakarta:Rajawali Pers, 2010), hal 13-14. 58

Muslan Abdurrahman, Sosiologi dan Metode Pebelitian Hukum, (Malang : UMM

Press,2009), Hal 127.

Universitas Sumatera Utara

Page 34: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

23

mengacu pada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundangan

di Indonesia59

.

Penelitian ini bersifat deskriptif analitis yaitu “untuk menggambarkan

semua gejala dan fakta dan menganalisa permasalahan yang ada pada sekarang”.60

Dengan penelitian yang bersifat deskriprif dimaksudkan untuk melukiskan

keadaan objek dan peristiwanya.61

Penelitian ini kemudian menelaah dan

menjelaskan serta menganalisis data secara mendalam dengan mengujinya dari

berbagai peraturan perundangan yang berlaku maupun dari berbagai pendapat ahli

hukum, sehingga dapat diketahui gambaran jawaban atas permasalahannya yang

diteliti, yakni gambaran mengenai pandangan hukum terhadap perjanjian yang

dibuat antara pencipta buku dengan penerbit.

Bersifat deskriptif analisis maksudnya dari penelitian ini diharapkan

diperoleh gambaran secara rinci dan sistematis tentang permasalahan yang akan

diteliti. Analisis dimaksudkan berdasarkan gambaran, fakta yang diperoleh akan

dilakukan analisis secara cermat untuk menjawab permasalahannya.62

Deskriptif

maksudnya untuk mengetahui dan memperoleh gambaran secara menyeluruh dan

sistematis tentang peraturan yang dipergunakan berkaitan dengan hak cipta.

Analisis maksudnya adalah mengungkapkan karakteristik objek dengan cara

menguraikan dan menafsirkan fakta-fakta tentang konvensi bahasa dan pokok

persoalan yang diteliti.63

59

Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum. (Jakarta : Rajawali Pers, 2011)

Hal 81-82. 60

Winarni Surakhmad, Dasar dan Teknik Research, Tarsito, Bandung, 1978. Hal. 132. 61

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta : Penerbit Andi Offset, 1989). Hal. 3. 62

Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum di Indonesia Pada Akhir Abad ke-20,

(Bandung:Alumni, 2006), hal 101. 63

Johni Ibrahim, Teori Dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, (Malang:Bayu

Media Publishing, 2005), hal 336.

Universitas Sumatera Utara

Page 35: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

24

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan perundang-undangan

(statue approach) yang dilakukan dengan mencari dan menelaah semua peraturan

perundang-undangan dan regulasi yang bersangkutan paut dengan isu hukum

yang sedang ditangani. Oleh karena itu untuk memecahkan suatu isu hukum harus

menelusuri berbagai produk peraturan perundang-undangan.64

2. Sumber Data Penelitian

Berhubungan metode penelitian adalah penelitian hukum normative maka

sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari bahan

penelitian yang berupa bahan-bahan sekunder dan bahan hukum tersier, seperti: 65

a. Bahan Hukum Primer yaitu bahan-bahan hukum atau dokumen peraturan

yang mengikat dan ditetapkan oleh pihak yang berwenang berupa bahan

pustaka yang berisikan peraturan perundang-undangan, yang antar lain terdiri

dari :

1. Undang-Undang Dasar 1945

2. Undang-undang No. 28 Tahun 2014, tentang Hak Cipta

3. Undang-undang No. 12 Tahun 2012, tentang Pendidikan Tinggi

4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17

Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan

Tinggi

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional.

64

Peter Marzuki Mahmud, Penelitian hukum (Jakarta : Kencana, 2010), Hal 93. 65

Peter marzuki Mahmud, ibid ,Hal 23-24.

Universitas Sumatera Utara

Page 36: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

25

b. Bahan Hukum Sekunder yaitu bahan-bahan hukum yang berkaitan erat dan

memberikan penjelasan bahan hukum primer yang ada dan dapat membantu

untuk proses analisis seperti buku-buku yang ditulis para ahli hukum,

doktrin/pendapat/ ajaran dan para ahli hukum, hasil seminar, sumber dari

laman dunia maya/internet yang memilki kaitan erat dengan permasalahan

yang menjadi objek penelitian.

c. Bahan Hukum Tersier yaitu : semua bahan yang meberikan petunjuk ,

penjelasan dan keterangan-keterangan yang mendukung bahan hukum primer

dan sekunder seperti kamus umum, kamus hukum, ensiklopedia, dan lain-

lain.

3. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini

menggunakan studi pustaka, yaitu menghimpun data hasil penelahaan bahan

pustaka atau data sekunder yang meliputi bahan hukum primer, bahan hukum

sekunder dan bahan hukum tersier. Untuk memperoleh data sekunder yang berupa

bahan hukum primer, sekundern tersier, dalam penelitian ini akan menggunakan

alat penelitian studi dokumen/pustaka atau penelitian pustaka (library research)

dengan cara mengumpulkan semua peraturan perundangan dokumen-dokumen

hukum dan buku-buku yang berkaitan dengan rumusan masalah penelitian.66

4. Analisis Data

Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan menguraikan data

ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema

66

Mukti Fajar ND dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan

Empiris, (Yogyakarta :Pustaka Pelajar, 2010), hal 156-159.

Universitas Sumatera Utara

Page 37: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

26

dan dapat dirumuskan hipotesa kerja seperti yang disarankan data.67

Dalam

penelitian hukum normatif maka analisis pada hakekatnya berarti kegiatan untuk

mengadakan sistematisasi terhadap bahan-bahan hukum tertulis, untuk

memudahkan pekerjaan analisis dan konstruksi.68

Analisis data dalam penulisan ini digunakan metode kualitatif, metode

kualitatif ini digunakan agar peneliti dapat mengerti dan memahami gejala yang

akan ditelitinya. Maka tesis ini digunakan metode analisis kualitatif agar lebih

fokus kepada analisis hukumnya dan menelaah bahan-bahan hukum baik yang

berasal dari peraturan perundang-undangan, buku-buku, bahan dari internet,

kamus dan lain-lainnya yang berhubungan dengan judul tesis yang digunakan

untuk menjawab soal yang dihadapi.

Adapun tahapan untuk menganalisa bahan-bahan hukum yang telah ada

tersebut, secara sederhana dapat diuraikan dalam beberapa tahapan:

1. Tahapan Pengumpulan data, yaitu mengumpulkan dan memeriksa bahan-

bahan pustaka misalnya ketentuan peraturan perundang-undangan dan

memeriksa bahan-bahan pustaka misalnya ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berkaitan langsung dengan permasalahan yang diteliti.

2. Tahapan pemilihan data, dalam tahapan ini seluruh data yang telah

dikumpulkan sebelumnya akan dipilah-pilah secara sistematis dengan

mempedomi konteks yang sedang diteliti, sehingga akan lebih

memudahkan dalam melakukan kajian lebih lanjut terhadap permasalahan

di dalam penelitian tesis ini.

67

Lexi J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya,

1993), hal 103. 68

Soerjono Soekanto, Metodologi Research, (Andi Offset, Yogyakarta,1998,) hal. 25.

Universitas Sumatera Utara

Page 38: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

27

3. Tahapan analisis data dan penulisan hasil penelitian, sebagai tahapan

klimaks dimana seluruh data yang telah diperoleh dan dipilah tersebut

akan dianalisa dengan seksama dengan melakukan interpretasi/penafsiran

yang diperlukan dengan berpedoman terhadap konsep, asas, dan kaidah

hukum yang dianggap relevan dan sesuai dengan tujuan utama daripada

penelitian ini. Hasil penelitian kemudian akan ditarik kesimpulan dengan

metode analisis kualitatif dan dituangkan dalam bentuk tertulis yang

diharapkan akan dapat menjawab permasalahan yang ada, sehingga hasil

penelitian akan dapat dijadikan sebagai refrensi ilmiah.

Universitas Sumatera Utara

Page 39: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

28

BAB II

BENTUK-BENTUK PLAGIARISME KARYA TULIS

DI PERGURUAN TINGGI

A. Tinjauan Umum Hak Cipta

1. Pengertian Hak Cipta

Hak cipta secara harfiah berasal dari dua kata yaitu hak dan cipta. Dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “hak” berarti suatu kewenangan yang

diberikan kepada pihak tertentu yang sifatnya bebas untuk digunakan atau tidak.

Sedangkan kata “cipta” atau “ciptaan” tertuju pada hasil karya manusia dengan

menggunakan akal pikiran, perasaan, pengetahuan, imajinasi dan pengalaman.

Sehingga dapat diartikan bahwa hak cipta berkaitan erat dengan intelektual

manusia.

Hak cipta (copyright) merupakan salah satu dari bagian hak kekayaan

intelektual (Intellectual Property Rights). Selain hak cipta, hak kekayaan

intelektual juga mencakup hak kekayaan industri (Industrial Propety Rights) yang

terdiri dari: paten (patent), desain industri (industrial design), merek (trademark),

desain tata letak sirkuit terpadu (layout design of integrated circuit), rahasia

dagang (trade secret), penanggulangan praktek persaingan curang (repression of

unfair competition), indikasi geografis (geographical indications), dan varietas

tanaman baru.69

69

Tim Lindsey et al., Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar (Bandung: Asian Law

Group Pty Ltd dan P.T. Alumni, 2002), hal 3

28

Universitas Sumatera Utara

Page 40: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

29

Istilah hak cipta diusulkan pertama kalinya oleh Sultan Mohammad Syah,

pada Kongres Kebudayaan di Bandung pada tahun 1951 (yang kemudian di

terima di kongres itu) sebagai pengganti istilah hak pengarang yang dianggap

kurang luas cakupan pengertiannya, karena istilah hak pengarang itu memberikan

kesan “penyempitan” arti, seolah-olah yang di cakup oleh pengarang itu hanyalah

hak dari pengarang saja, atau yang adasangkut pautnya dengan karang-mengarang

saja, padahal tidak demikian.

Frase hak cipta berasal dari terminologi asing yaitu copyrights dalam

bahasa Inggris atau auteurrecht yang berarti Hak Pengarang.70

Istilah hak

pengarang itu sendiri merupakan terjemahan dari istilah bahasa Belanda Auteurs

Rechts.71

Terminologi hak cipta dalam Kepustakaan Hukum di Indonesia pertama

kali diusulkan oleh Prof. Sultan Mohammad Syah, S.H. pada Kongres

Kebudayaan Indonesia kedua, Oktober 1951 di Bandung.72

Penggunaan istilah

hak pengarang dipersoalkan karena dipandang menyempitkan pengertian hak

cipta. Jika istilah yang dipakai adalah hak pengarang, seolah-olah yang diatur

hanyalah hak-hak dari pengarangnya saja dan hanya bersangkut-paut dengan

karang-mengarang saja, sedangkan cakupan hak cipta jauh lebih luas dari hak-hak

pengarang. Karena itu kongres memutuskan untuk mengganti istilah hak

pengarang dengan istialh hak cipta. Istilah ini merupakan istilah yang

diperkenalkan oleh Prof. St. Moh. Syah, S.H dalam suatu makalah sewaktu terjadi

70

OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, (Jakarta:PT.Raja Grafindo

Persada, 2015), Hal. 193 71

Rachmadi Usman, Hukum Hak atas Kekayaan Intelektual: Perlindungan dan Dimensi

Hukumnya di Indonesia,(Bandung : PT Alumni, Bandung, 2003), hal. 85 72

Ibid, Hal.198.

Universitas Sumatera Utara

Page 41: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

30

kongres. Menurutnya, terjemahan auteurrecht adalah hak pencipta, tetapi untuk

penyederhanaan dan kepraktisan disingkat menjadi hak pencipta.73

Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang

Hak Cipta, Hak Cipta diartikan sebagai hak eksklusif bagi pencipta atau penerima

hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin

untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Hak eksklusif di dalam hak cipta tersebut

adalah hak yang diberikan bagi pemegang hak cipta tersebut sehingga tidak ada

orang lain yang boleh memanfaatkan hak tersebut tanpa izin dari dari pemegang

hak cipta tersebut.74

Hak cipta memiliki hak eksklusif di dalamnya yaitu hak yang sematamata

diperuntukkan bagi pemegangnya sehingga tidak ada orang lain yang boleh

memanfaatkan hak tersebut tanpa izin dari pemegangnya. Pemanfaatan hak

tersebut meliputi kegiatan menerjemahkan, mengadaptasi, mengaransemen,

mengalih wujudkan, menjual, meminjamkan, mengimpor, memamerkan,

mempertunjukkan kepada publik, menyiarkan, merekam dan mengkomunikasikan

ciptaan kepada publik melalui sarana apapun. 75

Defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa hak cipta adalah hak kebendaan

yang bersifat eksklusif bagi seorang pencipta atau penerima hak atas suatu karya

atau ciptaannya di bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra. Sebagai suatu hak

kebendaan yang bersifat khusus hak cipta memiliki sifat dan karakter yang sedikit

73

Eddy Damian, Hukum Hak Cpta, (Bandung:Alumni, 2009), Hal.119. 74

Undang-Undang No.28 Tahun 2014, Pasal 1 ayat 1. 75

Aan Priyatna, Penegakan Hukum Terhadap Pelanggaran Hak Cipta Adalah, Pembuatan

E-Book, Universitas Diponegoro, Semarang, 2016, Hal. 6.

Universitas Sumatera Utara

Page 42: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

31

berbeda dengan hak kebendaan pada umumnya. Hakikat, kriteria, dan sifat dari

hak cipta baik secara implisit maupun eksplisit terkandung dalam beberapa pasal

Undang-undang Hak Cipta yaitu Pasal 1 ayat (1), Pasal 2, Pasal 3, dan Penjelasan

Pasal 4 ayat (1) Undang – Undang Hak Cipta, yaitu :

a. Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau pemegang hak untuk

mengumumkan dan memperbanyak atau menyewakan ciptaanya;

b. Hak Cipta timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan;

c. Hak Cipta dikategorikan sebagai benda bergerak;

d. Hak Cipta dapat dialihkan sebagian atau seluruhnya;

e. Pengalihan hak cipta dapat terjadi karena perwarisan, hibah, wasiat lisensi,

atau sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-

undangan yang berlaku;

f. Hak Cipta merupakan satu kesatuan dengan penciptanya dan tidak dapat

disita, kecuali jika hak-hak tersebut diperoleh secara melawan hukum.76

Hak Cipta adalah bagian dari sekumpulan hak yang dinamakan Hak atas

Kekayaan Intelektual (HKI) yang pengaturannya terdapat dalam ilmu hukum dan

dinamakan hukum HKI. Yang dinamakan hukum HKI ini meliputi suatu bidang

hukum yang membidangi hak-hak yuridis dari karya-karya atau ciptaan-ciptaan

hasil olah pikir manusia bertautan dengan dengan kepentingan-kepentingan yang

bersifat ekonomi dan moral.77

Hak cipta bersifat deklaratif. Artinya, pencipta atau penerima hak

mendapatkan perlindungan hukum seketika setelah suatu ciptaan dilahirkan.

Dengan kata lain, hak cipta tidak perlu didaftarkan ke Direktorat Jenderal Hak

Kekayaan Intelektual . Namun, ciptaan dapat didaftarkan dan dicatat dalam Daftar

Umum Ciptaan di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual tanpa dikenakan

biaya sama sekali.78

76

Ibid, Pasal 4. 77

Gatot Supramono, Hak Cipta dan Aspek- Aspek Hukumnya, (Jakarta : Rineka Cipta,

2010), hal.4. 78

Nety Rnawati, Lisensi Hak Cipta,

http://netyernawaty.blogspot.com/2012/11/pengertian-hak-cipta.html, diakses tanggal 23

september 2018.

Universitas Sumatera Utara

Page 43: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

32

Sebagai HKI maka Hak Cipta tergolong sebagai hak ekonomi (economy

right) yang merupakan hak khusus pada HKI. Adapun yang disebut dengan hak

ekonomi adalah hak untuk memperoleh keuntungan ekonomi atas HKI. Dikatakan

sebagai hak ekonomi karena HKI termasuk sebuah benda yang dapat dinilai

dengan uang. Hak Cipta sebagai hak ekonomi dapat diliat dari penerapan hak

eksklusif sebagaimana dibicarakan diatas, seorang pencipta/pemegang Hak Cipta

melakukan perbanyakan ciptaan kemudian dijual dipasaran, maka ia memperoleh

keuntungan materi dari perbanyakan ciptaan tersebut.79

Hak- hak yang timbul dari suatu ciptaan dalam Hak Cipta oleh hukum

diberikan secara bersamaan dengan keistimewaan-keistimewaan tertentu yaitu hak

untuk mengeksploitasi ciptaannya. Kepemilikan Hak Cipta terkait dengan hak-hak

yang melekat atau dimiliki pemegang Hak Cipta. Pada umumnya hukum Hak

Cipta memberikan hak yang dikenal dengan hak eksklusif. 80

Berbagai penemuan di segala bidang oleh masyarakat sejatinya harus

mendapat pengakuan di bidang hukum. Untuk itu, berbagai penemuan dan karya

cipta ini sejatinya harus dilindungi secara hukum, baik dari sisi ciptaan maupun

penciptanya. Perlindungan secara hukum ini kerap kita kenal dengan istilah Hak

Kekayaan Intelektual. Pemerintah melalui Kementerian Hukum dan HAM (Hak

Asadi Manusia) telah membuka ruang-ruang pelayanan pendaftaran hak kekayaan

intelektual. Melalui Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (DJHKI)

ataupun konsultan HKI yang terdaftar, pemilik hak cipta dapat mendaftarkan

79

Ibid, Hal.5 80

Ibid

Universitas Sumatera Utara

Page 44: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

33

segala jenis penemuannya di segala bidang. Saat ini, pendaftaran dapat dilakukan

dengan mengakses halaman resmi DJHKI.81

Tidak semua pemilik hak cipta yang mengetahui informasi dan layanan

ini. Ada saja pemilik yang mendatangi Notaris untuk mengurus hak kekayaan

intelektualnya. Dalam Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta,

sebenarnya tidak ada kewenangan notaris untuk mendaftarkan hak kekayaan

intelektual. Dalam UU tersebut, Notaris memiliki kewenangan dalam

membuat akta otentik peralihan atas hak cipta. Pengalihan hak cipta dapat

dilakukan dari pemilik hak cipta kepada pihak lain yang ditunjuk. Namun,

pengalihan ini tidak serta merta mendapatkan seluruh hak eksklusif dari pemilik

cipta. Pihak yang ditunjuk dalam pengalihan hanya dapat mendapatkan hak

ekonomi saja. Hak moral atas kekayaan intelektual tetap dimiliki oleh pemilik hak

cipta. meskipun dalam UU tersebut pengalihan hak cipta dilakukan secara jelas

dan tertulis baik dengan atau tanpa akta notaris, sebaiknya dilengkapi dengan akta

otentik dari notaris. Ini didasarkan, pengalihan hak cipta ini berkaitan erat dengan

pengalihan hak ekonomi, sehingga dibutuhkan akta yang memiliki kekuatan

pembuktian kuat secara hukum.82

Hak Cipta dalam konsep common law yaitu ”the protection of literary and

artistic works”. Dalam pandangan Common law System, Hak Cipta merupakan

Fungsionalis justification, yaitu memandang Hak Cipta sebagai instrumen

81

Victori S.H., M.Kn., Notaris Cimahi, Kewenagan Notaris di Bidang HAKI,

https://notariscimahi.co.id/notaris/kewenangan-notaris-di-bidang-haki, diakses pada tanggal 12

april 2018. 82

Ibid.

Universitas Sumatera Utara

Page 45: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

34

ekonomi dan kebijakan untuk meningkatkan pengetahuan dan mendukung

perkembangan sosial.83

2. Ruang Lingkup Hak Cipta

Pasal 9 ayat 2 TRIP‟s menyatakan:84

“Perlindungan hak cipta hanya diberikan pada perwujudan suatu ciptaan dan

bukan pada ide, prosedur, metode pelaksanaan atau konsep-konsep matematis

semacamnya.”

Menurut L.J. Taylor dalam bukunya Copyright for Librarians menyatakan

bahwa yang dilindungi hak cipta adalah ekspresinya darisebuah ide, jadi bukan

melindungi idenya itu sendiri. Artinya, yang dilindungi hak cipta adalah sudah

dalam bentuk nyata sebagai sebuah ciptaan, bukan masih merupakan gagasan.85

Terdapat dua persyaratan pokok untuk mendapatkan perlindungan hak cipta, yaitu

unsur keaslian dan kreatifitas dari suatu karya cipta. Bahwa suatu karya cipta

adalah hasil dari kreatifitas penciptanya itu sendiri dan bukan tiruan serta tidak

harus baru atau unik. Namun, harus menunjukkan keaslian sebagai suatu ciptaan

seseorang atas dasar kemampuan dan kreatifitasnya yang bersifat pribadi.

Pasal 40 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta telah

memberikan beberapa kriteria mengenai hasil ciptaan yang diberikan

perlindungan oleh Hak Cipta sebagai berikut :

1. Dalam Undang-Undang ini ciptaan yang dilindungi adalah ciptaan dalam

bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra, yang mencakup:

83

Suyud Margono, Hukum Hak Cipta Indonesia: Teori dan Analisis Harmonisasi

Ketentuan World Trade Organization/WTO- TRIPs Agreement, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2010),

hal.103 84

Tim Lindsley,dkk, Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar, (Bandung : PT. Alumni,

2006), hal. 105. 85

Rachmadi Usman, Op.cit., hal. 121

Universitas Sumatera Utara

Page 46: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

35

a) Buku, pamflet, perwajahan karya tulis yang diterbitkan, dan semua

hasil karya tulis lain;

b) Ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan lain yang sejenis dengan itu;

c) Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu

pengetahuan;

d) Lagu dan/atau musik dengan atau tanpa teks;

e) Drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim;

f) Karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran,

kaligrafi, seni pahat, patung, kolase;

g) Karya seni terapan;

h) Karya arsitektur;

i) Peta;

j) Karya seni batik atau seni motif lain;

k) Karya fotografi;

l) Potret;

m) Karya sinematografi;

n) Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, basis data, adaptasi,

aransemen, modifikasi dan karya lain dari hasil transformasi;

o) Terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi, atau modifikasi

ekspresi budaya tradisional;

p) Kompilasi Ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca

dengan Program Komputer maupun media lainnya;

Universitas Sumatera Utara

Page 47: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

36

q) Kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut

merupakan karya yang asli;

r) Permainan video;

s) dan Program Komputer

2. Ciptaan sebagaimana dimaksud pada ayat l dilindungi sebagaiciptaan

tersendiri dengan tidak mengurangi Hak Cipta atas Ciptaan asli.

3. Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan ayat 2, termasuk

perlindungan terhadap ciptaan yang tidak atau belum dilakukan

Pengumuman tetapi sudah diwujudkan dalam bentuk nyata yang

memungkinkan penggandaan ciptaan tersebut.

Selanjutnya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 juga menjelaskan

pengertian dari jenis ciptaan yang dilindungi sebagaimana disebutkan dalam

Penjelasan Pasal 40 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 sebagai berikut:

a. Perwajahan karya tulis adalah karya cipta yang lazim dikenal dengan

"typholographical arrangement", yaitu aspek seni pada susunan dan

bentuk penulisan karya tulis. Hal ini mencakup antara lain format, hiasan,

komposisi warna dan susunan atau tata letak huruf indah yang secara

keseluruhan menampilkan wujud yang khas;

b. Alat peraga adalah ciptaan yang berbentuk 2 (dua) ataupun 3 (tiga)

dimensi yang berkaitan dengan geografi, topografi, arsitektur, biologi atau

ilmu pengetahuan lain;

c. Lagu atau musik dengan atau tanpa teks diartikan sebagai satu kesatuan

karya cipta yang bersifat utuh;

Universitas Sumatera Utara

Page 48: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

37

d. Gambar antara lain meliputi: motif, diagram, sketsa, logo dan unsur-unsur

warna dan bentuk huruf indah. kolase adalah komposisi artistik yang

dibuat dari berbagai bahan (misalnya dari kain, kertas, atau kayu) yang

ditempelkan pada permukaan sketsa atau media karya;

e. Karya Seni Terapan adalah karya seni rupa yang dibuat dengan

menerapkan seni pada suatu produk hingga memiliki kesan estetis dalam

memenuhi kebutuhan praktis, antara lain penggunaan gambar, motif, atau

ornament pada suatu produk;

f. Karya Arsitektur antara lain, wujud fisik bangunan, penataan letak

bangunan, gambar rancangan bangunan, gambar teknis bangunan, dan

model atau maket bangunan;

g. Peta adalah suatu gambaran dari unsur alam dan/atau buatan manusia yang

berada di atas ataupun di bawah permukaan bumi yang digambarkan pada

suatu bidang datar dengan skala tertentu, baik melalui media digital

maupun non digital;

h. Karya seni batik adalah motif batik kontemporer yang bersifat inovatif,

masa kini, dan bukan tradisional. Karya tersebut dilindungi karena

mempunyai nilai seni, baik dalam kaitannya dengan gambar, corak,

maupun komposisi warna. Karya seni motif lain adalah motif yang

merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang terdapat di berbagai daerah,

seperti seni songket, motif tenun ikat, motif tapis, motif ulos, dan seni

motif lain yang bersifat kontemporer, inovatif, dan terus dikembangkan;

Universitas Sumatera Utara

Page 49: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

38

i. Karya fotografi meliputi semua foto yang dihasilkan dengan

menggunakan kamera;

j. Karya Sinematografi adalah Ciptaan yang berupa gambar gerak (moving

images) antara lain: film dokumenter, film iklan, reportase atau film cerita

yang dibuat dengan skenario, dan film kartun. Karya sinematografi dapat

dibuat dalam pita seluloid, pita video, piringan video, cakram optik

dan/atau media lain yang memungkinkan untuk dipertunjukkan di

bioskop,layar lebar, televisi atau media lainnya. Sinematografi merupakan

salah satu contoh bentuk audiovisual;

k. Bunga rampai meliputi: ciptaan dalam bentuk buku yang berisi kompilasi

karya tulis pilihan, himpunan lagu pilihan, dan komposisi berbagai karya

tari pilihanyang direkam dalam kaset, cakram optik atau media lain. Basis

data adalah kompilasi data dalam bentuk apapun yang dapat dibaca oleh

komputer atau kompilasi dalam bentuk lain, yang karena alasan pemilihan

atau pengaturan atas isi data itu merupakan kreasi intelektual.

Perlindungan terhadap basis data diberikan dengan tidak mengurangi hak

para pencipta atas ciptaan yang dimaksudkan dalam basis data tersebut.

3. Perlindungan Hak Cipta

Setelah merek, hak cipta merupakan salah satu objek hak kekayaan

intelektual yang paling rentan terhadap pelanggaran. Pada dasarnya, pelanggaran

hak cipta terjadi apabila materi hak cipta tersebut digunakan tanpa izin dan harus

ada kesamaan antara dua karya yang ada. Si penuntut harus membuktikan bahwa

karyanya ditiru atau dilanggar atau dijiplak, atau karya lain tersebut berasal dari

Universitas Sumatera Utara

Page 50: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

39

karya ciptaannya. Hak cipta juga dilanggar bila seluruh atau bagian substansial

dari ciptaan yang telah dilindungi hak cipta telah dikopi.86

Untuk kebutuhan praktis, upaya memahami Hak Cipta dapat diawali

dengan mengenali objeknya. Yaitu, segala bentuk ciptaan yang bermuatan ilmu

pengetahuan, berbobot seni dan bernuansa sastra. Singkatnya, karya ilmu

pengetahuan, seni dan sastra. Lingkup ketiga objek ini yang menjadi wilayah

perlindungan hak cipta. Karena luasnya ragam ciptaan, prinsip-prinsip dan norma

pengaturan perlindungan Hak Cipta sangat dipengaruhi oleh bentuk dan sifat

berbagai ragam ciptaan itu. Artinya, bentuk dan sifat masing-masing ciptaan akan

menentukan ada tidaknya subsistensi Hak Cipta tanpa mempertimbangkan

kualitas artistiknya.87

Penggunaan suatu karya cipta oleh pihak lain harus didahului oleh

pemberian lisensi. Dalam Pasal 1 angka 20 Undang-Undang Nomor 28 Tahun

2014 tentang Hak Cipta didefinisikan, bahwa Lisensi adalah izin tertulis yang

diberikan oleh Pemegang Hak Cipta atau Pemilik Hak Terkait kepada pihak lain

untuk melaksanakan hak ekonomi atas Ciptaannya atau produk Hak Terkait

dengan syarat tertentu. Atas pemberian lisensi tersebut, pemberi lisensi

memperoleh imbalan dalam bentuk royalti yang dibayarkan oleh penerima lisensi,

yang besarnya bergantung pada negosiasi para pihak.88

86

Endang Purwaningsih, Perkembangan Hukum Intellectual Property Rights, (Bogor :

Ghalia Indonesia, 2005), hal. 6. 87

Henry Soelistyo, Plagiarisme : Pelanggaran Hak Cipta dan Etika, (Yogyakarta :

Penerbit Kaisius, 2011), hal. 50 88

Gunawan Widjaja, Seri Hukum Bisnis Lisensi, (Jakarta : Rajagrafindo Persada, 2001),

hal. 20.

Universitas Sumatera Utara

Page 51: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

40

Pengaturan terhadap hak cipta di Indonesia sejak kemerdekaan Indonesia

diatur dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1982. Kemudian diubah dengan

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1987. Pada tahun 1997 diubah lagi dengan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1997. Di tahun 2002, Undang-Undang Hak

Cipta kembali mengalami perubahan dan diatur dalam Undang-Undang Nomor 19

Tahun 2002. Namun di tahun 2014, Undang-Undang Hak Cipta diubah lagi

dengan UndangUndang Nomor 28 Tahun 2014. Revisi terakhir yang dilakukan

oleh pemerintah Indonesia memiliki alasan. Dengan lahirnya Undang-Undang

Hak Cipta Tahun 2014 ini dapat melindungi hak ekonomi dan hak moral pencipta

dan pihak terkait lainnya sehingga dapat mendorong semangat seluruh pencipta

serta para pelaku usaha untuk mengembangkan kreativitas dalam menghasilkan

suatu karya intelektual.89

Rancangan Undang-Undang Hak Cipta telah ditetapkan menjadi undang-

undang. Undang-Undang Hak Cipta yang baru ini adalah Undang-Undang Nomor

28 Tahun 2014 akan mengganti Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang

Hak Cipta. Contohnya dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014,

dapat kita lihat bahwa di dalam Undang-Undang Hak Cipta baru memberikan

definisi yang sedikit berbeda untuk beberapa hal. Selain itu, dalam bagian definisi,

dalam Undang-Undang Hak Cipta Baru juga diatur lebih banyak, seperti adanya

definisi atas “fiksasi”, “fonogram”, “penggandaan”, “royalti”, “Lembaga

Manajemen Kolektif”, “pembajakan”, “penggunaan secara komersial”, “ganti

89

Requisitoire Magazine, 2014, “Menguap Dampak UU Hak Cipta Nomor 28 Tahun

2014”. URL : http://requisitoire-magazine.com/menguak-dampak-uu-hak-cipta-nomor-28-tahun-

2014) yang diakses pada tanggal 05 Maret 2017 pada pukul 20.50 WIB.

Universitas Sumatera Utara

Page 52: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

41

rugi”, dan sebagainya. Dalam Undang-Undang Hak Cipta Baru juga diatur lebih

detail mengenai apa itu hak cipta.90

Perbedaan setiap pasal dari Undang-Undang No.19 Tahun 2002 dan UU

No. 28 Tahun 2014 adalah :

1. Mengenai perbedaan antara UU 19/2002 dengan UU 28/2014, dapat dilihat

dalam Penjelasan Umum UU Hak Cipta Baru yang mengatakan bahwa secara

garis besar, UU Hak Cipta Baru mengatur tentang:

a) Perlindungan hak cipta dilakukan dengan waktu lebih panjang;

b) Perlindungan yang lebih baik terhadap hak ekonomi para pencipta

dan/atau pemilik hak terkait, termasuk membatasi pengalihan hak ekonomi

dalam bentuk jual putus (sold flat).

c) Penyelesaian sengketa secara efektif melalui proses mediasi, arbitrase, atau

pengadilan, serta penerapan delik aduan untuk tuntutan pidana.

d) Pengelola tempat perdagangan bertanggung jawab atas tempat penjualan

dan/atau pelanggaran hak cipta dan/atau hak terkait di pusat tempat

perbelanjaan yang dikelolanya;

e) Hak cipta sebagai benda bergerak tidak berwujud dapat dijadikan objek

jaminan fidusia;

f) Menteri diberi kewenangan untuk menghapus ciptaan yang sudah

dicatatkan, apabila ciptaan tersebut melanggar norma agama, norma susila,

ketertiban umum, pertahanan dan keamanan negara, serta ketentuan

peraturan perundang-undangan.

90

Faizal Imam, Makalah Tentang Perbedaan Tentang Undang-Undang Hak Cipta Yang

Lama Dan Yang Baru, http://faizalimam.blogspot.com/2015/12/makalah-tentang-perbedaan-uu-

hak-cipta.html, diakses tanggal 7 agustus 2018.

Universitas Sumatera Utara

Page 53: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

42

g) Pencipta, pemegang hak cipta, pemilik hak terkait menjadi anggota

Lembaga Manajemen Kolektif agar dapat menarik imbalan atau royalti.

h) Pencipta dan/atau pemilik hak terkait mendapat imbalan royalti untuk

ciptaan atau produk hak terkait yang dibuat dalam hubungan dinas dan

digunakan secara komersial.

i) Lembaga Manajemen Kolektif yang berfungsi menghimpun dan

mengelola hak ekonomi pencipta dan pemilik hak terkait wajib

mengajukan permohonan izin operasional kepada Menteri.

j) Penggunaan hak cipta dan hak terkait dalam sarana multimedia untuk

merespon perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

2. Sebagai benda bergerak, baik dalam Undang-Undang Hak Cipta Nomor 19

Tahun 2002 dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 diatur mengenai

cara mengalihkan hak cipta. Akan tetapi dalam Pasal 16 ayat 1 Undang-

Undang Hak Cipta baru ditambahkan bahwa hak cipta dapat dialihkan dengan

wakaf.

3. Masih terkait dengan hak cipta sebagai benda bergerak, dalam Undang-

Undang Nomor 19 Tahun 2002 tidak diatur mengenai hak cipta sebagai

jaminan. Akan tetapi, dalam Pasal 16 ayat 3 Undang-Undang Nomor 28

Tahun 2014 dikatakan bahwa hak cipta adalah benda bergerak tidak berwujud

yang dapat dijaminkan dengan jaminan fidusia.

4. Mengenai jangka waktu perlindungan hak cipta yang lebih panjang, dalam

Pasal 29 ayat 1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 disebutkan bahwa

jangka waktu perlindungan hak cipta adalah selama hidup pencipta dan

Universitas Sumatera Utara

Page 54: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

43

berlangsung hingga 50 tahun setelah pencipta meninggal dunia, sedangkan

dalam UU 28 Tahun 2014, masa berlaku hak cipta dibagi menjadi 2 (dua)

yaitu masa berlaku hak moral dan hak ekonomi.

5. Hak moral pencipta untuk tetap mencantumkan atau tidak mencatumkan

namanya pada salinan sehubungan dengan pemakaian ciptaannya untuk

umum menggunakan nama aliasnya atau samarannya mempertahankan

haknya dalam hal terjadi distorsi ciptaan, mutilasi ciptaan, modifikasi ciptaan,

atau hal yang bersifat merugikan kehormatan diri atau reputasinya, berlaku

tanpa batas waktu (Pasal 57 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun

2014), sedangkan hak moral untuk mengubah ciptaannya sesuai dengan

kepatutan dalam masyarakat dan mengubah judul dan anak judul ciptaan,

berlaku selama berlangsungnya jangka waktu hak cipta atas ciptaan yang

bersangkutan (Pasal 57 ayat 2 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014).

6. Hak ekonomi atas ciptaan, perlindungan hak cipta berlaku selama hidup

pencipta dan terus berlangsung selama 70 tahun setelah pencipta meninggal

dunia, terhitung mulai tanggal 1 Januari tahun berikutnya (Pasal 58 ayat 1

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014), sedangkan jika hak cipta tersebut

dimiliki oleh badan hukum, maka berlaku selama 50 tahun sejak pertama kali

dilakukan pengumuman. Perlindungan sebagaimana diatur dalam Pasal 58

tersebut hanya berlaku bagi ciptaan berupa:

a. buku, pamflet, dan semua hasil karya tulis lainnya;

b. ceramah, kuliah, pidato dan Ciptaan sejenis lain;

Universitas Sumatera Utara

Page 55: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

44

c. alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu

pengetahuan;

d. lagu atau musik dengan atau tanpa teks;

e. drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim;

f. karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran,

kaligrafi, seni pahat, patung, atau kolase;

g. karya arsitektur;

h. peta; dan

i. karya seni batik atau seni motif lain.

7. Akan tetapi, bagi ciptaan berupa:

a. karya fotografi;

b. potret;

c. karya sinematografi;

d. permainan video;

e. program komputer;

f. perwajahan karya tulis;

g. terjemahan, tafsiran, saduran, bunga rampai, basis data, adaptasi,

aransemen, modifikasi, dan karya lain dari hasil transformasi.

h. terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi atau modifikasi ekspresi

budaya tradisional.

i. kompilasi ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca dengan

program komputer atau media lainnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 56: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

45

j. kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut

merupakan karya yang asli. Berlaku selama 50 tahun sejak pertama kali

dilakukan pengumuman. (Pasal 59 ayat 1 Undang-Undang Nomor 28

Tahun2014). Kemudian untuk ciptaan berupa karya seni terapan,

perlindungan hak cipta berlaku selama 25 tahun sejak pertama kali

dilakukan pengumuman (Pasal 59 ayat 2 Undang-Undang Nomor 28Tahun

2014).

8. UU Hak Cipta Baru ini juga melindungi pencipta dalam hal terjadi jual putus

(sold flat). Ciptaan buku, dan/atau semua hasil karya tulis lainnya, lagu

dan/atau musik dengan atau tanpa teks yang dialihkan dalam perjanjian jual

putus dan/atau pengalihan tanpa batas waktu, hak ciptanya beralih kembali

kepada pencipta pada saat perjanjian tersebut mencapai jangka waktu 25

tahun (Pasal 18 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014). Hal tersebut juga

berlaku bagi karya pelaku pertunjukan berupa lagu dan/atau musik yang

dialihkan dan/atau dijual hak ekonominya, hak ekonomi tersebut beralih

kembali kepada pelaku pertunjukan setelah jangka waktu 25 tahun (Pasal 30

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014).

9. Hal lain yang menarik dari Undang-Undang Hak Cipta Baru ini adalah

adanya larangan bagi pengelola tempat perdagangan untuk membiarkan

penjualan dan/atau penggandaan barang hasil pelanggaran hak cipta dan/atau

hak terkait di tempat perdagangan yang dikelolanya (Pasal 10 Undang-

Undang Hak Cipta Baru). Dalam Pasal 114 Undang-Undang Hak Cipta Baru

diatur mengenai pidana bagi tempat perbelanjaan yang melanggar ketentuan

Universitas Sumatera Utara

Page 57: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

46

tersebut, yaitu pidana denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta

rupiah).

10. Selain itu, dalam UU Hak Cipta Baru juga ada yang namanya Lembaga

Manajemen Kolektif. Lembaga Manajemen Kolektif adalah institusi yang

berbentuk badan hukum nirlaba yang diberi kuasa oleh pencipta, pemegang

hak cipta, dan/atau pemilik hak terkait guna mengelola hak ekonominya

dalam bentuk menghimpun dan mendistribusikan royalti (Pasal 1 angka 22

UU Hak Cipta Baru).

Dalam lingkup internasional, terdapat beberapa konvensi yang membahas

dan mengatur tentang Hak Cipta, antara lain :

1. TRIPs Agreement

TRIPs Agreement merupakan singkatan dari The Agreement on

TradeRelated of Intellectual Property Rights yaitu salah satu perjanjian

multilateral terpenting berkaitan dengan hak keayaan intelektual. Tujuan

umum dari perjanjian TRIPs adalah mengurangi penyimpangan dan

hambatan-hambatan dalam perdagangan internasional, promosi lebih

efektif tentang perlindungan hak kekayaan intelektual, mempromosikan

atau mendorong inovasi teknologi, menyediakan keseimbangan antara hak

dan kewajiban antara produsen dengan pemakai. Negara Indonesia telah

meratifikasi perjanjian ini melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994.

2. Berne Convention

Berne Convention for The Protection of Literary and Artistic Works adalah

konvensi multilateral terpenting dalam hak cipta. Konvensi ini pertama

kali berlaku pada tanggal 9 September 1886. Konvensi Berne memiliki

Universitas Sumatera Utara

Page 58: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

47

tiga prinsip dasar yaitu perlakuan nasional (national treatment),

perlindungan otomatis (automatic protection), dan kebebasan

perlindungan (independence of protection). Indonesia pernah menjadi

anggota dalam Konvensi Berne tahun 1959 namun keluar dan kembali

menjadi anggota melalui Keppres Nomor 18 Tahun 1997 tentang

Pengesahan Berne Convention for The Protection of Literary and Artistic

Works.

3. Universal Copyright Convention (UCC)

Universal Copyright Convention adalah suatu konvensi hak cipta yang

lahir karena adanya gagasan dari peserta Konvensi Berne dan Amerika

Serikat yang disponsori oleh PBB khususnya UNESCO yaitu untuk

menyatukan satu system hukum hak cipta secara universal. UCC ini

dicetuskan dan ditandatangani oleh Jenawa pada bulan September 1952,

dan telah mengalami revisi di Paris pada tahun 1971. Ketentuan yang

monumental dari Konvensi Universal adalah adanya ketentuan formalitas

hak cipta berupa kewajiban setiap karya yang ingin dilindungi harus

mencantumkan tanda C dalam lingkaran, disertai nama penciptanya, dan

tahun karya tersebut mulai dipublikasikan.91

B. Tinjauan Umum Karya Tulis

1. Pengertian Karya Tulis

Pembelajaran menulis sudah dimulai sejak masuk taman kanak-kanak,

namun belum menjadi budaya. Kegiatan menulis seolah menjadi hal yang

eksklusisif, yang hanya dilakukan oleh orang-orang teretnte, sehingga perlu

mengenalkan budaya menulis sejak dini.Selain itu, kebudayaan menulis juga

91

Muhamad Djumhana dan R. Djubaedillah, Hak Milik Intelektual (Sejarah Teori dan

Prakteknya di Indonesia), (Bandung : Citra Aditya Bakti, 1993), hal.16.

Universitas Sumatera Utara

Page 59: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

48

harus diimbangi dengan kesadaran literasi yang baik. Dengan adanya budaya

literasi yang baik diharapkan akan muncul kesadaran untuk menghargai karya

orang lain dengan mencantumkan sumber tulisan sesuai pedoman yang ada.92

Karya tulis terdiri dari dua kata yaitu karya dan tulis. Karya menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pekerjaan, hasil perbuatan, buatan,

ciptaan (terutama hasil karangan). Sedangkan kata Tulis dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI) adalah huruf atau angka yang dibuat dengan pena

(pensil, cat, dan sebagainya), bersurat (yang sudah disetujui), yang ada tulisannya.

Dari pengertian KBBI dapat disimpulkan bahwa karya tulis merupakan hasil

karangan dalam bentuk tulisan atau karangan yang mengetengahkan hasil pikiran,

hasil pengamatan, tinjauan dalam bidang tertentu yang disusun secara sistematis.

Karya tulis juga dapat dikatakan tulisan yang membahas masalah tertentu

berdasarkan pengamatan secara sistematis dan terarah. Ada yang mengatakan

karya tulis itu sebagai gagasan seseorang yang dituangkan dalam bentuk tulisan .

Dari berbagai pengertian yang ada pada dasarnya mempunyai arti yang sama

namun dapat disimpulkan bahwa karya tulis merupakan hasil karya seseorang

yang dituangkan dalam bentuk tulisan.93

Tarigan, menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian

pesan (komunikasi) dengan mengguanakan bahasa tulis sebagai alat atau

medianya. Dalam komunikasi tulis, terdapat empat unsur yang terlibat, yaitu:

1) Penulis sebagai penyampai pesan

92

Penerbit Deepublish, Jenis Plagiarisme Dalam Teknik Menulis Karya Ilmiah,

https://penerbitdeepublish.com/teknik-menulis-penerbit-buku-b05/, dikses tanggal 5 september

2017 93

Kusmana, Suherli, Merancang Karya Tulis Ilmiah. (Bandung : Remaja Rosda Karya,

2010), Hal.2

Universitas Sumatera Utara

Page 60: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

49

2) Pesan atau isi tulisan

3) Saluran atau media

4) Pembaca sebagai penerima pesan.94

Menulis mempunyai banyak manfaat yang dapat dipetik dalam kehidupan

ini, diantaranya adalah:

1) peningkatan kecerdasan,

2) pengembangan daya inisiatif dan kreatif,

3) penumbuhan keberanian, dan

4) pendorongan kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.

Menulis merupakan tindak komunikasi yang pada hakikatnya sama dengan

berbicara. Persamaan itu terletak pada tujuan dan muatannya. Tujuan menulis

adalah untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain, sedangkan muatannya

adalah pikiran, perasaan, gagasan, pesan, dan pendapat. 95

Ada dua hal yang penting dan diperlukan dalam menulis, yaitu bahan

tulisan serta bagaimana cara menuliskannnya. Salah satu skema dan bentuk

tulisan yang berdasar pemikiran kritis dan dengan tata cara penulisan yang baku

adalah karya ilmiah. Karya ilmiah adalah tulisan yang dibuat oleh praktisi

akademik dalam memenuhi syarat ataupun untuk memenuhi tugas akademik.

Karya ilmiah merupakan tulisan yang didasarkan atas penelitian ilmiah.96

Karya ilmiah merupakan tulisan yang didasarkan atas hasil dari penelitian

ilmiah. Namun, dewasa ini mulai berkembang paradigma baru bahwa suatu karya

94

Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa, Edisi Revisi, (Bandung :

Angkasa Bandung), 2008, hal.10 95

Ibid, hal 21-22 96

Dalman, Keterampilan Menulis, (Jakarta : Rajawali Press), 2012, hal1-2

Universitas Sumatera Utara

Page 61: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

50

ilmiah tidak harus berdasarkan pada penelitian ilmiah, melainkan bisa juga suatu

kajian terhadap suatu masalah yang dianalisis oleh ahlinya secara profesional.

Tradisi keilmuan bukan sekedar menjadi penerima ilmu atau pelaksana teori yang

sudah ada. Akan tetapi, sekaligus sebagai pemberi (penyumbang) ilmu. Dengan

demikian, tugas kaum intelektual dan cendekiawan tidak hanya dapat membaca,

tetapi juga harus dapat menulis tentang tulisan-tulisan ilmiah. Apalagi bagi

seorang mahasiswa sebagai calon ilmuwan wajib menguasai tata cara penulisan

karya ilmiah.97

Seperti yang telah dipaparkan dimuka, karya ilmiah merupakan karya tulis

yang menyajikan gagasan, deskripsi atau pemecahan masalah secara sistematis,

disajikan secara objektif dan jujur. Karya ilmiah merupakan karya tulis yang

isinya berusaha memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan

oleh seoarang penulis atau peneliti. Tujuannya untuk memberitahukan seuatu hal

secara logis dan sistematis kepada para pembaca. Maka sudah selayaknyalah, jika

tulisan ilmiah sring mengangkat tema seputar hal-hal yang baru (aktual) dan

belum pernah dituilis orang lain. Hal senacam ini disebut juga dengan

pengembangan penelitian. Dilihat dari panjang pendeknya atau kedalaman

uaraian, karya tulis ilmiah dibedakan atas makalah dan laporan penelitian. Dalam

penulisan, baik makalah maupun laporan penelitian didasarkan pada kajian ilmiah

dan cara kerja ilmiah98

.

Karya tulis ilmiah sebagai sarana komunikasi ilmu pengetahuan yang

berbentuk tulisan menggunakan sistematika yang dapat diterima oleh komunitas

97

Ibid, hal 3 98

Tarigan, Op.Cit, hal.26

Universitas Sumatera Utara

Page 62: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

51

keilmuan melalui suatu sistematika penulisan yang disepakati. Dalam karya tulis

ilmiah, ciri-ciri keilmiahan dari suatu karya harus dapat dipertanggungjawabkan

secara empiris dan objektif. Teknik penulisan ilmiah mempunyai dua aspek yakni

gaya penulisan dalam membuat pernyataan ilmiah serta teknik notasi dalam

menyebutkan sumber pengetahuan ilmiah yang digunakan dalam penulisan.

Penulisan ilmiah harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sebuah kalimat

yang tidak bisa diidentifikasikan mana yang merupakan subjek dan predikat serta

hubungan apa antara subjek dan predikat kemungkinan besar merupakan

informasi yang tidak jelas. Penggunaan kata harus dilakukan secara tepat, artinya

kita harus memilih kata-kata yang sesuai dengan pesan yang disampaikan.99

Pernyataan ilmiah yang harus kita gunakan dalam tulisan harus mencakup

beberapa hal, yaitu:

1) Harus dapat kita identifikasikan orang yang membuat pernyataan tersebut;

2) Harus dapat kita identifikasikan media komunikasi ilmiah dimana

pernyataan disampaikan apakah dalam makalah, buku, seminar, lokakarya;

3) Harus dapat diidentifikasikan lembaga yang menerbitkan publikasi ilmiah

tersebut beserta tempat domisili dan waktu penerbitan dilakukan dan

apabila tidak diterbitkan, maka harus disebutkan tempat, waktu, dan

lembaga yang mekukan kegiatan.100

2. Jenis-Jenis Karya Tulis

Karya tulis ilmiah digunakan sebagai tugas untuk meresum pelajaran,

menganalisis suatu masalah berdasarkan hasil penelitian, serta sebagai persyaratan

99

Tarigan, Op.Cit, hal.28 100

Dalman, Op.Cit, Hal.5-6

Universitas Sumatera Utara

Page 63: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

52

mencapai suatu gelar pendidikan. Karya tulis ilmiah pendidikan mempunyai

beberapa macam bentuk dan jenis berdasarkan fungsi dari karya itu sendiri, yaitu

paper, skripsi, tesis, dan disertasi. Berikut ini penjelasan macam-macam karya

tulis ilmiah :

1) Karya Tulis Ilmiah pendidikan:

a) Paper (karya tulis) Paper atau yang lebih popular berisi ringkasan atau

resume dari suatu mata kuliah tertentu atau ringkasan dari suatau

ceramah yang diberikan olah dosen kepada mahasiswanya Tujuan

pembuatan paper ini adalah melatih mahasiswa untuk mengambil

intisari dari mata kuliah atau ceramah yang diajarkan oleh dosen.

b) Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat

penulis berdasarkan pendapat orang lain yang ditulis oleh mahasiswa

sebagai syaratmendapat gelar sarjana S-1. Pendapat yang diajukan

harus didukung oleh data dan fakta empirik-objektif berdasarkan

penelitian langsung (observasi lapangan) maupun penelitian tidak

langsung (studi kepustakaan). Pembahasan dalam skripsi harus

dilakukan mengikuti alur pemikiran ilmiah, yaitu logis dan empirik.

c) Tesis adalah suatu karya ilmiah yang sifatnya lebih mendlam daripada

skripsi. Tesis merupakan syarat untuk mendapat gelar magister (S-2).

Penulisan tesis bertujuan mensintesiskan ilmu yang diperoleh dari

perguruan tinggi guna memeperluas khazanah ilmu yang telah

didapatkan dari bangku kuliah master, khazanah ini terutama berupa

Universitas Sumatera Utara

Page 64: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

53

temuan-temuan baru dari hasil suatu penelitian secara mendalam

tentang suatu hal yang menjadi tema tesis tersebut.

d) Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil

yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan fakta akurat dan

analisis terinci. Dalil yang dikemikakan biasanya dipertahankan oleh

penulisnya dari sanggahan-sanggahan senat guru besar atau penguji

pada perguruan tinggi. Penemuan penulis menggunakan metode

penelitian mendalam terhadap tema disertasi yang berasal dari penulis

sendiri.

2) Karya Tulis Ilmiah Penelitian. Siklarifikasikan menjadi beberapa jenis,

yaitu:

a) Makalah Seminar Makalah seminar adalah karya ilmiah yang berisi

uraian dari topik yang membahas suatu permasalahan yang akan

disampaikan dalam forum seminar. Makalah seminar besiri hasil

penelitian atau pemikiran murni dari penulis dalam membahas dan

memecahkan masalah yang dijadikan topik dalam forum seminar

b) Laporan Hasil Penelitian Laporan adalah bagian dari bentuk karya

tulis ilmiah ilmiah yang cara penulisannya dilakukan secara relatif

singkat. Laporan ini bisa dikelompokkan sebagai karya tulis ilmiah

karena berisikan hasil dari suatu kegiatan penelitian meskipun masih

dalam tahap awal.

Universitas Sumatera Utara

Page 65: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

54

c) Jurnal Penelitian Jurnal penelitian adalah karya tulis ilmiah berupa

ringkasan dari hasil penelitian yang kemudian diunggah melalui

media elektronik secara online untuk dipublikasikan.

3) Karya tulis non ilmiah Merupakan karangan yang tidak terlalu

mengindahkan penyajian fakta dan metode penulisan, bisa merupakan

pandangan subjektif pengarang, bisa hasil imajinasi, bisa opini pribadi,

bisa kisah-kisah tentang pengalaman, dan lain-lain. Namun demikian,

tidak tertutup kemungkinan bahwa gagasan yang dituangkan dalam karya

tulis non ilmiah juga mengandung sifat-sifat ilmiah. Itulah kenapa

belakangan muncul istilah fiksi sains atau fiksi ilmiah dalam dinamika

kesusasteraan. Secara umum, karya tulis non ilmiah memiliki ciri-ciri

sebagai berikut: berisi fakta pribadi, kesimpulan subjektif, gaya bahasa

populer, sering mengandung unsur drama atau disokong kiasan-kiasan

dalam wujud struktur tulisannya. contoh karya tulis non ilmiah adalah

puisi, roman, dongeng, novel, cerpen, naskah teater (drama) dan lain-lain.

Catatan harian yang biasanya ditulis dalam buku diare juga bisa dikatakan

jenis karya tulis non ilmiah. Tentu tradisi menulis buku harian sudah

pudar, sebab kini orang sudah beralih menulis catatan harian di blog.101

C. Tinjauan Umum Tentang Plagiarisme

1. Pengertian Plagiarisme

Pada sisi etimologis, kata plagiat berasal dari bahasa Inggris plagiarism,

sebelumnya plagiary. Kata Inggris ini diderivasi dari kata Latin, plagiarius yang

101

Solup Literal, jenis-jenis karya tulis, (https://solup.blogspot.co.id/2016/07/jenis-jenis-

karya-tulis.html) yang diakses pada tanggal 10 Maret 2017 pada pukul 20.50 WIB

Universitas Sumatera Utara

Page 66: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

55

berarti penculik, penjiplak. Berdasarkan etimologi dan arti kata, plagiat adalah

tindakan mencuri (gagasan/karya intelektual) orang lain dan mengklaim atau

mengumumkannya sebagai miliknya.102

Plagiat adalah suatu tindakan meniru, menjiplak, atau mencuri karya milik

orang lain dengan maksud untuk dijadikan hasil karya milik sendiri, sedangkan

karya ilmiah (scientific paper) merupakan karya tulis disusun berdasarkan

karangan, pernyataan, atau gagasan orang lain yang menyajikan data dan fakta

hasil penelitian atau pengkajian. Ditulis menurut metode dan sistematika yang

baik dan dapat dipertanggungjawabkan.103

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.17

tahun 2010 pasal 1 ayat (1):

“Plagiat merupakan perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam

memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya

ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya

ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan

sumber secara tepat dan memadai”.104

Hal ini berarti dalam membuat karya ilmiah untuk memperoleh nilai

dibutuhkan kejujuran dalam menyertakan pemilik asli sebuah karya. Karya

seseorang memiliki perlindungan hukum yaitu dalam Undang-undang No. 28

tahun 2014 tentang Hak Cipta. Dalam pasal 40 disebutkan ciptaan yang dilindungi

meliputi ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra. Jadi apabila

seseorang melakukan pelangaran terhadap karya ilmiah seseorang maka akan

dikenai sanksi sesuai dengan undang-undang.105

102

R. Masri Sareb Putra, Kiat Menghindari Plagiat (Jakarta: Indeks, 2011), hal. 11. 103

R.Poppy Yaniwati, Bandung. Teknik Penulisan Karya Ilmiah,.Universitas Pasundan,

Bandung, Febuari 2018. 104

Pasal 1 ayat (1), Peraturan Menteri No.17 Tahun 2010 tentang pencegahan dan

penanggulangan plagiat di perguruan tinggi. 105

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta Pasal

40 Ayat 1.

Universitas Sumatera Utara

Page 67: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

56

Definisi plagiarisme menurut beberapa ahli:

a) Menurut Ajib Rosidi, Plagiat adalah pengumuman sebuah karya

pengetahuan atau seni oleh ilmuwan atau seniman kepada publik atas

semua atau sebagian besar karya orang lain tanpa menyebutkan nama sang

pengarang yang diambil karyanya.106

b) Belinda Rosalina (mengutip pendapat Alexander Lindsey) dalam buku

Plagiarisme: Pelanggaran Hak Cipta dan Etika karya Henry Soelistyo,

plagiarisme merupakan tindakan menjiplak ide, gagasan atau karya orang

lain untuk diakui sebagai karya sendiri atau menggunakan karya tanpa

menyebutkan sumbernya sehingga menimbulkan asumsi yang salah atau

keliru mengenai asal muasal dari suatu ide, gagasan atau karya.

c) Menurut sastrawan Ajib Rosidi plagiat adalah pengumuman sebuah karya

pengetahuan atau seni oleh ilmuwan atau seniman kepada publik atas

semua atau sebagian besar karya orang lain tanpa menyebutkan nama sang

pengarang yang diambil karyanya.107

d) Menurut Asep Jihad, plagiarisme adalah mencuri gagasan, kata-kata,

kalimat, atau hasil penelitin orang lain dan menyajikannya seolah-olah

sebagai karya sendiri.108

Ada dua macam tindakan plagiat yang dijumpai dalam karya tulis ilmiah,

yaitu plagiarisme tidak sengaja (inadvertent plagiarism) dan plagiarisme yang

disengaja (deliberate plagiarism).

106

Henry Soelistyo, Plagiarisme Pelanggaran Hak Cipta dan Etika, (Yogyakarta,

Kanisius, 2011), Hal.17 107

Ibid., hlm. 17. 108

Suyanto dan Asep Jihad, Betapa Mudah Menulis Karya Ilmiah (Yogyakarta: Multi

Solusindo, 2011), hlm. 134.

Universitas Sumatera Utara

Page 68: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

57

1) Plagiarisme tidak disengaja adalah plagiarisme yang terjadi karena

ketidaktahuan (ignorancy) penulis terhadap perkembangan ilmu yang

menjadi bidang spesialisasinya. Plagiarisme tidak disengaja dapat pula

terjadi akibat ketidakpahaman penulis dalam melakukan pengutipan dan

penulisan sumber kepustakaan.

2) plagiariasme yang disengaja adalah perbuatan yang secara sengaja

menjiplak karya ilmiah orang lain untuk dipublikasikan sebagai hasil

karya sendiri. Baik tidak disengaja maupun disengaja, suatu plagiat

tetaplah dipandang dan diperlakukan sebagai plagiat, apapun alasan yang

dikemukakan oleh pelakunya (plagiator). 109

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

plagiarisme merupakan suatu tindakan meniru atau menjiplak karya orang lain

(gagasan maupun idenya) tanpa menyebutkan sumbernya dan mengakuinya

sebagai karya sendiri. Sedangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Republik Indonesia No.17 tahun 2010 disebutkan bahwa plagiat meliputi:

a. Mengacu dan/atau mengutip istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data

dan/atau informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam

catatan kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber secara memadai;

b. Mengacu dan/atau mengutip secara acak istilah, kata-kata dan/atau

kalimat, data dan/atau informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan

sumber dalam catatan kutipan dan/atau menyatakan sumber secara

memadai;

109

Prof. Dr. Ir. H. Zulkarnaen, M. Hort. Sc, menghindari perangkap plagiarisme dalam

menghasilkan karya tulis, http://www.unja.ac.id/2013/04/10/prof-dr-ir-h-zulkarnain-mhortsc/,

diakses tanngal 8 oktober 2017.

Universitas Sumatera Utara

Page 69: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

58

c. Menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa

menyatakan sumber secara memadai;

d. Merumuskan dengan kata-kata dan/atau kalimat sendiri dari sumber kata-

kata dan/atau kalimat, gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa

menyatakan sumber secara memadai;

e. Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan/atau telah

dipublikasikan oleh pihak lain sebagai karya ilmiahnya tanpa menyatakan

sumber secara memadai.

2. Jenis-Jenis Plagiarisme

Menulis adalah sebuah kegiatan yang menuangkan ide dan gagasan kita ke

dalam bentuk tulisan. Memang menulis itu tidak semudah berbicara, menulis

membutuhkan sebuah topik mengenai bahan pembicaraan yang disampaikan

dalam bentuk rangkaian tulisan. Terkadang tidak semua orang pandai untuk

menulis, karena tidak ingin mencoba, dan ingin menyelesaikan tugas secara

instan, makan menjiplak karya orang lain adalah jalan pintasnya. Mengacu pada

konsep plagiarisme seperti dimaksud diatas, penting untuk mengetahui jenis-jenis

plagiarisme yaitu :

a. Plagiarisme Ide (Plagiarism of ideas)

Tipe plagiarisme ini relatif sulit dibuktikan karena ide atas gagasan itu

bersifat abstrak dan berkemungkinan memiliki persamaan dengan ide

orang lain. Atau ada kemungkinan terjadi adanya dua ide yang sama pada

dua orang pencipta yang berbeda

b. Plagiarisme kata demi kata (word for word plagiarism)

Universitas Sumatera Utara

Page 70: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

59

Tipe ini serupa dengan slavish copy, yaitu mengutip karya org lain secara

kata demi kata tanpa menyebutkan sumbernya. Plagiarisme dianggap

terjadi karena skala pengutipannya sangat substansial, sehingga selutuh ide

atau gagasan penulisnya benar-benar terambil. Plagiarisme seperti ini

banyak dilakukan pada karya tulis puisi.

c. Plagiarisme atas sumber (plagiarisme of source)

Plagiarisme tipe ini memiliki “dosa” karena tidak menyebutkan secara

lengkap referensi yang dirujuk dalam kutipan. Jika sumber kutipan itu

merujuk seseorang sebagai penulis yang terkait dengan kutipan, maka

nama penulis tersebut harus turut serta disebut. Ini tentu sikap yang fair

dan tidak merugikan kepentingan penulis tersebut serta kontributor-

kontributor lainnya.

d. Plagiarisme Kepengarangan

Plagiarisme kepenngarangan terjadi apabila seseorang mengaku sebagai

pengarang dari karya tulis yang disusun oleh orang lain. Tindakan ini

terjadi atas dasar kesdaran dan motif kesengajaan untuk „membohongi‟

publik. Misalnya mengganti cover buku atau sampul karya tulis orang lain

dengan cover atas namanya tanpa ijin.110

Menurut R. Masri Sareb Putra plagiarisme terdiri dari beberapa bentuk.

Bentuk-bentuk plagiarisme tersebut antara lain:

a. Plagiat langsung

110

Henry Soelistyo, Op.Cit, Hal.19-20

Universitas Sumatera Utara

Page 71: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

60

Plagiat jenis ini merupakan plagiat yang berat dimana seseorang menyalin

secara langsung sumber kata demi kata tanpa menunjukkan bahwa itu

merupakan kutipan dan sama sekali tidak menyebutkan sumbernya.

b. Plagiat karena kutipannya tidak jelas atau salah kutip

Plagiat jenis ini yaitu plagiat dimana tidak ditunjukkan sumber rujukan

secara jelas dimana awal dan akhirnya dalam suatu karya. Jadi dalam hal

ini si plagiat tidak membedakan bagian yang sebenarnya ia kutip

c. Plagiat mosaik

Plagiat jenis ini merupakan plagiat yang sering terjadi. Plagiat jenis ini

yaitu dimana penulis tidak menyebutkan sumber aslinya, penulis hanya

mengubah kata-kata dalam kutipannya. Istilah ini seperti parafrasa dimana

dalam membuat parafrasa kalimat atau kutipan yang akan ditulis diubah

dengan kata-kata sendiri namun bedanya dalam pembuatan parafrasa harus

dicantumkan sumber aslinya dengan jelas.111

Bentuk Plagiarisme lainnya dikenal dengan Autoplagiat (Self Plagiarism)

adalah perbuatan dengan menggunakan kembali sebagian atau seluruh karya

ilmiah sendiri tanpa menyebutkan bahwa karya tersebut sudah pernah

dipublikasikan. Secara etika keilmuan tidak menyalahi apabila hak cipta dari

karya sebelumnya masih sama penulisnya, dianggap ilegal (melanggar) apabila

hak cipta dari karya sebelumnya sudah dialihkan ke pihak lain. Biasanya sebuah

artikel yang separuh isinya mengambil dari karya yang sudah pernah

dipublikasikan bila ketahuan akan ditolak penerbit. Para mitra bestari (peer

111

R. Masri Sareb Putra, Op.Cit, hal.13-14

Universitas Sumatera Utara

Page 72: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

61

review) juga selalu berusaha mengecek unsur “daur ulang” sebelum suatu karya

ilmiah atau hasil penelitian diloloskan dan mereka memiliki takaran penilaian

sampai berupa berapa persen masih diijinkan (lazimnya tak lebih 10%). Contoh

autoplagiat: satu hasil penelitian dipublikasikan di dua event seminar yang

berbeda.112

3. Faktor-Faktor Terjadinya Plagiarisme

Di dunia pendidikan, plagiarisme terkait sangat erat dengan integritas

sivitas akademik. Ketajaman berpikir seorang mahasiswa secara bertahap diasah

untuk menjadi seorang lulusan yang bermoral tinggi, jujur, mandiri, berilmu, dan

penuh rasa percaya diri melalui proses pembelajaran orang dewasa yang lama dan

mahal. Selama dalam bangku pendidikan, setiap mahasiswa mengalami proses

transformasi intelektual dan psikologis, setelah selesai mereka menjadi lebih

bijaksana, pandai, dan cerdas sehingga dapat menjadi penerus bangsa yang

memajukan negara. Tindakan plagiat menjadikan seseorang malas berpikir, tidak

berani bertanggung jawab dalam menghadapi tantangan baru. Kecenderungan

mencari kemudahan dengan mengambil karya orang lain dan mengakui sebagai

karya pribadi menjadikan moral luntur.113

Teknologi khususnya pada Gadget mencerminkan nilai-nilai kepemilikan,

kecintaan atas kecepatan akses internet dan teknik pengolahan data. Nilai-nilai

tersebut dapat memuaskan mahasiswa dalam proses penyelesaian tugas

112

Ristekdikti, seputar plagiat dan auto plagiat,

http://lldikti12.ristekdikti.go.id/2011/09/23/seputar-plagiat-dan-autoplagiat.html, diakses tanggal

12 januari 2018. 113

Adik wibowo, Mencegah dan Menanggulagi plagiarisme di dunia pendidikan, jurnal

ilmiah fakultas kesehatan masyarakat vol 6 no 5 hal 196, Universitas Indonesia yang diakses pada

tanggal 23 Maret 2017.

Universitas Sumatera Utara

Page 73: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

62

akademiknya dengan melakukan tindakan plagiarisme dari internet. Menurut

James S. Coleman bahwa nilai seseorang dapat diukur melaui tindakan yang akan

dilakukannya. teknologi merupakan penyebab terjadinya plagiarisme karena telah

membuat mahasiswa semakin terlena pada situasi yang instan tersebut, semua

informasi yang diinginkan mahasiswa selalu terpenuhi pada akses internet

tersebut.114

Plagiarisme harus kita berantas di masyarakat kita, karena merupakan

sebuah pelanggaran atas hak cipta karya orang lain. Orang-orang yang telah

bersusah payah untuk menciptakan sebuah karya kemudian dengan seenaknya

diakui oleh orang lain, itulah sebuah pelanggaran yang sangat memalukan.

Mengapa terjadinya plagiarisme merupakan tanda tanya besar bagi kita. Beberapa

faktor penyebab tindakan plagiarisme adalah :

a. Aspek lemahnya etika akademik

Dari segi etika, setiap komunitas memiliki norma-norma penuntun

perilaku tersendiri dalam rangka mewujudkan keutamman pribadi. Selain

itu, norma etika juga tidak mengedepankan sanksi sekeras aturan hukum.

Sanksi terhadap pelanggaran etika tidak lebih dari cela dan kecaman.

Misalnya, terhadap cendikiawan yang berani memanipulasi kebenaran

ilmiah. Adapula sindiran „ intelektual selebriti‟ bagi mereka yang sering

memanipulasi kebenaran untuk mengejar popularitas. Sedangkan mereka

yang memanfaatkan kebenaran ilmiah berdasarkan order atau pesanan

disebut‟ intelektual tukang‟.

114

Anisah Hasan, Fenomena Plagiarisme Plagiarisme, Jurnal Ilmiah, hal 25,Vol iv No 1.

2016, Universitas Muhammadiyah Makasar.

Universitas Sumatera Utara

Page 74: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

63

Para peneliti sosial menegarai fenomena ini sebagai tanda terjadinya

perubahan paradigma dalam dunia pendidikan. Artinya pendidikan tak

lebih hanya menjadi semacam pasar komoditas gelar dan ijasah.

Pemalsuan skripsi dan plagiarisme menjadi potret nyata budaya instan

pendidikan yang lebih mengutamakan kemudahan mendapatkan hasil

ketimbang menjalani tantangan dalam proses meraih gelar.115

b. Aspek Kohesi dengan Penegakan Hukum

Tindakan plagiarisme sesungguhnya merupakan salah satu misteri

pelanggaran hukum yang belakangan ini semakin meluas dan beragam.

Berbagai upaya pencegahan telah dilakukan, namu hasilnya belum tampak

menggembirakan. Para ahli hukum sering mendiagnosa sumbernya pada

tiga faktor kolektif, yakni perangkat hukumnya, pemahaman aparatnya,

dan kesadaran hukum masyarakatnya. Pertama makin meluasnya

mentalitas menerobos di kalangan masyarakat, termasuk mereka yang

berstatus mahasiswa. Yang dimaksud dengan menerobos adalah langkah

pintas, yang berorientasi pada hasil dan bukan pada proses. Di zaman

persaingan yang semakin ketat ini. Mereka cenderung mengutamakan

hasil, meski asal jadi dan tidak mengutamakan kualitas. Sejalan dengan

logika itu, plagiarismepun ditempuh dan bukan merupakan hal yang tabu

bila harus membeli skripsi pesanan, sebagai jalan pintas menyelesaikan

pendidikan dan meraih gelar.

115

Henry Solelistyo, Op.Cit, Hal.37

Universitas Sumatera Utara

Page 75: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

64

c. Menebalnya budaya simulacra atau ilusif/keseolah-olahan. Masalahnya

masyarakat terjangkit syndrome megalomania, yaitu semangat pantang

tidak tampil hebat, termasuk kemudian mengejar sederetan gelar akademik

atau prestige. Ini banyak menjangkiti dosen-dosen muda yang kurang

percaya diri. Sayangnya yang dilakukan kemudian adalah membuat karya

ilmiah sebanyak-banyaknya. Meski padat dengan kutipan plagiat yang

jelas-jelas milik orang lain.

d. Minimnya sanksi hukum terhadap pelaku plagiarisme. Penjiplakan atau

pemgambilan karangan, termasuk pendapat dan pemikiran orang lain

sesungguhnya merupakan pelanggaran hak yang berdimensi kriminal.

Namun, sampai sejauh ini, sanksi hukum bagi plagiator masih sangat

jarang diterapkan kecuali sekedar sanksi administratif.116

e. Aspek Lemahnya Mekanisme Filtering Orisinal

Fenomena lainnya yang turut mendorong intensitas praktek penjiplakan.

Hal ini terkait dengan mekanisme filtering dalam proses dan penilaian

karya tulis. Dalam hal tulisan ini berupa karya ilmiah yang diajukan untuk

dimuat dalam jurnal, atau buletin akademik lainnya, penelitian terhadap isi

dan orisinalitas metri tulisan tidak dilakukan secara seksama. Selain karena

topik artikel yang tidak menjadi keahlian anggota redaksi jurnal yang

bersangkutan, review seperti itu hanya menjadi basa-basi jika penulisnya

merupakan tokoh yang memiliki sedereta gelar atau memilki nama besar.

Oleh karena itu penelitian terhadap keaslian penulisan harus dilakukan.117

f. Kemalasan

116

Ibid. hal.38-40 117

Ibid. Hal 40-41

Universitas Sumatera Utara

Page 76: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

65

Malas adalah penyakit yang menular, kususnya istilah ini layak digunakan

untuk memotret fenomena yang terjadi di Indonesia. Pemuda usia produkti

yang mayoritas masih berstatus pelajar seakan mempunyai penyakit malas

ini. Dari malas ini muncul banyak permasalahan, salah satunya adalah

tindak plagiat. Misalnya, mahasiswa yang malas dalam menacri infromasi

terhadap tata cara penulisan yang benar, cara pengutipan yang benar,

ketika mendapat tugas membuat karya tulis ilmiah, cenderung terjeremus

kedalam tindak plagiat.

g. Mengikisnya Kejujuran

Etika dan moral adalah landasan utama untuk dijadikan pedoman dalam

menjalani kehidupan. Tidak terkecuali dalam kegiatan akademik

mahasiswa yang mempunyai kegiatan yang bermacam-macam, salah

satunya menghasilkan karya tulis ilmiah. Namun, bersamaan dengan

perkembangan zaman yang tidak diserta dengan usaha self defence, yang

terjadi adalah degradasi moral mahasiswa kususnya. Perbuatan-perbuatan

melanggar etika dan moral mewabah, yang sedang hangat dibicarakan

adalah tindak plagiat. Plagiat adalah bukti konkret mengikisnya sikap

kejujuran mahasiswa dalam membuat karya ilmiah. Plagiat yang

merupakan pencurian terhadap karya orang lain tidak akan terjadi jika

kejujuran dijunjung tinggi.

h. Minimnya Sosialisasi

Minimnya sosilasisasi terhadap plagiat kepada masyarakat pada umumnya

dan kalangan akademisi pada khususnya merupakan salah satu penyebab

tindak plagiat. Plagiat yang merupakan pelanggaran etika dan hukum perlu

Universitas Sumatera Utara

Page 77: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

66

disosialisasikan atau diberitahukan kepada khalayak dengan berbagai cara,

sehingga khalayak diharapkan tidak melakukan plagiat. Untuk mahasiswa

misalnya, pada awal masuk kuliah sudah harus dibekali pengetahuan

tentang plagiat beserta tata cara penulisan karya ilmiah yang benar.

D. Kasus Pelanggaran Hak Cipta Berupa Karya Tulis di Perguruan Tinggi

Harus diakui, ciptaan buku dan karya ilmiah memang tidak dapat

dilepaskan dari sumber utamanya, yaitu perguruan tinggi dan kalangan

intelektual. Seperti perumpamaan yang digunakan sebelumnya, jika diibaratkan

pabrik, perguruan tinggi adalah produser utama karya tulis, buku dan karya ilmiah

lainnya.118

Sejauh ini sistem pendidikan di perguruan tinggi menetapkan syarat

mahasiswa menulis karya ilmiah untuk memenuhi tugas akhir studi. Karya ilmiah

tersebut selanjutnya diuji untuk menentukan berhak atau tidaknya seseorang

menyandang gelar. Dalam hirarki kepangkatan ini, Gelar tertinggi bagi dosen

adalah menjadi guru besar atau profesor. Karena gelar profesor menuntut jumlah

karya tulis yang besar, yang secara normal baru dapat terkumpul dalam kurun

waktu cukup lama, maka hal ini mengundang berbagai tindakan jalan pinta dalam

menyelesaikan kraya ilmiahnya. Diantaranya melakukan tindakan plagiat atau

mengambil karya orang lain dan mengakui ciptaan tersebut sebagai karyanya.

Hari-hari terakhir ini dunia akademis Indonesia dikejutkan dengan skandal

penjiplakan karya ilmiah oleh para sivitas ITB (Institut Teknologi Bandung), yang

meliputi Guru Besar sampai dengan mahasiswa S3 bimbingannya. Sebenarnya

118

Ibid, Hal.127.

Universitas Sumatera Utara

Page 78: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

67

peristiwa semacam ini sudah seringkali muncul, dan terjadi, baik di Indonesia

maupun di luar negeri sekalipun. Tetapi peristiwa kali ini menjadi "sedikit

istimewa" karena :

1. Penjiplakan dilakukan oleh satu tim kolaborasi yang melibatkan seluruh

promotor, kopromotor dan mahasiswa S3 bimbingannya dari sebuah

perguruan tinggi terbaik di Indonesia.

2. Penjiplakan dikuak dan dipublikasikan secara terbuka oleh organisasi

profesi ilmiah internasional ternama dan terbesar di dunia, yaitu Institute

of Electrical and Electronics Engineers (IEEE).

3. Sesuai informasi dari IEEE diatas, penjiplakan dilakukan dengan sangat

terang-terangan, alias mendekati penjiplakan mentah-mentah.

IEEE jelas merupakan organisasi profesi ilmiah yang bisa dikatakan super

body di bidang riset teknik. 119

Permasalahan plagiarisme yang dilakukan oleh Mochammad Zuliansyah

(MZ) berawal dari dinyatakannya paper Mochammad Zuliansyah berjudul "3D

topological relations for 3D spatial analysis" sebagai plagiasi dari paper berjudul

"On 3D Topological Relationships" yang dikarang oleh Siyka Zlatanova.

Pernyataan tersebut dikeluarkan oleh pihak komite IEEE ketika paper

Mochammad Zuliansyah diikutsertakan dalam The IEEE International

Conference on Cybernetics and Intelligent Systems di Chengdu, Cina, pada 21-24

September 2008. Sementara paper Siyka pernah dipresentasikan pada The 11th

International Workshop on Database and Expert System application, DEXA

119

Laksana Tri Handoko, Skandal penjiplakan di ITB : mengkaji ulang hal-hal keterlaluan

didalamnya, http://u.lipi.go.id/1271433666 , diakses 1 september 2018

Universitas Sumatera Utara

Page 79: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

68

2000. Tindakan plagiarisme yang dilakukan oleh Mochammad Zuliansyah

dikategorikan sebagai plagiasi yang cukup berat.120

120

Institut Tekologi Bandung, Peryataan Sikap ITB terhadap Plagiarisme Mochammad

Zuliansyah. http://www.itb.ac.id/news/read/2813/home/pernyataan-sikap-itb-terhadap-plagiarisme-

mochammad-zuliansyah, diakses tanggal 5 juni 2018.

Universitas Sumatera Utara

Page 80: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

69

BAB III

UPAYA PEMERINTAH UNTUK MENGANTISIPASI TERJADINYA

PLAGIARISME HAK CIPTA KARYA TULIS DI PERGURUAN TINGGI

A. Plagiarisme Sebagai Pelanggaran Etika

Tindakan plagiat yang dilakukan oleh dosen sebuah perguruan tinggi

dalam menulis karya tulis untuk memenuhi syarat pengangkatan sebagai guru

besar dapat terjadi karena dalam proses penyusunan dilakukan secara mandiri

tanpa ada pendampingan sehingga kemungkinan adanya tindakan plagiat sangat

besar. Penulisan hukum skripsi merupakan salah satu bentuk karya tulis yang

sangat rentan dengan tindakan plagiat. Tidak jarang bagi mahasiswa yang ingin

cepat menyelesaikan skripsi mereka lebih memilih untuk melakukan tindakan

plagiat baik plagiat secara keseluruhan maupun sebagian.121

Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”

yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya

berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa latin,

yaitu “Mos” dari dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat

kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik, dan

menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika dan moral lebih kurang sama

pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral

121

Ratih Ayu Puspita, Dosen Pembimbing Skripsi Dalam Mencegah Tindakan Plagiat

Penulisan Hukum/Skripsi Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta,

Universitas Atmajaya, Yogyakkarta, 2015, hal 4.

69

Universitas Sumatera Utara

Page 81: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

70

atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah

untuk pengkajian system nilai-nilai yang berlaku.

Secara umum pengertian etika adalah sebuah sesuatu dimana dan

bagaimana mempelajari nilai atau kualitas dalam menilai moral, etika dimulai

apabila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan

kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat

etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan

ada nya etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh

manusia. Didalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan

hidup memang sangat diperlukan suatu system yang mengatur bagaimana

seharusnya seorang manusia bergaul dan bersosialisasi, pengaturan tersebut itulah

yang dinamakan sebuah etika.122

Etika sebagai sebuah nilai yang menjadi pegangan seseorang atau suatu

kelompok dalam mengatur tingkah laku di dalam kehidupan kelompok tersebut,

tentunya tidak akan terlepas dari tindakan-tindakan tidak etis. Tindakan tidak etis

yang dimaksudkan di sini adalah tindakan melanggar etika yang berlaku dalam

lingkungan kehidupan tersebut. Hal-hal yang menyebabkan terjadinya tindakan-

tindakan tidak etis dalam sebuah penciptaan sebuah karya tulis ilmiah.

Dewasa ini kita sering mendengar istilah “hak cipta” dan “hak kekayaan

intelektual‟ melalui televisi, radio, surat kabar dan majalah. Kita dibanjiri

informasi. Karena banyak dari informasi tersebut tunduk pada hak cipta, banyak

aspek kehidupan sehari-hari kita mau tidak mau dipengaruhi oleh hak cipta. Ini

122

Joshua Ignatius Eddfar, Peengertian etika serta pelanggarannya dalam kehidupan

sehari-hari, https://joshuaig.wordpress.com/2015/10/12/pengertian-etika-serta-pelanggaran-nya-

dalam-kehidupan-sehari-hari/, diakses tanggal 12 oktober 2017.

Universitas Sumatera Utara

Page 82: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

71

termasuk sekolah dan pendidikan sosial, layanan sosial, lingkungan kegiatan

budaya, kegiatan sukarela. Contoh paling baik adalah hubungan antara orang

awam dengan komputer, tidak dapat dibayangkan bagaimana kehidupan tanpa

komputer.123

Peraturan perundangan yang terkait dengan hak cipta sudah ada, dan

ketentuan dalam penulisan karya ilmiahpun sudah banyak dipublikasi, bahkan

mata kuliah Etika juga ada di kurikulum perguruan tinggi walaupun di kurikulum

pendidikan menengah dan pendidikan dasar sudah mulai terkikis. Ada juga mata

kuliah metode ilmiah yang membekali siswa untuk berpikir ilmiah, bertindak

ilmiah, dan agar siswa dapat melakukan kajian ilmiah untuk mencari kebenaran

ilmiah yang semuanya itu tidak terlepas dari kaidah kebenaran ilmiah. Perlu

diketahui juga bahwa pedoman penulisan karya ilmiah telah diterbitkan oleh

berbagai perguruan tinggi, aturan penulisan jurnal/buletin telah dibuat oleh dewan

redaksi, bahkan di setiap perguruan tinggi memiliki peraturan akademik dan kode

etik yang harus dipatuhi oleh semua warganya. Namun, kepatuhan seseorang

yang telah mengetahui aturan menjadi hal yang utama untuk mendidik anak

didiknya dan masyarakat pada umumnya.124

Komputer telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita

sejak dua puluh tahun terakhir ini. Kemajuan teknologi digital seperti internet,

email dan komunikasi data melanda seluruh dunia. Komputer telah menjadi

barang yang mau tidak mau harus ada, terutama dalam dunia tulis menulis.

123

Ajip Rosidi, Asian Copyright Handbook, (Jakarta : Ikatan Penerbit Indonesia, 2004),

hal.42 124

Ir. Indriyanto, Cara Mencegah plagiarisme,

http://staff.unila.ac.id/indriyanto/2012/01/17/cara-mencegah-plagiarisme/ , diakses tanggal 14

oktober 2017

Universitas Sumatera Utara

Page 83: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

72

Digitalisasi memungkinkan perbanyakan tanpa kehilangan kualitas ciptaan

orisinil. Selain itu, komputer memungkinkan semua orang menghasilkan ciptaan

tanpa pengetahuan yang mendalam, sementara sebelumnya diperlukan

kemampuan khusus dan pengalaman.125

Pada dasarnya manusia memang suka meniru orang lain., tetapi di

Indonesia adalah tidak adanya hukum yang kuat dan tegas yang akhirnya

membuat para plagiator itu merajalela. Wibawa hukum di negara kita itu cuma

sekedar formalitas di atas kertas, dalam prakteknya, hukum bisa diputarbalikkan

sesuai keperluan dan kepentingan. Itulah yang membuat para plagiat menjadi

budaya di negara kita. Selain itu juga rendahnya budaya malu membuat para

plagiator itu tidak jera walaupun sudah jelas-jelas diumumkan karyanya sebagai

hasil jiplakan. Bagi kalangan akademisi (mahasiswa) banyak yang tidak

menyadari bahwa beberapa tindakan searching yang kemudian dilanjutkan

dengan copy paste yang bertujuan untuk penulisan karya ilmiah merupakan

contoh tindakan plagiat.126

Mengenai plagiarisme sebagai pelanggaran undang-undang hak cipta,

karena seperti kita tahu hak cipta adalah hak eksklusif yang dimiliki pencipta

gagasan, karya atau sebagainya, untuk mengatur penuangan gagasan tersebut.

Penyalinan atau peniruan gagasan atau karya tersebut harus mendapat izin pemilik

hak cipta tersebut. Jadi jika tindakan penjiplakan tersebut tanpa izin pemilik hak

ciptanya, hal itu merupakan tindakan yang tergolong plagiarisme, akan tetapi ada

125

Op.Cit, Ajib Rosidi, Hal.24. 126

Herizal Fauzi, plagiarisme sebagai pelanggaran undang-undang hak cipta, plagiarisme

sebagai pelanggaran etika, plagiarismehaki.blogspot.co.id/2011/12/plagiarisme-sebagai-

pelanggaran-uu-hak.html?m=1.

Universitas Sumatera Utara

Page 84: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

73

pengecualian bila si penyalin gagasan mencantumkan sumber yang jelas, dan hal

yang dilakukannya terbatas untuk kegiatan yang bersifat non komersial seperti

kegiatan lingkup pendidikan, penelitian, ilmu pengetahuan dan sebagainya.127

Plagiarisme termasuk sebagai pelanggaran etika. Sebagai suatu norma,

tentu etika tersebut secara otomatis harus dipahami oleh setiap individu dalam

lingkungan akademik. Sungguh aneh jika dikatakan pelanggaran itu dilakukan

secara tidak sengaja dan karena tidak tahu kalau plagiarisme adalah suatu

pelanggaran etika. Dengan demikian, plagiarisme pada dasarnya adalah suatu

bentuk tindakan korupsi etika. Bagi kalangan akademisi, plagiarisme adalah

perbuatan yang sangat memalukan.128

Undang-Undang Hak Cipta sama sekali tidak menyinggung perihal auto

plagiarisme. Dapat dimaknai melalu argumentum a-contrario, bahwa karena tidak

diatur maka perilaku auto plagiarisme bukan dipandang sebagai pelanggaran hak

cipta. Auto plagiarisme memang lebih tepat dikonstruksikan sebagai pelanggaran

etika. Meskipun demikian, ia masih dapat dianggap sebagai pelanggaran hukum

perjanjian apabila misalnya seorang penulis mengajukan karya tulisannya kepada

sebuah penerbit, padahal dalam perjanjian antara penulis dan penerbit itu sudah

dipersyaratkan bahwa tulisan yang diajukan harus orisinal, dalam arti belum

pernah dipublikasikan di media manapun. Senyampang tulisan yang tidak orisinal

127

Farizhan Khazimi, plagiarisme sebagai pelanggaran hak cipta dan etika.

https://www.google.com/amp/s/farizankazhimi.wordpress.com/2011/12/20/plagiarisme-sebagai-

pelanggaran-hak-cipta-dan-etika/amp/?client=ms-opera-mobile&espv=1), diakses tanggal 20

oktober 2017. 128

Rahis, Sasena Rauther, Plagiarisme sebagai pelanggaran undang-undang hak cipta,

plagiarisme sebagai pelanggaran etik, http://rahisteknologi.blogspot.co.id/2011/12/plagiarisme-

sebagai-pelanggaran-uu-hak.html?m=1), diakses tanggal 20 oktober 2017.

Universitas Sumatera Utara

Page 85: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

74

itu jadi diterbitkan tanpa ada pemberitahuan atau keterangan apapun dari

penulisnya, maka tindakan otoplagiarisme sudah terjadi.129

Untuk mencegah sifat pembajakan ini sebenarnya dimulai dari diri sendiri

karena upaya apapun yang dilakukan pemerintah dan orang-orang yang

berwenang dalam hal perlindungan hak cipta ini, tidak akan bisa berjalan kalau

dari diri sendiri masih sering melakukan pembajakan.

B. Plagiarisme Sebagai Pelanggaran Hukum

Plagiarisme merupakan tindakan yang senada dengan korupsi, bahkan

terdapat kesamaan fundamental yakni keduanya sama-sama tindakan mengambil

milik orang lain secara illegal (mencuri), namun, perbedaannya adalah pada dua

aspek. Pertama, material yang diambil/dicuri. Kedua, artikulasi atau sikap

pelakunya setelah mencuri barang/karya orang lain. Dalam korupsi, material yang

dicuri itu umumnya berupa uang dan hasil korupsinya disembunyikan atau

diupayakan sekeras mungkin agar tidak diketahui oleh orang lain atau pihak

berwenang. Bahkan, bagi sebagian besar koruptor, mereka melakukannya dengan

cara money laundry. Sementara dalam plagiarisme, material yang dicuri itu

berupa karya ilmiah/fiksi orang lain.130

Di dunia Perguruan Tinggi, tindakan tidak terpuji itu dikategorikan

extraordinary crime, sebagaimana korupsi dalam dunia politik. Karena itu, pelaku

plagiarisme atau sang plagiator harus mendapat sanksi yang berat sehingga

membuat efek jera. Bila sanksinya ringan seperti pembatalan nilai matakuliah

129

Tessa Warongan, Etika Profesi Undang-Undang yang mengatur tentang Hak Cipta dan

Plagiat, http://tessasoniawarongan-unsrat.blogspot.com/2017/02/undang-undang-hak-cipta-dan-

plagiat.html, diakses tanggal 1 agustus 2018. 130

Ermis Suryaana, SelfEfficacy dan Plagiarisme di Perguruan Tinggi, Jurnal Ilmiah, vol

II,No. 2, 2016, hal 5.

Universitas Sumatera Utara

Page 86: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

75

bagi mahasiswa dan penurunan pangkat dan/atau jabatan akademik (fungsional)

bagi dosen, maka justru akan menyuburkan praktik plagiarisme.131

Kegiatan-kegiatan pengembangan, penyebarluasan dan pemanfaatan ilmu

pengetahuan sangat menentukan kualitas perguruan tinggi sebagai suatu lembaga

ilmiah, yang pada akhirnya akan menentukan kualitas lulusannya. Ditinjau dari

segi sumberdaya, kualitas suatu perguruan tinggi dapat diukur dari jumlah dosen

berkualifikasi pascasarjana dan guru besar. Kualifikasi tingkat pendidikan dan

jabatan akademik mencerminkan kualitas ilmu suatu perguruan tinggi yang

sekaligus menjadi ukuran kualitasnya. Agar perguruan tinggi lebih mampu

mengembangkan ilmu pengetahuan, setidak-tidaknya 80% dosen pada suatu

perguruan tinggi harus berkualifikasi pascasarjana (S2 dan S3). 132

Sementara itu, dari sudut karya, bobot perguruan tinggi ditentukan oleh

jumlah karya ilmiah bermutu yang dihasilkan. Indikator mutu karya ilmiah dapat

dilihat dari pemuatannya di jurnal ilmiah internasional atau nasional terakreditasi

dan/atau seberapa sering karya tersebut dirujuk oleh penulis lain. Tindakan

plagiarisme di perguruan tinggi telah mencapai titik yang mengkhawatirkan,

sehingga Menteri Pendidikan Nasional menilai perlu adanya upaya penertiban

guna menjaga kredibilitas dan martabat kaum intelektual Indonesia.

Tahun 2010 Menteri Pendidikan Nasional menerbitkan Peraturan Menteri

No. 17 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi.

Tujuan diterbitkannya Peraturan Menteri No. 17 Tahun 2010 tersebut adalah

131

Ibid, hal 2 132

Prof. Dr. Ir. H. Zulkarnain, M.Hort.Sc., Menghindari Perangkap Plagiarisme Dalam

Menghasilkan Karya Tulis Ilmiah, https://www.unja.ac.id/2013/04/10/prof-dr-ir-h-zulkarnain-

mhortsc/, diakses pada tanggal 20 agustus 2018.

Universitas Sumatera Utara

Page 87: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

76

untuk menumbuh kembangkan kreativitas akademik di kalangan dosen dan

mahasiswa dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dan etika akademik,

terutama menghindarkan diri dari tindakan plagiat.133

Sejauh ini belum ada kasus plagiarisme yang dibawa sampai ke tingkat

pengadilan. Padahal, apabila dicermati ketentuan sanksi pidana dalam Undang-

Undang Hak Cipta, perbuatan plagiarisme termasuk ke dalam kriteria tindak

pidana yang diancamkan. Undang-Undang Hak Cipta menyebutkan delapan pasal

perbuatan-perbuatan yang dapat dijerat dengan ancaman pidana. Semua perbuatan

tadi dikategorikan sebagai delik aduan. Dari pasal-pasal tersebut, tidak ada

satupun yang menyebutkan istilah plagiarisme dan autop lagiarisme.134

Justru Pasal 44 Undang-Undang Hak Cipta membuat rumusan secara

negatif dengan kata-kata sebagai berikut:

“Penggunaan, pengambilan, penggandaan, dan/atau pengubahan suatu

ciptaan dan/atau produk hak terkait secara seluruh atau sebagian yang

substansial tidak dianggap sebagai pelanggaran hak cipta jika sumbernya

disebutkan atau dicantumkan secara lengkap untuk keperluan: (a)

pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan,

penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah dengan tidak merugikan

kepentingan yang wajar dari pencipta atau pemegang hak cipta; (b) dst…”

Rumusan Pasal 44 huruf a ini perlu dicermati. Dari bunyi ketentuan

tersebut jelas, bahwa syarat mencantumkan sumber adalah sebuah syarat mutlak

untuk dapat terbebas dari tindak pelanggaran. Artinya, jika tidak dicantumkan

sumbernya, pasal ini otomatis mengkategorikan tindakan itu sebagai pelanggaran

hak cipta, sekalipun dalam sanksi pidana tidak disebut-sebut secara eksplisit

133

Ibid 134

Shidarta, Plagiarisme : Plagiarisme : Peristilahan, Penulisan Ilmiah, Jakarta

:Universitas Bina Nusantara, 2015

Universitas Sumatera Utara

Page 88: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

77

tentang ancaman sanksi jika terjadi pelanggaran atas Pasal 44 Undang-Undang

Hak Cipta.135

C. Upaya Pemerintah Untuk Mengantisipasi Terjadinya Plagiarisme Hak

Cipta Karya Tulis Di Perguruan Tinggi

Saat ini perilaku plagiat merupakan hal yang biasa dilakukan pelajar,

mahasiswa, guru, maupun dosen. Menurut Hartanto bahwa perilaku plagiat adalah

perilaku yang biasa dijumpai dalam dunia pendidikan. Hampir semua mahasiswa

mengetahui atau pernah melakukannya. Perilaku ini adalah perilaku salah tetapi

ada kecenderungan semakin ditolerir oleh masyarakat dan dianggap perilaku yang

wajar-wajar saja dilakukan tiap mahasiswa.136

Kelahiran hak cipta diawali dari ide atau gagasan. Gagasan muncul dari

kreativitas olah pikir, dengan menggunakan kecerdasan intelektual dan kecerdasan

emosional yang dimiliki oleh manusia. Dua kecerdasan tersebut melahirkan karya

berupa ilmu pengetahuan, kesenian dan kesusasteraan. Karya dalam bentuk ilmu

pengetahuan, kesenian dan kesusanteraan itu dapat diwujudkan dengan bentuk

nyata yang dilindungi sebagai hak kekayaan immaterill. Itulah disebut hak

kekayaan intelektual. Bukan bendanya yang dilindungi tetapi ide atau gagasannya

Kasus plagiarisme telah banyak dijumpai di berbagai belahan dunia,

termasuk Indonesia. Bahkan memplagiat karya dari negara lain tampaknya bukan

hal baru lagi di dunia sekarang ini. Seolah kehabisan akal, banyak orang di dunia

yang tidak tanggung-tanggung melakukan tindakan plagiarisme bahkan terkadang

demi mencapai suatu ketenaran dan kejayaan atas diri sendiri secara tidak jujur

135

ibid 136

Ermis Suryana, Op,Cit, hal 2

Universitas Sumatera Utara

Page 89: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

78

mengakui karya orang lain sebagai karya pribadi sungguh adalah perbuatan

memalukan yang sangat tidak pantas untuk dijunjung tinggi. Apalagi dengan

adanya perkembangan teknologi yang semakin pesat, para plagiator pun semakin

banyak dijumpai di berbagai belahan dunia, terutama dengan adanya internet

bukan hal yang baru lagi jika kita menemukan sejumlah artikel yang memiliki

persamaan isi dan kata-kata baik secara sebagian maupun keseluruhan, hal ini

dapat merugikan bagi pencipta asli dari artikel tersebut.

Kita ketahui bersama bahwa ilmu pengetahuan dikembangkan berdasarkan

pada ilmu pengetahuan yang sudah ada sebelumnya. Sehingga tidak perlu ragu-

ragu bagi siapapun (masyarakat akademis) ketika menyusun karya ilmiah/karya

tulis, menyebutkan sumber rujukan. Hal ini harus dipahami sebagai kejujuran

intelektual yang tidak akan menurunkan bobot karya tulis kita. Sebutkanlah

dengan jujur, sumber rujukan yang kita gunakan, atau melakukan kutipan,

sehingga akan terlihat jelas, bagian mana dari karya kita yang merupakan ide atau

gagasan orang lain, dan yang mana yang merupakan ide atau gagasan kita sendiri.

Penulisan artikel yang dimaksudkan sebagai pemberi informasi yang bisa

dipercaya karena berasal langsung dari sang pencipta menjadikan artikel tersebut

terlihat seperti jiplakan dari orang lain juga, karena dalam internet sering kali

dilakukan copy-paste ini tidak mencantumkan sumber aslinya.137

Pada umumnya, plagiator menyatakan tidak mengetahui bahwa tindakan

yang dilakukannya adalah plagiat. Mereka beranggapan jika sudah memberikan

kepustakaan, maka sudah cukup walaupun kalimat sama sekali tidak diubah.

137

Plagiarisme sebagai pelanggaran undang-undang hak cipta, plagiarisme sebagai

pelanggaran etika, http://barisankatakata.blogspot.co.id/2011/12/plagiarisme-sebagai-

pelanggaran-uu-hak.html?m=1, diakses tanggal 21 oktober 2017

Universitas Sumatera Utara

Page 90: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

79

Alasan lainnya adalah tidak sengaja melakukan plagiarisme karena terpengaruh

oleh apa yang mereka baca sehingga tanpa sadar menyalin apa yang dibacanya. 138

1. Upaya preventif yang dilakukan pemerintah untuk mencegah tindak

plagiarisme

Batasan Plagiat/Plagiarisme Pasal 1 ayat (1) Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 17 Tahun 2010 secara jelas menyatakan bahwa

“Plagiat adalah perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam

memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya

ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya

ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan

sumber secara tepat dan memadai”.

Pasal 2 Ayat (1) berbunyi: “Plagiat meliputi tetapi tidak terbatas pada:

a. Mengacu dan/atau mengutip istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data

dan/atau informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber

dalam catatan kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber secara

memadai;

b. Mengacu dan/atau mengutip secara acak istilah, kata-kata dan/atau

kalimat, data dan/atau informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan

sumber dalam catatan kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber

secara memadai;

c. Menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa

menyatakan sumber secara memadai;

d. Merumuskan dengan kata-kata dan/atau kalimat sendiri dari sumber

kata-kata dan/atau kalimat, gagasan, pendapat, pandangan, atau teori

tanpa menyatakan sumber secara memadai;

e. Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan/atau telah

dipublikasikan oleh pihak lain sebagai karya ilmiahnya tanpa

menyatakan sumber secara memadai.139

Plagiarisme merupakan suatu tindakan yang harus dihindari oleh

masyarakat akademik. Penanggulangan plagiat adalah tindakan tindakan represif

represif yang dilakukan dilakukan oleh Pimpinan Pimpinan Perguruan Tinggi

dengan menjatuhkan sanksi kepada plagiator di lingkungan perguruan tingginya

138

Herqutanto, Plagiarisme, Runtuhnya Tembok Kejujuran Akademik, Jurnal Universitas

Indonesia, 1 April 2013 139

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010

Universitas Sumatera Utara

Page 91: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

80

yang bertujuan mengembalikan kredibilitas akademik perguruan tinggi yang

bersangkutan.140

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia Nomor 17 tahun 2010 tentang pencegahan dan penanggulangan plagiat

di perguruan tinggi pada pasal 6 dan 7 terdapat beberapa upaya dalam mencegah

plagiat di perguruan tinggi, antara lain:

a. Pimpinan perguruan tinggi mengawasi pelaksanaan kode etik

mahasiswa/dosen/tenaga kependidikan, yang antara lain berisi kaidah

pencegahan dan penanggulangan plagiat.

b. Pimpinan perguruan tinggi menetapkan dan mengawasi pelaksanaan gaya

selingkung untuk setiap bidang ilmu, teknologi, dan seni yang

dikembangkan oleh perguruan tinggi.

c. Pimpinan perguruan tinggi secara berkala mendiseminasikan kode etik

mahasiswa/dosen/tenaga kependidikan dan gaya selingkung yang sesuai

agar tercipta budaya anti plagiat.

d. Karya mahasiswa (skripsi, tesis dan disertasi) dilampiri dengan surat

pernyataan dari yang bersangkutan, yang menyatakan bahwa karya ilmiah

tersebut tidak mengandung unsur plagiat.

e. Pimpinan Perguruan Tinggi berkewajiban mengunggah semua karya

ilmiah yang dihasilkan di lingkungan perguruan tingginya, seperti portal

Garuda atau portal lain yang ditetapkan oleh Direktorat Pendidikan

Tinggi.141

Dalam dunia akademik, terdapat ketentuan dimana seseorang harus

menghormati hak cipta atau gagasan orang lain. Gagasan dipandang sebagai

properti intelektual oleh karena itu, memberikan sumber rujukan sebagai

pengakuan atas gagasan atau karya orang lain sangat penting, dengan memberikan

sumber rujukan yang jelas atas gagasan yang dikutip akan menghindarkan dari

tindakan plagiarisme. Menurut R. Masri Sareb Putra untuk menghindari plagiat

hendaknya seorang penulis harus memahami terlebih dahulu tatacara pengutipan,

140

Biro Hukum Dan Organisasi Kementrian Pendidikan Nasional, Plagiarisme ditinjau

dari aspek hukum dan latar belakangnya, Jurnal/Artikel Biro Hukum Dan Organisasi Kementrian

Pendidikan Nasional. 141

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.17 tahun 2010 tentang

pencegahan dan penanggulangan plagiat di perguruan tinggi, Pasal 6-7.

Universitas Sumatera Utara

Page 92: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

81

kemudian menerapkan teknik mengutip yang benar, melakukan parafrasa, dan

atau meringkas gagasan atau wacana dari karya orang lain.142

Teknik mengutip

merupakan salah satu cara agar terhindar dari plagiarisme. Kutipan merupakan

pinjaman kalimat atau pendapat dari gagasan seseorang baik yang terdapat dalam

buku-buku maupun majalah.143

Kutipan dibedakan menjadi dua macam, yaitu kutipan langsung dan

kutipan tidak langsung.

a. Kutipan langsung

Kutipan langsung merupakan kutipan yang sama dengan bentuk asli yang

dikutip dalam hal susunan kata dan tanda bacanya. Kutipan langsung ini

tidak boleh lebih dari satu halaman. Jadi, dalam kutipan langsung ini

dibatasi banyaknya kata atau kalimat yang dikutip.144

b. Kutipan tidak langsung

Kutipan tidak langsung merupakan kutipan yang hanya mengambil isinya

saja, seperti ringkasan atau parafrasa. Kutipan isi atau parafrasa

merupakan kutipan yang hanya mengambil inti atau maksud dari kalimat-

kalimat yang ditulis dalam buku sumber. Kutipan ini dilakukan dengan

mengambil intinya saja (diringkas) kemudian ditulis dengan bahasa

penulis sendiri.145

Selain tata cara pengutipan, teknik penulisan catatan kaki juga perlu

diperhatikan. Catatan kaki merupakan catatan pada bagian bawah halaman teks

yang menyatakan sumber sesuatu kutipan, pendapat atau keterangan penulis

mengenai sesuatu hal yang diuraikan dalam teks. Tata cara penulisan catatan kaki

(footnote) yang digunakan secara garis besar yaitu nama pengarang/penulis (nama

gelar tidak dicantumkan) kemudian koma (jika nama pengarang tidak ada, diganti

dengan instansi penanggung jawab atau penerbit setelah judul buku tanpa koma

142

R. Masri sareb Putra, op. cit., hlm. 27. 143

Umum Budi karyanto, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi (Pekalongan: STAIN

Pekalongan Press, 2012), hlm. 78 144

Moh. Muslih, dkk, Pedoman Penulisan Skripsi (Pekalongan: STAIN Pekalongan

Press, 2015), hlm. 22. 145

Ibid., hal.24

Universitas Sumatera Utara

Page 93: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

82

(jika tidak ada nomor jilid, nomor cetakan atau edisi buku) atau judul buku (ditulis

miring) koma (jika ada nomor jilid, nomor cetakan atau edisi buku); nomor jilid

buku (jika ada) tanpa koma; kemudian kurung buka; nama kota tempat penerbit,

titik dua; nama penerbit, koma; tahun terbit, kurung tutup, koma; halaman yang

dikutip atau yang berkaitan dengan teks (halaman disingkat hlm), titik.146

Salah satu cara cerdas untuk menghindari plagiarisme adalah melakukan

parafrase. Yaitu, mengambil ide atau gagasan orang lain, dan kemudian

mengungkapkannya dengan kalimat atau kata-kata sendiri. Dengan melakukan

parafrase tidak berarti gagasan atau pemikiran itu menjadi “ciptaan” milik penulis.

Gagasan itu tetap merupakan buah karya intelektual penulis aslinya. Oleh karena

itu keaslian atau orisinalitas ide harus tetap dipertahankan. Ini berarti, secair

apapun rumusan hasil parafrase, hal itu tidak boleh mengubah makna gagasan

yang akan disampaikan. Sebeda apapun kalimat yang digunakan dalam parafrase,

juga tidak menjadikan tulisan itu sebagai buah karya pikirannya. Gagasan,

pemikiran dan ide yang terkandung di dalam rumusan kalimat hasil parafrase

tetap menjadi milik penulis aslinya. Ini berarti, parafrase tidak lebih dari cara

seseorang mengutip gagasan orang lain dengan jujur dan beretika.147

Cara memperkecil kemungkinan terjadi plagiarisme antara lain mencegah

kejadian plagiarisme. Secara umum, pencegahan antara lain dilakukan dengan

menghargai karya orang lain, melakukan parafrasa, bantuan piranti lunak, dan

bertanya untuk mendapatkan pengarahan. Mengambil atau memakai karya orang

lain seyogyanya dilakukan secara baik dan benar. Setiap tulisan dalam bentuk

146

Ibid, Hal.25 147

Agus Wahyudi, “Plagiarisme dan Cara Menghindarinya”, filsafat.ugm,

http://filsafat.ugm.ac.id/aw/, diakses pada tanggal 30 Maret 2017.

Universitas Sumatera Utara

Page 94: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

83

kalimat atau paragraf yang dikutip harus selalu ditulis sumber informasi dan nama

penulisnya. Apabila mencari bahan untuk penyusunan karya ilmiah, dianjurkan

untuk mengembangkan kebiasaan mencatat nama penulis dan sumber karya

ilmiah dari setiap pustaka yang dicatat. Citation (rujukan) sering dilakukan

dengan menempatkan bagian-bagian yang dirujuk di antara tanda kutip atau

ditulis miring. Apabila menggunakan ide orang lain, sumber ide tersebut

dicantumkan dan ide yang digunakan benar-benar sesuai dan relevan dengan

karya ilmiah yang sedang disusun. Hal tersebut mempermudah pembaca

mengaitkan nalar penulis dengan sumber ide yang dikutip tersebut.148

Pendekatan terbaik menghindari plagiarisme adalah melakukan parafrasa

yang diartikan secara bebas sebagai upaya mengangkat intisari dari bacaan dan

menuliskan kembali dengan memakai kata-kata sendiri. Langkah melakukan

parafrasa meliputi membaca dan memahami bagian dari karya ilmiah penulis asli

yang ingin dikutip; mencamkan bagian tersebut dan kemudian menuliskan

kembali dengan kata-kata sendiri tanpa merubah makna atau pesan yang ditulis

penulis asli serta menuliskan nama penulis asli dan sumber informasi.149

Ada dua macam tindakan plagiat yang dijumpai dalam karya tulis ilmiah,

yaitu plagiarisme tidak sengaja (inadvertent plagiarism) dan plagiarisme yang

disengaja (deliberate plagiarism).

1. Plagiarisme tidak disengaja adalah plagiarisme yang terjadi karena

ketidaktahuan (ignorancy) penulis terhadap perkembangan ilmu yang

148

Mencegah dan Menanggulagi plagiarisme di dunia pendidikan, ,

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=269550&val=7113&title=Mencegah%20d

an%20Menanggulangi%20Plagiarisme%20di%20Dunia%20Pendidikan, yang diakses pada

tanggal 23 Maret 2017. 149

Ibid

Universitas Sumatera Utara

Page 95: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

84

menjadi bidang spesialisasinya. Plagiarisme tidak disengaja dapat pula

terjadi akibat ketidakpahaman penulis dalam melakukan pengutipan dan

penulisan sumber kepustakaan.

2. Sementara itu, plagiariasme yang disengaja adalah perbuatan yang secara

sengaja menjiplak karya ilmiah orang lain untuk dipublikasikan sebagai

hasil karya sendiri. Baik tidak disengaja maupun disengaja, suatu plagiat

tetaplah dipandang dan diperlakukan sebagai plagiat, apapun alasan yang

dikemukakan oleh pelakunya (plagiator).

Sebagaimana disinggung dalam paparan terdahulu, terdapat beberapa

tindakan yang secara kategoris dianggap sebagai plagiarisme dan yang bukan.

Yang pertama meliputi tiga bentuk tindakan, yaitu menyajikan tulisan yang sama

dalam kesempatan berbeda tanpa menyebutkan sumbernya tetapi rumusan kalimat

dan pilihan katanya masih terlalu sama dengan sumber yang dikutipnya. Adapun

tiga hal yang tidak dianggap sebagai plagiarisme meliputi tindakan menggunakan

informasi yang berupa fakta umum, menuliskan kembali opini orang lain dengan

memberikan sumber yang jelas; dan mengutip secukupnya tulisan orang lain

dengan memberikan tanda batas yang jelas pada bagian kutipannya dan

mencantumkan referensi atau sumber rujukannya.

Menurut Indriyanto Dosen Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Unila

Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya plagiarisme

pada karya tulis, antara lain sebagai berikut :

1. Kejujuran pada diri seorang penulis.

Universitas Sumatera Utara

Page 96: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

85

Kejujuran merupakan dasar untuk menegakkan kebenaran, termasuk

menegakkan dan membangun kebenaran ilmiah sangat diperlukan

kejujuran. Kejujuran merupakan nilai nurani (lubuk hati yang paling

dalam) yang hakekatnya tidak bisa dibuat-buat, tetapi bisa ditempa melalui

pendidikan moral atau mental, kemudian diperkaya dengan ilmu

pengetahuan. Suatu kejujuran yang hakiki hanya diketahui secara pasti

oleh diri sendiri dan oleh Allah, sedangkan orang lain hanya bisa

mengetahui ekspresi dari kejujurannya itu. Hanya diri sendiri dan Allah

yang benar-benar tahu bahwa materi yang dikemukakan dalam bentuk

kalimat ataupun data pada karya tulisnya itu asli milik dirinya atau

bersumber dari karya tulis orang lain. Kadang-kadang seorang penulis

ingin mengemukakan kalimat (konsep, teori, ataupun pernyataan) serta

data (baik gambar maupun angka) yang bersumber dari tulisan orang lain,

namun tidak tahu cara merujuk sumber secara benar. Di sinilah diperlukan

ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan tata tulis; membuat kalimat

yang benar, mengutip kalimat baik kutipan langsung maupun kutipan tidak

langsung, mengutip gambar dan/atau angka, dan lain sebagainya.

2. Pengakuan terhadap karya orang lain.

Pengakuan terhadap karya orang lain yang dijadikan bahan pustaka

merupakan salah satu tindakan jujur seorang penulis karena hal ini

merupakan salah satu faktor yang memengaruhi berkembangnya ilmu

pengetahuan dan teknologi. Pengakuan terhadap karya orang lain dapat

terekspresikan pada cara pengutipan kalimat dan data yang dituangkan

Universitas Sumatera Utara

Page 97: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

86

dalam isi tulisan, cara penulisan daftar pustaka, dan pada kata pengantar

maupun sanwacana.

3. Meningkatkan peran pendidik dalam mencegah plagiarisme.

Pendidik dalam segala tingkatan institusi pendidikan memiliki kewajiban

membimbing anak didiknya dalam segala aspek pendidikan dan

pengajaran sesuai dengan kurikulumnya. Seorang pendidik yang diberi

tugas pimpinan untuk membimbing anak didiknya dalam penulisan karya

tulis ilmiah atau skripsi harus menjalankan peranannya secara baik dan

penuh tanggungjawab.150

Peranan seorang pembimbing sangat banyak, antara lain:

a) memberi ide penelitian atau karya tulis ilmiah ketika siswa yang

dibimbingnya tidak mempunyai ide yang sesuai dengan bidangnya,

b) memberikan arahan tentang garis besar atau kerangka isi karya tulis

ilmiah yang akan dibuat,

c) membimbing tata cara penulisan dan metode penelitian yang sesuai

dengan tujuan yang hendak dicapai,

d) membimbing cara pengolahan dan penyajian data yang akan

dituliskan dalam karya tulis ilmiahnya,

e) memberikan arahan tentang interpretasi serta pembahasan data yang

telah diperoleh,

f) membaca secara teliti semua yang dituliskan bimbingannya dalam

karya tulis ilmiah,

150

Mengutip Artikel Indriyanto “Cara mencegah plagiarisme” Dosen Jurusan Kehutanan

Fakultas Pertanian Unila, Tahun 2012

Universitas Sumatera Utara

Page 98: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

87

g) memberikan masukkan atau koreksi terhadap segala kekurangan yang

dijumpai pada karya tulis bimbingannya mencakup kaidah penulisan

kalimat, cara merujuk suatu sumber pustaka, dan kaidah keilmuan,151

h) memberikan teladan atau contoh yang baik dan benar berkaitan

dengan pembuatan karya tulis ilmiah.

Dalam rangka upaya pencegahan ataupun penanggulangan plagiarisme,

ditentukan pula bahwa dalam karya ilmiah yang digunakan untuk pengangkatan

awal atau kenaikan jabatan akademik dan kenaikan pangkat dosen, harus

memenuhi kewajiban menyerahkan pernyataan mengenai keaslian tulisan nya.

Seiring dengan itu, dilakukan pula penilaian sejawat sebidang (peer review) oleh

paling sedikit dua orang dosen yang memiliki jabatan akademik dan kualifikasi

akademik dosen yang diusulkan.152

Pengaturan penilaian yang dibuat berjenjang tersebut dimaksudkan untuk

mendapatkan hasil yang obyektif dan komprhensif. Hal ini juga dimaksudkan

untuk menghargai senioritas dan asas kepantasan. Khusus untuk kenaikan jabatan

akademik guru besar atau profesor, dilakukan pula penelitian sejawat sebidang

oleh paling sedikit dua guru besar atau profesor dari perguruan tinggi lain.153

Untuk kepentingan yang berbeda, karya ilmiah yang digunakan untuk

pengangkatan awal atau kenaikan jabatan fungsional dan kenaikan pangkat

peneliti dan tenaga kependidikan, diisyaratkan harus memenuhi kewajiban

menyerahkan surat pernyatan mengenai orisinalitas karyanya. Selain itu, juga

151

Ibid 152

Op.Cit, Henry Soelistyo, hal.116 153

Op.Cit, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia no. 17 tahun 2010,

Pasal 8

Universitas Sumatera Utara

Page 99: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

88

harus dilakukan penilaian sejawat sebidang (peer review) oleh paling sedikit dua

orang sejawat sebidang. Yang ditunjuk sebagai penilai harus mereka yang

memiliki jabatan fungsional dan kualifikasi akademik yang setara atau lebih tinggi

dari jabatan fungsional dan kualifikasi akademik peneliti atau tenaga

kependidikan yang diusulkan. Pelaksanaan penilaian sejawat sebidang tersebut

dilakukan pada saat usul pengangkatan awal atau pada saat kenaikan jabatan

fungsional diproses pada perguruan tinggi yang bersangkutan.154

Ada beberapa upaya yang dilakukan untuk mencegah plagiarisme secara

langkah akademis yang seharusnya dapat kita lakukan secara bijak dan cerdas

seperti :

a. Hak Cipta Menjadi Kurikulum

Konsepsi hukum Hak Cipta yang mengajarkan perlunya sikap pengakuan,

penghormatan dan perlindungan terhadap karya cipta seseorang,

sesungguhnya merupakan hal yang fundamental bagi para mahasiswa.

Seperti layaknya membangun sebuah kebiasaan, budaya atau karakter

bangsa, diperlukan pemahaman tentang konsepsi dasar, tujuan dan manfaat

perlindungan hukum Hak Cipta. Untuk dapat menumbuhkan pemahaman

hukum, diperlukan pengajaran, baik melalui metode pendidikan maupun

sosialisasi bertema edukasi. Menjadikan Hak Cipta sebagai materi ajar dan

masuk dalam kurikulum telah menjadi wacana di berbagai forum seminar

dan diskusi tentang HKI. Alasannya beragam. Ada yang memandangnya

penting dalam rangka menumbuhkan kesadaran akan arti penting dan

154

Ibid, Pasal 9

Universitas Sumatera Utara

Page 100: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

89

manfaat perlindungan Hak Cipta dan HKI pada umumnya, namun yang

yang pasti, semuanya bermuara pada upaya untuk membangun sikap dan

karakter pribadi yang sadar akan nilai-nilai etika untuk senantiasa mau

menghormati, menghargai dan melindungi hak-hak orang lain, termasuk

Hak Cipta sesuai dengan asas keselarasan dan kepatutan dalam

masyarakat. Sikap pribadi tersebut pada gilirannya akan membentuk

perilaku komunal dan akhirnya akan menjadi wajah dan karakter bangsa

secara keseluruhan.155

Dari segi moral dan etika, palgiarisme merupakan

refleksi dari hasil pendidikan karakter bangsa. Karena Plagiarisme tak jauh

beda dengan tindkan mencuri, maka perilaku seperti itu dapat

dikualifikasikan sebagai tindakan kriminal pula. Bila pendidikan karakter

bangsa berhasil maka dapat dipastikan tidak banyak tindakan plagiarisme.

b. Komitmen Bersama Anti Plagiarisme

Sesungguhnya, sikap keras anti plagiarisme harus terus diperkuat dan

diperluas. Kesadaran untuk menolak juga tak boleh putus ditumbuhkan.

Kesadaran yang bijak dan berwawasan. Membiarkan praktek plagiarisme

berlangsung, sama maknanya dengan membiarkan dunia pendidikan

dijangkiti epidemi moral yang semakin menjauhkan masyarakat dari nilai-

nilai kejujuran, keutamaan dan keluhuran. Perguruan Tinggi juga tak lagi

ketat menjaga perilaku mahasiswa dan dosennya dari keruskan moral.156

Plagiarisme semakin menjadi catatan panjang yang melibatkan banyak

akademisi yang rapuh intelektualitasnya. Harus ada kesadaran bahwa plagiarisme

155

Op.Cit, Henry Soelistyo, hal.183 156

Teuku Kemal Fasya, “Plagiat dan Kegersangan Perguruan Tinggi”, Kompas, edisi 19

februari 2010

Universitas Sumatera Utara

Page 101: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

90

selalu memiliki pendukung dan pengikut. Banyak alasan pembenar yang

digunakan, termasuk dalil-dalil dan teori-teori yang sekilas terkesan filosofis.

Dari segi idealisme, komitmen bersama ini dilandasi misi untuk

menjunjung tinggi norma dan budaya akademik serta nilai-nilai kejujuran. Secara

kelembagaan, komitmen yang diikuti oleh rektor, direktur politeknik, ketua

sekolah tinggi dan koordinator perguruan tinggi swasta ini didukung oleh

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional.

Memang, masih harus dilihat sejauh mana implementasinya dan seberapa tinggi

efektivitasnya.157

Terdapat dua instrumen regulasi yang relevan untuk disosialisasikan untuk

mencegah dan menanggulangi tindak plagiarisme yaitu Undang-Undang Republik

Indonesia Tentang Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010. Peraturan

Mendiknas tersebut merupakan pelaksanaan dari Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Beberapa cara lain yang mudah untuk mendeteksi dan mencegah

plagiarisme yaitu dengan menggunakan mesin atau alat, Penggunaan perangkat

lunak pendeteksi plagiarisme dalam pendidikan tinggi pertama kali diterapkan

pada 2001 di Universitas Virginia (Tedford, 2003). Dalam kasus 5 yang

dipublikasikan dengan baik ini, seorang Profesor Fisika mengembangkan kode

khusus untuk memeriksa 1500 makalah mahasiswa dari tiga tahun sebelumnya.

Sebagai hasil dari pemeriksaan ini, sejumlah siswa telah menyelidiki plagiarisme

157

Op.Cit, Henry Soelistyo, hal.185

Universitas Sumatera Utara

Page 102: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

91

terkait dengan tuduhan ketidakjujuran akademik.158

Perkembangan zaman yang

semakin canggih membuat peneliti menemukan alat-alat (software) untuk

mengecek indikasi tindakan plagiarisme, hal ini dapat menjadi alat yang

mempermudah dosen dalam mengoreksi tindakan plagiarisme yang dilakukan

oleh mahasiswa. Software-software tersebut antara lain:

1) Turnitin

Program berbayar ini dikembangkan Universitas California, Berkeley,

melalui perusahaan Ipardigms. Aplikasi ini mendukung 30 bahasa dan

telah dipakai kurang lebih di 106 negara. Menurut catatan, aplikasi ini

dapat menurunkan penjiplakan hingga 82%.159

2) Wcopyfind

Program ini dapat diperoleh secara gratis melalui situs internet yang dibuat

oleh Loubloomfield, Profesor Fisika Universitas Virginia, Amerika

Serikat. Aplikasi ini mencari kesamaan kata/frasa sebuah artikel dengan

database yang ada di komputer. Aplikasi ini tidak membandingkan

langsung melalui internet dan dapat dijalankan dengan sistem operasi

windows serta linux.160

3) Viper

Viper merupakan software pendeteksi plagiarisme. Viper bisa diunduh

secara gratis di situs resmi mereka: http://www.scanmyessay.com/. Ukuran

installer-nya tidak terlalu besar, sekitar 3,5mb. Untuk bisa menggunakan

158

Hengki Wijaya, Pencegahan Plagiarisme dengan Anti-Plagiarism Software dan

Reference Management Tools Sebagai Terobosan Inovasi Pendidikan dalam Publikasi Karya

Ilmiah, Artikel Juli 2018. 159

Ibid, hal 167 160

Ibid

Universitas Sumatera Utara

Page 103: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

92

Viper, kita harus memiliki akun terlebih dahulu. Sebagaimana pendaftaran

akun email, pendaftaran akun Viper pun sangat mudah. Aktivasi akun

diperlukan, oleh karena itu dibutuhkan akun email yang valid. Setelah

akun terdaftar, langsung bisa login menggunakan antarmuka yang ada di

perangkat lunak ini. Lalu dapat langsung untuk mengunggah sebuah file

(Adobe file atau Office file), yang nantinya akan diproses dan dicocokkan

dengan referensi yang ter-indeks di Viper. Untuk lama atau tidaknya

pengecekan sebuah paper tergantung pada koneksi internet.161

4) Article Checker

Aplikasi ini memanfaatkan fasilitas mesin pencari google dan yahoo.

Caranya dengan memasukkan teks yang akan dicek dan salah satu mesin

pencari akan melacak kesamaan naskah yang telah ditentukan.162

b. Dengan analisis

Analisis merupakan cara sederhana dalam mendeteksi plagiarisme. Cara ini

dapat dengan mudah dilakukan dengan tanpa alat, namun dalam menganalisis

diperlukan ketelitian. Langkah-langkah untuk mengidentifikasi tindakan

plagiasi menurut Universitas Pendidikan Indonesia yaitu:

1) Ada perbedaan internal dalam isi teks, seperti dalam gaya penulisan, ejaan,

tanda baca, penggunaan font, huruf besar, cetak miring, bahasa, tata bahasa

dan konstruksi kalimatnya.

161

Sunu Wibarama. “Viper : Cara Mudah Mendeteksi Plagiarisme”.

http://wibirama.staff.ugm.ac.id/2013/01/29/sunu-wibirama-viper-cara-mudah-

mendeteksiplagiarisme/ , diakses pada tanggal 24 Maret 2017. 162

Op.Cit, Henry Soelistyo, hal.167

Universitas Sumatera Utara

Page 104: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

93

2) Tugas yang diserahkan kualitasnya lebih baik atau bentuknya berbeda

(misalnya ujaran bahasanya) dengan apa yang biasanya mahasiswa yang

bersangkutan hasilkan.

3) Terdapat ketidakkonsistenan internal dalam hal perujukan apakah diteks

utama, pustaka acuan atau keduanya.

4) Adanya penghilangan sumber tertentu yang mestinya harus muncul.

5) Ada pernyataan yang tidak didukung oleh bagian teks lainnya.

6) Tugas yang disampaikan tidak sesuai dengan apa yang ditugaskan,

kualitasnya lebih rendah atau lebih bagus dari yang diminta.

7) Perujukan yang tidak memadai atau tak sejalan dengan rincian yang

muncul di dalam naskah.163

Menurut Muthoin, apabila terdapat sumber yang berasal dari internet dapat

ditempuh dengan cara analisis sebagai berikut:

1) Telusuri alamat-alamat internet yang disebutkan dalam makalah.

2) Jika alamat internet tidak bisa diakses ada dua kemungkinan yang pertama

pemakalah salah menuliskan alamat dan yang kedua pemakalah sengaja

menuliskan alamat yang tidak sesuai untuk menyembunyikan sumber

aslinya.

3) Jika alamat tidak bisa diakses, maka dilakukan dengan membandingkan

antara makalah dengan sumber aslinya.

4) Jika ditemukan kejanggalan misalnya ada alamat internet yang tidak

diakses atau perujukan tidak memadai karena antara isi dengan sumber

163

Hana Silvana, dkk, Makalah Universitas Pendidikan Indonesia. “Upaya Pencegahan

Plagiarisme”http://aresearch.upi.edu/operator/upload/paps_2012_didi_upaya_pencegahan_plagi

arisme.pdf, diakses pada tanggal 25 Maret 2018.

Universitas Sumatera Utara

Page 105: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

94

yang dirujuk tidak sesuai, maka dilakukan dengan pencarian terhadap

artikel-artikel yang mempunyai bahasan yang sama dengan makalah

5) Agar penelusuran artikel dengan search engine lebih fokus terhadap

artikel yang relevan dengan pembahasan, maka diperlukan teknik filter

dengan menggunakan simbol matematika diantaranya tanda plus (+), tanda

minus (-) dan tanda petik.164

Selain dengan analisis tadi, dari segi teknik

penulisan juga diperhatikan. Misalnya catatan kaki dan daftar pustaka.

Dalam menganalisis sangat diperlukan ketelitian.

164

Muthoin, “Internet dan Signifikansinya terhadap Karya Ilmiah Mahasiswa” (STAIN

Pekalongan: Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M), 2013), hlm. 14-15.

Universitas Sumatera Utara

Page 106: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

95

BAB IV

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TINDAK PLAGIARISME ATAS

HAK CIPTA KARYA TULIS DI PERGURUAN TINGGI

A. Plagiarisme Sebagai Pelanggaran Undang-Undang Hak Cipta

Plagiarisme seringkali dikonotasikan hanya sebagai pelanggaran etika,

bukan sebagai perbuatan melawan hukum. Bagi komunitas hukum, perbuatan

melawan hukum dapat dikategorikan ke beberapa macam. Dalam konteks ini,

perbuatan melawan hukum pidana adalah yang paling relevan dikaitkan. Dalam

konteks ini perbuatan melawan hukum (wederrechtelijkheid) adalah yang paling

relevan untuk dikaitkan. Untuk itu, Undang-Undang Hak Cipta Nomor 28 Tahun

2014 sudah mengaturnya secara jelas.

Hak Cipta adalah salah satu hak kekayaan intelektual ( Intellectual

property rights) yang mendapat perlindungan secara otomatis oleh negara, jadi

tanpa harus melalui prosedur pendaftaran atau permintaan, hak ini akan langsung

diberikan oleh negara. Kebijakan demikian semata-mata demi kepentingan

praktis, yaitu agar memudahkan setiap pencipta mendapatkan perlkindungan,

mengingat sedemikian banyak ciptaan dihasilkan setiap hari, baik di bidang ilmu

pengetahuan, seni maupun sastra. Pendaftaran sebenarnya lebih diperlukan untuk

menjamin perlindungan dan mempermudah proses pembuktian, khususnya tatkala

terjadi sengketa hak cipta di kemudian hari.

Pasal 44 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014

menjelaskan bahwa Penggunaan, Pengambilan, Penggandaan, dan/atau

pengubahan suatu ciptaan dan/atau produk Hak Terkait secara seluruh atau

sebagian yang substansial tidak dianggap sebagai pelanggaran hak cipta jika

95

Universitas Sumatera Utara

Page 107: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

96

sumbernya disebutkan atau dicantumkan secara lengkap salah satunya adalah

untuk keperluan Pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan

laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah dengan tidak merugikan

kepentingan yang wajar dari Pencipta atau Pemegang Hak Cipta.165

Kepemilikan atas Hak Cipta dapat dipindahkan kepada pihak lain, tetapi

Hak Moralnya tetap tidak terpisahkan dari penciptanya. Hak Moral merupakan

hak yang khusus serta kekal yang dimiliki si pencipta atas hasil ciptaannya, dan

hak itu tidak dipisahkan dari penciptanya. Komen dan Verkade dalam AbdulKadir

Muhammad menyatakan bahwa hak moral yang dimiliki seorang pencipta itu

meliputi:

a. Larangan mengadakan perubahan dalam ciptaan

b. Larangan mengubah judul

c. Larangan mengubah penentuan pencipta

d. Hak untuk mengadakan perubahan.166

Melalui pemahaman yang ada, penulis berpendapat bahwa Hak Moral

merupakan Hak yang melekat secara abadi bagi pencipta yang tidak dapat

dialihkan tanpa adanya tindakan tertentu sebagaimana diatur dalam Undang-

Undang Hak Cipta. Hak Moral merupakan bentuk deklarasi bahwa ciptaan

tersebut adalah milik nama yang tercantum sebagai Pencipta.167

165

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta, Pasal

44 Ayat 1. 166

Sujana Donandi S., S.H., M.H. “Perubahan-perubahan penting terkait hak cipta Pasca

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta”, Jurnal Ilmiah Program Studi Ilmu

Hukum, Fakultas Humaniora, Universitas Presiden. 167

Ibid.

Universitas Sumatera Utara

Page 108: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

97

Hak Cipta itu dibatasi, kecuali dalam kaitan dengan beberapa syarat

tertentu. Dibatasi berarti bahwa hak itu dikontrol. Dibatasi berarti bahwa hak cipta

tidak berlaku dan ciptaan bersangkutan dapat dengan bebas dieksploitasi, kecuali

dalam kaitan dengan beberapa syarat tertentu yang spesifik. Namun baru-baru ini,

timbul banyak masalah akibat penggunaan ketentuan ini. Berdasarkan

interprestasi yang sangat luas. Salah satu masalah yang mendapat perhatian besar

sekarang ini adalah perbanyakan untuk penggunaan pribadi atau di perpustakaan

umum, dan sebagainya. Selain itu, belum ada pengertian yang cukup pasti

mengenai perbedaan antara “kutipan” (quotation) yang secara hukum diakui,

dengan “penggunaan” (use) yang memerlukan izin. Batas-batas hak cipta harus

diartikan sebagai tidak lebih dari mengakui beberapa pengecualian dalam aturan-

aturan yang ada. Penting untuk diingat bahwa tujuan akhir adalah melindungi

keuntungan pemegang hak cipta.168

Plagiarisme sebagai pelanggaran Hak Cipta adalah bentuk pelanggaraan

terhadap norma hukum yang ditetapkan oleh negara, yaitu dalam hal ini Undang-

Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, yang telah memberikan

perlindungan hak cipta kepada setiap pencipta dalam bentuk hak eksklusif yang

berlaku selama jangka waktu tertentu untuk memperbanyak dan/atau

mengumumkan ciptaannya. Hukum mengatur demikian karena negara

berpandangan bahwa setiap pencipta telah memberikan kontribusi kepada

masyarakat melalui karya-karya mereka di bidang seni, sastra atau ilmu

pengetahuan sehingga mereka layak mendapatkan penghargaan berupa hak

168

Op.Cit, Ajip Rosidi, hal.36

Universitas Sumatera Utara

Page 109: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

98

eksklusif tadi. Manakala ada pihak lain yang mengumumkan atau memperbanyak

suatu ciptaan tanpa seijin si pencipta atau pemegang hak cipta, maka berarti telah

terjadi pelangaran hak cipta yang dapat berakibat pada timbulnya sanksi hukum,

baik secara perdata melalui gugatan ganti kerugian maupun secara pidana berupa

penjara atau denda.169

Perlindungan hak cipta diberikan secara otomatis sejak karya cipta

tersebut dihasilkan. Namun demikian, agar suatu hak cipta memiliki bukti otentik

yang sangat berperan dalam pembuktian awal di pengadilan, maka sebaiknya hak

cipta tersebut didaftarkan. Apabila hak cipta seseorang ternyata dilanggar oleh

orang lain, maka ia dapat menempuh jalur hukum, baik pidana maupun perdata.

Berdasarkan hukum perdata, pemegang hak cipta berhak mengajukan gugatan

ganti rugi kepada Pengadilan Niaga atas pelanggaran hak cipta yang terjadi.

Suatu perbuatan dapat dikatakan sebagai suatu pelanggaran Hak Cipta

apabila perbuatan tersebut melanggar hak eksklusif dari pencipta atau pemegang

Hak Cipta. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta, yang

merupakan hak eksklusif dari pencipta atau pemegang Hak Cipta adalah hak

untuk mengumumkan dan hak untuk memperbanyak ciptaannya tersebut.170

Pelanggaran terhadap Hak Cipta dapat merupakan pelanggaran terhadap

hak moral maupun hak ekonomi atau pelanggaran di bidang administrasi.

Berbicara mengenai hak ekonomi, hak ekonomi adalah hak yang dimiliki oleh

169

Prayudi Setiadharma, Antara Plagiarisme dan Pelanggaran Hak cipta

https://psetiadharma.wordpress.com/tag/plagiat/ yang diakses pada tanggal 27 Maret 2016. 170

Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan HAM RI, Buku

Panduan Hak Kekayaan Intelektual dilengkapi dengan Peraturan Perundang-undangan dibidang

Hak Kekayaan Intelektual,Tahun 2006, (Tangerang: Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual

– EC Asian Intellectual Property Rights Co-operation Program, 2006) hal. 18.

Universitas Sumatera Utara

Page 110: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

99

seseorang pencipta untuk mendapatkan keuntungan atas ciptaannya. Hak ekonomi

pada setiap undang-undang hak cipta selalu berbeda, baik terminologinya, jenis

hak yang diliputinya, ruang lingkup dari tiap jenis hak ekonomi tersebut. Secara

umumnya setiap negara minimal mengenal dan mengatur hak ekonomi tersebut

meliputi jenis hak :

1. Hak reproduksi atau penggandaan (Reproduction right) adalah hak

pencipta untuk menggandakan ciptaannya. Hak ini merupakan penjabaran

dari hak ekonomi dari si pencipta;

2. Hak adaptasi (Adaptation Right) adalah hak untuk mengadakan adaptasi,

yang dapat berupa penerjemahan dari bahasa satu ke bahasa lain,

aransemen musik, dramatisasi dari non dramatik, merubah menjadi cerita

fiksi dari karangan non fiksi, atau sebaliknya;

3. Hak Distribusi (Distribution Right) adalah hak yang dimiliki pencipta

untuk menyebarkan kepada masyarakat setiap hasil ciptaannya;

4. Hak Pertunjukan (Public Performance Right) adalah hak yang dimiliki

pemusik, dramawan, maupun seniman lainnya, yang karyanya dapat

terungkapkan dalam bentuk pertunjukan;

5. Hak Penyiaran (Broadcasting Right) adalah hak untuk menyiarkan

bentuknya, berupa mentransmisikan suatu ciptaan oleh peralatan tanpa

kabel;

6. Hak Programa Kabel (Cablecasting Right) adalah hak yang hampir sama

dengan penyiaran hanya saja mentransmisikan melalui kabel;

Universitas Sumatera Utara

Page 111: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

100

7. Droit de suite adalah hak pencipta yang bersifat kebendaan dan merupakan

hak tambahan;

8. Hak Pinjam masyarakat (Public Landing Right) adalah hak yang dimiliki

oleh pencipta yang karyanya tersimpan di perpustakaan, atas suatu

pembayaran dari pihak tertentu karena karya yang diciptakannya sering

dipinjam masyarakat dari perpustakaan milik pemerintah.171

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 menjelaskan

bahwa hak ekonomi atas suatu ciptaan tetap berada di tangan pencipta atau

pemegang hak cipta selama pencipta atau pemegang hak cipta tidak mengalihkan

seluruh hak ekonomi atas pencipta atau pemegang hak cipta tersebut kepada

penerima pengalihan hak cipta.172

Hak Ekonomi yang dialihkan pencipta atau

pemegang hak cipta untuk seluruh atau sebagian tidak dapat dialihkan untuk

kedua kalinya oleh pencipta atau pemegang hak cipta yang sama.173

Perlindungan Hak Cipta khususnya terhadap Hak Ekonomi ini pada

dasarnya lebih diberikan kepada siapa pemilik Hak Cipta (Copyright Owner) dan

bukan kepada pencipta yang sesungguhnya (The Author). Namun terkadang

pemilik Hak Cipta adalah pencipta yang sesungguhnya juga, contohnya adalah

seorang penulis yang mendistribusikan dan menerbitkan karyanya sendiri tanpa

bantuan penerbit, dimana dalam hal ini penulis tersebut adalah pencipta yang

171

Muhamad Djumhana., dan R. Djubaedillah, Hak Milik Intelektual, sejarah, teori, dan

prakteknya di Indonesia,cet. ketiga, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003), hal. 67. 172

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta, Pasal

17 Ayat 1. 173

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta, Pasal

17 Ayat 2.

Universitas Sumatera Utara

Page 112: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

101

sesungguhnya dari karyanya tersebut dan juga sebagai pemilik Hak Cipta dari

karyanya tersebut.174

Selain Hak Ekonomi terdapat satu hak pokok lagi yang terkandung dalam

suatu ciptaan, yaitu Hak Moral. Hak moral adalah hak pencipta untuk mengklaim

sebagai pencipta suatu ciptaan dan hak pencipta untuk mengajukan keberatan

terhadap setiap perbuatan yang bermaksud mengubah, mengurangi, atau

menambah keaslian ciptaannya, yang dapat meragukan kehormatan dan reputasi

pencipta.175

Menurut Muhamad Djumhana, Hak Moral ini mempunyai tiga dasar:

1. Hak untuk mengumumkan ( the right of publication)

2. Hak Paterniti (the right of paternity)

3. Hak integritas (the right of integrity).176

Sedangkan Komen da Verkade sebagaimana yang disebut dalam buku

simorangkir menyatakan bahwa hak moral yang dimiliki seorang pencipta itu

meliputi:

1. Hak untuk melarang mengadakan perubahan dalam ciptaan

2. Hak untuk melarang mengubah judul

3. Hak untuk mengubah penentuan pencipta

4. Hak untuk mengadakan perubahan.177

174

Agus Sardjono, Pengetahuan Tradisional: Studi Mengenai Perlindungan Hak

Kekayaan Intelektual Atas Obat-Obatan, Cetakan pertama, (Jakarta: Program Pascasarjana

Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2004), hlm. 137. 175

Eddy Damian, Hukum Hak Cipta, (Bandung: Penerbit Alumni, 2003), hal.62 176

Op.Cit, Djumhana, Hal.74 177

J.C.T. Simorangkir, Hak Cipta Lanjutan II, Cetakan pertama, (Jakarta: PTDjambatan,

1979), hlm 39.

Universitas Sumatera Utara

Page 113: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

102

Apabila dilihat pada kedua pendapat diatas mengenai hak moral terdapat

pandangan yang sama terhadap hak moral,yaitu hak moral diartikan sebagai suatu

hak yang dimiliki oleh pencipta atau pemegang Hak Cipta untuk diketahui oleh

publik sebagai pencipta dari ciptaannya tersebut dan hak untuk menjaga integritas

atau reputasi pencipta maupun ciptaannya.

Hak moral ini juga diatur di dalam konvensi internasional dibidang hak

cipta yaitu Bern Convention, yang antara lain menyebutkan bahwa pencipta

memiliki hak untuk mengklaim kepemilikan atas karyanya dan mengajukan

keberatan atas perubahan, pemotongan, pengurangan atau modifikasi lain serta

aksi pelanggaran lain yang berkaitan dengan karya tersebut, di mana hal-hal

tersebut merugikan kehormatan atau reputasi si pencipta.178

Begitu eratnya hubungan pencipta dengan hak moral, maka hak moral

tersebut tidak dapat dilepaskan atau dengan kata lain melekat pada si pencipta.

Oleh karena itu hak cipta yang dimiliki oleh pencipta, sekalipun hak cipta tersebut

tidak diumumkan, setelah penciptanya meninggal dunia, hak cipta tersebut

menjadi milik ahli warisnya atau penerima wasiat, sehingga hak cipta tersebut

tidak dapat di sita oleh siapapun, kecuali jika hak itu diperoleh secara melawan

hukum. Hal ini mengingat hak cipta satu dengan diri pencipta dan bersifat tidak

berwujud, maka pada prinsipnya hak cipta itu tidak dapat di sita dari padanya.

Hak Moral tidak dapat dialihkan selama pencipta masih hidup, tetapi

pelaksanaan hak tersebut dapat dialihkan dengan wasiat atau sebab lain sesuai

178

Tim Lindsey, et. Al., Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar, (Bandung : Alumni,

2002), hal. 117

Universitas Sumatera Utara

Page 114: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

103

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan setelah pencipta meninggal.179

Pengalihan pelaksanaan hak moral, penerima dapat melepaskan atau menolak

pelaksanaan haknya dengan syarat pelepasan atau penolakan pelaksanaan hak

tersebut dinyatakan secara tertulis.180

Terhadap hak moral ini, walaupun hak ciptanya (hak ekonominya) telah

diserahkan seluruhnya atau sebagian, pencipta tetap berwenang menjalankan suatu

tuntutan hukum untuk mendapatkan ganti kerugian terhadap seseorang yang

melanggar hak moral pencipta. Hal ini sesuai dengan ketentuan pasal 1365 Kitab

Undang-undang Hukum Perdata, yang menyatakan bahwa tiap perbuatan

melanggar hukum yang membawa kerugian kepada seseorang lain, mewajibkan

orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian

tersebut.

Suatu perbuatan dapat dikatakan sebagai suatu pelanggaran Hak Cipta

apabila perbuatan tersebut melanggar hak eksklusif dari pencipta atau pemegang

Hak Cipta. Menurut pasal 1 butir 1 jo. Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28

Tahun 2014 Tentang Hak Cipta, yang merupakan hak eksklusif dari pencipta atau

pemegang Hak Cipta adalah hak untuk mengumumkan dan hak untuk

memperbanyak ciptaannya tersebut.181

179

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta, Pasal

5 Ayat 2. 180

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta, Pasal

5 Ayat 3. 181

Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan HAM RI, Buku

Panduan Hak Kekayaan Intelektual dilengkapi dengan Peraturan Perundang-undangan dibidang

Hak Kekayaan Intelektual,Tahun 2006, (Tangerang : Direktorat Jenderal Hak Kekayaan

Intelektual – EC Asian Intellectual Property Rights Co-operation Program, 2006) hal. 18.

Universitas Sumatera Utara

Page 115: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

104

Pelanggaran terhadap Hak Cipta dapat merupakan pelanggaran terhadap

hak moral maupun hak ekonomi atau pelanggaran di bidang administrasi.

Dikategorikan sebagai pelanggaran terhadap hak eksklusif moral dari suatu Hak

Cipta apabila terhadap suatu Hak Cipta tanpa seizin si pencipta atau ahli warisnya

bila si pencipta telah meninggal dunia, telah dilakukan:

1. Peniadaan nama pencipta yang tercantum pada ciptaan

2. Pencatuman nama pencipta pada ciptaan

3. Penggantian atau pengubahan judul ciptaan

4. Pengubahan isi ciptaan

5. Peniadaan atau perubahan terhadap informasi elektronik tentang

manajemen hak pencipta

6. Perusakan, peniadaan atau membuat tidak berfungsi sarana kontrol

teknologi sebagai pengaman hak pencipta.

Perbuatan yang dikategorikan sebagai pelanggaran Hak Cipta yang

merupakan pelanggaran terhadap hak eksklusif di bidang ekonomi adalah sebagai

berikut:

1. Mengumumkan dan memperbanyak suatu ciptaan

2. Membuat, memperbanyak atau menyiarkan rekaman suara dan atau

gambar

3. Menyiarkan, memamerkan, mengedarkan atau menjual kepada umum

suatu barang hasil pelanggaran Hak Cipta

Universitas Sumatera Utara

Page 116: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

105

4. Menggandakan atau menyalin program computer dalam bentuk kode

sumber (Source Code) atau program aplikasinya untuk kepentingan

komersial.

Namun demikian, dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28

Tahun 2014 terdapat ketentuan yang mengatur beberapa tindakan yang tidak

dianggap sebagai suatu pelanggaran Hak Cipta , yaitu:

1. Pengumuman, Pendistribusian, Komunikasi, dan/atau Penggandaan

lambang negara dan lagu kebangsaan menurut sifatnya yang asli;

2. Pengumuman, Pendistribusian, Komunikasi, dan/atau Penggandaan segala

sesuatu yang dilaksanakan oleh atau atas nama pemerintah, kecuali

dinyatakan dilindungi oleh peraturan perundang-undangan, pernyataan

pada Ciptaan tersebut, atau ketika terhadap Ciptaan tersebut dilakukan

Pengumuman, Pendistribusian, Komunikasi, dan/atau Penggandaan;

3. pengambilan berita aktual, baik seluruhnya maupun sebagian dari kantor

berita, Lembaga Penyiaran, dan surat kabar atau sumber sejenis lainnya

dengan ketentuan sumbernya harus disebutkan secara lengkap; atau

4. pembuatan dan penyebarluasan konten Hak Cipta melalui media teknologi

informasi dan komunikasi yang bersifat tidak komersial dan/atau

menguntungkan Pencipta atau pihak terkait, atau Pencipta tersebut

menyatakan tidak keberatan atas pembuatan dan penyebarluasan tersebut.

5. Penggandaan, Pengumuman, dan/atau Pendistribusian Potret Presiden,

Wakil Presiden, mantan Presiden, mantan Wakil Presiden, Pahlawan

Nasional, pimpinan lembaga negara, pimpinan kementerian/lembaga

Universitas Sumatera Utara

Page 117: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

106

pemerintah non kementerian, dan/atau kepala daerah dengan

memperhatikan martabat dan kewajaran sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.182

B. Perlindungan Hukum Terhadap Tindak Plagiarisme Atas Hak Cipta

Karya Tulis Di Perguruan Tinggi

Kehidupan manusia banyak dipengaruhi oleh hukum. Meski dalam

masyarakat beredar suatu pendapat bahwa hidup dipengaruhi oleh dua faktor

utama, yaitu hukum dan ekonomi. Kenyataannya, ekonomi juga diatur oleh

hukum sehingga muncul hukum-hukum ekonomi dari teori-teori ekonomi yang

ada saat ini. Hukum ada untuk mengatur manusia, sehingga tercipta kondisi

masyarakat yang tertib dan teratur. Hal ini merupakan tujuan keberadaan hukum

dalam kehidupan bermasyarakat. Hukum yang dituang dalam bentuk peraturan

perundang-undangan maupun norma-norma masyarakat, bertujuan untuk

menertibkan dan melindungi hak-hak dalam masyarakat.

Kehidupan hukum tidak hanya menyangkut urusan hukum teknis, seperti

pendidikan hukum, tetapi menyangkut pendidikan dan pembinaan perilaku

individu dan social yang lebih luas. Dalam dunia pendidikan, penulisan karya

ilmiah adalah suatu hal yang mutlak ada sebagai bukti keilmuan seseorang. Dunia

pendidikan memperkenalkan dunia riset, yang berunsurkan analisa dan data.

Dalam melakukan riset, tidak hanya mengamati dan mendata, tetapi terdapat pula

usaha pengembangan data. Pengembangan inilah yang menjadi suatu inovasi dan

memunculkan hal baru, baik berupa gagasan maupun teori.183

182

Undang-Undang Hak Cipta No. 28 Tahun 2014, Pasal 43 183

Analisis hukum perdata pada kasus plagiat,

https://grifalenwestreenen.wordpress.com/2012/03/31/analisis-hukum-perdata-pada-kasus-

plagiat/ yang diakses pada tanggal 29 Maret.

Universitas Sumatera Utara

Page 118: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

107

Dalam penulisan karya ilmiah, tak jarang terjadi suatu tindakan dimana

ide-ide yang dituang dalam karya ilmiah bukan merupakan hasil riset yang telah

dilaksanakan. Pembuatan karya tulis ilmiah dalam dunia akademik merupakan

suatu bukti kompetensi seorang akademika. Sehingga mengutip karya tulis atau

ide orang lain menjadi salah satu jalan pintas peletakan ide, konsep maupun

analisa dalam karya tulis ilmiah. Disinilah sering terjadi suatu permasalahan

manakala kutipan yang diambil dari suatu karya tertentu tidak memberikan

penjelasan asal ide tersebut. Hal ini yang kemudian dikenal dengan sebutan

tindakan plagiat. Dan yang terjadi adalah sebuah pengakuan terhadap karya

“curian” tersebut sebagai milik akademika yang telah menelurkan karya tersebut.

Dan disini sering timbul suatu permasalahan tentang kepemilikan sebenarnya

secara yuridis terhadap karya tulis ilmiah yang telah disiarkan kepada khalayak.

Sehingga terjadi suatu tindakan saling klaim terhadap suatu karya tulis ilmiah

Pada pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Hak Cipta, diterangkan tentang

definisi hak cipta secara khusus yang isinya bahwa Hak Cipta merupakan hak

eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau

memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan

dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan

yang berlaku. Yang mana pengalihan hak cipta, dalam hal penggandaan suatu

karya tulis atau kekayaan intelektual lainnya, dapat dilakukan dengan pemberian

lisensi atau perijinan kepada suatu pihak tertentu yang hal ini diatur dalam suatu

kesepakatan antara pihak pemegang hak milik dengan pihak lain yang akan

menerima pengalihan hak cipta tersebut. Maka jelaslah bahwa penggandaan atau

Universitas Sumatera Utara

Page 119: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

108

duplikasi menjadi wewenang pihak penerima hak cipta. Dan barang siapa yang

hendak menggandakan seluruh atau sebagian dari karya yang hak ciptanya dalam

penguasaan suatu pihak tertentu, maka harus mendapatkan izin dari pihak

pemegang lisensi hak cipta tersebut.

Pada umumnya pencipta melakukan publikasi terhadap karya ilmiah yang

dihasilkan tersebut. Publikasi terhadap karya cipta yang berwujud ilmu

pengetahuan (scientific work) maupun karya sastra (literary work) dilakukan

melalui media tertulis, baik yang berupa buku, karya tulisan ilmiah, dan makalah

yang berupa artikel untuk jurnal, buletin, majalah atau koran. Tujuan dari

dilakukannya publikasi tersebut adalah untuk mendapatkan nilai keuntungan

ekonomis (hak ekonomi) atas hasil karya ciptanya sekaligus adanya pengakuan

dari pihak lain dan adanya perlindungan hukum terhadap karya ciptaannya.

Dengan kata lain, publikasi terhadap karya ciptaan tidak hanya semata

mengandung hak ekonomis, tetapi juga hak moral yang menempatkan suatu

pengakuan, penghargaan dan atau penghormatan terhadap hasil karya seseorang.

Oleh karenanya segala tindakan yang mengarah kepada plagiarisme, distorsi,

mutilasi atau perubahan-perubahan serta perbuatan pelanggaran lain yang

berkaitan dengan karya tersebut yang dipandang dapat merugikan kehormatan

atau reputasi si pengarang atau pencipta dilarang. Konsepsi hak moral tersebut

tercantum di dalam ketentuan Pasal 6 Konvensi Bern dan juga Pasal 24 Undang-

Undang tentang Hak Cipta. Sekalipun telah terdapat peralihan terhadap hak

ekonomis atas hasil ciptaan tersebut, namun tidaklah berarti hak moral tersebut

hilang atau beralih pula.

Universitas Sumatera Utara

Page 120: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

109

1. Penerapan Tindakan Hukum Represif terhadap pelaku Plagiarisme di

Perguruan Tinggi

Adanya perlindungan hukum terhadap karya ilmiah tersebut membawa

konsekuensi yuridis manakala terjadi pelanggaran hukum terhadap hak-hak

pencipta maka pencipta dapat menggunakan sarana hukum yang ada untuk

menjamin dan melindungi hak-haknya tersebut. Plagiarisme merupakan suatu

bentuk pelanggaran terhadap hak cipta dan pelakunya dapat dikenakan sanksi

hukum.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang

Pendidikan tinggi menjelaskan bahwa Lulusan Perguruan Tinggi yang

menggunakan karya ilmiah untuk memperoleh ijazah dan gelar , yang terbukti

merupakan hasil jiplakan atau plagiat, ijazahnya dinyatakan tidak sah dan

gelarnya dicabut Perguruan tinggi.184

Larangan terhadap plagiarisme di perguruan tinggi dan sanksi terhadap

dilakukannya perbuatan tersebut diatur secara khusus dalam Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan

Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi.

Sebagai salah satu bentuk pelanggaran Hak Cipta, tindakan Plagiarisme

sesungguhnya lebih bernuansa pelanggaran Hak Moral. Lebih fokus lagi

pelanggaran Hak Paterniti (right of paternity), yakni yang menyangkut

kelengkapan dan kejelasan identitas yang harus dinyatakan, terutama nama

penulis atau penciptanya. Pelanggaran Hak Moral seperti ini memerlukan sanksi

184

Undang-Uundang Republik Indonesia No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi,

Pasal 42 ayat (3).

Universitas Sumatera Utara

Page 121: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

110

yang proporsional. Masalahnya, berbeda dengan pelanggaran Hak Ekonomi yang

memiliki sanksi yang jelas dan terukur, pelanggaran Hak Moral memiliki sanksi

yang relatif lunak. Sanksi bagi pelanggaran Hak Moral dapat ditetapkan melalui

putusan Pengadilan.185

Rujukan mengenai sanksi atas tidakan plagiarisme juga relevan dengan

merujuk pada UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Ketentuan Pasal 25 dan Pasal 70 secara tegas mengancam sanksi pencabutan

gelar, dan bahkan pidana penjara 2 tahun dan/ atau denda Rp.200.000.000,00

apabila karya ilmiahnya merupakan jiplakan. Dalam kerangka yang lebih teknis,

aturan mengenai sanksi Plagiarisme dirumuskan dalam Peraturan Menteri

Republik Indonesia Pendidikan Nasional No.17 Tahun 2010. Apa pun instrumen

yang digunakan sebagai resolusi penyelesaian kasus plagiarisme, putusannya akan

diikuti dengan sanksi.186

Ada beberapa sanksi yang mungkin bisa dipertimbangkan untuk

diberlakukan bagi orang yang melakukan tindakan plagiarisme seperti :

a. Kompensasi keuangan atau ganti rugi plagiarisme

b. Perintah untuk menghentikan atau mencegah berlanjutnya pelanggaran

c. Pernyataan pelanggaran hak moral pencipta

d. Pernyataan permintaan maaf di depan umum

e. Memperbaiki penulisan identitas pencipta.

185

Henry Soelistyo,Op.Cit,hal.187 186

Ibid

Universitas Sumatera Utara

Page 122: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

111

2. Penerapan Tindakan Hukum Represif Terhadap Tindak Plagiarisme

Yang Dilakukan Dosen

Penanggulangan plagiarisme di perguruan tinggi yang dilakukan oleh

dosen dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 yaitu :

1) Perihal dugaan telah terjadi plagiat oleh dosen/penelitian tenaga

pendidikan pimpinan perguruan tinggi membuat persandingan antara

karya ilmiah dosen/peneliti/ tenaga kependidikan dengan karya dan/atau

karya ilmiah yang diduga merupakan sumber yang tidak dinyatakan oleh

dosen/peneliti/tenaga kependidikan.

2) Pemimpin Perguruan Tinggi Meminta senat akademik/organ lain yang

sejenis untuk memberikan pertimbangan secara tertulis tentang kebenaran

plagiat yang diduga merupakan sumber yang tidak dinyatakan oleh

dosen/peneliti.tenaga kependidikan.

3) Sebelum senat akademik/organ lain yang sejenis memberikan

pertimbangan sebagaimana dimaksud, senat akademik/organ lain yang

sejenis meminta komisi etik dari senat akademik/organ lain yang sejenis

untuk melakukan telaah tentang kebenaran plagiat dan proporsi karya

dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiah

plagiator yang diduga telah dilakukan dosen/peneliti/tenaga kependidikan.

4) Senat akademik/organ lain yang sejenis menyelenggarakan sidang dengan

acara membahas hasil telaah komisi etik dan mendengar pertimbangan

para anggota senat akademik/organ lain yang sejenis, serta merumuskan

pertimbangan yang akan disampaikan kepada pimpinan perguruan tinggi.

Universitas Sumatera Utara

Page 123: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

112

5) Dosen/peneliti/tenaga kependiikan yang diduga melakukan plagiat diberi

kesempatan melakukan pembelaan di hadapan sidang senat

akademik/organ lain yang sejenis.

6) Apabila berdasarkan persandingan dan hasil telaah telah terbukti terjadi

plagiat maka senat akademik/organ lain yang sejenis merekomendasikan

sanksi untuk dosen/peneliti/ tenaga kependidikan sebagai plagiator kepada

pemimpim/pimpinan perguruan tinggi.

7) Apabila Salah Satu dari persandingan atau hasil telaah, ternyata tidak

dapat membuktikan terjadinya plagiat, maka sanksi tidak dapat dijatuhkan

kepada dosen/peneliti/tenaga kependidikan yang diduga melakukan

plagiat.187

Terhadap tindakan Plagiarisme, perguruan tinggi dapat melakukan

tindakan represif yang dilakukan oleh pimpinan perguruan tinggi yang

bersangkutan dengan menjatuhkan sanksi kepada plagiator di lingkungan

perguruan tingginya. Sanksi bagi dosen/peneliti/tenaga pendidikan yang terbukti

melakukan plagiat sebagaimana dimaksudkan peraturan menteri pendidikan

Nasional Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010, Pasal 11 ayat (6), disusun

secara berurutan dari yang paling ringan sampai dengan yang paling berat, terdiri

atas:

a. Teguran;

b. Peringatan Tertulis;

c. Penundaan pemberian hak dosen/peneliti/tenaga kependidikan;

187

Peraturan Menteri Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pencegahan

Dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi, Pasal 11.

Universitas Sumatera Utara

Page 124: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

113

d. Penurunan pangkat dan jabatan akademik/fungsional;

e. Pencabutan hak untuk diusulkan sebagai guru besar/professor/ahli peneliti

utama bagi yang memenuhi syarat;

f. Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai dosen/peneliti/tenaga

kependidikan;

g. Pemberhentian dengan tidak hormat dari status sebagai

dosen/peneliti/tenaga kependidikan;

h. Pembatalan ijasah yang diperoleh dari perguruan tinggi yang

bersangkutan.

Apabila dosen/peneliti/tenaga pendidikan sebagaimana dimaksud dalam

ayat(2) huruf f, huruf g dan huruf h menyandang sebutan guru besar/profesor/ahli

peneliti utama, maka dosen/peneliti/tenaga kependidikan tersebut dijatuhi sanksi

tambahan berupa pemberhentian dari jabatan guru besar/professor/ahli peneliti

utama oleh menteri atau pejabat yang berwenang atas usul perguruan tinggi yang

diselenggarakan oleh pemerintah atau atas usul perguruan tinggi yang

diselenggarakan oleh masyarakat melalui koordinator perguruan tinggi swasta.

Lebih lanjut menteri atau pejabat yang berwenang dapat menolak usul

untuk mengangkat kembali dosen/peneliti/tenaga kependidikan dalam jabatan

guru besar/profesor/ahli peneliti utama atas usul perguruan tinggi lain, apabila

dosen/peneliti/tenaga kependidikan tersebut pernah dijatuhi sanksi sebagaimana

Universitas Sumatera Utara

Page 125: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

114

dimaksud dalam ayat (2) huruf f dan guruf g serta dijatuhi sanksi tambahan

berupa pemberhentian dari jabatan guru besar/profesor/ahli peneliti utama.188

Apabila pemimpin perguruan tinggi yang bersangkutan tidak menjatuhkan

sanksi tegas sebagaimana yang digariskan dalam Permendiknas tersebut kepada

plagiator maka menteri dapat menjatuhkan sanksi kepada plagiator dan juga

pimpinan perguruan tinggi yang bersangkutan yang berupa:

a. Teguran

b. Peringatan tertulis

c. Pernyataan pemerintah bahwa yang bersangkutan tidak berwenang

melakukan tindakan hukum dalam bidang akademik.

Larangan praktik plagiarisme di perguruan tinggi tersebut dapat dipahami

karena misi perguruan tinggi adalah untuk mencari, menemukan,

mempertahankan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran dan penghargaan

terhadap nilai ilmu pengetahuan. Plagiarisme bertentangan dengan nilai-nilai

kejujuran dan etika akademik yang seharusnya dijunjung tinggi oleh para civitas

akademika dimanapun ia berada. Etika akademis yang berlaku diperguruan tinggi

mengharuskan penulis mencantumkan catatan yang menunjukkan nama penulis

asal apabila hendak mengutip. Pencantuman hal tersebut dinilai sebagai

pengecualian dari tindakan yang dianggap melanggar hak cipta seseorang, atau

disebut penggunaan wajar (fair dealing).189

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, salah satu sanksi yang dapat

diberikan oleh perguruan tinggi terhadap dosennya yang melakukan plagiarisme

188

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010, Pasal 12 ayat (2), ayat

(3) dan ayat (4) 189

Op.Cit, Tim Lindsey, hal.123

Universitas Sumatera Utara

Page 126: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

115

adalah pemberhentian dengan hormat atau bahkan pemberhentian tidak dengan

hormat. Kedua jenis sanksi tersebut memiliki akibat hukum putusnya hubungan

kerja antara dosen denganperguruan tinggi tempatnya bekerja.

Pertimbangan hukum yang digunakan oleh perguruan tinggi adalah bahwa

dosen tersebut telah melakukan perbuatan yang melawan hukum yaitu dengan

melakukan penipuan atau setidaknya memberikan keterangan palsu yang juga

dapat merugikan kepentingan perguruan tinggi yang bersangkutan. Pengertian

keterangan palsu tersebut merujuk pada adanya pengakuan dari dosen yang

bersangkutan/plagiator yang mengakui bahwa karya tersebut adalah miliknya,

padahal kenyataan justru sebaliknya. Terhadap dalil yang dikemukakan oleh pihak

perguruan tinggi, dosen plagiator terkadang dapat membantah hal tersebut dengan

alasan bahwa perbuatan tersebut sudah mendapat ijin dari pemilik karya cipta

aslinya, atau dengan dalih kealpaan dalam melakukan perbuatan.

Terhadap hal demikian, maka hakim harus dapat menemukan hukumnya

dan menyelesaikan setiap permasalahan hukum yang diajukan kepadanya. Hakim

dituntut untuk dapat melakukan penemuan hukum. Penemuan hukum tersebut

tidak semata-mata karena hukumnya belum mengatur, tetapi juga manakala terjadi

pertentangan di antara aturan-aturan hukum yang berlaku. Hakim diharapkan

mampu menggali dan mengkorelasikan secara cerdas aturan-aturan hukum yang

ada, baik yang umum maupun yang khusus sehingga didapatkan suatu

pemahaman yang tepat dan bijak dalam menangani suatu perkara yang diajukan

kepadanya.

Universitas Sumatera Utara

Page 127: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

116

Prosedur untuk bisa menentukan benar atau tidaknya seseorang melakukan

plagiat tidak boleh ditentukan secara gegabah. Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional telah mengatur hal tersebut. Dalam hal diduga telah terjadi plagiat oleh

dosen/tenaga kependidikan, maka pimpinan perguruan tinggi harus membuat

persandingan antara karya ilmiah dosen tersebut dengan karya yang diduga

merupakan sumber yang tidak dinyatakan oleh dosen tersebut. Selanjutnya, hal

tersebut akan dimintakan telaah dari komisi etik untuk menentukan kebenaran

mengenai dugaan plagiat tersebut berikut dengan proporsi karya dan/atau karya

ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiah plagiator.

Hasil telaah tersebut disampaikan kembali kepada Senat akademik/organ

lain yang sejenis. Senat akademik/organlain yang sejenis akan menyelenggarakan

sidang dengan acara membahas hasil telaah komisi etik tersebut.

Dosen/peneliti/tenaga kependidikan yang diduga melakukan plagiat juga

diberikan kesempatan untuk melakukan pembelaan di hadapan sidang senat

akademik/organ lain yang sejenis.

Berdasarkan persandingan dan hasil telaah yang telah terbukti tersebut

senat akademik atau organ sejenis merekomendasikan sanksi bagi

dosen/peneliti/tenaga kependidikan sebagai plagiator kepada pimpinan perguruan

tinggi. Apabila salah satu dari persandingan atau hasil telaah ternyata tidak dapat

membuktikan terjadinya plagiat, maka sanksi hukum tidak dapat dijatuhkan.190

Pengenaan sanksi haruslah diterapkan secara bijaksana dengan tetap

memperhatikan aspek kemanfaatannya. Penjatuhan sanksi yang dilakukan

190

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010,

Pasal 11.

Universitas Sumatera Utara

Page 128: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

117

terhadap dosen pelaku plagiat adalah tidak dalam rangka semata-mata

menghukum yang bersangkutan atas kesalahan yang telah dilakukannya, namun

juga memiliki makna edukatif yaitu untuk mendidik yang bersangkutan agar

menyadari kesalahannya dan tidak mengulangi lagi perbuatan tersebut.

Hal tersebut nampak dari jenis atau kategori sanksi yang disebutkan dalam

Permendiknas Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan

Plagiat di Perguruan Tinggi yang mengatur urutan sanksi dari yang paling ringan

hingga yang paling berat. Bercermin dari kandungan ide-ide dasar tersebut maka

seyogyanya pemberian dan pelaksanaan sanksi hukum terhadap pelaku memuat

kandungan nilai-nilai tersebut.

3. Penerapan Tindakan Hukum Represif terhadap Tindak Plagiarisme yang

dilakukan Mahasiswa

Tindakan plagiarisme tidak hanya melanda kawasan dunia akademik di

Asia dan kususnya Indonesia, namun juga telah melanda akademik di kawasan

Amerika dan Eropa. Di Eropa penelitian tentang tindakan plagiarisme juga telah

banyak dikaji oleh kalangan pakar pendidikan maupun ahli penelitian. Misalnya,

penelitian yang dilakukan oleh (Ashworth & Bannister 1997) dengan judul Guilty

in whose Eyes? University Students’ Perceptions of Cheating and Plagiarism in

Academic Work and Assessment. Studies in Higher Education di Inggris. Hasil

penelitian menyimpulkan bahwa para mahasiswa di perguruan tinggi tersebut

kurang mempunyai informasi yang lengkap tentang apakah bentuk-bentuk

tindakan yang dianggap sebagai plagiarisme. Perkara tersebut menyebabkan

Universitas Sumatera Utara

Page 129: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

118

tindakan plagiarisme begitu bebas di kalangan mahasiswa ketika menyelesaikan

tulisan-tulisan ilmiah pada perkuliahan.191

Penanggulangan Plagiarisme yang dilakukan mahasiswa di Perguruan

Tinggi dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia Nomor

17 Tahun 2010 tentang pencegahan dan penanggulangan plagiat di perguruan

tinggi yaitu :

1) Dalam hal diduga telah terjadi plagiat oleh mahasiswa, ketua

jurusan/departemen/ bagian membuat persandingan antara karya ilmiah

mahasiswa dengan karya dan/atau karya ilmiah yang diduga merupakan

sumber yang tidak dinyatakan oleh mahasiwa.

2) Ketua jurusan/departemen/bagian meminta seorang dosen sejawat

sebidang untuk memberikan kesaksian secara tertulis tentang kebenaran

plagiat yang diduga telah dilakukan mahasiswa.

3) Mahasiswa yang diduga melakukan plagiat diberi kesempatan melakukan

pembelaan di hadaoan ketua jurusan/departemen/bagian.

4) Apabila berdasarkan persandingan dan kesaksian telah terbukti terjadi

plagiat, maka ketua berdasarkan persandingan dan kesaksian telah terbukti

terjadi plagiat, maka ketua jurusan/departemen/ bagian menjatuhkan sanksi

kepada mahasiswa sebagai plagiator.

5) Apabila salah satu dari persandingan atau kesaksian ternyata tidak dapat

membuktikan terjadinya plagiat, maka sanksi tidak daopat dijatuhkan

kepada mahasiswa yang diduga melakukan plagiat.192

191

Muhammad Zainur, Plagiarisme di Kalangan Mahasiswa Dalam Membuat Tugas-

Tugas Perkuliahan di Falkutas Tarbiyah Iain Imam Bonjol Padang, Jurnal Ilmiah, Fakultas

Tarbiyah IAIN Imam Bonjol Padang, hal 57.

Universitas Sumatera Utara

Page 130: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

119

Melihat kasus plagiarisme dalam penyusunan skripsi sebenarnya telah menjadi

perhatian bagi Pemerintah Indonesia Khususnya Menteri Riset Teknologi dan

Pendidikan Tinggi, berbagai upaya dilakukan, baik dengan mengadakan Seminar

Nasional tentang isu plagiarisme di Universitas hingga merumuskan Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan

Penanggulangan Plagiat Di Perguruan Tinggi. Dalam Undang-Undang Sistem

Pendidikan Nasional tersebut termuat pada pasal 25 ayat 2 menyatakan :

“Jika karya ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan gelar akademik,

profesi, atau vokasi terbukti hasil jiplakan, maka gelarnya akan dicabut”,

lebih lanjut dalam undang-undang yang sama pada pasal 70 menyatakan

“lulusan yang terbukti menjiplak karya ilmiah orang lain diancam dengan

pidana penjara paling lama dua tahun dan/atau pidana denda paling banyak

Rp 200 juta”.193

Mengamati praktek plagiarisme yangterjadi di kalangan perguruan tinggi,

dapat kiranya dinyatakan bahwa esensi plagiarisme sesunggunya bukan sekedar

persamaan tema atau gagasan dalam tulisan. Tetapi lebih dari itu, juga persamaan

kalimat, frasa, alinea, bahkan kesamaan struktur, pengungkapan pikiran.Bagi para

mahasiswa dan dosen pengajar, melakukan penelitian adalah salah satu tugasnya

sebagai ilmuwan. Mereka juga harus banyak menulis untuk mengungkapkan

gagasan-gagasan pemikiran kritis yang diyakininya mengandung kebenaran.

192

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010

Tentang Pencegahan Dan Penanggulangan Plagiat Di Perguruan Tinggi, Pasal 10. 193

Lytha Dayanara Hutagalung, sanski hukum asksi plagiat dalam penyusunan skripsi,

http://www.calonsh.com/2016/11/06/sanksi-hukum-aksi-plagiat-dalam-penyusun-skripsi/ yang

diakses pada tanggl 30 Maret 2017.

Universitas Sumatera Utara

Page 131: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

120

Menulis atau membuat karya tulis sesungguhnya merupakan kegiatan

mengungkapkan kebenaran secara terbuka, netral dan akurat. Dalam konteks nilai-

nilai ini, kebenaran adalah mitra dekat kejujuran dan objektivitas.

Tidak berhenti sampai disitu pada Peraturan Menteri juga termuat

beberapa sanksi hukum dalam upaya pencegahan maraknya terjadi plagiarisme

dalam penyusunan skripsi yakni apabila mahasiswa terbukti melakukan plagiat,

maka sanksi yang diterima adalah :

1) Teguran

2) Peringatan tertulis

3) Penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa

4) Pembatalan nilai satu atau beberapa mata kuliah yang diperoleh mahasiwa

5) Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiwa

6) Pemberhentian tidak hormat dari status sebagai mahasiwa, atau

7) Pembatalan ijazah apabila mahasiswa telah lulus dari suatu program,194

Sehingga jelaslah Sanksi yang mengancam sang plagiat dalam aksi plagiarisme

dalam menyusun skripsi tak lain ialah pencabutan gelar akademik, pembatalan

ijazah dan sanksi pidana denda paling banyak Rp 200 Juta.195

Salah satu kasus plagiarisme Dr. Zuliansyah, Alumni Sekolah Tinggi

Elektroniks dan Informatika (STEI) ITB, Bandung. Mochammad Zaliansyah yang

sedang diproses statusnya sebagai dosen ITB, terbukti melakukan plagiarisme.

Daam karya ilmiahnya On 3D Topological Relationship yang dikirim untuk

konferensi “ Cybernatics and Intelligent System 2008”, di China tahun 2008, dan

194

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010,

Pasal 12 Ayat 1. 195

Permendiknas No.17 Tahun 2010, Pasal. 12

Universitas Sumatera Utara

Page 132: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

121

diterbitkan tahun 2009, ditemukan adanya banyak kesamaan dengan karya syska

Zlatanova; Ilmuwan Austria. Laporan Ilmuwan Austria yang menemukan plagiasi

itu berujung pada pemeriksaan di Komisi Etik IEEE ( Institute od Electrical and

Electronics Engineers ). 196

Di Indonesia, kasus Mochammad Zuliansyah ini dibahas oleh Sekolah

Tinggi Elektronika dan Informatika (STEI) ITB yang melibatkan pihak rektorat,

senat akademik, Majelis Guru Besar dan Majelis Amanah. Hasilnya, disertasi dan

ijasah Doktor Mochammad Zuliansyah dinyatakan tidak berlaku. Mealui

pertimbanagan dan masukan dari Majelis Wali Amanat (MWA), pimpinan senat

akademik (SA), pimpinan Majelis Guru Besar (MGB), dan rektor ITB, maka

pihak institusi menyatakan bahwa plagiarisme yang dilakukan MZ telah dilakukan

dengan kesengajaan tanpa diketahui sama sekali oleh para pembimbing

disertasinya. 197

Permintaan maaf secara langsung akan dikirimkan oleh pihak institusi

kepada Dr. Siyka Zlatanova dan IEEE. ITB juga menyatakan permintaan maaf

kepada seluruh pemangku kepentingan ITB, serta komunitas akademik nasional

dan internasional. ITB menyatakan bahwa disertasi dan ijazah progra doktoral

Mochammad Zuliansyah tidak berlaku. Sementara surat teguran langsung dari

rektor diberikan kepada pembimbing Mochammad Zuliansyah karena dinilai

kurang cermat dalam proses pembimbingan disertasi. Selanjutnya, sebagai upaya

196

Henry Soelistyo, Op.Cit, hal 153 197

Prita, Pernyataan sikap itb terhadap plagiarisme mochamad zuliansyah,

http://www.itb.ac.id/news/read/2813/home/pernyataan-sikap-itb-terhadap-plagiarisme-

mochammad-zuliansyah, diakses 11 januari 2018.

Universitas Sumatera Utara

Page 133: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

122

perbaikan di masa mendatang, ITB akan melaksanakan upaya penyempurnaann

academic environment.

Dikutip dari press release kasus plagiarisme MZ, ITB menyatakan tidak

akan pernah mentolerir plagiarisme dan segala bentuk kecurangan akademik

lainnya. Sejak awal ITB menilai bahwa plagiarisme adalah bentuk tindakan yang

mencederai nilai-nilai akademik yang selalu dijunjung tinggi. ITB telah memiliki

kode etik di bidang akademik yang berkaitan dengan integritas, diantaranya :

Peraturan Akademik dan Kemahasiwaan ITB (SK Rektor ITB

No.297/SK/K01/PP/2009), Nilai-nilai inti ITB (SK Senat Akademik ITB No.

032/SK/K01-SA/2002), Kode Etik Dosen (SK Senat Akademik ITB No.

03/SK/K01-SA/2008) dan Kode Etik ITB (SK Senat Akademik ITB

No.09/SK/K01-SA/2009).

Mantan Rektor Universitas Gajah Mada (UGM), Prof Dr Sofian Effendi

ikut prihatin atas terungkapnya praktek plagiarisme yang dilakukan Dr.

Mochamad Zuliansyah, doktor di Institut Teknologi Bandung (ITB). Dr. Sofian

berpendapat praktek plagiarisme subur karena menjadi dasar kenaikan

pangkat. Ketua Dewan Pertimbangan Forum Rektor Indonesia (DP-FRI), Prof Dr

Edy Suandi Hamid mengatakan perguruan tinggi harus responsif mencegah terjadi

plagiarisme yang dilakukan oleh sivitas akademik. Dosen-dosen yang melakukan

plagiarisme harus diberi sanksi. Dia mengatakan kasus plagiarisme tidak bisa

dibenarkan terutama bagi kalangan akademik. Kasus plagiarisme tidak hanya

dilakukan oleh seorang dosen saja tapi mahasiswa juga melakukan hal tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Page 134: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

123

Oleh karena itu, dia meminta agar pimpinan perguruan tinggi juga harus peka bila

ada laporan-laporan seperti itu yang diberikan masyarakat. 198

198

Farida Denura, Plagiarisme lagu lama yang kian nyaring berbunyi,

http://scholae.co/web/read/432/plagiarisme.lagu.lama..yang.kian.nyaring.berbunyi, diakses padsa 7

juli 2018.

Universitas Sumatera Utara

Page 135: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

124

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Terdapat beberapa bentuk plagiarisme karya tulis di perguruan tinggi yaitu,

plagiarisme ide (plagiarism of ideas) dimana tipe plagiarisme ini relatif sulit

dibuktikan karena ide atau gagasan itu bersifat abstrak dan berkemungkinan

memiliki persamaan dengan ide orang lain. Kedua adanya plagiarisme kata

demi kata (word for word plagiarism) yaitu mengutip karya orang lain secara

kata demi kata tanpa menyebutkan sumbernya. Ketiga plagiarisme atas

sumber (plagiarism of source) yaitu dimana plagiarisme ini tidak

menyebutkan secara lengkap referensi yang dirujuk dalam kutipan. Dan

keempat plagiarism kepengarangan, yaitu terjadi apabila seseorang mengaku

sebagai pengarang dari karya tulis yang disusun oleh orang lain, dan ada juga

yang dinamakan Autoplagiarisme yaitu perbuatan dengan menggunakan

kembali karya ilmiahnya sendiri tanpa menyebiutkan bahwa karya tersebut

sudah pernah dipublikasikan. Kasus plagarisme yang dilakukan oleh

Mochammad Zuliansyah, Alumnus program doktoral STEI angkatan 2003.

Kasus plagiarisme ini juga termasuk dalam bentuk plagiarisme atas sumber

(plagiarism of source) yaitu dimana plagiarisme ini tidak menyebutkan secara

lengkap referensi yang dirujuk dalam kutipan.

2. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17

tahun 2010 tentang pencegahan dan penanggulangan plagiat di perguruan

tinggi pada Bab I pasal 1 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan

124

Universitas Sumatera Utara

Page 136: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

125

pencegahan plagiat adalah tindakan preventif yang dilakukan oleh pimpinan

Perguruan Tinggi yang bertujuan agar tidak terjadinya plagiat di lingkungan

perguruan tingginya. Peraturan Menteri Republik Indonesia Nomor 17 Tahun

2010 tentang Pencegahan Dan Penanggulangan Plagiat menyebutkan dalam

Bab IV tentang pencegahan pada pasal 6, pasal 7, pasal 8 dan pasal 9. Secara

umum, pencegahan antara lain dilakukan dengan menghargai karya orang

lain, melakukan parafrasa, bantuan piranti lunak, dan mendapatkan

pengarahan. Mengambil atau memakai karya orang lain seyogyanya

dilakukan secara baik dan benar. Setiap tulisan dalam bentuk kalimat atau

paragraf yang dikutip harus selalu ditulis sumber informasi dan nama

penulisnya.

3. Penanggulangan Plagiat adalah tindakan represif yang dilakukan oleh

Ppimpinan Perguruan Tinggi dengan menjatuhkan sanksi kepada plagiator di

lingkungan perguruan tingginya yang bertujuan mengembalikan kredibilitas

akademik perguruan tinggi yang bersangkutan. Penanggulangan terhadap

tindak plagiarisme yang terjadi di perguruan tinggi diatur di dalam peraturan

menteri republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan Dan

Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi pada pasal 10 apabila terjadi

plagiat terhadap mahasiswa dan pada pasal 11 apabila terjadi plagiat terhadap

dosen. Pada pasal 12 diatur tenantang sanksinya apabila akademisi terbukti

melakukan plagiarisme dan adanya sanksi pidana diatur dalam Undang-

Undang Republik Indonesia Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.

Pada kasus plagiarisme yang dilakukan oleh Mochammad Zuliansyah, seperti

Universitas Sumatera Utara

Page 137: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

126

yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun

2010 pasal 11 ayat 7 bahwa disertasi dan ijazah program doktoral

Mochammad Zuliansyah tidak berlaku akibat tindakan plagiarisme yang

dilakukannya.

B. Saran

1. Akademisi, peneliti, dan mahasiswa diharapkan lebih berhati-hati dalam

melakukan penelitian/penulisan suatu karya tulis ilmiah di Perguruan Tinggi.

Kecermatan dan kejujuran dalam melakukan penulisan dapat menghidarkan

diri berbagai bentuk pelanggaran yang merugikan diri sendiri dan juga orang

lain. Pelanggaran ini dapat berupa pelanggaran etika dan/atau perundang-

undangan lainnya.

2. Undang-undang Hak Cipta mempunyai peran yang besar dalam melakukan

perlindungan terhadap karya cipta seseorang. Untuk itu pemerintah perlu

membentuk lebih ketat lagi menanggulangi tindakan plagiarisme yang

semakin meluas terutama di kalangan Perguruan Tinggi dan juga pemerinta

dihrapkan bisa memperketat lagi peraturan yang menjelaskan mengenai

batasan-batasan suatu karya dapat dikatakan plagiat. Batasan-batasan tersebut

untuk mempermudah dalam penyelesaian sengketa plagiarisme.

3. Pihak Universitas diharapkan mempertegas aturan yang sudah ada sebagai

upaya pencegahan dan penanggulangan plagiarisme karya tulis ilmiah, dan

diharapkan juga mempunyai sistem aplikasi komputer anti plagiarisme.

Aplikasi dan aturan ataupun SOP (Standar Operasional Prosedur) tentang

Pencegahan dan Penanggulang Plagiarisme dapat menekan angka plagiarisme

di era kemajuan teknologi informasi saat ini.

Universitas Sumatera Utara

Page 138: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

127

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU BACAAN/LITERATUR

Abdurrahman, Muslan, 2009,Sosiologi dan Metode Penelitian Hukum, Malang,

UMM Press,

Bintang, Sanusi, Hukum dan Hak Cipta, Citra Aditya, Bandung, 1998.

Dalman, Keterampilan Menulis, (Jakarta : Rajawali Press), 2012

Damian, Eddy, 2003, Hukum Hak Cipta, Penerbit Alumni, Bandung

Djamal, 2009, Hukum Acara Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia, Pustaka

Rineka Cipta, Bandung

Djumhana Muhamad dan R. Djubaedillah, 1993, Hak Milik Intelektual (Sejarah

Teori dan Prakteknya di Indonesia), Citra Aditya Bakti, Bandung

Djumhana., Muhamad dan R. Djubaedillah, 2003, Hak Milik Intelektual, sejarah,

teori, dan prakteknya di Indonesia,cet. ketiga, Citra Aditya Bakti,

Bandung

Hadi, Sutrisno, 1987, Metodologi Riset Nasional, Magelang, Akmil

Heri, 2007, Sosialisasi HAKI dan Penegakannya Menuju Bisnis Beretika,

Yogyakarta:Aggregator Batik News

Isnaini, Yusran., 2010, Buku Pintar Haki, Ghalia Indonesia, Bogor

Karyanto, Umum Budi, 2012, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, STAIN

Pekalongan Press, Pekalongan

Kusmana, Suherli, 2010, Merancang Karya Tulis Ilmiah. Remaja Rosda Karya,

Bandung

Lindsey, Tim et al., 2006, Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar, Asian Law

Group Pty Ltd dan P.T. Alumni, Jakarta

Lindsey, Tim, dkk., 2002, Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar. Alian Law

Group Pty Ltd. Bekerjasama dengan Penerbit PT. Alumni, Bandung

Lubis, M. Solly, 1994, Filsafat Ilmu dan Penelitian, Mandar Madju, Bandung

Margono, Suyud, 2010, Hukum Hak Cipta Indonesia: Teori dan Analisis

Harmonisasi Ketentuan World Trade Organization/WTO- TRIPs

Agreement, Ghalia Indonesia, Bogor

127 Universitas Sumatera Utara

Page 139: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

128

Martokusumo, Sudikno, 2012, Teori Hukum, Cahaya Atma Pusaka, Yogyakarta

Matanyaborbir, S, 2004, Sistem Hukum Pengurusan Piutang Negara, Pustaka

Bangsa Press, Jakarta

Moleong, Lexi J., 1993, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya,

Bandung

Muhammad, Abdulkadir, 2001,Kajian Hukum Ekonomi Hak Kekayaan

Intelektual, PT Citra Aditya Bakti, Bandung

Munandar Haris, Sally Sitanggang, 2008, Mengenal HAKI Hak Cipta, Paten,

Merek, dan Seluk Beluknya, Erlangga, Jakarta

Muslih, Moh., dkk, 2015, Pedoman Penulisan Skripsi, STAIN Pekalongan Press,

Pekalongan

Mutho‟in, 2013, “Internet dan Signifikansinya terhadap Karya Ilmiah

Mahasiswa”, Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M),

Pekalongan

Nasution,Prof. Dr. Rahmi Jened Parinduri, S.H., M.H., 2013, Interface Hukum

Kekayaan Intelektual dan Hukum Persaingan (Penyalahgunaan HKI), PT.

Raja Grafindo Persada, Jakarta

ND, Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, 2010, Dualisme Penelitian Hukum

Normatif dan Empiris, Yogyakarta, Pustaka Pelajar

Pudyamoko, Sri, 2007, Penegakan dan Perlindungan Hukum di Bidang Pajak.

Salemba Empat, Jakarta

Purwaningsih, Endang, S.H., M.Hum., 2005, Perkembangan Hukum Intellectual

Property Rights, Ghalia Indonesia, Bogor

Raharjo Satjipto, 1996, Konsep Ilmu Hukum, Bandung, Citra Aditya Bakti

Ramli, Ahmad M dan Fathurahman P. Ng. J, 2005, Film independen: dalam

perspektif hukum hak cipta dan hukum perfilman Indonesia, Ghalia

Indonesia, Jakarta

Riswandi, Budi Agus dan Shabhi Mahmashani, 2009, Dinamika Hak Kekayaan

Intelektual dalam Masyarakat Kreatif , Total media, Yogyakarta

Rosidi, Ajip, 2004, Asian Copyright Handbook, Ikatan Penerbit Indonesia, Jakarta

Salim, 2010, Perkembangan Teori Dalam Ilmu Hukum, PT. Rajagrafindo Persada,

Jakarta

Universitas Sumatera Utara

Page 140: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

129

Salman S, H.R Otje dan Anthon F, Susanto, 2010, Teori Hukum, Mengingat

Mengumpulkan dan Membuka Kembali, PT. Refika Aditama,

Bandung

Sardjono, Agus, 2004, Pengetahuan Tradisional: Studi Mengenai Perlindungan

Hak Kekayaan Intelektual Atas Obat-Obatan, Cetakan pertama, Program

Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta

Sareb Putra, R. Masri, 2011, Kiat Menghindari Plagiat, Indeks, Jakarta

Sidharta, B. Arief, Meuwissen, 2007, Tentang Pengembanan Hukum, Ilmu

Hukum, Teori Hukum, Dan Filsafat Hukum, PT. Refika Aditama,

Bandung

Simorangkir, J.C.T., 1979, Hak Cipta Lanjutan II, Cetakan pertama, PT

Djambatan, Jakarta

Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji, 2010, Penelitian Hukum Normatif Suatu

Tinjauan Singkat, Rajawali Pers, Jakarta

Soekantor, Soerjono, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Penerbit Universitas

Indonesia, Jakarta

Soelistyo, DR. Henry, 2011, Plagiarisme : Pelanggaran Hak Cipta Dan Etika,

Penerbit Kanisius, Yogyakarta

Soerjono Soekanto, 1998, Metodologi Research, Andi Offset, Yogyakarta

Sunggono, Bambang, 2011, Metode Penelitian Hukum, Rajawali Pers, Jakarta

Supramono, Gatot, 2010, Hak Cipta dan Aspek- Aspek Hukumnya, Rineka Cipta,

Jakarta

Surakhmad Winarno. 1975, Dasar dan Teknik Research : PengantarMetodologi

Ilmiah, Tarsito, Bandung

Suryasumantri, Jujun S., 1997, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Pustaka

Sinar Harapan, Jakarta

Sutedi, Adrian, 2009, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Sinar Grafika, Jakarta

Suyanto dan Asep Jihad, 2011, Betapa Mudah Menulis Karya Ilmiah Multi

Solusindo, Yogyakarta

Tarigan, Guntur, 2008, Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa, Edisi Revisi,

Angkasa Bandung, Bandung

Universitas Sumatera Utara

Page 141: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

130

Usman, Rachmadi, 2003, Hukum Hak atas Kekayaan Intelektual: Perlindungan

dan Dimensi Hukumnya di Indonesia, PT Alumni, Bandung

Widjaja, Gunawan, 2001, Seri Hukum Bisnis Lisensi, Raja Grafindo Persada,

Jakarta

Widyopramono, Tindak Pidana Hak Cipta Analisis dan Penyelesaiannya.Sinar

Grafika, Jakarta

Wuisman, JJ, M., 1996, Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Asas-Asas, Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia, Penyunting M. Hisyam, Jakarta

B. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945

Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi

Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 Tahun

2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi

C. ARTIKEL, MAKALAH, DAN INTERNET

Admin, 2014, “Menguap Dampak UU Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014”. URL :

http://requisitoire-magazine.com/menguak-dampak-uu-hak-cipta-nomor-

28-tahun-2014) yang diakses pada tanggal 05 Maret 2017 pada pukul

20.50 WIB.

Agus Wahyudi, “Plagiarisme dan Cara Menghindarinya” , filsafat.ugm,

http://filsafat.ugm.ac.id/aw/, diakses pada tanggal 30 Maret 2017

Analisis hukum perdata pada kasus plagiat,

https://grifalenwestreenen.wordpress.com/2012/03/31/analisis-hukum-

perdata-pada-kasus-plagiat/ yang diakses pada tanggal 29 Maret.

Andi Anto Patak, http://edukasi.kompasiana.com/2012/06/15/problematika-

plagiat-skripsi-thesisdisertasi-470061.html diakses terakhir 9 April 2015.

Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan HAM RI,

Buku Panduan Hak Kekayaan Intelektual dilengkapi dengan Peraturan

Perundang-undangan dibidang Hak Kekayaan Intelektual,Tahun 2006,

Universitas Sumatera Utara

Page 142: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

131

(Tangerang: Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual – EC Asian

Intellectual Property Rights Co-operation Program, 2006).

Farida Denura, Plagiarisme lagu lama yang kian nyaring berbunyi,

http://scholae.co/web/read/432/plagiarisme.lagu.lama..yang.kian.nyaring.b

erbunyi, diakses pada 7 juli 2018.

Faizal Imam, Makalah Tentang Perbedaan Tentang Undang-Undang Hak Cipta

Yang Lama Dan Yang Baru,

http://faizalimam.blogspot.com/2015/12/makalah-tentang-perbedaan-uu-

hak-cipta.html, diakses tanggal 7 agustus 2018.

Farizhan Khazimi, Plagiarisme sebagai pelanggaran hak ciota dan etika,

https://www.google.com/amp/s/farizankazhimi.wordpress.com/2011/12/20/

plagiarisme-sebagai-pelanggaran-hak-cipta-dan-etika/amp/?client=ms-

opera-mobile&espv=1), diakses tanggal 21 oktober 2017

H. Zulkarnaen, menghindari perangkap plagiarisme dalam menghasilkan karya

tulis, http://www.unja.ac.id/2013/04/10/prof-dr-ir-h-zulkarnain-mhortsc/,

diakses tanngal 8 oktober 2017.

Harris Munandar dan Sally Sitanggang, Mengenal HAKI (Hak Kekayaan

Intelektual : Hak Cipta, Paten, Merek dan Seluk- beluknya),

http://www.hakiindonesia.co.id, diunduh pada Sabtu 23 Maret 2017 pukul

21.00 Wib.

Hayatullah Khumaini, S.H, http://www.acehinstitute.org/en/public-

corner/education/item/105-plagiat-kejahatan akademik.html diakses

terakhir 9 April 2015.

Hengki Wijaya, Pencegahan Plagiarisme dengan Anti-Plagiarism Software dan

Reference Management Tools Sebagai Terobosan Inovasi Pendidikan

dalam Publikasi Karya Ilmiah, Artikel Juli 2018.

Herizal Fauzi, plagiarisme sebagai pelanggaran undang-undang hak cipta,

plagiarisme sebagai pelanggaran etika, herizal fauzi,

plagiarismehaki.blogspot.co.id/2011/12/plagiarisme-sebagai-

pelanggaran-uu-hak.html?m=1), diakses 18 november 2017.

Herqutanto, Plagiarisme, Runtuhnya tembok Kejujuran Akademik, Jjurnal

Universitas Indonesia, 1april 2013

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=269550&val=7113&title=

Mencegah%20dan%20Menanggulangi%20Plagiarisme%20di%20Dunia

%20Pendidikan yang diakses pada tanggal 23 Maret 2017.

Universitas Sumatera Utara

Page 143: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

132

Indriyanto, Cara mencegah plagiarisme,

http://staff.unila.ac.id/indriyanto/2012/01/17/cara-mencegah-plagiarisme/,

diakses tanggal 14 oktober 2017.

Institut Tekologi Bandung, Peryataan Sikap ITB terhadap Plagiarisme

Mochammad Zuliansyah.

http://www.itb.ac.id/news/read/2813/home/pernyataan-sikap-itb-terhadap-

plagiarisme-mochammad-zuliansyah, diakses tanggal 5 juni 2018.

Joshua Ignatius Eddfar, Peengertian etika serta pelanggarannya dalam kehidupan

sehari-hari, https://joshuaig.wordpress.com/2015/10/12/pengertian-etika-

serta-pelanggaran-nya-dalam-kehidupan-sehari-hari/, diakses tanggal 12

oktober 2017.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Plagirisme, http://kbbi.web.id/plagiarisme,

diakses terakhir tanggal 15 januari 2015.

Kemal Fasya, “Plagiat dan Kegersangan Perguruan Tinggi”, Artikel Kompas,

edisi 19 februari 2010

Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Maluku,

http://www.kopertis12.or.id/2011/09/23/seputar-plagiat-dan-

autoplagiat.html , diakses terakhir 5 Juni 2015

Laili Alfiatih Imamah, //lailialfiati.blogspot.com/2013/12/kultur-plagiarisme-

kejahatan-akademis.html, diakses tanggal 14 Maret 2015

Lytha Dayanara Hutagalung, Sanksi Hukum aksi plagiat dalam penyusunan

skripsi, http://www.calonsh.com/2016/11/06/sanksi-hukum-aksi-plagiat-

dalam-penyusun-skripsi/ yang diakses pada tanggl 30 Maret 2017.

Makalah Identifikasi bentuk plagiat pada skripsi mahasiswa fakultas ilmu

pendidikan universitas negeri yogya,.

Mengutip Artikel Indriyanto “Cara mencegah plagiarisme” Dosen Jurusan

Kehutanan Fakultas Pertanian Unila, Tahun 2012

Mochtar Marhum, Kasus Plagiarisme dan Penanganan,

http://jikti.bakti.or.id/updates/kasus-plagiarisme-dan-upaya-

penanganannya, mochtar marhum, diakses pada tanggal 12 Maret 2017.

Mulyana, Jurnal ilmiah Pencegahan Tindak Plagiarisme Dalam Penulisan

Skripsi: Upaya Memperkuat Pembentukan Karakter Di Dunia Akademik,

Universitas Negeri Yogya

Nety Rnawati, Lisensi Hak Cipta,

http://netyernawaty.blogspot.com/2012/11/pengertian-hak-cipta.html,

diakses tanggal 23 september 2018.

Universitas Sumatera Utara

Page 144: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

133

Penelitian Hukum Normatif-informasi-pendidikan, www.informasi-

pendidikan.com/2013/08/penelitian-hukum-normatif.html?m=1, diakses

tanggal 10 Mei 2015

Plagiarisme sebagai pelanggaran hak cipa,

http://barisankatakata.blogspot.co.id/2011/12/plagiarisme-sebagai-

pelanggaran-uu-hak.html?m=1, diakses tanggal 20 oktober 2017

Prayudi Setiadharma, Antara Plagiarisme dan pelanggaran hak cipta,

https://psetiadharma.wordpress.com/tag/plagiat/ ,yang diakses pada

tanggal 27 Maret 2016.

R.Poppy Yaniwati, Bandung. Teknik Penulisan Karya Ilmiah,.Universitas

Pasundan, Bandung, febuari 2018.

Rahis Sashena Rauther, Plagiarisme sebagai pelanggaran Undang-Undang Hak

Cipta, Plagiarisme sebagai pelanggaran etika,

http://rahisteknologi.blogspot.co.id/2011/12/plagiarisme-sebagai-

pelanggaran-uu-hak.html?m=1), diakses tanggal 21 oktober 2017.

Solup Literal, Jenis-jenis karya tulis. https://solup.blogspot.co.id/2016/07/jenis-

jenis-karya-tulis.html) yang diakses pada tanggal 10 Maret 2017 pada

pukul.

Sujana Donandi S., S.H., M.H. “Perubahan-perubahan penting terkait hak cipta

Pasca Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta”, Jurnal

Ilmiah Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Humaniora, Universitas

Presiden.

Sunu Wibarama. “Viper : Cara Mudah Mendeteksi Plagiarisme”.

http://wibirama.staff.ugm.ac.id/2013/01/29/sunu-wibirama-viper-cara-

mudah-mendeteksiplagiarisme/ yang diakses pada tanggal 24 Maret 2017.

Suwarjo, Dkk, Identifikasi bentuk plagiat pada skripsi mahasiswa fakultas ilmu

pendidikan universitas negeri yogya.

Universitas Pendidikan Indonesia. “Upaya Pencegahan Plagiarisme”

http://aresearch.upi.edu/operator/upload/paps_2012_didi_upaya_pencega

han_plagiarisme.pdf yang diakses pada tanggal 25 Maret 2017.

Victori S.H., M.Kn., Notaris Cimahi, Kewenagan Notaris di Bidang HAKI,

https://notariscimahi.co.id/notaris/kewenangan-notaris-di-bidang-haki,

diakses pada tanggal 12 april 2018.

Yola Ginting, http://gienting.yolasite.com/pekan-ilmiah-geografi.php diakses

terakhir tanggal 9 April 2015.

Universitas Sumatera Utara

Page 145: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

1

PRESS RELEASE KASUS PLAGIARISME

MOCHAMMAD ZULIANSYAH

Jum’at, 23 April 2010

ITB sebagai pusat ilmu pengetahuan dan pengembangan budaya bangsa, selalu berupaya keras

untuk menegakkan tradisi akademik dengan kualitas dan nilai-nilai yang tinggi untuk

kepentingan bangsa dan negara secara holistik. Berkaitan dengan plagiarisme, sejak awal ITB

selalu berkeyakinan bahwa plagiarisme adalah tindakan yang tidak terpuji, yang mencederai

nilai-nilai akademik yang selama ini selalu dijunjung tinggi dan dijaga tetap tegaknya oleh ITB.

Oleh karena itu ITB tidak akan pernah mentolerir plagiarisme dan segala bentuk kecurangan

akademik lain.

Pada dasarnya ITB telah mempunyai kode etik yang dapat menjadi pegangan dan rambu-

rambu untuk masyarakat akademiknya (mahasiswa maupun dosen) guna menegakkan nilai-

nilai dan integritas akademik ITB, yaitu berupa: (1) Peraturan Akademik dan Kemahasiswaan

ITB (SK Rektor ITB, No. 297/SK/K01/PP/2009), (2) Nilai-Nilai Inti ITB (SK Senat Akademik ITB,

No. 032/SK/K01-SA/2002), (3) Kode Etik Dosen (SK Senat Akademik ITB, No. 03/SK/K01-

SA/2008), dan (4) Kode Etik ITB (SK Senat Akademik ITB, No. 09/SK/K01-SA/2009).

A. INFORMASI DASAR

1. Mochammad Zuliansyah (selanjutnya disingkat MZ), sebelumnya adalah mahasiswa

program Doktor ITB di lingkungan Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) angkatan

2003 dengan NIM: 33203011.

2. Disertasi MZ yang berjudul “Model Topologi Geometri Spasial 3 Dimensi” telah disetujui

pada tanggal 1 Agustus 2008. MZ telah dinyatakan lulus program Doktor dan telah

mengikuti Acara Wisuda ITB pada Oktober 2008.

B. PERMASALAHAN PLAGIARISME

1. Plagiarisme yang dilakukan oleh MZ mencakup plagiasi makalah ilmiah dan plagiasi

Disertasi program Doktornya.

2. Makalah ilmiah MZ yang berjudul “3D topological relations for 3D spatial analysis” yang

pengarangnya tercantum sebagai Mochammad Zuliansyah, Suhono Harso Supangkat, Yoga

Priyana dan Carmadi Machbub dan dipresentasikan pada the IEEE International Conference

on Cybernetics and Intelligent Systems di Chengdu China, 21-24 Sptember 2008; telah

diketemukan oleh komite IEEE sebagai plagiasi dari paper yang berjudul “On 3D Topological

Relationships” yang dikarang oleh Siyka Zlatanova dan dipresentasikan pada the 11th

International Workshop on Database and Expert System Application, DEXA 2000, pp. 913-

919. IEEE mengkategorikan plagiasi yang dilakukan oleh MZ sebagai plagiasi Level 1 (paling

berat).

3. MZ telah mengirimkan permintaan maaf kepada pihak IEEE melalui jalur e-mail untuk

kesalahan plagiasi yang dilakukannya. MZ juga menginformasikan pada IEEE bahwa plagiasi

makalah ilmiah ini dilakukan oleh dia sendiri tanpa sepengetahuan para penulis

pendamping (co-authors). Dalam hal ini IEEE telah memutuskan bahwa MZ dilarang

Universitas Sumatera Utara

Page 146: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

2

(banned) untuk publikasi pada semua bentuk publikasi IEEE selama 3 tahun sejak April

2009.

4. Berkaitan dengan kemungkinan plagiarisme dalam penulisan disertasi yang dilakukan oleh

MZ, tim Dekanat dan para Guru Besar di lingkungan STEI ITB, telah melakukan penelaahan

terhadap Disertasi saudara MZ yang berjudul “Model Topologi Geometri Spasial 3 Dimensi”

serta disertasi Dr. Siyka Zlatanova yang berjudul “3D GIS for Urban Development” dari Graz

University of Technology, Austria tahun 2000. Tim menyimak bahwa disertasi MZ telah

banyak mengambil bahan dan ide dari disertasi Dr. Siyka Zlatanova tanpa sama sekali

menyebutkan sumbernya. Tim berpendapat bahwa disertasi MZ merupakan plagiasi dari

disertasi Dr. Siyka Zlatanova.

5. MZ telah mengirimkan permintaan maaf kepada Rektor ITB, Dekan STEI, para pembimbing

program Doktor, komunitas dosen dan juga alumni ITB melalui jalur e-mail, atas kesalahan

plagiasi yang dilakukannya. MZ menyampaikan bahwa plagiasi ini dilakukan oleh dia sendiri

tanpa sepengetahuan para pembimbingnya. MZ juga telah mengundurkan diri dari status

calon CPNS dosen ITB tahun 2008-2009.

D. PERNYATAAN SIKAP ITB

Setelah mempelajari semua fakta yang terkait dan mempertimbangkan masukan dari pimpinan

MWA (Majelis Wali Amanat), pimpinan SA (Senat Akademik), pimpinan MGB (Majelis Guru

Besar), Rektor ITB atas nama ITB menyatakan bahwa :

1. Plagiarisme yang dilakukan oleh saudara Mochamad Zuliansyah dalam penulisan makalah

ilmiah dan disertasi telah dilakukan dengan kesengajaan tanpa diketahui sama sekali oleh

para pembimbingnya yaitu Prof. Carmadi Machbub, Prof. Suhono Harso Supangkat, dan Dr.

Yoga Priyana.

2. ITB secara institusi sangat menyesalkan terjadinya kejadian ini, dan dengan tulus meminta

maaf pada Dr. Siyka Zlatanova, IEEE, seluruh pemangku kepentingan ITB, serta komunitas

akademik nasional maupun internasional. ITB juga akan segera mengirimkan surat

permintaan maaf langsung ke Dr. Siyka Zlatanova dan IEEE.

3. Karena disertasi Mochamad Zuliansyah merupakan hasil plagiasi dari disertasi Dr. Siyka

Zlatanova, maka sesuai dengan Peraturan Akademik dan Kemahasiswaan yang berlaku di

lingkungan ITB, dan juga kode etik ilmiah yang berlaku universal, maka disertasi dan ijazah

Doktor dari Mochamad Zuliansyah dinyatakan tidak berlaku.

4. Para pembimbing program Doktor dari Mochammad Zulfiansyah telah kurang cermat dalam

melaksanakan proses pembimbingan sehingga proses plagiasi tidak terdeteksi dari awal,

dan secara moral ikut bertanggung jawab terhadap terjadinya plagiasi tersebut. Untuk itu

Rektor ITB telah menegur secara tertulis masing-masing pembimbing atas kekurang

cermatan dalam proses pembimbingan tersebut.

5. Agar kasus sejenis tidak terjadi lagi di masa mendatang, maka ITB akan secara serius

melaksanakan upaya-upaya penyempurnaan academic environment yang dapat menjamin

tetap tegaknya kinerja, kualitas serta nilai-nilai akademik yang baik dan membanggakan

semua pihak.

Bandung, 23 April 2010

Rektor ITB

Prof. Akhmaloka, PhD

Universitas Sumatera Utara

Page 147: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

1

PRESS RELEASE KASUS PLAGIARISME

MOCHAMMAD ZULIANSYAH

Jum’at, 23 April 2010

ITB sebagai pusat ilmu pengetahuan dan pengembangan budaya bangsa, selalu berupaya keras

untuk menegakkan tradisi akademik dengan kualitas dan nilai-nilai yang tinggi untuk

kepentingan bangsa dan negara secara holistik. Berkaitan dengan plagiarisme, sejak awal ITB

selalu berkeyakinan bahwa plagiarisme adalah tindakan yang tidak terpuji, yang mencederai

nilai-nilai akademik yang selama ini selalu dijunjung tinggi dan dijaga tetap tegaknya oleh ITB.

Oleh karena itu ITB tidak akan pernah mentolerir plagiarisme dan segala bentuk kecurangan

akademik lain.

Pada dasarnya ITB telah mempunyai kode etik yang dapat menjadi pegangan dan rambu-

rambu untuk masyarakat akademiknya (mahasiswa maupun dosen) guna menegakkan nilai-

nilai dan integritas akademik ITB, yaitu berupa: (1) Peraturan Akademik dan Kemahasiswaan

ITB (SK Rektor ITB, No. 297/SK/K01/PP/2009), (2) Nilai-Nilai Inti ITB (SK Senat Akademik ITB,

No. 032/SK/K01-SA/2002), (3) Kode Etik Dosen (SK Senat Akademik ITB, No. 03/SK/K01-

SA/2008), dan (4) Kode Etik ITB (SK Senat Akademik ITB, No. 09/SK/K01-SA/2009).

A. INFORMASI DASAR

1. Mochammad Zuliansyah (selanjutnya disingkat MZ), sebelumnya adalah mahasiswa

program Doktor ITB di lingkungan Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) angkatan

2003 dengan NIM: 33203011.

2. Disertasi MZ yang berjudul “Model Topologi Geometri Spasial 3 Dimensi” telah disetujui

pada tanggal 1 Agustus 2008. MZ telah dinyatakan lulus program Doktor dan telah

mengikuti Acara Wisuda ITB pada Oktober 2008.

B. PERMASALAHAN PLAGIARISME

1. Plagiarisme yang dilakukan oleh MZ mencakup plagiasi makalah ilmiah dan plagiasi

Disertasi program Doktornya.

2. Makalah ilmiah MZ yang berjudul “3D topological relations for 3D spatial analysis” yang

pengarangnya tercantum sebagai Mochammad Zuliansyah, Suhono Harso Supangkat, Yoga

Priyana dan Carmadi Machbub dan dipresentasikan pada the IEEE International Conference

on Cybernetics and Intelligent Systems di Chengdu China, 21-24 Sptember 2008; telah

diketemukan oleh komite IEEE sebagai plagiasi dari paper yang berjudul “On 3D Topological

Relationships” yang dikarang oleh Siyka Zlatanova dan dipresentasikan pada the 11th

International Workshop on Database and Expert System Application, DEXA 2000, pp. 913-

919. IEEE mengkategorikan plagiasi yang dilakukan oleh MZ sebagai plagiasi Level 1 (paling

berat).

3. MZ telah mengirimkan permintaan maaf kepada pihak IEEE melalui jalur e-mail untuk

kesalahan plagiasi yang dilakukannya. MZ juga menginformasikan pada IEEE bahwa plagiasi

makalah ilmiah ini dilakukan oleh dia sendiri tanpa sepengetahuan para penulis

pendamping (co-authors). Dalam hal ini IEEE telah memutuskan bahwa MZ dilarang

Universitas Sumatera Utara

Page 148: PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP TINDAK PLAGIARISME …

2

(banned) untuk publikasi pada semua bentuk publikasi IEEE selama 3 tahun sejak April

2009.

4. Berkaitan dengan kemungkinan plagiarisme dalam penulisan disertasi yang dilakukan oleh

MZ, tim Dekanat dan para Guru Besar di lingkungan STEI ITB, telah melakukan penelaahan

terhadap Disertasi saudara MZ yang berjudul “Model Topologi Geometri Spasial 3 Dimensi”

serta disertasi Dr. Siyka Zlatanova yang berjudul “3D GIS for Urban Development” dari Graz

University of Technology, Austria tahun 2000. Tim menyimak bahwa disertasi MZ telah

banyak mengambil bahan dan ide dari disertasi Dr. Siyka Zlatanova tanpa sama sekali

menyebutkan sumbernya. Tim berpendapat bahwa disertasi MZ merupakan plagiasi dari

disertasi Dr. Siyka Zlatanova.

5. MZ telah mengirimkan permintaan maaf kepada Rektor ITB, Dekan STEI, para pembimbing

program Doktor, komunitas dosen dan juga alumni ITB melalui jalur e-mail, atas kesalahan

plagiasi yang dilakukannya. MZ menyampaikan bahwa plagiasi ini dilakukan oleh dia sendiri

tanpa sepengetahuan para pembimbingnya. MZ juga telah mengundurkan diri dari status

calon CPNS dosen ITB tahun 2008-2009.

D. PERNYATAAN SIKAP ITB

Setelah mempelajari semua fakta yang terkait dan mempertimbangkan masukan dari pimpinan

MWA (Majelis Wali Amanat), pimpinan SA (Senat Akademik), pimpinan MGB (Majelis Guru

Besar), Rektor ITB atas nama ITB menyatakan bahwa :

1. Plagiarisme yang dilakukan oleh saudara Mochamad Zuliansyah dalam penulisan makalah

ilmiah dan disertasi telah dilakukan dengan kesengajaan tanpa diketahui sama sekali oleh

para pembimbingnya yaitu Prof. Carmadi Machbub, Prof. Suhono Harso Supangkat, dan Dr.

Yoga Priyana.

2. ITB secara institusi sangat menyesalkan terjadinya kejadian ini, dan dengan tulus meminta

maaf pada Dr. Siyka Zlatanova, IEEE, seluruh pemangku kepentingan ITB, serta komunitas

akademik nasional maupun internasional. ITB juga akan segera mengirimkan surat

permintaan maaf langsung ke Dr. Siyka Zlatanova dan IEEE.

3. Karena disertasi Mochamad Zuliansyah merupakan hasil plagiasi dari disertasi Dr. Siyka

Zlatanova, maka sesuai dengan Peraturan Akademik dan Kemahasiswaan yang berlaku di

lingkungan ITB, dan juga kode etik ilmiah yang berlaku universal, maka disertasi dan ijazah

Doktor dari Mochamad Zuliansyah dinyatakan tidak berlaku.

4. Para pembimbing program Doktor dari Mochammad Zulfiansyah telah kurang cermat dalam

melaksanakan proses pembimbingan sehingga proses plagiasi tidak terdeteksi dari awal,

dan secara moral ikut bertanggung jawab terhadap terjadinya plagiasi tersebut. Untuk itu

Rektor ITB telah menegur secara tertulis masing-masing pembimbing atas kekurang

cermatan dalam proses pembimbingan tersebut.

5. Agar kasus sejenis tidak terjadi lagi di masa mendatang, maka ITB akan secara serius

melaksanakan upaya-upaya penyempurnaan academic environment yang dapat menjamin

tetap tegaknya kinerja, kualitas serta nilai-nilai akademik yang baik dan membanggakan

semua pihak.

Bandung, 23 April 2010

Rektor ITB

Prof. Akhmaloka, PhD

Universitas Sumatera Utara