Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANGGOTA BAITUL MAAL WA
TAMWIL AKIBAT PEMBEKUAN
(STUDI KASUS BMT AMANAH SLEMAN YOGYAKARTA)
SKRIPSI
DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT-SYARAT UNTUK
MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU
DALAM ILMU HUKUM
OLEH :
WAHYU PROKLAMASI
09340140
PEMBIMBING:
1. ISWANTORO,S.H., M.H.
2. FAISAL LUQMAN HAKIM,S.H., M.HUM.
ILMU HUKUM
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2014
ii
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi karena terjadinya pembekuan pada BMT
Amanah Sleman. Penyebab awal terjadinya pembekuan pada BMT Amanah adalah
minimnya pengetahuan pengurus dan pengelola mengenai pengelolaan keuangan
syariah serta masih rendahnya kepatuhan pengurus dan pengelola terhadap Peraturan
dan hukum keuangan syariah. Wujud dari ketidakpatuhan tersebut yakni pengurus
mulai lalai terhadap kewajibannya dalam mengurus BMT Amanah. Dengan tidak
berfungsinya peran pengurus, maka pihak pengelola pun semakin leluasa melakukan
banyak kesalahan hingga menyebabkan BMT Amanah beku. Kesalahan yang
dilakukan oleh pengelola diantarnya adalah dengan membuat laporan keuangan palsu
dan melakukan penyelewengan dana BMT untuk kepentingan pribadi. Selain itu
pengurus dan pengelola juga mencampurkan keuangan BMT dengan keuangan
pribadi sehingga keuangan BMT semakin tidak jelas hingga berdampak pada
pembekuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlindungan hukum bagi
anggota akibat pembekuan BMT Amanah.
Penelitian ini mengambil data pada 24 Juli 2014 sampai dengan 24 September
2014 di LOS DIY, BMT Amanah dan Perindagkop Sleman, dengan menggunakan
metode pengumpulan data, observasi, wawancara dan studi pustaka. Sifat penelitian
yakni deskriptif analitik sehingga tertuju pada pemecahan masalah dengan fakta-fakta
ang ada. Adapun permasalahan yang akan dijawab pada penelitian ini adalah
bagaimana bentuk perlindungan hukum bagi para anggota akibat pembekuan BMT
Amanah dan kendala-kendala apa saja yang dihadapi anggota untuk mendapatkan
perlindungan hukum.
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah pemberian
perlindungan hukum kepada anggota masih sangat lemah, hal tersebut didasarkan
karena BMT secara umum maupun BMT Amanah secara khusus belum memiliki
payung hukum sendiri. Sementara perlindungan hukum yang dapat diterapkan bagi
anggota BMT Amanah adalah Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen serta KUHPerdata dengan melihat unsur wanprestasi dan unsur perbuatan
melawan hukum. Kendala yang dihadapi anggota untuk mendapatkan perlindungan
hukum diantaranya disebabkan karena keadaan BMT Amanah yang beku serta
minimya kejelasan tanggung jawab dari pengurus dan pengelola BMT Amanah.
Ketidakjelasan yang dilakukan pengurus dan pengelola BMT Amanah yakni dengan
cara kabur untuk menghindari kewajiban, mengabaikan tagihan anggota dan
memberikan janji pembayaran yang tidak kunjung dipenuhi.
vii
MOTTO
Ilmu itu iman dan amal adalah pengikutnya (Al-Ghazali).
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sekecil apa pun, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sekecil
apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula (Qs. Al- Zalzalah).
Tutupilah kekurangan mu dengan kelebihan mu, tutupilah kelebihan mu
dengan kerendahan hati mu agar kamu selamat.
viii
PERSEMBAHAN
Pertama skripsi ini saya persembahkan untuk Allah SWT dan
Rasulullah SAW.
Prodi Ilmu Hukum Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
Kedua orang tua tercinta yang tak pernah henti memberikan doa
dan kasih sayang.
Diri saya pribadi
Semua saudara dan teman-teman yang selalu siap membantu
tanpa pamrih.
ix
KATA PENGANTAR
بسم الله الرّحمه الرّحيم
لا الله واشهد انّ محمّدا عبده ورسىله اللهّم صلّ على سيدّوا محمّد وعلى اله الحمدالله ربّ العالميه اشهد ان لآاله ا
وصحبه اجمعيه. اما بعد.
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam yang telah memberikan rahmat,
barakah dan kemudahan dalam mengerjakan skripsi ini hingga akhir. Shalawat dan
salam semoga selalu tercurah untuk Nabi akhir zaman, Nabi yang memiliki akhlak
paling sempurna, Nabi yang kelak kita harapkan syafaat-nya di yaumil akhir,
Muhammad SAW.
Penyusunan skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Anggota,
Akibat Pembekuan Baitul Maal Wa Tamwil (Studi Kasus BMT Amnah Sleman
Yogyakarta)” ini tidak dapat penyusun selesaikan sepenuhnya tanpa kerja keras, doa,
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati dan untaian rasa syukur, penyusun mengucapkan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada:
1. Prof. Dr. Musa Asy’arie, selaku rektor Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga, Yogyakarta.
2. Bapak Noorhaidi Hasan, MA., M. Phil., Ph.D., selaku dekan Fakultas
Syari’ah dan Hukum.
3. Bapak Udiyo Basuki, S.H., M.Hum. selaku Ketua Prodi Ilmu Hukum Fakultas
Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
x
4. Bapak Ach. Tahir, S.H.I., LL.M., M.A. selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Hukum Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Beliau juga selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak
membantu selama masa perkuliahan.
5. Bapak Iswantoro,S.H., M.H. dan Bapak Faisal Luqman Hakim,S.H., M.Hum.
Selaku Dosen Pembimbing dalam penyusunan skripsi yang selalu
memberikan semangat dan memberikan pencerahan dalam pelajaran kuliah
maupun saat proses pembuatan skripsi sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
6. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Syari’ah dan Hukum,
UIN Sunan Kalijaga yang telah memberikan pengetahuan dan wawasan untuk
penulis selama menempuh pendidikan.
7. Ibunda Ragil dan almarhum Bapak Mujiono tercinta yang telah memberikan
segenap cinta kasih, doa dan pengorbanan yang tiada terkira.
8. Kakak Safangat, kakak Ipar Wulan dan keponakan tercinta Karunia Wahyu
Ningtias terimakasih atas cinta kasih yang selalu mengalir dalam keluarga
indah ini.
9. Ibu Sutikno, Mb Sinta, Pak Purnomo, Pak Choirodin, Pak Badrudin dan
seluruh keluarga di rumah yang tidak bisa disebutkan satu persatu, termakasih
banyak atas doa dan semangatnya.
10. Sahabat-sahabat tersayangku Ratih Purbowisanti, Enang Muhammad Firdaus
dan Lusi Sulistiowati yang selama ini sudah memberikan banyak sekali
xi
keceriaan, bantuan dan kebaikan dengan ikhlas dan tampa pamrih. Serta
sahabat-sahabat seperjuangan lainnya, Subur Pramono, Umi Khanifah, Arif
Fahmi, Iqbal Suprayogi, R Zuhrufus Surur, Widi dan Aaan, bersama kalian
banyak memberikan hikmah kehidupan.
11. Pak Slamet selaku Wakil Ketua LOS-DIY dan seluruh pihak LOS yang sudah
bersedia membantu, mendukung dan memberikan semangat dalam
mengerjakan skripsi ini hingga selesai.
12. Pihak dan anggota BMT Amanah yang sudah bersedia memberkan informasi
terkait data skripsi hingga skripsi lancar dan selesai.
13. Seluruh teman-teman Ilmu Hukum, terimakasih atas kebersamaan, perjuangan
dan kasih sayang yang manis ini.
14. Seluruh teman-teman KKN UIN Sunan Kalijaga Dusun Klampok Giripurwo
Kecamatan Purwosari. Devie Sofiana Hadi, Puspita, Lina Hidayatus Sholihah,
Kim Rahmad, Ahmad Samsul Huda, Huda, Wahyu Hidayat, Luqman, Yusuf
dan Novie, terimakasih atas kasih sayang keluarga baru yang kita punya.
15. Seluruh teman-teman kos Melci dari awal hingga akhir. Mbk Intan, mb
Ruroh, mbk Marfu’, mbk Ayu, Dwi, Anik, Ani L, Nia, Ita, Elsa, Yanti, Ani H,
Umi, Nur, Fatim dan semuanya yang selalu memberikan semangat, bantuan
dan doa.
16. Seluruh pihak yang sudah dengan ikhlas membantu, mendoakan dan
memberikan semangat kepada penyususn dalam meyelesaikan skripsi ini,
terimakasih banyak atas semua kebaikannya.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i
ABSTRAK ......................................................................................................................... ii
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................................................ iii
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................................................ iv
SURAT PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................................. v
SURAT PERNYATAAN ................................................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ...................................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... xii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 6
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................................................... 6
D. Tinjauan Pustaka .................................................................................................... 7
E. Kerangka Teoritik .................................................................................................. 11
F. Metode Penelitian.................................................................................................... 17
G. Sistematika Pembahasan ........................................................................................ 20
BAB II GAMBARAN UMUM MENGENAI PEMBEKUAN BMT DAN
PERLINDUNGAN HUKUM ANGGOTA BMT
xiii
A. Sebab-sebab Pembekuan BMT Secara Umum ...................................................... 21
B. Bentuk-bentuk Perlindungan Hukum ..................................................................... 24
1. Perlindungan Hukum Konsumen ..................................................................... 29
2. Perlindungan Hukum Akibat Wanprestasi ....................................................... 33
3. Perlindungan Hukum Akibat Perbuatan Melawan Hukum .............................. 36
4. Perlindungan Hukum Melalui Penyelesaian Sengketa Bisnis Syariah ............ 38
BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG BMT AMANAH
A. Tinjauan Umum tentang BMT ................................................................................ 44
1. Sejarah Singkat Lahirnya BMT ....................................................................... 44
2. Pengertian dan Payung Hukum BMT .............................................................. 46
3. Pengertian Riba dan Bagi Hasil ....................................................................... 55
4. Pengertian Akad dan Perjanjian ....................................................................... 59
5. Produk Lembaga Keuangan BMT ................................................................... 61
6. Aspek Pengawasan BMT ................................................................................. 66
B. Tinjauan Umum Tentang BMT Amanah ............................................................... 69
1. Sejarah Berdirinya BMT Amanah .................................................................... 69
2. Visi dan Misi BMT Amanah ............................................................................. 69
3. Struktur Organisasi ........................................................................................... 70
4. Produk-Produk BMT Amanah .......................................................................... 71
5. Penyebab Pembekuan BMT Amanah ............................................................... 73
BAB 1V ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM DAN TANGGUNG JAWAB
xiv
BMT BMT AMANAH TERHADAP ANGGOTA
A. Perlindungan Hukum Bagi Para Anggota Akibat Pembekuan .............................. 78
B. Kendala yang Dihadapi Anggota untuk Mendapatkan Perlindungn Hukum .......... 89
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 101
B. Saran ....................................................................................................................... 102
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 105
LAMPIRAN
A. Perizinan
1. Surat Izin Pemprov DIY
2. Surat Izin Pemkab Sleman
B. Bukti Penelitian
1. LOS DIY
2. Perindagkop Sleman
C. Lain-lain
1. Akta Pendirian KSU BMT Amanah
2. Laporan Pertanggungjawaban Pengawas dan Pengurus Tahun 2009
3. Brosur BMT Amanah
4. Curiculum Vitae
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Saat ini Lembaga keuangan syari’ah menjadi lembaga keuangan paling
diminati di Indonesia terutama masyarakat muslim, kemajuan tersebut
menunjukan bahwa perkembangan perekonomian dengan sistem Islam
mendapatkan tempat tersendiri di hati masyarakat. Dengan dikeluarkannya Fatwa
Bunga Bank Haram dari MUI Tahun 2003 menyebabkan banyak bank
menjalankan prinsip syariah.1 Lembaga keuangan syariah sendiri dapat dipetakan
menjadi Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah
(BPRS). Baru-baru ini juga telah lahir lembaga keuangan baru yaitu BMT (Baitul
Mal Wat Tamwil) yang pada dasarnya merupakan lembaga keuangan non bank
atau lembaga keuangan mikro syari’ah yang menjalankan sebagian besar sistem
operasional perbankan syariah.2
Badan hukum paling tepat untuk BMT adalah koperasi, baik Serba Usaha
(KSU) maupun Simpan-Pinjam (KSP), dan sekarang telah diatur dalam
Keputusan Menteri Nomor 91/kep/M.KUKM/IX/2004 dengan badan Koperasi
Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS). Legalitas nasionalnya mengikuti peraturan
Perundang-undangan yang terkait dengan koperasi yakni Undang-undang Nomor
1 Wiroso, Jual Beli Murabahah, (Yogyakarta : UII Press, 2005), hlm. 1.
2 Lasmiatun, Perbankan Syari’ah, (Semarang: LPSDM. RA Kartini, 2010), hlm. 20-21.
2
25 Tahun 1992 tentang Koperasi. Dalam penjelasannya menyebutkan bahwa UU
1945 menyatakan perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama
berdasarkan asas kekeluargaan.3
BMT sebagai lembaga keuangan syariah yang berpedoman pada nilai-
nilai Islam sangat diharapkan mampu menjadi terobosan baru dalam menangani
krisis keuangan masyarakat, apa lagi BMT jelas melarang riba dan menggantinya
dengan sistem bagi hasil. Berdasarkan data yang diperoleh dari LOS DIY,
jumlah BMT dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yaitu hingga saat ini
diperkirakan mencapai 3.307 diseluruh Indonesia, sedangkan BMT di seluruh
DIY ditaksir mencapai 200 lebih. Peningkatan tersebut menunjukan bahwa BMT
mampu menjadi penyelamat ekonomi mikro dan kecil, namun sangat
disayangkan kemajuan tersebut justru tercoreng dengan munculnya beberapa
BMT bermasalah, sebut saja BMT bermasalah di DIY yang kini telah mencapai
jumlah 10 persen. BMT tersebut diantaranya yaitu BMT Amratani dengan
kerugian masyarakat Rp 32 miliar, BMT Isra dengan kerugian masyarakat Rp 51
miliar, BMT Hilal dengan kerugian masyarakat Rp 22 miliar. Tentu saja jumlah
anggota BMT yang dirugian mencapai ribuan orang.4
Selain BMT di atas, berdasarkan data yang diperoleh penulis dari
Lembaga Ombudsman Swasta (LOS) DIY, salah satu BMT bermasalah yang kini
3 Dadan Mutaqqin, Aspek Legal Lembaga Keuangan Syari’ah, (Yogyakarta: Safiria Insani
Press, 2008), hlm. 60.
4http://www.republika.co.id/berita/syariah/keuangan/11/08/19/lq5gx4-bmt-bermasalah-di-diy-
capai-10-persen, akses pada 19 Mei 2014.
3
masih dalam status beku adalah BMT Amanah. BMT Amanah berdiri pada
tanggal 5 November 1998 dengan Nomor : 17/BH/ DK/XI/1998, bentuk badan
hukum yaitu Koperasi Serba Usaha (KSU) BMT Arthamana dan kemudian pada
tahun 2003 BMT Arthamana telah berubah nama menjadi KSU BMT Amanah
dan beralamat di Jalan Monjali Nomor 12, Sariharjo, Ngaglik, Sleman
Yogyakarta. BMT Amanah berpayung hukum pada Undang-Undang Nomor 25
Tahun 1992 tentang Perkoperasian, Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan
Pengusaha Kecil Republik Indonesia Nomor: 710/KEP/M/XII/1997 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Departemen Koperasi dan Pembinaan
Pengusaha Kecil, dan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta
Nomor 31/KPTS/1996 tentang Perubahan Pertama Keputusan Gubernur Kepala
Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor : 240/KPTS/1995 Tentang Pengesahan
Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman Nomor : 12 Tahun 1995
Tentang Pembentukan Dinas Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil
Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman.
Pada awal berdirinya, BMT Amanah belum mengalami kendala keuangan
hingga akhirnya diketahui pada tahun 2011 BMT Amanah tidak beraktifitas lagi
karena terhimpit masalah pendanaan. Masalah pokok hingga terjadinya
pembekuan BMT Amanah sendiri bersumber dari kelalaian pengurus terhadap
tugasnya, kecurangan yang dilakukan pengelola serta lemahnya pengawasan
internal dan eksternal.
4
BMT Amanah yang seharusnya menjadi lembaga keuangan terpercaya
bagi masyarakat dengan pengelolaan berintegritas tinggi justru menunjukan fakta
mengejutkan. Pengelola BMT ternyata telah melakukan banyak kecurangan
bisnis, meskipun tidak semua pengelola berlaku curang namun hal tersebut
menjadi andil yang cukup besar atas di bubarkanya BMT Amanah. Bentuk
kecurangan bisnis tersebut diantaranya yaitu kecurangan yang dilakukan oleh
pihak marketing, meskipun pihak marketing telah menerima setoran dari pihak
petani hingga mencapai 14 juta rupiah namun uang tersebut tidak disetorkan ke
BMT melainkan digunakan untuk kepentingan pribadi, bahkan petugas
marketing lainnya terbukti melakukan penyelewengan dana hingga 200 juta
rupiah. Tidak hanya itu, pengelola lainnya juga terbukti melakukan penggelapan
dana serta tindakan terlarang lain yang jelas membuat BMT Amanah semakin
sekarat.
Kurangnya pemahaman pengurus dan pengelola terhadap ekonomi
syariah, minimnya kepatuhan pada kode etik keuangan Islam, persaingan antar
bisnis keuagan, belum lagi beberapa permasalahan kredit macet di BMT Amanah
menjadi penyebab selanjutnya atas bekunya BMT Amanah sehingga
meninggalkan banyak hutang kepada para anggota.
Implikasi dari pembekuan BMT Amanah bagi para anggota yaitu anggota
menjadi kesulitan untuk mengambil simpanan, memperoleh bagi hasil serta hak-
hak lainnya yang yang harusnya di peroleh anggota tanpa hambatan. Sebagai
anggota yang tidak tahu-menau mengenai penyebab pembekuan BMT, sudah
5
pasti anggota mengharapkan simpanan dapat kembali seratus persen meskipun
faktanya hal tersebut masih jauh dari realita. Para anggota harus berhadapan
dengan peliknya penanganan dari BMT yang belum juga melunasi simpanan para
anggota.5
Seyogyanya BMT Amanah sebagai lembaga keuangan yang sudah
dipercaya masayarakat, meskipun sedang mengalami masa-masa krisis keuangan
terberatnya tetap memiliki kewajiban untuk mengembalikan tabungan anggota.
Dan dalam persoalan seperti ini, peran Dewan Pengawas Syariah sebagai
pengawas atas kinerja BMT diharapkan dapat berfungsi secara efektif sehingga
dana anggota dan calon anggota bisa kembali dengan maksimal. Mengingat
amanah dari UUD 1945
“Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum”6.
Permasalahan-permasalahan inilah yang menggugah penulis untuk
melakukan penelitian sebagai tugas akhir atau skripsi berjudul,
”PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANGGOTA BAITUL MAAL
WA TAMWIL AKIBAT PEMBEKUAN (STUDI KASUS BMT AMANAH
SLEMAN YOGYAKARTA)”.
5 Hasil waancara dengan Bapak Slamet selaku Wakil Ketua LOS DIY. Pada tanggal 20 Mei 2014.
6 Pasal 28 D Undang-Undang Dasar 1945.
6
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penyusun
merumuskan pokok masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk perlindungan hukum bagi para anggota akibat pembekuan
BMT Amanah Sleman ?
2. Kendala-kendala apa yang dihadapi anggota untuk mendapatkan perlindungan
hukum ?
C. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITAN
Tujuan penelitian diperlukan karena terkait erat dengan perumusan
masalah dan judul dari penelitian itu sendiri. Oleh karena itu peneliti mempunyai
tujuan atau hal-hal yang ingin dicapai melalui penelitian ini. Adapun tujuan
peneliti ini adalah:
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bentuk perlindungan hukum bagi anggota akibat
pembekuan BMT Amanah.
b. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi anggota untuk
mendapatkankan perlindungan hukum.
2. Kegunaan Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan adanya kegunaan atau manfaat, adapun
7
manfaat dari penelitian ini adalah :
a. Kegunaan ilmiah atau Akademik
1) Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
di bidang Hukum Perdata khususnya Hukum Bisnis spesifikasi
mengenai perlindungan hukum bagi anggota BMT.
2) Diharapkan dapat menambah bahan referensi di bidang karya ilmiah
serta bahan masukan bagi penelitian sejenis dimasa yang akan datang.
b. Kegunaan Aplikatif atau Terapan
1) Untuk mengembangkan daya pikir analisis yang akan membentuk pola
pikir dinamis, sekaligus untuk mencocokkan bidang keilmuan yang
selama ini diperoleh dalam teori dan praktek.
2) Dapat memberikan jawaban terhadap masalah yang sedang diteliti.
3) Dapat menjadi referensi bagi BMT, anggota BMT dan Lembaga
Ombudsman Swasta (LOS) untuk mencari solusi serta jawaban dalam
menghadapi permasalahan perlindungan hukum bagi anggota akibat
pembekuan BMT.
D. TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka diperlukan untuk menghindari kesamaan karya
penelitian penulis dengan penelitian tedahulu. Survey awal dari beberapa literatur
pustaka dalam rangka membantu penyusunan proposal ini merupakan keharusan,
yaitu sebagai pendukung yang mempermudah pemahaman penulis tentang apa
8
yang akan dikaji. Beberapa literatur tersebut tidak ada yang memiliki kesamaan
secara keseluruhan dengan skripsi penulis, namun sedikit banyak memiliki
keterkaitan dengan objek penelitian skripsi ini. Adapun karya-karya tersebut
adalah:
Pertama yaitu skripsi oleh M. Sholehuddin “Perlindungan Hukum Kepada
Nasabah di Asuransi Syari’ah (Studi Kasus di PT. Asuransi Tafakul Keluarga
Cabang Yogyakarta)”7 Skripsi ini menjelaskan bahwa perlindungan hukum bagi
nasabah di asuransi syariah sudah terintegrasi di dalam ketentuan polis PT
Asuransi Tafakul Keluarga. Perlindungan selanjutnya yaitu bila terjadi
penyimpangan hak-hak atas informasi yang tidak akurat, maka nasabah bisa
mengajukan sengketa kepada PT. Asuransi Tafakul Keluarga melalui
musyawarah, bila musyawarah tidak tercapai maka bisa melalui arbitrase melalui
Pengadilan Agama. Sedangkan perlindungan nasabah yang utama yaitu mengacu
pada Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Kedua skripsi oleh Miftahul Ulum “Pemahaman Nasabah Terhadap
Prinsip-Prinsip Syari’ah yang di Terapka Pada Produk Layanan BMT (Studi
Kasus Pada BMT Al-Ikhlas Yogyakarta)”8 Skripsi ini menjelaskan mengenai
7 Skripsi oleh M. Sholehuddin “Perlindungan Hukum Kepada Nasabah di Asuransi Syari’ah
(Studi Kasus di PT. Asuransi Tafakul Keluarga Cabang Yogyakarta)”, Fakultas Syari’ah UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, 2010.
8 Skripsi oleh Miftahul Ulum “Pemahaman Nasabah Terhadap Prinsip-Prinsip Syari’ah yang di
Terapka Pada Produk Layanan BMT (Studi Kasus Pada BMT Al-Ikhlas Yogyakarta)”, Fakultas
Syari’ah dan Ilmu Hukum UIN Sunan Kalijaga, Yoryakarta, 2006.
9
faktor-faktor yang menjadi dasar keputusan nasabah menjadi anggota BMT Al-
Ikhlas Yogyakarta, diantaranya yaitu aman dan menguntungkan, juga hemat
biaya karena ada layanan antar jemput. Berikutnya yaitu BMT telah
melaksanakan dan menjalankan prinsip-prinsip syariah dan para nasabah juga
telah melaksanakan prinsip syari’ah yang telah diterapkan oleh BMT Al-Ikhlas
Yogyakarta meskipun secara umun anggota nasabah masih kurang faham atas
prinsip-prinsip yang telah ditetapkan oleh BMT Al-Ikhlas.
Ketiga skripsi oleh Pradita Wulandari “Perlindungan Hukum Terhadap
Pengguna Jasa Investasi Deposito Mudharabah Berjangka (Studi Kasus pada
BMT Amratani Utama di Sleman”9 Skripsi ini menjelaskan bahwa perlindungan
hukum terhadap pengguna jasa investasi deposito mudharabah di BMT Amratani
Utama masih lemah, pemerintah menyerahkan seluruh mekanisme perlindungan
pada BMT sedangkan BMT Amratani Utama sendiri merupakan salah satu BMT
yang tidak menyediakan mekansme perlindungan dana bagi pengguna jasanya.
Keempat skripsi oleh Pratiwi Nalatia Harentaon Nainggolan “Aspek
Hukum Kepailitan dan Likuidasi Ditinjau Dari Otoritas Pengawas Perbankan
(Studi Kasus Putusan PN. Niaga Jakarta)” 10
Skripsi tersebut menjelaskan bahwa
9 Skripsi oleh Pradita Wulandari “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Investasi
Deposito Mudharabah Berjangka (Studi Kasus pada BMT Amratani Utama di Sleman)”, Fakultas
Hukum Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 2014.
10
Skripsi oleh Pratiwi Nalatia Harentaon Nainggolan “Aspek Hukum Kepailitan dan Likuidasi
Ditinjau Dari Otoritas Pengawas Perbankan (Studi Kasus Putusan PN. Niaga Jakarta)”Fakultas Hukum
Universitas Sumatra Utara Medan, 2009.
10
penyelesain dengan mekanisme kepailitan dengan terhadap bank bermsalah dan
penerapan undang-undang kepailitan oleh bdan usaha bank terhadap bebrapa hal
yang akan menjadi kendala bagi bank. Berkaitan dengan bentuk perlindungan
hukum Bank Indonesia yang diberikan kepada masayarakat atau nasabah
terhadap sebuah bank yang tidak mampu lagi menjalankan usahanya adalah
bukan melalui mekanisme kapailitan, melainkan dengan tindakan-tndakan
sebagaimana yang telah diatur dalam pasal 37 Undang-Undnag Perbankan juncto
Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1999 Tentang Pencabutan Ijin Usaha,
Pembuabaran dan Likuidasi Bank.
Kelima jurnal oleh David Y. Wonok “Perlindungan Hukum Atas Hak-Hak
Nasabah Sebagai Konsumen Pengguna Jasa Bank Terhadap Resiko yang Timbul
Dalam Penyimpangan Dana”11
jurnal tersebut menjelaskan bahwa bank
menyediakan lembaga mediasi perbankan sebagai bentuk perlindungan pada
konsumen dan pertanggung jawaban bank apa bila nasabah mengalami kerugian
adalah dengan menangani dan menyelesaiakan beberapa keluhan dan pengaduan
nasabah.
Keenam jurnal oleh Asmi Nur Siwi Kusmiati “Risiko Akad Dalam
Pembiayaan Murabahah pada BMT di Yogyakarta (dari Tori ke Terapan)”12
11
Jurnal oleh David Y. Wonok “Perlindungan Hukum Atas Hak-Hak Nasabah Sebagai Konsumen
Pengguna Jasa Bank Terhadapa Resiko yang Timbul Dalam Penyimpangan Dana” , Vol 1:2 (April-Juni
2013 Edisi Khusus).
12
Jurnal oleh Asmi Nur Siwi Kusmiati, “Risiko Akad Dalam Pembiayaan Murabahah Pada BMT di
11
jurnal tersebut menjelaskan bahwa sebagaian pelaksanaan konsep murabahah
sudah sesuai dengan prinsip syariah, namun dalam hal penentuan akad dan
pembelian barang dinilai belum memenuhi syarat akad murabahah.
Secara umum penelitian yang sudah djelaskan diatas memiliki perbedaan
dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis, perbedaan tersebut diantaranya
yaitu penulis melakukan penelitian dengan objek penelitian di BMT Amanah
Sleman Yogyakarta, sedangkan penelitian diatas tidak melakukan penelitian di
BMT Amanah. Kemudian tahun penelitian dimana penulis akan melakuakan
penelitian pada bulan Mei tahun 2014 sedangkan penelitian diatas sudah terlebih
dahulu dilakukan.
E. KERANGKA TEORETIK
1. Perlindungan hukum
Menurut Satjipto Raharjo, perlindungan hukum adalah memberikan
pengayoman terhadap hak asasi manusia (HAM) yang dirugikan orang lain
dan perlindungan itu diberikan kepada masyarakat agar dapat menikmati
semua hak-hak yang diberkan oleh hukum.13
Masih menurut Satjipto Raharjo,
yaitu hukum untuk melindungi kepentingan seseorang dengan cara
mengalokasikan suatu kekuasaan kepadanya untuk bertindak dalam rangka
Yogyakarta ( dari Teori ke Terapan)”, Vol. 1:1 (Juli 2007).
13
Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, (Bandung: PT Citra Aditia Bakti, 2000), hlm. 53-54.
12
kepentingan tersebut.14
Hukum tidak untuk diri dan keperluanya sendiri
melainkan untuk manusia, khususnya kebahagiaan manusia.15
Dari uraian diatas mengenai penjelasan perlindungan hukum, dapat
ditarik kesimpulan bahwa perlindungan hukum memiliki peran yang sangat
penting sebagai penegakan hak-hak masyarakat, dimana hukum bekerja untuk
melindungi masyarakat dari ketidak adilan hingga tak ada pihak yang menjadi
korban akibat hukum yang tidak tegak. Begitu pula dengan peran hukum
sebagai perlindungan anggota khususnya anggota BMT sedangkan BMT
belum memiliki payung hukum sendiri, disinilah peran penegakan hukum
sangat dinanti oleh para anggota yang menjadi korban akibat likuidasi BMT.
BMT dalam melindungi anggota harus selalu berpegang teguh pada
Asas BMT yaitu Pancasila dan UUD 1945, terutama asas yang terdapat pada
Pasal 33 UUD 1945 ayat (1 dan 4) “Perekenomian disusun sebagai usaha
bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Perekonomian nasional
diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi berdasarkan atas
demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.”
Antara pihak anggota dan BMT Amanah bisa menyelesaikan sengketa
14
Ibid., hlm. 5.
15
Satjipto Raharjo, Biarkan Hukum Mengalir Catatatn Krisis tentang Pergaulan Manusia dan
Hukum, ( Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2007) hlm. 9.
.
13
tersebut dengan cara mediasi agar biaya lebih murah, cepat dan dengan
manfaat keuntungan lainya. Mediasi adalah cara penyelesaian sengketa di luar
pengadilan melalui perundingan yang melibatkan pihak ketiga yang bersifat
netral (non intervensi) dan tidak berpihak (impartial) kepada pihak-pihak yang
bersengketa, serta kehadiranya diterima oleh pihak-pihak yang bersengketa.16
2. BMT
Lembaga keuangan BMT berada di bawah payung hukum koperasi.
Untuk koperasi sendiri terdapat dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun
1992
“Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan
hukum koperasi dengan melandaskan prinsip prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang bedasarkan atas azas kekeluargaan.”
BMT merupakan kependekan dari Baitul Mal wa Tamwil atau dapat juga
ditulis baitul maal wa baitul tanwil. Secara harfiah/lughowi baitul maal
berarti rumah dana dan baitul tamwil berarti rumah usaha. Baitul Maal
dikembangkan berdasarkan masa perkembanganya, yaitu dari masa
Rasullullah hingga abad pertengahan perkembangan Islam, dimana baitul
maal berfungsi untuk mengumpulkan serta menyalurkan dana sosial.
Sedangkan baitul tamwil merupakan lembaga bisnis yang bermotif laba.17
16
Ismail Nawani, Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer, (Bogor: Ghalia Indonesia,
2012), hlm. 329.
17
Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal wa Tamwil (BMT), (Yogyakarta: UII Press,
2011), hlm. 126.
14
BMT didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas usaha ekonomi
untuk kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Adapun sifat BMT yaitu bersifat usaha bisnis, mandiri ditumbuh kembangkan
secara swadaya dan dikelola secara profesional. Dalam pengembangan aspek
baitul maal ditujukan untuk kesejahteraan anggota terutama dengan
penggalanagan dana ZISWA ( zakat, infaq, sedekah, waqah dll) seriring
dengan penguatan lembaga BMT.18
Sebagai Lembaga Keuangan Syariah (LKM), dalam menjalankan
usahanya BMT mendapatkan pengawasan dari Dewan Pengawas Syariah.
Undang-undang Nomer 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syari’ah, yang
menyebutkan : Dewan Pengawas Syariah wajib dibentuk di Bank Syariah dan
Bank Umum Konvensional yang memiliki UUS. Sementara untuk Lembaga
Keuangan Syariah non Bank, kewajiban ini diantaranya disebutkan dalam
Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 pasal 109 tentang Perseroan Terbatas,
ayat (1) menyebutkan : Perseroan yang menjalankan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah selain mempunyai Dewan Komisaris wajib
mempunyai Dewan Pengawas Syariah.19
18
Ibid., hlm. 128-129.
19
http://www.indonesiaoptimis.com/2011/10/optimalisasi-pengawasan-syariah-di-bmt.html ,
akses pada 20 Mei 2014.
15
3. Teori akad dan Perjanjian
Dalam sistem ekonomi islam hal terpenting yang harus diperhatikan
yaitu akad atau perjanjian. Akad dibuat atas dasar suka sama suka (ridha),
tidak boleh ada paksaan, keterbukaan yaitu bila salah satu pihak tidak
mengetahui atau tidak paham maka pihak lain wajib memberitahu, kemudian
yaitu penulisan, penulisan menunjukan pentingnya dokumentasi karena
manusia memiliki sifat lupa.
Secara garis besar akad dalam ekonomi islam dibedakan menjadi dua
yaitu akad Tabarru dan akad mu’awaddah. Akad tabarru merupakan jenis
akad yang berkaitan dengan transaksi non profit/transaksi yang tidak
bertujuan untuk mendapat keuntungan atau laba. Contoh akad tabarru yaitu Al
Qord, Ar Rohn, Wakalah, Hiwalah, Kafalah, Wadi’ah, Hibah, Hadiah Waqaf,
Shodaqoh. Akad kedua yaitu akad mu’awadah- tijarah, berbeda dengan akad
tabarru, akad ini bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dari transaksi
bisnis.
Bila dalam hukum perdata islam dikenal dengan istilah akad,
sedangkan dalam hukum perdata biasa dikenal dengan istilah perjanjian.
Menurut ketentuan pasal 1313 KUHPerdata perjanjian adalah suatu perbuatan
dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang
atau lebih. Dari suatu perjanjian lahir kewajiban atau prestasi dari satu pihak
atau lebih kepada satu atau lebih pihak lainnya, yang berhak atas prestasi
tersebut. Dalam perjanjian akan selalu ada dua pihak yaitu kreditor dan
16
debitor.20
Syarat perjanjian dalam Pasal 1320 KUH Perdata yaitu adanya
kesepakatan kedua belah pihak, kecakapan untuk melakukan perbuatan
hukum, adanya obyek dan adanya klausa yang halal, akad dalam ekonomi
islam pun demikian.
4. Teori perlindungan konsumen
Dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen, dijelaskan konsumen adalah setiap pemakai barang dan/atau jasa
yang tersedia dalam masyarakat, baik bag kepentingan diri sendiri, keluarga,
orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.21
Kemudian pengertian Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang
menjamin adanya kepastian hukum untuk memberikan perlindungan pada
masyarakat.22
Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen secara substansi dapat disimpulkan menjadi tiga prinsip dasar yaitu
asas kemanfaatan asas yang didalamnya meliputi asas kemanan dan
keselamatan konsumen. Asas keadilan yang didalamnya meliputi asas
20 Gunawan Widjaja, Seri Aspek Hukum Dalam Bisnis, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2008), hlm. 107.
21
Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.
22
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.
17
keseimbangan dan asas kepastian hukum.23
Dalam hal konsumen mengalami kerugian akibat kesalahan pelaku
usaha, maka konsumen berhak mendapatkan perlindungan, disebutkan dalam
pasal 9 angkat 1 “pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas
kerusakan, pencemaran, dan/atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi
barang dan/atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan.
F. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian lapangan (field research) dan
studi pustaka.
2. Sifat Penelitian
Sifat penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif analitik
yakni tertuju pada pemecahan masalah dengan fakta-fakta yang ada,
kemudian menganalisis untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang
ada.
3. Sumber Data
Data dari sudut sumbernya dibedakan antara data yang diperoleh
langsung dari masyarakat dan dari pustaka, yang disebut data primer dan data
23
Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2004) hlm. 26.
18
sekunder.24
a. Data primer yaitu data yang langsung diperoleh langsung dari sumbernya
baik melalui wawancara, observasi maupun laporan dalam bentuk
dokumen tidak resmi.
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumen resmi, buku-buku
yang berhubungan dengan obyek penelitian. Data sekunder
Terdiri dari Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang Koperasi
Nomor 1992, Undang-Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun
1999, dan Undang-Undang, PP dan Perpres lainnya yang berkaitan dengan
Perlindungan anggota BMT.
1. Bahan Hukum Sekunder
Merupakan buku-buku dan tulisan-tulisan karya ilmiah hukum yang
berkaitan dengan objek penelitian ini.
2. Bahan Hukum Tersier
Merupakan petunjuk dan penjelasan mengenai bahan hukum primer atau
bahan hukum sekunder yang berasal dari kamus, ensiklopedia, majalah,
surat kabar dan sebagainya.25
4. Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah meliputi :
24
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Ui Press, 2005) hlm. 11.
25
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta, Sinar Grafika : 2009). Hlm. 106.
19
a. Metode interview bebas melakukan wawancara namun berpijak pada
pedoman yang akan ditanyakan.26
Penulis akan melakukan wawancara
dengan:
a) Pejabat LOS DIY yang menerima aduan tentang BMT Amanah
Yogyakarta
b) Mantan pengelola BMT Amanah
c) Mantan pengurus BMT Amanah
d) Anggota BMT Amanah
e) Dewan Pengawas Syariah BMT Amanah
f) Pejabat Dinas Koperasi Sleman.
b. Studi Dokumen ini akan penulis ambil dari data-data yang masuk ke LOS
DIY dan bahan-bahan yang berhubungan dengan penelitian ini.
5. Metode Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini dibagi menjadi empat tahap ,
yaitu :
1. Pengumpulan data
Dilakukan untuk melakukan pengumpulan data umum, data khusus,
observasi, wawancara, studi pustaka.
2. Penilaian data
Penilaian data dilakukan pada data khusus, dikarenakan berkaitan dengan
26
Ibid., hlm. 228.
20
validitas dan obyekfitas data.
3. Generalisasi
Dilakukan setelah menjawab permasalahan berdasarkan nterpretasi data.
Kemudian diberi beberapa komentar terhadap hasil kesimpulan
G. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Sistematika pembahasan dalam bentuk skripsi ini penulis susun dalam lima
bab sehingga merupakan rangkaian pemikiran yang saling mengikat. Adapun isi
bab I sampai bab V adalah sebagai berikut :
Bab Pertama berisi pendahuluan, penulis kemukakan mengenai latar
belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, telaah pustaka, kerangka teori dan
metode penelitian. Bab kedua berisi ulasan mengenai pembekuan BMT dan
perlindungan hukum anggota BMT. Kemudian bab Ketiga berisi penjelasan umum
mengenai BMT dan BMT Amanah. Bab Keempat berisi mengenai hasil penelitian
yang dilakukan penulis. Terakhir bab kelima yakni penutup merupakan bab
terakhir berisi kesimpulan yang merupakan jawaban dari pokok permasalahan
yang diangkat dalam penelitian, kemudian ditutup dengan saran-saran dan
keterbatasan-keterbatasan untuk menjelaskan hambatan dalam penelitian ini.
101
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Perlindungan hukum terhadap anggota BMT Amanah masih sangat lemah.
Hal tersebut dikarenakan BMT belum memiliki payung hukum sendiri,
kekosongan hukum tersebut menjadikan BMT harus menggunakan banyak
aturan yang berbeda-beda sehingga kurang efektif. BMT Amanah sendiri pun
tidak menyediakan mekanisme perlindungan hukum kepada para anggota bila
suatu waktu BMT mengalami kebangkrutan atau kesulitan dana. Sementara
perlindungan hukum yang dapat diterapkan bagi anggota BMT Amanah
adalah Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian,
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen serta
KUHPerdata dengan melihat unsur wanprestasi dan unsur perbuatan melawan
hukum
2. Kendala-kendala yang dihadapi anggota dalam mendapatkan perlindungan
hukum untuk mendapatkan tabungan mereka kembali yakni:
a. BMT dan BMT Amanah belum mempunyai payung hukum sendiri
khususnya terkait perlindungan hukum terhadap tabungan anggota.
b. Keadaan BMT Amanah yang saat ini sedang beku otomatis menyulitkan
para anggota untuk melakukan penagihan di kantor BMT Amanah maupun
kesulitan untuk menemui pengurus dan pengelola BMT Amanah.
102
c. Ketidakjelsan tanggung jawab dari pengurus dan pengelola BMT Amanah
semakin menyulitkan anggota untuk mendapatkan tabungan mereka
kembali. Ketidakjelasan yang dilakukan pengurus dan pengelola BMT
Amanah yakni dengan cara kabur, mengabaikan tagihan anggota dan
memberikan janji pembayaran yang tidak kunjung dipenuhi.
B. Saran
1. a. Saran untuk Pengurus dan Pengelola BMT Amanah
Semua pihak BMT Amanah bersama-sama melakukan pertemuan dan
berunding mencari jalan keluar terkait pembekuan yang telah dialami
oleh BMT. Bersama-sama menganalisa permasalahan sampai ditemukan
pemilahan yang jelas antara permasalahan dan pertanggungjawabannya.
Mengingat kondisi BMT Amanah yang sudah tidak mengkin bisa
diselamatkan, maka pihak BMT Amanah segera mengambil langkah-
langkah penyelesaian sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17
Tahun 1994 tentang Pembubaran Koperasi dan Pasal 51 sampai Pasal 57
Anggaran Dasar BMT Amanah dengan membentuk tim penyelesai.
b. Saran untuk Pengurus BMT Amanah
Pengurus menyusun laporan pertanggungjawaban pelakasanaan tugas
pengelolaan BMT Amanah.
c. Saran untuk Pengelola BMT Amanah
103
Pengelola menyusun kronologi secara utuh terhadap pembiayaan yang
diberikan kepada anggota serta pinjaman pihak ketiga yang dilengkapi
dengan kondisi angsuran.
Pengelola melakukan pendataan penagihan piutang dan aset lain yang
dimiliki oleh BMT Amanah yang selanjutnya diserahkan kepada pengurus
untuk dipertanggungwajabkan dalam rapat luar biasa.
2. a. Saran untuk DPS
DPS (Dewan Pengawas Syariah) selaku pengawas internal harus
menjalankan tugasnya dengan benar dan penuh ketelitian, secara terus-
menerus melakukan pengawasan agar dapat dengan cepat mengetahui
permasalahan yang dihadapi BMT, dengan begitu penyelamatan terhadap
BMT bermasalah bisa lebih cepat dilaksanakan. DPS diharapkan dapat
dengan segera melakukan audit pengelolaan BMT Amanah melalu jasa
akuntan publik. Tujuanya yaitu agar dapat diketahui penyimpangan
pengurus dan pengelola sebagai acuan pembebanan tanggung jawab
masing-masing pengurus dan pengelola
b. Saran untuk Dinas Perindagkop
Dinas Perindagkop (Perindustrian Perdagangan dan Koperasi) sebagai
dinas yang mengeluarkan badan hukum pendirian koperasi sebaiknya
lebih selektif dalam memberikan penerbitan badan hukum koperasi,
khususnya BMT. Pemberian badan hukum BMT yang lebih selektif
104
diharapkan mampu menekan seminimal mungkin munculnya BMT
bermasalah, karena BMT yang berhasil diterbitkan benar-benar BMT
yang memiliki kualitas baik, terutama dari segi SDM.
Pemerintah sebaiknya membuat dan mengeluarkan Undang-Undang atau
PP (Peraturan Pemerintah) khusus terkait BMT agar BMT tidak
mengalami kekosongan hukum lagi serta agar BMT memiliki dasar
hukum yang jelas. Dengan memiliki Undang-Undang atau Peraturan
independen, diharapkan perlindungan hukum bagi anggota BMT dan
pihak BMT menjadi lebih kuat, khususnya saat BMT mengalami
kebangkrutan, kejelasan mengenai perlindungan hukum terhadap
tabungan anggota lebih diutamakan.
3. Saran Untuk Anggota BMT Amanah
Anggota BMT Amanah sebaiknya tetap menempuh jalur damai
dibandingkan dengan jalur litigasi, yakni sesuai dengan amanah koperasi
berdasarkan sistim kekeluargaan. Bila kemudian pihak BMT Amanah tidak
mengupayakan itikad baik, jalur litigasi baru ditempuh. Anggota BMT
Amanah juga harus selalu ikut berpartisipasi secara aktif dan konsisten
bersama pihak BMT Amanah, tujuannya agar pihak BMT Amanah tidak
lepas tanggung jawab.
105
105
DAFTAR PUSTAKA
1. BUKU
Afandi, Yazid, Fiqih Muamalah, (Yogyakarta: Logung Pustaka, 2009).
Ali, Zainuddin, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta, Sinar Grafika : 2009).
Andri, Soemitra, M.A., Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2009
Anshori, Abdul Gofur, Hukum Perjanjian Islam di Indonesia, (Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada Press, 2010).
Arifin, Johan, Dkk. Perlindungan Hukum Nasabah Lembaga Keuangan Mikro
Syariah (Semarang: Walisongo Press, 2010)
Imaniyati, Neni Sri, Pengantar Hukum Perbankan Indonesia, (Bandung: PT
Refika Aditama, 2010).
Ismail, Nawani, Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2012).
Ismanto, Kuat, Menegemen Syariah Implementasi TQM dalam Lembaga
Keuangan Syariah, Cetakan Pertama, (Pustaka Pelajar, Yogyakarta:
2008)
Jamal, Lulai Yunus, Manajemen Bank Syari’ah, (Malang: UIN Malang Press,
2009)
Lasmiatun, Perbankan Syari’ah, (Semarang: LPSDM. RA Kartini, 2010).
Mardani, Hukum Acara Perdata Peradilan Agama dan Mahkamah Syariah,
(Jakarta: Sinar Grafika, 2009)
Mardani, Hukum Ekonomi Syariah di Indonesia, (Bandung: PT Refika
Aditama)
Mutaqqin, Dadan, Aspek Legal Lembaga Keuangan Syari’ah, (Yogyakarta:
Safiria Insani Press, 2008).
106
Raharjo, Satjipto, Biarkan Hukum Mengalir Catatatn Krisis tentang
Pergaulan Manusia dan Hukum, ( Jakarta: PT Kompas Media
Nusantara, 2007)
Raharjo, Satjipto, Ilmu Hukum, (Bandung: PT Citra Aditia Bakti, 2000).
Ridwan, Muhammad, Manajemen Baitul Maal wa Tamwil (BMT),
(Yogyakarta: UII Press, 2011)
Soekanto, Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Uii Press, 2005)
Sudarsono, Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah.
(Yogyakarta:Ekonisia, 2004)
Widjaja, Gunawan, Seri Aspek Hukum Dalam Bisnis, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2008).
Widjaja, Gunawan, Seri Aspek Hukum Dalam Bisnis, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2008)
Wiroso, Jual Beli Murabahah, (Yogyakarta : UII Press, 2005).
Yodo, Sutarman dan Ahmadi Miru, Hukum Perlindungan Konsumen,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004)
2. PERUNDANG-UNDANG
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia1945;
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata;
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syari’ah;
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian;
Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998;
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen;
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Penyelesaian
Sengketa;
Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 Tentang Pelaksanaan Usaha
Simpan Pinjam Oleh Koperasi;
107
Keputusan Menteri Nomor 91 Tahun 2004 Tentang Petunjuk Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah;
Peraturan Menteri koperasi Nomor 19 Tahun 2008.
3. SKRIPSI DAN JURNAL
Skripsi oleh M. Sholehuddin “Perlindungan Hukum Kepada Nasabah di
Asuransi Syari’ah (Studi Kasus di PT. Asuransi Tafakul Keluarga
Cabang Yogyakarta)”, Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, 2010.
Skripsi oleh Miftahul Ulum “Pemahaman Nasabah Terhadap Prinsip-Prinsip
Syari’ah yang di Terapka Pada Produk Layanan BMT (Studi Kasus
Pada BMT Al-Ikhlas Yogyakarta)”, Fakultas Syari’ah dan Ilmu Hukum
UIN Sunan Kalijaga, Yoryakarta, 2006.
Skripsi oleh Pradita Wulandari “Perlindungan Hukum TerhadapPengguna
Jasa Investasi Deposito Mudharabah Berjangka (Studi Kasus pada
BMT Amratani Utama di Sleman)”, Fakultas Hukum Universitas
Islam Indonesia, Ygyakarta, 2014.
Skripsi oleh Pratiwi Nalatia Harentaon Nainggolan “Aspek Hukum Kepailitan
dan Likuidasi Ditinjau Dari Otoritas Pengawas Perbankan (Studi
Kasus Putusan PN. Niaga Jakarta)”Fakultas Hukum Universitas
Sumatra Utara Medan, 2009.
Jurnal oleh Asmi Nur Siwi Kusmiati, “Risiko Akad Dalam Pembiayaan
Murabahah Pada BMT di Yogyakarta ( dari Teori ke Terapan)”, Vol.
1:1 (Juli 2007).
Jurnal oleh David Y. Wonok “Perlindungan Hukum Atas Hak-Hak Nasabah
Sebagai Konsumen Pengguna Jasa Bank Terhadapa Resiko yang
Timbul Dalam Penyimpangan Dana” , Vol 1:2 (April-Juni 2013 Edisi
Khusus).
108
4. WEB.
http://www.tempo.co/read/news/2014/05/29/090581045/UU-17-Tahun-2012-
Bikin-Koperasi-Hilang-Jati-Diri.
http://bmt-syariah.blogspot.com/2009/11/landasan-dasar-sistem-koperasi-
syariah.html
http://www.indonesiaoptimis.com/2011/10/optimalisasi-pengawasan-syariah-
di-bmt.html.
http://shareshareilmu.wordpress.com/2012/02/05/wanprestasi-dalam-
perjanjian/.
http://pustakabakul.blogspot.com/2012/07/produk-dan-jasa-bmt.html.
http://www.republika.co.id/berita/syariah/keuangan/11/08/19/lq5gx4-
bmt-bermasalah-di-diy-capai-10-persen.
I
CURICULUM VITAE
Nama : Wahyu Proklamasi
NIM : 09340140
TTL : Wonosobo, 17 Agustus 1990
Fakultas/Jurusan : Syariah dan Hukum/ Ilmu Hukum
Konsentrasi : Hukum Perdata
Alamat Asal :Dusun Limbangan Desa Kalimendong Kecamatan Leksono
Kabupaten Wonosobo
Alamat Domisili : Wisma Melati Suci, Sapen Gondokusuman
Telpon/Mobile : 085601593376/ 089655039088
Nama Bapak : Mujiono
Nama Ibu : Ragil
Email : [email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD Negeri 2 Kalimendong (Lulus Tahun 2003)
2. SMP Negeri 1 Garung (Lulus Tahun 2006 )
3. SMA Muhammadiyah Wonosobo (Lulus Tahun 2009)
4. Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Syaria’ah Dan Hukum Uin Sunan Kalijaga
Yogyakarta (Tahun 2009-Sekarang)