Upload
yobyustanza
View
213
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/17/2019 PERMASALAHAN KETENAGA KERJAAN
1/16
i
Kelompok XI
PERMASALAHAN DAN KETENAGA KERJAAN
DI INDONESIA
Untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan kewirausahaan
Dosen :
Sairul Basri, M.Pd.I
Disusun Oleh :
1. Yobi Novriansyah (1311010326)
2. Resti Syifa (1311010306)
3. Visca Davita (1311010342)
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : D/VI (enam)
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
2016 M/1437 H
8/17/2019 PERMASALAHAN KETENAGA KERJAAN
2/16
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah atas nikmat dan karunianya yang
diberikan selama ini, shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada junjungan
kita Rasulullah saw atas perjuangannya, pengorbanannya untuk membimbing
umat manusia menuju jalan yang lurus.
Makalah ini yang berjudul “PERMASALAHAN DAN KETENAGA
KERJAAN DI INDONESIA”, disusun dengan mengacu pada sumber buku, kami
berharap sangat makalah ini yang dapat menambah pengetahuan dan dapat
dijadikan bahan pembelajaran bagi kita semua.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran, yang bersifat
membangun dari menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik. Akhirul
kalam.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah memberikan
motivasinya, dalam membantu penyusunan makalah ini.
Bandar Lampung,
11 Maret 2016
Penyusun
8/17/2019 PERMASALAHAN KETENAGA KERJAAN
3/16
iii
DAFTAR ISI
Cover.....................................................................................................................i
Kata pengantar ......................................................................................................ii
Daftar isi................................................................................................................ iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tenaga Kerja................................................................................2
B. Permasalah ketenagakerjaan di Indonesia......................................................2
C. Solusi masalah ketenagakerjaan di Indonesia................................................5
D. Rekrutmen......................................................................................................7
E. Sistem pengupahan tenaga kerja ....................................................................10
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ....................................................................................................11B. Saran ..............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
8/17/2019 PERMASALAHAN KETENAGA KERJAAN
4/16
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di negara Kondisi berkembang pada umumnya memiliki tingkat
pengangguran yang jauh lebih tinggi dari angka resmi yang dikeluarkan oleh
pemerintah. Hal ini terjadi karena ukuran sektor informal masih cukup besar
sebagai salah satu lapangan nafkah bagi tenaga kerja tidak terdidik. Sektor
informal tersebut dianggap sebagai katup pengaman bagi pengangguran.
Masalah ketenagakerjaan di Indonesia sekarang ini sudah mencapai kondisi
yang cukup memprihatinkan ditandai dengan jumlah penganggur dan setengah
penganggur yang besar, pendapatan yang relatif rendah dan kurang merata.
Sebaliknya pengangguran dan setengah pengangguran yang tinggi merupakan
pemborosan pemborosan sumber daya dan potensi yang ada, menjadi beban
keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan, dapat mendorong
peningkatan keresahan sosial dan kriminal, dan dapat menghambat
pembangunan dalam jangka panjang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari tenaga kerja?
2. Bagaimana kondisi indonesia dalam ketenaga kerjaan?
3. Bagaimana solusi tentang masalah ketenaga kerjaan di indonesia?
4. Bagaimana sistem rekrutmen ketenaga kerjaan di indonesia?5. Bagaimana sistem pengupahan di indonesia?
8/17/2019 PERMASALAHAN KETENAGA KERJAAN
5/16
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja.
Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa
tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu negara
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja.
Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia
kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun –
64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut
sebagai tenaga kerja. Ada banyak pendapat mengenai usia dari para tenaga
kerja ini, ada yang menyebutkan di atas 17 tahun ada pula yang menyebutkan
di atas 20 tahun, bahkan ada yang menyebutkan di atas 7 tahun karena anak-
anak jalanan sudah termasuk tenaga kerja.
B. Permasalah ketenagakerjaan di Indonesia
Masalah ketenagakerjaan di Indonesia sekarang ini sudah mencapai
kondisi yang cukup memprihatinkan ditandai dengan jumlah penganggur dan
setengah penganggur yang besar, pendapatan yang relatif rendah dan kurang
merata. Sebaliknya pengangguran dan setengah pengangguran yang tinggi
merupakan pemborosan pemborosan sumber daya dan potensi yang ada,
menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan, dapat
mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal, dan dapat
menghambat pembangunan dalam jangka panjang.
Berikut ini beberapa masalah ketenagakerjaan di Indonesia.
8/17/2019 PERMASALAHAN KETENAGA KERJAAN
6/16
3
1. Rendahnya kualitas tenaga kerja
Kualitas tenaga kerja dalam suatu negara dapat ditentukan
denganmelihat tingkat pendidikan negara tersebut. Sebagian besar tenaga
kerja di Indonesia, tingkat pendidikannya masih rendah. Hal ini
menyebabkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi
rendah. Minimnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
menyebabkan rendahnya produktivitas tenaga kerja, sehingga hal ini
akan berpengaruh terhadaprendahnya kualitas hasil produksi barang dan
jasa.
2. Jumlah angkatan kerja yang tidak sebanding dengan kesempatan kerja
Meningkatnya jumlah angkatan kerja yang tidak diimbangi oleh
perluasan lapangan kerja akan membawa beban tersendiri bagi
perekonomian. Angkatan kerja yang tidak tertampung dalam lapangan
kerja akan menyebabkan pengangguran. Padahal harapan pemerintah,
semakin banyaknya jumlah angkatan kerja bisa menjadi pendorong
pembangunan ekonomi.
3. Persebaran tenaga kerja yang tidak merata
Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia berada di Pulau Jawa.
Sementara di daerah lain masih kekurangan tenaga kerja, terutama untuk
sektor pertanian, perkebunan, dan kehutanan.Dengan demikian di Pulau
Jawa banyak terjadi pengangguran, sementara di daerah lain masih
banyak sumber daya alam yang belum dikelola secara maksimal.
4. PengangguranTerjadinya krisis ekonomi di Indonesia banyak mengakibatkan industri di
Indonesia mengalami gulung tikar. Akibatnya, banyak pula tenaga kerja
yang berhenti bekerja. Selain itu, banyaknya perusahaan yang gulung
tikar mengakibatkan semakin sempitnya lapangan kerja yang ada. Di sisi
lain jumlah angkatan kerja terus meningkat. Dengan demikian
pengangguran akan semakin banyak. Pengangguran di bagi menjadi 2
yaitu :
8/17/2019 PERMASALAHAN KETENAGA KERJAAN
7/16
4
5. Problem Gaji / UMR
Salah satu problem yang langsung menyentuh kaum buruh adalah
rendahnya atau tidak sesuainya pendapatan (gaji) yang diperoleh dengan
tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya beserta tanggungannya.
Faktor ini , yakni kebutuhan hidup semakin meningkat, sementara gaji
yang diterima relatif tetap, menjadi salah satu pendorong gerak protes
kaum buruh. Adapun dalam sistem ekonomi Kapitalis, rendahnya gaji
buruh justru menjadi penarik bagi para investor asing. Termasuk
pemerintah, untuk kepentingan peningkatan pendapatan pemerintah
(bukan rakyat), justru memelihara kondisi seperti ini. Kondisi ini
menyebabkan pihak pemerintah lebih sering memihak ‘sang investor’ ,
dibanding dengan buruh (yang merupakan rakyatnya sendiri) ketika terjadi
krisis perburuhan. Rendahnya gaji juga berhubungan dengan rendahnya
kualitas SDM. Persoalannya bagaimana, SDM bisa meningkat kalau biaya
pendidikan mahal? Solusi terhadap problem UMR dan UMD ini tentu saja
harus terus diupayakan dan diharapkan mampu membangun kondisi
seideal mungkin.
6. Kondisi Tenaga Kerja di Indonesia dengan adanya MEA 2015
MEA (Masyarakat Ekonomi Asia) atau AEC (Asean Economic
Community) adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN yang direncanakan
akan tercapai pada tahun 2015. Tujuan dibentuknya “Komunitas
Ekonomi ASEAN” tidak lain untuk meningkatkan stabilitas perekonomian
di kawasan ASEAN. Membentuk kawasan ekonomi antar negara ASEAN
yang kuat. Dengan diimplementasikannya MEA 2015, Indonesia
mempunyai 2 pilihan, menjadi aktor utama atau hanya menjadi penonton
di negeri sendiri. Dengan kata lain, MEA 2015 bisa mendatangkan
keuntungan yang besar bagi Indonesia yaitu terdapat kesempatan yang
sangat besar bagi para pencari kerja karena banyak tersedia lapangan kerja
dengan berbagai kebutuhan akan keahlian yang beraneka ragam. Selain
itu, akses untuk pergi keluar negeri dalam rangka mencari pekerjaan
8/17/2019 PERMASALAHAN KETENAGA KERJAAN
8/16
5
menjadi lebih mudah bahkan bisa jadi tanpa ada hambatan tertentu. MEA
juga menjadi kesempatan yang bagus bagi para wirausahawan untuk
mencari pekerja terbaik sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Namun,
juga dapat menimbulkan kerugian yang besar. Kerugian lain yang akan
dihadapi adalah terancamnya daya saing tenaga kerja Indonesia. Jumlah
tenaga kerja yang kurang terdidik di Indonesia masih tinggi yakni mereka
yang berpendidikan di bawah SD dan SMP mencapai 68,27 persen atau
74.873.270 jiwa dari jumlah penduduk yang bekerja sekitar 110.808.154
jiwa. 80 persen pengangguran Indonesia hanya lulusan SMP dan SD.
Mayoritas tenaga kerja indonesia masih berpendidikan sekolah dasar dan
lebih banyak bekerja pada sektor informal.
Hal ini mengkhawatirkan karena bisa saja tenaga kerja negara
tetangga mengambil alih lapangan kerja di Indonesia. Dalam hal ini dapat
memunculkan juga risiko ketenagakarejaan bagi Indonesia apabila tenaga
kerja di indonesia tidak dapat bersaing dengan tenaga kerja luar negeri,
maka kemungkinan yang akan terjadi adalah lapangan kerja di indonesia
di kuasai oleh tenaga kerja luar yang lebih kompeten. Dengan adanya
MEA 2015 ini liberalisasi di bidang barang dan jasa akan terjadi antar
negara ASEAN.
Tugas pemerintah adalah mempersiapkan sumber daya manusia
unggul dan berdaya saing agar mampu bersaing dengan tenaga kerja luar.
Kualitas tenaga kerja yang tinggi akan hadir apabila kualitas pembangunan
manusia Indonesia berdaya saing unggul. Akses terhadap pendidikan,
kesehatan, pekerjaan, gizi, dan fasilitas publik lainnya akan menentukan
kualitas manusia dan tenaga kerja Indonesia. Peningkatakan mutu tenaga
kerja merupakan persiapan yang harus dilakukan agar Indonesia tidak
mengalami kerugian yang besar di MEA 2015 mendatang.
C. Solusi masalah ketenagakerjaan di Indonesia
8/17/2019 PERMASALAHAN KETENAGA KERJAAN
9/16
6
Secara umum kita dapat mengatasi berbagai masalah ketenagakerjaan
melalui berbagai upaya praktis seperti berikut:
1. Mendorong Investasi
Mengharapkan investasi dari luar negeri kenyataannya belum
menunjukkan hasil yang berarti selama tahun 2006 lalu. Para investor
asing mungkin masih menunggu adanya perbaikan iklim investasi dan
beberapa peraturan yang menyangkut aspek perburuhan. Kalau upaya
terobosan lain tidak dilakukan, khawatir masalah pengangguran ini akan
bertambah terus pada tahun-tahun mendatang.
2. Memperbaiki daya saing
Daya saing ekspor Indonesia bergantung pada kebijakan perdagangan
yang terus menjaga keterbukaan, disamping menciptakan fasilitasi bagi
pembentukan struktur ekspor yang sesuai dengan ketatnya kompetisi
dunia. Dalam jangka pendek, Indonesia dapat mendorong ekspor dengan
mengurangi berbagai biaya yang terkait dengan ekspor itu sendiri serta
meningkatkan akses kepada pasar internasional. Kebijakan yang dapat
dipakai untuk mengontrol biaya-biaya tersebut diantaranya i) Menjaga
kestabilan dan daya saing nilai tukar ii) Memastikan peningkatan tingkat
upah yang moderat sejalan dengan peningkatan produktifitas iii)
Akselerasi proses restitusi PPn dan restitusi bea masuk impor bagi para
eksportir dan iv) Meningkatkan kemampuan fasilitas pelabuhan dan
bandara dan infrastruktur jalan untuk mengurangi biaya transportasi.
3. Meningkatkan Fleksibilitas tenaga kerja
Indonesia memiliki aturan ketenagakerjaan yang paling kaku serta
menimbulkan biaya paling tinggi di Asia Timur. Sebagai contoh, biaya
untuk mengeluarkan pekerja sangatlah tinggi; pesangon yang harus
dibayarkan mencapai 9 bulan gaji. Tentunya kebijakan pasar tenaga kerja
harus berimbang antara penciptaan pasar tenaga kerja yang fleksibel
dengan kebutuhan untuk memberikan perlindungan dan keamanan bagi
tenaga kerja
8/17/2019 PERMASALAHAN KETENAGA KERJAAN
10/16
7
Langkah-langkah praktis yang dapat dilakukan pemerintah untuk
meningkatkan fleksibilitas tenaga kerja antara lain:
a. Menyelesaikan pelaksanaan perundang-undangan tenaga kerja
b. Menciptakan peradilan tenaga kerja, sebagaimana yang diatur dalam
undang-undang perselisihan hubungan industrial. Hal ini dimaksudkan
untuk mempercepat proses penyelesaian perselisihan tenaga kerja.
c. Membentuk tim ahli dalam menentukan tingkat upah minimum.
Pemerintah pusat dapat menjalankan kewenangan untuk membatasi
peningkatan upah minimum di daerah.
d. Jika diperlukan, merevisi Undang-undang mengenai Sistem
Kesejahteraan Sosial Nasional yang baru disahkan dan membentuk
komisi tingkat tinggi yang bertugas mendesain sistem kesejahteraan
nasional. Sistem ini harus dapat dilaksanakan dan mendukung
penciptaan lapangan pekerjaan.
4. Peningkatan Keahlian Pekerja
Pemerintah seharusnya dapat meningkatkan kemampuan angkatan
kerja. Lemahnya kemampuan pekerja Indonesia dirasakan sebagai kendala
utama bagi investor. Rendahnya keahlian ini akan mempersempit ruang
bagi kebijakan Indonesia untuk meningkatkan struktur produksinya.
Walaupun pada saat sebelum krisis pendidikan di Indonesia mencapai
kemajuan yang luar biasa, dalam segi kuantitas, kualitas pendidikan masih
tertinggal dibandingkan dengan negara-negara pesaing lainnya.
Pemerintah harus lebih menekankan pencapaian tujuan di bidang
pendidikan formal dengan mereformasi sistem pendidikan, sesuai dengan
prinsip dan manfaat dari proses desentralisasi.
D. Rekrutmen
Rekrutmen merupakan proses mendapatkan sejumlah calon tenaga kerja
yang kualifaid untuk jabatan/pekerjaan utama di lingkungan suatu organisasi
atau perusahaan.
8/17/2019 PERMASALAHAN KETENAGA KERJAAN
11/16
8
Proses rekrutmen dapat dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan,
yaitu:
1. Teori rekrutmen “pencarian” ( prospecting theory of recruitment)
Menurut teori ini rekrutmen dapat dilakukan sebagai sebuah proses
satu arah (one-way process) yang dilakukan perusahaan untuk mencari
calon karyawan.
2. Teori rekrutmen “pasangan” (mating theory of recruitment)
Teori ini mengemukakan bahwa calon karyawan maupun manejer
sama-sama mencari organisasi, sebagaimana organisasi mencari mereka.
Agar pencarian organisasi dan pelamar dapat bertemu, terdapat tiga
kondisi yang harus terpenuhi yaitu:
• Adanya sebuah media komunikasi
• Adanya kecocokan dari pelamar antara karakteristik pribadinya dengan
persyaratan kerja organisasi
• Adanya motovasi untuk melamar.
Sebelum melakukan rekrutmen, perlu dilakukan sistem perencanaan
sumber daya manusia yang meilupti perkiraan, permintaan dan suplai
karyawan atau tenaga di suatu organisasi. Kegiatan perencanaan sumber daya
manusia terdiri dari empat kegiatan, yaitu:
1. Inventarisasi persediaan sumber daya manusia
Yaitu menelaah dan menilai sumber daya manusia yang ada atau yang
tersedia saat ini (tentang jumlahnya, kemampuan, keterampilan dan
potensi pengembangannya) serta menganalisa penggunaan sumber daya
manusia.
2. Perkiraan (peramalan) sumber daya manusia
Melakukan prediksi atau taksiran kebutuhan (permintaan) dan tawaran
(suplay) sumber daya manusia di waktu yang akan datang, baik jumlah
(kuantitas) maupun kualitasnya.
8/17/2019 PERMASALAHAN KETENAGA KERJAAN
12/16
9
3. Penyusunan rencana sumber daya manusia
Memadukan kebutuhan (permintaan) dengan penawaran (suplay)
sumber daya manusia melalui rekrutmen (penarikan), seleksi, pelatihan,
penempatan, pemindahan, promosi dan pengembangan.
4. Monitoring dan evaluasi
Untuk memberikan umpan balik terhadap pencapaian tujuan sasaran
perencanaan sumber daya manusia, perlu disusun rencana monitoring dan
evaluasi serta indikator monitoring dan evaluasi tersebut.
Formulir lamaran
Formulir lamaran dirancang sendiri oleh organisasi/lemabga dalam rangka
menggali berbagai macam informasi dari para pelamar sesuai dengan
kebutuhan organisasi/perusahaan tersebut. Menurut Siagan (2006:126) secara
umum formulir lamaran dapat menggali informasi tentang delapan hal, yaitu:
1. Data pribadi,
2. Status pelamar,
3. Keahlian dan keterampilan,
4. Riwayat pengalaman,
5. Latar belakang kemiliteran,
6. Piagam penghargaan,
7. Kegemaran atau hobi, dan
8. Referensi
Media Penarikan Sumber Daya ManusiaTiap organisasi mempunyai cara yang berbeda-beda dalam menarik calon
karyawannya. Beberapa organisasi yang yang besar mempunyai sistem yang
sangat baik dan dengan menggunakan media mass yang canggih dalam
menarik calon karywannya. Tetapi ada beberapa organisasi, cara penarikan
calon karyawan ini sangat sederhana dan dengan media yang sederhana pula.
Berbagai cara dan media untuk menarik sumber daya manusia sebagai calon
karyawan, antara lain: Iklan, Badan-badan penyalur tenaga kerja, Lembaga-
8/17/2019 PERMASALAHAN KETENAGA KERJAAN
13/16
10
lembaga pendidikan, Organisasi-organisasi karyawan, Organisasi-organisasi
profesi, dan lain-lain.
E. Sistem pengupahan tenaga kerja
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (“UU
Ketenagakerjaan”) pada Bab 10 mengatur tentang Pengupahan. Menurut
Pasal 88 ayat (1) UU Ketenagakerjaan, setiap pekerja/buruh berhak
memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan. Kebijakan pemerintah mengenai pengupahan yang melindungi
pekerja/buruh meliputi:
1. upah minimum;
2. upah kerja lembur;
3. upah tidak masuk kerja karena berhalangan;
4. upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar
pekerjaannya;
5. upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya;
6. bentuk dan cara pembayaran upah
7. denda dan potongan upah;
8. hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah;
9. struktur dan skala pengupahan yang proporsional;
10. upah untuk pembayaran pesangon; dan
11. upah untuk perhitungan pajak penghasilan.
Pasal 89 UU Ketenagakerjaan mengatur bahwa upah minimum ditetapkanpemerintah berdasarkan kebutuhan hidup layak dan dengan memperhatikan
produktivitas dan pertumbuhan ekonomi. Upah minimum dapat terdiri atas
upah minimum berdasarkan wilayah provinsi atau kabupaten/kota dan upah
minimum berdasarkan sektor pada wilayah provinsi atau kabupaten/kota.
Struktur Skala Upah
Pengusaha menyusun struktur dan skala upah dengan memperhatikan
golongan, jabatan, masa kerja, pendidikan, dan kompetensi. Peninjauan upah
8/17/2019 PERMASALAHAN KETENAGA KERJAAN
14/16
11
secara berkala tersebut dengan memperhatikan kemampuan perusahaan dan
produktivitas. Ketentuan mengenai struktur dan skala upah diatur lebih lanjut
dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor : KEP.49/MEN/2004 tentang Ketentuan Struktur dan Skala
Upah.
Kewajiban Pembayaran Upah
Upah tidak dibayar apabila pekerja/buruh tidak melakukan pekerjaan.
Namun, pengusaha wajib membayar upah apabila:
a) pekerja/buruh sakit sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan
b) pekerja/buruh perempuan yang sakit pada hari pertama dan kedua masa
haidnya sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan;
c) pekerja/buruh tidak masuk bekerja karena pekerja/buruh menikah,
menikahkan, mengkhitankan, membaptiskan anaknya, isteri melahirkan
atau keguguran kandungan, suami atau isteri atau anak atau menantu atau
orang tua atau mertua atau anggota keluarga dalam satu rumah meninggal
dunia;
d) pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaannya karena sedang
menjalankan kewajiban terhadap negara;
e) pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaannya karena menjalankan
ibadah yang diperintahkan agamanya;
f) pekerja/buruh bersedia melakukan pekerjaan yang telah dijanjikan tetapi
pengusaha tidak mempekerjakannya, baik karena kesalahan sendiri
maupun halangan yang seharusnya dapat dihindari pengusaha;
g) pekerja/buruh melaksanakan hak istirahat;pekerja/buruh melaksanakan
tugas serikat pekerja/serikat buruh atas persetujuan pengusaha; dan
h) pekerja/buruh melaksanakan tugas pendidikan dari perusahaan.
Pengaturan pelaksanaan ketentuan di atas, ditetapkan dalam Perjanjian
Kerja, Peraturan Perusahaan atau Perjanjian Kerja Bersama.
8/17/2019 PERMASALAHAN KETENAGA KERJAAN
15/16
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja.
Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga
kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk masyarakat.
Permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia.
1. Rendahnya kualitas tenaga kerja
2. Jumlah angkatan kerja yang tidak sebanding dengan kesempatan kerja
3. Persebaran tenaga kerja yang tidak merata
4. Pengangguran
5. Problem Gaji / UMR
B. Saran
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada makalah
ini, maka kami membutuhkan saran agar makalah ini dapat lebih bermanfaat
bagi pembaca maupun bagi kami sebagai tim penyusun.
8/17/2019 PERMASALAHAN KETENAGA KERJAAN
16/16
13
DAFTAR PUSTAKA
Soekodjo, Notoatmojo, Prof. DR.. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 2009
Handoko, T. Hani 2001. Manajemen personalia dan sumber daya
manusia.Yogyakarta : BPFE, 2001
Mathis. Robert L. & Jackson, John H. 2001. Manajemen sumber daya manusia.
Penerjemah JimmY Sadeli & Bayu Prawira Hie,Jakarta:Salemba. 2001
Nawawi, H. Hadari, Manajemen sumber daya manusia . Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 2000.
Siagian, Sondang P., Manajemen sumber daya manusia. Jakarta : PT Bumi
Aksara2006.
Simmamora, Henry Manajemen sumber daya manusia . Yogyakarta : STIE
YKPN, 2006.