16
TRANSFORMASI TANGGUNG lAWAB PROFESIAKUNTANSI DALAM MEMASUKI MILLENIUM KEDUA Fatma Laela* Abstrak Persist masywrakat terhad^ profist akuntansi sebi^ai komunikator bisnis,. temyata tnasih jauh dan ^ktif. Ada kemerosotan dtmprofisi akuntansiyan^ tnasih lekat_dengan kesmjan^an- kesmjan^an. GlcbaUsasi yang tmmbawa UberaUsasi segaia 'bidan_0, termasuk UberaUsasi ekohomi hmdaknya tnemacu profssi akuntansi untuk Ubih responsif ttrhadap kebutuhan masyarakat. Tidak hanya dalam teknis dan standar profesi saja, tetapi juga dalant pengamh kegiatannya ttrhadap bidang ekonotm dan sosial steam keseUtruhan. Profesi akuntansi harm berbenah diri dan mulai btraUh darijasa profist tradisicnal mtnujujasa turn tradisionai. Mtreka setnestinya btrsiap-siap tntnghadapi lingkungdn baru dan sudah saatnya mtnUfdrkan apa-yang harm (Uptrbaiki baik steam internal maupun eksttmal. Perubahan ini tidak hanya pada anggota profesi saja tetapi instttusi pendtdikan tinggi tnerupakan tempatproses tnelahirkan akuntan. Makaiah ini memhahas tentang tmrifbrmasi'tanggungjawab.profisi akuntansi dalam tnenghadapi abad 21. Proses tranfirmast itii ttdak berarti penggantian agregaUf, melainkan tetap menggunakan kaidah-kaidah sebelnmnyayang tetap dinilai relevan. PERMASALAHAN KLASIK PROFESI AKUNTANSI '' Posisi profesi akuntansi sejaka dahulu menjadi sasaran kritik masyarakat yang semakin kritis. Tinjauan historis membuktikan adanya berbagai kasus perdata dan pidana yang teijadi di Amerika Serikat sejak periode 1970-an. Kasus Penn Central (1972), Pquivy Funding (1974), Mattel (1974), KUeam Properties (1977) adalah sederetan ^us yang menggambarkan beragam tindakan pcnyele- wengan dan kecurangan profesi audit (Birkett, 1986). Kejadian ini telah mendorong tuntutan masyarakat terhadap independensi auditor. Sehingga pada tahun 1987 para pakar di bidang pengendalian bisnis perusahaan di Amerika membentuk The NationcU Commision on Fraudulent Financial Bspoi^ng (NGFFR), sebuah panida yang bertugas mengatasi tindak kecurangan dalam laporan keuangan. Panida tersebut mengusuU^ dibcntuknya komisi audit oleh perusahaan, badan pengawas p^ar modd (SEC), akuntan publik. adalah Doscn STIE Widya Wiwaha, Yogyakarta m vioLUfie t MO. q sePTCMBeu 1997 201

PERMASALAHAN KLASIK PROFESI AKUNTANSI

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERMASALAHAN KLASIK PROFESI AKUNTANSI

TRANSFORMASI TANGGUNG lAWABPROFESIAKUNTANSI DALAM MEMASUKI

MILLENIUM KEDUA

Fatma Laela*

Abstrak

Persist masywrakat terhad^ profist akuntansi sebi^ai komunikator bisnis,. temyata tnasihjauh dan ^ktif.Ada kemerosotan dtmprofisi akuntansiyan^ tnasih lekat_dengan kesmjan^an-kesmjan^an.

GlcbaUsasi yang tmmbawa UberaUsasi segaia 'bidan_0, termasuk UberaUsasi ekohomihmdaknya tnemacu profssi akuntansi untuk Ubih responsif ttrhadap kebutuhan masyarakat.Tidak hanya dalam teknis dan standar profesi saja, tetapi juga dalant pengamh kegiatannyattrhadap bidang ekonotm dan sosial steam keseUtruhan. Profesi akuntansi harm berbenah diridan mulai btraUh darijasa profist tradisicnal mtnujujasa turn tradisionai. Mtreka setnestinyabtrsiap-siap tntnghadapi lingkungdn baru dan sudah saatnya mtnUfdrkan apa-yang harm(Uptrbaiki baik steam internal maupun eksttmal. Perubahan ini tidak hanya pada anggotaprofesi saja tetapi instttusipendtdikan tinggi tnerupakan tempatproses tnelahirkan akuntan.

Makaiah ini memhahas tentang tmrifbrmasi'tanggungjawab.profisi akuntansi dalam •tnenghadapi abad 21. Proses tranfirmast itii ttdak berarti penggantian agregaUf, melainkantetap menggunakan kaidah-kaidah sebelnmnyayang tetap dinilai relevan.

PERMASALAHAN KLASIK PROFESI AKUNTANSI ''Posisi profesi akuntansi sejaka dahulu menjadi sasaran kritik

masyarakat yang semakin kritis. Tinjauan historis membuktikanadanya berbagai kasus perdata dan pidana yang teijadi di AmerikaSerikat sejak periode 1970-an. Kasus Penn Central (1972), PquivyFunding (1974), Mattel (1974), KUeam Properties (1977) adalahsederetan ^us yang menggambarkan beragam tindakan pcnyele-wengan dan kecurangan profesi audit (Birkett, 1986). Kejadian initelah mendorong tuntutan masyarakat terhadap independensi auditor.Sehingga pada tahun 1987 para pakar di bidang pengendalian bisnisperusahaan di Amerika membentuk The NationcU Commision onFraudulent Financial Bspoi^ng (NGFFR), sebuah panida yangbertugas mengatasi tindak kecurangan dalam laporan keuangan.Panida tersebut mengusuU^ dibcntuknya •komisi audit olehperusahaan, badan pengawas p^ar modd (SEC), akuntan publik.

adalah Doscn STIE Widya Wiwaha, Yogyakarta

m vioLUfie t MO. q sePTCMBeu 1997 201

Page 2: PERMASALAHAN KLASIK PROFESI AKUNTANSI

Transformasi Tanggung Jawab, FattnaLaela ISSN : 1412 - 2420

lembaga pendidikan dan lembaga pcnyusun standar dengan tujuanuntuk mempertahankan kcpcrcayaan masyarafcit terhadap mekanis-mne akuntasij auditingscrtasistcmpengendalian yanglain.

Profesi akuntan publik tidak asing lagi dikenal dalamketeriibatannya deng^ mekanisme pengendalian sosial yang penuhkonflik kepentingan ekonomi dan politik. Ditambah lagi denganpersepsi masyarakat terhadap profcsi akuntansi yang gagal scbagaikomunikator bisnis. Di Indonesia BPKP (1994/1995) memberikanpembuktian tentang bagaimana profesi akuntansi (publik) dalammelayani pemakai jasa. Studi yang dilakukan terhadap 51 kantorakuntap publik dankoperasi jasa audit menunjukkan hanya 10 kantorakuntan publik (KAP) atau 20% mendapat peringkat mcmadai, 36KAP atau 71% mendapat peringkat memadai dengan pcngecualiandan 10% sisanya berperingkat tidak memadai. Pengamatan lebihlanjut terhadap faktor-faktor penycbab dlberikannya peringkat "tidakmemadai" atau "memadai dengan pengecualian" dikelempokkansebagai berikut:1. Ketidakcermatan dalammelaksanakan pckeijaan audit2. Ketidakmampuan dalam penguasaan ilmuekonomi3. Kelalaian untuk menerapkan prosedur audityang diperlukan4. Pelanggaran terhadap kctentuan yang bcrlaku (SK Menkeu No.

763 KMK 011/1986)5. Perbuatan-perbuatan yang menccrminkan diabaikan faktor

independensi6. Praktik-praktik yang menunjukkan tidak atau kurangnya

supervisi dilakukan.

Harapan publik bahwa profesi akuntansi dapat membantuterciptanya siklus akuntansi yang tertata baik, sehingga masyarakatmampu menerima dan memahami informasi perkembangan kegiatanusaha secara objektif dan lengkap. Lebih dari itu publik meng-inginkan profesi akuntansi lebih berpihak pada pemakai laporankeuangan dengan tidak hanya menilai kewajaran penyajian laporankeuangan, tetapi juga kewajaran transaksi yang dilaporkan. Bcrbagaiharapan tersebut, pada praktiknya belum terpenuhi dengan baik,bahkan profesi akuntansi sampai saaat ini masih nampak terpusatpada kepentingan investor tingkat atas. permasalahanya, pemakailaporan keuangan yang sebagian besar masyarakat dan investor rata-rata belum mempunyai konsep dasar maupim pengetahuan yangcukup untuk mencema gejala-gejala keuangan secara keseluruhan.Tingkat pemahaman masyarakat akan fenomena akuntansi dapatdiketahui dengan seberapa jauh nilai-nilai akuntansi yang dimiliki,

202 JAAl VJOLUM€ 1 MO. 2 9€PTeriB€R 1997

Page 3: PERMASALAHAN KLASIK PROFESI AKUNTANSI

ISSN : 1412 - 2420 Transformasi Tanggung Jawab, FatmaLatla

(Gray, 1988). Nilai akuntansi mcnjaga rahasia (secrecy). Bagatmanadengan pemahaman masyarakat Indonesia pada umumnya scbagaipentakai laporan keuangan, dijelaskan dengan hasil peneiitian yangdilakukan oleh Sudarwan (1995) berdasarkan data sampai dengan1992 tentang kandungan nilai akuntansi dalam masyarakat Indonesia,sebagaimana terlihat dalam tabei berikut:

Profesionalisme Konscr^^dsmc Secrecy Keseragaman

Indonesia rendah sedang dnggi rendah

— —................ m inaoncsui an

EmpiricalExamination (1997).

Dari bukti empiris tersebut menjelaskan bahwa pemahamanmasyarakat terhadap akuntansi belum optimal, yang dibuktikandengan nilai-nilai profesionalisme yang rendah, konservatisme-sedangdan keseragaman yang rendah. Belum optimalnya masyarakatIndonesia dalam memiliki nilai akuntansi tersebut mengakibatkanmasyarakat tidak mampu mencerna masalah fmansial yang dihadapi.

Salah satu faktor penyebab tidak difahaminya informasikeuangan bagi para pemakai, khususnya investor rata-rata dan publikadalah pengungkapan informasi keuangan hanya sebatas disclosure,sehingga kurang informatif. Di Indonesia profesi akuntansi belummempunyai standar minimal pengungkapan yang harus dipenuhi.berdasarkan pada PSAK I tentang pengungkapan kebijakan akuntansipada paragraf 02 dinyatakan bahwa, "laporan keuangan meliputineraca, rugi laba, arus kas dan catatan atas laporan keuangan sertalaporan lain dan mated penjelasan.'' Menurut Ruchiyat Kokasih(1996) apa yang dimaksud dengan informasi tambahan tidak begitujelas. Seharunya terdapat PSAK yang mengatur lebih rinci tentangmformasi tambahan apa saja yang diwajibkan dan informasitambahan apa saja yang dianjurkan untuk menunjang keterbukaan.Knteria pengungkapan yang harus dipenuhi tersebut mestinyamerupakan standar minimal pengunglipan. Sedangkan praktikmengenai pengungkapan di Amerika Serikat dapat dikatakanmenyajikan standar yang disyaratkan (Mueller, 1992). Lebih lanjuthal ini disebabkan karena semakin berkembangnya pasar mo^intemasional sehingga perusahaan berusaha menyajik^ informasiyang dapat memberikan gambaran kebijakan dan prospek perusahaanuntuk menarikpara investor.

•JAAI VjOLUne 1 MO. Q 9Q>T€nDeK 1997 • 203

Page 4: PERMASALAHAN KLASIK PROFESI AKUNTANSI

Transformasi Tanggung Jawab, FatmaLatla ISSN : 1412-2420

Faktor lain yang mcnambah kctidakmantapan posisi profcsiakuntansi khususnya akuntan publik adalah faktor kesenjangan.menurut Milss dan Bettner (1992), kesenjangan ini muncul karena:1) kesenjangan harapan (expectation^ap); 2) kesenjangan ragam jasa(scope ofserpice^ap); 3) kesenjangan persaingan intraprofesicnai (theintmproffesional ^ap); 4) kesenjangan ketidakjelasan peran (the roleambiguitygap).

Kesenjangan Harap

Kesenjangan ini timbul karena adanya perbedaan persepsi antaraprofcsi akuntan publik dan masyarakat tentang peran dan tugas sertatanggung jawab para auditor. Kesenjangan harapan akan makinmelebar dengan adanya berbagai skandal korporasi dan jugaketidakpuasan yang makin meningkat terhadap kineqa komitepenyusunan standar keuangan (FASB).

Kesenjangan Ragam Jasa

Kesenjangan ragam jasa merupakan kesenjangan yang timbulkarena adanya konflik antara jasa atestasi yang diberikan auditorindependen dengan jasa lain yang ditawarkan akuntan publik.Kesenjangan ini semakin meluas karena perubahan lingkungan pasaryang memaksa kantor akuntan publik untuk mempertahankan diridan bahkan berupaya meningkatkan keunggulan daya saing. berbagairagam jasa yang dapat ditawarkan seperti; konsultasi manajemen,personal financial planning, risk management dan jasa-jasa barn lain.

KesenjanganPersaingan Intraprofesional

Termasuk dalam kesenjangan ini adalah konflik yang timbulakibat pcrilaku persaingan diantara kantor akuntan publik. Upayapeningkatan daya saing telah memaksa kantor akuntan publik untukberpindah orientasi dari strategi profcsi ke strategi bisnis(menghasilkan laba maksimal dengan menghalalkan segala cara).peter Agaris berpendapat salah satu kelemahan inhem dalam profcsiakuntansi yang menggejala adalah perilaku kambalistik. Misalya jikaseorang nasabah menginginkan audit opinion atau expert opinion^mercka dengan mudah dapat mencari. akuntan yang bcrsediamemberikan opini tersebut dengan harga yang disepakati.

204 JAA! UOLUne 1 MO. Q 9€PTGM[)€K 1997

Page 5: PERMASALAHAN KLASIK PROFESI AKUNTANSI

ISSN :1412 -2420 Transformasi Tanggung Jawab, FatmaLaela

Kesenjangan Ketidialqelasan Peran

Kescnjangan ini bcrkaitan dengan konEIik antara nilai dan nonnayang diproyeksikan kantor akun^n publik bagi para staf profesionaldan persepsi para staf profesional mcngenai nilai dan norma tersebut.Adarip ketidalgelasan peran cendening memacu konflik peran danselanjutnya secara signifikan berkaitan dengan persepsi para auditorsenior mengcnai iklim organisasi, kepuasan serta ketegangan kerja.

Mcnghadapi era globalisasi, kelemahan umum yang dimilikiprofesi akuntansi dalam negeri (Indonesia adalah kurangnyapemahaman bisnis intcmasional, kurangnya penguasaan bahasaInggris sebagai bahasa komunikasi intcmasional dan rendahnyapenguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. berbagai penilaian danpersepsi masyarakat yang scolah-olah mendiskreditkan profesiakuntansi ditambah lagi dengan praktik profesi akuntansi yangtcrkadang menyimpang dari kode etik profesinya, jika diteliti lebihjaiih sebenarnya bukan semata-mata kesalahan dari profesi akuntansi,tetapi terkait dengan sistem yang masih membudayakan equaltreatment.

Budaya negara-berkembang sebagai lingkungan industri(industrial society) atau era revolusi industri dengan bercirikan: 1)produsen mehdominasi p^ar; 2) berlakunya hukum "penawaranmenciptakan permintaan"; 3) Paradigma organisasi dengan stnikturpengaturan secara "harkis-mekanistik-otokritik-konfrontatif' masihdominan, mempunyai dampak langsung terhadap profesi akuntansi.Uambatan-hambatan berupa tarif dan non tarif merupakan hambatanbesar dalam perekonomian, termasuk bagi profesi akuntansi.Mekanisme semacam itu di satu sisi tidak akan memacu profesiakuntansi untuk meningkatkan kcunggulan daya saingnya. Di sisi Iainprofesi akuntansi bersikap apatis terhadap posisi dirinya yang lekatdengan penyimpangan-penyimpangan.

PERUBAHAN LINGKUNGAN BISNIS

Dengan globalisasi yang melanda semua negara di dunia,perusahaan memasuki lingkungan yang berbeda dengan lingkunganyang dikenal sebclumnya. Globalisasi membawa liberalisasi politik,budaya dan ekonomi. perub^an di bidang ekonomi ditandai dengan

-disepakatinya GATT, era WTO, dan (AFTA, AFAS, GAT) untukkawasan ASEAN dan juga APEC. Hal ini merupakan satu langkahpenyelesaian dalam hal hambatan tarif dan non tarif, sehingga

m MOLune 1 no. q repTenoeR 1997 ' ^^

Page 6: PERMASALAHAN KLASIK PROFESI AKUNTANSI

Transfomiasi Tanggung Jawab, FatmaLaeh ISSN : 1412-2420

bcberapa penulis menyebutkan adanya borderless economy. Iklim globalnicniinjukkan suatu hubungan perekonomian yang berkorclasiminimal dengan batas-batas politik kenegaraan, merupakan suatukcuntungantcrsendiri bagj profesi akuntansi.

Era informasi menciptakan kondisi persaingan yang kuat antaraperusahaan domestik dan perusahaan asing. Era informasi ditandaiadanya transformasi masyarakat industri menuju masyarakat atauiingl^gan infomrasi (revolusi informasi) yang bercirikan: 1) Pasardidominasi oleh konsumen; 2) Bcrlakunya hukum "permintaanmenciptakan penawaran"; 3) Persaingan menjadi semakin tajam; 4)Adanya reformasi dan transformasi menuju paradigma strukturpengamran "jejaring organik partisipatdf-koeksistensi'*.

Globalisasi ekonomi dibidang liberalisasi perdagangan telahmembawa pesaing-pesaing mancanegara memasuki pasar domestikdengan kandungan pengetahuan tingkat dunia. dengan disepakatinyaperdagangan bebas di sektor jasa memungkinkan profesi akuntansiasing beroperasi di dalam negeri melalui: 1) Cross Border Supply; 2)Consumption Ahroud; 3) Commercial Presence-., 4) Presence ofnaturalpersons atau Movement of natural persons. Kondisi persaingan yangsemakin banyak dan kualitas serta kekuatan supplies yang menyeluruh,bukan saja bidang akuntansi, tetapi juga pengendalian manajemendan teknologi. Di pihak lain konsumen pemakai jasa semakin kritisdan bahkan ancaman substitusi profesi jasa lain semakin meningkat,seperti jasa perpajakan dan jasa di bidang hukum.

Secara umum dampak globalisasi di bidang ekonomi digolong-kan sebagai berikut:

Customer Task Charge, adalah proses terjadinya pergeserankekuasaan dalam mekanisme pasar. Konsumen mcnentukan produkdan jasa yang harus disediakan di pasar. Filosofi yang digunakanprodusen dalam melayani konsumen adalah pelayanan maksimaldengan anggapan bahwa pasar merupakan pasar yang terscgmentasi.

Competition intensifies, adalah gejala naiknya intensitas persainganyang terdapat di pasar. Hal ini berkaitan dengan kandunganpengetahuan yang harus dimiliki oleh penawar jasa agar mampubersaing dengan pesaing asing.

Change, Globalisasi menjadikan lingkungan bisnis semakinbergolak, penuh dengan perubahan. Perubahan ini lebih bersifatradikaldan pcrvasif.

Globalisasi yang identik dengan zaman teknologi komputersecara khusus mempunyai pcngaruh di sektor keuangan, denganmeningkatnya gp)bal funding dan global trading. Di pasar modal,penawaran umum dapat dilakukan melalui internet, teknologi ini juga

206 ;AA! MOLUme 1 MO. Q S€PT€MDa 1997

Page 7: PERMASALAHAN KLASIK PROFESI AKUNTANSI

ISSN: 1412-2420 Transformasi Tanggung Jawab, Fatmaljula

memungkinkan pemodal insdtusi melakukan transaksi antar mereka^ sendiri tanpa melalui atau

TANGGUNG JAWAB PROFESIAKUNTANSIDALAM REVOLUSIINFORMASI

Menghadapi pasar bebas dekade abad 21, yang terpentingadalah pencapaian dan peningkatan eflsiensi. semakin efisienmasyarakat akan menentukan dngkat daya saingnya dalam transaksiperdagangan dunia. Permasalahan mendasar, khususnya bagi profesiakuntansi, bagaimana profesi akimtansi dalam segalaaspek fiongsi daiitanggung jawannya dapat hidup dan tumbuh dalam pasar bebassesuaidengan harapan masyarakat.

Profesi Akuntansi sebagai Penyedia Informasi

Fungsi utama jasa akuntansi dalam penyediaan informasikeuangah perlu menjalin kerjasama dengan pihak manajemen danpublik untuk meningkatkan transparansi laporan keuangan.Transparansi ini akan sangat berguna bagi para investor, pemerintahdan pelaku pasar yang lain dalam mendapatkan informasi sebagaidasar pembuatankcputusan. Transparansi informasi antara lain dalamhal kualifikasi yang di pakai, peraturan dan prosedur yang berlaku,standar teknis dan lisensi yang dibutuhkan dalam perdagangan jasatersebut.

Upaya peningkatan efisiensi dapat dilakukan dengan penyajianlaporan secara benar dan akurat. Masing-masing pihak yang terkaitdalam menciptakan keandalan laporan keuangan mcmpunyai peranaktif sesuai dengan kedudukannya. Profesi akuntansi baik akuntanmanajemen maupun akuntan publik hams benar-benar menepatistandarprofesi akuntansi dan menjaga mum pekerjaan sesuai denganstandar yang telah ditetapkan. Manajemen sebagai penyusun laporankeuangan diharapkan secara jujur melaksanakan kaidah-kaidahakuntansi sebagaimana yang tercantum dalam standar akuntansikeuangan dan peraturan perundangan yang berlaku. Kepada publikdipcrlukan kesadaran atas pentingnya transparansi laporan keuangandan mampu memilih informasi-informasi keuangan yang transparandan kurang transparan dan paham akan haknya jika dimgikan olehkurang transparanya laporan keuangan.

Perkembangan pasar modal Indonesia akan meningkatkanpcrmintaan jasa akuntansi dari sektor swasta. Akuntan berperan

JAA! VJOLUne 1 NO. Q 9€PT€nD011997 207

Page 8: PERMASALAHAN KLASIK PROFESI AKUNTANSI

Transformasi Tanggung Jawab, FatmaLaela

sebagai auditor dalam pemcriksaan keuangan dan analisis keuangan.perkembangan pasar modal dapat dilihat dari jumlah dana yangdiperoleh dari initial public offhin^r (IPO), jumlah listing bam seriaptahun, volume perd^angandankapitalisasi pasar.

Tabel 1 ntmunjukkanperkembanganpasarmodal Indonesia

Tabcll

PerkembanganPasar Modal Indonesia

ISSN : 1412 - 2420

. ADTV

'̂ '̂ 'p.Rp) •Trad. Vol.,(bil.sh^e)

Mkt.Cap '- (t^:Rp) '

' New

Issuers

Dwa dari

' ip6

1988 0,1 0 0,4 0 n/a1989 3,9 0 4,3 12 2

1990 30,1 0,7 14,3 66 5

1991 23,6 1 16,4 17 1

1992 32,2 1,7 24,8 13 0,61993 77,6 3,8 69,3 19 1,51994 104 5,3 103,8 47 4,31995 131,5 10,6 152,2 22 5,6

Ceterangan:ADTV : Average dayly trading volume; TradVol. : Trading Volume,; Mkt.Cap: Market

CapitalizationSumber : Bursa Efck Jakarta

Di pasar modal, akuntansi dan keterbukaan adalah dua hal yangtidak dapat dipisahkan. Akuntan diwajibkan untuk menyampaikankepada BAPEPAM hasil pemeriksaaannya terhadap lembaga-lembagalain yang melakukan aktivitas di pasar modal. Laporan itu tidaktcrbatas padakeadaan keuangan tapi juga pelanggaran yangdilakukanterhadapketentuandi pasarmodal.

Profesi akuntansi mempunyai peranan penting dalammenyediakan informasi yang berkualitas diantaranya memenuhistandar pengungkapan. Dalam hal ini pcrlu ditingkatkan untukmengarah tidak hanya pada pengungkapan (disclosure) tctapidilengkapi dengan piengungkapan suka rela (voluntary disclosure).Pengungkapan secara suka rela dimungkinkan dengan harapaninformasi yang disajikan memberikan gambaran kebijakan danprospek perusahaan. Di Amerika pengungkapan sangat berkembangdi dunia usaha dengan menyajikan informasi melebihi standar yangdisyaratkan oleh lembagatertcntu, sepertiSEC.

208 m VJOLUMG 1 MO. Q ^CPTOIBCR 1997

Page 9: PERMASALAHAN KLASIK PROFESI AKUNTANSI

i'-

ISSN : 1412 - 2420 Transformasi Tanggung Jawab, FatmaLaela

Tanggui^ Jawab Moral dan Pro&sional Akuntan

Profesi akuntan (publik) di Indonesia dianggap lebih memilikikompetansi dalam bidang akuntansi dan auditing, sehinggainformasiakuntansi baru dapat dipertanggungjawabi^ kelayakannya denganterlebih dahulu hams melaiui audit yang dilakukan oleh akuntanpublik. Peran profesi akuntansi dalam hal ini bertanggungjawab ataskewajaran informasi keuangan yang diberikan kepada masyarakat.Profesi akuntansi mempunyai tanggung jawab dalam mengembankcpercayaan yang diberikan masyarakat kepadanya bempa tanggungjawabmoraldan tanggungjawabprofesional.

Akuntan harus mempunyai tanggung jawab moral untukmemberikan informasi secara Icngkap dan jujur mengenai ketjaperusahaan kepada pihak pengguna informasi. Tanggung jawabmoral ini diwujudkan dalam kompentensi dan obyektifitas profesiakuntansi. Seorang akuntan selayaknya mempunyai kompetensi sesuaidengari bidangnya dan berlaku obyektif untuk kepentinganmasyarakat. Demikian akuntan dituntut untuk bersikap independendalam setiap pelaksanaan tugasnya serta menghindari: konflikkepentingan pembuat dan penggunainformasi keuangan.

Akuntansi mempunyai tanggung jawab profesional terhadapasosiasi profesi dengan berpegang teguh pada standar profesi yangdikeluarkan oleh asosiasi. Ikatan Akuntansi Indonesia yangmempakan organisasi profesi telah melahirkan standar profesiakuntansi yang digunakan sebagai pedoman praktik akuntansi,meliputi standar akuntansi Indonesia, standar profesional akuntanpublikdan kode etik jabatanakuntan.

Profesi Akuntansi sebagai PembuatKebijakan

Praktik-praktik bisnis dengan strategi globalnya memerlukanpenelaahan yang mendalam dari segi akuntansi. Karena itudibutuhkan profesi akuntansi yang berkompeten sebagai pembuatkebijakan akuntansi (standard setter). Peran ini dimaksudkan agartercipta kondisi penyusunan laporan keuangan yang informatif.Faktor lain dengan adanya standard setter^ diharapkan dapatmemenuhi keinginan praktik-praktik bisnis yang menuntut kepastianperlakuan akuntansi.

Apabila profesi akuntansi mempertimbangkan kebijakanakuntansi perlu mcmperhatikan tiga faktor, 1) Perbedaan latar

m ViOLUM€ 1 WO. Q 9GPT€M[5€J11997 209

Page 10: PERMASALAHAN KLASIK PROFESI AKUNTANSI

Transformasi Tanggung Jawab, FatmaLacla ISSN : 1412 - 2420

belal^g nasional dan tradisi; 2) Pcrbcdaan kebutuhan berbagaickonomi dan; 3) Pengaruhnya tcrhadap superioritas suatu negara.Tidak dapat terlepas dari ranggung jawab profesi akuntansi, dalammemasuki bisnis global, profesi akuntansi mempunyai andil untukmembuat suatu kepastian standar akuntansi yang baku danmenyeluruh.

Harmonisasi Visi Profesi Akuntansi

Secara hitoris keterbukaan di sektor jasayang diawali dari frontWTO dan lebih menyempit ke front ASEAN dan juga APEC,membuka pemikiran para profesi akuntansi untuk mencermati secarakritis tentang issue yang berkembang dalam menyongsongketerbukaan pasar jasa. Untuk mcngantisipasi keadaan demikian,perlu dikembangkan visi bam untuk meningkatkan profesionalismeakuntansi. Berbagai issue yang pelumendapatperhatian:• Peningkatan harmonisasi standar akuntansi keuangan

dimaksudkan dalam rangkapeningkatan hubungan kerja regionalkhususnya di kawasan ASEAN dengan mengacu kepada standarakuntansi intemasional.

• Peningkatan harmonisasi pendidikan akuntansi - untuk penye-larasan pendidikan para akuntan dan asisten akuntan, mencakuppendidikan formal dan pendidikan berkelanjutan bagi paraprof«aional akuntansi.

• Peninmgkatan harmonisasi persyaratan profesional - dimaksudkan dengan pcnyclarasan persyaratan profesional mempunyai arripendng untuk menjamin kepentingan masyarakat pengguna jasaakuntansi dari penyedia jasadi bawahmutu standar. Persyaratanprofesional meliputi, persyaratan pendidikan; pengalaman danpersyaratan pela^an.

• Peningkatan harmonisasi persyaratan perizinan - dimaksud untukmemberikan kepastian dan jaminan kepada publik terhadapperbuatan akuntansi yang tidak profesional. Dalam salah satupoint dokumen GATS (General Agreement Trade in Service)tercantum Ministerial Decision on Profesional Serpice yangmenetapkan adanya working party yang bertugas memberikanrekomendasi di sektor jasa akuntansi dalam mengatur hubungankerja multibllateraldari profesiakuntansi.

210 jAAi viOLune 1 MO. Q ^epTenueR 1997

Page 11: PERMASALAHAN KLASIK PROFESI AKUNTANSI

ISSN: 1412- 2420 Transformasi Tanggurig Fatmaljula

Kualifikasi Fendukung Profesi Akuntansi

Profcsi akuntansi bertanggung jawab atas wajamya laporankeuangan yang diberikan kepada masyarakat. Informasi akuntansiyang baik tentu saja selalu berubah (dinamis) scsuai denganperubahan keadaan dan membantu terdptanja efektifitas operasi.Untuk mcnghasilkan informasi yang efektif dan akurat, profesiakuntansi harus menepatikode etik akuntan.Tujuan utama kode etikini adalah untuk mcnghindari konflik kepentingan dan terwujudnyasikap indepcndensi profesi akuntansi. Disamping itu, profesiakuntansi dapat melakukan improvisasi pelengkap bahl^mempunyai peranan pentingdalam pencapaian tujuan profesi. Usahaperbaikan tersebut meliputi; 1) penguasaan ilmu pegetahuan danteknologi dan peningkatan kuaiitas sumberdaya manusia yang jujur,bijaksana dan profesional; 2) Penguasaan atas hukum negara-negaralain dan memahami serta ta'at dengan peraturan perundang-undangan yang bcrl^u; 3) Perluasan tanggung jawab kerja bukansekedar sebagai pemeriksa laporan keuangan tetapi menguasai dalam'hal non auditing seperti, konsultan manajemen dan konsultan pajak;4) Memulai' peran profesi sebagai perantara independen danpenasehat manajemen.

KESINAMBUNGAN

USAHA PROFESI AKUNTANSI

Profesi akuntansi harus mengatur strategi yang efektif dalammenghadapi era kompctisi global. Profesi akuntansi harus berusahaagar kchadiran mcreka dapat diakui dan diterima oleh masyarakat.pelayanan penuh kepada publik merupakan cara untuk memperolchkepercayaan yang selanjutnya akan menentukan kesinambunganusahany. Adabcbcrapa halyang dapatdilakukan untuk meningkatkankepercayaan masyarakat terhadap konsistensi profesi guna menjagakesinambungan usaha, antara lain:1. Mehciptakan standar profesi yang lebih pintar dan njlimet untuk

profesi akuntan mengingat bidang akuntansi harus selalumengikuti perkembangan bisnis dan kemajuan ilmu pengetahuandan teknologi (IPTEK). Profesional standar tersebut didukungoleh pelaksanaan undang-undang yang efektif untuk mengatur,mengawasi dan mengembangkan profesinya.

2. Memadukan tenaga ahii dari berbagai bidang disiplin ilmukedalam organisasinya dengan harapan dapat mengimbangi

JAAl MOLUMC 1 NO. Q ?€PT€nDGfi 1997 211

Page 12: PERMASALAHAN KLASIK PROFESI AKUNTANSI

Transformasi Tanggung -Jawab, FatmaLaela ISSN ; 1412 - 2420

permintaan konsumen yang scmakin kompleks dan meningkat-kan dayasaingdalam penetxasi pasar.

3. Melaksanakan program Continuing Profisional Education (pen-didikan profesional berkelanjutan) untuk menyesuaikan denganpcrkembangan IPTEK dan perubahanyangdinamis.

4. memperkerjakan tenaga ahli full dme yang berkualitas danmenycdiakan seluruhwaktunya untuk pengembangan profesi.

5. Membudayakan pola jasa akuntansi one stop shopping serpice gunamemberikan kepuasan penuh kepada konsumen pemakai jasa.

PERSYARATAN

MEMASUKI PROFESI AKUNTANSI

Pengetahuan tentang teknologi sangat penting bagi akuntanuntuk memenuhi kebutuhan bisnis. Ditambah lagi dengan globalisasidan intemasional net-work menghendaki adanya dasar kecakapan skillbase yang harus dimiliki akuntan jika mereka berdndak sebagaipenasehat klien dengan latar belakang budaya yang berbeda. Hasilriset membuktikan bahwa profesi akuntansi dituntut untuk memilikitidak hanya traditonal technical skill tapi juga mengambangkaninterpersonal skill yang meliputi kemampuan berkomunikasi secaralisan maupun tulisan,^0(7rfpersonalpresentation danselfconfidence.

Berkaitan dengan hal ini Institute of Chartered Accountant inAustralia (ICAA) menetapkan gugus tugas khusus (special taskforce)yang dikenal dengan the skills ^ the ^ century task force yangseharusnya dimilki oleh profesi akuntansi yang baik dalammemberikan jasa pclayanan profesinya di tahun 2000. Skill tersebutadalah:

1. Kemampuan untuk analisa data keuangan, pengetahuan tentangperpajal^, audit dan pasar modal.

2. Kecakapan komunikasi, kemampuan mendengar secara efektif,menulisdan berbicara dengan jelas, mengetahui kebutuhan klien,kemampuan berkomunikasi dengan orang-orang dari negara laindengan latar belakang sosial ekonomi yangberbeda.

3. kecakapan interpersonal, memungkinkan akuntan untukmemotivasi dan mengembangkan yang lain, mendelegasikantugas, memecahkan konflik, mempunyai kemampuan leadershipsmengatur orang-orang dan berhubungan dengan berbagaiklien.

4. Kapasitas intelektual, kemampuan untuk mengjdendflkasi danmenyelesaikan masalah, memegang etdka, berwawasan ke depandan berpikirprogrcsif.

212 JAAI VIOLUnC 1 NO. Q rcPTOIBa 1997

Page 13: PERMASALAHAN KLASIK PROFESI AKUNTANSI

ISSN 1412 - 2420 ^ '''i- ' - --Trahsformasi Tanggung Jtowialfldk

5. Pengetahuan organisasi dan mwajemen yang mdipud pcngc-^ tahuan akdvitas bisnis, budaya bisnis, marketing dan manajemen

' sumberdaya.6. Si&t personal melipud integritas, etika, komitmen terhadap

Umg education dznjudment

Didnjau dari se^ birokrasi, profesi akuntansi harus lebihmandiri dalam mengatur rumah tangganira, mengingat profesiakuntansi (publik) menipakan badan semi legislatif. Citra profesi-akuntansi akan lebih merosot jika profesi ddak dapat melakuk^mekanisme pengaturan dirinya sendiri secara efektif. Dengan cara inipula diharapkan dapat menjadi altematif untuk menetralisir parapemakai laporan keuangan yang makin weU^injmned dimasa depan.

INSTrrUSI AKUNTANSI

DAN PROFILINDIVIDU PROFESI AKUNTANSI

.Ikatan Akuntansi Indonesia (lAI) menipakan satu-satunyaorganisasi profesi yang bertanggung jawab dalam mengembangkanprofesi akuntansi di Indonesia. Profesi akuntansi melipud akuntanpublik, akuntan manajemen dan akuntan pendidik serta akuntanpemerintah. Tetapi di Indonesia profesi akuntan publik dan alnmtanpendidik membaur menjadi satu (Mas'ud Machfoaiz, 1995). Hal inikarena proses pendidikan akuntansi di Indonesia berfungsi sekaligussebagai proses mencetak akuntan.

Profesi akuntansi menipakan badan semi legislatifyang memilikihak semi-otonomi untuk mengatur rumah tanggan)^ sendin,Akdvitas profesi akuntansi diatur dengan kombinasi peraturan formal"pemerintah dan aturan-aturan yang dibuat sendiri oleh profesi.Aturan-aturan akuntansi yang melibatkan pihak pemerintah seperdpraktik liquiditas atau kebangkrutan dan perpajakm. Peranan profesi^g besar dalam mendptakan mekanisme pengaturan dirinya (selfre^ffulatinff mechanism) yang lebih efektif, membuat insdtut ak^tansijuga ikut terlibat. Hal ini karena di Indonesia proses pendidil^akuntansi sekaligus menipakan proses melahirk^ akuntan. Segipositif dari proses ini misaln)^ dalam pembuatan standar akuntansi)^g lebih theonticatty dan practicaUy dengan didukung kemampuan&ktor non teknis laindari para akuiitan.

Berbagai upaya dilakukan oleh insdtut akuntansi dengan tujuanmemperbaiki dan meningkadtan kualitas lulusan cdon profesi.Program pendidikan akuntansi mulai responsif dalam menampung

m VIOLUMG 1 NO. Q TGPTGnBa 1997 213

Page 14: PERMASALAHAN KLASIK PROFESI AKUNTANSI

Transformasi Tanggung Jawab, FatmaLaela

perubahan ekstensif yang terjadi dalam teknologij nilai-nilaikemasyarakatan, institusi sosial, pemcrintah dan bisnis. Silabus dankurikulum pendidikan akiintansi dikembangkan dan mencakupkebutuhan pengetahuan profesi akiintansi dan pengetahuan denganbisnis yang relevan dengan akiintansi. Disamping itu untukmcnghasilkan lulusan yang utuh sebagai tenaga profesional, lulusanakiintansi dibekali dengan keahlian (skill) sepetti inuUectual skillSjinterpersonal skUls dm communication skills.

Lulusan institusi akiintansi yang menipakan pendatang bamdalam profesi akiintansi semestinya mempunyai kualifikasi atau profilyang diperlukan dalam profesi akiintansi. Kualifil^i tersebut hamscompetitipe advantage skill atau expertise dibanding dengan akiintansilain. Secara umum kualifikasi untuk memasuki profesi akuntansipenulissajil^ dalam gambar berikut ini: (Na'im, 1996).

Gambar 1

Profil Profesi Akuntan

KETRAMPILAN SIFAT-SIFAT:

Berfikir WajarMenyelesaikan masalah Etik

Mendengar Mempunyai motivasiMenulis Bersikap profesionalMenggunakan komputer PercayadiriMelakukan analisis kuantitatif Tampil profesionalBerbicara SifatmenyenangkanMelakukan penelitian TegasBerhubungan interpersonal Sifat kepemimpinan

PENGETAHUAN:

Hukum

Sosial ekonomi

PsychologyAkuntansi

Bisnis

Sumber: Na'im dal^ Pembahan Faktor-faktor Kontekstual Profesi

Akuntan Publik (1997)

Akuntansi mempakan suatu profesi yang didukung oleh ilmupengetahuan dan ketrampilan yang relevan dengan bidang keijanya.Dengan adanya pembahan di berbagai disiplin ilmu serta tuntutan

ISSN : 1412 - 2420

214 m viaune 1 no. 2 9€PT€nBeii 1997

Page 15: PERMASALAHAN KLASIK PROFESI AKUNTANSI

ISSN : 1412 - 2420

Kesimpulan

Daftar Pustaka

Transformasi Tanggung Jawab, Fatrmljula

yang lebih tinggi dari pemakai jasa akiintan, maka profesi akuntanperlu mengidentifikasikan, mengcmbanglan, meningkatkan, mem-pertahankan dan menyempurnakan pcngetahuan dan ketrampilanyang akan dijadikan modal untuk menjalankan profcsinya dalamtatanan masyarakat yang dinamis. Untuk tujuan tersebut, organisasiprofesi akuntansi (lAI) bekerjasama dengan akuntan publik.Pendidikan profesi lanjut ini bertujuan untuk mempertahankantingkat kompetensi akuntan dengan mewajibkan untuk selalumemperbaharui pcngetahuan (professional ethics-moral value).

Berbagai usaha perbaikan dan peningkatan mutu atau kualitasprofesi akuntansi seperti di atas menunjukkan betapa besarnyaperanan institusi akuntansi dan betapa besarnya cost ofself-regulation.

GlobaJisasi dan era informasi merubah struktur ekonomi

menjadi lebih kompleks dengan diwarnai era persaingan bebas yangmenuntut daya saing tinggi. Keadaan ini menuntut kejelasan dantransparansi dalam bidang ekonomi yang makin meningkat untukmengantisipasi perubahan struktur ekonomi tersebut, Profesiakuntansi bukan saatnya lagi untuk tinggal diam dengan model-model statis masa lalu yang sarat dengan konflik dan pelanggaran.Oleh k^ena itu profesi akuntansi semestinya mulai mempersiapkanlangkah-langkah konkret dalam mengantisipasi dan menanggulangi'perubahan-perubahan tata ekonomi abad 21 mendatang. Profesiakuntansi dituntut untuk dapat bekerja lebih profesional danmempunyai sense ofenterpreneurship yang responsifdengan perubahankondisi bisnis agar tetap survive. Dengan kata Iain profesi akuntansiperlu senantiasa siap untuk mereview seluruh kandungan profesi baikvisi, misi, strategi dan adaptasi untuk menjaga kualitas jasapeningkatan kompetisi. Untuk mencapai tujuan tersebut perananinstitusi akuntansi sangat besar mengingat institusi akuntansi diIndonesia disamping berfungsi sebagai proses pendidikan juga prosesmelahirkan akuntan.

Ainun Na'im, (1997) Perubahan Faktor-faktor Kontekstual ProfesiAkuntan Publik Indonesia: Kesempatan dan Tantangan,Makalah disampaikan dalam seminar di FE UniversitasSubaraya,Juni.

JAAI-.MOLUM€ 1 NO. Q 9ePTeMDe{bv1997^t 215

Page 16: PERMASALAHAN KLASIK PROFESI AKUNTANSI

Transformasi Tanggung Jawab, FatmaLaela ISSN: 1412-2420

Ikatan Akuntansi Indonesia, (1994), Standar Profesumal AkuntanPublik; Standar Auditing, Standar Atestasi, Standar JasaAkuntan dan Peerevietp Per 1 Agustus 1994, Badan penerbitSITE YKPN, Yogyakarta.

Brikett, (1986), The Recent History ofCorporateAudit Committees, TheAccounting Historians Journal. Fall: 127-124.

Gerhard Mueller, (1992) International Accounting, Second Edition,Prentice-Hall International, USA.

Gray S.J., (1988), Towards a Theory of. Cultural Influence On TheDepelopment ofAccounting System Internationally, Abacus 24:1-15.

Ikatan Akuntansi Indonesia, (1994), Standar Akuntansi keuangan,Jakarta

Ikatan Akuntansi Indonesia, (1996), Profesi Akuntansi IndonesiaMenuju MiUenium Baru, Prosiding Konvensi NasionalAkuntan ke-3

Ingram, Robert and W. Charles R. Frazier, (1980), DevelopingCommunication Skill fir Accounting Profession, Sarasta,Florida, Amerika Accounting Association.

Mas'ud Machfoedz, (1995), Dilema Proses Adopsi dan Profesionalisme,Makalah dalam seri diskusi panel FE-Un, Yogyakarta,Agustus.

Ruchiyat Kosasih, (1996), TinjauanSelintas SAKdanSPAP, Makalahdan Konvensi Nasional Akuntan, Semarang.

Sudarwan, (1997), Culture andAccounting in Indonesia An EmpiricalExamination, Makalah dalam Konferensi Riser Akuntansi danBisnis, PPA UGM, Yogyakarta,

216 JAAI \JOLUr^€ 1 MO. Q 1997