92
KERTAS KERJA PERSEORANGAN (KKP) RENCANA KERJA PENINGKATAN KINERJA PELAYANAN PENCATATAN PENDAFTARAN JAMINAN FIDUSIA PADA BIDANG PELAYANAN HUKUM KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DKI JAKARTA OLEH : MUHAMMAD RAMDAN NIP. 19740909199403 1 001 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA R.I BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA HUKUM DAN HAM BEKERJA SAMA DENGAN LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA R.I 1

permasalahan kpf

  • Upload
    dhani

  • View
    28

  • Download
    4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kantor Wilayah adalah Instansi vertikal kementerian yang berkedudukan di Propinsi dan bertanggungjawab kepada Menteri. Adapun salah satu tugas Kantor Wilayah adalah menyelenggarakan fungsi Administrasi Hukum Umum dan Pelayanan Hukum berdasarkan Kebijakan Menteri Hukum dan HAM RI dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, selanjutnya dalam melaksanakan fungsinya sebagai perpanjangan tangan di daerah, pada setiap Kanwil dibentuk 4 (empat) Divisi yang membantu sebagian tugas Kepala Kantor Wilayah dan salah satunya adalah Divisi Pelayanan Hukum dan HAM yang memiliki salah satu fungsi, yaitu menyelengarakan fungsi Administrasi Hukum Umum dan Pelayanan Hukum dan di Implementasikan tugas tersebut kepada Bidang Pelayanan hukum dan Subbidang Pelayanan Hukum Umum. Hal ini diatur dalam Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor M.M-01.PR.07.10 Tahun 2005 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM RI dimana disebutkan bahwa tugas Divisi Pelayanan Hukum dan Ham adalah membantu Kepala Kantor Wilayah dibidang pelayanan hukum dan HAM berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal/Kepala Badan terkait.

Citation preview

Page 1: permasalahan kpf

KERTAS KERJA PERSEORANGAN

(KKP)

RENCANA KERJA PENINGKATAN KINERJA

PELAYANAN PENCATATAN PENDAFTARAN JAMINAN FIDUSIA

PADA BIDANG PELAYANAN HUKUM KANTOR WILAYAH

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DKI JAKARTA

OLEH :

MUHAMMAD RAMDAN

NIP. 19740909199403 1 001

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA R.I

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA HUKUM DAN

HAM BEKERJA SAMA DENGAN

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA R.I

DALAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN III

ANGKATAN XLVIII

DEPOK, 10 DESEMBER TAHUN 2013

1

Page 2: permasalahan kpf

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat

kasih dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan Kertas Kerja Perseorangan

(KKP) ini tepat pada waktunya. Adapun judul Kertas Kerja Perseorangan ini

adalah : “RENCANA KERJA PENINGKATAN KINERJA PELAYANAN

PENCATATAN PENDAFTARAN JAMINAN FIDUSIA PADA BIDANG

PELAYANAN HUKUM KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN

HAM DKI JAKARTA ”.

Kertas kerja perseorangan merupakan salah ssatu tugas untuk

memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan dan Pelatihan

Kepemimpinan Tingkat III yang diselenggarakan oleh Badan Pengembangan

Sumber Daya Manusia Hukum dan HAM RI bekerjasama dengan Lembaga

Administrasi Negara RI dengan tema : “PENINGKATAN KOMPETENSI

KEPEMIMPINAN APARATUR DALAM RANGKA OPTIMALISASI KUALITAS

PENATAAN PROGRAM PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI”.

Penulis sangat menyadari, bahwa kertas kerja ini dapat terselesaikan

dengan bantuan yang sangat berarti dari berbagai pihak. Segala bantuan, budi

baik dan uluran tangan berbagai pihak yang telah penulis terima baik dalam

pembelajaran maupun dari tahap persiapan penulisan sampai kertas kerja ini

terwujud.

i

Page 3: permasalahan kpf

Selanjutnya dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat

dan terima kasih penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu,

sehingga penulis dapat menyelesaikan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat III

dan proses penulisan kertas kerja ini, antara lain kepada :

1. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM)

Kementerian Hukum dan HAM RI;

2. Widyaiswara dan fasilitator, yang telah banyak membantu proses belajar

mengajar peserta DIKLAT PIM TK. III angkatan XLVIII

3. Kepala Bidang Penyelenggara dan seluruh Panitia Diklat kepemimpinan

Tingkat III Angkatan XLVIII tahun 2013

4. Seluruh Peserta Diklat kepemimpinan Tingkat III Angkatan XLVIII tahun

2013.

Harapan penulis, semoga Kertas Kerja Perseorangan ini dapat

bermanfaat untuk organisasi, pimpinan dan rekan-rekan seangkatan maupun

sebagai referensi bagi penulisan Kertas Kerja Perseorangan angkatan yang

akan datang.

Pada akhirnya penulis berharap agar kertas kerja perseorangan ini

dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, 10 Desember 2013

Penulis

ii

Page 4: permasalahan kpf

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................... iii

DAFTAR TABEL & GAMBAR............................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN.................................................................. 1

A. Latar Belakang................................................................ 1

B. Isu Aktual........................................................................ 5

C. Lokus dan Lingkup Bahasan........................................... 5

BAB II KONSEPSI DASAR TENTANG JAMINAN FIDUSIA,

PELAYANAN PRIMA, KINERJA, SUMBER DAYA MANUSIA

A. Konsep Dasar Tentang Jaminan Fidusia........................ 6

B. Konsep Tentang Pelayanan Prima.................................. 8

C. Teori Kinerja.................................................................... 14

........................................................................................

D. Sumber Daya Manusia.................................................... 16

BAB III GAMBARAN UMUM KEADAAN BIDANG PELAYANAN

HUKUM KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM DKI

JAKARTA............................................................................ 18

A. Keadaan Sekarang......................................................... 18

1. Data........................................................................... 18

2. Visi dan Misi............................................................... 25

3. Tugas Pokok dan Fungsi........................................... 25

4. Isu Aktual................................................................... 26

5. Sasaran..................................................................... 26

6. Fakta.......................................................................... 27

B. Keadaan Yang Diinginkan............................................... 29

1. Gambaran Keadaan Yang Diinginkan....................... 29

iii

Page 5: permasalahan kpf

2. Tujuan dan Sasaran................................................... 30

3. Tingkat Kinerja Yang Akan Datang............................ 32

BAB IV ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGI DAN PEMECAHAN

MASALAH............................................................................ 35

A. Pokok Masalah................................................................ 35

B. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal........................ 35

C. Komparasi Faktor Internal dan Eksternal........................ 42

D. Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal............................ 47

E. Peta Posisi Kekuatan Organisasi.................................... 49

F. Formulasi Strategi SWOT............................................... 50

G. Rencana Kegiatan Tahun 2013....................................... 52

BAB V PENUTUP............................................................................ 54

DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 56

iv

Page 6: permasalahan kpf

HALAMAN PENGESAHAN I

JUDUL : RENCANA KERJA PENINGKATAN

KINERJA PELAYANAN PENCATATAN

PENDAFTARAN JAMINAN FIDUSIA

PADA BIDANG PELAYANAN HUKUM

KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN

HUKUM DAN HAM DKI JAKARTA

PENYUSUN : MUHAMMAD RAMDAN

NIP 19740909199403 1 001

Depok, 10 Desember 2013

Telah diperiksa dan disetujui

PEMBIMBING PENYUSUN,

NIP…………………………………

MUHAMMAD RAMDAN

NIP. 177409091994031001

v

Page 7: permasalahan kpf

DAFTAR TABEL & GAMBAR

Tabel III 1. Sumber Daya Manusia..................................................

Tabel III 2. Rekapitulasi Pendaftaran Jaminan Fidusia....................

Tabel III 3. Pengukuran Pencapaian Sasaran.................................

Tabel III 4. Tingkat Kinerja Sekarang dan Akan Datang..................

Tabel III 5. Tingkat Kinerja Pegawai................................................

Tabel IV 6. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal.......................

Tabel IV 7. Komparasi Urgensi Faktor Internal dan Eksternal.........

Tabel IV 8. Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal..........................

Tabel IV 9. Faktor Kunci Keberhasilan............................................

Tabel IV 10. Evaluasi Faktor Pendorong dan Penghambat...............

Tabel IV 11. Peta Kekuatan Organisasi.............................................

Tabel IV 12. Formulasi Strategi SWOT..............................................

Tabel IV 13. Rencana Kegiatan 2013................................................

vi

Page 8: permasalahan kpf

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kantor Wilayah adalah Instansi vertikal kementerian yang

berkedudukan di Propinsi dan bertanggungjawab kepada Menteri.

Adapun salah satu tugas Kantor Wilayah adalah menyelenggarakan

fungsi Administrasi Hukum Umum dan Pelayanan Hukum berdasarkan

Kebijakan Menteri Hukum dan HAM RI dan Peraturan Perundang-

undangan yang berlaku, selanjutnya dalam melaksanakan fungsinya

sebagai perpanjangan tangan di daerah, pada setiap Kanwil dibentuk

4 (empat) Divisi yang membantu sebagian tugas Kepala Kantor

Wilayah dan salah satunya adalah Divisi Pelayanan Hukum dan HAM

yang memiliki salah satu fungsi, yaitu menyelengarakan fungsi

Administrasi Hukum Umum dan Pelayanan Hukum dan di

Implementasikan tugas tersebut kepada Bidang Pelayanan hukum dan

Subbidang Pelayanan Hukum Umum. Hal ini diatur dalam Peraturan

Menteri Hukum dan HAM RI Nomor M.M-01.PR.07.10 Tahun 2005

Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Departemen

Hukum dan HAM RI dimana disebutkan bahwa tugas Divisi Pelayanan

Hukum dan Ham adalah membantu Kepala Kantor Wilayah dibidang

pelayanan hukum dan HAM berdasarkan kebijakan teknis yang

ditetapkan oleh Direktur Jenderal/Kepala Badan terkait.

Berbicara mengenai pelaksanakaan tugas yang berkaitan

dengan peraturan perundang-undangan maka pada tanggal 30

1

Page 9: permasalahan kpf

September 1999 telah diundangkan Undang-Undang No.42 Tahun

1999 Tentang Jaminan Fidusia (untuk selanjutnya disingkat dengan

UUJF), guna menjawab kebutuhan yang sangat besar dan terus

meningkat dalam dunia usaha yang memerlukan dana sehingga

dipandang perlu diatur dalam ketentuan hukum yang jelas dan lengkap

mengenai lembaga Jaminan.

Berdasarkan ketentuan pasal 11 UU UUJF disebutkan bahwa

“Benda yang di bebani dengan Jaminan Fidusia Wajib di daftarkan”.

Dan selanjutnya dalam Pasal 12 UUJF mengatur bahwa untuk

pertama kalinya KPF didirikan di Jakarta dengan Wilayah Kerja

mencakup seluruh wilayah Negara RI yang berada dalam lingkup tugas

Departemen Kehakiman pada waktu itu atau Kementerian Hukum dan

HAM RI saat ini (Ditjen Administrasi Hukum Umum) untuk memperoses

Jaminan Fidusia pada masa transisi (NSTD) sebelum dibentuknya

Kantor Pendaftaran Fidusia di Daerah dan selanjutnya diatur lebih

lanjut melalui Keputusan Presiden No. 139 Tahun 2000 Tentang

Pembentukan Kantor Pendaftaran Fidusia di setiap Ibukota Propinsi di

wilayah RI dengan lingkup kerjanya meliputi wilayah kerja Kantor

Wilayah di setiap Daerah di Indonesia.

Atas dasar uraian tersebut diatas, maka Kantor Wilayah

Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta secara efektif menerima

permohonan Pendaftaran Jaminan Fidusia terhitung sejak Tanggal 1

April 2001 sampai dengan sekarang.

Sejalan dengan perkembangannya pada tahun 2013 tepatnya

pada tanggal 4 Pebruari 2013 telah dikeluarkan Surat Edaran Direktur

2

Page 10: permasalahan kpf

Jenderal Administrasi Hukum Umum No. AHU.OT.03.01-01 Tahun

2013 Tentang Proses Permohonan Jaminan Fidusia pada Kantor

Wilayah Kementerian Hukum dan HAM yang mengatur secara teknis

tehadap proses permohonan Jaminan Fidusia, dari yang selama ini

diproses dan diproduksi oleh Kantor Wilayah.

Selanjutnya pada tanggal 5 Maret 2013 dikeluarkan kembali

Surat Edaran Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum No. AHU-

06.OT.03.01 Tahun 2013 Tentang Pemberlakuan Sistem Administrasi

Pendaftaran Jaminan Secara Elektronik (Online System) yang

menetapkan bahwa Kantor Wilayah tidak lagi menerima permohonan

secara manual akan tetapi permohonan diajukan melalui online sytem

oleh para pemohon atau yang dikenal dengan Fidusia Online.

Kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan tersebut diatas,

merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk terwujudnya pencapaian

kinerja secara optimal dalam penyelenggaraan fungsi di bidang

Administrasi Hukum Umum dan Pelayanan Hukum pada umumnya

sehingga melalui kebijakan tersebut diharapkan pelayanan organisasi

dapat berperan secara efektif dan efisien dengan hasil produktifitas

yang cepat, tepat dan biaya ringan. Namun demikian dilain pihak

proses perubahan pelayanan dari manual kepada online system

hendaknya juga diikuti dengan pengaturan manajemen yang terarah

dan mengakomodir permasalahan yang ada sebelum diberlakukannya

Jaminan Fidusia Online, sehingga kualitas pelayanan yang dilakukan

mengarah kepada kepuasan pelanggan.

3

Page 11: permasalahan kpf

Adapun hal yang dirasakan terkendala dan menjadi isu terkait

diberlakukannya Jaminan Fidusia online, antara lain meliputi :

1. Dasar Hukum pengaturan Fidusia Online;

2. Loket Layanan Bersama menjadi tidak berfungsi;

3. Belum tersedia database register jaminan fidusia yang valid

dalam rangka mewujudkan kepastian hukum Jaminan Fidusia

untuk memenuhi asas publisitas bagi masyarakat;

4. Peran Kewenangan Kanwil sebagai KPF tidak berfungsi

sebagaimana ketentuan UUJF;

5. Tempat dan ruang Penyimpanan Arsip Jaminan Fidusia manual

memerlukan penanganan khusus untuk pengaturan dan

perawatannya.

Sebagai langkah untuk mengatasi isu tersebut, Organisasi

dituntut untuk terus melakukan upaya peningkatan kualitas layanan dan

terus dilakukan pembenahan melalui berbagai inovasi, kreatifitas yang

mengarahkan pada kepuasan pelanggan. Peran Kepemimpinan pada

level eselon III dituntut memiliki kompetensi untuk mengelola organisasi

dengan baik melalui perencanaan stratejik, melakukan pengorganisasi

dengan baik, melakukan pengarahan kepada bawahan agar dapat

bekerja dengan baik, dan yang tidak kalah pentingnya memiliki

kemampuan pengawasan sekaligus melakukan evaluasi pengukuran

kinerja pegawai, hal ini dilakukan agar pelaksanaan pekerjaan

terlaksana sesuai dengan yang direncanakan sesuai dengan regulasi

yang ada serta meminimalisir terjadinya devisa. Kebijakan stratejik ini

sebagai upaya mendukung terwujudnya kepemerintahan yang baik

4

Page 12: permasalahan kpf

(Good Governance), dengan menerapkan pelayanan prima pada

masyarakat.

Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin membahas

permasalahan dimaksud dalam bentuk Kertas Kerja Perorangan (KKP)

dengan judul : “RENCANA KERJA PENINGKATAN KINERJA

PELAYANAN PENCATATAN JAMINAN FIDUSIA PADA BIDANG

PELAYANAN HUKUM KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM

DAN HAM RI DKI JAKARTA”.

B. Isu Aktual

Salah satu komponen penyebab rendahnya kualitas pelayanan

Kantor Pendaftaran Fidusia dalam melaksanakan tugas pokok maupun

fungsinya adalah “BELUM OPTIMALNYA PENCATATAN

PENDAFTARAN JAMINAN FIDUSIA”. Isu aktual tersebut memuat

unsur subjektif, yaitu isu petugas atau pegawai, predikatnya isu Kinerja

dan objek yaitu isu Pencatatan Pendaftaran Jaminan Fidusia.

C. Lingkup Bahasan

Pembahasan materi Kertas Kerja Perseorangan ini dibatasi

mengenai Peningkatan Kinerja Pegawai Pelayanan Pencatatan

Pendaftaran Jaminan Fidusia Bidang Pelayanan Hukum dan Divisi

Hukum dan Hak Asasi Manusia Kantor Wilayah Kementerian Hukum

dan HAM RI DKI Jakarta.

5

Page 13: permasalahan kpf

BAB II

KONSEP DASAR TENTANG JAMINAN FIDUSIA, PELAYANAN PRIMA

DAN PEMERINTAHAN YANG BAIK

A. Konsep Dasar Tentang Jaminan Fidusia

Fidusia sebagai suatu lembaga jaminan, umurnya sudah sangat

tua dan dikenal serta digunakan dalam masyarakat hukum Romawi.

Lembaga Jaminan Fidusia dalam hukum romawi dikenal dengan nama

fiducia cum creditore contracto, artinya janji yang kepercayaan yang

dibuat dengan kreditor. Adapun mengenai isi janji yang dibuat antara

debitor dengan kreditornya, bahwa debitor akan mengalihkan

kepemilikan atas suatu benda keapda kreditornya sebagai jaminan

utanya dengan kesepakatan bahwa debitor tetap akan menguasai

secara fisik benda tersebut dan kreditor akan mengalihkan kembai

kepemilikan atas benda tersebut kepada debitornya apabila utangnya

sudah dibayar lunas. Hal ini berbeda dengan pignus (gadai), dimana

mengharuskan adanya penyerahan secara fisik benda yang

digadaikan. Dalam hal fiducia cum creditore pemberi fidusia tetap

menguasai suatu benda yang menjadi objek fidusia untuk dapat

digunakan dalam menjalankan usahanya.

Dalam perkembangan mengenai jaminan fidusia bahwa

penerima fidusia (kreditur) perlu mendapat perlindungan dan kepastian

hukum, hal ini sebagai upaya yang dapat dilakukan oleh kreditur

terhadap debitur, bila debitur janji untuk menjual objek yang menjadi

jaminan fidusia atas kuasanya sendiri (debitur) dan pemberi fidusia

6

Page 14: permasalahan kpf

(kreditur) dilarang mengalihkan benda yang dijadikan objek jaminan

fidusia kepada pihak lain tanpa sepengetahuan penerima fidusia.

Fungsi pendaftaran Jaminan Fidusia ke Kantor Pendaftaran Fidusia

untuk memperoleh sertifikat jaminan fidusia yang memiliki kekuatan

eksekutorial (sama kuatnya dengan putusan pengadilan) dan

Prereveren hak didahulukan terhadap kreditur lain.

Jaminan fidusia secara lengkap diatur dalam Undang-undang

Nomor 42 Tahun 1999. Pengertian fidusia menurut Undang-Undang

Nomor 42 Tahun 1999 adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda

atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak

kepemilikannya dialihkan tersebut tetap berada dalam penguasaan

pemilik benda. Sedangkan pengertian jaminan fidusia itu sendiri adalah

hak jaminan atas benda bergerak dan tidak bergerak, berwujud

maupun yang tidak berwujud dan untuk benda bergerak dan tidak

bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani dengan hak

tanggungan yang keberadaannya dalam penguasaan pemberi fidusia

sebagai anggunan bagi pelunsan hutang dan memberikan kedudukan

yang diutamakan kepada penerima fidusia terhadap kreditur lainnya.

Kewenangan Kantor Pendaftaran Fidusia, sebagaimana diatur

dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan

Fidusia dan Peraturan Pelaksanaannya, sebagai berikut :

1. Menerima permohonan pendaftaran jaminan fidusia, mencatat

jaminan fidusia dalam buku daftar fidusia pada tanggal yang

sama tanggal penerimaan permohonan pendaftaran,

menerbitkan dan menyerahkan Sertifikat Jaminan Fidusia pada

7

Page 15: permasalahan kpf

tanggal yang sama dengan tanggal penerimaan permohonan

pendaftaran.

2. Menerima pendaftaran atas perubahan mengenai hal-hal yang

tercantum dalam Sertifikat Jaminan Fidusia dalam Buku Daftar

Fidusia, Menerbitkan pernyataan perubahan yang merupakan

bagian tak terpisakan dari Sertifikat Jaminan Fidusia, sesuai dengan

tanggal yang sama dengan tanggal penerimaan permohonan.

3. Menerima pemberitahuan mengenai hapusnya jaminan fidusia,

mencoret pencatatan jaminan fidusia dari buku daftar fidusia;

Kewenangan tersebut di atas pada dasarnya berlaku untuk seluruh

Kantor Pendaftaran Fidusia di lingkungan Kementerian Hukum dan

HAM RI.

Selanjutnya berdasarkan Surat Edaran Administrasi Hukum

Umum No. AHU-06.OT.03.01 Tahun 2013 Tentang Pemberlakuan

Sistem Administrasi Pendaftaran Jaminan Fidusia Secara Elektronik

(Online System), Kantor Wilayah dalam menjalankan tugas dan

fungsinya tidak lagi menerima permohonan pendaftaran jaminan

fidusia secara manual namun dilakukan secara elektronik atau

online.

B. Konsep Tentang Pelayanan Prima dan Kepemerintahan Yang Baik

(Good Governance)

1. Konsep Dasar Tentang Pelayanan Prima

Dalam sebuah organisasi negara memiliki sesuatu tujuan

diantaranya melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh

tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum dan

8

Page 16: permasalahan kpf

mencerdaskan kehidupan bangsa, dalam hal ini yang berkaitan

dengan perlindungan, memajukan kesejahteraan umum dan

mencerdaskan kehidupan bangsa menjadi tanggung jawab

pemerintah. Peran pemerintah untuk mencapai tujuan dimaksud

dilaksanakan oleh aparatur Negara dalam hal ini adalah pegawai

negeri sipil di pusat maupun di daerah dan memiliki kewajiban

memberikan pelayanan kepada masyarakat secara baik dan benar

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pelayanan adalah suatu bentuk kegiatan layanan kepada

masyarakat dalam bentuk pelayanan publik. Sedangkan pengertian

pelayanan itu sendiri menurut Lembaga Administrasi Negara adalah

suatu alat untuk membantu menyiapkan (mengurus) apa yang

dibutuhkan pelanggan (2008;5). Bila dilihat dari pengertian

pelayanan itu sendiri berarti suatu kegiatan yang ditawarkan oleh

organisasi kepada pelanggan (customer) dalam bentuk barang

berwujud maupun tidak berwujud. Yang dikatakan barang berwujud

menuju pada suatu objek benda namun ada pelayanan yang tidak

berwujud yaitu dalam bentuk perasaan. Kepuasan atau tidak puas

terhadap suatu pelayanan.

Sebagai pelayan yang baik Pegawai Negeri Sipil memiliki

kewajiban melayani masyarakat dengan baik yang lebih popular

saat ini dengan istilah pelayanan prima dan dilaksanakan sesuai

dengan kewenangannya yang diperintahkan oleh peraturan

perundang-undangan.

9

Page 17: permasalahan kpf

Pelayanan prima akan terwujud apabila diimplementasikan

dengan kualitas layanan yang baik dan mampu memberikan

kepuasan kepada para pelanggan. Kinerja pelayanan public yang

dilakukan aparatur pegawai sipil akan menjadi tolak ukur bagi

keberhasilan kinerja pemerintah, karena fungsi pemerintah bersama

aparatur sebagai pelayan publik (public servest). Hal ini sesuai

dengan cita-cita Reformasi Birokrasi di Indonesia. Pelayanan prima

dan dilaksanakan sesuai dengan kewenangannya yang

diperintahkan oleh peraturan perundang-undangan.

Pelayanan prima akan terwujud apabila diimplementasikan

dengan kualitas layanan yang baik dan mampu memberikan

kepuasan kepada para pelanggan. Kinerja pelayanan public yang

diakukan aparatur pegawai negeri sipil akan menjadi tolak ukur bagi

keberhasilan kinerja pemerintah, karena fungsi pemerintah bersama

aparaturnya sebagai pelayan publik (public servest). Hal ini sesuai

dengan cita-cita reformasi birokrasi di Indonesia. Harapan

terwujudnya reformasi birokrasi mampu menepis paradigma lama

bahwa aparatur pemerintah khususnya pegawai negeri sipil

cenderung minta dilayani bukannya melayani.

Era reformasi birokrasi menuju manajemen perubahan

aparatur pemerintah dituntut manajemen perubahan aparatur

pemerintah dituntut melayani yang berorientasi pada kepusanan

pelanggan. Perubahan paradigma ini perlu menjadi komitmen

bersama untuk diimplementasikan. Mendukung pendapat Lembaga

Administrasi Negara bahwa pelayanan publik harus diartikan

10

Page 18: permasalahan kpf

sebagai kewajiban yang diamanatkan oleh konstitusi untuk

dilaksanakan oleh pemerintah dalam rangka memenuhi hak-hak

warga masyarakat, sedangkan menurut Kementerian

Pendayagunaan Aparatur Negara pelayan publik (masyarakat)

dalam bentuk barang dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan

masyarakat berdasarkan peraturan perundang-undangan bentuk

karakteristik pelayanan antara lain sebagai berikut :

a. Memiliki dasar hukum yang jelas dalam penyelenggaranya;

b. Memiliki kelompok kepentingan yang kuat termasuk kelompok

sasaran yang ingin dilayani (wide stakeholders);

c. Memiliki tujuan social;

d. Dituntut untuk akuntable kepada publik;

e. Memiliki konfigurasi indicator kinerja yang perlu kelugasan

(complex and debated performance indicator);

f. Seringkali menjadi sasaran itu positif.

Dari ke enam karakter diatas dapat dijadikan acuan bagi

aparatur pemerintah dalam melaksankan tugas pelayanan secara

prima, sebagaimana ditegaskan oleh Ovan and Lindsay

sebagaimana ditulis dalam modul pengembangan pelayanan prima

(2008) pelayanan prima adalah pelayanan yang berkualitas

dihubungkan dengan yang baik/prima (excellent) sesuai dengan

keinginan pelanggan, berdampak positif terhadap kinerja

pelayanan. Pelanggan adalah mitra, dengan membangun kesan

yang baik terhadap pelanggan berdampak sebagai berikut :

11

Page 19: permasalahan kpf

a. Dapat menimbulkan citra positif cimata pelanggan. Karena jasa

pelayanan yang diberikan dengan kualitas layanan dan biaya

yang sesuai peraturan yang berlaku;

b. Pelanggan termotivasi untuk bekerjasama (berperan aktif) dalam

pelaksanaan pelayanan prima;

c. Menghilangkan (menepis) anggapan miring pelanggan bahwa

pelayanan publik cenderung membebani dan menyusahkan

masyarakat dari segi financial, proses dan waktu penyelesaian.

Dalam hal ini pencapaian tujuan pelayanan sebagaimana

diuraikan diatas perlu didukung kemampuan sumber daya mansia

yang berkualitas dan professional berpedoman pada 9 (sembilan)

prinsip layanan publik antara lain :

a. Membuat seperangkat standar pelayanan;

b. Terbuka dan menyediakan informasi yang lengkap;

c. Melibatkan dan melakukan konsultasi dengan masyarakat;

d. Memberikan kemudahan dalam mengakses pelayanan dan

menyediakan pilihan;

e. Memberikan pelayanan yang adil;

f. Melakukan perbaikan sesuatu ketika terjadi kesalahan;

g. Efektif dalam mempergunakan sumber-sumber daya;

h. Melakukan perbaikan dan;

i. Bekerjasama dengan Unit-Unit Pelayanan Lain (LAN, 2008).

Sebagai standar pelayanan public ke 9 kriteria diatas tidak

dapat diabaikan dan perlu dijadikan acuan kerja dalam mencapai

kinerja yang baik, melalui standar pelayanan yang jelas sekaligus

12

Page 20: permasalahan kpf

dapat menentukan prodak pelayanan. Hal ini didukung Keputusan

Menpan Nomor 25 Tahun 2005 tentang Pedoman Umum

Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). Sedangkan faktor

lain yang tidak kalah pentingnya dalam mendukung kinerja

pelayanan yang beroreintasi kepuasan pelanggan adalah faktor

keramahan, penampilan, dan keanggapan/kepedulian terhadap

pelanggan, serta adanya sarana dan prasarana seperti gedung,

ruang tunggu dan fasilitas kenyamanan lainnya yang membuat

pelanggan merasa betah dan dihargai. Mengutamakan pelanggan

itu suatu keharusan dalam pelayanan prima karena ada pendapat

umum bahwa pelanggan adalah raja.

2. Teori Tentang Kepemimpinan

Kata “Pemimpin” terjemahan dari bahasa Inggris

“Leadership” yang diartikan sebagai hubungan yang erat seorang

dan kelompok manusia, karena ada kepentingan bersama,

hubungan tersebut ditandai oleh tingkah laku yang tertuju dan

terbimbing dari pemimpin dan yang dipimpin.

Selain itu juga pengertian seorang pemimpin adalah seorang

yang memiliki ketrampilan untuk mempengaruhi atau

menggerakkan perilaku orang lain, mampu bekerja secara efektif

dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi, ini berarti bahwa

seorang pemimpin dituntut untuk memahami perilaku-perilaku orang

lain yang menjadi wewenang dan menggerakkan sesuai dengan visi

dan misi organisasi.

13

Page 21: permasalahan kpf

Seorang pemimpin dituntut agar dapat memenuhi suatu

persyaratan dalam melaksanakan suatu kegiatan organisasi, baik

organisasi pemerintah maupun swasta, selanjutnya pemimpin

mempunyai pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan

bawahannya, berdedikasi baik, serta pengalaman yang luas. Oleh

sebab itu pemimpin mempunyai perilaku yang dapat diterima oleh

bawahan dan lingkungan.

Selain masalah tersebut diatas, masalah lemahnya

pendidikan juga sangat berpengaruh pada kemampuan dan perilaku

kepemimpinan, sebab seorang pemimpin yang memiliki pendidikan

merupakan usaha sadar dan sistematis yang berlangsung seumur

hidup dalam rangka pengalihan pengetahuan seseorang kepada

orang lain (bawahan) yang bersifat formal maupun informal.

C. Konsep Dasar Tentang Kinerja

Berdasarkan uraian di atas tentang pelayanan prima dalam

rangka mewujudkan konsepsi tentang pemerintahan yang baik (good

govemance) yang berorientasi pada pelayanan masyarakat. Untuk

mencapai hal di atas tidak dapat dipisahkan dari kinerja aparatur

pemerintahan khususnya pegawai negeri sipil.

Dengan mempedomani Surat Edaran Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara No. SE.31/M.P.PAN/12/2004, bahwa Instansi

pemerintah diharuskan membuat penerapan kinerja berupa rencana

kerja yang akan dicapai. Tujuan penentuan kinerja adalah agar sumber

daya manusia yang ada dapat bekerja secara optimal dan bertanggung

14

Page 22: permasalahan kpf

jawab selanjutnya kinerja dapat dilakukan secara efektif dan efisien,

yang akhirnya akan bermuara kepada pelayanan publik yang baik.

Kinerja yang baik adalah dilakukan dengan penuh tanggung

jawab dan sesuai dengan prosedur. Pengertian kinerja itu sendiri dalam

arti sempit adalah unjuk kerja atau kemampuan kerja baik secara

individu maupun kelompok sesuai dengan visi dan misi organisasi.

Untuk mencapai kinerja yang baik perlu adanya perencanaan

strategic. Perencanaan strategik organisasi adalah alat manajemen

yang dapat menentukan kemana sebuah organisasi akan menuju dan

dalam waktu beberapa tahun kedepan. Selanjutnya bagaimana cara

kita mengetahui telah sampai atau belum dalam arah tersebut. Hal ini

perlu ditetapkan melalui analisa lingkungan strategik. Perencanaan

kinerja yang baik maka akan menghantarkan sumber daya manusia

pelaksana di lapangan kea rah yang baik pula dalam rangka

tercapainya manajemen perubahan kea rah yang lebih baik.

Analisa lingkungan strategik akan menghasilkan perencanaan

strategik yang baik dan berdampak positif terhadap kinerja seperti :

1. Akan terwujudnya perencanaan perubahan dalam lingkungan yang

semakin komplek.

2. Dapat mengelola keberhasilan;

3. Memberikan orientasi pada pelayanan prima (service of excellence);

4. Menjamin efektifitas penggunaan sumber-sumber organisasi;

5. Meningkatkan produktifitas.

Sebagai langkah lanjutan perlu dilakukan evaluasi apakah

kinerja organisasi telah sesuai dengan yang direncanakan dan

mendukung kebijakan pemerintah. Disinilah diperlukan evaluasi kinerja

15

Page 23: permasalahan kpf

melalui pengukuran kinerja sebagai dasar untuk menilai keberhasilan

dan kegagalan apakah pelaksanaan kegiatan telah sesuai dengan

yang direncanakan.

D. Sumber Daya Manusia

Untuk memahami pengertian Sumber Daya Manusia (SDM)

sebaiknya diawali dengan kata kuncinya dahulu yaitu : Daya (energi).

Daya konteks SDM adalah “Daya yang bersumber dari manusia berupa

tenaga/kekuatan yang ada pada diri manusia itu sendiri, yang

digambarkan dengan memiliki/mempunyai kemampuan (competency)

untuk membangun, artinya untuk bisa maju positif dalam setiap

kegiatan usaha/organisasi”.

Membangun atau melakukan kegiatan pembangunan, adalah

suatu proses kegiatan yang sistematik, terencana, terpadu dan

berkelanjutan untuk tercapainya keadaan (manfaat) positif yang lebih

baik dibandingkan dengan keadaan sebelumnya, baik bagi diri manusia

itu sendiri, bagi institusinya di mana ia berkarya maupun bagi

masyarakat lingkungan dimana kemampuan manusia tersebut

dilaksanakan. Mampu membangun berarti “Daya” (energi dan power)

dan adanya kemampuan untuk bekerja dengan sebaik-baiknya

profesional dan penuh tanggung jawab.

Nawawi mengatakan ada tiga pengertian Sumber Daya

Manusia, yaitu :

1. Sumber Daya Manusia adalah manusia yang bekerja di lingkungan

suatu organisasi (disebut juga personil, tenaga kerja, pekerja atau

karyawan);

16

Page 24: permasalahan kpf

2. Sumber Daya Manusia adalah potensi manusiawi sebagai

penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya.

3. Sumber Daya Manusia adalah potensi yang merupakan aset,

berfungsi sebagai modal (non material/non finansial) di dalam

organisasi bisnis yang dapat diwujudkan menjadi potensi nyata

(real) secara fisik dan non fisik dalam mewujudkan eksistensi

organisasi.

17

Page 25: permasalahan kpf

BAB III

GAMBARAN UMUM PADA BIDANG PELAYANAN HUKUM KANTOR

WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

DKI JAKARTA

A. Keadaan Sekarang

1. Data

Kantor Wilayah Departemen Kehakiman DKI Jakarta pertama

kali dibentuk pada tahun 1982 yang keberadaannya diatur

berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman Nomor:

M.01.03.PR07.10 Tahun 1982 yang kemudian diperbaharui dengan

Surat Keputusan Menteri Kehakiman Nomor: M-03.PR-07.10 Tahun

1992.

Kantor Wilayah pada saat itu meliputi wilayah Tangerang

dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) terdiri dari Lembaga

Pemasyarakatan (LAPAS) Balai Pemasyarakatan (BAPAS) dan

Rumah Tahanan Negara (RUTAN). Kemudian untuk Unit Pelaksana

Teknis (UPT) Wilayah Tangerang diserahkan kepada Kantor

Wilayah Jawa Barat dan kemudian dibentuk pula Rumah

Penyimpanan Benda Sitaan Negara (RUPBASAN) yang dibentuk

berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman dan HAM RI

Nomor: A.325.KP.04.04 Tahun 2001 tanggal 1 Maret 2001

Kepala Kantor Wilayah dibantu para koordinator yaitu

Koordinator Administrasi Koordinator Pemasyarakatan dan

Koordinator Keimigrasian. Pada saat ini berdasarkan Peraturan

18

Page 26: permasalahan kpf

Menteri Hukum dan HAM RI Nomor: M.01.PR.07.10 Tahun 2005

tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kantor Wilayah Departemen

Hukum dan HAM istilah Koordinator dirubah menjadi Divisi masing-

masing divisi dpimpin oleh seorang Kepala Divisi. Divisi-divisi

tersebut terdiri dari:

1. Divisi Administrasi, yang mempunyai tugas membantu Kepala

Kantor Wilayah dalam melaksanakan pembinaan teknis di

wilayah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku dan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh

Sekretaris Jenderal;

2. Divisi Pemasyarakatan, yang bertugas membantu Kepala Kantor

Wilayah dalam melaksanakan sebagian tugas Kantor Wilayah di

bidang Pemasyarakatan berdasarkan kebijakan teknis yang

ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pemasyarakatan;

3. Divisi Keimigrasian, yang bertugas membantu Kepala Kantor

Wilayah dalam melaksanakan sebagian tugas Kantor Wilayah di

bidang keimigrasian berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh

Direktur Jenderal Imigrasi;

4. Divisi Pelayanan Hukum dan HAM, yang bertugas membantu

Kepala Kantor Wilayah dalam melaksanakan sebagian tugas

Kantor Wilayah di bidang Pelayanan Hukum dan HAM

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kantor Wilayah DKI Jakarta membawahi sebanyak 27 (dua

puluh tujuh) Unit Pelaksana Teknis yang terdiri dari 4 (empat)

19

Page 27: permasalahan kpf

Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS), 3 (tiga) Rumah Tahanan

(RUTAN) 4 (empat) Balai Pemasyarakatan (BAPAS), 5 (lima)

Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (RUPBASAN), 7 (tujuh)

Kantor Imigrasi (KANIM) dan 1 (satu) Rumah Detensi Imigrasi

(RUDENIM) dan 1 (satu) Rumah Sakit.

Kantor Wilayah DKI Jakarta sebelumnya juga membawahi

ruang lingkup PERADILAN se-DKI Jakarta (Pengadilan Negeri,

Pengadilan Agama, Pengadilan Tata Usaha Negara,Pengadilan

Tinggi, Pengadilan Tinggi Agama, dan Pengadilan Tinggi Tata

Usaha Negara), dan pada tahun 1998 dikeluarkan TAP

MPR/X/1998 yang menetapkan kekuasaan kehakiman harus bebas

dan terpisah dari kekuasaan eksekutif. Kebijakan bahwa Peradilan

harus berada satu atap dengan Mahkamah Agung (MA) kemudian

diatur dan dijabarkan dalam UU Nomor 35/1999 tentang perubahan

UU Nomor 14 Tahun 1970, undang-undang tersebut telah dicabut

serta dinyatakan tidak berlaku oleh UU Nomor 4 Tahun 2004

tentang Kekuasaan Kehakiman. Adapun tentang Mahkamah Agung

yang membawahi peradilan diatur dalam UU Nomor 5 Tahun 2004

tentang Perubahan atas UU Nomor 14 Tahun 1985. Selanjutnya

dikeluarkan Keputusan Presiden Nomor 21 Tahun 2004 tentang

Pelaksanaan Pengalihan Urusan Organisasi Administrasi dan

Finansial Lembaga Peradilan dari Departemen Hukum dan HAM RI

ke Mahkamah Agung.

Sejalan dengan perubahan nomenklatur tersebut, Bidang

Pelayanan Hukum Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM

20

Page 28: permasalahan kpf

DKI Jakarta mempunyai salah satu tugas yaitu melakukan

penerimaan permohonan Pendaftaran Jaminan Fidusia yang efektif

pelaksanaannya terhitung mulai tanggal 1 April 2001, untuk

melaksanakan amanah Undang-Undang Nomor 42 tahun 1999

tentang Jaminan Fidusia. Bidang Pelayanan Hukum dalam

pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya didukung dengan sumber

daya manusia (SDM) dan sarana prasarana sebagai berikut :

a. Sumber Daya Manusia

Jumlah Pegawai Bidang Pelayanan Hukum ada 31

(tiga puluh satu) orang yang terdiri dari :

1) Berdasarkan Jenis Kelamin

Laki-laki 15 orang

Perempuan 16 orang

Jumlah 31 orang

2) Pejabat Struktural berjumlah 3 (tiga) orang :

- Kepala Bidang Pelayanan Hukum : 1 orang

- Kepala Sub Bidang Pelayanan Hukum

Umum : 1 orang

- Kepala Sub Bidang Penyuluhan dan

Bantuan Hukum : 1 orang

3) Fungsional Umum berjumlah 28 (dua puluh delapan) orang

yaitu :

- Staf Sub Bidang Pelayanan Hukum

Umum : 22 orang

21

Page 29: permasalahan kpf

- Staf Sub Bidang Penyuluhan dan

Bantuan Hukum : 6 orang

4) Tingkat Pendidikan Pegawai

- Strata 2 (Magister) : 4 orang

- Strata 1 (Sarjana) : 27 orang

- SLTA : - orang

5) Pangkat Golongan Ruang Pegawai :

- Golongan IV : - orang

- Golongan III : 31 orang

- Golongan II : - orang

TABEL 1

SUMBER DAYA MANUSIA

NO SASARAN JUMLAH

1 Menurut Jabatan

- Kepala Bidang 1

- Kasubbid 2

- Staf 28

2 Berdasarkan Golongan/Pangkat

- Penata Tk. I / III d 2

- Penata / III c 4

- Penata Muda Tk. I / III b 8

- Penata Muda / III a 13

3 Berdasarkan Jenis Kelamin

- Pria 11

- Wanita 17

4 Berdasarkan Pendidikan Formal

22

Page 30: permasalahan kpf

- S2 (Strata 2) 4

- S1 (Strata 1) 24

- D3 (Diploma Tiga) -

- SLTA -

6) Struktur Organisasi Bidang Pelayanan Hukum sebagai

berikut :

Gambar 1

Struktur Organisasi Bidang Pelayanan Hukum

b. Sarana dan Prasarana

1) Ruang Divisi Pelayanan Hukum dan HAM terbagi atas

beberapa ruang kerja, yaitu ruang lantai 1 untuk loket

pelayanan bersama dan ruang lantai 3 untuk Ruang Kadiv,

Kabid, Kasubbid berserta staf, dengan rincian sebagai

berikut :

a) Ruang Kepala Bidang Pelayanan Hukum : 4 x 4 M2

KEPALA BIDANG PELAYANAN HUKUM

KEPALA SUB BIDANG PENYULUHAN DAN BANTUAN HUKUM

KEPALA SUB BIDANG PELAYANAN BANTUAN HUKUM

STAF SUB BIDANG PENYULUHAN DAN BANTUAN HUKUM BERJUMLAH

6 (ENAM) ORANG

STAF SUB BIDANG PELAYANAN HUKUM UMUM BERJUMLAH 22

(DUA PULUH DUA ORANG)

23

Page 31: permasalahan kpf

b) Ruang Kepala Sub Bidang Pelayanan : 3 x 3 M2

c) Ruang Loket Pelayanan : 2 x 10 M2

d) Ruang Korektor : 5 x 4 M2

e) Ruang Scanner : 3 x 4 M2

f) Ruang Registrasi Kewarganegaraan, Notariat

dan HAKI : 10 x 4 M2

2) Prasarana / Peralatan Kantor meliputi :

- Komputer : 13 unit

- Server (HKI) : 1 set

- Scanner : 4 buah

- Printer : 9 buah

- lemari : 12 buah

- Lemari Kayu : 12 buah

- Telepon : -

c. Jumlah Pendaftaran Fidusia

Sejak dibukanya Kantor Pendaftara Fidusia Kantor

Wilayah Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta, yaitu TMT 1

April 2001 hingga saat ini kurang lebih telah menerima berkas

permohonan sebanyak 5 juta permohonan, untuk jumlah

permohonan 3 tahun terakhir tahun 2011 s/d 2013 ( Maret 2013)

diperoleh data yaitu :

Tabel 2

24

Page 32: permasalahan kpf

Rekapitulasi Pendaftaran Jaminan Fidusia

NO TAHUNJAMINAN FIDUSIA

KETERANGANPENDAFTARAN PERUBAHAN PENGHAPUSAN

1. 2011 65.805 7000 200 -

2. 2012 80.600 9000 354 -

3. 2013 50.982 4000 225 Maret 2013

JUMLAH 197.387 20.000 779

2. Visi dan Misi

Visi

“Masyarakat memperoleh Kepastian Hukum”

Misi

“Perlindungan Hak Asasi Manusia”

3. Tugas Pokok dan Fungsi

Tugas pokok dan fungsi Bidang Pelayanan Hukum diatur

dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor:

M.01.PR.07.10 Tahun 2005 Organisasi dan Tata Kerja Kantor

Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia RI.

Bidang Pelayanan Hukum mempunyai tugas melaksanakan

kegiatan di bidang pelayanan penerimaan Permohonan Pendaftaran,

Letigasi dan Sosialisasi Hak Kekayaan Intelektual, Penyuluhan

Hukum, Konsultasi dan Bantuan Hukum serta Pelayanan

Administrasi Hukum Umum lainnya.

Dalam melaksanakan tugasnya Bidang Pelayanan Hukum

menyelenggarakan fungsi :

25

Page 33: permasalahan kpf

- Pelaksanaan pelayanan permohonan

pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual;

- Pelaksanaan pelayanan administrasi hukum

umum dan jasa hukum lainnya;

- Pelaksanaan penyuluhan hukum, konsultasi

hukum dan bantuan hukum;

- Pelaksanaan legitasi dan sosialisasi hak

kekayaan intelektual.

4. Isu Aktual

Adalah sesuatu yang akan dicapai atau menghasilkan

pelayanan yang prima dalam jangka waktu 1 (satu) tahunan

kedepan, ini ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi

dan misi serta berdasarkan pada isu-isu dan analisis strategik.

Bertitik tolak dari isu aktual dan fungsi serta permasalahan

yang dihadapi, maka untuk lebih meningkatkan daya guna dan hasil

guna atas pelaksanaan tugas tersebut perlu ditetapkan tujuan yang

ingin dicapai Bidang Pelayanan Hukum Kantor Wilayah

Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta yaitu meningkatkan

kinerja Bidang Pelayanan Hukum dalam rangka melakukan

Pencatatan Pendaftaran Jaminan Fidusia.

5. Sasaran

Sasaran adalah hasil akan dicapai secara nyata oleh instansi

pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur dalam kurun

waktu 1 (satu) tahun atau yang lebih pendek dari tujuan yaitu

26

Page 34: permasalahan kpf

Terwujudnya Pelaksanaan Pencatatan Pendaftaran Jaminan

Fidusia.

6. Fakta

Fakta yang ada pada Bidang Pelayanan Hukum Kantor

Wilayah Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta diperjelas

dengan keadaan sebagai berikut :

1) Kurangnya kinerja petugas yang menangani Pencatatan

Jaminan Fidusia yang sesuai dengan kopetensinya, seperti latar

belakang pendidikan yang tidak sesuai dengan fungsinya,

sementara jumlah petugas JFU sebanyak 28 (dua puluh dua)

orang pegawai pada Bidang Pelayanan Hukum yang bertugas

sebagai staf Sub Bidang Pelayanan Umum berjumlah 22 (dua

puluh dua) orang dengan latar belakang pendidikan Strata satu

(S1) Adapun pembagian tugas staf atau Jabatan Fungsional

Umum (JFU) adalah sebagai berikut :

(1) 8 (delapan) orang staf JFU bertugas pada layanan loket

bersama dan sekaligus berfungsi sebagai korektor

Pendaftaran Jaminan Fidusia;

(2) 2 (dua) orang staf JFU bertugas memberikan penomeran

Pendaftaran Jaminan Fidusia;

(3) 2 (dua) orang staf JFU bertugas sebagai staf Kepala Divisi

Pelayanan Hukum dan HAM DKI Jakarta;

(4) 2 (dua) orang staf JFU bertugas menangani permohonan

HKI;

27

Page 35: permasalahan kpf

(5) 3 (tiga) orang staf JFU bertugas melakukan proses produksi

pencetakan buku daftar fidusia dan sertifikat fidusia

sekaligus melakukan input atau entry data jaminan fidusia;

(6) 2 (dua) orang staf JFU bertugas melakukan pemeriksaan

terhadap buku daftar fidusia dan sertifikat Fidusia dan

melakukan pemilahan dan penyatuan berkas lampiran

dalam Buku daftar dan sertifikat Fidusia;

(7) 2 (dua) orang staf JFU bertugas menerima permohonan

Perubahan dan Penghapusan Jaminan Fidusia;

(8) 1 (satu) orang staf JFU bertugas menangani urusan

Kenotariatan, Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan serta

pelayanan informasi database pendaftaran Jaminan

Fidusia.

2) Kompetensi petugas dalam menangani meningkatnya

permohonan Pendaftaran Jaminan Fidusia.

- Jumlah staf Sub Bidang Pelayanan Hukum Umum cukup

banyak dan proporsional dengan jumlah pegawai sebanyak

22 (dua puluh dua) orang dan saat ini belum pernah

mendapatkan diklat teknis fidusia, kemampuan dan

keterampilan petugas pelayanan diperoleh hanya melalui

pembinaan dan bimbingan dari Kepala Sub Bidang

Pelayanan Hukum Umum maupun Kepala Bidang Pelayanan

Hukum dengan tingkat pendidikan rata-rata S1 dan S2

Hukum dan dengan kemampuan penguasan IT yang kurang

memadai.

28

Page 36: permasalahan kpf

3) Pencatatan Jaminan Fidusia

Dalam rangka memberikan kepastian hukum kepada

masyarakat, baik kreditur maupun debitur atau pihak yang

berkepentingan, maka setiap pendaftaran Jaminan Fidusia

dicatat dlm buku register Pendaftaran Fidusia yang

dipergunakan sebagai pemenuhan asas publisitas bagi

masyarakat yang memerlukan informasi terkait dengan objek

Jaminan Fidusia.

Memperhatikan pelaksanaan pencatatan register selama ini

masih jauh tertinggal prosesnya dari jumlah permohonan, maka

pencatatan dilakukan melalui entry data yang kemudian diproses

menjadi database register pendaftaran Jaminan Fidusia agar

dapat lebih cepat, tepat dan efisien dalam pencariannya.

B. Keadaan Yang Diinginkan

1. Gambaran Keadaan Yang Diinginkan

Keadaan yang diinginkan yaitu tercapainya sasaran seperti

yang ditetapkan, hal tersebut berdasarkan faktor-faktor yang

mendukung keberhasilan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun

mendatang dengan indikator-indikator meliputi pertama

meningkatnya Kinerja Petugas Operator dalam melakukan entry

data Pendaftaran Jaminan Fidusia yang perlu didukung jumlah

pegawai yang semula 4 (empat) orang staf, idealnya ditambah

menjadi 10 (sepuluh) staf dengan latar belakang pendidikan SMU

plus Komputer untuk melakukan entry data Jaminan fidusia, kedua

29

Page 37: permasalahan kpf

meningkatnya kemampuan petugas dalam memberikan pelayanan

melalui Diklat Teknis yang dilaksanakan oleh BPSDM maupun

Ditjen AHU atau megirimkan tenaga Oprator untuk mengikuti

pendidikan pada lembaga pendidikan computer. Ketiga dari kedua

factor diatas maka diharapkan akan meningkatnya pemberian

Informasi Pencatatan Jaminan Fidusia kepada masyarakat.

2. Tujuan dan Sasaran

a. Tujuan

Tujuan organisasi merupakan pernyataan umum yang

menggambarkan suatu rumusan keingingan yang hendak

dicapai dalam waktu yang akan datang dan bersifat jangka

panjang yaitu 5 (lima) tahun. Agar tujuan tersebut dapat dicapai

secara bertahap maka perlu dijabarkan ke dalam sasaran

tahunan, yang dapat dicapai dalam waktu 1 (satu) tahun.

Adapun tujuan yang ingin dicapai Rencana Kerja Bidang

Pelayanan Hukum adalah Terwujudnya Pelaksanaan

Pencatatan Pendaftaran Jaminan fidusia pada Bidang

Pelayanan Hukum dalam memberikan Pelayanan Pendaftaran

Jaminan Fidusia.

b. Sasaran

Sasaran yang ingin dicapai adalah terwujudnya Pelayanan

Pendaftaran Jaminan Fidusia yang prima, oleh karena itu untuk

30

Page 38: permasalahan kpf

mengukur tingkat pencapaian sasaran, akan digambarkan dalam

tabel 3 sebagai berikut :

Tabel 3

Pengukuran Pencapaian Sasaran Tahun 2013

SasaranIndikator

Sasaran

Rencana Tingkat Capaian (Target)

Realisasi

Prosentase Tingkat

Pencapaian Rencana Tingkat

Capaian

Keterangan

Terwujudnya Pencatatan Pendaftaran Jaminan Fidusia yang prima kepada masyarakat

- Meningkatnya kinerja petugas operator dalam melakukan entry data pendaftaran Jaminan Fidusia

90% 75% 75% Penambahan petugas entry data 10 orang

Pendidikan SMU plus Computer

- Meningkatnya kompetensi/ kemampuan petugas terhadap IT

90% 75% 75% Petugas mampu secara optimal memanfaatkan IT

- Meningkatnya pemberian Informasi Pencatatan Jaminan Fidusia kepada Pemberi Fidusia dan Penerima Fidusia.

100% 50% 50% Adanya kepastian waktu

Dengan sasaran terwujudnya Pencatatan Pendaftaran

Jaminan Fidusia yang prima kepada masyarakat, terdapat

indikator sasaran yang ingin dicapai, yaitu :

31

Page 39: permasalahan kpf

o Untuk indikator sasaran berupa meningkatnya kinerja

petugas Operator dalam melakukan entry data Pendaftaran

Jaminan Fidusia tingkat capaian yang diinginkan pada tahun

2013 diharapkan 90%, karena petugas yang ada hanya 4

(empat) orang, dan akan diupayakan penambahan sebanyak

6 (enam) orang menjadi 10 (sepuluh) orang petugas dengan

latar belakang pendidikan SMU plus Komputer untuk

melakukan Entry data Jaminan Fidusia.

o Untuk indikator kompetensi atau kemampuan petugas

pelayanan pendaftaran tingkat capaian 90% karena staf yang

belum mendapatkan pendidikan teknis komputer, akan

segera diikutkan untuk mengikuti Dikat Teknis komputer di

BPSDM maupun Ditjen AHU atau mengikut sertakan

pertugas operator untuk mengikuti pendidikan pada lembaga

pendidikan Komputer dengan menggunakan anggaran

PNBP.

o Untuk indikator Meningkatnya pemberian Informasi

Pencatatan Jaminan Fidusia kepada masyarakat maka penyajian

data manual akan diubah menjadi database jaminan fidusia

yang kemudian akan dimasukan dalam website, personal

computer (PC) yang ditempatkan pada lantai 1 loket

pelayanan.

3. Tingkat Kinerja Yang Akan Datang

32

Page 40: permasalahan kpf

Pengukuran kinerja dimulai dengan penetapan tujuan dan

sasaran yang prioritas beserta indikator dan satuan ukurannya.

Sasaran yang ingin dicapai adalah terwujudnya Pelaksanaan

Pencatatan Pendaftaran Jaminan Fidusia, adapun indikatornya

adalah :

a. Meningkatnya Kinerja Petugas Operator dalam melakukan entry

data Jaminan Fidusia, salah satunya upaya pengadaan Jasa

Entry data dengan menggunakan anggaran PNBP Kanwil dan

Penambahan Petugas Operator dengan Pendidikan SMU plus

Komputer dari 4 menjadi 10 orang Operator.

b. Meningkatnya kompetensi/kemampuan petugas, hal ini melalui

pengiriman petugas Operator untuk mengikuti Diklat Teknis

Komputer baik melalui BPSDM, Ditjen AHU atau mengirimkan

petugas Operator untuk mengikuti Pelatihan Komputer pada

Lembaga Pendidikan Komputer.

c. Meningkatnya pemberian Informasi Pencatatan Jaminan Fidusia

kepada Masyarakat dalam bentuk menampilkan Database

Jaminan Fidusia melalui Website Kanwil dan Menyediakan data

dalam personal Komputer Petugas yang ada pada Loket

Pelayanan .

Untuk pengukuran tingkat kinerja petugas dapat diperjelas

pada tabel 4 sebagai berikut :

Tabel 4Kinerja Sekarang dan Akan Datang

SASARAN INDIKATOR SATUAN UKUR KINERJA

33

Page 41: permasalahan kpf

SKR

YANG AKAN DATANG

3 BLN

6 BLN

9 BLN

12 BLN

Terwujudnya Pencatatan Pendaftaran

Jaminan Fidusia yang prima kepada masyarakat

- Tersedianya Operator entry data

Orang 4 6 8 10 12

- Peningkatan pemahaman Petugas terhadap IT

Orang 4 4 4 - 4

- Peningkatan pemberian Informasi Pencatatan Jaminan Fidusia

% 50 70 80 90 100

Untuk mewujudkan sasaran yang diinginkan yaitu

terwujudnya kemampuan dan keterampilan petugas dalam

melakukan pencatatan pendaftaran Jaminan Fidusia yang prima,

maka perlu dibuat program penambahan petugas Operator,

mengadakan diklat teknis Komputer, dan melakukan implementasi

dengan cara menampilkan database melaui Website dan Personal

Computer (PC) pada loket pelayanan sehingga dapat meningkatkan

kualitas pelayanan yang cepat, tepat dan akurat sebagai wujud

pelayanan prima.

34

Page 42: permasalahan kpf

BAB IV

ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGI DAN RENCANA KERJA

A. Pokok Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka masalah yang

perlu mendapatkan perhatian dalam memberikan pelayanan hukum

adalah masih lemahnya pelayanan untuk memenuhi tuntutan

masyarakat yaitu pelayanan yang cepat, tepat dan biaya yang ringan,

sehubungan dengan hal tersebut rumusan pokok masalah adalah :

“Bagaimana meningkatkan kinerja Bidang Pelayanan Hukum dalam

rangka terwujudnya Pencatatan Pendaftaran Jaminan Fidusia yang

prima di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta .

B. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal

Setiap organisasi pada dasarnya mempunyai tujuan yang ingin

dicapai, namun dalam mewujudkan tujuan tersebut sangat dipengaruhi

oleh beberapa faktor yaitu faktor yang bersumber dari lingkungan

internal dan faktor dari luar yaitu faktor eksternal. Oleh karena itu

eksistensi seorang pemimpin dalam organisasi dituntut untuk mampu

mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh tersebut terhadap

35

Page 43: permasalahan kpf

jalannya roda organisasi tersebut sehingga tujuan organisasi dapat

tercapai.

Untuk mengetahui faktor-faktor tersebut, maka perlu dilakukan

Teknis Analisis Manajemen (TAM) dengan menggunakan analisis

SWOT yaitu analisis dengan menggali kekuatan (strenghts),

kelemahan (weaknesess), peluang (opportunities) maupun ancaman

(treaths).

Dari SWOT tersebut terbagi menjadi 2 (dua) faktor yaitu faktor

internal itu sendiri dapat berupa kekuatan (strenghts) dan kelemahan

(weaknesess), sedangkan faktor eksternal dapat berupa peluang

(opportunities) maupun ancaman (threaths).

Identifikasi Faktor Internal dilakukan untuk mengidentifikasi

sejumlah kemampuan dan Sumber Daya Internal yang dapat

diandalkan dalam mencapai tujuan dan sasaran. Kemampuan dan

sumber daya yang baik akan dapat dijadikan sebagai Kekuatan

(Strenghts). Sebaliknya kemampuan dan sumber daya yang rendah

akan dapat dijadikan sebagai Kelemahan (Weaknesess).

Identifikasi Faktor Eksternal dilakukan untuk mengidentifikasi

input atau masukan terhadap organisasi. Kebutuhan, keinginan dan

harapan lingkungan organisasi merupakan input yang harus diolah dan

mendatangkan suatu keuntungan atau manfaat yang besar sehingga

mendukung kegiatan organisasi dikategorikan sebagai Peluang

(Opportunity). Sebaliknya Faktor Eksternal yang dinilai tidak

mendatangkan manfaat bagi organisasi dapat dikategorikan sebagai

Ancaman (Threaths).

36

Page 44: permasalahan kpf

Berdasarkan data yang diperoleh dapat diidentifikasi Faktor

Internal dan Eksternal sebagai berikut :

1. Faktor Internal

a. Faktor Kekuatan (Strenghts)

1) Adanya Tugas dan Fungsi yang Jelas

Tugas dan fungsi sebagai acuan dalam pelaksanaan

pekerjaan. Tugas dan fungsi tersebut memberikan kepastian

atau keterukuran penganalisaan lebih pasti.

Dalam melaksanakan organisasi tugas pokok dan

fungsi (tupoksi) merupakan acuan kerja yang berisi tugas

dan uraian fungsi dan masing-masing pegawai.

Tugas dan Fungsi yang jelas akan dapat membantu

pegawai dalam merencanakan dan melaksanakan tujuan

kinerjanya. Dengan tupoksi yang jelas akan dapat diketahui

dengan jelas apa yang harus direncanakan dan yang harus

dikerjakan. Dengan demikian secara legalitas ada kepastian

hukum untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi dengan

baik. Kejelasan tugas dan fungsi akan menjadi Kekuatan

(Strenghts) yang mendukung tercapainya suatu kinerja.

2) Adanya Anggaran yang memadai

Tersedianya anggaran bagi Satker merupakan hal

penting bagi organisasi sebagai bentuk pertanggungjawaban

pemerintah kepada masyarakat, guna mengarahkan

pembangunan dengan tujuan untuk menaikan tingkat kualitas

hidup masyarakat melalui pelayanan yang diberikan wujud

37

Page 45: permasalahan kpf

komitmen pemerintah kepada masyarakat khususnya dalam

penyediaan pelayanan public yang berpihak kepada

masyarakat.

3) Adanya Pendelegasian Wewenang

Dalam penandatanganan Jaminan Fidusia merupakan

sebuah kekuatan selain dapat mengatur teknis pelayanan

juga dapat memberikan motivasi kepada petugas untuk

dapat mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat, hal

ini bertujuan untuk mempermudah pembagian kerja

sekaligus mengontrol untuk mempermudah pembagian kerja

sekaligus mengontrol tanggung jawab yang diberikan,

sehingga dapat mendukung kelancaran pelaksanaan tugas

Pelayanan Pendaftaran Jaminan Fidusia.

b. Faktor Kelemahan (Weaknesess)

Adapun faktor internal yang berupa kelemahan

(weaknesess) adalah :

1) Kurangnya Tenaga Operator yang melakukan entry data

Jaminan Fidusia

Jumlah Tenaga Operator yang melakukan entry data

Jaminan Fidusia jika dilihat dari segi kuantitas belum

memadai, selain itu tenaga operator yang ada berpendidikan

sarjana (S1) hukum sehingga pelaksanaan entry data dirasa

belum optimal. Padahal idealnya petugas operator adalah

38

Page 46: permasalahan kpf

cukup dilakukan oleh pegawai yang memiliki pendidikan

SMU plus Komputer sehingga dapat menunjang kegiatan

Entry data Jaminan Fidusia yang permohonannya mengalami

kenaikan pada tiap harinya. Adapun jumlah petugas

operator yang ada saat ini berjumlah 4 (empat) orang

Sarjana Hukum yang tidak didukung dengan keterampilan

Komputer.

2) Kurangnya Dukungan Pimpinan

Sebagaimana kita ketahui bahwa Pemimpin sangat

diperlukan untuk dapat menggerakan organisasi, termasuk

dalam memberikan dukungan terhadap penataan Sumber

Daya Manusia yang disesuaikan dengan kebutuhan

organisasi dan penempatannya disesuaikan dengan

kompetensi SDM yang bersangkutan.

3) Kurangnya System Aplikasi database

System Informasi dalam bentuk aplikasi diperlukan untuk

mempermudah suatu proses pengolahan data dan informasi

sehingga data yang ada tersebut dapat dibuat sedemikian

rupa menjadi suatu informasi yang berguna untuk

kepentingan organisasi maupun pihak-pihak yang

memerlukannya.

2. Faktor Eksternal

Hasil identifikasi faktor eksternal yang berupa peluang

(opportunities) adalah :

39

Page 47: permasalahan kpf

a. Peluang (Opportunities)

1) Adanya Dukungan Masyarakat

Dengan meningkatnya jumlah permohonan pendaftaran

Jaminan Fidusia pada akhir-akhir ini menunjukkan adanya

kesadaran hukum dari masyarakat bahwa dalam melakukan

perjanjian perikatan dengan para pihak terutama dalam hal

perkreditan dia masih memiliki hak dan kewajiban apabila

salah satu pihak melakukan cedera janji seperti yang

tertuang dalam UU Jaminan Fidusia No. 42/Tahun 1999.

2) Adanya Tawaran untuk Mengikuti Diklat Teknis Fidusia

Di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Hukum dan HAM menyelenggarakan berbagai jenis diklat

baik yang berupa diklat penjenjangan maupun diklat teknis.

Untuk diklat Teknis Jaminan Fidusia dapat mengikuti diklat

Pelayanan Jasa Hukum, salah satu materinya adalah

mengenai Pelayanan Pendaftaran Jaminan Fidusia. Adanya

diklat teknis tersebut sangat memberikan manfaat untuk

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petugas

Pendaftaran Jaminan Fidusia, oleh karena perlu mengirimkan

petugas pelayanan untuk mengikuti Diklat Teknis Fidusia

tersebut.

3) Adanya Kerjasama dari Notaris dan Kreditur

Dalam memberikan Pelayanan Fidusia sangat

dibutuhkan adanya kerjasama yang kepada Notaris selaku

Kuasa dari kreditur ataupun kerjasama kepada kreditur

40

Page 48: permasalahan kpf

sebagai pihak yang memiliki kepentingan langsung terhadap

pendaftaran Jaminan Fidusia.

b. Ancaman (Threaths)

Identifikasi faktor eksternal berupa ancaman (threaths) adalah :

1) Adanya permintaan Informasi Jaminan Fidusia dari Pemberi

Fidusia dan Penerima Fidusia kepada Kanwil selaku Kantor

Pendaftaran Fidusia terkait dengan Jaminan Kebendaan;

2) Adanya gugatan dari para pihak yang berkepentingan,

adalah para pihak yang ada di dalam akta jaminan fidusia

yang membuat perjanjian pembiayaan atau pengakuan

hutang dengan menjaminkan benda miliknya namun

kewajibannya baik sebagai Debitur maupun Kreditur tidak

dapat mereka lakukan dengan sempurna.

3) Adanya Pemanggilan Saksi Ahli dari Penyidik dan

Pengadilan, Tidak Jarang pihak penyidik maupun Pengadilan

memanggil Kantor Pendaftaran Fidusia untuk hadir guna

memberikan keterangan atau saksi terkait dengan Jaminan

Fidusia yang telah didaftarkan.

Dari uraian tersebut diatas, mengenai faktor internal dan

eksternal dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini :

Tabel 6Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal

FAKTOR INTERNAL

STRENGTHS (KEKUATAN) WEAKNESSES (KELEMAHAN)

S1 Adanya Tupoksi yang jelas W1 Kurangnya tenaga Operator ITS2 Adanya anggaran yang memadai W2 Kurangnya dukungan PimpinanS3 Adanya pendelegasian penanda W3 kurangnya system aplikasi database

41

Page 49: permasalahan kpf

tanganan Jaminan FidusiaFAKTOR EKSTERNAL

OPPORTUNITIES (PELUANG) THREATS (ANCAMAN)

O1 Adanya dukungan masyarakat. T1 Adanya permintaan Informasi Jaminan Fidusia dari Pemberi Fidusia dan Penerima fidusia

O2 Adanya tawaran mengikuti Diklat Teknis Fidusia.

T2 Adanya gugatan dari para pihak yang berkempentingan

O3Adanya kerjasama dari Notaris dan Kreditur

T3 Adanya pemanggilan saksi ahli dari Penyidik dan Pengadilan

C. Komprasai Faktor Internal Dengan Eksternal

Langkah berikutnya dalam analisa SWOT adalah

membandingkan mana yang lebih penting (urgen) diantara Indikator

Faktor Internal a dengan a, b, c, d, e, f mana yang lebih urgen

kemudian cantumkan pada kolom sebelah kanan faktor intenral. Begitu

juga sebaliknya bandingkan Faktor Internal b dengan a, c, d, f mana

yang lebih urgen kemudian cantumkan pada kolom sebelah kanan

Faktor Internal dan seterusnya. Demikian juga pada Faktor Eksternal

lakukan hal yang sama seperti proses membandingkan indikator pada

Faktor Internal tersebut di atas. Setelah hasil membandingkan selesai,

jumlahkan (hanya faktor terbanyak) dan cantumkan pada kolom NF

dan jumlahkan seluruh NF (Nilai Faktor). Setelah NF dijumlahkan

berikutnya adalah mengisi BF (Bobot Faktor) dengan rumus :

Hasil matrik urgensi menunjukkan bahwa pada Faktor Internal :

Indikator : “Adanya Anggaran yang Memadai”, menempati urutan

tertinggi sebagai faktor yang terurgen (terpenting) diantara Faktor

42

Page 50: permasalahan kpf

Internal. Sementara pada Faktor Eksternal menunjukkan bahwa :

“Adanya dukungan masyarakat” menempati urutan tertinggi sebagai

faktor yang terurgen / terpenting diantara Faktor Eksternal.

Sejauh mana pentingnya masing-masing faktor-faktor yang

teridentifikasi secara internal dan eksternal dan ditindak lanjuti dengan

melakukan komparasi antar faktor sebagaimana dapat dilihat pada

tabel berikut ini :

Tabel 7

Komparasi Faktor Internal Dengan Eksternal

NO FAKTOR INTERNAL a b c d E F NF BF

A Adanya Tupoksi yang jelas b a a a f 3 0,20

B Adanya anggaran yang memadai b b b b b 5 0,33

C Adanya pendelegasian penanda tanganan Jaminan Fidusia

a b c c f 5 0,13

D Kurangnya tenaga Operator a b c d d 2 0,13

E Kurangnya dukungan Pimpinan a b c d e 1 0,06

F Kurangnya system aplikasi database f b f d e 2 0,13

JUMLAH 15 100

NO FAKTOR EKSTERNAL a b c d e f NF BF

A Adanya dukungan masyarakat a a a a a 5 0,33

B Adanya tawaran mengikuti Diklat Teknis Fidusia.

a b d b f 2 0,13

C Adanya kerjasama dari notaris dan Kreditur

a b d c c 2 0,13

D Adanya permintaan Informasi Jaminan Fidusia dari Pemberi Fidusia dan Penerima Fidusia

a d d d f 3 0,20

E Adanya gugatan dari para pihak yang berkepentingan

a b c d e 1 0,16

F Adanya pemanggilan saksi ahli dari a f c f e 2 0,13

43

Page 51: permasalahan kpf

Penyidik dan Pengadilan

JUMLAH 15 100

Dari tabel 7 Komprasi Urgensi Faktor Internal dan Eksternal

dapat dijabarkan sebagai berikut :

Berdasarkan faktor-faktor yang menjadi peluang dan

penghambat dan system internal dan eksternal, untuk menentukan

sejauh mana pentingnya faktor yang telah teridentifikasi secara internal

dan eksternal dengan melakukan komporasi antar faktor. Komporasi

antar faktor menunjukkan seberapa penting kekuatan dengan

menggunakan peluang yang ada dan seberapa besar bahaya menjadi

ancaman bagi suatu organisasi tersebut.

Dari hasil komporasi dapat dilihat bahwa faktor internal yaitu

kekuatan (S) adalah adanya anggaran yang memadai dan faktor

eksternal yaitu peluang (O) adanya dukungan dari masyarakat,

mempunyai urgensi tertinggi yaitu 0,33%, berarti kedua tersebut

urgensi sangat besar dari pada nilai faktor lainnya dan penting dalam

memberikan pelayanan pendaftaran Jaminan Fidusia, apabila ada

dukungan yang baik dari pimpinan dalam hal ini Kepala Kantor Wilayah

Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta , upaya tersebut diharapkan

dapat memenuhi tuntutan masyarakat terutama bagi pemohon untuk

mendapatkan perlindungan dan kepastian hukum dalam masyarakat.

D. Evaluasi Faktor Internal dan Faktor Eksternal

44

Page 52: permasalahan kpf

Berdasarkan jumlah faktor internal dan eksternal yang telah

diidentifikasi dan dikomparasikan maka faktor-faktor tersebut dievaluasi

dengan cara menentukan nilai keterkaitan masing-masing faktor yaitu :

1. Tiap faktor yang telah diketahui bobot tingkat urgensinya,

dinyatakan dalam Bobot Faktor (BF) dan satuan ukurannya

prosentase (%) (NU : Total NU) x 100%.

2. Nilai Dukungan Faktor (NDF) tiap faktor atau elemen kerja

berpotensi sebagai unggulan organisasi dalam meraih sukses yang

lebih besar untuk itu ditentukan nilai dukungan setiap faktor dengan

skala 1 : 5 dengan menetapkan Nilai Dukungan (ND) berdasarkan

profesional judgement untuk setiap unsur dengan menggunakan

nilai 1-5 sebagai berikut :

a. Angka 5, menyatakan sangat besar dukungannya.

b. Angka 4, menyatakan besar dukungannya.

c. Angka 3, menyatakan cukup dukungannya.

d. Angka 2, menyatakan kurang dukungannya.

e. Angka 1, menyatakan sangat kurang dukungannya.

3. Nilai Keterkaitan (NK) dan Nilai Rata-rata Keterkaitan (NRK),

keterkaitan tiap faktor satu sama lain dinilai dengan skala 0-5

kemudian dibuat nilai rata-rata keterkaitan tiap faktor dengan cara

menjumlah nilai keterkaitan masing-masing faktor dengan cara

menjumlah nilai keterkaitan masing-masing faktor kemudian dibagi

11.

a. Angka 5, menyatakan sangat besar kaitannya.

b. Angka 4, menyatan besar kaitannya.

45

Page 53: permasalahan kpf

c. Angka 3, menyatakan cukup kaitannya.

d. Angka 2, menyatakan kurang kaitannya.

e. Angka 1, menyatakan sangat kurang kaitannya.

f. Angka 0, menyatakan tidak ada kaitannya.

4. Nilai Bobot Keterkaitan (NBK), yaitu menghitung Nilai Bobot

Keterkaitan (NBK) dengan cara mengalikan nilai NRK dibagi 11

(NRK : 11).

5. Menetapkan Nilai Bobot Dukungan (NDB) dengan mempertimbangkan

prosentase ND x BF

Jadi Total Nilai Urgency (TNU) = 15

BF ditentukan berdasarkan rumus

Menentukan NK

Tiap faktor ditentukan dengan menggunakan skala nilai 0.5, faktor yang

tidak ada keterkaitan diberi 0 kalau ada diberi nilai 1-5.

Untuk menentukan NRK ditentukan dengan rumus =

Setelah diketahui dan dipahami identifikasi permasalahan baik

hambatan-hambatan maupun faktor kunci keberhasilan, kemudian

dianalisi dengan alternatif analisis yang tepat dan sesuai yaitu analisis

(SWOT).

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara

sistematis untuk merumuskan strategi organisasi, analisa ini

didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan

peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan

dan ancaman seperti pada matrik di bawah ini :

46

Page 54: permasalahan kpf

TABEL 8 EVALUASI FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL

NO FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL BF ND NBDNilai Keterkaitan

NRK NBK TNB1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12FAKTOR INTERNAL

KEKUATAN (S)1. Adanya tugas dan fungsi yang jelas 0,2 4 0,8 4 2 3 3 3 4 2 2 3 1 3 3 0,16 1,42. Adanya anggaran yang memadai 0,33 5 1,65 4 2 5 4 5 5 5 3 2 2 2 4 1,32 2,973. Adanya pendelegasian wewenang penanda tangan

Jaminan Fidusia0,13 3 0,39 2 2 3 2 2 4 1 3 3 3 2 2 0,26 0,65

5,02KELEMAHAN (W)

4. Kurangnya tenaga Oprator 0,13 4 0,52 4 2 3 4 2 3 4 1 3 1 1 3 0,39 0,915. Kurangnya Dukungan Pimpinan 0,06 2 0,12 3 4 2 4 5 1 1 1 2 1 1 2 0,12 0,24

6. Minimnya sytem aplikasi database 0,13 2 0,26 3 5 2 2 5 2 2 2 5 1 1 3 0,39 0,651,8

FAKTOR EKSTERNALPELUANG (O)

7. Adanya dukungan dari masyarakat 0,33 5 1,65 4 5 4 3 2 2 2 3 4 3 3 3 0,99 2,648. Adanya tawaran mengikuti Diklat Teknis Fidusia 0,13 3 0,39 2 3 1 4 1 2 2 1 2 1 1 2 0,26 0,659. Adanya kerjasama dari Notaris dan Kreditur 0,13 3 0,39 1 3 3 1 1 1 2 1 3 1 1 2 0,26 0,65

3,94ANCAMAN (T)

10. Adanya permintaan Informasi Jaminan fidusia dari Pemberi Fidusia dan Penerima Fidusia

0,2 3 0,6 4 2 3 3 3 2 5 1 3 2 3 3 0,12 0,72

11. Adanya gugatan dari pihak yang berkepentingan 0,6 3 0,14 2 2 2 4 1 1 2 1 1 2 2 2 0,12 0,2612. Adanya pemanggilan saksi dari Penyidik dan

Pengadilan0,2 2 0,04 4 2 2 2 1 1 1 3 1 3 2 2 0,24 0,28

JUMLAH 100 1,26

47

Page 55: permasalahan kpf

Dari tabel 8 tersebut diatas, sebagai contoh adanya Dukungan

pimpinan dalam pelayanan Pendaftaran Jaminan Fidusia yang

memperoleh Nilai Faktor (NF) 5 x 100% : 15 = 33%, nilai akan

dijadikan dasar dalam penghitungan Nilai Bobot Dukungan (NBD)

karena Nilai Dukungan (ND) dinilai angka 5, maka 33 x 5 : 100% =

1,65 selanjutnya untuk menentukan Nilai Rata-rata Keterkaitan (NRK)

dengan menjumlah seluruh hasil nilai keterkaitan dibagi 11 maka

hasilnya 4, kemudian untuk menentukan Nilai Bobot Keterkaitan

diperoleh (NBK) ditambah Nilai Bobot Dominan (NBD) atau 1,32 + 1,65

= 2,90 jadi hasil Total Nilai Bobot (TNB) adalah 2,97.

E. Peta Posisi Kekuatan Organisasi

Untuk memilik dan menetapkan kunci keberhasilan prioritas

terlebih dahulu mengadakan evaluasi terhadap faktor internal dan

eksternal, dimana akan tampak dan dapat dihitung Total Nilai Bobot

(TNB), dengan jalan menjumlahkan Nilai Bobot Dukungan (NBD)

dengan Nilai Bobot Keterkaitan atau TNB = NBK + NBD.

Faktor kunci keberhasilan tersebut akan didapat dari TNB yang

mempunyai nilai tertinggi yang dipilih berdasarkan analisis SWOT.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 11.

Faktor kunci keberhasilan atau disebut juga faktor kunci

strategis, untuk kemudian dijadikan sebagai pedoman dalam

menentukan arah kebijaksanaan, dapat dilihat dari tabel diatas dengan

pedoman sebagai berikut :

- FKK dipilih dari TNB yang terbesar.

48

Page 56: permasalahan kpf

- Kalau TNB bernilai sama, pilih NBD yang

terbesar.

- Kalau NBD sama, pilih NBK yang terbesar.

- Kalau BF sama. Pilih berdasarkan pengalaman

dan pertimbangan rasional.

Sedangkan untuk memilih dan menetapkan kunci keberhasilan

prioritas, terlebih dahulu dapat diketahui pada kekuatan organisai

dengan cara membandingkan Total Nilai Bobot (TNB);

- Strenghts (S) = 5,01

- Weaknesess (W) = 1,8

- Opportunities (O) = 3,94

- Threaths (T) = 1,26

Dari perbandingan tersebut diperoleh perhitungan kekuatan

organisasi sebagai berikut :

S – W = 5,02 – 1,8 = 3,22

O – T = 3,94 – 1,26 = 2,68

Sehingga posisi berada pada kuadran I yaitu pada titik (3,22 : 2,68).

Dari uraian tersebut di atas dapat diperoleh gambaran peta

kekuatan organisasi sebagai berikut :

Tabel 9Peta Kekuatan OrganisasiS = 5,02

S – W = 5,02 – 1, 8 = 3,22

3,22

O – T = 3,94 – 1,26 = 2,68

O = 3,94T = 1,26

W = 1, 8

2,68

49

Page 57: permasalahan kpf

Berdasarkan gambar tersebut diatas menunjukkan bahwa TNB

Strengths (S) S, 02; TNB Weaknesess (W) 1,8; TNB Opportunities (O)

3,94; S – W = 3,22 dan O – T – 2,68. Sesuai hasil perhitungan tersebut

peta posisi kekuatan organisasi berada pada kuadran I, artinya unit

kerja ini memiliki kemampuan yang dapat diunggulkan untuk dapat

melakukan perubahan terkait dengan sasaran yang akan dicapai yaitu

peningkatan kinerja pelayanan.

H. Formulasi Strategi SWOT

Menganalisis formulasi strategi pada Kertas Kerja Perorangan

ini dilakukan dengan memakai strategi matriks SWOT yaitu

penyusunan strategi didasarkan pada prinsip pemberdayaan Sumber

Daya Manusia (SDM) dengan mengintegrasikan atau memadukan

antar kekuatan kunci keberhasilan, kemudian dari hasil perpaduan

tersebut akan menghasilkan suatu sinergi dalam mencapai tujuan yaitu

meningkatkan kinerja Bidang Pelayanan Hukum dan HAM Nusa

Tenggara Barat, dapat dilihat dalam tabel 13 sebagai berikut :

Tabel 10Formulasi Strategi SWOT

Faktor Internal

Faktor Eksternal

STRENGTH (S) KEKUATANWEAKNESESS (W)

KELEMAHAN

1. Adanya Tupoksi yang jelas;2. Adanya Anggaran yang

memadai;3. Adanya Pendelegasian

1. Kurangnya Tenaga Operator IT;

2. Kurangnya dukungan Pimpinan;

50

Page 58: permasalahan kpf

penandatanganan Jaminana Fidusia

3. Kurangnya System Aplikasi Database.

OPPORTUNITIES (O) PELUANG

STRATEGI SO STRATEGI WO

1. Adanya dukungan dari masyarakat;

2. Adanya Tawaran Mengikuti Diklat Teknis Fidusia;

3 Adanya kerjasama dari Notaris .

Gunakan anggaran yang memadai melalui melalui

dukungan masyarakat

Maksimalkan Tenaga Operator yang ada dengan memanfaatkan

dukungan masyarakat

THREATS

(ANCAMAN)STRATEGI ST STRATEGI WT

1. Adanya permintaan Informasi Jaminan Fidusia dari Pemberi Fidusia dan Penerima Fidusia;

2. Adanya gugatan dari Pihak yang berkepentingan;

3. Adanya pemanggilan Saksi ahli dari Penyidik dan Pengadilan

Gunakan anggaran yang memadai untuk

mengantisipasi Adanya permintaan Informasi Jaminan Fidusia dari Pemberi Fidusia

dan Penerima Fidusia

Maksimalkan Tenaga Operator untuk mengantisdanya

permintaan Informasi Jaminan Fidusia dari Debitur dan kreditur

Dari tabel formulasi SWOT tersebut diatas, dapat dijelaskan

bahwa dalam mengintegrasikan faktor-faktor internal dan eksternal

yang mempengaruhi peningkatan kinerja petugas pada Bidang

Pelayanan Hukum, maka strategi disusun sebagai berikut :

- Strategi SO diperoleh integrasi yaitu :

Gunakan anggaran yang memadai melalui melalui dukungan

masyarakat.

- Strategi ST diperoleh integrasi yaitu :

Gunakan anggaran yang memadai untuk mengantisipasi Adanya

permintaan Informasi Jaminan Fidusia dari Pemberi Fidusia dan

Penerima Fidusia.

51

Page 59: permasalahan kpf

- Strategi WO diperoleh integrasi yaitu :

Maksimalkan sumber daya manusia yang ada untuk memenuhi

kebutuhan pelayanan dengan memanfaatkan dukungan masyarakat.

Strategi WT diperoleh integrasi yaitu :

o Maksimalkan Tenaga Operator untuk mengantisipasi adanya

permintaan Informasi Jaminan Fidusia dariPemberi Fidusia dan

Penerima Fidusia.

I. Rencana Kegiatan 2014

Setelah dilakukan formulasi strategi SWOT, maka dapat dibuat

Renca Maksimalkan Tenaga Operator untuk mengantisi adanya

permintaan Informasi Jaminan Fidusia dari Pemberi Fidusia dan

Penerima Fidusia Kegiatan pada tahun 2014 sebagaimana dapat

dilihat dalam tabel di bawah ini :

Tabel 14Rencana Kegiatan Bidang Pelayanan Hukum Kantor Wilayah

Kementerian Hukum dan HAM DKI JakartaJanuari 2014 – Desember 2014

SASARAN DAN INDIKATOR

STRATEGI (PROGRAM)

LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN

PENANGGUNG JAWAB WAKTU BIAYA KINERJA

52

Page 60: permasalahan kpf

Terwujudnya Pencatatan Pendaftaran Jaminan Fidusia yang Prima kepada MasyarakatIndikator :1. Meningkatnya

Kinerja Petugas Operator dalam melakukan entry data Jaminan Fidusia;

2. Meningkatnya Kompetensi /kemampuan petugas thd IT;

3. Meningkatnya pemberian Informasi Jaminan Fidusia kepada Pemberi Fidusia dan Penerima Fidusia.

1. Gunakan anggaran yang memadai melalui dukungan masyarakat;

2. Maksimalkan Tenaga Operator yang ada dengan memanfaatkan dukungan masyarakat;

3. Gunakan anggaran yang memadai untuk mengantisipasi banyaknya permintaan Informasi dari Masyarakat;

4. Maksimalkan Tenaga Operator untuk mengantisipasi banyaknya permintaan Informasi Jaminan Fidusia dari Pemberi Fidusia dan Penerima Fidusia.

1. Mengusulkan penggunaan PNBP Kanwil kepada Ditjen AHU melalui pengadaan kegiatan entry data Jaminan Fidusia;

2. mengirimkan Tenaga Operator mengikuti Pelatihan IT;

3. Membangun system IT untuk mempermudah entry data.

4. menampilkan database Jaminan Fidusia melalui Website dan PC yang ada diloket Pelayanan.

Kakanwil/Kadiv Yankum;

Kadiv Administrasi/ Kadiv Yankum

Kadiv Yankum/ PPK

Kabid Yankum

Maret 2013

Mei 2013

Juni 2013

Juli s/d desember 2013

300.000.000

45.560.000

150.000.000

15.000.000,-

Diharapkan adanya pening-katan setiap saat

53

Page 61: permasalahan kpf

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan analisis yang telah dilakukan maka

dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

A. Bahwa pelayanan Bidang Pelayanan Hukum dalam memberikan

pelayanan Pencatatan Pendaftaran Jaminan Fidusia pada Kantor

Wilayah Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta belum

dilaksanakan sesuai Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang

Jaminan Fidusia, yang mengharuskan Kantor Wilayah Kementerian

Hukum dan HAM melakukan pencatatan atas Pendaftaran Jaminan

Fidusia sebagai perwujudan terpenuhinya Asas Publisitas kepada

masyarakat.

B. Bahwa berdasarkan hasil identifikasi faktor internal dan eksternal yang

merupakan faktor kelemahan (W) sebagai penghambat, kinerja Bidang

Pelayanan Hukum dalam memberikan pelayanan Pencatatan

Pendaftaran Jaminan Fidusia disebabkan masih kurangnya jumlah

petugas yang melakukan entry data Jaminan Fidusia. Sedangkan

faktor eksternal berupa ancaman (T) adanya tuntutan berupa banyaknya

permintaan Informasi Jaminan Fidusia dari Pemberi Fidusia dan

Penerima Fidusia.

C. Bahwa dari hasil identifikasi faktor internal dan eksternal yang

merupakan faktor kekuatan (S) sebagai pendorong, yaitu adanya

54

Page 62: permasalahan kpf

Anggaran yang memadai, sedangkan dari peluang (O) adanya

dukungan dari masyarakat, kemudian adanya mengikuti Diklat Teknis

Komputer yang diselenggarakan oleh BPSDM maupun dari Ditjen AHU

atau mengirimkan petugas untuk mengikuti pelatihan pada lebaga

pendidikan Komputer, sehingga diharapkan mendorong bagi bidang

pelayanan hukum untuk melakukan perubahan dan menangani

masalah terhadap tercatatnya secara akurat database Jaminan untuk

memenuhi asas publisitas yang diatur oleh UUJF.

55

Page 63: permasalahan kpf

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Buku

Davis Keith, 1985, Human Behaviour at Work : Organizational Behaviour. New York : Mc-Graw Hill.

Lembaga Administrasi Negara RI. 2008. AKIP dan Pengukuran Kinerja. Modul Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat III. Jakarta: LAN-RI.

Lembaga Administrasi Negara RI 2008. Kepemimpinan Dalam Organisasi. Modul Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat III. Jakarta: LAN-RI.

Lembaga Administrasi Negara RI. 2008. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia. Modul Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat III. Jakarta : LAN-RI.

Salam, Dharma Setyawan. 2004. Manajemen Pemerintahan Indonesia. Jakarta : Djambatan.

Alex S. Nitisemito. 1996. Manajemen Personalia. Jakarta : Bumi Aksara.

Notoatmojo, Soekijo. 1998. Pendidikan dan Pelatihan. Jakarta : Gramedia.

Peraturan Perundang-undangan

Undang-undang Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan.

Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : M.HH-01.PR.01.01 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAK Republik Indonesia.

Keputusan Kepala LAN No. 1594/IX/6/4/1997 tentang Pedoman Penyusunan Kebutuhan Diklat PNS.

56