Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
A. PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DAERAH
Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap expectation” antara kinerja
pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan serta antara target yang
ingin dicapai dimasa datang dengan kondisi riil saat perencanaan dibuat. Potensi
permasalahan pembangunan daerah pada umumnya muncul dari kekuatan yang belum
dimanfaatkan secara optimal, kelemahan yang diabaikan, peluang yang disepelekan, dan
ancaman yang tidak diantisipasi.
Proses identifikasi permasalahan pembangunan daerah dilaksanakan melalui
serangkaian tahapan. Dimulai dari identifikasi permasalahan menurut SKPD, kemudian
dikelompokan berdasarkan fungsi dan urusan pemerintahan sesuai Undang-Undang No 23
Tentang Pemerintahan Daerah, dianalisis dengan menggunakan teknik pengukuran untuk
menentukan prioritas permasalahan strategis, pengelompokan isu strategis prioritas
berdasarkan misi dan terakhir pengurutan daftar isu strategis. Metode yang digunakan
dalam identifikasi isu strategis adalah Focus Group Discussion & Indepth Interview,
analisa data pembangunan, pengukuran prioritas beradasarkan Magnitude (dampak),
Degree of Urgency (derajat kegentingan), dan Do able (kewenangan).
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah Pasal Pasal 12 ayat (1) sampai (3), maka permasalahan dapat
dikelompokkan berdasarkan pembagian fungsi dan urusan pemerintahan daerah yang
terdiri dari urusan konkuren wajib dan pilihan. Sedangkan Konkuren wajib terdiri dari
wajib pelayanan dasar dan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar. Uraian
lebih rinci terkait dengan permasalahan berdasarkan urusan tersebut dijelaskan sebagai
berikut :
1. Kelompok Permasalahan berdasarkan Urusan Pemerintahan Wajib yang
berkaitan dengan Pelayanan Dasar.
Kelompok permasalahan ini meliputi: Pendidikan, Kesehatan, Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang, Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman, Ketenteraman,
Ketertiban Umum, Dan Pelindungan Masyarakat, dan Sosial. Uraian selengkapnya
dapat dilihat pada tabel berikut.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
114
Tabel 4.1
Permasalahan Urusan Pemerintahan Wajib Layanan Dasar
Urusan Wajib
Dasar Permasalahan
Pendidikan
Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar belum terpenuhi
Kreatifitas Guru masih minim
Pengelolaan Anggaran pendidikan belum efektif
Keterbukaan Informasi, Akuntabilitas Publik penyelenggaraan pendidikan perlu
Penguatan
Manajemen Pendidik dan tenaga kependidikan perlu penataan
Kualitas Output Pendidikan rendah
Posisi UPTD di bawah Diknas yang belum berperan optimal
Penegakan Perda belum optimal
Partisipasi DUDI ke pendidikan minim
Pemanfaatan Data Kependudukan dalam pelayan pendidikan belum diimplementasikan
Regulasi nasional terkait dengan pendidikan yang masih berubah-ubah
Kesehatan
Standar Pelayanan Minimal Kesehatan Belum Terpenuhi
Akuntabilitas dan tranparasi manajemen kelembagaan RS belum dilakukan
Rasio tenaga kesehatan dengan fasilitas kesehatan masih minim
Kelembagaan unit pelayanan kesehatan masyarakat kurang berfungsi secara optimal
Regulasi lokal untuk mengatur masalah-masalah kesehatan belum ada
Kualitas pelayanan RS jauh dari tingkat kepuasan masyarakat
Standarisasi pelayanan kesehatan dasar belum terpenuhi secara maksimal
Proporsi anggaran untuk promotif dan preventif dibandingkan dengan kuratif belum
seimbang
Sistim pelayanan belum berbasis pada data kependudukan yang up to date
Belum ada perlindungan terhadap pasien yang mengalami maalpraktek
Kerjasama dengan Dunia Usaha dan Industri belum melembaga
Pekerjaan Umum
dan Penataan
Ruang,
Perumahan
Rakyat dan
Kawasan
Pemukiman
Tenaga teknis (Background Teknik Sipil, Arsitek, Planologi) sangat minim sebagai
dampak kebijakan moratorium PNS)
Cakupan jangkauan pemenuhan air bersih belum tuntas
Luas jalan dalam kondisi buruk masih berkisar pada angka 70% rusak ringan dan berat
Pemanfaatan ruang berdasarkan peruntukan belum dilaksanakan
Kewenangan pemerintah daerah kabupaten terkait dengan Irigasi terbatas
Pengembangan Laboratorium Sipil belum dilakukan (potensial untuk pembentukan
science park)
Kondisi sanitasi pemukiman masih banyak yang termasuk dalam kategori resiko tinggi
Pembangunan rumah layak huni belum memenuhi target kebutuhan masyarakat
Jaringan drainase belum tertata dengan baik dan terkoneksi dengan saluran sekunder
Ketenteraman,
Ketertiban
Umum, Dan
Pelindungan
Masyarakat
Dokumen rencana contingency disaster belum ada (pra bencana, Penanggulangan, tahap
rekonstruksi, rehabilitasi pasca bencana)
Manajemen kebakaran tidak memenuhi standar pelayanan minimal penanggulangan
kebakaran
Tata kelola proses recovery Pasca bencana lemah
Manajemen Penanganan bencana belum optimal
SPM Polisi Pamong Praja belum dilaksanakan
Sosial
Basis data terpadu Kemiskinan dan kepesertaan PMKS belum ada
Pelaksanaan tugas-tugas tanggap darurat terkendala dengan plafon anggaran dan sarana
yang memadai
Manajemen PKH belum optimal
Upaya-upaya penertiban penyandang masalah sosial yang beroperasi di tempat-tempat
umum belum intensif dilaksanakan
Organsasi sosial berbasis partisipasi masyarakat dalam penanganan masalah sosial belum
kuat
Penanganan KAT belum optimal
Sumber: Analisis Hasil FGD dengan SKPD se Kabupaten Gorontalo 2016
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
115
2. Kelompok Permasalahan Berdasarkan Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak
berkaitan dengan Pelayanan Dasar.
Kelompok permasalahan ini meliputi: tenaga kerja, pemberdayaan perempuan dan
pelindungan anak, pangan, pertanahan, lingkungan hidup, administrasi kependudukan
dan pencatatan sipil, pemberdayaan masyarakat dan Desa, pengendalian penduduk dan
keluarga berencana, perhubungan, komunikasi dan informatika, koperasi, usaha kecil,
dan menengah, penanaman modal, kepemudaan dan olah raga, statistik, persandian,
kebudayaan, perpustakaan dan kearsipan. Uraian persamalahan tersebut selengkapnya
dapat dilihat pada table berikut.
Tabel 4.2
Permasalahan Urusan Pemerintahan Wajib Bukan Pelayanan Dasar
Urusan Permasalahan
Tenaga Kerja
Belum adanya rencana makro dan mikro ketenaga kerjaan beserta tindak
lanjutnya
Jumlah pengangguran di Kabupaten Gorontalo mengalami peningkatan
Pemberdayaan
Perempuan Dan
Pelindungan Anak
Perencanaan dan penganggaran yang responsif gender belum maksimal
Belum optimalnya pengembangan Kota Layak Anak
Minimnya ketersediaan data pilah gender dan anak
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana Angka kelahiran total (TFR) masih cukup tinggi (2,57% Susenas 2013)
Pangan
Ketersediaan Pangan Belum Optimal (CPP dan CPM belum dikelola dengan baik
Restorasi pangan lokal belum dilakukan
Analisa Neraca Pangan Daerah belum ada
Lingkungan Hidup
Cakupan RTH belum mencapai proporsi ideal
Blue Print (White book) sanitasi sebagai dokumen perencanaan berikut RAD
(rencana aksi daerah) belum ditindaklanjuti
Akses pasar terhadap produk (3R) belum terfasilitasi oleh pemerintah daerah
SPM LH pengelolaan sampah baru terpenuhi untuk 3 wilayah
Administrasi
Kependudukan Dan
Pencatatan Sipil
SOP Pelayanan Informasi Data Kependudukan belum disusun dan diterapkan
Kualitas dan kuantitas SDM terampil minim
Pendayagunaan data kependudukan belum dilakukan, terkendala dengan data
yang belum terdokumentasi sesuai permendagri nomor 68 tahun 2012
Kelembagaan SKPD Kependudukan dan Catatan Sipil belum mampu menjangkau
layanan kependudukan sampai pada tingkat kecamatan
Pemberdayaan
Masyarakat Desa
Kapasitas SDM Aparat Desa Rendah
Masih banyak desa yang belum memiliki batas desa
Proses peralihan aset-aset usaha yang dirintis PNPM ke Pemerintah Desa tidak
dilaksanakan
Masterplan pengembangan kawasan perdesaan (spatial) belum ada
Perhubungan Rencana Induk Jaringan LLAJ belum ada
Standar pelayanan minimal perhubungan belum dilaksanakan
UKM dan Koperasi Kinerja usaha-usaha kecil dan menengah masih rendah
Citra koperasi relatif terdegradasi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
116
Urusan Permasalahan
Wawasan kewirausahaan yang relatif terbatas
Law enforcement terhadap regulasi terkait perkoperasian minim
Organisasi koperasi banyak yang tidak sehat
Pemuda dan Olahraga Prestasi olah raga masih minim dan pembinaanya belum sustainable
Pembinaan prestasi pemuda dalam hal kewirausahaan dan kemasyarakatan minim
Perpustakaan
SDM berkualifikasi Pustakawan dan Arsiparis belum ada
Gerakan literasi di Kabupaten Gorontalo masih pada tahap sosialisasi, belum
pada tahapan implementasi
Anggaran minim akibat proses pengalokasian dan kewenangan penganggaran
yang tidak berpihak pada SKPD pelaksana kewenangan wajib
Layanan perpustakaan belum menjangkau seluruh kecamatan
Sumber: Analisis Hasil FGD dengan SKPD se Kabupaten Gorontalo 2016
3. Kelompok Permasalahan Berdasarkan Urusan Pemerintahan Pilihan
Kelompok permasalahan pada urusan ini mencakup: kelautan dan perikanan,
pariwisata, pertanian, kehutanan, energi dan sumber daya mineral, perdagangan,
perindustrian, dan transmigrasi.
Tabel 4.3 Permasalahan Urusan Pemerintahan Pilihan
Urusan Permasalahan
Perikanan dan
Kelautan
Peralatan tangkap berikut armadanya masih minim
Belum adanya penetapan status danau limboto sebagai kawasan konservasi
Aksesibilitas pada sentra-sentra perikanan belum ada
Nilai tukar petani (perikanan) masih berada pada kategori rendah
Belum ada tataruang danau yang menjamin terakomodasinya kepentingan
multistakeholder
Sebagian besar masyarakat pesisir masih hidup dalam kategori miskin
Belum ada riset terapan untuk pengembangan spesies ikan endemik lokal Gorontalo
(bernilai ekonomi tinggi)
Pertanian
Insentif terhadap petani kecil
Kelembagaan kelompok tani masih lemah dan umumnya belum berbadan hukum
Kualitas SDM Petani sangat minim dan cenderung resisten terhadap teknologi pertanian
Restorasi pangan lokal belum dilakukan
Anggaran pertanian di Dominasi oleh Anggaran Tugas Pembantuan (Komitmen
Penganggaran dari Daerah Sangat Kecil)
Pola pertanian masih menggunakan sistem penyeregaman masa tanam
Rasio jumlah penyuluh dan wilayah kerja sangat timpang
Rasio fertilitas dengan mortalitas Ruminansia (sapi) sangat timpang
Minimnya alokasi anggaran sektor peternakan
Ketersediaan SDM Bidang veteriner belum memadai dari segi kualitas maupun
kuantitas
Urusan Peternakan belum ditangani sepenuhnya oleh instansi khusus yang
terlembagakan secara otonom
Penjaminan mutu dan hasil ternak belum ada, termasuk belum adanya asuransi ternak
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
117
Urusan Permasalahan
Pariwisata
Rencana Induk Pariwisata Daerah belum ada
Manajemen Objek Wisata tidak Profesional
Kalender kepariwisataan tidak optimal
Dukungan kemiteraan dengan pihak swasta minim
Perdagangan
Neraca Perdagangan Defisit (Dominasi Import > Export)
Pertumbuhan Pusat-pusat perdagangan minim intervensi pemerintah (tumbuh dengan
sendirinya).
Rencana pengembangan sentra-sentra perdagangan tidak ada
Pengawasan, monitoring dan evaluasi kegiatan informasi pasar dan stabilisasi harga
minim dilakukan
Tidak melakukan Pembinaan dan pengawasan, serta pemberian izin perdagangan barang
kategori dalam pengawasan izin usaha perdagangan (SIUP) Minuman Beralkohol
golongan B dan C untuk Pengecer
Perindustrian
Tidak memiliki analisa iklim usaha dan peningkatan kerja sama usaha dengan dunia
usaha di bidang industry
Tidak memiliki roadmap peningkatan mutu hasil produksi, penerapan standar
pengawasa mutu, diversifikasi produk dan inovasi teknologi
Tidak memiliki SDM yang menguasai bidang perindustrian
Transmigrasi
Program transmigrasi belum mengakomodir kebutuhan untuk meningkatkan
kesejahteraan dan pemerataan penduduk
Program transmigrasi belum berdampak pada pembangunan bebasis kependudukan
khususnya pengurangan jumlah pengangguran dan kemiskinan
Disamping pengelompokan berdasarkan 3 kelompok urusan sebagaimana dijelaskan di
atas, terdapat beberapa isu strategis yang tidak termasuk dalam ketiga kategori, namun
memegang peran vital dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, yakni fungsi
penunjang urusan pemerintahan (perencanaan, keuangan, kepegawaian serta pendidikan
dan pelatihan, penelitian dan pengembangan) dan urusa pemerintahan umum. Berikut
uraian isu strategis fungsi penunjang urusan pemerintahan dan urusan pemerintahan
umum :
Tabel 4.4
Permasalahan Pada Fungsi Penunjang Urusan Pemerintahan
Fungsi Penunjang
Urusan
Pemerintahan
Permasalahan
Perencanaan
Dokumen Perencanaan belum sepenuhnya menjadi acuan penganggaran dan
pelaksanaan pembangunan
Belum optimalnya peningkatan kapasitas SDM perencana
Terjadinya inkonsistensi antara dokumen perencanaan dan penganggaran
Alokasi anggaran perencanaan sangat minim
Sistem pengendalian dan evaluasi pembangunan belum optimal khususnya
pengadministrasian, dokumentasi, pengolahan dan pemanfaatan data dan informasi
untuk kebutuahan perencanaan daerah
Keuangan
Perencanaan, Penganggaran dan pelaksanaan belum sepenuhnya mengacu pada
performance based budgeting
Menu program di dalam Permendagri No 13 tahun 2006, belum sepenuhnya
mengakomodir kebutuhan program pemerintah daerah
Rasio kemandirian keuangan daerah minim
Penerbitan sertifikat hak pemerintah daerah terlambat, mekanisme BPN masih parsial
atau perorangan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
118
Fungsi Penunjang
Urusan
Pemerintahan
Permasalahan
Tenaga pengelola keuangan berlatar belakang ilmu akuntansi masih terbatas
Belum ada integrasi sistem perencanaan dan penganggaran SKPD
Nilai jual objek pajak (NJOP) belum disesuaikan dengan kondisi pasar
Kewenangan pemerintah daerah untuk memperluas sumber-sumber pendapatan selain
yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah masih terbatas.
Kepegawaian,
Pendidikan Dan
Pelatihan
Manajemen pembinaan dan pengembangan karir ASN belum menggunakan merit
system
Fungsi Badan Kepegawaian masih sebatas administrasi ASN dan belum menjalankan
fungsi manajemen sumber daya manusia (HRD)
Belum terpenuhinya sistem perencanaan kebutuhan ASN sesuai formasi jabatan dan
keahlian yang dibutuhkan
Tatakelola Diklat belum mengacu pada jaminan mutu
Belum menerapkan Sistem informasi manajemen kepegawaian dalam proses
pengelolaan administrasi Kepegawaian
Penelitian dan
Pengembangan
Tidak tersediannya alokasi kegiatan penelitian dan pengembangan
Sangat minimnyakerjasama dengan Perguruan Tinggi terhadap kegiatan penelitian
dan pengembangan daerah
Belum terbentuknya Dewan Riset Daerah
Tabel 4.5
Permasalahan Pada Urusan Pemerintahan Umum Urusan
Pemerintahan
Umum
Permasalahan
Pemerintahan
Umum
Tata kelembagaan Bagian-Bagian di Lingkungan Sekretariat Daerah belum fokus
pada Tugas pokok dan Fungsi utama pada administrasi Kesra, Pemerintahan,
Kehumasan, Umum, Hukum, Ekonomi, Pembangunan
Standar Operasional Prosedur, dan SPM pada unit-unit organisasi pemerintah
sebagian besar belum dilakukan
Penataan organisasi berdasarkan UU 23 tahun 2014 belum dilakukan
Hasil Analisis jabatan belum menjadi dasar pengembangan organisasi
Mekanisme tugas pokok dan fungsi staf ahli tidak dilaksanakan sesuai dengan
regulasi yang di atur
Penempatan staf ahli belum sepenuhnya sesuai kompetensi dan kualifikasi sebagai
ahli
Output kerja staf ahli minim
Sarana dan prasarana penunjang tugas-tugas staf ahli belum memenuhi syarat
Pemerintahan
Umum
Standarisasi SDM yang berperan sebagai tenaga ahli dan Asistensi anggota DPRD
belum ada
SOP Pengelolaan Inventaris Setwan belum ada
Pemerintahan
Umum
Belum optimalnya pelaksanaan audit kinerja
Tupoksi organisasi belum mencerminkan criteria struktur organisasi;
specialisation, span of control, and job description
Jumlah dan kualifikasi auditor masih minim
Pemerintahan
Umum
Otoritas : Fungsi yang diemban oleh Camat masih sebatas koordinasi sementara
organisasi kecamatan melaksanakan tugas pelayanan kepada masyarakat (belum
ada pendefinisian fungsi koordinasi lebih detail)
Mulai menurunya peran camat sebagai implikasi dari UU desa
Adat : Misinterpretasi nilai-nilai adat sebagai nilai-nilai positif untuk mendorong
kinerja camat menyebabkan kesan bahwa jabatan tersebut tidak bisa
dimaksimalkan
Tata hubungan dengan Atasan : Validitas informasi yang dimanfaatkan
pimpinan dalam rangka menjalankan mekanisme punishment menyebabkan phobia
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
119
Urusan
Pemerintahan
Umum
Permasalahan
di kalangan Camat untuk berinisiatif, berinovasi
Perencanaan : Perencanaan dan penganggaran ditingkat kecamatan belum
memenuhi standar, beberapa barang dan jasa yang harusnya diperoleh melalui
koordinasi ke SKPD justru di adakan sendiri
Dokumen perencanaan SKPD belum mengakomodasi permasalahan dan kebutuhan
di tingkat kecamatan sehingga berimplikasi pada penganggaran
Penganggaran: Proses penyusunan anggaran menggunakan acuan pada tahun
sebelumnya (acuan yang keliru) tidak sesuai dengan prinsip Anggaran berbasis
kinerja.
Pemerintahan
Umum
Jumlah dan kualifikasi tenaga Pengadaan Barang dan Jasa minim
Support SKPD dalam hal ketepatan jadwal pengadaan barang dan jasa belum
merata sehingga berkonsekwensi pada penyerapan anggaran
Blue print sistim informasi pemerintah kabupaten Gorontalo belum ada
Pemerintahan
Umum
Kelembagaan baru berdasarkan SOTK Revisi PP 41 perlu penajaman pada tugas
pokok dan fungsi pelayanan terpadu
Sarana prasarana kelembagan belum mengakomodasi pencapaian kepuasan
pelanggan
Tingkat kesadaran masyarakat terhadap perijinan masih rendah
Pengukuran IKM belum dilakukan
Inovasi pelayanan belum jalan
Pemerintahan Umum Keberlanjutan kantor pelayanan pengaduan masyarakat Perlu disesuaikan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
B. TELAAHAN RPJMN DAN RPJMD DAERAH LAINNYA
1. Telaahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
Visi pembangunan nasional Tahun 2015 - 2019: Terwujudnya Indonesia
Yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong–Royong,
sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Menengah Nasional yang
ditetapkan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015, menjadi asumsi
dasar Pemerintah Kabupaten Gorontalo dalam menyusun RPJMD melalui proses
adaptasi dengan kondisi daerah. Visi Indonesia 2015 – 2019 di ejawantahkan ke dalam
visi Kabupaten Gorontalo Tahun 2016-2021 di bawah kepemimpinan Bupati Prof. Dr.
Ir. Nelson Pomalingo, MPd dan Fadli Hasan ST, MSi yang berbunyi “Kabupaten
Gorontalo Gemilang Mewujudkan Masyarakat Madani”. Gemilang dimaknai
sebagai hasil suatu pekerjaan hebat, luar biasa, yang menunjukkan kejayaan dan
kemasyhuran yang memberi dampak pada rakyat yaitu kesejahteraan dan
kemadirian. Sedangkan Madani merupakan kondisi daerah/wilayah bernuansa kota
yang menjunjung tinggi hak-hak sipil, nilai, norma, dan hukum yg ditopang oleh
penguasaan iman, ilmu, dan teknologi yg berperadaban. Visi Indonesia 2019 dengan
visi Kabupaten Gorontalo 2021 memiliki koherensi yang kuat. Koherensi tersebut
Nampak pada terminologi visi kabupaten Gorontalo yang cenderung merujuk pada
Visi Indonesia dan merupakan turunan dari visi 2019.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
120
Pada perspektif prioritas pembangunan sebagai jalan perubahan
menujuIndonesia yang berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi, dan
berkepribadian dalam kebudayaan, sebagaimana dalam visi Indonesia 2019, telah
dirumuskan sembilan agenda prioritas yang disebut sebagai NAWA CITA. Demikian
halnya dengan Pemerintah Kabupaten Gorontalo merumuskan misi yang disebut
sebagai NAFAS CITA (NAFAS: akronim dari Nelson Pomalingo-Fadli Hasan).
NAFAS CITA terdiri dari 5 jalan menuju perubahan menuju Kabupaten Gemilang
untuk mencapai masyarakat Madani. Sinkronisasi NAWA CITA dengan NAFAS CITA
selengkapnya dapat dilihat pada table Cross Tabulation berikut ini.
Tabel 4.6
Keterkaitan Nafas Cita terhadap Nawa Cita
Sumber : Hasil Analisis Tim RPJMD Kabupaten Gorontalo 2016
Berdasarkan hasil telaahan di atas maka secara substantive tidak terjadi gap
antara Visi dan Prioritas Pembangunan Indonesia dengan Visi dan Prioritas
Pembangunan Kabupaten Gorontalo.
2. Telaahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Gorontalo
RPJMD Provinsi Gorontalo 2012 – 2017 menyatakan bahwa Visi Provinsi
Gorontalo adalah : ”Terwujudnya Percepatan Pembangunan Berbagai Bidang
serta Peningkatan Ekonomi Masyarakat yang Berkeadilan di Provinsi
Gorontalo”. Pernyataan visi tersebut mengandung 2 (dua) unsur penting yaitu
pertama, ”Mewujudkan Percepatan Pembangunan di berbagai bidang“.Aspek ini
merupakan pemerataan melalui optimalisasi segala sumber daya dimana semuapihak
harus lebih berinovasi, sekaligus membangun sinkronisasi antar daerahKabupaten/Kota
untuk mendorong akselerasi pembangunan daerah. Kedua, “Peningkatan Ekonomi
Masyarakat Yang Berkeadilan“. Merupakan suatu tindakan yang mengedepankan
produktivitas dan nilai tambah bagi masyarakat, dengan menyediakantuntutan
kebutuhan dasar, membangkitkan etos kerja wirausaha, meningkatkan kinerjasektor
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
121
unggulan daerah, meningkatkan laju investasi, mengurangi pengangguran, serta
peningkatan infrastruktur ekonomi.
Perwujudan visi RPJMD Provinsi Gorontalo diarahkan dalam rangka
peningkatan angka IPM (HDI), peningkatan pertumbuhan ekonomi, pemerataan
pendapatan (Indeks Gini), penurunan angka kemiskinan, peningkatan kualitas
pelayanan SKPD dan peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan (Good
Governance).
Visi Pemerintah Propinsi di atassejalan dengan visi “Kabupaten Gorontalo
Gemilang Mewujudkan Masyarakat Madani”. TerminologiGemilang sebagai hasil
suatu pekerjaan hebat, luar biasa, yang menunjukkan kejayaan dan kemasyhuran yang
memberi dampak pada rakyat yaitu kesejahteraan dan kemadirian. Sedangkan
terminology Madani merupakan kondisi daerah/wilayah bernuansa kota yang
menjunjung tinggi hak-hak sipil, nilai, norma, dan hukum yg ditopang oleh penguasaan
iman, ilmu, dan teknologi yg berperadaban. Visi Indonesia 2019 dengan visi Kabupaten
Gorontalo 2021 memiliki koherensi yang kuat. Koherensi tersebut Nampak pada
terminologi visi kabupaten Gorontalo yang cenderung merujuk pada Visi Indonesia
dan merupakan turunan dari visi 2019. Dengan demikian tidak ada perbedaan antara
visi Pemerintah Propinsi dengan visi Pemerintah Kabupaten Gorontalo. Karena
keduanya memiliki sinkronisasi dan harmonisasi yang kuat, dengan penekanan bahwa
visi Kabupaten Gorontalo merupakan turunan dari visi Propinsi.
Prioritas pembangunanPropinsi Gorontalo hingga tahun 2017 difokuskan pada
substansi mendasar dari pembangunan untuk menciptakan kesejahteraan rakyat, yaitu:
a. Pendidikan
Prioritas pada peningkatan pelayanan pendidikan dasar, menengah dan atas, serta
memberikan subsidi pendidikan untuk memastikan anak usia sekolah dapat
melanjutkan pendidikannya dan kegiatan belajar mengajar dapat berjalan di seluruh
Desa dengan fasilitas dan jumlah guru yang memadai, juga diutamakan pada
pembangunan infrastruktur dan mutu pendidikan, serta pencapaian MDGs.
b. Kesehatan
Prioritas pada pemberian jaminan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin,
peningkatan pelayanan pos pelayanan terpadu, pusat kesehatan masyarakat
pembantu, dan pusat kesehatan masyarakat di tingkat kabupaten dan kota, serta
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam peningkatan pelayanan pos
kesehatan di tingkat Desa.
c. Percepatan pembangunan infrastruktur
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
122
Diarahkan pada pembangunan infrastruktur dasar, dukungan pelayanan
transportasi terpadu, energi, penataan permukiman, air bersih dan sanitasi melalui
pendekatan kawasan dan Kecamatan ber-IPM dibawah rata-rata IPM Provinsi.
d. Pengembangan Ekonomi Kerakyatan.
Membangun ekonomi kerakyatan diarahkan pada pengembangan sektor pertanian,
perkebunan, perikanan, kehutanan, peternakan, Koperasi dan UMKM serta
pariwisata melalui pemberdayaan kelompok usaha petani, peternak, nelayan,
perdagangan, serta usaha mikro dan kecil serta fasiliitasi terhadap akses Kredit
Usaha Rakyat (KUR) untuk melembagakan kegiatan produktif dan meningkatkan
pendapatan warga di tingkat Desa.
3. Telaah RPJMD Kota Gorontalo
Visi Kota Gorontalo 2014 – 2019, sebagaimana dalam RPJMD Kota Gorontalo
yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2014, adalah :
”Terwujudnya Masyarakat yang Berkualitas, Maju dan Sejahtera”.Visi ini
mengandung makna bahwa dalam periode waktu 20 tahun kedepan Kota Gorontalo
diharapkan masyarakatnya berkualitas, maju dengan tingkat kesejahteraan yang lebih
tinggi
Pernyataan visi di atas mengandung 3 (tiga) unsur penting yaitu
Pertama,“Masyarakat yang berkualitas”yang dimaknai bahwa capaian yang dapat
dilihat dari beberapa aspek yakni semakin tingginya tingkat pendidikan dan kualitas
kesehatan, ketaatan terhadap aturan hukum, tingkat partisipasi terhadap pembangunan
lebih tinggi, serta semakin menjunjung tinggi nilai-nilai luhur yang bersumber dari
agama dan budaya lokal.Kedua, “Masyarakat yang Maju”yang dimaknai bahwa
:memiliki penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK),Profesionalisme
dalam bekerja dan semakin ditunjang oleh ketersediaan infrastruktur kota yang lebih
memadai.Ketiga, “Masyarakat yang sejahtera”yang dimaknai bahwa :memiliki kondisi
kehidupan ekonomi dan sosial yang lebih aman dan terjamin dengan tingkat
pendapatan yang lebih tinggi, dan merata.
Dalam rangka perwujudan visi RPJMD Kota Gorontalo, maka ditetapkan 6
(enam) misi, yaitu :
a. Mewujudkan kesetaraan bagi masyarakat untuk memperoleh akses layanan
pendidikan, kesehatan dan layanan publik lainnya yang terjangkau dan berkualitas.
b. Penguatan daya saing kota sebagai pusat perdagangan dan jasa di Kawasan Teluk
Tomini
c. Penguatan kapasitas UMKM, Koperasi dan pengembangan Sektor Perekonomian
Primer lainnya
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
123
d. Reformasi Birokrasi yang berorientasi pada peningkatan tata kelola, kapasitas
organisasi pemerintah, dan kualitas sumber daya aparatur
e. Mengembangkan Kualitas Hidup masyarakat yang religius dan berbudaya
f. Meningkatkan Ketersediaan Infrastruktur yang handal di semua sektor publik
Dalam masa kampaye pemilihan Walikota Gorontalo dan Wakil Walikota
Gorontalo tahun 2014 -2019 terpilih mengusung program prioritas sebagai berikut :
a. Kartu sejahtera (program gratis dari lahir sampai mati)
e. Penataan birokrasi (konsep NPM)
f. Infrastruktur perkotaan
g. Pengembangan SDM dan IPTEK
h. Kawasan Ekonomi Kecamatan
i. Kawasan Cyber City dan Techno Park
j. Penguatan peran organisasi agama
4. Telaah RPJMD Kabupaten Gorontalo Utara
Visi Kabupaten Gorontalo Utara Tahun 2013 - 2018, sebagaimana tercantum
dalam RPJMD Kabupaten Gorontalo Utarasebagaimana ditetapkan dengan Peraturan
Daerah Nomor 19 Tahun 2014, adalah : “Mewujudkan Gorontalo Utara Yang
Sejahtera Maju Berkeadilan Dan Religius”. Visi Kabupaten Gorontalo Utara periode
2013-2018 sejatinya memiliki empat kata kunci, yaitu 1)kata Sejahtera yang dimaksud
terdiri dari dimensi lahir maupun batin. Sejahtera lahir diartikan terpenuhi segala
kebutuhan sandang, pangan dan papan, kebutuhan dasar di bidang pendidikan,
kesehatan dan tersedianya lapangan kerja.Sedangkan sejahtera batin diartikan sebagai
terpenuhinya kebutuhan rohaniah dan kehidupan keagamaan sesuai dengan keyakinan
masyarakat masing-masing dengan tingkat toleransi yang tinggi; 2) kata Maju,
menggambarkan pembangunan Kabupaten Gorontalo Utara dan kehidupan warga yang
dinamis, inovatif dan kreatif serta didukung ketersediaan prasarana dan sarana sebagai
bentuk perwujudan daerah yang maju; 3) kata Berkeadilan, mengandung makna
perwujudan kesamaan hak dan kewajiban dalam segala aspek kehidupan tanpa
membedakan latar belakang suku, agama, ras dan golongan; dan 4) kata Religius,
sejatinyamengandung makna terciptanya peningkatan pemahaman ajaran agama dan
pengamalan agamanya dalam tatanan kehidupan
Sesuai dengan harapan terwujudnya “Gorontalo Utara yang sejahtera, maju,
berkeadilan dan religius”, maka ditetapkan “Misi Pembangunan Kabupaten Gorontalo
Utara 2013-2018”. Ini ditujukan sebagai upaya dalam mewujudkan visi. Adapun misi
yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
124
a. Penyelengaraan tata kelola pemerintahan yang baik dan berwibawa dengan prinsip–
prinsip (good governance) dan (clean government).
b. Meningkatkan Kualitas SDM melalui penyelengaraan pendidikan yang berbasis
kompetensi dan berkarakter
c. Pengentasan Kemiskinan dan Penyedian Infrastruktur dasar yang strategis dan
berimbang dengan memperhatikan aspek tata ruang dan lingkungan
d. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah yang merata dan berkelanjutan serta
bertumpu pada pengembangan potensi ekonomi dan pengembangan iklim investasi
yang sehat
e. Meningkatkan nilai-nilai budaya adat istiadat yang religius
Secara umum strategi pembangunan Kabupaten Gorontalo Utara selama lima
tahun ke depan adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas dan kapasitas kinerja Pemerintah Daerah agar mampu
menjalankan kewajiban konstitusionalnya.
2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang berdaya saing.
3. Mendorong dan memfasilitasi berjalannya ekonomi kerakyatan yang berkualitas,
berkelanjutan, dan berpihak kepada masyarakat (afirmatif) Kabupaten Gorontalo
Utara.
Melalui ketiga strategi pembangunan diatas, diharapkan pembangunan yang
dilakukan secara konsisten dapat mencapai Visi dan Misi pembangunan Kabupaten
Gorontalo Utara. Adapun arah kebijakan pembangunan Kabupaten Gorontalo Utara
selama 5 (lima) tahun kedepan yaitu:
a. Arah Kebijakan Tahun Pertama (2014), di fokuskan pada upaya mengatasi berbagai
permaslahan pembangunan yang mendesak untuk segera ditangani berupa penataan
kembali semua aspek di segala bidang dengan menekankan pada upaya peningkatan
kualitas sumber daya manusia, kemampuan Iptek dan penguatan daya saing
perekonomian melalui upaya pembenahan birokrasi pemerintahan yang lebih baik,
akuntabel, transparan, serta penyelenggaraan pelayanan publik yang menjadi
prioritas yang akan ditangani dengan melakukan pendekatan pemberdayaan
masyarakat dengan mengedepankan pencapaian aspek penididkan dan kesehatan.
b. Arah Kebijakan Tahun Kedua (2015), merupakan lanjutan pembangunan tahun
pertama yang diarahkan pada aspek sosisal dan penguatan daya saing perekonomian
akan tetapi pada tahun kedua ini lebih berfokus pada pelayanan dasar yang
merupakan pemenuhan terhadap kesejahteraan masyarakat sehingga dapat
meningkatkan percepatan pembangunan Kabupaten Gorontalo Utara di tahun
pembangunan selanjutnya.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
125
c. Arah Kebijakan Tahun Ketiga (2016), dilaksanakan untuk memastikan
kesinambungan upaya-upaya yang telah dilaksanakan dalam periode tahun pertama
dan tahun kedua dengan tetap menekankan pada optimalisasi pelayanan pemerintah
daerah. Kebijakan pembangunan daerah lebih menekankan pada orientasi hasil di
lapangan berdasarkan kinerja aksi yang dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya.
Selanjutnya pada tahun ketiga, penanganan permasalahan pembangunan yang
mendesak terutama pada penanggulangan kemiskinan yang didukung oleh penguatan
ekonomi masayrakat melalui fasilitasi dan pelayanan yang lebih optimal menjadi
prioritas utama pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara.
d. Arah Kebijakan Tahun Keempat (2017), diarahkan pada perbaikan dan
penyempurnaan terhadap capaian pembangunan yang dilaksanakan pada tahun
sebelumnya. Selanjutnya di tahun ini juga pelaksanaan kebijakan program dan
kegiatan diarahkan pada upaya mensinergikan capaian pembangunan di masing-
masing bidang/ sektor agar terwujud pembangunan Kabupaten Gorontalo Utara yang
berkelanjutan secara fisik, sosial dan ekonomi.
e. Arah Kebijakan Tahun Kelima (2018), merupakan tahap konsolidasi untuk
memastikan terjadinya perubahan dan pencapaian sasaran pembangunan jangka
menengah daerah sesuai dengan target yang di tetapkan. Arah kebijakan
pembangunan di tahun ini di fokuskan pada sektor/ bidang yang masih perlu
ditingkatkan pencapaian hasil bedasarkan evaluasi terhadap capaian program
prioritas yang telah dilaksanakan selama empat tahun terakhir. Selain itu di tahun
kelima ini merupakan capaian pembangunan daerah yang menjadi dasar (baseline)
untuk penyusunan rencana dan kebijakan pembangunan pada periode ketiga
pelaksanaan RPJPD Kabupaten Gorontalo Utara.
a. ISU STRATEGIS
1. Isu Strategis Global
Isu strategis berdasarkan kondisi geoekonomi, geo politik dan lingkungan
global tetap akan menjadi tantangan sekaligus peluang dalam pelaksanaan
pemerintahan dan pembangunan di Indonesia. Isu-isu strategis tersebut antara lain dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a. Pertumbuhan ekonomi Dunia yang diramalkan masih lesu
International Monetary Fund IMF memperkirakan bahwa pertumbuhan
ekonomi dunia pada tahun 2016 hanya mencapai 3,4% dan 3,6% untuk 2017.
Prediksi pelambatan ekonomi global tahun 2016 dan 2017 merupakan ekses dari
krisis ekonomi global yang dimulai tahun 2015, diperkirakan krisis akan pulih nanti
pada tahun 2021. Hal ini terjadi antara lain disebabkan oleh ketimpangan,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
126
produktivitas rendah, populasi penduduk mengarah angkatan tua dan dampak krisis
finansial global, akan menahan laju pertumbuhan ekonomi dunia. Disamping itu
pelambatan pertumbuhan di negara-negara yang biasa disebut kekuatan ekonomi
baru (emerging economies) dan juga karena turunnya pertumbuhan ekonomi China,
yang diprediksi tumbuh masing-masing 6,3% dan 6% untuk tahun ini dan tahun
depan. Kondisi krisis global tersebut akan dirasakan oleh seluruh masyarakat di
Dunia, termasuk di Gorontalo yang dampaknya terasa pada pelemahan nilai tukar
rupiah, inflasi harga-harga. Apalagi ekonomi Gorontalo yang 80-90% tergantung
pada Belanja Pemerintah, khususnya didorong pengeluaran pemerintah yang
meliputi belanja pegawai dan belanja barang. Sedangkan Pembentukan modal teta
bruto atau investasi di sumbang melalui belanja modal pemerintah, di samping
investasi swasta. Sementara penetapan alokasi dalam penerimaan APBD dibangun
berdasarkan indicator-indikator makro ekonomi.
b. Pergeseran Pusat ekonomi dunia dari Eropa-Amerika ke kawasan Asia Pasifik
Pergeseran pusat ekonomi ke Asia Pasifik dengan kemunculan China sebagai
kekuatan ekonomi baru di dunia menjadi hal yang niscaya. Kebangkitan ekonomi
China diperkirakan mengakhiri sikap unilateralisme AS sebagai akibat ketiadaan
kekuatan baru yang mampu mengalahkan AS pasca runtuhnya komunisme Uni
Soviet.Pasar barang konsumsi Indonesia beberapa tahun terakhir ramai disesaki
produk impor dari sejumlah negara Asia, terutama China. Produk konsumsi asal
China sangat mudah ditemui, baik di pusat perbelanjaan modern maupun di pasar
tradisional sekalipun. Pesatnya pertumbuhan ekonomi China lebih nyata dapat
dilihat melalui ekspansi pasar besar-besaran. Amerika yang tak rela kehilangan pasar
potensialnya mengejar dominasi dengan cara membentuk aliansi kekuatan ekonomi
negara-negara di kawasan Asia Pasifik untuk bergabung dalam Trans Pacific
Partnership (TPP). Geostrategi Indonesia adalah memanfaatkan peluang pergeseran
pusat ekonomi dunia tersebut, dengan cara membangun melalui doktrin “Poros
Maritim”. Meskipun Kabupaten Gorontalo bukan menjadi jalur Tol Laut yang
merupakan program prestisius pemerintahan Jokowi dan JK dalam scenario Poros
Maritim tersebut, tetapi paling tidak dampak dari semua itu akan terasa oleh
masyarakat. Harapan akan suksesnya program Tol Laut akan berdampak pada harga-
harga barang di Daerah termasuk Kabupaten Gorontalo. Karena wilayah Gorontalo
merupakan daerah termahal ke 4 setelah Maluku Utara.
c. Food Security
Dunia masih dibayang-bayangi oleh krisis pangan. Pertumbuhan jumlah
penduduk yang berbanding terbalik dengan mengecilnya lahan-lahan pertanian
memunculkan ancaman serius berbentuk ketersediaan pangan untuk dikonsumsi.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
127
Pada saat yang bersamaan, anomaly iklim berbicara dan telah menimbulkan
runtuhnya ketersediaan pangan. Petani gagal memanen tanaman, produksi menjadi
berkurang, dan populasi yang membutuhkan pangan makin membesar. Sementara
konsumsi pangan untuk bio energy juga berjalan makin meningkat, sehingga
cadangan pangan bukan hanya diperuntukkan buat manusia tetapi juga harus berbagi
dengan mesin yang disuplai melalui bio energy. Permintaan pangan yang makin
meningkat adalah peluang bagi daerah-daerah agraris seperti Kabupaten Gorontalo.
Karena petani dapat mengambil peluang untuk memperlancar arus hasil pertanianya
ke pasar. Tetapi juga hal ini merupakan tantangan karena petani harus berhadapan
dengan anomaly iklim akibat global warming. Ketidakpastian produksi, seperti
adanya gagal panen tidak hanya merugikan bagi petani, melainkan juga bagi
masyarakat sebagai konsumen pangan. Kerawanan pangan semakin besar,
kelangkaan dan kompetisi pemanfaatan sumber daya (lahan dan air) pun terus
berlanjut, mengakibatkan produksi pangan semakin sulit.
d. Volatilitas Harga Minyak Dunia
Harga minyak dunia menunjukan volatilitas yang cenderung bervariasi antar
waktu (time varying) dan terus meningkat. Volatilitas harga minyak dunia tersebut
memberikan pengaruh yang berbeda-beda bagi setiap industri. Namun demikian,
volatilitas harga minyak dunia tersebut cenderung memberikan pengaruh negatif
terhadap kinerja sektor industri dan makroekonomi Negara termasuk daerah. Daya
tahan yang lebih baik terhadap shock volatilitas harga minyak dunia ditunjukan oleh
sektor industri yang cenderung memiliki keterkaitan yang kuat dengan sektor
pertanian seperti terjadi pada sektor industri makanan olahan dan industri pupuk dan
pestisida. Dampak kenaikan harga BBM terhadap sektor industry pengolahan akan
mempengaruhi struktur biaya produksi. Sementara itu terhadap rumah tangga,
kenaikan harga BBM cenderung akan cenderung menurunkan daya beli masyarakat.
Peningkatan dalam biaya produksi di satu sisi dan penurunan daya beli masyarakat
di sisi yang lain sebagai konsekuensi kenaikan harga BBM pada akhirnya akan
cenderung mendorong industri untuk melakukan pengurangan volume produksi dan
rasionalisasi (PHK) karyawan. Demikian halnya disaat terjadi penurunan harga
minyak dunia akan berdampak pada deflasi harga-harga.
e. Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean
Ciri utama Masyarakat Ekonomi Asean adalah: Pertama, negara-negara di
kawasan Asia Tenggara ini menjadi sebuah wilayah kesatuan pasar dan basis
produksi. Dengan terciptanya kesatuan pasar dan basis produksi maka akan
membuat arus barang, jasa, investasi, modal dalam jumlah yang besar, dan skilled
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
128
labour menjadi tidak ada hambatan dari satu negara ke negara lainnya di kawasan
Asia Tenggara.
Kedua, MEA membentuk diri sebagai kawasan ekonomi dengan tingkat
kompetisi yang tinggi, yang memerlukan suatu kebijakan yang meliputi competition
policy, consumer protection, Intellectual Property Rights (IPR), taxation, dan E-
Commerce. Dengan demikian, dapat tercipta iklim persaingan yang adil; terdapat
perlindungan berupa sistem jaringan dari agen-agen perlindungan konsumen;
mencegah terjadinya pelanggaran hak cipta; menciptakan jaringan transportasi yang
efisien, aman, dan terintegrasi; menghilangkan sistem Double Taxation, dan;
meningkatkan perdagangan dengan media elektronik berbasis online. Ketiga, MEA
menjadi sebagai kawasan yang memiliki perkembangan ekonomi yang merata,
dengan memprioritaskan pada Usaha Kecil Menengah (UKM). Kemampuan daya
saing dan dinamika UKM akan ditingkatkan dengan memfasilitasi akses mereka
terhadap informasi terkini, kondisi pasar, pengembangan sumber daya manusia
dalam hal peningkatan kemampuan, keuangan, serta teknologi. Keempat, MEA
terintegrasi secara penuh terhadap perekonomian global.
Dengan dengan membangun sebuah sistem untuk meningkatkan koordinasi terhadap
negara-negara anggota. Selain itu, akan ditingkatkan partisipasi negara-negara di
kawasan Asia Tenggara pada jaringan pasokan global melalui pengembangkan paket
bantuan teknis kepada negara-negara Anggota ASEAN yang kurang berkembang.
Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kemampuan industri dan produktivitas
sehingga tidak hanya terjadi peningkatkan partisipasi mereka pada skala regional
namun juga memunculkan inisiatif untuk terintegrasi secara global.
Pada keempat perspektif itulah masyarakat Kabupaten Gorontalo sebagai
entitas dari Asean, akan turut berperan sebagai pasar sekaligus produsen, kawasan
kompetetif, kawasan yang dinamis, dan terintegrasi dengan ekonomi global.
2. Isu Strategis Nasional
Beberapa isu strategis nasional sebagaimana tercantum dalam Buku I RPJMN
2014 -2019, menjadi perhatian dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Gorontalo,
sebagaimana berikut :
a. Stabilitas Politik dan Keamanan
Tantangan utama stabilitas sosial dan politik adalah memelihara kebhinnekaan
Indonesia agartetap menjadi faktor yang ginspirasi, memperkaya dan menguatkan
Indonesia dalam mencapai visi pembangunan nasional. Tantangan lainnya, adalah
meningkatkan kesadaran kolektif masyarakat akan bahaya terorisme bagi kehidupan
berangsa dan bernegara, dan meningkatkan kesiapsiagaan lembaga-lembaga
pemerintah maupun masyarakat dalam menghadapi terorisme.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
129
b. Tata Kelola: Birokrasi Efektif dan Efisien
Kualitas tata kelola pemerintahan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang
optimal untuk mendukung keberhasilan pembangunan dan peningkatan daya saing
nasional. Dalam kaitan ini tantangan utamanya adalah meningkatkan integritas,
akuntabilitasefektifitas, dan efisiensi birokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan, dan pelayanan publik.
c. Pemberantasan Korupsi
Korupsi sangat menghambat efektivitasmobilisasi dan alokasi sumber daya
pembangunan bagi pengentasankemiskinan dan pembangunan infrastruktur.
Tantangan utama untuk melaksanakan pemberantasan korupsadalah bagaimana
mengefektifkan penegakan hukum dan bagaimana mengoptimalupaya pencegahan
tindak pidana korupsi dengan meningkatkefektifitas reformasi birokrasi serta lebih
meningkatkan kepeduliandan keikutsertaan masyarakat luas melalui pendidikan
antikorupsi bagibagi masyarakat luas.
d. Pertumbuhan Ekonomi
Pada tahun 2013, pendapatan perkapita Indonesia telah mencapai USD 3.500 yang
menempatkan Indonesia berada pada lapis bawah negara-negara berpenghasilan
menengah. Tujuan pembangunan nasional adalah mencapai kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat sedengan negara maju (high income). Pada saat yangsama,
batas antarnegara berpenghasilan rendah dan negara berpengasilan tinggi juga
bergerak karena perekonomian global juga tumbuh. Agar Indonesia mampu menjadi
negara berpendapatan tinggi, tentu memerlukanpertumbuhan yang lebih tinggi dari
pertumbuhan global.
e. Percepatan Pemerataan dan Keadilan
Ketimpangan pembangunan dan hasil-hasil pembangunanmenggambarkan masih
besarnya kemiskinan dan kerentanan. Hal ini dicerminkan oleh angka kemiskinan
yang turun melambat dan angka penyerapan tenaga kerja yang belum dapat
mengurangi pekerja rentan secara berarti.
Tiga kelompok rumah tangga yang diperkira-kan berada pada 40 persen penduduk
berpendapatan terbawah adalah: (1)angkatan kerja yang bekerja tidak penuh
(underutilized) terdiri dari penduduk yang bekerja paruh waktu (part time worker),
termasuk di dalamnya adalah rumah tangga nelayan, rumah tangga petani berlahan
sempit, rumah tangga sektor informal perkotaan, dan rumah tangga buruh perkotaan;
(2) usaha mikro kecil termasuk rumah tangga yang bekerja sebagai pekerja keluarga
(unpaid worker); dan (3) penduduk miskin yang tidak memiliki aset maupun
pekerjaan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
130
f. Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
Dengan MEA 2015, ASEAN akan menjadi pasar tunggal dan satu kesatuan bs
produksi, sehingga akan terjadi aliran bebas barang,jasa, investasi, modal, dan
tenaga kerja terampilantarnegara ASEANHal ini merupakan peluang sekaligus
tantangan yang perlu disikapi oleh Indonesia secara cermat dan terintegrasi.
Kesiapan Indonesia perlu dilakukan di segala bidang secara menyeluruh, baik di
tingkat pusat maupun di tingkat daerah.
Edukasi masyarakat tentangpeluang MEA 2015, peningkatan daya saing
perekonomian nasional dan daerah, serta peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga
kerjaIndonesia akan menjadi aset berharga bagi Indonesia untuk meraihkeberhasilan
MEA 2015 bagi kepentingan pembangunan nasional
g. Agenda pembangunan Pasca MDGs 2015 (SDGs) dan Perubahan Iklim
Beberapa fokus dalam SDG yang akan memberi warna penting dalam Agenda
Pembangunan Pasca 2015 adalah bahwa:
1) Pembangunan manusia seperti kemiskinan, kelaparkekurangan gizi,
pembangunan kesehatan, pendidikan dan kesetaraan gender yang sangat
mewarnai mdgs akan tetap dilanjutkan
2) Pemenuhan akses masyarakat terhadap air dan sanitasi tetap menjadi isu penting,
dan akses terhadap energi merupakan fokus baru yang ditambahkan
3) Untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan merupakan isu baru yang akan
difokuskan pada pertumbuhan ekonomi yang terjaga dan inklusif, serta
industrialisasi yang berkelanjutan dan pembangunan hunian dikota berkelanjutan
yang secara keseluruhannya disertai dengan penerapan pola produksi dan
konsumsi berkelanjutan
4) Pembangunan lingkungan yang tercermin pada fokus mitigasi kepada perubahan
iklim, konservasi sumberdaya alam dan perperlindungan ekosistem serta
keanekaragaman hayati
h. Indonesia mempunyai peluang untuk dapat menikmati ‘bonus demografi’ pada
Tahun 2028 dan 20131
Indonesia mempunyai peluang untuk dapat menikmati ‘bonus demografi’, yaitu
percepatan pertumbuhan ekonomi akibat berubahnya struktur umur penduduk yang
ditandai dengan menurunnya rasio ketergantungan (dependency ratio) penduduk
non-usia kerja kepada penduduk usia kerja. Perubahan struktur ini
memungkinkanbonus demografi tercipta karena meningkatnya suplai angkatan
kerj(labor supply), tabungan (saving), dan kualitas sumber daya manusia (human
capital). Di Indonesia, rasio ketergantungan telah menurun dan melewati batas di
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
131
bawah 50 persen pada tahun 2012 danmencapai titik terendah sebesar 46,9 persen
antara tahun 2028 dan 2031.
i. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia
Sumber Daya manusia (SDM) adalah modal utama dalam pembangunan nasional.
Oleh karena itu kualitas sumber daya manusia perlu terus ditingkatkan sehingga
mampu memberikan daya saing yang tinggi yang antara lain ditandai dengan
meningkatnya IndeksPembangunan Manusia (IPM), Indeks Pembangunan Gender
(IPG), dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG), yang dicapai melaluipengendalian
penduduk, peningkatan taraf pendidikan, dan peningkatan derajat kesehatan dan gizi
masyarakat.
j. Kesenjangan Antar Wilayah
Selama 30 tahun (1982-2012) kontribusi PDRB Kawasan Barat Indonesia (KBI),
yang mencakup wilayah Sumatera, Jawa, dan Bali sangat dominan, yaitu sekitar 80
persen dari PDB, sedangkan peran Kawasan Timur Indonesia (KTI) baru sekitar 20
persen.Kesenjangan antarwilayah juga dapat dilihat dari masih terdapatnya 122
kabupaten yang merupakan daerah tertinggal.Di samping itu juga terdapat
kesenjangan antara wilayah desa dan kota.
k. Globalisasi Nilai-Nilai Budaya Tidak Dapat Dihindarkan
Pengaruh perkembangan teknologiinformasi yang dapat menembus dan
menyingkirkan sekat - sekat geografi. Internet dan media sosial tidak saja
memudahkan komunikasi antar masyarakat di tingkat global, regional dan nasional,
tetapi juga memicu perubahan paradigma dalam politik, ekonomi
danpengembangilmu pengetahuan dan budaya yang melampaui batasan
kebangsaannya.
3. Isu Strategis Regional Provinsi Gorontalo
Berdasarkan dokumen RPJMD Provinsi Gorontalo Tahun 2012 – 2017, terdapat
beberapa isu strategis pada tingkatan regional Provinsi Gorontalo, sebagaimana berikut:
a. Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia (Pendidikan Dan Kesehatan)
Kondisi ini ditandai dengan rendahnya Indeks Pembangunan Manusia
(perhitungan baru IPM) Provinsi Gorontalo di Indonesia Tahun 2014 sebesar 65,17
poin yang masih dibawah rata-ratanasional (68,90) dan berada pada kategori sedang
(>60 - <70)dengan peringkat ke 29 . Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan
manusia di Provinsi Gorontalo hingga tahun 2014 masih jauh tertinggal dibanding
pembangunan manusia di sebagian besar provinsi se-Indonesia. Pada tataran
Regional Sulawesi, IPM Gorontalo menempati urutan ke-4 setelah Sulawesi Utara,
Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
132
Dalam konteks Provinsi Gorontalo, angka IPM kabupaten dan kota hanya
Kota Gorontalo (74,97) yang masuk dalam kategori tinggi menurut skala
internasional (IPM > 70 - < 80). Kota Gorontalo tercatat sebagai daerah yang IPM
tertinggi se-Provinsi Gorontalo yang mencapai 74,97 pada tahun 2014. Kemudian
diikuti oleh Kabupaten Bone Bolango sebesar 66,03 dan berikutnya secara berturut-
turut adalah Kabupaten Gorontalo (62,90), Kabupaten Boalemo (62,18), Kabupaten
Gorontalo Utara (61,92) dan terakhir Kabupaten Pohuwato (61,74)
b. Pertumbuhan Ekonomi Melalui Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan Belum
Optimal
Walaupun pertumbuhan ekonomi Gorontalo diatas rata-rata nasional namun
masih bertumpu pada sektor primer pertanian yang walaupun pertumbuhannya tinggi
namun relative belum memberi pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan
ekonomi masyarakat secara langsung, sehingga diharapkan kedepan berangsur –
angsur beralih kesektor sekunder Industri, perdagangan dan jasa. Rendahnya nilai
tambah dari produktivitas perekonomian masyarakat sebagai akibat dari rendahnya
penguasaan teknologi dan keterampilan terutama teknologi tepat guna, kurangnya
permodalan, serta akses pasar yang kurang, sehingga ekspor keluar daerah masih
berupa bahan mentah.
Guna mengatasi kesenjangan dan mempercepat pembangunan perekonomian
daerah, terutama untuk mendorong penyebaran industri ke daerah, maka salah satu
langkah terobosan yang akan dilakukan adalah pengembangan kawasan industri
yang berbasis pada kompetensi inti daerah. Kawasan industri terpadu Gorontalo
yang berada pada Kawasan Strategis Provinsi akan didorong menjadi Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK) Gorontalo – Paguyaman-Kwandang (GOPANDANG).
Pertimbangan dalam mengembangkan KEK adalah menyediakan suatu kawasan
yang memiliki fungsi ekonomi dimana salah satu fungsiekonomi tersebut adalah
zona industri yang menghasilkan produk-produk akhir berkualitas ekspor
c. Pembangunan Infrastruktur Belum Memadai.
Kondisi wilayah geografis Gorontalo yang luas dan tidak meratanya
penyebaran penduduk terutama pada daerah – daerah wilayah perdesaan, daerah
perdalaman dan terpencil sekaligus sebagian dari penyebab terjadinya kesenjangan
pembangunan dan belum memadainya aksesibilitas dan jangkauan pelayanan
terhadap sarana dan prasarana infrastruktur antardaerah seperti transportasi, irigasi,
perumahan dan pemukinan, telekomunikasi serta kelistrikan.
d. Reformasi Birokrasi, Penegakkan Supremasi Hukum dan HAM Belum
Optimal
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
133
Upaya mewujudkan pemerintahan yang efektif, efesien dan akuntabel masih
menghadapi beberapa permasalahan dan diperlukan penanganan secara mendasar,
terencana dan sistematis, saat ini kelembagaan pemerintah daerah baik dari aspek
struktur maupung fungsi kelembagaan belum efektif dan efesien sehingga kualitas
pelayanan publik belum optimal, disamping itu rendahnya citra dan kinerja aparatur
pemerintah daerah dalam penyelenggaraan tugas pemerintahan, pembangunan dan
kemasyarakatan yang didasari filossofi good governance, hal ini akibat penerapan
ketatalaksanaan (manajemen) pemerintahan belum professional dan belum memiliki
indicator dan pola yang jelas.
Dari sisi hukum masih dirasakan budaya hukum masyarakat masih rendah
sebagai akibat dari rendahnya pemahaman, kesadaran dan ketaatan hukum
masyarakat serta kepastian dan keadilan hukum masih rendah dan belum merata,
selain itu masih dirasakan kurangnya system koordinasi dan kerjasama fungsional
penegakkan serta penyerasian tugas-tugas antara semua unsure aparatur pemerintah
daerah dibidang pembinaan tertib hukum dalam rangka usaha terselenggaranya
ketertiban dan kepastian hukum masyarakat.
Adanya aspirasi rakyat yang berkembang berkaitan dengan rentang kendali
pemerintahan khususnya pemekaran wilayah kabupaten menyangkut situasi dan
kondisi empiris dari geografis, ekonomis dan sosial politis Kabupaten/Kota yang
ingin memekarkan diri. Adapun isu pemekaran wilayah yang mengemuka di
sejumlah kabupaten khususnya menyangkut usulan pemekaran wilayah yang akan
diusulkan yaitu Usulan Kabupaten Gorontalo terbagi tiga menjadi Kabupaten
Gorontalo Barat, Kabupaten Panipi Raya dan Kabupaten Boliyohuto.
e. Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Lingkungan dan Berkelanjutan
Permasalahan pemanfaatan sumberdaya alam hingga saat ini yang tidak
memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidup mengakibatkan daya dukung
lingkungan menurun dan ketersediaan sumberdaya alam semakin menipis.
Penurunan kualitas sumberdaya alam ditunjukan dengan tingkat eksploitasi hutan
yang semakin marak, akibat terjasinya pembalakan liar, penambangan liar, rusaknya
wilayah laut akibat penangkapan ikan yang melanggar dan merusak, selain itu
meningkatnya konservasi hutan alam dan meluasnya alih fungsi lahan pertanian dan
tambak untuk kegiatan ekonomi lainnya dan perumahan.
4. Isu Strategis Kabupaten Gorontalo
Untuk menetapkan tujuan dan sasaran pembangunan daerah dalam kurun waktu
lima tahun ke depan, perlu dilakukan analisa lingkungan yang mempertimbangkan
seluruh faktor lingkungan internal yang terdiri atas kekuatan dan kelemahan, serta
faktor lingkungan eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman yang dihadapi oleh
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
134
Pemerintah Kabupaten Gorontalo.Untuk dapat menentukan isu strategis, perlu
dirumuskan kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan
ancaman (theats) sebagai berikut:
a. Kemiskinan
Problem utama yang sangat mendesak untuk diselesaikan oleh pemerintah daerah
tahun 2016-2021 dengan prosentase penduduk miskin tertinggi di Propinsi
Gorontalo, maka perlu meredesain kebijakan penanggulangan kemiskinan ke arah
yang lebih fokus, terukur, pasti dan holistik. Hasil deteksi terkait konsentrasi
penduduk miskin berada pada lapangan kerja sektor pertanian sub sektor tanaman
pangan. Hal ini ditunjukan oleh oleh nilai tukar petani yang < 100. Maka, kebijakan
di sub sektor ini perlu di kembangkan pada upaya-upaya nyata.
b. Pengangguran
Disamping kemiskinan, masalah serius yang dihadapi oleh Kabupaten Gorontalo
adalah masih tingginya angka pengangguran > 4%. Persoalan pengangguran sangat
terkait dengan akses lapangan kerja, keterampilan dan keahlian pencari kerja,
sementara akses sangat ditentukan oleh besarnya investasi. Pertumbuhan investasi
yang cenderung kecil seperti di alami Kabupaten menghasilkan efek pada
penyerapan tenaga kerja. Kedepan hal ini akan menjadi salah satu agenda penting
kebijakan Kabupaten Gorontalo.
c. Indeks gini ratio cukup tinggi
Kesenjangan antara kaya dan miskin yang digambarkan melalui angka indeks gini
sangat tinggi > 0.45 pada tahun 2015. Angka tersebut menunjukan masih lebarnya
slope antara kaya dan miskin di Kabupaten.
d. Indeks Pembangunan Manusia
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Gorontalo cenderung rendah, jika
dibandingkan dengan daerah mekaran seperti Kabupaten Bone Bolango, disampng
Kota Gorontalo. IPM Kabupaten Gorontalo hanya berada di urutan ke 3 diantara
kab./kota se-Gorontalo. Hal ini menunjukan bahwa tanggung jawab pemerintah
kedepan sangat berat untuk meningkatkan angka IPM yang merupakan komposit
dari pembangunan pendidikan, kesehatan dan ekonomi.
e. Angka Kematian Ibu
Tingginya angka kematian ibu menunjukan bahwa besarnya tanggung jawab
peemerintah dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Daerah. Karena
angka kematian Ibu merupakan salah satu indicator kinerja utama sector kesehatan
yang drive oleh pemerintahan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
135
f. Kemandirian Fiskal Daerah
Seperti halnya daerah lain di Propinsi Gorontalo, Kabupaten Gorontalo memiliki
kemandirian fiscal daerah yang relative kecil. Ukuran kemandirian adalah Nampak
pada rasio antara Pendapatan Asli Daerah dengan Dana Perimbangan. Kondisi
nyata menunjukan Pendapatan Asli Daerah lebih kecil disbanding dengan
pendapatan daerah yang bersumber dari dana perimbangan. Kedepan, upaya-upaya
nyata terkait dengan income generating melalui sumber-sumber Pendapatan Asli
Daerah menjadi salah sati focus kebijakan. Meskipun di satu sisi, fenomena
resentralasasi di Indonesia telah memperkecil ruang gerak pemerintah untuk
melakukan intensifikasi dan extensifikasi penerimaan.
g. Belum terpenuhinya pencapaian SPM
Fungsi-fungsi pemerintahan (daerah) dapat digolongkan dalam 4 kelompok
yaitu : penyediaan pelayanan, pengaturan, pembangunan, dan perwakilan.
Fungsi penyediaan pelayanan-pelayanan berorientasi pada lingkungan dan
kemasyarakatan. Pelayanan lingkungan mencakup antara lain jalan-jalan
daerah, penerangan jalan, pembuangan sampah, saluran air limbah,
pencegahan banjir, pemeliharaan taman dan tempat rekreasi. Selain itu
pelayanan medik dan kesehatan juga merupakan pelayanan minimal disamping
sarana dan pendidikan. Hampir seluruh fungsi tersebut belum menunjukan
pencapaian standar pelayanan minimum.
h. Pencapaian SDGs
MDGs di Kabupaten Gorontalo masih menyisakan pekerjaan yang berat dan
jumlahnya banyak. Kegagalan dalam pencapaian indikator MDGs di Kabupaten
Gorontalo, mengartikan bahwa pekerjaan tersisa yang harus dituntaskan melalui
capaian SDGs menjadi lebih besar. Karena beberapa indicator dalam MDGs tidak
tercakup kedalam indikator SDGs.
i. Reformasi birokrasi.
Persoalan yang cukup serius untuk menjadi agenda penting diselesaikan pada
kepemimpinan mendatang adalah melaksanakan Reformasi Birokrasi. Fokus
reformasi pada cultural sett, mind sett dan system sett. Pada asepek cultural sett
adalah terkait dengan budaya kerja yang masih berorientasi input (anggaran,
kehadiran) dan belum pada orientasi output (luaran) dan outcome (hasil). Pada
asepek mid sett yang sangat mendesak dirubah adalah pengetahuan, pemahaman,
dan daya tanggap serta tanggung jawab pada tugas. Persoalan kuncinya adalah
masih rendahnya komitmen ASN terhadap tugas dan tanggung jawab. Sedangkan
pada system sett hal yang paling mendasar di rubah adalah pada pola rekrutmen
jabatan yang menganut spoil system (pendekatan kerabat dekat, keluarga, dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016
136
senioritas). Sementara merit system pola rekrutmen berdasarkan prestasi,
kapabilitas, dan reputasi kinerja belum diterapkan sepenuhnya.
Berdasarkan analisis di atas, maka dapat disampaikan keterkaitan antara isu
strategis Nasional, Regional Propinsi dan Lokal Kabupaten Gorontalo sebagai
berikut.
Tabel 4.7
Keterkaitan Isu Strategis
Isu Strategis
Nasional Propinsi Gorontalo Kabupaten Gorontalo
Stabilitas Politik dan Keamanan
Kualitas dan Daya Saing Sumber
Daya Manusia (Pendidikan Dan
Kesehatan)
Kemiskinan
Tata Kelola: Birokrasi Efektif dan Efisien
Pertumbuhan Ekonomi Melalui
Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan
Belum Optimal
Pengangguran
Pemberantasan Korupsi Pembangunan Infrastruktur Belum
Memadai
Indeks gini ratio cukup
tinggi
Pertumbuhan Ekonomi
Reformasi Birokrasi, Penegakkan
Supremasi Hukum dan HAM Belum
Optimal
Indeks Pembangunan
Manusia
Percepatan Pemerataan dan Keadilan
Pengelolaan Sumber Daya Alam
Berbasis Lingkungan dan
Berkelanjutan
Angka Kematian Ibu
Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA)
Kemandirian Fiskal
Daerah
Agenda pembangunan Pasca MDGs 2015 (SDGs)
dan Perubahan Iklim
Belum terpenuhinya
pencapaian SPM
Indonesia mempunyai peluang untuk dapat
menikmati ‘bonus demografi’ pada Tahun 2028
dan 20131
Pencapaian SDGs
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Reformasi birokrasi
Kesenjangan Antar Wilayah
Globalisasi Nilai-Nilai Budaya Tidak Dapat
Dihindarkan
Sumber : Hasil Analisis Tim RPJMD Kabupaten Gorontalo 2016