24
A. PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DAERAH Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap expectation” antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan serta antara target yang ingin dicapai dimasa datang dengan kondisi riil saat perencanaan dibuat. Potensi permasalahan pembangunan daerah pada umumnya muncul dari kekuatan yang belum dimanfaatkan secara optimal, kelemahan yang diabaikan, peluang yang disepelekan, dan ancaman yang tidak diantisipasi. Proses identifikasi permasalahan pembangunan daerah dilaksanakan melalui serangkaian tahapan. Dimulai dari identifikasi permasalahan menurut SKPD, kemudian dikelompokan berdasarkan fungsi dan urusan pemerintahan sesuai Undang-Undang No 23 Tentang Pemerintahan Daerah, dianalisis dengan menggunakan teknik pengukuran untuk menentukan prioritas permasalahan strategis, pengelompokan isu strategis prioritas berdasarkan misi dan terakhir pengurutan daftar isu strategis. Metode yang digunakan dalam identifikasi isu strategis adalah Focus Group Discussion & Indepth Interview, analisa data pembangunan, pengukuran prioritas beradasarkan Magnitude (dampak), Degree of Urgency (derajat kegentingan), dan Do able (kewenangan). Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal Pasal 12 ayat (1) sampai (3), maka permasalahan dapat dikelompokkan berdasarkan pembagian fungsi dan urusan pemerintahan daerah yang terdiri dari urusan konkuren wajib dan pilihan. Sedangkan Konkuren wajib terdiri dari wajib pelayanan dasar dan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar. Uraian lebih rinci terkait dengan permasalahan berdasarkan urusan tersebut dijelaskan sebagai berikut : 1. Kelompok Permasalahan berdasarkan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar. Kelompok permasalahan ini meliputi: Pendidikan, Kesehatan, Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman, Ketenteraman, Ketertiban Umum, Dan Pelindungan Masyarakat, dan Sosial. Uraian selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap …eplanningkabgor.id/rpjmd/4. BAB IV Final Section.pdfProses identifikasi permasalahan pembangunan daerah dilaksanakan melalui serangkaian

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap …eplanningkabgor.id/rpjmd/4. BAB IV Final Section.pdfProses identifikasi permasalahan pembangunan daerah dilaksanakan melalui serangkaian

A. PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DAERAH

Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap expectation” antara kinerja

pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan serta antara target yang

ingin dicapai dimasa datang dengan kondisi riil saat perencanaan dibuat. Potensi

permasalahan pembangunan daerah pada umumnya muncul dari kekuatan yang belum

dimanfaatkan secara optimal, kelemahan yang diabaikan, peluang yang disepelekan, dan

ancaman yang tidak diantisipasi.

Proses identifikasi permasalahan pembangunan daerah dilaksanakan melalui

serangkaian tahapan. Dimulai dari identifikasi permasalahan menurut SKPD, kemudian

dikelompokan berdasarkan fungsi dan urusan pemerintahan sesuai Undang-Undang No 23

Tentang Pemerintahan Daerah, dianalisis dengan menggunakan teknik pengukuran untuk

menentukan prioritas permasalahan strategis, pengelompokan isu strategis prioritas

berdasarkan misi dan terakhir pengurutan daftar isu strategis. Metode yang digunakan

dalam identifikasi isu strategis adalah Focus Group Discussion & Indepth Interview,

analisa data pembangunan, pengukuran prioritas beradasarkan Magnitude (dampak),

Degree of Urgency (derajat kegentingan), dan Do able (kewenangan).

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah Pasal Pasal 12 ayat (1) sampai (3), maka permasalahan dapat

dikelompokkan berdasarkan pembagian fungsi dan urusan pemerintahan daerah yang

terdiri dari urusan konkuren wajib dan pilihan. Sedangkan Konkuren wajib terdiri dari

wajib pelayanan dasar dan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar. Uraian

lebih rinci terkait dengan permasalahan berdasarkan urusan tersebut dijelaskan sebagai

berikut :

1. Kelompok Permasalahan berdasarkan Urusan Pemerintahan Wajib yang

berkaitan dengan Pelayanan Dasar.

Kelompok permasalahan ini meliputi: Pendidikan, Kesehatan, Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang, Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman, Ketenteraman,

Ketertiban Umum, Dan Pelindungan Masyarakat, dan Sosial. Uraian selengkapnya

dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 2: Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap …eplanningkabgor.id/rpjmd/4. BAB IV Final Section.pdfProses identifikasi permasalahan pembangunan daerah dilaksanakan melalui serangkaian

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

114

Tabel 4.1

Permasalahan Urusan Pemerintahan Wajib Layanan Dasar

Urusan Wajib

Dasar Permasalahan

Pendidikan

Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar belum terpenuhi

Kreatifitas Guru masih minim

Pengelolaan Anggaran pendidikan belum efektif

Keterbukaan Informasi, Akuntabilitas Publik penyelenggaraan pendidikan perlu

Penguatan

Manajemen Pendidik dan tenaga kependidikan perlu penataan

Kualitas Output Pendidikan rendah

Posisi UPTD di bawah Diknas yang belum berperan optimal

Penegakan Perda belum optimal

Partisipasi DUDI ke pendidikan minim

Pemanfaatan Data Kependudukan dalam pelayan pendidikan belum diimplementasikan

Regulasi nasional terkait dengan pendidikan yang masih berubah-ubah

Kesehatan

Standar Pelayanan Minimal Kesehatan Belum Terpenuhi

Akuntabilitas dan tranparasi manajemen kelembagaan RS belum dilakukan

Rasio tenaga kesehatan dengan fasilitas kesehatan masih minim

Kelembagaan unit pelayanan kesehatan masyarakat kurang berfungsi secara optimal

Regulasi lokal untuk mengatur masalah-masalah kesehatan belum ada

Kualitas pelayanan RS jauh dari tingkat kepuasan masyarakat

Standarisasi pelayanan kesehatan dasar belum terpenuhi secara maksimal

Proporsi anggaran untuk promotif dan preventif dibandingkan dengan kuratif belum

seimbang

Sistim pelayanan belum berbasis pada data kependudukan yang up to date

Belum ada perlindungan terhadap pasien yang mengalami maalpraktek

Kerjasama dengan Dunia Usaha dan Industri belum melembaga

Pekerjaan Umum

dan Penataan

Ruang,

Perumahan

Rakyat dan

Kawasan

Pemukiman

Tenaga teknis (Background Teknik Sipil, Arsitek, Planologi) sangat minim sebagai

dampak kebijakan moratorium PNS)

Cakupan jangkauan pemenuhan air bersih belum tuntas

Luas jalan dalam kondisi buruk masih berkisar pada angka 70% rusak ringan dan berat

Pemanfaatan ruang berdasarkan peruntukan belum dilaksanakan

Kewenangan pemerintah daerah kabupaten terkait dengan Irigasi terbatas

Pengembangan Laboratorium Sipil belum dilakukan (potensial untuk pembentukan

science park)

Kondisi sanitasi pemukiman masih banyak yang termasuk dalam kategori resiko tinggi

Pembangunan rumah layak huni belum memenuhi target kebutuhan masyarakat

Jaringan drainase belum tertata dengan baik dan terkoneksi dengan saluran sekunder

Ketenteraman,

Ketertiban

Umum, Dan

Pelindungan

Masyarakat

Dokumen rencana contingency disaster belum ada (pra bencana, Penanggulangan, tahap

rekonstruksi, rehabilitasi pasca bencana)

Manajemen kebakaran tidak memenuhi standar pelayanan minimal penanggulangan

kebakaran

Tata kelola proses recovery Pasca bencana lemah

Manajemen Penanganan bencana belum optimal

SPM Polisi Pamong Praja belum dilaksanakan

Sosial

Basis data terpadu Kemiskinan dan kepesertaan PMKS belum ada

Pelaksanaan tugas-tugas tanggap darurat terkendala dengan plafon anggaran dan sarana

yang memadai

Manajemen PKH belum optimal

Upaya-upaya penertiban penyandang masalah sosial yang beroperasi di tempat-tempat

umum belum intensif dilaksanakan

Organsasi sosial berbasis partisipasi masyarakat dalam penanganan masalah sosial belum

kuat

Penanganan KAT belum optimal

Sumber: Analisis Hasil FGD dengan SKPD se Kabupaten Gorontalo 2016

Page 3: Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap …eplanningkabgor.id/rpjmd/4. BAB IV Final Section.pdfProses identifikasi permasalahan pembangunan daerah dilaksanakan melalui serangkaian

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

115

2. Kelompok Permasalahan Berdasarkan Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak

berkaitan dengan Pelayanan Dasar.

Kelompok permasalahan ini meliputi: tenaga kerja, pemberdayaan perempuan dan

pelindungan anak, pangan, pertanahan, lingkungan hidup, administrasi kependudukan

dan pencatatan sipil, pemberdayaan masyarakat dan Desa, pengendalian penduduk dan

keluarga berencana, perhubungan, komunikasi dan informatika, koperasi, usaha kecil,

dan menengah, penanaman modal, kepemudaan dan olah raga, statistik, persandian,

kebudayaan, perpustakaan dan kearsipan. Uraian persamalahan tersebut selengkapnya

dapat dilihat pada table berikut.

Tabel 4.2

Permasalahan Urusan Pemerintahan Wajib Bukan Pelayanan Dasar

Urusan Permasalahan

Tenaga Kerja

Belum adanya rencana makro dan mikro ketenaga kerjaan beserta tindak

lanjutnya

Jumlah pengangguran di Kabupaten Gorontalo mengalami peningkatan

Pemberdayaan

Perempuan Dan

Pelindungan Anak

Perencanaan dan penganggaran yang responsif gender belum maksimal

Belum optimalnya pengembangan Kota Layak Anak

Minimnya ketersediaan data pilah gender dan anak

Pengendalian Penduduk

dan Keluarga Berencana Angka kelahiran total (TFR) masih cukup tinggi (2,57% Susenas 2013)

Pangan

Ketersediaan Pangan Belum Optimal (CPP dan CPM belum dikelola dengan baik

Restorasi pangan lokal belum dilakukan

Analisa Neraca Pangan Daerah belum ada

Lingkungan Hidup

Cakupan RTH belum mencapai proporsi ideal

Blue Print (White book) sanitasi sebagai dokumen perencanaan berikut RAD

(rencana aksi daerah) belum ditindaklanjuti

Akses pasar terhadap produk (3R) belum terfasilitasi oleh pemerintah daerah

SPM LH pengelolaan sampah baru terpenuhi untuk 3 wilayah

Administrasi

Kependudukan Dan

Pencatatan Sipil

SOP Pelayanan Informasi Data Kependudukan belum disusun dan diterapkan

Kualitas dan kuantitas SDM terampil minim

Pendayagunaan data kependudukan belum dilakukan, terkendala dengan data

yang belum terdokumentasi sesuai permendagri nomor 68 tahun 2012

Kelembagaan SKPD Kependudukan dan Catatan Sipil belum mampu menjangkau

layanan kependudukan sampai pada tingkat kecamatan

Pemberdayaan

Masyarakat Desa

Kapasitas SDM Aparat Desa Rendah

Masih banyak desa yang belum memiliki batas desa

Proses peralihan aset-aset usaha yang dirintis PNPM ke Pemerintah Desa tidak

dilaksanakan

Masterplan pengembangan kawasan perdesaan (spatial) belum ada

Perhubungan Rencana Induk Jaringan LLAJ belum ada

Standar pelayanan minimal perhubungan belum dilaksanakan

UKM dan Koperasi Kinerja usaha-usaha kecil dan menengah masih rendah

Citra koperasi relatif terdegradasi

Page 4: Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap …eplanningkabgor.id/rpjmd/4. BAB IV Final Section.pdfProses identifikasi permasalahan pembangunan daerah dilaksanakan melalui serangkaian

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

116

Urusan Permasalahan

Wawasan kewirausahaan yang relatif terbatas

Law enforcement terhadap regulasi terkait perkoperasian minim

Organisasi koperasi banyak yang tidak sehat

Pemuda dan Olahraga Prestasi olah raga masih minim dan pembinaanya belum sustainable

Pembinaan prestasi pemuda dalam hal kewirausahaan dan kemasyarakatan minim

Perpustakaan

SDM berkualifikasi Pustakawan dan Arsiparis belum ada

Gerakan literasi di Kabupaten Gorontalo masih pada tahap sosialisasi, belum

pada tahapan implementasi

Anggaran minim akibat proses pengalokasian dan kewenangan penganggaran

yang tidak berpihak pada SKPD pelaksana kewenangan wajib

Layanan perpustakaan belum menjangkau seluruh kecamatan

Sumber: Analisis Hasil FGD dengan SKPD se Kabupaten Gorontalo 2016

3. Kelompok Permasalahan Berdasarkan Urusan Pemerintahan Pilihan

Kelompok permasalahan pada urusan ini mencakup: kelautan dan perikanan,

pariwisata, pertanian, kehutanan, energi dan sumber daya mineral, perdagangan,

perindustrian, dan transmigrasi.

Tabel 4.3 Permasalahan Urusan Pemerintahan Pilihan

Urusan Permasalahan

Perikanan dan

Kelautan

Peralatan tangkap berikut armadanya masih minim

Belum adanya penetapan status danau limboto sebagai kawasan konservasi

Aksesibilitas pada sentra-sentra perikanan belum ada

Nilai tukar petani (perikanan) masih berada pada kategori rendah

Belum ada tataruang danau yang menjamin terakomodasinya kepentingan

multistakeholder

Sebagian besar masyarakat pesisir masih hidup dalam kategori miskin

Belum ada riset terapan untuk pengembangan spesies ikan endemik lokal Gorontalo

(bernilai ekonomi tinggi)

Pertanian

Insentif terhadap petani kecil

Kelembagaan kelompok tani masih lemah dan umumnya belum berbadan hukum

Kualitas SDM Petani sangat minim dan cenderung resisten terhadap teknologi pertanian

Restorasi pangan lokal belum dilakukan

Anggaran pertanian di Dominasi oleh Anggaran Tugas Pembantuan (Komitmen

Penganggaran dari Daerah Sangat Kecil)

Pola pertanian masih menggunakan sistem penyeregaman masa tanam

Rasio jumlah penyuluh dan wilayah kerja sangat timpang

Rasio fertilitas dengan mortalitas Ruminansia (sapi) sangat timpang

Minimnya alokasi anggaran sektor peternakan

Ketersediaan SDM Bidang veteriner belum memadai dari segi kualitas maupun

kuantitas

Urusan Peternakan belum ditangani sepenuhnya oleh instansi khusus yang

terlembagakan secara otonom

Penjaminan mutu dan hasil ternak belum ada, termasuk belum adanya asuransi ternak

Page 5: Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap …eplanningkabgor.id/rpjmd/4. BAB IV Final Section.pdfProses identifikasi permasalahan pembangunan daerah dilaksanakan melalui serangkaian

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

117

Urusan Permasalahan

Pariwisata

Rencana Induk Pariwisata Daerah belum ada

Manajemen Objek Wisata tidak Profesional

Kalender kepariwisataan tidak optimal

Dukungan kemiteraan dengan pihak swasta minim

Perdagangan

Neraca Perdagangan Defisit (Dominasi Import > Export)

Pertumbuhan Pusat-pusat perdagangan minim intervensi pemerintah (tumbuh dengan

sendirinya).

Rencana pengembangan sentra-sentra perdagangan tidak ada

Pengawasan, monitoring dan evaluasi kegiatan informasi pasar dan stabilisasi harga

minim dilakukan

Tidak melakukan Pembinaan dan pengawasan, serta pemberian izin perdagangan barang

kategori dalam pengawasan izin usaha perdagangan (SIUP) Minuman Beralkohol

golongan B dan C untuk Pengecer

Perindustrian

Tidak memiliki analisa iklim usaha dan peningkatan kerja sama usaha dengan dunia

usaha di bidang industry

Tidak memiliki roadmap peningkatan mutu hasil produksi, penerapan standar

pengawasa mutu, diversifikasi produk dan inovasi teknologi

Tidak memiliki SDM yang menguasai bidang perindustrian

Transmigrasi

Program transmigrasi belum mengakomodir kebutuhan untuk meningkatkan

kesejahteraan dan pemerataan penduduk

Program transmigrasi belum berdampak pada pembangunan bebasis kependudukan

khususnya pengurangan jumlah pengangguran dan kemiskinan

Disamping pengelompokan berdasarkan 3 kelompok urusan sebagaimana dijelaskan di

atas, terdapat beberapa isu strategis yang tidak termasuk dalam ketiga kategori, namun

memegang peran vital dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, yakni fungsi

penunjang urusan pemerintahan (perencanaan, keuangan, kepegawaian serta pendidikan

dan pelatihan, penelitian dan pengembangan) dan urusa pemerintahan umum. Berikut

uraian isu strategis fungsi penunjang urusan pemerintahan dan urusan pemerintahan

umum :

Tabel 4.4

Permasalahan Pada Fungsi Penunjang Urusan Pemerintahan

Fungsi Penunjang

Urusan

Pemerintahan

Permasalahan

Perencanaan

Dokumen Perencanaan belum sepenuhnya menjadi acuan penganggaran dan

pelaksanaan pembangunan

Belum optimalnya peningkatan kapasitas SDM perencana

Terjadinya inkonsistensi antara dokumen perencanaan dan penganggaran

Alokasi anggaran perencanaan sangat minim

Sistem pengendalian dan evaluasi pembangunan belum optimal khususnya

pengadministrasian, dokumentasi, pengolahan dan pemanfaatan data dan informasi

untuk kebutuahan perencanaan daerah

Keuangan

Perencanaan, Penganggaran dan pelaksanaan belum sepenuhnya mengacu pada

performance based budgeting

Menu program di dalam Permendagri No 13 tahun 2006, belum sepenuhnya

mengakomodir kebutuhan program pemerintah daerah

Rasio kemandirian keuangan daerah minim

Penerbitan sertifikat hak pemerintah daerah terlambat, mekanisme BPN masih parsial

atau perorangan

Page 6: Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap …eplanningkabgor.id/rpjmd/4. BAB IV Final Section.pdfProses identifikasi permasalahan pembangunan daerah dilaksanakan melalui serangkaian

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

118

Fungsi Penunjang

Urusan

Pemerintahan

Permasalahan

Tenaga pengelola keuangan berlatar belakang ilmu akuntansi masih terbatas

Belum ada integrasi sistem perencanaan dan penganggaran SKPD

Nilai jual objek pajak (NJOP) belum disesuaikan dengan kondisi pasar

Kewenangan pemerintah daerah untuk memperluas sumber-sumber pendapatan selain

yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah masih terbatas.

Kepegawaian,

Pendidikan Dan

Pelatihan

Manajemen pembinaan dan pengembangan karir ASN belum menggunakan merit

system

Fungsi Badan Kepegawaian masih sebatas administrasi ASN dan belum menjalankan

fungsi manajemen sumber daya manusia (HRD)

Belum terpenuhinya sistem perencanaan kebutuhan ASN sesuai formasi jabatan dan

keahlian yang dibutuhkan

Tatakelola Diklat belum mengacu pada jaminan mutu

Belum menerapkan Sistem informasi manajemen kepegawaian dalam proses

pengelolaan administrasi Kepegawaian

Penelitian dan

Pengembangan

Tidak tersediannya alokasi kegiatan penelitian dan pengembangan

Sangat minimnyakerjasama dengan Perguruan Tinggi terhadap kegiatan penelitian

dan pengembangan daerah

Belum terbentuknya Dewan Riset Daerah

Tabel 4.5

Permasalahan Pada Urusan Pemerintahan Umum Urusan

Pemerintahan

Umum

Permasalahan

Pemerintahan

Umum

Tata kelembagaan Bagian-Bagian di Lingkungan Sekretariat Daerah belum fokus

pada Tugas pokok dan Fungsi utama pada administrasi Kesra, Pemerintahan,

Kehumasan, Umum, Hukum, Ekonomi, Pembangunan

Standar Operasional Prosedur, dan SPM pada unit-unit organisasi pemerintah

sebagian besar belum dilakukan

Penataan organisasi berdasarkan UU 23 tahun 2014 belum dilakukan

Hasil Analisis jabatan belum menjadi dasar pengembangan organisasi

Mekanisme tugas pokok dan fungsi staf ahli tidak dilaksanakan sesuai dengan

regulasi yang di atur

Penempatan staf ahli belum sepenuhnya sesuai kompetensi dan kualifikasi sebagai

ahli

Output kerja staf ahli minim

Sarana dan prasarana penunjang tugas-tugas staf ahli belum memenuhi syarat

Pemerintahan

Umum

Standarisasi SDM yang berperan sebagai tenaga ahli dan Asistensi anggota DPRD

belum ada

SOP Pengelolaan Inventaris Setwan belum ada

Pemerintahan

Umum

Belum optimalnya pelaksanaan audit kinerja

Tupoksi organisasi belum mencerminkan criteria struktur organisasi;

specialisation, span of control, and job description

Jumlah dan kualifikasi auditor masih minim

Pemerintahan

Umum

Otoritas : Fungsi yang diemban oleh Camat masih sebatas koordinasi sementara

organisasi kecamatan melaksanakan tugas pelayanan kepada masyarakat (belum

ada pendefinisian fungsi koordinasi lebih detail)

Mulai menurunya peran camat sebagai implikasi dari UU desa

Adat : Misinterpretasi nilai-nilai adat sebagai nilai-nilai positif untuk mendorong

kinerja camat menyebabkan kesan bahwa jabatan tersebut tidak bisa

dimaksimalkan

Tata hubungan dengan Atasan : Validitas informasi yang dimanfaatkan

pimpinan dalam rangka menjalankan mekanisme punishment menyebabkan phobia

Page 7: Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap …eplanningkabgor.id/rpjmd/4. BAB IV Final Section.pdfProses identifikasi permasalahan pembangunan daerah dilaksanakan melalui serangkaian

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

119

Urusan

Pemerintahan

Umum

Permasalahan

di kalangan Camat untuk berinisiatif, berinovasi

Perencanaan : Perencanaan dan penganggaran ditingkat kecamatan belum

memenuhi standar, beberapa barang dan jasa yang harusnya diperoleh melalui

koordinasi ke SKPD justru di adakan sendiri

Dokumen perencanaan SKPD belum mengakomodasi permasalahan dan kebutuhan

di tingkat kecamatan sehingga berimplikasi pada penganggaran

Penganggaran: Proses penyusunan anggaran menggunakan acuan pada tahun

sebelumnya (acuan yang keliru) tidak sesuai dengan prinsip Anggaran berbasis

kinerja.

Pemerintahan

Umum

Jumlah dan kualifikasi tenaga Pengadaan Barang dan Jasa minim

Support SKPD dalam hal ketepatan jadwal pengadaan barang dan jasa belum

merata sehingga berkonsekwensi pada penyerapan anggaran

Blue print sistim informasi pemerintah kabupaten Gorontalo belum ada

Pemerintahan

Umum

Kelembagaan baru berdasarkan SOTK Revisi PP 41 perlu penajaman pada tugas

pokok dan fungsi pelayanan terpadu

Sarana prasarana kelembagan belum mengakomodasi pencapaian kepuasan

pelanggan

Tingkat kesadaran masyarakat terhadap perijinan masih rendah

Pengukuran IKM belum dilakukan

Inovasi pelayanan belum jalan

Pemerintahan Umum Keberlanjutan kantor pelayanan pengaduan masyarakat Perlu disesuaikan dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku

B. TELAAHAN RPJMN DAN RPJMD DAERAH LAINNYA

1. Telaahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

Visi pembangunan nasional Tahun 2015 - 2019: Terwujudnya Indonesia

Yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong–Royong,

sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Menengah Nasional yang

ditetapkan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015, menjadi asumsi

dasar Pemerintah Kabupaten Gorontalo dalam menyusun RPJMD melalui proses

adaptasi dengan kondisi daerah. Visi Indonesia 2015 – 2019 di ejawantahkan ke dalam

visi Kabupaten Gorontalo Tahun 2016-2021 di bawah kepemimpinan Bupati Prof. Dr.

Ir. Nelson Pomalingo, MPd dan Fadli Hasan ST, MSi yang berbunyi “Kabupaten

Gorontalo Gemilang Mewujudkan Masyarakat Madani”. Gemilang dimaknai

sebagai hasil suatu pekerjaan hebat, luar biasa, yang menunjukkan kejayaan dan

kemasyhuran yang memberi dampak pada rakyat yaitu kesejahteraan dan

kemadirian. Sedangkan Madani merupakan kondisi daerah/wilayah bernuansa kota

yang menjunjung tinggi hak-hak sipil, nilai, norma, dan hukum yg ditopang oleh

penguasaan iman, ilmu, dan teknologi yg berperadaban. Visi Indonesia 2019 dengan

visi Kabupaten Gorontalo 2021 memiliki koherensi yang kuat. Koherensi tersebut

Nampak pada terminologi visi kabupaten Gorontalo yang cenderung merujuk pada

Visi Indonesia dan merupakan turunan dari visi 2019.

Page 8: Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap …eplanningkabgor.id/rpjmd/4. BAB IV Final Section.pdfProses identifikasi permasalahan pembangunan daerah dilaksanakan melalui serangkaian

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

120

Pada perspektif prioritas pembangunan sebagai jalan perubahan

menujuIndonesia yang berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi, dan

berkepribadian dalam kebudayaan, sebagaimana dalam visi Indonesia 2019, telah

dirumuskan sembilan agenda prioritas yang disebut sebagai NAWA CITA. Demikian

halnya dengan Pemerintah Kabupaten Gorontalo merumuskan misi yang disebut

sebagai NAFAS CITA (NAFAS: akronim dari Nelson Pomalingo-Fadli Hasan).

NAFAS CITA terdiri dari 5 jalan menuju perubahan menuju Kabupaten Gemilang

untuk mencapai masyarakat Madani. Sinkronisasi NAWA CITA dengan NAFAS CITA

selengkapnya dapat dilihat pada table Cross Tabulation berikut ini.

Tabel 4.6

Keterkaitan Nafas Cita terhadap Nawa Cita

Sumber : Hasil Analisis Tim RPJMD Kabupaten Gorontalo 2016

Berdasarkan hasil telaahan di atas maka secara substantive tidak terjadi gap

antara Visi dan Prioritas Pembangunan Indonesia dengan Visi dan Prioritas

Pembangunan Kabupaten Gorontalo.

2. Telaahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Gorontalo

RPJMD Provinsi Gorontalo 2012 – 2017 menyatakan bahwa Visi Provinsi

Gorontalo adalah : ”Terwujudnya Percepatan Pembangunan Berbagai Bidang

serta Peningkatan Ekonomi Masyarakat yang Berkeadilan di Provinsi

Gorontalo”. Pernyataan visi tersebut mengandung 2 (dua) unsur penting yaitu

pertama, ”Mewujudkan Percepatan Pembangunan di berbagai bidang“.Aspek ini

merupakan pemerataan melalui optimalisasi segala sumber daya dimana semuapihak

harus lebih berinovasi, sekaligus membangun sinkronisasi antar daerahKabupaten/Kota

untuk mendorong akselerasi pembangunan daerah. Kedua, “Peningkatan Ekonomi

Masyarakat Yang Berkeadilan“. Merupakan suatu tindakan yang mengedepankan

produktivitas dan nilai tambah bagi masyarakat, dengan menyediakantuntutan

kebutuhan dasar, membangkitkan etos kerja wirausaha, meningkatkan kinerjasektor

Page 9: Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap …eplanningkabgor.id/rpjmd/4. BAB IV Final Section.pdfProses identifikasi permasalahan pembangunan daerah dilaksanakan melalui serangkaian

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

121

unggulan daerah, meningkatkan laju investasi, mengurangi pengangguran, serta

peningkatan infrastruktur ekonomi.

Perwujudan visi RPJMD Provinsi Gorontalo diarahkan dalam rangka

peningkatan angka IPM (HDI), peningkatan pertumbuhan ekonomi, pemerataan

pendapatan (Indeks Gini), penurunan angka kemiskinan, peningkatan kualitas

pelayanan SKPD dan peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan (Good

Governance).

Visi Pemerintah Propinsi di atassejalan dengan visi “Kabupaten Gorontalo

Gemilang Mewujudkan Masyarakat Madani”. TerminologiGemilang sebagai hasil

suatu pekerjaan hebat, luar biasa, yang menunjukkan kejayaan dan kemasyhuran yang

memberi dampak pada rakyat yaitu kesejahteraan dan kemadirian. Sedangkan

terminology Madani merupakan kondisi daerah/wilayah bernuansa kota yang

menjunjung tinggi hak-hak sipil, nilai, norma, dan hukum yg ditopang oleh penguasaan

iman, ilmu, dan teknologi yg berperadaban. Visi Indonesia 2019 dengan visi Kabupaten

Gorontalo 2021 memiliki koherensi yang kuat. Koherensi tersebut Nampak pada

terminologi visi kabupaten Gorontalo yang cenderung merujuk pada Visi Indonesia

dan merupakan turunan dari visi 2019. Dengan demikian tidak ada perbedaan antara

visi Pemerintah Propinsi dengan visi Pemerintah Kabupaten Gorontalo. Karena

keduanya memiliki sinkronisasi dan harmonisasi yang kuat, dengan penekanan bahwa

visi Kabupaten Gorontalo merupakan turunan dari visi Propinsi.

Prioritas pembangunanPropinsi Gorontalo hingga tahun 2017 difokuskan pada

substansi mendasar dari pembangunan untuk menciptakan kesejahteraan rakyat, yaitu:

a. Pendidikan

Prioritas pada peningkatan pelayanan pendidikan dasar, menengah dan atas, serta

memberikan subsidi pendidikan untuk memastikan anak usia sekolah dapat

melanjutkan pendidikannya dan kegiatan belajar mengajar dapat berjalan di seluruh

Desa dengan fasilitas dan jumlah guru yang memadai, juga diutamakan pada

pembangunan infrastruktur dan mutu pendidikan, serta pencapaian MDGs.

b. Kesehatan

Prioritas pada pemberian jaminan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin,

peningkatan pelayanan pos pelayanan terpadu, pusat kesehatan masyarakat

pembantu, dan pusat kesehatan masyarakat di tingkat kabupaten dan kota, serta

meningkatkan kemampuan masyarakat dalam peningkatan pelayanan pos

kesehatan di tingkat Desa.

c. Percepatan pembangunan infrastruktur

Page 10: Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap …eplanningkabgor.id/rpjmd/4. BAB IV Final Section.pdfProses identifikasi permasalahan pembangunan daerah dilaksanakan melalui serangkaian

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

122

Diarahkan pada pembangunan infrastruktur dasar, dukungan pelayanan

transportasi terpadu, energi, penataan permukiman, air bersih dan sanitasi melalui

pendekatan kawasan dan Kecamatan ber-IPM dibawah rata-rata IPM Provinsi.

d. Pengembangan Ekonomi Kerakyatan.

Membangun ekonomi kerakyatan diarahkan pada pengembangan sektor pertanian,

perkebunan, perikanan, kehutanan, peternakan, Koperasi dan UMKM serta

pariwisata melalui pemberdayaan kelompok usaha petani, peternak, nelayan,

perdagangan, serta usaha mikro dan kecil serta fasiliitasi terhadap akses Kredit

Usaha Rakyat (KUR) untuk melembagakan kegiatan produktif dan meningkatkan

pendapatan warga di tingkat Desa.

3. Telaah RPJMD Kota Gorontalo

Visi Kota Gorontalo 2014 – 2019, sebagaimana dalam RPJMD Kota Gorontalo

yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2014, adalah :

”Terwujudnya Masyarakat yang Berkualitas, Maju dan Sejahtera”.Visi ini

mengandung makna bahwa dalam periode waktu 20 tahun kedepan Kota Gorontalo

diharapkan masyarakatnya berkualitas, maju dengan tingkat kesejahteraan yang lebih

tinggi

Pernyataan visi di atas mengandung 3 (tiga) unsur penting yaitu

Pertama,“Masyarakat yang berkualitas”yang dimaknai bahwa capaian yang dapat

dilihat dari beberapa aspek yakni semakin tingginya tingkat pendidikan dan kualitas

kesehatan, ketaatan terhadap aturan hukum, tingkat partisipasi terhadap pembangunan

lebih tinggi, serta semakin menjunjung tinggi nilai-nilai luhur yang bersumber dari

agama dan budaya lokal.Kedua, “Masyarakat yang Maju”yang dimaknai bahwa

:memiliki penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK),Profesionalisme

dalam bekerja dan semakin ditunjang oleh ketersediaan infrastruktur kota yang lebih

memadai.Ketiga, “Masyarakat yang sejahtera”yang dimaknai bahwa :memiliki kondisi

kehidupan ekonomi dan sosial yang lebih aman dan terjamin dengan tingkat

pendapatan yang lebih tinggi, dan merata.

Dalam rangka perwujudan visi RPJMD Kota Gorontalo, maka ditetapkan 6

(enam) misi, yaitu :

a. Mewujudkan kesetaraan bagi masyarakat untuk memperoleh akses layanan

pendidikan, kesehatan dan layanan publik lainnya yang terjangkau dan berkualitas.

b. Penguatan daya saing kota sebagai pusat perdagangan dan jasa di Kawasan Teluk

Tomini

c. Penguatan kapasitas UMKM, Koperasi dan pengembangan Sektor Perekonomian

Primer lainnya

Page 11: Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap …eplanningkabgor.id/rpjmd/4. BAB IV Final Section.pdfProses identifikasi permasalahan pembangunan daerah dilaksanakan melalui serangkaian

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

123

d. Reformasi Birokrasi yang berorientasi pada peningkatan tata kelola, kapasitas

organisasi pemerintah, dan kualitas sumber daya aparatur

e. Mengembangkan Kualitas Hidup masyarakat yang religius dan berbudaya

f. Meningkatkan Ketersediaan Infrastruktur yang handal di semua sektor publik

Dalam masa kampaye pemilihan Walikota Gorontalo dan Wakil Walikota

Gorontalo tahun 2014 -2019 terpilih mengusung program prioritas sebagai berikut :

a. Kartu sejahtera (program gratis dari lahir sampai mati)

e. Penataan birokrasi (konsep NPM)

f. Infrastruktur perkotaan

g. Pengembangan SDM dan IPTEK

h. Kawasan Ekonomi Kecamatan

i. Kawasan Cyber City dan Techno Park

j. Penguatan peran organisasi agama

4. Telaah RPJMD Kabupaten Gorontalo Utara

Visi Kabupaten Gorontalo Utara Tahun 2013 - 2018, sebagaimana tercantum

dalam RPJMD Kabupaten Gorontalo Utarasebagaimana ditetapkan dengan Peraturan

Daerah Nomor 19 Tahun 2014, adalah : “Mewujudkan Gorontalo Utara Yang

Sejahtera Maju Berkeadilan Dan Religius”. Visi Kabupaten Gorontalo Utara periode

2013-2018 sejatinya memiliki empat kata kunci, yaitu 1)kata Sejahtera yang dimaksud

terdiri dari dimensi lahir maupun batin. Sejahtera lahir diartikan terpenuhi segala

kebutuhan sandang, pangan dan papan, kebutuhan dasar di bidang pendidikan,

kesehatan dan tersedianya lapangan kerja.Sedangkan sejahtera batin diartikan sebagai

terpenuhinya kebutuhan rohaniah dan kehidupan keagamaan sesuai dengan keyakinan

masyarakat masing-masing dengan tingkat toleransi yang tinggi; 2) kata Maju,

menggambarkan pembangunan Kabupaten Gorontalo Utara dan kehidupan warga yang

dinamis, inovatif dan kreatif serta didukung ketersediaan prasarana dan sarana sebagai

bentuk perwujudan daerah yang maju; 3) kata Berkeadilan, mengandung makna

perwujudan kesamaan hak dan kewajiban dalam segala aspek kehidupan tanpa

membedakan latar belakang suku, agama, ras dan golongan; dan 4) kata Religius,

sejatinyamengandung makna terciptanya peningkatan pemahaman ajaran agama dan

pengamalan agamanya dalam tatanan kehidupan

Sesuai dengan harapan terwujudnya “Gorontalo Utara yang sejahtera, maju,

berkeadilan dan religius”, maka ditetapkan “Misi Pembangunan Kabupaten Gorontalo

Utara 2013-2018”. Ini ditujukan sebagai upaya dalam mewujudkan visi. Adapun misi

yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Page 12: Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap …eplanningkabgor.id/rpjmd/4. BAB IV Final Section.pdfProses identifikasi permasalahan pembangunan daerah dilaksanakan melalui serangkaian

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

124

a. Penyelengaraan tata kelola pemerintahan yang baik dan berwibawa dengan prinsip–

prinsip (good governance) dan (clean government).

b. Meningkatkan Kualitas SDM melalui penyelengaraan pendidikan yang berbasis

kompetensi dan berkarakter

c. Pengentasan Kemiskinan dan Penyedian Infrastruktur dasar yang strategis dan

berimbang dengan memperhatikan aspek tata ruang dan lingkungan

d. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah yang merata dan berkelanjutan serta

bertumpu pada pengembangan potensi ekonomi dan pengembangan iklim investasi

yang sehat

e. Meningkatkan nilai-nilai budaya adat istiadat yang religius

Secara umum strategi pembangunan Kabupaten Gorontalo Utara selama lima

tahun ke depan adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas dan kapasitas kinerja Pemerintah Daerah agar mampu

menjalankan kewajiban konstitusionalnya.

2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang berdaya saing.

3. Mendorong dan memfasilitasi berjalannya ekonomi kerakyatan yang berkualitas,

berkelanjutan, dan berpihak kepada masyarakat (afirmatif) Kabupaten Gorontalo

Utara.

Melalui ketiga strategi pembangunan diatas, diharapkan pembangunan yang

dilakukan secara konsisten dapat mencapai Visi dan Misi pembangunan Kabupaten

Gorontalo Utara. Adapun arah kebijakan pembangunan Kabupaten Gorontalo Utara

selama 5 (lima) tahun kedepan yaitu:

a. Arah Kebijakan Tahun Pertama (2014), di fokuskan pada upaya mengatasi berbagai

permaslahan pembangunan yang mendesak untuk segera ditangani berupa penataan

kembali semua aspek di segala bidang dengan menekankan pada upaya peningkatan

kualitas sumber daya manusia, kemampuan Iptek dan penguatan daya saing

perekonomian melalui upaya pembenahan birokrasi pemerintahan yang lebih baik,

akuntabel, transparan, serta penyelenggaraan pelayanan publik yang menjadi

prioritas yang akan ditangani dengan melakukan pendekatan pemberdayaan

masyarakat dengan mengedepankan pencapaian aspek penididkan dan kesehatan.

b. Arah Kebijakan Tahun Kedua (2015), merupakan lanjutan pembangunan tahun

pertama yang diarahkan pada aspek sosisal dan penguatan daya saing perekonomian

akan tetapi pada tahun kedua ini lebih berfokus pada pelayanan dasar yang

merupakan pemenuhan terhadap kesejahteraan masyarakat sehingga dapat

meningkatkan percepatan pembangunan Kabupaten Gorontalo Utara di tahun

pembangunan selanjutnya.

Page 13: Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap …eplanningkabgor.id/rpjmd/4. BAB IV Final Section.pdfProses identifikasi permasalahan pembangunan daerah dilaksanakan melalui serangkaian

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

125

c. Arah Kebijakan Tahun Ketiga (2016), dilaksanakan untuk memastikan

kesinambungan upaya-upaya yang telah dilaksanakan dalam periode tahun pertama

dan tahun kedua dengan tetap menekankan pada optimalisasi pelayanan pemerintah

daerah. Kebijakan pembangunan daerah lebih menekankan pada orientasi hasil di

lapangan berdasarkan kinerja aksi yang dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya.

Selanjutnya pada tahun ketiga, penanganan permasalahan pembangunan yang

mendesak terutama pada penanggulangan kemiskinan yang didukung oleh penguatan

ekonomi masayrakat melalui fasilitasi dan pelayanan yang lebih optimal menjadi

prioritas utama pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara.

d. Arah Kebijakan Tahun Keempat (2017), diarahkan pada perbaikan dan

penyempurnaan terhadap capaian pembangunan yang dilaksanakan pada tahun

sebelumnya. Selanjutnya di tahun ini juga pelaksanaan kebijakan program dan

kegiatan diarahkan pada upaya mensinergikan capaian pembangunan di masing-

masing bidang/ sektor agar terwujud pembangunan Kabupaten Gorontalo Utara yang

berkelanjutan secara fisik, sosial dan ekonomi.

e. Arah Kebijakan Tahun Kelima (2018), merupakan tahap konsolidasi untuk

memastikan terjadinya perubahan dan pencapaian sasaran pembangunan jangka

menengah daerah sesuai dengan target yang di tetapkan. Arah kebijakan

pembangunan di tahun ini di fokuskan pada sektor/ bidang yang masih perlu

ditingkatkan pencapaian hasil bedasarkan evaluasi terhadap capaian program

prioritas yang telah dilaksanakan selama empat tahun terakhir. Selain itu di tahun

kelima ini merupakan capaian pembangunan daerah yang menjadi dasar (baseline)

untuk penyusunan rencana dan kebijakan pembangunan pada periode ketiga

pelaksanaan RPJPD Kabupaten Gorontalo Utara.

a. ISU STRATEGIS

1. Isu Strategis Global

Isu strategis berdasarkan kondisi geoekonomi, geo politik dan lingkungan

global tetap akan menjadi tantangan sekaligus peluang dalam pelaksanaan

pemerintahan dan pembangunan di Indonesia. Isu-isu strategis tersebut antara lain dapat

dijelaskan sebagai berikut :

a. Pertumbuhan ekonomi Dunia yang diramalkan masih lesu

International Monetary Fund IMF memperkirakan bahwa pertumbuhan

ekonomi dunia pada tahun 2016 hanya mencapai 3,4% dan 3,6% untuk 2017.

Prediksi pelambatan ekonomi global tahun 2016 dan 2017 merupakan ekses dari

krisis ekonomi global yang dimulai tahun 2015, diperkirakan krisis akan pulih nanti

pada tahun 2021. Hal ini terjadi antara lain disebabkan oleh ketimpangan,

Page 14: Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap …eplanningkabgor.id/rpjmd/4. BAB IV Final Section.pdfProses identifikasi permasalahan pembangunan daerah dilaksanakan melalui serangkaian

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

126

produktivitas rendah, populasi penduduk mengarah angkatan tua dan dampak krisis

finansial global, akan menahan laju pertumbuhan ekonomi dunia. Disamping itu

pelambatan pertumbuhan di negara-negara yang biasa disebut kekuatan ekonomi

baru (emerging economies) dan juga karena turunnya pertumbuhan ekonomi China,

yang diprediksi tumbuh masing-masing 6,3% dan 6% untuk tahun ini dan tahun

depan. Kondisi krisis global tersebut akan dirasakan oleh seluruh masyarakat di

Dunia, termasuk di Gorontalo yang dampaknya terasa pada pelemahan nilai tukar

rupiah, inflasi harga-harga. Apalagi ekonomi Gorontalo yang 80-90% tergantung

pada Belanja Pemerintah, khususnya didorong pengeluaran pemerintah yang

meliputi belanja pegawai dan belanja barang. Sedangkan Pembentukan modal teta

bruto atau investasi di sumbang melalui belanja modal pemerintah, di samping

investasi swasta. Sementara penetapan alokasi dalam penerimaan APBD dibangun

berdasarkan indicator-indikator makro ekonomi.

b. Pergeseran Pusat ekonomi dunia dari Eropa-Amerika ke kawasan Asia Pasifik

Pergeseran pusat ekonomi ke Asia Pasifik dengan kemunculan China sebagai

kekuatan ekonomi baru di dunia menjadi hal yang niscaya. Kebangkitan ekonomi

China diperkirakan mengakhiri sikap unilateralisme AS sebagai akibat ketiadaan

kekuatan baru yang mampu mengalahkan AS pasca runtuhnya komunisme Uni

Soviet.Pasar barang konsumsi Indonesia beberapa tahun terakhir ramai disesaki

produk impor dari sejumlah negara Asia, terutama China. Produk konsumsi asal

China sangat mudah ditemui, baik di pusat perbelanjaan modern maupun di pasar

tradisional sekalipun. Pesatnya pertumbuhan ekonomi China lebih nyata dapat

dilihat melalui ekspansi pasar besar-besaran. Amerika yang tak rela kehilangan pasar

potensialnya mengejar dominasi dengan cara membentuk aliansi kekuatan ekonomi

negara-negara di kawasan Asia Pasifik untuk bergabung dalam Trans Pacific

Partnership (TPP). Geostrategi Indonesia adalah memanfaatkan peluang pergeseran

pusat ekonomi dunia tersebut, dengan cara membangun melalui doktrin “Poros

Maritim”. Meskipun Kabupaten Gorontalo bukan menjadi jalur Tol Laut yang

merupakan program prestisius pemerintahan Jokowi dan JK dalam scenario Poros

Maritim tersebut, tetapi paling tidak dampak dari semua itu akan terasa oleh

masyarakat. Harapan akan suksesnya program Tol Laut akan berdampak pada harga-

harga barang di Daerah termasuk Kabupaten Gorontalo. Karena wilayah Gorontalo

merupakan daerah termahal ke 4 setelah Maluku Utara.

c. Food Security

Dunia masih dibayang-bayangi oleh krisis pangan. Pertumbuhan jumlah

penduduk yang berbanding terbalik dengan mengecilnya lahan-lahan pertanian

memunculkan ancaman serius berbentuk ketersediaan pangan untuk dikonsumsi.

Page 15: Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap …eplanningkabgor.id/rpjmd/4. BAB IV Final Section.pdfProses identifikasi permasalahan pembangunan daerah dilaksanakan melalui serangkaian

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

127

Pada saat yang bersamaan, anomaly iklim berbicara dan telah menimbulkan

runtuhnya ketersediaan pangan. Petani gagal memanen tanaman, produksi menjadi

berkurang, dan populasi yang membutuhkan pangan makin membesar. Sementara

konsumsi pangan untuk bio energy juga berjalan makin meningkat, sehingga

cadangan pangan bukan hanya diperuntukkan buat manusia tetapi juga harus berbagi

dengan mesin yang disuplai melalui bio energy. Permintaan pangan yang makin

meningkat adalah peluang bagi daerah-daerah agraris seperti Kabupaten Gorontalo.

Karena petani dapat mengambil peluang untuk memperlancar arus hasil pertanianya

ke pasar. Tetapi juga hal ini merupakan tantangan karena petani harus berhadapan

dengan anomaly iklim akibat global warming. Ketidakpastian produksi, seperti

adanya gagal panen tidak hanya merugikan bagi petani, melainkan juga bagi

masyarakat sebagai konsumen pangan. Kerawanan pangan semakin besar,

kelangkaan dan kompetisi pemanfaatan sumber daya (lahan dan air) pun terus

berlanjut, mengakibatkan produksi pangan semakin sulit.

d. Volatilitas Harga Minyak Dunia

Harga minyak dunia menunjukan volatilitas yang cenderung bervariasi antar

waktu (time varying) dan terus meningkat. Volatilitas harga minyak dunia tersebut

memberikan pengaruh yang berbeda-beda bagi setiap industri. Namun demikian,

volatilitas harga minyak dunia tersebut cenderung memberikan pengaruh negatif

terhadap kinerja sektor industri dan makroekonomi Negara termasuk daerah. Daya

tahan yang lebih baik terhadap shock volatilitas harga minyak dunia ditunjukan oleh

sektor industri yang cenderung memiliki keterkaitan yang kuat dengan sektor

pertanian seperti terjadi pada sektor industri makanan olahan dan industri pupuk dan

pestisida. Dampak kenaikan harga BBM terhadap sektor industry pengolahan akan

mempengaruhi struktur biaya produksi. Sementara itu terhadap rumah tangga,

kenaikan harga BBM cenderung akan cenderung menurunkan daya beli masyarakat.

Peningkatan dalam biaya produksi di satu sisi dan penurunan daya beli masyarakat

di sisi yang lain sebagai konsekuensi kenaikan harga BBM pada akhirnya akan

cenderung mendorong industri untuk melakukan pengurangan volume produksi dan

rasionalisasi (PHK) karyawan. Demikian halnya disaat terjadi penurunan harga

minyak dunia akan berdampak pada deflasi harga-harga.

e. Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean

Ciri utama Masyarakat Ekonomi Asean adalah: Pertama, negara-negara di

kawasan Asia Tenggara ini menjadi sebuah wilayah kesatuan pasar dan basis

produksi. Dengan terciptanya kesatuan pasar dan basis produksi maka akan

membuat arus barang, jasa, investasi, modal dalam jumlah yang besar, dan skilled

Page 16: Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap …eplanningkabgor.id/rpjmd/4. BAB IV Final Section.pdfProses identifikasi permasalahan pembangunan daerah dilaksanakan melalui serangkaian

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

128

labour menjadi tidak ada hambatan dari satu negara ke negara lainnya di kawasan

Asia Tenggara.

Kedua, MEA membentuk diri sebagai kawasan ekonomi dengan tingkat

kompetisi yang tinggi, yang memerlukan suatu kebijakan yang meliputi competition

policy, consumer protection, Intellectual Property Rights (IPR), taxation, dan E-

Commerce. Dengan demikian, dapat tercipta iklim persaingan yang adil; terdapat

perlindungan berupa sistem jaringan dari agen-agen perlindungan konsumen;

mencegah terjadinya pelanggaran hak cipta; menciptakan jaringan transportasi yang

efisien, aman, dan terintegrasi; menghilangkan sistem Double Taxation, dan;

meningkatkan perdagangan dengan media elektronik berbasis online. Ketiga, MEA

menjadi sebagai kawasan yang memiliki perkembangan ekonomi yang merata,

dengan memprioritaskan pada Usaha Kecil Menengah (UKM). Kemampuan daya

saing dan dinamika UKM akan ditingkatkan dengan memfasilitasi akses mereka

terhadap informasi terkini, kondisi pasar, pengembangan sumber daya manusia

dalam hal peningkatan kemampuan, keuangan, serta teknologi. Keempat, MEA

terintegrasi secara penuh terhadap perekonomian global.

Dengan dengan membangun sebuah sistem untuk meningkatkan koordinasi terhadap

negara-negara anggota. Selain itu, akan ditingkatkan partisipasi negara-negara di

kawasan Asia Tenggara pada jaringan pasokan global melalui pengembangkan paket

bantuan teknis kepada negara-negara Anggota ASEAN yang kurang berkembang.

Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kemampuan industri dan produktivitas

sehingga tidak hanya terjadi peningkatkan partisipasi mereka pada skala regional

namun juga memunculkan inisiatif untuk terintegrasi secara global.

Pada keempat perspektif itulah masyarakat Kabupaten Gorontalo sebagai

entitas dari Asean, akan turut berperan sebagai pasar sekaligus produsen, kawasan

kompetetif, kawasan yang dinamis, dan terintegrasi dengan ekonomi global.

2. Isu Strategis Nasional

Beberapa isu strategis nasional sebagaimana tercantum dalam Buku I RPJMN

2014 -2019, menjadi perhatian dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Gorontalo,

sebagaimana berikut :

a. Stabilitas Politik dan Keamanan

Tantangan utama stabilitas sosial dan politik adalah memelihara kebhinnekaan

Indonesia agartetap menjadi faktor yang ginspirasi, memperkaya dan menguatkan

Indonesia dalam mencapai visi pembangunan nasional. Tantangan lainnya, adalah

meningkatkan kesadaran kolektif masyarakat akan bahaya terorisme bagi kehidupan

berangsa dan bernegara, dan meningkatkan kesiapsiagaan lembaga-lembaga

pemerintah maupun masyarakat dalam menghadapi terorisme.

Page 17: Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap …eplanningkabgor.id/rpjmd/4. BAB IV Final Section.pdfProses identifikasi permasalahan pembangunan daerah dilaksanakan melalui serangkaian

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

129

b. Tata Kelola: Birokrasi Efektif dan Efisien

Kualitas tata kelola pemerintahan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang

optimal untuk mendukung keberhasilan pembangunan dan peningkatan daya saing

nasional. Dalam kaitan ini tantangan utamanya adalah meningkatkan integritas,

akuntabilitasefektifitas, dan efisiensi birokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan,

pembangunan, dan pelayanan publik.

c. Pemberantasan Korupsi

Korupsi sangat menghambat efektivitasmobilisasi dan alokasi sumber daya

pembangunan bagi pengentasankemiskinan dan pembangunan infrastruktur.

Tantangan utama untuk melaksanakan pemberantasan korupsadalah bagaimana

mengefektifkan penegakan hukum dan bagaimana mengoptimalupaya pencegahan

tindak pidana korupsi dengan meningkatkefektifitas reformasi birokrasi serta lebih

meningkatkan kepeduliandan keikutsertaan masyarakat luas melalui pendidikan

antikorupsi bagibagi masyarakat luas.

d. Pertumbuhan Ekonomi

Pada tahun 2013, pendapatan perkapita Indonesia telah mencapai USD 3.500 yang

menempatkan Indonesia berada pada lapis bawah negara-negara berpenghasilan

menengah. Tujuan pembangunan nasional adalah mencapai kemakmuran dan

kesejahteraan rakyat sedengan negara maju (high income). Pada saat yangsama,

batas antarnegara berpenghasilan rendah dan negara berpengasilan tinggi juga

bergerak karena perekonomian global juga tumbuh. Agar Indonesia mampu menjadi

negara berpendapatan tinggi, tentu memerlukanpertumbuhan yang lebih tinggi dari

pertumbuhan global.

e. Percepatan Pemerataan dan Keadilan

Ketimpangan pembangunan dan hasil-hasil pembangunanmenggambarkan masih

besarnya kemiskinan dan kerentanan. Hal ini dicerminkan oleh angka kemiskinan

yang turun melambat dan angka penyerapan tenaga kerja yang belum dapat

mengurangi pekerja rentan secara berarti.

Tiga kelompok rumah tangga yang diperkira-kan berada pada 40 persen penduduk

berpendapatan terbawah adalah: (1)angkatan kerja yang bekerja tidak penuh

(underutilized) terdiri dari penduduk yang bekerja paruh waktu (part time worker),

termasuk di dalamnya adalah rumah tangga nelayan, rumah tangga petani berlahan

sempit, rumah tangga sektor informal perkotaan, dan rumah tangga buruh perkotaan;

(2) usaha mikro kecil termasuk rumah tangga yang bekerja sebagai pekerja keluarga

(unpaid worker); dan (3) penduduk miskin yang tidak memiliki aset maupun

pekerjaan.

Page 18: Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap …eplanningkabgor.id/rpjmd/4. BAB IV Final Section.pdfProses identifikasi permasalahan pembangunan daerah dilaksanakan melalui serangkaian

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

130

f. Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

Dengan MEA 2015, ASEAN akan menjadi pasar tunggal dan satu kesatuan bs

produksi, sehingga akan terjadi aliran bebas barang,jasa, investasi, modal, dan

tenaga kerja terampilantarnegara ASEANHal ini merupakan peluang sekaligus

tantangan yang perlu disikapi oleh Indonesia secara cermat dan terintegrasi.

Kesiapan Indonesia perlu dilakukan di segala bidang secara menyeluruh, baik di

tingkat pusat maupun di tingkat daerah.

Edukasi masyarakat tentangpeluang MEA 2015, peningkatan daya saing

perekonomian nasional dan daerah, serta peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga

kerjaIndonesia akan menjadi aset berharga bagi Indonesia untuk meraihkeberhasilan

MEA 2015 bagi kepentingan pembangunan nasional

g. Agenda pembangunan Pasca MDGs 2015 (SDGs) dan Perubahan Iklim

Beberapa fokus dalam SDG yang akan memberi warna penting dalam Agenda

Pembangunan Pasca 2015 adalah bahwa:

1) Pembangunan manusia seperti kemiskinan, kelaparkekurangan gizi,

pembangunan kesehatan, pendidikan dan kesetaraan gender yang sangat

mewarnai mdgs akan tetap dilanjutkan

2) Pemenuhan akses masyarakat terhadap air dan sanitasi tetap menjadi isu penting,

dan akses terhadap energi merupakan fokus baru yang ditambahkan

3) Untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan merupakan isu baru yang akan

difokuskan pada pertumbuhan ekonomi yang terjaga dan inklusif, serta

industrialisasi yang berkelanjutan dan pembangunan hunian dikota berkelanjutan

yang secara keseluruhannya disertai dengan penerapan pola produksi dan

konsumsi berkelanjutan

4) Pembangunan lingkungan yang tercermin pada fokus mitigasi kepada perubahan

iklim, konservasi sumberdaya alam dan perperlindungan ekosistem serta

keanekaragaman hayati

h. Indonesia mempunyai peluang untuk dapat menikmati ‘bonus demografi’ pada

Tahun 2028 dan 20131

Indonesia mempunyai peluang untuk dapat menikmati ‘bonus demografi’, yaitu

percepatan pertumbuhan ekonomi akibat berubahnya struktur umur penduduk yang

ditandai dengan menurunnya rasio ketergantungan (dependency ratio) penduduk

non-usia kerja kepada penduduk usia kerja. Perubahan struktur ini

memungkinkanbonus demografi tercipta karena meningkatnya suplai angkatan

kerj(labor supply), tabungan (saving), dan kualitas sumber daya manusia (human

capital). Di Indonesia, rasio ketergantungan telah menurun dan melewati batas di

Page 19: Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap …eplanningkabgor.id/rpjmd/4. BAB IV Final Section.pdfProses identifikasi permasalahan pembangunan daerah dilaksanakan melalui serangkaian

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

131

bawah 50 persen pada tahun 2012 danmencapai titik terendah sebesar 46,9 persen

antara tahun 2028 dan 2031.

i. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia

Sumber Daya manusia (SDM) adalah modal utama dalam pembangunan nasional.

Oleh karena itu kualitas sumber daya manusia perlu terus ditingkatkan sehingga

mampu memberikan daya saing yang tinggi yang antara lain ditandai dengan

meningkatnya IndeksPembangunan Manusia (IPM), Indeks Pembangunan Gender

(IPG), dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG), yang dicapai melaluipengendalian

penduduk, peningkatan taraf pendidikan, dan peningkatan derajat kesehatan dan gizi

masyarakat.

j. Kesenjangan Antar Wilayah

Selama 30 tahun (1982-2012) kontribusi PDRB Kawasan Barat Indonesia (KBI),

yang mencakup wilayah Sumatera, Jawa, dan Bali sangat dominan, yaitu sekitar 80

persen dari PDB, sedangkan peran Kawasan Timur Indonesia (KTI) baru sekitar 20

persen.Kesenjangan antarwilayah juga dapat dilihat dari masih terdapatnya 122

kabupaten yang merupakan daerah tertinggal.Di samping itu juga terdapat

kesenjangan antara wilayah desa dan kota.

k. Globalisasi Nilai-Nilai Budaya Tidak Dapat Dihindarkan

Pengaruh perkembangan teknologiinformasi yang dapat menembus dan

menyingkirkan sekat - sekat geografi. Internet dan media sosial tidak saja

memudahkan komunikasi antar masyarakat di tingkat global, regional dan nasional,

tetapi juga memicu perubahan paradigma dalam politik, ekonomi

danpengembangilmu pengetahuan dan budaya yang melampaui batasan

kebangsaannya.

3. Isu Strategis Regional Provinsi Gorontalo

Berdasarkan dokumen RPJMD Provinsi Gorontalo Tahun 2012 – 2017, terdapat

beberapa isu strategis pada tingkatan regional Provinsi Gorontalo, sebagaimana berikut:

a. Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia (Pendidikan Dan Kesehatan)

Kondisi ini ditandai dengan rendahnya Indeks Pembangunan Manusia

(perhitungan baru IPM) Provinsi Gorontalo di Indonesia Tahun 2014 sebesar 65,17

poin yang masih dibawah rata-ratanasional (68,90) dan berada pada kategori sedang

(>60 - <70)dengan peringkat ke 29 . Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan

manusia di Provinsi Gorontalo hingga tahun 2014 masih jauh tertinggal dibanding

pembangunan manusia di sebagian besar provinsi se-Indonesia. Pada tataran

Regional Sulawesi, IPM Gorontalo menempati urutan ke-4 setelah Sulawesi Utara,

Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah.

Page 20: Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap …eplanningkabgor.id/rpjmd/4. BAB IV Final Section.pdfProses identifikasi permasalahan pembangunan daerah dilaksanakan melalui serangkaian

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

132

Dalam konteks Provinsi Gorontalo, angka IPM kabupaten dan kota hanya

Kota Gorontalo (74,97) yang masuk dalam kategori tinggi menurut skala

internasional (IPM > 70 - < 80). Kota Gorontalo tercatat sebagai daerah yang IPM

tertinggi se-Provinsi Gorontalo yang mencapai 74,97 pada tahun 2014. Kemudian

diikuti oleh Kabupaten Bone Bolango sebesar 66,03 dan berikutnya secara berturut-

turut adalah Kabupaten Gorontalo (62,90), Kabupaten Boalemo (62,18), Kabupaten

Gorontalo Utara (61,92) dan terakhir Kabupaten Pohuwato (61,74)

b. Pertumbuhan Ekonomi Melalui Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan Belum

Optimal

Walaupun pertumbuhan ekonomi Gorontalo diatas rata-rata nasional namun

masih bertumpu pada sektor primer pertanian yang walaupun pertumbuhannya tinggi

namun relative belum memberi pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan

ekonomi masyarakat secara langsung, sehingga diharapkan kedepan berangsur –

angsur beralih kesektor sekunder Industri, perdagangan dan jasa. Rendahnya nilai

tambah dari produktivitas perekonomian masyarakat sebagai akibat dari rendahnya

penguasaan teknologi dan keterampilan terutama teknologi tepat guna, kurangnya

permodalan, serta akses pasar yang kurang, sehingga ekspor keluar daerah masih

berupa bahan mentah.

Guna mengatasi kesenjangan dan mempercepat pembangunan perekonomian

daerah, terutama untuk mendorong penyebaran industri ke daerah, maka salah satu

langkah terobosan yang akan dilakukan adalah pengembangan kawasan industri

yang berbasis pada kompetensi inti daerah. Kawasan industri terpadu Gorontalo

yang berada pada Kawasan Strategis Provinsi akan didorong menjadi Kawasan

Ekonomi Khusus (KEK) Gorontalo – Paguyaman-Kwandang (GOPANDANG).

Pertimbangan dalam mengembangkan KEK adalah menyediakan suatu kawasan

yang memiliki fungsi ekonomi dimana salah satu fungsiekonomi tersebut adalah

zona industri yang menghasilkan produk-produk akhir berkualitas ekspor

c. Pembangunan Infrastruktur Belum Memadai.

Kondisi wilayah geografis Gorontalo yang luas dan tidak meratanya

penyebaran penduduk terutama pada daerah – daerah wilayah perdesaan, daerah

perdalaman dan terpencil sekaligus sebagian dari penyebab terjadinya kesenjangan

pembangunan dan belum memadainya aksesibilitas dan jangkauan pelayanan

terhadap sarana dan prasarana infrastruktur antardaerah seperti transportasi, irigasi,

perumahan dan pemukinan, telekomunikasi serta kelistrikan.

d. Reformasi Birokrasi, Penegakkan Supremasi Hukum dan HAM Belum

Optimal

Page 21: Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap …eplanningkabgor.id/rpjmd/4. BAB IV Final Section.pdfProses identifikasi permasalahan pembangunan daerah dilaksanakan melalui serangkaian

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

133

Upaya mewujudkan pemerintahan yang efektif, efesien dan akuntabel masih

menghadapi beberapa permasalahan dan diperlukan penanganan secara mendasar,

terencana dan sistematis, saat ini kelembagaan pemerintah daerah baik dari aspek

struktur maupung fungsi kelembagaan belum efektif dan efesien sehingga kualitas

pelayanan publik belum optimal, disamping itu rendahnya citra dan kinerja aparatur

pemerintah daerah dalam penyelenggaraan tugas pemerintahan, pembangunan dan

kemasyarakatan yang didasari filossofi good governance, hal ini akibat penerapan

ketatalaksanaan (manajemen) pemerintahan belum professional dan belum memiliki

indicator dan pola yang jelas.

Dari sisi hukum masih dirasakan budaya hukum masyarakat masih rendah

sebagai akibat dari rendahnya pemahaman, kesadaran dan ketaatan hukum

masyarakat serta kepastian dan keadilan hukum masih rendah dan belum merata,

selain itu masih dirasakan kurangnya system koordinasi dan kerjasama fungsional

penegakkan serta penyerasian tugas-tugas antara semua unsure aparatur pemerintah

daerah dibidang pembinaan tertib hukum dalam rangka usaha terselenggaranya

ketertiban dan kepastian hukum masyarakat.

Adanya aspirasi rakyat yang berkembang berkaitan dengan rentang kendali

pemerintahan khususnya pemekaran wilayah kabupaten menyangkut situasi dan

kondisi empiris dari geografis, ekonomis dan sosial politis Kabupaten/Kota yang

ingin memekarkan diri. Adapun isu pemekaran wilayah yang mengemuka di

sejumlah kabupaten khususnya menyangkut usulan pemekaran wilayah yang akan

diusulkan yaitu Usulan Kabupaten Gorontalo terbagi tiga menjadi Kabupaten

Gorontalo Barat, Kabupaten Panipi Raya dan Kabupaten Boliyohuto.

e. Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Lingkungan dan Berkelanjutan

Permasalahan pemanfaatan sumberdaya alam hingga saat ini yang tidak

memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidup mengakibatkan daya dukung

lingkungan menurun dan ketersediaan sumberdaya alam semakin menipis.

Penurunan kualitas sumberdaya alam ditunjukan dengan tingkat eksploitasi hutan

yang semakin marak, akibat terjasinya pembalakan liar, penambangan liar, rusaknya

wilayah laut akibat penangkapan ikan yang melanggar dan merusak, selain itu

meningkatnya konservasi hutan alam dan meluasnya alih fungsi lahan pertanian dan

tambak untuk kegiatan ekonomi lainnya dan perumahan.

4. Isu Strategis Kabupaten Gorontalo

Untuk menetapkan tujuan dan sasaran pembangunan daerah dalam kurun waktu

lima tahun ke depan, perlu dilakukan analisa lingkungan yang mempertimbangkan

seluruh faktor lingkungan internal yang terdiri atas kekuatan dan kelemahan, serta

faktor lingkungan eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman yang dihadapi oleh

Page 22: Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap …eplanningkabgor.id/rpjmd/4. BAB IV Final Section.pdfProses identifikasi permasalahan pembangunan daerah dilaksanakan melalui serangkaian

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

134

Pemerintah Kabupaten Gorontalo.Untuk dapat menentukan isu strategis, perlu

dirumuskan kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan

ancaman (theats) sebagai berikut:

a. Kemiskinan

Problem utama yang sangat mendesak untuk diselesaikan oleh pemerintah daerah

tahun 2016-2021 dengan prosentase penduduk miskin tertinggi di Propinsi

Gorontalo, maka perlu meredesain kebijakan penanggulangan kemiskinan ke arah

yang lebih fokus, terukur, pasti dan holistik. Hasil deteksi terkait konsentrasi

penduduk miskin berada pada lapangan kerja sektor pertanian sub sektor tanaman

pangan. Hal ini ditunjukan oleh oleh nilai tukar petani yang < 100. Maka, kebijakan

di sub sektor ini perlu di kembangkan pada upaya-upaya nyata.

b. Pengangguran

Disamping kemiskinan, masalah serius yang dihadapi oleh Kabupaten Gorontalo

adalah masih tingginya angka pengangguran > 4%. Persoalan pengangguran sangat

terkait dengan akses lapangan kerja, keterampilan dan keahlian pencari kerja,

sementara akses sangat ditentukan oleh besarnya investasi. Pertumbuhan investasi

yang cenderung kecil seperti di alami Kabupaten menghasilkan efek pada

penyerapan tenaga kerja. Kedepan hal ini akan menjadi salah satu agenda penting

kebijakan Kabupaten Gorontalo.

c. Indeks gini ratio cukup tinggi

Kesenjangan antara kaya dan miskin yang digambarkan melalui angka indeks gini

sangat tinggi > 0.45 pada tahun 2015. Angka tersebut menunjukan masih lebarnya

slope antara kaya dan miskin di Kabupaten.

d. Indeks Pembangunan Manusia

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Gorontalo cenderung rendah, jika

dibandingkan dengan daerah mekaran seperti Kabupaten Bone Bolango, disampng

Kota Gorontalo. IPM Kabupaten Gorontalo hanya berada di urutan ke 3 diantara

kab./kota se-Gorontalo. Hal ini menunjukan bahwa tanggung jawab pemerintah

kedepan sangat berat untuk meningkatkan angka IPM yang merupakan komposit

dari pembangunan pendidikan, kesehatan dan ekonomi.

e. Angka Kematian Ibu

Tingginya angka kematian ibu menunjukan bahwa besarnya tanggung jawab

peemerintah dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Daerah. Karena

angka kematian Ibu merupakan salah satu indicator kinerja utama sector kesehatan

yang drive oleh pemerintahan.

Page 23: Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap …eplanningkabgor.id/rpjmd/4. BAB IV Final Section.pdfProses identifikasi permasalahan pembangunan daerah dilaksanakan melalui serangkaian

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

135

f. Kemandirian Fiskal Daerah

Seperti halnya daerah lain di Propinsi Gorontalo, Kabupaten Gorontalo memiliki

kemandirian fiscal daerah yang relative kecil. Ukuran kemandirian adalah Nampak

pada rasio antara Pendapatan Asli Daerah dengan Dana Perimbangan. Kondisi

nyata menunjukan Pendapatan Asli Daerah lebih kecil disbanding dengan

pendapatan daerah yang bersumber dari dana perimbangan. Kedepan, upaya-upaya

nyata terkait dengan income generating melalui sumber-sumber Pendapatan Asli

Daerah menjadi salah sati focus kebijakan. Meskipun di satu sisi, fenomena

resentralasasi di Indonesia telah memperkecil ruang gerak pemerintah untuk

melakukan intensifikasi dan extensifikasi penerimaan.

g. Belum terpenuhinya pencapaian SPM

Fungsi-fungsi pemerintahan (daerah) dapat digolongkan dalam 4 kelompok

yaitu : penyediaan pelayanan, pengaturan, pembangunan, dan perwakilan.

Fungsi penyediaan pelayanan-pelayanan berorientasi pada lingkungan dan

kemasyarakatan. Pelayanan lingkungan mencakup antara lain jalan-jalan

daerah, penerangan jalan, pembuangan sampah, saluran air limbah,

pencegahan banjir, pemeliharaan taman dan tempat rekreasi. Selain itu

pelayanan medik dan kesehatan juga merupakan pelayanan minimal disamping

sarana dan pendidikan. Hampir seluruh fungsi tersebut belum menunjukan

pencapaian standar pelayanan minimum.

h. Pencapaian SDGs

MDGs di Kabupaten Gorontalo masih menyisakan pekerjaan yang berat dan

jumlahnya banyak. Kegagalan dalam pencapaian indikator MDGs di Kabupaten

Gorontalo, mengartikan bahwa pekerjaan tersisa yang harus dituntaskan melalui

capaian SDGs menjadi lebih besar. Karena beberapa indicator dalam MDGs tidak

tercakup kedalam indikator SDGs.

i. Reformasi birokrasi.

Persoalan yang cukup serius untuk menjadi agenda penting diselesaikan pada

kepemimpinan mendatang adalah melaksanakan Reformasi Birokrasi. Fokus

reformasi pada cultural sett, mind sett dan system sett. Pada asepek cultural sett

adalah terkait dengan budaya kerja yang masih berorientasi input (anggaran,

kehadiran) dan belum pada orientasi output (luaran) dan outcome (hasil). Pada

asepek mid sett yang sangat mendesak dirubah adalah pengetahuan, pemahaman,

dan daya tanggap serta tanggung jawab pada tugas. Persoalan kuncinya adalah

masih rendahnya komitmen ASN terhadap tugas dan tanggung jawab. Sedangkan

pada system sett hal yang paling mendasar di rubah adalah pada pola rekrutmen

jabatan yang menganut spoil system (pendekatan kerabat dekat, keluarga, dan

Page 24: Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap …eplanningkabgor.id/rpjmd/4. BAB IV Final Section.pdfProses identifikasi permasalahan pembangunan daerah dilaksanakan melalui serangkaian

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 - 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO| TAHUN 2016

136

senioritas). Sementara merit system pola rekrutmen berdasarkan prestasi,

kapabilitas, dan reputasi kinerja belum diterapkan sepenuhnya.

Berdasarkan analisis di atas, maka dapat disampaikan keterkaitan antara isu

strategis Nasional, Regional Propinsi dan Lokal Kabupaten Gorontalo sebagai

berikut.

Tabel 4.7

Keterkaitan Isu Strategis

Isu Strategis

Nasional Propinsi Gorontalo Kabupaten Gorontalo

Stabilitas Politik dan Keamanan

Kualitas dan Daya Saing Sumber

Daya Manusia (Pendidikan Dan

Kesehatan)

Kemiskinan

Tata Kelola: Birokrasi Efektif dan Efisien

Pertumbuhan Ekonomi Melalui

Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan

Belum Optimal

Pengangguran

Pemberantasan Korupsi Pembangunan Infrastruktur Belum

Memadai

Indeks gini ratio cukup

tinggi

Pertumbuhan Ekonomi

Reformasi Birokrasi, Penegakkan

Supremasi Hukum dan HAM Belum

Optimal

Indeks Pembangunan

Manusia

Percepatan Pemerataan dan Keadilan

Pengelolaan Sumber Daya Alam

Berbasis Lingkungan dan

Berkelanjutan

Angka Kematian Ibu

Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN

(MEA)

Kemandirian Fiskal

Daerah

Agenda pembangunan Pasca MDGs 2015 (SDGs)

dan Perubahan Iklim

Belum terpenuhinya

pencapaian SPM

Indonesia mempunyai peluang untuk dapat

menikmati ‘bonus demografi’ pada Tahun 2028

dan 20131

Pencapaian SDGs

Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Reformasi birokrasi

Kesenjangan Antar Wilayah

Globalisasi Nilai-Nilai Budaya Tidak Dapat

Dihindarkan

Sumber : Hasil Analisis Tim RPJMD Kabupaten Gorontalo 2016