29
MAKALAH “Permasalahan pendidikan” Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah landasan dan konteks pendidikan Dosen pengampu Dr. Maufur Di susun oleh Donny Kurnianto 1115500024 BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL

PERMASALAHAN PENDIDIKAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

permasalahan pendidikan di indonesia sangatlah kompleks dan menyeluruh banyak faktor yang mempengaruhi bangsa indonesia yang terutama adalah politik dan kepentingan yang berkepanjangan oleh oknum yang terkaitserta perubahan-perubahan yang membuat pengajar bingung yang di buat oleh sistem di indonesia

Citation preview

MAKALAH“Permasalahan pendidikan”

Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah landasan dan konteks pendidikan

Dosen pengampu Dr. Maufur

Di susun oleh

Donny Kurnianto

1115500024

BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL

2015

Daftar isi

2

MAKALAH..........................................................................................................................................1

Daftar isi................................................................................................................................................2

Pendahuluan..........................................................................................................................................2

A. Latar Belakang........................................................................................................................3

B. Rumusan masalah....................................................................................................................4

C. Tujuan penulisan.....................................................................................................................4

BAB II...................................................................................................................................................5

Pembahasan...........................................................................................................................................5

1. Sangat sulit memajukan pendidikan...........................................................................................5

2. Mengapa setiap 5 tahun sekali kurikulum berganti....................................................................7

3. Kenapa kkm di Indonesia cukup tinggi?..................................................................................12

a. Fungsi kkm (kriteria ketuntasan minimal)...........................................................................12

c. Rambu-rambu......................................................................................................................13

d. Langkah-langkag penetapan kkm........................................................................................13

BAB III................................................................................................................................................17

Simpulan.............................................................................................................................................17

Bab IV.................................................................................................................................................18

Rekomendasi.......................................................................................................................................18

iBAB 1

2

3

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Masalah adalah suatu keadaan yang tidak seimbang dengan harapan/keinginan dengan

kenyataan yang ada menurut Agung Wijaya, dan pendidikan adalah suatu usaha serta upaya

yang dilakukan oleh manusia yang sudah dewasa dalam membimbing manusia yang masih

belum dewasa ke arah kedewasaan menurut Langeveld. Permasalahan di Indonesia sangatlah

kompleks dan sangatlah rumit banyak orang yang tak faham ekonomi, banyak orang yang tak

faham hokum namun jika berbicara masalah pendidikan semua orang menggetahuinya dari

anak SD (sekolah dasar) sampai mahasiswa dan orang tua

Isu-isu pendidikan di Indonesia yang di kemas untuk skala lokal maupun

nasionalterus bergulir. Permasalahan pendidikan bisanya terselesaikan dengan waktu relative

singkat, dan kadang relative lama. Bahkan banyak permasalahan pendidikan yang tak

terselesaikan oleh pihak-pihak terkait. Jika kita lihat di papua banyak sarana dan prasarana

yang kurang memadai SDM (sumber daya manusia) yang kurang di pulau bagian timur

Indonesia, namun kita melihat di Pulau jawa banyak guru dan banyak sekolah yang bertaraf

internasional dan biayayanya pun cukup malah. Ini yang menjadi persoalan bangsa kita dari

presiden Soekarno sampai presiden Joko Widodo/JOKOWI. Menurut annis baswedan saat di

wawancarai oleh televise swasta berbicara kita jangan memandingkan Negara-negara yang

pendidikannya maju tetapi kita melihat pendidikan Indonesia yang dulu seperti apa dan

sekarang seperti apa itu menurut beliau

Permasalahan pendidikan yang sedang dialami bangsa Indonesia substansi telah di

cantumkan dalam konsideran menimbang huruf C undang-undang republik Indonesia No 20

tahun 2003, tentang sistem pendidikan nasional, yaitu sistem pendidikan nasional harus

mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan peningkatan mutu serta relevansi dan

efesiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan

perubahan kehidupan lokal, nasional dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan

pendidikan secara terencana, terarah dan berkesinambungan.

3

4

UURI pasal 49 ayat 1 menyatakan dana pendidikan selain gajih pendidikan dan biaya

pendidikan kedinasan di alokasikan minimal 20% dari anggaran pendapatan Negara (APBN)

pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari anggaran pendapatan dan belanja daerah

(APBD) namun kita sadar betul hutang Indonesia tidak sedikit 3.929 triliun pada bulai Mei

2015 menurut CNN Indonesia tidak heran permasalahan pendidikan di Indonesia cukup rumit

dan berkelanjutan. Banyak orang-orang yang kehilangan masa-masa bermainnya dikarenakan

terlalu focus dengan yang namanya pelajaran, bukanya mata pelajaran didisain untuk

kenyamanan murid bukan untuk membuat murid melakukan hal instan untuk mencapai nilai

tersebut.

B. Rumusan masalah

1. Kenapa Indonesia sangat sulit memajukan pendidikannya

2. Apa itu kurikulum

3. Mengapa kkm di Indonesia cukup tinggi

C. Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui kenapa sangat sulit memajukan pendidikan

2. Untuk mengetahui kurikulum

3. Untuk mengetahu kenapa kkm di Indonesia sangat tinggi

BAB II

Pembahasan

4

5

1. Sangat sulit memajukan pendidikan

Sebenarnya Indonesia adalah Negara yang sangat maju jika kita melihat karya-karya anak

Indonesia yang sangat mumpuni kita tak usah kecil hati kita di bilang Negara yang sangat

pintar karena mata pelajarannya yang cukup banyak, ini sebenarnya Negara Indonesia jika

bisa menghargai sedikit penelitian pasti Negara Indonesia bisa mengalahkan amerika serikat,

inggris, dan Negara maju lainnya. Contoh tokoh-tokoh besar yang

penemuannya/penelitiannya di pakai sampai saat ini ialah :

a. Prof. Dr. Khirul Anwar belau adalah penemu paten 4G

b. Prof.BJ Habibie menemukan Teori Habibie, Faktor Habibie/Metode Habibie.atau

Crack Progression dalam Ilmu Penerbangan

Dan masih banyak lagi tokoh-tokoh Indonesia yang sukses di luar negeri jika masyarakat

Indonesia bisa menghargai sedikit tentang penelitian serian anak-anak yang bermutu seperti

upin dan ipin yang sekarang di terjemahkan kebahasa melayu milik Malaysia. Yang paling

penting untuk memajukan pendidikan di era globalisasi ini adalah petinggi pemerintahan

seperti mentri, wakil mentri, bendahara dan sebagainya janganlah melakukan korupsi karena

hal-hal tersebut yang menghancurkan pendidikan kita di masa yang akan mendatang. Dalam

rangka memecahkan permasalahan ini berbagai upaya yang telah dan akan di lakukan di

antaranya

a. Menambah jumlah bangunan gedung sekolah dengan perlengkapannya

b. Meningkatkan anggaran hingga 20% APBN dan APBD

c. Memberi tunjangan khusus bagi para guru yang bertugas di daerah khusus

d. Mencanangkan dan melaksanakan wajib belajar 12 tahun sampai mahasiswa

e. Meningkatkan kesejahteraan guru melalui sertifikat

f. Meningkatkan alokasi beasiswa bagi peserta didik yang berprestasi tetapi tidak

mampu, dan pembiyaan bagi masyarakat miskin agar dapat menikmati pemerataan

pendidikan

g. Meningkatkan peran masyarakat dalam pendidikan baik secara perseorangan,

kelompok, keluarga, organisasi profesi, dan organisasi kemasyarakatan baik dalam

menyelengggarakan dan pengendalian pendidikan maupun sebagai sumber pelaksana

dan pengguna hasil pendidikan

5

6

Banyak hal-hal yang belum di selesaikan oleh pemerintah dalam kasus pendidikan di

Indonesia, mungkin di kota Tegal yang sangat kita cintai ini sangat banyak sekolah yang

terakreditasi tapi apakah sarana dan prasarananya memadai belum tentu itu adalah rahasia

umum murid. Antara brosur dengan kenyataan murid masuk sekolah sangtlah bertolak

belakang jika ini terus dilakukan akan membuat kemunduran sekolah tersebut jika kita

menanyakan sekolah apa yang murid sukai pasti kebanyakan menjawab sekolah yang

nyaman, ramah gurunya, lingkungan yang mendukung untuk berprestasi, ada sarana untuk

penelitian dan sebagainya. Hal ini menunjukan peran sekolah, guru dan penunjang lainnya

sangatlah penting untuk prestasi murid di sekolah jika pemerintah memahami hal ini Negara

kita Indonesia akan menunjuan taringnya di kancah internasional dan berperan besar untuk

dunia ini dan kesejahteraan masyarakat bumi

“Persoalannya bukanlah bahwa mereka tidak dapat menemuka pemecahannya melainkan

tidak tahu apa masalahnya” G.K Cesterson, 1935

Negara kita yang cintai ini belum tahu apa masalah yang di hadapi bangsa kita di

dunia pendidikan mencurahkan perhatian kepada masalah sangtlah penting. Di lingkungan

sekolah, pemerintahan atau di mana pun, para penyelia akan meminta pegawainya

menghadapi mereka bukan melaporkan kesulitan yang mereka hadapi, melaikan

penyampaian pemecahan masalah yang siap di jalankan. Dalam era globalisasi ini yang kita

butuhkan adalah orang-orang yang bisa memecahkan masalah tentang pendidikan di

Indonesia

Ada 4 langkah untuk memecahkan masalah

a. Rumusan masalah, perhatikan dengan seksama apa masalahnya, uraikan secermat dan

serealistis mungkin. Cobalah lihat masalah tersebut dari sudut pandang orang lain,

untuk memastikan bahwa pandangan kita tidak terlalu sempit

b. Temukan alternative pemecahan, pikirkan sebanyak mungkin cara pemecahan dan

pendekatan masalah. Langkah ini adalah langkah curah gagasan. Mungkin beberapa

gagasan yang kita kemukakan tidak abash, tidak usah khawatir. Pada tahap ini jangan

nilai gagasan kita biarkan gagsan tersebut muncu. Sekali lagi, coba pikirkan cara-cara

yang akan dilakukan orang lain untuk memecahkan dilemma yang sama

6

7

c. Nilailah setiap alternatif pemecahan, apabila kita telah memikirkan alternatif di benak

kita bahkan yang lebih baik sudah tertuang di atas kertas, amati setiap alternatif itu

dan perkirakan hasilnya. Susunlah prioritas alternatif pemecahan dari yang paling

baik sampai yang paling kurang baik

d. Pilih alternatif pemecahan yang paling baik, tiba wakunya untuk memikirkan resiko,

menyadari akibat yang di timbulkan. Tidak seorang pun dapat memperkiraakan

keberhasilan atau kegagalan sesuai tindakan dengan tindakan ketepatan 100%.

Yakinkan dari kita keputusan kita untuk mengambil resiko dan tindakan telah

didasarkan pada pengumpulan informasi yang masuk akal dan sudah di analisis.

2. Mengapa setiap 5 tahun sekali kurikulum berganti

Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh

suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan

diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan

Definisi kurikulum menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

tertuang dalam pasal 1 butir 19 sebagai berikut:

“Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan

pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”

Indonesia memiliki beberapa kurikulum yang pernah di terapkan di Indonesia

a. Kurikulum 1968

b. Kurikulum 1975

c. Kurikulum 1984

d. Kurikulum 1994

e. Kurikulum 2004

f. Kurikulum 2006

7

8

g. Kurikulum 2013

banyak pakar berbicara mengapa setiap pergantian mentri pasti berganti kurikulum ini

adalah momok yang menakutkan bagi para guru dan para siswa mentri pendidikan saat ini

berbicara UN (ujian nasional) di selenggarakan bulan Februari 2016 namun kenyataannya

mundur kembali seperti semula, hal ini sangat membingungkan semua pihak yang terlibat di

pendidikan. Kita menyadari Indonesia sangat beda dengan orang jepang, jika di jepang setiap

10 tahun sekali kurikulum di perbaharui dengan perbaikkan mutu pendidikan, perbaruan

teknologi dan sebagainya. Walau di jepang saat ini sedanag meneliti bagaimana manusia

hidup tapi sayang itu tidak terpecahkan sampai detik ini.

Indonesia sangatlah rumit jika berganti kekuasaan pasti pendidikan juga berganti inilah

Negara kita yang tak akan selesai jika selalu mempunyai prinsip yang sangat waw

Sebenarnya kurikulum memang wajib di ganti/di perbaharui jika ada penemuan

terbarukan di bidang pendidikan dan sekali lagi saling menghormati untuk kepentingan

banyak itu sangatlah penting, memang kita tidak boleh meniru Negara lain, buatlah

kurikulum sesuai dengan Negara kita sendiri yang mengutamakan budi pekerti luhur dan

sebaginya.

Pandangan tentang anak sebagai makhluk yang unik sangat berpengaruh terhadap

pengembangan kurikulum pendidikan. Setiap anak merupakan pribadi tersendiri, memiliki

perbedaan di samping persamaannya. Implikasi dari hal tersebut terhadap pengembangan

kurikulum, antara lain;

1. Tiap anak diberi kesempatan untuk berkembang sesuai dengan bakat, minat, dan

kebutuhannya,

2. Di samping disediakan pembelajaran yang bersifat umum (program inti) yang harus

dipelajari peserta didik di sekolah, disediakan pula pembelajaran pilihan sesuai

minat dan bakat anak,

3. Kurikulum selain menyediakan bahan ajar yang bersifat kejuruan juga menyediakan

bahan ajar yang bersifat akademik,

4. Kurikulum memuat tujuan yang mengandung pengetahuan, nilai/sikap, dan

ketrampilan yang menggambarkan keseluruhan pribadi yang utuh lahir dan bathin.

8

9

Tujuan pendidikan nasional yang berkehendak mengembangkan potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis

serta bertanggung jawab

Untuk mencapai pengembangan manusia secara utuh namun dalam menyusun

kurikulum di berbagai pendidikan formal belum belum mengggunakan kurikulum yang

terintegrasi. Organisasi kurikulum yang digunakan masih bersifat koralasi, bahwa masih

banyak yang bersifat terpilah-pilah

Banyak orang di dunia pendidikan yang sangat mengkomersialisasi pendidikan, banyak

orang membisniskan pendidikan ini imbas dari itu semua adalah siswa menjadi bingung atas

kekacauan pendidikan kita. Kurikulum sebagai bahan ajar dan pedoman guru seharusnya

melatih guru-guru yang kreatif, mencintai mata pelajarannya, selalu tersenyum dengan

muridnya, selalu ceria di depan muridnya dan sebaginya. Menjadikan seorang guru atau

pengajar yang benar-benar mengerti siswa dan siswinya agar mereka terus terpacu untuk

belajar. Tidak ada kata murid bodoh di dunia ini yang ada adalah kata murid cerdas dan

murid pintar

Kurikulum harus di kembangkan di Negara berkembang sekalipun, langkah-langkah

kurikulum dilakukan dengan mengembangkan keempat.komponen-komponen utama

kurikulum, yaitu mengembangkan tujuan, materi/bahan/isi, strategi/metode, dan evaluasi.

Setiap komponen kurikulum merupakan suatu kesatuan yang saling berhubungan dan saling

mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya. Dengan berpedoman dengan komponen-

komponen kurikulum dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut

a. Mengembangkan tujuan kurikulum

Rumusan tujuan di buat berdasarkan analisis dengan berbagai tuntutan, kebutuhan, dan

harapan. Oleh karena itu dibuat dengan mempertimbangkan faktor-faktor masyarakat, peserta

didik itu sendiri, serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Tujuan pendidikan termasuk

penyusunan kurikulum. Dalam penyusunan, tujuan pendindikan yang masih bersifat umum

yaitu tujuan nasional atau tujuan institusional dijabarkan kepada tujuan-tujuan yang lebih

khusus atau tujuan kurikuler dan dijabarkan langsung kepada tujuan-tujuan khusus atau

tujuan instruksional

9

10

b. Mengembangkan materi

Materi atau isi pembelajaran merupakan pengalaman yang akan diberikan kepada

peserta didik selama mengalami proses pendidikan atau proses pembelajaran. Pengalaman

pembelajaran ini dapat berupa mata pelajaran – mata pelajaran atau kegiatan sekitar masalah

kehidupan sesuai dengan kurikulum yang telah di tentukan. Materi kurikulum disusun dengan

mengacu pada tujuan yang telah di rumuskan sebelumnya dan yang akan di capai. Materi

kurikulum bisa berupa pengetahuan (fakta,konsep,prinsip, dalil, dan lain sebagainya).

Kemampuan (ketrampilan, kecakapan, kompetensi, dan lain sebagainya), pengetahuan dan

kemampuan.

c. Mengembangkan metode kurikulum

Tujuan kurikulum yang telah dirumuskan, dicapai dengan menggunakan metode

kurikulu. Metode meliputi cara, teknik, atau taktik.

d. Mengembangkan evaluasi kurikulum

Seberapa baik atau seberapa jauh dan bagaimana tingkat keberhasilan suatu kurikulum

dapat diketahui dengan melakukan evaluasi kurikulum. Evaluasi banyak tergantu pada tujuan

yang hendak dicapai. Hal ini sangat penting sebagai umpan balik untuk mengadakan

perbaikan oleh karena itu evaluasi harus dilakukan terus menerus dan secara menyeluru,

meliputi semua komponen-komponen atau langkah-langkah pengembangan kurikulum.

Beberapa prinsip perikut perlu diperhatikan saat pengembangan kurikulum

a. Terpusat pada potensi, pengembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan

lingkungannya

Kegiatan belajar terpusat pada peserta didik agar potensinya berkembang agar menuju

pencapaian tujuan pendidikan pengembangan peserta didik di sesuaikan dengan potensi,

perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta dikemas sedemikian rupa sehingga

mampu menarik dan merangsang peserta didik.

b. Beragam dan terpadu

Pemngembangan kurikulum memperhatikan beragam karakteristik peserta didik, kondisi

daerah dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan

10

11

agama, suku, budaya, adat istiadat, status social, ekonomi dan jender. Kurikulum

mencangkup seluas-luasnya mata pelajaran dan muatan di sekitar mata pelajaran dan harus

ada keterkaitan diantara butir-butir kurikulum.

c. Tanggapan terhadap perkembangan dan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

Pengembangan kurikulum memperhatikan perkembangan sains, teknologi, dan seni yang

berkembang sangat cepet dan dinamis. Kurikulum hendaknya memberikan pengalaman

belajar kepada peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan tersebut.

d. Relefan dengan bentuk kehidupan

Pengembangan kurikulum relefan dengan kebutuhan kehidupan : kehidupan sehari-hari

peserta didik, kehidupan kemasyarakatan, dunia usia dan dunia kerja. Oleh karena itu, di

perlukan keterampilan atau keahlian menghadapi hidup seperti keterampilan pribadi, berfikir,

social, akademik dan vokasional.

e. Menyeluruh dan komprehensif dan berkesinambungan

Menyeluruh atau komprehensif mencangkup keseluruhan kompetensi, keilmuan, materi

pembbelajaran yang diajari, strategi dan metode pembelajaran yang di gunakan serta

pengalaman belajar yang tersedia. Berkesinambungan bermakna semua itu di rencanakan dan

disajikan di semua jenjang pendidikan. Satu pengalaman belajar dapat dibangun dari

pengalaman belajar sebelumnya.

f. Belajar seumur hidup

Peserta didik belajar seumur hidup melalui proses pengembangan, budidaya dan

pemberdayaan. Pengembangan kurikulum meliputi pendidikan formal, nonformal dan

informal. Yang memberikan kompetensi dan keahlian kepada peserta didik yang perlu

dipelajari agar terus belajar sepanjang hidupnya.

g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

Sekolah perlu mempertimbangkan minat dari masyarakat dan daerah dengan mengacu

pada kerangka kerja umum dari pemerintah nasional.

11

12

Pelaksanaan kurikulum yang sering disebut dengan implementasi kurikulum merupakan

kegiatan nyata yang dilaksanakan pengajar dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu

disebut juga dengan kurikulum actual.

3. Kenapa kkm di Indonesia cukup tinggi?

KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) adalah kriteria paling rendah untuk menyatakan

peserta didik mencapai ketuntasan. KKM harus ditetapkan diawal tahun ajaran oleh satuan

pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau

beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan

pendidik atau forum MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM.

a. Fungsi kkm (kriteria ketuntasan minimal)

1. Sebagai acuan bagi seorang guru untuk menilai kompetensi peserta didik sesuai

dengan Kompetensi Dasar (KD), suatu mata pelajaran atau Standar Kompetensi (SK)

2. Sebagai acuan bagi peserta didik untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti

pembelajaran

3. Sebagai target pencapaian penguasaan materi sesuai dengan SK/KD – nya

4. Sebagai salah satu instrumen dalam melakukan evaluasi pembelajaran

5. Sebagai “kontrak” pedagogik antara pendidik, peserta didik dan masyarakat

(khususnya orang tua dan wali murid)

b. Seperti pada uraian diatas bahwa penetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok

guru mata pelajaran. Adapaun langkah dan tahapan penetapan KKM antara lain:

1. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan

mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu

kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik. Hasil penetapan KKM indikator

berlanjut pada KD, SK hingga KKM mata pelajaran.

2. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran disahkan oleh

kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan penilaian

3. KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan,

yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan

12

13

4. KKM dicantumkan dalam laporan hasi belajar atau rapor pada saat hasil penilaian

dilaporkan kepada orang tua/wali peserta didik

c. Rambu-rambu

1. Ketuntasan Belajar setiap indikator yang telah ditetapkan

dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0–100%.

2. Nilai KKM dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat dengan

rentang 0–100

3. Sekolah dapat menetapkan KKM di bawah nilai ketuntasan

belajar maksimal, dan berupaya secara bertahap

meningkatkan untuk mencapai ketuntasan maksimal

4. Nilai KKM harus dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar

Peserta didik

d. Langkah-langkag penetapan kkm

1. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok

guru mata pelajaran disahkan oleh kepala sekolah

untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan

penilaian

2. KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada

pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu peserta

didik, orang tua, dan dinas pendidikan

3. KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil

penilaian dilaporkan kepada orang tua/wali

peserta didik

jika kita mengukur indikator di atas apakah logis kkm di Indonesia antara 75-85?

13

14

Pada Kurikulum 2006 (yang dikenal dengan KTSP) kita telah mengetahui bersama bahwa

sekolah harus menentukan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). KKM tersebut ditetapkan

dengan acuan tertentu dan tiapa mata pelajaran KKMnya bisa jadi berbeda-beda. KKM

ditetapkan mulai dari yang rendah (misal 65) dan tiapa tahun ditingkatkan hingga mencapai

KKM ideal nasional yaitu 75 atau bahkan lebih.

Yang menjadi permasalahan adalah KKM meningkat namun tidak dibarengi dengan kualitas

pembelajaran, sehingga KKM 75 itu terkesan dipaksakan, artinya sebenarnya ada sekolah

(tidak semua) yang sebenarnya belum waktunya KKM 75 dipaksakan menjadi 75. Apalagi

nilai rapor menjadi unsur perhitungan kelulusan siswa dari satuan pendidikan. Apa

akibatnya? terjadilah apa yang kita sebut katrol nilai.

Sebenarnya KKM 75 itu tidak realistis? Alasannya seperti yang saya paparkan di atas bahwa

secara empiris bahwa KKM 75 itu banyak sekolah yang belum siap, namun dipaksakan KKM

75. Di samping itu KKM 75 itu dengan KKM  di perguruan tinggi, di peguruan tinggi

sebenarnya tidak ada istilah KKM, yang ada batas minimal kelulusan yang biasanya adalah

C.

Mari kita perhatikan tabel konversi nilai skala 100 ke skala 4 atau ke dalam nilai huruf di

beberapa perguruan tinggi di bawah ini

Dari beberapa tabel di atas dapat disimpulkan bahwa batas minimal kelulusan adalah 55 atau

56. Nah sekarang kita bandingkan dengan batas minimal kelulusan di sekolah (KKM) yang

besarnya 75, bukankah angka 75 ini tidak realistis. Sekarang kita bahas mengenai nilai di

kurikulum 2013. Pada kurikulum 2013 nilai dinyatakan dalam bentuk huruf seperti halnya di

perguruan tinggi, namun lebih bervariasi, yaitu A, A-, B+, B, B-, C+, C, C-, D+, dan D

14

15

(terdapat variasi 10 nilai), dengan ketentuan batas miniimal kelulusan (ketuntasan) adalah B-

atau 2,66, seperti tabel di bawah ini:

Tabel penilaian tersebut terdapat di permendikbud no 81A tahun 2013 tentang implementasi

kurikulum, lampiran IV. Dengan ditetapkannya dalam dalam bentuk huruf maka diperlukan

tabel konversi dari skala 100 ke skala 4 (dalam bentuk huruf). Untuk membuat tabel konversi

ini di permendiknud tersebut belum ada pedomannya, sehingga sekolah membuat tabel

konversi sendiri-sendiri yang bisa jadi berbeda tiap sekolah. Dengan batasas minimal

ketuntasan B- atau 2,66 apakah sekarang KKM harus 75? saya pikir tidak harus. Untuk

membuat tabel konversi itu bisa saja kita mengacu ke tabel yang ada di beberapa perguruan

tinggi, karena sekarang menyatakan nilai dalam rapor (Laporan Capaian Kompetensi) sudah

hampir sama dengan perguruan tinggi, yaitu dalam bentuk huruf.

Berikut ini contoh tabel konversi dari nila 0 – 100 menjadi 1 – 4 (dalam bentuk huruf)

15

16

Tabel itu diperoleh ketika pelatihan pendampingan kurikulum 2013. Dari tabel itu batas

minimal ketuntasan adalah 66. Apakah hanya seperti itu? Tentu saja tidak. Bisa saja seperti di

bawah ini:

Tabel ini batas minimal ketuntasannya juga 66, namun berbeda untuk nilai A dan A-. Lalu

bagaimana dengan KKM 75? Kalau semula KKM 75 sekarang batas minimal ketuntasan 66

bukankah itu turun? ya memang turun. Namun menurut pendapat saya, sudahlah lupakan 75,

karena 75 itu memaksakan diri.

16

17

BAB III

Simpulan

Masalah di Indonesia terutama pendidikan itu sangatlah kompleks dan sangat sulit di

perbaiki, perbaikan di semua lini harus dilakukan bukan hanya dari guru, kualitas murid,

sarana dan prasarana harus di perbaiki jika tidak masalah akan timbul dengan masalah yang

lebih rumit lagi. Tugas atau pr (pekerjaan rumah) harus diminimalisir agar mahasiswa dan

murid nyaman untuk bersekolah atau menuntut ilmu dengan penuh senyum dan kegembiraan,

bukan seperti sekarang anak sekolah di tekan dengan tugas yang maha berat dan maha dasyat

ini membuat kecurangan terjadi dimana-mana ini adalah realita bukan teori semata inilah

wajah pendidikan Indonesia dimata dunia. Dan tidak kalah penting lagi meminimalisir tes

atau ujian jika kita boleh meminjam kata-kata “manusia adalah mempunyai 1001 karakter

yang harus dihargai besar oleh pemerintah”. Tidak ada kata-kata orang bodoh di Indonesia

yang ada adalah orang cerdas, pintar, bekerja keras, dan sopan santun.

Bab IV

Rekomendasi

Masalah pendidikan Indonesia sebenarnya bisa diatasi dengan adanya kerjasama yang

baik dari semua pihak, entah itu guru, pemerintah, swasta dan lain sebagainya. Pendidikan

karakter memang penting di lakukan karena pendidikan saat ini sangtlah kronis dan

memprihatinkan pemerintah seharusnya sadar tes harus diminimalisir, ujian nasional dihapus

karena murid sekarang mempentingkan nilai ujian bagus dari pada menjadikan masa-masa

sekolah itu sebagai ajang mencari ilmu dan beradaptasi dengan sosial. Banyak orang sekolah

menengah yang sangat anti dengan namanya social ini terjadi fakta, pemerintah harus benar-

benar sadar dan mengerti keadaan murid sekarang dan gempuran teknologi sekarang ini

17

18

Daftar pustaka

1. Sukarman, Dadang. Pengembangan Kurikulum – electronic book Kurikulum dan

Teknologi Pendidikan – UPI. Bandung: Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

UPI. 2007

2. http://indonesiatop.blogspot.co.id/2015/02/daftar-tokoh-tokoh-ilmuwan-penemu-

asal.htm

3. Dr, maufur dan Dr. siti Ds, MM. landasan dan kontens pendidikan. 2014

4. Steven J. stein, Ph. D. Howard E. Book, M.D. Ledakan EQ 15 prinsip dasar

kecerdasan emosional meraih sukses. 2002

5. Dr. Munir M.IT. kurikulum berbasis teknologi informasi dan komunikasi. 2008

6. Web kementrian dan kebudayaan republik Indonesia tentang penilaian kurikulum

2013

18

19

Prakata

Puji syukur kehadiran tuhan yang maha esa, atas nikmatNya makalah ini bisa dibuat

dan telah kami dapat selesaikan, walaupun banyak kekurangan kata-kata disana-sini kami

berusaha semaksimal mungkin berusaha membuat makalah ini sebaik mungkin.

Kami mengucapkan terima kasih atas semua pihak yang sudah membuat kami

terbantu untuk pembuatan makalah ini, tanpa do’a mereka kami tidak bisa apa-apa. Kami

mengucapkan terima kasih atas bimbingan dosen yang telah memberikan banyak motivasi

kepada kita semua. Kami mempunyai beberapa kata “tuhan ada di depan kita, malaikat ada di

samping kanan dan kiri kita, dan malaikat pencabut nyawa ada di belakang kita sewaktu-

waktu bisa mencabut nyawa kita kapan saja, mengurangi kinerja otak kita kapan saja.

Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua

Salam pendidikan Indonesia

19

i