Upload
syaifudin-ishar
View
197
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara
permen pu nomor 45/ prt/ m/ 2007
DINAS PU CIPTA KARYA DAN TATA RUANG PROVINSI JAWA TIMUR
BANTUAN TEKNISBANTUAN TEKNIS
dengan maksud:
membina dan mengatur penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung,
dengan maksud:
membina dan mengatur penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung,
yang bertujuan:
terwujudnya bangunan gedung yang fungsional, aman, nyaman, sehat, serta seimbang, serasi dan selaras dengan lingkungannya; dan
terwujudnya tertib penyelenggaraan bangunan gedung.
adalah upaya memberdayakan pihak-pihak terkait dalam hal adalah upaya memberdayakan pihak-pihak terkait dalam hal teknis baik berupa bantuan tenaga, informasi, maupun teknis baik berupa bantuan tenaga, informasi, maupun
percontohan.percontohan.
adalah upaya memberdayakan pihak-pihak terkait dalam hal adalah upaya memberdayakan pihak-pihak terkait dalam hal teknis baik berupa bantuan tenaga, informasi, maupun teknis baik berupa bantuan tenaga, informasi, maupun
percontohan.percontohan.
Lingkup Lingkup BANTUAN TEKNISBANTUAN TEKNIS
Lingkup Lingkup BANTUAN TEKNISBANTUAN TEKNIS1.Bantuan Tenaga:1.Bantuan Tenaga:
2.Bantuan Informasi:2.Bantuan Informasi:
Pemimpin Proyek;
Panitia; Pengelola
Teknis.
Pemimpin Proyek;
Panitia; Pengelola
Teknis. Peraturan, Pedoman/
Petunjuk/Standar Teknis; Advis Teknis; Rekomendasi.
Peraturan, Pedoman/ Petunjuk/Standar Teknis;
Advis Teknis; Rekomendasi.
3.Bantuan Percontohan:
3.Bantuan Percontohan: Model Pengaturan
(RTBL,; Fisik.
Model Pengaturan (RTBL,;
Fisik.
Tenaga Teknis;
Narasumber; Penatar/
penyuluh.
Tenaga Teknis;
Narasumber; Penatar/
penyuluh.
SKB MENKEU,MENPUTL,
KETUA BAPPENAS tahun 1970
SKB MENKEU,MENPUTL,
KETUA BAPPENAS tahun 1970
KepMenPUNo.
281/KPTS/79
KepMenPUNo.
281/KPTS/79
KEPUTUSAN DIREKTUR
JENDERAL CIPTA KARYA tentang
Pedoman Standarisasi dan
Pedoman Operasional
Penyelenggaraan Pembangunan
Bangunan Gedung Negara
dari tahun 1979 sd. 1993
KEPUTUSAN DIREKTUR
JENDERAL CIPTA KARYA tentang
Pedoman Standarisasi dan
Pedoman Operasional
Penyelenggaraan Pembangunan
Bangunan Gedung Negara
dari tahun 1979 sd. 1993
Dirjen CK menetaapkaan Harga Satuan per-M2 dan Pedoman
Operasional
Dirjen CK menetaapkaan Harga Satuan per-M2 dan Pedoman
Operasional
SKB MENKEU dan KETUA BAPPENAS tahun 1979
SKB MENKEU dan KETUA BAPPENAS tahun 1979
Harga Satuan per-M2 dan Pedoman
Operasional ditetapkan
secara periodik oleh Dirjen CK
Dep, PU.
Harga Satuan per-M2 dan Pedoman
Operasional ditetapkan
secara periodik oleh Dirjen CK
Dep, PU.
SEB MENKEU dan KETUA BAPPENAS
SEB MENKEU dan KETUA BAPPENAS
SEB MENKEU dan KETUA
BAPPENAS tahun 1997
SEB MENKEU dan KETUA
BAPPENAS tahun 1997
KEPPRES 16/1994
KEPPRES 16/1994
Harga Standar untuk pelbagai
jenis barang dan kegiatan
ditetaapkan secara khusus secara berkala oleh
BAPPENAS dan DEP. KEU.
Harga Standar untuk pelbagai
jenis barang dan kegiatan
ditetaapkan secara khusus secara berkala oleh
BAPPENAS dan DEP. KEU.
Pembagunan gedung negara
untuk keperluan dinas mengikuti
PEDOMAN TEKNIS dari Dep. PU.
Pembagunan gedung negara
untuk keperluan dinas mengikuti
PEDOMAN TEKNIS dari Dep. PU.
Pedoman Teknis masih dalam
taraf penyelesaian Dep. PU. cq.
DCJK.
Pedoman Teknis masih dalam
taraf penyelesaian Dep. PU. cq.
DCJK.
KEPUTUSAN DJCK
295/KPTS/CK/97
KEPMEN KIMPRASWIL332/KPTS/M/
2002PERMEN PU
45/PRT/M/2007tentang
PEDOMAN TEKNIS
PEMBANGUNAN BANGUNAN
GEDUNG NEGARA
KEPUTUSAN DJCK
295/KPTS/CK/97
KEPMEN KIMPRASWIL332/KPTS/M/
2002PERMEN PU
45/PRT/M/2007tentang
PEDOMAN TEKNIS
PEMBANGUNAN BANGUNAN
GEDUNG NEGARA
DASAR HUKUM Pengaturan BGNDASAR HUKUM Pengaturan BGN
DASAR HUKUM Pengaturan BGNDASAR HUKUM Pengaturan BGN1. PP No. 36 tahun 2005, tentang
Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 tahun 2002, bahwa penyelenggaraan bangunan gedung negara diatur oleh Menteri PU. {Ps.5 ayat (8)} 2. PP No. 38 tahun 2007, tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, bahwa penetapan kebijakan pembangunan serta pengelolaan gedung dan rumah negara merupakan urusan Pemerintah.
Pedoman Teknis Pembangunan
Bangunan Gedung Negara
Pedoman Teknis Pembangunan
Bangunan Gedung Negara
Tujuan:Tujuan:Tujuan:Tujuan: Terwujudnya bangunan gedung
negara yang fungsional, aman, sehat, nyaman, MUDAH (selamat, efisien), serta serasi dan seimbang dengan lingkungannya,
Terwujudnya penyelenggaraan bangunan gedung negara yang tertib, efektif, dan efisien.
Maksud:Maksud:Maksud:Maksud:Sebagai petunjuk pelaksanaan bagi para penyelenggara pembangunan bangunan gedung dan rumah negara
PENGERTIANPENGERTIAN
Bangunan Gedung NegaraBangunan Gedung Negara: : adalah bangunan gedung adalah bangunan gedung untuk keperluan dinasuntuk keperluan dinas yang yang menjadi/akan menjadimenjadi/akan menjadi milik milik negaranegara dan dibangun dengan dan dibangun dengan sumber pembiayaan sumber pembiayaan APBNAPBN, , dan atau sumber pembiayaan dan atau sumber pembiayaan lainnya.lainnya.
KLASIFIKASI BGNKLASIFIKASI BGNKLASIFIKASI BGNKLASIFIKASI BGN
STANDAR LUAS BGNSTANDAR LUAS BGNSTANDAR LUAS BGNSTANDAR LUAS BGN
STANDAR HARGASTANDAR HARGASTANDAR HARGASTANDAR HARGA
PERSYARATAN TEKNISPERSYARATAN TEKNISPERSYARATAN TEKNISPERSYARATAN TEKNIS
PENYELENGGARA PEMBANGUNANPENYELENGGARA PEMBANGUNANPENYELENGGARA PEMBANGUNANPENYELENGGARA PEMBANGUNAN
ORGANISASI & TATA LAKSANAORGANISASI & TATA LAKSANAORGANISASI & TATA LAKSANAORGANISASI & TATA LAKSANA
PROSEDUR PEMBANGUNANPROSEDUR PEMBANGUNANPROSEDUR PEMBANGUNANPROSEDUR PEMBANGUNAN
PEMBIAYAAN PEMBANGUNANPEMBIAYAAN PEMBANGUNANPEMBIAYAAN PEMBANGUNANPEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
PERAWATAN/ PEMELIHARAANPERAWATAN/ PEMELIHARAANPERAWATAN/ PEMELIHARAANPERAWATAN/ PEMELIHARAAN
PEMBINAAN & WASTEKPEMBINAAN & WASTEKPEMBINAAN & WASTEKPEMBINAAN & WASTEK
SPESIFIKASI SPESIFIKASI TEKNISTEKNIS
SPESIFIKASI SPESIFIKASI TEKNISTEKNIS
TATA CARA TATA CARA PENYELENGGARAANPENYELENGGARAAN
TATA CARA TATA CARA PENYELENGGARAANPENYELENGGARAAN
MATERI MATERI PTPBGNPTPBGN
MATERI MATERI PTPBGNPTPBGNKLASIFIKASI BGNKLASIFIKASI BGNKLASIFIKASI BGNKLASIFIKASI BGN
STANDAR LUAS BGNSTANDAR LUAS BGNSTANDAR LUAS BGNSTANDAR LUAS BGN
PERSYARATAN TEKNISPERSYARATAN TEKNISPERSYARATAN TEKNISPERSYARATAN TEKNIS
PENYELENGGARA PEMBANGUNANPENYELENGGARA PEMBANGUNANPENYELENGGARA PEMBANGUNANPENYELENGGARA PEMBANGUNAN
ORGANISASI & TATA LAKSANAORGANISASI & TATA LAKSANAORGANISASI & TATA LAKSANAORGANISASI & TATA LAKSANA
PEMBANGUNAN TERTENTUPEMBANGUNAN TERTENTUPEMBANGUNAN TERTENTUPEMBANGUNAN TERTENTU
PERAWATAN/ PEMELIHARAANPERAWATAN/ PEMELIHARAANPERAWATAN/ PEMELIHARAANPERAWATAN/ PEMELIHARAAN
PEMBINAAN & WASTEKPEMBINAAN & WASTEKPEMBINAAN & WASTEKPEMBINAAN & WASTEK
PERSYARATAN PERSYARATAN BGNBGN
PERSYARATAN PERSYARATAN BGNBGN
TATA CARA TATA CARA PENYELENGGARAANPENYELENGGARAAN
TATA CARA TATA CARA PENYELENGGARAANPENYELENGGARAAN
TIPE RUMAH NEGARATIPE RUMAH NEGARATIPE RUMAH NEGARATIPE RUMAH NEGARA
PERSYARATAN ADMINISTRASIPERSYARATAN ADMINISTRASIPERSYARATAN ADMINISTRASIPERSYARATAN ADMINISTRASI
KOMPONEN BIAYAKOMPONEN BIAYAKOMPONEN BIAYAKOMPONEN BIAYA
PEMBIAYAAN BGN TERTENTUPEMBIAYAAN BGN TERTENTUPEMBIAYAAN BGN TERTENTUPEMBIAYAAN BGN TERTENTU
PEMBIAYAAN NON STANDARPEMBIAYAAN NON STANDARPEMBIAYAAN NON STANDARPEMBIAYAAN NON STANDAR
PROSENTASE KOMPONEN PEKERJAANPROSENTASE KOMPONEN PEKERJAANPROSENTASE KOMPONEN PEKERJAANPROSENTASE KOMPONEN PEKERJAAN
PEMBIAYAAN PEMBIAYAAN BGNBGN
PEMBIAYAAN PEMBIAYAAN BGNBGN
TAHAPAN TAHAPAN PEMBANGUNAN BGNPEMBANGUNAN BGN
TAHAPAN TAHAPAN PEMBANGUNAN BGNPEMBANGUNAN BGN
PERSIAPANPERSIAPANPERSIAPANPERSIAPAN
PERENCANAAN & PELAKSANAANPERENCANAAN & PELAKSANAANPERENCANAAN & PELAKSANAANPERENCANAAN & PELAKSANAAN
PENDAFTARAN BGNPENDAFTARAN BGNPENDAFTARAN BGNPENDAFTARAN BGN
Klasifikasi BGN (perubahan)
BG Kantor yang sudah ada disain prototipe-nya/ sd. 2 lantai/luas sd. 500 m2
Rumah Dinas Tipe C,D, dan E Pelayanan kesehatan: Puskesmas Pendidikan: lanjutan dan dasar sd. 2 lantai
BG Kantor belum ada prototipe-nya/ diatas 2 lantai/ >500 m2
Rumah Dinas Tipe A & B, atau C,D,&E bertingkat Rumah Sakit Klas A & B Universitas/Akademi
Istana Negara/Wisma Negara Instalasi Nuklir Laboratorium Bangunan Monumental
Klas Klas Penggunaan BangunanPenggunaan Bangunan
SEDERHANASEDERHANA
TIDAKTIDAKSEDERHANASEDERHANA
KHUSUSKHUSUS
Tipe B Rumah Negara (perubahan)
Menteri/Kepala Lembaga Tinggi/Tertinggi Negara
Sekjen, Dirjen, Irjen, Kepala Badan Pejabat yang setingkat
Direktur, Kapus, Karo, KaKanwil Pejabat yang setingkat
Kasubdit, Kabag, Kabid Pejabat yang setingkat
Kasi, Kasubag, Kasubdid Pejabat yang setingkat
Kasubseksi Pejabat yang setingkat
Klas Klas Penggunaan BangunanPenggunaan Bangunan
KhususKhusus
AA
CC
DD
EE
BB
250 M2-600 M2
120 M2-350 M2
70 M2 - 200 M2
50 M2 - 120 M2
35 M2 - 100 M2
• 2. RUMAH NEGARA• Standar luas Rumah Negara
ditentukan sesuai dengan tipe• peruntukannya, sebagai berikut:• Tipe Luas Bangunan Luas lahan *):
• Khusus 400 m2 1.000 m2• A 250 m2 600 m2• B 120 m2 350 m2• C 70 m2 200 m2• D 50 m2 120 m2• E 36 m2 100 m2
• Jenis dan jumlah ruang minimum yang harus ditampung
• dalam tiap Tipe Rumah Negara, sesuai dengan yang
• tercantum dalam Tabel D. Luas teras beratap dihitung 50%,
• sedangkan luas teras tidak beratap dihitung 30%.
*) PENJELASAN• 1. Dalam hal besaran luas lahan telah
diatur dalamRencana Tata Ruang Wilayah yang ditetapkandalam Peraturan Daerah setempat, maka standarluas lahan dapat disesuaikan;
• 2. Dalam hal rumah negara dibangun dalam bentukbangunan gedung bertingkat/rumah susun, makaluas lahan tersebut tidak berlaku, disesuaikandengan kebutuhan sesuai Rencana Tata RuangWilayah;
• 3. Toleransi maksimal kelebihan luas tanahberdasarkan lokasi Rumah Negara:
a. DKI Jakarta : 20 % b. Ibu Kota Provinsi : 30 % c. Ibukota Kab/Kota : 40 % d. Perdesaan : 50 % Perkecualian terhadap butir 3 apabila
sesuaidengan ketentuan RTRW setempat atau letak tanahdisudut
Persyaratan Bangunan Gedung NEGARAPersyaratan Bangunan Gedung NEGARA
Persyaratan Teknis
Tata Bangunan(bangunan gedung dengan lingkungannya)
Keandalan Bangunan Gedung (teknis teknologis bangunan gedung)
Persyaratan Administrasi
Status Hak atas Tanah dan Perizinan
Dokumen-Dokumen
Persyaratan Teknis BGPersyaratan Teknis BG FUNGSIONAL TATA BANGUNAN &
LINGKUNGAN
keselamatan kesehatan kemudahan/aksesibilitas kenyamanan
keselamatan kesehatan kemudahan/aksesibilitas kenyamanan
KEANDALAN
peruntukan dan intensitas bangunan wujud / arsitektur bangunan dan lingkungan dampak lingkungan
PERATURAN & STANDAR YANG HARUS DIACUPERATURAN & STANDAR YANG HARUS DIACU
KepMen PU No. 441/KPTS/1998 KepMen PU No. 441/KPTS/1998 PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG (PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG (BCIBCI))
KepMen PU No. 441/KPTS/1998 KepMen PU No. 441/KPTS/1998 PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG (PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG (BCIBCI))
SNI-SNI TENTANG BANGUNAN GEDUNGSNI-SNI TENTANG BANGUNAN GEDUNGSNI-SNI TENTANG BANGUNAN GEDUNGSNI-SNI TENTANG BANGUNAN GEDUNG
PERDA SETEMPAT TENTANG BANGUNANPERDA SETEMPAT TENTANG BANGUNANPERDA SETEMPAT TENTANG BANGUNANPERDA SETEMPAT TENTANG BANGUNAN
UNDANG-UNDANG N0 28/2002 TENTANG BANGUNAN GEDUNGUNDANG-UNDANG N0 28/2002 TENTANG BANGUNAN GEDUNGUNDANG-UNDANG N0 18/1999, TENTANG JASA KONSTRUKSIUNDANG-UNDANG N0 18/1999, TENTANG JASA KONSTRUKSI
UNDANG-UNDANG N0 28/2002 TENTANG BANGUNAN GEDUNGUNDANG-UNDANG N0 28/2002 TENTANG BANGUNAN GEDUNGUNDANG-UNDANG N0 18/1999, TENTANG JASA KONSTRUKSIUNDANG-UNDANG N0 18/1999, TENTANG JASA KONSTRUKSI
KepMen PU No. 468/KPTS/1998 KepMen PU No. 468/KPTS/1998 PERSYARATAN TEKNIS AKSESIBILITAS PADA BANGUNAN UMUMPERSYARATAN TEKNIS AKSESIBILITAS PADA BANGUNAN UMUM
DAN LINGKUNGANDAN LINGKUNGAN
KepMen PU No. 468/KPTS/1998 KepMen PU No. 468/KPTS/1998 PERSYARATAN TEKNIS AKSESIBILITAS PADA BANGUNAN UMUMPERSYARATAN TEKNIS AKSESIBILITAS PADA BANGUNAN UMUM
DAN LINGKUNGANDAN LINGKUNGAN
Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung NegaraSpesifikasi Teknis Bangunan Gedung Negara
Jarak antar bangunan, KDB, KLB, Ketinggian dan GSB : sesuai Perda Setempat
Ketinggian langit-langit: 2,60 m’ Kelengkapan S&P: parkir, aksesibilitas, air bersih,
persampahan dan limbah serta Tata Hijau
Lantai: keramik, vinil, tegel PC Dinding Luar: bata, batako diplester & dicat, dan kaca Dinding dalam: bata, batako diplester & dicat, dan
kaca, serta partisi kayu lapis Plafond: kayu lapis dicat Atap: genteng, asbes gelombang, seng atau sirap Kosen/Daun Pintu: kayu klas II dicat, atau aluminium
Pondasi: batu belah, kayu, beton bertulang Struktur Lantai: beton bertulang, baja, kayu klas kuat II Kolom/Balok : beton bertulang, baja, kayu klas kuat II Rangka Atap: kayu klas kuat II, baja
TATA BANGUNAN & LINGKUNGAN
BAHAN BANGUNAN
STRUKTUR BANGUNAN
Air Bersih: PAM; Mandiri/sumur Drainase dan Pembuangan Kotoran: sesuai
kebutuhan lokasi dengan rencana kota/lingkungan. Sarana PPB Kebakaran: sesuai Kepmen PU 02/85 dan
SNI yang berlaku Penerangan: 100-215 lux/m2 Ventilasi 6-10% luas dinding Penangkal Petir: lokal
Tangga penyelamatan: lebar min. 1,20 m’ Tanda Penunjuk Arah Keluar: jelas dasar putih huruf
hijau Pintu: lebar min. 0,90 m’, satu ruang minimal 2 pintu
dn membuka keluar. Koridor/selasar: lebar min. 1,80 m’.
UTILITAS BANGUNAN
SARANA PENYELEMATAN
Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung NegaraSpesifikasi Teknis Bangunan Gedung Negara
Status Hak atas Tanah Perizinan Bangunan Dokumen Pembiayaan Dokumen Perencanaan Dokumen Pembangunan Dokumen Pendaftaran
PERSYARATAN ADMINISTRASIPERSYARATAN ADMINISTRASI
di catat sebagai asset milik Negara
PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMANFAATAN
PELELANGAN PENDAFTARANPERSIAPAN PENGHAPUSAN
IMB SLF SLF
PERATURAN, PEDOMAN, STANDAR TEKNIS
PERATURAN DAERAH TENTANG BANGUNAN
Tahapan Pembangunan BGNTahapan Pembangunan BGNTahapan Pembangunan BGNTahapan Pembangunan BGN
BAGAN PROSES PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG BAGAN PROSES PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG
PADA UMUMNYAPADA UMUMNYA
UU, PERATURAN, PEDOMAN, STANDAR TEKNIS BG, PERDA
PELESTARIAN
RTRWKAB/KOTA,
RDTRKP
PERSETJ/ REKOM.
INSTANSILAIN
AMDAL
PENYEDIA JASA
PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG
KETERANGAN : M - MasyarakatKT - Kajian TeknisKI - Kajian IdentifikasiRTB - Rencana Teknis PembongkaranTABG - Tim Ahli Bangunan GedungSLF - Sertifikat Laik Fungsi SLFn - Perpanjangan Sertifikat Laik Fungsi
PERENCANAAN PELAKSANAAN
IMB SLF
PEMBONGKARANPEMANFAATAN
SLFn RTB
PEMBANGUNAN
KT
KI
RTBL
PENDATAAN / PENDAFTARAN
Alur proses utama
Alur proses penunjang
Opsional
07.a / 26
Alur proses utama
Alur proses penunjang
Opsional
BAGAN PROSES PENYELENGGARAAN BANGUNAN BAGAN PROSES PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG TERTENTUGEDUNG TERTENTU
UU, PERATURAN, PEDOMAN, STANDAR TEKNIS BG, PERDA
PELESTARIAN
RTRWKAB/KOTA,
RDTRKP
PERSETJ/ REKOM.
INSTANSILAIN
AMDAL
PENYEDIA JASA
PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG
KETERANGAN : M - MasyarakatKT - Kajian TeknisKI - Kajian IdentifikasiRTB - Rencana Teknis PembongkaranTABG - Tim Ahli Bangunan GedungSLF - Sertifikat Laik Fungsi SLFn - Perpanjangan Sertifikat Laik Fungsi
Alur proses utama
Alur proses penunjang
Opsional
PERENCANAAN PELAKSANAAN
IMB SLF
PEMBONGKARANPEMANFAATAN
SLFn RTB
PEMBANGUNAN
KT
KI
RTBL
TABGMM M M MM
TABG TABG TABG TABG TABG
PENDATAAN / PENDAFTARAN
07.b / 26
( REN – LAK )
Pembiayaan Pembiayaan Pembangunan BGN:Pembangunan BGN:
Biaya Pembangunan BGN: Biaya Pekerjaan Standar Biaya Pekerjaan Non Standar
Standar Harga Satuan Tertinggi per M2: Standar Harga BGN Klasifikasi Sederhana dan Tidak
Sederhana Standar Harga Bangunan Rumah Negara Ditetapkan oleh Bupati/Walikota secara berkala/tahun
berdasarkan spesifikasi teknis dan klasifikasi BGN
Komponen Biaya Pembangunan: Biaya Konstruksi Fisik Biaya Perancangan Biaya Pengawasan/Manajemen Konstruksi Biaya Pengelolaan Proyek
Pembiayaan Pembiayaan Pembangunan BGN:Pembangunan BGN:
Pembiayaan Bangunan tertentu: Pembangunan 1 tahun anggaran Pembangunan > 1 tahun anggaran / multy years Bangunan dengan Desain Prototipe Bangunan dengan Desain Berulang
Prosentase Komponen Biaya Pembangunan:Diperhitungkan dari :Biaya Keseluruhan Bangunan = 100%
terhadap masing-masing KLASIFIKASI bangunannya.
Biaya Konstruksi Fisik + 87% Biaya Perancangan + 7% Biaya Pengawasan/Manajemen Konstruksi + 4% Biaya Pengelolaan Proyek + 2%
Biaya Konstruksi Pembayaran dapat dilakukan secara bulanan atau tahapan tertentu yang didasarkan prestasi/ kemajuan pekerjaan fisik di lapangan.
Biaya Manajemen KonstruksiPembayaran didasarkan pada pencapaian prestasi/ kemajuan perencanaan dan pelaksanaan konstruksi di lapangan, yaitu (maksimum) :
1. Tahap Persiapan/ pengadaan konsultan perencana 5%
2. Tahapan review rencana taknis sampai dengan serah terima dokumen perencanaan 10%
3. Tahap pelelangan pemborong 5%
4. Tahap konstruksi fisik yang dibayarkan berdasarkan prestasi pekerjaan
konstruksi fisik di lapangan s.d. serah terima kedua pekerjaan 80%
Biaya PerencanaanPembayaran didasarkan pada pencapaian prestasi/ kemajuan perencanaan, yaitu (maksimum) :
1. Tahap konsep rancangan 10%
2. Tahapan pra-rancangan 20%
3. Tahap pengembangan 25%
4. Tahap rancangan gambar detail dan penyusunan RKS serta RAB 25%
5. Tahap pelelengan 5%
6. Tahap pengawasan berkala 15%
Biaya PengawasanPembayaran dapat dilakukan secara secara bulanan atau tahapan tertentu yang didasarkanpada pencapaian prestasi/ kemajuan kerjaan konstruksi fisik di lapanganatau penyelesaian tugas dan kewajiban pengawas.
Pembiayaan Pekerjaan Non-StandarPembiayaan Pekerjaan Non-Standar Dihitung berdasarkan rincian volume kebutuhan nyata dan harga pasar yang
wajar, dengan terlebih dahulu berkonsultasi kepada instansi Teknis PU;
Besarnya biaya perencanaan, manajemen konstruksi/pengawasan, dihitung berdasarkan billing-rate;
Besarnya biaya tertinggi pekerjaan non-standar maksimum sebesar dari biaya pekerjaan standar, dan dapat berpedoman pada : 150%
Jenis Pekerjaan Biaya
Alat Pengkondisian Udara 10-20% dari X
Elevator/Escalator 8-12% dari X
Tata Suara (Sound System) 3-6% dari X
Telepon dan PABX 3-6% dari X
Instalasi IT (Informasi&Tekologi) 6-11% dari X
Elektrikal (termasuk genset) 7-12% dari X
Sistem Proteksi Kebakaran 7-12% dari X
Sistem Penangkal Petir Khusus 2-5% dari X
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) 2-4% dari X
Interior (termasuk furniture) 15-25% dari X
Gas Pembakaran 1-2% dari X
Gas Medis 2-4% dari X
Pencegahan Bahaya Rayap 1-3% dari X
Pondasi Dalam 7-12% dari X
Fasilitas Penyandang acat & Kebutuhan Khusus 3-8% dari X
Sarana/ Prasarana Lingkungan 3-8% dari X
Tata Cara Pembangunan
Bangunan Gedung Negara
Tata Cara Pembangunan
Bangunan Gedung Negara
Para Pihak dalam Para Pihak dalam Pembangunan BGNPembangunan BGNPara Pihak dalam Para Pihak dalam Pembangunan BGNPembangunan BGN
Pengelola ProyekPengelola ProyekPengelola ProyekPengelola Proyek
Konsultan PerencanaKonsultan PerencanaKonsultan PerencanaKonsultan Perencana
Konsultan MK/PengawasKonsultan MK/PengawasKonsultan MK/PengawasKonsultan MK/Pengawas
KontraktorKontraktorKontraktorKontraktor
PTPTPTPT
Organisasi Proyek BGN:Organisasi Proyek BGN:
Pejbt Pemb Komitmen
Pengelola AdministrasiBendaharawan
Pengelola TeknisPengelola Teknis
Konsultan Perencana
Kontraktor/s
Konsultan MK /Pengawas
DjCK/PU (APBN) DPUProv (APBD Prov) DPUKab/Kota
(APBDKab/Kota)
HUBUNGAN KERJAHUBUNGAN KERJA
PENGGUNA ANGGARAN
Pengelola Teknis Proyek
Untuk APBN: Di pusat oleh unsur DjCK, Kement PU di Pusat, Di daerah oleh unsur Dinas PU Provinsi
(dekonsentrasi) atau unsur Dinas PU Kab/Kota (tugas pembantuan)
Untuk APBD Provinsi: oleh unsur Dinas PU Provinsi atau oleh unsur Dinas PU Kab/Kota (tugas
pembantuan)
Untuk APBD Kab/Kota: oleh unsur Dinas PU Kab/Kota
HUBUNGAN KERJA HUBUNGAN KERJA PEMBERI TUGAS DAN PEMBERIPEMBERI TUGAS DAN PEMBERI JASAJASA
KONSTRUKSI PBGNKONSTRUKSI PBGN
Dilaksanakan dengan cara
kontrak lumpsum fixed priceyang berarti:
suatu kontrak pengadaan barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan jumlah harga total penawaran yang pasti dan tetap.
daftar volume dan harga (bills of quantitiy/BQ) bersifat tidak mengikat dalam kontrak dan tidak dapat dijadikan dasar perhitungan untuk melakukan pembayaran.
DESAIN BERULANG
BIAYA PERENCANAAN BANGUNAN DESAIN BERULANG
PENGULANGAN PERTAMA 75% PENGULANGAN KEDUA 65% PENGULANGAN KETIGA 50%
TERHADAP BIAYA PERENCANAAN
KKonsultan onsultan PerencanaPerencana::
Penggunaan Penggunaan KKonsultanonsultan MManajemenanajemen
KKonstruksionstruksi:: Bangunan bertingkatBangunan bertingkat diatas 4(empat) lantaidiatas 4(empat) lantai, dan , dan
atauatau bangunan dengan luas totalbangunan dengan luas total diatas 5.000 m2diatas 5.000 m2, , dan dan
atauatau bangunanbangunan khususkhusus, , dan ataudan atau pembangunan yang melibatkanpembangunan yang melibatkan lebih dari satulebih dari satu
konsultan perencana konsultan perencana atau kontraktor, dan atauatau kontraktor, dan atau pembangunan yang dilaksanakanpembangunan yang dilaksanakan secara secara
bertahapbertahap //multy years multy years karenakarena tidak dapat selesai tidak dapat selesai dalam 1(satu) tahun anggaran.dalam 1(satu) tahun anggaran.
Pembangunan > 1 th. AnggaranPembangunan > 1 th. AnggaranPembangunan > 1 th. AnggaranPembangunan > 1 th. Anggaran
Susun Susun rencana pembiayaan rencana pembiayaan keseluruhan keseluruhan pembangunan pembangunan berdasarkanberdasarkan proyeksi proyeksi standar standar harga yang berlakuharga yang berlaku
Diupayakan dilaksanakan dengan izin Diupayakan dilaksanakan dengan izin multi-years multi-years deri Menteri Keuanganderi Menteri Keuangan
Disusun Disusun kontrak (induk)kontrak (induk) multi-yearsmulti-years Disusun addendum Disusun addendum kontrak tahunan kontrak tahunan
(anak)(anak) Diupayakan Diupayakan perencanaan (dok. lelang) perencanaan (dok. lelang)
selesai pada tahun pertama (untuk selesai pada tahun pertama (untuk induk)induk)
Susun Susun rencana pembiayaan rencana pembiayaan keseluruhan keseluruhan pembangunan pembangunan berdasarkanberdasarkan proyeksi proyeksi standar standar harga yang berlakuharga yang berlaku
Diupayakan dilaksanakan dengan izin Diupayakan dilaksanakan dengan izin multi-years multi-years deri Menteri Keuanganderi Menteri Keuangan
Disusun Disusun kontrak (induk)kontrak (induk) multi-yearsmulti-years Disusun addendum Disusun addendum kontrak tahunan kontrak tahunan
(anak)(anak) Diupayakan Diupayakan perencanaan (dok. lelang) perencanaan (dok. lelang)
selesai pada tahun pertama (untuk selesai pada tahun pertama (untuk induk)induk)
Perawatan & Perawatan & PemelihraanPemelihraan:
Umur bangunan : Umur bangunan : 50 tahun50 tahun, depresiasi , depresiasi 2%/tahun2%/tahun, salvage value minimum , salvage value minimum 20%.20%.
Perawatan : tergantung tingkat Perawatan : tergantung tingkat kerusakan, ringan kerusakan, ringan (30%),(30%), sedang sedang (45%),(45%), atau berat atau berat (65%).(65%).
Penentuan tingkat kerusakan dengan Penentuan tingkat kerusakan dengan rekomendasi Instansi Teknis PU. rekomendasi Instansi Teknis PU.
Pemeliharaan per-m2/tahun BGN Pemeliharaan per-m2/tahun BGN sebesar sebesar 2%2% dari dari harga standar per-m2harga standar per-m2 tertinggi yang berlaku. tertinggi yang berlaku.
TABEL B1PROSENTASE KOMPONEN BIAYA PEMBANGUNANBANGUNAN GEDUNG NEGARA KLASIFIKASI SEDERHANA SEDERHAN
A
BIAYA KONSTRUKSI FISIK
(JUTA Rp)
KOMPONENKEGIATAN
s.d100
100s.d250
250s.d
500
500s.d
1.000
1.000s.d
2.000
2.000s.d
5.000
5.000s.d
10.000
10.000s.d
20.000
20.000s.d
50.000
50.000s.d
100.000
100.000s.d
200.000
200.000s.d
500.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1. PERENCANAAN KONSTRUKSI (DALAM %)
8.23 8.23s.d6.83
6.83s.d
5.63
5.63s.d
4.65
4.65s.d
3.90
3.90s.d
3.28
3.28s.d
2.82
2.82s.d
2.44
2.44s.d
2.16
2.16s.d
1.94
1.94s.d
1.80
1.80s.d
1.72
2. PENGAWASAN KONSTRUKSI (DALAM %)
5.35 5.35s.d4.62
4.62s.d
3.90
3.90s.d
3.27
3.27s.d
2.73
2.73s.d
2.27
2.27s.d
1.92
1.92s.d
1.65
1.65s.d
1.43
1.43s.d
1.26
1.26s.d
1.18
1.18s.d
1.14
3. PENGELOLAAN PROYEK (DALAM %)
1.75 1.75s.d1.45
1.45s.d
1.16
1.16s.d
0.86
0.86s.d
0.65
0.65s.d
0.50
0.50s.d
0.37
0.37s.d
0.28
0.28s.d
0.21
0.21s.d
0.18
0.18s.d
0.16
0.16s.d
0.14
TIDAK SEDERHANA
TABEL B2PROSENTASE KOMPONEN BIAYA PEMBANGUNANBANGUNAN GEDUNG NEGARA KLASIFIKASI TIDAK SEDERHANA
BIAYA KONSTRUKSI FISIK
(JUTA Rp)
KOMPONENKEGIATAN
s.d100
100s.d250
250s.d
500
500s.d
1.000
1.000s.d
2.000
2.000s.d
5.000
5.000s.d
10.000
10.000s.d
20.000
20.000s.d
50.000
50.000s.d
100.000
100.000s.d
200.000
200.000s.d
500.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1. PERENCANAAN KONSTRUKSI (DALAM %)
9.00 9.00s.d7.55
7.55s.d
6.35
6.35s.d
5.37
5.37s.d
4.55
4.55s.d
3.92
3.92s.d
3.42
3.42s.d
3.02
3.02s.d
2.72
2.72s.d
2.50
2.50s.d
2.32
2.32s.d
2.25
2. MANAJEMEN KONSTRUKSI (DALAM %)
atau3. PENGAWASAN
KONSTRUKSI (DALAM %)
7.25 7.25s.d6.20
6.20s.d
5.25
5.25s.d
4.50
4.50s.d
3.80
3.80s.d
3.25
3.25s.d
2.80
2.80s.d
2.48
2.48s.d
2.19
2.19s.d
2.00
2.00s.d
1.89
1.89s.d
1.84
6.00 6.00s.d5.20
5.20s.d
4.45
4.45s.d
3.80
3.80s.d
3.20
3.20s.d
2.70
2.70s.d
2.30
2.30s.d
2.00
2.00s.d
1.78
1.78s.d
1.60
1.60s.d
1.50
1.50s.d
1.45
4. PENGELOLAAN PROYEK (DALAM %)
1.90 1.90s.d1.50
1.50s.d
1.20
1.20s.d
0.90
0.90s.d
0.68
0.68s.d
0.53
0.53s.d
0.40
0.40s.d
0.30
0.30s.d
0.23
0.23s.d
0.19
0.19s.d
0.17
0.17s.d
0.15
KHUSUS
TABEL 3PROSENTASE KOMPONEN BIAYA PEMBANGUNANBANGUNAN GEDUNG NEGARA KLASIFIKASI KHUSUS
BIAYA KONSTRUKSI FISIK
(JUTA Rp)KOMPONENKEGIATAN
s.d100
100s.d250
250s.d
500
500s.d
1.000
1.000s.d
2.000
2.000s.d
5.000
5.000s.d
10.000
10.000s.d
20.000
20.000s.d
50.000
50.000s.d
100.000
100.000s.d
200.000
200.000s.d
500.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1.PERENCANAAN KONSTRUKSI (DALAM %)
9.75 9.75s.d8.20
8.20s.d
6.89
6.89s.d
5.85
5.85s.d
5.00
5.00s.d
4.35
4.35s.d
3.85
3.85s.d
3.45
3.45s.d
3.10
3.10s.d
2.90
2.90s.d
2.75
2.75s.d
2.70
1.MANAJEMEN KONSTRUKSI (DALAM %)
7.95 7.95s.d6.68
6.68s.d
5.70
5.70s.d
4.87
4.87s.d
4.15
4.15s.d
3.60
3.60s.d
3.10
3.10s.d
2.77
2.77s.d
2.49
2.49s.d
2.30
2.30s.d
2.17
2.17s.d
2.12
1.PENGELOLAAN PROYEK (DALAM %)
1.90 1.90s.d1.50
1.44s.d
1.20
1.18s.d
0.90
0.86s.d
0.68
0.80s.d
0.53
0.55s.d
0.40
0.43s.d
0.30
0.34s.d
0.23
0.26s.d
0.19
0.21s.d
0.17
0.17s.d
0.15
TABEL CSTANDAR LUAS RUANG GEDUNG KANTOR
A. RUANG KERJA
JABATAN
LUAS RUANG (M2)
KETERANGANRG. KERJA
RG. TAMU
RG. RAPAT
RG. SEKRETRG.
TUNGGURG.
SIMPANRG. TOILET JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1.Menteri 9.00 10.00 20.00 8.00 20.00 5.00 4.00 76.00 Standar luasruang tersebut merupakan acuan dasar disesuaikan berdasarkan fungsi/sifat tiap eselon/jabatan
1.Eselon IA 9.00 10.00 15.00 6.00 12.00 5.00 4.00 61.00
1.Eselon IB 9.00 10.00 10.00 3.00 6.00 5.00 4.00 47.00
1.Eselon IIA 8.00 6.00 10.00 4.00 9.00 3.00 0.00 40.00
1.Eselon IIB 8.00 6.00 4.00 3.00 5.00 3.00 0.00 29.00
1.Eselon IIIA 6.00 6.00 0.00 3.00 0.00 3.00 0.00 18.00
1.Eselon IIIB 6.00 6.00 0.00 0.00 0.00 3.00 0.00 15.00
1.Eselon IV 4.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2.00 0.00 6.00
1.Eselon V 3.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.00 0.00 4.00
1.Staf 2.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2.00
RUANG PENUNJANG Ruang Rapat = 1,2 m2/orang
Ruang Arsip = 0,4 m2/orangWC/Urinoir = 2 m2/orangMushola = 0,8 m2/orangRuang Sirkulasi = 25% total luas ruang
TABEL DKETENTUAN JENIS & JUMLAH RUANG BANGUNAN RUMAH NEGARA
NO
URAIAN
TIPE
KETERANGANKhusus
A/250 m2
B/120 m2 C/70 m2 D/50 m2 E/36 m2
1. Ruang Tamu 1 1 1 1 1 1 Di dalam hasil rancangan dimungkinkan adanya penggabungan beberapa fungsi dalam satu ruang, misalnya fungsi ruang duduk dan ruang makan.
2. Ruang Kerja 1 1 1 - - -
3. Ruang Duduk 1 1 1 - - -
4. Ruang Makan 1 1 1 1 1 1
5. Ruang Tidur 4 4 3 3 2 2
6. Kamar Mandi/WC 2 2 1 1 1 1
7. Dapur 1 1 1 1 1 1
8. Gudang 1 1 1 1 1 1
9. Garasi 2 1 1 - - -
10.
Ruang Tidur Pembantu 2 2 2 - - -
11.
Ruang Cuci 1 1 1 1 1 1 Tidak dihitung dalam luas bangunan standar
12.
Kamar Mandi Pembantu 1 1 1 - - -
Jumlah Lantai Banguanan
Harga Satuan per m² Tertinggi
Bangunan 2 lantai 1,090 standart harga gedung bertingkat
Bangunan 3 lantai 1,120 standart harga gedung bertingkat
Bangunan 4lantai 1,135 standart harga gedung bertingkat
Bangunan 5 lantai 1,162 standart harga gedung bertingkat
Bangunan 6 lantai 1,197 standart harga gedung bertingkat
Bangunan 7 lantai 1,236 standart harga gedung bertingkat
Bangunan 8 lantai 1,265 standart harga gedung bertingkat
TABEL EHARGA SATUAN TERTINGGI RATA-RATA PER-M² BANGUNAN BERTINGKAT UNTUK BANGUNAN GEDUNG NEGARA
Komponen Gedung Negara Rumah Negara
Pondasi 5% - 10% 3% - 7%
Stuktur 25% - 35% 20% - 25%
Lantai 5% - 10% 10% - 15%
Dinding 7% - 10% 10% - 15%
Plafond 6% - 8% 8% - 10%
Atap 8% - 10% 10% - 15%
Utilitas 5% - 8% 8% - 10%
Finishing 10% - 15% 15% - 20%
TABEL FPROSENTASE KOMPONEN PEKERJAAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
Fungsi Bangunan/ Ruang
Harga Satuan per m² Tertinggi
ICU/ ICCU/ UGD/ CMU 1,50 standart harga satuan bangunan
Ruang Operasi 2,00 standart harga satuan bangunan
Ruang Radiology 1,25 standart harga satuan bangunan
Rawat Inap 1,10 standart harga satuan bangunan
Laboraturium 1,10 standart harga satuan bangunan
Ruang Kebidanan & Kandungan
1,20 standart harga satuan bangunan
Ruang Gawat Darurat 1,10 standart harga satuan bangunan
Power House 1,25 standart harga satuan bangunan
Ruang Rawat Jalan 1,10 standart harga satuan bangunan
Dapur dan laundry 1,10 standart harga satuan bangunan
Bengkel 1,00 standart harga satuan bangunan
Selasar Beratap/ Teras 0, 5 standart harga satuan bangunan
TABEL GPROSENTASE KOMPONEN PEKERJAAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
Terima Kasih Terima Kasih