Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERNYATAAN TELAH DIREVIU
PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
TAHUN ANGGARAN 2018
Kami telah mereviu Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Kutai Kartanegara untuk tahun anggaran 2018
sesuai Pedoman Reviu atas Laporan Kinerja. Substansi
informasi yang dimuat dalam Laporan Kinerja menjadi
tanggung jawab manajemen Pemerintah Kabupaten Kutai
Kartanegara.
Reviu bertujuan untuk memberikan keyakinan terbatas laporan
kinerja telah disajikan secara akurat, andal, dan valid.
Berdasarkan reviu kami, tidak terdapat kondisi atau hal-hal
yang menimbulkan perbedaan dalam meyakini keandalan
informasi yang disajikan di dalam laporan kinerja ini
Tenggarong, 25 Maret 2019
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, atas
limpahan rahmat dan ridho-Nya jualah, Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pemerintah
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2018 ini dapat
kami susun dan disampaikan kepada semua pihak
sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja pada
tahun pertama di periode kedua (2016-2021)
kepemimpinan kami di Kabupaten Kutai
Kartanegara.
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara pada tahun 2017 yang
lalu memasuki tahun transisi RPJMD untuk penyusunan perencanaan
baru periode RPJMD Tahun 2016-2021. Penyusunan RPJMD Kutai
Kartanegara telah rampung diselesaikan dengan mempedomani semua
aturan yang ditetapkan dan dengan mempertimbangkan hasil evaluasi
dari kinerja tahun sebelumnya dan mengacu kepada janji politik
kami kepada masyarakat Kutai Kartanegara. Dan sekarang kami
sedang berupaya maksimal untuk menyusun aplikasi manajemen
perencaanaan daerah yang terintegrasi antara perencanaan,
keuangan, pelaporan, kinerja dan monev serta dengan sistem
kepegawaian dan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), dengan harapan bisa
memaksimalkan kinerja pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara
yang sistematis, terukur dan transparan kepada publik.
Tahun 2018 Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara selain
menyusun RPJMD juga melakukan penataan dan penyusunan
organisasi perangkat daerah (OPD) dengan menerbitkan Peraturan
Daerah Nomor 6 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan
Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan susunan
perangkat daerah Kabupaten Kutai Kartanegara yang terdiri dari 40
OPD dan 18 Kecamatan.
Demikian pengantar ini kami sampaikan, semoga Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pemerintah Kabupaten Kutai
Kartanegara Tahun 2018 ini bisa memberikan penjelasan atas kinerja
kami selama ini, serta dijadikan sebagai bahan masukan dan saran
dalam upaya pembenahan sistem kerja kami ke depan.
Tenggarong, Maret 2019
BUPATI KUTAI KARTANEGARA,
DRS. EDI DAMANSYAH, M.Si
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) disusun
berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu
Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, yang sebelumnya disebut
dengan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
berdasarkan Permenpanrb Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman
Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah.
Selanjutnya untuk melakukan pengukuran kinerja terhadap
capaian target indikator kinerja utama dilakukan dengan metode skala
ordinal yang memberikan kriteria atas capaian kinerja berdasarkan
persentase capaian pada setiap indikator kinerja. Metode pengukuran
sebagaimana dijelaskan pada BAB III. Untuk Tahun 2018 ini
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara melakukan pengukuran
pada 29 sasaran dan 48 Indikator Kinerja Utama yang rata-rata
hasil capainnya adalah 102,69% dengan kriteria SANGAT BERHASIL,
dengan rincian sebanyak 26 Indikator Sangat Berhasil, 8 Indikator
Berhasil, 3 Indikator Cukup Berhasil dan 11 indikator Kurang
Berhasil. Kurang Berhasil sebanyak 11 dikarenakan merupakan
indikator baru belum bisa dilaksanakan secara maksimal karena
keterbatasan waktu dan anggaran.
Kemudian berdasarkan laporan keuangan tahun 2019
disampaikan bahwa anggaran pada tahun 2018 adalah sebesar Rp.
4.399.322.942.854,37,- dengan realisasi sebesar Rp.
3.575.440.559.258,24,- dengan persentase serapan sebesar 81,27%,
sehingga apabila dibandingkan dengan persentase kinerja sebesar
102,69% maka dikategorikan EFISIEN.
Kemudian sebagai bentuk evaluasi atas kinerja dan indikator
kinerja terhadap RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara yang telah
dilakukan reviu pada tahun 2019, maka penetapan kinerja tahun
2019 juga telah dilakukan reviu untuk disesuaikan dengan perubahan
pada RPJMD serta dalam rangka menyelaraskan indikator kinerja
OPD penangung jawab indikator kinerja Pemerintah Kabupaten Kutai
Kartanegara.
Tenggarong, Maret 2019
DAFTAR ISI PERNYATAAN TELAH DI REVIU
Kata Pengantar ............................................................................... 1
Ikhtisar Eksekutif ............................................................................... 2
Daftar Isi .................................................................................... 3
BAB I Pendahuluan ................................................................. 4
BAB II Perencanaan Kinerja ........................................................ 8
BAB III Akuntabiltas Kinerja
A. Capaian Kinerja .............................................................................. 12
B. Realisasi Anggaran ......................................................................... 59
BAB IV Penutup ............................................................................. 61
Sumber Data Kinerja .......................................................................... 62
Lampiran – lampiran :
Lampiran 1 : Perjanjian Kinerja Tahun 2018 ...................................... 63
Lampiran 2 : Matrik Pengukuran Kinerja Tahun 2018 .......................... 65
Lampiran 3 : Matrik Capaian Kinerja 2018 ……..................................... 67
Lampiran 4 : Data Penghargaan .......................................................... 69
No Nama OPD
1 Sekretariat Daerah
2 Sekretariat DPRD
3 Inspektorat
4 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
5 Dinas Kesehatan
6 Dinas Sosial
7 Dinas Pekerjaan Umum
8 Dinas Penanaman Modal dan PTSP
9 Dinas Perkebunan
10 Dinas Pertanian dan Peternakan
11 Dinas Kependudukan dan Capil
12 Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja
13 Dinas Kelautan dan Perikanan
14 Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
15 Dinas Perhubungan
16 Dinas Ketahanan Pangan
17 Dinas Pariwisata
18 Dinas Komunikasi dan Informasi
19 Dinas Koperasi dan UKM
20 Dinas Perindustrian dan Perdagangan
21 Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
22 Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
23 Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
24 Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
25 Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
26 Dinas Kepemudaan dan Olahraga
27 Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang
28 Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
29 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
30 Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
31 Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM
32 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah
33 Badan Pendapatan Daerah
34 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
35 Badan Penanggulangan Bencana Daerah
36 RSUD. AM. Parikesit
37 RSUD. Aji Batara Agung Dewa Sakti
38 RSUD. Dayaku Raja
39 Satuan Polisi Pamong Praja
40 Sekretariat Korpri
41 18 Kecamatan
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara pada tahun ini sudah
memasuki tahun pertama RPJMD periode 2016-2021. Berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku pada tahun 2017 ini
dilakukan perubahan struktur Organisasi Perangkat Daerah dengan
mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
perangkat daerah dengan diterbitkannya Peraturan Daerah Kabupaten
Kutai Kartanegara Nomor 6 Tahun 2017 tentang Perubahan atas
Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang pembentukan dan
susunan perangkat daerah Kabupaten Kutai Kartanegara dengan
organisasi perangkat daerah sebagai berikut:
Permasalahan pembangunan memberikan gambaran mengenai
tingkat capaian pembangunan pada periode lalu yang masih belum
mencapai target atau standar yang diinginkan atau direncanakan.
Beberapa hal yang menjadi permasalahan pembangunan Kabupaten
Kutai Kartanegara, yaitu:
1. Rendahnya pelayanan aparat pemerintahan akibat belum efisien
dan efektifnya manajemen pemerintahan dan belum
terselenggaranya pemerintahan yang didukung birokrasi profesional
yang berbasis kompetensi dan kinerja.
2. Angka kemiskinan tahun 2016 sebesar 7,63% pada tahun 2017
turun menjadi 7,57%. Masih tingginya angka kemiskinan tersebut
diperkirakan oleh pengaruh inflasi yang tinggi, infrastruktur jalan
yang rusak dan pertumbuhan ekonomi yang mengalami kontraksi.
Selain daripada itu terbatasnya kualitas sumber daya manusia
pencari kerja, sehingga kalah bersaing di sektor formal, faktor ini
penyebab meningkatnya angka pengangguran.
3. Tingginya ketergantungan fiskal Kabupaten Kutai Kartanegara
terhadap sumber pembiayaan pemerintah pusat.
4. Adanya disparitas pertumbuhan dan pembangunan antar wilayah
terutama wilayah hulu, pesisir dan tengah. Untuk wilayah pedesaan
terjadi karena masih terbatasnya sarana dan prasarana dasar
masyarakat seperti fasilitas pendidikan, pemukiman, air bersih
sanitasi dan transportasi serta irigasi pertanian. Sedangkan untuk
wilayah perkotaan masih kurangnya jaringan jalan perkotaan,
drainase dan sanitasi, air bersih, sampah, penyediaan ruang publik
dan pertamanan.
5. Rendahnya kontribusi sektor pertanian dan pariwisata terhadap
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kutai Kartanegara.
6. Turunnya kualitas dan kuantitas Sumber Daya Alam karena kurang
optimalnya pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup.
7. Partisipasi perempuan dalam pembangunan dan penguatan bagi
perlindungan anak.
Penggalian isu strategis daerah tidak bisa lepas dari kerangka
acuan perencanaan pembangunan jangka panjang di Kabupaten Kutai
Kartanegara. Berdasarkan RPJPD Kabupaten Kutai Kartanegara
Tahun 2005-2025, tahun 2015-2019 merupakan periode RPJMD
ketiga dimana mengusung tema visi menuju terwujudnya masyarakat
Kabupaten Kutai Kartanegara yang maju, mandiri, dan sejahtera
dengan meningkatnya peranan sektor pertanian, perkebunan dan
pariwisata sebagai leading sektor pembangunan daerah yang berbasis
kerakyatan dan lestari. Sasaran utama yang hendak dicapai pada
periode RPJMD ketiga tersebut adalah: Pertama, meningkatnya kinerja
sektor pertanian yang ditunjukkan oleh:
a) sektor pertanian sebagai leading sector pertumbuhan ekonomi
daerah yang memiliki daya saing tinggi;
b) meningkatnya produksi dan kualitas produk hasil pertanian;
c) semakin beraneka ragamnya produk pertanian dengan
memanfaatkan bahan baku pangan lokal;
d) meningkatnya daya saing produk hasil pertanian dipasar lokal,
nasional, dan internasional;
e) semakin berkembangnya industri berbasis pertanian;
f) semakin berkembangnya komoditi pertanian yang memiliki nilai
tambah tinggi (high value crops); dan
g) semakin meningkatnya produktivitas dan pendapatan petani dan
pekerja di sektor pertanian.
Kedua, meningkatnya kinerja sektor pariwisata yang berbasis wisata
alam dan budaya ditunjukkan dengan semakin meningkatnya jumlah
dan lama kunjungan wisatawan asing dan domestik, serta
terpeliharanya kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat.
Dan Ketiga, meningkatnya APS, meningkatnya kelulusan dalam UAN,
dan meningkatnya masyarakat melek aksara.
Arah pembangunan periode RPJMD ketiga tersebut memiliki tiga frase
utama yang menjadi titik berat yaitu:
1. Menuju masyarakat Kutai Kartanegara yang Maju, Mandiri dan
Sejahtera;
2. Dengan meningkatnya sektor Pertanian, Perkebunan dan
Pariwisata sebagai leading sektor pembangunan daerah;
3. Yang berbasis Kerakyatan dan Lestari.
Tiga frase utama arah pembangunan periode RPJMD ketiga tersebut
kemudian dirumuskan menjadi lima tema pembangunan. Tema-tema
tersebut digunakan untuk lebih memudahkan dalam rangka
penggalian permasalahan pembangunan dan isu strategis dalam
rangka penyusunan bahan kebijakan perencanaan bagi kepala daerah
terpilih melalui visi dan misinya. Adapun kelima tema tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup menuju tata
kelola yang lebih baik;
2. Pendayagunaan dan pembangunan infrastruktur dalam rangka
menuju daya saing daerah;
3. Perwujudan pemerintah yang bersih, tata kelola pemerintahan yang
baik dan kondusifitas daerah;
4. Peningkatan kualitas SDM dan kesejahteraan masyarakat;
5. Peningkatan ekonomi dan pertanian dalam arti luas (ketahanan pangan).
Terwujudnya Kabupaten Kutai Kartanegara yang Maju, Mandiri,
Sejahtera, dan Berkeadilan
Visi pembangunan daerah dalam RPJMD Kabupaten Kutai
Kartanegara Tahun 2016-2021 merupakan penjabaran dari visi Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih. Visi menggambarkan arah
pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai
(desired future) dalam masa jabatan selama 5 (lima) tahun.
Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan,
tantangan dan peluang yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara,
maka Visi yang hendak dicapai dalam periode 2016–2021adalah:
Penjabaran makna dari Visi Kabupaten Kutai Kartanegara yaitu:
MAJU : Kabupaten Kutai Kartanegara diarahkan menuju pada
semakin efektifnya pelaksanaan pemerintahan yang bersih dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pelayanan publik yang
responsif, merata, berkualitas, dan berbasis kemajuan teknologi.
MANDIRI : Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki kemampuan dalam
mendayagunakan segenap potensi sumber daya yang dimiliki
(ekonomi, sosial, budaya, sumber daya alam dan energi) berbasis
kearifan lokal dan menurunnya disparitas pembangunan antar
wilayah serta tetap terjaganya kelestarian alam dan lingkungan hidup.
SEJAHTERA : Kabupaten Kutai Kartanegara diarahkan untuk dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita
masyarakat didukung pemenuhan hak pelayanan dasar masyarakat
yang meliputi tingkat pendidikan dan keterampilan masyarakat yang
tinggi, pemenuhan derajat kesehatan masyarakat, dengan tingkat
kemiskinan dan pengangguran rendah. Selain itu sejahtera juga
diarahkan untuk kondisi
masyarakat yang bermartabat, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
YME, serta memiliki kehidupan dalam suasana yang aman dan damai.
BERKEADILAN : Pembangunan di Kabupaten Kutai Kartanegara yang
adil dan merata, tanpa diskriminasi baik antar individu maupun
golongan yang berdasarkan keadilan gender serta perlindungan anak.
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Rumusan misi yang baik
membantu lebih jelas penggambaran visi yang ingin dicapai dan
menguraikan upaya-upaya apa yang harus dilakukan. Dalam suatu
dokumen perencanaan, rumusan misi menjadi penting untuk
memberikan kerangka bagi tujuan dan sasaran serta arah kebijakan
yang ingin dicapai dan menentukan jalan yang akan ditempuh untuk
mencapai visi.
Memperhatikan visi serta perubahan paradigma dan kondisi yang
akan dihadapi pada masa yang akan datang, maka dalam upaya
mewujudkan Visi pembangunan Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun
2016-2021, Misi pembangunan sebagai berikut:
1. Memantapkan reformasi birokrasi untuk rakyat;
2. Meningkatkan sumber daya manusia yang berkompeten;
3. Meningkatkan pembiayaan pembangunan daerah;
4. Meningkatkan pengelolaan pertanian dan pariwisata untuk
percepatan transformasi struktur ekonomi daerah;
5. Meningkatkan keterpaduan pembangunan infrastruktur menuju
daya saing daerah;
6. Meningkatkan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan
dan berwawasan lingkungan;
7. Meningkatkan partisipasi perempuan dalam pembangunan serta
penguatan perlindungan anak.
PERJANJIAN KINERJA 2018
NO SASARAN STRATEGIS NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
SATUAN TARGET
1 Meningkatnya kapasitas
pemerintahan daerah dari segi
kelembagaan, profesionalisme
sumberdaya aparatur,
dan keuangan daerah dalam rangka
1 Predikat Kinerja Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah
point 3.33
2 Indeks Kepuasan Masyarakat point 80
3 Indeks Partisipasi Masyarakat point 80
2 Optimalnya akuntabilitas dan
pengawasan daerah
4 Opini BPK predikat WTP
5 Indek Persepsi Korupsi point 6
6 Predikat Akuntabilitas Kinerja predikat BB
3 Meningkatnya tertib administrasi
kependudukan masyarakat
7 Cakupan e-KTP persen 93
4 Optimalnyapengendalianpenduduk
dan
pelayanan keluarga berencana
8 Peserta KB Aktif persen 73.90
5 Optimalnya kerjasama pemerintah,
masyarakat, dan dunia usaha
untuk menjaga keamanan,
ketertiban, dan kesiapsiagaan
penanggulangan bencana
9 Rasio Penduduk Terkena Tindak
Pidana (Crime Rate) per 100.000
penduduk
point 149
10 Indeks Risiko Bencana point 123
6 Meningkatnya Aksesibilitas, Kualitas dan
Manajemen Pendidikan
11 Angka Harapan Lama Sekolah point 14.62
12 Rata-Rata Lama Sekolah point 9.10
7 Meningkatnyabudayabacamasyarakat
13 Pertumbuhan Kunjungan masyarakat
ke perpustakaan
persen 3.89
8 Meningkatnya akses dan kualitas
pelayanan kesehatan
14 Angka Harapan Hidup point 71.68
15 Angka Kematian Ibu Melahirkan
org 26
16 Angka Kematian Bayi org 179
9 Meningkatnya daya saing tenaga
kerja serta kesempatan dan
perluasan kesempatan kerja
17 Rasio Kesempatan Kerja persen 90.85
10 Meningkatnya prestasi dan
kreativitas pemuda dan olahraga
18 Persentase Pemuda yang
menjadi
Wirausaha Mandiri
persen 4
19 Indeks Pembangunan Olah Raga
(Sport Development Index)
persen 55
11 Meningkatnya kapasitas masyarakat
menuju desa berketahanan sosial
20 Jumlah Desa Berketahanan
Sosial
jumlah
Desa/Kel
100
Desa/Kel
21 Persentase Pusat Kesejahteraan
Sosial yang berfungsi optimal
persen 41
22 Indeks Kemandirian Desa persen 0.65
12 Meningkatnya penanganan masalah
kesejahteraan sosial
23 Cakupan Penanganan Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial
persen 40
13 Meningkatnya keterpaduan
pengentasan kemiskinan antar
sektor antar wilayah
24 Tingkat Keparahan Kemiskinan
(P1)
persen 0.42
25 Tingkat Kedalaman Kemiskinan
(P2)
persen 0.04
26 Cakupan Rumah Layak Huni persen 91.47
14 Meningkatnya daya saing investasi
daerah
27 TingkatPertumbuhanNilaiInvest
asi
persen 5.05
15 Meningkatnya Pendapatan Asli
Daerah
28 Pertumbuhan PAD (tahun dasar 2015)
persen 7.81
16 Meningkatnya Kerjasama Corporate
Social Responsibility (CSR) dalam
pembangunan daerah
29 CakupanFasilitasiCSR(Perusahaa
n
WajibCSRBermitraDenganPemka
b)
persen 7
NO SASARAN STRATEGIS NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
SATUAN TARGET
17 Meningkatnya produktivitas, tata
kelola,
dandanpertumbuhansektorpertania
n dalam artiluas
30 Pertumbuhan sektor pertanian persen 8.72
18 Meningkatnyapotensidandayadukung
pariwisata daerah serta kunjungan
wisata di Kutai Kartanegara
31 Pertumbuhan sektor pariwisata persen 7.61
19 Meningkatnya pengembangan
senidan budaya lokal dalam
rangkamendukung
destinasiwisatadankelestariantradis
i
kehidupan masyarakat
32 PertumbuhanGrupSenidanBud
aya
persen 6
20 Meningkatnya ekonomi kerakyatan
berbasisindustrikreatifdanpotensi
daerah
33 Persentase koperasi aktif persen 81.13
34 Pertumbuhan Tingkat Kelas
UMKM
persen 2.84
21 Meningkatnya akses, tata niaga,
dan infrastruktur perdagangan antar
wilayah dan antar daerah
35 Pertumbuhan Eksport Bersih
Non Migas dan Batu Bara
persen 12
22 Meningkatnya pengembangan
industri pengolahan pangan,
peternakan, perikanan, pengolahan
pakan, dan potensi daerah yang
berdaya saing
36 Pertumbuhan Sektor Industri
Pengolahan
persen 6.48
23 Meningkatnya interkoneksitas
antar
wilayah
37 Persentase jalan dengan kondisi
baik
persen 80.20
24 Meningkatnya aksesibilitas antar
wilayah
serta kualitas pelayanan
perhubungan
38 Cakupan aksesbilitas antar
wilayah
persen 75
25 Terwujudnya koneksitas jaringan
komunikasi, internet, dan
pengembangan
kawasan smart city
39 Cakupan koneksi internet
Kecamatan/Desa/Kel
persen 65
26 Meningkatnya layanan kebutuhan
dasar perumahan dan kawasan
permukiman
40 Jumlah Kawasan Berbasis
Teknologi Informasi
Kawasan 1
41 Cakupan Lingkungan
Permukiman
Kumuh
persen 32.37
42 Persentase cakupan layanan air
minum Rumah Tangga
persen 90.20
27 Meningkatnya pencegahan
pencemaran dan perusakan
lingkungan serta pengendalian
pembangunanberwawasan
lingkungan yangberkelanjutan
43 Indeks Kualitas Lingkungan
Hidup
point 71.5
28 Meningkatnya ketersediaan sumber
energi baru dan terbarukan
44 Persentase Rumah Tangga yang
Menggunakan Energi Baru
Terbarukan
persen 3.33
29 Meningkatnya partisipasi
perempuan dalam perempuan
membangun, kualitas kesetaraan
gender, dan perlindungan
perempuan dan anak
45 IPG persen 84.00
46 IDG persen 54.21
47 Cakupan perempuan dan anak
korban kekerasan
yangmendapatkan penanganan
pengaduan oleh
pertugasterlatihdidalamunit
pelayanan terpadu (%)
persen 100.00
48 Kasus Tindak Kekerasan Terhadap
Perempuan dan Anak
persen 160.00
Pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan menggunakan
metode pembandingan capaian kinerja sasaran. Metode pembandingan
capaian kinerja sasaran dilakukan dengan membandingkan antara
rencana dengan realisasi kinerja (performance plan) yang dicapai
organisasi. Selanjutnya akan dilakukan analisis terhadap penyebab
terjadinya celah kinerja (performance gap) yang terjadi serta tindakan
perbaikan yang diperlukan di masa mendatang. Metode ini terutama
bermanfaat untuk memberikan gambaran kepada pihak-pihak
eksternal tentang sejauh mana pelaksanaan misi organisasi dalam
rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Indikator Kinerja Utama (IKU) yang dirumuskan ini memang
masih jauh dari sempurna, namun diharapkan telah memberikan
gambaran kepada berbagai pihak yang berkepentingan tentang hasil-
hasil yang akan diwujudkan oleh Sekretariat Daerah Kabupaten Kutai
Kartanegara. Namun secara bertahap akan selalu dilakukan review
terhadap Indikator Kinerja Utama ini agar selalu dapat
menggambarkan kesesuaian dengan harapan Pemerintah Kabupaten
Kutai Kartanegara.
Untuk mengukur persentase capaian kinerja dari masing-masing
indikator maka ada dua jenis rumus yang digunakan yaitu:
1. Jika semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja
yang semakin baik, atau sebaliknya jika realisasi semakin rendah
pencapaian kinerja semakin rendah maka digunakan rumus
sebagai berikut:
2. Jika semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja
yang semakin rendah, atau sebaliknya jika realisasi
makin rendahpencapaian kinerja semakin baik, maka digunakan rumus
sebagai berikut:
Pengukuran terhadap pencapaian komponen kegiatan dan sasaran ini
dituangkan dalam form Pengukuran Kinerja (PK).
Selanjutnya untuk menilai dan menyimpulkan sampai sejauh
mana keberhasilan pencapaian sasaran tersebut digunakan alat bantu
berupa skala ordinal. Adapun skala ordinal yang digunakan dalam
laporan akuntabilitas ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1. Skala Ordinal Pengukuran Sasaran
Hasil dari pengukuran kinerja melalui skala ordinal tersebut
digunakan untuk menilai sampai sejauh mana tingkat keberhasilan
maupun ketidakberhasilan kinerja guna meningkatkan dan
memperbaiki kinerja organisasi, serta mengidentifikasi faktor-faktor
apa yang menjadi hambatan dan kendala pencapaian sasaran, untuk
selanjutnya menjadi bahan perumusan langkah dan strategi kedepan
yang perlu dilaksanakan.
Adapun analisa masing-masing sasaran dan indikator berdasarkan
Misi sebagai berikut :
• Jumlah Sasaran Strategis : 5 Sasaran
• Jumlah IKU : 10 Indikator Kinerja Utama
• Capaian :
1. Predikat Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
Predikat kinerja penyelengaraan pemerintah daerah kutai
kartanegara tahun 2017 berdasarkan hasil evaluasi kementerian
dalam negeri memperoleh nilai : 3.318 dengan capaian kinerja
101,47% sedangkan untuk hasil pada tahun 2018 belum dapat
disampaikan karena masih dalam proses evaluasi.
2. Indeks Kepuasan Masyarakat.
Berikut data Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) RSUD.AM.Parikesit
Tenggarong Tahun 2018. Berdasarkan hasil survei kepuasan masyarakat
yang dilakukan menggunakan lembar survei dari setiap Unit/Instalasi,
RSUD Aji Muhammad Parikesit tahun 2017 dari target Skor IKM 3, rumah
sakit merealisasikan dengan Skor IKM 3 yaitu 82,94 = Mutu pelayanan B
(Kinerja baik). Capaian 100% dikategorikan Sangat Berhasil.
SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN
1
Predikat Kinerja
Penyelenggaraan Pemerintah
Daerahpoint 3.33 0 0.00%
2 Indeks Kepuasan Masyarakat point 80 84.775 105.97%
3 Indeks Partisipasi Masyarakat point 80 0 0%
4 Opini BPK predikat WTP WDP 75%
5 Indek Persepsi Korupsi point 6 4.94 82.33%
6 Predikat Akuntabilitas Kinerja predikat BB B 75%
3 Meningkatnya tertib administrasi
kependudukan masyarakat 7 Cakupan e-KTP persen 93 95.95 103.17%
4 Optimalnya pengendalian
penduduk dan pelayanan
keluarga berencana
8 Peserta KB Aktif persen 73.90 73.29 99.17%
9
Rasio Penduduk Terkena Tindak
Pidana (Crime Rate) per 100.000
penduduk
point 149 38.06 25.54%
10 Indeks Risiko Bencana point 123 91.2 74.15%
2018MISI NO SASARAN STRATEGIS NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1.
Memantapkan
reformasi
birokrasi untuk
rakyat
1 Meningkatnya kapasitas
pemerintahan daerah dari segi
kelembagaan, profesionalisme
sumberdaya aparatur, dan
keuangan daerah dalam rangka
pelayanan publik yang prima dan
kondusifitas daerah
2 Optimalnya akuntabilitas dan
pengawasan daerah
5 Optimalnya kerjasama
pemerintah, masyarakat, dan
dunia usaha untuk menjaga
keamanan, ketertiban, dan
kesiapsiagaan penanggulangan
bencana
MISI 1
MemantapkanReformasiBirokrasiUntukRakyat
NO
INDIKATOR
KINERJA
UTAMA
PENJELASAN
OPD
PENANGGUNG
JAWAB
TARGET
RPJMPD
2018
CAPAIAN
KINERJA
2018
1
Indeks
Kepuasan
Masyarakat
Formulasi Perhitungan:
Survey IKM OPD
penyelenggara pelayanan
DPMPTSP 80,00 86,61
Dari kedua OPD pelaksana survey IKM yaitu RSUD, DPMPTSP
diperoleh nilai survey 82,94 + 86,61 = 169,65 dengan nilai rata-rata
hasil survey IKM adalah 84,77.
3. Indeks Partisipasi Masyarakat.
Tahun 2018 ini survey tentang IPM belum dilakukan akan tetapi
akan dilaksanakan pada tahun 2019, hal ini dikarenakan
perencanaan tahun 2018 baru dilaksanakan pada akhir tahun 2018
sehingga tidak bisa dilaksanakan. Adapun secara teori partisipasi
masyarakat menggambarkan bagaimana terjadinya pembagian
ulang kekuasaan yang adil (redistribution of power) antara penyedia
kegiatan dan kelompok penerima kegiatan. Partisipasi masyarakat
tersebut bertingkat, sesuai dengan gradasi, derajat wewenang dan
tanggung jawab yang dapat dilihat dalam proses pengambilan
keputusan. Gradasi peserta dapat digambarkan dalam Tabel 1
sebagai sebuah tangga dengan delapan tingkatan yang
menunjukkan peningkatan partisipasi tersebut (Arnstein 1986
dalam Wicaksono2010):
Tabel Tingkat Partisipasi Masyarakat menurut Tangga Partisipasi Arnstein :
No. Tangga/Tingkatan
Partisipasi Hakekat
Kesertaan
Tingkatan Pembagian Kekuasaan
1. Manipulasi (Manipulation)
Permainan oleh pemerintah Tidak ada partisipasi
2. Terapi (Therapy) Sekedar agar masyarakat tidak marah/sosialisasi
3. Pemberitahuan (Informing)
Sekedar pemberitahuan searah/sosialisasi
Tokenism/sekedar justifikasi agar mengiyakan
4. Konsultasi (Consultation)
Masyarakat didengar, tapi tidak selalu dipakai sarannya
5. Penentraman (Placation) Saran Masyarakat diterima tapi tidak selalu dilaksanakan
6. Kemitraan (Partnership) Timbal balik dinegosiasikan
Tingkat kekuasaan ada di masyarakat
7. Pendelegasian Kekuasaan (Delegated Power)
Masyarakat diberi kekuasaan (sebagian atau seluruh program)
8. Kontrol Masyarakat Sepenuhnya dikuasai oleh
Berdasarkan kajian awal dimungkinkan pada tahun 2018 tingkat
partisipasi masyarakat di Kutai Kartanegara sudah pada fase 5 yaitu
penentraman yaitu saran masyarakat selalu diterima tetapi tidak
selalu dilaksanakan dikarenakan beberapa kendala teknis dan
keuangan.
4. OPINI BPK
IKU opini BPK merupakan indikator yang diukur berdasarkan hasil
evaluasi laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Kutai
Kartanegara yang mana hasilnya pada tahun 2018 belum
disampaikan karena masih dalam proses evaluasi. Adapun
Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2017 memperoleh predikat
WDP atau Wajar Dengan Pengecualian.
5. Indeks Persepsi Korupsi
Indeks persepsi korupsi selama ini dilakukan oleh OPD yang
melakukan pelayanan langsung kepada masyarakat seperti RSUD
dan Badan pelayanan perizinan. Untuk tahun 2018 ini sebagaimana
dirilis oleh Pemerintah Propinsi Kalimantan Timur nilai Indeks
Persepsi Korupsi Kabupaten Kutai Kartanegara adalah 4,94 dengan
capaian kinerja 82.23%
6. Predikat Akuntabilitas Kinerja.
Predikat akuntabilitas kinerja adalah predikat yang diberikan oleh
KemenPANRB melalui hasil evaluasi terhadap SAKIP Pemerintah
dimana tahun 2017 Kutai Kartanegara memperoleh nilai 65,08
dengan predikat B.
7. Cakupan e-KTP.
Rasio Penduduk ber-KTP elektronik per satuan penduduk, pada tahun
awal Renstra telah mencapai mencapai 86,18%, realisasi tahun 2017
adalah sebesar 89,77% dengan jumlah kepemilikan KTP-el sebanyak
416.440 orang, sedangkan untuk realisasi tahun 2018 adalah sebesar
95,95% dengan jumlah kepemilikan KTP-el sebanyak 457.025 orang atau
lebih 2,95% dari yang telah ditargetkan sebesar 93%, atau lebih 6,18% dari
capaian tahun sebelumnya, hal ini dikarenakan ketersediaan blanko KTP-el
yang tidak pernah kosong dengan didukung tambahan peralatan cetak
KTP-el 4 unit dan tim perekaman keliling yang dilaksanakan oleh operator
kecamatan bekerjasama dengan operator Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Kutai Kartanegara, sehingga pemenuhan
kebutuhan KTP-el dapat berjalan sesuai target, untuk diketahui Tahun
2017 ketersedian blanko dan pencetakan KTP-el adalah sebanyak 33.419
keping KTP-el, untuk Tahun 2018 ketersedian blanko dan pencetakan KTP-
el adalah sebanyak 74.000 keping KTP-el, sehingga mengalami peningkatan
pencetakan dan distribusi blanko KTP-el dari tahun sebelumnya dengan
persentase kenaikan sebesar 221,43%, untuk jumlah wajib KTP tahun
2017 adalah sebanyak 463.909 wajib KTP, sedangkan di tahun 2018
jumlah wajib KTP meningkat menjadi 476.331 atau meningkat sebanyak
2,68%, hal ini dikarenakan adanya laju pertumbuhan penduduk sebesar
2,68%, anggaran yang digunakan untuk pencapaian indikator ini
menggunakan anggaran APBD Tahun 2018 melalui Program Penataan
Administrasi Kependudukan dengan Kegiatan Operasional Pelayanan KTP
elektronik dengan pagu anggaran sebesar Rp. 358.529.900,00 dan APBN
Tahun 2018 melalui Dana Alokasi Khusus (DAK Non Fisik) Kementerian
Dalam Negeri dengan pagu anggaran sebesar Rp.1.708.223.000,00.
Berdasarkan hasil capaian kinerja IKU kegiatan ini sebaiknya terus
menerus dilakukan percepatan kepemilikan KTP-el dengan cara melihat
data lokasi-lokasi di kecamatan mana saja yang capaiannya masih rendah
untuk dilakukan pelayanan langsung (jemput bola) perekaman dan
memprioritaskan pencetakan KTP-el pada lokasi tersebut, untuk
percepatan pencetakkan KTP-el sebaiknya menambah alat cetak/printer
KTP-el baru agar dapat mempercepat proses pencetakan KTP-el.
8. Peserta KB Aktif.
Analisis atas Indikator Kinerja pada sasaran Optimalnya
Pengendalian Penduduk dan Pelayanan Keluarga Berencana dengan
Indikator Kinerja Utama Rasio KB Aktif pada tahun 2018
ditargetkan sebesar 73.90% dengan realisasi sebesar 73.29%.
Sampai Dengan Tahun2017
a) Realisasi Sampai dengan tahun 2018 untuk indikator Kinerja Rasio
KB Aktif
Sampai Dengan 2016
Optimalnya Pengendalian Penduduk dan Pelayanan Keluarga Berencana
No Indikator
Kinetja Sat
Target Realisasi Capaian Kinerja 2017 2018 2017 2018
1 Rasio KB Aktif % 73,89 73.90 72.71 73.29 99.17
Capaian Realisasi Sampai dengan Tahun 2018
Indikator 2016 2017
Rasio KB Aktif 98.40 99.17
Jika Dibandingkan dengan Capaian Tahun 2017 maka peserta KB Aktif di
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2018 mengalami peningkatan sebesar
0.58% menjadi 73.29%.
9. Rasio Penduduk Terkena Tindak Pidana (crime rate) per 100.000
penduduk.
Crime index merupakan salah satu indikator untuk mengukur
kondisi keamanan dan ketertiban di masyarakat. Indeks
kriminalitas merupakan perbandingan antara jumlah kejahatan saat
ini dengan jumlah kejahatan tahun lalu dikalikan 100%. Metode
pengukuran yang hampir senada adalah tingkat kriminalitas (crime
rate), yaitu jumlah kejahatan dibagi dengan jumlah penduduk
dikalikan 100.000. Metode pengukuran lain yang juga sering dipakai
adalah pengukuran waktu terjadinya kejahatan (crimeclock).
Metode pengukuran dengan indeks kriminalitas dan tingkat
kriminalitas memiliki kesamaan kecenderungan, di mana semakin
tinggi angkanya berarti semakin rendah tingkat keamanan di
masyarakat. Sementara untuk crime clock kebalikannya, di mana
semakin tinggi nilainya berarti kondisi keamanan dan ketertiban
masyarakat semakin membaik. Hal ini berarti juga resiko penduduk
terkena tindak pidana (crime risk) menurun karena selang waktu
terjadinya kejahatan semakin lama. Secara teknik bisa digambarkan
sebagai berikut :
Angka Indeks Kejahatan (It)
1.Angka Indeks Kejahatan (It)
It = Jumlah peristiwa kejahatan pada tahun t x 100
Jumlah peristiwa kejahatan pada tahun to
dimana: to = tahun dasar
t = tahun t2.
1. Angka Kejahatan per 100.000 Penduduk (crimerate)
= Jumlah peristiwa kejahatan pada tahunt x100.000,-
Jumlahpenduduk
2. Skala Waktu Kejahatan Tahun t (crimeclock)
= 365 x 24 x 60 x 60 x (detik) x (detik)
Jumlah peristiwa kejahatantahun
3. Persentase Penyelesaian Peristiwa Kejahatan (crime clearence)
= Jumlah peristiwa kejahatan yang diselesaikan x 100 ( % )
Jumlah peristiwa kejahatan pada dilaporkan
Untuk mencapai indikator kinerja utama kabupaten tentang “Rasio
Penduduk Terkena Tindak Pidana (Crime Rate) per 100.000
penduduk“ cara penghitungannya sebagai berikut :
Angka Kejahatan per 100.000 Penduduk (crime rate)
= Jumlah peristiwa kejahatan pada tahun t x 100.000,-
Jumlahpenduduk
Sumber data :
- Banyaknya tindak kejahatan yang dilaporkan, tertunggak dan
telah diselesaikan menurut Kabupaten/Kota dari Polda Kaltim
dan BPS.
- Jumlah Penduduk dari OPD Dinas Kependudukan & Catatan
Sipil dan BPS.
Angka Kejahatan per 100.000 Penduduk (crime rate) 2017
= Jumlah peristiwa kejahatan pada tahun t : 1196 x 100.000,-
Jumlah penduduk : 717789
Untuk tahun 2017, angka Rasio Penduduk Terkena Tindak Pidana
(Crime Rate) per 100.000 pendudukan adalah = 166,6.
Angka Kejahatan per 100.000 Penduduk (crime rate) 2018
= Jumlah peristiwa kejahatan pada tahun t : 258 x 100.000,-
Jumlah penduduk :677.755
Untuk tahun 2018, angka Rasio Penduduk Terkena Tindak Pidana
(Crime Rate) per 100.000 pendudukan adalah = 38.06.
Tugas Satpol PP dalam mencapai indikator kinerja kabupaten
tersebut melalui : 1. Penegakan Produk Hukum Daerah:
- Pengarahan
- Pembinaan
- Prefentif NonYustisial
- PenindakanYustisial
2. Operasi Penertiban
3. Penanganan Unjuk Rasa dan Kerusuhan Massa
4. Pengawalan Penjabat dan Orang-orang Penting
5. Pengamanan Tempat-tempat Penting
6. Patroli
7. Deteksi Dini
8. Termasuk pelaksanaan tugas kasi trantib di 18 kecamatan
10. Indeks Risiko Bencana.
Penjelasan Tentang Rumus Perhitungan Untuk Memperoleh Nilai
Indikator
- Ancaman Bencana x Kerentanan/Indeks Kapasitas x 100%
- Jenis Bencana x Kejadian / Program x 100%
- 8 Bencana x 57 Kejadian/5Program x 100%
= 91.2 %
Penjelasan Tentang Nilai Capaian Tahun 2018 :
Nilai capaian kinerja 2018 adalah 91,2% yaitu terjadinya
peningkatan Indeks kapasitas di Kabupaten/Kota terhadap kinerja
dan Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana dalam menanggulangi
Bencana yang terjadi di Kabupaten Kutai Kartanegara seperti 8
Jenis Bencana (Kebakaran Pemukiman, Kebakaran Hutan & Lahan,
Banjir, Tanah Longsor, Kecelakaan Trans, Air, Pohon Tumbang,
Orang Hilang/Tenggelam dan Dll).
1. Penjelasan Tentang Nilai Capaian DibandingTarget
Nilai Target RPJMD 2018 adalah 123 terealisasi 91.2 ini disebabkan
karena masih kurang siap dan sadarnya masyarakat akan
bencana, maka dari itu DPKPB selalu gencar melakukan berbagai
kegiatan untuk mendukung terlaksananya kesiapsiagaan
masyarakat dalam menanggulangi bencana yang terjadi.
• Jumlah Sasaran strategis : 8 Sasaran
• Jumlah IKU : 16 Indikator Kinerja Utama
• Capaian :
1. Angka Harapan Lama Sekolah
Jumlah Penduduk 15 tahun keatas yang telah berijazah dibagi
lama masa pendidikan yang dihabiskan rata-rata peenduduk yg
telah berijazah menghabiskan masa lama sekolah selama dengan
target 14,62 dengan capaian 0 dikarenakan pada tahun 2018 ada
perubahan IKU Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Kutai
Kartanegara.
SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN
11 Angka Harapan Lama Sekolahpoint 14.62 0 0.00%
12 Rata-Rata Lama Sekolah point 9.10 8.97 98.57%
7 Meningkatnya budaya baca
masyarakat13
Pertumbuhan Kunjungan
masyarakat ke perpustakaanpersen 3.89 39.36 1011.83%
14 Angka Harapan Hidup point 71.68 0 0.00%
15 Angka Kematian Ibu Melahirkan org 26 22 84.62%
16 Angka Kematian Bayi org 179 178 99.44%
9 Meningkatnya daya saing tenaga
kerja serta kesempatan dan
perluasan kesempatan kerja
17 Rasio Kesempatan Kerja persen 90.85 3.79 4.17%
18Persentase Pemuda yang
menjadi Wirausaha Mandiripersen 4 4 100.00%
19Indeks Pembangunan Olah Raga
(Sport Development Index)persen 55 39.1 71.09%
20Jumlah Desa Berketahanan
Sosialjumlah 100 Desa/Kel 291 291.00%
21Persentase Pusat Kesejahteraan
Sosial yang berfungsi optimalpersen 41 18 43.90%
22 Indeks Kemandirian Desa persen 0.65 0.59 91%
12 Meningkatnya penanganan
masalah kesejahteraan sosial 23
Cakupan Penanganan
Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial
persen 40 97 242.50%
24Tingkat Keparahan Kemiskinan
(P1)persen 0.42 0.95 226.19%
25Tingkat Kedalaman Kemiskinan
(P2)persen 0.04 0.02 50.00%
26 Cakupan Rumah Layak Huni persen 91.47 90.91 99.39%
13
MISI NO SASARAN STRATEGIS
Meningkatnya keterpaduan
pengentasan kemiskinan antar
sektor antar wilayah
2.
Meningkatkan
sumber daya
manusia yang
berkompeten
6
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA2018
Meningkatnya Aksesibilitas,
Kualitas dan Manajemen
Pendidikan
8 Meningkatnya akses dan kualitas
pelayanan kesehatan
10 Meningkatnya prestasi dan
kreativitas pemuda dan olahraga
11 Meningkatnya kapasitas
masyarakat menuju desa
berketahanan sosial
MISI 2
2. Rata-rata lama sekolah
Jumlah lama pendidikan yang dihabiskan dibagi jumlah penduduk
15 keatas yang telah berijazah rata-rata peenduduk yang telah
berijazah berpendidikan smp menghabiskan masa sekolah dengan
target 9.10 dengan capaian 8.97 pada tahun 2018.
3. Pertumbuhan Kunjungan masyarakat keperpustakaan
Pertumbuhan kunjungan masyarakat ke perpustakaan dapat
jumlah kunjungan selama 1 tahun dengan penerapan jumlah
penduduk di atas 5 tahun menjadi pengunjung perpustakaan
dan formulasi perhitungan jumlah kunjungan perpustakaan di
bagi jumlah orang dalam populasi yang harus dilayani dikali
100% target 3,89 dengan capaian kinerja 39,36 pada tahun
2018.
4. Angka Harapan Hidup
Angka Harapan Hidup (e0) adalah perkiraan lama hidup rata-rata
penduduk pada waktu lahir, dengan asumsi tidak ada perubahan
pola mortalitas menurut umur. Besarnya Angka Harapan Hidup
penduduk Kutai Kartanegara Target 71,68 tahun pada 2018.
Sedangkan Capaian Kinerja besarnya Angka Harapan Hidup
penduduk Kutai Kartanegara belum bisa dihitung karena kendala
teknis dan anggaran pada tahun 2018.
Namun peningkatan UHH ini dapat mengakibatkan terjadinya
transisi epidemiologi dalam bidang kesehatan akibat meningkatnya
jumlah angka kesakitan karena penyakit degeneratif. Perubahan
struktur demografi ini diakibatkan oleh peningkatan populasi lanjut
usia (lansia) dengan menurunnya angka kematian serta penurunan
jumlah kelahiran.
5. Angka Kematian Ibu Melahirkan
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan
mulai pada saat hamil sampai 42 hari sejak terminasi kehamilan
tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan
karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena
sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian
Ibu mencerminkan resiko yang dihadapi selama hamil, melahirkan
dan masa nifas yang dipengaruhi oleh keadaan kesehatan, sosial,
budaya dan ekonomi menjelang kehamilan, berbagai kejadian
komplikasi pada kehamilan dan kelahiran, serta tersedianya
fasilitas pelayanan kesehatan dan penggunaannya termasuk
pelayanan prenatal dan obstetrik. Informasi mengenai AKI akan
bermanfaat untuk pengembangan program peningkatan kesehatan
reproduksi, terutama dalam peningkatan pelayanan kehamilan dan
membuat kehamilan yang aman dan bebas resiko tinggi (making
pregnancy safer), program peningkatan jumlah kelahiran yang
dibantu oleh tenaga kesehatan, penyiapan sistem rujukan dalam
penanganan komplikasi kehamilan, penyiapan keluarga dan suami
siaga dalam menyongsong kelahiran, yang semuanya bertujuan
untuk menurunkan AKI dan meningkatkan derajat kesehatan
reproduksi.
Target Millenium Development Goal’s (MDG’s) 2015 untuk AKI adalah
102 kematian per 100.000 kelahiran hidup, namun target ini sulit
dicapai dan berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) Tahun 2012 menunjukkan semakin tingginya
angka kematian ibu di Indonesia yaitu : 359 per 100.000 KH.
Kematian ibu di Kabupaten Kutai Kartanegara berfluktuasi namun
masih berada dibawah ratio angka kematian nasional. Fluktuasinya
adalah pada tahun 2016 terdapat 32 kasus kematian sedangkan
pada tahun 2017 terdapat 35 kematian atau secara ratio yaitu
tahun 2016 yaitu 242 pada tahun 2017 sebesar 248 kematian
per-100.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2018 dari target 26
dan realisasi 22 kasus kematian dengan capaian kinerja 84.62%.
Kematian ibu yang cukup tinggi dan jauh melewati target Renstra
Dinas Kesehatan disebabkan oleh perdarahan, eklamsi dan infeksi
sebagai penyebab langsung, namun yang harus diwaspadai adalah
meningkatnya jumlah kematian karena penyakit tidak menular
yang dialami oleh ibu hamil dan bersalin. Kematian juga didominasi
oleh ibu usia produktif (20-30 tahun) dan juga tinggi pada ibu
dengan paritas antara 1-3, begitu pun tempat terjadinya kematian
yang jauh lebih tinggi di RS dibanding dengan di puskesmas
ataupun dirumah.
Pelayanan kesehatan yang kurang berkualitas juga menjadi salah
satu alasan tingginya kematian ibu serta kurangnya kerjasama
lintas program dan lintas sektor.
6. Angka Kematian Bayi
Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR) adalah
banyaknya kematian bayi berusia di bawah satu tahun per-1000
kelahiran hidup pada satu tahun tertentu. AKB dapat memberi
gambaran tentang tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang
berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan
antenatal dan postnatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan
program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi.
Secara spesifik, AKB dibagi pada 2 (dua) periode waktu yaitu AKB pada
periode neonatus, yaitu kematian bayi pada usia kurang dari 1 (satu)
bulan, dan AKB pada periode usia 1–12 bulan.
AKB diklasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu :
1. Rendah jika AKB kurang dari 20.
2. Sedang jika AKB antara 20–49.
3. Tinggi jika AKB antara 50–99.
4. Sangat Tinggi jika AKB >100
Situasi kematian bayi di kabupaten Kutai Kartanegara pada tahun
2016 yaitu sebesar 168 kasus kematian bayi dengan rasio 13
kematian per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2017
terdapat 219 kasus kematian bayi dengan rasio 18 kematian per
1.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi karena BBLR,
asfiksia, kelainan kongenital dan lain-lain, tidak terlepas dari
riwayat kesehatan ibunya selama hamil. Kualitas kehamilan seorang
ibu sangat menentukan kualitas janin yang dikandungnya. Begitu
pun pemilihan pelayanan kesehatan mulai hamil hingga bersalin
dan nifas, sangat menentukan kesehatan dan keselamatan bayinya.
Oleh karena itu, faktor pengetahuan ibu, faktor gizi, kesehatan
lingkungan, kualitas pelayanan kesehatan dan faktor pendukung
lainnya menjadi penting dalam upaya menurunkan kematian bayi.
Seluruh Program dan Kegiatan yang ada di Dinas Kesehatan
memiliki tujuan akhir untuk meningkatkan Angka Harapan Hidup
(AHH), menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), menurunkan Angka
Kematian Bayi (AKB), menurunkan Angka Kesakitan (morbiditas)
dan meningkatkan Status Gizi, dikarena semua itu saling terkait.
Baik itu Sumber Daya Kesehatan yang terdiri dari Sumber Daya
Manusia (SDM), Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan,
Pembiayaan Kesehatan, Upaya Pelayanan Kesehatan, Peran Serta
Masyarakat, dan Teknologi Informasi berperan penting dalam
pencapaian indikator kinerja tersebut.
7. Rasio Kesempatan Kerja
Pengukuran tingkat capaian kinerja Dinas Transmigrasi dan
Tenaga kerja Kabupaten Kutai kartanegara Tahun 2017 dilakukan
dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi masing-
masing Indikator kinerja sasaran. Rincian capaian kinerja masing-
masing indikator tersebut dapat diilustrasikan table berikut:
NO SASARAN INDIKATOR
KINERJA
TARGET REALISASI TINGKAT
CAPAIAN 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7
1 Meningkatnya Persentase 90,85% 90,49% 94,28% 3,79%
persentase Rasio
pencari kerja Kesempatan
yang diterima Kerja
di pasar kerja
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pada Tahun kedua
Renstra OPD 2018 proses pencapaian indikator kinerja persentase
rasio kesempatan kerja, ditargetkan sebesar 0.95% untuk Tahun
2018 mencapai 3.79%.
8. Persentase Pemuda yang menjadi Wirausaha Mandiri
Tahun 2018 Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara melalui Dinas
Pemuda dan Olahraga Kutai Kartanegara bersama DPRD Kabupaten Kutai
Kartanegara berkomitmen untuk menjalankan amanah UU Nomor 40 Tahun
2009 tentang Kepemudaan dan juga PP Nomor 41 Tahun 2011 tentang
Pengembangan Kewirausahaan dan Kepeloporan Pemuda serta Penyediaan
Prasarana dan Sarana Kepemudaan. Oleh karenanya komitmen tersebut
diwujudkan dengan tersusunnya draft Raperda tentang Pengembangan
Kewirausahaan Pemuda di Kutai Kartanegara. Adapun wadah klinik pemuda
akan diisi dan digerakkan oleh para pemuda setempat yang memiliki
kepedulian dan pengaruh serta jiwa kepemimpinan yang dipilih secara
partisipatif dengan target 4% dan capain kinerja pada tahun 2018 sessuai
target 4 %.
9. Indeks Pembangunan Olah Raga (Sport Development Index)
Indeks Pembangunan Olahraga (IPO) atau Sport Development Index
(SDI) mencerminkan keberhasilan pembangunan olahraga
berdasarkan 4 (empat) dimensi, yaitu partisipasi, Ruang Terbuka,
Kebugaran, dan Sumber Daya Manusia.
Manfaat IPO adalah sebagai bahan masukan untuk mempersiapkan
upaya-upaya pembangunan olahraga yang efektif.
Untuk perhitungan akumulasi IPO Tahun 2017 dapat dihitung
menggunakan perumusan sebagai berikut:
IPO = ¼ (Indeks Partisipasi) + ¼ (Indeks Ruang Terbuka) + ¼ (Indeks
Kebugaran) + ¼ (Indeks SDM)
= ¼ (0,49) + ¼ (0,01) + ¼ (0,086) + ¼ (0,57)
= 0,123 + 0,025 + 0,022 + 0,145
= 0,3114
Dari hasil tersebut diperoleh IPO untuk tahun 2017 adalah sebesar
0,3114 atau 31,14% nilai indeks tersebut masuk ke dalam kategori
rendah.
Kategori tersebut berdasarkan pada norma SDI (tahun 2008), yaitu 0–
0,499 Rendah, 0,500 – 0,799 Menengah, 0,800 – 1 Tinggi.
Pada tahun 2017 IPO adalah 31,14 % mengalami penurunan kinerja
bila dibandingkan dengan realisasi IPO Tahun 2016 yang sebesar
35,3% dengan persentase penurunannya sebesar 47,06% dalam
peningkatan capaian kinerjanya dari pada tahun sebelumnya,
yaitu 37.8% walaupun belum memenuhi target RPJMD pada tahun
2018 sebesar 39,1%. Adapun prosentase capaian realisasi kinerja
tahun 2017 adalah sebesar 71,09%,
Apabila semua unsur masyarakat di Kutai Kartanegara sudah
terlibat dan berperan aktif terhadap kegiatan olahraga, harapan
keinginan tercapainya keberhasilan dalam pembangunan olahraga
akan diperoleh dengan baik. Keberhasilan tersebut tentunya dapat
diukur dari peningkatan prosentase Sport Development Index (SDI)
Kutai Kartanegara setiap tahunnya, yang diketahui dari peningkatan
jumlah partisipasi masyarakat yang terlibat dalam berolahraga,
keberadaan ruang terbuka yang signifikan, peningkatan jumlah
kesehatan dan kebugaran pada masyarakat, peningkatan jumlah
SDM (pelatih, instruktur, dan guru olahraga) di Kutai Kartanegara.
Sebagai upaya meningkatkan indek pembangunan olahraga di
Kabupaten Kutai Kartanegara adalah memunculkan strategi
pembinaan dan program dan kegiatan sebagai berikut:
A. Strategi Pembangunan di Bidang Olahraga yaitu dengan:
- Mewujudkan Peningkatan Partisipasi Masyarakat;
- Mewujudkan Peningkatan Sumber Daya Manusia;
- Mewujudkan Peningkatan Fasilitasi Ketersediaan Ruang
Terbuka;
- Mewujudkan Peningkatan Kebugaran Masyarakat.
B. Program Pembangunan di Bidang Olahraga
- Program Pengembangan Olahraga Rekreasi (olahraga massal,
olahraga rekreasi, olahraga tradisional, olahraga khusus &
rehabilitasi);
- Pengembangan dan mewujudkan kelembagaan olahraga
rekreasi;
- Pengembangan peningkatan aktivitas komunitas olahraga
rekreasi;
- Pengembangan peningkatan sumber daya manusia komunitas
olahraga rekreasi;
- Pengembangan frekuensi festival olahraga rekreasi;
- Pengembangan centra dan fasilitasi olahraga rekreasi;
C. Program Pengembangan Olahraga Pendidikan;
- Pengembangan PPLPD, Kelas Olahraga, dan Kelompok Belajar
Olahraga;
- Pengembangan SDM Guru Olahraga;
- Pengembangan Peningkatan Frekuensi Kompetisi/kejuaraan
olahraga pelajar;
- Pengembangan Peningkatan Fasilitasi Olahraga pelajar;
- Penerapan IPTEK Olahraga pelajar.
D. Program Pengembangan Olahraga Prestasi melalui kegiatan :
- Pengembangan Kelembagaan Olahraga Prestasi;
- Pengembangan Peningkatan sumber daya manusia;
- Pengembangan Pemusatan Latihan;
- Pengembangan Peningkatan Frekuensi Kompetisi/kejuaraan;
- Pengembangan Peningkatan Fasilitasi Olahraga Prestasi;
- Penerapan IPTEK Olahraga Prestasi.
10. Jumlah Desa Berketahanan Sosial
Desa berketahanan sosial diukur melalui ketersediaan Pusat
Kesejahteraan Sosial (Puskessos) di Desa maupun Kelurahan, target 100
realisasi 219 Desa/Kelurahan yang telah aktif menjalankan fungsi
Puskessosnya.
11. Persentase Pusat Kesejahteraan Sosial yang berfungsi optimal
Presentasi pusat kesejahteraan sosial yang berfungsi dalam
meningkatkan penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Jumlah
desa yang berketahanan sosial dibagi jumlah desa berketahanan
sosial yang berfungsi optimal dalam penanggulangan keluarga
miskin dikali 100% dengan target 41 realisasi 18 capaian kinerja
43.90%
12. Indeks KemandirianDesa
Formulasi Perhitungan :
IDM = 1/3 (IKL+IKE+IKS)
Keterangan :
IDM = Indeks Desa Membangun
IKL = Indeks Ketahanan Lingkungan
IKE = Indeks Ketahanan Ekonomi
IKS = Indeks Ketahan Sosial
Setiap dimensi dibangun dari serangkaian variabel, dan setiap variabel
diturunkan kedalam perangkat indikator. Setiap indikator memiliki skor 0 s/d 5,
semakin tinggi skor semakin memiliki makna yang positif. Kemudian total skor
indikator ditransformasikan kedalam indeks dengan nilai 0 - 1.
Klasifikasi Status Desa
STATUS DESA RENTANG NILAI
Mandiri IDM > 0.8115
Maju 0.7072 < IDM ≤ 0.8155
Berkembang 0.5989 < IDM ≤ 0.7072
Tertinggal 0.4907 < IDM ≤ 0.5989
Sangat tertinggal IDM ≤ 0.4907
Peta IDM adalah baseline yang menjadi informasi awal sekaligus menjadi
masukan dalam formulasi perencanaan.IDM juga menghasilkan posisi desa yaitu
peringkat desa yang dapat dilihat secara nasional, provinsi, Kabupaten/kota dan
kawasan kecamatan
IDM sebagai basis data perencanaan yaitu proses untuk mencapai tujuan dimasa
depan yang dilakukan secara sistematis dan terukur berdasarkan ketersediaan
sumber daya.
IDM menjadi salah satu base line (basis data) dalam merumuskan fokus
pembangunan desa. Dimana IDM menghasilkan keragaman intervensi sesuai
dengan tugas pokok organisasi, baik pusat maupun daerah.
IDM dapat digunakan untuk menjalankan fungsi monev atau melihat
perkembangan status desa, dapat mengalami pergeseran karena perubahan
indikator dimensi sosial, dimensi ekonomim maupun dimensi ekologi
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pada Tahun
2018 proses pencapaian indikator kinerja Indeks Kemandirian Desa,
ditargetkan sebesar 0.65% untuk Tahun 2018 realisasi 0,59%.
13. Cakupan Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
Cakupan jumlah penanganan masalah kesejahteraan social yang
terealisasi menerima bantuan tahun 2018 meningkat dibanding
dengan tahun 2018. Jumlah penanganan kesejahteraan sosial yang
menerima bantuan dibagi jumlah penanganan masalah
kesejahteraan sosial yang seharusnya menerima bantuan dikali
100% dengan target 25% capaian kinerja 97%.
14. Tingkat Keparahan Kemiskinan (P1)
Indeks kedalaman kemiskinan (P1) mengambarkan rata-rata
kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin
terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks P1, maka
semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis
kemiskinan Kabupaten Kutai Kartanegara belum dapat
menurunkan angka dari target 0.42 capaian 0.95 dikarenakan
Pertumbuhan ekonomi yang rendah.
15. Tingkat Kedalaman Kemiskinan (P2)
Indeks keparahan kemiskinan (P2) menggambarkan penyebaran
pengeluaran diantara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai P2 dari
target 0.04 dengan capaian 0.02, maka semakin tinggi ketimpangan
pengeluaran diantara penduduk miskin.
16. Cakupan Rumah Layak Huni
Indikator Kinerja Utama Cakupan Rumah Layak Huni adalah :
Jumlah Rumah Layak Huni / Jumlah seluruh rumah diwilayah pemda x 100%.
Jumlah rumah layak huni di peroleh dari perhitungan jumlah seluruh rumah
dikurangi jumlah rumah tidak layak huni. Untuk data RLTH berdasarkan data
BDT (Dinsos) dikurangi realisasi kegiatan BSPS. Jadi untuk Nilai Capaian tahun
2018 sebagai berikut :
Cakupan Rumah Layak Huni = Jumlah rumah layak huni x 100 Jumlah seluruh rumah diwilayah pemda
= 168.589 x 100
185.436
= 90,91
Untuk capaian Indikator Kinerja Utama diatas dapat dilihat bahwa untuk
cakupan rumah layak huni mengalami peningkatan sebesar 0,73% dibandingkan
dengan capaian Tahun 2017 yaitu sebesar 90,18% dan pada Tahun 2018
meningkat menjadi 90,91% dengan persentase capaian sebesar 99,39%. Hal ini
dipengaruhi adanya Program Kegiatan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya
(BSPS) dan Kotaku.
Untuk pencapaian indikator cakupan rumah layak huni ini tak lepas dari
dukungan pemerintah pusat melalui program-program Kemenpera serta
dukungan Pemerintah Daerah. Dan pada tahun 2018 dipengaruhi oleh program
BSPS dan Kotaku (Kota Tanpa Kumuh). Untuk diketahui bahwa kriteria rumah
layak huni menurut Kementerian PUPR yaitu :
Pertama, struktur konstruksi atap, lantai, dan dinding yang memenuhi
persyaratan keselamatan dan kenyamanan yaitu kokoh, dan tidak retak-retak.
Kedua, terdapat jaringan air bersih dari PDAM atau sumber air bersih lainnya
yang berfungsi.
Ketiga, utilitas jaringan listrik yang berfungsi untuk kebutuhan sehari-sehari
penghuni.
Keempat, jalan lingkungan yang sudah diberi perkerasan atau aspal dan
berfungsi bukan hanya berbentuk tanah yang bergelombang dan berlubang.
Kelima, saluran atau drainase lingkungan yang telah selesai dan dipastikan
dapat berfungsi dengan baik dan benar.
Keenam, penyediaan septi tank atau tempat pembuangan sanitasi yang berfungsi
dengan baik dan aman dan tidak mencemarkan lingkungan.
MISI 3
• Jumlah Sasaran strategis : 3 Sasaran
• Jumlah IKU : 3 Indikator Kinerja Utama
• Capaian :
1. Tingkat Pertumbuhan Nilai Investasi
Indikator Kinerja Utama tingkat pertumbuhan nilai investasi
dengan target 5.05 dengan realisasi 9.4 pada tahun 2018.
2. Pertumbuhan PAD (Dasar 2015)
Capaian indikator ini ditargetkan 7.81% dapat terealisasi sebesar
7,77%. Sedangkan formula perhitungannya sebagai berikut:
PAD Kontribusi PAD = ------------------------------------- X 100%
Total Pendapatan Daerah
Berdasarkan data rekapitulasi laporan realisasi penerimaan
pendapatan daerah tahun 2018, jumlah realisasi PAD Kabupaten Kutai
Kartanegara pada tahun 2018 sebesar Rp308.178.967.905, dan total
pendapatan daerah sebesar Rp3.965.799.911.888. Dari data tersebut,
capaian indikator ini pada tahun 2018 sebesar 7,77%, sedangkan
target yang ditetapkan sebesar 7,81%. Artinya capaian kinerja pada
tahun 2018 lebih rendah dari target yang ditetapkan, dengan tingkat
capaian sebesar 99,49%. Namun demikian capaian tersebut jika
merujuk pada kriteria penilaian kinerja dari Permendagri 86 Tahun
2017 sudah sangat tinggi, karena sudah berada diatas 91%.
SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN
14 Meningkatnya daya saing
investasi daerah27
Tingkat Pertumbuhan Nilai
Investasipersen 5.05 9.4 186.14%
15 Meningkatnya Pendapatan Asli
Daerah 28Pertumbuhan PAD (tahun dasar
2015)persen 7.81 7.77 99.49%
16 Meningkatnya Kerjasama
Corporate Social Responsibility
(CSR) dalam pembangunan
daerah
29
Cakupan Fasilitasi CSR
(Perusahaan Wajib CSR Bermitra
Dengan Pemkab)
persen 7 0 0%
3.
Meningkatkan
pembiayaan
pembangunan
daerah
MISI NO SASARAN STRATEGIS NO INDIKATOR KINERJA UTAMA2018
Kontribusi PAD terhadap Total Pendapatan Daerah perlu terus
ditingkatkan karena capaian sebesar 7,77% masih menunjukkan
kemampuan keuangan daerah yang sangat kurang (berada pada
rentang nilai 0-10%). Rendahnya perolehan persentase tersebut
menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara belum
mampu membiayai pengeluarannya sendiri, dengan kata lain masih
sangat tergantung pada pemerintah pusat. Hal ini tentunya perlu
mendapatkan perhatian serius Pemerintah Kabupaten Kutai
Kartanegara untuk melakukan upaya akseleratif, guna meningkatkan
PAD ditahun-tahun mendatang.
Jika dilihat dari struktur pendapatan daerah Kabupaten Kutai
Kartanegara tahun 2018, sebagian besar berasal dari Dana
Perimbangan (79,01%), dan Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah
sebesar 13,22%, sedangkan dari Pendapatan Asli Daerah hanya sebesar
7,77%. Tingginya Dana Perimbangan tersebut dipengaruhi oleh sumber
daya alam (sektor pertambangan), terutama Bagi Hasil dari Iuran
Eksplorasi & Eksploitasi (Royalti) sebesar Rp.932.521.417.076,00; dan
Bagi Hasil dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Sektor Pertambangan,
Perkebunan & Perhutanan sebesar Rp.806.485.238.778,00
Gambar 3.2. Realisasi dan Kontribusi PAD, Dana Perimbangan, dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Tahun 2018
Sumber: Laporan Realisasi Penerimaan Tahun 2018, Diolah
Berkaca dari kondisi diatas, Pemerintah Kabupaten Kutai
Kartanegara sudah saatnya tidak sepenuhnya mengandalkan dari
penerimaan Dana Perimbangan, terutama dari bagi hasil sektor pertambangan, mengingat sektor ini mengalami kelesuan dan
diperkirakan akan mengalami penurunan. Untuk itu, saat ini merupakan waktu yang tepat untuk meningkatkan pendapatan daerah, terutama dalam meningkatkan indikator pertumbuhan kontribusi PAD
308,178,967,905
3,133,413,997,077
524,206,946,906
7.77%
79.01%
13.22% 0.00%
10.00%
20.00%
30.00%40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%90.00%
-
500,000,000,000
1,000,000,000,000
1,500,000,000,000
2,000,000,000,000
2,500,000,000,000
3,000,000,000,000
3,500,000,000,000
PAD Dana Perimbangan Lain-Lain PendapatanDaerah yang Sah
Realisasi Kontribusi
terhadap APBD, dengan terus mengoptimalkan penerimaaan dari sumber-sumber PAD.
Jika dilihat komponen pembentuk PAD, kontribusi terbesar adalah
Pendapatan Lain-Lain Yang Sah sebesar 67,14%, disusul Pajak Daerah sebesar 19,79%, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
sebesar 11,05%, kemudian Retribusi Daerah sebesar 2,02%. Adapun realisasi dan kontribusi terhadap PAD pada masing-masing
komponen pembentuk PAD dapat dilihat pada Gambar 3.3. berikut ini.
Gambar 3.3. Realisasi dan Kontribusi Komponen Pembentuk PAD Terhadap Total PAD Tahun 2018 Sumber: Laporan Realisasi Penerimaan Tahun 2018, Diolah
Dari rincian masing-masing komponen PAD, penerimaan dari pajak
daerah terbesar adalah Pajak Restoran dan Pajak Penerangan Jalan
masing-masing sebesar Rp. 27.460.071.538 dan Rp. 20.915.471.485.
Selanjutnya penerimaan Retribusi Daerah terbesar adalah Retribusi
Tempat Rekreasi dan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
masing-masing sebesar Rp. 2.520.161.800 dan Rp. 1.594.759.385.
Kemudian pada Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Pengelolaan
kekayaan daerah yang di pisahkan, sebesar Rp. 34.113.589.823 dari
Bank Pembangunan Daerah (Bank Kaltim). Komponen pembentuk PAD
selanjutnya adalah Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah,
terbesar adalah pendapatan Badan Layanan Umum Daerah RSUD.A.M
Parikesit sebesar Rp. 120.432.652.897, dan Penerimaan Lain-Lain
sebesar Rp. 27.943.195.059.
60,991,506,675
6,219,679,404 34,063,589,823
206,904,192,003
19.79%
2.02% 11.05%
67.14%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
-
50,000,000,000
100,000,000,000
150,000,000,000
200,000,000,000
250,000,000,000
Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil PerusahaanMilik Daerah danHasil PengelolaanKekayaan DaerahYang dipisahkan
Lain-lain PendapatanAsli Daerah Yang
Syah
Realisasi Kontribusi
Adapun rincian realisasi komponen pembentuk PAD tahun 2018
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.3. berikut ini.
Tabel 3.3. Rincian Realisasi Komponen Pembentuk PAD Tahun 2018
No Uraian Target Realisasi
Tingkat Capaian
Kontribusi terhadap Total PAD
I PAJAK DAERAH
Pajak Hotel 1.249.154.707 1.481.537.141 118,60% 0,48%
Pajak Restoran 21.263.967.777 27.460.071.538 129,14% 8,91%
Pajak Hiburan 216.493.000 676.527.289 312,49% 0,22%
Pajak Reklame 1.500.000.000 1.569.252.919 104,62% 0,51%
Pajak Penerangan Jalan 19.617.302.654 20.915.471.485 106,62% 6,79%
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan 111.773.830 289.016.646 258,57% 0,09%
Pajak Parkir 250.000.000 514.862.452 205,94% 0,17%
Pajak Air Tanah 549.621.705 449.276.931 81,74% 0,15%
Pajak Sarang Burung Walet 50.990.000 36.500.000 71,58% 0,01%
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
2.943.192.853 4.207.175.152 142,95% 1,37%
Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan
8.300.000.000 3.391.815.122 40,87% 1,10%
Total Pajak Daerah 56.052.496.526 60.991.506.675 108,81% 19,79%
III RETRIBUSI DAERAH
Retribusi Jasa Umum
Retribusi Pelayanan Kesehatan - -
Retribusi Pelayanan Kebersihan / Persampahan
- 26.900.000 100,00% 0,01%
Retribusi Pengangkutan Sampah Dari Sumbernya
16.800.000 10.650.000 63,39% 0,00%
Retribusi Penyediaan Lokasi Pembuangan Akhir Sampah
576.000 - 0,00% 0,00%
Retribusi Penyediaan dan/Penyedotan Kakus 20.000.000 7.425.000 37,13% 0,00%
Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang 41.675.000 - 0,00% 0,00%
Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat
- - 0,00%
Retribusi Parkir Di Tepi Jalan Umum 228.100.000 352.832.200 154,68% 0,11%
Retribusi Pelayanan Pasar 961.800.000 465.266.919 48,37% 0,15%
Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor 776.335.536 672.230.700 86,59% 0,22%
Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran
- - 0,00%
Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta 26.000.000 17.200.000 66,15% 0,01%
Retrebusi Pelayanan Pendidikan - - 0,00%
Retribusi Pengendalian Menara komunikasi - - 0,00%
Retribusi Jasa Usaha
Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah 129.000.000 88.100.000 68,29% 0,03%
Retribusi Pasar Grosir dan Pertokoan - - 0,00%
Retribusi Pasar Grosir dan Pertokoan - - 0,00%
Retribusi Tempat Pelelangan - - 0,00%
Retribusi Terminal 5.000.000 22.610.000 452,20% 0,01%
Retribusi Tempat Khusus Parkir - - 0,00%
Retribusi Tempat Penginapan/Persanggrahaan/Villa
- - 0,00%
Retribusi Rumah Potong Hewan 220.000.000 94.875.000 43,13% 0,03%
Retribusi Pelayanan Kepelabuhan 85.000.000 120.067.400 141,26% 0,04%
Retribusi Tempat Rekreasi 3.271.861.050 2.520.161.800 77,03% 0,82%
Retribusi Pelayanan Tempat Olah Raga 72.000.000 86.321.400 119,89% 0,03%
Retribusi Perizinan Tertentu
Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) 6.384.866.420 1.594.759.385 24,98% 0,52%
Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol
- - 0,00%
Retribusi Izin Gangguan/Keramaian (HO) - 144.000 0,00% 0,00%
Retribusi Izin Trayek - - 0,00%
Retribusi Izin Usaha Perikanan - - 0,00%
Retribusi Perpanjangan IMTA 150.000.000 140.135.600 93,42% 0,05%
Total Retribusi Daerah 12.389.014.006 6.219.679.404 50,20% 2,02%
III HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YANG DIPISAHKAN
Bagian Laba atas Penyertaan Modal pada Perusahaan Milik Daerah / BUMD
Perusda Air Minum (PDAM) - - 0,00%
Perusda Kelistrikan 2.000.000.000 - 0,00% 0,00%
No Uraian Target Realisasi
Tingkat Capaian
Kontribusi terhadap Total PAD
Bank Pembangunan Daerah (Bank Kaltim) 34.113.589.823 34.063.589.823 99,85% 11,05%
Perusahaan Daerah Tunggang Parangan Kab.Kukar
- - 0,00%
Bag.Laba atas Penyert.Modal pd Perh.Milik Pemerintah/BUMN
- - 0,00%
Bag.Laba atas Penyert.Modal pd Perh.Milik Swasta
- - 0,00%
Total Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
36.113.589.823 34.063.589.823 94,32% 11,05%
IV LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH
Hasil Penjualan Aset Daerah yang Tidak Dipisahkan
38.000.000 8.785.603 23,12% 0,00%
Penerimaan Jasa Giro 5.000.000.000 170.306.945 3,41% 0,06%
Pendapatan Bunga Deposito - - 0,00%
Tuntutan Ganti Kerugian Daerah - - 0,00%
Komisi,Potongan dan Selisih Nilai Tukar Rupiah
- - 0,00%
Pendapatan Denda atas Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan
- - 0,00%
Pendapatan Denda Pajak - 455.740.089 100,00% 0,15%
Pendapatan Denda Retribusi - 397.550.000 100,00% 0,13%
Pendapatan Hasil Eksekusi atas Jaminan - - 0,00%
Pendapatan Dari Pengembalian - - 0,00%
Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum - - 0,00%
Pendapatan dari Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
- - 0,00%
Angsuran / Cicilan Penjualan Rumah Dinas - - 0,00%
Angsuran / Cicilan Penjualan Kendaraan Perorangan Dinas
200.000.000 - 0,00% 0,00%
Angsuran / Cicilan Ganti Kerugian Barang Milik Daerah
- - 0,00%
Sewa Rumah 200.000.000 134.970.576 67,49% 0,04%
Hasil Dari Pemanfaatan Kekayaan Daerah Sewa Tempat Olahraga
789.770.000 - 0,00% 0,00%
Hasil Dari Pemanfaatan Kekayaan Daerah Sewa
1.119.360.000 1.225.034.600 109,44% 0,40%
Sewa (ATM, Gedung PKM dll) 175.000.000 51.860.000 29,63% 0,02%
Sewa Lapak Pedagang Dipulau Kumala - - 0,00%
Pendapatan Zakat - - 0,00%
Pendapatan Badan Layanan Umum Daerah RSUD.A.M Parikesit
145.000.000.000 120.432.652.897 83,06% 39,08%
Pendapatan Badan Layanan Umum Daerah RSUD.Aji Batara Agung Dewa Sakti Samboja
31.994.888.395 26.828.909.379 83,85% 8,71%
Pendapatan Badan Layanan Umum Daerah RSUD.Dayaku Raja Kota Bangun
2.000.000.000 3.356.937.311 167,85% 1,09%
Hasil Dari Pengelolaan Dana Bergulir - - 0,00%
Penerimaan Lain-lain 30.000.000.000 27.943.195.059 93,14% 9,07%
Pendapatan Dana Kapitasi JKN 21.689.277.168 19.027.663.158 87,73% 6,17%
Pendapatan Non Dana Kapitasi JKN 782.000.531 606.477.371 77,55% 0,20%
Tarif Pelayanan Kesehatan 6.230.310.027 4.840.307.815 77,69% 1,57%
Penerimaan Dari PT.Taspen 2.000.000.000 1.423.801.200 71,19% 0,46%
BOSNAS - - 0,00%
Total Lain-lain PAD yg Sah 247.218.606.121 206.904.192.003 83,69% 67,14%
TOTAL PAD 351.773.706.477 308.178.967.905 87,61% 100,00%
Sumber: Laporan Realisasi Penerimaan Tahun 2018
3. Cakupan Fasilitasi CSR (Perusahaan wajib CSR bermitra dengan
Pemkab)
Cakupan Fasilitasi CSR (Perusahaan Wajib CSR Bermitra dengan
Pemkab) tidak ada kegiatan Fasilitasi CSR di bappeda pada tahun
2016, 2017 dan 2018.
SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN
17 Meningkatnya produktivitas, tata
kelola, dan dan pertumbuhan
sektor pertanian dalam arti luas30 Pertumbuhan sektor pertanian persen 8.72 6.86 78.67%
18 Meningkatnya potensi dan daya
dukung pariwisata daerah serta
kunjungan wisata di Kutai
Kartanegara
31 Pertumbuhan sektor pariwisata persen 7.61 6.72 88.30%
19 Meningkatnya pengembangan
seni dan budaya lokal dalam
rangka mendukung destinasi
wisata dan kelestarian tradisi
kehidupan masyarakat
32Pertumbuhan Grup Seni dan
Budayapersen 6 0 0.00%
33 Persentase koperasi aktif persen 81.13 81.3 100.21%
34Pertumbuhan Tingkat Kelas
UMKMpersen 2.84 2.84 100.00%
21 Meningkatnya akses, tata niaga,
dan infrastruktur perdagangan
antar wilayah dan antar daerah
35Pertumbuhan Eksport Bersih
Non Migas dan Batu Barapersen 12 0 0.00%
22 Meningkatnya pengembangan
industri pengolahan pangan,
peternakan, perikanan,
pengolahan pakan, dan potensi
daerah yang berdaya saing
36Pertumbuhan Sektor Industri
Pengolahanpersen 6.48 5.42 84%
INDIKATOR KINERJA UTAMA2018
4.
Meningkatkan
pengelolaan
pertanian dan
pariwisata
untuk
percepatan
transformasi
struktur
ekonomi
daerah
20 Meningkatnya ekonomi
kerakyatan berbasis industri
kreatif dan potensi daerah
MISI NO SASARAN STRATEGIS NO
• Jumlah Sasaran strategis : 6 Sasaran
• Jumlah IKU : 7 Indikator Kinerja Utama
• Capaian :
1. Pertumbuhan sektor pertanian
Dalam meningkatnya produktifitas, tata kelola, dan
pertumbuhan sektor pertanian dalam arti luas Pemerintah
Kabupaten Kutai Kartanegara berupaya meningkatkan
pertumbahan sektor pertanian dengan target RPJMD 2018 8,72%
realiasi target 6,86%. Berdasarkan hal tersebut maka capaian
Kinerja sebesar 78.67% dengan predikat Baik.
2. Pertumbuhan sektor pariwisata
Dalam Meningkatnya potensi dan daya dukung pariwisata
daerah serta kunjungan wisata di Kutai Kartanegara berupaya
meningkatkan Pertumbuhan Sektor Pariwisata dengan target
RPJMD 2018 7.61% realisasi target 6.72%. Berdasarkan hal
tersebut maka capaian Kinerja sebesar 88,30% dengan predikat
Sangat Baik.
MISI 4
Daerah
3. Pertumbuhan Grup Seni dan Budaya
Dalam meningkatnya produktifitas, tata kelola, dan
pertumbuhan grup seni dan budaya Pemerintah Kabupaten
Kutai Kartanegara berupaya meningkatkan pertumbahan grup
seni dan budaya dengan target RPJMD 2018 target 6
Berdasarkan hal tersebut maka capaian Kinerja sebesar 0
disebabkan adanya perubahan regulasi dilingkungan pemerintah
daerah Kabupaten Kutai Kartanegara.
4. Persentase koperasi aktif
Sesuai dengan Perjanjian Kinerja pada Dinas Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2018 dan Rencana
Strategis 2016-2021:
INDIKATOR KINERJA
UTAMA
EKSITING
(2017)
TARGET
(2018)
REALISASI
(2018)
Persentase Koperasi Aktif
77,13 %
81,23 %
81,30 %
Memperhatikan Tabel diatas, target Koperasi Aktif tahun 2018 sesuai
Renstra sebesar 81,23 %. Realisasi sebesar 81,30 % (Sangat Baik).
2018 2017 2016 2015 2014 2013
Koperasi Aktif 487 506 493 480 444 435
Koperasi 599 656 642 597 588 579
Persentase Koperasi Aktif 81,30% 77,13% 76,79% 80,40% 75,51% 75,13%
0
100
200
300
400
500
600
700
Jum
lah
Persentase Koperasi Aktif
Persentase Koperasi Aktif dengan Realisasi sebesar 81,30% dapat
dijelaskan bahwa Jumlah Koperasi Aktif dibandingkan dengan Total
seluruh Koperasi yang ada, diketahui untuk Koperasi yang aktif sebanyak
487 dan Total Koperasi yang ada sebanyak 599 hal ini disebabkan adanya
usulan pembubaran sebanyak 71 Koperasi.
NO. KECAMATAN
KOPERASI
KOP. BARU
RAT AKTIF
TDK AKTIF
JUMLAH
1 TABANG
19 14 33
1
11
2 KEMBANG JANGGUT
30 3 33
-
17
3 KENOHAN
12 2 14
1
7
4 MUARA WIS 5
1 6 -
3
5 KOTA BANGUN
20 6 26
-
5
6 MUARA KAMAN
38 11 49
2
16
7 MUARA MUNTAI
12 5 17
1
3
8 SEBULU
33 13 46
1
10
9 TENGGARONG
101 51 152
2
20
10 TENGGARONG SEBERANG
27 11 38
-
7
11 LOA KULU
37 8 45
1
13
12 LOA JANAN
21 14 35
2
3
13 SANGASANGA
12 17 29
-
-
14 MUARA JAWA
22 8 30
1
7
15 SAMBOJA
38 8 46
2
9
16 ANGGANA
18 3 21
-
6
17 MUARA BADAK
27 5 32
-
3
18 MARANGKAYU
15 3 18
-
2
TOTAL 487 183 670 14 142
5. Pertumbuhan Tingkat Kelas UMKM
Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Terhadap Indikator
Kinerja Utama Persentase UKM Tahun 2018 Sebagai Berikut :
INDIKATOR KINERJA
UTAMA
Target 2018
Capaian Tahun Lalu 2017
Target Realisasi Capaian
Presentase UMK Naik Kelas
2,84 %
2,84 %
100 %
2,89 %
Memperhatikan Tabel diatas, target UMK Naik Kelas tahun 2018 sesuai
Renstra sebesar 2,84 %. Realisasi sebesar 2,84 % atau diukur tingkat
capaian sebesar 100 % (Sangat Baik).
Persentase UMK Naik Kelas dengan Realisasi sebesar 2.84% dapat
dijelaskan bahwa Jumlah Usaha Mikro Kecil Yang naik kelas
dibandingkan dengan Total seluruh Usaha Mikro Kecil Menengah
yang ada, sebagaimana data untuk UMKM yang naik kelas sebanyak
504 di komunlatif menjadi 1.629 dari tahun-tahun sebelumnya dan
Total UMKM yang ada sebanyak 57.366, sebagaimana dapati dilihat
perkembangannya sebagai berikut :
PERKEMBANGAN UMK SESUAI KLASIFIKASI USAHA
NO URAIAN TAHUN
KETERANGAN 2015 2016 2017 2018
I JENIS USAH
1 MIKRO
SALDO AWAL (BULAN JANUARI) 37.806
37.806
37.674
37.680
PERTUMBUHAN
A KULINER 2.010 - 51
23
B FASION 1.021 - 10
-
C PENDIDIKAN 5 - 0
-
D OTOMOTIF 222 - 5
-
E AGROBISNIS 4.329 - 16
18.512
F TEKNOLOGI INTERNET 8 - 1
-
G BIDANG LAIN 30.211 - 91
26
2015 2016 2017 2018
UMK Naik Kelas 825 957 1125 1629
Jumlah Seluruh UKM 38631 38631 38805 57366
Presentase Koperasi Aktif 2.14% 2.48% 2.90% 2.84%
0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
70000Ju
mla
j U
MK
M
% UMKM NAIK KELAS
II JUMLAH PERTUMBUHAN MIKRO
- - 174 18.561
JUMLAH USAHA MIKRO (BULAN DESEMBER)
37.806
37.674
37.680
55.737
(37.680+18561-504) = 55.737
2 KECIL
SALDO AWAL (BULAN JANUARI) 825
825
957
1.125
PERTUMBUHAN
A KULINER 104
9
3
7
B FASION 52
3
3
1
C PENDIDIKAN -
-
-
-
D OTOMOTIF 50
8
7
1
E AGROBISNIS 35
2
7
374
F TEKNOLOGI INTERNET -
-
3
-
G BIDANG LAIN 584
110
145
121
III JUMLAH PERTUMBUHAN KECIL
-
132
168
504 Naik Kelas
JUMLAH USAHA MIKRO (BULAN DESEMBER)
825
957
1.125
1.629
JUMLAH USAHA MIKRO KECIL(BULAN DESEMBER)
38.631 38.631 38.805 57.366
6. Pertumbuhan Eksport Bersih Non Migas dan Batu Bara
Pada kondisi sebelumnya untuk tahun 2017 telah terealisasi
kinerja sebesar 7%, kemudian pada tahun 2018 telah
ditargetkan pencapaian kineja sebesar 12% setelah evaluasi
capaian kinerja sasaran pada tahun 2018 tidak bisa di
realisasikan karena adanya rasionalisasi anggaran dan kegiatan.
7. Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan
Rumus : Jumlah industri 2017 dikurangi jumlah industri 2018
dibagi jumlah industri sampai tahun 2017. Capaian Kinerja
5.42% Tahun 2018 tidak mencapai target RPJMD 6.48% karena
adanya transfer tenaga kerja dari industri rumah tangga ke
perusahaan.
• Jumlah Sasaran strategis : 4 Sasaran
• Jumlah IKU : 6 Indikator Kinerja Utama
• Capaian :
1. Persentase jalan dengan kondisi baik
Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik 1.876,33 Km dibagi
(2018) panjang jalan seluruh kabupaten 2.193,02 KM (2018) dikali
100. Jadi cakupan persentass jalan dengan kondisi baik yang di
target pada tahun 2018 sebesar 80.20% dengan realisasi 85,55%
capaian kinerja panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik 106,67%
2. Cakupan aksesbilitas antar wilayah
Pada kondisi sebelumnya untuk tahun 2017 telah terealisasi kinerja
sebesar 77,80%, kemudian pada tahun 2018 telah ditargetkan
pencapaian kineja sebesar 75% setelah evaluasi capaian kinerja
sasaran pada tahun 2017, realisasi kinerja masih tetap sama
dengan tahun sebelumnya, yaitu sebesar 77,80%, ini berarti pada
tahun 2018 tidak ada peningkatan kinerja, namun sebenarnya
target kinerja tahun 2018 tersebut telah tercapai melebihi target
SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN
23 Meningkatnya interkoneksitas
antar wilayah37
Persentase jalan dengan kondisi
baikpersen 80.20 85.55 106.67%
24 Meningkatnya aksesibilitas antar
wilayah serta kualitas pelayanan
perhubungan
38Cakupan aksesbilitas antar
wilayahpersen 75 77.8 103.73%
25 Terwujudnya koneksitas jaringan
komunikasi, internet, dan
pengembangan kawasan smart
city
39Cakupan koneksi internet
Kecamatan/Desa/Kelpersen 65.00 62.16 95.63%
40Jumlah Kawasan Berbasis
Teknologi Informasikawasan 1 0 0%
41Cakupan Lingkungan
Permukiman Kumuhpersen 32.37 0.006 0%
42Persentase cakupan layanan air
minum Rumah Tanggapersen 90.20 84.88 94%
MISI NO SASARAN STRATEGIS
5.
Meningkatkan
keterpaduan
pembangunan
infrastruktur
menuju daya
saing daerah
26 Meningkatnya layanan
kebutuhan dasar perumahan dan
kawasan permukiman
2018NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
MISI 5
pada tahun 2017, yaitu dengan capaian kinerja sebesar 77,80%,
maka pada tahun 2018 tidak ada perubahan peningkatan kinerja,
hal ini disebabkan karena pada tahun 2018 tidak ada pembangunan
fisik sarana dan prasarana serta fasilitas perhubungan, dikarenakan
kondisi keuangan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara sedang
terjadi defisit anggaran, sehingga banyak kegiatan pembangunan
yang tidak bisa terealisasi.
3. Cakupan koneksi internet Kecamatan/Desa/Kel
Secara Umum jaringan internet sudah terjangkau di 18 Kecamatan (167
Kel/Desa), hanya ada beberapa desa yang masih belum terjangkau atau
blankspot, menurut data tahun 2018 masih ada 70 desa yang masih
blankspot dari target 65.00% dengan capaian 62.16 pada tahun 2018.
4. Jumlah Kawasan Berbasis Teknologi Informasi
Target pada tahun 2018 sebesar 0% yang dikarenakan pada
kegiatan Pengembangan dan Peningkatan Jaringan Fiber Optic (FO)
dan kegiatan Peningkatan dan Pengembangan Jaringan Free
Hotspot tidak dapat dilaksanakan karena keterbatasan anggaran.
Adapun Jumlah Kawasan Berbasis Teknologi Informasi di Kota
Tenggarong yakni :
Panjang Penggunaan Fiber Optic Tahun 2017 Sepanjang 15 km,
Panjang Daerah Free Hotspot Tahun 2017 Sepanjang 5 km
Sedang di Kecamatan Sanga-Sanga melalui Pengelolaan Pusat
Komunitas Kreatif (PUSKOMKREF) mengadakan pembinaan UKM
Berbasis Teknologi Informasi dengan jumlah UKM ±100 kali dan
jumlah pelatihan untuk UKM, SMA dan SMP sebanyak ±150 kali
pelatihan.
5. Cakupan Lingkungan Permukiman Kumuh
Indikator Kinerja Utama Cakupan Lingkungan Permukiman Kumuh adalah
Luas lingkungan Permukiman Kumuh / Luas Wilayah x 100 Nilai Capaian
tahun 2018 sebagai berikut : Cakupan Lingkungan Permukiman Kumuh
= Luas Lingkungan Permukiman Kumuh x 100
Luas Wilayah
= 1,727 Km2 x 100 27.263,10 Km2
= 0,006 %
Untuk cakupan lingkungan permukiman kumuh dari segi penanganan
mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar 2,8 ha
menjadi 15,1 ha hal ini dipengaruhi oleh program kegiatan KOTAKU. Untuk
cakupan lingkungan permukiman kumuh masih mengacu kepada SK
Bupati Nomor 376/SK-BUP/HK/2016, Tanggal 5 Agustus 2016 tentang
penetapan kawasan kumuh. Ada 8 (delapan) kecamatan yang menjadi
sasaran program kotaku (Kota Tanpa Kumuh) dengan luas total 172,26 Ha.
Jadi 8 (delapan) kecamatan yang meliputi 16 (enam belas) Desa/
Kelurahan kawasan kumuh ini program penanganannya sudah di sk-kan
oleh Bupati.
Namun demikian dalam waktu dekat Kutai Kartanegara akan punya
landasan kuat untuk menertibkan kawasan kumuh, yaitu melalui
rancangan Peraturan Daerah (RAPERDA) tentang pencegahan dan
Peningkatan Kualitas Perumahan dan Pemukiman Kumuh. Saat ini masih
dalam proses evaluasi dan diserahkan ke DPRD.
6. Persentase cakupan layanan air minum Rumah Tangga
Indikator Kinerja Utama Persentase Cakupan Layanan Air Minum Rumah Tangga adalah Jumlah Rumah Tangga Pengguna Air Bersih / Jumlah seluruh rumah tangga x 100%. Sumber data berasal dari bidang
penyehatan lingkungan DPKP, PDAM Tirta Mahakam Tahun 2018 dan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara, dengan asumsi perhitungan 1 SR = 6 Jiwa.
Persentase cakupan layanan air minum rumah tangga
= Jumlah rumah tangga pengguna air bersih x 100
Jumlah seluruh rumah tangga
= 177.935 x 100209.643
= 84,88
Untuk persentase cakupan layanan air minum rumah tangga, juga
mengalami peningkatan sebesar 1,19% dibandingkan dengan tahun 2017
yaitu sebesar 83,70% dan pada Tahun 2018 meningkat menjadi 84,88%.
Hal ini dipengaruhi oleh adanya Program kegiatan yang berasal dari
Pamsimas, DAK dan CSR.
• Jumlah Sasaran Strategis : 2 Sasaran
• Jumlah IKU : 2 Indikator Kinerja Utama
• Capaian :
1. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah melaksanakan seluruh kegiatan yang
menjadi tanggungjawabnya.
Target Indikator Kinerja Utama(IKU) tahun 2018 sebagai berikut :
Indeks Pencemaran Air (IPA)
Indeks Pencemaran Udara (IPU)
Indeks Tutupan Lahan (ITH)
56,25 90,96 59,99
Hasil Capaian Kinerja Sasaran IKU yang telah ditetapkan, adalah :
Indeks Pencemaran Air
(IPA)
Indeks Pencemaran Udara (IPU)
Indeks Tutupan Lahan (ITH)
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
Tahun 2018
81.43 69.51 59.95 69.26
Ukuran capaian indikator kinerja Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH)yaituIndeks
Pencemaran Air, Indeks Pencemaran Udara dan Indeks Tutupan Lahan, pada tahun 2018
tercapai 69.26. Rincian ketiga indeks tersebut menggunakan parameter :
1. Indeks Pencemaran Air (IPA)
Indeks Pencamaran Air (IPA) sebesar 81.43; dengan 5 Parameter yaitu (1) TSS, (2) DO,
(3) COD, (4) BOD, (5) P. Sampling air sungai sebanyak 15 sungai dari 10 Kecamatan
dengan jumlah lokasi titik sampling 20 titik.
SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN
27 Meningkatnya pencegahan
pencemaran dan perusakan
lingkungan serta pengendalian
pembangunan berwawasan
lingkungan yang berkelanjutan
43Indeks Kualitas Lingkungan
Hiduppoint 71.5 69.26 96.87%
28 Meningkatnya ketersediaan
sumber energi baru dan
terbarukan44
Persentase Rumah Tangga yang
Menggunakan Energi Baru
Terbarukan
persen 3.33 5.89 176.88%
6.
Meningkatkan
pengelolaan
sumber daya
alam yang
berkelanjutan
dan
berwawasan
lingkungan
MISI NO SASARAN STRATEGIS NO INDIKATOR KINERJA UTAMA2018
MISI 6
2. Indeks Pencemaran Udara (IPU)
Indeks Pencemaran Udara sebesar 69.51, dengan 2 Parameter yaitu (1)
NO2 dan (2) SO2. Sampling Udara di 1 Kecamatan yaitu Kecamatan
Tenggarong, Jumlah Lokasi titik sampling ada 4 titik di Kecamatan
Tenggarong yang berlokasi pada :
1) Transportasi (Penyeberangan Pulau Kumala Jl. Akhmad Muksin
Tenggarong);
2) Industri Pabrik Tahu (Jl. Mangkuraja Tenggarong);
3) Pemukiman dan Perumahan Mangga 2 (Jl. Akhmad Dahlan
Tenggarong);
4) Perkantoran (Kantor Bupati Kab.Kukar Jl. Wolter Monginsidi
Tenggarong) pada Transportasi, Industri, Perumahan dan
Perkantoran.
3. Indeks Tutupan Lahan
Indeks Tutupan Lahan 59.95, menggunakan data tahun 2017 ada 7 jenis
tutupan hutan yaitu :
1) Hutan Lahan Kering Primer
2) Hutan Lahan Kering Sekunder
3) Hutan Mangrove Primer
4) Hutan Mangrove Sekunder
5) Hutan Rawa Primer
6) Hutan Rawa Sekunder
7) Hutan Tanaman
2. Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Energi Baru Terbarukan
Untuk capaian Indikator Presentase Rumah Tangga yang menggunakan
Energi Baru Terbarukan pada Tahun 2018 sebesar 5,89 %, masih mengacu
pada capaian tahun 2017, mengingat pengembangan Energi Baru
Terbarukan hingga saat ini belum ada penambahan pembangunan PLTS
SHS , PLTS Komunal (Terpusat) pada tahun 2018, tetapi penambahan rasio
tinggal mengacu ke pengembangan Bio Gas dari Kecamatan Kembang
Janggut samapi Kenohan. tabel Data Rumah Tangga yang menggunakan
Energi Baru Terbarukan tahun 2018 adalah sebagai berikut :
Data Rumah Tangga yang menggunakan Energi Baru Terbarukan Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2018
No. Kecamatan
Jumlah RT / KK Berlistrik Jumlah KK
Belum Berlistrik
% KK ENERGI BARU
TERBARUKAN
Desa /
Kel KK
Penduduk
PLN EBT Jumlah
1 Tabang 19 3.008 10.978 571 799 1.370 1.638 26,56%
2 Kembang Janggut 11 9.195 27.897 0 8.864 8.864 331 96,40%
3 Kenohan 9 3.287 11.494 779 672 1.451 1.836 20,44%
4 Muara Wis 7 2.614 9.378 773 213 986 1.628 8,15%
5 Kota Bangun 21 9.768 35.353 7.678 728 8.406 1.362 7,45%
6 Muara Muntai 13 5.942 20.478 2.426 0 2.426 3.516 0,00%
7 Muara Kaman 20 9.969 37.469 4.241 836 5.077 4.892 8,39%
8 Loa Kulu 15 13.843 46.249 10.253 0 10.253 3.590 0,00%
9 Sebulu 14 11.587 44.688 8.144 0 8.144 3.443 0,00%
10 Marang Kayu 11 9.921 35.736 4.534 0 4.534 5.387 0,00%
11 Tenggarong Seberang
18 16.862 62.589 12.479 0 12.479 4.383 0,00%
12 Muara Badak 13 13.903 48.532 9.447 0 9.447 4.456 0,00%
13 Anggana 8 14.109 44.667 11.349 152 11.501 2.608 1,08%
14 Tenggarong 14 29.361 71.770 24.198 0 24.198 5.163 0,00%
15 Sanga Sanga 5 5.697 14.916 4.541 0 4.541 1.156 0,00%
16 Muara Jawa 8 10.620 29.863 7.081 0 7.081 3.539 0,00%
17 Loa Janan 8 20.129 57.937 10.674 0 10.674 9.455 0,00%
18 Samboja 23 18.273 61.692 12.075 0 12.075 6.198 0,00%
T O T A L 237 208.088 671.686 131.243 12.264 143.507 64.581 5,89%
MISI 7
Serta Penguatan Perlindungan Anak
• Jumlah Sasaran Strategis : 1 Sasaran
• Jumlah IKU : 4 Indikator Kinerja Utama
• Capaian:
1. Indek Pembangunan Gender (IPG)
Analisis atas Indikator Kinerja pada sasaran meningkatnya Partisipasi
Perempuan dalam Perempuan Membangun, Kualitas Kesetaraan Gender
Serta Perlindungan Perempuan dan Anak dengan Indikator Kinerja Utama
Indeks Pembangunan Gender (IPG) pada tahun 2018 ditargetkan sebesar
84,00 tetapi sampai dengan akhir tahun terealisasi sebesar 62,57 dengan
capaian komposit sebagai berikut :
a) Rata – rata harapan sekolah Perempuan terealisasi sebesar 14,32
b) Rata – rata lama sekolah perempuan terealisasi sebesar 8,34
c) Angka harapan hidup perempuan realisasi sebesar 73,61
d) Pengeluaran perempuan realisasi 5.208,91
SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN
45 IPG persen 84.00 62.57 74.49%
46 IDG persen 54.21 58.87 108.60%
47
Cakupan perempuan dan anak
korban kekerasan yang
mendapatkan penanganan
pengaduan oleh pertugas
terlatih di dalam unit pelayanan
terpadu (%)
persen 100.00 95.65 95.65%
48Kasus Tindak Kekerasan
Terhadap Perempuan dan Anakpersen 160.00 138 86.25%
7.
Meningkatkan
partisipasi
perempuan
dalam
pembangunan
serta penguatan
perlindungan
anak
29 Meningkatnya partisipasi
perempuan dalam perempuan
membangun, kualitas kesetaraan
gender, dan perlindungan
perempuan dan anak
MISI NO SASARAN STRATEGIS NO INDIKATOR KINERJA UTAMA2018
0.00
50.00
100.00
Target Realisasi
84.00 62.57
IPG
Target
Realisasi
Sampai Dengan Tahun 2018
Realisasi Sampai dengan tahun 2018 untuk indikator Kinerja Indeks
Pembangunan Gender (IPG)
Sampai Dengan 2018
Meningkatnya Partisispasi Perempuan dalam Perempuan Membangun, Kualitas Kesetaraan Gender Serta Perlindungan Perempuan dan Anak
No Indikator Kinetja Sat
Target Realisasi Capaian Kinerja 2017 2018 2017 2018
1 Indeks Pembangunan
Gender (IPG) poin 82,00 84,00 62,20 62,57 74,49
Capaian Realisasi Sampai dengan Tahun 2018
Indikator 2017 2018
Indeks Pembangunan Gender (IPG) 75,85 74,49
IPG
62.00
62.50
63.00
2017 2018
62.20
62.57
IPG
2017
2018
73
74
75
76
Tahun 2017 Tahun 2018
75.85 74.49
Tingkat Capaian
Tahun 2017
Tahun 2018
Dari tabel diatas dapat dianalisis sebagai berikut :
Pada awal RPJMD 2016-2021 tepatnya tahun 2017 untuk Indeks
Pembangunan Gender (IPG) ditargetkan sebesar 82,00 baru terealisasi
sebesar 62,20 point yang terhitung dari komposit (RHS sebesar 14,32
Pengeluaran/Kapita 5.208,91 AHH sebesar 73,61 serta untuk Komposit
RLS sebesar 8,34), terdapat kenaikan realisasi 0,37 point dibandingkan
pada tahun lalu dimana tahun 2017 ini terealisasi sebesar 62,57 point.
Dilihat dari Tabel Tingkat Capaian Realisasi Kinerja dari pada awal RPJMD
2016-2021 tepatnya tahun 2017 sampai dengan tahun 2018 cenderung
menurun untuk tahun 2017 tercapai 75,85 point sedangkan Tahun 2018
tercapai 74,49 point ada selisih 1,36 point terjadi penurunan
dibandingkan dari tahun 2017.
2. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)
Analisis atas Indikator Kinerja pada sasaran Meningkatnya
Partisispasi Perempuan dalam Perempuan Membangun, Kualitas Kesetaraan
Gender serta Perlindungan Perempuan dan Anak dengan Indikator Kinerja
Utama Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) pada Tahun 2018 ditargetkan
pada angka 54,21 tetapi sampai dengan akhir tahun untuk indikator ini
sudah terealisasi pada angka 58,87 yang dipengaruhi oleh komposit sebagai
berikut :
a) Keterlibatan Perempuan di Parlemen 8,89%
b) Perempuan Sebagai Tenaga Profesional 37,73%
c) Sumbangan Pendapatan perempuan 25,18%
Sampai Dengan Tahun 2018
Realisasi Sampai dengan tahun 2018 untuk Indikator Kinerja Indeks
Pemberdayaan Gender (IDG)
Sampai Dengan 2018
Meningkatnya Partisispasi Perempuan dalam Perempuan Membangun, Kualitas Kesetaraan Gender Serta Perlindungan Perempuan dan Anak
No Indikator Kinetja Sat
Target Realisasi Capaian Kinerja 2017 2018 2017 2018
1 Indeks Pemberdayaan
Gender (IDG) poin 53,99 54,21 56,65 58,87 108,60
Capaian Realisasi Sampai dengan Tahun 2018
Indikator 2017 2018
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 104,93% 108,60%
Dari tabel diatas dapat dianalisis sebagai berikut :
Pada awal RPJMD 2016-2021 tepatnya tahun 2017 untuk Indeks
Pemberdayaan Gender (IDG) ditargetkan sebesar 53,99 baru terealisasi
sebesar 56,65 yang terhitung dari komposit (Keterlibatan Perempuan di
Parlemen sebesar 8,89%, Perempuan sebagai Tenaga Profesional sebesar
37,73% serta untuk komposit Sumbangan Pendapatan Perempuan
sebesar 25,18%) terdapat kenaikan realisasi 2,22 dibandingkan pada
tahun lalu dimana tahun 2018 ini terealisasi sebesar 58,87.
Dilihat dari tabel Tingkat Capaian Realisasi Kinerja dari pada awal
RPJMD 2016-2021 tepatnya tahun 2017 sampai dengan tahun 2018
cenderung meningkat untuk tahun 2017 tercapai 104,93 point
sedangkan tahun 2018 tercapai 108,60 point, terdapat selisih 3,67 point
dimana terjadi peningkatan dibandingkan dari tahun 2017.
3. Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan
penanganan pengaduan oleh pertugas terlatih di dalam unit pelayanan
terpadu (%)
Analisis atas Indikator Kinerja pada sasaran Meningkatnya Partisipasi
Perempuan dalam Perempuan Membangun, Kualitas Kesetaraan Gender
Serta Perlindungan Perempuan dan Anak dengan Indikator Kinerja Utama
Cakupan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang Mendapatkan
Penanganan Pengaduan oleh Pertugas Terlatih di dalam Unit Pelayanan
Terpadu (%) dimana pada tahun 2018 ditargetkan sebesar 100% tetapi
sampai dengan akhir tahun terealisasi sebesar 95,65% yang terdiri dari
86 kasus kekerasan anak dan 52 kasus kekerasan orang dewasa atau
perempuan, terdapat 6 kasus atau 4,35% kasus yang ditangani
dipengadilan yang sampai akhir tahun ini belum ada laporan sampai ke
tingkat putusan.
Sampai Dengan Tahun 2018
Realisasi Sampai dengan tahun 2018 untuk indikator kinerja cakupan
perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan penanganan
pengaduan oleh pertugas terlatih di dalam unit pelayanan terpadu (%).
Sampai Dengan 2018
Meningkatnya Partisispasi Perempuan dalam Perempuan Membangun, Kualitas Kesetaraan Gender Serta Perlindungan Perempuan dan Anak
No Indikator Kinetja Sat Target Realisasi
Capaian Kinerja 2017 2018 2017 2018
1
Cakupan perempuan dan anak
korban kekerasan yang
mendapatkan penanganan
pengaduan oleh petugas terlatih
di dalam unit pelayanan terpadu
(%)
% 100 100 84,73 95,65 95,65
Capaian realisasi sampai dengan Tahun 2018
Indikator 2017 2018
Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan
yang mendapatkan penanganan pengaduan oleh
petugas terlatih di dalam unit pelayanan terpadu
(%)
84,73 95,65
84.73 95.65
Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan penanganan pengaduan oleh petugas terlatih
di dalam unit pelayanan terpadu (%)
2017
2018
No Jenis Kasus
Jenis Kelamin
Tempat Kejadian Perkara
Penyelesaian Kasus Tahun 2018 Jumlah Kasus
L P P2TP2A Kepolisian Kejaksaan Pengadilan
KEKERASAN TERHADAP ANAK
1 KEKERASAN FISIK 6 8
KEC. TENGGARONG(7), KEC. LOA KULU(4), KEC TABANG(1), KEC. MUARA BADAK(1) & KEC. MUARA JAWA(1)
PROSES UPT(3) &
MEDIASI(2)
PROSES HUKUM(5) &
SELESAI DAMAI(3)
PROSES
HUKUM(1) 14
2 KEKERASAN SEKSUAL 4 23
KEC. SAMBOJA(5), KEC. TENGGARONG SEBERANG(5), KEC. LOA KULU(5), KEC. TENGGARONG(4), KEC. MUARA BADAK(2), KEC. MUARA JAWA(2), KEC. TABANG(2), KEC. MARANGKAYU(1) & KEC. KENOHAN(1)
PROSES UPT(13)
PROSES HUKUM(12)
PROSES
HUKUM(2) 27
3 KEKERASAN PSIKIS 5 5
KEC. TENGGARONG(5), KEC. LOA KULU(1), KEC. TABANG(1), KEC. MUARA JAWA(1), KEC. MUARA BADAK(1) & KEC. SAMBOJA(1)
PROSES UPT(5) &
MEDIASI(2)
PROSES HUKUM(3) &
SELESAI DAMAI(1)
10
4 PENELANTARAN 1 KEC. TENGGARONG(1) PROSES UPT(1)
1
5 TRAFICKING 1 KEC. TENGGARONG SEBERANG(1) PROSES
HUKUM(1) 1
6 PENCULIKAN 0
7 ANAK BERHADAPAN HUKUM
A. PERSETUBUHAN 1 KEC. KENOHAN(1) PROSES
HUKUM(1) 1
B. PENCURIAN 6 1 KEC. LOA KULU(3), KEC. TENGGARONG(2), KEC. ANGGANA(1), & KEC. MUARA MUNTAI(1)
PROSES HUKUM(2) &
SELESAI DAMAI(3)
PROSES
HUKUM(2) 7
C. LAKALANTAS 12
KEC. SAMBOJA(4), KEC. TENGGARONG SEBERANG(2), KEC. MUARA JAWA(1), KEC. ANGGANA(1), KEC. LOA KULU(1), KEC. KEMBANG JANGGUT(1), KEC. TABANG(1) & KEC. KOTA BANGUN(1)
SELESAI
DAMAI(12) 12
D. NARKOBA 2 KEC. TENGGARONG(1) & KEC. MUARA JAWA(1)
PROSES
HUKUM(2) 2
E. LAINNYA 6 5 KEC. TENGGARONG(6), KEC. TENGGARONG SEBERANG(3), & KEC. LOA KULU(2)
PROSES UPT(8) &
MEDIASI(2)
SELESAI DAMAI(1)
11
JUMLAH KEKERASAN TERHADAP ANAK
41 45
86
KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN
1 KEKERASAN FISIK
13
KEC. TENGGARONG(4), KEC. LOA KULU(2), KEC. TENGGARONG
SEBERANG(2), KEC. SEBULU(1), KEC. MARANGKAYU(1), KEC. KOTA
BANGUN(1), KEC. MUARA BADAK(1) & KEC. TABANG(1)
PROSES UPT(10) &
MEDIASI(2)
PROSES HUKUM(1)
13
2 KEKERASAN SEKSUAL
3 KEC. TENGGARONG(1), KEC. MUARA BADAK(1) & KEC. KOTA BANGUN(1)
PROSES UPT(3)
3
75
80
85
90
95
100
2017 2018
84.73
95.65
Tingkat Capaian Kinerja
2017
2018
No Jenis Kasus
Jenis Kelamin
Tempat Kejadian Perkara
Penyelesaian Kasus Tahun 2018 Jumlah Kasus
L P P2TP2A Kepolisian Kejaksaan Pengadilan
3 KEKERASAN
PSIKIS 13
KEC. TENGGARONG(6), KEC. LOA KULU(2), KEC. TENGGARONG
SEBERANG(2), KEC. SEBULU(1), KEC. KOTA BANGUN(1), & KEC.
MUARA BADAK(1)
PROSES UPT(9) &
MEDIASI(3)
13
4 PENELANTARAN
11
KEC. TENGGARONG(5), KEC. TENGGARONG SEBERANG(3),
KEC. LOA KULU(1), KEC. TABANG(1) & KEC. MUARA
BADAK(1)
PROSES UPT(9) &
MEDIASI(2)
11
5 TRAFICKING
0
6 KDRT
5 KEC. TENGGARONG(3),
KEC.MUARA BADAK(1) & KEC. LOA KULU(1)
PROSES UPT(4) &
MEDIASI(1)
5
7 LAINNYA
7 KEC. TENGGARONG(5) & KEC. TENGGARONG SEBERANG(2)
PROSES UPT(4) &
MEDIASI(3)
7
JUMLAH KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN
0 52
52
TOTAL 41 97 138
BERDASARKAN PENYELESAIAN KASUS
NO. BENTUK PENYELESAIAN KASUS JUMLAH
1 PROSES UPT 69
2 MEDIASI 17
3 DIVERSI 20
4 KEPOLISIAN 26
5 KEJAKSAAN 0
6 PENGADILAN 6
TOTAL 138
Dari tabel diatas dapat dianalisis sebagai berikut :
Pada tahun 2018 dari target 100% (138 kasus) untuk indikator ini
terealisasi sebesar 95,65% kasus yang ditangani baik mediasi dikepolisian
maupun sudah ada putusan kasus di Pengadilan Negeri Tenggarong,
terdapat 6 kasus atau 4,35% kasus yang ditangani dipengadilan yang
sampai akhir tahun ini belum ada laporan sampai ketingkat putusan.
69
17 20 26 0 6
PROSES UPT MEDIASI DIVERSI KEPOLISIAN KEJAKSAAN PENGADILAN
JUMLAH
JUMLAH
Dilihat dari tabel Tingkat Capaian Realisasi Kinerja dari Akhir RPJMD
tahun 2017 tercapai 84,73% % ada 4,35 % yang ditangani masih
menunggu hasil persidangan di pengadilan sedangkan tahun 2018 untuk
cakupan ini terjadi peningkatan dari kasus yang ditangani yaitu 95,65%
dari 138 kasus yang ditangani dengan peningkatan 51,97 % kekerasan
orang dewasa atau perempuan dan terjadi penurunan kasus sebesar
17,31% dengan 86 kasus kekerasan anak dibandingkan dari tahun lalu.
4. Penurunan Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak (Kasus
Kekerasan)
Analisis atas Indikator Kinerja pada sasaran Meningkatnya Partisipasi Perempuan
dalam Perempuan Membangun, Kualitas Kesetaraan Gender Serta Perlindungan
Perempuan dan Anak dengan Indikator Kinerja Utama Penurunan Tindak
Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak (Kasus Kekerasan) dimana pada tahun
2018 ditargetkan sebesar 160 kasus tetapi sampai dengan akhir tahun terealisasi
sebesar 138 kasus yang terdiri dari 86 kasus kekerasan anak dan 52 kasus
kekerasan orang dewasa atau perempuan, terdapat 6 kasus yang ditangani
dipengadilan yang sampai akhir tahun ini belum ada laporan sampai ketingkat
putusan.
Sampai Dengan Tahun 2018
a. Realisasi sampai dengan tahun 2018 untuk Indikator Kinerja Penurunan
Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan dan anak (Kasus Kekerasan)
125
130
135
140
145
150
155
160
T R
160
138
Penurunan Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak (Kasus Kekerasan)
T
R
Sampai Dengan 2017
Meningkatnya Partisispasi Perempuan dalam Perempuan Membangun, Kualitas Kesetaraan Gender Serta Perlindungan Perempuan dan Anak
No Indikator Kinetja Sat Target Realisasi
Capaian Kinerja
2017 2018 2017 2018
1
Penurunan Tindak
Kekerasan Terhadap
Perempuan dan Anak
(Kasus Kekerasan)
Kasus 175 160 131 138 113,75
b. Capaian Realisasi Sampai dengan Tahun 2018
Indikator 2017 2018
Penurunan Tindak Kekerasan Terhadap
Perempuan dan Anak (Kasus Kekerasan) 125,14 113,75
131 138
Penurunan Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan dan anak (Kasus Kekerasan)
2017
2018
108
110
112
114
116
118
120
122
124
126
2017 2018
125.14
113.75
Tingkat Capaian Kinerja
2017
2018
BERDASARKAN JENIS KASUS
NO. JENIS KASUS JUMLAH
1 BARU 96
2 ULANG-ULANG 0
3 RUJUKAN 0
TOTAL 96
BERDASARKAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN
NO BENTUK KEKERASAN PEREMPUAN
1 KEKERASAN FISIK 13
2 KEKERASAN SEKSUAL 3
3 PSIKIS 13
4 PENELANTARAN 11
5 TRAFICKING 0
6 EKSPLOITASI 0
7 KDRT 5
8 LAINNYA 7
JUMLAH 52
96 0 0
JENIS KASUS
JUMLAH
KEKERASAN FISIK 25%
KEKERASAN SEKSUAL
6% PSIKIS 25% PENELANTARAN
21%
TRAFICKING 0%
EKSPLOITASI 0%
KDRT 10%
LAINNYA 13%
PEREMPUAN
BERDASARKAN KEKERASAN TERHADAP ANAK
NO BENTUK KEKERASAN ANAK
1 KEKERASAN FISIK 14
2 KEKERASAN SEKSUAL 27
3 PSIKIS 10
4 PENELANTARAN 1
5 TRAFICKING 1
6 EKSPLOITASI 0
7 ANAK BERHADAPAN DENGAN HUKUM :
A. PERSETUBUHAN 1
B. LAKA LANTAS 12
C. NARKOBA 2
D. PENCURIAN 7
8 KDRT 0
9 LAINNYA 11
JUMLAH 86
Dari tabel diatas dapat dianalisis sebagai berikut :
Pada Tahun 2018 dari target 160 kasus untuk indikator Penurunan
Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak (Kasus Kekerasan) ini
terealisasi sebesar 138 kasus yang ditangani, terdiri dari 86 kasus anak
dan 52 kasus orang dewasa.
Dilihat dari tabel Tingkat Capaian Realisasi Kinerja dari Awal RPJMD
sampai dengan pada tahun 2018 cenderung menurun untuk tahun 2017
tercapai 125,14 point sedangkan Tahun 2018 tercapai 113,75 point ada
11,39 point penurunan tingkat capaian kinerja pada tahun 2018 ini.
Dari Indikator Penurunan Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan dan
Anak (Kasus Kekerasan) pada tahun 2018, untuk kasus anak terjadi
penurunan 17,31% dari 86 kasus dan 51,97% dari 52 kasus kekerasan
yang terjadi pada orang dewasa serta 4,35% atau 6 kasus masih belum
ada inkrah dipengadilan.
KEKERASAN FISIK 16%
KEKERASAN SEKSUAL
32%
PSIKIS 12%
PENELANTARAN 1%
TRAFICKING 1%
EKSPLOITASI 0%
ANAK BERHADAPAN
DENGAN HUKUM :
A. PERSETUBUHAN 1%
B. LAKA LANTAS 14%
C. NARKOBA 2%
D. PENCURIAN 8%
KDRT 0%
LAINNYA 13%
ANAK
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata kinerja dari 29 sasaran
kinerja diperoleh hasil pencapaian sebesar 107,91%. Kemudian
berdasarkan laporan keuangan tahun 2018 disampaikan bahwa
anggaran pada tahun 2018 adalah sebesar Rp.
4.399.322.942.854,37,- dengan realisasi sebesar Rp.
3.575.440.559.258,24,- dengan persentase serapan sebesar 81,27%,
sehingga apabila dibandingkan dengan persentase kinerja sebesar
107,91% maka dikategorikan EFISIEN.
Berdasarkan uraian pada Bab I sampai dengan Bab IV Laporan kinerja
Kabupaten Kutai Kartanegara ini dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut
1. Kinerja Kabupaten Kutai Kartanegara dapat diukur melalui 29
Sasaran dan 48 Indikator Kinerja Utama yang rata-rata hasil
capainnya adalah 102,69% dengan kriteria SANGAT BERHASIL,
dengan rincian sebanyak 26 Indikator Sangat Berhasil, 8 Indikator
Berhasil, 3 Indikator Cukup Berhasil dan 11 indikator Kurang
Berhasil.
2. Kemudian Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata kinerja dari 29
sasaran kinerja diperoleh hasil pencapaian sebesar 102,69%.
Kemudian berdasarkan laporan keuangan tahun 2018
disampaikan bahwa anggaran pada tahun 2018 adalah sebesar
Rp. 4.399.322.942.854,37,- dengan realisasi sebesar Rp.
3.575.440.559.258,24,- dengan persentase serapan sebesar
81,27%, sehingga apabila dibandingkan dengan persentase kinerja
sebesar 102,69% maka dikategorikan EFISIEN.
3. Adapun kurang berhasilnya 10 IKU dikarenakan merupakan
IKU baru tahun 2016 dan belum bisa dilakukan mengingat
keterbatasan waktu dari penetapan RPJMD Kutai Kartanegara
dan anggaran pelaksanaan.
4. Adapun Keberhasilan capaian kinerja adalah merupakan hasil
kerjasama semua aparatur dan semua OPD dilingkup Pemerintah
Kabupaten Kutai Kartanegara.
5. Untuk pelaksanaan dan pencapaian kinerja tahun 2018 akan
terus dilakukan upaya evaluasi dan monitoring terhadap semua
capaian kinerja berdasarkan indikator yang telah ditetapkan.
Semoga LKjIP Tahun 2018 ini dapat memenuhi pertanggungjawaban
kinerja sekaligus menjadi sumber informasi dalam pengambilan
keputusan guna peningkatan kinerja serta dapat menjadi salah satu
sumbangan penting dalam penyusunan dan implementasi Rencana
Kinerja (Performance Plan), Rencana Anggaran (Financial Plan),
Rencana Strategis (Strategic Plan) serta penyusunan rencana kerja
2018.
Tenggarong, Maret 2019
1. LKjIP Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Tahun 2018
2. Edaran atas realisasi Indikator yang menjadi tanggungjawab OPD
3. RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Periode 2016-2021
4. Kabupaten Kutai Kartanegara Dalam Angka 2018
5. Laporan capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) OPD pemangku
6. SIMDA Keuangan (Aplikasi Keuangan)
7. LPPD Kabupaten Kutai Kartanegara Dalam Angka 2018
NO SASARAN STRATEGIS NO INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET
1 Predikat Kinerja Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah
point 3.33
2 Indeks Kepuasan Masyarakat point 80
3 Indeks Partisipasi Masyarakat point 80
4 Opini BPK predikat WTP
5 Indek Persepsi Korupsi point 6
6 Predikat Akuntabilitas Kinerja predikat BB
3 Meningkatnya tertib administrasi
kependudukan masyarakat
7 Cakupan e-KTP persen 93
4 Optimalnya pengendalian penduduk
dan pelayanan keluarga berencana
8 Peserta KB Aktif persen 73.90
9 Rasio Penduduk Terkena Tindak
Pidana (Crime Rate) per 100.000
penduduk
point 149
10 Indeks Risiko Bencana point 123
11 Angka Harapan Lama Sekolah point 14.62
12 Rata-Rata Lama Sekolah point 9.10
7 Meningkatnya budaya baca masyarakat 13 Pertumbuhan Kunjungan
masyarakat ke perpustakaan
persen 3.89
14 Angka Harapan Hidup point 71.68
15 Angka Kematian Ibu Melahirkan org 26
16 Angka Kematian Bayi org 179
9 Meningkatnya daya saing tenaga kerja
serta kesempatan dan perluasan
kesempatan kerja
17 Rasio Kesempatan Kerja persen 90.85
18 Persentase Pemuda yang menjadi
Wirausaha Mandiri
persen 4
19 Indeks Pembangunan Olah Raga
(Sport Development Index)
persen 55
20 Jumlah Desa Berketahanan Sosial jumlah
Desa/Kel
100
21 Persentase Pusat Kesejahteraan
Sosial yang berfungsi optimal
persen 41
22 Indeks Kemandirian Desa persen 0.65
12 Meningkatnya penanganan masalah
kesejahteraan sosial
23 Cakupan Penanganan Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial
persen 40
24 Tingkat Keparahan Kemiskinan (P1) persen 0.42
25 Tingkat Kedalaman Kemiskinan (P2) persen 0.04
26 Cakupan Rumah Layak Huni persen 91.47
14 Meningkatnya daya saing investasi
daerah
27 Tingkat Pertumbuhan Nilai Investasi persen 5.05
15 Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah 28 Pertumbuhan PAD (tahun dasar
2015)
persen 7.81
16 Meningkatnya Kerjasama Corporate
Social Responsibility (CSR) dalam
pembangunan daerah
29 Cakupan Fasilitasi CSR (Perusahaan
Wajib CSR Bermitra Dengan
Pemkab)
persen 7.00
11 Meningkatnya kapasitas masyarakat
menuju desa berketahanan sosial
13 Meningkatnya keterpaduan
pengentasan kemiskinan antar sektor
antar wilayah
6 Meningkatnya Aksesibilitas, Kualitas
dan Manajemen Pendidikan
8 Meningkatnya akses dan kualitas
pelayanan kesehatan
10 Meningkatnya prestasi dan kreativitas
pemuda dan olahraga
1 Meningkatnya kapasitas pemerintahan
daerah dari segi kelembagaan,
profesionalisme sumberdaya aparatur,
dan keuangan daerah dalam rangka
pelayanan publik yang prima dan
kondusifitas daerah
2 Optimalnya akuntabilitas dan
pengawasan daerah
5 Optimalnya kerjasama pemerintah,
masyarakat, dan dunia usaha untuk
menjaga keamanan, ketertiban, dan
kesiapsiagaan penanggulangan bencana
Lampiran 1 : PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018
NO SASARAN STRATEGIS NO INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET
17 Meningkatnya produktivitas, tata
kelola, dan dan pertumbuhan sektor
pertanian dalam arti luas
30 Pertumbuhan sektor pertanian persen 8.72
18 Meningkatnya potensi dan daya dukung
pariwisata daerah serta kunjungan
wisata di Kutai Kartanegara
31 Pertumbuhan sektor pariwisata persen 7.61
19 Meningkatnya pengembangan seni dan
budaya lokal dalam rangka mendukung
destinasi wisata dan kelestarian tradisi
kehidupan masyarakat
32 Pertumbuhan Grup Seni dan Budaya persen 6.00
33 Persentase koperasi aktif persen 81.13
34 Pertumbuhan Tingkat Kelas UMKM persen 2.84
21 Meningkatnya akses, tata niaga, dan
infrastruktur perdagangan antar wilayah
dan antar daerah
35 Pertumbuhan Eksport Bersih Non
Migas dan Batu Bara
persen 12.00
22 Meningkatnya pengembangan industri
pengolahan pangan, peternakan,
perikanan, pengolahan pakan, dan
potensi daerah yang berdaya saing
36 Pertumbuhan Sektor Industri
Pengolahan
persen 6.48
23 Meningkatnya interkoneksitas antar
wilayah
37 Persentase jalan dengan kondisi
baik
persen 80.20
24 Meningkatnya aksesibilitas antar
wilayah serta kualitas pelayanan
perhubungan
38 Cakupan aksesbilitas antar wilayah persen 75.00
25 Terwujudnya koneksitas jaringan
komunikasi, internet, dan
pengembangan kawasan smart city
39 Cakupan koneksi internet
Kecamatan/Desa/Kel
persen 65.00
40 Jumlah Kawasan Berbasis Teknologi
Informasi
Kawasan 1
41 Cakupan Lingkungan Permukiman
Kumuh
persen 32.37
42 Persentase cakupan layanan air
minum Rumah Tangga
persen 90.20
27 Meningkatnya pencegahan pencemaran
dan perusakan lingkungan serta
pengendalian pembangunan
berwawasan lingkungan yang
berkelanjutan
43 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup point 71.50
28 Meningkatnya ketersediaan sumber
energi baru dan terbarukan
44 Persentase Rumah Tangga yang
Menggunakan Energi Baru
Terbarukan
persen 3.33
45 IPG persen 84.00
46 IDG persen 54.21
47 Cakupan perempuan dan anak
korban kekerasan yang
mendapatkan penanganan
pengaduan oleh pertugas terlatih di
dalam unit pelayanan terpadu (%)
persen 100.00
48 Kasus Tindak Kekerasan Terhadap
Perempuan dan Anak
persen 160.00
26 Meningkatnya layanan kebutuhan dasar
perumahan dan kawasan permukiman
29 Meningkatnya partisipasi perempuan
dalam perempuan membangun,
kualitas kesetaraan gender, dan
perlindungan perempuan dan anak
20 Meningkatnya ekonomi kerakyatan
berbasis industri kreatif dan potensi
daerah
SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN
1
Predikat Kinerja
Penyelenggaraan Pemerintah
Daerahpoint 3.33 0 0.00%
2 Indeks Kepuasan Masyarakat point 80 86.47 108.09%
3 Indeks Partisipasi Masyarakat point 80 0 0%
4 Opini BPK predikat WTP WDP 75%
5 Indek Persepsi Korupsi point 6 4.94 82.33%
6 Predikat Akuntabilitas Kinerja predikat BB B 75%
3 Meningkatnya tertib administrasi
kependudukan masyarakat 7 Cakupan e-KTP persen 93 95.95 103.17%
4 Optimalnya pengendalian
penduduk dan pelayanan
keluarga berencana
8 Peserta KB Aktif persen 73.90 73.29 99.17%
9
Rasio Penduduk Terkena Tindak
Pidana (Crime Rate) per 100.000
penduduk
point 149 38.06 25.54%
10 Indeks Risiko Bencana point 123 91.2 74.15%
11 Angka Harapan Lama Sekolahpoint 14.62 0 0.00%
12 Rata-Rata Lama Sekolah point 9.10 8.97 98.57%
7 Meningkatnya budaya baca
masyarakat13
Pertumbuhan Kunjungan
masyarakat ke perpustakaanpersen 3.89 39.36 1011.83%
14 Angka Harapan Hidup point 71.68 0 0.00%
15 Angka Kematian Ibu Melahirkan org 26 22 84.62%
16 Angka Kematian Bayi org 179 178 99.44%
9 Meningkatnya daya saing tenaga
kerja serta kesempatan dan
perluasan kesempatan kerja
17 Rasio Kesempatan Kerja persen 0.95 3.79 398.95%
18Persentase Pemuda yang
menjadi Wirausaha Mandiripersen 4 0 0%
19Indeks Pembangunan Olah Raga
(Sport Development Index)persen 55 31.14 56.62%
20Jumlah Desa Berketahanan
Sosialjumlah 100 Desa/Kel 291 291.00%
21Persentase Pusat Kesejahteraan
Sosial yang berfungsi optimalpersen 41 18 43.90%
22 Indeks Kemandirian Desa persen 0.65 0.59 91%
12 Meningkatnya penanganan
masalah kesejahteraan sosial 23
Cakupan Penanganan
Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial
persen 40 97 242.50%
24Tingkat Keparahan Kemiskinan
(P1)persen 0.42 0.95 226.19%
25Tingkat Kedalaman Kemiskinan
(P2)persen 0.04 0.02 50.00%
26 Cakupan Rumah Layak Huni persen 91.47 90.91 99.39%
14 Meningkatnya daya saing
investasi daerah27
Tingkat Pertumbuhan Nilai
Investasipersen 5.05 9.4 186.14%
15 Meningkatnya Pendapatan Asli
Daerah 28Pertumbuhan PAD (tahun dasar
2015)persen 7.81 7.77 99.49%
16 Meningkatnya Kerjasama
Corporate Social Responsibility
(CSR) dalam pembangunan
daerah
29
Cakupan Fasilitasi CSR
(Perusahaan Wajib CSR Bermitra
Dengan Pemkab)
persen 7 0 0%
2018MISI NO SASARAN STRATEGIS NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1.
Memantapkan
reformasi
birokrasi untuk
rakyat
1 Meningkatnya kapasitas
pemerintahan daerah dari segi
kelembagaan, profesionalisme
sumberdaya aparatur, dan
keuangan daerah dalam rangka
pelayanan publik yang prima dan
kondusifitas daerah
2 Optimalnya akuntabilitas dan
pengawasan daerah
5 Optimalnya kerjasama
pemerintah, masyarakat, dan
dunia usaha untuk menjaga
keamanan, ketertiban, dan
kesiapsiagaan penanggulangan
bencana
Meningkatnya keterpaduan
pengentasan kemiskinan antar
sektor antar wilayah
2.
Meningkatkan
sumber daya
manusia yang
berkompeten
6 Meningkatnya Aksesibilitas,
Kualitas dan Manajemen
Pendidikan
8 Meningkatnya akses dan kualitas
pelayanan kesehatan
10 Meningkatnya prestasi dan
kreativitas pemuda dan olahraga
11 Meningkatnya kapasitas
masyarakat menuju desa
berketahanan sosial
13
3.
Meningkatkan
pembiayaan
pembangunan
daerah
Lampiran 2 :PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2018
SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN
17 Meningkatnya produktivitas, tata
kelola, dan dan pertumbuhan
sektor pertanian dalam arti luas30 Pertumbuhan sektor pertanian persen 8.72 6.86 78.67%
18 Meningkatnya potensi dan daya
dukung pariwisata daerah serta
kunjungan wisata di Kutai
Kartanegara
31 Pertumbuhan sektor pariwisata persen 7.61 6.72 88.30%
19 Meningkatnya pengembangan
seni dan budaya lokal dalam
rangka mendukung destinasi
wisata dan kelestarian tradisi
kehidupan masyarakat
32Pertumbuhan Grup Seni dan
Budayapersen 6 0 0.00%
33 Persentase koperasi aktif persen 81.13 81.3 100.21%
34Pertumbuhan Tingkat Kelas
UMKMpersen 2.84 2.84 100.00%
21 Meningkatnya akses, tata niaga,
dan infrastruktur perdagangan
antar wilayah dan antar daerah
35Pertumbuhan Eksport Bersih
Non Migas dan Batu Barapersen 12 7 58.33%
22 Meningkatnya pengembangan
industri pengolahan pangan,
peternakan, perikanan,
pengolahan pakan, dan potensi
daerah yang berdaya saing
36Pertumbuhan Sektor Industri
Pengolahanpersen 6.48 5.42 84%
23 Meningkatnya interkoneksitas
antar wilayah37
Persentase jalan dengan kondisi
baikpersen 80.20 85.55 106.67%
24 Meningkatnya aksesibilitas antar
wilayah serta kualitas pelayanan
perhubungan
38Cakupan aksesbilitas antar
wilayahpersen 75 77.8 103.73%
25 Terwujudnya koneksitas jaringan
komunikasi, internet, dan
pengembangan kawasan smart
city
39Cakupan koneksi internet
Kecamatan/Desa/Kelpersen 65.00 62.16 95.63%
40Jumlah Kawasan Berbasis
Teknologi Informasikawasan 1 0 0%
41Cakupan Lingkungan
Permukiman Kumuhpersen 32.37 0.006 0%
42Persentase cakupan layanan air
minum Rumah Tanggapersen 90.20 84.88 94%
27 Meningkatnya pencegahan
pencemaran dan perusakan
lingkungan serta pengendalian
pembangunan berwawasan
lingkungan yang berkelanjutan
43Indeks Kualitas Lingkungan
Hiduppoint 71.5 69.26 96.87%
28 Meningkatnya ketersediaan
sumber energi baru dan
terbarukan44
Persentase Rumah Tangga yang
Menggunakan Energi Baru
Terbarukan
persen 3.33 5.89 176.88%
45 IPG persen 84.00 62.57 74.49%
46 IDG persen 54.21 58.87 108.60%
47
Cakupan perempuan dan anak
korban kekerasan yang
mendapatkan penanganan
pengaduan oleh pertugas
terlatih di dalam unit pelayanan
terpadu (%)
persen 100.00 95.65 95.65%
48Kasus Tindak Kekerasan
Terhadap Perempuan dan Anakpersen 160.00 138 86.25%
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA2018
4.
Meningkatkan
pengelolaan
pertanian dan
pariwisata
untuk
percepatan
transformasi
struktur
ekonomi
daerah
20 Meningkatnya ekonomi
kerakyatan berbasis industri
kreatif dan potensi daerah
MISI NO SASARAN STRATEGIS
7.
Meningkatkan
partisipasi
perempuan
dalam
pembangunan
serta penguatan
perlindungan
anak
29 Meningkatnya partisipasi
perempuan dalam perempuan
membangun, kualitas kesetaraan
gender, dan perlindungan
perempuan dan anak
6.
Meningkatkan
pengelolaan
sumber daya
alam yang
berkelanjutan
dan
berwawasan
lingkungan
5.
Meningkatkan
keterpaduan
pembangunan
infrastruktur
menuju daya
saing daerah
26 Meningkatnya layanan
kebutuhan dasar perumahan dan
kawasan permukiman
SATUAN TARGET REALISASI
1
Predikat Kinerja
Penyelenggaraan Pemerintah
Daerahpoint 3.33 0
2 Indeks Kepuasan Masyarakat point 80 86.47
3 Indeks Partisipasi Masyarakat point 80 0
4 Opini BPK predikat WTP WDP
5 Indek Persepsi Korupsi point 6 4.94
6 Predikat Akuntabilitas Kinerja predikat BB B
3 Meningkatnya tertib administrasi
kependudukan masyarakat 7 Cakupan e-KTP persen 93 95.95
4 Optimalnya pengendalian
penduduk dan pelayanan
keluarga berencana
8 Peserta KB Aktif persen 73.90 73.29
9
Rasio Penduduk Terkena Tindak
Pidana (Crime Rate) per 100.000
penduduk
point 149 38.06
10 Indeks Risiko Bencana point 123 91.2
11 Angka Harapan Lama Sekolahpoint 14.62 0
12 Rata-Rata Lama Sekolah point 9.10 8.97
7 Meningkatnya budaya baca
masyarakat13
Pertumbuhan Kunjungan
masyarakat ke perpustakaanpersen 3.89 39.36
14 Angka Harapan Hidup point 71.68 0
15 Angka Kematian Ibu Melahirkan org 26 22
16 Angka Kematian Bayi org 179 178
9 Meningkatnya daya saing tenaga
kerja serta kesempatan dan
perluasan kesempatan kerja
17 Rasio Kesempatan Kerja persen 0.95 3.79
18Persentase Pemuda yang
menjadi Wirausaha Mandiripersen 4 0
19Indeks Pembangunan Olah Raga
(Sport Development Index)persen 55 31.14
20Jumlah Desa Berketahanan
Sosialjumlah 100 Desa/Kel 291
21Persentase Pusat Kesejahteraan
Sosial yang berfungsi optimalpersen 41 18
22 Indeks Kemandirian Desa persen 0.65 0.59
12 Meningkatnya penanganan
masalah kesejahteraan sosial 23
Cakupan Penanganan
Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial
persen 40 97
24Tingkat Keparahan Kemiskinan
(P1)persen 0.42 0.95
25Tingkat Kedalaman Kemiskinan
(P2)persen 0.04 0.02
26 Cakupan Rumah Layak Huni persen 91.47 90.91
14 Meningkatnya daya saing
investasi daerah27
Tingkat Pertumbuhan Nilai
Investasipersen 5.05 9.4
15 Meningkatnya Pendapatan Asli
Daerah 28Pertumbuhan PAD (tahun dasar
2015)persen 7.81 7.77
16 Meningkatnya Kerjasama
Corporate Social Responsibility
(CSR) dalam pembangunan
daerah
29
Cakupan Fasilitasi CSR
(Perusahaan Wajib CSR Bermitra
Dengan Pemkab)
persen 7 0
Meningkatnya keterpaduan
pengentasan kemiskinan antar
sektor antar wilayah
3.
Meningkatkan
pembiayaan
pembangunan
daerah
2.
Meningkatkan
sumber daya
manusia yang
berkompeten
6 Meningkatnya Aksesibilitas,
Kualitas dan Manajemen
Pendidikan
8 Meningkatnya akses dan kualitas
pelayanan kesehatan
10 Meningkatnya prestasi dan
kreativitas pemuda dan olahraga
11 Meningkatnya kapasitas
masyarakat menuju desa
berketahanan sosial
13
1.
Memantapkan
reformasi
birokrasi untuk
rakyat
1 Meningkatnya kapasitas
pemerintahan daerah dari segi
kelembagaan, profesionalisme
sumberdaya aparatur, dan
keuangan daerah dalam rangka
pelayanan publik yang prima dan
kondusifitas daerah
2 Optimalnya akuntabilitas dan
pengawasan daerah
5 Optimalnya kerjasama
pemerintah, masyarakat, dan
dunia usaha untuk menjaga
keamanan, ketertiban, dan
kesiapsiagaan penanggulangan
bencana
MISI NO SASARAN STRATEGIS NO INDIKATOR KINERJA UTAMA2018
Lampiran 3 : PERKEMBANGAN CAPAIAN KINERJA 2018
SATUAN TARGET REALISASI
17 Meningkatnya produktivitas, tata
kelola, dan dan pertumbuhan
sektor pertanian dalam arti luas30 Pertumbuhan sektor pertanian persen 8.72 6.86
18 Meningkatnya potensi dan daya
dukung pariwisata daerah serta
kunjungan wisata di Kutai
Kartanegara
31 Pertumbuhan sektor pariwisata persen 7.61 6.72
19 Meningkatnya pengembangan
seni dan budaya lokal dalam
rangka mendukung destinasi
wisata dan kelestarian tradisi
kehidupan masyarakat
32Pertumbuhan Grup Seni dan
Budayapersen 6 0
33 Persentase koperasi aktif persen 81.13 81.3
34Pertumbuhan Tingkat Kelas
UMKMpersen 2.84 2.84
21 Meningkatnya akses, tata niaga,
dan infrastruktur perdagangan
antar wilayah dan antar daerah
35Pertumbuhan Eksport Bersih
Non Migas dan Batu Barapersen 12 7
22 Meningkatnya pengembangan
industri pengolahan pangan,
peternakan, perikanan,
pengolahan pakan, dan potensi
daerah yang berdaya saing
36Pertumbuhan Sektor Industri
Pengolahanpersen 6.48 5.42
23 Meningkatnya interkoneksitas
antar wilayah37
Persentase jalan dengan kondisi
baikpersen 80.20 85.55
24 Meningkatnya aksesibilitas antar
wilayah serta kualitas pelayanan
perhubungan
38Cakupan aksesbilitas antar
wilayahpersen 75 77.8
25 Terwujudnya koneksitas jaringan
komunikasi, internet, dan
pengembangan kawasan smart
city
39Cakupan koneksi internet
Kecamatan/Desa/Kelpersen 65.00 62.16
40Jumlah Kawasan Berbasis
Teknologi Informasikawasan 1 0
41Cakupan Lingkungan
Permukiman Kumuhpersen 32.37 0.006
42Persentase cakupan layanan air
minum Rumah Tanggapersen 90.20 84.88
27 Meningkatnya pencegahan
pencemaran dan perusakan
lingkungan serta pengendalian
pembangunan berwawasan
lingkungan yang berkelanjutan
43Indeks Kualitas Lingkungan
Hiduppoint 71.5 69.26
28 Meningkatnya ketersediaan
sumber energi baru dan
terbarukan44
Persentase Rumah Tangga yang
Menggunakan Energi Baru
Terbarukan
persen 3.33 5.89
45 IPG persen 84.00 62.57
46 IDG persen 54.21 58.87
47
Cakupan perempuan dan anak
korban kekerasan yang
mendapatkan penanganan
pengaduan oleh pertugas
terlatih di dalam unit pelayanan
terpadu (%)
persen 100.00 95.65
48Kasus Tindak Kekerasan
Terhadap Perempuan dan Anakpersen 160.00 138
6.
Meningkatkan
pengelolaan
sumber daya
alam yang
berkelanjutan
dan
berwawasan
lingkungan
7.
Meningkatkan
partisipasi
perempuan
dalam
pembangunan
serta penguatan
perlindungan
anak
29 Meningkatnya partisipasi
perempuan dalam perempuan
membangun, kualitas kesetaraan
gender, dan perlindungan
perempuan dan anak
INDIKATOR KINERJA UTAMA2018
4.
Meningkatkan
pengelolaan
pertanian dan
pariwisata
untuk
percepatan
transformasi
struktur
ekonomi
daerah
20 Meningkatnya ekonomi
kerakyatan berbasis industri
kreatif dan potensi daerah
5.
Meningkatkan
keterpaduan
pembangunan
infrastruktur
menuju daya
saing daerah
26 Meningkatnya layanan
kebutuhan dasar perumahan dan
kawasan permukiman
MISI NO SASARAN STRATEGIS NO
NO PENGHARGAAN YANG MENYERAHKAN TEMPAT TAHUN
1 Dalam rangka memperingati HUT Kaltim ke-61 Tahun Pemerintah Kabupaten Kukar
menerima 9 panji keberhasilan pembangunan yang diperoleh Kukar yaitu Bidang Kinerja
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kategori Kabupaten, Bidang Prestasi
Penyelenggaraan Diklat Aparatur, Bidang Keberhasilan Pengelolaan E–Goverment,
Bidang Kebudayaan Kabupaten, Bidang Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan
(PATEN), Bidang Kepemudaan, Bidang Gerakan Pramuka, Bidang Penanggulangan
Kemiskinan, dan Bidang Kondusifitas Daerah.
Gubernur Kaltim H Awang
Faroek Ishak
Stadion Sempaja
Samarinda
9 Januari 2018
2 Role Model Penyelenggara Pelayanan Publik Katagori "Pelayanan Prima" kepada Rumah
Sakit Umum (RSU) AM Parikesit
Sekretaris Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi
(PANRB) Dwi Wahyu Atmaji
Kemenpan dan RB 24 Januari 2018
3 Kabupaten Berprestasi dengan predikat nilai B (baik) Hasil Evaluasi Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) pada tahun 2017
Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi
(PANRB) Asman Abnur
Nusa Dua Bali 31 Januari 2018
4 Role Model Penyelenggara Pelayanan Publik dengan kategori B (baik) Kepada Dinas
PMPTSP Kukar Hasil Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP) pada tahun 2017
Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi
(PANRB) Asman Abnur
Nusa Dua Bali 31 Januari 2018
5 Role Model Penyelenggara Pelayanan Publik kategori Pelayanan Prima Kepada RSUD
AM Parikesit Tenggarong Hasil Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP) pada tahun 2017
Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi
(PANRB) Asman Abnur
Nusa Dua Bali 31 Januari 2018
6 Role Model Penyelenggara Pelayanan Publik dengan katagori B (baik) diterima
Disdukcapil Kukar Hasil Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP) pada tahun 2017
Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi
(PANRB) Asman Abnur
Nusa Dua Bali 31 Januari 2018
7 Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) terhadap Evaluasi Kinerja
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EKPPD) tahun 2017 katagori penilaian Sangat
Tinggi, dengan predikat bintang 3
Menteri Dalam Dalam Negeri
(Mendagri) Cahyo Kumolo
Jakarta 25 April 2018
8 Inovator Sistem Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik) Top 99 tahun 2018 Kementerian Pemberdayaan
Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (KemenPAN-RB) yang
diserahkan langsung oleh
MenPAN_RB Syafrudin
Hotel Shangrilla
Surabaya
19 September 2018
9 RSUD AM Parikesit Kabupaten Kukar mendapatkan predikat A kategori Pelayanan
Prima tahun 2018, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(DPMPTSP) Kabupaten Kukar predikat A kategori Pelayanan Prima tahun 2018, Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Kukar predikat A-
kategori Sangat Baik tahun 2018
Kementerian Pemberdayaan
Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (KemenPAN-RB) yang
diserahkan langsung oleh
MenPAN_RB Syafrudin
Gedung Balai Kartini
Jakarta
27 Nopember 2018
10 Bupati Kukar Pembina pelayanan publik kategori Sangat Baik tahun 2018 Kementerian Pemberdayaan
Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (KemenPAN-RB) yang
diserahkan langsung oleh
MenPAN_RB Syafrudin
Gedung Balai Kartini
Jakarta
27 Nopember 2018
11 Desa Loa Duri Ilir Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar),
menjadi salah satu desa di Indonesia yang menerima penghargaan sebagai desa terbaik
dari Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes
PDTT).
Menteri Desa PDTT Eko Putro
Sandjojo
Hotel Sultan Jakarta 29 Nopember 2018
12 Penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya 2018 Menteri Pemberdayaan
Perempuan, dan Perlindungan
Anak Yohanna Yambise
Istana Wakil Presiden
RI - Jakarta
19 Desember 2018
PENGHARGAAN DITERIMA PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2018
Lampiran 4 : DAFTAR PENGHARGAAN TAHUN 2018
Kabupaten Kukar raih 9 panji keberhasilan dibidang :
1. Bidang Kinerja Penyelenggara Pemerintahan Daerah (LPPD) Kategori Kabupaten.
2. Bidang Prestasi Penyenggaraan Diklat Aparatur
3. Bidang Keberhasilan Pengelolaan E-Government.
4. Bidang Kebudayaan Kabupaten.
5. Bidang Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN).
6. Bidang Kepemudaan.
7. Bidang Gerakan Pramuka.
8. Bidang Penanggulangan Kemiskinan.
9. Bidang Kondusifitas Daerah.