21
Perpres No. 67/2005 & Perpres No. 13/2010 Direktorat Pengembangan Kerjasama Pemerintah dan Swasta 1 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional / Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Perpres 67 2005 & Perpres 13 2010

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Perpres 67 2005 & Perpres 13 2010

Perpres No. 67/2005 &

Perpres No. 13/2010

Direktorat Pengembangan Kerjasama Pemerintah dan Swasta

1

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional / Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Page 2: Perpres 67 2005 & Perpres 13 2010

Definisi Dalam Perpres 67/2005 (1)• Kegiatan penyediaan infrastruktur meliputi: – membangun atau meningkatkan kemampuan

infrastruktur– mengelola (operasional)– memelihara

• Proyek kerjasama penyediaan infrastruktur (KPS) melalui– Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah dengan

badan usaha (contoh: pembangkit listrik, jalan tol)– Izin Pengusahaan kepada badan usaha (contoh:

telekomunikasi selular)

2

Page 3: Perpres 67 2005 & Perpres 13 2010

Definisi Dalam Perpres 67/2005 (2)

• Dalam Perjanjian Kerjasama, Pemerintah adalah: – Menteri (ESDM, PU, DepHub, Kominfo)– Kepala Lembaga (mis.: PLN, BPH Migas, BPJT)– Kepala Daerah (Gubernur, Bupati, Wali Kota)

• Dalam Perjanjian Kerjasama, badan usaha adalah:– Perseroan Terbatas (PT)– Badan Usaha Milik Negara (BUMN)– Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)– Koperasi

3

Page 4: Perpres 67 2005 & Perpres 13 2010

Tujuan Proyek Kerjasama (KPS)

• Mencukupi kebutuhan pendanaan yang berkelanjutan

• Meningkatkan kuantitas, kualitas, dan efisiensi pelayanan melalui persaingan yang sehat

• Meningkatkan kualitas pengelolaan dan pemeliharaan infrastruktur

• Mendorong prinsip “pakai-bayar”, dan dalam hal tertentu dipertimbangkan kemampuan membayar pemakai

4

Page 5: Perpres 67 2005 & Perpres 13 2010

Jenis Infrastruktur yang Dapat Dikerjasamakan

• Transportasi (pelabuhan laut, sungai, danau, bandar udara, dan jaringan rel KA)

• Jalan tol dan jembatan tol• Pengairan (air baku)• Air minum (sarana pengambilan air baku, jaringan transmisi

dan distribusi, dan instalasi pengolahan)• Sampah dan air limbah• Jaringan telekomunikasi• Listrik (pembangkitan, transmisi, dan distribusi)• Migas (pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, transmisi,

dan distribusi)

5

Page 6: Perpres 67 2005 & Perpres 13 2010

Prinsip Pelaksanaan Kerjasama

• Adil• Terbuka• Transparan• Bersaing• Bertanggung-gugat• Saling menguntungkan dan mendukung

6

Page 7: Perpres 67 2005 & Perpres 13 2010

Identifikasi Proyek Kerjasama

• Tanggung jawab berada di Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah

• Dengan mempertimbangkan:– Kesesuaian dengan RPJM nasional/daerah dan

rencana strategis sektor– Kesesuaian dengan RTRW– Keterkaitan antar-sektor dan antar-wilayah– Analisa biaya dan manfaat sosial

• Perlu melaksanakan konsultasi publik

7

Page 8: Perpres 67 2005 & Perpres 13 2010

Usulan Proyek Kerjasama (Project Readiness Criteria)

• Pra-studi kelayakan• Rencana bentuk kerjasama dengan badan

usaha• Rencana pembiayaan dan sumber dananya• Rencana pelaksanaan penawaran kerjasama,

mencakup jadual lelang, proses pelaksanaan lelang, dan metoda penilaian lelang

8

Page 9: Perpres 67 2005 & Perpres 13 2010

Proyek Kerjasama atas Prakarsa Badan Usaha

• Dimungkinkan, tapi jika prakarsa tersebut diterima, maka tetap harus melalui proses lelang

• Badan usaha harus menyampaikan dokumentasi proyek serupa dengan dokumentasi proyek kerjasama yang disiapkan oleh Pemerintah, namun badan usaha harus menyampaikan studi kelayakan yang lebih lengkap (Full FS)

• Kompensasi bagi badan usaha pemrakarsa proyek (besaran pastinya akan ditentukan oleh Pemerintah sebelum proses lelang dimulai):– Penambahan nilai evaluasi lelang (bonus) sebesar maksimum 10%,

atau– Biaya penyiapan proposal dan studi kelayakan dapat direimburse

kepada Pemerintah atau pemenang lelang

9

Page 10: Perpres 67 2005 & Perpres 13 2010

Perjanjian Kerjasama• Lingkup pekerjaan• Jangka waktu• Jaminan pelaksanaan• Tarif dan mekanisme penyesuaiannya• Hak dan kewajiban, termasuk alokasi resiko• Standar kinerja pelayanan• Larangan pengalihan Perjanjian Kerjasama/jual-beli saham sebelum operasi

komersial• Sanksi dalam hal para pihak tidak memenuhi ketentuan perjanjian• Pemutusan dan pengakhiran perjanjian • Pelaporan dan audit keuangan• Mekanisme penyelesaian sengketa• Mekanisme pengawasan kinerja badan usaha• Pengembalian aset/pengelolaan infrastruktur pada akhir masa perjanjian• Keadaan memaksa• Hukum yang berlaku, yaitu hukum Indonesia

10

Page 11: Perpres 67 2005 & Perpres 13 2010

Ketentuan Penting Lainnya dalam Perpres 67/2005

• Bila dalam jangka waktu 12 bulan setelah penandatanganan Perjanjian Kerjasama badan usaha tidak dapat memperoleh pembiayaan, maka:– Perjanjian Kerjasama berakhir, dan– Jaminan Pelaksanaan dapat dicairkan

• Penyediaan infrastruktur berdasarkan Izin Pengusahaan: pengadaan badan usaha dilakukan melalui lelang izin (auction)

11

Page 12: Perpres 67 2005 & Perpres 13 2010

Lampiran Perpres 67/2005:Tata Cara Pengadaan Badan Usaha

• Perencanaan Pengadaan– Pembentukan Panitia Pengadaan– Penyusunan Jadwal– Penyusunan HPS– Penyusunan Dokumen Pelelangan

• Pelaksanaan Pengadaan– Pengumuman dan Pendaftaran– Prakualifikasi– Pelelangan Umum

12

Page 13: Perpres 67 2005 & Perpres 13 2010

PENGATURAN KPS DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR

• Perpres 67/2005 secara khusus mengatur ketentuan penyediaan infrastruktur yang dilakukan melalui mekanisme KPS.

• Diperlukan sebagai salah satu alat penciptaan iklim investasi yang mendorong keikutsertaan badan usaha dalam percepatan penyediaan infrastruktur.

• Ditujukan juga untuk melindungi kepentingan konsumen, masyarakat dan badan usaha secara adil melalui penyediaan infrastruktur yang adil, transparan, dan kompetitif.

13

Page 14: Perpres 67 2005 & Perpres 13 2010

MATRIKS PERUBAHAN

Perpres No.67/2005 menjadi

Perpres no.13/2010

14

Page 15: Perpres 67 2005 & Perpres 13 2010

Poin-poin yang mengalami perubahan

1. Dukungan dan jaminan PemerintahAdanya pemisahan pengaturan Dukungan dan Jaminan Pemerintah. Pengadaan tanah termasuk salah satu bentuk Dukungan Pemerintah yang dapat diberikan, namun harus disediakan sebagian atau seluruhnya sebelum proses pengadaan badan usaha.

2. Penanggungjawab Proyek Kerjasama (Contracting Agency)Selain Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah, BUMN/BUMD dapat pula bertindak selaku penanggung jawab Proyek Kerjasama selama peraturan perundang-undangan mengenai sektor infrastruktur yang bersangkutan memberikan pelimpahan kewenangan.

15

Page 16: Perpres 67 2005 & Perpres 13 2010

Poin-poin yang mengalami perubahan3. Jenis Infrastruktur

terdapat perubahan dan penambahan beberapa jenis infrastruktur yang masuk dalam ruang lingkup kerjasama, yaitu:

Penyesuaian istilah: infrastruktur transportasi dengan undang-undang sektor terkait,

yaitu pelayanan jasa kebandarudaraan, penyediaan dan/atau pelayanan jasa kepelabuhanan, sarana dan prasarana perkeretaapian

infrastruktur minyak dan gas bumi dengan undang-undang sektor terkait, yaitu transmisi dan/atau distribusi minyak dan gas bumi

Penambahan jenis infrastruktur: infrastuktur e-government pada infrastruktur telekomunikasi dan

informatika pengembangan tenaga listrik yang berasal dari panas bumi pada

infrastruktur ketenagalistrikan

16

Page 17: Perpres 67 2005 & Perpres 13 2010

Poin-poin yang mengalami perubahan

4. Proses pengadaan badan usahaProses pengadaan badan usaha lebih disederhanakan dengan tetap memperhatikan prinsip usaha yang sehat.

Lulus PQ < 3 PQ ulang; Lulus PQ Ulang < 3 proses dilanjutkan Penawaran: Penawaran sah ≥ 3 1 calon pemenang, 2 cadangan Penawaran sah = 2 1 calon pemenang, 1 cadangan Penawaran sah hanya 1 lelang ulang atau negosiasi dengan

persetujuan Menteri Penawaran sah tidak ada pelelangan umum gagal dan

dilakukan pengadaan ulang

17

Page 18: Perpres 67 2005 & Perpres 13 2010

Poin-poin yang mengalami perubahan

5 Pengalihan sahamPengalihan saham Badan Usaha pemegang Perjanjian Kerjasama sebelum Penyediaan Infrastruktur beroperasi secara komersial dapat dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dan berdasarkan kriteria yang ditetapkan Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah .

6. Perolehan pembiayaan (Financial Closure)Definis perolehan pembiayaan lebih diperjelas yaitu dianggap telah terlaksana bila: telah ditandatanganinya perjanjian pinjaman untuk

membiayai seluruh Proyek Kerjasama, dan sebagian pinjaman telah dapat dicairkan untuk memulai

pekerjaan konstruksi.18

Page 19: Perpres 67 2005 & Perpres 13 2010

Poin-poin yang mengalami perubahan

7. Proyek atas prakarsa badan usaha (Unsolicited Project)Pemberian kompensasi terhadap proyek atas prakarsa badan usaha atau unsolicited project lebih diperinci dengan adanya 3 pilihan bentuk kompensasi yaitu berupa: pemberian tambahan nilai paling tinggi sebesar 10 persen, pemberian hak untuk melakukan penawaran oleh Badan

Usaha pemrakarsa terhadap penawar terbaik (right to match), atau

pembelian prakarsa proyek kerjasama termasuk hak kekayaan intelektual yang menyertainya

19

Page 20: Perpres 67 2005 & Perpres 13 2010

Poin-poin yang mengalami perubahan8. Ketentuan peralihan

Proses pengadaan yang sedang dilaksanakan atau telah ditetapkan pemenangnya dinyatakan tetap berlaku dan proses selanjutnya menyesuaikan dengan ketentuan dalam Revisi Perpres

Adanya mekanisme evaluasi terhadap badan usaha dan proyek kerjasama berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh Menteri/Kepala Lembaga/ Kepala Daerah bagi :o Perjanjian Kerjasama yang telah ditandatangani, namun belum

tercapai pemenuhan pembiayaan sesuai jangka waktu yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kerjasama.

o Perjanjian Kerjasama yang telah ditandatangani, namun pengadaan tanah belum selesai dilaksanakan

Pengalihan saham sebelum Proyek Kerjasama beroperasi secara komersial yang telah dilaksanakan dinyatakan sah dan tetap berlaku.

20

Page 21: Perpres 67 2005 & Perpres 13 2010

TERIMA KASIH

21