2
PERPUSTAKAAN K K P NYASAR BIAR BELAJAR. DUNIAMU LUAS, KAWAN! “Ketika satu pintu tertutup maka pintu-pintu lain akan terbuka. Masalahnya kita selalu mengetuk pintu yang tertutup itu, sehingga gagal menemukan pintu-pintu lain yang terbuka untuk hidup kita.” K utipan dari Alexander Graham Bell seolah menggambarkan pribadi yang memang kreatif namun terkadang suka membatasi dirinya. Ada kalanya kita mengukur semua hal hanya lewat uang. Bayangkan, anda belum punya penghasilan tapi harus pergi ke luar negeri. Sementara, ke luar negeri buat orang Indonesia adalah identik dengan kata mahal. Inilah paradigma orang Indonesia yang ingin didobrak oleh Sang Profesor Rhenald Kasali. Sebagai dosen pengampu mata kuliah Pemasaran Internasional (pemintal), Profesor ingin menekankan bahwa mahasiswanya harus punya wawasan mendunia dan pengalaman mendunia. Tidak hanya sekadar wawasannya, tapi yang lebih krusial adalah pernah mengalaminya. “Kalau saya tak pernah mau kesasar, kalian tak akan pernah menemukan jalan baru.” Filsafat Colombus inilah yang kemudian diambil oleh Profesor untuk menjadi bekal petualangan mahasiswa di kelasnya. Profesor memberi tugas istimewa kepada para mahasiswanya. Dalam pertemuan pertama mereka harus membuat paspor dan selesai di pertemuan berikutnya. Kemudian setelah paspor selesai, mereka harus terbang ke negara yang bisa dipilih mereka, dengan catatan bukan negara serumpun atau memiliki bahasa, adat dan budaya yang mirip dengan Indonesia. Dengan tugas ini, Profesor berharap mahasiswanya bisa berubah, dari dara menjadi rajawali. Hal ini juga sejalan dengan teorinya, dengan terbang ke luar negeri maka mahasiswa akan menjadi driver, tidak sekadar passenger. Kisah-kisah mahasiswa ini tergabung dalam buku 30 Paspor di Kelas Sang Profesor: Buku 2 karya J.S. Khairen. Mungkin muncul pertanyaan, bisakah buku ini dibaca secara acak, atau hanya dibaca buku duanya saja, tanpa membaca buku satu, atau sebaliknya? Jawabannya, tentu bisa! Buku ini punya 30 tulisan, dengan destinasi wisata berbeda-beda dan negara mana yang kita baca ya tergantung minat kita. Kalau sedang ingin ke Eropa, kita bisa membaca pengalaman Saggaf Salim yang mendapatkan perlakuan diskriminasi akibat paras timur tengahnya, mulai dari pengurusan visa berlarut-larut, menjadi mahasiswa yang berangkat paling akhir, minim persiapan, diwawancarai petugas bandara hingga melepas sepatu dan gesper sebelum melewati pintu sensor bandara. Atau ingin ke Bangkok, bacalah pengalaman Anastasia Mahendra dimana ia tersesat di malam hari, handphone mati, dipalak, belum lagi rasa lelah yang mendera, namun harus terus berjalan. Namun kalau ingin membaca ceritanya hingga komplit, silahkan baca buku 1 dan buku 2. Buku ini pas sekali untuk orang-orang yang masih berpikir dan berparadigma bahwa ke luar negeri itu mahal dan susah dilakukan, bahwa ke luar negeri itu hanya hak orang kaya. Selain itu, untuk pembaca yang butuh buku travel merangkap fungsi sebagai buku motivasi, buku ini cocok dijadikan referensi yang pas dengan kebutuhan tersebut. Penulis: J.S. Khairen Kolasi : xxx + 292 Hal; 21 cm x 14 cm BUKU PILIHAN ¢ 365 Ideas of Happiness : an interactive coloring journal ¢ Be ON : Menjadi Manusia yang Lebih Hidup ¢ Berani Teriak, Berani Bertindak ¢ Everyday is a Miracle : Keajaiban – keajaiban Ringan di Seputar Kita ¢ Hiduplah Imajinasi Raya ¢ Mellow Yellow Drama ¢ Menghirup Dunia ¢ Ocean Melody : tentang cerita di atas ombak ¢ Passport to Happiness : 11 Kota 11 Cerita Mencari Cinta ¢ Tak Lekang oleh Panas Tak Lapuk oleh Hujan Jadikan orang yang memandang sebelah mata sebagai vitamin semangat. Bukkan kepada mereka bahwa kita bisa dan dak ada hal yang dak mungkin di dunia ini. – Sanggaf Salim S. Alatas – E-NEWSLETTER EDISI 01 VOL.IV | JANUARI 2018

PERPUSTAKAAN KPK · Dalam pertemuan pertama mereka harus membuat paspor ... bukan negara serumpun atau memiliki bahasa, adat dan budaya yang mirip dengan Indonesia. Dengan tugas ini,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERPUSTAKAAN KPK · Dalam pertemuan pertama mereka harus membuat paspor ... bukan negara serumpun atau memiliki bahasa, adat dan budaya yang mirip dengan Indonesia. Dengan tugas ini,

PERPUSTAKAAN K K P

NYASAR BIAR BELAJAR.DUNIAMU LUAS, KAWAN!

“Ketika satu pintu tertutup maka pintu-pintu lain akan

terbuka. Masalahnya kita selalu mengetuk pintu yang

tertutup itu, sehingga gagal menemukan pintu-pintu

lain yang terbuka untuk hidup kita.”

Kutipan dari Alexander Graham Bell seolah

menggambarkan pribadi yang memang

kreatif namun terkadang suka membatasi

dirinya. Ada kalanya kita mengukur semua hal hanya

lewat uang. Bayangkan, anda belum punya

penghasilan tapi harus pergi ke luar negeri.

Sementara, ke luar negeri buat orang Indonesia

adalah identik dengan kata mahal. Inilah paradigma

orang Indonesia yang ingin didobrak oleh Sang

Profesor Rhenald Kasali. Sebagai dosen pengampu

mata kuliah Pemasaran Internasional (pemintal),

Profesor ingin menekankan bahwa mahasiswanya

harus punya wawasan mendunia dan pengalaman

mendunia. Tidak hanya sekadar wawasannya, tapi

yang lebih krusial adalah pernah mengalaminya.

“Kalau saya tak pernah mau kesasar, kalian tak

akan pernah menemukan jalan baru.”

Filsafat Colombus inilah yang kemudian diambil

oleh Profesor untuk menjadi bekal petualangan

mahasiswa di kelasnya. Profesor memberi tugas

istimewa kepada para mahasiswanya. Dalam

pertemuan pertama mereka harus membuat paspor

dan selesai di pertemuan berikutnya. Kemudian

setelah paspor selesai, mereka harus terbang ke

negara yang bisa dipilih mereka, dengan catatan

bukan negara serumpun atau memiliki bahasa, adat

dan budaya yang mirip dengan Indonesia.

D e n g a n t u g a s i n i , P r o f e s o r b e r h a r a p

mahasiswanya bisa berubah, dari dara menjadi

rajawali. Hal ini juga sejalan dengan teorinya, dengan

terbang ke luar negeri maka mahasiswa akan

menjadi driver, tidak sekadar passenger. Kisah-kisah

mahasiswa ini tergabung dalam buku 30 Paspor di

Kelas Sang Profesor: Buku 2 karya J.S. Khairen.

Mungkin muncul pertanyaan, bisakah buku ini

dibaca secara acak, atau hanya dibaca buku duanya

saja, tanpa membaca buku satu, atau sebaliknya?

Jawabannya, tentu bisa! Buku ini punya 30 tulisan,

dengan destinasi wisata berbeda-beda dan negara

mana yang kita baca ya tergantung minat kita. Kalau

sedang ingin ke Eropa, kita

b i s a m e m b a c a

pengalaman Saggaf

S a l i m y a n g

m e n d a p a t k a n

p e r l a k u a n

d i s k r i m i n a s i

a k i b a t p a r a s

timur tengahnya,

m u l a i d a r i

pengurusan visa

berlarut-larut, menjadi

m a h a s i s w a y a n g

berangkat paling akhir, minim

persiapan, diwawancarai petugas bandara hingga

melepas sepatu dan gesper sebelum melewati pintu

sensor bandara. Atau ingin ke Bangkok, bacalah

pengalaman Anastasia Mahendra dimana ia

tersesat di malam hari, handphone mati, dipalak,

belum lagi rasa lelah yang mendera, namun harus

terus berjalan. Namun kalau ingin membaca

ceritanya hingga komplit, silahkan baca buku 1 dan

buku 2.

Buku ini pas sekali untuk orang-orang yang

masih berpikir dan berparadigma bahwa ke luar

negeri itu mahal dan susah dilakukan, bahwa ke luar

negeri itu hanya hak orang kaya. Selain itu, untuk

pembaca yang butuh buku travel merangkap fungsi

sebagai buku motivasi, buku ini cocok dijadikan

referensi yang pas dengan kebutuhan tersebut.

Penulis: J.S. KhairenKolasi : xxx + 292 Hal; 21 cm x 14 cm

BUKU PILIHAN

¢ 365 Ideas of Happiness : an interactive

coloring journal

¢ Be ON : Menjadi Manusia yang Lebih Hidup

¢ Berani Teriak, Berani Bertindak

¢ Everyday is a Miracle : Keajaiban – keajaiban

Ringan di Seputar Kita

¢ Hiduplah Imajinasi Raya

¢ Mellow Yellow Drama

¢ Menghirup Dunia

¢ Ocean Melody : tentang cerita di atas ombak

¢ Passport to Happiness : 11 Kota 11 Cerita

Mencari Cinta

¢ Tak Lekang oleh Panas Tak Lapuk oleh Hujan

Jadikan orang yang memandang sebelah mata sebagai vitamin semangat. Buk�kan kepada mereka bahwa kita bisa dan �dak ada hal

yang �dak mungkin di dunia ini.

– Sanggaf Salim S. Alatas –

E-NEWSLETTER EDISI 01 VOL.IV | JANUARI 2018

Page 2: PERPUSTAKAAN KPK · Dalam pertemuan pertama mereka harus membuat paspor ... bukan negara serumpun atau memiliki bahasa, adat dan budaya yang mirip dengan Indonesia. Dengan tugas ini,

KPK Corner Tagak di Ranah Minang

Sukses dengan peluncuran Komisi

Pemberantasan Korupsi (KPK) Corner

di Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY),

Perpustakaan KPK pun bergerak cepat. Kali ini

kampus yang terpilih adalah Universitas Negeri

Padang (UNP). Pemilihan UNP sebagai salah

satu lokasi dibangunnya KPK Corner bukan

tanpa alasan. Selain telah menjalin kerja sama

cukup lama dengan KPK, UNP merupakan salah

satu universitas pencetak guru-guru di

Indonesia umumnya dan Sumatera Barat

khususnya. Ada semacam harapan, akan lahir

dari UNP guru-guru yang profesional dan bebas

korupsi serta dapat menularkan semangat anti

korupsi kepada murid-muridnya kelak.

“Upaya pemberantasan korupsi harus

dilakukan sejak dini, yakni dimulai dari para

sivitas akademika universitas. Jika guru-

gurunya sudah memiliki nilai antikorupsi maka

dapat menularkannya kepada murid-murid

sehingga dapat menciptakan sebuah sistem

pemberantasan korupsi,” demikian disampaikan

oleh Juru Bicara KPK, Febri Diansyah, pada

peresmian KPK Corner di Perpustakaan UNP 22

Desember 2017 lalu.

Peresmian KPK Corner di Perpustakaan UNP

tidak hanya dihadiri oleh Febri Diansyah selaku

perwakilan dari KPK, tetapi juga oleh Prof.

Ganefri (Rektor UNP). Pengguntingan pita

menjadi awal mula diresmikannya KPK Corner

pertama di Pulau Sumatera ini. Kedepannya

KPK Corner tidak hanya dapat digunakan oleh

sivitas akademika UNP namun juga dapat

digunakan oleh masyarakat Sumatera Barat

khususnya. Sehingga apabila ingin mencari

sumber literasi pemberantasan korupsi tidak

perlu jauh-jauh lagi ke Gedung Merah Putih KPK

di Jakarta.

KPK Corner berupaya memberikan ruang

berdiskusi dan membangun kegiatan dalam

upaya pemberantasan korupsi, Perpustakaan

KPK juga menyerahkan 172 buku yang dapat

digunakan untuk menambah pengetahuan

dalam bidang pemberantasan korupsi .

Nantinya, Perpustakaan KPK akan terus

berupaya men-support KPK Corner UNP dalam

penyediaan sumber literasi lainnya.

Inspirasi Literasi

² Di negara Korea Selatan, apabila hendak makan segalanya dilakukan dengan self service mulai

dari mengambil makanan sendiri ke konter, hingga membersihkan meja setelah makan. Tidak

ada petugas kebersihan yang akan membereskan sisa makanan kita.

² Di Thailand, sebelum film diputar di bioskop akan diperdengarkan lagu kebangsaan Thailand

dan seluruh penonton diharuskan menghormati selama lagu diputar. Tidak hanya di bioskop,

pada jam-jam tertentu di ruang publik pun akan diperdengarkan lagu kebangsaan.

tahukah kamu?

Populer

Fotografi

Intelijen

Korupsi

Auditing

Ÿ Titik Nol

Ÿ Mellow Yellow Drama

Ÿ O

Ÿ The Digital Photography Book 01

Ÿ The Digital Photography Book 02

Ÿ Introduction to Crime Scene

Photography

Ÿ See No Evil

Ÿ Intelijen: Profesi Unik Orang-orang Aneh

Ÿ The CIA Guide to Clandestine Operations

Ÿ Politik Antikorupsi di Indonesia

Ÿ Hambalang Mengguncang

Ÿ Sogok Aku Kau Kutangkap

Ÿ Collaborative Auditing

Ÿ The Politics of Internal Auditing

Ÿ Internal Assurance & Advisory

Services Auditing

TANGGAL PENTING

SYARAT & KETENTUAN

7 Feb

9 Feb

9 Maret

23 Maret

: batas pendaftaran

: pengumuman peserta

: pengumpulan resensi buku

: pengumuman pemenang

¢ Peserta merupakan pegawai

KPK

¢ Pilih judul buku yang

disediakan

¢ Resensi ditulis dalam Bahasa

Indonesia sesuai dengan EYD

¢ Terdiri atas 400-600 kata atau

1,5-2 hlm kertas A4

Penulisan Resensi BukuYUK IKUTAN SAYEMBARA

informasi dan pendaftaran melalui email [email protected]

BERHADIAH