Upload
mayaps
View
219
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
power point pelajaran pkn bab tentang pers sma ips kelas 12
Citation preview
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAN
OLEH
KELOMPOK 3
SMA NEGERI 8 KOTA TANGERANG SELATAN
Pengertian Pers
Secara Etimologis, Kata pers (Belanda), Press (Inggris), atau Presse (Prancis), berasal dari bahasa Latin, pressare dari kata premere, yang berarti tekan atau cetak.
Definisi terminologisnya ialah Media massa cetak.
Oemar Seno Adji, pers dalam arti sempit mengandung penyiaran-penyiaran pikiran, gagasan, atau berita-berita dengan jalan kata tertulis. Pers dalam arti luas adalah semua media (mass communications) yang memancarkan pikiran dan perasaan seseorang, baik dengan kata-kata tertulis maupun kata lisan.
Pengertian Pers (lanjutan)
UU No. 40/1999 Pasal 1 (a), Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.
Pengertian Pers (lanjutan)
Kesimpulan : Pers adalah segala usaha dari alat-alat komunikasi massa untuk memenuhi kebutuhan anggota masyarakat akan hiburan, keinginan, peristiwa, dan berita yang terjadi dalam wujud surat kabar, majalah, bulletin atau media cetak lain atau diusahakan melalui radio, televisi, film, dan sebagainya. Jadi dalam hal ini adalah semua media komunikasi, yaitu media cetak, media audio, media audio visual, dan media elektronik.
UU No. 40/1999 pasal 3 : Pers nasional mempunyai fungsi sebagai
media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial
Pers dapat berfungsi sebagai lembaga ekonomi
Fungsi PersFungsi Pers
Pers berfungsi sebagai media Informasi (Information)
Memberikan berbagai informasi yang penting dan bermakna bagi masyarakat untuk kehidupannya (berbagai bidang, aspek atau dimensi). Contoh
Informasi tentang kebijakan, program dan peraturan negara kepada masyarakat agar cepat diketahui. Pers
juga menjadi sarana informasi antarindividu atau kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Pers berfungsi sebagai media Pendidikan
(Education)
Pers berfungsi sebagai media Pendidikan
(Education)
Pers memuat atau menyajikan tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan sehingga masyarakat
bertambah pengetahuan dan wawasannya.
Tegasnya, pers mendidik masyarakat untuk lebih meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan
keterampilan.
Pers berfungsi sebagai media hiburan
(Recreation)
Pers berfungsi sebagai media hiburan
(Recreation)
Pers hendaknya dapat menyuguhkan berita yang menyegarkan, humor atau jenaka yang mengandung
daya imajinasi yang positif, karena ini merupakan kebutuhan dasar manusia (basic human needs). Misalnya, isi koran atau majalah yang bersifat
hiburan dapat berbentuk cerpen, cerbung, cerber, TTS, karikatur dan lain sebagainya.
Pers berfungsi sebagai media kontrol sosial (Social control)
Pers berfungsi sebagai media kontrol sosial (Social control)
Kontrol masyarakat terhadap jalannya roda pemerintahan, istilah kontrol sosial terkandung makna demokratic atau open management yang di dalamnya terdapat unsur-unsur :
Keikutsertaan rakyat dalam pemerintahan (social participation)
Pertanggungjawaban pemerintah terhdp rakyat (social
responsibility)
Dukungan rakyat terhadap pemerintah (sosial support)
Kontrol masyarakat terhadap tindakan pemerintah (social
control)
Peranan Pers menurut UU No.40/1999 pasal 6
Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui
Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum, dan HAM, serta menghormati kebhinnekaan
Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat dan benar
Melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum
Memperjuangkan keadilan dan kebenaran
Asas dan misi Pers Asas Pers : Kemerdekaan pers adalah
salah satu wujud kedaulatan rakayat yang berasaskan prinsif-prinsif demokrasi, keadilan, dan supremasi hukum.
Misi Pers : Ikut mencerdaskan masyarakat, menegakkan keadilan dan memberantas kebatilan.
Perkembangan Pers di Indonesia (1)
Perkembangan Pers di Indonesia (1)
Pers Nasional adalah pers yang diusahakan oleh orang-orang Indonesia terutama orang-orang
pergerakan dan diperuntukkan bagi orang Indonesia. Pers ini bertujuan memperjuangkan hak-
hak bangsa Indonesia di masa penjajahan. Dari pers Nasional inilah yang selanjutnya berkembang
sebagai Pers Indonesia.
Perkembangan Pers di Indonesia (2)
Perkembangan Pers di Indonesia (2)
Pers Nasional atau Pers Indonesia dimulai sejak masa : Pergerakan Demokrasi Liberal Demokrasi Terpimpin Orde Baru Alam Reformasi
Perkembangan Pers di Indonesia (3)
Perkembangan Pers di Indonesia (3)
Pers Masa Pergerakan : Masa bangsa Indonesia berada di bawah penjajahan
Belanda sampai saat masuknya Jepang.
Pers masa ini tidak dapat dipisahkan dari kebangkitan nasional bangsa Indonesia melawan penjajahan (munculnya pergerakan modern Budi Utomo, 20 Mei 1908).
Pers saat ini berfungsi sebagai alat perjuangan. Pers menyuarakan kepedihan, penderitaan, dan merupakan refleksi dari isi hati bangsa terjajah.
Pers mejadi pendorong bangsa Indonesia dalam perjuangan memperbaiki nasib dan kedudukan bangsa.
Perkembangan Pers di Indonesia (4)Perkembangan Pers di Indonesia (4)
Contoh Harian yang terbit pada masa pergerakan : Harian Sedio Tomo sebagai kelanjutan dari harian Budi Utomo
(Yogyakarta), Harian Darmo Kondo (Solo oleh Sudaryo Cokrosisworo), Harian Utusan Hindia (Surabaya, HOS. Cokroaminoto), Fadjar Asia (Jakarta, Haji Agus Salim), Majalah mingguan Pikiran Rakyat (Bandung, Ir. Soekarno), Majalah berkala Daulat Rakyat (Moh.Hatta dan Sutan Syahrir).
Catatan : karena sifat dan isi pergerakan adalah anti penjajahan maka dapat tekanan dari pemerintahan Hindia Belanda, caranya dengan memberangus dan menutup usaha penerbitan pers pergerakan. Saat inilah berdiri pula Kantor berita Nasional Antara (13 Desember 1937).
Perkembangan Pers di Indonesia (5)Perkembangan Pers di Indonesia (5)
Pers Masa Penjajahan Jepang : Pada masa ini pers nasional mengalami kemunduran besar,
dibawah tekanan penderitaan dan pengekangan kebebasan lebih dari zaman Belanda karena dijadikan alat pemerintah Jepang dan pro Jepang.
Harian yang muncul saat itu : Asia Raya (Jakarta), Sinar Bary (Semarang), Suara Asia (Surabaya), dan Tjahaya (Bandung).
Keuntungan yang didapat dari insan pers Indonesia yang bekerja pada penerbitan Jepang : Pengalaman menggunakan alat-alat dan fasilitas, Bahasa Indonesia makin sering dan luas digunakan dalam pemberitaan, membuat rakyat menjadi lebih kritis dalam berpikir.
Perkembangan Pers di Indonesia (6)Perkembangan Pers di Indonesia (6)
Pers Masa Revolusi Fisik (1945-1949) :Pers berperan sebagai alat mempertahankan kemerdekaan dan patriotisme nasional.
Saat ini pers ada dua : (1). Pers Nica (Belanda) yaitu pers yang diterbitkan dan diusahakan oleh tentara sekutu dan Belanda. (2). Pers Republik : pers yang dioterbitkan oleh orang Indonesia.
Pers Republik menyuarakan semangat mempertahankan kemerdekaan dan menentang usaha pendudukan sekutu. Sebaliknya Pers NICA berusaha mempengaruhi rakyat Indonesia agar menerima Belanda berkuasa lagi di Indonesia.
Pada masa ini lahir Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan Serikat Pengusaha Surat Kabar (SPS).
Perkembangan Pers di Indonesia (7)
Perkembangan Pers di Indonesia (7)
Pers Masa Demokrasi Liberal (1950-1959) :
Pers berperan sebagai pranata sosial masyarakat demokrasi yang bebas sesuai dengan sistem liberal yang diterapkan sesuai UUDS 1950.
Fungsi Pers masa ini : sebagai perjuangan kelompok partai atau aliran politik
Perkembangan Pers di Indonesia (8)Perkembangan Pers di Indonesia (8)
Pers Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1965) :
Dikeluarkannya dekrit Presiden (Ir. Soekarno), 5 Juli 1959 : kembali ke UUD 1945 dan Manifesto Politik yang menterjemah-kan Pancasila sebagai Nasakom, menciptakan dominasi PKI dan komunisme sebagai ideologi perjuangan.
Realitanya, prinsif demokrasi (atas dasar sila ke-4) telah terjadi penyimpangan, konsentrasi kekuasaan di tangan satu orang (diktator otoriter).
Pers nasional saat itu menganut konsep pers otoriter yang merupakan terompet penguasa dan bertugas mengagung-agungkan pribadi presiden dan mengindokrinasikan manifesto Politik (Manipol) serta menggerakkan aksi-aksi massa yang revolusioner dan ketetapan pemerintah lainnya. Tegasnya : Pers sebagai alat propaganda politik Ideologi Nasakom.
Perkembangan Pers di Indonesia (9)Perkembangan Pers di Indonesia (9)
Pers Masa Orde Baru (1966-1998) :
Lahirnya UU No. 11/1966 tgl. 12 Desember 1966 tentang Pers. Pers sebagai pranata sosial yang melembaga di bawah ideologi Pancasila dan UUD 1945. Kemudian diubah dengan UU No. 21 tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Pers. Dalam UU ini mengakui dan menjamin hak kebebasan pers WNI, menghapus SIT, tetapi memberlakukan SIUPP.
Pers : media vital komunikasi pembangunan, orde baru yang mulanya bersikap terbuka dan mendukung pers, berbalik menekan kebebasan pers (tidak sejalan dengan kepentingan pemerintah/terlalu berani mengkritik pemerintah) dibreidel atau dicabut SIUPP. Contoh yang dialami majalah Tempo.
Perkembangan Pers di Indonesia (10)Perkembangan Pers di Indonesia (10)
Pers Masa Reformasi (1998 sampai saat ini) :
Ditandai dengan keluarnya UU Nomor 40/1999
tentang Pers.
Pers Nasional kembali menikmati kebebasan pers sesuai alam reformasi, keterbukaan, dan demokrasi yang diperjuangkan rakayat Indonesia.
Pemerintah sangat mempermudah izin penerbitan Pers, akibatnya banyak sekali penerbitan pers (koran-koran, majalah atau tabloid baru bermunculan).
Kode Etik Jurnalistik
Kode : sistem pengaturan-pengaturan (system of rules).
Etik : norma perilaku.Perbuatan dikategorikan etis apabila perbuatan tsb. Sesuai dengan aturan-aturan yang menuntun perilaku baik manusia, sebaliknya yang tidak etis apabila segala aturan tingkah laku yang ada dilanggar atau tidak diindahkan.
Jurnalistik : profesi dalam kegiatan tulis menulis berita atau kewartawanan.
Kode Etik Jurnalistik : sejumlah aturan dasar yang mengikat seluruh profesi kewartawanan dalam menjalankan tugas dan perannya sebagai wartawan.
Kode Etik Jurnalistik
Ada tiga faktor yang mempengaruhi pelaksanaannya menurut M. Alwi Dahlan, Ph.D
1. Etik Institusional yaitu sistem aturan, peraturan, kebijaksanaan yang dikembangkan oleh institusi.
2. Etik Personal : sistem nilai dan moralitas perorangan yang merupakan hati nurani wartawan, didasarkan pada keyakinan pribadi yang menimbang tindakan yang hendak dilakukan.
3. Etik Profesional : menentukan cara pemberian yang paling tepat sehingga informasi itu mudah diterima oleh khalayak, dalam proporsi yang wajar.
Bentuk-bentuk penyalahgunaan kebebasasn Pers (1)
Penyiaran berita yang tidak memenuhi kode etik jurnalistik. Contoh kesalahn penyebutan nama tersangka dan kurang jelasnya suatu gambar atau peristiwa.
Peradilan oleh pers (trial by pers) : pemberitaan yang terus menerus pada satu pihak, sedangkan pihak lain yang terlibat tidak diberitakan akan menghasilkan berita yang tidak seimbang. Seseorang merasa diadili oleh pers karena pemberitaan yang tidak seimbang tersebut.
Bentuk-bentuk penyalahgunaan kebebasasn Pers (2)
Membentuk opini yang menyesatkan : Tulisan yang dimuat oleh pers kadang dapat menciptakan opini yang sebaliknya dari seseorang. Opini ini tercipta justru menyesatkan karena tidak benar dan tidak berdasarkan fakta.
Tulisan-tulisan bernada fitnah dan provokasi : tulisan yang dimuat amat vulgar, dapat memicu keterlibatan pihak lain dan memancing emosi.
Berita bohong : berita yang tidak kuat sumbernya dapat menciptakan berita yang tidak benar.
Dampak yang timbul akibat penyalahgunaan kebebasan pers atau media Massa (1) :
Menyulut konfliks dalam kehidupan masyarakat, karena pemberitaan pers yang tidak objektif
Merugikan kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara
Terhambatnya pembangunan nasional karena pers merupakan salah satu pilar (the fourth pillar) dalam pembangunan nasional.
Dampak yang timbul akibat penyalahgunaan kebebasan pers atau media Massa (2) :
Munculnya sikap apriorisme atau selalu berpandangan negatif (jelek) kepada pihak-pihak tertentu karena pemberitaan pers yang selalu menyudutkan (mendeskriditkan) pihak-pihak tertentu.
Menimbulkan pendekatan yang tidak kunjung selesai antara pihak-pihak tertentu, akhirnya akan berujung pada perbuatan-perbuatan merusak satu sama lainnya.