Persatuan Bangsa Indonesia

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/16/2019 Persatuan Bangsa Indonesia

    1/17

    1

    MENGENAL ORGANISASI PERJUANGAN ZAMAN PERGERAKAN

    KEMERDEKAAN INDONESIA

    PERSATOEAN BANGSA INDONESIA

    OLEH:

    ADITYO PUTRA DEHAAL (1306008)

    PENDIDIKAN SEJARAH

    FAKULTAS ILMU SOSIAL

    UNIVERSITAS NEGERI PADANG

    2016 

  • 8/16/2019 Persatuan Bangsa Indonesia

    2/17

    2

    Persatuan Bangsa Indonesia (PBI)

    Jika kita menjelaskan Persatuan Bangsa Indonesia, tidak akan terlepas dari sebuah

    kelompok belajar umum di Surabaya yang dikenal dengan Indonesische Studieclub

    Surabaya/Kelompok Studi Indonesia1. Karena PBI sendiri telah didirikan sebagai penjelmaan

    daripada Indonesische Studieclub di Surabaya tersebut. Indonesische Studieclub/Kelompok

    Studi Indonesia merupakan kelompok studi yang pertama, yang didirikan pada tanggal 11 Juli

    1924. Pendiri dan penggerak utamanya ialah Soetomo2  (bekas pemimpin Budi Utomo),

    seorang dokter di Surabaya yang sebelumnya seorang anggota Perhimpunan Indonesia yang

    aktif di Amsterdam 1919 dan 1923.3  dr. Soetomo (1888-1938) merupakan salah seorang

     pendiri Budi Utomo, yang sekaligus pemimpin/ketua studieclub tersebut. Sebab utama

    didirikannya Indonesische Studieclub ialah karena dr. Soetomo dan juga pemimpin nasionalis

    lainnya menganggap azas “Kebangsaan Jawa”  dari Budi Utomo sudah tidak sesuai lagi

    dengan perkembangan rasa kebangsaan waktu itu.4 

    1 oleh Deliar Noer juga menyebutnya Surabaya Studie Club; lihat Deliar Noer. Gerakan Moderen Islam di Indonesia

    1900-1942, (Jakarta : LP3ES, 1980), hal 269 2 lahir di Ngepeh, Nganjuk tanggal 30 Juli 1888, lihat Abdurrachman Surjomihardjo.  Budi Utomo Cabang Betawi,

    (Jakarta: Pustaka Jaya, 1980), hal 28. Selain beliau, Soekardjo Wirjopranoto ikut terlibat dalam mendirikan

    Persatuan Bangsa Indonesia. 3 John Ingleson. Jalan ke Pengasingan : Pergerakan Nasionalis Indonesia Tahun 1927-1934, (Jakarta: LP3ES,

    1983), hal 20-214 Marwati Djoened Poeponegoro dan Nugroho Notosusanto. Sejarah Nasional Indonesia jilid V , (Jakarta: Balai

    Pustaka, 2008), hal 339 

    dr. Soetomo (1888-1938)

    sumber  : https://id.wikipedia.org/wiki/Soetomo

    https://id.wikipedia.org/wiki/Soekardjo_Wirjopranotohttps://id.wikipedia.org/wiki/Soekardjo_Wirjopranoto

  • 8/16/2019 Persatuan Bangsa Indonesia

    3/17

    3

    Klub ini didirikan sebagian juga disebabkan oleh ketidaksenangan para pendirinya

    dengan Budi Utomo, dan sebagian lagi karena kekecewaan mereka terhadap pengangkatan

    seorang Belanda sebagai anggota pimpinan harian kota Surabaya (Wethouder ), suatu jabatan

    yang menurut pendapat mereka hendaklah dipercayakan kepada orang Indonesia. Para

    anggota Indonesia di dewan kota meletakkan jabatan sebagai protes terhadap pengangkatan

    ini dan Soetomo pun mendirikan klub tersebut5 (dr. Soetomo adalah salah seorang dari orang-

     5 Deliar Noer juga menyebutnya Surabaya Studie Club; lihat Deliar Noer. Gerakan Moderen Islam di Indonesia

    1900-1942, (Jakarta : LP3ES, 1980), hal 269 

    sumber  : http://wpapcommunity.com/site/index.php/gallery/wpap-challenge/ramadhan-dan-kemerdekaan/dr-soetomo-1584

  • 8/16/2019 Persatuan Bangsa Indonesia

    4/17

    4

    orang yang mendirikan Budi Utomo, tetapi tidak mendapat “kepuasan” lagi dalam Budi

    Utomo). Selain penyebab-penyebab berdirinya Indonesische Studieclub/Kelompok Studi

    Indonesia yang disebutkan di atas, hal lain penyebab didirikannya organisasi tersebut adalah

    karena pada waktu itu gerakan nasionalis kekurangan orang-orang yang terlatih secara

    akademis dan secara intelektual sejajar dengan pejabat Belanda. Maka dr. Soetomo mencoba

    mengatasi kekurangan ini dengan membentuk studieclub tersebut untuk mengenai masalah

    sosial, ekonomi dan politik di seluruh Jawa.6 

    Adapun tujuan dari Indonesische Studieclub Surabaya itu ialah : 1.  De ontwikkelden in

    de Inlandse samenleving op te wekken tot gemeenschapsbesef en politiek inzicht , artinya

    “mendorong kaum terpelajar dari masyarakat bumiputra ke arah keinsyafan/kesaadaran

     persatuan dan kepahaman politik”, 2.  Hen (de ontwikkelden) door bespreking van nationale

    en sociale vraaagstukken te bewegen tot gemeenschappelijke constructieve arbeid , artinya

    “mengajak mereka, ialah kaum terpelajar, dengan jalan membahas persoalan-persoalan

    nasional dan sosial untuk bekerja secara konstruktif”. Teranglah bahwa maksud dari

    studieclub di Surabaya itu tidak hanya teoritis mempelajari persoalannya saja, tetapi

    disamping itu juga bekerja praktis melaksanakan usaha-usaha yang konstruktif.7 

    Ini terlaksana dengan mendirikan beberapa usaha-usaha di lapangan sosial, antaranya

    Indonesische Studieclub Surabaya/Kelompok Studi Indonesia mendirikan asrama-asrama

    untuk para pelajar di Surabaya, untuk pelajar wanita dan pria didirikan asrama-asrama

    6 Bernard H.M. Vlekke. Nusantara: Sejarah Indonesia, (Jakarta : KPG (Kepustakaan Populer Gramedia-Freedom

    Institute, 2008), hal 419 7 Susanto Tirtoprodjo. Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia, (Jakarta : PT. Pembangunan, 1980), hal 58 

    Uang kertas seribu rupiah dengan

    gambar dr. Soetomo emisi 1980

    sumber  : http://www.bi.go.id/id/tentang-bi/museum/koleksi/uang/Default.aspx

    Prangko seri dr. Soetomo keluaran

    tahun 1962

    sumber  : https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas: 

    Dr_Soetomo_1962_Indonesia_stamp.jpg

    https://id.wikipedia.org/wiki/Berkashttps://id.wikipedia.org/wiki/Berkas

  • 8/16/2019 Persatuan Bangsa Indonesia

    5/17

    5

    tersendiri. Kemudian mendirikan yang dinamakan “Vrouwentehuis”, ialah rumah untuk

    menampung wanita-wanita yang tersesat hidupnya untuk diberikan beberapa kepandaian yang

    dapat dipergunakan untuk mencari penghidupannya dengan cara halal. Selanjutnya

    mendirikan yang dinamakan “Weefschool ”, ialah suatu sekolah di mana diberi kesempatan

    untuk belajar menenun. Ini beberapa contoh dari constructieve arbeid yang telah tercantum di

    dalam Anggaran Dasar (AD) dari Indonesische Studieclub Surabaya/Kelompok Studi

    Indonesia.8 

    Usaha-usaha lainnya yang dilakukan Indonesische Studieclub Surabaya/Kelompok

    Studi Indonesia antara lain mendirikan koperasi perusahaan daging, pusat kerajinan, bank

    kredit, Bank Nasional Indonesia dan sebagainya. Sedangkan propagandanya berhubungan

    dengan koperasi berhasil dengan baik: di antaranya didirikan atas usahanya Persatuan

    Cooperatie Indonesia, suatu organisasi pusat untuk pembelian barang-barang. Kemudian

    Gedung Nasional Indonesia di Surabaya yang juga didirikan atas usaha Indonesische

    Studieclub Surabaya/Kelompok Studi Indonesia.

    Di bidang penerbitan, Indonesische Studieclub Surabaya/Kelompok Studi Indonesia

    menerbitkan sebuah majalah yang bernama Soeloeh Ra’jat Indonesia. Majalah ini kemudian

    disatukan dengan majalah Algemeene Studieclub di Bandung dengan nama Soeloeh Indonesia

    Moeda. Satu tahun setelah berdiri, Indonesische Studieclub Surabaya/Kelompok Studi

    Indonesia mengadakan Interinsulaire Vag  atau Hari Nusantara di Surabaya, yang merupakan

     pertemuan besar antara berbagai suku bangsa, seperti Jawa, Madura, Sumatera, Bali,

    Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan lain-lain. Tujuan utamanya adalah menyebarluaskan

     prinsip-prinsip persatuan dan solidaritas Indonesia.9 

    Sesudah berdiri sentral sarekat sekerja pegawai negeri (Persatuan Vakbonden Pegawai

     Negeri (PVPN)), maka atas usaha studieclub di Surabaya; yakni Indonesische Studieclub

    Surabaya/Kelompok Studi Indonesia dalam bulan Mei 1930 berdiri PSSI (Persatuan SarekatSekerja Indonesia), sentral dari sarekat-sarekat buruh, yang bukan pegawai pemerintah

    kolonial. Yang bergabung dalam PSSI ialah Spoorbond Indonesia Jawa Timur, perserikatan

    8 Susanto Tirtoprodjo. Op Cit , hal 58-59 

    9 http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/974/Indonesische-Studieclub-lSC diakses pada 23 Maret

    2016/10.32 WIB

    http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/974/Indonesische-Studieclub-lSC%20diakses%20pada%2023http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/974/Indonesische-Studieclub-lSC%20diakses%20pada%2023http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/974/Indonesische-Studieclub-lSC%20diakses%20pada%2023

  • 8/16/2019 Persatuan Bangsa Indonesia

    6/17

    6

     buruh penjahit dan percetakan, sarekat pembantu, sarekat sopir, sarekat penganggur, sarekat

     buruh yang belum berorganisasi, yang semuanya itu berdiri dibawah pengaruh Indonesische

    Studieclub Surabaya/Kelompok Studi Indonesia. Yang menjadi ketua ialah Rooslan

    Wongsokusumo. Sentral ini akan bekerja di luar lapangan politik, yang tidak mengherankan,

    karena ini adalah buah usaha dr. Soetomo (penasehat sentral). Dalam rapat-rapat umum di

    Surabaya dalam bulan November 1929 dan dalam brosur istimewa yang ditulis dr. Soetomo

    terhadap gerakan sekerjanya, dr. Soetomo ini telah menerangkan pendirian PSSI:

    “Tujuan gerakan sekerja harus memperbaiki nasib kaum buruh (penaikan upah,

    dikurangkannya waktu bekerja, undang-undang sosial untuk melindungi kaum buruh). Untuk

    mencapai itu kaum sekerja harus terus menerus mengusahakannya dengan mengingati rasa

    senasib-sepenanggungan, tetap tegap dan disiplin. Adapun usahanya: a. meminta kepada yang

     berwajib mengadakan perbaikan- perbaikan, b. mencoba sendiri memperoleh perbaikan”.

    Dalam hal itu harus di kesampingkan segala tujuan politik atau agama; karena aksi untuk dua

    hal tersebut sudah dibentuk pula perkumpulan-perkumpulan/organisasi-organisasi yang

    sengaja diadakan untuk dua hal itu saja.10

     

    Persatuan Sarekat Sekerja Indonesia (PSSI) sentral sarekat sekerja partikulir ini lebih

    kecil dibandingkan dengan Persatuan Vakbonden Pegawai Negeri (PVPN); yang merupakan

     pusat sarekat sekerja pegawai negeri. Tahun 1931 PSSI hanya terdiri dari enam perkumpulan

    (dengan anggota 1.800) di Jawa Timur. Jumlah ini naik menjadi lebih besar dengan makin

     besarnya pengaruh partai dr. Soetomo, Partai Bangsa Indonesia (sebelumnya bernama

    Persatuan Bangsa Indonesia/PBI), tetapi tetap masih lebih kecil daripada PVPN. Juga PSSI

    memutuskan akan menggabungkan diri dalam Internasional Verbond van Vakverenigingen

     pada Juli 1931. Anggota dari PSSI yakni “Sarekat Sekerja Indonesia” keluar dari sentral-

    PSSI dr. Soetomo, sentral PSSI sendiri lambat laun menjadi makin terlepas dari “orang-orang

    PBI” dan jatuh dalam pengaruh kaum PNI baru dan Partindo. Hal ini ditandai dengan

     peristiwa pada tanggal 4-7 Mei 1933 di Surabaya diadakan Kongres Kaum Buruh Indonesia

    yang pertama; PSSI disusun kembali dan berganti nama Centrale Perkumpulan Buruh

    Indonesia (CPBI), sesudah membicarakan praeadvies-praeadvies dari PNI, Partindo, dan PBI.

    Sentral yang tersusun baru ini bertujuan:

    10 A.K. Pringgodigdo. Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia, (Jakarta : PT. Dian Rakyat, 1984), hal 90-91  

  • 8/16/2019 Persatuan Bangsa Indonesia

    7/17

    7

    “berdasarkan selfhelp dan nasionalisme berusaha ke arah perbaikan nasib buruh Indonesia

    di segala lapangan dan juga ke arah susunan baru dalam hal cara-cara produksi; yang saat

    sekarang ini lebih ke arah kapitalis itu”. 

    Untuk mencapai ini CPBI akan memajukan organisasi semua buruh Indonesia di tiap-

    tiap perusahaan dan mempersatukan perkumpulan-perkumpulan serikat sekerja itu. Karena

    takut “politik” organisasi-organisasi yang ada di bawah pengaruh PBI tidak masuk ke dalan

    sentral tersebut (sentral CPBI), maka kemudian didirikanlah oleh PBI satu sentral kecil baru

    yang “tidak terpengaruh politik” (maksudnya terpengaruh partai politik lain selain PBI)

    dengan nama Centrale Sarekat Sekerdja Indonesia (CSSI). Pendirian ini mendapat cela dari

     pers karena dianggap tidak perlu, sebab pada waktu itu sudah terdapat tiga sentral serikat

    sekerdja buruh partikulir, yaitu Radvakcin (di bawah Partindo), CPBI (yang kemudian beralih

    ke bawah PNI) dan CSSI (bentukan baru PBI). Adapun yang menunjukan kegiatan terbesar

    ialah CPBI. Jadi dapat dikatakan organisasi buruh partikulir PBI yang bernama PSSI tersebut

     pada akhirnya diambil alih oleh pihak-pihak Partindo dan PNI-baru.11

     

    Indonesische Studieclub Surabaya/Kelompok Studi Indonesia yang didirikan oleh dr.

    Soetomo (salah seorang dari pendiri Budi Utomo, tetapi tidak mendapat kepuasan lagi dalam

    Budi Utomo itu) berbeda atas dua hal dari Algemeene Studieclub di Bandung, yang dipimpin

    oleh Ir. Soekarno. Perbedaan yang pertama ialah Indonesische Studieclub

    Surabaya/Kelompok Studi Indonesia lebih mengutamakan hal-hal yang praktis (bersifat

     praktik/tindakan) daripada Algemeene Studieclub, perbedaan yang kedua ialah berhubungan

    dengan sikap non-kooperatif menurut keadaan (incidenteel ), sedangkan Algemeene

    Studieclub itu non-kooperatif sebagai azas ( principieel ). Indonesische Studieclub

    Surabaya/Kelompok Studi Indonesia bertujuan membangunkan kaum terpelajar supaya

    mempunyai kesadaran kewajiban terhadap masyarakat dan memperdalam pengetahuannya

    tentang politik; mengajak mereka supaya melakukan pekerjaan yang berfaedah bagi

    masyarakat dengan dengan cara memusyawarahkan persoalan nasional dan sosial. Mengenai

    hal bekerja bersama-sama dengan pemerintah kolonial, Indonesische Studieclub

    11 A.K. Pringgodigdo. Op Cit , hal 165-166 

  • 8/16/2019 Persatuan Bangsa Indonesia

    8/17

    8

    Surabaya/Kelompok Studi Indonesia bersikap bahwa dalam beberapa hal yang tertentu, boleh

     jadi amat perlu kerjasama dengan pemerintah.12

     

    Soetomo mengharapkan bahwa kelompok studi tersebut dapat menyatukan kaum

    terpelajar Jawa, mengembangkan kesadaran mereka tentang Indonesia sebagai suatu bangsa

    dan memberikan kepemimpinan kepada gerakan kebangsaan. Kelompok ini merupakan

    organisasi orang Jawa di kota-kota yang mendapat pendidikan barat yang banyak daripadanya

    menjadi anggota Budi Utomo sebelumnya tetapi yang, sebagaimana Soetomo, menganggap

    Budi Utomo terlalu berorientasi Jawa dan kurang berorientasi Indonesia. Mula-mula,

    kebanyakan anggotanya yang aktif adalah bekas anggota Perhimpunan Indonesia, tetapi

    setelah berkembang, organisasi tersebut menarik orang-orang Jawa yang mendapat

     pendidikan tingginya di Bandung dan Batavia.13

      Pada bulan Oktober 1930, dr. Soetomo

    mereorganisasi studieclubnya dan mengubahnya menjadi Persatuan Bangsa Indonesia (PBI),

    yang dipandang dengan sangat curiga oleh pemerintah. Organisasi ini beralih ke bidang-

     bidang kegiatan ekonomi dan sosial di Jawa Timur (menurut Marwati Djoened Poesponegoro

    dan Nugroho Notosusanto, PBI yang terutama bekerja di Jawa Timur lemah di bidang

     politik), seperti mendirikan balai-balai pengobatan, asrama-asrama mahasiswa, bank-bank

    desa, biro-biro penasehat, dan lain-lain. Oleh karena itu, kegiatan organisasi ini serupa dengan

    kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh organisasi-organisasi Islam. Bila Taman Siswa

    memberi tantangan terhadap Islam di bidang pendidikan, maka PBI memberi tantangan di

     bidang sosial dan ekonomi14

     (menurut Ricklefs dalam buku yang sama dengan yang dikutip;

    dr. Soetomo adalah seorang yang terkenal karena pandangannya bahwa Islam mengurangi

    sentimen-sentimen nasionalistis yang selayaknya15

    ).

    12  Ibid , Hal 57-58 

    13 John Ingleson. Op Cit , hal 21 

    14 M.C. Ricklefs. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, (Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2008), hal 403  

    15  Ibid , hal 392

  • 8/16/2019 Persatuan Bangsa Indonesia

    9/17

    9

    Pada pertengahan bulan September 1930 sebelum mereorganisasi studieclub oleh dr.

    Soetomo, kelompok studi membentuk sebuah komisi untuk memikirkan perubahan-perubahan

    mengenai tujuan dan program kelompok. Langkah terakhir menuju peralihannya menjadi

    sebuah partai dengan basis yang lebih luas diambil pada tanggal 11 November di tahun yang

    sama, ketika pengurus mengubah nama kelompok studi itu menjadi Persatoean Bangsa

    Indonesia (PBI)* dan secara resmi memutuskan akan mendirikan organisasi partai dan akan

    merekrut anggota-anggotanya dari kalangan yang lebih luas.16

     Menurut A.K. Pringgodigdo,

    * Ket. Foto: dr. Soetomo pernah bertugas di rumah sakit ini. Patung ini dibuat untuk menghormati dan mengenang

     pejuang kemerdekaan, dr. Soetomo. Tulisan di bawah patung “Facta Non Verba”, yang mempunyai arti “karya

    nyata bukan hanya kata-kata belaka”. 16 Ingleson, John. 1983. Jalan ke Pengasingan : Pergerakan Nasionalis Indonesia Tahun 1927-1934. Jakarta :

    LP3ES. Hal 139

    * Ada beberapa pendapat yang berbeda dari beberapa sumber yang penulis baca. Disini penulis mencoba

    meluruskannya; pertama ialah kata mereorganisasi yang berarti penyusunan kembali (pengurus, lembaga, dansebagainya); penataan kembali (pengurus, lembaga, dan sebagainya)/perbaikan tatanan (susunan) yang dilakukan

     pada bulan Oktober 1930 menurut Ricklefs, menurut A.K. Pringgodigdo dan Marwati Djoened Poesponegoro dan

     Nugroho Notosusanto itu terjadi pada tanggal 16 Oktober 1930 (lihat A.K. Pringgodigdo. Sejarah Pergerakan

     Rakyat Indonesia, (Jakarta : PT. Dian Rakyat, 1984), hal 120 dan Marwati Djoened Poeponegoro dan Nugroho

     Notosusanto. Sejarah Nasional Indonesia jilid V , (Jakarta: Balai Pustaka, 2008), hal 341). Kemudian menurut John

    Ingleson pada pertengahan September 1930 kelompok studi membentuk sebuah komisi untuk memikirkan

     perubahan-perubahan mengenai tujuan dan program kelompok, lalu perubahan nama untuk menuju peralihannya

    menjadi sebuah partai dari sebelumnya hanya kelompok studi terjadi pada tanggal 11 November 1930. Lalu menurut

    A.K. Pringgodigdo (lihat A.K. Pringgodigdo. Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia, (Jakarta : PT. Dian Rakyat,

    Foto Patung dr. Soetomo di depan RSUD dr. Soetomo Jalan

    Mayjend Prof Dr. Moestopo No 6-8 Surabaya*

    sumber  : http://rsudrsoetomo.jatimprov.go.id/

  • 8/16/2019 Persatuan Bangsa Indonesia

    10/17

    10

    Kelompok studi/studieclub ini sebuah perkumpulan pemimpin-pemimpin yang bekerja di

    Surabaya saja, maka pada tanggal 16 Oktober 1930 dilenyapkanlah pagarnya, yaitu

     pembatasan berhubungan dengan sekolah (terbatas bagi kaum terpelajar saja maksudnya),

    sehingga kelompok studi/studieclub itu jadi terbukalah bagi tiap-tiap orang dan harus

    didirikan pula di beberapa tempat lainnya. Jelaslah bahwa PBI ingin berdiri berdasarkan

    rakyat umum, sedang oleh karena PNI sudah dilumpuhkan pemerintah, maka kesempatan itu

     baik adanya dan menilik keadaannya, nama “studieclub” itu tidak sesuai lagi bagi organisasi

    itu.17

     

    Tujuan organisasi dirumuskan yaitu mencapai kebahagiaan yang sempurna bagi tanah

    air dan rakyat Indonesia atas dasar nasionalisme Indonesia.18

     Pada 4 Januari 1931 Anggaran

    Dasar-nya (AD) yang baru ialah PBI berusaha “menyempurnakan derajat” Bangsa dan Tanah

    Air, berdasarkan kebangsaan Indonesia. Tentang aksi rakyat umum untuk mencapai maksud

    itu tidaklah disebut dalam program PBI itu, melainkan PBI juga dalam hal ini jadi lanjutan

    Indonesische Studieclub/Kelompok Studi Indonesia itu.19

     

    Menurut John Ingleson, PBI lebih dari sekedar lanjutan Kelompok Studi Indonesia/

    Indonesische Studieclub dengan nama baru. PBI mengungkapkan keyakinan dari orang-orang

    yang mengelompokkan diri sekitar dr. Soetomo yaitu keyakinan bahwa orang-orang elite

    Indonesia yang berpendidikan Barat memiliki kewajiban moral untuk memperbaiki

    kesejahteraan rakyat, tidak hanya dalam bidang politik tapi juga dalam bidang ekonomi dan

    sosial. dr. Soetomo sudah lama menolak pembedaan untuk ketiga bidang itu (politik,

    ekonomi, dan sosial) karena ketiganya dipandang sama pentingnya bagi kemajuan Indonesia.

    Partai baru itu bertujuan untuk belajar dari sikap PNI yang mengutamakan agitasi politik, dan

    1984), hal 120) pada 4 Januari 1931 namanya diubah jadi Persatuan Bangsa Indonesia dengan anggaran dasar yang

     baru pula. Maka pada tanggal 16 Oktober 1930 tersebut hanya reorganisasi studieclub saja, kemudian perubahan

    nama menuju peralihannya menjadi sebuah partai pada 11 November 1930, lalu 4 Januari 1931 adalah perubahan

    AD-nya. Kemudian menurut Susanto Tirtoprodjo dalam Susanto Tirtoprodjo. Sejarah Pergerakan Nasional

     Indonesia, (Jakarta : PT. Pembangunan, 1980), hal 65; Studieclub itu dilebur menjadi Persatuan Bangsa Indonesia,disingkat PBI pada tanggal 16 Oktober 1930 sebagai penggabungan dari Indonesische Studieclub dan Sarikat

    Madura. Latar belakang reorganisasi ini adalah tekanan yang makin kuat dari pihak pemerintah Hindia Belanda

    terhadap organisasi-organisasi non-kooperatif dan kesadaran akan kebangsaan semakin kuat. Anggaran dasar

    organisasi diubah, sehingga anggota organisasi tidak lagi terbatas pada kaum terpelajar, tetapi juga kepada

    masyarakat umum. 17 A.K. Pringgodigdo. Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia, (Jakarta : PT. Dian Rakyat, 1984), hal 120  

    18 Marwati Djoened Poeponegoro dan Nugroho Notosusanto. Sejarah Nasional Indonesia jilid V , (Jakarta: Balai

    Pustaka, 2008), hal 341 19

     A.K. Pringgodigdo. Op Cit , hal 120 

  • 8/16/2019 Persatuan Bangsa Indonesia

    11/17

    11

     bermaksud untuk lebih hati-hati dalam front politik. Seperti halnya kelompok studi, politik

    PBI mencerminkan juga dominasi dr. Soetomo.20

     

    PBI bekerja dengan jalan mengadakan pidato-pidato dan kursus-kursus yang

    menyangkut dengan soal-soal yang untuk itu dipelajari lebih dulu oleh pemimpin-

     pemimpinnya; selanjutnya dengan jalan melakukan kerja yang berbukti nyata dan berfaedah

    dan sebagainya. Dengan cara demikianlah PBI mau menghidupkan tenaga rakyat dalam

    lapangan ekonomi dan mau menghapuskan segala rintangan, yang menghambat kesentosaan

    rakyat; akan memajukan kerajinan, perdagangan, perusahaan, pertanian, koperasi. Lain

    daripada itu, juga pengajaran, pendidikan, kesehatan, kebudayaan dan sebagainya semuanya

    dilakukan dengan sikap netral terhadap agama-agama.21

      Lembaga-lembaga penting yang

    didirikan oleh Kelompok Studi Indonesia kemudian diteruskan oleh PBI antara lain sebuah

    asrama perempuan, sebuah poliklinik untuk orang-orang Indonesia, dua buah asrama

    mahasiswa, beberapa bank desa, koperasi-koperasi kredit, dan koperasi-koperasi konsumsi. Di

     bidang pengajaran didirikan Perguruan Rakyat PBI. Di Surabaya dibangun Gedung Nasional

    Indonesia (GNI) dan tahun 1929 didirikan Bank Nasional Indonesia.22

     

    Kemudian berhubungan dengan persoalan kooperatif dan non kooperatif dari sikap

     politik PBI. Pada pokoknya partai itu bukanlah partai kooperatif atau non kooperatif, karena

    PBI lebih suka menyesuaikan politiknya dengan kebutuhan mendesak pada waktu itu. Di mata

    kaum non kooperatif tentu saja hal itu membuatnya nampak sebagai partai yang kooperatif.

    PBI memulai hidupnya sebagai sebuah partai Surabaya dan sekalipun PBI berusaha

    mengembangkan dirinya ke Jawa Tengah dan Jawa Barat, namun tetap saja PBI menjadi

    menjadi partai daerah Jawa Timur. Semboyannya  –   “ Bekerdja doeloe, nanti bitjara, dan

    djangan sebaliknja” –  dimaksudkan untuk menolak partai-partai seperti PNI dan PSI.23

     

    20 John Ingleson. Jalan ke Pengasingan : Pergerakan Nasionalis Indonesia Tahun 1927-1934, (Jakarta: LP3ES,

    1983), hal 140 21 A.K. Pringgodigdo. Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia, (Jakarta : PT. Dian Rakyat, 1984), hal 121  

    22 Marwati Djoened Poeponegoro dan Nugroho Notosusanto.  Op Cit , hal 341 

    23 John Ingleson. Op Cit , hal 140

  • 8/16/2019 Persatuan Bangsa Indonesia

    12/17

    12

    Persoalan kooperatif 24

     atau non kooperatif terhadap pemerintah tidak diambil pendirian

    yang berdasarkan azas; ini dipandangnya suatu hal taktik belaka; kepentingan rakyatlah yang

    harus saban kali dikemukakan untuk menentukan sikap yang harus diambil. Anggota-

    anggotanya merdeka menentukan sendiri sikapnya, tetapi mereka itu duduk dalam dewan-

    dewan bukanlah sebagai wakil PBI secara organisasi. Dalam tahun 1931 PBI sudah

    mempunyai 15 cabang, yang terbagi lagi atas beberapa ranting dan selanjutnya lagi atas

     beberapa rombongan; pengurus besarnya terdiri ketika itu ialah, diantaranya dr. Soetomo dan

    Mr. Subroto. Kemudian tahun 1932 banyaknya cabang amat bertambah; dalam bulan Mei

    1932 PBI sudah mempunyai 30 cabang dengan anggota 2.500 orang. Di kongres Januari 1932

    diambil keputusan akan memperhatikan perkoperasian, segala hal tentang serikat sekerja,

     pengajaran, dan di rapat tahunan Mei 1932 diambil keputusan membentuk perkumpulan kaum

    tani berdasarkan koperasi (Rukun Tani).

    Meskipun PBI memusatkan perjuangannya pada masalah-masalah sosial dan ekonomi,

    sebagai akibat dari depresi ekonomi dunia yang muali dirasakan oleh para petani kecil di Jawa

    Timur khususnya di daerah perkebunan tebu, kegiatan-kegiatan yang mengatas-namakan

    kepentingan petani kecil ini tak ayal lagi secara tidak langsung mempunyai akibat politik yang

    kuat. Sungguh, Rukun Tani PBI berkembang pesat selama tahun-tahun depresi ekonomi ini

    * Ket. Foto: Gedung Nasional Indonesia ini terdapat juga patung dr. Soetomo dan sekaligus tempat makam dr.

    Soetomo. Di dekat makam ada beberapa tulisan-tulisan yang merupakan kata-kata mutiara dr. Soetomo pada sebuah

    tugu dan juga terdapat tugu yang terdapat gambar dr. Soetomo dengan tulisan di bawahnya “Bapak Pergerakan

     Nasional Indonesia”. 

    Foto Gedung Nasional Indonesia yang

    pernah didirikan oleh dr. Soetomo*

    sumber  : dihimpun dari beberapa gambar di https://www.google.co.id/

  • 8/16/2019 Persatuan Bangsa Indonesia

    13/17

    13

    dengan terdaftarnya puluhan ribu petani kecil ke dalam organisasi yang bertujuan

    memperbaiki taraf hidup itu. Oleh karena itu, hanya karena organisasi ini meluas ke desa-desa

    maka aktivitas PBI diawasi secara ketat oleh pemerintah karena dianggap akan memiliki

     potensi mengganggu “ketenangan dan ketertiban”. Meskipun demikian, sementara ia berhasil

    sebagai organisasi ekonomi dan sosial, PBI tidak pernah mampu untuk secara serius

    menentang kepemimpinan politik kaum non-kooperatif sekuler di Jawa Tengah dan Jawa

    Barat, walaupun dr. Soetomo menghendakinya.25

     

    Dalam bulan Juli 1933 partai itu sudah mengadakan rapat tahunan Rukun Tani PBI

    yang pertama; ketika itu ternyata, bahwa ada 158 cabang Rukun Tani PBI (diantaranya 47

    cabang yang belum disahkan) beranggota kira-kira 2.000 orang. Pembicaraan mengenai hal

    keadaan desa (misalnya susunan, hak, dan kewajiban pemerintah desa). Pada 29 Maret-2

    April 1934 PBI mengadakan kongresnya yang ketiga di Malang; ketika itu ia mempunyai 38

    cabang. Bagian yang terpenting dalam pembicaraan itu ialah:

    a)  Pelayaran bangsa Indonesia antara pulau ke pulau; ini akan dapat dimajukan dengan jalan

    mengadakan koperasi; dan

     b)  hal melanjutkan pendidikan di luar negeri, terutama di Jepang. Diambil keputusan akan

    memajukan pengajaran sekuat-kuatnya dengan bukti yang nyata. Berhubungan dengan

    organisasi pergerakan sekerja, maka terhadap organisasi pergerakan sekerja, kongres

    mengambil keputusan akan melindungi pula kembali perkumpulan-perkumpulan sekerja

    yang bersedia bernaung dibawah panji-panji PBI dan kongres itu juga mengambil

    keputusan akan mendirikan kepanduan sendiri (Suria Wirawan).26

     

    Sementara itu dalam Kongres Budi Utomo (BU) pada tahun 1931 di Jakarta

    membicarakan tentang kemerdekaan dan karena besarnya pengaruh persatuan Indonesia di

    dalam BU, pada kongres tersebut dibicarakan rencana fusi (peleburan) BU dengan organisasi-

    organisasi lain yang berdasarkan kooperasi. Dalam kongres tahun 1932 di Solo usul fusi

    diterima. Organisasi fusi yang akan dibentuk terdiri dari organisasi-organisasi yang

    anggotanya hanya bangsa Indonesia. Organisasi baru yang direncanakan menganut politik

    25  Ibid , hal 141 

    26 A.K. Pringgodigdo. Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia, (Jakarta : PT. Dian Rakyat, 1984), hal 121-122  

  • 8/16/2019 Persatuan Bangsa Indonesia

    14/17

    14

     perjuangan kooperasi, akan tetapi terhadap sesuatu hal kadang-kadang diambil sikap non-

    kooperasi. Penyelesaian rencana tersebut untuk selanjutnya diserahkan kepada suatu komisi

    (Komisi Tiga) yang terdiri dari Wongsonegoro, Supomo, dan Abdul Rakhman. Pada bulan

    Juni 1933 dalam kongres di Solo BU memutuskan untuk mempercepat fusi dengan Persatuan

    Bangsa Indonesia. Di tahun-tahun 1934-1935 rencana fusi mengambil tempat yang penting

    dalam aktivitas kedua organisasi itu. PBI dalam rapat tahunan di Surabaya bulan April 1935

    memutuskan untuk berfusi dengan BU. Diputuskan bahwa rapat besar untuk melaksanakan

    fusi direncanakan pada bulan Desember 1935.27

     

    Dalam bulan Juli 1934 PBI merayakan usianya 10 tahun. Pada Kongres PBI 18-21 April

    1935 di Surabaya disetujui rancangan-rancangan yang sudah lama

    ada dalam pembicaraan tentang mengadakan fusi dengan Budi

    Utomo.28

      “Kematian” kaum non kooperatif telah ikut

    mempercepat perkembangan PBI dan Budi Utomo yang menjadi

     pokok pembicaraan sejak tahun 1930. Pada bulan Desember 1935

    kedua organisasi itu membentuk Partai Indonesia Raya (Parindra)

    yang terus melanjutkan politik kooperatif yang moderatnya.29

     

    (berfusi dengan bentuk Partai Indonesia Raya (Parindra)).

    Sesuai dengan rencana, pada tanggal 24-26 Desember 1935

    BU dan PBI menyelenggarakan kongres di Solo. Dalam acara

    tersebut kedua organisasi tersebut berfusi dan lahir organisasi baru

     bernama Partai Indonesia Raya (Parindra) dengan dr. Soetomo

    (yang juga merupakan pendiri Budi Utomo) yang terpilih sebagai Ketua Pengurus Besar.30

     

    Adapun tujuan dari Parindra sebagai dicantumkan di dalam Peraturan Dasarnya, ialah

    mencapai Indonesia mulia dan sempurna. Jadi tidak seperti PNI yang menyebutkan tujuannya

    Indonesia merdeka, tetapi Parindra menyebutnya Indonesia mulia sempurna, dengan dasar

    nasionalisme Indonesia.31  Tujuan Parindra adalah kemerdekaan pada akhirnya lewat kerja

    27 Marwati Djoened Poeponegoro dan Nugroho Notosusanto.  Op Cit , hal 340-341

    28 A.K. Pringgodigdo. Op Cit , hal 122 

    29 John Ingleson. Op Cit , hal 252 

    30 Marwati Djoened Poeponegoro dan Nugroho Notosusanto. Op Cit , hal 341 

    31 Susanto Tirtoprodjo. Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia, (Jakarta : PT. Pembangunan, 1980), hal 65

    sumber  : https://www.pahlawanindonesia.com

  • 8/16/2019 Persatuan Bangsa Indonesia

    15/17

    15

    sama dengan Belanda. Muhammad H. Thamrin32

      (1894-1941) dan tokoh-tokoh lain turut

     bergabung. Partai Parindra ini pada dasarnya merupakan organisasi kaum konservatif yang

     bersifat sekuler atau anti-Islam, dan beberapa pemimpinnya mulai memandang Jepang

    sebagai model.33

     

    Setelah Parindra terbentuk kemudian masuk didalamnya beberapa perkumpulan lain,

    ialah Sarikat Celebes, Sarikat Sumatra, Sarikat Ambon, Perkumpulan Kaum Betawi (tentunya

    di bawah pimpinan Muhammad H. Thamrin (1894-1941)) dan Tirtayasa. Semuanya

    meleburkan diri di dalam Parindra.34

     Tokoh-tokoh lain yang ikut bergabung dengan Parindra

    antara lain Woerjaningrat, Soekardjo Wirjopranoto,  Raden Mas Margono Djojohadikusumo, 

    R. Panji Soeroso dan Mr. Soesanto Tirtoprodjo.35

     

    32 Kelak beliau menjadi ketua yang kedua Parindra setelah dr. Soetomo, karena dr. Soetomo meniggal dunia.

    33 M.C. Ricklefs. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, (Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2008), hal 410  

    34 Susanto Tirtoprodjo. Op Cit , hal 65 

    35 https://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Indonesia_Raya diakses pada 2 Januari 2016/13.15 WIB

    Foto para anggota Parindra sekitar tahun 1930-an

    sumber  : https://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Indonesia_Raya

    https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Woeryaningrat&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Soekardjo_Wirjopranotohttps://id.wikipedia.org/wiki/Raden_Mas_Margono_Djojohadikusumohttps://id.wikipedia.org/wiki/Panji_Soerosohttps://id.wikipedia.org/wiki/Soesanto_Tirtoprodjohttps://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Indonesia_Rayahttps://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Indonesia_Rayahttps://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Indonesia_Rayahttps://id.wikipedia.org/wiki/Soesanto_Tirtoprodjohttps://id.wikipedia.org/wiki/Panji_Soerosohttps://id.wikipedia.org/wiki/Raden_Mas_Margono_Djojohadikusumohttps://id.wikipedia.org/wiki/Soekardjo_Wirjopranotohttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Woeryaningrat&action=edit&redlink=1

  • 8/16/2019 Persatuan Bangsa Indonesia

    16/17

    16

    THE TIMELINE OF PERSATUAN BANGSA INDONESIA (PBI)

    11 Juli1924

    1929Mei1930

    September

    1930

    16Oktober1930

    11November

    1930

    4Januari1931

    Januari1932

    Mei1932

    Juni1933

    Juli1933

    29Maret-2Apri

    l1934

    Juli1934

    18-21

    April

    1935

    24-26

    Desembe

    r1935

    25Desembe

    r1935

    Studieclub/Kelompok StudiIndonesia didirikan. 

    didirikan Bank Nasional

    Indonesia (bukan BNI46) 

     berdiri PSSI

    (Persatuan Sarekat

    Sekerja Indonesia) 

    Kelompok studi

    membentuk komisi

    untuk memikirkan

     perubahan-perubahan

    mengenai tujuan dan

     program kelompok

    Reorganisasi kelompokstudi menjadi Persatuan

    Bangsa Indonesia

    (PBI)/berdirinya PBI

    Perubahan nama

    menjadi PBI untuk

    menuju peralihannya

    menjadi sebuah partai 

    Perubahan Anggaran

    Dasar PBI (Anggaran

    Dasar baru PBI)

    Kongres PBI kedua

    Membentuk Rukun

    Tani PBI

    Kongres Budi

    Utomo di Solo

    yang memutuskan

    mempercepat fusi

    dengan PBI

    Kongres PBI di

    Surabaya; tentang

    menyetujui rancangan

    fusi dengan BU.

    Rapat tahunan RukunTani PBI yang pertama 

    Kongres PBI ketiga di

    Malang

    Resmi

     berdirinya

    Parindra

    (hasil fusi

    BU dan PBI

    Kongres fusi

    BU dan PBI di

    Solo

    PBI

    merayakan

    usianya ke-10 tahun 

    DO YOU KNOW

    ABOUT THAT?

  • 8/16/2019 Persatuan Bangsa Indonesia

    17/17

    17

    Sumber Bacaan :

    Ingleson, John. 1983. Jalan ke Pengasingan : Pergerakan Nasionalis Indonesia Tahun 1927-

    1934. Jakarta : LP3ES

     Noer, Deliar. 1980. Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900-1942. Jakarta : LP3ESPoesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto. 2008. Sejarah Nasional

     Indonesia jilid V . Jakarta : Balai Pustaka

    Pringgodigdo, A.K. 1984. Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia. Jakarta : P.T. Dian Rakyat

    Ricklefs, M.C. 2008. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta : PT. Serambi Ilmu

    Semesta

    Surjomihardjo, Abdurrachman. 1980. Budi Utomo Cabang Betawi. Jakarta : Pustaka Jaya 

    Tirtoprodjo, Susanto. 1980. Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia. Jakarta : PT.

    Pembangunan

    Vlekke, Bernard H.M. 2008.  Nusantara: Sejarah Indonesia. Jakarta : KPG (Kepustakaan

    Populer Gramedia-Freedom Institute)

    https://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Indonesia_Raya diakses pada 2 Januari 2016/13.15 WIB

    http://www.jakarta.go.id diakses pada 23 Maret 2016/10.32 WIB

    Sumber Foto dan Gambar :

    https://id.wikipedia.org/wiki/Soetomo

    http://wpapcommunity.com/site/index.php/gallery/wpap-challenge/ramadhan-dan-

    kemerdekaan/dr-soetomo-1584

    http://www.bi.go.id/id/tentang-bi/museum/koleksi/uang/Default.aspx

    https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas: Dr_Soetomo_1962_Indonesia_stamp.jpg

    http://rsudrsoetomo.jatimprov.go.id/

    https://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Indonesia_Raya

    https://www.pahlawanindonesia.com/muhammad-husni-thamrin/

    https://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Indonesia_Rayahttp://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/974/Indonesische-Studieclub-lSChttps://id.wikipedia.org/wiki/Soetomohttp://wpapcommunity.com/site/index.php/gallery/wpap-challenge/ramadhan-dan-kemerdekaan/dr-soetomo-1584http://wpapcommunity.com/site/index.php/gallery/wpap-challenge/ramadhan-dan-kemerdekaan/dr-soetomo-1584http://www.bi.go.id/id/tentang-bi/museum/koleksi/uang/Default.aspxhttps://id.wikipedia.org/wiki/Berkashttp://rsudrsoetomo.jatimprov.go.id/https://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Indonesia_Rayahttps://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Indonesia_Rayahttp://rsudrsoetomo.jatimprov.go.id/https://id.wikipedia.org/wiki/Berkashttp://www.bi.go.id/id/tentang-bi/museum/koleksi/uang/Default.aspxhttp://wpapcommunity.com/site/index.php/gallery/wpap-challenge/ramadhan-dan-kemerdekaan/dr-soetomo-1584http://wpapcommunity.com/site/index.php/gallery/wpap-challenge/ramadhan-dan-kemerdekaan/dr-soetomo-1584https://id.wikipedia.org/wiki/Soetomohttp://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/974/Indonesische-Studieclub-lSChttps://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Indonesia_Raya