67
PERSATUAN BOLING INDONESIA (PBI) PERATURAN-PERATURAN PERMAINAN / PERTANDINGAN /PERALATAN / LEAGUE / RANGKING ANGGOTA / PENGHARGAAN/ HUKUMAN TAHUN 2007 PENDAHULUAN Semua peraturan dan ketetapan ini dari Bab 1 s/d VIII berlaku untuk Kejuaraan Dunia dan Kejuaraan Zona yang diadakan oleh World Tenpin Bowling Association (WTBA) dan untuk pertandingan international yang disahkan oleh WTBA atau yang melibatkan anggota federasi masing-masing Semua pertandingan resmi harus diatur ukuran dan berat dari lintasan berikut peralatannya, mengikuti suatu peraturan khusus, ketetapan dan petunjuk WTBA. Semua lintasan yang dipakai untuk pertandingan yang diakui WTBA harus di sertifikasi oleh anggota federasi daerah tersebut. Masing-masing anggota federasi harus menunjuk satu atau beberapa orang yang mana bertugas untuk mengawasi bahwa semua pertandingan internasional di Negara tersebut yang mana telah diatur sesuai dengan semua peraturan dan ketetapan ini. MAKSUD DAN TUJUAN KETETAPAN PBI Maksud dibuatnya semua ketetapan ini adalah untuk meningkatkan prestasi bermain boling bagi anggota PBI, melalui PBI-Provinsi /Perkumpulan yang berkewajiban melaksanakan pembinaan melalui pertandingan atau liga dan mematuhi tata tertib dari semua peraturan dan ketetapan yang berlaku, dengan penjelasan sebagai berikut: I. PERATURAN UMUM PERMAINAN Merupakan sistim standar yang memberikan penilaian angka tertinggi (perfect game 300) atas dasar permainan 10 frame (kotak besar), yang selalu mengacu kepada peraturan umum permainan FIQ/WTBA edisi terakhir. II. PERATURAN PERALATAN

PERSATUAN BOLING INDONESIA new · 300) atas dasar permainan 10 frame (kotak besar), yang selalu mengacu kepada ... Setiap perkumpulan boling dibawah naungan PBI Provinsi dalam pertandingan

Embed Size (px)

Citation preview

PERSATUAN BOLING INDONESIA (PBI)

PERATURAN-PERATURAN PERMAINAN / PERTANDINGAN /PERALATAN / LEAGUE / RANGKING

ANGGOTA / PENGHARGAAN/ HUKUMAN

TAHUN 2007

PENDAHULUAN Semua peraturan dan ketetapan ini dari Bab 1 s/d VIII berlaku untuk Kejuaraan Dunia dan Kejuaraan Zona yang diadakan oleh World Tenpin Bowling Association (WTBA) dan untuk pertandingan international yang disahkan oleh WTBA atau yang melibatkan anggota federasi masing-masing Semua pertandingan resmi harus diatur ukuran dan berat dari lintasan berikut peralatannya, mengikuti suatu peraturan khusus, ketetapan dan petunjuk WTBA. Semua lintasan yang dipakai untuk pertandingan yang diakui WTBA harus di sertifikasi oleh anggota federasi daerah tersebut. Masing-masing anggota federasi harus menunjuk satu atau beberapa orang yang mana bertugas untuk mengawasi bahwa semua pertandingan internasional di Negara tersebut yang mana telah diatur sesuai dengan semua peraturan dan ketetapan ini.

MAKSUD DAN TUJUAN KETETAPAN PBI Maksud dibuatnya semua ketetapan ini adalah untuk meningkatkan prestasi bermain boling bagi anggota PBI, melalui PBI-Provinsi /Perkumpulan yang berkewajiban melaksanakan pembinaan melalui pertandingan atau liga dan mematuhi tata tertib dari semua peraturan dan ketetapan yang berlaku, dengan penjelasan sebagai berikut:

I. PERATURAN UMUM PERMAINAN Merupakan sistim standar yang memberikan penilaian angka tertinggi (perfect game 300) atas dasar permainan 10 frame (kotak besar), yang selalu mengacu kepada peraturan umum permainan FIQ/WTBA edisi terakhir. II. PERATURAN PERALATAN

Semua peralatan boling termasuk perlengkapan boling lainnya yang dimainkan diatas suatu lintasan, harus mengikuti peraturan peralatan FIQ/WTBA edisi terakhir. III. PERATURAN PERTANDINGAN Setiap perkumpulan boling dibawah naungan PBI Provinsi dalam pertandingan yang diselenggarakannya harus menyesuaikan peraturan pertandingan dan peraturan lainnya terhadap peraturan FIQ/WTBA edisi terakhir, selain itu peboling anggota PBI tidak boleh: - Menyatakan dirinya sebagai peboling professional - Bergabung dan/atau menjadi salah satu anggota perkumpulan boling professional. IV. KETETAPAN LIGA (LEAGUE) Setiap perkumpulan boling dibawah naungan PBI Provinsi berkewajiban mengawasi ketetapan liga yang telah disahkan, agar setiap anggota memhami dan mematuhi ketetapan liga yang diikutinya, dengan mematuhi ketetapan tersebut diharapkan anggota perkumpulan dan/atau PBI Provinsi pada saatnya nanti mampu mematuhi dan/atau menyelenggarakan pertandingan yang berskala nasional, bahkan internasional. V. KETETAPAN RANKING ANGGOTA - Semua PBI Provinsi diwajibkan menyusun daftar ranking dari seluruh anggotanya - Daftar ranking disusun menurut prestasi angka rata-rata (average) - Daftar ranking diterbitkan setiap kwartal - Semua PBI Provinsi mengirimkan daftar ranking Provinsinya kepada PBI Pusat. VI. KETETAPAN PENGHARGAAN - PBI Pusat/Provinsi akan memberikan penghargaan kepada pemegang rekor 1

game/ 1 seri (3 game) tertinggi - PBI Provinsi diharuskan mempunyai rekor angka tertinggi diambil dari

anggotanya untuk rekor 1 game dan 1 seri. VII. KETETAPAN HUKUMAN Setiap anggota PBI wajib menjaga nama baik dirinya dan nama baik PBI dengan tidak melanggar peraturan FIQ/WTBA dan ketetapan PBI, anggota PBI menyadari bahwa ada Ketetapan hukuman yang mengatur hal tentang pemecatan keanggotaan PBI, sebagaimana yang diatur dalam disiplin Keanggotaan ART Bab V pasal 21 dan Ketetapan Hukuman Bab XVI VIII. PENYERAGAMAN Dengan diseragamkannya peraturan dan ketetapan ini dan berlaku kepada seluruh anggota yang bernaung dibawah PBI, baik di tingkat perkumpulan, daerah, maupun di tingkat pusat, maka peboling akan menikmati rasa nyaman dan terlindungi keanggotaannya di PBI.

BAB I PERATURAN UMUM PERMAINAN

Pasal 101

DEFINISI GAME Permainan sepuluh pin terdiri dari sepuluh kotak besar (frame). Peboling melakuakn proses langkah ayun bola dua kali di setiap frame dari sembilan frame pertama, kecuali jika merobohkan sepuluh pin pada lemparan pertama (strike). Pada frame ke sepuluh, peboling melakukan proses langkah-ayun bola sebanyak tiga kali bila strike atau spare. Setiap frame harus diselesaikan oleh peboling sesuai urutannya.

Pasal 102 CARA MENULIS ANGKA (SCORE)

Kecuali strike, setiap pin yang roboh pada proses langkah-ayun bola pertama dicantumkan pada kotak kecil sebelah kiri atas dari kotak besar, dan sisa pin yang dirobohkan pada langkah-ayun bola kedua dicantumkan pada kotak kecil sebelah kanan atas, bila tidak ada satupun pin yang dirobohkan pada langkah-ayun bola kedua pada frame itu, maka scoresheet diberi tanda (-), penghitungan angka pada kedua langkah-ayun di frame tersebut dapat langsung dicatat.

Pasal 103 STRIKE

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

X X X 7 2 -8 F 9 X 7 9 X X 830 57 76 85 95 104 124 143 152 180

Satu strike dicatat ketika seluruh susunan pin dapat dirobohkan pada langkah-ayun bola di setiap frame, Diberi tanda dengan (X) pada kotak kecil kecil di sudut kiri atas dari frame dimana terjadi strike adalh 10. Ditambah jumlah pin yang dirobohkan dari dua langkah-ayun bola berikutnya.

Pasal 104 DOUBLE

Dua strike berturut-turut disebut double. Perhitungan untuk frame pertama dimana terjadi strike adalah 20 ditambah jumlah pin yang dirobohkan dua langkah-ayun berikunya.

Pasal 105 TRIPLE

Tiga strike berturut-turut disebut triple. Perhitungan untuk frame pertama dimana terjadi strike adalah 30. Bermain untuk nilai maksimum 300, peboling harus berhasil 12 strike berturut-turut.

Pasal 106 SPARE

Sebuah spare dicatat ketika sisa pin dari langkah-ayun pertama dapat dirobohkan pada langkah-ayun kedua frame tersebut. Nilai spare diberi tanda (/) dikotak kecil di sudut kanan atas frame. Perhitungan untuk spare adalh 10, ditambah jumlah pin yang dirobohkan pada langkah-ayun berikutnya.

Pasal 107 OPEN FRAME

Peboling dinyatakan gagal merobohkan semua pin setelah dua kali langkah-ayun bola di frame tersebut, open frame tidak termasuk kategori split. Diberi tanda (-)(-) pada kedua kotak kecil di sudut atas kiri dan kanan.

Pasal 108 SPLIT

Split adalah sisa susunan pin yang tetap berdiri setelah langkah-ayun bola pertama, menghasilkan pin utama (No.1) roboh dan: 1. Paling tidak satu pin diantara dua pin atau lebih yang masih berdiri, Contoh : 7 –

9 atau 3 – 10 2. Paling tidak satu pin roboh langsung didepan dari dua pin atau lebih yang masih

berdiri, contoh : 5 – 6 CATATAN : Split biasanya ditandai dengan (0).

Pasal 109 MODEL BERMAIN

Sebuah permainan diwajibkan berlangsung pada dua lintasan (sepasang). Peboling yang bertanding dalam team, trio double, dan perseorangan, harus bermain dengan lawan mainnya dalam aturan satu frame satu lintasan, dan masing-masing bergantian menyelesaikan setiap frame, sehingga akibat perpindahan lintasan tersebut setiap peboling bermain hanya 5 frame per lane.

Pasal 110 ROBOHNYA PIN YANG SAH

Langkah-ayun bola yang sah terjadi ketika bola dilepas oleh peboling melewati garis lintang menuju daerah pemain. Setiap langkah-ayun itu dihitung kecuali terjadi penyataan pelanggaran (dead ball ). Langkah-ayun harus terjadi semata -mata dari hasil peboling. Tidak boleh ada alat otomatis yang membantu melekat di bola selama langkah-ayun. CATATAN: Peboling boleh boleh menggunakan peralatan khusus untuk membantu genggaman jika itu ditaruh di tangan atau pada bagian anggota tubuh yang hilang karena amputasi atau oleh sebab lain. Pin – pin yang dihasilkan oleh peboling dari langkah-ayun yang sah adalah: 1. Setiap pin yang roboh oleh bola atau oleh sentuhan pin yang lain. 2. Setiap pin yang roboh oleh sentuhan pin lain akibat pantulan dari dinding samping

atau tabir belakang. 3. Setiap pin yang roboh akibat pantulan dari batang penyapu belum bekerja

menyapu semua pin yang roboh (dead wood). 4. Setiap pin yang cara berdirinya bersandar di dinding samping atau tabir belakang,

dianggap sebagai pin yang roboh Semua pin yang roboh ini (dead wood) dan harus disingkirkan sebelum langkah-ayun berikutnya.

Pasal 111 ROBOHNYA PIN YANG TIDAK SAH

Berlaku untuk langkah-ayun yang dihitung tetapi hasil pin yang roboh tidak dihitung, hal ini disebabkan: 1. Bola meninggalkan lintasan sebelum menyentuh pin. 2. Bolanya memantul dari tabir belakang (rear cushion). 3. Pin memantul setelah bersentuhan dengan badan, tangan atau kaki dari petugas

peletak pin. 4. Terdapat pin roboh akibat pekerjaan mesin peletak pin. 5. Adanya pin roboh pada saat pembersihan pin oleh batang penyapu.

6. Adanya pin roboh akibat sentuhan petugas peletak pin. 7. Peboling dinyatakan melakukan pelanggaran (foul). 8. Langkah-ayun bola dilakukan ketika pin roboh (dead wood) masih berada di

lintasan atau di got, dan bola tersebut bersentuhan dengan dead wood tersebut sebelum meninggalkan lintasan.

Jika robohnya pin tidak sah terjadi, dan peboling berhak melakukan langkah-ayun tambahan pada frame tersebut, maka pin-pin yang roboh tersebut harus didirikan kembali sesuai posisi pin sebelum roboh.

Pasal 112 LETAK PIN TAK TEPAT

Sebelum melakukan langkah-ayun bola pertama (pin foul setup)atau langkah-ayun kedua (melakukan spare), adalah kewajiban peboling untuk memeriksa posisi peletakan pin, apakah ketika itu terdapat pin salah posisi. Peboling boleh memaksa untuk melakukan posisi ulang (respoted) bila diketahuinya ada pin salah posisi. Setelah itu, bila bukan karena alasan pin kurang dari 10, semua posisi pin dianggap sudah disetujui oleh peboling dan semua pin hasil langkah-ayun tersebut harus dihitung. Bila pada posisi ulang ternyata mesin peletak pin melakukan perihal salah posisi yang sama maka peboling tridak boleh merubah posisi pin secara manual (dengan tangan petugas).

Pasal 113 PANTULAN PIN

Pin yang memantul kemudian berdiri kembali diatas lane, diperhitungkan sebagai pin yang berdiri.

Pasal 114 DIAKUINYA PIN

Tidak ada pin yang diakui, kecuali yang diperhitungkan sebagai pin roboh (dead wood) dari hasil robohnya pin yang sah.

Pasal 115 PENGGANTIAN PIN

Jika terdapat pin rusakselama pertandingan berlangsung,pin tersebut harus segera diganti dengan pinlain yangberat dan kondisiyna sedapat mungkin sama dengan tang sedang dipergunakan. Petugas pertandingan yang menentukan apakah pin tersebut harus diganti.

Pasal 116 BOLA BATAL

Bola dinyatakan batal bila hal-hal berikut terjadi; 1. Setelah langkah-ayun bola pertama (dan sebelum langkah-ayun bola kedua di

lintasan tersebut), ternyata segera disadari, bahwa terdapat satu pin atau lebih yang hilang dari pasangan 10 pin.

2. Posisi pin berdiri tergeser petugas peletak pin sebelum bola mengenai pin.

3. Batang penyapu peletak pin membersihkan pin, sebelum semua pin berhenti bergerak.

4. Peboling bermain pada lintasan yang salah atau bukan gilirannya. Atau 1 (satu) peboling dari masing-masing team bermain pada lintasan yang salah

5. Peboling yang secara fisik terganggu oleh peboling lainnya atau penonton atau benda bergerak atau mesin peletakan pin ketikah langkah-ayun bola sedang dilakukan dan belum selesai. Pada situasi seperti ini, peboling mendapat hak untuk memilih apakah menerimah hasil atau menganggap hal ini sebagai bola batal dan meminta diulang

6. Adanya pin yang roboh ketika peboling sedang melakukan langkah-ayun bola sebelum bola mencapai pin.

7. Bola yang dilemparkan tersebut bersentuhan dengan benda lain. Ketikah bola batal terjadi, langkah-ayun bola tersebut tidak dihitung. Pin yang masih berdiri ketika bola batal terjadi harus dipasang kembali (re-spotted) dan peboling diperbolehkan mengulang langkah-ayun tersebut.

Pasal 117 BERMAIN PADA LINTASAN YANG SALAH

Termasuk yang tercatat pada pasal 116 dimana bola dinyatakan batal, maka satu peboling atau lebih diwajibkan bernmain ulang pada lintasan yang benar jika; 1. jika 1 (satu) peboling bermain padalintasan yang salah. 2. 1 (satu) peboling dari tiap team bermain salah giliran di sepasang lintasan

tersebut. Jika lebih dari 1 (satu) peboling dari tiap team bermain salah giliran, maka dalam 1 (satu) game tersebut diselesaikan tanpa ada sesuai. Setelah itu pada game berikitnya, kembali pada urutan yang sebenarnya.

Pasal 118

DEFINISI PELANGGARAN Pelanggaran terjadi bila peboling atau peralatannya melanggar batas atau menyentuh bagian lintasan setelah garis tilang (foul line) ketikah atau sesudah langkah-ayun. Bola sedang berjalan, pemain lain sudah berada di daerah ancang-ancang (approach) untuk menyelesaikan langkah-ayunnya.

Pasal 119 PELANGGARAN DENGAN SENGAJA

Pelanggaran yang dengan sengaja dil oleh peboling untuk memanfaatkan pernyataan pelanggaran, sehingga dapat dipakai untuk keuntungan kelompik lain. Dalam hal ini peboling tidak mendapat angka dan tidak diperkenankan bermain pada frame tersebut.

Pasal 120 PELANGGARAN DIHITUNG SETELAH LANGKAH-AYUN

Pelanggaran dicatat dan langkah-ayun dihitung, tetapi peboling tidak mendapat angka dari pin yang dirobohkan pada langkah-ayun tersebut. Dalam hal peboling berhak atas langkah-ayun tambahan di frame tersebut, maka pin yang dirobohkan pada saat pelanggaran terjadi harus dipasang kembali.

Pasal 121 PELANGGARAN YANG JELAS KELIHATAN

Pelanggaran dianggap dilakukan dan dicatat jika alat otomatis pencatat pelanggaran atau wasit pencatat pelanggaran gagal melakukan tugasnya yang mana jelas terlihat oleh : 1. Ketua kapten atau dari masing-masing lawan tanding pada sepasang lintasan. 2. Petugas pencatat angka 3. Panitia pertandingan

Pasal 122 NAIK BANDING ATAS PELANGGARAN

Naik banding tidak diperbolehkan pada setiap pelanggaran kecuali : 1. Bahwa alat pencatat otomatis salah fungsi atau rusak, dan dibuktikan dalam uji

coba alat itu tetap mencatat adanya pelanggaran walaupun tidak melanggar. 2. Ada dukungan dari Saksi yang jumlahnya lebih banyak yang menyatakan

peboling tersebut tidak melanggar. Pasal 123

BOLA SEMENTARA Bola/frame sementara harus dijalankan terhadap protes yang melibatkan pelanggaran, robohnya pin yang sah, atau bola batal dimana sering terjadi wasit pertandingan tidak dapat mengambil keputusan dengan cepat. 1. Bila perselisihan terjadi pada langkah-ayun bola pertama di frame manapun, atau

pada langkah-ayun bola kedua frame ke 10, dimana terjadi strike pada langkah-ayun pertama:

a. Jika perselisihan berupa apakah peboling melanggar atau tidak, maka peboling diwajibkan menyelesaikan frame tersebut dan kemudian melaksanakan bola sementara pada susunan pin penuh.

b. Jika perselisihan diduga keras melibatkan robohnya pin yang tidak sah, maka peboling diwajibkan menyelesaikan frame tersebut dan kemudian melaksanakan bola sementara pada susunan pin yang ketika perselisihan itu pin tidak jatuh atau masih berdiri.

2. Apabila Bila perselisihan terjadi pada saat mencoba spare, atau pada langkah-ayun ketiga di frame ke 10, maka tidak perlu ada bola sementara dijalankan kecuali perselisihan tersebut menyangkut pernyataan dead ball. Pada kasus seperti itu bola sementara dijlankan pada susunan pin yang sama saat terjadi perselisihan.

Pasal 124 MERUBAH PERMUKAAN BOLA BOLING

Dilarang merubah kondisi permukaan bola boling di saat pertandingan yang yang mendapat pengesahan bola (sanctioned). Pertandingan yang dimaksud adalah semua permainan dalam sebuah babak, demikian pula saat untuk uji lintasan (practice) sebelum pertandingan hal itu dianggap sebuah babak. Tambahan pula untuk memenuhi peraturan bab II pasal 11 atau bab III pasal 21 tentang pelanggaran, boola boling tersebut akan dikeluarkan dari babak permainan tersebut.

Pasal 125 LARANGAN MERUBAH DAERAH ANCANG-ANCANG

Peboling dilarang membubuhi benda asing/cairan, yang dapat merubah/merusak/ mengotori daerah ancang-ancang, sehingga menyebabkan peboling lain terganggu dalam memanfaatkan kondisi normal suatu ancang-ancang. Larangan ini berlaku untuk zat semacam bedak/pumice/resin di tapak sepatu dengan maksud tertentu; dan

juga memakai karet sepatu yang lunak yang dapat menghapus atau mengubah keadaan yang normal dari ancang-ancang. Bedak dilarang masuk kedal;am area peboling.

Pasal 126 KESALAHAN MENGHITUNG ANGKA

Angka hilang atau kesalahan menghitung angka harus diperbaiki oleh petugas pertandingan segera begitu disadari terjadinya kesallahan tersebut. Kesalahan yang diragukan harus segera diputuskan oleh petugas yang berwenang. Batas waktu untuk memasukkan protes terhadap kesalahan menghitung angka adalah 1 (satu) jam dari dari berakhirnya pertandingan (event/block of game) di hari pertandingan tersebut berlangsung, sebelum berlangsungnya upacara penyerahan hadiah ataun sebelum putaran berikutnya (untuk babak penyisihan) yang mana yang lebih dahulu. Masing-masing protes harus menurut aturan, harus jelas, sendiri-sendiri, dan tidak boleh ditafsirkan atas dasar cara penyelesaian sebelum pertandingan ini. Informasi Tambahan :

• Sebuah Kejuaraan boleh mempuhnyai peraturan yang menbatasi jumlah reset pin (reracks) bagi peboling pada sebuah pertandingan. Managemen kejuaraan harus membuat ketetapan untuk pelaksaan dan hukuman, jika ada, untuk setiap pelanggaran.

• Sebuah kejuaraan boleh mempunyai peraturan yang menangani peboling yang terlambat.

• Sebuah kejuaraan boleh mempunyai peraturan untuk menghadapi taktik curang peboling. Manjemen kejuaraan harus membuat ketetapan untuk pelaksanaan dan hukuman, jika ada, untuk setiap pelanggaran.

BAB II

PENGESAHAN PERATURAN PERTANDINGAN (SANCTIONED) Pasal 201

KEWAJIBAN PENGESAHAN Setiap pelaksana kejuaraan internasional wajib mengajukan pengesahan. Jika lebih dari 5 federasi atau perseorangan dari luar federasi Tuan Rumah yang diundang, maka pengesahan Zona wajib diberlakuakan selain federasi Tuan Rumah menentukan besarnya biaya pengesahan yang akan dikutip. Demikian juga jika lebih dari 5 federasi atau perseorangan dari luar federasi Zona yang diundang, maka pengesahan WTBA wajib diberlakukan selain pengesahan Zona dan Pengesahan federasi Tuan Rumah. Setiap pelaksana kejuaraan yang ditemukan bersalah melanggar ketentuan dari peraturan ini akan diminta pertanggungan jawaban mengapa menyangkal dari pengesahan daerah pada kejuaraan berikutnya.

Peboling yang mengikuti kejuaraan yang tidak mendapat pengesahan sebagaimana mestinya, akan ditolak haknya bertanding di kejuaraan yang mendapat pengesahan dari semua daerah. Anggota federasi harus berusaha keras untuk memperkenalkan keberadaan daerah tersebut kepada seluruh panitia kejuaraan yang diselenggarakan oleh bukan anggota dan memperkenalkan bahwa ada peraturan internasional dari WTBA.

Pasal 202 PERSETUJUAN PENGESAHAN

Untuk mendapat persetujuan, pelaksana kejuaraan harus menjamin bahwa semua peraturan umum pertandingan, semua peraturan pertandingan yang disahkan, dan semua peraturan peralatan menurut WTBA diberlakukan pada pertandingan tersebut, dan memberikan laporan hasil kejuaraan untuk dicatat atau dibuat arsipnya. Pengesahan ini tidak berarti mengakui setiap kejuaraan dari maksud langsung maupun tidak bahwa title pemenang dicalonkan sebagai juara dunia boling amatir. Anggota federasi tidak boleh mengirim wakilnya dan harus melarang anggotanya untuk mengambil bagian pada kejuaraan yang memakai title tersebut.

Pasal 203 TATA CARA PENGESAHAN

Anggota federasi dimana diadakannya kejuaraan tersebut akan mengatur dan bertanggung jawab terhadap semua proses pengajuan permohonan pengesahan dan menetapkan semua peraturan WTBA. Pengajuan permohonan pengesahan harus menyatakan apakah kejuaraan ini terbatas untuk anggota FIQ satu daerah saja, atau terbuka bagi seluruh FIQ dunia, atau juga terbuka bagi anggota peboling dari bukan anggota FIQ yang diundang.

Pasal 204 KEABSAHAN

Kejuaraan dari WTBA dan yang disahkan terbuka oleh federasi nasionalnya yang mana federasi nasional tersebut adalh anggota yang sah dari FIQ, WTBA dan FIQ Zone:

1. Peboling yang mengikuti kejuaraan yang mendapat pengesahan, tidak dalam menjalani hukuman/skors dari federasi.

2. Peboling dari negara yang bukan anggota dari FIQ masih diperbolehkan mengikuti kejuaraan tidak lebih dari 2 (dua) kali dalam 24 bulan sejak tanggal pertama kali ikut serta, setelah itu federasi penyelenggara harus memberikan tanda keanggotaan FIQ kepadanya untuk keabsahan pertandingan. Hanya pimpinan (presidium) WTBA yang berhak memberikan kesempatan berikutnya kepada bukan anggota dari FIQ.

3. Anggota federasi dengan persetujuan presidium FIQ zone, dapat mengirim peboling mengikuti kejuaraan yang bukan anggota FIQ dengan maksud memperkenalkan olahraga sepuluh pin, tetapi terhadap negara yang meniadakan semangat IOC, keikut sertaannya dilarang.

Pasal 205 KEWAJIBAN PELAKSANA KEJUARAAN

Pelaksana dari kejuaraan internasional yang disahkan oleh WTBA Zone harus:

1. Memeriksa bahwa setiap peboling dari masing-masing anggota FIQ yang mengikuti kejuaraan ini sudah disahkan oleh masing-masing federasi.

2. Membuat arsip laporan hasil kejuaraan yang menunjukkan semua peserta federasi yang ikut kejuaraan tersebut, termasuk yang bukan anggota federasi (bila ada).

3. Kearsipan tersebut setiap saat dapat diminta oleh masing-masing federasi atau WTBA.

Pasal 206 PETUGAS PENCATAT ANGKA(SCORE)

Setiap kejuaraan memerlukan petugas pencatat hasil pertandingan. Jika petugas pencatat tidak ada sedangkan peboling yang masih bermain tidak mau diadakan penjadwalan ulang pertandingan, maka peboling yang bertanding diperbolehkan mencatat scorenya masing-masing dibawah arahan pelaksana kejuaraan. Pada suatu permainan yang berakhir dimana perhitungan pin tidak berlanjut, pelaksana kejuaraan mengijinkan masing-masing mencatat scorenya dan score lawannya. Mesin pencatat otomatis yang disahkan oleh WTBA dapat dipakai untuk menggantikan petugas pencatat score yang mana alat tersebut dapat memberikan hasil cetakan untuk diperiksa. Masing-masing kejuaraan harus menyimpan lembaran tertulis atas angka pada masing-masing frame untuk keperluan pemeriksaan. Peboling perseorangan, Pelatih, Kapten team dapat menerima hasil copy dari pertandingan dan dapat diminta menanda tangani sebagai pengakuan terhadap hasil tersebut. Setelah sebuah score dicatat, hasil tersebut tidak dapat dirubah kecuali ada kesalahan pada perhitungan. Kesalahan tersebut harus diperbaiki oleh petugas pencatat segera setelah ditemukan.Kesalahan yang terjadi harus segera diputuskan oleh pelaksana kejuaraan. Pelaksana kejuaraan dapat menentukan peraturan batas waktu perbikan kesalahan. Frame dalam sebuah game, yang mana terjadi kehilangan score yang tak dapat diperoleh kembali, maka game tersebut diulang kembali dengan persetujuan pelaksana kejuaraan, kecuali tata cara itu dilarang menurut peraturan yang berlaku.

Pasal 207 PENEMUAN PELANGGARAN

Pelaksana kejuaraan diperkenankan menggunakan alat penemu pelanggaran otomatis yang telah disahkan oleh FIQ/WTBA. Jika alat tersebut tidak tersedia, maka wasit pengawas pelanggaran harus ditempatkan pada posisi yang tidak terhalang dalam menjalankan tugasnya.

Pasal 208 PERMAINAN TERGANGGU

Pelaksana kejuaraan berhak atas pemindahan permainan dikarenakan rusaknya peralatan suatu lane sehingga dianggap dapat menunda atau menghambat kelancaran pertandingan tersebut.

Pasal 209 MEMPERLAMBAT PERMAINAN

Kejuaraan yang mendapat pengesahan harus memasukkan peraturan tentang hak dan kewajiban bagi peboling ketika ia melangkah ke daerah ancang-ancang untuk melangkah ayunkan bola. Hal itu juga termasuk pernyataan sanksi bila ketentuan tersebut tidak dipatuhi, (tata cara peraturan diatur dalam pasal 19 kejuaraan dunia amatir).

Pasal 210 PEMECAHAN ANGKA SAMA

Satu game putus sambung (roll-off) dimainkan bila terjadi angka sama untuk satu tempat bagi pemenang, kecuali peraturan kejuaraan dengan jelas menyatakan cara lain (dimainkan frame ke 9 dan ke 10 putus sambung untuk menetapkan pemenang).

Pasal 211 SANKSI TERHADAP PELANGGARAN PERATURAN

Bila peraturan suatu kejuaraan tidak mengatur sanksi, maka sanksi ditentukan sebagai berikut:

1. Peboling lalai mematuhi peraturan pertandingan akan diperingati oleh pelaksana kejuaraan dengan kartu kuning untuk pelanggaran pertama (tidak ada sanksi).

2. Peboling melakukan pelanggaran kedua pada kejuaraan yang sama, maka peboling dikeluarkan dari kejuaraan tersebut, dan tidak diperkenankan bermain selama 90 hari di semua kejuaraan resmi yang disahkan oleh WTBA/Zone.

3. Bila peboling menerima kartu kuning sebanyak 3 kali dalam waktu 12 bulan, maka peboling tidak diperkenankan bermain selam 90 hari di semua kejuaraan resmi yang disahkan oleh WTBA/Zone.

4. Semua pelanggaran ini harus segera dilaporkan oleh sekretaris kejuaraan kepada sekretaris jendral WTBA, yang akan diteruskan olehnya kepada seluruh Anggota federasi.

Pasal 212 PROTES

Protes yang melibatkan keabsahan hasil suatu permainan harus dinyatakan secara tertulis kepada pelaksana kejuaraan yang bertanggung jawab paling lambat 24 jam sejak pelanggaran terjadi atau sebelum hadiah diserahkan, yang mana yang lebih dahulu. Protes yang melibatkan pelanggaran garis tilang atau keabsahan pin jatuh, perwakilan dari pelaksana kejuaraan harus hadir menyaksikan bukti yang diambil sehubungan dengan protes tersebut. Bila tidak ada protes tertulis yang masuk sebelum batas waktu berakhir, maka permainan dianggap sah. Masing – masing peraturan dari semua peraturan ini bersifat istimewa dan berdiri sendiri dan tidak ditafsirkan terhadap pelanggaran yang sama sebelumnya.

Pasal 213 TATA CARA BANDING

Setiap banding dari suatu keputusan pelaksana kejuaraan, dalam waktu 30 hari harus diteruskan kepada federasi setempat dimana kejuaraan tersebut dilaksanakan. Federasi setempat dalam waktu 30 hari harus memeriksa dan memutuskan banding tersebut. Salinan dari surat keputusan harus dikirim ke si pembanding, ke presidium WTBA.

Banding terhadap keputusan federasi harus diteruskan kepada Komite Eksekutif Zona (executive committee of the zone) dan diputuskan dalam waktu 30 hari. Salinan dari surat keputusan harus dikirim ke si Pembanding, dan ke Presidium WTBA. Banding terhadap keputusan Komite Eksekutif Zona harus diteruskan kepada Presidium WTBA dan diputuskan dalam waktu 30 hari, dan keputusan ini adalah final. Si Pembanding dan Presiden Zona kana menerima pemberitahuan dalam waktu 30 hari.

BAB III PERATURAN UTAMA KEJUARAAN DUNIA AMATIR

Peraturan utama ini berlaku bagi kejuaraan WTBA, akan tetapi Zona dapat mengikuti peraturan yang sama dalam menyelenggarakan kejuaraan di daerahnya masing-masing.Selain peraturan utama ini peraturan tambahan masing-masing berlaku pada Kejuaraan-kejuaraan ini. Federasi tuan rumah dalam menjalankan kejuaraan dibawah pengarahan dari WTBA dan menurut dan ketetapan yang sudah dikeluarkan.

Pasal 301 NAMA RESMI KEJUARAAN WTBA

Nama tersebut dibawah ini adalah nama resmi kejuaraan WTBA: - WTBA World Tenpin Bowling Championship - WTBA World Youth Tenpin Bowling Championship - WTBA World Tenpin Team Cup Nama tersebut dibawah ini adalah nama resmi kejuaraan masing-masing Zona: - WTBA American Tenpin Bowling Championship - WTBA Asian Tenpin Bowling Championship - WTBA European Tenpin Bowling Championship Nama resmi ini akan selalu digunakan pada kejuaraan yang dimaksud.

Pasal 302 PEMBERLAKUAN TUAN RUMAH KEJUARAAN RESMI

1. Lamaran menjadi tuan rumah resmi akan bertindak atas nama kongres WTBA. Untuk itu lamaran harus sudah diterima oleh sekretaris jenderal WTBA paling lambat 7 bulan sebelum kongres dimulai. Federasi pelamar dianjurkan untuk memberikan pemberitahuan lisah bahwasanya akan melakukan penawaran kepada kongres sebelum keputusan ditetapkan. Pemilihan tuan rumah dari ‘FIQ World Youth Tenpin Bowling Championships dan World Tenpin Team Cup’ untuk 3 (tiga) tahun berikutnya ditetapkan pada kongres yang diselenggarakan di saat kejuaraan tersebut berlangsung. Hanya anggota federasi yang dapat memasukkan lamaran. Bila ada organisasi lain yang melakukan penawaran harus dibuat perjanjian tertulis antara WTBA dengan Federasi setempat yang menunjuk organisasi tersebut. Pada kejuaraan resmi ini tidak boleh ada kejuaraan lain didlam gedung tersebut yang diselenggarakan secara bersamaan atau diantara jadwal tersebut.

2. Lamaran sekurang-kurangnya harus memberikan informasi sebagai berikut: a. Penunjukkan lokasi (kota, Negara, kedaerahan) b. Penunjukkan waktu (paling tidak nama bulan dan tahun) c. Adanya suatu lintasan boling dengan minimum jumlah lane (32, 18, 16 untuk

Dewasa, Team, remaja); kapasitas penonto; fasilitas umum dan ruang rapat; Jaminan terselenggaranya tempat untuk kejuaraan tersebut dari lintasan; Jaminan bahwa kejuaraan berlangsung sesuai dengan spesifikasi WTBA. Demikian juga dengan jaminan bahwa pertandingan diselenggarakan di 1 (satu) lintasan boling.

d. Adanya hotel; penjelasan umum tentang layanan terhadap tamu hotel dan ruang rapat hotel; harga kamar hoyel; jarak ke lintasan boling dalam waktu mengemudi kendaraan dan jarak kilometer.

3. Lamaran sekurang-kurang harus memasukkan jaminan keuangan kepada anggota

delegasi resmi berupa: a. Mendapat jemputan PP dari airport. b. Adanya alat transportasi dari hotel ke lintasan boling yang disediakan

pelaksana kejuaraan yang sebelumnya diatur menurut jadwal. c. Bebas biaya game pada saat coba lintasan dan selama pertandingan. d. Adanya upacara pembukaan, Pesta selamat datang dan pesta perpisahan.

4. Tuan rumah federasi dapat menentukan jumlah delegasi resmi yang disetujui oleh President WTBA. Akan tetapi, untuk tujuan undangan delegasi resmi paling sedikitnya mengikut sertakan:

a. Enam pria dan/atau enam wanita; untuk World Youth TBC: empat pria dan/atau emppat wanita.

b. Satu pelatih untuk peserta pria dan satu pelatih untuk peserta wanita. c. Satu petugas administrasi untuk peserta tim pria dan satu petugas

administrasi untuk peserta tim wanita. d. Adanya rapat yang diagendakan untuk Delegasi FIQ, WTBA, WNBA

yang dipilih dan diakui keahliannya untuk membahas kejuaraan ini. 5. Lamaran sekurang-kurangnya memasukkan jaminan tertulis terhadap biaya

dibawah ini: a. Akomodasi pada hotel yang besar untuk President dan Sekretaris Jenderal

dari FIQ dan WTBA b. Akomodasi pada hotel yang cukup besar untuk Delegasi Teknis WTBA

dan Anggota Komite Teknis Kejuaraan WTBA. c. Transportasi setiap harinya yang dipakai untuk keperluan kejuaraan

tersebut bagi Presiden, Sekretaris Jendral, delegasi Teknis WTBA, Anggota Komite Teknis Kejuaraan WTBA, dan (bila ada) Petugas Perawatan Lintasan.

d. Upah tetap sebesar US$ 100,- dan penterjemah (bila diperlukan) untuk petugas teknis WTBA.

e. Fasilitas pemeriksaan obat terlarang yang memenuhi persyaratan peraturan kontril ‘doping’ WTBA untuk Kejuaraan WTBA World Tenpin Bowling dan untuk kejuaraan lainnya bila presidium memandang perlu.

f. Adanya Dokter dan juru rawat medis yang bertugas.

g. Tanda pengenal untuk semua baik anggota peserta maupun yang lain yang ditunjuk oleh sekretaris jenderal, dan bebas keluar masuk arena pertandingan bila memakainya setiap waktu.

h. Fasilitas media berupa telephone, facsimile dan alat komunikasi lainnya lengkap dengan tanda pengenalnya.

i. Akomodasi hotel sebagaiman mestinya untuk petugas (president WTBA; pettugas teknis WTBA) yang dibutuhkan sebelum dimulainya kunjungan kejuaraan tersebut.

6. Pertimbangan keuangan a. Federasi tuan rumah diijinkan untuk mengutip biaya pendaftaran dari

masing-masing anggota delegasi untuk diberlakukan menutup biaya Tuan Rumah, Anggota dan Presidium FIQ, WTBA dan WNBA dibebaskan dari biaya ini,. Biaya tersebut harus ditentukan dari waktu ke waktu oleh Presidium. Jika seandainya jumlah delegasi melebihi dari yang disebutkan diatas, maka biaya extra akan disetujui antara Federasi Tuan Rumah dan Presiden WTBA.

b. Federasi Tuan Rumah akan diijinkan untuk menjual ticket masuk bagi penonton untuk menyaksikan kejuaraan tersebut. Pengesahan dari berbagai macam harga diperoleh dari Presiden WTBA.

c. Federasi menjual barang dagangan yang berhubungan dengan kejuaraan tersebut pertujuan harus diperoleh dari Presiden WTBA.

d. Hak sponsor untuk kejuaraan ini dan aktifitas yang berhubungan dengan kejuaraan ini hanya diperbolehkan dari Presidium WTBA.

e. Hak siar televise untuk sisi manapun dari kejuaraan ini dan aktifitas yang berhubungan dengan dengan kejuaraan ini hanya diperbolehkan dari Presidium WTBA.

Pasal 303 SERTIFIKASI LINTASAN BOLING

Kejuaraan harus diatur dengan peralatan (lintasan, pin, bola) yang memenuhi spesifikasi Kejuaraan harus diatur dengan peralatan (lintasan, pin, bola) yang memenuhi spesifikasi yang tercantum pada Bab VIII. Jika lintasan dibuat dari kayu, maka lintasaan tersebut harus diratakan kembali permukaannya enam bulan sebelum suatu kejuaraan. Akan tetapi bila dianggap peerlu maka hal tersebut dapat ditiadakan oleh Presidium WTBA untuk kejuaraan dunia yang resmi demikian juga untuk kejuaraan Zona yang resi dapat ditiadakan oleh Presiden Zone. Hanya pin baru atau pin yang baru dipakai 300 game yang boleh digunakan. Dua rangkaian (set) pin harus ada didalam masing-masing mesin peletak pin. Segera setelah peralatan permukaan tersebut dilakuakan, Federasi Tuan Rumah harus membayar ongkos Delegasi Teknis untuk melaksanakan sertifikasi lintasan dan berhubungan dengan manajer kejuaraan dan pemilik lintasan dan memerintahakan mereka segala sesuatunya tentang prosedur miminyaki lintasan yang harus dilakuakn.

Kejuaraan ini harus mencapai rasa adil dan wajar dalam perolehan angka yang berlaku bagi peboling ketika bermain dengan konsisten dan akurat. Persetujuan prosedur meminyaki lintasan harus segera dikirim ke seluruh anggota federasi. Delegasi Teknis harus juga menjumpai Komite Organisasi (panitia penyelenggara) untuk memeriksa rincian kegiatan panitia penyelenggara kejuaraan. Delegasi teknis itu segera menyimpan laporannya kepada presiden WTBA. Lintasan harus dalam kondisi bersih dan diminyaki sebelum dimulainya setiap babak pertandingan. Lintasan harus dalam kondisi bersih dan diminyaki sebelum dimulainya pertandingan akhir master wanita kejuaraan tersebut. Tidak ada meminyaki lintasan tambahan dilakukan sebelum dimulainya pertandingan akhir master Pria. Garfik harus diambil dalam sehari sebelum permainan dilaksanakan dan disediakan waktu pemeriksaan bila diperlukan. Delegasi teknis WTBA berwenang dalam mengeluarkan rincian perintah tugas untuk membantu kejuaraan tersebut dan Komite Teknis dalam menjalankan tugasnya.

Pasal 304 BULETIN INFORMASI DAN PROMOSI

Tidak kurang dari satu tahun sebelum batas akhir dari pembayaran partisipasi, Federasi Tuan Ruimah harus menyebarkan ke semua anggota federasi WTBA, dokumentasi dan informasi yang dibutuhkan para anggota yang ingin berpartisipasi. Isi hal tersebut harus lebih dahulu disetujui oleh Presiden WTBA, dan paling tidak menjelaskan : a. Setiap federasi yang tidak memasukkan dokumen yang harus diisi atau tidak membayar biaya pedaftaran, tidak diperkenankan berpartisipasi. b. Setiap federasi yang berpartisipasi akan bertanggung jawab untuk memberikan tiga buah bendera untuk upacara(1 meter X 2 meter) dan satu kaset rekaman lagu kebangsaan. Federasi Tuan Rumah juga harus mengirim paling tidak satu promosi tambahan untuk kejuaraan tersebut dan di kirim ke seluruh anggota federasi.

Pasal 305 PARTISIPASI PROSEDUR DAN BIAYA UNTUK KEJUARAAN

1. Federasi harus mengirimkan dokumen pernyataan berpartisipasi kepada federasi tuan rumah tiga bulan sebelum kejuaraan tersebut dibuka. Dokumen ini harus disertai biaya penuh atas pendaftaran untuk kejuaraan tersebut yang dikeluarkan oleh WTBA dari wktu ke waktu. Tidak ada pengembalian uang peserta. 2. Federasi harus membuata sertifikasi keabsahan peserta sebagaimana tercantum pada pasal 306 dan 307 3. Agar supaya peserta federal sah dalam mengikuti kejuaraan dunia ini, maka federasi itu sendiri harus membayar iuran FIQ, WTBA, Zone, Federasi Tuan Rumah harus mengingatkan daftar peserta kejuaraan kepada Sekretaris jenderal secaramingguan, dengan demikian ia dapat memeriksa dan memonitor status keanggotaan. Pasal 306 KEABSAHAN

1. Hanya warga Negara dari anggota federasi yang dapat disahkan mengikuti kejuaraan dunia ini (dengan pengecualian di bawah ini) dan harus disertifikasi

untuk bertanding oleh federasi masing-masing dan federasi itu sudah membayar iuran keanggotaan FIQ daerahnya. Jika peserta mewakili Negara di dunia atau kejuaraan daerah atau olimpiade atau kejuaraan tingkat dunia lainnya, maka peserta tersebut tidak boleh mewakili Negara lain atau daerah lain kecuali:

a. Dimana Negara peserta sudah tergabung dengan Negara lain. b. Jika peserta mewakili suatu Negara, itu dilakukan karena Negara dimana

ia menjadi anggota federasi tidak menjadi anggota FIQ. c. Dimana peserta telah diterima kewarganegaraanya oleh Negara lain dan

paling tidak telah lewat masa tiga tahun dari tanggal permohonan untuk menjadi warga Negara tersebut.

d. Setelah satu tahun dari tanggal ia terakhir mewakili Negara tersebut, peserta dapat pindah mewakili Negara lain hanya bila disetujui oleh kedua federasi yang bersangkutan dan disetujui oleh masing-masing zona dan ijin FIQ.

e. Dalam hal peserta wanita, bila ia merubah kewarganegaraannya karena menikah, ia dapat mewakili Negara suaminya.

2. Penduduk dari koloni atau dominion yang ingin mewakili Negara asalnya: Penduduk yang lahir di koloni atau dominion dapat mewakili negara asalnya jika federasi boling nasional dari koloni atau dominion tersebut (jika ada) tidak menjadi anggota dari FIQ. Penduduk dari koloni, dominion atau Negara ibu dapat bertukar tempat asalkan:

a. Mereka telah tinggal paling tidak tiga tahun ditempat dimana ia akan mewakili, dihitung sejak tanggal terakhir ia mewakili koloni, dominion atau Negara ibu sebelumnya.

b. Mereka telah tinggal paling tidak satu tahun ditempat dimana ia akan mewakili, dihitung sejak tanggal terakhir ia mewakili koloni, dominion atau Negara ibu sebelumnya asalkan dalam hal ini: 1. Bahwa menurut hukum tidak mungkin baginya untuk mendapatkan

warga Negara di koloni, dominion yang akan diwakilinya. 2. Perjanjian antara kedua federasi boling yang bersangkutan dan

pengesahan dari zona dan ijin dari FIQ telah diberikan. 3. Seseorang yang lahir di suatau negara yang berbeda dengan negara yang mana

orang tuanya mempunyai tanda kependudukan negara tersebut, maka ia dapat bermain atas nama negara yang dimiliki orang tuanya asalkan:

a. Ia mendapat tanda kependudukan atau tanda warga Negara dari Negara orang tuanya, dan

b. Belum pernah mewakili Negara tempat kelahirannya. 4. Setiap individu yang memperkenalkan dirinya sebagai peboling bayaran

(professional) atau ia adalah anggota dari organisasi boling bayaran, maka ia tidak dapat dipilih untuk semua kejuaraan resmi dunia, zona, olimpiade, dan semua kejuaraan setingkat dunia atau kedaerahan.

Pasal 307 PENERIMAAN KEMBALI (REINSTATEMENT)

1. Setiap individu yang masih menjadi peboling bayaran ia adalah anggota dari organisasi boling bayaran lebih dari satu kali dan lebih dari satu tahun dapat

memenuhi syarat kembali bermain di kejuaraan WTBA dengan menunjukkan ia telah tunduk terhadap keperluan keabsahan sebagaiman tercantum pada pasal 306.4 paling tidak tiga tahun.

2. Setiap individu yang sudah tidak menjadi peboling bayaran atau ia adalah anggota dari organisasi boling bayaran lebih dari satu kali dan lebih dari satu tahun dapat memenuhi syarat kembali bermain di kejuaraan WTBA dengan menunjukkan ia telah tunduk terhadap keperluan keabsahan sebagaiman tercantum pada pasal 306.4 paling tidak satu tahun.

Catatan : Tiga tahun atau satu tahun harus dihitung dari tanggal 1 Januari dari kejuaraan yang dibicarakan.

Pasal 308 PROSEDUR BOLA BOLING

Sebelum memulai suatu pertandingan semua bola boling harus diperiksa keabsahannya menurut Bab VIII dari spesifikasi bola boling tentang berat, keseimbangan, lubang dan kekerasan permukaan. Jika bola boling dikeluarkan dari tempat pertandingan, maka bola tersebut harus diperiksa kembali sebelum dimainkan pada pertandingan berikutnya. Bola baru keluaran pabrik yang disahkan oleh badan yanmg berwenang tetapi kurang dari dua bulan pada hari pertama uji coba resmi terhadap lintasan sebelum kejuaraan tersebut dimulai, tidak boleh dipergunakan pada kejuaraan tersebut. Daftar bola yang disahkan oleh ‘ABC/WIBC testing facility’ akan diterbitkan di ‘website.

Pasal 309 MANAJEMEN KEJUARAAN

1. Manajer Kejuaraan Federasi Tuan Rumah harus memilih seoramg Manajer untuk kejuaraan. Ia dan orang yang dipilnya ini akan mengatur langsung kejuaraan tersebut. Hal ini juga termasuk kewajiban terhadap keberadaan Komite Teknis, Wasit sesuai dengan peraturan permainan WTBA.

2. Komite Teknis Kejuaraan Komite Teknis dari kejuaraan Dunia harus terdiri dari:

a. Manajer Kejuaraan b. Delegasi Teknis c. Anggota Komite Teknis Kejuaraan

Manajer kejuaraan boleh dipilih dari pihak Tuan Rumah Delegasi Teknis dipilih dari sesama zona Tuan Rumah tetapi bukan berasal dari pihak Tuan Rumah. Anggota Komite Teknis Kejuaraan harus dipilih dari zona lain diluar dari zona Tuan Rumah. Para anggota dari Komite Teknis Kejuaraan, diluar Manajer Kejuaraan, ditunjuk oleh Presiden WTBA untuk dipakai pada Kejuaraan Dunia dan oleh Presiden Zona bagi Kejuaraan Zona. Delegasi Teknis dan anggota Komite Teknis Kejuaraan harus ditunjuk oleh Presiden sekurang-kurangnya 6 bulan sebelum dimulainya kejuaraan tersebut.

Untuk Kejuaraan Zona, Komire Teknis harus terdiri dari: a. Manajer Kejuaraan b. Delegasi Teknis c. Anggota Komite Teknis Masing-masing dari Negara lain: Komite Teknis Kejuaraan harus menasehati dan berembuk dengan Komite Teknis Kejuaraan Tuan Rumah sehubungan dengan prosedur meminyaki lintasan secara teknis yang sudah diatur oleh Delegasi Teknis setiap harinya selama kejuaraan berlangsung. Bila terjadi pertentangan antara penyelenggara Kejuaraan dengan Komite Teknis, keputusan dari Komite Teknis Kejuaraan adalah sah. Komite Teknis Kejuaraan harus menangani perselisihan yang tidak dapat diselesaikan oleh wasit yang bertugas pada hari itu. Komite Teknis Kejuaraan harus mengikuti prosedur meminyaki lintasan yang ditentukan oleh Delegasi Teknis dan memastikan bahwa prosedur yang sama dilakukan selanjutnya setiap hari. Jika menurut pendapat Delegasi Teknis perlu untuk merubah prosedur meminyaki lintasan, maka Komite Teknis harus mengabulkannya dan pengumuman resmi harus diberikan kepada semua federasi yang mengikuti kejuaraan tersebut.

3. Pengawas Lintasan Harian

Para Pengawas Lintasan Harian ditunjuk didalam pertemuan sebelum kejuaraan dan bertanggung jawab untuk mencegah terjadinya pelanggaran terhadap peraturan Permainan Bab I WTBA yang berlaku dan Bab III Peraturan Kejuaraan Dunia sampai dengan Bab VI Piala Tim Dunia yang mana yang harus belaku di Kejuaraan tersebut yang harus diketahui oleh peserta. Pada kapasitasnya seorang Pengawas Lintasan Harian harus berkeliling di belakang peboling yang sedang bermain, dan memperhatikan semua keadaan apakah peserta bertanding sesuai denagn peraturan yang ada.

4. Dewan Juri Banding (Jury of Appeal)

Tiga orang anggota Dewan Juri Banding ditunjuk oleh President dari perwakilan dimana kejuaraan itu berlangsung. Presiden WTBA menunjukkan Dewan Juri Banding untuk Kejuaraan Dunia dan ketiga orang yang duduk dalam jabatan tersesbut didapat dari 3 Zona. Presiden Zona menunjuk Dewan Juri banding untuk Kejuaraan Zona dan ketiga orang yang duduk dalam jabatan tersesbut didapat dari 3 Federasi.

Pasal 310 PERTEMUAN SEBELUM KEJUARAAN

Sebelum dimulainya Kejuaraan, sebuah pertemuan diselenggarakan untuk memberikan semua informasi tentang Kejuaraan tersebut dan kegiatan yang berhubungan dengan itu, menjawab semua pertanyaan peserta maka Delegasi Teknis dan Manajer Kejuaraan harus hadir dalam pertemuan tersebut yang mana akan dipimpin oleh Presiden WTBA untuk Kejuaraan Dunia Resmi dan Presiden Zona untuk Kejuaraan Zona.

Presiden WTBA atau Zona dapat mencalonkan perwakilan untuk memimpin pertemuan tersebut. Pertemuan tersebut tidak dijadwalkan pada saat uji coba lintasan resmi dan pada pertemuan tersebut disediakan pelayanan penterjemah.

Pasal 311 UPACARA –UPACARA

1. Upacara Pembukaan Upacara Pembukaan harus paling tidak memasukkan pawai peboling dengan bendera dan pidato dari perwakilan federasi Tuan Rumah, WTBA dan FIQ. Agenda acara harus disetujui oleh Presiden WTBA.

2. Upacara Penyerahan Hadiah Medali harus terbuat dengan rancangan dan mutu yang baik dan sebelumnya harus mendapat persetujuan Presiden WTBA. Upacara Penyerahan Hadiah harus dilakukan setelah masing-masing pertandingan selesai atau sebelum permulaan pertandingan berikutnya. Penyerahan hadiah ‘Grand Master’ dapat dilakuakn pada Upacara Penutupan atau Penjamuan perpisahan/pesta makan. Lagu Kebangsaan harus dimainkan bagi pemenang. Pemberian medali harus mengikuti rencana yang dibuat oleh Tuan Rumah dan sudah disetujui oleh Presiden WTBA. Rencana tersebut harus mencalonkan orang yang berkedudukan tinggi yang akan berpartisipasi dalam pemberian hadiah. 3. Upacara Penutupan

Upacara Penutupan harus paling tidak memasukkan pidato dari perwakilan federasi Tuan Rumah, WTBA dan FIQ. Agenda acara harus disetujui oleh Presiden WTBA.

Pasal 312 PERATURAN ANTI DOPING

Peraturan anti doping yang muncul buku panduan ‘WTBA Doping Control’ hanya diberlakukan pada pertandingan tingkat dunia dan/atau pertandingan tahunan lainnya yang dipandang perlu mengingat muncul rekor, average yang berlebihan disetiap waktu, semuanya itu diputuskan oleh badan perwakilan (presidium) dari waktu ke waktu.

Pasal 313 MEROKOK DAN MINUM

Peboling tidak diperkenankan menggunakan produk tembakau, minum minuman beralkohol atau dibawah pengaruh alcohol selama pertandingan berlangsung,; Dalam hal itu bila dilakukan maka peboling dianggap melanggar peraturan ini, peboling dapat disingkirkan oleh Komite Teknis kejuaraan ini dari babak yang sedang dimainkan. Peboling diperkenankan minum minuman yang tidak beralkohol asalkan pada waktu sela permainan dan diluar area pertandingan. Selama Kejuaraan minuman beralkohol tidak boleh disediakan atau diminum di area peboling atau di area penonton. Selama Kejuaraan merokok dilarang didalam lintasan boling. Akan tetapi diperbolehkan di ruang tertutup asalkan tidak berpengaruh terhadap lingkungan peboling dan lingkungan penonton.

Pasal 314 SERAGAM – IKLAN

1. Peboling harus mengenakan patokan seragam yang disahkan oleh federasi nasionalnya. Peboling dilarang memaki seragam yang bervariasi. Pria harus mengenakan celana panjang atau slacks, Wanita boleh mengenakan rok atau celana panjang, tetapi tidak boleh ada variasi dalam seragam tim.

2. Hal – hal yang ditampilkan pada seragam: a. Nama Pemain b. Nama Negara c. Logo dari Negara atau anggota federasi yang diwakili oleh peboling d. Iklan – iklan, asalkan ukurannya tidak melebihi setengah dari huruf

terbesar yang ada di punggung peboling dan iklan tidak boleh bertentangan dengan hukum Negara dari federasi Tuan Rumah dan Peraturan dari Komite Olimpiade Internasional.

Catatan : Untuk kejuaraan yang diselenggarakan atas bantuan yang diatur IOC, tanda komersial dibatasi pada pabrikan dari barang atau peralatan, tidak boleh tampil lebih dari sekali per item dan dibatasi pada maksimum 10 % dari area penampilan; tidak lebih dari 60 cm2 untuk peralatan 12 cm2 untuk pakaian dan 6 cm2 untuk sepatu. Catatan : Pada kejuaraan dimana peboling tidak memakai nomor urut bertanding, dimana setiap tim mempunyai nomor yang sama, maka direkomendasikan agar nama dan Negara peboling dipasang pada punggung seragam peboling.

Pasal 315 MODEL BERMAIN

Model atau cara bermain mengikuti Peraturan Bab I Pasal 9, kecuali disebutkan. 1. Cara bermain Pertandingan

Pada suatu pertandingan cara bermain masing-masing peboling adalah dua frame sekali jalan. Tetapi, peboling yang pertama memulai dari kiri (nomor ganjil) lintasan melaksanakn satu frame saja. Sesudah itu mereka bermain boling dengan memulainya dari sebelah kanan kemudian sebelah kiri pada sepasang lintasan, peboling yang bermain pertama kali (sebelah kiri) akan menyesaikan terakhir permainannya yaitu frame kesepuluh disebelah kanan pada sepasang lintasan. Bila suatu pertandingan bermain lebih dari satu game, dalam game penyelesaian peboling bergantian dalam hal memulai permainannya dari sebelah kiri sepasang lintasan.

2. Format Baker Pada baker format, anggota yang bermain dalam satu tim, trio dan double bermain secara berturut – turut dan tidak berobah-obah dan demikian juga dalam frame yang berturut-turut menyelesaikan dalam satu game. Peboling akan bergantian dalam sepasang lintasan setelah sepuluh frame.

3. Format Round Robin (pertandingan berlingkar) Pada Round Robin format yang memenuhi syarat suatu pertandingan ditentukan dari jumlah peboling siapa yang akan maju ke pertandingan Rond Robin. Setiap peboling bertanding saling berhadapan satu per satu. Dilaksanakan bisa satu atau lebih game pertandingan. Dapat ditambahkan babak posisi terakhir (final position round). Pada saat menempatkan pasangan (pairing) ditentukan oleh peboling yang menjadi juara pertama. Bila terjadi angka sama sebelum babak posisi antara

penempatan 2-3, 4-5, 6-7 dan seterusnya. Maka peboling yang ditempatkan pada posisi paling tinggi adalah mereka yang pada saat babak berlingkar mempunyai:

a. total ‘scracth pinfall tertinggi b. hasil kemenangan saat bertanding saling berhadapan c. hasil kemenangan lebih banyak d. perbedaan paling kecil antara’score tertinggi dan terendah. e. game tertinggi.

4. Tata tertib boling (order of bowling) Satu atau lebih peboling bisa dijadwalkan untuk bermain pada sepasang lintasan. Setelah satu babak permainan game dimulai, tidak boleh ada perubahan yang dilakuakan pada susunan line up disetiap babak kecuali substitusi tersebut diperbolehkan dan diatur dalam masing-masing ketentuan kejuaraan.

Pasal 316 PETUGAS RESMI PENCATAT ANGKA

Kejuaraan resmi harus mempunyai petugas pencatat angka untuk menyimpan semua hasil pertandingan. Alat pencatat angka otomatis yang telah disahkan oleh WTBA dapat dipergunakan. Alat tersebut harus mampu memberikan hasil cetakan dari hasil pertandingan yang dapat diperiksa frame demi frame dan dengan demikian memenuhi persyaratan pertandingan. Hasil cetakan tersebut diatas oleh masing-masing peboling, pelatih atau manajer tim menerima salinan dari hasil babak yang dimainkan dan dimintakan untuk menanda tangani cetakan asli segera setelah permainan. Setelah angka disimpan, hasil itu tidak dapat dirubah kecuali terdapat kesalahan pada perhitungan angka. Kesalahan tersebut harus dikoreksi oleh petugas resmi kejuaraan segera setelah diketahui. Pertanyaan terhadap kesalahan tersebut hanya bisa dipuskan oleh wasit. Satu game atau frame dalam game suatu pertandingan, yang kehilangannya tidak dapat diperoleh kembali bisa dimainkan kembali dengan persetujuan manajemen kejuaraan.

Pasal 317 PENEMUAN PELANGGARAN

Pelaksana kejuaraan diperkenankan menggunakan alat penemu pelanggaran otomatis yang telah disahkan oleh FIQ/WTBA. Jika alat tersebut tidak tersedia, maka wasit pengawas pelanggaran harus ditempatkan pada posisi yang tidak terhalang dalam menjalankan tugasnya. Apabila alat penemu pelanggaran otomatis tersebut rusak atau macet untuk sementara, maka pada saat itu pimpinan pertandingan harus menugaskan wasit pengawas pelanggaran untuk menyatakan bila terjadi pelanggaran di saat darurat tersebut.

Pasal 318 PERMAINAN YANG TERGANGGU

Pelaksana kejuaraan berhak atas pemindahan permainan dikarenakan rusaknya peralatan suatu lintasan sehingga dianggap dapat menunda atau menghambat kelancara pertandingan tersebut.

Pasal 319 MEMPERLAMBAT PERMAINAN (SLOW BOWLING)

1. Peboling mempersiapkan diri untuk melangkah naik ke daerah ancang – ancang dan melempar bola, harus memenuhi hak dan kewajiban sebagai berikut:

a. Peboling yang dikanan boleh melangkah naik ketika peboling yang tepat disebelah kirinya sudah turun dari daerah ancang-ancang

b. Peboling yang dikiri harus menunggu melangkah naik ketika peboling yang tepat disebelah kanannya akan naik ke daerah ancang-ancang.

c. Peboling harus bersiap ketika gilirannya tiba, dan tidak boleh menunda melangkah naik ke daerah ancang-ancang atau menunda melempar jika lintasan yang berdekatan baik dikiri maupun dikanan telah bebas dari peboling lainnya.

2. Jika peboling tidak memenuhi prosedur ayat 1 c, maka dapat dituduhkan memperlambat permainan, peboling yang melanggar ini harus diperingati oleh wasit sebagai berikut:

a. Kartu putih sebagai pelanggaran pertama (tidak ada penalty) b. Kartu kuning sebagai pelanggaran kedua (tidak ada penalty) c. Kartu merah sebagai pelanggaran ketiga, dan game yang sudah

diselesaikan dimana terjadi pelanggaran (6 game untuk single atau double, dan tiga game untuk trio atau tim lima dan semua game pertandingan pada saat terjadi pelanggaran). Diberi angka nol (zero pinfall) pada frame pertandingan yang dimainkan.

3. Untuk kekuatan interprestasi dari peraturan ini Pengawas Lintasan Harian harus mengawasi secara khusus kepada setiap peboling yang bermain 4 frame lebih lambat dari peboling yang selesai lebih dahulu bagi babak single, double atau master; demikian pula untuk peboling Trio, Team yang bermain 2 frame lebih lambat dari yang selesai lebih dahulu, tidak ditunggu sampai akhir dari sepasang lane. Catatan : Pada Kejuaraan yang memakai format Baker peraturan yang sama diberlakukan terhadap setiap pertandingan single.

4. Bila ada pertanyaan terhadap kekuatan interprestasi ini, pada pertandingan ‘Master Grand Final’ keputusan akhir harus dibuat oleh Presiden WTBA atau perwakilannya, meskipun mendapat referensi Pengawas Lintasan Harian.

Pasal 320 BERMAIN PADA LINTASAN YANG SALAH

Pada pertandingan perorangan, dimana peboling bermain dua frame setiap kalinya, pada suatu saat terjadi salah seorang peboling bermain di lintasan yang salah, maka bola batal diberlakukan asalkan keslahan tersebut ditemukan sebelum peboling lawan mainnya belum melakukan langkah ayun di lintasan yang benar. Bila lawan main terlanjur memainkan bagiannya, maka semua hasil sampai dengan frame tersebut adalah sah, dan berikutnya bermain pada frame yang benar.

Pasal 321 PEBOLING TERLAMBAT

Peboling atau tim yang terrlambat dapat memulai permainannya pada lintasan yang sudah dijadwal dan penghitungan angka dimulai pada frame yang sedang berjalan. Jika mereka

dijadwalkan bermain sendiri, mereka dapat memulainya dari awal frame pada babak tersebut.

Pasal 322 Sanksi terhadap pelanggaran peraturan

Bila peraturan suatu kejuaraan tidak mengatur sanksi, maka sanksi ditentukan sebagai berikut:

1. Peboling lalai mematuhi peraturan pertandingan akan diperingati oleh pelaksan kejuaraan dengan kartu kuning untuk pelanggaran pertama (tidak ada sanksi)

2. Peboling melakukan pelanggaran kedua pada kejuaraan yang sama, maka peboling dikeluarkan dari kejuaraan tersebut, dan tidak diperkenankan bermain selama 90 hari di semua kejuaraan resmi yang disahkan oleh WTBA/Zone.

3. Semua pelanggaran ini harus segera dilaporkan oleh sekretaris kejuaraan kepada sekretaris jenderal WTBA, yang akan diteruskan olehnya kepada seluruh Anggota federasi.

Pasal 323 PROTES

Protes yang melibatkan keabsahan hasil suatu permainan harus dinyatakan secara tertulis kepada pelaksana kejuaraan yang bertanggung jawab paling lambat 24 jam sejak pelanggaran terjadi atau sebelum hadiah diserahkan, yang mana yang lebih dahulu. Protes yang melibatkan pelanggaran garis tilang atau keabsahan pin jatuh, perwakilan dari pelaksan kejuaraan harus hadir menyaksikan bukti yang diambil sehubungan dengan protes tersebut. Bila tidak ada protes tertulis yang masuk sebelum batas waktu berakhir, maka permainan dianggap sah. Masing – masing peraturan dari semua peraturan ini bersifat istimewa dan berdiri sendiri dan tidak ditafsirkan terhadap pelanggaran yang sama sebelumnya.

Pasal 324 TATA CARA BANDING

Semua kejadian yang tidak dapat diselesaikan oleh Pengawas Lintasan Harian, akan didengar dan dibahas oleh Komite Teknis Kejuaraan. Keputusan dari Komite Teknis Kejuaraan adalah menentukan kecuali ada proses banding kepada Dewan Juri dalam waktu 24 jam sesudah keputusan Komite diumumkan, atau sebelum penyerahan hadiah, mana yang lebih dahulu. Protes yang melibatkan keabsahan yang muncul setelah selesainya Kejuaraan tersebut dapat dicatat dan dikirim langsung kepada Dewan Juri Banding dalam waktu 30 Hari. Semua banding terhadap keputusan Komite Teknis Kejuaraan harus ada catatan tertulisnya dengan Pengawas Lintasan Harian atau pada anggota dari Dewan Juri banding, atau pada Sekretaris Jenderal WTBA atau Zona. Masing-masing banding harus spesifik dan memasukkan 100,- USD. Jika banding tersebut dapat dibenarkan oleh Dewan Juri banding, uang tersebut akan diambil oleh WTBA. Yang terlebih dahulu juga berlaku bagi protes yang dicatat langsung oleh Dewan Juri Banding.

Dewan Juri Banding dapat memberi kuasa kepada yang disebut namanya sebelum semua bahan dan orang yang terlibat dalam banding mengikuti rapat yang dijadwalkan, Dewan Juri Banding dapat memutuskan hal tersebut dengan cara keputusan tertulis melalui pos setelah semua bahan telah dipelajari oleh masing-masing anggota.

BAB IV KEJUARAAN BOLING DUNIA WTBA

Peraturan yang berlaku pada Kejuaraan Boling Dunia, WTBA adalah yang disebutkan didalam Bab IV ini ditambah dengan peraturan Bab I, III dan VIII.

Pasal 401 KOMPETISI Pasal 401.1

JUMLAH PEMAIN Setiap anggota federal dibatasi hanya satu tim dengan jumlah tidak lebih dari enam Pria dan enam wanita. Peboling pada masing-masing tim harus ditunjuk lebih dahulu sebelum dimulainya uji coba lintasan.

Pasal 401.2 UJI COBA

Sekurang-kurangnya satu hari harus diberikan waktu untuk uji coba resmi lintasan, sebelum dimulainya babak perorangan. Uji coba resmi lintasan diberikan satu jam kepada masing – masing federasi. Akan tetapi, bila lintasan pertandingan tidak tersedia untuk uji coba tidak resmi lintasan sebelum dimulainya uji coba resmi lintasan, maka dua hari uji coba lintasan resmi diwajibkan dengan jatah dua jam untuk masing – masing federasi pada hari pertama dan satu jam untuk masing – masing federasi pada hari kedua. Setelah lintasan dipersiapkan dan uji coba resmi lintasan telah diakhiri, tidak boleh ada permainan dengan alasan apapun yang dilakuakan oleh peserta kejuaraan pada lintasan yang akan dipakai untuk pertandingan tersebut selama kejuaraaan tersebut, kecuali itu sendiri. Catatan : Hal tersebut diatas tidak mengahalangi usaha (contoh : eksibisi) untuk memperkenalkan boling sebelu, sesudah atau diantara babak pertandingan yang ada. Akan tetapi, peserta pertandingan dilarang dilarang memakai lintasan setelah pertandingan disatu hari berakhir walaupun pusat boling membukanya untuk umum. Pelanggar ketentuan ini akan dibatalkan keikutsertaannya. Pada pertandingan Single dan doube uji coba lintasan diberikan 10 menit, 15 menit untuk Trio dan 25 menit untuk tim 5.

Pasal 401.3 MODEL BERMAIN

Setiap permainan dilaksanakan pada sepadang lintasan. Tim dan/atau perseorangan harus bermain dengan lawan mainnya dalam aturan satu frame satu lane, dan masing-masing bergantian menyelesaikan setiap frame sehingga akibat perpindahan lintasan tersebut setiap peboling bermain hanya 5 frame per lane, dalam menyelesaikan permainannya. Bila ada pertanyaan yang muncul tentang siapa yang bermain lebih dahulu, maka yang

berkewajiban bermain lebih dahulu adalah peboling yang disebelah kanan. ‘Master Grand Final’ bermain menurut cara bermain pertandingan.

Pasal 401.4 PENETAPAN LINTASAN

Penetapan lintasan harus ditentukan dengan bagian dari Singles, Doubles, Trios, dan Teams, dan untuk ‘Master Final’, tergantung atas jadwal yang diatur khusus; ‘Round Robin’ dan ‘Position Round’. Untuk Singles dan Doubles, ketika kejuaraan sedang berlangsung, jumlah peserta yang dijadwalkan pada sepasang lintasan harus konsisten sepanjang kejuaraan berlangsung.

Pasal 401.5 AREA PEBOLING

Area peboling boleh ditentukan oleh Manajer Kejuaraan, dengan menggunakan metode identifikasi yang jelas memisahkannya terhadap penonton Hanya satu pelatih atau petugas dari anggota federasi yang diijinkan berada disekitar sepasang lintasan dimana para pebolingnya sedang bermain. Satu peboling hanya boleh menempatkan empat bola boling di area peboling. Tidak diijinkan untuk membawa atau memakan makanan di area peboling Catatan : Hal ini tidak termasuk permen dan buah.

Pasal 401.6 BABAK KEJUARAAN

Pria dan wanita harus bertanding dalam divisi terpisah tetapi dalam jadwal yang bersamaan untuk semua hal dibawah ini:

a. Singles; enam game b. Doubles; enam game c. Trios (tim 3); enam game d. Tim (tim 5); enam game e. Master Final; Satu game Round Robin dan ‘position round untuk 16 urutan

tertinggi ‘all event’ setelah bermain 24 game f. Master Grand Final ‘roll-off’ untuk urutan pertama, kedua dan ketiga.

Pasal 401.7 TATA CARA PERTANDINGAN

Pada masing-masing babak, peboling yang ditempaykan untuk memulai permainan pada lintasan ganjil bergerak ke kiri dan peboling yang ditempatkan untuk memulai permainan pada lintasan genap bergerak ke kanan untuk masing-masing game yang diselesaikan. Manajer Kejuaraan akan menentukan jumlah lintasan yang dipakai selama pertandingan.

a. Singles

Terbuka untuk srmua anggota. Setiap peboling menempati satu lintasan dan menyelesaikan setiap game pada sepasang lane, setiap federasi disusun sebagai (2+2+1+1, satu group (2 peboling) ditempatkan pada lane yang sama, dan sisa 2 pebolingnya akan diundi untuk penentuan groupnya.

b. Doubles Terdiri dari 3 double (2 peboling) per federasi, 3 double tersebut bermain pada 12 lintasan, setiap double menempati satu lintasan dan menyelesaikan setiap game

pada sepasang lane, setiap daerah mempunyai 2 group yang mana double yang ketiga akan diundi untuk masuk dalam salah satu group.

c. Trios Terri dari 2 trio (tiga peboling) per federasi, 2 trio tersebut bermain pada 12 lane, setiap team bermain 2 x 3 game. Setiap trio menempati satu lane dan menyelesaikan setiap game pada sepasang lane, setiap daerah mempunyai dua group yang bermain menurut jadwalnya. Trio tersebut dapat menggantikan salah satu pebolingnya selama atau diantara babak pertandingan. Tidak boleh ada perubahan urutan pemain dalam satu babak pertandingan.

d. Tim (Tim 5) Setiap tim bermain 6 game pada 6 lintasan, terdiri dari 2 X 3 game, 1 X 3 game dimainkan pada hari yang berbeda. Setiap team menempati satu lane dan menyelesaikan setiap game pada sepasang lane. Team tersebut dapat menggantikan salah satu pebolingnya, sebelum seri kedua dimulai atau membuat perubahan semestinya asalkan tunduk pada aturan yang berlaku. Tidak boleh ada perubahan urutan pemain dalam satu babak pertandingan. 1. Peboling Tambahan. Semua peboling dijadwalkan untuk bermain tim (make-up team) agar mendapat total ‘all event’ masing-masing. Peboling dari federasi yang berbeda dikombinasikan menjadi satu tim.

e. Master Finals dan Grand Finals 1. Master Final. Pertandingan dengan cara Round Robin antara 16 peboling

teratas berdasarkan dari hasil 24 game masing-masing peserta yang telah dijalani. Semua total pinfall dihapus, peboling dihadapkan satu per satu dalam pertandingan ini, finalnya adalah position round pada game ke 16. Ke 16 game pertandingan ini dimainkan dalm dua hari, delapan game hari pertama dan delapan game pada hari kedua menurut jadwal yang sudah dibuat sebelumnya. Akan tetapi, jika karena ada halangan waktu yang sudah disetujui oleh Presidium WTBA, atau oleh Presidium Zona yang bersangkutan, maka ke 16 game pertandingan tersebut dapat dimainkan dalam satu hari. Penentuan jadwal masing-masing peserta yang dihadapkan didapat dari hasil undian. Peboling dari federasi yang sama harus dihadapkan untuk bertanding pada delapan game pertama. Kedudukan peboling didasarkan pada total pinfall dari hasil masing-masing pertemuan ditambah dengan bonus 10 pin kalau menang, termasuk ‘position round. Masing-masing peboling mendapat bonus 5 apabila seri. Master Grand Final harus diselenggarakan, dengan gaya stepladder, untuk tiga peboling teratas setelah bermain 16 kali pertemuan untuk menentukan juara, peringkat kedua, dan peringkat ketiga.

2. Master Grand Finals, Grand final dengan cara bermain pertandingan dimana peboling yang mempunyai posisi tertinggi mendapat kesempatan

pertama untuk memilih lintasan. Semua pinfall yang sebelumnya dimainkan dihapus. a. Peboling peringkat kedua dan ketiga bertanding satu game. b. Pemenangnya bertanding melawan peringkat pertama satu game

didalam dua game pertandingan untuk mendapatkan pemenang didasarkan pada total pinfall

Catatan: Lihat pasal 403 tentang prosedur seri untuk dipakai menentukan Master Final dan Master Grand Final tiga pemain.

3. Peserta yang gagal dalm kwalifikasi untuk Master Final dapat mengisi lowongan, yang mungkin ada pada saat dimulainya Master final. Kekosongan atau lowongan tersebut dapat diisi dari peboling cadangan. Jika terjadi angka sama pada dua atau tiga peboling cadangan, maka seleksinya dilakukan dengan cara undian.

4. Finalis yang secara fisik tidak mendaftarkan diri untuk bermain sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan pada delapan game pertama, dianggap lowong dan harus diganti.

5. Finals yang mengundurkan diri dengan alasan apapun setelah final dimulai atau gagal muncul secara fisik pada blok kedua permainan sesuai dengan waktu yang diberikan, harus diganti segera oleh ‘Pacer’. Semua peboling yang bertanding dengan pacer mendapat bonus 10 pin.

6. Peserta yang gagal dalam kwalifikasi untuk Master Grand Final dapat mengisi lowongan, yang mungkin ada pada saat dimulainya babak final. Kekosongan atau lowongan tersebut dapat diisi dari peboling cadangan. Jika terjadi angka sama pada dua atau tiga peboling cadangan, maka seleksinya dilakuakn dengan cara undian.

Pasal 402 PENGGANTIAN

Peboling yang sudah memulai pertandingan, tidak dapat diganti kecuali kasus cedera atau sakit atau sebagaimana disebutkan pada pasal 401.7; e3 dan e4 Peboling yang sudah berpartisipasi didalam pertandingan yang sama, tidak boleh diganti oleh peboling lainnya. Ketika seorang peboling digantikan oleh peboling lain pada suatu permainan dibawah aturan ini, ia dihapus semua angka ‘all event’ yang dihasilkannya. Andaikata ada peboling yang tidak mampu bermain lagi, sisa peboling didalam tim tersebut boleh meneruskan permainannya untuk tujuan mendapatkan hasil ‘all event’.

Pasal 403 PEMECAHAN ANGKA SAMA

Pemenang pada kejuaraan adalah peboling atau tim yang meraih angka tertinggi. 1. Bila terjadi angka sama untuk posisi 1,2,3 pada Singles, doubles, Trios, Tim 5

atau all events, maka juara bersama diumumkan. Tidak ada pertandingan ulang. (Tim atau pebiling yang mendapat angka sama akan mendapat medali perunggu. Jika angka sama terjadi pada posisi pertama, posisi yang berikutnya mendapat medali perunggu. Jika ketiga posisi mendapat angka sama, semuanya mendapat medali emas dan tidak ada pembagian medali lainnya. Jika angka sama terjadi pada posisi kedua, maka tidak ada medali untuk posisi ketiga)

2. Jika angka sama terjadi pada posisi ke 16 di all event, satu game roll-off dimainkan

3. Jika angka sama terjadi pada Master Final sebelum position round (sesudah 15 game) antara penempatan 2-3, 4-5, 6-7 dan seterusnya, maka peboling yang ditempatkan pada posisi paling tinggi adalah mereka yang pada saat Round Robin (babak berlingkar) mempunyai:

a. total ‘scracth pinfall tertinggi b. hasil kemenangan saat bertanding saling berhadapan c. hasil kemenangan lebih banyak d. perbedaan paling kecil antara ‘score tertinggi dan terendah e. game tertinggi

4. Jika angka sama terjadi sesudah position round untuk tempat pertama atau ketiga, satu game roll-off dimainkan.

5. Jika angka sama terjadi diposisi manapun pada stepladder, frame ke 9 dan 10 roll-off dimainkan, dimulai dari nol, untuk memecahkan angka sam tersebut, jika angka sama masih terjadi, ulangi frame ke 9 dan 10 roll-off sampai terjadi beda angka.

Pasal 404 PENGHARGAAN

Penghargaan FIQ berupa emas, perak, perunggu disediakan sebagai berikut: 1. Pertandingan Singles Emas, perak, perunggu untuk posisi 1, 2, 3. 2. Pertandingan Doubles Dua emas, perak,perunggu untuk posisi tim 1, 2, 3. 3. Pertandingan Trios Tiga emas, perak, perunggu untuk posisi tim1, 2, 3. 4. Pertandingan Tim 5 Enam emas, perak, perunggu untuk posisi tim1, 2, 3. 5. All event Emas, perak,perunggu untuk posisi 1, 2, 3. Piagam

penghargaan kepada peboling yang berhasil menuju pertandingan Master. 6. Masters Emas, perak, perunggu untuk posisi 1, 2, 3. 7. Sebagai tambahan penghargaan untuk peboling perseorangan, penghargaan harus

diberikan kepada federasi nasional yang mewakilinya. Catatan: Jika terjadi angka sama, untuk semua posisi lihat pasal 403

Penyerahan medali dilaksanakan sebagaimana perencanaan yang telah ditentukan oleh Presiden WTBA dan federasi Tuan Rumah termasuk pemilihan orang terhormat yang akan menyerahkan medali tersebut.

Pasal 405 KETENTUAN PENCATATAN

Pencatatan angka tertinggi terhadap Kejuaraan Dunia Tenpin WTBA (Pencatatan Pria dan Wanita) akan diatur sebagai berikut: a. Satu game Pada Singles, Doubles, Trios dan Tim b. Tiga game (1-3 atau 4-6) Pada Singles, Doubles, Trios dan Tim c. Enam game Pada Singles, Doubles, Trios dan Tim d. 24 game Perseorangan all event e. Master Round Robin Angka tertinggi sebenarnya untuk 16 game, demikian juga jumlah kemenangan. f. Master Grand Final Angka Perseorangan satu game tertinggi

BAB V KEJUARAAN BOLING DUNIA REMAJA WTBA

Peraturan yamg berlaku pada Kejuaraan Boling Dunia Remaja, WTBA adalah yang disebutkan didalam Bab V ini ditambah dengan peraturan bab I, III dan VIII.

Pasal 501 KEABSAHAN

Peboling yang akan mengikuti kejuaraan ini harus berumur maksimum 22 tahun 364 hari pada 1 januari dari tahun penyelenggaraan kejuaraan ini.

Pasal 502 DELEGASI RESMI

Delegasi resmi terdiri empat pria dam empat wanita, satu pelatih untuk peboling wanita, satu petugas administrasi untuk tim pria dan satu petugas administrasi untuk tim wanita. Federasi Tuan Rumah boleh menambah jumlah delegasi resmi dengan persetujuan dari Presiden WTBA.

Pasal 503 KOMPETISI Pasal 503.1

JUMLAH PEMAIN Setiap anggota federai dibatasi hanya satu tim dengan jumlah tidak lebih dari empat pria dan empat Wanita. Peboling pada masing-masing tim harus ditunjuk terlebih dahulu sebelumnya dimulai uji coba resmi lintasan.

Pasal 503.2 UJI COBA

Sekurang-kurangnya satu hari harus diberikan waktu untuk uji coba resmi lintasan, sebelum dimulainya babak perorangan. Ujicoba resmi lintasan diberikan satu jam kepada masing-masing federasi. Akan tetapi, bila lintasan pertandingan tidak tersedia untuk uji coba tidak resmilintasan sebelum dimulainya uji coba resmilintasan, maka dua hari uji coba lintasan resmidiwajibkan dengan jatah dua jam untuk masing-masing federasi pada haripertama dan satu jam untuk masing-masing federasi pada hari kedua. Setelah lintasan dipersiapkan dan uji coba resmi lintasan telah diakhiri, tidak boleh ada permainan dengan alasan apapun yang dilakukan oleh peserta kajuaraan pada lintasan yang akan dipakai untuk pertandingan tersebut selama kajuaraan tersebut,kecuali kejuaraan itu sendiri. Catatan; Hal tersebut diatas tidak menghalangi usaha (contoh; eksibisi) untuk memperkenalkan boling sebelum, sesudah atau diantara babak pertandingan yang ada. Akan tetapi, peserta pertandingan dilarang memakai lintasan setelah pertandingan disatu hari berakhir walaupun pusat boling membukayna untuk umum. Pelanggaran ketentuan ini akan dibatalkan keikutsertanya. Pada pertandingan Single dan double uji coba lintasan diberikan 10 menit, dan untuk Tim 4 diberikan 20 menit.

Pasal 503.3 MODEL BERMAIN

Setiap permainan dilaksanakan pada sepasang lintasan. Tim dan/atau perseorangan harus bermain dengan lawan mainnya dalam aturan satu frame satu lane, dan masing-masing bergantian menyelesaikan setiap frame, sehingga akibat perpindahan lintasan tersebut setiap peboling bermain hanya 5 frame per lane, dalam menyelesaikan permainannya. Bila ada pertanyaan yang muncul tentang siapa yang bermain lebih dahulu, maka yang

berkewajiban bermain lebih dahulu adalah peboling yang disebelah kanan. ‘Master Grand Final’ bermain menurut cara bermain pertandingan.

Pasal 503.4 PENETAPAN LINTASAN

Penetapan lintasan harus ditentukan dengan bagian dari Singles, Doubles, dan Teams, dan untuk, ‘Master Final’, tergantung atas jadwal yang diatur khusus;‘Round Robin’ dan ‘Position Round’. Untuk Singles dan Doubles, ketika kejuaraan sedang berlangsung, jumlah peserta yang dijadwalkan pada sepasang lintasan harus konsisten sepanjang kejuaraan berlangsung.

Pasal 503.5 AREA PEBOLING

Area peboling boleh ditentukan oleh Manajer Kejuaraan, dengan menggunakan metode identifikasi yang jelas memisahkannya terhadap penonton. Hanya satu pelatih atau petugas dari anggota federasi yang diijinkan berada disekitar sepasang lintasan dimana para pebolingnya sedang bermain. Satu peboling hanya boleh menempatkan empat bola boling di area peboling. Tidak diijinkan untuk membawa atau memakan makanan di area peboling Catatan : Hal ini tidak termasuk permen atau buah

Pasal 503.6 BABAK KEJUARAAN

Pria dan wanita harus bertanding dalam divisi terpisah tetapi dalam jadwal yang bersamaan untuk semua hal dibawah ini:

a. Singles; enam game b. Doubles; enam game c. Tim (tim 4); enam game dalam 3 game blok d. Master Final; Satu game Round Robin dan ‘position round untuk 16 urutan

tertinggi ‘all event’ setelah bermain 18 game e. Master Grand Final ‘roll-off’ untuk urutan pertama, kedua dan ketiga.

Pasal 503 TATA CARA PERTANDINGAN

Pada masing-masing babak, peboling yang ditempatkan untuk memulai permainan pada lintasan ganjil bergerak ke kiri dan peboling yang ditempatkan untuk memulai permainan pada lintasan genap bergerak ke kanan untuk masing-masing game yang diselesaikan. Manajer Kejuaraan akan menentukan jumlah lintasan yang dipakai selama pertandingan.

a. Singles Terbuka untuk semua anggota. Setiap peboling menempati satu lintasan dan menyelesaikan setiap game pada sepasang lane, setiap federasi disusun sebagai (2+2+1+1), satu group (2 peboling) ditempatkan pada lane yang sama, dan sisa 2 pebolingnya akan diundi untuk penentuan groupnya.

b. Doubles Terdiri dari 3 double (2 peboling) per federasi, 3 double tersebut bermain pada 12 lintasan, setiap double menempati satu lintasan dan menyelesaikan setiap game pada sepasang lane, setiap daerah mempunyai 2 group yang mana double yang ketiga akan diundi untuk masuk dalam salah satu group.

c. Tim (Tim 4)

Setiap tim bermain 6 game pada 6 lintasan, terdiri dari 2 X 3 game, 1 X 3 game dimainkan pada hari yang berbeda. Setiap team menempati satu lane dan menyelesaikan setiap game pada sepasang lane. Team tersebut dapat menggantikan salah satu pebolingnya, sebelum seri kedua dimulai atau membuat perubahan semestinya asalkan tunduk pada aturan yang berlaku. Tidak boleh ada perubahan urutan pemain dalam satu babak pertandingan.

d. Master Finals dan Grand Finals 1. Master Final. Pertandingan dengan cara Round Robin antara 16 peboling

teratas berdasarkan dari hasil 24 game masing-masing peserta yang telah dijalani. Semua total pinfall dihapus, peboling dihadapkan satu per satu dalam pertandingan ini, finalnya adalah position round pada game ke 16.

Ke 16 game pertandingan ini dimainkan dalm dua hari, delapan game hari pertama dan delapan game pada hari kedua menurut jadwal yang sudah dibuat sebelumnya. Akan tetapi, jika karena ada halangan waktu yang sudah disetujui oleh Presidium WTBA, atau oleh Presidium Zona yang bersangkutan, maka ke 16 game pertandingan tersebut dapat dimainkan dalam satu hari. Penentuan jadwal masing-masing peserta yang dihadapkan didapat dari hasil undian. Peboling dari federasi yang sama harus dihadapkan untuk bertanding pada delapan game pertama.

Kedudukan peboling didasarkan pada total pinfall dari hasil masing-masing pertemuan ditambah dengan bonus 10 pin kalau menang, termasuk ‘position round. Masing-masing peboling mendapat bonus 5 apabila seri.

Master Grand Final harus diselenggarakan, dengan gaya stepladder, untuk tiga peboling teratas setelah bermain 16 kali pertemuan untuk menentukan juara, peringkat kedua, dan peringkat ketiga.

2. Master Grand Finals, Grand final dengan cara bermain pertandingan dimana peboling yang mempunyai posisi tertinggi mendapat kesempatan pertama untuk memilih lintasan. Semua pinfall yang sebelumnya dimainkan dihapus.

c. Peboling peringkat kedua dan ketiga bertanding satu game. d. Pemenangnya bertanding melawan peringkat pertama satu game

didalam dua game pertandingan untuk mendapatkan pemenang didasarkan pada total pinfall

Catatan: Lihat pasal 505 tentang prosedur seri untuk dipakai menentukan Master Final dan Master Grand Final tiga pemain.

3. Peserta yang gagal dalam kwalifikasi untuk Master Final dapat mengisi lowongan, yang mungkin ada pada saat dimulainya Master final. Kekosongan atau lowongan tersebut dapat diisi dari peboling cadangan. Jika terjadi angka sama pada dua atau tiga peboling cadangan, maka seleksinya dilakukan dengan cara undian.

4. Finalis yang secara fisik tidak mendaftarkan diri untuk bermain sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan pada delapan game pertama, dianggap lowong dan harus diganti.

5. Finalis yang mengundurkan diri dengan alasan apapun setelah final dimulai atau gagal muncul secara fisik pada blok kedua permainan sesuai dengan waktu yang diberikan, harus diganti segera oleh ‘Pacer’. Semua peboling yang bertanding dengan pacer mendapat bonus 10 pin.

6 Peserta yang gagal dalam kwalifikasi untuk Master Grand Final dapat mengisi lowongan, yang mungkin ada pada saat dimulainya babak final. Kekosongan atau lowongan tersebut dapat diisi dari peboling cadangan. Jika terjadi angka sama pada dua atau tiga peboling cadangan, maka seleksinya dilakuakn dengan cara undian.

Pasal 504 PENGGANTIAN

Peboling yang sudah memulai pertandingan, tidak dapat diganti kecuali kasus cedera atau sakit atau sebagaimana disebutkan pada pasal 503.7;d 3, 4 dan 5 Peboling yang sudah berpartisipasi didalam pertandingan yang sama, tidak boleh diganti oleh peboling lainnya. Ketika seorang peboling digantikan oleh peboling lain pada suatu permainan dibawah aturan ini, ia dihapus semua angka ‘all event’ nya. Andaikata ada peboling yang tidak mampu bermain lagi, sisa peboling didalam tim tersebut boleh meneruskan permainannya untuk tujuan mendapatkan hasil ‘all event’.

Pasal 505 PEMECAHAN ANGKA SAMA

Pemenang pada kejuaraan adalah peboling atau tim yang meraih angka tertinggi. 1. Bila terjadi angka sama untuk posisi 1,2,3 pada Singles, doubles, Tim 4 atau all

events, maka juara bersama diumumkan. Tidak ada pertandingan ulang. (Tim atau pebiling yang mendapat angka sama akan mendapat medali. Jika angka sama terjadi pada posisi pertama, posisi yang berikutnya mendapat medali perunggu. Jika ketiga posisi mendapat angka sama, semuanya mendapat medali emas dan tidak ada pembagian medali lainnya. Jika angka sama terjadi pada posisi kedua, maka tidak ada medali untuk posisi ketiga)

2. Jika angka sama terjadi pada posisi ke 16 di all event, satu game roll-off dimainkan

3. Jika angka sama terjadi pada Master Final sebelum position round (sesudah 15 game) antara penempatan 2-3, 4-5, 6-7 dan seterusnya, maka peboling yang ditempatkan pada posisi paling tinggi adalah mereka yang pada saat Round Robin (babak berlingkar) mempunyai: a. total ‘scracth pinfall tertinggi b. hasil kemenangan saat bertanding saling berhadapan c. hasil kemenangan lebih banyak d. perbedaan paling kecil antara ‘score tertinggi dan terendah e. game tertinggi

4. Jika angka sama terjadi sesudah position round untuk tempat pertama atau ketiga, satu game roll-off dimainkan.

5. Jika angka sama terjadi diposisi manapun pada stepladder, frame ke 9 dan 10 roll-off dimainkan, dimulai dari nol, untuk memecahkan angka sam tersebut, jika angka sama masih terjadi, ulangi frame ke 9 dan 10 roll-off sampai terjadi beda angka.

Pasal 506 PENGHARGAAN

Penghargaan FIQ berupa emas, perak, perunggu disediakan sebagai berikut: 1. Pertandingan Singles Emas, perak, perunggu untuk posisi 1, 2, 3. 2. Pertandingan Doubles Dua emas, perak,perunggu untuk posisi tim 1, 2, 3. 3. Pertandingan Tim 5 Enam emas, perak, perunggu untuk posisi tim1, 2, 3. 4. All event Emas, perak,perunggu untuk posisi 1, 2, 3. Piagam

penghargaan kepada peboling yang berhasil menuju pertandingan Master.

5. Masters Emas, perak, perunggu untuk posisi 1, 2, 3. Tambahan, penghargaan harus diberikan kepada masing – masing federasi nasional yang mewakili pemenang.

Pasal 507 PENCATATAN

Pencatatan angka tertinggi untuk Pria dan Wanita akan diatur sebagai berikut: a. Satu game Pada Singles, Doubles, Trios dan Tim b. Tiga game (1-3 atau 4-6) Pada Singles, Doubles, Trios dan Tim c. Enam game Pada Singles, Doubles, Trios dan Tim d. 18 game Perseorangan all event e. Master Round Robin Angka tertinggi sebenarnya untuk 16 game, demikian juga jumlah kemenangan. f. Master Grand Final Angka Perseorangan satu game tertinggi

BAB VI PIALA TIM DUNIA WTBA

Peraturan yamg berlaku pada Piala Tim Dunia adalah yang disebutkan didalam Bab VI ini ditambah dengan peraturan Bab I, III dan VIII.

Pasal 601 KEABSAHAN

Partisipasi terbuka bagi anggota federasi WTBA yang memenuhi prosedur kwalifikasi sebagai berikut:

a. Partisipasi terbatas 16 Pria dan 16 Wanita b. Masing-masing zona akan menentukan tim 5 Wanita dipilih diantara tim

anggota federasi zona. c. Masing-masing anggota federasi menyeleksi untuk menentukan anggota

perseorangan yang akan menjadi anggota tim. d. Federasi Tuan Rumah secara otomatis mempunyai satu tim Pria dan satu

tim Wanita e. Apabila federasi Tuan Rumah telah berhasil masuk diantara lima terbaik

di zonanya, posisi ke 6 di zona tersebut mewakili zona tersebut. Pasal 602

PARTISIPASI Federasi manapun yang sudah mengisi formulir partisipasi tetapi mengundurkan diri dalam waktu dua bulan dari hari pertama kejuaraan akan diambil uang pendaftarannya ditambah US$ 1000,- Jika gagal memenuhi pembayaran tersebut, Presidium WTBA akan memutuskan untuk melakukan skorsing kepada federasi terhadap semua partisipasinya di kejuaraan WTBA, bahkan Presidium WTBA berhak untuk meminta FIQ melakukan

skorsing keanggotaan federasi tersebut. Tindakan ini akan diambil bila federasi tidak dapat meyakinkan alasan mengundurkan diri dan alasan tidak dapat membayar US$ 1000,-.

Pasal 603 DELEGASI RESMI

Delegasi resmi terdiri empat pria dam empat wanita, satu pelatih untuk peboling pria dan satu pelatih untuk peboling wanita, satu manajer untuk tim pria dan satu manajer untuk tim wanita. Federasi Tuan Rumah boleh menambah jumlah delegasi resmi dengan persetujuan dari Presiden WTBA.

Pasal 604 KOMPETISI Pasal 604.1

JUMLAH PEMAIN Setiap anggota federasi dibatasi hanya satu tim dengan jumlah tidak lebih dari empat pria dan empat Wanita. Peboling pada masing-masing tim harus ditunjuk terlebih dahulu sebelumnya dimulai uji coba resmi lintasan.

Pasal 604.2 UJI COBA

Sekurang-kurangnya satu hari harus diberikan waktu untuk uji coba resmi lintasan, sebelum dimulainya babak perorangan. Uji coba resmi lintasan diberikan satu jam kepada masing-masing federasi. Akan tetapi, bila lintasan pertandingan tidak tersedia untuk uji coba tidak resmi lintasan sebelum dimulainya uji coba resmi lintasan, maka dua hari uji coba lintasan resmi diwajibkan dengan jatah dua jam untuk masing-masing federasi pada haripertama dan satu jam untuk masing-masing federasi pada hari kedua. Setelah lintasan dipersiapkan dan uji coba resmi lintasan telah diakhiri, tidak boleh ada permainan dengan alasan apapun yang dilakukan oleh peserta kajuaraan pada lintasan yang akan dipakai untuk pertandingan tersebut selama kajuaraan tersebut,kecuali kejuaraan itu sendiri. Catatan; Hal tersebut diatas tidak menghalangi usaha (contoh; eksibisi) untuk memperkenalkan boling sebelum, sesudah atau diantara babak pertandingan yang ada. Akan tetapi, peserta pertandingan dilarang memakai lintasan setelah pertandingan disatu hari berakhir walaupun pusat boling membukayna untuk umum. Pelanggaran ketentuan ini akan dibatalkan keikutsertaanya. Akan ada uji coba lintasan diberikan 30 menit pada sepasang lintasan setiap harinya. Catatan : Jika tersedia lintasan cadangan, peboling pengganti boleh bermain sebelum mengikuti kejuaraan ini.

Pasal 604.3 MODEL BERMAIN

a. Kejuaraan tim 5 ini bermain dengan format Baker, didahului dengan satu hari uji coba resmi lintasan.

b. Baker format tim dilaksanakan sebagai berikut: c. Tim bergantian pada sepasang lintasan setelah bermain 10 frame.

Tim boleh merubah urutan peboling (nomor dan posisi) sebelum game manapun.

Penggantian peboling selagi jalannya pertandingan tidak diijinkan, kecuali jika salah satu peboling sakit atau cedera. Pada kejadian itu anggota tim yang diganti tidak boleh bermain lagi sampai keesokkan harinya.

Pasal 604.4 PENETAPAN LINTASAN

Penetapan lintasan harus ditentukan dengan bagian. Catatan : Jika ada jumlah ganjil dari tim dan tidak tersedia ‘pacer’, tim yang ganjil tersebut bermain pada sepasang lane agar mendapat ‘pace’ yang sama seperti tim lainnya, dan akan diberikan 3 point untuk dua games.

Pasal 604.5 AREA PEBOLING

Area peboling boleh ditentukan oleh Manajer Kejuaraan, dengan menggunakan metode identifikasi yang jelas memisahkannya terhadap penonton. Hanya satu pelatih atau petugas dari anggota federasi yang diijinkan berada disekitar sepasang lintasan dimana para pebolingnya sedang bermain. Satu peboling hanya boleh menempatkan empat bola boling di area peboling. Tidak diijinkan untuk membawa atau memakan makanan di area peboling Catatan : Hal ini tidak termasuk permen atau buah

Pasal 604.6 BABAK KEJUARAAN

Pria dan wanita harus bertanding dalam divisi terpisah tetapi dalam jadwal yang besamaan untuk semua.

Pasal 604.7 TATA CARA PERTANDINGAN

a. Diselenggarakan Round Robin sebanyak 3 kali, tujuh pertemuan dalam satu hari, dan delapan pertemuan hari berikutnya, dengan pria dan wanita bergantian babak. Masing-masing pertemuan bermain dua game, dengan total 90 game untuk masing-masing divisi. Pemberian angka didasarkan pada 1 point bila menang satu game dan 1 point untuk pemenang total dari dua game. Jika total dari dua game seri, maka point dibagi dua masing-masing mendapat poin 1 ½

b. Setelah 90 games, tim yang mendapat total point tertinggi dari tiga teratas akan bertanding dengan cara stepladder roll-off untuk mendapatkan medali emas, perak, perunggu. Tim pada stepladder ini akan bermain dua game. Total pinfall dihitung, Jika ada angka sama dalam stepladder ini, akan dipecahkan dengan bermain frame tambahan ke 9 dan 10 dimulai dengan bertukar lintasan. Anggota tim yang akan bermain pada frame tersebut dapat dipilih atau digantu dari ke enam peboling tim tersebut untuk mewakili timnya. Bila masih terjadi angka sama pertandingan dilanjutkan dengan cara frame tambahan ke 9 dan 10, akan tetapi tidak ada pergantian peboling.

c. Bila terjadi angka sama diantara posisi 1,2,3 sesudah bermain 90 game, pemecahannya dengan bermain satu game roll-off pada sepasang lintasan yng diatur oleh Komite Teknis Kejuaraan. Bila angka sama terjadi lebih dari 2 tim, maka masing-masing tim bermain pada lintasan terpisah yang akan diatur oleh Komite Teknis Kejuaraan. Penempatan lintasan akan diundi, Selanjutnya, bila terjadi angka sam setelah bermain, maka akan dilaksanakan frame tambahan ke 9 dan 10 mengikuti prosedur diatas.

Pasal 605 PENGHARGAAN

Penghargaan FIQ berupa emas, perak, perunggu disediakan kepada masing-masing anggota perseorangan tim, sebagai tambahan Piala khusus akan disediakan untuk federasi nasional yang menang, dan untuk peringkat kedua dan ketiga federasi diberikan plakat. Agar supaya tetap sama, maka Piala dan Plakat dinuat oleh WTBA tetapi federasi Tuan Rumah harus menanggung biaya tersebut dan akan ditagih uang penggantinya.

BAB VII KEJUARAAN PADA OLIMPIADE, PERTANDINGAN REGIONAL,

PERTANDINGAN DUNIA, DAN PERTANDINGAN SE-DUNIA LAINNYA Peraturan yang berlaku pada Kejuaran-kejuaraan ini dilaksanakan menurut Peraturan umum permainan sebagaiman pada Ketetapan dari WTBA Bab I dan Peraturan Peralatan sebagaimana pada ketetapan WTBA Bab VIII.

Pasal 701 TANGGAL DAN TEMPAT PERTANDINGAN

Tanggal dan tempat dari Kejuaraan ini harus ditentukan oleh pemerintah setempat, Komite Organisasi Kejuaraan Tuan Rumah harus mengatur dan menjalankan kejuaraan ini dibawah arahan dan persetujuan dari WTBA mengikuti peraturan teknis dan ketetapan WTBA dan keabsahan ketetapan peraturan olimpiade atau kejuaraan yang disebut dan peraturan pemerintah setempat yang berhubungan..

Pasal 702 KEABSAHAN

Hanya peboling dari Negara yang sudah membayar keanggotaan FIQ, WTBA, Zona yang sah untuk berpartisipasi pada kejuaraan ini. Untuk kejuaraan olimpiade peserta harus mengikuti peraturan KOmite Olimpiade Internasional (IOC). Untuk kejuaraan dunia mereka harus memenuhi persyaratan yang di pertauran kejuaraan tersebut. Kwalifikasi kejuaraan dilaksanakan oleh masing-masing zona menurut tata cara zona itu sendiri. Bila zona tersebut tidak dapat melaksanakan tata cara tersebut, maka tata cara zona Tuan Rumah yang dipakai.

Pasal 703 FORMAT PERTANDINGAN

Format kejuaraan ini akan sama seperti penyelenggaraan kejuaraan Dunia WTBA atau format yang telah disetujui oleh Presidium WTBA. Jika pertandingan regional, maka formatnya mendapat persetujuan dari Presidium Zona.

Pasal 704 INSPEKSI PERSIAPAN UMUM DAN SERTIFIKASI LINTASAN

a. Paling lambat 8 bulan sebelum tanggal dimulainya kejuaraan ini, Komite Organisasi dari kejuaraan ini harus membiayai Presiden WTBA atau perwakilan yang ditunjuknya, untuk memeriksa dan menyetujui persiapan umum yang dilaksanakan berupa hotel, lintasan, ruang rapat, transportasi, dan pantas tidaknya suatu lintasan boling tersebut menyelenggarakan kejuaraan ini. Jika Presiden atau perwakilannya melihat bahwa persiapan pelaksanaan tersebut tidak memadai, maka presiden akan mencari jalan agar perbaikan terjadi dalam waktu 30 hari. Jika usaha tersebut gagal, maka Presiden akan membentuk Komite beranggota tiga orang, yang mungkin salah satunya adalah dirinya sendiri untuk

memeriksa kembali persiapan tersebut dan berunding dengan Pimpinan Komite Organisasi untuk mendapat pemecahan permasalahan secara memuaskan.

b. Jika lintasan dibuat dari kayu, maka lintasan tersebut harus diratakan kembali permukaannya enam bulan sebelum suatu kejuaraan. Akan tetapi bila dianggap perlu maka hal tersebut dapat ditiadakan oleh Presiden WTBA untuk kejuaraan dunia yang resmi demikian juga untuk kejuaraan daerah yang resmi dapat ditiadakan oleh Presiden Zone.

Hanya pin baru atau pin yang baru diapakai 300 game yang boleh digunakan. Dua rangkaian (set) pin harus ada didalam masing-masing mesin peletak pin. Segera setelah perataan permukaan tersebut dilakukan, Federasi tuan rumah harus membayar ongkos Delegasi Teknis untuk melaksanakan sertifikasi lintasan dan berhubungan dengan manajer kejuaraan dan pemilik lintasan dan memrintahkan mereka segala sesuatunya tentang prosedur meminyaki lintasan yang harus dilakukan, yang mana prosedur meminyaki lane harus segera dikirim ke seluruh anggota federasi. Delegasi Teknis harus juga menjumpai Komite Organisasi (panitia penyelenggara) untuk memeriksa rincian kegiatan panitia penyelenggara kejuaraan. Delegasi teknis itu segera mencatat dan menyimpan rincian laporannya kepada Presiden WTBA dan/atau Presiden Zona.

Pasal 705 MANAJER KEJUARAAN, KOMITE TEKNIS KEJUARAAN

Pasal 705.1 MANAJER KEJUARAAN

Komite Organisasi harus menyeleksi Manajer untuk kejuaraan ini yang akan merancang, melaksanakan dan mengawasi langsung kejuaraan tersebut. Manajer Kejuaraan juga bertanggung jawab atas Komite Teknis Kejuaraan, Pengawas Lintasan Harian, serta tunduk terhadap peraturan permainan boling Bab 1 dari WTBA dan peraturan lain yang ada pada FIQ.

Pasal 705.2 KOMITE TEKNIS KEJUARAAN

Komite Teknis Kejuaraan untuk Olimpiade, Kejuaraan Regional, Kejuaraan Dunia, dan Kejuaraan Se-Dunia lainnya harus mempunyai:

a. Manajer Kejuaraan b. Delegasi Teknis c. Anggota Komite Teknis Kejuaraan

Masing-masing datang dari zona yang berbeda. Delegasi Teknis dan anggota Komite Teknis Kejuaraan ditunjuk oleh Presiden WTBA 5 bulan sebelum tanggal kejuaraan atau lebih cepat bila diperlukan oleh Komite Organisasi kejuaraan ini. Jika kejuaraan tersebut adalah kejuaraan Regional maka penunjukkan dilakukan oleh Presiden Zona. Delegasi Teknis harus berada di lintasan boling paling tidak 5 hari sebelum kejuaraan berlangsung atau lebih cepat bila diperlukan oleh Tuan Rumah, untuk membantu Komite Organisasi berhubungan masalah teknis tentang pelaksanaan kejuaraan. Jika Delegasi Teknis memandang perlu untuk memodifikasi prosedur atau cara meminyaki lintasan, ijin

dari Komite Teknis Kejuaraan harus diminta dan pengumuman diberikan kepada semua federasi yang berpartisipasi. Segala biaya pengeluaran dari Delegasi Teknis dan anggota Komite Teknis Kejuaraan berikut hak istimewanya diatur menurut undang-undang IOC. Komite Teknis Kejuaraan harus menasehati dan berembuk dengan Komite Teknis Kejuaraan Tuan Rumah sehubungan dengan prosedur meminyaki lintasan secara teknis yang sudah diatur oleh Delegasi Teknis setiap harinya selama kejuaraan berlangsung. Bila terjadi pertentangan antara Penyelenggara Kejuaraan dengan Komite Teknis, keputusan dari Komite Teknis Kejuaraan adalah sah. Paling tidak satu orang anggota Komite Teknis Kejuaraan (selain Manajer Kejuaraan) harus hadir ketika prosedur meminyaki lintasan sedang dilakuakn dan paling tidak dua anggota Komite Teknis Kejuaraan yang ketiga akan datang dengan cepat bila ada panggilan.

Pasal 705.3 PENGAWAS LINTASAN HARIAN

Para Pengawas Lintasan Harian ditunjuk didalam pertemuan sebelum kejuaraan dan bertanggung jawab untuk mecegah terjadinya pelanggaran terhadap peraturan Permainan Bab I WTBA yang berlaku dan Bab III Peraturan Kejuaraan Dunia sampai dengan Bab VI Piala Tim Dunia yang mana yang harus berlaku di Kejuaraan tersebut yang harus diketahui oleh peserta. Pada kapasitasnya seorang Pengawas Lintasan Harian harus berkeling di belakang peboling yang sedang bermain, dan memperhatikan semua keadaan apakah peserta bertanding sesuai dengan peraturan yang ada. Semua kejadian yang tidak dapat diselesaikan oleh Pengawas Lintasan Harian, akan didengar dan dibahas oleh Komite Teknis Kejuaraan. Keputusan dari Komite Teknis Kejuaraan adalah menentukan kecuali ada proses banding kepada Dewan Juri dalam waktu 24 jam sesudah keputusan Komite diumumkan, atau sebelum penyerahan hadiah, mana yang lebih dahulu.Protes yang melibatkan keabsahan yang muncul setelah selesainya Kejuaraan tersebut dapat dicatat dan dikirim langsung kepada Dewan Juri Banding dalam waktu 30 Hari.

Pasal 706 DEWAN JURI BANDING, PROSEDUR BANDING

Tiga orang anggota Dewan Juri Banding ditunjuk dari perwakilan yang hadir pada kejuaraan tersebut yang disesuaikan dengan kebutuhan dari Komite Organisasi penyelenggara kejuaraan itu. Dewan Juri Banding dapat memberi kuasa kepada yang disebut namanya sebelum semua bahan dan orang yang terlibat dalam banding mengikuti rapat yang dijadwalkan, Dewan Juri Banding dapat memutuskan hal tersebut dengan cara keputusan tertulis melalui pos setelah semua bahan telah dipelajari oleh masing-masing anggota. Semua banding terhadap keputusan Komite Teknis Kejuaraan harus ada catatan tertulisnya dengan Pengawas Lintasan Harian atau pada anggota dari Dewan Juri banding, atau pada Sekretaris Jenderal WTBA atau Zona. Masing-masing banding harus spesifik dan memasukkan 100,- USD. Jika banding tersebut dapat dibenarkan oleh Dewan Juri banding, uang tersebut akan diambil oleh WTBA. Yang terlebih dahulu juga berlaku bagi protes yang dicatat langsung oleh Dewan Juri Banding.

Pasal 707 PERTEMUAN SEBELUM KEJUARAAN

Sebelum dimulainya Kejuaraan, sebuah pertemuan diselenggarakan untuk memberikan semua informasi tentang Kejuaraan tersebut dan kegiatan yang berhubungan dengan itu, menjawab semua pertanyaan yang ada. Pertemuan tersebut akan dipimpin oleh Presiden WTBA atau perwakilannya. Jika Kejuaraan Regional maka pertemuan akan dipimpin oleh Presiden Zona atau perwakilannya.

BAB VIII SPESIFIKASI PERALATAN

Semua peralatan yang disahkan oleh WTBA harus dilaksanakan dengan peralatan dan produk yang sudah disertifikasi oleh fasilitas pengujian resmi dari WTBA, agar supaya peralatan tersebut memenuhi spesifikasi WTBA. Pengesahan yang demikian itu tergantung pada uji coba laboratorium, dimana prosedur uji coba dan biaya-biaya yang ditentukan oleh presidium WTBA. Rincian informasi tentang spesifikasi peralatan dan pengesahan produk bisa didapat dari Sekretaris Jenderal WTBA. Saat ini, The ABC/WIBC facility di Greendale, Wisconsin, USA adalah satu-satunya fasilitas pengujian resmi dari WTBA. Fasilitas di tempat lain boleh diajukan dan diterima sebagai fasilitas resmi oleh Presidium WTBA asalkan memasukkan semua rincian fasilitas secara memuaskan kepada presidium WTBA dan fasilitas tersebut memenuhi kebutuhan WTBA. Spesifikasi ukuran metric yang tertulis dibawah ini hanya untuk refrensi saja. Bila ada perselisihan terhadap ukuran kerajaan Inggris yang berlaku, maka faktor perubahan (konversi) ini berlaku: 1 inch = 25.4 mm 1 foot = 12 inches = 304,8 mm 1 pound = 0.453 kg 1 ounce = 28.349 kg

Pasal 801 KEWENANGAN

Presidium WTBA mempunyai keberhakan dalam mengambil keputusan akhir terhadap semua pelanggaran dari spesifikasi teknis yang tercantum di Bab VII ini.

Pasal 802 SERTIFIKASI LINTASAN

1. Lintasan boling yang digunakan untuk pertandingan yang disahkan Persatuan Boling Indonesia adalah lintasan yang telah mendapat Sertifikasi Pengesahan Lintasan yang dikeluarkan oleh Persatuan Boling Indonesia.

2. Untuk mendapatkan pengesahan tersebut, setiap pemilik dan/atau pengelola lintasan boling mengajukan permohonan pengesahan sesuai prosedur yang ditetapkan Persatuan Boling Indonesia dari waktu ke waktu.

3. Sertifikat Pengesahan Lintasan berlaku untuk setiap jangka waktu 1 (satu) tahun kalender dan dapat diperpanjang

4. Penerbitan Sertifikat Pengesahan Lintasan dilakukan apabila Persatuan Boling Indonesia setelah melakukan peninjauan ke lintasan yang bersangkutan menilai lintasan telah melunasi kewajiban pembayaran biaya pengesahan lintasan yang

jumlahnya ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Persatuan Boling Indonesia dari waktu ke waktu.

Pasal 803 SPESIFIKASI LINTASAN BOLING

Pasal 803.1 KOMPOSISI

Ketetapan lintasan boling, termasuk got yang rata (flat gutters), penyekat samping (kick-backs), dan daerah ang-ancang (approach) harus dibuat dari kayu atau material yang disetujui. Pinggir dari peletakan pin (pin deck), ujung papan (tail plank), penyekat samping (kick-backs), got dan cetakannya harus diperkuat oleh serat keras (fibre) atau material sintetis. Daerah ancang-ancang boleh dibuat dari material lain dengan ketetapan sepert disebut dibawah ini:

Pasal 803.2 DAERAH ANCANG-ANCANG

Tempat berdirinya khusus dan garis tilang (foul line) yang mempunyai sudut pandang tidak terhalangi dengan ukuran tidak kurang dari 15 feet (4.572 mm) panjangnya, bebas dari perbedaan tinggi dan rendah tidak melebihi ½ inch (6.4 mm), sedangkan luasnya tidak kurang lebarnya dari lebar lintasan. Pada daerah ini harus terdapat 7 tanda petunjuk dengan jarak 12 dan 15 ft (3658 dan 4572 mm) dari garis tilang berturut-turut.

Pasal 803.3 GARIS TILANG (FOUL LINE)

Garis tilang kurang dari 3/8 inch (9.5 mm) dan tidak lebih dari 1 inch (25.4 mm) lebarnya dan tanda garis tersebut harus tercetak jelas dan melekat pada lintasan dan didaerah ancang-ancang. Garis tilang itu paling tidak sama dengan lebar lane yang teus memanjang melewati lebar lane tidak terputus karena adanya sambungan papan atau mudah tercabut oleh tangan peboling.

Pasal 803.4 ALAT PENEMU PELANGGARAN

Setiap lintasan boling yang sertifikasinya sudah ada harus melengkapi lintasannya dengan alat penemu pelanggaran (foul detective device) atau wasit garis tilang bagi lintasan yang kuno, alat diletakan bebas pandang sedemikian rupa sehingga alat penemu pelanggaran secara memuaskan ketika peboling menginjak garis tilang.

Pasal 803.5 PANJANG LINTASAN (LENGTH)

Ketetapan panjang lintasan seluruhnya termasuk daerah peletakan pin mempunyai ukuran referensi 62 feet 10 3/6 inch (19.159 mm), diukur dari garis tilang menuju ujung letakan pin, tidak termasuk ujung papan (tail plank). Hal tersebut diatas mempunyai ukuran 60 feet, plus/inus ½ inch (18.288 +/- 13 mm), diukur dari pinggir garis tilang menuju peletakan pin No.1 Hal tersebut diatas mempunyai ukuran 34.3/16 inches, plus/minus 1/16 inch (868,5 +/- 1,5 mm), diukur dari pusat peletakan No.1 menuju ujung peletakan pin, tidak termasuk ujung papan (tail plank)

Pasal 803.6 LEBAR LINTASAN (WIDTH)

Lebar lintasan harus 4 ½ inch, plus/minus ½ inch (1.054 +/- 12.7 mm) Pasal 803.7

PERMUKAAN LINTASAN (SURFACE) Permukaan lintasan harus rata atau bebas dari cekungan atau cembungan dengan batas ukur kerataan tidak melebihi 0.040 inch (1 mm) diseluruh permukaan lane yang melebihi bentangan 42 inch (1.067 mm). Kemiringan lintasan tidak mebihi 0.040 (1 mm) di seruh lebar lane. Demikian juga terhadap pelapisan akhir dari lintasan tersebut harus meliputi keseluruh pinggir-pinngir papan. Koefisien gesek pada permukaan lintasan tidak mebihi parameter0.29 pada alat ukur yang telah disahkan

Pasal 803.8 DAERAH PELETAKAN PIN (PIN DECK)

Daerah peletakan pin bisa dibuat seluruhnya dari kayu keras. Hanya material sintetis atau dengan kombinasi material lain bisa dipakai asalkan material tersebut sudah diuji dan disahkan. Pinggir papan dari peletakan pin ini harus bulat dengan radius tidak lebih dari 5/32 inch (4 mm). Bila kebulatan tersebut terhapis, maka pinggir papan tersebut harus dibulatkan kembali. Pinggir papan tersebut bisa dibuat dari kayu keras, atau material sintetis asalkan sudah diuji dan disahkan. Sebuah kepingan pinggir sintetis dengan ketebalan maksimum ½ inch (12,7 mm), dilekatkan pada samping peletakan pin dekat got, dan terpasang memanjang dari titik jajar pin no.1 sampai ke ujung lintasan di daerah tampungan (pit). Kepingan tersebut dipasang dengan kedalaman tidak boleh kurang dari 1,5 inch (38 mm) untuk pemasangan lintasan baru, dan 1 inch(25 mm) kedalamannya untuk pemasangan lama. Kepingan itu dipasang vertical sehingga posisi material sintetis tersebut muncul pada permukaan peletakan pin tidak lebih ½ inch (12,7 mm).

Pasal 803.9 UJUNG PAPAN (TAIL PLANK)

Ujung papan yang tebalnya tidak lebih dari 2 inch (50,8 mm), bisa di sambungkan pada ujung bagian belakang lintasan, Tidak pernah bisa lebih 5 inch (127 mm) jarak dari permukaan permainan yang rata, termasuk ujung papan, dengan belakang pusat pin 7,8,.9, 10.

Pasal 803.10 GOT (GUTTER)

Got ditempatkan pada kedua tepi lane dimulai dari garis tilang terpasang memanjang sampai ke ujung lane/daerah tampungan (pit). Lebar dari kebulatan got ditambah lintasan adalah 60 1/8 inch plus/minus 1/8 inch (1527 +/- 3mm). Bentuknya harus cekung. Ukuran dalamnya paling tidak 1 7/8 inch (47,6 mm) dari titik tengah pembuatan. Dasar got harus terbuat dari kayu atau material lain yang sudah diuji dan disahkan. Lebarnya harus 9 ¼ inch plus/minus (235 +/- 6,4 mm) termasuk cetakan (molding). Dari titik yang berhadapan atau dalam jarak 15 inch (381 mm) di depan peletakan pin No. 1, dasar got harus berbentuk segi empat dan harus paling tidak 1 7/8 inch (47,6 mm) di

bawah permukaan dari lintasan. Berlawanan arah dengan garis belakang garis belakang jajar peletakan pin, kedalamannya harus 3 ½ inch plus/minus 1/8 inch (89 +/- 3,1 mm). Sebuah kepingan cetakan (strip of molding) terpasang sepanjang got dan diikat dengan kokoh pada dasar got. Cetakan seluruhnya bisa terbuat dari kayu keras atau material sintetis asalkan sudah diuji dan disahkan. Kepingan cetakan tersebut tidak boleh lebih dari 7/8 inch (22,2 m) tingginya pada p[inggir utama, secara gradual menaik 1 ½ inch (38,1) berlawanan tinggi dengan peletakan pin 7 dan 10 (diukur dari permukaan atas got ke permukaan atasa cetakan). Kepingan cetakan tidak melebihi ¾ inch (19 mm) lebarnya. Pinggir atas yang muncul harus berbentuk bulat dengan radius 5/8 inch plus/minus 1/8 (15,9 +/- 3,1 mm) ¼ inch dibawah permukaan lane

Pasal 803.11 TANDA TEMPAT PIN (PIN SPOTS)

Semua tanda tempat pin, tempat dimana pin harus ditaruh, harus ditera secara jelas sepanjang umur peletakan pin tersebut. Tanda tersebut berdiameter 2 ¼ inch plus/minus 1/16 inch (57,2 +/- 1,6 mm) dan posisi pin harus dikenal dengan susunan angka sebagai berikut: 7 8 9 10 4 5 6 2 3 1 Tidak boleh ada bertambahnya jarak yang sedikit demi sedikit dari 12 inch plus/minus (304,8 +/- 1,6 mm) pada segitiga sama sisi. Titik pusat pin No. 7,8,9,10 menuju ujung lintasan tempat penampungan (pit) berjarak 3 inch plus/minus 1 1/6 inch (76,2 +/- 1,6 mm) tidak termasuk ujung papan. Titik pusat pin No.7 dan 10 terhadap tepi yang berdekatan dari peletakan pin berjarak 2 ¼ inc plus/minus ¼ inch (60,3 +/- 6,4 mm) Titik pusat pin 7 dan 10 terhadap penyekat samping terdekat berjarak 12 1/16 inch plus/minus 1/16 inch (306,4 inch +/- 1,6 mm) Tempat pin No.1 harus sama jauhnya dari kedua tepi dari lintasan dan kedua penyekat samping dengan toleransi plus/minus 1/8 inch (+/- 3,2 mm), dan tidak pernah kurang dari 30 inch (762 mm) dari titik tengah menuju penyekat samping. Sebagai referensi ukuran diatas adalah 31 3/16 inch (792,2 mm) dari pusat pin no.1 terhadap garis tegak lurus yang melewati pusat dari jajaran pin belakang, dan 34 3/16 inch (866,4 mm) menuju ujung lintasan tempat penampungan pin (tidak termasuk ujung papan).

Pasal 803.12 ALAT PEMASANG PIN (PINSETTING DEVICES)

Pada penggunaan alat pemasang pin yang ada, alat tersebut harus diperiksa setiap tahunnya untuk menentukan apakah pin dapat diletakan oleh alat tersebut dengan benar. Apabila dijumpai ketidakcocokan dari standar yang diharuskan, maka sebelum dibetulkan, tidak layak diberikan pengesahan.

Pasal 803.13 PENYEKAT SAMPING (KICK-BACKS)

Penyekat samping atau dinding antara penyekat samping bisa terbuat dari kayu keras atau material sintetis yang sudah diuji dan disahkan. Penyekat ini dipasang parallel dengan lintasan. Penyekat harus memanjang dari titik yang berhadapan atau dalam jarak 15 inch (381 mm) di depan pin no.1, terhadap tabir belakang. Jarak antara kedua penyekat samping harus 60 inch 1/8 inch (1527 +/- 3 mm). Tinggi diatas lintasan harus 20 ½ inch plus/minus 3 ½ inch (521 +/- 89 mm). Penyekat samping dapat dilapisi oleh satu lapisan material penguat dengan tebal lapisan tidak lebih dari 3/16 inch (4,8 mm).

Pasal 803.14 DAERAH TAMPUNGAN PIN(PIT)

Bagi lintasan yang tidak mempergunakan alat pemasang pin otomatis, maka daerah tampungan pinnya berjarak tidak kurang dari 9 ½ inch (241 mm) dari atas daerah tampingan pin ini lebarnya tidak kurang dari 30 inch (762 mm) dari tepi belakang lintasan termasuk tebal ujung papan sebagi bagian yang diukur) sampai kepada mika dari tabir belakang. Bagi lintasan yang mempergunakan alat pemasang pin otomatis, tebal tersebut tidak kurang dari 25 inch (653 mm). Spesifikasi dari daerah tampungan pin untuk yang memakai alat pemasang pin otomatis dikembangakan oleh masing – masing pembuat mesin tersebut ketika pengesahan dikabulkan.

Pasal 803.15 TABIR BELAKANG (REAR CUSHION)

Daerah belakang dalam kondisi apaun harus ditutup oleh tabir dengan bahan berwarna gelap dan harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat meredam pin yang akan mental balik ke lane.

Pasal 803.16 TANDA DI DAERAH ANCANG-ANCANG DAN LINTASAN (MARKINGS)

Pemberian tanda atau rancangan (markings or designs) di lintasan dan di daerah ancang-ancang disyaratkan dengan spesifikasi sebagai berikut:

a) Pada daerah ancang-ancang, diukur dari garis tilang, dilekatkan atau dicap maksimum tujuh tanda petunjuk pada masing-masing titik berjarak : 2 – 6 inch (51 – 152 mm); 9 – 10 feet (2.743 – 3.048 mm); 11 – 12 feet (3.53 – 3.658 mm); 14 – 15 feet (4.267 – 4.572 mm. Setiap rangkaian tanda petunjuk harus seragam, bulat bentuknya, dan tidak lebih dari ¾ inch (19 mm) diameternya.

b) Pada titik 6 8 feet (1.828 – 2.438 mm) setelah garis tilang secara paralel dilekatkan maksimum 10 tanda petunjuk. Setiap rangkaina tanda petunjuk harus sereagam, bulat bentuknya, dan tidak lebih dari ¾ inch (19 mm) diameternya.

c) Pada titik 12 – 16 feet (3.658 – 4.877 mm) setelah garis tilang dilekatkan maksimum 7 sasaran. Setiap rangkaian tanda sasaran harus seragam, bisa berisi satu atau lebih model paku, anak panah, intan, segi tiga, segi empat. Keseluruhan bentuk permukaan model tidak lebih dari 1 ¼ inch (31,8 mm) lebarnya dan 6 inch (152 mm) panjangnya. Masing-masing tanda sasaran harus sama jauhnya antara satu dengan yang lainnya dalam satu model rangkaian yang seragam.

d) Tanda sasaran dan tanda petunjuk terbuat dari kayu, serat atau plastic, dan harus rata dengan permukaan lane yang dilekatinya. Apabila tanda sasaran dipasang dengan cara cap, maka tanda tersebut harus melekat pada kayu asli yang

kemudian dilapisi oleh lacquer atau lapisan sejenis yang umum dipakai sebagai bahan pelapis yang transparan. Semua tanda – tanda tersebut dimana pun tempatnya harus seragam terhadap bentuk dan ukurannya dan terlihat alami bagaikan bagian dari lane,

Catatan: Untuk kejuaraan WTBA harus ada tanda yang ditempatkan pada bagian ancang-ancang yang berjarak masing-masing 12 dan 15 feet (358 dan 4572 mm) dari garis tilang secara berurutan.

Pasal 804 PERSYARATAN MEMINYAKI LINTASAN (LANE CONDITIONING)

Syarat meminyaki lintasan dibutuhkan pada semua pertandingan atau yang disahkan oleh WTBA. Setiap penggunaannya, pada bagian yang diminyaki (termasuk daerah penyangga), harus ada minimum 5 unit satuan minyak di semua titik lintasan tersebut. Minyak harus dari tipe dan merek yang sama ketika meminyaki lintasan tersebut dan terhadap semua lintasan yang akan dipakai untuk pertandingan maka produk dan prosedur yang sama harus diberlakukan. Jarak minimum dan maksimum daerah yang diminyaki, termasuk bagian daerah penyangga, tidak kurang dari 28 feet (8.535 mm) dan tidak lebih dari 45 feet (13.715 mm). Peraturan ini bukan berarti 28 feet yang direkomendasikan, melainkan sampai dengan 45 feet lintasan bisa diminyaki.

Pasal 805 SPESIFIKASI PIN BOLING

Prosedur saat ini memakai pin yang disahkan oleh Departemen spesifikasi teknis ABC/WIBC,WTBA dengan sendirinya memberikan pengesahan semua pin yang telah disahkan oleh ABC/WIBC.

Pasal 805.1 BAHAN

Pin-pin yang sah harus dibuat bersuara nyaring, terbuat dari kayu maple yang keras. Setiap pin terbuat dari satu atau dilapisi dua atau lebih bagian, asalkan pin-pin tersebut memenuhi syarat spesifikasi. Seluruh pelapisan harus diproses parallel dengan sumbu vertical pin. Kayu baru atau Kayu bekas dipergunakan asalkan yang baru dan/atau yang diperbaharui itu semuanya diproduksi sesuai dengan spesifikasi yang dikeluarkan oleh WTBA.

Pasal 805.2 BERAT

Setiap pin yang dilapisi plastic harus mempunyai berat tidak kurang dari 3 pound 6 ounce (1.531 grams) dan tidak lebih dari 3 pound 10 ounce (1.645 grams). Pin – pin dalam setiap perangkat harus sama penampilannya termasuk konstruksi, bahan, label, tanda pita leher pin sebagaimana standar pemakaian yang ada.

Pasal 805.3 KESEIMBANGAN (BALANCE)

Pusat titik berat setiap pin harus diukur dari dasar pin dan tidak lebih tinggi dari 5-60/64 inch dan tidak lebih rendah dari 5-40/64 inch.

Pasal 805.4 KANDUNGAN KELEMBABAN

Kandungan kelembaban dari sepuluh pin tidak kurang dai 6 % dan tidak lebih dari 12 %. Pada saat pin-pin akan dilakuakan pelapisan, kandungan kelembaban tiap satu pin tidak boleh mempunyai beda 2 %.

Pasal 805.5 PELAPIS AKHIR (FINISH)

Satu lapis atau dengan kata lain pelapisan pin dilakuakan sebagaimana sistim pelapisan kayu yang lazim dan pelapis ini harus tembus pandang (bening) dan/atau berwarna putih dengan pengecualian pada tanda leher pin, tanda symbol atau nama. Ketebalan yang lazim diijinkan untuk pelapisan yaitu 4/1000 (0,004) inch. Catatan : Pada kejuaraan yang mendapat pengesahan, pin berwarna diperbolehkan untuk dipakai asalkan seragam dalam satu rangkaian.

Pasal 805.6 RANCANG BANGUN DAN UKURAN

Tinggi dari setiap pin harus 15 inch dengan toleransi 2/64 inch salah satu dari dua yang diperbolehkan. Semua pin harus diperlengkapi dengan bahan plastic yang sudah disahkan sebagai alasnya atau memasukkan serat(fibre) yang mempunyai diameter luar berukuran tidak kurang dari 2 inch. Puncak pin harus mempunyai lengkung yang seragam dengan garis tengah 1,273 inch.Dengan toleransi yang diperbolehkan plus atau minus 2/64 (0.031) inch. Toleransi diameter tidak lebih dari 2/64 (0.031) inch dan tidak kurang dari 2/64 (0.031) inch. Bentuk lonjong dari pusat ke pusat dibuat secara gradual sehingga menghasilkan lekukan yang manis. Tidak boleh ada bagian alas pin yang menonjol diluar daripada pelapisan alas, tetapi bagian dari alas yang merupakan pelapisan alas boleh ceruk sebesar 0.025 inch. Semua pin harus bulat pada bagian sebelah luar dari alas dengan garis tengah pembuatan 3/32 (0.156) inch dengan toleransi plus/minus 2/64 (0.031 inch. Diameter dari alas khusus yang bertepi bulat, tidak boleh kurang dari 2 inch.

WBTA SPECIFICATIONS

STATION NOMINAL MAXIMUM MINIMUMABOVE BASE DIAMETER DIAMETER DIAMETER

- - - 13 1/2” 2.547 2.578 2.516 12 5/8” 2.406 2.437 2.375 11 ¾” 2.094 2.125 2.063 10 7/8” 1.87 1.091 1.839

10” 1.797 1.828 1.766 9 3/8” 1.965 1.996 1.934 8 5/8” 2.472 2.503 2.441 7 1/4“ 3.703 3.734 3.672 5 7/8” 4.563 4.594 4.532 4 ½” 4.766 4.797 4.735

3 3/8” 4.51 4.541 4.479 2 ¼” 3.906 3.937 3.875 ¾” 2.828 2.859 2.797

BASE NOMINAL MAXIMUM MINIMUM

FLAT FLAT FLAT DIAMETER DIAMETER DIAMETER

with 5/32 radius 2.031 2.062 2 with 5/32 radius 2.25 2.281 2.219

Pasal 806 SPESIFIKASI BOLA BOLING

Pasal 806.1 BAHAN

Ketetapan bola boling pada bahan pembuatan bola adalah dari bahan bukan komposisi logam dan harus mengikuti spesifikasi untuk berat, ukuran keseimbangan. Tidak boleh ada alat yang dapat bergerak di bola boling kecuali alat yang dipakai pada saat pengukuran bentangan jari dan pelubangan bola untuk jari dan lubang jempol mungkin dimasukkan alat untuk membantu pegangan tangan dimana konstruksinya tertanam kuat di bola dan tidak lepas dari bola kalau tidak dirusak. Dilarang untuk mempergunakan barang metal atau material lain yang tidak sesuai dengan material asli dari bola. Demikian juga dilarang merubah bola boling sedemikian rupa dengan menambah berat sehingga keseimbangan bola menjadi diluar aturan yang berlakudan mempergunakannya di kejuaraan WTBA. Bahan tambalan bola (plugs) boleh ditambahkan untuk keperluan pengeboran ulang sebuah bola. Demikian juga tanda rancangan boleh ditanamkan/ditorehkan kedalam bola untuk tujuan, arahan, pengawasan, tanda pengenal asalkan tanda rancangan tersebut rata dengan permukaan bola bagian sebelah luar. Untuk semua kasus material tersebut harus didapat dari bahan yang sama, walaupun tidak benar-benar sama seperti bahan bola tersebut. Tidak boleh ada benda asing yang dilekatkan pada bola bagian sebelah luar. Larangan tersebut diatas berlaku pada saat pembuatan bola dan/atau pemodelan bola, tidak ada ketidaksengajaan terjadi atas kelebihan berat bola bila prinsip pembuatan, penambalan, perbaikan berjalan dengan baik.

Pasal 806.2 BERAT DAN UKURAN

Keliling bola boling tidak boleh lebih dari 27 inch (686 mm), dan beratnya tidak boleh lebih dari 16 pound (7,25 kg). Diameter bola harus konstan. Permukaan bola harus bebas dari kesengajaan membuat alur dengan pola tertentu, kecuali untuk lubang-lubang yang diperguanakan untuk alat pegang bola, cap pabrik, nomor seri, inisial pemiliik, lubang sistim keseimbangan atau alur karena pemakaian.

Pasal 806.3 SPESIFIKASI YANG DIUKUR DI KEJUARAAN

a. Berat kotor tidak boleh lebih dari 16 pound (7,25 kg) b. Lubang-lubang atau pengenal untuk kepentingan pegangan, tidak lebih dari 5. c. Satu lubang untuk keseimbangan diperbolehkan. Diameter tidak lebih dari 1 ¼

inch (31,8 mm) d. Lubang udara (vent holes) pada jari dan/atau jempol dengan diameter tidak boleh

lebih dari ¼ inch (6,4 mm) e. Lubang tusukan untuk keperluan inspeksi dengan diameter tidak boleh lebih dari

5/8 inch (15,9 mm) dan kedalamannya 1/8 inch (3,2 mm).

f. Ketidak seimbangan statis (static imbalance). Menurut toleransi sebagaimana yang dicantumkan dibawah ini

g. Kekerasan bola (ball hardness) menurut toleransi sebagaimana yang dicantumkan dibawah ini

Pasal 806.4 SPESIFIKASI YANG TIDAK DIUKUR DI KEJUARAAN

a. Keliling bola boling b. Koefisien gesekan dinamis (dynamic coefficient of friction) c. Pembuatan nama (Labelling requirement).

Pasal 806.5 KESEIMBANGAN (BALANCE)

Bola boling harus dibuat dan dibor untuk kepentingan peraturan ketidakseimbangan pada 6 sisi. Toleransi yang diperbolehkan untuk keperluan ketidak seimbangan adalah sebagai berikut: A. Berat 10 pound (4,53 kg) atau lebih

a. Tidak lebih dari 3 (tiga) ounce (85 g) perbedaan antara setengah bola bagian atas (sisi lubang jari) dan setengah bola bagian bawah (bagian yang berlawanan dengan sisi lubang jari).

b. Tidak lebih dari 1 (satu) ounce (28 g) perbedaan antara samping kiri dan kanan dari lubang jari antara kedua sisi depan dan belakang dari lubang jari.

c. Bola yang dibor tanpa lubang jempol tidak boleh lebih dari 1 (satu) ounce (28 g) perbedaan antara kedua bagian manapun dari bola.

d. Bola yang dibor tanpa lubang jari tidak boleh lebih 1 (satu) ounce (28 g)

perbedaan antara kedua bagian manapun dari bola e. Bola yang tidak menggunakan lubang tidak boleh lebih 1 (satu) ounce (28

g) perbedaan antara kedua bagian manapun dari bola. B. Berat 10 pound ke 8 pound (4,53 – 3,62 kg)

a. Tidak lebih dari 2 (dua) ounce (57 g) perbedaan antara setengah bola bagian atas (sisi lubang jari) dan setengah bola bagian bawah (bagian yang berlawanan dengan sisi lubang jari).

b. Tidak lebih dari ¾ (tiga per empat) ounce (21 g) perbedaan antara samping kiri dan kanan dari lubang jari antara kedua sisi depan dan belakang dari lubang jari.

c. Bola yang dibor tanpa lubang jempol tidak boleh lebih dari ¾ (tiga per empat) ounce (21 g) perbedaan antara kedua bagian manapun dari bola.

d. Bola yang dibor tanpa lubang jari tidak boleh lebih ¾ (tiga per empat) ounce (21 g) perbedaan antara kedua bagian manapun dari bola

e. Bola yang tidak menggunakan lubang tidak boleh lebih 1 (satu) ounce (21 g) perbedaan antara kedua bagian manapun dari bola.

C. Berat kurang dari 8 pound (3,62 kg) a. Tidak lebih dari ¾ (tiga per empat) ounce perbedaan antara setengah bola

bagian atas (sisi lubang jari) dan setengah bola bagian bawah (bagian yang berlawanan dengan sisi lubang jari).

b. Tidak lebih dari ¾ (tiga per empat) ounce (21 g) perbedaan antara samping kiri dan kanan dari lubang jari antara kedua sisi depan dan belakang dari lubang jari.

c. Bola yang dibor tanpa lubang jempol tidak boleh lebih dari ¾ (tiga per empat) ounce (21 g) perbedaan antara kedua bagian manapun dari bola.

d. Bola yang dibor tanpa lubang jari tidak boleh lebih ¾ (tiga per empat) ounce (21 g) perbedaan antara kedua bagian manapun dari bola

e. Bola yang tidak menggunakan lubang tidak boleh lebih 1 (satu) ounce (21 g) perbedaan antara kedua bagian manapun dari bola.

Pasal 806.6 KEKERASAN

Kekerasan permukaan bola tidak boleh kurang dari 72 Durometer‘D’ dalam suhu ruang bagi kejuaraan FIQ, WTBA. Dilarang menggunakan bahan kimia, bahan pelarut atu metode lain untuk merubah kekerasan dari permukaan bola setelah keluar dari pabrik. Catatan : Kekerasan permukaan bola diaca dari hasil peralatan Durometer yang dikenal sebagai ‘D’ instrument. Pembacaan tersebut diatas diambil pada jarak yang sama di tiga titik sekeliling alur (track) bola, dimulai dari daerah pelubangan bola dengan posisi indicator instrument tegak lurus atau 90 terhadap permukaan bola. Hasil akhir pembacaan adalah penjumlahan tiga titik dibagi tiga dan hasil tersebut merupakan durometer’D’ dari kekerasan permukaan bola. Semua pembacaan diambil pada suhu ruang dan hal ini biasanya ditentukan dengan cara perabaan bola. Disini diperlukan penilaian perabaan tangan dari seorang ahli apakah melampaui batas dinginnya temperature atau melampaui batas panasnya temperature agar penggunaan peralatan ‘D’ durometer menjadi tidak realistis.

BAB IX KETETAPAN KHUSUS PERTANDINGAN PBI

Pasal 901 PERTANDINGAN

1. Pertandingan dapat terdiri dari: a. Perorangan Putra/Putri b. Beregu Putra/Putri

2. Pertandingan berdasarkan Klasifikasi Tingkat Nasional adalah ; a. Klasifikasi Open : - Putra :190 & Ke atas - Putri :180 & Ke atas b. Klasifikasi Grade A : - Putra :189 & Ke bawah - Putri :179 & Ke bawah c. Klasifikasi Grade B : - Putra :179 & Ke bawah - Putri :169 & Ke bawah d. Klasifikasi Grade C : - Putra :169 & Ke bawah - Putri :159 & Ke bawah Pertandingan yang berdasarkan Klasifikasi Internasional :

a. Klasifikasi Open : - Putra :196 & Ke atas - Putri :186 & Ke atas b. Klasifikasi Grade A : - Putra :181 s/d 195 - Putri :171 s/d 185 c. Klasifikasi Grade B : - Putra :180 & Ke bawah - Putri :170 & Ke bawah

Pasal 902 SISTIM PERTANDINGAN

1. Sistim kwalifikasi a. Pertandingan babak penyisihan yang dilaksanakan dalam jumlah game

tertentu, series, scratch, dengan tujuan untuk memilih sejumlah finalis klasifikasi Open, Grade A, Grade B, Grade C, pada divisi putra/putrid.

b. Babak penyisihan tersebut ditentukan tanggal mulai dan tanggal berakhirnya, agar memberi kesempatan pada para peserta mempersiapkan diri dalam babak tersebut.

2. Sistim tanpa kwalifikasi a. Pertandingan yang dilaksanakan dalam jumlah game tertentu, scratch

maupun memakai handicap, untuk mendapatkan sejumlah pemenang. b. Jangka waktu pertandingan lebih pendek dibandingkan sistim

kwalifikasi. Pasal 903

SIFAT PERTANDINGAN Sifat pertandingan dapat dibedakan atas: 1. Tertutup:

Pertandingan dapat diikuti oleh anggota Perkumpulan penyelenggara dan yang diundang oleh perkumpulan tersebut.

2. Terbuka Nasional: Pertandingan dapat diikuti oleh semua peboling PBI dan undangan.

Pasal 904 JENIS PERTANDINGAN

Persatuan Boling Indonesia membuat klasifikasi pertandingan bedasarkan jenis sebagai berikut:

1. Kejuaraan Internasional Kejuaraan yang disahkan oleh PBI dan Federasi Boling Indonesia (WTBA/FIQ) dan diikuti peserta Indonesia dan mancanegara.

2. Kejuaraan Nasional Kejuaraan yang diselenggarakan oleh Persatuan Boling Indonesia (PBI) setiap tahun dan diikuti peserta yang mewakili PBI Provinsi.

3. Kejuaraan Tingkat Nasional Kejuaraan yang diselenggarakan oleh Persatuan Boling Indonesia (PBI) maupun umum dan diikuti peserta dari anggota PBI.

4. Kejuaraan Tingkat Provinsi Kejuaraan yang diselenggarakan oleh Persatuan Boling Indonesia (PBI) Provinsi maupun umum dan diikuti peserta dari anggota PBI Provinsi.

5. Kejuaraan lain yang ditentukan klasifikasinya dari waktu oleh Persatuan Boling Indonesia.

Pasal 905 KALENDER PERTANDINGAN

1. Setiap tahun Persatuan Boling Indonesia sebgai induk organisasi boling di Indonesia membuat kalender Rencana Pertandingan yang akan disahkan dan diklasifiasikan berdasarkan jenis pertandingan dimaksud dalam Pasal 904.

2. Permohonan penjadwalan pertandingan penyelenggara diajukan kepada PBI Pusat selambatnya tanggal 30 Oktober pada tahun sebelumnya pertandingan di maksud diselenggarakan

3. Tata cara pengajuan permohonan penjadwalan termasuk penentuan biaya penjadwalan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan PBI yang dikeluarkan dari waktu ke waktu.

Pasal 906 PENYELENGGARA PERTANDINGAN

1. Pertandingan dapat diselenggarakan oleh : a. Perkumpulan anggota b. B. PBI Kabupaten-Kota c. PBI Provinsi d. PBI Pusat e. Badan-Badan lain

2. Penyelenggara pertandingan diwajibkan membentuk panitia pertandingan yang susunannya dilaporkan kepada PBI Pusat/Propinsi, kecuali untuk badan-badan lainnya yang susunannya dapat disetujui olej PBI Pusat/Provinsi.

3. Berkaitan dengan evaluasi trhadap penyelenggara pertandingan, PBI Pusat mewajibkan kepada seluruh penyelenggara pertandingan tanpa terkecuali, untuk membuat laporan pelaksanaan kejuaraan dalam format Laporan Kegiatan Harian dan Laporan Akhir Penyelenggaraan yang diserahkan kepada PBI Pusat paling lambat 3 minggu setelah penutupan penyelenggaraan pertandingan.

Pasal 907 TUGAS DAN LAPORAN PERTANDINGAN

1. Panitia pertandingan wajib mengawasi jalannya pertandingan agar tidak menyimpang dari peraturan-peraturan PBI/WTBA/FIQ yang berlaku.

2. Panitia wajib melaporkan hasil pertandingan kepada PBI Pusat/Provinsi, selambat-lambatnya 2 (dua) minggu setelah pertandingan selesai.

3. Panitia pertandingan dengan seijinkan PBIPusat/Provinsi dapat mengundang peserta bukan anggota PBI dalam pertandingannya yang disahkan olehnya, kecuali pertandingan yang sifatnya tertutup

4. Perkumpulan yang anggotanya mengikuti pertandingan-pertandingan memberikan laporan kepada PBI Pusat/Provinsi akan keikutsertaannya dalam pertandingan tersebut.

5. Pengurus Persatuan Boling Indonesia akan menentukan daftar nama dari Anggota PBI yang berhak duduk menjadi Arbitrase dengan jumlah ganjil.

6. Pengurus Persatuan Boling Indonesia akan menentukan Delegasi Teknis untuk Kejuaraan Nasional, sedangkan untuk Kejuaraan Internasional ditentukan oleh Presiden Zona Asia.

Pasal 908 PENGESAHAN PERTANDINGAN

1. Semua pertandingan diharuskan mendapatkan pengesahannya secara tertulis: a. Pengesahan dari perkumpulan :

Perorangan/badan usaha yang menjadi anggota perkumpulan tersebut akan mengadakan pertandingan antar anggota dalam perkumpulannay, pertandingan tersebut harus ada pengesahan dari pengurus perkumpulan tersebut.

b. Pengesahan dari PBI Provinsi : Perkumpulan/badan usaha mengadakan pertandingan dengan mengikut sertakan anggota perkumpulan dari dalam daerah tersebut, pertandingan tersebut harus ada pengesahan dari PBI Provinsi tersebut.

c. Pengesahan dari PBI Pusat : Perkumpulan/badan usaha/PBI Provinsi mengadakan pertandingan dengan mengikut sertakan anggota PBI Provinsi lainnya, pertandingan tersebut harus ada pengesahan dari PBI Pusat yang pelaksanaannya bisa diserahkan pada PBI Provinsi bersangkutan. Jika peserta terdiri dari peboling Federasi Negara Lain, maka PBI Pusat meminta pengesahannya kepada ABF/WTBA/FIQ.

2. Syarat-syarat suatu pertandingan dapat disahkan adalah sebagai berikut: a. Mengisi formulir permohonan pengesahan pertandingan yang disediakan

oleh PBI dan bersama-sama dengan Pemilik lintasan boling menanda tangani jadwal dan tempat kejuaraan.

b. Adanya ketentuan/format pertandingan yang tidak menyimpang dari peraturan-peraturan pertandingan PBI/WTBA/FIQ, dan sudah mendapat persetujuan PBI sesuai dengan jenis pertandingannya.

c. Mencantumkan kriteria pemenang dan/atau hadiah bagi para pemenang (apabila ada)

d. Adanya Panitia Pertandingan yang susunannya dapat disetujui oleh Perkumpulan yang terlibat/PBI Provinsi/PBI Pusat, dan didalamnya ada susunan bidang pertandingan berupa Manajer Kejuaraan, Pengawas Lintasan Harian (Lane Marshall of the day), personil Arbitrase (Jury of Appeal) yang sudah disahkan oleh PBI, dan Panitia bertanggung jawab terhadap hadiah Angka Sempurba (Perfect Game).

e. Pertandingan harus dilaksanakan di lintasan boling yang memenuhi persyaratan yang tercantum dalam peraturan peralatan PBI dan memberikan rancangan oiling-scheme lintasan yang dipakai untuk kejuaraan tersebut.

f. Wajib membayar uang pengesahan yang besar ditentukan oleh PBI-Pusat/Provinsi.

Pasal 909 PENENTUAN UANG PENGESAHAN

1. Besarnya uang pengesahan ditentukan menurut jenis pertandingan tersebut pada pasal 904.

2. Penentuan uang pengesahan:

a. Besar uang pengesahan untuk 906 ayat 1 a,b, c ditetapkan olej PBI Provinsi dengan surat keputusan.

b. Besar uang pengesahan untuk ayat 1:d, ditetapkan oleh PBI Pusat, dengan surat keputusan.

3. Uang pengesahan dibayarkan oleh Penyelenggara Pertandingan kepada PBI Provinsi/Pusat yang jumlahnya ditentukan menurut perhitungan yang berlaku saat itu.

4. Pembayaran uang pengesahan dilakukan sebelum pertandingan dimulai Pasal 910

PEMBEBASAN UANG PENGESAHAN Setiap pertandingan bila diselenggarakan oleh Perkumpulan/PBI Provinsi yang tujuannya untuk pengambilan ranking anggotanya, dan tanpa memungut hadiah demikian pula tidak memberikan hadiah selain daripada piala/medali kepada pemenangnya, maka untuk hal ini diberikan pengesahan tanapa dipungut uang pengesahan.

Pasal 911 PENGAWASAN PERTANDINGAN

1. Panitia pertandingan wajib mengawasi jalannya pertandingan agar tidak menyimpang dari peraturan pertandingan yang sudah mendapat pengesahan dari PBI Pusat.

2. Panitia pertandingan dapat mengundang peserta bukan anggota PBI dalam pertandingannya asalkan mendapat pengesahan dari PBI Pusat pada tingkat nasional dan PBI Provinsi pada tingkat Provinsi.

3. Semua anggota PBI dilarang mengikuti semua pertandingan yang tidak mendapat pengesahan oleh PBI Pusat/PBI Provinsi kecuali pertandingan yang sifatnya tertutup.

Pasal 912 FORMAT PERTANDINGAN

1. Jumlah peserta finalis dikonsultasikan dengan oleh PBI-Pusat/Provinsi, dimana Jatah Penyelenggara ditentukan oleh PBI-Pusat/Provinsi dalam peraturan pelaksanaan

2. Tidak diperkenankan membuka kwalifikasi sebelum pengesahan PBI. 3. Average yang dipakai oleh peboling adalah average kwartal berjalan pada saat

kejuaraan tersebut dibuka 4. Peboling yang tidak mempunyai average kwartal berjalan dapat memintakan

pengesahan average sementara kepada PBI (sesuai tingkat kejuaraan) dengan mempunyai bukti telah bermain 24 game sebelum kwalifikasi dibuka. Bila peboling tidak mempunyai average maka ia wajib mendapatkan pengesahan average sementara dengan angka 190 untuk Pria dan 180 untuk wanita.

5. Peboling di luar Provinsi tempat kejuaraan berlangsung wajib membawa Surat Pengantar Asli dari Pengurus Provinsi yang ditujukan kepada Pnitia Penyelenggara Kejuaraan dengan tembusan kepada bidang Pertandingan PBI-Pusat. Surat pengantar pengesahan average dari Pengurus Provinsi berlaku untuk satu kali kejuaraaan.

Pasal 913 PELANGGARAN DAN SANKSI

Persatuan Boling Indonesia mengenakan sanksi atas setiap pelanggaran yang terjadi dalam penyelenggaraan pertandingan sebagai berikut :

1. Pelanggaran ringan sebagiman dimaksud dikenakan sanksi dan diterbitkannya Surat Teguran pertama dan perintah perbaikan atas teguran tersebut.

2. Apabila penyelenggara tiak menaati atau mengabaikan teguran tersebut, maka akan dikeluarkan surat Teguran Kedua dan perintah penghentian kegiatan.

3. Bilamana penyelenggara tetap tidak mengindahkan atau dengan sengaja mengabaikan teguran tersebut, maka Persatuan Boling Indonesia menjatuhkan sanksi pembatalan atau pencabutan pengesahan pertandingan.

Pasal 914 WAKTU MELAPOR (CHECK – IN TIME)

1. Demi lancer dan tertibnya pelaksanaan pertandingan, maka untuk pertandingan yang disahkan oleh PBI-Pusat/Provinsi diberlakukan waktu melapor dalm mengikuti pertandingan.

2. Waktu melapor ditutup 30 menit sebelum pertandingan dimulai, berdasarkan jam yang dipakai oleh panitia dalam hal ini jam milik lintasan boling.

3. Waktu melapor dan dimulainya pertandingan harus sudah ditetapkan sebelumnya didalam ketentuan/format/jadwal pertandingan

4. Peboling yang melapor setelah waktu melapor ditutup, tidak diperkenankan ikut bertanding

5. Jika sistim pertandingan menggunakan cadangan peboling, ketika waktu panggil peboling sampai panggilan ke tiga tidak muncul, maka haknya otomatis gugur dan posisinya digantikan oleh cadangan yang sesuai dalam urutannya, dalam hal ini cadangan pertama mendapat waktu panggil, dst.

6. Peboling tanpa seijin Panitia pertandingan, tidak berada ditempatnya pada waktu pertandingan dimulai, dinyatakan gugur dan tidak diperkenankan untuk ikut bertanding

Pasal 915 MENYAPU/MENEGAKKAN PIN (RESET)

1. Peboling tidak diperkenankan menekan tombol reset untuk mengulang atau menyapu pin tanpa seijin wasit pertandingan selama pertandingan berlangsung

2. Perbuatan melakukan reset oleh peboling yang bertanding tanpa seijin wasit pertandingan akan diperhitungkan sebagai telah melakuakn pelemparan bola di frame tersebut.

3. Bila terdapat pin-pin yang tidak pada posisi peletakan yang seharusnya, baik hal itu terjadi pada saat awal maupun saat ingin melakukan spare, maka hasil dari lemparan bola setelah kejadian itu dihitung/dianggap sah, peboling dapat meminta pin untuk di tata ulang hanya sebelum pelemparan bola dilakukan

4. Bila terdapat pin yang hilang pada posisi peletakan yang seharusnya, setelah dilakukan pelemparan bola dan disaksikan oleh lawan tanding di kiri dan di kanan atau wasit pertandingan, maka lemparan bola tersebut dapat diulang pada frame tersebut.

BAB X RANKING ANGGOTA DAN AVERAGE

Pasal 1001 SUSUNAN RANKING

1. Semua PBI Provinsi diwajibkan menyusun daftar ranking anggota atas angka rata-rata (average) dari seluruh anggotanya dimana average tersebut diambil dari hasil tiga atau pertandingan yang disahkan (sanction) oleh PBI Provinsi/Pusat

2. Daftar ranking angka rata-rat tersebut diterbitkan setiap kwartal pada: Tanggal 1 April untuk prestasi average anggota bulan Januari s/d Maret; Tanggal 1 Juli untuk prestasi average anggota bulan April s/d Juni; Tanggal 1 Oktober untuk prestasi average anggota bulan Juli s/d September; Tanggal 1 Januari tahun beriktnya untuk prestasi average anggota bulan Oktober s/d Desember.

3. Semua PBI Provinsi mengirim daftar ranking anggotanya kepada PBI Pusat selambat-lambatnya satu minggu setelah diumumkan.

Pasal 1002 PERHITUNGAN ANGKA RATA-RATA

1. Angka rata-rata dihitung dari jumlah pin jatuh (total pinfall) untuk seluruh game yang dimainkan dibagi jumlah game (total game) yang dimainkan.

2. Perhitungan angka rata-rat dicatat dari data-data selama 3 (tiga bulan, dimulai dari tanggal 1 bulan pertama sampai dengan tanggal 30/31 bulan ketiga, sebelum tanggal 1 bulan penerbitan.

3. Data jumlah minimum game yang dimainkan adalah 24 (dua puluh empat) game selama 3 (tiga) bulan periode tersebut.

4. Pengambilan data minimum 24 (dua puluh empat) dame didapat dari: a. Hasil game liga yang sudah dimainkan dalam periode tersebut, walaupun

musim (season) liga belum selesai. b. Hasil game dari seluruh pertandingan yang sudah dimainkan dan disahkan

oleh PBI-Provinsi/Pusat. c. Bila terdapat jumlah game yang jauh melebihi dari jumlah minimum,

maka seluruh data harus diperhitungkan, tidak diperbolehkan mencadangkan sejumlah game untuk periode berikutnya atau memilih-milih game yang rendah untuk kepentingan angka rata-rata yanf rendah.

5. Perubahan angka rata-rata (average) peboling untuk dimasukkan didalam daftar ranking kwartal adalah dengan komposisi sebagai berikut: 50% (lima puluh persen) dari hasil turnamen resmi yang diikuti, ditambah dengan 25 % (dua puluh lima persen) dari hasil league (kegiatan perkumpulan/open leagues) dan ditambah dengan 25 % (dua puluh lima persen) dari hasil average triwulan yang lalu.. Penjelasan perhitungan akan diatur didalam Peraturan Pelaksanaan yang dikeluarkan oleh bidang pertandingan PBI Pusat.

6. Pengesahan atas average setiap peboling berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) bulan dengan batas maksimal kenaikan average untuk Triwulan berikutnya adalah 25 (dua puluh lima) point dan batas maksimal penurunan adalah 5 (lima) point.

7. Peboling yang tidak mempunyai data sama sekali atau kurang dari 24 (dua puluh empat) game dalam periode 3 (tiga) bulan, akan gugur dari daftar ranking, selanjutnya ia mendapat pengesahan average sementara dengan angka 190 untuk Pria dan 180 untuk Wanita.

Persatuan Boling Indonesia Pusat berhak untuk memeriksa keabsahan data average yang dikeluarkan oleh Persatuan Boling Indonesia Provinsi.

Pasal 1003 KLASIFIKASI DALAM RANKING

1. Klasifikasi dalam ranking dibagi atas 5 (lima) bagian: a. Klasifikasi Peboling/Atlit Nasional b. Klasifikasi Peboling/Atlit Provinsi c. Klasifikasi Peboling/Atlit Open d. Klasifikasi Peboling/Atlit Graded e. Klasifikasi Peboling/Atlit Junior

2. Klasifikasi Peboling/Atlit Nasional a. Peboling masuk klasifikasi Atlit Nasional apabila ditunjuk resmi oleh PBI

Pusat melalui Surat Keputusan/Penunjukan untuk mewakili Indonesia didalam suatu pertandingan Internasional;

- SEA Games - Asian Games - FIQ Zone - World Cup - WTBA b. Peboling bersangkutan akan diberikan average minimum 190 untuk Pria

dan 180 untuk Wanita yang diambil dari Atlit Provinsi yang sudah dikeluarkan Surat Keputusannya dan hasil pemantauan dan proses penilaian tim kerja PBI-Pusat/Provinsi dalam jangka waktu dan jumlah game yang ditentukan oleh PBI-Pusat.

c. Klasifikasi peboling bersangkutan berlaku sampai kurun waktu 2 (dua) tahun berikutnya sejak bulan tahun penunjukkan.

d. Apabila peboling hanya berpartisipasi pada seleksi untuk poin 2.a diatas, maka pemain tersebut akan menjadi Atlet Open sesuai poin b diatas selama 1 (satu) tahun

e. Setelah kurun waktu atau pada masanya (ayat 2 C) tersebut diatas, klasifikasi akan gugur.

f. Hak dan kewajiban bagi atlet nasional akan diatur dalam Surat Keputusan yang dikeluarkan oleh PBI Pusat.

3. Klasifikasi Peboling/Atlit Provinsi a. Peboling masuk klasifikasi Atlit Provinsi apabila ditunjuk resmi oleh PBI

Provinsi melalui Surat Keputusan/Penunjukkan untuk mewakili Provinsinya bertanding di tingkat Nasional.

Pekan Olahraga Nasional (PON) b. Peboling bersangkutan akan diberikan average minimum 190 untuk Pria dan

180 untuk Wanita yang diambil dari Atlit Open Klib-Klub yang sudah dikeluarkan Surat Keputusannya dari hasil pemantauan dan proses penilaian Tim Kerja PBI Provinsi dalam jangka waktu dan jumlah yang ditentukan oleh PBI Provinsi.

c. Status Peboling bersangkutan berlaku sampai kurun waktu 2 (dua) tahun berikutnya sejak bulan tahun penunjukkan.

d. Apabila Peboling hanya berpartisipasi pada Seleksi poin 3.a diatas (Pra-PON) maka Atlit tersebut akan menjadi Pemain Open sesuai poin 3.b diatas selama 1 (satu) tahun.

e. Hak dan kewajiban bagi Atlet Provinsi akan diatur dalam Surat Keputusan yang dikeluarkan oleh PBI Provinsi.

4. Klasifikasi Peboling/Atlit Open Peboling masuk klasifikasi Open apabila mempunyai prestasi angka rata-rata 190 ke atas untuk Pria dan 180 ke atas untuk Wanita.

5. Klasifikasi Peboling/Atlit Graded Peboling masuk klasifikasi Graded apabila mempunyai prestasi angka rata-rata 189 ke bawah untuk pria dan 179 ke bawah untuk wanita, sebgaimana kategori dibawah ini: a. Grade A: Pria 189 & ke bawah Wanita A : 179 & ke bawah b. Grade B: Pria 179 & ke bawah Wanita B : 169 & ke bawah c. Grade C: Pria 169 & ke bawah Wanita C : 159 & ke bawah

6. Klasifikasi Peboling/Atlit Junior Peboling /Atlet yang berusia dibawah umur 23 tahun (22 tahun + 364 hari) termasuk kategori Peboling/Atlet Junior.

BAB XI LIGA PERKUMPULAN

Pasal 1101 DEFINISI LIGA

Liga (League) adalah permainan boling perorangan atau kelompok (2-5 orang) yamg bermain menurut tempat, jadwal dan peraturan, meskipun ada atau tidak ada pemberian hadiah.

Pasal 1102 JENIS LIGA

1. LIGA TUNGGAL: Adalah liga yang pebolingnya bermain pada satu lintasan boling dari beberapa perkumpulan dibawah naungan PBI-Provinsi

2. LIGA TERBUKA/WISATA: Adalah liga yang pebolingnya bermain dibeberapa lintasan boling dari beberapa perkumpulan dibawah naungan PBI-Provinsi.

3. LIGA TETUTUP:: Adalah liga yang seluruh pebolingnya terdiri dari satu Perkumpulan, dibawah

naungan PBI-Provinsi 4. LIGA PERHIMPUNAN

Adalah liga yang seluruh pebolingnya terdiri dari satu jenis perhimpunan Swasta, militer, pegawai pemerintah, atau badan lainnya yang tidak berada dibawah naungan PBI-Provinsi tetapi mengundang anggota PBI untuk bermain dalam liga tersebut. Anggota yang bermain harus mendapat ijin dari PBI-Provinsi.

Pasal 1103

ORGANISASI LIGA 1. Organisasi liga terdiri dari badan Pengurus liga dan anggotanya dari suatu

perkumpulan dari jenisnya, ditambah kapten tim bila merupakan liga tim. 2. Badan pengurus liga dipilih oleh semua peboling pada suatu perkumpulan dari

jenisnya dengan cara musyawarah yang terdiri dari Ketua, Sekretaris, dan Bendahara.

3. Anggota pengurus dari PBI Provinsi dilarang menjabat salah satu Badan Pengurus Liga.

4. Tugas – tugas Badan Pengurus: a. Ketua liga berkewajiban memimpin rapat anggota liga, bertanggung jawab

terhadap kelancaran liga, bertanggung jawab terhadap PBI Provinsi, mengirimkan daftar nama anggota liga kepada PBI Provinsi selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah liga dimulai dan mengirim hasil-hasil liga setiap selesai liga menurut jadwalnya.

b. Apabila ada, bertanggung jawab penuh terhadap terpenuhinya hadiah-hadiah kepada semua anggota liga yang berhak mendapatkannya dan bertanggung jawab penuh terhadap terjadinya perfect game 300, sesuai dengan peraturan.

c. Sekretaris liga berkewajiban membagikan hasil-hasil rapat dan ketentuan-ketentuan yang berlaku kepada semua angota, mengurus jadwal liga, mencatat dan menyimpan hasil liga tentang average/posisi baik perorangan maupun tim, mengatur surat menyurat dan pemberitahuan liga kepada anggota, sekretaris ini dapat dijabat oleh petugas/pimpinan lintasan boling dimana liga tersebut berlangsung.

d. Bendahara berkewajiban mengatur/menegur keuangan liga dan bertanggung jawab kepada ketua liga dan seluruh anggota liga.

5. Badan pengurus hanya melayani usul – usul dan protes – protes melalui kapten tim dan sedapat mungkin semua keputusan dilakukan secara musyawarah dalam rapat untuk menetapkan keputusan akhir.

6. Kapten tim bertanggung jawab terhadap kehadiran anggota tim sesuai jadwal dan bertanggung jawab terhadap uang pendaftaran dan/atau uang game anggota tim.

7. Tiap tim hanya diwakili oleh satu orang yang ditunjuk oleh timnya untuk mewakili dan satu hak suara.

Pasal 1104 KRITERIA LIGA

1. Pengesahan liga dapat diminta secara tertulis kepada PBI Provinsi dengan memenuhi persyaratan PBI yang berlaku.

2. Liga yang telah disahkan adalah liga yang mendapat sertifikat pengesahan dari PBI Provinsi

3. Dalam sebuah liga yang telah disahkan oleh PBI Provinsi, semua peboling yang mendaftar haruslah anggota PBI, kecuali diijinkan oleh PBI menurut ketentuan yang berlaku.

4. Semua liga yang disahkan oleh PBI, harus dipungut uang pengesahan average (sanction) bagi semua anggota liga untuk satu musim(season) kecuali ada ketentuan lainnya yang dikeluarkan oleh PBI Provinsi.

5. Uang game dibayar oleh anggota liga sendiri setiap kali bermain dengan harga menurut ketentuan liga yang sedang berlangsung tersebut.

6. Apabila ada, hadiah-hadiah yang diberikan harus dinyatakan secara jelas jumlah dan macamnya pada sebuah pengumuman dan pada saat mengajukan pengesahan kepada PBI – Provinsi.

7. Suatu liga harus mempunyai line-up yang sah, line uo\p ditentukan atas dasar jenis liga (event), bila liga tersebut adalah liga tim, maka ketentuan jumlah

pemain yang hadir setiap jadwal liga ditentukan ½ atau 2/3 atau sesuai perjanjian diantara kapten tim

8. Surat permohonan pengesahan liga harus disampaikan kepada PBI Provinsi dangan mencantumkan:

a) Jenis liga b) Nama liga c) Perkiraan jumlah peserta liga d) Nama; Ketua/Sekretaris/Bendahara liga e) Format pertandingan liga f) Rincian hadiah liga g) Sponsor perfect game 300.liga

Pasal 1105 KRITERIA PEMAIN LIGA

1. Penggantian peboling dalam suatu liga dapat dilakukan selambat-lambatnya 3 (tiga) minggu terhitung liga tersebut dimulai, hal ini berlaku bila peboling yang diganti belum pernah memainkan 2 (dua) game pun dalam waktu tersebut.

2. Penggantian peboling tidak didasarkan dari average, kecuali dalam liga tersebut ada ketentuan pembentukan tim didasarkan atas kombinasi average, sehingga peboling pengganti harus didasarkan atas kombinasi average tersebut.

3. Kapten tim berkewajiban menyusun urutan para pemain sebelum sebelum league dimulai, urutan tidak boleh dirubah setelah permainan dimulai.

4. Jika memakai sistim cadangan, pemain dapat diganti setelah selesai 1 (satu) game, dan pemain pengganti menempati urutan pemain yang diganti.

5. Kapten tim harus memberitahukan perubahan urutan tersebut kepada kapten lawan mainnya.

6. Peboling yang telah diganti setelah 1 (satu) game tidak diperbolehkan lagi untuk bermain pada game berikutnya.

Pasal 1106 AVERAGE

1. Average (angka rata-rata) permulaan yang dipergunakan dalam satu liga dapat ditentukan berdasarkan ranking PBI yang berlaku pada saat itu.

2. Average kemudian dapat ditentukan berdasarkan game yang telah dimainkan sesuai dengan petunjuk menghitung average.

3. Penyesuaian average dari suatu liga sekurang-kurangnya dilakukan dalam 2 minggu.

Pasal 1107 HANDICAP

1. Handicap yang dipergunakan dalam suatu liga didasarkan atas perhitungan dari 80 % selisih antara scratch 200 untuk wanita dan scratch 190 untuk pria.

2. Handicap maksimum yang ditentukan oleh PBI adalah 40 untuk wanita dan 32 untuk pria

3. Bagi peboling baru yang belum mempunyai average, maka penentuan untuk bisa ikut dalam suatu liga/pertandingan dapat mempergunakan score 190 untuk pria dan 180 untuk wanita, selanjutnya apabila ada, handicap diperoleh setelah bermain minimum 9 game.

4. Khisus untuk pertandingan berhandicap, handicap yang dipakai untuk keperluan tersebut baik perseorangan/tim akan ditentukan oleh PBI berdasarkan perhitungan seluruh pemain yang ada, handicap peboling hanya berlaku untuk 1 (satu) kali pertandingan.

5. Penyesuaian handicap dari suatu liga sekurang-kurangnya dilakukan dalam 2 minggu.

Pasal 1108 SANKSI-SANKSI

1. Peboling atau tim yang dengan sengaja melanggar perturan atau ketentuan yang berlaku atau sengaja berbuat kecurangan, dikenakan sanksi dari hasil keputusan rapat anggota yang dipimpin oleh ketua liga.

2. Peboling atau tim yang dikenakan diskwalifikasi, akan dihilangkan haknya atas hadiah yang sudah didapat selama berlangsungnya liga.

3. Peboling atau tim yang belum menyelesaikan 2/3 dari seluh jadwal liga, dinyatakan WO, dan tidak berhak atas hadiah yang telah didapat sebelum tim itu dinyatakan WO.

4. Keterlambatan hadir masih dapat diijinkan bermain bila game pertama yang sedang dimainkan belum habis 3 frame penuh.

5. Bila game kedua sudah dimainkan, maka peboling yang terlambat hadir tidak diijinkan bermain dan lawan tanding yang terlambat tersebut dinyatakan WO.

Pasal 1109 PENUNDAAN LIGA

1. Penundaan jadwal liga dapat dilakukan dalam rapat anggota liga yang dipimpin oleh ketua liga

2. Penundaan jadwal liga secara mendadak dapat dilakukan dengan memberitahukan secara tertulis kepada seluruh anggota liga/kapten tim dalam waktu 24 jam sebelum lifa itu dimainkan.

3. Penundaan jadwal liga bisa dilakukan atas dasar instruksi PBI Provinsi dikarenakan sesuatu hal yang bersifat untuk kepentingan nasional.

4. Penundaan waktu bermain antar tim dapat dilakukan dengan memberitahukan secara tertulis kepada lawan tanding dan kepada ketua liga dalam waktu 24 jam sebelum liga itu dimainkan.

Pasal 1110 BLIND SCORE

1. Apabila terdapat peboling yang berhalangan hadir pada suatu liga, maka untuk melengkapi timnya, mereka dapat mempergunakan blind score dari peboling tersebut.

2. Perhitungan blind score dapat menggunakan average dipotong 10 %, angka pecahan TIDA DAPAT DIBULATKAN KEATAS walupun angka tersebut diatas 0.5.

3. Blind score ditentukan hanya untuk menyatakan menang atau kalah pada game yang bersangkutan dan bukan untuk memperhitungkan total pinfall

4. Bila terdapat peboling yang tidak dapat meneruskan permainannya dikarenakan sakit atau hal lain yang sangat penting (tidak ada unsur kesengajaan), maka peboling yang bersangkutan memberitahukan kepada kapten lawan tanding dan

dapat meninggalkan permainan tersebut, sedangkan angka yang telah diperoleh dihapus dan diganti dengan blind score pemain tersebut.

Pasal 1111 PENENTUAN POSISI PEMENANG

1. Dalam suatu liga pemenang dapat dihitung dengan sistim angka yaitu sistim 4 (empat) angka dari 3 (tiga) game yang dimainkan, terdiri dari 3 (tiga) angka untuk masing-masing game dan 1 (satu) angka untuk total game.

2. Misal: A lawan B 3. Bila liga ini berhandicap, maka untuk perhitungannya harus ditambahkan

handicap, jumlah perhitungan perseorangan/team yang menang adalah jumlah keseluruhan total pinfall dari 3 (tiga) game yang dimainkan.

BAB XII KEJUARAAN NASIONAL SOETOPO JANANTO

Pasal 1201 SIFAT

Kejuaraan Nasional Soetopo Janarito merupakan Kejuaraan nasional yang bersifat beregu Pasal 1202

WAKTU DAN TEMPAT PENYELENGGARAAN Waktu dan Tempat penyelenggaraan ditentukan satu tahun sebelum waktu penyelenggaraan dan masing-masing Provinsi yang ingin menyelenggarakan akan melakukan penawaran pada saat Kejuaraan Nasional Soetopo Janarito yang sedang berlangsung.

Pasal 1203 PENGECUALIAN

Apabila penawaran untuk melaksanakan Kejuaraan Soetopo Janarito belum diterima atau belum memenuhi persyaratan yang diajukan oleh PBI-Pusat, maka selanjutnya PBI-Pusat berwenang untuk menyelenggarakan kejuaraan tersebut atau menunjuk Provinsi yang dianggap memadai.

Pasal 1204 FORMAT KEJUARAAN

1. Perorangan Putra dan Putri Event perorangan bermain sebanyak 6 game, dengan perpindahan lane setelah menyelesaikan 1 game blok. Pemenang ditentukan berdasarkan total pinfall tertinggi setelah bermain 6 game scratch.

2. Event Double Putra dan Putri Event perorangan bermain sebanyak 2 x 6 game, dengan perpindahan lane setelah menyelesaikan 1 game blok. Pemenang ditentukan berdasarkan total pinfall tertinggi setelah bermain 2 x 6 game scratch. PBI Propinsi yang mengirimkan pemain kurang dari 2 orang dan pemain yang tidak masuk dalam team, pemain tersebut tetap bermain dalam make-up team yang ditentukan oleh panitia. Nilai tetap diperhitungkan untuk All Event tetapi tidak dapat memenangkan event ini.

3. Event Trio Putra dan Putri Event perorangan bermain sebanyak 3 x 6 game,dengan perpindahan lane setelah menyelesaikan 1 game blok. Pemenang ditentukan berdasarkan total pinfall tertinggi team setelah bermain 3 x 6 game scratch.

PBI Propinsi yang mengirimkan pemain kurang dari 3 orang, pemain tersebut tetap bermain dalam make-up team yang ditentukan oleh panitia. Nilai tetap diperhitungkan untuk All Event tetapi tidak dapat memenangkan event ini.

4. Event All Event Putra dan Putri Pemenang ditentukan berdasarkan total pinfall tertinggi dari event perorangan, double, dan trio setelah bermain 18 game scratch.

5. Master Putra dan Putri Finalis berjumlah 16 orang putra dan 16 orang putri dari hasil All Event. Pertandingan dimainkan sebanyak 2 x 8 game dengan perpindahan lane setelah menyelesaikan 1 game blok. Akan diambil 3 posisi teratas untuk maju ke babak final dengan system step ladder. BABAK FINAL FINAL STEP LADDER I Posisi III bertanding melawan posisi II bermain sebanyak 1 (satu) game, pemenang berhak bertanding melawan Posisi I, peboling yang menang menjadi peringkat ke II, peboling yang kalah menjadi peringkat ke III. FINAL STEP LADDER II Pemenang hasil final Step Ladder I sebagai posisi ke II, bertanding melawan Posisi I sebanyak 1 (satu) game. Apabila Posisi I menang, maka ia menjadi juara dan posisi ke II menjadi peringkat ke II. Apabila posisi ke II yang menang, maka dilakukan pertandingan ulang 1 (satu) game. Pemenangnya menjadi juara dan yang kalah menjadi peringkat ke II.

6. Pemecahan Angka Sama a. Event Perorangan, Double, Trio, All Event

Ditentukan sebagai juara bersama. b. Master Putra dan Putri

Ditentukan dengan pertandingan tambahan (play-off) sebanyak 1 game, apabila masih sama ditentukan dengan frame 9-10 sampai terjadi perbedaan angka.

c. Final Step Ladder I dan II Ditentukan dengan frame 9-10 sampai terjadi perbedaan angka.

7. Waktu Melapor (Check-in Time) Demi lancer dan tertibnya jalannya pertandingan maka untuk pertandingan yang disahkan oleh PBI-Pusat/Provinsi diberlakukan waktu melapor untuk bertanding. Waktu melapor ditutup dalam jangka yang ditetapkan 30 menit sebelum pertandingan dimulai. Peboling yang melapor setelah waktu melapor ditutup, tidak diperkenankan ikut bertanding. Jika dalam sistim pertandingan tersedia cadangan peboling, ketika waktu panggil peboling tidak muncul, maka cadangan pertama mendapat waktu panggil, dst.

Pasal 1205 KETENTUAN KEJUARAAN

1. Peserta haruslah anggota PBI yang telah memenuhi kewajiban anggota PBI, warga Negara Indonesia.

2. Masing-masing Provinsi mendaftarkan maksimum 5 Atlit Putra da Putri, dengan biaya yang ditanggung oleh PBI-Provinsi.

3. Peserta dari masing-masing Provinsi harus menyelesaikan uang pendaftaran (entry tee) kepada panitia sebelum kejuaraan dimulai.

4. Setiap peboling harus berpakaian seragam Provinsinya masing-masing: - PRIA : Baju seragam olahraga boling dan celana panjang hitam - WANITA : baju seragam olahraga boling dan rok/celana panjang hitam

5. Semua peboling harus menjunjung tinggi sportifitas, tata tertib sopan santun bermain boling

6. Hadiah/Penghargaan Juara Single, Double, Trio dan All-Event putra/putri, peringkat I, II dan III mendapat hadiah dan medali yang disediakan oleh Panitia Penyelenggara. Juara II dan III Master putra/putrid, mendapat hadiah dan piala tetap yang disediakan oleh Panitia Penyelenggara. Juara I Master putra/putrid mendapat hadiah dan Piala Bergilir Soetopo Jananto.

7. Hal-hal yang belum tercantum dalam ketentuan ini, sepanjang tidak menyimpang dari peraturan PBI/WTBA/FIQ, akan ditentukan oleh Panitia Pelaksana.

BAB XIII PEKAN OLAHRAGA NASIONAL (PON)

Pasal 1301 SIFAT

Kejuaraan Pekan Olahraga Nasional merupakan Kejuaraan Nasional yang bersifat Beregu.

Pasal 1302 WAKTU DAN TEMPAT PENYELENGGARAAN

Waktu dan Tempat penyelenggaraan ditentukan empat tahun sebelum waktu penyelenggaraan dan masing-masing Provinsi yang ingin menyelenggarakan akan melakukan penawaran sesuai peraturan PON dan KONI-Pusat.

Pasal 1303 FORMAT KEJUARAAN BEREGU

1. Setiap Provinsi mengirim tim 6 anggota pria dan wanita, dengan formasi (5+1 make up teams). Pada suatu kondisi tertentu, format tim ini dapat berubah asalkan melalui persetujuan bersama antara PBI Pusat dan para PBI Provinsi tentang kemampuan dan kesanggupan pihak penyelenggara.

2. Bilamana beberapa Provinsi tidak dapat mengajukan team yang lengkap, maka para peboling dari beberapa Provinsi tersebut membentuk tim, sedangkan prestasi angkanya hanya berlaku untuk nomor perorangan.

3. Format Pertandingan A. TIM PRIA/WANITA

1. Setiap tim (5+1) bermain 6 game pada 6 lane, terdiri 2 x 3 game, 1 x 3 game dimainkan pada hari yang berbeda.

2. Setiap tim menempati satu lane dan menyelesaikan setiap game pada sepasang lane.

3. Perpindahan lane dilakukan setelah menyelesaikan 1 game dan tim tersebut berpindah ke arah kanan pada sepasang lane berikutnya.

4. Game pertama dari seri pertama dimulai dari lane dimana tim tersebut ditempatkan menurut jadwal, kemudian game berikutnya dari seri

tersebut dimulai dari sisi kanan tim tersebut setelah menyelesaikan game sebelumnya.

5. Tim tersebut, pada seri kedua akan memulai 3 game blok kedua diatas sepasang lane yang terletak tepat disebelah kanan dari lane dimana tim tersebut menyelesaikan game ke 3 pada seri pertama.

6. Tim tersebut dapat menggantikan salah satu pebolingnya, sebelum seri kedua dimulai.

7. Peboling yang bermain pada lane yang bernomor genap, diberi kesempatan untuk melakukan lemparan pertama untuk memulai pertandingan.

8. Peboling urutan pertama dari setiap tim tidak boleh memulai frame pada lemparan berikutnya, sebelum teman timnya urutan yang terakhir menyelesaikan framenya.

B. TRIO PRIA/WANITA 1. Terdiri dari 2 trio (tiga peboling) (5+1) per daerah, 2 trio tersebut

bermain pada 12 lane, setiap tim bermain 2 x 3 game. 2. Setiap trio menempati satu lane dan menyelesaikan setiap game pada

sepasang lane, setiap daerah mempunyai dua group yang bermain menurut jadwalnya.

3. Perpindahan lane dilakukan setelah menyelesaikan 1 game dan trio tersebut berpindah ke arah kanan pada sepasang lane berikutnya.

4. Game pertama dari seri pertama dimulai dari lane dimana trio tersebut ditempatkan menurut jadwal, kemudian game berikutnya dari seri tersebut dimulai dari sisi kanan trio tersebut setelah menyelesaikan game sebelumnya.

5. Trio terssebut, pada seri kedua akan memulai 3 game blok kedua diatas sepasang lane yang terletak tepat disebelah kanan dari lane dimana trio tersebut menyelesaikan game ke 3 pada seri pertama.

6. Trio tersebut dapat menggantikan salah satu pebolingnya, sebelum seri kedua dimulai.

7. Peboling yang bermain pada lane yang bernomor genap, diberi kesempatan untuk melakukan lemparan pertama untuk memulai pertandingan.

8. Peboling urutan pertama dari setiap trio tidak boleh memulai frame pada lemparan berikutnya, sebelum teman trionya urutan yang terakhir menyelesaikan framenya.

C. DOUBLE PRIA/WANITA 1. Terdiri dari 3 double (2 peboling) (5+1) per daerah, 3 double tersebut

bermain pada 12 lane, setiap double bermain 2 x 6 game. 2. Setiap double menempati satu lane dan menyelesaikan setiap game

pada sepasang lane, setiap daerah mempunyai 2 group yang mana double yang ke tiga akan diundi untuk masuk dalam salah satu group.

3. Tiap game pertandingan semi final dengan round robin menggunakan sistim bonus 10 bagi pemenang dan bonus 5 bila seri (angka sama).

4. Apabila ada peliputan televisi, maka position round dapat dirubah menjadi Masters Grand Finals (Grand Final Master) yang

dilangsungkan dengan sistim stepladder yang mengambil 3 -5 ranking teratas setelah 15 game round robin.

5. Peboling yang bermain pada lane genap, diberi kesempatan untuk melakukan lemparan untuk memulai pertandingan.

6. Jika seorang peboling tidak dapat menyelesaikan pertandingan karena berhalangan (keadaan darurat) dalam sistim round robin ini. Panitia pertandingan akan menyediakan pacer (peboling pengganti), setiap peboling yang bermain dengan pacer mendapat bonus 10.

7. Panitia penyelenggara dapat menambah jumlah peserta semi final, bila peserta yang masuk 16 besar, yang berhalangan sebelum masa kahir pendaftaran, sesuai urutan ke 17 dan seterusnya.

8. Bila terjadi angka sama maka penentuan posisi dapat dilakukan dengan sistim undi atau 1 frame roll off.

D. GRAND FINAL MASTER 1. Menggunakan sistim stepladder pada satu pasang lane untuk

memperebutkan juara pertama, runner up kedua, runner up ketiga, dengan peraturan sebagai berikut : I. Posisi kelima bertanding 1 game dengan posisi keempat,

pemenangnya menjadi posisi keempat. II. Posisi keempat bertanding 1 game dengan posisi ketiga dst. III. Posisi pertama mempunyai pilihan bermain 2 game dengan posisi

kedua, apabila game pertama dimenangkan oleh posisi pertama maka ia menjadi juara Apabila kalah maka dilakukan 1 game berikutnya untuk menentukan juara pertama.

2. Angka-angka event sebelumnya tidak diperhitungkan dalam grand final.

3. Pada sistim stepladder, pemain bermain 2 frame setiap waktu, tetapi pemain yang disebelah kiri pada paruh waktu pertama, bermain 1 frame, posisi sebelah kiri didapat dari hasil undian.

4. Apabila dilakukan 1 game berikutnya, maka posisi pertama mendapat hak pilih (option) untuk bermain disebelah kiri atau disebelah kanan.

Pasal 1304 KETENTUAN KEJUARAAN BEREGU

1. Peserta haruslah anggota PBI, warga negara Indonesia. 2. Mempertandingkan event-event Tim, Trio, Double, Single dan Master. 3. Peserta dari masing-masing Provinsi harus menyelesaikan uang pendaftaran

(entry fee) kepada panitia sebelum kejuaraan dimulai. 4. Setiap peboling harus berpakaian seragam Provinsinya masing-masing: 5. Angka sama dalam posisi I, II, III untuk semua event akan dinyatakan sebagai

juara bersama, untuk angka sama dalam posisi ke 16 dari hasil all event untuk maju ke final, akan diadakan permainan ulang (play off) sebanyak 3 game total pinfall, angka sama dalam play off, pemecahannya akan ditentukan oleh game terakhir yang tertinggi dan apabila terjadi angka sama pada game terakhir, maka pemecahannya akan ditentukan pada frame terakhir, strike atau spare terbanyak pada game tersebut.

6. Semua peboling harus menjunjung tinggi sportifitas, tata tertib sopan santun bermain boling

7. Hal-hal yang belum tercantum dalam ketentuan ini, sepanjang tidak menyimpang dari peraturan PBI/WTBA/FIQ, akan ditentukan oleh Panitia Pelaksana.

BAB XIV KETEPATAN PENGHARGAAN

Pasal 1401 PENGHARGAAN DAN PENCATATAN REKOR ANGKA TERTINGGI

1. PBI Pusat/Provinsi/Perkumpulan/Panitia Kejuaraan akan memberikan penghargaan berupa kenang kenangan terhadap hasil yang telah disahkan oleh PBI kepada pemegang rekor 1 game (perfect game) diantara game suatu pertandingan yang telah disahkan oleh PBI.

2. PBI Pusat/Provinsi/Perkumpulan/Panitia Kejuaraan akan memberikan penghargaan berupa kenang kenangan terhadap hasil yang telah disahkan oleh PBI kepada pemegang rekor 1 seri atau satu rangkaian 3 (tiga) game dengan jumlah 800 keatas untuk pria dan 750 keatas untuk wanita diantara game suatu pertandingan yang telah disahkan oleh PBI

3. Setiap PBI Provinsi diharuskan mencatat/mempunyai rekor angka tertinggi 1 game dan/atau 1 seri (3 game) dari setiap anggotanya.

4. Anggota PBI diperkenankan menerima lebih dari satu hadiah dalam periode satu tahun bila menciptakan rekor 1 game (perfect game 300) atau rekor angka tertinggi 1 seri (3 game).

Pasal 1402 PERSYARATAN PENGESAHAN REKOR ANGKA TERTINGGI

Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dinyatakan berhak menyandang pemilik rekor adalah sebagai berikut:

1. Rekor angka tertinggi tersebut dimainkan dalm pertandingan yang disahkan oleh PBI.

2. Lintasan boling telah disahkan oleh PBI untuk periode yang berlaku. 3. Tidak ada pelanggaran garis tilang dan Pengawas Garis Tilang/Alat Penemu

Pelanggaran Otomatis bekerja dengan sempurna ketika pertandingan berlangsung. 4. Pemberitahuan rekor angka tertinggi tersebut harus disampaikan oleh sekretaris

PBI Provinsi dalam waktu 24 jam sesudah pertandingan dimainkan. 5. Pemberitahuan rekor angka tertinggi tersebut harus disampaikan oleh

sekretaris/Bendahara Provinsi kepada PBI Pusat dalam waktu 14 hari sesudah pertandingan dimainkan.

6. Seorang petugas yang dikuasakan oleh PBI harus memeriksa lane/pin/bola dimana terjadinya rekor sesudah pertandingan berakhir dengan dua saksi dari lawan tanding.

7. laporan lengkap diserahkan kepada PBI berupa rekomendasi apakah rekor sah atau ditolak, yang ditanda tangani diatas semua berkas laporan oleh:

- Petugas PBI - Wasit pertandingan - Dua saksi dari lawan tanding Dengan melampirkan : - KTP kesemua yang berkepentingan (Peboling, Petugas dan Saksi-saksi)

- Kartu Anggota Perkumpulan/surat keterangan dari PBI Provinsi. BAB XV

KETETAPAN HUKUMAN Pasal 1501

HUKUMAN ATAS CARA BERMAIN YANG TIDAK JUJUR 1. Peboling dianggap melanggar peraturan apabila melakukan penyesuian yang tidak

sah pada lane/pin/bola boling sehingga tidak lagi memenuhi persyaratan peraturan PBI/FIQ/WTBA, hukuman terhadap pelanggaran tersebut adalah kehilangan game atau pengembalian uang hadiah atau skorsing dari keanggotaan dalam jangka waktu maksimal 6 (enam) bulan kalender.

2. Peboling dianggap melanggar peraturan apabila menyatakan/ menuliskan/memperkirakan averagenya dengan maksud untuk melebihi/mengurangi klasifikasinya demi memperoleh keuntungan dirinya, hukuman terhadap pelanggaran tersebut adalah kehilangan game atau pengembalian uang hadiah atau skorsing dari kenggotaan dalam jangka waktu maksimal 6 (enam) bulan kalender.

3. Peboling dianggap melanggar peraturan apabila sengaja melempar bola kearah got atau dengan sengaja menginjak garis tilang dengan maksud demi memperoleh keuntungan dirinya atau kelompok lain, hukuman terhadap pelanggaran tersebut adalah kehilangan game atau pengembalian uang hadiah atau skorsing dari kenggotaan dalam jangka waktu maksimal 6 (enam) bulan kalender.

4. Peboling dianggap melanggar peraturan apabila menyatakan/ menuliskan/memperkirakan namanya sebagai nama orang lain atau sebaliknya,dengan maksud untuk melebihi/mengurangi klasifikasinya demi memperoleh keuntungan dirinya, hukuman terhadap pelanggaran tersebut adalah kehilangan game atau pengembalian uang hadiah atau skorsing dari kenggotaan dalam jangka waktu maksimal 6 (enam) bulan kalender.

5. Peboling atau team atau perkumpulan dianggap melanggar peraturan apabila memakai/mengikut sertakan peboling yang sedang menjalani skorsing dengan maksud untuk melebihi/mengurangi klasifikasinya demi memperoleh keuntungan dirinya atau kelompok lain,hukuman terhadap pelanggaran tersebut adalah kehilangan game atau pengembalian uang hadiah atau skorsing dari kenggotaan dalam jangka waktu maksimal 6 (enam) bulan kalender.

6. Seseorang yang bukan anggota PBI yang melanggar peraturan PBI/FIQ/.WTBA, selanjutnya dicatat untuk ditolak menjadi anggota PBI oleh setiap Perkumpulan dibawah naungan PBI provinsi manapun, sampai ada persetujuan PBI kemudian.

Pasal 1502 HUKUMAN ATAS FITNAH

Peboling dianggap melanggar peraturan apabila menyatakan/menuliskan/mengedarkan tuduhan yang bersifat fitnah atas petugas pertandingan atau peboling lainnya atau pengurus atau kelompok lainnya yang bernaung di bawah PBI, yang ternyata tuduhan tersebut tidak dapat dibuktikan dengan kenyataan dari fakta otentik yang ada, maka hukuman terhadap pelanggaran tersebut adalah keanggotaannya dihentikan untuk waktu yang tidak ditentukan.

Pasal 1503 HUKUMAN ATAS PENYALAHGUNAAN KEUANGAN

1. Peboling, pengurus Liga/Perkumpulan/Provinsi/Pusat dianggap melanggar peraturan apabila menyalahgunakan atas keuangan PBI yang dipercayakan kepadanya, maka hukuman terhadap pelanggaran tersebut adalah keanggotaannya dihentikan untuk waktu yang tidak ditentukan.

2. Badan pemeriksa keuangan PBI dalam hal ini bertugas untuk memeriksa keuangan PBI secara periodik dianggap melanggar peraturan apabila terlibat demi memperoleh keuntungan dirinya, maka hukuman terhadap pelanggaran terssebut adalah keanggotaannya dihentikan untuk waktu yang tidak ditentukan.

3. Peboling, pengurus Liga, pengurus Perkumpulan, pengurus Provinsi dan Pusat dianggap melanggar peraturan apabila sengaja menyampaikan laporan keuangan yang salah kepada pengurus atasanya untuk mendapatkan pembayaran yang lebih besar dari semestinya, maka hukuman terhadap pelanggaran tersebut adalah keanggotaannya dihentikan untuk waktu yang tidak ditentukan.

Pasal 1504 PERATURAN PELAKSANAAN HUKUMAN

1. Peboling, pengurus Liga/Perkumpulan/Provinsi/Pusat dianggap melanggar peraturan, maka pengurus PBI memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan, bahwa skorsing atau pemecatan akan segera dilaksanakan lengkap dengan alasanya.

2. Kekeliruan yang memerlukan pertimbangan kembali, harus melalui penelitain yang seksama dan diputuskan oleh Badan Independen yang dibentuk khusus menangani hal tersebut, agar tercapai semangat keadilan bagi seluruh anggota.

3. Badan Independen yang ditunjuk tersebut atas dasar peraturan yang berlaku dan/atau menggunakan kebijakan pasal 2, diatas dapat menetapkan perbaikan atas kekeliruan yang terjadi.

BAB XVI PENUTUP

Hal –hal yang tidak atau belum cukup diatur dalam Buku Peraturan-peraturan ini akan dilengkapi dengan Peraturan Pelaksanaan Kebijakan oleh Pengurus PBI Pusat.