2
Persebaran Aedes albopictus Aedes albopictus merupakan vektor sekunder dari penyakit demam berdarah. Penyebaran Aedes albopictus hampir merata di seluruh daerah di Indonesia terutama pada daerah dengan ketinggian di bawah 1000 dpl karena pada ketinggian tersebut nyamuk akan tumbuh secara optimal. Kasus Aedes albopictus termasuk jarang karena nyamuk dominan dalam menyebarkan DB adalah Aedes aegypti, dan karena habitat dari Aedes albopictus yang berada di hutan dan kebun yang jarang dilalui manusia. Dari literatur yang kami temukan, hanya di Bantul dan Mojokerto yang terdapat DB akibat Aedes albopictus. Gambar 1. Peta Sebaran Kasus DB Akibat Aedes albopictus pada Yogyakarta. (Sumber:

Persebaran Aedes Albopictus

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Persebaran aedes albopictus di indonesia

Citation preview

Persebaran Aedes albopictus

Aedes albopictus merupakan vektor sekunder dari penyakit demam berdarah. Penyebaran

Aedes albopictus hampir merata di seluruh daerah di Indonesia terutama pada daerah dengan

ketinggian di bawah 1000 dpl karena pada ketinggian tersebut nyamuk akan tumbuh secara

optimal. Kasus Aedes albopictus termasuk jarang karena nyamuk dominan dalam

menyebarkan DB adalah Aedes aegypti, dan karena habitat dari Aedes albopictus yang berada

di hutan dan kebun yang jarang dilalui manusia.

Dari literatur yang kami temukan, hanya di Bantul dan Mojokerto yang terdapat DB akibat

Aedes albopictus.

Gambar 1. Peta Sebaran Kasus DB Akibat Aedes albopictus pada Yogyakarta. (Sumber:

http://4.bp.blogspot.com/-_9GDxcaKZwM/Uy9jHYAtI0I/AAAAAAAAAVU/plmhCiqAnHo

/s1600/petajawa.jpg)

Gambar 2. Peta Sebaran Nyamuk Aedes albopictus pada daerah Jawa Timur. (Sumber:

https://lh5.googleusercontent.com/-kGBU8_nHJU4/TYXZScWCSBI/AAAAAAAAAdU/

S89O6fbbX4g/s1600/jatim.gif)

Daftar Pustaka

1. Boesri, H. 2011., Biologi dan Peranan Aedes albopictus (Skuse) 1984 sebagai

Penular Penyakit, Aspirator Vol. 3 No. 2, p.117-118.

2. Islamiyah, M., Leksono, Amin S., Gama, Zulfaidah P. 2013., Distribusi dan

Komposisi Nyamuk di Wilayah Mojokerto, Jurnal Biotropika Edisi 1 No. 2, p.83.