Persediaan barang dagang

7/21/2019 Persediaan barang dagang

http://slidepdf.com/reader/full/persediaan-barang-dagang-56da1bb79cbd2 1/6

RESUME TENTANG PERSEDIAAN

NAMA : AUFA RAHIMAH RIONY

NPM: 0112U370

BUKU: AKUNTANSI SUATU PENGANTAR Edisi Lima

PENERBIT: SALEMBA EMPAT

PENGARANG: S!ma"s S#R#

P!"s!diaa$ %a"a$& da&a$& '(!$!)a(a$ *a"&a (++,

• Penilaian dan Pelaporan

Persediaan barang dagang (merchandise inventory) adalah barang- barang yang dimiliki

perusahaan untuk dijual kembali. Untuk perusahaan pabrik, termasuk dalam persediaan adalah

barang-barang yang akan digunakan untuk proses produksi selanjutnya. Persediaan dalam

perusahaan pabrik terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan dalam proses dan persediaan

barang jadi. Pembahasan pada bagian ini mengenai persediaan dalam perusahaan dagang.

Persediaan pada umumnya, meliputi jenis barang yang cukup banyak dan merupakan bagian

yang cukup berarti dari seluruh aktiva perusahaan. Disamping itu, transaksi yang berhubungan

persediaan merupakan aktivitas yang paling sering terjadi.

Persediaan barang dagang pada umumnya dinilai pada harga terendah antara harga perolehan dan

harga pasar atau nilai yang diharapkan dapat direalisasikan. Cara penilaian dan metode

penetapan harga pokok harus diungkapkan dalam laporan keuangan.

• Persediaan dalam laporan keuangan

Dalam laporan keuangan, persediaan barang dagang disajikan baik di neraca maupun laporan

laba rugi. Persediaan barang dagang yang tercantum di neraca mencerminkan nilai barang

dagang yang ada pada tanggal neraca, yang biasanya juga merupakan akhir dari suatu periode

akuntansi. Dilaporan laba rugi, persediaan barang dagang muncul dalam harga pokok penjualan.eperti pernah dibicarakan sebelumnya, harga poko penjualan dihitung sebagai! persediaan

barang dagang a"al periode ditambah pembelian bersih selama periode dikurangi persediaan

barang dagang akhir periode.

#da saling hubungan antara persediaan dagang di neraca dan laporan laba rugi. $ahkan ada

saling hubungan antara persediaan barang dagang pada tahun berjalan dengan tahun sebelumnya



dan tahun yang akan dating. Dari adanya saling hubungan ini, terlihat betapa pentingnya pos ini

dalam menentukan laba (rugi) dan posisi keuangan perusahaan, tidak saja terhadap tahun

berjalan, tetapi juga terhadap tahun sebelumnya dan tahun yang akan dating. %esalahan dalam

menentukan nilai persediaan barang dagang akan mempengaruhi tidak saja laporan laba rugi dan

neraca tahun berjalan tetapi juga neraca dan laporan laba rugi tahun yang akan datang.

• Penetapan harga pokok persediaan

&ilai persediaan barang dagang ditentukan oleh gabungan dua 'aktor, yaitu kuantitas dan harga

pokok. %uantitas persediaan dapat diperoleh melalui perhitungan secara 'isik. arga pokok

persediaan adalah harga untuk memperoleh persediaan tersebut. Disamping harga beli,

termasukdalam harga pokok persediaan adalah semua biaya yang terjadi sampai dengan

persediaan siap dijual, misalnya, biaya pengangkutan, bea masuk dan asuransi. $iaya-biaya yang

susah dihubungkan dengan salah satu jening barang, misalnya biaya pengangkutan dan asuransi

dapat dibagikan sama rata atas suatu dasar tertentu. $iaya-biaya yang jumlahnya kecil dan susah

dialokasikan tidak perlu dimasukkan sebagai harga pokok barang. $iaya-biaya ini diperlakukansebagai beban usaha periode berjalan. Potongan pembelian, secara rata-rata, harus

diperhitungkan dalam menentukan harga pokok persediaan.

etode *+*

Dalam bab-bab yang lalu telah dijelaskan bah"a harga pokok penjualan untuk suatu periode

tertentu dihitung berdasarkan rumus! persediaan a"al ditambah dengan pembelian bersih

dikurangi dengan persediaan akhir. #ngka untuk pembelian bersih diambil dari saldo akun yang

bersangkutan di buku besar. #ngka-angka kuantitas persediaan a"al dan akhir diperoleh dengan

jalan melakukan perhitungan 'isik. arga pokok persediaan dihitung dengan mengalikankuantitas harga pokok per unit. arga pokok per unit mana yang dipakai tergantung pada

metode penetapan harga pokok yang dipilih.

#nggap bah"a persediaan yang ada dia"al periode ( januari //#) dan pembelian-pembelian

yang dilakukan selama tahun tersebut tampak seperti terlihat diba"ah ini.

tgl ket kuantitas arga pokok

per unit

&ilai harga

pokok

jan //# Pers. #"al // 0p 1/ 0p 2/./// 0p 1.///

3 mar //# Pembelian 2// // 24.///

4 sep //# Pembelian 3// 4/ 2/./// 4.///1 nov //# Pembelian 3 // //

3 des //# 5ersedia

dijual

./// 33.///

Perhatikan contoh diatas persediaan yang ada dia"al periode sudah ditentukan kuantitas maupun

harga pokok per unitnya. Dalam praktik, nilai harga pokok persediaan a"al periode tersebut



harus ditentukan seperti yang dilakukan terhadap persediaan akhir. #nggaplah kemudian bah"a

menurut perhitungan yang dilakukan pada tanggal 3 desember //# persediaan yang masih

tersisa adalah 3// unit yang harus diterapkan untuk kuantitas tadi.

6ika perusahaan menggunakan metode *+*, persediaan akan dinilai dengan harga pembelian

paling akhir. #pabila kuantitas pada pembelian ini tidak cukup diterapkan pada persediaan akhir,maka akan diambilkan dari pembelian terakhir berikutnya, demikian seterusnya. +ni sesuai

dengan anggapan dalam metode *+* bah"a biaya yang akan dibebankan ke laporan laba rugi

adalah biaya-biaya yang paling dahulu dikeluarkan. Persediaan pada tanggal 3 Desember //#

menurut metode *+* dihitung sebagai berikut!

5gl pembelian kuantitas rga pokok per unit 5otal harga pokok

1 &7 //# // 0p. // 0p 2/.///

4 8P //# // 4/ 4.///

3// 44.///

arga pokok penjualan dengan menggunakan metode ini akan tampak seperti terlihat dalam

perhitungan berikut!

Persediaan a"al jan //# 0p 1.///

Pembelian bersih selama periode 4.///

Persediaan tersedia dijual 33.///

Persediaan akhir 3 des //# 44.///

arga pokok penjualan 91.///

etode 0ata-rata

arga pokok untuk persediaan barang yang tersedia dijual selama tahun //# dihitung sebagai

berikut!

arga Pokok 0ata-rata : harga pokok persediaan tersedia dijual

%uantitas persediaan tersedia dijual

: 33./// ; ./// : 0p. 33

Persediaan pada 3 des //# yang harga pokonya ditetapkan berdasarkan metode ini adalah 0p3<.<// (3//= 0p 33). arga pokok penjualannya dihitung sbg berikut!

Pers a"al, jan //a 0p 1.///

Pembellian bersih selama periode 4.///

Pers tersedia dijual 33.///

Pers akhir 3 des //a 3<.<//

arga pokok penjualan <3.//



• Pengaruh perbedaan metode penetapan harga pokok

#kibat dari berbedanya nilai persediaan akhir dan harga pokok penjualan adalah berbedanya laba

bersih, total aktiva maupun total modal. >aba bersih tertinggi akan diperoleh apabila perusahaanmenggunakan metode *+*. >aba bersih terendah akan dihasilkan oleh metode >+*

• etode identi'ikasi khusus

Dalam metode ini, harga pokok yang dibebankan ke barang-barang yang dijual dan yang masih

ada dalam persediaan didasarkan atas harga pokok yang dikeluarkan khusus untuk barang-barang

yang bersangkutan.

Untuk menggambarkan metode ini anggaplah bah"a suatu perusahaan memulai kegiatan

usahanya dalam bidang jual mobil bekas pada tanggal januari //#. selama bulan januari /#

pembelian mobil bekas yang dilakukan adalah sebagai berikut!

tgl ket kuantita

s

arga pokok per unit

4--//# edan, 5oyota corolla,b-324,th <14 <.94/

/--//# edan, 5oyota crolla,b-?914?, th <1? 3.4//

4--//# edan, holden primer, b-9/<-he, th <91 1.94/

/--//# a@da kotak, b-3249, th <? 4.///

4--//# *iat 9 spec, b-?429-a, th <93;<92 9.///

Pers trsdia

dijual

4 .///

• etode taksiran

#da dua metode taksiran yang dapat digunakan, yaitu metode eceran dan metode laba bruto.

Perlu dicatat bah"a harga pokok perediaan yang dihitung dengan metode taksiran hanya boleh

dilakukan untuk penyusunan laporan keuangan interim.

etode eceran

etode eceran banyak digunakan oleh perusahaan dagang rceran seperti toko serba ada. %onsep

yang mendasari adalah adanya hubungan yang dekat dan konstan antara harga pokok dengan

harga jual. leh karena itu, hubungan antara harga pokok dan harga jual, yang biasanyadinyatakan dalam suatu persentase, harus ditetapkan terlebih dahulu. Untuk itu perusahaan perlu

mempeunyai catatan mengenai harga jual dari semua barang yang ada. ubungan antara harga

jual dan harga pokok dihitung sebagai berikut.

arga pokok arga jual

Pers a"al jan //a .4// 34.///

Pembelian bersih januari //a 41.4// 3?4.///



Pers trsedia dijual 1/./// 2//.///

P!"s!$)as! *a"&a (++ )"*da( *a"&a -.a/

*a"&a (++ (!"s!diaa$ )!"s!dia di-.a/*a"&a -.a/ (!"s!diaa$ )!"s!dia di-.a/

R( 20#000 R( 00#000 704

Persentase tersebut diatas digunakan untuk menaksir harga pokok persediaan yang ada pada

akhit suatu periode. Dengan cara ini maka perhitungan secara 'isik tidak perlu dilakukan. Untuk

menggambarkan lebih lanjut, anggaplah bah"a selama tahun //a telah terjadi penjualan

bernilai 33/.///. taksiran harga pokok persediaan yang ada pada akhir periode dihitung dengan

cara sebagai berikut!

Pers tersedia dijual, pada harga jual 2//.///

Penjualan slm bulan januari //# 33/.///Pers pada 3 jan //#, pd harga jual 9/.///

Dari perhitungan diatas terlihat bah"a persediaan yang ads di akhirnperiode pada harga jualnya

adalah 0p 9/.///. kita telah menentukan sebelumnya bah"a harga pokok barang merupakan

9/A, dari harga jualnya. 5aksiran harga poko persediaan yang ada di akhir periode dengan

demikian dpt di hitung sebagai 9/A = 9/./// : 2<.///. harga pokok penjualan untuk bulan

januari //# dpat dihitung sebagai berikut

Persediaan jan //a .///

Pembelian bersih slm jan //a 41.///Persediaan trsedia dijual 1/.///

Persediaan 3 jan //a 2<.///

arga pokok penjualan 3.///

etode >aba $ruto

etode ini pada dasarnya menggunakan konsep yang sama dengan metode eceran, yaitu konsep

hubungan antara harga pokok dan harga jual. Dalam metode laba bruto persentase terhadap

penjualan didasarkan atas laporan keuangan tahun lalu.

Untuk menggambarkan perhitungan dengan metode ini anggaplah persediaan barang dagang

pada a"al periode, januari //#, adalah 0p /.///. pembelian bersih selama bualn januari

//# adalah 1/./// persentase laba bruto trhadap penjualan berdasarkan data tahun lau adalah

3/A. Persediaan barang dagang pada tgl 3 januari //# dapat ditaksir sbg berikut !

Pers brg dgang, jan //a 0p /.///



Documents

Persediaan barang dagang