123
PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA AKUNTANSI DAN KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PROFESI AKUNTAN WIDIA SYARAH NIM: 203082001949 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011

PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK,

MAHASISWA AKUNTANSI DAN KARYAWAN BAGIAN

AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PROFESI AKUNTAN

WIDIA SYARAH NIM: 203082001949

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011

Page 2: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

i

PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

AKUNTANSI DAN KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI

TERHADAP ETIKA PROFESI AKUNTAN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat- syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

Widia Syarah

NIM : 203082001949

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Yulianti SE, M.Si

NIP. 196902032001121003 NIP.

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/ 2011 M

Page 3: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

ii

Hari ini Rabu Tanggal 5 Bulan Januari Tahun Dua Ribu Sebelas telah dilakukan

Ujian Komprehensif atas nama Widia Syarah NIM: 203082001949 dengan judul

Skripsi “PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK,

MAHASISWA AKUNTANSI DAN KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI

TERHADAP ETIKA PROFESI AKUNTAN” Memperhatikan penampilan

mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat

diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 5 Januari 2011

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Yulianti, SE, M.Si Erika Amelia, SE, M.Si

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli

Page 4: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

iii

Hari ini, tanggal 27 Bulan Januari Tahun Dua Ribu Sebelas telah dilakukan Ujian

Skripsi atas nama Widia Syarah, NIM 203082001949, dengan judul skripsi

“PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

AKUNTANSI DAN KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI TERHADAP

ETIKA PROFESI AKUNTAN”. Memperhatikan hasil dan kemampuan

keilmuan siswa tersebut selama sidang berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat

diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 27 Januari 2011

Tim Penguji Ujian Skripsi

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Yulianti, SE, M.Si Pembimbing I, Pembimbing II, Prof. Dr. Abdul Hamid, MS M. Arief Mufraini, Lc.,M.Si Penguji I Penguji II

Rahmawati, SE., MM Penguji Ahli

Page 5: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Widia Syarah

Tempat, Tanggal Lahir : Pulau Kijang, 09 Oktober 1984

Alamat : Jl. Kerta Mukti Gg. H. Nipan No. 123 Rt/Rw.

01/008, Pisangan, Ciputat

No. Telpon : 081808135633

E-mail : [email protected]

Pendidikan Formal

1990 SDN 003 Pulau Kijang (Riau)

1996 MTs Darudda’wah Walirsyad DDI Pulau Kijang (Riau)

1999 SMAN 01 Pulau Kijang (Riau)

2003 Universitas Islam Negeri SYAHID Jakarta

Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Jurusan Akuntansi

Konsentrasi Auditing

Page 6: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

v

ABSTRACT

This research have the aim of analyzing differences perception between public accountants and accounting educators, public accountants and students of accounting, public accountants and employees section accounting, accountant educators and students of accounting, accountant educators and employees section accounting, students of accounting and employees section accounting against the accounting profession ethics. Data used in this study using primary data obtained from respondents who deployed with four categories of respondents (public accountant, accounting educators, students of accounting and employees section accounting) . The method of analysis used in this research is One Way ANOVA (Analysis Of Variance). The results of this study show that There are significant differences in perception accountant educators and employees section accounting, students of accounting and employees section accounting against the accounting profession ethics, While the perception of public accountants with accountants educators, public accountant with students of accounting, employee section accounting with accountant educators on ethical accounting profession there is no significant differences. Key words : public accountants, accounting educators, students of accounting

and employees section accounting, accountants professional ethics.

Page 7: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

vi

ABSTRAK

Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis perbedaan persepsi antara akuntan publik dan akuntan pendidik, akuntan publik dan mahasiswa akuntansi, akuntan publik dan karyawan bagian akuntansi, akuntan pendidik dan mahasiswa akuntansi, akuntan pendidik dan karyawan bagian akuntansi, mahasiswa akuntansi dan karyawan bagian akuntansi terhadap etika profesi akuntan. Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari jawaban responden yang disebarkan dengan empat kategori responden (akuntan publik, akuntan pendidik, mahasiswa akuntansi dan karyawan bagian akuntansi). Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Way ANOVA (Analysis Of Varians). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara persepsi akuntan publik dengan karyawan bagian akuntansi dan persepsi mahasiswa akuntansi dengan karyawan bagian akuntansi terhadap etika profesi akuntan. Sedangkan persepsi akuntan publik dengan akuntan pendidik, akuntan publik dengan mahasiswa akuntansi, akuntan pendidik dengan mahasiswa akuntansi, karyawan bagian akuntansi dengan akuntan pendidik terhadap etika profesi akuntan tidak terdapat perbedaan. Kata kunci : akuntan publik, akuntan pendidik, mahasiswa bagian akuntansi dan

karyawan bagian akuntansi, etika profesi akuntan

Page 8: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil’alamin, segala puji dan syukur hanya milik Allah

SWT. Teriring shalawat dan salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW

beserta keluarga dan sahabatnya. Dengan rahmat dan hidayahnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Persepsi Akuntan Publik, Akuntan

Pendidik, Mahasiswa Akuntansi dan Karyawan Bagian Akuntansi Terhadap Etika

Profesi”

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat yang ditetapkan

dalam rangka mengakhiri studi pada jenjang Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi

dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis tidak luput dari berbagai masalah

dan menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan yang diperoleh bukan semata-

mata hasil usaha penulis sendiri, melainkan berkat bantuan, dorongan, bimbingan

dan pengarahan yang tidak ternilai harganya. Ucapan terima kasih yang tak

terhingga kepada:

1. Allah S.W.T atas rahmat dan karunia-nya yang diberikan kepada penulis

sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Teristimewa untuk kedua orangtuaku, Untuk Alm. Ayahku tercinta yang

sudah tenang disana, dan Ibuku tercinta yang selalu memberikan masukan,

motivasi, sandaran dari setiap permasalahan yang timbul, doa, ridhonya serta

kasih sayangnya sehingga penulis mendapatkan semangat lebih untuk

menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas segala bimbingan, asuhan, kasih

sayangnya serta pengorbanannya dalam hidup penulis selama ini, semoga

ilmu yang didapat penulis selama ini dapat memberikan kontribusi yang besar

nantinya untuk menjaga, membanggakan, mencukupi dan membuat bangga.

amin.

Page 9: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

viii

3. Untuk kakak-kakak dan abang-abang ku trutama kak mia, kak yuli, kak warda

dan bang akbar, bang holis, kak fitri (kak ipar) dan buat abang ku tercinta

alm. Ilham Wira Adi Kusuma yang telah tenang disana, yang selama ini telah

banyak membantu baik berupa materi maupun semangat yang sama-sama kita

lalu dalam suka dan duka selama beliau masih hidup. Terima kasih atas

semua doa yang telah diberikan kepadaku.

4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM, selaku dosen pembimbing I (satu) yang

telah berkenan meluangkan waktunya serta memberikan bimbingan dan

tambahan ilmu kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan

baik.

5. Ibu Yulianti SE, Msi selaku dosen pembimbing II (dua) yang telah

memberikan masukan, arahan dan bimbingan dari setiap permasalahan dan

kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan skripsi.

6. Bapak Prof. Dr. Abdul hamid, MS. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Ibu Rahmah, Se, MM selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

dan Bisnis.

8. Bapak Suhendra S.Ag., MM selaku Koordinator Teknis Jurusan Akuntansi.

9. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu

pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis selama masa perkuliahan.

10. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (Mbak Ani, Mas

Ajis, Mas Alfred, Mas Heri, dan Mpok).

11. Sahabatku sejatiku tercinta, (Endah, Putri, Yani, Suroh, Rosma) yang selalu

ada bukan hanya saat penulis senang tapi juga saat penulis menghadapi

masalah. Semoga persahabatan yang telah terbangun selama 7,5 tahun ini tak

akan putus.

12. Tami, miko, harry, ipank, meta, edho, riki teman-teman senasib seperjuangan

yang sama-sama berjuang untuk mendapatkan gelar sarjana dan saling

memberikan semangat dan doa.

Page 10: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

ix

13. Herry Budiman my love, kandaku termikasih yang tak terhingga atas segala

doa, support yang tak henti-henti dan terimakasih atas kesabarannya yang

telah lama menunggu. Semoga ini adalah penantian tidak sia-sia.

14. Teman-teman seperjuangan di Akuntansi B, Audit yang membantu dan

memberikanku semangat.

15. Para responden yang telah bersedia membantu peneliti untuk memperoleh

data yang diperlukan.

16. Pihak-pihak lain, yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu oleh

penulis.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa apa yang terdapat dalam penulisan

skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Jakarta, Maret 2011

Widia Syarah

Page 11: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

x

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Pengesahan Skripsi ........................................................................ i

Halaman Pengesahan Komprehensif ............................................................. ii

Halaman Pengesahan Sidang Skripsi ............................................................. iii

Daftar Riwayat Hidup ................................................................................... iv

Abstract ........................................................................................................ v

Abstrak ......................................................................................................... vi

Kata Pengantar .............................................................................................. vii

Daftar Isi ....................................................................................................... x

Daftar Tabel .................................................................................................. xiii

Daftar Gambar .............................................................................................. xiv

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang penelitian ......................................................... 1

B. Perumusan Masalah .................................................................. 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 7

Bab II Tinjauan Pustaka

A. Persepsi ..................................................................................... 9

B. Akuntan Publik sebagai suatu profesi ........................................ 10

C. Akuntan Pendidik ...................................................................... 11

D. Etika .......................................................................................... 12

1. Prinsip Etika ......................................................................... 13

Page 12: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

xi

2. Etika Audit ........................................................................... 15

E. Kode Etik Sebaga Etika Profesi Akuntan ................................... 16

F. Akuntan publik, akuntan pendidik dan etika profesi akuntansi ... 21

G. Mahasiswa Akuntansi dan Etika Profesi Akuntan ...................... 23

H. Karyawan bagian akuntansi dan etika profesi akuntan ............... 24

I. Kerangka Pemikiran .................................................................. 25

J. Perumusan Hipotesis ................................................................. 27

Bab III Metodologi Penelitian

A. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................... 28

B. Metode Penentuan Sampel ......................................................... 28

C. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 29

D. Metode Analisi Data ................................................................. 30

1. Uji Kualitas Data .................................................................. 30

2. Uji Hipotesis ......................................................................... 31

E. Operasional Variabel Penelitian ................................................ 32

Bab IV Hasil dan Pembahasan

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelititan .............................. 39

1. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 39

2. Sejarah Umum Objek Penelitian ........................................... 41

3. Karakteristik Responden ....................................................... 43

Page 13: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

xii

B. Hasil Uji Instrument Penelitian .................................................. 44

1. Uji Validitas ........................................................................ 44

2. Uji Reliabilitas ..................................................................... 47

C. Hasil dan Pembahasan ............................................................... 48

1. Pengujian Normalitas Data .................................................. 48

2. Uji Hipotesis ........................................................................ 49

3. UJi beda dengan Post Hoc Test ............................................ 51

Bab V Kesimpulan dan Implikasi

A. Kesimpulan ............................................................................... 56

B. Saran dan Implikasi ................................................................... 57

Daftar Pustaka ............................................................................................ 59

Lampiran

Page 14: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

xiii

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

3.1 Operasional Variabel Penelitian 34

4.1 Deskripsi Penyebaran Kuesioner yang Diterima dan

Dapat Diolah

40

4.2 Distribusi Kusioner 40

4.3 Data Statistik Responden 44

4.4 Uji Validitas Independensi 45

4.5 Uji Validitas Kecakapan Profesional 45

4.6 Uji Validitas Integritas dan Objektivitas 45

4.7 Uji Validitas Kerahasiaan 46

4.8 Uji Validitas Bayaran Kontijen 46

4.9 Uji Validitas Tindakan Mendatangkan Aib 46

4.10 Uji Validitas Periklanan dan Penawaran 46

4.11 Uji Validitas Komisi 47

4.12 Uji Reliabilitas 47

4.13 Hasil Uji Normalitas Data 49

4.14 Hasil Uji Levene Test 50

4.15 Hasil Uji F atau ANOVA 50

4.16 Hasil Uji Post Hoc Tes 51

Page 15: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

xiv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1. Kerangka Pemikiran 26

Page 16: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Seiring berjalannya waktu, perkembangan zaman tidak dapat dihindari.

Begitu pula dengan keberadaan maupun peran profesi akuntan dimasa

sekarang dan akan datang, serta perkembangan bisnis yang menuntut

profesionalisme dari seorang akuntan karena profesi akuntan merupakan salah

satu profesi yang melekat pada masyarakat bisnis. Oleh karena itu kesiapan

yang menyangkut profesionalisme seorang yang berprofesi sebagai akuntan

diperlukan, sebab sebagai seorang profesionalisme harus memiliki tiga hal

utama oleh setiap anggota profesi tersebut yaitu keahlian, berpengetahuan dan

berkarakter. Hal ini bertujuan untuk memenuhi peran dan tanggung jawabnya

kepada masyarakat para pemakai jasa profesionalisme profesi akuntan. Sikap

dan tindakan etis akuntan akan sangat menentukan posisinya di masyarakat,

pemakai jasa profesionalnya dan akan menentukan keberadaannya dalam

persaingan diantara rekan profesi dari negara lainnya (Yusup et al., 2007).

Di Indonesia sedang berkembang issue seiring dengan terjadinya

beberapa pelanggaran etika yang terjadi, baik yang dilakukan oleh akuntan

publik, akuntan intern, maupun akuntan pemerintah. Hal ini tidak akan terjadi

jika setiap akuntan dan calon akuntan mempunyai pengetahuan pemahaman

dalam menerapkan etika secara memadai untuk melaksanakan tugasnya

sebagai seorang akuntan yang professional. Pekerjaan seorang akuntan harus

Page 17: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

2

dikerjakan dengan sikap yang professional yang sepenuhnya berlandaskan

pada standar moral dan etika yang ada. Dalam menjalankan profesinya sebagai

pemeriksa (audit), seorang akuntan diatur oleh suatu kode etik profesi. Kode

etik profesi di Indonesia dikenal dengan nama Kode Etik Ikatan Akuntan

Indonesia (Renyowijoyo, 2005).

Pada Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pasal 1 ayat (2)

mengamanatkan bahwa setiap anggota harus mempertahankan integritas dan

objektivitas, ia akan bertindak adil tanpa dipengaruhi tekanan atau permintaan

pihak tertentu atau kepentingan pribadinya. Dengan adanya kode etik,

masyarakat akan menilai sejauh mana seorang auditor telah bekerja sesuai

dengan standar-standar etika yang telah ditetapkan oleh profesinya.

Menurut Hunt dan Vitel dalam Komsiyah dan Indriantoro (1998),

kemampuan seorang professional untuk dapat mengerti dan peka akan adanya

masalah etika dalam profesinya sangat dipengaruhi oleh lingkungan budaya

atau masyarakat dimana profesi itu berada, lingkungan profesinya, lingkungan

organisasi atau tempat ia bekerja serta pengalaman pribadinya. Sudibyo dalam

Komsiyah dan Indriantoro (1998) menyatakan dunia pendidikan akuntansi

mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku etis akuntan. Oleh sebab

itu pemahaman seorang calon akuntan (mahasiswa akuntansi) sangat

diperlukan dalam hal etika dan keberadaan pendidikan etika ini juga memiliki

peranan penting dalam perkembangan profesi akuntansi di Indonesia. Mata

kuliah yang mengandung muatan etika tidak terlepas dari misi yang telah

dimiliki oleh pendidikan tinggi akuntansi sebagai subsistem pendidikan tinggi,

Page 18: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

3

tetapi pendidikan tinggi akuntansi yang bertanggung jawab pada pengajaran

ilmu pengetahuan yang menyangkut tentang etika yang harus dimiliki oleh

mahasiswanya dan agar mahasiswanya mempunyai kepribadian (personalitiy)

yang utuh sebagai calon akuntan yang professional. Abdullah dan Halim

(2002) menyatakan etika dalam profesi akuntansi mendapat sorotan karena

ternyata kurikulum pendidikan belum mencakup muatan etika yang cukup

berarti (Ludigdo dan Macfoedz, 1999 ; Engle dan smith, 1990), karena

akuntan pendidikbelum memiliki suatu kode etik dan adanya penolakan para

akademisi untuk mengajarkan etika dalam perkuliahan akuntansi.

Seorang akuntan dalam melaksanakan profesinya diatur oleh suatu

kode etik akuntan, berupa norma perilaku yang mengatur hubungan antara

akuntan dengan para klien, antara akuntan dengan sejawatnya, dan antara

profesi dengan masyarakat (Sihwajoeni dan Godono M, 2000).

Dalam hal etika profesi, sebuah profesi memiliki komitmen moral yang

tinggi, yang biasanya dituangkan dalam bentuk aturan khusus yang menjadi

pegangan bagi setiap orang yang mengemban profesi yang bersangkutan.

Aturan ini merupakan aturan main dalam menjalankan atau mengemban

profesi tersebut yang biasanya disebut sebagai kode etik yang harus dipenuhi

dan ditaati oleh setiap profesi. Setiap profesi yang memberikan pelayanan

kepada masyarakat harus memiliki kode etik yang merupakan seperangkat

prinsip-prinsip dan mengatur tentang prilaku profesionalisme (Murtanto dan

marini 2003 dalam Prajitno Sugiarto 2006)

Page 19: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

4

Kepercayaan masyarakat terhadap kualitas pelayanan bidang jabatan

dapat dicapai dengan mewajibkan standar pelaksanaan kerja dan perilaku yang

tertinggi bagi pelaksanaannya, kode etik jabatan dimaksudkan untuk

menyediakan standar perilaku bagi mereka yang melaksanakan praktik

pelayanan akuntan publik. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sejak tahun 1973

telah mengesahkan ”Kode Etik Akuntan Indonesia” yang mengalami revisi

tahun 1986, 1994 dan terakhir tahun 1998 dalam pasal 1 ayat (2) yang

mengamanatkan ”setiap anggota harus mempertahankan integritas dan

obyektivitas dalam melaksanakan tugasnya guna menjaga hubungan dengan

klien”.

Menurut Wiwik Utami et.al., (2009) Internal Federation of Accountans

(IFAC) pada tahun 2008 menerbitkan delapan standar pendidikan

internasional (international Education Standards/ IES). Dari delapan standar

tersebut, standar nomor 4 (IES 4) menyebutkan bahwa program pendidikan

akuntansi sebaiknya memberikan rangka nilai, etika, dan sikap professional

untuk melatih judgement professional calon akuntan sehingga dapat bertindak

secara etis di tengah kepentingan profesi dan masyarakat.

Penelitian etika profesi akuntan ini dilakukan karena profesi akuntan

dalam aktivitasnya tidak terpisahkan dengan prinsip-prinsip yang tercantum

dalam etika profesi. Selain itu, penelitian ini dilakukan kepada akuntan

pendidik karena mereka adalah pendidik dari pada calon akuntan yang

bertanggung jawab mendidik mahasiswa agar mempunyai kepribadian yang

utuh sebagai manusia setelah diberikan pengarahan ilmu pengetahuan bisnis

Page 20: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

5

dan akuntansi (transformasi ilmu). Penelitian ini juga dilakukan kepada

mahasiswa akuntansi karena mereka adalah calon akuntan yang seharusnya

terlebih dahulu dibekali pengetahuan mengenai etika sehingga kelak bisa

bekerja secara professional berlandaskan etika profesi seorang akuntan serta

dapat menerapkannya dengan baik didunia bisnis. Penelitian ini juga

dilakukan kepada akuntan publik dan karyawan bagian akuntansi karena

akuntan publik dan karyawan bagian akuntansi adalah penyedia jasa informasi

keuangan yang akan dilaporkan sebagai bentuk pertanggungjawaban

manajemen perusahaan kepada pemilik (investor) dan pihak lain. Selain itu

dalam penelitian ini hanya menguji etika profesi akuntan saja. Oleh karena itu

penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris perbedaan persepsi

terhadap etika profesi akuntan dengan menekankan pada prinsip-prinsip etika

akuntan antara akuntan publik, akuntan pendidik, mahasiswa akuntansi, dan

karyawan bagian akuntansi.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Renyowijoyo (2005)

mengenai profesi masyarakat dan akuntan terhadap etika profesi akuntan.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah perbedaan

objek yang digunakan, penelitian sebelumnya menggunakan objek penelitian

akuntan pemerintah sedangkan pada objek penelitian ini di ubah menjadi

akuntan pendidik, penelitian sebelumnya menggunakan objek penelitian

akuntan intern sedangkan pada objek penelitian ini di ubah menjadi

mahasiswa akuntansi yang telah melewati mata kuliah audit, penelitian

sebelumnya menggunakan objek penetilian akuntan publik sedangkan pada

Page 21: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

6

objek penlitian ini tetap menggunakan objek yang sama yaitu akuntan publik,

penelitian sebelumnya menggunakan objek penelitian masyarakat sedangkan

pada objek penelitian ini diubah menjadi karyawan bagian akuntansi.

Berdasarkan uraian diatas, maka dibuat suatu penelitian yang diberi

judul “PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK,

MAHASISWA AKUNTANSI DAN KARYAWAN BAGIAN

AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PROFESI AKUNTAN”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang pemikiran tersebut diatas maka dapat

dirumuskan :

1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan secara silmutan antara akuntan

publik, akuntan pendidik, mahasiswa akuntansi, dan karyawan bagian

akuntansi terhadap etika profesi akuntan?

2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan secara parsial antara akuntan

publik, akuntan pendidik, mahasiswa akuntansi, dan karyawan bagian

akuntansi terhadap etika profesi akuntan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah tersebut diatas, maka penelitian

ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :

Page 22: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

7

a. Untuk menganalisis perbedaan yang signifikan secara silmutan antara

akuntan publik, akuntan pendidik, mahasiswa akuntansi, dan karyawan

bagian akuntansi terhadap etika profesi akuntan.

b. Untuk menganalisis perbedaan yang signifikan secara parsial antara

akuntan publik, akuntan pendidik, mahasiswa akuntansi, dan karyawan

bagian akuntansi terhadap etika profesi akuntan.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi IAI (Ikatan Akuntan Indonesia)

Memberikan masukan kepada Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai

salah satu organisasi profesi akuntan di Indonesia mengenai persepsi

akuntan publik, akuntan pendidik, mahasiswa akuntansi dan karyawan

bagian akuntan terhadap etika profesi akuntan. Hasilnya akan

digunakan sebagai acuan untuk meningkatkan citra profesi akuntan

publik.

b. Bagi Akuntan Pendidik

Memberikan masukan kepada para akuntan publik, akuntan pendidik,

mahasiswa akuntansi dan karyawan bagian akuntan terhadap etika

profesi akuntan. Hasilnya akan digunakan sebagai acuan untuk

meningkatkan mutu pendidikan mengenai etika profesi akuntan.

Page 23: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

8

c. Bagi Karyawan Bagian Akuntansi

Memberikan bukti empiris mengenai persepsi akuntan publik, akuntan

pendidik, mahasiswa akuntansi dan karyawan bagian akuntan terhadap

etika profesi akuntan.

d. Bagi peneliti selanjutnya

Memberikan masukan dan memperdalam pengetahuan peneliti

selanjutnya prihal etika profesi akuntan yang selalu menjadi issue

menarik dalam penelitian.

Page 24: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Persepsi

Persepsi diartikan sebagai tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu

atau merupakan proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca

indranya. Jadi persepsi diartikan sebagai proses kognitif setiap orang dalam

memahami setiap informasi tentang lingkungannya melalui panca indranya

(kamus besar bahasa Indonesia, 1995). Persepsi dalam penelitian ini diartikan

sebagai proses kognitif yang dialami seseorang dalam memahami setiap

informasi tentang lingkungannya melalui panca indranya, baik melihat,

mencium, mendengar, menyentuh maupun merasakan. Proses kognitif adalah

proses yang mana individu memberikan arti penafsiran terhadap rangsangan

(stimulus) yang muncul dari obyek, orang dan symbol tertentu. Persepsi

mencakup penerimaan, pengorganisasian dan penafsiran stimulus yang telah

diorganisasi dengan cara yang dapat mempengaruhi perilaku dan membentuk

sikap. Karena persepsi melibatkan penafsiran individu pada obyek tertentu,

maka masing-masing individu akan memeliki persepsi yang berbeda walaupun

melihat obyek yang sama.

Para ahli banyak mengemukakan pendapat secara definitive yang

berbeda satu sama lain. Sabri dalam zamroni (2006) berpendapat bahwa

persepsi adalah proses individu dapat mengenali obyek atau fakta obyektif

dengan menggunakan alat individu. Persepsi seseorang terhadap sesuatu

Page 25: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

10

obyek tidak berdiri sendiri akan tetapi dipengaruhi oleh beberapa factor baik

dari dalam maupun dari luar dirinya.

Walgito (1997) dalam penelitian Yusup et al.,(2007), menyatakan bahwa

agar individu dapat menyadari dan dapat membuat persepsi, maka ada

beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu :

1. Adanya obyek yang dipersiapkan (fisik).

2. Alat indera/ reseptor yaitu alat untuk menerima stumulus (fisiologis).

3. Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama dalam mengadakan

persepsi (psikologis).

Pengertian persepsi etika dalam konteks Sihwajoeni dan Gundono

(2000), adalah tanggapan atau penerimaan seseorang terhadap suatu peristiwa

moral tertentu melalui kompleks, sehingga dia dapat memutuskan tentang apa

yang dilakukan dalam situasi tertentu.

B. Akuntan Publik sebagai suatu profesi

Akuntan publik adalah akuntan yang memiliki izin dari Menteri

Keuangan atau pejabat yang berwenang lainnya untuk menjalankan praktik

akuntan publik. (SPAP 2001)

Kegiatan yang dilakukan seorang akuntan publik dapat dikategorikan

sebagai profesi karena telah memenuhi kriteria yang ada, antara lain :

1. Memiliki disiplin ilmu tertentu, dimana akuntan publik harus terlebih

dahulu melalui proses pendidikan dan memiliki pengalaman praktek.

Page 26: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

11

2. Memiliki persyaratan tertentu untuk memasuki profesi tersebut dan diatur

dalam UU No. 34 th 1954.

3. Memiliki kode etik yang bertujuan untuk mengatur moral anggota.

4. Mengutamakan kepentingan masyarakat.

5. Memiliki organisasi profesi, yaitu IAI (Ikatan Akuntan Indonesia).

Profesi akuntan publik merupakan suatu profesi yang memberikan jasa

pemeriksaan akuntansi atas laporan keuangan yang disusun oleh manajemen.

Di Indonesia, keberadaan profesi akuntan telah diakui secara resmi oleh

pemerintah.

Menurut kamus Akuntansi (1985) akuntan publik adalah akuntan yang

sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang No. 34 tahun 1954 yang

terdaftar pada register negara dan mempunyai izin untuk membuka kantor

akuntan dari Menteri Keuangan.

C. Akuntan Pendidik

Menurut kesimpulan laporan komite yang dibentuk AAA (1971) dalam

Indriantoro (2002) mengatakan bahwa sebagai akuntan pendidik yang

professional sebagai akuntan pendidik memasukan materi etika ke dalam mata

kuliah akuntansi. Dalam aspek ini mempunyai keuntungan bahwa mahasiswa

lebih mudah mengaitkan aspek keprilakukan untuk topik tertentu pada saat

topik dibahas dan mengajarkan aspek keprilakuan mata kuliah tersendiri,

sehingga mahasiswa bisa menerima penjelasan atau mendiskusikan aspek

keprilakuan tersebut secara terpadu. Selain itu mengajar juga dimungkinkan

Page 27: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

12

untuk membahas secara mendalam teori-teori keprilakuan dan

menghubungkannya secara langsung dengan topik akuntan yang mengandung

aspek keprilakuan.

Wiwik Utami et al.,(2009), di Indonesia, ada kecendrungan bahwa

dosen lebih memfokuskan pada penguasaan standar dan metode akuntansi,

namun sangat kurang dalam membahas (mendiskusikan) isu-isu etika. Padahal

dalam beberapa buku teks akuntansi terdapat kasus-kasus yang mengangkat

isu atau dilema etis.Jika dosen melakukan integrasi kasus etika tersebut ke

dalam materi ajar akuntansi keuangan, maka dapat diharapkan mahasiswa

menjadi peduli terhadap isu-isu etika dan kemudian mampu menentukan

sikap.

D. Etika

Etika adalah aturan yang disusun untuk mempertahankan suatu profesi

pada suatu tingkat terhormat untuk meyakinkan publik bahwa profesi akan

mempertahankan tingkat pemberian jasa yang lebih tinggi. Istilah etika jika

dilihat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu tentang apa yang

baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak)

(Depdiknas, 2003:309).

Didalam kode etik terdapat muatan etika, dalam bahasa Yunani terdiri

dari dua kata yaitu; ethos berarti kebiasaan atau adat, dan ethikos berarti

perasaan batin atau kecendrungan batin mendorong manusia dalam bertingkah

laku. ”Etika sebenarnya meliputi suatu proses penentuan yang komplek

Page 28: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

13

tentang apa yang harus dilakukan seseorang dalam situasi tertentu. Profesi itu

sendiri meliputi kombinasi unik dari penalaman dan pembelajaran masing-

masing individu seperti dikemukakan oleh Ward et.al.,(1993) dalam

Sihwajoeni dan Gudono (2000).

Jadi secara umum etika menggambarkan suatu perwujudan dan

penetapan suatu norma sikap dan tingkah laku yang membantu manusia

bertindak secara bebas dan dapat dipertanggungjawabkan karena setiap

tindakan lahir dari keputusan pribadi yang bebas.

Alasan mendasari diperlukannya perilaku profesional yang tinggi pada

setiap profesi adalah kebutuhan akan kepercayaan publik terhadap kualitas

jasa yang diberikan profesi, terlepas dari yang dilakukan secara perorangan.

Bagi akuntan publik penting untuk meyakinkan klien dalam laporan keuangan

akan kualitas audit dan jasa lainnya.

1. Prinsip Etika

Prinsip-prinsip etika yang dirumuskan oleh IAI dan dianggap menjadi

kode perilaku Akuntan Indonesia (IAI, 2001) adalah sebagai berikut :

a. Tanggung jawab

Setiap anggota IAI harus melaksanakan tanggung jawabnya sebagai

profesional, akuntan harus mewujudkan kepekaan profesional dan

pertimbangan moral dalam semua aktivitas mereka.

Page 29: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

14

b. Kepentingan masyarakat

Setiap anggota IAI harus mewujudkan melakukan tindakan yang

mendahulukan kepentingan masyarakat, mengahargai kepercayaan

masyarakat dan menunjukkan komitmen pada profesionalisme.

c. Integritas

Setiap anggota IAI harus dapat mempertahankan dan memperluas

kepercayaan masyarakat, akuntan harus melaksanakan semua tanggung

jawab profesional dengan integritas tinggi.

d. Obyektivitas dan Independensi

Setiap anggota IAI harus dapat mempertahankan obyektivitas dan

bebas dari benturan kepentingan dalam melakukan tanggung jawab

profesional akuntan yang berpraktik sebagai akuntan publik harus

bersikap independensi dalam kenyataan dan penampilan pada waktu

melaksanakan audit dan jasa atestasi lainnya.

e. Keseksamaan

Setiap anggota IAI harus mematuhi standar teknis dan etika profesi,

berusaha keras untuk terus meningkatkan kompetensi dan mutu jasa,

dan melaksanakan tanggung jawab profesional dengan kemampuan

yang terbaik.

f. Lingkup dan Sifat jasa

Setiap anggota IAI harus menajalankan praktik sebagai akuntan publik,

akuntan harus mematuhi prinsip-prinsip perilaku profesional dalam

menentukan lingkup dan sifat jasa yang diberikan.

Page 30: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

15

2. Etika Audit

Terdapat dua etika audit, yaitu :

a. Yang berlaku dikalangan akuntan, menganut prinsip sebagai barikut:

tanggung jawab profesi, kepentingan publik, integritas, obyektivitas,

kompetensi, kehati-hatian profesional, kerahasiaan, standar teknis, dan

perilaku profesional.

b. Yang berlaku non Akuntan, meliputi: obyektivitas, integritas, tanggung

jawab profesi, kerahasiaan, dan kepatuhan terhadap peraturan yang

berlaku.

Sihwajoeni dan Gudono. M (2000) kode etik yaitu norma perilaku yang

mengatur hubungan antara akuntan dengan kliennya, antara akuntan dengan

sejawatnya dan antara profesi dengan sejawatnya, dan atara profesi dengan

masyarakat. Di dalam kode etik berarti kebiasaan atau adat, dan ethikos yang

berarti perasaan perasaan batin atau kecendrungan batin yang mendorong

manusia dalam bertingkah laku. Pada dasarnya tujuan adanya kode etik adalah

untuk melindungi kepentingan anggota dan kepentingan masyarakat yang

menggunakan jasa profesi.Dengan demikian kaidah etika masyarakat adalah

pedoman, patokan atau ukuran yang tercipta melalui konsensus atau

keagamaan, maupun kebiasaan yang didasarkan pada nilai baik dan buruk.

Sedangkan Menurut Siagian (1996) dalam Wiwik Utami et al.,(2009),

menyebutkan bahwa ada empat alasan mengapa mempelajari etika sangat

penting: (1) etika memandu manusia dalam memilih berbagai keputusan yang

dihadapi dalam kehidupan, (2) etika merupakan pola prilaku yang didasarkan

Page 31: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

16

pada kesepakatan nilai-nilai sehingga kehidupan yang harmonis dapat

tercapai, (3) dinamika dalam kehidupan manusia menyebabkan perubahan

nilai-nilai moral sehingga perlu dilakukan analisa dan ditinjau ulang, (4) etika

mendorong tumbuhnya naruli moralitas dan mengilhami manusia untuk sama-

sama mencari, menemukan dan menerapkan nilai-nilai hidup yang hakiki.

E. Kode Etik Sebaga Etika Profesi Akuntan

Masalah etika merupakan masalah yang selalu dihadapi dalam profesi

akuntansi karena menyangkut dua pihak, klien dan masyarakat atau publik

terutama terkait dengan laporan keuangan yang wajar atau fair (Shaub :

1993:146) dalam Khomsiyah dan Indrianto (1998).

Menurut Djajang (Cakrawala Ekonomi dan Keuangan), tahun VI, edisi

21 Jan-Mar 1999), menggambarkan kondisi etika profesi akuntan di Indonesia

dengan mengelompokkan menjadi empat kelompok sebagai berikut :

1. Para akuntan menjunjung tinggi etika profesi akuntan dan mereka sangat

peduli dengan nama baik profesi akuntan.

2. Para akuntan yang mengetahui dan menyadari akan etika profesi, namun

keadaan memaksa yang bersangkutan untuk melakukan tindakan yang

bertentangan dengan etika tersebut.

3. Para akuntan yang mengetahui dan menyadari etika profesi, namun

menganggap enteng atau tidak peduli akn hal itu.

4. Para akuntan yang tidak tahu atau kurang mengetahui mengenai etika

profesi.

Page 32: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

17

IAI sejak tahun 1973 telah mengesahkan “Kode Etik Akuntan

Indonesia” yang telah mengalami revisi pada tahun 1986, 1994 dan terakhir

pada tahun 1998, secara garis besar pedoman-pedoman yang tercantum dalam

kode etik akuntan Indonesia tidak berbeda dengan Kode Etik Internasional

Federation of Accountans (IFAC), sebuah organisasi internasional yang

anggotanya terdiri dari orang-orang akuntan hampir diseluruh dunia.

Berdasarkan peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.04/PRT/N/2006,

tujuan kode etik auditor adalah :

1. Melindungi para auditor dari pengaruh pihak lain yang mempunyai

kepentingan tertentu yang dapat menyebabkan tidak terpenuhinya prinsip

audit dalam pelaksanaan tugasnya.

2. Memotivasi perkembangan profesi auditor secara berkelanjutan.

3. Mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak etis, agar terpenuhi prinsip-

prinsip kerja yang akuntabel dan terlaksana pengendalian pemeriksaan

sehingga dapat terwujud auditor yang kredibel dengan kinerja yang

optimal dalam pelaksanaan pemeriksaan dilingkungan departemen.

Etika merupakan seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang

mengatur perilaku manusia, baik apa yang harus ditinggalkan dan dianut oleh

sekelompok manusia atau masyarakat atau profesi (Yusup et al.,2007). Di

Indonesia etika diterjemahkan menjadi kesusilaan, karena sila berarti baik,

benar dan bagus. Selanjutnya, selain kaidah etika masyarakat juga terdapat apa

yang disebut dengan kaidah professional yang khusus berlaku dalam

kelompok profesi yang bersangkutan. Oleh karena itu merupakan konsensus,

Page 33: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

18

maka etika tersebut dinyatakan secara tertulis atau formal dan selanjutnya

disebut sebagai “kode etik”. Sifat sanksinya juga moral psikologik, yaitu

dikucilkan atau disingkirkan dari pergaulan kelompok profesi yang

bersangkutan (Desriani, 1993 dalam Sihwajoeni dan Gudono, 2000).

Kode etik Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dibagi menjadi empat bagian

sebagai berikut : (1) prinsip etika, (2) aturan etika, (3) interprestasi akuntan

etika, dan (4) tanya dan jawab. Prinsip etika memberikan kerangka dasar bagi

aturan etika yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa professional oleh

anggota.Prinsip etika disahkan oleh Kongres IAI dan berlaku bagi seluruh

anggota IAI, sedangkan aturan etika disahkan oleh Rapat Anggota

Kompartemen dan hanya mengikat anggota kompartemen yang bersangkutan.

Interprestasi etika merupakan interprestasi yang dikeluarkan oleh pengurus

kompartemen setelah memperhatikan tanggapan dari anggota dan pihak-pihak

yang berkepentingan lainnya.Sebagai panduan penerapan aturan etika, tanpa

dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya.Tanya dan jawab

memberikan penjelasan atas setiap pertanyaan dari anggota kompartemen

tentang aturan etika beserta interprestasinya. Dalam kompartemen akuntansi

publik, tanya dan jawab ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Profesional

Akuntan Publik.

Dalam kode etik IAI yang berlaku sejak tahun 1998, organisasi IAI

menetapkan delapan prinsip etika yang berlaku bagi seluruh anggota IAI, baik

yang berada dalam kompartemen akuntan publik, kompartemen akuntan

manajemen, maupun kompartemen akuntan sektor publik.Kemudian setiap

Page 34: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

19

kompartemen menjabarkan delapan prinsip etika tersebut ke dalam aturan

etika yang berlaku secara khusus bagi anggota IAI yang bergabung dalam

masing-masing kompartemen.

Menurut http://unwar0733122.wordpress.com/september3,2008 prinsip

etika profesi akuntan Indonesia terdiri atas delapan prinsip, yakni :

1. Tanggung jawab profesi

Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai professional, setiap

anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan

professional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.

2. Kepentingan publik

Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka.

3. Integritas

Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota

harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi

mungkin.

4. Obyektivitas

Setiap anggota harus menjaga objektivitas dan bebas dari benturan

kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.

5. Kompetensi dan kehati-hatian professional.

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya, dengan kehati-

hatian, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk

mempertahankan pengetahuan dan keterampilan professional pada tingkat

yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja

Page 35: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

20

memperoleh manfaat dan jasa professional yang kompeten berdasarkan

perkembangan praktik, legislasi dan teknik yang paling mutakhir.

6. Kerahasiaan

Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh

selama melakukan jasa professional dan tidak boleh memakai atau

mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak

atau kewajiban professional atau hokum untuk mengungkapkannya.

7. Prilaku Profesional

Setiap anggota harus berprilaku yang konsisten dalam reputasi profesi

yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.

8. Standar teknis

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan

standar teknis dan standar professional yang relevan.Sesuai dengan

keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk

melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut

sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.

Rumusan kode etik saat ini sebagian besar merupakan rumusan kode

etik yang dihasilkan dalam kongres ke enam IAI dan ditambah dengan

masukan-masukan yang diperoleh dari seminar sehari pemuktakhiran kode

etik Akuntan Indonesia tanggal, 15 Juni 1994 serta asil pembahasan sidang

Komite Kode Etik Akuntan Indonesia tahun, 1994. Saat itu kode etik Akuntan

Indonesia terdiri atas delapan bab sebelas pasal dan enam pertanyaan etika

profesi (Sukrisno Agoes, 2004).

Page 36: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

21

Alasan diperlukannya kode etik dalam kehidupan profesi adalah sebagai

berikut :

1. Sebagai sarana pengendalian (social control) yang memberikan semacam

kriteria bagi calon anggota profesi dan membantu mempertahankan

pandangan anggota profesi lama terhadap keprofesian yang telah

digariskan.

2. Mencegah terjadinya campur tangan pihak luar (external), seperti

pemerinta, lembaga non pemerintah dan anggota masyarakat lainnya diluar

profesi, sehingga profesi (organisasi profesi) dapat lebih mandiri dalam

mengatur dirinya (self regulated).

3. Keberadaan kapitalisasi dari perilaku yang sudah dianggap benar menurut

pendapat umum berdasarkan metode dan prosedur yang sesuai dengan

keprofesian, sehingga diharapkan dapat mencegah timbulnya

kesalahpahaman atau konflik pada masyarakat terhadap kinerja pelayanan

anggota profesi.

F. Akuntan publik, akuntan pendidik dan etika profesi akuntansi

Seorang akuntan publik dalam melaksanakan audit atas laporan

keuangan tidak hanya semata-mata bekerja untuk kepentingan kliennya,

melainkan juga untuk pihak lain yang berkepentingan terhadap laporan

keuangan auditan. Oleh sebab itu seorang akuntan publik dituntut untuk

memiliki pengetahuan yang memadai dalam profesinya untuk mendukung

pekerjaannya dalam melakukan setiap pemeriksaan. Setiap akuntan publik

Page 37: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

22

juga diharapkan memegang teguh etika profesi yang sudah ditetapkan oleh

Institute Akuntan Publik Indonesia (IAPI), agar situasi penuh persaingan tidak

sehat dapat dihindarkan (Herawaty dan Susanto, 2009).

Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa pada masyarakat harus

memiliki kode etik, yang merupakan seperangkat prinsip-prinsip moral yang

mengatur tentang prilaku professional (Sukrisno Agoes 2004). Tanpa etika

profesi akuntan tidak aka nada karena fungsi akuntan adalah sebagai penyedia

informasi untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh para pelaku bisnis.

Etika profesi merupakan karakteristik suatu profesi yang membedakan suatu

profesi dengan profesi lain, yang berfungsi untuk mengatur tingkah laku para

anggotanya (Murtanto dan Marini 2003 dalam Herawaty dan Susanto 2009).

Hal lain yang dapat mempengaruhi seseorang berperilaku etis adalah

lingkungan dunia pendidikan (Sudibyo dalam Maurtanto dan Marini, 2003).

Sudibyo dalam khomsiyah dan Indriantoro (1997) menyatakan bahwa dunia

pendidikan akuntansi juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku

akuntan. Dunia pendidikan merupakan salah satu tempat yang strategis untuk

memupuk nilai-nilai pendidikan. Oleh karena itu, calon akuntan (mahasiswa)

perlu diberi pemahaman yang cukup terhadap masalah etika profesi yang akan

mereka hadapi. Terdapatnya mata kuliah yang berisi ajaran moral dan etika

sangat relevan untuk disampaikan kepada mahasiswa. Keberadaan pendidikan

etika memiliki peranan penting dalam perkembangan profesi akuntansi di

Indonesia.

Page 38: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

23

Penelitian sebelumnya yang meneliti perbedaan persepsi akuntan baik

akuntan publik maupun akuntan pendidik terhadap etika profesi akuntan

menyatakan, bahwa perbedaan persepsi akuntan publik berpengaruh signifikan

terhadap etika profesi akuntan (Renyowijoyo, 2005), sedangkan Murtanto dan

Marini (2003) menyimpulkan bahwa persepsi akuntan pria dan akuntan wanita

tidak terdapat perbedaan signifikan terhadap etika profesi akuntan. Dalam

penelitian Yusup et al (2007), menyimpulkan bahwa perbedaan persepsi

akuntan berpengaruh signifikan terhadap etika profesi akuntan, dan

Sihwajoeni dan Gudono (2000), menyatakan bahwa persepsi akuntan tidak

terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kode etik akuntan.

G. Mahasiswa Akuntansi dan Etika Profesi Akuntan

Mahasiswa akuntansi merupakan mahasiswa yang mengambil Jurusan

Akuntansi pada perguruan tinggi baik Perguruan Tinggi Negeri maupun

Perguruan Tinggi Swasta. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah

mahasiswa akuntansi yang sedang atau sudah pernah mengambil mata kuliah

Auditing II karena pada mata kuliah inilah biasanya materi etika

diperkenalkan. Materi etika sangat diperlukan dalam dunia pendidikan untuk

mendidik mahasiswa agar mempunyai kepribadian yang utuh sebagai

mahasiswa (Yusup et.al, 2007). Terdapatnya mata kuliah yang berisi ajaran

moral dan etika sangat relevan untuk disampaikan kepada mahasiswa dan

keberadaan pendidikan ini juga memiliki peranan penting dalam

perkembangan profesi dibanding akuntansi Indonesia.

Page 39: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

24

Penelitian sebelumnya yang meneliti perbedaan persepsi mahasiswa

akuntan terhadap etika profesi akuntan menyimpulkan, bahwa persepsi

mahasiswa akuntansi berpengaruh signifikan terhadap etika profesi akuntan

(Yusup et.al., 2007). Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Sugiarto

Prajitno (2006), yang meneliti perbedaan persepsi akuntan publik, akuntan

perusahaan dan akuntan pendidik terhadap etika bisnis dan etika profesi

akuntan. hasil penelitianya menyatakan bahwa secara simultan terdapat

perbedaan persepsi akuntan publik, akuntan perusahaan dan akuntan pendidik

terhadap etika bisnis dan etika profesi akuntan.

H. Karyawan bagian akuntansi dan etika profesi akuntan

Karyawan bagian akuntansi yang dimaksudkan adalah dimana para

karyawan atau staf yang melakukan kegiatan pembukuan akuntansi

diperusahaan dimana mereka bekerja dalam dunia bisnis. Praktik dalam dunia

bisnis sering kali dianggap sudah menyimpang dari aktivitas moral, bahkan

ada beranggapan bahwa dunia bisnis merupakan dunia amoral yang tidak lagi

mempertimbangkan etika, padahal pertimbangan etika penting bagi status

perofesional dalam menjalankan kegitannya (Yusup et.al, 2007).

Penelitian sebelumnya yang meneliti perbedaan persepsi masyarakat

pengusaha berpengaruh signifikan terhadap etika profesi akuntan

(Renyowijoyo, 2005). Yusup et.al., (2007) menyimpulkan bahwa perbedaan

persepsi karyawan bagian akuntansi berpengaruh signifikan terhadap etika

perofesi akuntan.

Page 40: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

25

I. Kerangka Pemikiran

Keberadaan kode etik yang menyatakan secara eksplisit beberapa

criteria tingkah laku khusus terdapat pada profesi, maka dengan cara ini kode

etik profesi memberikan beberapa solusi langsung yang mungkin tidak

tersedia dalam teori etika yang umum. Di samping itu dengan adanya kode

etik, maka para anggota profesi akan lebih memahami apa yang diharapkan

profesi terhadap para anggotanya. Dalam bab VII pasal 10 Kode Etik IAI

disebutkan bahwa kode etik akuntan berlaku bagi seluruh anggota Ikatan

Akuntan Indonesia. Dengan demikian kewajiban untuk mematuhi kode etik ini

tidak terbatas pada akuntan yang menjadi anggota IAI saja, tetapi meliputi

semua orang yang bergelar akuntan (Sihwajoeni dan Gudono M. 2000).

Penelitian ini mengkaji perbedaan Persepsi antara Akuntan Publik,

Akuntan Pendidik, Mahasiswa Akuntansi dan Karyawan Bagian Akuntansi

terhadap Etika Profesi Akuntan, berdasarkan kerangka teori yang telah

dikemukakan, dapat disederhanakan dalam bentuk model penelitian sebagai

berikut :

Page 41: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

26

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Profesi Akuntan (Kepribadian, Kecakapan

profesional, tanggung jawab)

Akuntan Publik

Akuntan Pendidik

Mahasiswa Akuntansi

Karyawan Bag. Akuntansi

Persepsi

One Way Anova (Analysis Of Varians) Dengan varian kelompok : 1. Akuntan Publik 2. Akuntan Pendidik 3. Mahasiswa Akuntansi 4. Karyawan Bagian

Akuntansi

Hasil One Way Anova (Analysis Of Varians)

Hipotesis

Beda Sama

Page 42: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

27

J. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan pada kajian yang telah diuraikan dalam latar belakang

masalah, landasar teori, penelitian terdahulu dan kerangka pemikiran teoritis,

maka hipotesis yang diajukan untuk diuji dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Ha1 : Terdapat perbedaan persepsi akuntan publik dan akuntan pendidik

terhadap etika profesi.

Ha2 : Terdapat perbedaan persepsi akuntan publik dan mahasiswa akuntansi

terhadap etika profesi.

Ha3 : Terdapat perbedaan persepsi akuntan publik dan karyawan bagian

akuntansi terhadap etika profesi.

Ha4 : Terdapat perbedaan persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa

akuntansi terhadap etika profesi.

Ha5 : Terdapat perbedaan persepsi akuntan pendidik dan karyawan bagian

akuntansi terhadap etika profesi.

Ha6 : Terdapat perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi dan karyawan

bagian akuntansi terhadap etika profesi.

Page 43: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian komparatif (comparative research).

Penelitian komparatif adalah penelitian yang menguji perbedaan atau

hubungan sebab-akibat antara dua variabel atau lebih untuk mengetahui

faktor-faktor penyebab dan konsekuensi yang ditimbulkannya. Penelitian ini

bertujuan untuk menguji perbedaan persepsi antara akuntan publik, akuntan

pendidik, mahasiswa akuntansi, karyawan bagian akuntansi terhadap etika

profesi akuntan.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi penelitian adalah para akuntan publik, akuntan pendidik,

mahasiswa akuntansi dan karyawan bagian akuntansi yang berada di Jakarta,

sampel untuk penelitian ini adalah akuntan publik, akuntan pendidik,

mahasiswa akuntansi dan karyawan bagian akuntansi yang berada di Jakarta.

Metode pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling karena menggunakan beberapa kriteria tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti.

Unit analisisnya meliputi akuntan publik, akuntan pendidik, mahasiswa

akuntansi dan karyawan bagian akuntansi yang terdiri dari :

Page 44: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

29

1. Untuk akuntan publik, yang terpilih adalah akuntan yang bekerja di kantor

Akuntan Publik di Jakarta yang berpengalaman minimal 3 tahun, dan

memiliki pendidikan minimal S1.

2. Untuk akuntan pendidik, yang terpilih adalah dosen yang bekerja

diperguruan tinggi di Jakarta yang berpengalaman dalam mengajar

minimal 3 tahun dan memiliki pendidikian minimal S1.

3. Untuk mahasiswa akuntansi, yang terpilih adalah mahasiswa perguruan

tinggi di Jakarta yang mengambil jurusan akuntansi, dengan catatan bahwa

mahasiswa tersebut sedang atau telah mengambil mata kuliah auditing II.

4. Untuk karyawan bagian akuntansi, yang terpilih adalah karyawan atau staf

bagian akuntansi yang melakukan kegiatan pembukuan atau pencatatan

akuntansi perusahaan di Jakarta.

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang

berupa kuesioner, dengan memberikan pertanyaan kepada responden

mengenai persepsi mereka terhadap etika profesi akuntan. Kuesioner diberikan

kepada kelompok responden baik secara langsung (mendatangi dan bertemu

langsung dengan responden) maupun tidak langsung (kirim kuesioner melalui

kantor pos), kepada individu maupun melalui perantara (contac person).

Page 45: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

30

D. Metode Analisis Data

1. Uji Kualitas Data

Sekumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini terlebih

dahulu dilakukan uji validitas, uji reabilitas, dan uji normalitas. Tujuannya

adalah untuk mengetahui sejauh mana data penelitian dapat diteruskan dan

layak untuk dilakukan penelitian lebih lanjut (Renyowijoyo, 2005).

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk menguji apakah pertanyaan-

pertanyaan kusioner itu sah atau valid dan dapat mengukur konstruk

sesuai dengan apa yang diharapkan oleh peneliti dan mendapatkan

hasil yang akurat. Uji validitas dalam penelitian ini person

correlation. Signifikansi person coerrelation yang dipakai adalah 0,05.

Apabila nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka butir pertanyaan

tersebut valid dan apa bila nilai signifikannya lebih besar dari 0,05

maka butir pertanyaan tersebut tidak valid (Ghozali, 2005).

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk menguji konsisten dari

responden melalui pertanyaan yang diberikan terhadap kusioner yang

disebarkan untuk menguji reliabilitas data, digunakan metode

Cronbach Alpha.

Jika nilai cronbach aplha lebih dari 0,6 maka jawaban dalam

kuesioner tersebut dikatakan reliabel.

Page 46: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

31

Jika nilai cronbach aplha lebih kecil dari 0,6 maka jawaban dalam

kuesioner tersebut dikatakan tidak reliable (Ghozali, 2005).

c. Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data

terdistribusi secara normal atau tidak. Suatu data dikatakan normal jika

data yang akan diteliti terdistribusi normal. Uji asumsi normalitas

dilakukan dengan One Sample Kolmograv-Smirnov Test dengan

menggunakan tingkat alpha 5%. Dasar pengambilan keputusan dilihat

dari tingkat signifikan dengan ketentuan sebagai berikut :

Jika nilai signifikannya yang dihasilkan lebih kecil dari nilai

signifikan yang telah ditetapkan sebesar 0.05 hal ini berarti data

terdistribusi secara tidak normal.

Jika nilai signifikan lebih besar dari nilai signifikan yang telah

ditetapkan sebesar 0,05 maka distribusi data adalah normal

(Singgih Santoso, 2002).

2. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan One Way

Anova (Analysis Of Varians) dengan bantuan program SPSS 16.0 Anova

digunakan untuk menguji apakah rata-rata lebih dari dua sampel berbeda

secara signifikan ataukah tidak. Asumsi Anova adalah populasi yang diuji

berdistribusi normal, varians dari populasi-populasi tersebut adalah sama,

sampel tidak berhubungan satu sama lain.

Page 47: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

32

Kesimpulan dan keputusan yang diambil, apabila nilai probabilitas

< 0,05 maka ada perbedaan persepsi antara akuntan publik, akuntan

pendidik, mahasiswa akuntansi dan karyawan bagian akuntansi (Singgih

Santoso, 2002).

E. Operasional Variabel Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah scala likert untuk

mengukur tingkat keyakinan responden terhadap pertanyaan yang diberikan,

maka digunakan scala likert dengan menggunakan 4 angka penilaian, yaitu :

(1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) setuju dan (4) sangat setuju. Dalam

scala likert ini, peneliti menghilangkan alternative pilihan netral (tidak pasti),

hal tersebut untuk menghilangkan keragu-raguan karena peneliti menghendaki

alternative pilihan yang pasti. Definisi operasional variabel dalam penelitian

ini adalah etika profsi akuntansi. Etika profesi akuntan yaitu suatu dasar

berperilaku akuntan terhadap tingkah laku yang dilakukan untuk membentuk

akuntan dengan moral atau kualitas yang baik.Variabel dalam penelitian ini

adalah :

1. Etika Profesi Akuntan sebagai variabel tunggal.

Etika profesi, menurut Boyton dan Kell (1996) dalam renyowijoyo

(2005) merupakan karakteristik suatu profesi yang membedakannya

dengan profesi lain yang berfungsi mengatur tingkah laku para

anggotanya. Etika profesi disusun oleh suatu organisasi profesi dalam

bentuk kode etik. Kode etik bertujuan memberitahu anggota profes tentang

Page 48: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

33

standar perilaku yang diyakini dapat menarik kepercayaan masyarakat dan

memberitahu masyarakat bahwa profesi berkehendak untuk melakukan

pekerjaan yang merupakan imbalan masyarakat atas kepercayaan yang

diberikannya (Abdullah, 2002 dalam Renyowijoyo 2005).

Adapun yang menjadi sub variabel etika profesi akuntan adalah sebagai

berikut :

1. Faktor Kepribadian

Faktor kepribadian mencakup kewajiban setiap anggota harus

mempertahankan nama baik profesi dengan menjunjung tinggi etika

profesi serta hukum negara tempat ia melaksanakan pekerjaannya dan

mempertahankan tingkat integritas dan objektivitas yang tinggi dalam

melakukan pekerjaannya.

2. Faktor Kecakapan profesional

Kecakapan profesional adalah keterampilan, kemampuan dan

kemahiran profesional dari seorang akuntan dalam melaksanakan semua

aktivitas mereka (Muliawan dalam Titik maryani 2001).

3. Faktor Tanggung jawab

Faktor tanggung jawab mencakup kewajiban anggota untuk

bertanggung jawab secara moral, tanggung sosial, dan tanggung jawab

profesional dan menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh selama

pekerjaannya, dan tidak boleh terlibat dalam pengungkapan fakta atau

informasi tersebut.

Page 49: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

34

Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian

Variabel Sub Variabel No. Indikator Ukuran Etika Profesi Akuntan

Faktor Kepribadian

A. Independensi Ordinal

1. Seorang akuntan publik harus mempertahankan independensinya.

2. Bila seorang akuntan publikt idak independen, maka ia harus menolakuntuk menerima atau mengundurkan diri dari penugasan yang ada.

3. Akuntan publik dilarang memiliki saham atau investasi langsung dari klien audit walau pemilikan jumlahnya tidak material.

4. Pinjaman antara sebuah kantor akuntan dengan klien yang diauditnya dilarang karena akan mempengaruhi independensinya.

5. Anggota akuntan publik tidak boleh mempunyai investasi dalam suatu perusahaan dimana klien kantor akuntan tempatnya bekerja juga memiliki investasi.

6. Seorang akuntan publik tidak boleh mempunyai investasi dalam suatu perusahaan dimana klien kantor akuntan tempatnya bekerja juga memiliki investasi.

7. Tidak diperkenankan akuntan publik membuat laporan keuangan dan sesudah itu menyelenggarakan audit atas laporan keuangan tersebut, ataumelakukanjasaakuntandan audit untukklien yang sama.

8. Auditor penerus tidak diharuskan untuk berkomunikasi dengan auditor sebelumnya dalam memutuskan apakah akan menerima suatu penugasan atau tidak.

9. Akuntan publik harus menjamin bahwa laporan keuangan dibuat sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku umum.

10. Opini yang dikeluarkan tidak boleh berdasarkan imbalan yang di terima.

Page 50: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

35

Variabel Sub Variabel No. Indikator Ukuran B. Integritas dan Objektivitas

11. Akuntan publik harus memberikan pendapatnya atas laporan keuangan suatu perusahaan karena melalui pendidikan pelatihan dan pengalaman akuntan publik harus memenuhi standar kecakapan dan standar teknis dalam melakukan audit.

12. Pengawasan masyarakat, khususnya para pemakai jasa sangat diperlukan untuk meningkatkan integritas dan objektivitas akuntan publik.

13. Dihindarkan sedapat mungkin hubungan Kantor Akuntan Publik dengan klien yang mempunyai itikad kurang baik.

14. Perlunya peer_review oleh akuntan lain untuk meningkat objektivitas dan integritas.

15. Saya harus mempertahankan tingkat integritas dan objektivitas yang tinggi dalam melakukan pekerjaan.

16. Seorang akuntan harus selalu berpedoman kepada kode etik agar dapat bertugas secara profesional

Faktor Kecakapan Profesional

17. Akuntan publik harus berusaha semaksimal mungkin untuk mendapat data relevan yang mencukupi guna mendapat dasar yang layak untuk menarik kesimpulan.

18. Akuntan publik tidak dibenarkan mengerjakan penugasan atau menerima pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan atau tidak sesuai dengan keahlian profesinya.

19. Akuntan publik menyelenggarakan jasanya tidak harus sesuai dengan norma pemeriksanaan akuntan yang ada.

20. Harus ada pendidikan professional yang berkesinambungan serta kegiatan latihan agar pemeriksa bisa meningkatkan kariernya.

21. Rekrutmen pemeriksa harus memiliki karakter yang sesuai serta integritas dan kompetensi yang cukup.

22. Perlu diadakan quality review oleh suatu team akuntan publik yang independen.

Page 51: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

36

Variabel Sub Variabel No. Indikator Ukuran 23. Saya harus meningkatkan kecakapan

profesi agar mampu memberikan manfaat yang optimal dalam pelaksanaan tugas.

24. Jika saya tidak bekerja sebagai akuntan publik, maka tidak boleh memberikan pernyataan pendapat akuntan.

Faktor Tanggung Jawab

A. Kerahasiaan 25. Akuntan publik dilarang membocorkan

informasi rahasia yang diperoleh selama mengerjakan tugas professional tanpa syarat.

26. Semua informasi dapat diberikan asalkan mendapat ijin dari klien yang bersangkutan.

27. Informasi yang diperoleh kantor akuntan dari kliennya mempunyai hak istimewa.

28. KAP dapat menggunakan kerahasiaan sebagai alasan untuk tidak mengajukan keberatan atas pelaksanaan kerja yang kurang memadai terhadap KAP yang lain.

29. Akuntan publik yang memperoleh informasi selama melakukan jasa professional tidak menggunakan atau terlihat menggunakan informasi tersebut untuk keuntungan pribadi atau kepentingan pihak ketiga.

B. Bayaran Kontijen 30. Bayaran kontijen diberikan tergantung

pada hasil dan jasa yang diberikan. 31. Akuntan publik berhak untuk menarik

honorarium sesuai dengan manfaat yang akan diperoleh klien.

32. Untuk mempertahankan objektivitas dan independesi dilakukan pembalasan bayaran kontijensi atas semua jasa yang diberikan.

33. Anggota KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi.

Page 52: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

37

Variabel Sub Variabel No. Indikator Ukuran 34. Fee dianggap tidak kontijen jika

ditetapkan oleh pengadilan atau badan pengaturdalam hal perpajakan, jika dasar penetapan adalah hasil penyelesaian hukum atau temuan badan pengatur.

C. Tindakan Mendatangkan Aib 35. Akuntan publik tidak boleh menahan

catatan klien dengan alasan apapun. 36. Akuntan publik tidak boleh membantu

klien untuk mengisi Surat Pemberitahuan Pajak (SPP) demi keuntungan klien.

37. Akuntan publik tidak boleh memilih klien berdasarkan perbedaan yang ada (diskriminasi).

38. Kelalaian untuk mengembalikan Surat Pemberitahuan Pajak (SPP) dengan tidak sengaja bagi akuntan publik adalah wajar.

39. Akuntan publik tidak diperkenankan melakukan tindakan dan/ atau mengucap kan perkataan yang mencemarkan profesi.

D. Periklanan dan Penawaran 40. Asalkan atas permintaan calon klien yang

bersangkutan, akuntan publik boleh menwarkan jasanya secara tertulis.

41. Bentuk penawaran atau iklan yang tidak bersifat mendustai atau menyesatkan dapat diterima.

42. Dalam menjalankan praktik akuntan publik diperkenankan mencari klien melalui pemasangan iklan, melakukan promosi pemasaran dan kegiatan pemasaran lainnya sepanjang tidak merendahkan citra profesi.

E. Komisi 43. Akuntan publik tidak boleh menerima

komisi atas usaha mereka merekomendasikan jasa pihak lain bagi kepentingan klien.

44. Akuntan publik boleh memberikan imbalan kepada pihak-pihak yang secara langsung atau tidak langsung turut menentukan penugasan tersebut.

Page 53: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

38

Variabel Sub Variabel No. Indikator Ukuran 45. Akuntan publik tidak diperkenankan

untuk memberikan/menerima komisi apabila pemberian/penerimaan komisi tersebut dapat mengurangi independensi.

Page 54: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

56

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan empat kategori responden dengan

lokasi pada tiga perusahaan swasta untuk responden yang berprofesi sebagai

karyawan bagian akuntan, STIE Ahmad Dahlan dan Universitas

Muhamadiyah Jakarta untuk akuntan pendidik dan mahasiswa akuntansi

serta KAP Usman dan Rekan yang beralamat di Jl.Cipulir V no. 5,

Kebayoran Lama dan KAP Hertanto, Sidik dan rekan Jl. Darmawangsa VI,

Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12160 untuk akuntan publik.

Pengiriman kuesioner dilakukan pada awal bulan Januari 2011,

sedangkan proses pengembalian dan pengumpulan data dilakukan sampai

bulan Februari 2011. Dari 100 buah kuesioner yang dikirim, 80 buah

kuesioner dikembalikan dengan tingkat pengembalian (80%). Adapun

penjabaran jumlah kuesioner yang terkumpul berdasarkan penyebaran

kuesioner adalah sebagai berikut :

Page 55: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

40

Tabel 4.1 Deskripsi Penyebaran Kuesioner yang Diterima dan dapat Diolah

No. Objek Penelitian Keterangan Jumlah

kuesioner 1 Universitas

Muhammadiyah Jakarta Mahasiswa Akuntan Pendidik

10 5

2 STIE Ahmad Dahlan Mahasiswa Akuntan Pendidik

10 5

3 Usman dan Rekan (KAP) Akuntan Publik Akuntan Pendidik

10 5

4 Hertanto, Sidik dan Rekan (KAP)

Akuntan Publik Akuntan Pendidik

10 5

5 JOB PERTAMINA PETROCHINA SALAWATI

Karyawan Bagian Akuntansi

5

6 Asosiasi Profesionalis Elektrikal Indonesia (APEI)

Karyawan Bagian Akuntansi

5

7 PT.Bangun Insan Prestasi (SNAPY)

Karyawan Bagian Akuntansi

5

8 PT. Multi Niaga Tama Karyawan Bagian Akuntansi

5

Sumber : Data Diolah

Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 20 buah atau 20%.

Kuesioner yang dapat diolah berjumlah 80 buah atau 80%. Gambaran

mengenai data sampel ini dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2

Distribusi Kuesioner

Kuesioner Jumlah Persentase (%) Kuesioner yang dikirim 100 100% Kuesioner yang dikembalikan 80 80% Kuesioner yang tidak dikembalikan 20 20% Total kuesioner yang dapat diuji 80 80%

Sumber: Data diolah

Page 56: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

41

2. Sejarah Umum Objek Penelitian

a. Universitas Muhammadiyah Jakarta

Cikal bakal UMJ adalah Fakultas Hukum dan Falsafah, didirikan

di Padang Panjang pada tanggal 3 Rabi'ul Akhir 1375 H, bertepatan

dengan tangal 18 Nopember 1955, kemudian dipindahkan ke Jakarta

pada tahun 1957, dengan nama baru Perguruan Tinggi Pendidikan

Guru (PTPG). Perkembangan selanjutnya, pada tahun 1958, PTPG

Muhammadiyah diubah menjadi Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan (FKIP) dalam lingkungan.

Sesuai dengan kebutuhan zaman, maka pada tanggal 21

September 1961 dibuka Fakultas Kesejahteraan Sosial (FKS), selanjut

UMJ terus tumbuh dan berkembang, dengan dibukanya Fakultas

Tarbiyah tahun 1962 dan pada tahun 1963 didirikan Fakultas Hukum,

Ekonomi dan Teknik. Hingga saat ini UMJ memiliki 8 (delapan)

Fakultas, 6 (enam) Program Magister dan 3 (tiga) Program Diploma.

b. Sejarah STIE Ahmad Dahlan

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Ahmad Dahlan Jakarta adalah

pengembangan institusi dari Akademi Keuangan dan Perbankan

Muhammadiyah (AKPM). Sebelum AKPM bernama Akademi Bank

Muhammadiyah (ABM) yang didirikan pada tahun 1968. Perubahan dari

Akademi Bank Muhammadiyah ke Akademi Keuangan dan Perbankan

Muhammadiyah terjadi pada tahun 1985 berdasarkan Surat Keputusan

Page 57: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

42

Mendikbud Republik Indonesia Nomor: 0331/0/1985 dengan status

akreditasi Disamakan.

Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin maju

dan percaturan global yang semakin kompetitif, serta dalam upaya

Pengembangan AKPM Jakarta, pada 25 Pebruari 1998 AKPM Jakarta

mengembangkan diri menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE)

Ahmad Dahlan Jakarta. Pengembangan bentuk ini dinyatakan dalam

Surat Keputusan Dirjen Dikti Depdikbud Republik Indonesia Nomor:

60/DIKTI/1998. STIE Ahmad Dahlan Jakarta telah memiliki status

Terakreditasi pada Badan Akreditasi Nasional Departemen Pendidikan

Nasional Republik Indonesia, sebagaimana dinyatakan dalam Surat

Keputusan Badan Akreditasi Nasional Nomor: 019/BAN-PT/AK-

IV/VII/2000.

c. KAP Wilayah Jakarta Selatan

KAP dalam penelitian ini terdiri dari dua KAP, yaitu pada KAP

Usman dan Rekan yang beralamat di Jl.Cipulir V no.5, kebayoran lama

dan KAP Hertanto, Sidik dan rekan Jl. Darmawangsa VI, Kebayoran

Baru Jakarta Selatan 12160.

Page 58: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

43

d. Perusahaan Swasta

Perusahaan swasta yang diteliti terdiri dari empat perusahaan

swasta, yaitu :

1) JOB PERTAMINA PETROCHINA SALAWATI, Gedung Menara

kuningan, Blok X – 7, Lt.17, Jakarta Pusat.

2) Asosiasi Profesionalis Elektrikal Indonesia (APEI), Jl.Matraman

Raya, no.113, Jakarta timur.

3) PT.Bangun Insan Prestasi (SNAPY), Lebak bulus, Jl. Karang

Tengah raya No.9, Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

4) PT. Multi Niaga Tama Jl. Srengseng Raya No. 9A Jakarta Barat.

3. Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang diukur dengan skala nominal yang

menunjukkan besarnya frekuensi absolut dan persentase usia, jenis kelamin,

pendidikan akhir, jabatan, status dan pengalaman kerja. Responden yang

digunakan dalam penelitian ini adalah akuntan publik pada KAP, akuntan

pendidik pada STIE Ahmad Dahlan dan Universitas Muhammadiyah

Jakarta, Mahasiswa Akuntansi pada STIE Ahmad Dahlan dan

Muhammadiyah Jakarta dan Karyawan bagian akuntansi pada perusahaan

swasta. Data mengenai karakteristik responden ditampilkan pada tabel

berikut ini.

Page 59: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

44

Tabel 4.3 Data Statistik Responden

Deskripsi Jumlah Persentase (%)

Jenis Kelamin

Jumlah Responden Pria Wanita

80 52 28

100% 65% 35%

Umur < 25 tahun 25 – 35 tahun > 35

25 42 13

31% 53% 16%

Posisi Akuntan Publik Akuntan Pendidik Mahasiswa/i Karyawan/i

20 20 20 20

25% 25% 25% 25%

Pendidikan Terakhir

SMA D3 S1 S2 S3

17 4 32 24 3

21% 5% 40% 30% 4%

Pengalaman Kerja

Dibawah 3 tahun 3 – 5 tahun 5 – 7 tahun Di atas 7 tahun

25 46 6 3

31% 58% 7% 4%

Sumber: Data diolah B. Hasil Uji Instrument Penelitian

1. Uji Validitas

Pengujian validitas dari instrumen penelitian dilakukan dengan

menghitung angka korelasional atau r hitung dari nilai jawaban tiap

responden untuk tiap butir pertanyaan, kemudian dibandingkan dengan r

tabel. Nilai r tabel 0.219, didapat dari jumlah kasus – 2, atau 80 – 2 = 78,

tingkat signifikansi 5%, maka didapat r tabel 0.204. setiap butir pertanyaan

dikatakan valid bila angka korelasional yang diperoleh dari perhitungan

lebih besar atau sama dengan r tabel. (Imam Ghozali, 2005:45).

Page 60: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

45

Tabel 4.4 Uji Validitas Indepedensi

Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r tabel Kriteria IN1 0.504 0.219 Valid IN2 0.526 0.219 Valid IN3 0.577 0.219 Valid IN4 0.654 0.219 Valid IN5 0.784 0.219 Valid IN6 0.794 0.219 Valid IN7 0.734 0.219 Valid IN8 0.389 0.219 Valid IN9 0.495 0.219 Valid

IN10 0.428 0.219 Valid Sumber: Data diolah

Tabel 4.5

Uji Validitas Kecakapan Profesional Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r tabel Kriteria

KP1 0.648 0.219 Valid KP2 0.673 0.219 Valid KP3 0.771 0.219 Valid KP4 0.703 0.219 Valid KP5 0.769 0.219 Valid KP6 0.652 0.219 Valid KP7 0.665 0.219 Valid KP8 0.632 0.219 Valid

Sumber: Data diolah

Tabel 4.6 Uji Validitas Integritas dan Objektivitas

Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r tabel Kriteria IO1 0.789 0.219 Valid IO2 0.756 0.219 Valid IO3 0.798 0.219 Valid IO4 0.818 0.219 Valid IO5 0.794 0.219 Valid IO6 0.789 0.219 Valid

Sumber: Data diolah

Page 61: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

46

Tabel 4.7

Uji Validitas Kerahasiaan Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r tabel Kriteria

KR1 0.921 0.219 Valid KR2 0.860 0.219 Valid KR3 0.863 0.219 Valid KR4 0.921 0.219 Valid KR5 0.340 0.219 Valid

Sumber: Data diolah

Tabel 4.8 Uji Validitas Bayaran Kontijen

Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r tabel Kriteria BK1 0.860 0.219 Valid BK2 0.795 0.219 Valid BK3 0.812 0.219 Valid BK4 0.588 0.219 Valid BK5 0.657 0.219 Valid

Sumber: Data diolah

Tabel 4.9 Uji Validitas Tindakan Mendatangkan Aib

Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r tabel Kriteria TMA1 0.882 0.219 Valid TMA2 0.887 0.219 Valid TMA3 0.876 0.219 Valid TMA4 0.797 0.219 Valid TMA5 0.763 0.219 Valid

Sumber: Data diolah

Tabel 4.10 Uji Validitas Periklanan Dan Penawaran

Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r tabel Kriteria PP1 0.708 0.219 Valid PP2 0.746 0.219 Valid PP3 0.625 0.219 Valid

Sumber: Data diolah

Page 62: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

47

Tabel 4.11 Uji Validitas Komisi

Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r tabel Kriteria KM1 0.817 0.219 Valid KM2 0.799 0.219 Valid KM3 0.805 0.219 Valid

Sumber: Data diolah

Dari pengujian validitas ditemukan bahwa seluruh pertanyaan yang

diberikan responden dinyatakan valid, berdasarkan nilai r hitung lebih besar

dibandingkan r table. Dengan hasil tersebut maka dapat dinyatakan data layak

digunakan sebagai penelitian.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas hanya dapat dilakukan setelah suatu instrumen telah

dipastikan validitasnya. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini untuk

menunjukan tingkat reliabilitas konsistensi internal teknik yang digunakan

adalah dengan mengukur koefisien Cronbach’ Alpha dengan bantuan

program SPSS 16. Nilai alpha bervariasi dari 0 – 1, suatu pertanyaan dapat

dikategorikan reliable jika nilai alpha lebih besar dari 0.60.

Tabel 4.12 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach's Alpha

N of Items Kriteria

Independensi 0,872 10 Reliabel Kecakapan Profesional 0,900 8 Reliabel Integritas dan Objektivitas 0,982 6 Reliabel Kerahasiaan 0,913 5 Reliabel Bayaran Kontijen 0,892 5 Reliabel Tindakan Mendatangkan Aib 0,941 5 Reliabel Periklanan Dan Penawaran 0,829 3 Reliabel Komisi 0,902 3 Reliabel

Sumber: Data diolah

Page 63: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

48

Berdasarkan data pada tabel di atas yang meliputi independensi,

integritas dan objektivitas, kecakapan profesionalisme, kerahasiaan, bayaran

kontijen, tindakan mendatangkan aib, periklanan dan penawaran, komisi

masing-masing memiliki nilai cronbach alpha 0.872, 0.900, 0.928, 0.913,

0.892, 0.941, 0.829 dan 0.902 Semua instrumen dinyatakan reliabel karena

memiliki nilai cronbach alpha lebih dari 0.60. (Imam Ghozali 2005:42).

Karena semua butir pertanyaan sudah reliabel, kesimpulanya instrumen

penelitian ini bisa digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang

sama dan akan menghasilkan data yang sama pula (konsisten).

C. Hasil dan Pembahasan

1. Pengujian Normalitas Data

Penelitian ini menggunakan analisis of variance dengan

menganalisis apakah terdapat perbedaan persepsi antara akuntan publik,

akuntan pendidik, mahahasiswa akuntansi dan karyawan bagian akuntansi.

Sebelum di uji hipotesis maka perlu adanya uji normalitas data, uji

normalitas dapat diketahui dengan menggunakan metode one sample

Kolmogorov smirnov. Dapat dilihat dengan memperhatikan nilai

signifikansinya, jika nilai signifikan > 0,05 maka data dinyatakan

terdistribusi normal (Imam Ghozali 2005), hasil uji normalitas dengan

metode one sample Kolmogorov smirnov dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 64: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

49

Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Etika Profesi N 80

Normal Parametersa Mean 165.74 Std. Deviation 19.377

Most Extreme Differences

Absolute .052 Positive .048 Negative -.052

Kolmogorov-Smirnov Z .463 Asymp. Sig. (2-tailed) .983

a. Test distribution is Normal. Sumber : Data diolah

Dari hasil pengujian normalitas data diatas berdasarkan penyebaran

kuesioner sebanyak 80 sampel dengan rata-rata (mean) 165,74 dan standar

deviasi 19,377 dapat diperoleh hasil bahwa data Etika Profesi memiliki

asymp.sig. (2-tailed) sebesar 0.983. Karena nilai signifikansinya > 0.05

maka H1 dapat diterima dengan artian bahwasanya data Etika Profesi

terdistribusi normal, maka dapat disimpulkan bahwa data dapat dilakukan

penelitian selanjutnya.

2. Uji Hipotesis

Untuk dapat menguji ANOVA harus terlebih dahulu dilakukan uji

levene test, dari hasil pengujian normalitas didapatkan bahwa data

berdistribusi normal dengan melihat berdasarkan uji one sample

Kolmogorov smirnov. Dan pengujian levene test untuk etika profesi dapat

dilihat pada tabel di bawah ini :

Page 65: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

50

Tabel 4.14 Hasil Uji Levene Test

Test of Homogeneity of Variances Etika Profesi

Levene Statistic df1 df2 Sig. 2.309 3 76 .083

Sumber: Data SPSS

Dapat dilihat berdasarkan tabel di atas bahwa nilai probabilitas

Levene Test adalah 0,083, karena nilai probabilitas di atas 0,05 maka

keempat varians yang terdiri dari akuntan publik, akuntan pendidik,

mahasiswa akuntansi dan karyawan bagian akuntansi dari populasi adalah

sama sehingga uji ANOVA dapat dilanjutkan.

Tabel 4.15 Hasil Uji F atau ANOVA

ANOVA

Etika Profesi

Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

Between Groups 6140.237 3 2046.746 6.613 .000 Within Groups 23521.250 76 309.490 Total 29661.487 79 Sumber: Data diolah

Untuk menguji perbedaan persepsi antara akuntan publik, akuntan

pendidik, mahasiswa akuntansi dan karyawan bagian akuntansi terhadap

etika profesi akuntan digunakan uji F atau ANOVA. Hipotesis diterima jika

nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Dan nilai F hitung harus lebih besar

dari F Tabel, berdasarkan uji F pada tabel di atas diperoleh nilai F hitung

sebesar 6,613 dan F tabel sebesar 2,72 dengan tingkat signifikansi sebesar

Page 66: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

51

0.000. Karena nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), maka

dapat disimpulkan antara akuntan publik, akuntan pendidik, mahasiswa

akuntansi dan karyawan bagian akuntansi secara bersama-sama terdapat

perbedaan yang signifikan terhadap etika profesi akuntan.

3. UJi beda dengan Post Hoc Test

Tabel 4.16 Hasil Uji Post Hoc Test

Multiple Comparisons

Dependent Variable:Etika Profesi

(I) Status (J) Status

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound

Upper Bound

Tukey HSD Akuntan Publik Akuntan Pendidik -4.150 5.563 .878 -18.76 10.46

Mahasiswa Akuntansi 6.700 5.563 .626 -7.91 21.31

Karyawan Bagian Akuntansi -17.300* 5.563 .014 -31.91 -2.69

Akuntan Pendidik Akuntan Publik 4.150 5.563 .878 -10.46 18.76

Mahasiswa Akuntansi 10.850 5.563 .216 -3.76 25.46

Karyawan Bagian Akuntansi -13.150 5.563 .093 -27.76 1.46

Mahasiswa Akuntansi Akuntan Publik -6.700 5.563 .626 -21.31 7.91

Akuntan Pendidik -10.850 5.563 .216 -25.46 3.76

Karyawan Bagian Akuntansi -24.000* 5.563 .000 -38.61 -9.39

Karyawan Bagian Akuntansi

Akuntan Publik 17.300* 5.563 .014 2.69 31.91

Akuntan Pendidik 13.150 5.563 .093 -1.46 27.76

Mahasiswa Akuntansi 24.000* 5.563 .000 9.39 38.61

Bonferroni Akuntan Publik Akuntan Pendidik -4.150 5.563 1.000 -19.22 10.92

Mahasiswa Akuntansi 6.700 5.563 1.000 -8.37 21.77

Karyawan Bagian Akuntansi -17.300* 5.563 .016 -32.37 -2.23

Akuntan Pendidik Akuntan Publik 4.150 5.563 1.000 -10.92 19.22

Mahasiswa Akuntansi 10.850 5.563 .329 -4.22 25.92

Karyawan Bagian Akuntansi -13.150 5.563 .124 -28.22 1.92

Mahasiswa Akuntansi Akuntan Publik -6.700 5.563 1.000 -21.77 8.37

Akuntan Pendidik -10.850 5.563 .329 -25.92 4.22

Karyawan Bagian Akuntansi -24.000* 5.563 .000 -39.07 -8.93

Karyawan Bagian Akuntansi

Akuntan Publik 17.300* 5.563 .016 2.23 32.37

Akuntan Pendidik 13.150 5.563 .124 -1.92 28.22

Mahasiswa Akuntansi 24.000* 5.563 .000 8.93 39.07 *. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 67: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

52

Tabel di atas adalah uji Post Hoc Test, yang digunakan untuk

menganalisis apakah antara persepsi akuntan publik, akuntan pendidik,

mahahasiswa akuntansi dan karyawan bagian akuntansi terhadap etika

profesi terdapat perbedaan atau tidak.

Post Hoc Test berfungsi untuk mencari populasi mana yang berbeda

dan mana yang tidak berbeda. Terdapat dua macam alat uji yaitu Tukey Test

dan Bonferroni Test. Dikatakan berbeda apabila nilai signifikansi < 0,05 dan

pada kolom “Mean Difference” bertanda “*”. Dari hasil pengujian pada

tabel di atas maka dapat dijelaskan beberapa kesimpulan :

a. Tidak terdapat perbedaan signifikan antara persepsi akuntan publik

dengan akuntan pendidik terhadap etika profesi akuntan dilihat

berdasarkan nilai signifikansi sebesar 0.878 atau di atas 0,05.

b. Tidak terdapat perbedaan signifikan antara persepsi akuntan publik

dengan mahasiswa akuntansi terhadap etika profesi akuntan dilihat

berdasarkan nilai signifikansi sebesar 0.626 atau di atas 0,05

c. Terdapat perbedaan signifikan antara persepsi akuntan publik dengan

karyawan bagian akuntansi terhadap etika profesi akuntan dilihat

berdasarkan nilai signifikansi sebesar 0.014, atau di bawah 0,05.

d. Tidak terdapat perbedaan signifikan antara persepsi akuntan pendidik

dengan mahasiswa akuntansi terhadap etika profesi akuntan dilihat

berdasarkan nilai signifikansi sebesar 0.216 atau lebih di atas 0,05.

Page 68: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

53

e. Tidak terdapat perbedaan signifikan antara persepsi akuntan pendidik dan

karyawan bagian akuntansi terhadap etika profesi akuntan dilihat

berdasarkan nilai signifikansi sebesar 0.093 atau di atas 0,05.

f. Terdapat perbedaan signifikan antara persepsi mahasiswa akuntansi

dengan karyawan bagian akuntansi terhadap etika profesi akuntan dilihat

berdasarkan nilai signifikansi sebesar 0.000, atau di bawah 0,05.

Dari hasil hipotesis di atas bahwa Terdapat perbedaan persepsi yang

signifikan antara persepsi akuntan publik dengan karyawan bagian akuntansi

dan persepsi mahasiswa akuntansi dengan karyawan bagian akuntansi

terhadap etika profesi akuntan, hasil sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Muindro Renyowijoyo, 2005 yang menyatakan bahwa

terdapat perbedaan secara simultan antara persepsi antara akuntan publik,

akuntan pemerintah, akuntan internal dan masyarakat pengusaha dilihat

berdasarkan nilai signifikansi sebesar 0,002 dan secara parsial terdapat

perbedaan antara persepsi akuntan publik dan akuntan pemerintah sebesar

0,029 terhadap etika profesi akuntan dan terdapat perbedaan signifikan

antara persepsi akuntan pemerintah dan akuntan internal terhadap etika

profesi akuntansi dengan signifikansi sebesar 0,01.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Sugiarto Prajitno (2006), dalam

penelitianya yang berjudul perbedaan persepsi akuntan publik, akuntan

perusahaan dan akuntan pendidik terhadap etika bisnis dan etika profesi

akuntan. hasil penelitianya menyatakan bahwa secara simultan terdapat

perbedaan persepsi akuntan publik, akuntan perusahaan dan akuntan

Page 69: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

54

pendidik terhadap etika bisnis dan etika profesi akuntan dilihat dengan nilai

signifikan etika bisnis sebesar 0,000 dan etika profesi sebesar 0,001. Dan

secara parsial terdapat perbedaan persepsi antara akuntan publik dengan

akuntan perusahaan dan terdapat perbedaan antara akuntan publik dengan

akuntan pendidik dengan nilai signifikan sebesar 0,020 dan 0,001.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa akuntan publik dengan

karyawan bagian akuntansi memiliki persepsi yang berbeda terhadap kode

etik profesi akuntan. Akuntan publik Indonesia sebagaimana dinyatakan

dalam IAI, meskipun secara deskriptif kedua kelompok mempunyai persepsi

yang baik terhadap kode etik profesi akuntan. Hal ini menunjukkan satu

langkah yang baik dimana di tengah badai yang menerpa profesi akuntan

publik, IAI mengeluarkan kode etik profesi akuntan yang dapat memulihkan

nama baik dan kredibilitasnya yang telah dipersepsikan dengan baik oleh

karyawan bagian akuntansi maupun akuntan publik. Dari pengujian

hipotesis diperoleh bahwa adanya perbedaan persepsi antara karyawan

bagian akuntansi dengan akuntan publik, dimana karyawan bagian akuntansi

memiliki persepsi yang lebih besar mengenai penerapan Kode etik akuntan

sebagaimana dituangkan dalam IAI. Dengan demikian harapan karyawan

bagian akuntansi terhadap kode etik akuntan pada IAI menunjukkan lebih

tinggi dibanding akuntan publik itu sendiri.

Adanya perbedaan tersebut lebih banyak dipengaruhi karena faktor

perbedaan pandangan antara swasta dan pemerintahan mengenai

pelaksanaan kode etik dalam penerapannya di lapangan. Akuntan publik

Page 70: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

55

sebagai pelaksana praktis yang juga merupakan bisnis mereka tentunya

mengharapkan sedikit kelonggaran dalam penerapan teknis kode etik

akuntan, khususnya yang dinilai menghambat usaha mereka dalam

mendapatkan klien. Sebaliknya karyawan bagian akuntansi dengan sebagai

perusahaan swasta tentunya memiliki pemikiran yang bersifat harapan besar

bahwa kode etik IAI tersebut dapat mengubah pandangan profesi akuntan

sebagai profesi yang lebih baik yang dibatasi oleh norma-norma

kesepakatan yang akan menguntungkan bagi semua pihak yang terkait

dengan proses akuntansi.

Hasil penelitian selanjutnya menyatakan bahwa terdapat perbedaan

yang signifikan antara mahasiswa akuntansi dan karyawan bagian akuntansi,

perbedaan persepsi disebabkan karena perbedaan pengalaman dan materi

yang didapatkan. Mahasiswa akuntansi hanya diberikan teori dan perhitungan

dalam bidang akuntansi, tidak adanya materi mengenai kode etik akuntan.

Sedangkan karyawan bagian akuntan harus mempelajari kode etik akuntan sebagai

suatu acuan dalam melakukan pekerjaanya sebagai akuntan. Perbedaan profesi

sebagai praktisi dan akdemisi juga membuat terjadinya perbedaan pertsepsi.

Dengan mahasiswa sebagai akademisi mengharapkan hal yang terbaik dalam

peningkatan kode etik profesi akuntan, sedangkan karyawan bagian akuntansi

mengharapkan kode etik yang menguntungkan bagi dirinya dan perusahaan.

Page 71: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

56

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan

Penelitian ini menguji apakah terdapat perbedaan persepsi antara

akuntan publik, akuntan pendidik, mahahasiswa akuntansi dan karyawan

bagian akuntansi terhadap etika profesi dengan menggunakan metode

ANOVA. Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat diperoleh kesimpulan

sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara persepsi akuntan

publik dengan karyawan bagian akuntansi dan persepsi mahasiswa

akuntansi dengan karyawan bagian akuntansi terhadap etika profesi

akuntan, hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Muindro

Renyowijoyo, 2005.

2. Tidak terdapat perbedaan persepsi antara akuntan publik dengan akuntan

pendidik, akuntan publik dengan mahasiswa akuntansi, akuntan pendidik

dengan mahasiswa akuntansi, karyawan bagian akuntansi dengan akuntan

pendidik. terhadap etika profesi akuntan, hasil sejalan dengan Wahyoeni

dan Gudono, 2000.

3. Terdapat perbedaan persepsi antara akuntan publik, akuntan pendidik,

mahasiswa akuntansi dan karyawan bagian akuntansi secara bersama-sama

(simultan) terhadap etika profesi akuntan.

Page 72: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

57

B. Saran Dan Implikasi

1. Saran

Berdasarkan hasil dan analisa yang telah dilakukan peneliti,

penelitian ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, sehingga masih

banyak yang perlu diperbaiki dan diperhatikan lagi untuk penelitian-

penelitian berikutnya, beberapa saran perlu ditambahkan guna penelitian

yang lebih baik lagi, adapun sarannya sebagai berikut :

a. Sebaiknya penelitian mendatang memperbanyak jumlah sampel

penelitian.

b. Lebih mengetahui informasi mengenai populasi lebih akurat lagi dan

cukup bagi penelitian.

c. Mencari teori yang relevan dengan keadaan sekarang.

d. Melakukan alat analisis yang lebih baik dan teliti lagi sehingga akan

menghasilkan data yang lebih akurat lagi.

2. Implikasi

Penelitian ini akan mempunyai implikasi yang luas untuk

penelitian-penelitian selanjutnya dimasa mendatang, khususnya sebagai

bahan masukan organisasi profesi ikatan akuntan indonesia (IAI) dalam

memenuhi tuntutan profesionalisme akuntan pada era transparansi bisnis

dan ekonomi. Dengan adanya perbedaan persepsi tentang kode etik

profesi, maka akan timbul suatu aturan yang lebih baik lagi akibat dari

masukan-masukan mengenai peraturan akuntan. Sehingga akan timbul

Page 73: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

58

pemikiran yang bersifat harapan besar bahwa kode etik IAI tersebut dapat

mengubah pandangan profesi akuntan sebagai profesi yang lebih baik yang

dibatasi oleh norma-norma kesepakatan yang akan menguntungkan bagi

semua pihak yang terkait dengan proses akuntansi yang akan mengurangi

kecurangan dan meningkatkan kinerja akuntan yang lebih baik lagi.

Berdasarkan penelitian terlihat bahwa persepsi akuntan publik,

akuntan pendidik, mahahasiswa akuntansi dan karyawan bagian akuntansi

terhadap etika profesi terdapat perbedaan, dan secara keseluruhan hasil

penelitian menyatakan bahwa terdapat perbedaan secara signifikan. Hal ini

membuktikan bahwa persepsi setiap akuntan mengenai etika profesi

akuntan berbeda-beda. maka perlu adanya suatu kesamaan tujuan dan

suatu keseimbangan dalam suatu profesi.

Page 74: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

59

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Syukriy, dan Abdul Halim, Pengintegrasian etika dalam pendidikan dan Riset Akuntansi. Kompak No. 4.Januari.Pp.14-38, 2002

Agoes, Sukrisno, “Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan

Publik”, Edisi Ketiga, Penerbitan FE-UI, Jakarta, 2004. Arens, dan Lobbecke, “Auditing Pendekatan terpadu”, Salembah empat, Jakarta,

1996. Djaddang, Syahril, “Pendidikan Etika Profesi Akuntansi dalam Membangun

Masyarakat Madani”, dalam Cakrawala Ekonomi dan KeuanganTahun VI, edisi 21 (Januari-Maret), 1999.

Ghozali, Imam, AplikasiAnalisis Multivariate dengan program SPSSI, Badan

penerbit Universitas Diponogoro, Semarang, 2005 Herawati, Arleen,Yulius Kurnia Susanto, Pengaruh Profesionalisme, Pengetahuan

Mendeteksi Kekeliruan, dan Etika Profesi Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Volume 11 No. 1.Mei pp.13-20, 2009.

Herry, “Pengaruh Pelaksanaan Etika Profesi Terhadap Pengambilan Keputusan

Akuntansi Publik (Auditor), Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi.Volume 6 No. 2 Agustus pp. 249-268, 2006.

http://unwar0733122.wordpress.com/, Bab II, “Etika Profesi”, September 3, 2008.

Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Profesional Akuntan Publik, Standar Auditing, Standar Atestasi, Standar Jasa Akuntansi dan I Review, per 1 Januari, 2001.

, Kode Etik Akuntan Indonesia, IAI, Jakarta.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, “Metodologi Penelitian Bisnis”, BPFE Yogyakarta, Edisi Pertama. Juni, 2002.

Komisiyah, N. Indriantoro, “Pengaruh Orientasi Etika Terhadap Komitmen dan

Sensitivitas Etika Auditor Pemerintah di DKI Jakarta”, Junal Riset Akuntansi Indonesia.Volume 1 No.1.Januari.Pp 13-28, 1998.

Page 75: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

60

Maryani, Titik, dan Unti Ludigdo. “Survei atas faktor-faktor mempengaruhi sikap dan prilaku etik akuntan”. TEMA, Vol. 2, No 1, Maret. 2001.

Mulyadi, 1990 Pemeriksaan Akuntansi. STIE YKPN, Yogyakarta. Murtanto, dan Marini, “Persepsi Akuntan Pria dan Akuntan Wanitaserta

Mahasiswa dan Mahasisiwi Akuntansi Terhadap Etika Bisnis dan Etika Profesi Akuntan. Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya. Oktober. pp. 790-805, 2003.

Prajitno, Sugiarto, “Perbedaan Persepsi Akuntansi Publik, Akuntan Perusahaan

dan Akuntan Pendidik terhadap Etika Bisnis dan Etika Profesi Akuntan, Jurnal Ekonomi. Volume XVI No. 1, April 2006, 2006.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 04/PRT/M/2006 tentang Kode Etik

Auditor Inspektor Jenderal Departemen Pekerjaan Umum. Renyowijoyo, Muindro, “Persepsi Masyarakat dan Akuntan terhadap Etika

Profesi Akuntan, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Volume 7 No. 1.April pp.66-83, 2005.

Santoso, Singgih, “Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik”, PT.Elex Media

Komputindo, Jakarta, 2002. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), per 1 Januari 2001. Sihwajoeni, dan M. Gudono, “Persepsi Akuntan terhadap Kode Etik Akuntan,

Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.Volume 3 No. 2.Juli pp. 168-184, 2000. Utami, Wiwik., Fitri Indriawati., Titik Aryati, “Muatan Etika dalam Pengajaran

Akuntansi Keuangan dan Dampaknya terhadap Persepsi Etika Mahasiswa”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Volume 12. No. 2. Mei pp.161-176, 2009.

Widiastuti, Indah, “Pengaruh Perbedaan Gender dan Perbedaan Level Hierarkis

Auditor dalam Kantor Akuntan Publik Terhadap Persepsi tentang Kode Etik Akuntan Indonesia.Jurnal Akuntansi dan Bisnis.Volume 3 No. 1.Februari pp. 53-65, 2003.

Winarno, Jaka. “Pengaruh Gender dan Perbedaan Disiplin Akademis terhadap

Penilaian Etika Oleh Mahasiswa.Kompak No. 7. Januari-April pp.118-136, 2003.

Page 76: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

61

Yusup, Muhamat., Sri Suranta., Muhammad Syafiwurrahman, “Persepsi Akuntan, Mahasiswa Akuntansi, dan Karyawan Bagian Akuntansi Terhadap Etika Profesi Akuntan. Jurnal Akuntansi dan Bisnis.Volume 7.No. 1, Februari pp.31-38, 2007.

Zamroni, Oni. “Skripsi Persepsi Mahasiswa Terhadap Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Independensi Penampilan Akuntan Publik”. FEIS. Jurusan Akuntansi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2006.

Page 77: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

LAMPIRAN 1

Jakarta,…….Januari 2011 KepdaYth, Bapak/ Ibu/ Sdr/i………………………. Di Jakarta Assalamu’alaikum. Wr. Wb. Denganhormat,

Sehubungan dengan penelitian yang sedang saya lakukan, dengan ini saya mengharapkan bantuan dari Bapak/ Ibu dan Saudara/i Responden untuk mengisikuisioner yang terlampir.

Data yang diperoleh dari kuisioner ini akan saya gunakan untuk mengetahui mengenai “PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA AKUNTANSI DAN KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PROFESI AKUNTAN”. Semua informasi yang terkumpul melalui kuisioner ini hanyadigunakan untuk keperluan penelitian saja, bersifat konfidensial dan anda tidak diminta untuk mencantumkan nama.

Demikian permohonan saya, atas kesediaan dan partisipasinya saya ucapkan terima kasih.de Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Pembimbing I, Pembimbing II, (Prof.Dr.Ahmad Rodoni) (Yulianti.SE)

Hormat Saya,

(Widia Syarah)

Page 78: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

DATA RESPONDEN

Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian dan tipe pilihan. Pada tipe isian,

isilah pada jawaban yang disediakan dengan singkat dan jelas.Sedangkan pada tipe pilihan,

berilah tanda [ √] pada kotak jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara/I anggaptepat.

1. Jeniskelamin : [ ] Laki-laki

[ ] Perempuan

2. Umur : [ ] < 25 tahun

[ ] > 25-35 tahun

3. Posisi : [ ] AkuntanPublik

[ ] AkuntanPendidik

[ ] Mahasiswa/i

[ ] Karyawan/i

4. Jabatan : [ ] Junior [ ] Senior [ ] Supervisor

[ ] Manager [ ] Partner

5. PendidikanTerakhir : [ ] S1 [ ] S2 [ ] S3

[ ] D3 [ ] Lainnya, sebutkan____________

6. Pengalamankerja : [ ] dibawah 3 tahun

[ ] 3-5 tahun

[ ] 5-7 tahun

[ ] di atas 7 tahun

7. Mendalami pengetahuan mengenai kode etik :

[ ] Belumpernah [ ] pernah

Page 79: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

KUISIONER

Dibawah ini adalah pertanyan-pertanyaan yang ditujukan untuk mengetahui persepsi Bapak/Ibu/Saudara/i terhadap Etika Profesi.

Dimohon untuk memberikan tanggapan yang tepat menurut Bapak/Ibu/saudara/i atas pernyataan tersebut dengan memilih skor yang tersedia dan memberi tanda silang [ X ].

Keterangan Skor STS : Sangat Tidak Setuju 1 TS : Tidak Setuju 2 S : Setuju 3 SS : Sangat Setuju 4

No. Pernyataan STS TS S SS 1 2 3 4

I. KEPRIBADIAN A. Independensi 1. Seorang akuntan publik harus mempertahankan independensinya. 2. Bila seorang akuntan publik tidak independen, maka ia harus menolak

untuk menerima atau mengundurkan diri dari penugasan yang ada.

3. Akuntan publik dilarang memiliki saham atau investasi langsung dari klien audit walau pemilikan jumlahnya tidak material.

4. Pinjaman antara sebuah kantor akuntan dengan klien yang diauditnya dilarang karena akan mempengaruhi independensinya.

5. Anggota akuntan publik tidak boleh mempunyai investasi dalam suatu perusahaan dimana klien kantor akuntan tempatnya bekerja juga memiliki investasi.

6. Seorang akuntan publik tidak boleh mempunyai investasi dalam suatu perusahaan dimana klien kantor akuntan tempatnya bekerja juga memiliki investasi.

7. Tidak diperkenankan akuntan publik membuat laporan keuangan dan sesudah itu menyelenggarakan audit atas laporan keuangan tersebut, ataumelakukan jasa akuntan dan audit untuk klien yang sama.

8. Auditor penerus tidak diharuskan untuk berkomunikasi dengan auditor sebelumnya dalam memutuskan apakah akan menerima suatu penugasan atau tidak.

9. Akuntan publik harus menjamin bahwa laporan keuangan dibuat sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku umum.

10. Opini yang dikeluarkan tidak boleh berdasarkan imbalan yang di terima. B. Integritas dan Objektivitas 11. Akuntan publik harus memberikan pendapatnya atas laporan keuangan

suatu perusahaan karena melalui pendidikan pelatihan dan pengalaman akuntan publik harus memenuhi standar kecakapan dan standar teknis dalam melakukan audit.

12. Pengawasan masyarakat, khususnya para pemakai jasa sangat diperlukan untuk meningkatkan integritas dan objektifitas akuntan publik.

13. Dihindarkan sedapat mungkin hubungan Kantor Akuntan Publik dengan klien yang mempunyai itikad kurang baik.

14. Perlunya peer_review oleh akuntan lain untuk meningkat objektifitas dan integritas.

15. Saya harus mempertahankan tingkat integritas dan objektivitas yang tinggi dalam melakukan pekerjaan.

Page 80: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

No. Pernyataan STS TS S SS 1 2 3 4

16. Seorang akuntan harus selalu berpedoman kepada kode etik agar dapat bertugas secara profesional

II KECAKAPAN PROFESIONAL 17. Akuntan publik harus berusaha semaksimal mungkin untuk mendapat data

relevan yang mencukupi guna mendapat dasar yang layak untuk menarik kesimpulan.

18. Akuntan publik tidak dibenarkan mengerjakan penugasan atau menerima pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan atau tidak sesuai dengan keahlian profesinya.

19. Akuntan publik menyelenggarakan jasanya tidak harus sesuai dengan norma pemeriksanaan akuntan yang ada.

20. Harus ada pendidikan professional yang berkesinambungan serta kegiatan latihan agar pemeriksa bisa meningkatkan kariernya.

21. Rekrutmen pemeriksa harus memiliki karakter yang sesuai serta integritas dan kompetensi yang cukup.

22. Perlu diadakan quality review oleh suatu team akuntan publik yang independen.

23. Saya harus meningkatkan kecakapan profesi agar mampu memberikan manfaat yang optimal dalam pelaksanaan tugas.

24. Jika saya tidak bekerja sebagai akuntan publik, maka tidak boleh memberikan pernyataan pendapat akuntan.

III. TANGGUNG JAWAB A. Kerahasiaan 25. Akuntan publik dilarang membocorkan informasi rahasia yang diperoleh

selama mengerjakan tugas professional tanpa syarat.

26. Semua informasi dapat diberikan asalkan mendapat ijin dari klien yang bersangkutan.

27. Informasi yang diperoleh kantor akuntan dari kliennya mempunyai hak istimewa.

28. KAP dapat menggunakan kerahasiaan sebagai alasan untuk tidak mengajukan keberatan atas pelaksanaan kerja yang kurang memadai terhadap KAP yang lain.

29. Akuntan publik yang memperoleh informasi selama melakukan jasa professional tidak menggunakan atau terlihat menggunakan informasi tersebut untuk keuntungan pribadi atau kepentingan pihak ketiga.

B. Bayaran Kontijen 30. Bayaran kontijen diberikan tergantung pada hasil dan jasa yang diberikan. 31. Akuntan publik berhak untuk menarik honorarium sesuai dengan manfaat

yang akan diperoleh klien.

32. Untuk mempertahankan objektifitas dan independesi dilakukan pembalasan bayaran kontijensi atas semua jasa yang diberikan.

33. Anggota KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi.

34. Fee dianggap tidak kontijen jika ditetapkan oleh pengadilan atau badan pengatur dalam hal perpajakan, jika dasar penetapan adalah hasil penyelesaian hukum atau temuan badan pengatur.

C. Tindakan Mendatangkan Aib 35. Akuntan publik tidak boleh menahan catatan klien dengan alasan apapun. 36. Akuntan publik tidak boleh membantu klien untuk mengisi Surat

Pemberitahuan Pajak (SPP) demi keuntungan klien.

37. Akuntan publik tidak boleh memilih klien berdasarkan perbedaan yang ada (diskriminasi).

Page 81: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

No. Pernyataan STS TS S SS 1 2 3 4

38. Kelalaian untuk mengembalikan Surat Pemberitahuan Pajak (SPP) dengan tidak sengaja bagi akuntan publik adalah wajar.

39. Akuntan publik tidak diperkenankan melakukan tindakan dan/atau mengucapkan perkataan yang mencemarkan profesi.

D. Periklanan dan Penawaran 40. Asalkan atas permintaan calon klien yang bersangkutan, akuntan publik

boleh menwarkan jasanya secara tertulis.

41. Bentuk penawaran atau iklan yang tidak bersifat mendustai atau menyesatkan dapat diterima.

42. Dalam menjalankan praktik akuntan publik diperkenankan mencari klien melalui pemasangan iklan, melakukan promosi pemasaran dan kegiatan pemasaran lainnya sepanjang tidak merendahkan citra profesi.

E. Komisi 43. Akuntan publik tidak boleh menerima komisi atas usaha mereka

merekomendasikan jasa pihak lain bagi kepentingan klien.

44. Akuntan publik boleh memberikan imbalan kepada pihak-pihak yang secara langsung atau tidak langsung turut menentukan penugasan tersebut.

45. Akuntan publik tidak diperkenankan untuk memberikan/menerima komisi apabila pemberian/penerimaan komisitersebut dapat mengurangi independensi.

Terimakasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i dalam mengisi kuisioner ini, semoga

Allah swt membalas kebaikan hati Bapak/Ibu/Saudara/i.

Page 82: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

Lampiran 2 : Data Mentah INDEPEDENSI Persepsi Akuntan Publik

NO IN1

IN2

IN3

IN4

IN5

IN6

IN7

IN8

IN9

IN10

1 5

4

3

4

4

4

5

5

4

4

2 4

4

3

5

5

5

4

4

4

3

3 4

3

3

3

3

3

4

4

4

3

4 4

4

3

4

4

4

3

3

3

3

5 5

3

2

4

4

4

4

4

2

1

6 5

4

5

5

5

5

5

5

4

5

7 3

3

3

4

4

4

4

4

2

3

8 3

2

3

3

3

3

3

3

3

3

9 1

2

3

4

4

5

5

4

4

4

10 4

3

3

5

5

4

4

5

3

3

11 5

5

5

4

4

4

3

3

4

4

12 4

3

3

4

4

4

5

3

4

4

13 4

3

3

5

5

5

4

4

4

3

14 5

5

4

4

5

4

5

4

4

4

15 2

2

2

3

4

3

4

3

4

2

16 3

4

3

5

4

5

4

5

3

2

17 4

4

4

4

4

3

3

4

4

2

18 2

2

2

5

4

4

5

5

4

3

19 5

5

4

4

5

5

5

4

4

2

20 3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

Page 83: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

Persepsi Akuntan Pendidik

NO IN1

IN2

IN3

IN4

IN5

IN6

IN7

IN8

IN9

IN10

1 2

2

2

3

4

4

3

3

3

2

2 5

5

4

4

4

4

4

4

2

2

3 3

3

3

5

5

5

5

5

3

2

4 4

4

5

4

5

5

5

4

3

4

5 4

3

4

4

4

3

3

3

5

5

6 3

3

3

4

3

3

3

3

4

4

7 4

4

4

4

5

4

5

4

4

3

8 2

2

2

3

5

5

4

3

3

3

9 2

2

3

5

2

2

2

5

1

1

10 2

2

2

4

3

4

3

4

1

1

11 3

3

3

4

4

4

4

5

5

5

12 2

2

2

5

2

2

2

4

3

4

13 2

3

3

3

5

5

4

4

4

3

14 2

2

2

4

3

3

3

3

2

3

15 4

4

4

4

2

2

2

4

3

4

16 5

5

5

5

5

5

4

5

4

5

17 4

2

3

4

3

3

3

4

3

3

18 3

3

3

3

4

4

5

3

3

3

19 3

3

1

4

4

3

4

4

4

2

20 3

2

2

5

3

3

3

5

2

2

Page 84: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

Persepsi Mahahasiswa Akuntansi

NO IN1

IN2

IN3

IN4

IN5

IN6

IN7

IN8

IN9

IN10

1 4

3

3

4

4

4

4

3

4

3

2 2

2

2

4

2

2

2

3

3

2

3 2

2

3

5

2

2

3

4

4

3

4 4

3

2

4

2

2

2

4

4

3

5 4

3

3

3

3

3

3

3

3

3

6 4

3

3

5

2

2

2

5

4

3

7 3

3

3

4

2

3

3

4

2

2

8 2

2

1

5

2

2

2

5

2

2

9 4

3

4

4

5

5

5

4

4

3

10 5

5

5

3

3

3

3

3

4

3

11 5

3

4

3

4

4

3

3

4

3

12 2

2

2

4

4

4

4

4

2

2

13 2

2

2

5

5

5

5

5

2

2

14 2

2

2

4

5

5

5

4

3

2

15 3

2

3

4

4

3

3

3

5

5

16 4

4

2

4

3

3

3

3

4

4

17 3

2

4

4

5

4

5

4

3

2

18 3

4

2

3

4

3

4

3

2

2

19 2

3

2

5

4

5

4

5

3

2

20 5

2

2

4

3

4

3

4

5

4

Page 85: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

Persepsi Karyawan Bagian Akuntansi

NO IN1

IN2

IN3

IN4

IN5

IN6

IN7

IN8

IN9

IN10

1 3

2

3

4

4

4

4

4

4

3

2 4

3

4

4

4

4

4

4

4

3

3 4

3

3

3

3

3

3

3

4

3

4 5

4

3

4

4

4

4

4

4

3

5 2

2

3

5

5

5

5

5

3

3

6 4

3

3

4

4

4

4

4

3

3

7 4

3

2

4

4

4

4

4

3

4

8 4

3

3

5

5

5

5

5

3

3

9 4

2

4

4

4

4

4

4

4

4

10 4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

11 4

3

4

5

5

5

5

5

4

3

12 5

3

4

4

4

4

4

4

3

4

13 3

2

2

4

4

4

4

4

3

2

14 1

2

2

4

4

4

4

4

3

2

15 3

3

3

5

5

5

5

5

3

2

16 2

2

1

5

5

5

5

5

3

5

17 4

4

3

4

4

4

4

4

4

3

18 5

4

4

4

4

4

4

4

4

4

19 3

2

3

3

3

3

3

3

2

2

20 5

3

1

5

5

5

5

5

3

3

Page 86: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

INTEGRITAS DAN OBJEKTIVITAS Persepsi Akuntan Publik

NO IO1 IO2

IO3

IO4

IO5

IO6

1 5

5

4

4

4 4

2 4

4

5

4

4 3

3 4

4

3

4

3 4

4 3

3

4

4

4 5

5 4

4

4

4

4 3

6 5

5

5

4

5 5

7 4

4

4

4

3 4

8 3

3

3

4

4 4

9 4

4

4

3

4 3

10 5

5

5

4

4 3

11 3

4

3

4

4 4

12 3

3

4

4

3 4

13 4

4

4

4

4 5

14 4

5

4

4

4 4

15 3

4

4

5

4 4

16 5

4

5

4

3 3

17 4

3

4

4

4 4

18 5

4

5

4

3 3

19 4

5

5

3

3 4

20 3

3

3

4

4 3

Page 87: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

Persepsi Akuntan Pendidik

NO IO1 IO2

IO3

IO4

IO5

IO6

1 3

4

3

4

4 4

2 4

4

4

3

2 2

3 5

5

5

3

4 4

4 4

4

4

4

4 4

5 3

5

5

3

3 5

6 4

3

4

4

4 4

7 4

5

2

4

4 2

8 4

3

5

4

4 5

9 5

4

5

4

4 5

10 4

4

4

3

3 4

11 4

4

4

5

4 4

12 5

3

3

4

3 3

13 4

4

4

4

4 4

14 4

3

3

5

4 3

15 4

4

3

4

3 3

16 5

3

3

4

4 4

17 4

5

4

4

5 4

18 5

4

4

5

4 3

19 3

4

4

4

4 4

20 4

4

5

5

5 5

Page 88: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

Persepsi Mahahasiswa Akuntansi

NO IO1 IO2

IO3

IO4

IO5

IO6

1 3

2

3

2

3 3

2 5

4

5

5

4 5

3 3

4

4

5

5 4

4 4

4

4

4

4 4

5 4

4

3

4

4 3

6 2

1

2

3

3 2

7 4

4

5

5

4 5

8 5

4

4

4

4 4

9 4

4

4

4

4 3

10 4

4

3

5

4 3

11 4

5

4

5

4 4

12 5

4

4

4

4 4

13 4

4

5

5

4 5

14 4

4

4

4

4 4

15 4

4

3

4

3 3

16 2

2

1

2

1 3

17 5

5

4

5

5 3

18 4

5

4

4

5 4

19 4

4

4

5

4 3

20 4

4

4

4

4 3

Page 89: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

Persepsi Karyawan Bagian Akuntansi

NO IO1 IO2

IO3

IO4

IO5

IO6

1 4

4

4

4

4 3

2 4

4

5

5

5 5

3 4

5

5

5

5 4

4 4

5

4

5

4 5

5 4

4

3

4

2 4

6 4

4

4

4

5 5

7 5

5

5

5

4 4

8 4

4

4

4

4 4

9 4

4

4

4

3 3

10 4

4

4

4

4 4

11 5

5

5

5

5 5

12 4

4

4

4

4 4

13 4

4

2

4

3 4

14 4

4

5

5

4 4

15 5

5

5

4

5 5

16 4

4

4

4

4 3

17 4

4

5

5

5 5

18 4

5

5

5

5 4

19 4

5

4

5

4 5

20 4

4

3

4

2 4

Page 90: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

KECAKAPAN PROFESIONAL Persepsi Akuntan Publik

NO KP1

KP2

KP3

KP4

KP5

KP6

KP7

KP8

1 5

4

5

5

4

5

5

4

2 4

4

2

2

2

4

4

5

3 4

3

3

4

3

4

4

3

4 4

4

4

4

4

3

3

4

5 5

3

2

2

2

4

4

4

6 5

4

5

5

4

5

5

5

7 3

3

3

3

3

4

4

4

8 3

2

2

2

2

3

3

3

9 1

2

5

5

4

4

4

4

10 4

3

3

3

3

5

5

5

11 5

5

4

4

5

3

4

3

12 4

3

4

3

4

3

3

4

13 4

3

3

3

3

4

4

4

14 5

5

4

4

4

4

5

4

15 2

2

2

2

2

3

4

4

16 3

4

2

2

3

5

4

5

17 4

4

2

2

2

4

3

4

18 2

2

3

3

3

5

4

5

19 5

5

2

2

2

4

5

5

20 3

3

2

3

3

3

3

3

Page 91: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

Persepsi Akuntan Pendidik

NO KP1

KP2

KP3

KP4

KP5

KP6

KP7

KP8

1 2

2

2

2

2

3

4

3

2 5

5

4

4

4

4

4

4

3 3

3

5

5

5

5

5

5

4 4

4

4

5

5

4

4

4

5 4

3

4

3

3

3

4

3

6 3

3

3

3

3

3

3

3

7 4

4

5

4

5

4

5

4

8 2

2

4

3

4

3

4

3

9 2

2

4

5

4

5

4

5

10 3

4

3

4

3

4

3

3

11 4

4

5

4

5

5

5

4

12 5

5

4

5

4

4

4

5

13 3

3

4

3

4

4

4

3

14 4

4

3

4

3

3

3

4

15 4

4

4

4

4

4

4

4

16 5

5

5

5

5

5

5

5

17 4

4

4

4

4

4

4

4

18 3

3

3

3

3

3

3

3

19 4

4

4

5

5

4

4

4

20 5

5

5

4

5

5

4

5

Page 92: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

Persepsi Mahahasiswa Akuntansi

NO KP1

KP2

KP3

KP4

KP5

KP6

KP7

KP8

1 3

3

4

4

4

3

3

3

2 4

4

5

5

5

5

3

4

3 4

5

5

5

5

4

4

4

4 4

5

4

5

4

5

4

4

5 4

4

3

3

3

4

3

4

6 5

4

5

4

5

4

5

5

7 4

4

3

3

4

4

3

4

8 5

4

4

5

5

4

4

5

9 5

5

4

4

4

5

5

5

10 3

3

3

3

3

3

3

3

11 3

4

4

3

3

4

4

3

12 4

4

4

4

4

4

4

4

13 5

5

5

5

5

5

5

5

14 4

5

5

5

5

4

4

4

15 3

3

4

4

4

3

3

3

16 3

3

3

5

5

5

3

3

17 4

5

4

5

4

5

4

4

18 3

4

3

4

3

4

3

3

19 5

4

5

4

5

4

5

5

20 3

4

3

4

3

4

3

3

Page 93: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

Persepsi Karyawan Bagian Akuntansi

NO KP1

KP2

KP3

KP4

KP5

KP6

KP7

KP8

1 4

4

4

4

4

4

4

4

2 5

5

5

5

5

5

5

5

3 3

3

3

3

3

3

3

3

4 4

4

4

4

4

4

4

4

5 4

4

4

4

4

4

4

4

6 5

5

5

5

5

5

5

5

7 4

4

4

4

4

4

4

4

8 3

3

3

3

3

3

3

3

9 4

4

4

4

4

4

4

4

10 5

5

5

5

5

5

5

5

11 4

4

4

4

4

4

4

4

12 4

4

4

4

4

4

4

4

13 5

5

5

5

5

5

5

5

14 5

5

5

5

5

5

5

5

15 4

4

4

4

4

4

4

4

16 5

5

5

5

5

5

5

5

17 4

5

4

5

4

5

4

4

18 3

4

3

4

3

4

3

3

19 5

4

5

4

5

4

5

5

20 3

3

3

3

3

3

3

3

Page 94: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

KERAHASIAAN Persepsi Akuntan Publik

NO KR1

KR2

KR3

KR4

KR5

1 4

4

4

5

5

2 5

5

5

4

4

3 3

3

3

4

4

4 4

4

4

3

3

5 4

4

4

4

4

6 5

5

5

5

5

7 4

4

4

4

4

8 3

3

3

3

3

9 4

4

5

5

4

10 5

5

4

4

5

11 4

4

4

3

3

12 4

4

4

5

3

13 5

5

5

4

4

14 4

5

4

5

4

15 3

4

3

4

3

16 5

4

5

4

5

17 4

4

3

3

4

18 5

4

4

5

5

19 4

5

5

5

4

20 3

3

3

3

3

Page 95: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

Persepsi Akuntan Pendidik

NO KR1

KR2

KR3

KR4

KR5

1 3

4

4

3

3

2 4

4

4

4

4

3 5

5

5

5

5

4 4

5

5

5

4

5 4

4

3

3

3

6 4

3

3

3

3

7 4

5

4

5

4

8 3

5

5

4

3

9 5

2

2

2

5

10 4

3

4

3

4

11 4

4

4

4

5

12 5

2

2

2

4

13 3

5

5

4

4

14 4

3

3

3

3

15 4

2

2

2

4

16 5

5

5

4

5

17 4

3

3

3

4

18 3

4

4

5

3

19 4

4

3

4

4

20 5

3

3

3

5

Page 96: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

Persepsi Mahahasiswa Akuntansi

NO KR1

KR2

KR3

KR4

KR5

1 4

4

4

4

3

2 4

2

2

2

3

3 5

2

2

3

4

4 4

2

2

2

4

5 3

3

3

3

3

6 5

2

2

2

5

7 4

2

3

3

4

8 5

2

2

2

5

9 4

5

5

5

4

10 3

3

3

3

3

11 3

4

4

3

3

12 4

4

4

4

4

13 5

5

5

5

5

14 4

5

5

5

4

15 4

4

3

3

3

16 4

3

3

3

3

17 4

5

4

5

4

18 3

4

3

4

3

19 5

4

5

4

5

20 4

3

4

3

4

Page 97: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

Persepsi Karyawan Bagian Akuntansi

NO KR1

KR2

KR3

KR4

KR5

1 4

4

4

4

4

2 4

4

4

4

4

3 3

3

3

3

3

4 4

4

4

4

4

5 5

5

5

5

5

6 4

4

4

4

4

7 4

4

4

4

4

8 5

5

5

5

5

9 4

4

4

4

4

10 4

4

4

4

4

11 5

5

5

5

5

12 4

4

4

4

4

13 4

4

4

4

4

14 4

4

4

4

4

15 5

5

5

5

5

16 5

5

5

5

5

17 4

4

4

4

4

18 4

4

4

4

4

19 3

3

3

3

3

20 5

5

5

5

5

Page 98: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

BAYARAN KONTIJEN Persepsi Akuntan Publik\

NO BK1

BK2

BK3

BK4

BK5

1 5

5

4

5

5

2 2

2

2

4

4

3 3

4

3

4

4

4 4

4

4

3

3

5 2

2

2

4

4

6 5

5

4

5

5

7 3

3

3

4

4

8 2

2

2

3

3

9 5

5

4

4

4

10 3

3

3

5

5

11 4

4

5

3

4

12 4

3

4

3

3

13 3

3

3

4

4

14 4

4

4

4

5

15 2

2

2

3

4

16 2

2

3

5

4

17 2

2

2

4

3

18 3

3

3

5

4

19 2

2

2

4

5

20 2

3

3

3

3

Page 99: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

Persepsi Akuntan Pendidik

NO BK1

BK2

BK3

BK4

BK5

1 2

2

2

3

4

2 4

4

4

4

4

3 5

5

5

5

5

4 4

5

5

4

4

5 4

3

3

3

4

6 3

3

3

3

3

7 5

4

5

4

5

8 4

3

4

3

4

9 4

5

4

5

4

10 3

4

3

4

3

11 5

4

5

5

5

12 4

5

4

4

4

13 4

3

4

4

4

14 3

4

3

3

3

15 4

4

4

4

4

16 5

5

5

5

5

17 4

4

4

4

4

18 3

3

3

3

3

19 4

5

5

4

4

20 5

4

4

5

5

Page 100: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

Persepsi Mahahasiswa Akuntansi

NO BK1

BK2

BK3

BK4

BK5

1 4

4

3

3

4

2 3

4

5

3

3

3 4

5

4

4

4

4 5

4

5

4

5

5 4

3

4

3

4

6 4

5

4

5

4

7 3

3

3

4

3

8 4

4

5

5

4

9 5

5

5

4

5

10 3

3

3

3

3

11 4

4

3

3

4

12 4

4

4

4

4

13 5

5

5

5

5

14 4

5

5

4

4

15 4

3

3

3

4

16 3

3

3

3

3

17 5

4

5

4

5

18 4

3

4

3

4

19 4

5

4

5

4

20 3

4

3

4

3

Page 101: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

Persepsi Karyawan Bagian Akuntansi

NO BK1

BK2

BK3

BK4

BK5

1 4

4

4

4

4

2 4

4

4

4

4

3 3

3

3

3

3

4 4

4

4

4

4

5 5

5

5

5

5

6 4

4

4

4

4

7 4

4

4

4

4

8 5

5

5

5

5

9 4

4

4

4

4

10 4

4

4

4

4

11 5

5

5

5

5

12 4

4

4

4

4

13 4

4

4

4

4

14 4

4

4

4

4

15 5

5

5

5

5

16 5

5

5

5

5

17 4

4

4

4

4

18 4

4

4

4

4

19 3

3

3

3

3

20 5

5

5

5

5

Page 102: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

TINDAKAN MENDATANGKAN AIB Persepsi Akuntan Publik

NO TMA1

TMA2

TMA3

TMA4

TMA5

1 5

5

4

5

5

2 2

2

2

4

4

3 3

4

3

4

4

4 4

4

4

3

3

5 2

2

2

5

5

6 5

5

4

4

4

7 3

3

3

3

3

8 2

2

2

4

4

9 5

5

4

5

5

10 3

3

3

4

4

11 4

4

5

3

4

12 4

3

4

4

3

13 3

3

3

5

5

14 4

4

4

4

5

15 2

2

2

3

4

16 2

2

3

5

4

17 2

2

2

3

4

18 3

3

3

4

5

19 2

2

2

5

4

20 2

3

3

3

3

Page 103: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

Persepsi Akuntan Pendidik

NO TMA1

TMA2

TMA3

TMA4

TMA5

1 2

2

2

4

3

2 4

4

4

4

4

3 5

5

5

5

5

4 4

4

4

5

5

5 3

4

4

4

4

6 5

5

5

5

3

7 5

4

5

4

5

8 4

3

4

3

4

9 4

5

4

5

4

10 3

4

3

4

3

11 4

4

4

5

5

12 5

5

5

4

4

13 3

3

3

4

4

14 4

4

4

3

3

15 5

5

5

5

5

16 4

4

4

4

4

17 3

3

3

3

3

18 4

4

4

4

4

19 3

4

4

5

5

20 4

5

5

4

4

Page 104: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

Persepsi Mahahasiswa Akuntansi

NO TMA1

TMA2

TMA3

TMA4

TMA5

1 4

3

3

3

4

2 3

4

4

4

3

3 4

4

5

5

5

4 5

5

4

4

5

5 4

3

4

3

4

6 4

5

4

5

4

7 4

4

3

3

4

8 5

5

4

4

5

9 4

4

5

5

4

10 3

3

3

3

3

11 3

3

4

4

3

12 4

4

4

4

4

13 5

5

5

5

5

14 4

4

4

5

5

15 3

4

4

4

4

16 5

5

5

5

3

17 5

4

5

4

5

18 4

3

4

3

4

19 4

5

4

5

4

20 3

4

3

4

3

Page 105: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

Persepsi Karyawan Bagian Akuntansi

NO TMA1

TMA2

TMA3

TMA4

TMA5

1 4

4

4

4

4

2 5

5

5

5

5

3 3

3

3

3

3

4 4

4

4

4

4

5 5

5

5

5

5

6 4

4

4

4

4

7 3

3

3

3

3

8 4

4

4

4

4

9 4

4

4

4

4

10 4

4

4

4

4

11 4

4

4

4

4

12 4

4

4

4

4

13 4

4

4

4

4

14 5

5

5

5

5

15 4

4

4

4

4

16 4

4

4

4

4

17 4

4

4

4

4

18 5

5

5

5

5

19 4

4

4

4

4

20 3

3

3

3

3

Page 106: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

PERIKLANAN DAN PENAWARAN Persepsi Akuntan Publik

NO

PP1

PP2

PP3

1 5

4

3

2 4

4

3

3 4

3

3

4 4

4

3

5 5

3

2

6 5

4

5

7 3

3

3

8 3

2

3

9 1

2

3

10 4

3

3

11 5

5

5

12 4

3

3

13 4

3

3

14 5

5

4

15 2

2

2

16 3

4

3

17 4

4

4

18 2

2

2

19 5

5

4

20 3

3

3

Page 107: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

Persepsi Akuntan Pendidik

NO

PP1

PP2

PP3

1 2

2

2

2 5

5

4

3 3

3

3

4 4

4

5

5 4

3

4

6 3

3

3

7 4

4

4

8 2

2

2

9 2

2

3

10 2

2

2

11 3

3

3

12 2

2

2

13 2

3

3

14 2

2

2

15 4

4

4

16 5

5

5

17 4

2

3

18 3

3

3

19 3

3

1

20 3

2

2

Page 108: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

Persepsi Mahahasiswa Akuntansi

NO

PP1

PP2

PP3

1 4

3

3

2 2

2

2

3 2

2

3

4 4

3

2

5 4

3

3

6 4

3

3

7 3

3

3

8 2

2

1

9 4

3

4

10 5

5

5

11 5

3

4

12 2

2

2

13 2

2

2

14 2

2

2

15 3

2

3

16 4

4

2

17 3

2

4

18 3

4

2

19 2

3

2

20 5

2

2

Page 109: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

Persepsi Karyawan Bagian Akuntansi

NO

PP1

PP2

PP3

1 3

2

3

2 4

3

4

3 4

3

3

4 5

4

3

5 2

2

3

6 4

3

3

7 4

3

2

8 4

3

3

9 4

2

4

10 4

4

4

11 4

3

4

12 5

3

4

13 3

2

2

14 1

2

2

15 3

3

3

16 2

2

1

17 4

4

3

18 5

4

4

19 3

2

3

20 5

3

1

Page 110: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

KOMISI Persepsi Akuntan Publik

NO

KM1

KM2

KM3

1 4

4

4

2 5

5

5

3 3

3

3

4 4

4

4

5 5

5

5

6 4

4

4

7 3

3

3

8 4

4

4

9 5

5

4

10 4

4

5

11 3

4

4

12 4

4

4

13 5

5

5

14 4

5

4

15 4

3

3

16 5

4

5

17 3

4

4

18 5

5

4

19 5

4

4

20 3

3

3

Page 111: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

Persepsi Akuntan Pendidik

NO

KM1

KM2

KM3

1 4

4

4

2 4

4

4

3 5

5

5

4 4

4

5

5 4

4

3

6 3

4

4

7 4

5

4

8 3

4

3

9 5

4

5

10 3

3

3

11 4

4

4

12 5

5

5

13 3

3

3

14 4

4

4

15 5

5

5

16 4

4

4

17 3

3

3

18 4

4

4

19 5

5

4

20 4

4

5

Page 112: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

Persepsi Mahahasiswa Akuntansi

NO

KM1

KM2

KM3

1 3

4

4

2 4

4

4

3 5

5

5

4 4

5

4

5 4

3

3

6 5

4

5

7 3

4

4

8 5

5

4

9 5

4

4

10 3

3

3

11 4

4

4

12 4

4

4

13 5

5

5

14 4

4

5

15 4

4

3

16 3

4

4

17 4

5

4

18 3

4

3

19 5

4

5

20 3

3

3

Page 113: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

Persepsi Karyawan Bagian Akuntansi

NO

KM1

KM2

KM3

1 4

4

4

2 5

5

5

3 3

3

3

4 4

4

4

5 5

5

5

6 4

4

4

7 3

3

3

8 4

4

4

9 5

5

5

10 5

5

5

11 4

4

4

12 4

4

4

13 5

5

5

14 4

4

4

15 4

4

4

16 5

5

5

17 3

3

3

18 5

5

5

19 4

4

4

20 3

3

3

Page 114: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

Lampiran 3 : Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas

Uji Validitas Indepedensi

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 80 72.1

Excludeda 31 27.9

Total 111 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.872 10

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

IN1 3.49 1.136 80 IN2 2.99 .907 80 IN3 2.79 .910 80 IN4 3.71 1.093 80 IN5 3.56 1.065 80 IN6 3.50 1.125 80 IN7 3.49 1.147 80 IN8 3.95 .761 80 IN9 3.35 .828 80 IN10 3.02 .927 80

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

IN1 30.36 38.006 .504 .868 IN2 30.86 39.538 .526 .864 IN3 31.06 38.971 .577 .861 IN4 30.14 36.525 .654 .854 IN5 30.29 35.296 .784 .843 IN6 30.35 34.585 .794 .842 IN7 30.36 35.069 .734 .847 IN8 29.90 41.939 .389 .873 IN9 30.50 40.456 .495 .867 IN10 30.83 40.450 .428 .871

Page 115: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

33.85 46.357 6.809 10

Uji Validitas Kecakapan Profesional

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 80 72.1

Excludeda 31 27.9

Total 111 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.900 8

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

KP1 3.86 .938 80 KP2 3.84 .906 80 KP3 3.80 .960 80 KP4 3.88 .960 80 KP5 3.85 .943 80 KP6 4.06 .718 80 KP7 3.98 .729 80 KP8 4.01 .755 80

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

KP1 27.41 21.891 .648 .891 KP2 27.44 21.920 .673 .889 KP3 27.48 20.784 .771 .879 KP4 27.40 21.306 .703 .886 KP5 27.42 20.931 .769 .879 KP6 27.21 23.410 .652 .891 KP7 27.30 23.251 .665 .890 KP8 27.26 23.285 .632 .892

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

31.28 28.455 5.334 8

Page 116: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

Uji Validitas Integritas dan Objektivitas

Case Processing Summary

N % Cases Valid 80 72.1

Excludeda 31 27.9

Total 111 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.928 6

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

IO1 3.61 1.037 80 IO2 3.62 1.072 80 IO3 3.65 1.092 80 IO4 3.82 .965 80 IO5 3.58 .991 80 IO6 3.61 1.037 80

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

IO1 18.29 19.853 .789 .914 IO2 18.28 19.847 .756 .919 IO3 18.25 19.354 .798 .913 IO4 18.08 20.197 .818 .911 IO5 18.32 20.172 .794 .914 IO6 18.29 19.853 .789 .914

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

21.90 28.218 5.312 6

Page 117: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

Uji Validitas Kerahasiaan

Case Processing Summary

N % Cases Valid 80 72.1

Excludeda 31 27.9

Total 111 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.913 5

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

KR1 3.81 .929 80 KR2 3.88 .946 80 KR3 3.82 .938 80 KR4 3.81 .929 80 KR5 3.98 .729 80

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

KR1 15.49 8.962 .921 .862 KR2 15.42 9.134 .860 .875 KR3 15.48 9.164 .863 .875 KR4 15.49 8.962 .921 .862 KR5 15.33 12.653 .340 .964

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

19.30 14.947 3.866 5

Page 118: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

Uji Validitas Bayaran Kontijen

Case Processing Summary

N % Cases Valid 80 72.1

Excludeda 31 27.9

Total 111 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.916 5

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

BK1 4.05 .673 80 BK2 4.08 .725 80 BK3 4.08 .759 80 BK4 3.98 .729 80 BK5 4.05 .673 80

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

BK1 16.18 6.172 .858 .883 BK2 16.15 6.458 .681 .918 BK3 16.15 6.003 .783 .897 BK4 16.25 6.215 .756 .902 BK5 16.18 6.172 .858 .883

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

20.22 9.493 3.081 5

Page 119: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

Uji Validitas Tindakan Mendatagkan Aib

Case Processing Summary

N % Cases Valid 80 72.1

Excludeda 31 27.9

Total 111 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.941 5

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

TMA1 3.54 1.043 80 TMA2 3.59 1.076 80 TMA3 3.65 .982 80 TMA4 3.79 1.015 80 TMA5 3.76 1.022 80

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

TMA1 14.79 13.511 .882 .919 TMA2 14.74 13.259 .887 .918 TMA3 14.67 13.969 .876 .921 TMA4 14.54 14.226 .797 .935 TMA5 14.56 14.401 .763 .941

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

18.32 21.361 4.622 5

Page 120: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

Uji Validitas Periklanan Dan Penawaran

Case Processing Summary

N % Cases Valid 80 72.1

Excludeda 31 27.9

Total 111 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.829 3

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

PP1 3.44 1.112 80 PP2 2.99 .921 80 PP3 2.96 .961 80

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

PP1 5.95 2.833 .708 .750 PP2 6.40 3.357 .746 .714 PP3 6.42 3.539 .625 .822

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

9.39 6.721 2.593 3

Page 121: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

Uji Validitas Komisi

Case Processing Summary

N % Cases Valid 80 72.1

Excludeda 31 27.9

Total 111 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.902 3

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

KM1 4.06 .752 80 KM2 4.11 .675 80 KM3 4.06 .718 80

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

KM1 8.18 1.691 .817 .852 KM2 8.12 1.908 .799 .867 KM3 8.18 1.792 .805 .860

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

12.24 3.854 1.963 3

Page 122: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

Lampiran 4 : Hasil One Way Anova Oneway

Test of Homogeneity of Variances

Etika Profesi Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.309 3 76 .083

ANOVA

Etika Profesi Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 6140.237 3 2046.746 6.613 .000 Within Groups 23521.250 76 309.490 Total 29661.487 79

Homogeneous Subsets

Etika Profesi

Status N

Subset for alpha = 0.05

1 2

Tukey HSDa Mahasiswa Akuntansi 20 155.35 Akuntan Publik 20 162.05 Akuntan Pendidik 20 166.20 166.20

Karyawan Bagian Akuntansi 20 179.35

Sig. .216 .093

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 20.000.

Page 123: PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable:Etika Profesi

(I) Status (J) Status

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound

Upper Bound

Tukey HSD Akuntan Publik Akuntan Pendidik -4.150 5.563 .878 -18.76 10.46

Mahasiswa Akuntansi 6.700 5.563 .626 -7.91 21.31

Karyawan Bagian Akuntansi -17.300* 5.563 .014 -31.91 -2.69

Akuntan Pendidik Akuntan Publik 4.150 5.563 .878 -10.46 18.76

Mahasiswa Akuntansi 10.850 5.563 .216 -3.76 25.46

Karyawan Bagian Akuntansi -13.150 5.563 .093 -27.76 1.46

Mahasiswa Akuntansi

Akuntan Publik -6.700 5.563 .626 -21.31 7.91

Akuntan Pendidik -10.850 5.563 .216 -25.46 3.76

Karyawan Bagian Akuntansi -24.000* 5.563 .000 -38.61 -9.39

Karyawan Bagian Akuntansi

Akuntan Publik 17.300* 5.563 .014 2.69 31.91

Akuntan Pendidik 13.150 5.563 .093 -1.46 27.76

Mahasiswa Akuntansi 24.000* 5.563 .000 9.39 38.61 Bonferroni Akuntan Publik Akuntan Pendidik -4.150 5.563 1.000 -19.22 10.92

Mahasiswa Akuntansi 6.700 5.563 1.000 -8.37 21.77 Karyawan Bagian Akuntansi -17.300* 5.563 .016 -32.37 -2.23

Akuntan Pendidik Akuntan Publik 4.150 5.563 1.000 -10.92 19.22 Mahasiswa Akuntansi 10.850 5.563 .329 -4.22 25.92 Karyawan Bagian Akuntansi -13.150 5.563 .124 -28.22 1.92

Mahasiswa Akuntansi

Akuntan Publik -6.700 5.563 1.000 -21.77 8.37 Akuntan Pendidik -10.850 5.563 .329 -25.92 4.22 Karyawan Bagian Akuntansi -24.000* 5.563 .000 -39.07 -8.93

Karyawan Bagian Akuntansi

Akuntan Publik 17.300* 5.563 .016 2.23 32.37 Akuntan Pendidik 13.150 5.563 .124 -1.92 28.22 Mahasiswa Akuntansi 24.000* 5.563 .000 8.93 39.07

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.