Click here to load reader
Upload
lenguyet
View
267
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI PEMBELAJARAN
SEJARAH DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 4 YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh:
PUTRI HASRI SUCIYATI
131314022
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI PEMBELAJARAN
SEJARAH DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 4 YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh:
PUTRI HASRI SUCIYATI
131314022
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Dengan segala puji syukur kepada Allah SWT., skripsi ini ku persembahkan
kepada:
1. Kedua orang tuaku (Bapak Sunardi dan Ibu Samlah) dan adik-adikku (Angga,
Oji, dan Dede) yang senantiasa mendoakan, mendukung, menyemangati dan
menyayangiku tiada henti.
2. Ibu Dra. Th. Sumini, M.Pd. dan Bapak Hendra Kurniawan, M.Pd. selaku dosen
pembimbing yang selalu membimbing, menyemangati, memotivasi, dan
mengarahkan penulis.
3. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Maja Labo Dahu
(Malu dan Takut)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 18 Juli 2017
Penulis
Putri Hasri Suciyati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Putri Hasri Suciyati
NIM : 131314022
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI
PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA
NEGERI 4 YOGYAKARTA”
Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pengkalan data, dan mempublikasikannya di internet
atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini, saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 18 Juli 2017
Yang menyatakan,
Putri Hasri Suciyati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI
PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA
NEGERI 4 YOGYAKARTA
Putri Hasri Suciyati
131314022
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) persepsi guru terhadap
evaluasi pembelajaran sejarah dalam kurikulum 2013, (2) persepsi siswa terhadap
evaluasi pembelajaran sejarah dalam kurikulum 2013.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis studi kasus.
Informan dalam penelitian ini adalah guru sejarah dan 20 siswa SMA Negeri 4
Yogyakarta yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan
data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumen. Teknik analisis data
menggunakan model interaktif Miles dan Huberman yang terdiri atas
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) persepsi guru positif karena
guru melaksanakan evaluasi dengan baik dibuktikan dengan guru menerapkan
penilaian autentik dalam pembelajaran yang meliputi penilaian aspek afektif,
kognitif, dan psikomotorik. (2) Persepsi siswa positif karena jenis evaluasi yang
dilakukan oleh guru membuat siswa memahami materi yang diajarkan oleh guru.
Jenis evaluasi yang digunakan guru juga bervariasi sehingga siswa tidak bosan
setiap diadakannya evaluasi dan dapat mengembangkan potensi dalam diri siswa,
baik aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
TEACHERS AND STUDENTS PERCEPTION ABOUT
HISTORY LEARNING EVALUATION OF CURRICULUM 2013
IN SMA NEGERI 4 YOGYAKARTA
Putri Hasri Suciyati
131314022
This research aims to describe: (1) teacher perceptions of historical
learning evaluations in the curriculum of 2013, (2) student perceptions of
historical learning evaluations in the curriculum of 2013.
This research used qualitative method with case study type. Informants in
this research include history teacher and 20 students of SMA Negeri 4 Yogyakarta
selected using purposive sampling technique. Data collection was obtained
through observation, interviews, and documents. Data analysis techniques used
were interactive models of Miles and Huberman consisting of data collection, data
reduction, data presentation, and conclusion.
The results of this research indicate that: (1) teacher perceptions are
positive because the teachers implement the evaluations as proven by teachers
applying authentic assessment in learning that includes assessment of affective,
cognitive, and psychomotor aspects. (2) Student perception is positive because the
type of evaluation conducted by the teacher makes the student understand the
material taught by the teacher. The type of evaluation that teachers use varies so
student do not get bored with every evaluation and can develop student potential
in cognitive, affective, and psychomotor aspects.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan syukur dan terima kasih atas rahmat dan karunia
Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Evaluasi Pembelajaran Sejarah dalam
Kurikulum 2013 di SMA Negeri 4 Yogyakarta”. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi di Program Studi Pendidikan
Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam penyusunan skripsi ini tidak
lepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang senantiasa
memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada penulis selama proses
penyusunan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
4. Bapak Hendra Kurniawan, M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing II yang
senantiasa memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada penulis
selama proses penyusunan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
5. Bapak Drs. Sutarjo Adisusilo, J.R., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing
Akademik (DPA) yang selalu memberikan bimbingan kepada penulis.
6. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah memberikan ilmu
dan didikan kepada penulis selama menempuh studi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Pihak sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah yang selalu sabar dan
telaten memberikan pelayanan administrasi kepada penulis.
8. Kepala Sekolah, pihak Tata Usaha, guru sejarah, dan siswa di SMA Negeri 4
Yogyakarta yang telah membantu penulis dalam mendapatkan data untuk
menyelesaikan skripsi ini.
9. Kedua orangtuaku (Bapak Sunardi dan Ibu Samlah) dan adik-adikku (Angga,
Oji, dan Dede) yang senantiasa mendoakan, mendukung, menyemangati dan
menyayangiku tiada hentinya.
10. Teman-teman angkatan 2013 Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas
Sanata Dharma yang selalu mendukung dan memberi semangat untuk
mengerjakan skripsi ini.
11. Sahabat-sahabatku.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna perbaikan
penyusunan skripsi yang lebih baik di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini
dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Penulis
Putri Hasri Suciyati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT .......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................. 8
A. Kajian Teori .................................................................................................... 8
1. Persepsi ....................................................................................................... 8
2. Kurikulum 2013 ........................................................................................ 11
3. Evaluasi (Penilaian Autentik) dalam Kurikulum 2013 ............................. 21
4. Pembelajaran Sejarah................................................................................ 30
B. Penelitian yang Relevan ............................................................................... 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
C. Kerangka Pikir .............................................................................................. 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 42
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 42
B. Pendekatan Penelitian ................................................................................... 42
C. Sumber Data ................................................................................................. 45
D. Metode Pengumpulan Data .......................................................................... 45
E. Instrumen Pengumpulan Data ....................................................................... 47
F. Tehnik Cuplikan ............................................................................................ 49
G. Validitas Data ............................................................................................... 50
H. Analisis Data ................................................................................................ 53
I. Sistematika Penulisan ................................................................................... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 58
A. Deskripsi Lokasi Penelitian .......................................................................... 58
B. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................................. 62
C. Pembahasan .................................................................................................. 82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 103
A. Kesimpulan ................................................................................................. 103
B. Saran ........................................................................................................... 105
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 110
LAMPIRAN ........................................................................................................ 110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ................................................................. 42
Tabel 2. Kisi-kisi Wawancara Guru ....................................................................... 48
Tabel 3. Kisi-kisi Wawancara Siswa ..................................................................... 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar I. Kerangka Pikir ...................................................................................... 41
Gambar II. Model Interaktif Miles dan Huberman ................................................ 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Observasi ............................................................................ 111
Lampiran 2. Kisi-kisi Wawancara Guru .............................................................. 112
Lampiran 3. Kisi-kisi Wawancara Siswa ............................................................. 113
Lampiran 4. Lembar Wawancara Guru ................................................................ 114
Lampiran 5. Lembar Wawancara Siswa .............................................................. 115
Lampiran 6. Daftar Narasumber .......................................................................... 116
Lampiran 7. Catatan Lapangan 1 ......................................................................... 117
Lampiran 8. Catatan Lapangan 2 ......................................................................... 124
Lampiran 9. Catatan Lapangan 3 ......................................................................... 128
Lampiran 10. Catatan Lapangan 4 ....................................................................... 130
Lampiran 11. Catatan Lapangan 5 ....................................................................... 132
Lampiran 12. Catatan Lapangan 6 ....................................................................... 134
Lampiran 13. Catatan Lapangan 7 ....................................................................... 136
Lampiran 14. Catatan Lapangan 8 ....................................................................... 138
Lampiran 15. Catatan Lapangan 9 ....................................................................... 140
Lampiran 16. Catatan Lapangan 10 ..................................................................... 142
Lampiran 17. Catatan Lapangan 11 ..................................................................... 144
Lampiran 18. Catatan Lapangan 12 ..................................................................... 146
Lampiran 19. Catatan Lapangan 13 ..................................................................... 147
Lampiran 20. Catatan Lapangan 14 ..................................................................... 149
Lampiran 21. Catatan Lapangan 15 ..................................................................... 151
Lampiran 22. Catatan Lapangan 16 ..................................................................... 153
Lampiran 23. Catatan Lapangan 17 ..................................................................... 155
Lampiran 24. Catatan Lapangan 18 ..................................................................... 157
Lampiran 25. Catatan Lapangan 19 ..................................................................... 159
Lampiran 26. Catatan Lapangan 20 ..................................................................... 161
Lampiran 27. Catatan Lapangan 21 ..................................................................... 163
Lampiran 28. Catatan Lapangan 22 ..................................................................... 165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Lampiran 29. Lembar Pengamatan Dokumen ..................................................... 167
Lampiran 30. Silabus ........................................................................................... 168
Lampiran 31. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .............................................. 182
Lampiran 32. Kisi-kisi Soal ................................................................................. 192
Lampiran 33. Soal ................................................................................................ 198
Lampiran 34. Daftar Nilai .................................................................................... 209
Lampiran 35. Dokumentasi Wawancara .............................................................. 211
Lampiran 36. Surat Izin ....................................................................................... 215
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi sebuah negara,
terutama demi perkembangan dan kemajuan generasi-generasi selanjutnya. Di
Indonesia sendiri, pendidikan sangat penting bagi perkembangan kebudayaan dan
merupakan pondasi utama untuk membangun peradaban bangsa. Untuk itu,
pendidikan di Indonesia selalu mengalami perubahan sesuai dengan kondisi dan
keadaan zaman yang berubah dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut antara lain,
perubahan kurikulum, yaitu dari Kurikulum 2006 (KTSP) ke Kurikulum 2013.
Perubahan kurikulum tersebut disesuaikan dengan perubahan yang terjadi pada
era global sehingga kurikulum mampu menghasilkan output (siswa) yang mampu
berkompetisi secara global.
Pendidikan sebagai sebuah sistem harus mampu membentuk siswa
menjadi manusia yang lebih baik. Jika siswa diibaratkan sebagai sebuah input,
maka input itu harus mampu ditransformasi menjadi lebih baik lagi dari
sebelumnya agar kelak menghasilkan output yang berkualitas. Untuk itu,
diperlukan komponen-komponen pendukung dalam pendidikan, salah satunya
adalah guru agar tujuan dari pendidikan untuk menghasilkan output (siswa) yang
lebih baik dapat tercapai.
Kurikulum merupakan komponen penting dalam sistem pendidikan formal
atau dikenal sebagai sistem persekolahan. Di dalamnya terdapat rencana
pembelajaran yang mengarahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
siswa agar mereka memiliki kesiapan pribadi dan kemampuan sesuai kebutuhan
masyarakat.1 Untuk itu, guru harus memiliki persiapan yang matang dalam
melaksanakan kurikulum yang ada, agar tujuan dari sebuah kurikulum dapat
tercapai dengan baik. Selain itu, siswa juga harus memahami materi atau pelajaran
sesuai dengan kurikulum yang ada. Jika guru dan siswa mampu melaksanakan
tugas dan perannya masing-masing, maka dalam pelaksanaan kurikulum akan
sesuai dengan tujuannya.
Kurikulum adalah pedoman untuk memberikan arah dan tujuan
pendidikan.2 Untuk itu, kurikulum dan proses pembelajaran merupakan kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan, sebab kurikulum yang menjadi pedoman dalam
pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Begitu pula sebalikanya, dalam pelaksanaan
pembelajaran di sekolah juga harus disesuaikan dengan kurikulum.
Salah satu kurikulum yang saat ini menjadi pedoman dalam pendidikan di
sekolah adalah Kurikulum 2013. Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan
bagian dari strategi meningkatkan capaian pendidikan. Sejak diluncurkan tahun
2006, capaian kompetensi peserta didik dalam Kurikulum 2006 kurang jelas dan
kurang terarah. Beragamnya kompetensi guru di berbagai daerah dan wilayah,
membuat implementasi Kurikulum 2006 menjadi sangat rentan terhadap
multitafsir, sehingga mutu kompetensi siswa sulit terstandarisasi. Setelah
diterapkan selama 7 tahun, dikaitkan dengan semangat dan tantangan zaman
Kurikulum 2006 akhirnya diubah dan direvisi menjadi Kurikulum 2013.
1 Dyah Tri Palupi, Cara Mudah Memahami Kurikulum, Surabaya: Jaring Pena, 2016, hlm. 1.
2 Ahmad Yani, Mindset Kurikulum 2013, Bandung: Alfabeta, 2014, hlm. 30.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Kurikulum 2013 dicita-citakan untuk mampu melahirkan generasi masa
depan yang komprehensif yakni tidak hanya cerdas intelektualnya, tetapi juga
cerdas emosi, sosial, dan spiritualnya. Hal itu tampak dengan terintegrasikannya
nilai-nilai karakter ke dalam proses pembelajaran, tidak lagi menjadi suplemen
seperti dalam Kurikulum 2006.3 Jika Kurikulum 2006 hanya menekankan pada
kompetensi pengetahuan saja, maka Kurikulum 2013 menekankan pada
kompetensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Kurikulum 2013 juga menjadi
salah satu solusi menghadapi perubahan zaman yang kelak akan mengutamakan
kompetensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang disinergikan dengan nilai-
nilai karakter. Pada Kurikulum 2013, ketiga kompetensi tersebut ditagih dalam
rapor dan merupakan penentu kenaikan kelas dan kelulusan peserta didik sehingga
guru wajib mengimplementasikannya dalam pembelajaran dan penilaian.4
Tujuan dari Kurikulum 2013 dapat terlaksana dengan baik apabila guru
sebagai ujung tombak dari pelaksana Kurikulum 2013 dapat memahami
Kurikulum 2013 dengan baik. Apabila guru sudah memahami Kurikulum 2013
dengan baik, maka guru mampu menyampaikan tujuan pembelajaran yang sesuai
dengan Kurikulum 2013. Ketercapaian tujuan Kurikulum 2013 dapat diketahui,
salah satunya melalui proses evaluasi pembelajaran di dalam kelas. Hal ini
dikarenakan proses evaluasi di dalam kelas mampu menunjukkan hasil dari tujuan
Kurikulum 2013 yang menghendaki penilaian pada kompetensi pengetahuan,
sikap, dan keterampilan. Komponen penilaian yang terdiri dari penilaian sikap,
3 Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013, hlm.
112-113. 4 Herry Widyastono, Pengembangan Kurikulum di Era Otonomi Daerah, Jakarta: Bumi Aksara,
2014, hlm. 119-120.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
pengetahuan, dan keterampilan menjadi komponen yang harus dilakukan guru
dalam implementasi Kurikulum 2013. Guru diharapkan dapat mencari teknik yang
tepat untuk melakukan evaluasi atau penilaian bagi siswa agar ketiga komponen
penilaian, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan dapat terlaksana dengan
baik.
Begitu juga dalam pembelajaran sejarah, ketiga kompetensi penilaian,
yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan juga wajib diukur sesuai dengan
Kurikulum 2013. Ketiga kompetensi yang diukur disesuaikan dengan setiap
materi pembelajaran sejarah dan sebisa mungkin ketiga kompetensi tersebut harus
dapat diukur dari materi yang diajarkan. Untuk itu, guru harus mencari cara yang
tepat, baik dengan menggunakan metode, model, media, dan lain sebagainya agar
ketiga kompetensi tersebut dapat diukur.
Evaluasi merupakan suatu proses untuk mengetahui ketercapaian
keefektifan pembelajaran. Evaluasi dapat digunakan sebagai balikan atau masukan
bagi guru dalam memperbaiki dan menyempurnakan proses pembelajaran. Untuk
itu, guru juga dapat melakukan evaluasi yang meliputi komponen pengetahuan,
sikap, dan keterampilan di dalam setiap proses pebelajaran agar menjadi lebih
baik lagi.
Proses evaluasi di dalam kelas melibatkan guru dan siswa. Dalam setiap
proses evaluasi guru dan siswa pastinya memiliki persepsi, baik itu positif
maupun negatif. Persepsi yang tercipta dalam benak guru maupun siswa
merupakan proses pemahaman terhadap evaluasi yang dilakukan. Persepsi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
tercipta juga akan mempengaruhi pada sikap guru maupun siswa dalam
pelaksanaan evaluasi.
Kurikulum 2013 diluncurkan secara resmi pada tanggal 15 Juli 2013. Pada
tahun pelajaran 2013/2014, Kurikulum 2013 diterapkan di sekolah-sekolah
tertentu saja, salah satunya SMA Negeri 4 Yogyakarta. Untuk itu, peneliti
memilih SMA Negeri 4 Yogyakarta sebagai tempat penelitian ini berdasarkan
latar belakang yang sudah peneliti paparkan di atas. Peneliti ingin menggali
tentang persepsi guru dan siswa terhadap evaluasi pembelajaran sejarah dalam
Kurikulum 2013.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana persepsi guru terhadap evaluasi pembelajaran sejarah dalam
Kurikulum 2013?
2. Bagaimana persepsi siswa terhadap evaluasi pembelajaran sejarah dalam
Kurikulum 2013?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah untuk
mendeskripsikan tentang:
1. Persepsi guru terhadap evaluasi pembelajaran sejarah dalam Kurikulum 2013.
2. Persepsi siswa terhadap evaluasi pembelajaran sejarah dalam Kurikulum 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini dibagi menjadi 2 yaitu dari aspek teoretis dan aspek
praktis sebagai berikut:
1. Aspek teoretis
Pada tataran teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat-
manfaat sebagai berikut:
a. Memperluas pengetahuan dan wawasan tentang evaluasi pembelajaran dalam
Kurikulum 2013, baik yang berkaitan dengan aspek kesiapan manajemen,
pelaksanaan, keunggulan dan kelemahannya.
b. Memberikan informasi berkaitan dengan adanya hambatan atau faktor
penghambat dalam evaluasi pembelajaran menggunakan Kurikulum 2013,
khususnya bagi guru sejarah dan siswa.
2. Aspek praktis
Pada tataran praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi:
a. Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dalam
melakukan pembenahan dalam implementasi Kurikulum 2013 sehingga
tercipta suasana baru yang lebih kondusif dalam pembelajaran.
b. Guru, khususnya guru pelajaran sejarah dapat mengetahui usaha yang perlu
dilakukan dalam melakukan evaluasi pembelajaran sejarah menggunakan
Kurikulum 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
c. Universitas Sanata Dharma, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
kajian keilmuan dan pengembangan kajian, khususnya bidang kebijakan
pendidikan, kurikulum, dan evaluasi pembelajaran.
d. Penulis, dapat menambah wawasan tentang kurikulum, khususnya evaluasi
pembelajaran sebagai komponen dalam pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Persepsi
Menurut Cepi Triatna, persepsi adalah suatu proses yang terjadi dalam diri
individu ketika menanggapi lingkungannya melalui proses pemikiran dan
perasaan yang kemudian menjadi dasar pertimbangan perilakunya.5 Dalam
prosesnya, setiap individu dapat melakukan pemilihan, pengevaluasian, dan
pengorganisasian lingkunganya dan dapat memberikan penilaian yang bersifat
positif dan negatif dalam bentuk perilaku tertentu. Seseorang dapat memberikan
persepsi positif apabila sesuatu atau seseorang memiliki karakteristik dan perilaku
yang baik dalam pandangan orang tersebut. Seseorang juga dapat memberikan
persepsi yang negatif apabila sesuatu atau seseorang memiliki karakteristik dan
perilaku yang tidak baik atau buruk dalam pandangan orang tersebut.
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan,
yaitu merupakan proses diterimanya stimulus melalui panca indera yang pada
akhirnya menghasilkan persepsi.6 Melalui persepsi manusia terus-menerus
mengadakan hubungan dengan lingkungannya yang dilakukan lewat inderanya,
yaitu indera penglihat, pendengar, peraba, perasa, dan pencium.7 Untuk itu,
persepsi tidak bisa dipisahkan dari alat indera yang merupakan alat bantu untuk
menciptakan suatu persepsi. Persepsi antara individu yang satu dengan individu
5 Cepi Triatna, Perilaku Organisasi dalam Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015,
hlm. 36. 6 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: Penerbit Andi, 2010, hlm. 99. 7 Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, hlm.
102.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
lainnya tentunya berbeda tergantung pada apa yang ditangkap oleh panca indera
individu.
Faktor-faktor yang berperan dalam menciptakan suatu persepsi individu
adalah sebagai berikut8:
a. Objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor.
Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat
datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf
penerima yang bekerja sebagai reseptor.
b. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Di
samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan
stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat
kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan syaraf motoris.
Tanpa adanya syaraf untuk meneruskan stimulus maka akan sulit untuk
membangun persepsi.
c. Perhatian
Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya
perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam
rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi
dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan
objek.
8 Bimo Walgito, op. cit., hlm. 101.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Faktor-faktor di atas dapat membuat persepsi tiap individu berbeda satu
sama lain. Hal ini tergantung pada apa yang diterima oleh panca indera dari
individu. Kemudian, diperlukan pula alat indera sebagai penerima stimulus untuk
menyampaikan ke syaraf, lalu ke susunan syaraf (otak), dan pada akhirnya
menimbulkan persepsi. Selain itu, persepsi dari individu juga tergantung pada
proses belajar, pengalaman, dan pengetahuan individu terhadap sesuatu atau
seseorang yang menjadi objek persepsinya.
Menurut Slameto, bagi seorang guru sangat penting untuk mengetahui dan
menerapkan prinsip-prinsip yang bersangkut-paut dengan persepsi dalam
pembelajaran karena9:
a. Makin banyak objek, orang, peristiwa atau hubungan diketahui, makin baik
objek, orang atau hubungan tersebut dapat diingat.
b. Dalam pengajaran, menghindari salah pengertian merupakan hal yang harus
dapat dilakukan oleh seorang guru, sebab salah pengertian akan menjadikan
siswa belajar sesuatu yang keliru atau yang tidak relevan. Oleh karena itu,
seorang guru harus memahami dengan baik apa yang diajarkan agar tidak
terjadi salah persepsi.
c. Jika dalam mengajarkan sesuatu guru perlu mengganti benda yang sebenarnya
dengan gambar atau potret dari benda tersebut, maka guru harus mengetahui
bagaimana gambar atau potret tersebut harus dibuat agar tidak terjadi persepsi
yang keliru.
9 Slameto, op. cit., hlm. 102.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2. Kurikulum 2013
a. Konsep Kurikulum 2013
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.10 Kurikulum merupakan sebuah wadah yang akan menentukan arah
pendidikan. Berhasil dan tidaknya sebuah pendidikan sangat bergantung dengan
kurikulum yang digunakan. Kurikulum adalah ujung tombak bagi terlaksananya
kegiatan pendidikan. Tanpa adanya kurikulum mustahil pendidikan akan dapat
berjalan dengan baik, efektif, dan efisien sesuai yang diharapkan. Karena itu,
kurikulum sangat perlu untuk diperhatikan di masing-masing satuan pendidikan
yang merupakan salah satu penentu keberhasilan pendidikan.11
Untuk kepentingan tersebut diperlukan perubahan yang cukup mendasar
dalam sistem pendidikan nasional, yang dipandang oleh berbagai pihak sudah
tidak efektif, bahkan dari segi mata pelajaran yang diberikan dianggap kelebihan
muatan tetapi tidak mampu memberikan bekal, serta tidak dapat mempersiapkan
peserta didik untuk bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Perubahan dasar
tersebut berkaitan dengan kurikulum, yang dengan sendirinya menuntut dan
mempersyaratkan berbagai perubahan pada komponen-komponen pendidikan lain.
Berbagai pihak pun menganalisis dan melihat perlunya diterapkan kurikulum
berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter yang dapat membekali peserta
10 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. 11Fadlillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA,
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014, hlm. 13-14.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
didik dengan berbagai sikap dan kemampuan yang sesuai dengan tuntutan
perkembangan zaman dan tuntutan teknologi.12 Akhirnya kurikulum yang berlaku
di Indonesia diperbaharui dan melahirkan Kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mulai diterapkan pada
tahun pelajaran 2013/2014. Kurikulum ini adalah pengembangan dari kurikulum
sebelumnya, baik Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirilis pada tahun
2004 maupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada tahun 2006. 13 Namun,
yang menjadi perbedaan dan titik tekan Kurikulum 2013 dengan kurikulum
sebelumnya adalah peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang
meliputi komponen sikap, keterampilan dan pengetahuan.
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkonstribusi pada
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.14 Fungsi
dan tujuan Kurikulum 2013 secara spesifik mengacu pada Undang-Undang
Nasional No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional15, yaitu
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, sedangkan tujuannya adalah untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
12 Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2013, hlm. 6. 13 Fadlillah, op. cit., hlm. 16. 14 Herry Widyastono, Pengembangan Kurikulum di Era Otonomi Daerah, Jakarta: Bumi Aksara,
2014, hlm. 131. 15 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
b. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013
Dalam Kurikulum 2013 terdapat tiga landasan yang menjadi acuan
pengembangannya, sebagai berikut:
1) Landasan Filosofis
Filosofis adalah landasan penyusunan kurikulum yang didasarkan pada
kerangka berpikir dan hakikat pendidikan yang sesungguhnya.16 Berdasarkan hal
tersebut, landasan filosofis penyusunan dan pengembangan Kurikulum 2013
sebagai berikut:
a) Filosofis Pancasila yang memberikan berbagai prinsip dasar dalam
pembangunan pendidikan.
b) Filosofis pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai akademik,
kebutuhan peserta didik, dan masyarakat. 17
2) Landasan Yuridis
Landasan yuridis adalah suatu landasan yang digunakan sebagai payung
hukum dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum.18 Berdasarkan hal
tersebut, landasan yuridis dalam penyusunan dan pengembangan Kurikulum 2013
sebagai berikut:
a) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
b) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
16 Fadlillah, op. cit., hlm. 29. 17 Mulyasa, op. cit., hlm. 64. 18 Fadlillah, op. cit., hlm. 29.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
c) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menegah Nasional.19
d) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
e) Inpres Nomor 1 Tahun 2000 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas
Pembangunan Nasional; penyempurnaan kurikulum dan metodologi
pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa untuk membentuk
daya saing karakter bangsa.
f) Permendikbud Nomor 81A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum
2013.20
3) Landasan Konseptual
Landasan konseptual adalah suatu landasan yang didasarkan pada ide atau
gagasan yang diabstraksikan dari peristiwa konkret. Landasan konseptual dalam
penyusunan dan pengembangan Kurikulum 2013 sebagai berikut21:
a) Prinsip relevansi pendidikan
b) Model kurikulum berbasis kompetensi
c) Kurikulum lebih dari sekedar dokumen
d) Proses pembelajaran yang meliputi, aktivitas belajar, output belajar, dan
outcome belajar.
e) Penilaian, kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi dan penjenjangan
penilaian.
c. Karakteristik Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dikembangkan dan diimplementasikan dengan
karateristik sebagai berikut22:
1) Mengembangkan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja
sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik secara seimbang.
2) Memberikan pengalaman belajar terencana ketika peserta didik menerapkan
apa yang dipelajarinya di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan
masyarakat sebagai sumber belajar secara seimbang.
3) Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya
dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat.
19 Herry Widyastono, op. cit., hlm. 135. 20 Fadlillah, op. cit., hlm. 30. 21 Fadlillah, op. cit., hlm. 30. 22 Herry Widyastono, op. cit., hlm. 131.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
4) Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
5) Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih
lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran.
6) Kompetensi inti di kelas menjadi unsur pengorganisasian (organizing elements)
kompetensi dasar, di mana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi
inti.
7) Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmata pelajaran dan
jenjang pendidikan.
d. Model dan Metode Pembelajaran dalam Kurikulum 2013
Imas Kurniasih dan Berlin Sani menjelaskan dalam bukunya Implementasi
Kurikulum 2013 bahwa ada beberapa model dan metode pembelajaran yang dapat
membuat peserta didik aktif dan tentunya dapat dijadikan acuan pada proses
pembelajaran di kelas untuk Kurikulum 2013, antara lain sebagai berikut:23
1) Metode pembelajaran kolaborasi
Strategi pembelajaran kolaborasi atau collaboration learning merupakan
strategi yang menempatkan peserta didik dalam kelompok kecil dan memberinya
tugas di mana mereka saling membantu untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan
kelompok. Dukungan sejawat, keragaman pandangan, pengetahuan dan keahlian
sangat membantu siswa dalam mewujudkan belajar kolaboratif. Strategi yang
dapat diterapkan, antara lain mencari informasi, proyek, kartu sortir, turnamen,
tim kuis dan lain sebagainya.
2) Metode pembelajaran individual
Metode pembelajaran individu atau individual learning memberikan
kesempatan kepada peserta didik secara mandiri untuk dapat berkembang dengan
23 Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan Penerapan,
Surabaya: Kata Pena, 2014, hlm. 43-45.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
baik sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Dan strategi yang dapat diterapkan,
antara lain tugas mandiri, penilaian diri, portofolio, galeri proses, dan lain
sebagainya.
3) Metode pembelajaran teman sebaya
Ada pendapat yang mengatakan seperti ini, “satu mata pelajaran benar-
benar dikuasai hanya apabila seorang peserta didik mampu mengajarkan kepada
peserta didik lain”. Dengan mengajar teman sebaya peer learning memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik. dan
tentunya pada waktu yang bersamaan, ia menjadi narasumber bagi temannya.
Strategi yang dapat diterapkan, antara lain pertukaran dari kelompok ke
kelompok, belajar melalui jigsaw, studi kasus dan proyek, pembacaan berita,
penggunaan lembar kerja dan lain sebagainya.
4) Model pembelajaran sikap
Aktivitas belajar afektif atau affective learning membantu peserta didik
untuk menguji perasaan, nilai, dan sikap-sikapnya. Strategi yang dikembangkan
dalam model pembelajaran ini didesain untuk menumbuhkan kesadaran akan
perasaan, nilai dan sikap peserta didik. Strategi yang dapat diterapkan, antara lain
mengamati sebuah alat bekerja atau bahan dipergunakan, penilaian diri dan
teman, demonstrasi, mengenal diri sendiri, posisi penasihat, dan lain sebagainya.
5) Metode pembelajaran bermain
Permainan (game) sangat berguna untuk membentuk kesan dramatis yang
jarang peserta didik lupakan. Humor atau kejenakaan merupakan pintu pembuka
simpul – simpul kreativitas, dengan latihan lucu, tertawa, tersenyum peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
akan mudah menyerap pengetahuan yang diberikan. Permainan akan
membangkitkan energi dan keterlibatan belajar peserta didik. Strategi yang dapat
diterapkan, antara lain tebak gambar, tebak kata, tebak benda dengan stiker yang
ditempel dipunggung lawan, teka-teki, sosio drama, dan bermain peran.
6) Model pembelajaran kelompok
Model pembelajaran kelompok (cooperative learning) sering digunakan
pada setiap kegiatan belajar-mengajar karena selain hemat waktu juga efektif,
apalagi jika metode yang diterapkan sangat memadai untuk perkembangan peserta
didik. Model yang dapat diterapkan antara lain proyek kelompok, diskusi terbuka,
bermain peran, dan lainnya.
7) Model pembelajaran mandiri
Model pembelajaran mandiri (independent learning) peserta didik belajar
atas dasar kemauan sendiri dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki
dengan memfokuskan dan merefeksikan keinginan, strategi yang dapat
diterapkan, antara lain apresepsi-tanggapan, asumsi presumsi, visualisasi mimpi
atau imajinasi, hingga cakap memperlakukan alat atau bahan berdasarkan temuan
sendiri atau modifikasi dan imitasi, refleksi karya, melalui kontrak belajar,
maupun terstruktur berdasarkan tugas yang diberikan (inquiry, discovery,
recovery).
8) Model pembelajaran multimodel
Pembelajaran multimodel dilakukan dengan maksud akan mendapatkan
hasil yang optimal dibandingkan dengan hanya satu model. Strategi yang
dikembangkan dalam pembelajaran ini adalah proyek, modifikasi, simulasi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
interaktif, elaboratif, partisipatif, magang (cooperative study), integratif, produksi,
demonstrasi, imitasi, eksperiensial, kolaboratif, dan lainnya.
e. Komponen Penilaian dalam Kurikulum 2013
Penilaian dalam Kurikulum 2013 telah diatur dalam Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016 tentang
Standar Penilaian Pendidikan. Dalam Kurikulum 2013 ditekankan pengembangan
kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang harus dicapai oleh peserta
didik. Ketiga Kompetensi ini ditagih dalam rapor dan merupakan penentu
kenaikan kelas dan kelulusan peserta didik.
1) Kompetensi Sikap
Kompetensi sikap dalam Kurikulum 2013 yang terbaru tidak diterangkan
secara eksplisit di dalam silabus maupun RPP pada mata pelajaran karena hanya
berlaku pada mata pelajaran tertentu, seperti PPKn. Namun, di dalam proses
pembelajaran, guru diharapkan tetap melakukan penilaian untuk kompetensi sikap
ini. Kompetensi sikap ini menyangkut dua sikap, yaitu sikap spiritual dan sikap
sosial. Sikap spiritual memiliki jenjang kualitas pengalaman peserta didik
terhadap agamanya, yaitu meliputi menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati dan mengamalkan. Sedangkan sikap sosial memiliki jenjang kualitas
pengalaman peserta didik terhadap dirinya dan sesamanya, yaitu meliputi jujur,
disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, toleransi, gotong royong, kerjasama,
cinta damai, percaya diri, responsif, dan proaktif.24
Penilaian sikap berhubungan dengan sikap peserta didik terhadap materi
pelajaran, sikap peserta didik terhadap guru/pengajar, sikap peserta didik terhadap
24 Ahmad Yani, Mindset Kurikulum 2013, Bandung: Alfabeta, 2014, hlm. 84-88.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
proses pembelajaran, dan sikap yang berkaitan dengan norma atau nilai yang
berhubungan dengan materi pembelajaran.25 Pendidik dapat melakukan penilaian
kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat (peer
evaluation) oleh peserta didik dan jurnal. Penilaian aspek sikap dilakukan melalui
observasi/pengamatan dan teknik penilaian lain yang relevan, dan pelaporannya
menjadi tanggung jawab wali kelas atau guru kelas.26
2) Kompetensi Pengetahuan
Kompetensi pengetahuan dalam Kurikulum 2013 terdapat dalam silabus
mata pelajaran pada Kompetensi Inti 3 (KI 3). Kompetensi pengetahuan memiliki
enam tingkatan yang dimulai dari kemampuan yang paling rendah sampai yang
paling tinggi, yaitu tingkatan pengetahuan untuk dihafal (knowledge),
pemahaman, aplikasi, analisis/sintesis, dan evaluasi.27 Penilaian aspek
pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan penugasan sesuai dengan
kompetensi yang dinilai.28
3) Kompetensi Keterampilan
Kompetensi keterampilan dalam Kurikulum 2013 terdapat dalam silabus
mata pelajaran pada Kompetensi Inti 4 (KI 4). Kompetensi keterampilan terdiri
dari empat tingkatan, yaitu menyaji, mengolah, menalar, dan mencipta.29
Penilaian ini merupakan penilaian yang berhubungan dengan kompetensi
keterampilan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Pendidik
25 Fadlillah, op. cit., hlm. 211. 26 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016
tentang Standar Penilaian Pendidikan, hlm. 7. 27 Ahmad Yani, op. cit., hlm. 88. 28 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016
tentang Standar Penilaian Pendidikan, hlm. 7. 29 Ahmad Yani, op. cit., hlm. 90.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang
menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan
menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Penilaian keterampilan
dilakukan melalui praktik, produk, proyek, portofolio, dan/atau teknik lain sesuai
dengan kompetensi yang dinilai.30
f. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 yang diberlakukan sebagai upaya untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia tentunya memiliki keunggulan dan
kelemahan di dalamnya. Keunggulan dan kelemahan dalam pengembangan dan
implementasi Kurikulum 2013, antara lain31:
1) Keunggulan
a) Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif, dan inovatif dalam setiap pemecahan
masalah yang mereka hadapi di sekolah.
b) Adanya penilaian dari semua aspek yang meliputi kesopanan, religi, praktek,
sikap, dan lain-lain.
c) Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah
diitegrasikan ke dalam semua program studi.
d) Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi pendidikan dan tujuan
pendidikan nasional.
e) Kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara holistic domain sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.
f) Kurikulum 2013 tanggap terhadap fenomena dan perubahan social.
g) Standar penilaian mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi seperti
sikap, keterampilan, dan pengetahuan secara proposional.
h) Sifat pembelajaran sangat konstektual.
i) Meningkatkan motivasi mengajar dengan meningkatkan kompetensi profesi,
pedagogi, sosial, dan personal.
j) Buku dan kelengkapan dokumen disiapkan secara lengkap oleh pemerintah.
2) Kelemahan
30 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016
tentang Standar Penilaian Pendidikan, hlm. 7. 31 Imas Kurniasih dan Berlin Sani, op. cit., hlm. 40-42.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
a) Guru banyak salah kaprah, karena beranggapan dengan kurikulum 2013 guru
tidak perlu menjelaskan materi kepada siswa di kelas, padahal banyak mata
pelajaran yang harus tetap ada penjelasan dari guru.
b) Banyak sekali guru yang belum siap secara mental dengan kurikulum 2013.
c) Kurangnya pemahaman guru dengan konsep-konsep pendekatan scientific.
d) Kurangnya keterampilan guru merancang RPP.
e) Guru tidak banyak yang menguasai penilaian autentik.
f) Guru tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan kurikulum
2013.
g) Terlalu banyak materi yang harus dikuasai siswa.
h) Beban belajar siswa dan termasuk guru terlalu berat, sehingga waktu belajar di
sekolah terlalu lama.
3. Evaluasi (Penilaian Autentik) dalam Kurikulum 2013
Evaluasi (penilaian autentik) dalam Kurikulum 2013 secara lengkap telah
diatur dan ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan.
a. Pengertian Evaluasi (Penilaian Autentik) dalam Kurikulum 2013
Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.32 Penilaian merupakan bagian
integral dari proses pembelajaran, sehingga tujuan penilaian harus sejalan dengan
tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, penilaian hendaknya dilakukan dengan
perencanaan yang cermat.33 Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk
memperoleh, menganalisis, menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar
siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi
informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Seorang guru
diharapkan melakukan penilaian dengan berbagai model variatif, sehingga siswa
32 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016
tentang Standar Penilaian Pendidikan, hlm. 2. 33 Abdul Majid, Penilaian Autentik: Proses dan Hasil Belajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2014, hlm. 35.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
sebagai sasaran penilaian merasakan manfaat dan kebermaknaan dari semua
penilaian tersebut. Berdasarkan hasil penilaian yang komprehensif terhadap tiga
aspek, yaitu afektif, kognitif, dan psikomotorik, maka kemajuan belajar siswa dan
tingkat efisiensi mengajar guru dapat diketahui.34
Dalam Kurikulum 2013, penilaian yang dilakukan oleh pendidik haruslah
penilaian autentik. Penilaian Autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara
komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran
(output) pembelajaran.35 Dalam setiap pembelajaran yang dilakukan oleh
pendidik, maka pendidik harus melakukan penilaian kepada setiap peserta didik
dimulai dari awal pembelajaran, saat pembelajaran berlangsung, dan pada setiap
akhir pembelajaran. Untuk memperoleh hasil penilaian yang maksimal dan dapat
menggambarkan proses dan hasil yang sesungguhnya, penilaian dilakukan
sepanjang kegiatan pengajaran ditujukan untuk memotivasi dan mengembangkan
kegiatan belajar anak, kemampuan mengajar guru dan untuk kepentingan
penyempurnaan program pengajaran.36
b. Jenis-jenis Evaluasi (Penilaian Autentik) dalam Kurikulum 2013
Penilaian autentik dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai cara
atau bentuk, antara lain:37
1) Penilaian Proyek
Proyek merupakan salah satu bentuk penilaian autentik yang berupa
pemberian tugas kepada siswa secara berkelompok. Penilaian proyek merupakan
34 Aman, Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2011, hlm. 74-75. 35 Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan Kurikulum
2013), Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014, hlm. 50. 36 Abdul Majid, op. cit., hlm. 35. 37 Ibid., hlm. 62.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik
menurut periode/waktu tertentu. Penilaian proyek dilakukan oleh pendidik untuk
tiap akhir bab atau tema pelajaran. Penyelesaian tugas dimaksud berupa
investigasi dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan
data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dengan
demikian, penilaian proyek bersentuhan dengan aspek pemahaman,
pengaplikasian, penyelidikan, dan lain-lain.
Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik
memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan
pengetahuannya. Oleh karena itu, pada setiap penilaian proyek, setidaknya ada
tiga hal yang memerlukan perhatian khusus dari guru, yaitu:38
a) Keterampilan peserta didik dalam memilih topic, mencari dan mengumpulkan
data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang
diperoleh, dan menulis laporan.
b) Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik.
c) Orisinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau
dihasilkan oleh peserta didik.
Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, dan produk
proyek. Dalam hal ini guru harus melakukan penyusunan rancangan dan
instrument penilaian, pengumpulan data, analisis data, dan mentiapkan laporan.
38 Ibid., hlm. 63.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Penilaian proyek dapat menggunakan instrument daftar cek, skala penilaian, atau
narasi. Laporan penilaian dapat dituangkan dalam bentuk poster atau tertulis.
2) Penilaian Kinerja
Penilaian autentik sebisa mungkin melibatkan partisipasi peserta didik,
khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Guru dapat
melakukannya dengan meminta para peserta didik menyebutkan unsur-unsur
proyek/tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan kriteria
penyelesaiannya. Dengan menggunakan informasi ini, guru dapat memberikan
umpan balik terhadap kinerja peserta didik, baik dalam bentuk laporan naratif
maupun laporan kelas.
Ada beberapa cara berbeda untuk merekam hasil penilaian berbasis
kinerja:39
a) Daftar cek (checklist), digunakan untuk mengetahui muncul atau tidaknya
unsur-unsur tertentu dari indicator atau sub-indikator yang harus muncul dalam
sebuah peristiwa atau tindakan.
b) Catatan anekdot/narasi, digunakan dengan cara guru menulis laporan narasi
tentang apa yang dilakukan oleh masing-masing peserta didik selama
melakukan tindakan. Dari laporan tersebut, guru dapat menentukan seberapa
baik peserta didik memenuhi standar yang ditetapkan.
c) Skala penilaian, biasanya digunakan dengan skala numerik dengan
predikatnya. Misalnya: 5 = baik sekali, 4 = baik, 3 = cukup, 2 = kurang, 1 =
kurang sekali.
39 Ibid., hlm. 64-65.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
d) Memori atau ingatan, digunakan oleh guru dengan cara mengamati peserta
didik ketika melakukan sesuatu, tanpa membuat catatan. Guru menggunakan
informasi dari memorinya untuk menentukan apakah peserta didik sudah
berhasil atau belum. Cara seperti ini ada manfaatnya, namun tidak dianjurkan.
Dalam penilaian kinerja ada beberapa pertimbangan yang harus
diperhatikan, yaitu langkah-langkah kinerja harus dilakukan peserta didik untuk
menunjukkan kinerja yang nyata untuk suatu atau beberapa jenis kompetensi
tertentu; ketepatan dan kelengkapan aspek kinerja yang dinilai; kemampuan-
kemampuan khusus yang diperlukan oleh peserta didik untuk menyelesaikan
tugas-tugas pembelajaran; focus utama dari kinerja yang akan dinilai, khususnya
indicator esensial yang akan diamati; urutan dari kemampuan atau keterampilan,
peserta didik yang akan diamati.
Penilaian diri (self assessment) termasuk dalam rumpun penilaian kinerja.
Penilaian diri merupakan suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta
untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses, dan tingkat
pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik
penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif, dan
psikomotor.
Teknik penilaian diri memiliki beberapa manfaat positif. Pertama,
menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik. Kedua, peserta didik menyadari
kekuatan dan kelemahan dirinya. Ketiga, mendorong, membiasakan, dan melatih
peserta didik berperilaku jujur. Keempat, menumbuhkan semangat untuk maju
secara personal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
3) Penilaian Portofolio
Portofolio merupakan kumpulan pekerjaan siswa (tugas-tugas) dalam
periode waktu tertentu yang dapat memberikan informasi penilaian. Fokus tugas-
tugas kegiatan pembelajaran dalam portofolio adalah pemecahan masalah,
berpikir dan pemahaman, menulis, komunikasi, dan pandangan siswa sendiri
terhadap dirinya sebagai pembelajar. Tugas yang diberikan kepada siswa dalam
penilaian portofolio adalah tugas dalam konteks kehidupan sehari-hari. Siswa
diharapkan untuk mengerjakan tugas tersebut secara lebih kreatif, sehingga siswa
memperoleh kebebasan dalam belajar. Selain itu, portofolio juga memberikan
kesempatan yang lebih luas untuk berkembang serta memotivasi siswa.40
Melalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau
kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun
atau membuat karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan,
resensi buku/literatur, laporan penelitian, sinopsis, dan lain-lain. Atas dasar
penilaian itu, guru dan/atau peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai
dengan tuntutan pembelajaran.
Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah
sebagai berikut:41
a) Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.
b) Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan
dibuat.
40 Ibid., hlm. 66. 41 Ibid., hlm. 67.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
c) Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah
bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.
d) Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang
sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.
e) Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.
f) Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen
portofolio yang dihasilkan.
g) Guru memberikan umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian
portofolio.
4) Jurnal
Jurnal merupakan tulisan yang dibuat siswa untuk menunjukkan segala
sesuatu yang telah dipelajari atau diperoleh dalam proses pembelajaran. Jurnal
dapat digunakan untuk mencatat atau merangkum topik-topik pokok yang telah
dipelajari, perasaan siswa dalam belajar mata pelajaran tertentu, kesulitan-
kesulitan atau keberhasilan-keberhasilannya dalam menyelesaikan masalah atau
topik pelajaran, dan catatan atau komentar siswa tentang harapan-harapannya
dalam proses aturan-aturan yang digunakan untuk menilai kinerja siswa.42
5) Penilaian Tertulis
Tes tertulis terdiri dari memilih atau menyuplai jawaban dan uraian.
Memilih jawaban terdiri dari pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak,
menjodohkan, dan sebab-akibat. Menyuplai jawaban terdiri dari isian atau
melengkapi, jawaban singkat atau pendek, dan uraian.
42 Ibid., hlm. 67.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu
mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis,
menyintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes
tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehensif, sehingga mampu
menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.
Dari berbagai alat penilaian tertulis, tes memilih jawaban benar-salah,
isian singkat, dan menjodohkan merupakan alat yang hanya menilai kemampuan
berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan). Tes pilihan ganda
dapat digunakan untuk menilai kemampuan mengingat dan memahami. Pilihan
ganda mempunyai kelemahan, yaitu peserta didik tidak mengembangkan sendiri
jawabannya, tetapi cenderung hanya memilih jawaban yang benar dan jika peserta
didik tidak mengetahui jawaban yang benar, maka peserta didik akan menerka.43
Hal ini menimbulkan kecenderungan peserta didik tidak belajar untuk memahami
pelajaran, tetapi menghafalkan soal dan jawabannya. Alat penilaian ini kurang
dianjurkan dalam penilaian kelas karena tidak menggambarkan kemampuan
peserta didik yang sesungguhnya.
Tes tertulis berbentuk uraian adalah alat yang menuntut peserta didik
untuk mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal
yang sudah dipelajari, dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan
tersebut dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri.
Alat ini dapat menilai berbagai jenis kemampuan, misalnya mengemukakan
43 Ibid., hlm. 68.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan. Kelemahan alat ini antara lain
cakupan materi yang ditanyakan terbatas.
Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan memberikan
jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-temannya, namun tetap terbuka
peluang untuk memperoleh nilai yang sama. Tes tertulis berbentuk esai biasanya
menuntut dua jenis pola jawaban, yaitu jawaban terbuka atau jawaban terbatas.
Hal ini tergantung pada bobot soal yang diberikan oleh guru. Tes semacam ini
memberi kesempatan kepada guru untuk dapat mengukur hasil belajar peserta
didik pada tingkatan yang lebih tinggi atau kompleks.
Dalam menyusun instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-
hal berikut:44
a) Materi, yaitu kesesuaian soal dengan indicator pada kurikulum.
b) Konstruksi, yaitu rumusan soal atau pernyataan harus jelas dan tegas.
c) Bahasa, yaitu rumusan soal tidak menggunakan kata/kalimat yang
menimbulkan penafsiran ganda.
Dari beberapa jenis penilaian di atas, maka jelas penilaian autentik lebih
dapat mengungkapkan hasil belajar siswa secara holistik, sehingga benar-benar
dapat mencerminkan potensi, kemampuan, dan kreativitas siswa sebagai hasil
proses belajar. Selain itu penerapan penilaian autentik akan dapat mendorong
siswa untuk lebih aktif belajar dan menerapkan hasil belajarnya dalam kehidupan
nyata. Dengan demikian, penilaian autentik dapat meningkatkan mutu pendidikan.
44 Ibid., hlm. 69.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
c. Prinsip Evaluasi (Penilaian Autentik) dalam Kurikulum 2013
Prinsip penilaian hasil belajar peserta didik sesuai dengan Kurikulum 2013
telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan, yaitu
sebagai berikut:45
1) Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan
yang diukur;
2) Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas,
tidak dipengaruhi subjektivitas penilai;
3) Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik
karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
4) Terpadu, berarti penilaian merupakan salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran;
5) Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan;
6) Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup semua aspek
kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk
memantau dan menilai perkembangan kemampuan peserta didik;
7) Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku;
8) Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan; dan
9) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi
mekanisme, prosedur, teknik, maupun hasilnya.
4. Pembelajaran Sejarah
a. Belajar
Kemampuan manusia untuk belajar merupakan karakteristik penting yang
membedakan manusia dengan mahluk hidup lainnya. Belajar mempunyai
keuntungan, baik bagi individu maupun bagi masyarakat. Bagi individu,
kemampuan untuk belajar secara terus-menerus akan memberikan konstribusi
45 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016
tentang Standar Penilaian Pendidikan, hlm. 4-5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
terhadap pengembangan kualitas hidupnya. Sedangkan bagi masyarakat, belajar
mempunyai peran yang penting dalam mentransmisikan budaya dan pengetahuan
dari generasi ke generasi.46
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses
belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik.47
Pandangan seseorang tentang belajar akan mempengaruhi tindakan-
tindakannya yang berhubungan dengan belajar, dan setiap orang mempunyai
pandangan yang berbeda tentang belajar. Misalnya seorang guru yang
mengartikan belajar sebagai kegiatan menghafalkan fakta, akan lain cara
mengajarnya dengan guru yang mengartikan bahwa belajar sebagai suatu proses
penerapan prinsip.48
Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh
pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan
mengokohkan kepribadian.49 Dalam pengertian yang umum dan sederhana,
belajar seringkali diartikan sebagai aktivitas untuk memperoleh pengetahuan.
Kemampuan orang untuk belajar menjadi ciri penting yang membedakan jenisnya
dari jenis-jenis mahluk yang lain. Dalam konteks ini seseorang dikatakan belajar
46 Baharuddin dan Esa Nur Wahyu, Teori belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2015, hlm. 13-14. 47 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010,
hlm. 1. 48 Ibid., hlm. 2. 49 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011, hlm. 9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
bilamana terjadi suatu perubahan, dari sebelumnya tidak mengetahui sesuatu
menjadi mengetahui.
Belajar merupakan proses internal yang kompleks. Yang terlibat dalam
proses internal tersebut adalah seluruh mental, yang meliputi ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Dari segi guru, proses tersebut dapat diamati secara
tidak langsung. Artinya, proses belajar yang merupakan proses internal siswa
tidak dapat diamati, akan tetapi dapat dipahami oleh guru. Proses belajar tersebut
tampak melalui perilaku siswa mempelajari bahan belajar. Perilaku belajar
tersebut merupakan respon siswa terhadap tindakan mengajar atau tindakan
pembelajaran dari guru.
Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat
maupun jenisnya. Oleh karena itu, sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri
seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Ciri-ciri perubahan tingkah
laku dalam pengertian belajar sebagai berikut50:
1) Perubahan terjadi secara sadar
Ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya
perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya suatu
perubahan dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya
bertambah.
2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang
berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. Satu perubahan yang terjadi
50 Slameto, op. cit., hlm. 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan
ataupun proses belajar berikutnya.
3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah
dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan
demikian makin banyak usaha belajar itu dilakukan, maka makin banyak dan
makin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya
bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha
individu sendiri.
4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan yang bersifat sementara atau temporer terjadi hanya untuk
beberapa saat saja, seperti bersin, menangis, dan sebagainya, tidak dapat
digolongkan sebagai perubahan dalam arti belajar. Perubahan yang terjadi karena
proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku
yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.
5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena adanya tujuan
yang akan dicapai. Perbuatan belajar terarah pada perubahan tingkah laku yang
benar-benar disadari.
6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar
meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh
dalam sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.
Ciri umum kegiatan belajar sebagai berikut:
1) Belajar menunjukkan suatu aktivitas pada diri seseorang yang disadari atau
disengaja.
2) Belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungannya. Hasil belajar
ditandai dengan perubahan tingkah laku.
Selain itu, seorang guru harus dapat menyusun sendiri prinsip-prinsip
belajar, yaitu prinsip belajar yang dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi
yang berbeda, dan oleh setiap siswa secara individu. Beberapa prinsip belajar
adalah sebagai berikut:
1) Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar
a) Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan berpartisipasi aktif, meningkatkan
minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional.
b) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada
siswa untuk mencapai tujuan instruksional.
c) Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat mengembangkan
kemampuaanya bereksplorasi dan belajar dengan efektif.
d) Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.
2) Sesuai hakikat belajar
a) Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut
perkembanganya
b) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
c) Belajar adalah proses kontinguitas atau hubungan antara pengertiaan yang satu
dengan yang lain sehingga mendapatkan pengertiaan yang diharapkan.
Stimulus yang diberikan menimbulkan respon yang diharapkan.
3) Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari
a) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyairan
yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiaanya.
b) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuaan tertentu sesuai dengan
tujuan instruksional yang harus dicapai.
4) Syarat keberhasilan belajar
a) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan
tenang.
b) Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertiaan atau
keterampilan ataupun sikap itu mendalam pada siswa.
Dengan demikian, belajar dapat membawa perubahan bagi siswa, baik
perubahan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. dengan perubahan-
perubahan tersebut tentunya siswa juga akan terbantu dalam memcahkan
permasalahan hidupnya dan bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya.51
b. Sejarah
Sejarah berasal dari kata syajaratun, yang berarti pohon. Sejarah dalam
bahasa Inggris ialah history (berasal dari bahasa Yunani yaitu Historia).
Sedangkan menurut Muhammad Yamin, sejarah ialah ilmu pengetahuan umum
yang berhubungan dengan cerita bertarikh, sebagai hasil penafsiran kejadian-
51 Baharuddin dan Esa Nur Wahyu, op. cit., hlm. 15.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
kejadian dalam masyarakat manusia pada waktu yang telah lampau atau tanda-
tanda yang lain.52
Sejarah adalah rekonstruksi masa lalu53. Di mana yang menjadi sumber
konstruksi ialah apa yang sudah dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan, dan
dialami oleh orang. Sesuatu yang dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan, dan
dialami oleh orang dapat menjadi sebuah sejarah apabila memenuhi syarat-syarat
untuk menjadi sebuah sejarah.
Sejarah memiliki arti subjektif dan arti objektif.54 Pada umumnya orang
memakai istilah sejarah untuk menunjuk cerita sejarah, pengetahuan sejarah,
gambaran sejarah, yang kesemuanya itu sebenarnya adalah sejarah dalam arti
subjektif. Sejarah dalam arti subjektif ini merupakan suatu konstruk, ialah
bangunan yang disusun oleh penulis sebagai suatu uraian atau cerita. Sejarah
dalam arti objektif menunjuk kepada kejadian atau peristiwa itu sendiri, ialah
peristiwa sejarah dalam kenyataannya. Kejadian itu sekali sekali terjadi tidak
dapat diulang atau terulang lagi.
Mengajar sejarah berarti membantu peserta didik untuk mempelajari
sejarah sehingga guru perlu mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan
pembelajaran sejarah.55 Untuk itu, pemahaman guru tentang sejarah sangat
diperlukan agar siswa juga memahami penjelasan diberikan guru. Pembelajaran
52 Hendrayana, Sejarah 1: Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah Jilid 1 Kelas X, Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009, hlm. 2. 53 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 1995, hlm. 17 54 Aman, op. cit., hlm. 13-14. 55 Brian Garvey dan Mary Krug, Model-Model Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta: Ombak, 2015,
hlm. 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
sejarah merupakan proses memahami sejarah. Dalam proses pembelajaran sejarah
tentu harus sesuai dengan tujuan pembelajaran sejarah nasional, yaitu56:
1) Membangkitkan, mengembangkan serta memelihara semangat kebangsaan.
2) Membangkitkan hasrat mewujudkan cita-cita keangsaan dalam segala
lapangan/bidang.
3) Membangkitkan hasrat–mempelajari sejarah kebangsaan dan mempelajarinya
sebagai bagian dari sejarah dunia.
4) Menyadarkan anak tentang cita-cita nasional (Pancasila dan Undang-undang
Pendidikan) serta perjuangan tersebut untuk mewujudkan cita-cita itu
sepanjang masa.
Dari hal tersebut maka pembelajaran sejarah memiliki peran penting.
bukan hanya sebagai proses transfer ide, akan tetapi juga proses pendewasaan
peserta didik untuk memahami identitas, jati diri dan kepribadian bangsa melalui
pemahaman terhadap peristiwa sejarah. Dengan demikian pembelajaran sejarah
hendaknya memperhatikan beberapa prinsip57:
1) Pembelajaran yang dilakukan haruslah adaptif terhadap perkembangan peserta
didik dan perkembangan zaman. Kendatipun sejarah bercerita tentang
kehidupan pada masa lalu, bukan berarti sejarah tidak bisa diajarkan secara
kontekstual. Banyak nilai dan fakta sejarah yang bila disampaikan dengan
benar dan sesuai alam fikiran peserta didik akan mampu membangkitkan
pemahaman dan kesadaran peserta didik terhadap nilai-nilai nasionalisme,
patriotisme, dan persatuan.
2) Pembelajaran sejarah hendaklah berorientasi pada pendekatan nilai.
Menyampaikan fakta memang sangat penting dalam pembelajaran sejarah,
akan tetapi yang juga tidak kalah penting adalah bagaimana mengupas fakta-
56 Heri Susanto, Seputar Pembelajaran Sejarah: Isu, Gagasan, dan Strategi pembelajaran,
Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2014, hlm. 57. 57 Ibid., hlm. 56.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
fakta tersebut dan mengambil intisari nilai yang terdapat di dalamnya sehingga
si pembelajar akan menjadi lebih mawas diri sebagai akibat dari pemahaman
nilai tersebut.
3) Strategi pembelajaran yang digunakan hendaklah tidak mematikan kreatifitas
dan memaksa peserta didik hanya untuk menghafal fakta dalam buku teks.
Sejarah sudah saatnya diajarkan dengan cara yang berbeda, kebekuan
pembelajaran yang terjadi seringkali dikarenakan rendahnya kreatifitas dalam
pembelajaran sejarah. Sebagai akibat kejenuhan seringkali menjadi faktor
utama yang dihadapi guru dalam mengajarkan sejarah dan siswa dalam belajar.
Dari ketiga hal tersebut dapat dipahami bahwa tantangan guru dalam
mengajarkan sejarah menjadi tidak mudah. Pengajar harus memahami apa
menjadi yang tujuan, karakteristik dan sasaran pembelajaran sejarah. Pengajar
juga harus memahami visi dan misi pendidikan sehingga sejarah yang diajarkan
dapat memberi pencerahan dan sehingga sejarah yang diajarkan dapat memberi
pencerahan dan landasan berpikir dalam bersikap bagi peserta didik pada
zamannya.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Andrianus Akun pada tahun 2016 yaitu
Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Implementasi Kurikulum 2013 dalam
Pembelajaran Sejarah (Studi Kasus di SMK Negeri 2 Depok Sleman DIY). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa guru memiliki persepsi positif terhadap
implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran sejarah karena guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
menyambut baik perubahan Kurikulum 2013. Hal ini didukung dengan persiapan
yang dilakukan guru, baik melalui sosialisasi dan pelatihan dari pemerintah
maupun pihak sekolah yang sering diikuti oleh guru. Guru juga dapat menerapkan
konsep-konsep Kurikulum 2013 pada pembelajaran sejarah, melaksanakan
pembelajaran sejarah dengan pendekatan saintifik, serta menerapkan penilaian
autentik. Selanjutnya, siswa juga memiliki persepsi yang positif terhadap
implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran sejarah. Hal ini didukung
dengan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran sejarah menggunakan
Kurikulum 2013. Selain itu, siswa juga merasa senang selama pembelajaran
sejarah karena siswa bisa bereksplorasi dan pembelajaran lebih menarik dengan
metode bervariasi yang digunakan guru.58
Penelitian yang dilakukan oleh Ignatius Leonokto pada tahun 2016 yaitu
Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Implementasi Kurikulum 2013 dalam
Pembelajaran Sejarah (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa guru memiliki persepsi negatif terhadap
implementasi kurikulum 2013. Hal ini dikarenakan sosialisasi yang didapatkan
guru masih belum cukup untuk menerapkan Kurikulum 2013 dalam pembelajaran
sejarah. Guru belum paham sepenuhnya tentang Kurikulum 2013 dan sering
terjadi miskonsepsi dalam setiap pembelajaran sejarah dengan menggunakan
Kurikulum 2013. Selanjutnya, siswa juga memiliki persepsi yang negatif terhadap
implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran sejarah. Hal ini dibuktikan
dengan ketidaksiapan siswa dalam menghadapi pembelajaran sejarah dengan
58 Adrianus Akun, Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Implementasi Kurikulum 2013 dalam
Pembelajaran Sejarah (Studi Kasus di SMK Negeri 2 Depok Sleman DIY), skripsi tidak
diterbitkan, Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
menggunakan Kurikulum 2013. Siswa masih bersifat pasif dalam pembelajaran
sejarah dan siswa juga merasa terbebani dengan banyaknya tugas yang diberikan
oleh guru.59
Mengacu pada kedua penelitian di atas, maka dapat dilakukan penelitian
yang sejenis tetapi dengan aspek kajian yang berbeda. Kedua penelitian di atas
mengkaji secara umum tentang persepsi guru dan siswa terhadap impelementasi
Kurikulum 2013, maka akan menarik jika dikaji pula tentang Kurikulum 2013
tetapi lebih khusus kepada evaluasi pembelajarannya. Jika kedua penelitian di atas
membahas tentang persepsi guru dan siswa terhadap implementasi Kurikulum
2013 dalam pembelajaran sejarah, maka penelitian ini mengkaji persepsi guru dan
siswa terhadap evaluasi pembelajaran sejarah dalam Kurikulum 2013.
C. Kerangka Pikir
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mulai diterapkan pada
tahun pelajaran 2013/2014. Kurikulum 2013 diterapkan di sekolah-sekolah
tertentu saja, salah satunya SMA Negeri 4 Yogyakarta. Kurikulum 2013 bertujuan
untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup
sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan
afektif serta mampu berkonstribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan peradaban dunia. Berdasarkan tujuan tersebut, maka dalam
implementasi Kurikulum 2013 haruslah mampu menciptakan generasi sesuai
dengan tujuan tersebut. Untuk mengetahui ketercapaian dalam tujuan Kurikulum
59 Ignatius Leonokto, Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Implementasi Kurikulum 2013 dalam
Pembelajaran Sejarah (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta), skripsi tidak diterbitkan,
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
2013 tersebut dapat dilakukan dengan melakukan evaluasi atau penilaian kepada
setiap peserta didik. Hal ini sesuai dengan komponen yang harus dievaluasi atau
dinilai dalam Kurikulum 2013 yang meliputi komponen pengetahuan, sikap, dan
keterampilan. Begitu pula dalam pembelajaran sejarah, ketiga komponen tersebut,
yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan tersebut juga harus diukur.
Dalam proses evaluasi pembelajaran sejarah melibatkan guru dan siswa,
dan mereka memiliki persepsi tentang evaluasi atau penilaian yang menggunakan
Kurikulum 2013. Persepsi guru dan siswa terhadap evaluasi atau penilaian dalam
Kurikulum 2013 merupakan hasil pengamatan melalui penginderaan oleh guru
maupun siswa sehingga dapat memberikan pemahaman tentang evaluasi atau
peniaian dalam pembelajaran sejarah sesuai dengan Kurikulum 2013. Berdasarkan
uraian di atas dapat digambarkan skema kerangka pikir sebagai berikut:
Gambar I. Kerangka Pikir
Kurikulum 2013
Penilaian pembelajaran
Sejarah
(Sesuai Kurikulum
2013)
Pembelajaran Sejarah
Siswa
Persepsi
(Guru dan Siswa)
Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 4 Yogyakarta yang beralamat di Jalan
Magelang, No. 7, Kelurahan Karangwaru Lor, Kecamatan Tegalrejo, Kota
Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Juli 2017 dengan jadwal
penelitian sebagai berikut:
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No. Kegiatan Bulan
Maret April Mei Juni Juli
1 Penyusunan proposal
2 Perizinan
3 Pengumpulan data
4 Analisis data
5 Penulisan laporan
B. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus.
Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang
berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti
kata-kata, laporan terinci, dari pandangan responden dan melakukan studi pada situasi
yang alami.60 Metode kualitatif berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu
peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut perspektif
peneliti sendiri.61 Kesulitan dalam membuat desain penelitian kualitatif disebabkan
antara lain62, (1) desain penelitian kualitatif itu adalah peneliti sendiri, sehingga
penelitilah yang paham pola penelitian yang akan dilakukan; (2) masalah penelitian
kualitatif yang amat beragam dan kasuistik sehingga sulit membuat kesamaan desain
penelitian yang bersifat umum, karena itu desain penelitian kualitatif cenderung
bersifat kasuistik; (3) ragam ilmu sosial yang variannya bermacam-macam sehingga
memiliki tujuan dan kepentingan yang berbeda-beda pula terhadap metode penelitian
kualitatif. Data-data yang dikumpulkan dalam penelitian kualitatif berupa tempat,
pelaku, dan kegiatan.63
Penelitian studi kasus merupakan salah satu jenis penelitian dari penelitian
kualitatif. Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah
dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan
menyertakan berbagai sumber informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu, dan
tempat, dan kasus yang dipelajari berupa program, peristiwa, aktivitas, atau
60 Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial, Bandung: Alfabeta, 2014, hlm. 287. 61 Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: bumi Aksara,
2008, hlm. 78. 62 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial
Lainnya, Jakarta: Kencana, 2007, hlm. 67. 63 Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, op. cit., hlm. 83.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
individu.64 Data yang digunakan dalam penelitian studi kasus ini adalah data
pengalaman individu. Data pengalaman individu dimaksud adalah bahan keterangan
mengenai apa yang dialami oleh individu sebagai warga masyarakat tertentu yang
menjadi objek penelitian. Data pengalaman pribadi ini sungguh-sungguh sarat dengan
unsur-unsur subjektif sehingga kadang-kadang tidak sesuai dengan realita keadaan
masyarakat yang menjadi objek penelitian. Walaupun demikian, subjektivitas tersebut
dapat dipakai sebagai bagian dari realita masyarakat yang diteliti dan bukan dimaksud
untuk menerangkan realita masyarakat yang diteliti.65
Dalam bidang pendidikan studi kasus dapat diartikan sebagai metode
penelitian deskriptif untuk menjawab permasalahan pendidikan yang mendalam dan
komprehensif dengan melibatkan subjek penelitian yang terbatas sesuai dengan jenis
kasus yang diselidiki. Subjek penelitian dalam studi kasus bisa individu, kelompok,
lembaga, atau golongan masyarakat tertentu. Segala aspek yang berkaitan dengan
kasus dianalisis secara mendalam, sehingga diperoleh generalisasi yang utuh.66
Generalisasi yang dilakukan oleh peneliti didapatkan dari data-data yang telah
peneliti peroleh dari sumber penelitian, yaitu guru dan siswa. Data yang peneliti olah
menggunakan pendekatan kualitatif adalah data dari wawancara dengan guru dan
siswa.
64 Hamid Darmadi, op. cit., hlm. 291. 65 Burhan Bungin, op. cit., hlm. 104. 66 Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode, dan Prosedur, Jakarta: Kencana, 2013, hlm.
73.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
C. Sumber Data
Sumber data adalah subyek asal data yang diperoleh.67 Sumber data kualitatif
adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Bentuk lain data
kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman video.68
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Guru mata pelajaran, berupa hasil wawancara terhadap guru mata pelajaran sejarah
tentang evaluasi dalam Kurikulum 2013 pada mata pelajaran sejarah.
2. Siswa, berupa hasil wawancara terhadap siswa tentang evaluasi atau penilaian
dalam Kurikulum 2013 pada mata pelajaran sejarah.
D. Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
Untuk memahami lebih komprehensif dan mendalam tentang kasus tertentu,
peneliti sebaiknya melakukan observasi langsung dan observasi partisipatif.
Observasi langsung adalah observasi yang dilaksanakan untuk melihat keadaan
tertentu. Misalnya keadaan tentang kondisi bangunan sekolah, kondisi kelas, keadaan
sarana dan fasilitas pendukung dan lain sebagainya. Sedangkan observasi partisipatif
adalah observasi yang dilakukan oleh observer sambil terjun langsung pada kegiatan.
Artinya sambil melaksanakan observasi, observer adalah bagian dari kegiatan.69
67 Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Metodologi Penelitian – Pendekatan Praktis dalam Penelitian,
Yogyakarta: C. V. Andi Offset, 2010, hlm. 164. 68 Hamid Darmadi, op. cit., hlm. 36. 69 Wina Sanjaya, op. cit., hlm. 76.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Dalam penelitian ini, observasi dilakukan dengan melihat kegiatan guru dan siswa di
dalam kelas selama pembelajaran berlangsung.
2. Wawancara
Wawancara adalah salah satu alat yang paling banyak digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian kualitatif.70 Wawancara untuk kepentingan studi
kasus, berbeda dengan wawancara untuk survey, untuk studi kasus biasanya
digunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka, sebab wawancara untuk studi kasus bukan
hanya mengetahui ada dan tidak adanya sesuatu akan tetapi melalui wawancara
diharapkan peneliti dapat lebih memahami suatu keadaan dan peristiwa tertentu.71
Untuk itu, peneliti menggunakan metode wawancara dengan pertanyaan-
pertanyaan terbuka yang berpedoman pada daftar pertanyaan yang dibuat oleh
peneliti. Dalam penelitian ini, wawancara ditujukan pada guru dan siswa untuk
menggali persepsi guru dan siswa terkait evaluasi pembelajaran sejarah.
3. Dokumen atau Dokumentasi
Dokumen dalam studi kasus digunakan untuk mendukung dan menambah
bukti yang diperoleh dari sumber yang lain.72 Sejumlah besar fakta dan data
tersimpan dalam bahan dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia yaitu
berbentuk surat, catatan harian, cendera mata, laporan, artefak, dan foto.73 Dokumen
70 Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar, Jakarta: Indeks, 2012, hlm. 45. 71 Wina Sanjaya, op. cit., hlm. 76. 72 Ibid., hlm. 74. 73 Juliansyah Noor, op. cit., hlm. 141.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
terbagi menjadi dua, yaitu dokumen pribadi dan dokumen tertulis.74 Dokumen pribadi
adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman,
dan kepercayaannya. Dokumen pribadi dapat berupa buku harian, surat pribadi, dan
otobiografi. Dokumen resmi terbagi atas dokumen intern dan ekstern. Dokumen
intern berupa memo, pengumuman, instruksi, aturan lembaga dan sebagainya.
Sedangkan dokumen ekstern berupa bahan-bahan informasi yang dikeluarkan suatu
lembaga, seperti majalah, buletin, berita-berita, pengumuman, atau pemberitahuan.
Dalam penelitian ini, dokumen yang digunakan berasal dari dokumen guru dan
dilengkapi dengan dokumentasi dari peneliti yang berupa foto.
E. Instrumen Pengumpulan Data
1. Instrumen Observasi
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi baik secara langsung dan
tidak langsung dalam kegiatan evaluasi atau penilaian yang dilakukan guru di dalam
kelas dengan menggunakan lembar observasi yang terkait dengan evaluasi atau
penilaian dalam pembelajaran sejarah. Lembar observasi yang digunakan oleh
peneliti berupa daftar cek list.
2. Instrumen Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada guru yang mengampu mata
pelajaran sejarah dan siswa di SMA Negeri 4 Yogyakarta dengan menggunakan
74 Burhan Bungin, op. cit., hlm. 122-123.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
pertanyaan wawancara yang disusun berdasarkan kisi-kisi yang dibuat oleh peneliti.
Pertanyaan wawancara yang dibuat berkaitan dengan evaluasi pembelajaran sejarah
yang dilakukan oleh guru.
Berikut ini kisi-kisi wawancara yang peneliti gunakan untuk wawancara guru:
Tabel 2. Kisi-kisi wawancara guru
No. Kisi – Kisi Pertanyaan Indikator Pertanyaan
1 Persiapan implementasi Kurikulum 2013 dalam mata
pelajaran sejarah terkait evaluasi pembelajaran
Pelatihan SDM
Silabus dan RPP
Modul dan sumber
Evaluasi
2 Perbedaan mendasar antara evaluasi dalam Kurikulum
2013 dengan kurikulum sebelumnya
3 Penilaian autentik dalam melakukan evaluasi
menggunakan Kurikulum 2013
4 Efektivitas evaluasi dengan menggunakan Kurikulum
2013
5 Kendala atau kesulitan yang dihadapi dalam
melakukan evaluasi pembelajaran sejarah sesuai
dengan Kurikulum 2013.
6 Cara mengatasi kendala atau kesulitan yang dihadapi
Berikut ini kisi-kisi wawancara yang peneliti gunakan untuk wawancara
siswa:
Tabel 3. Kisi-kisi wawancara siswa
No. Butir – butir Pertanyaan
1 Persiapan dalam menghadapi pembelajaran sejarah menggunakan
Kurikulum 2013
2 Kemenarikan proses pembelajaran sejarah menggunakan Kurikulum 2013
3 Evaluasi pembelajaran sejarah yang dilakukan guru menggunakan
Kurikulum 2013
4 Kendala atau kesulitan yang dihadapi dalam setiap evaluasi yang
dilakukan guru dengan menggunakan Kurikulum 2013
5 Cara mengatasi kendala atau kesulitan yang dihadapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
3. Instrumen Dokumen atau Dokumentasi
Dalam hal ini peneliti mempelajari dokumen resmi intern tentang Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2016
tentang Standar Penilaian Pendidikan. Selain itu, peneliti juga mempelajari dokumen
perangkat penilaian yang dibuat oleh guru, seperti, kisi-kisi soal, soal, daftar nilai,
dan lain sebagainya yang berkaitan dengan evaluasi pembelajaran sejarah yang
dilakukan guru. Untuk mengetahui kelengkapan dokumen yang terkumpul, maka
peneliti menggunakan instrumen yang berupa cek list.
F. Teknik Cuplikan
Dalam penelitian kualitatif untuk memperoleh informasi yang mendalam
mengenai fokus penelitian, maka peneliti akan menggunakan teknik cuplikan berupa
teknik sampling (sampling design). Teknik sampling adalah bagian dari metodologi
statistika yang berhubungan dengan pengambilan sebagian dari populasi. Tahapan
sampling adalah mendefinisikan populasi yang hendak diamati, menetukan kerangka
sampel, menetukan metode sampling yang tepat, melakukan pengambilan sampel
(pengumpulan data), dan melakukan pengecekan ulang. 75 Teknik sampling yang
digunakan biasanya mengikuti jenis sampel.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik sampel nonprobabilitas
(nonprobability sampling), yaitu teknik pengambilan sampel di mana setiap anggota
75 Hamid Darmadi, op. cit., hlm. 45.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama sebagai sampel.76 Ada
beberapa teknik dalam teknik sampel nonprobabilitas (nonprobability sampling),
yaitu sampling sistematis, sampling kuota, convenience sampling, purposive
sampling, sampling jenuh dan snowball sampling. Peneliti memilih teknik purposive
sampling, yaitu penarikan sampel yang dilakukan dengan memilih subjek
berdasarkan kriteria spesifik yang ditetapkan oleh peneliti.77 Kriteria yang ditentukan
oleh peneliti berdasarkan pada sumber yang peneliti gunakan dalam penelitian.
Sumber yang dipilih peneliti dalam penelitian ini adalah guru dan siswa.
G. Validitas Data
Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek
penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti.78 Dalam penelitian
kualitatif dirumuskan teknik pengecekan keabsahan data, bukan keabsahan
instrument.79 Untuk menguji keabsahan atau kredibilitas data dalam penelitian
kualitatif terdapat beberapa cara meliputi perpanjangan pengamatan, peningkatan
ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus
negatif, dan membercheck.80 Dalam penelitian ini, peneliti memilih uji keabsahan
atau kredibilitas data dengan triangulasi, meningkatkan ketekunan, dan diskusi
dengan teman sejawat.
76 Juliansyah Noor, op. cit., hlm. 151. 77 Hamid Darmadi, op. cit., hlm. 59. 78 Sugiyono, Metode Penelitian Pendiidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D),
Bandung: Alfabeta, 2010, hlm. 267. 79 Nusa Putra, Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012, hlm. 99. 80 Sugiyono, op. cit., hlm. 270.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
1. Triangulasi
Triangulasi adalah pengecekan dengan cara pemeriksaan ulang. Pemeriksaan
ulang bisa dan biasa dilakukan sebelum dan/atau sesudah data dianalisis. Pemeriksaan
dengan cara triangulasi dilakukan untuk meningkatkan derajat kepercayaan dan
akurasi data.81 Triangulasi terdiri dari tiga strategi, yaitu82:
a. Triangulasi sumber
Triangulasi sumber yaitu menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam penelitian ini
peneliti melakukan triangulasi sumber dengan menggunakan data yang diperoleh dari
sumber penelitian. Peneliti melakukan triangulasi berdasarkan sumber penelitian,
yaitu guru dan siswa.
b. Triangulasi teknik
Triangulasi teknik yaitu menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam
penelitian ini peneliti memperoleh data melalui observasi, wawancara, dan peneliti
melengkapinya dengan dokumen atau dokumentasi.
c. Triangulasi teori
Triangulasi teori yaitu menguji kredibilitas data menggunakan teori untuk
meningkatkan derajat kepercayaan. Dalam hal ini, jika analisis telah mnguraikan
pola, hubungan, dan menyertakan penjelasan yang muncul dari analisis, maka penting
81 Nusa Putra, op. cit., hlm. 103. 82 Sugiyono, op. cit., hlm. 273.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
untuk mencari tema atau penjelasan pembanding atau penyaring.83 Penjelasan
pembanding atau penyaring tersebut menggunakan teori yang sesuai dengan data
yang diteliti. Dalam penelitian ini peneliti melakukan triangulasi teori dengan
menganalisis data yang didapatkan dengan menggunakan teori dan konsep mengenai
persepsi, kurikulum, evaluasi pembelajaran (penilaian autentik), dan pembelajaran
sejarah.
d. Triangulasi waktu
Triangulasi waktu yaitu pengumpulan data dilakukan pada saat waktu yang
tepat, di mana sumber tidak merasa terbebani oleh sesuatu, sumber masih segar,
sehingga data yang diperoleh lebih valid, sehingga lebih kredibel. Dalam penelitian
ini peneliti menentukan waktu yang tepat dan sesuai dengan waktu sumber untuk
pengambilan data. Waktu yang peneliti gunakan yaitu saat waktu luang yang dimiliki
guru dan saat pembelajaran berlangsung bagi siswa.
2. Meningkatkan ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat
dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan
peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Dengan meningkatkan
ketekunan, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang
telah ditemukan salah atau tidak. Demikian juga dengan meningkatkan ketekunan
maka peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang
83 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014, hlm. 331-
332.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
apa yang diamati.84 Dalam penelitian ini, peneliti meningkatkan ketekunan dengan
melakukan pengamatan secara cermat dan berkesinambungan terkait dengan proses
evaluasi pembelajaran.
3. Pemeriksaan sejawat melalui diskusi
Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir
yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Dengan demikian
pemeriksaan sejawat berarti pemeriksaan yang dilakukan dengan jalan
mengumpulkan rekan-rekan yang sebaya, yang memiliki pengetahuan umum yang
sama tentang apa yang sedang diteliti, sehingga bersama mereka peniliti dapat me-
review persepsi, pandangan, dan analisis yang sedang dilakukan.85 Dalam penelitian
ini, peneliti melakukan pemeriksaan sejawat dengan teman-teman yang juga
melakukan penelitian yang sama seperti peneliti. Selain itu, peneliti juga melakukan
diskusi dengan dosen.
H. Analisis Data
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat
dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang
penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada
84 Ibid., hlm. 370-371. 85 Lexy J. Moleong, op. cit., 2006, hlm. 332-334.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
orang lain.86 Analisis data penelitian kualitatif dilakukan sejak awal peneliti terjun ke
lapangan hingga pada akhir penelitian (pengumpulan data).87
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model analisis data dari Miles dan
Hurberman, yaitu model interaktif. Proses analisis interaktif ini merupakan proses
siklus dan interaktif. Artinya, peneliti harus bergerak di antara proses pengumpulan
data, penyajian data, reduksi data, dan kesimpulan atau verifikasi. Dengan begitu,
analisis ini merupakan sebuah proses yang berulang dan berlanjut secara terus –
menerus dan saling menyusul. Berikut adalah proses analisis model interaktif Miles
dan Hurberman dalam buku Muhammad Idrus (2009) 88:
Gambar II. Model interaktif Miles dan Hurberman
86 Ibid., hlm. 248. 87 Ruslam Ahmadi, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014, hlm. 229. 88 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, Jakarta: Erlangga, 2009, hlm. 147-152.
Pengumpulan Data
Reduksi Data
Penyajian Data
Kesimpulan/
Verifikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
1. Tahap pengumpulan data
Pada tahap ini peneliti melakukan proses pengumpulan data dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang telah ditentukan sejak awal. Proses
pengumpulan data harus melibatkan informan, aktivitas, latar atau konteks terjadinya
peristiwa. Data penelitian kualitatif bukan hanya sekedar terkait dengan kata-kata,
tetapi sesungguhnya adalah segala sesuatu yang diperoleh dari yang dilihat, didengar,
dan diamati. Dengan demikian, data dapat berupa catatan lapangan, sebagai hasil
amatan, deskripsi wawancara, catatan harian/pribadi, foto, pengalaman pribadi,
jurnal, cerita sejarah, riwayat hidup, dan lainnya. Dalam hal ini, peneliti
mengumpulkan data dari observasi, wawancara, dan dilengkapi dengan dokumen atau
dokumentasi. Hasil yang peneliti dapatkan dari tahap pengumpulan data ini berupa
ceklist observasi, catatan lapangan hasil wawancara, dan ceklist dokumen.
2. Tahap reduksi data
Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan data kasar yang muncul
dari catatan-catatan tertulis dari lapangan. Tahapan reduksi data merupakan bagian
kegiatan analisis sehingga pilihan-pilihan peneliti tentang bagian data mana yang
dikode, dibuang, pola-pola, cerita-cerita apa yang berkembang, merupakan pilihan-
pilihan analitis. Dengan begitu, proses reduksi data dimaksudkan untuk lebih
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang bagian data yang tidak
diperlukan, serta mengorganisasikan data sehingga memudahkan untuk dilakukan
penarikan kesimpulan. Dalam hal ini, peneliti melakukan reduksi data dari data-data
yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumen atau dokumentasi. Salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
satu data yang peneliti reduksi, yaitu hasil wawancara yang peneliti dapatkan dari
wawancara guru dan siswa yang tidak sesuai dengan fokus permasalahan dari
penelitian.
3. Penyajian data
Display data atau penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang
memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Dengan mencermati penyajian data ini, peneliti lebih mudah memahami apa yang
sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan. Data yang peneliti sajikan berupa hasil
penelitian atau temuan dan tabel.
4. Verifikasi dan Penarikan kesimpulan
Verifikasi dan penarikan kesimpulan dimaknai sebagai penarikan arti data
yang telah ditampilkan. Pemberian makna ini tentu saja sejauh pemahaman peneliti
dan interpretasi yang dibuatnya. Dengan melakukan verifikasi, peneliti kualitatif
dapat mempertahankan dan menjamin validitas dan reliabilitas hasil temuannya.
Peneliti melakukan verifikasi data-data yang telah terkumpul dari hasil temuan atau
penelitian.
I. Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian ini dimuat dalam lima bab sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, berisi pokok bahasan utama yang menjadi latar belakang
penelitian ini. Bab ini mencakup latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
dan manfaat penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Bab II Kajian Pustaka, berisi tentang kajian teori, penelitian yang relevan, dan
kerangka pikir. Kajian teori mencakup persepsi, Kurikulum 2013, evaluasi (penilaian
autentik) dalam Kurikulum 2013, dan pembelajaran sejarah.
Bab III Metodologi Penelitian, mencakup tempat dan waktu penelitian,
pendekatan penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, instrumen
pengumpulan data, teknik cuplikan, validitas data, analisis data, dan sistematika
penulisan.
Bab IV Hasil Penelitian, mencakup deskripsi latar, deskripsi hasil penelitian,
dan pembahasan.
Bab V kesimpulan dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Yogyakarta. SMA Negeri 4
Yogyakarta berawal dari berdirinya SMA Perdjoangan. Hal ini sesuai dengan
Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Republik
Indonesia tanggal 16 Januari 1950, No. 551/b. Pada mulanya sekolah ini didirikan
bagi para pelajar yang telah menunaikan kewajibannya bertempur melawan
penjajah dan berbakti kepada Negara sebagai Tentara Pelajar anggota Brigadir 17.
Pada tahun 1952, SMA Perdjoangan dijadikan SMA Negeri dengan nama
SMA bagian B nomor II atau terkenal dengan SMA B Negeri sesuai dengan SK
Menteri Pengajaran dan Kebudayaan No. 3418/B tanggal 8 Agustus 1952. Pada
perkembangan selanjutnya terjadi perubahan nama menjadi SMA (4 B). Baru
pada tahun 1997 berubah nama menjadi SMA Negeri 4 Yogyakarta. Tanggal
berdirinya SMA Perdjoangan yaitu pada tanggal 16 Januari 1950 diperingati
sebagai Hari Ulang Tahun SMA Negeri 4 Yogyakarta.
SMA Negeri 4 Yogyakarta merupakan salah satu sekolah yang
menerapkan Kurikulum 2013. SMA Negeri 4 Yogyakarta pada tahun ajaran
2016/2017 menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bagi kelas
XI dan XII, dan menerapkan Kurikulum 2013 bagi kelas X.
SMA Negeri 4 Yogyakarta dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah, yaitu
Bapak Jaka Tumuruna, M.Pd. SMA Negeri 4 Yogyakarta juga memiliki guru dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
karyawan, baik yang tetap maupun tidak tetap. Jumlah guru di SMA Negeri 4
Yogyakarta, yaitu 56 orang, sedangkan jumlah karyawan di SMA Negeri 4
Yogyakarta, yaitu 21 orang. Jumlah siswa di SMA Negeri 4 Yogyakarta pada
tahun ajaran 2016/2017, yaitu 745 siswa yang terdiri dari 227 siswa kelas X, 258
siswa kelas XI, dan 260 siswa kelas XII.89
SMA Negeri 4 Yogyakarta memiliki fasilitas sarana dan prasarana, yaitu
24 ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang wakil kepala sekolah, ruang guru,
ruang tata usaha, ruang bimbingan konseling, ruang piket, aula, perpustakaan,
koperasi, garasi, ruang tamu, laboratorium, tempat ibadah (masjid), tempat parkir,
kamar mandi/WC, ruang UKS, dan kantin.
Lokasi SMA Negeri 4 Yogyakarta yang jauh dari keramaian membuat
suasana yang kondusif dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dan
kegiatan lainnya di sekolah. Selain itu, lingkungan yang kondusif mendukung
pula kegiatan belajar mengajar di sekolah. Proses belajar mengajar di dalam kelas
pun cukup kondusif karena keadaan ruangan kelas yang cukup lengkap dengan
berbagai sarana dan prasarana, seperti papan tulis, meja dan kursi untuk siswa dan
guru, jadwal piket kelas, papan pengumuman, kalender, papan absensi, jadwal
pelajaran, LCD, kipas angin atau pendingin ruangan (AC), Speaker, CCTV, dan
lampu neon.
1. Visi dan Misi SMA Negeri 4 Yogyakarta
a. Visi SMA Negeri 4 Yogyakarta
Unggul dalam Imtaq, Iptek, dan Seni Budaya dan Olah Raga.
89 Data diperoleh dari laporan Program Pengalaman Lapangan yang dilakukan oleh peneliti pada
bulan Juli-September 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
b. Misi SMA Negeri 4 Yogyakarta
1) Meningkatkan penghayatan dan pengamalan agama masing-masing.
2) Menumbuhkembangkan budaya membaca, meneliti, dan menulis.
3) Meningkatkan prestasi akademis, KIR, seni budaya, dan olah raga yang
berwawasan Nasional dan Global.
4) Memupuk budi pekerti luhur 5 S (budaya senyum, salam, sapa, sopan, dan
santun).
5) Membangun budaya sekolah melaksanakan 9K (Keteladanan, Keterbukaan,
Keamanan, Kebersihan, Keindahan, Ketertiban, Kerindangan, Kedisiplinan,
dan Kekeluargaan).
6) Mengembangkan kearifan lokal dalam kehidupan persekolahan.
7) Mengoptimalkan peran serta komite sekolah, masyarakat, dan institusi terkait
dalam mensukseskan program sekolah.
2. Tujuan Umum dan Khusus SMA Negeri 4 Yogyakarta
a. Tujuan Umum SMA Negeri 4 Yogyakarta
1) Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan
bertaqwa, kreatif, mandiri, bertanggung jawab, cakap, sehat, serta berilmu.
2) Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,
keterampilan hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih tinggi.
b. Tujuan Khusus SMA Negeri 4 Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
1) Mempersiapkan peserta didik yang bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
dan berakhlak mulia melalui berbagai kegiatan keagamaan: Mentoring,
Pesantren Kilat, Latihan Qurban, Retret, dan lain-lain.
2) Mempersiapkan peserta didik menjadi manusia yang berkepribadian, cerdas,
berkualitas, dan berprestasi dalam bidang seni, dan olah raga, iptek, dan imtaq
melalui berbagai kegiatan keagamaan, kegiatan ekstrakurikuler, dan kegiatan
pembelajaran di kelas serta di luar kelas.
3) Membekali peserta didik agar memiliki keterampilan teknologi informasi dan
komunikasi, serta mampu mengembangkan diri secara mandiri melalui
kegiatan Bimbingan Konseling, berbagai Kegiatan Ekstrakurikuler dan
kegiatan Pembelajaran TIK di luar kelas maupun di dalam kelas.
4) Menanamkan sikap ulet dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi dengan
lingkungan dan mengembangkan sikap sportifitas melalui berbagai kegiatan
Ekstrakurikuler, Bimbingan Karier, kegiatan Keagamaan dan Olah Raga.
5) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu
bersaing dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi melalui
kegiatan-kegiatan bimbingan Karier, Pembelajaran TIK di luar dan di dalam
kelas, serta Pembelajaran mata Pelajaran Matematika, Fisika, Kimia, Biologi,
Sejarah, Ekonomi, dan Geografi di kelas.
6) Meningkatkan profesionalisme dan tanggung jawab kinerja guru dan karyawan
melalui Kegiatan IHT, PKB, PKG, Supervise, dan Monev.
7) Memberdayakan 5 S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun).90
90 Diperoleh dari bagian Tata Usaha Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
B. Deksripsi Hasil Penelitian
1. Persepsi Guru Terhadap Evaluasi Pembelajaran Sejarah dalam
Kurikulum 2013
Persepsi guru terhadap evaluasi pembelajaran sejarah dalam Kurikulum
2013 di SMA Negeri 4 Yogyakarta dibagi ke dalam beberapa kategori, yaitu
persiapan implementasi Kurikulum 2013 dalam mata pelajaran sejarah terkait
evaluasi pembelajaran, perbedaan mendasar antara evaluasi dalam Kurikulum
2013 dengan kurikulum sebelumnya, penilaian autentik dalam melakukan evaluasi
menggunakan Kurikulum 2013, efektivitas evaluasi dengan menggunakan
Kurikulum 2013, kendala atau kesulitan yang dihadapi dalam melakukan evaluasi
pembelajaran sejarah sesuai dengan Kurikulum 2013, dan cara mengatasi kendala
atau kesulitan yang dihadapi dalam melakukan evaluasi pembelajaran sejarah
sesuai dengan Kurikulum 2013. Kategori-kategori tersebut sebagai berikut:
a. Persiapan Implementasi Kurikulum 2013 dalam Mata Pelajaran Sejarah
Terkait Evaluasi Pembelajaran
Berkaitan dengan persiapan implementasi Kurikulum 2013 dalam mata
pelajaran sejarah terkait dengan evaluasi pembelajaran maka guru yang
mengampu mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 4 Yogyakarta memiliki
pendapat yang berbeda dalam menanggapi perubahan yang terjadi dalam evaluasi
menggunakan Kurikulum 2013. Untuk perubahan Kurikulum 2013 terkait dengan
evaluasi pembelajaran menurut guru secara formatnya lebih komplit (lengkap)
menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Idealnya penilaian dari ketiga
aspek ini harus dilakukan setiap proses pembelajaran. Untuk itu, guru selalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakannya, seperti Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran, dan perangkat penilaiannya (CL 1).91
Menurut guru evaluasi (penilaian autentik) dimulai dari proses
pembelajaran yang sebenarnya sudah dilakukan sejak kurikulum sebelumnya.
Ketika proses pembelajaran pastinya guru akan memberikan penilaian. Hanya saja
pada kurikulum yang lama tidak diatur secara eksplisit tentang penilaian autentik.
Pada kurikulum sebelumnya hanya berupa penilaian selama proses pembelajaran.
Hanya dengan istilah yang berbeda saja, padahal sejak dulu memang sudah ada.
Peraturan yang sering berubah juga membuat beliau bingung dalam proses
pembelajaran. Untuk penilaian Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada
kurikulum sebelumnya sebenarnya sudah ada, tapi tidak dijelaskan secara eksplisit
seperti sekarang. Guru menyiapkan perangkat-perangkat pembelajaran, seperti
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, instrumen penilaian, kisi-kisi soal, dan soal
tes (CL 2).92
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, dalam melakukan evaluasi
pembelajaran di kelas, guru mata pelajaran sejarah melakukan penilaian awal
yang berupa pre-test sebagai acuan dalam penyusunan evaluasi akhir bagi siswa.
Hal ini juga dilakukan untuk melihat kemampuan siswa di dalam kelas agar guru
dapat menentukan jenis evaluasi yang bisa digunakan. Setelah menentukan jenis
penilaian, maka guru membuat instrumen penilaian yang akan dilakukan, baik
untuk aspek afektif, kognitif dan psikomotorik. Setelah itu, guru melakukan
penilaian menggunakan instrumen yang telah dibuat. Guru terkadang melakukan
91 Wawancara dengan Ibu Sri Rahayu pada tanggal 27 April 2017.
92 Wawancara dengan Ibu Tien Amry Astuti pada tanggal 12 Mei 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
penilaian saat pelajaran berlangsung, dan pada akhir pelajaran. Dalam
pembelajaran guru melaksanakan penilaian autentik secara berkelanjutan terkait
penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, maupun keterampilan. Penilaian yang
dilakukan, antara lain berupa penilaian tertulis, produk, portofolio, proyek, dan
penilaian antar teman. Untuk evaluasi akhir, guru melaksanakan ulangan harian.
Berkaitan dengan harapan pemerintah dari perubahan kurikulum terkait
dengan evaluasi pembelajaran, guru mengatakan bahwa melalui penilaian
diharapkan agar guru bisa memberikan penilaian kepada siswa secara utuh.
Penilaian secara utuh maksudnya tidak hanya kognitif saja, tapi juga kemampuan
psikomotorik dan sikapnya, yang mungkin berkaitan dengan pembelajaran atau
pendidikan karakter. Diharapkan siswa tidak hanya pintar secara intelektual, tapi
siswa juga memiliki keterampilan untuk mengkomunikasikan dan memiliki sikap
yang baik. Sehingga jika anak atau siswa nanti lulus sudah memiliki ketiga
kemampuan, yaitu kognitifnya bagus, psikomotoriknya oke, dan akhlak atau
sikapnya baik (CL 1).93 Sementara itu, guru juga mengatakan bahwa mungkin
yang diharapkan pemerintah adalah output dari SMA (siswa) sudah siap dengan
berbagai persoalan yang dihadapi, sehingga setiap kali menghadapi masalah siswa
tidak langsung merespon tetapi terlebih dahulu menganalisis sebab, solusi,
hasilnya dan lain sebagainya (CL 2).94
Selanjutnya, berkaitan dengan pelatihan untuk melaksanakan kurikulum
2013 khususnya pada mata pelajaran sejarah, guru mengatakan bahwa sudah
mendapatkan pelatihan. Idealnya setiap semester atau setiap satu tahun sekali
93 Wawancara dengan Ibu Sri Rahayu pada tanggal 27 April 2017.
94 Wawancara dengan Ibu Tien Amry Astuti pada tanggal 12 Mei 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
kemampuan guru di upgrade (ditingkatkan). Akan tetapi, setiap semester
kebijakan yang berlaku berganti, sehingga guru perlu untuk kembali mendapatkan
pelatihan. Sekalipun guru mendapatkan pelatihan, terkadang guru juga belum
sepenuhnya bisa langsung mempraktekannya dalam proses pembelajaran. Kadang
guru sudah mendapatkan pelatihan yang terbaru, tapi guru masih menggunakan
peraturan yang lama (CL 1).95 Sementara itu, guru juga mengatakan bahwa untuk
pelatihan sendiri itu sudah cukup. Akan tetapi dalam pelaksanaannya yang sedikit
repot, karena guru maupun siswa harus didukung oleh sistem informasi, baik dari
buku dan lainnya (CL 2).96
Berkaitan dengan penyusunan silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), guru mengatakan bahwa untuk Kurikulum 2013 silabusnya
sudah disediakan, guru tinggal membaginya dalam RPP berdasarkan waktu yang
tersedia. Selanjutnya, guru mengembangkan Kompotensi Dasar (KD) dari silabus
menjadi indikator-indikator. Dalam penyusunan RPP, guru memiliki keleluasaan
untuk mengembangkan silabus yang sudah disediakan sesuai dengan yang
diingikan dan diharapkan guru, atau sesuai dengan kondisi siswa di kelas (CL
1).97
Pernyataan di atas dikuatkan dengan pernyataan dari guru bahwa
penyusunan RPP melalui MGMP yang terdiri dari beberapa kelompok. Masing-
masing kelompok akan membuat (RPP) berdasarkan Kompetensi Dasar (KD)
yang telah ditentukan. Dalam satu Kompetensi Dasar misalnya ada 5 materi,
95 Wawancara dengan Ibu Sri Rahayu pada tanggal 27 April 2017.
96 Wawancara dengan Ibu Tien Amry Astuti pada tanggal 12 Mei 2017.
97 Wawancara dengan Ibu Sri Rahayu pada tanggal 27 April 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
nantinya akan dibagikan kepada masing-masing anggota kelompok untuk dibuat.
Setelah selesai maka digabungkan dan setiap anggotan akan mendapatkan soft file
RPP tersebut. Penyusunan RPP melalui MGMP ini dilakukan untuk mendapatkan
pemahaman yang sama dari guru-guru sejarah terkait dengan penyusunan RPP
(CL 2).98
Berkaitan dengan ketersediaan modul dan sumber dari pemerintah untuk
menjadi pedoman dalam melaksanakan pembelajaran sejarah, guru mengatakan
bahwa modul dan sumber yang disediakan oleh pemerintah sudah cukup untuk
bekal siswa. Modul dan sumber yang disediakan lebih memperkaya lagi
pengetahuan dan informasi tentang materi pelajaran. Modul dan sumber yang
disediakan mengikuti perkembangan zaman berdasarkan penelitian yang terbaru
(CL 1).99 Guru juga mengatakan bahwa hal ini tergantung kebijakan yang
ditentukan oleh pihak sekolah. Memang bukan buku satu-satunya sebagai sumber
belajar, tapi bisa hotspot. Namun, buku yang merupakan sumber utama dan
hotspot itu bisa jadi pilihan yang kesekian. Buku di sekolah masih belum cukup,
tapi mungkin dengan adanya hotspot bisa membantu untuk melengkapi sumber
belajar siswa (CL 2).100
Selanjutnya, berkaitan dengan penyusunan evaluasi yang sesuai dengan
Kurikulum 2013, guru mengatakan bahwa dalam penyusunan evaluasi untuk
aspek kognitif biasanya dengan ulangan pre-test atau post-tes, tapi tidak selalu
berikan di setiap pertemuan. Dari pre-test, maka dapat dilihat sejauh mana
98 Wawancara dengan Ibu Tien Amry Astuti pada tanggal 12 Mei 2017.
99 Wawancara dengan Ibu Sri Rahayu pada tanggal 27 April 2017.
100 Wawancara dengan Ibu Tien Amry Astuti pada tanggal 12 Mei 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
kemampuan siswa sehingga dapat menjadi patokan dalam penyusunan evaluasi
selanjutnya. Sedangkan untuk evaluasi atau penilaian bagi aspek afektif dan
psikomotorik disesuaikan dengan evaluasi aspek kognitif (CL 1).101 Pernyataan
tersebut dikuatkan oleh guru bahwa dalam penyusunan evaluasi biasanya saling
berbagi dengan guru-guru yang tergabung di Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP). Akan tetapi tidak semuanya digunakan, karena menyesuaikan dengan
materi yang dibahas di dalam kelas. Saling berbagi dengan guru di MGMP hanya
sebagai pembanding saja (CL 2).102
Berdasarkan dokumen yang peneliti dapatkan, guru menyiapkan
perangkat-perangkat penilaian untuk melakukan evaluasi atau penilaian di dalam
kelas. Persiapan awal yang dilakukan, antara lain menyiapkan instrumen
penilaian, baik berupa instrumen penilaian aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Untuk penilaian aspek kognitif disiapkan, antara lain kisi-kisi soal,
soal, dan rubrik penilaian. Untuk penilaian aspek afektif disiapkan, rubrik
penilaian. Untuk penilaian aspek psikomotorik juga disiapkan tugas dan rubrik
penilaiannya.
Berkaitan dengan jenis evaluasi yang digunakan, guru mengatakan bahwa
biasanya menggunakan tes maupun non tes. Tes yang digunakan, antara lain
melalui pre-test atau post-tes dalam bentuk pilihan ganda maupun uraian.
Kemudian untuk evaluasi atau penilaian yang umum (ulangan harian) diusahakan
setiap akhir Kompetensi Dasar (KD) atau dalam satu KD jika materinya luas
maka dilakukan dua kali penilaian. Guru sering menggunakan evaluasi atau
101 Wawancara dengan Ibu Sri Rahayu pada tanggal 27 April 2017.
102 Wawancara dengan Ibu Tien Amry Astuti pada tanggal 12 Mei 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
penilaian secara tertulis untuk penilaian aspek kognitif, tapi sesudah penyampaian
materi biasanya menggunakan penilaian secara lisan untuk mengetahui
pemahaman siswa terhadap materi yang baru disampaikan. Sedangkan untuk
penilaian aspek afektif jarang dilakukan dan biasanya penilaian untuk aspek ini
dilakukan di setiap akhir KD dengan menggunakan penilaian antar teman.
Kemudian untuk aspek psikomotorik biasanya dengan proyek, produk, dan
portofolio (CL 1).103
Guru juga mengatakan bahwa untuk penilaian akhir menggunakan tes
dengan bentuk pilihan ganda. Guru juga menerapkan penilaian yang berupa kuis
dengan cara mengundi nomor soal, siswa yang mendapatkan nomor undian harus
menjawab pertanyaan sesuai dengan nomor undian yang didapatkan. Jawaban
kuis bukan jawaban singkat, tetapi siswa harus memberikan penjelasan. Dengan
cara seperti ini selain memudahkan untuk melakukan penilaian, tentunya juga
membantu siswa untuk belajar mengemukakan pendapatnya. Pilihan ganda sering
digunakan untuk melakukan evaluasi karena terkait dengan pengayaan atau ujian
akhir yang juga menggunakan pilihan ganda. Sedangkan untuk aspek afektif
dengan observasi, dan aspek psikomotoriknya dengan proyek atau produk (CL
2).104
b. Perbedaan Mendasar antara Evaluasi dalam Kurikulum 2013 dengan
Kurikulum Sebelumnya
Berkaitan dengan perbedaan mendasar antara evaluasi dalam kurikulum
2013 dengan kurikulum sebelumnya, guru mengatakan bahwa pertama,
103 Wawancara dengan Ibu Sri Rahayu pada tanggal 27 April 2017.
104 Wawancara dengan Ibu Tien Amry Astuti pada tanggal 12 Mei 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
perbedaannya terdapat dalam tiga aspek, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Sebenarnya di kurikulum lama (KTSP) juga ada penilaian terhadap aspek sikap
dan psikomotorik, tapi tidak ditampilkan secara formal dan hanya sebagai
tambahan. Jika pada kurikulum baru (Kurikulum 2013) penilaian dilakukan secara
menyeluruh, sedangkan dalam kurikulum lama (KTSP) hanya bayangan saja.
Kedua, waktu penilaiannya, jika pada kurikulum sebelumnya (KTSP) penilaian
(contohnya penilaian sikap) bisa dilakukan menyeluruh di akhir semester, tapi di
Kurikulum 2013 idealnya penilaian dilakukan setiap pertemuan dan minimalnya
setiap kompetensi dasar (KD). Ketiga, penekanan pendidikan karakter, yang mana
di Kurikulum 2013 pendidikan karakter langsung disertakan ke dalam materi
pembelajaran di setiap pertemuannya (CL 1).105 Guru juga mengatakan bahwa
tidak terlalu banyak perbedaan. Perbedaannya itu hanya terdapat pada istilahnya
saja (misalnya Higher Order Thinking Skills/HOTS) sedangkan prosesnya sama
saja (CL 2).106
c. Penilaian Autentik dalam Melakukan Evaluasi Menggunakan Kurikulum
2013
Berkaitan dengan penilaian autentik dalam melakukan evaluasi
menggunakan Kurikulum 2013, guru mengatakan memahami penilaian autentik
itu sebagai penilaian yang real atau nilai yang menggambarkan siswa yang
sebenarnya, dan ini yang sulit dilakukan. Dalam prosesnya memang sudah sesuai
dengan penilaian autentik, tapi output (hasil) yang ada tambahannya melalui
remidi. Sekalipun (hasil) melalui proses remidi, tapi tetap ada standar pencapaian
105 Wawancara dengan Ibu Sri Rahayu pada tanggal 27 April 2017.
106 Wawancara dengan Ibu Tien Amry Astuti pada tanggal 12 Mei 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
KKM (untuk hasil siswa) yang jika belum tuntas dilakukan remidi sampai siswa
mendapatkan nilai yang sesuai dengan KKM tuntas. Penilaian autentik yang
dilakukan, antara lain tes tertulis berupa pilihan ganda dan uraian, penilaian antar
teman, proyek, produk, dan portofolio (CL 1).107
Guru juga mengatakan bahwa penilaian autentik merupakan penilaian
yang dilakukan secara menyeluruh selama proses pembelajaran di dalam kelas
berlangsung. Penilaian di dalam kelas yang dilakukan oleh guru sudah sesuai
dengan penilaian autentik, di mana guru menyiapkan perangkat-perangkat
penilaian yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Penilaian dilakukan secara
menyeluruh dimulai dari awal pembelajaran hingga akhir pembelajaran. Penilaian
autentik yang dilakukan, antara lain tes tertulis berupa pilihan ganda atau uraian,
observasi, proyek dan produk (CL 2).108
d. Efektivitas Evaluasi dengan Menggunakan Kurikulum 2013
Berkaitan dengan efektivitas evaluasi dengan menggunakan Kurikulum
2013, guru mengatakan bahwa evaluasi dengan menggunakan aturan penilaian
dalam Kurikulum 2013 bisa efektif sepanjang guru menyiapkan administrasi atau
panduannya mungkin tidak terlalu bermasalah. Hanya saja saat perekapan dan
pelaporan nilai yang idealnya dilakukan setiap pertemuan terkadang terkendala
oleh kesibukan dan sebagainya menjadikan perekapan dan pelaporan nilai belum
terlaksana dengan baik (CL 1).109 Guru juga mengatakan bahwa aturan penilaian
dalam Kurikulum 2013 sebenarnya efektif karena dalam sejarah harus banyak
107 Wawancara dengan Ibu Sri Rahayu pada tanggal 27 April 2017.
108 Wawancara dengan Ibu Tien Amry Astuti pada tanggal 12 Mei 2017.
109 Wawancara dengan Ibu Sri Rahayu pada tanggal 27 April 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
mengungkapkan fakta sejarah. Fakta-fakta tersebut tentunya harus didukung oleh
penjelasan-penjelasan. Penjelasan-penjelasan itu harus didukung oleh sumber-
sumber yang terkait dengan fakta sejarah. Dalam hal ini maka penilaian yang
HOTS akan efektif (CL 2).110
Evaluasi dengan menggunakan Kurikulum 2013 dapat efektif apabila guru
memahami Kurikulum 2013 dengan baik, khususnya yang terkait dengan
penilaian. Setelah memahami Kurikulum 2013 yang terkait penilaian dengan baik,
maka guru harus menyiapkan pula perangkat-perangkat yang terkait dengan
penilaian agar penilaian dapat dilakukan dengan baik. Selain itu, guru juga
memahami jenis-jenis penilaian yang dilakukan dan disesuaikan dengan
Kurikulum 2013. Penilaian yang dilakukan hendaknya merupakan penilaian
autentik.
e. Kendala atau Kesulitan yang Dihadapi dalam Melakukan Evaluasi
Pembelajaran Sejarah Sesuai dengan Kurikulum 2013
Berkaitan dengan kendala atau kesulitan yang dihadapi dalam melakukan
evaluasi pembelajaran sejarah sesuai dengan Kurikulum 2013, guru mengatakan
bahwa semuanya kembali kepada guru untuk memberi nilai atau menilai siswa.
Jika guru sekedar memberi nilai maka tinggal memberi nilai, tapi jika menilai
berarti guru benar-benar paham untuk menilai siswa tersebut. Jika memberi nilai
itu subjektif, sedangkan menilai itu objektif (CL 1).111 Guru juga mengatakan
bahwa kesulitan yang dialami dalam hal waktu untuk mengoreksi hasil evaluasi
siswa. Karena pada saat koreksi, guru harus menyiapkan pula materi untuk
110 Wawancara dengan Ibu Tien Amry Astuti pada tanggal 12 Mei 2017.
111 Wawancara dengan Ibu Sri Rahayu pada tanggal 27 April 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
pertemuan berikutnya untuk 14 kelas dengan tiga jenjang yang berbeda (kelas X
IPS, XI IPS, XII IPA dan IPS) (CL 2).112
f. Cara Mengatasi Kendala atau Kesulitan yang Dihadapi
Berkaitan dengan cara mengatasi kendala atau kesulitan yang dihadapi,
guru mengatakan bahwa menilai merupakan salah satu tugas yang harus
dilaksanakan oleh guru, sehingga kendala yang guru alami, misalnya keterbatasan
pada waktu maka pada saat proses pembelajaran guru harus memaksimalkan
waktu tersebut melakukan penilaian. Jadi sebenarnya kendala atau kesulitan itu
kembali kepada kita dalam menyelesaikannya. Hanya memang beban mengajar
yang banyak, membuat guru punya alasan untuk menunda tugas yang dilakukan
(CL 1).113 Guru juga mengatakan bahwa dalam melakukan evaluasi menurunkan
tuntutan yang biasanya digunakan. Jika biasanya guru melakukan evaluasi dengan
soal-soal uraian, maka sekarang terkadang dengan soal-soal pilihan ganda. Hal ini
dilakukan agar siswa mudah dalam memahami materi pelajaran dan tidak merasa
tertekan dengan evaluasi yang diberikan (CL 2).114
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan temuan-temuan
terkait persepsi guru tentang evaluasi pembelajaran sejarah menggunakan
Kurikulum 2013. Dari segi persiapan, guru melakukan evaluasi pembelajaran
menggunakan perangkat-perangkat penilaian sesuai dengan Kurikulum 2013.
Harapan dari pemerintah terkait dengan evaluasi pembelajaran, yaitu untuk
112 Wawancara dengan Ibu Tien Amry Astuti pada tanggal 12 Mei 2017.
113 Wawancara dengan Ibu Sri Rahayu pada tanggal 27 April 2017.
114 Wawancara dengan Ibu Tien Amry Astuti pada tanggal 12 Mei 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
menyiapkan siswa yang mampu menghadapi tantangan global. Dari segi evaluasi
yang disusun dan digunakan, maka guru menggunakan penilaian autentik yang
berupa penilaian dalam bentuk tes yang berupa pilihan ganda dan uraian,
portofolio, proyek dan produk, sedangkan dalam bentuk nontes berupa penilaian
antar teman dan observasi. Hal ini didukung pula oleh pelatihan yang didapatkan
guru, serta modul dan sumber belajar yang disediakan oleh pihak sekolah. Untuk
perbedaan mendasar antara evaluasi dalam Kurikulum 2013 dengan kurikulum
sebelumnya, maka guru menyatakan bahwa perbedaannya hanya terletak pada
formatnya saja, sedangkan prosesnya tetap sama.
Dari segi penilaian autentik dalam melakukan evaluasi menggunakan
Kurikulum 2013, maka guru melaksanakan penilaian sesuai dengan penilaian
autentik. Penilaian menggunakan Kurikulum 2013 dilakukan dengan efektif jika
guru dapat memahami Kurikulum 2013 yang terkait evaluasi dengan baik dan
menyiapkan perangkat-perangkat evaluasinya. Akan tetapi, dalam pelaksanaan
Kurikulum 2013 guru memiliki kendala, antara lain dalam hal membagi waktu
untuk melaksanakan evaluasi dengan waktu mengajar yang terbatas dan materi
yang luas. Untuk itu, guru berusaha membagi waktu dengan baik agar evaluasi
yang diharapkan guru dapat terlaksana.
Dari persepsi guru di atas juga dapat dilihat adanya kelebihan dan
kelemahan dari Kurikulum 2013 dalam hal evaluasi pembelajaran. Kelebihannya,
antara lain dalam Kurikulum 2013 evaluasi dilakukan menyangkut aspek kongitif,
afektif, dan psikomotorik yang lebih lengkap dibandingkan kurikulum
sebelumnya. Melalui evaluasi tersebut selain dapat meningkatkan kemapuan siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
dalam hal pengetahuan, juga dapat meningkatakan keterampilan siswa, serta
memperbaiki sikap atau perilaku siswa. Selain itu, guru juga termotivasi untuk
menggunakan jenis evaluasi yang variatif setiap melakukan evaluasi sehingga
penilaian autentik dapat dilaksanakan. Kelemahannya, antara lain guru kesulitan
dalam membagi waktu karena jadwal yang begitu padat. Selain itu, guru juga
tidak bisa menerapkan penilaian autentik secara menyeluruh karena waktu belajar
di sekolah terbatas.
2. Persepsi Siswa Terhadap Evaluasi Pembelajaran Sejarah dalam
Kurikulum 2013
Persepsi siswa terhadap evaluasi pembelajaran sejarah dalam Kurikulum
2013 di SMA Negeri 4 Yogyakarta dibagi ke dalam beberapa kategori, yaitu
persiapan dalam menghadapi pembelajaran sejarah menggunakan Kurikulum
2013, kemenarikan proses pembelajaran sejarah menggunakan Kurikulum 2013,
evaluasi pembelajaran sejarah yang dilakukan guru menggunakan Kurikulum
2013, kendala atau kesulitan yang dihadapi dalam setiap evaluasi yang dilakukan
guru dengan menggunakan Kurikulum 2013, dan cara mengatasi kendala atau
kesulitan yang dihadapi dalam setiap evaluasi yang dilakukan guru dengan
menggunakan Kurikulum 2013.
a. Persiapan dalam Menghadapi Pembelajaran Sejarah Menggunakan
Kurikulum 2013
Berkaitan dengan persiapan dalam menghadapi pembelajaran sejarah
menggunakan Kurikulum 2013, sebagian besar siswa mengatakan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
melakukan persiapan dengan mempelajari materi pelajaran saat di rumah atau saat
di sekolah sebelum pelajaran dimulai, dan mempelajari materi pelajaran yang
diajarkan oleh guru pada pertemuan sebelumnya di rumah (CL 3, CL 4, CL 13,
CL 16, CL 17, CL 19, CL 20, CL 21). Siswa menyatakan melakukan persiapan
karena menyadari bahwa siswa dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 dituntut untuk
lebih aktif (CL 9).115 Siswa berpendapat pula bahwa perlu untuk mempelajari
materi yang telah disampaikan guru dan mempelajari materi pelajaran pada
pertemuan selanjutnya (CL 4).116 Ada pula yang mengatakan bahwa persiapan
yang dilakukan adalah menyiapkan buku pelajaran, menyiapkan buku referensi
tambahan, mengerjakan tugas yang diberikan guru, menyiapkan diri dan mental
dalam menghadapi pelajaran, serta belajar secara mandiri (CL 4, CL 7, CL 10, CL
15). Siswa juga mencari sumber referensi tambahan untuk melengkapi apa yang
didapatkannya dari buku dan dari penjelasan guru (CL 18).117
Ada pula sebagian kecil siswa yang mengatakan bahwa mereka belajar
sesuai dengan suasana hati (mood) yang mereka miliki (CL 8, CL 11, CL 12).
Bahkan ada pula siswa yang tidak melakukan persiapan apapun dalam
menghadapi pembelajaran (CL 5, CL 6, CL 22). Salah seorang siswa menyadari
bahwa Kurikulum 2013 menghendaki keaktifan dari siswa, tetapi menurutnya di
115 Wawancara dengan Adrian Derai Langit pada tanggal 16 Mei 2017.
116 Wawancara dengan Ilham Fahri pada tanggal 27 April 2017.
117 Wawancara dengan Hanifah Tisha Ramadhani pada tanggal 16 Mei 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
dalam kelas guru masih lebih dominan dibandingkan siswa (CL 13).118 Selain itu,
siswa juga menyatakan bahwa masih bingung dengan Kurikulum 2013 (CL 14).119
b. Proses Pembelajaran Sejarah Menggunakan Kurikulum 2013
Berkaitan dengan proses pembelajaran sejarah menggunakan Kurikulum
2013, sebagian besar siswa mengatakan bahwa proses pembelajaran
menyenangkan karena siswa lebih mudah memahami materi (CL 3, CL 6, CL 10,
CL 14). Siswa menyatakan pembelajaran menarik jika siswa melakukan diskusi
dan berkelompok (CL 17).120 Melalui proses pembelajaran di kelas siswa bisa
mendapatkan sumber yang lebih lengkap (CL 3).121 Siswa juga menyatakan
bahwa pembelajaran menyenangkan karena bisa menggunakan internet sebagai
sumber tambahan (CL 19).122 Ada pula siswa yang menyatakan dalam proses
belajar di kelas menyenangkan karena bisa berdiskusi dengan teman untuk
berbagi hal yang belum diketahui (CL 20).123 Siswa berpendapat bahwa perlu
diadakan kunjungan ke museum agar sumber belajar sejarah yang diketahui siswa
lebih lengkap, menambah wawasan, dan siswa tidak bosan hanya belajar di dalam
kelas (CL 13).124 Siswa juga menyatakan bahwa diperlukan penjelasan dari guru
agar lebih memahami materi pelajaran (CL 11).125
118 Wawancara dengan Annisa Harimukti Dian Kurniasari pada tanggal 16 Mei 2017.
119 Wawancara dengan Yulius Andika Yudistira pada tanggal 16 Mei 2017.
120 Wawancara dengan Rosyida Cahya Oktiva pada tanggal 16 Mei 2017.
121 Wawancara dengan Muhammad Yusril Ananta pada tanggal 27 April 2017.
122 Wawancara dengan Nicholas Haddou pada tanggal 19 Mei 2017.
123 Wawancara dengan Andin Rahman Sidiq pada tanggal 19 Mei 2017.
124 Wawancara dengan Annisa Harimukti Dian Kurniasari pada tanggal 16 Mei 2017.
125 Wawancara dengan Devara Windrayansyah pada tanggal 16 Mei 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Ada pula siswa yang mengatakan bahwa proses pembelajaran tergantung
suasana hati (mood) (CL 4).126 Siswa juga menyatakan bahwa proses
pembelajaran membebaninya karena pada Kurikulum 2013 siswa dituntut untuk
aktif (CL 8).127 Proses pembelajaran biasa saja, bahkan membosankan apabila
guru terlalu banyak menyampaikan materi (CL 5, CL 9, CL 12, CL 16). Siswa
menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran guru masih mendominasi dalam
menyampaikan materi pelajaran (CL 15).128 Selain itu, siswa juga menyatakan
mata pelajaran sejarah yang dijadwalkan pada siang hari di sekolah membuat
mengantuk dalam mengikuti pelajaran (CL 18).129 Hal ini didukung dengan hasil
observasi yang dilakukan oleh peneliti, di mana ada beberapa kelas yang memang
mendapatkan jadwal pelajaran sejarah pada siang hari.
c. Evaluasi Pembelajaran Sejarah yang Dilakukan Guru Menggunakan
Kurikulum 2013
Berkaitan dengan evaluasi pembelajaran sejarah yang dilakukan guru
menggunakan Kurikulum 2013, siswa mengatakan bahwa dalam melakukan
evaluasi, guru biasanya menggunakan pre-test, post-tes, kuis, tanya jawab antar
siswa, membuat rangkuman (proyek), ulangan harian (UH), membuat karya
(produk) misalnya peta, dan menilai teman. Menurut sebagian besar siswa
evaluasi yang dilakukan guru menarik karena membuat siswa memahami materi
pelajaran dan percaya diri (CL 10, CL 11, CL 12, CL 15, CL 16, CL 17, CL 18,
126 Wawancara dengan Ilham Fahri pada tanggal 27 April 2017.
127 Wawancara dengan Kurnia Ardy Fadhil Ramadhan pada tanggal 27 April 2017.
128 Wawancara dengan Raissa Nur Ardhani pada tanggal 16 Mei 2017.
129 Wawancara dengan Hanifah Tisha Ramadhani pada tanggal 16 Mei 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
CL 19, CL 21, CL 22). Siswa juga menyatakan evaluasi yang digunakan guru
membantu dalam memahami materi pelajaran (CL 4).130 Hal ini dikarenakan jenis
evaluasi yang digunakan guru membuat siswa tertarik untuk mengerjakan dan
memahami materi pelajaran, serta berani dalam menyampaikan pendapat. Siswa
juga menyatakan bahwa evaluasi yang dilakukan guru membuatnya percaya diri
(CL 14).131
Ada siswa yang mengatakan bahwa terkadang soal-soal atau pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan guru kurang dipahami siswa (CL 3).132 Hal ini
menyebabkan siswa kesulitan dalam menjawab soal atau pertanyaan yang
diberikan. Ada siswa yang kesulitan menjawab soal atau pertanyaan jika tiba-tiba
guru mengadakan evaluasi. Siswa juga menyatakan kesulitan mengerjakan
pertanyaan evaluasi jika guru memberikan dan mengadakan evaluasi secara tiba-
tiba karena menurutnya harus mempersiapkan diri dan mempelajari materi
terlebih dahulu (CL 8).133 Hal ini dikuatkan oleh pernyataan dari salah seorang
siswa, bahwa materi yang banyak membuatnya kesulitan dalam mempelajari
materi sebagai bahan evaluasi (CL 13).134 Selain itu, siswa juga menyatakan bisa
mengarjakan soal atau pertanyaan yang diberikan guru apabila memahami materi
yang berkaitan dengan soal atau pertanyaan yang diberikan (CL 5).135 Ada siswa
130 Wawancara dengan Ilham Fahri pada tanggal 27 April 2017.
131 Wawancara dengan Yulius Andika Yudistira pada tanggal 16 Mei 2017.
132 Wawancara dengan Muhammad Yusril Ananta pada tanggal 27 April 2017.
133 Wawancara dengan Kurnia Ardy Fadhil Ramadhan pada tanggal 27 April 2017.
134 Wawancara dengan Annisa Harimukti Dian Kurniasari pada tanggal 16 Mei 2017.
135 Wawancara dengan Putri Dewi Fortuna pada tanggal 27 April 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
yang lebih suka mengerjakan evaluasi secara mandiri (individu) daripada
mengerjakan evaluasi secara berkelompok (CL 7, CL 9).
d. Kendala atau Kesulitan yang Dihadapi dalam Setiap Evaluasi yang
Dilakukan Guru Dengan Menggunakan Kurikulum 2013
Berkaitan dengan kendala atau kesulitan yang dihadapi dalam setiap
evaluasi yang dilakukan guru dengan menggunakan Kurikulum 2013, sebagian
siswa mengatakan bahwa kesulitan yang dihadapi terkait dengan soal atau
pertanyaan yang diberikan guru terkadang membingungkan, dan tingkatan soalnya
terlalu sulit bagi siswa (CL 3, CL 19, CL 20, CL 21). Selanjutnya, materi
pelajaran yang terlalu banyak dan luas membuat siswa kewalahan dalam
mempelajarinya, sehingga banyak dari siswa yang kebingungan (CL 13, CL 17).
Bahkan ada yang lupa materi pelajaran ketika harus menjawab soal atau
pertanyaan yang diberikan guru karena banyaknya materi yang disampaikan oleh
guru (CL 12).136 Selain itu, guru yang terkadang memberikan evaluasi secara
mendadak membuat siswa kesulitan menjawab soal atau pertanyaan (CL 22).137
Materi yang kurang lengkap di dalam buku juga menjadi kesulitan
tersendiri bagi siswa ketika mengerjakan soal atau pertanyaan yang diberikan guru
(CL 5).138 Sebagian siswa juga mengatakan bahwa kesulitan yang dihadapi, yaitu
suasana di dalam kelas di dalam kelas ketika sedang presentasi yang membuat
siswa kurang bisa memahami penjelasan dari teman-teman yang melakukan
presentasi (CL 6, CL 7). Dalam berdiskusi hanya sebagian orang saja yang
136 Wawancara dengan Muhammad Rayhan Ramadhan pada tanggal 16 Mei 2017.
137 Wawancara dengan Rr. Agidasyahna Winda S pada tanggal 19 Mei 2017.
138 Wawancara dengan Putri Dewi Fortuna pada tanggal 27 April 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
mengerjakan, dan waktu yang disediakan untuk evaluasi terlalu sedikit (CL 9)139,
serta ada pula siswa yang malu ketika harus melakukan evaluasi yang
menghendaki tampil di depan kelas (CL 14).140
e. Cara Mengatasi Kendala atau Kesulitan yang Dihadapi
Berkaitan dengan cara mengatasi kendala atau kesulitan yang dihadapi,
ada siswa yang mengatakan bahwa mereka berusaha untuk mencari jawaban dari
soal atau pertanyaan yang diberikan guru, baik menggunakan buku maupun
sumber lainnya atau internet (CL 5, CL 15, CL 19, CL 22), belajar lebih giat (CL
4, CL 11, CL 17), mempelajari materi pelajaran di rumah juga menjadi cara siswa
dalam mengatasi kendala atau kesulitan yang dihadapi (CL 6, CL 7, CL 8). Selain
itu, ada pula siswa yang bertanya kepada guru atau teman tentang materi dan soal
atau pertanyaan yang kurang dipahami (CL 3, CL 13, CL 18, CL 20, CL 21),
belajar dengan teman yang lebih memahami materi (CL 16)141, dan membuat
rangkuman materi untuk dipelajari (CL 12).142 Selanjutnya, beberapa siswa
menyadari bahwa untuk mengatasi kendala atau kesulitan yang dihadapinya, maka
perlu untuk selalu percaya diri dan memotivasi diri agar tidak malas dalam
mempelajari materi maupun malu ketika presentasi di depan kelas (CL 9, CL 10,
CL 14).
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan temuan-temuan
terkait persepsi siswa tentang evaluasi pembelajaran sejarah menggunakan
139 Wawancara dengan Adrian Derai Langit pada tanggal 16 Mei 2017.
140 Wawancara dengan Yulius Andika Yusdistira pada tanggal 16 Mei 2017.
141 Wawancara dengan Karina Yurika pada tanggal 16 Mei 2017.
142 Wawancara dengan Muhammad Rayhan Ramadhan pada tanggal 16 Mei 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Kurikulum 2013. Dari segi persiapan yang dilakukan siswa dalam menghadapi
pembelajaran sejarah menggunakan Kurikulum 2013, maka sebagian besar siswa
belajar karena menyadari Kurikulum 2013 menghendaki siswa yang lebih aktif,
sedangkan sebagian kecil siswa tidak belajar karena tidak memahami Kurikulum
2013 dan merasa terbebani dengan Kurikulum 2013 yang menghendaki siswa
untuk aktif. Dari segi proses pembelajarannya, maka sebagian besar siswa
menyatakan proses pembelajaran menarik karena siswa lebih mudah memahami
materi pelajaran, dan bisa berdiskusi dengan teman yang lain. Sedangkan sebagian
kecil siswa menyatakan proses pembelajaran membosankan karena guru terlalu
banyak menyampaikan materi, dan jadwal pelajaran sejarah pada siang hari.
Dari segi evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru menggunakan
Kurikulum 2013, menurut siswa, guru menggunakan evaluasi dalam bentuk tes
maupun nontes. Dalam bentuk tes, misalnya dengan pilihan ganda, uraian,
portofolio, proyek dan produk, sedangkan dalam bentuk nontes, misalnya dengan
penilaian antar teman. Sebagian besar siswa menyatakan evaluasi yang dilakukan
guru menarik dan membuat mereka memahami materi, sedangkan sebagian kecil
siswa menyatakan kesulitan mengerjakan evaluasi yang diberikan guru
dikarenakan tingkatan soal atau pertanyaannya sulit dan membingungkan. Dalam
proses evaluasi yang dilakukan oleh siswa terdapat kendala atau kesulitan yang
dihadapi oleh siswa, seperti materi pelajaran yang harus dipelajari untuk setiap
evaluasi terlalu banyak, materi di dalam buku yang krang lengkap, dan guru
terkadang melakukan evaluasi mendadak. Untuk mengatasi kendala atau kesulitan
tersebut siswa menyadari harus tekun belajar, aktif dan harus selalu percaya diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
C. Pembahasan
1. Persepsi Guru Terhadap Evaluasi Pembelajaran Sejarah dalam
Kurikulum 2013
Implementasi Kurikulum 2013, khususnya dalam hal evaluasi
pembelajaran menciptakan pengalaman tersendiri bagi guru. Pengalaman guru
dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013, khususnya evaluasi pembelajaran
tersebut pada akhirnya menciptakan sebuah persepsi. Tentunya pengalaman setiap
guru dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013, khususnya evaluasi
pembelajaran akan berbeda-beda dan pada akhirnya akan menghasilkan persepsi
yang berbeda pula bagi setiap guru. Persepsi guru tercipta dimulai dari objek yang
ditangkap oleh panca indera dan dilanjutkan oleh syaraf sensorik dalam
menyampaikan stimulus yang ditangkap oleh panca indera tersebut. Kemudian
stimulus tersebut pada akhirnya akan membentuk persepsi. Dalam penelitian ini,
objek yang diteliti adalah persepsi guru sejarah yang terbentuk dari pengalaman
guru pada saat mengimplementasikan Kurikulum 2013, khususnya evaluasi
pembelajaran sejarah.
Menurut Cepi Triatna, persepsi adalah suatu proses yang terjadi dalam diri
individu ketika menanggapi lingkungannya melalui proses pemikiran dan
perasaan yang kemudian menjadi dasar pertimbangan perilakunya.143 Proses
evaluasi yang dilakukan oleh guru sejarah dalam pembelajaran, misalnya dengan
melakukan pre-test tentunya akan menciptakan pengalaman dan pemahaman
tersendiri bagi guru. Melalui pengalaman dan pemahaman pre-test yang dilakukan
143 Cepi Triatna, op. cit, hlm. 36.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
tersebut, maka guru dapat membuat evaluasi yang sesuai dengan keadaan kelas.
Dari pre-test yang dilakukan maka guru telah membangun persepsinya terkait
dengan evaluasi pembelajaran yang dilakukan. Perlunya perbaikan dalam evaluasi
yang bermula dari pre-test tentunya melibatkan persepsi guru terkait baik atau
tidaknya, maupun bisa atau tidaknya tes tersebut untuk dilanjutkan atau diganti.
a. Persiapan Implementasi Kurikulum 2013 dalam Mata Pelajaran Sejarah
Terkait Evaluasi Pembelajaran
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.144 Kurikulum merupakan sebuah wadah yang akan menentukan arah
pendidikan. Berhasil dan tidaknya sebuah pendidikan sangat bergantung dengan
kurikulum yang digunakan. Kurikulum adalah ujung tombak bagi terlaksananya
kegiatan pendidikan. Tanpa adanya kurikulum mustahil pendidikan akan dapat
berjalan dengan baik, efektif, dan efisien sesuai yang diharapkan. Karena itu,
kurikulum sangat perlu untuk diperhatikan di masing-masing satuan pendidikan
yang merupakan salah satu penentu keberhasilan pendidikan.145
Hal di atas diperkuat dengan pendapat dari guru sejarah di SMA Negeri 4
Yogyakarta bahwa Kurikulum 2013 sebenarnya merupakan penyempurna dari
kurikulum sebelumnya (KTSP). Kurikulum 2013 sebenarnya sama dengan
kurikulum sebelumnya, tetapi hanya berbeda pada istilahnya saja. Kurikulum
2013 juga sudah lengkap menurut guru sejarah di SMA Negeri 4 Yogyakarta,
144 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. 145 Fadlillah, op. cit., hlm. 13-14.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
karena evaluasi atau penilaian sudah menyangkut seluruh aspek, yakni aspek
afektif, kognitif, dan psikomotor. Jika pada Kurikulum 2013 seluruh aspek sudah
dijelaskan dan dinilai secara detail, maka pada kurikulum sebelumnya hanya
fokus melakukan penilaian pada aspek kognitif dan psikomotor, sedangkan aspek
afektif sangat jarang dilakukan. Hal ini sesuai dengan peran penting dari sejarah.
Sejarah tidak hanya sebagai ilmu yang sekedar mentrasferkan ide, akan tetapi juga
sebagai ilmu pendewasaan siswa melalui nilai-nilai yang terkandung di dalamnya
agar siswa dapat memahami identitas, jati diri, dan kepribadian bangsa melalui
pemahaman terhadap peristiwa sejarah.146
Fungsi dan tujuan Kurikulum 2013 secara spesifik mengacu pada Undang-
Undang Nasional No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.147
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkonstribusi pada
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.148 Hal ini
sesuai dengan pernyataan dari guru sejarah di SMA Negeri 4 Yogyakarta
memahami harapan dari pemerintah dengan perubahan KTSP ke Kurikulum 2013,
yaitu siswa tidak hanya pintar secara intelektual, tapi siswa juga memiliki
keterampilan untuk mengkomunikasikan dan memiliki sikap yang baik. Selain itu,
yang diharapkan pemerintah adalah output dari SMA (siswa) sudah siap dengan
berbagai persoalan yang dihadapi, sehingga setiap kali menghadapi masalah siswa
146 Herry Widyastono, op. cit., hlm. 56. 147 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. 148 Herry Widyastono, op. cit., hlm. 131.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
tidak langsung merespon tetapi terlebih dahulu menganalisis sebab, solusi,
hasilnya dan dampak ataupun akibat dari keputusan yang diambil.
Sesuai dengan yang diharapkan oleh pemerintah, maka berbagai pihak pun
menganalisis dan melihat perlunya diterapkan kurikulum berbasis kompetensi
sekaligus berbasis karakter yang dapat membekali peserta didik dengan berbagai
sikap dan kemampuan yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan
tuntutan teknologi.149 Perubahan dalam kurikulum tentunya harus dipahami oleh
semua pihak agar tidak terjadi kesalahan dalam memahami kurikulum tersebut.
Khususnya bagi guru yang menerapkan secara langsung kurikulum pada
pembelajaran di dalam kelas.
Untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam mengenai Kurikulum
2013, maka diperlukan pelatihan bagi guru. Guru sejarah di SMA Negeri 4
Yogyakarta menyatakan bahwa telah mendapatkan pelatihan yang cukup dan
idealnya pelatihan dilakukan setiap semester atau satu tahun sekali. Namun,
melihat adanya beberapa kali perubahan peraturan, maka diperlukan pelatihan
setiap adanya pergantian peraturan. Berkaitan dengan penyusunan silabus dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), maka guru sejarah di SMA Negeri 4
Yogyakarta menyatakan bahwa untuk silabus sudah disediakan oleh pemerintah.
Untuk RPP sendiri guru tinggal menyusun sendiri maupun disusun bersama
dengan anggota MGMP.
Guru sejarah di SMA Negeri 4 Yogyakarta menyatakan sumber maupun
modul untuk pembelajaran juga sudah cukup sebagai bekal siswa. Selain itu,
149 Mulyasa, op. cit., hlm. 6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
dengan adanya hotspot juga dapat membantu siswa dalam mencari informasi-
informasi terbaru yang dapat menambah wawasan siswa sendiri. Dengan adanya
sumber dan modul yang cukup tentunya akan membantu siswa dalam menghadapi
penilaian atau evaluasi yang nantinya akan diadakan oleh guru karena mudahnya
informasi yang bisa didapatkan oleh siswa, baik melalui buku maupun internet.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,
menganalisis, menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar siswa yang
dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi
yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Seorang guru diharapkan
melakukan penilaian dengan berbagai model variatif, sehingga siswa sebagai
sasaran penilaian merasakan manfaat dan kebermaknaan dari semua penilaian
tersebut. Berdasarkan hasil penilaian yang komprehensif terhadap tiga aspek,
yaitu afektif, kognitif, dan psikomotorik, maka kemajuan belajar siswa dan tingkat
efisiensi mengajar guru dapat diketahui.150
Hal di atas dibuktikan dengan pernyataan dari guru sejarah di SMA Negeri
4 Yogyakarta yang melakukan penilaian disesuaikan dengan Kurikulum 2013, di
mana penilaian yang dilakukan terkait dengan aspek sikap, pengetahuan dan
keterampilan. Aspek pengetahuan dan keterampilan dinilai sesuai dengan
Kompetensi Inti (KI) 3 dan Kompetensi Inti (KI) 4. Sementara untuk penilaian
afektif atau sikap, guru sejarah di SMA Negeri 4 Yogyakarta tetap melakukan
penilaian dalam pembelajaran walaupun secara tertulis penilaian untuk aspek
afektif tidak disertakan dalam Kurikulum 2013.
150 Aman, op. cit., hlm. 74-75.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Penilaian dalam Kurikulum 2013 telah diatur dalam Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016 tentang
Standar Penilaian Pendidikan. Dalam Kurikulum 2013 ditekankan pengembangan
kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang harus dicapai oleh peserta
didik. Ketiga Kompetensi ini ditagih dalam rapor dan merupakan penentu
kenaikan kelas dan kelulusan siswa. Guru dapat melakukan penilaian kompetensi
sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat (peer evaluation)
oleh peserta didik dan jurnal. Penilaian aspek sikap dilakukan melalui
observasi/pengamatan dan teknik penilaian lain yang relevan, dan pelaporannya
menjadi tanggung jawab wali kelas atau guru kelas. Penilaian aspek pengetahuan
dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan penugasan sesuai dengan kompetensi
yang dinilai. Penilaian keterampilan dilakukan melalui praktik, produk, proyek,
portofolio, dan/atau teknik lain sesuai dengan kompetensi yang dinilai.151 Ketiga
aspek penilaian tersebut yang menjadi perbedaan mendasar dalam Kurikulum
2013 dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Hal di atas dibuktikan dengan pernyataan dari guru sejarah di SMA Negeri
4 Yogyakarta bahwa guru menyiapkan perangkat evaluasi untuk setiap aspeknya,
baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Penyusunan evaluasi
dilakukan sendiri ataupun bersama dengan anggota Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP). Evaluasi yang disusun disesuaikan dengan materi yang
diajarkan di dalam kelas. Jenis evaluasi atau penilaian yang dilakukan guru
sejarah SMA Negeri 4 Yogyakarta meliputi tes maupun nontes.
151 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016
tentang Standar Penilaian Pendidikan, hlm. 7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Tes yang dilakukan dalam bentuk pilihan ganda dan uraian untuk penilaian
aspek kognitif. Tes dalam bentuk portofolio, proyek, dan produk untuk penilaian
aspek psikomotorik. Sedangkan nontes dalam bentuk penilaian antar teman dan
observasi dilakukan untuk penilaian afektif. Namun, sebelum melakukan
penilaian atau evaluasi, guru sejarah di SMA Negeri 4 Yogyakarta menyiapkan
perangkat-perangkat dan instrumen-instrumen penilaian dari ketiga aspek yang
dinilai, yaitu afektif, kognitif, dan psikomotorik. Perangkat-perangkat dan
instrumen-instrumen yang disiapkan, antara lain kisi-kisi soal, soal tes, rubrik
penilaian, dan lembar penilaian antar teman atau observasi.
b. Perbedaan Mendasar antara Evaluasi dalam Kurikulum 2013 dengan
Kurikulum Sebelumnya
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mulai diterapkan pada
tahun pelajaran 2013/2014. Kurikulum ini adalah pengembangan dari kurikulum
sebelumnya, baik Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirilis pada tahun
2004 maupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada tahun 2006.152 Namun,
yang menjadi perbedaan dan titik tekan Kurikulum 2013 dengan kurikulum
sebelumnya adalah peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang
meliputi komponen sikap, keterampilan dan pengetahuan.
Hal di atas diperkuat dengan pernyataan dari guru sejarah di SMA Negeri
4 Yogyakarta bahwa terdapat perbedaan mendasar antara evaluasi dalam
Kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya. Perbedaan tersebut, yaitu
pertama aspek yang dinilai pada Kurikulum 2013 mencakup aspek kognitif,
152 Fadlillah, op. cit., hlm. 16.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
afektif, dan psikomotorik, yang pada kurikulum sebelumnya tidak dilakukan
seluruhnya. Kedua, dalam Kurikulum 2013 penilaian dilakukan setiap kali proses
pembelajaran berlangsung, sedangkan pada kurikulum sebelumnya penilaian
dapat dilakukan menyeluruh setiap akhir semester. Ketiga, di dalam Kurikulum
2013 lebih ditekankan pendidikan karakter dibandingkan dengan kurikulum
sebelumnya. Selain itu, perbedaannya juga terdapat dalam istilah penilaian, seperti
istilah Higher Order Thinking Skills (HOTS) dalam Kurikulum 2013 yang
sebenarnya pada kurikulum sebelumnya juga terdapat penilaian semacam itu.
Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.153 Penilaian merupakan bagian
integral dari proses pembelajaran, sehingga tujuan penilaian harus sejalan dengan
tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, penilaian hendaknya dilakukan dengan
perencanaan yang cermat.154 Perencanaan yang cermat yang dilakukan guru bisa
dengan menyiapkan perangkat atau instrumen penilaian yang dibutuhkan dari
aspek kognitif, afektif, dan psikomotrik. Mengingat ketiga aspek tersebut ditagih
sebagai nilai rapor, sehingga guru harus melakukan penilaian terhadap ketiga
aspek tersebut dalam setiap pembelajaran.
c. Penilaian Autentik dalam Melakukan Evaluasi Menggunakan Kurikulum
2013
Dalam Kurikulum 2013, penilaian yang dilakukan oleh pendidik haruslah
penilaian autentik. Penilaian Autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara
komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran
153 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016
tentang Standar Penilaian Pendidikan, hlm. 2. 154 Abdul Majid, op. cit., hlm. 35.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
(output) pembelajaran.155 Guru sejarah di SMA Negeri 4 Yogyakarta memahami
bahwa penilaian autentik dalam Kurikulum 2013 merupakan penilaian yang
dilakukan secara menyeluruh dan menggambarkan siswa apa adanya. Untuk itu,
guru sejarah di SMA Negeri 4 Yogyakarta melakukan penilaian yang menyeluruh
kepada siswa saat pembelajaran dimulai, saat pembelajaran berlangsung, dan di
setiap akhir pembelajaran.
Untuk memperoleh hasil penilaian yang maksimal dan dapat
menggambarkan proses dan hasil yang sesungguhnya, penilaian dilakukan
sepanjang kegiatan pengajaran ditujukan untuk memotivasi dan mengembangkan
kegiatan belajar anak, kemampuan mengajar guru dan untuk kepentingan
penyempurnaan program pengajaran.156 Guru sejarah di SMA Negeri 4
Yogyakarta berusaha untuk melaksanakan penilaian autentik dengan baik
walaupun melalui prosedur yang sedikit berbeda. Misalnya ada siswa yang masih
belum mendapatkan nilai tuntas, maka guru sejarah akan melakukan remidi
hingga siswa mendapatkan nilai yang tuntas.
Untuk mencapai hasil yang diinginkan sesuai dengan penilaian autentik,
maka diperlukan cara atau bentuk penilaian yang sesuai dengan penilaian autentik.
Penilaian autentik dapat dilakukan dengan berbagai cara atau bentuk, antara lain
penilaian proyek, penilaian kinerja, penilaian portofolio, jurnal, dan penilaian
tertulis.157 Dari beberapa jenis penilaian di atas, maka jelas penilaian autentik
lebih dapat mengungkapkan hasil belajar siswa secara holistik, sehingga benar-
benar dapat mencerminkan potensi, kemampuan, dan kreativitas siswa sebagai
155 Kunandar, op. cit., hlm. 50. 156 Abdul Majid, op. cit., hlm. 35. 157 Ibid., hlm. 62-70.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
hasil proses belajar. Selain itu penerapan penilaian autentik akan dapat mendorong
siswa untuk lebih aktif belajar dan menerapkan hasil belajarnya dalam kehidupan
nyata. Dengan demikian, penilaian autentik dapat meningkatkan mutu pendidikan.
Jenis penilaian autentik yang diakukan guru sejarah di SMA Negeri 4 Yogyakarta,
antara lain penilaian tertulis, penilaian portofolio, penilaian proyek, penilaian
produk, dan penilaian antar teman.
d. Efektivitas Evaluasi dengan Menggunakan Kurikulum 2013
Salah satu karakteristik Kurikulum 2013, yaitu mengembangkan sikap
spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan
intelektual dan psikomotorik secara seimbang.158 Untuk itu, Kurikulum 2013
dikembangkan sesuai dengan karateristiknya dan disesuaikan dengan keadaan dan
perkembangkan zaman. Guru sejarah di SMA Negeri 4 Yogyakarta
mengungkapkan bahwa evaluasi yang dilakukan dengan menggunakan Kurikulum
2013 akan efektif apabila guru menyiapkan administrasi atau panduannya.
Administrasi atau panduan yang disiapkan, antara lain instrumen penilaian untuk
tiga aspek yang dinilai, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Selain itu,
evaluasi yang dilakukan dengan menggunakan Kurikulum 2013 juga efektif dan
sesuai dengan sejarah karena harus mengungkapkan fakta-fakta sejarah. Dalam
penyusunan perangkat atau instrumen evaluasi maka guru harus memperhatikan
perangkat atau instrumen yang dapat mengembangkan sikap spiritual dan sosial,
rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan
psikomotorik secara seimbang.
158 Herry Widyastono, op. cit., hlm. 131.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Mengajar sejarah berarti membantu siswa untuk mempelajari sejarah
sehingga guru perlu mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran
sejarah.159 Untuk itu, pemahaman guru tentang sejarah sangat diperlukan agar
siswa juga memahami penjelasan yang diberikan guru. Pembelajaran sejarah
memiliki peran penting, bukan hanya sebagai proses transfer ide, akan tetapi juga
proses pendewasaan peserta didik untuk memahami identitas, jati diri, dan
kepribadian bangsa melalui pemahaman terhadap peristiwa sejarah.160
Untuk itu, guru sejarah di SMA Negeri 4 Yogyakarta menyadari
Kurikulum 2013 dapat membantu pemahaman siswa terhadap peristiwa sejarah.
Guru sejarah di SMA Negeri 4 Yogyakarta menyiapkan segala perangkat dan
instrumen yang dibutuhkan dalam melakukan penilaian agar penilaian yang
dilakukan dapat dilaksanakan dengan efektif. Perangkat penilaian dan instrument
yang disiapkan oleh guru akan membantu guru dalam melaksanakan penilaian
dalam proses pembelajaran. Perangkat dan instrumen penilaian yang dibuat
disesuaikan dengan penilaian yang akan digunakan oleh guru.
e. Kendala atau Kesulitan yang Dihadapi dalam Melakukan Evaluasi
Pembelajaran Sejarah Sesuai dengan Kurikulum 2013
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,
menganalisis, menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar siswa yang
dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi
yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Seorang guru diharapkan
melakukan penilaian dengan berbagai model variatif, sehingga siswa sebagai
159 Brian Garvey dan Mary Krug, op. cit., hlm. 1. 160 Heri Susanto, op. cit., hlm. 56.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
sasaran penilaian merasakan manfaat dan kebermaknaan dari semua penilaian
tersebut. Berdasarkan hasil penilaian yang komprehensif terhadap tiga aspek,
yaitu afektif, kognitif, dan psikomotorik, maka kemajuan belajar siswa dan tingkat
efisiensi mengajar guru dapat diketahui.161
Berdasarkan hasil penelitian, maka guru sejarah di SMA Negeri 4
Yogyakarta menyatakan bahwa tidak mengalami kendala yang berarti, karena hal
tersebut kembali kepada diri guru sendiri untuk memberi nilai atau menilai siswa.
Jika hanya memberikan nilai maka bisa dilakukan di akhir semester saja tanpa
melihat selama proses pembelajaran di kelas berlangsung. Jika menilai maka guru
bisa paham sejauh mana kemampuan dan pemahaman siswa.
Kendala lain yang dihadapi guru sejarah di SMA Negeri 4 Yogyakarta
dalam melakukan evaluasi pembelajaran dengan menggunakan Kurikulum 2013,
yaitu waktu untuk melakukan evaluasi yang terbatas. Proses pembelajaran yang
lama dengan materi yang banyak membuat guru terkadang kesulitan membagi
waktu untuk melakukan evaluasi. Selain itu, waktu untuk mengoreksi hasil
pekerjaan siswa juga terbatas karena waktu mengajar yang cukup padat.
f. Cara Mengatasi Kendala atau Kesulitan yang Dihadapi
Berdasarkan hasil penelitian, guru sejarah SMA Negeri 4 Yogyakarta
mengatakan bahwa cara yang dilakukan untuk mengatasi kendala atau kesulitan
yang dihadapi, yaitu dengan memanfaatkan waktu yang ada sebaik mungkin dan
menyiapkan administrasi atau panduan untuk evaluasi. Evaluasi yang dilakukan
oleh guru tidak ditunda-tunda sehingga kendala yang dihadapi dapat teratasi. Hal
161 Aman, op. cit., hlm. 74-75.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
yang harus diperhatikan guru dalam melakukan evaluasi, yaitu guru harus dapat
menyusun sendiri prinsip belajar, yaitu prinsip belajar yang dapat dilaksanakan
dalam situasi dan kondisi yang berbeda, dan oleh setiap siswa secara individu.162
Dari sini maka dapat guru dapat dengan mudah melakukan penilaian terhadap
siswa.
Selain itu, guru juga menurunkan tuntutan, maksudnya jika sebelumnya
guru memberikan evaluasi dengan uraian, maka terkadang guru memvariasi
dengan pilihan ganda, dan lain sebagainya. Tes pilihan ganda dapat digunakan
untuk menilai kemampuan mengingat dan memahami. Pilihan ganda mempunyai
kelemahan, yaitu peserta didik tidak mengembangkan sendiri jawabannya, tetapi
cenderung hanya memilih jawaban yang benar dan jika peserta didik tidak
mengetahui jawaban yang benar, maka peserta didik akan menerka.
Sementara itu, tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta
didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan,
menganalisis, menyintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah
dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehensif,
sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan
peserta didik.163 Meskipun demikian, guru dalam melakukan penilaian atau
evaluasi tidak menghilangkan esensi dari Kurikulum 2013. Seluruh peniaian yang
dilakukan berkaitan dengan aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik diatur dan
disusun sesuai dengan Kurikulum 2013. Untuk itu, diperlukan pemahaman guru
tentang Kurikulum 2013, khususnya mengenai evaluasi pembelajaran.
162 Slameto, op. cit., hlm 2. 163 Abdul Majid, op. cit., hlm 69.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
2. Persepsi Siswa Terhadap Evaluasi Pembelajaran Sejarah dalam
Kurikulum 2013
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan,
yaitu merupakan proses diterimanya stimulus melalui panca indera yang pada
akhirnya menghasilkan persepsi.164 Siswa di SMA Negeri 4 Yogyakarta memiliki
persepsi yang berbeda terkait proses pembelajaran dan evaluasi pembelajaran
yang dilakukan guru di dalam kelas. Hal ini tentunya merupakan akibat dari apa
yang ditangkap oleh indera siswa selama proses pembelajaran dan evaluasi yang
dilakukan guru. Sesuatu yang ditangkap oleh indera siswa memberikan sebuah
stimulus dan pada akhirnya menghasilkan persepsi. Siswa memiliki persepsi
positif dan persepsi negatif terkait proses pembelajaran dan evaluasi pembelajaran
yang dilakukan guru.
a. Persiapan dalam Menghadapi Pembelajaran Sejarah Menggunakan
Kurikulum 2013
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap siswa, maka sebagian
siswa mengatakan melakukan persiapan dalam menghadapi pembelajaran sejarah
dengan menggunakan Kurikulum 2013. Persiapan yang dilakukan, antara lain
mempelajari materi pelajaran saat di rumah atau saat di sekolah sebelum pelajaran
dimulai, dan mempelajari materi pelajaran yang diajarkan oleh guru pada
pertemuan sebelumnya di rumah. Ada pula yang mengatakan bahwa persiapan
yang dilakukan adalah menyiapkan buku pelajaran, menyiapakan buku referensi
164 Bimo Walgito, op. cit., hlm. 99.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
tambahan, mengerjakan tugas yang diberikan guru, menyiapkan diri dan mental
dalam menghadapi pelajaran, serta belajar secara mandiri.
Para siswa yang melakukan persiapan menyadari bahwa di dalam
pembelajaran dengan Kurikulum 2013 siswa dituntut untuk lebih aktif. Oleh
karena itu, siswa lebih menyiapkan diri dalam menghadapi pembelajaran sejarah
dengan menggunakan Kurikulum 2013. Hal ini sesuai dengan tujuan dari
kurikulum 2013, yaitu untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif,
kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkonstribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.165 Hal ini didukung
pula oleh salah satu tujuan pembelajaran sejarah nasional, yaitu menyadarkan
anak tentang cita-cita nasional (Pancasila dan Undang-undang) serta perjuangan
tersebut untuk mewujudkan cita-cita itu sepanjang masa.
Namun, ada pula siswa yang mengatakan bahwa mereka belajar sesuai
dengan suasana hati (mood) yang mereka miliki. Bahkan ada pula siswa yang
tidak melakukan persiapan apapun dalam menghadapi pembelajaran. Para siswa
yang tidak melakukan persiapan mengakui bahwa mereka tidak memahami
Kurikulum 2013 dengan baik. Untuk itu, diperlukan sosialisasi kepada para siswa
terkait Kurikulum 2013 secara menyeluruh, agar siswa menyadari pentingnya
Kurikulum 2013.
165 Herry Widyastono, op. cit., hlm. 131.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
b. Proses Pembelajaran Sejarah Menggunakan Kurikulum 2013
Dalam prosesnya memahami lingkungan, setiap individu dapat melakukan
pemilihan, pengevaluasian, dan pengorganisasian lingkunganya dan dapat
memberikan penilaian yang bersifat positif dan negatif dalam bentuk perilaku
tertentu. Seseorang dapat memberikan persepsi positif apabila sesuatu atau
seseorang memiliki karakteristik dan perilaku yang baik dalam pandangan orang
tersebut. Seseorang juga dapat memberikan persepsi yang negatif apabila sesuatu
atau seseorang memiliki karakteristik dan perilaku yang tidak baik atau buruk
dalam pandangan orang tersebut.166
Hal di atas sesuai dengan pernyataan dari sebagian besar siswa bahwa
proses pembelajaran sejarah menggunakan Kurikulum 2013 menyenangkan
karena siswa lebih mudah memahami materi, bisa menggunakan internet, bisa
berdiskusi dengan teman untuk berbagi hal yang belum diketahui, dan bisa
mendapatkan sumber yang lebih lengkap jika di sekolah. Ada siswa yang
berpendapat bahwa perlu diadakan kunjungan ke museum agar sumber belajar
sejarah yang diketahui siswa lebih lengkap, menambah wawasan, dan siswa tidak
bosan hanya belajar di dalam kelas.
Guru juga harus memahami visi dan misi pendidikan sehingga sejarah
yang diajarkan dapat memberi pencerahan dan landasan berpikir dalam bersikap
siswa pada zamannya. Dari hal tersebut maka pembelajaran sejarah memiliki
peran penting. bukan hanya sebagai proses transfer ide, akan tetapi juga proses
pendewasaan peserta didik untuk memahami identitas, jati diri dan kepribadian
166 Cepi Triatna, op. cit., hlm. 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
bangsa melalui pemahaman terhadap peristiwa sejarah.167 Oleh karena itu,
masukan siswa yang terkait dengan diadakannya kunjungan ke museum bisa
menjadi pertimbangan bagi guru maupun sekolah agar siswa lebih memahami
sejarah.
Ada pula siswa yang mengatakan bahwa proses pembelajaran tergantung
suasana hati (mood), proses pembelajaran biasa saja, bahkan membosankan
apabila guru terlalu banyak menyampaikan materi. Ada pula siswa yang
mengatakan bahwa pembelajaran membebani karena siswa dituntut untuk aktif.
Selain itu, mata pelajaran yang dijadwalkan pada siang hari di sekolah membuat
siswa mengantuk dalam mengikuti pelajaran. Terkait hal ini, maka guru dapat
menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dengan metode atau
model pembelajaran yang menarik agar siswa tertarik terhadap pelajaran sejarah.
c. Evaluasi Pembelajaran Sejarah yang Dilakukan Guru Menggunakan
Kurikulum 2013
Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara
komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran
(output) pembelajaran. Penilaian autentik lebih dapat mengungkapkan hasil
belajar siswa secara holistik, sehingga benar-benar dapat mencerminkan potensi,
kemampuan, dan kreativitas siswa sebagai hasil proses belajar. Selain itu
penerapan penilaian autentik akan dapat mendorong siswa untuk lebih aktif
167 Heri Susanto, op. cit., hlm. 56.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
belajar dan menerapkan hasil belajarnya dalam kehidupan nyata. Dengan
demikian penilaian autentik dapat meningkatkan mutu pendidikan.168
Sesuai dengan pernyataan dari siswa, evaluasi pembelajaran sejarah yang
dilakukan guru menggunakan Kurikulum 2013, antara lain guru menggunakan
pre-test, post-tes, kuis, tanya jawab antar siswa, membuat rangkuman (proyek),
ulangan harian (UH), membuat karya (produk) misalnya peta, dan menilai teman.
Menurut sebagian siswa evaluasi yang dilakukan guru menarik karena membuat
siswa memahami materi pelajaran dan percaya diri. Jenis evaluasi yang dilakukan
juga harus disesuaikan dengan penilaian autentik yang terdapat dalam Kurikulum
2013.
Ada siswa yang mengatakan bahwa terkadang soal-soal atau pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan guru kurang dipahami siswa. Hal ini menyebabkan
siswa kesulitan dalam menjawab soal atau pertanyaan yang diberikan. Ada siswa
yang kesulitan menjawab soal atau pertanyaan jika tiba-tiba guru mengadakan
evaluasi. Ada siswa yang bisa mengarjakan soal atau pertanyaan yang diberikan
guru apabila mereka memahami materi yang berkaitan dengan soal atau
pertanyaan. Bahkan ada siswa yang lebih suka mengerjakan evaluasi secara
mandiri (individu) daripada mengerjakan evaluasi secara berkelompok, misalnya
diskusi kelompok.
Salah satu bentuk atau cara penilaian dalam penilaian autentik adalah
penilaian tertulis. Tes tertulis terdiri dari memilih jawaban atau pilihan ganda dan
uraian. Selain dengan memilih jawaban atau pilihan ganda dan uraian, tes tertulis
168 Abdul Majid, op. cit., hlm. 62-70.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
juga dapat berupa pilihan benar-salah, ya-tidak, menjodohkan, sebab-akibat, isian
atau melengkapi, dan jawaban singkat atau pendek. Namun, dalam penyusunan tes
tertulis harus dipertimbangkan beberapa hal, antara lain materi yang dijadikan soal
harus sesuai dengan indikator pada kurikulum, rumusan soal atau pernyataan
harus jelas dan tegas, dan rumusan soal tidak menggunakan kata atau kalimat
yang menimbulkan penafsiran ganda.169 Tes tertulis yang berupa pilihan ganda
atau uraian lebih sering digunakan guru untuk menggali kemampuan siswa dalam
aspek kognitif, untuk aspek afektif bisa menggunakan penilaian antar teman,
sedangkan aspek psikomotorik biasanya menggunakan portofolio, produk, dan
proyek.
d. Kendala atau Kesulitan yang Dihadapi dalam Setiap Evaluasi yang
Dilakukan Guru dengan Menggunakan Kurikulum 2013
Dalam Kurikulum 2013 ditekankan pengembangan kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang harus dicapai oleh peserta didik. Ketiga
kompetensi ini ditagih dalam rapor dan merupakan penentu kenaikan kelas dan
kelulusan peserta didik. Namun, salah satu yang menjadi kelemahan dari
Kurikulum 2013, yaitu terlalu banyak materi yang harus dikuasai siswa.170 Hal ini
juga merupakan salah satu kendala yang dihadapi siswa di SMA Negeri 4
Yogyakarta. Materi pelajaran yang terlalu banyak dan luas membuat siswa
kewalahan dalam mempelajarinya, sehingga banyak dari siswa yang kebingungan
saat guru mengadakan penilaian.
169 Ibid., hlm. 62-70. 170 Imas Kurniasih dan Berlin Sani, op. cit., hlm. 40-42.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Kendala atau kesulitan lain yang dihadapi siswa SMA Negeri 4
Yogyakarta dalam setiap evaluasi yang dilakukan guru dengan menggunakan
Kurikulum 2013 adalah soal atau pertanyaan yang diberikan guru terkadang
membingungkan, dan tingkatan soalnya terlalu sulit bagi siswa. Selain itu, guru
yang terkadang memberikan evaluasi secara mendadak membuat siswa kesulitan
menjawab soal atau pertanyaan. Materi yang kurang lengkap di dalam buku juga
menjadi kesulitan tersendiri bagi siswa ketika mengerjakan soal atau pertanyaan
yang diberikan guru, misalnya dalam berdiskusi. Sebagian siswa juga mengatakan
bahwa kesulitan yang dihadapi, yaitu suasana ribut di dalam kelas ketika sedang
presentasi yang membuat siswa kurang bisa memahami penjelasan dari teman-
teman yang melakukan presentasi, dalam berdiskusi hanya sebagian orang saja
yang mengerjakan, dan waktu yang disediakan untuk evaluasi terlalu sedikit, serta
ada pula siswa yang malu ketika harus melakukan evaluasi berupa presentasi.
e. Cara Mengatasi Kendala atau Kesulitan yang Dihadapi.
Karateristik dari Kurikulum 2013, antara lain mengembangkan sikap
spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan
intelektual dan psikomotorik secara seimbang; memberikan pengalaman belajar
terencana ketika peserta didik menerapkan apa yang dipelajarinya di sekolah ke
masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar secara
seimbang; mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat; memberi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan,
dan keterampilan.171
Karateristik dari Kurikulum 2013 ini secara tidak langsung membentuk
pandangan siswa sendiri dalam mengatasi kendala atau kesulitan yang
dihadapinya dalam setiap proses pembelajaran dengan menggunakan Kurikulum
2013. Dalam mengatasi kendala atau kesulitan siswa berusaha untuk mencari
jawaban dari soal atau pertanyaan yang diberikan guru, baik menggunakan buku
maupun sumber lainnya atau internet. Ada pula siswa yang mengatakan bahwa
belajar lebih giat, mempelajari materi pelajaran di rumah.
Dalam proses mengatasi kendala atau kesulitan yang dihadapi siswa
tersebut tentunya diperlukan peran guru yang secara langsung terlibat dalam
proses pembelajaran sejarah bersama siswa. Guru harus memahami apa yang
menjadi tujuan, karakteristik, dan sasaran pembelajaran sejarah. Guru juga harus
memahami visi dan misi pendidikan sehingga sejarah yang diajarkan dapat
memberi pencerahan dan landasan berpikir bagi peserta didik pada zamannya.172
Untuk itu, ada pula siswa yang bertanya kepada guru atau teman tentang soal atau
pertanyaan yang kurang dipahami, belajar dengan teman yang lebih memahami
materi, dan membuat rangkuman materi untuk dipelajari. Selanjutnya, beberapa
siswa menyadari perlu untuk selalu percaya diri dan memotivasi diri agar tidak
malas dalam mempelajari materi maupun malu ketika presentasi di depan kelas.
171 Herry Widyastono, op. cit., hlm 131. 172 Heri Susanto, op. cit., hlm. 56.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Guru memiliki persepsi positif terhadap evaluasi pembelajaran sejarah dengan
menggunakan Kurikulum 2013 karena guru menyambut baik Kurikulum 2013
terkait dengan evaluasi pembelajaran. Kurikulum 2013 mengatur evaluasi atau
penilaian secara lengkap yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan
pengetahuan. Guru dapat melaksanakan evaluasi dengan baik didukung oleh
pelatihan-pelatihan yang didapatkan, perangkat-perangkat yang disiapkan, dan
sumber serta modul yang ada. Guru juga menyiapkan penilaian yang berupa
penilaian autentik yang meliputi aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik.
Melalui penilaian aspek afektif dapat membantu siswa untuk mengolah
sikapnya dalam kehidupan sehari-hari. Melalui penilaian aspek kognitif dapat
membantu siswa untuk memahami lingkungan dan perkembangannya. Melalui
penilaian aspek psikomotorik dapat membantu siswa dalam menyiapkan diri
untuk menghadapi perubahan dan tantangan zaman saat ini melalui
pembelajaran yang didapatkan di dalam kelas. Jenis evaluasi yang digunakan
guru juga beragam setiap melakukan evaluasi, seperti penilaian tertulis,
portofolio, penilaian produk, penilaian proyek, observasi dan penilaian antar
teman. Dalam setiap evaluasi yang dilakukan guru memang terdapat kendala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
atau kesulitan, seperti membagi waktu untuk melakukan evaluasi. Namun, guru
selalu berusaha untuk membagi waktu dengan baik agar evaluasi dapat
dilaksanakan.
2. Siswa memiliki persepsi positif terhadap evaluasi pembelajaran sejarah dengan
menggunakan Kurikulum 2013 karena jenis evaluasi yang dilakukan oleh guru
membuat siswa memahami materi yang diajarkan oleh guru. Jenis evaluasi
yang digunakan guru juga bervariasi sehingga siswa tidak bosan setiap
diadakannya evaluasi. Namun, ada sebagian kecil siswa yang memiliki
persepsi negatif terhadap terhadap evaluasi pembelajaran sejarah dengan
menggunakan Kurikulum 2013 karena siswa kurang memahami Kurikulum
2013 dan merasa terbebani dengan Kurikulum 2013. Dalam setiap evaluasi
siswa juga mengalami kendala atau kesulitan, seperti soal atau pertanyaan yang
diberikan guru terkadang membingungkan, dan tingkatan soalnya terlalu sulit
bagi siswa. Selanjutnya, materi pelajaran yang terlalu banyak dan luas
membuat siswa kewalahan dalam mempelajarinya, sehingga banyak dari siswa
yang kebingungan, bahkan ada yang lupa materi pelajaran ketika harus
menjawab soal atau pertanyaan yang diberikan guru. Selain itu, guru yang
terkadang memberikan evaluasi secara mendadak membuat siswa kesulitan
menjawab soal atau pertanyaan. akan tetapi siswa berusaha untuk mengatasi
kendala atau kesulitan dengan mencari jawaban dari soal atau pertanyaan yang
diberikan guru, baik menggunakan buku maupun sumber lainnya atau internet.
Siswa juga belajar lebih giat, bertanya kepada guru atau teman tentang soal
atau pertanyaan yang kurang dipahami, belajar dengan teman yang lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
memahami materi, dan membuat rangkuman materi untuk dipelajari. Siswa
juga menyadari bahwa untuk mengatasi kendala atau kesulitan yang
dihadapinya, maka perlu untuk selalu percaya diri dan memotivasi diri agar
tidak malas dalam mempelajari materi maupun malu ketika presentasi di depan
kelas.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diajukan beberapa saran
sebagai berikut:
1. Bagi kepala sekolah diharapkan melakukan pemeriksaan secara rutin terhadap
sumber pendukung pembelajaran di dalam kelas, seperti buku pelajaran.
2. Bagi guru diharapkan agar terus meningkatkan pemahaman terkait dengan
evaluasi pembelajaran.
3. Bagi siswa diharapkan meningkatkan kreativitas dan pemahaman agar dapat
melaksanakan evaluasi dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid. 2014. Penilaian Autentik: Proses dan Hasil Belajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Ahmad Yani. 2014. Mindset Kurikulum 2013. Bandung: Alfabeta.
Aman. 2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Ombak.
Baharuddin dan Esa Nur Wahyu. 2015. Teori belajar dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Bimo Walgito. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Burhan Bungin. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.
Cepi Triatna. 2015. Perilaku Organisasi dalam Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Dyah Tri Palupi. 2016. Cara Mudah Memahami Kurikulum. Surabaya: Jaring
Pena.
Etta Mamang Sangadji dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian – Pendekatan
Praktis dalam Penelitian. Yogyakarta: C. V. Andi Offset.
Fadlillah. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI,
SMP/MTs, dan SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Garvey, Brian dan Krug, Mary. 2015. Model-Model Pembelajaran Sejarah.
Yogyakarta: Ombak.
Hamid Darmadi. 2014. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung:
Alfabeta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Hendrayana. 2009. Sejarah 1: Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah Jilid
1 Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Heri Susanto. 2014. Seputar Pembelajaran Sejarah: Isu, Gagasan, dan Strategi
pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Herry Widyastono. 2014. Pengembangan Kurikulum di Era Otonomi Daerah.
Jakarta: Bumi Aksara.
Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar. 2008. Metodologi Penelitian
Sosial,.Jakarta: bumi Aksara.
Imas Kurniasih dan Berlin Sani. 2014. Implementasi Kurikulum 2013: Konsep
dan Penerapan. Surabaya: Kata Pena.
Juliansyah Noor. 2011. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan
Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana.
Kunandar. 2014. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Bentang
Budaya.
Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Muhammad Idrus. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga.
Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Nusa Putra. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo
Persada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23
tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan.
Rully Indrawan dan Poppy Yaniawati. 2014. Metodologi Penelitian: Kuantitatif,
Kualitatif, dan Campuran untuk Manajemen, Pembangunan, dan
Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.
Ruslam Ahmadi. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Samiaji Sarosa. 2012. Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar. Jakarta: Indeks.
Sholeh Hidayat. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendiidkan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta.
Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep
Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Wina Sanjaya. 2013. Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode, dan Prosedur.
Jakarta: Kencana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
SKRIPSI:
Adrianus Akun, Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Implementasi Kurikulum
2013 dalam Pembelajaran Sejarah (Studi Kasus di SMK Negeri 2 Depok
Sleman DIY), skripsi tidak diterbitkan, Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma, 2016.
Ignatius Leonokto, Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Implementasi Kurikulum
2013 dalam Pembelajaran Sejarah (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Depok
Yogyakarta), skripsi tidak diterbitkan, Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma, 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lembar Observasi
Evaluasi Pembelajaran Sejarah yang Dilakukan Guru
Hari/Tanggal : 27 April 2017
Waktu : 07.15-08.45 WIB
1. Amatilah aktivitas guru dalam melaksanakan proses evaluasi belajar
mengajar!
2. Tuliskan tanda cek pada kolom YA atau TIDAK sesuai keadaan yang diamati
atau didapatkan!
No. BUTIR-BUTIR SASARAN YA TIDAK
1. Guru melakukan penilaian awal
2. Guru menentukan jenis penilaian
3. Guru menyiapkan instrumen penilaian
4. Guru melakukan penilaian kompetensi sikap
5. Guru melakukan penilaian kompetensi
pengetahuan
6. Guru melakukan penilaian kompetensi
keterampilan
7. Guru melaksanakan penilaian saat pelajaran
berlangsung
8. Guru melaksanakan penilaian di setiap akhir
pelajaran
9. Pertanyaan guru dilakukan perorangan
10. Pertanyaan guru dilakukan kepada kelas
11. Guru malaksanakan ulangan harian
terintegrasi dengan proses pembelajaran
dalam bentuk ulangan atau penugasan
LAMPIRAN 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
KISI-KISI WAWANCARA GURU
No. Kisi – Kisi Pertanyaan Indikator
Pertanyaan
1 Persiapan implementasi kurikulum 2013 dalam
mata pelajaran sejarah terkait evaluasi
pembelajaran
Pelatihan SDM
Silabus dan RPP
Modul dan sumber
Evaluasi
2 Perbedaan mendasar antara evaluasi dalam
kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya
3 Penilaian autentik dalam melakukan evaluasi
menggunakan kurikulum 2013
4 Efektivitas evaluasi dengan menggunakan
kurikulum 2013
5 Kendala atau kesulitan yang dihadapi dalam
melakukan evaluasi pembelajaran sejarah sesuai
dengan kurikulum 2013.
6 Cara mengatasi kendala atau kesulitan yang
dihadapi
LAMPIRAN 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
KISI-KISI WAWANCARA SISWA
No. Butir – butir Pertanyaan
1 Persiapan dalam menghadapi pembelajaran sejarah menggunakan
kurikulum 2013
2 Kemenarikan proses pembelajaran sejarah menggunakan kurikulum 2013
3 Evaluasi pembelajaran sejarah yang dilakukan guru menggunakan
kurikulum 2013
4 Kendala atau kesulitan yang dihadapi dalam setiap evaluasi yang
dilakukan guru dengan menggunakan kurikulum 2013
5 Cara mengatasi kendala atau kesulitan yang dihadapi
LAMPIRAN 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Pertanyaan wawancara (untuk guru):
1. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai perubahan kurikulum 2013 terkait
dengan evaluasi pembelajaran?
2. Menurut bapak/ibu, apa yang diharapkan oleh pemerintah dari perubahan
kurikulum terkait dengan evaluasi pembelajaran?
3. Apakah bapak/ibu sudah mendapatkan pelatihan yang cukup untuk
melaksanakan kurikulum 2013 ini khususnya pada mata pelajaran sejarah?
4. Bagaimana langkah-langkah yang dilakukan oleh bapak/ibu dalam menyusun
Silabus dan RPP?
5. Apakah modul dan sumber yang disediakan pemerintah sudah memadai untuk
menjadi pedoman dalam melaksanakan pembelajaran di dalam kelas
(khususnya mata pelajaran sejarah) sesuai dengan kurikulum 2013?
6. Bagaimana penyusunan evaluasi yang bapak/ibu lakukan berkaitan dengan
tujuan kurikulum 2013?
7. Apa saja jenis evaluasi atau penilaian yang digunakan oleh bapak/ibu?
8. Jenis evaluasi manakah yang sering bapak/ibu gunakan dalam melakukan
evaluasi pembelajaran?
9. Apa perbedaan mendasar antara evaluasi dalam kurikulum 2013 dengan
kurikulum sebelumnya yang dirasakan oleh bapak/ibu?
10. Apakah bapak/ibu memahami penilaian autentik?
11. Apakah jenis evaluasi yang digunakan bapak/ibu telah sesuai dengan penilaian
autentik?
12. Bagaimana efektivitas evaluasi dengan menggunakan aturan penilaian dalam
kurikulum 2013 khususnya mata pelajaran sejarah?
13. Adakah kendala atau kesulitan yang bapak/ibu dihadapi dalam melakukan
evaluasi pembelajaran sejarah sesuai dengan kurikulum 2013?
14. Bagaimana cara yang dilakukan bapak/ibu dalam mengatasi kendala atau
kesulitan yang dihadapi tersebut?
LAMPIRAN 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Pertanyaan wawancara (untuk siswa):
1. Bagaimana persiapan yang Anda lakukan dalam menghadapi pembelajaran
sejarah menggunakan kurikulum 2013?
2. Menurut Anda, bagaimana proses pembelajaran sejarah menggunakan
kurikulum 2013 yang Anda alami di dalam kelas?
3. Apa saja metode (jenis) yang digunakan guru dalam evaluasi atau penilaian
pembelajaran sejarah?
4. Menurut Anda, bagaimana metode (jenis) evaluasi atau penilaian pembelajaran
sejarah yang dilakukan guru menggunakan kurikulum 2013?
5. Apa saja kendala atau kesulitan yang Anda hadapi dalam setiap evaluasi yang
dilakukan guru dengan menggunakan kurikulum 2013?
6. Bagaimana cara yang Anda lakukan untuk mengatasi kendala atau kesulitan
yang dihadapi?
LAMPIRAN 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
DAFTAR NARASUMBER
Guru Mata Pelajaran Sejarah SMA Negeri 4 Yogyakarta:
1. Ibu Sri Rahayu, S.Pd.
2. Ibu Tien Amry Astuti, S.Pd.
Siswa SMA Negeri 4 Yogyakarta:
3. Muhammad Yusril Ananta
4. Ilham Fahri
5. Putri Dewi Fortuna
6. Septivia Nadya Rahmadiani
7. Mutiara Fathullaili Putri
8. Kurnia Ardy Fadhil Ramadhan
9. Adrian Derai Langit
10. Winda Nur Ainny
11. Devara Windrayansyah
12. Muhammad Rayhan Ramadhan
13. Annisa Harimukti Dian Kurniasari
14. Yulius Andika Yudistira
15. Raissa Nur Ardhani
16. Karina Yurika
17. Rosyida Cahya Oktiva
18. Hanifah Tisha Ramadhani
19. Nicholas Haddou
20. Andin Rahman Sidiq
21. Khusnul Viaragil Drajati
22. Rr. Agidasyahna Winda S
LAMPIRAN 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
CATATAN LAPANGAN 1
WAWANCARA GURU
Topik/Judul : Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Evaluasi Pembelajaran
Sejarah dalam Kurikulum 2013 di SMA Negeri 4 Yogyakarta
Peneliti : Putri Hasri Suciyati
Informan : Sri Rahayu, S.Pd.
Waktu : 27 April 2017
Keterangan P: Peneliti
I : Informan
P: Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai perubahan Kurikulum 2013 terkait
dengan evaluasi pembelajaran?
I: Secara formatnya, Kurikulum 2013 lebih komplit (lengkap) menyangkut aspek
kognitif, afektif dan psikomotor. Dan idealnya penilaian dari ketiga aspek ini
harus dilakukan setiap proses pembelajaran. Tapi sebenarnya penilaian dalam
Kurikulum 2013 sudah bagus dan komplit (lengkap) menyangkut dan meliputi
semua aspek. Namun kendalanya pada saat penilaian atau evaluasi, guru
kesulitan melakukan penilaian yang terkait dengan aspek afektif atau sikap,
sedangkan untuk penilaian aspek kognitif dan psikomotor lebih mudah
dilakukan.
P: Menurut bapak/ibu, apa yang diharapkan oleh pemerintah dari perubahan
kurikulum terkait dengan evaluasi pembelajaran?
I: Karena evaluasi fungsinya untuk mengetahui pencapaian siswa, sehingga
sepemahaman saya, penilaian itu diharapkan agar guru bisa memberikan
penilaian kepada siswa secara utuh. Penilaian secara utuh ini maksudnya tidak
hanya kognitif saja, tapi juga kemampuan psikomotorik dan sikapnya, ini
mungkin berkaitan dengan pembelajaran atau pendidikan karakter. Di mana
siswa tidak hanya pintar secara intelektual, tapi siswa juga memiliki
keterampilan untuk mengkomunikasikan dan memiliki sikap yang baik.
Misalnya, saat diskusi akan terlihat siswa yang egois atau tidak mau menerima
pendapat orang lain, atau ada juga siswa yang tidak mau tahu, yang cuek, yang
LAMPIRAN 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
memberikan pekerjaan diskusinya kepada temannya. Ada juga siswa yang
sifatnya memimpin, mengumpulkan pendapat dari teman-temannya. Dari
proses diskusi sebenarnya adalah cara untuk melatih para siswa bekerja sama
dengan baik dalam kelompoknya. Pada saat presentasi akan terlihat
kemampuan siswa dalam menyajikan hasil diskusi. Tapi ini tetap penilaian
jangka panjang yang jika dilakukan secara simultan dari tingkatan awal sampai
akhir, diharapkan jika anak atau siswa nanti lulus sudah memiliki ketiga
kemampuan, yaitu kognitifnya bagus, psikomotoriknya oke, dan akhlak atau
sikapnya baik.
P: Apakah bapak/ibu sudah mendapatkan pelatihan yang cukup untuk
melaksanakan Kurikulum 2013 ini khususnya pada mata pelajaran sejarah?
I: Saya sudah mendapatkan pelatihan, tapi jika dikatakan cukup itu relatif.
Maksudnya, ukuran cukup itu seberapa sering mendapatkan pelatihan karena
ini kurikulum baru, idealnya setiap semester atau setiap satu tahun sekali
kemampuan guru di upgrade (ditingkatkan). Tapi yang sering terjadi setiap
semester kebijakan yang berlaku itu berganti. Jika penilaiannya dulu
menggunakan PP yang ini, tiba-tiba sudah diganti padahal PP yang dulu belum
terlaksana dengan baik dan sosialisasi dari PP sebelumnya juga mungkin belum
dilaksanakan dengan baik. Pada saat pelatihan, narasumbernya menyiapkan
materi dengan PP yang sebelumnya, tiba-tiba saja disampaikan PP yang baru.
Sehingga hal ini tergantung dari guru untuk mengejar ketertinggalan. Sekalipun
guru mendapatkan pelatihan, terkadang guru juga belum sepenuhnya bisa
langsung mempraktekannya dalam proses pembelajaran. Kadang guru sudah
mendapatkan pelatihan yang terbaru, tapi guru masih menggunakan peraturan
yang lama.
P: Bagaimana langkah-langkah yang dilakukan oleh bapak/ibu dalam menyusun
Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran?
I: Untuk Kurikulum 2013 silabusnya sudah disediakan, guru tinggal membaginya
dalam RPP berdasarkan waktunya. Tapi kalau dalam RPPnya, guru masih
perlu juga mengembangkan kompetensi dasar dan indikator. Dalam
penyusunan RPP guru memiliki keleluasaan untuk mengembangkan silabus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
yang sudah disediakan sesuai dengan apa yang diingikan dan diharapkan guru,
atau sesuai dengan kondisi siswa di kelas.
P: Apakah modul dan sumber yang disediakan pemerintah sudah memadai untuk
menjadi pedoman dalam melaksanakan pembelajaran di dalam kelas
(khususnya mata pelajaran sejarah) sesuai dengan Kurikulum 2013?
I: Menurut saya, modul dan sumber yang disediakan oleh pemerintah sudah
cukup untuk bekal siswa, bahkan lebih dari yang diekspektasikan selama ini.
Modul dan sumber yang disediakan lebih memperkaya lagi pengetahuan dan
informasi tentang materi pelajaran. Modul dan sumber yang disediakan
mengikuti perkembangan zaman berdasarkan penelitian yang terbaru.
P: Bagaimana penyusunan evaluasi yang bapak/ibu lakukan berkaitan dengan
tujuan Kurikulum 2013?
I: Dalam penyusunan evaluasi untuk aspek kognitif biasanya dengan ulangan pre-
test, post-tes tapi tidak selalu saya berikan di setiap pertemuan. Jadi, biasanya
untuk pre-tes saya idealnya memberikan di awal kompetensi dasar atau
indikator. Kemudian untuk penilaian aspek psikomotoriknya dilakukan
bersamaan dengan penilaian kognitif, misalnya dalam presentasi selain
penilaian kognitif tentunya ada pula penilaian psikomotoriknya. Sedangkan
untuk penilaian sikap atau afektif terus terang saya tidak selalu melakukan
penilaian. Idealnya penilaian afektif ini dilakukan setiap pertemuan, tapi yang
saya lakukan hanya memperhatikan siswa yang aktif di setiap pertemuan dan
akan dilihat siswa yang termasuk dalam grade (nilai) atas atau grade bawah.
P: Apa saja jenis evaluasi atau penilaian yang digunakan oleh bapak/ibu?
I: Biasanya saya menggunakan pre-test atau post-tes, baik dalam bentuk tulisan
maupun lisan. Kemudian melalui diskusi dan presentasi, hasil dari diskusi
maupun presentasi bisa dijadikan sebagai penilaian portofolio. Hasil diskusi
atau presentasi ada dua penilaian di dalamnya, bisa penilaian kognitif dan bisa
pula penilaian psikomotorik. Terkadang saya juga membuat tugas individu,
karena jika hanya melakukan penilaian melalui tugas kelompok saja tidak
terlihat ada mana siswa yang mengerjakan dan mana siswa yang tidak
mengerjakan. Saya juga dalam melakukan penilaian menggunakan sistem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
waktu, jika siswa mengumpulkan tugas atau pekerjaannya tepat waktu maka
siswa akan mendapatkan nilai yang sesuai dengan hasil pekerjaannya, tapi jika
siswa mengumpulkan tugas atau pekerjaannya tidak tepat waktu maka nilai
siswa tersebut akan berbeda dengan siswa yang tepat waktu tadi. Atau siswa
yang hanya menyalin tugas temannya, tentu penilaiannya akan berbeda.
Kemudian untuk evaluasi atau penilaian yang umum (ulangan harian)
diusahakan setiap akhir kompetensi dasar (KD) atau dalam satu KD jika
materinya luas maka dilakukan dua kali penilaian, seperti KD untuk Kerajaan
Hindu-Budha dilakukan dua kali penilaian, yaitu yaitu materi yang membahas
masuk dan berkembangnya Kebudayaan Hindu-Budha, dan materi yang
membahas Kerajaan Hindu-Budha dengan segala aspeknya. Selain itu, saya
juga melakukan penilaian untuk aspek sikap dengan penilaian antar teman,
sedangkan aspek keterampilan biasanya dengan portofolio, proyek atau produk.
P: Jenis evaluasi manakah yang sering bapak/ibu gunakan dalam melakukan
evaluasi pembelajaran?
I: Saya paling sering menggunakan evaluasi atau penilaian secara tertulis, tapi
sesudah penyampaian materi biasanya saya menggunakan penilaian secara
lisan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang baru
disampaikan. Misalnya, siswa sudah selesai diskusi, saya menyampaikan
penilaian yang sifatnya lisan atau pilihan di antara soal-soal diskusi yang
dianggap soal-soal yang mewakili kemampuan para siswa. Siswa yang bisa
menjawab pertanyaan akan mewakili siswa lainnya, berarti untuk materi yang
sudah disampaikan tadi siswa sudah memahami walaupun hanya perwakilan
saja.
P: Apa perbedaan mendasar antara evaluasi dalam Kurikulum 2013 dengan
kurikulum sebelumnya yang dirasakan oleh bapak/ibu?
I: Pertama, perbedaannya terdapat dalam tiga aspek tadi, yaitu kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Sebenarnya di kurikulum lama (KTSP) juga ada penilaian
terhadap aspek sikap dan psikomotorik, tapi tidak ditampilkan secara formal
dan hanya sebagai tambahan. Jika pada kurikulum baru (Kurikulum 2013)
penilaian dilakukan secara menyeluruh, sedangkan dalam kurikulum lama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
(KTSP) hanya bayangan saja. Kedua, waktu penilaiannya, jika pada kurikulum
sebelumnya (KTSP) penilaian (contohnya penilaian sikap) bisa dilakukan
menyeluruh di akhir semester, tapi di Kurikulum 2013 idealnya penilaian sikap
dilakukan setiap pertemuan dan minimalnya setiap kompetensi dasar (KD).
Ketiga, penekanan pendidikan karakter, yang mana di Kurikulum 2013
pendidikan karakter langsung disertakan ke dalam materi pembelajaran di
setiap pertemuannya.
P: Apakah bapak/ibu memahami penilaian autentik?
I: Saya memahami penilaian autentik itu sebagai penilaian yang real atau nilai
yang menggambarkan siswa yang sebenarnya, dan ini yang sulit dilakukan.
Jika guru ingin menilai apa adanya sebenarnya baik karena adil pada siswa,
tapi terkadang terbentur dengan sistem penilaian di sekolah (dengan
menggunakan komputer). Sehingga terkadang siswa yang mendapat nilai tinggi
akan sangat tipis perbedaannya dengan siswa yang mendapat nilai di bawah
rata-rata. Misalnya, siswa A mendapatkan nilai 3 dan siswa C mendapatkan
nilai 7, tidak mungkin siswa C mendapatkan nilai 10 atau paling tinggi hanya
mendapatkan nilai 9 saja, padahal jarak antara siswa A dan C sangat tipis,
siswa A mendapatkan nilai dari 3 ke 7, sedangkan C hanya 7 ke 9. Tapi diatur
sedemikian rupa hingga ada pembedanya antara nilai siswa dan sesuai dengan
sistem.
P: Apakah jenis evaluasi yang digunakan bapak/ibu telah sesuai dengan penilaian
autentik?
I: Dalam prosesnya memang sudah sesuai dengan penilaian autentik, tapi output
(hasil) yang ada tambahannya. Sekalipun (hasil) melalui proses remidi, tapi
tetap ada standar pencapaian KKM (untuk hasil siswa) yang jika belum tuntas
dilakukan remidi sampai siswa mendapatkan nilai yang sesuai dengan KKM
(tuntas). Ketuntasan (siswa) semacam batas yang sebenarnya menjadi syarat
(penilaian autentik), tapi sebenarnya tidak selalu bisa dicapai oleh siswa lalu
dibuatkan seakan-akan siswa sudah tuntas melalui remidi tadi. Penilaian
autentik yang biasanya saya lakukan di kelas, seperti tes tertulis, portofolio,
proyek, produk, dan penilaian antar teman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
P: Bagaimana efektifitas evaluasi dengan menggunakan aturan penilaian dalam
Kurikulum 2013 khususnya mata pelajaran sejarah?
I: Evaluasi dengan menggunakan aturan penilaian dalam Kurikulum 2013 bisa
efektif sepanjang kita (guru) menyiapkan administrasi atau panduannya
mungkin tidak terlalu bermasalah. Apalagi jika siswanya banyak misalnya
sedang melakukan diskusi atau berkelompok yang menilai tidak harus guru
tetapi bisa meminta siswa dalam kelompok untuk menilai temannya (siswa
lain). Nantinya penilain tersebut akan digabung sehingga akan mendapatkan
nilai yang objektif karena antar kelompok yang satu dengan yang lainnya
penilaiannya mesti tidak menjadi sama. Hanya saja saat perekapan dan
pelaporan nilai yang idealnya dilakukan setiap pertemuan terkadang terkendala
oleh kesibukan dan sebagainya menjadikan perekapan dan pelaporan nilai tadi
belum terlaksana dengan baik. Akan tapi jika guru bisa melaksanakan dengan
baik dan tepat waktu maka proses penilaian hingga pelaporannya tidak akan
bermasalah.
P: Adakah kendala atau kesulitan yang bapak/ibu dihadapi dalam melakukan
evaluasi pembelajaran sejarah sesuai dengan Kurikulum 2013?
I: Semuanya kembali kepada kita (guru) untuk memberi nilai atau menilai siswa.
Jika kita sekedar memberi nilai maka tinggal memberi nilai, tapi jika menilai
berarti kita (guru) benar-benar paham untuk meniai siswa tersebut. Jika
memberi nilai itu subjektif, sedangkan menilai itu objektif.
P: Bagaimana cara yang dilakukan bapak/ibu dalam mengatasi kendala atau
kesulitan yang dihadapi tersebut?
I: Karena menilai merupakan salah satu tugas yang harus dilaksanakan oleh guru,
sehingga kendala yang kita (guru) alami, misalnya keterbatasan pada waktu
maka pada saat proses pembelajaran guru harus memaksimalkan waktu
tersebut melakukan penilaian. Contoh lainnya saat ulangan maka ulangan
tersebut bisa dikoreksi hari itu juga. Termasuk juga jika guru ingin melakukan
analisis maka bisa mengajak siswa untuk menganalisis ulangan tersebut dengan
melakukan ulangan satu jam pertama dan satu jam terakhir untuk menganalisis.
Jika analisis selesai dan guru masih punya waktu maka guru bisa menayangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
nilai agar guru dan siswa bisa paham bagian materi yang sudah dipahami dan
bagian materi yang harus dilakukan remidi. Evaluasi jika hanya dikoreksi oleh
guru dan siswa hanya mendapatkan nilai, maka siswa tidak tahu prosesnya dan
siswa tidak tahu jawaban yang benar atau salah. Jadi sebenarnya kendala atau
kesulitan itu kembali kepada kita dalam menyelesaikannya. Hanya memang
beban mengajar yang banyak, membuat guru punya alasan untuk menunda
tugas yang dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
CATATAN LAPANGAN 2
WAWANCARA GURU
Topik/Judul : Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Evaluasi Pembelajaran
Sejarah dalam Kurikulum 2013 di SMA Negeri 4 Yogyakarta
Peneliti : Putri Hasri Suciyati
Informan : Tien Amry Astuti, S.Pd.
Waktu : 12 Mei 2017
Keterangan P: Peneliti
I : Informan
P: Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai perubahan Kurikulum 2013 terkait
dengan evaluasi pembelajaran?
I: Evaluasi (penilaian autentik dimulai dari proses pembelajaran yang sebenarnya
sudah dilakukan sejak dulu (kurikulum sebelumnya). Ketika proses
pembelajaran pastinya guru akan memberikan penilaian. Hanya saja pada
kurikulum sebelumnya tidak diatur secara eksplisit tentang penilaian autentik.
Hanya dengan istilah yang berbeda saja sebenarnya, padahal penilaian seperti
sekarang ini sejak dulu sudah ada. Pertauran-peraturan pada Kurikulum 2013
ini yang terkadang membuat bingung, misalnya saja terkait dengan peraturan
bagi Ulangan Kenaikan Kelas (UKK). Akan tetapi pada semester ini pihak
sekolah masih menggunakan aturan yang lama. Untuk penilaian HOTS pada
kurikulum sebelumnya sebenarnya sudah ada, tapi tidak dijelaskan secara
eksplisit seperti sekarang. Terkadang untuk melakukan penilaian HOTS agak
sulit karena waktu mengajar yang padat dan keadaan kelas yang berbeda satu
sama lain.
P: Menurut bapak/ibu, apa yang diharapkan oleh pemerintah dari perubahan
kurikulum terkait dengan evaluasi pembelajaran?
I: Mungkin yang diharapkan pemerintah adalah output dari SMA (siswa) sudah
siap dengan berbagai persoalan yangdihadapi, sehingga setiap kali menghadapi
masalah siswa tidak langsung merespon tetapi terlebih dahulu menganalisis
sebab, solusi, hasilnya, dan lain sebagainya.
LAMPIRAN 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
P: Apakah bapak/ibu sudah mendapatkan pelatihan yang cukup untuk
melaksanakan Kurikulum 2013 ini khususnya pada mata pelajaran sejarah?
I: Untuk pelatihan sudah cukup. Akan tetapi dalam pelaksanaan yang sedikit
repot, karena bagaimanapun guru dan siswa harus didukung oleh sistem
informasi yang baik dari buku dan lainnya. Namun, di sekolah untuk buku
sendiri belum memadai sehingga sulit untuk menerapkan apa yang didaptkan
dari pelatihan.
P: Bagaimana langkah-langkah yang dilakukan oleh bapak/ibu dalam menyusun
Silabus dan RPP?
I: Untuk Kurikulum 2013 silabusnya sudah disediakan. Guru melalui MGMP
akan membentuk kelompok-kelompok dalam menyusun RPP. Masing-masing
kelompok akan menyusun RPP berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) yang
dibagikan kepada kelompoknya. Masing-masing guru dalam kelompok akan
mencoba untuk membuat RPP dan nantinya akan dilihat dan disesuaikan.
Setelah itu, masing-masing guru akan mendapatkan file dari setiap RPP yang
dibuat.
P: Apakah modul dan sumber yang disediakan pemerintah sudah memadai untuk
menjadi pedoman dalam melaksanakan pembelajaran di dalam kelas
(khususnya mata pelajaran sejarah) sesuai dengan Kurikulum 2013?
I: Hal ini tergantung dari kebijakan pihak sekolah juga. Memang bukan buku
satu-satunya sumber belajar, tetapi bisa lainnya seperti hotspot. Buku di
sekolah masih belum cukup, tapi mungkin dengan adanya hotspot bisa
membantu untuk melengkapi sumber belajar siswa.
P: Bagaimana penyusunan evaluasi yang bapak/ibu lakukan berkaitan dengan
tujuan Kurikulum 2013?
I: Dalam penyusunan evaluasi biasanya saya saling berbagi dengan teman-teman
di MGMP. Akan tetapi, tidak semuanya digunakan, karena menyeseuaikan
dengan materi yang dibahas di kelas. Tentunya materi evaluasi juga harus
menyangkut materi yang dibicarakan dalam kelas. Saling berbagi dengan
teman-teman MGMP juga hanya sebagai pembanding saja.
P: Apa saja jenis evaluasi atau penilaian yang digunakan oleh bapak/ibu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
I: Untuk penilaian akhir, biasanya saya menggunakan pilihan ganda. Saya di
dalam kelas juga menggunakan kuis dengan jawaban yang membutuhkan
penjelasan. Dengan cara seperti itu, selain memudahkan saya untuk melakukan
penilaian, tentunya juga membantu siswa untuk mengemukakan pendapatnya.
Selain itu, terkadang saya juga meminta siswa untuk menilai temannya, dan
terkadang membuat proyek atau produk juga. Saya juga menggunakan
observasi di dalam kelas.
P: Jenis evaluasi manakah yang sering bapak/ibu gunakan dalam melakukan
evaluasi pembelajaran?
I: Pilihan ganda yang sering saya gunakan untuk melakukan evaluasi karena
terkait dengan ujian akhir yang juga menggunakan pilihan ganda.
P: Apa perbedaan mendasar antara evaluasi dalam Kurikulum 2013 dengan
kurikulum sebelumnya yang dirasakan oleh bapak/ibu?
I: Menurut saya tidak terlalu banyak perbedaan. Perbedaannya hanya terdapat
pada istilahnya, sedangkan prosesnya sama saja.
P: Apakah bapak/ibu memahami penilaian autentik?
I: Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara menyeluruh
selama proses pembelajaran di dalam kelas berlangsung.
P: Apakah jenis evaluasi yang digunakan bapak/ibu telah sesuai dengan penilaian
autentik?
I: Menurut saya sudah sesuai dengan penilaian autentik. Setiap proses
pembelajaran saya mengamati siswa, kemudian saya akan membuat evaluasi
yang sesuai dengan keadaan kelas. Evaluasi yang digunakan, seperi penilaian
tertulis, proyek, produk, dan penilaian antar teman.
P: Bagaimana efektifitas evaluasi dengan menggunakan aturan penilaian dalam
Kurikulum 2013 khususnya mata pelajaran sejarah?
I: Aturan penilaian dalam Kurikulum 2013 sebenarnya efektif karena dalam
dalam sejarah harus banyak mengungkapkan fakta-fakta sejarah. Fakta-fakta
tersebut tentunya harus didukung oleh penjelasan-penjelasan. Dalam hal ini
maka penilaian yang HOTS akan efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
P: Adakah kendala atau kesulitan yang bapak/ibu dihadapi dalam melakukan
evaluasi pembelajaran sejarah sesuai dengan Kurikulum 2013?
I: Kendala yang saya alami dalam hal waktu untuk mengoreksi hasil evaluasi
siswa.
P: Bagaimana cara yang dilakukan bapak/ibu dalam mengatasi kendala atau
kesulitan yang dihadapi tersebut?
I: Dalam melakukan evaluasi saya menurunkan tuntutan saya. Jika biasanya saya
melakukan evaluasi dengan soal-soal uraian, maka sekarang terkadang dengan
soal-soal pilihan ganda. Saya juga berusaha untuk membagi waktu dengan
baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
CATATAN LAPANGAN 3
WAWANCARA SISWA
Topik/Judul : Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Evaluasi Pembelajaran
Sejarah dalam Kurikulum 2013 di SMA Negeri 4 Yogyakarta
Peneliti : Putri Hasri Suciyati
Responden : Muhammad Yusril Ananta
Kelas : X IPA 3
Waktu : 27 April 2017
Keterangan P: Peneliti
I : Informan
P: Bagaimana persiapan yang Anda lakukan dalam menghadapi pembelajaran
sejarah menggunakan Kurikulum 2013?
I: Saya mempelajari materi pelajaran di rumah. Selain itu, di rumah saya juga
mempelajari kembali materi yang belum saya pahami yang saya dapatkan dari
guru di sekolah.
P: Menurut Anda, bagaimana proses pembelajaran sejarah menggunakan
Kurikulum 2013 yang Anda alami di dalam kelas?
I: Saya lumayan kebingunan ketika belajar di kelas, saya lebih paham jika
mempelajari materi pelajaran di rumah. Tapi jika belajar di sekolah saya bisa
mendapatkan sumber belajar yang lebih memadai untuk mempelajari materi
pelajaran sejarah dibandingkan di rumah saya hanya menggunakan internet
sebagai sumber belajar.
P: Apa saja metode (jenis) yang digunakan guru dalam evaluasi atau penilaian
pembelajaran sejarah?
I: Guru sering menggunakan kuis dalam melakukan evaluasi atau penilaian
pembelajaran sejarah. Untuk pilihan ganda atau essay hanya digunakan pada
saat ulangan harian atau ulangan semester.
P: Menurut Anda, bagaimana metode (jenis) evaluasi atau penilaian pembelajaran
sejarah yang dilakukan guru menggunakan Kurikulum 2013?
LAMPIRAN 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
I: Menarik. Tapi terkadang saya bingung dan kurang memahami pertanyaan kuis
yang diberikan.
P: Apa saja kendala atau kesulitan yang Anda hadapi dalam setiap evaluasi yang
dilakukan guru dengan menggunakan Kurikulum 2013?
I: Pertanyaan dari kuis yang diberikan terkadang membingungkan.
P: Bagaimana cara yang Anda lakukan untuk mengatasi kendala atau kesulitan
yang dihadapi?
I: Saya bertanya kepada guru tentang maksud dari pertanyaan yang diberikan
guru. Setelah itu saya menjawab pertanyaan yang diberikan menggunakan
buku maupun internet.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
CATATAN LAPANGAN 4
WAWANCARA SISWA
Topik/Judul : Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Evaluasi Pembelajaran
Sejarah dalam Kurikulum 2013 di SMA Negeri 4 Yogyakarta
Peneliti : Putri Hasri Suciyati
Responden : Ilham Fahri
Kelas : X IPA 3
Waktu : 27 April 2017
Keterangan P: Peneliti
I : Informan
P: Bagaimana persiapan yang Anda lakukan dalam menghadapi pembelajaran
sejarah menggunakan Kurikulum 2013?
I: Saya membawa buku pelajaran sejarah, dan sebelum pembelajaran dimulai saya
membaca dan mempelajari materi pelajaran yang akan dipelajari. Saya juga
mempelajari materi yang minggu lalu diberikan oleh guru.
P: Menurut Anda, bagaimana proses pembelajaran sejarah menggunakan
Kurikulum 2013 yang Anda alami di dalam kelas?
I: Proses pembelajaran sejarah dalam kelas sendiri tergantung kepada suasana hati
saya, jika suasana hati saya baik maka saya akan belajar dengan sungguh-
sungguh ataupun sebaliknya malah saya kurang tertarik untuk belajar.
P: Apa saja metode (jenis) yang digunakan guru dalam evaluasi atau penilaian
pembelajaran sejarah?
I: Di kelas biasanya dilaksanakan diskusi dan presentasi, dari presentasi ini
biasanya guru langsung memberikan nilai. Terkadang guru juga menggunakan
kuis dalam melakukan evaluasi atau penilaian pembelajaran sejarah. Saat
ulangan harian atau ulangan semester biasanya guru menggunakan pilihan
ganda atau essay.
P: Menurut Anda, bagaimana metode (jenis) evaluasi atau penilaian pembelajaran
sejarah yang dilakukan guru menggunakan Kurikulum 2013?
LAMPIRAN 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
I: Penilaian yang digunakan guru membantu saya dalam memahami materi
pelajaran sejarah.
P: Apa saja kendala atau kesulitan yang Anda hadapi dalam setiap evaluasi yang
dilakukan guru dengan menggunakan Kurikulum 2013?
I: Saya biasanya kesulitan untuk menghafal dan memahami materi pelajaran yang
dievaluasikan.
P: Bagaimana cara yang Anda lakukan untuk mengatasi kendala atau kesulitan
yang dihadapi?
I: Saya berusaha menghafal dan memahami materi pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
CATATAN LAPANGAN 5
WAWANCARA SISWA
Topik/Judul : Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Evaluasi Pembelajaran
Sejarah dalam Kurikulum 2013 di SMA Negeri 4 Yogyakarta
Peneliti : Putri Hasri Suciyati
Responden : Putri Dewi Fortuna
Kelas : X IPA 3
Waktu : 27 April 2017
Keterangan P: Peneliti
I : Informan
P: Bagaimana persiapan yang Anda lakukan dalam menghadapi pembelajaran
sejarah menggunakan Kurikulum 2013?
I: Saya tidak melakukan persiapan.
P: Menurut Anda, bagaimana proses pembelajaran sejarah menggunakan
Kurikulum 2013 yang Anda alami di dalam kelas?
I: Proses pembelajaran sejarah dalam kelas biasa-biasa saja menurut saya.
P: Apa saja metode (jenis) yang digunakan guru dalam evaluasi atau penilaian
pembelajaran sejarah?
I: Guru biasanya melakukan kuis dalam kelas, satu per satu siswa maju ke depan
kelas dan menebak atau menjawab kuis yang diberikan guru. Di kelas juga
biasanya diadakan diskusi kelompok dan presentasi. Setiap ulangan harian
biasanya guru menggunakan essay dan terkadang ada pilihan ganda juga.
P: Menurut Anda, bagaimana metode (jenis) evaluasi atau penilaian pembelajaran
sejarah yang dilakukan guru menggunakan Kurikulum 2013?
I: Tergantung materi yang saya pahami. Jika saya memahami materi maka saya
bisa mengerjakan soal yang diberikan, tapi jika saya tidak memahami materi
maka saya kesulitan mengerjakan materi yang diberikan.
P: Apa saja kendala atau kesulitan yang Anda hadapi dalam setiap evaluasi yang
dilakukan guru dengan menggunakan Kurikulum 2013?
LAMPIRAN 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
I: Materi yang ada di dalam buku paket kurang lengkap sehingga terkadang sulit
untuk mejawab pertanyaan yang diberikan guru.
P: Bagaimana cara yang Anda lakukan untuk mengatasi kendala atau kesulitan
yang dihadapi?
I: Saya mencari sumber belajar lainnya selain dari buku paket. Saya juga bertanya
kepada guru tentang materi yang kurang saya pahami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
CATATAN LAPANGAN 6
WAWANCARA SISWA
Topik/Judul : Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Evaluasi Pembelajaran
Sejarah dalam Kurikulum 2013 di SMA Negeri 4 Yogyakarta
Peneliti : Putri Hasri Suciyati
Responden : Septivia Nadya Rahmadiani
Kelas : X IPA 3
Waktu : 27 April 2017
Keterangan P: Peneliti
I : Informan
P: Bagaimana persiapan yang Anda lakukan dalam menghadapi pembelajaran
sejarah menggunakan Kurikulum 2013?
I: Saya tidak melakukan persiapan.
P: Menurut Anda, bagaimana proses pembelajaran sejarah menggunakan
Kurikulum 2013 yang Anda alami di dalam kelas?
I: Proses pembelajarannya cukup menyenangkan.
P: Apa saja metode (jenis) yang digunakan guru dalam evaluasi atau penilaian
pembelajaran sejarah?
I: Penilaian yang dilakukan guru biasanya lewat presentasi, diskusi, dan tanya
jawab antar siswa.
P: Menurut Anda, bagaimana metode (jenis) evaluasi atau penilaian pembelajaran
sejarah yang dilakukan guru menggunakan Kurikulum 2013?
I: Menarik dan membuat saya paham materi pelajaran. Tapi saya lebih paham
jika melalui diskusi dan Tanya jawab antar teman.
P: Apa saja kendala atau kesulitan yang Anda hadapi dalam setiap evaluasi yang
dilakukan guru dengan menggunakan Kurikulum 2013?
I: Jika ada kelompok yang presentasi di depan kelas biasanya teman-teman yang
lain ribut sehingga saya tidak konsentrasi dalam memahami yang disampaikan
oleh teman-teman yang presentasi.
LAMPIRAN 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
P: Bagaimana cara yang Anda lakukan untuk mengatasi kendala atau kesulitan
yang dihadapi?
I: Saya biasanya mempelajari kembali materi pelajaran di rumah. Saya juga
bertanya materi yang kurang saya pahami kepada teman-teman yang
presentasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
CATATAN LAPANGAN 7
WAWANCARA SISWA
Topik/Judul : Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Evaluasi Pembelajaran
Sejarah dalam Kurikulum 2013 di SMA Negeri 4 Yogyakarta
Peneliti : Putri Hasri Suciyati
Responden : Mutiara Fathullaili Putri
Kelas : X IPA 3
Waktu : 27 April 2017
Keterangan P: Peneliti
I : Informan
P: Bagaimana persiapan yang Anda lakukan dalam menghadapi pembelajaran
sejarah menggunakan Kurikulum 2013?
I: Saya menyiapkan diri dan mental untuk belajar.
P: Menurut Anda, bagaimana proses pembelajaran sejarah menggunakan
Kurikulum 2013 yang Anda alami di dalam kelas?
I: 50% menyenangkan dan 50% tidak menyenangkan.
P: Apa saja metode (jenis) yang digunakan guru dalam evaluasi atau penilaian
pembelajaran sejarah?
I: Penilaian yang dilakukan guru biasanya lewat presentasi, diskusi, tanya jawab
dan kuis.
P: Menurut Anda, bagaimana metode (jenis) evaluasi atau penilaian pembelajaran
sejarah yang dilakukan guru menggunakan Kurikulum 2013?
I: Saya kurang memahami materi dan kesulitan mengerjakan pertanyaan yang
diberikan guru jika menggunakan evaluasi atau penilaian lewat presentasi,
diskusi, dan tanya jawab dan kuis.
P: Apa saja kendala atau kesulitan yang Anda hadapi dalam setiap evaluasi yang
dilakukan guru dengan menggunakan Kurikulum 2013?
I: Jika melakukan diskusi kelompok maka hanya sebagian anggota saja yang
mengerjakan. Saat presentasi, kelompok yang presentasi kurang memahami
materi yang mereka presentasikan, sehingga saya dan teman-teman yang
LAMPIRAN 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
mendengarkan juga kurang memahami materi yang mereka sampaikan. Jika
pada saat kuis atau tanya jawab, terkadang teman-teman di kelas ramai.
P: Bagaimana cara yang Anda lakukan untuk mengatasi kendala atau kesulitan
yang dihadapi?
I: Saya biasanya membaca dan mempelajari materi pelajaran di rumah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
CATATAN LAPANGAN 8
WAWANCARA SISWA
Topik/Judul : Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Evaluasi Pembelajaran
Sejarah dalam Kurikulum 2013 di SMA Negeri 4 Yogyakarta
Peneliti : Putri Hasri Suciyati
Responden : Kurnia Ardy Fadhil Ramadhan
Kelas : X IPA 3
Waktu : 27 April 2017
Keterangan P: Peneliti
I : Informan
P: Bagaimana persiapan yang Anda lakukan dalam menghadapi pembelajaran
sejarah menggunakan Kurikulum 2013?
I: Saya mempelajari materi pelajaran jika saya sedang ingin mempelajarinya, jika
tidak ingin saya tidak mempelajarinya.
P: Menurut Anda, bagaimana proses pembelajaran sejarah menggunakan
Kurikulum 2013 yang Anda alami di dalam kelas?
I: Sedikit membebani saya, karena siswa yang dituntut untuk aktif.
P: Apa saja metode (jenis) yang digunakan guru dalam evaluasi atau penilaian
pembelajaran sejarah?
I: Penilaian yang dilakukan guru biasanya lewat presentasi, diskusi, tanya jawab
dan kuis. Terkadang guru juga melakukan pre-test di setiap awal materi
pelajaran.
P: Menurut Anda, bagaimana metode (jenis) evaluasi atau penilaian pembelajaran
sejarah yang dilakukan guru menggunakan Kurikulum 2013?
I: Jika guru tiba-tiba melakukan pre-tes maka saya terkadang kesulitan untuk
menjawab pertanyaan. Jika diskusi kelompok, presentasi, atau Tanya jawab
maka saya lebih menikmatinya.
P: Apa saja kendala atau kesulitan yang Anda hadapi dalam setiap evaluasi yang
dilakukan guru dengan menggunakan Kurikulum 2013?
I: Karena siswa yang dituntut aktif maka saya kewalahan harus belajar terus.
LAMPIRAN 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
P: Bagaimana cara yang Anda lakukan untuk mengatasi kendala atau kesulitan
yang dihadapi?
I: Saya biasanya membaca dan mempelajari materi pelajaran di rumah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
CATATAN LAPANGAN 9
WAWANCARA SISWA
Topik/Judul : Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Evaluasi Pembelajaran
Sejarah dalam Kurikulum 2013 di SMA Negeri 4 Yogyakarta
Peneliti : Putri Hasri Suciyati
Responden : Adrian Derai Langit
Kelas : X IPS 2
Waktu : 16 Mei 2017
Keterangan P: Peneliti
I : Informan
P: Bagaimana persiapan yang Anda lakukan dalam menghadapi pembelajaran
sejarah menggunakan Kurikulum 2013?
I: Saya membaca buku pelajaran mengingat bahwa dalam Kurikulum 2013 siswa
dituntut lebih aktif. Selain itu saya juga mengerjakan tugas yang diberikan
guru.
P: Menurut Anda, bagaimana proses pembelajaran sejarah menggunakan
Kurikulum 2013 yang Anda alami di dalam kelas?
I: Proses pembelajaran sejarah di dalam kelas biasa saja.
P: Apa saja metode (jenis) yang digunakan guru dalam evaluasi atau penilaian
pembelajaran sejarah?
I: Penilaian yang dilakukan guru biasanya lewat diskusi atau kelompok untuk
membuat power point yang nantinya dipresentasikan. Biasanya juga
mengerjakan soal-soal yang ada di dalam buku. Pada saat ulangan harian guru
menggunakan soal berupa pilihan ganda atau uraian. Guru juga biasanya saat
diskusi kelompok mengarahkan untuk melakukan penilaian terhadap teman.
P: Menurut Anda, bagaimana metode (jenis) evaluasi atau penilaian pembelajaran
sejarah yang dilakukan guru menggunakan Kurikulum 2013?
I: Jika guru melakukan diskusi kelompok maka saya sulit memahami materi
pelajaran, tapi untuk jenis evaluasi yang lain biasanya baik-baik saja
(memahami materi).
LAMPIRAN 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
P: Apa saja kendala atau kesulitan yang Anda hadapi dalam setiap evaluasi yang
dilakukan guru dengan menggunakan Kurikulum 2013?
I: Saya terkadang malas. Selain itu, waktu untuk mengerjakan tugas diskusi atau
kelompok terlalu sedikit.
P: Bagaimana cara yang Anda lakukan untuk mengatasi kendala atau kesulitan
yang dihadapi?
I: Memotivasi diri agar tidak malas dan membuat catatan kecil agar tidak lupa
mengerjakan tugas. Saya juga berusaha membuat ringkasan materi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
CATATAN LAPANGAN 10
WAWANCARA SISWA
Topik/Judul : Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Evaluasi Pembelajaran
Sejarah dalam Kurikulum 2013 di SMA Negeri 4 Yogyakarta
Peneliti : Putri Hasri Suciyati
Responden : Winda Nur Ainny
Kelas : X IPS 2
Waktu : 16 Mei 2017
Keterangan P: Peneliti
I : Informan
P: Bagaimana persiapan yang Anda lakukan dalam menghadapi pembelajaran
sejarah menggunakan Kurikulum 2013?
I: Saya tidak melakukan persiapan apa pun.
P: Menurut Anda, bagaimana proses pembelajaran sejarah menggunakan
Kurikulum 2013 yang Anda alami di dalam kelas?
I: Proses pembelajaran sejarah di dalam kelas menyenangkan.
P: Apa saja metode (jenis) yang digunakan guru dalam evaluasi atau penilaian
pembelajaran sejarah?
I: Penilaian yang dilakukan guru biasanya lewat diskusi atau kelompok untuk
membuat power point yang nantinya dipresentasikan. Biasanya guru juga
melakukan post test di akhir pelajaran.
P: Menurut Anda, bagaimana metode (jenis) evaluasi atau penilaian pembelajaran
sejarah yang dilakukan guru menggunakan Kurikulum 2013?
I: Dengan evaluasi, seperti diskusi atau berkelompok dan post test di setiap akhir
pelajaran membuat saya memahami materi pelajran yang disampaikan guru.
P: Apa saja kendala atau kesulitan yang Anda hadapi dalam setiap evaluasi yang
dilakukan guru dengan menggunakan Kurikulum 2013?
I: Saya biasanya malas, main handphone, dan berbicara dengan teman yang lain.
Selain itu, soal yang diberikan guru terkadang sulit atau guru belum
menjelaskan materi yang terkait dengan soal.
LAMPIRAN 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
P: Bagaimana cara yang Anda lakukan untuk mengatasi kendala atau kesulitan
yang dihadapi?
I: Memotivasi diri agar tidak malas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
CATATAN LAPANGAN 11
WAWANCARA SISWA
Topik/Judul : Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Evaluasi Pembelajaran
Sejarah dalam Kurikulum 2013 di SMA Negeri 4 Yogyakarta
Peneliti : Putri Hasri Suciyati
Responden : Devara Windrayansyah
Kelas : X IPS 2
Waktu : 16 Mei 2017
Keterangan P: Peneliti
I : Informan
P: Bagaimana persiapan yang Anda lakukan dalam menghadapi pembelajaran
sejarah menggunakan Kurikulum 2013?
I: Saya biasanya belajar, tetapi tidak maksimal (jarang).
P: Menurut Anda, bagaimana proses pembelajaran sejarah menggunakan
Kurikulum 2013 yang Anda alami di dalam kelas?
I: Dalam Kurikulum 2013 siswa dituntut untuk aktif, saya sendiri masih kurang
aktif dan saya memahami materi pelajaran apabila dijelaskan oleh guru.
P: Apa saja metode (jenis) yang digunakan guru dalam evaluasi atau penilaian
pembelajaran sejarah?
I: Penilaian yang dilakukan guru biasanya lewat diskusi atau kelompok,
presentasi, dan juga terkadang guru melakukan kuis.
P: Menurut Anda, bagaimana metode (jenis) evaluasi atau penilaian pembelajaran
sejarah yang dilakukan guru menggunakan Kurikulum 2013?
I: Dengan evaluasi, seperti diskusi atau berkelompok dan kuis membuat saya
setidaknya sedikit memahami materi pelajaran yang disampaikan guru.
P: Apa saja kendala atau kesulitan yang Anda hadapi dalam setiap evaluasi yang
dilakukan guru dengan menggunakan Kurikulum 2013?
I: Kendalanya yaitu saya kurang memahami materi pelajaran karena kurang
belajar.
LAMPIRAN 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
P: Bagaimana cara yang Anda lakukan untuk mengatasi kendala atau kesulitan
yang dihadapi?
I: Pastinya saya lebih giat belajar dan menjadi siswa yang aktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
CATATAN LAPANGAN 12
WAWANCARA SISWA
Topik/Judul : Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Evaluasi Pembelajaran
Sejarah dalam Kurikulum 2013 di SMA Negeri 4 Yogyakarta
Peneliti : Putri Hasri Suciyati
Responden : Muhammad Rayhan Ramadhan
Kelas : X IPS 2
Waktu : 16 Mei 2017
Keterangan P: Peneliti
I : Informan
P: Bagaimana persiapan yang Anda lakukan dalam menghadapi pembelajaran
sejarah menggunakan Kurikulum 2013?
I: Saya biasanya belajar, tetapi sesuai dengan mood (suasana hati).
P: Menurut Anda, bagaimana proses pembelajaran sejarah menggunakan
Kurikulum 2013 yang Anda alami di dalam kelas?
I: Terkadang menyenangkan dan terkadang membosankan tergantung materi
yang disampaikan oleh guru.
P: Apa saja metode (jenis) yang digunakan guru dalam evaluasi atau penilaian
pembelajaran sejarah?
I: Penilaian yang dilakukan guru biasanya lewat post test, diskusi atau kelompok
presentasi, dan juga ulangan harian.
P: Menurut Anda, bagaimana metode (jenis) evaluasi atau penilaian pembelajaran
sejarah yang dilakukan guru menggunakan Kurikulum 2013?
I: Dengan adanya evaluasi saya lebih paham terhadap materi yang diajarkan guru.
P: Apa saja kendala atau kesulitan yang Anda hadapi dalam setiap evaluasi yang
dilakukan guru dengan menggunakan Kurikulum 2013?
I: Kendalanya yaitu pada saat evaluasi saya lupa materi karena materi yang
disampaikan guru banyak .
P: Bagaimana cara yang Anda lakukan untuk mengatasi kendala atau kesulitan
yang dihadapi?
I: Saya lebih giat belajar dan membuat rangkuman materi untuk dipelajari.
LAMPIRAN 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
CATATAN LAPANGAN 13
WAWANCARA SISWA
Topik/Judul : Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Evaluasi Pembelajaran
Sejarah dalam Kurikulum 2013 di SMA Negeri 4 Yogyakarta
Peneliti : Putri Hasri Suciyati
Responden : Annisa Harimukti Dian Kurniasari
Kelas : X IPS 2
Waktu : 16 Mei 2017
Keterangan P: Peneliti
I : Informan
P: Bagaimana persiapan yang Anda lakukan dalam menghadapi pembelajaran
sejarah menggunakan Kurikulum 2013?
I: Persiapan yang saya lakukan adalah belajar. Namun, Kurikulum 2013
menghendaki siswa yang aktif, pada kenyataannya di dalam kelas malah
gurunya yang aktif. Saya bingung aktif yang dimaksud itu seperti apa.
P: Menurut Anda, bagaimana proses pembelajaran sejarah menggunakan
Kurikulum 2013 yang Anda alami di dalam kelas?
I: Menurut saya, pembelajarannya menyenangkan. Guru menyampaikan materi
dengan jelas sehingga saya memahami materi. Tetapi jika materi yang
disampaikan terlalu banyak maka membosankan. Menurut saya perlu diadakan
kunjungan ke museum agar sumber belajar sejarah yang diketahui siswa lebih
lengkap, menambah wawasan siswa, dan siswa tidak bosan hanya belajar di
dalam kelas.
P: Apa saja metode (jenis) yang digunakan guru dalam evaluasi atau penilaian
pembelajaran sejarah?
I: Penilaian yang dilakukan guru biasanya lewat pre-test, post-test, diskusi atau
kelompok, presentasi yang berupa power point maupun penjelasan sederhana
dan juga ulangan harian. Kadang guru juga memeberi tugas untuk membuat
sesuatu seperti peta.
LAMPIRAN 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
P: Menurut Anda, bagaimana metode (jenis) evaluasi atau penilaian pembelajaran
sejarah yang dilakukan guru menggunakan Kurikulum 2013?
I: Menurut saya, dengan adanya evaluasi maka saya bisa memahami materi.
Tetapi terkadang saya masih kebingungan dalam mempelajari materi dengan
banyaknya sumber belajar yang ada.
P: Apa saja kendala atau kesulitan yang Anda hadapi dalam setiap evaluasi yang
dilakukan guru dengan menggunakan Kurikulum 2013?
I: Kesulitannya, yaitu mempelajari materi pelajaran sejarah yang banyak butuh
kesabaran dan ketelitian, serta detail-detail dari suatu peristiwa sejarah perlu
dipahami dengan baik. Selain itu, sumber sejarah yang banyak juga membuat
saya terkadang bingung.
P: Bagaimana cara yang Anda lakukan untuk mengatasi kendala atau kesulitan
yang dihadapi?
I: Saya bertanya kepada guru tentang materi yang belum dipahami. Terkadang
saya juga mempelajari materi terlebih dalulu baik melalui buku maupun
internet, jika saya ragu maka saya bertanya kepada guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
CATATAN LAPANGAN 14
WAWANCARA SISWA
Topik/Judul : Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Evaluasi Pembelajaran
Sejarah dalam Kurikulum 2013 di SMA Negeri 4 Yogyakarta
Peneliti : Putri Hasri Suciyati
Responden : Yulius Andika Yudistira
Kelas : X IPS 2
Waktu : 16 Mei 2017
Keterangan P: Peneliti
I : Informan
P: Bagaimana persiapan yang Anda lakukan dalam menghadapi pembelajaran
sejarah menggunakan Kurikulum 2013?
I: Saya masih agak bingung dengan Kurikulum 2013, tapi saya belajar dan
menyiapkan buku-buku referensi lainnya yang sesuai dengan materi.
P: Menurut Anda, bagaimana proses pembelajaran sejarah menggunakan
Kurikulum 2013 yang Anda alami di dalam kelas?
I: Menurut saya, Kurikulum 2013 ini lebih baik dari kurikulum sebelumnya dan
pembelajaran dengan Kurikulum 2013 ini lebih mudah dipahami.
P: Apa saja metode (jenis) yang digunakan guru dalam evaluasi atau penilaian
pembelajaran sejarah?
I: Penilaian yang dilakukan guru biasanya lewat soal-soal test yang berupa
pilihan ganda maupun uraian, dan terkadang dilakukan presentasi dengan
menjelaskan materi yang sudah dibahas.
P: Menurut Anda, bagaimana metode (jenis) evaluasi atau penilaian pembelajaran
sejarah yang dilakukan guru menggunakan Kurikulum 2013?
I: Menurut saya, evaluasi yang dilakukan guru sangat menarik karena siswa
dituntut untuk percaya diri melalui metode evaluasi yang digunakan guru.
P: Apa saja kendala atau kesulitan yang Anda hadapi dalam setiap evaluasi yang
dilakukan guru dengan menggunakan Kurikulum 2013?
LAMPIRAN 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
I: Kesulitannya, yaitu saya sering malu terhadap teman-teman yang lain jika
dalam kelompok dan juga pada saat presentasi saya malu jika salah
menjelaskan.
P: Bagaimana cara yang Anda lakukan untuk mengatasi kendala atau kesulitan
yang dihadapi?
I: Saya berusaha lebih percaya diri dan belajar lebih giat lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
CATATAN LAPANGAN 15
WAWANCARA SISWA
Topik/Judul : Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Evaluasi Pembelajaran
Sejarah dalam Kurikulum 2013 di SMA Negeri 4 Yogyakarta
Peneliti : Putri Hasri Suciyati
Responden : Raissa Nur Ardhani
Kelas : X IPS 2
Waktu : 16 Mei 2017
Keterangan P: Peneliti
I : Informan
P: Bagaimana persiapan yang Anda lakukan dalam menghadapi pembelajaran
sejarah menggunakan Kurikulum 2013?
I: Kurikulum 2013 lebih menekankan kepada keaktifan siswa, saya pribadi
berusaha untuk belajar secara mandiri.
P: Menurut Anda, bagaimana proses pembelajaran sejarah menggunakan
Kurikulum 2013 yang Anda alami di dalam kelas?
I: Menurut saya, pembelajaran di dalam kelas cukup baik dengan menggunakan
Kurikulum 2013. Namun, terkadang guru masih mendominasi dalam proses
belajar dalam kelas.
P: Apa saja metode (jenis) yang digunakan guru dalam evaluasi atau penilaian
pembelajaran sejarah?
I: Penilaian yang dilakukan guru biasanya lewat ulangan harian, di samping itu
juga ada kuis, di mana siswa dipiih secara acak untuk memperesentasikan
materi pelajaran. Terkadang guru juga memberi tugas untuk membuat
rangkuman.
P: Menurut Anda, bagaimana metode (jenis) evaluasi atau penilaian pembelajaran
sejarah yang dilakukan guru menggunakan Kurikulum 2013?
I: Menurut saya, evaluasi yang dilakukan guru memudahkan siswa untuk paham
materi pelajaran. Misalnya, sebelum kuis harus mempelajari materi sebelum,
nantinya guru menerangkan materi tersebut secara mendalam setelah kuis.
LAMPIRAN 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
P: Apa saja kendala atau kesulitan yang Anda hadapi dalam setiap evaluasi yang
dilakukan guru dengan menggunakan Kurikulum 2013?
I: Saya sering kesulitan setiap mencari informasi maupun sumber belajar tentang
materi karena harus dilakukan secara mandiri (sendiri).
P: Bagaimana cara yang Anda lakukan untuk mengatasi kendala atau kesulitan
yang dihadapi?
I: Saya berusaha untuk belajar dan mencari referensi sumber-sumber belajar
lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
CATATAN LAPANGAN 16
WAWANCARA SISWA
Topik/Judul : Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Evaluasi Pembelajaran
Sejarah dalam Kurikulum 2013 di SMA Negeri 4 Yogyakarta
Peneliti : Putri Hasri Suciyati
Responden : Karina Yurika
Kelas : X IPS 2
Waktu : 16 Mei 2017
Keterangan P: Peneliti
I : Informan
P: Bagaimana persiapan yang Anda lakukan dalam menghadapi pembelajaran
sejarah menggunakan Kurikulum 2013?
I: Persiapan yang saya lakukan adalah belajar secara mandiri karena dalam
Kurikulum 2013 menekankan kepada keaktifan siswa.
P: Menurut Anda, bagaimana proses pembelajaran sejarah menggunakan
Kurikulum 2013 yang Anda alami di dalam kelas?
I: Guru masih mendominasi dalam proses pembelajaran dalam kelas sehingga
terkadang membuat saya mengantuk.
P: Apa saja metode (jenis) yang digunakan guru dalam evaluasi atau penilaian
pembelajaran sejarah?
I: Penilaian yang dilakukan guru biasanya lewat ulangan harian di setiap akhir
materi dengan pilihan ganda maupun uraian. Di samping itu juga ada kuis, di
mana siswa dipiih secara acak dengan menggunakan undian untuk
memperesentasikan materi pelajaran.
P: Menurut Anda, bagaimana metode (jenis) evaluasi atau penilaian pembelajaran
sejarah yang dilakukan guru menggunakan Kurikulum 2013?
I: Menurut saya, evaluasi yang dilakukan guru tidak membosankan, lebih seru
(menyenangkan) dan saya paham terhadap materi yang diajarkan.
P: Apa saja kendala atau kesulitan yang Anda hadapi dalam setiap evaluasi yang
dilakukan guru dengan menggunakan Kurikulum 2013?
LAMPIRAN 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
I: Kesulitannya, yaitu saya harus mencari dan mempelajari materi sendiri.
P: Bagaimana cara yang Anda lakukan untuk mengatasi kendala atau kesulitan
yang dihadapi?
I: Saya belajar dan terkadang bertanya kepada teman yang lebih memahami
materi. Saya juga mencari informasi terkait materi dari internet.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
CATATAN LAPANGAN 17
WAWANCARA SISWA
Topik/Judul : Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Evaluasi Pembelajaran
Sejarah dalam Kurikulum 2013 di SMA Negeri 4 Yogyakarta
Peneliti : Putri Hasri Suciyati
Responden : Rosyida Cahya Oktiva
Kelas : X IPS 2
Waktu : 16 Mei 2017
Keterangan P: Peneliti
I : Informan
P: Bagaimana persiapan yang Anda lakukan dalam menghadapi pembelajaran
sejarah menggunakan Kurikulum 2013?
I: Persiapan yang saya lakukan adalah belajar melalui power point yang
digunakan guru dengan mencatat kembali materi yang ada dalam power point.
P: Menurut Anda, bagaimana proses pembelajaran sejarah menggunakan
Kurikulum 2013 yang Anda alami di dalam kelas?
I: Pembelajaran dalam kelas biasanya membosankan apabila guru terlalu banyak
menjelaskan materi, tetapi jika dengan berdiskusi dan berkelompok untuk
membuat (misalnya) power point maka akan menarik dan menyenangkan.
P: Apa saja metode (jenis) yang digunakan guru dalam evaluasi atau penilaian
pembelajaran sejarah?
I: Penilaian yang dilakukan guru biasanya lewat ulangan harian di setiap akhir
materi dengan pilihan ganda maupun uraian. Selain itu juga ada kuis, di mana
siswa dipiih secara acak dengan menggunakan undian untuk
memperesentasikan materi pelajaran.
P: Menurut Anda, bagaimana metode (jenis) evaluasi atau penilaian pembelajaran
sejarah yang dilakukan guru menggunakan Kurikulum 2013?
I: Menurut saya, evaluasi yang dilakukan guru membuat saya memahami materi,
tetapi materi pelajaran yang banyak membuat saya kesulitan dalam belajar.
LAMPIRAN 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
P: Apa saja kendala atau kesulitan yang Anda hadapi dalam setiap evaluasi yang
dilakukan guru dengan menggunakan Kurikulum 2013?
I: Kesulitannya, yaitu materi pelajarannya banyak.
P: Bagaimana cara yang Anda lakukan untuk mengatasi kendala atau kesulitan
yang dihadapi?
I: Saya belajar lebih giat lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
CATATAN LAPANGAN 18
WAWANCARA SISWA
Topik/Judul : Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Evaluasi Pembelajaran
Sejarah dalam Kurikulum 2013 di SMA Negeri 4 Yogyakarta
Peneliti : Putri Hasri Suciyati
Responden : Hanifah Tisha Ramadhani
Kelas : X IPS 2
Waktu : 16 Mei 2017
Keterangan P: Peneliti
I : Informan
P: Bagaimana persiapan yang Anda lakukan dalam menghadapi pembelajaran
sejarah menggunakan Kurikulum 2013?
I: Persiapan yang saya lakukan adalah belajar dengan mencari sumber referensi
lainnya selain dari buku dan yang dijelaskan oleh guru.
P: Menurut Anda, bagaimana proses pembelajaran sejarah menggunakan
Kurikulum 2013 yang Anda alami di dalam kelas?
I: Pembelajaran dalam kelas biasanya membosankan karena guru terlalu banyak
menjelaskan materi, dan juga mata pelajaran sejarah biasanya pada siang hari
sehingga membuat saya mengantuk ketika pelajaran berlangsung.
P: Apa saja metode (jenis) yang digunakan guru dalam evaluasi atau penilaian
pembelajaran sejarah?
I: Penilaian yang dilakukan guru biasanya lewat ulangan harian di setiap akhir
materi, dan kuis.
P: Menurut Anda, bagaimana metode (jenis) evaluasi atau penilaian pembelajaran
sejarah yang dilakukan guru menggunakan Kurikulum 2013?
I: Evaluasi yang dilakukan guru menyenangkan dan seru karena bisa mereview
ulang materi pelajaran dan membuat saya memahami materi.
P: Apa saja kendala atau kesulitan yang Anda hadapi dalam setiap evaluasi yang
dilakukan guru dengan menggunakan Kurikulum 2013?
LAMPIRAN 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
I: Kesulitannya, yaitu cara penyampain materi yang dilakukan guru terkadang
membuat bingung sehingga dalam evaluasi terkadang juga kebingungan.
P: Bagaimana cara yang Anda lakukan untuk mengatasi kendala atau kesulitan
yang dihadapi?
I: Saya bertanya kepada guru maupun teman agar lebih paham terhadap materi,
dan terkadang juga saya belajar melalui internet.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
CATATAN LAPANGAN 19
WAWANCARA SISWA
Topik/Judul : Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Evaluasi Pembelajaran
Sejarah dalam Kurikulum 2013 di SMA Negeri 4 Yogyakarta
Peneliti : Putri Hasri Suciyati
Responden : Nicholas Haddou
Kelas : X IPS 3
Waktu : 19 Mei 2017
Keterangan P: Peneliti
I : Informan
P: Bagaimana persiapan yang Anda lakukan dalam menghadapi pembelajaran
sejarah menggunakan Kurikulum 2013?
I: Persiapan yang saya lakukan adalah belajar karena guru terkadang tiba-tiba
memberikan soal untuk dijawab.
P: Menurut Anda, bagaimana proses pembelajaran sejarah menggunakan
Kurikulum 2013 yang Anda alami di dalam kelas?
I: Pembelajaran dalam kelas menyenangkan karena selain menggunakan buku
juga bisa menggunakan internet untuk mencari jawaban dari soal-soal yang
diberikan guru.
P: Apa saja metode (jenis) yang digunakan guru dalam evaluasi atau penilaian
pembelajaran sejarah?
I: Penilaian yang dilakukan guru biasanya, yaitu siswa membuat rangkuman
materi yang nantinya akan dibahas bersama, dan di akhir pelajaran (30 menit
sebelum pelajaran selesai) diadakan evaluasi. Evaluasi yang dilakukan dapat
berupa pilihan ganda maupun uraian. Selain itu, terkadang diadakan kuis dan
diskusi kelompok.
P: Menurut Anda, bagaimana metode (jenis) evaluasi atau penilaian pembelajaran
sejarah yang dilakukan guru menggunakan Kurikulum 2013?
I: Evaluasi yang dilakukan guru menyenangkan dan membuat saya memahami
materi pelajaran.
LAMPIRAN 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
P: Apa saja kendala atau kesulitan yang Anda hadapi dalam setiap evaluasi yang
dilakukan guru dengan menggunakan Kurikulum 2013?
I: Kesulitannya, yaitu (tingkatan) soal-soal yang diberikan guru terkadang sulit.
P: Bagaimana cara yang Anda lakukan untuk mengatasi kendala atau kesulitan
yang dihadapi?
I: Sebelum evaluasi biasanya saya membaca kembali materi pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
CATATAN LAPANGAN 20
WAWANCARA SISWA
Topik/Judul : Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Evaluasi Pembelajaran
Sejarah dalam Kurikulum 2013 di SMA Negeri 4 Yogyakarta
Peneliti : Putri Hasri Suciyati
Responden : Andin Rahman Sidiq
Kelas : X IPS 3
Waktu : 19 Mei 2017
Keterangan P: Peneliti
I : Informan
P: Bagaimana persiapan yang Anda lakukan dalam menghadapi pembelajaran
sejarah menggunakan Kurikulum 2013?
I: Persiapan yang saya lakukan adalah belajar, tapi terkadang saya kebingungan
karena guru sebelumnya belum menyampaikan materi yang akan dibahas pada
pertemuan selanjutnya.
P: Menurut Anda, bagaimana proses pembelajaran sejarah menggunakan
Kurikulum 2013 yang Anda alami di dalam kelas?
I: Pembelajaran dalam kelas menyenangkan karena sering berdiskusi dengan
teman-teman yang lain. Selain itu, juga bisa menggunakan internet untuk
mencari jawaban dari soal-soal yang diberikan guru.
P: Apa saja metode (jenis) yang digunakan guru dalam evaluasi atau penilaian
pembelajaran sejarah?
I: Terkadang diskusi kelompok dan terkadang guru meminta siswa membuat
pertanyaan-pertanyaan di akhir pelajaran dan langsung dijawab.
P: Menurut Anda, bagaimana metode (jenis) evaluasi atau penilaian pembelajaran
sejarah yang dilakukan guru menggunakan Kurikulum 2013?
I: Evaluasi yang dilakukan guru terkadang membuat saya mengerti dan terkadang
juga tidak mengerti materi.
P: Apa saja kendala atau kesulitan yang Anda hadapi dalam setiap evaluasi yang
dilakukan guru dengan menggunakan Kurikulum 2013?
LAMPIRAN 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
I: Kesulitannya, yaitu (tingkatan) soal-soal yang diberikan guru terkadang sulit.
P: Bagaimana cara yang Anda lakukan untuk mengatasi kendala atau kesulitan
yang dihadapi?
I: Sebelum evaluasi biasanya saya membaca kembali materi pelajaran dan saya
juga bertanya kepada guru tentang soal yang kurang saya pahami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
CATATAN LAPANGAN 21
WAWANCARA SISWA
Topik/Judul : Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Evaluasi Pembelajaran
Sejarah dalam Kurikulum 2013 di SMA Negeri 4 Yogyakarta
Peneliti : Putri Hasri Suciyati
Responden : Khusnul Viaragil Drajati
Kelas : X IPS 3
Waktu : 19 Mei 2017
Keterangan P: Peneliti
I : Informan
P: Bagaimana persiapan yang Anda lakukan dalam menghadapi pembelajaran
sejarah menggunakan Kurikulum 2013?
I: Persiapan yang saya lakukan adalah belajar. Terkadang saya juga bertanya
kepada teman tentang materi yang kurang saya pahami.
P: Menurut Anda, bagaimana proses pembelajaran sejarah menggunakan
Kurikulum 2013 yang Anda alami di dalam kelas?
I: Pembelajaran dalam kelas menyenangkan karena sering berdiskusi dengan
teman-teman yang lain, saling berbagi hal-hal yang belum diketahui. Selain itu,
juga bisa menggunakan internet untuk mencari jawaban dari soal-soal yang
diberikan guru.
P: Apa saja metode (jenis) yang digunakan guru dalam evaluasi atau penilaian
pembelajaran sejarah?
I: Terkadang guru memberikan soal dalam bentuk pilihan ganda atau uraian.
Terkadang guru juga meminta siswa untuk membuat pertanyaan-pertanyaan
dan langsung dijawab.
P: Menurut Anda, bagaimana metode (jenis) evaluasi atau penilaian pembelajaran
sejarah yang dilakukan guru menggunakan Kurikulum 2013?
I: Evaluasi yang dilakukan guru lumayan membuat saya mengerti materi.
P: Apa saja kendala atau kesulitan yang Anda hadapi dalam setiap evaluasi yang
dilakukan guru dengan menggunakan Kurikulum 2013?
LAMPIRAN 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
I: Kesulitannya, yaitu (tingkatan) soal-soal yang diberikan guru terkadang sulit.
P: Bagaimana cara yang Anda lakukan untuk mengatasi kendala atau kesulitan
yang dihadapi?
I: Saya mempelajari materi pelajaran dan saya juga bertanya kepada guru atau
teman tentang soal yang kurang saya pahami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
CATATAN LAPANGAN 22
WAWANCARA SISWA
Topik/Judul : Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Evaluasi Pembelajaran
Sejarah dalam Kurikulum 2013 di SMA Negeri 4 Yogyakarta
Peneliti : Putri Hasri Suciyati
Responden : Rr. Agidasyahna Winda S
Kelas : X IPS 3
Waktu : 19 Mei 2017
Keterangan P: Peneliti
I : Informan
P: Bagaimana persiapan yang Anda lakukan dalam menghadapi pembelajaran
sejarah menggunakan Kurikulum 2013?
I: Saya tidak melakukan persiapan dalam menghadapi pembelajaran.
P: Menurut Anda, bagaimana proses pembelajaran sejarah menggunakan
Kurikulum 2013 yang Anda alami di dalam kelas?
I: Pembelajaran dalam kelas menyenangkan karena bisa menggunakan internet
untuk menjadi sumber tambahan selain dari buku dalam mencari jawaban dari
soal-soal yang diberikan guru.
P: Apa saja metode (jenis) yang digunakan guru dalam evaluasi atau penilaian
pembelajaran sejarah?
I: Guru sering memberikan tugas untuk didiskusikan dalam kelempok. Hasil
diskusi yang mendapatkan nilai tertinggi biasanya dijadikan evaluasi di akhir
pelajaran.
P: Menurut Anda, bagaimana metode (jenis) evaluasi atau penilaian pembelajaran
sejarah yang dilakukan guru menggunakan Kurikulum 2013?
I: Evaluasi yang dilakukan guru lumayan membuat saya mengerti materi, jika
hasil yang dikerjakan dicocokan bersama atau dijelaskan kembali oleh guru.
P: Apa saja kendala atau kesulitan yang Anda hadapi dalam setiap evaluasi yang
dilakukan guru dengan menggunakan Kurikulum 2013?
LAMPIRAN 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
I: Terkadang guru memberikan tugas atau soal-soal secara mendadak, jadi saya
kesulitan dalam menjawabnya.
P: Bagaimana cara yang Anda lakukan untuk mengatasi kendala atau kesulitan
yang dihadapi?
I: Saya berusaha mencari jawaban dari soal-soal yang diberikan guru
menggunakan buku maupun internet.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
Lembar Pengamatan Dokumen
Evaluasi Pembelajaran Sejarah yang Dilakukan Guru
No. Dokumen Ketersediaan
Kelengkapa
n Ket.
A TA L TL
1 Silabus
2 RPP
3 Kisi-kisi soal
4 Soal
5 Kunci jawaban
6 Rubrik penilaian afektif
7 Rubrik penilaian kognitif
8 Rubrik penilaian
psikomotor
Keterangan:
A : Ada
TA : Tidak Ada
L : Lengkap
TL : Tidak Lengkap
LAMPIRAN 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
SILABUS MATA PELAJARAN SEJARAH
KELOMPOK PEMINATAN ILMU-ILMU SOSIAL
Satuan Pendidikan : SMA Kelas : X Kompetensi Inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
1.1 Menghayati proses kelahiran manusia Indonesia dengan rasa bersyukur
1.2 Menghayati keteladanan para
LA
MP
IRA
N 3
0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
pemimpin dalam mengamalkan ajaran agamanya.
2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap berbagai hasil budaya zaman praaksara, Hindu-Buddha dan Islam.
2.2 Meneladani sikap dan tindakan cinta damai, responsif dan pro aktif yang ditunjukkan oleh tokoh sejarah dalam mengatasi masalah sosial dan lingkungannya
2.3 Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah
3.1 Menganalisis keterkaitan konsep
manusia hidup dalam ruang dan waktu
3.2 Menganalisis konsep manusia hidup dalam perubahan dan
Manusia dan Sejarah
Manusia hidup dan berkreativitas dalam ruang dan waktu
Manusia hidup dalam perubahan dan
Mengamati:
Membaca buku teks tentang aktivitas manusia yang terbatas dalam ruang dan waktu, selalu dalam perubahan, dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia di masa kini
Tugas: Membuat hasil kajian dalam bentuk tulisan tentang aktivitas manusia yang terbatas dalam ruang dan waktu, selalu dalam
2 mg x 3 jp
Buku Paket Sejarah Indonesia kelas X.
Buku-buku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
keberlanjutan
3.3 Menganalis keterkaitan peristiwa sejarah tentang manusia di masa lalu untuk kehidupan masa kini
4.1 Menyajikan hasil kajian tentang konsep manusia hidup dalam ruang dan waktu, dalam berbagai bentuk komunikasi.
4.2 Menyajikan hasil telaah tentang konsep bahwa manusia hidup dalam perubahan dan keberlanjutan, dalam berbagai bentuk komunikasi.
4.3 Membuat tulisan tentang hasil
kajian mengenai keterkaitan kehidupan masa lalu untuk kehidupan masa kini.
keberlanjutan
Kehidupan manusia masa kini merupakan akibat dari perubahan di masa lalu
Menanya:
Menanya dan berdiskusi untuk mendapatkan klarifikasi dan pendalaman pemahaman tentang aktivitas manusia yang terbatas dalam ruang dan waktu, selalu dalam perubahan, dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia di masa kini.
Mengeksplorasikan:
Mengumpulkan data lanjutan terkait dengan pertanyaan mengenai aktivitas manusia yang terbatas dalam ruang dan waktu, selalu dalam perubahan, dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia di masa kini, dari sumber tertulis, dan sumber-sumber lainnya yang mendukung.
Mengasosiasikan:
Menganalisis informasi yang didapat dari berbagai sumber mengenai keterkaitan antara aktivitas manusia yang terbatas dalam ruang dan waktu, selalu dalam perubahan, dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia di masa kini
Mengomunikasikan:
Membuat hasil kajian dalam bentuk tulisan mengenai keterkaitan antara aktivitas
perubahan, dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia di masa kini Observasi: Mengamati kegiatan peserta didik dalam proses mengumpulkan data, analisis data dan pembuatan laporan. Portofolio: Menilai tulisan hasil kajian mengenai aktivitas manusia yang terbatas dalam ruang dan waktu, selalu dalam perubahan, dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia di masa kini Tes: Menilai kemampuan peserta didik dalam menganalisis materi tentang aktivitas manusia yang terbatas dalam ruang dan waktu, selalu dalam
lainya.
Internet (jika tersedia)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
manusia yang terbatas dalam ruang dan waktu, dalam perubahan, dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia di masa kini
perubahan, dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia di masa kini
3.4 Menganalisis ilmu sejarah
4.4 Menyajikan hasil telaah tentang peristiwa sebagai karya sejarah, mitos, dan fiksi dalam bentuk tulisan.
Sejarah Sebagai Ilmu
Mengamati:
Membaca buku teks tentang sejarah sebagai ilmu.
Menanya:
Menanya dan berdiskusi untuk mendapatkan klarifikasi dan pendalaman pemahaman tentang sejarah sebagai ilmu.
Mengeksplorasikan:
Mengumpulkan informasi dan data lanjutan terkait dengan pertanyaan mengenai sejarah sebagai ilmu, dari sumber tertulis dan atau internet serta sumber lainya.
Mengasosiasikan:
Menganalisis informasi dan data yang didapat mengenai sejarah sebagai ilmu.
Mengomunikasikan:
Membuat hasil telaah dalam bentuk tulisan mengenai sejarah sebagai ilmu.
Tugas: Membuat hasil telaah dalam bentuk tulisan tentang sejarah sebagai ilmu. Observasi: Mengamati kegiatan peserta didik dalam proses mengumpulkan data, analisis data dan pembuatan laporan. Portofolio: Menilai tulisan hasil telaah dalam bentuk tulisan tentang sejarah sebagai ilmu. Tes: Menilai kemampuan peserta didik dalam menganalisis materi tentang ilmu sejarah.
2 mg x 3 jp
Buku Paket Sejarah Indonesia kelas X.
Buku-buku lainya
Media lain yang tersedia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
3.5 Menganalisis cara berfikir sejarah dalam mempelajari peristiwa-peristiwa sejarah.
4.5 Menerapkan cara berfikir sejarah dalam mengkaji peristiwa-peristiwa yang dipelajarinya, dalam berbagai bentuk presentasi.
Berpikir Sejarah
Diakronik
Sinkronik
Kausalita
Interpretasi
Periodesasi
Mengamati:
Membaca buku teks dan sumber lain mengenai berpikir sejarah secara diakronik, sinkronik, kausalita, interpretasi, dan periodesasi sejarah serta contoh-contoh penerapannya dalam tulisan, buku teks atau sumber lainnya.
Menanya:
Menanya dan berdiskusi untuk memperdalam pemahaman mengenai pengertian berpikir sejarah diakronik, sinkronik, kausalita, interpretasi dan periodesasi sejarah serta contoh-contoh penerapannya dalam tulisan, buku teks atau sumber lainnya.
Mengeksplorasikan:
Mengumpulkan data lanjutan mengenai pengertian berpikir sejarah diakronik, sinkronik, kausalita, interpretasi dan periodesasi sejarah serta contoh-contoh penerapannya dalam tulisan, buku teks atau sumber lainnya dari sumber tertulis dan atau internet. serta sumber lainya.
Mengasosiasikan:
Melatih cara berpikir diakronik, sinkronik,
Tugas: Membuat hasil kajian dalam berbagai bentuk presentasi tentang berpikir diakronik, sinkronik, kausalita, interpretasi, dan periodesasi sejarah Observasi: Mengamati kegiatan peserta didik dalam proses mengumpulkan data, analisis data dan pembuatan laporan. Portofolio: Menilai hasil kajian dalam berbagai bentuk presentasi tentang berpikir diakronik, sinkronik, kausalita, interpretasi, dan pembuatan periodesasi sejarah Tes: Menilai kemampuan peserta didik dalam menganalisis materi tentang berpikir diakronik, sinkronik,
2 mg x 3 jp
Buku Paket Sejarah Indonesia kelas X.
Buku-buku lainya
Media lain yang tersedia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
kausalita, interpretasi dan menetapkan periodesasi sejarah melalui kajian terhadap beberapa peristiwa sejarah dari sumber seperti buku, jurnal atau sumber lainnya.
Mengomunikasikan:
Membuat hasil kajian dalam berbagai bentuk presentasi, mengenai penerapan kemampuan cara berpikir diakronik, sinkronik, kausalita, interpretasi dan membuat periodesasi sejarah, menyajikanya dalam berbagai bentuk presentasi.
kausalita, interpretasi, dan periodesasi sejarah serta contoh-contoh penerapannya dalam tulisan, buku teks atau sumber lainnya. .
3.6 Menganalisis berbagai bentuk/jenis sumber Sejarah
4.6 Menyajikan hasil analisis jenis sumber, peran sumber dan keterkaitannya dengan kejadian sejarah, dalam berbagai bentuk presentasi.
Sumber Sejarah
Pengertian, sifat, jenis, dan kedudukan sumber dalam ilmu sejarah
Mengamati:
Membaca buku teks dan sumber lain mengenai pengertian, sifat, jenis, dan kedudukan sumber dalam ilmu sejarah
Menanya:
Menanya dan berdiskusi untuk mendapatkan pemahaman lebih mendalam berkaitan tentang pengertian, sifat, jenis, dan kedudukan sumber dalam ilmu sejarah
Mengeksplorasikan:
Mengumpulkan data lanjutan
Tugas: Membuat analisis dalam bentuk tulisan tentang pengertian, sifat, jenis, dan kedudukan sumber dalam ilmu sejarah Observasi: Mengamati kegiatan peserta didik dalam proses mengumpulkan data, analisis data dan pembuatan laporan.
2 mg x 3 jp
Buku Paket Sejarah Indonesia kelas X.
Buku-buku lainya
Media/ sumber lain yang tersedia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
berdasarkan bacaan atau referensi yeng tersedia terkait tentang pengertian, sifat, jenis, dan kedudukan sumber dalam ilmu sejarah, melalui bacaan dan sumber lain yang mendukung.
Mengasosiasikan:
Menganalisis untuk menentukan keterkaitan antara pengertian, sifat, jenis, dan kedudukan sumber dalam ilmu sejarah
Mengomunikasikan:
Hasil analisis dalam bentuk tulisan mengenai pengertian, sifat, jenis, dan kedudukan sumber dalam ilmu sejarah
Portofolio: Menilai tulisan hasil analisis tentang pengertian, sifat, Jenis, dan kedudukan sumber dalam ilmu sejarah Tes: Menilai kemampuan peserta didik dalam menganalisis materi tentang pengertian, sifat, jenis, dan kedudukan sumber dalam ilmu sejarah
3.7 Menganalisis langkah-langkah penelitian Sejarah terhadap berbagai peristiwa Sejarah
4.7 Melakukan penelitian sejarah secara sederhana dan menyajikanya dalam bentuk laporan penelitian.
Penelitian dan Penulisan Sejarah
langkah penelitian sejarah (bertanya, menentukan dan mencari sumber, kritik sumber, validasi informasi, interpretasi, rekonstruksi dan penulisan)
Mengamati:
Membaca buku teks tentang langkah-langkah penelitian Sejarah.
Menanya:
Menanya dan berdiskusi untuk mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang langkah-langkah penelitian Sejarah.
Mengeksplorasikan:
Mengumpulkan data lanjutan terkait
Tugas: Membuat tulisan secara sederhana salah satu peristiwa sejarah baik sejarah nasional maupun lokal. Observasi: Mengamati kegiatan peserta didik dalam proses mengumpulkan data, analisis data dan
3 mg x 3 jp
Buku Paket Sejarah Indonesia kelas X
Buku-buku lainya
Sumber lain yang tersedia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
tentang langkah-langkah penelitian sejarah melalui bacaan dan referensi lain yang tersedia.
Mengasosiasikan:
Menganalisis beberapa tulisan dan referensi menganai langkah-langkah penelitian sejarah
Mengomunikasikan:
Menyajikan laporan hasil penelitian sejarah secara sederhana dalam bentuk tulisan mengenai salah satu peristiwa sejarah baik nasional maupun lokal (dalam bentuk tugas semester)
.
pembuatan laporan. Portofolio: Menilai tulisan peserta didik hasil penelitian sederhana sejarah tentang salah satu peristiwa sejarah baik nasional maupun lokal. Tes: Menilai kemampuan peserta didik dalam menganalisis materi tentang langkah penelitian sejarah
3.8 Menganalisis perbedaan ciri-ciri dari historiografi tradisional, kolonial dan modern
4.8 Menyajikan hasil mengklasifikasi ciri-ciri historiografi tradisional, kolonial dan modern dari sumber yag ditentukan guru, dalam berbagai bentuk presentasi.
Historiografi
Historiografi tradisional
Historiografi kolonial
Historiografi modern
Mengamati:
Membaca buku teks tentang pengertian historiografi dan persamaan serta perbedaan antara historiografi tradisional, kolonial, dan modern
Menanya:
Menanya dan berdiskusi untuk mendapatkan klarifikasi dan pendalaman pemahaman tentang pengertian historiografi dan ciri pembeda antara historiografi tradisional, kolonial, dan modern
Tugas: Membuat klasifikasi jenis historiografi berdasarkan ciri pembeda antara historiografi tradisional, kolonial, dan modern Observasi: Mengamati kegiatan peserta didik dalam proses mengumpulkan data, analisis data dan pembuatan laporan.
2 mg x 3 jp
Buku Paket Sejarah Indonesia kelas X
Buku-buku lainya
Sumber lain yang tersedia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
Mengeksplorasikan:
Mengumpulkan data lanjutan terkait dengan pertanyaan mengenai pengertian historiografi, ciri pembeda antara historiografi tradisional, kolonial, dan modern, melalui bacaan dan sumber sumber lain yang mendukung.
Mengasosiasikan:
Menganalisis informasi yang didapat melalui bacaan dan sumber-sumber lainya dengan melakukan pengelompokan jenis historiografi berdasarkan ciri pembeda antara historiografi tradisional, kolonial, dan modern
Mengomunikasikan:
Menyajikan hasil analisis dalam bentuk tulisan berupa klasifikasi jenis historiografi berdasarkan ciri pembeda antara historiografi tradisional, kolonial, dan modern
Portofolio: Menilai laporan tertulis hasil klasifikasi jenis historiografi berdasarkan ciri pembeda antara historiografi tradisional, kolonial, dan modern Tes: Menilai kemampuan peserta didik dalam menganalisis perbedaan ciri-ciri dari historiografi tradisional, kolonial dan modern
3.9 Menganalisis keterkaitan antara manusia purba Indonesia dan Dunia dengan manusia modern dalam fisik dan budaya
Manusia Purba Indonesia dan Dunia
Manusia purba Indonesia
Manusia purba Asia
Mengamati:
Membaca buku teks tentang keterkaitan antara manusia purba Indonesia dan Dunia dengan manusia modern dalam
Tugas: Membuat pengelompokan jenis-jenis manusia purba Indonesia dan Dunia ke
4 mg x 3 jp
Buku Paket Sejarah Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
4.9 Menyajikan hasil analisis
mengenai keterkaitan antara Manusia Purba Indonesia dan Dunia dengan manusia modern secara fisik dan budaya, dalam berbagai bentuk presentasi.
Manusia purba Afrika
Manusia purba Eropa
fisik dan budaya Menanya:
Menanya dan berdiskusi untuk mendapatkan klarifikasi dan pendalaman pemahaman tentang keterkaitan manusia purba Indonesia dan Dunia dengan manusia modern dalam fisik dan budaya
Mengeksplorasikan:
Mengumpulkan data lanjutan terkait dengan pertanyaan mengenai keterkaitan manusia purba Indonesia dan Dunia dengan manusia modern dalam fisik dan budaya, melalui bacaan, gambar-gambar dan fosil-fosil yang ada di museum terdekat.
Mengasosiasikan:
Menganalisis informasi-informasi yang didapat untuk melakukan pengelompokan jenis-jenis manusia purba Indonesia dan Dunia ke dalam kelompok antropologi fisik dan kelompok budaya dan dalam garis waktu
Mengomunikasikan:
Menyajikan hasil analisis dalam bentuk
dalam kelompok antropologi fisik dan kelompok budaya dalam garis waktu Observasi: Mengamati kegiatan peserta didik dalam proses mengumpulkan data, analisis data dan pembuatan laporan, Portofolio: Menilai laporan tertulis hasil pengelompokan jenis-jenis manusia purba Indonesia dan Dunia ke dalam kelompok antropologi fisik dan kelompok budaya dalam garis waktu Tes: Menilai kemampuan peserta didik dalam menganalisis keterkaitan antara manusia purba Indonesia dan Dunia dengan manusia modern dalam fisik dan budaya
kelas X.
Buku-buku lainya
Media lain yang tersedia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
tulisan tentang manusia purba Indonesia dan Dunia dalam garis waktu dan dalam hubungannya dengan manusia modern Asia, Afrika, dan Eropa
3.10 Menganalisis keterkaitan kehidupan awal manusia Indonesia di bidang kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi serta pengaruhnya dalam kehidupan masa kini
4.10 Menarik berbagai kesimpulan
dari hasil evaluasi terhadap perkembangan teknologi pada zaman kehidupan praaksara terhadap kehidupan masyarakat masa kini, dalam bentuk tulisan
Kehidupan Manusia Praaksara Indonesia
Kehidupan awal manusia Indonesia di bidang kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi serta pengaruhnya dalam kehidupan masa kini
Hubungan kebudayaan Hoa-bin, Bacson, Dongson dan Sahuynh pada masyarakat awal di Indonesia.
Mengamati:
Membaca buku teks dan menyaksikan video atau media visual lain mengenai keunggulan kehidupan manusia Indonesia di zaman praaksara dalam bidang kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, teknologi dan pengaruh dari kebudayaan lain di Asia, serta unsur-unsur yang diwariskannya dalam kehidupan manusia masa kini
Menanya:
Menanya dan berdiskusi untuk mendapatkan klarifikasi dan pendalaman mengenai keunggulan kehidupan manusia Indonesia di zaman praaksara dalam bidang kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, teknologi dan pengaruh dari kebudayaan lain di Asia, serta unsur-unsur yang diwariskannya dalam kehidupan manusia masa kini
Mengeksplorasikan:
Mengumpulkan data lanjutan terkait
Tugas: Membuat beberapa kesimpulan mengenai keunggulan dan pencapaian kehidupan manusia Indonesia di zaman praaksara dalam bidang sosial, ekonomi, ilmu, teknologi dan pengaruh dari kebudayaan lain di Asia, serta unsur-unsur yang diwariskannya dalam kehidupan manusia masa kini Observasi: Mengamati kegiatan peserta didik dalam proses mengumpulkan data, analisis data dan pembuatan laporan. Portofolio: Menilai laporan tertulis
5 mg x 3 jp
Buku Paket Sejarah Indonesia kelas X.
Buku-buku lainya
Media lain yang tersedia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
dengan pertanyaan mengenai keunggulan kehidupan manusia Indonesia di zaman praaksara dalam bidang kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, teknologi dan pengaruh dari kebudayaan lain di Asia, serta unsur-unsur yang diwariskannya dalam kehidupan manusia masa kini, melalui bacaan dan sumber-sumber terkait.
Mengasosiasikan:
Menganalisis informasi dan data-data yang didapat baik dari bacaan maupun dari sumber-sumber terkait mengenai keunggulan kehidupan manusia Indonesia di zaman praaksara dalam bidang kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, teknologi dan pengaruh dari kebudayaan lain di Asia, serta unsur-unsur yang diwariskannya dalam kehidupan manusia masa kini.
Mengomunikasikan:
Menyajikan hasil analisis dalam bentuk tulisan berupa beberapa kesimpulan mengenai keunggulan kehidupan manusia Indonesia di zaman praaksara dalam bidang sosial, ekonomi, ilmu, teknologi dan pengaruh dari kebudayaan
berupa beberapa kesimpulan mengenai keunggulan dan pencapaian kehidupan manusia Indonesia di zaman praaksara dalam bidang sosial, ekonomi, ilmu, teknologi dan pengaruh dari kebudayaan lain di Asia, serta unsur-unsur yang diwariskannya dalam kehidupan manusia masa kini Tes: Menilai kemampuan peserta didik dalam menganalisis keterkaitan kehidupan awal manusia Indonesia di bidang kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi serta pengaruhnya dalam kehidupan masa kini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
lain di Asia, serta unsur-unsur yang diwariskannya dalam kehidupan manusia masa kini
3.11 Menganalisis perbandingan peradaban awal dunia dan Indonesia serta keterkaitannya dengan manusia masa kini dalam cara berhubungan dengan lingkungan, hukum, kepercayaan, pemerintahan dan sosial
4.11 Menyajikan hasil analisis
peradaban awal dunia dan Indonesia serta keterkitannya dengan manusia masa kini dalam cara berhubungan dengan lingkungan, hukum, kepercayaan, pemerintahan, dan sosial, dalam berbagai bentuk presentasi.
Peradaban Awal Indonesia dan Dunia
Kehidupan Awal Indonesia dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan primus inter ares, pertanian dan ukuran
Peradaban awal Asia (Cina, Indus, Mesopotamia) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya
Peradaban awal Afrika (Mesir) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya
Peradaban awal Eropa (Yunani, Romawi, Kreta) dalam pencapaian ilmu,
Mengamati:
Melalui membaca buku teks mengenai peradaban awal Indonesia dan dunia (Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya
Menanya:
Menanya dan berdiskusi untuk klarifikasi dan pengetahuan yang lebih mendalam serta aspek lain dari apa yang terdapat di buku teks mengenai peradaban awal Indonesia dan dunia (Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya
Mengeksplorasikan:
Mengumpulkan data lanjutan terkait dengan pertanyaan mengenai peradaban awal Indonesia dan dunia (Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya,
Tugas: Membuat laporan presentasi materi mengenai peradaban awal Indonesia dan dunia (Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya Observasi: Mengamati kegiatan peserta didik dalam proses mengumpulkan data, analisis data dan pembuatan laporan. Portofolio: Menilai laporan tertulis berupa presentasi materi mengenai peradaban awal Indonesia dan dunia (Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan,
9 mg x 3 jp Buku Paket Sejarah Indonesia kelas X.
Buku-buku lainya.
Media lain yang tersedia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
teknologi, kepercayaan, pemerintahan, dan budaya
Peradaban awal Amerika (Inka) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya
melalui bacaan dan sumber-sumber lain yang terkait.
Mengasosiasikan:
Menganalisis informasi dan data-data yang didapat baik dari bacaan maupun dari sumber-sumber lain yang terkait. mengenai peradaban awal Indonesia dan dunia (Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya
Mengomunikasikan:
Menyajikan hasil analisis dalam berbagai bentuk presentasi mengenai peradaban awal Indonesia dan dunia (Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya.
pemerintahan, pertanian, dan budaya Tes: Menilai kemampuan peserta didik dalam menganalisis perbandingan peradaban awal dunia dan Indonesia serta keterkaitannya dengan manusia masa kini dalam cara berhubungan dengan lingkungan, hukum, kepercayaan, pemerintahan dan sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 4 Yogyakarta
Mata Pelajaran : Sejarah (Peminatan)
Kelas/Semester : X/1
Materi Pokok : Berpikir Sejarah
Pertemuan Ke : 1 dan 2
Alokasi Waktu : 6 X 45 menit (270 Menit)
A. KOMPETENSI INTI :
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, procedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI :
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.5 Menganalisis dan menerapkan
cara berfikir sejarah dalam
mempelajari peristiwa-peristiwa
sejarah.
3.5.1 Menganalisis dan menerapkan
cara berpikir kronologis
3.5.2 Menganalisis dan menerapkan
cara berpikir periodisasi
3.5.3 Menganalisis dan menerapkan
cara berpikir kausalitas
3.5.4 Menganalisis dan menerapkan
cara berpikir diakronik
3.5.5 Menganalisis dan menerapkan
cara berpikir sinkronik
4.5 Menerapkan cara berfikir sejarah
dalam mengkaji peristiwa-
peristiwa yang dipelajarinya,
dalam berbagMembuat rancangan
tulisan tentang keterkaitan
kehidupan masa lalu dengan
kehidupan masa kini
4.5.1 Membuat rancangan tulisan
suatu peristiwa dengan
menerapkan cara berpikir
sejarah
4.5.2Membuat tulisan tentang
peristiwa sejarah dengan
menerapkan cara berpikir
sejarah
LAMPIRAN 31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
C. TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Melalui pengamatan video peserta didik dapat menganalisis kronologi
peristiwa sejarah
2. Dengan membaca buku peserta didik memiliki rasa ingin tahu tentang
periodisasi sejarah
3. Dengan membaca buku peserta didik dapat menganalis sebab dan akibat
terjadinya suatu peristiwa sejarah
4. Melalui diskusi peserta didik dapat memberi contoh cara berpikir diakronik dan
sinkronik
5. Melalui diskusi peserta didik dapat memiliki keterampilan mengolah informasi
dan menyajikan cara berpikir sejarah dalam bentuk tulisan
D. Materi Ajar :
1. Cara berpikir kronologis
2. Cara berpikir periodisasi
3. Cara berpikir kausalitas
4. Cara berpikir diakronik
5. Cara berpikir sinkronik
E. Metode Pembelajaran:
Pendekatan pembelajaran : Scientific
Metode pembelajaran : Ceramah, tanya jawab, diskusi dan penugasan
Strategi pembelajaran : Problem based learning
F. Media, Alat dan Sumber Belajar
Alat : LCD, slide power point, lembar soal dan lembar observasi
Sumber Belajar :
- Buku Sejarah Indonesia (peminatan) kelas X karangan Habib Mustopo
- Buku Sejarah untuk kelas 1 SMA karangan M. Habib Mustopo dkk.
- Buku Sejarah Indonesia (Wajib) karangan Ringgo Rahata
- Pengantar Sejarah kebudayaan Indonesia Jilid 1, R. Soekmono.
- www.sosiosejarah.com
G. Langkah-Langkah Pembelajaran :
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan Mengawali pembelajaran dengan berdoa
dan memberi salam
Mempersiapkan kelas agar lebih kondusif
untuk memulai proses KBM (kerapian,
kebersihan ruang kelas, menyediakan
media dan alat serta buku yang
20 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
diperlukan)
Memantau kehadiran dengan mengabsen
peserta didik
Menyinggung tentang materi minggu lalu
dengan memberikan pertanyaan-
pertanyaan.
Menginformasikan kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Menyampaikan cakupan materi secara
garis besar.
Inti (mengamati)
Peserta didik ditunjukkan gambar terkait
dengan peristiwa sejarah.
(menanya)
Peserta didik mengajukan pernyataan
berkaitan dengan tayangan gambar tersebut
(menalar)
Siswa dibagi dalam 4 kelompok, masing-
masing kelompok beranggotakan 6-7 orang
Masing-masing kelompok diminta untuk
mencari informasi materi dengan membaca
buku siswa/ mencari di internet tentang
suatu peristiwa sejarah yang terjadi pasca
kemerdekaan 1945-1950
Setiap kelompok diberikan tugas untuk
menganalisa permasalahan-permasalahan
yang dikaitkan dengan kondisi sekarang
sebagai berikut :
Kelompok 1
Bagaimana kronologi peristiwanya
Kelompok 2
Bagaimana periodisasi peristiwa tersebut
Kelompok 3
Bagaimana sebab dan akibat peristiwa
tersebut
Kelompok 4
Bagaiamana contoh menerapkan cara
berpikir diakronik dan sinkronik untuk
menganlisis peristiwa tersebut
(mencoba)
Setiap peserta didik mencatat hasil
diskusi kelompoknya
200 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
Peserta didik membuat laporan hasil
diskusi kelompoknya
(membuat jejaring)
Masing-masing kelompok
melaporkan/mem-presentasikan hasil
diskusinya, dan kelompok lain
menanggapi
Guru memberikan umpan balik positif
dan penguatan dalam bentuk lisan pada
kelompok-kelompok diskusi yang telah
selesai melaporkan hasil diskusinya.
Penutup Peserta didik membuat rangkuman materi
pelajaran
Guru melakukan penjajagan hasil belajar
peserta didik dengan melakukan tanya
jawab materi yang telah diberikan (post
test)
Menyampaikan rencana pembelajaran
pada pertemuan berikutnya dengan
memberikan tugas mandiri terstruktur,
peserta didik diminta membuat deskripsi
keterkaitan peristiwa sejarah tentang
manusia di masa lalu untuk kehidupan
masa kini dalam bentuk tulisan berupa
laporan.
Menutup pelajaran dengan salam
40 Menit
H. Penilaian Hasil Belajar:
1. Teknik : Tes dan non tes
2. Bentuk : Uraian dan observasi
3. Instrumen : Soal dan lembar observasi kegiatan diskusi
Tes tertulis
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan benar!
1. Mengapa peristiwa sejarah harus disusun secara kronologis?
2. Berikan contoh periodisasi zaman prasejarah Indonesia!
3. Jelaskan mengapa suatu peristiwa sejarah harus dipahami secara kausalitas?
4. Jelaskan mengapa suatu peristiwa sejarah harus dipahami secara diakronik
dan sinkronik?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
Kunci Jawaban
1. Karena seseorang akan lebih mudah memahami suatu persitiwa sejarah jika
disampaikan secara urut sesuai dengan waktu kejadiannya
2. Periodisasi zaman prasejarah Indonesia : zaman batu : paleolitikum,
mesolitikum, neolitikum; zaman logam : perunggu dan besi
3. Peristiwa yang terjadi pasti disebabkan oleh suatu hal, itulah sebabnya jika
suatu peristiwa sejarah dipahami secara kausalitas, maka akan lebih mudah
mengetahui sebab, akibat, dan solusi persoalan yang terjadi
4. Peristiwa sejarah
Pedoman penilaian
1. Setiap soal apabila dijawab benar sempurna diberi nilai 5
2. Setiap soal apabila dijawab mendekati benar diberi nilai 4
3. Setiap soal apabila dijawab setengahbenar diberi nilai 3
4. Setiap soal apabila dijawab tapi salah diberi nilai 2
5. Setiap soal apabila yang tidak dijawab diberi nilai 0
Pedoman Penskoran
∑ Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (25)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
LEMBAR PENGAMATAN/ OBSERVASI DISKUSI KELOMPOK
Mata Pelajaran : Sejarah Peminatan
Kelas / Semester : X / 1
Kompetensi Dasar :
3.1 Menganalisis keterkaitan konsep manusia
hidup dalam ruang dan waktu.
3.2 Menganalisis konsep manusia hidup dalam
perubahan dan keberlanjutan
3.3 Menganalisis keterkaitan peristiwa sejarah
tentang manusia di masa lalu untuk
kehidupan masa kini
Materi Pokok : Manusia dan Sejarah
Hari / tanggal pengamatan :
1. Penilaian dilakukan selama kegiatan diskusi
2. Hasil penilaian ini digunakan untuk mengetahui tingkat aktivitas peserta
didik
3. Aspek yang dinilai :
1) Tanggung jawab
2) Kerja sama
3) Keberanian mengajukan pertanyaan
4) Kemampuan menyampaikan informasi/ menjawab pertanyaan
5) Menghargai pendapat orang lain
4. Keterangan Skor Katagori skor
Skor 1 = sangat kurang Jumlah skor 1- 5 = katagori tidak aktif
Skor 2= kurang Jumlah skor 5-10 = katagori kurang aktif
Skor 3= cukup Jumlah Skor11-15 = katagori cukup aktif
Skor 4= baik Jumlah skor 16-20 = katagori aktif
Skor 5 = baik sekali Jumlah skor 21-25 = katagori sangat aktif
Berilah skor untuk setiap aspek!
NO NAMA PESERTA
DIDIK
ASPEK PENILAIAN JUMLAH
SKOR
KATAGORI
1 2 3 4 5
1
2
3
4
5
6
7
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
9
10
11
12
13
14
15
JUMLAH SKOR
RERATA SKOR
∑ Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
TUGAS MANDIRI TERSTRUKTUR
Sekolah : SMA Negeri 4 Yogyakarta
Mata Pelajaran : Sejarah Peminatan
Kelas /Semester : X / 1
Kompetensi Dasar Indikator Kegiatan Waktu Ket.
Menganalisis
keterkaitan konsep
manusia hidup dalam
ruang dan waktu.
Menganalisis konsep
manusia hidup dalam
perubahan dan
berkelanjutan
Menganalisis
keterkaitan peristiwa
sejarah tentang
manusia di masa lalu
untuk kehidupan masa
kini
Menganalisis
keterkaitan
antara
manusia, ruang
dan waktu
Peserta
didik
membuat
makalah
tentang
katerkaitan
antara
manusia,
ruang dan
waktu
Dikumpul
kan pada
pertemuan
yang akan
datang
Tugas
terstrukt
ur
individu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
INSTRUMEN TUGAS MANDIRI TERSTRUKTUR
A. Kompetensi Dasar :
- Menganalisis keterkaitan konsep manusia hidup dalam ruang dan waktu.
- Menganalisis konsep manusia hidup dalam perubahan dan berkelanjutan
- Menganalisis keterkaitan peristiwa sejarah tentang manusia di masa lalu
untuk kehidupan masa kini
B. Indikator Pencapaian kompetensi :
- Menjelaskan konsep manusia hidup dalam ruang dan waktu
- Menganalisis keterkaitan konsep manusia hidup dalam ruang dan waktu
- Menganalisis manusia hidup dalam perubahan dan berkelanjutan
- Menganalisa peristiwa sejarah tentang manusia di masa lalu
- Menganalisis hasil keterkaitan peristiwa sejarah tentang manusia di masa
lalu untuk kehidupan masa kini
C. Jenis tugas : Individu
D. Tanggal Pemberian tugas : .....
E. Waktu Pelaksanan : satu minggu
F. Batas Waktu Pengumpulan : pertemuan minggu depan
G. Deskripsi tugas :
1. Bentuk tugas : Membuat deskripsi tentang keterkaitan antara
pola hunian dengan mata pencaharian manusia
praaksara dikaitkan dengan kondisi sekarang
dalam bentuk tulisan berupa makalah
2. Tempat : Di lingkungan tempat tinggal
3. Waktu : di luar jam pelajaran
4. Target : Memahami tentang sejarah, waktu, ruang dan
manusia
5. Bentuk laporan : uraian
6. Rubrik Penilaian
NO INDIKATOR Nilai
Kualitatif
Nilai
Kuantitatif
Keterangan
1. Pengantar disajikan
dengan bahasa yang baik
2. Isi menunjukkan maksud
dari apa yang diminta
3 Kemampuan menjabarkan
alasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
4 Penutup memberikan
kesimpulan akhir
5 Kerapian tulisan
6 Ketepatan waktu dalam
pengumpulan
Nilai rata-rata
Keterangan
NILAI KUALITATIF NILAI KUANTITATIF
Memuaskan 4 >80
Baik 3 68 – 79
Cukup 2 56 – 67
Kurang 1 < 55
∑ Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (30 )
Yogyakarta, 18 Juli 2016
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Jaka Tumuruna, M.Pd Tien Amry Astuti, S.Pd
NIP. 19670511 200003 1 007 NIP. 19680728 199403 2 010
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
KISI-KISI SOAL
PENILAIAN AKHIR SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Mata pelajaran : Sejarah
Kelas/Program : X / Peminatan Ilmu Sosial Alokasi Waktu : 90 menit
Semester : 1 Jumlah Soal : 50 butir
Kurikulum Acuan : Kurikulum 2013 Pembuat Soal : Tien Amry Astuti
IPK Materi Pembelajaran Indikator Soal Teknik Penilaian Bentuk Soal Nomor
Soal
3.1.2Menganalisis keterkaitan
konsep manusia hidup dalam
ruang dan waktu
3.2.1Menganalisis manusia hidup
dalam perubahan dan
berkelanjutan
Konsep manusia, ruang,
dan waktu
Perubahan dan
keberlanjutan peristiwa
sejarah
Dimensi waktu masa lalu
Menjelaskan keterkaitan konsep
manusia, ruang, dan waktu
Menjelaskan perubahan dan
kelanjutan dari peristiwa sejarah
Menjelaskan dimensi waktu masa
Tes tertulis
Pilihan ganda
1 – 4, 6
5
7
LA
MP
IRA
N 3
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
Dimensi waktu masa lalu
masa kini, dan masa yang
akan dating
lalu
Menjelaskan kaitan dimensi
waktu masa lalu, masa kini, masa
yang akan dating
8
IPK Materi Pembelajaran Indikator Soal Teknik Penilaian Bentuk Soal Nomor
Soal
3.4.2 Mendeskripsikan sejarah
sebagai fakta dan peristiwa
3.4.3 Menganalisis sejarah sebagai
ilmu
3.4.4 Mendeskripsikan sejarah
sebagai kisah
3.4.5 Membandingkan sejarah
Sejarah sebagai fakta dan
peristiwa
Sejarah sebagai ilmu
Sejarah sebagai kisah
Sejarah sebagai seni
Menjelaskan sejarah sebagai fakta
dan peristiwa
Menjelaskan sejarah sebagai imu
Menjelaskan sejarah sebagai
kisah
Menjelaskan sejarah sebagai seni
Tes tertulis
Tes tertulis
Tes tertulis
Tes tertulis
Pilihan
ganda
Pilihan
ganda
Pilihan
ganda
Pilihan
10, 11,
14
12, 13
15, 16,
17
9, 18,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
sebagai ilmu dengan sejarah
sebagai seni
3.4.6 Mendeskripsikan kajian-
kajian ilmu sejarah
Kajian ilmu sejarah
Menjelaskan kajian ilmu sejarah
Tes tertuli
ganda
Pilihan
ganda
19, 20,
21
22, 43,
44
IPK Materi Pembelajaran Indikator Soal Teknik Penilaian Bentuk Soal Nomor
Soal
3.5.1 Menganalisis dan menerapkan
cara berpikir kronologis
3.5.2 Menganalisis dan menerapkan
cara berpikir periodisasi
3.5.3 Menganalisis dan menerapkan
cara berpikir kausalitas
3.5.4 Menganalisis dan menerapkan
Cara berpikir kronologis
Cara berpikir periodisasi
Cara berpikir kausalitas
Cara berpikir diakronik
Contoh penerapan cara bepikir
kronologis
Contoh penerapan cara berpikir
periodisasi
Contoh penerapan cara berpikir
kausalitas
Contoh penerapan cara berpikir
Tes tertulis
Tes tertulis
Tes tertulis
Tes tertulis
Pilihan
ganda
Pilihan ganda
Pilihan
ganda
Pilihan ganda
23
24
25
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
cara berpikir diakronik
3.5.5 Menganalisis dan menerapkan
cara berpikir sinkronik
3.6.1. Mengidentifikasi pengertian
sumber sejarah
3.6.2. Mendeskripsikan berbagai
sumber sejarah berdasarkan
sifatnya
3.6.3. Mengklasifikasikan sumber-
sumber sejarah menurut
jenisnya
Cara berpikir sinkronik
Sumber sejarah
Sumber sejarah menurut
sifatnya
Sumber sejarah menurut
jenisnya
diakronik
Contoh penerapan cara berpikir
sinkronik
Menjelaskan manfaat sumber
sejarah
Menjelaskan pentingnya sumber
sejarah
Menyebutkan sumber sejarah
menurut sifatnya
Mengklasifikasikan sumber
sejarah menurut jenisnya
Tes tertulis
Tes tertulis
Tes tertulis
Tes tertulis
Pilihan
ganda
Pilihan
ganda
Pilihan
ganda
Pilihan
ganda
27
30, 31,
33
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
IPK Materi Pembelajaran Indikator Soal Teknik Penilaian Bentuk Soal Nomor
Soal
3.7.1 Mendeskripsikan langkah-
langkah penelitian sejarah
3.8.1 Mengidentifikasi ciri-ciri
historiografi tradisional
3.8.2 Mengidentifikasi ciri-ciri
historiografi kolonial
3.8.3 Mengidentifikasi ciri-ciri
historiografi moderen
Tahap heuristic
Tahap kritik sumber
sejarah/verifikasi
Tahap interpretasi
Historiografi tradisional
Historiografi kolonial
Historiografi moderen
Menjelaskan tahap heuristik
Menjelaskan tahap kritik sumber
sejarah/ verifikasi
Menjelaskan tahap interpretasi
sumber sejarah
Menjelaskan historiografi
tradisional
Menjelaskan historiografi
kolonial
Menjelaskan historiografi
moderen
Tes tertulis
Tes tertulis
Tes tertulis
Tes tertulis
Tes tertulis
Tes tertulis
Pilihan ganda
Pilihan ganda
Pilihan
ganda
Pilihan
ganda
Pilihan
ganda
Pilihan
ganda
29, 32
34 – 39
40 – 42
45 – 47
48
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
3.8.4 Menganalisis perbedaan ciri-
ciri historiografi tradisional,
kolonial, nasional, dan moderen
Perbedaan historiografi
nasional dan moderen
Menjelaskan perbedaan
historiografi nasional dan
moderen
Tes tertulis
Pilihan
ganda
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Mata Pelajaran : SEJARAH (Peminatan Ilmu Sosial)
Kelas/ Program : X/ IPS
Hari/ Tanggal : Jumat, 2 Desember 2016
Waktu : 07.30 – 09.00 (90 menit)
SOAL SERI
A
Petunjuk mengerjakan soal:
1. Berdoalah sebelum mengisi LJK dan mengerjakan soal 2. Isilah identitas LJK dengan lengkap 3. Perhatikan kelengkapan soal 4. Bacalah soal dengan teliti dan kerjakan dengan benar
PETUNJUK :
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat !
1. Peristiwa Proklamasi 17 Agustus 1945 merupakan peristiwa yang unik
karena ….
A. tidak berubah
B. hanya terjadi satu kali
C. terjadi dalam kehidupan manusia
D. menjadi penghubung peristiwa lain
E. menentukan kehidupan orang banyak
2. Perhatikan data di bawah ini :
1) Manusia terlibat dalam sejarah
2) Manusia yang membuat sejarah
3) Sejarah yang kita pelajari adalah sejarahnya manusia
4) Manusia adalah pelaku semua peristiwa atau kejadian masa lalu
Data di atas menunjukan subjek sejarah adalah ….
PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 4 YOGYAKARTA Jl. Magelang, Karangwaru Lor No. 7, Yogyakarta
Kode Pos 55241 Telp (0274) 513245 Fax (0274) 582286
HOTLINE SEKOLAH : (0274) 513245 EMAIL : [email protected]
HOTLINE SMS : 08122780001 HOTLINE EMAIL : [email protected]
WEBSITE : http://www.patbhe-jogja.sch.id
LAMPIRAN 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
A. ruang
B. waktu
C. manusia
D. ruang dan waktu
E. manusia dan ruang
3. Perilaku manusia berpengaruh terhadap sejarah. Maksud pernyataan ini
adalah ….
A. manusia sebagai objek dalam sejarah
B. manusia sebagai subjek atau pelaku sejarah
C. manusia berperan besar dalam sejarah
D. manusia tanpa sejarah tidak memiliki arti
E. manusia harus menjadi sejarawan bagi dirinya sendiri
4. Selain manusia dan ruang, waktu merupakan unsur penting dalam sejarah.
Waktu menjadi unsur penting dalam sebuah peristiwa sejarah, karena ….
A. waktu menjadi penentu utama dalam perjalanan hidup manusia
B. waktu menentukan berjalannya akal budi dan kesadaran
C. sejarah manusia berlangsung dalam waktu tertentu
D. hanya manusia yang memiliki unsur dan konsep waktu
E. waktu itu itu terus berputar
5. Konsep waktu dalam sejarah sangat penting untuk mengetahui peristiwa
masa lalu dan perkembangannya sampai saat ini, karena ….
A. dimensi waktu sejarah adalah masa lalu dan masa kini
B. tidak ada hubungan antara masa lalu dan masa kini
C. waktu menentukan periode yang terjadi dalam sejarah
D. periode waktu dalam sejarah terputus ketika terjadi pergantian masa
E. sejarah berkaitan erat dengan perubahan dan berkelanjutan dalam
kehidupan manusia
6. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia terjadi pada tanggal 17
Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta. Contoh tersebut
menunjukkan konsep ….
A. waktu
B. ruang
C. manusia
D. waktu dan ruang
E. manusia dan waktu
7. Peristiwa-peristiwa sejarah merupakan suatu proses yang
berkesinambungan, artinya ….
A. peristiwa sejarah berubah-ubah sesuai dengan zamannya
B. peristiwa sejarah saling terkait antara satu dengan yang lain
C. kejadian dalam sejarah sering berulang pada masa berikutnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
D. sejarah berawal dari peristiwa yang sederhana menuju ke arah yang lebih
kompleks dan maju
E. peristiwa yang sudah lampau dapat dijadikan pedoman untuk kehidupan
masa kini dan masa yang akan datang
8. Berikut ini adalah contoh revolusi yang terjadi pada kehidupan masyarakat
….
A. perubahan dari berburu menjadi bercocok tanam
B. perubahan dari berburu menjadi meramu makanan
C. perubahan dari nomaden menjadi berpindah tempat
D. perubahan dari berburu menjadi nelayan
E. perubahan dari meramu menjadi nelayan
9. Sejarah dapat dipandang sebagai karya seni, artinya ….
A. Sejarah mirip sekali dengan dongeng
B. sejarah tidak berbeda dengan cerita fiksi
C. sejarah merupakan karya seniman
D. pengisahan sejarah bukan hal yang fiktif
E. menyimpulkan dan menuliskan suatu peristiwa sejarah erat dengan
kaidah dan keindahan bahasa
10. Sejarah dalam arti subjektif menurut Sartono Kartodirdjo berarti….
A. rangkaian peristitiwa yang berulang-ulang secara anakronis
B. rangkaian fakta-fakta yang disusun kembali oleh para sejarawan
C. peristiwa yang berpengaruh besar pada zamannya dan sesudahnya
D. peristiwa-peristiwa besar yang menjadi objek kajian para peneliti sejarah
E. kejadian atau peristiwa sejarah yang tidak dapat terulang kembali
11. Perhatikan pernyataan berikut ini :
1) Menyangkut kejadian alam
2) Terjadi pada masa lampau
3) Terjadi berulang-ulang
4) Hanya sekali terjadi
5) Berpengaruh besar pada masa-masa berikutnya
Pernyataan yang merupakan ciri sejarah sebagai peristiwa adalah ….
A. 1,2,3
B. 2,3,4
C. 2,4,5
D. 2,3,5
E. 3,4,5
12. Sejarah sebagai ilmu besifat empiris, artinya ….
A. disusun berdasarkan perenungan yang mendalam
B. memiliki sasaran dan objek manusia dalam sudut pandang waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
C. disusun berdasarkan pengalaman yang direkam di dalam dukumen atau
peninggalan sejarah lainnya
D. Sejarawan seakan-akan mengalami sendiri peristiwa sejarah yang akan
ditelitinya
E. memiliki kaidah-kaidah tertentu
13. Sejarah sebagai ilmu juga memiliki metode, artinya ….
A. untuk meneliti suatu peristiwa sejarah, harus melalui prosedur penelitian
yang sistematis
B. sejarawan cukup menggunakan intuisi
C. sejarawan harus menguasai gaya bahasa
D. perlu mengembangkan imajinasi
E. tidak memerlukan teknik tertentu
14. Berikut ini adalah ciri sejarah sebagai peristiwa ….
A. peristiwa yang terjadi tidak dapat diulang dan dialami kembali
B. peristiwa yang berulang kali terjadi
C. peristiwa yang selalu berubah setiap saat
D. peristiwa yang berkaitan satu sama lain
E. peristiwa yang berupa sebab akibat
15. Sejarah sebagai kisah artinya ….
A. rekonstruksi suatu peristiwa sejarah yang dituliskan atau diceritakan oleh
seseorang
B. peristiwa sejarah yang menyebabkan peristiwa yang lain
C. hasil penelitian sejarah yang diinterpretasikan
D. menelaah sejarah dari berbagai sudut pandang
E. peristiwa sejarah yang menarik
16. Ciri sejarah sebagai kisah antara
lain ….
A. unik
B. abadi
C. multitafsir
D. bersifat objektif
E. bersifat subjektif
17. Peristiwa Bandung Lautan Api yang diceritakan oleh seorang pejuang
berbeda dengan yang diceritakan seorang pedagang. Hal ini merupakan
contoh kisah sejarah yang bersifat ….
A. ilmiah
B. objektif
C. subjektif
D. sinkronis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
E. kausalitas
18. Sejarah sebagai seni merupakan hasil karya sejarawan yang memerlukan….
A. intuisi, gaya bahasa, emosi, dan imajinasi
B. kreatifitas, kualitas, dan fakta
C. fakta sejarah, energi, dan fisik
D. data, dukumen, dan bakat
E. keahlian, alat, dukumen sejarah, dan isu sejarah
19. Sejarah sebagai seni memerlukan emosi, artinya….
A. penulis sejarah harus berempati dan menyatukan dirinya dengan objek
yang diteliti
B. penulis sejarah harus orang yang perasaannya halus
C. penulis sejarah harus orang yang emosional
D. penulis sejarah harus orang yang berjiwa seni
E. penulis sejarah harus orang yang romantis
20. Sejarah sebagai seni memiliki kelemahan, antara lain….
A. berkurangnya ketepatan dan objektivitas
B. penulisan sejarah tidak terbatas
C. memiliki pengaruh buruk bagi kehidupan manusia
D. berdampak buruk bagi perekonomian indonesia
E. imajinasi yang berlebihan
21. Berikut ini adalah contoh sejarah sebagai seni ….
A. Film November 1828
B. Buku Putih G 30 S PKI
C. Peristiwa 10 November 1945
D. Habis Gelap Terbitlah Terang
E. Perjuangan Pangeran Diponegoro
22. Sejarah sosial adalah kajian ilmu sejarah tentang ….
A. manifestasi kehidupan sosial suatu komunitas atau kelompok
B. proses politik suatu kelompok
C. perkembangan pemikiran
D. perkembangan ekonomi
E. perkembangan budaya
23. Konsep kronologis sangat diperlukan dalam mempelajari ilmu sejarah.
Konsep ini bertujuan untuk ….
A. menyeleksi berbagai peristiwa
B. mengklasifikasi berbagai peristiwa
C. mengungkapkan berbagai peristiwa
D. membuat pedoman peristiwa penting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
E. mengetahui keterkaitan antara peristiwa yang terjadi lebih awal dengan
peristiwa berikutnya
24. Perhatikan pernyataan berikut ini :
1) Abad ke-19
2) Zaman kuno
3) Zaman Prasejarah Indonesia
4) Zaman Jepang dan Zaman Republik Indonesia
5) Zaman Pertumbuhan dan Perkembangan Islam
6) Zaman Kebangkitan Nasional dan Masa Akhir Hindia Belanda
Periodisasi Sejarah Indonesia yang kronologis adalah sebagai berikut ….
A. 1, 2, 3, 4, 5, 6
B. 1, 2, 3, 4, 6, 5
C. 2, 1, 3, 5, 6, 4
D. 2, 3, 4, 5, 6, 1
E. 3, 2, 5, 1, 6, 4
25. Belajar sejarah juga dapat mengasah kemampuan berpikir kausalitas,
maksudnya ….
A. menghubungkan sebab dan akibat dari peristiwa yang satu dengan
peristiwa yang lain
B. mengetahui sebab suatu peristiwa
C. mengetahui akibat suatu peristiwa
D. berpikir menyeluruh
E. analisis yang tajam
26. Untuk memahami Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dilakukan
penelusuran perjuangan bangsa Indonesia sejak abad ke-17.
Hal ini merupakan contoh cara berpikir ….
A. abstrak
B. sinkronis
C. diakronis
D. kausalitas
E. kronologis
27. Sumber sejarah yang diperoleh dari penuturan seseorang yang terlibat atau
yang menyaksikan peristiwa sejarah secara langsung disebut ….
A. Sumber benda
B. Sumber primer
C. Sumber tertulis
D. Sumber rekaman
E. Sumber dukumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
28. Berikut ini yang merupakan sumber benda adalah ….
A. notulen rapat
B. kronik
C. video
D. candi
E. arsip
29. Heuristik adalah tahap yang dilakukan untuk mendapatkan ….
A. topik
B. tema
C. bahan
D. sumber
E. masalah
Untuk soal nomor 30 – 32 perhatikan pernyataan berikut ini :
1. Saksi
2. Pelaku
3. Website
4. Museum
5. Perpustakaan
30. Sumber primer peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 dapat diperoleh dari
….
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 2 dan 5
D. 3 dan 4
E. 3 dan 5
31. Bila topik penelitian adalah perkembangan teknologi masyarakat praaksara,
sumber pokok dapat diperoleh dari ….
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
32. Untuk meneliti tentang peristiwa Pemboman Pearl Harbour, heuristik dapat
diperoleh dari ….
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 2 dan 5
D. 3 dan 4
E. 3 dan 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
33. Gambar di samping merupakan contoh sumber sejarah yang bersifat ….
A. tertier
B. pokok
C. primer
D. tulisan
E. sekunder
34. Untuk mendapatkan keaslian sumber sejarah diperlukan tahapan berikut
ini ….
A. kritik
B. heuristik
C. kritik intern
D. interpretasi
E. kritik ekstern
35. Saat melakukan ekskavasi dan menemukan artefak, langkah yang harus
ditempuh selanjutnya adalah ….
A. kritik
B. heuristik
C. kritik intern
D. interpretasi
E. kritik ekstern
36. Jika berada di perpustakaan dan menemukan dokumen tertulis, langkah
yang harus dilakukan adalah ….
A. kritik
B. heuristik
C. kritik intern
D. interpretasi
E. kritik ekstern
37. Bila bertemu dengan saksi peristiwa sejarah, keterangan yang diperoleh
diverifikasi dengan ….
A. kritik
B. heuristik
C. kritik intern
D. interpretasi
E. kritik ekstern
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
38. Untuk menentukan usia artefak berdasarkan bentuknya, sumber sejarah diuji
dengan cara ….
A. tipologi
B. kimiawi
C. verifikasi
D. stratifikasi
E. interpretasi
39. Hasil seleksi sumber sejarah yang terpilih melalui proses verifikasi disebut
….
A. fakta
B. datum
C. artefak
D. sumber
E. interpretasi
40. Polemik tentang Surat Perintah Sebelas Maret masih sering diperdebatkan,
sehingga faktanya disebut ….
A. opini
B. faktual
C. inferensi
D. fakta lunak
E. fakta keras
41. Keberadaan Chandrabhaga dalam prasasti Tugu sering dikaitkan dengan
daerah Bekasi di Jawa Barat.
Di dalam penelitian sejarah fakta ini disebut ….
A. opini
B. faktual
C. inferensi
D. fakta lunak
E. fakta keras
42. Perhatikan pernyataan berikut ini :
Bagi bangsa Indonesia Pangeran Diponegoro adalah pahlawan, tetapi
Belanda menyebutnya sebagai pemberontak.
Perbedaan fakta seperti pernyataan di atas merupakan hasil yang diperoleh
dari tahap penelitian ….
A. verifikasi
B. stratifikasi
C. kritik intern
D. interpretasi
E. kritik ekstern
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
43. Karena luasnya objek penelitian sejarah maka diperlukan ilmu bantu untuk
mempelajari prasasti, yakni ….
A. Filologi
B. Epigrafi
C. Arkeologi
D. Ikonografi
E. Numismatik
44. Hasil penelitian sejarah yang ditulis dari berbagai sudut pandang ilmu
pengetahuan menggunakan pendekatan ….
A. multidimensional
B. emosional
C. intelektual
D. imajinatif
E. intuitif
Untuk nomor 45 – 46 perhatikan ciri-ciri historiografi berikut ini :
1. Istanasentris
2. Religio – magis
3. Feodalistis – aristokratis
4. Regiosentris (kedaerahan)
5. Tidak membedakan hal yang khayal dan yang nyata
45. Historiografi tradisional berpusat pada raja dan keluarganya. Hal ini
menunjukkan bahwa penulisan sejarah bersifat ….
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
46. Penulisan sejarah bukan untuk mendapatkan kebenaran sejarah dengan
pembuktian fakta, karena historiografi tradisional bersifat ….
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
47. Berikut ini adalah contoh historiografi tradisional zaman Hindu….
A. Tajussalatin
B. Sastra Gending
C. Bustanussalatin
D. Negarakertagama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
E. Pemberontakan Petani Banten 1888
48. Penulisan historiografi kolonial dimaksudkan sebagai ….
A. memperkokoh kekuasaan pemerintah kolonial
B. membedakan hal yang khayal dan hal yang nyata
C. melestarikan tradisi masyarakat
D. memperkuat identitas bangsa
E. meninggikan kedudukan raja
49. Berikut ini adalah ciri historiografi nasional ….
A. berkembang setelah revolusi kemerdekaan
B. berkembang pada zaman Hindu/Budha
C. berkembang pada zaman Islam
D. bersifat istanasentris
E. monokausalitas
50. Historiografi modern bersifat metodologis, artinya ….
A. multikausalitas
B. multidimensional
C. terdapat unsur mistis
D. menggunakan pendekatan ilmiah
E. tidak membedakan hal yang khayal dan nyata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
DAFTAR NILAI RAPOR SEMESTER 1 TAHUN 2016/2017
MATA PELAJARAN : SEJARAH
KKM = 75 KELLAS/PROGRAM : X IPS
NO NIS NAMA
PENGETAHUAN KETRAMPILAN SIKAP
NILAI PREDIKAT DESKRIPSI NILAI PREDIKAT DESKRIPSI
1
76 C 3 77 C 3 A
2
77 C 3 78 C 3 B
3
80 B 2 81 B 2 A
4
85 B 1 84 B 1 B
5
80 B 1 81 B 1 B
6
82 B 2 83 B 2 A
7
77 C 3 81 B 1 A
8
80 B 1 81 B 1 A
9
83 B 2 80 B 2 B
10
80 B 1 81 B 2 A
11
81 B 2 82 B 2 B
12
80 B 2 79 C 3 B
13
81 B 2 82 B 2 A
14
80 B 2 81 B 2 B
15
83 B 1 87 B 1 A
16
80 B 3 81 B 3 A
17
81 B 2 82 B 2 A
18
83 B 1 84 B 1 A
19
82 B 2 83 B 2 A
LA
MP
IRA
N 3
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
20
82 B 2 83 B 2 A
21
78 C 3 80 B 3 A
22
82 B 1 83 B 2 A
23
83 B 1 84 B 1 A
24
78 C 3 80 B 3 A
25
80 B 2 81 B 2 B
26
86 B 1 87 B 1 B
Keterangan Predikat
Yogyakarta, Desember 2016
< KKM : D = Kurang
Guru Mapel
KKM -79 : C = Cukup
80-89 : B = Baik
90-100 : A = Sangat Baik
Tien Amry Astuti, S.Pd
NIP. 19680728 199403 2 010
Deskripsi :
Pengetahuan :
1 Memiliki kemampuan baik dalam menjelaskan konsep manusia, ruang, dan waktu, konsep perubahan dan keberlanjutan dalam sejarah, konsep sejarah sebagai ilmu, serta cara berpikir sejarah. Perlu ditingkatkan dalam kemampuan menganalisis langkah penelitian sejarah.
2 Memiliki kemampuan baik dalam menjelaskan konsep manusia, ruang, dan waktu, konsep sejarah sebagai ilmu, serta penelitian sejarah. Perlu ditingkatkan dalam kemampuan menganalisis konsep perubahan dan keberlanjutan dalam sejarah serta cara berpikir sejarah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
3 Memiliki kemampuan baik dalam menjelaskan konsep manusia, ruang, dan waktu, konsep perubahan dan keberlanjutan dalam sejarah, serta konsep sejarah sebagai ilmu. Perlu ditingkatkan dalam kemampuan menganalisis cara berpikir sejarah dan penelitian sejarah.
Ketrampilan
1 Memiliki ketrampilan baik dalam menyajikan hasil diskusi kelompok. Perlu ditingkatkan dalam ketrampilan menjelaskan konsep perubahan dan keberlanjutan dalam sejarah.
2 Memiliki ketrampilan baik dalam menyajikan hasil diskusi kelompok. Perlu ditingkatkan dalam ketrampilan menjelaskan konsep cara berpikir diakronis, sinkronis,dan kusalitas dalam sejarah.
3 Memiliki ketrampilan baik dalam menyajikan hasil diskusi kelompok. Perlu ditingkatkan dalam ketrampilan menjelaskan langkah-langkah yang harus ditempuh dalam penelitian sejarah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
DOKUMENTASI WAWANCARA
Wawancara dengan Ibu Sri Rahayu pada 27 April 2017
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Wawancara dengan Ibu Tien Amry Astuti pada 12 Mei 2017
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
LAMPIRAN 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
Wawancara dengan Muhammad Yusril Ananta pada 27 April 2017
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Wawancara dengan Putri Dewi Fortuna pada 27 April 2017
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
Wawancara dengan Karina Yunika pada 16 Mei 2017
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Wawancara dengan Rosyida Cahya Oktiva pada 16 Mei 2017
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
Wawancara dengan Khusnul Viaragil Drajati pada 19 Mei 2017
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Wawancara dengan Andin Rahman Sidiq pada 19 Mei 2017
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
216
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
218
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI