Upload
others
View
21
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
PERSEPSI GURU KIMIA MENGENAI KETERAMPILAN
ABAD 21
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
SYARIFAH MEUTIAH EKA SARI
NIM. 11140162000060
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
Syarifah Meutiah Eka Sari (11140162000060). Persepsi Guru Kimia Mengenai
Keterampilan Abad 21, Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Guru memiliki peranan penting dalam penerapan keterampilan abad 21. Persepsi
guru dapat mempengaruhi motivasi guru dalam menerapkan keterampilan abad 21
pada pembelajaran kimia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
persepsi guru kimia mengenai keterampilan abad 21. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, dengan instrumen berbentuk
angket. Responden merupakan alumni pendidikan kimia Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, yang berprofesi sebagai guru kimia. Data penelitian
diperoleh dari jawaban 52 orang responden terhadap angket yang diberikan. Hasil
penelitian menunjukkan keseluruhan persepsi guru kimia mengenai keterampilan
abad 21 termasuk kategori baik (73,1%). Persentase tertinggi pada komponen
keterampilan belajar diperoleh pada aspek komunikasi kolaborasi (72,4%),
sementara pada keterampilan informasi, media, dan teknologi diperoleh pada aspek
literasi informasi (79,2%). Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa guru kimia telah
memiliki persepsi baik mengenai keterampilan abad 21.
Kata Kunci: Guru kimia, Keterampilan abad 21, Persepsi.
vi
ABSTRACT
Syarifah Meutiah Eka Sari (11140162000060). Chemistry Teachers Perception
About 21st Century Skills, Chemistry Education Study Program, Department of
Science Education, Faculty of Tarbiya and Teaching Training, Syarif
Hidayatullah Jakarta Islamic State University.
Teachers have an important role in applying 21st century skills. Teachers'
perceptions can influence teacher motivation in applying 21st century skills to
chemistry learning. This study aims to find out how the perception of chemistry
teachers regarding 21st century skills. The study used a quantitative descriptive
method, with questionnaire instruments. The respondent were graduated students
from chemistry education at Syarif Hidayatullah Jakarta Islamic State University,
who works as a chemistry teacher. The research data was obtained from the
answers of 52 respondents to the questionnaire that was given. The results showed
that the overall perception of chemistry teachers regarding 21st century skills was
in good category (73.1%). The highest percentage of chemistry teacher perceptions
on learning skills was obtained in collaboration communication aspect (72.4%),
while on information, media, and technology skills in information literacy (79.2%).
From this study it can be seen that respondents have good perception in 21st
century skills.
Keywords: Chemistry Teacher, 21st Century Skills, Perception.
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrohirm
Alhamdulillahirabil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah Subhanahuu Wa
Ta’ala yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Persepsi
Guru Kimia Mengenai Keterampilan Abad 21”. Sholawat serta salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad Sholallahu Alaihi Wassalam
beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini. Dengan tulus,
ikhlas, dan rendah hati penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Dr. Sururin, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Burhanudin Milama, M.Pd. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sekaligus sebagai dosen pembimbing akademik dan dosen pembimbing I
yang telah memberikan waktu, ilmu, dan bimbingan kepada penulis dengan
penuh kesabaran
3. Dewi Murniati, M.Si. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan
waktu, ilmu, bimbingan, motivasi, semangat, serta saran dengan penuh
keihklasan dan kesabaran dalam penyusunan skripsi ini hingga akhir.
4. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan IPA, khususnya dosen Program Studi
Pendidikan Kimia FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
mendidik dan memberikan ilmu kepada penulis selama penulis menjadi
mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Para guru kimia yang merupakan alumni Pendidikan Kimia UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, terima kasih telah membantu penulis dalam melakukan
pengambilan data penelitian.
viii
6. Orang tua tersayang, Ayah Majid dan Mama Mey yang selalu memberikan
dukungan, nasehat, mencurahkan pikiran, tenaga, dan waktunya dengan
kesabaran dan keikhlasan.
7. Andini Novitasari dan Ilham Mahardika yang selalu sabar mendengarkan
keluh kesah penulis dari awal hingga akhir masa perskripsian.
8. Sahabat mantan anak dwp; Annisa Nuzula, Haditsty Sandra Nuzuliansyah,
dan Nindya Hasanah yang telah mewarnai hari-hari penulis selama di kostan.
9. Ardelia Amanda yang sudah seperti kakak sendiri, terima kasih atas segala
kebaikan dan kesabaran selama berteman dengan penulis.
10. Teman-teman PPKT SMK Nusantara 02 Kesehatan telah menjadi teman
seperjuangan dalam menghadapi setiap masalah di sekolah.
11. Teman-teman bimbingan skripsi Pak Burhan dan Bu Dewi yang sudah
berbagi waktu, kesabaran, semangat, dan motivasi dalam menyelesaikan
skripsi ini.
12. Teman-teman Pendidikan Kimia 2014 yang saling memberikan motivasi dan
semangat selama perkuliahan dan penyelesaian skripsi.
13. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
membantu penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak kekurangan, untuk itu penulis sangat mengharapkan masukan, kritik,
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi
ini memberikan manfaat bagi semua pihak yang menggunakannya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Ciputat, 14 Agustus 2019
Penulis
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................... iii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................. v
ABSTRACT .......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR TABEL............................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 4
C. Batasan Masalah .......................................................................................... 4
D. Rumusan Masalah ....................................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4
F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 6
A. Kajian Teoritik ............................................................................................ 6
1. Persepsi ..................................................................................................... 6
a. Pengertian Persepsi ............................................................................... 6
b. Komponen Persepsi .............................................................................. 6
c. Faktor Persepsi ...................................................................................... 7
2. Guru .......................................................................................................... 8
a. Pengertian Guru .................................................................................... 8
b. Persyaratan Guru................................................................................... 8
c. Tugas dan Peran Guru........................................................................... 9
d. Guru Abad 21...................................................................................... 12
e. Tantangan Guru di Abad 21................................................................ 13
f. Kompetensi Guru abad 21 .................................................................. 15
x
3. Keterampilan Abad 21 ............................................................................ 17
a. Format Pendidikan Abad 21 ............................................................... 18
b. Komponen Keterampilan Abad 21 ..................................................... 19
c. Lingkungan Belajar Abad 21 .............................................................. 25
B. Penelitian Relevan ..................................................................................... 28
C. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 32
A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 32
B. Metode Penelitian ...................................................................................... 32
C. Prosedur Penelitian .................................................................................... 32
D. Populasi dan Sampel Peneltian ................................................................. 33
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 34
F. Instrumen Penelitian .................................................................................. 35
G. Validasi dan Reabilitas Instrumen ............................................................. 40
H. Teknik Analisis Data ................................................................................. 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 44
A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 44
1. Keterampilan Belajar .............................................................................. 45
a. Berpikir Kreatif dan Inovasi ............................................................... 45
b. Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah ............................................ 46
c. Komunikasi dan Kolaborasi................................................................ 47
2. Keterampilan Informasi, Media, dan Teknologi .................................... 49
a. Literasi Informasi ................................................................................ 49
b. Literasi Media ..................................................................................... 50
c. Literasi Teknologi ............................................................................... 50
3. Implementasi Keterampilan Abad 21 Dalam Pembelajaran .................. 51
B. Pembahasan ............................................................................................... 55
1. Persepsi Guru Kimia Mengenai Keterampilan Belajar. ......................... 56
a. Berpikir Kreatif dan Inovasi ............................................................... 56
b. Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah ............................................ 58
c. Komunikasi dan Kolaborasi................................................................ 59
xi
2. Persepsi Guru Kimia Mengenai Keterampilan Informasi, Media, dan
Teknologi. ...................................................................................................... 61
a. Literasi Informasi ................................................................................ 62
b. Literasi Media ..................................................................................... 63
c. Literasi Teknologi ............................................................................... 64
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 66
A. Kesimpulan ................................................................................................ 66
B. Saran .......................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 67
LAMPIRAN ......................................................................................................... 74
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pelangi Keterampilan Abad 21 ......................................................... 16
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ............................................................................. 29
Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian ....................................................................... 31
Gambar 3.2 Angket yang Diunggah Ke Google Form ......................................... 32
Gambar 4.1 Sumber Pemahaman Keterampilan Abad 21 .................................... 43
Gambar 4.2 Aspek Keterampilan Abad 21 Menurut Responden .......................... 49
Gambar 4.3 Penerapan Keterampilan Abad 21 Dalam Pembelajaran .................. 50
Gambar 4.4 Model Pembelajaran Yang Digunakan Dalam Pembelajaran ........... 51
Gambar 4.5 Penggunaan Media Dalam Pembelajaran .......................................... 51
Gambar 4.6 Sumber Pembelajaran Yang Digunakan Guru Kimia ....................... 52
Gambar 4.7 Teknologi Yang Digunakan Dalam Pembelajaran ............................ 53
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket Implementasi Keterampilan Abad 21 ....................... 33
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Persepsi Keterampilan Abad 21 ............................... 35
Tabel 3.3 Tabel Penilaian ...................................................................................... 40
Tabel 3.4 Tabel Klasifikasi Berdasarkan Persentase ............................................ 41
Tabel 4.1 Hasil Angket Aspek Berpikir Kreatif dan Inovasi ................................ 43
Tabel 4.2 Hasil Angket Aspek Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah ............. 44
Tabel 4.3 Hasil Angket Aspek Komunikasi dan Kolaborasi ................................ 45
Tabel 4.4 Hasil Angket Aspek Literasi Informasi ................................................ 47
Tabel 4.5 Hasil Angket Aspek Literasi Media ...................................................... 48
Tabel 4.6 Hasil Angket Aspek Literasi Teknologi................................................ 48
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Bimbingan Skripsi ..................................................................73
Lampiran 2 Surat Permohonan Validasi .............................................................75
Lampiran 3 Lembar Validasi Ahli Instrumen .....................................................76
Lampiran 4 Lembar Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Angket .........................91
Lampiran 5 Pernyataan Angket Setelah Uji Validasi dan Reabilitas ..................96
Lampiran 6 Hasil Angket Pembuka ....................................................................99
Lampiran 7 Hasil Angket Berpikir Kreatif-Inovasi dan Berpikir Kritis -
Pemecahan Masalah ............................................................................................107
Lampiran 8 Hasil Angket Komunikasi-Kolaborasi dan Literasi Informasi ........109
Lampiran 9 Hasil Angket Literasi Media dan Literasi Teknologi ......................111
Lampiran 10 Hasil Angket Total dan Peraspek ..................................................113
Lampiran 11 Lembar Uji Referensi ....................................................................116
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 pendidikan adalah “Usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara”. Berdasarkan pengertian tersebut kita dapat
memahami bahwa pendidikan adalah sebuah proses yang direncanakan
sebelumnya, untuk menghasilkan pribadi yang dapat mengembangkan potensi
dirinya.
Dalam melaksanakan proses pendidikan, penting bagi kita untuk
mengetahui apa tujuan dari pendidikan nasional. Tujuan dari pendidikan di
Indonesia menurut undang-undang nomor 20, pasal 3, tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
yang demokratis serta bertanggung jawab. Dengan memahami tujuan dari
pendidikan nasional ini, diharapkan seluruh warga negara Indonesia dapat
membantu pemerintah dalam mewujudkan kualitas pendidikan Indonesia yang
lebih baik.
Kualitas pendidikan di Indonesia dapat dikatakan baik jika mampu untuk
terus mengikuti perkembangan zaman. Menurut Sahin (2009), saat memasuki
Abad ke-21 kita akan mengalami perubahan besar-besaran seiring dengan
adanya pergeseran global paradigma. Perubahan ini tentu dapat mempengaruhi
banyak hal seperti; cara hidup, pekerjaan, pola bermasyarakat, serta bagaimana
pandangan dan keteraturannya. Selain itu banyaknya perubahan dalam bidang
ekonomi, politik, informasi, komunikasi, dan teknologi juga tentu akan
berpengaruh besar dalam pendidikan (Milliken, 2004).
2
Perubahan besar-besaran ini menuntut adanya perubahan dalam pendidikan
nasional (Wijaya, Sudjimat, Nyoto, 2016). Dalam menghadapi tuntutan abad
ke-21, siswa dituntut untuk dapat menggunakan pengetahuan dan keterampilan
mereka, seperti ; berpikir kritis, menerapkan pengetahuan pada situasi baru,
menganalisis informasi, memahami gagasan baru, berkomunikasi,
berkolaborasi, memecahkan masalah, serta mampu membuat keputusan
(Sahin, 2009).
Pada abad ini, Guru memiliki peran yang besar dalam mengarahkan
siswanya agar mampu menguasi beberapa keterampilan yang diharapkan dapat
mempersiapkan kehidupannya kelak yaitu; keterampilan belajar, keterampilan
informasi, media, dan teknologi, serta keterampilan hidup dan karir (Murti,
2015). Dalam pembelajaran sebaiknya guru dapat memberikan korelasi positif
dengan cara menggunakan komunikasi yang baik, secara langung maupun
melalui media. kemudian dilanjutkan dengan melakukan pengembangan
mengenai kursus, kebijakan dan tujuan, proses dan manajemen, dan sumber
daya dan lingkungan (Ninlawan, 2015).
Di Indonesia, pendidikan yang menggunakan kurikulum 2013 sudah
mengikuti pergeseran paradigma belajar abad 21. Kurikulum yang digunakan
di Indonesia tentunya mengharapkan guru yang mampu mengarahkan siswa
menguasai keterampilan abad 21, seperti; produktif, kreatif, inovatif, dan
efektif melalui penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu
bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) yang terintegrasi (Hidayat dan Patras,
2013). Keterampilan abad ke-21 dalam kurikulum bermanfaat bagi siswa untuk
mempersiapkan diri dalam berkarir dan bersaing dimasa depan (Alismail dan
McGuire, 2015). Keberadaan pendidik sebagai pendamping dalam
pembelajaran pun sangat penting karena pendidik diharapkan mampu
mengarahkan siswanya untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai kurikulum
yang berlaku.
Guru pada saat ini dituntut untuk bisa menguasai dan menerapkan
keterampilan abad 21 dalam pembelajaran. Menurut Abidin, Mulyati, dan
Yunansah (2017, hlm. 44) salah satu tantangan bagi guru di abad 21 ini adalah
3
adanya kompetensi siswa yang harus dicapai. Pada penelitian yang dilakukan
oleh Sumen dan Calisici (2017), para siswa di Turki sudah memiliki
kemampuan keterampilan abad 21. Siswa menyatakan bahwa mereka
menerima kemampuan ini karena para guru sudah menerapkan keterampilan
ini dalam pembelajaran. Hal ini membuktikan bahwa guru memang memiliki
peranan penting dalam penerapan keterampilan abad 21 kepada siswanya
melaui proses pembelajaran.
Namun pada kenyataannya, masih banyak pendidik yang tidak menerapkan
keterampilan abad 21. Dalam pembelajaran, guru tidak benar-benar melibatkan
integrasi teknologi untuk meningkatkan kemampuan abad ke-21, sehingga
pembelajaran pun tetap berlangsung dengan model pembelajaran lama (O’neal,
Gibson, dan Cotten, 2017). Padahal, hasil yang diharapkan pada pendidikan di
abad 21 adalah siswa yang fokus pada pemikiran sintesis, analisis dan evaluasi
yang lebih tinggi (Osborne, 2013). Selain itu masih banyak guru yang
menganggap bahwa proses menghafal merupakan hal terpenting dalam
pembelajaran (Li, Li, 2016). Pemahaman seperti ini akan mempersulit guru
dalam mengarahkan siswannya menguasai keterampilan abad 21 di
pembelajaran kimia. Karena pengetahuan yang guru miliki tentu akan
berpengaruh terhadap persepsi yang guru miliki.
Persepsi merupakan proses kognitif seseorang dalam memahami suatu hal
(Zainal, Hadad, dan Ramly, 2017, hlm. 326). Persepsi memiliki peranan dan
berkaitan erat dengan pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang. Pengetahuan
membuat seseorang mampu memberikan penafsiran dan penilaian kepada
sebuah objek yang diberikan persepsi (Fitrianasari, 2015). Guru yang memiliki
pengetahuan yang baik mengenai keterampilan abad 21 akan memiliki persepsi
yang baik pula mengenai keterampilan abad 21. Menurut Zainal, dkk (2017,
hlm. 328) persepsi memiliki kaitan yang erat dengan motivasi. Persepsi guru
kimia akan mempengaruhi bagaimana motivasi guru dalam menerapkan
keterampilan abad 21 dalam pembelajaran kimia (Wood, 2009, hlm. 31-32).
Dengan demikian, persepsi guru mengenai keterampilan abad 21 dalam
pembelajaran kimia perlu diketahui agar kita mengetahui seberapa siapkah
4
guru dalam menerapkan keterampilan abad 21 dalam pembelajaran khususnya
dalam pembelajaran kimia.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Persepsi Guru Kimia
Mengenai Keterampilan Abad 21”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Penggunaan teknologi dalam pembelajaran masih sering diabaikan.
2. Guru masih mengganggap bahwa proses menghafal adalah hal terpenting
dalam pembelajaran.
3. Guru belum dapat mengarahkan siswanya menguasai keterampilan abad
21 dalam pembelajaran.
C. Batasan Masalah
Karena luasnya permasalahan dalam penelitian ini, maka peneliti merasa
perlu untuk membatasi masalah, yakni bahan kajian pada penelitian ini terbatas
pada pemahaman keterampilan belajar serta keterampilan informasi, media,
dan teknologi.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimanakah persepsi guru kimia mengenai
keterampilan abad 21?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penelitian yang
dilakukan adalah mengetahui persepsi guru-guru kimia mengenai keterampilan
Abad 21.
5
F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, diharapkan dapat
bermanfaat bagi:
1. Peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran sejauh
mana pemahaman guru-guru kimia mengenai keterampilan abad 21 serta
dijadikan pembelajaran dalam kehidupan berkarir
2. Guru, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi para
guru mengenai pentingnya pemahaman keterampilan abad 21 dan
mengimplementasikannya.
3. Pembaca, diharapkan penelitian ini dapat meberikan informasi mengenai
sejauh mana persepsi guru mengenai keterampilan abad 21 dan dapat
dijadikan referensi untuk diadakan penelitian yang lebih mendalam serta
relevan.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
1. Persepsi
a. Pengertian Persepsi
Pengertian persepsi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
tanggapan atau penerimaan langsung dari sesuatu, sedangkan menurut
Desiderato dalam Rakhmat (2008, hlm. 51) Persepsi adalah pengalaman
tentang obyek, peristiwa, atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah kemampuan membedakan
suatu benda dengan beda lainnya, mengelompokkan benda-benda yang
berdekatan atau dapat memfokuskan perhatiannya dalam suatu obyek dengan
memberikan makna melalui stimuli inderawi (Sawarsono, 2012, hlm. 86).
Menurut Zainal, Hadad, dan Ramly (2017, hlm. 326) Persepsi merupakan
proses kognitif seseorang dalam memahami lingkungannya baik lewat
penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman.
Berdasarkan pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa persepsi ialah
tanggapan seorang individu terhadap suatu objek atau subjek yang dihasilkan
saat individu tersebut sedang atau sudah berikteraksi dengan subjek atau
objeknya melalui inderanya.
b. Komponen Persepsi
Baron dan Byrne menyatakan bahwa terdapat tiga aspek yang dapat
membangun sebuah persepsi, yaitu:
a) Komponen kognitif (perseptual), yaitu komponen yang berhubungan
dengan pengetahuan, pandangan, dan keyakinan seseorang terhadap
sebuah objek
b) Komponen afektif (emosional), yaitu komponen yang berkaitan rasa
senang yang positif atau tidak senang yang negatif pada suatu objek
7
c) Komponen konatif (perilaku), yaitu komponen yang berkaitan dengan
kecenderungan seseorang dalam bertindak terhadap suatu objek
(Kuswana, 2011, hlm. 57)
c. Faktor Persepsi
Dalam persepsi, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
seseorang dalam menimbulkan presepsinya pada suatu hal atau objek. Menurut
Rakhmat (2008, hlm. 52-58) terdapat 3 faktor yang dapat mempengaruhi
persepsi seseorang, yaitu:
a) Perhatian
Perhatian terjadi apabila kita berkonsentrasi pada salah satu indera dan
mengesampingkan indera yang lain. Perhatian memiliki fkctor eksternal
dalam penarik perhatian dan faktor internal dalam menaruh perhatian.
b) Faktor Fungsional
Faktor fungsional terjadi berdasarkan kebutuhan individu, pengalaman
dari masa lampau, serta hal-hal lain yang dapat didefinisikan sebagai
faktor-faktor kebutuhan personal
c) Faktor Struktural
Faktor struktural terjadi karena dari sifat stimuli dari fisik dan efek saraf
yang ditimbulkan pada sistem saraf individu dan bias terjadi secara tidak
sadar maupun sadar.
Selain ketiga faktor tersebut, terdapat juga beberapa faktor psikologis yang
dapat mempengaruhi seorang individu dalam mennghasilkan sebuah persepsi,
faktor- faktor tersebut ialah:
a) Kebutuhan
Ketika seseorang membutuhkan memiliki ketertarikan, atau menginginkan
suatu hal, kita akan dengan mudah mempersepsikan hal tersebut sesuai
dengan kebutuhan.
b) Kepercayaan
Sesuatu yang kita anggap benar akan mempengaruhi interpretasi kita
terhadap sebuah sinyal sensorik yang ambigu.
8
c) Emosi
Emosi dapat mempengaruhi interpretasi kita mengenai suatu informasi
sensorik suatu hal, misalnya seperti rasa ketakutan dan kecemasan.
d) Ekspektasi
Pengalaman seseorang dimasa lampau juga akan mempengaruhi seseorang
untuk mempersepsikan sesuatu (Wade dan Travis, 2007, hlm. 228).
Menurut Zainal dkk (2017, hlm. 328) Persepsi juga dapat dipengaruhi oleh
faktor-faktor dari dalam, seperti; belajar, motivasi, dan kerpibadian. Perbedaan
persepsi pun menurut Sawarsono (2013, hlm. 103-106) terjadi karena
dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya perhatian, kesiapan mental,
kebutuhan, sistem nilai, tipe kepribadian, dan gangguan kejiwaan.
2. Guru
a. Pengertian Guru
Guru menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang yang
pekerjaanya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar. Dalam pengertian
sederhananya guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada
anak didik dan dalam pandangan masyarakat guru adalah orang yang
melaksanakan pendidikan ditempat-tempat tertentu seperti lembaga
pendidikan formal, masjid, di rumah, dan sebagainya (Djamarah, 2000, hlm.
31). Menurut Uno dan Lamatenggo (2016, hlm. 2) guru adalah semua orang
yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap Pendidikan siswa, baik
secara individu maupun klasikal, di dalam sekolah maupun di luar sekolah.
b. Persyaratan Guru
Guru sangat berperan besar dalam membangun karakter anak didik
sehingga berguna bagi agama, nusa dan bangsa serta mempersiapkan manusia
yang cakap dalam membangun diri, bangsa, dan negara (Abu Bakar, Nurjan,
Fatimatur, Mansur, Maimun, Syamsuddin, Efendi, 2009, hlm. 7). Menurut
Abidin, Mulyati, dan Yunansah (2017, hlm. 46) untuk menjadi guru terdapat
beberapa persyaratan yang telah diterapkan beberapa negara, yaitu:
a. Mempunyai kemampuan menggunakan berbagai strategi pembelajaran
yang mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan problem sloving
9
b. Menguasai teknologi pendidikan yang terus berkembang
c. Mempunyai keterampilan memanajemen kelas
d. Mampu dan terampil melaksanakan penelitian tentang praktik yang efektif
e. Mampu mendemonstrasikan kompetensi, kemampuan, serta profiensi
yang dapat diterima
c. Tugas dan Peran Guru
Guru mempunyai tugas dalam melaksanakan profesinya. Menurut
Roestiyah N.K dalam Djamarah (2000, hlm. 38-39) menyebutkan beberapa
tugas guru dalam mendidik anak didiknya, diantaranya:
a) Memberikan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian,
kecakapan dan pengalaman- pengalaman.
b) Membentuk karakter pribadi anak yang harmonis sesuai dengan cita dan
dasar negara.
c) Mempersiapkan anak didik agar menjadi warga negara yang baik.
d) Sebagai perantara atau media dalam proses pembelajaran, agar timbul
perubahan pengetahuian, tingkah laku, serta sikap.
e) Sebagai pembimbing yang membawa anak didik menuju pada
kedewasaan, tidak maha kuasa, dan tidak menurut sekehendaknya.
f) Sebagai jembatan antara lingkungan sekolah dengan lingkungan
masyarakat dari anak didik.
g) Sebagai penegak kedisiplinan seperti dengan memberikan contoh terlebih
dahulu.
h) Sebagai administrator dan manager dalam segala keguatan kelas.
i) Sebagai profesi yang tidak merasa dipaksa sehingga bekerja dengan baik
j) Sebagai perecana kurikulum yang akan dikerjakan atau dilakukan dalam
proses pembelajaran dikelas.
k) Sebagai pemimpin dimana memiliki kesempatan dan tanggung jawab
dalam proses pembelajaran.
l) Sebagai sponsor dalam kegiatan anak sehingga harus turut aktif dalam
segala aktifitas anak.
10
Selain yang telah disebutkan diatas, guru juga memiliki dua tugas lainnya.
Menurut Rusman (2013, hlm. 63-64) Guru memiliki dua kategori tugas yaitu:
tugas profesi dan tugas kemanusiaan. Tugas profesi adalah ketika seorang guru
melakukan proses pendidikan, pengajaran, dan pelatihan. Sementara tugas guru
dalam kemanusian adalah perwujudan dari tuntutan bahwa guru harus menjadi
orang tua kedua bagi anak murinya di sekolah.
Selain memiliki tugas, guru juga memiliki beberapa peranan dalam
pembelajaran. Menurut Mulyasa terdapat beberapa peran guru dalam
pembelajaran, yaitu:
a) Sebagai model dan teladan (Uswatun Hasanah)
Sebagai panutan bagi anak didik dan juga orang-orang disekitarnya. Maka
dari itu terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru ialah:
1. Sikap dasar
2. Bicara dan gaya bicara
3. Kebiasaan bekerja
4. Sikap melalui pengalaman dan kesalahan
5. Pakaian
6. Hubungan kemanusian
7. Proses berpikir
8. Perilaku neurotis
9. Keputusan
10. Kesehatan
11. Gaya hidup secara umum
b) Sebagai pembangkit pandangan
Guru diharapkan dapat memberi dan menjaga pandangan terhadap peserta
didik mengenai profesinya.
c) Sebagai pembawa cerita
d) Sebagai aktor
Guru tidak hanya bertugas untuk menyampaikan materi, namun bertugas
pula dalam membentuk kepribadian anak didik. Guru harus mampu
11
mengenal dan mengerti respons pendengarannya agar mengerti sikap apa
yang harus dilakukan.
e) Sebagai emansipator
Guru tidak boleh membeda-bedakan anak didik berdasarkan latar
belakang, jenis kelamin, dan sosial budayanya sehingga tidak ada
perbedaan dan rasa pilih kasih saat proses pembelajaran
f) Sebagai konservator
Guru sebaiknya menjaga tradisi kebudayaan yang sudah ada dan diajarkan
kepada peserta didik
g) Sebagai kulminator
Guru mengarahkan pembelajaran dengan rancangan peserta didik dapat
mengetahui kemajuan dalam pembelajarannya (Abu Bakar, dkk., 2009,
hlm. 12-13).
Menurut Rusman (2013, hlm. 52-58) guru juga mempunyai beberapa
peranan yang berkaitan dengan kompetensi guru meliputi:
a. Guru melakukan diagnose terhadap perilaku awal siswa
b. Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
c. Guru melaksanakan proses pembelajaran
d. Guru sebagai pelaksana administrasi sekolah
e. Guru mampu mengembangkan keterampilan diri
f. Guru dapat mengembangkan potensi anak
g. Guru sebagai pengembang kurikulum di sekolah
Guru yang memiliki kompetensi profesional menurut Soedijarto dalam
Uno dan Lamatenggo (2016, hlm. 15) perlu menguasai:
a. Disiplin ilmu pengetahuan sebagai sumber pembelajaran
b. Memiliki bahan ajar yang akan digunakan
c. Memiliki pengetahuan mengenai karakter siswanya
d. Memahami filsafat dan tujuan Pendidikan
e. Mengetahui dan memahami metode dan model pembelajaran
f. Menguasai prinsip-prinsip teknologi pembelajaran
12
g. Memiliki pengetahuan penilaian, mampu merencanakan serta
memimpin proses Pendidikan.
Dengan melihat tugas-tugas dan peran guru tersebut tentu tugas guru
tidaklah mudah. Menjadi guru tentu harus berdasarkan panggilan jiwa, agar
dapat melaksanakannya dengan baik dan ikhlas (Djamarah, 2000, hlm. 39).
d. Guru Abad 21
Abad 21 ditandai dengan adanya globalisasi teknologi dan informasi
membawa dampak yang signifikan terhadap dunia pendidikan dan
pembelajaran, dimana guru bukan lagi berperan sebai satu-satunya sumber
belajar. Guru harus memerankan peran yang lebih kontekstual serta relevan
(Payong, 2011, hlm. 2). Pada pendidikan abad ke-21 terjadi perubahan dimana
guru dan peserta didiknya sama-sama menjadi peran penting dalam
pelaksanaan proses pembelajaran. Guru harus bisa menjadi mediator serta
fasilitator yang baik agar dapat mengembangkan potensi siswanya. Menurut
Michael Dictop terdapat 20 kriteria untuk menjadi guru diabad ke- 21, yaitu:
a) Guru tidak cepat puas hati dengan kemahiran yang sudah dimiliki, namun
terus berusaha untuk meningkatkan kemampuan dirinya
b) Guru harus selalu ingin mengetahui hal-hal baru yang penting dalam
tugas-tugas profesionalnya
c) Rasa kagum terhadap suatu hal baru yang positif dan termotivasi untuk
mengembangkan diri (sense of motivated)
d) Berpandangan dan melihat terus ke depan
e) Merasakan suatu hal itu bukanlah mustahil untuk menghasilkan ide diluar
akal pemikirannya
f) Siap menanggung resiko dan keadaan tidak nyaman
g) Terus menyesuaikan diri dengan kerja dan permasalahan baru
h) Berani untuk berbeda, mempunyai ide menarik, terus berbagi kebahagian
dengan orang lain, bersedia mempertahankan konsep dan idenya serta m.
i) Menyesuaikan diri mengikuti perkembangan dan selalu terbuka.
j) Menjaga hubungan baik dengan semua orang
k) Menilai masalah yang dihadapi dan memecahkannya.
13
l) Melihat segala hal dari perspektif yang luas
m) Tidak mudah panik saat menghadapi sesuatu
n) Terus belajar dari waktu ke waktu dalam ilmu pengetahuan dan
perkembangan teknologi
o) Memberi penilaian yang seimbang dengan pemikiran dan menganalisis
sebelum memberi keputusan
p) Selalu menyeimbangkan pikiran dan bekerja sama untuk memajukan
sekolahnya
q) Berkomunikasi secara baik serta mampu mengubah hal yang abstrak
menjadi kongkrit
r) Menghadapi masalah dengan sabar dan belajar dari kesalahan serta tidak
mudah putus asa
s) Senantiasa bekerja keras dan tekun
t) Senantiasa memiliki ide baru dan memiliki komitmen kuat terhadap
bidang profesi yang digeluti (Rusman, 2013, hlm. 18 - 19).
Dalam tugasnya, guru dituntut untuk dapat mengembangkan diri sesuai
dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tugas guru sebagai profesi ialah
mendidik, mengajar, dan mendidik. Tugas guru sebagai pengajar ialah
meneruskan serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada
siswa. Tugas guru sebagai pelatih adalah mengembangkan dan menerapkan
keterampilan pada siswanya untuk menghadapi masa depan (Djamarah, 2000,
hlm. 37).
e. Tantangan Guru di Abad 21
Guru pada abad ke 21 memiliki tantangan yang besar dalam proses
Pendidikan. Menurut Abidin, Mulyati, dan Yunansah (2017, hlm. 44-47)
terdapat minimal tujuh tantangan besar yang akan guru hadapi dalam Pendidikan
yang global dan berkualitas, yaitu:
a. Konstruksi makna
Guru harus memiliki keterampilan mengarahkan siswa untuk mampu
membuat atau mengkonstruksikan makna dari pembelajaran yang dialami.
Konsep pembelajaran yang berpusat pada guru harus ditinggalkan. Guru
14
harus menggunakan pembelajaran yang berorietasi pada siswa dalam
menemukan dan menetapkan makna pembelajaran sendiri
b. Pembelajaran aktif
Guru harus bisa menggunakan model pembelajaran aktif sebagai model
pembelajaran yang utama digunakan saat pembelajaran di kelas. Dalam hal
ini siswa sudah tidak diperbolehkan pasif menerima informasi dari guru
dalam pembelajaran. Siswa diharuskan aktif untuk mampu bersikap
parsitipatif dan memiliki keterlibatan tinggi dalam pembelajaran. Tuntutan
ini menjadikan guru harus benar benar menguasai dan menerapkan
pembelajaran aktif
c. Akuntabilitas
Guru diharuskan memiliki akuntabilitas yang jelas, dimana guru harus
benar-benar kapabel dengan bidangnya. Seleksi guru yang memiliki
akuntabilitas ini sudah banyak diterapkan diberbagai sekolah unggulan di
Indonesia
d. Penggunaan teknologi
Dengan adanya perkembangan yang sangat pesat dari bidang Iptekkom
(ilmu pengetahuan teknologi dan komunikasi), teknologi seperti computer
dan internet tentu menjadi media yang paling penting dalam pembelajaran.
Guru di zaman ini tentu disyaratkan untuk mempunyai kemampuan
penguasaan teknologi. Guru atau calon guru yang belum melek akan
teknologi tentu akan tergeser posisinya dari lapangan profesi keguruan
e. Peningkatan kompetensi siswa
Guru harus mampu meningkatkan kompetensi siswa dalam
pembelajarannya. Kompetensi disini adalah keterampilan yang
sesungguhnya, bukan mengenai pengetahuan yang berupa hafalan seperti
yang masih banyak digunakan oleh para guru. Dalam hal ini guru tidak
mengembangkan IQ anak sebagai indikator yang utama, namun guru lebih
mementingkan kreatifitas siswa dalam kecerdasan majemuk
f. Kepastian pilihan
15
Guru harus memiliki kepastian tempat mengajar. Dengan adanya Badan
Hukum Pendidikan (BHP), guru dapat berubah statusnya sesuai dengan
kompetensi yang dia miliki. Tidak menutup kemungkinn guru tetap akan
berubah posisi menjadi guru kontrak walaupun berstatus PNS. Maka dari itu
hanya guru berkualitas yang memiliki kepastian pilihan dalam profesinya
g. Masyarakat multikultur
Guru diharuskan siap dengan situasi mengajar dengan masyarakat
multicultural. Globalisasi Pendidikan merupakan hal yang sudah tidak dapat
dihindari. Guru di masa ini sudah banyak yang mengelukan sulitnya
mengajar siswa dengan beragam budaya, apalagi dengan siswa yang
multibudaya secara internasional. Maka dari itu penting untuk
mempersiapkan diri atas tuntutan pembelajaran yang multikultur ini.
f. Kompetensi Guru abad 21
Menurut Undang-Undang No. 14 tahun 2005 Mengenai Guru dan Dosen
serta Peraturan Pemerintah N0. 19 tahun 2005 menyatakan bahwa guru
profesional harus memiliki syarat kualifikasi akademik sekurang-kurangnya
S1/D-IV dan memiliki empat kompetensi yaitu kompetensi pedadogis,
professional, kepribadian, dan sosial (Payong, 2011, hlm. 3). Selain itu terdapat
beberapa keahlian standard yang harus dimiliki guru abad ke-21, diantaranya:
1. Dapat Mengoperasikan dan menggunakan laptop atau computer
2. Dapat menguasai Miscrosoft Office atau software sejenisnya
3. Dapat menggunakan kamera video yang dapat membantu siswa belajar
4. Dapat mengedit gambar atau video untuk keperluan mengajar
5. Dapat membuat slide persentasi serta menyajikannya dengan menarik
6. Dapat menulis esai dan cerita sederhana
7. Dapat menggunakan jejaring social dan internet
8. Mengenal dunia blogging atau memiliki blog sendiri walaupun dalam
bentuk sederhana (Rusman, 2013, hlm. 20).
Menurut intel education dalam Rusman (2013, 30) pada abad ke 21 ini, guru
harus memiliki beberapa kecakapan diantaranya:
1. Akuntabilitas dan kemampuan beradaptasi, dimana guru mampu
16
bertanggung jawab pribadi dan fleksibel di tempat bekerja serta
masyarakat
2. Kecakapan berkomunikasi, guru mampu memahami, mengelola, dan
meciptakan komunikasi yang efektif baik secara lisan, tulisan, maupun
multimedia
3. Kreativitas dan keingintahuan intelektual, guru mengembangkan,
melaksanakan, dan menyampaikan gagasan gagasan baru kepada orang
lain secara terbuka dan responsif pada prespektif lain yang baru dan
berbeda
4. Berpikir kritis dan dalam system, dimana guru meberikan penalaran yang
logis dalam pemahaman dan pilihan yang kompleks dan koneksi antar
sistem
5. Kecakapan melek informasi dan media, guru menganalisa, mengakses,
mendesain, mengelola, mengintegrasi, mengevaluasi, dan menciptakan
informasi ke dalam bentuk apapun
6. Kecakapan pribadi dan hubungan kerjasama, guru mampu bekerja sama,
memiliki sifat kepemimpinan, bertanggung jawab, dan bekerja produktif
7. Identifikasi masalah, penjabaran, dan solusi, dimana guru diharuskan
memiliki kemampuan untuk menyusun, mengungkapkan, dan
menyelesaikan masalah
8. Pengarahan pribadi, guru memantau pemahaman diri dan mempelajari
kebutuhan pembelajaran, dan menemukan sumber-sumber belajar yang
tepat untuk siswa
9. Tanggung jawab sosial, yaitu tanggung jawab guru dalam bertindak dan
mengutamakan kepentingan masyarakat, menunjukan perilaku yang etis
pada tempat kerja dan di masyarakat.
Selain itu, guru juga sebaiknya memiliki 7 keterampilan guru sains dalam
in-service dan pre-service dalam mengembangkan keterampilan abad 21 yang
harus dimiliki oleh siswanya, keterampilan guru tersebut diantaranya memiliki
pemahaman yang baik, dapat mengklasifikasikan, mengukur, menggunakan
angka, mengkomunikasikan, memprediksi dan menafsirkan (Kruea-In, Kruea-
17
In, Fakcharoenphol, 2015). Pada abad ke 21 ini dibutuhkan pula guru yang
bisa menjadi media yang terpelajar dan mampu mengakses, mengevaluasi,
memproduksi, dan berkomunikasi dengan menggunakan berbagai bentuk
teknologi. Hal ini dibutuhkan karena semakin hari, teknologi terus berkembang
dan guru juga harus mengikuti perkembangan tersebut agar dapat mencapai
keberhasilan dalam mengajar abad 21 (Domine, 2011).
3. Keterampilan Abad 21
Abad ke-21 dikatakan sebagai abad globalisasi dimana kehidupan manusia
pada abad ini mengalami perubahan-perubahan yang berbeda dengan tata
kehidupan dalam abad sebelumnya (Wijaya, dkk., 2016). Keadaan abad 21
ditandai oleh perubahan pada berbagai aspek kehidupan, bukan dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi, tetapi juga dalam bidang lain seperti bidang
ekonomi, sosial, dan politik (Patras dan Hidayat, 2013). Maka dari itu tentu
saja pendidikan yang ada di Indonesia harus disesuaikan dengan perubahan
abad 21 tersebut.
Pembelajaran abad 21 akan terus mengalami perubahan dramatis dan tidak
terprediksi karena mengikuti kemajuan teknologi yang berkembang pesat
(Faulkner dan Latham, 2016). Dalam memenuhi tuntutan abad ke 21 aspek
pendidikan, pekerjaan, dan perdagangan di abad ke-21 sangat memerlukan
keterampilan tambahan seperti keterampilan komunikasi, kecerdasan
teknologi, pandangan global, mampu bekerja kolaboratif, memiliki
keterampilan digital, dan dapat mengguanakan aplikasi yang lebih inovatif.
Pembelajaran pada abad yang lalu tidak dapat digunakan lagi karena
pendidikan harus terus mengikuti pesatnya perkembangan teknologi yang
berkembang di seluruh lapisan masyarakat dunia seperti misalnya penggunaan
internet (Geisinger, 2016).
Teknologi Pendidikan merupakan pengembangan serta penerapatan alat
dan teknik yang dapat menunjang proses pembelajaran (Ariyani, Astuti,
Alviawati, 2014). Menurut Osman dan Marimuthu (2010) Pada abad 21 ini
prestasi dalam akademis saja mungkin tidak cukup untuk menjamin kesuksesan
di masa depan. Makna dari prestasi siswa pada abad ini dimaknai dengan
18
penguasaan keterampilan abad ke-21 yang akan dibutuhkan siswa untuk
berkembang di masa depan. Dimana siswa dapat menerapkan keterampilannya
dan juga menerapkan pengetahuan yang sudah mereka miliki dalam
menghadapi tantangan di masa depan pada era digital.
a. Format Pendidikan Abad 21
Format Pendidikan pada abad 21 menurut Asep Herry Hermawan sebagai
berikut :
a) Cyber (E-Learning) Cyber atau electronic learning adalah pembelajaran
menggunakan teknologi komputer atau internet.
b) Pembelajaran jarak jauh (Open and Distance Learning) adalah
pembelajaran yang dilakukan tanpa guru dan murid bertatap langsung
c) Quantum Learning adalah pembelajaran yang metodenya disesuaikan
dengan cara kerja otak manusia
d) Cooperative Learning adalah pembelajaran dengan menggunakan
kelompok kecil. Dimana siswa diharapkan bias bekerja sama dan
bertanggung jawab atas tugasnya.
e) Society Technology Science (STS). Pendekatan ini digunakan untuk siswa
agar dapat mengintegrasikan pembelajaran dengan permasalahan dalam
ilmu pengetahuan, teknologi dan masyarakat.
f) Accelerated Learning adalah kemampuan untuk menyerap informasi baru
secara cepat dan dapat mempertahankannya. (Patras dan Hidayat, 2013).
Penggunaan media dan melek digital adalah aspek utama dalam
keterampilan abad 21 (Weninger, 2017). Di zaman teknologi sekarang inilah
sangat penting dalam proses belajar siswa, sekolah diharapkan dapat
memanfaatkan dan memaksimalkan potensi teknologi dan informasi dalam
mengembangkan potensi keterampilan abad ke-21 kepada semua siswa
(Sakuliampaiboon, Songkhla, Sujiva, 2014). Pemanfaatan teknologi yang
efektif tidak hanya meningkatkan pengajaran dan pembelajaran tetapi juga
dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi serta keterampilan
abad ke 21 lainnya yang penting bagi keberhasilan siswa (O’neal dkk., 2017).
19
b. Komponen Keterampilan Abad 21
Menurut Kereluik dkk (2013), terdapat model 3 x 3 (three times three)
dalam model pembelajaran abad 21 yaitu sebagai berikut:
1. Pengetahuan dasar/foundantional knowledge (apa yang perlu kita ketahui)
di dalamnya terdiri atas pengetahuan disiplin inti, pengetahuan lintas
disiplin , dan literasi digital / TIK.
2. Pengetahuan meta/meta knowledge (bagaimana kita bertindak berdasarkan
pengetahuan yang kita miliki) terdiri dari kreativitas dan inovasi,
pemecahan masalah / pemikiran kritis, dan komunikasi / kolaborasi.
3. Pengetahuan humanistik/humanistic knowledge (nilai-nilai yang kami
bawa ke pengetahuan dan tindakan) terdiri dari keterampilan hidup /
pekerjaan, kesadaran etis / emosional, dan kompetensi budaya
Institusi pendidikan dituntut untuk menggunakan pembelajaran abad 21
dimana nantinya pembelajaran ini menghasilkan siswa yang memiliki
keterampilan abad 21 yang cerdas, fleksibel, dan gesit sesuai dengan kebutuhan
dunia kerja di masa depan (Benade, Leon, 2016). Terdapat beberapa
keterampilan yang harus dimiliki oleh siswa pada abad 21 ini diantaranya:
1. Keterampilan Komunikasi dan Informasi
a) Keterampilan melek informasi dan media
b) Keterampilan komunikasi
2. Keterampilan Berpikir dan Memecahkan Masalah
a) Bepikir Kritis
b) Mengidentifikasi masalah, menelaah, dan memecahkan masalah..
c) Kreatif dan mampu mengembangkan gagasan dan memberi tahu orang
lain
3. Keterampilan Interpersonal dan Self-directional
a) Kolaboratif dalam kerja tim
b) Mampu beradaptasi dan fleksibel dilingkungannya
c) Bertanggung jawab pada diri sendiri, orang lain dan dalam
bermasyarakat. (Sahin, 2009).
20
Keterampilan abad 21 mencangkup 3 hal yaitu (1) life and career skills,
(2) learning and innovation skills, dan (3) Information media and technology
skills (Murti, 2015) yang dapat digambarkan dengan pelangi keterampilan
dalam bentuk seperti berikut:
Gambar 2.1. Pelangi Keterampilan Abad 21 (P21, 2015)
Terdapat empat aspek dalam keterampilan abad 21 menurut NEA
(National Education Association) yang pertama adalah berpikir kritis. Berpikir
kritis dapat memberikan kesuksesan dalam studi dan karir. Dimana
keterampilan seperti analisis, interpretasi, ketepatan dan ketelitian, pemecahan
masalah, dan penalaran lebih penting daripada hanya sekadar penguasaan
konten tertentu. Belajar berpikir kritis membimbing peserta didik untuk
mengembangkan keterampilan yang lain, seperti level konsentrasi tingkat
tinggi, kemampuan menganalisis dan proses berpikir secara mendalam.
Keterampilan yang kedua adalah komunikasi. Peserta didik harus dapat
menganalisis dan memproses sejumlah informasi yang jumlahnya sangat
melimpah dalam kehidupan atau pekerjaan sehari-hari. Peserta didik harus
mampu menilai sumber-sumber informasi yang kredibel dan bagaimana
sumber-sumber informasi ini dapat digunakan. Keterampilan yang ketiga
menurut NEA (n.d.) adalah kolaborasi. Pada umumnya, kolaborasi telah
21
diterima sebagai keterampilan yang penting untuk mencapai hasil-hasil belajar
maupun pekerjaan yang efektif dan bermakna.
Pada dekade sekarang ini, kolaborasi tidak hanya penting, tetapi juga
diperlukan oleh semua orang. Peserta didik harus mampu berkolaborasi satu
sama lain dalam masyarakat global. Dan keterampilan yang terakhir adalah
kreativitas. Pada abad ini dunia membutuhkan orang-orang yang dapat berpikir
kreatif. Oleh karena itu, maka diharapkan peserta didik dapat menjadi kreator.
Jika pada saat mereka lulus namun tidak mampu mencipta dan berinovasi,
maka mereka tidak akan siap menghadapi tantangan di dunia kerja dan
masyarakat global (Redhana, 2015).
Dalam keterampilan abad 21 terdapat beberapa komponen serta aspek-
aspek yang harus diperhatikan dan dipahami terutama oleh pendidik.
Komponen serta aspek yang harus diperhatikan menurut Partneship for 21st
Century Learning (2015) meliputi:
1. Subjek inti dan tema abad 21.
Siswa diharapkan mampu menguasai subjek inti dan dapat
mengintegrasikan seluruh tema abad 21 kedalam subjek inti yang
diajarkan. Subjek inti dalam abad 21 ini meliputi materi pelajaran dasar
seperti bahasa (terutama bahasa inggris sebagai bahasa penghubung antar
negara), membaca, seni, matematika, ekonomi, sains, geografi, sejarah,
pemerintahan, dan kewarganegaraan. Selain itu terdapat beberapa tema
abad 21 yang perlu diintegrasikan meliputi kesadaran global, literasi
finansial, ekonomi, bisnis, dan interprener, literasi kewarganegaraan,
literasi kesehatan, dan literasi lingkungan.
2. Keterampilan belajar dan inovasi
Keterampilan ini digunakan untuk mempersiapkan peserta didik agar
siap dalam lingkungan kerja dan permasalahan kehidupan yang lebih
kompleks pada abad 21. Fokus pada keterampilan ini adalah berpikir kritis
dan pemecahan masalah, berpikir kreatif dan inovasi, serta komunikasi,
dan kolaborasi.
22
a. Kreativitas dan inovasi meliputi:
1) Berpikir kreatif, dimana siswa mampu:
- Menggunakan berbagai teknik pembuatan ide (seperti
brainstorming)
- Menciptakan ide baru dan bermanfaat
- Mampu menyaring, menganalisis, dan mengevaluasi ideide
yang mereka ciptakan sendiri
2) Bekerja kreatif dengan orang lain, dimana siswa mampu
- Mengembangkan, menerapkan, dan mengkomunikasikan ide
baru secara efektif pada orang lain
- Bersikap terbuka dan responsif pada prespektif baru dan
beragam
- Menunjukan keaslian dan daya cipta dalam pekerjaan, serta
mengetahui batasan-batasan dalam mengadopsi ide
- Menjadikan kegagalan sebagai pembelajaran kedepannya
3) Menerapkan inovasi
- Menggunakan ide-ide kreatif yang telah dimiliki dan terapkan
agar bermanfaat bagi bidang bidang yang sesuai inovasi
tersebut.
b. Berpikir kritis dan pemecahan masalah meliputi:
1) Bernalar secara efektif, dimana siswa mampu menggunakan
berbagai jenis penalaran (induktif, deduktif) sesuai kondisinya
2) Menggunakan berpikir sistem, berarti mampu menganalisis
bagaimana setiap bagian berhubungan satu sama lain membentuk
sebuat sistem yang kompleks
3) Membuat penilaian serta keputusan, dimana seseorang mampu:
- Efektif dalam menganalisis dan mengevaluasi bukti, argumen,
klaim, dan kepercayaan
- Menganalisis dan mengevaluasi berbagai sudut pandang
- Mensintesis dan membuat hubungan antara informasi dan
argumen yang dimiliki
23
- Menafsirkan informasi dan mengambil kesimpulan berdasarkan
analisis tyang baik
- Merefleksiskan dengan kritis berdasarkan pengalaman dan
proses pembelajaran
4) Memecahkan masalah, berarti siswa mampu:
- Memecahkan berbagai jenis masalah yang tidak familier baik
dalam cara konvensional maupun inovatif
- Identifikasi dan ajukan pertanyaan signifikan yang
mengklarifikasi berbagai sudut pandang dan mengarah pada
solusi yang lebih baik
c. Komunikasi dan kolaborasi meliputi:
1) Berkomunikasi ecara efektif
- Menyampaikan pemikiran dan gagasan secara efektif
menggunakan keterampilan komunikasi secara lisan, tertulis,
dan nonverbal dalam berbagai konteks
- Mendengarkan secara efektif untuk menguraikan makna, baik
dari segi pengetahuan, nilai-nilai, dan sikap
- Menggunakan komunikasi untuk berbagai tujuan yang jelas
(misalnya untuk memberi informasi, menginstruksikan,
memotivasi, atau membujuk)
- Memanfaatkan berbagai media dan teknologi, serta memahami
bagaimana keefektifan penggunannya serta dampaknya
- Berkomunikasi secara efektif di lingkungan yang beragam
(penggunaan multi-bahasa)
2) Berkolaborasi dengan Orang Lain
- Memiliki kemampuan untuk bekerja efektif dan penuh rasa
hormat dalam satu tim
- Melatih fleksibilitas dan kemapuan untuk membantu, berdiskusi
membuat sebuah kesepakatan untuk mencapai tujuan bersama
24
3. Keterampilan informasi, media dan teknologi
Siswa diharapkan dapat menguasai keterampilan berpikir kritis dan
dapat menghubungkannya dengan informasi, media dan teknologi.
a. Literasi informasi dimana siswa diharapkan mampu
1) Mengakses dan menilai informasi
- Mengakses informasi dengan efisien dan efektif
- Mengevaluasi informasi dengan kritis
2) Menggunakan dan mengelola informasi
- Menggunakan informasi secara akurat dan efektif terhadap
berbagai isu dan masalah
- Mengelola informasi dari berbegai sumber
- Menerapkan pemahaman isu isu etik dan legal dalam
penggunaan informasi
b. Literasi media dimana siswa diharapkan mampu
1) Menganalisis media
- Memahami bagaimana dan mengapa pesan media dibuat serta
mengetahui tujuannya
- Menganalisis bagaimana seseorang menggunakan pesan yang
berbeda, bagaimana pengaruh pandangan dan nilai-nilai pada
media, dan memahami bagaimana media dapat mempengaruhi
seseorang
- Memahami dasar isu isu etik dan legal dalam mengakses dan
menggunakan media
2) Menciptakan produk media
- Memahami serta menggunakan alat-alat dalan pembuatan
media yang sesuai
- Memahami dan menggunakan media yang sesuai dengan
lingkungan yang berbeda serta multikultur
25
c. Literasi infrormasi, komunikasi, dan teknologi (ICT) dimana siswa
diharapkan mampu menerapkan teknologi secara efektif
- Menggunakan teknologi untuk menyelidiki, mengorganisasikan,
mengevaluasi, serta mengkomunikasikan ide yang dimiliki
- Mampu menggunakan teknologi digital, alat-alat komunikasi, dan
jejaring sosial yang sesuai dalam mengakses, mengelola,
mengaplikasikan, mengevaluasi, serta menciptakan informasi di
abad globalisasi ini
- Memahami isu-isu etik dan legal dalam penggunaan teknologi
yang ada
4. Keterampilan hidup dan karir
Pada zaman ini peserta didik tidak hanya cukup menguasai
keterampilan berpikir dan memahami konsep saja, namun juga menguasai
keterampilan hidup dan karir seperti
a. Fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi seperti beradaptasi terhadap
perubahan dan memiliki fleksibilitas.
b. Inisiatif dan pengarahan diri seperti mengelola tujuan dan waktu,
bekerja secara independen, dan meliputi menjadi pebelajar mandiri,
c. Keterampilan sosial dan lintas budaya seperti berinteraksi secara
efektif dengan orang lain, bekerja secara efektif dengan anggota tim
yang berbeda
d. Produktivitas dan akuntabilitas seperti mengelola projek dan
memproduksi hasil,
e. Kepemimpinan dan tanggung jawab seperti membimbing dan
mengarahkan orang lain, serta betanggung jawab kepada orang lain
c. Lingkungan Belajar Abad 21
Selain memperhatikan komponen serta aspek yang harus dicapai, terdapat
beberapa kriteria lingkungan pembelajaran abad 21 menurut Partneship for 21st
Century Learning (2015), diantaranya:
26
1) menciptakan praktik belajar dan lingkungan fisik yang mendukung
pembelajaran keterampilan abad 21,
2) mendukung masyarakat belajar secara profesional yang memungkinkan
pendidik berkolaborasi, berbagi praktik terbaik, dan mengintegrasikan
keterampilan abad 21 ke dalam praktik kelas; mendorong peserta didik
belajar dalam konteks abad XXI yang relevan (misalnya, melalui
pekerjaan berbasis projek atau pekerjaan terapan lainnya),
3) memungkinkan akses yang sama terhadap alat-alat belajar yang
berkualitas, teknologi, dan sumber-sumber lainnya,
4) menyediakan rancangan interior dan arsitektur bagi kelompok, tim, dan
belajar individu,
5) mendukung keterlibatan internasional dan masyarakat dalam belajar, baik
secara tatap muka maupun online.
Di Indonesia sendiri kesadaran mengenai pentingya keterampilan abad 21
sudah ada. Hal ini dapat ditemukan dalam (Afandi, Junanto, Afriyani, 2016)
Badan Nasional Standar Pendidikan tahun 2010 yang menyatakan bahwa
“Pendidikan Nasional abad 21 bertujuan untuk mewujudkan cita-cita bangsa,
yaitu masyarakat bangsa Indonesia yang sejahtera dan bahagia, dengan
kedudukan yang terhormat dan setara dengan bangsa lain dalam dunia global,
melalui pembentukan masyarakat yang terdiri dari sumber daya manusia yang
berkualitas, yaitu pribadi yang mandiri, berkemauan dan berkemampuan untuk
mewujudkan cita-cita bangsanya”. Selain itu terdapat paradigma dalam
mewujudkan abad 21 di Indonesia diantaranya adalah:
1. Pendidikan hakekatnya adalah proses penemuan diri yang berlangsung
sepanjang hayat untuk mengembangkan potensi diri yang memberikan
kepuasan dan makna dalam kehidupannya.
2. Pendidikan adalah pengawal dalam mengikuti peradaban.
3. Pendidikan merupakan kekuatan moral dan intelektual yang seimbang
4. Pendidikan tidak bergantung pada pengajaran, namun muncul karena rasa
ingin tahu dan dilakukan atas kemauan sendiri. (BSNP, 2010).
27
Menurut Redhana (2015), terdapat beberapa model pembelajaran yang dapat
digunakan dalam kelas untuk menunjang penerapan keterampilan abad 21
dalam pembelajaran, diantaranya:
1) Pembelajaran berbasis projek, Model pembelajaran berbasis projek
merupakan model pembelajaran yang mengacu pada filosofi
konstruktivisme, yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil
konstruksi kognitif melalui suatu aktivitas peserta didik. Melalui projek
yang dikerjakan oleh peserta didik, secara tidak langsung aktivitas peserta
didik meningkat karena mereka bebas mengaplikasikan pengetahuan dan
keterampilan yang mereka miliki. Pembelajaran berbasis projek dalam
penerapannya berfokus pada keterlibatan peserta didik dalam menemukan,
merancang, dan memecahkan masalah dengan usaha sendiri
2) Pembelajaran berbasis masalah, Pembelajaran berbasis masalah
merupakan model kurikulum yang menggunakan masalah. Tidak seperti
pembelajaran konvensional, pembelajaran berbasis masalah dirancang
oleh peserta didik. Artinya, peserta didik menjadi “arsitek” dari
pembelajaran yang dilakukannya yaitu peserta didik bertanggung jawab
dan mengendalikan pembelajarannya. Peserta didik mengidentifikasi apa
yang mereka ketahui dan apa yang mereka belum ketahui (isu-isu belajar).
Ini merupakan prasyarat untuk memahami masalah dan membuat
keputusan yang diperlukan untuk memecahkan masalah. Peserta didik
harus mengumpulkan informasi dari buku-buku teks dan/atau sumber-
sumber informasi lain agar mereka dapat menggali pengetahuan sebanyak-
banyaknya.
3) Pembelajaran berbasis desain, Dalam pembelajaran berbasis desain,
peserta didik disuruh merancang atau menciptakan suatu artefak yang
mengharapkan peserta didik menerapkan pengetahuan dan prinsip-prinsip
yang dipelajari (Darling-Hammond, 2008). Pembelajaran berbasis desain
sering ditemukan dalam domain teknologi, seni, teknik, arsitektur, dan
sains, yaitu peserta didik diminta menghasilkan ide-ide, membuat
prototype, dan menguji hasil kreasinya
28
4) Pembelajaran berbasis argument, pembelajaran berbasis argumen adalah
suatu model pembelajaran yang menggunakan argumen dalam penyajian
konten materi subjek. Berdasarkan argumen ini, peserta didik
mengidentifikasi klaim dan premis dan kemudian membuah hubungan di
antara keduanya. Dengan pembelajaran berbasis argumen ini, banyak
sekali ketarampilan yang dapat dilatihkan. Tidak saja keterampilan
berpikir kritis, tetapi juga keterampilan kolaborasi, komunikasi, dan
kreativitas
Menurut Thieman (2008) terdapat beberapa teknologi yang diharapkan dapat
guru kuasai pada pembelajaran abad 21, diantanya aplikasi power point,
graphic organizer, desktop publishing, software spreadsheet, web tools,
aplikasi digital, video, dan perangkat proyeksi komputer atau video.
B. Penelitian Relevan
Terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan judul yang peneliti ambil,
diantaranya:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Sumen dan Salisici (2017) dengan judul
“Examining the 21st Century Skill of Secondary School Students: A Mixed
Method Study” Pada penelitian ini ditemukan bahwa siswa memiliki
penguasaan keterampilan abad 21 yang sangat baik. Siswa menyatakan
bahwa para guru memberikan pengarahan dan penerapan keterampilan abad
21 dalam pembelajaran sehingga mereka mampu memiliki pengusaan
keterampilan abad 21 yang baik
2. Penelitian yang dilakukan oleh Setyana (2014) dengan judul “Peran guru
dalam mengembangkan keterampilan sosial siswa mata pelajaran IPS di
SMK”. Pada penelitian ini ditemukan bahwa masih banyak guru yang
memahami bahwa menghafal adalah proses terpenting dalam pembelajaran.
Selain itu ditemukan juga bahwa para guru masih belum memahami
mengenai keterampilan apa saja yang perlu dikuasai oleh siswa dan
diterapkan dalam pembelajaran.
3. Penelitian yang dilakukan oleh O’neal, Gibson, dan Cotten (2017) dengan
judul “Elementary School Teachers' Beliefs about the Role of Technology
29
in 21st-Century Teaching and Learning”. Sampel pada penelitian adalah
mayoritas perempuan dan semua sampel berasal dari Afrika-Amerika. Pada
penelitian tersebut ditemukan bahwa masih banyak yang guru tidak
memahami dan melibatkan literasi teknologi untuk meningkatkan
kemampuan abad ke-21. Mereka hanya menggunakan teknologi dalam
pembelajaran hanya sebagai tambahan fasilitas di kelas.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Fatimah dan Santiana (2017) dengan judul
“Teaching in 21st century: Students-Teachers’ pereption of technology use
in the classroom”. Pada penelitian tersebut ditemukan bahwa para guru
memiliki persepsi yang baik mengenai penggunaan literasi media teknologi.
Mereka memahami dalam pembelajaran, penggunaan media teknologi
sangat diperlukan untuk memaksimalkan kualitas siswa di abad ke 21 ini.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Li Li (2016) dengan judul “Integrating
thinking skills in foreign language learning: What can we learn from
teachers’ perspectives?”. Pada penelitian tersebut ditemukan bahwa masih
banyak guru yang memiliki persepsi bahwa menghafal adalah hal yang
paling penting dalam pembelajaran. Masih banyak guru yang memahami
bahwa penalaran, logika, kecerdasan, dan pemikiran kritis pada
keterampilan berpikir kreatif dan berpikir kritis yang dimiliki oleh siswa
muncul bukan karena guru mengasah keterampilan belajarnya, namun akan
muncul apabila siswa mampu menghafal materi pembelajaran.
6. Penelitian yang dilakukan oleh Mishra dan Mehta (2017) dengan judul
“What We Educators Get Wrong About 21st-Century Learning: Results of
a Survey”. Sampel pada penelitian adalah mayoritas guru perempuan. Pada
penelitian ini ditemukan beberapa kesalahpaham guru dalam mengarahkan
keterampilan abad 21. Seperti makna dari kreativitas, kolaborasi, berpikir
kritis, dan komunikasi merupakan konten netral dimana dalam
mewujudkannya tidak memerlukan disiplin ilmu pengetahuan, lalu terdapat
juga paham bahwa menghafal merupakan hal yang baik dalam proses
pembelajaran. Hal ini menunjukan bahwa masih banyak guru yang memiliki
30
persepsi kurang baik mengenai keterampilan abad 21 baik dari tujuan
maupun dalam proses pencapaiannya.
Berdasarkan beberapa penelitian relevan tersebut, peneliti tertarik mengambil
judul persepsi guru kimia mengenai keterampilan abad 21.
C. Kerangka Berpikir
Guru berperan dalam membina siswa agar mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan. Mengingat peranan guru yang begitu penting dalam proses
pembelajaran, seorang guru yang mengajar pada abad 21 ini tentunya harus
memiliki pemahaman dan pengetahuan mengenai keterampilan abad 21 yang baik.
Dalam pembelajaran abad ini, siswa diharapkan dapat menguasai keterampilan
abad 21 untuk menunjang kehidupan masa depannya. Keterampilan abad 21 yang
dimaksud adalah keterampilan belajar dan inovasi, keterampilan informasi, media,
dan teknologi. Dan untuk mencapai itu semua maka persepsi guru harus sesuai
dengan teori yang berkembang saat ini. Maka dari itu peneliti ingin mengetahui
seperti apa persepsi para guru kimia mengenai keterampilan abad 21.
31
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
Perkembangan zaman menuntut peserta didik mampu mengimplementasikan
keterampilan abad 21
Persepsi guru kimia mengenai
keterampilan abad 21
Masih banyak guru yang memahami bahwa
kemampuan menghafal merupakan hal
terpenting dalam pembelajaran
Pemahaman mempengaruhi bagaimana
guru menerapkan keterampilan abad 21
dalam pembelajaran kimia
Guru memiliki peranan penting dalam mengarahkan
siswa menguasai keterampilan abad 21
Kurikulum di Indonesia sudah mengarah pada penerapan keterampilan
abad 21 dalam pembelajaran
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian telah dilaksanakan selama 4 minggu dari tanggal 8 November
2018 sampai dengan 9 Desember 2018. Penelitian dilakukan kepada alumni
Pendidikan Kimia, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang
berprofesi sebagai guru kimia di Sekolah Menengah Atas, atau Madrasah
Aliyah.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif
deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang tidak melakukan
kegiatan eksperimen dan hanya bermaksud untuk menggambarkan atau
menjelaskan gejala yang ada terjadi (Arikunto, 2013, hlm. 250).
Penelitian survei merupakan strategi yang digunakan dalam penelitian ini.
Penelitian survei merupakan penelitian yang mengumpulkan informasi dari
sumber dengan menggunakan angket atau sistem wawancara (Arifin, 2011,
hlm 64). Penelitian ini menjelaskan secara kuantitatif opini dari suatu populasi,
dengan cara mengambil sampel dari pupulasi yang ada (Creswell, 2014, hlm.
18-19). Penelitian survey ini menggunakan kuisioner yang berkisar pada ruang
lingkup seperti lingkungan sosial, aktivitas, dan pendapat serta sikap (Bungin,
2005, hlm. 52).
C. Prosedur Penelitian
Penelitian dimulai dengan membuat instrumen berupa angket dengan kisi-
kisinya berdasarkan aspek Keterampilan Abad 21 dalam Partnership for 21st
Century Learning (2015). Instrumen tersebut kemudian di validasi isi dan
empirik. Validasi isi dilakukan ke dosen Pendidikan Kimia sementara validasi
empirik ke mahasiswa pendidikan kimia 2014. Setelah melakukan validasi,
pernyataan angket yang valid diinput ke dalam bentuk google form, sehingga
angket dapat diisi secara online oleh Alumni Pendidikan Kimia UIN Syarif
33
Hidayatullah Jakarta. Tautan google form kemudian disebarkan melalui grup-
grup alumni yang terdata disetiap angkatan. Setelah dilakukan pengisian
angket secara online oleh alumni Pendidikan Kimia yang berprofesi sebagai
guru mata pelajaran kimia, data angket dikumpulkan kemudian dianalisis.
Gambar 3.1. Skema Alur Penelitian
D. Populasi dan Sampel Peneltian
Populasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada
(Bungin, 2010, hlm. 109), dimana keseluruhan objek menjadi sumber data dari
penelitian. Populasi yang dimaksud disini adalah keseluruhan data yang
menjadi perhatian peneliti dalam sebuah ruang lingkup tempat maupun waktu
yang sudah ditentukan (Zuriah, 2006, hlm. 116). Maka populasi dalam
penelitian ini adalah guru yang memiliki latar belakang pendidikan kimia.
Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling,
dimana sampel yang diambil telah melewati seleksi dan dapat mewakili
populasi yang diteliti (Zuriah, 2006, hlm.119). Dalam penelitian ini, peneliti
Pembuatan instrumen angket berdasarkan Partnership for 21st
Century Learning (2015)
Validasi Isi Instrumen ke salah satu dosen pendidikan kimia
Validasi Empirik ke mahasiswa pendidikan
kimia 2014
Angket valid diinput ke bentuk Google form
Tautan Google form disebarkan ke Alumni
Pendidikan Kimia
Pengisian angket oleh alumni yang menjadi
guru kimia
Data Persepsi Guru Kimia
Analisis Data
34
mengambil sampel yaitu Alumni Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dikarenakan sampel memiliki akses yang lebih mudah dijangkau oleh
peneliti.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
dengan angket atau kuisioner. Angket diberikan dengan mengajukan
pertanyaan tertulis dan diberikan kepada orang yang bersedia menjadi
responden (Arikunto, 2010, hlm. 102-103).
Angket terdiri dari beberapa bagian yaitu, pendahuluan yang berisikan
petunjuk untuk narasumber dalam mengisi angket, bagian identitas yang
berisikan identitas dari narasumber, dan yang terakhir bagian isi angket
(Bungin, 2010, hlm. 133). Dalam penelitian ini, para guru akan diberi beberapa
pernyataan angket mengenai persepsinya pada keterampilan abad 21 yang
diunggah ke google form (hhtps://goo.gl/forms/p2g9jllalnK5vPhF2) disebar
melalui grup alumni perangkatannya.
Gambar 3.2. Angket yang diunggah ke Google Form
35
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah
angket atau kuisioner persepsi guru mengenai keterampilan abad 21. Angket
atau kuisioner diberikan kepada Alumni Pendidikan Kimia yang dijadikan
sampel dengan menggunakan Google Form. Angket yang digunakan adalah
jenis angket langsung dan tertutup. Angket langsung tertutup digunakan untuk
menggali apa yang dialami oleh responden sendiri mengenai objek dan subjek
tertentu (Bungin, 2010, hlm. 133). Di dalam penelitian ini terdapat dua jenis
angket yang diisi oleh responden. Pertama responden mengisi angket multiple
choice, yang digunakan untuk mengetahui pemahaman awal responden
mengenai keterampilan abad 21.
Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket Implementasi Keterampilan Abad 21
Dimensi Indikator Butir Pernyataan
Pemahaman
Mengenai
Keterampilan
Abad 21
Mengetahui
Keterampilan
Abad 21
Apakah Anda mengetahui apa itu
keterampilan abad 21?
Ya Tidak
Darimana Anda mengetahui apa itu
keterampilan abad 21?
Internet
Pelatihan Guru
Talkshow TV
Workshop/Seminar
Koran/Majalah
Jurnal
Memahami
Keterampilan
Abad 21
Berdasarkan pilihan di bawah ini,
keterampilan mana saja yang termasuk
dalam keterampilan abad 21?
Berpikir kreatif
Literasi teknologi
Pemecahan Masalah
36
Literasi Media
Komunikasi
Berpikir Kritis
Literasi Informasi
Berinovasi
Kolaboratif
Menyadari
Pentingnya
Keterampilan
Abad 21
Menurut Anda, perlukah keterampilan
abad 21 diterapkan di pembelajaran
kimia?
Ya Tidak
Penerapan
Keterampilan
Abad 21
Menerapkan
Keterampilan
Abad 21
Apakah anda menerapkan keterampilan
abad 21 dalam pembelajaran kimia?
Ya Tidak
Menerapkan
Keterampilan
Belajar
Model pembelajaran apa yang biasa
Anda gunakan dalam pembelajaran
kimia?
Project Based Learning
Discovery Learning
Cooperative Learning
Direct Learning
Problem Based Learning
Quantum Learning
Menerapkan
Keterampilan
Informasi,
Media, dan
Teknologi
Berdasarkan pilihan dibawah ini,
sumber apa saja yang anda gunakan
dalam mengambil materi kimia?
Jurnal Buku
Website Eksiklopedia
Modul Youtube
E-book
37
Apakah Anda menggunakan media
dalam pembelajaran kimia?
Ya Tidak
Teknologi apa saja yang sudah Anda
gunakan untuk pembelajaran kimia?
Video PowerPoint
Aplikasi smartphone
Flipbook Flash
Word
Overhead Projector
Jenis angket kedua yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
dengan skala likert. Likert Style Formats rating scales merupakan format
angket dimana responden diminta untuk mengisi angket dengan cara memilih
salah satu option atau pilihan yang disediakan mengenai pernyataan atau
statement yang terdapat pada option atau pilihan tersebut (Hadeli, 2006, hlm.
78). Pernyataan yang terdapat pada angket sesuai dengan kisi - kisi angket yang
telah dibuat, yaitu:
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Persepsi Keterampilan Abad 21
Variabel Komponen Aspek Indikator
Butir
Pernyataan
Persepsi
guru
mengenai
keterampilan
abad 21
Keterampilan
Belajar dan
inovasi
Kreatifitas
dan Inovasi
Memahami
konsep berpikir
kreatif
Item 3
Menyadari
pentingnya
berpikir kreatif
Item 1 dan 6
Menerapkan
kemampuan
berpikir kreatif
Item 2
38
Memahami
konsep inovasi Item 5
Menyadari
pentingnya
inovasi
Item 4
Menerapkan
kemampuan
Inovasi
Item 7
Berpikir
Kritis dan
Pemecahan
Masalah
Memahami
konsep berpikir
kritis
Item 8 dan 12
Mendukung
kemampuan
berpikir kritis
Item 9 dan 11
Mengarahkan
kemampuan
berpikir kritis
Item 10 dan 13
Memahami
konsep
pemecahan
masalah
Item 14 dan 18
Menyadari
pentingnya
kemampuan
pemecahan
masalah
Item 16 dan 19
Mengarahkan
kemampuan Item 15 dan 17
39
pemecahan
masalah
Komunikasi
dan
Kolaborasi
Memahami
konsep
komunikasi
Item 21 dan 23
Menyadari
pentingnya
kemampuan
komunikasi
Item 20 dan 24
Menggarahkan
keterampilan
komunikasi
Item 22
Memahami
konsep
kolaborasi
Item 26 dan 29
Mendukung
proses
berkolaborasi
Item 27
Menerapkan
keterampilan
kolaborasi
Item 25 dan 28
Keterampilan
Informasi,
Media, dan
Teknologi
Literasi
Informasi
Memahami
Literasi
Informasi
Item 30 dan 35
Menyadari
pentingnya
literasi informasi
Item 31 dan 33
Mengarahkan
literasi
Informasi
Item 32 dan 34
40
Literasi
Media
Memahami
Konsep Literasi
Media
Item 37 dan 39
Menyadari
pentingnya
literasi Media
Item 38 dan 40
Menerapkan
literasi Media Item 36
Literasi
Teknologi
Mengetahui
konsep Literasi
Teknologi
Item 41
Menyadari
pentingnya
Teknologi
Item 42 dan 44
Menerapkan
penggunaan
Teknologi
Item 43
G. Validasi dan Reabilitas Instrumen
Validasi dalam penelitian ini dilakukan untuk menunjukan tingkat kevalidan
atau kesahihan dari instrumen yang telah dibuat (Arikunto, 2010, hlm. 211).
Pada penelitian ini dilakukan 2 uji validitas, yaitu validitas isi dan validitas
empiris. Validitas isi dilakukan dengan menilai kerelevanan instrumen dengan
materi dan butir-butir pernyataan angket yang harus representatif dari ruang
lingkup (Rustam, Sari, & Yunita (2018, hlm. 69). Validasi isi dalam penelitian
ini dilakukan oleh dosen Pendidikan Kimia.
Uji validitas yang kedua adalah validasi empiris. Validasi ini bertujuan
untuk memilih atau memperbaiki instrumen yang dibuat dengan melakukan uji
coba di lapangan (Rustam, dkk., hlm. 63). Pada penelitian ini, validasi empiris
41
dilakukan dengan mengambil data ke mahasiswa angkatan 2014 Pendidikan
kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Setelah melakukan tahap validasi, peneliti melakukan uji reabilitas terhadap
instrumen penelitian. Uji reabilitas diperlukan untuk mengetahui derajat
konsistensi dari instrumen serta kesesuaian isi dengan kriteria yang telah
ditetapkan (Arifin, 2011, hlm. 248). Reabilitas dari istrument diuji dengan
menggunakan program SPSS 22. Dari 54 pernyataan angket persepsi guru
mengenai keterampilan abad 21 yang telah disiapkan, hanya 44 pernyataan
angket saja yang diketahui valid dan reliabel untuk digunakan dalam
pengambilan data penelitian.
H. Teknik Analisis Data
Beberapa langkah peneliti gunakan dalam menganilisis data penelitian ini.
Langkah – langkah yang peneliti gunakan adalah:
1. Langkah pertama adalah Editing, dimana peneliti memeriksa kelengkapan
data angket yang sudah berhasil dikumpulkan saat penelitian. Tahap ini
diperlukan untuk mengetahui apakah seluruh data responden yang
terkumpul dapat digunakan seluruhnya, atau hanya data yang sesuai
klasifikasi saja yang dianalisis.
2. Langkah kedua adalah Scorring untuk angket dengan skala likert, dimana
setiap jawaban angket diberikan nilai sesuai skala yang telah ditentukan.
Peneliti menggunakan 4 skala penilaian, dimana setiap pilihan memiliki
skala penilaian yang berbeda. Nilai scorring dari setiap skala pernyataan
bernilai:
Tabel 3.3 Tabel Penilaian
No Jawaban
Nilai
Pernyataan
Positif
Pernyataan
Negatif
1 Sangat Setuju (SS) 4 1
2 Setuju (S) 3 2
42
3 Tidak Setuju (TS) 2 3
4 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
Menurut Arikunto (2014, hlm 100) angket dengan alternatif pilihan
jawaban Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju
maupun pilihan lainnya yang berskala penilaian 4, sesuai digunakan dalam
penelitian yang sifatnya untuk mengetahui pendapat pribadi atau kesaksian
seseorang mengenai suatu fakta, opini atau persepsi seseorang mengenai
suatu hal.
3. Langkah ketiga Tabulating, yaitu peneliti merapihkan setiap jawaban
responden ke dalam tabel dan diagram agar mempermudah pengolahan
data. Dalam proses tabulating, kedua hasil angket penelitian persepsi guru
dihitung dengan menggunakan persentase. Rumus persentase adalah:
𝑃 = 𝑓
𝑁× 100%
Keterangan:
f = Frekuensi jawaban responden
N = Number of cases (jumlah frekuensi atau banyaknya individu)
P = Angka persentase (Sudiyono, 2006, hlm. 43)
Setelah data dalam bentuk persentase didapat, hasil pada angket dengan
skala likert dikelompokkan sesuai dengan kategori yaitu:
Tabel 3.4 Tabel Klasifikasi Berdasarkan Persentase
No Persentase Penafsiran
1 81 – 100 % Sangat Baik
2 61 – 80 % Baik
3 41 – 60 % Cukup
4 31 – 40 % Kurang
5 0 – 20 % Sangat Kurang
(Riduwan, 2007, hlm. 15)
43
4. Langkah keempat yaitu Display data atau penyajian data, dimana peneliti
menyajikan data dalam bentuk teks naratif. Hal dilakukan agar
mempermudah pembaca memahami hasil angket.
5. Langkah terakhir adalah Conclusion Drawing Verification atau penarikan
kesimpulan dengan meninjau hasil penelitian dengan teori yang ada
(Hadeli, 2006, hlm. 91).
44
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah alumni Pendidikan Kimia yang
telah menjadi guru kimia. Jumlah responden adalah 52 orang, terdiri dari 38
guru wanita dan 14 sisanya merupakan guru pria. Seluruh responden mengisi
pernyataan angket yang telah diberikan melalui google form dengan tautan
hhtps://goo.gl/forms/p2g9jllalnK5vPhF2 dan disebarkan ke alumni Pendidikan
Kimia. Dari hasil data yang didapat 46 responden mengaku telah mengetahui
apa itu Keterampilan Abad 21 sebelum mengisi angket ini, sedangkan 6
Responden lainnya mengaku tidak mengetahui apa itu Keterampilan Abad 21
sebelumnya.
Responden yang telah mengetahui Keterampilan abad 21 sebelumnya
mengaku mengetahui keterampilan abad 21 dari berbagai sumber yang
berbeda. Sebanyak 19 orang responden mengetahui keterampilan abad 21 dari
sumber internet, 13 orang responden mengetahui keterampilan abad 21 dari
pelatihan guru, 6 orang responden mengetahui keterampilan abad 21 dari
seminar atau workshop, 6 orang dari diskusi teman sejawat, dan 2 orang
lainnya mengetahui keterampilan abad 21 dari jurnal penelitian. Hasil
mengenai sumber pemahaman ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Sumber Pemahaman Keterampilan Abad 21
41%
28%
13%
5% 13%Internet
Pelatihan guru
workshop/seminar
jurnal penelitian
diskusi teman sejawat
45
1. Keterampilan Belajar
a. Berpikir Kreatif dan Inovasi
Tingkat pemahaman persepsi guru kimia mengenai aspek berpikir
kreatif dan inovasi dalam keterampilan abad 21 diukur dengan
diberikannya 7 butir item pernyataan angket mewakili 6 indikator yang
sudah dicantumkan dalam kisi-kisi instrumen angket penelitian. Nilai
maksimun dalam aspek berpikir kreatif dan inovasi adalah 28 dan skor
minimun 7. Tingkat pemahaman guru dapat dilihat pada Tabel 4.1
(Lampiran 6).
Tabel 4.1. Hasil Angket Aspek Berpikir Kreatif dan Inovasi
Indikator Pernyataan Skor rata
rata Persentase Kriteria
Memahami
konsep berpikir
kreatif
Item 3 3,1 77,9% Baik
Menyadari
pentingnya
berpikir kreatif
Item 1 dan 6 5,9 73,8% Baik
Menerapkan
kemampuan
berpikir kreatif
Item 2 2,7 68,3% Baik
Memahami
konsep inovasi Item 5 2,3 57,7% Cukup
Menyadari
pentingnya
inovasi
Item 4 3,1 77,4% Baik
46
Menerapkan
kemampuan
Inovasi
Item 7 2,9 73,6% Baik
Total per-aspek 20,10 71,8% Baik
Berdasarkan Tabel 4.1. pada indikator memahami konsep berpikir
kreatif, menyadari pentingnya berpikir kreatif, menerapkan kemampuan
berpikir kreatif, menyadari pentingnya inovasi, dan menerapkan
kemampuan inovasi responden guru kimia memperoleh kriteria persepsi
baik. Pada indikator memahami konsep inovasi responden guru
memperoleh kriteria persepsi cukup.
b. Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah
Tingkat pemahaman guru kimia mengenai aspek berpikir kritis dan
pemecahan masalah dalam keterampilan abad 21 diukur dengan
memberikan 12 pernyataan angket mewakili 6 indikator yang akan
ditanyakan. Nilai skor maksimun pada aspek ini adalah 48. Tingkat
pemahaman guru dapat dilihat pada Tabel 4.2 (Lampiran 6).
Tabel 4.2. Hasil Angket Aspek Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah
Indikator Pernyataan Skor rata
rata Persentase Kriteria
Memahami
konsep berpikir
kritis
Item 8 dan 12 5,7 70,7% Baik
Mendukung
kemampuan
berpikir kritis
Item 9 dan 11 5,4 68,0% Baik
Mengarahkan
kemampuan
berpikir kritis
Item 10 dan
13 5,4 67,5% Baik
47
Memahami
konsep
pemecahan
masalah
Item 14 dan
18 5,6 69,5% Baik
Menyadari
pentingnya
kemampuan
pemecahan
masalah
Item 16 dan
19 5,8 72,1% Baik
Mengarahkan
kemampuan
pemecahan
masalah
Item 15 dan
17 5,5 68,8% Baik
Total per-aspek 33.33 69,4% Baik
Berdasarkan Tabel 4.2. dapat dilihat seluruh indikator dalam aspek
berpikir kritis dan pemecahan masalah memperoleh kriteria penilaian
persepsi baik. Persentase penilaian persepsi tertinggi terdapat pada indikator
menyadari pentingnya pemecahan masalah, sedangkan persentase penilaian
terendah terdapat pada indikator mengarahkan kemampuan berpikir kritis.
c. Komunikasi dan Kolaborasi
Tingkat pemahaman guru kimia mengenai aspek komunikasi dan
kolaborasi dalam keterampilan abad 21 diukur dengan memberikan 10
pernyataan angket mewakili 6 indikator yang ingin diketahui hasil
kriterianya. Nilai skor maksimun pada aspek ini adalah 40. Tingkat
pemahaman guru dapat dilihat pada Tabel 4.3 (Lampiran 7).
48
Tabel 4.3. Hasil Angket Aspek Komunikasi dan Kolaborasi
Indikator Pernyataan Skor rata
rata Persentase Kriteria
Memahami
konsep
komunikasi
Item 21 dan 23 6,3 78,8% Baik
Menyadari
pentingnya
kemampuan
komunikasi
Item 20 dan 24 5,7 71,2% Baik
Menggarahkan
keterampilan
komunikasi
Item 22 3,1 76,4% Baik
Memahami
konsep
kolaborasi
Item 26 dan 29 5,5 68,3% Baik
Mendukung
proses
berkolaborasi
Item 27 3,3 81,7% Sangat
Baik
Menerapkan
keterampilan
kolaborasi
Item 25 dan 28 5,2 64,4% Baik
Total per-aspek 28,94 72,4% Baik
Berdasarkan Tabel 4.3. pada aspek komunikasi dan kolaborasi,
indikator memahami konsep komunikasi, menyadari pentingnya
kemampuan komunikasi, mengarahkan keterampilan komunikasi,
memahami konsep kolaborasi, dan menerapkan keterampilan kolaborasi
49
memperoleh kriteria penilaian persepsi baik. Indikator mendukung proses
berkolaborasi, responden memperoleh kriteria penilaian sangat baik.
2. Keterampilan Informasi, Media, dan Teknologi
a. Literasi Informasi
Tingkat pemahaman guru kimia mengenai literasi informasi dalam
keterampilan abad 21 diukur dengan memberikan 6 pernyataan angket
yang mewakilkan 3 indikator yang ingin dinilai. Nilai skor maksimun pada
aspek ini adalah 28. Tingkat pemahaman guru dapat dilihat pada Tabel 4.4
(Lampiran 7).
Tabel 4.4. Hasil Angket Aspek Literasi Informasi
Indikator Pernyataan Skor rata
rata Persentase Kriteria
Memahami
Literasi
Informasi
Item 30 dan 35 6,5 81,3% Sangat
Baik
Menyadari
pentingnya
literasi
informasi
Item 31 dan 33 6,2 77,2% Baik
Mengarahkan
literasi
Informasi
Item 32 dan 34 6,3 79,3% Baik
Total per-aspek 19,02 79,2% Baik
Berdasarkan Tabel 4.4. pada indikator memahami literasi informasi
memperoleh kriteria penilaian sangat baik, indikator menyadari pentingnya
literasi informasi dan mengarahkan literasi informasi memperoleh kriteria
baik.
50
b. Literasi Media
Persepsi guru kimia mengenai literasi media diukur dengan
memberikan 5 butir pernyataan angket yang mewakili 3 indikator dengan
skor maksimun 20. Tingkat pemahaman responden guru kimia dapat dilihat
pada Tabel 4.5 (Lampiran 8).
Tabel 4.5. Hasil Angket Aspek Literasi Media
Indikator Pernyataan Skor
rata rata Persentase Kriteria
Memahami
Konsep Literasi
Media
Item 37 dan 39 5,6 69,7% Baik
Menyadari
pentingnya
literasi Media
Item 38 dan 40 6,7 84,1% Sangat
Baik
Menerapkan
literasi Media Item 36 2,7 68,3% Baik
Total per-aspek 15,04 75,2% Baik
Berdasarkan Tabel 4.5. dilihat pada indikator memahami konsep literasi
media dan menerapkan literasi media, responden memperoleh kriteria
penilaian persepsi baik. Pada indikator menyadari pentingnya literasi media,
responden memperoleh kriteria penilaian sangat baik.
c. Literasi Teknologi
Pemahaman guru kimia mengenai literasi teknologi diukur dengan
memberikan 4 pernyataan, mewakili 3 indikator dengan skor maksimun 16.
Tingkat pemahaman guru dapat dilihat pada Tabel 4.6 (Lampiran 8).
51
Tabel 4.6. Hasil Angket Aspek Literasi Teknologi
Indikator Pernyataan Skor rata
rata Persentase Kriteria
Mengetahui
konsep ICT Item 41 3,1 78,4% Baik
Menyadari
pentingnya ICT Item 42 dan 44 6,4 80,0% Baik
Menerapkan
penggunaan ICT Item 43 2,7 68,3% Baik
Total per-aspek 12,27 76,7% Baik
Dari Tabel 4.6. dapat dilihat bahwa seluruh indikator pada aspek literasi
teknologi memperoleh kriteria penilaian persepsi baik, dengan persentase
tertinggi terdapat pada indikator menyadari pentingnya teknologi dan
persentase terendah pada indikator menerapkan penggunaan teknologi.
3. Implementasi Keterampilan Abad 21 Dalam Pembelajaran
Pemahaman awal guru mengenai keterampilan abad 21 diukur dengan
diberikannya beberapa pernyataan diawal angket. Hasil dari angket ini dapat
dilihat sebagai berikut.
a. Pemahaman mengenai aspek keterampilan abad 21
Pada pernyataan ini guru kimia memilih aspek keterampilan mana saja
yang termasuk ke dalam keterampilan abad 21 sebelum mengisi angket
persepsi. Maka keterampilan yang dipilih oleh guru kimia dapat dilihat dalam
Gambar 4.2.
52
Gambar 4.2. Aspek Keterampilan Abad 21 Menurut Responden
Diagram pada Gambar 4.2. menunjukan bahwa guru paling banyak
memilih keterampilan berpikir kritis dan berpikir kreatif sebagai aspek yang
terdapat di keterampilan abad 21.
b. Penerapan Keterampilan Abad 21
Pada pernyataan ini, responden menjawab apakah mereka sudah
menerapkan keterampilan abad 21 dalam pembelajaran kimia. Hasil dari
jawaban responden dapat dilihat dalam Gambar 4.3.
Gambar 4.2. Penerapan Keterampilan Abad 21 Dalam Pembelajaran
40
32
29
19
29
39
29
30
12
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Berpikir kritis
Teknologi
Pemecahan masalah
Media
Inovasi
Berpikir Kreatif
Komunikasi
Kolaboratif
Informasi
79%
21%
Ya
Tidak
53
Berdasarkan Gambar 4.3. terlihat bahwa sebagian besar responden
menjawab bahwa mereka telah menerapkan keterampilan abad 21 dalam
pembelajaran kimia.
c. Model Pembelajaran
Pada pernyataan ini guru kimia memilih model pembelajaran apa saja yang
mereka gunakan dalam pembelajaran kimia. Model pembelajaran yang sudah
pernah digunakan oleh responden guru kimia dapat dilihat dari Gambar 4.4.
Gambar 4.4. Model Pembelajaran yang Digunakan Dalam Pembelajaran
Berdasarkan Diagram 4.3. model pembelajaran yang paling diminati oleh
para responden guru kimia adalah Problem Based Learning, sedangkan
Quantum Learning merupakan model pembelajaran yang paling sedikit
diminati oleh responden guru kimia.
d. Penggunaan Media
Pada pernyataan ini, responden menjawab apakah mereka menggunakan
media dalam pembelajaran kimia atau tidak. Hasil dari jawaban responden
dapat dilihat dalam Gambar 4.5.
27
35
2
9
19
36
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Project Based Learning
Discovery Learning
Quantum Learning
Direct Learning
Cooperative Learning
Problem Based Learning
54
Gambar 4.5. Penggunaan Media dalam Pembelajaran
Berdasarkan Gambar 4.5. terlihat bahwa sebagian besar responden
menjawab bahwa mereka telah telah menggunakan media dalam pembelajaran
kimia
e. Sumber Materi Pembelajaran
Pada pernyataan ini, guru kimia memilih beberapa sumber pembelajaran
apa saja yang telah mereka gunakan dalam pembelajaran kimia. Sumber
pembelajaran yang dipilih oleh guru kimia dapat dilihat dari Gambar 4.6.
Gambar 4.6. Sumber Pembelajaran yang Digunakan Oleh Guru Kimia
Pada Gambar 4.6. terlihat bahwa buku masih menjadi pilihan terbanyak
dari responden guru kimia sebagai informasi sumber pembelajaran, sedangkan
informasi sumber pembelajaran yang paling sedikit digunakan oleh para
responden adalah eksiklopedia.
96%
4%
Ya
Tidak
50
20
26
29
40
38
6
0 10 20 30 40 50 60
Buku
Jurnal
E-Book
Modul
Youtube
Website
Eksiklopedia
55
f. Teknologi Pembelajaran
Pada pernyataan ini guru kimia memilih teknologi pembelajaran apa saja
yang sudah mereka pernah gunakan dalam pembelajaran kimia. Tekonologi
pembelajaran yang dipilih serta digunakan oleh responden dapat dilihat dari
Gambar 4.7 berikut:
Gambar 4.7. Teknologi yang Digunakan Guru Kimia Dalam Pembelajaran
Dari Diagram 4.7. menunjukan minat terbanyak responden adalah
menggunakan teknologi Video, diikuti oleh penggunaan Word, Power Point,
Flash, Overhead Projector, aplikasi smartphone, dan Flipbook. Alat peraga
sederhana merupakan teknologi pembelajaran yang paling sedikit peminatnya.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 52 responden guru kimia,
memperlihatkan bahwa persepsi keterampilan abad 21 termasuk kategori baik,
dengan nilai rata-rata 73,1%. Persepsi guru terhadap keterampilan abad 21
sesuai dengan pemilihan model pembelajaran, sumber materi pembelajaran,
dan teknologi pembelajaran yang menunjang dalam pembelajaran kimia.
Dalam penelitian ini terdapat beberapa faktor yang mendukung persepsi
guru mengenai keterampilan abad 21. Faktor pertama karena responden
merupakan alumni pendidikan kimia yang semasa perkuliahan mendapatkan
materi perkuliahan tentang proses pembelajaran yang sesuai dengan abad 21.
Menurut Ohoiner (2016) terdapat hubungan yang signifikan antara latar
47
26
44
23
11
19
7
1
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Video
Word
Power Point
Flash
Overhead Projector
Aplikasi Smartphone
Flipbook
Alat Peraga Sederhana
56
belakang pendidikan dengan kompetensi yang guru miliki. Faktor kedua,
responden sebagian besar sudah mengikuti pelatihan dan seminar mengenai
keterampilan abad 21. Hasil ini sesuai dengan penelitian Rakib, Rombe, dan
Yunus (2016) yang memperlihatkan bahwa pelatihan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pemahaman guru. Faktor lain yang juga mendukung
responden memahami keterampilan abad 21 adalah berdiskusi dengan teman
sejawat, dan membaca jurnal penelitian terkait dengan keterampilan abad 21.
Keterampilan abad 21 terdiri dari tiga komponen, yaitu; 1) Keterampilan
belajar; 2) Keterampilan informasi, media, dan teknologi; 3) Keterampilan
hidup dan karir. Penelitian ini menfokuskan pada keterampilan belajar dan
keterampilan informasi, media, dan teknologi. Persepsi guru mengenai
keterampilan belajar dan keterampilan informasi, media, dan teknologi dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Persepsi Guru Kimia Mengenai Keterampilan Belajar.
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4.7 terlihat bahwa aspek
komunikasi dan kolaborasi merupakan aspek yang memiliki persentase
penilaian tertinggi, diikuti dengan persentase berpikir kreatif dan inovasi, dan
aspek berpikir kritis dan pemecahan masalah. Aspek komunikasi dan
kolaborasi merupakan aspek yang sangat diperhatikan oleh guru, mengingat
siswa harus memiliki kemampuan untuk menyampaikan hasil pemikirannya,
dan mampu bekerja sama dengan orang lain. Hal ini sejalan dengan penelitian
Mishra (2017) yang menyatakan bahwa komunikasi dan kolaborasi merupakan
aspek tertinggi yang dipilih oleh guru, karena aspek ini dianggap sangat
dibutuhkan oleh siswa di abad 21. Kemampuan berkomunikasi dan
berkolaborasi diperlukan agar siswa siap menghadapi persaingan di era global.
Pembahasan mengenai persepsi guru pada setiap aspek keterampilan belajar
dijelaskan sebagai berikut:
a. Berpikir Kreatif dan Inovasi
Pada penilaian persepsi aspek berpikir kreatif dan inovasi, responden
diberikan 6 indikator dengan 7 pernyataan. Hasil menunjukan bahwa
57
responden memiliki persepsi baik pada indikator memahami konsep berpikir
kreatif, menyadari pentingnya berpikir kreatif, menerapkan kemampuan
berpikir kreatif, menyadari pentingnya inovasi, dan menerapkan kemampuan
inovasi.
Berbeda dengan indikator sebelumnya yang termasuk kategori baik,
memahami konsep inovasi termasuk dalam kategori cukup baik. Hal ini
dikarenakan masih banyak responden yang menganggap bahwa inovasi dapat
dilakukan secara spontan. Padahal sebenarnya inovasi baru dapat diterapkan
jika siswa telah memiliki ide-ide kreatif (Redhana, 2015).
Secara keseluruhan, hasil responden pada aspek berpikir kreatif dan
inovasi termasuk dalam kategori baik. Persepsi baik pada aspek ini didapat
karena banyak responden telah mengikuti workshop keterampilan abad ke 21,
yang materinya menyatakan bahwa kemampuan berpikir kreatif dan inovasi
penting diterapkan dalam pembelajaran, agar para siswa siap menghadapi abad
21. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sinay, Nahornick, dan
Graikinis (2017) yang menyatakan bahwa guru memiliki persepsi lebih baik
setelah mengikuti workshop, dibandingkan dengan yang tidak.
Guru yang telah mengikuti workshop akan lebih memahami bahwa
kreativitas dan inovasi itu penting diterapkan di semua mata pelajaran,
khususnya pengetahuan alam (Sinay, dkk., 2017). Persepsi guru yang baik akan
membantu siswa dalam menguasai aspek berpikir kreatif dan inovasi, karena
kreativitas dan inovasi adalah keterampilan yang diperlukan untuk kesiapan
menghadapi abad 21, yang memerlukan banyak solusi baru serta kreatifitas
(Kereluik dkk., 2013). Berpikir kreatif dan inovasi perlu diterapkan oleh para
guru, agar siswa mampu menghadapi kehidupan global di abad 21. Untuk itu
guru harus mampu mengarahkan siswa dan menerapkan ide ide baru dalam
pembelajaran (Sahin, 2009).
Tiga komponen utama yang harus bisa diterapkan guru dalam
pembelajaran yaitu; kemampuan berpikir kreatif secara individu, berpikir
kreatif dengan orang lain, dan menerapkan inovasi. Menurut Sinay dkk (2017)
guru yang dalam proses pembelajaran dapat mengarahkan siswanya untuk
58
berpikir kreatif dan inovasi merupakan guru kreatif dan inovatif. Sehingga
tidak heran jika guru yang memiliki persepsi baik pada aspek berpikir kreatif
serta inovasi akan memiliki peluang untuk mendapatkan siswa yang mampu
menguasai kemampuan berpikir kreatif dan inovatif dalam pembelajaran
kimia.
b. Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah
Aspek berpikir kritis merupakan aspek yang paling banyak dipilih
responden sebagai bagian keterampilan abad 21. Persepsi aspek berpikir kritis
dan pemecahan masalah, dinilai dengan 12 pernyataan yang dikelompokkan
dalam 6 indikator. Hasil penelitian pada Tabel 4.2 menunjukan responden
memiliki persepsi baik pada indikator menyadari pentingnya kemampuan
pemecahan masalah, memahami konsep berpikir kritis, memahami konsep
pemecahan masalah, mengarahkan kemampuan berpikir kritis, dan
mengarahkan kemampuan berpikir kritis.
Secara keseluruhan, responden memperoleh kategori baik pada aspek
berpikir kritis dan pemecahan masalah. Pemahaman baik ini didapatkan karena
responden sebelumnya sudah mengikuti pelatihan keterampilan abad 21. Hal
ini sesuai dengan hasil penelitian Tuzlukova dkk (2018), dimana guru yang
telah mengikuti pelatihan akan memperoleh pemahaman yang baik pada aspek
berpikir kritis dan pemecahan masalah. Konsep ini mendukung responden
dalam mengimplementasikan berpikir kritis dan pemecahan masalah dalam
pembelajaran kimia.
Guru yang memiliki persepsi baik pada aspek berpikir kritis dan
pemecahan masalah, diharapkan mampu untuk menerapkan aspek tersebut
dalam pembelajaran kimia (Toharudin, 2017). Guru yang menerapkan aspek
berpikir kritis dan pemecahan masalah berarti mampu mengarahkan siswanya
untuk menguasai aspek ini, dan menerapkannya dalam kehidupannya. Menurut
Kereluik dkk (2013), kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah
sangat diperlukan siswa untuk menafsirkan informasi yang didapat. Hal ini
akan membantu siswa dalam menyelesaikan permasalahan kehidupan pada
abad 21 ini.
59
Berpikir kritis dan pemecahan masalah penting diterapkan oleh guru di
dalam kelas. Penerapan ini diperlukan untuk melatih kemampuan berpikir
siswa menyelesaikan masalah yang sering ditemukan dalam proses
pembelajaran. Menurut Hidayah, Salimih, dan Susiani (2017) berpikir kritis
adalah merupakan kemampuan untuk berpikir secara logis, reflektif, sistematis,
dan produktif yang dilakukan dengan berbagai pertimbangan, dan keputusan
yang baik. Teori ini menunjukan bahwa seorang pendidik sudah sewajarnya
harus memahami dan mampu menerapkan aspek berpikir kritis dan pemecahan
masalah dalam pembelajaran, khususnya di pelajaran kimia. Indikator
terpenting dari berpikir kritis adalah kemampuan menelaah, menganalisis,
mengidentifikasi sumber yang relevan, mengambil dan menyimpulkan suatu
keputusan (Hidayah dkk, 2017).
Pemecahan masalah merupakan aspek yang juga harus diperhatikan dalam
suatu pembelajaran. Menurut Toharudin (2017) guru memegang peranan
penting dalam mengarahkan proses pemecahan masalah, oleh karena hal itu
guru harus memahami betul bagaimana cara menyelesaikan masalah dalam
pembelajaran. Berpikir kritis dan pemecahan masalah merupakan hal yang
tidak dapat terpisahkan. Wahyuddin dan Syahri (2018) menyatakan bahwa
dalam pemecahan suatu masalah diperlukan kemampuan berpikir kritis. Guru
mempunyai tanggung jawab untuk melatih kemapuan pemecahan masalah
pada siswa, khususnya dalam pembelajaran kimia.
c. Komunikasi dan Kolaborasi
Pada aspek komunikasi dan kolaborasi, persepsi responden dinilai dengan
mengisi 10 pernyataan yang dikelompokan ke dalam 6 indikator. Pada Tabel
4.3 dapat dilihat bahwa dari 6 indikator yang diberikan, responden memiliki
persepsi baik pada 5 indikator, dan sangat baik pada 1 indikator. Responden
memperoleh kategori baik pada indikator memahami konsep komunikasi,
mengarahkan kemampuan komunikasi, menyadari pentingnya kemampuan
komunikasi, memahami konsep kolaborasi, dan menerapkan kolaborasi.
Indikator yang berkategori sangat baik adalah indikator mendukung proses
kolaborasi. Dari hasil angket terlihat bahwa responden sudah mendukung
60
proses kolaborasi dalam pembelajaran kimia. Responden mendukung proses
kolaborasi dengan cara mengapresiasi setiap siswa, tanpa membeda-bedakan
posisinya saat bekerja kelompok. Menurut Ngang, Hasyim, dan Yunus (2015)
dalam berkolaborasi, penting untuk saling menghormati dan menghargai setiap
anggota tanpa membeda-bedakan latar belakangnya.
Secara keseluruhan responden memperoleh persepsi baik pada aspek
komunikasi dan kolaborasi. Hasil ini didapat karena responden telah mengikuti
pelatihan mengenai komunikasi dan kolaborasi dalam keterampilan abad ke 21.
Kemampuan ini perlu diterapkan dalam pembelajaran kimia, agar siswa siap
menghadapi era global. Hasil ini sesuai dengan penelitian Ngang, dkk (2015)
yang menyatakan bahwa guru yang telah mengikuti pelatihan professional
memiliki persepsi bahwa keterampilan komunikasi dan kolaborasi merupakan
dua soft skill utama yang penting dipersiapkan untuk masa depan.
Guru yang memiliki persepsi baik dalam aspek komunikasi dan kolaborasi
akan menerapkan aspek komunikasi dan kolaorasi dalam pembelajaran kimia.
Kereluik dkk (2013) menyatakan bahwa kemampuan berkomunikasi dan
berkolaborasi penting untuk siswa dalam menghadapi perkembangan budaya,
dan ekonomi di era global. Selain itu guru yang memiliki persepsi baik dalam
aspek komunikasi dan kolaborasi akan mengarahkan siswa untuk dapat
memahami dan menggunakan bahasa lisan dengan baik, serta mampu bekerja
dalam tim, mempunyai sifat pemimpin, dan tanggung jawab bersama (Sahin,
2009).
Kemampuan komunikasi dan kolaborasi dipersiapkan agar siswa mampu
berkerja tim, dan mengartikulasikan pemikirannya dengan baik di
lingkungannya. Menurut Redhana (2015), dalam kemampuan berkomunikasi
diharapkan guru dapat mengarahkan siswa untuk dapat menjelaskan gagasan
yang dimilikinya, dengan memanfaatkan media dan teknologi yang ada. Selain
dilingkungan sekolah, siswa juga diharapkan mampu mengkomunikasikannya
di lingkungan di luar sekolah. Selain itu guru diharapkan juga dapat
mengarahkan siswanya untuk berkolaborasi dengan tim agar mampu bekerja
fleksibel untuk mencapai tujuan bersama.
61
Persepsi baik dalam keterampilan belajar yang dimiliki para responden
berkesinambungan dengan pemilihan model pembelajaran kimia yang mereka
gunakan. Berdasarkan hasil penelitian pada Gambar 4.4 terlihat bahwa
responden paling banyak memilih problem-based learning sebagai model yang
digunakan dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran kimia, penggunaan
model pembelajaran problem-based learning menunjang penerapan
keterampilan belajar di abad 21. Menurut Alismail dan McGuire (2015) model
ini melatih siswa mendiskusikan dan menganalisis permasalahan dan topik
yang terkait dengan fakta. Pendekatan ini mengarahkan siswa menyelidiki
masalah, menjelaskan, menghasilkan ide, menganalisis data, dan memberi
penilaian agar menemukan solusi yang tepat.
Penggunaan model pembelajaran yang paling banyak dipilih selanjutnya
adalah discovery learning, dan project-based learning. Penggunaan discovery
learning dan project-based learning ini sudah tepat untuk digunakan pada
pembelajaran kimia di abad 21 ini. Model pembelajaran project-based learning
dan discovery learning merupakan model pembelajaran yang berpusat pada
aktivitas siswa, sehingga dapat menunjang penerapan keterampilan abad 21.
Menurut Hidayah dkk (2017) penggunaan model pembelajaran berbasis
student center memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif
mengasah kemampuan pada keterampilan belajar.
2. Persepsi Guru Kimia Mengenai Keterampilan Informasi, Media, dan
Teknologi.
Hasil penelitian pada Tabel 4.7 memperlihatkan bahwa literasi informasi
merupakan aspek dengan persentase persepsi tertinggi, diikuti aspek literasi
teknologi, dan aspek literasi media. Tingginya persepsi literasi informasi ini
disebabkan karena responden sudah terbiasa menggunakan informasi yang
akurat, dan bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya selama masa
perkuliahannya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Bury, Craig, dan
Shujah (2017) yang menyatakan bahwa mahasiswa pada semester akhir
memiliki pemahaman dan penerapan literasi informasi yang lebih baik
dibandingkan dengan mahasiswa pada semester di bawahnya. Hal ini tentu
62
membuat responden sudah sangat memahami pentingnya literasi informasi
untuk diterapkan kepada siswa sejak dini. Penjelasan mengenai persepsi guru
pada setiap aspek keterampilan informasi, media, dan teknologi dijelaskan
sebagai berikut:
a. Literasi Informasi
Pada aspek literasi informasi, persepsi responden dinilai dengan 6
pernyataan yang dikelompokkan dalam 3 indikator. Hasilnya menunjukan
bahwa responden memperoleh kategori sangat baik pada indikator memahami
konsep literasi, dan kategori baik pada 2 indikator lainnya yaitu mengarahkan
literasi informasi dan menyadari pentingnya literasi informasi.
Indikator memahami konsep literasi informasi termasuk kategori sangat
baik. Ini menunjukan responden telah memahami bahwa informasi yang akan
digunakan dalam pembelajaran harus dipastikan kebenarannya. Kepastian
kebenaran informasi yang akan diberikan kepada siswa menjadi penting agar
tidak terjadi kesalahan dalam menyampaikan isi materi pembelajaran. Menurut
Yang (2012) Salah satu karakteristik dari literasi informasi yang baik adalah
dengan mengidentifikasi dan mengevaluasi informasi yang akan digunakan.
Namun secara kesuluruhan responden memperoleh persepsi baik dalam
aspek literasi informasi. Hal ini dikarenakan responden sudah memahami dan
menerapkan penggunaan informasi yang baik selama masa perkuliahan. Hasil
ini sesuai dengan penelitian Bury dkk (2017), yang menyatakan bahwa alumni
dan mahasiswa tingkat akhir memiliki pemahaman dan penerapan literasi
informasi yang baik karena sudah terbiasa menerapkannya selama masa
perkuliahan. Hal ini tentu akan membantu responden dalam mengarahkan
siswanya menggunakan informasi dengan baik. Menurut Kereluik (2013)
setiap individu harus mampu memilah informasi yang diterimanya. Informasi
yang masih dipertanyakan kebenarannya sebaiknya tidak digunakan dalam
pembelajaran. Pada abad 21, sudah guru diharuskan mampu mengarahkan
siswanya agar terbiasa menggunakan informasi yang baik, dari sumber yang
dapat dipercaya kebenarannya.
63
Pada Gambar 4.6. terlihat bahwa responden banyak menggunakan sumber
pembelajaran kimia yang berasal dari buku, youtube, dan juga website. Hal ini
menunjukan bahwa responden mencari informasi pembelajaran tidak hanya
dari buku, sehingga dapat memilih sumber pembelajaran yang sesuai dengan
materi kimia yang akan disampaikan dalam pembelajaran. Untuk saat ini
mendapatkan informasi tidak hanya dari buku saja, tetapi dapat diperoleh
dengan penggunaan sumber lainnya seperti; youtube dan website. Guru dan
siswa di abad 21 sebaiknya menggunakan informasi bukan hanya dari satu
sumber saja. Penggunaan informasi di lingkungan pendidikan pada abad ke 21
dicirikan dengan karekteristik manusia yang mengambil sumber informasi dari
berbagai sumber (Redhana, 2015).
b. Literasi Media
Penilaian persepsi aspek literasi media dilakukan dengan memberikan
responden 5 pernyataan yang dikelompokkan menjadi 3 indikator. Responden
memperoleh kategori persepsi baik pada indikator memahami konsep literasi
media dan penerapan literasi media, serta persepsi sangat baik pada menyadari
pentingnya literasi media. Persepsi sangat baik ini dikarenakan responden telah
menyadari bahwa penggunaan media di abad 21, sangat membantu dalam
proses pembelajaran terutama pada mata pelajaran kimia.
Berdasarkan hasil data secara keseluruhan, responden memperoleh
kategori persepsi baik pada aspek literasi media. Hasil persepsi baik didapat
karena responden telah mendapat mata kuliah dan mengikuti pelatihan dari
sekolah, sehingga guru memahami pentingnya penerapan literasi media dalam
pembelajaran kimia. Hasil ini sesuai dengan penelitian Stein dan Prewett
(2009), yang memperlihatkan bahwa guru yang mengikuti pelatihan akan
memiliki pandangan baik mengenai dan akan mudah menerapkan literasi
media dalam pembelajaran.
Persepsi baik guru mengenai literasi media menurut LÒpez, Pedreira, dan
Lisboa (2017) akan membantu guru dalam mengembangkan cara-cara belajar
yang baru sesuai perkembangan media. Pada abad 21 ini tentunya penggunaan
media bukanlah hal yang asing bagi guru. Guru sudah dituntut untuk bisa
64
mengaplikasikan media dalam pembelajaran. Siswa yang melihat gurunya
menggunakan media dalam pembelajaran tentu akan mudah memahami dan
menerapkan proses literasi media dalam pembelajaran.
Guru kimia diharuskan memahami bahwa literasi media adalah hal yang
tidak bisa lepas dari dunia pendidikan zaman ini. Dalam abad 21 ini menurut
Redhana (2015) guru diharuskan paham bagaimana cara menggunakan media
yang tepat agar mampu mengarahkan siswa menggunakan media dalam
pembelajaran. Menurut penelitian yang dilakukan LÒpez dkk (2017) literasi
media adalah literasi yang paling diminati dan ingin banyak diketahui oleh para
guru di sekolah. Hal ini dikarenakan guru memahami bahwa pada zaman ini
penggunaan media tidak dapat dilepaskan dari proses pembelajaran. Selain itu
guru memahami bahwa siswa harus mampu menggunakan media untuk
mempermudah dirinya di masa mendatang.
c. Literasi Teknologi
Persepsi aspek literasi teknologi terdiri dari 3 indikator, dinilai dengan 4
pernyataan. Hasil pada Tabel 4.6 menunjukan bahwa responden memiliki
persepsi baik dari indikator menyadari pentingnya teknologi, memahami
konsep literasi teknologi, dan menerapkan literasi teknologi.
Persepsi baik responden pada keseluruhan indikator diperoleh karena
responden telah mengikuti pelatihan, sehingga guru mampu memahami
pentingnya penerapan literasi teknologi dalam pembelajaran kimia. Hasil ini
sesuai dengan peneltian Mundy, Kupczyski, dan Kee (2012) bahwa guru yang
telah mengikuti pelatihan teknologi memiliki akan mempunyai persepsi baik
mengenai literasi teknologi, sehingga dapat memberi dampak positif pada
pemahaman siswa mengenai literasi teknologi. Guru yang memiliki persepsi
baik dalam literasi teknologi sangat diperlukan dalam abad ini. Setiap individu
(dalam hal ini guru) tidak cukup hanya mengetahui teknologinya, tapi juga
harus mengetahui kapan dan bagaimana menggunakan teknologi dalam
pembelajaran (Kereluik dkk, 2013).
Gambar 4.7 memperlihatkan bahwa responden lebih banyak menggunakan
video dan power point dalam proses pembelajaran. Hasil ini menunjukan
65
bahwa reponden sudah menerapkan literasi teknologi dalam pembelajaran
kimia. Data ini memperkuat hasil persepsi yang baik dari responden dalam
indikator menerapkan literasi teknologi, sehingga selain memiliki konsep,
responden juga menerapkannya dalam pembelajaran. Hasil ini sesuai dengan
penelitian Thieman (2008) yang menyatakan bahwa 85% guru sudah
menerapkan literasi teknologi dalam pembelajaran. Selain itu dapat dilihat juga
bahwa penggunaan literasi teknologi dalam pembelajaran kimia dapat
meningkatkan kreativitas dan antusias dalam pembelajaran. Penelitian Fatimah
dan Santiana (2017) telah memperlihatkan bagaimana guru yang menggunakan
video dan power point dalam pembelajaran dapat meningkatkan antusias siswa.
66
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara keseluruhan persepsi guru kimia mengenai keterampilan abad 21
termasuk dalam kategori baik (73,1%), dalam komponen keterampilan
belajar maupun keterampilan informasi, media, dan teknologi. Pada
penilaian persepsi guru kimia mengenai keterampilan belajar, persentase
tertinggi diperoleh pada aspek komunikasi kolaborasi (72,4%), diikuti
dengan aspek berpikir kreatif dan inovasi (71,8%), serta aspek berpikir kritis
dan pemecahan masalah (69,4%). Dalam penerapannya, responden paling
banyak memilih Problem-Based Learning, Discovery Learning, dan
Project-Based Learning sebagai model pembelajaran yang digunakan di
kelas.
Persepsi guru kimia mengenai komponen keterampilan informasi, media,
dan teknologi, termasuk kategori baik. Aspek literasi informasi (79,2%)
merupakan aspek dengan persentase tertinggi, diikuti dengan aspek literasi
teknologi (76,7%), dan literasi media (75,2%). Persepsi baik pada
keterampilan informasi, media, dan teknologi didukung oleh sumber
pembelajaran yang bervariasi, dan telah diterapkannya teknologi dalam
proses pembelajaran.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, beberapa saran yang dapat diberikan adalah
sebagai berikut;
1. Guru kimia harus aktif menambah pengetahuan mengenai keterampilan
abad 21, dengan cara mengikuti seminar, pelatihan, dan mencari
informasi yang terkait, sehingga mampu menguasai keterampilan abad
21 dalam pembelajaran kimia.
2. Guru kimia harus mampu menerapkan keterampilan abad 21 dalam
pembelajaran, sehingga siswa dapat memahami dan menguasinya.
67
DAFTAR PUSTAKA
Abu Bakar, Yunus, S. Nurjan, Evi Fatimatur R., R. Mansur, Maimun, Syamsuddin,
dan M. Efendi. (2009). Profesi Keguruan: Edisi Pertama. Surabaya:
Penerbit AprintA.
Abidin, Y., Mulyati, T., & Yunansah, H. (2017). Pembelajaran Literasi: Strategi
Meningkatkan Kemampuan Literasi Matematika, Sains, Membaca, dan
Menulis. Jakarta: Bumi Aksara.
Afandi, Junanto, T., & Afriani, R. (2016). Implementasi Digital-Age Literacy
dalam Pendidikan Abad 21 di Indonesia. Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan Sains, 113–120.
Alismail, Halah Ahmed dan McGuire, Dr. Patrick. (2015). 21st Century Standards
and Curriculum: Current Research and Practice. Journal of Education and
Practice. 6(6), 150-154.
Arifin, Zainal. (2011). Penelitian Pendidikan. Bandung: Penerbit Remaja
Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. (2013). Manajemen Peneltitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S., & Jabar, C. S. A. (2014). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Ariyani, Dwi D., Hastuti, K.P., & Alviawati E. (2014). Pengaruh Pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai sumber belajar
terhadap Prestasi belajar siswa di SMP Negeri 15 banjarmasin. Jurnal
Pendidikan Geografi ISSN: 2356-5225, 3(1), 51-58.
Badan Nasional Standar Pendidikan. 2010. Paradigma pendidikan nasional abad
XXI. Badan Standar Nasional Pendidikan. Diakses melalui
http://www.bsnp-indonesia.org/id/wp-content/uploads/2012/04/Laporan-
BSNP-2010.pdf.
68
Benade, L. (2017). Is the classroom obsolete in the twenty-first century?.
Educational Philosophy and Theory Incorporating ACCESS Journal ISSN:
0013-1857, 49(8), 796–807.
Bungin, Burhan. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana
Prenada Group.
Bury, S., Craig, D., Shujah, S., Craig, & Shujah. (2017). Celebrating undergraduate
students’ research at York University: Information literacy competencies of
high- achieving students. Journal of Information Literacy, 11(2), 4–27.
Creswell, John W. (2014). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
dan Mixed. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.
Djamarah, Syaiful Bhari. (2000). Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Domine, Vanessa. (2011). Building 21st-Century Teachers: An Intentional
Pedagogy of Media Literacy Education. Action in Teacher Education Journal,
33(2), 194–205.
Fatimah, A. S., & Santiana, S. (2017). Teaching in 21St Century: Students-
Teachers’ Perceptions of Technology Use in the Classroom. Script Journal:
Journal of Linguistic and English Teaching, 2(2), 125-135.
Faulkner, Julie, & Latham, Gloria. (2016). Adventurous lives: Teacher qualities for
21 st century learners. Australian Journal of Teacher Education, 41(4), 137–
150.
Fitrianasari, Hanik. (2015). Persepsi Guru Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
Inklusif Sesuai Latar Pendidikan di Kabupaten Blitar. Jurnal Pendidikan
Khusus, 1–5.
Geisinger, K. F. (2016). 21st Century Skills: What Are They and How Do We
Assess Them?. Education Journal ISSN: 0895-7347, 29(4), 245–249.
Hadeli. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Ciputat: PT. Ciputat Press.
Halah, A. A., & Patrick, M. (2015). 21st Century Standards and Curriculum:
Current Research and Practice. Journal of Education and Practice, 6(6), 150–
155.
69
Hidayah, R., Salimi, Moh., & Susiani, T. S. (2017). Critical Thinking Skill: Konsep
dan Indiktor Penilaian. Jurnal Taman Cendekia, e-ISSN: 2579-5147, 1, 127-
133.
Hidayat, Rais, dan Patras, Yuyun Elizabeth. (2013). Pendidikan Abad 21 dan
Kurikulum 2013: Survey terhadap Guru-guru Sekolah Dasar Mengenai
Wacana Perubahan Kurikulum 2013. Jurnal Pendidikan Universitas
Pakuan, 235-244.
Kereluik, K., Mishra, P., Fahnoe, C., & Terry, L. (2013). What Knowledge Is of
Most Worth: Teacher Knowledge for 21 st Century Learning. Journal of
Digital Learning in Teacher Education, 29(4), 127–140.
Kruea-In, C., Kruea-In, N., & Fakcharoenphol, W. (2015). A Study of Thai In-
Service and Pre-Service Science Teachers’ Understanding of Science Process
Skills. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 197, 993–997.
Kuswana, W. S. 2011. Taksonomi Berpikir. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Li, Li. (2016). Integrating thinking skills in foreign language learning: What can
we learn from teachers’ perspectives?. Thinking Skills and Creativity Journal,
22, 273–288.
Lopez, P. M., Pedreira, M. C., & Lisboa, S.P. (2017). Perception of media literacy
and training in teachers from Chile. Universitas Journal, Revista de Ciencias
Sociales y Humanas de la Universidad Politécnica Salesiana del Ecuador,
25(27), 201–218.
Mishra, P., & Mehta, Rohit. (2017). What We Educators Get Wrong About 21st-
Century Learning: Results of a Survey. Journal of Digital Learning in Teacher
Education, 33(1), 6–19.
Milliken, John. (2004). Thematic Reflections on Higher Education: Postmodernism
versus Professionalism in Higher Education. Journal Higher Education in
Europe, 29(1). 37–41.
Mundy, M. A., Kupczynski, L., & Kee, R. (2012). Teacher’s perceptions of
technology use in the schools. SAGE Open Journal, 2(1), 1–8.
Murti, K. E. (2015). Pendidikan Abad 21 dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran di
SMK. Artikel Jurnal Kurikulum 2013 SMK, 1. 1–23.
70
Ngang, T. K., Hashim, N. H., & Yunus, H. M. (2015). Novice Teacher Perceptions
of the Soft Skills Needed in Today’s Workplace. Procedia - Social and
Behavioral Sciences, 177, 284–288.
Ninlawan, G. (2015). Factors Which Affect Teachers’ Professional Development
in Teaching Innovation and Educational Technology in the 21st Century under
the Bureau of Special Education, Office of the Basic Education Commission.
Procedia - Social and Behavioral Sciences, 197(2), 1732–1735.
Nuraida, dan Alkaf, Hadid. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan. Ciputat:
Islamic Research Publishing.
O’Neal, L. T. J., Gibson, P., & Cotten, S. R. (2017). Elementary School Teachers’
Beliefs about the Role of Technology in 21st-Century Teaching and Learning.
Computers in the Schools Journal of Practice, 34(3), 192–206.
Ohoiner, O. E. (2016). Hubungan Latar Belakang Pendidikan dan Persepsi
Pemanfaatan Media Pembelajaran dengan Kompetensi Guru Fisika. Jurnal
Pendidikan Matematika dan Sains, 4 (1), 43-53.
Osborne, J. (2013). The 21st century challenge for science education: Assessing
scientific reasoning. Thinking Skills and Creativity Journal, 10, 265–279.
Osman, K., & Marimuthu, N. (2010). Setting new learning targets for the
21stcentury science education in Malaysia. Procedia - Social and Behavioral
Sciences Journal, 2(2), 3737–3741.
Partnership For 21st Century Skills (P21). (2009). 21st Century Student Outcomes.
Framework, 1–9. Retrieved from http://www.p21.org/documents/P21_
Framework Definitions.pdf.
Payong, Marselus R. (2011). Setifikasi Ptofesi Guru: Konsep Dasar, Problematika,
dan Implementasinya. Jakarta: PT Indeks.
Prewett, A., & Stein, L. (2009). Media literacy education in the Social Studies:
Teacher perceptions and curricular challenges. Teacher Education Quaterly
Journal, 36(1), 131–148.
Rakhmat, Jalaluddin. (2008). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
71
Rakib, M., Rombe, A., & Yunus, M. (2016). Pengaruh Pelatihan dan Pengalaman
Mengajar Terhadap Profesionalitas Guru (Studi pada Guru IPS Terpadu yang
Memiliki Latar Belakang Pendidikan dalam Bidang Pendidikan Ekonomi).
Jurnal Ad’ministrare, 3(2), 137-148.
Redhana, Wayan I. (2015). Menyiapkan lulusan fmipa yang menguasai
keterampilan abad XXI. SemNas FMIPA Undiksha V, Optimalisasi Peran
MIPA dalam Membangun SDM Indonesia yang Kompetitif.
Riduwan. (2007). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
Rusman. (2013). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer: mengembangkan
Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Rustam, A., Sari, E. D. K., & Yunita, L. (2018). Statistika dan Pengukuran
Pendidikan: Analisis Menggunakan SPSS, Iteman, dan Lisrel. Bogor: PT.
Ilham Sejahtera Persada.
Sahin, M. C. (2009). Instructional design principles for 21st century learning skills.
Procedia - Social and Behavioral Sciences Journal, 1(1), 1464–1468.
Sakuliampaiboon, C., Songkhla, J. N., & Sujiva, S. (2015). Strategies of
Information Communication and Technology Integration by Benchmarking
for Primary School in Catholic (Layman) School Administration Club
Bangkok Arch Diocese for Students’ 21st Century Skill. Procedia - Social and
Behavioral Sciences, 174, 1026–1030.
Sawarsono, Sarlinto Wirawan. (2013). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta:
Rajawali Press
Sawarsono, Sarlinto Wirawan. (2012). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta:
Rajawali Press.
Setyana, Mujiatin. (2014). Peran Guru dalam Mengembangkan Keterampilan
Sosial. Jurnal Pendidikan Humaniora, 2(1), 8–9.
Sinay, E., Nahornick, A., & Graikinis, D. (2017). Fostering global competencies
and deeper learning with digital technologies research series: Creativity and
innovation in teaching and learning: A focus on innovative intelligence (I2Q)
pilot program. Toronto District School Board Journal. 17, 9-91.
72
Stein, L., & Prewett, Anita. (2009). Media Literacy Education in the Social Studies:
Teachers Perception and Curricular Challenges. Teacher Education Quarterly
Journal, 36 (1), 131-148.
Sudijono, Anas. (2006). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sumen, O. O., & Calisici, H. (2017). Examining the 21st Century Skills of
Secondary School Students: A Mixed Method Study. Journal of Education &
Social Policy, 4(4), 92–100.
Syah, Muhibbin. (2004). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Thieman, G. Y. (2008). Using Technology as a Tool for Learning and Developing
21st Century Citizenship Skills : An Examination of the NETS and
Technology Use by Preservice Teachers With Their K-12 Students.
Contemporary Issues in Technology and Teacher Education, 8(4), 342–366.
Toharudin, U. (2017). Critical Thinking and Problem Solving Skills: How these
Skills are needed in Educational Psychology?. International Journal of
Science and Research (IJSR), 6(3), 2004–2007.
Tuzlukova, V., Al Busaidi, S., Burns, S., & Bugon, G. (2018). Exploring Teachers’
Perceptions of 21St Century Skills in Teaching and Learning in English
Language Classrooms in Oman’S Higher Education Institutions. Journal of
Teaching English for Specific and Academic Purposes, 6(1), 191-202.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan
Nasional. 8 Juli 2003. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 4301. Jakarta.
Uno, H. B., & Lamatenggo, N. (2016). Tugas Guru Dalam Pembelajaran: Aspek
Yang Mempengaruhi. Jakarta: Bumi Aksara.
Wade, Carole dan Tavris, Carol. (2007). Psikologi: Edisi Kesembilan Jilid 1.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Wahyudin, & Syahri, A. A. (2018). Implementation of Learning Problem Solving
in Improving Critical Thinking Ability Mathematics Students. IOSR
Journal of Mathematics (IOSR-JM), 14(3) , 06-11.
73
Weninger, C. (2017). The “vernacularization” of global education policy: media
and digital literacy as twenty-first century skills in Singapore. Asia Pacific
Journal of Education, 37(4), 500–516.
Wijaya, E. Y., Sudjimat, D. A., & Nyoto, A. (2016). Transformasi Pendidikan Abad
21 Sebagai Tuntutan. Transformasi Pendidikan Abad 21 Sebagai Tuntutan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Di Era Global, Jurnal Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan Matematika, 1(26), 263–278.
Wood, Julia T. (2009). Communication in our lives. Boston: Wadsworth Cengage
Learning.
Yang, H. B., Zhang, Y. Y., & Yu, N. (2012). Study on information literacy of
college students with university library. Communications in Computer and
Information Science, 307(1), 414–420.
Zainal, R. V., Hadad, M. D., & Ramly, M. (2017). Kepemimpinan dan Perilaku
Organisasi. Jakarta: Rajawali Press.
Zuriah, Nurul. 2006. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
74
LAMPIRAN
75
Lampiran 1. Surat Bimbingan Skripsi
76
77
Lampiran 2. Surat Permohonan Validasi
78
Lampiran 3. Lembar Validasi Ahli Instrumen
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
Lampiran 4. Lembar Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Angket
A. Uji Validitas Pernyataan Angket
No
Item
Pernyataan
(* = pernyataan negatif)
Uji SPSS per butir soal Keterangan
Correlations total
1
Berpikir kreatif merupakan
kemampuan menghasilkan
satu gagasan yang relevan*
item1 Pearson Correlation ,228
Tidak Valid Sig. (2-tailed) ,112
N 50
2
Berpikir kreatif merupakan
kemampuan menghasilkan
banyak gagasan yang
relevan
item2 Pearson Correlation ,597**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 50
3
Menurut saya, penting
untuk mengasah
kemampuan berpikir kreatif
item3 Pearson Correlation ,689**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 50
4
Menurut saya, kemampuan
berpikir kreatif muncul
dengan sendirinya*
item4 Pearson Correlation ,449**
Valid Sig. (2-tailed) ,001
N 50
5
Saya menggunakan Project
Based Learning dalam
pembelajaran kimia
item5 Pearson Correlation ,622**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 50
6
Saya menggunakan Direct
Learning dalam
pembelajaran kimia*
item6 Pearson Correlation ,186
Tidak Valid Sig. (2-tailed) ,195
N 50
7
Berinovasi berarti
menggunakan ide baru
secara spontan*
item7 Pearson Correlation ,369**
Valid Sig. (2-tailed) ,008
N 50
8
Berinovasi berarti
menggunakan ide baru
secara sistematis
item8 Pearson Correlation ,133
Tidak Valid Sig. (2-tailed) ,357
N 50
9 Saya senang berinovasi
dalam pembelajaran kimia
item9 Pearson Correlation ,398**
Valid Sig. (2-tailed) ,004
N 50
10
Saya kesulitan untuk
berinovasi dalam
pembelajaran kimia*
item10 Pearson Correlation ,126
Tidak Valid Sig. (2-tailed) ,382
N 50
11
Saya menggunakan materi
dari buku untuk praktikum
kimia*
item11 Pearson Correlation ,095
Tidak Valid Sig. (2-tailed) ,511
N 50
92
12
Saya menggunakan bahan
sehari hari untuk praktikum
kimia
item12 Pearson Correlation ,354*
Valid Sig. (2-tailed) ,012
N 50
13
Berpikir kritis merupakan
kemampuan bernalar secara
sistematis
item13 Pearson Correlation ,468**
Valid Sig. (2-tailed) ,001
N 50
14
Berpikir kritis merupakan
kemampuan bernalar secara
acak*
item14 Pearson Correlation ,455**
Valid Sig. (2-tailed) ,001
N 50
15
Saya mendukung siswa
berpikir spontan dalam
membuat keputusan*
item15 Pearson Correlation ,398**
Valid Sig. (2-tailed) ,004
N 50
16
Saya mendukung siswa
berpikir sistematis dalam
membuat keputusan
item16 Pearson Correlation ,445**
Valid Sig. (2-tailed) ,001
N 50
17
Saya mengarahkan siswa
berpikir sistematis dalam
pembelajaran
item17 Pearson Correlation ,462**
Valid Sig. (2-tailed) ,001
N 50
18
Saya mengarahkan siswa
berpikir secara spontan
dalam pembelajaran*
item18 Pearson Correlation ,457**
Valid Sig. (2-tailed) ,001
N 50
19
Pemecahan masalah berarti
menemukan solusi secara
spontan*
item19 Pearson Correlation ,490**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 50
20
Pemecahan masalah berarti
menemukan solusi secara
sistematis
item20 Pearson Correlation ,712**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 50
21
Saya senang menggunakan
metode problem solving
dalam pembelajaran
item21 Pearson Correlation ,651**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 50
22
Saya senang menggunakan
metode ceramah dalam
pembelajaran*
item22 Pearson Correlation ,395**
Valid Sig. (2-tailed) ,004
N 50
23
Saya memberikan siswa
solusi dari masalah dalam
pembelajaran*
item23 Pearson Correlation ,309*
Valid Sig. (2-tailed) ,029
N 50
93
24
Saya mengarahkan siswa
membuat solusi dari masalah
dalam pembelajaran
item24 Pearson Correlation ,737**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 50
25
Komunikasi yang efektif
dilakukan dengan memiliki
tujuan*
item25 Pearson Correlation ,602**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 50
26
Komunikasi yang efektif
dilakukan tanpa memiliki
tujuan
item26 Pearson Correlation ,585**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 50
27
Menurut saya, kemampuan
berbicara diasah saat
mengobrol dengan teman
dekat*
item27 Pearson Correlation ,411**
Valid Sig. (2-tailed) ,003
N 50
28
Menurut saya, perlu untuk
mengasah kemampuan
berbicara di depan kelas
item28 Pearson Correlation ,575**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 50
29
Saya mengarahkan siswa
menyampaikan hasil
pemahaman kimianya di
depan kelas
item29 Pearson Correlation ,716**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 50
30
Saya mengarahkan siswa
menulis hasil pemahaman
kimianya di buku tulisnya*
item30 Pearson Correlation ,147
Tidak Valid Sig. (2-tailed) ,309
N 50
31
Dalam berkolaborasi,
anggota memikul tanggung
jawab yang berbeda*
item31 Pearson Correlation ,446**
Valid Sig. (2-tailed) ,001
N 50
32
Dalam berkolaborasi,
anggota memikul tanggung
jawab yang sama
item32 Pearson Correlation ,466**
Valid Sig. (2-tailed) ,001
N 50
33
Saya mengarahkan siswa
menyampaikan hasil
pemahaman kimianya di
depan kelas
item33 Pearson Correlation ,660**
Valid
Sig. (2-tailed) ,000
N 50
34
Saya mengapresiasi siswa
yang menjadi ketua di
kelompoknya*
item34 Pearson Correlation ,252
Tidak Valid Sig. (2-tailed) ,077
N 50
94
35
Saya menerapkan tugas
kelompok saat
pembelajaran kimia
item35 Pearson Correlation ,607**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 50
36
Saya menerapkan tugas
individu saat pembelajaran
kimia*
item36 Pearson Correlation ,472**
Valid Sig. (2-tailed) ,001
N 50
37
Informasi yang diterima
bisa langsung kita yakini
kebenarannya*
item37 Pearson Correlation ,547**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 50
38
Informasi yang diterima
harus dipastikan dahulu
kebenarannya
item38 Pearson Correlation ,637**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 50
39
Saya perlu memastikan
kebenaran informasi yang
akan disampaikan dalam
pembelajaran
item39 Pearson Correlation ,712**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 50
40
Saya langsung
menggunakan informasi
yang saya temukan untuk
pembelajaran*
item40 Pearson Correlation ,544**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 50
41
Saya mengarahkan siswa
mengambil informasi dari
sumber akurat
item41 Pearson Correlation ,692**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 50
42
Saya mengarahkan siswa
mengambil informasi dari
sumber fiktif*
item42 Pearson Correlation ,483**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 50
43
Literasi media berarti
kemampuan menganalisis
informasi melalui media
tertentu
item43 Pearson Correlation ,415**
Valid
Sig. (2-tailed) ,003
N
50
44
Literasi media berarti
menggunakan informasi
secara spontan melalui
media apapun*
item44 Pearson Correlation ,477**
Valid
Sig. (2-tailed) ,000
N
50
45
Menurut saya, penggunaan
media mempersulit proses
pembelajaran*
item45 Pearson Correlation ,516**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 50
95
46
Menurut saya, penggunaan
media diperlukan dalam
pembelajaran
item46 Pearson Correlation ,643**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 50
47
Saya menggunakan jurnal
dalam pembelajaran kimia item47 Pearson Correlation ,429**
Valid Sig. (2-tailed) ,002
N 50
48
Saya menggunakan buku
paket saja dalam
pembelajaran kimia*
item48 Pearson Correlation -,298*
Tidak Valid Sig. (2-tailed) ,036
N 50
49
ICT digunakan untuk
mempermudah guru dalam
proses pembelajaran
item49 Pearson Correlation ,585**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 50
50
ICT digunakan untuk
menggantikan guru dalam
proses pembelajaran*
item50 Pearson Correlation ,233
Tidak Valid Sig. (2-tailed) ,103
N 50
51
Saya mengabaikan
pentingnya ICT dalam
pembelajaran kimia*
item51 Pearson Correlation ,480**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 50
52
Saya menyadari pentingnya
ICT dalam pembelajaran
kimia
item52 Pearson Correlation ,631**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 50
53
Saya menggunakan media
flash dalam pembelajaran
kimia
item53 Pearson Correlation ,334*
Valid Sig. (2-tailed) ,018
N 50
54
Saya menggunakan media
papan tulis dalam
pembelajaran kimia*
item54 Pearson Correlation -,029
Tidak Valid Sig. (2-tailed) ,839
N 50
Jumlah Butir Valid 44
Jumlah Butir Tidak Valid 10
Total Butir Pernyataan 54
Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa dari 54 pernyataan angket hanya 44 penyataan
angket yang dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk penelitian.
B. Uji Reabilitas Angket
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,922 54
Berdasarkan tabel di atas, koefisien reabilitas instrumen angket sebesar 0.922, maka
dapat disimpulkan bahwa instrumen angket tersebut reliabel dan dapat digunakan.
96
Lampiran 5. Pernyataan Angket Setelah Uji Validitas dan Reabilitas
No. Item Pernyataan
A. Keterampilan Belajar
1. Berpikir Kreatif dan Inovasi
Item 1 Menurut saya, kemampuan berpikir kreatif muncul dengan
sendirinya*
Item 2 Saya menggunakan Project Based Learning dalam pembelajaran
kimia
Item 3 Berpikir kreatif merupakan kemampuan menghasilkan banyak
gagasan yang relevan
Item 4 Saya senang berinovasi dalam pembelajaran kimia
Item 5 Berinovasi berarti menggunakan ide baru secara spontan*
Item 6 Menurut saya, penting untuk mengasah kemampuan berpikir
kreatif
Item 7 Saya menggunakan bahan sehari hari untuk praktikum kimia
2. Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah
Item 8 Berpikir kritis merupakan kemampuan bernalar secara sistematis
Item 9 Saya mendukung siswa berpikir spontan dalam membuat
keputusan*
Item 10 Saya mengarahkan siswa berpikir sistematis dalam pembelajaran
Item 11 Saya mendukung siswa berpikir sistematis dalam membuat
keputusan
Item 12 Berpikir kritis merupakan kemampuan bernalar secara acak*
Item 13 Saya mengarahkan siswa berpikir secara spontan dalam
pembelajaran*
Item 14 Pemecahan masalah berarti menemukan solusi secara spontan*
Item 15 Saya mengarahkan siswa membuat solusi dari masalah dalam
pembelajaran
Item 16 Saya senang menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran*
Item 17 Saya memberikan siswa solusi dari masalah dalam pembelajaran*
Item 18 Pemecahan masalah berarti menemukan solusi secara sistematis
97
Item 19 Saya senang menggunakan metode problem solving dalam
pembelajaran
3. Komunikasi dan Kolaborasi
Item 20 Menurut saya, kemampuan berbicara diasah saat mengobrol
dengan teman dekat*
Item 21 Komunikasi yang efektif dilakukan dengan memiliki tujuan
Item 22 Saya mengarahkan siswa menyampaikan hasil pemahaman
kimianya di depan kelas
Item 23 Komunikasi yang efektif dilakukan tanpa memiliki tujuan*
Item 24 Menurut saya, perlu untuk mengasah kemampuan berbicara di
depan kelas
Item 25 Saya menerapkan tugas kelompok saat pembelajaran kimia
Item 26 Dalam berkolaborasi, anggota memikul tanggung jawab yang
berbeda*
Item 27 Saya mengapresiasi setiap siswa yang berkonstribusi di
kelompoknya
Item 28 Saya menerapkan tugas individu saat pembelajaran kimia*
Item 29 Dalam berkolaborasi, anggota memikul tanggung jawab yang
sama
B. Keterampilan Informasi, Media, dan Teknologi
1. Keterampilan Informasi
Item 30 Informasi yang diterima bisa langsung kita yakini kebenarannya*
Item 31 Saya perlu memastikan kebenaran informasi yang akan
disampaikan dalam pembelajaran
Item 32 Saya mengarahkan siswa mengambil informasi dari sumber akurat
Item 33 Saya langsung menggunakan informasi yang saya temukan untuk
pembelajaran*
Item 34 Saya mengarahkan siswa mengambil informasi dari sumber fiktif*
Item 35 Informasi yang diterima harus dipastikan dahulu kebenarannya
2. Keterampilan Media
Item 36 Saya menggunakan jurnal dalam pembelajaran kimia
98
Item 37 Literasi media berarti menggunakan informasi secara spontan
melalui media apapun*
Item 38 Menurut saya, penggunaan media diperlukan dalam pembelajaran
Item 39 Literasi media berarti kemampuan menganalisis informasi melalui
media tertentu
Item 40 Menurut saya, penggunaan media mempersulit proses
pembelajaran*
3. Keterampilan Teknologi
Item 41 ICT digunakan untuk mempermudah guru dalam proses
pembelajaran
Item 42 Saya menyadari pentingnya ICT dalam pembelajaran kimia
Item 43 Saya menggunakan media flash dalam pembelajaran kimia
Item 44 Saya mengabaikan pentingnya ICT dalam pembelajaran kimia*
Keterangan:
(*) = Pernyataan negatif
99
Lampiran 6. Hasil Angket Implementasi
Nama Jenis
Kelamin Angkatan Sekolah
Mengetahui Keterampilan
Abad 21
Sumber Informasi
Aspek dalam keterampilan
abad 21
Perlukah diterapkan
Apa Menerapkan
Model Pembelajaran
Sumber materi
Penggunaan Media
Teknologi yang
digunakan
Ahmad Ali Pria 2011
MA
Hidayatullah
Depok
Ya
Diskusi
Teman
Sejawat
Pemecahan
Masalah,
Berpikir
Kreatif,
Komunikasi,
Kolaboratif
Ya Ya
Project Based
Learning,
Quantum
Learning,
Cooperative
Learning,
Problem Based
Learning
Buku, Jurnal,
E-Book,
Youtube
Ya Video
Ika
Humaeroh Wanita 2011
SMAN 2
Pandeglang Ya
Diskusi
Teman
Sejawat
Berpikir Kritis,
Teknologi,
Pemecahan
Masalah,
Media, Inovasi,
Berpikir
Kreatif,
Komunikasi,
Kolaboratif,
Informasi
Ya Ya
Project Based
Learning,
Discovery
Learning,
Problem Based
Learning
Buku,
Website Ya Video
Amelia
Rachmawa
ti
Wanita 2012 SMAN 1
CISEENG Ya Internet
Berpikir Kritis,
Teknologi,
Inovasi,
Berpikir
Kreatif,
Komunikasi,
Kolaboratif
Ya Ya
Project Based
Learning,
Discovery
Learning,
Problem Based
Learning
Buku, Jurnal,
E-Book,
Youtube,
Website
Ya
Video,
PowerPoint,
Overhead
Projector
Ahmad
Ainul
Yakin
Pria 2012 SMAN 3
Karawang Ya Internet
Teknologi,
Media Ya Ya
Project Based
Learning,
Problem Based
Learning
Buku Ya
Video, Word,
PowerPoint,
Flash,
Flipbook
Ira
Nurpialaw
ati
Wanita 2012
SMK
Muhammadiya
h Cilegon
Ya Internet
Berpikir Kritis,
Teknologi,
Pemecahan
Masalah,
Media, Inovasi,
Berpikir
Kreatif,
Komunikasi,
Kolaboratif,
Informasi
Ya Ya
Project Based
Learning,
Cooperative
Learning,
Problem Based
Learning
Buku, Jurnal,
E-Book,
Modul,
Youtube,
Website
Ya Video, Word,
PowerPoint
100
liestiana
Apriyani Wanita 2010
SMK
AVICENA
RAJEG
Ya Seminar/Wor
kshop
Teknologi,
Media, Inovasi,
Komunikasi,
Kolaboratif
Ya Ya
Discovery
Learning,
Cooperative
Learning,
Problem Based
Learning
Buku, E-
Book,
Modul,
Youtube
Ya
Video, Word,
PowerPoint,
Flash,
Aplikasi
Smartphone
Sella
Marselyan
a
Wanita 2011
SMAN 8
Kabupaten
Tangerang
Ya Internet
Berpikir Kritis,
Pemecahan
Masalah,
Media, Inovasi,
Berpikir
Kreatif,
Informasi
Ya Ya
Project Based
Learning,
Discovery
Learning,
Cooperative
Learning
Buku,
Modul,
Youtube
Ya Video, Word,
PowerPoint
Deccia
citra Wanita 2011
SMAN 18
KAB.
TANGERANG
Tidak
Diskusi
Teman
Sejawat
Berpikir Kritis,
Teknologi,
Media, Inovasi,
Berpikir
Kreatif,
Komunikasi,
Informasi
Ya Tidak
Project Based
Learning,
Direct Learning
Buku,
Modul,
Youtube,
Website
Ya Video, Word,
PowerPoint
Dyah
indah rini Wanita 2011
MAN 2 KOTA
BEKASI Ya
Diskusi
Teman
Sejawat
Berpikir Kritis,
Teknologi,
Pemecahan
Masalah,
Berpikir
Kreatif,
Komunikasi
Ya Tidak
Discovery
Learning,
Direct
Learning,
Problem Based
Learning
Buku,
Modul,
Youtube,
Website
Ya
Video,
PowerPoint,
Flash
Dewi
Agustina Wanita 2011
SMAIT Al
Qur'aniyyah Ya Internet
Berpikir Kritis,
Teknologi,
Pemecahan
Masalah,
Berpikir Kreatif
Ya Ya
Project Based
Learning,
Discovery
Learning,
Problem Based
Learning
Buku,
Youtube,
Website
Ya
Video,
PowerPoint,
Flash
Rahayu
Rahmawat
i Dewi
Wanita 2011
SMAN 28
Kabupaten
Tangerang
Ya Pelatihan
guru
Berpikir Kritis,
Berpikir
Kreatif,
Komunikasi,
Kolaboratif
Ya Ya
Discovery
Learning,
Problem Based
Learning
Buku, Jurnal,
E-Book,
Modul,
Youtube
Ya Video, Word,
PowerPoint
Hari
Suharto Pria 2011
SMAN 1
Tangsel Ya
Pelatihan
guru
Berpikir Kritis,
Teknologi,
Berpikir
Kreatif,
Komunikasi,
Kolaboratif
Ya Ya
Project Based
Learning,
Discovery
Learning,
Quantum
Learning,
Cooperative
Learning,
Problem Based
Learning
Buku, Jurnal,
Modul,
Website
Ya
Video,
PowerPoint,
Aplikasi
Smartphone,
Flipbook
101
Febriani
Sofyan Wanita 2011 SMA IP Yakin Ya
Pelatihan
guru
Berpikir Kritis,
Teknologi,
Inovasi,
Berpikir
Kreatif,
Kolaboratif
Ya Ya
Discovery
Learning,
Cooperative
Learning,
Problem Based
Learning
Buku,
Youtube,
Website
Ya Video
Riska
fitriyani Wanita 2011
Smk darma
bakti Ya
Seminar/Wor
kshop
Berpikir Kritis,
Teknologi,
Pemecahan
Masalah,
Media, Inovasi,
Berpikir Kreatif
Ya Ya
Project Based
Learning,
Problem Based
Learning
Buku, Jurnal,
E-Book,
Modul,
Website
Ya
Video, Word,
PowerPoint,
Aplikasi
Smartphone,
Flipbook
Abdurrohi
m Pria 2011
SMAS AL-
HASRA
DEPOK
Ya Seminar/Wor
kshop
Berpikir Kritis,
Teknologi,
Inovasi,
Berpikir
Kreatif,
Kolaboratif
Ya Ya
Discovery
Learning,
Cooperative
Learning,
Problem Based
Learning
Buku, E-
Book,
Modul,
Youtube,
Website
Ya Video, Word,
PowerPoint
Melinda Wanita 2012
SMK
Kesehatan
Letris Indonesia
2
Ya Internet
Berpikir Kritis,
Teknologi,
Pemecahan
Masalah,
Inovasi,
Berpikir
Kreatif,
Komunikasi,
Kolaboratif
Ya Ya
Project Based
Learning,
Cooperative
Learning,
Problem Based
Learning
Buku, Jurnal,
E-Book,
Modul,
Youtube
Ya
Video, Word,
PowerPoint,
Flash
Ummu
kalsum
andi lajeng
Wanita 2012 MAN 5 Jakarta Ya Pelatihan
guru
Berpikir Kritis,
Pemecahan
Masalah,
Berpikir Kreatif
Ya Ya Project Based
Learning
Buku,
Website Tidak
Video,
PowerPoint
Nida Wanita 2012 Sman 3
kuningan Ya
Pelatihan
guru
Berpikir Kritis,
Berpikir
Kreatif,
Komunikasi,
Kolaboratif
Ya Ya
Project Based
Learning,
Discovery
Learning
Buku,
Modul,
Youtube,
Website,
Eksiklopedia
Ya
Video, Word,
PowerPoint,
Flash
Sintya A Wanita 2013 BQ Ya Internet Pemecahan
Masalah Ya Tidak Direct Learning E-Book Tidak
Aplikasi
Smartphone
102
Gilang
Yuda
Pratama
Pria 2012
SMKN 6 Kota
Tangerang
Selatan
Ya Seminar/Wor
kshop
Berpikir Kritis,
Teknologi,
Media, Inovasi,
Berpikir Kreatif
Ya Ya
Project Based
Learning,
Discovery
Learning,
Problem Based
Learning
Buku, Jurnal,
E-Book,
Website
Ya
Flash,
Aplikasi
Smartphone,
Alat peraga
sederhana
Wulan Sari Wanita 2013 SMA Tadika
Pertiwi Ya
Pelatihan
guru
Berpikir Kritis,
Teknologi,
Pemecahan
Masalah,
Berpikir
Kreatif,
Komunikasi,
Kolaboratif
Ya Ya
Project Based
Learning,
Discovery
Learning,
Problem Based
Learning
Buku, E-
Book,
Modul,
Youtube,
Website
Ya
Video,
PowerPoint,
Flash
Siti
masitoh Wanita 2012
Man 4
tangerang Tidak Tidak
Discovery
Learning,
Problem Based
Learning
Buku,
Youtube,
Website
Ya
Video, Word,
PowerPoint,
Overhead
Projector,
Aplikasi
Smartphone
GR Wanita 2010 SMA I HI Ya Internet
Berpikir Kritis,
Teknologi,
Pemecahan
Masalah,
Media, Inovasi,
Berpikir
Kreatif,
Komunikasi,
Kolaboratif,
Informasi
Ya Ya
Project Based
Learning,
Discovery
Learning,
Direct
Learning,
Cooperative
Learning,
Problem Based
Learning
Buku, E-
Book,
Modul,
Youtube,
Website
Ya
Video, Word,
PowerPoint,
Aplikasi
Smartphone
Dana
Adrian
Saputra
Pria 2010 SMK Via
Medika Ya
Pelatihan
guru
Berpikir Kritis,
Berpikir
Kreatif,
Komunikasi,
Kolaboratif
Ya Ya
Project Based
Learning,
Discovery
Learning,
Problem Based
Learning
Buku,
Youtube Ya
Video, Word,
PowerPoint,
Flash,
Aplikasi
Smartphone
Yuni
Noviyanti Wanita 2010
SMA Garuda
Cendekia Tidak Ya Tidak
Problem Based
Learning
Buku, E-
Book,
Modul,
Youtube,
Website
Ya
Video, Word,
PowerPoint,
Overhead
Projector
Ias Firdaus
Alam Pria 2013 Sma delta Ya Internet
Berpikir Kritis,
Teknologi,
Media
Ya Tidak Direct Learning
Buku, Jurnal,
Modul,
Website
Ya
Video, Word,
PowerPoint,
Aplikasi
Smartphone,
Flipbook
103
khansa nur
haida
muhsin
Wanita 2013 muhamadiyah
boarding school Ya Internet
Teknologi,
Media, Inovasi Ya Ya
Problem Based
Learning
Buku,
Modul,
Youtube
Ya
Word,
Overhead
Projector
MURNI
ARIFAH Wanita 2013
SMA NEGERI
2 BREBES Ya
Jurnal
Penelitian
Berpikir Kritis,
Pemecahan
Masalah,
Berpikir
Kreatif,
Komunikasi,
Kolaboratif
Ya Ya
Project Based
Learning,
Discovery
Learning,
Problem Based
Learning
Buku, Jurnal,
E-Book,
Modul,
Youtube,
Website
Ya
Video, Word,
PowerPoint,
Flash,
Aplikasi
Smartphone
M.Ikhwan
udin Af Pria 2004
SMAN 2
BREBES Ya
Pelatihan
guru
Berpikir Kritis,
Teknologi,
Pemecahan
Masalah,
Media, Inovasi,
Berpikir
Kreatif,
Komunikasi,
Kolaboratif,
Informasi
Ya Ya
Project Based
Learning,
Discovery
Learning,
Cooperative
Learning,
Problem Based
Learning
Buku, E-
Book,
Modul,
Youtube,
Website,
Eksiklopedia
Ya
Video,
PowerPoint,
Flash,
Aplikasi
Smartphone
Ahmad
Riza
Maulana
Pria 2010 SMA
Sumbangsih Ya
Jurnal
Penelitian
Berpikir Kritis,
Teknologi,
Berpikir
Kreatif,
Informasi
Ya Tidak
Discovery
Learning,
Cooperative
Learning
Buku,
Modul,
Youtube
Ya
Video,
PowerPoint,
Flash
Ahmad
Fauzi Pria 2010
SMAN 26 KAB
TANGERANG Tidak
Teknologi,
Pemecahan
Masalah,
Media, Berpikir
Kreatif
Ya Tidak
Discovery
Learning,
Direct Learning
Buku, E-
Book,
Youtube,
Website
Ya
Video,
PowerPoint,
Overhead
Projector
Novitasari Wanita 2011 SMK Budi
Mulia Ciledug Ya
Pelatihan
guru
Berpikir Kritis,
Teknologi,
Inovasi,
Berpikir
Kreatif,
Kolaboratif
Ya Ya
Discovery
Learning,
Problem Based
Learning
Buku, Jurnal,
E-Book,
Modul,
Youtube,
Website,
Eksiklopedia
Ya
Video,
PowerPoint,
Flash,
Aplikasi
Smartphone
Prayoga
Hadi Putra Pria 2011
SMK YMIK
jakarta Ya
Seminar/Wor
kshop
Berpikir Kritis,
Teknologi,
Pemecahan
Masalah,
Media, Inovasi,
Berpikir
Kreatif,
Komunikasi,
Ya Ya Discovery
Learning
Jurnal, E-
Book,
Youtube,
Website
Ya
Video,
PowerPoint,
Flash,
Overhead
Projector,
Aplikasi
Smartphone,
Flipbook
104
Kolaboratif,
Informasi
Citra
Chairunnis
a
Wanita 2012 Bogor Center
School Tidak
Berpikir Kritis,
Pemecahan
Masalah,
Berpikir
Kreatif,
Kolaboratif
Ya Tidak
Project Based
Learning,
Direct
Learning,
Problem Based
Learning
Buku, E-
Book,
Modul,
Youtube,
Website
Ya
Video, Word,
PowerPoint,
Flash
Arif Soleh Pria 2008
SMAN 2
KABUPATEN
TANGERANG
Ya Internet
Berpikir Kritis,
Teknologi,
Pemecahan
Masalah,
Inovasi,
Berpikir
Kreatif,
Komunikasi,
Kolaboratif
Ya Ya
Project Based
Learning,
Discovery
Learning,
Cooperative
Learning,
Problem Based
Learning
Buku, Jurnal,
Modul,
Youtube,
Website,
Eksiklopedia
Ya
Video,
PowerPoint,
Aplikasi
Smartphone
Rizka Wanita 2013 SMA Mutiara
Islami Plus Ya
Berpikir Kritis,
Teknologi,
Pemecahan
Masalah,
Media, Inovasi,
Berpikir
Kreatif,
Komunikasi,
Kolaboratif,
Informasi
Ya Ya
Discovery
Learning,
Problem Based
Learning
Buku, Jurnal,
E-Book,
Modul,
Youtube,
Website
Ya Flipbook
Petri
Wahyusari Wanita 2012
MA Khazanah
Kebajikan Ya Internet
Berpikir Kritis,
Teknologi,
Inovasi,
Berpikir Kreatif
Ya Tidak Cooperative
Learning
Buku,
Modul,
Youtube,
Website
Ya Video,
PowerPoint
Mudzilatu
n Nupus Wanita 2012
SMAIT
Raudhatut
Tauhid
Ya Internet
Berpikir Kritis,
Pemecahan
Masalah,
Inovasi,
Komunikasi,
Kolaboratif
Ya Ya
Project Based
Learning,
Problem Based
Learning
Buku, Jurnal,
Modul,
Youtube
Ya
Video, Word,
PowerPoint,
Flash,
Overhead
Projector,
Aplikasi
Smartphone
Gofar Pria 2008 TGI Tidak Tidak
Discovery
Learning,
Cooperative
Learning
Buku, E-
Book,
Youtube,
Website
Ya
Video,
PowerPoint,
Flash
105
Rosalia Wanita 2008 Sman 1
dramaga Ya
Seminar/Wor
kshop
Berpikir Kritis,
Pemecahan
Masalah,
Berpikir Kreatif
Ya Ya
Project Based
Learning,
Discovery
Learning,
Problem Based
Learning
Buku, Jurnal,
Youtube,
Website
Ya
Video,
PowerPoint,
Flash
Anisa
saida Wanita 2011
Sma adria
pratama mulya Ya
Diskusi
Teman
Sejawat
Berpikir Kritis Ya Ya Problem Based
Learning
Buku,
Website Ya
Video, Word,
PowerPoint
Ahda Wanita 2008 SMK Yapia &
SMP IT Azhari Ya Internet
Teknologi,
Pemecahan
Masalah,
Media, Inovasi,
Komunikasi,
Kolaboratif,
Informasi
Ya Ya
Discovery
Learning,
Direct Learning
Buku, Jurnal,
E-Book,
Modul,
Youtube,
Website,
Eksiklopedia
Ya
Video,
PowerPoint,
Flash
Yudianton
o Pria 2011
SMA YADIKA
6 Ya
Pelatihan
guru
Berpikir Kritis,
Berpikir
Kreatif,
Komunikasi,
Kolaboratif
Ya Ya
Project Based
Learning,
Discovery
Learning,
Problem Based
Learning
Buku,
Youtube Ya
Video,
PowerPoint,
Overhead
Projector,
Aplikasi
Smartphone
Yasa Esa
Yasinta Wanita 2012
Khazanah
Kebajikan Ya
Pelatihan
guru
Berpikir Kritis,
Pemecahan
Masalah,
Berpikir
Kreatif,
Komunikasi,
Kolaboratif
Ya Ya
Discovery
Learning,
Problem Based
Learning
Buku,
Youtube Ya
Video,
PowerPoint,
Overhead
Projector
Diana
Supriyatin Wanita 2004
MA Soebono
Mantofani Ya
Pelatihan
guru
Berpikir Kritis,
Pemecahan
Masalah,
Inovasi,
Berpikir
Kreatif,
Komunikasi,
Kolaboratif
Ya Ya
Discovery
Learning,
Cooperative
Learning
Buku,
Website Ya Word
Kiki
sukirman Wanita 2012 Sma waskito Ya Internet
Berpikir Kritis,
Pemecahan
Masalah,
Inovasi,
Berpikir
Kreatif,
Komunikasi,
Kolaboratif
Ya Ya
Cooperative
Learning,
Problem Based
Learning
Buku,
Youtube,
Website
Ya Video, Word,
PowerPoint
106
Ani
Syahida Wanita 2009
SMA Negeri 1
Ciomas Ya
Diskusi
Teman
Sejawat
Berpikir Kritis,
Teknologi,
Pemecahan
Masalah,
Media, Inovasi,
Berpikir
Kreatif,
Komunikasi,
Kolaboratif,
Informasi
Ya Ya
Project Based
Learning,
Discovery
Learning,
Direct
Learning,
Cooperative
Learning,
Problem Based
Learning
Buku, E-
Book,
Website
Ya Video, Word,
PowerPoint
Sarah
Hanifa
Purnomo
Wanita 2009 SMAIT Aulady Ya Internet
Teknologi,
Pemecahan
Masalah,
Inovasi,
Berpikir
Kreatif,
Komunikasi
Ya Ya
Project Based
Learning,
Discovery
Learning,
Problem Based
Learning
Buku, Jurnal,
E-Book,
Modul,
Youtube,
Website
Ya
Video, Word,
PowerPoint,
Flash,
Overhead
Projector,
Aplikasi
Smartphone
Siti Nur
Aeniah Wanita 2009
SMK Pustek
Mitra Tigaraksa Ya
Pelatihan
guru
Berpikir Kritis,
Teknologi,
Pemecahan
Masalah,
Inovasi,
Berpikir Kreatif
Ya Ya Problem Based
Learning
Buku, E-
Book,
Youtube,
Website
Ya
Video, Word,
PowerPoint,
Flash
Indriyani Wanita 2009 SMAN 1
Cigudeg Ya Internet
Berpikir Kritis,
Teknologi,
Media, Inovasi
Ya Ya Discovery
Learning
Buku,
Youtube,
Website,
Eksiklopedia
Ya Video, Word,
PowerPoint
Ira
Isnawati Wanita 2009
Mutiara
Harapan
Islamic school
Ya Internet
Teknologi,
Media, Inovasi,
Berpikir
Kreatif,
Komunikasi,
Kolaboratif
Ya Ya
Project Based
Learning,
Discovery
Learning,
Cooperative
Learning
Buku, Jurnal,
E-Book,
Modul,
Youtube,
Website
Ya
Video,
PowerPoint,
Flash,
Overhead
Projector,
Aplikasi
Smartphone,
Flipbook
Nur Fitri
Novianti Wanita 2009
SMAN 11
Kabupaten
Tangerang
Ya Internet
Berpikir Kritis,
Pemecahan
Masalah,
Inovasi,
Komunikasi,
Kolaboratif,
Informasi
Ya Ya
Discovery
Learning,
Cooperative
Learning
Buku, Jurnal,
Modul Ya
Video,
PowerPoint,
Flash,
Aplikasi
Smartphone
107
Lampiran 7. Hasil Angket Berpikir Kreatif-Inovasi dan Berpikir Kritis-Pemecahan Masalah
Nama
Berpikir Kreatif dan Inovasi Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah
Indikator
1 Indikator 2
Indikator
3
Indikator
4
Indikator
5
Indikator
6 Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Indikator 5 Indikator 6
item 3 item
1
item
6 item 2 item 5 item 4 item 7
item
8
item
12
item
9
item
11
item
10
item
13
item
14
item
18
item
16
item
19
item
15
item
17
AA 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3
IK 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3
AR 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 4 2 2 3
AAY 3 3 3 3 1 3 4 3 3 2 3 3 2 2 3 4 3 4 2
IN 4 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 4 3 3 2
LA 4 3 4 3 3 4 4 3 2 3 4 4 2 2 3 3 4 4 3
SM 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2
DC 1 3 1 1 3 1 1 1 3 4 1 1 4 4 1 4 2 1 3
DIR 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
DA 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 4 3 3 4
RRD 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3
HS 3 3 3 3 2 4 3 3 2 2 3 3 1 4 3 4 3 3 3
FS 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3
RF 4 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3
A 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2
M 3 2 4 3 1 4 4 3 2 1 4 4 2 2 3 3 3 4 2
UKAL 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2
N 4 3 4 4 1 4 3 4 2 1 4 4 2 1 3 2 2 3 2
SA 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2
GYP 4 2 4 3 1 4 3 3 1 1 4 4 1 2 4 3 3 3 2
WS 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 4 3
SM 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2
GR 3 3 4 3 1 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2
DAS 4 3 4 3 2 4 3 3 3 2 4 4 2 3 3 3 2 3 2
YN 4 3 4 3 1 4 4 4 4 1 4 4 2 2 4 3 3 3 2
IFA 3 3 3 2 2 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3
108
KNHM 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2
MA 4 3 4 2 2 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3
MIA 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2
ARM 3 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2
AF 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
N 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 4 3 3 2
PHP 3 2 3 3 2 3 3 3 2 1 4 3 2 1 3 2 3 3 1
CC 3 3 3 3 2 3 3 4 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2
AS 3 3 4 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4
R 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2
PW 4 3 4 3 3 3 2 4 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2
MN 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2
G 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2
R 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2 2 3 4 3 3 4
AS 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2
A 1 3 1 2 4 1 1 4 3 3 4 4 3 3 4 2 3 4 3
Y 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
YEY 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2
DS 3 4 3 2 2 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2
KS 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2
AS 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
SHP 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2
SNA 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2
I 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
II 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2
NFN 3 4 3 3 3 4 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3
Skor rata-
rata 3,1 5,9 2,7 2,3 3,1 2,9 5,7 5,4 5,4 5,6 5,8 5,5
Skor
maksimal 4 8 4 4 4 4 8 8 8 8 8 8
Persentase 77,9% 73,8% 68,3% 57,7% 77,4% 73,6% 70,7% 68,0% 67,5% 69,5% 72,1% 68,8%
109
Lampiran 8. Hasil Angket Komunikasi-Kolaborasi dan Literasi Informasi
Nama
Komunikasi dan Kolaborasi Literasi Informasi
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Indikator
5 Indikator 6
Indikator
1 Indikator 2 Indikator 3
item
21 item 23 item 20 item 24 item 22 item 26 item 29 item 27 item 25
item
28
item
30
item
35
item
31
item
33
item
32
item
34
AA 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4
IK 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 4 3 4
AR 3 3 2 4 3 2 2 2 2 2 3 3 4 3 3 2
AAY 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3
IN 3 4 2 3 3 4 3 3 3 2 4 4 4 2 4 4
LA 4 4 3 4 4 2 2 4 3 1 4 3 4 3 4 3
SM 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3
DC 1 4 4 1 1 4 1 1 1 4 4 1 1 4 1 3
DIR 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2
DA 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
RRD 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3
HS 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4
FS 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3
RF 3 3 3 4 3 3 4 3 4 2 3 4 3 4 3 3
A 4 3 1 3 3 2 2 4 4 2 2 3 3 2 3 2
M 4 1 2 4 4 1 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3
UKAL 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3
N 4 4 2 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4
SA 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2
GYP 3 4 3 4 3 3 3 4 4 2 3 4 4 3 4 2
WS 3 3 2 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 3 4 3
SM 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
GR 4 3 1 4 4 3 3 4 3 2 1 4 4 3 4 4
DAS 4 3 4 3 3 2 2 4 3 2 4 4 4 4 4 4
YN 3 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 4 4
110
IFA 4 4 2 4 3 1 1 4 2 2 4 4 3 3 4 4
KNHM 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2
MA 3 3 3 4 4 1 2 4 4 1 4 4 3 3 3 4
MIA 3 1 2 4 3 1 4 4 3 2 3 4 4 3 4 4
ARM 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3
AF 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2
N 3 4 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4
PHP 4 2 2 3 3 2 4 4 4 2 1 4 4 2 4 1
CC 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4
AS 4 4 3 4 3 2 2 4 3 2 4 4 4 4 4 4
R 3 3 3 4 2 4 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3
PW 3 3 2 4 3 3 3 4 3 1 4 4 4 3 4 4
MN 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
G 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
R 3 4 2 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 4 3 2
AS 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2
A 4 4 2 4 4 1 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4
Y 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
YEY 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
DS 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3
KS 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2
AS 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4
SHP 4 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4
SNA 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
I 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3
II 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2
NFN 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
Skor rata-
rata 6,3 5,7 3,1 5,5 3,3 5,2 6,5 6,2 6,3
Skor
maksimal 8 8 4 8 4 8 8 8 8
Persentase 78,8% 71,2% 76,4% 68,3% 81,7% 64,4% 81,3% 77,2% 79,3%
111
Lampiran 9. Hasil Angket Literasi Media dan Literasi Teknologi
Nama
Literasi Media Literasi Teknologi
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3
item 37 item 39 item 38 item 40 item 36 item 41 item 42 item 44 item 43
AA 2 3 3 3 3 3 3 3 1
IK 3 3 3 3 2 3 3 4 3
AR 1 4 4 3 3 3 3 3 2
AAY 2 3 4 4 2 4 4 4 3
IN 2 3 3 4 3 4 4 1 4
LA 2 3 4 4 3 4 4 4 3
SM 3 3 3 3 3 3 3 3 3
DC 4 1 1 4 1 1 1 3 2
DIR 2 3 3 3 3 3 3 3 3
DA 3 3 3 4 3 3 3 3 3
RRD 3 3 3 3 3 3 3 3 2
HS 3 3 3 4 3 4 3 4 3
FS 3 3 3 3 2 3 3 2 2
RF 3 3 4 4 3 3 3 3 3
A 1 3 4 3 3 4 4 3 2
M 2 4 4 4 3 3 3 2 4
UKAL 3 3 3 3 2 3 3 2 2
N 3 4 4 4 3 3 4 3 2
SA 2 3 3 2 3 3 3 2 3
GYP 2 4 4 4 3 4 4 4 3
WS 1 3 4 4 3 3 3 4 3
SM 3 3 3 3 3 3 3 3 3
GR 2 3 4 4 2 3 3 4 2
DAS 1 3 4 4 3 4 4 4 3
YN 1 4 4 4 4 4 4 4 2
IFA 4 3 4 4 4 2 4 4 3
KNHM 2 3 3 2 2 3 3 2 3
112
MA 3 4 4 4 3 3 4 4 4
MIA 2 4 4 3 3 4 4 4 3
ARM 3 3 3 4 2 3 3 4 3
AF 3 3 3 3 2 3 3 3 2
N 2 3 3 4 3 3 3 4 3
PHP 2 4 4 3 3 4 4 1 4
CC 2 3 3 4 3 3 3 4 3
AS 3 3 4 3 3 3 4 4 3
R 3 3 3 3 3 3 3 3 2
PW 3 3 4 3 2 3 3 3 2
MN 3 3 3 3 3 3 3 3 3
G 3 3 3 3 2 3 3 3 3
R 2 3 3 4 2 3 3 4 3
AS 2 3 3 3 3 3 3 3 3
A 4 3 4 4 4 3 3 4 3
Y 3 2 3 4 3 3 3 4 3
YEY 3 3 3 3 3 3 3 3 2
DS 2 2 3 3 2 3 3 3 2
KS 2 3 3 4 2 3 3 3 2
AS 3 3 3 4 2 3 3 3 2
SHP 3 3 3 3 3 3 3 4 3
SNA 3 3 3 3 2 3 3 3 3
I 3 3 3 3 3 3 3 3 3
II 2 3 3 2 3 3 3 2 3
NFN 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Skor rata-rata 5,6 6,7 2,7 3,1 6,4 2,7
Skor maksimal 8 8 4 4 8 4
Persentase 69,7% 84,1% 68,3% 78,4% 80,0% 68,3%
113
Lampiran 10. Hasil Angket Total dan Per-Aspek
Nama Skor
Total
Berpikir Kreatif
dan Inovasi
Berpikir Kritis dan
Pemecahan Masalah
Komunikasi
dan Kolaborasi
Literasi
Informasi
Literasi
Media
Literasi
Teknologi
Ahmad Ali 120 19 31 27 19 14 10
Ika Humaeroh 130 21 33 28 21 14 13
Amelia
Rachmawati 119 19 31 25 18 15 11
Ahmad Ainul
Yakin 135 20 34 31 20 15 15
Ira Nurpialawati 132 20 32 30 22 15 13
liestiana Apriyani 145 25 37 31 21 16 15
Sella Marselyana 127 20 34 27 19 15 12
Deccia citra 94 11 29 22 14 11 7
Dyah indah rini 126 21 34 29 16 14 12
Dewi Agustina 129 20 34 29 18 16 12
Rahayu
Rahmawati Dewi 123 19 31 30 17 15 11
Hari Suharto 132 21 34 27 20 16 14
Febriani Sofyan 119 18 33 27 17 14 10
Riska fitriyani 134 21 32 32 20 17 12
Abdurrohim 117 17 30 28 15 14 13
Melinda 133 21 33 30 20 17 12
114
Ummu kalsum
andi lajeng 121 19 32 27 19 14 10
Nida 140 23 30 34 23 18 12
Sintya A 114 19 30 26 15 13 11
Gilang Yuda
Pratama 137 21 31 33 20 17 15
Wulan Sari 136 20 34 32 22 15 13
Siti masitoh 128 21 34 28 18 15 12
GR 132 20 34 31 20 15 12
Dana Adrian
Saputra 141 23 34 30 24 15 15
Yuni Noviyanti 148 23 36 35 23 17 14
Ias Firdaus Alam 144 20 43 27 22 19 13
khansa nur haida
muhsin 113 19 30 26 15 12 11
MURNI ARIFAH 141 21 37 29 21 18 15
M.Ikhwanudin Af 133 20 33 27 22 16 15
Ahmad Riza
Maulana 124 20 33 25 18 15 13
Ahmad Fauzi 126 20 35 29 17 14 11
Novitasari 123 19 29 28 19 15 13
Prayoga Hadi P. 122 19 28 30 16 16 13
Citra Chairunnisa 126 20 32 28 18 15 13
115
Arif Soleh 146 23 38 31 24 16 14
Rizka 133 20 37 31 19 15 11
Petri Wahyusari 133 22 33 29 23 15 11
MudzilatunNupus 128 20 34 29 18 15 12
Gofar 125 20 33 28 18 14 12
Rosalia 133 21 36 30 19 14 13
Anisa saida 118 21 30 26 15 14 12
Ahda 141 13 40 33 23 19 13
Yudiantono 132 21 36 29 18 15 13
Yasa Esa Yasinta 130 20 36 30 18 15 11
Diana Supriyatin 122 21 32 27 19 12 11
Kiki sukirman 121 18 33 29 16 14 11
Ani Syahida 131 21 36 29 19 15 11
Sarah Hanifa P.o 135 21 33 34 19 15 13
Siti Nur Aeniah 125 20 33 28 18 14 12
Indriyani 132 21 36 29 19 15 12
Ira Isnawati 116 19 30 26 17 13 11
Nur Fitri Novianti 127 23 30 29 18 15 12
Skor Rata-Rata 128,7 20,1 33,3 28,9 19,0 15,0 12,3
Skor Maksimun 176 28 48 40 24 20 16
Persentase 73,1% 71,8% 69,4% 72,4% 79,2% 75,2% 76,7%
116
Lampiran 11. Lembar Uji Referensi
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131