133
PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG TERHADAP PENDIDIKAN (Studi Kasus di Desa Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) DisusunOleh : DARA RAHMITA DEWI NIM : 1110015000122 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG TERHADAP PENDIDIKAN

(Studi Kasus di Desa Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

DisusunOleh :

DARA RAHMITA DEWI

NIM : 1110015000122

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

Page 2: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

Saya yang bertanda

Nama

Nim

1.

SURAT PBRNYATAAN KARYA TLI\{IAH

tangan di baivah ini:

: Dara Rahmita Dervi

:1110015000122

Tempat/Tgl.Lahir: Jakarta, 18 Agustus 1991

Jurusan

Judul Skripsi

: Pendidikan IPS/ Sosiologi

: Persepsi lvlas1,3p3Lu1 Cina Bentenc l'erhadap Pendidikan

Dengan ini menyatakan bahrva:

J.

Skripsi ini merupakan hasil kan,a sendiri vans diajukan untuk nremenuhi

salah satu persyaratan dalant memperoleh gelar Sarjana Strata (Sl) di

Universitas Islarn Negeri Syarif I{idayatullah Jakarta.

Semua sumber )rang sava gunakan dalan-r penulisan Skripsi ini telah sava

canlumkan sesuai dengart kelcntuan vang berlaku di Unii'ersitas Islan-i

Negeri Sl,arif Llidayatullah .lakarta.

Jika dikemudian hari terbukti bahri'a karl'a ini bukan hasil kary'a asli sal'a

ataLr jiplakan dari karl'a orang lain. n-raka sava bersedia menerima sanksi

berdasarkan ketentuan yang berlaku di ulN Syarif Hidal,atullah Jakarta,

'r 2014

Dara Rahmita Deu'i

NrM. 111001500012

2.

,.- ffi-EIE=RAI &,r'*4" TElVl.rP-lEL FEd:r 'E----'r"-,--- 'n -e-I 535D9ADF190015338

Page 3: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG TERHADAP PENDIDIKAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial

Di Susun Oleh:

DARA RAHMITA DEWI

NIM. 111001s000122

Dibawah Birnbingan:

Dosen Penrtrirnbing II

Anissa \Yindarti. N(.Sc

NII'. 198208A2 201101 2 005

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERT

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

20ts

fta

ilt

Dosen Pembimbing I

6 199i02 1 002

Page 4: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

LSI\IBAR PEN GESAHAN PE]\{BIMBIN G SI(RI PSI

Skripsi berjudul Pcrscpsi Masyarakat cina Bcnteng -ferhatrap

Pendidikanyang disusun olelr Dara Rahrnita Dewi, NIM I 11001 500ar22,Jumsan Pendidikan Ips, Fakultas Ihnu Tarbiyah dan Keguruan, universitas IslamNegeri Syaril'llidayatullnh Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sahsebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasarr sesuaiketentuan yang ditetal:kan oleh fakultas.

Jakarta, l7 Desember 2014

Yang nrengesahkan.

Do.serr Pernbirnbing i I

NIP. 19700 6a6 139"702 1 002

Anissa WLndarti. I\{.Sc

NIP. 198208A22A1I01 2 00s

Dosen Penrbirribing I

I -).,:.[

( ltYt\

Page 5: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul "Persepsi Masyarakat Cina Benteng Terhadap Pendidikan

(Studi Kasus di Desa Sukasari, Kecamatan Tangerang. Kota Tangerang)" disusun

oleh Dara Rahmita Dewi, NIM: 1110015000122, diajukan kepada Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah

dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 15 Januari 2015

dihadapan dewan penguji. Karena itu penulis berhak memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan (S.Pd.) dalam bidang Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Jakarta, l5 Januari 2015

Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal Tanda Tangan

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)

Dr. Iwan Purwanto. M.Pd. i

NIP: 1 97304242008011012

S ekretaris (Sekretaris Jurusan /Prodi)

Drs. Syaripulloh. M.Si.

NIP: I 96709092007 011033

Penguji I

Dr. Iwan Purwanto. M.Pd.

NIP: 1 97304242008011012

Penguji II

Drs. H. Nurochirh. MM

NrP. 19590715 1984031003

tkl: *!'

is-| ls-./.t- .-.....

Mengetahui:

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

NIP: 1 9591 0201 986032001v

Page 6: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

vi

ABSTRAK

DARA RAHMITA DEWI. Persepsi Masyarakat Cina Benteng Terhadap

pendidikan (Studi Kasus di Desa Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota

Tangerang). SKRIPSI. Jakarta: Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah. 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Persepsi Masyarakat Cina

Benteng terhadap Pendidikan, dan Peran Lembaga atau Istitusi Pendidikan.

Penelitian ini dilakukan di Desa Sukasari, kota Tangerang. Metode penelitian

yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Teknik pengambilan sampel

yaitu purposive sampling dan snowball sampling. Istrumen penelitian yang

digunakan adalah wawancara dan observasi. Pemerikasaan dan pengecekan data

dalam menguji credibility and transferability. Penelitian ini menggunakan teknik

triangulasi metode, dengan menyesuaikan studi dokumentasi, teknik wawancara

dan observasi.

Setelah melakukan penelitian, hasil yang ditemukan dalam penelitian ini

adalah Persepsi Masyarakat Cina Benteng Terhadap Pendidikan adalah

masyarakat Cina Benteng sudah mengerti arti pendidikan yang sesungguhnya

bahwa pendidikan penting dan wajib bagi semua kalangan hal ini didukung oleh

peran lembaga atau institusi pendidikan sudah baik dan berperan aktif.

Berdasarkan hasil penelitian, tinggi nya Persepsi Masyarakat Cina

Benteng Terhadap Pendidikan memberikan dampak positif baik secara lapisan

sosial dan meningkatkan taraf kehidupan masyarakat Cina Benteng pada umunya

dan taraf kehidupan masing-masing individu pada khususnya. Oleh karena itu

dapat disimpulkan bahwa masyarakat Cina Benteng memiliki persepsi yang baik

terhadap pendidikan.

Kata Kunci: Persepsi Masyarakat Cina Benteng, Pendidikan dan Peran Lembaga

atau Istitusi Pendidikan

Page 7: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

vii

ABSTRACT

DARA RAHMITA DEWI. Public Perception About Cina Benteng Education.

ESSAY. Jakarta : Department of Social Sciences Education Faculty of

Tarbiya and Teaching Science State Islamic University (UIN) Syarif

Hidayatullah. 2014

This study aims to determine the perception of Cina Benteng Society about

Education, and the Role of Institutions or Education Institution. This research was

conducted in the village Sukasari, Tangerang. The research method is descriptive

qualitative method. Sampling technique is Purposive sampling and snowball

sampling. Instrument of research is interview and observation. Examination and

checking of data in testing the credibility and transferability. Of this study using

the technique of triangulation method, by adjusting the study documentation,

interview and observation techniques.

After doing some research, the results in this study is the perception of the Cina

Benteng Society about Education is Cina Benteng Society has understood the true

meaning of important education and priority for all people this is supported by the

role of Institute or education institutions are already well and play an active role

about educational process.

Based on the results of the research, high perception of Cina Benteng society

about education have a positive impact both social strata and improve Cina

Benteng people's lives in general and standard living of each individual in

particular. Therefore it can be concluded that the Cina Benteng Society has a good

perception of education.

Keywords: Cina Benteng Public Perceptions, Education and the Role of

Institutions or Education Institution

Page 8: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

viii

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur Penulis Panjatkan Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Skripsi yang berjudul “Persepsi Masyarakat Cina Benteng Terhadap Pendidikan”.

Dalam proses penyusunan Skripsi, penulis banyak mendapat bantuan dari

berbagai pihak, baik moril dan materiil, maka penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya yang berlipat ganda dan

tak terhingga.

2. Nurlena Rifa’i, M.A, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

3. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS.

4. Drs. Syaripulloh, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan IPS.

5. Dr.Muhammad Arif, M.Pd dan Anissa Windarti,M.Sc, selaku dosen

pembimbing yang begitu sabar dalam membimbing saya, meluangkan

banyak waktunya untuk memberikan ilmu, nasihat, pengarahan serta

kemudahan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

atas ilmu yang diberikan kepada penulis, semoga ilmu ini dapat

dimanfaatkan sebaik-baiknya.

7. Kedua orang tuaku tercinta, Drs.C.Rukmana Ibrahim, SH,.MH. dan Iyen

Eliyeni yang memberikan curahan kasih sayang dan senantiasa

memberikan do’a serta dukungan baik secara moril maupun materil dan

kakaku Rizki Aji Pamungkas yang memberikan semangat tiada henti serta

ketiga adikku yang memberikan warna kehidupan Wahyuni Khairita

Dewi, M.Rizki Maulana, dan Agnia Kamila Dewi.

8. Kepala Desa Sukasari Muhammad Zen, S.Sos beserta staf kelurahan yang

dengan ramah membantu dalam proses penelitian ini.

Page 9: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

ix

9. Oey Tjin Eng selaku Humas dan Perpustakaan Boen Tek Bio, Terima

kasih atas informasi dan telah bersedia memberikan waktunya untuk

kelengkapan dan penyempurnaan dalam skripsi ini.

10. Teman-teman HMJ Pendidikan IPS Periode 2013-2014. Dede Nurlatifah,

Riska Nurazizah, Nurwakhidah, Fauziah, Lita Jamalia, Anisa Yuni

Tetiyani, Ibnu mustaqim, Arif Putranto, Hambali, Fathur Rahman, Via

Oktaviani, Inayati Ma’rifah, serta Rahmawati Wulandari. Terimakasih atas

bantuan dan dukungan kalian selama ini. Dan teman-teman Sosiologi-

Antropologi 2010,terima kasih atas semua kenangan yang kita lalui

bersama. ATK Family terima kasih untuk segala nya.

11. Sahabat seperti keluargaku sendiri, terima kasih atas motivasi nya, telah

menemani penulis dalam penelitian suka duka kita bersama, Desstia

Loveacna, Yustia Umamah, Farida Hasanah, Mohammad Fakih, Husnul

Khotimah, Fauziah Acuy, Ahmad Naufal, Fadli Hakim, Sofa fatia, Mimi,

Ayah dan Opek. Semoga kekeluargaan yang terjalin tak lekang oleh

waktu.

12. Keluarga CRMC, Terima kasih telah memberikan banyak warna dalam

kehidupan dan pelajaran hidup Siti Ngaisah, M. Faishal Ramdhan, Arif

Rahman Hakim, Ahmad Nashrullah, Neneng Suwartini, Ardi Muhammad

Arsyad, Deli Wani Utami, Misbahudin.

13. Sahabat Tercinta Pinang Siskawati, Durratul Qonitat, Sartika Indriyani,

Putri Andiyanti, Ilmar Rasundha, Yogi Hangryawan, Rizal Nur M.Taufik

terima kasih telah menjadi tempat keluh kesah penulis serta Komunitas

Pecinta Alam “Kutu Gunung Adventure”.

14. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,

terimakasih atas doa dan bantuannya. Semoga mendapatkan balasan yang

berlipat ganda dari Allah SWT, Amin.

Jakarta, 29 November 2014

Penulis

Page 10: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

x

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ........................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ........................................ iv

ABSTRAK ............................................................................................................ vi

ABSTRACT ......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiv

BAB IPENDAHULUAN

A. LatarBelakangMasalah ............................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 6

C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 7

D. Perumusan Masalah .................................................................................. 7

E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7

F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 8

BAB IIKAJIAN TEORI

A. Hakikat Persepsi ........................................................................................ 9

1. Pegertian Persepsi .............................................................................. 9

2. Faktor-faktor persepsi ........................................................................ 12

B. Masyarakat Cina Benteng ......................................................................... 15

1. PegertianMasyarakat ............................................................................ 15

2. Letak Geografis dan Keadaan Penduduk .............................................. 18

3. Sejarah Kedatangan dan Penyebutan Cina Benteng ............................. 19

4. Sistem Kekerabatan Masyarakat CinaBenteng .................................... 21

5. Mata PencaharianMasyarakat Cina ....................................................... 22

C. Hakikat Pendidikan ................................................................................. 23

1. PegertianPendidikan ............................................................................. 23

Page 11: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

xi

2. Fungsi Pendidikan ................................................................................ 26

3. Lembaga dan Institusi Pendidikan ........................................................ 27

D. Penelitian yang Relevan ............................................................................ 30

E. Kerangka Berfikir ...................................................................................... 33

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Tempat dan waktu Penelitian .................................................................... 34

B. Populasi dan Sampel ................................................................................. 35

C. Metode Penelitian ..................................................................................... 38

D. Sumber Pengumpulan Data ....................................................................... 38

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen ................................................ 38

1. Observasi ............................................................................................ 39

2. Wawancara ......................................................................................... 40

3. Dokumentasi ...................................................................................... 43

F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data .............................................. 43

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Latar Penelitian ......................................................................................... 49

1. Sejarah Masyarakat Cina Benteng ...................................................... 49

2. Potensi Budaya Masyarakat Cina Benteng

............................................................................................................. 56

3. Potensi Sarana dan Prsarana ............................................................... 57

B. Persepsi Masyarakat Cina Benteng Terhadap Pendidikan

................................................................................................................... 59

C. Peran Lembaga dan Institusi Pendidikan Masyarakat Cina Benteng

......................................................................................................................... 63

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 72

B. Saran ......................................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jumlah Pendidikan Formal Milik Pemerintah di Desa Sukasari............... 55

Tabel 4.2 Jumlah Pendidikan Formal Milik Swasta di Desa Sukasari...................... 55

Tabel 4.3 Jumlah Pendidikan Non Formal di Desa Sukasari.................................... 56

Page 13: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Wawancara

Lampiran 2 Hasil Wawancara

Lampiran 3 Hasil Observasi

Lampiran 4 Dokumentasi

Lampiran 5 Surat-surat

Page 14: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir ............................................................. 34

Page 15: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tiongkok atau Chung-Kuo dalam Mandarin artinya negara tengah.

Dalam Ensiklopedia, “nama lain baru menjadi popular sekitar abad ke-19 dan

awal ke-20 terutama setelah lahirnya Republik Tiongkok tahun 1912.

Peranakan Tionghoa sejak itu menyebut negeri leluhurnya “Tiongkok”.1 Sejak

saat itu peranakan Tionghoa yang beranggapan bahwa peranakan Tionghoa

yang sejak saat itu menyebutnya bahwa leluhurnya Tiongkok dan

mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok

Cia, Hokkien, dan Kanton. Etnis itulah yang meminta agar dirinya disebut

etnis Tionghoa.

Menurut tokoh adat setempat Oey Tjin Eng, “orang-orang Tionghoa

mulai berdatangan ke nusantara pada abad ke sembilan, yaitu pada zaman

dinasti Tang untuk berdagang dan mencari kehidupan baru. Pada tahun 399-

414 Fa Hian seorang pendeta dari Tiongkok mengunjungi pulau Jawa dalam

perjalannya ke India”.2Migrasi orang Tionghoa ke Indonesia secara besar-

besaran. Migrasi yang mencapai puncaknya pada abad kelima belas dan

permulaan abad ke dua puluh. Merupakan bagian dari migrasi orang Tiongkok

ke seluruh dunia. Dengan berbekal secarik kertas keterangan izin menetap dari

pemerintahan Hindia Belanda.

Orang Tionghoa bertekad dan berani mencoba mengadu nasib ke negeri

baru yang menjadi tumpuan harapannya. Keterangan izin tersebut harus

dibayar dan keturunan orang Tionghoa inilah yang menjadi produk sejarah.

Berjumlah puluhan juta orang telah menjadi kenyataan yang tidak dapat

diabaikan dan dihapuskan dan barangkali harus diterima dengan lapang dada

sebagai bagian dari bangsa di setiap negara yang dihuninya.

1Ensiklopedia Indonesia, Jilid 6, Jakarta : PT.Ichtar Baru, Van Hoeve, h.3561.

2 Oey Tjin Eng, Hasil wawancara mengenai proses masuk nya cina benteng ke Indonesia

dan Tangerang.

Page 16: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

2

Minoritas Tionghoa yang sulit dimengerti sejak permulaan sejarahnya di

Indonesia sampai sekarang. Mungkin persoalannya karena sejarah itu belum

cukup diselidiki dan diteliti secara mendalam. Dengan pendekatan terbuka

lebar pada realitas dan bebas dari prasangka pro dan kontra tidak mudah

tentunya. Karena hampir di mana saja, minoritas agak mudah dipermasalahkan

disebabkan karena eksistensinya sebagai minoritas.

Dalam Ensiklopedia Indonesia, “Tionghoa minoritas adalah peranakan

Tionghoa yang hidup di Indonesia, merupakan minoritas yang heterogen dan

kompleks”.3 Dan sulit sekali untuk minoritas untuk keluar dan membebaskan

diri dari gambarannya, tentunya dipakai juga buat mayoritas, tetapi biasanya

lebih manis, tergantung pada sumber nya yang berasal.

Soal “minoritas“ agama, ras, etnis, atau kotak-kotakan apa saja biasanya

diciptakan “mayoritas“ (dalam arti kekuasaan atau power bukan hanya jumlah

orang) yang mencap menurut keperluan dan kepentingan yang menaruh

klasifikasi itu, tapi sesegera definisi itu ke luar dan mulai beredar. Untuk

mengerti evolusi minoritas, maka diperlukan mengerti sikap, tempat, dan

kedudukan suatu minoritas. Tidak ada jalan lain terkecuali mendalami

pengertian evolusi minoritas itu. Hal ini untuk membuat agar semakin jelas

kompleksitas struktur, konflik dalam dan konflik luar. Hubungannya (dengan

segala variasinya) dengan mayoritas (yang juga kompleks dan berbeda-beda),

permulaan dan konsekuensi, serta perubahan definisinya sebagai minoritas.

Salah satu minoritas tersebut adalah masyarakat Cina Benteng yaitu

masyarakat yang menghuni kawasan sekitar sungai Cisadane, kota Tangerang.

Melihat hal ini merupakan pekerjaan yang berat tersebut, bagi minoritas (dan

mayoritas juga) terus saja digambarkan secara simplisitis. Menurut dongeng-

dongeng biasa dan kasar, yang sering penuh dengan kebencian, hinaan dan

sebagainnya yang dimaksudkan untuk mengisolasikan minoritas dan

menghilangkan kemanusiaannya. Suatu hal yang pada inti nya adalah untuk

membekukan terus status kelompok tersebut sebagai minoritas.

3Ensiklopedia Indonesia, Jilid 6, Jakarta : PT.Ichtar Baru, Van Hoeve, h.3560.

Page 17: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

3

Dilihat dari segi ekonomi masyarakat Cina Benteng menduduki kelas

menengah. Kebanyakan dari Cina Benteng bekerja sebagai pedagang.

Walaupun di bidang lain seperti pertanian, perikanan, atau pekerjaan yang

professional. Dalam hal politik, pada umumnya mereka bersikap pasif.

Kehidupan masyarakat cina perantauan menggambarkan fenomena ini.

Meskipun berusaha mengikuti arus masyarakat setempat, kehidupan

masyarakat Cina Benteng senantiasa dilandasi upaya memelihara tradisi yang

diperoleh dari negara asalnya serta tetap memegang teguh kepercayaan yang

masyarakat Cina Benteng yakini.Dan seiring berjalan nya waktu masyarakat

Cina Benteng mengalami banyak fase pola pikir mengenai pendidikan. Hal ini

sangat jauh berbeda dengan gambaran cara berpikir terhadap pendidikan yang

dahulu lebih tidak peduli terhadap pendidikan, namun itu semua pudar kian

kemari. Masyarakat Cina benteng sadar akan arti penting pendidikan bagi

kaum minoritas.

Berbagai kebutuhan yang harus dipenuhi manusia dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya, dari beragam kebutuhan manusia tersebut semua

memberikan dorongan dan motivasi tersendiri untuk berpikir, bertindak, dan

berperilaku dan kebutuhan tersusun dari yang paling dasar hingga tingkat yang

paling tinggi. Setiap kebutuhan yang paling bawah terpenuhi maka akan

muncul kebutuhan lain yang lebih tinggi.

Oleh karena itu manusia sebagai makhluk hidup yang tidak akan merasa

puas dengan apa yang sudah didapat, kebutuhan tersebut berupa kebutuhan

baik fisik, materi, dan psikis. Sebagai manusia yang berpikir, bertindak, dan

bertingkah laku dan menjadikan pendidikan merupakan kebutuhan yang

sangat mendasar untuk didapatkan setiap manusia. Menjadikan suatu

kewajiban yang harus dicapai oleh setiap manusia akan tetapi pandangan

mengenai pendidikan jauh dari yang disoroti dari masyarakat Cina Benteng.

Keberadaan etnis Cina sebagai etnis minoritas yang berada di Indonesia

sering disorot secara umum dan menjadi pokok pembicaraan. Masyarakat ini

memiliki karakteristik masing-masing yang dimiliki oleh masyarakat Cina

Benteng. Sebagai contoh Cina Tangerang berbeda dengan etnis Cina yang

Page 18: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

4

Tersebar dikawasan Indonesia Lainnya. Memiliki karakteristik yang berbeda,

hal ini terbukti bahwa masyarakat Cina Benteng yang sampai saat ini

mempertahankan kebudayaan yang berasal dari leluhur.

Menurut Mumuh Muhsin, dalam buku Ziarah Budaya Kota Tangerang

yang ditulis oleh mantan walikota Tangerang, Wahidin Halim, disebutkan

“bahwa pada akhir tahun 1800 sejumlah orang Cina dipindahkan ke kawasan

Pasar Baru, Tangerang dan sejak saat itu menyebar ke pedesaan pelosok

Tangerang”.4Perbedaan ini biasa terjadi karena pengaruh kedatangan, seperti

daerah asal, bahasa, pekerjaan, pendidikan, budaya, serta adat istiadat yang

mereka huni di tempat yang baru.

Rendahnya pendidikan dipandang menjadi akar sebuah siklus

kemiskinan. Karena rendahnya angka partisipasi masyarakat dalam

pendidikan dan tingginya angka pengangguran yang terdapat dalam

masyarakat Cina Benteng. Merupakan dua masalah yang saling keterkaitan

yang harus bisa diatasi untuk menjadi masyarakat yang sejahtera. Dengan

adanya tingkat pendidikan yang masih rendah, amat sangat sulit bagi

masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan yang layak yang sesuai dengan

meningkatkan taraf ekonomi yang sebanding dengan kebutuhan. Hubungan ini

akan terus menjadi suatu siklus yang akan terbelenggu oleh kemiskinan.

Pendidikan sebagai upaya manusia merupakan aspek dan hasil budaya

terbaik yang mampu disediakan setiap generasi manusia untuk kepentingan

generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup dalam konteks

sosio budaya, oleh karena itu setiap masyarakat pluralistik di zaman modern

senantiasa menyiapkan warganya yang terpilih sebagai pendidik bagi

kepentingan kelanjutan (regenerasi) dari masing-masing masyarakat yang

bersangkutan. Pada sisi itulah diperlukan pendidikan, Pendidikan yang

melampaui aturan didalam tata aturan keluarga untuk meningkatkan harkat

dan kepribadian individu agar menjadi manusia yang lebih cerdas.

4 Mumuh Muhsin, Bunga Rampai Rona-rona Sejarah dan Budaya, (Bandung: Izda

Prima, 2002), h.185

Page 19: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

5

Anwar Arifin menambahkan dan memfokuskan definisi pendidikan

yang terdapat dalam Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem

Pendidikan Nasional :

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri,, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan

Negara”.5

Karena teramat penting pendidikan bagi masyarakat terutama

masyarakat Cina Benteng dalam hal ini. Pendidikan pun melakukan suatu

perubahan di segala bidang. Hal ini juga disebabkan oleh kenyataan, bahwa

lembaga pendidikan yang benar-benar berakar dalam masyarakat selalu turut

serta karena terpengaruh oleh perubahan yang terjadi dalam masyarakat.

Perubahan ini bermula dari satu faktor kepentingan masyarakat untuk

mengubah suatu kualitas kehidupannya menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Peningkatan mutu pendidikan merupakan prioritas utama dalam

pendidikan. Menekankan dimana pendidikan dalam rangka mencerdaskan

anak bangsa dan mengarah kepada kehidupan bangsa yang lebih baik. Hal ini

sejalan dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu membentuk manusia

seutuhnya, yakni manusia yang mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan

sikap yang seimbang dan sesuai dengan tuntutan kehidupan pembangunan

tanpa terkecuali masyarakat Cina benteng yang ingin menjadi bagian tersebut.

Persepsi masyarakat Cina kini terhadap pendidikan digambarkan

dengan masyarakat yang jauh lebih peduli terhadap pendidikan dan lebih

mendominasi lebih mementingkan pendidikan dibandingkan dengan sektor

lain jauh dari persepsi sebelumnya. Karena dengan jalur pendidikan

masyarakat Cina Benteng berpaham akan mengangkat derajat dan martabat

5 Anwar Arifin, Paradigma baru pendidikan nasional: dalam Undang-undang Sisdiknas

(N0.20 Tahun 2003), (Jakarta : Balai pustaka, 2005)

, h.175.

Page 20: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

6

melalui mobilitas sosial yang dialami dan mengangkat lapisan sosial di

masyarakat pada umunya.

Tingkat pendidikan masyarakat di Tangerang sudah mengalami

peningkatan secara bertahap hal ini terbukti sudah banyak sekolah-sekolah dan

Instansi pendidikan di Tangerang. Hal ini membuktikan bahwa warga

Tangerang sadar akan arti penting pendiidkan untuk masa kini dan masa yang

akan datang. Sadar akan arti penting pendidikan akan membawa kearah positif

dimana menuju kepada kesejahteraan masyarakat demi meningkatkan taraf

kehidupan yang lebih baik. Hal ini diperlukan adanya peran lembaga dan

institusi pendidikan agar lebih terarah sebagai jembatan demi kemajuan

pendidikan pada masyarakat Cina Benteng.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis memilih untuk meneliti

pelaksanaan Masyarakat Cina dan persepsi masyarakat Cina Benteng terhadap

pendidikan. Yang kemudian penulis tuangkan dalam sebuah penelitian dengan

berjudul “Persepsi Masyarakat Cina Benteng Terhadap Pendidikan(Studi

Kasus di Desa Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang)“.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka

identifikasi masalah penelitian ini adalah:

1. Meningkatkan Masyarakat Cina Benteng yang sadar akan arti penting

pendidikan bagi kaum minoritas. Sehingga secara tidak langsung menjadi

suatu acuan bagi masyarakat minoritas menjadi pendidikan suatu ladang

bagi kesejahteraan kelangsungan hidup kaum minoritas.

2. Masyarakat Cina Benteng banyak mengalami kesenjangan hidup dan

kesenjangan sosial disekitar lingkungannya menjadikan rendah nya

motivasi akan arti penting pendidikan.

3. Adanya perbedaan persepsi pada masyarakat Cina Benteng terhadap

pendidikan dari waktu ke waktu.

4. Peran Lembaga dan institusi pendidikan bagi masyarakat Cina Benteng

Page 21: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

7

C. Pembatasan Masalah

Agar pembatasan masalah yang diuraikan di atas, tidak seluruhnya

dikaji dalam penelitian ini. Mengingat adanya keterbatasan waktu,

keterbatasan kemampuan, dan keterbatasan dana, pembatasan masalah dalam

penelitian ini agar lebih fokus dan terarah. Oleh karena itu penelitian yang

dilakukan dibatasi pada:

1. Persepsi Masyarakat Cina Benteng Terhadap Pendidikan.

2. Peran Lembaga dan Institusi Pendidikan Pada Masyarakat Cina Benteng

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah diatas, maka

permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana persepsi masyarakat Cina Benteng terhadap Pendidikan?

2. Bagaimana peran Lembaga dan Institusi Pendidikan pada masyarakat Cina

Benteng?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka penelitian ini mempunyai

tujuan antara lain:

1. Untuk mengetahui persepsi masyarakat Cina Benteng Terhadap

Pendidikan

2. Untuk mengetahui lebih jelas peran lembaga dan institusi Pendidikan Pada

Masyarakat Cina Benteng

Page 22: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

8

F. Manfaat Penelitian

Pada penelitian ini adapun manfaat yaitu manfaat teoritis dan manfaat

praktis

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis adalah manfaat yang diambil untuk mendapatkan teori

baru tentang persepsi masyarakat Cina Benteng terhadap pendidikan

sehingga dapat menambah wawasan berfikir untuk dapat dijadikan dasar

bertindak bagi lembaga pendidikan dan masyarakat pada umunya, baik

oleh penulis ini dan penulis lainnya.

2. Manfaat Praktis

Yang dimaksud manfaat praktis pada penelitian ini adalah manfaat yang

bisa secara langsung didapat oleh pihak terkait dalam penelitian ini yaitu

masyarakat Cina benteng. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah

studi yang turut mampu mengembangkan segala aspek kehidupan

masyarakat dalam meningkatkan pendidikan.

3. Bagi Lembaga, penelitian ini dapat memberikan manfaat dan masukan

dalam meningkatkan perkembangan pendidikan di wikayah Cina Benteng.

4. Bagi Penulis, penelitian ini dapat memberikan pengalaman, wawasan dan

ilmu pengetahuan di bidang sosiologi dan sejarah.

Page 23: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Hakikat Persepsi

1. Pengertian Persepsi

Perkembangan zaman yang semakin modern menjadikan berbagai

macam pandangan dan asumsi masyarakat yang semakin berkembang.

Dalam dunia pendidikan dan cara pandangan masyarakat tersebut dan

persepsi masyarakat. Menurut Sarlito Wirawan Sarwono, “persepsi

adalah kemampuan untuk membedakan, mengelompokan, memfokuskan,

dan sebagainya yang selanjutnya diinterpretasi, persepsi berlangsung saat

seseorang menerima stimulus dari dunia luar yang ditangkap oleh organ-

organ bantunya yang kemudian masuk ke dalam otak”.1

Dalam hal proses pencarian informasi yang dipahami tersebut maka

persepsi dilakukan harus dimengerti oleh panca indera dan semua panca

indera harus memahami nya dengan sangat baik agar terjadi berpikir

tentang orang lain dengan baik dan seimbang sebagaimana

kecenderungan memahami pengetahuan tentang orang lain dengan baik

dan sejalan dengan mengetahui kehidupan sosial orang lain dengan lebih

baik.

Fattah Hanurawan menambahkan dan memfokuskan definisi

persepsi adalah :

Persepsi adalah sejenis aktivitas pengelolaan informal yang

menghubungkan seseorang dengan lingkungannya, persepsi sosial

individu merupakan proses pencapaian pengetahuan dan proses

berpikir tentang orang lain, misal berdasarkan pada ciri fisik,

kualitas, bahkan pada kepribadiannya. Individu membangun

gambaran tentang orang lain dalam upaya menetapkan,

memungkinkan, meramalkan, dan mampu mengelola dunia

sosialnya. Dalam konteks ini, apabila seseorang memiliki

pengetahuan tentang kecenderungan orang lain ia akan mudah

1 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Psikologi Umum , ( Jakarta: Rajawali Pers, 2010),

h.86.

Page 24: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

10

memahami perilaku orang lain itu di masa lalu, masa sekarang, serta

di masa yang akan datang.2

Melihat masyarakat dengan lingkungannya jelas bahwa dalam proses

berpikir tentang orang lain dapat ditangkap dengan panca indera dan ciri

fisik yang tampak dari luar yang dilihat secara langsung baik indera

pendengaran, penglihatan, maupun peraba. sedemikian rupa langsung

ditangkap oleh otak manusia dengan memhami perilaku baik dari segi

perilaku yang bersifat dilakukan terus-menerus dengan dilakukan

sewaktu-waktu bahkan hanya beberapa waktu diukur berdasarkan

perputaran waktu.

Menurut Abdul Rahman Saleh, “persepsi dianggap sebagai sebuah

pengaruh ataupun sebuah kesan oleh benda yang semata-mata

menggunakan pengamatan pengindraan”.3 Bahwa persepsi kemampuan

membedakan, mengelompokan, dan lebih memspesifikan perhatian

terhadap satu objek rangsangan dan diterima dengan baik apa yang sudah

dirangsang. Dalam proses pengelompokan persepsi melibatkan proses

interpretasi berdasarkan pengalaman terhadap satu peristiwa atau objek

yang diterima.penginderaan terjadi dalam suatu konteks tertentu, dalam

konteks ini disebut sebagai dunia persepsi agar menghasilkan suatu

penginderaan yang bermakna.

Banyak ahli Psikologi yang memaparkan pengertian tentang

Persepsi, salah satunya adalah Rita L.Atkinson dan Richard C.Atkinson,

“persepsi adalah proses di mana kita mengorganisasikan dan menafsirkan

pola stimulus ini dalam lingkungan”.4 persepsi adalah proses

penggabungan sensasi, fenomena persepsi dianggap tergantung pada

2 Fattah Hanurawan, Psikologi Sosial, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya Offset. Cet. Ke-1,

2010), h.34. 3 Abdul Rahman Saleh, Psikologi: Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, ( Jakarta:

Kencana, 2009), Ed.1.Cet.4, h.110. 4 Rita L.Atkinson dan Richard C.Atkinson, Pengatar Psikologi I, (Bandung: PT.Gelora

Aksara Pratam, 1983), h.204.

Page 25: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

11

proses yang lebih tinggi peringkatnya, jadi studi tentang persepsi sangat

berkaitan dengan tentang proses kognitif, seperti ingatan dan berpikir.

Irwanto menambahkan bahwa, “persepsi adalah proses diterimanya

rangsang (objek, kualitas, hubungan antargejala, maupun peristiwa)

sampai rangsang itu disadari dan dimengerti”.5 Karena persepsi terjadi

setelah suatu penginderaan, karena rasa manis dapat diinterpretasikan

secara amat berbeda tergantung apa yang menjadi penyebabnya, dan dari

konteks yang lebih luas (kebiasaan , selera, dan keinginan yang dimiliki).

Akan tetapi proses yang diterima oleh rangsangan sangat penting artinya.

Penginderaan ini lah yang membuat kita sadar akan adanya rangsangan.

Menurut Brian Fellow yang dikutip oleh Deddy Mulyana dalam

bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, ”persepsi adalah proses

yang memungkinkan suatu organisme menerima dan menganalisis

informasi”.6 Makna pesan yang ditangkap oleh organisme baik dalam diri

ataupun dalam otak harus dipelajari dengan baik, seseorang tidak lahir

makna dari rasa gula itu manis melainkan harus membedakan dari rasa

tersebut kemudian panca indra mempunyai andil dan berperan dalam

mengartikan hal tersebut. Pendengaran juga mempunyai fungsi untuk

meneruskan ke otak begitu pun dengan indra visual ataupun peraba. Dan

memperolah kesadaran apa yang terjadi di sekeliling kita.

Berdasarkan beberapa pengertian persepsi diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa persepsi adalah kemampuan untuk menbedakan,

mengelompokan, dan memfokuskan yang dijabarkan berdasarkan saat

seseorang menerima stimulus dari orang lain dan dunia luar yang

dirangkap berdasarkan organ-organ bantunya masuk kedalam otak.

Persepsi merupakan merupakan keadaan dimana terhadap stimulus yang

5 Irwanto, Psikologi Umum, ( Jakarta : PT.Gramedia, 1989), h.71.

6 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, ( Bandung : PT.Remaja Rosdakarya,

2012), h.180.

Page 26: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

12

diterimanya. Apa yang ada dalam diri individu, perasaan, pengalaman-

pengalaman individu akan ikut aktif berpengaruh dalam proses persepsi.

Sebuah pengaruh dan kemampuan membedakan, mengelompokan

serta memfokuskan lebih spesifik terhadap satu objek. Dan dengan

diterima nya dengan baik oleh respon maka rangsangan itu telah baik

pula. Proses penggabungan sensasi, fenomena persepsi dianggap

tergantung pada proses yang lebih tinggi peningkatannya. Persepsi terjadi

setelah suatu penginderaan, karena rasa manis dapat diinterpretasikan

secara amat berbeda tergantung apa yang menjadi penyebabnya, dan dari

konteks yang lebih luas (kebiasaan, selera, dan keinginan yang dimiliki).

2. Faktor – faktor Persepsi

Banyak faktor yang berperan dalam persepsi menurut Fattah

Hanurawan dalam bukunya yang berjudul Psikologi Sosial, menjelaskan

bahwa “objek yang dipersepsi adalah Objek menimbulkan stimulus yang

mengenai alat indra atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar

individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima

yang bekerja sebagai reseptor. Namun, sebagian besar stimulus datang

dari luar individu”.7Alat Indra, syaraf dan pusat susunan syaraf yaitu

untuk menerima stimulus. Disamping itu juga harus ada syaraf sensoris

sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat

susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran sebagai alat untuk

mengadakan respon syaraf motoris.

Perhatian Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi

diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah peristiwa sebagai

suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian

merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu

yang ditunjukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.

7 Fattah Hanurawan, Psikologi Sosial, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya Offset. Cet. Ke-1,

2010), h.37.

Page 27: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

13

a. Faktor Fungsional Yang Menentukan Persepsi

Faktor Fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa

lalu dan hal–hal lain yang termasuk apa yang disebut sebagai factor

personal. Faktor- faktor fungsional yang mempengaruhi persepsi

latin disebut sebagai kerangka rujukan (frame of reference) yang

mempengaruhi bagaimana orang member makna pada pesan yang

diterimanya. Menurut Mc.David dan Hariri yang dikutip oleh

Jalaludin Rahmat dalam bukunya yang berjudul Psikologi

Komunikasi menjelaskan bahwa, “para Psikologi menganggap

konsep kerangka rujukan ini sangat berguna untuk menganalisis

interpretasi spiritual dari peristiwa yang dialami”.8

b. Faktor Struktural yang Menentukan Persepsi

Faktor- faktor Struktural berasal dari sifat stimuli dan efek-efek

syaraf yang ditimbulkan pada sistem syaraf individu. Menurut teori

Gestalt yang dikutip oleh Jalaludin Rahmat menjelaskan bahwa “bila

kita mempersepsi sesuatu, kita mempersepsi sebagai suatu

keseluruhan. Kita tidak melihat bagian-bagiannya, lalu

menghimpunnya”.9 Persepsi dilakukan secara keseluruhan tanpa

terbagi-bagi dan bukan pula dilakukan hanya sebagian sebagaimana

ketika dilakukan rangsangan maka yang lain merespon dan

bagaimana dapat menafsirkan dari hasil respon tersebut ketika sistem

yang dileburkan oleh rangsangan maka setiap sistem syaraf

seluruhnya akan menerimanya.

c. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Sosial

Faktor Penerima yaitu Apabila seseorang mengamati orang lain

yang menjadi objek sasaran persepsi dan mencoba untuk

memahaminya, tidak dapat disangkal bahwa pemahaman sebagai

suatu proses kognitif akan sangat dipengaruhi oleh karakteristik

kepribadian seorang pengamat. Diantara karakteristik kepribadian

8Jalaludin Rahmat,Psikologi Komunikasi, ( Bandung: PT.Remaja Rosadakarya, 2005 ), h.90.

9Ibid, h.151

Page 28: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

14

utama itu adalah konsep diri, nilai, sikap, pengalaman di masa

lampau, dan harapan-harapan yang terdapat dalam dirinya. Fattah

Hanurawan, lebih jauh menyatakan bahwa :

Seseorang yang memiliki konsep diri (self concept) tinggi dan selalu

merasa diri secara mental dalam keadaan sehat, cenderung melihat

orang lain secara memberi semacam kerangka dalam diri seseorang

untuk melakukan dari sudut tinjauan yang bersifat positif dan

optimistik, dibandingkan dengan seseorang yang memiliki konsep

diri rendah, nilai dan sikap seseorang tidak lagi memberi sumbangan

bagi pendapat seseorang tentang orang lain. Orang yang memegang

nilai dan sikap otoritarian tentu akan memiliki persepsi sosial yang

berbeda dengan orang yang memegang nilai dan sikap liberal.

Pengalaman di masa lalu sebagai bagian dasar informasi juga

menentukan pembentukan persepsi seseorang. Harapan-harapan

sering kali penilaian terhadap orang lain ke arah tertentu.10

Dari berbagai pengertian diatas baik menurut para ahli maka, dapat

disimpulkan bahwa persepsi adalah proses pencarian informasi dengan

menggunakan alat indera baik indera peraba, penglihatan, pendengaran

dan sebagainya serta berfikir tentang orang lain dimana manusia dengan

lingkungannya dan bagaimana individu menggambarkan terhadap orang

lain baik dalam meramalkan mengamati dan mencirikan bagaimana

gambaran orang lain tersebut dalam dunia sosial nya serta proses akhir

dari pengamatan yang diawali oleh proses penginderaan dengan apa yang

diterima stimulus oleh alat indra, kemudian ada perhatian, lalu diteruskan

ke otak, dan kemudian individu baru menyadari tentang seuatu yang

dinamakan persepsi.

Dengan persepsi individu dapat menyadari dapat mengerti tentang

lingkungan yang ada di sekitarnya tentang hal yang ada dalam diri

individu yang bersangkutan. Sebagai proses yang diterimanya

rangsangan melalui panca indra didahului oleh perhatian sehingga indivu

mampu mengetahui, mengartikan, dan menghayati tentang hal yang

diamati, baik yang ada di luar maupun yang terdapat dalam diri individu.

10

Fattah Hanurawan, Psikologi Sosial, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya Offset. Cet. Ke-1,

2010), h.37.

Page 29: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

15

B. Masyarakat Cina Benteng

1. Pengertian Masyarakat

Konsep mengenai masyarakat sudah sering kita dengar dan tidak

asing lagi. Meskipun demikian secara mudah dapat diartikan bahwa

masyarakat itu berarti sekumpulan warga namun banyak konsep

masyarakat itu sendiri dan sangat sulit dipahami. Menurut Munandar

Soelaeman, “dalam bahasa Inggris masyarakat disebut society, asal

katanya socius yang berarti kawan. Adapun kata “masyarakat” berasal

dari bahasa Arab, yaitu syirk, artinya bergaul, adanya saling bergaul ini

tentu karena ada bentuk aturan hidup, yang bukan disebabkan oleh

manusia sebagai perseorangan, melainkan oleh unsur kekuatan lain”.11

Dalam konteks sosial yang disebut masyarakat, setiap orang akan

mengenal orang lain oleh karena itu perilaku manusia terkait dengan

orang lain. Perilaku manusia dipengaruhi oleh orang lain. Melakukan

sesuatu dipengaruhi faktor dari luar dirinya, seperti tunduk pada aturan,

tunduk pada norma masyarakat, dan keinginan mendapat respon positif

dari orang lain.

Menurut Koentjaraningrat, “masyarakat adalah memang sekumpulan

manusia yang saling bergaul atau dengan istilah ilmiah saling

berinteraksi”.12

Setiap kesatuan manusia yang berinteraksi itu merupakan

masyarakat, karena suatu masyarakat harus mempunyai suatu ikatan lain

yang khusus dan dan adanya saling berinteraksi memang penyebab

bahwa dari suatu kolektif manusia itu akan saling berinteraksi.

Kemudian memungkinkan para warganya yang secara intensif dan

aktif untuk berinteraksi dengan siklus yang terus berulang-ulang yang

menjadikan potensi cara berinteraksi dengan potensi yang lebih tinggi.

Namun, perlu diperhatikan bahwa tidak semua kesatuan manusia yang

bergaul atau berinteraksi merupakan masyarakat, akan tetapi karena suatu

11

Munandar Soelaeman, Ilmu Sosial Dasar, ( Bandung: Penerbit Eresco, 1993), Cet ke- 6,

h.63. 12

Koentjaranigrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 2002),

h.144.

Page 30: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

16

masyarakat dapat dikatakan sebagai masyarakat jika memiliki ikatan lain

yang khusus contohnya, sekumpulan orang yang berkerumun di loket

antrian konser biasanya kita anggap sebagai masyarakat, karena

meskipun kadang-kadang berinteraksi tetapi hanya terbatas karena tidak

mempunyai suatu ikatan yang khusus melainkan perhatian kepada tiket

konser tersebut.

Menurut S.Nasution, “masyarakat adalah sangat luas dan dapat

meliputi seluruh umat manusia, masyarakat terdiri atas berbagai

kelompok, yang sangat besar maupun kecil tergantung pada jumlah

anggotanya. Dua orang atau lebih dapat merupakan kelompok, tiap orang

menjadi anggota keluarga yang terdiri atas ibu-ayah dan anak, dan

sebagainya”.13

Dengan demikian masyarakat digambarkan terdiri atas

kelompok dan meliputi seluruh umat manusia.

Abu Ahmadi menuliskan pernyataan M.M. Djojodiguno di dalam

bukunya mengenai definisi masyarakat, bahwa ”masyarakat adalah suatu

kebulatan daripada segala perkembangan dalam hidup bersama anatara

manusia dengan manusia”.14

Dengan demikian, masyarakat digambarkan

yaitu sekelompok manusia yang mempunyai kepentingan, tradisi, dan

sikap perasaan yang sama dan khusus dalam kehidupan bersama yang

selarasa dan seimbang.

Sudah dipastikan bahwa setiap masyarakat memiliki kebudayaan,

dengan nilai-nilai kebudayaan anggota masyarakat mengetahui apakah

layak atau tidak, pantas atau tidak, baik atau seharusnya. Nilai-nilai yang

terdapat dalam masyarakat tersebut dapat bersifat positif dan negatif,

apabila positif yakni apa yang diinginkan dan negatif yakni apa yang

tidak diinginkan, semisal soal kebersihan, kesopanan, atau penipuan dan

kekerasan.kebudayaan mempengaruhi individu dengan berbagai cara

akan tetapi individu juga mempengaruhi kebudayaan sehingga terjadi

perubahan sosial.

13

S.Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, 2010), h.60. 14

Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar, (Jakarta: Penerbit Bina Aksara 1988), h.96-97.

Page 31: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

17

Koentjaraningrat, “menjabarkan kebudayaan berasal dari kata latin

colore yang berarti “mengolah, mengerjakan” terutama mengolah tanah

atau bertani. Dari arti ini berkembang arti culture sebagai “segala daya

upaya sserta tindakan manusia untuk mengolah tanah dan merubah

alam.”15

Menurut Soerjono Soekanto, “kebudayaan mempunyai fungsi yang

sangat besar bagi manusia dan masyarakat. Bermacam kekuatan yang

harus dihadapi masyarakat dan anggota-anggotanya seperti kekuatan

alam, maupun kekuatan lainnya di dalam masyarakat itu sendiri tidak

selalu baik baginya”.16

Kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri sehingga

kemampuan kebudayaan yang merupakan hasil ciptaan masyarakat juga

terbatas didalam memenuhi segala kebutuhan masyarakat, disamping

adat istiadat, ada kaidah-kaidah yang dinamakan peraturan (hukum) yang

biasanya sengaja dibuat untuk mnegatur dan mempunyai sanksi tegas

peraturan yang mewujudkan agar suatu keserasian dan meperhatikan hal-

hal yang bersangkut-paut dengan keadaan dalam masyarakat tersebut.

Menurut T.O. Ihromi, “kebudayaan merupakan hasil proses belajar,

kebudayan merupakan cara berlaku yang dipelajari, kebudayaan tidak

tergantung dari transmisi biologis atau pewaris melalui unsur genetis.

Perlu ditegaskan hal itu agar dapat dibedakan perilaku budaya dari

manusia dan primat lain tingkah laku yang hampir selalu digerakan oleh

naluri”.17

Setiap manusia dipengaruhi oleh insting dan naluri yang

walaupun bukan termasuk bagian dari kebudayan, namun mempengaruhi

kebudayaan.

15

Koentjaraningrat, Op.Cit., h.182 16

Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h.155. 17

T.O. Ihromi, Pokok-pokok Antropologi Budaya, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006),

Edisi 12, h.18.

Page 32: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

18

2. Letak Geografis dan Keadaan Penduduk

Kota Tangerang terletak di bagian utara provinsi Jawa Barat, tepatnya

di sebelah Barat Kota Jakarta. Wilayah ini sekarang bukan lagi bagian

Jawa barat melainkan Banten karena sejak tahun 1999 ketika Banten

memisahkan diri dari Jawa Barat dan menjadi Provinsi Banten, Tangerang

menjadi menjadi salah satu bagian wilayahnya.’

Menurut Mumuh Muhsin, “kota Tangerang terbagi atas 13

Kecamatan, yaitu Kecamatan Batu Ceper, Kecamatan Benda, Jatiuwung,

Karang tengah, Cipondoh, Cibodas, Ciledug, Karawaci, Neglasari, periuk,

Pinang, dan kecamatan Tangerang. Secara geografis Tangerang memiliki

letak yang Strategis, karena berbatasan dengan DKI Jakarta dan Kota

Tangerang Selatan”.18

Sebagai daerah yang sedang berkembang, kota Tangerang mempunyai

Visi dan Misi. Untuk mewujudkan visi pengembangan Kota Tangerang

sebagai kota Industri dan perdagangan yang modern, sebagai tuntutan

zaman pemerintah kota Tangerang harus menggerakkan dan mengarahkan

Kota Tangerang yang mandiri baik dari sektor apapun. Visi kota

Tangerang yaitu “menuju kota industri, perdagangan dan pemukiman yang

ramah lingkungan dalam masyarakat yang ber-akhlaqulkarimah “.

Misi adalah suatu kemauan yang kuat dengan memperhatikan

kewenangan dan tanggung jawab atas kepentingan umum untuk

mewujudkan kondisi dan situasi yang diinginkan pada akhir dan kurun

waktu tertentu yang menyiratkan tujuan-tujuan yang harus dicapai sebagai

prasyarat terwujudnya visi. dari rumusan visi diatas, dapat diuraikan misi

Kota Tangerang adalah :

1. Memulihkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi kota

2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan publi

3. Peningkatan tata kepemerintahan yang baik dan mewujudkan

pemerintahan yang ramah lingkungan .

18

Mumuh Muhsin, Bunga rampai rona-rona sejarah dan budaya, (Bandung: Izda Prima),

h.181

Page 33: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

19

Di kota Tangerang Inilah, terdapat tempat ibadah tertua Cina yang

disebut Klenteng Boen Tek Bio.Terletak di Jalan Bakti No.4 Sukasari,

Kecamatan Tangerang. Di sekitar kawasan itu juga terdapat tempat

tinggal, pasar dan masyarakat Cina Benteng mendiami kawasan tersebut.

keberadaan klenteng Boen Tek Bio, yang didirikan sekitar tahun 1684, ini

sangat erat kaitannya dengan sejarah Kota Tangerang.

Melihat sisi keagamaan yang dianut oleh masyarakat Tangerang,

Khususnya masyarakat Cina Benteng, sangat variatif. Sama seperti

keagamaan yang tersebar di daerah-daerah lainnya di Indonesia, agama

islam menduduki jumlah penduduk yang mayoritas pemeluknya, sebanyak

10.948 jiwa. Dan penduduk agama Budha berada di peringkat kedua,

sebanyak 5.949, termasuk khonghucu dan Tao di dalamnya.

3.Penyebutan Cina Benteng

Masuknya orang Cina ke Indonesia sudah terjadi sejak abad ke 3

masehi dengan melalui jalur perdagangan. Kedatangan orang Cina secara

besar-besaran terjadi pada abad ke 18 untuk mencari penghidupan yang

lebih baik di luar Tiongkok. Mereka yang datang ke Indonesia terdiri dari

berbagai suku bangsa yaitu Hokkian, Tio Chiu, Hakka, Hainan, dan

Henghua.19

Menurut Mumuh Muhsin, “mendaratnya rombongan Halung di muara

Cisadane sedikitnya membawa tujuh kepala keluarga dan membawa

sekitar 100 orang berada di kapal karam itu. Rombongn ini kemudian

menghadap Sanghyang Anggalarang untuk memohon pertolongan”.20

Gelombang kedua, kedatangan orang Tionghoa ke Tangerang dalam

buku “Nusa Jawa Silang Budaya“. pada tahun 1740 di bawah

pimpinan Gubernur Jendral Andrian Valkenier telah terjadi

pembantaian massal terhadap masyarakat Cina, lebih dari 10.000

19

M.Iksan Tanggok, Mengenal Lebih Dekat Agama Tao, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006),

Cet. Ke-1, h.vii. 20

Mumuh Muhsin, Bunga rampai rona-rona sejarah dan budaya, (Bandung: Izda Prima),

h.184.

Page 34: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

20

orang Cina di benteng Belanda dibantai oleh Belanda, mereka adalah

korban berbagai peraturan yang ruang geraknya dibatasi Belanda,

mereka dituduh merencanakan pemberontakan dan ingin

menghancurkan VOC(venenigde Oostindische Compagnie). Belanda

berhasil memadamkan pemberontakan tersebut mengirimkan orang-

orang cina ke daerah Tangerang untuk bertani. Menurut Oey Tjin Eng,

“Belanda mendirikan pemukiman bagi orang Cina pondok -pondok

yang dikenal dengan nama: Pondok Cabe, Pondok Jagung, Pondok

Aren, Pondok Kacang dan sebagainnya. di sekitar tegal Pasir atau Kali

Pasir, Belanda mendirikan perkampungan Tionghoa yang dikenal

dengan nama petak Sembilan”.21

Perkampungan ini kemudian dengan bertambahnya waktu

berkembang menjadi pusat perdangan dan telah menjadi bagian dari Kota

Tangerang. Dan rencananya kawasan ini akan dijadikan sebagai Kota

Wisata Tangerang oleh pemerintah Kota Tangerang. daerah ini terletak di

sebelah Timur Sungai Cisadane, daerah pasar lama. berbicara mengenai

sejarah Cina Benteng sulit dipisahkan dari kawasan Pasar lama karena

sebagai suatu pemukiman pertama bagi masyarakat Cina Benteng di

Tangerang. Persaingan perdangangan yang keras terjadi antara Banten dan

Batavia (Jakarta saat ini). Di suatu pihak, kompeni Belanda mendesakkan

keinginannya untuk melakukan monopoli perdagangan di wilayah

kesultanan Banten. akan tetapi di pihak lain, sultan Banten sendiri

mempertahankan sistem perdagangan bebas dan kedaulatan negara.

Karena kerasnya persaingan itu, terjadilah konflik politik dan akhirnya

terjadi konflik senjata.

Dalam suasana konflik itulah, kawasan Tangerang terjadi daerah

pertahanan dan merangkap sebagai medan pertempuran serta daerah

rebutan antara Batavia dengan Banten. Kemudian Banten membangun

benteng pertahanan di sebelah barat Sungai Cisadane dan pihak kompeni

Belanda membangun benteng pertahan di sebelah timur Sungai Cisadane

untuk menahan serbuan Banten yang hendak merebut kembali Batavia dari

tangan Belanda. Benteng itu sekarang sudah rata dengan tanah. Akan

21

Pemaparan Oey Tjin Eng, yang merupakan keturunan Cina Benteng yang merupakan

Humas sekaligus kepala Klenteng Boen Tek Bio.

Page 35: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

21

tetapi sangat disayangkan tidak ada keterangan tahun berapa benteng

tersebut didirikan. Itulah sebabnya m dahulu daerah Tangerang dikenal

dengan nama “Benteng“ dan saat ini masih segelintir orang yang

menyebutnya demikian. Jadi, Cina Benteng merupakan Masyarakat Cina

yang tinggal di Benteng (Tangerang).

Cina Benteng berbeda dengan Cina peranakan pada umunya yang

berkulit putih. Cina Benteng memang sering diidentifikasikan dengan

orang Cina yang berkulit Hitam atau gelap. Sehingga sulit dibedakan

dengan “orang kampung“ Pribumi atau masyarakat lokal.

4. Sistem Kekerabatan Masyarakat Cina Benteng

Menurut William A.Haviland, “para ahli Antropologi banyak

memberi perhatian pada cara orang memberikan nama kepada sanak

keluarga mereka dalam berbagai masyarakat”.22

Apa yang terungkap

dalam peristilahan kekerabatan itusudah pasti dapat peroleh gambaran

yang baik tentang struktur keluarga, hubungan-hubungan mana yang

dianggap dekat atau jauh, dan kadang terlihat sikap terhadap hubungan

yang mana yang dianggap penting.23

Koentjaraningrat menambahkan bahwa, kedudukan perempuan dahulu

bagi orang Cina sangat rendah. pada masa waktu kecil, saudara laki-

laki mereka memperlakukan mereka dengan sangat baik, tetapi pada

waktu meningkat dewasa mereka dipingit dirumah. Setelah menikah,

seorang perempuan harus tunduk kepada suaminya. mereka tidak

mendapat bagian dalam kehidupan diluar rumah. Keadaan seperti itu

sudah lama ditinggalkan. Seorang perempuan dapat mengikuti

perkumpulan perkumpulan, sekolah dan dalam kehidupan ekonomi

peranan pembantu suaminya dalam perdagangan memegang peranan

penting dalam kehidupan mereka. Pada masa sekarang ini, wanita

berhak mendapat harta yang sama dengan laki- laki dalam hal

22

William A.Haviland, Antropologi edisi keempat jilid 1, Jakarta : Erlangga , h.378 . 23

Ibid , h. 380.

Page 36: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

22

warisan. bahkan, kadang mendapat tugas untuk mengurus abu

leluhurnya sehingga suami yang harus ikut tinggal dirumah orang

tuanya. dengan naiknya kedudukan wanita, tidak ada lagi

kecenderungan untuk memiliki anak laki- laki. Dalam sistem

kekerabatan, masyarakat Cina Benteng menganut sistem patrilinear.

Karena itu hubungan dengan kerabat pihak ayah lebih erat, tetapi

perkembangan sekarang menunjukan hubungan antara keluarga pihak

ibu sama eratnya dengan pihak ayah.24

Kedudukan perempuan dalam

orang Cina sangat rendah pada zaman dahulu dan pada dasarnya lebih

bangga jika memiliki anak laki-laki.

5. Mata Pencaharian Masyarakat Cina Benteng

Sebagian besar masyarakat Cina di Indonesia sekarang memang hidup

dari perdagangan dan hal ini suatu fakta terutama di Jawa. Dan diantaranya

kebanyakan dari mereka adalah orang hokkian. Orang Hakka di Jawa dan

Madura banyak yang menjadi pedagang, tetapi banyak juga menjadi

pengusaha industri kecil. Di Sumatera orang Hokka bekerja di

Pertambangan, sedangkan di Kalimantan Barat banyak yang menjadi

petani.

Keberadaan Cina Benteng menegaskan bahwa tidak semua orang Cina

mempunyai posisi kuat dalam bidang ekonomi. Dengan keluguannya,

mereka bahkan tidak punya akses politik yang mendukung posisinya di

bidang ekonomi. Realitas Cina Benteng yang tinggal di pusat kekuasaan

politik dan ekonomi menunjukan, masyarakat etnis cina sesungguhnya

sama dengan etnis lainnya. Ada yang punya banyak uang, tetapi ada pula

yang hidup dibawah garis kemiskinan, jika melihat di belakang bangunan

kelenteng Boen Tek Bio, masih ada masyarakat Cina Benteng yang

berprofesi menjadi nelayan tepatnya di sungai Cisadane, atau tukang becak

yang penghasilannya tidak menentu tiap harinya sehingga sulit untuk

menutupi semua kebutuhan.

24

Koentjaraningrat, manusia dan kebudayaan di Indonesia , cet ke – 22 , Jakarta :

Djambatan, 2007 . h.364.

Page 37: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

23

Jika ditambah lagi kalau melihat masyarakat Cina Benteng yang

tinggal di daerah pesisir pantai khusus nya kawasan Tanjung Pasir dan

Tanjung Kait masih terdapat masyarakat yang hidup dibawah garis

kemiskinan bahkan masih terdapat rumah mereka yang terbuat dari bilik

bambu. Hal itu sangat berbeda dengan kehidupan di perkotaan, yang

umunya berprofesi sebagai pedagang dan dapat dikategorikan sebagai

kelas menengah.

C. Hakikat Pendidikan

1.Pengertian Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu sarana sebagai usaha manusia dalam

membina atau membimbing diri menuju kepribadian dan pengetahuan

yang lebih baik. Banyak para ahli memaparkan pandangannya mengenai

pendidikan. Pendidikan pada dasarnya adalah mengajarkan peserta didik

dalam menuju kedewasaan yang lebih baik. Pendidikan bersifat sarat nilai,

karena masyarakat menentukan apa-apa yang akan dan tidak akan

diteladani. Pendidikan sering dimaknai sebagai usaha manusia untuk

mmenumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan, baik

potensi jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam

masyarakat dan kebudayaan.

Menurut Yudi Latif, “selain itu, dalam pengertian yang umum,

pendidikan juga diartikan dengan proses bimbingan, pengajaran dan

pelatihan yang dilakukan oleh manusia kepada manusia lain dalam rangka

pencapaian kedewasaan”.25

Pengertian sederhana dan umum tersebut tentu

saja tidak berarti menyederhanakan persoalan pendidikan, karena

sesungguhnya jika dilihat secara mendalam maka pendidikan adalah

merupakan suatu proses yang sistematis, hierarkis, dan berkesinambungan

dalam konteks pencapaian hasil yang diharapkan.

25

Yudi Latif, Menyemai karakter bangsa , budaya , kebangkitan berbasis kesasteraan.

(Jakarta : Kompas Media Nusantara , 2009 ), h. 83.

Page 38: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

24

Selain itu pendidikan dalam penegertian yang sempit ini juga

berimplikasi pada lingkungan pendidikan dimana lingkungan pendidikan

tidak berlangsung dimanapun dalam lingkugan hidup, tetapi di tempat

tertentu yang telah ditentukan dan direkayasa secara sekolah, biasanya

berbentuk kelas tempat belajar sebagai hasil rekayasa manusia, dan

pendidikan merupakan rekayasa pengembangan kemampuan sebagai

persiapan menjalankan tugas-tugas hidup dalam masyarakat. dalam

pengertian sempit, bentuk pendidikan adalah terstruktur.

Hal ini mengandung arti bahwa pendidikan merupakan lembaga

formal yang diciptakan khusus untuk menyelenggrakan kegiatan

pendidikan tertentu yang harus mengacu pada ketentuan-ketentuan yang

telah ditetapkan, yang secara teknis dikendalikan oleh guru. Peran guru

dalam penyelenggaraan bentuk-bentuk kegiatan pendidikan adalah sentral.

Guru mengendalikan penyelenggaraan bentuk-bentuk kegiatan pendidikan

sejaka perencanaan samapai dengan penilaian pendidikan, sejak dari awal

sampai akhir proses pendidikan.

Dalam Pengertian yang luas menurut Muhibbin Syah, “pendidikan

dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu

sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara

bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan”.26

Berikut adalah pendapat para ahli mengenai pendidikan adalah

sebagai berikut :

a. Langeveld

Pendidikan ialah setiap usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan

yang diberikan kepada anak tertuju pendewasaan itu, atau lebih tepat

membantu cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri.

pengaruh ini datangnya dari orang dewasa (atau yang diciptakan oleh

orang dewasa seperti sekolah, buku putaran hidup sehari-hari, dan

sebagainya) dan ditunjukan kepada orang yang belum dewasa.27

26

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung : PT.Rosdakarya, 2009), h.10. 27

Hasbullah, Dasar – dasar Ilmu Pendidikan. ( Jakarta: PT.Raja Grafindo Persad , 2008) h.2.

Page 39: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

25

b. John Dewey

Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan – kecakapan

fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan

sesame manusia. ia juga menyatakan bahwa “ Education is the

process without end “, atau pendidikan itu adalah suatu proses tanpa

akhir.

c. Ki Hajar Dewantara

Pendidikan yaitu, tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak,

adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan

kodrat yang ada pada anak- anak itu, agar mereka sebagai manusia

dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan

kebahagiaan yang setinggi-tingginya.28

d. Hoogveld

Mendidik ialah membantu anak supaya ia cukup cakap

menyelenggarakan tugas hidupnya atas tanggung jawab nya sendiri.

e. S.A.Branata, dkk

pendidikan ialah usaha yang sengaja diadakan, baik langsung

maupun dengan cara yang tidak langsung, untuk membantu anak

dalam perkembangannya mencapai kedewasaannya.

f. Rosseau

Pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada

masa anak-anak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu

dewasa.

Berdasarkan pendidikan pengertian diatas, secara substansial

memiliki kesamaan pandangan bahwa pendidikan merupakan sebuah

proses yang melibatkan orang dewasa dan peserta didik dalam rangka

pengembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam rangka

pelestarian nilai-nilai dan budaya dan norma yang berkembang di

masyarakat.

Dari beberapa pendapatan tersebut, dapat disimpulkan bahwa

pendidikan adalah proses bimbingan, tuntunan dan pimpinan yang

didalamnnya mengandung unsur-unsur seperti pendidik, anak didik,

tujuan dan sebagainnya. Tugas pendidikan adalah membimbing dan

mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan manusia dari tahap ke

tahap kehidupan anak didik sampai mencapai titik kemampuan yang

optimal, dari tidak mengerti sampai dengan mengerti

28

Zurinal Z dan Wahdi Sayuti. Pengantar Ilmu Pendidikan & Dasar – dasar pelaksanaan

pendidikan . ( Jakarta : UIN Jakarta press , 2006 ) h.1.

Page 40: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

26

2. Fungsi Pendidikan

Menurut Payne fungsi pendidikan itu ada 3 macam:

a. Asimilasi dari tradisi-tradisi. Di sini mengakui bahwa asimilasi

adalah merupakan hal yang penting. Payne menggambarkan proses

asimilasi dari tradisi sebagai imitasi dan tekanan sosial.

b. Pengembangan dari pola-pola sosial yang baru. Kalau ada masalah-

masalah yang baru, maka perlu dopecahkan misalnya: masalah

perkembangan penduduk, masalah urbanisasi, masalah pekerjaan,

masalah penempatan wanita di dalam pekerjaan.

c. Kreatifitas atau peranan yang bersifat membangun di dalam

pendidikan. Kreatif adalah kemampuan pemikiran yang bersifat asli.

Jadi ide-ide yang asli itu bersifat kreatif, ada kenyataan kemudian

timbul ide yang asli.29

Fungsi pendidikan adalah menyediakan fasilitas yang dapat

memungkinkan tugas pendidikan tersebut dapat berjalan lancar.

Penyediaan fasilitas ini mengandung arti dan tujuan bersifat struktural

dan institusional. Arti dan tujuan struktural menuntut terwujudnya

struktur organisasi yang mengatur jalannya proses kependidikan baik

dilihat dari segi vertikal maupun dilihat dari segi horizontal di mana

faktor pendidikan dapat berfungsi secara interaksional (saling pengaruh

mempengaruhi satu sama lain).

Arti dan tujuan institusional mengandung implikasi bahwa proses

pendidikan yang terjadi di dalam struktur organisasi itu di lembagakan

untuk lebih menjadi proses pendidikan berjalan secara konsisten dan

berkesinambungan mengikuti kebutuhan pertumbuhan dan

perkembangan manusia yang cenderug ke arah tingkat kemampuan yang

optimal dan lebih baik.

29

Ibid, h.74.

Page 41: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

27

3. Lembaga dan Institusi Pendidikan

a. Pengertian Lembaga dan Institusi Pendidikan

Menurut kamus Bahasa Indonesia, “lembaga adalah badan

(Organisasi) yang tujuannya melakukan suatu peneyelidikan keilmuan

atau melakukan suatu usaha.” Sedangkan institusi didalam kamus ini

diartikan sebagai “sebagai lembaga; badan yang dilembagakan oleh

undang-undang, adat atau kebiasaan (seperti perkumpulan, paguyuban,

organisasi sosial, dsb); gedung tempat diselenggarakannya kegiatan

perkumpulan atau organisasi”.30

Jika kedua nya disatukan dan diartikan

pada dasarnya kata institusi mengacu pada lembaga atau organisasi disini

yang menjadi fokus utama adalah manusia yang ada didalamnya diikat

oleh kegiatan tertentu.

Dalam hal ini suatu lembaga merupakan perwujudan konkret dalam

suatu ide atau perwujudan sistem atau pranata dalam masyarakat. Maka

hal ini Lembaga tak dapat dipisahkan dari sebuah sistem yang konkret

yang dapat terwujud jika didalamnya mau menjalankan roda atau sistem

yang ada.memang hal ini benar adanya bahwa lembaga dan pranata

menjadi kesatuan yang saling mendukung satu sama lain.

b. Lembaga dan Institusi Pendidikan

Lembaga pendidikan merupakan Jembatan Seseorang untuk

mewujudkan impiannya bilamana pendidikan sebagai aset seseorang

untuk mengemban dan mewujudkan hidup kearah yang lebih baik dan

pada hakikat nya sebagai wadah sosialisasi nilai-nilai yang murni di

masyarakat. Maka hal ini pranata pendidikan merupakan pranata yang

penting dalam masyarakat.

Manusia yang terdapat dalam institusi pendidikan tersebut

diantaranya Tenaga Pengajar seperti: Guru, Dosen. Dan Tenaga

Pendukung seperti Adminsitrasi, Pegawai, dsb. Yang paling penting

adalah anak didik.anak didik menjadi komponen utama dalam pendidikan

30

Tim Penyusun (Deddy Sugono, dkk), Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat

Bahasa, 2008), h.1240.

Page 42: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

28

sebab sebagai penggerak dan sebagai subjek maupun objek dalam

pendidikan.

Menurut Nasution, “belajar dari sejarah perkembangannya,

lembaga pendidikan yang ada di Indonesia memiliki beragam corak dan

tujuan yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi yang melingkupi, mulai

dari zaman kerajaan dengan bentuknya yang sangat sederhana dan zaman

penjajahan yang sebagian memiliki corak ala barat dan gereja.”31

Dalam Pendidikan Nasional, pendidikan dikelola oleh keluarga atas

tanggung jawab sekolah dan masyarakat. Sehingga kemudian di

masyarakat berkembang dengan baik dan signifikan dan memiliki peran

yang berbdea-beda. Lembaga pendidikan yang pertama informal atau

keluarga, dalam hal ini pembentukan karakter pertama adalah keluarga,

kemudian formal atau sekolah yang lebih banyak pada penalaran murid,

dan kemudian pendidikan nonformal atau masyarakat yang lebih

menenakan pada karakter sosial yang terjadi di masyarakat.

1). Lembaga Pendidikan Formal

Menurut Anwar Arifin, “Pendidikan Formal adalah jalur

pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan

dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi”.32

Pendidikan

berjenjang disini adalah pendidikan dasar untuk sekolah dasar,

pendidikan menengah untuk tingkat sekolah mengengah pertama, dan

pendidikan tinggi untuk sekolah menengah atas. Pendidikan yang

diselenggrakan oleh sekolah atau perguruan tinggi yang pada fase

pendidikan ini dengan cara sistematis dan bertingkat. Dengan ketentuan

dan syarat yang jelas. Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah yang

lahir dari berkembang secara efektif dan efisisen dari dan teruntuk

masyarakat. Merupakan wadah yang berkewajiban kepada generasi muda

untuk mendidik warga negara.

31

Nasution, Sejarah Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara) Cet.2, h.152. 32

Anwar Arifin, Paradigma Baru Pendidikan Nasional, ( Jakarta: Balai Pustaka, 2005),

h.176.

Page 43: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

29

Lembaga pendidikan merupakan hasil dari karya yang riil berkat

pranata atau institusi pendidikan dalam masyarakat. Menurut

Koentjaraningrat, “pranata-pranata yang berfungsi untuk memenuhi

keperluan penerangan dalam hal ini pendidikan manusia bertujuan untuk

menjadikan anggota masyarakat yang berguna adalah educational

institutions”.33

Dalam hal ini, berarti institusi pendidikan merupakan

sebuah lembaga atau organisasi yang fokus pada pengembangan

pendidikan manusia yang ada didalamnya.

Manusia yang terdapat dalam Institusi pendidikan diantaranya

adalah tenaga pengajar (guru, dosen), tenaga pendukung seperti tenaga

administrasi, tenaga kebersihan, tenaga kesehatan , tenaga keamanan, dan

lainnya. Dan yang paling utama adalah anak didik ( siswa atau

mahasiswa) karena komponen ini mempunyai fungsi sebagai penggerak

suatu Institusi pendidikan, obyek dan sekaligus subyek.

Menurut Nasution, “salah satu alasan pada zaman penjajahan

adalah bahwa urusan penduduk selama ini diserahkan kepada raja

masing-masing karena Belanda tidak ingin mengganggu adat istiadat

setempat”.34

Lembaga pendidikan formal adalah lembaga pendidikan

yang jalur pendidikan yang mempunyai jalur yang jelas, yang sesuai dan

sistematis. Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, dan Pendidikan

Tinggi dalam ruang lingkup masyarakat. Sebagai jembatan generasi

muda untuk mencapai pendidikan yang lebih baik.

2). Lembaga Pendidikan NonFormal

Untuk mengahsilkan pendidikan yang lebih bermutu tidak hanya

diraih di sekolah formal saja melainkan di lembaga nonformal. Menurut

Anwar Arifin Undang-undang No.20 Tahun 2003 Pasal 26 ayat (1)

tentang Sistem Pendidikan Nasional, “pendidikan nonformal

diselenggrakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan

33

Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Edisi revisi 2009 (Jakarta: Rineka Cipta,

2009). h.136. 34

S.Nasution, Sejarah Pendidikan Indonesia, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995), h.22.

Page 44: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

30

pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau

pelengkap pendidikan formal dalam rangka ,mendukung pendidikan

sepanjang hayat”.35

Dalam masyarakat pada umunya pendidikan

nonformal berfungsi sebagai mengembangkan potensi peserta didik

dengan penekanan dan keterampilan peserta didik. Dalam pendidikan

nonformal diselenggrakan bagi masyarakat yang ingin mengembangkan

pengetahuan, kecakapan hidup, mengembangkan potensi,

mengembangkan profesi, dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang

lebih tinggi.

3). Lembaga Pendidikan Informal

Dalam Pendidikan Informal tempat belajar dapat dimana saja dan

kapan saja. Tidak ada persyaratan, tidak ada program yang berjenjang,

dan tidak ada program yang direncanakan. Menurut Anwar Arifin

Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Pasal 27 ayat (1) “kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh

keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri”.36

Pendidikan informal ini terutama berlangsung ditengah keluarga dan

adapula di lingkungan sekitar. Kegiatan pendidikan tanpa adanya

organisasi yang ketat, tanpa adanya program yang berjenjang, dan tanpa

adanya evaluasi. Pendidikan informal memberikan pengaruh kuat kepada

kepribadian seseorang.

D. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang Persepsi Masyarakat ini, sebelumnya telah

dilakukan beberapa penelitian terkait hal tersebut, diantaranya adalah:

1. Penelitian milik Tendi (2012) yang berjudul “Analisis Tingkat

Kesadaran Masyarakat Tentang Pendidikan Di Desa Andamui,

Ciwaru, Kuningan, Jawa Barat (Tinjauan Dari Segi Teori Kebutuhan

Abraham Maslow). Menyimpulkan bahwa mengetahui tingkat

35

Arifin, op. Cit., h. 189. 36

Ibid, h. 190.

Page 45: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

31

kesadaran masyarakat tentang pendidikan, seberapa jauh peran

lembaga/institusi pendidikan, dan hirarki kebutuhan Abraham

Maslow. Penelitian ini dilakukan di Desa Andamui, Ciwaru,

Kuningan.Metode penelitian yang digunakan adalah metode

deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengambilan sampel

yaitu purposive sampling.Instrumen penelitian yang digunakan

adalah wawancara. Pemeriksaan dan pengecekan data dalam

menguji credibility dan transferabilitypenelitian ini menggunakan

teknik triangulasi metode, dengan menyesuaikan studi dokumentasi,

teknik wawancara, dan observasi. Tingkat kesadaran masyarakat

tentang pendidikan masih rendah, peran lembaga/institusi pendidikan

lainnya, dan persepsi masyarakat tentang pendidikan dari segi teori

Maslow menunjukan bahwa pendidikan bukanlah bagian dari

kebutuhan dasar.37

2. Penelitian milik Caerih Nurlinda Sari yang berjudul “Persepsi

Komunitas Suku Dayak Hindu-Budha Bumi Segandu terhadap

pendidikan formal (penelitian deskriptif kualitatif di Desa Krimun,

Losarang Kab.Indramayu). Menyimpulkan bahwa penelitian ini

bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi komunitas suku Dayak

Hindu-Budha dengan menggunakan metode penelitian yang

digunakan adalah pengambilan data adalah wawancara, angket dan

observasi. Hasil penelitian menunjukan Persepsi Komunitas Hindu-

Budha Segandu terhadap pendidikan formal adalah ditemukan

konsep bahwa sikap kelompok aliran kepercayaaan yang dipimpin

oleh Takimad Diningrat yang tidak mengharuskan komunitas dan

anajnya bersekolah dengan alasan banyak orang pintar tapi tidak

benar. Hasil perhitungan angket menunjukan prosentase 39.17%

37

Tendi, Analisis Tingkat Kesadaran Masyarakat Tentang Pendidikan Di Desa Andamui,

Ciwaru, Kuningan, Jawa Barat (Tinjauan Dari Segi Teori Kebutuhan Abraham Maslow), (Jakarta:

Uin Press, 2012).,h.vi.

Page 46: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

32

persepsi Komunitas Suku Dayak Hindu-Budha Segandu Pendidikan

Formal ini termasuk kategori persepsi tidak baik.38

3. Penelitian milik Zainudin (2012) yang berjudul “Pemberdayaan

Pendidikan Keluarga dalam membentuk kepribadian melalui

komunikasi Islami (Studi Kasus di Semanggi I RT.003/03

Kel.Cempaka Putih, Ciputat Timur). Menyimpulkan bahwa

penelitian ini menggunakan studi eksploratori, mencoba menggali

berbagai informasi mengenai keluarga sebagai institusi sosial

pertama bagi individu dan konseptualisasi komunikasi islami dalam

membentuk kepribadian anak dalam lingkungan keluarga. Ditinjau

dari tempat karya ilmiah ini memakai metode penelitian

lapangan/field research sehingga yang menajadi objek penelitiannya

keluarga Semanggi I RT.003/03 Kelurahan Cempaka Putih-Ciputat

Timur. Penelitian ini menggunakan data kualitatif pengamatan,

wawancara, dan penelaahan sumber pustaka.dari hasil penelitian

ditemukan beberapa metode komunikasi dalam lingkungan keluarga

komunikasi yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak dapat

dilakukan dengan dua cara yaitu komunikasi verbal dan komunikasi

nonverbal.adapun dalam implementasinya dapat menggunakan

metode qaulan sadidan, nasehat, cerita, dan diskusi sebagai bentuk

komunikasi verbal. Adapun komunikasi nonverbal dapat dilakukan

dengan metode teladan. Terdapat pengaruh pada kepribadian anak

yang mana orang tua yang cakap dalam berkomunikasi memiliki

anak-anak yang penurut, berani dan mudah bergaul. Sedangkan

orang tua dengan komunikasi dalam pola asuh menguasai memiliki

anak-anak yang penakut, kurang bergaul dan berprikebadian

lemah.39

38

Chaerih Nurlinda Sari, Persepsi Komunitas Suku Dayak Hindu-Budha Bumi Segandu

terhadap pendidikan formal (penelitian deskriptif kualitatif di Desa Krimun, Losarang

Kab.Indramayu), (Jakarta: 2012)., h.vi. 39

Zainudin, Pemberdayaan Pendidikan Keluarga dalam membentuk kepribadian melalui

komunikasi Islami (Studi Kasus di Semanggi I RT.003/03 Kel.Cempaka Putih, Ciputat Timur),

(Jakarta: 2012)., h.vi.

Page 47: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

33

E. Kerangka Berfikir

Pendidikan pada masyarakat minoritas merupakan hak kaum

minorotas untuk mengenyam pendidikan sebagai hak warga negara untuk

mendapatkan pengajaran, namun tidak lah mudah bagi masyarakat Cina

Benteng dalam mempelajarinya dan masyarakat Cina Benteng butuh

dorongan atau motivasi serta peran aktif seorang yang tanggap terhadap

pendidikan. Karena seperti yang kita ketahui bahwa masyarakat Cina

Benteng hidup pada garis kemiskinan, selain alasannya kurang tanggap

nya mereka terhadap pendidikan dan masih rendah nya mereka yang

sadar akan arti penting nya pendidikan.

Motivasi merupakan syarat yang mutlak demi terciptanya agar

mendorong Masyarakat Cina Benteng untuk lebih tergerak dalam

pendidikan khusus nya meningkatkan ekonomi mereka dengan adanya

peningkatan Pendidikan. Untuk itu sebagai seorang yang sadar akan

pendidikan baik pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat

diharuskan mampu menjadi pendorong sekaligus pendobrak dan motivator

yang ulung bagi peningkatan motivasi Masyarakat Cina Benteng.

Gambar 2.1

KerangkaBerpikir

Persepsi Masyarakat Cina

Benteng Terhadap Pendidikan

Peran Lembaga dan

Institusi Pendidikan

Arti Penting Pendidikan

Melihatbagaimanapartisipasidanpe

rilaku masyarakat Cina Benteng

menjalankan dan menanggapi

sebuah pendidikan pada masa kini.

Meliputikegiatan pendidikan

Formal, NonFormal, dan Informal

pada masyarakat Cina Benteng.

Page 48: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan diDesa Sukasari, Kecamatan Tangerang,

Kabupaten Tangerang. Karena desa ini dihuni oleh masyarakat Cina

Benteng dan masyarakat yang memiliki perkapita rendah namun secara fisik

terlihat sejahtera. Pendidikan masyarakat pun tidak terlalu tinggi, sehingga

desa ini dianngap cocok untuk melakukan penelitian. Adapun tempat yang

menjadi objek penelitian ini adalah Kelenteng Boen Tek Bio, yang

beralamat di Jalan Bhakti No.14 Pasar Lama, Tangerang dan masyarakat

Cina Benteng, yang beralamat di Jalan Kisamaun pasar lama, Tangerang.

Ada beberapa hal yang menjadi alasan peneliti melakukan penelitian

di tempat tersebut yaitu, alasan yang paling mendasar adalah bahwa kedua

tempat tersebut cukup menarik perhatian bagi peneliti, sehingga lebih

tertarik dalam meneliti dan Ingin mengetahui sejauh mana pandangan

masyarakat cina benteng terhadap pendidikan.

2.Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan secara bertahap mulai dari kegiatan

pendahuluan, pelaksanaan, sampai kegiatan akhir penelitian. Peneliti datang

langsung kelapangan dengan maksud untuk observasi, wawancara serta

studi dokumentasi terhadap objek yang diteliti. Waktu yang dibutuhkan

dalam proses penelitian adalah empat bulan mulai akhir Juni 2014 sampai

dengan Oktober 2014, penelitian ini akan berakhir jika semua data telah

cukup lengkap untuk diolah oleh penulis. Tetapi batas waktu tersebut masih

bersifat tentatif, sehingga jika sewaktu-waktu masih memerlukan data,

penulis dapat mengunjungi lokasi penelitian.

Page 49: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

35

Adapun jadwal penelitian yang penulis buat agar penelitian ini dapat

berlangsung lebih terarah.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

Kegiatan Juni Juli Agustus September Oktober

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Izin di lokasi

penelitian

Observasi

lokasi

penelitian

Penyusunan

Bab 1-3

Pengumpulan

data

Pengolahan

data dan Bab

4

Penarikan

kesimpulan

dan Bab 5

Penulisan

Laporan

B.Populasi dan Sampel penelitian

Menurut Sugiyono, “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas obyek dan subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”.1 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat

Cina Benteng yang berada di kawasan klenteng Boen Tek Bio, yang

beralamat di Jalan Bhakti No.14 pasar lama, Tangerang.

1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 297

Page 50: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

36

Sugiyono menambahkan bahwa, “sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”.2 Berdasarkan karakteristik

yang dijelaskan diatas bahwa pemilihan sampel dilakukan dengan teknik

purposive sampling dan snowball sampling. Menurut Sugiyono mengatakan

bahwa, “puposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas

makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan,

atau penelitian tentang suatu kondisi politi di suatu daerah, maka sumber

datanya adalah orang yang ahli politik”.3 Sedangkan mengenai teknik

snowball sampling, Sugiyono menguraikan bahwa, “snowball

samplingadalah teknik penetuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil

kemudian membesar”.4 Dengan begitu, ketika menetukan sampel, mula-

mula memilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan orang tersebut

belum bisa mendapatkan data yang lengkap, maka peneliti mencari orang

lain yang dilihat lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan

sebelumnya. Karena dalam penelitian ini, peneliti memadukan dua teknik

penentuan sampel yakni teknik puposive sampling dan teknik snowball

sampling. Maka objek penelitian teknik purposive sampling adalah hanya

digunakan untuk kepala desa, sekretaris desa, dan humas klenteng Boen Tek

Bio atau ahli sejarah wilayah setempat sedangkan teknik snowball sampling

digunakan untuk memilih masyarakat Cina Benteng saja. Karena populasi

dalam penelitian ini adalah masyarakat Cina Benteng yang berada di

kawasan Klenteng Boen Tek Bio, yang beralamat di Jalan Bhakti No.14

pasar lama, Desa Sukasari, Kota Tangerang. Karena peneliti merasa sangat

luas nya subjek penelitian maka peneliti mencoba mengkrucutkan

masyarakat Cina Benteng ini dengan menjadi masyarakat Cina Benteng

yang berada pada usia produktif yaitu antara usia 15 tahun hingga 64 tahun.

2Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012) ,

cet. 7, h. 81 3 Sugiyono, op. Cit., h. 85

4Ibid., h. 300

Page 51: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

37

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dekriptif

kualitatif, yaitu metode yang menggambarkan bagaimana keadaan yang

sebenarnya dari fenomena yang diteliti.

Metode penelitian inimuncul karena terjadi perubahan paradigma

dalam memandang realitas atau kenyataan serta fenomena atau gejala sosial

yang dipandang sebagi sesuatu yang utuh dan penuh makna. Menurut

Sugiyono, “metode kualitatif ini sering disebut dengan penelitian

naturalistic karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah

(natural setting) disebut juga sebagai metode etnografi, karena pada

awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang

antropologi budaya, disebut sebagai metode kualitatif, karena data yang

terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif”.5

Penelitian deskriptif kualitatif mengambil masalah atau memusatkan

perhatian pada masalah-masalah yang aktual sebagaimana peneliti

melakukan kegiatan penelitian. Deskripsi pada penelitian ini untuk

menggambarkan persepsi masyarakat Cina benteng terhadap pendidikan.

Menurut Abu Achmadi dan Cholid Narbuka, “penelitian deskriptif sendiri

adalah penelitian yang berusaha untuk menentukan pemecahan masalah

yang berdasarkan data-data, menyajikan data, menganalisis data dan

menginterpretasikannya”.6

Dalam hal studi kasus adalah analisa kehidupan sosial misalnya satu

atau beberapa kelompok sosial, masyarakat, organisasi, atau individu. Studi

kasus menggambarkan sebagai metode naturalisticdimana paling

mengutamakan teknik observasi langsung dalam jangka waktu yang lama

dan terus-menerus, dan dengan wawancara mendalam. Penelitian deskriptif

5Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012) ,

cet. 7, h. 14. 6Abu Achmadi dan Cholid Narbuka, Metodologi Penelitian,, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002),

cet. 1, h. 44.

Page 52: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

38

kualitatif dengan menggunakan analisa kasus sering digunakan untuk

mengenalkan masyarakat yang unik dan maslaha-masalah yang dihadapi

yang sulit dihadapi sebuah masyarakat dan individu.

D.Sumber Pengumpulan Data

Dalam dunia penelitian, data merupakan sebuah hal yang sangat

penting dan menjadi dasar keabsahan dan kekuatan sebuah penelitian, data

merupakan bahan mentah berkaitan dengan fakta yang terdapat di lapangan,

Adapun sebagai sumber dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sumber data primer

Sumber data primer yang memberikan data langsung dalam penelitian

ini. Adapun yang dimaksud dengan sumber data primer adalah , sumber data

yang diperoleh dari kepala desa, humas klenteng Boen Tek Bio dan

masyarakat Cina Benteng dengan wawancara dan observasi pada bagian

yang berkaitan yang terdapat pada masyarakat Cina Benteng tersebut.

2. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data pendukung atau penunjang

dalam penelitian ini. Data yang diperoleh dari penelitian, namun berbeda

dengan data primer, data sekunder adalah data yang diperoleh dari data-data

yang sudah ada pada humas klenteng Boen Tek Bio hingga kepala Desa

Sukasari Kecamatan Tangerang Kota Tangerang seperti data kependudukan,

Monografi kelurahan dan data dari klenteng Boen Tek Bio mengenai

informasi terkait masyarakat Cina Benteng.

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen

Teknik merupakan alat bantu atau cara yang digunakan untuk

mendapatkan informasi data. adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah sebagai berikut:

Page 53: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

39

1. Observasi

Langkah yang pertama adalah dalam pengumpulan data dengan

menggunakan Observasi atau pengamatan, kegiatan observasi ini

merupakan lagkah yang digunakan demi melengkapi data dengan cara terjun

langsung ke masyarakat lalu mengamati masyarakat Cina benteng tersebut.

Menurut Suharsimi Arikunto “Observasi seringkali mengartikan sebagai

suatu aktiva yang sempit, yakni memperhatikan sesuatu dengan

menggunakan mata. Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang

disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian

terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seuluruh alat indra”.7

Pengumpulan data dengan menggunakan observasi ini merupakan

langkah awal dari dua teknik pengumpulan data selanjutnya dalam

penelitian ini. Hubungan antara ketiganya diperlukan dalam proses

pemeriksaan atau pengecekan dan keabsahan data. Karena kevalidan data

didapatkan dari lapangan sangat ditentukan oleh ketiga teknik pengumpulan

data.

Tabel 3.2Pedoman Observasi

7 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik., (Jakarta: Rineka

Cipta, 2006), Cet.13, h.156.

No Data yang Diperlukan Objek yang Diamati

1 Kondisi Sosial Masyarakat

Cina Benteng

Lingkungan sekitar Tempat tinggal

Masyarakat Cina Benteng

2 Interaksi Sosial Masyarakat

Cina Benteng

Beberapa Individu yang dijadikan sampel

3 Area Sekitar Klenteng Boen

Tek Bio

Lingkungan Sekitar Klenteng Boen Tek

Bio

4 Agenda Masyarakat Cina

Benteng

Kegiatan rutin Masyarakat Cina Benteng

Page 54: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

40

2. Wawancara

Interview yang sering disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan,

adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh

informasi dari terwawancara (interviewer). Interview digunakan oleh

peneliti untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data

tentang variabel latar belakang murid, orang tua, pendidikan.8

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan pemasalahan

yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari

responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau

kecil.9

Wawancara untuk keperluan penelitian berbeda dengan percakapan

sehari-hari. Wawancara biasanya dimaksudkan untuk memperoleh

keterangan, pendirian, pendapat secara lisan dari seseorang (yang lazim

disebut responden) dengan berbicara langsung dengan orang tersebut.

Dengan demikian, wawancara berbeda dengan ngobrol, bercakap-cakap, dan

8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik., (Jakarta: Rineka

Cipta, 2006), Cet.13, h.155. 9Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D),

(Bandung: Alfabeta) , h.194.

5 Partisipasi warga Kegiatan warga saat agenda rutin

Masyarakat Cina Benteng

6 Partisipasi Warga dalam

Pendidikan

Pandangan warga mengenai pendidikan

7 Pemanfaatan Klenteng

Terhadap Interaksi Warga

Kegiatan Warga dalam pemanfaatan

Klenteng

8 Arti Penting Pendidikan

pada Masyarakat Cina

Benteng

Pendidikan Formal, Pendidikan Non

Formal, dan Pendidikan Informal

Page 55: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

41

beramah-tamah.10

Kegiatan wawancara ini bertujuan untuk mengetahui

persepsi masyarakat Cina Benteng terhadap pendidikan. Guna untuk

menggali infomasi dari responden, peneliti akan menelaah terlebih dahulu

hasil studi dokumentasi yang dilakukan.

Teknik wawancara yang digunakan adalah teknik wawancara

terstruktur. Menurut Sugiyono, “wawancara terstruktur dalam melakukan

wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa

pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah

disiapkan”.11

Selain menggunakan bantuan instrumen wawancara maka hal

ini peneliti sebagai pedoman wawancara harus membawa instrumen

wawancara dapat juga dibantu dengan handphone sebagai alat perekam

suara dan gambar material lain agar yang dapat membantu pelaksanaan

wawancara menjadi lancar.

Teknik wawancara merupakan salah satu cara pengumpulan data

dalam suatu penelitian. Karena menyangkut data, maka wawancara

merupakan salah satu elemen penting dalam proses penelitian. Wawancara

dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan untuk mendapatkan

informasi dari responden dengan cara bertanya langsung secara bertatap

muka.Responden yang akan dipilih beserta jumlahnya, maka peneliti akan

menyesuaikannya dengan mempertimbangkan kualifikasi dan kriteria

responden tentunya yang sesuai dengan teknik purposive sampling. Lalu

menentukan jumlahnya dengan kebutuhan kelengkapan data sebagaimana

yang dilakukan dalam teknik snowball sampling.

Kisi-kisi wawancara akan dilakukan serta yang disusun dengan

mengembangkan dari dua variabel utama tujuan yang hendak dicapai degan

mengidentifikasi variabel-variabel yang diteliti, menjabarkan variabel

menjadi dimensi-dimensi, mencari indikator dari setiap dimensi,

10

Bagong suyanto dan sutinah, Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan,

(Jakarta: Kenacana, 2007). Ed.1,Cetakan ke-3, h.69. 11

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kunatitatif, kualitatif, dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2012). Cet.Ke-15, h.197.

Page 56: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

42

mendeskripsikan kisi-kisi instrumen, merumuskan item-item pertanyaan

atau pernyataan instrumen. Dengan 9 responden sebagaimana dituliskan di

dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara

Dimensi Indikator Jumlah

Persepsi

Masyarakat Cina

Benteng

Terhadap

Pendidikan

Pendidikan Terakhir 10

kegiatan atau pekerjaan sehari-hari

Pendapatan dan pengeluaran

Usaha untuk melanjutkan pendidikan

Usaha untuk menyekolahkan anak

Pengaruh teman dan lingkungan sosial

dalam pendidikan

Budaya sosial belajar masyarakat

Persepsi tentang pendidikan

Persepsi personal mengenai pendidikan

sebagai kebutuhan diantara yang lainnya

Persepsi sosial mengenai posisi kebutuhan

pendidikan dinatara yang lainnya

Peran lembaga

dan Institusi

Pendidikan

Pemaparan mengenai lembaga dan institusi

pendidikan formal, nonformal, informal.

6

Mengidentifikasi lembaga dan institusi

pendidikan formal.

Jarak tempuh antara lembaga dan institusi

pendidikan formal.

Kondisi lembaga dan institusi pendidikan

formal, informal, nonformal.

Peran dan pengaruh lembaga dan insitusi

pendidikan formal, nonformal, informal

terhadap individu

Page 57: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

43

Peran dan pengaruh lembaga dan Institusi

pendidikan formal, nonformal, informal

terhadap masyarakat

3. Dokumentasi

Langkah terakhir dalam melakukan pengumpulan data dengan metode

dokumentasi mengenai profil masyarakat Cina Benteng berdasarkan data-

data serta dokumen berdasarkan dari data yang di dapat dari pemerintahan

Desa setempat dan klenteng Boen Tek Bio, serta sumber-sumber lainnya.

oleh karena itu, langkah terakhir penelitian dilakukan dengan penelaahan

data-data mengenai profil kawasan Masyarakat Cina Benteng, baik dari segi

struktur sosial, perubahan sosial, data pendidikan, tradisi, budaya, mata

pencaharian masyarakat Cina Benteng.

Tabel 3.4 Pedoman Dokumentasi

No Data yang Diperlukan Dokumen yang Dibutuhkan

1 Kependudukan Monografi

2 Kependidikan Daftar Jenjang Pendidikan Masyarakat

Cina Benteng di Desa Sukasari.

3 Anggota Klenteng Boen

Tek Bio

Daftar anggota Klenteng Boen Tek Bio

4 Agenda kerja Klenteng

Boen Tek Bio dan

Masyarakat Cina Benteng

Program Kerja Klenteng Boen Tek Bio

5 Bukti Kegiatan Klenteng

Boen Tek Bio

Foto-foto kegiatan Klenteng Boen Tek

Bio

6 Bukti kegiatan

Masyarakat Cina Benteng

Foto-foto kegiatan Masyarakat Cina

Benteng

Page 58: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

44

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Menurut Irawan Soehartono, “dalam pengumpulan data sudah

dilakukan, maka data yang sudah terkumpul harus diolah dan dianalisis,

dalam pengolahan data, yang pertama kali harus dilakukan adalah dengan

melakukan “editing” ini berarti hasil wawancara harus diteliti satu per satu

tentang kelengkapan pengisian dan jawaban dari responden”.12

Menurut Sugiyono, “pemeriksaan data atau editing adalah

pemeriksaan dan meneliti kembali data yang telah terkumpul adalah

langkah pertama tahap pengolahan data. Langkah tersebut dilakukan untuk

mengetahui apakah data yang telah terkumpul tersebut baik sehingga

segera dapat dipersiapkan untuk tahap analisis berikutnya”.13

Fungsi editing disini adalah bahwa apabila dalam wawancara apabila

masih kurang lengkap dalam setiap pertanyaan yang dilontarkan satu per

satu maka dari butir pertanyaan dan pernyataan yang tidak di jawab untuk

mengatasinya meberikan dua alternatif yaitu dengan cara jika butir

pertanyaan tidak terjawab bersifat acak, artinya tidak terpusat pada saru

nomor tertentu saja.maka untuk mengisi butir diberikan nilai rata-rata dari

semua nilai yang diisi oleh responden, Jika semua pertanyaan sudah

dilontarkan dan diteliti, maka langkah selanjutnya adalah dengan

pembuatan kode untuk pertanyaan.

Menurut Irawan Soehartono, “Kesulitan akan dihadapi dalam

membuat kode untuk pertanyaan terbuka. Dalam arti yang sebenarnya,

kesulitannya bukan terletak pada pembuatan kodenya, melainkan dalam

membuat penggolongan atas jawaban yang beraneka ragam”.14

12

Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, ( Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2011),

cet ke 1 s.d 7, h.89 13

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D),

(Bandung: Alfabeta, 2002), h.93. 14

Soehartono, op. Cit., h.89.

Page 59: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

45

Maka untuk mengetahui penggolongan kode nya yang perlu

dilakukan adalah dengan mencatat penggolongan dari jawaban yang

bervariasi dan dan diketahui terlebih dahulu berbagai macam variasinya.

Setelah mengetahui variasi jawabannya, maka dibuat penggolongan

jawaban tersebut. Dengan demikian pembuatan kode ditentukan dengan

sebelum penelitian, langkah pertama dalam pembuatan kode adalah

dengan mempelajari jawaban yang diberikan responden, kemudian

memutuskan perlu tidaknya dibuat pengklasifikasian kategorisasi

jawaban.langkah ini bertujuan setiap pertanyaan atau variabel, dan

pemberian kode untuk setiap jawaban merupakan isisi pokok buku kode.

Menurut Sugiyono, “Metode penelitian kualitatif ini muncul karena

terjadi perubahan paradigma dalam memandang suatu realitas atau

fenomena atau gejala. Dalam paradigma ini realitas sosial dipandang

sebagai sesuatu yang holistik atau utuh, kompleks, dinamis, dan penuh

makna”.15

Proses analisis dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia

dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara dengan responden, observasi

yang telah dituliskan dalam lembar observasi lapangan, dokumentasi

berupa foto-foto pada saat wawancara dan pengamatan pada saat observasi

dilakukan dan sebagainya. Berdasarkan hal tersebut maka metode analisa

yang digunakan adalah metode deskripsi analisis yakni dengan cara

mengumpulkan data kemudian menyusun, menyajikan, baru kemudian

menganalisis untuk mengungkapkan arti data tersebut. Pada saat

menganalisa data hasil observasi, peneliti menginterpretasikan catatan

lapangan yang ada kemudian menyimpulkannya. Setelah itu peneliti

menganalisa pada data tersebut.

Dalam proses analisis data, ada beberapa langkah pokok yang harus

dilakukanyaitu:

15

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2012), h.1.

Page 60: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

46

1. Tahap persiapan

Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada tahap persiapan ini

adalah mengecek nama dan kelengkapan identitas dan kelengkapan

identitas pengis, memeriksa dan mengecek kelengkapan data, artinya

memeriksa isi, instrument pengumpulan data (termasuk pula

kelengkapan lembaran instrumen barangkali ada yang terlepas atau

sobek) dan mengecek macam-macam isian data.

2. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, di cari tema dan polanya dan

membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah

direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.16

3. Penyajian Data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data dapat dilakukan dalam

bentuk tabel, grafik, pie chard, pictogram, dan sejenisnya.Melalui

penyajian data tersebut maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola

hubungan sehingga akan semakin mudah dipahami.17

4. Penarikankesimpulandanverifikasi

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan

akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila

kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-

bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan

mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan

16

Sugiyono, MetodePenelitianPendidikanPendekatanKuantitatif, Kualitatif, dan

R&D,(Bandung : Alfabeta, 2012), h.338. 17

Ibid. h.341.

Page 61: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

47

kesimpulan yang kredibel.18

Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian

dari suatu konfigurasi gemini. Kesimpulan juga memproses dan

meringkas agar lebih cepat lewat pemikiran peneliti. Serta bagaimana

mencatat dari hasil temuan yang ditemukan oleh peneliti. Peneliti harus

dapat menarik kesimpulan secara jelas.

Menurut Sugiyono, “ada empat kriteria dalam penelitian kualitatif

yang digunakan untuk mengukur keabsahan data uji keabsahan data dalam

penelitian kualitatif meliputi uji credibility, transferbility, dependability,

dan confirmability”.19

Credibility yaitu kepercayaan, transferability yaitu

keteralihan, dependability yaitu ketergantungan, dan confirmability yaitu

kepastian.

Dalam hal ini peneliti menggunakan metode triangulasi, menurut

Lexy J Meleong, trianggulasi adalah “teknik pemeriksaan keabsahan data

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Teknik

triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui

sumber lainnya”.20

Tujuan triangulasi data dilakukan dalam penelitian ini

adalah untuk mengecek kebenaran data dengan membandingkan data yang

diperoleh dari sumber lain, pada berbagai fase penelitian di lapangan.

Trianggulasi data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

sumber dan metode,21

artinya peneliti membandingkan dan mengecek

balik derajat kepercayaan informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat

yang berbeda dalam metode kualitatif. Trianggulasi data dengan sumber

ini antara lain dilakukan dengan cara membandingkan data yang diperoleh

dari hasil wawancara dengan informan dan key informan.

18

Ibid. h. 345. 19

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan

R&D), (Bandung: Alfabeta, 2002), h. 366.

20 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : Remaja Rosda Karya,

2002), h.178

21

Hudri, Said. “Keabsahan Data Instrumen Penelitian”, http://expresisastra.blogspot.com/2013/11/keabsahan-data-instrumen-penelitian.html, 05 Oktober

2014

Page 62: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

48

Trianggulasi data dilakukan dengan cara, pertama, membandingkan

hasil pengamatan pertama dengan pengamatan berikutnya. Kedua,

membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara.

Membandingkan data hasil wawancara pertama dengan hasil wawancara

berikutnya. Penekanan dari hasil perbandingan ini bukan masalah

kesamaan pendapat, pandangan, pikiran semata-mata. Tetapi lebih penting

lagi adalah bisa mengetahui alasan-alasan terjadinya perbedaan.

Pemeriksaan dan pengecekan keabsahan data ini menunjukan bahwa

konsep keajegan penelitian kualitatif selain menekankan pada desain

penelitian, juga pada pengolahan data dan pengumpulan data. Pengujian

triangulasi dengan strategi triangulasi metode dilakukan untuk mencapai

keabsahan data dari penelitian deskripstif ini dengan credibility dan

transferability. Dalam hal ini peneliti menggunakan ketiga teknik

pengumpulan data yaitu dokumentasi, wawancara, dan observasi sebagai

penguji triangulasi metodenya. Hal ini akan menghasilkan penelitian yang

bisa di pertanggung jawabkan validitasnya.

Page 63: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Latar Penelitian

1. Sejarah Masyarakat Cina Benteng

Semenjak dasarwarsa kedua 1600-an antara Banten dan Batavia

terjadi persaingan perdagangan. Pihak kompeni Belanda mempunyai

keinginan untuk melakukan monopoli perdagangan di wilayah kesultanan

Banten. Namun pihak lain, Sultan Banten sendiri mempertahankan

sistem perdagangan bebas dan kedaulatan negara. Karena kerasnya

persaingan itu, akhirnya berkembang mejadi konflik politik dan konflik

senjata. Pada tahun 1652, konflik yang terjadi masih sebatas konflik

senjata secara tertutup, konflik yang terjadi pada tahun 1659 konflik

berubah menjadi perang terbuka. Dalam suasana konflik tersebut,

kawasan Tangerang menjadi daerah pertahanan sekaligus medan

pertempuran serta rebutan antara Banten dan Batavia.

Dalam perkembangannya Banten membangun benteng pertahanan

sebelah barat sungai Cisadane dan pihak kompeni Belanda membangun

benteng pertahanan di sebelah timur sungai Cisadane. Oleh karena itu,

dahulu daerah ini dikenal dengan nama benteng, baru kemudian dikenal

muncul dengan nama Tangerang. Dengan mengarahkan serdadu kompeni

secara besar-besaran, terutama serdadu sewaan yang bersasal dari

kalangan nusantara sendiri.

Akhirnya pada tahun 1809 kesultanan Banten dihapuskan, seluruh

wilayahnya dimasukan ke wilayah pemerintahan Hindia Belanda, sejak

saat itu, berakhirlah kedudukan Tangerang sebagai daerah tapal batas

kuasa pemerintahan Kolonial Hindia Belanda. Dalamhal initerjadi

perubahan pemegang status pemegang daerah itu, yang semula berstatus

sebagai daerah yang menjadi daerah perebutan antara Banten dan Batavia

Page 64: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

50

merubah status menjadi daerah partikelir secara perseorangan

perusahaan.

Hal ini menimbulkan tuan tanah di daerah ini yang umunya terdiri

atas orang Belanda dan orang Cina. Selain menguasai tanah atas orang

Belanda dengan menguasai tanah garapannya dan lingkungannya.

mereka juga menguasai penduduk yang bermukim di lahan itu. Akibat

hal itu terjadi perdebatan yang mencolok antara tingkat kesejahteraan

tuan tanah dengan tingkat kesejahteraan penduduk pribumi. Hal ini tuan

tanah lebih berkuasa dibandingkan dengan pejabat pemerintahan. Situasi

dan kondisi demikian membentuk struktur karakter masyarakat tersendiri

dilingkungan tanah partikelir.

Masalah pendidikan hampir tak tersentuh oleh masyarakat pribumi.

pendidikan hanya diemban melalui segelintir orang saja, mereka belajar

informal dari guru agama secara individual. Peran dan kedudukan orang

Cina dan jawara dalam masyarakat Tangerang sangat berpengaruh besar

dan banyak sebagian tanah dikuasi oleh masyarakat Cina Tangerang

bahkan tanah milik tuan tanah Cina hampir tak terhitung jumlahnya

disana.

Pada umumnya masyarakat Cina Benteng mendiami tempat yang

disebut kampung pecinan. Masyarakat Cina yang tinggal di Kota

Tangerang cukup banyak, yaitu hampir seperempat dari jumlah penduduk

Kota Tangerang. Oleh sebab itu tidak mengherankan apabila kebudayaan

Cina mewarnai kebudayaan setempat. Hal ini dapat dilihat dari makanan

khas, upacara adat, dan bahasa yang digunakan oleh masyarakat kota

Tangerang.

Riwayat Cina Benteng yang didapat dari keterangan para terdahulu,

katanya, di Tangerang. Menceritakan dahulu ada benteng yang letaknya

di tepi sungai Cisadane. Fondasi benteng yang kini posisinya kira-kira di

belakang plaza Tangerang sudah terendam air.dalam Ensiklopedi Van

Page 65: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

51

Nederlands Indi memang ada keterangan yang menguatkan penuturan

tersebut. Dijelaskan istilah benteng bersasl dari sebuah benteng yang

dibangun Belanda di tepi sungai Cisadane.

Untuk menahan serbuan Banten yang hendak merebut kembali

Batavia dari tangan Belanda. Awal kehadiran orang Tionghoa di

Tangerang. Kitab Layang Parahyang yang berbahasa sunda kuno

mengisahkan pendaratan serombongan orang Tionghoa di pantai utara

Tangerang dan bermukim di sana. Itu sebabnya di kawasan tersebut

terdapat nama pangkalan atau teluk naga yang mengacu pada pertama

kali kedatangan orang Tionghoa di Tangerang.

Kisah lain, pada tahun 1740 terjadi pemberontakan besar

masyarakat Tionghoa di Indonesia yang menyebabkan pembantaian

sekitar 10.000 orang Tionghoa tak berdosa oleh Belanda, banyak diantara

mereka pergi menyelamatkan diri ke Tangerang dan sekitarnya.

Pemerintahan kolonial Belanda memang mencatat banyaknya tanah milik

partikelir di kawasan tersebut. Bahkan hingga tahun 1940-an tanah milik

para tuan Tioghoa masih tak terhitung jumlahnya.

Meski orang luar menyeragamkan sebutan Cina Benteng untuk

etnis Tionghoa di Tangerang. Di kalangan masyarakat Cina Benteng

sendiri dikenal dengan istilah “benteng” dan “udik”. Sebutan Benteng

mengacu untuk kawasan kota, sementara daerah luar kota disebut udik

(selatan). Secara harfiah, udik (hulu sungai) merupakan lawan kata ilir

(hilir sungai). Udik dapat pula bermakna selatan berlawanan dengan ilir

atau utara sebab sungai Cisadane di Banten mengalir dari selatan ke

utara. Namun prakteknya, istilah udik tidak saja diterapkan untuk tempat

di selatan tapi juga di utara.

Hal unik dari Masyarakat Cina Benteng yaitu karena mereka

memiliki budaya yang khas tersendiri yang berbeda denga warga Cina

pada umunya, masyarakat Cina Benteng telah mampu berkulturasi dan

Page 66: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

52

beradaptasi dengan lingkungan dan kebudayaan lokal. Mereka tidak lagi

menggunakan bahasa Cina, bahkan logatnya pun sudah sangat sunda

pinggiran bercampur Betawi, tetapi meskipun begitu mereka mampu

berakulturasi dan beradaptasi dengan penduduk, masyarakat Cina

Benteng masih mempertahankan dan melestarikan adat istiadat nenek

moyang mereka yang sudah ratusan tahun.

Penampilan fisik “Cina Benteng” unik, karena kadang cukup sulit

dibedakan dengan “orang pribumi”, setelah membuka percakapan dengan

masyarakat Cina Benteng, barulah menyadari bahwa tengah berhadapan

dengan orang Tionghoa. Apalagi perkawinan campur antar etnik kerap

terjadi. Tak heran anak-anak masyarakat Cina Benteng sudah tidak

kelihatan wajah asli cinanya. Umunya orang Cina Benteng

mengidentifikasi diri sebagai orang Cina. Sedang etnik melayu atau

pribumi (sunda) disekitarnya disebut dengan kampung. Namun hubungan

antar etnik ini sangat baik. Harmonis dan rukun. Dikarenakan merasa

tanah kelahirannya sama. Istilah “orang kampung” sendiri dimaksudkan

sebagai orang yang punya kampung. Jadi sama sekali tidak mengandung

arti peyoratif (melecehkan).

Keistimewaan masyarakat Cina Benteng adalah kesetiaan pada

tradisi leluhur. Arsitektur dan tata letak rumah masih mempertahankan

nilai-nilai leluhurnya dari negeri Tiongkok. Hampir semua pakem model

rumah Tiongkon masih diikuti. Termasuk penggunaan pasak sebagai

pengganti paku. Meski tak semua rumah terbuat dari kayu. Ada yang

dibuat dari bambu dengan teknik anyaman.

Demikian pula tradisi yang masih dipertahankan adalah

pelaksanaan upacara tradisional. Berbagai upacara yang di daerah lain

sudah hilang atau tidak dilakukan lagi. Masih bisa disaksikan di sini

yakni upacara perkawinan Ciotau . Upacara Ciotau sebenarnya merujuk

pada inisiasi menuju kedewasaan. Dilakukan menjelang pernikahan

Page 67: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

53

seseorang. Namun sekarang identik dengan perkawinan tradisional

lengkap baik kostum maupun ritualnya.

Seiring dengan semakin terbukanya Tangerang serbuan budaya luar

pun makin gencar. Masyarakat Cina Benteng harus sedikit berkompromi

dengan tuntutatn zaman. Banyak diantara masyarakat Cina Benteng yang

mengirimkan anak-anaknya yang sudah lulus dari perguruan Tinggi atau

akademi. Yang sudah lulus sekolah banyak yang bekerja di Jakarta.

Karena jarak dari tempat tinggal ke tempat kerja relarif dekat dan

peluang kerja di Jakarta masih cukup banyak.

Meski secara fisik sulit dibedakan dengan orang kampung (melayu

atau pribumi). Upaya mempertahankannya identitas budaya etnik Cina

masih tetap kuat. Sebutan Orang Cina atau “orang kampung’ memang

lebih bersifat kultural yang membedakan mereka dengan kelompok etnik

Tionghoa lainnya di Indonesia. Masyarakat Cina Benteng menganggap

dirinya sebagai bagian dari kaum pribumi Tangerang karena di situlah

kampung halamannya. Tempat dilahirkan dibesarkan dan sampai

meninggal nanti. Selalu berseloroh Cina Benteng adalah bagian dari

RRT, bukan Republik Rakyat Tionghoa akan tetapi Republik Rakyat

Tangerang.

Kawasan Cina Benteng ini terletak di Desa Sukasari Kecamatan

Tangerang Kota Tangerang, seduai dengan Undang-undang Nomor 2

Tahun 1993 tentang pembentukan Daerah Tingkat II Kotamadya

Tangerang dan Peraturan Daerah Tahun 2000 tentang pembentukan 13

kecamatan. Kecamatan Tangerang terbagi menjadi 8 (delapan) kelurahan,

salah satunya yaitu kelurahan Sukasari. Sampai dengan bulan Agustus

2014, kondisi kependudukan di wilayah Suksari berdasarkan

pengelompokan sebagaimana dengan jumlah laki-laki adalah 9.057 dan

Perempuan 9.881 Penduduk.

Page 68: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

54

Kawasan Cina Benteng amat sangat berpotensi baik segi

kebudayaan maupun potensi sumber daya manusia. Sebagai upaya

peningkatan derajat masyarakat dalam bidang pendidikan, pemerintah

kota Tangerang telah memprogram pembangunan gedung sekolah, mulai

dari gedung SD, maupun SMP dan SMA atau SMK. Pemerataan

pembangunan gedung sekolah dan alokasi anggran yang besar untuk

bidang pendidikan ditujukan agar seluruh masyarakat kota Tangerang

dapat merasakan dan mengeyam pendidikan secara murah dan tanpa

menempuh lokasi yang jauh dari tempat tinggal peserta didik, tenaga

pendidikan dan prasarana pendidikan, baik formal maupun nonformal

yang berada di wilayah kelurahan Sukasari adalah:

Tabel 4.1

Jumlah Pendidikan Formal Milik Pemerintah di Desa Sukasari

No. Tingkat

Pendidikan

Milik Pemerintah

Jumlah Jumlah

Kelas

Jumlah

Lokal

Jumlah

Siswa

Jumlah

Guru

1 SD 5 25 25 1332 78

2 MI - - - - -

3 SMP 1 - - - -

4 MTs - - - - -

5 SMA - - - - -

6 SMK 1 - - - -

7 MA - - - - -

8 SLB - - - - -

Total 7 25 25 1332 78

Page 69: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

55

Tabel 4.2

Jumlah Pendidikan Formal Milik Swasta di Desa Sukasari

No. Tingkat

Pendidikan

Milik Swasta

Jumlah Jumlah

Kelas

Jumlah

Lokal

Jumlah

Siswa

Jumlah

Guru

1 SD 5 - - - -

2 MI - - - - -

3 SMP 4 - - - -

4 MTs - - - - -

5 SMA 4 - - - -

6 SMK 3 - - - -

7 MA - - - - -

8 SLB - - - - -

Total 16

Jumlah Pendidikan nonformal di Desa Sukasari ini pun cukup

banyak. Setidaknya ada beberapa Pendidikan nonformal yang

dikembangkan di desa ini, dan secara berkesinambungan dengan

digambarkan dalam tabel berikut.

Tabel 4.3

Jumlah Pendidikan Non Formal di Desa Sukasari

No. Jenis Pendidkan Jumlah Jumlah Peserta Didik Jumlah Tenaga

Pendidik

1 Pondok

Pesantren

- - -

2 Kursus 8 - -

3 Bimbingan

Belajar

3 - -

Page 70: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

56

4 Balai Latihan - - -

Total 11

2. Potensi Budaya Masyarakat Cina Benteng

Di kalangan warga Cina Benteng , kelahiran anak, terutama anak

laki-laki, merupakan satu hal yang sangat menggembirakan. Karena akan

menjadi penerus marganya (she). Maka tak heran, sejak anak masih

dalam kandungan banyak pantangan yang tidak boleh dilanggar oleh

sang ibu. Ibu hamil jika akan keluar rumah atau pergi jauh harus

membawa gunting kecil, peniti, dan jarum, serta pisau dan benda tajam

lainnya. Hal ini dimaksudkan agar terhindar dari gangguan makhluk

halus yang jahat. Pantangan lain ibu adalah ibu hamil serta keluarganya

tidak boleh membunuh atau menyiksa binatang, karena jika dilanggar

maka anaknya akan cacat atau bahkan mati.

Dibandingkan dengan masyarakat Tionghoa lainnya, masyarakat

Cina Benteng masih melakukan upacara peringatan hari-hari besar secara

lengkap. Ketaatan mereka pada tradisi leluhur, tercermin dari berbagai

upacara yang masih dilakukan seperti perayaan tahun baru Imlek yaitu

tahun baru penanggalan Cina, Upacara Ceng Beng, Upacara Toan,

Upacara Cit Gwe, Peh Gwe, Cia Gwe, dan Cap Go meh.

Apabila berbicara mengenai pembauran di Indonesia maka

Masyarakat Cina Benteng di Kota Tangerang merupakan contoh wujud

keberhasilan akulturasi atau pembauran di Indonesia. Keberadaan Cina

Benteng di Tangerang membentuk perpaduan budaya corak Indonesia-

Tionghoa yang unik dan sarat makna, secara ekonomi Cina Benteng

adalah salah satu etnis Tionghoa yang bisa dikatakan miskin di

Indonesia. Umunya bekerja sebagai buruh, petani, pedagang, nelayan,

dan tukang. Secara sosial kelompok ini bisa menyatu dengan kaum

pribumi, meski karena politik mereka mengalami kesenjangan sosial.

Page 71: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

57

Dalam keseharian kelompok Cina Benteng memiliki keunikan di

mana interaksi dan cara hidup sudah sangat mirip dengan kaum pribumi.

Meski begitu menyerupai kaum pribumi, kelompok Cina Benteng tidak

pernah menghilangkan beberapa tradisi leluhur seperti pada perayaan dan

ritual-ritual. Pengaruh kehidupan masyarakat Cina Benteng yang utama

adalah menyadarkan kaum Tionghoa melalui contoh keharmonisan yang

sesungguhnya diharapkan oleh kedua belah pihak. Dengan melihat kisah

Cina Benteng, maka anggapan negatif terhadap etnis Tionghoa dapat

diredam, nilai-nilai positif yang mendidik dari Cina Benteng dapat

diangkat. Kekukuhan Masyarakat Cina Benteng dalam mempertahankan

Tradisi Leluhur merupakan aktualisasi penghargaan, penghormatan,

sekaligus kekuatan akan leluhur mereka sekaligus sebagai kekuatan

menjaga melinlugi dengan keserasian hidup dalam menghormati terhadap

perbedaan pandangan beragama.

Dalam hal budaya tepat disamping klenteng terdapat museum

Benteng Heritage yang merupakan museum yang berindikasikan bahwa

asal-muasal ataupun peninggalan masyarakat Cina Benteng terdapat di

Kawasan Cina Benteng ini. Museum Benteng Heritage pun mendapat

Rekor MURI (Museum Rekor Indonesia), memang tak megah dan ketika

orang mendatangi museum ini tidak mengira bahwa museum ini berada

di tengah pasar, akan tetapi ketika memasuki kedalam museum kita akan

disuguhi peninggalan masyarakat Cina Benteng dan peninggalan sejarah

masa lalu yang melatarbelakangi asal muasal masyarakat asli Tangerang

ini.

3. Potensi Sarana dan Prsarana

Desa yang berada di tengah kota Tangerang dan berada di pinggir

Sungai Cisadane, Sukasari memiliki kelebihan tersendiri dari segi sarana

dan prasaranya. Desa ini bisa dikatakan desa yang berpotensi budaya

tinggi ditengah hiruk-pikuk kota tangerang yang modern dengan segala

Page 72: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

58

macam aspek nya. Desa ini memiliki jalan dalam bentuk aspal dan bisa

dikatakan memiliki lingkungan yang cukup nyaman dan bersih.

Untuk sarana dan prasarana peribadatan, Desa Sukasari memiliki

12 Masjid,7 Mushola, 4 Gereja, dan 7 Vihara, serta 1 Klenteng yaitu

Klenteng Boen Tek Bio.Dari segi sarana dan prasarana kesehatan, desa

ini masuk kategori baik dalam penunjang sarana kesehatan, terdapat

Puskesmas yang memiliki 23 jumlah tenaga kesehatan dengan jumlah

kunjungan pasien 4.581 perbulan dengan bertambahnya akan pentingnya

kesehatan bagi anak maka di desa ini terdapat Posyandu yang berjumlah

16 Posyandu dengan jumlah pengurus 80 orang.

Selain sarana dan prasarana milik pemerintahan di desa ini terdapat

sarana dan prsarana milik swasta terdapat poliklinik dengan jumlah 3

poliklinik, ditambah dengan praktek dokter di setiap sudut desa Sukasari

berjumlah 23 praktek dokter dan penunjang sarana yaitu dengan adanya

toko obat yang berjumlah 2 toko obat.

Dalam upaya mendukung tingkat perekonomian masyarakat dan

mendukung pemberdayaan ekonomi di wilayah Kelurahan Sukasari dan

berkembang dunia usaha dan sarana pemasaran hasil produksi, antara

lain terdapat Industri menengah dengan junlah 2, berbagai home industri

demi meningkatkan perekonomian warga dengan jumlah 2 home industri,

sarana penunjang penggerak perekoniam tak lepas dari peran pasar dalam

sektor ekonomi yang berjumlah 1 dengan jumlah kios di pasar adalah 150

kios dan 237 toko ditambah 11 mini market.

Mata pencaharian pada masyarakat di desa ini yaitu sebagai

akuntan berjumlah 3 orang, apoteker berjumlah 4 orang, arsitek

berjumlah 3 orang, bidan berjumlah 15 orang, buruh berjumlah 276

orang, guru berjumlah 131 orang, dokter berjumlah 25 orang, dosen

berjumlah 14 orang, karyawan berjumlah 16 orang,belum atau tidak

bekerja berjumlah 3.328 orang,karyawan swasta berjumlah 4.305

Page 73: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

59

pedagang berjumlah 272 orang, ibu rumah tangga berjumlah 3.602 orang,

pensiunan berjumlah 294 orang, perawat berjumlah 15 orang, TNI

berjumlah 12 orang, wartawan berjumlah 11 orang, dan wiraswasta

berjumlah 2.277 orang. Dapat disimpulkan masyarakat di desa ini

bermata pencaharian dengan jumlah terbanyak sebagai karyawan swasta.

B. Persepsi Masyarakat Cina Benteng Terhadap Pendidikan

Ketika kita membahas persepsi individu memang sangat berbeda

antara individu yang satu dengan individu yang lainnya. Maka yang

harus dicari benang merah nya adalah nya bagaimana individu menyikapi

pendidikan bagi dan untuk dirinya pribadi dan bagaimana cara pandanga

individu tersebut terhadap pendidikan yang harus diterima dan diperoleh

untuk nya itu khusus nya dan untuk masyarakat pada umunya.

Terkait dengan kondisi pendidikan pada masyarakat Cina

Benteng, Oey Tjin Eng ( Kepala Klenteng Boen Tek Bio) memaparkan

sebuah kebenaran bahwa persepsi masyarakat Cina Benteng terhadap

pendidikan pada masa kini masyarakat Cina Benteng sudah tergerak dan

mementingkan pendidikan dibanding sektor yang lainnya. Sebagai

contoh sudah banyak masyarakat Cina Benteng yang menjadi sarjana dan

bahkan berprofesi sebagai Dokter, Insinyur, Pengacara, dan Akuntan.1

Secara tidak langsung, keterangan tersebut menyimpulkan bahwa

kesadaran akan pendidikan pada masyarakat Cina Benteng sudah tinggi.

Mardika Surya Tenggara menjabarkan pendapatnya mengenai hal

ini “khusus untuk pendidikan sudah peduli dari orang tua pun peduli

terhadap pendidikan dan mengedepankan pendidikan”2. Menambahkan

satu indikator Oey Tjin Eng pun menambahkan “Pendidikan yang

ditunjang pada masyarakat Cina Benteng sudah terbuka oleh pola pikir

1Oey Tjin Eng, Kepala Klenteng Boen Tek Bio (Kepala perkumpulan keagamaan dan

sosial Klenteng Boen Tek Bio), Wawancara Pribadi, Tangerang 19 September 2014. 2 Mardika Surya Tenggara, Warga Kalipasir (Ibu Rumah tangga yang berprofesi

merangkap wiraswasta), Wawancara Pribadi, Tangerang 14 November 2014.

Page 74: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

60

masyarakat”.3 Masyarakat kini jauh lebih terbuka dalam hal pola pikir

mengenai pendidikan. Dari tahun ke tahun pun semakin meningkat

jumlahnya.sudah terbukti dan banyak yang berhasil dengan ditunjang

banyak terdapat sekolah di sekitar masyarakat Cina Benteng sebagai

sarana dan prasarana penunjang pendidikan untuk meningkatkan taraf

hidup masyarakat Cina Benteng karena selain meingkatkan taraf hidup

pendidikan pun sebagai peningkatan pelapisan sosial di masyarakat.

Perkembangan pendidikan pada masyarakat Cina Benteng sudah

menjadi prioritas utama di masyarakat, hal ini di paparkan oleh Titin

warga Cina Benteng, “banyak sekolah yang terdapat di kawasan Cina

Benteng dan lebih mengutamakan pendidikan dibandingkan berdagang

karena dengan pendidikan mengangkat derajat keluarga”.4 Dalam setiap

pengamatan yang dilakukan terlihat sudah banyak dan ramai jika pagi

hari di jalan Kisamaun terlihat banyak anak-anak berseragam SD,

SMP,SMA hendak berangkat sekolah. Hal ini terbukti bahwa lebih

memilih meningkatkan taraf kehidupan melalui jalur pendidikan

dibandingkan berdagang ataupun berwirausaha, karena lewat jalur

akademis walaupun perlahan tapi pasti. Keramaian didominasi dengan

anak SD,SMP, dan SMA, dan orangtua mereka mendidik mereka sejak

kecil bahwa yang paling utama adalah mencari ilmu di jalur akademis

bukan mencari materi di bidang wirausaha.mereka pun berpegang teguh

bahwa belajar dapat dimana saja dan kapan saja akan tetapi harus

memilih jalur akademis formal yaitu di sekolah dengan tujuan untuk

mendapatkan ilmua yang bermanfaat dan penerus bangsa yang lebih baik

lagi.

Sudah terbukti dan banyak yang berhasil dengan ditunjang

banyak terdapat sekolah di sekitar masyarakat Cina Benteng sebagai

3Oey Tjin Eng, Kepala Klenteng Boen Tek Bio (Kepala perkumpulan keagamaan dan

sosial Klenteng Boen Tek Bio), Wawancara Pribadi, Tangerang 14 November 2014. 4 Titin, Warga Cirarap Desa Sukasari, Wawancara Pribadi , Tangerang 14 November

2014.

Page 75: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

61

sarana dan prasarana penunjang pendidikan untuk meningkatkan taraf

hidup Masyarakat Cina Benteng karena selain meingkatkan taraf hidup

pendidikan pun sebagai peningkatan pelapisan sosial di masyarakat.

Perkembangan pendidikan pada masyarakat Cina Benteng sudah

menjadi prioritas utama di masyarakat, hal ini di paparkan oleh Titin

warga Cina Benteng, “banyak sekolah yang terdapat di kawasan Cina

Benteng dan lebih mengutamakan pendidikan dibandingkan berdagang

karena dengan pendidikan mengangkat derajat keluarga”.5 Dalam setiap

pengamatan yang dilakukan terlihat sudah banyak dan ramai jika pagi

hari di jalan Kisamaun terlihat banyak anak-anak berseragam SD,

SMP,SMA hendak berangkat sekolah.hal ini terbukti bahwa mereka lebih

memilih meningkatkan taraf kehidupan melalui jalur pendidikan

dibandingkan berdagang ataupun berwirausaha, karena lewat jalur

akademis walaupun perlahan tapi pasti.keramaian didominasi dengan

anak SD,SMP, dan SMA, dan orangtua mendidik sejak kecil bahwa yang

paling utama adalah mencari ilmu di jalur akademis bukan mencari

materi di bidang wirausaha. Berpegang teguh bahwa belajar dapat

dimana saja dan kapan saja akan tetapi harus memilih jalur akademis

formal yaitu di sekolah dengan tujuan untuk mendapatkan ilmu yang

bermanfaat dan penerus bangsa yang lebih baik lagi.

Dalam pandangan masyarakat Cina Benteng yang sudah

mengedepankan pendidikan dibandingkan sektor apapun tetap saja

berpegang teguh kepada budaya leluhur yang mereka anggap itu semua

warisan budaya yang harus mereka jaga karena dengan menjaga

kebudayaan leluur merupakan bagian dan tercermin mengekplorasi

pendidikan, dengan adanya pendidikan maka setiap langkah dan kegiatan

tidak mudah dipengaruhi dari pihak lain, dan tidak merugikan kalangan

ini pada khususnya.

5 Titin, Warga Cirarap Desa Sukasari, Wawancara Pribadi , Tangerang 14 November

2014.

Page 76: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

62

Kegiatan masyarakat Cina Benteng di sektor ekonomi, yanga

dalam hal ini berwirausaha baik di Pasar Lama dan tersebar di kawasan

Tangerang serta kota besar lainnya khusus nya DKI Jakarta, sudah

terlebih dahulu menyerap ke dalam sendi-sendi kehidupan mereka dan

tradisi yang di pegang dari warisan leluhur mereka. Tradisi merantau dan

berwirausaha ikut mengubah wajah kehidupan masyarakat Cina Benteng.

tradisi ini pula yang membawa pemuda-pemuda bekerja secara produktif

dan tidak menganggur.

Walaupun sudah sebagian anak-anak masyarakat Cina Benteng

mengeyam pendidikan wajib belajar 9 Tahun tapi yang bisa dan mau

melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sangat minim, dikarenakan

terbentur biaya menjadikan melanjutkan ke perguruan tinggi menjadi

sedikit. Hambatan utama yang dihadapi adalah opini negatif dan

kemiskinan tentang pendidikan dan kemiskinan. Ada pepatah yang

mengatakan hanya si kaya yang dapat sekolah dan pintar. Kedua hal

tersebut menghilangkan opini dalam masyarakat Cina Benteng yang

bersikeras ingin melanjutkan sekolah karena terbentur biaya dan

kesempatan demi memahami arti penting pendidikan dalam kehidupan.

Meskipun pemerintah sudah memberlakukan wajib belajar 9 tahun

dan membebaskan uang sekolah, dan bahkan pemerintah desa memberi

kemudahan kepada Masyarakat , peningkatan sudah hampir merata yang

meningkatkan pendidikan dalam jalur akademis.dengan diwujudkan secara

nyata.namun hal ini timpang jika kemiskinan membuat banyak keluarga

yang memutuskan untuk tidak menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang

yang lebih tinggi. Hal ini mengingatkan bahwa sekolah tidak hanya

membayar uang sekolah saja melainkan harus membeli seragam,

menyemprunakan seragam, serta membeli buku dan alat-alat sekolah

lainnya.

Page 77: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

63

Segala kerumitan, kelemahan pandangan yang bersifat negatif, ini

semua ditepis oleh masyarakat Cina Benteng yang ini dan bersungguh-

sungguh ingin menyekolahkan anak nya ke jenjang yang lebih tinggi.

Berbagai cara dilakukan, dengan melakukan banyak usaha untuk

menghilangkan steorotip bahwa hanya yang memiliki materi yang dapat

sekolah dan pintar.

Dengan usaha berdagang dan berwirausaha contoh nyata dari usaha

peningkatan mutu pendidikan pada masyarakat Cina Benteng, kesadaran

mengenai pendidikan pada masyarakat Cina Benteng dapat dikatan sudah

tinggi, Ratna menambahkan “ selain di sekolah demi meningkatkan dan

memhami pelajaran. Sudah banyak bimbingan belakar dan leas private di

kawasan Cina Benteng, dan mereka berperan aktif mengikuti bimbingan

belajar tersebut.”6 Hal ini membuktikan bahwa persepsi masyarakat Cina

Benteng sudah mementingkan pendidikan, berbagai cara dilakukan demi

kelancaran proses pendidikan. Dan sebagai langkah-langkah strategis yang

dilakukan dari seluruh komponen yang menyadarkan masyarakat Cina

Benteng agar lebih memahami dan lebih mengetahui sebenarnya arti

penting pendidikan bagi masyarakat Cina Benteng.

C. Peran Lembaga dan Institusi Pendidikan Masyarakat Cina Benteng

Lembaga dan institusi pendidikan adalah merupakan suatu institusi

pendidikan yang menawarkan pendidikan formal mulai dari jenjang pra-

sekolah samapai jenjang perguruan tinggi, baik yang bersifat umum

maupun khusus (misalnya sekolah agama atau sekolah luar biasa).

Lembaga pendidikan juga merupakan sebuah institusi sosial yang menjadi

agen sosialisasi lanjutan setelah lembaga keluarga.

Dalam hal ini masyarakat Cina Benteng mengenal lembaga

pendidikan yaitu: lembaga pendidikan keluarga, lembaga pendidikan

6 Ratna, Wiraswasta Masyarakat Cina Benteng, Wawancara Pribadi, Tangerang 14

November 2014.

Page 78: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

64

sekolah, lembaga pendidikan lingkungan masyarakat. Ketiga lembaga ini

mempengaruhi individu dalam perkembangan kehidupan sosial dalam

masyarakat.

a. Lembaga Pendidikan Keluarga

Pendidikan keluarga adalah dapat dikatakan juga pendidikan

masyarakat, karena disamping keluarga itu sendiri sebagai kesatuan kecil

dari kesatuan-kesatuan masyarakat. Juga karena pendidikan yang

diberikan oleh orang tua kepada anak-anaknya sesuai dipersiapkan untuk

kehidupan anak-anaknya kelak di masyarakat. Pendidikan keluarga mau

tidak mau mengikuti derap langkah kemajuan masyarakat. Dengan

demikian nampaklah adanya satu hubungan erat antara keluarga dengan

masyarakat.

Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat terbentuk

berdasarkan sukarela dan cinta yang asasi antara dua subjek manusia

(suami-istri). Berdasarkan asas cinta yang asasi ini dilahirkan sebagai

generasi penerus. Keluarga dengan cinta kasih dan pengabdian yang luhur

membina kehidupan sang anak. Orang tua mengabdi kepada sang anak

atau mendidik anak-anaknya, motivasi pengabdian keluarga (orang tua) ini

semata-mata demi cinta kasih yang kodrat. Didalam suasan cinta dan

kemesraan inilah proses pendidikan berlangsung seumur anak itu dalam

tanggung jawab keluarga.

Namun hal ini, tuntutan kehidupan memaksa banyak orang tua

yang di luar jalur tersebut, contohnya sang ayah lebih memilih bekerja di

luar kota demi kehidupan yang lebih layak, hal ini yang berperan aktif

disini adalah sang ibu dalam mendidik anaknya seorang diri sehingga

akhirnya peranan dan fugsi pokok keluarga tidak berjalan secara efektif,

oleh karena itu banyak keluarga harus memutar otak agar anak nya lebih

Page 79: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

65

berkembang. Uci menguraikan” ketika kepala keluarga lebih memilih

mencari rezeki ke luar kota agar dapat menghidupi anak istrinya”. 7

Tak jarang terlihat keluarga ini berkumpul bersama-sama dalam

suatu waktu kecuali disaat yang khusus dan spesial yang memang sudah

ditentukan seperti saat pernikahan atau hari-hari besar.sehingga pada

akhirnya peranan dan fungsi pokok keluarga tidak berjalan efektif, oleh

karena itu banyak keluarga yang emmutar otak agar anak-anaknya menajdi

lebih berkembang tanpa mengganggu rutinitas mereka mencari

penghidupan yang lebih layak di tempat merantau.

Dalam hal ini peranan ibu sangat penting dalam memberikan

pemahaman dan pedoman kepada anak-anaknya terhadap pendidikan, dan

arti sebuah pendidikan yang terbaik untuk anak-anaknya kelak. Berbagai

macam jalan dan cara harus ditempuh oleh seorang ibu demi menekankan

dan memberikan pengerahan kepada anak. Melalui pendekatan dan kasih

sayang akan jauh lebih mendalam dan tertatam dalam pola pikir anak.

Di kalangan masyarakat Tionghoa, khususnya Cina Benteng.

Lingkungan sosial individu mulai terbentuk sejak masih dalam kandungan

ibunya (kehamilan). Setelah kehamilan. Dilanjutkan kelahiran dan fase ini

akan melewati masa bayi, anak-anak, remaja, menikah, tua dan mati.

Keluarga merupakan struktur dasar sosial. Kewajiban seseorang bukan

langsung untuk dirinya sendiri, bangsa dan negara. Dalam prakteknya

keluarga merupakan tempat keamanan sosial individu. Tempat berlidung

dari pengaruh luar dan hubungan kekeluargaan sangat erat sekali.

Sehingga tantangan nilai dari luar sangat sedikit sekali pengaruhnya.

Menjaga hubungan baik di dalam keluarga.

7 Uci, Wiraswasta, Wawancara Pribadi , Tangerang 14 November 2014.

Page 80: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

66

b. Lembaga Pendidikan Sekolah

Sekolah memegang peran penting dalam pendidikan karena

pengaruhnya besar sekali pada jiwa anak. Maka disamping keluarga

sebagai pusat pendidikan, sekolah pun mempunyai fungsi sebagai pusat

pendidikan untuk pemebentukan pribadi dan karakter anak.

Karena sekolah itu sengaja dibangun atau disediakan khusus untuk

tempat pendidikan. Maka dapatlah ia kita golongkan sebagai tempat atau

lembaga pendidikan kedua sesudah keluarga. Lebih-lebih mempunyai

fungsi melanjutkan pendidikan keluarga dengan guru sebagai ganti orang

yang harus ditaati.

Lembaga pendidikan sekolah berusaha meningkatkan dan

mengubah persepsi masyarakat terhadap pendidikan dengan berbagai

macam jalan yang ditempuh. Contohnya peran pihak SD adalah :

memberikan pemahaman dan mempermudah akses melanjutkan

pendidikan ke jenjang SMP, memberikan dan menyakurkan siswa agar

mendorong mereka untuk berikeras dalam meraih mimpinya menjadi

nyata.

c. Lembaga Pendidikan Nonformal/ Masyarakat

Masyarakat sebagai lembaga pendidikan ketiga sesudah keluarga

dan sekolah, mempunyai sifat dan fungsi yang berbeda dengan ruang

lingkup dengan batasan yang tidak jelas dan keanekaragaman bentuk

kehidupan sosial serta berjenis-jenis budaya. Masalah pendidikan di

keluarga dan sekolah tidak bisa dilepaskan dari nilai-nilai sosial budaya

yang ditunjang tinggi oleh semua lapisan masyarakat. Setiap masyarakat di

manapun berada. Tentu mempunyai karakteristik tersendiri sebagai norma

khas di bidang sosial budaya yang berbeda dengan karakteristik

masyarakat lain, namun juga mempunyai norma-norma yang universal

dengan masyarakat pada umunya.

Page 81: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

67

Pendidikan ini mempunyai ciri-ciri yaitu, pedidikan ini

diselenggarakan diluar sekolah, peserta didik perlu homogen, ada waktu

belajar dan metode normal serta adanya evaluasi yang sistematis, isi

pendidikan bersifat praktis dan khusus

Untuk pendidikan masyarakat ini, terdapat 11 dalam media nya,

dimana terdapat 8 tempat kursus, dan 3 tempat Bimbingan Belajar, dan

sudah dikelola secara modern. Pendidikan masyarakat ini memberikan

peranan yang sangat penting bagi perkembangan anak, khususnya dalam

bidang pemahaman anak. Menurut Rita, “pendidikan masyarakat ini

sangat membantu bagi perkembangan anaknya”.8

Perkembangan zaman semakin maju menjadikan menurunnya

moral dan etika anak, banyak faktor yang menajdikan rendahnya etika dan

moral yang terjadi pada anak disebabkan karena faktor luar dan

lingkungan dan semakin marak dan gencarnya pengaruh media sosial di

tengah masyarakat, menjadikan lemah nya proses pendidikan dan

pengaruh alat komunikasi menjadikan lemahnya minat belajar dan

lemahnya motivasi belajar dikalangan anak-anak pada umunya,

terguncangnya hal tersebut menjadikan kekhawatiran orang tua akan hal

itu.

Maka hal ini menjadikan oran tua memutar otak mencari langkah

yang tepat untuk mendapatkan hal solusi yang terbaik. Ratna mengatakan,

“sulit bagi kami sebagai orang tua untuk memotivasi anak-anak jika tidak

di tambah dengan bimbingan belajar dan les”.9 Berbagai usaha dilakukan

untuk meningkatkan semangat dan motivasi pada anak agar semangat

dalam mencari ilmu. Kegiatan positif ini terus menjadi pendorong dan

penyemangat untuk anak baik di tengah-tengah masyarakat apapun

8 Rita, Wiraswasta Masyarakat Cina Benteng, Wawancara Pribadi, Tangerang 14

November 2014. 9 Ratna, Wiraswasta Masyarakat Cina Benteng, Wawancara Pribadi, tangerang 14

November 2014.

Page 82: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

68

gencatan yang terjadi. Meskipun naik turun semangat nya akan terus

berjalan sesuai dengan sistemnya.

Pengaruh terkuat ada di sisi lain kehidupan masyarakat yaitu

pergaulan. Lingkungan pergaulan memberikan dampak positif dan dampak

negatif pada Masyarakat Cina Benteng. Terkait akan hal ini persepsi

masyarakat Cina Benteng Terhadap pendidikan lingkungan pergaulan

dalam masyarakat ini seharusnya terkonstruksi ulang pemahaman

mendasarnya agar kemudian hari tidak ada kesalahan penegertian

mengenai pendidikan dan bisa menghasilkan masyarakat yang lebih baik

dan bernilai.

Peran Lembaga sosial budaya di Masyarakat Cina Benteng sudah

berjalan dengan baik dan mendorong kegiatan proses pendidikan di

masyarakat. Untuk fasilitas penunjang kegiatan pendidikan dan budaya

belajar masyarakat terdapat fasilitas bimbingan belajar dan fasilitas private

guru datang kerumah dengan ini menunjang proses pendidikan. Dengan

adanya penunjang akan semakin mendorong persepsi masyarakat terhadap

pendidikan. Sudah sangat baik dan mementingkan pendidikan dan lebih

mengerti arti penting pendidikan yang sesungguhnya.

Dalam kegiatan belajar masyarakat sudah berjalan dengan baik

demi meningkatkan pendidikan yang lebih baik. Maka hal ini ditunjang

dengan Persepsi Masyarakat Cina Benteng terhadap pendidikan untuk

sekarang maupun yang akan datang sudah sangat baik. Namun, Interaksi

guru dengan Masyarakat Cina Benteng belum terlihat. Akan tetapi

Interaksi yang trjadi sejauh antara guru dengan orangtua wali murid yang

menyekolahkan anak nya di Lembaga pendidikan formal tersebut.

Dalam kegiatan belajar dan mengajar di sekolah sudah cukup baik

dan sejalan demi terciptanya kemajuan pendidikan yang diharapkan.

Kegiatan guru dan murid di sekolah formal sudah tentu kegiatan belajar

dan mengajar di dalam kelas dan kegiatan ekskul guna mengembangkan

Page 83: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

69

potensi murid diluar jalur akademis. Dengan didukung fasilitas yang

memadai demi terciptanya kegiatan ekskul.

Dibandingkan dengan masyarakat Tionghoa lainnya, masyarakat

Cina Benteng masih melakukan upacara peringatan hari-hari besar agama

secara lengkap. Ketaatan masyarakat Cina Benteng terhadap tradisi

leluhur, tercermin dari berbagai upacara yang masih dilakukan seperti

perayaan tahun baru imlek yaitu tahun baru penanggalan Cina, upacara

Ceng Beng, upacara toan ngu/pec-hun, upacara cit gwe, peh gwe, cap gwe,

cia gwe, dan cap go meh.

Dalam pendidikan non formal yang di dapat di klenteng yang dapat

meningkatkan pengetahuan agama masyarakat Cina benteng yakni adanya

upacara yang berkaitan hari-hari besar agama yaitu Tahun baru imlek (sin-

cia). Pesta tahun baru imlek juga disebut sebagai pesta tahun baru musim

semi. Masyarakat Cina Benteng merayakan pada tanggal 1 cin-gwe sampai

tanggal 15 cia-gwe, yaitu pada saat dirayakan hari raya cap go meh.

Beberapa pantangan dalam pelaksanaan tahun baru imlek adalah

mereka dilarang menyapu rumah, lantai, dan membersihkan berbagai

peralatan dapur. Konon katanya agar jangan sampai rezeki tersapu keluar

dari rumah. Pembersihan rumah dan peralatan dapur boleh dilakukan

sehari atau beberapa hari menjelang perayaan tahun baru imlek.

Tradisi perayaan tahun baru imlek di berbagai daerah berbeda

dengan perayaan imlek khusus nya di kawasan Cina benteng. Yaitu

masyarakat Cina Benteng terdapat satu makanan khas yang disajikan yang

berbeda yang terdapat didaerah lain yakni ikan bandeng. Ikan bandeng

merupakan ikan yang wajib ada di peryaan tahun baru imlek, digunakans

ebagai sesaji untuk arwah para leluhur.

Sembahyang Sin Bengyaitu dilakukan pada tanggal 15 peh gweatau

tanggal 15 bulan delapan imlek. Masyarakat Cina benteng melakukan

sembahyang Sin Beng. Yakni sembahyang untuk para arwah leluhur, atau

Page 84: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

70

di Indonesia dikenal dengan nama sembahyang kue Tiong Ciu Phia(kue

pia). Kue pia ini berbentuk bundar seperti bulan purnama dan di tengahnya

terdapat gambar kelinci merah. Masyarakat Tionghoa meyakini bahwa

dalam rembulan ini ada seekor kelinci.

Selain itu masyarakat Cina Benteng juga melakukan upacara Ceng

Beng yakni melaksanakan ziarah dan mebersihkan makam para leluhur.

Ceng Beng artinya bersih dan terang. Pada saat perayaan ceng beng,

mereka dianjurkan membersihkan makan leluhur. Upacara ceng beng biasa

disebut juga dengan the-coa.

Perayaan ceng beng diperingati masyarakat Cina benteng setiap

tanggal 5 april, atau dalam penanggalan Cina adalah tanggal 3 sha-gwee

(bulan tiga imlek). Pada saat itu mereka melakukan ziarah ke makam

orang tua atau leleuhurnya, sekaligus membersihkan makam. Tidak lupa

mereka membawa makanan yang biasa disukai oleh leluhur yang sudah

meninggal di masa hidupnya. Setelah membersihkan makam, dilanjutkan

dengan sembahyang hio. Selesai sembahyang mereka menikmati makanan

bersama, sebagai penghormatan pada leluhurnya.

Nilai-nilai yang terkandung dalam pelaksanaan upacara yang

berkaitan dengan daur hidup dan hari-hari besar agama pada masyarakat

Cina Benteng adalah masyarakat Cina Benteng seperti halnya masyarakat

Tionghoa selalu melaksanakan doa dengan hio dan lilin. Dengan maksud

agar doa yang dipanjatkan diterima oleh tuhan yang dilakukan di klenteng.

Asap hio yang dinyalakan membumbung ke atas, hal ini menyiratkan

bahwa doa yang dipanjatkan terbawa sampai ke atas dan diterima olehnya.

Sebagaimana umunya, setiap masyarakat dapat terpelihara karena

adanya penegndalian sosial yang mengatur ketertiban pola tingkah laku

atau interaksi sosial warga masyarakat. Pengendalian sosial ini dapat

terwujud dari sistem kepercayaan, nilai dan tata cara yang mengatur dan

mengarahkan perilaku masyarakatnya secara tertib. Sistem pengendalian

Page 85: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

71

sosial ini tercakup pengetahuan secara empiris dan non empiris.

Pengetahuan non empiris dikaitkan dengan dunia gaib, kepercayaan, dan

mitologi. Menyimak upacara yang dilakukan oleh masyarakat Cina

Benteng. Maka akan dikemukakan dua hal penting yakni arti dan fungsi

upacara pada kehidupan masyarakat Cina Benteng. Tidak bisa dipungkiri

upacara memiliki arti penting bagi kehidupan masyarakat Cina Benteng

karena tradisi turun temurun dari generasi sebelumnya yang diwariskan

pada generasi berikutnya.

Page 86: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

72

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan bukti empiris mengenai

Persepsi Masyarakat Cina Benteng Terhadap Pendidikan dan Peran

lembaga dan Institusi Pendidikan terhadap Pendidikan Masyarakat Cina

Benteng.

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dipadukan dengan tiga

teknik pengumpulan data untuk memperkuat tingkat validitas, maka dapat

diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Persepsi Masyarakat Cina Benteng Terhadap Pendidikan adalah sudah

mengalami peningkatan, sudah menekankan pendidikan dan lebih

mengutamakan pendidikan dibandingkan dengan sektor yang lainnya

tidak memilih berdagang dan lebih memilih akademis demi

meningkatkan taraf hidupnya.

2. Peran lembaga dan Institusi Pendidikan yang dominan di tengah-

tengah Masyarakat Cina Benteng dalam Peran Lembaga Pendidikan

Sekolah. Dalam sosialisasi pada masyarakat Cina Benteng bahwa

untuk meningkatkan taraf kehidupan ditunjang melalui lembaga

pendidikan sekolah yang membawa kehidupan mereka lebih baik lagi.

Lembaga dan instituis lain juga turut mempengaruhi pandangan dasar

masyarakat, walaupun pada akhirnya tetap saja lembaga pendidikan

sekolah yang berperan aktif dan berpengrauh besar dalam kehidupan

masyarakat Cina Benteng.

B. Saran

Ada beberapa hal yang hendaknya diperhatikan oleh pemerintah desa

danMasyarakat Cina Benteng dalam upaya dan usahanya meningkatkan

tingkat Pendidikan Masyarakat Cina Benteng, yaitu:

Page 87: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

73

1. Dalam meningkatkan Persepsi Masyarakat Cina Benteng Terhadap

Pendidikan dimulai dengan peningkatan kesejahteraan dan ekonomi.

Karena bagaimanapun masalah kesejahteraan dan ekonomi sangat

berpengaruh terhadap kemampuan masyarakat dalam meneruskan

pendidikan Individu dan generasi selanjutnya.

2. Agar seluruh elemen masyarakat lebih memahami dan mengerti

budaya atau tradisi dalam lingkungannya, maka hal yang paling utama

dilakukan adalah dengan mensosialisasikan budaya belajar pada

masyarakat Cina Benteng agar lebih baik dan peningkatan

kesejahteraan dan ekonomi, jadi seluruh elemen masyarakat mendapat

pemahaman yang sama mengenai pendidikan agar setiap anggota

masyarakat bisa menunjukan dan memanfaatkan segala potensi yang

dimilikinya dalam kehidupan dengan kesempatan yang sama diperoleh

oleh seluruh masyarakat.

3. Masyarakat Cina benteng harus lebih meningkatkan perananya agar

lebih mengembangkan sisi potensi bidang akademis yang dimiliki nya

dan dapat meningkatkan tingkat kesadaran akan pentingnya

pendidikan di wilayah Cina Benteng. Sehingga peranan masyarakat

Cina Benteng ini antara lain berupa sarana dan prasarana, dan menjaga

sarana dan prasarana, mejadi SDM dalam penyelenggaraan lembaga

pendidikan, pencipta lingkungan yang aman, serta dalam permasalahan

sosial dapat terlaksana dengan baik serta partisipasi masyarakat

membantu pemerintah dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa

dan meningkatkan kehidupan masyarakat Cina Benteng terlebih nya.

4. Peran pemerintah dalam hal ini tak terlepas demi kemajuan

perkembangan masyarakat Cina benteng. Amat sangat diperlukan agar

terciptanya persepsi yang jauh lebih baik dari berbagai pihak, baik

masyarakat Cina Benteng maupun lembaga pendidikan formal dan

pemerintah sendiri. Pemerintah berperan sangat penting dalam

menjaga hubungan baik dan meningkatkan tingkat pendidikan pada

masyarakat Cina Benteng. Masyarakat Cina benteng pun harus tetap

Page 88: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

74

turut mendukung dan menjalankan peranannya demi terwujudnya

kehidupan bangsa yang cerdas dan meningkatkan mobilitas sosial di

kalangan masyarakat Cina Benteng serta kehidupan yang lebih baik

pada masyarakat Cina Benteng sendiri. hal ini perlu adanya

pengawasan dari pemerintah sendiri.

5. Peran lembaga dan institusi pendidikan pun mendukung demi

terciptanya pendidikan yang lebih baik. Walaupun pada dasar nya

masyarakat Cina Benteng sudah mengerti akan arti penting

pendidikan. Untuk lembaga pendidikan formal yang berstatus sekolah

swasta dan non formal membantu dari segi kualitas sesuai dengan taraf

hidup masyarakat Cina benteng pada umunya agar terciptanya

pendidikan di kawasan ini berjalan sesuai dengan sistem.

Page 89: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

DAFTAR PUSTAKA

A.Haviland, William Antropologi edisi keempat jilid 1, Jakarta : Erlangga.

Atkinson, Rita L. dan Richard C.Atkinson, Pengatar Psikologi I, (Bandung:

PT.Gelora Aksara Pratam, 1983).

Ahmadi,Abu. Ilmu Sosial Dasar, (Jakarta: Penerbit Bina Aksara 1988).

Arifin, Anwar. Paradigma baru pendidikan nasional: dalam Undang-undang

Sisdiknas (N0.20 Tahun 2003), (Jakarta : Balai pustaka, 2005)

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik., (Jakarta:

Rineka Cipta, 2006).

Ensiklopedia Indonesia. Jilid 6 , Jakarta : PT.Ichtar Baru , Van Hoeve.

Hanurawan, Fattah. Psikologi Sosial, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya Offset.

Cet. Ke-1, 2010).

Hasbullah. Dasar – dasar Ilmu Pendidikan. (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persad,

2008).

Idris, Zahara. dasar-dasar kependidikan. (Padang:1981).

Ihromi, T.O. Pokok-pokok Antropologi Budaya, (Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 2006).

Irwanto, Psikologi Umum, ( Jakarta : PT.Gramedia, 1989).

Koentjaraningrat. manusia dan kebudayaan di Indonesia , cet ke-22 , Jakarta :

Djambatan, 2007.

Latif, Yudi. Menyemai karakter bangsa, budaya , kebangkitan berbasis

kesasteraan.(Jakarta : Kompas Media Nusantara , 2009).

Moleong, Lexy J. MA. Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2009).

Page 90: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

M.Arifin. Filsafat Pendidikan Islam . (Jakarta : Bumi Aksara , 1993 ).

Nasution, Sejarah Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara) Cet.2.

Nasution, S. Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, 2010), h.60.

Rahmat, Jalaludin. Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT.Remaja Rosadakarya,

2005).

Rahman, Abdul Saleh.Psikologi: Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam,

(Jakarta: Kencana, 2009).

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan, (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan

R&D), (Bandung: Alfabeta).

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2012).

Soehartono, Irawan. Metode Penelitian Sosial, ( Bandung : PT.Remaja

Rosdakarya, 2011).

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012).

Soelaeman, Munandar. Ilmu Sosial Dasar, ( Bandung: Penerbit Eresco, 1993).

suyanto, Bagong dan sutinah. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif

Pendekatan, (Jakarta: Kenacana, 2007).

Tanggok, M.Iksan. Mengenal Lebih Dekat Agama Tao, (Jakarta: UIN Jakarta

Press, 2006).

Tim Penyusun (Deddy Sugono, dkk), Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Pusat Bahasa, 2008).

Wirawan, Sarlito Sarwono. Pengantar Psikologi Umum , ( Jakarta: Rajawali Pers,

2010).

Zurinal Z dan Wahdi Sayuti. Pengantar Ilmu Pendidikan & Dasar – dasar

pelaksanaan pendidikan . (Jakarta : UIN Jakarta press , 2006).

Page 91: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

Internet :

Said, Hudri. “Keabsahan Data Instrumen Penelitian”,

http://expresisastra.blogspot.com/2013/11/keabsahan-data-instrumen-

penelitian.html, 05 Oktober 2014.

Page 92: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

Nama

NIM

Jurusan

Judul Skripsi

Dara Rahmita Dewi

I I t00l 5000122

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG TERIIADAPPENDIDIKAN

BAB No.Footnote

Referensi Paraf

I I Ensiklopedia Indonesia, Jilid 6, Jakarta :

PT.lchtar Baru, Van Hoeve, h.3561. v2 Oey !in Eng, Hasilu'cnlyancara mengenai

proses nnsuk nya cina benteng ke Indonesiadan Tangerang.

I

(3 Mumuh Muhsin, Bunga Rampai Rona-rona

Sejarah dan Budaya, (Bandung: lzda Prima,2002), h.t&5 d

4 Anrvar Arifin, Paradigma baru pendidikannasional : dalam Undnag-undang SisdiknasN0.20 Talrun 2003), (Jakarta: Balai pustak42005), h.175. d

II Sarlito Wiralan Sanvono, PengantarPsikologi Unntru, (Jakarta: Rajau,ali Pers,2010), h.86.

(2 Fattah Hanura\\,an, Psikologi So.sial,

(Bandung: PT.l{emaja Rosdakarya Offset.Cet. Ke-1, 2010). h.34. +

3 Abdul Ralrman Saleh, Psikologi: SuatuPengantar Dalam Perspektif Islaru, ( lakarta:Kencana, 2009), Ed.1 .Cet.4, h. I 10. d

4 Rita L.Atkinson dan Richard C.Atkinson,Pengatar Psikologi 1, (Bandung: PT.GeloraAksara Pratam" 1983), h.204. d

5 lrwanto, Psikologi Untum, ( Jakarta :

PT.Gramedia, 1989), h.71. &6 Deddy Mulyana, Ilnru Komunikasi Suatu

Pengantar, ( Bandung : PT.RemajaRosdakarya,2012), h. I 80. (

1 Jalaludin Rahmat, Psikologi Kotnunikasi, (Bandunq: PT.Remaia Rosadakarva. 2005 ). d

Page 93: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

h.l5 r.8 Fattah Hanurawan, Ptfkotogi Sos ial,

(Bandung: PT.Remaja Rosdakarya Offset.Cet. Ke-I,2010),h37. 4I Munandar Soelaeman, Ilmu Sosial DasadBandung: Penerbit Eresco, 1993), Cet ke- 6,h.63.

dl0 Koentj aran i gr at, P e n gant or I I m u A nt r op o I o g i,

(Jakafta: Penerbit Rineka Cipta" ZO02\.h.144. (lt S.Nasution, Sosiologi Pendidikon, (Jakarta:

Penerbit Bumi Aksara. 2010). h.60. d12 Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dosar, (Jakarta:

Penerbit Bina Aksara 1988), h.96-97. ( Il3 Koentjaraningrat, Op.Cit., h. I 82

(t4 Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu

Pengantar, (Jakarta: Rajarvali Pers, 2012),h. I 55. +

t5 T.O. Ihromi, lokok-pokok AntropologiBudaya, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.2006), Edisi 12, h.18.

dl6 Munruh Muhsin, Bunga rarnpai rono-rona

sejaroh dan budaya, (Bandung: Izda Prima),h.l8l d

l7 M.lksan Tanggok, Mengenal Lebih DekatAganru Tao, (Jakarta: UIN Jakarta Press,2006), Cet. Ke-1, h.r,ii.

r8 It4umulr Muhsin, Bungo rantpai rona-ronasejarah dan budaya, (Bandung: Izda Prima),h. I 84. d

19, Pemaparan Oey'ljin Eng, yang merupakanketurunan Cina Benteng ke-8 dan merupakanHumas sekaligus kepala Klenteng Boen TekBio. d

2A William A.Haviland, Antropologi edisikeentpat jilid /, Jakarta: Erlangga, h.378 .

(2t tbid, h. 380.

(22 Koentjarani ngrat, manusia dan kebudayaan

di Indonesia, cet ke -22 , Jakarta:Djambatan, 2007 .h.364. d

Page 94: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

23 Yudi Latie Menyemai karakter ba"gs" ,budaya , kebongkitan berbasis kesasteraan.(Jakarta: Kompas Media Nusantara , ZOA} ),h. 83. d

24 Muhibbin Syah, Ps*o logi Pendidikan,(Bandung : PT.Rosdakarva. 2009). h. I 0. (

25 Hasbullah, Dasar - dasar llmu pendidil<arn.

( Jakarta: PT.Raja Grafindo Persad , 2008)h.2.

+26 Zurinal Z dan Wahdi Sayuti. Pengantar lliu

Pendidikan & Dasar - dasar pelal<sanaanpendidikan. ( Jakarta : UIN Jakarta press,2006 ) h. l. 4

27 Ibid, h.74. (10LO Tim Penyusun (Deddy Sugono, dkk), Kaitus

Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: pusat

luhurq 2008), hJ24A. d29 Nasution, Sej aral,t P endidiknn Indones ia,

(Jakarta: Eumi Aksara) Cet.Z, h. I 52. (30 Anwar Arifin, Paradigma Baru pendidikan

Nasional, ( Jakarta: Balai Pustak4 2005),h. I 76. (

3l Koentj aran i ngr at, P e n gont ar I I muAntropologr, Edisi revisi 2009 (Jakarta:Rineka Cipta, 2009). h.136. c

32 S.Nasution, Sej arah Pendidikan Indone; ia,(Jakarta: Bumi Aksara. 1995). h.22. \

JJ Arifin, op. Cit., h. 189.(

34 Ibid, h. 190.(

35. Tendi, Anolisis Tingkat KesadaronMasyarakat Tentang Pendidikan Di DesaAndamui, Chuaru, Kuningan, Jswa Barat(Iinjauan Dari Segi Teori KebutuhanAbraham Maslow), (Jakarta: Uin press,

2012).,h.vi.36 Chaerih Nurlinda Sari, Persepsi k;iu;itas

Suku Dayak Hindu-Budha Bumi Seganduterhodap pendidikan formal (penelitiandeskriptif kualitatif di Desa Krimun,Lo s arang Kab. Indrannyu), (J akarta: 2012).,

Page 95: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

h.vi.37 Zainudin, Pemberdayaan Pendidikan

Ke I uar ga dal am me mb e ntuk kep r i b adi anmelalui komunikosi Islami (Studi Kasus diSemanggi I RT.003/03 Kel.Cempaka Putih,9jputat Timur), (Jakarta: 2012)., h.vi. d

UI Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan,(pendekatan kuantiratif, kualitatif, dan R&D),(Bandung: Alfabeta), h. 14. d

2

Ibid, h.15.

3 Suharsimi Arikunto, Prosedur PenelitianSuatu pendekatan Praktik., (lakarta: RinekaCipta, 2006), Cet.l3, h.155.

l./

4 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan,(pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D),(Bandung: Alfabeta), h.194.

tq5 Bagong suyanto dan sutinah, Metode

Penelitian Sosial Berbagai AlternatifPendekatan, (Jakarta: Kenacana, ZA0T.Ed. l,Cetakan ke-3, h.69. +

6 Sugil,ono, Me tode Penelitian PendidikanPendekatan Kwzatitatif, kualitatif, dan R&D,(Bandung: Alfabeta, 2012). Cet.Ke-I5. h.I97. d

7 Sulrarsirni Arikunto, Prosedur PenelitionSuatu pendekatan Praktr&., (Jakarta: RinekaCipta, 2006), Cet.13, h. 156.

d"B Irarvan Soehaftono, Metode Penelitian Sosial,

( Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 201l),cet ke I s.d 7, h.89

qo Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikon,

(pendekatan kuantitatif, kualitatil dan R&D),(Bandung: Alfabeta). h.93. a

t0 Soehartono, op. Cit., h.89. (lt Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif,

(Eandung: A lfabeta, Z0 lZ), h.l . (l2 Sugiyono,

Me t o de P e n e I i t i anP en d i dikan P e n d e kat an Ku antitatif, Kualitatif, danRAD, (Alfabeta:Bandung :20 12), h. 3 3 8.

4

Page 96: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

Ibid. h.345.

leyT)inEng,[@2014Muhammadz"n@l4 November 2A14Eman Sisu,anNovember 2014Titin, \\/arvanca.a,ffiRatna,Warvan@2014

Uci, Warvancara,tanffi

Ami, Warvancara, tanggafi? NovGber2014

Rita, Wa*,ancara, taffiiMahardika Surya Tenggu.a, Wu*an.*a^tanggal I4 November 2014

Jakarta, 22 Desember 2014

DoseT Pernbimbing I

--4ll ,_t

D\Mirhamad Arif, M.pd

19700606 1997A2 1 002

Page 97: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

Nama

NIM

Jurusan

Judul Skripsi

Dara Rahmita Dewi

I r I00t5ooot22

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG TERHADAPENDIDIKAN

BAB No.Footnote

Referensi Paraf

I I EnstKtopeola tndoneslE Jilid 6, Jakarta :

PT.Ichtar Bqru, Van Hoeve, h.3561. '7-4-.--'2 Oe1'Tjin Eng, Hasai utm?antcara mengenai

proses ntasuk nya cino benteng ke Indonesiadan Tangerang.

,--Z-.2

aJ Munrulr N1uhsin, Bunga R;.tpoi Ron"_ro,la

S_elllah dan Budaya. (Bandung: Izda prima,2002), h.lg5

'2-"<-z

4 Annar Arifin, Paradigma bari p"ndiaiko"-nasional : dalam [Jndnag-undang Siscliknasqq 20 Tahun 2A0r, (Jakarta : Balai pustaka,2005), h.175.

4-,,r-.

U I lSarlitoWirawan@I Psikologi Untum, (Jakarta: Rajari,ali pers,

I zoro). h.86.'1--z-'/

2 Fattah Hanurarvan,(Bandrrrrg: PT.Renraja Rosdakaiya Offset. l--. -uCet. Ke-I, 2010), h.34. I 1- ,.

nbdul Rahrnan Saleh, pW-:Pengantar Dalam perspektif lilam, (Jakarta: FZ.-Kencana,2909), Ed.l.Cet.4, h.l10. I - .

4 RitaL.Atkinsonda@Pengatar Psikologi I, (Bandung: pT.GeloraAksara Pratam, 1983), h.204.

L.^-'

5 Irrvanto, Psikalogi Umum, ( Jairrr:ta:PT.Gramedia, 1989), h.71. 'Z/'1.'

6 DeddyMulyana, ImP engantar, ( Bandung : pT.RemajaRosdakarya, Z0l2), h. I g0.

.7-r2.,'

7 Jararuorn Kanmal psikologi Komunikasi, (Bandung: PT.Remaja Rosidakarya, 2005 j,

-ry

Page 98: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

Fattah Hanurawan, P s tka lo gi-So s i at,(Bandung: PT.Remaja Rosdakarya Offset.Cet. Ke-1,2010). h.37.Munandar Soelaeman, tt*i Sosdl DasarJBandung: Penerbit Eresco, 1993),Cet ke- 6,

Koentj aran i gr at, P e n g ant o, I I iiVnt, op o I o g i,(Jakarta: Penerbit Rineka Cipt4 Z00D:h.144.S.Nasution, Sos iologi p eiiAifa", eakartuPenerbit Bumi Aksar4 2010), h.60.Abu Ahmadi, Ilmu Sasial Dasar,llakarta:fuqbit Bina Aksara 1988). h.g6-97.Koentjaraningrat. Op.Cit., n. t gj

Soejono Soekanto, Sostologi SuoruPengantar, (Jakarta: Rajarvali pers, 2012),h. I 55.

T.O. Ihromi , Pokok-pokok AntropologBudaya, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,2006), Edisi I2, h.18.

Mumuh Muhsin, Bunga rantpai iona-ro"asejarah dan budaya, (Bandung: Izda prima),h.181

18 lMumuhMuhsii,@sejarah dan budaya, (Bandung: Izda prima),h. I 84.

Pemaparan Oey ljin Eng, yar,g rnerupakanketurunan Cina Benteng ke-S dan merupakanHumas sekaligus kepala Klenteng Boen TekBio.William A.Haviland, Antropologt edistkeentpat jilid l, lakarta: Erlangga, h.37g .

Ibid, h. 380.

Koentjaraningrat, n anisia don kebuda1,aandi Indonesia, cet ke - 22 , Jakarta :

2007 .h.364.

M.lksan Tanggok, Mengenal Lebih DekatAgann Tao, {Jakarta: UIN Jakarta press,

2006), Cet. Ke-1, h.vii.-at'-'7--l-.'

Page 99: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

23 Yudi Latif, Menyemai karatde;-ba"gsa ,

budaya , kebangkitan berbasis kesastiraan.(JuI-u* : Kompas Media Nusantara ,2A0g ),h. 83. 74<

r'?

",n rvrunrDDrn Syah, p s iko lo gi pe ndidikan,(Bandung: PT.Rosdakarva- 2009)- h t0 'lr'l//

--2

t?.tv

25 Hasbullah, DasarW( Jakarta: PT.Raja Grafindo persad , 200g)h.2.

26 Zurinal Z dan Wahd i Sayui7*gonto, It*,Pendidikan & Dasor - dasor peiaksanaanqerydjdikan. ( Jakarta : UIN Jakarta press,2006 ) h.l.

./.'/ Y

27 Ibid, h.74.4-.v

ld TimPenyusun pead@Besar Bahasa Indanesia, (Jakarta: pusatBahasa, 2008), h.l24A.

,'"'L/'v

--7L---/

29 Nasution, Sej arah pendidikan liilnes A,(Jakarta: Bumi Aksara) Cet.Z, h.l 52.30 lAnwarArifin,p@

I lVa_sional, ( Jakarta: Balai pustaka, 2005),

I h.t76.I

_l

1--'z<'3I Koend aran i ng, at, F e, gart a, il rr*-

Antropologr, Edisi revisi 2009 (Jakarta:Rineka Cipta, 2009). h.136.

32 D.r\asurron, liel arah pendi dikan Indones ia(Jakarta: BumiAksara lg95) h ??

t/-.r-t'33 Arifin, op. Cit., h. 189.

34 Ibid, h. 190..4.L-.'

35 Tendi, AnalisisfWMasyarakat Tentang pendidikan Di DesaAndantui, Ciwaru, Kuningan, Jawa Barat(Tinjauan Dari Segi Teori KebutuhanAbraham Maslow), (Jakarta: Uin press,2012).,h.vi.

4/ry',

4..'\/'

36 ChaerihNurlinda@Suku Dayak Hindu-Budhq Bimi Seganduterhadap pendidikan formal (penel itiandeskripilf kuotitarif i Desa Krintun,Losarang Kab. Indt"amayu), (Jakarta: Z0l2).,

Page 100: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

,.vr.

--

Zainudin,Pe*beWKe luarga dalam membentuk kepribadianmelalui komunikosi Islant (Stidt Kasus diSgmanggi I RT.AU/O3 Kel.Cempaka putih,

Sugiy,ono, Metode @(pendekatan kuantitatif, kual itatifi, dan R&D),(Bandung: Alfabeta) , h.14.

h.l sIbid

37

.74

IU

-L4/

2-7-4<

J Dunarslrnl ArrKunto, prosedur penelitianSuatu pendekaton praktik., (lakarta: RinekaCipta, 2A0q, Cet. 13, h. I 55.

-,/, .-o

4 ouBryono, Metode penelitian pendidikan,(pendekaran kuantitatif, kualitatil dan R&D),(Bandung: Alfabeta) , h.194. ""L-"-

5 Dagong suyanto dan sutinah, MetodePenelitian Sosial Berbagai AltematifPeadeliatan, (Jakarta: Kenacana, 2007).Ed. l,Cetakan ke-3, h.69.

4"-J

6 Sugiyono, MMPendekatan Kunatitatif, kualitatif, dan R&D,(Bandung: Alfabeta, 20 l2). Cet.(e-15, h- I 97.

7 )unarslml AnKunto, p rosedur penelitianStratu pentle katan prakt*., (Jakarta: RinekaCipta, 2006),Cet. 13, h. 156.

8 Iranan Soehartono,W,( Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 201l),cet ke I s.d 7, h.89

A-n /9 Dugryono, Metode penelitian pendidikan,

(pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D),(Bandung: Alfabeta). h.93

l0 oucnanono, op. Utt., h.99. .'Lr"<ll rugryono, Menruhami penelitian Kualitatif, /L/--v'12 Dugtyono,

Me t o d e P e n e I i t i anp e nd i d ikan p e nde kat anKuanriratif, Kualitarif, danR&4 (Alfabeta:Bandung :Z0lZ),h.33 g.

.-7-.a./

Page 101: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

I3 Ibid. h.34t. ..L./-7-/'

,L..L.'/-a/

l4 Ibid. h.34s.

TV I \rey tJtn tng, wawancara, tanggal 7 Agustus2014 ,4-.<.'/

2 Muhammad Zen, S.Sos, Waruancari, tanggall4 November 2014 ''1-t'?

3 -EmanSis*anto,@November 2014 4.,L,'

4 Titin, Wawancara, tanggffi 4,.-5 Ratna, Wa*ancaia,@

2014 a ."2'/L,/- _

6 Uci , Wawancara, tanggal t4 Nwe.be. 2014 4<<.-?_/1 .

,t-Z--v

7 Ami , Warvancara, tanggal l4 Nor€mbe,2014

8 Rita, Wawancara, tanggal l4 November 20H

9 Mahardika Surya Tengga.a, W-wanca.4tanggal 14 November 2014 --L-t_,

Jakafta, 22 Desember 2A14

Kajur Pendidikan IPS

-"'-/./z-1--'-V/'t

Dr. Iw'an Purrvanto. li,{.Fd

19730424 200801 r 012

Page 102: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

PEDOMAN OBSERVASI

Penelitian Skripsi

Persepsi Masyarakat Cina Benteng Terhadap Pendidikan

(Studi Kasus di Desa Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang)

Disusun Oleh :

DARA RAHMITA DEWI

NIM : 1110015000122

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

Page 103: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

OBSERVASI

Mulailah kegiatan dengan ucapan basmalah. Identifikasi dan dipahami variabel

penelitian, adapun beberapa variabel penelitian yang akan diteliti adalah: 1). Persepsi

masyarakat Cina Benteng Terhadap Pendidikan 2). Peran Lembaga dan Institusi Pendidikan.

Dalam observasi, semua indera peneliti harus menjadi alat penelitian yang peka

terintegrasi secara masif. Rasakan, amati, dan dengarkan secara mendalam.

Beberapa variabel dan sub variabel yang akan diamati, yaitu:

1. Pendidikan Masyarakat Cina Benteng

Amatilah secara mendalam tingkat sosial dan budaya Masyarakat Cina Benteng!

a. Pahami dan amati apa saja kegiatan pendukung baik secara sosial dan budaya

masyarakat pada pendidikan!

b. Sebutkan peran dan lembaga sosial dan budaya di maysarakat Cina Benteng!

c. Adakah fasilitas penunjang kegiatan pendidikan dan budaya belajar masyarakat

Cina Benteng!

2. Persepsi Masyarakat tentang Pendidikan

Amati secara mendalam Persepsi Pendidikan Masyarakat Cina Benteng!

a. Identifikasi Persepsi Mengenai Pendidikan!

b. Sebutkan persepsi masyarakat tentang kegiatan pendidikan dan belajar

masyarakat!

c. Amati dan teliti persepsi masyarakat mengenai pendidikan sekarang dan yang

akan datang!

3. Peran Lembaga dan Institusi pendidikan

Amati Interaksi Lembaga Pendidikan dengan Masyarakat!

a. Amati interaksi guru dengan masyarakat!

b. Amati interaksi siswa dengan masyarakat!

Amati dan teliti kegiatan guru dan siswa di sekolah non formal!

a. Identifikasi guru/pengajar di sekolah non formal!

b. Sebutkan kegiatan guru dan murid di sekolah non formal!

c. Amati fasilitas sekolah non formal!

Page 104: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

Amati kegiatan guru dan siswa di sekolah formal!

a. Identidfikasi kegiatan guru/pengajar di sekolah formal!

b. Sebutkan kegiatan guru atau murid di sekolah formal!

c. Amati fasilitas sekolah formal!

Setelah selesai melakukan pengamatan, kemudian cek kembali data pengamatan

yang telah dilakukan catat secara jelas. Dan akhiri dengan membaca hamdalah.

Dara Rahmita Dewi (1110015000122)

Pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 105: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

HASIL WAWANCARA

Penelitian Skripsi

Persepsi Masyarakat Cina Benteng Terhadap Pendidikan

(Studi Kasus di Desa Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang)

Disusun Oleh :

DARA RAHMITA DEWI

NIM : 1110015000122

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

Page 106: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

HASIL WAWANCARA

A.Profil Narasumber dan Keterangan Waktu

Nama : Oey Tjin Eng

Pekerjaan : Kepala Klenteng Boen Tek Bio

Tempat Wawancara : Klenteng Boen Tek Bio

B. Pertanyaan

1. Apa Pendidikan Terakhir Anda ?

Jawab: Untuk Bapak yang satu ini, beliau tidak akan memaparkan mengenai

pendidikan yang pernah diemban nya, akan tetapi beliau amat sangat cerdas

dan amat sangat menyukai membaca buku baik sejarah, ekonomi, pendidikan,

dan terutama budaya.

2. Bagaimana Persepsi Anda Mengenai Pendidikan Masyarakat Cina Benteng ?

Jawab : ya, sudah sangat baik dan dari Masyarakat Cina Benteng pun sudah banyak

yang sadar akan penting nya pendidikan, pada saat ini Masyarakat Cina

Benteng pun sudah banyak yang mementingkan pendidikan dibandingkan

dengan sektor yang lainnya. Sebagai contoh sudah banyak Masyarakat yang

menjadi Sarjana dan berprofesi sebagai Dokter, Insinyur, Pengacara, dan

Akuntan dsb. Hal ini tergambarkan bagaimana pola pikir Masyarakat Cina

Benteng yang sudah maju mengenai pendidikan.

3. Bagaimana Persepsi Anda Mengenai Budaya Sosial Belajar Masyarakat ?

Jawab : pada zaman yang semakin modern budaya belajar pada masyarakat sudah

terjalin dengan baik dan terlaksana dengan baik, hal ini menjadikan satu

kesatuan yang utuh, mereka beranggapan bahwa dengan belajar kita semua

menjadi cerdas, dan kecerdasan dan mengusai ilmu pengetahuan dapat

meningkatkan lapisan sosial di masyarakat. Mencari ilmu pengetahuan adalah

sebagai tuntutan dan tantangan.

4. Apakah anda mengetahui apa yang dimaksud dengan lembaga dan Institusi Pendidikan?

Dan menurut anda, apa saja kategori dalam Lembaga dan Institusi Pendidikan?

Jawab : saya mengetahui, dan sepetahuan saya. Bahwa lembaga pendidikan itu ada

lembaga pendidikan keluarga itu yang paling mendasar dalam pembentukan

karakter anak, lembaga pendidikan sekolah sebagai penunjang selain di

keluarga, dan lembaga pendidikan masyarakat.

Page 107: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

5. Bagaimana Kondisi Lembaga atau Insitusi Pendidikan di Wilayah Cina Benteng?

Jawab : menurut saya sudah baik, sudah banyak lembaga pendidikan sekolah yang

mendorong tergeraknya masyarakat untuk belajar dan menjalani proses

pendidikan.dan sudah banyak sekolah di sekitar wilayah Cina Benteng ini, ada

sekolah Kristen, sekolah Budha, sekolah Katolik, dan sekolah Negeri.

6. Bagaimana Peran dan Pengaruh Lembaga Pendidikan Kepada Individu?

Jawab : berperan sangat baik dalam meningkatkan pola pikir individu.

7. Bagaimana Peran dan Pengaruh Lembaga Pendidikan Kepada Masyarakat?

Jawab : berperan aktif dalam perkembangan masyarakat Cina Benteng khususnya. Dan

dengan adanya lembaga pendidikan khususnya lembaga pendidikan sebagai

jembatan dalam meningkatkan kedudukan masyarakat Cina Benteng di mata

masyarakat umunya.

8. Adakah harapan anda mengenai Lembaga atau Institusi Pendidikan untuk masa yang

akan datang?

Jawab: semoga pendidikan menjadi lebih baik lagi dan menjadikan pendidikan sebagai

satu-satunya hal yang harus ditempuh dalam meningkatkan taraf hidup dan

menjadikan landasan hidup.

A.Profil Narasumber dan Keterangan Waktu

Nama : Mahardika Surya Tenggara

Pekerjaan : Wiraswasta

Tempat Wawancara : Fotokopi Halinah, Pasar Lama.

B. Pertanyaan

1. Apa Pendidikan Terakhir Anda ?

Jawab: Pendidikan Terakhir Saya SMP.

2. Bagaimana Persepsi Anda Mengenai Pendidikan Masyarakat Cina Benteng ?

Jawab : ya saya berpandangan bahwa pendidikan adalah hal terpenting dalam hidup

dan dalam hal Masyarakat Cina Benteng pun sudah sadar akan pentingnya

pendidikan. Dalam hal ini saya sangat pendidikan gratis dari pemerintah demi

kemajuan bangsa, dan baik dalam orang tua saya pun sangat mementingkan

pendidikan tapi hal ini tak sejalan dengan kondisi ekonomi keluarga saya yang

lemah, menjadikan saya harus putus sekolah, dan saya hanya mengemban

pendidikan Cuma sampai SMP.

Page 108: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

3. Bagaimana Persepsi Anda Mengenai Budaya Sosial Belajar Masyarakat ?

Jawab : sudah amat baik, budaya belajar di Masyarakat yang semakin maju, akan

memudahkan dan memotivasi anak untuk terus belajar dan dengan ditambah

sarana dan prasana khususnya perpustakaan akan semakin membantu dalam

proses belajar, ditambah dengan budaya membaca akan semakin mudah ilmu

yang didapat.

4. Apakah anda mengetahui apa yang dimaksud dengan lembaga dan Institusi Pendidikan?

Dan menurut anda, apa saja kategori dalam Lembaga dan Institusi Pendidikan?

Jawab : saya mengetahui, yang saya ketahui hanya lembaga pendidikan sekolah,

dengan sekolah seseorang dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih

tinggi.

5. Bagaimana Kondisi Lembaga atau Insitusi Pendidikan di Wilayah Cina Benteng?

Jawab : menurut saya sudah baik, sudah banyak lembaga pendidikan sekolah yang

mendorong tergeraknya masyarakat untuk belajar dan menjalani proses

pendidikan.dan sudah banyak sekolah di sekitar wilayah Cina Benteng ini, ada

sekolah Kristen, sekolah Budha, sekolah Katolik, dan sekolah Negeri.

6. Bagaimana peran dan pengaruh lembaga pendidikan kepada sosial masyarakat?

Jawab : berperan aktif bagi Pendidikan Masyarakat Cina Benteng dan sejauh ini

mendorong pola Pikir Masyarakat Cina Benteng yang lebih baik.

7. Adakah harapan anda mengenai Lembaga dan Institusi Pedidikan Untuk Masa yang

Akan Datang?

Jawab : harapan saya kepada lembaga pendidikan agar sekolah di gratiskan dari

pemerintah, agar semua masyarakat disini dapat bersekolah, bukan hanya yang

mempunyai materi saja yang dapat sekolah. Dan semoga melalui jalur

pendidikan generasi selanjutnya lebih baik lagi dan lebih cerdas.

Page 109: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

A.Profil Narasumber dan Keterangan Waktu

Nama : Titin

Pekerjaan : Wiraswasta

Tempat Wawancara : Kediaman Ibu Titin, Gg. Gula No.1.

B. Pertanyaan

1. Bagaimana Ibu Memandang Pendidikan dan Seberapa Penting Pendidikan ?

Jawab: Pendidikan adalah suatu keharusan yang saya tanamkan kepada anak saya,

sehingga sudah saya budayakan dan saya tanamkan ketika anak saya sejak

kecil, dan menurut saya pendidikan itu amat sangat penting.

2. Bagaimana Persepsi Anda Mengenai Pendidikan Masyarakat Cina Benteng ?

Jawab : kalau menurut saya persepsi masyarakat Cina Benteng terhadap Pendidikan

sudah maju dan sudah menomorsatukan pendidikan, lebih banyak yang

mementingkan dibandingkan dengan berdagang. Hal ini dikarenakan dengan

pendidikan akan mengangkat derajat keluarga.

3. Bagaimana Persepsi Anda Mengenai Budaya Sosial Belajar Masyarakat ?

Jawab : sudah amat baik, budaya belajar di Masyarakat sudah banyak masyarakat selain

mencari ilmu di sekolah sudah banyak yang mencari ilmu dengan bimbingan

belajar dan les private, karena jika tidak ditambah dengan hal ini maka akan

tertinggal pelajaran di sekolah.

4. Apakah anda mengetahui apa yang dimaksud dengan lembaga dan Institusi Pendidikan?

Dan menurut anda, apa saja kategori dalam Lembaga dan Institusi Pendidikan?

Jawab : saya mengetahui, yang saya ketahui hanya lembaga pendidikan sekolah saja.

5. Bagaimana Kondisi Lembaga atau Insitusi Pendidikan di Wilayah Cina Benteng?

Jawab : menurut saya sudah baik, sudah banyak lembaga pendidikan sekolah yang

mendorong tergeraknya masyarakat untuk belajar dan menjalani proses

pendidikan.dan sudah banyak sekolah di sekitar wilayah Cina Benteng ini, ada

sekolah Kristen, sekolah Budha, sekolah Katolik, dan sekolah Negeri. Dan

ditambah ada sekolah yang bertaraf Internasional.

6. Adakah harapan anda mengenai Lembaga dan Institusi Pedidikan Untuk Masa yang

Akan Datang?

Jawab : saya berharap agar pendidikan untuk masa yang akan datang agar lebih baik

lagi, dan Lembaga Pendidikan lebih baik lagi serta Masyarakat lebih

Page 110: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

mengutamakan sekolah dibandingkan dengan harta, sekolah merupakan

kewajiban dan jangan sampai ditinggal hanya karena alasan apapun , karena

pendidikan merupakan jembatan untuk mencapai cita-cita.

A.Profil Narasumber dan Keterangan Waktu

Nama : Ratna

Pekerjaan : Wiraswasta

Tempat Wawancara : Jl. Kisamaun No.46, Tangerang.

B. Pertanyaan

1. Apa Pendidikan Terakhir Anda ?

Jawab: Pendidikan Terakhir Saya SMU

2. Bagaimana Persepsi Anda Mengenai Pendidikan Masyarakat Cina Benteng ?

Jawab : ya saya berpendapat bahwa pendidikan pada masyarakat Cina Benteng sudah

sadar akan arti penting pendidikan, sudah banyak yang sekolah dan

melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Serta sudah banyak yang berperan

aktif di masyarakat khusus nya karena pendidikan itu lah seseorang menjadi

cerdas.

3. Bagaimana Persepsi Anda Mengenai Budaya Sosial Belajar Masyarakat ?

Jawab : sudah baik, selain pendidikan sebagai kebutuhan mendasar dalam keluarga

saya, saya tanamkan membaca buku sebagai budaya dan saya pun tahu kalau

Masyarakat Cina Benteng sejak dahulu hobi membaca.

4. Apakah anda mengetahui apa yang dimaksud dengan lembaga dan Institusi Pendidikan?

Dan menurut anda, apa saja kategori dalam Lembaga dan Institusi Pendidikan?

Jawab : saya mengetahui, sekolah salah satu nya. Selain itu keluarga karena keluarga

merupakan pembentukan karakter pertama anak. Mau sejuah mana si anak

terbentuk yang paling pertama adalah dalam keluarga. Disinilah saya

memegang peran aktif untuk memberikan arahan kepada anak-anak saya untuk

selalu belajar.

5. Bagaimana Kondisi Lembaga atau Insitusi Pendidikan di Wilayah Cina Benteng?

Jawab : menurut saya sudah baik, sudah banyak lembaga pendidikan sekolah yang

mendorong tergeraknya masyarakat untuk belajar, ya semakin bagus sekolah

semakin mahal pula biaya nya hehehehe.

Page 111: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

6. Adakah harapan anda mengenai Lembaga dan Institusi Pedidikan Untuk Masa yang

Akan Datang?

Jawab : harapan saya kepada lembaga pendidikan agar sekolah di gratiskan dari

pemerintah, menjadi lebih baik lagi dalam dunia pendidikan, berguna untuk

semua dan agar anak-anak menjadi lebih cerdas lagi dan dapat memajukan

Indonesia.

A.Profil Narasumber dan Keterangan Waktu

Nama : Uci Sanusi

Pekerjaan : Wiraswasta

Tempat Wawancara : Damai Motor, Pasar Lama.

B. Pertanyaan

1. Apa Pendidikan Terakhir Anda ?

Jawab: SD.

2. Bagaimana Persepsi Anda Mengenai Pendidikan Masyarakat Cina Benteng ?

Jawab : Sudah sadar semua, sudah banyak Masyarakat Cina Benteng yang sekolah dan

yang berpendidikan.

3. Usaha-usaha apa saja bapak dalam menyekolahkan anak?

Jawab : saya akan selalu berusaha demi menyekolahkan, saya bekerja keras dan

berdagang dalam menyekolahkan anak saya, demi menjadi seorang dokter

saya berdagang dan selalu berpikiran positif dan selalu memotivasi anak saya.

4. Apakah anda mengetahui apa yang dimaksud dengan lembaga dan Institusi Pendidikan?

Dan menurut anda, apa saja kategori dalam Lembaga dan Institusi Pendidikan?

Jawab : saya mengetahui, yang saya ketahui hanya lembaga pendidikan sekolah,

dengan sekolah seseorang dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih

tinggi.

5. Bagaimana Kondisi Lembaga atau Insitusi Pendidikan di Wilayah Cina Benteng?

Jawab : yang bagus jarang yang mahal banyak, karena kalau mahal belum tentu bagus.

6. Bagaimana Kondisi Lembaga atau Institusi pendidikan di Wilayah Cina Benteng?

Jawab : sudah banyak sekolah di kawasan ini, dan tinggal pilih sesuai dengan

kemampuan hehehe.

Page 112: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

7. Bagaimana peran dan pengaruh lembaga pendidikan kepada sosial masyarakat?

Jawab : berperan sangat baik dan mendorong motivasi masyarakat.

8. Adakah harapan anda mengenai Lembaga dan Institusi Pedidikan Untuk Masa yang

Akan Datang?

Jawab : harapan saya agar terdapat perubahan. Terutama dalam hal keamanan,

ekonomi, agar lebih nyaman, lebih baik, dan semakin terdidik. Seharus nya

ketika seseorang terdidik semakin berakhlak dan melainkan keadaan itu

terbalik pada zaman sekarang semakin terdidik sesoerang semakin tidak sopan,

seolah pribahasa pada semakin berisi semakin merunduk yang artinya semakin

tinggi dan cerdas seseorang semakin bijaksana dan tidak sombong, hal ini

sangat timpang.

A.Profil Narasumber dan Keterangan Waktu

Nama : Rita

Pekerjaan : Wiraswasta

Tempat Wawancara : Wiraswasta

B. Pertanyaan

1. Apa Pendidikan Terakhir Anda ?

Jawab: Pendidikan Terakhir Saya SMP.

2. Bagaimana Persepsi Anda Mengenai Pendidikan Masyarakat Cina Benteng ?

Jawab : ya sudah baik, sudah banyak yang menyadari betapa penting nya pendidikan

bagi kehidupan dan mengangkat derajat kehidupan seseorang.

3. Bagaimana Masyarakat Cina Benteng dalam menempuh Pendidikan dan bagaimana

pula untuk menggapai pendidikan tersebut ?

Jawab : tergantung bagaimana seseorang itu memandangnya, karena pendidikan itu

wajib akan tetapi semua itu sama aja jika kita tidak memiliki kemampuan

materi, pendidikan itu terhenti begitu saja.

4. Apa yang mendorong anda untuk menyekolahkan anak anda ?

Jawab : saya ingin anak saya cerdas dan ingin menjadikan anak saya menggacapi cita-

citanya, tidak hanya seperti saya yang hanya sebagai pelayan toko.

5. Bagaimana peran dan pengaruh lembaga pendidikan kepada individu ?

Page 113: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

Jawab : menurut saya sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas kepribadian

masyarakat.

A.Profil Narasumber dan Keterangan Waktu

Nama : Ami

Pekerjaan : Karyawan.

Tempat Wawancara : Toko pembina, Pasar Lama.

B. Pertanyaan

1. Apa Pendidikan Terakhir Anda ?

Jawab: SMP.

2. Bagaimana Persepsi Anda Mengenai Pendidikan Masyarakat Cina Benteng ?

Jawab : ya, sudah wajib berpendidikan dan sadar akan pendidikan pada Masyarakat

Cina Benteng

3. Adakah Pengaruh dari luar dalam usaha meningkatkan pendidikan ?

Jawab : dengan adanya dukungan lingkungan sekitar akan menjadikan lebih

memperkuat keyakinan terhadap pendidikan.

4. Apakah anda mengetahui apa yang dimaksud dengan lembaga dan Institusi Pendidikan?

Dan menurut anda, apa saja kategori dalam Lembaga dan Institusi Pendidikan?

Jawab : saya mengetahui, yang saya ketahui lembaga pendidikan sekolah dan keluarga

saja.

5. Bagaimana Kondisi Lembaga atau Insitusi Pendidikan di Wilayah Cina Benteng?

Jawab : baik, sudah banyak lembaga pendidikan sekolah yang bagus dan masyarakat

sekitar sini jadi lebih terarah.

6. Bagaimana peran dan pengaruh lembaga pendidikan kepada sosial masyarakat?

Jawab : berperan aktif dan bagus bagi Pendidikan Masyarakat Cina Benteng dan sejauh

ini sangat bagus.

8. Adakah harapan anda mengenai Lembaga dan Institusi Pedidikan Untuk Masa yang

Akan Datang?

Jawab : harapan saya kepada lembaga pendidikan agar sekolah lebih berbobot dalam

pendidikan karakter dan lebih berkualitas.

Page 114: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

HASIL OBSERVASI

Penelitian Skripsi

Persepsi Masyarakat Cina Benteng Terhadap Pendidikan

(Studi Kasus di Desa Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang)

Disusun Oleh :

DARA RAHMITA DEWI

NIM : 1110015000122

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

Page 115: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

HASIL OBSERVASI

1. Pendidikan Masyarakat Cina Benteng

Amatilah secara mendalam tingkat sosial dan budaya Masyarakat Cina Benteng!

a. Pengamatan tentang kegiatan pendukung baik secara sosial dan budaya

Masyarakat pada Pendidikan.

Hasil:

Banyak sekolah di kawasan Masyarakat Cina Benteng, dan dalam hal budaya di

Klenteng pun terdapat perpusatakaan dan terdapat Museum Benteng Heritage

terdapat buku-buku bacaan dalam Museum ini.

b. Pengamatan peran dan lembaga sosial dan budaya di Maysarakat Cina Benteng.

Hasil:

Peran dan Lembaga Sosial Budaya di Masyarakat Cina Benteng sudah berjalan

dengan baik dan mendorong kegiatan proses pendidikan masyarakat.

c. Pengamatan fasilitas penunjang kegiatan pendidikan dan budaya belajar

Masyarakat Cina Benteng.

Hasil:

Untuk fasilitas penunjang terdapat bimbingan belajar dan fasilitas private yang

dapat menunjang proses pendidikan.

2. Persepsi Masyarakat tentang Pendidikan

Amati secara mendalam Persepsi Pendidikan Masyarakat Cina Benteng!

a. Persepsi Masyarakat Cina Benteng Terhadap Pendidikan.

Hasil:

Pendidikan untuk Masyarakat Cina Benteng sudah sangat baik dan mementingkan

pendidikan dan lebih mengerti arti penting pendidikan yang sesungguhnya.

b. Persepsi Masyarakat tentang kegiatan pendidikan dan belajar masyarakat.

Hasil:

Dalam kegiatan belajar masyarakat sudah berjalan dengan baik demi

meningkatkan pendidikan yang lebih baik.

c. persepsi masyarakat mengenai pendidikan sekarang dan yang akan datang.

Hasil :

Page 116: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

Persepsi Masyarakat Cina Benteng mengenai Pendidikan untuk sekarang dan yang

akan datang sudah sangat baik .

3. Peran Lembaga dan Institusi pendidikan

Amati Interaksi Lembaga Pendidikan dengan Masyarakat!

a. Pengamatan interaksi guru dengan masyarakat Cina Benteng.

Hasil :

Interaksi guru dengan Masyarakat Cina Benteng tidak terlihat, hanya saja interaksi

ini sejauh antara orangtua murid (Masyarakat Cina Benteng) yang menyekolahkan

anaknya pada lembaga pendidikan formal tersebut.

b. Pengamatan interaksi siswa dengan masyarakat.

Hasil:

Interaksi tidak terlihat, karena ketika semua siswa pulang ke rumah masing-

masing semua kegiatan terhenti.

Amati dan teliti kegiatan guru dan siswa di sekolah formal!

a. Identifikasi kegiatan guru/pengajar di sekolah formal.

Hasil :

Dalam kegiatan belajar dan mengajar di sekolah sudah cukup baik dan serjalan

dengan baik demi kemajuan pendidikan.

b. Sebutkan kegiatan guru atau murid di sekolah formal.

Hasil :

Kegiatan guru dan murid di sekolah formal sudah tentu kegiatan belajar dan

mengajar di dalam kelas dan kegiatan ekskul yang dilakukan pada hari sabtu.

c. Pengamatan fasilitas sekolah formal.

Hasil :

Fasilitas sekolah formal yang terdapat pada wilayah ini sudah cukup lengkap,

fasilitas ini antara lain: ruang kelas, lapangan olah raga, laboratorium bahasa,

laboratorium IPA, aula, masjid, ruang BK, ruang OSIS, ruang Ekstrakulikuler,

ruang Kepala Sekolah, dan ruang Guru.

Page 117: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

Amati dan teliti kegiatan guru dan siswa di sekolah non formal!

a. Identifikasi guru/pengajar di sekolah Non Formal.

Hasil:

Selain sekolah guru atau pengajar di sekolah nonformal berperan penting karena

sebagai penunjang kegiatan siswa dalam belajar dan meningkatkan motivasi untuk

terus belajar.

b. Sebutkan kegiatan guru dan murid di sekolah Non formal.

Hasil:

Kegiatan belajar dan mengajar pada tempat bimbingan belajar pada umunya.

c. Amati fasilitas sekolah Non Formal.

Hasil:

Fasilitas yang tersedia di sekolah Non Formal yaitu terdapat pengajar, ruangan ber

AC, papan tulis, ATK dsb.

Page 118: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

Persepsi Masyarakat Cina Benteng Terhadap pendidikan

Kantor Pemerintahan Desa Sukasari

Sekolah Kristen di Desa Sukasari

Page 119: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

Gambaran Tangerang tempo dulu Berbagai macam koleksi buku

Cina Benteng

Klenteng Boen Tek Bio merupakan klenteng tertua di Tangerang yang berumur

lebih dari 3 abad

Page 120: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

Pembentukan karakter pertama Anak adalah orang tua dan Keluarga

Museum Benteng Heritage merupakan warisan budaya masyarakat Cina Benteng

Page 121: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

Bapak Oey Tjin Eng yang merupakan penduduksAsli Tangerang

Salah satu masyarakat Cina Benteng Foto klenteng Boen Tek Bio

yang Sedang melakukan Ibadah

Page 122: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

Berdagang merupakan usaha-usaha untuk Menyekolahkan anak di kalangan

masyarakat Cina Benteng

Foto Wawancara dengan Masyarakat Asli tangerang

Page 123: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

Masyarakat Cina Benteng pada umunya lebih mementingkan pendidikan

Berdagang merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk membiayai sekolah

anak-anak masyarakat Cina Benteng

Page 124: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

Persepsi Masyarakat Cina Benteng terhadap Pendidikan

Beberapa masyarakat Sedang Berjualan di pasar lama

Page 125: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

DATA RESPONDEN

Penelitian Skripsi

“Persepsi Masyarakat Cina Benteng Terhadap pendidikan”

Disusun Oleh :

DARA RAHMITA DEWI

NIM : 1110015000122

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

Page 126: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

Data Responden

1. Nama : Oey Tjin Eng

Umur : 60 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Jl.Bhakti No.14, Tangerang 15118

No.Telp : 021- 5522168 dan 55773087

Status : Menikah

2. Nama : Muhammad Zen, S.Sos

Umur : 45 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : -

No.Telp : -

Status : Menikah

3. Nama : Eman Siswanto, ST

Umur : 47 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : -

No.Telp : -

Status : Menikah

4. Nama : Mardika Surya Tenggara

Umur : 26 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl.Penggodokan Kidul No.20, Kotabumi Tangerang.

No.Telp : 083815880247

Status : Menikah

Page 127: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

5. Nama : Rita

Umur : 36 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Unis Tangerang.

No.Telp : -

Status : Menikah

6. Nama : Titin

Umur : 59 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl.Kisamaun Gg.Gula No.1, Tangerang

No.Telp : 021- 5521529

Status : Menikah

7. Nama : Ami

Umur : 31 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl.Kisamaun No.4, Tangerang.

No.Telp : -

Status : Belum Menikah

8. Nama : Ratna

Umur : 60 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl.Kisamaun No.46, Tangerang.

No.Telp : -

Status : Menikah

9. Nama : Uci Sanusi

Umur : 60 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Jl.Kisamaun No.46, Tangerang.

No.Telp : 081284525777

Status : Menikah

Page 128: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

JLBhakti No.l 4. Tansera l51 18

SURAT KETERANGAN

NO: i iPem

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nqms ' Oew Tiin trno

. Jabatan : Humas & Perpustakaan Boen Tek Bio

Dengan ini menerangkan bahwa:

q.

b

PERKT MPUL{N KEAGAT}IAA}{ DAN SOSL{L* BOEN TEK BIO "

KECAMATAN KOTA TANGERANGDESA SUK,I.SARI

: Dara Rahmita Dewi

: Perempuan

r r-i----:t-- r-t-- \r^----i /t fnr\ o-.^-i4rriJ^---r-t1^l- r-l-^-J^tjluYvrrt.l} t$lalrr r\(,B{;rr \(Jrl\,, lJyi1rrr nruayaturrarr Jahar ra

:1110015000122

Nama lengkap

Jenis Kelarnin

NIIv{

Tempat tanggal Iahir : JalartA 18 Agusns 1991

Aiarnat lengkap : Jl.Dewi sartika Gg.KH.TB.ismail Noer No.i9 Ciputat

Status Pendidikan : Mahasiswi di Fahtltas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Telah melaksanakan kegiatan peneiitian di wilayah Masyaralrat Cina Benteng dengan judulpeneiitian "Persepsi Masyarakai Cina tsenieng Terhadap Fendidikair".

Demikian surat keterangan ini kami buat untuk dipergunakan seperlunya.

Tangerang 28 November 2414

Lf.'*^^ -g D^*"^+^l'^^€ D^^- .l^1. I};^rrgura B r wrPqDt{scs Dvwu lvh Drv

LUo-

Page 129: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

, tr^r. r..,^7n,.,^ tI AUrA tnrtuEMtru l

PEMERINTAH KOTA TAT{GERANGKECAMATAN TANGERANG

NE,LUrllLe el I lEr LIt-I

A,t23 Telp/Fax: (021) 5526505 Sukasari

Tangerang

AttAttNo.

l.tII 6c,

ItTJ

),1\

6c,

ATDFTFI

Jt. M.T. Haryono

SURAT KETERANGANNomcr. A70 I 231 - SekrU XU I 2014

Berdasarkan surat permohonan Kementerian Agama UtN Jakarta FITK Nomor.

Un.O1iF.1,KM.01.3/....12014 perihal Permohonan lzin Penelitian di Kelurahan Sukasari Kecarnatan

Tangerang oleh :

Nama

NIM

Jurusan

. DATIA RAHMI'I'A DEWT

: 1 1 100015000122

: Pendidikan IPS/Sosiologi-Antropologt

Maka dengan ini Lurah Sukasari Kecamalan Tangerang menyatakan bahrva mahasisrvi

dengan nama tersebut diatas telah melaksanakan Survey dan Penelitian di Kelurahan Sukasari

Kecamalan Tangerang.

Demikian Surat Keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Tangerang 23 Desemb€r 2014

ttlt20a2n

KelNQr"/

f;t -g

k.\

Page 130: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. lr. H. Juada No 95 Ciputat 15412 lodonesk

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-081

Tgl. Terbit : 1 Maret 2010

No. Revisi: : O2

Hal 111

SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN

Nomor : Un.01lF.1lKM.0l.3l. ....DA14Larnp. : Outline/ProposalHal : Permohonan Izin Penelitian

Nama

NiM

Jurusan

Semester

Judul Skripsi

Tembusan:l. Dekan FITK2. Pembantu Dekan Bidang Akademik3. Mahasiswa yang bersangkutan

Jakarta, November 20i,{

Kepada Yth.Kepala Desa Sukasari, Kota Tangerang

diTempat

A s s al am u' al a ikum v, r.w b..

Dengan hormat kami sampaikan trahrva,

Dara Rahmita Dewi

1110015000122

Pendidikan IPS / Sosiologi * Antropologi

IX (Sembilan)

Persepsi Masyarakat Cina Benteng Terhadap Pendidikan

adalah benar mahasisrva/i Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang

menlusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansi/sekolah/madrasahyang Saudara pimpin.

Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasisrva tersebut melaksanakanpenelitian dimaksud.

A +^^ ---L^rl^- J^- l.^-:^ ^^*^ C^..i^-^J rra y!rrrdlrdr Uqrr ^erJu J4rro \)d.u(raO.

Wass alamu' alaikum y, r.wb.

Page 131: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJt. lr. H Juanda ito 95 Ciputat 15412 tndorcsia

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-081

Tgl. Terbit : 1 Maret 2010

No. Revisi: : 02

Hal 1t1

SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN

Nomor : Un.01/F.1/l(M.01.Lu*p.'. Outline/ProposalHal : Permohonan Izin

3l .. ...t2014

Penelitian

Nama

NIM

Jurusan

Semester

Judul Skripsi

Tembusan:l. Dekan FITK2. Pembantu Dekan Bidang Akademik3. Mahasiswa yang bersangkutan

.lakarta- Nol'emher ?0.1 4

Kepada Yth.Kepala Klenteng Boen Tek Bio

diTempat

As salamu' alaikum v, r.wb.

Dengan hormat kami sampaikan bahrva,

Dara Rahmita Dcrvi

1 r 1001 5000122

Pendidikan IPS / Sosiologi - A.nlropologi

IX (Sembilan)

Persepsi Masyarakat Cina Benteng Terhadap Pendidikan

adalah benar mahasiswa/i Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedangmen)rusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansilsekolah/madrasahyang Saudara pimpin.

Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakanpenelitian dimaksud.

A ra. ---L^r:^- ,l^- l.^-:^ ^^'_^ C^..J^-^ l.^-: .,^^-t.^- {^_:_^ r.^^:L, \.6 p!rr,n!r.rr usrr rr-rju ouirru J4suiniir Kirili Ucapiian ljiiih6 iiCSiir.

l[/a s s al am u' al aikum w r.w b.

DekanKajur Pendidikan IPS

'^'o--, ,1 ',-"-/

Page 132: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

BIODATA PENULIS

Dara Rahmita Dewi terlahir pada 18 Agustus 1991 di Cimanggis

Kelurahan Cipayung Kecamatan Cipuatat Kota Tangerang Selatan

Kabupaten Tangerang. Merupakan anak pertama dari empat bersaudara

pasangan C.Rukmana Ibrahim SH, MH dan Iyen Eliyeni Hasnawati.

Pendidikan diawali 1998 di MIN 1 Ciputat kelas 2 Pindah sekolah ke

SDN No.88 Bengkulu setelah kelas 3 pindah ke SDN Ciputat IX Pada

tahun 2000, kemudian melajutkan jenjang pendidikan menengah pertama pada tahun 2004 di

MTsn Tangerang II Pamulang hingga tahun 2007, kemudian melanjutkan pendidikan

menengah atasnya di MAN 4 Model Jakarta hingga akhir lulus tahun 2010, setelah itu

melanjutkan pendidikan perguruan tinggi di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta di Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan keguruan Hingga sekarang sejak tahun 2010, Tahun 2011 tidak hanya kuliah di UIN.

Kuliah NonReguler di Universitas Muhammadiyah Tangerang Fakultas Hukum saat ini.

Pengalaman organisasinya diawali dengan menjadi Kopasus Pramuka Gajah Mada.

Kemudian di pendidikan memengah pertama menjadi bagian anggota Marching Band yang

bernama Gita Cantika hingga saat ini. Ketika dalam bangku perkuliahan, tercatat telah aktif

menjadi pengurus di ebberapa organisasi.menjadi Menteri Bidang Sosial di Himpunan

Mahasiswa Jurusan (HMJ) Masa Jabatan 2012 hingga sekarang, Ketua Angkatan di Forum

Komunikasi Mahasiswa Betawi (FKMB) Jabodetabek Periode 2011-2012, Anggota Pojok

Seni Tarbiyah (POSTAR), Bendahara Gerakan Mahasiswa Indonesia (GMI) periode 2011-

2012.

Prestasi yang pernah diraihnya juara kelas di SD dan juara Basket tingkat sekolah

dasar se-Kecamatan Ciputat. Pada jenjang pendidikan menengah, pernah menjadi juara I

Lomba Puisi Tingkat Kecamatan Pamulang dan Juara Kelas dan pada tingkat pendidikan

atas Juara Kelas dan pernah menjadi juara puisi tingkat SMA.

Pengalaman kerjanya dimulai menjadi guru private di c&c, kemudian menjadi guru

private di lingkungannya rumahnya. Selain itu, juga pernah mengajar di SMA

Muhammadiyah 8 Ciputat. Bidang Hukum dan kenotariatan digeluti dan melakukan

pendalaman keilmuan hukum di Pengadilan Agama Cibadak serta Lembaga Konsultasi dan

Bantuan Hukum (LKBH) Universitas Muhammadiyah Tangerang.

Page 133: PERSEPSI MASYARAKAT CINA BENTENG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27829/1/DARA...mengganggap Cina kurang sesuai, melainkan etnis Hakka/Khek, Tio Ciu, Hok Cia,

Kini hari-harinya habiskan untuk bergelut di dunia pendidikan dan hukum dan tulis

menulis, karena untuk mencapai keilmuan yang tinggi diperlukan kerja keras dan sadar

bahwa dirinya bukanlah apa-apa, selalu mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya.

Menurutnya belajar tidak hanya di bangku sekolah saja atau di ruang kelas saja, belajar dapat

dimana saja, di masyarakat sekalipun kita dapat belajar, belajar berempati, belajar

bersosialisais, belajar lebih peka terhadap sesama, dan belajar lebih peduli terhadap orang

lain. Yang harus diterapkan untuk masa kini dan masa yang akan datang adalah yang harus

kita lawan adalah sikap apatis dan yang harus kita junjung adalah sikap peduli.demi

keselarasan hidup terhadap sesama dan terhadap orang lain.