5
PERSEPSI TENTANG OPTIMALISASI PEMANFAATAN NOVEL TECHNOLOGIES DALAM MENDUKUNG SISTEM PERLINDUNGAN TANAMAN MENUJU PERTANIAN BERKELANJUTAN Oleh: Devy Cristiana/121510501020 Pada dasarnya novel teknologi merupakan suatu teknologi yang bersifat baru, belum pernah ada sebelumnya, berbeda sebelumnya, tidak biasa, unik, hasil suatu inovasi atau penemuan baru dan juga lebih menjanjikan daripada teknologi yang sebelumnya. Selain itu, suatu hal dapat dikategorikan sebagai novel teknologi apabila teknologi tersebut baru pertama kali diintroduksikan ke suatu wilayah dan teknologi tersebut belum menjadi milik umum. Maka dari itu, dari pengertian tersebut perlu ditetapkan adanya kategori mana yang disebut sebagai novel teknologi dan mana yang bukan sebagai novel teknologi. Namun, perlu diketahui pula bahwa pada penerapan dan penggunannya novel teknologi tersebut sudah pasti memiliki suatu manfaat dan juga resikonya bagi lingkungan hidup ataupun kesehatan. Selain itu, novel teknologi juga akan berpengaruh terhadap kehidupan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat setempat. Pengaruh yang diberikan oleh novel teknologi tersebut kemudian dimanfaatkan sebagai upaya untuk mengembangkan konsep pertanian yang

Persepsi Tentang Optimalisasi Pemanfaatan Novel Technologies Dalam Mendukung Sistem Perlindungan Tanaman Menuju Pertanian Berkelanjutan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

resume jurnal pemanfaatan novel teknologi

Citation preview

PERSEPSI TENTANG OPTIMALISASI PEMANFAATAN NOVEL TECHNOLOGIES DALAM MENDUKUNG SISTEM PERLINDUNGAN TANAMAN MENUJU PERTANIAN BERKELANJUTAN

Oleh: Devy Cristiana/121510501020

Pada dasarnya novel teknologi merupakan suatu teknologi yang bersifat baru, belum pernah ada sebelumnya, berbeda sebelumnya, tidak biasa, unik, hasil suatu inovasi atau penemuan baru dan juga lebih menjanjikan daripada teknologi yang sebelumnya. Selain itu, suatu hal dapat dikategorikan sebagai novel teknologi apabila teknologi tersebut baru pertama kali diintroduksikan ke suatu wilayah dan teknologi tersebut belum menjadi milik umum. Maka dari itu, dari pengertian tersebut perlu ditetapkan adanya kategori mana yang disebut sebagai novel teknologi dan mana yang bukan sebagai novel teknologi. Namun, perlu diketahui pula bahwa pada penerapan dan penggunannya novel teknologi tersebut sudah pasti memiliki suatu manfaat dan juga resikonya bagi lingkungan hidup ataupun kesehatan. Selain itu, novel teknologi juga akan berpengaruh terhadap kehidupan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat setempat. Pengaruh yang diberikan oleh novel teknologi tersebut kemudian dimanfaatkan sebagai upaya untuk mengembangkan konsep pertanian yang berwawasan lingkungan atau disebut juga pertanian berkelanjutan.

Pertanian berkelanjutan itu sendiri diartikan sebagai suatu konsep, prinsip, metode, praktek, dan juga falsafah yang bertujuan agar pertanian layak secara ekonomi, berkeadilan, secara ekologi dapat dipertanggungjawabkan, secara sosial dan budaya dapat diterima, serta berdasarkan pendekatan holistik. Salah satu contoh dari penerapan sistem pertanian berkelanjutan yaitu adanya PHT (Pengendalian Hama Terpadu). Pada PHT ini tujuan utamanya yaitu tidak hanya untuk mengendalikan populasi hama tetapi juga meningkatkan produksi dan kualitas produksi serta meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan petani. Cara dan metode yang diterapkannya pun juga dengan memadukan teknik-teknik pengendalian hama secara kompatibel serta tidak membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan hidup.

Penerapan PHT pada dasarnya berkembang dengan adanya SLPHT (Sekolah Lapangan PHT) yang kemudian juga memunculkan paradigma baru PHT yang dinamakan sebagai PHT ekologi. PHT ekologi ini merupakan penerapan PHT yang lebih menekankan pada pemberdayaan, partisipatori petani dalam penyelesaian masalah khas lokasi. Sedangkan paradigma PHT sebelumnya merupakan paradigma PHT klasik yang lebih menekankan pendekatan paket teknologi dalam menyelesaikan masalah. Maka dari itu, disebut sebagai PHT teknologi.

Berdasarkan penerapan PHT yang telah dilaksanakan tersebut, jika dilihat dari sisi teknologi dalam bidang perlindungan tanaman tidak dapat dikatakan sebagai novel teknologi, hal tersebut dikarenakan beberapa komponen PHT sudah ada sebelumnya. Berarti dalam hal ini PHT bukan merupakan novel teknologi dikarenakan bukan sebuah teknologi yang baru dan sebelumnyapun sudah pernah ada. Dengan demikian itu berarti pula bahwa adanya teknik introduksi ataupun konservasi musuh alami pada suatu tempat juga tidak dapat dikatakan sebagai novel teknologi.

Jika PHT diuraikan berdasarkan dua paradigmanya yang berupa PHT teknologi dan PHT ekologi, maka dapat diketahui bahwa kedua paradigma tersebut dapat dilaksanakan secara bersamaan. Namun, dari kedua jenis PHT tersebut yang paling cocok diterapkan sebagai novel teknologi dalam bidang perlindungan tanaman yaitu PHT teknologi, hal tersebut dikarenakan pada jenis ini aspek teknologi yang digunakan sudah melalui paket teknologi yang sudah disusun dan direkomendasikan oleh petugas lapangan pemerintah, peneliti dan para petugas lapangan industri pestisida atau benih. Selain itu, dengan menggunakan pola pendekatan teknologi ini maka novel teknologi lebih mudah dikenalkan dan dimasyarakatkan. Sedangkan, jenis PHT ekologi jika dihubungkan dengan novel teknologi maka cukup jauh, hal tersebut dikarenakan pada jenis ini tidak mengenal paket teknologi tetapi lebih mengutamakan teknologi lokal untuk dikembangkan dan diterapan sendiri oleh petani dan kelompok taninya yang sebelumnya telah belajar bersama dalam kelompok SLPHT. Maka dari itu, dapat diketahui bahwa dari kedua jenis PHT tersebut memang keduanya dapat dipadukan dan dikaitkan dengan novel teknologi, namun pada penerapannya akan menghadapi suatu permasalahan yang berkaitan dengan SDM petani. Misalnya yaitu adanya ketergantungan terhadap novel teknologi yang biayanya juga cukup mahal, sedangkan petani sendiri tidak dapat menciptakan novel teknologi tersebut. Oleh karena itu, dari hal tersebut yang awalnya PHT merupakan salah satu konsep pertanian berkelanjutan tidak akan tercapai.

Sedangkan produk-produk teknologi baru yang dapat dikatakan sebagai novel teknologi dalam bidang perlindungan tanaman antara lain, produk bioteknologi seperti tanaman transgenik tahan hama, tanaman transgenik tahan herbisida, tanaman tahan terhadap hama penyakit, rekayasa genetika agensia pengendalian hama, pengembangan biopestisida, rekayasa genetik tanaman, dan sebagai perangkat deteksi penyakit virus; kelompok pestisida baru yang sudah dipasarkan dikelompokkan menjadi dua menurut cara kerja atau mode of actionnya, yaitu: melalui sistem syaraf tetangga dan melalui penatur pertumbuhan serangga; formulasi pestisida dan teknik aplikasi baru; dan bahan pemantau serangga seperti feromon dan bahan semiokimia lainnya.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwasannya seiring dengan pengenalan dan perluasannya memasuki era globalisasi perdagangan bebas novel teknologi pun terutama dalam hal perlindungan tanaman akan semakin intensif. Apalagi diketahui bahwa tiap jenis dari teknologi baik yang baru ataupun lama jika dilepaskan atau pun digunkana ke lingkungan sudah pasti mengandung resiko membahayakan bagi manusia baik secara individu maupun kelompok masyarakat, serta berbahaya bagi lingkungan hidup lokal, nasional maupun global. Maka dari itu, perlu adanya penetapan langkah-langah yang dilakukan untuk mengurangi dan membatasi resiko yang terjadi sekecil mungkin berkaitan dengan risiko ekologi yang berkaitan secara holistik dengan konsep pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diketahui bahwa pemanfaatan novel teknologi dapat dikatakan sebagai pendukung sistem perlindungan tanaman untuk menuju pertanian berkelanjutan apabila semua konsep dari pertanian berkelanjutan yang berwawasan lingkungan dapat terpenuhi.