Upload
phungque
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERSETUJUAN
Tugas Akhir berjudul :
PRORES PRODUKSI PROGRAM ACARA SUPERSTAR SHOW di
INDOSIAR
Disusun Oleh :
Nama : Gurit Budi Raharjo
NIM : D 1405028
Konsentrasi : Penyiaran
Disetujui untuk dipertahankan dihadapan panitia penguji Tugas Akhir Program
DIII Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sebelas Maret Surakarta
Surakarta, 11 Juni 2008
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Chatarina Heny Dwi S, S.Sos
NIP : 131 300 217
PENGESAHAN
Tugas Akhir ini telah diuji dan disahkan oleh Panitia Tugas Akhir Program DIII
Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sebelas
Maret Surakarta
Hari :
Tanggal :
Panitia Ujian Tugas Akir
1. Ketua
Dr. Andrik Purwasito, DEA
NIP : 131 472 200
2. Anggota
Chatarina Heny Dwi, S, S.Sos
NIP : 132 300 217
PROGRAM DIII KOMUNIKASI TERAPAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Dekan
Drs. H. Supriyadi, SN, SU
NIP : 130 936 616
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan dengan rasa syukur pada Tuhan Yesus Kristus, Tuhan
dan Juruslamatku, terima kasih untuk rancangan rencana-Mu yang indah dan
ucapan terima kasihku yang tak terhingga kepada :
1. Bapak dan Ibu, terima kasih buat doa, supports dan duit kirimannya haha..
2. Adikku satu - satunya Ratri Padma Dewi, Kakek nenek, dan seluruh keluarga
besar, terima kasih buat doanya
3. Teman, sahabat juga saudaraku di Broadcast '05, walaupun kita tidak memiliki
hubungan darah, kalian sudah seperti saudaraku sendiri. Hidup Broadcast..,
Broadcast '05 Ga Da Matinya.
4. Ranger's ( Jatie, Cemed, Lusi, Ochi ) n D' Nyaris kaya . Thank's buat hari-hari
indah yang kita lewati bersama, apapun yang terjadi kita tetaplah sodara
sampe selamanya.
5. Keluarga di Solo. Pak De Narmo, Bu De Sri, Mbak anis, Mas Toni. Terima
kasih buat fasilitasnya selama aku kuliah di Solo.
6. Keluarga Besar di Jakarta. Bu de Ni, Mbak Yuli sekeluarga, Mas Totok.
Thank's buat fasilitas dan dukungan financialnya selama aku magang di
Jakarta.
7. Mbak Sri Indosiar, terima kasih telah mengusahakan agar bisa magang di
Indosiar.
8. Kosan Bu Sinta, thanks telah menampung kami selama kuliah di Solo.
MOTTO
· Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberikan kekuatan
kepadaku.
· Be your self.
· Jangan menghakimi bila tidak ingin dihakimi.
· “Suatu kehidupan yang penuh kesalahan tak hanya lebih berharga namun juga
lebih berguna dibandingkan hidup tanpa melakukan apapun”
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, serta doa
restu dan dukungan dari berbagai pihak yang senantiasa menyertai penulis dalam
melaksanakan Kuliah Kerja Media (KKM) dengan baik, sampai dengan
pembuatan Tugas Akhir. Hal ini telah menjadi program perkuliahan pada DIII
Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Laporan ini mencakup segala bentuk kegiatan penulis di dalam
melaksanakan Kuliah Kerja Media (KKM) yang berisi tentang proses produksi
atau mekanisme produksi program acara new stasiun Dangdut di PT. Jawapos
Media Televisi (JTV) Surabaya.
Perencanaan dan penyusunan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Untuk itu atas segala bantuannya penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Drs. H. Supriyadi, SN. SU selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
2. Drs. A. Eko Setyanto, M.Si selaku Ketua jurusan Program DIII
Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas
Sebelas Maret Surakarta
3. Dr. Andrik Purwasito, DEA selaku penguji Tugas Akhir
4. Dra. Sri Urip Haryati, M.Si selaku pembimbing Akademis
5. Catharina Heny Dwi S, S.Sos selaku Pembimbing Tugas Akhir
6. Bp. Imawan Mashuri selaku DIRUT PT. Jawa Pos Media Televisi
7. Bp. Ali Murtadlo selaku Direktur Program dan Produksi PT. Jawa Pos
Media Televisi dan seluruh staf
8. Bapak Ibu tercinta atas dukungan materiil dan spirituil
9. Kedua kakakku, Mas Gana dan Mas Wawa yang sangat aku banggakan
10. Wisnhu Wahyu Wijaya who gives me everything…
11. Teman-teman yang telah menjadi saudara di Broadcast 2005
12. Brotha and Sista of Kucur bersaudara…
13. Mas Basuki, PD’ku mas Balie, Betty, Mas Danar, seluruh Crew stasiun
dangdut dan Parikan, dan seluruh keluarga besar JTV Surabaya
14. Kampus tercinta FISIP UNS
Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa laporan Kuliah Kerja Media
(KKM) ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat
mengharap kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun untuk
menyempurnakan laporan ini.
Surakarta, 11 Juni 2008
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan media, baik cetak maupun elektronik sudah semakin pesat.
Hal ini diiringi dengan makin banyaknya kebutuhan masyarakat akan hiburan
maupun informasi. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, PT. INDOSIAR
VISUAL MANDIRI ( Indosiar ) berusaha memberikan suguhan yang dikemas
secara menarik di tengah masyarakat sejak 7 Desember 1994.
Terbukti dengan hadirnya stasiun televisi Indosiar ditengah - tengah
masyarakat, Indosiar dapat memberikan pelayanan kepada media massa. Berbagai
macam informasi telah disuguhkan oleh Indosiar baik hiburan, drama, non drama,
musik, sains dan tehnologi. Program - program yang disajikan bervariasi dan
mendapat respon yang luar biasa dari kalangan masyarakat di seluruh Indonesia
yang kesemuanya ini dapat dibuktikan dari rating yang diperoleh Indosiar.
Dengan kualitas yang telah dicapainya, Indosiar memiliki departemen
produksi sendiri, dan mampu meraih rating yang memuaskan sehingga menuntut
Indosiar harus mampu selalu tampil lebih kreatif, selektif dan inovatif dalam
menyuguhkan program tayangan acara sehingga lebih baik dari yang sebelumnya.
Dengan tim kreatif professional Indosiar menyuguhkan sebuah program reality
show yang mengangkat kedekatan seorang artis dengan pasangannya. Program
acara ini bernama Superstar Show, sebuah acara kontes menyanyi seorang artis
dan pasangannya, yang memang bukan penyanyi yang nantinya akan dipilih oleh
dua ratus juri yang diambil dari dua kota, Jakarta dan Surabaya.
Superstar Show terdiri dari dua puluh lima pasangan artis yang dibagi
menjadi lima kelompok dan akan bertarung untuk merebutkan satu buah mobil
sebagai hadiah utama. Lima pasangan akan bertarung di tiap minggunya dan
hanya dua pasangan yang terpilih untuk maju ke babak sepuluh besar. Setelah
sampai di minggu kelima akan tersisa sepuluh besar pasangan Superstar Show
yang kembali akan dipertemukan untuk mencapai babak tiga besar atau grand
final.
Yang menarik dari acara ini adalah peserta tidak hanya diharuskan bisa
bernyanyi tetepi harus kompak dalam setiap penayanggan Superstar Show ini.
Superstar Show dibagi menjadi dua sesi yaitu adu bakat dan uji soulmate. Yang
pertama adalah adu bakat, disini peserta diuji untuk menampilkan bakat mereka
dalam hal bernyanyi. Setiap pasangan diwajibkan membawakan dua buah lagu
yang mereka inginkan dan sebelum menyanyi peserta harus mempromosikan diri
mereka dihadapan juri votelock agar para juri ini mau memilih mereka. Disini
kekompakan peserta dan pasangannya sangat diuji agar mampu meyakinkan juri
hingga juri mau untuk memilih mereka. Setelah mempromosikan diri barulah artis
dan pasangannya unjuk gigi dengan menampilkan kebolehan mereka dalam hal
bernyanyi, saat bernyanyipun kekompakaan menjadi sangat penting karena setiap
pasangan harus membagi suara dan porsi lagu sehinnga terlihat berimbang dan
terlihat tidak ada yang lebih menonjol diantara artis dan pasangannya. Setelah
semua peserta bernyanyi, tibalah jusi votelock menentukan pilihannya, karena
acara ini memiliki konsep one man, one vote maka juri votelock hanya akan
memilih satu pasangan yang dianggap paling baik secara tehnik vokal dan
kekompakan.
Sesi kedua adalah uji soulmate, disini artis dan pasangannya akan
diberikan tantangan oleh tim kreatif indosiar dimana kedekatan adalah modal
utama. Peserta akan diberikan pertanyaan-pertanyaan yang hanya diketahui oleh
tiap pasangan itu sendiri seperti: berapa ukuran sepatu sang artis tersebut, siapa
pacar pertama, atau apa warna sikat gigi sang artis tersebut. Bila jawaban itu
cocok akan menambah nilai dari tiap pasangan dan akan diakumulasikan dengan
nilai dari adu bakat. Pasangangan yang memperoleh nilai terendah akan
dieliminasi di setiap penayangan Superstar Show.
Acara ini memiliki sisi positif bagi para artis yang ingin menggali bakat
terpendam mereka, para artis yang sebagian besar adalah artis sinetron ini akan
dilirik oleh perusahaan rekaman bila dirasa oleh perusahaan tersebut sang artis
memiliki nilai jual untuk bersaing di dunia tarik suara tanah air, hal ini terjadi
pada artis sinetron Aldy Fairus dan Henky Kurniawan. Mereka lebih dulu dikenal
sebagai artis sinetron sebelum kini merambah dunia tarik suara setelah mengikuti
kontes Superstar Show di Indosiar.
Selain itu, acara ini menarik karena menampilkan kerja keras seorang artis
dan pasangannya yang memang tidak memiliki latar belakang bernyanyi, pada
umumnya, bagi mereka bernyanyi hanya dijadikan hobi saja. Di sinilah letak nilai
entertaint-nya, mereka dituntut profesional untuk menampilkan kemampuan
terbaik karena akan dinilai oleh dua ratus juri votelock dan juga komentator, selain
itu mereka juga ditonton oleh jutaan pasang mata yang menyaksikan dari layar
televisi. Selain itu, Superstar Show ini tambah menarik karena menghadirkan Eko
Patrio dan Ruben Onsu sebagai pembawa acara, tidak jarang penonton terpingkal
- pingkal menyaksikan tingkah Eko dan Ruben yang memang lucu dan kocak
abiz.
Acara ini terbilang sukses karena rating yang didapat selalu tinggi,
Superstar Show tak pernah keluar dari tiga besar perolehan rating tertinggi. Hal
ini wajar dikarenakan selain acaranya menarik juga pemilihan jam tayang yang
tepat. Superstar Show dimulai pukul 18.00 yang merupakan jam - jam dimana
penonton sedang bersantai dan ingin menyaksikan acara yang fresh setelah lelah
seharian bekerja. Tidak salah bila acara ini menjadi trend setter bagi stasiun -
stasiun televisi lainnya untuk ramai - ramai menjiplak dengan menghadirkan
program acara yang nyaris sama karena ratingya yang selalu tinggi.
Superstar Show ditayangkan di Indosiar tiap hari Rabu - Jumat pukul
18.00 - 23.00. Ditayangkan secara langsung dari Studio Satu Indosiar. Penulis
tertarik untuk mengetahui bagaimana proses penyajian acara Superstar Show dari
mulai proses Pra Produksi, Produksi dan Editing.
B. Tujuan Pelaksanaan Magang
1. Memenuhi persyaratan untuk mencapai kelulusan dari Program
Diploma III Program Studi Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Untuk mengetahui bagaimana proses kerja tim kreatif dalam
program acara Superstar Show di Indosiar.
3. Untuk mengetahui bagaimana proses Pra Produksi, Produksi, dan
Pasca Produksi program acara Superstar Show di Indosiar.
4. Mencari pengalaman untuk bekerja setelah lulus dari perkuliahan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Mekanisme Produksi
Pengertian Mekanisme dalam Kamus Terbaru Bahasa Indonesia
mempunyai makna cara kerja, (Tim Reality, Kamus Terbaru Bahasa Indonesia,
Surabaya, Reality Publisher, 2008 hal 107) sehingga mekanisme produksi
mempunyai pengertian cara kerja dalam merencanakan suatu program acara
sehingga terbentuk suatu konsep yang matang sebelum memproduksi suatu
program acara.
Merencanakan sebuah produksi acara televisi memerlukan waktu yang
cukup lama dan berliku-liku, karena perlu direncanakan dengan cermat baik dari
segi isi, format, maupun pelaksanaan produksinya. Berfikir tentang produksi
televisi bagi pengelola yang profesional berarti mengembangkan gagasan
bagaimana materi produksi dapat menjadi suatu sajian yang bernilai dan memiliki
makna.
Hal ini juga terjadi pada proses produksi program acara Superstar Show di
Indosiar, dimana tim kreatif melakukan riset terlebih dahulu sebelum
memproduksi acara ini. Setelah melakukan riset selanjutnya tim kreatif
melakukan meeting yang dipimpin oleh produser.
Produksi yang bernilai dan berbobot hanya dapat diciptakan oleh seorang
produser yang memiliki visi. "Visi itu tubuh dari suatu acuan mendalam yang
bermuara pada orientasi, idiologi, religi, dan pemikiran-pemikiran kritis atas
sarana yang dipakai untuk menampilkan materi produksi". (Fred Wibowo, Dasar-
Dasar Produksi Program Televisi, Jakarta, Gramedia, 1997 hal 7)
Hasil produksi yang memiliki visi akan kelihatan keunikan dari produksi
itu. Ada lima hal yang sangat penting di dalam merencanakan, memproduksi, dan
menyiarkan suatu acara televisi. Lima hal tersebut adalah materi produksi, sarana
produksi ( equipment ), biaya produksi ( financial ), organisasi pelaksanaan
produksi dan tahapan pelaksanaan produksi. (Fred Wibowo, Dasar-Dasar
Produksi Program Televisi, Jakarta, Gramedia, 1997 hal 7)
B. Pengertian Variety Show
Dalam sebuah variety show terdapat ruangan-ruangan untuk banyak hal.
Acara ini memiliki ciri-ciri banyaknya porsi untuk bicara dan banyak ruangan
yang dibuat untuk acara-acaranya. Presentasi, format-format radio khusus untuk
menyampaikan informasi dengan selingan lagu-lagu. Dari berita, laporan-laporan,
komentar, features, wawancara untuk radio drama dan sound-college-all radio
jurnalistik dan model-model artistik dapat ditemukan dalam variety show. Struktur
pertunjukan direncanakan dan dirancang secara hati-hati sesuai dengan isi dan
dramatiknya. Dengan demikian, variety show meliliki sebuah profil khusus yang
didukung oleh elemen-elemen berikut ini :
· Perpaduan dari topik-topik yang dipilih oleh staf editorial.
· Ritme pertunjukan yang berwujud hubungan antara pembicaraan (dialog)
dan musik, tempo dan panjang dari artikel individual.
· Gaya presenter, yang membawakan pesan-pesan pada para pendengar dan
mencirikan variety show lewat kepribadiannya.
C. Materi Produksi
Materi produsi dapat berupa apa saja. Kejadian, pengalaman, hasil karya,
benda, binatang, manusia merupakan bahan yang dapat diolah menjadi produksi
yang bermutu. Tapi semua itu masih harus dilengkapi dengan latar belakang yang
jelas, untuk itu perlu melakukan riset agar seluruh data yang diperoleh lebih
mudah diproduksi menjadi program yang baik.
Dari hasil suatu riset materi produksi tersebut muncul gagasan atau ide
yang kemudian diubah menjadi suatu tema. Tema ataupun konsep progam
kemudian diubah menjadi suatu treatment. Treatment adalah langkah pelaksanaan
perwujudan gagasan menjadi paket acara. (Fred Wibowo, Dasar-Dasar Produksi
Program Televisi, Jakarta, Gramedia, 1997 hal 9).
Treatment untuk setiap format acara berbeda-beda. Dari treatment akan
diciptakan naskah ( script ) atau langsunglangsung dilaksanakan produksi suatu
paket acara. Muatan sebuah acara sebetulnya sudah tampak ketika gagasan
diwujudkan menjadi treatment. Dari sinilah penyempurnaan konsep suatu acara
dapat dilaksanakan sehingga menghasilkan naskah yang baik.
D. Sarana Produksi
Sarana Produksi menjadi sarana penunjang terwujudnya ide menjadi
konkret, yaitu hasil produksi. Tentu saja diperlukan kualitas alat standar yang
mampu menghasilkan gambar dan suara secara bagus. Kepastian adanya peralatan
itu mendorong kelancaran seluruh persiapan produksi. Dalam hal ini produser
menunujk seseorang yang diserahi tanggung jawab tersedianya seluruh peralatan
yang diperlukan. Untuk itu sebuah daftar lengkap (equipment list) dari semua
peralatan yang dibutuhkan harus dibuat.
Ada tiga unit pokok peralatan yang diperlukan sebagai alat produksi, yaitu
unit peralatan perekam gambar, unit peralatan perekam suara, dan unit peralatan
pencahayaan. Seharusnya setiap unit memiliki daftaer peralatan (equipment list)
sendiri-sendiri. Daftar itu setiap kali dapat dipakai untuk meneliti kembali ketika
pelaksanaan produksi selesai dan peralatan harus dikembalikan lagi dengan
lengkap. Kualitas standar dari ketiga unit peralatan ini menjadi pertimbangan
utama seorang produser ketika dia mulai dalam perencanaan produksinya.
Selebihnya yang berfungsi sebagai peralatan penunjang produksi yang lain adalah
alat transportasi untuk produksi luar studio, dan unit studio dengan dekorasi untuk
produksi dalam studio.
Pertimbangan penggunaan peralatan dan jumlahnya, bergantung pada
program yang akan di produksi, misalnya produksi “life show” memerlukan
jumalah alat yang banyak atau berlipat disetiap unit. ( Fred Wibowo, Dasar-
Dasar Produksi Program Televisi, Jakarta, Gramedia, 1997 Hlm 9 )
Daftar peralatan dalam sebuah produksi sangat diperlukan, sebab jumlah
dan macam peralatan yang digunakan berpengaruh pada penentuan jumlah
kerabat kerja (crew), dan perencanaan anggaran produksi (production budget).
Pada dasarnya alat tidak boleh menjadi penghambat berlangsungnya
proses kreatif dan produksi. Berfikir tentang peralatan, seorang produser atau
sutradara sering tergoda oleh banyak kemungkinan dari peralatan baru yang terus
berkembang. Tapi yang terpenting dalam sebuah produksi adalah “The man
behind the gun”.
( Fred Wibowo, Dasar-Dasar Produksi Program Televisi, Jakarta, Gramedia,
1997 Hlm 12)
E. Biaya Produksi
Untuk merencanakan biaya dalam suatu produksi bukanlah suatu hal yang
mudah dan sederhana. Dalam hal ini seorang produser dapat memikirkan sampai
sejauh mana produksi itu kiranya akan memperoleh dukungan financial dari suatu
pusat produksi atau stasiun televisi. Oleh karena itu, perencanaan budget atau
biaya produksi dapat didasarkan pada dua kemungkinan, yaitu “financial
oriented” dan “quality oriented”.
a. Financial Oriented
Perencanaan biaya produksi yang didasarkan pada kemungkinan
keuangan yang ada. Kalau keuangan terbatas, berarti tuntutan-tuntutan
untuk kebutuhan produksi harus pula dibatasi, misalnya : tidak
menggunakan artis kelas satu yang pembayarannya tidak terlalu mahal,
lokasi shooting yang tidak terlalu jauh, dan konsumsi yang tidak terlalu
mewah. Jadi segala sesuatunya didasari atas kemungkinan keuangan.
b. Quality Oriented
Perencanaan biaya produksi yang didasarkan pada tuntutan kualitas
hasil produksi yang maksimal. Dalam hal ini tidak ada masalah keuangan.
Produksi dengan orientasi budget semacam ini biasanya “production
prestige”. Produksi yang diharapkan mendatangkan keuntungan besar baik
bagi nama, maupun financial. Atau produksi yang diharapkan menjadi
produksi yang sangat bernilai dan berguna bagi masyarakat. Untuk
menghasilkan kualitas yang paling tinggi dari produksi itu, produser lebih
melibatkan semua orang nomor satu dibidangnya.
(Fred Wibowo, Dasar-Dasar Produksi Program Televisi, Jakarta, Gramedia,
1997 Hlm 12)
F. Organisasi Pelaksanaan Produksi
Suatu produksi program televisi melibatkan banyak orang, misalnya para
artis, crew, dan fungsionaris lembaga penyelenggara, polisi, aparat setempat
dimana lokasi shooting dilaksanakan, dan pejabat yang bersangkut paut dengan
masalah perijinan. Supaya pelaksanaan shooting dapat berjalan lancar, produser
harus memikirkan juga penyusunan organisasi pelaksana produksi yang serapi-
rapinya. Untuk itu, sebuah organisasi produksi memerlukan pembagian tugas
yang sangat rinci dengan tanggung jawab yang jelas. Daftar anggota kerabat kerja
dengan tugas masing-masing diperlukan untuk mengontrol seluruh pekerjaan
sehingga kalau ada hambatan segera diketahui di mana dan siapa yang
bertanggung jawab. Lembar daftar kerabat kerja dan tugas berikut ini dapat
memberi gambaran kebutuhan pekerja-pekerja di lapangan.
c. Sutradara
Asisten sutradara
d. Kamerawan
Asisten kamerawan
Pembawa kabel
e. Penata cahaya
Asisten penata cahaya
Pengatur lampu
f. Penata suara
Asisten penata suara
Pengatur mik
g. Penanggung jawab teknik
Asisten penanggung jawab teknik
h. Penata artistik
Asisten penata artistik
Pekerja penata artistik
i. Penata pakaian
Asisten penata pakaian
Pekerja penata pakaian
j. Perancang kostum
k. Penata rias
Asisten penata rias
Pekerja rias
l. VCR operator
m. Pencatat shooting (script boy/girl)
n. Unit manager
Asisten unit manager
o. Pembantu produksi (production assistance)
p. Pekerja perlengkapan (beberapa berdasarkan kebutuhan)
q. Sopir
r. Pelayanan umum (menyiapka makanan dan minuman)
(Fred Wibowo, Dasar-Dasar Produksi Program Televisi, Jakarta, Gramedia,
1997 Hlm 36)
Pelaksanaan produksi untuk produksi program televisi di studio memiliki
nama yang berbeda pula. Sutradara disebut pengarah program atau program
director (PD). Fungsi dan tugasnya mirip dengan sutradara. Asisten sutradara
disebut Floor Director (FD) tugasnya membantu sutradara mengarahkan pemain
atau crew di dalam studio rekaman gambar. Pembantu pengarah program yang
lain adalah switcher. Ia bertugas membantu pengarah acara men-switch kamera
melalui tombol di meja kontrol. Dalam rekaman studio biasanya digunakan
multikamera, tiga atau empat kamera. Salah satu yang dipilih untuk masuk
rekaman atau on air di-switch oleh switcher atas perintah Pengarah Program ke
switch on air. (Fred Wibowo, Dasar-Dasar Produksi Program Televisi, Jakarta,
Gramedia, 1997 Hlm 38)
G. Tahap Pelaksanaan Acara
Dalam setiap produksi acara televisi memerlukan tahapan pelaksanaan
produksi yang jelas dan efisien dibandingkan tahap sebelumnya. Untuk
melaksanakan tahapan-tahapan produksi dilaksanakan sesuai dengan Standart
Operation Produce ( SOP ). Namun tidak semua acara terikat dengan SOP
tersebut, seperti untuk acara yang bersifat berita karena terikat dengan nilai
aktualitas dan faktualitasnya sehingga tidak perlu melalui tahapan tersebut.
Allan Wurtzel menjelaskan tahapan-tahapan dalam proses produksi televisi
dibagi menjadi empat tahapan, yaitu Perencanaan produksi (pre production
planing), persiapan dan latihan (setup dan rehealsal), produksi (production), dan
penyesuaian (post production). (Darwanto Sastro Subroto, Produksi Acara
Televisi, Yogyakarta, Duta Wacana University Press, 1994 Hlm 197)
15. Perencanaan Produksi (Pre-Production Planning)
Merupakan proses awal dari sebuah kegiatan. Tahap ini merupakan tahap
yang sangat penting, sebab apabila tahap ini dapat dilaksanakan dengan
baik maka sebagian yang telah direncanakan sudah selesai. Tahap ini
meliputi :
16. Membuat kosep / pengembangan konsep
17. Menetapkan tujuan dan melaksanakan pendekatan
produksi
18. Penulisan naskah
19. Melakukan production meeting dengan kerabat kerja inti (key
members)
20. Melakukan casting pendukung
21. Menyusun rencana anggaran yang diperlukan.
2. Persiapan dan Latihan (setup and reheasal)
Tahapan ini merupakan persiapan-persiapan yang bersifat teknis dan
dilakukan oleh tim inti bersama tim produksinya dan mempersiapkan peralatan
yang akan digunakan hingga mempersiapkan lokasi untuk setting lampu,
microphone maupun tata dekorasi. Setelah persiapan-persiapan selesai dilakukan
tahap selanjutnya melakukan latihan baik dari tim produksi hingga artis
pendukungnya, mulai dari switcher, penata lampu, penata suara, floor director,
cameraman, sampai ke pengarah acaranya. Latihan ini langsung dipimpin oleh
pengarah acara.
3. Produksi ( production )
Yang dimaksud dengan produksi adalah melaksanakan perubahan bentuk
naskah auditif dan visual sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku di televise.
Pelaksanaan produksi tergantung dari tuntutan naskahnya, dengan demikian
karakter produksi lebih ditentuka oleh karakter naskahnya. Karakter produksi
dibagi menjadi tiga, yaitu :
A. Produksi dilakukan di dalam atau di luar studio
Jenis produksi ini hasilnya disiarkan secara langsung atau direkam terlebih
dahulu dan dalam menyelesaikan produksinya dapat melakukan post
production atau dapat sekaligus jadi.
B. Produksi Gabungan
Artinya sebagian produksi di studio, kemudia diberikan insert yang
bahannya diproduksi di luar studio.
C. Produksi rekaman
Pelaksanaannya dapat dalam bentuk rekaman secara utuh (live on tape),
rekaman dalam bentuk pembagian (recording in segments), rekaman
dengan menggunakan kamera jinjing (single camera single VTR), rekaman
dengan menggunakan kamera dari beberapa VTR (multi camera/multiple
VTR).
4. Penyesuaian (post produktion)
Merupakan tahap akhir kerja dari bahan yang telah diproduksi, baik
dengan satu kamera atau beberapa kamera.
Kegiatan pada tahap ini meliputi :
· Melakukan editing, baik dari gambar maupun suara / dubbing.
Pengisian grafik, baik yang berbentuk tulisan maupun bentuk yang lainnya
· Pengisian narasi
· Pengisian ilustrasi musik
· Melakukan evaluasi terhadap hasil produksi
Pada setiap tahapan dari saat perencanaan sampai dengan penyelesaian
akhir harus ditaati, sebab dengan disiplin yang tinggi akan memberikan dampak
pada efisiensi, kecuali pada acara yang terikat aktualitasnya seperti berita
misalnya. Tetapi meskipun demikian hal ini tidak berarti bahwa berbagai jenis
kegiatan pada setiap tahapan tidak dilaksanakan, sebab setiap jenis kegiatan pasa
setiap tahapan merupakan suatu kegiatan yang tidak bisa dipisah-pisahkan.
Demikian halnya dengan anggota kerabat kerja yang akan melaksanakan
tugasnya, dalam setiap tahapan, harus disusun wewenang dan tanggung jawabnya
agar tidak terjadi tumpang tindih. (Darwanto Sastro Subroto, Produksi Acara
Televisi, Yogyakarta, Duta Wacana University Press, 1994 Hlm 235)
BAB III
DESKRIPSI UMUM PT. INDOSIAR VISUAL MANDIRI
A. Sejarah Singkat PT Indosiar Visual Mandiri
Pertelivisian di Indonesia diawali pada th 1962, ketika Indonesia bertugas
sebagai tuan rumah penyelenggara Asian Games di Jakarta, yaitu dengan
didirikannya stasiun televisi pertama milik pemerintah dengan nama Televisi
Republik Indonesia ( TVRI ) pada tanggal 24 Agustus 1962. Pendiriannya pada
waktu itu dimaksudkan untuk melakukan peliputan Asian Games sehingga dapat
dinikmati oleh seluruh penduduk Jakarta. Setelah asian games selesai, keluarlah
Keppres No.318/1962 mengenai pengintegrasian TVRI ke dalam yayasan Gelora
Bung Karno, selanjutnaya pada tanggal 20 Oktober 1963 dikeluarkan Keppres
No.27/1963 mengenai pembentukan Yayasan Televisi Republik Indonesia.
Yayasan Televisi Republik Indonesia ini merupakan pengelola tunggal
pertelevisian diseluruh Indonesia.
Sekitar tahun 1980-an, seringkali muncul dalam pers Indonesia berupa
himbauan yang mendorong terselenggaranya televisi komersial untuk
memperkenalkan pelayanan alternatif kepada masyarakat sekaligus mendorong
pertumbuhan dunia bisnis melalui iklan komersial. Pada tahun 1987, pemerintah
melalui keputusan Menteri Penerangan No.190/Kep/Menpen/1987, mengijinkan
pendirian televisi swasta dengan system siaran saluran terbatas untuk daerah
Jakarta san sekitarnya. Selanjutnya pada tanggal 20 Oktober 1987, TVRI merujuk
Rajawali Citra televisi Indonesia ( RCTI ) sebagai penyedia dana bagi pelayanan
televisi komersial pertama di Indonesia. Dengan demikian, maka dimulailah
babak baru dalam industri pertelevisian di Indoesia.
PT. Indosiar Visual Mandiri atau lebih dikenal dengan TV Indosiar
merupakan stasiun televisi swasta yag kelima di Indonesia yang berdiri
berdasarkan Akta Perseroan Terbatas No.165 pada tanggal 19 Juli 1991 dihadapan
notaries Benny Kristianto, S.H dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri
Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C2.
6430.HT.01.01.TH pada tanggal 22 Juli 1993 di Jakarta. Indosiar mulai
mengudara ( on air ) secara penuh sebagai televsi pada tanggal 7 Desember 1994,
dimana pihak Indosiar diwakili Direktur Utama Bapak Anky Handoko
menandatangani kerjasama dengan TVRI yang diwakili oleh Bapak Aziz Husein,
karena pada saat itu TVRI sebagai pemilik hak siar di Indonesia.
Setelah usai uji transmisi, Indosiar langsung mengadakan siaran pra
perdana selama 24 hari, yaitu pada tanggal 18 Desember 1994 sampai dengan
tanggal 10 Januari 1995 yang dapat ditangkap oleh 8 kota besar di Indonesia yaitu
Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Ujung Pandang
dan Medan. Setelah melalui proses yang panjang, akhirnyapada tanggal 11 Januari
1995 Indosiar mengudara secara Nasional, yaitu tepat pada hari yang sama setelah
diresmikan oleh Menteri Penerangan RI Bapak Harmoko dikantor pusat Indosiar,
Jl. Damai No.11 Daan Mogot Jakarta Barat 11510, sehingga pada tanggal 11
Januari 1995 itu ditetapkan sebagai tanggal lahir atau ulang tahun Indosiar.
B. Kegiatan Usaha
Dalam kurun waktu yang relatif singkat, Indosiar sudah dapat
mensejajarkan diri dan bahkan mengungguli stasiun Televisi lainnya, baik dari
perolehan rating pemirsa maupun pendapatan iklannya. Pencapai tersebut berawal
dari program – program acara yang menarik untuk ditayangkan. Jika pada awal
penyiaran hanya 5 program Indosiar yang masuk dalam katagori 20 terbaik, maka
tahun 2000 ada 11 dari 20 program yang terbaik
Perseroan berkembang semakin pesat dari tahun ke tahun; jangkaun
siarannya telah mencapai 130 kota di Indonesia melalui 22 stasiun pemancar
dengan jam tayang 8.748 jam dan sekitar 75% program lokal diproduksi sendiri.
Perseroan dikenal sebagai televisi swasta dengan kemampuan yang telah teruji
dalam menampilkan program siaran langsung. Peningkatan fasilitas produksi dan
kualitas sumber daya manusia perseroan terus menerus diupayakan sehingga
perseroan berhasil memproduksi sendiri seluruh program non drama. Di tahun
2006 ini terdapat peningkatan jam tayang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya
yang mencapai 8.444 jam. Dengan dukungan 1.762 karyawan perseroan
senantiasa berusaha menyuguhkan program-program informasi, pendidikan dan
hiburan yang terbaik bagi masyarakat.
Perseroan juga dikenal sebagai stasiun televisi dengan serangkaian
terobosan baru di bidang pertelevisian di Indonesia yang direspon baik oleh
masyarakat, seperti strategi penayangan program pada hari berurutan (strip-in),
penulisan lirik lagu (subtitle), pembuatan program sekaligus media promosi
(promotainment), jajak pendapat jarak jauh (telepolling), sponsor produk yang
disisipkan dalam suatu program (built-in sponsor ship), penggalangan dana
bantuan yang terintegrasi antara telepon, ATM dan program televisi (telethon),
siaran langsung program musik / variety secara regular, penerjemahan pidato
berbahasa asing dalam siaran langsung kedalam teks bahasa Indonesia, siaran
langsung 2 atau 3 kota secara stimulant, serta siaran langsung program yang
disiarkan ke beberapa negara.
Berbagai program produksi perseroan PT. Indosiar Visual Mandiri telah
berhasil mendapatkan penghargaan di ajang nasional maupun internasional. Untuk
skala nasional perseroan beberapa kali meraih penghargaan Panasonic Awards
antara lain tahun 1998 lewat program Pesta Ceria, Pesta, Saksi, KISS, Srimulat;
tahun 1999 lewat program Srimulat, KISS, Saksi, Satu jam bersama Krisdayanti
dan Kuis Famili 100; tahun 2000 lewat Program Srimulat dan Famili 100; tahun
2001 lewat program kuis Joshua, kuis siapa berani dan kuis famili 100. tahun
2002 dan 2003 lewat program pesta. Sedangkan untuk skala internasional tercatat
berbagai penghargaan membanggakan yang diraih Perseroan apada ajang Asian
TV Awards di antaranya tahun 1998 lewat program 1 jam bersama Broery, pesta
ceria dan Gebyar BCA; tahun 1999 lewat program satu jam bersama Krisdayanti
dan satu jam bersama Gigi; tahun 2000 lewat program satu jam bersama Sheila
Madjid, Gelar tinju professional, Horison dan kuis famili 100; tahun 2001 lewat
program gelar tinju professional, Kuis Siapa Berani dan Goresan Tinta Melly
Goeslaw; tahun 2002 lewat program Kuis Siapa Berani, Gembira Bersam Tasya
dan Satu Jam Bersama Titi DJ. Perseroan juga berhasil meraih penghargaan
sebagai The Best Public Companies Based on EVA (Economic Value Added)
untuk kategori perusahaan dengan asset lebih dari satu triliun rupiah oleh Mark
Plus & Co dan Majalah SWA Sembada serta meraih penghargaan FEER Review
200 sebagai TOP TEN in the category of “ Innovative in responding to customer
needs” for Indonesia pada tahun 2003.semua penghargaan tersebut jelas semakin
mengukuhkan eksistensi perseroan di kancah pertelevisian Indonesia yang saat ini
semakin semarak dan kompetitif.
PT. Indosiar Visual Mandiri (“IVM”) adalah salah satu perusahaan swasta
nasional yang menyelenggarakan usaha penyiaran melalui media televisi di
Indonesia. Saat mengudara pertama kali tanggal 11 Januari 1995, IVM merupakan
televisi termuda dari 4 televisi swasta lainnya di tanah air yang telah lebih dulu
beroprasi. Dalam waktu kurang dari 5 tahun IVM mampu mengungguli stasiun
televisi lainnya dalam perolehan rating dan pangsa pemirsa. Di tangah persaingan
bisnis pertelevisian yang semakin meningkat, manajemen IVM menyadari betul
pentingnya memiliki kemampuan memproduksi program acara sendiri. Sejak awal
berdiri, IVM serius membangun infrastruktur dan tim produksi in-house yang
lengkap. Tim kreatif IVM secara konsisten mempelajari pasar Indonesia dan tren
global untuk mengidentifikasi jenis-jenis program acara yang berpotensi untuk
menghasilakan rating dan audience share yang tinggi. Dengan memproduksi
sendiri program-program siaran, IVM dapat dengan cepat menaggapi selera,
minat, dan kebutuhan pemirsa yang senantiasa berubah dari waktu ke waktu,
sekaligus menghasilkan program-program berkualitasdengan biaya yang
kompetitif. Di sisi lain, ketergantungan IVM terhadap rumah produksi lain dapat
dikurangi. Kemampuan ini menjadi keuntungan tersendiri bagi IVM dalam
menghadapi persaingan dengan televisi lain di masa mendatang, khususnya dalam
mengantisipasi semakin terbatasnya pasokan program berkualitas dari rumah
produksi yang ada.
Sepanjang tahun 2005, program in-house IVM mencapai 3.662 jam atau
69% dari total program lokal, terdiri dari 26% program non drama rekaman, 25%
program non drama siaran langsung, 17% program berita, dan 1% program drama.
Di kelompok program non drama, program in-house IVM yang paling digemari
pemirsa televisi sepanjang 2005 adalah program musik (“Konser Akademi Fantasi
Indosiar (AFI)”) kontes bakat yang berbasiskan musik pop dan “Konser Kondang-
In” kontes bakat yang berbasiskan musik dangdut. Di kelompok program drama,
sejumlah drama musikal yang dibintangi oleh para akademi AFI dan Kondang-In
ternyata mendapatkan tanggapan positif dari pemirsa Indonesia, terbukti dengan
diraihnya angka rating dan audience share yang tinggi diantara program-program
acara televisi 2005. sementara di kelompok program berita, program in-house
“Tragedi Mandala di Padang Bulan” berhasil menempati posisi ke-1 top program
berita televisi 2005 dengan perolehan rating 6,2 dan share 21,1%.
Berdasarkan hasil survey AGB Nielsen Media Research, rating
yang diperoleh IVM di kota-kota di luar Jakarta menunjukkan angka yang
tertinggi sebanyak 10 program IVM berhasil masuk dalam daftar 20 besar
program televisi 2005 di kota-kota survei di luar Jakarta. Namun demikian,
perolehan rating secara total di semua kota survei menunjukkan angka yang lebih
rendah. Hal ini dipicu terutama oleh kualitas penerimaan siaran yang kurang baik
di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, akibat pembangunan gedung-gedung
tinggi selama 5 tahun terakhir, 56% sampling population pemirsa survei berada di
Jakarta, maka secara total hasil rating IVM menjadi lebih rendah dibandingkan
rating di kota-kota di luar Jakarta. Guna meningkatkan kualitas penerimaan siaran
di Jakarta, IVM sedang membangun tower baru di lokasi Kebun Jeruk yang
diharapkan selesai pada akhir tahun 2006. hal ini yang ikut menyebabkan
turunnya perolehan rating adalah adanya tren program kekerasan dan mistis
Dalam upaya memenuhi ketentuan UU Penyiaran No. 32 Tahun 2002
Pasal 36 ayat (2) atas pengaturan materi siaran yang lebih mengutamakan
program lokal daripada program asing, sejak tahun 2003 IVM secara bertahap
memasukan porsi program lokal yang lebih besar ke dalam komposisi program
siarannya. Porsi program lokal terus mengalami peningkatan mulai dari posisi
60% di tahun 2003, 61% di tahun 2004, dan 65% di tahun2005. di tengah
maraknya program televisi bernuansa hiburan, IVM juga tetap konsisten
mengangkat kesenian tradisional secara rutin ke layar kaca, seperti Wayang Kulit,
Wayang Golek, Ketoprak Konyik CS Pati, Ketoprak Sri Budoyo, Ketoprak
Saraswati Wonogiri, Kolaborasi Komik Limbuk Cangik, dan Janger Singo
Budoyo Banyuwangi. Atas konsistensi ini IVM kembali mendapat Anugrah
Kebudayaan 2005 dari mentri Kebudayaan dan Pariwisata.
Di tahun 2008 ini Indosiar menggebrak lewat program - program reality
show unggulan seperti: Mamamia, Kondang In, Supermama Seleb Concert, AFI
Junior dan Superstar Show. Acara ini terbukti masih diminati oleh pemirsa setia
Indosiar dibuktikan dari perolehan rating yang didapatkan oleh Indosiar.
C. Teknologi
Keberhasilan industri televisi sangat ditentukan oleh teknologi
yang digunakan. Saat ini, Indosiar telah didukung dengan teknologi canggih
(digital) serta transmitter yang tersebar di 23 wilayah Indonesia sehingga
memungkinkan lebih dari 131 kota di Indonesia untuk menerima siaran
yang dipancarkan oleh Indosiar.
Indosiar juga telah menggunakan peralatan audio dan video digital
serta computer canggih (advance computer digital equipment) yang
menghasilkan kualitas gambar yang lebih baik dan suara yang lebih jernih
dibandingkan dengan sistem analog.
Dalam rangka menjaga komitmen Indosiar untuk meningkatkan
kualitas penyiaran, perseroan ini terus melakukan investasi dengan membeli
peralatan dengan teknologi baru. Hal ini akan meningkatkan kualitas
gambar yang diterima penonton di rumah. Pada saat ini, perseroan telah
menggunakan teknologi digital pada system pergantian on-air (on-air
switcher).
Fasilitas – fasilitas yang dimiliki Indosiar dalam menunjang kegiatan
usahanya,antara lain:
D. Studio
Terdiri dari studio – studio yang dirancang dengan baik dan merupakan
jenis studio dengan kualitas tinggi yang dapat dipergunakan untuk berbagai
keperluan. Setiap studio memiliki kamera, lampu (lighting) dan sistem tata
suara (sound system).
E. Post Production
Meliputi fasilitas editing, audio, tape transfer, sub titling, computer graphic
dan tape library.
F. Outdoor Broadcasting Van
Peralatan ini digunakan untuk meliput program siaran langsung di luar
studio maupun rekaman di lapangan terbuka yang letaknya jauh dari studio
Indosiar. Fasilitas yang ada dalam OB Van ini umumnya sama dengan
kemampuan studio.
G. Electronic Field Production
Kebutuhan sebuah program untuk melakukan liputan atau pembuatan drama
di luar area studio sangat ditunjang oleh adanya fasilitas Electronic Field
Production.
D. Produksi dan Program Siaran
Kualitas program yang baik dan penempatan jam tayang yang tepat
sangat menentukan rating pemirsa. Semakin baik kualitas program, maka
akan semakin tinggi rating yang diperoleh. Memahami hal tersebut, Indosiar
terus berupaya untuk menyiarkan program yang berkualitas serta memahami
minat dan selera masyarakat. Selain itu Indosiar juga harus
mempertimbangkan siklus kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat pada
umumnya. Misalnya pada pagi hari, program siaran lebih banyak ditujukan
untuk wanita. Sedangkan pada hari Minggu pagi program siaran lebih
ditujukan untuk anak – anak.
E. Program Asing (Foreign Program)
Indosiar menyajikan program asing dalam bentuk film (movies),
serial (series), situasi komedi (sitkom), olahraga dan musik. Dalam memilih
program asing, Indosiar mengutamakan program yang bermutu serta
memperhatikan pemasok yang telah memiliki reputasi yang baik dan
berpengalaman. Untuk mendapatkan program – program asing, maka
Indosiar secara teratur menghadiri festival – festival film atau berbagai
pertemuan di beberapa tempat seperti Las Vegas,New Orleans, Jepang,
Korea, RRC, Cannes,Monaco, Hong Kong, Los Angeles dan Singapura.
Saat ini Indosiar telah memiliki hubungan baik dengan berbagai perusahaan
asing pemasok program antara lain : Columbia Tristar, 20th Century Fox,
CBS, Juita Viden, SkyQuest, MGM, Warner Bros, Alfred Harber, Toei
Animation.
F. Program Lokal
Program lokal terbagi atas :
a. Program drama yaitu sinema, film serial, komedi dan animasi (kartun)
b. Program non-drama yaitu kebudayaan, musik, variety show (musik, kuis),
games atau kuis, majalah udara (magazine programme), perbincangan (talk
show), olahraga, agama, peristiwa khusus (special events) seperti acara
Tahun Baru, hari – hari besar nasional yang biasanya disiarkan secara
langsung.
Produksi lokal dibedakan berdasarkan proses pembuatannya, yaitu :
a. materi acara yang dibuat sendiri oleh Indosiar (in-house production)
b. materi acara yang dibuat oleh rumah produksi luar (production house)
G. Visi dan Misi Perusahaan
VISI
Visi dari Indosiar adalah menjadi stasiun televisi terkemuka dengan tayangan berkualitas yang
bersumber pada in-house production, kreativitas dan sumber daya manusia yang handal.
MISI
Indosiar mempunyai beberapa misi yaitu Futuristic, Innovative, Satisfactory, dan Humanity. Indosiar
dilambangakan dengan gambar ikan (FISH) dan dapat diartikan sebagai berikut:
1. Futuristic, dilambangkan dengan ikan terbang berenang sangat
cepat yang berarti Indosiar berorientasi maju dengan terobosan
baru.
2. Innovative, dilambangkan dengan ikan terbang mampu terbang
setinggi-tingginya yang berarti Indosiar menjadi trendsetter dengan
ide orisinil.
3. Satisfactory, dilambangkan dengan sisik ikan untuk mempermudah
berenang di dalam air. Artinya Indosiar mengutamakan kepuasan
masyarakat.
4. Humanity, dilambangkan ikan tak akan tenggelam karena memiliki
kantung udara ditubuhnya. Artinya Indosiar peduli terhadap
lingkungan sekitar.
Indosiar juga mempunyai slogan yang bunyinya “ Memang Untuk Anda “. Slogan ini mempunyai
arti bahwa Indosiar diperuntukkan bagi segala usia, juga segala lapisan masyarakat. Selain itu, slogan ini dibuat
agar Indosiar senantiasa dekat dengan masyarakat melalui tayangan program- program menarik yang semata-mata
untuk memuaskan keinginan pemirsanya.
Moto Perusahaan
Moto PT. Indosiar Visual Mandiri Tbk adalah “memang untuk
anda”. Melalui moto ini, Indosiar didirikan untuk senantiasa menjadi stasiun
televisi yang dekat dengan masyarakat melalui tayangan-tayangan
programnya yang menarik, hal ini semata-mata untuk memberikan
pelayanan yang terbaik bagi masyarakat sesuai dengan keinginan
masyarakat umum.
H. Struktur Umum Perusahaan
Posisi teratas Indosiar dipegang oleh seorang Presiden Komisaris
yaitu Bapak Eko Santoso Soepardjo, Dewan Komisaris yaitu Bapak Benny
Setiawan Santoso, Bapak Mohammad Jusuf Hamka, Bapak Hartanto
Saputra Jaya Ngoto dan Bapak Andru B. Subowo. Direktur Utama yaitu
Bapak Handoko dan tiga Direktur lainnya yaitu Bapak Phiong P Dharma,
Bapak Harry Pramono, Bapak Nurhadi Purwosaputro.
Direktur utama itu pula yang membawahi Management Office,
Information Technology, General Technical, Finance Accounting, Sales
Marketing dan program serta news.
Management Office membawahi Corporate Secretary, Censorship
Board, Research Development dan legal. Dimana masing-masing memiliki
tugas sebagai berikut :
1) Corporate Secretary
Membawahi divisi Public Relations bertugas menciptakan image positif
perusahaan kepada masyarakat luas, menjadi komunikator perusahaan dan
bertindak sebagai juru bicara sehubungan dengan kebijakan-kebijakan yang
dijalankan.
Menginformasikan acara dan kegiatan-kegiatan perusahaan kepada
masyarakat luas dan karyawan. Serta melaksanakan kegiatan eksternal dan
bekerjasama dengan HRD melaksanakan kegiatan internal.
2) Censorship Board
Bertugas melakukan sensor terhadap materi program yang ditayangkan oleh
Indosiar
3) Research Development
Bertugas melakukan riset terhadap divisi-divisi sesuai dengan kebutuhan
program acara.
4) Legal
Bertugas mengumpulkan materi program yang ada dan membuatnya
menjadi suatu susunan program.
General Technical terdiri dari :
Engineering Transmission, divisi ini bertanggung jawab atas segala sesuatu
yang bersifat teknis dan atas segala jaringan transmisi yang ada di
luar dan di dalam gedung Indosiar.
Production Service, bertugas merancang suatu acara yang akan ditayangkan
dan diproduksi oleh Indosiar.
HRD and General Affairs, divisi ini bertanggung jawab atas perekrutan dan
pengalokasian SDM yang akan dipekerjakan oleh Indosiar. Selain
itu, divisi ini juga menangani permasalahan internal yang dihadapi
oleh karyawan dan juga bekerjasama dengan Public Relations
dalam melaksanakan kegiatan internal bagi karyawan.
Finance Accounting terdiri dari :
1. Finance and Treasury, bertanggung jawab atas pengendalian
keuangan di Indosiar.
2. Accounting, bertugas memantau kondisi keuangan di Indosiar.
Bagian ini mencatat segala pengeluaran dan pemasukan yang
didapat oleh Indosiar.
Sales Marketing and Program terdiri dari :
1. Program, bertanggung jawab atas penyusunan program dan jadwal
penayangan acara yang akan ditayangkan selama kurun waktu
tertentu.
2. Sales, bertugas mempromosikan apa saja yang dimiliki Indosiar
yang dapat digunakan oleh organisasi, perusahaan, atau individu
yang ingin menggunakan jasa Indosiar, termasuk pula didalamnya
prosedur pemasangan iklan di Indosiar.
3. News, divisi ini bertugas membuat berita yang mudah diolah untuk
menjadi bahan berita yang siap ditayangkan oleh Indosiar.
4. Production, divisi ini bertugas dan bertanggung jawab atas
produksi acara-acara yang akan diproduksi oleh Indosiar.
Sumber : Humas PT. Indosiar Visual Mandiri
BAB IV
DESKRIPSI KEGIATAN DAN HASIL MAGANG
A. Gambaran Acara Superstar Show
Superstar Show adalah program acara di Indosiar yang mengambil konsep
variety show yang berisi Song Performance peserta, Song Performance bintang
tamu, games, penilaian juri dan tahap eliminasi. Selain itu juga diadakan
pemilihan "penonton kejatuhan bintang" yaitu pemberian hadiah kepada penonton
yang paling heboh ketika tertangkap kamera.
Acara “Superstar Show” ini bersifat hiburan dengan durasi 6 jam yang
sudah termasuk dengan Commercial Break. Acara ini disiarkan secara live di
studio 1 Indosiar tiap hari Rabu-Jum'at, mulai tanggal 3 Februari 2008 mulai
pukul 18.00-24.00.
Acara Superstar Show dipandu oleh Eko Patrio dan Ruben Onsu,
keduanya merupakan pasangan pembawa acara yang sangat kompak sehingga
dapat menghidupkan suasana, tidak jarang penonton tertawa melihat tingkah
kocak mereka berdua. Acara ini juga dimeriahkan oleh kehadiran 3 juri komentar
yaitu Ivan Gunawan, Emilia Contesa, dan Uncle Jesse. Selain itu, juga dihadirkan
bintang tamu di setiap penayanganya seperti Rossa, Mulan Jamella, Juliette, Run
dan artis-artis terkenal lainnya serta diiringi Dian HP Band.
B. Proses Produksi Acara Superstar Show
Dalam pelaksanaan Proses Produksi Program Acara Superstar Show,
melalui beberapa tahap meliputi Pra Produksi, Pelaksanaan Produksi, dan
Pasca Produksi.
1. Tahap Pra Produksi
Proses Pra Produksi merupakan suatu tahap awal dari keseluruhan
proses produksi, yaitu Bagaimana sebuah ide atau desain program yang
pada akhirnya menjadi kemasan audio visual yang siap untuk ditayangkan.
Pada tahap ini tugas dan peran tim kreatiflah yang sangat dominan dalam
membuat sebuah program acara menjadi tayangan yang menarik bagi
penonton. Pra Produksi dalam acara Superstar Show di Indosiar, tempat
penulis melakukan praktik kerja lapangan meliputi :
a. Penuangan Ide atau Gagasan
Ide atau gagasan adalah Suatu pemikiran imajinatif yang akan
direalisasikan ke dalam sebuah bentuk nyata. Proses ini merupakan tahap
awal dan paling utama yang harus diperhatikan untuk dapat dikembangkan
menjadi perencanaan sebuah produksi sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai. Dalam hal ini, seorang produserlah yang berperan paling dominan
disamping adanya penambahan-penambahan ide dari tim produksinya.
Ketika seorang produser menemukan ide atau gagasan, maka ia membuat
gambaran garis besar sebuah program acara yang kemudian diberikan
kepada tim produksi “Superstar Show” untuk diulas lebih lanjut sehingga
menjadi sebuah program yang matang dan siap untuk diproduksi. Hal ini
dilakukan pada saat rapat program berlangsung. Ide dari produser, bahwa
acara “Superstar Show” dibuat dengan konsep mengekor konsep dari
kesuksesan program acara "Super Mama Seleb" .
Yang bebeda dari acara "Superstar Show" ini dibandingkan "Super
Mama Seleb" adalah pasangan yang dibawa oleh peserta tidak harus
mamanya melainkan orang terdekatnya bisa kekasih, orang tua, sahabat
bahkan supir pribadi.
b. Perencanaan
Perencanaan adalah Proses manajemen, dimana segala sesuatu
yang berhubungan dengan kepentingan produksi itu disusun, diolah, diatur
dan disempurnakan agar dapat mencapai hasil yang optimal. Dan proses
perencanaan ini meliputi :
1) Rapat Program
Rapat Program dihadiri oleh tim produksi “Superstar Show”.
Materi rapat program mengenai beberapa hal berikut ini seperti :
a) Menetapkan Nama Program
Nama “Superstar Show” ini didapat dari perbincangan antara
produser dengan tim kreatif yang dimaksudkan acara ini bukan sekedar
kontes menyanyi biasa melainkan kontes pencarian bakat terpendam para
bintang televisi dan film yang kelak dapat meramaikan industri musik
tanah air.
(b) Menentukan Lokasi Shooting
Atas keputusan Produser yang telah disetujui oleh tim produksi
dalam rapat program, maka acara “Superstar Show” dalam proses
eliminasi mengambil tempat di Studio 1 Indosiar sedangkan grand final
mengambil lokasi di Britama Arena Sport, Kelapa Gading.
(d) Menetapkan Jadwal Rehearsal dan Shooting
Penjadwalan disini berkaitan dengan waktu rehearsal dan shooting
program yang dilakukan. Agar produksi dapat berjalan lancar, sangat
diperlukan koordinasi yang baik antara produser dengan pihak yang
mengurusi dibagian studio yang akan dijadikan sebagai lokasi shooting
yaitu Studio 1 Indosiar. Maka setelah melakukan rapat, terjadilah
kesepakatan waktu mulai tayang perdana adalah tanggal 3 Februari 2008
mulai pukul 18.00. Dan waktu rehearsal dari pukul 14.00 - 17.00 WIB.
(e) Menentukan Tim Produksi
Dalam sebuah program sangat diperlukan sumber daya manusia
yang bekerja secara professional dan bertanggung jawab untuk
mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai, yang dikenal dengan istilah Tim Produksi. Tim Produksi yang
solid merupakan sumber kekuatan dalam sebuah program.
Dalam hal ini produserlah yang harus pintar memilih Tim
Produksinya. Untuk produksi acara “Superstar Show”, Tim Produksinya
adalah :
- Siti Rodzika : Eksekutif Produser
- Egge Yulianto : Produser
- Anto, M. Fajar, Otmarus Dharma : Pengarah Acara
-, Gordas Aria, M. Havis, Sevi M., Indri : Assistant Pengarah Acara
- Susi : Penulis
- Herry Juhaeri, Fonny, Murjianto : Pengarah Lapangan
- Iwan Aries : Ass. Administrasi
- Sonny Hasanuddin : Pengarah Tehnik
(f) Menetapkan Pembawa Acara, Penyanyi, Theme Song
Peran kreatif dalam proses ini sangat dominan dalam memberikan
masukan konsep kreatif, namun masih tetap saja produser yang
memutuskan (Wewenang Produser).
Tugas Kreatif adalah sebagai berikut :
(1) Mencari Pembawa Acara Yang Sesuai Dengan Konsep Program
Adapun kriteria yang menjadi pertimbangan tim kreatif dalam hal ini
adalah Pembawa acara harus komunikatif, mengibur, dapat
menyampaikan pesan dengan baik dan mudah diterima oleh audience,
mengerti dan senang dengan musik, bertanggung jawab dan
berdedikasi tinggi terhadap pekerjaan yang digelutinya. Dan setelah
berdiskusi, menimbang dan melalui proses yang panjang maka
diputuskan Eko Patrio dan Ruben Onsu sebagai pembawa acaranya.
(2) Memilih Peserta.
Pemilihan peserta didasarkan pada kecocokan dan kemauan artis itu
terhadap program acara Superstar Show ini, karena ada sebagian artis
ketika dihubungi merasa malu dan tidak mau mengikuti acara ini
dikarenakan merasa tidak mempunyai bakat di bidang tarik suara.
Selain itu, budget juga menjadi bahan pertimbangan tim produksi
untuk memilih peserta. Tim kreatif harus pintar-pintar memilih peserta
yang memiliki bayaran tidak terlalu tinggi tetapi juga harus dikenal
oleh masyarakat agar acara ini lebih menarik. Tim kreatif juga harus
pintar dalam bernegosiasi dengan mangement artis untuk menentukan
harga, selain itu tim kreatif juga harus cepat menentukan pengganti
jika kesepakaatan harga tidak terjadi.
(3) Membuat Teks Lagu.
Setelah peserta dan lagu ditetapkan, selanjutnya penulis mencari siapa
pencipta lagu tersebut melalui Internet membuat teks lagu yang
nantinya akan dibawakan oleh peserta Superstar Show. Teks lagu ini
nantinya diberikan kepada Vocal Director yaitu Bapak Dodi Kahitna
dan juga peserta Superstar Show saat gladi resik di studio 1 Indosiar.
(4) Membuat Rundown
Pada tahap ini yang sangat berperan adalah Produser. Dimana sang
produser menyusun rundown untuk acara “Superstar Show”.
Randown adalah urutan dari perjalanan tiap sesi dari acara Superstar
Show. Disini penulis ikut membantu Producer yaitu Bapak Egge
Yulianto untuk membuat randown dengan memasukkan data - data
artis yang telah diperoleh.
Dan untuk acara On Air nya, didalam rundown berisi sebagai berikut
:
Item adalah Hal-hal apa saja yang dilakukan disetiap segmennya,
seperti Opening Teaster, Song bintang tamu, Opening Host (Eko
Patrio dan Ruben Onsu), Introduce Rules&voters (Ruben Onsu), Tag
to Mr.Vo, Mr.Vo + VT peserta, Chit Chat Peserta, Perkenalan
Komentator, MC memanggil peserta, song peserta, komentator cuap,
Song bintang tamu, uji soulmate, Tag to result uji soulmate.
(5) Membagikan Rundown
Bila rundown telah selesai dibuat maka yang dilakukan penulis
berikutnya adalah membagikan randown itu kepada seluruh bagian
yang berkepentingan terhadap acara Superstar Show, seperti : tata
cahaya, tata busana, tata suara, make -up, kameramen, Dian H.P
Band, ruang panel, dan seluruh pendukung acara.
(6) Membuat Time Code
Disini penulis bertugas untuk membuat kode waktu pada lagu yang
akan dibawakan oleh peserta Superstar Show. Saat peserta
melakukan sound check, saat itulah penulis melakukan tugasnya.
Time code ini nantinya digunakan oleh produser untuk
memberitahu kepada kameramen, anggle mana harus diambil oleh
kameramen. Dalam pembuatan time code ini penulis didampingi
oleh Penata Suara yaitu Mas Hafis.
2. Tahap Produksi
Setelah semua pelaksanaan Proses Pra Produksi telah selesai
dilaksanakan dan berjalan sebagaimana mestinya, maka pelaksanaan
produksi seperti Shooting dan Preview akan dilaksanakan. Produser dan
semua kru sebagai tim kerja mencoba mewujudkan apa yang telah
direncanakan. Dalam melaksanakan produksi, peralatan seperti alat-alat
teknik, property, harus disiapkan demi kelancaran pelaksanaan produksi
tersebut.
Dalam acara “Superstar Show” ada pemutaran VT (Video Tape)
pada tiap bagian segmen acara. Dan pembuatan VT itu merupakan tugas
dari bagian EFP (Electronic Field Production) yang memiliki tugas untuk
melakukan shooting yang dilakukan diluar studio.
Dan untuk proses live acara “Superstar Show” ini, baru akan
dilaksanakan setelah proses set up dan rehearsal telah selesai dilakukan.
Proses produksi ini memiliki hubungan yang berkesinambungan antara
operator peralatan, rapat lapangan dan shooting (Eksekusi Rundown),
penjelasannya sebagai berikut :
a. Operator
Operator merupakan orang yang mengoprasikan suatu alat yang
memiliki fungsi-fungsi tertentu, operator dalam produksi acara
“Superstar Show” meliputi :
1) Camera Person (Penata Gambar)
Adalah Seseorang yang mengoperasikan kamera. Pada acara
“Superstar Show” ini yang dengan kategori acara Variety Show,
maka perlu adanya kreatifitas dalam pengambilan gambar.
2) Lighting Person (Penata Cahaya)
Adalah Seseorang yang bertanggung jawab menata cahaya baik
secara desain maupun pengoprasian, pada saat proses shooting
sedang berlangsung.
3) Audio Person (Penata Suara)
Adalah Seseorang yang bertanggung jawab terhadap seluruh
pengoperasian audio selama proses produksi sedang berlangsung.
4) Control Room Person
Adalah Seseorang yang bertanggung jawab terhadap pengoperasian
seluruh alat yang terdapat dalam Control Room seperti CCU
(Camera Control Unit), VTR (Video Tape Recorder), Switcher,
Vision Mixer.
b. Rapat Lapangan
Rapat ini merupakan rapat internal tim produksi sesaat sebelum proses
shooting dimulai. Dalam acara ini, rapat dilakukan setelah tahap
rehearsal selesai dilaksanakan dan rapat ini dipimpin oleh produser.
Yang memberi arahan dan penegasan kepada seluruh tim produksi
agar bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-
masing dan solid dalam bekerja untuk mencapai hasil yang optimal.
c. Shooting (Eksekusi Rundown)
Saat proses shooting berlangsung yang menjadi panduannya adalah
rundown yang telah dibuat. Seluruh tim produksi dan kru mulai
mengeksekusi rundown, tiap crew bertanggung jawab terhadap tugas
mereka masing-masing sesuai randown yang telah mereka terima.
1. Tahap Pasca Produksi
Setelah melalui tahap demi tahap, sampailah pada proses akhir
sebuah program acara yaitu Tahap Pasca Produksi yang mana merupakan
tahap hasil produksi (hasil shooting) diolah menjadi suatu kemasan audio
visual yang siap untuk ditayangkan di televisi. Pada umumnya Tahap
Pasca Produksi meliputi proses editing, mixing, dubbing, titling, dan
evaluasi. Dan dalam acara “Superstar Show” ini Proses Pasca Produksinya
terdiri atas beberapa hal, seperti :
a. Merapikan Kembali Alat-alat yang Dipergunakan
Setelah proses shooting berakhir, semua kru merapikan peralatan
yang dipergunakan pada saat proses shooting berlangsung. Hal ini
harus dilakukan oleh semua kru dengan sebaik dan seteliti
mungkin agar tidak ada barang yang tertinggal dan studio pun
kembali ke keadaan semula.
b. Pembongkaran Set
Karena acara “Superstar Show” ini menggunakan Studio 1 Indosiar
sebagai tempat shootingnya. Dan Studio 1 sendiri sering sekali
dipergunakan untuk shooting acara-acara lain dari Indosiar, maka
sebagian kru bertugas untuk membongkar set panggung untuk
membuat Studio 1 kembali seperti semula agar dapat dipergunakan
kembali untuk memproduksi acara yang lainnya.
c. Proses Editing Program
Walaupun proses produksi acara “Superstar Show" dilakukan
secara live ( langsung ) tetapi tetap dilakukan proses editing untuk
data perusahaan bila sewaktu-waktu file ini dibutuhkan lagi untuk
ditayangkan.. Dimana program yang telah dieksekusi
disempurnakan kembali agar layak ditayangkan. Dalam hal ini
yang berperan melakukan pengoperasian mesin editing, membuat
atau membantu dalam kreatifitas proses editing adalah Editor.
Dalam acara “Superstar Show” ini penulis hanya melakukan
pengamatan serta observasi secara langsung mengenai teknis-
teknis editing secara umum, terutama bagaimana cara kerja
seorang editor dalam mengedit sebuah program video. Proses
editing yang dilakukan pada acara “Superstar Show” meliputi :
· Editing Offline, hal yang dilakukan oleh pengarah acara
atau asisten pengarah acara dalam proses editing ini adalah
Memilih gambar hasil shooting, mana yang akan dipakai
dan mana yang akan dibuang (cut to cut). Menyusun hasil
shooting dan stock kaset (OBB dan Bumper) berdasarkan
urutan rundown. Dan menyesuaikan durasi dari setiap
segmen yang telah ditetapkan.
· Editing Online dilakukan oleh seorang editor dengan tujuan
untuk memperbaiki kualitas dari hasil Editing Offline,
menambahkan efek gambar, menambahkan efek transisi,
dan memposisikan gambar, suara, dan time code, serta
membuatnya menjadi satu paket kemasan audio visual yang
siap On Air.
C. Kendala Yang Dihadapi
Pada acara “Superstar Show” ini dalam proses produksi
programnya mempunyai kendala yang relatif ringan dikarenakan program
acara sejenis seperti ini pernah dibuat oleh tim kreatif Indosiar pada acara
"Super Mama Seleb". Oleh karena tim kreatif yang berpengalaman,
kendala dilapangan dapat diatasi.
D. Aktifitas Magang di Indosiar
Pelaksanaan magang merupakan awal dari proses pembelajaran
yang telah diperoleh penulis setelah mendapatkan pengetahuan secara
formal maupun informal, secara teori maupun praktek selama duduk di
bangku kuliah. Disini, penulis mengaplikasikan antara pengetahuan dan
pelaksanaan di dunia kerja yang sebenarnya. Hal tersebut memberikan
pengalaman baru dimana penulis benar – benar dihadapkan pada situasi
kerja dan menemui orang – orang baru dengan berbagai macam karakter.
Penulis melaksanakan magang dari tanggal 1 Februari s/d 29
Februari 2008. Pada awal pelaksanaan magang, staff dari divisi Non Drama
memberitahukan kepada kami sebagian dari tugas – tugas yang harus
dilakukan. Dan berikut adalah kegiatan penulis selama pelaksanaan magang
di PT. INDOSIAR VISUAL MANDIRI :
· Mencari Data Artis
Disini penulis melakukan kegiatan Pra Produksi yaitu mencari data
- data artis yang nantinya akan menjadi peserta dari acara Superstar
Show. Pencarian data dilakukan dengan dua cara, yang pertama
adalah dengan mencari lewat internet, bila data artis tersebut dirasa
kurang mencukupi maka cara berikutnya adalah bertemu secara
langsung dengan artis tersebut. Seperti yang pernah dialami penulis
dengan mengunjungi rumah Happy Salma, Uya Kuya dan Kiki
Fatmala. .
· Membuat Teks Lagu
Salah satu kegiatan yang rutin dilakukan penulis setiap menjelang
on air adalah membuat teks lagu yang nantinya akan dibawakan
oleh peserta Superstar Show. Teks lagu ini nantinya diberikan
kepada Vocal Director yaitu Bapak Dodi Kahitna dan juga peserta
Superstar Show saat gladi resik.
· Membantu pembuatan rundown
Sebelum acara dimulai, rundown adalah hal penting yang harus
dibuat. Randown adalah urutan dari perjalanan tiap sesi dari acara
Superstar Show. Disini penulis ikut membantu Producer yaitu
Bapak Egge Yulianto untuk membuat randown dengan
memasukkan data - data artis yang telah diperoleh.
· Membagikan Rundown
Bila rundown telah selesai dibuat maka yang dilakukan penulis
berikutnya adalah membagikan randown itu kepada seluruh bagian
yang berkepentingan terhadap acara Superstar Show, seperti : tata
cahaya, tata busana, tata suara, make -up, kameramen, Dian H.P
Band, ruang panel, dan seluruh pendukung acara.
· Membuat Time Code
Disini penulis bertugas untuk membuat kode waktu pada lagu yang
akan dibawakan oleh peserta Superstar Show. Saat peserta
melakukan sound check, saat itulah penulis melakukan tugasnya.
Time code ini nantinya digunakan oleh produser untuk
memberitahu kepada kameramen, anggle mana harus diambil oleh
kameramen. Dalam pembuatan time code ini penulis didampingi
oleh Penata Suara yaitu Mas Hafis.
· Selain tugas - tugas yang pasti dilakukan setiap harinya, penulis
juga memperoleh banyak sekali pengalaman yang didapatkan dari
proses magang di Indosiar seperti pembuatan subtitle dan title acara
Superstar Show, pembuatan property - property, VO atau isi suara
dan juga mengetahui proses editing acara Superstar Show.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses penyajian acara Superstar Show terdiri dari empat tahap.
Yaitu tahap pra produksi, Set up and rehearsal, tahap produksi dan
tahap paska produksi:
· Tahap pertama adalah tahap pra produksi, yaitu mencari ide bahan
dasar, menentukan jadwal syuting, mencari dan menghubungi peserta, juri
serta komentator dan membuat naskah. Tahap ini dominan dilakukan oleh
creative.
· Tahap ke dua adalah Set up and rehearsal. Set up terdiri dari Set up
studio, Set up lighting dan Set up audio. Sebelum shoting, pendukung
acara melakukan latihan ( rehearsal ).
· Tahap ketiga adalah tahap produksi yang dilakukan di studio.
Syuting dilaksanakan setiap hari Rabu, Kamis dan Jumat mulai pukul
18.00 secara live dari studio 1 Indosiar.
· Tahap keempat yaitu tahap pasca produksi, yang terdiri dari tiga
bagian, editing off line, editing on line dan mixing.
· Editing off line bisa dikatakan editing kasar. Gambar-gambar
hasil shoting dipilih dan disambung sesuai dengan naskah.
· Setelah selesai dilanjutkan dengan proses editing on line. Hasil
editing off line tadi disambung, diberi tittle, dan diberi efek.
· Selanjutnya adalah proses mixing. Proses ini menyeimbangkan
antara sound effect, suara asli, narasi dan musik sehingga tidak
saling mengganggu dan terdengar jelas.
B. Saran
Selama melakukan magang/ Kuliah Kerja Media ( KKM ) di produsi acara
Superstar Show, penulis menemukan beberapa kekurangan.
Berikut saran – saran dari penulis untuk acara Superstar Show :
· Mengingatkan agar acara ini tidak hanya menekankan pada
hiburan semata tetapi lebih mengutamakan aspek edukasi
sehingga acara ini lebih ada manfaatnya.
· Setiap selesai syuting sebaiknya dilakukan evaluasi. Tujuannya
untuk menjaga kualitas secara agar semakin lama semakin baik.
· Karena ini acara ditonton oleh semua kalangan termasuk anak -
anak, sebaiknya dandanan Ivan Gunawan yang mengarah ke
dandanan wanita harus dihilangkan karena dapat menghasilkan
citra yang buruk dan akan menghasilkan dampak yang buruk bila
hal ini ditiru oleh anak - anak.
· Sebaiknya acara Superstar Show ini lebih terkonsep dengan
jelas agar dalam setiap penayangannya tidak ngelantur kesana -
kemari.
Saran untuk Universitas :
· Panitia KKM lebih profesional lagi, panitia jangan dijadikan
sebagai formalitas saja tetapi benar – benar bisa difungsikan
untuk membantu mahasiswa yang akan melaksanakan KKM.
· Sebaiknya pelaksanaan pendidikan Program D III Komunikasi
Terapan lebih banyak dalam bentuk praktek, bukan hanya
sekedar teori karena lulusan D III mencetak tenaga ahli yang
siap kerja.
· Dosen lebih interaktif lagi dalam mengajar, dan jangan terlalu
banyak absent.
· Dosen harus up - date IPTEK.
DAFTAR LAMPIRAN
1. SURAT TUGAS
2. SURAT KETERANGAN KKM DARI INDOSIAR
3. LAPORAN PERIODIK
4. RUNDOWN HARIAN SUPERSTAR SHOW
5. FORM BOOKING ARTIS
6. FORM BOOKING WARDROBE
7. FORM BOOKING PROPERTY & ARTISTIK
8. REQUISTION FORM SET DESIGNER
9. REQUISTION FORM MAKE UP
10. GRAPHIC SUITE BOOKING REQUEST
11. DENAH PANGGUNG
12. CONTOH SKRIP LAGU
13. CONTOH NAME TAG