9
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini posisi sepakbola sudah bukan lagi hanya menjadi salah satu cabang dari olahraga semata. Sekarang sepakbola sudah dianggap sebagai gaya hidup, ideologi, bahkan agama. “Some people think football is a matter of life and death. I assure you, it’s much more serious than that”, ucap Bill Shankly yang menggambarkan betapa pentingnya sepakbola bagi kehidupan umat manusia. Menurut Gheeto T. Wicaksono dalam bukunya GOL! Memahami Kesuksesan dari Kacamata Sepakbola, sesungguhnya sepakbola adalah tentang hidup kita (Gheeto, 2013), di mana sepakbola memiliki arti lebih dari sekedar dua kata linguistik, yaitu “sepak” (kata kerja) dan “bola” (kata benda). Dua opini yang terkesan hiperbola memang, tapi itulah gambaran yang paling tepat tentang prestise sepakbola di kehidupan manusia. Sepakbola sudah bukan lagi menyoal tentang cara membawa bola, mengopernya, lalu menendangnya ke arah gawang untuk mencetak gol. Lebih dari itu, sepakbola adalah filosofi yang membawa perubahan bagi peradaban manusia. Sepakbola pun menjadi sangat penting bagi hidup para pemainnya ketika suatu kemenangan menjadi kewajiban demi kelangsungan hidupnya. Itulah yang dirasakan oleh para pemain timnas Italia ketika mendapat ancaman hukuman mati darisang diktator, Benito Mussolini,jika mereka gagal meraih Piala Dunia tahun 1934. Ini membuktikan bahwa sepakbola tidak hanya menjadi kepentingan milik satu orang saja, tapi juga milik orang-orang yang terlibat di belakangnya. Tak pelak keberhasilan Italia dalam mendapatkan Piala Dunia langsung memberikan suatu kelegaan bagi segenap masyarakat tersebut. Ini merupakan „kemenangan‟ politik bagi Mussolini yang menggunakan sepakbola sebagai alat propaganda fasisme. Suatu kebanggaan tidak hanya disematkan pada para pemain timnas Italia saja, namun juga para tifosi yang setia mendukung sepak terjang tim kesayangannya itu.

personal power

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pentingnya personal power

Citation preview

Page 1: personal power

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dewasa ini posisi sepakbola sudah bukan lagi hanya menjadi salah satu

cabang dari olahraga semata. Sekarang sepakbola sudah dianggap sebagai

gaya hidup, ideologi, bahkan agama. “Some people think football is a matter

of life and death. I assure you, it’s much more serious than that”, ucap Bill

Shankly yang menggambarkan betapa pentingnya sepakbola bagi kehidupan

umat manusia.

Menurut Gheeto T. Wicaksono dalam bukunya GOL! Memahami

Kesuksesan dari Kacamata Sepakbola, sesungguhnya sepakbola adalah

tentang hidup kita (Gheeto, 2013), di mana sepakbola memiliki arti lebih dari

sekedar dua kata linguistik, yaitu “sepak” (kata kerja) dan “bola” (kata benda).

Dua opini yang terkesan hiperbola memang, tapi itulah gambaran yang paling

tepat tentang prestise sepakbola di kehidupan manusia. Sepakbola sudah

bukan lagi menyoal tentang cara membawa bola, mengopernya, lalu

menendangnya ke arah gawang untuk mencetak gol. Lebih dari itu, sepakbola

adalah filosofi yang membawa perubahan bagi peradaban manusia. Sepakbola

pun menjadi sangat penting bagi hidup para pemainnya ketika suatu

kemenangan menjadi kewajiban demi kelangsungan hidupnya. Itulah yang

dirasakan oleh para pemain timnas Italia ketika mendapat ancaman hukuman

mati darisang diktator, Benito Mussolini,jika mereka gagal meraih Piala Dunia

tahun 1934. Ini membuktikan bahwa sepakbola tidak hanya menjadi

kepentingan milik satu orang saja, tapi juga milik orang-orang yang terlibat di

belakangnya. Tak pelak keberhasilan Italia dalam mendapatkan Piala Dunia

langsung memberikan suatu kelegaan bagi segenap masyarakat tersebut. Ini

merupakan „kemenangan‟ politik bagi Mussolini yang menggunakan

sepakbola sebagai alat propaganda fasisme. Suatu kebanggaan tidak hanya

disematkan pada para pemain timnas Italia saja, namun juga para tifosi yang

setia mendukung sepak terjang tim kesayangannya itu.

Page 2: personal power

2

Di sinilah letak krusial peran dari suporter sebagai pemain ke-12 tim

sepak bola. Betapa pun kuatnya suatu tim sepak bola, mereka tidak akan bisa

menguasai pertandingan jika tidak ada dukungan dara para suporternya.

Suporter sepakbola memiliki peran sentral dalam menyemangati para pemain

tim kesayangannya. Pernyataan ini sangat layak dalam mendeskripsikan

keberadaan penting dari suporter di stadion.

Nuansa panas dari euforia penonton sepakbola memang sangat erat

kaitannya dengan sepakbola itu sendiri. Ini dapat terasa di seluruh belahan

dunia mana pun, tidak terkecuali Indonesia. Meski pada praktiknya kita masih

tertinggal dibanding dengan negara-negara Eropa dan Amerika Selatan,

namun secara ruang lingkup animonya, kita patut berbangga. Tidak adanya

batasan kalangan bagi pencinta sepakbola membuat olahraga ini menjadi

sangat populer di Indonesia di samping badminton. Lihat saja semangat

suporter-suporter lokal saat timnas mengikuti kejuaraan tingkat Asia

Tenggara. Kerasnya persaingan antar suporter klub lokal seakan melebur

ketika tim nasional Indonesia bermain di kancah internasional. Betapa

gembiranya suporter kita ketika timnas Indonesia U-19 akhirnya berhasil

mempersembahkan trofi pertama setelah 22 tahun puasa gelar. Inilah cerminan

dari fanatisme suporter kita.

Fanatisme juga berlaku bagi para fan lokal klub luar negeri. Saat klub

luar negeri sekaliber Arsenal, Liverpool, dan Chelsea betandang ke negeri

kita; stadion tidak pernah sepi dari para suporter. Tidak hanya yang langsung

dari stadion, pemirsa layar kaca pun seolah tidak mau ketinggalan dalam

menikmati setiap perjuangan bangsa Indonesia melawan klub asing. Bahkan

berdasarkan data yang diambil dari akun Facebook resmi Liverpool, tercatat

bahwa Indonesia menempatai urutan pertama dalam jumlah suporter dengan

angka lebih dari 1.300.000 orang (dikutip dari

http://bola.liputan6.com/read/642426/fans-liverpool-indonesia-terbanyak-di-

dunia). Ini membuktikan bahwa suporter Indonesia sangatlah fanatik terhadap

sepakbola.

Page 3: personal power

3

Hal yang tidak jauh berbeda diperlihatkan oleh klub Inggris lainnya,

yaitu Manchester City. Seperti yang diakui oleh Manajer Regional City untuk

Asia, Ryan Norys, dalam acara jumpa pers pada rangkaian Final “Xenia

Family Kick and Drive” di Score, Cilandak Town Square; bahwa Indonesia

adalah pangsa pasar yang potensial berdasarkan statistik fanpage City di

Facebook sebagai salah satu basis fans terbesar di dunia (dikutip dari

http://sport.detik.com/sepakbola/read/2013/07/05/185933/2294187/76/city-

paling-cepat-ke-indonesia-tahun-2015?s993304bbola). Ini menunjukan bahwa

fanatisme yang sangat besar dimiliki oleh para suporter klub luar, termasuk

Mancheser City.

Mengekor pada kesuksesan suatu klub sejak pertama diakuisisi oleh

investor Uni Emirat Arab, Mansour bin Zayed Al Nahyan, keberadaan fans

baru Manchester City pun semakin banyak bermunculan, tidak terkecuali di

Indonesia. Istilah “Fans Latah” atau “Fans Karbitan” pun menjadi bahan

ejekan kelompok suporter lain terhadap komunitas suporter Manchester City

di mana keberadaan fans ini memang kerap tercipta akibat pengaruh kekuatan

baru klub melalui kemampuan finansialnya dalam merengkuh rentetan gelar.

Cibiran terhadap fans Manchester City yang dipandang hanya mendukung

klub jika klub tersebut sedang berada di papan atas liga memberikan dampak

yang tidak sedikit terhadap kohesivitas kelompok. Apalagi minimnya

pengetahuan dan wawasan terhadap klub tersebut semakin memperkuat

persepsi miring kepada suporter Manchester City yang hanya ikut-ikutan

dalam mendukung tim. Bagaimana kesatuan kelompok dalam membina

loyalitasnya terhadap klub Manchester City inilah yang menjadi salah satu

pokok pertimbangan penelitian.

Dalam konteks penelitian ini, peneliti mengerucutkan subjek penelitian

pada kelompok suporter Manchester City, atau yang pada khususnya

merupakan komunitas suporter yang tergabung di kawasan kampus Telkom

University dan biasa disebut sebagai “Citizen Telkom”. Citizen Telkom

merupakan sebuah sub komunitas suporter Manchester City yang ada di

Indonesia atau bisa disebut sebagai Manchester City Supporters Club

Page 4: personal power

4

Indonesia (MCSCI). Nama “Citizen” sendiri diambil dari sebuah julukan bagi

tim yang bermarkas di kota Manchester tersebut, yaitu “The Citizens”.

Komunitas ini terbentuk atas dasar minat yang sama dalam mendukung tim

kota Manchester itu. Dengan beranggotakan mahasiswa-mahasiswa Telkom

University, Citizen Telkom berkembang menjadi komunitas yang telah

membuktikan keseriusannya dalam berorganisasi.Ini terbukti pada

dibentuknya susunan organisasi atas kepengurusan Citizen Telkom beserta

dengan penciptaan logo sebagai bentuk identifikasi komunitas

tersebut.Kejelasan bentuk organisasi inilah yang meyakinkan penulis dalam

mengangkat komunitas ini sebagai bahan penelitian jika dilihat dari sudut

kepantasannya. Kemudian fakta bahwa komunitas ini menjadi satu organisasi

yang menginspirasi atas terbentuknya kelompok suporter Manchester City

pada perguruan tinggi di Bandung yang lain membuat yakin penulis bahwa

organisasi ini memiliki nilai tersendiri untuk diteliti.

Selain alasan yang disebutkan sebelumnya, latar belakang Citizen

Telkom yang terbentuk di Telkom University yang notabenenya merupakan

kampus penulis menjadi poinpendukung, di mana faktor efisiensi turut

memberikan pengaruh dalam menguatkan keputusan penulis untuk memilih

komunitas suporter Manchester City yang ada di Telkom University.

Mengenai objek penelitiannya sendiri, sebagai komunitas non formal yang

keutamaan kohesivitasnya berfondasi pada intensitas komunikasi, maka pola

komunikasi organisasi yang tercipta memegang peranan penting dalam

membentuk kekompakan dan keterpaduan Citizen Telkom. Bentuk struktur

organisasi dan deskripsi peran setiap jajaran anggotanya tentu dapat

memberikan dampak pada proses dan arah komunikasi serta sifat arus

informasinya. Selain itu, fleksibilitas dari keberlangsungan komunikasi yang

harus disesuaikan dengan pakem-pakem baku norma organisasi Citizen

Telkom juga setidaknya bisa memberikan imbas pada implementasi pola

komunikasi organisasinya. Ragam hal tersebut yang berpotensi memengaruhi

terbentuknya pola komunikasi inilah yang diasumsikan penulis akan menjadi

bahan penelitian yang menarik untuk dibahas.

Page 5: personal power

5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah tentang bagaimana “Pola Komunikasi Komunitas

Suporter Sepakbola Manchester City” Citizen Telkom.

1.3 Identifikasi Masalah

Dari pemaparan latar belakang, gambaran umum, dan rumusan masalah

penelitian; maka didapat sebuah identifikasi masalah yang mengerucut pada

dua pertanyaan, yaitu:

1. Bagaimana proses komunikasi yang terjadi dalam Citizen Telkom?

2. Bagaimana arah aliran informasi di dalam komunitas Citizen Telkom?

3. Bagaimana sifat aliran informasi yang ada dalam komunitas Citizen

Telkom?

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini, maksud dan tujuan penulis dibagi atas poin-poin sebagai

berikut:

1. Mengetahui proses komunikasi Citizen Telkom.

2. Mengetahui arah aliran informasi yang terjadi di dalam komunitas Citizen

Telkom.

3. Mengetahui sifat aliran informasi yang ada dalam komunitas Citizen

Telkom.

1.5 Kegunaan Penelitian

Pada penelitian ini, penulis mengkaji kegunaan penelitian dari dua manfaat,

yaitu:

1.5.1 Manfaat Teoretis

Penelitian ini bermanfaat sebagai sumbangan ilmu bagi komunikasi,

khususnya pada pemahaman teori mengenai komunikasi organisasi secara

umum.

Page 6: personal power

6

1.5.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini memiliki manfaat sebagai sarana pengetahuan dan wawasan

terhadap pengaplikasian komunikasi organisasi dalam komunitas suporter

sepakbola.

1.6 Tahapan Penelitian

Gambar 1.1 Tahapan Penelitian

Page 7: personal power

7

Tahapan penelitian diawali dengan penentuan tema. Penentuan ini didasarkan

pada bidang preferensi penulis yang dirujukan menjadi tiga judul opsi. Dari tiga

opsi, tersebut, kemudian dipilih satu judul yang dianggap sesuai untuk

diimplementasikan, yaitu mengenai suporter sepakbola. Setelah tema ditentukan,

kemudian suatu masalah dirumuskan dan diidentifikasi pokok-pokok bahasannya.

Selanjutnya studi literatur dilakukan beserta dengan pengkajian pustaka untuk

memberikan gambaran kasar tentang format penulisan, aplikasi teori, dan metode

penelitian. Penggarapan penelitian selanjutnya diteruskan dengan proses

pengumpulan data yang berpegangan pada konsistensi landasan berpikir

penelitian. Data-data yang sudah dikumpulkan kemudian dipaparkan, dipilah, dan

dianalisis hingga berujung pada kesimpulan yang verifikatif dari proses

peninjauan ulang penelitian.

Page 8: personal power

8

1.7 Waktu danTempat Penelitian

Gambar 1.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Bula

n

Jul

Jun

Mei

Ap

r

Mar

Feb

Jan

Des

No

v

Ok

t

Sep

Ag

s

Ura

ian

Pen

yusu

nan

D

raft

Pro

posa

l

Skri

psi

P

enyusu

nan

P

roposa

l S

kri

psi

BA

B I

P

enyusu

nan

P

roposa

l S

kri

psi

BA

B I

I P

enyusu

nan

P

roposa

l S

kri

psi

BA

B I

II

Uji

an P

roposa

l

Sid

ang S

emin

ar P

rop

osa

l

Skri

psi

Pen

cari

an D

ata

Sek

under

Pen

cari

an D

ata

Pri

mer

Anal

isis

Dat

a

Pen

yel

esai

an P

enel

itia

n

Sid

ang A

khir

No

.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Page 9: personal power

9

Tahap awal dalam penyusunan skripsi dimulai pada bulan Agustus yang

memuat proses pembuatan draft skripsi untuk tiga judul. Setelah judul

ditentukan melalui proses konsultasi dengan dosen pembimbing, barulah

penulis secara berturut-turut memasuki tahap penyusunan BAB I, BAB II dan

BAB III yang dilakukan dalam rentang waktu tiga bulan sejak September.

Memasuki BAB IV, awal pencarian data yang pada khususnya merupakan

data sekunder akan dilakukan pada pertengahan bulan Desember sampai akhir

Februari. Kemudian untuk kelanjutan penelitian pada bagian pembahasan,

peneliti mengaplikasikan teknik pengumpulan data untuk jenis primer pada

periode Januari hingga Februari. Di sini peneliti berusaha untuk berbaur

dengan mengikuti kegiatan Citizen Telkom di acara-acaranobar (nonton

bareng). Adapun tempat pelaksanaan wawancara dan observasi dibagi atas

lima tempat, yaitu wawancara di kampus Telkom University, Jl.

Telekomunikasi, Bandung; Kost “Minto House”, Jl. Sukabirus, D38K,

Bandung; Restoran Nakamura, Jl. Margonda Raya, No. 418 C, Depok; serta

Hotel Mitra, Jl. Supratman, No. 98, Bandung dan Hotel Bumi Asih Jaya, Jl.

Soekarno Hatta, No. 452 A, Bandung, untuk observasi.