80
i PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT KESALAHAN MANAJEMEN DI RUMAH SAKIT MITRA KELUARGA KALIDERES (Studi Kasus Bayi Tiara Deborah Simanjorang) Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) Oleh : NUR ANJANI NIM : 11150480000017 PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2019 M

PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

i

PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT

KESALAHAN MANAJEMEN DI RUMAH SAKIT

MITRA KELUARGA KALIDERES

(Studi Kasus Bayi Tiara Deborah Simanjorang)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh :

NUR ANJANI

NIM : 11150480000017

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H / 2019 M

Page 2: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

ii

PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT

KESALAHAN MANAJEMEN DI RUMAH SAKIT MITRA

KELUARGA KALIDERES

(Studi Kasus Bayi Tiara Deborah Simanjorang)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariaf dan Hukum

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh :

NUR ANJANI

NIM : 11150480000017

Pembimbing :

Dr. Burhanudin, S.H., M.Hum.

NIP : 19590319 197912 1 001

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H / 2019 M

Page 3: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

iii

Page 4: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H.) di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua-sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 25 Juli 2019

Peneliti

Nur Anjani

Page 5: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

v

Abstrak

Nur Anjani. NIM 11150480000017. PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER

RUMAH SAKIT AKIBAT KESALAHAN MANAJEMEN DI RUMAH SAKIT

MITRA KELUARGA KALIDERES (Studi Kasus Bayi Tiara Deborah

Simanjorang). Program Studi Ilmu Hukum, Konsentrasi Praktisi Hukum, Fakultas

Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1440

H/ 2019 M.

Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini mengenai

Pertanggungjawaban Manajer Rumah Sakit Akibat Kesalahan Manajemen Di

Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres (Studi Kasus Bayi Tiara Deborah

Simanjorang). Permasalahan di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres

menyebabkan pasien gawat darurat meninggal diakibatkan kurangnya pelayanan

kesehatan bagi pasien, dikarenakan harus membayar uang muka terlebih dahulu

dan melanggar Undang-Undang Tentang Kesehatan dan Undang-Undang Tentang

Rumah Sakit.

Dalam peneliti ini menggunakan metode normatif yaitu dengan melakukan

penelitian menggunakan bahan hukum kepustakaan dengan mencari bahan-bahan

pustaka atau data sekunder dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan

bahan hukum tersier. Metode pendekatan dengan cara memakai pendekatan

perundang-undangan dan pendekatan kasus. Dalam analisis data menggunakan

analisis kualitatif yaitu dengan menganalisis yang bertitik tolak pada dokumentasi

ragam pertistiwa, informasi yang berwujud kasus, dan dokumentasi-dokumentasi

tertulis.

Temuan dalam penelitian ini faktor penyebabnya masih ada rumah sakit

yang melanggar Undang-Undang Tentang Kesehatan dan Undang-Undang

Tentang Rumah Sakit. Dalam memberikan pelayanan fasilitas/kesehatan terhadap

pasien diskriminatif, khususnya pasien yang tidak mampu. Sanksi yang diberikan

pihak yang berwenang belum sesuai karena rumah sakit belum memberikan

pelayanan kesehatan dengan baik dan melanggar Undang-Undang Tentang

Kesehatan dan Undang-Undang Tentang Rumah Sakit.

Kata Kunci : Pelanggaran, Pertanggungjawaban, Rumah Sakit Mitra Keluarga

Kalideres, Manajemen Rumah Sakit, Kurangnya Pelayanan

Kesehatan.

Pembimbing : Dr. Burhanudin, S.H., M.Hum.

Daftar Pustaka : Tahun 1990 Sampai 2018

Page 6: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

vi

KATA PENGANTAR

حيم حمن الر بسم الله الر

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena

berkat rahmat, nikmat serta karunia dari Allah SWT peneliti dapat menyelesaikan

skripsi dengan berjudul “PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH

SAKIT AKIBAT KESALAHAN MENAJEMEN DI RUMAH SAKIT MITRA

KELUARGA KALIDERES (Studi Kasus Bayi Tiara Deborah Simanjorang)”.

Sholawat serta salam peneliti panjatkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu

„Alayhi wa Sallam, yang telah membawa umat manusia dari zaman kegelapan ke

zaman yang terang benderang ini.

Selanjutnya, dalam penyusunan skripsi ini, peneliti banyak mendapatkan

bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan

ini peneliti mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, S.H., M.H., M.A. Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Muhammad Ali Hanafiah Selian, S.H., M.H. Ketua Program Studi Ilmu

Hukum dan Drs. Abu Tamrin, S.H., M.Hum. Sekertaris Program Studi Ilmu

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus

sebagai Pembimbing Akademik saya yang telah berkontribusi dalam

pembuatan skripsi ini.

3. Dr. Burhanudin, S.H., M.Hum. yang telah bersedia meluangkan waktu,

tenaga, dan pikiran serta kesabaran dalam memberikan bimbingan, motivasi,

arahan, dan saran-saran yang sangat berharga kepada peneliti dalam

menyusun skripsi ini.

4. Kepala dan Staf Perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah membantu dalam menyediakan fasilitas yang memadai

untuk peneliti mengadakan studi kepustakaan guna menyelesaikan skripsi ini.

Page 7: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

vii

5. Dan pihak-pihak lain yang membantu peneliti dalam proses pembuatan

skripsi ini.

Jakarta, 25 Juli 2019

Peneliti

Nur Anjani

Page 8: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

viii

DAFTAR ISI

COVER JUDUL ................................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ..................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI .................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................... iv

ABSTRAK ......................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi

DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah ................. 5

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ............................... 6

D. Metode Penelitian ..................................................................... 7

E. Sistematika Penulisan .............................................................. 11

BAB II TINJAUAN UMUM PERTANGGUNGJAWABAN

MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT KESALAHAN

MANAJEMEN DI RUMAH SAKIT MITRA KELUARGA

KALIDERES

A. Kerangka Konseptual ............................................................... 13

B. Kerangka Teori ......................................................................... 15

C. Tinjauan (Riview) Kajian Terdahulu ....................................... 22

BAB III PERATURAN MANAJEMEN DI RUMAH SAKIT MITRA

KELUARGA KALIDERES

A. Posisi Kasus Meninggalnya Pasien Bayi Tiara Deborah

Simanjorang Di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres ......... 27

B. Penerapan Undang-Undang Kesehatan Dan Undang-

Undang Rumah Sakit Mengenai Sistem Peraturan Di

Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres ................................... 28

C. Etika Hukum Kesehatan Di Rumah Sakit Mitra Keluarga

Kalideres .................................................................................. 31

Page 9: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

ix

D. Pertanggungjawaban Rumah Sakit Terhadap Pasien Di

Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres ................................... 34

E. Struktur Tata Kelola Perusahaan Mitra Keluarga .................... 36

BAB IV KEBIJAKAN PERATURAN MANAJEMEN DI RUMAH

SAKIT MITRA KELUARGA KALIDERES

A. Proses Pemberian Pelayanan Pengobatan Di Rumah Sakit

Mitra Keluarga Kalideres ......................................................... 43

B. Sanksi Yang Diberikan Oleh Pihak Yang Berwenang

Kepada Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres Dalam

Melakukan Malapraktik Manajemen ....................................... 54

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 66

B. Rekomendasi ............................................................................ 67

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 68

Page 10: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hukum kesehatan berhubungan langsung dengan pelayanan kesehatan

yang berhubungan dengan hak dan kewajiban seseorang maupun masyarakat yang

memerlukan pelayanan kesehatan untuk kebutuhan sehari-hari untuk memulihkan

kesehatannya. Hukum kesehatan merupakan bagian dari subjek hukum, hak dan

kewajiban, peristiwa hukum, hubungan hukum, dan objek hukum dalam

kesehatan masyarakat.

Menurut Prof. H.J.J. Leenen, sebagaimana dikutip oleh Muhammad Sadi

Is, dalam buku etika hukum kesehatan teori dan aplikasinya di Indonesia ialah

Hukum kesehatan merupakan semua peraturan hukum yang terjadi secara

langsung pada pemberian pelayanan kesehatan dan mempunyai penerapan

dibidang hukum pidana, hukum perdata maupun hukum administratif.1

Dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1960 yang telah direvisi menjadi

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 kemudian direvisi lagi menjadi Undang-

Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, menyimpulkan bahwa adanya

kesehatan bagi masyarakat untuk kehidupan bangsa, mempunyai kepentingan

dalam bidang kesehatan yang bermutu, tanpa diskriminatif dalam memberikan

pelayanan kesehatan untuk kesejahteraan masyarakat.

Bidang kesehatan harus mengutamakan kesejahteraan kesehatan pada

masyarakat yang mengalami penderitaan sakit yang membutuhkan pelayanan

perawatan dan pengobatan di rumah sakit. Dalam perlindungan dan penegakan

hukum di Indonesia dalam hukum kesehatan kurang adanya keadilan bagi

masyarakat yang tidak mempunyai biaya pengobatan untuk kesehatannya.

Masyarakat yang kurang mampu tidak didahulukan untuk mendapatkan pelayanan

pengobatan untuk kesehatan. Setiap warga negara berhak atas kesehatannya

1 Muhamad Sadi Is, Etika Hukum Kesehatan Teori dan Aplikasinya Di Indonesia,

(Jakarta : Kencana Prenadamedia Group, 2015), h. 1

Page 11: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

2

termasuk masyarakat yang kurang mampu untuk mengatur pelaksanaan bagi

pemenuhan hak warga negara tetap hidup sehat.2

Undang-Undang Tentang Kesehatan bertujuan untuk mencapai

kesejahteraan kesehatan pada masyarakat yang optimal bagi setiap orang yang

memerlukan bantuan kesehatan dengan meningkatkan kesadaran, dan kemampuan

untuk hidup sehat. Kesehatan dimulai dengan adanya pelayanan kesehatan yaitu

pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh perorangan maupun masyarakat, dengan

adanya pelayanan kesehatan harus bertanggungjawab, aman, bermutu, dan tanpa

diskriminatif. Dalam pelayanan kesehatan ini ditegaskan adanya kewajiban

perlindungan pasien yang dilaksanakan melalui hak pasien untuk menentukan

kesehatan pasien untuk mendapatkan pelayananan kesehatan dalam rumah sakit.3

Rumah sakit merupakan suatu badan usaha yang menyediakan tempat

berupa penyediaan jasa pelayanan medis untuk masyarakat yang mengalami

penderitaan sakit, terluka maupun melahirkan. Rumah sakit menurut Undang-

Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit adalah instansi pelayanan

kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan seseorang dalam

pelayanan perawatan rawat inap, rawat jalan ataupun gawat darurat yang dikhusus

kan untuk masyarakat yang mengalami penderitaan sakit.4

Rumah sakit merupakan unsur dari tenaga kesehatan yang berguna bagi

masyarakat. Tenaga kesehatan yang mengabdi kepada masyarakat harus

bertanggungjawab dan memenuhi kode etik yang telah diatur didalam peraturan

undang-undangan yang berlaku. Tenaga kesehatan harus mempunyai

keterampilan dan keahlian sesuai dengan bidangnya masing-masing yang telah

diatur dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.

Tenaga kesehatan berkaitan dengan Undang-Undang Tentang Kesehatan

dan Undang-Undang Tentang Rumah Sakit dan diatur sesuai dengan kode etik

yang mengatur. Dalam tanggung jawab rumah sakit yang menangani para pasien

2 Muhamad Sadi , Etika Hukum Kesehatan Teori dan Aplikasinya Di Indonesia, ... h. 11

3 M. Jusuf Hanafiah dan Amri Amir, Etika kedokteran dan Hukum Kesehatan , (Jakarta :

Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2017), h. 33 4 Cecep Triwibowo, Etika dan Hukum Kesehatan, (Yogyakarta : Nuha Medika, 2014), h.

154

Page 12: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

3

atau masyarakat yang mengalami penderitaan pada kesehatan yang kurang stabil

yang diderita oleh masyarakat diatur dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun

2009 Tentang Kesehatan. Tanggung jawab yang harus diwajibkan untuk rumah

sakit diatur dalam Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.

Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit yang

mengatur tentang pelayanan kepada masyarakat mampu atau kurang mampu tanpa

diskriminatif dalam penanganan medis yang terdapat dalam Pasal 29 yang

menyimpulkan bahwa harus memberikan suatu informasi yang benar tentang

pelayanan rumah sakit kepada masyarakat, memberi pelayanan kesehatan yang

aman, bermutu, anti diskriminasi, melaksanakan etika rumah sakit, melindungi

dan memberikan bantuan hukum bagi semua petugas rumah sakit yang

melaksanakan tugas, dan serta menyediakan sarana dan pelayanan bagi

masyarakat yang kurang mampu.

Tugas rumah sakit ialah dapat memberikan suatu pelayanan perorangan

kepada masyarakat dalam setiap kegiatan pelayanan kesehatan dari tenaga

kesehatan untuk melindungi dan menjaga kesehatan seseorang, mencegah dan

menyembuhkan penyakit yang diderita, dan memulihkan kembali kesehatan

seseorang yang sedang mengalami sakit.

Fungsi dari rumah sakit sesuai dengan tugas di rumah sakit antara lain

mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan melalui pelayanan

tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan medis, dapat menyelenggarakan dan

meningkatkan pengobatan dan pemulihan kesehatan seseorang sesuai dengan

standar pelayanan rumah sakit, dan mampu menyelenggakan pendidikan bagi

tenaga kesehatan dengan memperhatikan ketrampilan serta pemahaman etika ilmu

kesehatan.5

Kasus di rumah sakit mitra keluarga kalideres, yang mengenai pasien

gawat darurat yang meninggal di rumah sakit mitra keluarga kalideres diakibatkan

tidak menerima penanganan medis karena uang muka perawatan dari orang tua

pasien tidak mencukupi untuk melakukan pembayaran perawatan pasien.

5 Danny Wiradharma, Penuntut Kuliah Hukum Kedokteran, (Jakarta : Sagung Seto,

Cetakan Kedua, 2014), h. 99

Page 13: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

4

Pihak rumah sakit mitra keluarga kalideres sudah memberikan pertolongan

pertama saat pasien tersebut sudah berada di rumah sakit mitra keluarga kalideres.

Pasien tersebut bernama Tiara Deborah Simanjorang bayi yang berumur empat

bulan. Pada saat pasien berada di rumah sakit mitra keluarga kalideres pihak

rumah sakit sudah memberikan pertolongan pertama bagi pasien.

Dokter memberitahukan kepada orang tua pasien agar pasien segera

dimasukan ke ruang pediatric intensive care unit (PICU), namun keluarga pasien

harus membayar uang muka terlebih dahulu. Pihak rumah sakit kemudian tidak

memasukan pasien tersebut ke ruang pediatric intensive care unit (PICU)

diakibatkan uang muka yang diminta tidak terpenuhi dengan prosedur

pembayaran.

Pihak rumah sakit mitra keluarga kalideres menyarankan pasien tersebut

dirujuk ke rumah sakit yang bermitra BPJS kesehatan, Pasien gawat darurat

tersebut akhirnya meninggal dunia saat pihak rumah sakit mitra keluarga kalideres

dan orangtua pasien dalam situasi mencari rumah sakit yang bermitraan BPJS

kesehatan.6

Kelalaian rumah sakit mitra keluarga kalideres tidak sesuai dengan

Undang-Undang Kesehatan, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang

Kesehatan pada Pasal 32 Ayat (1) dan Ayat (2) dan juga melanggar Undang-

Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit. Pelanggaran Undang-

Undang Rumah Sakit sesuai dengan pasal 2, Pasal 3 mengenai asas dan tujuan

rumah sakit, dan Pasal 29 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang

Rumah Sakit.

Bahwa seseorang harus diberikan pelayanan kesehatan terlebih dahulu

dengan adanya peraturan undang-undang. Namun, pihak rumah sakit

mendahulukan uang muka untuk pelayanan kesehatan dengan adanya kebijakan

dari rumah sakit dengan pasien yang bernama Tiara Deborah Simanjorang yang

berumur empat bulan setelah dibawa ke rumah sakit mitra keluarga kalideres tidak

6 Nursita Sari, Kompas.com, di akses

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/09/11/08385481/kasus-bayi-debora-dan-aturan-

penanganan-pasien-dalam-kondisi-darurat?page=all pada tanggal 27 desember 2018 pukul 13.35

WIB

Page 14: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

5

bisa diberikan pelayanan kesehatan untuk melanjuti perawatan kesembuhan

pasien sehingga pasien tersebut meninggal dunia.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, banyak

permasalahan hukum yang terkait dalam peraturan manajemen di rumah sakit

mitra keluarga kalideres yang mendahulukan uang muka terhadap pasien gawat

darurat, dalam uraian tersebut peneliti menganalisis yang akan membahas tentang

penelitian yang berjudul : “PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH

SAKIT AKIBAT KESALAHAN MENAJEMEN DI RUMAH SAKIT MITRA

KELUARGA KALIDERES (Studi Kasus Bayi Tiara Deborah Simanjorang)”.

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diidentifikasi beberapa masalah

yang dapat dijadikan penelitian, yaitu sebagai berikut :

a. Apa saja faktor-faktor penyebab utama terjadinya kasus meninggal nya

bayi Tiara Deborah Simanjorang di rumah sakit mitra keluarga kalideres ?

b. Apa sanksi yang diterima oleh Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres

terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh pihak rumah sakit tersebut ?

c. Pertanggungjawaban seperti apa yang dilakukan pihak rumah sakit mitra

keluarga kalideres terhadap pasien gawat darurat yang meninggal dirumah

sakit tersebut ?

d. Apakah proses pemberian pelayanan pengobatan di rumah sakit mitra

keluarga kalideres sesuai dengan undang-undang ?

e. Sanksi apa yang diberikan oleh pihak yang berwenang kepada rumah sakit

mitra keluarga kalideres dalam melakukan malapraktik manajemen ?

2. Pembatasan Masalah

Karena masalah yang akan dibahas sangat luas, maka peneliti perlu

membatasi masalah ini mengenai Peraturan Manajemen di Rumah Sakit Mitra

Keluarga Kalideres. Dengan adanya pelanggaran terkait peraturan manajemen

di rumah sakit mitra keluarga kalideres yang mengharuskan membayar uang

Page 15: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

6

muka terlebih dahulu kepada pasien gawat darurat dan bertentangan dengan

peraturan undang-undang.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan

masalah yang peneliti ambil adalah bagaimana pertanggungjawaban manajer

akibat kesalahan manajemen di rumah sakit mitra keluarga kalideres dalam

kasus meninggal nya bayi Tiara Deborah Simanjorang pasien gawat darurat di

rumah sakit tersebut.

Dari perumusan masalah tersebut peneliti memfokuskan dengan

pertanyaan penelitian sebagai berikut :

a. Apakah proses pemberian pelayanan pengobatan di rumah sakit mitra

keluarga kalideres sesuai dengan undang-undang ?

b. Sanksi apa yang diberikan oleh pihak yang berwenang kepada rumah sakit

mitra keluarga kalideres dalam melakukan malapraktik manajemen ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui proses pemberian pelayanan pengobatan di rumah sakit

mitra keluarga kalideres sesuai dengan undang-undang.

b. Untuk mengetahui Sanksi apa yang diberikan oleh pihak yang berwenang

kepada rumah sakit mitra keluarga kalideres dalam melakukan malapraktik

manajemen.

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka manfaat yang hendak dicapai

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan agar peneliti mampu memberikan

penyelesaian suatu kasus kebijakan peraturan manajemen di rumah sakit mitra

Page 16: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

7

keluarga kalideres yang bertentangan dengan Undang-Undang Tentang

Kesehatan dan Undang-Undang Tentang Rumah Sakit.

b. Manfaat Praktis

Ada beberapa manfaat praktis dalam skripsi ini adalah :

1) Bagi Akademis

Penelitian ini berguna dan dapat memberikan wawasan pengetahuan

mengenai pertanggungjawaban rumah sakit terhadap pasien gawat

darurat yang tidak diberi pelayanan khusus dengan masalah uang

muka pembayaran.

2) Bagi Masyarakat

Masyarakat dapat mengetahui wawasan mengenai rumah sakit yang

tidak menaati peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3) Bagi Tenaga Kesehatan atau Pimpinan Rumah Sakit

Penelitian dapat menjadikan tenaga kerja rumah sakit lebih

profesional terkait dengan adanya peraturan perundang-undangan dan

jika ada kelalaian dari tenaga kesehatan di rumah sakit akan diberikan

sanksi tindak pidana. Khusus pimpinan rumah sakit tidak adanya

unsur diskriminatif terhadap pasien gawat darurat yang tidak mampu,

untuk tidak terjadi kesalahan dalam membuat kebijakan peraturan di

rumah sakit.

D. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi peneliti ini

menggunakan penelitian hukum normatif. Penelitian hukum normatif ini

dilakukan dengan cara mencari bahan-bahan pustaka atau data sekunder

dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum

tersier. Bahan-bahan tersebut akan dianalisis oleh peneliti dengan cara

disusun secara sistematis, mengkaji hukum yang dikonsepkan sebagai

norma/kaidah yang berlaku dimasyarakat, dan menyimpulkan hasil dari

permasalahan tersebut dengan masalah yang diteliti oleh peneliti.

Page 17: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

8

Masalah yang akan peneliti bahas mengenai Pertanggungjawaban

Manajer Rumah Sakit Akibat Kesalahan Manajemen Di Rumah Sakit

Mitra Keluarga Kalideres (Studi Kasus Bayi Tiara Deborah

Simanjorang).

2. Metode Pendekatan

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan perundang-

undangan, dan pendekatan kasus. Dalam pendekatan yang digunakan

peneliti akan mendapatkan informasi dari berbagai permasalahan yang

ada dalam kasus yang diambil oleh peneliti dan untuk memecahkan suatu

permasalahan yang ada dalam kasus tersebut. Jenis penelitian normatif

harus menggunakan pendekatan perundang-undangan, karena yang akan

diteliti ini merupakan suatu hukum yang harus difokuskan dalam

kesalahan yang telah melanggar hukum.

Dalam pendekatan perundang-undangan ini akan dilakukan dengan

menelaah peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan

penelitian yang akan dilakukan. Dalam hal ini peraturan perundang-

undangan yang akan digunakan adalah pelanggaran rumah sakit mitra

keluarga kalideres terhadap pasien gawat darurat melanggar Undang-

Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit sesuai dengan

Pasal 2, Pasal 3, dan Pasal 29 dan melanggar Undang-Undang Nomor 36

Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pasal 32 Ayat (1) dan Ayat (2).

Penelitian yang selanjutnya digunakan peneliti ialah pendekatan

kasus. Dalam pendekatan kasus tersebut dijelaskan adanya referensi bagi

suatu kasus hukum dalam permasalahan peraturan manajemen di rumah

sakit mitra keluarga kalideres.

3. Data Penelitian

Data penelitian peneliti menggunakan data primer dan data

sekunder. Data primer, data sekunder, dan data tersier yang digunakan

peneliti dalam penelitian ini menggunakan :

a. Bahan Hukum Primer

Page 18: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

9

Data primer atau bahan hukum adalah data yang mencakup

ketentuan-ketentuan pada perundang-undangan yang berlaku. bahan

hukum yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah :

1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.

2) Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.

3) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

340/MENKES/PER/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit.

b. Data Sekunder

Data sekunder atau bahan hukum sekunder adalah bahan yang

diperoleh dari buku-buku, artikel-artikel yang berkaitan dengan

penelitian ini, yang menjadi data primer dan data sekunder yang

digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah buku-buku yang

mencakup buku-buku umum seperti :

1) Etika kedokteran dan Hukum Kesehatan yang dikutip oleh Jusuf

Hanafiah dan Amri Amir.

2) Buku Etika dan Hukum Kesehatan yang dikutip oleh Soekidjo

Notoatmodja.

3) Buku Etika dan Hukum Kesehatan dalam Persepektif Undang-

Undang Kesehatan yang dikutip oleh Sri Siswati. Buku-buku lain

yang terkait dengan permasalahan dalam rumah sakit, jurnal

hukum, serta artikel-artikel ilmiah untuk memperkaya sumber

data dalam penulisan skripsi peneliti.

c. Data Tersier

Data tersier ini merupakan petunjuk maupun penjelasan

terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti

Kamus Hukum, Kamus Besar Bahasa Indonesia, dan lain-lain.

4. Metode Pengumpulan Data

Peneliti dalam melakukan penelitian ini menggunakan teknik

pengumpulan data studi pustaka yang dikhususkan untuk

mengklarifikasinya dengan masalah yang dikaji. Teknik pengumpulan data

ini dikumpulkan dalam upaya bertujuan untuk penelitian serta melakukan

Page 19: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

10

studi dokumen terhadap data sekunder pustaka hukum yang berupa

metode penelitian yang diperoleh diperpustakaan dengan menganalisis

teori-teori hukum melalui pengumpulan sumber-sumber data yang

dilakukan dalam penelitian hukum dengan aspek materi yang diteliti dan

menggunakan pendapat-pendapat ahli, undang-undang, buku-buku kajian

hukum yang bersangkutan dengan permasalahan yang peneliti lakukan,

dan literatur-literatur yang ada hubungan dengan permasalahan hukum

didalam penelitian.7

5. Metode Pengelolaan dan Analisis Data

Metode analisis data peneliti menggunakan analisis kualitatif.

Pendekatan kualitatif yang menjelaskan terkait pada dokumentasi ragam

peristiwa, usaha penemuan informasi yang berwujud kasus, dokumentasi-

dokumentasi tertulis, dan gambaran-gambaran (deskriptif) yang melihat

permasalahan yang ada dan telah mendapat gambaran berupa data awal

tentang adanya permasalahan yang ditimbulkan dalam permasalahan

peraturan manajemen di rumah sakit mitra keluarga kalideres yang

melanggar undang-undang tentang kesehatan dan undang-undang tentang

rumah sakit dengan adanya pelanggaran kepada pasien gawat darurat di

rumah sakit tersebut yang mengakibatkan pasien meninggal dunia.

Teknik pengumpulan data studi pustaka dilakukan dengan

mengklarifikasinya dengan masalah yang dikaji dengan hasil pengamatan

dan dikumpulkan dalam upaya mengenai tujuan penelitian dalam

melakukan studi dokumenter terhadap data primer dan data sekunder

seperti pustaka hukum yang berupa undang-undang yang dianalisis dengan

kasus yang akan dikaji oleh peneliti.8

7 Salim HS dan Erlies Septiana Nurbani, Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian Tesis

Dan Disertasi, ( Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, Cetakan Ketiga, 2014), h. 19 8 Salim HS dan Erlies Septiana Nurbani, Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian Tesis

Dan Disertasi, ... h. 19

Page 20: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

11

6. Metode Penulisan

Metode penulisan dalam penelitian ini berdasarkan pada buku acuan

yang digunakan penelitian ini adalah Buku Pedoman Penulisan Skripsi

Tahun 2017 yang dibuat oleh Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

E. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini terdapat bab-bab yang menjelaskan

permasalahan hukum yang terdapat dalam skripsi ini. Penjelasan pada masing-

masing bab terkait dengan permasalahan hukum yang diteliti oleh peneliti.

Adapun sistematika dari skripsi ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah,

Identifikasi Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah,

Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, dan yang

terakhir Sistematika Penulisan.

BAB II TINJAUAN UMUM PERTANGGUNGJAWABAN

MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT KESALAHAN

MENAJEMEN DI RUMAH SAKIT MITRA KELUARGA

KALIDERES

Dalam Bab ini memuat tentang tinjauan umum Teoritis

mengenai Peraturan Manajemen di Rumah Sakit Mitra Keluarga

Kalideres, yang terdapat Teori Tanggung Jawab mengenai

beberapa Pengertian dari Pertanggungjawaban, Pengertian

Manajer, Pengertian Manajemen Rumah Sakit, Pengertian

Rumah Sakit, Jenis Rumah Sakit, Kewajiban Rumah Sakit, dan

Pengertian Korporasi.

BAB III TINJAUAN UMUM PERATURAN MANAJEMEN DI

RUMAH SAKIT MITRA KELUARGA KALIDERES

Page 21: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

12

Bab ini berisi tentang Peraturan Manajemen di Rumah Sakit

Mitra Keluarga Kalideres yang berhubungan dengan Undang-

Undang Tentang Kesehatan dan Undang-Undang Tentang

Rumah Sakit dalam Proses Pertanggungjawaban pada

pemberian pelayanan kesehatan di rumah sakit.

BAB IV KEBIJAKAN PERATURAN MANAJEMEN DI RUMAH

SAKIT MITRA KELUARGA KALIDERES

Dalam Bab ini menguraikan tentang proses pemberian

pelayanan pengobatan di rumah sakit mitra keluarga kalideres

dan pemberian sanksi terkait dengan rumah sakit yang

melakukan pelanggaran yang tidak sesuai dalam peraturan

perundang- undangan.

BAB V PENUTUP

Bab ini membahas mengenai kesimpulan yang merupakan hasil

dari pembahasan terhadap permasalahan penelitian dan

rekomendasi dari peneliti.

Page 22: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

13

BAB II

TINJAUAN UMUM PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER

RUMAH SAKIT AKIBAT KESALAHAN MANAJEMEN DI RUMAH

SAKIT MITRA KELUARGA KALIDERES

A. Kerangka Konseptual

Pengertian pertanggungjawaban adalah dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia pertanggungjawaban diartikan sebagai suatu perbuatan yang harus

dipertanggungjawabkan.1 Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

pada Pasal 1366 menyatakan bahwa setiap orang bertanggung jawab tidak saja

untuk kerugian yang disebabkan perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian

yang disebabkan kelalaian atau kurang hati-hati.

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata pada Pasal 1367 menyatakan

bahwa seorang tidak saja bertanggung jawab untuk kerugian yang disebabkan

perbuatannya sendiri, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan perbuatan

orang-orang yang menjadi tanggungannya atau disebabkan oleh barang-

barang yang berada dibawah pengawasannya.

Dalam tanggung jawab manajer rumah sakit secara hukum terhadap

kerugian yang dialami pasien di rumah sakit tersebut yang ditimbulkan atas

kelalaian atau kesengajaan yang dilakukan tenaga kesehatan di rumah sakit

harus bertanggungjawab dengan kerugian pasien dan dikenakan sanksi

hukum, karena menyebabkan pasien meninggal dunia.2

Pengertian manajer atau kepemimpinan adalah kemampuan untuk

mengarahkan dan menggerakan suatu perkumpulan orang atau kelompok

organisasi yang bergerak dibidangnya sesuai tugas dan kewajiban dari arahan

pimpinan kepada bawahannya untuk mencapai tujuan tertentu.3

Pengertian rumah sakit adalah sarana pelayanan kesehatan untuk

seseorang yang membutuhkan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat

1 https://kbbi.web.id/tanggung jawab diakses pada tanggal 14 februari 2019 Pukul 10.00 WIB

2 Cecep Triwibowo, Etika dan Hukum Kesehatan, (Yogyakarta : Nuha Medika, 2014), h. 231

3 Abi Sujak, Kepemimpinan Manajer Eksistensinya Dalam Perilaku Organisasi, (Jakarta :

CV Rajawali, 1990), h. 1

Page 23: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

14

yang sedang mengalami penderitaan sakit dan merupakan pelayanan publik

dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit.4

Pengertian kesalahan adalah seseorang yang berbuat salah yang tidak

sesuai dengan undang-undang. Kesalahan dibagi menjadi dua macam :

1. Kesalahan karna kesengajaan yang diakibatkan adanya unsur kesengaja

dalam perbuatan yang dilakukan pelaku tersebut dan menimbulkan

kerugian dan kematian bagi korban.

2. Kesalahan karna tidak disadari, dalam melakukan suatu perbuatan yang

tidak disadari dengan perbuatan yang dilakukan dan dilarang oleh hukum

yang menimbulkan kerugikan bagi seseorang dan mengakibatkan

kematian bagi korban dalam perbuatan pelaku yang menimbulkan suatu

yang dilarang hukum.5

Pengertian manajemen adalah suatu ilmu yang dimanfaatkan didalam jenis

organisasi untuk membantu manajer untuk menjalankan tugas dengan

mencapai tujuan yang sudah ditentukan.6 Ruang lingkup manajemen

kesehatan terdapat berbagai jenis bidang manajemen yang dikelola sesuai

dengan bidang kegiatan dan sumber daya yang dikelolanya.

Bidang kegiatan yang dikelola terdapat bidang yang mengurus personalia

(manajemen personalia), bidang keuangan (manajemen keuangan), bidang

logistik-obat dan peralatan (manajemen logistik), pelayanan kesehatan

(manajemen pelayanan kesehatan dan sistem informasi terkait rumah sakit).7

Pengertian malapraktik adalah dalam arti umum malapraktik merupakan

tindakan buruk yang tidak memenuhi kode etik profesi, akibat dari sikap tidak

perduli, kelalaian, kesengajaan, perbuatan yang tidak benar menjalankan

profesinya, kurangnya kemampuan dasar dalam melaksanakan tugas dan

menimbulkan kecacatan dan kematian bagi pasien dapat dilihat dari sudut

4 Sri Siswati, Etika dan Hukum Kesehatan dalam Persepektif Undang-Undang Kesehatan,

(Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2013), h. 79 5 Adami Chazawi, Malpraktik Kedokteran Tinjauan Norma Dan Doktrin Hukum, (Malang :

Bayumedia Publishing, 2007), h. 110 6 Gde Muninjaya, Manajemen Kesehatan, (Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC,

Cetakan Kedua, 2004), h. 44 7 Gde Muninjaya, Manajemen Kesehatan, ... h. 49

Page 24: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

15

pasien yang telah dirugikan dengan kesalahan dalam pemberian diagnosa,

tidak mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit, kesalahan selama

tindakan terhadap pasien dirawat di rumah sakit dan kesalahan sesudah

perawatan terhadap pasien untuk masa penyembuh penyembuhan.8

Pengertian sanksi adalah tindakan hukuman bagi seseorang yang

melanggar perbuatan yang sudah diatur didalam Undang-Undang.9

Pengertian korporasi menurut Wurjono Prodjodikoro yang dikutip oleh

Prof. Dr. Muladi, S.H., dan Prof. Dr. Dwijaya Priyatno, S.H., M.H., dalam

bukunya yang berjudul pertanggungjawaban pidana korporasi adalah suatu

perkumpulan orang yang merupakan badan hukum yang telah melakukan

kesalahan dalam pengelolaan untuk suatu kepentingan orang-orang yang

merupakan dari anggota korporasi tersebut yang mempunyai tugas untuk

menjalankan kepentingan dalam tugas masing-masing anggota kelompok

orang tersebut, misalnya rumah sakit yang terkatagorisasi sebagai badan

hukum.10

B. Kerangka Teori

Teori tanggung jawab hukum yang didasarkan kesalahan adalah tanggung

jawab atas perbuatan dari pelaku yang melakukan perbuatan melawan hukum

dengan kekeliruan ataupun kelalaian. Kelalaian merupakan suatu dasar

keadaan dimana si pelaku lengah melakukan perbuatannya, kurang hati-hati

dalam perbuatan pelaku, dan tidak menjalankan kwajiban atas dasar peraturan

yang ada didalam Undang-Undang yang mengatur.11

Dalam Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit

adalah institusi pelayanan kesehatan bagi seseorang yang sedang mengalami

penderitaan sakit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit

yang aman, bermutu serta terjangkau oleh masyarakat dalam kehidupan sosial

8 Sri Siswati, Etika dan Hukum Kesehatan dalam Persepektif Undang-Undang Kesehatan,

(Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2013), h. 125 9 https://kbbi.web.id/sanksi diakses pada tanggal 14 februari 2019 Pukul 13.02 WIB

10 Muladi dan Dwidja Priyatno, Pertanggungjawaban Pidana Korporasi, (Jakarta : Kencana

PrenadaMedia Group, 2010), h. 27 11

Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris,

(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2015), h. 212

Page 25: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

16

ekonomi masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Menurut Dr. Suparto Adikoesoemo yang dikutip oleh Henni Febriawati

dalam buku yang berjudul manajemen logistik farmasi rumah sakit ialah

rumah sakit merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang terdiri

dari beberapa tenaga kesehatan dan suatu sistem sosial yang merupakan

adanya objek manusia sebagai pasien yang membutuhkan pelayanan

kesehatan yang bermutu.12

Mengenai macam-macam jenis rumah sakit dapat dibedakan berdasarkan

jenis pelayanan kesehatan dalam rumah sakit tersebut yaitu rumah sakit

umum, rumah sakit khusus, dan rumah sakit jiwa.

Jenis rumah sakit umum adalah rumah rumah sakit menjalankan tugas

sesuai dengan peraturan undang-undang, rumah sakit umum merupakan yang

dapat menyelenggaran pelayanan kesehatan dasar sampai dengan memberikan

pelayanan kesehatan yang spesialis sesuai dengan penyakit yang diderita oleh

masyarakat.

Rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang dapat menjalankan tugas

sesuai dengan peraturan undang-undang yang berlaku dan rumah sakit khusus

dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sesuai jenis

penyakit tertentu sesuai dengan penyakit khusus yang diderita oleh

masyarakat misalnya sakit jantung, kanker, paru-paru, dan lain sebagainya

yang berkaitan dengan penyakit khusus yang diderita.13

Rumah sakit jiwa adalah rumah sakit yang mengkhususkan diri dalam

perawatan gangguan mental dari gangguan kejiwaan terhadap diri seseorang

yang memerlukan bantuan rutin, perawatan khusus dari lingkungan rumah

sakit yang merawat pasien yang mengalami gangguan kejiwaan.14

Pengelolaan rumah sakit dapat dibagi menjadi dua golongan :

12

Henni Febriawati, Manajemen Logistik Farmasi Rumah Sakit, (Yogyakarta : Gosyen

Publisying, 2013), h. 5 13

Henni Febriawati, Manajemen Logistik Farmasi Rumah Sakit, ... h. 7 14

https://kamuslengkap.com/kamus/kesehatan/arti-kata/rsj-rumah-sakit-jiwa diakses pada

tanggal 16 februari 2019 pukul 20.13 WIB

Page 26: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

17

a. Golongan pertama terkait dengan rumah sakit publik yaitu Rumah

sakit publik dapat dikelola oleh pemerintah, pemerintah daerah dan

badan hukum yang bersifat nirlaba. Arti kata nirlaba ialah tidak

mengutamakan untuk memperoleh keuntungan bagi rumah sakit yang

memberikan suatu pelayanan kesehatan bagi masyarakat.15

b. dan Golongan kedua terkait dengan rumah sakit privat ialah Rumah

Sakit Privat dapat dikelola oleh badan hukum yang berbentuk

perseroan terbatas, seperti rumah sakit milik yayasan, rumah sakit

milik perusahaan, rumah sakit milik penanaman modal (dalam negeri

maupun luar negeri).16

Rumah sakit mempunyai kewajiban untuk memberikan pelayanan

kesehatan bagi masyarakat yang mengalami penderitaan sakit, penderitaan

pada fisik maupun mental yang dialami seseorang yang sedang sakit. Menurut

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2018 Tentang Kewajiban

Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien yaitu :

1) Dalam kewajiban rumah sakit yaitu :

a. Setiap rumah sakit mempunyai kewajiban memberikan informasi yang

benar tentang pelayanan rumah sakit kepada masyarakat.

b. Rumah sakit berkewajiban memberikan pelayanan kesehatan yang aman,

bermutu, tanpa diskriminatif, dan efektif dengan mengutamakan kesehatan

pasien terlebih dahulu sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.

c. Mengutamakan pelayanan kesehatan bagi pasien gawat darurat sesuai

dengan kemampuan pelayanan di rumah sakit.

d. Rumah sakit berkewajiban menghormati dan melindungi hak pasien.

e. Menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak mampu atau

miskin.

f. Memberikan informasi yang jelas dan jujur mengenai hak dan kewajiban

pasien.

g. Melaksanakan etika rumah sakit.

15

https://www.kbbi.web.id/nirlaba diakses pada tanggal 16 februari 2019 Pukul 19.32 WIB 16

Henni Febriawati, Manajemen Logistik Farmasi Rumah Sakit, (Yogyakarta : Gosyen

Publisying, 2013), h. 6

Page 27: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

18

h. Mampu menyusun dan melaksanakan peraturan internal rumah sakit sesuai

dengan ketentuan peraturan undang-undang.

i. Kewajiban rumah sakit mampu melaksanakan fungsi sosial yang

dilaksanakan melalui memberikan pelayanan kesehatan bagi pasien yang

tidak mampu, menyediakan ambulan gratis, dan melakukan pelayanan

kesehatan tanpa meminta uang muka.

Rumah sakit mempunyai manajemen kepimpinan dalam rumah sakit yang

bertugas melakukan pengelolaan terhadap sistem peraturan di rumah sakit

tersebut, beberapa penjelasan mengenai manajemen kepemimpinan dalam

rumah sakit yaitu :

Penjelasan pengertian dari manajemen kepemimpinan adalah seseorang

yang melaksanakan tugas dalam bentuk kepemimpinan yang menggunakan

seluruh peraturan yang dimiliki untuk melaksanakan kepemimpinan yang

selalu mengedepankan konsep dan aturan yang berlaku dalam ilmu

manajemen kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan suatu ilmu yang dapat

mengarahkan, mempengaruhi, dan mengawasi orang lain untuk melaksanakan

kewajiban tugas sesuai dengan perintah yang direncanakan dari peraturan

kepemimpinan.17

Mengenai pengertian dari kepemimpinan dapat dikemukakan oleh

beberapa pendapat ahli :

1) Menurut Stephen P. Robbins yang dikutip oleh Irham Fahmi dalam buku

yang berjudul Manajemen Kepemimpinan Teori dan Aplikasi yaitu

kepemimpinan merupakan suatu peraturan yang mengarahkan kelompok

orang demi mencapai suatu tujuan.

2) Menurut Richad L.Daft yang dikutip oleh Irham Fahmi dalam buku yang

berjudul Manajemen Kepemimpinan Teori dan Aplikasi mengatakan

bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang yang dapat

mengarahkan kelompok orang atau organisasi yang mampu mengarahkan

17

Irham Fahmi, Manajemen Kepemimpinan Teori dan Aplikasi, (Bandung : Alfabeta, 2013),

h. 2

Page 28: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

19

tujuan untuk pencapaian hasil yang maksimal.18

Perbedaan pemimpin

dengan kepemimpinan ialah :

a. Pemimpin ialah orang yang memimpin kelompok orang atau organisasi

maupun keluarga.

b. Kepemimpinan merupakan bentuk dari pemimpin yang dapat melakukan

pengelolaan, mengendalikan, memimpin, memberikan aturan kepada

orang lain yang bertujuan untuk mencapai tujuan dengan hasil yang

maksimal yang telah ditentukan sebelumnya.19

Dalam pengertian manajemen kesehatan menurut Notoatmojo yang

dikutip oleh Henni Febriawati dalam buku yang berjudul Manajemen Logistik

Farmasi Rumah sakit mengatakan bahwa pengertian dari manajemen kesehatan

ialah suatu kegiatan yang mengatur para petugas kesehatan dalam proses untuk

melakukan peningkatan kesehatan masyarakat melalui pelayanan kesehatan

dalam penerapan aturan undang-undang rumah sakit.

Ruang lingkup manajemen kesehatan untuk menjalankan proses kegiatan

berkaitan dengan upaya manajemen sumber daya manusia, manajemen

keuangan, manajemen logistik (mengurusi obat dan peralatan kesehatan di

rumah sakit), dan manajemen pelayanan kesehatan dan sistem informasi

manajemen (mengurus dan mengatur terkait pelayanan kesehatan di rumah

sakit).20

Berdasarkan peraturan manajemen harus sesuai dengan Peraturan

Undang-Undang yang berlaku, peraturan manajemen tidak sesuai dengan

Undang-Undang maka bisa dikatakan sebagai malapraktik manajemen. Arti

kata dari malapraktik manajemen dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

Malapraktik merupakan tindakan yang tidak tepat, kelalaian, tidak mempunyai

rasa perduli yang menyebabkan seseorang meninggal dunia, kurangnya

18

Irham Fahmi, Manajemen Kepemimpinan Teori dan Aplikasi, ... h. 15 19

https://www.kajianpustaka.com/2012/11/pemimpin-dan-kepemimpinan.html diakses pada

tanggal 17 februari 2019 pukul 14.42 WIB 20

Henni Febriawati, Manajemen Logistik Farmasi Rumah Sakit, (Yogyakarta : Gosyen

Publisying, 2013), h. 22

Page 29: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

20

kemampuan dasar dalam melaksanakan profesi sehingga melanggar peraturan

peraturan undang-undang dan kode etik.21

Manajemen merupakan pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya

perusahaan atau organisasi.22

Malapraktik manajemen adalah suatu tindakan

manajemen untuk membuat kebijakan peraturan di rumah sakit kepada

manajer tidak sesuai dengan peraturan undang-undang atau bertentangan

dengan peraturan undang-undang. Ada beberapa macam mengenai malapraktik

yang terjadi di rumah sakit yaitu :

Yang pertama, malapraktik etik adalah suatu tindakan dokter yang

bertentangan dengan etika kedokteran. Contoh kurangnya komunikasi antara

dokter dengan pasien mengenai kesalahan dalam memberikan resep obat

sehingga menimbulkan malapraktik yang menyebabkan pasien meninggal

dunia atau mengalami sakit yang semakin parah, dikarenakan salah

memberikan resep obat kepada pasien sehingga bertentang dengan peraturan

undang-undang.

Yang kedua, malapraktik administrasi, mengenai dengan malapraktik

administrasi adalah terjadi dengan tenaga kesehatan dalam melakukan

pelanggaran terhadap hukum administrasi. Contoh ada seorang pasien yang

diminta membayar uang pelayanan rumah sakit untuk fasilitas kesehatan

dengan pembayaran tagihan berulang, tidak membuat rekam medis, dan tidak

izin kepada pihak yang berwenang untuk membuka praktik kedokteran

sehingga bertentangan dengan Peraturan Undang-Undang.23

Pelanggaran

hukum administrasi adalah sebagai jalan menuju malapraktik yang merupakan

aspek hukum administrasi yang akan dikenakan sanksi administrasi.

Sanksi administrasi yang diberikan dapat berupa pencabutan izin dalam

standar operasional rumah sakit maupun standar operasional profesi di rumah

sakit dan denda administrasi. Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009

Tentang Kesehatan pada Pasal 188 Ayat (1) menjelaskan bahwa Menteri dapat

mengambil tindakan administrasi terhadap tenaga kesehatan dan fasilitas

21

https://kbbi.web.id/malapraktik diakses pada tanggal 17 februari 2019 Pukul 18.35 WIB 22

https://kbbi.web.id/manajemen diakses pada tanggal 17 februari 2019 Pukul 18.42 WIB 23

Muhamad Sadi Is, Etika Hukum Kesehatan Teori dan Aplikasinya Di Indonesia, (Jakarta :

Kencana Prenadamedia Group, 2015), h. 64

Page 30: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

21

pelayanan kesehatan yang melanggar ketentuan sebagaimana yang sudah diatur

dalam undang-undang ini. Dalam tindakan administrasi sebagaimana dimaksud

pada Ayat (1) dapat berupa peringatan secara tertulis dan pencabutan izin

sementara atau izin tetap.

Pencabutan izin biasanya yang telah menyalahgunakan wewenang, gagal

mempertahankan pendidikan dan keterampilan dalam tenaga kesehatan di

rumah sakit dan melakukan tindakan tidak profesional dalam kode etik profesi

yang telah terdapat dalam masing-masing profesi yang ada di rumah sakit.

Pencabutan izin ditetapkan dalam bentuk pelanggaran yang sudah diatur di

dalam peraturan undang-undang dan tidak menerapkan peraturan tersebut

sehingga terjadi pelanggaran malapraktik administrasi.24

Pengertian sanksi adalah hukuman bagi seseorang yang melanggar

peraturan perundang-undangan. Contoh adanya sanksi bagi rumah sakit yang

melakukan malapraktik terdapat dalam Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009

Tentang Rumah Sakit yang membiarkan orang lain sakit berat hingga orang

tersebut meninggal dunia tanpa mendapatkan perawatan yang layak di rumah

sakit bisa dikenakan sanksi pidana.

Berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 4 Tahun 2018 Tentang Kewajiban Rumah Sakit dan

Kewajiban Pasien, terdapat sanksi administrasi bagi rumah sakit yang tidak

sesuai dengan peraturan undang-undang. Sanksi administrasi yang berupa

sanksi administrasi ringan, sanksi administrasi sedang, dan sanksi administrasi

berat.

Sanksi administrasi ringan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan

dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2018

Tentang Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien, Rumah Sakit yang

mengakibatkan menurunkan kualitas pelayanan di rumah sakit. Sanksi

administrasi ringan berupa tegusan lisan dan/atau teguran tertulis yang

diberikan oleh dinas kesehatan yang telah terdapat pelanggaran ditemukan.

24

Cecep Triwibowo, Etika dan Hukum Kesehatan, (Yogyakarta : Nuha Medika, 2014), h.

264

Page 31: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

22

Sanksi administrasi sedang berupa pemberhentian sementara sebagian kegiatan

di rumah sakit.

Pemberhentian sementara kegiatan diberikan oleh Pemerintah daerah

kabupaten/kota, pemerintah daerah provinsi, dan menteri yang dapat

memberikan izin operasional rumah sakit sesuai dengan kewenangan masing-

masing, pemberhentian sementara hanya bertujuan untuk rumah sakit

melakukan suatu perbaikan dalam pemberian pelayanan kesehatan. Sedangkan

sanksi administrasi berat adalah pencabutan izin operasional rumah sakit dan

tidak boleh melakukan operasional kembali.

Korporasi adalah badan hukum yang beranggota dalam menjalankan

peran tugas dan kewajiban sendiri yang terpisah dari tugas dan kewajiban

anggota masing-masing dalam melaksanakan kewajiban untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan.25

Teori pidana korporasi adalah tindakan atau tidak

berbuat dalam perkumpulan pengelolaan yang mempunyai kekuasaan untuk

keuntungan badan hukum dari perkumpulan pengelolaan tersebut yang tidak

sesuai dengan aturan undang-undang dapat dikenakan sanksi pidana bagi yang

melanggar.26

C. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu

Beberapa perbedaan mengenai skripsi lain dengan skripsi peneliti untuk

menghindari kesamaan dengan skripsi lain, maka peneliti mereview dari

beberapa skripsi terdahulu yang sudah pernah diteliti sebelumnya yang pernah

mengenai permasalahan dalam pembahasan Pengendalian Sistem Pelayanan

Kesehatan Di Rumah Sakit Islam Klaten, penulis Ferysa Rochmaningtyas

(03240021), Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta tahun 2010 membahas mengenai fungsi utama manajemen rumah

sakit untuk mencapai dan mempertahankan suatu kondisi tertentu yang

diharapkan masyarakat dalam memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu

di rumah sakit.

25

Mahrus Ali, Asas-Asas Hukum Pidana Korporasi, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada,

2013), h. 2 26 Munir Fuady, Teori-Teori Besar (Grand Theory) Dalam Hukum, (Jakarta : Kencana

Prenadamedia Group, 2013), h. 195

Page 32: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

23

Persamaan dalam skripsi penulis dengan skripsi peneliti terkait

membahas sistem kinerja tenaga kesehatan dalam menjalankan profesi untuk

memberikan pelayanan kesehatan di rumah sakit tanpa diskriminatif.

Perbedaan skripsi ini dengan skripsi peneliti ialah mengenai pembahasan

dalam pengendalian peraturan manajemen untuk bisa memberikan pelayanan

kesehatan yang bermutu kepada masyarakat sedangkan skripsi peneliti

membahas persoalan kasus pasien gawat darurat diminta uang muka untuk

mendapatkan fasilitas ruangan khusus pasien di rumah sakit tersebut mengenai

dengan peraturan manajemen di rumah sakit tersebut yang tidak sesuai dengan

peraturan undang-undang tentang rumah sakit dan peraturan undang-undang

kesehatan.27

Dalam penelitian Ferysa Rochmaningtyas (03240021), Fakultas Dakwah

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2010

menggunakan metode penelitian kualitatif, untuk mengahasilkan data

deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan Teknik wawancara,

observasi dan dokumentasi. Perumusan masalah dari skripsi penulis

membahas mengenai “Bagaimanakah pengendalian sistem pelayanan

kesehatan yang dilakukan oleh rumah sakit kelaten yang meliputi aktifitas

mendesain sistem umpan balik informasi, menentukan apakah terjadi

penyimpangan, melakukan perbaikan yang diperlukan dan membandingkan

prestasi yang sesungguhnya dengan standar prestasi?”.

Perumusan masalah peneliti lebih memfokuskan terkait pertanyaan

penelitian sebagai berikut :

1) Apakah proses pemberian pelayanan pengobatan di rumah sakit mitra

keluarga kalideres sesuai dengan undang-undang ?

2) Sanksi apa yang diberikan oleh pihak yang berwenang kepada rumah

sakit mitra keluarga kalideres dalam melakukan malapraktik

manajemen ?

27

Ferysa Rochmaningtyas, Pengendalian Sistem Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Islam

Klaten, (Yogyakarta : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2010), h. 2

Page 33: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

24

Mengenai pembahasan skripsi yang kedua ialah dalam permasalahan

hukum yang berjudul Pertanggungjawaban Pidana Rumah Sakit Dan

Dokter Atas Meninggalnya Pasien Yang Ditelantarkan Rumah Sakit,

Penulis Teddy Irawan Saputra (14410604), Fakultas Hukum Universitas Islam

Indonesia Yogyakarta Tahun 2018.

Persamaan mengenai skripsi ini dengan skripsi peneliti membahas

permasalahan hukum terkait dengan penelantaran pasien yang diminta uang

muka terlebih dahulu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

Perbedaan skripsi ini dengan skripsi peneliti ialah skripsi ini membahas

persoalan hukum positif dan hukum islam yang dikaitkan dengan

pertanggungjawaban dokter akibat melakukan penelantaran kepada pasien di

rumah sakit. Metode penelitian hukum menggunakan penelitian hukum

normatif yang didukung oleh data empiris. Teknik pengumpulan data

menggunakan teknik wawancara dan studi kepustakaan.

Dalam Metode pendekatan skripsi Teddy Irawan Saputra (14410604)

Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Tahun 2018,

menggunakan metode pendekatan konseptual dan pendekatan yuridis-normatif

dengan peraturan undang-undang dan norma hukum. Perumusan masalah

skripsi ini membahas mengenai :

a. Apakah rumah sakit dapat diminta pertanggungjawaban pidana atas

tindakan menelantarkan pasien yang dilakukan di rumah sakit ?

b. Bagaimana tanggung jawab pidana dokter terhadap pasien yang

ditelantarkan oleh rumah sakit ?

Sedangkan skripsi peneliti lebih memfokuskan kepada peraturan

manajemen di rumah sakit mitra keluarga kalideres yang mendahulukan uang

muka dari pada keselamatan nyawa pasien dan tidak sesuai dengan Undang-

Undang Tentang Rumah Sakit dan Undang-Undang Tentang Kesehatan.28

28

Teddy Irawan Saputra, Pertanggungjawaban Pidana Rumah Sakit Dan Dokter Atas

Meninggalnya Pasien Yang Ditelantarkan Rumah Sakit, (Yogyakarta : Universitas Islam

Indonesia Yogyakarta, 2018), h. 12

Page 34: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

25

Perumusan masalah peneliti lebih memfokuskan terkait dengan

pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1) Apakah proses pemberian pelayanan pengobatan di rumah sakit mitra

keluarga kalideres sesuai dengan undang-undang ?

2) Sanksi apa yang diberikan oleh pihak yang berwenang kepada rumah

sakit mitra keluarga kalideres dalam melakukan malapraktik

manajemen ?

Yang ketiga peneliti mengambil sumber referensi melalui jurnal nasional

yang membahas mengenai permasalahan hukum yang berjudul Penolakan

Pelayanan Medis Oleh Rumah Sakit Terhadap Pasien Yang

Membutuhkan Perawatan Darurat, penulis Cahyo Agi Wibowo, Hari

Wahyudi, dan Sudarto, Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah

Surabaya Tahun 2017. Permasalahan hukum mengenai pasien gawat darurat

yang ditolak di rumah sakit saat datang ke rumah sakit tersebut untuk

membutuhkan perawatan medis, yang diakibatkan tidak ada kamar kosong

untuk pasien tersebut dan rumah sakit tidak membantu melakukan rujukan

rumah sakit lain untuk pasien gawat darurat tersebut.

Persamaan jurnal nasional dengan skripsi peneliti membahas mengenai

pasien gawat darurat yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan dengan

baik. Perbedaan jurnal nasional ini dengan skripsi peneliti ialah jurnal ini lebih

memfokuskan pelanggaran rumah sakit yang tidak membantu memberikan

kamar kosong untuk pasien gawat darurat tersebut untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan, dan skripsi peneliti memfokuskan kebijakan peraturan

manajemen di rumah sakit mitra keluarga kalideres yang lebih mendahulukan

uang muka untuk mendapatkan fasilitas ruangan perawatan pelayanan

kesehatan terhadap pasien gawat darurat.29

Yang keempat peneliti mengambil sumber referensi dari buku yang

berjudul Etika Hukum Kesehatan Teori dan Aplikasinya Di Indonesia

yang dikutip oleh Muhamad Sadi Is, S.HI., M.H pada Tahun 2015 mengenai

29

Cahyo Agi Wibowo, Hari Wahyudi, Sudarto, Penolakan Pelayanan Medis Oleh Rumah

Sakit Terhadap Pasien Yang Membutuhkan Perawatan Darurat, (Jurnal Nasional : Surabaya

Universitas Muhammadiyah Surabaya), Vol. 1, No. 1, April 2017

Page 35: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

26

persoalan hukum kesehatan di indonesia dengan menjelaskan terkait definisi

hukum kesehatan, upaya hukum kesehatan, dan membahas pertimbangan

undang-undang mengenai hukum kesehatan.

Persamaan membahas mengenai hukum kesehatan dalam memberikan

pelayanan kesehatan tanpa diskriminasi. Perbedaan buku ini dengan skripsi

peneliti ialah dalam buku ini hanya membahas tentang hukum kesehatan dan

skripsi peneliti lebih memfokuskan terakait permasalahan hukum kesehatan

dengan adanya peraturan dari manajemen rumah sakit yang mendahulukan

uang muka dari pada pelayanan kesehatan untuk darurat.30

30

Muhamad Sadi Is, Etika Hukum Kesehatan Teori dan Aplikasinya Di Indonesia, (Jakarta :

Kencana Prenadamedia Group, 2015), h. 2

Page 36: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

27

BAB III

TINJAUAN UMUM TENTANG PERATURAN MANAJEMEN

DI RUMAH SAKIT MITRA KELUARGA KALIDERES

A. Posisi Kasus Meninggalnya Pasien Bayi Tiara Deborah Simanjorang Di

Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres

Kasus meninggalnya bayi Tiara Deborah Simanjorang berumur 4 (empat)

bulan putri ke-lima dari pasangan Henny Silalahi dan Rudianto Simanjorang yang

datang ke instalasi gawat darurat (IGD) di rumah sakit mitra keluarga kalideres

dalam keadaan tidak sadar dan kondisi tubuh tampak membiru. Tiara Deborah

Simanjorang meninggal dunia di rumah sakit mitra keluarga kalideres,

diakibatkan kurangnya pelayanan kesehatan bagi pasien.

Tiara Deborah Simanjorang sudah seminggu terserang flu yang disertai

dengan batuk. Ibunya membawa ke RSUD Cengkareng untuk melakukan

pemeriksaan terhadap anaknya. Dokter memberikan obat untuk mengobati pilek

bayi Tiara Deborah Simanjorang. Kondisi bayi tersebut semakin memburuk pada

hari sabtu tanggal 2 bulan september tahun 2017 malam. Bayi tiara terus

mengeluarkan keringat dan mengalami sesak nafas yang dikutip dari sumber

website http://medan.tribunnews.com pada hari minggu tanggal 10 september

2017 pukul 15:48 WIB.

Orang tuanya membawa ke rumah sakit mitra keluarga kalideres dengan

menggunakan sepeda motor menuju rumah sakit. Tiba di rumah sakit, Dokter

langsung melakukan pertolongan pertama dengan penyedotan lendir.

Memperhatikan kondisi bayi Tiara Deborah Simanjorang yang menurun, dokter

menyarankan untuk segera dirawat di ruang pediatric intensive care unit (PICU).

Dokter menyarankan kedua orang tua bayi tersebut untuk segera mengurus

administrasi untuk putrinya segera mendapatkan pertolongan intensif. Karena

rumah sakit tersebut tidak melayani pasien BPJS, maka orang tua bayi tersebut

diwajibkan untuk membayar uang muka untuk pelayanan di rumah sakit sebesar

Rp. 19.800.000.00- (sembilan belas juta delapan ratus ribu rupiah).

Page 37: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

28

Orang tua bayi tersebut hanya memiliki uang sebesar Rp. 5.000.000.00-

(lima juta rupiah) dan menyerahkan uang kebagian administrasi untuk

mendapatkan pelayanan intensif di rumah sakit mitra keluarga kalideres. Namun

ternyata uang tersebut ditolak meski Orang Tua Tiara Deborah Simanjorang

berjanji akan segera melunasinya. Pihak rumah sakit mitra keluarga kalideres

menolak pembayaran dan rumah sakit sempat merujuk bayi Tiara Deborah

Simanjorang untuk segera dirawat di rumah sakit lain yang memiliki instalasi

pediatric intensive care unit (PICU) dan menerima layanan BPJS.

Pihak rumah sakit mitra keluarga kalideres menelpon beberapa rumah

sakit, Orang Tua bayi Tiara Deborah Simanjorang tidak juga mendapatkan

ruangan pediatric intensive care unit (PICU) kosong untuk merawat putrinya.

Sehingga kondisi bayi Tiara Deborah Simanjorang terus menurun hingga akhirnya

dokter menyatakan putri dari Rudianto dan Henny tersebut meninggal dunia.1

B. Penerapan Undang-Undang Kesehatan dan Undang-Undang Rumah Sakit

Mengenai Sistem Peraturan Di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres

Penerapan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

yaitu menjelaskan terkait kewajiban pemerintah dan juga semua anggota

masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan. Dalam Undang-Undang

Tentang Kesehatan ini dijelaskan bahwa setiap orang berhak atas kesehatan.

Setiap orang dapat meningkatkan kesehatan yang layak dalam kehidupan sehari-

hari. Kesehatan merupakan tulang punggung kehidupan perorangan, keluarga,

masyarakat dan bangsa yang perlu dijaga dan ditingkatkan dalam kesehatan

masing-masing.

Dalam Penerapan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang

Rumah Sakit menjelaskan terkait tanggung jawab rumah sakit terhadap fasilitas

dan pelayanan kesehatan maupun terkait dengan peralatan pada kesehatan di

rumah sakit. Rumah sakit merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan dari

1 Fahrizal Fahmi Daulay, tribunnews.com, diakses

http://medan.tribunnews.com/2017/09/10/kronologi-bayi-debora-meninggal-dan-parahnya-

pelayanan-rumah-sakit-tempat-dirawat diakses pada tanggal 18 maret 2019 pukul 12.45 WIB

Page 38: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

29

bagian sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam menunjang

penyelenggaraan pada upaya kesehatan.

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan disusun

berbagai kebijakan dan langkah-langkah untuk meningkatkan mutu kesehatan

seseorang tanpa diskrimanatif terhadap seseorang yang memerlukan dan

meningkatkan kesehatan dalam membutuhkan pelayanan kesehatan di rumah

sakit. Secara umum peraturan undang-undang tentang kesehatan dalam pemberian

kesehatan terhadap masyarakat memenuhi unsur didalam undang-undang tentang

kesehatan yang mampu menerapkan sebagai berikut :

1. Meningkatkan penyelenggarakan dalam pembangunan kesehatan dalam

meningkatkan upaya kesehatan dan sumber daya manusia untuk

mensejahterakan mutu kesehatan perorangan maupun masyarakat luas.

2. Dapat menjangkau kesehatan dalam unsur anti diskrimasi dan mampu

memberikan pelayanan kesehatan yang baik serta terjangkau untuk

masyarakat publik yang membutuhkan pelayanan kesehatan.

3. dan Dapat memberikan kepastian dan perlindungan hukum terhadap

pemberi dan penerima jasa pelayanan kesehatan untuk publik, serta

mampu meningkatkan fasilitas pelayanan kesehatan di rumah sakit.2

Secara keseluruhan Penerapan Undang-Undang Tentang Kesehatan

bertujuan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal bagi setiap orang

melalui pembangunan kesehatan, yaitu dengan meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat. Pelayanan kesehatan di rumah sakit

mempunyai peran khusus untuk meningkatkan mutu kesehatan seluruh

masyarakat, untuk menjadikan kesehatan hidup yang lebih baik. Dengan adanya

pelayanan kesehatan di rumah sakit tanpa diskriminatif terhadap masyarakat yang

tidak mampu untuk melakukan pengobatan dan menjadikan pelayanan kesehatan

untuk menerapkan undang-undang tentang kesehatan di rumah sakit yang bermutu

tanpa diskriminatif.

2 M. Jusuf Hanafiah dan Amri Amir, Etika kedokteran dan Hukum Kesehatan , (Jakarta :

Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2017), h. 32

Page 39: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

30

Upaya kesehatan didalam rumah menjadi acuan bagian terpenting dalam

meningkatkan derajat kesehatan perorangan maupun masyarakat yang

dilaksanakan secara terpadu, terintegritas, dan berkesinambungan yang telah di

atur didalam Undang-Undang Tentang Kesehatan, dalam upaya meningkatkan

kesehatan perlu adanya yang dilakukan dalam Undang-Undang Tentang

Kesehatan yang dapat meningkatkan upaya kesehatan seperti :

a) Pelayanan kesehatan di rumah sakit untuk publik.

b) Peningkatan kesehatan dan pemulihan penyakit yang diderita oleh

seseorang.

c) Dapat menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan kembali.

d) Pelayanan kesehatan bencana terhadap orang membutuhkannya.

e) Penanggulangan gangguan pada penglihatan dan pendengaran.

f) Pengamanan dan penggunaan kesediaan farmasi dan alat kesehatan di

rumah sakit yang bermutu.

g) dan Dapat meningkatkan fasilitas dan pelayanan kesehatan yang anti

diskriminasi terhadap orang yang tidak mampu dalam menginginkan

pelayanan kesehatan di rumah sakit yang bermutu.3

Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit

menjelaskan terkait tanggung jawab rumah sakit terhadap fasilitas dan pelayanan

kesehatan maupun terkait dengan peralatan pada kesehatan di rumah sakit. Rumah

sakit wajib memberikan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan dari bagian

sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam menunjang

penyelenggaraan pada upaya kesehatan untuk masyarakat.

Penyelenggaraan pada pelayanan kesehatan mempunyai karakteristik dan

organisasi yang sangat kompleks yang tergambar dari adanya berbagai jenis

tenaga kesehatan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit yang

sangat penting dalam menyelenggarakan mutu pelayanan dalam usaha

penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan, dan meningkatkan taraf

kesejahteraan masyarakat. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang

Rumah Sakit, menjadi dukungan bagi peraturan dalam penerapan peraturan di

3 M. Jusuf Hanafiah dan Amri Amir, Etika kedokteran dan Hukum Kesehatan , ... h. 34

Page 40: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

31

rumah sakit yang dapat melindungi masyarakat melalui adanya kepastian dan

perlindungan hukum bagi penerima maupun penyediaan dan pengelola pelayanan

kesehatan di setiap rumah sakit.

Kegiatan yang dioprasionalkan didalam rumah sakit dalam memberikan

suatu penerapan pelayanan kesehatan yang menjadikan dasar memberikan

pelayanan kesehatan yang baik berdasarkan pada nilai kemanusiaan, etika dan

profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak, pemerataan, perlindungan

terhadap keselamatan nyawa pasien, mempunyai fungsi sosial, dan dalam

pengaturan penyelenggaraan di rumah sakit juga bertujuan untuk meningkatkan

dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit dan adanya kepastian

dan/atau perlindungan hukum bagi masyarakat.4

C. Etika Hukum Kesehatan Di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres

1. Kode Etik Profesi

Kode etik menerapkan unsur seseorang yang mempunyai profesi harus

bertanggungjawab pada manusia dan menghargai kepercayaan serta nilai individu.

Menurut Bertens yang dikutip oleh Muhamad Sadi Is dalam bukunya yang

berjudul Etika Hukum Kesehatan Teori dan Aplikasinya Di indonesia

menjelaskan bahwa kode etik profesi merupakan norma yang berlaku dan

ditetapkan oleh kelompok orang yang mempunyai suatu profesi yang harus

mengarahkan atau memberi petunjuk kepada anggotanya untuk menerapkan

norma yang baik sekaligus menjamin mutu moral profesi kepada masyarakat.

Kode etik profesi diterapkan dari adanya etika terapan yang dihasilkan

oleh penerapan pemikiran etis atas suatu profesi. Kode etik profesi merupakan

hasil dari pengaturan diri profesi yang bersangkutan dan perwujudan nilai moral

yang hakiki atas berdasarkan tingkah laku dari orang yang mempunyai suatu

profesi. Kode etik merupakan hasil pengaturan diri profesi yang bersangkutan,

sehingga mampu memberikan nilai moral yang baik yang ada didalam diri orang

tersebut, kode etik profesi dapat dipegang oleh orang yang mempunyai suatu

4 M. Jusuf Hanafiah dan Amri Amir, Etika kedokteran dan Hukum Kesehatan , (Jakarta :

Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2017), h. 47

Page 41: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

32

profesi yang hanya berlaku efektif apabila mampu memberikan nilai-nilai yang

hidup dalam lingkungan profesi itu sendiri.5

Tujuan dan fungsi dari kode etik profesi secara umum dapat dijelaskan

bahwa setiap profesi menempatkan ahli yang bersangkutan untuk suatu keadaan

yang sangat penting, maka dari itu kode etik profesi mempunyai tujuan dalam

kode etik profesi seperti :

a. Mampu menjungjung tinggi harkat dan martabat dari suatu profesi itu sendiri.

b. Menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota profesi.

c. Meningkatkan kerja atau pengabdian untuk meningkatkan mutu profesi.

d. Mempunyai organisasi yang kuat dan terjalin erat untuk meningkatkan mutu

organisasi dalam suatu profesi tersebut.6

Kode etik profesi harus dirumuskan sebagai sarana kontrol sosial, sebagai

pencegah campur tangan dari pihak lain, dan sebagai pencegah kesalah pahaman

dan konflik. Kode etik profesi mempunyai fungsi sebagai acuan kontrol moral

atau pengawasan dari perilaku yang sanksinya lebih dikonsentrasikan secara

psikologis dan kelembagaan. Pelaku profesi yang melanggar ketentuan yang

sudan diatur didalam Undang-Undang yang berlaku dapat bertanggungjawab

secara moral terhadap etik profesinya.

Oleh karena itu, dengan adanya nilai-nilai yang terkandung didalam kode

etik profesi dituntut untuk melaksanakan pelayanan profesi yang baik dan

bermutu untuk masyarakat dengan mempunyai sikap etis yang baik dari etika

seseorang yang berprofesi. Kode etik profesi terbentuknya dengan intergritas

moral yang kuat didalam pengembangan profesi. Dalam kode etik profesi menjadi

acuan supaya anggota profesi tetap bermartabat dan bertanggungjawab dari

profesi nya yang dijalanakan dengan adanya nilai norma dan moral yang

terkandung didalam diri seorang profesi.7

5 Muhamad Sadi Is, Etika Hukum Kesehatan Teori dan Aplikasinya Di Indonesia, (Jakarta :

Kencana Prenadamedia Group, 2015), h. 138 6 Muhamad Sadi Is, Etika Hukum Kesehatan Teori, ... h. 140

7 Muhamad Sadi , Etika Hukum Kesehatan Teori dan Aplikasinya Di Indonesia, ... h. 142

Page 42: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

33

2. Kode Etik Rumah Sakit

Perhimpunan rumah sakit seluruh indonesia (PERSI) yang telah menyusun

kode etik rumah sakit indonesia (KODERSI), yang memuat atas adanya nilai-nilai

dan norma-norma perumasakitan indonesia untuk dijadikan dasar pedoman

perumasakitan indonesia.8 Pasal yang terdapat dalam kode etik rumah sakit

indonesia (KODERSI) ada beberapa Bab-bab yang mengenai kode etik rumah

sakit indonesia terdapat Bab-bab dalam kode etik rumah sakit indonesia

(KODERSI) tahun 2000 mengenai :

a. Bab I mengenai kewajiban umum rumah sakit.

b. Bab II mengenai kewajiban rumah sakit terhadap masyarakat dan

lingkungan.

c. Bab III mengenai rumah sakit terhadap pasien.

d. Bab IV mengenai kewajiban rumah sakit terhadap pimpinan, staf, dan

karyawan.

e. Bab V mengenai hubungan rumah sakit dengan lembaga terkait.

f. Bab VI menjelaskan mengenai rumah sakit dalam melaku promosi

pemasaran harus bersifat informatif, tidak komparatif, berpijak pada dasar

yang nyata, tidak berlebihan, dan berdasarkan kode etik rumah sakit

indonesia.9

Nilai-nilai yang terkandung dalam kode etik rumah sakit indonesia

(KODERSI) ini merupakan nilai-nilai dan norma-norma dasar dalam

perumasakitan yang menjadi pedoman untuk memberikan suatu pelayanan

kesehatan oleh rumah sakit sesuai dengan kaidah-kaidah hukum dalam bidang

perumasakitan, seperti sesuai dengan peraturan perundang-undangan, hukum dan

sebagainya dalam memberikan pelayanan kesehatan yang baik, bermutu dan

profesional yang telah diatur didalam undang-undang.

8 M. Jusuf Hanafiah dan Amri Amir, Etika kedokteran dan Hukum Kesehatan , (Jakarta :

Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2017), h. 191

Page 43: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

34

D. Pertanggungjawaban Rumah Sakit Terhadap Pasien Di Rumah Sakit Mitra

Keluarga Kalideres

Pengertian tanggung jawab ialah merupakan adanya unsur kecakapan,

beban kewajiban dan perbuatan yang dilakukan. Seseorang yang dikatakan cakap

ialah sudah dewasa, sehat pikiran dan mempunyai rasa tanggung jawab dalam

suatu perbuatan yang dilakukan. Tanggung jawab adanya unsur kewajiban, yang

mengandung makna sesuatu yang harus dilakukan, tidak boleh tidak dilaksanakan

dengan adanya beban kewajiban dalam kehidupan. Sifat dari kewajiban harus

adanya keharusan yang harus dilaksanakan dengan baik dan benar.

Dalam penyelenggaraan manajemen kesehatan di rumah sakit terhadap

pengelolaan yang berkaitan dengan adanya unsur yang mengandung unsur

tanggung jawab. Tanggung jawab yang dilakukan manajemen rumah sakit

terhadap pengelolaan rumah sakit yang berkaitan dengan personalia, pengelolaan

dengan pelaksanaan tugas, dan pengelolaan yang berkaitan dengan tenaga

kesehatan di rumah sakit. Oleh karena itu, penyelenggaraan rumah sakit terhadap

adanya kegiatan yang dilakukan oleh pengelola harus bertanggung jawab dengan

tugas nya masing-masing. Penyelenggaraan pengelolaan atau manajemen di

rumah sakit, harus mementingkan mutu kesehatan dalam memberikan suatu

pelayanan di rumah sakit sesuai dengan peraturan undang-undang.10

Tanggung jawab publik rumah sakit sebagai penyelenggaraan pelayanan

publik diatur dalam ketentuan pasal 15 undang-undang nomor 25 tahun 2009

tentang pelayanan publik yaitu mengatur tentang tujuan pelaksanaan pelayanan

publik antara lain :

1. Terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung

jawab, kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan

penyelenggaraan pelayanan publik.

2. Terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak sesuai

dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik.

10

Setya Wahyudi, Tanggung Jawab Rumah Sakit Terhadap Kerugian Akibat Kelalaian

Tenanga Kesehatan Dan Implikasinya, Jurnal Dinamika Hukum, Volume. 11 Nomor 3 September

2011 : 505, h. 7

Page 44: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

35

3. Terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan peraturan

undang-undang yang telah ditetapkan dan harus dilaksanakan.

4. Terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam

penyelenggaraan pelayanan publik.

Penyelenggaraan pelayanan publik berasaskan kepastian hukum,

kesamaan hak, keseimbangan hak dan kewajiban, keprofesionalan, partisipatif,

persamaan perilaku atau tanpa diskriminatif, keterbukaan, akuntabilitas, fasilitas

dan perlakuan khusus bagi kelompok yang rentan, ketepatan waktu pelayanan

publik, dan kecepatan, kemudahan dan terjangkau dalam memberikan pelayanan

publik yang baik.11

Berdasarkan dengan Undang-Undang Tentang Rumah Sakit, rumah sakit

harus bertanggung jawab terhadap semua kerugian yang diderita oleh pasien di

rumah sakit tersebut. Kerugian yang diderita pasien atas kelalaian dari tenaga

kesehatan maupun atas kesengajaan dari pimpinan rumah sakit dengan adanya

peraturan terhadap pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut. Dalam kerugian

yang dialami pasien atas kerugian ditentukan pada pasal 46 Undang-Undang

Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.

Ketentuan dalam pasal 46 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009

Tentang Rumah Sakit menjadi dasar yuridis bagi seseorang untuk meminta

tanggung jawab kepada pihak rumah sakit berdasarkan kerugian pasien yang

diderita. Berdasarkan pasal 46 menyatakan bahwa :

a) Pihak rumah sakit bertanggung jawab tehadap semua kerugian, yang

disebabkan atas adanya unsur kelalaian dari tenaga kesehatan di rumah

sakit tersebut.

b) Rumah sakit tidak bertanggung jawab semua kerugian seseorang, jika

tidak terbukti ada tindakan kelalaian dari tenaga kesehatan di rumah sakit.

11

http://pelayanan.jakarta.go.id/download/regulasi/undang-undang-nomor-25-tahun-2009-

tentang-pelayanan-publik.pdf diakses pada tanggal 30 April 2019 Pukul 09.00 WIB

Page 45: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

36

c) Dan rumah sakit bertanggung jawab terhadap tindakan kelalaian ataupun

kesengajaan oleh tenaga kesehatan, jika tindakan tersebut terjadi dilakukan

rumah sakit.12

E. Struktur Tata Kelola Perusahaan Mitra Keluarga

Struktur tata kelola perusahaan mitra keluarga terdiri beberapa tata kelola

dari perusahaan mitra keluarga seperti rapat umum pemegang saham, didalam

sebuah perusahaan mitra keluarga yang terdiri dari adanya Struktur Dewan

Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Sekretaris Perusahaan.13

Tugas dari tata kelola perusahaan mitra keluarga seperti Struktur dari

Dewan Komisaris yaitu melakukan pengawasan terhadap kebijakan dari direksi.

Direksi bertugas untuk menetapkan suatu kebijakan-kebijakan perusahaan dan

Dewan Komisaris bertugas untuk melakukan pengawasan dari adanya kebijakan-

kebijakan dari direksi, serta memberikan masukan mengenai tata kelola

perusahaan dan manajemen kepada direksi.14

Dewan Komisaris memantau

laporan dari direksi, komite audit, dan sekretaris perusahaan.

Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris untuk melaksanakan tugas

dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Dewan Komisaris bagian dari yang melakukan pengawasan secara umum

dan/atau khusus untuk memberikan solusi kepada anggota direksi dan

wajib bertanggungjawab atas tugas dalam pengelolaan yang dilakukan

oleh direksi.

b. Dewan Komisaris mengkaji dan menyetujui semua rencana kerja atau

anggaran yang sudah disusun oleh direksi dan memberikan masukan

kepada direksi bila diperlukan.

12

Setya Wahyudi, Tanggung Jawab Rumah Sakit Terhadap Kerugian Akibat Kelalaian

Tenanga Kesehatan Dan Implikasinya, Jurnal Dinamika Hukum, Volume. 11 Nomor 3 September

2011 : 505, h. 9 13

Layanan Kesehatan Dengan Setulus Hati, h. 18 diakses https://cdn.indonesia-

investments.com/bedrijfsprofiel/5699/Mitra-Keluarga-Karyasehat-Annual-Report-2014-MIKA-

Company-Profile-Indonesia-Investments.pdf, pada tanggal 30 April 2019 pukul 11.02 WIB 14

Layanan Kesehatan Dengan Setulus Hati, h. 117, ... pada tanggal 30 april 2019 pukul

11.10 WIB

Page 46: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

37

c. Dewan Komisaris berhak menunjuk komite audit atas semua kebijakan

yang dilakukan oleh Dewan Komisaris untuk melakukan pengawasan.15

Menurut sumber keterangan dari website mitra keluarga tahun 2014

mengenai laporan tahunan pada website https://cdn.indonesia-

investments.com/bedrijfsprofiel/5699/Mitra-Keluarga-Karyasehat-Annual-Report-2014-

MIKA-Company-Profile-Indonesia-Investments.pdf menjelaskan terkait tata kelola

perusahaan mitra keluarga dari struktur Anggota Dewan Komisaris yang terdiri dari 4

(empat) anggota ialah adanya anggota dari Komisaris Utama, Satu Komisaris dan

Dua Komisaris Independen. Para Komisaris yang ditunjuk dalam keputusan

pemegang saham yang tertuang dan di sah kan pada Tanggal 7 November Tahun

2014 dan dicatat di akta keputusan pemegang saham Nomor 34 Tanggal 24

November Tahun 2014 yang dibuat oleh Fathlah Helmi, S.H., sebagai notaris

dijakarta.

Struktur Anggota Dewan Komisaris saat ini yang terdapat dalam sumber

website mitra keluarga dalam laporan tahunan pada tahun 2014 yang berjudul

layanan kesehatan setulus hati menjelaskan mengenai struktur dari anggota

Dewan Komisaris adalah sebagai bagian dari tata kelola perusahaan mitra

keluarga sebagai berikut :

1) Pada tahun 2014 :

No.

1.

Dewan Komisaris

Komisaris Utama

Jozef Darmawan Angkasa,

M.BA., M.SC.

2. Komisaris Laura Aryanto, BA.

3. Komisaris Independen Bacelius Ruru, S.H., LLM

2) Pada Tahun 2015 :

No.

1. Dewan Komisaris

Komisaris Utama

Jozef Darmawan Angkasa,

MBA, MSC.

2. Komisaris Laura Aryanto, BA.

15

Layanan Kesehatan Dengan Setulus Hati, h. 118, ... pada tanggal 30 april 2019 pukul

11.25 WIB

Page 47: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

38

3. Komisaris Independen Bacelius Ruru, S.H., LLM

Dr. I Gede Subawa16

3) Pada Tahun 2016 :

No.

1. Dewan Komisaris

Komisaris Utama

Jozef Darmawan Angkasa,

MBA, MSC.

2. Komisaris Laura Aryanto, BA.

3. Komisaris Independen Bacelius Ruru, S.H., LLM.

Dr. I Gede Subawa17

4) Pada Tahun 2017 :

No.

1. Dewan Komisaris

Komisaris Utama

Jozef Darmawan Angkasa, MBA,

MSC (Masa Jabatan Tahun 2017–

Tahun 2020).

2. Komisaris Laura Aryanto, BA.

Hamzah bin Mahmood, MBA (Masa

Jabatan Tahun 2017–Tahun 2020).

3. Komisaris Independen Bacelius Ruru, S.H., LLM

Dr. I Gede Subawa M.Kes,AAK.

(Masa Jabatan Tahun 2017–Tahun

2020).18

Struktur tata kelola Dewan Komisaris yang terdapat dari struktur tata

kelola perusahaan mitra seperti Direksi yang menetapkan suatu kebijakan-

kebijakan didalam perusahaan mitra keluarga. Direksi yang bertanggungjawab

untuk melakukan tugas mengelola perusahaan dengan menetapkan dasar

kebijakan serta mengatur manajemen perusahaan secara keseluruhan.

Penujukan dari direksi dilakukan sesuai dengan peraturan yang sudah

ditentukan didalam peraturan OJK No.33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan

Dewan Komisaris yang dikutip dalam sumber website https://cdn.indonesia-

investments.com/bedrijfsprofiel/5699/Mitra-Keluarga-Karyasehat-Annual-Report-2014-

16

Transformasi Untuk Pertumbuhan Berkelanjutan, h. 105, diakses

http://mitrakeluarga.com/pdf/report/4_53_laporan-tahunan-2015.pdf pada tanggal 30 april 2019

pukul 13.20 WIB 17

Transformasi Untuk Melayani Dengan Baik, h. 104, diakses https://cdn.indonesia-

investments.com/bedrijfsprofiel/5699/Mitra-Keluarga-Karyasehat-Annual-Report-2016-Company-

Profile-Indonesia-Investments.pdf pada tanggal 30 april 2019 pukul 13.40 WIB 18

Meraih Peluang Untuk Mencapai Pertumbuhan, h. 110, diakses

http://www.mitrakeluarga.com/pdf/report/40_15_laporan-tahunan-2017.pdf pada tanggal 30 april

2019 pukul 15.00 WIB

Page 48: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

39

MIKA-Company-Profile-Indonesia-Investments.pdf yang menjelaskan mengenai tata

kelola perusahaan mitra keluarga. Direksi mempunyai dasar kebijakan dalam

mengatur manajemen. Tugas dan tanggungjawab Direksi wajib mengelola

perusahaan dan bertanggungjawab sesuai dengan kebijakan serta sasaran dalam

peraturan yang sudah ditetapkan.19

Anggota dari direksi ditunjuk dalam keputusan pemegang saham pada

tanggal 7 november tahun 2014 dan dicatat di akta pemegang saham dalam

nomor. 34 pada tanggal 12 november tahun 2014 yang dibuat oleh Notaris yang

bernama Fathlah Helmi S.H Notaris dijakarta. Untuk masa priode 3 tahun sebagai

berikut :20

5) Pada tahun 2014 :

No.

1. Direksi

Direktur Utama

Ir. Rustiyan Oen, MBA.

2. Direktur Joyce V. Handajani, MBA.

3. Direktur Independen Dr. Francinta Nati, MM

6) Pada tahun 2015 :

No.

1. Direksi

Direktur Utama

Ir. Rustiyan Oen, MBA.

2. Direktur Joyce V. Handajani, MBA.

3. Direktur Independen Dr. Francinta Nati, MM21

7) Pada Tahun 2016 :

No.

1. Direksi

Direktur Utama

Ir. Rustiyan Oen, MBA.

2. Direktur Joyce V. Handajani, MBA.

3. Direktur Independen Dr. Esther Maria Ramono, MM.

Bacelius Ruru, S.H.22

19

Layanan Kesehatan Dengan Setulus Hati, h. 119, ... pada tanggal 30 april 2019 pukul

15.25 WIB 20

Layanan Kesehatan Dengan Setulus Hati h. 120, ... pada tanggal 30 april 2019 pukul 15.

48 WIB 21

Transformasi Untuk Pertumbuhan Berkelanjutan, h. 108, ... pada tanggal 30 april 2019

pukul 16.10 WIB 22

Transformasi Untuk Melayani Lebih Baik, h. 110, ... pada tanggal 30 april 2019 pukul

16.15 WIB

Page 49: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

40

8) Pada Tahun 2017 :

No.

1. Direksi

Direktur Utama

Ir. Rustiyan Oen, MBA (Masa

Jabatan Tahun 2017–Tahun

2020).

2. Direktur Joyce V. Handajani, MBA (Masa

Jabatan Tahun 2017–Tahun

2020).

3. Direktur Independen Dr. Esther Maria Ramono, MM

(Masa Jabatan Tahun 2017–

Tahun 2020).23

Struktur tata kelola perusahaan mitra keluarga seperti adanya Sekretaris

Perusahaan yang dapat ditunjuk oleh Direksi. Sekretaris Perusahaan ini bertindak

untuk melakukan suatu penghubungan antara perseroan dengan lembaga regulasi

yang diantaranya seperti Otoritas jasa keuangan (OJK) dan Bursa Efek. Sesuai

dengan peraturan yang tercantum didalam peraturan OJK Nomor.

35/POJK.04/2014 Tentang Sekretaris Perusahaan Emiten atau Perusahaan Publik

dengan adanya surat keputusan dari Direksi No. 002/SK-Dir/MIKA/FA/XI/2014

pada tanggal 13 november tahun 2014 yang menunjuk Joyce V. Handajani

sebagai Sekertaris Perusahaan yang dikutip dari sumber website mitra keluarga

https://cdn.indonesia-investments.com/bedrijfsprofiel/5699/Mitra-Keluarga-Karyasehat-

Annual-Report-2014-MIKA-Company-Profile-Indonesia-Investments.pdf dalam buku

laporan tahun 2014 yang berjudul layanan kesehatan dengan setulus hati.

Tugas dan Tanggung Jawab dari Sekretaris Perusahaan ialah sebagai

berikut :

a. Sekretaris Perusahaan mitra keluaga sebagai penghubung dari antara

perseroan dengan Otoritas jasa keuangan dan Bursa Efek dalam

melakukan tata kelola.

b. Sebagai dari pusat informasi bagi para pemegang saham dalam

kepentingan yang memerlukan informasi penting yang berkaitan dengan

melakukan kegiatan di perusahaan mitra keluarga.

23

Meraih Peluang Untuk Mencapai Pertumbuhan, h. 120, diakses

http://www.mitrakeluarga.com/pdf/report/40_15_laporan-tahunan-2017.pdf pada tanggal 30 april

2019 pukul 16. 23 WIB

Page 50: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

41

c. Menyelenggarakan rapat umum pemegang saham perseroan, rapat direksi,

dan rapat komisaris.

d. dan Melakukan kajian aspek hukum atas dokumen-dokumen dari adanya

transaksi didalam perusahaan.24

Komite audit didalam perusahaan mitra keluarga yang terdiri dari satu

kepala dan dua anggota. Tanggung jawab dari Komite Audit Utama bertugas

untuk mengkaji informasi keuangan dan laporan yang dapat dikeluarkan secara

berkala oleh perusahaan. Komite Audit dapat melaporkan dan memberikan

masukan kepada Dewan Komisaris tentang semua aspek yang berkaitan dengan

penilaian dan audit perusahaan mitra keluarga . Struktur Komite Audit perseroan

saat ini adalah sebagai berikut :

9) Pada Tahun 2014 :

No.

1.

Ketua

Bacelius Ruru S.H., LLM.

2. Anggota Dianawati Sugiarto, S.E.

3. Anggota Gracy Indriani, S.H.

10) Pada Tahun 2015 :

No.

1.

Ketua

Bacelius Ruru S.H., LLM.

2. Anggota Dianawati Sugiarto, S.E.

3. Anggota Gracy Indriani, S.H.25

11) Pada Tahun 2016 :

No.

1.

Ketua

Bacelius Ruru S.H., LLM.

2. Anggota Dianawati Sugiarto, S.E.

3. Anggota Gracy Indriani, S.H.26

24

Layanan Kesehatan Dengan Setulus Hati, h. 121, diakses https://cdn.indonesia-

investments.com/bedrijfsprofiel/5699/Mitra-Keluarga-Karyasehat-Annual-Report-2014-MIKA-

Company-Profile-Indonesia-Investments.pdf pada tanggal 30 april 2019 pukul 16.40 WIB

25

Transformasi Untuk Pertumbuhan Berkelanjutan, h. 111, diakses

http://mitrakeluarga.com/pdf/report/4_53_laporan-tahunan-2015.pdf pada tanggal 30 april 2019

pukul 18.49 WIB 26

Transformasi Untuk Melayani Lebih Baik, h. 114, diakse https://cdn.indonesia-

investments.com/bedrijfsprofiel/5699/Mitra-Keluarga-Karyasehat-Annual-Report-2016-Company-

Profile-Indonesia-Investments.pdf pada tanggal 30 april 2019 pukul 19.00 WIB

Page 51: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

42

12) Pada Tahun 2017 :

No.

1.

Ketua

Bacelius Ruru S.H., LLM

(Masa Jabatan Tahun 2017–

Tahun 2020).

2. Anggota Dianawati Sugiarto, S.E

(Masa Jabatan Tahun 2017–

Tahun 2020).

3. Anggota Gracy Indriani, S.H (Masa

Jabatan Tahun 2017–Tahun

2020).27

Tugas dan Tanggung Jawab dari Komite Audit sebagai berikut :

1. Melakukan pengkajian atas informasi keuangan yang dikeluarkan oleh

perusahaan seperti laporan keuangan, proyeksi, dan informasi keuanagan

lainnya.

2. Memberikan saran independen bila terjadi perbedaan pendapat antara

perusahaan.

3. dan Menjaga kerahasiaan dokumen, data, dan yang berkaitan deegan

informasi perusahaan.

27

Meraih Peluang Untuk Mencapai Pertumbuhan, h. 124

http://www.mitrakeluarga.com/pdf/report/40_15_laporan-tahunan-2017.pdf pada tanggal 30 april

2019 pukul 19.15 WIB

Page 52: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

43

BAB IV

KEBIJAKAN PERATURAN MANAJEMEN DI RUMAH SAKIT MITRA

KELUARGA KALIDERES

A. Proses Pemberian Pelayanan Pengobatan Di Rumah Sakit Mitra

Keluarga Kalideres

Kesehatan adalah pokok dasar dalam kehidupan manusia untuk bisa

menjalankan aktivitas sehari-hari dalam keadaan sehat, baik secara fisik, dan

mental untuk bisa hidup sehat.1 Rumah sakit mempunyai fasilitas pelayanan

kesehatan, fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat atau tempat untuk

digunakan dalam menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan yang

dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.2

Upaya kesehatan merupakan kegiatan dan/atau rangkaian kegiatan

yang dilakukan secara terpadu. Meningkatkan derajat kesehatan pada

masyarakat dalam bentuk upaya kesehatan mencegah penyakit, peningkatan

kesehatan, pengobatan terhadap penyakit, dan mampu memulihkan kesehatan

dalam penyakit yang diderita oleh orang yang sedang sakit. Upaya kesehatan

dalam memberikan pelayanan kesehatan mencakup beberapa unsur sebagai

berikut :

1) Pelayanan kesehatan promotif

Pelayanan kesehatan promotif merupakan pelayanan kesehatan yang

berdasarkan serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih

mengutamakan suatu hal yang mencakup adanya kegiatan yang bersifat

meningkatkan mutu kesehatan terhadap masyarakat sekitar.

2) Pelayaan kesehatan preventif

Pelayanan kesehatan preventif adalah upaya kesehatan dalam melakukan

pencegahan terhadap suatu masalah kesehatan atau penyakit yang

diderita oleh masyarakat publik.

1 Soekidjo Notoatmodjo, Etika Dan Hukum Kesehatan, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2010), h.

50 2 Soekidjo, Etika Dan Hukum Kesehatan, ... h. 51

Page 53: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

44

3) Pelayanan kesehatan kuratif

Pelayanan kesehatan kuratif merupakan unsur serangkaian kegiatan

dalam memberikan suatu pengobatan yang dikhususkan untuk

penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit yang

diderita, pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan agar

kualitas penderitaan dapat terjaga secara optimal mungkin dalam masa

penyembuhan penyakit.

Upaya pelayanan kesehatan menimbulkan adanya asas serta tujuan dari

upaya pelayanan kesehatan. Asas dalam pembangunan kesehatan diselenggarakan

dengan berasaskan perikemanuasiaan, keseimbangan, manfaat, perlindungan

terhadap masyarakat, mempunyai kewajiban dalam meningkatkan mutu

kesehatan, keadilan, meningkatkan nilai-nilai serta norma-norma dasar, dan tanpa

diskriminatif.

Upaya pelayanan kesehatan bertujuan untuk pembangunan kesehatan

dalam meningkatkan kesadaran, kemauan, dan mempunyai kemampuan hidup

sehat bagi setiap orang agar membangun kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingganya dalam upaya meningkatkan dan mensejahterakan kehatan dalam

kehidupan sehari-hari yang menjadi dasar kehidupan masyarakat agar tetap hidup

sehat.3 Dalam fasilitas pelayanan kesehatan mempunyai jenis pelayanan kesehatan

seperti :

a) Pelayanan kesehatan bagi kesehatan perorangan.

b) Pelayanan kesehatan bagi masyarakat publik yang membutuhkan adanya

pelayanan kesehatan. Berdasarkan pengelolaan dalam fasilitas pelayanan

kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan

swasta. Dalam ketentuan persyaratan fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat

ditetapkan oleh ketentuan dari pemerintah atas adanya ketentuan yang

berlaku. Berdasarkan dengan perizinan fasilitas pelayanan kesehatan dapat

ditetapkan oleh pemerintah dan pemerintah daerah.

3 Soekidjo Notoatmodjo, Etika Dan Hukum Kesehatan, ... h. 53

Page 54: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

45

Dalam kewajiban memberikan fasilitas pelayanan kesehatan untuk

pengelolaannya meningkatkan mutu kewajiban dalam keadaan darurat semua

pelayanan kesehatan yang wajib dapat memberikan pelayanan kesehatan bagi

penyelamatan nyawa pasien dan pencegahan kecacatan terlebih dahulu dan serta

dilarang menolak pasien dan/atau meminta uang muka.

Rumah sakit mitra keluarga kalideres dalam memberikan pelayanan

kesehatan seperti pelayanan pengobatan di rumah sakit mitra keluarga kalideres

sudah memuhi unsur yang terdapat dalam peraturan undang-undang tentang

kesehatan dan undang-undang tentang rumah sakit. Rumah sakit mitra keluarga

kalideres dalam memberikan pelayanan pengobatan kepada pasien melalui

beberapa tahap untuk mendapatkan pelayanan pengobatan di rumah sakit mitra

keluarga kalideres, Pada proses pemberian pelayanan pengobatan sebagai berikut :

1. Tata cara tahapan melakukan pendaftaran untuk pasien yang ingin

mendapatkan pelayanan pengobatan ke dokter spesialis di rumah sakit mitra

keluarga kalideres :

a) Pasien yang datang ke rumah sakit mitra keluarga kalideres harus menuju

ke loket spesialis.

b) Pasien baru yang datang ke rumah sakit mitra keluarga kalideres akan

diminta untuk mengisi identitas pribadi sebagai data awal dalam

pembuatan rekam medis pasien. Setelah itu, pasien akan dibuat kartu

pasien pribadi untuk dapat digunakan saat berkunjung kembali ke rumah

sakit mitra keluarga kalideres. Namun jika pasien tersebut pasien umum

maka sebelum melakukan proses pemeriksaan terhadap pasien yang akan

dilakukan maka pasien tersebut harus membayar biaya pemeriksaan. Jika

pasien tersebut pasien asuransi atau jaminan perusahaan maka akan

dilakukan diminta kartu asuransi atau jaminan perusahaan yang dimiliki

oleh pasien dan diberitahukan kepada petugas rumah sakit, sehingga

petugas dapat melakukan pengecekan biaya apa saja yang harus

dibayarkan oleh asuransi atau perusahaan. Poli spesialis dibuka

pendaftaran sejak pukul 07.00-21.00 WIB untuk melakukan pendaftaran

ke poli spesialis.

Page 55: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

46

c) Pasien lama yang berobat di rumah sakit mitra keluarga kalideres untuk

berobat ke dokter spesialis maka petugas rumah sakit akan menanyakan

kepada pasien terkait kartu berobat yang dimiliki pasien. Jika pasien

sudah memiliki kartu pasien, maka petugas akan melakukan pendaftaran

dengan memasukan Nomor Rekam Medis pasien. Namun, jika pasien

tersebut pasien umum maka sebelum melakukan pemeriksaan yang akan

dilakukan maka pasien harus membayar biaya pemeriksaan.

d) Jika pasien tersebut pasien asuransi atau perusahaan maka pasien tersebut

harus memberikan kartu asuransi atau perusahaan kepada petugas dan

petugas rumah sakit akan melakukan pengecekan biaya apa yang harus

dibayar oleh asuransi atau perusahaan dan melakukan konfirmasi

terhadap asuransi atau perusahaan. Biaya pemeriksaan pasien akan

ditagihkan kepada asuransi atau perusahaan. Dalam melakukan

pendaftaran ke poli spesialis dibuka pukul 07.00-21.00 WIB.

2. Tahapan untuk melakukan pengobatan di rumah sakit mitra keluarga

kalideres untuk melakukan pendaftaran pengobatan rawat inap atau poli

umum di rumah sakit mitra keluarga kalideres :

a) Pasien yang datang ke rumah sakit mitra keluarga kalideres dalam

melakukan pengobatan rawat inap atau poli umum diharuskan datang

menuju ke loket rawat inap atau pendaftaran poli umum di rumah sakit

mitra keluarga kalideres.

b) Jika pasien baru maka akan diminta untuk mengisi form pendaftaran

identitas pribadi sebagai data awal pasien. Dalam pembuatan rekam

medis bagi pasien baru yang datang ke rumah sakit mitra keluarga

kalideres dan petugas rumah sakit akan menanyakan kepada pasien baru

yang mendaftar berobat untuk rawat inap atau poli umum terkait pasien

memiliki fasilitas asuransi atau jaminan perusahaan atau pasien tersebut

bagian dari pasien umum. Kemudian Pasien akan dibuatkan kartu pasien

untuk dapat melakukan kunjungan ke rumah sakit selanjutnya. Jika

pasien tersebut pasien umum maka akan diharuskan pasien dapat

langsung diberikan pelayanan pemeriksaan setelah didaftarkan oleh

Page 56: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

47

petugas rumah sakit dan biaya pemerikasaan akan dibayar setelah

pemeriksaan atau tindakan selesai dilakukan.

c) Namun, jika pasien tersebut pasien asuransi atau jaminan perusahaan

maka pasien dapat memberikan kartu asuransi atau jaminan perusahaan

tersebut kepada petugas rumah sakit dan akan dilakukan pengecekan

biaya apa saja yang harus dibayar atau ditanggung oleh asuransi atau

perusahaan.

d) Jika pasien lama maka petugas rumah sakit akan menanyakan kepada

pasien terkait kartu pasien di rumah sakit mitra keluarga kalideres dan

petugas rumah sakit akan menanyakan kepada pasien, pasien sudah

memiliki kartu fasilitas asuransi atau jaminan perusahaan atau pasien

umum di rumah sakit mitra keluarga kalideres untuk melakukan

pendaftaran dan membuat rekam medis untuk pasien.

e) Jika pasien tersebut adalah pasien umum maka pasien dapat langsung

diberikan pelayanan pemeriksaan setelah didaftarkan oleh petugas rumah

sakit, dan biaya pemerikasaan akan dibayar setelah pemeriksaan atau

tindakan selesai dilakukan. Jika pasien tersebut adalah pasien asuransi

atau jaminan perusahaan maka pasien akan dapat memberikan kartu

asuransi atau jaminan perusahaan kepada petugas rumah sakit dan

petugas rumah sakit akan melakukan pengecekan biaya yang akan

ditanggung oleh asuransi atau perusahaan. Pelayanan pengobatan poli

umum buka 24 jam dan hari minggu tetap buka walaupun tanggal merah

atau hari besar tetap buka 24 jam.

3. Pelayanan pengobatan di rumah sakit mitra keluarga kalideres melalui

pendaftaran via telepon :

Jika pasien ingin melakukan pengobatan dalam peroses pendaftaran

pengobatan di rumah sakit mitra keluarga kalideres dilakukan secara langsung

dengan cara pasien tersebut harus datang langsung ke bagian pendaftaran

mitra keluarga. Namun jika pasien tidak melakukan pendaftaran secara

langsung pasien tersebut bisa melalui via telepon. Pelayanan pengobatan di

rumah sakit mitra keluarga kalideres melalui pendaftaran via telepon dapat

Page 57: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

48

dilakukan dengan cara menghubungi nomor telepon rumah sakit mitra

keluarga terdekat dengan rumah pasien tersebut.

Kemudian pasien dapat menyebutkan dan melakukan pendaftaran ke

bagian yang mau dilakukan pasien untuk mendapatkan pelayanan pengobatan

di rumah sakit mitra, dengan pendaftaran kebagian misalkan kebagian

pengobatan dokter spesialis anak, tht, bedah, rawat inap dan lain sebagainya.

Petugas rumah sakit akan mendaftarkan pasien berdasarkan dengan identitas

pasien dan dengan pelayanan pengobatan yang dikehendaki atau akan

dilakukan oleh pasien tersebut.

4. Cara untuk mendapatkan pelayanan pengobatan untuk melakukan perjanjian

dengan dokter spesial di rumah sakit mitra keluarga kalideres :

Pasien ingin melakukan perjanjian dengan dokter spesialis dapat dilakukan

baik secara langsung datang ke rumah sakit mitra keluarga terdekat dalam hal

untuk melakukan perjanjian pertemuan dengan dokter spesialis, dan jika

pasien tidak melakukan secara tidak langsung maka bisa melalui via telepon

rumah sakit mitra keluarga terdekat.

Petugas rumah sakit mitra keluarga kalideres akan membuat janji dengan

dokter spesialis yang dipilih oleh pasien dalam upaya melakukan pengobatan

ke dokter spesialis yang dituju dan sesuai dengan jadwal prakter dokter

spesialis tersebut. Kemudian, pasien bisa datang pada waktu yang telah

disepakati dalam perjanjian tersebut untuk melakukan pertemuan dengan

dokter yang dipilih oleh pasien tersebut.

5. Tahap pelayanan pengobatan dirumah sakit mitra keluarga kalideres dengan

cara mendapatkan informasi apakah perusahaan atau asuransi sudah

bekerjasama dengan rumah sakit mitra keluarga kalideres dengan melalui

beberapa tahapan sebagai berikut :

Pasien dapat mengetahui yang dapat menjamin biaya pengobatan pasien

dalam hal mengetahui apakah perusahaan atau asuransi sudah bekerjasama

dengan mitra keluarga melalui beberapa hal tahapan yang dilalui pasien mitra

keluarga.

Page 58: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

49

Pasien dapat menghubungi mitra keluarga terdekat untuk menanyakan hal

tersebut dengan cara via telepon atau secara langsung datang ke rumah sakit

mitra keluarga terdekat dan menanyakan ke bagian pusat informasi di rumah

sakit mitra keluarga tersebut atau pasien datang ke bagian pendaftaran mitra

keluarga.

Pasien juga bisa dapat dilihat melalui website mitra keluarga perusahaan

atau asuransi yang sudah bekerjasama dengan mitra keluarga. Dan pasien

dapat melalui sosialisasi yang dilakukan oleh bagian marketing mitra

keluarga ke peserta asuransi atau perusahaan yang sudah bekerjasama dengan

mitra keluarga, dengan melalui sosialisasi langsung maupun yang berupa

brosur, spanduk dan lain sebagainya dalam sosialisasi.

6. Tahapan untuk mendapatkan pelayanan pengobatan di rumah sakit mitra

keluarga kalideres untuk melakukan pendaftaran bila pasien ingin di rawat

inap di rumah sakit mitra keluarga kalideres :

Pasien bisa melakukan pendaftaran melalui unit gawat darurat (UGD) atau

poli umum, jika pasien hendak mendaftar untuk di rawat inap di rumah sakit

tersebut. Pasien dapat melakukan pendaftaran dengan langsung menuju

kebagian unit gawat darurat (UGD) mitra keluarga atau poli umum untuk

dapat dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu.

Pasien dapat melakukan pendaftaran melalui poli spesialis pasien dengan

cara menuju ke bagian spesialis untuk melakukan pendaftaran pasien pada

saat ingin melakukan rawat jalan ke dokter spesialis, selanjutnya dokter

spesialis akan memberikan rujukan rawat inap kepada pasien.

Kemudian pasien tersebut mendapatkan surat perintah rawat (SPR) dari

dokter, maka pasien atau keluarga dapat melakukan pendaftaran rawat inap di

rumah sakit tersebut sesuai dengan kelas kamar yang pasien dapat

menggunakan fasilitas penjaminan dari asuransi atau perusahaan maupun

pasien itu ingin melakukan pembayaran secara tunai yang dikhususkan oleh

pasien umum setelah pasien tersebut selesai di rawat inap.

Page 59: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

50

7. Tata cara pasien untuk mendapatkan pelayanan pengobatan jika ingin

melakukan booking kamar terlebih dahulu bila ingin di rawat inap di rumah

sakit mitra keluarga kalideres :

Jika pasien atau keluarga pasien ingin melakukan booking kamar rawat

inap secara langsung dengan cara datang langsung ke rumah sakit mitra

keluarga kalideres dengan datang ke bagian loket rawat inap pasien. Pasien

juga dapat memilih ruangan kamar rawat inap untuk pasien dirawat yang

berdasarkan dengan waktu rencana masuk pasien tersebut jika ingin di rawat

inap di rumah sakit mitra keluarga kalideres.

Kemudian jika pasien tidak ingin datang secara langsung ke rumah sakit

untuk melakukan booking kamar rawat inap, pasien bisa melakukan booking

kamar rawat inap secara tidak langsung dengan melalui via telepon kebagian

pusat informasi di rumah sakit dengan cara memilih ruangan kamar rawat

inap yang akan dikehendaki oleh pasien yang booking kamar rawat inap

tersebut dengan rencana masuk pasien untuk melakukan rawat inap dirumah

sakit tersebut.4

Proses pemberian pelayanan pengobatan di rumah sakit mitra keluarga

kalideres sudah sesuai dengan peraturan undang-undang tentang rumah sakit dan

undang-undang tentang kesehatan, dengan penjelasan pelayanan pengobatan di

rumah sakit mitra keluarga kalideres yang diambil dari sumber data diwebsite

http://mitrakeluarga.com/ yang menjelaskan terkait pelayanan pengobatan di

rumah sakit mitra keluarga.

Kasus meninggalnya pasien di rumah sakit mitra keluarga kalideres pada

tahun 2017, pasien bernama Tiara Deborah Simanjorang yang berumur 4 (empat)

bulan meninggal di rumah sakit mitra keluarga kalideres diakibatkan kurangnya

pelayanan pengobatan di rumah sakit sehingga pasien meninggal dunia. Tiara

Deborah Simanjorang meninggal dunia di rumah sakit mitra keluarga kalideres

dikarnakan kurangnya pelayanan pengobatan bagi pasien. Dokter yang

memberikan pertolongan pertama dalam masa penyembuhan pasien dan dokter

4Pelayanan Pengobatan Di Rumah Sakit Mitra Keluarga, diakses

http://mitrakeluarga.com/frequently-ask-question pada tanggal 10 mei 2019 pukul 14.30 WIB

Page 60: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

51

memberitahukan bahwa pasien harus dimasukan ke ruang Pediatric Intensive

Care Unit (PICU).5

Dokter instalasi gawat darurat di rumah sakit mitra keluarga kalideres

sudah memberikan penanganan medis dengan baik terhadap pasien dan sesuai

dengan peraturan undang-undang yang berlaku. Dengan kondisi pasien yang

memburuk, dokter telah melakukan berbagai tindakan medis terhadap Pasien

Tiara Deborah Simanjorang dengan optimal dan dokter juga telah melakukan

konsultasi dengan dokter ahli untuk melakukan tindakan medis terhadap pasien.

Dalam hal ini hasil dari peraturan dari manajemen rumah sakit mitra

keluarga kalideres yang mendahulukan uang muka dari pada memberikan

pelayanan kesehatan dalam tingkat lanjut kesehatan pasien gawat darurat bahwa

kurang memahami peraturan perundang-undangan terkait rumah sakit. Dengan

kebijakan peraturan manajemen rumah sakit mitra keluarga yang telah

mendahulukan meminta uang muka kepada orang tua pasien Tiara Deborah

Simanjorang sehingga pasien meninggal dunia akibat kurangnya pelayanan

pengobatan di rumah sakit mitra keluarga kalideres.6

Rumah sakit mitra keluarga kalideres yang meminta uang muka terlebih

dahulu kepada pasien gawat darurat di rumah sakit tersebut sehingga pasien

meninggal dunia akibat tidak bisa membayar uang muka untuk mendapat

fasilitas/pelayanan pengobatan di rumah sakit mitra keluarga kalideres, sehingga

melanggar Undang-Undang Tentang Kesehatan dan Undang-Undang Tentang

Rumah Sakit.

Pelanggaran yang dilakukan rumah sakit mitra keluarga kalideres dalam

hal meminta uang muka terlebih dahulu kepada pasien gawat darurat diatur dalam

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan pada Pasal 32 Ayat

(1) dan Ayat (2) menyebutkan bahwasannya dalam Ayat (1) Dalam keadaan

darurat, fasilitas pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun swasta, wajib

5 Nabilla Tashandra, Kompas.com, diakses

https://nasional.kompas.com/read/2017/09/13/15313261/kasus-bayi-debora-menkes-jatuhi-sanksi-

tertulis-untuk-rs-mitra-keluarga pada tanggal 10 mei 2019 pukul 15.06 WIB

6 Jessi Carina, Kompas.com, diakses

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/09/26/06283361/akhir-investigasi-kasus-bayi-debora-

dan-sanksi-untuk-rs-mitra-keluarga?page=all pada tanggal 10 mei 2019 pukul 15.40 WIB

Page 61: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

52

memberikan pelayanan kesehatan bagi penyelamatan nyawa pasien dan

pencegahan kecacatan terlebih dahulu. Ayat (2) menyatakan bahwasannya Dalam

keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun swasta

dilarang menolak pasien dan/atau meminta uang muka.

Rumah sakit wajib memberikan pelayanan yang baik kepada pasien yang

sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah

Sakit dalam asas dan tujuan Rumah Sakit yang terdapat di Pasal 2 yang

menyatakan bahwa rumah sakit diselenggarakan berdasarkan pancasila dan

didasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika, dan profesionalitas, manfaat,

keadilan, persamaan hak dan tanpa diskriminatif, pemerataan, pelindungan dan

keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi sosial. Pasal 3 yang menyatakan

bahwa pengaturan penyelenggaraan rumah sakit bertujuan mempermudah akses

masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, memberikan perlindungan

terhadap keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan rumah sakit dan sumber

daya manusia di rumah sakit, meningkatkan mutu dan mempertahankan standar

pelayanan rumah sakit, dan memberikan kepastian hukum kepada pasien,

masyarakat, sumber daya manusia rumah sakit dan rumah sakit.

Kewajiban dan Hak Rumah Sakit diatur dalam Pasal 29 dalam Undang-

Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit yang menyebutkan bahwa

dalam Ayat (1) setiap rumah sakit mempunyai kewajiban memberikan informasi

yang benar tentang pelayanan rumah sakit kepada masyarakat, memberikan

pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi, dan efektif dengan

mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit,

memberikan pelayanan kegawatdarurat kepada pasien sesuai dengan kemampuan

pelayanannya, berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada

bencana sesuai dengan kemampuan pelayanannya, menyediakan sarana dan

pelayanan bagi masyarakat yang tidak mampu atau miskin, melaksanakan fungsi

soasial antara lain dengan membrikan fasilitas pelayanan pasien tidak

mampu/miskin, pelayanan gawat darurat tanpa uang muka, ambulan gratis,

pelayanan korban bencana dan kerjadian luar biasa, atau bakti sosial bagi misi

kemanusiaan, membuat dan melaksanakan serta menjaga standar mutu pelayanan

Page 62: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

53

kesehatan di rumah sakit sebagai dasar acuan dalam melayani pasien,

menyelenggarakan rekam medis, menyediakan sarana dan prasarana umum yang

layak antara lain sarana ibadah, parkir, ruang tunggu, sarana untuk orang cacat,

wanita menyusui, anak-anak dan lanjut usia, melaksanakan sistem rujukan,

menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan etika

serta peraturan perundang-undangan, memberikan informasi yang benar, jelas dan

jujur mengenai hak dan kewajiban pasien, menghormati dan melindungi hak-hak

pasien, melaksanakan etika rumah sakit, memiliki sistem pencegahan kecelakaaan

dan penanggulangan bencana, melaksanakan program pemerintah di bidang

kesehatan baik secara regional maupun nasional, membuat daftar tenaga medis

yang melakukan praktik kedokteran atau kedokteran gigi dan tenaga kesehatan

laiinya, menyusun dan melaksanakan peraturan internal rumah sakit, melindungi

dan memberikan bantuan hukum bagi semua petugas rumah sakit dalam

melaksanakan tugas, dan meberlakukan seluruh lingkungan rumah sakit sebagai

kawasan tanpa rokok. Ayat (2) menyebutkan bahwa Pelanggaran atas kewajiban

sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) akan dikenakan sanksi administrasi yang

berupa adanya teguran yang bersifat teguran tertulis atau denda dan pencabutan

izin rumah sakit. Ayat (3) menyimpulkan bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai

kewajiban rumah sakit sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) diatur dengan

peraturan menteri.

Rumah sakit mita keluarga kalideres melanggar Peraturan Undang-

Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan pada Pasal 32 Ayat (1) dan

Ayat (2) menyebutkan bahwasannya dalam Ayat (1) yang menyimpulkan bahwa

pasien harus diberi pelayanan kesehatan terlebih dahulu dan tidak mendahulukan

uang muka, namun rumah sakit tersebut mendahulukan atau meminta uang muka

kepada pasien gawat darurat dari pada mendahulukan keselamatan nyawa pasien

sehingga pasien tidak mampu membayar uang muka tersebut dan meninggal dunia

di rumah sakit mitra keluarga kalideres.

Page 63: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

54

B. Sanksi Yang Diberikan Oleh Pihak Yang Berwenang Kepada Rumah

Sakit Mitra Keluarga Kalideres Dalam Melakukan Malapraktik

Manajemen

Rumah Sakit adalah tempat penyediaan pelayanan bagi orang sakit yang

membutuhkan pelayanan kesehatan dengan sistem pengobatan seperti pelayanan

kesehatan yang menjalankan rawat inap, rawat jalan, dan pelayanan kesehatan

rawat darurat dengan sistem pemberi suatu pelayanan kesehatan di rumah sakit

untuk orang sakit yang membutuhkan pertolongan kesehatan.

Menurut American Hospital Association yang dikutip oleh Cecep

Triwibowo dalam bukunya yang berjudul Etika dan Hukum Kesehatan Pada

Cetakan Buku Pertama Pada Tahun 2014 terkait penjelasan Rumah Sakit adalah

Suatu tempat yang fungsi utamanya untuk memberikan pelayanan kesehatan

terhadap pasien yang sedang sakit dan membutuhkan pertolongan kesehatan untuk

masa penyembuhan penyakit pasien tersebut.7

Tugas dan Fungsi Rumah Sakit berdasarkan Undang-Undang Nomor 44

Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit yang menyimpulkan bahwa tugas rumah sakit

adalah memberikan pelayanan kesehatan terhadap seseorang yang sedang sakit

secara paripurna, Sedangkan Fungsi dari rumah sakit sebagai berikut :

1. Pemberian pelayanan kesehatan secara pengobatan dan untuk masa

pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan mutu kesehatan di

rumah sakit tersebut.

2. Meningkatkan mutu kesehatan kepada orang yang sedang sakit melalui

pelayanan kesehatan secara paripurna sesuai dengan kebutuhan medis

untuk pasien yang membutuhkan pelayanan kesehatan.

3. Penyelenggaraan meningkatkan mutu pendidikan dan memberikan

pelatihan sumber daya menusia dalam rangka meningkatkan kemampuan

dalam pemberian pelayanan kesehatan terhadap pasien di rumah sakit.

4. Meningkatkan pengembangan dibidang kesehatan dalam rangka mutu

pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan

dalam bidang kesehatan.

7 Cecep Triwibowo, Etika dan Hukum Kesehatan, (Yogyakarta : Nuha Medika, 2014), h. 219

Page 64: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

55

Rumah sakit juga berfungsi untuk :

a. Menyediakan rawap inap dengan fasilitas diagnotik dan terapeutik

untuk pasien yang membutuhkan.

b. Rumah sakit mempunyai peran fungsi untuk memiliki pelayanan rawat

jalan.

c. Rumah sakit berfungsi sebagai tempat melakukan pendidikan dan

pelatihan untuk meningkatkan mutu kesehatan.

d. Rumah sakit berfungsi menerapkan penelitian dan dibidang kedokteran

dan kesehatan.

e. Rumah sakit mempunyai peran fungsi untuk melaksanakan program

pencegahan penyakit dan penyuluhan kesehatan bagi populasi

disekitarnya.8

Dalam Pasal 24 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah

Sakit dalam mengenai Klasifikasi Rumah Sakit pada Ayat (1) Dalam rangka

penyelenggaraan pelayanan kesehatan secara berjenjang dan fungsi rujukan,

rumah sakit umum dan rumah sakit khusus diklasifikasikan berdasarkan fasilitas

dan kemampuan pelayanan rumah sakit. Ayat (2) klasifikasi rumah sakit umum

sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) terdiri atas rumah sakit umum kelas a,

rumah sakit umum kelas b, rumah sakit umum kelas c, rumah sakit umum kelas d.

Ayat (3) klasifikasi rumah sakit khusus sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1)

terdiri atas rumah sakit khusus kelas a, rumah sakit khusus kelas b, dan rumah

sakit khusus kelas c. Pada Ayat (4) menyatakan bahwa ketentuan lebih lanjut

mengenai klasifikasi sebagaimana dimaksud dengan Ayat (1) diatur dengan

Peraturan Menteri.

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

340/MENKES/PER/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit Pada Pasal 5

mengenai Klasifikasi Rumah Sakit menyatakan bahwa klasifikasi rumah sakit

umum ditetepkan berdasarkan pelayanan, sumber daya manusia, peralatan, sarana

dan prasarana, dan administrasi dan manajemen.

8 Cecep Triwibowo, Etika dan Hukum Kesehatan, ... h. 220

Page 65: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

56

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

340/MENKES/PER/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit mengenai

Klasifikasi Rumah Sakit Umum berdasarkan jenis kelas nya sebagai berikut :

1. Rumah sakit umum kelas a Pasal 6 Ayat (1) menyatakan bahwa rumah

sakit umum kelas a wajib mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan

medik paling sedikit 4 (empat) pelayanan medik spesialis dasar, 5 (lima)

pelayanan spesialis penunjang medik, 12 (dua belas) pelayanan medik

spesialis lain dan 13 (tiga belas) pelayanan medik sub spesialis. Ayat (2)

kriteria, fasilitas dan kemampuan rumah sakit umum kelas a sebagaimana

dimaksud pada Ayat (1) meliputi pelayanan medik umum, pelayanan

gawat darurat, pelayanan medik spesialis dasar, pelayanan spesialis

penunjang medik, pelayanan medik spesialis lain, pelayanan medik

spesialis gigi mulut, pelayanan medik subspesialis, pelayanan keperawatan

dan kebidanan, pelayanan penunjang klinik, dan pelayanan penunjang non

klinik. Beberapa Ayat tersebut telah disimpulkan bahwa rumah sakit

umum kelas a unggul untuk jenis perlengkapan dan peralatan rumah sakit

dan melaksanakan pelayanan kesehatan yang spesialis dan subspesialis

luas di rumah sakit. Rumah sakit umum kelas a tedapat ruang gawat

darurat 24 (dua puluh empat jam) dalam waktu 7 (tujuh) hari dan jumlah

minimal tempat tidur sekitar 400 (empat ratus) tempat tidur di rumah sakit

umum kelas a.

2. Rumah sakit umum kelas b Pasal 10 Ayat (1) menyatakan bahwa harus

mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4

(empat) pelayanan medik spesialis dasar, 4 (empat) pelayanan spesialis

penunjang medik, 8 (delapan) pelayanan medik spesialis lainnya dan 2

(dua) pelayanan medik subspesialis dasar. Ayat (2) Kriteria, fasilitas dan

kemampuan rumah sakit umum kelas b sebagaimana dimaksud pada Ayat

(1) meliputi pelayanan medik umum, pelayanan gawat darurat, pelayanan

medik spesialis dasar, pelayanan spesialis penunjang medik, pelayanan

medik spesesialis lain, pelayanan medik spesialis gigi mulut, pelayanan

medik subspesialis, pelayanan keperawatan dan kebidanan, pelayanan

Page 66: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

57

penunjang klinik dan pelayanan penunjang non klinik. Menyimpulkan dari

beberapa Ayat yang terdapat dalam Pasal rumah sakit umum kelas b

bahwa rumah sakit umum kelas b melaksanakan pelayanan medik spesialis

dan subspesialis terbatas dengan mempunyai jumlah tempat tidur 200 (dua

ratus) tempat tidur di rumah sakit umum kelas b.

3. Rumah sakit umum kelas c Pasal 14 Ayat (1) menyatakan bahwa rumah

sakit umum kelas c harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan

medik paling sedikit 4 (empat) pelayanan medik spesialis dasar dan 4

(empat) pelayanan spesialis penunjang medik. Ayat (2) Kriteria fasilitas

dan kemampuan rumah sakit umum kelas c sebagaimana dimaksud pada

Ayat (1) meliputi pelayanan medik umum, pelayanan gawat darurat,

pelayanan medik spesialis dasar, pelayanan spesialis penujang medik,

pelayanan medik spesialis gigi mulut, pelayanan keperawatan dan

kebidanan, pelayanan penunjang klinik dan pelayanan penunjang non

klinik. Dari beberapa Ayat yang terdapat dalam rumah sakit umum kelas c

menyimpulkan bahwa rumah sakit umum kelas c mempunyai pelayanan

medik dasar terdiri dari pelayanan penyakit dalam, kesehatan anak, bedah,

obstetri dan ginekologi dan pelayanan spesialis penunjang medik masing-

masing minimal 2 (dua) orang dokter spesialis setiap pelayanan dengan 2

(dua) orang dokter spesialis sebagai tenaga tetap pada pelayanan bedah

dan terdapat jumlah tempat tidur minimal 100 (seratus) tempat tidur di

rumah sakit umum kelas c.

4. Rumah sakit umum kelas d Pasal 18 Ayat (1) menyatakan bahwa rumah

sakit umum kelas d harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan

medik paling sedikit 2 (dua) pelayanan medik spesialis dasar. Ayat (2)

Kriteria, Fasilitas dan kemampuan rumah sakit umum kelas d sebagaimana

dimaksud pada Ayat (1) meliputi pelayanan gawat darurat, pelayanan

medik spesialis dasar, pelayanan keperawatan dan kebidanan, pelayanan

penunjang klinik dan pelayanan penunjang non medik. Dari beberapa Ayat

terkait rumah sakit umum kelas d terdapat pelayanan medik dasar dan

Page 67: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

58

mempunyai jumlah tempat tidur minimal 50 tempat tidur di rumah sakit

umum kelas d.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

340/MENKES/PER/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit mengenai Rumah

Sakit Khusus yang terdapat dalam Pasal 23 menyebutkan bahwa jenis rumah

sakit khusus antara lain rumah sakit khusus ibu dan anak, jantung, kanker,

orthopedi, paru, jiwa, kista, mata, ketergantungan obat, stroke, penyakit infeksi,

bersalin, gigi dan mulut, rehabilitasi medik, telinga hidung tenggorokan, bedah,

ginjal, kulit, dan kelamin.

Kasus di rumah sakit mitra keluarga kalideres terkait masalah

meninggalnya pasien gawat darurat bernama Tiara Deborah Simanjorang di

rumah sakit mitra keluarga kalideres dikarenakan meninggal tidak dapat

pelayanan pengobatan lebih lanjut karna tidak bisa membayar uang muka terlebih

dahulu. Kebijakan peraturan dari pihak manajemen rumah sakit mitra keluarga

kalideres didahulukan untuk membayar uang muka perawatan dahulu dari pada

memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien gawat darurat yang bernama tiara

deborah simanjorang sehingga meninggal dunia.

Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres melanggar Peraturan Undang-

Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan pada Pasal 32 Ayat (1) dan

Ayat (2) menyebutkan bahwasannya dalam Ayat (1) menyatakan bahwa pasien

harus diberikan pelayanan kesehatan terlebih dahulu dan tidak mendahulukan

uang muka, namun rumah sakit tersebut mendahulukan atau meminta uang muka

kepada pasien gawat darurat daripada mendahulukan keselamatan nyawa pasien

sehingga pasien tidak mampu membayar uang muka dan meninggal dunia di

rumah sakit mitra keluarga kalideres.

Rumah sakit mitra keluarga kalideres yang menyebabkan meninggalnya

seseorang dikarnakan sengaja tidak diberikan pelayanan kesehatan dahulu dan

lebih mementingkan uang muka pembayaran dari pada mengutamakan

keselamatan nyawa pasien, rumah sakit tersebut dijatuhkan Sanksi Administrasi

untuk rumah sakit mitra keluarga kalideres oleh Menteri Kesehatan yang bernama

Nila Djuwita Farid Moeloek terkait pelanggaran yang di lakukan rumah sakit

Page 68: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

59

mitra keluarga kalideres terhadap Tiara Deborah Simanjorang bayi yang berumur

4 (empat) bulan meninggal di rumah sakit mitra keluarga kalideres diakibatkan

kurang mendapatkan pelayanan kesehatan. Keputusan tersebut terhadap sanksi

untuk rumah sakit mitra keluarga kalideres dari Kementerian Kesehatan dalam

surat resmi Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

UM.0105/MENKES/395/2017 pada tanggal 13 september tahun 2017 yang

dikutip berdasarkan dari keterangan sumber website https://nasional.kompas.com

pada hari rabu tanggal 13 september 2017 pukul 15:31 WIB.

Menteri Kesehatan memerintahkan kepada Dinas Kesehatan Provinsi DKI

Jakarta untuk memberikan Sanksi Administrasi sesuai dengan kewenangan

dengan berupa sanksi teguran tertulis yang disarankan oleh Menteri Kesehatan

yang bernama Nila Djuwita Farid Moeloek. Pasien gawat darurat meninggal di

rumah sakit mitra keluarga kalideres yang bernama Tiara Deborah Simanjorang

yang diminta uang muka perawatan dan diberikan setengah pembayaran uang

muka perawatan namun ditolak oleh pihak rumah sakit dikarnakan tidak

mencukupi uang muka pembayaran perawatan pasien.

Dokter yang menangani pasien Tiara Deborah Simanjorang memberikan

pertolongan pertama dan merawat pasien saat berada di rumah sakit. Perawatan

yang dilakukan Dokter untuk masa penyembuhan pasien sudah sangat profesional

dan sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan. Pihak keluarga pasien

diharuskan membayar uang muka terlebih dahulu untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan selanjutnya untuk masa penyembuhan pasien. Pasien tidak tertolong

diakibatkan tidak mendapat pelayanan kesehatan lebih lanjut dan orang tua pasien

tidak mampu membayar uang muka, pasien gawat darurat yang bernama Tiara

Deborah Simanjorang meninggal dunia di Rumah Sakit Mitra Keluarga

Kalideres.9

Sanksi yang diberikan oleh Menteri Kesehatan dan Dinas Kesehatan

berupa sanksi Administrasi untuk Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres yang

berupa manajemen di rumah sakit mitra keluarga kalideres harus dimutasi.

9 Nabilla Tashandra, Kompas.com, diakses

https://nasional.kompas.com/read/2017/09/13/15313261/kasus-bayi-debora-menkes-jatuhi-sanksi-

tertulis-untuk-rs-mitra-keluarga pada tanggal 26 mei 2019 pukul 13.17 WIB

Page 69: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

60

Pimpinan rumah sakit dimutasi/dipindah, rumah sakit diwajibkan untuk

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan kembali untuk didaftarkan atau

diakreditasi kembali oleh Dinas DKI Jakarta. Jika tidak dilakukan maka akan

adanya pemberhentian operasional rumah sakit.10

Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres memidahkan jajaran manajemen

pada bulan Oktober 2017. Pergantian Manajemen yang dilakukan Rumah Sakit

Mitra Keluarga Kalideres pada tanggal 5 Oktober 2017 sudah dilaporkan adanya

pergantian manajemen di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres yang dikutip

berdasarkan keterangan dari sumber data website https://megapolitan.kompas.com

pada hari selasa tanggal 24 oktober 2017 pukul 16:46 WIB.

Kutipan dari sumber data website https://megapolitan.kompas.com pada

hari selasa tanggal 24 oktober 2017 pukul 16:46 WIB bahwa rumah sakit mitra

keluarga kalideres telah mengangkat Dr. Jocelyn Adrianto sebagai Direktur

Rumah Sakit Mitra Keluarga Kaliederes yang menggantikan Dr. Francisca Dewi.

Manajemen baru yang bernama Dr. Jocelyn Adrianto memiliki latar belakang

pendidikan administrasi rumah sakit, dan berpengalaman sebagai Direktur di

rumah sakit swasta yang terakreditasi dan telah bekerjasama dengan BPJS

Kesehatan. My Sriyanti sebagai Manajer keperawatan juga diangkat dan

menggantikan Ignatia Shanti, dan Dr Dina Hanum sebagai Manajer Marketing

serta Customen Manajemen menggantikan Nilo Rita selaku pihak rumah sakit

yang berada dan beroprasi di rumah sakit mitra keluarga kalideres.

Sanksi yang diberikan oleh Dinas Kesehatan sudah dijalankan dengan baik

dengan memindahkan manajemen dan menakreditasi rumah sakit kembali telah

dijalankan dengan baik dan menjalankan sanksi hukum yang diberikan oleh

Menteri Kesehatan dan Dinas Kesehatan kepada Rumah Sakit Mitra Keluarga

Kalideres. Rumah sakit mitra keluarga kalideres rumah sakit swasta berusaha

untuk mengajukan kerja sama dengan BPJS Kesehatan akan segera diterima.11

10

Moch. Harun Syah, Liputan 6, diakses https://www.liputan6.com/news/read/3107803/bayi-

debora-meninggal-dunia-ini-sanksi-untuk-rs-mitra-keluarga pada tanggal 26 mei 2019 pukul 13.24

WIB 11

Nibras Nada Nailufar, Kompas.com, diakses

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/10/24/16463791/sanksi-kasus-debora-rs-mitra-

keluarga-kalideres-rombak-jajaran-manajemen pada tanggal 26 Mei 2019 Pukul 13.45 WIB

Page 70: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

61

Kronologi kasus di rumah sakit mitra keluarga kalideres, telah sengaja

membiarkan pasien gawat darurat yang tidak mendapatkan pertolongan lanjutan

untuk mendapatkan ruangan khusus pasien dirawat sehingga pasien tidak

tertolong dan meninggal dunia.

Membiarkan orang lain sakit berat hingga orang tersebut meninggal dunia

tanpa mendapatkan perawatan yang layak di rumah sakit bisa dikenakan sanksi

pidana. Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan pada

Pasal 190 menyatakan bahwa pada Ayat (1) Pimpinan Fasilitas Pelayanan

Kesehatan dan/atau Tenaga Kesehatan yang melakukan praktik atau pekerjaan

pada fasilitas pelayanan kesehatan yang dengan sengaja tidak memberikan

pertolongan pertama terhadap pasien yang dalam keadaan darurat sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 32 Ayat (2) Atau Pasal 85 Ayat (2) di pidana dengan

pidana penjara paling lama 2 tahun dan denda paling banyak Rp. 200.000.000.00-

(dua ratus juta rupiah). Pada Ayat (2) menyatakan bahwa Dalam hal perbuatan

sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) mengakibatkan terjadinya kecacatan atau

kematian, pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan pidana penjara paling lama 10

(sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp. 1.000.000.000.00- ( satu milyar

rupiah). Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan pada Pasal

32 Ayat (2) menjelaskan bahwa dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan

kesehatan, baik pemerintah maupun swasta, wajib memberikan pelayanan

kesehatan bagi penyelamatan nyawa pasien dan pencegahatan kecacatan terlebih

dahulu. Pada Pasal 85 Ayat (2) yang menyatakan bahwa fasilitas pelayanan

kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan pada Ayat (1) dilarang

menolak pasien dan/atau meminta uang muka terlebih dahulu.

Pasal 359 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana menyatakan bahwa

barang siapa karena kesalahannya menyebabkan orang lain meninggal, diancam

dengan pidan penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama

satu tahun. Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1366

menyatakan bahwa setiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian

yang disebabkan perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan

kelalaian atau kurang hati-hati.

Page 71: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

62

Tenaga kesehatan seperti dokter dari pihak rumah sakit mitra keluarga

kalideres tersebut telah memberikan pertolongan pertama dengan baik dan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan. Tetapi didalam permasalahan kasus yang

terjadi bahwa rumah sakit mitra keluarga memang sudah memberikan pertolongan

pertama, namun rumah sakit mitra keluarga membiarkan pasien yang sedang sakit

parah tidak diberi tindakan perawatan lebih lanjut untuk masa penyembuhan

pasien dan dengan adanya kebijakan peraturan dari pimpinan rumah sakit malah

lebih mengutamakan uang muka pembayaran dari pada mementingkan

keselamatan nyawa pasien, sehingga pasien tersebut mengakibatkan terjadinya

meninggal dunia akibat kurangnya pelayanan kesehatan di rumah sakit mitra

keluarga kalideres.

Seharusnya pihak yang berwajib juga bisa memberikan sanksi berupa

sanksi pencabutan izin operasional. Rumah sakit tersebut telah melakukan

malapraktek manajemen, dikatakan sebagai malapraktik manajemen karna adanya

suatu tindakan kebijakan peraturan yang dibuat oleh pimpinan rumah sakit yang

tidak sesuai dengan Undang-Undang Tentang Kesehatan dan Undang-Undang

Tentang Rumah sakit. Kebijakan peraturan rumah sakit lebih mendahulukan uang

muka pembayaran untuk pasien gawat darurat yang bernama Tiara Deborah

Simanjorang yang berumur 4 (empat) bulan dari pada keselamatan nyawa pasien,

sehingga pasien tersebut meninggal dunia akibat tidak bisa membayar uang muka.

Rumah Sakit merupakan suatu Badan Hukum yang telah dijelaskan

didalam Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit pada Pasal

20 Ayat (1) Berdasarkan pengelolaannya Rumah Sakit dapat dibagi menjadi

Rumah Sakit Publik dan Rumah Sakit Privat. Ayat (2) Rumah sakit publik

sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dapat dikelola oleh pemerintah, pemerintah

daerah, dan badan hukum yang bersifat nirbala. Ayat (3) Rumah sakit Publik yang

dikelola pemerintah dan pemerintah daerah diselenggarakan berdasarkan

pengelolaan badan layanan umum atau badan layanan umum daerah sesuai

dengan ketentuan peraturan undang-undang. Ayat (4) Rumah Sakit Publik yang

dikelola pemerintah dan pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada Ayat (2)

tidak dapat dialihkan menjadi rumah sakit privat.

Page 72: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

63

Dalam Pasal 21 menjelaskan Rumah sakit privat sebagaimana dimaksud

dalam pasal 20 Ayat (1) dikelola oleh Badan Hukum dengan tujuan profit yang

berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero. Sudah jelas yang dijelaskan dalam

Undang-Undang Rumah Sakit bahwa Rumah Sakit merupakan badan hukum.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti dari Badan Hukum ialah

Perkumpulan dan sebagainya yang dalam hukum diakui sebagai subjek hukum

seperti Perseroan, Yayasan, Lembaga dan sebagainya.12

Rumah sakit mempunyai struktur organisasi Rumah Sakit yang terdapat

penyelenggaraan rumah sakit untuk melaksanakan pelayanan kesehatan dan untuk

melaksanakan pelayanan dalam administrasi di rumah sakit. Pelayanan Medis di

rumah sakit terdapat adanya staf medis yang terdiri dari dokter yang mempunyai

bidang nya masing-masing dan mempunyai wewenang yang melekat dan tidak

dapat dicampuri oleh pihak-pihak yang tidak berkepentingan langsung untuk

melakukan pelayanan medis terhadap pasien di rumah sakit. Rumah sakit

mempunyai staf keperawatan yang terdiri dari perawat untuk memberikan

pertolongan kepada pasien atas dasar intruksi dari dokter. Rumah sakit

mempunyai staf administrasi yang dimana untuk malakukan penerimaan

pembayaran dan lain sebagainya yang berhubungan dengan administrasi dan

ditangani oleh staf administrasi.13

Pihak yang berwenang bisa memberikan sanksi pidana korporasi kepada

rumah sakit, Rumah sakit merupakan korporasi yang bisa saja diwakili oleh

Pimpinan atau direktur, dan Manajer Rumah Sakit. Rumah Sakit merupakan

Badan Hukum bisa dipidana seperti pidana korporasi yaitu dengan pencabutan

izin operasional rumah sakit.

Menurut Utrecht/Moh. Soleh Djindang yang dikutip oleh Prof. Dr. Muladi,

S.H., dan Prof. Dr. Dwidja Priyatno, S.H., M.H., dalam buku yang berjudul

Pertanggungjawaban Pidana Korporasi mengenai pengertian korporasi adalah

Korporasi merupakan badan hukum dari suatu perkumpulan orang yang bertindak

12

https://kbbi.kata.web.id/badan-hukum/ diakses pada tanggal 26 Mei 2019 pukul 22.26 WIB 13

Henni Febriawati, Manajemen Logistik Farmasi Rumah Sakit, (Yogyakarta : Gosyen

Publisying, 2013), h. 9

Page 73: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

64

bersama-sama mempunyai hak dan kewajiban dari tugas yang terpisah sendiri dari

hak kewajiban anggota nya masing-masing.14

Pertanggungjawaban pidana korporasi bagi pengurus korporasi sebagai

pembuat dan pengurusnya wajib bertanggung jawab, korporasi

dipertanggungjawabkan oleh pimpinan, dan bagi pengurus korporasi mempunyai

tugas dan tanggungjawab dengan kewajiban-kewajiban tertentu. korporasi itu

dapat dipertanggungjawabkan oleh pengurus atau pimpinan yang telah melakukan

pelanggaran tertentu, maka bisa diancam pidana dan dipidana.15

Ketentuan yang mengatur hal tersebut sesuai dengan ketentuan yang

terdapat didalam peraturan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana pada Pasal 169

KUHP yang menyatakan bahwa dalam Ayat (1) Turut campur dalam

perkumpulan yang dimaksud melakukan kerjahatan atau dalam perserikatan lain

yang dilarang oleh undang-undang umum, dihukum penjara selama-lamanya 6

(enam) bulan. Ayat (2) menyatakan bahwa turut dalam perkumpulan pelanggaran,

dihukum penjara selama-lamanya 9 (sembilan) bulan atau denda sebanyak-banyak

nya empat ribu lima ratus rupiah. Ayat (3) Terhadap orang yang mendirikan atau

yang mengurus perkumpulan itu, maka hukuman ini dapat ditambah dengan

sepertiganya.

Rumah sakit berhubungan dengan pasien dalam proses memberikan

pelayanan yang baik dan tanpa diskriminatif, jika terjadi suatu pelanggaran yang

dilakukan oleh rumah sakit terhadap pasien dalam penyelenggaraan pelayanan

kesehatan dalam perbuatan yang melanggar peraturan perundang-undangan yang

dilakukan oleh dokter ataupun tenaga kesehatan lainnya yang beroprasi di rumah

sakit dengan adanya unsur kesengajaan maka tanggungjawab pidana berupa

pemidanaan dan pencabutan izin operasional rumah sakit.16

Rumah sakit mitra keluarga kalideres melakukan pelanggaran terhadap

pasien gawat darurat di rumah sakit. Pasien tidak mendapatkan pertolongan lebih

14

Muladi dan Dwidja Priyatno, Pertanggungjawaban Pidana Korporasi, (Jakarta : Kencana

PrenadaMedia Group, 2010), h. 25 15

Muladi dan Dwidja Priyatno, Pertanggungjawaban Pidana Korporasi, ... h. 86 16

Grace Yurico Bawole, Rumah Sakit Sebagai Badan Hukum Bertanggung Jawab Atas

Tindakan Medis Yang Dilakukan Dokternya, Volume. II, Nomor .5, September 2013, h. 137

Page 74: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

65

lanjut untuk masa penyembuhan pasien sehingga pasien tersebut meninggal dunia,

diakibatkan dari kebijakan manajemen rumah sakit dalam membuat peraturan

tidak sesuai dengan Undang-Undang Tentang Kesehatan dan Undang-Undang

Tentang Rumah Sakit dengan aturan pasien harus membayar uang muka terlebih

dahulu. Namun pasien tersebut tidak bisa membayar uang muka yang disarankan

oleh pihak rumah sakit sehingga kurang pelayanan pengobatan di rumah sakit

tersebut dan mengakibatkan pasien meninggal dunia.

Undang-Undang Tentang Kesehatan sudah menjelaskan terkait pelayanan

bagi pasien yang tidak mendahulukan uang muka terlebih dahulu yang diatur

didalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan pada Pasal

32 Ayat (1) dan Ayat (2) menyebutkan bahwasannya dalam Ayat (1) Dalam

keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun swasta,

wajib memberikan pelayanan kesehatan bagi penyelamatan nyawa pasien dan

pencegahan kecacatan terlebih dahulu. Dalam Ayat (2) menyatakan bahwasannya

Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun

swasta dilarang menolak pasien dan/atau meminta uang muka.

Dengan adanya pelanggaran yang dilakukan pihak rumah sakit maka

rumah sakit tidak harus mendapatkan sanksi Administrasi berupa pemindahan

terhadap manajemen saja, namun rumah sakit bisa dikenakan sanksi pidana

korporasi yang bisa saja diwakili oleh Pimpinan atau Direktur, dan Manajer

Rumah Sakit. Rumah Sakit merupakan Badan Hukum bisa dipidana seperti pidana

korporasi yaitu dengan dipidana ataupun pencabutan izin operasional rumah sakit.

Page 75: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dengan hasil analisa peneliti pada bab-bab sebelumnya maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dalam pemberian pelayanan pengobatan kepada pasien di Rumah Sakit

Mitra Keluarga Kalideres sudah sesuai dengan Peraturan Perundang-

Undangan. Namun dengan adanya kasus pasien yang meninggal di rumah

sakit mitra keluarga kalideres yang bernama Tiara Deborah Simanjorang

pada tahun 2017, pasien kurang mendapatkan pelayanan kesehatan dengan

baik. Kebijakan dari peraturan manajemen rumah sakit yang

mendahulukan uang muka pembayaran dari pada mementingkan

keselamatan nyawa pasien, sehingga pasien tersebut tidak bisa membayar

uang muka dan akhirnya meninggal dunia.

2. Sanksi yang diberikan oleh pihak yang berwenang seperti Menteri

Kesehatan dan Dinas Kesehatan memberikan sanksi teguran tertulis

berupa sanksi administrasi yang harus mutasi manajemen dan rumah sakit

harus terakreditasi kembali. Sanksi tersebut sudah dijalankan dengan baik

oleh pihak rumah sakit. Namun dengan adanya pelanggaran yang

dilakukan pihak rumah sakit yang membiarkan orang lain sakit berat

hingga orang tersebut meninggal dunia tanpa mendapatkan perawatan

yang layak di rumah sakit bisa dikenakan sanksi pidana. Pasal 359 Kitab

Undang-Undang Hukum Pidana menyatakan bahwa barang siapa karena

kesalahannya menyebabkan orang lain meninggal, diancam dengan pidana

penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu

tahun. Pasal 1366 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menyatakan

bahwa setiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian yang

disebabkan perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan

kelalaian atau kurang hati-hati, dan Undang-Undang Nomor 36 Tahun

Page 76: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

67

2009 Tentang Kesehatan pada Pasal 190 Ayat (1) dan Ayat (2) dalam

ketentuan pidana yang menyebabkan pasien meninggal dunia.

B. Rekomendasi

Berdasarkan dengan analisa peneliti pada bab-bab sebelumnya maka dapat

diambil rekomendasi sebagai berikut :

1. Bagi rumah sakit pemerintah maupun rumah sakit swasta dalam

memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien tanpa unsur diskriminatif.

2. Mendahulukan keselamatan nyawa pasien.

3. Tidak menimbulkan malapraktik dalam memberikan pelayanan kesehatan

untuk pasien di rumah sakit.

4. Tenaga kesehatan mempunyai keterampilan dan profesional dalam

menangani pasien di rumah sakit.

5. Memberikan pelayanan kesehatan yang baik, aman, dan bermutu bagi

masyarakat.

Page 77: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

68

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Ali, Mahrus, Asas-Asas Hukum Pidana Korporasi, Jakarta: PT. RajaGrafindo

Persada, 2013.

Chazawi, Adami, Malpraktik Kedokteran Tinjauan Norma Dan Doktrin Hukum,

Malang: Bayumedia Publishing, 2007.

Fajar, Mukti dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan

Empiris, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.

Febriawati, Henni Manajemen Logistik Farmasi Rumah Sakit, Yogyakarta:

Gosyen Publisying, 2013.

Fahmi, Irham, Manajemen Kepemimpinan Teori dan Aplikasi, Bandung: Alfabeta,

2013.

Fuady, Munir, Teori-Teori Besar (Grand Theory) Dalam Hukum, Jakarta:

Kencana Prenadamedia Group, 2013.

Hanafiah, M. Jusuf dan Amri Amir, Etika kedokteran dan Hukum Kesehatan,

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2017.

Hs, Salim Dan Erlies Septiana Nurbani, Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian

Tesis Dan Disertasi, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2014.

Is, Muhamad Sadi, Etika Hukum Kesehatan Teori dan Aplikasinya Di Indonesia,

Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2015.

Muninjaya, Gde, Manajemen Kesehatan, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC, Cetakan Kedua, 2004.

Muladi dan Dwidja Priyatno, Pertanggungjawaban Pidana Korporasi, Jakarta:

Kencana PrenadaMedia Group, 2010.

Notoatmodjo, Soekidjo, Etika Dan Hukum Kesehatan, Jakarta: PT. Rineka Cipta,

2010.

Sujak, Abi, Kepemimpinan Manajer Eksistensinya Dalam Perilaku Organisasi,

Jakarta: CV. Rajawali, 1990.

Siswati, Sri, Etika dan Hukum Kesehatan dalam Persepektif Undang-Undang

Kesehatan, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2013

Triwibowo, Cecep, Etika dan Hukum Kesehatan, Yogyakarta: Nuha Medika,

2014

Page 78: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

69

Wiradharma, Danny, Penuntut Kuliah Hukum Kedokteran, Jakarta: Sagung Seto,

Cetakan Kedua, 2014

Jurnal

Cahyo Agi Wibowo, Hari Wahyudi, Sudarto. “Penolakan Pelayanan Medis Oleh

Rumah Sakit Terhadap Pasien Yang Membutuhkan Perawatan Darurat,

Jurnal Nasional, Surabaya, Universitas Muhammadiyah Surabaya,Vol. 1,

No 1, 2017.

Ferysa Rochmaningtyas, “Pengendalian Sistem Pelayanan Kesehatan Di Rumah

Sakit Islam Klaten”, Jurnal ilmiah pelayanan kesehatan, 2010.

Grace Yurico Bawole, “Rumah Sakit Sebagai Badan Hukum Bertanggung Jawab

Atas Tindakan Medis Yang Dilakukan Dokternya”. jurnal nasional, Vol.

II, No. 5, 2013.

Setya Wahyudi, “Tanggung Jawab Rumah Sakit Terhadap Kerugian Akibat

Kelalaian Tenanga Kesehatan Dan Implikasinya”, Jurnal Dinamika

Hukum, Vol. 11, No. 3, 2011.

Teddy Irawan Saputra, “Pertanggungjawaban Pidana Rumah Sakit Dan Dokter

Atas Meninggalnya Pasien Yang Ditelantarkan Rumah Sakit”, Jurnal

Ilmiah, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, 2018.

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan (LN (lembar negara).

Nomor. 114 Tahun 2009 TLN (tambahan lembaran negara) Nomor. 5063).

Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit (LN (lembaran

negara) Nomor. 153 Tahun 2009 TLN (tambahan lembaran negara) Nomor.

5072).

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

340/MENKES/PER/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit.

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Pasal 359 (LN (lembaran negara) Nomor.

76 Tahun 1981).

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1366 (LN (lembar negara) Nomor.

12 Tahun 1975).

Page 79: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

70

Website

https://kompas.com

https://kbbi.web.id

https://tribunnews.com

https://liputan6.com

Layanan Kesehatan Dengan Setulus Hati, diakses https://cdn.indonesia

investments.com/bedrijfsprofiel/5699/Mitra-Keluarga-Karyasehat-Annual

Report-2014-MIKA-Company-Profile-Indonesia-Investments.pdf

Transformasi Untuk Pertumbuhan Berkelanjutan, diakses

http://mitrakeluarga.com/pdf/report/4_53_laporan-tahunan-2015.pdf

Transformasi untuk melayani dengan baik, diakses https://cdn.indonesia

investments.com/bedrijfsprofiel/5699/Mitra-Keluarga-Karyasehat-Annual

Report-2016-Company-Profile-Indonesia-Investments.pdf

Meraih Peluang Untuk Mencapai Pertumbuhan, diakses

http://www.mitrakeluarga.com/pdf/report/40_15_laporan-tahunan2017.pdf

Pelayanan Pengobatan Di Rumah Sakit Mitra Keluarga, diakses

http://mitrakeluarga.com/frequently-ask-question

Page 80: PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT …

71