Upload
julia-rahmi
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
TUGAS RESUME
PERKOPERASIAN
“SISA HASIL USAHA”
Oleh:
JULIA RAHMI 14134042
LEDYANA YUSIKA SARI 14134044
M.ARIF HIDAYAT 14134046
MOHAMMAD MA’RUF 14134048
DIII MANAJEMEN PERDAGANGAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2016
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis panjatkan segala puji dan syukur kepada Allah
SWT atas dilimpahkannya rahmat dan karuniannya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
yang telah diberikan oleh dosen.
Penulis berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak yang bersangkutan serta dapat menyelesaikan tugas yang diberikan
oleh dosen.
Padang, 18 Maret 2016
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Tujuan Penulisan............................................................................................2
C. Landasan Teori...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIA SISA HASIL USAHA............................................................3
B. INFORMASI DASAR SHU..........................................................................5
C. RUMUSAN PEMBAGIAN SHU.................................................................6
D. PRINSIP – PRINSIP PEMBAGIAN SHU....................................................11
E. PEMBAGIAN SHU PER-ANGGOTA..........................................................12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................20
B. Saran ..............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Sebagai badan usaha, koperasi adalah sebuah perusahaan yang harus mampu
berdiri sendiri menjalankan kegiatan usahanya untuk memperoleh laba. Hanya
saja perkoperasian Indonesia tidak mengenal istilah “laba”, karena tujuan
kegiatan koperasi tidak berorientasi pada laba (non-profit oriented) melainkan
berorientasi pada manfaat (benefit oriented). Laba dalam koperasi dikenal dengan
istilah Sisa Hasil Usaha (SHU). Pada setiap akhir periode operasinya, koperasi
diharapkan dapat menghasilkan SHU yang layak. Berdasarkan Undang-Undang
No. 25 Pasal 45 Ayat 1, “Sisa Hasil Usaha merupakan pendapatan koperasi yang
diperoleh dalam waktu satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan
kewajiban lainnya, termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan”. Pada
dasarnya koperasi dikelola dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan para
anggotanya dan masyarakat secara keseluruhan. Sekalipun koperasi tidak
mengutamakan keuntungan, usaha-usaha yang dikelola oleh koperasi harus
memperoleh SHU yang layak sehingga koperasi dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya dan meningkatkan kemampuan usaha.
Untuk mewujudkan hal itu, seringkali koperasi menghadapi beberapa kendala.
Pertama, masalah yang muncul dari segi modal usaha. Pertumbuhan modal dalam
koperasi berjalan lambat. Hal ini disebabkan kurangnya partisispasi anggota
terhadap penanaman modal dalam koperasi, sehingga koperasi masih sangat
tergantung pada kredit bank meskipun biayanya mahal. Kedua, masalah yang
muncul dari segi volume usaha. Terbatasnya modal yang ada dalam koperasi
menyebabkan sulitnya mengembangkan unit-unit usaha yang diharapkan mampu
meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Selain itu, pemanfaatan modal yang
kurang baik juga dapat menghambat peningkatan volume usaha dalam koperasi.
Ketiga, manajemen modal kerja yang kurang baik.
1
2
b. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sisa hasil usaha (shu)?
2. Apa informasi dasar mengenai shu?
3. Bagaimana rumusan pembagian shu?
4. Bagaimana prinsip-prinsip pembagian shu?
5. Bagaimana pembagian shu per-anggota?
c. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui posisi pengertian shu
b. Untuk mengetahui informasi dasar shu
c. Untuk mengetahui bagaimana rumusan pembagian shu
d. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pembagian shu
e. Untuk mengetahui pembagian shu per-anggota
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SISA HASIL USAHA
Menurut pasal 45 ayat (1) UU No. 25/1992, adalah sebagai berikut :
1. Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan koperasi yang
diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi biaya, penyusutan dan
kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
2. SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota
sebanding jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan
koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan
keperluan koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.
3. Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam Rapat
Anggota.
4. Penetapan besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta
jumlahnya ditetapkan oleh Rapat Anggota sesuai dengan AD/ART
Koperasi.
5. Besarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda,
tergantung besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap
pembentukan pendapatan koperasi.
6. Semakin besar transaksi (usaha dan modal) anggota dengan koperasinya,
maka semakin besar SHU yang akan diterima.
Jadi istilah sisa hasil-usaha atau SHU dalam organisasi badan usaha koperasi
dapat dipandang dari dua sisi. Dari sisi pertama, SHU ditentukan dari cara
menghitungnya yaitu seperti yang disebut di dalam Pasal 45 Ayat (1) Undang-
Undang Perkoperasian. Sehingga SHU adalah merupakan laba atau keuntungan
yang diperoleh dari menjalankan usaha sebagaimana layaknya sebuah perusahaan
bukan koperasi. Dari sisi kedua, sebagai badan usaha yang mempunyai
4
karakteristik dan nilai-nilai tersendiri, maka sebutan sisa hasil usaha merupakan
makna yang berbeda dengan keuntungan atau laba dari badan usaha bukan
koperasi. Sisi ini menunjukkan bahwa badan usaha koperasi bukan
mengutamakan mencari laba tetapi mengutamakan memberikan pelayanan kepada
anggotanya.
Kontribusi anggota terhadap kegiatan usaha koperasi dapat berbentuk kewajiban
anggota untuk membayar harga atas pelayanan koperasi. Di dalam harga atas
pelayanan koperasi terdapat unsur pendapatan koperasi, yang akan digunakan
oleh koperasi guna menutupi biaya-biaya yang dikeluarkan oleh organisasi
koperasi. Secara keseluruhan, bentuk kontribusi anggota terhadap kebutuhan
pembiayaan koperasi dapat terdiri dari:
1. Partisipasi Bruto, yaitu partisipasi anggota terhadap seluruh biaya yang
dikeluarkan oleh koperasi dalam rangka memberikan pelayanan-
pelayanan, Partisipasi bruto dihitung dari harga pelayanan yang diterima
atau dibayar oleh anggota;
2. Partisipasi Neto, yaitu partisipasi anggota terhadap biaya-biaya di tingkat
organisasi koperasi, dalam rangka menjalankan fungsi-fungsi sebagai
pemegang mandat anggota.
Pasal 42
Bagian Sisa Hasil Usaha untuk anggota dapat diberikan secara langsung atau
dimasukkan dalam simpanan atau tabungan anggota yang bersangkutan sesuai
dengan Keputusan Rapat Anggota.
Pasal 43
(1). Cadangan dipergunakan untuk pemupukan modal dan menutup kerugian
Koperasi sesuai dengan Keputusan Rapat Anggota.
(2). Bagian dari Cadangan KOPERASI dapat dibagikan kepada anggota dalam
bentuk simpanan khusus, apabila jumlah cadangan telah mencapai lebih dari 1/2
5
(satu per dua) bagian dari jumlah seluruh simpanan pokok, simpanan wajib dan
simpanan khusus anggota.
(3). Rapat Anggota dapat memutuskan untuk mempergunakan paling tinggi 1/2
(satu per dua) bagian atau 50% dari jumlah seluruh cadangan untuk perluasan
perusahaan KOPERASI.
(4). Sekurang-kurangnya 1/2 (satu per dua) bagian atau 50% dari uang cadangan
harus disimpan dalam bentuk giro pada Bank yang ditunjuk oleh Pengurus.
(5). Anggota KOPERASI yang berhenti dari keanggotaan Koperasi secara sah
dapat memperoleh bagian atas cadangan KOPERASI berdasarkan prosentase
jumlah simpanan pokok dan simpanan wajib yang dimilikinya pada KOPERASI,
yang ketentuannya diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.
B. INFORMASI DASAR MENGANAI SHU
BEBERAPA INFORMASI DASAR TENTANG SHU:
1. SHU total koperasi pada satu tahun buku
2. Bagian SHU anggota
3. Total simpanan seluruh anggota
4. Jumlah simpanan per anggota
5. volume usaha per anggota
6. Bagian (persentase) SHU untuk simpanan anggota
7. Bagian (persentase) SHU untuk transaksi usaha anggota
Istilah-istilah dari informasi dasar:
SHU Total adalah SHU yang terdapat pada neraca atau laporan laba-rugi
koperasi setelah pajak (profit after tax)
Transaksi anggota adalah kegiatan ekonomi (jual beli barang atau jasa),
antara anggota terhadap koperasinya.
Partisipasi modal adalah kontribusi anggota dalam memberi modal
koperasinya, yaitu bentuk simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan
usaha, dan simpanan lainnya.
6
SHU Total adalah SHU yang terdapat pada neraca atau laporan laba-rugi
koperasi setelah pajak (profit after tax)
Transaksi anggota adalah kegiatan ekonomi (jual beli barang atau jasa),
antara anggota terhadap koperasinya.
Partisipasi modal adalah kontribusi anggota dalam memberi modal
koperasinya, yaitu bentuk simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan
usaha, dan simpanan lainnya.
C. RUMUS PEMBAGIAN SHU ( SISA HASIL USAHA )
Cara melihat perhitungan SHU koperasi berdasarkan beberapa jenis koperasi :
1. SHU Koperasi Pemasaran
Dalam koperasi pemasaran, partisipasi bruto anggota adalah harga jual produk
koperasi ke pasar. Hasil penjualan produk koperasi tersebut ke pasar pada
dasarnya adalah menjadi milik anggota. Karena partisipasi bruto anggota koperasi
merupakan pendapatan koperasi, maka dapat dijabarkan sebagai berikut:
PK = Hjk.Qjk
PK ( Pendapatan koperasi ) = partisipasi bruto
Hjk = Harga jual produk koperasi per satuan ke pasar
Qjk = Kuantitas jual produk koperasi ke pasar
Untuk menjalankan misinya sebagai organisasi pemasaran, koperasi memerlukan
biaya-biaya; yang dapat dikualifikasikan sebagai biaya operasional. Biaya-biaya
tersebut menjadi tanggungan para anggota koperasi. Partisipasi anggota
memberikan kontribusi untuk menutup biaya-biaya di tingkat organisasi, disebut
sebagai partisipasi neto anggota. Kemudian, para anggota akan menerima hasil
penjualan produknya dari koperasi setelah dikurangi partisipasi neto dari anggota
tersebut.
Dengan demikian, hasil penjualan koperasi (partisipasi bruto anggota =
pendapatan koperasi) setelah dipotong dengan partisipasi neto anggota akan
diperoleh harga pelayanan (HP) koperasi terhadap anggota. Jadi, harga pelayanan
7
koperasi dalam koperasi pemasaran adalah harga jual yang diterima oleh anggota
dari koperasinya.
2. SHU Koperasi Pembelian
Menghitung SHU Koperasi Pembelian dapat dilakukan sebagai berikut: hasil
penjualan koperasi adalah sama dengan partisipasi bruto anggota dan sama
dengan pendapatan koperasi dari nilai belanja yang dilakukan oleh anggota
kepada koperasi. Perhitungannya sebagai berikut:
PK = Hjka. Kba.
Hjka adalah: Harga per satuan barang yang dibeli oleh anggota dari koperasi
Kba adalah: Kuantitas belanja yang dilakukan oleh anggota kepada koperasi.
3. SHU Koperasi Simpan Pinjam
Dalam hal koperasi simpan pinjam, maka partisipasi bruto atau PK anggota
adalah jumlah atau besar kredit yang diberikan kepada anggota ditambah bunga
dan biaya administrasi kredit. Perhitungannya dapat dirumuskan sebagai berikut:
PK = Vka + Bka.
Vka = suatu jumlah atau besar pokok pinjaman yang disalurkan kepada anggota
Bka = bunga ditambah dengan biaya administrasi pinjaman
Di dalam PK harus dicantumkan besar jumlah pokok pinjaman karena dari
besaran jumlah pinjaman tersebut dapat memberi gambaran bahwa koperasi
dalam mempromosikan anggotanya melalui pelayanan pinjaman. Anggota
koperasi, wajib mengembalikan pokok pinjaman yang diberikan koperasi; pokok
pinjaman tersebut merupakan harga pelayanan koperasi. Partisipasi neto anggota
atau hasil usaha kotor koperasi akan dapat dilihat dari besarnya bunga pinjaman
dan biaya administrasi pinjaman yang dibayar oleh anggota. Bunga pinjaman dan
biaya administrasi kredit dari koperasi haruslah lebih menguntungkan anggota
dibandingkan dengan bunga kredit yang ditetapkan oleh lembaga keuangan lain.
Mendukung perhitungan SHU di atas, ketentuan perundang-undangan koperasi
Indonesia memberikan batasan sebagai berikut:
8
Pasa1 45 Ayat (2) UU Perkoperasian berbunyi:
SHU setelah dikurangi dana cadangan dibagikan kepada anggota sebanding
dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi
serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan lain
dari koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota”.
Penjelasan Pasal 45 Ayat (2) UU Perkoperasian berbunyi:
“Penetapan besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta besarnya
keperluan lain, ditetapkan oleh Rapat Anggota. Yang dimaksud dengan jasa usaha
adalah transaksi usaha dan partisipasi modal.”
Dari isi ketentuan perundang-undangan tersebut dapat dilihat secara jelas apa arti
SHU dari sebuah koperasi, sehingga memiliki makna dan nilai yang berbeda
dengan pengertian laba yang didapat oleh sebuah perusahaan bukan koperasi.
Pembagian SHU yang diterima oleh masing-masing anggota jumlahnya sering
memperlihatkan perbedaan yang mencolok, hal ini disebabkan adanya perbedaan
dari besar kecil jasa yang diberikan oleh masing-masing anggota kepada seluruh
kegiatan usaha koperasi. Semakin banyak kontribusi dan partisipasi langsung
anggota dengan koperasinya, maka semakin besar partisipasi anggota tersebut
terhadap percepatan dan pembentukan pendapatan hasil usaha koperasi.
Acuan dasar membgi SHU adalah prinsip-prinsip dasar koperasi yang
menyebutkan bahwa, pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
Dengan demikian , SHU koperasi di terima oleh anggota bersumber dari 2
kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota sendiru, yaitu:
1) SHU atas jasa modal
Pembagian ini juga sekalius mencerminkan anggota sebagai pemilik ataupun
investor, karena jasa atas modalnya (simpanan) tetap diterima dari koperasinya
9
sepanjang koperasi tersebut menghasilkan SGU pada tahun buku yang
bersangkutan.
2) SHU atas jasa usaha
Jasa ini mnegaskan bahwa anggota koperasi selain pemilik juga sebagai pemakai
atau apelanggan,
Secara umum SHU koperasi di bagi sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan
pada Anggaran Dasar/ Anggeran Rumah Tangga Koperasi sebagai berikut:
- Cadangan koperasi
- Jasa anggota
- Dana pengurus
- Dana karyawan dana pendidikan
- Dana sosial
- Dana untuk pembagunan sosial
Tentunya tidak semua komponen di atas harus diadopsi koperasi dalam membagi
SHU-nya. Hal ini sangat tergantung dari keputusan anggota yang ditetapkan
dalam rapat anggota.
Untuk mempermudah pemahaman rumus pembagian SHU koperasi, berikut ini
diasjikan salah satu kasus pembagian SHU koperasi (selanjutnya disebut koperasi
A)
Menurut AD/ART koperasi A, SHU dibagi sebagai berikut :
Cadangan : 40 %
Jasa anggota : 40 %
Dana pengurus : 5 %
Dana karyawan : 5 %
Dana pendidikan : 5 %
Dana sosial : 5 %
10
SHU per anggota dapat dihitung sebagai berikut:
SHU KOPERASI = Y+ X
Dimana:
SHU KOPERASI : Sisa Hasil Usaha per Anggota
Y : SHU KOPERASI yang dibagi atas Aktivitas Ekonomi
X: SHU KOPERASI yang dibagi atas Modal Usaha
Dengan menggunakan model matematika, SHU KOPERASI per anggota dapat
dihitung sebagai berikut.
SHU KOPERASI= Y+ X
Dengan
SHU KOPERASI AE = Ta/Tk(Y)
SHU KOPERASI MU = Sa/Sk(X)
Dimana.
SHU KOPERASI: Total Sisa Hasil Usaha per Anggota
SHU KOPERASI AE : SHU KOPERASI Aktivitas Ekonomi
SHU KOPERASI MU : SHU KOPERASI Anggota atas Modal Usaha
Y : Jasa Usaha Anggota
X: Jasa Modal Anggota
Ta: Total transaksi Anggota)
Tk : Total transaksi Koperasi
Sa : Jumlah Simpanan Anggota
Sk : Simpanan anggota total (Modal sendiri total)
Bila SHU bagian anggota menurut AD/ART koperasi A adalah 40% dari
total SHU, dan rapat anggota menetapkan bahwa SHU bagian anggota tersebut
dibagi secara proporsional menurut jasa modal dan usaha, dengan pembagian Jasa
Usaha Anggota sebesar 70%, dan Jasa Modal Anggota sebesar 30%, maka ada 2
cara menghitung persentase JUA dan JMA yaitu:
11
Pertama, langsung dihitung dari total SHU koperasi, sehingga:
JUA = 70% x 40% total SHU Koperasi setelah pajak
= 28% dari total SHU Koperasi
JMA = 30% x 40% total SHU koperasi setelah pajak
= 12% dari total SHU koperasi
Kedua, SHU bagian anggota (40%) dijadikan menjadi 100%, sehingga dalam hal
ini diperoleh terlebih dahulu angka absolut, kemudian dibagi sesuai dengan
persentase yang ditetapkan.
D. PRINSIP – PRINSIP PEMBAGIAN SHU
Berikut ini adalah 4 hal yang menjadi Prinsip SHU Koperasi :
1. SHU yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota.
Pada umumnya SHU yang dibagikan kepada anggota koperasi, bersumber dari
anggota itu sendiri.
Sedangkan SHU yang sifatnya bukan berasal dari transaksi dengan anggota pada
dasarnya tidak dibagi kepada anggota, tetapi dijadikan sebagai cadangan koperasi.
Dalam hal ini sebuah koperasi tertentu, bila SHU yang bersumber dari non
anggota cukup besar, maka rapat anggota dapat menetapkannya untuk dibagi
secara merata selama pembagian tersebut tidak mengganggu likuiditas koperasi.
2. SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang dilakukan
anggotasendiri.
SHU yang diterima oleh setiap anggota pada dasarnya merupakan insentif dari
modal yang diinvestasikannya dan dari hasil transaksi yang dilakukan anggota
koperasi. Oleh karena itu, dibutuhkan penentuan proporsi SHU untuk jasa modal
dan jasa transaksi usaha yang akan dibagikan kepada para anggota koperasi.
3. Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan dan terbuka.
12
Proses perhitungan SHU per-anggota dan jumlah SHU yang dibagi kepada
anggota harus diumumkan secara transparan dan terbuka, sehingga setiap anggota
dapat dengan mudah menghitung secara kuantitatif berapa besaran partisipasinya
kepada koperasi. Prinsip ini pada dasarnya juga merupakan salah satu proses
pendidikan bagi anggota koperasi dalam membangun suatu kebersamaan,
kepemilikan terhadap suatu badan usaha, dan pendidikan dalam proses demokrasi.
Selain itu juga untuk mencegah kecurigaan yang dapat timbul antar sesama
anggota koperasi.
4. SHU anggota dibayar secara tunai
SHU yang dibagikan per anggota haruslah diberikan secara tunai, karena dengan
demikian koperasi membuktikan dirinya sebagai badan usaha yang sehat kepada
anggota dan masyarakat mitra bisnisnya.
E. PERKEMBANGAN TEKNIK – TEKNIK MANEJEMN KOPERASI
Dalam prakteknya apabila terjadi sisa uasha (atau sisa hasil usaha), maka sisa itu
akan tidak dikembalikan seluruhnya kepada anggota. Seperti sebagioan perlu
ditahan untuk di jadikan cadangan.
Selainya itu koperasi juga tidak boleh melupakan, bahwa sesumgguhnya ada
orang-orang yang bekerja tetapi belum diberi pengharapan dari uang
persediaan ongkos pelayanan itu. Mereka itu adalah pengurus dan karyawan-
karyawan yang setiap hari menjaga toko, mengerjakan pembukuan, mengatur
gudang dan sebagainya..Oleh sebab itu sebagian lagi ditahan untuk orang-
orang tersebut.
Masih ada lagi yang harus di perhatikan , yaitu: untuk pendidikan. Ternyata
bahwa anggota pengurus dan karyawan-karyawan selalu harus diberi
pendidikan/latihan agar supaya mengerti, paham dan terampil melayani
anggota koperasi. Juga koperasi tidak boleh lupa akan fungsi sosialnya pada
masyarakat, kalau di daerah tersebut ada bencana yang menimpa. Selain itu
koperasi pun wajib meningkatkan kemajuan daerah dimana koperasi bekerja.
13
Bukankah koperasi menggunakan jalan desa/kabupaten atau kota serta
jembatan untuk mengangkut beras? Bukankah toko atau gudang koperasi
aman karena ada penjagaankemanan di daerah? Maka untuk itu perlu disisikan
sebagian dari sisa hail usaha.
Di dalam tiap-tiap koperasi seharusnya sudah di tentukan bagaimana cara
membagi sisa hasil usaha itu. Dengan demikian pembagian SHU kopersi
dilakukan menurut anggaran dasarnya.
Sesungguhnya bukan anggota saja yang membayar bongkos pelayanan, dan
memberi ” keuntungan-” itu, tetapi juga bukan anggota, Halini disebabkan
karena koperasi juga melayani masyarakat. Akan tetapi karena pelayanan
kepada bukan anggota sangat sukar dicatat maka sisa usaha yang mestinya
harus dikembalikan dengan cara lain. Caranya yaitu dikembalikan kepada
masyarakat dalam bentuk dana sosial dan dana pembagunan daerah kerja.
1. SHU per-anggota.
Penghitungan SHU bagian anggota dapat dilakukan dengan rumus setelah
mengetahui hal-hal yang tercantum dibawah ini :
1. SHU total kopersi pada satu tahun buku
2. Bagian (persentase) SHU anggota
3. Total simpanan seluruh anggota
4. Total seluruh transaksi usaha ( volume usaha atau omzet) yang bersumber
dari anggota
5. Jumlah simpanan per anggota
6. Omzet atau volume usaha per anggota
7. Bagian (persentase) SHU untuk simpanan anggota
8. Bagian (persentase) SHU untuk transaksi usaha anggota.
Maka dapat di hitung dengan rumus :
http://mukhammadluthfinugroho.files.wordpress.com/2012/01/shu_1.jpg?w=630
14
SHUA = JUA +JMA
Di mana :
SHUA = Sisa Hasil Usaha Anggota
JUA = Jasa Usaha Anggota
JMA = Jasa Modal Anggota
SHU per-anggota dengan model matematika.
http://mukhammadluthfinugroho.files.wordpress.com/2012/01/shu_2.jpg?w=630
Dimana :
SHU Pa : Sisa Hasil Usaha per Anggota
JUA : Jasa Usaha Anggota
JMA : Jasa Modal Anggota
VA : Volume usaha Anggota (total transaksi anggota)
UK : Volume usaha total koperasi (total transaksi Koperasi)
Sa : Jumlah simpanan anggota
TMS : Modal sendiri total (simpanan anggota total)
MenurutUU No. 25/1992 pasal5 ayat1
· Mengatakan bahwa“pembagian SHU kepada anggota dilakukan tidak
semata-mata berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi,
tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi.
Ketentuan ini merupakan perwujudan kekeluargaan dan keadilan”.
· Didalam AD/ART koperasi telah ditentukan pembagian SHU sebagai
berikut: Cadangan koperasi 40%, jasa anggota 40%, dana pengurus 5%, dana
karyawan 5%, dana pendidikan 5%, danasosial 5%,
danapembangunanlingkungan 5%.
· Tidak semua komponen diatas harus diadopsi dalam membagi SHU-nya.
Hal ini tergantung dari keputusan anggota yang ditetapkan dalam rapat
anggota.
15
Contoh pembagian sisa hasil usaha sebagai berikut:
Contoh (1) : Pembagian SHU pada Koperasi Kredit.
Dari laporan keuangan Koperasi Kredit “MANTAB” per-31-12-1998 diperoleh
data sebagai berikut :
1. Jumlah pendapatan koperasi selama 1 tahun buku sebesar Rp 20.000.000,- yang
terdiri dari usaha koperasi sendiri (bunga pinjaman, provisi, dan denda)
sebesar Rp 18.000.000,- serta dari luar usaha koperasi (bunga bank dan
deviden) sebesar Rp 2.000.000,-
2. Jumlah biaya operasional selama 1 tahun buku yang bersangkutan
: Rp 8.000.000,-
3. Pajak pendapatan yang ditetapkan pemerintah : 10%
4. Jumlah simpanan pokok semua anggota Rp 4.000.000,- sedangkan jumlah
simpanan wajibnya Rp. 12.000.000,-
Sesuai dengan keputusan rapat anggota, ditetapkan pebagian SHU sebagai berikut
:
1. Untuk dana cadangan : 20 %
2. Untuk dana pendidikan perkoperasian : 5 %
3. Untuk dana taktis/sosial : 5 %
4. Untuk jasa pengelola : 10 %
5. Untuk jasa anggota :
- Jasa simpanan (pokok dan wajib) : 35 %
- Jasa partisipasi usaha : 25 % +
Jumlah : 100 %
Pertanyaan :
16
1. Susun dan hitunglah pembagian SHU sesuai dengan ketetapan
rapat anggota di atas !
Jawaban :
- Jumlah pendapatan : Rp. 20.000.000,-
- Jumlah biaya operasional : Rp. 8.000.000,-
(-)
- SHU (sebelum pajak) : Rp. 12.000.000,-
Pajak : 10 % x Rp. 12.000.000,- : Rp. 1.200.000,- (-)
- SHU bersih : Rp. 10.800.000,-
. Susunan Pembagian SHU :
Dana cadangan 20% : Rp.
2.160.000,-
Dana pendidikan perkoperasian 5% : Rp. 540.000,-
Dana taktis/sosial 5% : Rp. 540.000,-
Jasa pengelola 10% : Rp. 1.080.000,-
Jasa anggota :
- Jasa simpanan 35% : Rp. 3.780.000,-
- Jasa transaksi usaha 25% : Rp. 2.700.000,- (+)
Jumlah 100% : Rp. 10.800.00,-
Contoh (2) : Pembagian SHU pada Koperasi Konsumsi :
17
Dari laporan keuangan Koperasi “JAYA” per 31-12-1998 diperoleh data sebagai
berikut :
- Pendapatan koperasi
Jumlah penjualan selama 1 tahun buku : Rp
150.000.000,-
Persediaan awal : Rp.
18.500.000,-
Pembelian bersih selama 1 tahun buku : Rp.
129.500.000,-
Persediaan akhir : Rp.
20.000.000,-
Penerimaan bunga bank : Rp.
1.000.000,-
Penerimaan deviden : Rp.
2.000.000,-
- Biaya operasional selama 1 tahun buku : Rp.
13.000.000,-
- Pajak pendapatan : (10% x 12.000.000) : Rp.
1.200.000,-
- Jumlah simpanan pokok dan wajib : Rp.
10.000.000,-
- Pembagian SHU yang ditetapkan rapat anggota seperti pada
contoh
Pertanyaan :
1. Susun dan hitunglah pembagian SHU koperasi tersebut sesuai dengan
ketetapan rapat anggota !
Jawab :
- Pendapatan koperasi
18
Jumlah penjualan : Rp. 150.000.000,-
- Persediaan awal :Rp. 18.500.000,-
- Pembelian bersih :Rp. 129.500.000,- (+)
Rp. 148.000.000,-
- Persedian akhir Rp. 20.000.000,- (-)
- Harga pokok penjualan : Rp.
128.000.000,-(-)
- Pendapatan dari penjualan : Rp.
22.000.000,-
- Penerimaan bunga bank : Rp.
1.000.000,-
- Penerimaan deviden : Rp.
2.000.000,-(+)
- Jumlah pendapatan koperasi : Rp.
25.000.000,-
- Jumlah biaya operasional : Rp.
13.000.000,-(-)
- SHU (sebelum pajak) : Rp.
12.000.000,-
Pajak (10% x Rp. 12.000.000,-) : Rp. 1.200.000,-
(-)
- SHU bersih : Rp.
10.800.000,-
19
1. Pembagian SHU :
Dana cadangan 20% : Rp.
2.160.000,-
Dana pendidikan perkoperasian 5% : Rp. 540.000,-
Dana taktis/sosial 5% : Rp. 540.000,-
Jasa pengelola 10% : Rp. 1.080.000,-
Jasa anggota :
- Jasa simpanan 35% : Rp. 3.780.000,-
- Jasa transaksi usaha 25% : Rp. 2.700.000,- (+)
Jumlah SHU Bersih 100% : Rp. 10.800.00,-
Model pembagian SHU di atas pada dasarnya hanya merupakan contoh yang
sederhana. Setiap koperasi dapat membuat model pembagian SHU sesuai dengan
kebutuhannya asalkan merupakan ketetapan rapat anggota. Model pembagian
SHU dalam contoh di atas juga tidak memisahkan antara SHU yang berasal dari
anggota dan SHU dari luar anggota. Semua SHU yang diperoleh koperasi dalam
satu tahun buku yang bersangkutan dijadikan satu, kemudian dibagi sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan oleh rapat anggota.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Koperasi memerlukan laporan keuangan tiap bulannya yang dapat menerangkan
keadaan keuangan koperasi. Laporan keuangan koperasi terdiri atas : SHU, neraca
koperasi, laporan perubahan modal koperasi.
Dengan laporan keuangan, dapat melihat dan menilai keberhasilan atau kinerja
pengurus koperasi atau juga dapat menggunakan RAPBKop untuk menilai
prestasi kerja pengurus dalam mengelola usaha koperasi.
SHU atau yang lebih dikenal dengan Sisa Hasil Usaha merupakan selisih dari
pendapatan dikurangi biaya operasional koperasi selama satu tahun.
SHU dapat berubah atau meningkat dengan memperbesar omset usaha, menekan
biaya operasional.
B. SARAN
Yang harus dilakukan pemerintah untuk memajukan koperasi Indonesia adalah :
1. Menganalisis sebab-sebab yang membuat koperasi di Indonesia tidak
maju.
2. Menemukan cara untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan
melakukan reposisi peran koperasi yang secara mandiri dilakukan oleh
koperasi dan pengusaha kecil, dan pemerintah berperan sebagai fasilitator
dan regulator.
Dalam program ini koperasi berkesempatan untuk eksis dalam bidang
usaha. Selain itu juga, program ini dapat membuktikan bahwa koperasi
dan usaha kecil mampu berperan sebagai kelembagaan yang menopang
pemberdayaan rakyat.
20
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji, dkk. 2003. Dinamika Koperasi. Jakarta: Rineka Cipta dan Bina
Adiaksara
Hendrojogi. 2004. Koperasi, asas-asas, Teori Dan Praktik. Jakarta :
RajaGrafindo Persada
Hendar & Kusnadi. 2005. Ekonomi Koperasi: untuk perguruan Tinggi. Bandung
: Angkasa
UU NO.25 Tahun 1992
20