38
TUGAS RESUME PERKOPERASIAN “SISA HASIL USAHA” Oleh: JULIA RAHMI 14134042 LEDYANA YUSIKA SARI 14134044 M.ARIF HIDAYAT 14134046 MOHAMMAD MA’RUF 14134048 DIII MANAJEMEN PERDAGANGAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PERTEMUAN 10

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERTEMUAN 10

TUGAS RESUME

PERKOPERASIAN

“SISA HASIL USAHA”

Oleh:

JULIA RAHMI 14134042

LEDYANA YUSIKA SARI 14134044

M.ARIF HIDAYAT 14134046

MOHAMMAD MA’RUF 14134048

DIII MANAJEMEN PERDAGANGAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2016

Page 2: PERTEMUAN 10

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan segala puji dan syukur kepada Allah

SWT atas dilimpahkannya rahmat dan karuniannya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas

yang telah diberikan oleh dosen.

Penulis berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat bagi

semua pihak yang bersangkutan serta dapat menyelesaikan tugas yang diberikan

oleh dosen.

Padang, 18 Maret 2016

Penulis

i

Page 3: PERTEMUAN 10

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................................1

B. Tujuan Penulisan............................................................................................2

C. Landasan Teori...............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIA SISA HASIL USAHA............................................................3

B. INFORMASI DASAR SHU..........................................................................5

C.  RUMUSAN PEMBAGIAN SHU.................................................................6

D. PRINSIP – PRINSIP PEMBAGIAN SHU....................................................11

E. PEMBAGIAN SHU PER-ANGGOTA..........................................................12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.....................................................................................................20

B. Saran ..............................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA

ii

Page 4: PERTEMUAN 10

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Sebagai badan usaha, koperasi adalah sebuah perusahaan yang harus mampu

berdiri sendiri menjalankan kegiatan usahanya untuk memperoleh laba. Hanya

saja perkoperasian Indonesia tidak mengenal istilah “laba”, karena tujuan

kegiatan koperasi tidak berorientasi pada laba (non-profit oriented) melainkan

berorientasi pada manfaat (benefit oriented). Laba dalam koperasi dikenal dengan

istilah Sisa Hasil Usaha (SHU). Pada setiap akhir periode operasinya, koperasi

diharapkan dapat menghasilkan SHU yang layak. Berdasarkan Undang-Undang

No. 25 Pasal 45 Ayat 1, “Sisa Hasil Usaha merupakan pendapatan koperasi yang

diperoleh dalam waktu satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan

kewajiban lainnya, termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan”. Pada

dasarnya koperasi dikelola dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan para

anggotanya dan masyarakat secara keseluruhan. Sekalipun koperasi tidak

mengutamakan keuntungan, usaha-usaha yang dikelola oleh koperasi harus

memperoleh SHU yang layak sehingga koperasi dapat mempertahankan

kelangsungan hidupnya dan meningkatkan kemampuan usaha.

Untuk mewujudkan hal itu, seringkali koperasi menghadapi beberapa kendala.

Pertama, masalah yang muncul dari segi modal usaha. Pertumbuhan modal dalam

koperasi berjalan lambat. Hal ini disebabkan kurangnya partisispasi anggota

terhadap penanaman modal dalam koperasi, sehingga koperasi masih sangat

tergantung pada kredit bank meskipun biayanya mahal. Kedua, masalah yang

muncul dari segi volume usaha. Terbatasnya modal yang ada dalam koperasi

menyebabkan sulitnya mengembangkan unit-unit usaha yang diharapkan mampu

meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Selain itu, pemanfaatan modal yang

kurang baik juga dapat menghambat peningkatan volume usaha dalam koperasi.

Ketiga, manajemen modal kerja yang kurang baik.

1

Page 5: PERTEMUAN 10

2

b. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan sisa hasil usaha (shu)?

2. Apa informasi dasar mengenai shu?

3. Bagaimana rumusan pembagian shu?

4. Bagaimana prinsip-prinsip pembagian shu?

5. Bagaimana pembagian shu per-anggota?

c. Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui posisi pengertian shu

b. Untuk mengetahui informasi dasar shu

c. Untuk mengetahui bagaimana rumusan pembagian shu

d. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pembagian shu

e. Untuk mengetahui pembagian shu per-anggota

Page 6: PERTEMUAN 10

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SISA HASIL USAHA

Menurut pasal 45 ayat (1) UU No. 25/1992, adalah sebagai berikut :

1. Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan koperasi yang

diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi biaya, penyusutan dan

kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.

2. SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota

sebanding jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan

koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan

keperluan koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.

3. Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam Rapat

Anggota.

4. Penetapan besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta

jumlahnya ditetapkan oleh Rapat Anggota sesuai dengan AD/ART

Koperasi.

5. Besarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda,

tergantung besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap

pembentukan pendapatan koperasi.

6. Semakin besar transaksi (usaha dan modal) anggota dengan koperasinya,

maka semakin besar SHU yang akan diterima.

Jadi istilah sisa hasil-usaha atau SHU dalam organisasi badan usaha koperasi

dapat dipandang dari dua sisi. Dari sisi pertama, SHU ditentukan dari cara

menghitungnya yaitu seperti yang disebut di dalam Pasal 45 Ayat (1) Undang-

Undang Perkoperasian. Sehingga SHU adalah merupakan laba atau keuntungan

yang diperoleh dari menjalankan usaha sebagaimana layaknya sebuah perusahaan

bukan koperasi. Dari sisi kedua, sebagai badan usaha yang mempunyai

Page 7: PERTEMUAN 10

4

karakteristik dan nilai-nilai tersendiri, maka sebutan sisa hasil usaha merupakan

makna yang berbeda dengan keuntungan atau laba dari badan usaha bukan

koperasi. Sisi ini menunjukkan bahwa badan usaha koperasi bukan

mengutamakan mencari laba tetapi mengutamakan memberikan pelayanan kepada

anggotanya.

Kontribusi anggota terhadap kegiatan usaha koperasi dapat berbentuk kewajiban

anggota untuk membayar harga atas pelayanan koperasi. Di dalam harga atas

pelayanan koperasi terdapat unsur pendapatan koperasi, yang akan digunakan

oleh koperasi guna menutupi biaya-biaya yang dikeluarkan oleh organisasi

koperasi. Secara keseluruhan, bentuk kontribusi anggota terhadap kebutuhan

pembiayaan koperasi dapat terdiri dari:

1. Partisipasi Bruto, yaitu partisipasi anggota terhadap seluruh biaya yang

dikeluarkan oleh koperasi dalam rangka memberikan pelayanan-

pelayanan, Partisipasi bruto dihitung dari harga pelayanan yang diterima

atau dibayar oleh anggota;

2. Partisipasi Neto, yaitu partisipasi anggota terhadap biaya-biaya di tingkat

organisasi koperasi, dalam rangka menjalankan fungsi-fungsi sebagai

pemegang mandat anggota.

Pasal 42

Bagian Sisa Hasil Usaha untuk anggota dapat diberikan secara langsung atau

dimasukkan dalam simpanan atau tabungan anggota yang bersangkutan sesuai

dengan Keputusan Rapat Anggota.

Pasal 43

(1). Cadangan dipergunakan untuk pemupukan modal dan menutup kerugian

Koperasi sesuai dengan Keputusan Rapat Anggota.

(2). Bagian dari Cadangan KOPERASI dapat dibagikan kepada anggota dalam

bentuk simpanan khusus, apabila jumlah cadangan telah mencapai lebih dari 1/2

Page 8: PERTEMUAN 10

5

(satu per dua) bagian dari jumlah seluruh simpanan pokok, simpanan wajib dan

simpanan khusus anggota.

(3). Rapat Anggota dapat memutuskan untuk mempergunakan paling tinggi 1/2

(satu per dua) bagian atau 50% dari jumlah seluruh cadangan untuk perluasan

perusahaan KOPERASI.

(4). Sekurang-kurangnya 1/2 (satu per dua) bagian atau 50% dari uang cadangan

harus disimpan dalam bentuk giro pada Bank yang ditunjuk oleh Pengurus.

(5). Anggota KOPERASI yang berhenti dari keanggotaan Koperasi secara sah

dapat memperoleh bagian atas cadangan KOPERASI berdasarkan prosentase

jumlah simpanan pokok dan simpanan wajib yang dimilikinya pada KOPERASI,

yang ketentuannya diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.

B. INFORMASI DASAR MENGANAI SHU

BEBERAPA INFORMASI DASAR TENTANG SHU:

1. SHU total koperasi pada satu tahun buku

2. Bagian SHU anggota

3. Total simpanan seluruh anggota

4. Jumlah simpanan per anggota

5. volume usaha per anggota

6. Bagian (persentase) SHU untuk simpanan anggota

7. Bagian (persentase) SHU untuk transaksi usaha anggota

Istilah-istilah dari informasi dasar:

SHU Total adalah SHU yang terdapat pada neraca atau laporan laba-rugi

koperasi setelah pajak (profit after tax)

Transaksi anggota adalah kegiatan ekonomi (jual beli barang atau jasa),

antara anggota terhadap koperasinya.

Partisipasi modal adalah kontribusi anggota dalam memberi modal

koperasinya, yaitu bentuk simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan

usaha, dan simpanan lainnya.

Page 9: PERTEMUAN 10

6

SHU Total adalah SHU yang terdapat pada neraca atau laporan laba-rugi

koperasi setelah pajak (profit after tax)

Transaksi anggota adalah kegiatan ekonomi (jual beli barang atau jasa),

antara anggota terhadap koperasinya.

Partisipasi modal adalah kontribusi anggota dalam memberi modal

koperasinya, yaitu bentuk simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan

usaha, dan simpanan lainnya.

C. RUMUS PEMBAGIAN SHU ( SISA HASIL USAHA )

Cara melihat perhitungan SHU koperasi berdasarkan beberapa jenis koperasi :

1. SHU Koperasi Pemasaran

Dalam koperasi pemasaran, partisipasi bruto anggota adalah harga jual produk

koperasi ke pasar. Hasil penjualan produk koperasi tersebut ke pasar pada

dasarnya adalah menjadi milik anggota. Karena partisipasi bruto anggota koperasi

merupakan pendapatan koperasi, maka dapat dijabarkan sebagai berikut:

PK = Hjk.Qjk

PK ( Pendapatan koperasi ) = partisipasi bruto

Hjk = Harga jual produk koperasi per satuan ke pasar

Qjk = Kuantitas jual produk koperasi ke pasar

Untuk menjalankan misinya sebagai organisasi pemasaran, koperasi memerlukan

biaya-biaya; yang dapat dikualifikasikan sebagai biaya operasional. Biaya-biaya

tersebut menjadi tanggungan para anggota koperasi. Partisipasi anggota

memberikan kontribusi untuk menutup biaya-biaya di tingkat organisasi, disebut

sebagai partisipasi neto anggota. Kemudian, para anggota akan menerima hasil

penjualan produknya dari koperasi setelah dikurangi partisipasi neto dari anggota

tersebut.

Dengan demikian, hasil penjualan koperasi (partisipasi bruto anggota =

pendapatan koperasi) setelah dipotong dengan partisipasi neto anggota akan

diperoleh harga pelayanan (HP) koperasi terhadap anggota. Jadi, harga pelayanan

Page 10: PERTEMUAN 10

7

koperasi dalam koperasi pemasaran adalah harga jual yang diterima oleh anggota

dari koperasinya.

2. SHU Koperasi Pembelian

Menghitung SHU Koperasi Pembelian dapat dilakukan sebagai berikut: hasil

penjualan koperasi adalah sama dengan partisipasi bruto anggota dan sama

dengan pendapatan koperasi dari nilai belanja yang dilakukan oleh anggota

kepada koperasi. Perhitungannya sebagai berikut:

PK = Hjka. Kba.

Hjka adalah: Harga per satuan barang yang dibeli oleh anggota dari koperasi

Kba adalah: Kuantitas belanja yang dilakukan oleh anggota kepada koperasi.

3. SHU Koperasi Simpan Pinjam

Dalam hal koperasi simpan pinjam, maka partisipasi bruto atau PK anggota

adalah jumlah atau besar kredit yang diberikan kepada anggota ditambah bunga

dan biaya administrasi kredit. Perhitungannya dapat dirumuskan sebagai berikut:

PK = Vka + Bka.

Vka = suatu jumlah atau besar pokok pinjaman yang disalurkan kepada anggota

Bka = bunga ditambah dengan biaya administrasi pinjaman

Di dalam PK harus dicantumkan besar jumlah pokok pinjaman karena dari

besaran jumlah pinjaman tersebut dapat memberi gambaran bahwa koperasi

dalam mempromosikan anggotanya melalui pelayanan pinjaman. Anggota

koperasi, wajib mengembalikan pokok pinjaman yang diberikan koperasi; pokok

pinjaman tersebut merupakan harga pelayanan koperasi. Partisipasi neto anggota

atau hasil usaha kotor koperasi akan dapat dilihat dari besarnya bunga pinjaman

dan biaya administrasi pinjaman yang dibayar oleh anggota. Bunga pinjaman dan

biaya administrasi kredit dari koperasi haruslah lebih menguntungkan anggota

dibandingkan dengan bunga kredit yang ditetapkan oleh lembaga keuangan lain.

Mendukung perhitungan SHU di atas, ketentuan perundang-undangan koperasi

Indonesia memberikan batasan sebagai berikut:

Page 11: PERTEMUAN 10

8

Pasa1 45 Ayat (2) UU Perkoperasian berbunyi:

SHU setelah dikurangi dana cadangan dibagikan kepada anggota sebanding

dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi

serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan lain

dari koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota”.

Penjelasan Pasal 45 Ayat (2) UU Perkoperasian berbunyi:

“Penetapan besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta besarnya

keperluan lain, ditetapkan oleh Rapat Anggota. Yang dimaksud dengan jasa usaha

adalah transaksi usaha dan partisipasi modal.”

Dari isi ketentuan perundang-undangan tersebut dapat dilihat secara jelas apa arti

SHU dari sebuah koperasi, sehingga memiliki makna dan nilai yang berbeda

dengan pengertian laba yang didapat oleh sebuah perusahaan bukan koperasi.

Pembagian SHU yang diterima oleh masing-masing anggota jumlahnya sering

memperlihatkan perbedaan yang mencolok, hal ini disebabkan adanya perbedaan

dari besar kecil jasa yang diberikan oleh masing-masing anggota kepada seluruh

kegiatan usaha koperasi. Semakin banyak kontribusi dan partisipasi langsung

anggota dengan koperasinya, maka semakin besar partisipasi anggota tersebut

terhadap percepatan dan pembentukan pendapatan hasil usaha koperasi.

Acuan dasar membgi SHU adalah prinsip-prinsip dasar koperasi yang

menyebutkan bahwa, pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan

besarnya jasa usaha masing-masing anggota.

Dengan demikian , SHU koperasi di terima oleh anggota bersumber dari 2

kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota sendiru, yaitu:

1) SHU atas jasa modal

Pembagian ini juga sekalius mencerminkan anggota sebagai pemilik ataupun

investor, karena jasa atas modalnya (simpanan) tetap diterima dari koperasinya

Page 12: PERTEMUAN 10

9

sepanjang koperasi tersebut menghasilkan SGU pada tahun buku yang

bersangkutan.

2) SHU atas jasa usaha

Jasa ini mnegaskan bahwa anggota koperasi selain pemilik juga sebagai pemakai

atau apelanggan,

Secara umum SHU koperasi di bagi sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan

pada Anggaran Dasar/ Anggeran Rumah Tangga Koperasi sebagai berikut:

- Cadangan koperasi

- Jasa anggota

- Dana pengurus

- Dana karyawan dana pendidikan

- Dana sosial

- Dana untuk pembagunan sosial

Tentunya tidak semua komponen di atas harus diadopsi koperasi dalam membagi

SHU-nya. Hal ini sangat tergantung dari keputusan anggota yang ditetapkan

dalam rapat anggota.

Untuk mempermudah pemahaman rumus pembagian SHU koperasi, berikut ini

diasjikan salah satu kasus pembagian SHU koperasi (selanjutnya disebut koperasi

A)

Menurut AD/ART koperasi A, SHU dibagi sebagai berikut :

Cadangan : 40 %

Jasa anggota : 40 %

Dana pengurus : 5 %

Dana karyawan : 5 %

Dana pendidikan : 5 %

Dana sosial : 5 %

Page 13: PERTEMUAN 10

10

SHU per anggota dapat dihitung sebagai berikut:

SHU KOPERASI = Y+ X

Dimana:

SHU KOPERASI : Sisa Hasil Usaha per Anggota

Y : SHU KOPERASI yang dibagi atas Aktivitas Ekonomi

X: SHU KOPERASI yang dibagi atas Modal Usaha

Dengan menggunakan model matematika, SHU KOPERASI per anggota dapat

dihitung sebagai berikut.

SHU KOPERASI= Y+ X

Dengan

SHU KOPERASI AE = Ta/Tk(Y)

SHU KOPERASI MU = Sa/Sk(X)

Dimana.

SHU KOPERASI: Total Sisa Hasil Usaha per Anggota

SHU KOPERASI AE : SHU KOPERASI Aktivitas Ekonomi

SHU KOPERASI MU : SHU KOPERASI Anggota atas Modal Usaha

Y : Jasa Usaha Anggota

X: Jasa Modal Anggota

Ta: Total transaksi Anggota)

Tk : Total transaksi Koperasi

Sa : Jumlah Simpanan Anggota

Sk : Simpanan anggota total (Modal sendiri total)

Bila SHU bagian anggota menurut AD/ART koperasi A adalah 40% dari

total SHU, dan rapat anggota menetapkan bahwa SHU bagian anggota tersebut

dibagi secara proporsional menurut jasa modal dan usaha, dengan pembagian Jasa

Usaha Anggota sebesar 70%, dan Jasa Modal Anggota sebesar 30%, maka ada 2

cara menghitung persentase JUA dan JMA yaitu:

Page 14: PERTEMUAN 10

11

Pertama, langsung dihitung dari total SHU koperasi, sehingga:

JUA = 70% x 40% total SHU Koperasi setelah pajak

= 28% dari total SHU Koperasi

JMA = 30% x 40% total SHU koperasi setelah pajak

= 12% dari total SHU koperasi

Kedua, SHU bagian anggota (40%) dijadikan menjadi 100%, sehingga dalam hal

ini diperoleh terlebih dahulu angka absolut, kemudian dibagi sesuai dengan

persentase yang ditetapkan.

D. PRINSIP – PRINSIP PEMBAGIAN SHU

Berikut ini adalah 4 hal yang menjadi Prinsip SHU Koperasi :

1. SHU yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota.

Pada umumnya SHU yang dibagikan kepada anggota koperasi, bersumber dari

anggota itu sendiri.

Sedangkan SHU yang sifatnya bukan berasal dari transaksi dengan anggota pada

dasarnya tidak dibagi kepada anggota, tetapi dijadikan sebagai cadangan koperasi.

Dalam hal ini sebuah koperasi tertentu, bila SHU yang bersumber dari non

anggota cukup besar, maka rapat anggota dapat menetapkannya untuk dibagi

secara merata selama pembagian tersebut tidak mengganggu likuiditas koperasi.

2. SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang dilakukan

anggotasendiri.

SHU yang diterima oleh setiap anggota pada dasarnya merupakan insentif dari

modal yang diinvestasikannya dan dari hasil transaksi yang dilakukan anggota

koperasi. Oleh karena itu, dibutuhkan penentuan proporsi SHU untuk jasa modal

dan jasa transaksi usaha yang akan dibagikan kepada para anggota koperasi.

3. Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan dan terbuka.

Page 15: PERTEMUAN 10

12

Proses perhitungan SHU per-anggota dan jumlah SHU yang dibagi kepada

anggota harus diumumkan secara transparan dan terbuka, sehingga setiap anggota

dapat dengan mudah menghitung secara kuantitatif berapa besaran partisipasinya

kepada koperasi. Prinsip ini pada dasarnya juga merupakan salah satu proses

pendidikan bagi anggota koperasi dalam membangun suatu kebersamaan,

kepemilikan terhadap suatu badan usaha, dan pendidikan dalam proses demokrasi.

Selain itu juga untuk mencegah kecurigaan yang dapat timbul antar sesama

anggota koperasi.

4. SHU anggota dibayar secara tunai

SHU yang dibagikan per anggota haruslah diberikan secara tunai, karena dengan

demikian koperasi membuktikan dirinya sebagai badan usaha yang sehat kepada

anggota dan masyarakat mitra bisnisnya.

E. PERKEMBANGAN TEKNIK – TEKNIK MANEJEMN KOPERASI

Dalam prakteknya apabila terjadi sisa uasha (atau sisa hasil usaha), maka sisa itu

akan tidak dikembalikan seluruhnya kepada anggota. Seperti sebagioan perlu

ditahan untuk di jadikan cadangan.

Selainya itu koperasi juga tidak boleh melupakan, bahwa sesumgguhnya ada

orang-orang yang bekerja tetapi belum diberi pengharapan dari uang

persediaan ongkos pelayanan itu. Mereka itu adalah pengurus dan karyawan-

karyawan yang setiap hari menjaga toko, mengerjakan pembukuan, mengatur

gudang dan sebagainya..Oleh sebab itu sebagian lagi ditahan untuk orang-

orang tersebut.

Masih ada lagi yang harus di perhatikan , yaitu: untuk pendidikan. Ternyata

bahwa anggota pengurus dan karyawan-karyawan selalu harus diberi

pendidikan/latihan agar supaya mengerti, paham dan terampil melayani

anggota koperasi. Juga koperasi tidak boleh lupa akan fungsi sosialnya pada

masyarakat, kalau di daerah tersebut ada bencana yang menimpa. Selain itu

koperasi pun wajib meningkatkan kemajuan daerah dimana koperasi bekerja.

Page 16: PERTEMUAN 10

13

Bukankah koperasi menggunakan jalan desa/kabupaten atau kota serta

jembatan untuk mengangkut beras? Bukankah toko atau gudang koperasi

aman karena ada penjagaankemanan di daerah? Maka untuk itu perlu disisikan

sebagian dari sisa hail usaha.

Di dalam tiap-tiap koperasi seharusnya sudah di tentukan bagaimana cara

membagi sisa hasil usaha itu. Dengan demikian pembagian SHU kopersi

dilakukan menurut anggaran dasarnya.

Sesungguhnya bukan anggota saja yang membayar bongkos pelayanan, dan

memberi ” keuntungan-” itu, tetapi juga bukan anggota, Halini disebabkan

karena koperasi juga melayani masyarakat. Akan tetapi karena pelayanan

kepada bukan anggota sangat sukar dicatat maka sisa usaha yang mestinya

harus dikembalikan dengan cara lain. Caranya yaitu dikembalikan kepada

masyarakat dalam bentuk dana sosial dan dana pembagunan daerah kerja.

1. SHU per-anggota.

Penghitungan SHU bagian anggota dapat dilakukan dengan rumus setelah

mengetahui hal-hal yang tercantum dibawah ini :

1. SHU total kopersi pada satu tahun buku

2. Bagian (persentase) SHU anggota

3. Total simpanan seluruh anggota

4. Total seluruh transaksi usaha ( volume usaha atau omzet) yang bersumber

dari anggota

5. Jumlah simpanan per anggota

6. Omzet atau volume usaha per anggota

7. Bagian (persentase) SHU untuk simpanan anggota

8. Bagian (persentase) SHU untuk transaksi usaha anggota.

Maka dapat di hitung dengan rumus :

http://mukhammadluthfinugroho.files.wordpress.com/2012/01/shu_1.jpg?w=630

Page 17: PERTEMUAN 10

14

SHUA = JUA +JMA

Di mana :

SHUA = Sisa Hasil Usaha Anggota

JUA = Jasa Usaha Anggota

JMA = Jasa Modal Anggota

SHU per-anggota dengan model matematika.

http://mukhammadluthfinugroho.files.wordpress.com/2012/01/shu_2.jpg?w=630

Dimana :

SHU Pa : Sisa Hasil Usaha per Anggota

JUA : Jasa Usaha Anggota

JMA : Jasa Modal Anggota

VA : Volume usaha Anggota (total transaksi anggota)

UK : Volume usaha total koperasi (total transaksi Koperasi)

Sa : Jumlah simpanan anggota

TMS : Modal sendiri total (simpanan anggota total)

MenurutUU No. 25/1992 pasal5 ayat1

· Mengatakan bahwa“pembagian SHU kepada anggota dilakukan tidak

semata-mata berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi,

tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi.

Ketentuan ini merupakan perwujudan kekeluargaan dan keadilan”.

· Didalam AD/ART koperasi telah ditentukan pembagian SHU sebagai

berikut: Cadangan koperasi 40%, jasa anggota 40%, dana pengurus 5%, dana

karyawan 5%, dana pendidikan 5%, danasosial 5%,

danapembangunanlingkungan 5%.

· Tidak semua komponen diatas harus diadopsi dalam membagi SHU-nya.

Hal ini tergantung dari keputusan anggota yang ditetapkan dalam rapat

anggota.

Page 18: PERTEMUAN 10

15

Contoh pembagian sisa hasil usaha sebagai berikut:

Contoh (1) : Pembagian SHU pada Koperasi Kredit.

Dari laporan keuangan Koperasi Kredit “MANTAB” per-31-12-1998 diperoleh

data sebagai berikut :

1. Jumlah pendapatan koperasi selama 1 tahun buku sebesar Rp 20.000.000,- yang

terdiri dari usaha koperasi sendiri (bunga pinjaman, provisi, dan denda)

sebesar Rp 18.000.000,- serta dari luar usaha koperasi (bunga bank dan

deviden) sebesar Rp 2.000.000,-

2. Jumlah biaya operasional selama 1 tahun buku yang bersangkutan

: Rp 8.000.000,-

3. Pajak pendapatan yang ditetapkan pemerintah : 10%

4. Jumlah simpanan pokok semua anggota Rp 4.000.000,- sedangkan jumlah

simpanan wajibnya Rp. 12.000.000,-

Sesuai dengan keputusan rapat anggota, ditetapkan pebagian SHU sebagai berikut

:

1. Untuk dana cadangan : 20 %

2. Untuk dana pendidikan perkoperasian : 5 %

3. Untuk dana taktis/sosial : 5 %

4. Untuk jasa pengelola : 10 %

5. Untuk jasa anggota :

- Jasa simpanan (pokok dan wajib) : 35 %

- Jasa partisipasi usaha : 25 % +

Jumlah : 100 %

Pertanyaan :

Page 19: PERTEMUAN 10

16

1. Susun dan hitunglah pembagian SHU sesuai dengan ketetapan

rapat anggota di atas !

Jawaban :

- Jumlah pendapatan : Rp. 20.000.000,-

- Jumlah biaya operasional : Rp. 8.000.000,-

(-)

- SHU (sebelum pajak) : Rp. 12.000.000,-

Pajak : 10 % x Rp. 12.000.000,- : Rp. 1.200.000,- (-)

- SHU bersih : Rp. 10.800.000,-

. Susunan Pembagian SHU :

Dana cadangan 20% : Rp.

2.160.000,-

Dana pendidikan perkoperasian 5% : Rp. 540.000,-

Dana taktis/sosial 5% : Rp. 540.000,-

Jasa pengelola 10% : Rp. 1.080.000,-

Jasa anggota :

- Jasa simpanan 35% : Rp. 3.780.000,-

- Jasa transaksi usaha 25% : Rp. 2.700.000,- (+)

Jumlah 100% : Rp. 10.800.00,-

Contoh (2) : Pembagian SHU pada Koperasi Konsumsi :

Page 20: PERTEMUAN 10

17

Dari laporan keuangan Koperasi “JAYA” per 31-12-1998 diperoleh data sebagai

berikut :

- Pendapatan koperasi

Jumlah penjualan selama 1 tahun buku : Rp

150.000.000,-

Persediaan awal : Rp.

18.500.000,-

Pembelian bersih selama 1 tahun buku : Rp.

129.500.000,-

Persediaan akhir : Rp.

20.000.000,-

Penerimaan bunga bank : Rp.

1.000.000,-

Penerimaan deviden : Rp.

2.000.000,-

- Biaya operasional selama 1 tahun buku : Rp.

13.000.000,-

- Pajak pendapatan : (10% x 12.000.000) : Rp.

1.200.000,-

- Jumlah simpanan pokok dan wajib : Rp.

10.000.000,-

- Pembagian SHU yang ditetapkan rapat anggota seperti pada

contoh

Pertanyaan :

1. Susun dan hitunglah pembagian SHU koperasi tersebut sesuai dengan

ketetapan rapat anggota !

Jawab :

- Pendapatan koperasi

Page 21: PERTEMUAN 10

18

Jumlah penjualan : Rp. 150.000.000,-

- Persediaan awal :Rp. 18.500.000,-

- Pembelian bersih :Rp. 129.500.000,- (+)

Rp. 148.000.000,-

- Persedian akhir Rp. 20.000.000,- (-)

- Harga pokok penjualan : Rp.

128.000.000,-(-)

- Pendapatan dari penjualan : Rp.

22.000.000,-

- Penerimaan bunga bank : Rp.

1.000.000,-

- Penerimaan deviden : Rp.

2.000.000,-(+)

- Jumlah pendapatan koperasi : Rp.

25.000.000,-

- Jumlah biaya operasional : Rp.

13.000.000,-(-)

- SHU (sebelum pajak) : Rp.

12.000.000,-

Pajak (10% x Rp. 12.000.000,-) : Rp. 1.200.000,-

(-)

- SHU bersih : Rp.

10.800.000,-

Page 22: PERTEMUAN 10

19

1. Pembagian SHU :

Dana cadangan 20% : Rp.

2.160.000,-

Dana pendidikan perkoperasian 5% : Rp. 540.000,-

Dana taktis/sosial 5% : Rp. 540.000,-

Jasa pengelola 10% : Rp. 1.080.000,-

Jasa anggota :

- Jasa simpanan 35% : Rp. 3.780.000,-

- Jasa transaksi usaha 25% : Rp. 2.700.000,- (+)

Jumlah SHU Bersih 100% : Rp. 10.800.00,-

Model pembagian SHU di atas pada dasarnya hanya merupakan contoh yang

sederhana. Setiap koperasi dapat membuat model pembagian SHU sesuai dengan

kebutuhannya asalkan merupakan ketetapan rapat anggota. Model pembagian

SHU dalam contoh di atas juga tidak memisahkan antara SHU yang berasal dari

anggota dan SHU dari luar anggota. Semua SHU yang diperoleh koperasi dalam

satu tahun buku yang bersangkutan dijadikan satu, kemudian dibagi sesuai dengan

prosedur yang telah ditetapkan oleh rapat anggota.

Page 23: PERTEMUAN 10

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Koperasi memerlukan laporan keuangan tiap bulannya yang dapat menerangkan

keadaan keuangan koperasi. Laporan keuangan koperasi terdiri atas : SHU, neraca

koperasi, laporan perubahan modal koperasi.

Dengan laporan keuangan, dapat melihat dan menilai keberhasilan atau kinerja

pengurus koperasi atau juga dapat menggunakan RAPBKop untuk menilai

prestasi kerja pengurus dalam mengelola usaha koperasi.

SHU atau yang lebih dikenal dengan Sisa Hasil Usaha merupakan selisih dari

pendapatan dikurangi biaya operasional koperasi selama satu tahun.

SHU dapat berubah atau meningkat dengan memperbesar omset usaha, menekan

biaya operasional.

B. SARAN

Yang harus dilakukan pemerintah untuk memajukan koperasi Indonesia adalah :

1. Menganalisis sebab-sebab yang membuat koperasi di Indonesia tidak

maju.

2. Menemukan cara untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan

melakukan reposisi peran koperasi yang secara mandiri dilakukan oleh

koperasi dan pengusaha kecil, dan pemerintah berperan sebagai fasilitator

dan regulator.

Dalam program ini koperasi berkesempatan untuk eksis dalam bidang

usaha. Selain itu juga, program ini dapat membuktikan bahwa koperasi

dan usaha kecil mampu berperan sebagai kelembagaan yang menopang

pemberdayaan rakyat.

20

Page 24: PERTEMUAN 10

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Pandji, dkk. 2003. Dinamika Koperasi. Jakarta: Rineka Cipta dan Bina

Adiaksara

Hendrojogi. 2004. Koperasi, asas-asas, Teori Dan Praktik. Jakarta :

RajaGrafindo Persada

Hendar & Kusnadi. 2005. Ekonomi Koperasi: untuk perguruan Tinggi. Bandung

: Angkasa

UU NO.25 Tahun 1992

20