14
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) PERTEMUAN PERTAMA SIKLUS PERTAMA Sekolah : SMA N 1 Karanggede Kelas / Semester : X (sepuluh) - 1 / Semester II Mata Pelajaran : FISIKA Alokasi waktu : Pertemuan ke : I. Standar Kompetensi 3. Menerapkan prinsip kerja alat-alat optik. II. Kompetensi Dasar 3.1 Menganalisis alat-alat optik secara kualitatif dan kuantitatif. III. Indikator 1. Mendeskripsikan fungsi dan bagian alat optik mata dan kacamata, 2. Membedakan pengamatan tanpa akomodasi dan akomodasi maksimum. 3. Menganalisis pembentukan bayangan pada kaca mata, lup, 4. Menentukan kekuatan lensa kacamata pada penderita miopi dan hipermetropi.

pertemuan-pertama

Embed Size (px)

DESCRIPTION

LKS

Citation preview

Page 1: pertemuan-pertama

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

PERTEMUAN PERTAMA SIKLUS PERTAMA

Sekolah : SMA N 1 Karanggede

Kelas / Semester : X (sepuluh) - 1 / Semester II

Mata Pelajaran : FISIKA

Alokasi waktu :

Pertemuan ke :

I. Standar Kompetensi

3. Menerapkan prinsip kerja alat-alat optik.

II. Kompetensi Dasar

3.1 Menganalisis alat-alat optik secara kualitatif dan kuantitatif.

III. Indikator

1. Mendeskripsikan fungsi dan bagian alat optik mata dan kacamata,

2. Membedakan pengamatan tanpa akomodasi dan akomodasi

maksimum.

3. Menganalisis pembentukan bayangan pada kaca mata, lup,

4. Menentukan kekuatan lensa kacamata pada penderita miopi dan

hipermetropi.

5. Menentukan Sifat – Sifat bayangan pada mata

6. Menyebutkan kalainan – kelaina pada mata manusia

7. Menentukan kacamata yang tepat bagi tiap kelaian mata

8. Menentukan jarak benda, jarak bayangan, jarak fokus dan kekuatan

lensa kacamata sesuai dengan kelainan mata

9. Melukiskan pemebentukan bayangan pada mata mipo, hipermetropi

dan presbiopi

Page 2: pertemuan-pertama

Gambar 3. Bagian –bagian mata

IV. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat:

1. Menjelaskan pengertian alat optik.

2. Menjelaskan fungsi bagian-bagian mata.

3. Menjelaskan pengertian daya akomodasi.

4. Membedakan pengamatan tanpa akomodasi dan akomodasi

maksimum.

5. Membedakan mata normal, rabun jauh (miopi), rabun dekat

(hipermetropi), dan mata tua (presbiopi).

6. Menentukan jangkauan daya akomodasi mata.

7. Menentukan kekuatan lensa mata pada miopi, hipermetropi dan

presbiopi.

8. Melukiskan pembentukan bayangan pada mata miopi, hipermetropi

dan presbiopi.

10. Menentukan jarak benda, jarak bayangan, jarak fokus dan kekuatan

lensa kacamata sesuai dengan kelainan mata.

V. Materi Pembelajaran Mata dan Kacamata

Mata manusia sebagai alat indra penglihatan dapat dipandang sebagai alat optik yang sangat penting bagi manusia.

BAGIAN – BAGIAN MATA:

1. Kornea mata: berfungsi sebagai penerima rangsangan cahaya dan meneruskannya ke bagian mata ynag lebih dalam.

2. Otot siliar: berfungsi untuk mengatur panjang fokus (kelengkungan) lensa.

3. Iris: untuk mengatur lebar pupil sehingga banyaknya cahaya yang masuk ke mata bisa dikendalikan.

4. Pupil: merupakan tempat lewatnya cahaya yang menuju ke retina.

Page 3: pertemuan-pertama

5. Lensa mata: untuk memfokuskan cahaya atau bayangan benda agar tepat jatuh di retina.

6. Retina: berfungsi sebagai layar penerima cahaya atau bayangan benda.

Pembentukan Bayangan Benda pada Retina.

Proses pembentukan bayangan pada mata normal terjadi apabila berkas cahaya yang masuk ke mata akan dibiaskan oleh lensa mata sehingga berkas sinar biasnya tepat berpotongan pada retina. Adapun sifat bayangan yang terbentuk adalah nyata, terbalik, dan diperkecil. Dari retina cahaya kemudian dikirim dalam bentuk listrik ke otak melalui saraf mata. Impuls diproses oleh otak sehingga terbentuk bayangan nyata dan tegak yang memberi kesan bahwa kita melihat benda tersebut.

Daya Akomodasi Mata.

Perlu diketahui bahwa jarak antara lensa mata dan retina selalu tetap.

Sehingga dalam melihat benda-benda pada jarak tertentu perlu mengubah

kelengkungan lensa mata. Untuk mengubah kelengkungan lensa mata, yang

berarti mengubah jarak titik fokus lensa merupakan tugas otot siliar. Hal ini

dimaksudkan agar bayangan yang dibentuk oleh lensa mata selalu jatuh di retina.

Pada saat mata melihat dekat lensa mata harus lebih cembung (otot-otot siliar

menegang) dan pada saat melihat jauh lensa harus lebih pipih (otot-otot siliar

mengendor). Peristiwa perubahan-perubahan ini disebut daya akomodasi.

Daya akomodasi (daya suai) adalah kemampuan otot siliar untuk

menebalkan atau memipihkan kecembungan lensa mata yang disesuaikan dengan

dekat atau jauhnya jarak benda yang dilihat.

Manusia memiliki dua batas daya akomodasi (jangkauan penglihatan) yaitu :

1. Titik dekat mata (punctum proximum)

Titik dekat mata (punctum proximum) adalah jarak benda terdekat di

depan mata yang masih dapat dilihat dengan jelas. Untuk mata normal

(emetropi) titik dekatnya berjarak 10cm s/d 20cm (untuk anak-anak) dan

Page 4: pertemuan-pertama

berjarak 20cm s/d 30cm (untuk dewasa). Titik dekat disebut juga jarak

baca normal.

2. Titik jauh mata (punctum remotum)

Titik jauh mata (punctum remotum) adalah jarak benda terjauh di depan

mata yang masih dapat dilihat dengan jelas. Untuk mata normal titik

jauhnya adalah “tak terhingga”.

Kacamata

Kacamata merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengatasi cacat mata. Kacamata terdiri dari lensa cekung atau lensa cembung, dan frame atau kerangka tempat lensa berada, seperti yang dapat Anda lihat pada Gambar 5. Fungsi dari kacamata adalah mengatur supaya bayangan benda yang tidak dapat dilihat dengan jelas oleh mata menjadi jatuh di titik dekat atau di titik jauh mata, bergantung pada jenis cacat matanya. Di SMP, Anda telah mempelajari bahwa jika sebuah benda berada di depan sebuah lensa, bayangan akan dibentuk oleh lensa tersebut. Jauh dekatnya bayangan terhadap lensa, bergantung pada letak benda dan jarak fokus lensa.

Gambar  Kacamata dapat membantu orang yang cacat mata.Hubungan tersebut secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :

             

dengan :

S = jarak benda ke lensa (m),S' = jarak bayangan ke lensa (m), danf = jarak fokus lensa (m).

Selain itu, Anda juga pernah mempelajari kekuatan atau daya lensa. Kekuatan atau daya lensa adalah kemampuan lensa untuk memfokuskan sinar yang datang sejajar dengan lensa. Hubungan antara daya lensa dan kekuatan lensa memenuhi persamaan :

Page 5: pertemuan-pertama

P = 1 / f        

dengan :

P = kekuatan atau daya lensa (dioptri), danf = jarak fokus lensa (m).

Jika Bayangan Tidak Jatuh Tepat pada Fokus Lensa Mata

1. Rabun Jauh (Miopi)Seseorang yang mata (alat optik) nya mengalami cacat rabun jauh tidak

dapat melihat benda benda yang letaknya jauh secara jelas. Cacat mata ini disebabkan lensa mata tidak dapat memipih degan baik sehingga sinar-sinar sejajar yang datang dari benda jatuh di depan retina. Titik jauh penderita kurang dari tak terhingga.

Penderita Rabun Jauh (miopi) dapat ditolong dengan mengunakan kacamata dengan lensa cekung atau negatif.

Besarnya kekuatan lensa (dioptri) yang digunakan penderita rabun jauh sangat tergatung pada titik jauh penderita. Agar dapat melihat benda-benda pada jarak tak terhingga seperti mata ormal, penderita rabun jauh harus menggunakan lensa cekung yang menghasilkan bayangan di depan lensa

Page 6: pertemuan-pertama

pada jarak yang sama dengan titik jauh penerita. Bayangan yang terbentuk bersifat maya sehingga jarak bayagan yang dibentuk s’ = titik jauh penderita

Dalam perhitungan:

So = letak benda sebenarnya (~)

Si = – PR (batas maksimum jangkauan penglihatan) tanda (-) menggambarkan bayangan di depan lensa.

Dari persamaan :

diperoleh bahwa:f = – PR, Ukuran lensa yang digunakan adalah :

P = kekuatan lensa dalam satuan dioptri (D)f = jarak fokus lensa kaca mata dalam satuan meter (m)

2. Rabun Dekat (Hipermetropi)

Ciri-ciri penderita rabun dekat adalah ia tidak dapat melihat jelas benda-benda yang letaknya dekat walaupun mata telah berakomodasi maksimal. Penyebabnya adalah lensa mata tidak dapt mencembung sebagaimana mestina seingga sinar-sinar dari benda yang dekat akan membentuk bayangan di belakang retina.

Penderita rabun dekat dapat ditolong dengan menggunakan kacamata (alat optik) berlensa cembung atau positif.

Page 7: pertemuan-pertama

Kekuatan lensa yang dapat digunakan penderita hipermetropi tergantung pada titik dekat penderita. Kekuatan lensa yang dibunakan oleh penderita hipermetropi terbantung pada titik dekat penderita. Agar dapatt melihat benda pada jarak baca normal (25 cm), maka penderita rabun dekat harus menggunakan lensa kacamata yang menghasilkan bayangan di depan lensa pada jarak yang sama dengan titik dekat penderita. Bayangan yang terlihat adlah maya sehingga s’ = – titik dekat penderita.

Dalam perhitungan:

So = Sn (jarak baca normal = 25 cm)

Si = – PP (titik dekat hipermetropi), tanda minus menunjukkan bahwa bayangan maya yang terletak di titik dekatnya.

3. Cacat Mata Presbiopi

Gambar Mata AstigmatisCacat mata presbiopi (mata tua atau rabun dekat dan rabun jauh diakibatkan karena melemahnya daya akomodasi) terjadi karena bayangan jatuh di belakang retina pada saat melihat dekat dan bayangan jatuh di depan retina pada saat melihat jauh, hal ini terjadi karena daya akomodasi lensa mata lemah.

Page 8: pertemuan-pertama

Gambar koreksi mata astigmatisAgar dapat melihat jelas baik benda yang dekat maupun yang jauh maka perlu dibantu dengan menggunakan gabungan lensa cembung (konvergen) dan cekung (divergen). Cacat mata ini sering juga dikenal dengan nama cacat mata tua. Berapa ukuran lensa yang digunakan? Untuk menjawab pertanyaan ini maka titik jauh maupun titik dekatnya harus diketahui. Selanjutnya dengan menggunakan cara sebagaimana pada cacat miopi dan cacat hipermetropi, ukuran lensa dapat diketahui.

VI. Metode Pembelajaran Model : Blended learning model 4 Teknik : Diskusi – Informasi.

VII. Sumber Belajar Buku E learning (delimauns.com) Video cara kerja mata dan kacamata LKS

VIII. Langkah – Langkah Pembelajarana. Kegiatan Pra Kelas

- Guru menyiapkan materi dan kelengkapan tugas dalam e learning

(Materi, Video/Animasi, Forum diskusi, LKS dll).

- Siswa melakukan registrasi dan login menuju ke dalam e learning

sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan.

(http://delima.uns.com).

- Siswa melaksanakan pretest untuk mengetahui kemampuan awal

dan untuk analisa kesalahan konsep pada materi pendahuluan alat

optic.

- Siswa mengakses materi yang akan dipelajari pada tatap muka

pertama yaitu mata dan kacamata.

Page 9: pertemuan-pertama

- Siswa melaksanakan tugas yang diberikan pada forum diskusi

kemudian mengunduh LKS yang diberikan dalam e- learning

delima.

- Siswa mendiskusikan rencana kelompok dengan anggota kelompok

masing2.

b. Kegiatan Pendahuluan

Guru membuka pelajaran dengan salam.

Guru meminta siswa yang ditunjuk untuk melakasanakan

pembiasan bahasa inggris (speaking).

Guru mereview hasil pretest yang dilakukan untuk membenarkan

konsep yang mungkin salah.

Motivasi dan Apersepsi:

Mengapa jatuhnya bayangan bisa di depan atau di belakang

retina?

Bagaimana cara menolong penderita rabun jauh (miopi)?

Prasyarat pengetahuan:

Bagaimana proses pembentukan bayangan benda pada lensa

cembung?

c. Kegiatan Inti

Elaborasi

Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan

kelompok sesuai dengan diskusi yang diberikan dalam e –

learning delimauns.com.

Eksplorasi

Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian

alat optik berdasarkan video yang telah diberikan dan tugas

untuk mencari sumber sebanyak banyaknya.

Komunikasi

Page 10: pertemuan-pertama

o Peserta didik yang kelompoknya ditunjuk mempresentasikan

temuannya mengenai video yang telah diberikan (alat optic

mata, dan kelainan pada mata)

o Kelompok lain menanggapi atau bertanya mengenai penjelasan

yang belum terang.

Gurru memperdalam lagi hasil penjelasan kelompok yang

mempresentasikan materinya

Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan

memberikan informasi yang sebenarnya.

o Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan cara

menentukan jangkauan daya akomodasi mata.

o Peserta didik memperhatikan penjelasan guru untuk

mendapatkan perumusan daya akomodasi mata.

Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan daya

akomodasi mata yang disampaikan oleh guru.

Guru memberikan beberapa soal menentukan daya akomodasi mata

untuk dikerjakan oleh peserta didik.

Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau

belum. Jika masih ada peserta didik yang belum dapat menjawab

dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.

d. Kegiatan Penutup

Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki

kinerja dan kerjasama yang baik.

Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat

rangkuman.

Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal. Dan

mengakses internet untuk materi yang akan dibahas pada tatap

muka kedua.