Upload
nur-halimah
View
73
Download
45
Embed Size (px)
DESCRIPTION
gawat darurat
Citation preview
Pertolongan Pertama: Dislokasi Sendi
Pada kecelakaan lalulintas atau korban yang terjatuh kadang ditemui kasus ini. Dislokasi persendian adalah bergesernya possi tulang dari posisi normalnya. Jika kamu menemui korban yang kamu curigai mengalami luka ini, lakukan langkah-langkah berikut ini:
1. Segera.Jangan menunda penanganan medis, segera hubungi rumah sakit atau pelayanan medis terdekat.
2. Jangan memindahkan apapun. Jika kamu bukan ahlinya, jangan lakukan apapun, cukup buat korban merasa tenang dan nyaman. Hanya petugas medis/ dokter yang ahli boleh menangani luka semacam ini. Jangan berusaha mengembalikan posisi tulang yang meleset seperti yang biasa kamu lihat di film-film.
3. Kompres dengan es. Hal ini akan mengurangi kemungkinan membengkak, mengurangi rasa sakit dan mengatasi pendarahan internal. Lakukan selama menunggu bantuan ahli datang.
2.1 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
2.1.1 Definisi P3K
Pertolongan Pertama yaitu Pemberian pertolongan, perawatan atau pengobatan untuk waktu
yang singkat dengan tujuan untuk mencegah maut jika bahaya maut sudah ada, untuk mencegah
dari bahaya cacat, untuk mencegah infeksi, dan untuk mencegah rasa sakit. Bahaya maut
misalnya : penderita berada dalam keadaan shock (gugat), dan pendarahan yang hebat. Bahaya
cacat dibedakan menjadi 2 macam yaitu cacat rohani dan cacat jasmani. Cacat rohani (sakit jiwa)
yaitu kecelakaan yang mengenai otak. Cacat jasmani yaitu cacat yang timbul karena kehilangan
salah satu anggota badan, mata, kaki atau tangan. Infeksi adalah kemasukan hama dalam badan
yang terluka sehingga menimbulkan rasa sakit. Pada pertolongan pertama ini bukan
memusnahkan hama yang masuk dalam luka melainkan agar infeksi tersebut tidak ditambah
dengan perbuatan yang salah. Sehingga yang harus dilakukan adalah membersihkan luka, ditutup
dengan kasa steril kemudian dibalut dengan kain pembalut. Sebaiknya segera bawa ke rumah
sakit untuk penangan lebih lanjut.
P3K merupakan sebuah pengetahuan dan keterampilan karena jika kita hanya mengetahui
teorinya saja tanpa melakukan latihan atau praktek, maka mental kita tidak terlatih ketika kita
benar-benar menghadapi kejadian sebenarnya. Sebaliknya jika kita langsung praktek tanpa
membaca teori kemungkinan besar kita akan melakukan pertolongan yang salah pada
korbanSebagai seorang pecinta alam, materi ini penting untuk dipelajari, karena kondisi alam
seringkali tidak dapat diduga dan sangat mungkin terjadi kecelakaan yang tidak kita harapkan.
Sedangkan tenaga medis, sarana dan prasarana kesehatan sulit untuk dijangkau. Maka satu-
satunya pilihan adalah mencoba melakukan pertolongan sementara pada korban kerumah sakit
atau dokter terdekat.
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah upaya pertolongan dan perawatan
sementara terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat pertolongan yang lebih sempurna dari
dokter atau paramedik. Ini berarti pertolongan tersebut bukan sebagai pengobatan atau
penanganan yang sempurna, tetapi hanyalah berupa pertolongan sementara yang dilakukan oleh
petugas P3K (petugas medik atau orang awam) yang pertama kali melihat korban. Pemberian
pertolongan harus secara cepat dan tepat dengan menggunakan sarana dan prasarana yang ada di
tempat kejadian. Tindakan P3K yang dilakukan dengan benar akan mengurangi cacat atau
penderitaan dan bahkan menyelamatkan korban dari kematian, tetapi bila tindakan P3K
dilakukan tidak baik malah bisa memperburuk akibat kecelakaan bahkan menimbulkan
kematian.
2.1.2 Maksud, Kegunaan Dan Tujuan P3k
Maksud P3K adalah untuk memberikan pertolongan pertama pada kecelakaanv ditempat
kejadian dengan cepat dan tepat sebelum tenaga medis datang atau sebelum korban dibawa
kerumah sakit agar kejadian yang lebih buruk dapat dihindari.
Tujuannya adalah mencegah maut dan mempertahankan hidup, mencegah penurunan kondisi
badan atau cacat.
2.1.3 Sikap, Kewajiban Dan Wilayah Seorang Penolong
Sikap penolong :
1. Tidak panic, bertindak cekatan, tenang tidak terpengaruh keluhan korban
jangan menganggap enteng luka yang diderita korban.
2. Melihat pernapasan korban jika perlu berikan pernapasan buatan.
3. Hentikan pendarahan, terutama luka luar yang lebar.
4. Perhatikan tanda-tanda shock.
5. janganterburu-buru memindahkan korban, sebelum kita dapat menentukan jenis dan keparahan
luka yang dialami korban.
Kewajiban Penolong :
1. Perhatikan keadaan sekitar tempat kecelakaan
2. Perhatikan keadaan penderita
3. Merencanakan dalam hati cara-cara pertolongan yang akan dilakukan
4. Jika korban meninggal beritahu polisi atau bawa korban kerumah sakit
Wilayah Penolong:
Pertolongan pertama pada kecelakaan sifatnya semantara. Artinya kita harus tetap membawa
korban ke dokter atau rumah sakit terdekat untuk pertolongan lebih lanjut dan memastikan
korban mendapatkan pertolongan yang dibutuhkan.
2.1.4 Teknik Dalam P3k
Prioritas dalam P3K
Urutan tindakan secara umum:
1. Cari keterangan penyebab kecelakaan
2. Amankan korban dari tempat berbahaya
3. Perhatikan keadaan umum korban; gangguan pernapasan, pendarahan dan
kesadaran.
4.Segera lakukan pertolongan lebih lanjut dengan sarana yang tersedia.
5. Apabila korban sadar, langsung beritahu dan kenalkan.
Selain itu ada juga yang dinamakan prinsip life saving, artinya kita melakukan tindakan untuk
menyelamatkan jiwa korban (gawat darurat) terlebih dahulu, baru kemudian setelah stabil disusul
tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan yang lain. Gawat darurat adalah suatu kondisi
dimana korban dalam keadaan terancam jiwanya, dan apabila tidak ditolong pada saat itu juga
jiwanya tidak bisa terselamatkan.
2.2 CEDERA DAN PENATALAKSANAAN
Pada pemberian pertolongan kita dapat menemukan berbagai macam dan jenis luka : luka gesek,
luka terpotong, luka tusuk, luka robek, luka bakar. Semua luka ini dapat bervariasi dalam ukuran
dari kecil sampai besar, dari permukaan sampai dalam, dan dalam hubungannya dengan faktor
kehilangan darah.
definisi luka adalah rusaknya kulit dan gangguan jaringan-jaringan yang ada didalmnya, seperti
pembuluh darah, saraf, otot, selaput tulang dapat dijangkitinya. Jadi orang yang menolong harus
bertindak sahigienis mungkin agar resiko infeksi dapat dibatasi. Pada P3K dapat dibedakan :
luka-luka luar yang menyebabkan kehilangan darah
luka-luka dalam yang menyebabkan kehilangan darah
a. luka-luka luar yang menyebabkan kehilangan darah
Misalnya luka-luka gesek atau luka karena terpotong. Perdarahan dapat dilihat dengan jelas
dapat menunjukkan tempat luka.
b. luka-luka dalam yang menyebabkan kehilangan darah
Dalam kejadian ini darah tidak terlihat, tetapi bagis eorang dokter zering terlihat denagn cepat
melalui tanda-tanda lain yang diperlihatkan korban. Contoh luka-luka dalam kehilanagn darah :
perdarahan dalam rongga tengkorak
perdarahan dalam rongga dada
perdarahan dalam rongga perut
benturan
terjepit
dislokasi sendi
patah tulang tertutup (tidak merusak jaringan kulit).
c. penanganan luka-luka luar yang menyebabkan kehilangan darah
luka kecil yang dapat kita tangani sendiri
luka besar yang harus ditangani seorang dokter
Luka-Luka Kecil
Misalnya luka-luka lecet dan luka terpotong yang relatif kecil. Luka ini biasanya diikuti
perdarahan kecil / sedikit. Yang paling baik adalah biarkan luka itu berdarah sebentar agar
kotoran yang nempel dibawa darah yang keluar. Setelah itu luka diberi obat desinfektan misalnya
strerilon atau betadin-jodium. Sebelum memakainya baca aturan pakainya. Untuk disinfektan
luka lebih baik dipakai Jodium-tinkture. Obat ini kira-kira umurnya 6 bulan dan berada dalam
keadaan baik, dan hanya beberapa orang saja yang mencatat tanggal belinya obat ini. Selang
beberapa waktu, Jodium itu akan mengering dan akan mempunyai akibat negatif terhadap luka.
Disamping itu akan menimbulkan rasa nyeri yang kuat pada luka dan ada orang-orang yang
sangat peka terhadap obat disinfektan luka. Setelah mendisinfektan luka, maka kita haris
membalutnya. Untuk itu kita pakai kain kasa hidrofil dan plester (mis, hansaplast). Ingat
hansaplast tak boleh dibiarkan berhari-hari karena ini dapat mengakibatkan infeksi.
Luka Yang Besar
Disini meliputi luka-luka besar karena terpotong, tertusuk, atau robek. Luka-luka ini harus
dirawat dokter. Luka-luka tusuk dapat disebabkan oleh pisau atau suatu alat yang tajam. Paad
awalnya terlihat bahwa luka ini hanay kecil, dan bagi seorang yang kurang ahli ia tak dapat
menentukan kerusakan apa yang terjadi pada organ-organ dibawahnya. Luka-luka robek
misalnya yang terjadi karena gigitan anjing atau kucing (kadang-kadang juga orang). Luka-luka
dengan pinggiran yang tidak rata menjadi salah satu ciri dari luka-luka ini. Tanpa bantuan
seorang ahli, luka-luka ini akan sembuh dengan kurang baik dan akan meninggalkan bekas-bekas
yang daalm, luka-luka yang harus dirawat oleh seorang dokter, hanya boleh dibalut dengan kain
perban (snelverband) dalam pemberian P3K. selanjutnya tidak boleh dilakukan apa-apa pada
luka, jari jangan diberi salep atau desinfektan.
2.3 PERDARAHAN
Secara sepintas dapat kita bagi dalam 2 jenis perdarahan:
Perdarahan pembuluh nadi
Perdarahan pembuluh vena
a. Perdarahan pembuluh nadi
Perdarahan pembuluh nadi harus dengan cepat dihentikan, karena pada umumnya kehilangan
darah yang banyak disini dapat terjadi dalam waktu yang singkat. Jadi penting agar penolong
dapat secepatnya mengetahui tempat menekan nadi, agar tertutup aliran darahnya. Ini seharusnya
dapat dilakukan dengan mata tertutup. Ini berarti bahwa harus dilakukan latihan dibawah
bimbingan seorang ahli. Tempat-tempat menekan nadi terdapat pada tempat-tempat dimana urat
nadi dapat dirasakan diatas tulang, yang dapat kita tekan kearah tulang.
Perdarahan pembuluh nadi pada lengan bawah
Disini kita melihat darah memancur. Dalam hal ini kita tekan urat nadinya yang lewat tulang
lengan bagian atas, bagian dalam lengan atas dibawah bisep. Korban harus rebah atau duduk dan
lengan yang terluka harus keatas.
Perdarahan pembuluh nadi di ketiak
Untuk dapat menghentikan perdarahan ini, kita harus menekan nadi yang berada pada sisi yang
terluka, yang berada diatas rusuk yang paling atas. Ini paling mudah dapat dilakukan jika korban
menekuk kepalanya kearah sisi yang terluka. Kita tempatkan jempol tangan kita dalam tekukan
antara leher dan bahu akan menekan kearah rusuk yang paling atas.
Perdarahan pada pembuluh nadi jari tangan
Cara menekan nadi sampai tertutup dapat biasanya dilakukan penderita itu sendiri. Untuk ini
tangan-tangan harus dilipat dan saling menjepit dengan baik. Jika korban tak dapat melakukan
ini, karena misalnya lumpuh ditangan, maka penolong harus bersama-sama dengan tangan
penderita saling mengunci, hingga dapat memberikan tekanan yang diperlukan.
Perdarahan pada pembuluh nadi lipatan paha
Tekanan yang dapat menutup nadi pada lipatan paha tidak begitu mudah. Penolong dapat
mencoba dulu dengan kedua jempolnya menekan nadi keatas tulang kemaluan. Jika tidak
berhasil dengan cara ini, usahakan dengan menggenggam tangan yang lurus sebanyak mungkin
menekan keatas luka. Ini dilakukan dengan baik jika korban tidur terlentang. Ini juga posisi yang
dianjurkan pada metode yang lain untuk menghentikan perdarahan semacam ini. Yaitu penderita
harus dengan kedua tangannya memegang lututnya dan menarik kearah dirinya. Untuk dapat
memberikan tekanan yang besar dapat dilakukan dengan bantuan saputangan atau kain perban
yang membungkus sebatang kayu, diletakkan pada lipatan antara perut dan paha.
Penekanan pembuluh nadi harus dilakukan minimal selama 5 menit. Dan setelah itu perlu
dilihat apakah perdarahan sudah berhenti. Selanjutnya dibalut dengan perban tekan, dan untuk
perawatan lebih lanjut pergi kedokter.
b. Perdarahan pembuluh darah
Perdarahan hidung
Salah satu jenis perdarahan pembuluh yang paling sering muncul. Ini dengan cepat dapat
ditangani: bersihkan hidung sambil membuang udara kencang-kencang dari hidung, duduklah
dalam posisi seperti orang yang membaca, dan tekanlah 5 menit hidung rapat-rapat sambil
memegang hidung antara jempol dan telunjuk lalu tekanlah cuping-cuping hidung bersama-sama
ketengah hidung. Jika perdarahan tidak berhenti, hubungi dokter. Jika perdarahan hidung sering
timbul lebih baik konsultasi dengan seorang dokter. Dalam pembalutan perdarahan pembuluh
darah kita dapat mempergunakan kain perban darurat atau perban bebat yang dapat dipergunakan
dengan cepat.
2.4 BENTURAN, KESELEO DAN DISLOKASI SENDI
Benturan, keseleo, dan dislokasi sendi
Pengertian benturan dan keseleo kadang masih dipakai secara tumpang tindih untuk pengertian
yang sama, karena tanda-tanda yang timbul dari gejala ini banyak persamaannya. Tapi dalam
kenyataannya kedua hal ini berbeda.
a. Benturan
Suatu benturan terjadi karena jatuh, terbentur, terjepit dan lain sebagainya. Kesungguhan yang
terjadi pada suatu benturan tergantung pada tempat dimana hal ini terjadi. Ini pada umumnya
sering menjadi perhatian utama. Karena pada suatu benturan terdapat pembuluh darah yang
pecah, maka terjadi perdarahan dibawah kulit.
Tanda-tanda terjadinya benturan adalah:
Sakit
Pembengkakan
Berwarna (tempat berwarna biru)
Kadang kehilangan fungsinya, karena sakit dan bengkak
Pertolongan pertama tertuju pada tindakan untuk menghentikan perdarahan. Untuk ini kita
letakkan bagian yang terbaru 10 menit kedalam air dengan yang mengalir, atau kita letakkan
kompres es atau yang disebut “cold packs” pada tempat yang sakit.
Setelah itu kita ambil kain perban tekan dan bebat bagian yang terbentuk dan meletakkan bagian
yang terbentuk lebih tinggi agar dapat diistirahatkan.
b. Keseleo
Keseleo dapat mengakibatkan pengaruh yang jelek terhadap persendian seperti padapergelangan
tangan, lutut dan pergelangan kaki. Tanda-tandanya kurang lebih sama seperti yang terjadi pada
benturan:
Sakit
Bengkak
Kemudian timbul perubahan warna
Masalah-masalah gerakan persendian
Pertolongan pertama pada garis besarnya sama seperti pada benturan. Pada kejadian tejadi
keseleo dipergelangan tangan harus dipasang metila. Tindakan terakhir adalah kita serahkan
korban yang mengalami keseleo pada dokter.
c. Dislokasi sendi
Dislokasi sendi terjadi karena: beban yang terluka besar dalam gerak yang harus diterima oleh
persendian, sehingga persendian keluar dari mangkuknya. Disini terjadi robekan pada jaringan
ikat persendian dan jaringan penutup persendian, terjadi juga kerusakan pada pembuluh darah.
Tanda-tandanya adalah:
Sakit
Perubahan posisi yang tidak wajar dari anggota badan tersebut
Tidak ada kemampuan menggerakkan persendian
Bahaya dari dislokasi sendi adalah pembuluh darah dan saraf dapat terjepit. Pertolongan pertama
pada dislokasi sendi adalah: imobilisasi persendian. Bagian badan terkena harus diberi
penopang/pelindung, mis,dengan mitela dan korban harus dianjurkan pergi kedokter
Keadaan dimana persendian keluar dari sendinya, lalu kembali lagi. keseleo disini sebetulnya
bukan seperti istilah orang awam, urat terkilir. Tetapi lebih parah, hiongga ter lihat persendian
bengkak dan merah kebiruan karena perdarahan di sekitar selaput sendi (ligament dan fascia)
akibatak robeknya selaput sendi. Keseleo atau persendian bergeser sering terjadi pada sendi
pergelangan tangan dan pergelangan kaki, akibat dari gerakan memutar yang berlebihan.
Pertolongannya:
Istirahatkan korban dengan letak keseleo ditnggikan
Boleh dikomperes air hangat dan urut hati-hati
Bila lutut dipasang kness dekker, lakukan pembalutan agar keras pada bagian lain
Bawa ke RS untuk memastikan apakah ada retak atau patah tulang
2.5 PATAH TULANG
Patah tulang
Patah tulang adalah terputusnya hubungan tulang yang normal. Patah tulang dapat dibagi dalam:
Bentuk dari garis patah
Sifat patah tulang
a. Bentuk garis patahan
Suatu tulang dapat dapat patah sebagian. Ini kita namakan tulang retak. Ini juga dinamakan
fisura (celah/retak)
Jika ada retakan pada seluruh tulang, kita namakan patah tulang tunggal
Pada patah tulang yang jamak terdapat beberapa garis-garis patahan pada tulang. Dalam hal
ini kita juga namakan patah berkeping-keping atau patah remuk
b. Sifat patahan
Patah tulang tertutup: tulang patah (tanpa memperhatikan garis patahan), tapi kulit tetap utuh
Suatu patah tulang terbuka: tulang patah dan pada tempat itu kulit juga terluka, dan dapat
terjadi bahwa sebagian tulang mencuat keluar. Pada tempat patahan tulang berada dalam keadaan
telanjang dan terkena udara luar, hingga ini dapat mengakibatkan suatu infeksi yang serius.
Setiap patah tulang akan disertai suatu perdarahan. Ini disebabkan karena kerusakan dari
sumsum ditengah tulang dan oleh karena kerusakan pembuluh darah. Perdarahan semacam ini
(sering) tidak terlihat. Suatu patah tulang dapat diketahui dan:
Sakit
Pembengkakan karena ada perdarahan
Orang tidak dapat menggunakan bagian badan yang terkena
Sering terjadinya timbulnya posisi abnormal dari kaki atau tangan atau menjadi lebih pendek
Kadang-kadang terjadi kemampuan gerak yang abnormal dari tangan atau kaki
Kadang-kadang korban dapat menceritakan sendiri bahwa ia mendengar tulang itu patah.
Dalam pemberian pertolongan pertama pada patah tulang kita harus melakukan hal-hal yang
berikut. Patah tulang tak boleh saling bergeser atau bergerak. Jika tidak akan terjadi kerusakan
yang lebih lanjut. Pada pembuatan kondisi imobilisasi patahan disekitar bahu, tulang selangka
atau lengan bagian atas, dapat dilakukan dengan apa yang dinamakan “dasi lebar”. Pada patah
dilengan bagian bawah, pergelangan tangan, harus dipasang metila.
Menurut kontaminasinya:
a. Patah tulang tertutup: ujung tulang tak berada di luar
tanda-tanda: gerakan tak normal, tambahan adanya bengkak, sakit bila digerak.
Pertolongan: usahakan tulang yang patah tidak bergerak dengan memasang bidai dan bawa
keRS.
b. Patah tulang terbuka: ujung tulang berada di luar.
Tanda-tanda: tulang mencuat keluar, menjadi kotor, pendarahan sulit dihentikan.
Pertolongan: mencuci luka dengan air bersih, tulang yang keluar dimasukan, tutup dengan kassa
steril, gunakan anti septic, pasang perban elastic dan setelah selesai pasang bidai dan langsung
transportasi.
Jenis patah tulang terbuka:
3.1. patah tulang belakang,
Sulit ditentukan bila keliru akan fatal
Pertolongan: bila korban jatuh atau jatuh terduduk yang keras dan mengeluh sakit di punggung
dan nyeri jika ditekan maka korban tidak boleh duduk, punggung harus tetap datar dan di
transportasi dalam keadaan telentang dan di bidai.
3.2. Patah tulang panggul.
Sulit menentukannya
Pertolongan: bila korban jatuh terduduk atau miring dan mengeluh nyeri dan sakit untuk duduk,
maka langsung saja di transportasi dalam keadaan berbaring.
3.3. Patah tulang rusuk.
Tanda-tanda: ada trauma, untuk bernapas dalam sakit, nyeri tekan napas tertahan.
Pertolongan: hati-hati jangan sampai mengangkat dengan menekan daerah dada karena bisa jadi
patahan tulang rusuk menembus paru-paru ynag akan berakibat fatal. Dapat dibantu dengan
pemasangan plester lebar dari punggung, memutar ke dada, secara perlahan langsung
transportasi ke RS, korban dalam keadaan duduk atau berbaring asal bagian yang patah tidak
tertekan.
3.4. Patah tulang kecil-kecil.
Pertolongan: untuk meta karpal dan jari-jari tangan, korban menggenggam bola karsa kemudian
dibalut dengan elastic perban. Tetapi untuk metatarsalia dan jari-jari kaki cukup langsung
dipasang perban elastic.
2.6 TENGGELAM
Sebagai perawat orang sakit anda jarang berhadapan dengan masalah orang yang
tenggelam. Satu-satunya tempat dimana bisa terjadi seorang tenggelam adalah dikamar mandi.
Anda harus hadir disana juga. Hanya dengan cara ini nada akan tahu kapan pasien yang
bersangkutan membahayakan dirinya dikamar mandi. Dalam hal terjadi demikian maka harus
diupayakan agar kepala pasien tetap berada diatas air dan sementara itu air dari bak dikeluarkan
agar kosong dan pada waktu yang bersamaan memanggil orang lain untuk minta bantuan. Untuk
menangani orang tenggelam diperlukan suatu reaksi yang cepat.
Pada kejadian tenggelam dimana individu tersebut tak sadar kita dapat melihat tanda-tanda yang
berikut ini :
warna kebiru-biruan sampai keabu-abuan
tidak bereaksi jika diajak bicara
tidak bereaksi pada rangsang sakit
tidak terlihat gerak pernapasan
Jika kita melihat tanda-tanda ini, cepat-cepat kita harus lakukan pernapasan buatan
dengan cara mulut ke mulut atau mulut ke hidung. Setiap detik kita tunda, akan berarti
berkurangnya kesempatan untuk memulihkan korban kembali, oleh karena otak hanya dapt
waktu yang pendek dapat bertahan tanpa zat asam, dan segera agar rusak dan tak dapat
dibutuhkanlagi.cara melakukan pernapasan mulut-mulut atu mulut-hidung. Setelah pertolonga
pertama diberikan pada korban tenggelam, dokter harus memeriksa korban.
2.7 TERBAKAR
Kebakaran adalah kecelakaaan yang paling sering terjadi. Setiap orang mungkin pernah
mengalaminya terbakar, atau kita melihat akibat-akibat kebakaran pada seorang lain. Luka bkaar
dapat berbeda-beda dalam luas permukaan yang terbakar dari kecil sampai besar, dan juga
berbeda dalam akan kedalaman lukanya. Sebab dari luka bakar biasanya bersatu . kebakaran
dapat terjadi karena :
kontak dengan cairan-cairan yang panas seperti air panas, minyak/lemak yang panas,
kontak dengan benda yang panas seperti : setrika, panci / ketel, dll
kontak dengan api, seperti pada suatu alat pembakar atau korek api
kontak dengan sinar matahari misal terlalu lama berjemur
listrik,
minum atau zat-zat yang menggigit seperti air raksa, asam cuka, yang dapat menimbulkan luka
bakar pada lapisan lendir dalam saluran pencernaan kita.
Contoh
Christa dan judih mengorganisasi suatu pesta karena mereka naik tingkat dua. Oleh
karena cuaca baik, mereka bersama-sama dengan teman-teman mengadakan panggang daging di
halaman rumah mereka. Salah seorang teman wanitanya mengatakan bahwa alat pemanggangnya
kurang besar nyala apinya, sehingga ia menyiram tambahan spirtus kedalam api yang menyala.
Oleh nyala api yang kemudian timbul membakar tangannya dan juga rambutnya. Setiap orang
sangat kaget, dan suasana pesta pun jadi kacau. Christa yang mengikuti kursus P3K, segera
membawa anak laki-laki itu kedalam rumah, dan memasukan tangannya dalam air dngin yang
mengalir.
Ini suatu contoh kebakaran yang sering terjadi, karena kurang hati-hati sehingga luka bakar pada
tangan. Tindakan P3K yang dilakukan christa adalah satu-satunya tindakan yang paling tepat
dilakukan saat itu. Bagian yang terkena secepat mungkin di dinginkan denagn air dingin yang
bersih. Keseriusan suatu luka bakar dapat dilihat dari derajatnya :
Luka bakar derajat pertama : kulit menjadi merah, agak membengkak dan terasa sakit.
Luka bakar derajat kedua : kulit menjadi merah, kulit melepuh, dan tempat yang terkena sakit
Luka bakar derajat ketiga : kulit (jika ada nyala api) menjadi putih atau putih atau kekuning-
kuningan dan kering. Bagian yang terkena tak terasa sakit
jika pada tingkat ketiga ada nyala api, maka kulit menjadi hitam. Ini yang dinamakan proses
pengarangan. Pada derajat tiga ini, kulit yang terbakar tak dapat diperbaiki lagi jadi normal.
Kesungguhan dari akibat bakar ini tergantung pada tiga hal :
Peningkatan suhu yang mengenai permukaan kulit
Waktu antara awal dan akhir terjadi kebakaran
Luasnya permukaan kulit yang terbakar
Kualitas dari peredaran darah
pertolongan pertama pada luka bakar
pemberian pertolongan pada luka bakar terdiri dari langkah-langkah yang berikut ini :
memadamkan api termasuk mematikan sumber panas
mendinginkan bagian badan yang terkena dengan bantuan air dingin
menutupi dengan steril bagian tubuh yang terkena
menghubungi pihak yang ahli dalam pemberian bantuan ini
mengusahakan pengangkatan yang cepat dari korban
2.7.1 Akibat fisik dari suhu tinggi atau rendah
akibat fisik dari suhu tinggi
juga temperatur yang tak begitu tinggi yang dapat mengakibatkan luka bakar dapat memberikan
akibat secara fisik yang serius. Dalam contoh-contoh berikut ini dapat dilihat akibat-akibatnya :
contoh :
wilma kerja sebagi perawat dirumah sakit anak-anak. Padabagian perawatan terdapat suhu rata-
rata 26 ? C. dalam lingkungan ini pekerjaan ynag dilakukan sangat melelahkan, dan banyak garam
dan air dikeluarkan dalam bentuk keringat.
dalam suhu bangunan besar terdapat perdagangan bawang merah pada musim panas yang
suhunya 34 ? C. pada suhu ini bawang merah disortir dalam kantong-kantong denagn berat
masing-masing 50 kg dan diangkat menggunakan tenaga manusia.
Karena melaksanakan pekerjaan yang keras dalam ruangan yang lembab dan panas, maka bisa
terjadi gangguan pada pengaturan suhu tubuh. Dalam situasi normal suhu tubuh diatur melalui
penegluaran keringat badan kita. Melalui penguapan keringat ini, badan mengalami penurunan
suhu. Jika tidak keluar keringat, atau keringat tidak dapat menguap, karena udara dengan
kelembaban yang tinggi ataupun karena berpakaian tebal, maka akn terjadi gangguan dalam
pengaturan suhu tubuh kita. Dalam hal inbi dikatakan "terperangkap panas" (penimbunan panas
badan).
tanda-tanda seseorang kepanasan adalah :
kulit panas , kering dan merah
korban merasa mual
korban merasa kacau, mengantuk, dan akhirnay pinsan
pertolongan pertama pada gangguan suhu panas
pertolongan pertama ditujukan pada usaha-usaha untuk secepatnya menormalkan kembali suhu
tubuh. Untuk dapat mencapai ini perlu untuk membawa koraban ke tempat yang lebih sejuk dan
melepaskan pakaian-pakaian yang mengisolasi badannay. Selanjutnya kita dinginkan badannya
dengan air dingin. Jika korban tidak pinsan, kita dapat memakai cairan pendingina (seperti air
dengan batu-batu es). Seorang pasien yang pinsan harus dibaringkan miring, dimana kita harus
mempertahankan kepatenan jalan napasnya. Selanjutnya korban harus cepat-cepat dibawa
kerumah sakit.
akibat fisik dari suhu rendah
Cara pendinginan yang terlalu kuat dapat berakibat bahwa seseorang justru mengalami
kedinginan. Pendinginan yang terlalu kuat dapat terjadi karena cara berpakaian yang kurang
memadai terhadap udara dingin, atau karena kurang gerak badan, karesna pemakaian alkohol,
atau karena terlalu lama berada diair yang dingin (ini salah satu alsan mengapa luka bakar luas,
pendinginan tidak boleh lebih dari 10 menit). Contoh berikut ini akan memberikan gambarnya.
contoh
Selama perjalanan. Elfstedentocht melewati 11 kota tahun 1986 terjadi situasi yang kacau karena
persiapan yang kurang baik sehingga banayk orang yang terjebak cuaca dingin. Menurut para
ahli kurang beralasan untuk menghalau keadaan ini, dianjurkan memakai pakaian yang
etrlindung maupun alkohol.
Jika seseorang terjebak cuaca dingin, maka tanda-tanda berikut akan terlihat :
kulit pucat dan dingin
korban bergetar dan merasa dirinya sangat lemah
korban merasa terjadi keadaan kaku menyalimuti anggota-anggota badannya
Korban menjadi mengantuk, ingin tidur dan dapat terjadi pinsan, dalam situasi yang demikian ini
ada bhaya jantung berhenti.
pertolongan pertama menghadapi kedinginan
pertolongan pertama adalah untuk menghindari terjadi pendinginan yang lebih lanjut. Untuk
alasan ini, korban harus dibungkus dengan selimut. Dan selanjutnya korban harus cepat-cepat
diangkut kerumah sakit. Pada keadaan korban pinsan, kita harus menempatkan korban dalam
posisi miring stabil, dan harus mempertahankan saluran pernafasan tetap dalam keadaan bebas.
2.7.2 Kecelakaan Karena Aliran Listrik
Hampir setiap orang pernah mendapat syok aliran listrik. Contoh yang paling mudah adalh syok
kecil karena listrik yang statis misalnya, karena sering menggesek-gesek / menggosok dengan
bahan dari serat buatan-lapisan penutup lantai dengan suatu benda yang terbuat dari metal. Ini
tidak enak untuk sementara waktu, tapi tak menimbulkan kerusakan apa-apa. Syok karena lairan
listrik biasanya datang secara tiba-tiba, misalnya karena ada kerusakan pada suatu peralatan
listrik atu kabel. Oleh karena listrik itu berbahaya, maka pemerintah membuat peraturan agr
cara-car pemakaiannya dilakukan seaman mungkin. Salah satu peraturan yang bertujuan
demikian itu adalah kewwajiban untuk memakai "sakelar tanah" yang menjag ajika terjadi
kerusakan karena suatu peralatan listrik, listrik dengan sendirinya akan mati, sehingga tak
seorang pun akan terkena stroom. Sakelar semacam itu belum dipakai oleh semua orang. Listrik
selalu mencari jalan terpendek menuju tanah. Jika seseorang berhubungan dengan aliran listrik,
maka aliran listrik akan melewati tubuhnya menuju tanah. Hal ini dapat dihindari dengan cara
berdiri diatas suatu lapisan isolasi yang kuat, hingga bdan kita tidak menyentuh tanah. Karet dan
plastik juga tekstil dan kayu adalah material isolasi yang baik, hanya jika bahan ini kering.
Material yang basah apapun bahannya misalnya lantai yang basah, kamar mandi yang basah,
adalah penghantar listrik yang baik.
Dalam menawarkan bantuan pada seseorang yang terkena listrik, penolong harus menjamin
bahwa diinya terisolasi, jika ini bukan demikian, maka ia sendiri akan mengalami syok. Tingkat
kerusakan (luka) yang diakibatkan oleh aliran listrik tergantung dan faktor-faktor yang berikut :
jangka waktu terjadinya kontak dengan listrik
kekuatan listrik itu sendiri
tingkat kelembaban kulit
jalan yang dilalui listrik dalam melintasi tubuh kita
Jika kita meneyntuh aliran listrik dengan tegangan tinggi (diatas 5 atau 7 ampere ) maka akan
terjadi kejang pada otot-otot lengan bagian bawah yang mengakibatkan hampir tidak mungkin
untuk melepaskan tangan kita dari sumber aliran listrik itu. Melalui kontak tadi maka ada aliran
listrik yang meningkat dan ini dapat mengakibatkan suatu tarikan otot yang menyatu yang kuat
sekali dan korban dapat terlempar. Ini antara lain terjadi pada orang-orang yang tersambar petir.
Pertolongan pertama pada kecelakaan aliran listrik
Yang paling utama adalah menjauhkan korban dari sumber-sumber listrik. Ini dapat dilakukan
dengan mematikan tombol induk listrik, atau melepaskan steker dari peralatan listrik ini dari
stopkontak didinding. Jika hal ini tidak mungkin, maka kita harus melepaskan korban secara
hati-hati dari sumber listrik itu. Perhatikan disini akan bahaya yang bisa menimpa diri kita
sendiri. Jika mematikan saklar tak bisa cepat-cepat dilakukuan, maka kita harus menangani
korban yang masih terkena stroom, maka penanganannya harus sebagai berikut :
Berdiri diatas suatu alas yang kering (misalnya selimut atau matras karet)
Lilitkan sesuatu yang kering pada tangan (misalnya suatu kain atau baju dari kain)
Coba dengan suatu tongkat yang kering atau sepotong kayu untuk melepaskan sumber listrik
dari korban tersebut atau dorong steker lepas dari stopkontak di dinding
Jika hal ini tak dapat dilakukan, coba untuk memegang ujung baju korban, dan menariknya dari
sumber listrik
Akibat-akibat dari syok listrik dapat berupa : terbakar, pingsan, pernafasan/jantung berhenti.
Luka-luka bakar harus ditangani seperti telah dijelaskan sebelumnya. Jika terjadi pernafasan atau
jantung berhenti, kita harus cepat-cepat mulai dengan membuat langkah kerja kembali. Dengan
pemberian pertolongan yang benar, maka kesempatan untuk pulih dari suatu kecelakaan aliran
listrik adalah besar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pertolongan pertama adalah pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau cidera
yang memerlukan bantuana medis dasar. Medis dasar yang di maksud disini adalah tindakan
perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang dapat dimiliki orang awam. Pemberian medis ini
dilakukan oleh penolong yang pertama kali tiba di tempat kejadian yang memiliki kemampuan
dan terlatih dalam penanganna medis.
Ada beberapa tindakan yang harus diperhatikan dalam meberikan pertolongan pertama pada
kecelakaan, seperti pada yang mengalami cedera, perdarahan, keseleo, dislokasi sendi, patah
tulang / fraktur, tenggelam, terbakar karena sengatan aliran listrik. Dan setiap tindakan yang
diberikan pada masing-masing penyebab berbeda-beda ada caranya tersendiri.
3.2 Saran
Kita sebagai tenaga kesehatan harus tahu mengenal anatomis serta fisiologis tubuh manusia,
jadi ketika memberikan pertolongan pertama bisa memberikan tindakan yang sesuai.
Prosedur Pelaksanaan
Pemasangan bidai
1. Indikasi
a. Fraktur.
b. Dislokasi sendi setelah reduksi.
c. Sprain : ligamentum robek atau teregang.
d. Strain : otot atau tendon robek atau teregang.
e. Immobilisasi pasca operasi.
2. Kontraindikasi
a. Absolut : tidak ada
b. Relatif : cedera dengan luka terbuka atau infeksi memerlukan bidai yang mudah dibuka agar
perawatan jaringan lunak mudah dilakukan.
3. Anesthesia
Apabila cedera stabil, gunakan sedasi IV atau obat amnestik (midazolam, diazepam,
haloperidol).
no langkah rasional gambar
1. Persiapan alat
Alat ayng digunakan:4. Peralatan
a. Gulungan pembalut (soft roll).
b. Gips / fiberglass.
c. Air hangat-hangat kuku.
d. Perban Ace.
e. Sarung tangan sekali pakai.
Susun alat secara ergonomis
2. Mencuci tangan.
Lakukan cuci tangan dengan tujuh langkah.
Tindakan pencegahan infeksi
3. Memakai sarung tangan. Untuk mencegah resiko penularan mikroorganisme
4. Atur posisi pasien. Untuk mmudahkan melakukan tindakan yang akan diberikan.
Posisi
a. Pergelangan kaki/kaki : sudut 90o antara
kaki dan tungkai bawah, inverse/ eversi
netral.
b. Lutut : fleksi 15-20 o
c. Bahu : menggelantung pada sisi tubuh.
d. Siku : sudut 90o antara lengan bawah
dan lengan atas, supinasi/ pronasi netral.
e. Pergelangan tangan : pronasi/supinasi
netral, ekstensi pergelangan tangan 20-
30o
f. Jempol tangan : posisi pergelangan
tangan seperti diatas, jempol dalam
abduksi 45 o, fleksi 30o.
g. Matakarpal, sendi MKF
(metakarpofalang), falang proksimal :
posisi pergelangan tangan seperti diatas,
sendi MKF dalam fleksi 90 o, sendi AFD
(antarfalang distal) dan AFP (antarfalang
proksimal) dalam ekstensi penuh.
h. Sendi AF (antarfalang), falang
tengah/distal :ekstensi penuh sendi-sendi
AF.
5. Melakukan teknik pemasangan bidai dengan benar dan tepat sesuai dengan kebutuhan pasien
1. Pemasangan bidai
a. Pasang pembalut ke seluruh bagian yang
akan dibidai dengan melebihkan 2-3 inci
disebelah proksimal dan distal.
b. Pemasangan pembalut harus dilakukan
secara melingkar merata dari distal ke
proksimal ditempat setiap balutan
menindih balutan sebelumnya sebesar
50%.
c. Berikan lapisan tambahan untuk
tonjolan-tonjolan tulang.
d. Pasang pembalut selagi ekstermitas
agar semua bagian
paling tidak mendapat
dua lapisan pembalut
(soft roll).
sudah berada dalam posisi bidai akhir untuk mencegah gulungan melipat-lipat dilekukan sendi.
2. Fiberglass / gips
a. Teknik umum: immobilisasi fraktur satu
sendi di atas dan satu sendi dibawah
cedera.
b. Bidai fiberglass yang sudah siap dipakai
dapat diukur dan di potong.
c. Bidai dicelupkan kedalam air hangat-
hangat kuku atau suhu kamar.
d. Bidai diletakkan diatas gulungan
pembalut tadi dan jangan langsung ke
kulit. Bidai dipegang ditempatnya oleh
seorang asistena ata pasien.
Bidai gips
memerlukan 10-12
lapisan gips di
ekstermitas atas dan
12-15 lapisan gips di
ekstremitas bawah.
Kelebihan air dengan
lembut dapat diperas
atau dikibaskan dari
bidai.
3. Perban Ace
a. Bungkuskan perban ace disekitar bidai
dengan tegangan lembut.
b. Pemasangan perban ace jangan terlalu
kencang
c. Pegang ektremitas pada posisi yang
diinginkan sampai bidai mengeras
Agar tidak terjadi
penekanan vena.
(sekitar 5-10 menit
untuk fiberglass, 10-
15 menit untuk gips)
4. Bidai khusus
a. Bidai siku posterior
1. Mulai pemasangan bidai lebar 4 inci
dari lengan atas posterior melalui siku
posterior.
2. Lebihkan bidai dari batas ulnar lengan
bawah dan tangan sampai tepat
proksimal sendi MKF.
b. Bidai lengan bawah Sugar Tong
1. Mulai pemasangan bidai lebar 3-4 inci
ditelapak tangan setinggi sendi MKF.
2. Perpanjang bidai melalui permukaan
dorsal lengan bawah, meligkari siku
yang difleksikan 90o,
3. Pastikan bahwa bidai tidak membatasi
gerakan MKF.
Digunakan untuk cedera lengan bawah/pergelangan tangan.
sampai ke permukaan volar lengan bawah dan tangan, tepat proksimal dari sendi MKF.
c. Bidai saluran ulnar
1. Pasang bidai lebar 3-4 inci dari
permukaan ulnar lengan bawah
proksimal ke permukaan ulnar
kelingking.
2. Lipat tepi-tepi sekitar permukaan dorsal
dan volar tangan dan jari
manis/kelingking.
3. Lihat tepi-tepi sekitar permukaan dorsal
dan volar tangan jari manis/kelingking.
4. Letakkan pergelangna tangan dalam
posisi pronasi/supinasi netral dengan
ekstensi 30-30o.
Digunakan untuk
cedera falang atau
metacarpal ke empat
dan ke lima.
d. Bidai saluran radial Digunakan untuk
cedera jari tangan atau
metacarpal
kedua/ketiga.
1. Pasang bidai dibatas radial seperti
pemasangan untuk sisi ulnar diatas
dengan membuat sebuah lubang
2. Cara lain, pasang dua bidai lebar 2-3
inci terpisah pada permukaan volar dan
dorsal tangan dan jari.
untuk memudahkan
pergerakan jempol.
e. Bidai spica
1. Pasang bidai sugar tong seperti diatas.
2. Tambahkan bidai lebar 3 inci mulai dari
lengan bawah bagian atas, sepanjang
batas radial, kemudian ke bawah
melingkari jempol.
3. Sendi AF jempol harus disertakan.
f. Bidai tungkai panjang
1. Pasang bidai lebar 4 inci dimulai dari
paha atas medial turun sampai lutut dan
pergelangan kaki medial.
2. Lanjutkan bidai mengelilingi tumit ke
atas melalui sisi lateral pergelangan kaki
dan lutut sampai paha atas lateral.
3. Untuk stabilias yang lebih baik, pasang
bidai lebar 6 inci dari paha atas posterior
ke bawah sampai permukaan posterior
tungkai dan permukaan plantar kaki.
Digunakan untuk
cedera lutut dan tibia.
Akan terjadi bentuk
huruf U.
g. Bidai pergelangan kaki
1. Pasang 4 inci dimulai dari batas
proksimal betis atas memanjang ke
bawah sampai betis medial dan
Digunakan untuk
cedera pergelangan
kaki tersendiri.
pergelangan kaki disekitar tumit dank e
atas ke pergelangan kaki lateral dan betis
lateral.
2. Untuk stabilitas yang lebih baik, pasang
bidai ukuran 6 inci dari betis atas
posterior sampai aspek posterior tungkai
bawah dan permukaan plantar kaki.
Reduksi sendi tertutupIndikasi
- Dislokasi sendi yang dibuktikan secara klinis atau radiologis
Kontraindikasia. Dislokasi bahu : fraktur batang humerus.b. Dislokasi kaput radialis : fraktur batang radial.c. Dislokasi pergelangan kaki : fraktur batang tibia.
Anestesia- Sedasi IV atau obat amnestik (midazolam, diazepam, haloperidol).
No
.
Langkah Rasional Gambar
1. Persiapan alat
Alat :
a. Bahu : penyangga bahu
b. Siku : penyangga siku
c. Pergelangan kaki
Gulungan pembalut (softroll)
Gips/fiberglass
Air hangat kuku
Perban ace
Sarung tangan sekali pakai
2. Mencuci tangan. Tindakan pencegahan
Lakukan cuci tangan dengan tujuh
langkah.
infeksi
3. Memakai sarung tangan. Untuk mencegah
resiko penularan
mikroorganisme
4. Atur posisi pasien. Untuk mmudahkan
melakukan tindakan
yang akan diberikan.
Posisi
a. Bahu
1. Pasien beristirahat diusungan (stretcher) dalam posisi terlentang dengan kepala tempat tidur membentuk sudut 30o.
2. Usungan harus setinggi pinggang orang yang melakukan reduksi.
3. Lengan pasien yang cedera harus diletakkan ditepi tempat tidur.
b. Disloklasi kaput radialis1. Pasien didudukkan dengan naman dan
tangan yang cedera diletakkan di pangkuan pasien.
c. Pergelangan kaki1. Pasien duduk diusungan dengan
tungkai menggantung ditepi tempat tidur.
5. Melakukan teknik pemasangan bidai
dengan benar dan tepat sesuai dengan
kebutuhan pasien
a. Bahu1. Bungkuskan kain disekitar badan
pasien dan ikatkan ke tepi tempat tidur yang berlawanan.
2. Ikatkan kain kedua secara longgar disekitar anda
3. letakkan lengan bawah ektremitas yang cedera (dengan siku ditekuk 90o didalam kain yang
(orang yang
melakukan prosedur)
melingkaripinggang anda.4. Dengan lembut miringkan berat tubuh
anda ke belakang 5. Tahan traksi selama beberapa menit
untuk melemaskan otot-otot lingkar bahu.
6. Dengan lembut lakukan rotsi eksternal dan abduksi lengan untuk dislokasi anterior. Mungkin diperlukan tekanan tambahan dengan tangan pada kaput humeri.
7. Bahu akan berbunyi “klik” saat kembali keposisinya.
8. Apabila anda tidak yakin akan reduksi, berhentilah, dan ulangi pemeriksaan radiologi.
9. Selalu lakukan radiografi pasca reduksi (tampak AP dan Y)
10. Letakkan lengan didalam penyangga bahu.
untuk menimbulkan traksi longitudinal pada lengan pasien yang di abduksi dengan sudut 30o dan dirotasi internal 15-30o untuk dislokasi bahu anterior (rotasi harus eksternal apabila bahu mengalami dislokasi posterior)
Untuk dislokasi posterior, putar lengan ke arah dalam (rotasi internal).
untuk memastikan dan mendokumentasikan posisi yang benar.
b. Kaput radii1. Pegang tangan ekstremitas yang edera
dalam posisi berjabatan tangan2. Letakkan tangan yang lain dibelakang
siku dengan jempol pada kaput radii.3. Dengan lembut lakukan traksi
longitudinal.4. Lengan bawah di supinasi sambil
caput radii tersus ditekan dengan jempol.
5. Apabila diperlukan, hiperfleksikan siku sementara caput radii terus ditekan.
6. Selalu lakukan radiografi pasca reduksi (tampak AP dan Lateral) untuk memastikan dan mendokumentasikan posisi yang benar.
7. Letakan lengan pada penyangga
(Sling).
b. Pergelangan Kaki 1. Minta asisten menstabilkan tungkai
dengan memberikan tekanan pada paha pasien.
2. Pegang kaki bagian depan dengan satu tangan dan tumit dengan tangan yang lain.
3. Ulangi mekanisme cedera dengan memutar kaki ke samping yang talusnya mengalami dislokasi.
4. Berikan traksi longitudinal.
5. Balikan mekanisme cedera
6. Selalu lakukan radiografi pasca reduksi
7. Pasang bidan seperti pada bagian C.
untuk menarik palus kembali ke bawah tibia.
(Tampak AP, Lateral dan Mortis) untuk memastikan dan mendojumentasikan posisi yang benar.
Penyulit dan Penanganana. Fraktur Pasang bidai sesuai dengan keperluan. Konsultasikan ke bagian ortopedi.
b. Tidak mampu mereduksi dislokasi. Pasang bidai dan imobilisasikan dalam posisi yang paling nyaman bagi pasien
Konsultasikan ke bagian ortopedi
Daftar Pustaka
Stevens, P.J.M, Bordui, F, dkk.Ilmu Keperawatan.Jakarta:EGC
http://www.gkhwklaten.org/2008/08/pp-pertolongan-pertama-pertolongan.html
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Skelet atau kerangka adalah rangkaian tulang yang mendukung dan melindungin beberapa
organ lunak, terutama dalam tengkorak dan panggul. Kerangka juga berfungsi sebagai alat
ungkit pada gerakan dan menyediakan permukaan untuk kaitan otot-otot kerangka. Oleh
karena fungsi tulang yang sangat penting bagi tubuh kita, maka telah semestinya tulang harus
di jaga agar terhindar dari trauma atau benturan yang dapat mengakibatkan terjadinya patah
tulang atau dislokasi tulang. Bentuk kaku (rigid) dan kokoh antar rangka yang membentuk
tubuh dihubungkan oleh berbagai jenis sendi. Adanya penghubung tersebut memungkinkan
satu pergerakan antar tulang yang demikian fleksibel dan nyaris tanpa gesekan. Tulang dan
sendi dipakai untuk melindungi berbagai organ vital di bawahnya disamping fungsi
pergerakan (locomotor) / perpindahan makhluk hidup. Sendi merupakan satu organ yang
kompleks dan tersusun atas berbagai komponen yang spesifik satu dengan lainnya. Pada
umumnya terdiri dari air dan tersusun atas serabut kolagen, proteoglikan, glikorptein lain
serta lubrikan asam hialuronat, struktur yang kompleks di atas memungkinkan suatu
pergerakan sendi yang luas (fungsi locomotor), frictionless dan tidak mengakibatkan
kerusakan besar dalam jangka panjang.
Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi ini dapat
hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang
dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). Seseorang yang tidak dapat mengatupkan
mulutnya kembali sehabis membuka mulutnya adalah karena sendi rahangnya terlepas dari
tempatnya. Dengan kata lain: sendi rahangnya telah mengalami dislokasi.
Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi sendi bahu dan sendi pinggul
(paha). Karena terpeleset dari tempatnya, maka sendi itupun menjadi macet. Selain macet,
juga terasa nyeri. Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya
biasanya menjadi kendor. Akibatnya, sendi itu akan gampang dislokasi lagi.
Dislokasi terjadi saat ligamen memberikan jalan sedemikian rupa sehingga tulang berpindah
dari posisinya yang normal di dalam sendi. Dislokasi dapat disebabkan oleh faktor penyakit
atau trauma karena dapatan (acquired) atau karena sejak lahir (kongenital).
1.2 Tujuan
Tujuan Umum : untuk menambah wawasan penyusun dan pembaca mengenai dislokasi
Tujuan Khusus :
a. Mengetahui definisi dislokasi
b. Mengetahui faktor penyebab dislokasi
c. Mengetahui penatalaksanaan dislokasi
d. Mengetahui pertolongan pertama pada dislokasi
e. Mengetahui macam – macam dislokasi
1.3 Manfaat
Dapat mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang dislokasi.
1.4 Rumusan Masalah
Apakah dislokasi itu?
Apa saja penyebab dislokasi?
Bagaimana penatalaksanaan dislokasi itu?
Apa saja jenis dislokasi itu?
Bagaimana kah pertolongan pertama pada dislokasi?
BAB II ISI
2.1 Pengertian
Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi ini dapat
hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang
dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). Dislokasi terjadi saat ligamen
memberikan jalan sedemikian rupa sehingga tulang berpindah dari posisinya yang normal di
dalam sendi. Dislokasi dapat disebabkan oleh faktor penyakit atau trauma karena dapatan
(acquired) atau karena sejak lahir (kongenital). Dislokasi merupakan suatu kedaruratan yang
membutuhkan pertolongan segera.
2.2 Penyebab
- Trauma .
Jika disertai fraktur, keadaan ini disebut fraktur dislokasi.
- Kongenital
Sebagian anak dilahirkan dengan dislokasi, misalnya dislokasi pangkal paha. dislokasi sendi
pangkal paha secara klinik tungkai yang satu lebih pendek dibanding tungkai yang lainnya
dan pantat bagian kiri serta kanan tidak simetris.
2.3 Penatalaksanaan
– Lakukan reposisi segera.
– Dislokasi sendi kecil dapat direposisi di tempat kejadian tanpa anestesi, misalnya :
dislokasi siku, dislokasi bahu, dislokasi jari pada fase syok), sislokasi bahu, siku atau jari
dapat direposisi dengan anestesi loca; dan obat penenang misalnya valium.
– Dislokasi sendi besar, misalnya panggul memerlukan anestesi umum.
2.4 Macam – macam dislokasi dan pertolongannya
1. Dislokasi sendi rahang
Dislokasi sendi rahang terjadi karena : menguap atau tertawa terlalu lebar atau karena
pukulan keras ketika mulut sedang terbuka akibatnya penderita tidak dapat menutup
mulutnya kembali. PERTOLONGAN NYA : cukup dengan menggunakan ibu jari yang
sudah dibalut untuk menekan rahang tersebut. Ibu jari dibalut karena ketika rahang itu
ditekan, rahang itu akan mengatup dengan keras dan cepat. CARANYA : rahang ditekan
kebawah dengan kedua ibu jari yang sudah dibalut tadi, ibu jaaari itu diletakkan di geraham
paling belakang, tekanan itu harus mantap tapi pelan – pelan, bersamaan dengan itu jari – jari
yang lain mengangkat dagu penderita ke atas, apabila berhasil rahng itu akan mengatup
dengan cepat dan keras. Setelah selesai untuk beberapa saat pasien tidak diperbolehkan
terlalu sering membuka mulutnya.
2. Dislokasi sendi jari
Sendi jari mudah mengalami dislokasi dan apabila tidak ditolong dengan segera jari itu akan
kaku kelak. Sendi jari dapat mengalami dislokasi ke aarah telapak atau punggung tangan.
PERTOLONGANNYA : tariklah ujung jari yang cedera dengan tarikan yang cukup kuat tapi
tidak disentakkan. Sambil menarik, sendi yang terpeleset ditekan dengan ibu jari dan
telunjuk. Akan terasa bahwa sendi itu kembali ke tempat asalnya. Setelah diperbaiki
sebaiknya untuk sementara waktu ibu jari yang sakit itu di bidai. Untuk membidai dalam
kedudukan setemgah melngkar seolah – olah membentuk huruf O dengan ibu jari.
3. Dislokasi sendi bahu
Dislokasi sendi bahu : kepala lengan atas terpeleset ke arah dada. tetapi kemampuan arah
dislokasi tersebut ia akan menyebabkan gerakan yang terbatas dan rasa nyeri yang hebat bila
bahu digerakkan. TANDANYA : lengan menjadi kaku, ujung tulang bahu menonjol.
PERTOLONGAN : ketiak yang cedera ditekan perlahan dengan kaki tanpa sepatu secara
perlahan. Sementara itu lengan penderita ditarik sesuai dengan arah letak kedudukannya
ketiak itu. Tarikan itu harus dilakukan dengan pelan dan semakin lama semakin kuat, hal itu
untuk menghindarkan rasa nyeri yang hebat yang ddapat mengakibatkan shock. Selain tarikan
yang medadak merusak jaringan – jaringan yang ada di sekitar sendi. Setelah ditarik dengan
kekuatan yang tetap beberapa menit, dengan hati-hati lenga atas diputar ke luar (arah
menjauhi tubuh) . hal ini sebaiknnya dilakukan dengan siku terlipat, dengan cara ini
diharapkan ujung tulanng lengan atas menggeser ke tempat semula.
4. Dislokasi sendi siku
Penyebab Dislokasi sendi siku adalah mengalami Jatuh pada tangan.
Pemulihannya : tidak boleh banyak bergerak dalam gips selama tiga minggu untuk
memberikan kesembuhan pada sumpai sendi.
5. Dislokasi sendi pangkal paha
Umumnya dislokasi ini terjadi akibat kecelakaan lalu lintas (kecelakaan mobil) . dalam posisi
duduk benturan dashboard pada lutut pengemudi diteruskan sepanjang tulangfemur dan
mendorong caput femuris kea rah posterior keluaar dari acetabulum yaitu bagian yang paling
dalam. PERTOLONGANNYA : Tindakannya adalah reposisi dengan anestesi umum dan
pemasangan gips selama enam minggu untuk mengistirahatkan persendian dan memberikan
kesembuhan.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi ini dapat
hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang
dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). Dislokasi terjadi saat ligamen
memberikan jalan sedemikian rupa sehingga tulang berpindah dari posisinya yang normal di
dalam sendi. Karena terpeleset dari tempatnya, maka sendi itupun menjadi macet. Selain
macet, juga terasa nyeri. Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-
ligamennya biasanya menjadi kendor. Akibatnya, sendi itu akan gampang dislokasi lagi.
Dislokasi dapat disebabkan oleh faktor penyakit atau trauma karena dapatan (acquired) atau
karena sejak lahir (kongenital). Sampai saat ini kami baru mengetahui lima macam dislokasi
yaitu : dislokasi sendi rahang, dislokasi sendi jari, dislokasi sendi bahu, dislokasi sendi siku,
dan dislokasi sendi paha.
3.2 Saran
Diharapkan kita semua dapat mengaplikasian pertolongan pertama pada dislokasi ini dalam
kehidupan sehari – hari.