Upload
salsabila
View
299
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pnetasan
Citation preview
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN EMBRIO UNGGAS PADA MESIN
TETAS
Tugas Mata Kuliah Industri Penetasan
Oleh : Salsabila Urfa Al-‘ala
PROGRAM STUDI ILMU PETERNAKANPROGRAM PASCASARJANA - FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN2015
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu peristiwa yang terjadi dalam siklus reproduksi adalah rangkaian tahapan
perkembangan embrio. Perkembangan embrio pada unggas berbeda dengan mamalia,
karena berlangsung di luar tubuh induknya. Perkembangan ini meliputi perkembangan sel
telur di dalam tubuh dan diluar tubuh serta perkembangan embrio selama masa penetasan.
Pada tahap ini terjadi perkembangan yang signifikan dari embrio. Mulai dari awalnya
hanya serupa satu sel dan kemudian terus membelah menjadi beberapa sel dan
akhirnya berbentuk organisme sempurna yang terdiri dari ribuan bahkan jutaan sel, pola
dasar perkembangan embrio aves, yaitu melalui tahapan pembelahan, blastula, gastrula,
neurula dan organogenesis.
Dalam perkembangannya, embrio memperoleh makanan dan perlindungan dari telur
berupa kuning telur, albumen, dan kerabang telur. Embrio dibantu oleh kuning telur
(yolk), amnion dan alantois. Kantung kuning yang telur dindingnya dapat menghasilkan
enzim. Enzim ini mengubah isi kuning teur sehingga mudah diserap embrio. Amnion
berfungsi sebagai bantal, sedangkan alantois berfungsi pembawa sebagai ke oksigen
embrio, menyerap zat asam dari embrio, mengambil yang sisa-sisa pencernaan yang
terdapat dalam ginjal dan menyimpannya dalam alantois, serta membantu alantois, serta
membantu mencerna albumin.
1.2 Identifikasi Masalah
Bagaimana proses perkembangan embrio unggas di dalam telur
Bagaimana lapisan embrional yang membentuk bakal organ
1.3 Maksud dan Tujuan
Mengetahui dan memahami bagaimana tahapan atau proses perkembangan
embrio unggas di dalam telur.
Mempelajari lapisan embrional yang membentuk bakal organ.
II
TINJAUAN PUSTAKA
Telur adalah suatu bentuk tempat penimbunan zat gizi seperti air, protein,
karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan embrio
sampai menetas. Selama pembelahan awal seluler, terbentuk dua lapisan sel benih dimana
peristiwa ini disebut dengan gastrulasi, yang biasanya dilengkapi pada saat telur
dikeluarkan dari tubuh induk. Kedua lapisan ini adalah ektoderm dan mesoderm. Lapisan
ketiga yaitu endoderm akan terbentuk ketika telur sudah di tempatkan di dalam incubator
(Nuryati, 2005).
Semua sel yang akan membentuk embrio berasal dari epiblas. Beberapa sel-sel
epiblas yang lewat melalui primitive streak berpindah secara lateral ke dalam blastosel,
dan menghasilkan mesoderm, bermigrasi melalui strak tersebut ke arah bawah, dan
bercampur dengan sel-sel hipoblas. Sel- sel epiblas yang masih tetap di permukaan akan
menjadi ectoderm. Setelah memisah dari endoderm sel-sel hipoblas membentuk sebagian
dari kantung yang melindungi kuning telur dan batang yang menghubungkan massa
kuning telur dengan embrio. Setelah ketiga lapisan germinal tersebut terbentuk,
perbatasan cakram embrionik melipat kearah bawah dan menyatu, sehingga membagi
embrio menjadi pipa berlapis tiga yang disatukan ke bagian tengah di kuning telur.
Lapisan jaringan yang berada diluar proper embrio berkembang menjadi empat membran
ekstra membrionik yang mendukung perkembangan embrio selanjutnya di dalam sel
telur. Keempat “membran” ini, masing-masing merupakan satu lembaran sel , yaitu
kantung kuning telur (yolk sack), amnion, korion dan alantois. (Reece-Mitchell, 2004).
Dalam perkembangannya, embrio dibantu oleh kantung kuning telur, amnion,
dan alantois. Dinding kantung kuning telur dapat menghasilkan enzim yang berfungsi
mengubah isi kuning telur sehingga mudah diserap embrio. Amnion berfungsi sebagai
bantal, sedangkan alantois berfungsi sebagai pembawa oksigen ke embrio, menyerap zat
asam dari embrio, mengambil sisa-sisa pencernaan yang terdapat dalam ginjal dan
menyimpannya dalam alantois, serta membantu mencerna albumin.
Perkembangan embrio ayam dalam telur selama proses penetasan, penting untuk
diketahui. Pada hari pertama, selama inkubasi selama 16 jam, tanda pertama diketahui
adalah embrio ayam dan setelah 24 jam sudah terbentuk mata. Pada hari ke-2 selama
inkubasi satu jam, mulai terbentuk jantung. Pada hari ke-3 masa inkubasi 8 jam, mulai
terbentuk amnion, 6 jam kemudian terbentuk alantois, dan seterusnya sampai hari ke-21.
(Bambang Agus Murtidjo, 1992).
Setelah tahap-tahap perkembangan selama 21 hari diatas, embrio akan menetas
dan melewati proses perkembangan. Secara umum ada tiga periode perkembangan setelah
menetas pada unggas yaitu periode starter (periode baru menetas), periode grower
(periode pertumbuhan), dan periode layer (periode dewasa) (Widya Sari dkk, 2013).
III
PEMBAHASAN
3.1. Proses perkembangan embrio unggas di dalam telur
Perkembangan embrio ayam terjadi dalam dua media yaitu dalam tubuh induk
dan diluar tubuh induk. Perkembangan dalam tubuh induk yaitu setelah terbentuknya
zigot dari persatuan sel sperma dengan ovum, maka pertumbuhan embrio pun dimulai.
Sesaat setelah lima jam ovulasi, saat telur berkembang dalam isthmus terjadi pembedahan
sel yang pertama. Dua puluh menit kemudian disusul di daerah lain dan seterusnya
sehingga satu jam setelah itu pada saat telur meninggalkan isthmus, embrio sudah
tersusun dari 16 sel. Setelah empat jam di dalam uterus, jumlah sel menjadi 256 buah.
Selama pembelahan awal seluler, terbentuk dua lapisan sel benih dimana
peristiwa ini disebut dengan gastrulasi, yang biasanya dilengkapi pada saat telur
dikeluarkan dari tubuh induk. Kedua lapisan ini adalah ektoderm dan mesoderm. Lapisan
ketiga yaitu endoderm akan terbentuk ketika telur sudah di tempatkan di dalam incubator.
Dari ektoderm akan terbentuk sistem saraf dari bagian – bagian dari mata, bulu,
paruh, kuku, dan kulit. Sedangkan dari mesoderm terbentuk tulang, otot, darah, sistem
reproduksi dan sistem ekskresi. Dari endoderm terbentuk organ – organ respirasi, sekresi,
serta saluran pencernaan.
Pada saat telur dikeluarkan, beberapa ribu sel akan dihasilkan dan blastodisc akan
menggambarkan suatu unit yang kompleks. Setelah telur dikeluarkan, pembelahan seluler
terus berlangsung selagi temperature di atas 75º F. Sel telur tidak akan membelah lagi bila
temperatur kembali rendah, oleh karena itu mulai saat telur ditelurkan sampai telur siap
dimasukkan kedalam incubator, pembelahan seluler akan terhambat, artinya tidak terjadi
pembelahan sel antara waktu tersebut.
Perkembangan embrio selama masa pengeraman merupakan fase kedua dari
perkembangan embrio. Salah satu perubahan struktur pertama setelah telur dieramkan
adalah munculnya primitive streak bersamaan dengan differensiasi mesoderm, primitive
streak membentuk dua penebalan ectoderm, bermula dititik awal endoderm. Primitive
streak akhirnya hilang tetapi berfungsi sebagai tempat terdapatnya sumbu exis
longitudinal tubuh dan ekstremitas posterior.
Pada hari pertama, kepala embrio telah terbentuk dan didalamnya dapat dilihat
permulaan pertumbuhan sistem saraf pusat, fore-got, dan traktus alimentarius. Pulau
darah muncul didaerah ovaca, diluar tubuh embrio. Elastoderm membesar (melebar
dengan cepat yang memulai proses pertumbuhan hingga mengelilingi kuning telur). Pada
hari kedua jantung mulai tampak berdenyut. Pada hari ketiga, lapisan endoderm melekat
pada kantong kuning telur dan area ovaca berubah menjadi area vasculosa, sedangkan
dipertengahannya terdapat peta takdir yang akan berkembang menjadi pembuluh darah
dan butir-butir darah.
Pada hari keempat, terdapat pertumbuhan endoderm ke arah luar untuk
membentuk usus belakang yang mendorong suatu lapisan mesoderm yang masuk
kedalamnya menjadi cavitis ekstra embrionik untuk membentuk alantois. Selaput ekstra
embrionik terus menerus memebesar hingga mengisi seluruh ruangan serta merupakan
kantong pembuluh darah yang bergabung dengan chorion sehingga kapiler-kapilernya itu
berhubungan langsung dengan selaput kuning telur.
Embrio tidak memiliki hubungan anatomis dengan tubuh induk, secara alami
terdapat selaput tertentu yang diperlukan untuk mengambil bahan makanan yang terdapat
dalam telur. Selaput tersebut adalah selaput luar yang disebut kantung kuning telur yang
membungkus kuning telur, selaput ini mengsekresikan enzim yang merupakan kandungan
kuning telur menjadi suatu bahan makanan yang larut, dapat diserap, dan diangkat untuk
perkembangan embrio. Pada embrio ayam tubuhnya terangkat dari kuning telur karena
pembentukan lipatan-lipatan tubuh yang berkontraksi di daerah pusat sehingga terbentuk
tali pusar. Tali pusar ini menghubungkan embrio dengan kantung kuning telur dengan
selaput ekstra embrionik lain.
Karena kuning telur dipakai oleh embrio, maka jumlahnya atau volumenya makin
lama makin mengecil seiring dengan pertumbuhan embrio. Kantung telur ditarik masuk
kedalam ruang perut bersama sisa kuning telur sebagai sumber makanan sementara untuk
anak ayam yang baru menetas. Kantung kuning telur dihubungkan dengan tubuh embrio
oleh tungkai kuning telur.
Pekembangan embrio dibantu oleh selaput yang disebut selaput selaput ekstra
embrional, yaitu amnion dan chorion, yolk sac, dan allantois. Penyerapan zat-zat
makanan dan metabolisme selama perkembangan embrio didalam telur dapat berlangsung
karena adanya membran ekstra ebrional tersebut. Yolk atau kuning telur pada dindingnya
menghasilkan enzim protease yang mengubah protein kuning telur menjadi asam amino
sehingga mudah diserap oleh embrio (Nuryati, 2000). Amnion dan chorion mulai tumbuh
dari daerah kepala yang selanjutnya menyelimuti sluruh bagian embrio. Amnion
merupakan kanntong yang berisi cairan transparan yang berfungsi memelihara embrio
agar bergerak bebas selama pertumbuhan dan melindunngi embrio dari bentura fisik.
Allantois merupakan membran yang menyelimuti embrio dan berperan sebagai sistem
sirkulasi (Hasyim dkk, 2007).
Amnion merupakan kantong yang membantu embrio muda selama
perkembangannya, dimana kantung ini dipenuhi suatu cairan yang transparan dan bersifat
mukoid, dihasilkan oleh dinding amnion dan kulit tubuh embrio. Menjelang kelahiran
cairan ini ditelan oleh foetus kembali. Pada ayam berfungsi untuk mencegah embrio
kering, meniadakan goncangan, keleluasaan embrio berubah-ubah sikap, dan menyerap
albumin.
Chorion merupakan selaput perpaduan antara selaput bagian dalam kerabang
telur dengan alantois. Chorion berasal dari sebelah luar zona amniotic. Pada proses
pembentukan plasenta merupakan bagian dari foetus. Bersama-sama dengan alantois
membentuk selaput choriallantois. Chorion kaya akan pembuluh darah yang berfungsi
menyempurnakan fungsi metabolic. Alantois merupakan selaput yang membantu system
sirkulasi dan apabila telah berkembang sempurna ia akan mengelilingi embrio.
3.2. Lapisan Embrional yang Membentuk Bakal Organ
Embrio kemudian berkembang menjadi 3 lapisan inti, yaitu :
Lapisan dalam (endoderm), akan berkembang menjadi organ pencernaan, paru-
paru dan kandung kemih.
Lapisan tengah (mesoderm), akan berkembang menjadi otot, kerangka dan sistem
darah.
Lapisan luar (ectoderm), akan berkembang menjadi sistem saraf dan kulit.
Perkembangan embrio dalam telur selama 21 hari, antara lain :
Hari ke-1
Sejumlah proses pembentukan sel
permulaan mulai terjadi. Sel permulaan untuk
sistem pencernaan mulai terbentuk pada jam ke-
18. pada jam-jam berikutnya, secara berturut-
turut sampai dengan jam ke-24, mulai juga
terbentuk sel permulaan untuk jaringan otak, sel
permulaan untuk jaringan tulang belakang,
formasi hubungan antara jaringan otak dan
jaringan syaraf, formasi bagian kepala, sel
permulaan untuk darah, dan formasi awal syaraf
mata.
Hari ke-2
embrio mulai bergeser ke sisi kiri, dan
saluran darah mulai terlihat pada bagian kuning
telur. Perkembangan sel dari jam ke-25 sampai
jam ke-48secara berurutan adalah pembentukan
formasi pembuluh darah halus dan jantung,
seluruh jaringan otak mulai terbentuk, selaput
cairan mulai terlihat,dan mulai juga terbentuk
formasi tenggorokan.
Hari ke-3
Dimulainya pembentukan formasi
hidung, sayap, kaki, dan jaringan
pernafasan. Pada masa ini, selaput cairan
juga sudah menutup seluruh bagian embrio.
Hari ke-4
Sel permulaan untuk lidah mulai
terbentuk. Pada masa ini, embrio terpisah
seluruhnya dari kuning telur dan berputar ke
kiri. Sementara itu, jaringan saluran
pernafasan terlihat mulai menembus selaput
cairan.
Hari ke-5
Saluran pencernaan dan tembolok
mulai terbentuk. Pada masa ini terbentuk
pula jaringan reproduksi. Karenanya sudah
mulai dapat juga ditentukan jenis
kelaminnya.
Hari ke-6
Pembentukan paruh dimulai. Begitu
juga dengan kaki dan sayap. Selain itu,
embrio mulai melakukan gerakan-gerakan.
Hari ke-7, ke-8, dan ke-9
Jari kaki dan sayap terlihat mulai
terbentuk. Selain itu, perut mulai menonjol
karena jeroannya mulai berkembang.
Pembentukan bulu juga dimulai. Pada masa-
masa ini, embrio sudah seperti burung, dan
mulutnya terlihat mulai membuka.
Hari ke-10 dan ke-11
Paruh mulai mengeras, jari-jari kaki
sudah mulai sepenuhnya terpisah, dan pori-
pori kulit tubuh mulai tampak.
Hari ke-12
Jari-jari kaki sudah terbentuk
sepenuhnya dan bulu pertama mulai muncul.
Hari ke-13 dan ke-14
Sisik dan kuku jari kaki mulai
terbentuk. Tubuh pun sudah sepenuhnya
ditumbuhi bulu. Pada hari ke-14, embrio
berputar sehingga kepalanya tepat berada di
bagian tumpulnya telur.
Hari ke-15
Jaringan usus mulai terbentuk di dalam
badan embrio.
Hari ke-16 dan ke-17
Sisik kaki, kuku, dan paruh semakin
mengeras. Tubuh embrio sudah sepenuhnya
tertutupi bulu yang tumbuh. Putih telur
sudah tidak ada lagi, dan kuning telur
meningkat fungsinya sebagai bahan
makanan yang sangat penting bagi embrio.
Selain itu, paruh sudah mengarah ke rongga
kantung udara, selaput cairan mulai
berkurang, dan embrio mulai melakukan
persiapan untuk bernafas.
Hari ke-18 dan ke-19
Pertumbuhan embrio sudah mendekati
sempurna. Kuning telur mulai masuk ke
dalam rongga perut melalui saluran tali
pusat. Embrio juga semakin besar sehingga
sudah memenuhi seluruh rongga telur
kecuali rongga kantung udara.
Hari ke-20
Kuning telur sudah masuk sepenuhnya
ke dalam tubuh embrio. Embrio yang hampir
menjadi anak ayam ini menembus selaput
cairan, dan mulai bernafas menggunakan
udara di kantung udara. Saluran pernafasan
mulai berfungsi dan bekerja sempurna.
Hari ke-21
Anak ayam menembus lapisan kulit
telur dan menetas.
III
KESIMPULAN
Perkembangan embrio ada dua yaitu perkembangan telur sebelum ke luar tubuh
dan di luar tubuh meliputi: pembuahan, zigot, embrio berkembang, dalam
isthmus sel membelah pertama, Menjadi blastoderm, dan gastrulasi.
Perkembangan embrio terjadi karena adanya membran ekstra embrional.(choiron,
amnion, yolk sac dan allantois). Embrio terus berkembang hingga akhirnya telur
menetas. Embrio kemudian berkembang menjadi 3 lapisan inti, yaitu : Lapisan
dalam (endoderm), Lapisan tengah (mesoderm), dan Lapisan luar (ectoderm).
DAFTAR PUSTAKA
Murtidjo, Bambang Agus.1992. Mengelola Ayam Buras. Kanisius: Yogyakarta.
Nuryati, Tuti, Sutarto, Muh.Khamim, dkk. 2005. Sukses Menetaskan Telur, Penebar Swadaya: Bogor.
Reece and Mitchell. 2004. Campbell jilid 3. Erlangga: Jakarta.
Sari, Widya, dkk. 2013. Perbandingan tipe dan perkembangan bulu pada tiga jenis unggas
Sudarwati, Sri. 1975. Pengaruh doxan. A (csytaclophosphmide) pada pertumbuhan embrio ayam.