Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KFR TW II 2018 KALBAR Page - 1 -
1
I. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL
A. Produk Domestik Regional Bruto
Pertumbuhan ekonomi Kalbar pada Triwulan II tahun 2018 mencapai sebesar 5,18%, lebih tinggi
dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017 yaitu 4,92% (yoy) dan berada dibawah
pertumbuhan ekonomi nasional Triwulan II tahun 2018 sebesar 5,27%. PDRB Kalbar
berdasarkan Atas Dasar Harga Konstan tahun 2010 (ADHK) sebesar Rp31,36 triliun, sedangkan
berdasarkan Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) mencapai sebesar Rp46,43 triliun.
Grafik I.1
Pertumbuhan PDRB Provinsi Kalbar per Triwulan II Tahun 2017 dan 2018 (q to q)
Sumber data: BPS Kalimantan Barat
Pertumbuhan PDRB dari sisi produksi tertinggi dicapai pada Lapangan Usaha Pertambangan
dan Penggalian sebesar 17,43%, sementara itu dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi
dicapai komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 8,56%.
B. Inflasi
Inflasi Kalbar Triwulan II tahun 2018 mencapai 1,96%, angka ini lebih tinggi dibandingkan
periode yang sama tahun 2017 yang tercatat sebesar 1,86% dan apabila dibandingkan dengan
inflasi nasional lebih tinggi 1,06% yakni sebesar 0,90%, inflasi triwulan II 2018 cenderung
Dengan menggunakan analisa trend terhadap realisasi PDRB periode tahun 2012 sampai dengan 2017 diperkiraan target PDRB (ADHK) Provinsi Kalbar Triwulan II 2018 sebesar Rp35.760,00 miliar dan target PDRB (ADHB) sebesar Rp49,260,00 miliar, sementara itu realisasi PDRB (ADHK) mencapai sebesar Rp31,357,78 miliar dan realisasi PDRB (ADHB) mencapai sebesar Rp46.428,12 miliar. Struktur perekonomian Kalbar pada Triwulan II 2018 didominasi oleh empat sektor ekonomi utama yakni sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar Rp8,99 miliar atau 19,37%, Industri Pengolahan sebesar Rp7,51 miliar atau 16,17%, Perdagangan Besar dan Eceran, Reperasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar Rp Rp6,73 miliar atau 14,61% dan Konstruksi Rp5,25 miliar atau 11,30%. Sementara itu dari sisi pengeluaran berasal dari Konsumsi Rumah Tangga sebesar Rp26,01 miliar atau 56,03% dan Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto sebesar Rp15,70 miliar atau 33,81%. Sumber pertumbuhan terbesar pada sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 1,47%, sebagai faktor pendukung sektor Pertanian menjadi yang paling kuat dalam Laju Pertumbuhan Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan adalah puncak panen raya padi yang terjadi pada bulan Maret 2018 dan masih berlangsung hingga akhir triwulan II tahun 2018.
TINJAUAN PERKEMBANGAN FISKAL REGIONAL TRIWULANAN (Quarterly Flash Report) PROVINSI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN II TAHUN 2018
KFR TW II 2018 KALBAR Page - 2 -
meningkat yaitu pada bulan April 2018 sebesar 0,16%, mengalami peningkatan pada bulan Mei
2018 sebesar 0,36% dan kembali mengalami peningkatan pada bulan Juni 2018 sebesar 1,44%.
Grafik I.2
Tingkat Inflasi Provinsi Kalbar dan Nasional Triwulan II Tahun 2018
Sumber data: BPS kalimantan Barat (diolah)
C. Indikator Kesejahteraan
Sebagai salah satu tolok ukur kinerja kebijakan fiskal di wilayah Propinsi Kalimantan Barat akan
tercermin dari keberhasilan dalam mencapai sasaran indikator makro pembangunan yang
tertuang di dalam Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KUA APBD),
dengan kondisi capaian adalah sebagai berikut :
Tabel I.1 Sasaran Indikator Makro Pembangunan Provinsi Kalimantan Barat
Sumber Data: KUA Prov. Kalimantan Barat Tahun 2018 dan BPS
Selama kurun waktu tahun 2015-2018 menetapkan 4 (empat) sasaran indikator makro sebagai
tolok ukur Pembangunan di Kalimantan Barat, Dalam perkembangannya sampai dengan
Triwulan II tahun 2018 terdapat 3 (tiga) indikator menunjukan tren perbaikan yaitu Angka
Pertumbuhan Ekonomi, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan Angka Kemiskinan.
Sementara itu untuk Angka Pengganguran berdasarkan data bulan Februari 2018 adalah
sebesar 4,15 dan hal tersebut belum memenuhi target yang telah ditetapkan yaitu 3,41.
Pencapaian sasaran indikator makro pembangunan diharapkan dapat diwujudkan diantaranya
melalui kebijakan fiskal di Provinsi Kalbar baik melalui APBN maupun APBD.
Target inflasi Kalbar tahun 2018 seperti yang tertuang di dalam RPJMD adalah 4,75%, sementara itu Triwulan II 2018 sudah mencapai 1,96% menunjukan tren peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya, tekanan inflasi pada bulan Juni didorong oleh peningkatan jumlah penumpang pada angkutan udara dan kelompok makanan, seiring dengan perayaan keagamaan yakni perayaan Hari Raya Idul Fitri, liburan sekolah serta momen pelaksanaan PILKADA serentak di Kalimantan Barat. Beberapa risiko inflasi lainnya yang tetap perlu menjadi perhatian seperti penyesuaian harga komoditas yang diatur pemerintah seiring peningkatan harga minyak dunia, penyesuaian batas bawah tiket angkutan udara, dan wacana kenaikan gaji PNS yang dapat meningkatkan ekspektasi harga.
KFR TW II 2018 KALBAR Page - 3 -
Sasaran pembangunan ditekankan pada perbaikan kualitas hidup masyarakat. Tinggi rendahnya
kualitas hidup masyarakat tercermin dari aspek-aspek sosial ekonomi masyarakat dan dapat
diukur dengan indikator-indikator kesejahteraan rakyat diantaranya meliputi Ketenagakerjaan
dan Tingkat Kemiskinan.
1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalbar termasuk kategori “sedang” terjadi
peningkatan dari 65,88 poin tahun 2016 menjadi sebesar 66,26 poin pada tahun 2017 (
berdasarkan release BPS periode Mei 2018). Walaupun terjadi kenaikan namun capaian
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalbar pada triwulan II tahun 2018 belum
memenuhi target yang telah ditetapkan yakni sebesar 66,56 poin.
Grafik I.3 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2012 s.d. 2017
Sumber: Kalimantan Barat dalam Angka 2017, BPS
Belum tercapainya IPM Kalbar ini karena keterbatasan akses masyarakat untuk memperoleh
pelayanan kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan. Perkembangan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) Provinsi Kalbar tahun 2018 terdapat 2 (dua) kota berstatus “tinggi” yaitu kota
Pontianak dan kota Singkawang, sedangkan 12 kabupaten lainnya berstatus “sedang”.
2. Ketenagakerjaan
Sasaran pembangunan pada indikator angka pengangguran Provinsi Kalbar tahun 2018
adalah 3,41% dengan menggunakan release periode Februari 2018 menunjukan Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) periode bulan Februari 2018 adalah 4,15% terlihat masih tinggi
sehingga belum memenuhi target yang telah ditetapkan.
Tabel I.2 Indikator Ketenagakerjaan Provinsi Kalbar
(Dalam ribuan)
Sumber data : BPS Provinsi Kalimantan Barat, (diolah)
KFR TW II 2018 KALBAR Page - 4 -
Jumlah pengangguran Februari 2018 sebanyak 106 ribu jiwa dan terjadi kondisi yang sama
apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017.
3. Tingkat Kemiskinan
Sasaran angka kemiskinan Provinsi Kalbar tahun 2018 ditetapkan sebesar 6,72%, sementara
itu data yang tersedia adalah periode Maret 2018, dimana Tingkat Kemiskinan Provinsi
Kalbar adalah 7,77% namun masih lebih baik apabila dibandingkan dengan Tingkat
Kemiskinan Nasional yang mencapai sebesar 9,82%.
Grafik I.4 Tingkat Kemiskinan Provinsi Kalbar
Sumber :BPS Kalbar (diolah)
Tingkat kemiskinan ini mengalami penurunan dibandingkan periode Maret 2017 yang
mencapai sebesar 7,88%. Jumlah penduduk miskin Provinsi Kalbar juga mengalami
penurunan dari 387.430 orang pada Maret 2017 menjadi 387,080 orang Maret 2018, hal ini
disebabkan tingkat kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar khususnya
komoditi makanan semakin baik, disisi lain ditunjang tingkat harga komoditi makanan yang
terjangkau oleh masyarakat.
KFR TW II 2018 KALBAR Page - 5 -
II. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN
Perkembangan realisasi pendapatan dan belanja negara lingkup Provinsi Kalbar Triwulan II tahun
2018 untuk realisasi pendapatan negara mencapai 38,77% dari target sedangkan realisasi belanja
negara telah mencapai 44,56% dari pagu anggaran.
Tabel II.1 Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalbar s.d. Akhir Triwulan II Tahun 2017 dan Tahun 2018
(dalam miliar Rp)
Target/Pagu Realisasi Target/Pagu Realisasi
A. PENDAPATAN NEGARA 7.135,07 2.675,72 8.142,78 3.224,06
I. PENERIMAAN DALAM NEGERI 7.107,67 2.655,29 7.901,76 3.216,72
1 Penerimaan Pajak 6.779,18 2.348,72 7.294,09 2.637,97
2 PNBP 312,57 277,49 337,63 399,95
3 Bea dan Cukai 15,92 29,08 270,04 178,80
II. HIBAH 27,40 20,43 241,02 7,34
1 Hibah 241,02 7,34
B. BELANJA NEGARA 28.471,00 13.918,00 29.973,91 13.356,37
I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 8.822,00 3.422,00 10.382,05 3.485,25
1 Belanja Pegawai 3.165,00 1.405,00 3.206,36 1.521,88
2 Belanja Barang 3.034,00 1.152,00 3.893,36 1.080,67
3 Belanja Modal 2.601,00 864,00 3.269,99 882,27
4 Belanja Bantuan Sosial 22,00 1,00 12,34 0,43
5 Belanja Lain-lain - - - -
II.TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 19.649,00 10.496,00 19.591,86 9.871,12
1 Transfer ke Daerah 18.032,00 9.472,00 17.896,00 8.855,54
a. Dana Perimbangan 17.972,00 9.412,00 17.753,00 8.784,04
1) Dana Alokasi Umum 12.131,00 6.889,00 11.821,00 6.889,89
2) Dana Bagi Hasil 816,00 366,00 748,00 267,80
3) Dana Alokasi Khusus 5.025,00 2.157,00 5.184,00 1.626,35
b. Dana Otonomi Khusus - - - -
c. Dana Keistimewaan Yogyakarta - - - -
d. Dana Transfer Lainnya 60,00 60,00 143,00 71,50
2 Dana Desa 1.617,00 1.024,00 1.695,86 1.015,58
C. SURPLUS DEFISIT (21.335,93) (11.242,28) (21.831,13) (10.132,31)
URAIAN Tahun 2017 Tahun 2018
Sumber data :Monev Pa, OM SPAN, Kanwil Pajak Prov. Kalbar, Kanwil BC Prov. Kalbar
Kontribusi pendapatan negara terhadap APBN Provinsi Kalbar sampai dengan periode triwulan II
tahun 2018 mencapai sebesar Rp3.224,06 miliar, hal tersebut belum cukup untuk menutupi belanja
negara sebesar Rp13.356,37 miliar sehingga terjadi defisit sebesar Rp10.132,31 miliar.
A. Pendapatan Negara
1. Penerimaan Perpajakan
Realisasi penerimaan perpajakan di Provinsi Kalbar sampai dengan triwulan II 2018 sebesar
Rp2,63 triliun atau tercatat 36,17% dari target tahun 2018 yang sebesar Rp7,29 triliun. Terjadi
peningkatan penerimaan sebesar Rp289,24 miliar atau 12,32 persen jika dibandingkan
dengan penerimaan perpajakan periode yang sama di tahun 2017.
a. Pajak Penghasilan (PPh) Grafik II.1
Realisasi Penerimaan PPh sd Triwulan II 2018 Kabupaten/ Kota Lingkup Provinsi Kalimantan Barat
Sumber: Kanwil DJP Kalbar (diolah)
KFR TW II 2018 KALBAR Page - 6 -
Penerimaan PPh Kalimantan Barat sampai dengan bulan Juni 2018 adalah sebesar Rp1,40
triliun memberikan kontribusi 53,19% terhadap total penerimaan pajak. Terjadi kenaikan
10,62% dibanding periode yang sama tahun 2017. Kota Pontianak memberikan kontribusi
penerimaan PPh terbesar yaitu Rp758,03 miliar atau 54,03%, besar nya kontribusi kota
Pontianak terhadap penerimaan PPh dikarenakan terkonsentrasinya tenaga kerja yang
bekerja di kota Pontianak sebagai pusat perekonomian di kalbar. Kabupaten Kubu Raya
memberikan kontribusi terbesar kedua yakni Rp143,45 miliar atau 10,22%, disusul
Kabupaten Ketapang sebesar Rp133,27 atau 9,5%. Selanjutnya kabupaten dengan
penerimaan PPh terendah adalah Kabupaten Kayong Utara.
b. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Penerimaan PPn per Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut :
Grafik II.2 Realisasi Penerimaan PPn sd Triwulan II 2018
Kabupaten/ Kota Lingkup Provinsi Kalimantan Barat
Sumber: Kanwil DJP Kalbar (diolah)
Penerimaan PPn di Kalbar sampai dengan triwulan II 2018 mencapai Rp1,18 triliun atau
45,06% terhadap total penerimaan pajak, mengalami kenaikan 16,54% di banding periode
yang sama tahun 2017. Seperti halnya penerimaan PPh, Kota Pontianak sebagai pusat
perekonomian memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan PPn yakni sebesar
Rp475,08 miliar atau 39,97%. Sementara itu Kabupaten Kayong Utara sebagai kabupaten
dengan penerimaan terkecil yakni Rp10,12 miliar atau 0.85%.
c. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)
Grafik II.3 Realisasi Penerimaan PPnBM sd Triwulan II 2018
Kabupaten/ Kota Lingkup Provinsi Kalimantan Barat
Sumber: Kanwil DJP Kalbar (diolah)
PPnBM merupakan pajak yang dipungut atas konsumsi suatu barang mewah. Kalbar
penerimaan PPnBM sampai dengan triwulan II 2018 sebesar Rp511,67 Juta atau 0,02%
KFR TW II 2018 KALBAR Page - 7 -
terhadap total penerimaan pajak. Kabupaten Kubu Raya memberikan kontribusi
penerimaan terbesar yakni Rp188,12 juta atau 36,77%, selanjutnya kabupaten Ketapang
Rp127,12 juta atau 24,85%.
d. Bea Masuk, Bea Keluar dan Cukai
Grafik II.4 Penerimaan Bea Masuk, Bea Keluar dan Cukai s.d Triwulan II 2018
Sumber: Kanwil DJBC Kalbar (diolah)
Dari data Kanwil DJBC di wilayah Kalimantan Barat, tercatat penerimaan Bea Masuk,
Bea Keluar dan Cukai sampai dengan triwulan II 2018 mencapai Rp178,80 miliar dengan
perincian Bea Keluar Rp157,53 miliar atau 88,11% mengalami peningkatan Rp149,20
miliar atau 1792% jika dibandingkan penerimaan bea keluar periode yang sama tahun
sebelumnya. Bea masuk Rp16,31 miliar atau 9.12% turun Rp3,79 miliar atau 18,87
persen dibandingkan penerimaan bea masuk periode yang sama tahun sebelumnya dan
Cukai Rp4,96 miliar atau 2,77% meningkat Rp4,30 miliar atau 658% jika dibandingkan
dengan penerimaan triwulan II tahun sebelumnya. Pelabuhan Dwikora Pontianak masih
merupakan pelabuhan yang memberikan kontribusi terbesar yakni 63,69% dari total
penerimaan Bea Masuk, Bea Keluar dan disusul pelabuhan Ketapang sebesar 33,48%.
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Penerimaan PNBP terdiri dari penerimaan Sumber Daya Alam, Pendapatan Dari Kekayaan
Negara Dipisahkan (KND), Pendapatan Badan Layanan Umum, Pendapatan Penerimaan
Bukan Pajak Lainnya. Penerimaan PNBP di Kalbar sampai dengan triwulan II 2018 mencapai
Rp399,95 miliar atau naik 44,13% jika dibandingkan dengan triwulan II 2017 yang tercatat
sebesar Rp277,49 miliar. Komposisi penerimaan PNBP triwulan II 2018 terdiri penerimaan
PNBP lainnya sebesar Rp179,91 miliar atau 44,98% dan penerimaan PNBP BLU sebesar
Rp220,04 miliar atau 55,02%.
Pemerintah telah menerbitkan PP Nomor 23 Tahun 2018 tentang Pajak Penghasilan atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh wajib pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu. Aturan ini diperkenalkan sebagai revisi PPh Final untuk pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), dari tariff 1% menjadi 0,5%. Penurunan tariff ini diharapkan dapat membantu pelaku UMKM agar memiliki kemampuan ekonomi yang lebih besar untuk mengembangkan usaha dan melakukan investasi.
KFR TW II 2018 KALBAR Page - 8 -
a. PNBP Lainnya
Grafik II.5 Realisasi Pendapatan PNBP Lainnya Periode s.d Triwulan II 2018
Sumber data: Monev PA(diolah)
Pendapatan PNBP lainnya triwulan II 2018 memberikan kontribusi sebesar Rp179,91 miliar
atau 44,9 % dari total penerimaan PNBP. menurun 27,11% jika dibandingkan triwulan II
2017. Penurunan tersebut dikarenakan telah ditetapkannya Universitas Tanjung Pura
menjadi satker BLU sehingga pencatatan Penerimaan Negara Bukan Pajak menggunakan
akun PNBP BLU. Penerimaan terbesar terjadi di bulan April sebesar Rp37,08 miliar atau
20,61%. Komposisi pendapatan terbesar adalah dari Pendapatan dari BPJS (faskes Tk
Lanjut) sebesar Rp26,47 miliar atau 14,72 % disusul penerimaan penerbitan BPKB
Rp19,09 miliar atau 10,61%
b. PNBP BLU Grafik II.6
Realisasi Pendapatan PNBP BLU Periode s.d Triwulan II 2018
Sumber data: Monev PA(diolah)
Satker BLU di Provinsi Kalimantan Barat sebanyak 3 satker BLU yang terdiri dari 2 rumpun
layanan yaitu layanan kesehatan dan layanan pendidikan. Fungsi Layanan Kesehatan
dilaksanakan RS Bhayangkara Pontianak sedangkan fungsi layanan Pendidikan oleh
Universitas Tanjung Pura dan Politeknik Kesehatan Pontianak. Sampai dengan Triwulan II
2018 pendapatan BLU tercatat sebesar Rp220,04 miliar meningkat sebesar 623 persen
jika dibandingkan dengan penerimaan Triwulan II 2017 yang sebesar Rp30,43 miliar .
Peningkatan penerimaan BLU ini dikarenakan telah ditetapkannya Universitas Tanjung
Pura Pontianak sebagai satker BLU. Penerimaan BLU terbesar terjadi di bulan Juni 2018
sebesar Rp112, 86 miliar disusul di bulan April Rp87,71 miliar dan bulan Maret Rp19,47
KFR TW II 2018 KALBAR Page - 9 -
miliar. Universitas Tanjung Pura memberikan kontribusi terbesar yakni Rp192,13 miliar
atau 87,31 persen, disusul Rumkit Bhayangkara Rp15,38 miliar atau 6,99 persen dan
Politeknik Kesehatan Rp12,53 miliar atau 5,70 persen.
3. Pendapatan Hibah
Pendapatan hibah adalah penerimaan negara dalam bentuk devisa yang dirupiahkan, rupiah,
barang /atau surat berharga yang diperoleh dari pemberi hibah yang tidak perlu dibayar
kembali, yang berasal dari dalam negeri atau luar negeri. Pendapatan hibah merupakan salah
satu komponen APBN sebagai bagian dari penerimaan negara yang harus dipertanggung
jawabkan melalui mekanisme APBN. Sampai dengan Triwulan II 2018 pendapatan hibah
sebesar Rp 241,02 miliar dengan perincian hibah barang sebesar Rp3.86 miliar dan
pendapatan hibah uang sebesar Rp237,15 miliar dengan realisasi Rp7,34 miliar atau 3.05
persen. Terdapat peningkatan pendapatan hibah sebesar Rp40,74 miliar atau 20,35 % jika
dibandingkan dengan pendapatan hibah di Triwulan II tahun sebelumnya. Satker penerima
hibah terbesar adalah Satker Bawaslu Prov. Kalbar sebesar Rp118,03 miliar atau 47,77
persen , KPU Kubu Raya Rp37,64 miliar atau 15,87 persen, KPU Kota Pontianak Rp22,95
miliar atau 9.68 persen, KPU Mempawah Rp17,18 miliar atau 7,25 persen. Besarnya
pendapatan hibah yang diterima Bawaslu dan KPU dikarenakan adanya kegiatan Pilkada
serentak yang berlangsung di bulan Juni 2018.
Tabel II.2 Realisasi Pendapatan Hibah Provinsi Kalimantan Barat
Periode s.d Triwulan II Tahun 2018
Uraian Pagu Realisasi s.d
Triwulan II 2018 (%) Realisasi
atas Pagu
Hibah Barang 3.867.121.787 3.867.121.787 100%
Hibah Uang 237.154.289.000 3.473.435.393 1,46%
Total Hibah 241.021.410.787 7.340.557.180 3,05% Sumber: MONEV PA (diolah)
B. Belanja Negara
Belanja negara lingkup Provinsi Kalbar Tahun 2018 dapat dibagi menjadi dua kelompok
besar yaitu Belanja Pemerintah Pusat dan Transfer Daerah dan Dana Desa, adapun
perkembangan sampai dengan Triwulan II Tahun 2018, sebagai berikut:
Sebagai tindak lanjut Rakor Pembentukan Forum Komunikasi PNBP Kalbar, Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat telah mengembangkan Aplikasi Elektronik Monitoring Dan Evaluasi PNBP (E-Monev PNBP). Aplikasi ini dirancang untuk mendukung pelaksanaan tugas pembinaan dan monev pengelolaan PNBP yang dilaksanakan secara koordinatif oleh Kanwil dan KPPN . Output utama aplikasi ini adalah monev ketepatan waktu dan jumlah penyetoran PNBP serta kepastian penggunaan PNBP tidak melebihi ketentuan.
KFR TW II 2018 KALBAR Page - 10 -
1. Belanja Pemerintah Pusat Grafik II.7
Tren Realisasi Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal, dan Belanja Bantuan Sosial Lingkup Provinsi Kalbar Triwulan II Tahun 2018
Sumber data: Monev PA(diolah)
Realisasi Belanja Pemerintah Pusat sampai dengan Triwulan II tahun 2018 sebesar
Rp3.485,25 milliar atau 33,57% dari pagu, dengan komposisi Belanja Pegawai terjadi
kenaikan sebesar Rp116,88 milyar atau 8,32% dibandingkan dengan periode yang sama
tahun 2017, Belanja Barang mengalami penurunan sebesar Rp71,33 milliar atau 8,32%,
Belanja Modal juga mengalami kenaikan sebesar Rp18,27 milliar atau 2,11% sedangkan
Belanja Bantuan Sosial mengalami penurunan sebesar Rp0,57 milliar atau 57,00%.
2. Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) Grafik II.8
Tren Realisasi Dana Transfer dan Dana Desa Lingkup Provinsi Kalbar Triwulan II Tahun 2018
Sumber data: Monev PA (diolah)
Realisasi Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa sampai dengan Triwulan II tahun 2018
sebesar Rp9.871,12 miliar atau 50,38% dari pagu, jika dibandingkan dengan periode yang
sama tahun 2017 terjadi penurunan sebesar Rp624,88 miliar atau 5,95%, dengan komposisi
Belanja DAU sebesar Rp6.889,89 miliar atau 58,29%, Belanja DBH sebesar Rp267,80 atau
35,80 %, Belanja DAK sebesar Rp1.626,35 miliar atau 31,37%, Belanja Tranfer lainnya
sebesar Rp71,50 miliar atau 50,00% dan Transfer Dana Desa sebesar Rp1.015,58 atau
59,89%.
3. Pengelolaan BLU Perkembangan BLU diuraikan sebagai berikut :
Tabel II.3 Perkembangan Realisasi Belanja Satker BLU di Provinsi KalbarTriwulan II 2018
Satker BLU
2018
RM BLU
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
Rumkit Bhayangkara 7,01 3,19 31,00 14,84
Politeknik Kesehatan 45,46 14,61 44,80 9,27
Universitas Tanjung Pura 196,48 87,97 178,20 44,60 Sumber data Monev PA,data KPPN (diolah)
KFR TW II 2018 KALBAR Page - 11 -
Badan Layanan Umum (BLU) merupakan unit kerja Pemerintah dengan fleksibilitas dalam
pengelolaan keuangan dimana pendapatan yang diterima dapat langsung digunakan untuk
dapat meningkatkan kualitas pelayanan bagi masyarakat. Tahun 2018 dalam wilayah kerja
Kanwil DJPb Kalbar terdapat 3 (tiga) satker BLU yakni Rumah Sakit Bhayangkara, Politeknik
Kesehatan Pontianak, dan Universitas Tanjung Pura Pontianak. Satker BLU Rumah Sakit
Bhayangkara Pontianak memberikan layanan kesehatan unggulan DVI (Disaster Victim
Identification) serta pembuatan VER (Visum et Repertum). Satker BLU Politeknik Kesehatan
Pontianak memberikan layanan pendidikan kesehatan meliputi jurusan kesehatan
lingkungan, jurusan gizi, kesehatan gizi, kebidanan, keperawatan serta analisis kesehatan.
Satker BLU Universitas Tanjung Pura merupakan satker BLU yang memberikan layanan
pendidikan hingga strata tiga.
Rumkit Bhayangkara memiliki pagu anggaran sebesar Rp38,01 miliar dengan realisasi
Rp18,03 Miliar atau 47,44%. Dilihat dari sisi kemandirian sebagian besar pagu belanja nya
berasal dari penerimaan BLU yakni Rp30.99 miliar (81.56%) sedangkan pagu belanja dari
RM sebesar Rp7,01 miliar (18,44%) yang menunjukkan bahwa Rumkit Bhayangkara memiliki
kemandirian keuangan yang tinggi sebagai BLU.
Satker BLU Politeknik Kesehatan Pontianak Memiliki pagu anggaran sebesar Rp90.25 Miliar
dengan realisasi sebesar Rp23.87 miliar atau 26.45%. Dilihat dari sisi kemandirian, pagu
belanja yang berasal dari BLU sebesar Rp45,45 Miliar (50.37%) sedangkan pagu belanja
yang berasal dari RM sebesar Rp44,79 miliar (49,63%).
Satker BLU Universitas Tanjung Pura ditetapkan menjadi BLU sejak November 2017
memiliki pagu anggaran sebesar Rp374,68 miliar dengan realisasi sebesar Rp132,57 miliar
atau 35,38%. Dilihat dari sisi kemandirian pagu belanja yang berasal dari BLU sebesar
RP178,2 miliar atau 47,46% sedangkan pagu belanja yang berasal dari RM sebesar
RP196,48 miliar atau 52,44%.
4. Manajemen Investasi Pusat Dalam rangka peningkatan pembangunan di Wilayah Kalimantan Barat, Pemerintah
berusaha memperdayakan potensi yang ada guna mendukung pembangunan ekonomi di
daerah, diantaranya berupa Dana Invstasi Pusat yang diberikan melalui pinjaman kepada
Pemda Singkawang sebagai berikut:
Tabel II.4 Ringkasan Rekonsiliasi Outstanding Pinjaman BUMD dan Pemda Tahun 2018
Sumber: Kanwil DJPB
Sampai dengan triwulan II tahun 2018 masih terdapat 1 (satu) pinjaman BUMD dan Pemda
atas nama debitur Pemerintah Kota Singkawang dengan sisa hutang sebesar
KFR TW II 2018 KALBAR Page - 12 -
Rp17.666.354.370,24 yang akan diselesaikan melalui proses pelaksanaan debt swap
sebesar Rp13.986.919.287,15 dan penghapusan utang murni Rp3.679.435.083,09.
Pemerintah Kota Singkawang telah mengalokasikan program debt swap pada APBD tahun
anggaran 2017 melalui DPPA Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang yaitu Belanja
Modal Pengadaan Bangunan Gedung Kantor dengan kegiatan Pembangunan Bangsal
Ruang Inap Kelas I RSUD Abdul Aziz di Singkawang sebesar Rp15.200.000.000 dan telah
terealisasi sebesar Rp14.407.200.000.
Melalui peningkatan daya saing UKM sangat penting bagi perekonomian karena sektor UKM
memiliki potensi luar biasa, kehadiran para pelaku usaha memberikan peningkatan pada
pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Barat. Hal ini selaras dengan besarnya investasi yang
dikucurkan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Wilayah Kalimantan Barat, sebagai berikut:
Tabel II.5 Penyaluran Kredit Program Wilayah Kalimantan Barat
Triwulan II Tahun 2018
Sumber: SIKP (diolah)
C. Prognosis Realisasi APBN
Perkiraan realisasi APBN sampai dengan akhir tahun 2018 khususnya penerimaan pajak dan
bea cukai diperoleh langsung prognosis dari Kanwil DJP dan Kanwil Ditjen Bea dan Cukai.
Untuk Belanja Negara khususnya realisasi TKDD diperkirakan tidak akan terealisasi seluruhnya
dikarenakan kemungkinan terdapatnya dana sisa lelang. Sementara itu prognosis realisasi
PNBP dan belanja pemerintah pusat menggunakan analisa trend berdasarkan data periode
tahun 2012 sampai dengan tahun 2018 sebagai berikut :
Tabel II.6 Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalbar s.d. Triwulan IV Tahun 2018
(Dalam miliar)
Rp % Realisasi
terhadap PaguRp
% Perkiraan
Realisasi
terhadap Pagu
PENDAPATAN NEGARA 8.142,78 3.224,06 39,59% 8.294,38 101,86%
1 Penerimaan Pajak 7.294,09 2.637,97 36,17% 7.294,09 100,00%
2 PNBP 337,63 399,95 118,46% 633,37 187,59%
3 Bea dan Cukai 270,04 178,80 66,21% 270,13 100,03%
4 Hibah 241,02 7,34 3,05% 96,79 40,16%
BELANJA NEGARA 29.973,91 13.356,37 44,56% 28.980,90 96,69%
1 Belanja Pemerintah Pusat 10.382,05 3.485,25 33,57% 9.390,90 90,45%
2 Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa 19.591,86 9.871,12 50,38% 19.590,00 99,99%
SURPLUS DEFISIT (21.831,13) (10.132,31) (20.686,52)
URAIAN Target / Pagu
Realisasi s.d Triwulan IIPerkiraan Realisasi s.d Triwulan
IV
Sumber data: Monev PA, OMSPAN
KFR TW II 2018 KALBAR Page - 13 -
Penerimaan Pajak sampai dengan periode triwulan II tahun 2018 sebesar 36,17% sedangkan
penerimaan Bea Cukai diperkirakan dapat melebihi target yang telah ditetapkan. Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP) diperkirakan akan mencapai 187,59% dari target dengan nilai
sebesar Rp633,37 miliar. Perkiraan kenaikan yang sangat tinggi dikarenakan sampai dengan
triwulan II 2018 penerimaan PNBP telah mencapai 118,46%, sedangkan potensi PNBP masih
cukup banyak untuk dapat digali.
Pendapatan yang bersumber dari Bea dan Cukai diperkirakan sampai akhir tahun 2018 akan
menembus diatas 100% dari target, dengan perkiraan akan mencapai Rp270,13 miliar,
perkiraan tersebut didasarkan pada produk alumina dan perkebunan kelapa sawit yang tetap
sebagai sumber pendapatan pada Bea dan Cukai yang sampai dengan triwulan II tahun 2018
telah mencapai Rp178,80 miliar atau 66,21%.
Perkiraan belanja negara akan mencapai sebesar Rp28.980,90 miliar atau 96,69% dari total
pagu setelah APBN, termasuk didalamnya untuk belanja pemerintah pusat diperkirakan sebesar
9.390,90 miliar dan belanja transfer ke Daerah dan Dana Desa diperkirakan akan terserap
sebesar Rp19.590,00 miliar. Tingkat penyerapan sampai dengan triwulan II 2018 mencapai
44,56% hal tersebut bukan hanya didukung oleh tingkat penyerapan satker K/L, namun
adanya dukungan secara terus-menerus melalui koordinasi dengan pemda yang dilakukan oleh
KPPN maupun Kanwil Ditjen Perbendaharaan khususnya dalam rangka penyaluran dana
transfer ke daerah dan dana desa melalui sosialisasi maupun focus group discussion.
KFR TW II 2018 KALBAR Page - 14 -
III. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD
Perkembangan realisasi APBD lingkup Provinsi Kalbar Triwulan II tahun 2018 untuk realisasi
pendapatan telah mencapai 47,38% dari target sedangkan realisasi belanja baru mencapai
29,94% dengan rincian sebagai berikut :
Tabel III.1 Realisasi APBD Lingkup Provinsi Kalbar Akhir Triwulan II Tahun 2017 dan Tahun 2018
(miliar rupiah)
Sumber: DPKAD Kab/Kota, diolah.
Realisasi Pendapatan Daerah pada Triwulan II tahun 2018 mencapai Rp11,31 triliun atau
47,38% turun 0,24% dari periode yang sama tahun 2017. Kontribusi realisasi pendapatan adalah
sebagai berikut: Pendapatan Transfer mencapai Rp9,29 triliun (46,45%), Pendapatan Asli
Daerah sebesar Rp1,85 triliun (16,36%), sedangkan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang sah
sebesar Rp168,51 miliar (1,49%). Realisasi Belanja mencapai Rp7,39 triliun atau 29,94% lebih
t inggi 3,12% dari periode yang sama tahun 2017. Kontribusi realisasi belanja diantaranya
adalah Belanja Pegawai mencapai sebesar Rp3,47 triliun (46,95%), Belanja Barang sebesar
Rp1,26 triliun (21,24%) dan Transfer sebesar Rp1,03 triliun (13,91%), sedangkan Belanja Modal
sebesar Rp365,33 miliar (4,94%).
KFR TW II 2018 KALBAR Page - 15 -
A. Pendapatan Daerah 1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Grafik III.1 Realisasi PAD Triwulan II Tahun 2017 dan Tahun 2018
Sumber: DPKAD Kab/Kota, diolah.
Pada Triwulan II tahun 2018 realisasi mencapai Rp1,85 triliun atau 54,23% dari target
sebesar Rp3,41 triliun, terjadi kenaikan 25,91% atau sebesar Rp380,65 miliar dibandingkan
dengan periode yang sama tahun 2017. Kenaikan penerimaan terbesar terjadi di
Kabupaten Sintang sebesar Rp104,44 miliar, sedangkan Kabupaten Mempawah terjadi
penurunan sebesar Rp14,07 miliar. Secara agregat kontribusi penerimaan PAD yang
tertinggi adalah Pemprov Kalbar sebesar 56,74% dan terendah Kabupaten Kayong Utara
0,57%.
a. Penerimaan Pajak Daerah
Grafik III.2 Realisasi Penerimaan Pajak Daerah TW II Tahun 2017 dan 2018
Sumber: DPKAD Kab/Kota, diolah.
Pada Triwulan II tahun 2018 mencapai Rp1,35 triuliun atau 59,15% dari target sebesar
Rp2,28 triliun, terjadi kenaikan sebesar Rp309,80 miliar (29,80%) dibandingkan dengan
periode yang sama tahun 2017. Kenaikan terbesar terjadi pada Kabupaten Sintang sebesar
Rp87,71 miliar dan terkecil adalah Kabupaten Sanggau sebesar Rp0,10 miliar. Sedangkan
Kabupaten Kapuas Hulu terjadi penurunan sebesar Rp15,41 miliar. Secara agregat kontribusi
penerimaan Pajak Daerah yang tertinggi adalah Pemprov Kalbar sebesar 64,36% dan
terendah Kabupaten Kayong Utara hanya sebesar 0,17%.
b. Penerimaan Retribusi Daerah
Grafik III.3 Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah Kabupaten Kota Lingkup Provinsi Kalbar Triwulan II
Tahun 2017 dan Tahun 2018
Sumber: DPKAD Kab/Kota, diolah
KFR TW II 2018 KALBAR Page - 16 -
Pada Triwulan II tahun 2018 mencapai Rp61,28 miliar atau 43,62% dari target dan terjadi
kenaikan 6,90% dibanding periode yang sama tahun 2017. Secara agregat kontribusi
penerimaan Retribusi Daerah yang tertinggi adalah Pemprov Kalbar sebesar 29,97% dan
terendah Kabupaten Melawi sebesar 0,56%.
c. Penerimaan Hasil Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
Grafik III.4 Realisasi Penerimaan Hasil Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Triwulan II Tahun 2017 dan Tahun 2018
Sumber: DPKAD Kab/Kota, diolah
Pada Triwulan II tahun 2018 mencapai Rp155,36 miliar atau 95,67% dari target yaitu
Rp162,40 miliar dan terjadi kenaikan sebesar Rp9,82 miliar dibanding periode yang sama
tahun 2017. Secara agregat kontribusi realisasi penerimaan Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan tertinggi adalah Provinsi Kalimantan Barat sebesar
50,79%, Kabupaten Kapuas Hulu sebesar 8,17% dan Kabupaten Sintang sebesar 7,60%.
.Pencapaian Pajak Daerah Kalbar Terbilang Tinggi. Tingginya pencapaian pendapatan daerah sektor pajak Kalimantan Barat tidak terlepas dari berbagai program dan kebijakan yang telah dibuat guna mendongkrak pendapatan pajak.Seperti, kebijakan membuka Samsat Drive THRU, Samsat Corner dan Samsat Keliling. Termasuk pembebasan denda pajak," dan juga lakukan jemput bola pelayanan pajak. Wajib pajak yang ingin menunaikan kewajibannya cukup menghubungi call center untuk pembayaran pajak."Setelah ditelpon, petugas pajak akan datang ke rumah untuk mengambil setoran pajak," katanya.Terobosan itu tentunya semakin memudahkan masyarakat sebagai wajib pajak. Melalui layanan ini, masyarakat tidak perlu lama mengantri di kantor pajak. Sistem ini dianggap dapat memangkas waktu tunggu."Pencapaian pajak daerah juga merupakan hasil positif dari razia yang kerap digelar. Razia sengaja digelar untuk menekan angka tunggakan wajib pajak," Ketika terjaring razia pajak kendaraan bermotor, wajib pajak bisa langsung membayar di tempat dan sangat membantu agar masyarakat taat pajak, karena pajak merupakan kewajiban masyarakat atas negara yang dipungut atas kepemilikannya atas obyek pajak."Jadi, sesuai ketentuan harus bayar pajak setiap tahun yang dibuktikan dengan bukti kepemilikan (tribun, Pontianak)
2. Pendapatan Transfer
Realisasi Pendapatan Transfer agregat seluruh Pemda Lingkup Provinsi Kalbar pada
Triwulan II Tahun 2017 dan Tahun 2018
Grafik III.5 Realisasi Pendapatan Transfer Triwulan II Tahun 2017 dan Tahun 2018
Sumber: DPKAD Kab/Kota, diolah
KFR TW II 2018 KALBAR Page - 17 -
Realisasi Pendapatan transfer dari pemerintah pusat pada Triwulan II tahun 2018 mencapai
sebesar Rp9,29 triliun atau 46,45% dari alokasi dana transfer tahun 2018 yaitu Rp19,99
triliun. Kabupaten Mempawah merupakan Pemda dengan pencapaian target terbesar yaitu
Rp479,42 miliar (51,96%) dikuti Kabupaten Landak Rp600,06 miliar (51,53%) dan Provinsi
Kalimantan Barat sebesar Rp1,80 triliun (51,03%). Secara agregat kontribusi terbesar
disumbang oleh Pemprov Kalbar sebesar 19,37%. Ketergantungan Pemda terhadap
pendapatan transfer relatif masih sangat tinggi dimana Kabupaten Kayong Utara mencapai
hingga 98,04% dan terendah Pemprov Kalbar sebesar 63,14%. Pendapatan transfer
tersebut diatas seluruhnya berasal dari APBN.
3. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
Realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah (LLPD) berupa pendapatan hibah,
pendapatan darurat dan pendapatan lainnya termasuk hibah langsung yang diterima oleh
Pemda lingkup Provinsi Kalbar pada Triwulan II Tahun 2018 , adalah sebagai berikut:
Grafik III.6 Realisasi LLPD Yang Sah pada Triwulan II Tahun 2017 dan
Tahun 2018.
Sumber: DPKAD Kab/Kota, diolah
Penerimaan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah pada Triwulan II tahun 2018
sebesar Rp168,51 miliar atau sebesar 36,64% dari target tahun 2018 yaitu Rp459,94
miliar dan terjadi penurunan sebesar Rp44,39 miliar (20,85%) dibanding periode yang
sama tahun 2017. Secara agregat kontribusi pagu terbesar Lain-lain Pendapatan
BKD Singkawang optimalkan pendapatan asli daerah
Optimalisasi pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, dan pendapatan sah lainnya. Pada sektor pajak daerah optimalisasi penerimaan dilakukan dengan dua pendekatan yakni pendekatan yuridis dan teknis. Untuk pendekatan teknis dibagi dua hal yakni intensifikasi dan ektensifikasi Disamping kedua metode tersebut, pihaknya selalu koordinator pengelolaan PAD sudah melakukan sejumlah upaya dalam optimalisasi PAD seperti pengolahan managemen pendapatan daerah yang semua bersifat konfensional menuju pada pola managemen pendapatan modern/managemen pengelolaan berbasis teknologi informatika (IT). "Dalam optimalisasi sektor pajak daerah yang telah dilakukan adalah kita sudah menggunakan aplikasi sistem E-PAD. Sistem ini sangat mendukung ketepatan dan percepatan dan pengelolaan administrasi pajak daerah untuk memberikan pelayanan dan kenyamanan kepada wajib pajak daerah serta kemudahan dalam laporan penerimaan pajak daerah," Penempatan alat pendeteksi transaksi secara online pada objek pajak daerah berupa Tapping Box. "Alat ini sangat bermanfaat dalam pengawasan teransaksi yang dilakukan pada objek pajak karena data dan informasi transaksi dapat terhubung langsung pada server yang berada di kantor BKD secara online dan realtime
KFR TW II 2018 KALBAR Page - 18 -
Daerah Yang Sah disumbang oleh Kabupaten Sanggau sebesar 53,91%, Kabupaten
Landak sebesar 23,82% dan Kabupaten Bengkayang sebesar 10,97%.
B. Belanja Daerah 1. Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Belanja Modal
Grafik III.7 Pagu dan Realisasi Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Belanja Modal Lingkup
Provinsi Kalimantan Barat pada Triwulan II Tahun 2017 dan Tahun 2018
Sumber: DPKAD Kab/Kota, diolah
Realisasi Belanja Pegawai pada Triwulan II tahun 2018 mencapai Rp3,47 triliun
atau 42,17% mengalami kenaikan sebesar Rp176,37 miliar (5,36%) dibanding
periode yang sama tahun 2017. Pemprov Kalbar merupakan Pemda dengan realisai
terbesar yaitu Rp556,90 miliar (52,14%) diikuti Kabupaten Sekadau sebesar
Rp136,62 miliar (51,18%). Secara agregat kontribusi terbesar disumbang oleh
Pemprov Kalbar 16,05% dan terendah Kabupaten Kayong Utara 2,83%. Kota
Singkawang merupakan Pemda yang mengalokasikan Belanja Pegawai tertinggi
sebesar 49,00% dari total belanjanya dan terendah Pemprov Kalbar hanya
19,62%. Realisasi Belanja Barang mencapai Rp1,26 triliun atau 21,34% dari pagu
dan mengalami penurunan sebesar Rp42,23 miliar (3,23%) dibanding periode yang
sama tahun 2017. Kabupaten Kayong Utara merupakan Pemda dengan realisai
terbesar yaitu Rp73,02 miliar (35,56%) diikuti Kabupaten Sambas Rp125,79 miliar
(30,18%). Secara agregat kontribusi terbesar Belanja Barang disumbang oleh
Pemprov Kalbar sebesar 19,30% dan terendah Kabupaten Melawi sebesar 1,76%.
Kabupaten Kota Pontianak merupakan pemda yang mengalokasikan Belanja Barang
tertinggi 30,51% dan terendah Kabupaten Bengkayang 17,43%. Realisasi Belanja
Modal mencapai Rp365,33 miliar atau sebesar 7,17% dari pagu dan terjadi
penurunan sebesar Rp241,95 miliar (162,65%) dibanding periode yang sama tahun
2017. Kabupaten Mempawah dengan realisasi terbesar yaitu Rp22,96 miliar (16,66%)
dikuti Kota Pontianak sebesar Rp80,91 miliar (15,72%). Secara agregat kontribusi
terbesar Belanja Modal disumbang oleh Kota Pontianak sebesar 22,15% dan terendah
Kabupaten Melawi sebesar 0,19%.Kota Pontianak merupakan pemda yang
mengalokasikan Belanja Modal tertinggi sebesar 30,40% dan terendah Kabupaten
Mempawah sebesar 13,87% dari total belanjanya.
KFR TW II 2018 KALBAR Page - 19 -
2. Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan
Grafik III.8 Pagu dan Realisasi Belanja Berdasarkan Urusan Lima Urusan Tertinggi) Lingkup Provinsi
Kalimantan Barat pada Triwulan II Tahun 2018
Sumber: DPKAD Kab/Kota, diolah (11 Kab/Kota)
Bidang Administrasi Pemerintahan Umum mendapat alokasi dana terbesar yaitu
Rp5,83 triliun namun bidang pendidikan dan kesehatan juga menjadi prioritas, hal
tersebut tercermin dari besarnya alokasi dana yang dianggarkan pada bidang
pendidikan mendapatkan alokasi sebesar Rp3,60 triliun dan pada triwulan II
2018 terealisasi sebesar Rp1,08 triliun (29,99%). Pada bidang pendidikan dan
kesehatan telah memberikan hasil yang mengembirakan yaitu Pendidikan Angka
Rata-rata lama sekolah dimana pada tahun 2016 sebesar 6,98 dan tahun 2017
menjadi 7,05 dan di bidang kesehatan yaitu Usia Harapan Hidup tahun 2016 sebesar
69,90 dan tahun 2017 sebesar 69,92.
C. Prognosis Realisasi APBD Sampai Dengan Akhir Tahun 2018
Perkiraan realisasi APBD dalam lingkup Provinsi Kalbar sampai dengan akhir tahun
2018 untuk Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah diperoleh langsung prognosis dari
Bappeda Provinsi Kalbar.
Tabel III.2 Perkiraan Realisasi APBD Lingkup Provinsi Kalimantan Barat
Sampai Dengan Triwulan IV Tahun 2018
Sumber: DPKAD (diolah)
Pendapatan Daerah pada tahun 2018 diperkirakan naik sebesar Rp459,52 miliar atau
1,96% dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp23,41 triliun, sementara itu Belanja Daerah
juga diperkirakan mengalami kenaikan sebesar Rp781,08 miliar atau sebesar 3,27% dari
tahun sebelumnya sebesar Rp23,90 triliun.
KFR TW II 2018 KALBAR Page - 20 -
IV. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN
(APBN DAN APBD) A. LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KONSOLIDASIAN
Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) adalah laporan yang disusun
berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dengan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian tingkat Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov.
Kalbar pada Triwulan II tahun 2018 adalah sebagai berikut :
Tabel IV.1 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Lingkup Wilayah Provinsi Kalimantan Barat
Triwulan II Tahun 2017 dan Tahun 2018 Miliar rupiah
Sumber: LKPK Kanwil DJPB (diolah)
Pendapatan konsolidasian mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan
periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan pemerintah lebih besar dari belanja
negara hal ini mengidikasikanbahwa perekonomian di Kalimantan Barat mengalami
pertumbuhan yang cukup baik Pendapatan Konsolidasian maupun Belanja konsolidasian
mengalami kenaikan yang cukup menggembirakan.
B. PENDAPATAN KONSOLIDASIAN
1. Analisis Proporsi dan Perbandingan
Grafik IV.1 Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasian di Provinsi Kalbar Triwulan II Tahun
2017 dan Tahun 2018
Sumber: LKPK Kanwil DJPB (diolah)
Realisasi Pendapatan Perpajakan Konsolidasian mengalami peningkatan (19,73%),
Tranfer terjadi penurunan sebesar 40,65% dari tahun sebelumnya, Pendapatan PNBP
meningkat (41,49%) dan Pendapatan Hibah mengalami penurunan sebesar 308,50%
dibanding tahun 2017.
KFR TW II 2018 KALBAR Page - 21 -
Grafik IV.2
Perbandingan Penerimaan Pemerintah Pusat dan Daerah terhadap penerimaan Konsolidasian Provinsi Kalimantan Barat Triwulan II Tahun 2018
Sumber: LKPK Kanwil DJPB (diolah)
Realisasi pendapatan konsolidasian pemerintah pusat lebih tinggi 29,68% dibandingkan
dengan realisasi pendapatan konsolidasian pemerintah daerah. Perbandingan
penerimaan pemerintah pusat terhadap pemerintah daerah untuk pendapatan
perpajakan konsolidasian pemerintah pusat lebih tinggi 105,83%, pendapatan PNBP
Konsolidasian pemerintah daerah lebih tinggi 177,09%. Pendapatan Pemerintah Pusat
dan Daerah tahun 2018 meningkat dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya.
2. Analisis Perubahan
Realisasi pendapatan konsolidasian pada triwulan II tahun 2018 mencapai Rp5,65 triliun
naik sebesar Rp1,06 triliun (23,15%) dari periode yang sama tahun 2017 sebagian besar
ditunjang oleh kenaikan pendapatan pajak sebesar 19,73% dan pendapan bukan pajak
41,49% dan penurunan Pendapatan tranfer sebesar 40,65% hal ini masih
menggambarkan tingkat pertumbuhan perekonomian cukup baik.
Grafik IV.3 Perbandingan Penerimaan Perpajakan Pemerintah Pusat dan Daerah terhadap Penerimaan Perpajakan Konsolidasian Provinsi Kalbar Triwulan II Tahun 2018.
Sumber: LKPK Kanwil DJPB (diolah)
Kontribusi pendapatan pajak pusat mencapai sebesar Rp2,79 triliun (67,30%),
sedangkan untuk pendapatan pajak dari daerah sebesar Rp1,36 triliun (32,70%).
Pemda diharapkan untuk dapat lebih mengoptimalkan serta mencari alternatif sumber
pendapatan pajak daerah. Pendapatan Pajak baik tingkat pusat maupun daerah tahun 2018
mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya.
KFR TW II 2018 KALBAR Page - 22 -
3. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kenaikan Realisasi Pendapatan Konsolidasian
Tabel IV.2 Realisasi Pendapatan Konsolidasian Pemerintah Pusat dan Pemda di Wilayah
Provinsi Kalimantan Barat Triwulan II Tahun 2017 dan Tahun 2018
Sumber: LKPK Kanwil DJPB (diolah)
Pada triwulan II tahun 2018 PDRB Provinsi Kalbar sebesar Rp31,36 triliun dengan
pertumbuhan ekonomi sebesar 5,18%. Sedangkan pada periode yang sama,
pendapatan yang diterima pemerintah daerah dan pemerintah pusat terealisasi sebesar
Rp5,03 triliun atau naik sebesar 11,35%. Kenaikan pendapatan pendapatan tersebut,
menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Provinsi albar berpengaruh positif
terhadap kenaikan pendapatan konsolidasian.
C. BELANJA KONSOLIDASIAN
1. Analisis Proporsi dan Perbandingan
Grafik IV.4 Perbandingan Belanja dan Transfer Pemerintah Pusat dan Pemda terhadap
Belanja dan Transfer Konsolidasian pada Provinsi Kalbar Triwulan II Tahun 2017 dan 2018
Sumber: LKPK Kanwil DJPB (diolah)
Realisasi Belanja Pegawai Konsolidasian pada Triwulan II tahun 2018 mencapai Rp5,16
triliun terjadi penurunan sebesar Rp19,19 miliar (0,37%) dibanding periode yang sama
tahun 2017. Penurunan juga terjadi pada Belanja Barang, Modal, Bunga, Belanja Lain-
lain, sementara itu kenaikan terjadi pada Belanja Hibah dan Belanja Bantuan
Sosial. .
2. Analisis Perubahan
Realisasi belanja konsolidasian pada triwulan II tahun 2018 mencapai Rp11,34 triliun
turun sebesar Rp757,22 miliar (6,20%) dari periode yang sama tahun 2017.
KFR TW II 2018 KALBAR Page - 23 -
Grafik IV.5 Komposisi Belanja Konsolidasian Provinsi Kalbar Triwulan II Tahun 2017
Grafik IV.6 Komposisi Belanja Konsolidasian Provinsi Kalbar Triwulan II Tahun 2018
Sumber: LKPK Kanwil DJPB (diolah)
3. Analisis Dampak Kebijakan Fiskal Kepada Indikator Ekonomi Regional
Tabel IV.3 Komposisi Belanja negara Konsoliidasian dan Indikator Makro Ekonomi
Provinsi Kalbar II Tahun 2018
Sumber: LKPK Kanwil DJPB (diolah)
Kontribusi pengeluaran pemerintah terhadap pembentukan PDRB (ADHK) Kalbar
berdasarkan perhitungan pendekatan pengeluaran adalah 46,92% dengan demikian
perubahan pada besaran belanja negara cukup besar pengaruhnya terhadap kondisi
makro ekonomi Kalbar. Belanja Negara konsolidasian pada Triwulan II tahun 2018
mengalami penurunan sebesar 6,20% hal ini berbanding terbalik dengan
pertumbuhan nilai PDRB (ADHK) sebesar 10,58%. Tingkat pengangguran terbuka
juga mengalami penurunan 4,82% seiring dengan meningkatnya angka kemiskinan,
sebesar 1,40% dibanding triwulan yang sama tahun 2017.
D. ANALISIS KONTRIBUSI PEMERINTAH DALAM PRODUK DOMESTIK REGIONAL
BRUTO (PDRB)
Berikut adalah ringkasan Laporan Operasional sebagai salah satu komponen Laporan
Statistik Keuangan Pemerintah Tingkat Wilayah Provinsi Kalbar Triwulan II Tahun 2018:
KFR TW II 2018 KALBAR Page - 24 -
Tabel IV.4 Ringkasan Laporan Operasional Konsolidasian
Sumber: LKPK Kanwil DJPB (diolah)
Nilai PDRB suatu daerah dapat dihitung dengan menggunakan pendekatan
pengeluaran yaitu: Y = C + I + G + (X-M). KeteranganY= Pendapatan Nasional, C=
Konsumsi Rumah Tangga, I= Investasi, G= Belanja Pemerintah, X= Ekspor, dan M=
Impor. Maka akan diperoleh hasil analisis kontribusi Pemerintah terhadap PDRB
(ADHK) dari belanja Pemerintah dan investasi Pemerintah, sebagai berikut :
Tabel IV.5 Analisis Kontribusi Pemerintah Terhadap PDRB
Sumber: LKPK Kanwil DJPB (diolah)
Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa kontribusi belanja Pemerintah terhadap
pembentukan PDRB Prov Kalbar adalah sebesar 26,56% dan kontribusi investasi
Pemerintah adalah 4,73%.
KFR TW II 2018 KALBAR Page - 25 -
V. BERITA/ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH
Pelabuhan Kijing (Mempawah) Solusi Ekonomi Kalbar
Pemerintah membangun Terminal (pelabuhan) Kijing, yang berlokasi di Kecamatan Sungai Kunyit,
Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. pembangunan terminal ini merupakan pengembangan
dari Pelabuhan Pontianak sebagai solusi atas keterbatasan lahan serta tingginya tingkat
sedimentasi sungai yang menyebabkan kapal besar sulit bersandar. Dengan adanya Terminal
Kijing yang mempunyai draft -15 mLws kapal-kapal besar akan dapat bersandar dan melakukan
kegiatan bongkar muat untuk memaksimalkan potensi sumber daya alam Kalimantan khususnya
Kalimantan Barat. Terminal Kijing akan dikembangkan sebagai pelabuhan laut dalam yang mampu
mengakomodir potensi hinterland dan kapal berukuran besar, dan juga akan disediakan empat
terminal, yakni terminal multipurpose, terminal curah cair, terminal peti kemas, dan terminal curah
kering. Kapasitas terminal peti kemas diproyeksikan mencapai 1 juta TEUs, sedangkan untuk
curah cair dan curah kering masing-masing 8,3 juta ton dan 15 juta ton, serta untuk kapasitas
terminal multipurpose, pada tahap pertama diproyeksikan mencapai 500 ribu ton per tahun.
“Sebagai salah satu proyek strategis nasional, Terminal Kijing Pelabuhan Pontianak akan menjadi
pelabuhan berstandar internasional terbesar di Kalimantan. Keberadaan terminal ini, akan
memperkuat konektivitas antarpulau (koneksitas pelabuhan) melalui kebijakan tol laut, sekaligus
mendekatkan cita-cita Indonesia menjadi poros maritim dunia. Secara geografis posisi pelabuhan
kijing berdekatan dengan Singapura, dan negara Asia lainnya seperti Tiongkok, Vietnam, dan juga
dekat ke Jakarta, Surabaya maupun melalui selat Malaka menuju ke Timur Tengah , Afrika, India
dan Eropa sehingga Pembangunan pelabuhan laut internasional (Kijing) di Kabupaten Mempawah
berperan penting terhadap perdagangan dunia dan domestik. Hal itu menjadi satu alasan
pemerintah pusat memasukkan pelabuhan Kijing di Sungai Kunyit, Kabupaten Mempawah, ke
dalam program percepatan infrastruktur. Keberadaannya akan terintegrasi dengan Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK) yang akan dibangun di area pelabuhan, sehingga akan mendukung
percepatan pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Barat. Komoditas utama ekspor di Kalimantan
Barat antara lain, crude palm oil, bauksit, timber, alumina dan rubber yang tersebar dari wilayah
utara sampai selatan Kalbar, dengan negara tujuan ekspor ke Tiongkok, Uni Emirat Arab, Swiss,
Malaysia dan Jepang. Bauksit dan alumina merupakan komoditas ekspor utama ke Tiongkok,
Alumina juga menjadi komoditas ekspor utama ke Uni Emirat Arab, sedangkan komoditas ekspor
ke Swiss merupakan barang dari logam mulia/perhiasan. Dengan tersedianya pelabuhan
berstandar internasional maka pertumbuhan ekspor akan terbuka dan diproyeksikan akan
meningkatkan pertumbuhan kargo. berdasarkan data di tahun 2016 saja pertumbuhan kargo di
pelabuhan Pontianak sebanyak 7,6 juta ton kargo. Diperkirakan 15 tahun mendatang jumlah kargo
akan meningkat menjadi 53 juta ton. Pelabuhan internasional kijing menjadi pelabuhan transit,
pengumpul, dan pendistribusi yang membutuhkan banyak tenaga kerja dan dukungan transportasi
darat, sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berdampak positif terhadap
pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat Kalbar.
KR
F
KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARATJL. K.S. TUBUN NO.36 PONTIANAK