11
Perubahan fisika Suatu materi mengalami perubahan fisika, adalah perubahan zat yang bersifat sementara, seperti perubahan wujud, bentuk atau ukuran. Perubahan ini tidak menghasilkan zat baru. Jika kita memanaskan es, maka es tersebut akan berubah menjadi air, selanjutnya jika kita panaskan terus maka air akan berubah menjadi uap air. Peristiwa ini hanya menunjukan perubahan wujud dimana es, adalah air yang berbentuk padat, dan air yang berbentuk cair, dan uap air adalah air yang berbentuk gas. Tampak bahwa zat masih tetap air. Berbagai macam perubahan wujud adalah contoh perubahan fisika. Beberapa contoh di bawah ini, adalah perubahan wujud yang mudah kita amati. Perubahan fisika merupakan perubahan pada zat yang tidak menghasilkan zat jenis baru. Misal, beras yang ditumbuk menjadi tepung. Beras yang ditumbuk menjadi tepung, hanya menunjukkan bentuk dan ukuran yang berubah, tetapi sifat molekul zat pada beras dan tepung tetap sama. Terdapat beberapa ciri- ciri pada perubahan fisika, yaitu: tidak terbentuk zat jenis baru, zat yang berubah dapat kembali ke bentuk semula, hanya diikuti perubahan sifat fisika saja. Perubahan sifat fisika yang tampak adalah bentuk, ukuran, dan warna berubah. Perubahan kimia Perubahan kimia merupakan yang bersifat kekal dengan menghasilkan zat baru. Perubahan kimia disebut juga reaksi kimia. Untuk mempermudah, dapat kita lakukan percobaan sederhana. Batang kayu kita ambil dan dibakar, Batang kayu tersebut berubah menjadi abu, asap dan disertai keluarnya panas. Abu, asap dan panas yang keluar tidak berubah kembali menjadi batang kayu. Perubahan yang terjadi kekal dan menjadi ciri perubahan kimia, dengan kata lain, zat sebelum bereaksi berbeda dengan zat sesudah bereaksi. Beberapa contoh lain adalah : 1. Pembakaran bahan bakar, bensin atau solar menghasilkan zat cair dan asap serta energi yang dapat menggerakkan kendaraan bermotor. 2. Proses fotosiontesa pada tumbuhan yang memiliki zat hijau daun, mengubah air, gas karbon dioksida dan bantuan cahaya matahari dapat diubah menjadi makanan atau karbohidrat,

Perubahan fisika

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PF

Citation preview

Perubahan fisikaSuatu materi mengalami perubahan fisika, adalah perubahan zat yang bersifat sementara, seperti perubahan wujud, bentuk atau ukuran. Perubahan ini tidak menghasilkan zat baru. Jika kita memanaskan es, maka es tersebut akan berubah menjadi air, selanjutnya jika kita panaskan terus maka air akan berubah menjadi uap air. Peristiwa ini hanya menunjukan perubahan wujud dimana es, adalah air yang berbentuk padat, dan air yang berbentuk cair, dan uap air adalah air yang berbentuk gas. Tampak bahwa zat masih tetap air. Berbagai macam perubahan wujud adalah contoh perubahan fisika. Beberapa contoh di bawah ini, adalah perubahan wujud yang mudah kita amati. Perubahan fisika merupakan perubahan pada zat yang tidak menghasilkan zat jenis baru. Misal, beras yang ditumbuk menjadi tepung. Beras yang ditumbuk menjadi tepung, hanya menunjukkan bentuk dan ukuran yang berubah, tetapi sifat molekul zat pada beras dan tepung tetap sama. Terdapat beberapa ciri- ciri pada perubahan fisika, yaitu: tidak terbentuk zat jenis baru, zat yang berubah dapat kembali ke bentuk semula, hanya diikuti perubahan sifat fisika saja. Perubahan sifat fisika yang tampak adalah bentuk, ukuran, dan warna berubah.Perubahan kimiaPerubahan kimia merupakan yang bersifat kekal dengan menghasilkan zat baru. Perubahan kimia disebut juga reaksi kimia. Untuk mempermudah, dapat kita lakukan percobaan sederhana. Batang kayu kita ambil dan dibakar, Batang kayu tersebut berubah menjadi abu, asap dan disertai keluarnya panas. Abu, asap dan panas yang keluar tidak berubah kembali menjadi batang kayu. Perubahan yang terjadi kekal dan menjadi ciri perubahan kimia, dengan kata lain, zat sebelum bereaksi berbeda dengan zat sesudah bereaksi. Beberapa contoh lain adalah :1. Pembakaran bahan bakar, bensin atau solar menghasilkan zat cair dan asap serta energi yang dapat menggerakkan kendaraan bermotor.2. Proses fotosiontesa pada tumbuhan yang memiliki zat hijau daun, mengubah air, gas karbon dioksida dan bantuan cahaya matahari dapat diubah menjadi makanan atau karbohidrat,3. Pemanasan batu kapur menghasil kapur tohor dan gas karbondioksida.PenyalutanPenyalutan (coating) adalah cara untuk mendapatkan stabilitas, penampakan yang menarik, kemudahan penyerapan, atau menutupi rasa dan bau yang tidak enak suatu obat pada tablet (Bauer et al., dan Porter et al. dalam Ohmori et al., 2004). Proses menutupi tablet dengan suatu lapisan yang tipis dari zat yang umumnya inert. Penyalutan mempunyai beberapa tujuan, antara lain:a) Menutupi rasa dan bau yang tidak enak dari zat berkhasiat dan memudahkan pasien untuk menelanb) Melindungi zat berkhasiat terhadap pengaruh luar, seperti kelembaban, oksigen, cahaya, dllc) Mengendalikan pelepasan obat (zat berkhasiat) dari tabletd) Melindungi obat dari suasana dalam lambung; meningkatkan daya tarik (estetika) dan mempermudah identifikasi sediaane) Mencegah inkompatibilitas di antara zat berkhasiat yang terdapat di dalam tabletf) Menggabungkan obat lain atau membantu formula dalam penyalutan (misal kadar terlalu kecil dan terlalu besar).

Kelarutan obat = Lebih dari 50% senyawa kimia baru yang ditemukan saat ini bersifat hidrofobik. Kegunaan secara klinik dari obat-obat hidro-fobik menjadi tidak efisien denganrendahnya daya kelarutan, dimana akan mengakibatkan kecilnya pe-netrasi obat tersebut di dalam tubuh (Lawrence, 2000)).Sangat mudah larut Kurang dari 1 bagian pelarut.Mudah larut 1 - 10 bagian pelarut.Larut 10 30 bagian pelarut.Agak sukar larut 30 100 bagian pelarut.Sukar larut 100 1.000 bagian pelarut.Sangat sukar larut 1.000 10.000 bagian pellarut.Praktis tidak larut Lebih dari 10.000 bagian pelarut.Dengan memanfaatkan perkmbangan teknologi terutama dalam bidang farmasi, berbagai upaya telah ditemukan untuk menekan efek sampin obat. Salah satunya dengan menginkorporasikan obat ke dalam pembawa obat. Salah satu pembwa obat yang banyak dikembangkan dan terbukti dapat menekan eefek samping seminimal mungkin adlah liposom. Obat di inkorporasikan dalam liposom akan diubah farmakokinetiknya, sehingga obat tsb dpt terkonsentrasi pada sel atau organ sasarannya sedangkan jumlah obat di tempat lain memungkinkan timbulnya eso akan berkurang.Based on trial : Tantangan dalam formulasi sediaan sirup Zinc sulphate yakni menghilangkan rasa khelat. Metode yang pernah dilakukan adalah dengan menambahkan Na-EDTA sebagai chelating agent. Siklodekstrin juga dapat digunakan untuk membentuk kompleks melalui penjerapan molekul Zinc sehingga bekerja sinergis dengan Na-EDTA. Siklodekstrin tersedia dalam tiga bentuk : alpha, beta, dan gamma. Alpha siklodektrin memiliki rongga yang terkecil, sedangkan rongga gamma siklodekstrin adalah yang terbesar. Bagian dalam rongga siklodekstrin bersifat hidrofobik, sedangkan bagian luarnya bersifat hidrofilik.pH sirup Zinc sulphate disebutkan dalam USP 30 : 2.5 4.5. Untuk mendapatkan pH sediaan sedemikian, digunakan bufer sitrat yang terdiri dari asam sitrat dan sodium sitrat. Semakin rendah pH sediaan, semakin berkurang rasa khelat.Beberapa cara tersebut sebetulnya belum dapat menutupi rasa khelat dengan sempurna, meski sudah cukup acceptable, menurut saya. So, ada yang tahu cara yang lebih efektif untuk mengatasi masalah pada sirup Zinc sulphate ini? :pNote : Penggantian bentuk garam bahan aktif dari Zinc sulphate monohydrate menjadi Zinc sulphate heptahydrate terbukti dapat mengurangi rasa khelat. Akan tetapi, saya tidak bisa mengganti source bahan aktif karena sediaan yang dikembangkan diklaim sebagai Zinc sulphate monohydrate.

DispersipadatPendahuluanTeknik dispersi padat merupakan metode yang paling banyak dilakukan pada dua dekade terakhir dalam peningkatan laju disolusi obat yang sukar larut. Peningkatan laju disolusi terjadi karena pengurangan ukuran partikel, terbentuknya polimorfi atau amorf, terjadinya kompleksasi dan terbentuknya larutan padat. Pembentukan titik eutektik melalui penggunaan sistem biner atau terner secara signifikan dapat meningkatkan kelarutan dan disolusi dari obat yang sukar larut.Sistem dispersi dapat diartikan sebagai suatu sistem yang salah satu zatnya adalah fase terdispersi kedalam zat atau fase pendispersi. Klasifikasi sistem dispersi dalam farmasi dilakukan berdasarkan keadaan fisik medium dispersi, fasa terdispersi, serta ukuran partikel fasa terdispersi. Klasifikasi ketiga sistem dispersi dibatasi pada medium cair berdasarkan interaksi antara fasa terdispersi dan medium dispersi.Pada sistem iyofilik terdapat afinitas antara fasa terdispersi dan medium cair. Dalam sistem iyofobik terdapat hanya sedikit tarik-menarik antara kedua fasa, seperti belerang dan magnesium stearat dalam air. Jika cairan adalah air, maka di pakai terminologi hidrofobik. Kelompok ketiga dari klasifikasi ini adalah molekul, yang mempunyai baik gugus hidrofolik maupun hidrofobik, yang dinamakan ampifil. Molekul ini membentuk agregat dimensi koloidal yang dalam medium despersi dinamakan misel, seperti surfaktan dalam air. Dari bermacam bentuk sediaan farmasi , sistem dispersi cairan merupakan sistem yang paling kompleks. Faktor metode manufaktur, pendekatan formulasi, pemilihan bahan formulasi, dan efek faktor lingkungan, seperti terperatur dan waktu, sangat mempengaruhi variabilitas ketersediaan hayati produk, karakteristik, dan variabel lain. Contoh dari bentuk sediaan cair adalah suspensi yang dapat didefinisikan sebagai preparat yang mengandung pertikel obat yang terbagi secara halus disebarkan secara merata dalam pembawa dimana obat menunjukkan kelarutan yang sangat minimum.A. Metode pembuatan dispersi padatMetode Peleburan (melting method)Dispersi padat yang dibuat dengan metode peleburan dilakukan dengan cara memanaskan secara langsung campuran obat dan pembawa hingga melebur, kemudian leburan ini didinginkan dengan cepat hingga memadat. Selanjutnya massa padat dihaluskan dan diayak. Keuntungan metode ini yaitu sederhana dan ekonomis sedangkan kerugiannya tidak sesuai untuk bahan yang tidak tahan pemanasan.Metode peleburan atau fusi, pertama kali diusulkan oleh Sekiguchi dan Obi melibatkan persiapan campuran fisik obat dan pembawa air-larut dan pemanasan secara langsung sampai meleleh. Campuran mencair kemudian dipadatkan dengan cepat di mandi-es di bawah kuat mengaduk. Massa padat akhir ini dihancurkan, dilumatkan dan disaring. Tepat ini telah mengalami banyak modifikasi menuangkan meleleh homogen dalam bentuk lapisan tipis ke piring ferit atau pelat baja stainless dan didinginkan dengan mengalirkan udara atau air di sisi berlawanan dari piring Selain itu, kejenuhan-super dari zat terlarut atau obat dalam sistem sering dapat diperoleh oleh pendinginan yang mencair dengan cepat dari suhu tinggi. Dalam kondisi seperti itu, molekul solut ditangkap dalam matriks pelarut oleh proses pembekuan seketika. Teknik quenching memberikan dispersi halus banyak kristalit bila digunakan untuk campuran eutektik sederhana.Namun berbagai zat, baik obat-obatan dapat terurai selama proses fusi yang mempekerjakan suhu tinggi. Hal ini juga dapat menyebabkan penguapan obat volatile atau pembawa volatile selama proses fusi pada suhu tinggi. Beberapa cara untuk mengatasi masalah ini bisa memanaskan campuran fisik dalam wadah tertutup atau mencair di bawah hampa udara atau dalam gas inert kehadiran seperti nitrogen untuk mencegah degradasi oksidatif obat atau carrier.Metode Pelarutan (solvent method)Dispersi padat yang dibuat dengan metode pelarutan dilakukan dengan cara melarutkan campuran fisika dua komponen padat didalam pelarut yang sama, kemudian diikuti dengan menguapkan pelarutnya. Keuntungan metode ini yaitu dapat mencegah peruraian bahan obat atau pembawa, karena penguapan pelarut organik dilakukan pada suhu rendah. Sedangkan kerugiannya yaitu tidak ekonomis, sukarnya menguapkan pelarut secara sempurna, adanya pengaruh pelarut pada terhadap kestabilan kimia bahan obat dan sukarnya menghasilkan bentuk kristal.Dalam metode ini, campuran fisik obat dan pembawa dilarutkan dalam pelarut umum, yang merupakan diuapkan sampai film, yang jelas bebas pelarut yang tersisa. Film ini selanjutnya dikeringkan dengan berat konstan. Keuntungan utama dari metode dekomposisi termal pelarut obat atau pengangkut dapat dicegah karena suhu relatif rendah diperlukan untuk penguapan pelarut organik. Namun, beberapa kelemahan yang terkait dengan metode ini seperti1) Biaya tinggi persiapan.2) Kesulitan dalam benar-benar menghilangkan pelarut cair.3) Pengaruh buruk kemungkinan jejak pelarut pada kestabilan kimia4) Pemilihan pelarut volatile umum.5) Kesulitan mereproduksi bentuk kristal.6) Di samping itu, kejenuhan super zat terlarut dalam sistem padat tidak dapat dicapai kecuali dalam suatu sistem yang menunjukkanMetode Campuran (melting-solvent method)Suatu senyawa cair dapat disatukan kedalam polietilenglikol 6000 tanpa kehilangan yang berarti sifat padatnya, oleh sebab itu dispersi padat dapat dibuat dengan cara ini yaitu mula-mula melarutkan bahan obat dalam pelarut yang cocok, kemudian larutan tersebut disatukan secara langsung kedalam leburan polietilenglikol pada suhu dibawah 70C tanpa diikuti penguapan pelarut. Keuntungan metode ini merupakan gabungan kentungan metode peleburan dan metode pelarutan , tetapi metode ini secara praktis hanya dapat digunakan untuk obar yang mempunyai dosis terapeutik yang rendah, misalnya dibawah 50 mg.Ini melibatkan persiapan dispersi padat dengan melarutkan obat dalam cairan pelarut yang sesuai dan kemudian menggabungkan solusi langsung ke mencair glikol polietilen, Film ini selanjutnya dikeringkan dengan berat konstan. 5% -10 (b / b) senyawa cair dapat dimasukkan ke dalam polietilen glycol6000 tanpa kehilangan signifikan properti padat. Ada kemungkinan bahwa obat pelarut atau dilarutkan dipilih mungkin tidak larut dengan lelehan dari polietilen glikol. Juga cairan pelarut yang digunakan dapat mempengaruhi bentuk polimorfik dari obat, yang presipitasi sebagai dispersi padat. Teknik ini memiliki keuntungan yang unik baik dari fusi dan metode penguapan pelarut. Dari sudut pandang praktis, hanya terbatas pada obat-obatan dengan dosis terapi rendah misalnya di bawah 50 mg.B. Keuntungan Dispersi PadatKeuntungan dari dispersi padat dikemukakan oleh Vasconcelos dan kawan-kawan (2007) yaitu: Penyiapan dispersi padat dihasilkan dengan mengurangi ukuran partikel sehingga luas permukaannya meningkat dan meningkatkan laju disolusi. Akibatnya meningkatkan bioavailabilitas Kemampuan terbasahi meningkat selama produksi dispersi padat sehingga meningkatkan kelarutan. Disini pembawa memainkan peranan untuk meningkatkan pembasahan dari partikel Partikel pada dispersi padat ditemukan memiliki derajat porositas yang lebih tinggi. Peningkatan porositas dari partikel dispersi padat meningkatkan profil pelepasan obat. Peningkatan porositas juga tergantung pada sifat pembawa Pada obat dispersi padat memberikan larutan supersaturasi yang dianggap menjadi bentuk polimorfik metastabil. Akibatnya dihasilkan obat dalam bentuk amorf yang kelarutan partikelnya meningkat.

Selanjutnya ikatan non kovalen terdiri atas ikatan ionik, ikatan hidrogen dan ikatan Van Der Waals. Berikut adalah penjelasan singkat tentang ikatan kimia yang terbentuk.Ikatan ionik adalah ikatan kimia yang terbentuk antara dua gugus dengan muatan berlawanan. Muatan yang berlawanan ini, yaitu positif dan negatif. Contohnya adalah ikatan kimia yang termasuk ke dalam ikatan ionik ini adalah ikatan antara substrat dan enzim. Jarak optimal ikatan kimia ini adalah 28 Angstrom. Ikatan kimia lainnya yang merupakan ikatan ionik adalah ikatan antara gugus karboksil yang diketahui bermuatan negatif terikat pada substrat dan gugus amina yang bermuatan positif pada enzim. Pada ikatan ionik, terjadi transfer elektron dari satu atom ke atom lainnya. Oleh karena berpindahnya elektron, maka ada atom yang kedapatan elektron menjadi bermuatan negatif, sedangkan atom yang kehilangan elektron akan bermuatan positif.[1] Jika atom ketambahan elektron, maka atom tersebut menjadi ion negatif atau dikenal dengan istilah anion. Sedangkan jika atom kehilangan elektron, maka atom tersebut menjadi ion positif atau kation.[2] Karena adanya perbedaan muatan antar ion (ion positif dan ion negatif), maka ion positif dan negatif akan saling tarik menarik oleh gaya elektrostatik. Kejadian inilah yang merupakan dasar dari ikatan ionik.[1]Ikatan hidrogen adalah ikatan kimia oleh satu atom hidrogen dengan dua atom lain yang berbeda. Ikatan kimia ini dapat dibentuk di antara molekul-molekul tidak bermuatan maupun molekul-molekul bermuatan. Atom yang mengikat hidrogen lebih kuat disebut donor hidrogen sedang lainnya dinamakan akseptor hidrogen. Ikatan hidrogen antar molekul-molekul air (H2O). Perhatikan atom oksigen pada kutub negatif berikatan dengan atom hidrogen pada kutub posif air. Ikatan hidrogen dengan mudah terbentuk bila atom hidroegen terikat pada atom elektronegatif seperti oksigen atau nitrogen. Fakta bahwa beberapa senyawa organik dengan gugus hidroksi -OH atau gugus amino -NH2 relatif lebih larut dalam air disebabkan karena pembentukan ikatan hidrogen dengan molekul air. Dimerisasi asam karboksilat seperti asama asetat CH3COOH juga merupakan contoh yang sangat baik adanya ikatan hidrogen.Ikatan Van Derwalls dalah ikatan kimia yang terbentuk akibat daya tarik non spesifik, yang berperan pada saat dua atom berjarak 3-4 Angstrom.a. Alkohol primer (1) adalah suatu alkohol dengan gugus hidroksil (OH) terikat pada atom karbon primer. Atom karbon primer adalah atom karbon yang mengikat satu atom karbon lain. Pembusukan atau dekomposisi merupakan salah satu perubahan secara kimia yang membuat objek dapat mengalami perusakan susunan/struktur yang dilakukan oleh dekomposer (bakteri dan jamur)Evaporasi Adalah proses pertukaran melalui molekul air di atmosfer atau peristiwa berubahnya air atau es menjadi uap di udara. Penguapan terjadi pada tiap keadaan suhu sampai udara di permukaan tanah menjadi jenuh dengan uap air.Faktor faktor yang mempengaruhi pemilihan metode taste masking, antara lain:Intensitas rasa pahit, Dosis bahan aktif, Bentuk dan ukuran partikel bahan aktif, Bentuk sediaan, Kelarutan bahan aktif, Karakter ionik bahan aktif.

Evaluasi Rasa Hasil Taste MaskingEvaluasi rasa dapat dilakukan dengan dua cara, in vivo dan in vitro. Cara in vivo dilakukan dengan mengumpulkan data dari para panelis. Data diperoleh melalui kuantifikasi pendapat panelis menggunakan skor tertentu. Lorentz, dkk., menggunakan skor 1 = tidak pahit hingga 7 = sangat pahit, sementara Devreddy, dkk., menggunakan skor -2 hingga +2, skor +2 untuk rasa yang terbaik (paling dapat diterima). Evaluasi taste masking in vitro dilakukan dengan metode disolusi dan metode elektronik.Sekarang tergantung apakah jumlah proton dan elektronnya sama atau tidak agar bisa stabil.Contoh Pembentukan ikatan antara 1H dengan 7N membentuk NH3.konfigurasi elektron1H = 17N = 2 5Atom nitrogen memerlukan tiga elektron untuk mendapatkan susunan elektron gas mulia, sedangkansetiap atom hidrogen memerlukan sebuah elektron untuk mempunyai konfigurasi elektron seperti gashelium. Oleh karena itu, setiap atom nitrogen memerlukan tiga atom hidrogen.

Senyawa IonikSenyawa ionik merupakan senyawa kimia yang berikatan ionik. Senyawa ionik biasanyaterbentuk antara atom-atom unsur logam dan non logam. Atom unsur logam cenderungmelepas elektron membentuk ion positif, dan atom unsur non logam cenderung menangkapelektron membentuk ion negatif. Senyawa ionik terbentuk karena tarikan antara dua ion yangberbeda muatan. Pada strukturnya dituliskan dengan menuliskan perbandingan unsurpenyusunnya dalam bilangan yang paling sederhana. Apabila melarut maka akan terbentuk ion-ion positip dan negatip. Adapun contoh senyawa ionik adalah garam NaCl.Senyawa ionik dapat dibagi menjadi 4 bagian yaitu1. Senyawa ionik sederhana, yaitu senyawa ionik yang mengandung ion-ion yang terdiridari satu atom. Misalnya: NaCl, MgCl2, Na2O dan MgO.2. Senyawa ionik yang mengandung kation sederhana dan anion poliatomik. Misalnya K2SO4, NaNO3dan K2[HgI2].3. Senyawa ionik yang mengandung kation poliatomik dan anion sederhana. Misalnya:NH4Cl, N(CH3)4Br dan [Ag(NH3)2]Cl.4. Senyawa ionik yang mengandung anion dan kation poliatomik. NH4NO3, (NH4)2SO4 dan [Co(NH3)6][Cr(CN)6http://www.slideshare.net/IndraGunawan22/evaluasi-tablet