46
 PERUBAHAN FISIOLOGI P A DA LANSIA dr. Aida Nurwidya M.M.

PERUBAHAN FISIOLOGI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas

Citation preview

  • PERUBAHAN FISIOLOGI PADA LANSIAdr. Aida Nurwidya M.M.

  • PENDAHULUANPada lansia sukar dibedakan apakah suatu abnormalitas disebabkan oleh proses menua (normal) ataukah diakibatkan oleh penyakitPembedaan penting memberikan Yankes yg tepatHindari pemberian pengobatan pada abnormalitas akibat proses menua normal & hindari menganggap abnormalitas patologik sebagai keadaan proses menua normal Krn lansia rentan pd efek iatrogenik

  • PERUBAHAN PADA SISTEM/ORGANPANCA INDRAGASTROINTESTINALKARDIOVASKULERRESPIRASIENDOKRINMUSKULOSKELETALSYARAF UROGENITALHEMATOLOGIINTEGUMENIMUNOLOGIK

  • PANCA INDRAIndra: penglihatan, pendengaran, pengecapan, penciuman & perabaan kesatuan integrasi dr persepsi sensori Lansia yg mengalami pe persepsi sensori enggan bersosialisasi

  • MATALemak peri-orbital menghilang Mata tampak cekung, kelopak mata melengkung Ptosis senilisStenosis kelenjar lakrimalis EpiforaDeposit lipid di kornea lingkaran berwarna putih / kekuningan di antara iris & sklera arkus sinilis

  • Otot-otot siliaris jd lemah & kendur, lensa kristalin jd sklerosis kehilangan elastisitas & kemampuan memusatkan penglihatan jarak dekat sulit membaca huruf yg kecil & sukar melihat jarak pandang dekat presbiopi dgn pe kemampuan akomodasi Pe ukuran pupil atau miosis pupil krn sfingkter pupil sklerosis penyempitan lapang pandang & mempengaruhi penglihatan perifer.

  • Perubahan warna & kekeruhan lensa penglihatan kabur sukar membaca & memfokuskan penglihatan, pe sensitivitas cahaya, me penglihatan pd malam hari atau gelap, gangguan persepsi kedalaman, perubahan persepsi warna lemak berakumulasi di sekitar kornea lingkaran berwarna putih / kekuningan di antara iris & sklera arkus sinilis

  • Presbiopi

  • Arkus senilis

    Ptosis senilis

  • TELINGAPe pendengaran mempengaruhi kualitas hidup.Kehilangan pendengaran pada lansia presbiakusis Presbiakusis Gangguan:Sensitivitas nada (frekuensi tinggi)Persepsi (terutama bila ada latar belakang bising)Lokalisasi suaraDiskriminasi suara di korteks

  • Telinga bagian dalam : pe fungsi sensorineural krn telinga bagian dalam & komponen saraf tidak berfungsi dgn baik perubahan konduksi kehilangan pendengaran bertahap, tidak mampu mendeteksi volume suara & tidak mampu mendeteksi suara frekuensi tinggi seperti konsonan ( f, s, sk, sh, l)Gangguan refleks kontrol posturalKetidak pastian & ketidak percayaan bergerak dalam gelap

  • Telinga bagian tengah : pengecilan daya tangkap membran timpani, pengapuran dari tulang pendengaran, otot & ligamen menjadi lemah & kaku gangguan konduksi suaratelinga bagian luar : rambut menjadi panjang & tebal, kulit menjadi lebih tipis & kering, dan pe keratin terbentuk serumen gangguan konduksi suara

  • HidungSensasi penciuman bekerja akibat stimulasi reseptor olfaktorius oleh zat kimia yang mudah menguap. Perubahan penciuman akibat proses menua pe sensitivitas terhadap bau

  • TENGGOROKAtrofi & hilangnya elastisitas otot dan tulang rawan laring hilangnya tanggapan thdp refleks batuk & menelan, lipatan suara menghilang, suara gemetar, nada meninggi, kekuatan dan jangkauan me

  • LIDAHPe jumlah & kerusakan papila atau kuncup-kuncup perasa lidah sensitivitas rasa (manis, asam, asin & pahit) berkurang pe penggunaan garam atau gula utk mendapatkan rasa yang sama kualitasnya

  • GASTROINTESTINAL

    Hilangnya tulang periosteum & peridontal, penyusutan & fibrosis pada akar halus, pengurangan dentin, dan retraksi dari struktur gusi tanggalnya gigi, kesulitan mempertahankan pelekatan gigi palsu yg lepasAtrofi mukosa, kelenjar & otot intestinal gastritis atrofikans, perubahan nafsu makan, perubahan asimtomatik sekresi, motilitas & absorbsiProduksi saliva mengalami pe

  • Dilatasi esofagus, kehilangan tonus sfingter esofagus, dan pe refleks muntah pe risiko aspirasi Atrofi sel mukosa lambung pe sekresi asam hidroklorik lambat mencerna makanan & mempengaruhi penyerapan vitamin B12, bakteri usus halus tumbuh berlebihan kurangnya penyerapan lemakVilli mukosa usus halus menjadi pendek & lebar defisiensi berbagai zat (asam folat, B12, zat besi, kalsium, Vitamin D dll)Pe motilitas usus besar konstipasi

  • Aliran darah & aktivitas enzim di usus & hati menurun produksi asam basal , stimulasi histamin me, produksi faktor instrinsik mePengecilan ukuran hati & pankreas pe kapasitas menyimpan & mensintesis protein dan enzim-enzim pencernaan. Sekresi insulin normal dgn kadar gula darah yg tinggi (250-300 mg/dL). Perubahan proporsi lemak empedu tanpa diikuti perubahan metabolisme asam empedu yg signifikan peningkatan sekresi kolesterol

  • KARDIOVASKULERTak ada perubahan/degenerasi jantung yg spesifik akibat menua, secara umum:Curah jantung me akibat isi sekuncup me akibatnya kapasitas kerja fisik meLatihan fisik yg sama naikkan TD/denyut jantung orang tua > orang muda

  • Penebalan dinding ventrikel kiri krn pe densitas kolagen & hilangnya fungsi serat-serat elastis ketidakmampuan jantung utk distensi & pe kekuatan kontraktil. Jumlah sel-sel peacemaker mengalami pe & berkas his kehilangan serat konduksi yang membawa impuls ke ventrikel terjadi disritmia.

  • Arteri (termasuk aorta) memanjang & berkelok, Penebalan intima arteri , tunika media kaku & fibrotik venous return di leher kiri sering terblok ( periksa JVP di leher kanan). Sukar tentukan letak apeks, kalau dada kaku/ distorsi krn kiposkoliosis. Fungsi baroreseptor Degenerasi katup jantung, kalsifikasi/sklerosis yg kadang sampai septum interventrikularis Katup kaku timbulkan bising : sistolik di A, regurgitasi di M, tak harus signifikan

  • RESPIRASI

    Paru-paru kecil & kendur, hilangnya rekoil elastis, dan pembesaran alveoli pe daerah permukaan untuk difusi gas. Pe kapasitas vital pe PaO2 residu pe saturasi O2 dan pe volume. Pengerasan bronkus dengan pe resistensi dispnea saat aktivitas. Kalsifikasi kartilago kosta, kekakuan tulang iga pada kondisi pengembangan Emfisema sinilis, pernapasan abnominal, hilangnya suara paru pada bagian dasar.

  • Hilangnya tonus otot toraks, kelemahan kenaikan dasar paru atelektasis. Kelenjar mukus kurang produktif akumulasi cairan, sekresi kental dan sulit dikeluarkan. Pe sensitivitas kemoreseptor tidak ada perubahan dalam PaCO2 dan kurang aktifnya paru-paru pada gangguan asam basa.

  • ENDOKRIN

    Kadar glukosa darah me Glukosa darah puasa 140 mg/dL dianggap normal. Ambang batas ginjal untuk glukosa me kadar glukosa darah 2 jam PP 140-200 mg/dL dianggap normal. Residu urin di dalam kandung kemih me pemantauan glukosa urin tidak dapat diandalkan. Ubahan T4 menjadi T3 me, BMR & ambilan iodin radioaktiv me, tingkat disposal metabolik tiroksin me pe aktivitas tiroid fungsional

  • Testosteron bebas (tak terikat me perlahan), gonadotropin me, konversi androgen menjadi estrogen di jaringan perifer me, Estrogen post menopausal me Penampilan seksual & fertilitas me

  • MUSKULOSKELETAL

    OTOTAtrofi pd serabut otot (jumlah & ukurannya) massa otot menghilang, berkas otot hilang, hernia (ektra & intra abdominal), penurunan kekuatan fisik. Disabilitas, keterbatasan jangkauan & kecepatan gerak, sebagai akibat gabungan dari kelemahan otot, kaku sendi & mekanisme sentral penampilan sensori-motorik:Berkurangnya ketepatan dlm gerakan halus & gerakan yg berubah cepatKetepatan waktu dlm gerakan jadi tak teratur, kelembutan aliran gerakan dari gerakan satu ke gerakan lainnya menghilangGerakan yg satu melambat dulu sebelum memulai gerakan lain

  • SENDIPecahnya komponen kapsul sendi & kolagen nyeri, inflamasi, pe mobilitas sendi & deformitas. Kekakuan ligamen & sendi pe risiko cederaRasa percaya & ketepatan gerak berkurangKesulitan dalam gerak rumit, terutama bila bersamaan dengan adanya gangguan penglihatan

  • TULANGPe tinggi badan secara progresif karena penyempitan diskus intervertebral dan penekanan pada kolumna vertebralis postur tubuh menjadi lebih bungkukPe produksi tulang kortikal dan trabekular yang berfungsi sebagai perlindungan terhadap beban gerakan rotasi dan lengkungan pe terjadinya risiko fraktur

  • SARAFSISTEM SARAF PUSATTanggapan intelektual, agilitas mental, daya pemikiran abstrak menghilangGangguan persepsi, analisis, & integrasi input sensorik meMemori jangka pendek & kemampuan belajar meKurang resilien, lebih kaku dlm memandang persoalan, lebih egois & introvert

  • Gangguan kesadaran sensorik (thdp rasa nyeri, sentuh, panas, dingin, perasaan posisi sendi)Tampilan sensori-motor utk menghasilkan ketepatan melambatGangguan mekanisme mengontrol postur me juga daya antigravitasi, keseimbangan & gerakan (kecepatan konduksi syaraf me

  • SARAF OTONOMPredisposis terjadinya hipotensi posturalSensitivitas barorefleks menghilangRegulasi suhu sebagai tanggapan atas panas/dingin tergangguPenilaian atas nyeri visceral menghilangGerakan alimenter terganggu

  • UROGENITALEfisiensi ginjal dlm pembuangan sisa metabolisme terganggu dgn me nya massa & fungsi ginjalJumlah nefron tinggal 50% pd akhir rentang hidup rata-rataAliran darah ginjal tinggal 50% pada usia 75 thnTingkat filtrasi glomerulus & kapasitas ekskresi maksimum me

  • Ginjal yg menua masih dpt mempertahankan mekanisme homeostasis normal & ekskresi sisa metabolisme dlm batas tertentu, tapi kurang efisien & perlu waktu lebih lama dg cadangan minimal. Karenanya dehidrasi, infeksi atau gangguan curah jantung yg relatif ringan akan mempercepat gagal ginjal

  • Pe kapasitas kandung kemih (N: 350-400 mL), pe volume residu (N: 50 mL), pe kontraksi kandung kemih yang tidak di sadari, dan atropi pada otot kandung kemih secara umum pe risiko inkotinensia

  • HEMATOLOGISum-sum tulang mengandung lebih sedikit sel hemopoitik + tanggapan terhadap stimulasi absorbsi besi/folat/B12 me

  • INTEGUMEN

    Stratum Koneum

    Kohesi sel dan waktu regenerasi sel menjadi lebih lama apabila luka maka waktu yang diperlukan untuk sembuh lebih lama. Pelembab pada stratum korneum berkurang penampilan kulit lebih kasar dan kering.

  • Pemisahan antarlapisan kulit, menyebabkan kerusakan dan merupakan faktor predisposisi terjadinya infeksi. Terjadi pe jumlah melanosit perlindungan terhadap sinar ultraviolet berkurang & terjadinya pigmentasi yang tidak merata pada kulit.

  • Pe jumlah sel langerhans pe kompetensi imun respon terhadap pemeriksaan kulit terhadap alergen berkurang. Kerusakan struktur nukleus keratinosit perubahan kecepatan poliferasi sel yang menyebabkan pertumbuhan yang abnormal seperti keratosis seboroik dan lesi kulit papilomatosa

  • Dermis Volume dermal mengalami pe penipisan dermal dan jumlah sel berkurang rentan terhadap pe termoregulasi, penutupan dan penyembuhan luka lambat, pe respon inflamasi, dan pe absorbsi kulit terhadap zat-zat topikal. Penghancuran serabut elastis dan jaringan kolagen oleh enzim-enzim perubahan dalam penglihatan karena adanya kantung dan pengeriputan disekitar mata, turgor kulit menghilang. Vaskularisasi menurun dengan sedikit pembuluh darah kecil kulit tampak lebih pucat dan kurang mampu malakukan termoregulasi

  • Subkutis

    Lapisan jaringan subkutan mengalami penipisan penampilan kulit yang kendur/ menggantung di atas tulang rangka. Pe lemak tubuh gangguan fungsi perlindungan dari kulit

  • Bagian tambahan pada kulit Berkurangnya folikel rambut Rambut bertambah uban dengan penipisan rambut pada kepala. Pada wanita, mengalami peningkatan rambut pada wajah. Pada pria, rambut dalam hidung dan telinga semakin jelas, lebih banyak dan kaku. Pertumbuhan kuku melambat kuku menjadi lunak, rapuh, kurang berkilau, dan cepet mengalami kerusakan.

  • Korpus pacini (sensasi tekan) dan korpus meissner (sensasi sentuhan) me berisiko untuk terbakar, mudah mengalami nekrosis karena rasa terhadap tekanan berkurang.Kelenjar keringat sedikit pe respon dalam keringat, perubahan termoregulasi, kulit kering. Pe kelenjar apokrin bau badan lansia berkurang

  • IMUNOLOGIPe fungsi imun innate , aktivitas sel T menurun, fungsi makrofag me