58
PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA YANG BERASAL DARI BAHASA BELANDA SKRIPSI MONICA NILA SARI 0703140247 Program Studi Belanda FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA UNIVERSITAS INDONESIA 2009 Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA

INDONESIA YANG BERASAL DARI BAHASA BELANDA

SKRIPSI

MONICA NILA SARI

0703140247

Program Studi Belanda

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA

UNIVERSITAS INDONESIA

2009

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Ade Dahlan
Note
Silahkan klik bookmarks untuk link ke halaman isi
Page 2: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA

INDONESIA YANG BERASAL DARI BAHASA BELANDA

Skripsi

Diajukan untuk melengkapi

Persyaratan mencapai gelar

Sarjana Humaniora

OLEH

MONICA NILA SARI

0703140247

Program Studi Belanda

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA

UNIVERSITAS INDONESIA

2009

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 3: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

KATA PENGANTAR

Tidak terasa sudah bertahun-tahun yang lalu sejak saya untuk pertama kalinya

menginjakkan kaki saya di kampus yang hijau ini. Rasa terima kasih sebesar-besarnya

saya haturkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia yang telah diberikan sepanjang

hidup saya, terutama selama saya menjalani hidup saya dengan gelar sebagai mahasiswa

Program Studi Belanda di dada saya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi ini tidak mungkin dapat diselesaikan tanpa bantuan dan dukungan orang-

orang di sekitar saya yaitu:

1. Pertama, saya ingin mengucapkan terima kasih atas dukungan yang tidak

terhingga yang diberikan oleh Papa, Mama dan Adik tercinta;

2. Selanjutnya, saya ingin mengucapkan terima kasih yang terdalam kepada Bapak

Sugeng Riyanto, S.S., M.A. selaku pembimbing skripsi saya atas bantuan dan

dukungannya selama kurun waktu yang singkat ini untuk menyelesaikan skripsi

ini dengan sebaik-baiknya;

3. Terima kasih kepada Ibu Ririet Triswarin S.S., M.Hum. yang telah berbesar hati

menjadi pembimbing akademik selama saya menempuh Program Studi Belanda.

4. Terima kasih kepada Dr. Lilie M. Roosman dan Bapak Munif Yusuf S.S.,

M.Hum.

5. Terima kasih kepada Ibu Eliza Gustinelly S.S, M.A selaku kepala Program Studi

Belanda dan seluruh Dosen Program Studi Belanda lainnya.

6. Rasa terima kasih pun saya berikan kepada seluruh teman Program Studi Belanda

angkatan 2003 atas semangat dan dukungannya.

7. Terima kasih banyak untuk sahabat-sahabat saya yang selalu ada untuk

memberikan dukungan dan bantuan: Fajar, Meydi, Ira, Kevin, Nadia, dan Garenk.

I couldn’t make it without you guys.

8. Terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang tidak mungkin saya

sebutkan satu per satu yang telah membantu saya dalam menyelesaikan

penyusunan skripsi ini.

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 4: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

Selanjutnya, skripsi ini diharapkan dapat berguna bagi banyak orang khususnya

mahasiswa Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya. Bagaikan sebuah pepatah yang

mengatakan tak ada gading tak retak, maka skripsi ini juga tak luput dari kesalahan.

Untuk itu dimohon kemakluman serta kritik dari pembaca karena penulis juga

manusia dan menurut orang bijak people make mistakes.

Depok, 1 Juli 2009

Monica Nila Sari

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 5: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………...………………..………………………………….…. i

DAFTAR ISI...…………………………….…..……………………………………....iii

ABSTRAKSI...……………………………..…………………………………….……vi

BAB I PENDAHULUAN...……………………..……………………………………..1

1. 1 Latar Belakang Penelitian……………………………..……………………………1

1. 2 Permasalahan…………………………………………..……………………...……5

1. 3 Tujuan Penelitian………………………………………………..……………...…..5

1. 4 Batasan Masalah…………………………………………………………..…..........6

1. 5 Jenis Penelitian………………………………………………………….……..…. .6

1. 6 Metode Penelitian………………………………………………………..………... 6

1. 6. 1 Pengumpulan Data Penelitian……………………………………………6

1. 6. 2 Sampel Penelitian………………………………………………………..6

1. 6. 3 Teknik Analisis Data…………………………………………………….7

1. 6. 4 Teknik Pengumpulan Data……………………………………………….7

BAB II KERANGKA TEORETIS…………………………………………………....8

2. 1 Kontak Bahasa………………………………………………………… ………......8

2. 1. 1 Definisi…………………………………………………………………...8

2. 1. 2 Penyebab Terjadinya Kontak Bahasa…………………………………….9

2. 1. 2. 1 Situasi Kontak Bahasa…………………………………………9

2. 1. 3 Akibat Kontak Bahasa…………………………………………………..12

2. 1. 3. 1 Penyerapan Kata………………………………………………13

2. 2 Fonologi………………….………………………………………………………….14

2. 2. 1 Sistem Fonologi.………………………………………………………….15

2. 2. 1. 1 Sistem Fonologi Bahasa Belanda……………………………..15

2. 2. 1. 2 Sistem Fonologi Bahasa Indonesia……………………………18

2. 2. 2 Perubahan Fonologi...…………………………………………………….20

2. 2. 2. 1 Perubahan Bunyi………….……………………………………20

1 Asimilasi………..………………………………………20

2 Disasimilasi…..………………………………………..21

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 6: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

3 Merger/Coalescence (penggabungan/koalisi)………..21

4 Split (pemisahan)……………………………………..21

5 Loss (lepas)…………………………………………...21

6 Metatesis………………………………………..…….21

7 Syncope………………………………………………22

8 Apocope………………………………………………22

9 Haplology…………………………………………….22

10 Prothesis…………………………………………….22

2. 3 Semantik……………………………………………………………………………23

2. 3. 1 Makna……………………………………………………………………23

2. 3. 2 Perubahan Makna………………………………………………………..24

1 Meluas………………………………………………………………...24

2 Menyempit……………………………………………………………25

3 Perubahan Total………………………………………………………25

4 Penghalusan…………………………………………………………..25

5 Pengasaran……………………………………………………………26

BAB III ANALISIS PERUBAHAN FONOLOGIS DAN MAKNA PADA KATA

SERAPAN ISTILAH-ISTILAH HUKUM BAHASA BELANDA KE DALAM

BAHASA INDONESIA……….………………………………………………………27

3. 1 Perubahan Fonologis..……………………………………………………………...27

3. 1. 1 Perubahan Bunyi…………………………………………………………28

3. 1. 1. 1 Perubahan Bunyi Di Suku Kata Awal Dan Akhir…………….28

3. 1. 1. 2 Perubahan Bunyi Di Suku Kata Awal………………………...29

3. 1. 1. 3 Perubahan Bunyi Di Suku Kata Akhir…….………………….30

3. 1. 1. 4 Perubahan Bunyi /γ/ Menjadi /g/………………………..…….34

3. 1. 2 Penghilangan Bunyi….………………………………………………….35

3. 1. 2. 1 Apocope………………………………………………………35

3. 2 Perubahan Makna…………………………………………………………………..36

3. 2. 1 Meluas……………………………………………………………………36

3. 2. 2 Menyempit……………………………………………………………….38

BAB IV SIMPULAN.....……………………………………………………………….40

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 7: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

DAFTAR ACUAN….…………………………………………………………………42

SAMPEL DATA..……………………………………………………………………..44

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 8: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 9: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 10: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 11: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

ABSTRAKSI

Kontak bahasa yang sering terjadi di masa lampau antara bahasa Belanda dengan

bahasa Indonesia pada masa kolonialisme, telah mempengaruhi bahasa Indonesia. Salah

satu aspek yang dapat dilihat dari pengaruh tersebut adalah istilah bahasa Indonesia di

bidang hukum. Hukum Indonesia pada awalnya banyak dipengaruhi hukum Belanda,

sehingga banyak istilah hukum Belanda diserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti mosi,

gratifikasi, dan somasi.

Skripsi ini membahas kata serapan istilah hukum bahasa Indonesia yang berasal

dari bahasa Belanda yang dikaji dari segi perubahan fonologis dan perubahan maknanya.

Perubahan bunyi kata serapan bahasa Belanda ke dalam bahasa Indonesia pada skripsi ini

dikelompokkan menjadi jenis perubahan bunyi di awal dan di akhir kata, perubahan

bunyi di awal kata, perubahan bunyi di akhir kata, perubahan bunyi vokal panjang

menjadi vokal pendek dan perubahan bunyi /γ/ menjadi /g/. Kemudian dibahas juga

perubahan makna meluas dan menyempit dalam skripsi ini pada kata-kata serapan

tersebut. Banyak istilah hukum bahasa Indonesia tidak mengalami perubahan makna

dibandingkan kata aslinya, karena pada umumnya diterjemahkan langsung.

Untuk dapat menyajikan skripsi ini dengan baik, maka penulis membagi skripsi

ini menjadi empat bagian yaitu bab pertama merupakan pendahuluan, bab kedua yang

berisi teori-teori landasan penelitian ini, lalu bab ketiga hasil analisis dari penelitian, dan

terakhir adalah bab keempat yaitu kesimpulan yang diambil dari analisis bab ketiga.

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 12: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

ABSTRACT

Language contact which oftenly happened in the past between Dutch and

Indonesian language in the colonial era, had influenced Indonesian language. One of the

aspect that could be seen from those influences is Indonesian language in law term.

Indonesian law in the beginning was influenced by the Netherland’s law, therefore many

law terms had influenced Indonesian language, namely mosi, gratifikasi, and somasi.

This thesis elaborate loanwords in Indonesian language law term that originated

from Dutch which examine from the phonetics and semantics changes. In this thesis, the

change of sound in Dutch loanwords into Indonesian language is divided in groups of the

change of sound in the beginning and end of word, the change of sound in the beginning

of the word, the change of sound in the end of the word, the change of /γ/ into /g/.

Furthermore, in this thesis also examine the change of meaning in every loanword.

Much Indonesian language law term do not change in term of meaning because they are

direct translated.

In order to elaborate this thesis in a good manner, the writer divided this thesis

into four parts namely introduction, background theory of the thesis, analizing the

research, and conclusion.

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 13: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Penelitian

Indonesia pernah di bawah kekuasaan bangsa Belanda selama hampir tiga ratus

lima puluh tahun. Berbagai aspek kehidupan bangsa Indonesia telah banyak dipengaruhi

oleh bangsa Belanda, salah satunya hal yang sangat menonjol adalah pengaruh di bidang

hukum. Hukum di Indonesia diadaptasi dari hukum Belanda, walaupun bangsa Indonesia

juga memiliki hukum adat. Hal ini tentunya mempengaruhi istilah-istilah hukum yang

dipergunakan di Indonesia. Banyak istilah-istilah hukum Belanda diserap ke dalam

bahasa Indonesia. Untuk itulah penulis tertarik untuk meneliti bagaimana penyerapan

istilah-istilah hukum Belanda ke dalam istilah-istilah hukum Indonesia.

Sebelum kedatangan bangsa Belanda yang pada tahun 1596, orang Indonesia

telah mengenal dan memberlakukan hukum adat. Hukum adat yang mayoritas tidak

tertulis ini bersifat lokal, dalam arti hanya diberlakukan di wilayah adat tertentu. Hukum

adat tidak mengenal adanya pemisahan yang tajam antara hukum pidana dengan hukum

perdata (Kanter dan Sianturi 1982: 43.). Pemisahan yang tegas antara hukum perdata

yang bersifat privat dan hukum pidana yang bersifat publik bersumber dari sistem Eropa

yang kemudian berkembang di Indonesia. Dalam ketentuannya, persoalan dalam

kehidupan sehari-hari masyarakat adat ditentukan oleh aturan-aturan yang diwariskan

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 14: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

secara turun-temurun dan bercampur menjadi satu.

Masa pemberlakuan hukum pidana Barat dimulai setelah bangsa Belanda datang

ke wilayah Nusantara, yaitu ditandai dengan diberlakukannya beberapa peraturan pidana

oleh VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie). VOC sebenarnya adalah kongsi

dagang Belanda yang diberikan “kekuasaaan wilayah” di Nusantara oleh pemerintah

Belanda. Hak keistimewaan VOC berbentuk hak oktroi Staten Generaal yang meliputi

monopoli pelayaran dan perdagangan, mengumumkan perang, mengadakan perdamaian

dengan kerajaan-kerajaan di Nusantara, dan mencetak uang. Pemberian hak demikian

memberikan konsekuensi bahwa VOC memperluas daerah jajahannya di kepulauan

Nusantara. Dalam usahanya untuk memperbesar keuntungan, VOC memaksakan aturan-

aturan untuk ditaati orang-orang pribumi.

Indische Staatregeling (IS) adalah pembaharuan dari Regeling Reglement (RR)

yang mulai berlaku sejak 1 Januari 1926 dengan diundangkan melalui Staatblad Nomor

415 Tahun 1925. Perubahan ini diakibatkan oleh perubahan pemerintahan Hindia

Belanda yang berawal dari perubahan Grondwet (Undang-Undang Dasar) negara Belanda

pada tahun 1922. Perubahan Grondwet tahun 1922 ini mengakibatkan perubahan pada

pemerintahan di Hindia Belanda. Berdasarkan Pasal 61 ayat (1) dan (2) IS, susunan

negara Hindia Belanda akan ditentukan dengan undang-undang. Pada masa itu,

keberadaan sistem hukum di Indonesia semakin jelas khususnya dalam Pasal 131 jo.

Pasal 163 IS yang menyebutkan pembagian golongan penduduk Indonesia beserta hukum

yang berlaku. Dengan dasar ini maka hukum pidana Belanda (Wetboek van Strafrecht

voor Nederlands-Indië) tetap diberlakukan kepada seluruh penduduk Indonesia. Pasal

131 jo. Pasal 163 Indische Staatregeling ini mempertegas pemberlakuan hukum Belanda

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 15: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

semenjak diberlakukan pada 1 Januari 1918.

Istilah-istilah hukum yang diperoleh dari bahasa Belanda tentunya diakibatkan dari

interaksi terus-menerus pada periode kolonialisasi tersebut. Interaksi tersebut

menimbulkan terjadinya kontak bahasa yaitu kontak bahasa Belanda dan bahasa

Indonesia. Hal ini sesuai dengan pendapat Appel dan Muysken (1987:5-6) mengenai

situasi kontak bahasa yang ketiga dari lima situasi kontak bahasa, yaitu:

The third situation in which contact occurs is the result of European colonial

expansion. (Situasi tipe ketiga yang menyebabkan minculnya kontak bahasa

adalah hasil ekspansi colonial negara-negara Eropa).

Pada paragraf sebelumnya telah dijelaskan mengenai pengaruh bahasa Belanda

pada orang-orang di kepulauan Indonesia. Tetapi jauh sebelum kedatangan orang-orang

Belanda, bahasa Melayu sudah dipergunakan sebagai bahasa penghubung dan sebagai

bahasa niaga di kepulauan Indonesia dan juga di banyak daerah di luarnya. Sebelum

tahun 700, bahasa Melayu telah memainkan peran itu di bagian barat kepulauan

Indonesia tetapi kemudian – paling tidak pada abad kelima belas, juga di bagian timur

dari kepulauan ini (Collins 1980:3-5; Drewes 1948:14; Steinhauer 1980:350-6) (dalam

Groeneboer 1998:20). Bahasa Melayu dengan berbagai variasinya inilah yang dijumpai

pada waktu orang Belanda datang di Asia Timur sebagai lingua franka yang tersebar luas

dan dipergunakan pula di dalam urusan pemerintahan, gereja, dan pendidikan

(Groeneboer 1998:25). Di dalam deskripsi tentang Malaka (Beschrijvinghe van Malakka)

Valentijn memberikan gambaran sebagai berikut: ‘Bahasa mereka disebut bahasa

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 16: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

Melayu, disebut demikian, berdasarkan nama bangsa dan negara mereka’ (Valentijn

1726, V-1:310) (dalam Groeneboer 1998:21).

Seiring perkembangan dan perubahan kondisi dari waktu ke waktu, nama bahasa

mereka pun berubah berdasarkan nama bangsa dan negara mereka, bangsa Indonesia dan

bahasanya menjadi bahasa Indonesia. Disebutkan pula bahwa bahasa Melayu adalah

bahasa pertama dari sekitar 10 juta orang di Semenanjung Malaya, yaitu di beberapa area

tertentu di Sumatera, pesisir Borneo, Jakarta dan Ambon, dan bagian-bagian lain dari

kepulauan Indonesia. Bahasa Indonesia adalah dialek standar dari bahasa Melayu

(Nothofer 1975:16). Penjelasan mengenai bahasa Melayu di atas ditujukan supaya

terdapat pengertian yang tepat tentang bahasa yang mempunyai pengaruh pada bahasa

Belanda. Sering terjadi kesalahpahaman tentang bahasa Melayu atau bahasa Indonesiakah

yang sebenarnya mempunyai pengaruh pada bahasa Belanda. Maka dengan penjelasan di

atas terlihat bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang berakar pada bahasa Melayu.

Sebuah bahasa pun diberikan nama berdasarkan nama bangsa orang-orang yang

menggunakan bahasa tersebut, dan sejak tahun 1928 tercetus nama bangsa orang-orang

itu, yaitu Indonesia. Maka bahasa mereka pun disebut bahasa Indonesia.

Jadi, kembali kembali permasalahan penyerapan kata, selain terjadi penyerapan

bahasa Belanda ke dalam bahasa Indonesia, terjadi pula penyerapan istilah-istilah bahasa.

Dalam kamus hukum Indonesia, Kamus Istilah Hukum Beknopt Juridisch Woordenboek,

A.W.H Massier, terdapat istilah-istilah hukum bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa

Belanda. Berangkat dari fakta bahwa terdapat banyak istilah-istilah hukum bahasa

Indonesia dari bahasa Belanda, maka dilakukan penelitian terdahap istilah-istilah hukum

tersebut. Leenwoord (kata serapan) pun menjadi bahasan pokok dalam skripsi ini. Dalam

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 17: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

penelitian ini, digunakan Beknopt Juridisch Woordenboek (Massier, 1992) sebagai acuan

dalam meneliti istilah-istilah hukum bahasa Belanda yang terdapat dalam istilah-istilah

hukum bahasa Indonesia.

1. 2 Permasalahan

Dalam penelitian ini penulis tertarik untuk membahas bagaimana perubahan

fonologis dan semantis istilah hukum Indonesia yang diserap dari istilah hukum Belanda.

Sebagaimana dijelaskan pada latar belakang penelitian, berbagai aspek kehidupan

Indonesia dipengaruhi oleh Belanda, salah satunya adalah aspek hukum. Hal ini tentunya

mempengaruhi istilah-istilah hukum yang dipergunakan Indonesia.

Penelitian perubahan fonologis dan semantis menarik untuk diteliti karena dari

kedua teori itu, dapat terlihat jelas serapan yang terjadi di dalam istilah hukum bahasa

Indonesia dan perubahan makna yang terjadi pada istilah hukum tersebut.

1. 3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis perubahan fonologis dan semantis

yang terjadi dalam istilah hukum bahasa Indonesia yang diserap dari istilah hukum

bahasa Belanda.

Analisis fonologis dilakukan agar dapat terlihat perubahan bunyi setiap istilah

hukum bahasa Indonesia yang diserap dari istilah hukum bahasa Belanda. Perubahan

bunyi ini dapat menunjukkan perbedaan sistem fonologis yang terdapat dalam bahasa

Belanda dan bahasa Indonesia.

Analisis semantis dilakukan agar dapat terlihat perubahan makna yang terjadi

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 18: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

pada setiap istilah hukum bahasa Indonesia yang diserap dari istilah hukum bahasa

Belanda. Perubahan makna ini dapat menggambarkan perluasan, penyempitan, atau pun

pergeseran makna yang terjadi dari istilah hukum Indonesia.

1. 4 Batasan Masalah

Dalam skripsi ini hanya akan diteliti istilah hukum dalam bahasa Indonesia yang

diserap dari bahasa Belanda yang diambil dari kamus Beknopt Juridisch Woordenboek

(Massier, 1992). Selain itu, penelitian juga hanya akan dilakukan pada perubahan

fonologis dan makna kata serapan itu.

1. 5 Jenis Penelitian

Penelitian mengenai perubahan istilah hukum bahasa Belanda ke dalam istilah

hukum bahasa Indonesia akan dilakukan dengan menggambarkan perubahan-perubahan

fonologis berdasarkan jenis perubahan bunyi dan perubahan makna yang terjadi pada

istilah hukum tersebut berdasarkan kelas kata dari kata-kata serapan.

1. 6 Metode Penelitian

1. 6. 1 Pengumpulan Data Penelitian

Pengumpulan data penelitian ini menggunakan data-data yang berasal dari buku-

buku yang menjadi latar belakang teori pada penelitian ini dan menggunakan hasil

penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya sebagai data. Penelitian ini

menggunakan teknik studi kepustakaan dalam perolehan data dan korpus data.

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 19: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

1. 6. 2 Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah terseleksi. Terseleksi dalam hal ini berarti bahwa data

yang dicari hanya bahasa hukum. Penulis mengadakan seleksi istilah-istilah hukum.

Istilah-istilah hukum yang diperoleh diambil dari Beknopt Juridisch Woordenboek

(Massier, 1992). Walaupun pengumpulan data dari kamus tersebut diambil dengan

menelusuri setiap istilah dari seluruh halaman, yang berarti dalam hal ini penelusuran

data dilakukan secara menyeluruh, tetapi penulis langsung melakukan seleksi pada saat

pengumpulan data tersebut yaitu dengan hanya mengumpulkan istilah hukum yang

mengalami penyesuaian fonologis dan semantis.

1. 6. 3 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yaitu secara kualitatif. Kualitatif dalam hal ini karena data

dianalisis memuat tanpa melakukan perhitungan secara statistik.

1. 6. 4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam teknik pengumpulan data, penulis pertama-tama melakukan penulusuran

kata demi kata dari kamus (Massier, 1992) dengan melihat dari segi fonologis. Setiap

kata yang telah mengalami perubahan fonologis kemudian diinventaris dalam sebuah

sample data. Dari sample data ini, penulis juga menganalisis setiap kata yang mengalami

perubahan fonologis atau pun tidak mengalami perubahan fonologis.

Selanjutnya penulis menganalisis perubahan makna dari sampel data yang

dimiliki. Analisis ini dilakukan dengan pertama mengecek makna yang terdapat pada

istilah hukum bahasa Belanda pada kamus tersebut, dan kemudian mengecek kembali

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 20: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

makna istilah hukum tersebut pada kamus hukum bahasa Indonesia.

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 21: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

BAB II

KERANGKA TEORETIS

Proses penyerapan istilah hukum Belanda ke dalam bahasa hukum Indonesia

dapat dilakukan melalui proses pembentukan istilah. Dalam proses pembentukan istilah

dapat terjadi perubahan fonologis maupun perubahan semantik pada kata serapan

tersebut. Untuk itulah dalam kerangka teori ini akan dikemukakan konsep mengenai

istilah dan cara pembentukan istilah, yaitu untuk mengetahui cara peminjaman di dalam

bidang hukum, teori fonologi mengenai sistem fonologi dalam bahasa Belanda dan

Indonesia dan perubahan fonologis, serta teori semantik mengenai makna dan perubahan

makna.

Sebagaimana telah dijelaskan pula pada Bab I, skripsi ini membahas kata serapan

dalam bahasa Indonesia yang bersumber dari bahasa Belanda, dilihat dari perubahan

fonologis dan makna kata serapan tersebut. Untuk itu dibutuhkan teori-teori fonologi dan

teori semantik mengenai perubahan makna. Sebelumnya akan dijelaskan mengenai

penyebab dari peristiwa penyerapan kata dari satu bahasa dalam bahasa lain, yaitu

mengenai kontak bahasa.

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 22: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

2. 1 Kontak Bahasa

2. 1. 1 Definisi

Kontak bahasa merupakan suatu akibat yang terjadi atas kondisi ketika terjadi

suatu gerakan perluasan wilayah bahasa yang menembus wilayah bahasa lain yang terjadi

akibat adanya mobilisasi penduduk dari suatu wilayah geografis ke wilayah geografis

lainnya (Umar dan Napitupulu 1994:6). Tetapi hal tersebut tidak selalu karena kontak

bahasa dapat terjadi melalui tulisan, bahkan pada zaman sekarang sudah ada internet,

televisi, radio, dan media-media lain. Kontak bahasa yang berlangsung dalam waktu yang

lama itu telah mengakibatkan terjadinya kedekatan kosakata dan bahkan struktur bahasa-

bahasa yang bersangkutan.

Hal tersebut senada dengan pernyataan Appel dan Muysken (1987: 153) bahwa

kontak bahasa mengakibatkan proses peminjaman dalam beberapa komponen linguistik

seperti kata dan bunyi. Penerapan dari konsep peminjaman kata ini adalah bahwa sebuah

kata belum tentu diserap sepenuhnya dalam bentuk yang sama tetapi tentu saja

disesuaikan secara fonologis dalam proses penyerapannya. Setiap kata diserap secara

abstrak yang kemudian disesuaikan dengan pola bunyi bahasa yang menyerap kata-kata

tersebut (Appel dan Muysken 1987:153).

2. 1. 2 Penyebab Terjadinya Kontak Bahasa

Salah satu penyebab perkembangan bahasa di dunia adalah karena adanya kontak

bahasa. Penyebab kontak bahasa itu sendiri dapat bermacam-macam. Kontak bahasa

dapat terjadi di mana saja dan kapan saja. Untuk lebih jelas, akan dipaparkan faktor-

faktor yang memungkinkan terjadinya kontak bahasa berikut ini.

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 23: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

2. 1. 2. 1 Situasi Kontak Bahasa

Situasi kontak bahasa adalah situasi yang melibatkan atau memungkinkan

terjadinya kontak bahasa terjadi di dunia. Setidaknya ada lima situasi yang dominan

(Appel dan Muysken 1987: 5-6), yaitu:

1. Situasi sejarah kontak bahasa yang pertama adalah kumpulan bahasa: bahasa-

bahasa yang tidak berhubungan, masing-masing dengan sedikit pengguna,

sering digunakan dalam lingkungan yang sama. Situasi ini sudah sangat jarang

pada zaman sekarang, namun sering ditemukan pada zaman prakolonial.

Contohnya adalah bahasa-bahasa yang dibawa oleh budak-budak dari

berbagai negara dan berkumpul di suatu negara tertentu dan hidup bersama.

2. Latar belakang yang kedua dari kontak bahasa kurang lebih mencakup batasan

yang stabil antara rumpun bahasa. Contohnya adalah garis bahasa berada di

antara rumpun bahasa Romawi dan rumpun bahasa Germania melalui Swiss

(yang menggunakan bahasa Prancis dan bahasa Latin di wilayah Selatan,

bahasa Jerman-Swiss di wilayah Utara).

3. Situasi tipe ketiga yang berhubungan dengan kontak bahasa adalah hasil

ekspansi kolonial negara-negara Eropa. Situasi bahasa inilah yang dialami

oleh Indonesia, karena Indonesia pernah dikusai Belanda. Penggunaan bahasa

Belanda pada masa lampau menyebabkan kontak bahasa antara bahasa

Indonesia dan bahasa Belanda. Pendidikan berbahasa Belanda diberikan di

Europese Lagere School (ELS) yang kebanyakan menampung anak-anak

Eropa dan Indo Eropa. Anak-anak tersebut biasanya dididik bukan dengan

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 24: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

latar belakang bahasa Belanda, tetapi dibesarkan dengan bahasa ibu yang lain

dan bahasa baboe (bahasa yang digunakan oleh para pembantu) (Groeneboer

1998:57). Selain itu, ada juga usaha untuk menggunakan bahasa Belanda

sebagai bahasa ilmu pengetahuan, seperti dalam bidang kedokteran,

matematika dan lain-lain, sehingga bahasa Belanda berfungsi bagaikan bahasa

Latin di Hindia (Groeneboer 1998:61). Bahasa Belanda mengalami kemajuan

pada abad ke-19 namun “kebangkitan bahasa Belanda dimulai pada abad 20”

(Groeneboer, 1998:75). Berdasarkan situasi kontak bahasa inilah, penelitian

ini dikembangkan.

4. Situasi keempat mencerminkan kantong individual para pengguna bahasa

minoritas yang dipengaruhi oleh bahasa-bahasa nasional di sekelilingnya.

Contohnya bahasa Fries di Belanda dan bahasa Wales dan Gaelic di Inggris.

5. Situasi terakhir adalah hasil dari gerakan migrasi yang terbalik: gelombang

arus masuknya orang-orang dari lingkungan pascakolonial Negara Ketiga

menuju dunia industri. Contohnya orang Karibia yang bermigrasi ke Amerika

Utara dan Eropa.

Sebagaimana dikemukakan dalam Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia (Abdul

Chaer, 2001), ada tiga macam kata serapan, yaitu:

1. Kata-kata yang sudah sepenuhnya diserap dalam bahasa Indonesia

sehingga sudah tidak terasa sebagai kata-kata asing lagi

2. Kata-kata yang masih asing, namun digunakan dalam konteks bahasa

Indonesia dan tetap menggunakan istilah asing

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 25: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

3. Kata-kata asing yang ucapan dan ejaannya disesuaikan dengan bahasa

Indonesia, meski perubahannya dilakukan seperlunya saja.

Selanjutnya berdasarkan proses, ada tiga tahap juga yang harus dilakukan. Tahap

pertama berupa pencarian padanan kosakata asing tersebut dalam bahasa Indonesia.

Apabila tak kunjung ditemukan, beralih ke tahap yang kedua, yaitu mencari padanannya

dalam bahasa-bahasa Nusantara. Jika masih tidak ditemukan, barulah beralih ke tahap

yang terakhir, yaitu kosakata asing tersebut diserap sepenuhnya dengan terkadang

menyesuaikan ejaannya dalam bahasa Indonesia.

2. 1. 3 Akibat Kontak Bahasa

Kontak bahasa mempengaruhi perkembangan suatu bahasa. Beberapa akibat yang

timbul karena adanya kontak bahasa adalah penerjemahan alih kode dan terutama

penyerapan kata-kata. Suatu bahasa memiliki kosakata yang berasal dari bahasa lain dan

mengalami penyesuaian (Larson 1988). Menurut Hudson (1980:71) ada empat hal yang

terjadi sebagai akibat dari adanya kontak bahasa, yaitu alih kode (codewisseling), bahasa

pijin (pidgintalen), bahasa kreol (creooltalen) dan penyerapan kata (ontlening).

Alih kode sebagai salah satu akibat dari kontak bahasa adalah ketika seorang

pengguna bahasa atau pembicara menggunakan variasi bahan-bahan yang berbeda dalam

waktu yang sama (Hudson 1980:56). Seseorang melakukan alih kode secara sadar atau

tidak sadar dikarenakan tidak adanya padanan kata dalam bahasa pertamanya tetapi dia

hanya ingat istilah dalam bahasa lain. Salah satu hal yang menarik dari alih kode adalah

pembicara dapat beralih kode dalam satu kalimat dan dapat melakukannya berulangkali

(Hudson 1980:57).

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 26: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

Bahasa Pijin adalah salah satu akibat dari kontak bahasa yang merupakan

pencampuran antara dua atau lebih bahasa (Hudson 1980:76). Menurut Hudson bahasa

Pijin muncul karena adanya kontak antara masyarakat yang berbeda bahasa untuk suatu

keperluan seperti perdagangan, maka menurutnya bahasa Pijin adalah bahasa

perdagangan (handelstaal) yang memiliki kosakata dan pola fonologi yang terbatas.

Bahasa Pijin juga muncul secara alamiah dan haruslah mudah untuk dipelajari bagi

orang-orang yang membutuhkannya (Hudson 1980:76-78). Salah satu contoh bahasa

Pijin adalah Tok Pisin (Melanesisch Pidgin) yang berbasis pada bahasa Inggris.

Bahasa Kreol adalah bahasa yang terbentuk saat bahasa Pijin menjadi bahasa ibu

(Hudson 1980:81). Hudson berpendapat bahwa bahasa Kreol dianggap sebagai identitas

sebuah kelompok.

2. 1. 3. 1 Penyerapan Kata

Penyerapan kata dapat muncul jika seorang pengguna bahasa menggunakan

bahasa lain selain bahasa ibunya dalam jangka waktu lama sehingga mempengaruhinya

untuk menggunakan elemen dari bahasa lain itu saat ia menggunakan bahasa ibunya.

Gejala ini lebih dikenal dengan interferensi, yaitu perubahan dalam suatu bahasa yang

disebabkan oleh kontak bahasa (Appel et al 1979:189).

Menurut Appel (1979:190), interferensi dapat terjadi dalam beberapa elemen

linguistik yaitu fonologi, gramatika (morfologi dan sintaksis) dan kosakata atau yang

lebih dikenal dengan interferensi leksikal. Interferensi leksikal ini dapat muncul dalam

beberapa bentuk antara lain kata pinjaman atau kata serapan (leenwoorden) seperti kata

gratificatie dalam bahasa Belanda yang diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 27: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

‘gratifikasi’, kemudian terjemahan pinjaman (leenvertaling) seperti pada kata ‘senjata

api’ di bahasa Indonesia yang merupakan terjemahan dari vuurwapen, lalu perluasan

makna dari kata serapan karena pengaruh dari makna kata yang hampir sama dalam

bahasa lain (leenverschuiving) seperti pada kata profiel dalam bahasa Belanda yang

diserap dari bahasa Inggris profile maknanya meluas bukan hanya gambaran karakter

seseorang namun menjadi wajah dan bahkan bermakna jalannya garis potong vertikal,

serta bentuk kata serapan yang terakhir adalah kata majemuk pinjaman

(leensamenstelling) seperti bahasa Belanda klapperboom.

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka pembahasan pun dibatasi pada kata

serapan (leenwoord). Kata serapan adalah kata yang diserap dari bahasa lain dan

kemudian sedikit-banyaknya disesuaikan dengan kaidah bahasa sendiri (Kridalaksana

1983:135). Sebagai contoh adalah kata gratie dalam bahasa Belanda adalah kata yang

diserap dari bahasa Indonesia yaitu ‘grasi’. Pada proses penyerapan kata ‘grasi‘ itu terjadi

penyesuaian kata dengan kaidah bahasa Belanda.

Dinyatakan pula oleh Haugen bahwa kata serapan merupakan

pemindahan/importasi morfemis tanpa adanya pergantian (Haugen 1966)(dalam Appel &

Muysken 1987). Pendapat Appel (1979:190) mengenai kata serapan adalah bahwa kata

serapan merupakan kata-kata yang diambil dari bahasa lain. Teori substrasi Appel

(1987:157) menyebutkan bahwa jika suatu bahasa dibawa ke daerah lain, dan apabila

orang di daerah itu juga menggunakan bahasa tersebut sebagai bahasa kedua karena

pengaruh budaya dan gengsi politik, maka bahasa asli dari para pengguna bahasa ini

dapat mempengaruhi bahasa baru dalam bentuk yang berbeda-beda.

Pada proses penyerapan kata ini ditemukan kata-kata yang diserap sepenuhnya

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 28: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

dan tidak mengalami penyesuaian bunyi, arti atau bentuk kata. Tetapi selain itu ada juga

kata-kata yang mengalami perubahan sebagai akibat dari adaptasi atau penyesuaian

dengan aturan-aturan bahasa ibu. Untuk dapat meneliti mengenai kata serapan lebih

dalam maka penelitian ini membutuhkan teori-teori fonologi yang akan membantu

penelitian tentang perubahan bunyi pada kata-kata serapan itu seperti yang akan

dijelaskan pada sub bab selanjutnya.

2. 2 Fonologi

Fonologi adalah ilmu yang mempelajari sistem bahasa yaitu bagaimana satu bunyi

berdampingan dengan bunyi lain. Fonologi dipakai juga untuk menjelaskan bagaimana

bunyi yang satu dengan yang lain melebur atau bagaimana bunyi yang satu dapat

digabungkan dengan bunyi lain. Untuk itulah, proses penyerapan isilah hukum Belanda

ke dalam istilah hukum Indonesia dalam penelitian ini dilakukan atas dasar teori

fonologi. Untuk dapat melihat perubahan fonologis, maka akan dikemukakan pula konsep

mengenai sistem fonologi dalam bahasa Belanda dan Indonesia (Abas 1996).

2. 2. 1 Sistem Fonologi

Bahasa Belanda dan bahasa Indonesia mengenal sistem fonologi yang berbeda.

Dalam bahasa Belanda dikenal fonem-fonem yang tidak terdapat dalam sistem fonem

bahasa Indonesia. Bahasa Belanda mengenal rentetan konsonan dalam satu kata seperti

pada kata slachtoffer. Untuk itu penelitian ini akan memperlihatkan perbedaan sistem

fonologi bahasa Belanda dan Indonesia.

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 29: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

2. 2. 1. 1 Sistem Fonologi Bahasa Belanda

Bahasa Belanda mengenal fonem-fonem yang tidak dikenal dalam bahasa

Indonesia. Bahasa Belanda mengenal vokal panjang seperti pada kata boos [bos]. Berikut

ini adalah tabel lengkap penulisan fonem dalam bahasa Belanda (Nejit, 1996:28).

Bahasa Belanda IPA CPA Contoh

p P p pak, appel, tap

K

O

N

S

O

N

A

N

b

t

d

k

f

v

s

z

x

b

t

d

k

f

v

s

z

x

b

t

d

k

f

v

s

z

x

bak, tabel

tak, laten, kat

dak, raden

kat, lak, mak

fee, hieroglyfen, lef

vee, leven

sop, gesel, les

zout, wezel

chaos, lachen, kuch

γ

m

n

ŋ

l

r

j, y

w

γ

m

n

ŋ

l

r

j

w

G

m

n

N

l

r

j

w

geel, hagel

mat, lama, raam

nat, Onno, ton

zingen, bank

laat, gala, bal

rat, mare, kar

jatten, aio, baai

ouwel, duw

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 30: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

h

?

h

?

h

?

hard, aha

_aha (?aha)

V

O

K

A

L

a

a, α

e

ε

i

I, ι

o

u

ü, y

ö, ø

œ, Λ

ə

a

α

e

ε

i

ι

o

u

y

ø

œ

ə

a

A

e

E

i

I

o

O

u

y

q

U

@

praat, tafel

prak

meet, sesam

pret

riep, dia

pit

room, lopen

trom

roem

puur

reus

dun

tafel, de

D

I

F

T

O

N

G

εi

αu, v

Λü, œy

εi

αu

Λy, œy

EI

AU

UI

rijp, eis

kou, nauw

luis

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 31: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

Tabel 2. Lambang fonologi Bahasa Belanda (Nejit, 1996:28).

Bahasa Belanda IPA CPA Contoh

g

đ

Ť, č

g

dj

tj, c

g

dj

tj

Goethe, zakdoek

djatihout, Jhon

bootje

š

ž

θ

ð

sj, ∫

zj, 3

θ

ð

sj

zj

nj

wasje, douchen

garage, jaquet

bonje, oranje

Inggris thick, truth

Inggris the, than

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 32: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

2. 2. 1. 2 Sistem Fonologi Bahasa Indonesia

Sistem fonologi bahasa Indonesia diambil dari Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia

(Moeliono, 1988). Di bawah ini beberapa butir yang penting :

a. Alfabet

a (a), b (be), c (ce), d (de), f (ef), g (ge), h (ha), i (i), j (je), k (ka), l (el), m (em), n

(en), o (o), p (pe), q (ki), r (er), s (es), t (te), u (u), v (fe), w (we), x (eks), y (ye), z

(zet).

b. Vokal

Dalam bahasa Indonesia ada enam vokal: /i/, /e/, /ə/, /a/, /u/, dan /o/.

Fonem Alofon Contoh

/i/ [i] [tari], [gigi] tari, gigi

[I] [tari?], [gigih] tarik, gigih

/e/ [e] [lele], [sore] lele, sore

[ε] [lεlεh], [nene?] leleh, nenek

/u/ [u] [tau], [cucu] tahu, cucu

[U] [taUn], [rapUh] tahun, rapuh

/o/ [o] [toko], [soto] toko, soto

[ ] [t k h], [p h n] tokoh, pohon

/ə/ [ə] [əmas], [kodə] emas, kode

/a/ [a] [ada], [mudah] ada, mudah

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 33: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

c. Diftong

Dalam bahasa Indonesia ada tiga buah diftong, yakni [ai], [au], dan [oi] yang

masing-masing dapat dituliskan secara fonemis: /ay/, /aw/, dan /oy/.

[ai] /ay/ /cukay/ cukai

[au] /aw/ /harimaw/ harimau

[oi] /oy/ /sekoy/ sekoi (semacam gandum)

d. Konsonan

Fonem Alofon Contoh

/b/ [b] [baru], [tambal] baru, tambal

/c/ [c] [cari], [pici] cari, pici

/d/ [d] [duta], [madu] duta, madu

/f/ [f] [fakta], [fajar] fakta, fajar

/g/ [g] [gula], [ragu] gula, ragu

/h/ [h] [hari], [rumah] hari, rumah

[ħ] [taħu], [Tuħan] tahu, Tuhan

/j/ [j] [juga], [maju] juga, maju

/k/ [k] [kuraŋ], [sukar] kurang, sukar

[k>] [politik>], [tida?] politik, tidak

/x/ [x] [xas], [axir] khas, akhir

/l/ [l] [lama], [palsu] lama, palsu

/m/ [m] [makan], [sampay] makan, sampai

/n/ [n] [nakal], [pantay] nakal, pantai

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 34: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

/ŋ/ [ŋ] [ŋaray], [paŋkal] ngarai, pangkal

/ñ/ [ñ] [ñiur], [ñañian] nyiur, nyanyian

/p/ [p] [pintu], [sampay] pintu, sampai

[p>] [tatap>], [sədap>] tatap, sedap

/r/ [r] [raja], [karya] raja, karya

/s/ [s] [sama], [malas] sama, malas

/š/ [š] [šukur], [mašarakat] syukur, masyarakat

/t/ [t] [timpa], [santay] timpa, santai

[t>] [lompat>], [təmpat>] lompat, tempat

/w/ [w] [waktu], [warna] waktu, warna

/y/ [y] [yakin], [santay] yakin, santai

/z/ [z] [zəni], [izin] zeni, izin

/?/ [?] [bapa?], [ma?af] bapak, maaf

2. 2. 2 Perubahan Fonologi

2. 2. 2. 1 Perubahan Bunyi

Menurut Salim (1996:330) perubahan bunyi mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Asimilasi

Asimilasi mungkin merupakan perubahan bunyi yang paling sering terjadi dalam

suatu bahasa, yaitu satu bunyi dipengaruhi oleh pengucapan bunyi di dekatnya. Contoh :

Bahasa Belanda een kam [əŋkαm] (sisir). Bunyi /n/ pada kata tersebut dipengaruhi bunyi

/k/ sehingga menghasilkan bunyi /ŋ/.

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 35: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

2. Disasimilasi

Disasimilasi adalah perubahan yang terjadi bila dua bunyi yang sama berubah

menjadi tak sama. Contoh: Bahasa Jerman Kartoffel (potato/kentang), sebelumnya

Tartuffeln, dalam hal ini /k/ didisimilasikan dari /t/ pada abad ke-17.

3. Merger/coalescence (penggabungan/koalisi)

Merger/coalescence (penggabungan/koalisi) adalah perubahan bunyi di mana dua

bunyi menjadi satu. Contoh: pada bahasa Inggris lama diftong /e:/ dan /æ/ mengalami

perubahan menjadi /i/ pada bahasa Inggris modern, seperti pada kata sweet [swit] (manis)

dan clean [klin] (bersih).

4. Split (pemisahan)

Split (pemisahan) adalah perubahan bunyi yang terjadi ketika terjadi pemisahan

bunyi yaitu satu bunyi menjadi dua. Contoh: pada bahasa Inggris lama /s/ direalisasikan

menjadi /z/ jika berada diantara bunyi bersuara, seperti thousand [tauzən] (ribu).

5. Loss (lepas)

Loss (lepas) merupakan jenis perubahan bunyi yang terjadi saat sebuah bunyi

hilang dari bahasa. Contoh: pada bahasa Inggris lama terdapat velar fricative /x/ yang

merupakan variasi dari /h/, seperti pada eahta (eight/delapan). Tetapi bunyi ini hilang di

awal Inggris modern.

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 36: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

6. Metatesis (perubahan letak bunyi)

Metatesis (perubahan letak bunyi) adalah gejala perubahan bunyi di mana terjadi

perubahan letak huruf, bunyi atau suku kata. Contoh: kata dalam bahasa Inggris third

(ketiga ) berasal dari bahasa Anglo saxon dridda.

7. Syncope

Syncope adalah penyingkatan kata dengan menghilangkan huruf, bunyi atau suku

kata. Contoh: kata dalam bahasa Latin domina (lady/wanita) mengalami penyingkatan

kata dengan menghilangkan suku kata -mi- menjadi donna dalam bahasa Italia.

8. Apocope

Apocope adalah pemotongan atau penghilangan bunyi atau suku kata akhir dari

sebuah kata. Contoh: kata kakatua diserap ke dalam bahasa Belanda menjadi kaketoe.

Dalam hal ini terjadi penghilangan bunyi /a/ di akhir kata.

9. Haplology

Haplology adalah penghilangan satu atau dua buah bunyi yang bersamaan atau

yang berurutan. Contoh: kata morfofonologi mengalami haplology menjadi morfonologi,

yaitu dengan menghilangkan bunyi /f/ dan /o/ yang berulang di tengah kata.

10. Prothesis

Prothesis adalah perubahan bunyi di mana terjadi penambahan vokal atau

konsonan pada awal kata untuk memudahkan lafal. Contoh: kata dari bahasa Latin schola

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 37: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

(school/sekolah) setelah diserap ke dalam bahasa Spanyol berubah menjadi escuela dan

dalam bahasa Perancis lama menjadi escole. Pada kata schola tersebut terjadi

penambahan bunyi vokal /e/.

2. 3 SEMANTIK

Semantik adalah ilmu yang mempelajari makna (Palmer, 1991:1). Yang dimaksud

dengan istilah semantik ialah penelitian makna kata dalam bahasa tertentu menurut

sistem penggolongan (Slametmuljana, 1965).

2. 3. 1 Makna

Dalam membicarakan makna, kita tidak terlepas dari masalah bentuk (bahasa) dan

acuannya.

Odgen dan Richards (Palmer, 1991:24) menggambarkan hubungan bentuk, makna

dan acuan dalam sebuah segitiga semiotik (semiotik triangle) :

KONSEP

BENTUK -------------------------------------------------------------- ACUAN

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 38: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

Bentuk (symbol) adalah unsur bahasa (linguistic element) berupa kata, kalimat,

dan sebagainya. Acuan (referent) adalah objek yang terdapat di dalam dunia pengalaman

manusia. Sedangkan makna (thought/reference) adalah konsep yang ada di dalam pikiran

kita tentang obyek yang diacu oleh bentuk. Menurut teori ini, garis yang terputus-putus

menunjukkan tidak adanya hubungan langsung antara bentuk dan acuannya. Hubungan

antara bentuk dan acuan selalu melalui makna yang ada di dalam pikiran kita, artinya

makna dari sebuah kata terdapat dalam pikiran atau merupakan konsep yang ada dalam

pikiran yang ditimbulkan antara bentuk dan acuan.

2. 3. 2 Perubahan Makna

Dalam perubahan makna terdapat berbagai jenis perubahan, ada perubahan yang

sifatnya meluas, ada perubahan yang sifatnya menyempit atau mengkhusus, ada

perubahan yang sifatnya yang halus, ada perubahan yang sifatnya mengasar, dan ada pula

perubahan yang sifatnya total. Dalam hai ini yang dimaksud total yaitu berubah sama

sekali dari makna semula (Finoza, 2005)

1. Meluas

Yang dimaksud dengan perubahan makna meluas adalah gejala yang terjadi pada

sebuah kata atau leksem yang pada mulanya hanya memiliki sebuah ’makna’, tetapi

kemudian karena berbagai faktor menjadi memiliki makna-makna lain. Sebagai contoh

kata saudara yang pada mulanya hanya bermakna ’sekandungan’, kemudian maknanya

berkembang menjadi ’siapa saja yang sepertalian saudara’. Akibatnya, anak paman pun

disebut saudara. Selanjutnya siapa pun yang masih mempunyai kesamaan asal-usul

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 39: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

disebut juga saudara. Malah kini siapa pun dapat disebut saudara (Finoza, 2005).

2. Menyempit

Yang dimaksud dengan perubahan menyempit adalah gejala yang terjadi pada

sebuah kata yang pada mulanya mempunyai makna yang cukup luas, kemudian berubah

menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja. Misalnya kata sarjana yang pada

mulanya berarti ’orang pandai’ atau ’cendikiawan’, kemudian hanya berarti ’orang yang

lulus dari perguruan tinggi’, seperti nampak pada sarjana hukum. Contoh lain yaitu

notitie, yang dalam bahasa Belanda berarti: aantekening (catatan), aandacht (perhatian).

Dalam istilah hukum Indonesia notitie berarti ’catatan’, sehingga dalam hal ini terjadi

penyempitan makna (Finoza, 2005).

3. Perubahan Total

Yang dimaksud dengan perubahan total adalah berubahnya sama sekali makna

kata dari makna asalnya. Memang ada kemungkinan makna yang dimiliki sekarang masih

ada sangkut pautnya dengan makna asal, tetapi sangkut pautnya ini tampaknya sudah

jauh sekali. Misalnya, kata ceramah pada mulanya berarti ’cerewet’ atau ’banyak cakap’

tetapi kini berarti ’pidato’ atau ’uraian’ mengenai suatu hal yang disampaikan di depan

banyak orang. Contoh lain adalah onderhand, yang dalam bahasa Belanda berarti

’onderste deel van de hand (di bawah tangan)’, dalam istilah hukum Indonesia diartikan

menjadi ’pernikahan di bawah tangan’ (Finoza, 2005).

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 40: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

4. Penghalusan

Dalam pembicaraan mengenai perubahan makna yang meluas, menyempit atau

berubah secara total, kita berhadapan dengan sebuah kata atau sebuah bentuk yang tetap.

Hanya konsep makna mengenai kata kata bentuk itu yang berubah. Dalam pembicaraan

mengenai penghalusan ini kita berhadapan dengan gejala ditampilkannya makna yang

lebih halus, atau lebih sopan daripada yang akan digantikan. Kecenderungan untuk

menghaluskan makna kata nampaknya gejala umum dalam masyarakat bahasa Indonesia.

Misalnya kata penjara atau bui diganti dengan dengan istilah yang maknanya dianggap

lebih halus yaitu Lembaga Permasyarakatan (Finoza, 2005).

5. Pengasaran

Kebalikan dari peghalusan adalah pengasaran (disfemia), yaitu usaha untuk

mengganti kata yang maknanya halus atau bermakna biasa dengan kata yang maknanya

kasar. Usaha atau gejala pengasaran in biasanya dilakukan orang dalam situasi yang tidak

ramah atau menemukan kejengkelan. Misalnya kata mendepak dipakai untuk mengganti

kata mengeluarkan seperti dalam kalimat Dia berhasil mendepak bapak A dari

kedudukannya (Finoza, 2005).

Namun banyak juga kata yang sebenarnya bermakna kasar tetapi sengaja

dugunakan untuk lebih memberi tekanan tetapi tanpa terasa kekasarannya. Misalnya kata

menggondol yang biasa digunakan anjing menggondol tulang; tetapi digunakan seperti

dalam kalimat Akhirnya regu bulu tangkis kiat berhasil menggondol pulang piala

Thomas Cup itu.

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 41: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

BAB III

ANALISIS PERUBAHAN FONOLOGIS DAN MAKNA PADA

KATA SERAPAN ISTILAH-ISTILAH HUKUM BAHASA BELANDA KE

DALAM BAHASA INDONESIA

Istilah-istilah hukum yang dianalisis pada bab ini adalah kata-kata yang diambil

dari bahasa Belanda. Bila dilihat dari sejarah, hukum di Indonesia dipengaruhi oleh

hukum Belanda. Hal ini tentunya mempengaruhi istilah-istilah hukum yang digunakan di

Indonesia. Dengan demikian, banyak istilah-istilah hukum Belanda yang diserap ke

dalam bahasa Indonesia.

3. 1 Perubahan Fonologis

Banyak istilah-istilah hukum bahasa Indonesia yang diambil dari bahasa Belanda

di antaranya mengalami perubahan-perubahan fonologis disesuaikan dengan aturan

fonologis bahasa Indonesia. Pada subbab ini akan dijelaskan mengenai perubahan

fonologis yang terjadi pada kata serapan tersebut. Analisis mengenai perubahan fonologis

kata serapan ini akan dijabarkan menurut jenis perubahan bunyinya.

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 42: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

3. 1. 1 Perubahan Bunyi

3. 1. 1. 1 Perubahan Bunyi di Suku Kata Awal dan Akhir

Perubahan bunyi pada suku kata awal dan akhir merupakan perubahan bunyi

yang terjadi pada suku kata awal dan akhir suatu kata setelah kata dari bahasa Belanda

diserap ke dalam bahasa Indonesia. Di bawah ini merupakan contoh-contoh dari

perubahan bunyi tersebut:

1. Neutraal menjadi netral

Kata neutral [nøtral] mengalami perubahan bunyi setelah diserap ke dalam bahasa

Indonesia menjadi netral [nεtrαl]. Dalam hal kasus tersebut terdapat perubahan /ø/

menjadi /ε/ setelah proses penyerapan. Selain itu terjadi juga perubahan bunyi vokal

panjang /a/ menjadi vokal pendek /a/ dalam fonem bahasa Indonesia. Perubahan tersebut

terjadi karena bahasa Indonesia tidak mengenal vokal panjang dan fonem /ø/.

2. Chartaal menjadi kartal

Kata chartaal [xαrtal] mengalami perubahan bunyi setelah diserap ke dalam bahasa

Indonesia menjadi kartal [kartl]. Dalam hal kasus terdapat perubahan /x/ menjadi /k/

setelah proses penyerapan.

3. Gratie menjadi grasi

Kata gratie [γrαtsi] mengalami perubahan bunyi setelah diserap ke dalam bahasa

Indonesia menjadi grasi [grαsi]. Dalam hal ini terjadi gejala perubahan bunyi /ts/ menjadi

/s/. Selain itu terjadi pula perubahan bunyi /γ/ menjadi /g/. Perubahan ini terjadi karena

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 43: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

bahasa Indonesia tidak mengenal fonem /γ/ dan bunyi /ts/.

4. Auditeur menjadi auditor

Kata auditeur [ uditør] adalah contoh dari bahasa Belanda yang mengalami perubahan

pada akhir kata. Kata auditeur [ uditør] berubah menjadi auditor [auditor] setelah diserap

ke dalam bahasa Indonesia. Pada kasus ini, terjadi karena terdapat penggantian bunyi / u/

menjadi /o/ dan /ø/ menjadi /o/.

5. Declaratie menjadi deklarasi

Kata deklarasi [dεklarasi] adalah contoh dari kata serapan Indonesia dari bahasa Belanda

yang mengalami perubahan pada akhir kata. Kata declaratie [dεklarαtsi] berubah menjadi

deklarasi [deklarasi] dalam bahasa Indonesia. Pada kasus ini perubahan terdapat pada

bunyi /ts/ menjadi /s/ sama seperti pada kata gratie di atas.

3. 1. 1. 2 Perubahan Bunyi di Suku Kata Awal

Perubahan bunyi di suku kata awal adalah perubahan bunyi yang terjadi pada

suku kata awal suatu kata setelah kata dari bahasa Belanda tersebut diserap ke dalam

bahasa Indonesia. Di bawah ini merupakan contoh-contoh dari perubahan bunyi di suku

kata awal, yaitu sebagai berikut:

1. Schorsing menjadi skorsing

Kata schorsing [sx rsIng] mengalami perubahan bunyi setelah diserap ke dalam bahasa

Indonesia menjadi skorsing [sk rsing]. Hal ini terjadi karena terdapat perubahan /x/

menjadi /k/ setelah proses penyerapan.

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 44: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

2. Authentiek menjadi otentik

Perubahan bunyi yang terjadi pada kata authentiek [ utεntik] yaitu penggantian vokal / u/

menjadi /o/. Seperti halnya kata auditeur di atas, perubahan pada kata authentiek [

utεntik] menjadi otentik [otεntik].

3. Autonomie menjadi otonomi

Kata berikutnya yang mengalami perubahan bunyi vokal adalah kata autonomie [

utonomi] yang diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi otonomi [otonomi]. Dalam hal

ini, terjadi perubahan pada vokal / u/ menjadi /o/ di awal suatu kata.

3. 1. 1. 3 Perubahan Bunyi di Suku Kata Akhir

Perubahan bunyi di suku kata akhir merupakan perubahan bunyi yang terjadi di

suku kata akhir suatu kata setelah kata tersebut diserap dari bahasa Belanda ke dalam

bahasa Indonesia. Berikut ini merupakan contoh-contoh dari perubahan bunyi di suku

kata akhir:

1. Hypotheek menjadi hipotek

Kata hipotek [hIpotεk] dalam bahasa Indonesia berasal dari kata hypotheek [hIpothek].

Kata ini mengalami perubahan bunyi /e/ menjadi /ε/ di suku kata akhir.

2. Praktijk menjadi praktik

Kata praktik [prαktΙk] dalam bahasa Indonesia berasal dari kata praktijk [prαktεik]. Kata

ini mengalami penghilangan bunyi /εi/ menjadi /Ι/ di suku kata terakhir.

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 45: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

3. Cassatie menjadi kasasi

Kata cassatie [kαsαtsi] mengalami perubahan bunyi setelah diserap ke dalam bahasa

Indonesia menjadi kasasi [kαsαsI]. Kasus ini sama seperti pada kata gratie yang telah

dijelaskan di atas.

4. Loterij menjadi lotere

Kata lotere [l tərε] dalam bahasa Indonesia berasal dari kata loterij [l tərεi]. Kata ini

mengalami perubahan bunyi /εi/ menjadi /ε/ di akhir suku kata.

5. Statuut menjadi statuta

Kata statuut [stαtyt] menjadi statuta [stαtutα]. Dalam hal ini terjadi perubahan bunyi /yt/

di suku kata akhir. Perubahan ini terjadi karena sistem fonologi bahasa Indonesia tidak

mengenal vokal panjang /y/, sehingga pada saat kata statuut dalam bahasa Belanda

diserap ke dalam bahasa Indonesia terjadi perubahan bunyi /y/ menjadi /u/ dan

ditambahkan dengan bunyi /a/ di suku kata terakhir.

6. Coalitie menjadi koalisi

Kata koalisi [koalisi] dalam bahasa Indonesia berasal dari kata bahasa Belanda coalitie.

[koalitsi]. Kata ini mengalami perubahan bunyi /ts/ menjadi /s/ di suku kata terakhir.

7. Confirmatie menjadi konfirmasi

Kata konfirmasi [knfIrmαsi] dalam bahasa Indonesia berasal dari kata bahasa Belanda

confirmatie [k nfIrmαtsi]. Kata ini mengalami perubahan bunyi /ts/ menjadi /s/ di suku

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 46: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

kata akhir.

8. Consultatie menjadi konsultasi

Kata konsultasi [k nsultasi] dalam bahasa Indonesia berasal dari kata consultatie [k

nsultαtsi]. Kata ini mengalami perubahan bunyi /ts/ menjadi /s/ di suku kata akhir. Hal ini

disebabkan bahasa Indonesia tidak mengenal bunyi /ts/ pada suatu kata sehingga terjadi

pada saat kata diserap terjadi perubahan bunyi tersebut.

9. Declaratie menjadi deklarasi

Kata deklarasi [dεklarasi] dalam bahasa Indonesia berasal dari kata declaratie

[dεklarαtsi]. Kata ini mengalami perubahan bunyi /ts/ menjadi /s/ di suku kata akhir. Hal

ini disebabkan bahasa Indonesia tidak mengenal bunyi /ts/ pada suatu kata sehingga

terjadi pada saat kata diserap terjadi perubahan bunyi tersebut.

10. Democratie menjadi demokrasi

Kata demokrasi [dεmokrasi] dalam bahasa Indonesia berasal dari kata democratie

[dεmokrαtsi]. Kata ini mengalami perubahan bunyi /ts/ menjadi /s/ di suku kata akhir. Hal

ini disebabkan bahasa Indonesia tidak mengenal bunyi /ts/ pada suatu kata sehingga

terjadi pada saat kata diserap terjadi perubahan bunyi tersebut. Selain itu terdapat pula

perubahan bunyi vokal /α/ menjadi /a/.

11. Dispensatie menjadi dispensasi

Kata dispensasi [dispεnsαsi] dalam bahasa Indonesia berasal dari kata dispensatie

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 47: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

[dispεnsαtsi]. Kata ini mengalami perubahan bunyi /ts/ menjadi /s/ di suku kata akhir.

Hal ini disebabkan bahasa Indonesia tidak mengenal bunyi /ts/ pada suatu kata sehingga

terjadi pada saat kata diserap terjadi perubahan bunyi tersebut.

12. Decreet menjadi dekrit

Kata decreet [dəkret] berubah menjadi dekrit [dəkrIt] setelah diserap ke dalam bahasa

Indonesia. Kata ini mengalami perubahan bunyi /e/ menjadi /I/ di suku kata akhir.

13. Executie menjadi eksekusi

Kata executie [εksəkœtsi] berubah menjadi eksekusi [εksəkusi] dalam bahasa Indonesia.

Pada kasus ini perubahan terdapat pada bunyi /ts/ menjadi /s/. Hal ini disebabkan bahasa

Indonesia tidak mengenal bunyi /ts/ pada suatu kata sehingga terjadi pada saat kata

diserap terjadi perubahan bunyi tersebut.

14. Kwitantie menjadi kwitansi

Kata kwitantie [kwItαnsi] berubah menjadi kwitansi [kwitαnsi] dalam bahasa Indonesia.

Pada kasus ini perubahan terdapat pada bunyi pada konsonan /ts/ menjadi /s/. Hal ini

disebabkan bahasa Indonesia tidak mengenal bunyi /ts/ pada suatu kata sehingga terjadi

pada saat kata diserap terjadi perubahan bunyi tersebut.

15. Partij menjadi partai

Kata partij [pαrtει] berubah menjadi partai [pαrtay] dalam bahasa Indonesia. Pada kasus

ini terdapat perubahan pada bunyi diftong /ει/ menjadi /ay/.

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 48: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

16. Hierarchie menjadi hierarki

Kata hierarchie [hirarxi] berubah menjadi hierarki [hirarki] dalam bahasa Indonesia. Pada

kasus ini terdapat perubahan pada bunyi /x/ menjadi /k/.

3. 1. 1. 4 Perubahan bunyi /γ/ menjadi /g/

Perubahan bunyi /γ/ menjadi /g/ merupakan kasus penyerapan kata dari bahasa

Belanda ke dalam bahasa Indonesia yang banyak terjadi. Berikut ini merupakan sebagian

contoh dari kasus-kasus tersebut:

1. Garantie menjadi garansi

Kata garantie [γarαntsi] mengalami perubahan bunyi setelah diserap ke dalam bahasa

Indonesia menjadi garansi [gαrαnsi]. Dalam hal kasus ini terdapat perubahan bunyi

konsonan /γ/ menjadi /g/. Hal ini juga terjadi karena penyesuaian fonologis ke dalam

bahasa Indonesia. Selain itu terjadi pula perubahan bunyi dari /ts/ menjadi /s/ di suku kata

akhir.

2. Giraal menjadi giral

Kata giral [girαl] dalam bahasa Indonesia berasal dari kata giraal [γiral]. Dalam hal

kasus ini terdapat perubahan bunyi konsonan /γ/ menjadi /g/. Hal ini juga terjadi karena

penyesuaian fonologis ke dalam bahasa Indonesia. Selain itu terdapat pula perubahan

bunyi vokal panjang di akhir suku kata yaitu bunyi vokal panjang /a/ menjadi /α/.

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 49: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

3. 1. 2 Penghilangan Bunyi

3. 1. 2. 1 Apocope

1. Parlement menjadi parlemen

Kata parlement [pαrləmεnt] berubah menjadi parlemen [pαrləmεn] dalam bahasa

Indonesia. Pada kasus ini terjadi pemotongan atau penghilangan bunyi dari suku kata

akhir dari suatu kata. Dalam hal ini terjadi penghilangan atau pemotongan bunyi /t/ di

akhir kata.

2. Abonement menjadi abonemen

Kata abonement [abonəmεnt] berubah menjadi abonemen [abonəmεn] dalam bahasa

Indonesia. Pada kasus ini terjadi pemotongan atau penghilangan bunyi dari suku kata

akhir dari suatu kata. Dalam hal ini terjadi penghilangan atau pemotongan bunyi /t/ di

akhir kata.

3. Residivist menjadi residivis

Kata residivist [residivIst] berubah menjadi residivis [residivIs] dalam bahasa Indonesia.

Pada kasus ini terjadi pemotongan atau penghilangan dari suku kata akhir dari suatu kata.

Dalam hal ini terjadi penghilangan atau pemotongan bunyi /t/ di akhir kata.

Pada analisis ini, penulis tidak menemukan perubahan bunyi seperti asimilasi,

disasimilasi, merger, split, loss, metatesis, syncope, haplology dan prothesis. Hal ini

terkait dengan penyerapan istilah hukum bahasa Belanda ke dalam bahasa Indonesia

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 50: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

tidak ditemukan penyingkatan kata dengan menghilangkan huruf, penambahan vokal atau

konsonan pada awal kata, pemisahan bunyi menjadi dua, penggabungan bunyi atau pun

perubahan bunyi karena dipengaruhi bunyi di sebelahnya.

3. 2 Perubahan Makna

Setelah menjelaskan perubahan-perubahan fonologis yang terjadi pada kata–kata

serapan Belanda dalam istilah hukum pada bahasa Indonesia, selanjutnya sesuai dengan

tujuan penelitian ini maka pada subbab berikut akan dijelaskan mengenai perubahan

makna yang terjadi pada kata-kata serapan itu.

3. 2. 1 Meluas

Perubahan makna meluas adalah gejala yang terjadi pada sebuah kata atau leksem

yang pada mulanya hanya memiliki sebuah ’makna’, tetapi kemudian karena berbagai

faktor menjadi memiliki makna-makna lain. Berikut ini merupakan contoh-contoh dari

istilah hukum bahasa Indonesia yang mengalami perluasan makna setelah mengalami

penyerapan dari bahasa Belanda:

1. Advokaat – advokat

Kata advokaat dalam bahasa Belanda bermakna “penasihat hukum” (Massier, 1992).

Namun setelah diserap ke dalam bahasa Indonesia mengalami penyempitan makna yang

disesuaikan dengan perkembangan hukum yang terjadi di Indonesia. Dalam bahasa

Indonesia ‘advokat’ bermakna “orang yang berprofesi memberikan jasa hukum, baik di

dalam maupun diluar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 51: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

Undang-Undang No. 18 Tahun, 2003”.

2. Gratificatie – Gratifikasi

Gratificatie dalam bahasa Belanda memiliki makna “hadiah balas jasa yang diberikan

oleh majikan pekerja diluar upah atau gaji biasa” (Massier, 1992). Namun setelah diserap

ke dalam bahasa Indonesia mengalami perluasan makna seiring dengan perkembangan

hukum yang terjadi di Indonesia. ’Gratifikasi’ dalam bahasa Indonesia bermakna ”hadiah

atau pemberian kepada penyelenggara negara terkait dengan jabatan atau posisi

penyelenggara. Hadiah atau pemberian itu dimaksudkan untuk menyuap atasan ataupun

rekan agar melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu, sesuai dengan kehendak

pemberi hadiah dan bertentangan dengan kewajiban jabatannya”. Hal ini diatur dalam

Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan Undang-undang Komisi

Pemberantasan Korupsi. Pelakunya pun diancam hukuman penjara minimal 4 tahun

maksimal 20 tahun, dan denda minimal 200 juta maksimal 1 milyar. Kecuali jika

penerima melaporkan gratifikasi yang diterimanya kepada KPK, ancaman pidana tersebut

tidak berlaku (Pasal 12C UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi).

3. Sommatie – Somasi

Sommatie dalam bahasa Belanda bermakna “teguran untuk membayar” (Massier, 1992).

Setelah diserap ke dalam bahasa Indonesia, kata sommatie mengalami perluasan makna,

hal ini dipengaruhi oleh perkembangan hhukum yang terjadi di Indonesia. ‘somasi’ yang

diserap dari bahasa Belanda, dalam bahasa Indonesia bermakna “teguran atas kelalaian

atau kealpaan seseorang; dalam hal hutang piutang atau adanya suatu perjanjian ada

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 52: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

kalanya pihak debitor atau pihak yang harus memenuhi sesuatu perjanjian alpa, lalai atau

tidak memenuhi kewajiban setelah jatuh harinya atas kealpaan ini pihak yang dirugikan

dapat memberi teguran berwujud surat” (Yan Pramadya Puspa, 2002).

3. 2. 2 Menyempit

Perubahan menyempit adalah gejala yang terjadi pada sebuah kata yang pada

mulanya mempunyai makna yang cukup luas, kemudian berubah menjadi terbatas hanya

pada sebuah makna saja. Berikut ini merupakan contoh-contoh dari istilah hukum bahasa

Indonesia yang mengalami penyempitan makna setelah mengalami penyerapan dari

bahasa Belanda:

1. Abolitie – Abolisi

Abolitie dalam bahasa Belanda bermakna “Penghapusan dari suatu tindakan pidana dan

bila perlu dari tuntutan yang telah diadakan karenanya, pada abolisi kejadiak dengan

segala akibatnya dianggap tidak pernah terjadi” (Massier, 1992). Setelah diserap ke

dalam bahasa Indonesia mengalami penyempitan makna, sesuai dengan perkembangan

hukum yang terjadi di Indonesia. Kata ‘abolisi’ dalam bahasa Indonesia bermakna ”hak

Prerogratif Presiden untuk menghapuskan suatu tuntutan pidana atau menggugurkan

suatu tindakan pidana yang sedang dilakukan” (UUD, 1945).

2. Abdicatie - Abdikasi

Abdicatie dalam bahasa Belanda bermakna “meniggalkan, menurunkan, memberikan

jabatan” (Massier, 1992). Setelah diserap kedalam bahasa Indonesia mengalami

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 53: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

penyempitan makna, sesuai dengan perkembangan hukum yang terjadi di Indonesia. Kata

‘abdikasi’ dalam bahasa Indonesia bermakna “demi keutuhan negara atau untuk

mencegah timbulnya perang atau pergolakan; ada seseorang pimpinan (kepala) negara

memberikan jabatannya kepada penngantinya meskipun belum habis masa jabatannya”

(Yan Parmadya Puspa, 2002).

3. Cassatie - Kasasi

Cassatie dalam bahasa Belanda “pembatalan, pernyataan tidak berlakunya keputusan

hakim rendahan oleh Mahkamah Agung, demi kepentingan kesatuan peradilan” (Massier,

1992). Kata ini setelah diserap ke dalam bahasa Indonesia mengalami penyempitan

makna disebabkan oleh perkembangan hukum yang terjadi di Indonesia. Kata ‘kasasi’

dalam bahasa Indonesia bermakna “pembatalan putusan pengadilan (yang telah

dijatuhkan); permohonan kasasi diatur dalam UU Mahkamah Agung, permohonan itu

dijukan sendiri oleh pihak yang berkepentingan atau oleh Jaksa Agung”.

4. Dispensatie - Dispensasi

Dispensatie dalam bahasa Belanda bermakna “kelonggaran untuk hal-hal yang khusus

dari ketentuan undang-undang, ketentuan menurut undang-undang dan menurut gereja,

dalam hal dispensasi dibenarkan apa-apa yang biasanya dilarang oleh pembuat undang-

undang” (Massier, 1992). Setelah diserap ke dalam bahasa Indonesia mengalami

penyempitan makna yang disebabkan oleh perkembangan hukum yang terjadi di

Indonesia. Kata ‘dispensasi’ dalam bahasa Indonesia bermakna “penyimpangan atau

pengecualian terhadap ketentuan-ketentuan peraturan-peraturan hukum ataupun undang-

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 54: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

undang yang semestinya berlaku formil” (Yan Pramadya Puspa, 2002).

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 55: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

BAB IV

SIMPULAN

Penelitian ini membuktikan bahwa kontak bahasa memiliki pengaruh pada suatu

bahasa. Dalam hal ini kontak antara bahasa Belanda dan bahasa Indonesia mempengaruhi

kedua bahasa itu satu sama lain. Bahasa Belanda memberi pengaruh pada bahasa

Indonesia dengan adanya kata-kata serapan bahasa Belanda dalam bahasa Indonesia.

Dari hasil analisis penulis pada penelitian mengenai kata serapan bahasa

Indonesia dalam bahasa Belanda ini, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan, yaitu

mengenai perubahan fonologis serta perubahan makna dari kata serapan Indonesia yang

berasal dari bahasa Belanda tersebut. Pertama-tama akan dijelaskan mengenai perubahan

fonologis pada kata–kata serapan itu. Hasil analisis melalui tinjauan fonologis

menunjukkan bahwa perubahan fonologis yang terjadi pada kata -kata serapan bahasa

Indonesia dalam bahasa Belanda terdiri dari perubahan fonologis berikut ini:

1. Perubahan di suku kata awal dan akhir: chartaal [xαrtal] menjadi kartal [kαrtαl]

2. Perubahan di suku kata awal: schorsing [sx rsIng] menjadi skorsing [sk rsIng]

3. Perubahan di suku kata akhir : praktijk [prαktειk] menjadi praktik [prαktΙk]

4. Perubahan bunyi vokal panjang menjadi vokal pendek: illegaal [Ilεγal] menjadi

ilegal [ilεgαl]

5. Perubahan bunyi /γ/ menjadi /g/: giraal [γiral] menjadi giral [gIrαl]

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 56: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

Kemudian adalah hasil analisis perubahan makna dari kata-kata serapan bahasa

Belanda dalam bahasa Indonesia. Dari hasil analisa perubahan makna pada istilah-istilah

hukum bahasa Indonesia yang diserap dari bahasa Belanda ditemukan perubahan makna

meluas dan menyempit seperti pada kata ’gratifikasi’ dan ’advokat’. Perubahan makna

juga tidak banyak terjadi pada kata serapan dari istilah hukum bahasa Belanda ke dalam

istilah hukum bahasa Indonesia disebabkan oleh istilah-istilah hukum bahasa Indonesia

diterjemahkan pada umumnya pada arti sebenarnya disesuaikan dengan sistem hukum

positif Indonesia yang mengadopsi dari sistem hukum Belanda.

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 57: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

DAFTAR ACUAN

Abas, Husen. 1996. “Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia”. Bahasa Nasional Kita:

dari Sumpah Pemuda ke Pesta Emas Kemerdekaan 1928 -1995

Appel, René, et al. 1979. Sociolinguistiek. Utrecht/Antwerpen: Het Spectrum.

Appel, René dan Muysken. 1987. Language Contact and Bilingualism, Institute for

General Linguistics. Amsterdam: University of Amsterdam.

Bussman, Hadomoud. 1996. Routledge Dictionary of Language and Linguistics.

Translated & edited by Gregory P. Trauth, Kerstin Kazzazi. London & New

York: Routledge.

Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta

___________. 2001. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Djoko Koentjono. 1984. Dasar-dasar Linguistik Umum, Fakultas Sastra Universitas

Indonesia.

Finoza, Lamuddin. 2005. Komposisi Bahasa Indonesia (untuk mahasiswa non jurusan

bahasa). Jakarta: Diksi Intan Media

Geerts, G. et al. 1984. Algemene Nederlandse Spraakkunst (ANS). Groningen: Wolters-

Noordhoff.

Hudson, R. A. 1980. Sociolinguistics, Cambridge Textbooks in Linguitstics. Cambridge

University Press.

Keraf, Gorys. 1991. Diksi dan Gaya Bahasa: Komposisi Lanjutan I, Ende: Nusa Indah.

Larson, Midred L. 1988. Penerjemahan Berdasarkan Makna: Pedoman untuk

Pemadanan antar Bahasa. Jakarta: Penerbit Arcan.

Moeliono, Anton M. dan Soenjono Dardjowidjojo. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Neijt, Anneke. 1993. Universele Fonologie: Een inleiding in de Klankleer, Doordrecht.

Foris Publication.

Nothofer, Bernd. 1975. The Reconstruction of Proto-Malayo-Javanic, ‘S Gravenhage-

Martinus Nijhoff

Kanter, E.Y. dan Sianturi. 1982. Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia dan

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009

Page 58: PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20160732-RB14M314pf-Perubahan... · PERUBAHAN FONOLOGIS DAN SEMANTIS ISTILAH HUKUM BAHASA INDONESIA

Penerapannya. Jakarta: Alumni AHM PTHM.

Palmer, F. R. 1976. Semantics. Cambridge University Press.

Pateda, Mansoer. 1986. Semantik Leksikal, Flores: Penerbit Nusa Indah.

Slametmuljana. 1965. Semantik (Ilmu Makna). Kuala Lumpur: Oxford University Press.

Suratminto, Lilie. 2005. Tata Bahasa Belanda: Lengkap, Mudah, dan Praktis, Penerbit

PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.

Umar, Azhar dan Delvi Napitupulu. 1994. Sosiolinguistik dan Psikolinguistik (Suatu

Pengantar), Jakarta.

Daftar Kamus

Koenen, M.J., J. B. Drewes. 1986. Wolters Woordenboek Eigentijds Nederlands: Ie druk,

Groningen:

Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik, Jakarta: PT. Gramedia.

Massier, A.W.H. 1992. Beknopt Jurisdich Woordenboek Indonesisch-Nederlands,

Leiden: CNWS Publication.

Puspa, Yan Pramadya. 1977. Kamus Hukum. Semarang: Aneka Ilmu Pustaka Pelajar

Salim, Peter, M. A. 1996. The Contemporary English Indonesian Dictionary: 7 th Edition,

Jakarta: Modern English Press.

Van Dale. 1995. Groot Woordenboek der Nederlandse Taal : elfde, herziene druk, Eerste

deel: A-I, tweede deel: J-R, derde deel: S-Z.

Perubahan fonologis..., Monica Nila Sari, FIB UI, 2009