Upload
kayleighseraphina
View
43
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERUBAHAN METABOLISME PADA PUASA
Pembimbingdr Ekky M. Rahardja, MS, Sp.GK
Di susun olehPUTRO S. MUHAMMAD ( 406102047 )DEASY ADRI SUSANTO (406111007)
Kepaniteraan Klinik Ilmu GiziFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 22 Juli – 2 Agustus 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas nikmat dan
karunia-Nya serta petunjukNya sehingga paper “Perubahan Metabolisme Pada
Puasa” ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Paper ini
disusun saat penulis melaksanakan Kepaniteraan Klinik Ilmu Gizi periode 22 Juli
2013 – 2 Agustus 2013.
Dengan bekal pengetahuan, pengarahan serta bimbingan yang
diperoleh selama menjalani kepaniteraan ini, penulis mencoba menyusun paper
yang berjudul: “Perubahan Metabolisme Pada Puasa” sebagai salah satu
persyaratan dalam Kepaniteraan Klinik Ilmu Gizi. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr Ekky M. Rahardja,
MS, Sp.GK
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar - besarnya kepada
para pembimbing atas kesabarannya dalam membimbing penulis selama
menjalani kepaniteraan klinik Ilmu Gizi.
Penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini
begitupula paper ini yang masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan mohon maaf bila
terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan paper ini, semoga paper ini
dapat bermanfaat bagi semua yang membaca.
Jakarta, Juli 2013
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................................................2
DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 5
BAB III KESIMPULAN ..............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................11
3
BAB I
PENDAHULUAN
Berpuasa di bulan Ramadhan adalah kewajiban bagi umat Muslim. Puasa
Ramadhan merupakan 1 dari 5 kewajiban bagi umat Muslim dan dijalankan oleh
jutaan umat Muslim di seluruh dunia. Puasa merupakan menahan diri untuk
tidak makan dan minum dari subuh sampai maghrib sebagai bentuk dari
instropeksi diri dan menahan nafsu. Makan dan minum biasanya dilakukan saat
malam hari dan biasanya frekuensi dan kuantitas makanan, durasi tidur di
malam hari dan kegiatan fisik harian berkurang,1
Saat bulan puasa, biasanya proporsi dari lemak, protein dan karbohidrat
dari makanan yang dimakan berbeda. Ada kecenderungan untuk menkonsumsi
makanan dan minuman yang kaya karbohidrat dibandingkan dengan bulan lain
selain Ramadhan.1
Telah diteliti bahwa pemberian nutrisi pada waktu yang berbeda juga
dapat menyebabkan perubahan efek metabolic. Profil lemak bergantung dari
kebiasaan makan, saturasi dan persentasi lemak dalam makanan yang
dikonsumsi, persentase dari karbohidrat simple dan latihan fisik. 1
Sampai saat ini perubahan fisiologis pada bulan ramadhan belum di
ketahui dengan pasti mengingat terbatasnya studi-studi pada kandungan lemak
darah , lipoprotein, apolipoprotein pada tema puasa di bulan ramadhan .1
4
BAB II
PEMBAHASAN
Puasa adalah berpantang secara total maupun parsial dari semua
makanan maupun makanan tertentu. Penelitian terhadap puasa sering dilakukan
terhadap 3 jenis puasa tertentu, yaitu CR (Caloric Restriction), ADF (Alternate-
Day Fasting), DR (Dietary Restriction). 2
Jenis puasa CR adalah mengurangi intake kalori sebanyak persentase
tertentu (biasanya 20-40%) dari konsumsi ad libitum. Puasa jenis ini telah
menunjukkan adanya perpanjangan onset penyakit seperti autoimun disease,
aterosklerosis, kardiomiopati, kanker, DM, renal disease, neurodegenerative
disease dan respiratory disease. Puasa jenis ini menurunkan detak jantung dan
tekanan darah selama istirahat dan juga menurunkan kadar glukosa puasa serta
meningkatkan sensitivitas insulin.2
Puasa jenis ADF merupakan puasa yang dilakukan dengan mengatur
periode makan - puasa dalam 24 jam. Pada periode makan, pelaku puasa dapat
mengkonsumsi makanan secara ad libitum sementara selama periode puasa
konsumsi makanan dibatasi. ADF memiliki efek yang berbeda kepada tiap
gender, sebagai contoh: ADF meningkatkan sensitivitas insulin pada laki-laki
namun tidak pada variable perempuan. Toleransi glukosa tidak berubah pada
laki-laki namun pada perempuan mengalami toleransi glukosa terganggu.2
Puasa jenis DR adalah mengurangi 1 atau lebih komponen intake diet
(biasanya makronutrien). Penelitian menyiratkan bahwa baik pembatasan
karbohidrat maupun pembatasan lipid tidak memperpanjang usia. Penelitian
tersebut melibatkan binatang percobaan sebagai referensinya sehingga
kesimpulan pada manusia belum dapat dipastikan. 2
Puasa pada bulan Ramadhan lebih menyerupai jenis puasa tipe ADF
karena terdapat periode makan – puasa dalam 24 jam yang biasanya periode
puasa dijalani rata-rata 12 jam. Hal yang penting pada jenis puasa Ramadhan
adalah intake cairan dilarang ketika periode puasa sementara pada jenis ADF
masih diperbolehkan dalam protokolnya.2
5
Diet yang dilakukan pada puasa di bulan Ramadhan umumnya berupa
mengkonsumsi porsi besar makanan saat berbuka dan porsi yang lebih kecil saat
sahur dan biasanya terdapat tambahan sebelum tidur malam.2
Umat Muslim biasanya mengkonsumsi makanan dengan jenis yang lebih
beragam pada bulan puasa dibandingkan bulan lainnya dan biasanya makanan
dan minuman yang mengandung gula lebih sering dikonsumsi.1
Beberapa studi mencatat adanya peningkatan konsumsi
monounsaturated fatty acid dan trans fatty acid selama bulan Ramadhan,
meskipun demikian ada consensus yang mengatakan konsumsi polyunsaturated
fatty acid tidak berubah. Termasuk konsumsi thiamin, niasin, folat, vitamin c,
vitamin E, kalsium, magnesium, kalium, dan zinc tercatat lebih meningkat selama
bulan Ramadhan. Beberapa penelitian menemukan penurunan tingkat konsumsi
riboflavin pada ramadhan yang cukup signifikan. 1
Peningkatan trigliserid dapat terjadi pada saat bulan Ramadhan
dikarenakan konsumsi karbohidrat yang meningkat serta tingkat aktivitas yang
berkurang selama Ramadhan. Dalam suatu studi dijelaskan bahwa terdapat
korelasi negative antara tingkat trigliserid sebelum Ramadhan dan setelah
Ramadhan. 2
6
Penggunaan cadangan lemak dan lemak yang disintesis sebagai sumber
energi lebih tinggi pada saat puasa Ramadhan daripada pada saat kondisi intake
energi normal. 2
Kadar glukosa darah memuncak pada sekitar 2 jam setelah sahur.
Dikarenakan proses glikolisis, 4 jam setelah itu, kadar kembali ke rentang puasa
(antara 80-100 mg/dL) seiring dengan oksidasi atau pengubahan glukosa
menjadi bentuk simpanan bahan bakar oleh jaringan. Penurunan glukosa
menyebabkan penurunan sekresi insulin. Hati berespon terhadap hal ini dengan
7
memulai degradasi simpanan oksigen dan melepaskan glukosa dalam darah.
Pada awalnya, simpanan glikogen diuraikan untuk memasok glukosa ke dalam
darah (glikogenolisis), tetapi simpanan ini terbatas. 3
Hati memiliki mekanisme lain untuk menghasilkan glukosa darah. Proses
ini yang dikenal sebagai gluconeogenesis yang menggunakan sumber-sumber
karbon berupa laktat (glikolisis di dalam sel darah merah), gliserol (lipolysis
triasilgliserol adipose), dan asam amino (pemecahan protein otot). 3
Asam lemak tidak dapat menyediakan karbon untuk gluconeogenesis.
Dari simpanan energy makanan triasilgliserol jaringan adipose yang berjumlah
besar, hanya sebagian kecil terutama gugus gliserol yang dapat digunakan untuk
menghasilkan glukosa dalam darah. Setelah beberapa jam puasa
gluconeogenesis mulai menambah glukosa yang dihasilkan glikogenolisis di
hati.3
Triasilgliserol merupakan sumber utama energi selama puasa. Sewaktu
kadar insulin menurun dan kadar glucagon darah meningkat, triasilgliserol
adipose dimobilisasi oleh suatu proses lipolysis. Pemecahannya menghasilkan
gliserol dan asam lemak. Asam lemak berfungsi sebagai bahan bakar untuk
jaringan misalnya otot, ginjal yang mengoksidasinya menjadi asetil-koA dan
kemudian menghasilkan energy dalam bentuk ATP. 3
Sebagian besar asam lemak masuk ke hati diubah menjadi benda keton.
Benda keton ini dapat dioksidasi lebih lanjut oleh jaringan misalnya otot dan
ginjal. Di jaringan tersebut asetoasetat dan betahidroksi butirat diubah menjadi
asetil koA dan kemudian menjadi CO2 dan H2O disertai pembentukan energy.3
Otot menggunakan asam lemak, benda keton, dan glukosa dari glikogen
otot (sewaktu sedang olahraga dan saat pasokan masih ada). Banyak jaringan
yang menggunakan campuran asam lemak dan benda keton juga.3
Mekanisme di hati yang berfungsi mempertahankan kadar glukosa darah
selama puasa diawali oleh penurunan rasio insulin/glucagon. Glikogen hati
diurai untuk menghasilkan glukosa darah. Enzim untuk penguraian glikogen
diaktifkan melalui fosforilasi yang diarahkan oleh cAMP. Glucagon merangsang
adenilat siklase untuk membentuk cAMP, yang kemudian mengaktifkan protein
kinase A. protein kinase A melakukan fosforilasi terhadap fosforilasi kinase, yang
kemudian melakukan fosforilasi dan mengaktifkan glikogen fosforilase. Protein
8
kinase A juga memfosforilasikan glikogen sintase. Tetapi enzim tersebut menjadi
inaktif.3
Mekanisme yang mempengaruhi lipolysis di jaringan adipose selama
puasa yaitu sewaktu kadar insulin darah turun dan kadar glucagon meningkat,
kadar cAMP di dalam sel adipose meningkat. Akibatnya, protein kinase A
diaktifkan dan menyebabkan fosforilase lipase peka hormone. Enzim bentuk
fosforilasi ini menjadi aktif dan memutuskan asam lemak dari triasil gliserol.3
Mekanisme yang mempengaruhi pembentukan badan keton oleh hati
yaitu setelah asam lemak dibebaskan dari jaringan adipose selama puasa, asam
lemak mengalir dalam darah dalam bentuk kompleks dengan albumin. Asam
lemak ini dioksidasi oleh berbagai jaringan, terutama otot. Di hati, asam lemak
dipindahkan ke dalam mitokondria karena asetil koA karboksilase inaktif, kadar
malonil koA rendah, dan CPT1 aktif. Asetil koA yang dihasilkan oleh oksidasi
beta diubah menjadi badan keton.3
9
BAB III
KESIMPULAN
Puasa Ramadhan merupakan jenis puasa yang bersifat membagi waktu
puasa dan waktu makan dalam 2 periode yang berbeda dimana pada waktu
periode puasa seseorang tidak diperbolehkan untuk makan maupun minum
sehingga pada waktu tersebut orang yang berpuasa sama sekali tidak
mendapatkan intake nutrisi. Meskipun demikian tubuh memiliki mekanisme
dalam mengatasi hal tersebut . Kadar glukosa darah yang rendah saat puasa akan
segera disuplai oleh mekanisme glikogenolisis yang kemudian disusul oleh
mekanisme gluconeogenesis. Pada Jenis puasa Ramadhan proses tersebut
tidaklah berlarut-larut karena pada saat berbuka maka glukosa dalam darah
akan segera disuplai dari diet. Sehingga sesungguhnya pada jenis puasa
Ramadhan lebih cenderung merupakan pergantian jadwal waktu diet harian.
Intake diet yang beragam jumlahnya selama berpuasa ramadhan serta
menigkatnya konsumsi gula menjadi penyebab adanya peningkatan trigliserida
dalam darah pada orang yang berpuasa di bulan puasa. Penurunan konsumsi
serat juga perlu d perhatikan mengingat adanya studi yang mengungkapkan
adanya penurunan tingkat konsumsi riboflavin. Sementara itu intake
mikronutrien lainnya tampak lebih meningkat pada beberapa studi.
Perubahan metabolism yang terjadi selama puasa seharusnya di tanggapi
dengan diet yang sesuai mengingat mekanisme tubuh yang cukup baik dalam
mengatasi intake yang berkurang selama periode puasa sehingga pada saat
periode “makan” seeorang yang menjalani ibadah tersebut hendaknya
mengkonsumsi makanan jenis karbohidrat dalam jumlah yang seimbang tanpa
mengabaikan asupan serat dan mikronutrien lainnya dalam jumlah adekuat.
10
DAFTAR PUSTAKA
1. Trepanowski, John F & Richard J Bloomer. Nutrition Journal: The Impact
Religious Fasting on Human Health. 2010
2. V Ziaee dkk. Singapore Med Journal: The Changes of Metabolic Profile and
Weight during Ramadan Fasting. 2006
3. Robert K. Murray dkk. Biokimia Harper Ed. 24. EGC: Jakarta
11