Upload
genta-ulina-hutagalung
View
212
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
sad
Citation preview
PERUBAHAN PROFESI : MENGEJAR JENIS PEKERJAAN YANG LAIN
Lebih dari setengah dari 10 juta pekerja yang merubah profesi di tahun 1986 melakukan
hal tersebut dikarenakan bayaran, kondisi pekerjaan, atau kesempatan kenaikan pangkat/promosi
yang lebih baik; namun, sekitar 1 dari delapan pekerja mengubah profesi karena mereka
kehilangan pekerjaan mereka yang sebelumnya.
Sebuah keputusan penting yang dihadapi pencari kerja muda adalah pilihan profesi.
Pilihan awal, meskipun, sama sekali tidak berarti, karena kebanyakan orang cenderung
mengubah profesinya suatu waktu dalam kehidupan pekerjaan mereka. Sebuah perubahan
profesi dapat terjadi karena bermacam alasan- seorang remaja mengubah pekerjaan musim panas
mereka, seorang pegawai mendapat promosi, seorang pekerja memilih untuk membuat sebuah
perubahan karir , atau seorang individu yang dipaksa untuk mengubah profesi mereka setelah
kehilangan pekerjaan. Ukuran perubahan seperti itu yang terbaru, dari survey Januari 1987,
menemukan hamper 10 juta orang berada dalam profesi yang berbeda dari tahun sebelumnya.
Mayoritas mengubah pekerjaan dengan sukarela, menyebutkan gaji yang lebih baik, kesempatan
promosi, atau kondisi kerja sebagai alasan untuk beralih profesi. 1.3 juta pekerja, bagaimanapun,
berada dalam profesi yang berbeda karena mereka telah kehilangan pekerjaan mereka yang
sebelumnya.
Artikel ini mengeksplor cirri-ciri pekerja ini yang mengubah profesi mereka secara sukarela
maupun tidak, dan menguji pola pergerakan mereka diantara profesi. datanya diambil melalui
sebuah tambahan pada survey populasi terbaru Januari 1987, yang menanyakan pertanyaan
mengenai mobilitas profesi, masa kerja profesi, dan waktu dengan pemberi kerja/employer saat
ini. Temuan utama dari studi ini adalah:
Umur adalah faktor kunci dalam menentukan mobilitas profesi. Tingkat mobilitas yang
tinggi pada pekerja muda sangat berbeda tajam dengan tingkat mobilitas yang rendah
diantara pekerja usia menengah dan lebih tua.
Tingkat pendidikan yang lebih tinggi pada umumnya dikaitkan dengan tingkat mobilitas
secara sukarela yang lebih tinggi. Namun, pelatihan profesi-sangat khusus, seperti yang
banyak didapatkan para profesional, mengurangi mobilitas profesi.
Perubahan karir - seperti jenis yang terjadi ketika seseorang dengan beberapa masa kerja
dalam sebuah perubahan profesi mengubah baik profesinya maupun pemberi kerjanya-
tidak umum terjadi
Perubahan profesi tidak sukarela sering menyebabkan bayaran yang lebih rendah dalam
pekerjaan yang baru. Mayoritas pekerja mengubah profesi setelah pemindahan pekerjaan
sedang meninggalkan industry produksi barang untuk pekerjaan dalam sector penyedia
layanan yang tumbuh lebih cepat.
KONSEP PERUBAHAN MOBILITAS PEKERJA
Distribusi lapangan pekerjaan oleh profesi mencerminkan pilihan-pilihan pekerja
individual dan struktur permintaan dari keseluruhan ekonomi. Para pekerja membawa
pengalaman, kemampuan dan keinginan mereka untuk tipe dan kondisi pekerjaan tertentu di
pasar. Permintaan profesi yang mereka masuki mencerminkan kondisi teknologi dan ekonomi
saat ini. Permintaan untuk teknisi computer saat ini, sebagai contoh, tidak pernah terbayangkan
beberapa decade yang lalu; itu mewakili respon pasar buruh kepada sebuah percepatan perluasan
teknologi. Perubahan dalam ekonomi industry campuran – beberapa bertumbuh dan beberapa
menolak – juga secara kuat mempengaruhi keseluruhan distribusi profesi, sebagaimana setiap
industry memiliki kebutuhan unik dalam hal kemampuan pekerja.
Mobilitas profesi dapat dipikirkan sebagai sebuah proses yang membantu menjamin
kelancaran operasi ekonomi. Pada banyak kasus, ini memungkinkan pekerja individu untuk
meningkatkan kepuasan pekerjaan mereka melalui kenaikan bayaran, status dan tanggung jawab,
atau melalui kondisi pekerjaan yang lebih baik. Disaat yang bersamaan, mobilitas profesi adalah
alat utama bagi penyesuaian keadaan permintaan baru. Oleh karena itu, pergerakan pekerja
antara profesi yang relative bebas dapat bermanfaat, dari titik acuan baik individu maupun
ekonomi.
Lampiran CPS Januari 1987 mengukur mobilitas profesi melalui sebuah pertanyaan
sederhana dengan memperhatikan status individual kesatuan pekerja. Khususnya orang-orang
yang diperkerjakan pada Januari 1986 dan Januari 1987 pertama kali ditanyai, “anda
menceritakan pada saya bahwa.. sekarang sedang bekerja sebagai..;’ kemudian, “ adakah …
melakukan pekerjaan jenis yang sama setahun yang lalu, pada Januari 1986? Sebuah respon
negative mengidentifikasi individu sebagai keprofesian mobile; survey itu menunjukkan bahwa
mendekati 10 juta orang telah mengubah profesi sejak 1986.
Tingkat mobilitas profesi menunjukkan populasi mobilitas profesi sebagai sebuah
persentase orang-orang dipekerjakan baik di bulan Januari 1986 maupun Januari 1987. Tingkat
mobilitas profesi pada periode ini adalah 9,9%, sedikit berubah dari 9,7% pada Januari 1983,
ketika beberapa data terakhir dikumpulkan. Pada kenyataaannya, nilai-nilai mobilitas profesi
telah secara baik distabilkan lebih dari 20 tahun terakhir (table 1).
Data juga dikumpulkan pada Januari 1987 mengenai alasan perubahan profesi,
memungkinkan sebuah penilaian motivasi dibalik perubahan profesi. Lebih dari setengah mereka
yang mengubah profesi berkata mereka melakukannya demi bayaran yang lebih baik,
kesempatan kemajuan/promosi, atau kondisi pekerjaan. Dan, pada kenyataannya, hampir 7 dari
10 pekerja yang mengubah profesi secara sukarela melaporkan menerima pendapatan lebih
tinggi di pekerjaan baru mereka. Sebuah tambahan satu per lima melaporkan menerima
pendapatan hampir sama; mereka, bersama perbandingan yang sedikit yang menyebutkan
berpenghasilan lebih rendah di pekerjaan baru mereka, kemungkinan besar mengubah pekerjaan
untuk prospek kondisi kerja yang lebih baik atau kesempatan promosi yang mereka harap akan
mengarahkan ke bayaran yang lebih tinggi.
Satu dalam sepuluh yang mengubah profesi beralih pekerja setelah kehilangan pekerjaan
mereka karena sebuah penutupan pabrik atau relokasi, pekerjaan yg tidak berkembang, atau
peniadaan posisi atau shift mereka. Daftar alasan lain untuk perubahan profesi juga
memasukkan “pindah ke daerah berbeda,” sebuah alasan yang paling banyak diberikan oleh
orang-orang muda. Satu dari empat pekerja yang mengubah profesi, termasuk lebih dari
sepertiga yang berusia 55 dan lebih tua, menyebutkan “alasan lain” yang paling banyak seperti
memasukkan pilihan hal-hal yang terkait dengan pension. (lihat table 2.)
PERUBAHAN PROFESI SUKARELA
Individu mengubah profesi karena banyak alasan, baik segi ekonomi maupun non-
ekonomi. Faktor-faktor alami non-ekonomi termasuk pencarian status yang lebih hebat,
kepuasaan pekerjaan, atau tanggung jawab, adalah beberapa alasannya. Pilihan berbasis-ekonomi
termasuk pergantian profesi dalam usaha untuk mengakumulasi keterampilan yang bisa
dipasarkan atau untuk meningkatkan bayaran. Banyak penelitian mengartikan perubahan profesi
sebagai alasan terakhir sebagai tanda mobilitas pekerjaan ke atas, yang sering berarti
peningkatan karir.
Pendapat mengenai apa yang mengangkat sebuah karir adalah sangat kompleks, dan
definisi yang tepat telah sering diperdebatkan. Sementara beberapa analis mengartikan karir
sebagai sejumlah tahun tertentu dalam satu profesi, banyak teoris selangkah lebih maju dan
mencari “rangkaian profesi berhubungan” dimana “satu pekerjaan [ mengarah] ke yang lain,
berhubungan dalam fungsi dan lebih tinggi dalam status.” Perbedaan karir ditemukan pada
perbedaan antara pergantian pekerjaan sederhana dan sebuah komitmen jangka panjang ke
perubahan menuju ke atas melalui sebuah urutan profesi berhubungan.
Data mobilitas profesi CPS adalah sebuah sifat longitudinal terbatas dan, oleh karena itu,
tidak didesain untuk memberikan informasi pada jalan karir pekerja individual. Meskipun,
analisis data dapat berkontribusi pada keseluruhan perbendaharaan karir dengan menguji,
sebagai silang bagian pekerja, salah satu kegiatan terpenting dalam pembangunan karir: sebuah
perubahan profesi. Berikut adalah pembahasan karakteristik 5,3 juta pekerja yang secara sukarela
membuat suatu pergerakan beberapa waktu antara Januari 1986 dan 1987.
Siapa mereka: serikat pekerja Amerika Serikat dipertimbangkan untuk menjadi betul
betul mobile, secara khusus dalam perbandingan dengan banyak bangsa Eropa. Namun, diantara
pekerja berusia 25 tahun dan yang lebih tua, perubahan profesi secara sukarela tersebar luas, dan
berarti, perubahan karir yang luas, relatif tidak biasa. Ini ditunjukkan oleh rendahnya tingkat
mobilitas profesi sukarela dalam table 3. Bahkan diantara pekerja yang lebih muda, mereka yang
berusia dibawah 25 tahun, hanya satu dari delapan beralih profesi secara sukarela selama tahun
1986.
Usia, pada kenyataannya, adalah factor tunggal determinan mobilitas profesi sukarela
yang paling penting. Telah dipertimbangkan sebuah “hukum sosioekonomi” bahwa, saat usia
seorang individu meningkat, kemungkinan mereka untuk mengalami mobilitas profesi menurun.
Mayoritas besar pekerja melakukan perubahan secara sukarela adalah dibawah usia 45 (92%).
Ide umum perubahan profesi sukarela besar-besaran oleh orang berusia menengah-yang
disebut pengubah karir pertengahan- tidak didukung oleh data ini. Tidak ada satupun kelompok
usia yang memecah pola mobilitas yang menurun seiring tuanya usia; polanya tetap, pada
kenyataannya, diantara semua kelompok, tanpa memperhatikan cirri demografis maupun
pendidikan. Juga, sementara data historis mengenai tingkat mobilitas sukarela tidak tersedia,
membandingkan tingkat mobilitas keseluruhan januari 1987 bagi orang berusia menengah
dengan tingkat mereka dalam 20 tahun tidak memberikan bukti bahwa insiden perubahan karir
pertengahan telah meningkat ( atau menurun) sepanjang waktu.
Hubungan usia/mobilitas dapat dijelaskan menggunakan teori modal manusia, yang
berfokus pada individu dan usaha mereka untuk meningkatkan nilai mereka dalam pangsa pasar.
Secara sederhana dinyatakan, pekerja mempertimbangkan setiap perbuatan yang mungkin
mereka ambil untuk meningkatkan potensi pendapatan mereka- pendidikan, pelatihan,
pengembangan keterampilan- sebagai sebuah investasi. Mereka mengukur setiap pengorbanan
saat ini untuk investasi ( seperti pendapatan sebelumnya selama kuliah) terhadap return di masa
yang akan dating. Misalnya, pekerja yang lebih tua dengan senioritas bertahun-tahun biasanya
menghadapi biaya yang tinggi ketika mengubah profesinya karena mereka mungkin meresikokan
keuntungan akumulasi dan hak pensiunnya, dan setidaknya, menghadapi kehilangan pendapatan
yang besar. Mereka juga menghadapi jangka waktu yang relative pendek untu menghasilkan
return pada investasi mereka; bagi mereka untuk beralih ke jenis pekerjaan ang lain, harus ada
keuntungan yang signifikan dan menjanjikan. Pekerja yang lebih tua oleh karena ittu paliing
tidak mungkin untuk mengubah profesi atau pemberi kerjanya.
Pekerja yang lebih muda, sebaliknya, memiliki investasi yang lebih kecil dalam profesi
perusahaan mereka dan seringkali memiliki keterikatan yang lebih kecil pada tempat tinggal
geografisnya atau bahkan gaya hidupnya. Banyak yang terikat dalam eksplorasi awal karir dan
sedang mencoba pasar. Pekerja yang lebih muda, pada umumnya pada sisi skala pendapatan
yang lebih rendah, memiliki hal yang lebih sedikit untuk dilepaskan dalam peralihan profesi dan
memiliki lebih banyak waktu untuk memetik hadiah yang lebih tinggi nantinya dalam bidang
baru mereka. Mereka menghadapi batasan yang lebih sedikit dari semua jenis daripada sejawat
mereka yang lebih tua da lebih mungkin untuk memilih profesi yang akan memaksimalkan
pendapatan dan kepuasan sepanjang waktu.
Satu ukuran investasi modal manusia adalah masa kerja profesi, yang berupa total waktu
yang seorang pekerja dapatkan dalam sebuah profesi. Semakin banyak waktu yang dihabiskan
dalam bidang tersebut, semakin banyak kesempatan seorang pekerja untuk meningkatkan
cadangan modal manusia profesi atau perusahaan tertentu (umumnya melalui pelatihan dan
pengalaman pada pekerjaan). Namun, masa kerja profesi bukanlah sebuah ukuran akhir modal
manusia karena, seperti yang telah diperingatkan Jacob Minceer, “bukanlah waktu yang
dihabiskan dalam pasar tenaga kerja, tetapi volum kegiatan investasi yang terjadi selama waktu
tersebut lah yang penting. Bagaimanapun, orang-orang dengan masa kerja yang lama dalam
sebuah profesi sering membuat perubahan yang signifikan ketika berpindah ke profesi yang baru.
Lebih dari separuh pekerja berusia 25 dan lebih tua yang mengubah profesi secara
sukarela memiliki pengalaman 3 tahun atau lebih dalam profesi yang mereka tinggalkan selama
tahun 1986; 16 persen telah bekerja satu decade atau lebih. Diantara mereka yang berada pada
kelompok usia 35-44, sebuah kelompok yang telah memiliki kesempatan untuk meningkatkan
masa kerja dalam jumlah yang signifikan, satu perempatnya telah meninggalkan profesi dimana
mereka telah menghabiskan 10 tahun atau lebih. Akan tetapi, pekerja berusia 25 tahun atau yang
lebih tua dengan setidaknya pengalaman 5 tahun dalam profesi mereka yang mengubah
profesinya secara sukarela memiliki tingkat mobilitas hanya sebesar 2.2 persen.
Sebuah perubahan profesi juga mungkin diikuti oleh perubahan pemberi kerja. Sekitar 55
persen dari yang mengubah profesi secara sukarela, berusia 25 tahun dan yang lebih tua,telah
berada pada perusahaan mereka saat ini kurang dari 1 tahun. ( dalam kebanyakan kasus, ini
berarti bahwa mereka juga mengubah pemberi kerjanya). Kelihatannya masuk akal untuk
menunjukkan bahwa perubahan ganda profesi/pember kerja menyebabkan patahan tajam dari
jenis pekerjaan sebelumnya pekerja tersebut; daripada mengubah profesidalam perusahaan
mereka saat ini, mereka memulai apa yang, bagi kebanyakan, sebuah jalur kerja yang benar-
benar baru.
Karena pekerja yang dibicarakan disini adalah mereka yang mengatakan bahwa mereka
beralih profesi untuk bayaran yang lebih baik, promosi, atau kondisi pekerjaa yang meningkat,
kebanyakan dari mereka yang tetap pada pemberi kerja yang sama kemungkinan mendapatkan
promosi. Sebuah peraliha profesi pada “pemberi kerja yang sama” melibatkan risiko kecil dari
yang benar-benar berubah pemberi kerja/profesi, yang dapat berarti kehilangan senioritas dan
upah, akumulasi keuntungan pension, atau hanya keuntungan bekerja dalam lingkungan yang
familiar.
Data mobilitas profesi secara jelas menunjukkan bahwa semakin tinggi resiko yang
mengikuti perubahan pekerjaan secara sukarea, semakin sedikit orang yang akan melakukan
perubahan tersebut. Sekitar 3.4 juta pekerja berusia 25 tahun dan yang lebih tua mengubah
profesi secara sukarela, menghasilkan tingkat mobilitas profesi 4.0 persen. Jika kelompok itu
dibatasi pada mereka dengan masa kerja 3 tahun atau lebih dalam profesi yang mereka
tinggalkan, angkanya jatuh ke 1.9 juta pekerja. Dengan membatasi kelompok lebih lanjut ke
mereka yang juga telah bergabung pada pemberi kerja baru dalam tahun tersebut, total ankanya
turun ke 1 juta. Himpunan pekerja khusus ini- mereka yang beralih profsi dan pemberi kerja dan
memiliki setidaknya 3 tahun diinvestasikan dalam profesi lama mereka-terbentuk dari hanya 2
persen dari semua orang yang dipekerjakan. Oleh karena itu, tiap tahun, hanya sebagian kecil
pekerja berusia 25 dan lebih tua dengan masa kerja dalam profesi mereka secara sukarela
membuat sebuah pukulan tajam dalam jalan karir mereka dengan mengubah tidak hanya pemberi
kerja tapi juga profesi mereka. Dan sedikit dari pekerja ini membuat perubahan jalan karir yang
logis sepert dari level yang tinggi posisi “profesional” ke posisi eksekutif.
Seharusnya diperhatikan bahwa sekitar 700.000 dari pekerja ini yang membuat
perubahan ganda beralih ke profesi baru yang diklasifikasikan dalam kategori profesi luas yang
berbeda dari profesi lama mereka. Saat mencoba untuk mempertimbangkan mereka sebagai
pengubah karir yang bahkan lebih baik, konsep seperti itu mungkin tidak sepenuhnya valid
karena seorang pekerja dapat membuat pukulan yang tajam dalam profesi dalam kategori profesi
luas yang sama. Seseorang beralih, misalnya, dari seorang psikolog menjadi seorang penulis
masih akan berada dalam kategori keahlian professional.
Cirri demografis lain. Tidak seperti usia, jenis kelami terlihat, setidaknya tahun baru-baru
ini, memiliki dampak yang snagat kecil pada tingkat mobilitas; tingkat mobilitas sukarela untuk
wanita dan pria pada tahun 1986 adalah 5.6 dan 5.0 persen dan tingkat keseluruhan ( orang-orang
yang mengubah karir untuk semua alasan ) adalag 10. 4 persen bagi wanita dan 9.6 untuk pria.
Ini bertolak belakang engan keadaan dua decade yang lalu, ketika tingkat mobilitas keseluruhan
untuk wanita jela-jelas lebih rendah daripada pria (6.9 lawan 9.9 persen). Hingga tahun 1978,
dan berlanjut sampai tahun 1980an, tingkat untuk wanita telah meningkat diatas para pria,
mungkin menunjukkan bahwa wanita mendapatkan keuntungan dari kesempatan pertumbuhan
karir yang tersedia bagi mereka.
Masuk akal untuk berspekulasi bahwa tingkat mobilitas profesi dan mobilitas tingkah
laku pria dan wanita akan mengikuti pola yang hamper sama dimasa yang akan dating.
Peningkatan kecenderungan wanita untuk bekerja tetap dengan jadwal penuh waktu akan
memungkinkan mereka untuk mengembangkan keterikatan karir yang lebih kuat dan lebih tetap,
sama dengan para pria. Langkah yang lebih cepat untuk kembali kerja setelah memiliki anak
berarti, bagi banyak orang, sedikit, jika ada, interupsi karir. Juga, perbedaan dalam latar belakang
pendidikan pria dan wanita telah menyempit. Saat tingkat pendidikan bertemu, stok modal
manusia yang wanita bawa ke pasar kerja dalam hal pengetahuan dan pelatihan akan menjadi
lebih mirip dengan yang dimiliki pekerja pria.
Melihat pada ras dan etnis hispanis, pekerja kulit putih mengubah profesi secara sukarela
pada tingkat 5.4 persen di tahun 1986, sedangkan orang kulit hitam dna hispanis masing-masing
mengubah profesi pada tingkat 1 persen poin lebih rendah. Lagi, tingkat mobilitas profesi
menurun seiring peningkatan usia dalam semua kelompok ras dan etnis. Pria mengubah profesi
hampir pada tingkat yang seragam- sekitar 5 persen- dengan menghiraukan asal ras dan etnis.
Wanita kulit putih, bagaimanupun, mengubah profesi khususnya pada tingkat yang lebih tinggi
daripada wanita kulit hitam (3.8 persen) atau hispanis (3.6 persen). Kemungkinan, efek yang
digabungkan dari tingkat pendidikan yang lebih rendah dan pemisahan profesi wanita minoritas
berkontribusi pada perbedaan antara tingkat mereka dan tingkat wanita kulit putih.
Dalam hal status pernikahan, pekerja single- yang ada sekitar 40 persen dari semua
pekerja yang mengubah profesi secara sukarela di tahun 1986- mengubah jenis pekerjaan mereka
dua kali lipat dari tingkat pekerja yang sudah menikah. Sementara perbedaan ini agak berlebihan,
karena pekerja yang belum menikah, rata-rata, lebih muda daripada yang sudah menikah, pekerja
yang tidak menikah memiliki tingkat mobilitas yang lebih tinggi daripada yang menikah dalam
setiap kelompok usia. Ini mungkin menunjukkan sebuah kebencian yang kuat oleh orang dengan
tanggung jawab keluarga untuk mengambil resiko dalam perubahan pekerjaan.
Pada umumnya, semakin rendah pencapaian pendidikan seseorang, semakin kecil
kemungkinannya orang tersebut untuk mengubah profesi. orang yang tidak tamat SMA
berkontribusi 14 persen dari semua pekerja berusia 25 tahun dan lebih tua yang dipekerjakan di
januari 1986 dan 1987.
Pekerja yang tamat SMA memiliki tingkat mobilitas sukarela sekitar 4 persen, sedangkan
mereka yang setidaknya berpengalaman kuliah mengubah profesinya pada tingkat yang sedikit
agak lebih tinggi-4.7 persen untuk mereka dengan 1 sampai 3 tahun kuliah dan 4.3 persen untuk
mereka dengan pengalaman kuliah 4 tahun atau lebih. Semakin rendah mobilitas orang dengan
pendidikan formal yang sedikit menunjukkan, sebagian, rata-rata usia mereka yang lebih tinggi.
Teori modal manusia mugkin membantu menjelaskan tingkat mobilitas tamatan kuliah
yang lebih tinggi yang, dengan investasi mereka dalam pendidikan yang lebih tinggi, cenderung
memiliki rentang keterampilan yang paling lebar untuk menawar pemberi kerja dan oleh karena
itu lebih fleksibel dalam memilih profesi. keuntungan seperti itu dapat diimbangi, bagaimanapu,
oleh sifat profesi khusus pendidikan yang diterima oleh kebanyakan tamatan kuliah. Seorang
individu dengan pelatihan akademik dalam bidang karir seperti perawat, akuntan, atau hukum ,
misalnya, akan kehilangan banyak nilai dari pelatihan itu saat mengubah ke profesi lainnya,
ditampilkan nanti, menunjukkan bahwa bidang seperti itu cenderung memiliki tingkat keluar
yang sangat rendah- itulah mengapa, sedikit pekerja meninggalkannya untuk bidang yang lain.
Lebih lanjut, kebanyakan pekerjaan professional memungkinkan pengembangan karir secara
internal- tidak sebegitu banyak dengan mengubah profesi sekaligus (walaupun posisi manajemen
tersedia dalam semua bidang professional) tapi dengan peningkatan dalam profesi yang sama
melalui peningkatan tanggung jawab dan bayaran. Juga, karena professional dan manager adalah,
rata-rata, pekerja dengan bayaran tertinggi, mereka mungkin sering menghadapi kehilangan
pendapatan yang paling besar dalam profesi yang baru.
Orang-orang dengan gelar sarjana yang kurang berorientasi karir langsung, seperti seni
liberal atau kebanyakan ilmu social, mungkin memiliki investasi yang kurang dalam sebuah jalan
karir khusus. Mungkin ditawarkan bahwa mereka akan memiliki tingkat mobilitas yang relative
lebih tinggi, menunjukka level keterampilan mereka yang tinggi, bersama dengan investasi yang
termasuk kecil dalam bidang karir khusus. Namun, informasi tidak didapatka dalam CPS pada
bidang gelar tamatan kuliah, sehingga hipotesis tidak dapat diuji.
Pada perbedaan besar yang lain, upah yang relative rendah pekerja yang paling tidak
berpendidikan akan membuat biaya kesempatan perubahan kerja- dampaknya, memulai kembali-
relative rendah. Saat itu akan mendesak tekanan keatas pada tingkat mobilitas mereka,
pendidikan mereka yang sangat kurang akan cenderug mengurangi kesempatan yang tersedia
bagi mereka untuk beralih profesi untuk bayaran yang lebih tinggi, kesempatan peningkatan, atau
kondisi kerja yang lebih baik. Juga, banyak dari pekerja ini membutuhkan keterampilan
seluruhnya melalui pelatihan dalam pekerjaan, dan rentang keterampilan mereka yang relative
sempit dapat membatasi mobilitas profesi mereka.
POLA PERUBAHAN SUKARELA
Sekitar sepertiga peralihan pekerjaan sukarela selama 1986 terjadi dalam kelompok
profesi yang luas. Sebuah kesimpulan dapat dibuat bahwa kegiatan seperti itu mewakili
perpindahan“dalam karir” daripada “karir baru”. Banyak dari sisa perubahan profesi adalah
antara bidang yang sangat berkaitan, seperti manajemen dan penjualan, atau diantara profesi
kesenian dan perbaikan dan operator mesin dan inspector. Semua perpindahan ini akan masuk
akal jika dilihat dari sudut pandang modal manusia, dimana pekerja yang mencari peningkatan
dalam karir akan beralih ke profesi terkait dimana akumulasi pengalamannya akan bernilai
terbaik.
Beberapa profesi dicirikan oleh sebuah proporsi yang lebih tinggi dari orang yang
memasukinya dari profesi yang lain daripada meninggalkannya untuk profesi yang lain, dan
beberapa hanyalah kebalikannya. Aliran seperti itu ditunjukkan oleh tingkat masuk dan keluar
profesi secara sukarela (table 4). Sebuah tingkat masukan adalah persentase orang dalam sebuah
profesi di Januari 1987 yang telah masuk profesi secara sukarela suatu waktu di tahun
sebelumnya. Tingkat keluaran, sebaliknya, adalah persentase orang yang dipekerjakan dalam
sebuah profesi khusus di januari 1986 yang sesudah itu meninggalkannya secara sukarela untuk
profesi yang baru.
Sulit, bagaimanapun, untuk menentukan mengapa profesi tertentu memiliki tingkat
masukan atau keluaran yang tinggi atau rendah. Tingkat khusus mungkin dihasilkan dari efek
kombinasi dari banyak factor – distribusi usia pekerja yang dipekerjakan dalam profesi, potensi
bayaran yang tersedia, langkah pertumbuhan atau penurunan pekerjaan keseluruhan dalam
profesi, jumlah peralihan pegawai karena sifat pekerjaan, dan persyaratan pendidikan bidang
tersebut.
Banyak profesi dengan tingkat masukan dan keluaran yang tinggi mempekerjakan jumlah
besar orang muda atau membutuhkan pendidikan formal yang sedikit. Diantara profesi seperti itu
adalah buruh konstruksi dan petugas kargo dan barang. Profesi yang dicirikan oleh tingkat
masukan dan keluaran sukarela yang rendah cenderung memasukkan pekerja yang paling
spesialis, seperti, insinyur, professional terkait kesehatan, dosen, dan pengacara. Profesi ini juga
dicirikan oleh level pendapatan yang pada umumnya tinggi. Sebaliknya, profesi pertanian,
kehutanan, dan perikanan memiliki tingkat masukan dan keluaran yang tinggi; profesi ini telah
mengalami pertumbuhan yang lambat bahkan penururan tingkat pekerjaan dan dicirikan oleh
pendapatan yang relative rendah.
Perpindahan kedalam profesi eksekutif dan manajerial dapat dipertimbangkan dalam
pandangan yang agak berbeda dari yang lainnya. Sebuah peningkatan kedalam manajemen untuk
seorang pekerja, walaupun terlihat mewakili peralihan profesi, tidak harus menjadi sebuah
peralihan karir, seperti sebuah perpindahan yang dapat dipercaya sebagai sebuah peningkatan
karir yang logis, bahkan mungkin puncak karir. Peningkatan bayaran dan status dikaitkan dengan
sebuah perpindahan kedalam manajemen sungguh membuat profesi tersebut sebuah tujuan bagi
banyak pegawai, dan, faktanya, tingkat masukannya jauh lebih tinggi daripada tingkatan
keluaran nya.
PERUBAHAN PROFESI TIDAK SUKARELA
Perubahan profesi, tentu saja, tidak selalu bersifat sukarela. Sekitar satu dari delapan
orang yang mengubah profesi, atau hamper 1.3 juta pekerja, kehilangan pekerjaan mereka atau
dipecat dari pekerjaannya. Sekitar tiga perempat dari pekerja ini dipecat dari pekerjaan mereka
sebelumnya karena penutupan atau perpindahan pabrik, kerja yang lamban atau penghapusan
posisi atau shift mereka. Kelompok yang terakhir ini- pekerja yang dipecat yang mengubah
profesinya- adalah focus dalam sisa artikel ini.
Pekerja yang dipecat awalnya menghadapi beberapa pilihan pasar tenaga kerja. Satu
pilihan adalah untuk keluar dari serikat buruh, dan, menurut tambahan CPS januari 1988
mengenai pekerja yang dipecat antara tahun 1983 dan 1988 keluar dari serikat buruh saat tanggal
survey. Tidak mengejutkan, separuh dari mereka yang meninggalkan serikat pekerja berusia 55
tahun atau lebih. Pilihan yang lebih umum dibuat oleh pekerja yang dipecat adalah untuk
menemukan pekerjaan baru. Lagi-lagi, individual dihadapkan dengan beberapa keputusan,
seperti apakah melihat industry yang baru atau mungkin profesi yang baru untuk pekerjaan yang
akan dating. Sebuah factor yang mempengaruhi keputusan adalah persepsi pekerja yang dipecat
atas penyebab pemecatan. Apakah kehilangan pekerjaan karena masalah tertentu pada
perusahaan? Jika seperti itu, pekerja mungkin tidak harus mengubah industry atau profesi.
namun, jika pemecatan adalah hasil dari masalah industry atau sebuah masalah khusus profesi,
kemudian sebuah industry atau profesi baru mungkin memberikan kesempatan pekerjaan
yanglebih tinggi.
Survey pekerja yang dipecat antara 1983 dan 1988 menemukan bahwa setengah dari
pekerja yang telah dipekerjakan kembali berada dalam profesi yang berbeda daripada yang
sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa penurunan permintaan untuk tenaga kerja dalam profesi
awal mungkin menjadi factor penting dalam pemecatan, atau bahwa kehilangan profesi
terkonsentrasi dalam penurunan industry. Seorang sekretaris, misalnya, dapat dnegan mudah
beralih industry sembari tetap pada profesi yang sama; seorang operator bubut logam tidak bias
seperti itu.
Suatu cirri umum bagi banyak pekerja yang dipecat yang mengubah profesi adalah waktu
yang banyak yang diinvestasikan dalam profesi dari pekerjaan mereka yang hilang. Seperti
dtunjukkan dalam table 5, lebih dari setengah pekerja ini memiliki masa kerja 3 tahun atau lebih
dalam profesi pekerjaan mereka yang hilang. Diantara orang yang berusia 25-54 tahun- jumlah
besar pekerja yang dipecat yang mengubah profesi-sekitar 2 dari 3 menginvestaskan setidaknya 3
tahun dalam profesi mereka sebelumnya.
Setelah pemecatan. Setelah kehilangan pekerjaan mereka, pekerja yang dipecat biasanya
menghadapi sebuah periode ketidakpastian. Walaupun sekitar satu juta pekerja dipecat di tahun
1986 telah menemukan pekerjaan dalam profesi baru sampai januari 1987, apa yang telah terjadi
selama waktu antara pemecatan dan pekerjaan baru mereka?
Kebanyakan pekerja yang dpecat menghabiskan beberapa waktu istirahat bekerja; namun,
lebih dari seperempat dari mereka yang berusia 25 tahun dan lebih tua yang tlah mengubah rofesi
melaporan bahwa mereka teah mulai bekerja lagi “ segera, dalam seminggu.” Perbedaan besar
yang lain, sekitar 1 dari 4 telah berhenti kerja 15 minggu atau lebih, 30 lawan 22 persen. Istirahat
kerja tidak terlihat begitu berkaitan dengan usia.
Pelatihan pekerja yang dipecat dalam keterampilan yang dibutuhkan oleh ekonomi saat
ini sering dinyatakan penting bagi kesuksesan pasar kerja mereka yang akan dating. Di bulan
Januari 1987, pekerja yang dipecat yang mengubah profesinya ditanya. “ sudahkah………
menyelesaikan sebuah program pendidikan atau pelatihan sejak Januari 1986?” hanya 1 dari 10
mengatakan mereka telah menyelesaikan program seperti itu. Lebih lanjut, dari mereka yang
sudah menyelesaikannya, hamper 60 persen mengindetifikasi program tersebut sebagai pelatihan
oleh pemberi kerja; ini menunjukkan bahwa sangat sedikitpekerja yang dipecat yang mengubah
profesinya yang menerima pelatihan diluar tempat kerja.
Industry dan profesi. Tidak mengejutkan, banyak pekerja yang mengubah profesi setelah
pemecatan meninggalkan industry dimana pekerjaan tidak berkembang atau menurun dan oleh
karena itu diangkat menuju industry yang lebih kuat. Sekitar sepertiga dari pekerja yang dipecat
berasal dari manufaktur, sedangkan bagian yang tidak proporsional juga berasal dar
pertambangan dan konstruksi (table 6). Mereka jauh lebih tidak mungkin untuk muncul dari
sector penghasil layanan yang bertumbuh pesat, khususnya industry layanan.
Pekerja yang kehilangan pekerjaan sebagai operator, pabrikator, dan buruh menyusun
sepertiga dari yang dipecat yang mengubah profesi ; ini dua kali perwakilan mereka diantara
semua orang yang dipekerjakan. Sebaliknya, kurang dari 5 persen pekerja yang dipecat dalam
profesi baru telah berasal dari profesi keahlian perofesional, jauh lebih rendah daripada
perwakilan mereka 15 persen dar semua pekerja.
Ketika pekerja mengubah profesi mereka karena pemecatan, mereka sering berpindah ke
industry yang baru. Ada peralihan keseluruhan dari pekerja yang dipecat ini yang mengubah
profesi dari industri penghasil barang ke industry penghasil layanan (table 7). Perdagangan retail
mengalami peningkatan angka yang paling besar, sedangkan keuangan, asuransi, dan real estate
memiliki peningkatan persentase yang paling tinggi. Sekitar separuh dari aliran bersih pekerja
yang dipecat dari sector penghasil barang terjadi dalam manufaktur, walaupun industry
pertambangan dan konstruksi memiliki persentase penurunan lapangan kerja diantara pekerja
yang dipecat yang mengubah profesi. Perolehan yang besar diantara pekerja wiraswasta yang
ditunjukkan di table 7, sampai batas tertentu, adalah hasil dari definisi kami.
Hamper seperempat dari 710.000 pekerja yang dipecat berusia 25 tahun dan lebih tua
yang mengubah profesi menemukan sebuah pekerjaan dalam kelompok jurusan profesi yang
sama. Mayoritas, bagaimanapun, mengambil pekerjaan diluar kelompok jurusa profesi
sebelumnya. Profesi khusus, seperti eksekutif, administrative, dan manajerial; produksi presisi,
kerajinan, dan reparasi; dan tekhnisi dan pendukung terkait, mengalami penurunan bersih dalam
lapangan kerja diantara pekerja yang mengubah profesi (table 7). Sebaliknya, sales, layanan, dan
transportasi dan materi berpindah profesi menemukan perolehan bersih.
Sementara penilaian kwalitatif mengenai profesi tertentu sulit untuk dibuat, banyak dari
mereka yang kehilangan pekerjaan juga terlihat mengalami penurunan profesi. Data dari
suplemen Januari 1987 menunjukkan bahwa dua per tiga dari pekerja yang dipecat dengan
profesi baru menyebutkan pendapatan yang lebih rendah dalam pekerjaan baru mereka,
sedangkan hanya sekitar 16 persen mengatakan pekerjaan baru mereka membayar lebih banyak.
Mayoritas orang yang mengubah profesi melakukannya dengan sukarela, mengikuti daya
tarik bayaran yang lebih baik, peningkatan pekerjaan, peningkatan kondisi kerja. Insiden
perubahan profesi seperti itu menurun nyata seiring usia; factor lain, seperti pencapaian
pendidikan dan akumulasi pengalaman profesi, berperan terbatas. Perubahan karir – seperti
ketika seorang dengan beberapa masa kerja dalam sebuah perubahan profesi baik profesi maupun
pemberi kerja- relatif tidak umum.
Jauh lebih sedikit pekerja dipaksa untuk mengubah profesi setelah dipecat dari pekerjaan
mereka sebelumnya. Mayoritas pekerja ini memiliki pendapatan yang lebih rendah di profesi
baru mereka.