23
PERUBAHAN PROFESI : MENGEJAR JENIS PEKERJAAN YANG LAIN Lebih dari setengah dari 10 juta pekerja yang merubah profesi di tahun 1986 melakukan hal tersebut dikarenakan bayaran, kondisi pekerjaan, atau kesempatan kenaikan pangkat/promosi yang lebih baik; namun, sekitar 1 dari delapan pekerja mengubah profesi karena mereka kehilangan pekerjaan mereka yang sebelumnya. Sebuah keputusan penting yang dihadapi pencari kerja muda adalah pilihan profesi. Pilihan awal, meskipun, sama sekali tidak berarti, karena kebanyakan orang cenderung mengubah profesinya suatu waktu dalam kehidupan pekerjaan mereka. Sebuah perubahan profesi dapat terjadi karena bermacam alasan- seorang remaja mengubah pekerjaan musim panas mereka, seorang pegawai mendapat promosi, seorang pekerja memilih untuk membuat sebuah perubahan karir , atau seorang individu yang dipaksa untuk mengubah profesi mereka setelah kehilangan pekerjaan. Ukuran perubahan seperti itu yang terbaru, dari survey Januari 1987, menemukan hamper 10 juta orang berada dalam profesi yang berbeda dari tahun sebelumnya. Mayoritas mengubah pekerjaan dengan sukarela, menyebutkan gaji yang lebih baik, kesempatan promosi, atau kondisi kerja sebagai alasan untuk beralih profesi. 1.3 juta pekerja, bagaimanapun, berada dalam profesi yang berbeda karena mereka telah kehilangan pekerjaan mereka yang sebelumnya. Artikel ini mengeksplor cirri-ciri pekerja ini yang mengubah profesi mereka secara sukarela maupun tidak, dan menguji pola

Perubahan profes1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sad

Citation preview

Page 1: Perubahan profes1

PERUBAHAN PROFESI : MENGEJAR JENIS PEKERJAAN YANG LAIN

Lebih dari setengah dari 10 juta pekerja yang merubah profesi di tahun 1986 melakukan

hal tersebut dikarenakan bayaran, kondisi pekerjaan, atau kesempatan kenaikan pangkat/promosi

yang lebih baik; namun, sekitar 1 dari delapan pekerja mengubah profesi karena mereka

kehilangan pekerjaan mereka yang sebelumnya.

Sebuah keputusan penting yang dihadapi pencari kerja muda adalah pilihan profesi.

Pilihan awal, meskipun, sama sekali tidak berarti, karena kebanyakan orang cenderung

mengubah profesinya suatu waktu dalam kehidupan pekerjaan mereka. Sebuah perubahan

profesi dapat terjadi karena bermacam alasan- seorang remaja mengubah pekerjaan musim panas

mereka, seorang pegawai mendapat promosi, seorang pekerja memilih untuk membuat sebuah

perubahan karir , atau seorang individu yang dipaksa untuk mengubah profesi mereka setelah

kehilangan pekerjaan. Ukuran perubahan seperti itu yang terbaru, dari survey Januari 1987,

menemukan hamper 10 juta orang berada dalam profesi yang berbeda dari tahun sebelumnya.

Mayoritas mengubah pekerjaan dengan sukarela, menyebutkan gaji yang lebih baik, kesempatan

promosi, atau kondisi kerja sebagai alasan untuk beralih profesi. 1.3 juta pekerja, bagaimanapun,

berada dalam profesi yang berbeda karena mereka telah kehilangan pekerjaan mereka yang

sebelumnya.

Artikel ini mengeksplor cirri-ciri pekerja ini yang mengubah profesi mereka secara sukarela

maupun tidak, dan menguji pola pergerakan mereka diantara profesi. datanya diambil melalui

sebuah tambahan pada survey populasi terbaru Januari 1987, yang menanyakan pertanyaan

mengenai mobilitas profesi, masa kerja profesi, dan waktu dengan pemberi kerja/employer saat

ini. Temuan utama dari studi ini adalah:

Umur adalah faktor kunci dalam menentukan mobilitas profesi. Tingkat mobilitas yang

tinggi pada pekerja muda sangat berbeda tajam dengan tingkat mobilitas yang rendah

diantara pekerja usia menengah dan lebih tua.

Tingkat pendidikan yang lebih tinggi pada umumnya dikaitkan dengan tingkat mobilitas

secara sukarela yang lebih tinggi. Namun, pelatihan profesi-sangat khusus, seperti yang

banyak didapatkan para profesional, mengurangi mobilitas profesi.

Page 2: Perubahan profes1

Perubahan karir - seperti jenis yang terjadi ketika seseorang dengan beberapa masa kerja

dalam sebuah perubahan profesi mengubah baik profesinya maupun pemberi kerjanya-

tidak umum terjadi

Perubahan profesi tidak sukarela sering menyebabkan bayaran yang lebih rendah dalam

pekerjaan yang baru. Mayoritas pekerja mengubah profesi setelah pemindahan pekerjaan

sedang meninggalkan industry produksi barang untuk pekerjaan dalam sector penyedia

layanan yang tumbuh lebih cepat.

KONSEP PERUBAHAN MOBILITAS PEKERJA

Distribusi lapangan pekerjaan oleh profesi mencerminkan pilihan-pilihan pekerja

individual dan struktur permintaan dari keseluruhan ekonomi. Para pekerja membawa

pengalaman, kemampuan dan keinginan mereka untuk tipe dan kondisi pekerjaan tertentu di

pasar. Permintaan profesi yang mereka masuki mencerminkan kondisi teknologi dan ekonomi

saat ini. Permintaan untuk teknisi computer saat ini, sebagai contoh, tidak pernah terbayangkan

beberapa decade yang lalu; itu mewakili respon pasar buruh kepada sebuah percepatan perluasan

teknologi. Perubahan dalam ekonomi industry campuran – beberapa bertumbuh dan beberapa

menolak – juga secara kuat mempengaruhi keseluruhan distribusi profesi, sebagaimana setiap

industry memiliki kebutuhan unik dalam hal kemampuan pekerja.

Mobilitas profesi dapat dipikirkan sebagai sebuah proses yang membantu menjamin

kelancaran operasi ekonomi. Pada banyak kasus, ini memungkinkan pekerja individu untuk

meningkatkan kepuasan pekerjaan mereka melalui kenaikan bayaran, status dan tanggung jawab,

atau melalui kondisi pekerjaan yang lebih baik. Disaat yang bersamaan, mobilitas profesi adalah

alat utama bagi penyesuaian keadaan permintaan baru. Oleh karena itu, pergerakan pekerja

antara profesi yang relative bebas dapat bermanfaat, dari titik acuan baik individu maupun

ekonomi.

Lampiran CPS Januari 1987 mengukur mobilitas profesi melalui sebuah pertanyaan

sederhana dengan memperhatikan status individual kesatuan pekerja. Khususnya orang-orang

yang diperkerjakan pada Januari 1986 dan Januari 1987 pertama kali ditanyai, “anda

menceritakan pada saya bahwa.. sekarang sedang bekerja sebagai..;’ kemudian, “ adakah …

melakukan pekerjaan jenis yang sama setahun yang lalu, pada Januari 1986? Sebuah respon

Page 3: Perubahan profes1

negative mengidentifikasi individu sebagai keprofesian mobile; survey itu menunjukkan bahwa

mendekati 10 juta orang telah mengubah profesi sejak 1986.

Tingkat mobilitas profesi menunjukkan populasi mobilitas profesi sebagai sebuah

persentase orang-orang dipekerjakan baik di bulan Januari 1986 maupun Januari 1987. Tingkat

mobilitas profesi pada periode ini adalah 9,9%, sedikit berubah dari 9,7% pada Januari 1983,

ketika beberapa data terakhir dikumpulkan. Pada kenyataaannya, nilai-nilai mobilitas profesi

telah secara baik distabilkan lebih dari 20 tahun terakhir (table 1).

Data juga dikumpulkan pada Januari 1987 mengenai alasan perubahan profesi,

memungkinkan sebuah penilaian motivasi dibalik perubahan profesi. Lebih dari setengah mereka

yang mengubah profesi berkata mereka melakukannya demi bayaran yang lebih baik,

kesempatan kemajuan/promosi, atau kondisi pekerjaan. Dan, pada kenyataannya, hampir 7 dari

10 pekerja yang mengubah profesi secara sukarela melaporkan menerima pendapatan lebih

tinggi di pekerjaan baru mereka. Sebuah tambahan satu per lima melaporkan menerima

pendapatan hampir sama; mereka, bersama perbandingan yang sedikit yang menyebutkan

berpenghasilan lebih rendah di pekerjaan baru mereka, kemungkinan besar mengubah pekerjaan

untuk prospek kondisi kerja yang lebih baik atau kesempatan promosi yang mereka harap akan

mengarahkan ke bayaran yang lebih tinggi.

Satu dalam sepuluh yang mengubah profesi beralih pekerja setelah kehilangan pekerjaan

mereka karena sebuah penutupan pabrik atau relokasi, pekerjaan yg tidak berkembang, atau

peniadaan posisi atau shift mereka. Daftar alasan lain untuk perubahan profesi juga

memasukkan “pindah ke daerah berbeda,” sebuah alasan yang paling banyak diberikan oleh

orang-orang muda. Satu dari empat pekerja yang mengubah profesi, termasuk lebih dari

sepertiga yang berusia 55 dan lebih tua, menyebutkan “alasan lain” yang paling banyak seperti

memasukkan pilihan hal-hal yang terkait dengan pension. (lihat table 2.)

PERUBAHAN PROFESI SUKARELA

Individu mengubah profesi karena banyak alasan, baik segi ekonomi maupun non-

ekonomi. Faktor-faktor alami non-ekonomi termasuk pencarian status yang lebih hebat,

kepuasaan pekerjaan, atau tanggung jawab, adalah beberapa alasannya. Pilihan berbasis-ekonomi

termasuk pergantian profesi dalam usaha untuk mengakumulasi keterampilan yang bisa

Page 4: Perubahan profes1

dipasarkan atau untuk meningkatkan bayaran. Banyak penelitian mengartikan perubahan profesi

sebagai alasan terakhir sebagai tanda mobilitas pekerjaan ke atas, yang sering berarti

peningkatan karir.

Pendapat mengenai apa yang mengangkat sebuah karir adalah sangat kompleks, dan

definisi yang tepat telah sering diperdebatkan. Sementara beberapa analis mengartikan karir

sebagai sejumlah tahun tertentu dalam satu profesi, banyak teoris selangkah lebih maju dan

mencari “rangkaian profesi berhubungan” dimana “satu pekerjaan [ mengarah] ke yang lain,

berhubungan dalam fungsi dan lebih tinggi dalam status.” Perbedaan karir ditemukan pada

perbedaan antara pergantian pekerjaan sederhana dan sebuah komitmen jangka panjang ke

perubahan menuju ke atas melalui sebuah urutan profesi berhubungan.

Data mobilitas profesi CPS adalah sebuah sifat longitudinal terbatas dan, oleh karena itu,

tidak didesain untuk memberikan informasi pada jalan karir pekerja individual. Meskipun,

analisis data dapat berkontribusi pada keseluruhan perbendaharaan karir dengan menguji,

sebagai silang bagian pekerja, salah satu kegiatan terpenting dalam pembangunan karir: sebuah

perubahan profesi. Berikut adalah pembahasan karakteristik 5,3 juta pekerja yang secara sukarela

membuat suatu pergerakan beberapa waktu antara Januari 1986 dan 1987.

Siapa mereka: serikat pekerja Amerika Serikat dipertimbangkan untuk menjadi betul

betul mobile, secara khusus dalam perbandingan dengan banyak bangsa Eropa. Namun, diantara

pekerja berusia 25 tahun dan yang lebih tua, perubahan profesi secara sukarela tersebar luas, dan

berarti, perubahan karir yang luas, relatif tidak biasa. Ini ditunjukkan oleh rendahnya tingkat

mobilitas profesi sukarela dalam table 3. Bahkan diantara pekerja yang lebih muda, mereka yang

berusia dibawah 25 tahun, hanya satu dari delapan beralih profesi secara sukarela selama tahun

1986.

Usia, pada kenyataannya, adalah factor tunggal determinan mobilitas profesi sukarela

yang paling penting. Telah dipertimbangkan sebuah “hukum sosioekonomi” bahwa, saat usia

seorang individu meningkat, kemungkinan mereka untuk mengalami mobilitas profesi menurun.

Mayoritas besar pekerja melakukan perubahan secara sukarela adalah dibawah usia 45 (92%).

Ide umum perubahan profesi sukarela besar-besaran oleh orang berusia menengah-yang

disebut pengubah karir pertengahan- tidak didukung oleh data ini. Tidak ada satupun kelompok

Page 5: Perubahan profes1

usia yang memecah pola mobilitas yang menurun seiring tuanya usia; polanya tetap, pada

kenyataannya, diantara semua kelompok, tanpa memperhatikan cirri demografis maupun

pendidikan. Juga, sementara data historis mengenai tingkat mobilitas sukarela tidak tersedia,

membandingkan tingkat mobilitas keseluruhan januari 1987 bagi orang berusia menengah

dengan tingkat mereka dalam 20 tahun tidak memberikan bukti bahwa insiden perubahan karir

pertengahan telah meningkat ( atau menurun) sepanjang waktu.

Hubungan usia/mobilitas dapat dijelaskan menggunakan teori modal manusia, yang

berfokus pada individu dan usaha mereka untuk meningkatkan nilai mereka dalam pangsa pasar.

Secara sederhana dinyatakan, pekerja mempertimbangkan setiap perbuatan yang mungkin

mereka ambil untuk meningkatkan potensi pendapatan mereka- pendidikan, pelatihan,

pengembangan keterampilan- sebagai sebuah investasi. Mereka mengukur setiap pengorbanan

saat ini untuk investasi ( seperti pendapatan sebelumnya selama kuliah) terhadap return di masa

yang akan dating. Misalnya, pekerja yang lebih tua dengan senioritas bertahun-tahun biasanya

menghadapi biaya yang tinggi ketika mengubah profesinya karena mereka mungkin meresikokan

keuntungan akumulasi dan hak pensiunnya, dan setidaknya, menghadapi kehilangan pendapatan

yang besar. Mereka juga menghadapi jangka waktu yang relative pendek untu menghasilkan

return pada investasi mereka; bagi mereka untuk beralih ke jenis pekerjaan ang lain, harus ada

keuntungan yang signifikan dan menjanjikan. Pekerja yang lebih tua oleh karena ittu paliing

tidak mungkin untuk mengubah profesi atau pemberi kerjanya.

Pekerja yang lebih muda, sebaliknya, memiliki investasi yang lebih kecil dalam profesi

perusahaan mereka dan seringkali memiliki keterikatan yang lebih kecil pada tempat tinggal

geografisnya atau bahkan gaya hidupnya. Banyak yang terikat dalam eksplorasi awal karir dan

sedang mencoba pasar. Pekerja yang lebih muda, pada umumnya pada sisi skala pendapatan

yang lebih rendah, memiliki hal yang lebih sedikit untuk dilepaskan dalam peralihan profesi dan

memiliki lebih banyak waktu untuk memetik hadiah yang lebih tinggi nantinya dalam bidang

baru mereka. Mereka menghadapi batasan yang lebih sedikit dari semua jenis daripada sejawat

mereka yang lebih tua da lebih mungkin untuk memilih profesi yang akan memaksimalkan

pendapatan dan kepuasan sepanjang waktu.

Satu ukuran investasi modal manusia adalah masa kerja profesi, yang berupa total waktu

yang seorang pekerja dapatkan dalam sebuah profesi. Semakin banyak waktu yang dihabiskan

Page 6: Perubahan profes1

dalam bidang tersebut, semakin banyak kesempatan seorang pekerja untuk meningkatkan

cadangan modal manusia profesi atau perusahaan tertentu (umumnya melalui pelatihan dan

pengalaman pada pekerjaan). Namun, masa kerja profesi bukanlah sebuah ukuran akhir modal

manusia karena, seperti yang telah diperingatkan Jacob Minceer, “bukanlah waktu yang

dihabiskan dalam pasar tenaga kerja, tetapi volum kegiatan investasi yang terjadi selama waktu

tersebut lah yang penting. Bagaimanapun, orang-orang dengan masa kerja yang lama dalam

sebuah profesi sering membuat perubahan yang signifikan ketika berpindah ke profesi yang baru.

Lebih dari separuh pekerja berusia 25 dan lebih tua yang mengubah profesi secara

sukarela memiliki pengalaman 3 tahun atau lebih dalam profesi yang mereka tinggalkan selama

tahun 1986; 16 persen telah bekerja satu decade atau lebih. Diantara mereka yang berada pada

kelompok usia 35-44, sebuah kelompok yang telah memiliki kesempatan untuk meningkatkan

masa kerja dalam jumlah yang signifikan, satu perempatnya telah meninggalkan profesi dimana

mereka telah menghabiskan 10 tahun atau lebih. Akan tetapi, pekerja berusia 25 tahun atau yang

lebih tua dengan setidaknya pengalaman 5 tahun dalam profesi mereka yang mengubah

profesinya secara sukarela memiliki tingkat mobilitas hanya sebesar 2.2 persen.

Sebuah perubahan profesi juga mungkin diikuti oleh perubahan pemberi kerja. Sekitar 55

persen dari yang mengubah profesi secara sukarela, berusia 25 tahun dan yang lebih tua,telah

berada pada perusahaan mereka saat ini kurang dari 1 tahun. ( dalam kebanyakan kasus, ini

berarti bahwa mereka juga mengubah pemberi kerjanya). Kelihatannya masuk akal untuk

menunjukkan bahwa perubahan ganda profesi/pember kerja menyebabkan patahan tajam dari

jenis pekerjaan sebelumnya pekerja tersebut; daripada mengubah profesidalam perusahaan

mereka saat ini, mereka memulai apa yang, bagi kebanyakan, sebuah jalur kerja yang benar-

benar baru.

Karena pekerja yang dibicarakan disini adalah mereka yang mengatakan bahwa mereka

beralih profesi untuk bayaran yang lebih baik, promosi, atau kondisi pekerjaa yang meningkat,

kebanyakan dari mereka yang tetap pada pemberi kerja yang sama kemungkinan mendapatkan

promosi. Sebuah peraliha profesi pada “pemberi kerja yang sama” melibatkan risiko kecil dari

yang benar-benar berubah pemberi kerja/profesi, yang dapat berarti kehilangan senioritas dan

upah, akumulasi keuntungan pension, atau hanya keuntungan bekerja dalam lingkungan yang

familiar.

Page 7: Perubahan profes1

Data mobilitas profesi secara jelas menunjukkan bahwa semakin tinggi resiko yang

mengikuti perubahan pekerjaan secara sukarea, semakin sedikit orang yang akan melakukan

perubahan tersebut. Sekitar 3.4 juta pekerja berusia 25 tahun dan yang lebih tua mengubah

profesi secara sukarela, menghasilkan tingkat mobilitas profesi 4.0 persen. Jika kelompok itu

dibatasi pada mereka dengan masa kerja 3 tahun atau lebih dalam profesi yang mereka

tinggalkan, angkanya jatuh ke 1.9 juta pekerja. Dengan membatasi kelompok lebih lanjut ke

mereka yang juga telah bergabung pada pemberi kerja baru dalam tahun tersebut, total ankanya

turun ke 1 juta. Himpunan pekerja khusus ini- mereka yang beralih profsi dan pemberi kerja dan

memiliki setidaknya 3 tahun diinvestasikan dalam profesi lama mereka-terbentuk dari hanya 2

persen dari semua orang yang dipekerjakan. Oleh karena itu, tiap tahun, hanya sebagian kecil

pekerja berusia 25 dan lebih tua dengan masa kerja dalam profesi mereka secara sukarela

membuat sebuah pukulan tajam dalam jalan karir mereka dengan mengubah tidak hanya pemberi

kerja tapi juga profesi mereka. Dan sedikit dari pekerja ini membuat perubahan jalan karir yang

logis sepert dari level yang tinggi posisi “profesional” ke posisi eksekutif.

Seharusnya diperhatikan bahwa sekitar 700.000 dari pekerja ini yang membuat

perubahan ganda beralih ke profesi baru yang diklasifikasikan dalam kategori profesi luas yang

berbeda dari profesi lama mereka. Saat mencoba untuk mempertimbangkan mereka sebagai

pengubah karir yang bahkan lebih baik, konsep seperti itu mungkin tidak sepenuhnya valid

karena seorang pekerja dapat membuat pukulan yang tajam dalam profesi dalam kategori profesi

luas yang sama. Seseorang beralih, misalnya, dari seorang psikolog menjadi seorang penulis

masih akan berada dalam kategori keahlian professional.

Cirri demografis lain. Tidak seperti usia, jenis kelami terlihat, setidaknya tahun baru-baru

ini, memiliki dampak yang snagat kecil pada tingkat mobilitas; tingkat mobilitas sukarela untuk

wanita dan pria pada tahun 1986 adalah 5.6 dan 5.0 persen dan tingkat keseluruhan ( orang-orang

yang mengubah karir untuk semua alasan ) adalag 10. 4 persen bagi wanita dan 9.6 untuk pria.

Ini bertolak belakang engan keadaan dua decade yang lalu, ketika tingkat mobilitas keseluruhan

untuk wanita jela-jelas lebih rendah daripada pria (6.9 lawan 9.9 persen). Hingga tahun 1978,

dan berlanjut sampai tahun 1980an, tingkat untuk wanita telah meningkat diatas para pria,

mungkin menunjukkan bahwa wanita mendapatkan keuntungan dari kesempatan pertumbuhan

karir yang tersedia bagi mereka.

Page 8: Perubahan profes1

Masuk akal untuk berspekulasi bahwa tingkat mobilitas profesi dan mobilitas tingkah

laku pria dan wanita akan mengikuti pola yang hamper sama dimasa yang akan dating.

Peningkatan kecenderungan wanita untuk bekerja tetap dengan jadwal penuh waktu akan

memungkinkan mereka untuk mengembangkan keterikatan karir yang lebih kuat dan lebih tetap,

sama dengan para pria. Langkah yang lebih cepat untuk kembali kerja setelah memiliki anak

berarti, bagi banyak orang, sedikit, jika ada, interupsi karir. Juga, perbedaan dalam latar belakang

pendidikan pria dan wanita telah menyempit. Saat tingkat pendidikan bertemu, stok modal

manusia yang wanita bawa ke pasar kerja dalam hal pengetahuan dan pelatihan akan menjadi

lebih mirip dengan yang dimiliki pekerja pria.

Melihat pada ras dan etnis hispanis, pekerja kulit putih mengubah profesi secara sukarela

pada tingkat 5.4 persen di tahun 1986, sedangkan orang kulit hitam dna hispanis masing-masing

mengubah profesi pada tingkat 1 persen poin lebih rendah. Lagi, tingkat mobilitas profesi

menurun seiring peningkatan usia dalam semua kelompok ras dan etnis. Pria mengubah profesi

hampir pada tingkat yang seragam- sekitar 5 persen- dengan menghiraukan asal ras dan etnis.

Wanita kulit putih, bagaimanupun, mengubah profesi khususnya pada tingkat yang lebih tinggi

daripada wanita kulit hitam (3.8 persen) atau hispanis (3.6 persen). Kemungkinan, efek yang

digabungkan dari tingkat pendidikan yang lebih rendah dan pemisahan profesi wanita minoritas

berkontribusi pada perbedaan antara tingkat mereka dan tingkat wanita kulit putih.

Dalam hal status pernikahan, pekerja single- yang ada sekitar 40 persen dari semua

pekerja yang mengubah profesi secara sukarela di tahun 1986- mengubah jenis pekerjaan mereka

dua kali lipat dari tingkat pekerja yang sudah menikah. Sementara perbedaan ini agak berlebihan,

karena pekerja yang belum menikah, rata-rata, lebih muda daripada yang sudah menikah, pekerja

yang tidak menikah memiliki tingkat mobilitas yang lebih tinggi daripada yang menikah dalam

setiap kelompok usia. Ini mungkin menunjukkan sebuah kebencian yang kuat oleh orang dengan

tanggung jawab keluarga untuk mengambil resiko dalam perubahan pekerjaan.

Pada umumnya, semakin rendah pencapaian pendidikan seseorang, semakin kecil

kemungkinannya orang tersebut untuk mengubah profesi. orang yang tidak tamat SMA

berkontribusi 14 persen dari semua pekerja berusia 25 tahun dan lebih tua yang dipekerjakan di

januari 1986 dan 1987.

Page 9: Perubahan profes1

Pekerja yang tamat SMA memiliki tingkat mobilitas sukarela sekitar 4 persen, sedangkan

mereka yang setidaknya berpengalaman kuliah mengubah profesinya pada tingkat yang sedikit

agak lebih tinggi-4.7 persen untuk mereka dengan 1 sampai 3 tahun kuliah dan 4.3 persen untuk

mereka dengan pengalaman kuliah 4 tahun atau lebih. Semakin rendah mobilitas orang dengan

pendidikan formal yang sedikit menunjukkan, sebagian, rata-rata usia mereka yang lebih tinggi.

Teori modal manusia mugkin membantu menjelaskan tingkat mobilitas tamatan kuliah

yang lebih tinggi yang, dengan investasi mereka dalam pendidikan yang lebih tinggi, cenderung

memiliki rentang keterampilan yang paling lebar untuk menawar pemberi kerja dan oleh karena

itu lebih fleksibel dalam memilih profesi. keuntungan seperti itu dapat diimbangi, bagaimanapu,

oleh sifat profesi khusus pendidikan yang diterima oleh kebanyakan tamatan kuliah. Seorang

individu dengan pelatihan akademik dalam bidang karir seperti perawat, akuntan, atau hukum ,

misalnya, akan kehilangan banyak nilai dari pelatihan itu saat mengubah ke profesi lainnya,

ditampilkan nanti, menunjukkan bahwa bidang seperti itu cenderung memiliki tingkat keluar

yang sangat rendah- itulah mengapa, sedikit pekerja meninggalkannya untuk bidang yang lain.

Lebih lanjut, kebanyakan pekerjaan professional memungkinkan pengembangan karir secara

internal- tidak sebegitu banyak dengan mengubah profesi sekaligus (walaupun posisi manajemen

tersedia dalam semua bidang professional) tapi dengan peningkatan dalam profesi yang sama

melalui peningkatan tanggung jawab dan bayaran. Juga, karena professional dan manager adalah,

rata-rata, pekerja dengan bayaran tertinggi, mereka mungkin sering menghadapi kehilangan

pendapatan yang paling besar dalam profesi yang baru.

Orang-orang dengan gelar sarjana yang kurang berorientasi karir langsung, seperti seni

liberal atau kebanyakan ilmu social, mungkin memiliki investasi yang kurang dalam sebuah jalan

karir khusus. Mungkin ditawarkan bahwa mereka akan memiliki tingkat mobilitas yang relative

lebih tinggi, menunjukka level keterampilan mereka yang tinggi, bersama dengan investasi yang

termasuk kecil dalam bidang karir khusus. Namun, informasi tidak didapatka dalam CPS pada

bidang gelar tamatan kuliah, sehingga hipotesis tidak dapat diuji.

Pada perbedaan besar yang lain, upah yang relative rendah pekerja yang paling tidak

berpendidikan akan membuat biaya kesempatan perubahan kerja- dampaknya, memulai kembali-

relative rendah. Saat itu akan mendesak tekanan keatas pada tingkat mobilitas mereka,

pendidikan mereka yang sangat kurang akan cenderug mengurangi kesempatan yang tersedia

Page 10: Perubahan profes1

bagi mereka untuk beralih profesi untuk bayaran yang lebih tinggi, kesempatan peningkatan, atau

kondisi kerja yang lebih baik. Juga, banyak dari pekerja ini membutuhkan keterampilan

seluruhnya melalui pelatihan dalam pekerjaan, dan rentang keterampilan mereka yang relative

sempit dapat membatasi mobilitas profesi mereka.

POLA PERUBAHAN SUKARELA

Sekitar sepertiga peralihan pekerjaan sukarela selama 1986 terjadi dalam kelompok

profesi yang luas. Sebuah kesimpulan dapat dibuat bahwa kegiatan seperti itu mewakili

perpindahan“dalam karir” daripada “karir baru”. Banyak dari sisa perubahan profesi adalah

antara bidang yang sangat berkaitan, seperti manajemen dan penjualan, atau diantara profesi

kesenian dan perbaikan dan operator mesin dan inspector. Semua perpindahan ini akan masuk

akal jika dilihat dari sudut pandang modal manusia, dimana pekerja yang mencari peningkatan

dalam karir akan beralih ke profesi terkait dimana akumulasi pengalamannya akan bernilai

terbaik.

Beberapa profesi dicirikan oleh sebuah proporsi yang lebih tinggi dari orang yang

memasukinya dari profesi yang lain daripada meninggalkannya untuk profesi yang lain, dan

beberapa hanyalah kebalikannya. Aliran seperti itu ditunjukkan oleh tingkat masuk dan keluar

profesi secara sukarela (table 4). Sebuah tingkat masukan adalah persentase orang dalam sebuah

profesi di Januari 1987 yang telah masuk profesi secara sukarela suatu waktu di tahun

sebelumnya. Tingkat keluaran, sebaliknya, adalah persentase orang yang dipekerjakan dalam

sebuah profesi khusus di januari 1986 yang sesudah itu meninggalkannya secara sukarela untuk

profesi yang baru.

Sulit, bagaimanapun, untuk menentukan mengapa profesi tertentu memiliki tingkat

masukan atau keluaran yang tinggi atau rendah. Tingkat khusus mungkin dihasilkan dari efek

kombinasi dari banyak factor – distribusi usia pekerja yang dipekerjakan dalam profesi, potensi

bayaran yang tersedia, langkah pertumbuhan atau penurunan pekerjaan keseluruhan dalam

profesi, jumlah peralihan pegawai karena sifat pekerjaan, dan persyaratan pendidikan bidang

tersebut.

Banyak profesi dengan tingkat masukan dan keluaran yang tinggi mempekerjakan jumlah

besar orang muda atau membutuhkan pendidikan formal yang sedikit. Diantara profesi seperti itu

Page 11: Perubahan profes1

adalah buruh konstruksi dan petugas kargo dan barang. Profesi yang dicirikan oleh tingkat

masukan dan keluaran sukarela yang rendah cenderung memasukkan pekerja yang paling

spesialis, seperti, insinyur, professional terkait kesehatan, dosen, dan pengacara. Profesi ini juga

dicirikan oleh level pendapatan yang pada umumnya tinggi. Sebaliknya, profesi pertanian,

kehutanan, dan perikanan memiliki tingkat masukan dan keluaran yang tinggi; profesi ini telah

mengalami pertumbuhan yang lambat bahkan penururan tingkat pekerjaan dan dicirikan oleh

pendapatan yang relative rendah.

Perpindahan kedalam profesi eksekutif dan manajerial dapat dipertimbangkan dalam

pandangan yang agak berbeda dari yang lainnya. Sebuah peningkatan kedalam manajemen untuk

seorang pekerja, walaupun terlihat mewakili peralihan profesi, tidak harus menjadi sebuah

peralihan karir, seperti sebuah perpindahan yang dapat dipercaya sebagai sebuah peningkatan

karir yang logis, bahkan mungkin puncak karir. Peningkatan bayaran dan status dikaitkan dengan

sebuah perpindahan kedalam manajemen sungguh membuat profesi tersebut sebuah tujuan bagi

banyak pegawai, dan, faktanya, tingkat masukannya jauh lebih tinggi daripada tingkatan

keluaran nya.

PERUBAHAN PROFESI TIDAK SUKARELA

Perubahan profesi, tentu saja, tidak selalu bersifat sukarela. Sekitar satu dari delapan

orang yang mengubah profesi, atau hamper 1.3 juta pekerja, kehilangan pekerjaan mereka atau

dipecat dari pekerjaannya. Sekitar tiga perempat dari pekerja ini dipecat dari pekerjaan mereka

sebelumnya karena penutupan atau perpindahan pabrik, kerja yang lamban atau penghapusan

posisi atau shift mereka. Kelompok yang terakhir ini- pekerja yang dipecat yang mengubah

profesinya- adalah focus dalam sisa artikel ini.

Pekerja yang dipecat awalnya menghadapi beberapa pilihan pasar tenaga kerja. Satu

pilihan adalah untuk keluar dari serikat buruh, dan, menurut tambahan CPS januari 1988

mengenai pekerja yang dipecat antara tahun 1983 dan 1988 keluar dari serikat buruh saat tanggal

survey. Tidak mengejutkan, separuh dari mereka yang meninggalkan serikat pekerja berusia 55

tahun atau lebih. Pilihan yang lebih umum dibuat oleh pekerja yang dipecat adalah untuk

menemukan pekerjaan baru. Lagi-lagi, individual dihadapkan dengan beberapa keputusan,

seperti apakah melihat industry yang baru atau mungkin profesi yang baru untuk pekerjaan yang

Page 12: Perubahan profes1

akan dating. Sebuah factor yang mempengaruhi keputusan adalah persepsi pekerja yang dipecat

atas penyebab pemecatan. Apakah kehilangan pekerjaan karena masalah tertentu pada

perusahaan? Jika seperti itu, pekerja mungkin tidak harus mengubah industry atau profesi.

namun, jika pemecatan adalah hasil dari masalah industry atau sebuah masalah khusus profesi,

kemudian sebuah industry atau profesi baru mungkin memberikan kesempatan pekerjaan

yanglebih tinggi.

Survey pekerja yang dipecat antara 1983 dan 1988 menemukan bahwa setengah dari

pekerja yang telah dipekerjakan kembali berada dalam profesi yang berbeda daripada yang

sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa penurunan permintaan untuk tenaga kerja dalam profesi

awal mungkin menjadi factor penting dalam pemecatan, atau bahwa kehilangan profesi

terkonsentrasi dalam penurunan industry. Seorang sekretaris, misalnya, dapat dnegan mudah

beralih industry sembari tetap pada profesi yang sama; seorang operator bubut logam tidak bias

seperti itu.

Suatu cirri umum bagi banyak pekerja yang dipecat yang mengubah profesi adalah waktu

yang banyak yang diinvestasikan dalam profesi dari pekerjaan mereka yang hilang. Seperti

dtunjukkan dalam table 5, lebih dari setengah pekerja ini memiliki masa kerja 3 tahun atau lebih

dalam profesi pekerjaan mereka yang hilang. Diantara orang yang berusia 25-54 tahun- jumlah

besar pekerja yang dipecat yang mengubah profesi-sekitar 2 dari 3 menginvestaskan setidaknya 3

tahun dalam profesi mereka sebelumnya.

Setelah pemecatan. Setelah kehilangan pekerjaan mereka, pekerja yang dipecat biasanya

menghadapi sebuah periode ketidakpastian. Walaupun sekitar satu juta pekerja dipecat di tahun

1986 telah menemukan pekerjaan dalam profesi baru sampai januari 1987, apa yang telah terjadi

selama waktu antara pemecatan dan pekerjaan baru mereka?

Kebanyakan pekerja yang dpecat menghabiskan beberapa waktu istirahat bekerja; namun,

lebih dari seperempat dari mereka yang berusia 25 tahun dan lebih tua yang tlah mengubah rofesi

melaporan bahwa mereka teah mulai bekerja lagi “ segera, dalam seminggu.” Perbedaan besar

yang lain, sekitar 1 dari 4 telah berhenti kerja 15 minggu atau lebih, 30 lawan 22 persen. Istirahat

kerja tidak terlihat begitu berkaitan dengan usia.

Page 13: Perubahan profes1

Pelatihan pekerja yang dipecat dalam keterampilan yang dibutuhkan oleh ekonomi saat

ini sering dinyatakan penting bagi kesuksesan pasar kerja mereka yang akan dating. Di bulan

Januari 1987, pekerja yang dipecat yang mengubah profesinya ditanya. “ sudahkah………

menyelesaikan sebuah program pendidikan atau pelatihan sejak Januari 1986?” hanya 1 dari 10

mengatakan mereka telah menyelesaikan program seperti itu. Lebih lanjut, dari mereka yang

sudah menyelesaikannya, hamper 60 persen mengindetifikasi program tersebut sebagai pelatihan

oleh pemberi kerja; ini menunjukkan bahwa sangat sedikitpekerja yang dipecat yang mengubah

profesinya yang menerima pelatihan diluar tempat kerja.

Industry dan profesi. Tidak mengejutkan, banyak pekerja yang mengubah profesi setelah

pemecatan meninggalkan industry dimana pekerjaan tidak berkembang atau menurun dan oleh

karena itu diangkat menuju industry yang lebih kuat. Sekitar sepertiga dari pekerja yang dipecat

berasal dari manufaktur, sedangkan bagian yang tidak proporsional juga berasal dar

pertambangan dan konstruksi (table 6). Mereka jauh lebih tidak mungkin untuk muncul dari

sector penghasil layanan yang bertumbuh pesat, khususnya industry layanan.

Pekerja yang kehilangan pekerjaan sebagai operator, pabrikator, dan buruh menyusun

sepertiga dari yang dipecat yang mengubah profesi ; ini dua kali perwakilan mereka diantara

semua orang yang dipekerjakan. Sebaliknya, kurang dari 5 persen pekerja yang dipecat dalam

profesi baru telah berasal dari profesi keahlian perofesional, jauh lebih rendah daripada

perwakilan mereka 15 persen dar semua pekerja.

Ketika pekerja mengubah profesi mereka karena pemecatan, mereka sering berpindah ke

industry yang baru. Ada peralihan keseluruhan dari pekerja yang dipecat ini yang mengubah

profesi dari industri penghasil barang ke industry penghasil layanan (table 7). Perdagangan retail

mengalami peningkatan angka yang paling besar, sedangkan keuangan, asuransi, dan real estate

memiliki peningkatan persentase yang paling tinggi. Sekitar separuh dari aliran bersih pekerja

yang dipecat dari sector penghasil barang terjadi dalam manufaktur, walaupun industry

pertambangan dan konstruksi memiliki persentase penurunan lapangan kerja diantara pekerja

yang dipecat yang mengubah profesi. Perolehan yang besar diantara pekerja wiraswasta yang

ditunjukkan di table 7, sampai batas tertentu, adalah hasil dari definisi kami.

Page 14: Perubahan profes1

Hamper seperempat dari 710.000 pekerja yang dipecat berusia 25 tahun dan lebih tua

yang mengubah profesi menemukan sebuah pekerjaan dalam kelompok jurusan profesi yang

sama. Mayoritas, bagaimanapun, mengambil pekerjaan diluar kelompok jurusa profesi

sebelumnya. Profesi khusus, seperti eksekutif, administrative, dan manajerial; produksi presisi,

kerajinan, dan reparasi; dan tekhnisi dan pendukung terkait, mengalami penurunan bersih dalam

lapangan kerja diantara pekerja yang mengubah profesi (table 7). Sebaliknya, sales, layanan, dan

transportasi dan materi berpindah profesi menemukan perolehan bersih.

Sementara penilaian kwalitatif mengenai profesi tertentu sulit untuk dibuat, banyak dari

mereka yang kehilangan pekerjaan juga terlihat mengalami penurunan profesi. Data dari

suplemen Januari 1987 menunjukkan bahwa dua per tiga dari pekerja yang dipecat dengan

profesi baru menyebutkan pendapatan yang lebih rendah dalam pekerjaan baru mereka,

sedangkan hanya sekitar 16 persen mengatakan pekerjaan baru mereka membayar lebih banyak.

Mayoritas orang yang mengubah profesi melakukannya dengan sukarela, mengikuti daya

tarik bayaran yang lebih baik, peningkatan pekerjaan, peningkatan kondisi kerja. Insiden

perubahan profesi seperti itu menurun nyata seiring usia; factor lain, seperti pencapaian

pendidikan dan akumulasi pengalaman profesi, berperan terbatas. Perubahan karir – seperti

ketika seorang dengan beberapa masa kerja dalam sebuah perubahan profesi baik profesi maupun

pemberi kerja- relatif tidak umum.

Jauh lebih sedikit pekerja dipaksa untuk mengubah profesi setelah dipecat dari pekerjaan

mereka sebelumnya. Mayoritas pekerja ini memiliki pendapatan yang lebih rendah di profesi

baru mereka.