1

Perusahaan Butuh Transformasi INDUSTRI PONSELbigcms.bisnis.com/file-data/1/1728/61f1aa84_Jun16-Unilever...Perusahaan Butuh Transformasi Agnes Savithri ... pon sel asal Hongkong Infinix

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Perusahaan Butuh Transformasi INDUSTRI PONSELbigcms.bisnis.com/file-data/1/1728/61f1aa84_Jun16-Unilever...Perusahaan Butuh Transformasi Agnes Savithri ... pon sel asal Hongkong Infinix

6 T E K N O L O G I I N F O R M A S I Rabu, 27 Juli 2016

TREN DIGITALISASI

Perusahaan Butuh Transformasi

Agnes [email protected]

Sebanyak 100 juta penduduk di Indonesia diketahui menjadi peng guna aktif Internet dan 72,3 juta di antaranya menjadi peng guna media sosial. Selain itu, sebanyak 51 juta orang me -rupakan pengguna layanan di -gital seperti pembayaran dan ber -belanja.

Meskipun Indonesia mencatat skor pengalaman digital yang po -sitif, survei yang dilakukan SAP mengungkapkan kesenjangan yang signifikan dalam kinerja merek industri dan individu.

Vice President & Managing Director SAP Indonesia Me ga -waty Khie mengungkapkan ke -senjangan ini memiliki implikasi sig nifikan dalam kinerja antara merek industri dan individu.

“Kesenjangan ini memiliki im plikasi signifikan bagi hasil bisnis, terutama untuk metrik sekitar loyalitas pelanggan dan ad vokasi,” ujarnya, di Jakarta, Se lasa (26/7).

Studi ini menemukan korelasi kuat antara kinerja pengalaman digital dan keinginan konsumen un tuk mengungkapkan in for -masi pribadi. Rata-rata, kon -sumen yang puas empat kali lebih mung kin untuk mem -berikan data pri ba di daripada me reka yang tidak puas dengan

pelayanan.Megawaty memaparkan de -

ngan merujuk data Asosiasi Pe nyedia Layanan Internet In -donesia (APJII), Indonesia me miliki 100 juta pengguna Internet de ngan penetrasi men -capai 40%. De ngan populasi

kon sumen yang berjumlah 51 juta, tidak dapat disangkal bah -wa konsumen Indonesia se ma -kin di gital.

“Namun, dengan semua kom -pleksitas yang dibawa oleh be -berapa pengguna perangkat dan aplikasi digital yang dipilih, pe langgan saat ini menuntut pengalaman yang sederhana, lan car dan terpersonalisasi pada saluran apapun, kapanpun, dan di perangkat apapun. Jika me ru -juk pada laporan SAP Digital Ex -perience, merek yang gagal bisa menyadari bahwa hal ini akan berimbas pada penurunan pang-sa dompet konsumen,” paparnya.

PENGALAMAN DIGITALMegawaty pun meng ung -

kapkan merek dapat men jem -batani kesenjangan pe ngalaman digital antara perusahaan dan konsumen dengan mengadopsi strategi digital yang jelas dan menyatukan penjualan, pe ma sar -

an dan perdagangan.Maka dari itu, Megawaty

mengatakan perusahaan saat ini bukan lagi dihadapkan pada pilihan melakukan digi -ta lisasi atau tidak, tetapi proses trans formasi ini telah menjadi sebuah keharusan agar dapat ber tahan di tengah trend pasar saat ini.

Laporan SAP Digital Experience ini dilakukan di seluruh Asia Tenggara dan menangkap respon dari lima negara termasuk Si -nga pura, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Indonesia. Hasil ri -set ini menunjukkan preferensi le bih dari 3.600 konsumen yang menilai lebih dari 240 mereka yang mengakibatkan 9.375 in -teraksi digital terhadap 14 kriteria pe nilaian.

Hasil ini pun menun -jukkan walaupun kon -sumen Asia Tenggara ber -alih ke saluran online untuk kebutuhan mereka, ke -

amanan tetap menjadi perhatian utama dalam ke ter li batan digital mereka di pasar. Riset me -nunjukkan 60% menilai hal ini sebagai kriteria penting dari pengalaman digital.

Kemampuan untuk terlibat tanpa mengenal waktu dan de -ngan kemauan sendiri pun dinilai mempengaruhi pe ri -laku konsumen hingga 49%, menyusul pengalaman yang kohesif, terintegrasi dan se der -hana pada 46%.

Laporan ini diharapkan da pat dijadikan rujukan untuk mem -bantu mendigitalkan seluruh rantai bisis dengan pengalaman pelanggan yang menyeluruh se -nan tiasa.

Survei yang dilakukan SAP mengungkapkan kesenjangan yang signifi kan dalam kinerja merek industri dan individu.

JAKARTA − Perusahaan didorong melakukan transfor masi dan mengadopsi layanan digital agar bisa bertahan di tengah tren pasar yang

semakin digital.

INDUSTRI PONSEL

Infinix Klaim Penjualan Naik 40%

JAKARTA—Vendor pon sel asal Hongkong Infinix mengklaim pen -jualan smartphone buatan nya tumbuh se -kitar 40% selama mo -men tum Lebaran sejalan de ngan ting ginya kebu -tuhan kon sumen ter ha -dap ponsel.

Anis Thoha Manshur, Mar keting Manager Infinix Indonesia meng -akui penjualan smart -phone Infinix dalam satu tahun akan mengalami dua fase pertumbuhan pen jualan yang cukup sig nifikan yaitu pada saat Hari Raya Lebaran dan Hari Raya Natal.

Menurutnya, per tum -buhan pada dua fase ter sebut hampir sama yaitu sekitar 40% sejalan de ngan meningkatnya pen dapatan konsumen karena menerima tun ja -ngan hari raya (THR).

“Biasanya penjualan kami tumbuh pada dua hari raya itu dalam waktu satu tahun. Lumayan ting gi penjualannya se -kitar 40%. Soalnya kan kon sumen pada hari itu, menerima gaji lebih ba nyak dibandingkan hari biasanya,” tuturnya kepada Bisnis usai acara pe luncuran Infinix Hot S di Jakarta, Selasa (26/7).

Dia juga optimistis penjualan smartphone In -finix setelah momentum Idulfitri da pat terus mengalami peningkatan

untuk mem perkuat pangsa pasarnya di Indonesia. Selain itu, Anis mengatakan pi hak -nya juga berencana mem -buka beberapa gerai baru yang dinamakan dengan Infinix House untuk mem -perluas pangsa pa sarnya di wilayah Ban dung dan Surabaya pada semester II/2016. “Kami tetap optimistis de ngan pasar Indonesia yang semakin baik ini,” katanya.

Berkaitan dengan re -gulasi Tingkat Kan -dung an Dalam Negeri (TKDN), CEO Infinix Mo bility Benjamin Jiang mengemukakan pihak -nya akan mengikuti per aturan yang telah di -tetapkan oleh pe me rin -tah. Namun dia tidak men jelaskan lebih jauh investasi jenis apa yang akan dipilih Infinix antara soft ware dan hardware.

“Peraturan pemerintah soal TKDN untuk ponsel 4G LTE ini akan kami ikuti dengan baik,” ujar nya.

Seperti diketahui, pe -merintah telah menun tas -kan per hi tung an teknis re gulasi TKDN yang akan di terapkan mulai 1 Ja nuari 2017 sekitar 30% kan -dungan komponen lo kal.

Pilihan yang ditawarkan oleh pemerintah terhadap vendor yaitu vendor dapat melakukan investasi melalui dua pilihan yaitu software dan hardware. (Sholahuddin Al Ayyubi)

Domain Internet Tumbuh 3,8%

JAKARTA−Domain In ternet bertambah sekitar 12 juta sehingga tercatat 326,4 juta nama domain pada Ikhtisar In dustri Nama Domain hingga kuartal I/2016.

Peningkatan se -kitar 12 juta nama do main secara global tersebut me nandai per tumbuhan sebesar 3,8% diban ding -kan kuartal IV/2015. Jumlah registrasi do -main secara global te -lah tumbuh sebanyak 32,4 juta atau 11% dari ta hun ke tahun.

“Domain tingkat atas atau Top-Level Do main (TLD) yang meng gunakan .com dan .net mengalami per tumbuhan secara agre gat pada kuartal I/2016, dimana jumlah keduanya mencapai sekitar 142,5 juta do -main,” tulis laporan Ikhtisar Industri Nama Domain yang dirilis Senin (25/7).

Jumlah ini me nan -dakan pertumbuhan se -besar 7,1%dari tahun ke tahun. Hingga 31 Maret 2016, tercatat jumlah nama domain berbasis .com telah mencapai 126,6 juta nama se -dangkan jumlah do -main .net mencapai 15,9 juta nama.

Pada kuartal I/2016, Verisign memproses 10 juta pendaftaran nama do main baru untuk .com dan .net. Jumlah itu meningkat jika dibandingkan dengan 8,7 juta nama domain yang terdaftar untuk pe -riode yang sama pada 015.

Selama kuartal I/2016, rata-rata per -min taan harian Sis -tem Nama Domain atau Domain Name Sys -tem (DNS) mencapai se kitar 124 milliar per -mintaan di seluruh TLD yang dioperasikan oleh Verisign, dengan angka ter tinggi hampir men -capai 189 milliar.

Dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, rata-rata permintaan ha -rian meningkat 0,5% dan peningkatan paling tinggi mencapai 2,7%. (Agnes Savithri)

BISNIS/TUTUN PURNAMA

Asean & Indonesia Digital Economy

Sumber: Temasek & Google, Bain & Co, ITU, APJII, eMarketer

1,7

5,5

51

150

Asean Digital Economy

Valuasi pasar e-commerce

Mobile Subscriber

Pengguna Internet

Pengguna Media Sosial

Digital Consumer

Indonesia Digital Economy

(US$ Miliar) (Juta orang) (Juta orang) (Juta orang) (Juta orang)

338,4

718

100

157,8

72,3

177

INOVASI TEKNOLOGI

Terbang Bersama [email protected]

Wahana terbang nirawak atau sering disebut ‘drone’ pada saat ini sudah menjadi teknologi

yang terjangkau oleh konsumen kebanyakan. Tentunya yang bisa dibeli oleh kalangan awam (terutama sipil) adalah drone yang berukuran kecil, bukan yang lebih besar yang ukurannya mendekati pesawat terbang berawak.

Meskipun drone seperti ini ukurannya kecil dan memiliki jangkauan terbatas, pada saat ini kita sudah bisa menemukannya dalam berbagai penerapan, seperti pemotretan udara, survei lapangan, sampai pencarian dan penyelamatan.

Perusahaan logistik dan toko elektronik seperti Amazon malah sedang menjajaki kemungkinan drone

digunakan untuk mengantarkan pesanan barang, terutama yang bobotnya ringan dan volumenya kecil.

Semua drone dikendalikan dari jarak jauh, dan drone yang dilengkapi kamera memungkinkan pemiliknya untuk mengendalikan pesawat nirawak ini dengan seolah-olah berada di dalam wahana tersebut.

Pengendalian dengan cara ini terutama menjadi pilihan ketika drone terbang cukup jauh sehingga pemiliknya tidak lagi bisa melihat wahana ini secara langsung. Biasanya pandangan kamera akan ditampilkan pada layar monitor.

Tentunya tidak semua drone dikendalikan dengan cara ini. Pada jarak pendek kita bisa langsung mengendalikan drone tanpa bantuan kamera yang terpasang di sana, karena kita dapat melihat peranti ini terbang secara langsung. Bahkan dalam jarak

pendek pun pengendalian dari sudut pandang orang pertama ini masih bisa dilakukan dan cukup menghibur.

Menggabungkan kamera pada drone dengan tampilan di headset memungkinkan aplikasi menarik yang disebut first person view flying (FPV), atau menerbangkan drone dari sudut pandang orang pertama. Karena tampilan langsung ditaruh di depan mata pada headset, penggunanya bisa mendapatkan ilusi bahwa dia sendiri yang sedang terbang menjelajahi daerah sekitarnya, bukan drone yang dikendalikannya.

Seperti antara lain dibahas Engadget baru-baru ini, terdapat berbagai model drone yang dilengkapi dengan headset opsional untuk mendapatkan mode FPV. Beberapa di antaranya, seperti Blade Nano QX2, berukuran kecil dan

berjarak jangkau terbatas, namun dengan harga yang relatif murah pula.

Tentunya bila Anda tidak puas dengan drone berukuran kecil ini, Anda bisa membeli quadcopter berukuran lebih besar seperti DJI Phantom 2 atau 3.

Apa pun ukurannya, koneksi data nirkabel antara drone dan

penggunanya merupakan keharusan untuk bisa mengendalikan peranti nirawak ini dengan lancar. Blade Nano QX2 misalnya menggunakan konektivitas radio pada frekuensi 5,8 Ghz. Tentunya untuk mendapatkan realisme terbang, Anda harus menggunakan headset dan kamera dengan resolusi yang cukup tajam. (k8)

djoko
Typewriter
Bisnis Indonesia, Investor, 27 Juli 2016