Upload
vothu
View
225
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan
Karunia-Nya, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah
dapat menyelesaikan Laporan Kegiatan Kehumasan
Triwulan IV Tahun 2017.
Humas atau Hubungan Masyarakat adalah fungsi
manajemen dalam membangun dan mempertahankan
hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi
dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau
kegagalan organisasi tersebut. Dengan demikian, fungsi humas di institusi
pemerintahan menjadi sangat strategis. Humas merupakan ujung tombak instansi
pemerintah dalam aktivitas pemberian informasi kepada publik, jika informasi yang
disampaikan dikelola secara cermat dan andal, sudah barang tentu akan didapat
hasil yang memuaskan.
Pengelolaan kehumasan di Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah
mengacu kepada prosedur pengelolaan kehumasan sesuai yang diatur dalam
Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-11.00.00-711/K/1999 tentang Penugasan
Pejabat yang Menangani Fungsi Kehumasan pada BPKP di Tingkat Pusat dan
Daerah, yang telah diubah terakhir dengan Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-
277/K/SU/2009 tentang Sistem Pengelolaan Humas di lingkungan BPKP dan Surat
Sekretaris Utama Nomor S-61/SU/04/2010 tanggal 18 Januari 2010 hal
Penyempurnaan Sistem Pengelolaan Kehumasan.
Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah telah menempatkan pentingnya
peran humas sebagai penghubung antara BPKP dengan masyarakat dan
stakeholdersnya untuk memperkenalkan keberadaan BPKP, produk-produknya,
sampai pencapaian kinerja, yang kesemuanya dipandang dalam kerangka untuk
membangun pencitraan terhadap BPKP. Karena sebagaimana fungsi dan tugas
utamanya, humas BPKP memiliki peran sebagai penyampai informasi
organisasi/institusi kepada publik (journalist in resident), pembangun citra institusi
(institution image) bagi publik, dan pembangun budaya kerja institusi (institution
culture) kepada seluruh pegawai.
Kegiatan kehumasan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah periode
Triwulan IV, selain tetap konsisten menyampaikan informasi kepada publik dan
stakeholders mengenai penyusunan laporan keuangan, PP No. 60 Tahun 2008
tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Pengadaan Barang dan Jasa
sesuai Perpres No. 54 Tahun 2010 yang telah diubah terakhir dengan Perpres 70
Tahun 2012, Inpres No. 9 Tahun 2011, Inpres No. 1 Tahun 2013, dan program anti
korupsi, juga melakukan kegiatan menjalin hubungan baik dengan stakeholders,
media masa maupun humas instansi lainnya. Selanjutnya, sebagai wujud komitmen
dalam penerapan good governance yang memerlukan transparansi, akuntabilitas,
dan partisipasi, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah telah
mengimplementasikan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik (KIP).
Undang-undang KIP merupakan paradigma baru tentang keterbukaan
informasi publik dan menjadi awal revolusi transparansi informasi yang
menghendaki setiap Lembaga/Instansi Pemerintah harus menyediakan dan
memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat. Tentunya hal itu menuntut
humas instansi pemerintah sebagai bagian dari fungsi manajemen kepemerintahan
perlu bertindak sigap, cerdas, cermat, dan bijaksana mengambil peran sebagai
motor penggerak pelaksanaan UU ini. Humas wajib memberikan pelayanan
informasi kepada publik, menindaklanjuti pengaduan publik, menyediakan informasi
tentang kebijakan, program, kegiatan, produk dan jasa lembaga. Disamping itu,
Humas juga bisa berperan sebagai fasilitator dan menciptakan iklim hubungan
internal/eksternal yang kondusif dan dinamis.
Demikian, semoga informasi yang dikemas dan disajikan dalam keseluruhan
isi laporan triwulanan ini dapat memberi manfaat untuk mengevaluasi pelaksanaan
kegiatan kehumasan di Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah dan menjadi
bahan pengambilan keputusan di tingkat pusat.
DAFTAR ISI
A
B
C
D
E
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
RINGKASAN EKSEKUTIF
URAIAN KEGIATAN KEHUMASAN
1. Pemantauan Berita di Media Massa
2. Penyampaian Informasi ke Masyarakat/Publik
3. Pengelolaan Website BPKP
4. Peliputan Kegiatan Kantor/Kehumasan
5. Pembinaan Kehumasan
6. Menjalin Hubungan dengan Media Masa dan instansi lain
7. Studi Banding
8. Anggaran dan Realisasi Keuangan Kegiatan Kehumasan
Perwakilan BPKP
9. Koordinasi dengan Biro Hukum dan Humas
LAPORAN PENGELOLAAN DAN PELAYANAN INFORMASI
1. Kebijakan Pengelolaan dan Pelayanan Informasi
2. Pendukung Pelaksanaan Pengelolaan dan Pelayanan Informasi
3. Pengelolaan dan Pelayanan Informasi
4. Kekurangan dan Hambatan
5. Rekomendasi Perbaikan 30
1
3
4
6
6
11
19
21
23
23
23
23
23
24
24
24
24
24
24
RINGKASAN EKSEKUTIF
Kegiatan kehumasan yang telah dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa
Tengah dalam rangka melaksanakan fungsi dan tugas utama kehumasan selama
periode Triwulan IV Tahun 2017, sebagai berikut:
1. Pemantauan Berita di Media Masa
Dari media cetak yang dipantau, terdapat 4 berita yang memberitakan dengan
kategori baik dan tidak terdapat berita dengan katagori tidak baik, dan
sedikitnya ada 38 berita media massa online yang juga memberitakan terkait
tugas pokok fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah.
2. Kegiatan Penyampaian Informasi ke Masyarakat/Publik
Dalam Triwulan IV Tahun 2017, Kehumasan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa
Tengah telah melakukan kegiatan penyampaian informasi kepada
masyarakat/publik berupa promosi melalui sosialisasi tugas fungsi dan produk
serta sebagai narasumber, sebanyak 115 kegiatan.
3. Pengelolaan Website BPKP
Pengelolaan website BPKP dilakukan melalui 17 kali uploading konten, 10 kali
Uploading foto, 1 kali updating konten dan 3 kali updating tampilan.
4. Peliputan Kegiatan Kantor/Kehumasan
Sebanyak 34 kegiatan kantor berhasil diliput Sekretariat Humas selama periode
Triwulan IV Tahun 2017.
5. Pembinaan Kehumasan
Selama Triwulan IV Tahun 2017, tidak ada kegiatan rapat kehumasan.
6. Menjalin Hubungan dengan Media Massa dan Instansi Lain
Menjalin hubungan dengan media massa dilakukan dengan terus menjaga
hubungan baik dan melakukan komunikasi aktif dengan para insan
pers/wartawan, baik dari media cetak maupun elektronik.
7. Studi Banding
Studi banding dilakukan disela-sela meliput kegiatan Kepala Perwakilan BPKP
Provinsi Jawa Tengah saat melakukan kunjungan atau menghadiri acara
tertentu di instansi pemda maupun instansi lainnya.
8. Mengelola Anggaran dan Realisasi Keuangan Kegiatan Kehumasan
Sampai dengan Triwulan IV Tahun 2017 realisasi kegiatan kehumasan
Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah sebesar Rp29.329.920,00.
9. Melakukan Koordinasi dengan Biro Hukum dan Humas BPKP
Melakukan koordinasi dengan Biro Hukum dan Humas BPKP, terkait masalah
hukum dalam penugasan-penugasan pengawasan di Perwakilan BPKP
Provinsi Jawa Tengah, permohonan informasi, dan penayangan daily news
website BPKP serta perubahan/updating content web.
Semarang, 2 Januari 2018
Kepala Perwakilan,
Samono
NIP 196401041984021001
URAIAN KEGIATAN KEHUMASAN
1. Pemantauan Berita Media Massa
1.1. Media Cetak (Kliping dan analisis berita) yang Terkait BPKP
a. Daftar Berita Media Massa / Cetak sebagai berikut:
No. Nama Surat
Kabar Tanggal Terbit Judul
Kate
gori
1 Suara Merdeka 19 Oktober 2017 Aparat Pengawasan
Dituntut Tingkatkan
Kapabilitas
B
2 Suara Merdeka 27 Oktober 2017 Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemkot Cukup
memadai
B
3 Suara Merdeeka 10 November 2017 Berkas Korupsi Probo
Dilimpahkan
B
4 Jawa Pos 21 Desember 2017 Mantan Penjabat Bupati
Loos vonis Korupsi
B
1.2. Media Elektronik / Media Online/ Website Non BPKP
b. Daftar berita media elektronik dari bulan Oktober - Desember 2017 yang
berkenaan dengan korupsi, sebagai berikut:
No Nama Website Tanggal Terbit Judul
1 https://jateng.kemenag.g
o.id/berita/verifikasi-
lahirkan-keabsahan-
data-guru-inpassing-
non-pns/
5 Oktober 2017 Verifikasi Lahirkan
Keabsahan Data Guru
Inpassing Non PNS
2 http://www.bpkp.go.id/jat
eng/berita/read/18491/0/
Pengembangan-Center-
of-Excellence-di-Jawa-
Tengah-Kepala-BPKP-
dan-Gubernur-Jawa-
Tengah-Teken-MoU-
.bpkp
9 Oktober 2017 Pengembangan
Center of Excellence
di Jawa Tengah,
Kepala BPKP dan
Gubernur Jawa
Tengah Teken MoU
No Nama Website Tanggal Terbit Judul
3 http://inspektorat.jatengp
rov.go.id/17/detailpost/g
elar-pengawasan-
daerah-provinsi-jawa-
tengah-2017
12 Oktober 2017 Gelar Pengawasan
Daerah Provinsi Jawa
Tengah 2017
4 http://www.bpkp.go.id/di
y/berita/read/18694/0/BP
KP-DIY-dan-BPKP-
Jawa-Tengah-
Berkoordinasi-.bpkp
14 Oktober 2017 BPKP DIY dan BPKP
Jawa Tengah
Berkoordinasi
5 http://jateng.news/berita/
detail/1508321667/4218
23/terapkan-transaksi-
keuangan-nontunai
18 Oktober 2017 Terapkan
Transaksi Keuangan
Nontunai
6 http://juguranwarga.blog
spot.co.id/2017/10/desa-
wajib-terapkan-
siskeudes-di-2018.html
18 Oktober 2017 Desa Wajib Terapkan
SisKeuDes di 2018
7 http://radarsemarang.co
m/2017/10/20/inspektora
t-kabupaten-
pekalongan-raih-level-3/
20 Oktober 2017 Inspektorat
Kabupaten
Pekalongan Raih
Level 3
8 https://jateng.antaranew
s.com/detail/banyumas-
segera-terapkan-
aplikasi-sistem-
keuangan-desa.html
19 Oktober 2017 Banyumas Segera
Terapkan Aplikasi
Sistem Keuangan
Desa
9 http://www.bpkp.go.id/jat
eng/berita/read/18753/0/
Komitmen-Tingkatkan-
Akuntabilitas-Melalui-
Reviu-Penyerapan-
Anggaran-Dan-Pbj.bpkp
24 Oktober 2017 Komitmen Tingkatkan
Akuntabilitas Melalui
Reviu Penyerapan
Anggaran Dan Pbj
10 http://www.bpkp.go.id/jate
ng/berita/read/18802/0/KA
BUPATEN-WONOSOBO-
KOMITMEN-TINGKATKAN-
LEVEL-3.bpkp
29 Oktober 2017 KABUPATEN
WONOSOBO KOMITMEN
TINGKATKAN LEVEL 3
11 http://www.bpkp.go.id/be
rita/read/18815/0/Desa-
Tidak-Lagi-sebagai-
Obyek-Tapi-Subyek-
Pembangunan.bpkp
1 November 2017 Desa Tidak Lagi
sebagai Obyek Tapi
Subyek
Pembangunan
No Nama Website Tanggal Terbit Judul
12 http://www.bpkp.go.id/be
rita/read/18832/0/Wujud
kan-Aparat-Desa-yang-
Akuntabel.bpkp
6 November 2017 Wujudkan Aparat
Desa yang Akuntabel
13 http://www.dppkadbanjar
negara.com/berita-41-
persiapan-launching-
sp2d-online-bppkad-
kabupaten-
banjarnegara-.html
6 November 2017 Persiapan Launching
SP2D Online
BPPKAD Kabupaten
Banjarnegara
14 http://itwil.semarangkab.
go.id/selayang-
pandang/tugas-pokok-
dan-fungsi/8-artikel-
update/30-larwasda-
2017.html
7 November 2017 Larwasda 2017
15 http://radarpekalongan.c
o.id/2008/banyak-
temuan-e-hibah-bansos-
diluncurkan/
8 November , 2017 Banyak Temuan, E-
Hibah Bansos
Diluncurkan
16 https://www.jawapos.co
m/radarkudus/read/2017
/11/08/25298/mantan-
pejabat-pa-datangai-
kejaksaan
8 November 2017 Mantan Pejabat PA
Datangai Kejaksaan
17 https://tribratanews.jaten
g.polri.go.id/2017/11/08/
bupati-batang-launching-
aplikasi-e-hibah-bansos/
8 November 2017 Bupati Batang
Launching Aplikasi E-
Hibah Bansos
18 http://www.suaramerdek
a.com/smcetak/detail/14
540/Berkas-Korupsi-
Probo-Dilimpahkan
10 November 2017 Berkas Korupsi Probo
Dilimpahkan
19 https://radartegal.com/be
rita-pemerintah-kota-
tegal/pemkot-tegal-
perlu-
pemulihan.19375.html
16 November 2017 Pemkot Tegal Perlu
Pemulihan
20 http://mediajateng.net/20
17/11/23/lskp-jateng-
kecam-kinerja-
kejaksaan-negeri-
demak/13096/
23 November, 2017 LSKP Jateng Kecam
Kinerja Kejaksaan
Negeri Demak
No Nama Website Tanggal Terbit Judul
21 http://www.jateng.kemen
ag.go.id/berita/komitmen
-kanwil-kemenag-jateng-
dalam-pengelolaan-
penyusunan-laporan-
keuangan/
24 November 2017 Komitmen Kanwil
Kemenag Jateng
dalam Pengelolaan
Penyusunan Laporan
Keuangan
22 http://radarsemarang.co
m/2017/11/24/penangan
an-kasus-korupsi/
24 November 2017 LSKP Pertanyakan
Penanganan Kasus
Korupsi
23 http://www.bpkp.go.id/be
rita/read/18979/0/Kab-
Rembang-
Selanggarakan-Rapat-
Gelar-Pengawasan-
Daerah-Tahun-
2017.bpkp
27 November 2017 Kab Rembang
Selanggarakan Rapat
Gelar Pengawasan
Daerah Tahun 2017
24 https://jatengprov.go.id/b
eritadaerah/penyusunan
-lppd-tidak-boleh-copy-
paste/
29 November 2017 Penyusunan LPPD
Tidak Boleh Copy
Paste
25 https://jatengprov.go.id/b
eritadaerah/inspektorat-
boyolali-gelar-larwasda-
2017/
30 November 2017 Inspektorat Boyolali
Gelar Larwasda 2017
26 http://www.solopos.com/
2017/12/03/pengin-jadi-
wilayah-bebas-korupsi-
ini-upaya-pemprov-
jateng-873650
3 Desember 2017 Pengin Jadi Wilayah
Bebas Korupsi, Ini
Upaya Pemprov
Jateng
27 http://www.jateng.kemen
ag.go.id/berita/kakanwil-
kemenag-jawa-tengah-
berikan-pembinaan-
akselerasi-pencairan-
tpg-terhutang/
4 Desember 2017 Kakanwil Kemenag
Jawa Tengah Berikan
Pembinaan Akselerasi
Pencairan TPG
Terhutang
28 http://inspektorat.tegalka
b.go.id/2017/12/04/binte
k-aplikasi-sim-hp-untuk-
tingkatkan-manajemen-
pengawasan/
4 Desember 2017 Bintek Aplikasi SIM
HP Untuk Tingkatkan
Manajemen
Pengawasan
29 http://pojokmuria.com/m
aju-di-pilkada-2018-
tamzil-buktikan-masih-
dicintai-rakyat-kudus/
6 Desember 2017 Maju di Pilkada 2018,
Tamzil Buktikan
Masih Dicintai Rakyat
Kudus
No Nama Website Tanggal Terbit Judul
30 http://salatiga.go.id/gube
rnur-apresiasi-stan-
inovasi-rsud-salatiga/
10 Desember 2017 Gubernur Apresiasi
Stan Inovasi RSUD
Salatiga
31 http://inspektorat.jatengp
rov.go.id/17/detailpost/ra
korwasda-2017
11 Desember 2017 RAKORWASDA 2017
32 https://jateng.antaranew
s.com/detail/5864-desa-
jateng-dilatih-pelaporan-
dana-desa.html
12 Desember 2017 5.864 Desa Jateng
Dilatih Pelaporan
Dana Desa
33 http://radarsemarang.co
m/2017/12/13/5-864-
desa-dilatih-buat-
laporan/
13 Desember 2017 5.864 Desa Dilatih
Buat Laporan
34 https://daerah.sindonew
s.com/read/1265707/22/
pdam-salatiga-terima-
sertifikat-perpamsi-
award-2017-
1513241939
14 Desember 2017 PDAM Salatiga
Terima Sertifikat
Perpamsi Award 2017
35 https://jatengprov.go.id/b
eritadaerah/sukoharjo-
gelar-larwasda-2017/
22 Desember 2017 SUKOHARJO GELAR
LARWASDA 2017
36 https://www.izi.or.id/pelaj
aran-berharga-ibuibu-
dharma-wanita-bpkp-di-
rsp-izi-jateng
22 Desember 2017 Pelajaran Berharga
Ibu-Ibu Dharma
Wanita BPKP di RSP
IZI Jateng
37 http://www.suaramerdek
a.com/news/detail/11159
/Kapolda-Jateng-
Luncurkan-Grand-
Design-Sipadan-di-
Batang
28 Desember 2017 Kapolda Jateng
Luncurkan Grand
Design Sipadan di
Batang
38 http://www.inews.id/da
erah/jateng/awasi-
dana-desa-polda-
jateng-luncurkan-
aplikasi-sipadan
28 Desember 2017 Awasi Dana Desa,
Polda Jateng
Luncurkan Aplikasi
Sipadan
2. Penyampaian Informasi ke Masyarakat/Publik
Informasi yang telah disampaikan kepada masyarakat / publik, sebagai
berikut:
Kategori N0 Kegiatan
a. Penanganan atas media massa:
1. Hak jawab/ klarifikasi/ pelurusan berita/ koreksi
-
2. Press Conference 3. Press Release
-
-
b. Promosi :
1. Sosialisasi tugas, fungsi, dan produk BPKP
1 Workshop dan Pendampingan Reviu
Penyerapan Biaya, Realisasi APD TW.II
Tahun 2017.
2 Pendampingan Penyusunan RTP-SPIP di
OPD Inspektorat Kab Sragen
3 Sosialisasi PBJ Bagi Para Pengelola
keuangan dan Aset di Lingkungan
Sekretariat Daerah Kabupaten Pemalang
4 Evaluasi atas Penyaluran dan Penggunaan
Dana Desa Tahun 2017 di Kedungsidialit
5 Evaluasi atas Penyaluran dan penggunaan
Dana desa Tahun 2017 dan Sisa dana
Desa Tahun 2016 sampai dengan triwulan
II tahun 2017 Welahan
6 Evaluasi atas Penyaluran dan penggunaan
Dana desa Tahun 2017 dan Sisa dana
Desa Tahun 2016 sampai dengan triwulan
II tahun 2017 Kendalsari
7 Bimtek Penyusunan LKPD untuk
Administrator Pemda di Lingkungan Pemkot
Tegal
8 Bimtek Penyusunan LKPD Pemkab Boyolali
Tahun 2017 di Aplikasi SIMDA Keuangan
9 Bimtek Validasi Data RPJMD dan Renstra
Aplikasi SIMDA Perencanaan Pemkot
Surakarta
10 Bimtek penatausahaan dan pelaporan
dana BLUD dan Dana BOS dengan
aplikasi SIMDA di Kota Surakarta
11 Monitoring TL atas QA Penilaian
Maturitas SPIP pada Pemkab Sragen
12 Monitoring TLH QA Maturitas SPIP pada
Pemkab Pekalongan
13 Bimtek Implementasi SIMDA
Perencanaan (Korsupgah KPK-BPKP)
2. Narasumber 14 Narasumber Bimtek Penyusunan Lap
BMD TA 2017 dgn Aplikasi SIMDA BMD
Versi 2.0.7.8 pada Pemkot Surakarta
15 Narasumber Implementasi Siskeudes
Pemerintah Kab. Semarang
16 Narsum Penyusunan Rencana Kerja
Pemerintah Desa (RKPDes) Tahun 2018
Kab. Boyolali
17 Narsum Bimbingan Teknis Penerapan
Aplikasi SIMDA Keuangan atas Dana
BOS Tahun Anggaran 2017 pada
Pemerintah Kabupaten Karanganyar
18 Narsum Diklat Teknis Sistem Akuntansi
Aset Daerah Kab. Pemalang
19 Narsum Bimtek Input Saldo Awal Laporan
Keuangan Tahun 2017 pada Pemkab
Demak
20 Narasumber pelatihan Aplikasi
SISKEUDES Pemkab Banyumas
21 Narasumber Bimtek SIMDA BMD pada
Pemkab Grobogan
22 Narasumber Implementasi Aplikasi Host
to Host SP2D Online/Cash Management
System (CMS) pada Kabupaten
Rembang
23 Narasumber dalam Kegiatan Launching
dan Sosialisasi SP2D Online pada
Pemerintah Kabupaten Wonsobo
24 Narsum Bimtek SIMDA Perencanaan u/
Input RPJMD dan Renstra OPD tahun
2016-2021 Kota Surakarta
25 Narasumber Orientasi Pengelolaan BMD
Kab. Grobogan
26 Narsum Bimtek SISKEUDES pada Ds. Di
Kec. Mranggen Kab. Demak dalam
rangka Kegiatan IAI Jateng
27 Narsum Bimtek Input Saldo Awal
Semester I LK tahun 2017 pada Pemkab
Demak
28 Narasumber Diklat Teknis Pengelolaan
SAKIP di Lingkungan OPD Kab/Kota Se-
Jateng Angkatan II
29 Narsum Workshop BPD data Tatakelola
Keuangan Desa pada Dinpermasdes
Kab. Semarang
30 Narsum Bimtek Penyusunan RTP SPIP
OPD di Lingkungan Pemkab Purbalingga
31 Narsum Bimbingan Teknis Penyelesaian
Permasalahan Saldo Awal LKPD 2017 pd
Pemerintah Kota Surakarta
32 Narasumber Bimtek Penataan Saldo
Awal Laporan Keuangan Tahun 2017
pada Pemerintah Kabupaten Brebes
33 Narsum Pembinan Bendahara
Pengeluaran terkiat Update SIMDA
Versi2.7.12
34 Narasumber Revisi Kebijakan Akuntansi
pd Pemerintah Kota Semarang
35 Narasumber Bimtek Aplikasi SIMDA
Perencanaan u/ Administrator dan Tim
Bappeda Kota Surakarta
36 Narsum PKS SISKEUDES pd Inspektorat
Karanganyar
37 Narasumber Pelatihan Teknis
Pengelolaan BMD TA 2017
38 Narsum Bimtek Penyusunan LKPD
Tahun 2017 Admin SIMDA Pemkot Tegal
39 Narsum Bimtek Penatausahaan Aplikasi
SIMDA Versi 2.0.7.8 Pemkab Tegal
40 Narsum Bimtek Penyusunan Renstra
Perangkat Daerah Pemkab Banyumas
41 Narsum Bimtek SIMDA Keuangan untuk
Dana BOS dan JKN pada Kab. Batang
42 Narsum Input data Laporan Keuangan
Semester I tahun 2017 pada Pemkab
Demak
43 Narsum FGD/Bimtek Pemeriksaan Pajak
Daerah Kota Pekalongan
44 Narsum Bimtek Akuntansi Keuangan
Kab. Temanggung
45 Narsum Bimtek Implementasi SPIP
Bappeda Kab Grobogan
46 Narsum Sosialisasi SIMDA Pendapatan
dan Strategi Peningkatan Pendapatan
Daerah Kab. Karanganyar
47 Narsum Bimtek Implementasi SIMDA
Perencanaan dalam rangka Inputing Data
RPJMD untuk Tim OPD dan UPT pada
Pemerintah Kota Surakarta
48 Narsum Bimtek Peraturan Perundang-
undangan Pengelolaan Keuangan
Daerah untuk PPK dan Bendahara
Pengeluaran pada Pemerintah
Kabupaten Boyolali
49 Narsum Bimtek Pengelolaan dan
Implementasi Dana BOS dengan Aplikasi
SIMDA Keuangan Versi 2.7.12 untuk
Satuan Pendidikan di Lingkungan Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Boyolali
50 Narasumber Bimbingan Teknis Tata Cara
Penyusunan Rencana Tindak
Pengendalian dan Reviu Laporan
Keuangan Pemerintah Kabupaten
Pekalongan
51 Narsum Bimtek Penyusunan Laporan
BMD TA 2017 Kab Pemalang
52 Narsum Bimtek Penyusunan LKD Th.
2017 Bidang Akuntansi BPPKAD Kab.
Wonosobo
53 Narasumber Bimtek Siskeudes Dinas
PMD,P3A dan PPKB Kabupaten
Pekalongan
54 Narasumber Sosialisasi Sensus BMD
untuk Pejabat Penatausahaan Pengguna
Barang, Pengurus Barang, pada Kota
Salatiga
55 Narsum Penyusunan Rancangan
Peraturan Daerah Kabupaten
Karanganyar tentang Pedoman
Pengelolaan BMD Kabupaten
Karanganyar
56 Narsum Kegiatan PKS Implementasi
Manajemen Keuangan Desa Melalui
SISKEUDES Pada Inspektorat
Kabupaten Semarang
57 Narasumber Verifikasi Entry Data
Laporan Keuangan Semester I Tahun
2017 pada Pemerintah Kabupaten
Demak
58 Narasumber Bimbingan Teknis
Pemeriksaan Pajak Daerah pada BP2D
Kabupaten Tegal
59 Narasumber Bimtek Penyusunan RTP
SPIP OPD di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Karanganyar
60 Narasumber Sosialisasi Sensus Barang
Milik Daerah Untuk Pengurus Barang
Pembantu SD, Pengurus Barang
Pembantu Puskesmas, dan Pengurus
Barang Pembantu Kelurahan Kota
Salatiga
61 Narsum Bimtek Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah untuk administrator
SIMDA di Kota Semarang
62 Narsum Bimtek Penyusunan RTP
Inspektorat Kabupaten Semarang
63 Narasumber Bimtek Penataan Saldo
Awal Laporan Keuangan Tahun 2017 dan
Reviu Penataan SIMDA Keuangan Tahun
2017 pada Pemerintah Kabupaten
Grobogan
64 Narasumber Bimtek Akuntansi Keuangan
pada Pemkab Temanggung di Jogjakarta
65 Narsum Bimtek Penyusunan RTP Satgas
SPIP di SKPD Pemkab Pekalongan
66 Narsum Bimtek Pengelolaan Aplikasi
SIMDA BMD Versi 2.07.8 TLH BMD Kab
Tegal
67 Narsum Pengelolaan BMD Kota Tegal
Tahun 2017
68 Narsum Bimtek Penilaian Risiko dan
Penyusunan RTP pada OPD di pemkot
Tegal
69 Narsum identifikasi database dan
Mapping Rekening Akrual Pemkab.
Batang
70 Narasumber Bimbingan Teknis Verifikasi
Pencairan Bantuan Keuangan, Hibah,
dan Bansos dari APBD Kabupaten
Rembang
71 Narsum FGD Tata Cara Pemerintah
Pajak Restoran di Pemerintah Kabupaten
Tegal
72 Narasumber Bimbingan Teknis Satgas
SPIP Kabupaten Karanganyar
73 Narasumber Pengelolaan BMD dengan
Aplikasi SIMDA BMD
74 Narasumber Bimbingan Teknis Penilaian
Risiko dan Penyusunan Rencana Tindak
Pengendalian Tahap II Pada OPD di
Lingkungan Pemerintah Kota Tegal
75 Narasumber Bimbingan Teknis
Optimalisasi Pendapatan Pajak daerah di
Pemerintahan Kabupaten Pati
76 Narsum Bimtek Persiapan Penyusunan
Lapkeu TA 2017 pada Pemerintah
Kabupaten Sukoharjo
77 Narasumber Pengintegrasian
Pengelolaan Keuangan Daerah dengan
Aplikasi SIMDA Versi 2.7.0.12
78 Narasumber Pelatihan di Kantor Sendiri
Kota Salatiga tentang SPIP
79 Narasumber Bimtek Maintenance
Database Aplikasi SIMDA BMD di
Kabupaten Boyolali
80 Narasumber Sosialisasi bagi
Administrator dan Operator di Kabupaten
Pemalang
81 Narasumber PKS Siskeudes pada
Inspektorat Kabupaten Banjarnegara
82 Narasumber untuk Persiapan
Implementasi SIMDA Pendapatanpada
Pemerintah Kabupaten Wonosobo
83 Narasumber Kegiatan Pelatihan
Penyusunan LPPD di Kota Salatiga
84 Narasumber Bimtek Atas Kegiatan
Pemeriksaan Pajak Daerah Tahun 2016
Pada BKD Kota Pekalongan
85 Narsum Bimtek Penyusunan APBDes TA
2018 dengan Aplikasi SISKEUDES Kab.
Boyolali
86 Narsum Bimtek Penyusunan RKA di
Pemkab Kendal
87 Narsum Penyempurnaan database
SIMDA pd Pemkab Batang
88 Narsum Fasilitator Penyempurnaan
Kebijakan Akuntansi Akrual Tahun 2017
pada Pemkab Rembang
89 Narsum Bimtek Pengelolaan BMD Pada
Pemkot Semarang
90 Narasumber Bimbingan Teknis Penilaian
Risiko pada OPD di Lingkungan
Pemerintah Kota Tegal
91 Narasumber Bimbingan Teknis
Pemeriksaan Pajak Daerah di Kabupaten
Pati Tahun 2017
92 Narasumber Sosialisasi Pengelolaan
Barang Milik Daerah pada Pemerintah
Kabupaten Kudus
93 Narasumber Bimbingan Teknis
Pemeriksaan Pajak Daerah Kota Tegal
94 Narsum Sinkronisasi dan Maping
Rekening Akrual SIMDA Keu. Tahun
2017 pada Pemkab Brebes
95 Narsum Pelatihan Teknis Pengelolaan
BMD TA 2017 di Kab. Brebes
96 Narsum database dan mapping Rekening
Akrual dalam Rangka Persiapan
Penyusunan Laporan Keuangan Pemkab.
Batang
97 Narsum Kegiatan Analisa Potensi PAD
dan Pengembangan SIMDA Keuangan
(STS Online) Pada Kabupaten Rembang
98 Narasumber Pelatihan SISKEUDES
tingkat Satgas di Kabupaten Pemalang
99 Narasumber Bimbingan Teknis Penilaian
Risiko di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Demak
100 Narsum Bimtek RTP di Lingkungan
Pemkab. Temanggung
101 Monitoring TL Implementasi SISKEUDES
di Kab. Temanggung
102 Narsum Bimtek Pembekalan Penyusunan
Laporan Keuangan pada Disdik
Kabupaten Sukoharjo
103 Narsum FGD Strategi Meningkatkan
Kualitas LKPD dan Mempertahankan
Opini WTP
104 Narsum Workshop Perencanaan pada
Pemkab Pemalang
105 Narasumber Bimbingan Teknis
Penyusunan LKPD Tahun 2017 pada
Pemerintah Kabupaten Kendal
106 Narsum Bimtek Penyusunan Neraca Awal
OPD tahun 2017 dengan aplikasi SIMDA
BMD Versi. 2.0.7.8. Kabupaten Tegal
107 Narsum Bimtek Pengelolaan PAD dengan
menggunakan SIMDA Pendapatan pada
Pemkab Wonosobo
108 Narsum Bimtek Penyusunan RTP Tahap
II di Lingkungan Pemkab Semarang
109 Narsum Bimtek Penatausahaan BMD di
Lingkungan Inspektorat Kota Tegal
110 Narsum Kegiatan Pemutakhiran Data
Aset TA 2017 pada Pemkab Pati
111 Narasumber Pemetaan SPIP pada
Inspektorat Kab. Grobogan
112 Narasumber Persiapan Penyusunan
Laporan Inventaris BMD Semester II
Tahun 2017
113 Narasumber Bimtek SIMDA Keuangan di
Lingkungan Pemerintah Kota Semarang
114 Narasumber Sosialisasi Kebijakan
Akuntansi Pemerintah Kota Semarang
Tahun 2017
115 Narsum Bimtek Penatausahaan Aplikasi
SIMDA BMD 2017 sesuai SOTK Baru
pada Pemkab Rembang
c. Talk Show -
d. Wawancara -
e. Penerbitan Majalah/ Tabloid/ Buletin internal
-
3. Pengelolaan Website BPKP
Rincian Pengelolaan Kegiatan Website, sebagai berikut:
No Kegiatan Tanggal Publish Materi Upload
A Upload Content
I Website Pusat
1 27 November 2017 Kab Rembang Selanggarakan
Rapat Gelar Pengawasan Daerah
Tahun 2017
2 23 November 2017 Melalui Masyarakat Pembelajar
Anti Korupsi, Kita Cegah
Kecurangan Dana Desa
3 20 November 2017 Penguatan APIP Melalui
Management Oversight
4 06 November 2017 Wujudkan Aparat Desa yang
Akuntabel
5 01 November 2017 Desa Tidak Lagi sebagai Obyek
Tapi Subyek Pembangunan
6 30 Oktober 2017 Kab Wonosobo Berkomitmen
Tingkatkan Level 3
7 25 Oktober 2017 Tingkatkan Akuntabilitas Melalui
Reviu Penyerapan Anggaran dan
PBJ
8 28 Oktober 2016 APIP Jateng Komitmen
Tingkatkan Kapabilitas Level 3
II Website
Perwakilan
1 30 November 2017 Pola Hidup Sehat Cegah Risiko
Penyakit Stroke
2 22 November 2017 Kabupaten Rembang Siap
Menuju Wtp 2018
3 22 November 2017 Melalui Masyarakat Pembelajar
Anti Korupsi, Kita Cegah
Kecurangan Dana Desa
4 18 November 2017 Penguatan APIP Melalui
Management Oversight
5 04 November 2017 Wujudkan Aparat Desa Yang
Akuntabel
6 31 Oktober 2017 Desa Tidak Lagi Sebagai Obyek
Tapi Subyek Pembangunan
7 29 Oktober 2017 Kabupaten Wonosobo Komitmen
Tingkatkan Level 3
8 24 Oktober 2017 Komitmen Tingkatkan
Akuntabilitas Melalui Reviu
Penyerapan Anggaran Dan PBJ
9 28 Oktober 2016 APIP Jateng Komitmen
Tingkatkan Kapabilitas Level 3
III
Upload Foto
1 24 Oktober 2017 Foto Workshop Reviu PA dan
PBJ Tahun 2017
2 24 Oktober 2017 Foto Senam Ceria Tahun 2017
3 24 Oktober 2017 Foto Pelantikan dalnis Tahun
2017
4 30 November 2017 Foto Do’a Bersama tanggal 3
November 2017
5 30 November 2017 Foto Upacara Hari Pahlawan
Tahun 2017
6 30 November 2017 Foto Do’a Bersama tanggal 13
November 2017
7 30 November 2017 Foto Upacara HUT KORPRI
Tahun 2017
8 30 November 2017 Foto FGD Dengan Sesma di
Banjarnegara.
9 30 November 2017 Foto Ceramah Kesehatan tahun
2017
10 10 Desember 2017 Foto Rakor APIPDA Jateng
Tahun 2017
B Updating Konten
1 5 Desember 2017 Konten BPKP Jateng Dalam
Berita
C Updating Tampilan
1 7 Oktober 2017 Tampilan Bidang Investigasi
2 7 Oktober 2017 Tampilan Bidang IPP
3 7 Oktober 2017 Tampilan Bidang P3A
4. Peliputan Kegiatan Kantor/Kehumasan.
Daftar Peliputan Kegiatan Kantor/ Kehumasan, sebagai berikut :
No Tanggal Peliputan Kegiatan
Bidang Judul Kegiatan
1 06/10/2017 Semua
BPKP JATENG SENAM CERIA DI JUM'AT PAGI
2 09/10/2017 Semua
DO'A BERSAMA SEBELUM BERAKTIVITAS DI
BPKP JATENG
3 10/10/2017 Semua
BPKP JATENG SERAHKAN LAPORAN HASIL
PENGAWASAN PADA GUBERNUR
4 11/10/2017 Semua
PELANTIKAN PEJABAT AUDITOR MADYA DI
BPKP JATENG
5 12/10/2017 Semua
SOSIALISASI JFU DAN KUMPUL BARENG
WARGA TU
6 13/10/2017 Semua
BPKP JATENG SENAM SEHAT DI JUM'AT PAGI
7 14/10/2017 Semua
PELATIHAN PRA TUGAS PENDAMPING LOKAL
DESA (PLD) PROV. JATENG 2017
8 14/10/2017 Semua
PROVINSI JAWA TENGAH SELENGGARAKAN
LARWASDA TAHUN 2017
9 16/10/2017 Semua
DO'A PAGI SEKALIGUS PERKENALAN
PEGAWAI RE-ENTRY DI BPKP JATENG
10 20/10/2017 Semua
JATENG SELALU CERIA DI JUM'AT PAGI
11 23/10/2017 Semua
JATENG LAKSANAKAN DO'A BERSAMA SENIN
PAGI DAN PERKENALAN PEGAWAI RE-ENTRY
12 23/10/2017 Semua
BPKP JATENG SELENGGARAKAN
WORKSHOP REVIU PENYERAPAN
ANGGARAN DAN PBJ
13 27/10/2017 Semua
JATENG SELENGGARAKAN UPACARA
PERINGATAN KE-89 HARI SUMPAH PEMUDA
2017
14 27/10/2017 Semua
JATENG : KAB. WONOSOBO GELAR
PENGAWASAN DAERAH TAHUN 2017.
15 04/11/2017 Semua
JATENG: PENUTUPAN DIKLAT PENGELOLAAN
KEUANGAN DESA
16 06/11/2017 Semua
BPKP JATENG LAKSANAKAN DO'A BERSAMA
SENIN PAGI
17 10/11/2017 Semua
BPKP JATENG SELENGGARAKAN UPACARA
PERINGATAN KE-72 HARI PAHLAWAN 2017
18 13/11/2017 Semua
BPKP JATENG SELENGGARAKAN DO'A
BERSAMA PAGI
19 16/11/2017 Semua
FGD "MANAGEMENT OVERSIGHT" DIBUKA
OLEH SESMA BPKP.
20 20/11/2017 Semua
DO'A BERSAMA SENIN PAGI, SEKALIGUS
PENYERAHAN DANA EMPATI KEPADA
KELUARGA TERKENA MUSIBAH MENINGGAL.
21 22/11/2017 Semua
FGD MASYARAKAT PEMBELAJAR ANTI
KORUPSI BAGI PARA KADES DAN CAMAT SE-
KAB. SEMARANG
22 22/11/2017 Semua
KABUPATEN REMBANG SIAP MENUJU WTP
2018
23 27/11/2017 Semua
BPKP JATENG SELENGGARAKAN DO'A PAGI
BERSAMA
24 29/11/2017 Semua
KABUPATEN KARANGANYAR GELAR
PENGAWASAN TAHUN 2017
25 29/11/2017 Semua
JATENG SELENGGARAKAN UPACARA HUT
KE-46 KORPRI TAHUN 2017
26 29/11/2017 Semua
KABUPATEN BATANG SELENGGARAKAN
GELAR PENGAWASAN TAHUN 2017
27 29/11/2017 Semua
HUT KORPRI, JATENG ADAKAN CERAMAH
KESEHATAN "ANTISIPASI PENYAKIT STROKE"
28 04/12/2017 Semua
BPKP JATENG GELAR DO'A PAGI BERSAMA
29 08/12/2017 Semua
JATENG MEMANG BEDA (SENAM DAN LOMBA
BARENG KARYAWAN HOTEL PANDANARAN)
30 08/12/2017 Semua
DEPUTI PKD JADI NARASUMBER
RAKORWASDA PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN 2017
31 08/12/2017 Semua
PEJABAT STRUKTURAL LOMBA MASAK
MIGORENG (HUT DWP BPKP JATENG)
32 11/12/2017 Semua
JATENG : DO'A PAGI DAN ARAHAN HASIL
RAKOR OLEH KAPER
33 22/12/2017 Semua
IBU SEJATI TANGGUH DALAM SEGALA HAL
(UPACARA HARI IBU)
34 22/12/2017 Semua
HARI IBU : DWP BPKP JATENG PEDULI
PENDERITA KANKER
5. Pembinaan Kehumasan
Dalam Triwulan IV Tahun 2017, tidak terdapat kegiatan yang berkenaan
dengan Pembinaan Kehumasan.
6. Menjalin Hubungan dengan Media Massa dan Instansi Lain
Selama Triwulan IV Tahun 2017 telah terjalin hubungan yang baik dengan
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kota I Kabupaten di wilayah Provinsi
Jawa Tengah, serta instansi lainnya sebagai mitra kerja BPKP, antara lain
berupa permintaan kerjasama dari Pemerintah Kota /Kabupaten untuk
menjaga standar tata kelola pemerintah yang baik dan adanya kerja sama
dalam pengembangan SDM melalui Diklat SPIP, Pendampingan,
Sosialisasi, Ujian Sertifikasi, dan kegiatan-kegiatan lainnya.
7. Studi Banding
Studi banding dilakukan disela-sela meliput kegiatan Kepala Perwakilan
BPKP Provinsi Jawa Tengah saat melakukan kunjungan atau menghadiri
acara tertentu di instansi pemda maupun instansi lainnya.
8. Anggaran dan Realisasi Keuangan Kegiatan Kehumasan
Perwakilan
Anggaran Tahun 2017 yang terserap menurut DIPA Perwakilan BPKP
Provinsi Jateng No.SP DIPA-089.01.2.450520/2017 tanggal 7 Desember
2016 sebesar Rp0
Pada periode Triwulan IV Tahun 2017 Penyerapan Anggaran sebesar
Rp29.329.920,00.
9. Koordinasi dengan Biro Hukum dan Humas (Kejadian dan
Bentuknya)
Koordinasi dilakukan melalui media mailing list dan telepon serta dalam
pengiriman berita yang akan di upload di content BPKP Pusat serta
pengiriman laporan triwulan kehumasan.
LAPORAN PENGELOLAAN DAN PELAYANAN INFORMASI
1. Kebijakan Pengelolaan dan Pelayanan Informasi
2. Pendukung Pelaksanaan Pengelolaan dan Pelayanan Informasi
a. Sarana dan Prasarana (yang dimiliki dan kondisinya) :
a) Kamera ( kondisi baik)
b) Kamera pocket (kondisi baik)
c) Handycam (kondisi baik)
d) Perekam (kondisi baik)
b. Sumber Daya Manusia
c. Anggaran dan penggunaannya
3. Pengelolaan dan Pelayanan Informasi
a. Permintaan Informasi
a) Jumlah Permintaan Informasi Tidak ada
b) Waktu rata-rata yang diperlukan Tidak ada
c) Jumlah pemberian informasi Tidak ada
d) Jumlah penolakan informasi Tidak ada
e) Alasan-alasan penolakan informasi Tidak ada
b. Sengketa Informasi
a) Jumlah keberatan yang diterima Tidak ada
b) Tanggapan-tanggapan atas keberatan Tidak ada
c) Jumlah permohonan penyelesaian sengketa ke Komisi Informasi
Tidak ada
d) Hasil mediasi atau keputusan adjudikasi Menang
Kalah
Tidak ada
e) Jumlah gugatan yang diajukan ke pengadilan
Tidak ada
f) Hasil putusan pengadilan dan pelaksanaannya
Menang
Kalah
Tidak ada
4. Kekurangan dan Hambatan pelaksanaan pengelolaan dan pelayanan informasi
Sistem pelayanan informasi belum dimanfaatkan secara optimal.
5. Rekomendasi Perbaikan
Sosialisasi pemanfaatan jaringan komputer sebagai sistem layanan informasi
bagi pengguna.
5.864 Desa Dilatih Buat Laporan
13 Desember 2017
SEMARANG – Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Jateng telah memberikan pelatihan pelaporan
dana desa kepada 5.864 desa bekerjasama dengan Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP). Pelatihan itu sendiri dilakukan agar desa yang mendapatkan alokasi
dana desa lebih transparan saat mengeluarkan anggaran.
Ketua IAI Jateng Tarmizi Ahmad mengatakan pelatihan yang dilakukan berupa bimbingan
teknis (bimtek) mengenai Sistem Keuangan Desa (Siskudes) yang dirancang BPKP kepada
aparatur desa. Dengan adanya pelatihan tersebut diharapkan pemerintah desa bisa
menyusun laporan pengelolaan dana desa, mulai perencanaan, pelaksanaan, hingga
penyelesaian atau evaluasi sesuai dengan standar yang ditetapkan.
“Pelatihan itu dilakukan secara bertahap, saat ini sudah ada sebanyak 5.864 desa di Jateng,”
katanya saat ditemui disela Pre-Event Peringatan 60 Tahun IAI yang rencananya berlangsung
di Semarang pada 14-15 Desember mendatang, Selasa (12/12).
Dengan adanya Siskudes, lanjut dia, komponen yang ada dalam laporan keuangan misalnya
saja laba, defisit dan jalur keuangan bisa terlihat sebagai bentuk pertanggungjawaban atas
pengelolaan dana desa. Dalam pelatihan Siskudes, nantinya peran dari akuntan desa adalah
memberikan pendampingan kepada perangkat desa dalam menyusun laporan
pertanggungjawaban. “Total ada sekitar 7.000 desa, desa yang sudah mendapatkan
pelatihan sendiri dilakukan dalam ma kurun waktu 2-3 tahun terakhir yang tersebar dalam
24 kabupaten di Jateng,” bebernya.
Targetnya pada tahun depan, semua desa di Jateng sudah mendapatkan pelatihan Siskudes
dan siap untuk diterapkan. Selain itu Siskudes memiliki berbagai kelebihan diantaranya
bersifat gratis dan memiliki standar serta disiapkan pendampingan dalam penerapan sistem
pelaporan dana desa tersebut. (den/ric)
5.864 Desa Jateng Dilatih Pelaporan Dana Desa
Selasa, 12 Desember 2017 17:50 WIB
Semarang, ANTARA JATENG - Sebanyak 5.864 desa di Jawa Tengah telah mendapatkan
pelatihan pelaporan dana desa yang dilakukan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) bersama
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
"Kami melakukan pelatihan dan bimbingan teknis (bimtek) mengenai Sistem Keuangan Desa
(Siskudes) yang dirancang BPKP kepada aparatur desa," kata Ketua IAI Wilayah Jateng Dr.
Tarmizi Ahmad di Semarang, Selasa.
Hal tersebut diungkapkannya di sela Pre-Event Peringatan 60 Tahun IAI yang rencananya
berlangsung di Semarang pada 14-15 Desember 2017 yang rencananya dihadiri oleh Wakil
Presiden Jusuf Kalla.
Menurut dia, Siskudes dirancang untuk memudahkan pemerintah desa menyusun laporan
pengelolaan dana desa, mulai perencanaan, pelaksanaan, hingga penyelesaian atau evaluasi
sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Dengan Siskudes, kata dia, semua komponen dalam pelaporan keuangan, seperti surplus,
defisit, hingga jalur-jalur keuangan bisa terlihat sebagai bentuk pertanggungjawaban atas
pengelolaan dana desa."Ya, sesuai dengan visi Presiden RI Joko Widodo. Jangan sampai
pelaporan dana desa ruwet dan njelimet. Bagaimana bentuk paling sederhana bagi desa dalam
membuat pertanggungjawaban," katanya.
Pengurus IAI Jateng Hendri Santosa menambahkan pelatihan Siskudes itu juga
mengandalkan peran akuntan desa dalam memberikan pendampingan kepada perangkat desa
dalam menyusun laporan pertanggungjawaban."Jumlah desa di Jateng sekitar 7.000-an desa.
Sekarang ini, sudah 5.864 desa yang mendapatkan pelatihan Siskudes, berarti masih kurang
2.000-an desa lagi yang mendapatkan pelatihan," katanya.
Sebanyak 5.864 desa yang telah mendapatkan pelatihan dan bimbingan mengenai Siskudes
itu selama kurun waktu 2-3 tahun terakhir, lanjut dia, tersebar di 24 kabupaten di Jateng.
Ketua Panitia Peringatan 60 Tahun IAI itu menargetkan seluruh desa di Jateng sudah
mendapatkan pelatihan Siskudes pada tahun depan yang mengartikan mereka telah siap
menerapkan Siskudes.
Secara umum, kata dia, seluruh desa yang lokasinya relatif terjangkau sudah mendapatkan
pelatihan, sementara yang belum mendapatkan pelatihan biasanya desa-desa yang lokasinya
relatif terpencil."Siskudes ini kan produk dari BPKP, Kementerian Dalam Negeri, dan
Kementerian Desa untuk membangun pengelolaan dana desa secara baik dan akuntabel.
Kalau desa mau menggunakan sistem lain, silakan," katanya.
Hanya saja, kata dia, Siskudes memiliki berbagai kelebihan, seperti bersifat gratis dan
memiliki standar serta disiapkan pendampingan dalam penerapan sistem pelaporan dana desa
tersebut."Makanya, kami juga mendorong terbitnya peraturan pemerintah (PP) yang
mengatur mengenai standar akuntansi desa. Sekarang PP-nya sedang digodok oleh
pemerintah," pungkas Hendri.
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor: Achmad Zaenal M
COPYRIGHT © ANTARA 2017
AddThis Sharing Buttons
Share to FacebookShare to TwitterShare to Google+Share to WhatsAppShare to LINEShare
to PinterestShare to Gmail
Awasi Dana Desa, Polda Jateng Luncurkan Aplikasi
Sipadan
Suryono · Kamis, 28 December 2017 - 17:51 WIB
Kapolda Jateng, Irjen Condro Kirono (tengah) dalam
acara Launching Grand Design Sistem Informasi
Pengawasan Dana Desa ( Sipadan) di Batang, Kamis
(28/12/2017). (Foto: iNews/Suryono)
BATANG, iNews.id - Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah terus memaksimalkan
pengawasan dana desa di wilayah hukum Polda Jawa Tengah. Untuk itu, Kapolda Jawa
Tengah (Jateng), Irjen Condro Kirono meresmikan peluncuran aplikasi Sipadan ( Sistem
Informasi Pengawasan Dana Desa) di Pendopo Kantor Bupati Batang, Kamis (28/12/2017).
Aplikasi berbasis daring ini diluncurkan untuk meningkatkan pengawasan terhadap
penggunaan dana desa. Termasuk untuk meminimalisir adanya tindak kecurangan atau
penyelewengan yang kerap terjadi. "Karena kami juga selaku polisi lebih seneng mencegah
daripada menindak kejahatan. Aplikasi Sipadan yang secara real time berbasis online ini
dapat bermanfaat untuk meminimalisir konflik dan sangat transparan," kata Condro.
Menurut Kapolda, aplikasi ini merupakan bagian dari pendampingan dana desa oleh pihak
kepolisian, agar dana desa dapat dimanfaatkan secara tepat sasaran. Aplikasi ini nantinya
akan digunakan juga oleh para Babinkamtibmas. Oleh karenanya Sipadan sebagai perangkat
pengawasan dana desa, sudah terintegrasi dengan sistem keuangan desa. Aplikasi ini pun
sudah terintegrasi dengan aplikasi yang dibuat oleh Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP).“Dalam aplikasi tersebut diketahui mulai dari perencanaan dana desa
dan pelaksanaan serta pengawasanya bersama polisi BabinKamtibmas. Apakah betul-betul
pekerjaanya dilakukan oleh warga desa. Dengan harapan bisa tepat sasaran dan tepat
manfaat,” ucap Condro.
Terobosan aplikasi ini, disebut Condro, juga menjadi yang pertama di Jawa Tengah bahkan
di Indonesia. Menurutnya, aplikasi ini juga akan diintegrasikan dengan aplikasi yang dimiliki
Polda yaitu Smile Police yang akan diangkat untuk seluruh jajaran Polda Jawa Tengah.
"Digitalisasi pelaporan dana desa hanya ada di Batang, sehingga bisa mencegah lembaga
pengawasan eksternal yang hanya untuk kepentingan diri sendiri dengan mengancam kepala
desa. Karena kepala desa juga tidak sendirian tapi bersama polisi," ucapnya.
Bupati Batang, Wihaji mengatakan, peluncuran aplikasi Sipadan merupakan hasil inisiasi
bersama antara Polres Batang dan Pemerintah Kabupaten Batang. Tujuannya agar proses
pengelolaan keuangan dana desa dapat transparan, tepat sasaran dan tepat manfaat bagi
masyarakat.Menurut Wihaji, Kabupaten Batang kini menjadi pusat rujukan pengelolaan
keuangan yang transparan. Sudah ada 38 Kabupaten yang belajar di Batang. " Kabupaten
Batang sebagai percontohan transparansi anggaran yang direkomendasikan Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagi pusat rujukan. Untuk itu inisiasi aplikasi Sipadan ini
sangat luar biasa. Ini merupakan terobosan kreatif dan inovatif yang bekerja sama dengan
Polres Batang." kata Wihaji.
Editor : Himas Puspito Putra
Banyak Temuan, E-Hibah Bansos Diluncurkan
November 8, 2017
Post Views: 91
E-HIBAH – Bupati dan Wakil Bupati beserta
jajaran Forkompinda meluncurkan aplikasi E-Hibah
yang dikembangkan Sekda Nasikhin, kemarin.
M Dhia Thufail / RADAR PEKALONGAN
BATANG – Berawal dari adanya sejumlah temuan
hibah bansos di Pemkab Batang yang dianggap
belum sesuai oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Provinsi Jawa Tengah. Membuat
Sekda Batang, Drs Nasikhin, Selasa (7/11) kemarin, meluncurkan aplikasi garapannya yang
diberi nama E-Hibah Bansos.
Nasikhin Mengatakan, bahwa peluncuran inovasi aplikasi E-Hibah Bansos itu bermula dari
keprihatinan Pemkab Batang melihat sejumlah temuan yang dilakukan oleh BPKP propinsi
Jateng.Sejumlah temuan BPK itu, kata Nasikhin, seperti kurang tertib dan konsisten antara
penganggaran dan pencairannya. Kemudian juga ada yang tidak di laksanakan dan
dikembalikan ke kas daerah, serta pembuatan SPJ yang sering mengalami keterlambatan dan
banyak yang tidak konsisten.
“Seperti kemarin tanggal 10 Januari 2017 lalu, BPK menemukan baru ada 30 persen SPJ
yang masuk, dari sekian ribu titik. Kemudian, untuk program yang tidak dilaksanakan, BPK
menghitung jumlahnya mencapai Rp 50 juta dan Rp 30 juta. Namun sudah kita tagih dan kita
kembalikan,” ujar Nasikhin.
Maka dari itu, kata Nasikhin, agar tidak terjadi sejumlah kesalahan maupun penyimpangan
dalam pelaksanaan hibah bansos di Pemkab Batang. Ia wujudkan aplikasi E-Hibah Bansos
tersebut.“Dengan menggunakan aplikasi E-Hibah Bansos ini, kita bisa lebih tertib aturan,
tertib waktu dan masyarakat juga bisa langsung memantau dan tahu kapan waktu untuk
memasukan proposal dan kapan pencairannya. Sehingga tidak bisa seenaknya mengajukan
hibah. Karena sekarang semakin banyak yang mengajukan proposal ke kita,” ucapnya.
Ia juga mengatakan, bahwa untuk tahun 2017 Pemkab Batang menganggarkan Rp40 milyar
untuk hibah bantuan sosial, yang di peruntukan untuk 6000 penerima yang setiap tahunya
slelalu ada peningkatan.Sementara, Bupati Batang Wihaji mengatakan, bahwa aplikasi ini
merupakan salah satu bentuk layanan pemerintah daerah terhadap masyarakat. Yang selama
ini masyarakat juga menilai, dalam proses pelakasanaannya dinilai kurang transparan.
“Apilkasi E-Hibah Bansos akan mudah di ketahui terkait yang dapat siapa dan jelas.
Sistemnya pun transparan dan akuntable, mulai dari poses pengajuan proposalnya dan
administrasi lainya bisa di cek melalui aplikasi tersebut,” terangnya. (fel)
Penulis: M Dhia Thufail | Radar Pekalongan
Redaktur: Doni Widyo
Facebook Comments
Banyumas Segera Terapkan Aplikasi Sistem Keuangan
Desa
Kamis, 19 Oktober 2017 14:43 WIB
Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah Banyumas
Sriyono. (Foto: ANTARAJATENG.COM/Dok. Humas Pemkab Banyumas)
Purwokerto, ANTARA JATENG - Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, akan
segera menerapkan aplikasi Sistem Keuangan Desa (Simkeudes) pada tahun 2018 dalam
rangka mempermudah penatausahaan administrasi dan keuangan desa.
"Oleh karena itu, kami dari Bagian Pemerintah Desa Sekretariat Daerah Pemkab Banyumas
menggelar bimbingan teknis bagi Tim Satuan Tugas Tingkat Kabupaten untuk
mempersiapkan penerapan aplikasi tersebut," kata Kepala Subbagian Administrasi
Pemerintahan Desa Bagian Pemdes Setda Banyumas Eny Nurviatun di Purwokerto,
Kabupaten Banyumas, Kamis.
Ia mengatakan bimtek yang dilaksanakan sejak hari Rabu (18/10) hingga Jumat (20/10) di
Purwokerto, ditangani langsung oleh Tim Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) Perwakilan Jawa Tengah.
Menurut dia, bimtek tersebut diikuti 67 peserta yang merupakan perwakilan dari Inspektorat,
Badan Keuangan Daerah, Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan
Daerah, Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, staf kecamatan, pendamping desa,
serta staf Bagian Pemdes Setda Banyumas."Peserta bimtek nantinya akan memberikan
fasilitasi kepada 301 bendahara desa di seluruh Kabupaten Banyumas dalam penerapan
aplikasi Simkeudes," katanya.
Lebih lanjut, dia mengatakan sistem keuangan yang baik merupakan salah satu syarat menuju
desa mandiri yang melaksanakan pembangunan dengan dana desa. "Adalah sebuah
keniscayaan pemerintah desa dalam melaksanakan penggunaan dana desa harus
mengutamakan keterlibatan masyarakat serta keterbukaan informasi," katanya.
Eny mengatakan hal tersebut akan bisa terlaksana jika pengelolaan keuangan desa dilakukan
dengan cara yang baik sesuai dengan ketentuan yang telah diatur dalam perundang-undangan.
Terkait dengan hal itu, kata dia, salah satu solusi yang diterapkan adalah penggunaan aplikasi
Simkeudes yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan
pertanggungjawaban.
Sementara itu, Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah
Banyumas Sriyono mengatakan aplikasi Simkeudes harus berjalan untuk menghindari
penyimpangan.Dengan aplikasi itu, kata dia, seorang kepala desa tidak bisa mengubah suatu
kegiatan semaunya tanpa adanya perencanaan sebelumnya.
"Aplikasi dirancang untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan mulai dari perencanaan
sampai dengan pertanggungjawaban dan evaluasi," ucapnya.Ia mengharapkan setelaj aplikasi
Simkeudes diterapkan, tidak ada lagi kepala desa maupun perangkat desa yang tersandung
masalah hukum di kemudian hari.Ia menduga permasalahan yang terjadi selama ini akibat
kurang mengertinya kepala desa maupun perangkat desa terhadap peraturan.
"Mereka ada yang beranggapan bahwa dana desa itu sudah sepenuhnya hak desa. Padahal,
dalam penggunaan anggaran sudah direncanakan sebelumya melalui dokumen pelaksanaan
anggaran (DPA)," katanya.
Pewarta : Sumarwoto
Editor: Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2017
Berkas Korupsi Probo Dilimpahkan
10 November 2017 | Fokus Jateng
SEMARANG- Berkas perkara dugaan korupsi mantan Bupati Cilacap Probo
Yulastoro, dilimpahkan penuntut umum Kejari Cilacap Boby Haryanto ke
Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri (PN) Semarang.
Probo yang pernah menjabat bupati dua periode pada 2002- 2012 itu, tersangkut
kasus korupsi kas daerah Pemkab Cilacap senilai Rp 10,8 miliar sejak 2006.
Berkas perkaranya dicatat dalam register dengan nomor: 96/- Pid.Sus-
TPK/2017/PN Smg. Panitera Muda Khusus Tindak Pidana Korupsi pada PN
Semarang Heru Sungkowo mengatakan, pelimpahan berkas perkara ini
dilakukan pada awal November. Pelimpahan dilakukan setelah kejaksaan
menyatakan berkas perkaranya P21 atau telah lengkap.
”Berkas perkara sudah kami terima, selanjutnya akan diserahkan ke Ketua PN
Semarang. Nanti akan ditunjuk dan ditetapkan siapa majelis hakim yang
menangani perkara ini,” kata Heru di kantornya, kemarin.
Kepala Kejari Cilacap Berdiaman Simalango melalui Kasi Intelijen M Arif
Abdillah kepada wartawan mengatakan, buktibukti yang dikantongi institusinya
sangat kuat atas penetapan Probo menjadi tersangka bobolnya kas daerah Rp
10,8 miliar. ”Ada peranan tersangka, karena ikut menandatangani cek pencairan
uang yang tidak sesuai dengan mekanisme. Catatan pentingnya adalah tidak
adanya surat perintah membayar (SPM) saat pencairan dana APBD Kabupaten
Cilacap.
Pernah Dipidana
Atas perkara ini, Kejari Cilacap sudah berkoordinasi dengan Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) dan meminta laporan dari Pusat Pelaporan dan Analisis
Transaksi Keuangan (PPATK). Hasil perhitungan BPK, kas daerah Pemkab
Cilacap yang lenyap itu Rp 7,5 miliar.
Namun, Kejari Cilacap setelah dibantu Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) Jateng menyakini jumlah dana yang hilang itu malah
bisa mencapai Rp 10,8 miliar. Pada perkara korupsi lainnya, Probo Yulastoro
juga pernah dipidana penjara selama sembilan tahun dan denda Rp 200 juta.
Selain itu, juga diminta mengembalikan kerugian keuangan negara Rp 14,1
miliar. Namun, putusan tersebut belum berkekuatan hukum tetap, karena Probo
mengajukan banding. Hasil putusan banding, majelis hakim Pengadilan Tinggi
Semarang mengurangi hukumannya menjadi tujuh tahun. Dalam putusan kasasi
di Mahkamah Agung (MA), hukuman Probo dikurangi lagi menjadi empat
tahun.(J17-27)
Bintek Aplikasi SIM HP Untuk Tingkatkan
Manajemen Pengawasan
Posted By: akuadmin 04/12/2017
Slawi (13/9/2017) Inspektorat Kab.
Tegal melangsungkan Kegiatan
Bimbingan Teknis dengan Tema
“Sistem Informasi Manajemen Hasil
Pengawasan” bertempat di Ruang
Pertemuan Inspektorat lt 2. Kegiatan
Bimtek diselenggarakan selama tiga hari
mulai tanggal 11 September hingga 13
September 2017 dengan menghadirkan
fasilitator dari BPKP Bidang Pusinfowas (Bapak Wicaksono Widodo) dan dari
BPKP Perwakilan Propinsi Jateng (Bapak Tukimin dan Bapak Nico Sugiarto).
Acara dibuka oleh Bapak Inspektur, BK Aribawa, SP, Msi. “ Kegiatan bimtek
kali ini dimaksudkan untuk meningkatkan manajemen pengawasan pada
Inspektorat Kabupaten Tegal dengan membangun suatu sistem informasi
manajemen pengawasan yang terpadu dan memudahkan dalam memantau dan
mengelola hasil-hasil pemeriksaan termasuk juga tindak lanjut hasil
pengawasan” kata Inspektur.
Hadir sebagai peserta adalah fungsional P2UPD dan Auditor yang cukup
antusias mengikuti setiap sesi Bimtek yang diawali dengan pemaparan secara
umum mengenai Aplikasi SIM-HP oleh pemateri yang dilanjutkan dengan
praktek penginstallan Aplikasi SIM-HP dan pengenalan menu dan langkah-
langkah kerja Aplikasi SIM-HP. Untuk lebih mendapatkan pemahaman yang
komprehensif, selanjutnya seluruh peserta Bimtek didorong untuk mengerjakan
latihan yang telah disediakan fasilitator mulai dari awal input data hingga
pencetakan laporan.
Selanjutnya dibutuhkan dukungan dan komitmen yang kuat dari seluruh elemen
Inspektorata untuk mengimplementasikan dan memaksimalkan penggunaan
Aplikasi SIM-HP agar mampu berdaya guna dan berhasil guna.
Dilaporkan Oleh Kasturi SH
BPKP DIY dan BPKP Jawa Tengah Berkoordinasi
14 Oktober 2017 08:29:50 / diy / dibaca: 175 kali / Kat: Forbes APIP / AAIPI
Kepala Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta, Tytut Ratih Kusumo didampingi
Korwas Bidang P3A, Sunarto pada hari Rabu (11/10) melaksanakan koordinasi dengan
Kepala Perwakilan BPKP Jawa Tengah bertempat di Ruang Rapat Kepala Perwakilan BPKP
Provinsi Jawa Tengah.
Tim dari Perwakilan BPKP DIY
diterima oleh Kepala Perwakilan
BPKP Provinsi Jawa Tengah,
Samono didampingi oleh
Korwas P3A Perwakilan BPKP
Provinsi Jawa Tengah,Teguh
Haryanto. Pada kesempatan itu
Tytut menyampaikan maksud
dan tujuan koordinasi untuk
meminta kejelasan terkait
keanggotaan auditor di enam
Inspektorat di wilayah Jawa
Tengah yang berada di wilayah kerja Perwakilan BPKP DIY. Auditor dari enam Inspektorat,
empat Inspektorat (Kabupaten Cilacap, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Purworejo dan
Kabupaten Magelang) telah memiliki nomor keanggotaan AAIPI namun belum menerima
kartu anggota.Sedangkan auditor dari dua inspektorat lainnya (Kota Magelang dan
Kabupaten Klaten) bahkan belum memiliki nomor maupun kartu anggota AAIPI. Sejak tahun
2013 pembinaan keenam Inspektorat tersebut dipindahkan ke Perwakilan BPKP Daerah
Istimewa Yogyakarta yang sebelumnya di bawah pembinaan Perwakilan BPKP Provinsi
Jawa Tengah.
Atas permasalahan tersebut, Samono menjelaskan bahwa seluruh auditor di lingkungan
Inspektorat di wilayah Jawa Tengah otomatis menjadi anggota AAIPI DPW JawaTengah.
Pihak Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah bersedia membantu menyelesaikan
permasalahan terkait nomor dan kartu keanggotaan AAIPI bagi auditor di Inspektorat Kota
Magelang dan Kabupaten Klaten. Samono mengungkapkan bahwa AAIPI, DPW Jawa
Tengah selama ini belum ada kegiatan. Kedepannya keenam Inspektorat tersebut akan
diikutsertakan dalam kegiatan AAIPI, termasuk kegiatan peer reviu dan telaah sejawat antar
APIP.
Koordinasi tersebut menghasilkan kesepakatan antara Perwakilan BPKP Daerah Istimewa
Yogyakarta dan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah bahwa untuk pembinaan yang
merupakan tugas BPKP kepada inspektorat, tetap menjadi tanggung jawab Perwakilan BPKP
DIY.
(Humas BPKP DIY/cinta)
Bupati Batang Launching Aplikasi E-Hibah Bansos
November 8, 2017
Tribratanews.jateng.polri.go.id, Batang – Menuju terwujudnya pengelolaan Hibah dan
Bansos yang tertib , Sekda Kabupaten Batang ciptakan aplikasi E- Hibah Bantuan sosial yang
di launching dan sosialisasikan di Aula Kantor Bupati setempat, Selasa (7/11).
Sekda Batang Nasikhin mengatakan, inovasi aplikasi E- Hibah Bansos berawal dari
keprihatinan pemerintah adanya temuan BPKP yang menilai kurang tertib dan konsisten en
antara penganggaran dan pencairannya serta ada yang tidak di laksanakan dan dikembalikan
ke kas daerah dan SPJnya terlambat.
“Aplikasi E-Hibah Bansos jadi tertib aturan, tertib waktu dan masyarakat bisa langsung
memantau dan tahu kapan waktu masukan proposal dan kapan pencairannya, jadinya hibah
bantuan sosial menjadi jelas, karena aplikasi tidak punya perasaan, terlambat satu haripun
tidak bisa masuk,” kata Sekda Nasikhin.
Hadir dalam acara Bupati Batang Wihaji, Dandim O736 Batang Letkol Fajar Ali Nugraha,
Ka PN Kab Batang Indrawati, Ketua DPRD Kabupaten Batang Imam Teguh Raharjo,
BPSDMD Propinsi Jawa Tengah Ibu Andriyani. Wakapolres Batang Polda Jawa Tengah
Kompol Hendri Yulianto,Wakil Bupati Batang Suyono.
Ia juga mengatakan bahwa untuk tahun 2017 pemerintah Kabupaten Batang menganggarkan
40 milyar untuk hibah bantuan sosial, yang di peruntukan untuk 6000 penerima yang setiap
tahunya slelalu ada peningkatan.Bupati Batang Wihaji mengatakan, Aplikasi ini merupakan
salah satu bentuk layanan pemerintah daerah terhadap masyarakat yang selama ini banyak
aspirasi hibah bantuan sosial, dan dalam prosesnya ada kecurigaan masyarakata yang menilai
kurangnya transparan.
“Apilkasi E-Hibah akan di ketahui yang dapat siapa dan jelas, sisitemnya pun transparan dan
akuntable yang mulai dari poses pengajuan proposalnya dan administrasi lainya bisa di cek
melalui aplikasi tersebut,” kata Bupati.
Bupati Wihaji juga meminta aplikasi tersebut harus disosialisasikan karena sngat penting
sekali bagi masyarakat, sehingga tahu manfaat teknologi informasi terkait dengan aplikasi
agar masyrakat dapat mengakses langsung dan memberikan usulan terkait dengan bansos
atau hibah.“Aplikasi ini juga akan memferifikasi proposal bantuan yang di ajukan
masyarakat, sehingga masyrakat tahu proposal yang diajukan apakah termasuk bantuan sosial
atau bantuan hibah,” jelasnya.
Bantua hibah sangat bermacam – macam yang berupa, mobil, tanah dan apalagi kedepan
pemerintah Kabupaten sedang mempersiapkan hibah bantuan tanah untuk pendirian
perguruan tinggi, Polsek dan koramil untuk kecamatan yang belum memiliki
kantornya.“Hibah bantuan tanah bisa di masukan e- hibah bansos karena kedepan kita punya
program bantuan hibah tanah untuk perguran tinggi dan Polsek dan Koramil yang belum
memiliki kantor,” Kata Wihaji. Wihaji juga mengatakan untuk sementara ini pemerintah
Kabupaten Batang sudah memiliki 98 apilkasi, hal ini untuk memberikan kemudahan
pelayanan kepada masyrakat dengan menggunkan informasi teknologi.
“98 Apilkasi ini masih dalam proses integrasi dan yang sudah terinegrasi yaitu e-plening, e-
bugeting dan yang lain masih penataan, kita juga lagi membangun konekting antar OPD antar
layanan yang menggunkan aplikasi,” pungkas Wihaji.
Humas Polres Batang
Desa Tidak Lagi sebagai Obyek Tapi Subyek
Pembangunan
01 Nopember 2017 10:03:58 / jateng1 / dibaca: 1637 kali / Kat: Konsultasi, Asistensi dan
Bimtek
Era Pembangunan Nasional seperti sekarang ini, desa bukan lagi sebagai obyek
pembangunan tetapi sebagai subyek pembangunan, sehingga memberikan kontribusi
terhadap pembangunan nasional, ekonomi, maupun sosial budaya. Demikian disampaikan
oleh Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah, Samono saat membuka Diklat
Pengelolaan Keuangan Desa dengan Aplikasi Siskeudes (Star Projecet BPKP Tahun 2017),
Senin (30/10).
Diklat yang diselenggarakan selama lima hari
mulai tanggal 30 Oktober s.d 3 November 2017
tersebut diikuti oleh sebanyak 34 peserta, berasal
dari APIP Kabupaten/Kota di Jawa Tengah
maupun Bapermasdes. Diklat diselenggarakan di
Ruang Melati Hotel Pesonna Semarang. Hadir
dalam Diklat tersebut Koordinator Pengawas
Bidang P3A Teguh Harjanto selaku Ketua
Penyelenggara Diklat, Koordinator Pengawas
Bidang APD II, Fajar Hudoyo selaku
Narasumber Diklat, serta para instruktur/
narasumber dari Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah.
Lebih lanjut Samono menjelaskan bahwa konsekuensi sebagai subyek pembangunan pasti
ada kaitannya dengan Sumber Daya Manusia. Banyak dana tetapi kalau SDM-nya tidak
mumpuni juga tidak efektif, begitu juga sebaliknya kalau SDM-nya ada tetapi dananya tidak
ada, maka juga tidak akan berarti. Oleh karena itu pemerintah bertekad untuk memperbaiki
dari sisi keduanya, baik dari sisi SDM maupun pendanaannya.
Dijelaskan pula oleh Samono bahwa UU NO 6 tahun 2014 tentang Desa, dimana desa diberi
kesempatan sebagai subyek pembangunan. Ada kurang lebih 76.000 desa yang berada di
Indonesia, sedangkan di Jawa Tengah ada sekitar 6.700 desa yang tersebar di pelosok. Dana
yang sudah dianggarkan oleh Pemerintah Pusat ditambah dengan dana bantuan dari
Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten/Kota, diharapkan dapat digunakan untuk
pembangunan insfrastruktur desa. Kalau dana desa ini dikelola dengan baik, dan
pembangunan pun berjalan dengan baik dan merata, maka desa ini nanti akan semakin maju
dan lebih bersinar, sehingga sesuai dengan harapan/visi dari pemerintah yaitu Nawa Cita,
akan membangun Indonesia dari daerah pinggiran/pelosok desa
Samono menambahkan Pemerintah melalui UU Desa, sekarang sudah mengalokasikan
anggaran yang cukup besar bahkan selalu meningkat tiap tahunnya. SDM merupakan
tantangan bagi kita. Sampai saat ini pemerintah yang sudah menggulirkan dana desa yang
semakin besar tersebut, kekhawatiran utama adalah terkait dengan SDM. Karena tidak semua
kepala desa didukung dengan latar belakang SDM yang mumpuni. Tantangan ini yang harus
dimodifikasi agar mereka bisa mengelola dana desa dengan baik, sehingga terhindar dari
permasalahan administrasi maupun permasalahan hukum.
Terkait dengan pengelolaan keuangan desa, BPKP bersama-sama dengan Kemendagri telah
mambuat Aplikasi untuk menjembatani permasalahan dana desa tersebut yaitu Aplikasi
Sistem Keuangan Desa/SISKEUDES. Dengan Aplikasi ini harapannya pemerintah desa bisa
dengan mudah menyelenggarakan tata kelola keuangan desa, sejak dari penyusunan APBDes,
penatausahaannya, pelaksanaannya sampai pada pertanggungjawabannya. sehiingga nanti
bisa menyusun Ikhtisar Laporan Keuangan Desa yang diminta oleh Bupati/Walikota sebagai
bahan Laporan BPK.
Di akhir sambutan Samono mengharapkan kepada para peserta Diklat Pengelolaan Keuangan
Desa, agar menguasai dan materi serta permasalahan, sehingga nantinya bisa diterapkan
dengan baik di daerah masing-masing. Dengaan harapan ikut menumbuhkan ekonomi desa,
menyemangati desa agar ikut dalam pembangunan. Hal yang harus diperhatikan dalam
pengelolaan keuangan desa yang baik, salah satunya yaitu adanya partisipasi dari masyarakat,
bukan hanya dari para pengelola keuangan saja. Masyarakat ikut andil dalam musyawarah
desa, hal ini akan sangat efektif, bila diterapkan oleh para pengelola keuangan desa, untuk
membicarakan masalah pembangunan desa.
Sebagai tanda dimulainya kegiatan Diklat secara resmi, diilakukan penyematan tanda peserta
diklat secara simbolis oleh Kepala Perwakilan didampingi Ketua Panitia Penyelenggaradan
Korwas APD II selaku Narasumber. Penyematan simbolis diwakili oleh Agus Beni Sutarto
dari Inspektorat Kabupaten Blora dan Praptan Karunia dari Inspektorat Kabupaten
Pekalongan.
(Tim Humas BPKP Jateng Din)
Desa Wajib Terapkan SisKeuDes di 2018
Rabu, 18 Oktober 2017
Aplikasi Sistem Keuangan Desa atau SisKeuDes
wajib diterapkan oleh pemerintah desa dalam
Tahun Anggaran 2018. Saat ini belum semua desa
di Kabupaten Banyumas menerapkan aplikasi ini.
Masih sedikit desa yang menerapkan.
Mempersiapkan pengoperasian SisKeuDes pada
2018, Bagian Pemdes Setda Banyumas
bekerjasama dengan BPKP Prov Jawa Tengah
menggelar Pelaksanaan Bimbingan Teknis SisKeuDes bagi Satgas Kabupaten, selama tiga
hari, 18-20 Oktober 2017. Kegiatan tersebut diikuti sebanyak 70 orang terdiri dari perwakilan
23 kecamatan (unsur kepala seksi pemerintahan dan pejabat fungsional), pendamping desa
serta perwakilan OPD dari Dinsospermasdes, Bapeddalitbang dan lainnya.
"Penerapan aplikasi SisKeuDes wajib dilaksanakan di tahun 2018, sehingga kami mendorong
upaya percepatan dengan menggelar pelatihan baagi satgas di tingkat kabupaten. Setelah ini
dilanjutkan roadshow dengan pelatihan tingkat desa di eks kawedanan pada akhir Oktober
hingga awal November," kata Panitia Kegiatan, Ibu Eni dari Pemdes Setda Banyumas.
Bupati Banyumas Achmad Husein dalam sambutan tertulis berharap penerapan aplikasi
SisKeuDes bisa meningkatkan kapasitas sumber daya di desa dalam rangka pengelolaan
keuangan desa.
"Diharapkan pemdes lebih mandiri dalam pengelolaan keuangan dan kekayanan milik desa.
Ada tanggungjawab yang besar, jadi pemdes harus bisa menerapkan prinsip akuntabilitas,
harus bisa dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai UU," kata Asisten
Pemerintahan Setda Banyumas, Sriyono.
Dengan menggunakan aplikasi diharapkan bisa mempermudah pengelolaan keuangan desa
serta mendorong transparansi di desa. SisKeuDes hadir dalam rangka tertib administrasi.
Harapannya aparatur desa lebih mudah dalam proses pengadministarian hingga pelaporan
penggunaan keuanga
Sekadar informasi, pengembangan SisKeuDes dilaksanakan oleh BPKP. Penerapan aplikasi
ini merupakan mandatory dari Kemendagri dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Aplikasi keuangan desa ini menggunakan database Microsoft Acces sehingga lebih portable
dan mudah diterapkan oleh pengguna aplikasi yang awam sekalipun. Secara teknis transaksi
keuangan desa termasuk dalam kelompok skala kecil, sehingga lebih tepat ditangani secara
mudah dengan database acces ini.
(*)
GELAR PENGAWASAN DAERAH PROVINSI JAWA
TENGAH 2017
12 Oktober 2017
Sukoharjo,12 Oktober 2017. Bertempat di Hotel Best
Western Premiere, Jl. Ir. Soekarno,Solo Baru, Sukoharjo
dilaksanakan Gelar Pengawasan Daerah (Larwasda)
Tahun 2017 oleh Inspektorat Provinsi Jawa Tengah
dengan tema “ Meningkatkan Budaya Integritas
untuk Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan
yang Baik dan Bersih”. Hadir sebagai narasumber
Kepala BPK RI Perwakilan Jawa Tengah, Heri Subowo,
Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Jawa
Tengah,Samono, dan Inspektur II Kementerian Dalam Negeri, Sugeng Hariyono
sementara hadir sebagai peserta Kepala SKPD Provinsi Jawa Tengah, Kepala BUMD Provinsi
Jawa Tengah, dan Inspektur, Sekretaris, dan Kasubag Evalap Inspektorat Kab/Kota se-Jawa
Tengah.
Acara yang dilaksanakan mulai tangga; 11 s.d. 13 Oktober 2017 dan dibuka oleh
Plt.Inspektur Provinsi Jawa Tengah, Siswo Laksono, SH M.Kn tersebut mengusung beberapa
maksud dan tujuan, diantaranya :
1. Menyampaikan informasi hasil pengawasan APIP di Provinsi Jawa Tengah;
2. Tercapainya kesamaan pemahaman dan komitmen mengenai upaya mencapai
tujuan & sasaran Pemerintahan yang bebas dari KKN;
3. Tersosialisasinya kebijakan pengawasan untuk pelaksanaan tata kelola
Pemerintah Daerah yg baik;
4. Akselerasi penyelesaian tindak lanjut atas temuan APIP.
Sebagai institusi yang menjalankan peran pembinaan dan pengawasan di lingkup Provinsi
Jawa Tengah, Inspektorat telah berhasil menorehkan prestasi dengan tercapainya opini
WTP terhadap 30 Kab/Kota sebagai jawaban atas tantangan RPJMD Provinsi Jawa Tengah
yang menargetkan 22 Kab/Kota memperoleh opini WTP Tahun 2017 (mengalami
peningkatan sebesar 27,78% dari tahun 2016). “Pemeriksaan, Pencegahan, Evaluasi, dan
Pengawasan lainnya yang dilakukan secara sungguh-sungguh dan terus menerus akan
sangat membantu dalam peningkatan budaya integritas sehingga akan terwujud tata kelola
pemerintahan yang baik” ucap Siswo Laksono dalam sambutannya.
Dalam acara tersebut diberikan pula penghargaan kepada Dinas Ketahanan Pangan, Dinas
Kearsipan dan Perpustakaan dan Dinas Koperasi UKM sebagai SKPD dengan penerapan
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) terbaik dan kepada Pemerintah
Kota Surakarta, Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Boyolali sebagai Pemerintah Daerah
dengan Kinerja Penyelesaian Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan Terbaik Tahun
2017 yang diserahkan oleh Bapak Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Dr.Ir. Sri
Puryono KS, MP.
DOWNLOAD MATERI PADA LINK DI BAWAH INI
http://inspektorat.jatengprov.go.id/17/pages/materi-laerwasda-2017
Gubernur Apresiasi Stan Inovasi RSUD Salatiga
10 Desember 2017 fhm
RSUD Kota Salatiga menjadi wakil
Pemerintah Kota Salatiga dalam ajang pameran
Pameran Inovasi Kepemimpinan Tahun 2017,
yang diadakan oleh Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Jawa
Tengah di Gedung Sasana Widya Praja
BPSDMD Provinsi JawaTengah Jl. Setiabudi
No, 201A Semarang 6-7 Desember lalu.
Pameran tersebut digagas oleh Gubernur Jawa
Tengah Ganjar Pranowo secara pribadi, bagi
para pejabat yang mengkiuti diklat kepemimpinan dan berhasil melakukan inovasi akan
diwadahi dalam sebuah kegiatan pameran. Kebetulan dari Kota Salatiga terpilih RSUD
Salatiga dengan inovasi TV Edukasi yang dilakukan oleh Renny Novita Sari, S.Kom., MH
selaku peserta Diklat PIM IV /C.
Pihak manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Salatiga
sendiri memperkenalkan program Televisi (TV) Edukasi kepada masyarakat khususnya yang
sedang mengantri berobat di rumah sakit berplat merah tersebut, Selasa (15/8/2017).
TV Edukasi itu pun secara langsung diperkenalkan Direktur RSUD Salatiga Agus Sunaryo
bersama Kasubbag Pemasaran dan Humas RSUD Kota Salatiga Renny Novita Sari sebagai
inovator di hadapan warga yang sedang duduk mengantri berobat di bagian poliklinik serta
bangsal rumah sakit tersebut.
Reny menjelaskan tema yang diangkat dalam inovasi yang dipamerkan adalah “Simple
Innovation for Big Goals”. “Saya merasa terharu karena stand kami dikunjungi dan
diapresisasi oleh bapak Gubernur dengan berbagai pertanyaan kepada kami. Datang pula ke
stan kami kepala BPKP Provinsi Jawa Tengah. Pihak pemkot Salatiga juga mensupport kami
terbukti dengan hadirnya direktur RSUD, Kepala BK Dikalatda, kepala Inspektorat, dan
Bapak Asisten,” terangnya.
“Meski bentunya adalah video animasi tentang edukasi terkait dengan dunia kesehatan,
ternyata mendapat tanggapan positif dari berbagai pihak baik pemerintah juga masyarakat.
Para pengunjung RSUD mengaku mendapatkan ilmu yang baru dari tayangan TV Edukasi.
Mereka bisa mengetahuai tentang penyakit kaki gajah, diabetes, bagaimana cuci tangan yang
benar, dan juga pengetahuan di bidang kesehatan lainnya. Yang lebih
menyenangkan pengunjung adalah tayangan dibuat menarik karena dibuat animasi dan
disesuaikan dengan karakter anak-anak,” ungkap Renny.
Renny menjelaskan jika pihak RSUD saat ini membuat konten berjumlah 70 tayangan yang
menampilkan acara mencegah penyakit dan dampaknya. Saat ini TV Edukasi sudah terpasah
16 unit di ruang tunggu. Sedangkan di ruang rawat inap telah terpasang 158 perangkat TV
Edukasi.
INSPEKTORAT BOYOLALI GELAR LARWASDA 2017
30 Nov 2017
BOYOLALI – Dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan yang bersih
dan baik, Inspektorat Kabupaten Boyolali
menggelar Gelar Pengawasan Daerah
(Larwasda) tahun 2017. Kegiatan yang
dihadiri jajaran Forkopimda Boyolali dan
Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
Boyolali tersebut digelar di Aula Badan
Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
Daerah (BKP2D), pada Kamis (30/11).
Larwasda ini merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan pemerintahan bersih.
Pada kesempatan tersebut Inspektur Inspektorat Kabupaten Boyolali, Masruri memaparkan
hasil pengawasan di Boyolali di tahun 2017 ini. Pihaknya menyampaikan bahwa dalam kurun
satu tahun anggaran di Boyolali dapat disosialisasikan kepada seluruh OPD. Hal tersebut
dilakukan ini dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih.
“Fungsi pengawasan ini kita lakukan agar tercapai suatu impian yakni pemerintahan yang
baik dan bersih, good government and clean government,” ungkap Masruri.
Sementara itu, Wabup Boyolali M. Said Hidayat mengapresiasi penghargaan yang telah
dicapai Kabupaten Boyolali sebagai kabupaten yang tercepat mampu menangani dan
menindaklanjuti rekomendasi laporan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).
Selanjutnya Wabup menambahkan dengan adanya pengawasan dari pihak Inspektorat
diharapkan dapat meningkatkan kinerja OPD di Boyolali secara optimal.
“Tingkatkan semangat kerja, kita berikan tata kelola pemerintahan yang lebih baik, karena
kita mendapat pengawalan serta pengawasan dalam melaksanakan kebijakan pemimpin
[Bupati],” ujar Wabup.
Agenda dilanjutkan dengan paparan Inspektur Pembantu Wilayah I Inspektorat Jawa Tengah,
Agung Suryanto dan Kepala Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) Provinsi Jawa Tengah, Samono.
Agung Suryanto menyampaikan perlunya reformasi birokrasi dengan penataan sistem
penyelenggaran pemerintah yang cepat, tepat dan profesional demi melayani masyarakat
dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih. Sementara Samono
memberikan penjelasan terkait Opini Wajar Tanpa Pengecualian.
Inspektorat Kabupaten Pekalongan Raih Level 3
Workshop Peningkatan Kapabilitas APIP Jawa Tengah
20 Oktober 2017
INSPEKTORAT Kabupaten Pekalongan dalam Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah (APIP) tahun 2017 ini, telah memasuki tahapan menuju posisi level 3
(integrated). Hal itu terungkap dalam Workshop Peningkatan Kapabilitas APIP Menuju Level
3, yang disampaikan oleh Tim Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
Provinsi Jawa Tengah.
Adapun Workshop Peningkatan Kapabilitas APIP menuju level 3 tersebut, berlangsung
selama dua hari, sejak 18 hingga 19 Oktober 2017, di Hotel Pesona Pekalongan. Peserta dari
Inspektorat Kabupaten Batang, Pemalang, Purbalingga, Banyumas dan Kabupaten
Pekalongan, serta Inspektorat Provinsi Jawa Tengah yang didampingi dari Tim Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Jawa Tengah.
Kepala Inspektorat Kabupaten Pekalongan, Chumaedy, Kamis (19/10) kemarin,
mengungkapkan bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 60 tahun 2008, tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan Peraturan Presiden RI nomor 192 tahun 2014,
tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan serta dalam mencapai target
Peningkatan Kapabilitas APIP level 3 pada skala 1 sampai dengan 5 pada tahun 2019
sebanyak 85 persen.
Untuk itu, diperlukan kegiatan-kegiatan yang bersifat akselarasi Peningkatan Kapabilitas
APIP yang bersifat INTERNAL AUDIT CAPABILITY MODEL (IA-CM). Hal tersebut, dalam rangka
mengembangkan pengawasan intern yang efektif untuk memenuhi persyaratan tata kelola
organisasi dan harapan profesional. Sehingga menunjukan langkah-langkah dengan tingkat
kapabilitas pengawasan intern yang kuat dan efektif.
“Kami menyambut baik kegiatan ini dan menyampaikan terima kasih serta mengapresiasi
kepada TIM BPKP Perwakilan Jawa Tengah yang telah mengambil prakarsa dan berkenan
memberikan bimbingan teknis serta mendampingi kami selama kegiatan workshop hingga
tiga kali ini,” katanya.
Dijelaskan workshop pertama dilaksanakan di Salatiga, kedua di Purbalingga dan ketiga di
Pekalongan yang pada hari ini dilaksanakan bersama. “Semoga bimbingan dan
pendampingan bapak dan ibu Tim BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Tengah tersebut, dapat
menambah komitmen, semangat dan pengetahuan kami dalam rangka peningkatan
kapabilitas APIP,” ungkap Chumaedy.
Sekretaris Inspektorat Provinsi Jawa Tengah, Dhoni, mengatakan bahwa salah satu tujuan
workshop yaitu pendampingan dari BPKP, dalam rangka percepatan peningkatan kapabilitas
APIP melalui penyiapan dan pemenuhan infrastruktur pada 6 elemen.
Menurutnya 6 elemen tersebut adalah peran dan layanan, pengelolaan SDM, praktik
profesional, akuntabilitas dan managemen kinerja, budaya dan hubungan organisasi, serta
struktur tata kelola. “Tujuan utama dari workshop ini, mengajak Inspektorat
Kabupaten/Kota untuk bersama-sama, menuju kapabilitas level 3 dengan bimbingan dan
pendampingan dari BPKP Provinsi Jawa Tengah,” kata Dhoni.
Sementara itu, Auditor Madya, BPKP Provinsi Jawa Tengah, Khaerul, menegaskan bahwa
Inspektorat Provinsi Jawa Tengah dan Inspektorat Kabupaten Pekalongan, telah mencapai
level 3. Dengan capaian tersebut, berarti kemampuan APIP di lingkungan Inspektorat
Kabupaten Pekalongan telah sanggup melakukan penilaian tentang efisiensi, efektivitas,
ekonomis terhadap suatu kegiatan, serta mampu memberikan konsultasi pada tata kelola,
manajemen risiko dan pengendalian internal. “Tentunya untuk mencapai level 3 tersebut,
memerlukan kerja keras,dukungan dan partisipasi intern dan antar instansi serta keteguhan
tekad dan semangat yang pantang menyerah,” tegas Kherul. (thd/adv/ida)
Kab Rembang Selanggarakan Rapat Gelar Pengawasan Daerah
Tahun 2017
27 Nopember 2017 11:06:51 / jateng1 / dibaca: 350 kali / Kat: Konsultasi, Asistensi dan
Bimtek
Pemerintah Kabupaten Rembang menyelenggarakan Rapat Gelar Pengawasan Daerah
Tahun 2017, bertempat di Aula lantai IV Kantor Bupati Rembang, Selasa (21/11).
Rapat Dinas dibuka secara resmi oleh Bupati
Rembang H. Abdul Hafidz serta dihadiri oleh
Sekretaris Daerah Kab. Rembang, Subakti,
Auditor Pengendali Teknis BPK RI
Perwakilan Jawa Tengah, Theresia Weni
Astuti, Korwas Bidang APD I Perwakilan
BPKP Provinsi Jawa Tengah, Pareng Slamet,
mewakili Kepala Perwakilan, Inspektur Kab.
Rembang Fahrudin, Irban Inspektur Provinsi
Jawa Tengah, Agung Suryanto
mewakili Plt.Inspektur Prov. Jateng, para
Kepala SKPD, Camat, dan para Staf di lingkungan Pemkab Rembang.
Dalam rapat tersebut Bupati Rembang H. Abdul Hafidz dalam sambutannya dengan tegas
mengajak jajaran inspektorat, sekda, seluruh OPD dan eleman lainnya untuk menciptakan
keadaan yang kondusif patuh dalam segala hal, dan menanamkan integritas.
Koordinator Pengawas Bidang APD I Pareng Slamet dalam paparan menyampaikan bahwa
pentingnya Peningkatan Kapabilitas APIP dan Penguatan SPIP dalam mengawal Tata Kelola
Dana Desa, demi mewujudkan Laporan Keuangan yang Transparan dan Akuntabel.
Workshop Peningkatan Kapabilitas APIP salah satunya juga dilakukan oleh BPKP di Kab
Rembang Selain Workshop, juga sosialisasi ulang penyelenggaraan SPIP, pelaksanaan
rencana aksi yang telah ada, menyusun RTP SPIP tingkat kabupaten dan OPD, serta
menindak lanjuti hasil evaluasi maturitas penyelenggaraan SPIP, dalam upaya untuk
peningkatkan maturitas SPIP.
Rapat Gelar Pengawasan Daerah diakhiri dengan sesi tanya jawab dan diskusi oleh para
peserta, dan peserta menyampaikan beberapa permasalahan dan kendala yang dihadapi saat
pelaksanaan di lapangan.
(Tim Humas BPKP Jateng Rizka/Din)
KABUPATEN WONOSOBO KOMITMEN TINGKATKAN LEVEL 3
29 Oktober 2017 14:10:51 / jateng / dibaca: 87 kali / Kat: Kapabilitas APIP
Dengan dukungan dari masing masing Pimpinan Organisasi Pemerintah Daerah (OPD)
Kab. Wonosobo, Tahun 2018 komitmen tingkatkan Kapabilitas APIPLevel 3. Demikian
disampaikan oleh Teguh Harjanto, Korwas Bidang P3A Perwakian BPKP Jateng, saat
Gelar Pengawasan Daerah Kab. Wonosobo
Tahun 2017, Kamis (26/10).
Gelar Pengawasan Daerah diselenggarakan di
Gedung Sasana Indra Kabupaten Wonosobo.
dibuka secara resmi oleh Asisten Pemerintahan
Sekretaris DaerahKab. Wonosobo Aziz
Wijaya, mewakili Bupati Wonosobo. Hadir
dalam Gelar Pengawasan tersebut, Wakil Ketua
DPRD Muhamad Albar, para Inspektur se
Wilayah eks Karesidenan Kedu, Asisten
Pembangunan, para Kepala OPD di
Lingkungan PemerintahKab. Wonosobo, para
camat serta para staf di lingkungan Pemkab.Wonosobo. Narasumber Gelar Pengawasan
Daerahtersebut adalah Teguh Harjanto dari Perwakilan BPKP ProvinsiJawa Tengah,
Komisaris Polisi Dwi Maryati dari Polres Wonosobo, Doni Widiyantodari Inspektorat Prov.
Jateng,dan Gatot Hermawandari Inspektorat KabupatenWonoso
Lebih lanjut Teguh menyampaikan bahwa Kapabilitas APIP Kabupaten Wonosobo telah
mengalami peningkatan dari Level 1 menjadi Level 2 penuh Tahun 2017. Dengan dukungan
dan komitmen dari masing masing Pimpinan OPD, Tahun 2018 harapannya bisa meningkat
Kapabilitasnya menjadi APIP Level 3,yang mampu menilai efisiensi, efektivitas, ekonomis
suatu kegiatan dan mampu memberikan konsultasi pada tata kelola, manajemen risiko dan
pengendalianAPIP.
Dijelaskan pula oleh Teguh, bahwa penilaiaan Maturitas SPIP ada salah satu unsur penting
yang harus diperhatikan yaitu adanya Peran APIP yang efektif. Sesuai PP No. 60 Tahun
2008, APIP mampu memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan,kehematan,
efisiensi, dan efektivitas pencapaiantujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi
Pemerintah (assurance activities);APIP mampu memberikan peringatan dini (early warning
system) dan meningkatkanefektivitas manajemen risiko dalam penyelenggaraantugas dan
fungsi Instansi Pemerintah; danAPIP mampu memelihara dan meningkatkan kualitas tata
kelolapenyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah.
Di Akhir Sambutan Teguh menyampaikan bahwa terkait dengan Dana Desa yang sudah
digelontorkan oleh Pemerintah, ternyata di awal-awal tahun sudah banyak mengalami
permasalahan/kejadian di daerah tertentu, dan hal ini harus diteliti mengapa bisa terjadi hal
demikian. Sementara di daerah lain tidak mengalami permasalahan. Peraturan Pemerintah
Nomor 60 Tahun 2018 tenteng SPIP, bahwa peran BPKP berupaya semaksimal mungkin
untuk meningkatkan Sistem Pengendalian Intern dan Kompetensi SDM, terutama dalam
pengelolaan keuangan. Terkait dengan pengawalan Dana Desa, BPKP sudah membuat
Aplikasi sebagai alat bantu pengendalian yaitu Sistem Keuangan Desa atau SISKEUDES,
yang sudah digunakan di beberapa daerah di Indonesia, papar Teguh.
Bupati Wonosobo dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Asisten Pemerintah
Sekretaris Daerah Aziz Wijaya menyampaikan apresiasi positif dan dukungan atas
pelaksanaan Gelar Pengawasan Daerah Tahun 2017, sebagai upaya kita bersama untuk
mendukung akslerasi Reformasi Birokrasi sebagai ruang advokasi dan komunikasi bagi setiap
upaya penerapan strategi pengawasan serta pembinaan yang sistematis, dalam
penyelenggaraan pemerintahan serta pembangunan antara Pemda Wonosobo dan Pemprov.
Jateng, sekaligus menguatkan komitmen jajaran pemerintahan untuk bekerja lebih baik dan
profesional.
Lebih lanjut Bupatimengatakan bahwa semangat Reformasi Birokrasi yang masih berjalan
dinamis sampai saat ini tentunya harus mampu dimaknai sebagai upaya untuk membangun
tata kelola pemerintah yang menerapkan prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas, dalam
rangka mencapai pemerintahan yang baik dan bersih (good goverment and clean goverment).
Hal ini dapat dicapai apabila semua Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) khususnya
pimpinan instansi pemerintah menyelenggarakan kegiatan pengendalian atas keseluruhan
kegiatan mulai perencanaan, pelaksanaan sampai pada pertanggungjawaban secara tertib,
terkendali, efektif, dan efisien.
Wakapolres Kab.Wonosobo, selaku Ketua Saber Pungli / UPP Polres Wonosobo Komisaris
Polisi Dwi Maryati dalam paparannya menyampaikan pengertian dari Pungli adalah
pengenaan biaya atau pungutan di tempat yang seharusnya tidak ada biayadikenakan atau di
pungut di lokasi atau pada kegiatan tersebut tidak sesuai ketentuan, sehingga dapat diartikan
sebagai kegiatan memungut biaya atau meminta uang secara paksaoleh seseorang kepada
pihak lain dan hal tersebut merupakan sebuah praktek kejahatan atau perbuatan pidana.
Penyebab dari adanya Pungli ini diantaranya adalah komitmen masih rendah serta tidak
menerapkan Pengendalian Internal dan Pengawasan Melekat, dan dampaknya akan
menghambat pembangunan serta masyarakat dirugikan,terangnya.
Paparan Inspektur Provinsi Jawa Tengah yang diwakilioleh Sekretaris Inspektur Doni
Widiyanto menyampaikan tentang Perkembangan Reformasi Birokrasi,Capaian Reformasi
Birokrasi, Opini BPK-RI, Kapabilitas APIP,Maturitas SPIP, Indeks Reformasi Birokrasi,
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Aksi Daerah dan Percepatan
Pemberantasan Korupsi, Kinerja Pengawasan serta Tindak Lanjut atas Hasil Pemeriksaan
Inspektorat Provinsi.
Paparan terakhir dari Inspektur Kabupaten WonosoboGatot Hermawan yang menyampaikan
informasi Hasil Pengawasan APIP Inspektorat Kab. Wonosobo pada PKPT Tahun 2016.
Acara diakhiri dengan tanya jawab oleh para peserta kepada para narasumber.
(Tim Humas BPKP Jateng/Din)
Kakanwil Kemenag Jawa Tengah Berikan Pembinaan
Akselerasi Pencairan TPG Terhutang
-
4 Desember 2017
Kudus- Sebagai upaya untuk menyamakan persepsi
terkait masalah pencairan TPG terhutang, Kemenag
Kudus mengadakan acara Akselerasi Pencairan TPG
Terhutang bagi Guru PNS PENDIS dan Guru Non
PNS pada hari Senin, 04 Desember 2017, bertempat
di Ruang Pokjawas Kemenag Kudus.
Agenda akselerasi dihadiri oleh pejabat dari
Kemenag Kudus, Pati,Jepara, Rembang, Blora dan
Grobogan serta dipimpin langsung oleh Kepala
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa
Tengah, sekaligus beliau memberikan arahan dan pembinaan terkait dengan pencairan TPG
terhutang, yang harus dibayarkan di tahun ini.
Dalam arahannya, Farhani mengajak semua ASN di lingkungan Kementerian Agama untuk
bisa mengubah mindset di dalam menjalankan tugas dan fungsinya demi suksesnya TUSI
Kemenag, dalam memberikan pelayanan publik yang baik dan berkualitas.
Beliau juga mengecek kesiapan di tiap-tiap Kemenag Kabupaten yang hadir dalam akselerasi
tersebut di dalam proses pencairan TPG terhutang. Proses pencairan TPG ini membutuhkan
ekstra perhatian sehingga perlu adanya keseriusan dari kita di Kemenag
Kabupaten/Kota dengan memohon dukungan penuh dari Lintas sektoral lainnya yakni
BPKP, Irjen, Kepala KPPN, Kepala Kanwil Perbendaharaan serta dari Kanwil Kemenag
Jawa Tengah sendiri.
Banyak sekali kendali yang terjadi di lapangan, diantaranya kendala IT terkait Aplikasi SAS
yang telah diinstal oleh masing-masing Kabupaten/Kota namun setelah dikirim ke
KPPN yang terkadang hasinya mengalami perbedaan. Oleh sebab itu marilah kita samakan
mindset dan persepsi kita. Setelah proses relokasi saya minta untuk segera dicairkan, nantinya
akan saya cek kepada Kepala Sub Bagian Tata Usaha.
Pengalaman yang terjadi, adanya 3 fenomena yaitu: 1. Fenomena dimana guru sudah
dibayarkan TPG tetapi oleh Kabupaten/Kota diusulkan lagi untuk direview. 2. Fenomena
dimana guru ada sebagian menerima double TPG dan yang ke 3. Setelah selesai direview
pastinya akan mendapatkan koreksi baik secara positif maupun negatif. Kondisi dilapangan
khususnya di Wilayah Jawa Tengah ini menunjukkan 20 ribu guru non PNS yang wajib untuk
direview, dengan jangka waktu yang sangat pendek, sementara Sumber Daya Manusia dari
BPKP sangat terbatas.
Oleh sebab itu dari hasil konsultasi dengan BPKP, TPG harus dicairkan terlebih dahulu, jika
ada koreksi yang kurang maka akan ditambahi dan jika kelebihan wajib untuk
mengembalikan. Harapan saya sampai tahun 2018, tidak ada lagi TPG yang belum
terbayarkan.
Terakhir kalinya, kita semua selalu berkomitmen untuk memberikan pelayanan publik yang
baik dan berkualitas, dan jika TPG telah cair maka hindari gratifikasi, dan teruslan bekerja
sesuai dengan Tugas dan fungsi kita masing-masing.(Eti/bd)
Kapolda Jateng Luncurkan Grand Design Sipadan di Batang
28 Desember 2017 | 18:52 WIB | Suara Pantura
BATANG,suaramerdeka.com- Kapolda Jawa Tengah Irjen.Pol Condro Kirono
meluncurkan Grand Design Sipadan (Sistem Informasi Pengawasan Dana Desa). Kegiatan
tersebut disaksikan Bupati Batang Wihaji, Wakil Bupati Suyono, Kapolres Batang AKBP Edi
Suranta Sinulingga, Dandim 0736 Batang, Letkol.Inf.Fajar Ali Nugraha, dan pejabat terkait
lainnya, di pendopo setempat, Kamis (28/12).
Dikatakan oleh Kapolda, dana desa banyak pengawasan karena bertujuan agar bangsa
Indonesia bisa tercapai kesejahteraan, adil dan makmur. Sehingga kesenjangan, kemiskinan
bisa terkurangi yang kuncinya berada di desa, karena setiap tahun memperoleh dana desa dari
Presiden.
"Kita selaku polisi lebih senang mencegah dari pada menindak kejahatan. Untuk itu aplikasi
Sipadan yang secara realtime berbasis Website ini dapat meminimalisir konflik dan sangat
transparan,"kata Kapolda.
Aplikasi Sipadan, menurut Irjen.Pol Condro Kirono, merupakan bagian pendampingan dana
desa agar dapat dimanfaatkan untuk tepat sasaran yang nanti digunakan oleh para Bhabinsa
Kamtibmas. Oleh karenanya Sipadan sebagai pengawasan dana desa sudah tersistem dan
aplikasinya terintegrasi dengan aplikasi yang di buat oleh BPKP.
“Dalam aplikasi tersebut diketahui mulai dari perencanaan dana desa dan pelaksanaan serta
pengawasannya bersama Babinkamtibmas, apakah betul-betul pekerjaannya dilakukan oleh
warga desa, dengan harapan bisa tepat sasaran dan tepat manfaat,” ujarnya.
Terobosan aplikasi tersebut, kata Kapolda, juga menjadi yang pertama di Jawa Tengah
bahkan di Indeonesia. “Maka dari itu akan kami integrasikan dengan aplikasi yang dimiliki
Polda yaitu Smile Police dan akan kita angkat untuk seluruh Polda Jawa Tengah, sehingga
bisa melihat kinerja Bhabinkamtibmas di seluruh Polda Jawa Tengah,” sebut Kapolda.
Digitalisasi pelaporan dana desa, tambah Kapolda, hanya ada di Batang, “Digitalisasi
pelaporan dana desa hanya ada di Batang, sehingga bisa mencegah lembaga pengawasan
eksternal yang hanya untuk kepentingan diri sendiri dengan mengancam Kepala Desa, karena
Kepala Desa juga tidak sendirian tapi bersama polisi,” pungkas Irjen.Pol Condro Kirono.
Sementara itu, Bupati Batang Wihaji dalam acara tersebut menambahkan, kegiatan launching
Sipadan merupakan hasil inisiasi bersama antara Polres Batang dan Pemkab Batang agar
proses pengelolaan keuangan dana desa dapat transparan, tepat sasaran dan tepat manfaat
bagi masyarakat.“Kabupaten Batang merupakan pusat rujukan pengelolaan keuangan secara
transparan dan sudah ada 38 Kabupaten yang belajar di Batang, 11 sudah MoU dan lainnya
ToT. Kabupaten Batang sabagai percontohan transparansi anggaran yang di rekomendasikan
KPK sebagi pusat rujukan, untuk itu inisiasi aplikasi Sipadan sangat luar biasa, merupakan
terobosan kreatif dan inovatif bekerjasama dengan Polres Batang," ucap Wihaji.
Bupati juga berterimakasih kepada Kapolres Batang AKBP Edi Suranta Sinulingga yang baru
dua bulan tapi memiliki inisiasi yang kreatif dan inovatif.
"Kapolres Batang yang memiliki jargon menyambung peseduluran dan ngewongke wong
sangat luarbiasa. Dari inisiasi Sipadan ini sangat membantu masyarakat Kabupaten Batang
dalam pembangunan karena dalam pengelolaan keuangan dana desa yang tersismtem, dan
transparan," pungkas Bupati Wihaji.
(Kasirin Umar /SMNetwork /CN38 )
Komitmen Kanwil Kemenag Jateng dalam Pengelolaan
Penyusunan Laporan Keuangan
Martina Wulandari
-
24 November 2017
Semarang (Inmas) – Pengelolaan keuangan negara
secara transparan dan akuntabel merupakan upaya yang
dilakukan dalam mewujudkan good governance dan
clean government sebagai salah satu amanat reformasi.
Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah
dibawah pimpinan Farhani sangat berkomitmen
melaksanakan salah satu amanat reformasi
tersebut dalam pengelolaan keuangan dan penyusunan
laporan keuangan yang baik.
Farhani menerangkan, Kanwil Kemenag Prov. Jateng pada tahun 2017 telah banyak
memperoleh prestasi dalam pengelolaan keuangan, diantaranya : juara I Nasional pengelolaan
Barang Milik Negara (BMN) kategori penghapusan BMN, menerima penghargaan atas
penyajian data laporan BMN terbaik dan penghargaan dari KPHI atas pelaksanaan haji yang
menyatakan SOC Solo sebagai Embarkasi/ Debarkasi Haji yang berkinerja baik.
“Tahun ini saya menargetkan untuk pengelolaan dan penyusunan laporan keuangan masuk
dalam 3 besar,” tegas Farhani disela-sela acara seremonial penyerahan penghargaan pada
para pemenang Porsadin Nasional III di Halaman Kanwil Kemenag Prov. Jateng pada Jum’at
(24/11).
Terkait hal tersebut, Kakanwil melakukan upaya meminta tim audit Inspektorat Jenderal
(Itjen) Kemenag RI untuk bisa memperpanjang waktu pendampingan dan konsultasi
pengelolaan laporan Keuangan.
Kakanwil juga sangat berkomitmen dalam pengawalan penyaluran Tunjangan Profesi Guru
(TPG) dan Inpassing yang terhutang sejak 2015. Langkah nyata yang dilakukan Farhani
adalah melakukan kunjungan kerja ke Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
Jawa Tengah , Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) dan Tim Itjen Kemenag RI
guna membantu untuk memberikan pendampingan dan pengawasan dalam proses penyaluran
TPG dan Inpassing.
“Langkah ini merupakan hal yang pertama kali di lakukan dalam sejarah di Kanwil Kemenag
Prov. Jawa Tengah dan dengan pendampingan ini dapat meminimalisir segala sesuatu yang
dapat merugikan negara dan kaitannya dengan kinerja Kemenag,” pungkasnya.
Upaya Kakanwil tersebut melaksanakan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan laporan
keuangan karena mengingat alokasi dana yang diterima Kanwil Kemenag Jawa Tengah
kurang lebih sebesar 8,7 M. Apalagi mengingat waktu anggaran yang sudah mendekati akhir
tahun anggaran, hingga sangat memerlukan perhatian yang besar.(wul/wul)
KOMITMEN TINGKATKAN AKUNTA BILITAS MELALUI REVIU PENYERAPAN ANGGARAN
DAN PBJ
24 Oktober 2017 11:03:17 / jateng / dibaca: 212 kali / Kat: Konsultasi, Asistensi dan Bimtek
Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah komitmen untuk meningkatan Akuntabilitas
Pengelolaan Keuangan Negara melalui Reviu Penyerapan Anggaran Belanja dan
Realisasi Pendapatan, serta Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Triwulan III Tahun
Anggaran 2017, Senin (23/10).
Workshop yang diselenggarakan selama satu hari
tersebut dilaksanakan di Ruang Bidang Akuntabilitas
Pemerintah Daerah, lantai dua Perwakilan BPKP Jateng,
dan dibuka secara resmi oleh Kepala Perwakilan BPKP
Provinsi Jawa Tengah, Samono serta dihadiri oleh
Inspektur Kabupaten Boyolali Masruri, Inspektur Kota
Surakarta Untara, serta para APIP dari Inspektorat
Kabupaten / Kota se-Provinsi Jawa Tengah, dan Badan
Pemberdayaan Masyarakat Desa (Bapermasdes)
Provinsi Jawa Tengah. Sebagai Narasumber Workshop adalah Pengendali Teknis Bidang
APD Perwakilan BPKP Jateng, Iwan Suhardi dan Pengendali Teknis Bidang APD Surojo
Budi Wasono, serta moderator dalam Kegiatan tersebut adalah Suta’at Dalnis Bidang APD.
Dalam Sambutannya Samono menyampaikan ucapan terima kasih kepada para peserta
Workshop, bawasanya ini adalah sudah yang ketiga kalinya dilaksanakan di Perwakilan
BPKP Jateng, itu artinya juga telah dilaksanakan hal yang sama untuk Triwulan I, dan
Triwulan II. Hal ini merupakan suatu kegiatan rutinitas yang dilaksanakan oleh APIP
Kab/Kota, kecuali bagi yang masih baru atau yang belum pernah mengikuti Workshop
ini, segera bersinergi untuk mempelajari Aplikasi Reviu Penyerapan Anggaran dengan baik.
Karena sebagai APIP diharapakan bisa meberikan early worning system terhadap semua
resiko dalam hal pencapaian tujuan.
Lebih lanjut Samono menyampaikan bahwa berbicara mengenai Penyerapan Anggaran, PBJ,
dan termasuk juga Dana Desa berarti bicara tentang apa yang sudah diprogramkan oleh
pemerintah dan hal ini untuk kesejahteraan rakyat. Berbicara kesejahteraan rakyat tolok ukur
salah satunya adalah Pendapatan Nasional. Semakin besar Goverment Spending-nya maka
Pendapatan Nasional akan meningkat dengan baik. Lebih jauh lagi tergantung bagaimana
penyerapannya, serta sampai sejauh mana bisa memberikan early worning system sampai
tingkat yang lebih detail.
Di akhir sambutan Samono mengharapkan kepada para peserta Workshop agar tidak ragu
untuk melakukan sharing tentang semua hal, terutama permasalahan Penyerapan Anggaran,
PBJ maupun Dana Desa, sehingga nantinya bisa melaksanakan apa yang telah diprogramkan
oleh pemerintah dengan baik. Kepada para peserta Workshop, untuk bisa mengikut kegiatan
ini dengan sungguh-sungguh, sehingga nantinya tidak mengalami kesulitan saat pelaksanaan
aplikasi Penyerapan Anggaran, PBJ maupun Dana Desa. Harapannya pula nantinya bisa
didukung dengan jaringan yang lancar, sehingga saat inputing data tidak mengalami masalah.
Workshop dilanjutkan dengan pemahaman materi tenteng Panduan Monitoring Penyaluran
dan Penggunaan Dana Desa Tahun 2017 dan Implementasi Siskeudes di Kabupaten / Kota
se-Provinsi Jawa Tengah oleh Dalnis Bidang APD Iwan Suhardi, dilanjutkan dengan praktek
User Manual Aplikasi Penyerapan Anggaran dan PBJ Triwulan III Tahun 2017 oleh Suroyo
Budi wasono, Dalnis Bidang APD BPKP Jateng.(Tim Humas BPKP Jateng/Din)
Larwasda 2017
Published: Tuesday, 07 November 2017 01:20 |
Written by masaru hadi | Print | | Hits: 155
Telah dilaksanakan kegiatan Gelar Pengawasan
Daerah tingkat Kabupaten Semarang Tahun 2017
yang digelar oleh Inspektorat Kabupaten Semarang
pada hari Selasa, 31 Oktober 2017. Bertempat di The
Wujil Resort Ungaran, kegiatan ini dihadiri oleh
sekitar 80 undangan dari Perangkat Daerah dan
BLUD serta perwakilan dari desa dan sekolah-sekolah di Kabupaten Semarang.
Acara tersebut dihadiri oleh Bapak Bupati dan Wakil Bupati Semarang serta Sekrearis
Daerah Kabupaten Semarang, Bp. Gunawan Wibisono. Dan Bapak Bupati Semarang Dr. H.
Mundjirin, Sp.OG sendiri yang berkenan membuka kegiatan tersebut.
Sebelum dibuka oleh Bapak Bupati Semarang, terlebih dahulu Inspektur Kabupaten
Semarang melaporkan kegiatan panitia dan juga menyampaikan rencana kegiatan Inspektorat
Kabupaten Semarang tahun 2018.
Dalam sambutannya, Bapak Bupati Semarang menekankan akan pentingnya perangkat desa
untuk tertib dalam mengelola keuangan desa dengan mengarahkan pembangunan di desanya
untuk meningkatkan kesejahteraan warganya. Tidak lupa peran kecamatan dalam melakukan
fasilitasi dan pendampingan. Hal ini tidak lepas dari penguatan peran Inspektorat dalam
mengawal pelaksanaan dana desa.
Setelah pembukaan dan sambutan dari Bupati Semarang, dilanjutkan dengan penyerahan
laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Inspektorat Kabupaten Semarang kepada kepala desa dan
kepala sekolah.
Setelah coffee break sejenak, dilanjutkan dengan pemaparan dari BPKP perwakilan Provinsi
Jawa Tengah dan Inspektorat Provinsi Jawa Tengah. Adapun narasumber kegiatan Larwasda
kali ini adalah Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah, Bp. Samono dan Irban
Khusus Inspektorat Provinsi Jawa Tengah, Bp. Suharsono dengan moderator Irban Wilayah I
Inspektorat Kabupaten Semarang, Bp. Nanang Suswantoro.
Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah kali ini menjelaskan mengenai kegiatan
Whistle Blowing System (WBS) sebagai upaya perlindungan atas pelapor dalam rangka
membongkar tipikor yang sistematis.
Narasumber kedua, Bp. Suharsono dari Inspektorat Provinsi Jawa Tengah pada kesempatan
kali ini menerangkan atas penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Pembinaan dan Pengawasan Pemerintahan Daerah di tingkat kabupaten serta kendala apa saja
yang dihadapi daerah selama ini.
Setelah paparan, dilanjutkan dengan tanya jawab, salah satunya dari Kepala Dispermasdes.
Rangkaian kegiatan ini ditutup oleh moderator untuk kemudian dilanjutkan dengan makan
siang.
LSKP Jateng Kecam Kinerja Kejaksaan Negeri Demak
November 23, 2017
DEMAK, Mediajateng.net – Aktivis yang tergabung
dalam Lembaga Study Kebijakan Publik (LSKP) Jateng,
mendatangi Kantor Kejaksaan Negeri Demak, Kamis
(23/11/2017).
Mereka beraudiensi dengan pihak Kejaksaan Negeri
Demak, terkait penanganan kasus korupsi di Kabupaten
Demak.
Menurut Muhammad Rifai, Direktur LSKP Jateng, selama kurun waktu satu tahun ini, dalam
pengamatan lembaganya, belum ada penanganan kasus korupsi menonjol yang ditangani oleh
Kejari Demak.“Apakah ini memang Demak benar – benar bersih dari KKN atau memang
belum maksimalnya penanganan kasus korupsi di Kota Wali ini. Atau jangan jangan
Kejaksaan Demak mandul?” ungkap Rifai.
Tidak adanya kasus korupsi yang ditangani oleh Kejari Demak, merupakan sebuah
pertanyaan besar, sehingga mendasari LSKP Jateng untuk meminta audiensi dan meminta
ketegasan.Selain audiensi masalah penanganan korupsi di Demak, LSKP Jateng juga
menanyakan penanganan kasus dugaan korupsi APBD Desa Tlogorejo , Kecamatan
Wonosalam tahun anggaran 2014 yang merugikan keuangan negara sebesar Rp 425.000.000.
“Informasinya , berkasnya sudah P21 dan sudah ada dua tersangka yang ditetapkan,”
katanya.Meski sudah ada dua tersangka kasus dugaan korupsi APBD Desa Tlogorejo ,
Kecamatan Wonosalam , akan tetapi kedua pelakunya hingga saat ini masih bebas di luar dan
belum ditahan oleh Kejari Demak.“Sesuai dengan KUHAP pasal 21, ketika sudah dinyatakan
P21, harusnya segera ditahan tersangkanya dan segera di limpahkan ke pengadilan. Kami
minta Kejaksaan Negeri Demak agar segera melakukan penahanan kepada kedua tersangka, ”
tandasnya.
Menurutnya, sekelas tokoh nasional Setyo Novanto saja, saat berstatus tersangka langsung
ditahan, akan tetapi dua tersangka dugaan korupsi di tingkat lokal yakni Kades Tlogorejo,
Suhudi dan bendaharanya, Sugiarti justru dibiarkan bebas di luar.“Jika dalam waktu satu
minggu tidak ada kejelasan dan Kejaksaan Negeri Demak tidak melakukan penahanan
kepada Kades Tlogorejo dan bendaharanya, kami akan melakukan aksi,” ancamnya.
Para aktivis LSKP Jateng diterima oleh
Fathurrohman Rosyidi , Kasi Intel Kejaksaan Negeri Demak dan
Novi Amelia, Jaksa Fungsional Kejaksaan Negeri Demak.Terkait dengan kurang
maksimalnya penanganan tindak pidana Korupsi oleh Kejaksaan Negeri Demak, menurut
Fathurrohman Rosyidi , Kasi Intel Kejaksaan Negeri Demak, hal tersebut dikarenakan mulai
tahun 2017 pihak Kejaksaan Negeri Demak lebih mengedepankan pencegahan daripada
penindakan.
Sementara untuk penanganan dana Desa, ada mekanisme yang harus dilakukan, yakni
terlebih dahulu melalui APIP (Aparat Pemeriksa Internal Pemerintah).Apabila dari APIP ada
temuan, selanjutnya akan dilaksanakan audit oleh BPKP yang nantinya baru dililmpahkan ke
Kejaksaan untuk dilakukan pengkajian terlebih dahulu.“Terkait dengan progress penanganan
perkara di Desa Tlogorejo, kami belum bisa menjawab karena bukan merupakan bagian dari
TIM yang menangani perkara tersebut,” ujarnya.
LSKP Pertanyakan Penanganan Kasus Korupsi
24 November 2017
141
Berbagi di Facebook
Tweet di Twitter
DEMAK – Para aktivis yang tergabung dalam Lembaga Studi
Kebijakan Publik (LSKP) Jateng kemarin mendatangi Kantor
Kejaksaan Negeri (Kejari) Demak. Mereka melakukan audiensi untuk
mempertanyakan berbagai hal terkait penanganan kasus korupsi.
Diantaranya, kasus dugaan korupsi APBD Desa Tlogorejo,
Kecamatan Wonosalam tahun anggaran 2014 yang diduga merugikan
keuangan negara sebesar Rp 425 juta. Direktur LSKP Jateng, M Rifai
mengatakan, informasi yang diterima berkas perkara tersebut sudah
P21 dan telah ditetapkan dua tersangkanya. Namun demikian, kata
dia, kejaksaan diduga belum menahan tersangka. “Mestinya, kalau
sudah P21 bisa ditahan,” katanya.
Rifai menambahkan, dalam setahun terakhir belum ada penanganan
kasus korupsi yang menonjol oleh kejari Demak. Karena itu, ia juga
mempertanyakan apakah Demak memang bersih dari kasus korupsi
atau penanganan yang kurang maksimal. Para aktivis LSKP tersebut
kemarin ditemui Kasi Intel Kejari Demak, Fathurahman dan Jaksa
Novi Amelia SH.
Dalam kesempatan itu, Kasi Intel mengatakan, bahwa selama 2017 ini
pihaknya lebih mengedepankan pencegahan daripada penindakan.
Sedangkan, terkait dana desa ada mekanisme yang harus dilakukan,
yaitu terlebih dulu melalui penelitian aparat pemeriksa internal
pemerintah (APIP).
Menurutnya, jika APIP ada temuan, maka dapat dilakukan audit oleh
BPKP dan kemudian dilimpahkan ke kejaksaan untuk dikaji dulu.
“Untuk perkara di Desa Tlogorejo, kami belum bisa menjawab karena
bukan tim yang menangani perkara tersebut,” ujarnya.(hib/bas)
Maju di Pilkada 2018, Tamzil Buktikan Masih Dicintai Rakyat
Kudus
6 Desember 2017 admin 0 Komentar Pilkada, Rakyat Kudus, Tamzil
MENDAFTAR-Ir Muhammad Tamzil MT saat mengikuti
penjaringan di DPC PKB Kabupaten Kudus. (PM/06)
KUDUS, PojokMuria.Com– Ir. H. Muhammad Tamzil
MT atau Tamzil, konon katanya diminta hadir kembali di
Kudus atas desakan masyarakat rantauan asal Kudus yang
peduli dengan kondisi daerah asal mereka, utamanya yang
tergabung di FKMK untuk turut dalam kontes pilbup 2018,
karena Tamzil dipandang sebagai sosok yang paling
berpengalaman dan mampu menyelesaikan berbagai persoalan birokrasi dan pemerintahan di
Kudus dibanding kandidat lain yang telah muncul terlebih dulu.
Sebagai manusia biasa Tamzil memang mempunyai salah, alpa dan dosa. Tamzil memang
mantan terpidana penghuni LP. Kedung Pane, hampir semua masyarakat Kudus tahu hal itu.
namun tidak semua orang tahu apa yang menjadi penyebab Tamzil menjadi terpidana. Bagi
mereka yang tahu, bisa dimungkinkan dapat memaklumi dan akan manganggap hal itu tidak
menjadikan Tamzil memiliki cacat kepribadian untuk tampil kembali memimpin Kudus. Hal
itu membuktikan jika Tamzil masih begitu dicintai rakyatnya.
Tamzil menjadi terpidana karena diskresi kebijakan dalam rangka memenuhi usulan
mengenai kebutuhan sarpras bagi lembaga pendidikan (berupa laboratorium dan
perpustakaan). Usulan itu direalisasi di tahun 2004. Karena di tahun itu tidak tersedia
anggaran, maka pengadaannya dilakukan bekerjasama dengan pihak ketiga (rekanan) yang
bersedia memberi hutang pada Pemda (CV. Ghani and Son’s). Karena hutang, tentu tidak
mungkin pengadaan itu dilakukan lewat lelang.
Saat itu Tamzil hanya membuka ruang bagi terpenuhinya usulan itu dan bersama DPRD
menyiapkan anggaran pembayaran hutangnya di tahun anggaran 2005. Sebagai
konsekwensinya tentu Tamzil juga harus bersedia menandatangani MoU.
Selanjutnya Tamzil hanya mendelegasikan pelaksanaannya pada SKPD terkait dalam hal ini
Disdikpora. Pelaksanaan dan tanggung jawab sepenuhnya lalu berada di bawah Kepala
Disdikpora selaku pengguna anggaran. Nilai anggarannya mencapai Rp 21,8 miliar.
Kesalahan Tamzil adalah tidak mempertimbangkan bahwa diskresi kebijakan saat itu tidak
dilindungi oleh undang-undang.Andaikata apa yang dilakukan Tamzil itu dilakukan setelah
berlakunya UU 23/2014 dan UU 30/2014, maka apa yang dilakukan Tamzil, sebagaimana
pernah dikatakan oleh presiden Jokowi, akan dianggap sebagai tindakan inovasi dan
optimalisasi potensi daerah. Tidak ada maksud untuk memperkaya diri dan pencitraan diri.
Sayangnya, diskresi kebijakan seperti dilakukan Tamzil saat itu dianggap melanggar
Keputusan Presiden (Keppres) No. 80/2003 tentang Mekanisme Pengadaan Barang dan
Jasa.Pemidanaan Tamzil, oleh banyak pihak saat itu dinilai sarat dengan kepentingan politik
atau dalam arti kata lain ada upaya kriminalisasi oleh pihak tertentu. Saat sidang perkara, oleh
JPU Tamzil bersama Kepala Disdikpora dan rekanannya dijerat pasal 2 ayat (1) jo Pasal 18
Undang-Undang Nomor 31/1999 sebagaimana diubah dengan UU nomor 20/2001 tentang
Pemberantasan Tipikor jo pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Berdasarkan audit BPKP, dalam pelaksanaan pengadaan sarpras itu dinilai terdapat kerugian
uang negara sebesar Rp. 2,8 milyar. BPKP tidak melaporkan adanya bukti aliran dana ke
rekening pribadi Tamzil. Sebetulnys selisih nilai sebesar itu dibanding dengan nilai yang
dianggarkan sebesar Rp. 21,8 milyar (+/- 10 persen) adalah wajar sebagai nilai keuntungan
rekanan dan nilai kemahalan.
JPU menuntut Tamzil dengan tuntutan 2 tahun penjara dan denda Rp. 100 juta. Tidak adanya
tuntutan pengembalian kerugian uang negara pada Tamzil membuktikan bahwa Tamzil tidak
dinilai turut makan uang negara.Tuntutan pengembalian uang yang dianggap sebagai
kerugian negara disampaikan oleh JPU saat sidang perkara Direktur CV. Ghani and Son’s,
Abdul Ghani. Karena sebelum sidang sudah mengembalikan Rp. 1,3 miliar, maka dalam
tuntutannya, JPU menuntut Abdul Ghani pengembalian dana sebesar Rp. 1,8 miliar plus
denda Rp. 150 juta.
Hakim akhirnya menjatuhkan vonis 22 bulan penjara pada Tamzil. Meski tuntutan perkara
dan vonis yang dijatuhkan Hakim dinilai oleh banyak kalangan tidak memenuhi rasa
keadilan, terutama oleh Tamzil sebagai terpidana, sebagai sosok yang taat hukum, Tamzil
taat pada apa yang diputuskan oleh Majlis Hakim.
Sarpras yang diupayakan pengadaannya oleh Tamzil saat itu demi memenuhi kebutuhan
fasilitas anak didik sampai saat ini masih termanfaatkan. Sarpras itu telah bermanfaat bagi
banyak anak didik mencapai sukses menyelesaikan pendidikan mereka. Namun Tamzil
sebagai pemimpin pembuat kebijakan agar terpenuhinya kebutuhan sarpras itu justru
dijebloskan dalam penjara.
Dinilai dari sisi ini, layak jika Tamzil disebut sebagai pahlawan. Demi memenuhi kebutuhan
masyarakat, dalam hal ini lembaga pendidikan, Tamzil rela dijebloskan penjara. Mirip
dengan sikap para pahlawan di zaman perjuangan kemerdekaan. Oleh karena itu layak jika
ada sinyal banyak parpol yang akan merekomendasikan Tamzil untuk Pilbup Kudus 2018
yang akan datang. Elektabilitas Tamzil pun meningkat. Dalam kondisi seperti ini Tamzil
harus hati-hati dalam memilih wakil dan menghadapi siasat lawan.
Diskresi kebijakan seperti dilakukan Tamzil, sebenarnya pernah dilakukan juga oleh bupati
Musthofa ketika mengeluarkan dana honor RT dan RW jelang pemilukada 2013 dalam
kerangka pencitraannya, namun entah bagaimana, kejadian yang dilakukan oleh Bupati
Musthofa ini tidak ada yang memperkarakannya.
Mari kita rakyat pemilih hendaknya bisa berpikir sedikit lebih cerdas. (Muhammad
Noordin/Pemerhati Sosial)
Mantan Pejabat PA Datangai Kejaksaan
Rabu, 08 Nov 2017 14:10 | editor : Ali Mustofa
HINDARI KAMERA: Sumadi, mantan Pejabat Panitera
Pengganti (PP) pada Pengandilan Agama (PA) Blora
menutup mukanya usai diperiksa dari Kantor Kejaksaan
Negeri Blora. (SUBEKAN/RADAR KUDUS)
KOTA – Mantan Pejabat Panitera Pengganti (PP) pada
Pengandilan Agama (PA) Blora Sumadi, mendatangi
Kejaksaan Negeri Blora kemarin. Kedatangan pria 47 tahun
ini, diduga kuat terkait kasus penyelewengan tanah PA yang telah menyeretnya ke dalam bui.
Sumadi datang ke kejaksaan didampingi dua kuasa hukumnya. Dengan mengenakan peci
hitam, baju cokelat lengan pendek dan sepatu sport warna hijau, Sumadi tampak beberapa
kali keluar masuk ruangan kasi intelijen. Hingga sekitar pukul 15.43 WIB, Sumadi keluar
dengan menutup wajah ditutup tangan untuk menghindari kamera awak media.Kasus tanah
PA sendiri, bergulir sejak tahun 2008 lalu. Selain, Sumadi ada tiga tersangka lain yakni,
Sofyan Riyanto, Mukhidin dan Ida Nursanti. Namun hingga kini ketiganya belum tersentuh
oleh hukum. Padahal, semua sama-sama ditetapkan tersangka.
Untuk ketiganyaditetapkan menjadi tersangka pada 2010. Sedangkan Sumadi, ditetapkan
menjadi tersangka pada Desember 2013. Dari empat tersangka itu, baru Sumadi yang telah di
penjara.Sumadi dijatuhi vonis 5 tahun penjara lebih tinggi dari tuntutan jaksa yang hanya
dua tahun. Ini setelah yang bersangkutan kalah banding atas vonis 1,5 tahun pihak
Pengadilan Tipikor Semarang. Mahkamah Agung (MA) menjatuhkan hukuman pidana
kurungan lima tahun penjara dan pidana denda Rp 200 juta subsidair 6 bulan kurungan
Usai pertemuan dengan Sumadi, Kepala Kejaksaan Negeri Blora Yulitaria melalui Kepala
Seksi (Kasi) Intelijen Kejari Blora Dafit Supriyadi enggan membeberkan maksud kedatangan
Sumadi ke Kejaksaan Negeri Blora. “Tanya kajari saja besok,” jelasnya.
Namun sebelumnya, Dafit mengaku pengumpulan data secara lengkap menjadi penting,
karena ada tersangka yang saat ini bertugas di luar Blora, sehingga butuh waktu untuk
melengkapi berkas-berkasnya. Aksi diam juga dilakukan Yoyok, salah satu kuas hukum
Sumadi. “Tunggu aja nanti. Tanya ke Kejaksaan Negeri Blora saja,” jawabnya singkat usai
keluar dari ruangan Kasi Inteljen.
Sebelumnya, kasus penyimpangan pengadaan tanah untuk Kantor Pengadilan Agama (PA) di
Jalan Blora-Cepu KM 32, Desa Seso, Kecamatan Jepon, Blora mencuat setelah dilaporkan
warga ke Kejari Blora pada Oktober 2008 silam. Saat itu, kejari langsung mengkaji dan
melakukan penyelidikan kasus dugaan penyelewengan pengadaan tanah seluas 5.000 M2
tersbut.Kasus ini masuk ke ranah hukum, karena tanah itu dibeli PA Blora Rp 470 ribu per
meter persegi. Sementara tanah lain yang bersebelahan (saat itu) hanya seharga Rp 250 ribu
per meter persegi. Protek tanah itu bermasalah setelah kejari mencium ada permainan antara
pemilik tanah dan panitia pengadaan.Temuan tersebut dikuatkan dengan hasil audit BPKP
Jateng, ditemukan kerugian keuangan negara Rp 1,356 miliar. Pengadaan tanah gedung PA
itu mendapat bantuan anggaran dari APBN sebesar Rp 2,239 miliar. Meski pengadaan
tanahnya bermasalah, pembangunan gedung PA tetap jalan.
Untuk tersangka Riyanto pada 2015 lalu masih berdinas di PA Grobogan, Mukhidin berdinas
di kantor Pengadilan Tinggi Agama (PTA) Jateng, sementara Ida Nursanti, selaku pemilik
tanah yang dibeli PA adalah salah satu pengacara di Blora.
(ks/sub/ali/top/JPR)
PDAM Salatiga Terima Sertifikat Perpamsi
Award 2017
Angga Rosa AD
Kamis, 14 Desember 2017 - 15:59 WIB
SALATIGA - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Salatiga, Jawa Tengah, menerima sertifikat Perpamsi Award 2017 dengan kategori operasional terbaik ke-1 kota berpenduduk kurang dari 200.000 jiwa. Penghargaan ini diraih setelah operasional PDAM Kota Salatiga selama 2017 ini dinilai baik oleh Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (Perpamsi).
Direktur PDAM Kota Salatiga Samino mengatakan, Perpamsi Award 2017 penilaiannya didasarkan dari berbagai aspek. Antara lain, administrasi operasional keuangan dan pelayanan kepada masyarakat (pelanggan). Selain itu, juga didasarkan pada hasil formal pemeriksaan Badan Pemeriksaan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Jawa Tengah dan Kantor Akuntan Publik yang mencakup tentang sistem pemeriksaan berdasarkan Permendagri Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pedoman Penilaian Kinerja PDAM dan Badan Peningkatan Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM). "Alhamdulillah, PDAM Salatiga mendapat penilaian baik dan mendapat sertifikat Perpamsi Award 2017 dengan kategori operasional terbaik kesatu kota berpenduduk kurang dari 200.000 jiwa. Prestasi ini akan kami pertahankan dan ke depan kami akan terus meningkatkan pelayanan dan cakupan," katanya, Kamis (14/12/2017). Dia menjelaskan, hingga saat ini cakupan pelayanan PDAM Salatiga mencapai 79% dari jumlah penduduk Kota Salatiga sebanyak sekitar 189.000 jiwa. Adapun jumlah pelanggan saat ini sebanyak 29.957. "Target kami pada 2018, cakupan pelayanan meningkat menjadi 80% dan menambah 1.000 pelanggan," tandasnya. (rhs)
Pelajaran Berharga Ibu-Ibu Dharma Wanita BPKP di RSP IZI Jateng
Jumat, 22 Des 2017 by Redaksi | 45 visitor
SEMARANG (IZI News) - “Tidak ada seorang pun di
dunia ini berharap dipertemukan dalam keadaan sakit.
Tapi tetap bersyukur adalah kewajiban setiap manusia,
karena hati yang senantiasa bersyukur akan membawa
kita kepada kebahagiaan”.
Demikian kutipan sambutan dari Sri Budiati Samono,
Ketua Dharma Wanita Persatuan Provinsi Jawa Tengah
(Jateng) Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan
(BPKP), di antara suara gerimis.
Segenap anggota Dharma Wanita BPKP Jateng, meluangkan waktu untuk bercengkerama
bersama penghuni Rumah Singgah Pasien (RSP) Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) Jawa Tengah,
pada Rabu (20/12/2017) sore.
Setelah memperkenalkan diri satu per satu, mereka saling bertukar cerita dan pengalaman.
Bukan hanya para pasien yang termotivasi, pertemuan yang sesekali diselingi dengan air
mata juga telah menyisakan pelajaran yang sangat berharga bagi ibu-ibu yang tergabung
dalam Korps Dharma Wanita BPKP tersebut.
Pertemuan yang didominasi oleh perempuan-perempuan tangguh sore itu, diakhiri dengan
saling bersalaman dan berpelukan untuk memberikan semangat.
Mereka juga saling mendoakan satu sama lain, tidak hanya untuk kesembuhan pasien tetapi
juga untuk kesehatan dan keselamatan para karyawan IZI Jateng.
“Kami ikut senang mba, ada yang mewakili memfasilitasi mereka yang benar-benar
membutuhkan. Mudah-mudahan kami nantinya bisa rutin memberikan donasi ke RSP IZI,”
terang Herlina yang turut serta dalam rombongan Dharma Wanita BPKP Jateng.
Sementara, Sri Budiati Samono mengatakan bahwa ia tidak ingin bertemu dengan ibu-ibu
yang sore itu duduk bersama, jika suatu hari berkesempatan untuk berkunjung lagi ke RSP
IZI Jateng.
Secara tidak langsung, itu merupakan doa dan harapan bahwa penghuni RSP IZI yang
sebagian besar adalah pasien kanker ini diberi kesembuhan dan dapat segera kembali ke
rumah masing-masing, berkumpul bersama keluarga. Aamiin. (IZI/Rafngi/Jateng)
inShare
KOMENTAR
Pemkot Tegal Perlu Pemulihan
Pemerintah Kota Tegal Kamis, 16 Nopember 2017
LARWASDA – Plt Wali Kota Tegal (berpeci) hadir membuka Larwasda di Ruang Adipura,
Rabu (15/11). (humas pemkot tegal)
TEGAL - Pemkot Tegal membutuhkan pemulihan pascakepemimpinan wali kota nonaktif.
Sebab, masih banyak residu dan hal tersebut membutuhkan penanganan yang khusus.
Demikian diungkapkan Inspektur Inspektorat Kota Tegal Praptomo dalam acara Gelar
Pengawasan Daerah (Larwasda) di Ruang Adipura, Komplek Balai Kota, kemarin. ”Residu
dari kepemimpinan wali kota nonaktif masih banyak dan perlu pemulihan. Dimana,
pemulihan tersebut perlu penanganan secara khusus,” kata Praptomo.
Laswarda tersebut diikuti pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), dengan
menghadirkan narasumber dari beberapa instansi vertikal. Di antaranya, Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Kemudian, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Kejaksaan Negeri Kota Tegal.
Inspektorat berharap, Larwasda dimanfaatkan sebaik mungkin oleh OPD, agar bisa
menyampaikan secara langsung kepada narasumber terkait kesulitan-kesulitan apa yang
dialami. Dengan demikian, mendapatkan arahan untuk penanganannya atau terkait
penerjemahan aturan-aturan yang dianggap bias.
Larwasda itu dibuka Pelaksana Tugas Wali Kota Tegal Nursholeh. Orang nomor satu di Kota
Tegal itu menyampaikan, pengawasan dalam sebuah tata kelola pemerintahan merupakan
satu bagian yang tidak terpisahkan dari proses manajemen sebuah pemerintahan.
Pengawasan ini merupakan upaya yang dilakukan untuk menciptakan pemerintahan yang
bersih. Menurut Nursholeh, evaluasi dari pengawasan juga harus bisa memberikan solusi di
dalam OPD, untuk memaksimalkan output dan outcome dari kegiatan tersebut.
Nursholeh meminta Inspektorat mampu menempatkan dirinya sebagai penjamin mutu,
pembina, supervisor, serta memberikan masukan dan membantu memecahkan masalah dan
kendala yang dihadapi. (nam/zul)
Pengembangan Center of Excellence di Jawa Tengah, Kepala BPKP dan
Gubernur Jawa Tengah Teken MoU
09 Oktober 2017 15:09:33 / jateng / dibaca: 365 kali / Kat: MOU, Kerjasama
Saya berterima kasih kalau kerja sama ini dapat mendorong center of excellence bisa
berjalan, ujar Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah, pada acara Penandatanganan
Nota Kesepahaman Pengembangan Center of Excellence Akuntabilitas Sektor Publik
dengan Kepala BPKP Ardan Adiperdana,
Jumat (8/9/2017).
Gubernur Jawa Tengah berharap akuntabilitas
sektor publik dapat didiskusikan dan perguruan
tinggi dapat memberikan legitimasi yuridis
terkait inovasi perbaikan akuntabilitas sektor
publik. Ia juga menantang Universitas
Diponegoro untuk mencari terobosan bagi
permasalahan sektor publik tanpa
meninggalkan governance.
Dalam acara yang bertempat di Ruang Rapat
Gedung A Lantai 2 Kantor Gubernur Jawa Tengah tersebut, Kepala BPKP menjelaskan
bahwa Center of Excellence bertujuan mempercepat pengembangan dan penyebaran best
practice akuntabilitas keuangan dan pembangunan. Center of excellence akan melibatkan
perguruan tinggi, terutama terkait penelitian yang dapat memperbaiki tata kelola di
Pemerintah Daerah.
Acara penandatanganan Nota Kesepahaman Pengembangan Center of Excellence dibarengi
dengan Penandatanganan Naskah Perjanjian Hibah Daerah dan Berita Acara Serah Terima
Aset Tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah kepada BPKP.
Kepala BPKP menyampaikan, “Hibah tanah eks jembatan timbang akan sangat bermanfaat
untuk meningkatkan akses dan meningkatkan pelayanan BPKP terkait dengan akuntabilitas
keuangan dan pembangunan.”
Setelah penandatanganan, Kepala BPKP meninjau lokasi aset tanah tersebut didampingi
Kepala Biro Umum Muhamad Masykur danKepala Perwakilan BPKP Jateng Samono
sertajajaran pejabat Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah. Aset tanah yang
diserahterimakan kepada BPKP adalah tanah eks jembatan timbang yang berlokasi tepat di
utara Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah.
Peninjauan yang dilakukan oleh Kepala BPKP dilanjutkan dengan pemberian pengarahan
kepada seluruh pegawai di Aula kantor Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah. Kepala
BPKP menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada pegawai-pegawai di perwakilan
yang dianggap sebagai “ujung tombak” BPKP, khususnya pegawai-pegawai yang sudah
melaksanakan tugas dengan penuh integritas.
Terkait penugasan, Ardan menghimbau perubahan mindset auditor BPKP dari model Keppres
Nomor 31 tahun 1983 yang berfokus pada “obrik” menjadi model PP Nomor 60 tahun 2008
yang lebih berfokus pada mitra kerja. Selain itu, Ardan juga mengingatkan perlunya
intensifikasi penginputan data penugasan pengawasan dan pelaporannya melalui aplikasi
SIMA, sehingga menjamin ketersediaan data untuk diolah menjadi informasi pada saat
dibutuhkan. Pengelolaan SIMA juga akan menjadi catatan kinerja kantor Perwakilan BPKP.
(Tim Humas BPKP Jateng Dedi/Din)
Pengin Jadi Wilayah Bebas Korupsi, Ini Upaya Pemprov Jateng
Minggu, 3 Desember 2017 07:05 WIB R. Wibisono/JIBI/Semarangpos.com Semarang Share :
Solopos.com, SEMARANG – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) berusaha
mewujudkan lingkungan yang bersih dari korupsi di beberapa unit kerjanya. Salah satu upaya
Pemprov Jateng ialah dengan menjagokan delapan unit kerjanya sebagai role model atau
percontohan, yang dalam hal ini disebut pilot project, Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan
Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) dari Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan
(BPKP).
Unit kerja yang dipersiapkan sebagai calon unit kerja berpredikat WBK adalah RSUD Dr Moewardi
Solo, RSUD Dr Margono Soekarjo Banyumas, RSUD Kelet Jepara, RSJD Surakarta, RSJD Dr Amino
Gondohutomo Semarang, RSJD Dr RM Soedjarwadi Klaten, serta UPT Perpustakaan Dinas Kearsipan
dan Perpustakaan Jateng. Sedangkan satu unit kerja, yakni RSUD Tugurejo Kota Semarang,
dipersiapkan sebagai calon unit kerja berpredikat WBBM.
Kepala Biro Organisasi Setda Jateng, Dyah Lukisari, menyampaikan upaya tersebut dilakukan dalam
rangka percepatan pencapaian visi Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, yakni Menuju Jawa Tengah
Sejahtera dan Berdikari, Mboten Korupsi Mboten Ngapusi. Hal itu sekaligus sebagai pelaksanaan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) No. 52/2014
Tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK dan WBBM di Lingkungan Instansi
Pemerintah.
“Pilot project tersebut diharapkan dapat menjadi acuan bagi seluruh perangkat daerah dalam
membangun zona integritas, di mana akan meminimalisasi terjadinya praktik-praktik KKN [korupsi,
kolusi, nepotisme] dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Terutama dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat,” papar Dyah seperti dikutip pada siaran pers yang
diterima Semarangpos.com, Kamis (30/11/2017).
Penentuan pilot project tersebut telah dilakukan Tim Penilai Internal (TPI) Jateng yang dibentuk
berdasarkan Keputusan Gubernur Jateng No.700/11/2017. Penilaian itu sudah dimulai sejak Agustus
2017 dan telah diverifikasi Tim Penilai Nasional dari Kementerian PAN-RB RI dari 1 Oktober sampai
30 November 2017. Di samping itu, juga telah dilakukan survei terhadap persepsi korupsi oleh pihak
independen yang ditunjuk oleh Kementrian PAN-RB, yakni PT Sucofindo.
Anggota Tim Penilai Nasional (TPN) dari Kementerian PAN-RB, Gempar Ganefianto, yang juga Kepala
Bidang Pengaduan Aparatur Kementerian PAN-RB menyatakan Jateng merupakan provinsi yang
mengajukan calon terbanya untuk meraih predikat WBK dan WBBM dari BPKP. “Ini merupakan
bentuk komitmen gubernur Jawa Tengah dan bupati atau wali kota dalam pemberantasan KKN
[korupsi, kolusi, nepotisme] untuk menciptakan pelayanan publik yang lebih berkualitas, transparan,
murah, mudah dan cepat,” terang Gempar.
Penetapan unit kerja sebagai WBK, lanjutnya, dilakukan gubernur, bupati, atau walikota berdasarkan
rekomendasi dari Menteri PAN-RB. Sedangkan penetapan unit kerja sebagai WBBM dilakukan
langsung oleh Menteri PAN RB. Nantinya, unit kerja yang lulus dalam penilaian Menteri PAN RB dan
meraih predikat-predikat tersebut akan diundang dalam Upacara Hari Anti Korupsi Sedunia yang
akan dilaksanakan pada 9 Desember 2017 mendatang. Sayang, Gempar tak menjelaskan lokasi
upacara itu secara terperinci. (Ginanjar Saputra/JIBI/Semarangpos.com)
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya
PENYUSUNAN LPPD TIDAK BOLEH COPY PASTE
29 Nov 2017
SALATIGA-Dalam menyusun Laporan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
(LPPD), Organisasi Pemerintah Daerah
(OPD) hendaknya melaporkan capaian
secara transparan dan akuntabel, serta tidak
melakukan copy paste dari dokumen tahun
sebelumnya.
Penegasan tersebut disampaikan oleh
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Salatiga,
Fakruroji saat membuka Pelatihan
Penyusunan LPPD Kota Salatiga Tahun
2017 di Ruang Plumpungan Gedung Setda Kota Salatiga Lantai 4, Selasa 28/11.
Dalam sambutannya, Sekda menjelaskan bahwa LPPD merupakan wujud pencapaian
kebijakan, akuntabilitas dan transparansi, sekaligus merupakan alat ukur keberhasilan
pemerintah daerah.
“Dari laporan LPPD yang dikirim ke pusat, ternyata Kota Salatiga di tingkat nasional
mengalami penurunan ranking. Pada tahun 2014 kita berada di peringkat 13, tahun 2015
turun di peringkat 16 dan pada tahun 2016 kembali turun di peringkat 36 meskipun skor dan
status LPPD kita relatif stabil yaitu berstatus sangat tinggi,” ungkap Sekda Kota Salatiga.Hal
tersebut menunjukkan bahwa kabupaten kota lain pun saling berlomba untuk meningkatkan
kinerja. “Karenanya Saya mengajak kepada seluruh OPD untuk terus meningkatkan kinerja
dan melaporkan capaiannya secara transparan dan akuntabel, serta tidak melakukan copy
paste dari tahun sebelumnya. Hal ini menjadi penting agar laporan tersebut dapat digunakan
sebagai bahan masukan pembuat kebijakan yang tepat sasaran,” kata Fakruroji.
Sementara itu dalam laporan ketua panitia yang dibacakan oleh Kepala Bagian Pemerintahan
Setda Kota Salatiga, Tatik Rusmiati disebutkan bahwa tujuan dari kegiatan tersebut adalah
untuk meningkatkan kemampuan Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam menyusun Laporan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) sehingga penyusunannya lebih cepat, berhasil
dan berdaya guna serta tepat sasaran.“Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendukung kebijakan
pemerintah Kota Salatiga dalam rangka penyusunan LPPD. Selain itu, kegiatan ini juga
bertujuan untuk mempermudah pengumpulan data dukung untuk penyusunan LPPD secara
online,” ungkap Tatik Rusmiati.
Kegiatan tersebut dilaksanakan selama dua hari yaitu Selasa 28/11 dan Rabu 29/11 di
Gedung Setda Kota Salatiga. Kegiatan tersebut diikuti oleh 60 peserta yang merupakan tim
yang ditunjuk dari seluruh OPD di Pemkot Salatiga.Sedangkan narasumber yang dihadirkan
antara lain; Sekretaris Daerah Kota Salatiga, Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Kota
Salatiga, Kepala Bagian Otonomi Daerah pada Biro Pemerintahan Otda dan Kerjasama Setda
Provinsi Jawa Tengah, Unsur Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah dan unsur PT
DINUSTEK Semarang.
Persiapan Launching SP2D Online BPPKAD Kabupaten
Banjarnegara
06, November 2017
Pada hari Kamis 2
Nopember 2017 bertempat
di Aula Bank Jateng Cabang
Banjarnegara telah
dilaksanakan Rapat
Koordinasi Penerapan SP2D Online dan Transaksi
Non Tunai pada Pemerintah Kabupaten
Banjarnegara.
Pertemuan tersebut merupakan yang kesekian
kalinya dengan beragam persoalan yang
berkembang dalam rencana penerapan SP2D
Online, setelah berkoordinasi dengan BPKP
Perwakilan Jawa Tengah dan PT. Bank BPD Jawa
Tengah di Semarang, akhirnya tindaklanjut
penerapan SP2D Online dapat segera diterapkan.
"1" Komentar
suOGBfLXbTxeMUaSE
C0j7CU uvwauufokmap, [url=http://sedzwntjwvba.com/]sedzwntjwvba[/url],
[link=http://qnrpwtjtuwyg.com/]qnrpwtjtuwyg[/link], http://rnxzshwpyioo.com/
RAKORWASDA 2017
11 Desember 2017
Karanganyar,5 Desember 2017. Berlangsung di Hotel
Alana, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah
berlangsung kegiatan Rapat Koordinasi Pengawasan
Daerah Tahun 2017 yang diselenggarakan oleh
Inspektorat Provinsi Jawa Tengah dengan tema
"Penguatan Peran Inspektorat Daerah dalam
Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik dan
Bersih" . Acara yang berlangsung mulai dari tanggal 5 s.d 7 Desember 2017 menghadirkan
Narasumber : Drs.Gatot Darmasto,Ak, MBA, CRMA, CA,CFra (Deputi Bidang Pengawasan
Penyelenggaraan Keuangan Daerah BPKP Pusat), Irjen Pol.(Purn) Dr. Bibit Samad Rianto,
MM, Ph.D (Ketua Satgas Desa Kemendes),AKBP Ribut Hari Wibowo(Saber Pungli Jawa
Tengah), Ir. Sutejo, MM (Sekretaris Itjen Kemendagri) . Dalam Sambutannya, Plt. Inspektur
Provinsi Jawa Tengah, Siswo Laksono, SH, M.Kn mengatakan bahwa semakin banyaknya
mandat yang diberikan kepada APIP sesuai dengan Permendagri No.110 Tahun 2017 tentang
Kebijakan Pembinaan dan Pengawsan Tahun 2018 memerlukan komitmen kuat dari seluruh
elemen APIP Daerah, terlebih di Jawa Tengah.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Drs.H.Heru Sudjatmoko,M.Si, dalam sambutan
pembukaan acara mengatakan bahwa APIP diharapkan mampu mengingatkan Kepala Daerah
untuk menyelenggarakan pemerintahan sesuai dengan aturan yang berlaku. " Peran
Inspektorat begitu penting, selain fungsi pembinaan, Inspektur juga harus berani menegur
Kepala Daerah. Jika tidak berani menegur, maka wajib mengingatkan Kepala Daerah." ucap
Wakil Gubernur dalam sambutannya.
Acara yang dihadiri oleh Inspektur,Sekretaris, dan Inspektur Pembantu Inspektorat se Jawa
Tengah tersebut juga dilakukan penandatanganan Program Kerja Pengawasan Tahunan 2018
oleh seluruh Inspektur sebagai bukti sinergisitas pengawasan Provinsi Jawa Tengah.
SUKOHARJO GELAR LARWASDA 2017
22 Dec
SUKOHARJO-Rapat Dinas Gelar Pengawasan Daerah
(LARWASDA) Kabupaten Sukoharjo Tahun 2017 dibuka
oleh Wakil Bupati Sukoharjo H. Purwadi SE, MM, mewakili
Bupati Sukoharjo selaku Pimpinan Rapat di Pendopo Graha
Satya Praja (GSP), Kamis (21/12).
Dalam sambutan Bupati Sukoharjo yang dibacakan oleh
Wakil Bupati Sukoharjo, menyambut baik
diselenggarakannya Gelar Pengawasan Daerah Kabupaten Sukoharjo sebagai salah satu
perwujudan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya sesuai
Program Nawa Cita Presiden Republik Indonesia. Pentingnya pengawasan oleh Aparat
Pengawas Intern Pemerintah (APIP) dewasa ini dirasa semakin meningkat secara nyata
dilihat dari semakin meningkatnya keterlibatan atau dilibatkannya APIP dalam berbagai
proses tata kelola pemerintahan. Hal ini dinyatakan secara jelas ketika Komisi Pemberantasan
Korupsi Republik Indonesia (KPK-RI) menjadikan penguatan APIP sebagai salah satu unsur
yang dimonitor, dinilai dan dievaluasi dalam program koordinasi, supervisi dan pencegahan
yang dilaksanakan secara langsung (on the spot) maupun melalui media komunikasi. “Tata
kelola atau manajemen pemerintahan yang baik salah satu indikatornya adalah
berlangsungnya proses pengawasan baik dari pihak internal maupun eksternal sehingga
mampu mengantisipasi, mencegah dan menghindari penyimpangan atau memperbaiki
kesalahan yang terjadi di dalam organisasi,” jelasnya
Bupati Sukoharjo telah menambah jumlah personil termasuk memerintahkan penambahan
Auditor serta menyetujui pemberian tunjangan khusus bagi Aparat Fungsional Pengawas
diluar Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) sebagai bentuk komitmen penguatan APIP.
Beliau juga meminta jajaran Inspektorat Kabupaten Sukoharjo untuk terus meningkatkan
dedikasi dan menjaga integritas dalam melaksanakan tugas serta untuk terus meningkatkan
kompentensi dan kapabilitas guna terwujudnya APIP yang professional. Selanjutnya Bupati
Sukoharjo juga meminta jajaran APIP atau Inspektorat Kabupaten Sukoharjo untuk terus
menjalin koordinasi yang baik dengan semua aparat pengawas baik intern maupun ekstern,
baik di jajaran horizontal maupun vertikal, serta meminta jajaran APIP meningkatkan
koordinasi yang baik dengan Aparat Penegak Hukum sebagai tindak lanjut program-program
dari Pemerintah Pusat, salah satunya pembentukan Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar
(Saber Pungli) dan Nota Kesepahaman tentang Koordinasi APIP dan APH terkait
Penanganan Laporan atau Pengaduan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah yang telah ditandatangani oleh Mendagri, Kapolri dan Jaksa Agung pada tanggal 30
Nopember 2017,” imbuhnya
Acara yang dihadiri sekitar 150 orang yang terdiri dari, Kepala BPKP perwakilan Provinsi
Jawa Tengah, Inspektur Provinsi Jawa Tengah, Ketua DPRD Kabupaten Sukoharjo,
Inspektur Kabupaten / Kota se-wilayah Surakarta, Sekertaris Daerah, serta Peserta dari
Asisten Sekertaris Daerah Kabupaten Sukoharjo, Staf Ahli Bupati Sukoharjo, Para Kepala
Badan/Dinas/Kantor/Bagian, Badan Usaha Milik Daerah dilingkungan Pemerintah
Kabupaten Sukoharjo, Para Camat se Kabupaten Sukoharjo, Para Kepala Desa / Kelurahan di
Kabupaten Sukoharjo, Pimpinan OPD, Para Inspektur Pembantu Wilayah I, II, III, Kasubag,
P2UPD, Auditor dan Fungsional Umum pada Inspektorat Kabupaten Sukoharjo.demikian
informasi yang disampaikan oleh Kabag Humas dan Protokol setda Pemkab Sukoharjo Drs.
Joko Nurdiyanto EN,M.Hum. (Rrh)
Terapkan Transaksi Keuangan Nontunai
Radarsemarang
WONOSOBO—Pemberian gaji di lingkungan satuan kerja perangkat daerah (SKPD),
kecamatan, maupun kelurahan di Kabupaten Wonosobo, dilakukan secara nontunai. Hal ini
sebagai tahap awal pelaksanaan transaksi nontunai, mengacu surat edaran Menteri Dalam
Negeri.
Kepala BPPKAD Kabupaten Wonosobo, M Kristijadi, menyampaikan, nantinya semua SKPD
akan melaksanakan transaksi nontunai, baik penerimaan maupun transaksi pengeluaran.
“Sebagai tahap awal, minimal gaji pegawai sudah tidak ada yang diberikan dengan cara
tunai, baik di SKPD, kecamatan, maupun kelurahan,“ kata M. Kristijadi dalam launching dan
sosialisasi SP2D Online di kompeks Agrowisata Tambi, Selasa (17/10) kemarin. Nantinya,
semua PNS di lingkungan Pemkab Wonosobo diharuskan membuka rekening Bank Jateng,
karena kas daerah di bank tersebut.
Bupati Wonosobo Eko Purnomo mengapresiasi langkah BPPKAD bekerja sama dengan Bank
Jateng Wonosobo dan perwakilan BPKP Jawa Tengah, yang membuat terobosan inovasi
surat perintah pencairan dana (SP2D) online.
Menurut Eko, hal itu perlu dilakukan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik
melalui reformasi birokrasi. Sebab, pelayanan publik menjadi titik strategisnya, yang harus
menekankan pada nilai-nilai efisiensi. Nilai keadilan, responsivitas, serta praktik
pemerintahan yang bersih dan bebas praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Dalam
kesempatan tersebut juga dilakukan penandatanganan MoU antara Pemkab Wonosobo,
Bank Jateng dan BPKP Provinsi Jateng. (*/lis)
Semarang 18 Oktober 2017 17:14:27
Tanggal Post : 2017-10-18 Waktu Post : 15:30:50
Sumber : http://radarsemarang.com/2017/10/18/terapkan-transaksi-keuangan-nontunai/
Verifikasi Lahirkan Keabsahan Data Guru
Inpassing Non PNS
5 Oktober 2017
Grobogan – Sebanyak 650 Guru non PNS Penerima
Tunjangan Inpassing lingkup Kantor Kementerian
Agama Kabupaten Grobogan melakukan verifikasi
berkas ke Seksi Pendidikan Madrasah pada Kantor
Kemenag Grobogan sebagai langkah awal sebelum
berkas tersebut dikirim.
Menurut Plt. Kepala Seksi Pendidikan Madrasah
Kemenag Grobogan, Abdur Rouf, kelengkapan isi
berkas dan dokumen yang harus dipenuhi antara lain Surat Keputusan Inpassing, Tanggal
Mulai Tugas (TMT) mengajar awal dan akhir, jadwal mengajar basis Simpatika, Fotocopy
Sertifikasi, Fotocopy Ijazah S1/D.IV, dan NRG.
“Berkas Inpassing tersebut merupakan persyaratan dari BPKP yang akan diverifikasi pada
tanggal 3 sampai 9 Oktober 2017 di Kantor Kemenag Kab.Kudus. karena di tempatkan di
Kab.Kudus Jumlah Inpassing lebih banyak dari 2 Kabupaten antara Blora dan Grobogan,”
terang Abdur Rouf saat dikonfirmasi, Selasa (04/10).
Rouf menekankan kepada penerima TPG untuk secepat melengkapi seluruh persyaratan
administrasi yang ditentukan untuk pembayaran tunjangan tersebut. Kelengkapan
administrasi itu akan kembali diverifikasi oleh Auditor Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP), agar dapat dibayarkan seluruh tunggakan pembayaran tunjangan
profesi inpassing bagi guru madrasah pada tahun 2015, yang direncanakan akan diverifikasi
pada tanggal 3 Oktober 2017 ini.
“Dengan adanya Verifikasi data ini, diharapkan akan melahirkan keabsahan data guru
Inpassing Non PNS yang betul-betul telah memenuhi syarat sebagai penerima Tunjangan
Inpassing lingkup Kemenag Grobogan,” lanjutnya.
Diharapkan kepada penerima TPG Inpassing untuk terus meningkatkan pelaksanaan tugas
dan fungsi sebagai tenaga pendidik dan guru bangsa dengan sebaik baiknya dengan penuh
disiplin dan tanggung jawab, serta menghimbau agar para guru terus meningkatkan
pengetahuan dan kompetensi mengajarnya dengan melengkapi perlengkapan dan peralatan
pembelajarannya. (bd/gt)
BERBAGI
Wujudkan Aparat Desa yang Akuntabel
06 Nopember 2017 09:05:08 / jateng1 / dibaca: 550 kali / Kat: Pendidikan, Pelatihan dan
Pembinaan Auditor
Korwas Bidang Program dan Pelaporan serta Pembinaan JFA / P3A Perwakilan BPKP
Provinsi Jawa Tengah Teguh Harjanto secara resmi menutup Diklat Pengelolaan Keuangan
Desa dengan Sistem Keuangan Desa (STAR Project BPKP Tahun 2017) bagi APIP se-Jawa
Tengah dan Bapermasdes, di Hotel Pesonna Semarang lantai Satu, dihadiri oleh Kepala Sub
Bagian Kepegawaian Adi Warsito dan Wakil Pusdiklatwas Yenny, Jum’at (3/11).
Teguh Harjanto dalam sambutannya saat menutup
Diklat Pengelolaan Keuangan Desa, bagi APIP se-
Jateng dan Bapermasdes sangat mengharapkan kepada
para peserta diklat, agar apa yang telah diperoleh
selama diklat dapat dilaksanakan semaksimal mungkin,
dengan harapan seluruh aparat desa bisa melaksanakan
akuntabilitasnya dengan baik, antara lain dapat
menghasilkan laporan yang nantinya akan dijadikan
sebagai lampiran dalam Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah.
Lebih Lanjut Teguh berharap agar semua dapat diaplikasikan dengan baik di wilayah kerja
masing-masing, para peserta diharapkan dapat meningkatkan Pengelolaan Keuangan Negara
dengan baik, mengingat sudah mendapatkan ilmunya dan harus terus berlatih untuk
mendapatkan yang terbaik, dapat memberikan bimbingan dan pemahaman
tentang Pengelolaan Keuangan Negara kepada aparat desa, sehingga aparat desa bisa lebih
akuntabel, bisa menjalankan amanahnya, dan terhindar dari kesalahan administrasi maupun
berurusan dengan Aparat Penegak Hukum.
Dalam kesempatan yang sama Ririn Triani dari Inspektorat Kabupaten Sragen berkesempatan
mewakili rekan-rekan peserta diklat sangat mengapresiasi kepada BPKP Jateng atas
pelaksanaan diklat dengan baik. Harapannya hal semacam ini dapat diadakan kembali di lain
kesempatan, untuk lebih meningkatkan pemahaman sebagai APIP profesional, sehingga bisa
memberikan yang terbaik untuk wlayah kerja masing-masing.
Di akhir acara terpilih tiga peserta diklat yang telah memperoleh nilai peningkatan dengan
baik dalam pemahaman materi, yaitu peringkat pertama diperoleh Parwati Noviyanti dari
Inspektorat Kabupaten Kebumen, peringkat kedua diperoleh Sugiyarto dari Bapermasdes
Kabupaten Purbalingga dan peringkat ketiga diperoleh Edi Susilo dari Inspektorat Kabupaten
Pemalang.
( Tim Humas BPKP Jateng Din)
,, : =:i sjt-l-S
::::iiliiiiii:-iirrli i::ii::it:iiiiiilii.:ir.ii
+ffi
sii
::
i-- .t lir-,; .,:ii -
E${.-j
rii'* r i
*wit$t-rit+lf
+ .r:-:::riij.:.::
t:IcS tili+\s:-= .
' S[iYMAbdtR
d ARAHAN : Wakit BupatiWonosobo, Agus Subagiyo, membikan anhan pada pembukaanwokshop Peningkatan Kapabilitas APIP 2017 di Hotel Surya A
Wonosobo,Se/asa 0 7n q. e7)
4 *ot PengaTD as Din"cnhtt Tingkatkan Kap abilitas$*AP$P daniTujuh Kahupmtem $$qffit* Wmffish*pONOSOBO - Aparat Pe-as Intem Pemerintah (APP)rtut terus meningkatkanilitas dalam menjalankanrnya. Peran pengawasanadi sangattpenting, ttidaka untuk mengakselerasibahan di,pemerintahan,ur juga berlanggung jawabrnyelenggaraan pemerinta-;erta pembangunan di la-n dengan bersih dan bebas
rorupsi, kolusi. dan nepo-j.
ndangan itu disampaikanil Bupati Wonosobo, AgusLgiyo, dalam pembukaanLslop Peningkatan Kapa-; APIP 2017, yang diseleng-
garakan Inspektorat KabupatenWonosobo bekerja sama dengan
Badan Pengawasan Keuangandan Pembangunan @PI(P) Per-wakilan Provinsi Jawa Tengah, diHotel Surya Asia Wonosqbo,Selasa (17110). Workshop digelar
hingga hingga Rabu (18/10),diikuti 90 peserta dari tujuh kabu-
paten.
Menumt dia, pengawasanadalah salah satu firigsi nxmage-men yang ujungnya adalah kon-troling. Karena itu, aparat pen-gawas harus mampu men-jalankan fungsi dengan baikdalam perencanaan, pengorgan-isasian, pengarahan dan koordi-nasi sertapengawasan.
"Kami minta lcralitas sumberdaya manusia (SDM), kelemba-gaan, serta tata kelola APIP harus
terus ditingkatkan," pintanya.Dia mengharapkan. nantinya
APIP dapat menjalankan peran
dan fungsinya secara efektif,untuk mendukung kualitas, tans-paransi, dan akuntabilitas penye-
lenggaraan pemerintahan danpembangunan.
"Kegiatan ini merupakanupaya mendukung kebijakanPresiden Joko Widodo gunameningkatkan kapabilitas APIPdi seluruh Indonesia menjadilevel 3 pada 2019. Karena itu,peningkatan kapabilitas APIPharus terus ditingkatkan," ujar
Inspektur Wonosobo, GatotHermawan.
Dkatakar\ APIP saat ini men-jadi sangat penting dan strategis,
mulai perencanaan anggaran,pelaksanaan, hingga pertang-gungjawaban APBD, setta pem-
berian rekomendasi perbaikanpada setiap kebijakan yang telahdan atau yang akan diimplemen-tasikan. Peserta workshop berasal
dari Wonosobo, Temanggung,Banjarnegara, Brebes, KotaTegal, Kabupaten PekalongandanKotaPekalongan.
Mereka merupakan APIPyang berada di level 2. UntukWonosobo terdapat 26 APIPlev el 2. Pihaknya berkomitmenpada 2018 keseluruhan APIP diWonosobo bakal naik tingkatmenjadilevel3.
"Untuk 26 APIP yang sI
ada, kami berupaya semaks
mungkin agar pada 2018 st
menjadi APIP level3. Mesk
kami akui jurnlah APIP szu
jauh dari ideal. Junrlah ideal u
Wonosobo 60 APIP," ung
nya.
Menurut dia Pemerintah
brlpaten Wonosobo akan t
berusaha nrenduong agar aW
sipil negara (ASII) yang bed
akuntan mau menjadi APIPjumlah ideal daPat terPer
Dharapkan nanli semua daPe
layani secara baik dan maks
Pemateri pada kesempatar
Kmdinator Pengawas P3A BPerwahlan Provinsi Jawa Tet
Teguh Harjanto, menyampu
materi Standar Audit Intennrerinah krdonesia (rrw-ZD
$ETl,IANf,ilGMEIAtl
JUMAI 27 OKTOBER 2017
uAkuntahilitas Kinerh
lnstansi Pemkot
"Gukup Memadai tt
BALAI KOTA - Salatiga mendapatkan nilai 56,95
dengan kategori cukup memadai (CC), dalam
penilaian Akuntabilitas Kinerja lnstansi
Pemerintah (AKI P) 201 6,,
Hal itu disampaikan Wali KotaYuliyanto saat membuka Celar'
Pengawasan Daerah di Ruang
IGloka Gedung Sekretariat Dae-
rah,kemarin.' "Pemerintah Kota Salatiga,mendapatkan nilai 56,95 dengan
kategori CC, setelah tahun se-
belumnya hanya mendaPatkan
nilai cukup (C). Unttrk itu tahun
mendatang, kita harus mendaP-
atkan nilai B, agar daPat melak-sanakan progam zona integritas,
sebagai salah satu unsur reformasi
birokrusi." tunr YuliYanto.
Yuliyanto juga mengingatkanpara kepala SKPD dan kePala se-
kolah, tentang pentingnYa komit-men. ke{a keras. dan keseriusan.
dalam menindaklanjuti seluruh
rekomendasi yang dikeluarkanoleh pemeriksa, baik InsPektorat
Kota/Provinsi, BPKP atau PunBPK RI. Selain OPini Wajar Tan-
pa Pengecualian Yang dikelu-arkan oleh BPK, tolok ukur lain
adalahpedlaianAKlP.Pada acara tersebut juga
diberikan penghargaan kePada
Dinas Pertanian, Dinas PetPus
dan Arsip, serta Dinas Catatan
Sipil atas capaian tindak lanjutrekomendasi hasil PemeriksaanAparat Pengawasan Intem Pe-.
merintah (APIP) Pemkot Salatiga
sebesar 100 7o.
Selain itu, penghargaan Penera-pan Sistem Akuntabilitas KinerjaInstansi Pemerintahan (SAKIP)
terbaik 2016, diberikan kePadaBK Diklatda, Dinas PerPus dan
Anip, dan Dinas KePendudukan
dan Catatan Sipil. Penghargaan
d iberikan langsung oleh Wali kota
Salatlga, didampingi oleh segenaP
Forkopimda."SAKIP adalah integrasi dari
sistem perencanaan, sistem Pen-ganggaran dan sistem PelaPorankinerja, yang selaras denganpelaksanaan sistem akuntabilitas
keuangan. Dalam hal ini, setiaP
organisasi diwajibkan mencatat
dan melaporkan setiaP Penggu-naan keuangan negara serta
kesesuaiannya dengan ketentuan
yang berlaku." tandasnYa.
Kepala Inspektoiat Salatiga,Kurnia Harjanti, mengaakan dari
53 objek atau instansi Pemerik-saan Inspektorat, baru sembilan '
yaug tuntas menindaklanjuti hasil
pemeriksaan itu. SKPD Yang tun-
tas menindaklanjuti rekomendasi
Inspektorat tahun 2016-2011,adalah Dinas Pertanian, DinasDukcapil, Dinas PersiPd4 Dinas -P3A, PDAM, Dinas LingkunganHidup, Dinas PU danPR Dinas
Sosial dan Bank Salatiga.
Sementara berdasarkan hasildari pemeriksaan InsPektoratJateng, tindak lanjut samPaidengan bulan oktober, drt 124
rekomendasi secara keseluruhan
telah ditindaklanjuti meski ada
beberapa yang masih belumsesuai.
'Tadi dari seluruh rekomendasi
yang di berikan semuanYa sudah
ditindaklanjuti, tetapi yang sudah
sesuai, baru sekitar 94 Persen,"katadia (H32-51)
SERAHKAN PENGHARGAAN : Wali Kota Yuliyanto'
menyerahkin penghargaan penenpan Sistem Akuntabilitas
Kierya tnstansi Pemeintahan tefuaik tahun 201 6, kepada
kepala BK Diklatda, Dinas Perpus dan Arsip, dan Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil, diBalai.Kota, kemarin' (51)
$UARA MENDEKA
JUMAI, 10 NOVEMBER 2017
Berkas Korupsi
Probo
DilimpahkanSEMARANG - Berkas perkara dugaan
korupsi mantan Bupati Cilacap Probo
Yulastoro, dilimpahkan penuntut umurn Kejari
Cilacap Boby Haryanto ke Pengadilan lipikorpada Pengadilan Negeri (PN) Semarang.
Probo yang pemah menjabatbupati dua periode pada2002-2012 itu, tersangkut kasus ko-rupsi kas daerah Pemkab Cilacapsenilai Rp I 0,8 miliar sejak 2006.Berkas perkaranya dicatat dalamregister dengan nomor: 96l-Pid.Sus-TPI?20 1 7/PN Smg.
Panitera Muda Khusus TindakPidana Korupsipada PN Sema-rang Heru Sungkowo mengata-kiu, pelimpahan berkas perkaraini dilakukan pada awal No-vember.
Pelimpahan dilakukan' se.telah kejaksaan'menyatakanberkas perkaranya P2I atautelah lengkap.
"Berkas perkara sudah kamiterima, selanjutnya akan diserah-kan ke Ketua PN Semarang.Nanti akan ditunjuk dan ditetap-kan siapa majelis hakim yangmenangani perkara ini," kataHeru di kantomy4 kemarin.
Kepala Kejari Cilacap Ber-diaman Simalango melalui KasiIntelij en M Arif Abdillah kepadawartawan mengatakan, bukti-bukti 14ang dikantongi insti-tusinya sangat kuat atas'penetapan Probo menjadi tersangkabobolnya kas daerahRp 10,8miliar.
"Ada peranan tersangka,karena ikut menandatangani cekpencairan uang yang tidak sesuaidengan. mekanisme. Catatan
pentingnya adalah tidak adanyasurat perintah membayar (SPM)saat pencairan dana APBDKabupatenCilacap.
PernahDipidaaaAtas perkara ini, Kejari Cil-
acap sudah berkoordinasi de-ngan Badan Pemeriksa Keuang-an IBPK) dan meminta laporandari Pusat Pelaporan dan Ana-lisis Transaksi Keuangan'(PP-ATK).
Hasil perhituhgan BPK, kasdaerah Pemkab Cilacap yanglenyap iru Rp 7,5 miliar.
Namun, Kejari Cilacap se-telah dibantu B adan PengawasanKeuangan dan Pembangunan(BPKP) Jateng menyakini jum-lah dana yang hilang itu malahbisp mencapai Rp 10,8 miliar.
Pada perkara korupsi lainnya;Probo Yulastoro jugapemah di-pidana penjara selama sembilantahun dan denda Rp 200 juta.Selain itu, juga diminta me-ngembalikan kerugian keuangannegaraRp 14,1miliar.
Namun, puUrsan tersebutbelumberkekuatan hulam tetap, karcnaPrcbo mengajukal banding.
Ihsil putusan banding, majelishakim Pengadilan Tinggi Sema-rang mengurangi hukumannyamenjadi 1uluh tahur Dalam putus-
an kasasi di Mahkamah Agung(MA), hukuman Probo dikurangrlagi menjadi empat'tahun. (Jl 7-27)
I
Ja,rrra Pos
MantanPenjabatBupatiLolos
Kasus Diskresi penggunaan Dana Tak Terduga
"Dengan syarat memiliki advis peralihanpenggunaan dana dari pemerintah diatasnya atau pemprov Kaltara. Serta takada aturan yang dilanggari ucap AbdutRahman Karim memhaca arnar putusansetebal 40 lembar itu.
Meski dua kegiatan itu masuk kegiatanyang dapat terjadwal, lanjut di; iikaperuntukannya tak teralokasi dalam mataanggarar1. tentu pejabat berwenang dapatmeminta bendahara umum untuk-meng_
*okasikannya lewat anggaran tak terdugi.ut persldangan pun terurai jika penggunaan
dana tak terduga itu tehh dikooraiiurit*dengan Biro Keuangan pemprov Kaltarasehingga terbit advis yang mengizinkanpenggunaannya bergeser," kata hakimUkar giliran membaca.
Ketiga hakim tak memiliki perbedaanpendapat hukum atau dissening opiniondalam imar putusdn. ,,Karena'itu,
hasilmugV.awarah majelis hakim menyatakanterdakwa Akhmad Bey yasin tak ierbuktibersalah seperti yang dituntutkan JpUdan memurus bebas terdakrua dari seluruhsangkaan," ucap Abdul Ranman farimdi akhir putusan.Majelis hakim juga meminta jaksa
membebaskan terdakwa dari p"ruh**selepas putusan itu dibacakan. Atas putusanbebas tersebut, IpUHartanto ura f"jJP:l""g1l menyatakan pikir-piicir."Dikoordinasikan dulu dengan atasanjluiarnya singkat selepas sidang.
Bambang Srimartong kuaJa hukumAkhmad Bey yasin, menyatakan ouasdengan putusan maielis hakim. Aoalasi.sambung Bambang, selak perkara iiibergulir perdana pada 2f Agustus, takada satu pun saksi yang meirberatkankliennya. "Puas tentu. Ini kami jrlgatengah memproses pembebasan-pikYasin. Menunggu petikan putusah,,,tuturnya. (ryr / riz / kS /c f 9/fit)
KAMIS 2l DESEMBER 201,5
VoplsKorupsi
SAMARINDA - Akhmad Bey yasinbersujud di lantai pengadilan TipikorSamarinda kemarin (io t tz). Vti.rtunpenjabat bupati Tana Tidung kaltara itubersyukwkarena lolos dari piiana korupsi.Majelis hakim pengadilan Tipikor Samaridamenjatuhkan vonis bebas atas dakraankorupsi ApBD yang dituduhkan jaksa.
. Yasin menjadi terdakwa tu.rggul dula-fasug falg d,itqngani Kejari"dulungantersebut. Dia didakram melakukan korripsidalam penggunaan dana tak terdugasenilai Rp 6 miliar di APBD ZOrS fuiuTidung. Pada 6 Desember lalu, jaksamenuntut yasin dengan hukuman 4tahun 6 bulan penjara ditambah dendafn zoo juta. Iika tak dibaya' digantikurungan badan selama 2 iahun..-
, Versijaksa, nilai kerugian negara dalamKasus ltu mencapai Rp 945 juta. Jumlahtersebuttimbul dariperuntukan assessmentaparatur sipil negara (ASN) eselon II senilaiRp 352 juta. Muncul juga dari pemilihankepala desa di Desa Tana Mira, DesaTidengPala, Desa Sesayap Desa Mendupo,dan Desa Sedulun beserta pelantikinKades terpilih sebesar Rp SsI ffi*.**
Namun, faka di persidangan memban-tah tuduhan iaksa. para sakii, khususnyasaksi ahli, BpKp, dan saksi meringankantak menemukan adanya penyalahhrnaanwewenang seperti yang dituangkan dalampasal penuntutan JpU. yakni pasal 2 ayatl-juncto pasal tB UU 3rligsg yangdiperbarui dalam UU 2012001 tentan!Pencegahan dan pemberantasan TindafPidana Korupsi.
Majelis hakim Abdul Rahman Karimbeserta. Ukar pryambodo dan Masykurmenilai tindakan yasin sebuah diskresipenggunaan dana tak terdugayang tidakdapat.dipi dana. Diskesi, menirut puidrput
lnajelis, dapat digunakan pemimpindaera\ tak terkecuali pj kepala daeiah.