Upload
amaliaitswariputri
View
139
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
MINYAK BUMI
(bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin petrus – karang dan oleum – minyak),
dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah
terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak Bumi. Minyak bumi terdiri dari
campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi dalam
penampilan, komposisi, dan kemurniannya.
Komponen kimia dari minyak bumi dipisahkan oleh proses distilasi, yang kemudian, setelah diolah
lagi, menjadi minyak tanah, bensin, lilin, aspal, dll.
Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad renik lautan, tumbuhan dan hewan yang mati
sekitar 150 juta tahun yang lalu. Sisa-sisa organisme tersebut mengendap di dasar lautan, kemudian
ditutupi oleh lumpur. Lapisan lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh
tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu, dengan meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri anaerob
menguraikan sisa-sisa jasad renik tersebut dan mengubahnya menjadi minyak dan gas.
Proses pembentukan minyak bumi dan gas ini memakan waktu jutaan tahun. Minyak dan gas
yang terbentuk meresap dalam batuan yang berpori seperti air dalam batu karang. Minyak dan gas
dapat pula bermigrasi dari suatu daerah ke daerah lain, kemudian terkosentrasi jika terhalang oleh
lapisan yang kedap.
Walupun minyak bumi dan gas alam terbentuk di dasar lautan, banyak sumber minyak bumi yang
terdapat di daratan. Hal ini terjadi karena pergerakan kulit bumi, sehingga sebagian lautan menjadi
daratan.
Dewasa ini terdapat dua teori utama yang berkembang mengenai asal usul terjadinya minyak bumi,
antara lain:
1. Teori Anorganik (Abiogenesis)
Barthelot (1866) mengemukakan bahwa di dalam minyak bumi terdapat logam alkali, yang
dalam keadaan bebas dengan temperatur tinggi akan bersentuhan dengan CO2 membentuk asitilena.
Kemudian Mandeleyev (1877) mengemukakan bahwa minyak bumi terbentuk akibat adanya
pengaruh kerja uap pada karbida-karbida logam dalam bumi. Beberapa ahli mengemukakan bahwa
minyak bumi mulai terbentuk sejak zaman prasejarah, jauh sebelum bumi terbentuk dan bersamaan
dengan proses terbentuknya bumi. Pernyataan tersebut berdasarkan fakta ditemukannya material
hidrokarbon dalam beberapa batuan meteor dan di atmosfir beberapa planet lain. Secara umum
dinyatakan seperti dibawah ini:
Berdasarkan teori anorganik, pembentukan minyak bumi didasarkan pada proses kimia, yaitu :
a. Teori alkalisasi panas dengan CO2 (Berthelot)
Reaksi yang terjadi:
alkali metal + CO2 karbida
karbida + H2O ocetylena
C2H2 C6H6 komponen-komponen lain
Dengan kata lain bahwa didalam minyak bumi terdapat logam alkali dalam keadaan bebas
dan bersuhu tinggi. Bila CO2 dari udara bersentuhan dengan alkali panas tadi maka akan terbentuk
ocetylena. Ocetylena akan berubah menjadi benzena karena suhu tinggi. Kelemahan logam ini adalah
logam alkali tidak terdapat bebas di kerak bumi.
b. Teori karbida panas dengan air (Mendeleyef)
Asumsi yang dipakai adalah ada karbida besi di dalam kerak bumi yang kemudian
bersentuhan dengan air membentuk hidrokarbon, kelemahannya tidak cukup banyak karbida di alam.
2.Teori Organik (Biogenesis)
Berdasarkan teori Biogenesis, minyak bumi terbentuk karena
adanya kebocoran kecil yang permanen dalam siklus karbon. Siklus
karbon ini terjadi antara atmosfir dengan permukaan bumi, yang
digambarkan dengan dua panah dengan arah yang berlawanan,
dimana karbon diangkut dalam bentuk karbon dioksida (CO2). Pada
arah pertama, karbon dioksida di atmosfir berasimilasi, artinya CO2
diekstrak dari atmosfir oleh organisme fotosintetik darat dan laut.
Pada arah yang kedua CO2 dibebaskan kembali ke atmosfir melalui
respirasi makhluk hidup (tumbuhan, hewan dan mikroorganisme).
P.G. Mackuire yang pertama kali mengemukakan pendapatnya bahwa minyak bumi berasal dari
tumbuhan. Beberapa argumentasi telah dikemukakan untuk membuktikan bahwa minyak bumi
berasal dari zat organik yaitu:
Minyak bumi memiliki sifat dapat memutar bidang polarisasi, ini disebabkan oleh adanya
kolesterol atau zat lemak yang terdapat dalam darah, sedangkan zat organik tidak terdapat dalam
darah dan tidak dapat memutar bidang polarisasi.
Minyak bumi mengandung porfirin atau zat kompleks yang terdiri dari hidrokarbon dengan unsur
vanadium, nikel, dsb.
Susunan hidrokarbon yang terdiri dari atom C dan H sangat mirip dengan zat organik, yang
terdiri dari C, H dan O. Walaupun zat organik menggandung oksigen dan nitrogen cukup besar.
Hidrokarbon terdapat di dalam lapisan sedimen dan merupakan bagian integral sedimentasi.
Secara praktis lapisan minyak bumi terdapat dalam kambium sampai pleistosan
Minyak bumi mengandung klorofil seperti tumbuhan.
Proses pembentukan minyak bumi terdiri dari tiga tingkat, yaitu:
1. Pembentukan sendiri, terdiri dari:
o pengumpulan zat organik dalam sedimen
o pengawetan zat organik dalam sedimen
o transformasi zat organik menjadi minyak bumi.
2. Migrasi minyak bumi yang terbentuk dan tersebar di dalam lapisansedimen terperangkap.
3. Akumulasi tetes minyak yang tersebar dalam lapisan sedimen hingga berkumpil menjadi
akumulasi komersial.
Proses kimia organik pada umumnya dapat dipecahkan dengan percobaan di laboratorium,
namun berbagai faktor geologi mengenai cara terdapatnya minyak bumi serta penyebarannya
didalam sedimen harus pula ditinjau. Fakta ini disimpulkan oleh Cox yang kemudian di kenal
sebagai pagar Cox diantaranya adalah:
o Minyak bumi selalu terdapat di dalam batuan sedimen dan umumnya pada sedimen marine,
fesies sedimen yang utama untuk minyak bumi yang terdapat di sekitar pantai.
o Minyak bumi memang merupakan campuran kompleks hidrokarbon.
o Temperatur reservior rata-rata 107°C dan minyak bumi masih dapat bertahan sampai 200°C.
Diatas temperatur ini forfirin sudah tidak bertahan.
o Minyak bumi selalu terbentuk dalam keadaan reduksi ditandai adanya forfirin dan belerang.
o Minyak bumi dapat tahan pada perubahan tekanan dari 8-10000 psi.
o Proses transformasi zat organik menjadi minyak bumi.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi peristiwa diatas, diantaranya:
1. Degradasi thermal
Akibat sedimen terkena penimbunan dan pembanaman maka akan timbul perubahan tekanan dan
suhu. Perubahan suhu adalah faktor yang sangat penting.
2. Reaksi katalis
Adanya katalis dapat mempercepat proses kimia.
3. Radioaktivasi
Pengaruh pembombanderan asam lemak oleh partikel alpha dapay membentuk hidrokarbon
parafin. Ini menunjukan pengaruh radioaktif terhadap zat organik.
4. Aktifitas bakteri.
Bakteri mempunyai potensi besar dalam proses pembentukan hidrokarbon minyak bumi dan
memegang peranan dari sejak matinya senyawa organik sampai pada waktu diagnosa, serta
menyiapkan kondisi yang memungkinkan terbentuknya minyak bumi.
Zat organik sebagai bahan sumber
Jenis zat organik yang dijadikan sumber minyak bumi menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa
jenis zat organik yang merupakan zat pembentuk utama minyak bumi adalah lipidzat organik dapat
terbentuk dalam kehidupan laut ataupun darat dan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu: yang berasal
dari nabati dan hewani.
KOMPOSISI PENYUSUN MINYAK BUMI
Minyak bumi terdiri dari hidrokarbon, senyawaan hidrogen dan karbon.
Empat alkana teringan- CH4 (metana), C2H6 (etana), C3H8 (propana), dan C4H10 (butana) - semuanya
adalah gas yang mendidih pada -161.6 °C, -88.6 °C, -42 °C, dan -0.5 °C, berturut-turut (-258.9°, -
127.5°, -43.6°, dan +31.1° F).
Senyawa lain yang terkandung didalam minyak bumi diantaranya adalah Sulfur, Oksigen,
Nitrogen dan senyawa-senyawa yang mengandung konstituen logam terutama Nikel, Besi dan
Tembaga. Komposisi minyak bumi sangat bervariasi dari satu sumur ke sumur lainnya dan dari
daerah ke daerah lainnya.
Perbandingan unsur-unsur yang terdapat dalam minyak bumi sangat bervariasi. Berdasarkan hasil
analisa, diperoleh data sebagai berikut :
Karbon : 83,0-87,0 %
Hidrogen : 10,0-14,0 %
Nitrogen : 0,1-2,0 %
Oksigen : 0,05-1,5 %
Sulfur : 0,05-6,0 %
Rantai dalam wilayah C5-7 semuanya ringan, dan mudah menguap, nafta jernih. Senyawaan tersebut
digunakan sebagai pelarut, cairan pencuci kering (dry clean), dan produk cepat-kering lainnya.
Rantai dari C6H14 sampai C12H26 dicampur bersama dan digunakan untuk bensin. Minyak tanah
terbuat dari rantai di wilayah C10
Minyak pelumas dan gemuk setengah-padat (termasuk Vaseline®) berada di antara C16 sampai ke
C20. Rantai di atas C20 berwujud padat, dimulai dari "lilin, kemudian tar, dan bitumen aspal.
Titik pendidihan dalam tekanan atmosfer fraksi distilasi dalam derajat Celcius:
minyak eter : 40 - 70 °C (digunakan sebagai pelarut)
minyak ringan : 60 - 100 °C (bahan bakar mobil)
minyak berat : 100 - 150 °C (bahan bakar mobil)
minyak tanah ringan : 120 - 150 °C (pelarut dan bahan bakar untuk rumah tangga)
kerosene : 150 - 300 °C (bahan bakar mesin jet)
minyak gas : 250 - 350 °C (minyak diesel/pemanas)
minyak pelumas : > 300 °C (minyak mesin)
sisanya: tar, aspal, bahan bakar residu
Struktur hidrokarbon yang ditemukan dalam minyak mentah:
1. Alkana (parafin) CnH2n + 2 , alkana ini memiliki rantai lurus dan bercabang,
fraksi ini merupakan yang terbesar di dalam minyak mentah.
2. Sikloalkana (napten) CnH2n , Sikloalkana ada yang memiliki cincin 5 (lima) yaitu
siklopentana ataupun cincin 6 (enam) yaitu sikloheksana.
siklopentana sikloheksana
3. Aromatik CnH2n -6
aromatik memiliki cincin 6
Aromatik hanya terdapat dalam jumlah kecil, tetapi sangat diperlukan dalam bensin karena :
Memiliki harga anti knock yang tinggi
Stabilitas penyimpanan yang baik
Dan kegunaannya yang lain sebagai bahan bakar (fuels)
Proporsi dari ketiga tipe hidrokarbon sangat tergantung pada sumber dari minyak bumi. Pada
umumnya alkana merupakan hidrokarbon yang terbanyak tetapi kadang-kadang (disebut sebagai
crude napthenic) mengandung sikloalkana sebagai komponen yang terbesar, sedangkan aromatik
selalu merupakan komponen yang paling sedikit.
Zat-Zat Pengotor yang sering terdapat dalam minyak bumi:
1. Senyawaan Sulfur
Crude oil yang densitynya lebih tinggi mempunyai kandungan Sulfur yang lebih tinggu pula.
Keberadaan Sulfur dalam minyak bumi sering banyak menimbulkan akibat, misalnya dalam
gasoline dapat menyebabkan korosi (khususnya dalam keadaan dingin atau berair), karena
terbentuknya asam yang dihasilkan dari oksida sulfur (sebagai hasil pembakaran gasoline)
dan air.
2. Senyawaan Oksigen
Kandungan total oksigen dalam minyak bumi adalah kurang dari 2 % dan menaik dengan
naiknya titik didih fraksi. Kandungan oksigen bisa menaik apabila produk itu lama
berhubungan dengan udara. Oksigen dalam minyak bumi berada dalam bentuk ikatan sebagai
asam karboksilat, keton, ester, eter, anhidrida, senyawa monosiklo dan disiklo dan phenol.
Sebagai asam karboksilat berupa asam Naphthenat (asam alisiklik) dan asam alifatik.
3. Senyawaan Nitrogen
Umumnya kandungan nitrogen dalam minyak bumi sangat rendah, yaitu 0,1-0,9 %.
Kandungan tertinggi terdapat pada tipe Asphalitik. Nitrogen mempunyai sifat racun terhadap
katalis dan dapat membentuk gum / getah pada fuel oil. Kandungan nitrogen terbanyak
terdapat pada fraksi titik didih tinggi. Nitrogen klas dasar yang mempunyai berat molekul
yang relatif rendah dapat diekstrak dengan asam mineral encer, sedangkan yang mempunyai
berat molekul yang tinggi tidak dapat diekstrak dengan asam mineral encer.
4. Konstituen Metalik
Logam-logam seperti besi, tembaga, terutama nikel dan vanadium pada proses catalytic
cracking mempengaruhi aktifitas katalis, sebab dapat menurunkan produk gasoline,
menghasilkan banyak gas dan pembentukkan coke. Pada power generator temperatur tinggi,
misalnya oil-fired gas turbine, adanya konstituen logam terutama vanadium dapat
membentuk kerak pada rotor turbine. Abu yang dihasilkan dari pembakaran fuel yang
mengandung natrium dan terutama vanadium dapat bereaksi dengan refactory furnace (bata
tahan api), menyebabkan turunnya titik lebur campuran sehingga merusakkan refractory itu.
Bahan bakar fosil
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bahan bakar fosil atau bahan bakar mineral, adalah
sumber daya alam yang mengandung hidrokarbon seperti batu bara,
petroleum, dan gas alam. Penggunaan bahan bakar fosil ini telah
menggerakan pengembangan industri dan menggantikan kincir
angin, tenaga air, dan juga pembakaran kayu atau peat untuk panas.
Ketika menghasilkan listrik, energi dari pembakaran bahan
bakar fosil seringkali digunakan untuk menggerakkan turbin.
Generator tua seringkali menggunakan uap yang dihasilkan dari
pembakaran untuk memutar turbin, tetapi di pembangkit listrik baru gas dari pembakaran digunakan
untuk memutar turbin gas secara langsung.
Batubara sebagai salah satu contoh bahan bakar fosil
Pembakaran bahan bakar fosil oleh manusia merupakan sumber utama dari karbon dioksida yang
merupakan salah satu gas rumah kaca yang dipercayai menyebabkan pemanasan global. Sejumlah
kecil bahan bakar hidrokarbon adalah bahan bakar bio yang diperoleh dari karbon dioksida di
atmosfer dan oleh karena itu tidak menambah karbon dioksida di udara.
Kilang minyak
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tampilan kilang minyak Shell/Valero Martinez
Kilang minyak (oil refinery) adalah pabrik/fasilitas industri yang mengolah minyak mentah
menjadi produk petroleum yang bisa langsung digunakan maupun produk-produk lain yang menjadi
bahan baku bagi industri petrokimia. Produk-produk utama yang dihasilkan dari kilang minyak
antara lain: minyak bensin (gasoline), minyak disel, minyak tanah (kerosene). Kilang minyak
merupakan fasilitas industri yang sangat kompleks dengan berbagai jenis peralatan proses dan
fasilitas pendukungnya. Selain itu, pembangunannya juga membutuhkan biaya yang sangat besar.
Proses Operasi di dalam Kilang Minyak
Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan laut. Minyak bumi diperoleh
dengan membuat sumur bor. Minyak mentah yang diperoleh ditampung dalam kapal tanker atau
dialirkan melalui pipa ke stasiun tangki atau ke kilang minyak.
Minyak mentah (cude oil) berbentuk cairan kental hitam dan berbau kurang sedap. Minyak
mentah belum dapat digunakan sebagai bahan bakar maupun untuk keperluan lainnya, tetapi harus
diolah terlebih dahulu. Minyak mentah mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon dengan jumlah
atom C-1 sampai 50. Titik didih hidrokarbon meningkat seiring bertambahnya jumlah atom C yang
berada di dalam molekulnya. Oleh karena itu, pengolahan minyak bumi dilakukan melalui destilasi
bertingkat, dimana minyak mentah dipisahkan ke dalam kelompok-kelompok (fraksi) dengan titik
didih yang mirip.
Secara umum Proses Pengolahan Minyak Bumi digambarkan sebagai berikut:
Secara garis besar, proses yang berlangsung di dalam kilang minyak dapat digolongkan menjadi 5
bagian, yaitu:
Proses Distilasi, yaitu proses penyulingan berdasarkan perbedaan titik didih, Proses ini
berlangsung di Kolom Distilasi Atmosferik dan Kolom Destilasi Vakum.
Dalam hal ini adalah destilasi
fraksinasi. Mula-mula minyak mentah
dipanaskan dalam aliran pipa dalam
furnace (tanur) sampai dengan suhu ±
370°C. Minyak mentah yang sudah
dipanaskan tersebut kemudian masuk
kedalam kolom fraksinasi pada bagian
flash chamber (biasanya berada pada
sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi).
Untuk menjaga suhu dan tekanan dalam
kolom maka dibantu pemanasan dengan
steam (uap air panas dan bertekanan
tinggi).
Minyak mentah yang menguap pada
proses destilasi ini naik ke bagian atas
kolom dan selanjutnya terkondensasi
pada suhu yang berbeda-beda. Komponen
yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang
titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas melalui sungkup-sungkup yang
disebut sungkup gelembung. Makin ke atas, suhu yang terdapat dalam kolom fraksionasi tersebut
makin rendah, sehingga setiap kali komponen dengan titik didih lebih tinggi akan terpisah,
sedangkan komponen yang titik didihnya lebih rendah naik ke bagian yang lebih atas lagi.
Demikian selanjutnya sehingga komponen yang mencapai puncak adalah komponen yang pada
suhu kamar berupa gas. Komponen yang berupa gas ini disebut gas petroleum, kemudian
dicairkan dan disebut LPG (Liquified Petroleum Gas).
Fraksi minyak mentah yang tidak menguap menjadi residu. Residu minyak bumi meliputi
parafin, lilin, dan aspal. Residu-residu ini memiliki rantai karbon sejumlah lebih dari 20.
Fraksi minyak bumi yang dihasilkan berdasarkan rentang titik didihnya antara lain sebagai
berikut :
1. Gas Rentang rantai karbon : C1 sampai C5 (Trayek didih : 0 sampai 50°C)
2. Gasolin (Bensin) Rentang rantai karbon: C6 sampai C11 (Trayek didih : 50 sampai 85°C)
3. Kerosin (Minyak Tanah) Rentang rantai karbon: C12 sampai C20 (Trayek didih:85 sampai 105°C)
4. Solar Rentang rantai karbon : C21 sampai C30 (Trayek didih : 105 sampai 135°C)
5. Minyak Berat Rentang ranai karbon : C31 sampai C40 (Trayek didih : 135 sampai 300°C)
6. Residu Rentang rantai karbon : di atas C40 (Trayek didih : di atas 300°C)
Fraksi-fraksi minyak bumi dari proses destilasi bertingkat belum memiliki kualitas yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat, sehingga perlu pengolahan lebih lanjut yang meliputi proses
cracking, reforming, polimerisasi, treating, dan blending.
Proses Cracking, penguraian molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang besar menjadi
molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang kecil.
Contoh cracking ini adalah pengolahan minyak solar atau minyak tanah menjadi bensin.
Proses ini terutama ditujukan untuk memperbaiki kualitas dan perolehan fraksi gasolin (bensin).
Kualitas gasolin sangat ditentukan oleh sifat anti knock (ketukan) yang dinyatakan dalam
bilangan oktan. Bilangan oktan 100 diberikan pada isooktan (2,2,4-trimetil pentana) yang
mempunyai sifat anti knocking yang istimewa, dan bilangan oktan 0 diberikan pada n-heptana
yang mempunyai sifat anti knock yang buruk. Gasolin yang diuji akan dibandingkan dengan
campuran isooktana dan n-heptana. Bilangan oktan dipengaruhi oleh beberapa struktur molekul
hidrokarbon.
Terdapat 3 cara proses cracking, yaitu :
a. Cara panas (thermal cracking), yaitu dengan penggunaan suhu tinggi dan tekanan yang
rendah.
Contoh reaksi-reaksi pada proses cracking adalah sebagai berikut :
b. Cara katalis (catalytic cracking), yaitu dengan penggunaan katalis. Katalis yang digunakan
biasanya SiO2 atau Al2O3 bauksit. Reaksi dari perengkahan katalitik melalui mekanisme
perengkahan ion karbonium. Mula-mula katalis karena bersifat asam menambahkan proton ke
molekul olevin atau menarik ion hidrida dari alkana sehingga menyebabkan terbentuknya ion
karbonium :
c. Hidrocracking
Hidrocracking merupakan kombinasi antara perengkahan dan hidrogenasi untuk menghasilkan
senyawa yang jenuh. Reaksi tersebut dilakukan pada tekanan tinggi. Keuntungan lain dari
Hidrocracking ini adalah bahwa belerang yang terkandung dalam minyak diubah menjadi
hidrogen sulfida yang kemudian dipisahkan.
Reforming adalah perubahan dari bentuk molekul bensin yang bermutu kurang baik (rantai
karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik (rantai karbon bercabang). Kedua jenis
bensin ini memiliki rumus molekul yang sama bentuk strukturnya yang berbeda. Oleh karena itu,
proses ini juga disebut isomerisasi. Reforming dilakukan dengan menggunakan katalis dan
pemanasan.
Contoh reforming adalah sebagai berikut :
Reforming juga dapat merupakan pengubahan struktur molekul dari hidrokarbon parafin menjadi
senyawa aromatik dengan bilangan oktan tinggi. Pada proses ini digunakan katalis molibdenum
oksida dalam Al2O3 atauplatina dalam lempung.Contoh reaksinya :
Alkilasi merupakan penambahan jumlah atom dalam molekul menjadi molekul yang lebih
panjang dan bercabang. Dalam proses ini menggunakan katalis asam kuat seperti H2SO4, HCl,
AlCl3 (suatu asam kuat Lewis). Reaksi secara umum adalah sebagai berikut:
RH + CH2=CR’R’’ R-CH2-CHR’R”
Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul besar. Reaksi
umumnya adalah sebagai berikut :
M CnH2n Cm+nH2(m+n)
Contoh polimerisasi yaitu penggabungan senyawa isobutena dengan senyawa isobutana
menghasilkan bensin berkualitas tinggi, yaitu isooktana.
Treating adalah pemurnian minyak bumi dengan cara menghilangkan pengotor-pengotornya.
Cara-cara proses treating adalah sebagai berikut :
Copper sweetening dan doctor treating, yaitu proses penghilangan pengotor yang dapat
menimbulkan bau yang tidak sedap.
Acid treatment, yaitu proses penghilangan lumpur dan perbaikan warna.
Dewaxing yaitu proses penghilangan wax (n parafin) dengan berat molekul tinggi dari fraksi
minyak pelumas untuk menghasillkan minyak pelumas dengan pour point yang rendah.
Deasphalting yaitu penghilangan aspal dari fraksi yang digunakan untuk minyak pelumas
Desulfurizing (desulfurisasi), yaitu proses penghilangan unsur belerang.
Sulfur merupakan senyawa yang secara alami terkandung dalam minyak bumi atau gas,
namun keberadaannya tidak dinginkan karena dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk di
antaranya korosi pada peralatan proses, meracuni katalis dalam proses pengolahan, bau yang
kurang sedap, atau produk samping pembakaran berupa gas buang yang beracun (sulfur dioksida,
SO2) dan menimbulkan polusi udara serta hujan asam.
Berbagai upaya dilakukan untuk menyingkirkan senyawa sulfur dari minyak bumi, antara lain
menggunakan proses oksidasi, adsorpsi selektif, ekstraksi, hydrotreating, dan lain-lain. Sulfur
yang disingkirkan dari minyak bumi ini kemudian diambil kembali sebagai sulfur elemental.
Desulfurisasi merupakan proses yang digunakan untuk menyingkirkan senyawa sulfur dari
minyak bumi.
Pada dasarnya terdapat 2 cara desulfurisasi, yaitu dengan :
1. Ekstraksi menggunakan pelarut, serta
2. Dekomposisi senyawa sulfur (umumnya terkandung dalam minyak bumi dalam bentuk
senyawa merkaptan, sulfida dan disulfida) secara katalitik dengan proses hidrogenasi selektif
menjadi hidrogen sulfida (H2S) dan senyawa hidrokarbon asal dari senyawa belerang tersebut.
Hidrogen sulfida yang dihasilkan dari dekomposisi senyawa sulfur tersebut kemudian dipisahkan
dengan cara fraksinasi atau pencucian/pelucutan.
Akan tetapi selain 2 cara di atas, saat ini ada pula teknik desulfurisasi yang lain yaitu bio-
desulfurisasi. Bio-desulfurisasi merupakan penyingkiran sulfur secara selektif dari minyak bumi
dengan memanfaatkan metabolisme mikroorganisme, yaitu dengan mengubah hidrogen sulfida
menjadi sulfur elementer yang dikatalis oleh enzim hasil metabolisme mikroorganisme sulfur
jenis tertentu, tanpa mengubah senyawa hidrokarbon dalam aliran proses. Reaksi yang terjadi
adalah reaksi aerobik, dan dilakukan dalam kondisi lingkungan teraerasi. Keunggulan proses ini
adalah dapat menyingkirkan senyawa sulfur yang sulit disingkirkan, misalnya alkylated
dibenzothiophenes. Jenis mikroorganisme yang digunakan untuk proses bio-desulfurisasi
umumnya berasal dari Rhodococcus sp, namun penelitian lebih lanjut juga dikembangkan untuk
penggunaan mikroorganisme dari jenis lain.
Proses ini mulai dikembangkan dengan adanya kebutuhan untuk menyingkirkan kandungan
sulfur dalam jumlah menengah pada aliran gas, yang terlalu sedikit jika disingkirkan
menggunakan amine plant, dan terlalu banyak untuk disingkirkan menggunakan scavenger.
Selain untuk gas alam dan hidrokarbon, bio-desulfurisasi juga digunakan untuk menyingkirkan
sulfur dari batubara.
Proses Shell-Paques Untuk Bio-Desulfurisasi Aliran Gas
Salah satu lisensi proses bio-desulfurisasi untuk aliran gas adalah Shell Paques dari Shell Global
Solutions International dan Paques Bio-Systems. Proses ini sudah diterapkan secara komersial sejak
tahun 1993, dan saat ini kurang lebih terdapat sekitar 35 unit bio-desulfurisasi dengan lisensi
Shell-Paques beroperasi di seluruh dunia. Proses ini dapat menyingkirkan sulfur dari aliran gas
dan menghasilkan hidrogen sulfida dengan kapasitas mulai dari 100 kg/hari sampai dengan 50
ton/hari, menggunakan mikroorganisme Thiobacillus yang sekaligus bertindak sebagai katalis proses
bio-desulfurisasi. Dalam proses ini, aliran gas yang mengandung hidrogen sulfida dilewatkan pada
absorber dan dikontakkan pada larutan soda yang mengandung mikroorganisme. Senyawa soda
mengabsorbi hidrogen sulfida, dan kemudian dialirkan ke bioreaktor THIOPAQ berupa tangki
atmosferik teraerasi dimana mikroorganisme mengubah hidrogen sulfida menjadi sulfur elementer
secara biologis dalam kondisi pH 8,2-9. Sulfur hasil reaksi kemudian melalui proses dekantasi untuk
memisahkan dengan cairan soda. Cairan soda dikembalikan ke absorber, sedangkan sulfur diperoleh
sebagai cake atau sebagai sulfur cair murni. Karena sifatnya yang hidrofilik sehingga mudah
diabsorpsi oleh tanah, maka sulfur yang dihasilkan dari proses ini dapat juga dimanfaatkan sebagai
bahan baku pupuk.Tahapan reaksi bio-desulfurisasi dapat digambarkan sebagai berikut :
Absorpsi H2S oleh senyawa soda
Pembentukan sulfur elementer oleh mikroorganisme
Keunggulan dari proses Shell-Paques adalah :
dapat menyingkirkan sulfur dalam jumlah besar (efisiensi penyingkiran hidrogen sulfida
dapat mencapai 99,8%) hingga menyisakan kandungan hidrogen sulfida yang sangat rendah
dalam aliran gas (kurang dari 4 ppm-volume)
pemurnian gas dan pengambilan kembali (recovery) sulfur terintegrasi dalam 1 proses- gas
buang (flash gas/vent gas) dari proses ini tidak mengandung gas berbahaya, sehingga
sebelum dilepas ke lingkungan tidak perlu dibakar di flare. Hal ini membuat proses ini ideal
untuk lokasi-lokasi dimana proses yang memerlukan pembakaran (misalnya flare atau
incinerator) tidak dimungkinkan.
menghilangkan potensi bahaya dari penanganan solvent yang biasa digunakan untuk
melarutkan hidrogen sulfida dalam proses ekstraksi
sifat sulfur biologis yang hidrofilik menghilangkan resiko penyumbatan (plugging atau
blocking) pada pipa
Bio-katalis yang digunakan bersifat self-sustaining dan mampu beradaptasi pada berbagai
kondisi proses
Konfigurasi proses yang sederhana, handal dan aman (antara lain beroperasi pada suhu dan
tekanan rendah) sehingga mudah untuk dioperasikan
Proses Shell-Paques ini dapat diterapkan pada gas alam, gas buang regenerator amine, fuel
gas, synthesis gas, serta aliran oksigen yang mengandung gas limbah yang tidak dapat
diproses dengan pelarut.
Proses Blending adalah penambahan bahan-bahan aditif kedalam fraksi minyak bumi dalam
rangka untuk meningkatkan kualitas produk tersebut.
Bensin yang memiliki berbagai persyaratan kualitas merupakan contoh hasil minyak bumi
yang paling banyak digunakan di barbagai negara dengan berbagai variasi cuaca. Untuk
memenuhi kualitas bensin yang baik, terdapat sekitar 22 bahan pencampur yang dapat
ditambanhkan pada proses pengolahannya.
Diantara bahan-bahan pencampur yang terkenal adalah tetra ethyl lead (TEL). TEL berfungsi
menaikkan bilangan oktan bensin. Demikian pula halnya dengan pelumas, agar diperoleh kualitas
yang baik maka pada proses pengolahan diperlukan penambahan zat aditif. Penambahan TEL
dapat meningkatkan bilangan oktan, tetapi dapat menimbulkan pencemaran udara.
PRODUK PENGOLAHAN MINYAK BUMI dan MANFAATNYA
1. Bahan bakar gas
Bahan bakar gas terdiri dari :
LNG (Liquified Natural Gas) dan LPG (Liquified Petroleum Gas)
Bahan bakar gas biasa digunakan untuk keperluan rumah tangga dan indusri.
Elpiji, LPG (liquified petroleum gas,harfiah: "gas minyak bumi yang dicairkan"), adalah
campuran dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal
darigas alam. Dengan menambah tekanan dan menurunkan
suhunya, gas berubah menjadi cair. Komponennya
didominasi propana dan butana . Elpiji juga
mengandung hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil,
misalnya etana dan pentana .
Dalam kondisi atmosfer, elpiji akan berbentuk gas.
Volume elpiji dalam bentuk cair lebih kecil dibandingkan
dalam bentuk gas untuk berat yang sama. Karena itu elpiji
dipasarkan dalam bentuk cair dalam tabung-tabung logam
bertekanan. Untuk memungkinkan terjadinya ekspansi
panas (thermal expansion) dari cairan yang dikandungnya,
tabung elpiji tidak diisi secara penuh, hanya sekitar 80-85%
dari kapasitasnya.
Rasio antara volume gas bila menguap dengan gas dalam
keadaan cair bervariasi tergantung komposisi, tekanan dan temperatur, tetapi biasaya sekitar
250:1. Tekanan di mana elpiji berbentuk cair, dinamakan tekanan uap-nya, juga bervariasi
tergantung komposisi dan temperatur; sebagai contoh, dibutuhkan tekanan sekitar 220 kPa (2.2
bar) bagi butana murni pada 20 °C (68 °F) agar mencair, dan sekitar 2.2 MPa (22 bar) bagi
propana murni pada 55°C (131 °F). Menurut spesifikasinya, elpiji dibagi menjadi tiga jenis
yaitu elpiji campuran, elpiji propana dan elpiji butana. Spesifikasi masing-masing elpiji
tercantum dalam keputusan Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi Nomor:
25K/36/DDJM/1990. Elpiji yang dipasarkan Pertamina adalah elpiji campuran.
Penggunaan elpiji
Penggunaan Elpiji di Indonesia terutama adalah sebagai bahan bakar alat dapur (terutama
kompor gas). Selain sebagai bahan bakar alat dapur, Elpiji juga cukup banyak digunakan
sebagai bahan bakar kendaraan bermotor (walaupun mesin kendaraannya harus dimodifikasi
terlebih dahulu).
2. Naptha atau Petroleum eter, biasa digunakan sebagai pelarut dalam industri.
3. Gasolin (bensin), biasa digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor.
4. Kerosin (minyak tanah), biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk keperluan rumah tangga.
Selain itu kerosin juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan bensin melalui proses cracking.
Minyak tanah (bahasa Inggris: kerosene atau paraffin) adalah cairan hidrokarbon yang tak
berwarna dan mudah terbakar. Dia diperoleh dengan cara distilasi fraksional dari petroleum pada
150°C and 275°C (rantai karbon dari C12 sampai C15).
Pada suatu waktu dia banyak digunakan dalam lampu minyak tanah tetapi sekarang utamanya
digunakan sebagai bahan bakar mesin jet (lebih teknikal Avtur, Jet-A, Jet-B, JP-4 atau JP-8). Sebuah
bentuk dari kerosene dikenal sebagai RP-1dibakar dengan oksigen cair sebagai bahan bakar roket.
Nama kerosene diturunkan dari bahasa Yunani keros (κερωσ, wax ).
Biasanya, kerosene didistilasi langsung dari minyak mentah membutuhkan perawatan khusus,
dalam sebuah unit Merox atau, hidrotreater untuk mengurangi kadar belerangnya dan pengaratannya.
Kerosene dapat juga diproduksi oleh hidrocracker, yang digunakan untuk mengupgrade bagian dari
minyak mentah yang akan bagus untuk bahan bakar minyak.
Penggunaanya sebagai bahan bakar untuk memasak terbatas di negara berkembang, di mana dia
kurang disuling dan mengandung ketidakmurnian dan bahkan "debris".
Bahan bakar mesin jet adalah kerosene yang mencapai spesifikasi yang diperketat, terutama titik
asap dan titik beku.
Kegunaan lain
Kerosene biasa di gunakan untuk membasmi serangga seperti semut dan mengusir kecoa. Kadang di
gunakan juga sebagai campuran dalam cairan pembasmi serangga seperti pada merk/ brand baygone.
5. Minyak solar atau minyak diesel, biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin diesel pada
kendaraan bermotor seperti bus, truk, kereta api dan traktor. Selain itu, minyak solar juga digunakan
sebagai bahan baku pembuatan bensin melalui proses cracking.
6. Minyak pelumas, biasa digunakan untuk lubrikasi mesin-mesin.
7. Residu minyak bumiyang terdiri dari :
Parafin , digunakan dalam proses pembuatan obat-obatan, kosmetika, tutup botol, industri
tenun menenun, korek api, lilin batik, dan masih banyak lagi.
Aspal , digunakan sebagai pengeras jalan raya
NAPTHA MINYAK TANAH
MINYAK DIESEL
PELUMAS BENSIN
ASPAL
PARAFIN
PENGGUNAAN MINYAK TANAH
PENGEBORAN MINYAK LEPAS PANTAI
PEMBENTUKAN BATU DAN KUBAH GARAM YANG MEMBANTU MENJEBAK
MINYAK BUMI
TAMBANG MINYAK TRADISIONAL DI KABUPATEN BOJONEGORO YANG
TERDAPAT DI WILAYAH KECAMATAN NGASEM (DESA MOJODELIK, BRABOHAN,
WONOREJO)
MINYAK MENTAH
KILANG MINYAK DI INDONESIA
Di Indonesia terdapat sejumlah kilang minyak, antara lain:
Pertamina Unit Pengolahan I Pangkalan Brandan, Sumatera Utara (Kapasitas 5 ribu
barel/hari). Kilang minyak pangkalan brandan sudah ditutup sejak awal tahun 2007
Pertamina Unit Pengolahan II Dumai/Sei Pakning, Riau (Kapasitas Kilang Dumai 127 ribu
barel/hari, Kilang Sungai Pakning 50 ribu barel/hari)
Pertamina Unit Pengolahan III Plaju, Sumatera Selatan (Kapasitas 145 ribu barel/hari)
Pertamina Unit Pengolahan IV Cilacap (Kapasitas 348 ribu barel/hari)
Pertamina Unit Pengolahan V Balikpapan, Kalimantan Timur (Kapasitas 266 ribu barel/hari)
Pertamina Unit Pengolahan VI Balongan, Jawa Barat (Kapasitas 125 ribu barel/hari)
Pertamina Unit Pengolahan VII Sorong, Irian Jaya Barat (Kapasitas 10 ribu barel/hari)
Pusdiklat Migas Cepu, Jawa Tengah (Kapasitas 5 ribu barel/hari)
Eksplorasi Minyak Bumi
Sejarah pengeboran minyak bumi ini untuk kali pertama dalam sejarah pengeboran pertama
dilakukan sekitar tahun 1885, pengeboran ini sukses memproduksi minyak secara komersil.
Pekerjaan ini sukses dilakoni oleh Aeilko Jans Zifiker di telaga tunggal no I pada kedalaman 22
meter.
Senyawa utama yang bertugas membentuk minyak dan gas bumi ini adalah lipids
(lemak,steroid, dan pigmen), protein dan karbohidrat. Proses pembentukkannya menjadi minyak
bumi itu membutuhkan waktu yang lama (dalam skala jutaan tahun) dan proses yang kompleks.
Komponen dan proses yang diperlukan membentuk dan menyimpan hidrokarbon disebut dengan
“Petroleum System”. Agar minyak bumi ini bisa terbentuk di dalam perut bumi ini harus ada 5 syarat
yang wajib ada yaitu :
1. Batuan induk yang matang (source rock)
2. Jalur migrasi (migration pathways)
3. Batuan reservoir (reservoir rock)
4. Perangkap (trap)
5. Penyekat (seal)
Eksplorasi atau pencarian minyak bumi merupakan suatu kajian panjang yang melibatkan
beberapa bidang kajian kebumian dan ilmu eksak. Untuk kajian dasar, riset dilakukan oleh para
geologis, yaitu orang-orang yang menguasai ilmu kebumian. Mereka adalah orang yang bertanggung
jawab atas pencarian hidrokarbon tersebut.
Perlu diketahui bahwa minyak di dalam bumi bukan berupa wadah yang menyerupai danau, namum
berada di dalam pori-pori batuan bercampur bersama air.
Kajian Geologi
Untuk menentukan suatu daerah mempunyai potensi akan minyak bumi, maka ada beberapa
kondisi yang harus ada di daerah tersebut. Jika salah satu saja tidak ada maka daerah tersebut tidak
potensial atau bahkan tidak mengandung hidrokarbon. Kondisi itu adalah:
Batuan Sumber (Source Rock)
Yaitu batuan yang menjadi bahan baku pembentukan hidrokarbon. biasanya yang berperan
sebagai batuan sumber ini adalah serpih. Batuan ini kaya akan kandungan unsur atom karbon (C)
yang didapat dari cangkang - cangkang fosil yang terendapkan di batuan itu. Karbon inilah yang
akan menjadi unsur utama dalam rantai penyusun ikatan kimia hidrokarbon.
Tekanan dan Temperatur
Untuk mengubah fosil tersebut menjadi hidrokarbon, tekanan dan temperatur yang tinggi di
perlukan. Tekanan dan temperatur ini akan mengubah ikatan kimia karbon yang ada dibatuan
menjadi rantai hidrokarbon.
Migrasi
Hirdokarbon yang telah terbentuk dari proses di atas harus dapat berpindah ke tempat dimana
hidrokarbon memiliki nilai ekonomis untuk diproduksi. Di batuan sumbernya sendiri dapat dikatakan
tidak memungkinkan untuk di ekploitasi karena hidrokarbon di sana tidak terakumulasi dan tidak
dapat mengalir. Sehingga tahapan ini sangat penting untuk menentukan kemungkinan eksploitasi
hidrokarbon tersebut.
Reservoar
Adalah batuan yang merupakan wadah bagi hidrokarbon untuk berkumpul dari proses
migrasinya. Reservoar ini biasanya adalah batupasir dan batuan karbonat, karena kedua jenis batu ini
memiliki pori yang cukup besar untuk tersimpannya hidrokarbon. Reservoar sangat penting karena
pada batuan inilah minyak bumi di produksi.
Perangkap (Trap)
Sangat penting suatu reservoar di lindungi oleh batuan perangkap. tujuannya agar
hidrokarbon yang ada di reservoar itu terakumulasi di tempat itu saja. Jika perangkap ini tidak ada
maka hidrokarbon dapat mengalir ketempat lain yang berarti ke ekonomisannya akan berkurang atau
tidak ekonomis sama sekali. Perangkap dalam hidrokarbon terbagi 2 yaitu perangkap struktur dan
perangkap stratigrafi.
Jika semua kriteria di atas terpenuhi maka daerah tersebut kemungkinan mempunyai potensi
minyak bumi atau pun gas bumi. Sedangkan untuk menentukan ekonomis atau tidaknya diperlukan
kajian yang lebih lanjut yang berkaitan dengan sifat fisik batuan. Maka penelitian dilanjutkan pada
langkah berikutnya.
POLIMER-PLASTIK
Merupakan molekul besar yang terbentuk dari molekul-molekul kecil yang terangkai secara
berulang. Molekul-molekul kecil penyusun polimer disebut monomer. Reaksi pembentukan polimer
disebut reaksi polimerisasi.
Dua jenis polimerisasi:
1. Polimerisasi adisi: polimer yang terbentuk melalui reaksi adisi dari berbagai monomer
Contoh polimer adisi:
Yang termasuk ke dalam polimer adisi adalah polistirena (karet ban), polietena (plastik),
poliisoprena (karet alam), politetraflouroetena (teflon), PVC, dan poliprepilena (plastik).
2. Polimerisasi kondensasi: polimer yang terbentuk karena monomer-monomer saling berikatan
dengan melepaskan molekul kecil.
Contoh: pembentukan plastik sterofoam tersusun dari dua monomer berbeda yaitu urea dan metanal.
Dua molekul metanal bergabung dengan satu molekul urea menjadi suatu molekul disebut dimer.
Dimer-dimer ini selanjutnya berpolimerisasi.
Yang termasuk ke dalam polimer kondensasi adalah bakelit, poliuretan, poliamida, (melamin),
poliester (nilon), teteron, dan protein.
Perbedaan antara polimerisasi adisi dan kondensasi adalah bahwa pada polimerisasi
kondensasi terjadi pelepasan molekul kecil seperti H2O dan NH3, sedangkan pada polimerisasi adisi
tidak terjadi pelepasan molekul.
Penggolongan polimer
Berdasarkan asal polimer:
1. Polimer alam: polimer yang tersedia secara alami di alam.
Contoh: karet alam (dari monomer-monomer 2-metil-1,3-butadiena/isoprena), selulosa (dari
monomer-monomer glukosa), protein (dari monomer-monomer asam amino), amilum
2. Polimer sintetik: polimer buatan hasil sintetis indukstri/pabrikan.
Contoh: nilon (dari asam adipat dengan heksametilena), PVC (dari vinil klorida), polietilena,
poliester (dari diasil klorida dengan alkanadiol)
Berdasarkan jenis monomer:
1. Homopolimer: terbentuk dari monomer-monomer sejenis.
Contoh: polisterina, polipropilena, selulosa, PVC, teflon.
2. Kopolimer: terbentuk dari monomer-monomer yang tak sejenis.
Contoh: nilon 66, tetoron, dakron, protein (dari berbagai macam asam amino), DNA (dari pentosa,
basa nitrogen, dan asam fosfat), bakelit (dari fenol dan formaldehida), melamin (dari urea dan
formaldehida)
Berdasarkan penggunaan polimer:
1. Serat: polimer yang dimanfaatkan sebagai serat. Misalnya: untuk kain dan benang.
Contoh: poliester, nilon, dan dakron.
3. Plastik: polimer yang dimanfaatkan untuk plastik.
Contoh: bakelit, polietilena, PVC, polisterina, dan polipropilena.
Berdasarkan sifatnya terhadap panas:
1. Polimer termoplas/termoplastis: polimer yang melunak ketika dipanaskan dan dapat kembali ke
bentuk semula. Contoh: PVC, polietilena, polipropilena
2. Polimer termosetting: polimer yang tidak melunak ketika dipanaskan dan tidak dapat kembali ke
bentuk semula. Contoh: melamin, selulosa
KONSEP DASAR ILMU POLIMER
MAKROMOLEKUL adalah molekul raksasa (giant) dimana paling sedikit seribu atom
terikat bersama oleh ikatan kovalen. Makromolekul ini mungkin rantai linear, bercabang, atau
jaringan tiga dimensi.
Makromolekul dibagi atas dua material yaitu
1. Material biologis (makromolekul alam)
Contoh : karet alam, wool, selulosa, sutera dan asbes
2. Material non biologis (makromolekul sintetik)
Contoh : plastik, serat sintetik, elastomer sintetik
Material biologis dapat menunjang tersediaanya pangan dan dibahas dalam biokimia sedang
material non biologis mencakup bahan sintetik. Banyak makromolekul sintetik memiliki struktur
yang relatif sederhana, karena mereka terdiri dari unit ulangan yang identik (unit struktural). Inilah
sebabnya mereka disebut polimer.
Polimer sangat penting karena dapat menunjang tersedianya pangan, sandang, transportasi dan
komunikasi (serat optik). Saat ini polimer telah berkembang pesat. Berdasarkan kegunaannya
polimer digolongkan atas :
a. Polimer komersial (commodity polymers)
Polimer ini dihasilkan di negara berkembang, harganya murah dan banyak dipakai dalam
kehidupan sehari hari.
Contoh : Polietilen (PE), polipropilen (PP), polistirena (PS), polivinilklorida (PVC), melamin
formaldehid
Contoh dan kegunaan polimer komersial
Polimer komersial Kegunaan atau manfaat
Polietilena massa jenis
rendah(LDPE)
Polietilena massa jenis
rendah(HDPE)
Polipropilena (PP)
Poli(vinil klorida) (PVC)
Polistirena (PS)
Lapisan pengemas, isolasi kawat, dan kabel, barang mainan,
botol yang lentur, bahan pelapis
Botol, drum, pipa, saluran, lembaran, film, isolasi
kawat dan kabel
Tali, anyaman, karpet, film
Bahan bangunan, pipa tegar, bahan untuk lantaui,
isolasi kawat dan kabel
Bahan pengemas (busa), perabotan rumah, barang
mainan
b. Polimer teknik (engineering polymers)
Polimer ini sebagian dihasilkan di negara berkembang dan sebagian lagi di negara maju.
Polimer ini cukup mahal dan canggih dengan sifat mekanik yang unggul dan daya tahan yang
lebih baik.
Polimer ini banyak dipakai dalam bidang transportasi (mobil, truk, kapal udara), bahan
bangunan (pipa ledeng), barang-barang listrik dan elektronik (mesin bisnis, komputer), mesin-
mesin industri dan barang-barang konsumsi
Contoh : Nylon, polikarbonat, polisulfon, poliester
c. Polimer fungsional (functional polymers)
Polimer ini dihasilkan dan dikembangkan di negara maju dan dibuat untuk tujuan khusus
dengan produksinya dalam skala kecil
Contoh : kevlar, nomex, textura, polimer penghantar arus dan foton, polimer peka cahaya,
membran, biopolimer
Beberapa contoh plastik yang banyak digunakan antara lain polietilen, poli(vinil klorida),
polipropilen, polistiren, poli(metil pentena), poli (tetrafluoroetilen) atau teflon.
1. Polietilen
Poli etilen adalah bahan termoplastik yang kuat dan dapat dibuat dari yang lunak sampai yang
kaku. Ada dua jenis polietilen yaitu polietilen densitas rendah (low-density polyethylene / LDPE)
dan polietilen densitas tinggi (high-density polyethylene / HDPE). Polietilen densitas rendah relatif
lemas dan kuat, digunakan antara lain untuk pembuatan kantong kemas, tas, botol, industri
bangunan, dan lain-lain.
Polietilen densitas tinggi sifatnya lebih keras, kurang transparan dan tahan panas sampai suhu 100 0C.
Campuran polietilen densitas rendah dan polietilen densitas tinggi dapat digunakan sebagai bahan
pengganti karat, mainan anak-anak, dan lain-lain.
2. Polipropilen
Polipropilen mempunyai sifat sangat kaku; berat jenis rendah; tahan terhadap bahan kimia,
asam, basa, tahan terhadap panas, dan tidak mudah retak. Plastik polipropilen digunakan untuk
membuat alat-alat rumah sakit, komponen mesin cuci, komponen mobil, pembungkus tekstil, botol,
permadani, tali plastik, serta bahan pembuat karung.
3. Polistirena
Polistiren adalah jenis plastik termoplast yang termurah dan paling berguna serta bersifat
jernih, keras, halus, mengkilap, dapat diperoleh dalam berbagai warna, dan secara kimia tidak
reaktif. Busa polistirena digunakan untuk membuat gelas dan kotak tempat makanan, polistirena juga
digunakan untuk peralatan medis, mainan, alat olah raga, sikat gigi, dan lainnya.
4. Polivinil klorida (PVC)
Plastik jenis ini mempunyai sifat keras, kuat, tahan terhadap bahan kimia, dan dapat diperoleh
dalam berbagai warna. Jenis plastik ini dapat dibuat dari yang keras sampai yang kaku keras. Banyak
barang yang dahulu dapat dibuat dari karet sekarang dibuat dari PVC. Penggunaan PVC terutama
untuk membuat jas hujan, kantong kemas, isolator kabel listrik, ubin lantai, piringan hitam, fiber,
kulit imitasi untuk dompet, dan pembalut kabel.
5. Potetrafluoroetilena (teflon)
Teflon memiliki daya tahan kimia dan daya tahan panas yang tinggi (sampai 2600C)
Keistimewaan teflon adalah sifatnya yang licin dan bahan lain tidak melekat padanya. Penggorengan
yang dilapisi teflon dapat dipakai untuk menggoreng telur tanpa minyak.
6. Polimetil pentena (PMP)
Plastik poli metil pentena adalah plastik yang ringan dan melebur pada suhu 2400C. Barang
yang dibuat dari PMP bentuknya tidak berubah bila dipanaskan sampai 2000C dan daya tahannya
terhadap benturan lebih tinggi dari barang yang dibuat dari polistiren.
Bahan ini tahan terhadap zat-zat kimia yang korosif dan tahan terhadap pelarut organik, kecuali
pelarut organik yang mengandung klor, misalnya kloroform dan karbon tetraklorida. PMP cocok
untuk membuat alatalat laboratorium dan kedokteran yang tahan panas dan tekanan, tanpa
mengalami perubahan, Barang-barang dari bahan ini tahan lama.
CONTOH PENGGUNAAN/
MANFAAT POLIMER
MINYAK BUMI DAN PROSES
PENGOLAHANNYA
SERTA
POLIMER
Oleh:
AMALIA ITSWARI PUTRI
XC/ O4
SMA NEGERI 8 YOGYAKARTA
2010